skripsi sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR DENGAN METODE FUZZY MULTI ATTRIBUTE DECISION
MAKING MODEL YAGER
(STUDI KASUS: DISHUBKOMINFO KABUPATEN BREBES)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun oleh :
HANI ZAKIATUL LUTFIANA
1111093000072
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/ 1437 H
i
SKRIPSI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR DENGAN METODE FUZZY MULTI ATTRIBUTE DECISION
MAKING MODEL YAGER
(STUDI KASUS: DISHUBKOMINFO KABUPATEN BREBES)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun oleh :
HANI ZAKIATUL LUTFIANA
1111093000072
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/ 1437 H
ii
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGUJIAN KENDARAAN
BERMOTOR DENGAN METODE FUZZY MULTI ATTRIBUTE DECISION
MAKING MODEL YAGER
(STUDI KASUS: DISHUBKOMINFO KABUPATEN BREBES)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
HANI ZAKIATUL LUTFIANA
1111093000072
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M / 1437 H
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, April 2016
Hani Zakiatul Lutfiana
NIM. 1111093000072
vi
ABSTRAK
“Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor dengan Metode Fuzzy
Multi Attribute Decision Making Model Yager (Studi Kasus: Dishubkominfo
Kabupaten Brebes)” oleh Hani Zakiatul Lutfiana –1111093000072, dibawah
bimbingan SARIP HIDAYATULOH dan FITROH.
Dishubkominfo atau Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
Kabupaten Brebes adalah salah satu instansi kepemerintahan yang ditunjuk untuk
melakukan pelayanan jasa transportasi yang mencakup pelayanan di bidang
perhubungan darat melalui pelayanan uji kendaraan bermotor atau uji berkala. Dalam
melakukan uji berkala kendaraan bermotor, dishubkominfo memiliki beberapa
kendala diantaranya banyaknya kriteria dan subkriteria yang dinilai membuat
pengujian dilakukan dengan waktu yang cukup lama dan rentan terjadi kesalahan.
Sistem manual (pencatatan dengan kertas) yang diterapkan dalam melakukan uji
berkala membuat laporan hasil pengujian kendaraan bermotor terus menerus
bertambah dan bertumpuk tidak teratur. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis
bertujuan merancang sebuah sistem pendukung keputusan yang membantu dalam
penilaian uji berkala agar lebih cepat dan dapat meminimalisir kesalahan, sistem ini
juga diharapkan dapat mengelola data hasil pengujian dan mempermudah
penyampaian laporan, sehingga membantu penguji dan staf registrasi dalam
melakukan uji berkala pertama dan lanjutan. Adapun untuk melakukan perancangan
sistem pendukung keputusan tersebut, penulis menggunakan metode Fuzzy Multi
Attribute Decision Making Model Yager untuk penilaian kriteria dan subkriteria, serta
menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD),
dengan dukungan tools Unified Modelling Language (UML), bahasa pemrograman
Personal Home Page (PHP), MySQL sebagai database server, XAMPP sebagai web
server, dan Microsoft Visio 2013 untuk mendesain interface. Hasil dari perancangan
sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan bermotor ini adalah aplikasi untuk
menginput data kendaraan bermotor, kemudian melakukan proses penilaian kriteria
dan subkriteria kendaraan bermotor, dan menghasilkan keputusan pengujian
kendaraan bermotor.
Kata Kunci: Dishubkominfo, Sistem Pendukung Keputusan, Pengujian Kendaraan
Bermotor, Fuzzy Multi Atribute Decision Making Model Yager, RAD (Rapid
Application Development), UML (Unified Modeling Language).
V Bab + xxxv halaman + 273 Halaman + 133 Gambar + 115 Tabel + Pustaka +
Lampiran
Pustaka: 43 (2001-2015)
vii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa tersirah untuk Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya. Amin.
Skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making Model Yager (Studi
Kasus: Dishubkominfo Kabupaten Brebes)” ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi,
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Berkenaan dengan selesainya penyusunan skripsi ini, maka dengan rasa
syukur serta hormat penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, dan pengarahan serta dukungan moril dan materil.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak DR. Agus Salim, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI dan Ibu Meinirani Catur Utami, M. T., selaku Ketua
dan Sekretaris Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
3. Bapak Sarip Hidayatuloh, MMSI sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk bertukar pikiran serta membimbing dan memotivasi
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Fitroh, MMSI, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan
ilmu, motivasi dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi.
5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan ilmu.
6. Bapak Johari, SH. selaku Pembimbing dari Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten Brebes yang telah membimbing penulis dalam menyusun
skripsi.
7. Bapak Ukris, Bapak Taufiq, Bapak Perdana, Bapak Bambang, Ibu Uci, Mba Tika
selaku staf pengujian kendaraan bermotor dan seluruh staf Dishubkominfo
Kabupaten Brebes yang telah banyak membantu penulis.
8. Terima kasih kepada Mamah, Bapak, Nenek, Om jamal, Om murid, Tante
Ropikoh, Tante Eni yang selalu memberi dukungan baik moral maupun materi,
serta doa yang tiada henti kepada penulis. Terima kasih juga atas semua perhatian
yang telah diberikan kepada penulis.
9. Untuk Adek-Adekku tercinta, Rizal, Yuni, Safha, Haidar, Melisa, dan Hafiz yang
telah memberikan motivasi, doa, dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
10. Untuk sahabat terbaikku Damay, Wulan, Fathia, Rida, Alin, Kiki, dan Linda yang
selalu ada saat susah dan senang selama kuliah dari semester 1 sampai sekarang.
ix
Dan tidak lupa untuk semua teman-teman Sistem Informasi 2011 yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
11. Teman terbaikku Muhamad Rohim yang selalu membantu, mendengarkan cerita
penulis, memberikan masukan, memberikan motivasi kepada penulis, dan selalu
menolong penulis.
12. Dan seluruh pihak-pihak yang terkait dan berjasa dalam proses penyusunan skripi
ini yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, serta masih banyak kekurangan baik dalam penulisan materi maupun
dalam susunan bahasanya. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak, apabila terdapat perkataan atau perbuatan yang kurang berkenan. Dan
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
memberikan ilmu bagi pembacanya.
Jakarta, Maret 2016
Hani Zakiatul Lutfiana
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …….……….……………………………………… i
COVER …..………………………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING …..………………… iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN …..………………………………… iv
LEMBAR PERNYATAAN …………………………………………….. v
ABSTRAK …………………………………………………………… vi
KATA PENGANTAR …………………………………………… vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xviii
DAFTAR TABEL …………………………………………………… xxv
DAFTAR SIMBOL …………………………………………………… xxxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang …………………………………… 1
1.2. Identifikasi Masalah …………………………………… 4
1.3. Rumusan Masalah …………………………………… 4
1.4. Batasan Masalah …………………………………… 4
1.5. Tujuan Penelitian …………………………………… 5
1.6. Manfaat Penelitian …………………………………… 6
1.7. Metode Penelitian …………………………………… 7
1.7.1 Metode Penelitian Case Study …...……………… 7
1.7.2 Metode Pengumpulan Data …………………… 8
1.7.3 Metode Pengembangan Sistem ………..………… 8
xi
1.7.4 Metode Pengembangan Model Sistem Pendukung
Keputusan ………………………………….… 10
1.8. Sistematika Penulisan …………………………………… 10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem ………………………………...… 13
2.1.1 Definisi Sistem ………….……………………… 13
2.1.2 Karakteristik Sistem ……………………………. 13
2.1.3 Klasifikasi Sistem ………………………………. 14
2.2 Konsep Dasar Informasi ………………..…………. 15
2.2.1 Definisi Informasi …………………………… 15
2.2.2 Kualitas Informasi ……………………………. 15
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi …………………… 16
2.3.1 Definisi Sistem Informasi ………………….… 16
2.3.2 Kemampuan Sistem Informasi …………… 16
2.3.3 Komponen Sistem Informasi ……………….…… 17
2.4 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan ……………. 18
2.4.1 Definisi Pendukung ……………………………. 18
2.4.2 Pengambilan Keputusan ……………………. 18
2.4.3 Tahapan Pengambilan Keputusan ……………. 19
2.4.4 Kriteria Keputusan ……………………………. 19
2.4.5 Definisi Sistem Pendukung Keputusan ………. 20
2.4.6 Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung
Keputusan …………………………………….. 21
2.4.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan …... 22
2.4.8 Langkah-Langkah Pemodelan Sistem Pendukung
Keputusan ……………...……………………….. 24
2.4.9 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan ……....... 24
xii
2.4.10 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan …....... 25
2.4.11 Kemampuan Data Base Management System dalam
Sistem Pendukung Keputusan ………….…....... 26
2.4.12 Pola Penggunaan Sistem Pendukung Keputusan
pada Usernya ……………………………….......... 27
2.4.13 Hardware dan Software Sistem Pendukung
Keputusan …………………………………...... 28
2.4.14 Klasifikasi Sistem Pendukung Keputusan …......... 29
2.5 Konsep Dasar Fuzzy Multi Attribute Decision Making….... 30
2.5.1 Fuzzy Multi Attribute Decision Making
Model Yager …………………………………...... 31
2.5.1.1 Konsep dasar Fuzzy Multi Attribute
Decision Making Model Yager ……..... 31
2.5.1.2 Perhitungan Fuzzy Multi Attribute
Decision Making Model Yager ……..... 32
2.5.2 Fuzzy Multi Attribute Decision Making
Model Baas dan Kwakernaak …..……………...... 34
2.6 Konsep Dasar Pengujian Kendaraan Bermotor ……….…. 35
2.6.1 Definisi Kendaraan ……………………………. 35
2.6.2 Definisi Kendaraan Bermotor ……………. 35
2.6.3 Definisi Pengujian Kendaraan Bermotor ….... 36
2.6.4 Jenis Pengujian Kendaraan Bermotor ……….. 36
2.6.5 Jenis Kendaraan Wajib Uji Berkala …….....….... 37
2.6.6 Sifat Pelaksanaan Uji Berkala ………...…........ 37
2.6.7 Kriteria Kendaraan Bermotor yang Diuji …..... 39
2.7 Analisis dan Desain Berorientasi Objek ……………. 41
2.8.1 Obejct Oriented Analysis (OOA) ……………. 41
2.8.2 Object Oriented Design (OOD) ……………. 42
xiii
2.8 Unified Modeling Language (UML) …...……………….. 42
2.9.1 Desain Proses …………………………...... 43
2.9.1.1 Use Case Diagram …………...... 43
2.9.1.2 Activity Diagram …………………...... 44
2.9.1.3 Sequence Diagram …………...... 45
2.9.1.4 Statechart Diagram …………...... 47
2.9.1.5 Deployment Diagram …………...... 48
2.9.2 Desain Database …………………….……. 48
2.9.2.1 Potensial Objek ………………...... 48
2.9.2.2 Normalisasi ………….……...... 51
2.9.2.3 Class Diagram ………….……...... 58
2.9.2.4 Mapping Cardinality ………...... 59
2.9.2.5 Skema Database ………………...... 60
2.9 Metode Pengembangan Sistem ……………………....… 61
2.9.1 Model Waterfall ……………………………… 61
2.9.2 Model Prototipe ……………………………… 62
2.9.3 Model Rapid Application Development (RAD) .. 63
2.9.4 Model Iteratif ……………………………… 68
2.9.5 Model Spiral ……………………………… 68
2.9.6 Model Proses Inkremental …………..………… 70
2.9.7 Model Component Based Development
(Pengembangan Berbasis Komponen) ………… 70
2.9.8 Model Rational Unified Process (RUP) ………… 71
2.9.9 Model Win Win Spiral …………………………. 72
2.10 Basis Data dan Sistem Basis data ……………….…. 73
2.11.1 Basis data ……………………………….…. 73
2.11.2 Sistem Basis Data …………………………. 74
2.11 Rich Picture ……………………………………………. 75
xiv
2.12 Web ……………………………..……………………. 76
2.13 Perangkat Lunak Pendukung …..………………………. 77
2.13.1 Microsoft Visio …………………….……. 77
2.13.2 Macromedia Dreamweaver …………….……. 77
2.13.3 Xampp …………………………….……. 78
2.13.4 MySQL …………………………….……. 78
2.13.5 PHP (Pre Hypertext Preprocessor)……….……. 79
2.14 Pengujian ……………..………………………………… 79
2.15 Studi Sejenis …….…...………………………… 81
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Case Study ……….……………. 85
3.1.1 Obyek Penelitian …...………..………………. 85
3.1.2 Alat Penelitian ………………………….…. 86
3.1.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ….…. 86
3.2 Metode Pengumpulan Data ………………………….…. 87
3.2.1 Observasi …...………………..………………. 87
3.2.2 Wawancara …...………………..………………. 88
3.2.3 Analisis Dokumen …...………..………………. 89
3.3 Metode Pengembangan Sistem ………………………..…. 89
3.3. Model Yager ……………………………………………. 95
3.4 Kerangka Berpikir ……………………………….……. 97
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Requirement Planning ……………………………. 98
4.1.1 Profil Dishubkominfo Kabupaten Brebes ……. 98
xv
4.1.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan ………….…. 98
1. Visi ………………………….…. 98
2. Misi ………………………….…. 99
3. Tujuan ………………………….…. 102
4.1.1.2 Struktur Organisasi ………………….…. 103
4.1.1.3 Job desk dari struktur organisasi
Dishubkominfo Kabupaten Brebes ….…. 104
4.1.2 Analisis Sistem Berjalan ……...……………… 108
4.1.2.1 Gambaran Analisis Berjalan …………… 110
4.1.2.2 Narasi Sistem Berjalan…………………… 110
4.1.2.3 Identifikasi Masalah Sistem Berjalan …… 112
4.1.3 Analisis Sistem Usulan……………….…………… 113
4.1.3.1 Gambar Analisis Sistem Usulan …….…… 114
4.1.3.2 Narasi Sistem Usulan …………………… 114
4.1.4 Analisa Keputusan ………………….…………… 116
4.1.5 Perhitungan dengan Metode Fuzzy Multi Attribute
Decision Making Model Yager ………………… 117
4.2 Workshop Design …………………………..………… 151
4.2.1 Desain Proses ……………………………..……… 151
4.2.1.1 Use Case Diagram Sistem Pendukung
Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor
dengan Metode FMADM Model Yager … 152
1. Identifikasi Aktor ……………….….… 152
2. Identifikasi Use Case …….…….….… 153
3. Perancangan Use Case ……...…..…… 154
4. Use Case Narative …………… 157
4.2.1.2 Activity Diagram Sistem Pendukung
Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor
xvi
dengan Metode FMADM Model Yager … 165
4.2.1.3 Sequence Diagram Sistem Pendukung
Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor
dengan Metode FMADM Model Yager … 179
4.2.1.4 Statechart Diagram Sistem Pendukung
Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor
dengan Metode FMADM Model Yager … 189
4.2.1.5 Deployment Diagram Sistem Pendukung
Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor
dengan Metode FMADM Model Yager ... 199
4.2.2 Desain Database …………………………… 200
4.2.2.1 Potensial Objek …………………… 200
4.2.2.2 Normalisasi ………….………………… 203
4.2.2.3 Class Diagram Sistem Pendukung
Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor
dengan Metode FMADM Model Yager … 212
4.2.2.4 Mapping Cardinality Sistem Pendukung
Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor
dengan Metode FMADM Model Yager … 214
4.2.2.5 Skema Database Sistem Pendukung
Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor
dengan Metode FMADM Model Yager … 216
4.2.2.6 Spesifikasi Database …………………… 218
4.2.3 Desain Interface …………………………… 229
4.2.3.1 Struktur menu …………………………… 229
4.2.3.2 Desain Interface ………………………… 231
4.4 Implementasi …...………………….…………………… 237
4.4.1 Pengkodean ……………………….…………… 237
xvii
4.4.2 Pengujian Sistem ………………………………… 238
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan …………………………………………… 268
5.2 Saran …………………………………………………… 268
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 270
LAMPIRAN ……………………………………………………………
xviii
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Skematik SPK …………………………………………… 23
Gambar 2.2 Contoh diagram model use case …………….………...…… 43
Gambar 2.3 Contoh activity diagram ………………………………..…… 44
Gambar 2.4 Contoh sequence diagram login ………………..……...…… 46
Gambar 2.5 Contoh Statechart Diagram login …………………… 47
Gambar 2.6 Contoh Deployment Diagram …………………………… 48
Gambar 2.7 Contoh Model Class Diagram ………………………..……… 59
Gambar 2.8 Contoh Mapping Cardinality …………………………… 59
Gambar 2.9 Contoh skema database …………………………………… 60
Gambar 2.10 Model Waterfall …………………………………… 61
Gambar 2.11 Model Prototipe …………………………………… 62
Gambar 2.12 Fase-fase RAD ………………...……………….………… 63
Gambar 2.13 Model Scrum …………………………………… 67
Gambar 2.14 Model Extreme Programming …………………… 67
Gambar 2.15 Model Iteratif …………………………………… 68
Gambar 2.16 Model Spiral …………………………………… 69
Gambar 2.17 Model Inkremental …………………………… 70
Gambar 2.18 Model Component Based Development …………… 70
Gambar 2.19 Model Rational Unified Process …………… 71
Gambar 2.20 Model Win Win Spiral …………………………… 72
Gambar 2.21 Contoh rich picture sistem berjalan …………….………… 76
xix
Gambar 2.22 Contoh Black Box Testing………………...…….………… 81
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir …………………………………………………… 97
Gambar 4.1 Struktur Organisasi …………………………………… 103
Gambar 4.2 Rich picture sistem berjalan …………………………… 110
Gambar 4.3 Rich picture sistem usulan …………………………… 114
Gambar 4.4 Use Case Model Diagram Sistem Pengujian Kendaraan
Bermotor …………………………………………… 155
Gambar 4.5 Activity diagram login …………………………………… 166
Gambar 4.6 Activity diagram kelola account …………………………… 168
Gambar 4.7 Activity diagram input data biaya uji ……………………… 169
Gambar 4.8 Activity diagram input data kendaraan ……..…………… 171
Gambar 4.9 Activity diagram view data kendaraan …………………. 172
Gambar 4.10 Activity diagram input konsistensi ……………………. 174
Gambar 4.11 Activity diagram input data pengujian kendaraan bermotor . 176
Gambar 4.12 Activity diagram laporan hasil pengujian …………………. 177
Gambar 4.13 Activity diagram ubah password ……………….…………. 178
Gambar 4.14 Activity diagram logout ……………………...……………. 179
Gambar 4.15 Sequence diagram login ……………………………. 180
Gambar 4.16 Sequence diagram kelola account …………………………. 181
Gambar 4.17 Sequence diagram input biaya uji …...……………………. 182
Gambar 4.18 Sequence diagram input data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor ……………………………. 183
xx
Gambar 4.19 Sequence diagram view data kendaraan bermotor dan pemilik
kendaraan bermotor …………………...…………………. 184
Gambar 4.20 Sequence diagram input konsistensi ……………….………. 185
Gambar 4.21 Sequence diagram input data pengujian kendaraan bermotor 186
Gambar 4.22 Sequence diagram laporan hasil pengujian ……………....… 187
Gambar 4.23 Sequence diagram ubah password ……………………..…... 188
Gambar 4.24 Sequence diagram logout ……………………………..…… 189
Gambar 4.25 State diagram login …………..………………………… 190
Gambar 4.26 Statechart diagram kelola account …………..………… 191
Gambar 4.27 Statechart diagram input data biaya uji ………….... 192
Gambar 4.28 Statechart diagram input data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor …………………………… 193
Gambar 4.29 Statechart diagram view data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor …………………………… 194
Gambar 4.30 Statechart diagram input konsistensi …………………… 195
Gambar 4.31 Statechart diagram input data pengujian kendaraan
bermotor …………………………………………… 196
Gambar 4.32 Statechart diagram laporan hasil pengujian ……………… 197
Gambar 4.33 Statechart diagram ubah password …………………… 198
Gambar 4.34 Statechart diagram logout ……………………….….. 198
Gambar 4.35 Diagram deployment ………………………………….... 199
Gambar 4.36 Class Diagram ……………………………………..…..… 213
xxi
Gambar 4.37 Mapping cardinality …………………………………… 215
Gambar 4.38 Skema Database …………………………………… 217
Gambar 4.39 Struktur menu admin ........................................................ 229
Gambar 4.40 Struktur menu staf registrasi ............................................ 230
Gambar 4.41 Struktur menu penguji ....................................................... 230
Gambar 4.42 Struktur kepala bidang perhubungan darat .................... 231
Gambar 4.43 interface login .................................................................... 232
Gambar 4.44 interface kelola account .............................................. 232
Gambar 4.45 interface biaya uji .......................................................... 233
Gambar 4.46 interface data kendaraan ............................................. 233
Gambar 4.47 interface konsistensi ......................................................... 234
Gambar 4.48 interface view data kendaraan ............................................. 234
Gambar 4.49 interface pengujian .............................................................. 235
Gambar 4.50 interface hasil pengujian ..................................................... 235
Gambar 4.51 interface ubah password …………...................................... 236
Gambar 4.52 interface logout ................................................................... 236
Gambar 4.53 Menampilkan halaman login ............................................. 239
Gambar 4.54 Menampilkan peringatan kesalahan ...................................... 239
Gambar 4.55 Menampilkan halaman utama .............................................. 240
Gambar 4.56 Menampilkan halaman menu kelola account ........................ 240
Gambar 4.57 Menampilkan form tambah user ............................................ 241
Gambar 4.58 Menampilkan hasil rekaman input .................................. 241
xxii
Gambar 4.59 Menampilkan form edit user .............................................. 241
Gambar 4.60 Menampilkan hasil rekaman input ................................. 242
Gambar 4.61 Menampilkan pesan peringatan .................................. 242
Gambar 4.62 Menampilkan data telah terhapus dari tabel ...................... 243
Gambar 4.63 Menampilkan halaman menu My account ............................. 243
Gambar 4.64 Menampilkan pesan berhasil ubah password ...................... 244
Gambar 4.65 Menampilkan pesan kesalahan .............................................. 244
Gambar 4.66 Menampilkan halaman login ............................................. 245
Gambar 4.67 Menampilkan peringatan kesalahan ................................ 245
Gambar 4.68 Masuk ke halaman utama ............................................ 246
Gambar 4.69 Menampilkan halaman menu biaya uji .............................. 246
Gambar 4.70 Menampilkan form tambah biaya uji ................................. 247
Gambar 4.71 Menampilkan hasil rekaman input ..................................... 247
Gambar 4.72 Menampilkan form edit biaya uji ...................................... 248
Gambar 4.73 Menampilkan hasil rekaman input ..................................... 248
Gambar 4.74 Menampilkan pesan peringatan ......................................... 249
Gambar 4.75 Menampilkan data telah terhapus dari tabel …………...... 249
Gambar 4.76 Menampilkan halaman menu data kendaraan bermotor ..... 250
Gambar 4.77 Menampilkan form tambah data kendaraan bermotor ......... 250
Gambar 4.78 Menampilkan hasil rekaman input ………......................... 251
Gambar 4.79 Menampilkan form edit data kendaraan bermotor .............. 251
Gambar 4.80 Menampilkan hasil rekaman input ……….......................... 252
xxiii
Gambar 4.81 Menampilkan pesan peringatan .......................................... 252
Gambar 4.82 Menampilkan data telah terhapus dari tabel ....................... 253
Gambar 4.83 Menampilkan halaman menu hasil pengujian kendaraan ... 253
Gambar 4.84 Menampilkan print out stiker .............................................. 254
Gambar 4.85 Menampilkan print out surat keterangan tidak lulus
kendaraan bermotor ………………………….………...... 254
Gambar 4.86 Menampilkan halaman menu My account ……………........ 255
Gambar 4.87 Menampilkan pesan berhasil ubah password ………......... 255
Gambar 4.88 Menampilkan pesan kesalahan …...………......................... 256
Gambar 4.89 Menampilkan halaman login …………………….............. 256
Gambar 4.90 Menampilkan peringatan kesalahan ………........................ 257
Gambar 4.91 Menampilkan halaman utama ............................................ 257
Gambar 4.92 Menampilkan halaman menu kendaraan bermotor ............ 258
Gambar 4.93 Menampilkan halaman menu pengujian ………………..... 258
Gambar 4.94 Menampilkan form pengujian kendaraan bermotor ............. 259
Gambar 4.95 Menampilkan pesan berhasil ………………….………...... 259
Gambar 4.96 Menampilkan halaman menu My account ……………........ 260
Gambar 4.97 Menampilkan pesan berhasil ubah password ………......... 260
Gambar 4.98 Menampilkan pesan kesalahan …...………......................... 261
Gambar 4.99 Menampilkan halaman login …………………….............. 261
Gambar 4.100 Menampilkan peringatan kesalahan ………...................... 262
Gambar 4.101 Menampilakan halaman utama ......................................... 262
xxiv
Gambar 4.102 Menampilkan halaman menu kendaraan bermotor ............ 263
Gambar 4.103 Menampilkan halaman menu konsistensi kriteria ….…..... 263
Gambar 4.104 Menampilkan hasil hitung ………………………............. 264
Gambar 4.105 Menampilkan halaman menu konsistensi penilaian
pengujian …………………………………….………...... 264
Gambar 4.106 Menampilkan halaman menu hasil pengujian kendaraan .. 265
Gambar 4.107 Menampilkan print out hasil pengujian kendaraan …....... 265
Gambar 4.108 Menampilkan halaman menu My account ….................... 266
Gambar 4.109 Menampilkan pesan berhasil ubah password ……............ 266
Gambar 4.110 Menampilkan pesan kesalahan …...………...................... 267
xxv
Daftar Tabel
Table 2.1 Analisis Skala Perbandingan ………….……………….. 32
Table 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi …….…………….. 33
Table 2.3 Contoh Analisis Daftar Potensial Obyek …….………………. 49
Table 2.4 Contoh Analisis Daftar Potensial Objek …………………… 50
Table 2.5 Daftar Objek yang Diusulkan …………………………… 50
Table 2.6 Contoh bentuk tidak normal …………………………… 52
Table 2.7 Contoh normalisasi 1NF …………….……………………… 53
Table 2.8 Contoh normalisasi 2NF ………….…………..…………… 55
Table 2.9 Contoh normalisasi 3NF ………….……………………….. 57
Table 2.10 Contoh Black Box Testing ………………………………….. 81
Table 2.11 Referensi Studi Sejenis ………………………………….. 81
Table 4.1 Job Description …………………………………………… 104
Table 4.2 Matriks perbandingan kriteria …………………………… 121
Table 4.3 Normalisasi …………………………………………………… 122
Table 4.4 Matriks penjumlahan setiap baris …………………………… 122
Table 4.5 Perhitungan rasio konsistensi …………………………… 123
Table 4.6 Matriks perbandingan peralatan …………………………… 125
Table 4.7 Normalisasi subkriteria peralatan …………………………… 125
Table 4.8 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria peralatan….…… 126
Table 4.9 Rasio konsistensi subkriteria peralatan ………………………. 126
Table 4.10 Matriks perbandingan sistem penerangan ...………………… 127
xxvi
Table 4.11 Normalisasi subkriteria sistem penerangan …...….…… 128
Table 4.12 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria sistem
penerangan …………………………………………… 129
Table 4.13 Rasio konsistensi subkriteria sistem penerangan …...………. 130
Table 4.14 Matriks perbandingan sistem kemudi ………….…..……. 131
Table 4.15 Normalisasi subkriteria sistem kemudi ……………..…...…. 131
Table 4.16 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria sistem kemudi . 131
Table 4.17 Rasio konsistensi subkriteria sistem kemudi ...…………. 132
Table 4.18 Matriks perbandingan as dan suspensi ……………...……. 133
Table 4.19 Normalisasi subkriteria as dan suspensi ………...…………. 133
Table 4.20 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria as dan suspensi 133
Table 4.21 Rasio konsistensi subkriteria as dan suspensi ….……...……. 134
Table 4.22 Matriks perbandingan ban dan pelek ……..…………………. 134
Table 4.23 Normalisasi subkriteria ban dan pelek ……...………….……. 135
Table 4.24 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria ban dan pelek .. 135
Table 4.25 Rasio konsistensi subkriteria ban dan pelek ……………….. 135
Table 4.26 Matriks perbandingan rangka dan bodi ………………….. 136
Table 4.27 Normalisasi subkriteria rangka dan bodi ……………….…. 136
Table 4.28 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria rangka dan bodi 137
Table 4.29 Rasio konsistensi subkriteria rangka dan bodi ………….…. 137
Table 4.30 Matriks perbandingan sistem rem …………….……. 138
Table 4.31 Normalisasi subkriteria sistem rem ………………….. 138
xxvii
Table 4.32 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria sistem rem …. 139
Table 4.33 Rasio konsistensi subkriteria sistem rem ………..…………. 139
Table 4.34 Matriks perbandingan mesin/transmisi ……..……………. 140
Table 4.35 Normalisasi subkriteria mesin/transmisi ……………………. 140
Table 4.36 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria mesin/transmisi. 141
Table 4.37 Rasio konsistensi subkriteria mesin/transmisi ………………. 141
Table 4.38 Matriks perbandingan sistem ………………………………. 142
Table 4.39 Normalisasi subkriteria sistem ………………………………. 142
Table 4.40 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria sistem ……..…. 142
Table 4.41 Rasio konsistensi subkriteria sistem …………………………. 142
Table 4.42 Penilaian pengujian ………………...…...……………………. 143
Table 4.43 Identifikasi Aktor …………...………….…………………… 152
Table 4.44 Identifikasi Use case …………...………..…………….…….. 153
Table 4.45 Narasi Use Case Verifikasi Username dan Password (login)… 157
Table 4.46 Narasi use case mengelola data user ……………..……… 158
Table 4.47 Narasi use case input data biaya uji …………………………. 159
Table 4.48 Narasi use case input data kendaraan bermotor dan pemilik
kendaraan bermotor …………………………..…………. 160
Table 4.49 Narasi use case view data kendaraan bermotor dan pemilik
kendaraan bermotor ………………..……………………. 161
Table 4.50 Narasi use case input konsistensi ……………………………. 161
Table 4.51 Narasi use case input data pengujian kendaraan bermotor ..… 162
xxviii
Table 4.52 Narasi use case laporan hasil pengujian …………………… 163
Table 4.53 Narasi use case ubah password …………………………… 164
Table 4.54 Narasi use case logout …………………………………… 165
Table 4.55 Daftar potensial objek …………………………………… 201
Table 4.56 Analisis Daftar Potensial Objek …………………………… 201
Table 4.57 Daftar Objek yang Diusulkan …………………………… 202
Table 4.58 Tabel pengujian (UNF) …………………………….….…… 203
Table 4.59 Tabel Pengujian (NF 1) ……………………………………. 204
Table 4.60 Tabel data pemilik (NF 2) …………….....………………… 205
Table 4.61 Tabel data kendaraan (NF 2) …..........................….…… 205
Table 4.62 Tabel pengujian (NF 2) …………………………………… 206
Table 4.63 Tabel hasil pengujian (NF 2) ……………..….…..……. 206
Table 4.64 Tabel jenis kendaraan (NF 2) …………………………….... 206
Table 4.65 Tabel level (NF 2) ………………...…………...……. 206
Table 4.66 Tabel user (NF 2) ………...……………………………...…. 207
Table 4.67 Tabel data pemilik (NF 3) ………………………………… 207
Table 4.68 Tabel data kendaraan (NF 3) ………………….……...……. 207
Table 4.69 Tabel merk dan tipe (NF 3) ……………..…………………. 208
Table 4.70 Tabel pengujian (NF 3) ……...………………….…….……. 208
Table 4.71 Tabel hasil pengujian (NF 3) ……………..………….…….. 208
Table 4.72 Tabel jenis kendaraan (NF 3) ……………..…….….…. 208
Table 4.73 Tabel level (NF 3) ……………………………………..…. 209
xxix
Table 4.74 Tabel user (NF 3) …………………………………....……. 209
Table 4.75 Tabel kriteria peralatan (NF 3) ……………...………….. 209
Table 4.76 Tabel kriteria sistem penerangan (NF 3) …………………. 209
Table 4.77 Tabel kriteria sistem kemudi (NF 3) ….………..…………. 210
Table 4.78 Tabel kriteria as dan suspensi (NF 3) ……..……………. 210
Table 4.79 Tabel kriteria ban dan pelek (NF 3) ……………….………. 210
Table 4.80 Tabel kriteria rangka dan bodi (NF 3) ……………………... 210
Table 4.81 Tabel kriteria sistem rem (NF 3) …………..………………. 211
Table 4.82 Tabel kriteria mesin / transmisi (NF 3)………………………. 211
Table 4.83 Tabel kriteria sistem (NF 3) ...………………………………. 211
Table 4.84 Spesifikasi data base level ………………………………..…. 218
Table 4.85 Spesifikasi data base user ………………...…………………. 218
Table 4.86 Spesifikasi data pengujian ………………...…...……………. 219
Table 4.87 Spesifikasi data kendaraan …………...……………………… 219
Table 4.88 Spesifikasi data merk dan tipe …………...…………….…….. 220
Table 4.89 Spesifikasi data pemilik ……………………………………… 220
Table 4.90 Spesifikasi data jenis kendaraan …………………….……… 221
Table 4.91 Spesifikasi data hasil pengujian ………………………..……. 221
Table 4.92 Spesifikasi data kriteria peralatan …………….……………… 222
Table 4.93 Spesifikasi data kriteria sistem penerangan …………… 223
Table 4.94 Spesifikasi data kriteria sistem kemudi …………………… 224
Table 4.95 Spesifikasi data kriteria as dan suspense …….…………… 225
xxx
Table 4.96 Spesifikasi data kriteria ban dan pelek ……….………… 226
Table 4.97 Spesifikasi data kriteria rangka dan bodi ……..…………… 226
Table 4.98 Spesifikasi data kriteria sistem rem …………………… 227
Table 4.99 Spesifikasi data kriteria mesin/transmisi ………….….…… 228
Table 4.100 Spesifikasi data kriteria sistem …...………………………. 229
Table 4.101 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Admin ..……… 239
Table 4.102 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Staf Registrasi… 244
Table 4.103 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Penguji………… 256
Table 4.104 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kepala Bidang… 261
xxxi
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE CASE DIAGRAM
Simbol Keterangan
Actor
Use case
Association
Extends
Uses (includes)
System Boundary
Actor1
UseCase1
* *
«extends»
«uses»
System
xxxii
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
Simbol Keterangan
State
Control Flow
Initial State
Final State
Transition
Decision
Swimlane
State1
Partition1
xxxiii
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
Simbol Keterangan
Object / Boudarary /
User Interface
Control / Proses
Entity / Flatfile /
Database
Actor
Lifeline
Message
Message return
Activation
Actor1
Message1
Message2
xxxiv
SIMBOL CLASS DIAGRAM
Simbol Keterangan
Class :
1. Class Name
2. Attributes
3. Dehaviours
Association
Generalization
Agregation
SIMBOL STATECHART DIAGRAM
SIMBOL KETERANGAN
Initial node
State
Event
Final Node
State1
entry/EntryAction1
Class1
2
3
1 *
xxxv
SIMBOL DEPLOYMENT DIAGRAM
SIMBOL KETERANGAN
Package, merupakan sebuah
bungkusan dari satu atau lebih node
Node, biasanya mengacu pada
perangkat keras dan perangkat lunak
Depedency, kebergantungan antar
node, arah panah mengarah pada
node yang dipakai
Link, Relasi antar node
Package1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi, kemajuan teknologi dibutuhkan untuk berbagai
bidang dalam membantu kegiatan proses bisnis. Teknologi diterapkan karena
dinilai bahwa proses bisnis akan terbantu dengan adanya sebuah sistem yang
sesuai dengan pemakainya, sehinggga dalam kegiatan proses bisnis sehari-
hari dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih baik dari sebelumnya.
Dengan begitu teknologi seringkali dipandang bukan sebagai salah satu
pendukung organisasi, namun salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk
menunjang aktivitas organisasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
organisasi profit maupun non profit yang menerapkan teknologi.
Salah satu kegiatan proses bisnis yang dapat dibantu dengan adanya
teknologi adalah pengambilan keputusan. Dalam menentukan satu pilihan dari
beberapa alternatif, sebuah organisasi perlu mempertimbangkan beberapa
kriteria yang ada. Decision maker atau pengambil keputusan harus mengambil
keputusan dengan cepat dan akurat. Dengan adanya sistem pendukung
keputusan, diharapkan decision maker bisa terbantu untuk menentukan pilihan
yang akan diambil atau diputuskan.
2
Penelitian mengenai sistem pendukung keputusan telah banyak
dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan diantaranya oleh Eka Julianti
(2011) dalam melakukan penyeleksian peserta asuransi menggunakan model
Yager. Pada tahun selanjutnya Abdi Ramran (2013), melakukan penelitian
dalam menentukan calon pegawai dengan model Yager. Kemudian Sario
Sulifany (2014) juga melakukan penelitian dalam menyeleksi calon pegawai
outsourcing dengan model Yager. Penelitian mengenai sistem pendukung
keputusan masih banyak lagi, karena pengambilan keputusan adalah salah
satu hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi.
Dishubkominfo Kabupaten Brebes perlu menerapkan sistem
pendukung keputusan untuk pengujian kendaraan bermotor, melihat manfaat
yang didapatkan begitu besar dalam membantu pengambilan keputusan yang
dapat digunakan. Dishubkominfo atau Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten Brebes adalah salah satu instansi kepemerintahan
yang ditunjuk untuk melakukan pelayanan jasa transportasi yang mencakup
pelayanan di bidang perhubungan darat melalui pelayanan uji kendaraan
bermotor serta rekomendasi dan perizinan angkutan umum, pelayanan di
bidang perhubungan laut melalui registrasi dan pemberian izin bagi kapal, dan
pelayanan di bidang komunikasi dan informatika melalui pemberian informasi
pembangunan daerah dan penyelenggaraan pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 tahun 2012
tentang kendaraan Bab VI pasal 121 ayat 1 menyebutkan bahwa kendaraan
3
bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang akan dioperasikan di
jalan wajib dilakukan pengujian. Dari peraturan tersebut dapat diketahui
bahwa setiap kendaraan bermotor wajib melakukan pengujian untuk
menentukan layak atau tidaknya sebuah kendaraan digunakan.
Dishubkominfo Kabupaten Brebes ditunjuk untuk melakukan
pengujian kendaraan bermotor untuk uji berkala. Kelayakan kendaraan
bermotor dinilai dari beberapa kriteria dan sub kriteria oleh petugas penguji,
sehingga penentuan kelayakan dilakukan cukup lama dan terkadang petugas
kurang teliti dalam menilai sehingga terjadi kesalahan. Setiap harinya
dishubkominfo Kabupaten Brebes melakukan aktivitas pengujian kendaraan
bermotor dalam bentuk kertas, sehingga kumpulan catatan hasil pengujian
kendaraan bermotor akan bertambah terus menerus. Banyaknya catatan
pengujian kendaraan bermotor sebagai arsip, membuat dishubkominfo harus
menyediakan tambahan tempat penyimpanan untuk menyimpan catatan
tersebut.
Dari penjelasan di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan
judul “Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor
dengan Metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making Model Yager
(Studi Kasus: Dishubkominfo Kabupaten Brebes)‟‟.
4
1.2 Identifikasi Masalah
Di tinjau dari pemaparan latar belakang di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang terdapat pada Dishubkominfo
Kabupaten Brebes diantaranya:
1. Penilaian pengujian kendaraan bermotor dilakukan secara manual
(pencatatan dengan kertas).
2. Banyaknya kriteria dan sub kriteria komponen kendaraan yang harus diuji
dalam pengujian kendaraan bermotor dengan cara pencatatan pada kertas.
3. Penilaian hasil pengujian kendaraan bermotor masih berbentuk file atau
kertas, sehingga terjadi penumpukan laporan hasil pengujian kendaraan di
tempat penyimpanan berkas pengujian.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan, dapat
dirumuskan permasalahan yang ada pada Dishubkominfo Kabupaten Brebes
adalah bagaimana cara menganalisis, merancang dan membangun sebuah
sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan bermotor yang dapat
membantu petugas penguji dalam menilai kalayakan kendaraan bermotor?
1.4 Batasan Masalah
Dalam skripsi ini, penulis membatasi masalah yang akan di bahas
pada:
1. Penelitian dilakukan di Dishubkominfo Kabupaten Brebes.
5
2. Data yang akan diolah adalah data pengujian kendaraan bermotor untuk
uji berkala pertama dan lanjutan oleh petugas penguji yang memiliki
beberapa kriteria dan subkriteria yang harus diuji, sedangkan untuk uji
berkala rubah bentuk, uji berkala numpang uji, dan uji berkala mutasi
masuk, tidak akan dibahas dalam penulisan ini.
3. Menggunakan metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making model
Yager.
4. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah RAD (Rapid
Application Development) melalui tahap Requirement Planning,
Workshop Design, dan Implementation.
5. Tools yang digunakan untuk menggambarkan design sistem menggunakan
UML. Diagram yang digunakan pada UML (Unifed Modeling System)
hanya Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, State
diagram, deployment diagram dan Class Diagram.
1.5 Tujuan Penelitiaan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah sistem
pengujian kendaraan bermotor pada Dishubkominfo Kabupaten Brebes
dengan menerapkan sistem pendukung keputusan. Sedangkan tujuan khusus
dari penelitian ini menghasilkan:
1. Rancangan aplikasi yang dapat mengolah data pengujian fisik kendaraan
bermotor dan memberikan hasil keputusan kelayakan kendaraan bermotor
6
beserta rekomendasi tindakan, sehingga pengujian kendaraan bermotor
dapat dilakukan dengan lebih cepat dari sebelumnya.
2. Dengan adanya sistem pendukung keputusan, diharapkan dapat
meminimalisir kesalahan karena banyaknya kriteria dan subkriteria yang
dinilai.
3. Dapat mempermudah penyampaian laporan, karena terintegrasi dengan
semua aktor yang berkepentingan.
4. Mempermudah kinerja petugas penguji dalam mengelola data hasil
pengujian.
1.6 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang sudah
disebutkan, maka manfaat dari penelitian yang diharapkan adalah:
1. Memperkaya khazanah keilmuan pada bidang sistem informasi khususnya
pengujian kendaraan bermotor.
2. Dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh mengenai sistem
pendukung keputusan pengujian kendaraan bermotor.
3. Memberikan rancangan sistem pendukung keputusan kepada
dishubkominfo Kabupaten Brebes dalam kaitannya dengan pengujian
kendaraan bermotor.
7
4. Dengan adanya aplikasi sistem pendukung keputusan akan memudahkan
dishubkominfo Kabupaten Brebes dalam menentukan kelayakan
kendaraan bermotor.
1.7 Metode penelitian
Untuk memperoleh data yang di butuhkan, penulis menggunakan
beberapa metode untuk menyelesaikan skripsi ini yaitu:
1.7.1 Metode Penelitian Case Study
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah case study, dimana peneliti
akan memfokuskan perhatian pada suatu kasus tertentu yaitu pengujian
kendaraan bermotor. Analisa yang digunakan dalam penelitian adalah
kuantitatif dengan model perhitungan Fuzzy Multi Attribute Decision Making
Model Yager untuk menentukan kelayakan kendaraan bermotor. Berikut ini
tahapan dari metode penelitian case study:
1. Obyek penelitian
Obyek penelitian dilakukan dengan cara peneliti menentukan
obyek penelitian yang akan diteliti.
2. Alat penelitian
Peneliti menentukan alat yang akan digunakan dalam perhitungan
data yang didapatkan pada obyek penelitian.
8
3. Teknik pengolahan dan analisis data
Setelah alat penelitian terpilih, kemudian barulah peneliti
mengolah data yang diperoleh dan menganalisisnya sehingga
mendapatkan keputusan.
1.7.2 Metode Pengumpulan Data
Metode yang di gunakan dalam pengumpulan data antara lain:
1. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati langsung proses
dan kegiatan yang berjalan dalam pelaksanaan pengujian kendaraan
bermotor untuk uji berkala pertama dan lanjutan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan staf pengujian dan penguji untuk
mendapatkan data yang berkaitan dengan pengujian kendaraan bermotor
untuk uji berkala pertama dan lanjutan.
3. Analisis dokumen
Analisis dokumen dilakukan dengan menganalisis dokumen-
dokumen yang didapatkan dari tempat penelitian.
1.7.3 Metode Pengembangan Sistem
Metode Pengembangan sistem yang digunakan adalah metode Object-
Oriented Development dengan model pengembangan Rapid Application
9
development (RAD) (Kendall dan Kendall, 2010). Tiga metode yang akan
digunakan dalam perancangan aplikasi yaitu:
1. Tahap Requirement Planing
Pada tahap ini, penulis mengumpulkan kebutuhan yang dibutuhkan
dalam sistem yang akan dibuat seperti membatasi pengembangan sistem,
tahapan ini juga menggambarkan dengan jelas dan singkat tentang
permasalahan yang ada. Pada tahapan ini penulis menjabarkan secara
lengkap tentang analisis sistem dan melakukan pertemuan kepada pihak
dishubkominfo untuk melakukan identifikasi tujuan dan kebutuhan
informasi untuk mencapai tujuan pembuatan sistem aplikasi.
Dari aplikasi ada tiga fase dalam tahapan analisis sistem pada alur
pengembangan sistem RAD, yaitu: analisis masalah, analisis persyaratan
dan analisis keputusan.
2. Tahap Workshop Design.
Pada tahap ini terdiri dari tiga bagian yaitu: design proses, design
database, design interface. Pada tahap ini penulis melakukan perbaikan-
perbaikan apabila masih terdapat ketidak sesuaian antar user dan analys.
Metode yang digunakan adalah desain berorientasi obyek / Object-
Oriented Design (OOD).
10
3. Tahapan Implementation.
Setelah melakukan analisis dan perancangan sistem, kemudian
tahap selanjutnya adalah implementasi sistem. Pada tahap ini programmer
mengembangkan desain menjadi suatu program, setelah program selesai
maka dilakukan proses pengujian terhadap program tersebut sebelum
digunakan oleh pihak organisasi.
1.7.4 Metode Pengembangan Model Sistem Pendukung Keputusan
Dalam penelitian ini, untuk analisis dan penilaian menggunakan
metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making Model Yager. Metode ini
dipilih karena mampu merangking semua alternatif untuk mendapatkan
alternatif terbaik, pada FMADM alternatif-alternatif sudah diketahui dan
ditentukan sebelumnya. Pengambilan keputusan harus menentukan prioritas
atau ranking berdasarkan kriteria yang diberikan (Kusumadewi et al. 2006).
Model Yager adalah salah satu standar dari model Fuzzy Multi Attribute
Decision Making . Tujuan Yager adalah menyeleksi alternatif dengan atribut
(kriteria) dengan ciri-ciri terbaik dan mengklasifikasikan alternatif.
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyusun dalam 5 bab
terdiri dari:
11
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi uraian tentang latar belakang, identifikasi
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, ruang lingkup,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi teori-teori dasar yang terkait dengan konsep
dasar sistem informasi, definisi sistem, karakteristik sistem,
definisi data, klasifikasi data, definisi informasi, kualitas
informasi, definisi sistem informasi, kemampuan sistem
informasi, komponen sistem informasi, konsep dasar sistem
pendukung keputusan, definisi sistem, definisi pendukung,
definisi keputusan, definisi sistem pendukung keputusan,
konsep dasar pengujian kendaraan bermotor, definisi
kendaraan, definisi kendaraan bermotor, definisi pengujian
kendaraan bermotor, definisi uji berkala, macam-macam uji
berkala, konsep dasar Fuzzy Multi Atribute Decision Making
model Yager.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi pemaparan metode yang penulis gunakan
dalam menyusun laporan skripsi ini, yang meliputi metode
12
pengumpulan data, metode pengembangan sistem, dan metode
Fuzzy Multi Attribute Decision Making model Yager, serta
kerangka berpikir dalam melakukan penelitian.
BAB IV Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode Fuzzy Multi Attribute Decision
Making Model Yager (Studi Kasus: Dishubkominfo
Kabupaten Brebes)
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum, visi dan misi,
tujuan, struktur organisasi, serta tugas pokok dan fungi
dishubkominfo Kabupaten Brebes, analisis permasalahan
mengenai sistem yang berjalan pada saat ini di dishubkominfo
Kabupaten Brebes, serta perancangan sistem yang dibangun
meliputi perancangan data base dan perancangan interface
dalam sistem ini serta implementasi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan
bermotor yang di tulis oleh penulis.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
2.1.1 Definisi Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih
komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
(Jogiyanto, 2005, h.683). Definisi lain dari sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berhubungan bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses
yang teratur (Mulyanto, 2009, h.2). Dari definisi tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling
berinteraksi atau berhubungan untuk mencapai tujuan organisasi.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya
(Mulyanto, 2009, h.2):
1. Komponen sistem (component): sistem terdiri dari sejumlah komponen
yang saling berinteraksi, bekerjasama membentuk satu kesatuan.
2. Batas sistem (boundary): batas sistem merupakan pembatas antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
14
3. Lingkungan luar sistem (environment): merupakan apa pun di luar batas
dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem.
4. Penghubung sistem (interface): penghubung (interface) merupakan media
penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
5. Masukan sistem (input): merupakan energi yang dimasukan ke dalam
sistem.
6. Keluaran sistem (output): keluaran (output) merupakan hasil dari
pemrosesa, dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain.
7. Pengolah sistem (process): pengolah sistem (process) merupakan bagian
yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran
8. Sasaran sistem: suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan
(goal).
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Sistem diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang, diantaranya
(Mulyanto, 2009, h.8):
1. Sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system).
2. Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan (human made system).
3. Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic
system).
4. Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).
15
2.2 Konsep Dasar Informasi
2.2.1 Definisi Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Mulyanto, 2009, h.12). Definisi lain
dari informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2005, h.692). Dari kedua definisi tersebut
dapat diketahui bahwa informasi merupakan hasil pengolahan data menjadi
bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya, dan digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam suatu organisasi.
2.2.2 Kualitas Informasi
Kualitas informasi diukur dari (Mulyanto, 2009, h.20) :
1. Akurasi (accuracy): apabila informasi tersebut tidak bias atau
menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan jelas.
2. Tepat waktu (timeliness): informasi yang dihasilkan dari suatu proses
pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat (usang).
3. Relevansi (relevancy): informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi
pemakainya.
16
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.3.1 Definisi Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu komponen yang terdiri dari manusia,
teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan
(Mulyanto, 2009, h.29). Definisi lain dari sistem informasi adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang,
fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur, dan pengendalian yang
ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe
transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya
terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan
menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik
(Jogiyanto, 2005, h.697). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang memproses data,
menyimpan data, menganalisis data, dan menyebarkan informasi yang
digunakan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan suatu
organisasi.
2.3.2 Kemampuan Sistem Informasi
Kemampuan dari sistem informasi adalah sebagai berikut (Mulyanto,
2009, h.30):
1. Melakukan komputasi numeric bervolume besar dengan kecepatan tinggi.
17
2. Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar-organisasi yang
murah dan cepat.
3. Menyimpan informasi dalam jumlah yang besar dalam ruang yang kecil,
tetapi mudah diakses.
4. Memungkinkan pengaksesan informasi yang sangat banyak di seluruh
dunia dengan cepat dan murah.
5. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam
kelompok pada suatu lokasi.
6. Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia.
7. Mengotomatisasikan proses-proses bisnis yang semi otomatis dan tugas-
tugas yang dikerjakan secara manual.
8. Mempercepat pengetikan dan penyuntingan.
9. Melaksanakan hal-hal di atas jauh lebih murah daripada apabila
dikerjakan secara manual.
2.3.3 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari lima komponen (Mulyanto, 2009, h.31).
Berikut ini penjelasan dari masing-masing komponen sistem informasi:
1. Sumber daya manusia: manusia dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem
informasi.
2. Sumber daya hardware: merupakan semua peralatan yang digunakan
dalam pemrosesan informasi.
18
3. Sumber daya software: merupakan semua rangkaian perintah (instruksi)
yang digunakan untuk memproses informasi..
4. Sumber daya data: Sumber daya data sebagai dasar membentuk sumber
daya organisasi.
5. Sumber daya jaringan: merupakan media komunikasi yang
menghubungkan komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya,
serta dikendalikan melalui software komunikasi.
Kelima komponen tersebut digunakan oleh sistem informasi untuk
menjalankan aktivitas input, pemrosesan, output, penyimpanan, dan
pengendalian yang mengubah sumber daya menjadi produk informasi.
2.4 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan
2.4.1 Definisi Pendukung
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, kata pendukung
memiliki arti sesuatu atau orang yang mendukung; pembantu; penyokong;
penunjang. Sehingga kata pendukung diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan
sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan suatu hal.
2.4.2 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang
terbaik dari sejumlah alternatif untuk melakukan aktivitas-akivitas pada masa
yang akan dating (Hasibuan, 2001, h.55). Menurut Siagian (t.t, dikutip dari
Hasan, 2002, h.10) keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis
19
terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Definisi lain dari
pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan (diantara
berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan (Turban
dkk., 2005, h. 53). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa
pengambilan keputusan merupakan pengambilan tindakan atau alternatif
terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan.
2.4.3 Tahapan Pengambilan Keputusan
Pendekatan ilmu manajemen mengadopsi pandangan bahwa dalam
pemecahan masalah, para manajer mengikuti suatu proses sistematis. Proses
sistematis melibatkan langkah-langkah berikut (Turban dkk., 2005, h.18):
1. Menentukan masalah (situasi keputusan yang dapat terkait dengan
beberapa kesulitan atau suatu peluang).
2. Mengklasifikasikan masalah ke dalam kategori standar.
3. Mengonstruksi suatu model matematika yang menjelaskan masalah nyata.
4. Menentukan solusi-solusi yang mungkin untuk mesalah yang telah
dimodelkan dan mengevaluasi solusi tersebut.
5. Memilih dan merekomendasikan suatu solusi untuk masalah.
2.4.4 Kriteria Keputusan
Terdapat kriteria suatu keputusan (Kusrini, 2007, h.7), diantaranya:
1. Banyak alternatif atau pilihan
20
2. Ada kendala atau syarat
3. Mengikuti suatu pola atau model, baik yang terstruktur maupun tidak
terstruktur
4. Banyaknya input atau variabel
5. Adanya faktor resiko
6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan
2.4.5 Definisi Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan atau decision support system merupakan
suatu sistem informasi yang menyediakan informasi, pemodelan, dan
pemanipulasian data (Kusrini, 2007, h.15). Definisi lain dari sistem
pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang mendukung kerja seorang
manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi
terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada
keputusan tertentu (Hermawan, 2005, h.1). Definisi lain sistem pendukung
keputusan menurut Little merupakan sekumpulan prosedur berbasis model
untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer
mengambil keputusan (1970, dikutip dari Turban dkk., 2005, h.137). Dari
ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa definisi dari sistem
pendukung keputusan adalah sistem yang membantu kegiatan manajerial
dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan metode tertentu.
21
2.4.6 Karakteristik dan Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan
Karakteristik dan kapabilitis kunci dari sistem pendukung keputusan
adalah (Turban dkk., 2005, h. 141):
1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi
semiterstruktur dan tak terstruktur.
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai
manajer lini.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok. SPK mendukung tim virtual
melalui alat-alat web kolaboratif.
4. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial keputusan
dapat dibuat satu kali, beberapa kali atau berulang (dalam interval sama).
5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: intelejensi,
desain, pilihan dan implementasi.
6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.
7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif,
dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mampu
mengadaptasikan SPK untuk memenuhi perubahan tersebut.
8. Pengguna merasa seperti dirumah. Ramah pengguna, kapabilitas grafis
yang sangat kuat dan antarmuka manusia-mesin interaktif dengan satu
bahasa alami dapat sangat meningkatkan keefektifan SPK.
22
9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi,
timeliness dan kualitas) ketimbang pada efisiennya (biaya pengambilan
keputusan).
10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah proses
pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.
11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem
sederhana.
12. Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan
keputusan.
13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari
sistem informasi geografis sampai sistem berorientasi objek.
14. Dapat dilakukan sebagai alat stand alone yang digunakan oleh seorang
pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu
organisasi keseluruhan.
2.4.7 Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Aplikasi sistem pendukung keputusan terdiri dari subsistem,
diantaranya (Turban dkk., 2005, h.143):
1. Subsistem Manajemen Data: memasukkan satu database yang berisi data
yang relevan dan dikelola oleh sistem manajemen database (DBMS).
2. Subsistem Manajemen Model: merupakan paket perangkat lunak yang
memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model
23
kuantitatif lainnya yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen
perangkat lunak, sering disebut sistem manajemen basis model (MBMS).
3. Subsistem Antarmuka Pengguna: pengguna berkomunikasi dengan dan
memerintahkan sistem pendukung keputusan melalui subsistem ini..
4. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan: subsistem tersebut
mendukung semua subsistem lain atau bertindak sebagai suatu komponen
independen dan mamberikan intelegensi.
Gambar 2.1 Skematik SPK (Turban dkk., 2005, h.144)
Sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama
dari DBMS, MBMS, dan antarmuka pengguna. Subsistem manajemen
berbasis pengetahuan adalah opsional, namun dapat memberikan banyak
manfaat karena memberikan intelegensi bagi tiga komponen utama tersebut.
24
2.4.8 Langkah-Langkah Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan
Saat melakukan pemodelan dalam sistem pendukung keputusan,
dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut (Kusrini, 2007, h.30):
1. Studi kelayakan (intelligence): pada langkah ini, sasaran ditentukan dan
dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah,
identifikasi kepemilikan masalah (agar relevan dengan kebutuhan pemilik
masalah), klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah
pernyataan masalah.
2. Perancangan (design): setelah masalah dirumuskan dengan baik, maka
tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model pemecahan
masalah dan menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
3. Pemilihan (choice): dengam mengacu pada rumusan tujuan serta hasil
yang diharapkan, selanjutnya manajemen memilih alternatif solusi yang
diperkirakan paling sesuai.
4. Implementasi (implementation): merupakan tahap pelaksanaan dari
keputusan yang telah dambil.
2.4.9 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Berikut ini beberapa tujuan sistem pendukung keputusan (Turban dkk.,
2005, h.142):
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi
terstruktur.
25
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer.
3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil oleh manajer.
4. Kecepatan komputasi karena komputer memungkinkan para pengambil
keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya
yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas dan mendukung serta meningkatkan kualitas
keputusan yang dibuat.
6. Teknologi pengambilan keputusan dapat menciptakan pemberdayaan yang
signifikan.
7. Mengatasi keterbatsan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
2.4.10 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan
Keuntungan dari sistem pendukung keputusan adalah (Subakti, 2002,
h.21):
1. Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang kompleks.
2. Respon cepat pada situasi yang tak diharapkan dalam kondisi yang
berubah-ubah.
3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada
konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4. Pandangan dan pembelajaran baru.
5. Memfasilitasi komunikasi.
6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
26
7. Menghemat biaya.
8. Keputusannya lebih tepat.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja
lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan produktivitas analisis.
2.4.11 Kemampuan Data Base Management System dalam Sistem Pendukung
Keputusan
Kemampuan yang terdapat pada Data Base Management System
(DBMS) dalam sistem pendukung keputusan (Subakti, 2002, h.23):
1. Mendapatkan/mengekstrak data agar bisa masuk ke dalam database
sistem pendukung keputusan.
2. Secara cepat mengupdate (menambah, menghapus, mengedit, mengubah)
record data dan file.
3. Menghubungkan data dari berbagai source.
4. Secara cepat menampilkan data dari database dalam queries dan report.
5. Menyediakan keamanan data menyeluruh (proteksi dari akses yang tidak
berhak, kemampuan recover, dan lain-lain).
6. Menangani data personal dan tidak resmi sehingga user dapat mencoba
dengan berbagai solusi alternatif berdasarkan pertimbangan mereka
sendiri.
27
7. Menyuguhkan penampilan data secara lebih kompleks dan proses
manipulasinya berdasarkan queries yang diberikan.
8. Melacak penggunaan data.
2.4.12 Pola Penggunaan Sistem Pendukung Keputusan pada usernya
Pola penggunaan sistem pendukung keputusan pada usernya atau
pengguna (Subakti, 2002, h.26):
1. Subscription mode: pengambil keputusan menerima report yang
dihasilkan secara teratur.
2. Terminal mode: pengambil keputusan adalah user langsung dari sistem
melalui akses online. Inilah yang merupakan mode paling dominan.
3. Intermediary mode: pengambil keputusan menggunakan sistem melalui
perantara, yang melakukan analisis, menerjemahkan dan melaporkan
hasilnya.
Mode perantara masih sering ditemui dalam penggunaan sistem
pendukung keputusan, maka dari itu terdapat beberapa tipe perantara yang
mereflesikan berbagai dukungan yang berbeda terhadap manajer (Subakti,
2002, h.26):
1. Staff assistant: orang yang memiliki knowledge mengenai manajemen
masalah dan berpengalaman dengan teknologi pendukung keputusan.
2. Expert tool user: orang yag memiliki keterampilan dalam aplikasi yang
melibatkan satu atau lebih jenis tool penyelesaian masalah spesifik. Juga
28
menampilkan unjuk kerja dimana pengambil keputusan tak memiliki
ketrampilan tersebut atau memang dia tak dilatih untuk melakukan hal itu.
3. Business (system) analyst: orang yang memiliki knowledge umum dari
wilayah aplikasi, pendidikan administrasi bisnis formal (bukan computer
science), dan memiliki keterampilan dalam membangun tool sistem
pendukung keputusan.
4. Facilitator in group sistem pendukung keputusan: ini menjadi perantara
untuk mengontrol dan mengordinasi software dari group sistem
pendukung keputusan.
2.4.13 Hardware dan Software Sistem Pendukung Keputusan
Jenis Hardware dan software sistem pendukung keputusan yang
dipakai terdiri dari (Subakti, 2002, h.26):
1. Time-sharing network: bila suatu organisasi tak memiliki komputer
mainframe, tetapi memerlukan kemampuan seperti itu, maka pendekatan
time-sharing bisa dipertimbangkan. Walaupun sudah memiliki mainframe
pun, suatu organisasi juga bisa melakukan hal ini karena kenyataan bahwa
waktu respon lebih baik dengan time-sharing network daripada pada
sistem in-house.
2. Mainframe, Workstation, Mini, atau Personal Computer: tergantung
ketersediaan dan layanan yang diinginkan, hanya saja sekarang ini
29
kekuatan dari PC sudah menjelma menjadi berlipat ganda dibandingkan
dengan mainframe jaman dulu.
3. Distributed Sistem Pendukung Keputusan: berkaitan dengan jaringan
komputer, dibuat juga distributed sistem pendukung keputusan yang
memiliki keuntungan dalam hal ketersediaan dan aksesnya terhadap data
dan model berbagai lokasi.
2.4.14 Klasifikasi Sistem Pendukung Keputusan
Klasifikasi sistem pendukung keputusan berdasarkan sifat situasi
keputusan, dimana sistem pendukung keputusan didesain untuk
mendukungnya (Subakti, 2002, h.27):
1. Institutionalized Sistem Pendukung Keputusan: berhubungan dengan
keputusan-keputusan yang sifatnya berulang, sebagai contoh: Portofolio
Management System (PMS).
2. Ad Hoc Sistem Pendukung Keputusan: berhubungan dengan masalah yang
biasanya tak dapat diantisipasi ataupun berulang terjadinya, sebagai
contoh: Houson Minerals sistem pendukung keputusan membuat sistem
pendukung keputusan khusus untuk mengevaluasi kelayakan joint venture.
Klasifikasi lain adalah derajat proseduralatau pengambilan data dan
bahasa pemodelan (Subakti, 2002, h.28). contoh bahasa prosedural adalah
bahasa pemrograman pada umumnya. Sedangkan bahasa non prosedural,
sistem itu sendiri yang memprogram sehingga programmeer hanya perlu
30
menentukan hasil yang diinginkannya. Kebanyakan sistem pendukung
keputusan menggunakan pendekatan non procedural, karena lebih nyaman
dan mendekati kenyataan alamiah manusia, dalam hal data retrieval dan
pemodelan aktivitas.
Klasifikasi berdasarkan jenis dukungannya (Subakti, 2002, h.28):
1. Personal support
2. Group (team) support
3. Organizational support
2.5 Konsep Dasar Fuzzy Multi Attribute Decision Making
Fuzzy Multi Atrbute Decision Making (FMADM) adalah metode yang
digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif yang telah
diketahui dan ditentukan sebelumnya. Pengambil keputusan harus
menentukan prioritas atau ranking berdasarkan kriteria yang diberikan. Inti
dari FMADM adalah menentukan terlebih dahulu bobot setiap atribut, yang
kemudian merangking semua alternatif untuk mendapatkan alternatif terbaik
dari sejumlah alternatif yang ada. Menurut Zhiping, pada dasarnya terdapat 3
pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif,
pendekatan obyektif, dan pendekatan integrasi antara subyektif dan obyektif
(Kusumadewi, 2006, h.105). Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan
dan kelemahan masing-masing. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot
ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga
31
beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara
bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara
matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan.
Untuk lebih mengoptimalkan penyelesaian MADM, penentuan nilai bobot
dilakukan dengan cara mengintegrasikan antara pendekatan subyektifitas dan
obyektifitas.
Secara umum, FMADM memiliki suatu tujuan tertentu, yang dapat
diklasifikasikan dalam 2 tipe, yaitu menyeleksi alternatif dengan atribut
(kriteria) dengan ciri-ciri terbaik, dan mengklasifikasi alternatif berdasarkan
peran tertentu. Untuk menyelesaikan masalah FMADM, dibutuhkan 2 tahap
yaitu (Kusumadewi, 2006, h.136):
1. Membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan agregasi derajat
kecocokan pada semua kriteria.
2. Merangking semua alternatif untuk mendapatkan alternatif terbaik. Ada 2
cara yang dapat digunakan dalam proses perangkingan, yaitu melalui
defuzzy atau melalui relasi preferensi fuzzy.
2.5.1 Fuzzy Multi Atribute Decision Making Model Yager
2.5.1.1 Konsep dasar Fuzzy Multi Atribute Decision Making Model Yager
Fuzzy ini merupakan bentuk standar dari fuzzy MADM. Misalkan A =
{a1,…, an} adalah himpunan alternatif, dan atribut dipresentasikan dengan
himpunan fuzzy Ĉj , j= 1,…, m. Bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan
32
atribut ke-j dinotasikan dengan wj. Nilai capaian alternatif ai terhadap atribut
Ĉj diekspresikan dengan derajat keanggotaan mC(xi). Keputusan akhir diambil
berdasarkan interseksi dari semua atribut fuzzy.
Alternatif optimal didefinisikan sedemikian rupa sehingga alternatif
tersebut memberikan kontribusi derajat keanggotaan tertinggi pada Ď
(Kusumadewi, 2006, h.137).
2.5.1.2 Perhitungan Fuzzy Multi Atribute Decision Making Model Yager
Tahap-tahap penyelesaian perhitungan model Yager adalah sebagai
berikut (Kusumadewi, 2006, h.137):
1. Tetapkan matriks perbandingan berpasangan antar atribut, M, berdasarkan
prosedur hierarki Saaty. Untuk analisis skala perbandingan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Analisis Skala Perbandingan (Kusumadewi, 2006, h.94)
Intensitas Kepentingan Definisi
1 Oi dan Oj sama penting
3 Oi sedikit lebih penting daripada Oj
5 Oi kuat tingkat kepentingannyadaripada Oj
7 Oi sangat kuat tingkat kepentingannya daripada
Oj
9 Oi mutlak lebih penting daripada Oj
2,4,6,8 Nilai-nilai intermediate
Keterangan:
Oi = kriteria ke- i
Oj = kriteria ke- j
2. Tentukan bobot wj (prioritas) yang konsisten untuk setiap atribut.
33
3. Hitung nilai konsistensi (CR= Consistency Ratio) dengan mencari lamda
maks (ƛ maks), CI (Consistency Index ) setelah itu CR dapat diperoleh.
a. ƛ maks =jumla h hasil bagi semua baris
jumla h kriteria
b. CI= (ƛ maks-n) / n-1
c. CR= CI / IR
Nilai IR dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi
Ukuran matriks Nilai IR
1 dan 2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.42
9 1.45
10 1.49
11 1.51
12 1.48
13 1.56
14 1.57
15 1.59
4. Hitung nilai: (Ĉj (xi))wj
Keterangan:
Cj = nilai kualitas kriteria ke- j dari objek
wj = nilai vektor bobot masing-masing kriteria
xi = nilai objek
5. Tentukan interseksi dari semua (Ĉj (xi))wj
sebagai:
34
Ď = {(xi, minj (μCj(xi))wj
) |i= 1,…,n; j= 1,…,m}
D= objek
6. Pilih xi dengan derajat keanggotaan terbesar dalam Ď, dan tetapkan
sebagai alternatif optimal.
2.5.2 Fuzzy Multi Atribute Decision Making Model Baas dan Kwakernaak
Fuzzy Multi Atribute Decision Making Model Baas dan Kwakernaak
ini merupakan bukan bentuk standar dari Fuzzy Multi Atribute Decision
Making, namun konsepnya sering digunakan oleh beberapa peneliti untuk
mengembangkan model ini lebih jauh (Kusumadewi dkk., 2006). Berikut ini
tahap perhitungan Fuzzy Multi Atribute Decision Making model Yager
menurut Zimmerman (1997, dikutip sari Kusumadewi dkk., 2006, h.144):
1. Evaluasi setiap alternatif ai, melalui fungsi g sebagai berikut:
gi (z) = wj
mj=1 rij
wjmj=1
Dengan z = (w1, …, wm; r1, …, rm). fungsi keanggotaan mzi
didefinisikan sebagai berikut:
𝜇𝑧𝑖 𝑧 =min
j = 1, … , m 𝑚𝑖𝑛(𝜇𝑤𝑗
𝑤𝑗 ),min
k = 1, … , m(𝜇𝑅𝑖𝑘 (𝑟𝑘 )
Melalui fungsi g, himpunan fuzzy ~Z = (Ʀ
2m , µzi) akan di bawa ke suatu
himpunan fuzzy ~Ri
= (Ʀ, µ~Ri
) dengan fungsi keanggotaan:
µ~Ri
(−r ) = sup (µZi (z));
35
Nilai µ~Ri
ini merupakan nilai akhir alternatif ai.
2. Alternatif terbaik dipilih sebagai berikut: 𝑖 ∈ I −r 𝑖
≥ −r 𝑗
, ∀𝑗 ∈ I , dan
I = 1, … , 𝑛 .
2.6 Konsep Dasar Pengujian Kendaraan Bermotor
2.6.1 Definisi Kendaraan
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas
kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor (Peraturan Pemerintah RI
No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan).
2.6.2 Definisi Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel
(Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan). Kendaraan
bermotor merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai sarana angkut
orang dan barang yang menggunakan mesin untuk menjalankannya.
Kendaraan bermotor berdasarkan jenisnya dikelompokkan ke dalam
(Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan).:
1. Sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan atau
tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping, atau kendaraan
bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.
36
2. Mobil penumpang adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang
memiliki tempat duduk maksimal 8 (delapan) orang, termasuk untuk
pengemudi atau yang beratnya tidak lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus)
kilogram.
3. Mobil bus adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memiliki
tempat duduk lebih dari 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemudi
atau yang beratnya lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
4. Mobil barang adalah kendaraan bermotor yang dirancang sebagian atau
seluruhnya untuk mengangkut barang.
5. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor yang dirancang bangun
untuk fungsi militer, ketertiban dan keamanan masyarakat, alat produksi,
dan mobilitas penyandang cacat.
2.6.3 Definisi Pengujian Kendaraan bermotor
Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji
dan/atau memeriksa bagian atau komponen kendaraan bermotor, kereta
gandengan, dan kereta tempelan dalam rangka pemenuhan terhadap
persyaratan teknis dan layak jalan (Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun
2012 tentang Kendaraan).
2.6.4 Jenis Pengujian Kendaraan Bermotor
Terdapat tiga jenis pengujian kendaraan bermotor (Peraturan
Pemerintah RI No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan), diantaranya:
37
1. Uji tipe kendaraan bermotor: pengujian yang dilakukan terhadap fisik
kendaraan bermotor atau penelitian terhadap rancang bangun dan rekayasa
kendaraan bermotor, kereta gandengan atau kereta tempelan sebelum
kendaraan bermotor dibuat dan/atau dirakit dan/atau diimpor secara
massal serta kendaraan bermotor yang dimodifikasi.
2. Uji berkala: pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala
terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta
tempelan, yang dioperasikan di jalan.
3. Uji sampel: pengujian kesesuaian spesifikasi teknis seri produksi terhadap
sertifikat uji tipe.
2.6.5 Jenis Kendaraan Wajib Uji Berkala
Jenis kendaraan yang harus melakukan uji berkala adalah (Peraturan
Pemerintah RI No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan):
1. Mobil penumpang umum yang digunakan sebagai sarana angkut orang.
Mobil prnumpang umum seperti mobil bus, dan mobil mini bus.
2. Mobil barang yang dirancang sebagian atau seluruhnya untuk mengangkut
barang. Mobil barang seperti mobil bak muatan terbuka, mobil bak
muatan tertutup, mobil tangki, dan mobil penarik.
2.6.6 Sifat Pelaksanaan Uji Berkala
Sifat dari uji berkala diantaranya (Peraturan Pemerintah RI No. 55
Tahun 2012 tentang Kendaraan):
38
1. Uji berkala pertama: merupakan pengujian berkala yang dilakukan
kendaraan bermotor baru untuk pertama kalinya.
2. Uji berkala lanjutan: merupakan uji berkala yang dilakukan kembali
setelah 6 bulan uji berkala pertama dan akan dilakukan terus menerus
selama 6 bulan sekali.
3. Uji berkala rubah bentuk: uji berkala yang dilakukan karena adanya rubah
bentuk kendaraan bermotor dari bentuk semulanya.
4. Uji berkala numpang uji: uji berkala kendaraan bermotor yang dilakukan
pada tempat yang berbeda dari uji berkala sebelumnya. Uji berkala
numpang uji dilakukan karena kendaraan bermotor berada pada kota yang
berbeda dan jaraknya jauh dari kota sebelmnya melakukan uji berkala,
sehingga kendaraan bermotor melakukan numpang uji kendaraan
bermotor di kota yang ditempatinya.
5. Uji berkala mutasi masuk: uji berkala mutasi masuk dilakukan karena
kendaraan bermotor sudah berpindah kota karena alasan tertentu seperti
dijual dengan orang yang berbeda kota, sehingga untuk mempermudah
melakukan uji berkala maka kendaraan bermotor dimutasi ke kota yang
baru.
Dalam permohonan uji berkala kendaraan bermotor, terdapat beberapa
syarat yang harus dipenuhi diantaranya:
39
1. Uji berkala pertama
a. Sertifikat registrasi uji tipe asli dan fotocopy.
b. Identitas pemilik kendaraan bermotor asli dan fotocopy, seperti Kartu
Tanda Penduduk (KTP).
c. Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) asli dan fotocopy.
d. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) asli dan fotocopy.
2. Uji berkala Lanjutan
a. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) asli dan fotocopy.
b. Buku uji pemilik kendaraan bermotor asli dan fotocopy.
c. Surat ijin trayek untuk mobil penumpang umum/bus penumpang
umum.
d. Identitas pemilik kendaraan bermotor asli dan fotocopy, seperti Kartu
Tanda Penduduk (KTP).
2.6.7 Kriteria Kendaraan Bermotor yang Diuji
Berikut ini kriteria-kriteria yang akan diuji dalam uji berkala:
1. Peralatan, terdiri dari: No. Chasis, pelat pabrik pembuatnya, pelat nomor,
tulisan, penghapus kaca depan, klakson, kaca spion, pandangan ke depan,
kaca penahan sinar, alat-alat pengendalian, lampu indikasi, speedometer,
dan perlengkapan
2. Sistem penerangan, terdiri dari: lampu jauh, tambahan lampu jauh, lampu
dekat, arah lampu, lampu kabut, lampu posisi, lampu belakang, lampu
40
rem, lampu pelat nomor, lampu mundur, lampu kabut belakang, lampu
arah/peringatan, reflektor merah, dan lampu tambahan lain.
3. Sistem kemudi, terdiri dari: roda kemudi, spelling pada roda kemudi,
batang kemudi, roda gigi kemudi, sambungan kemudi, penyambung sendi
peluru, power steering, dan side slip.
4. As dan suspense, terdiri dari: suspensi roda depan, suspensi roda
belakang, sumbu, pemasangan sumbu, pegas, dan bantalan-bantalan roda.
5. Ban dan pelek, terdiri dari: ukuran dari jenis ban, keadaan ban, kedalaman
kembang ban, ukuran dan jenis pelek, keadaan pelek, dan penguatan
ban/pelek.
6. Rangka dan bodi, terdiri dari rangka penopang, bember, tempat roda
cadangan, keamanan body, kondisi body, ruang pengemudi, tempat
duduk/berdiri, dan sambungan kereta gandengan.
7. Sistem rem, terdiri dari: pedal rem, speling pedal, kebocoran dan
kelemahan, sambungan tuas dan kabel, pipa dan selang, silinder dan
katup, tromol dan cakram, perodo/pad/pelapis, sistem vaccum terdiri dari:
fungsi, dan kebocoran, sistem tekanan angin terdiri dari: kebocoran, waktu
pengisian, penggerak rem, pengisian kereta gandengan, dan tekanan angin,
rem parker terdiri dari tuas tangan/pedal, speling tuas tangan/pedal,
kebocoran dan kelemahan, dan sambungan tuas dan kabel, sistem ruang
41
gas terdiri dari: fungsi, efisiensi rem, rem utama, perbedaan depan,
perbedaan belakang, dan rem parker.
8. Mesin/transmisi, terdiri dari: dudukan mesin, kondisi mesin, transisi,
sistem gas buang, emisi asap, dan emisi CO.
9. Sistem, terdiri dari: sistem bahan bakar, dan sistem kelistrikan
2.7 Analisa dan Desain Berorientasi Objek
2.8.1 Object Oriented Analysis (OOA)
Object Oriented Analysis (OOA) adalah tahapan untuk menganalisis
spesifikasi atau kebutuhan akan sistem yang akan dibangun dengan konsep
berorientasi objek, apakah benar kebutuhan yang ada dapat
diimplementasikan menjadi sebuah sistem berorientasi objek (Rosa, 2011,
h.96).
Model-model OOA adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan
objek-objek sistem dari berbagai macam perpsektif, seperti srtuktur, kelakuan,
dan interaksi objek-objek (Whitten dkk., 2004, h.190). Hasil analisis
berorientasi objek adalah deskripsi dari sistem secara fungsional diperlukan
dalam bentuk sebuah model konseptual. Tujuan dari analisis berorientasi
obyek adalah untuk mengembangkan model yang mengembangkan perangkat
lunak komputer karena bekerja untuk memenuhi seperangkat persyaratan
yang ditentukan pelanggan (Sugiarti, 2013, h.60).
42
2.8.2 Object Oriented Design (OOD)
Object Oriented Design (OOD) atau desain berorientasi objek adalah
sebuah pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi perangkat lunak
khususnya pada objek yang berkolaborasi, atribut mereka, dan metode mereka
(Whitten dkk., 2004, h.648). Definisi lain dari Object Oriented Design (OOD)
adalah tahapan perantara untuk memetakan spesifikasi atau kebutuhan sistem
yang akan dibangun dengan konsep berorientasi objek ke desain pemodelan
agar lebih mudah diimplementasikan dengan pemrograman berorientasi objek
(Rosa, 2011, h.101). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
Object Oriented Design (OOD) dilakukan setelah kita menganalisis objek
terlebih dahulu, kemudian hasil dari analisis barulah didesain menjadi sebuah
sistem yang baru. Pemodelan berorientasi objek biasanya dituangkan dalam
dokumentasi perangkat lunak dengan menggunakan perangkat pemodelan
berorientasi objek, diantaranya adalah UML (Unifie Modeling Language).
2.8 Unified Modeling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) adalah standarisasi bahasa
pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan
menggunakan teknik pemrograman berorientasi objek (Rosa, 2011, h.118).
UML menggambarkan bagaimana elemen pada model-model yang kita buat
berhubungan satu dengan yang lainnya harus mengikuti standar yang ada.
UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai
43
sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. UML
hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan.
Berikut ini penjelasan diagram UML beserta pengertiannya (Whitten
dkk., 2004, h.418).
2.9.1 Desain Proses
2.9.1.1 Use Case Diagram
Use case diagram adalah urutan langkah-langkah yang secara tindakan
saling terkait (skenario), baik terotomatisasi maupun secara manual, untuk
tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal (Whitten dkk., 2004, h.428).
Definisi lain dari Use case diagram adalah deskripsi antara satu atau lebih
aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat (Rosa, 2011, h.130). Use case
digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem
informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. Berikut
ini contoh dari use case diagram:
Gambar 2.2 Contoh Diagram Model Use Case
44
Pada gambar 2.2 actor terdiri dari admin dan penguji, dimana admin
mempunyai 3 use case dan penguji memiliki 2 use case. Pertama admin harus
melakukan hak akses terlebih dahulu untuk mendapatkan username dan
password, lalu penguji dapat melakukan login untuk masuk kedalam sistem.
Penguji mendapatkan hak akses seperti menambah, mengedit dan menghapus
data hasil pengujian.
2.9.1.2 Activity Diagram
Activity diagram atau diagram aktivitas menggambarkan aktivitas
sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktifitas yang dapat dilakukan
oleh sistem (Rosa, 2011, h.134). Diagram ini juga dapat memodelkan action
yang akan dilakukan saat operasi dieksekusi, dan memodelkan action
tersebut. Berikut adalah contoh dari activity diagram:
Gambar 2.3 Contoh Activity Diagram
45
Pada gambar 2.3 bahwa aktifitas diatas dilakukan oleh semua user
untuk mengakses aplikasi dan fitur-fiturnya sesuai dengan authentic user.
Dalam aktiftas ini user mengisi user name dan password pada halaman login.
Jika user name ataupun password salah maka sistem akan menampilkan pesan
error. Dan jika pengisian user name ataupun password benar maka sistem
akan menampilkan halaman utama sesuai dengan authentic user.
2.9.1.3 Sequence Diagram
Sequence diagram atau diagram sekuen menggambarkan bagaimana
antara objek berinteraksi satu sama lain melalui pesan. Diagram ini
mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima diantara objek dan
dalam sekuensi apa (Whitten dkk., 2004, h.648).
Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah sebanyak
pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau semua use case yang
telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram
sekuen sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram
sekuen yang harus dibuat juga semakin banyak (Rosa, 2011, h.137). Berikut
ini contoh sequence diagram:
46
Gambar 2.4 Contoh sequence diagram verifikasi user name dan password
(Login)
Pada gambar 2.4 sequence diagram ini user pengguna sistem ini
terdiri atas admin, staf registrasi, penguji, dan kepala bidang perhubungan
darat. Sebelum masuk ke dalam sistem untuk mengakses fitur-fitur yang
terdapat dalam sistem ini harus melakukan login terlebih dahulu. Proses
dalam login dilakukan pada halaman umum pengguna sistem (Graphical User
Interface) pengguna harus memasukkan username dan password pada form
login yang sudah disediakan. Setelah user memasukkan username dan
password lalu sistem akan menvalidasi username dan password yang
dimasukkan. Setelah username dan password valid maka sistem akan
membuka halaman utama sesuai dengan level hak akses user.
47
2.9.1.4 Statechart Diagram
Statechart Diagram digunakan untuk menggambarkian kombinasi
state yang dapat diasumsikan oleh objek selama masa hidupnya, kejadian-
kejadian yang memicu transisi antar state, dan aturan yang mengatur dari dan
ke state yang mana sebuah objek dapat melakukan transisi (Whitten dkk.,
2004, h.419). Berikut ini contoh Statechart Diagram:
Gambar 2.5 Contoh statechart diagram login
Gambar 2.5 statechart diagram login, ketika terjadi event memilih
sistem pengujian kendaraan bermotor, lalu state selanjutnya sistem akan
berubah menampilkan halaman login, pengguna input data username dan
password, kemudian state selanjutnya sistem akan memvalidasi username dan
password, apabila data valid maka state selanjutnya sistem akan menampilkan
halaman utama user, dan apabila data user tidak valid maka state selanjutnya
sistem akan menampilkan pesan peringatan.
48
2.9.1.5 Deployment Diagram
Deployment Diagram menunjukkan konfigurasi komponen-komponen
software run-time, processor, dan peralatan yang membentuk arsitektur sistem
(Whitten dkk., 2004, h.419).
Gambar 2.6 Contoh deployment diagram
2.9.2 Desain Database
Desain database adalah mendesain database sistem yang diusulkan.
Berikut ini tahapan mendesain datasabe sistem:
2.9.2.1 Potensial Obyek
Dalam mengidentifikasikan potensial objek, beberapa ahli metodologi
merekomendasikan teknik meneliti sebuah dokumen persyaratan atau
dokumentasi terkait lainnya dan menekankan pada kata-kata benda yang
mungkin menggambarkan objek yang potensial (Whitten dkk., 2004, h.428).
Berikut ini langkah-langkah dalam mengidentifikasikan dan
menemukan potensial objek (Whitten dkk., 2004, h.428):
49
1. Menemukan objek potensial
Langkah ini diselesaikan dengan cara meninjau setiap usecase
untuk menemukan kata-kata benda yang berhubungan dengan keseluruhan
bisnis atau event. Setiap kata benda yang ditemukan dalam tinjauan
usecase ditambahkan ke sebuah daftar objek yang potensial yang akan
dianalisis lebih lanjut. Berikut ini contoh dari daftar potensial objek:
Tabel 2.3 Contoh analisis daftar potensial obyek
Admin
Staf registrasi
Penguji
Kepala bidang perhubungan darat
Login
Logout
user
Password
Pengujiaan
Kendaraan
Pemilik
Jenis kendaraan
2. Menyeleksi objek yang diusulkan
Tidak semua kandidat (kata benda) pada daftar kita
menggambarkan objek bisnis yang ada di dalam lingkup domain masalah
kita. Tiap kandidat perlu dianalisis untuk menentukan apakah kandidat
tersebut harus dipertahankan atau dihapus dari daftar. Berkut ini contoh
dari penyeleksian objek:
50
Tabel 2.4 Contoh Analisis Daftar Potensial Objek
Potensial Objek Cek Alasan
Admin X Member User
Staf registrasi X Member User
Penguji X Member User
Kepala bidang perhubungan darat X Member User
Login X Tidak Relevan
Logout X Tidak Relevan
User √ Data user
Password X Atribut login
Kendaraan √ Data pengujian
Pemilik √ Data pemilik
Jenis kendaraan √ Data jenis kendaraan
Keterangan:
√ = Ya, X= Tidak
3. Setelah daftar potensial objek diseleksi dan dianalisis, maka barulah
didapatkan objek yang diusulkan. Berikut ini contoh dari daftar objek
yang diusulkan:
Tabel 2.5 Daftar Objek yang Diusulkan
User
Pengujiaan
Kendaraan
Pemilik
Jenis kendaraan
51
2.9.2.2 Normalisasi
Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi
tabel yang menunjukan entitas sekaligus relasinya (Utami, 2008, h.32).
Definisi lain dari normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam
bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan
mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk
dimodifikasi (Ladjamudin, 2013, h.169). Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa normalisasi dilakukan untuk menentukan apakah relasi
tersebut sudah baik atau masih melanggar aturan-aturan standar yang
diberlakukan pada suatu relasi yang normal dan dapat dilakukan proses insert,
update, delete dan modify pada atribut-atribut tersebut tanpa mempengaruhi
integritas data. Melalui normalisasi, kita akan mendesain database relasional
menjadi suatu set data yang memenuhi kriteria berikut ini (Utami, 2008,
h.32):
1. Memuat semua data penting yang dapat disediakan oleh database.
2. Memiliki redundancy data yang sedikit mungkin.
3. Akomodasi multi value untuk tipe data yang diperlukan.
4. Mengijinkan update data yang efisien dalam database.
5. Terhindar dari bahaya kehilangan data yang tidak dikenal.
Tujuan utama dari normalisasi (umumnya minimal sampai pada level
normalisasi ketiga), adalah mencegah terjadinya kesalahan penambahan data
52
ke dalam database (insert anomaly), mencegah kesalahan dalam menghapus
data yang ada di dalam database (delete anomaly), dan mencegah terjadinya
kesalahan dalam mengubah data, baik dalam hal penambahan, penghapusan
atau keduanya.
Langkah-langkah pembentukan normalisasi (Ladjamudin, 2013,
h.168):
1. Bentuk tidak normal (unnormalized form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak
ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap
atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat
menginput. Berikut ini contoh bentuk tidak normal:
Tabel 2.6 Contoh bentuk tidak normal
No.
pemeriksaan
No.
kendaraan
Tgl
pemeriksaan
Sifat
pelaksanaan uji
Nama
pemilik
Alamat Jenis
kendaraan
BB 1923 G 1283
AG
1/8/2015 Uji pertama Wasjo Brebes Mobil bus
Merek
dan tipe
Tahun
pem-
buatan
No.
mesin
No.
rangka
Sifat Data
pengujian
Hasil
pengujian
Tanggal
pemeriksaan
berikutnya
Mitsubis
hi FE 104
M Bus
1995 343570 02560 Umum Lulus 1/2/2016
Tanggal
perbaikan
Biaya Denda Nama penguji
23.500 Taufik
53
Dari tabel diatas terdapat multiple value pada beberapa atributnya.
Karena tebel dibuat berdasarkan apa adanya dan saling bargantung antara
satu data dengan data lainnya.
2. Bentuk normalisasi pertama (1NF)
Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen
yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara
setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai data
yang atomik (bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih
memiliki sifat induknya, bila dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat
induknya.
Syarat normal kesatu (1-NF):
a. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record
demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”.
b. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
c. Telah ditentukannya primary key untuk tabel/relasi tersebut.
d. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
Contoh normalisasi 1NF:
Tabel 2.7 Contoh normalisasi 1NF
No.
kendaraan
Jenis
kendaraan
Kode Merek
dan tipe
Tahun
pembuatan
No.
mesin
No.
rangka
Sifat
G 1283
AG
Mobil bus Mitsubishi FE
104 M Bus
1995 343570 02560 Umum
54
Nama pemilik Alamat
Wasjo Brebes
Tabel pemilik kendaraan tersebut telah menghilangkan elemen
data yang berulang dengan data-data pemilik kendaraan yang sesuai
dengan setiap baris. Primary key dari tabel tersebut dapat ditentukan atau
diidentifikasikan yang masih memilik composite key (no kendaraan).
2. Bentuk normalisasi kedua (2NF)
Bentuk normal kedua didasari atas konsep full functional
dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat
didefinisikan sebagai berikut: jika A dan B adalah atribut-atribut dari
suatu relasi, B dikatakan full functional dependency terhadap A, jika B
adalah tergantung fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat
memiliki ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A.
Bentuk normal kedua memungkinkan suatu relasi memiliki
composite key, yaitu relasi dengan primary key yang terdiri dari dua atau
lebih atribut. Suatu relasi yang memiliki single atribut untuk primary
keynya secara otomatis pada akhirnya menjadi 2-NF.
Syarat normal kedua (2-NF):
a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu
55
b. Atribut bukan kunci (non-key) haruslah memiliki ketergantungan
fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci
utama/primary key.
Sehingga untuk menentukan normal kedua haruslah sudah
ditentukan primary key-nya. Primary key tersebut haruslah lebih
sederhana, lebih unik, dapat mewakili atribut lain yang menjadi
anggotanya, dan lebih sering digunakan pada tabel/relasi tersebut. Berikut
ini contoh dari bentuk normal kedua:
Tabel 2.8 Contoh normalisasi 2NF
Relasi pemilik
No.
kendaraan
Jenis
kendaraan
Kode
Merek dan
tipe
Tahun
pembuatan
No.
mesin
No.
rangka
Sifat Id
pemilik
G 1283
AG
Mobil bus Mitsubishi
FE 104 M
Bus
1995 34357
0
02560 Umum 111
Relasi data kendaraan
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa pada relasi/tabel detail
data kendaraan dengan atribut no kendaraan, jenis kendaraan, kode merek
dan tipe, tahun pembuatan, no. mesin, no. rangka, sifat dan no kendaraan
sebagai primary key pada tabel/relasi tersebut. Sedangkan pada relasi
Id pemilik Nama pemilik Alamat
111 Wasjo Brebes
56
kendaraan dengan atribut id pemilik, nama pemilik, alamat pemilik. id
pemilik berfungsi sebagai primary key pada tabel/relasi tersebut.
3. Bentuk normalisasi ketiga (3NF)
Walaupun relasi 2NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari
pada relasi 1NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala
apabila terjadi anomaly peremajaan (update) terhadap relasi tersebut.
Anomaly update ini disebabkan oleh suatu ketergantungan transitif
(transitive dependency) dan ketergantungan tersebut harus dihilangkan
dengan melakukan normalisasi ketiga. Ketergantungan dependensi adalah
suatu kondisi A, B, C adalah atribut-atribut dari suatu relasi sedemikian
sehingga A→B dan B→C, maka A→C (C memiliki ketergantungan
transitif melalui B), dan harus dipastikan bahwa A tidak memiliki
ketergantungan fungsional terhadap B atau C.
Syarat normal ketiga (3NF):
a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
b. Atribut bukan kunci (non-key) haruslah tidak memiliki ketergantungan
transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non-key) tidak
boleh memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency)
terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada
suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap
primary key di relasi itu saja.
57
Tabel 2.9 Contoh normalisasi 3NF
Contoh normalisasi 3NF:
Relasi pemilik
No.
kendaraan
Jenis
kendaraan
Tahun
pembuatan
No.
mesin
No.
rangka
Sifat Id
pemilik
Id jenis
kendaraan
G 1283
AG
Mobil bus 1995 34357
0
02560 Umum 111 2
Relasi data kendaraan
Kode merek dan tipe Stiker
Bus fe 304 2900-5100-1900-2700-5150-3850-2070-16-800-150-III
Relasi merk dan tipe
Kode merek dan tipe memiliki ketergantungan fungsional terhadap
no kendaraan. Inilah ketergantungan transitif yang terjadi ketika atribut
kode merek dan tipe bergantung secara fungsi terhadap satu atau lebih non
primary key lainnya (no kendaraan). Kita harus menghilangkan
ketergantungan transitif dengan menjadikan relasi data kendaraan menjadi
2 relasi/tabel menjadi relasi/tabel data kendaraan, dan merek dan tipe.
Tabel 2.11 telah memenuhi bentuk normal, sehingga tidak perlu
dinormalisasi lagi.
Id pemilik Nama pemilik Alamat
111 Wasjo Brebes
58
4. Boyce code Normal Form (BCNF)
Suatu relasi dalam basis data harus dirancang sedemikian rupa
sehingga mereka tidak memiliki ketergantungan sebagian (partial
dependency), maupun ketergantungan transitif (transitive dependency).
Boyce code Normal Form (BCNF) didasari pada beberapa ketergantungan
fungsional (functional dependencies) dalam suatu relasi yang melibatkan
seluruh candidate key di dalam relasi tersebut. jika suatu relasi hanya
memiliki satu candidate key, maka hasil uji normalisasi sampai ke bentuk
normal ketiga sudah identik dengan Boyce code Normal Form (BCNF).
2.9.2.3 Class Diagram
Class diagram atau diagram kelas menggambarkan struktur sistem
dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem
(Rosa, 2011, h.122). Diagram kelas mendeskripsikan jenis-jenis obyek dalam
sistem dan berbagai hubungan statis yang terdapat di antara mereka dan juga
menunjukan properti dan operasi sebuah kelas dan batasan-batasan yang
terdapat dalam hubungan-hubungan obyek tersebut. Diagram ini menunjukan
kelas objek yang menyusun sistem dan juga hubungan antara kelas objek
tersebut. Berikut adalah contoh dari class diagram:
59
Gambar 2.7 Contoh Model Class Diagram
Pada gambar 2.7 Menjelaskan bahwa pada tabel pemilik mempunyai
relasi ke kendaraan 1:1..* yaitu dapat dikategorikan pemilik dapat memiliki
banyak kendaraan.
2.9.2.4 Mapping Cardinality
Mapping Cardinality merupakan sejumlah entitas dimana setiap
entitas dapat dihubungkan dengan entitas lain melalui sebuah himpunan relasi
(Relationship set). Pemetaan kardinalitas dilakukan untuk atribut-atribut pada
kelas-kelas yang terlibat. Dalam hal ini, kita juga harus mempertimbangkan
kunci-kunci primer, kunci-kunci tamu pada tabel yang berasosiasi, serta
integritas referensial antar tabel (Nugroho, 2005, h.59). Adapun contoh
Mapping Cardinality adalah sebagai berikut:
Gambar 2.8 Contoh Mapping Cardinality
60
Mapping cardinality di dapatkan dari class diagram yang kemudian di
mapping, cara yang dilakukan adalah dengan menentukan induk dari class
dan kemudian menentukan atribut yang menghubungkan relasi antara kedua
tabel class. Berdasarkan gambar 2.8 Pemiliki memiliki relasi dengan
kendaraan. Dimana relasi antara pemilik dengan kendaraan di dapatkan dari
atribut id_pemilik.
2.9.2.5 Skema Database
Untuk mengetahui skema database, maka perlu mengetahuai relasi
database atau database relational. Database relational adalah database yang
didasakan pada hubungan antara data-data yang dikandungnya (Jogiyanto,
2008). Database disimpan dalam tabel, dan tabel tersebut berisi data yang
berhubungan atau entity. Tujuannya adalah menjaga tabel agar tetap kecil dan
dapat dikelola, serta entity-entity terpisah disimpan di dalam tabel yang
tersendiri. Berikut ini contoh dari skema database:
Gambar 2.9 Contoh skema database
61
2.9 Metode Pengambangan Sistem
Terdapat beberapa metode pengembangan sistem yang digunakan
untuk membangun sebuah sistem atau aplikasi. Penjelasan dari metode
pengembangan sistem tersebut diantaranya:
2.9.1 Model Waterfall
Model waterfall atau air terjun juga disebut model sekuensial linear
(sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle) (Rosa, 2011,
h.26). Model ini menyediakan alur hidup yang sequensial atau terurut.
Berikut ini gambar model wetrfall:
Gambar 2.10 Model Waterfall
1. Analisis kebutuhan perangkat lunak
2. Desain pembuatan perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur
perangat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean.
3. Pembuatan kode program berdasarkan desain yang telah dibuat
62
4. Pengujian sistem
5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance), dilakukan
pemeliharaan terhadap sistem.
2.9.2 Model Prototipe
Model prototipe (prototype model) digunakan untuk menyambungkan
ketidak pahaman pelanggan mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi
kebutuhan yang diinginkan kepada pengembang perangkat lunak (Rosa, 2011,
h.29). berikut ini gambar dari tahapan model prototipe:
Gambar 2.11 Model Prototipe
Model prototipe dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pelanggan
terhadap perangkat lunak yang akan dibuat. Lalu dibuatlah program prototipe
agar pelanggan lebih terbayang dengan apa yang diinginkan. Program
prototipe biasanya program yang belum jadi. Program ini biasanya
63
menyediakan tampilan dengan simulasi alur perangkat lunak sehingga tampak
seperti perangkat lunak yang sudah jadi. Program prototipe ini dievaluasi oleh
pelanggan atau user sampai ditemukan spesifikasi yang sesuai dengan
keinginan pelanggan atau user.
2.9.3 Model Rapid Applicatin Development (RAD)
Rapid Application Development (RAD) adalah model proses
pengembangan perangkat lunak yang bersifat inkremental terutama untuk
waktu pengerjaan yang pendek (Rosa, 2011, h.32). Definisi lain dari Rapid
Applcation Development (RAD) adalah suatu pendekatan berorientasi objek
terhadap pegembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan
serta parangkat-perangkat lunak (Kendall, 2010, h.163). RAD memiliki tiga
fase dalam model pengembangan yang melibatkan pengguna dan analisa
dalam penilaian, perancangan, implementasi, diantaranya dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Mengidentifikasi tujuan
dan syarat-syarat
informasi
Bekerja dengan
pengguna untuk
merancang
sistem
Membangun
sistem baruMengenalkan sistem
baru
Perencanaan
syarat-syarat Implementasi
Workshop Desain RAD
Gambar 2.12 Fase-fase RAD (Kendal, 2010, h.164)
64
Berikut ini penjelasan fase-fase yang terdapat pada RAD (Kendall,
2010, h.164):
1. Fase perencanaan syarat atau requirement planning
Fase perencanaan syarat adalah tahap awal untuk membangun
sebuah sistem, pada tahap ini penganalisis dan pengguna bertemu untuk
mengidentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem dan mengidentifikasi
kebutuhan informasi yang timbul dari tujuan tersebut. Dengan mengetahui
kebutuhan aplikasi pada organisasi maka dapat diketahui tujuan dibuatnya
aplikasi, sedangkan kebutuhan informasi dilakukan untuk merancang
aplikasi atau sistem yang akan dibuat.
Tahap pada analisis persyaratan adalah:
a. Analisis permasalahan dengan menganalisis sistem berjalan, membuat
narasi sistem berjalan, dan identifikasi sistem berjalan
b. Analisis persyaratan dengan menganalisis sistem usulan, membuat
narasi sistem usulan, mendeskripsikan aktifitas dan layanan yang
disediakan (functional requirement), mendeskripsikan fitur sistem
(non functional requirement), dan menganalisis sistem.
c. Analisis keputusan dengan menentukan data master dan hak akses
(user level).
65
2. Workshop desain RAD
Fase ini dilakukan untuk merancang dan memperbaiki desain
sistem. Pada saat workshop desain, pengguna akan merespon prototype
yang dirancang dan penganalisis akan memperbaiki modul yang dirancang
agar sesuai dengan keinginan pengguna dan sesuai dengan kebutuhan.
Tahap pada workshop design adalah:
a. Desain proses dengan membuat: use case diagram melalui identifikasi
aktor yang terlibat, identifikasi use case, perancangan use case, dan
use case narrative, kemudian membuat activity diagram, dan sequence
diagram.
b. Desain database dengan membuat potensial obyek dengan membuat
tabel data base sistem usulan yang akan menjadi bahan untuk
membuat class diagram, normalisasi, class diagram, mapping
cardinality, RDBMS (relational database management system) yang
merupakan database yang didasarkan pada hubungan antara data-data
yang dimiliki, spesifikasi database yang menggambarkan struktur data
fisik pada suatu sistem atau aplikasi, dan matriks CRUD.
c. Desain interface sistem yang akan dibuat, terdiri dari struktur menu
dan user interface.
66
3. Implementasi
Selama workshop, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara
intens untuk merancang sistem pada organisasi. Setelah perancangan ini
disetujui dan sistem dibangun, kemudian sistem diuji coba dan diperkenalkan
kepada organisasi.
Tahap dalam implementasi adalah:
a. Mengembangkan desain menjadi program atau melakukan coding
b. Pengetesan (testing)
Dari dasar konsep model RAD ini muncullah model-model yang
berdasarkanatau memodifikasi model RAD sebagai berikut:
1. Pengembangan perangkat lunak “tangkas” (agile software)
Dimana interaksi antar anggota tim dan pelanggan dianggap
sebagai hal yang penting lebih dari perangkat ataupun proses
pengembangan perangkat lunak (Rosa, 2011, h.35).hal ini ditujukan agar
pengembangan bersifat sangat tangkas dalam menangani perubahan yang
terjadi. Contoh pengembangan perangkat lunak “tangkas” adalah scrum
dan pemrograman ekstrim.
a. Pengembangan scrum (semua tim)
Dalam pengembangan ini semua tim terlibat di dalam proyek bekerja
secara overlapping (tumpang tindih) sesuai dengan kebutuhan sumber
daya pada proyek perangkat lunak agar dapat meningkatkan kecepatan
67
pengembangan dan fleksibilitas (Rosa, 2011, h.35). Peranan setiap tim
di dalam model scrum telah ditentukan. Berikut ini gambar dari model
scrum:
Gambar 2.13 Model Scrum
b. Pengembangan pemrograman ekstrim (extreme programming)
Pengembangan ini mengizinkan tim pengembang untuk
berkomunikasi langsung dengan pelanggan (customer) atau user
maupun sesame pembuat program (programmer) (Rosa, 2011, h.35).
Gambar 2.14 Model Extreme Programming
68
2.9.4 Model Iteratif
Model iteratif (iterative model) mengombinasikan proses-proses air
terjun dan iteratif pada model prototipe (Rosa, 2011, h.36). Model
inkremental akan menghasilkan versi-versi perangkat lunak yang sudah
mengalami penambahan fungsi untuk setiap pertambahannya
(inkremen/increment). Berikut ini gambar model iteratif:
Gambar 2.15 Model iteratif
Setiapp iteratif prosesnya tidak selalu menghasilkan produk (bisa jadi
hanya prototipe).
2.9.5 Model Spiral
Model spiral menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan
perangkat lunak yang memiliki versi yang terus bertambah fungsinya
(increment) (Rosa, 2011, h.37). berikut ini gambar dari model spiral:
69
Gambar 2.16 Model Spiral
1. Perencanaan (planning): mendefinisikan sumber daya, waktu, dan
informasi yang terkait dengan proyek.
2. Analisis resiko (risk analysis): aktifitas ini diperlukan untuk
memperkirakan risiko dari segi teknis maupun manajemen.
3. Rekayasa (engineering): aktivitas ini diperlukan untuk membangun satu
atau lebih representasi dari aplikasi perangkat lunak.
4. Konstruksi dan peluncuran (construction and release): aktifitas ini
diperlukan untuk mengostruksi, menguji, melakukan instalasi, dan
menyediakan dukungan terhadap user.
5. Evaluasi pelanggan (customer evaluation): aktifitas ini dibutuhkan untuk
mendapatkan umpan balik berdasarkan perangkat lunak yang dihasilkan.
70
2.9.6 Model Proses Inkremental
Model penambahan sedikit demi sedikit (inkremental)
menggabungkan elemen-elemen aliran proses linier dan paralel (Pressman,
2010).
Gambar 2.17 Model Inkremental
2.9.7 Model Component Based Development (Pengembangan Berbasis
Komponen)
Component-based development sangat berkaitan dengan teknologi
berorientasi objek (Pressman, 2001). Berikut ini gambar dari tahapan model
ini:
Gambar 2.18 Model Component Based Development
71
1. Identifikasi class-class yang akan digunakan kembali dengan menguji
class tersebut dengan data yang akand imanipulasi dengan
aplikasi/software dan algoritma yang baru.
2. Class yang dibuat pada proyek sebelumnya disimpan dalam class library,
sehingga bisa langsung diambil dari library yang sudah ada. Jika ternyata
ada kebutuhan class baru, maka class baru dibuat dengan metode
berorientasi objek.
3. Bangun software dengan class-class yang sudah ditentukan atau class baru
yang dibuat, integrasikan.
2.9.8 Model Rational Unified Process (RUP)
Retional Unified Process (RUP) atau Unified Software Development
Process (USDP) adalah kerangka proses pengembangan yang bersifat Use
Case Driven berpusat pada arsitektur perangkat lunak, iterative dan tumbuh
kembang (Pressman, 2001). Kerangka pengembangan ini termasuk baru
dalam metodologi pengembangan perangkat lunak. Berikut ini gambar dari
model Rational Unified Process:
Gambar 2.19 Model Rational Unified Process
72
Tahapan dari rational unified process:
1. Inception: tahap awal aktivitas penilaian terhadap perangkat lunak.
2. Elaboration: untuk mendapatkan gambaran umum kebutuhan, persyaratan
dan fungsi-fungsi utama perangkat lunak.
3. Construction: tujuan dari tahapan ini adalah membangun perangkat lunak
sampai dengan saat perangkat lunak tersebut siap digunakan.
4. Transition: tahap ini difokuskan pada bagaimana menyampaikan
perangkat lunak yang sudah jadi pada pengguna.
2.9.9 Model Win Win Spiral
Dalam hal ini model win win spiral merupakan situasi kemenangan
antara tim pengembang dan pelanggan (Pressman, 2001). Berikut ini gambar
dari model win win spiral:
Gambar 2.20 Model Win Win Spiral
Tahapan model win win spiral:
1. Identifikasi kunci sistem atau subsistem dari yang berkepentingan.
73
2. Penentuan kondisi kemenangan dari yang berkepentingan.
3. Negosiasi kondisi menang yang berkepentingan agar terjadi kedamaian.
2.10 Basis Data dan Sistem Basis Data
2.11.1 Basis Data
Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung (interrelated data)
yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu
sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data (kalaupun ada maka
kerangkapan data tersebut harus seminimal mungkin dan terkontrol), data
disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah digunakan/atau
ditampilkan kembali, data dapat digunakan oleh satu ata lebih program-
program aplikasi secara optimal, data disimpan tanpa mengalami
ketergantungan dengan program yang akan menggunakannya, data disimpan
dengan sedemikian rupa sehingga proses penambahan, pengambilan, dan
modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol (Sutanta, 2011,
h.29).
Berdasarkan definisi tersebut, maka suatu basis data mempunyai
beberapa kriteria penting yang harus dipenuhi, yaitu (Sutanta, 2011, h.30):
1. Berorientasi pada data dan bukan berorientasi pada program yang akan
menggunakannya.
74
2. Data dalam basis data dapat berkembang dengan mudah, baik volume
maupun strukturnya.
3. Data yang ada dapat memenuhi kebutuhan sistem-sistem baru secara
mudah.
4. Data dapat digunakan dengan cara yang berbeda-beda.
5. Kerangkapan data (redudancy) minimal.
2.11.2 Sistem Basis Data
Sistem basis data adalah sekumpulan subsistem yang terdiri atas basis
data dengan para pemakai yang menggunakan basis data secara bersama-
sama, personal-personal yang merancang dan mengelola basis data, teknik-
teknik untuk merancang dan mengelola basis data, serta sistem komputer yang
mendukungnya (Sutanta, 2011, h.32). Dari definisi tersebut Sutanta
menyimpulkan bahwa sistem basis data mempunyai beberapa elemen penting
, yaitu (Sutanta, 2011, h.33):
1. Basis data sebagai inti dari sistem basis data.
2. Perangkat lunak untuk perancangan dan pengelolaan basis data.
3. Perangkat keras sebagai pendukung operasi pengelolaan data.
4. Manusia yang mempunyai peran penting dalam sistem tersebut, yaitu
sebagai pemakai atau para spesialis informasi yang mempunyai fungsi
sebagai perancang atau pengelola.
75
Secara lebih luas perangkat lunak dapat dikategorikan dalam tiga
bagian, yaitu (Sutanta, 2011, h.33):
1. Perangkat lunak sistem operasi, yaitu program yang ditulis untuk
mengendalikan dan mengkoordinasi kegiatan dari perangkat keras sistem
komputer. Contoh: Windows, Linux, dll.
2. Perangkat lunak bahasa, yaitu program yang digunakan untuk
menerjemahkan instruksi-instruksi yang ditulis dalam bahasa
pemrograman ke dalam bahasa mesin supaya dapat dimengerti oleh
komputer. Contoh perangkat lunak bahasa adalah C++, Pascal, dll.
3. Perangkat lunak aplikasi, yaitu program yang ditulis dan diterjemahkan
oleh language software untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu.
2.11 Rich Picture
Definisi rich picture menurut (Rosa, 2011) adalah sebuah metodologi
untuk merepresentasikan ide, permasalahan atau suatu konsep. Rich picture
menyediakan gambaran umum dari sebuah topik dan juga menunjukkan
hubungan dan saling ketergantungan diantara elemen-elemennya,
mengidentifikasi aktivitas utama dan aktor dalam aktivitas utama tersebut
dengan jelas. Berikut ini contoh dari rich picture:
76
Gambar 2.21 Contoh rich picture sistem berjalan
2.12 Web
Web secara fisik adalah kumpulan komputer pribadi, web browser,
koneksi ke ISP, komputer server, router, dan switch yang digunakan untuk
mengalirkan informasi yang menjadi wahana pertama berbagai pihak. Web
dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya (Sutedjo, 2007, h.145):
1. Web search engine: memiliki kemampuan melakukan pencarian dokumen
2. Web Portal: web yang berisi kumpulan link, search engine, dan informasi.
3. Web perusahaan: web yang mendeskripsikan suatu perusahaan, layanan,
fasilitas, dan segala sesuatu tentang perusahaan.
4. Web pribadi: adalah web yang memberikan profil pemilik web.
Web dikenal dengan sistem client server. Komputer pengguna disebut
komputer client, sedangkan komputer yang diakses disebut server. Ketika kita
ingin mengunjungi sebuah situs, maka cara kerja web sebagai berikut:
77
1. Masukkan alamat web yang dituju pada web browser, alamat web tersebut
dikenal dengan URL (Universal Resource Locator).
2. Browser akan meminta halaman web dan web server.
3. Web server akan mengirimkan data web yang diminta ke browser.
4. Browser menginterpretasikan data dan menampilkannya.
2.13 Perangkat Lunak Pendukung
2.14.1 Microsoft Visio
Microsoft Visio (atau sering disebut Visio) adalah program yang dirilis
oleh Microsoft Corporation untuk membuat diagram alir, sequence diagram,
activity diagram, dan lain-lain. Aplikasi ini menggunakan grafik vektor untuk
membuat diagram-diagramnya. Versi Microsoft Visio adalah Visio 2002,
Visio 2003, dan Visio 2007 yang merupakan versi terbaru. Visio 2007
Standard dan Professional menawarkan antarmuka pengguna yang sama, tapi
seri Professional menawarkan lebih banyak pilihan template untuk pembuatan
diagram yang lebih lanjut dan juga penataan letak (layout) (Wikipedia).
2.14.2 Macromedia Dreamweaver
Macromedia Dreamweaver adalah sebuah web editor professional
yang digunakan untuk mendesain dan mengelola situs web atau halaman web
(Herlambang, 2005). Macromedia Dreamweaver yang paling sering
78
digunakan oleh web designer atau web programmer dalam mengembangkan
suatu situs web.
2.14.3 XAMPP
XAMPP merupakan paket aplikasi yang memudahkan dalam meng-
install modul PHP, Apache dan MySQL. Selain itu XAMPP dilengkapi oleh
berbagai fasilitas lain yang akan memberikan kemudahan dalam
mengembangkan situs web berbasis PHP. XAMPP merupakan aplikasi gratis
dan tersedia untuk platform Linux, Windows, MacOS dan Solaris. Aplikasi
ini dikembangkan oleh Kay Vogelgeang, Carsten Wiedmann dan Kai
‟Oswand‟ Saidler di bawah lisensi GNU (General Public Lisence). Aplikasi
ini dapat diperoleh pada situs http://apachefriends.org (Wibowo, 2007).
2.14.4 MySQL
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu
menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta
menggunakan perintah standar SQL (Structured Query Language) (Nugroho,
2005). MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama
dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL
adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan
seleksi dan pemasukan data dikerjakan dengan mudah secara otomatis
(Mubarok, 2011).
79
2.14.5 PHP (Pre Hypertext Preprocessor)
PHP atau Pre Hypertext Processor merupakan bahasa pemrograman
berbasis web yang memiliki kemampuan untuk memproses dan mengolah
data secara dinamis (Marsi, 2009). Pada prinsipnya, server akan bekerja
apabila ada permintaan dari client. Dalam hal ini, client menggunakan kode-
kode PHP akan mengirimkan permintaan ke server. Ketika menggunakan
PHP sebagai server-side embedded script language, maka server akan
melakukan beberapa hal sebagai berikut: membaca permintaan dengan skrip
PHP berasal dari browser, mencari halaman/page di server (server pages).
melakukan processing melalui instruksi yang diberikan oleh PHP untuk
melakukan modifikasi pada halaman/page, dan mengirim kembali halaman
tersebut kepada client melalui internet atau intranet yang merupakan proses
echo/print.
2.14 Pengujian
Pengujian adalah bagian dari proses rekayasa perangkat lunak secara
terintegrasi demi memastikan kualitas dari perangkat lunak serta memenuhi
kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal (Rizky, 2011). Pengujian
dilakukan untuk mengukur kualitas perangkat lunak yang diuji dan mencari
kesalahan yang terdapat pada sistem agar sistem yang dibuat sesuai dengan
spesifikasi yang diisyaratkan dari awal. Berikut ini jenis pengujian sistem:
80
1. White box testing
White box testing secara umum merupakan jenis pengujian yang
lebih berkonsentrasi terhadap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis
ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak
yang dibuat sehingga membutuhkan proses pengujian yang jauh lebih
lama dan lebih mahal dikarenakan membutuhkan ketelitian dari para
penguji serta kemampuan teknis pemrograman bagi para pengujinya.
2. Black box testing
Black box testing adalah tipe pengujian yang memperlakukan
perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para
penguji memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak
hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses
pengujian di bagian luar. Jenis pengujian ini hanya memandang perangkat
lunak dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada
saat awal perancangan. Beberapa yang diujikan dalam black box testing
adalah fungsi yang gagal, tampilan antar muka yang salah, tidak dapat
mengakses basis data, dan tindakan yang tidak tepat.
81
Contoh black box testing:
Tabel 2.10 Contoh Black Box Testing
1. Klik → Sign in
(username atau password
salah)
Menampilkan peringatan
kesalahan
OK
Tampilan sign in:
Menampilkan peringatan kesalahan
Gambar 2.22 Contoh Black Box Testing
2.15 Studi Sejenis
Berikut ini penelitian sejenis yang digunakan peneliti sebagai bahan
referensi dalam melakukan penelitian ini:
Tabel 2.11 Referensi Studi Sejenis
No. Nama Judul Kelebihan Kelemahan
1. Tito Maizar
(Program
Sarjana
Universitas
Komputer
Indonesia
Bandung
tahun 2014)
Sistem Pendukung
Keputusan Pengujian
Kendaraa Bermotor
di DISHUB Kota
Bandung
Skripsi ini membahas
pengambilan
keputusan dalam
menentukan
pengujian fisik,
proses penentuan
jenis tindakan
pengujian fisik yang
harus dilakukan
Tidak adanya data
biaya pada
database pengujian
kendaraan
bermotor, sehingga
staf registrasi harus
menghitung biaya
untuk setiap
kendaraan
82
berdasararkan hasil
dari analisis
perhitungan kriteria
dengan metode AHP
(Analytic Hierarchy
Process).
bermotor.
2. Eka Julianti
(Program
Sarjana
Universitas
Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta tahun
2011)
Rancang Bangun
Sistem Pendukung
Keputusan dalam
Menentukan Peserta
Asuransi Rumahkoe
Syariah
Menggunakan Fuzzy
MADM Model Yager
(Studi Kasus: AJB
Bumiputera 1912
Cab. Depok)
Skripsi ini membahas
perancagan dan
pembangunan sistem
pendukung keputusan
dengan metode fuzzy
MADM model Yager
yang memproses
penilaian terhadap
calon peserta yang
telah tersedia pada
database, sehingga
tidak terjadi proses
penilaian berulang
dan redudansi data
pada calon peserta
yang sama.
Tidak dapat
menambahkan atau
mengubah kriteria
penilaian dan tidak
ada perbandingan
calon peserta yang
pernah dihitung dan
tidak layak, dengan
peserta yang belum
dihitung.
3. Abdi
Ramran
(Program
Sarjana
Universitas
Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta tahun
2013)
Sistem Pendukung
Keputusan dalam
Pemilihan Calon
Pegawai
Menggunakan Fuzzy
MADM Model Yager
(Studi Kasus: PT.
Saritama Dharma
Buana)
Skripsi ini membahas
pemilihan calon
pegawai PT. Saritama
Dharma Buana yang
dinilai dari 7 kriteria
dengan metode
FMADM model
Yager, sehingga
pengambilan
keputusan dapat
menghemat waktu
dan kertas dengan
adanya sistem ini.
Tidak adanya fitur
keamanan sistem
dan tidak dapat
menambahkan
jumlah kriteria
dalam pengambilan
keputusan.
4. Sario
Sulifany
(Program
Sarjana
Universitas
Islam Negeri
Syarif
Rancang Bangun
Sistem Pendukung
Keputusan Seleksi
Calon Pegawai
Outsourcing dengan
Menggunakan fuzzy
MADM Model Yager
Skripsi ini membahas
proses seleksi calon
pegawai outsourcing
berdasarkan penilaian
5 kriteria dengan
menggunakan fuzzy
MADM model
Sistem ini tidak
terhubung dengan
pihak perusahaan
klien, sehingga
kurang dinamis dan
informatif.
83
Hidayatullah
Jakarta tahun
2014)
Yager, dan
menghasilkan
alternatif berupa
perankingan calon
pegawai.
5. Ryza Cahya
Utami Putri
(Program
Sarjana
Universitas
bengkulu
2014)
Sistem Pendukung
Keputusan Seleksi
Penerimaan Siswa
Baru dengan Metode
Fuzzy Multi Attribute
Decision Making
Model Yager (Studi
kasus: SMP IT Iqra
Bengkulu)
Skripsi ini membahas
proses seleksi calon
siswa baru yang
diterima, dengan
mempertimbangkan 8
kriteria yang telah
ditentukan sehingga
keputusan dapat
diambil lebih baik,
cepat, dan akurat.
Sistem yang
dibangun tidak
terintegrasi dengan
kepala sekolah,
sehingga kepala
sekolah tidak dapat
melihat secara
langsung laporan
penerimaan siswa.
6. Wibianto
Wicaksono
(Jurnal
Unniversitas
Dian
Nuswantoro
Semarang
2014 )
Sistem Pendukung
Keputusan
Penerimaan Siswa
Akselarasi pada SMA
Negeri 1 Semarang
Menggunakan Fuzzy
MADM
Penelitian jurnal ini
membahas mengenai
sistem yang dapat
menentukan calon
siswa akselarasi
dengan hasil ranking
terurut dari nilai
tertinggi hingga
terendah dengan
menggunakan metode
Fuzzy MADM.
Tidak adanya
button pada derajat
kepentingan
sehingga derajat
kepentingan tidak
dapat berubah dan
bersifat mutlak.
7. Rizky
Bindra
Permana
(Skripsi
Sekolah
Tinggi
Manajemen
Informatika
dan Teknik
Komputer
Surabaya
2011 )
Rancang Bangun
Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan
Pelanggan Terbaik
dengan Model Yager
pada PT. Aesha
Surabaya
Sistem ini dapat
merekomendasikan
pelanggan terbaik
dengan penilaian
terhadap ktireria
harga, pelanggan,
perlindungan tenaga
kerja, dan loyalitas
pelanggan dengan
metode Fuzzy
MADM Model
Yager.
Tidak adanya
penjelasan secara
rinci alasan
pelanggan terbaik
tersebut dipilih.
8. Hetty
Rohayani
(Jurnal
Sekolah
Analisis Sistem
Pendukung
Keputusan dalam
Memilih Program
Jurnal ini membahas
mengenai persamaan
dan perbedaan
perhitungan metode
Hanya membahas
analisis perhitungan
dan tidak ada
sistem.
84
Tinggi
Komputer
Dinamika
Bangsa
Jambi 2013)
Studi Menggunakan
Metode Logika Fuzzy
Fuzzy Multi Attribute
Decision Making
(FMADM) dan Fuzzy
Multi Criteria
Decision Making
(FCDM).
9. Heri
Sulistiyo
(Jurnal
Universitas
Komputer
Indonesia
2013)
Sistem Pendukung
Keputusan untuk
Menentukan
Penerimaan Beasiswa
di SMA Negeri 6
Pandeglang
Sistem ini membantu
dalam penyeleksian
penerima beasiswa
dengan menggunakan
metode Fuzzy Multi
Attribute Decision
Making (FMADM)
dengan metode
Simple Additive
Weighting (SAW).
Sistem ini
menggunakan nilai
yang tetap,
sehingga nilai
perbandingan tidak
dapat dirubah
10. Adullah
(Jurnal
Universitas
Dian
Nuswantoro
Semarang
2011)
Sistem Pendukung
Keputusan Penilaian
Kinerja Karyawan
untuk Promosi
Jabatan Supervisor
Produksi dengan
Metode Fuzzy
MADM
Sistem ini membantu
dalam penentuan
kinerja karyawan
untuk promosi
jabatan supervisor
produksi dengan
metode Fuzzy Multi
Attribute Decision
Making (FMADM)
dengan metode
Simple Additive
Weighting (SAW).
Sistem ini hanya
membantu
pemilihan dalam
penentuan kinerja
karyawan untuk
promosi jabatan
supervisor
produksi, sedangkat
untuk perekrutan
pegawai tidak
dibahas.
Dari beberapa studi sejenis diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
penelitian yang membahas menngenai sistem pendukung keputusan pengujian
kendaraan bermotor yang menggunakan metode Fuzzy Multi attribute
Decision Making Model Yager, sehingga peneliti membahas topik penelitian
tersebut.
85
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan untuk penilaian
pengujian kendaraan bermotor pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten Brebes.
3.1 Metode Penelitian Case Study
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian
studi kasus (case study). Objek dari penelitian ini adalah Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Brebes pada bidang pengujian
kendaraan bermotor. Dimana menurut Hasibuan (2007), penelitian studi kasus
(case study) adalah penelitian yang memfokuskan perhatian pada suatu kasus
tertentu dengan menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan
studinya. Studi kasus juga menggali fenomena tertentu (kasus) dalam suatu
waktu kegiatan serta mengumpulkan informasi yang rinci dengan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu
(Suryo dkk., 2011).
3.1.1 Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah proses
penilaian pengujian kendaraan bermotor pada Dishubkominfo Kabupaten
Brebes. Untuk penjelasan lebih detail mengenai gambaran umum
86
Dishubkominfo Kabupaten Brebes terdapat dalam Bab IV tahap requirement
planning atau perencanaan syarat.
3.1.2 Alat Penelitian
Alat penelitian dalam penilaian pengujian kendaraan bermotor untuk
mendapatkan rekomendasi keputusan adalah Fuzzy Multi Attribute Decision
Making Model Yager. Untuk mengetahui tahapan dalam perhitungan dengan
metode ini, penulis membaca buku dan studi penelitian sejenis.
Metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making memiliki dua model
yaitu model Yager dan model Baas & Kwakernaak. Model Yager dipilih
karena model ini merupakan bentuk standar dari Fuzzy Multi Atribute
Decision Making, sedangkan model Baas & Kwakernaak merupakan bukan
bentuk standar dari Fuzzy Multi Atribute Decision Making. Fuzzy Multi
Atribute Decision Making model Yager juga memiliki perhitungan yang
sederhana dan mudah dimengerti.
3.1.3 Teknik Pengolahan dan Analsis Data
Dalam penelitian ini penilaian pengujian kendaraan bermotor pada
Dishubkominfo Kabupaten Brebes menggunakan Fuzzy Multi Attribute
Decision Making Model Yager dalam melakukan penghitungan berdasarkan
hasil wawancara perbandingan kriteria yang diberikan oleh penguji. Dalam
penelitian ini hasil dari pengumpulan dokumentasi yang ditemukan dalam
proses pengujian akan dilakukan validasi kesesuaian penentuan alternatif
87
dalam perhitungan. Kemudian dikelompokan dalam 3 alternatif atau
keputusan sebagai berikut:
- Lulus : apabila nilai minimum dari nilai dmin keseluruh ktiteria dan
subkriteria bernilai 1 atau dapat disimpulkan bahwa semua nilai pengujian
bernilai 1
- Perbaikan : apabila nilai minimum dari nilai dmin keseluruh kriteria dan
subkriteria terdapat nilai antara 0.5 sampai <1 atau dapat disimpulkan
bahwa terdapat nilai pengujian bernilai diantara 0.5 sampai <1
- Tidak lulus : apabila nilai minimum dari nilai dmin keseluruh kriteria dan
subkriteria terdapat nilai <0.5 atau dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai
pengujian bernilai <0.5
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data
yang dibutuhkan terkait dengan penelitian. Berikut ini metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian:
3.2.1 Observasi
Pengumpulan data dengan observasi dilakukan dengan mengamati
langsung objek penelitian untuk mengetahui proses bisnis yang berjalan di
dishubkominfo Kabupaten Brebes yang berlokasi di Jl. Raya Grinting no. 242
Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung selama 2 hari
pada tanggal 6-7 Agustus 2014. Observasi ini dilakukan dibawah pengawasan
88
Bapak Taufiq Hidayanto selaku pelaksana penguji pada dishubkominfo
Kabupaten Brebes. Hasil dari observasi didapatkan sistem berjalan pengujian
kendaraan bermotor dari mulai pendaftaran sampai hasil pengujian kendaraan
bermotor diterima oleh pemilik kendaraan pada dishubkominfo Kabupaten
Brebes.
3.2.2 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
terkait dengan topik penelitian dengan Bapak Taufiq Hidayanto selaku
pelaksana penguji dan Ibu Tika selaku staf registrasi pada dishubkominfo
Kabupaten Brebes. Dengan melakukan wawancara, penulis dapat mengetahui
pengujian kendaraan bermotor sehingga dapat merumuskan kebutuhan untuk
membangun sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan bermotor.
Wawancara ini dilakukan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 5 Maret 2015
User : Bapak Taufiq Hidayanto, Ama PKB dan Ibu Tika
Jabatan : Pelaksana penguji kendaraan bermotor dan staf registrasi
Hasil : Mengetahui alur proses pengujian kendaraan bermotor yang
sedang berjalan
89
Berdasarkan wawancara tersebut maka dapat diketaui alur pengujian
kendaraan bermotor dari awal sampai akhir beserta data yang dibutuhkan
dalam pengujian. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran.
3.2.3 Analisis Dokumen
Penelitian ini menggunakan analisis dokumen untuk meninjau
dokumentasi yang disediakan oleh staf registrasi dan penguji, dokumen yang
dimiliki akan digunakan pada Bab IV tahap requirement planning atau
perencanaan syarat. Dokumen yang didapatkan untuk dianalisis adalah
dokumen profil, dokumen visi dan misi, dokumen struktur organisasi,
dokumen pengujian, dan dokumen laporan pengujian kendaraan bermotor.
3.3 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rapid Application Development (RAD). Metode pengembangan sistem
Rapid Application Development (RAD) dipilih karena waktu pengerjaan yang
pendek dan pendeteksian terhadap error dan penghilangan cenderung lebih
awal dalam prototype. Tahapan dari Rapid Application Development (RAD)
adalah sebagai berikut:
1. Requirement Planning (Perencanaan Kebutuhan)
Pada tahap requirement planning, penulis melakukan beberapa
kegiatan diantaranya:
90
a. Pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, yaitu tahap
mengumpulkan data untuk dapat mengidentifikasi sistem, diantaranya
mengenai
- Profil Dinas Perhubugan Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Brebes yaitu data mengenai profil, sejarah, visi dan misi, tujuan,
struktur organisasi, aktivitas atau kegiatan, dan layanan. Untuk
mendapatkan informasi umum mengenai organisasi, penulis
mengumpulkan dan menganalisis dokumen struktur organisasi dan
dokumen tugas pokok pegawai Dishubkominfo Kabupaten Brebes.
- Data mengenai sistem yang sedang berjalan.
Berisi data dan informasi yang digunakan oleh Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Brebes dalam melakukan
pengujian kendaraan bermotor. Untuk dapat mengetahui sistem
berjalan, penulis melakukan observasi langsung dan wawancara
pada bagian penadaftaran dan penyerahan berkas hasil pengujian
kepada staf registrasi, dan pengujian secara teknis kepada penguji,
kemudian menggambarkannya pada rich picture.
b. Identifikasi sistem untuk mengembangkan sistem yang sudah ada
yaitu:
91
- Identifikasi masalah pada sistem yang lama
Pada tahap ini penulis menganalisis dan mengidentifikasi masalah
maupun hambatan yang terdapat pada sistem pendaftaran,
pengujian, penyerahan hasil pengujian dengan mencari kelemahan
dan kelebihan sistem tersebut.
- Identifikasi sistem usulan
Pada tahap ini penulis mengusulkan sebuah sistem yang dapat
mengatasi kelemahan dari sistem pendaftaran, pengujian,
penyerahan hasil pengujian, serta manajemen laporan hasil
pengujian dengan tidak meninggalkan kelebihan-kelebihannya.
2. Workshop Design (Proses Desain)
Pada tahap ini penulis melakukan perancangan sistem usulan yang
akan dikembangkan berdasarkan tahap requirement planning, agar sistem
yang diusulkan dapat berjalan dengan baik dan dapat menjadi solusi dari
permasalahan yang ada. Adapun tahap perancangan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Desain Proses
Pada tahap ini penulis mengidentifikasi aktor-aktor yang
terlibat dalam sistem pengujian kendaraan bermotor dengan tugas
antar aktor berdasarkan informasi yang didapatkan penulis pada tahap
sebelumnya. Tools yang digunakan Unified Modelling Language
92
(UML), dengan software Microsoft Visio 2007. Berikut ini diagram
yang digunakan:
- Membuat Use Case Diagram
Pada tahap ini penulis menggambarkan keterkaitan antara sistem
usulan dengan aktor (admin, staf registrasi, penguji, dan kepala
bidang perhubungan darat), yaitu apa saja yang dapat dilakukan
oleh user terhadap sistem melalui narasi use case.
- Membuat Activity Diagram
Pada tahap ini penulis menggambarkan aliran kerja dari satu
aktivitas ke aktivitas sistem lainnya.
- Membuat Sequence Diagram
Pada tahap ini penulis menggambarkan interaksi objek yang
disusun dalam suatu urutan waktu dan hubungan timbal balik
terhadap sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan
bermotor dengan metode fuzzy multi attribute decision making
model Yager.
- Membuat State Diagram
Tahap ini penulis menggambarkan objek dan event-event yang
menyebabkan objek beralih dari satu state sistem ke state sistem
lain.
93
- Membuat Deployment Diagram
Tahap ini penulis menggambarkan konfigurasi komponen dalam
proses eksekusi aplikasi.
b. Desain Data Base
- Menentukan Potensial Objek
Penulis membuat daftar potensial objek dengan cara menemukan
objek potensial dari tinjauan usecase, menyeleksi objek yang
diusulkan, dan kemudian barulah didapatkan objek yang diusulkan.
- Membuat Normalisasi
Penulis merancang normalisasi data yang akan digunakan dalam
sistem. Normalisasi dilakukan dengan mengelompokan elemen
data menjadi tabel yang menunjukan entitas sekaligus relasinya.
Normalisasi yang dilakukan sampai tahap 3NF.
- Membuat Class Diagram
Tahap ini penulis menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun
sistem.
- Memetakan (mapping) Class Diagram
Penulis memetakan class diagram dimana sejumlah entitas
dihubungkan dengan entitas lain melalui sebuah himpunan relasi.
94
- Rancangan Schema Database
Penulis membuat schema database berdasarkan class diagram
yang telah dipetakan kedalam himpunan relasi.
- Spesifikasi Database
Penulis membuat spesifikasi database dari skema database yang
telah dibuat.
c. Desain Interface
- Rancangan Struktur Menu
Penulis merancang strktur menu dari admin, staf registrasi,
penguji, dan kepala pengujian kendaraan bermotor.
- Rancangan Interface
Penulis merancang interface sistem yang akan dibuat untuk
menggambarkan tampilan sistem.
3. Implementation (Implementasi)
Berdasarkan requirement planning dan workshop design pada
tahap sebelumnya, barulah di implementasi menjadi sebuah sistem yang
dapat digunakan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP,
MySQL sebagai data base server, dan diterapkan dengan bantuan apache
server sebagai server localhost. Tahap dari implementasi adalah sebagai
berikut:
95
a. Implementation (Pengkodean)
Pada tahap ini dilakukan perancangan tampilan sistem berdasarkan
proses, objek, serta tampilan yang telah penulis rancang pada tahap
workshop design dan sesuai dengan data yang dibutuhkan sistem yang
telah penulis dapatkan pada tahap requirement planning. Pengkodean
aplikasi menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data
MySQL.
b. Testing (pengujian)
Pada tahap ini penulis melakukan pengujian pada sistem yang telah
dibangun pada tahap pengkodean dengan metode black-box, dengan
melakukan input data pada sistem dan melihat apakah masing-masing
fungsi dalam sistem beroperasi dengan baik sesuai requirement
planning dan design workshop atau tidak, dan melihat output sistem
telah sesuai dengan requirement planning dan design workshop atau
tidak. Dalam tahap ini digunakan XAMPP yang meliputi apache
sebagai web server untuk menjalankan sistem pendukung keputusan
pengujian kendaraan bermotor pada Dishubkominfo Kabupaten
Brebes yang telah dibuat.
3.4 Fuzzy Multi Attribute Decision Making Model Yager
Model Yager dipilih karena model ini merupakan bentuk standar dari
Fuzzy Multi Atribute Decision Making, sedangkan model Baas & Kwakernaak
96
merupakan bukan bentuk standar dari Fuzzy Multi Atribute Decision Making.
Penggunaan model Yager juga dikarenakan perhitungan yang sederhana dan
mudah dimengerti.
Berikut ini diuraikan tahapan dari metode Fuzzy Multi Attribute
Decision Making Model Yager:
1. Membuat matriks perbandingaan kriteria terlebih dahulu.
2. Melakukan normalisasi untuk mendapatkan vektor bobot.
3. Menghitung nilai lamda maks, CI dan CR.
4. Mengkonversi kualitas kriteria dalam nilai crisp.
5. Menghitung dan membuat matriks nilai C dengan cara memangkatkan
nilai crisp terhadap vektor barisnya.
6. Menentukan nilai minimal dari setiap atribut (vektor D).
7. Menentukan nilai terbesar dari vector D sebagai hasil
97
3.5 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
98
98
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Requirement Planning
Requirement planning atau fase perencanaan syarat memiliki beberapa
tahapan yang akan dijelaskan mengenai profil dishubkominfo, analisis sistem
berjalan, analisis sistem usulan, dan membuat perhitungan model Yager.
4.1.1 Profil Dishubkominfo Kabupaten Brebes
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Brebes
atau biasa disebut dishubkominfo adalah salah satu instansi kepemerintahan
yang ditunjuk untuk melakukan pelayanan jasa transportasi yang mencakup
pelayanan di bidang perhubungan darat melalui pelayanan uji kendaraan
bermotor serta rekomendasi dan perizinan angkutan umum, pelayanan di
bidang perhubungan laut melalui registrasi dan pemberian izin bagi kapal, dan
pelayanan di bidang komunikasi dan informatika melalui pemberian informasi
pembangunan daerah dan penyelenggaraan pemerintahan.
4.1.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan
1. Visi
Dishubkominfo Kabupaten Brebes telah memiliki visi sebagai cita-
cita yang akan dicapai pada akhir masa renstra sebagai berikut:
99
Terwujudnya pelayanan jasa transportasi yang aman, nyaman,
professional, dan prima, serta didukung oleh terwujudnya electronic
government melalui penyelenggaraan sistem komunikasi dan informatika
yang terintegrasi menuju masyarakat informasi yang cerdas dan sejahtera.
Makna dari pernyataan visi tersebut adalah bahwa dishubkominfo
akan melaksanakan pelayanan jasa transportasi darat, sungai, danau dan
penyeberangan yang profesional, akuntabel, dan berkelanjutan, sehingga
menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat pengguna jasa.
Disamping itu, dishubkominfo juga akan terus berusaha menyediakan
pelayanan informasi bagi masyarakat yang dapat diakses kapanpun dan
darimanapun, terkait segala hal mengenai Kabupaten Brebes dan
informasi lainnya yang relevan dengan percepatan pembangunan.
2. Misi
Untuk dapat meraih terwujudnya visi tersebut diatas, maka perlu
ditetapkan suatu misi, yaitu strategi mencapai cita-cita pada visi terencana.
Berikut ini adalah misi yang diusung Dishubkominfo:
a. Meningkatkan pelayanan masyarakat melalui penyediaan sarana dan
prasarana lalu lintas angkutan jalan, sungai, danau dan penyeberangan
serta teknologi komunikasi dan informatika. Makna dari pernyataan
misi ini adalah, bahwa dishubkominfo berkomitmen untuk
meningkatkan pelayanan operasional dan administratif sesuai dengan
100
peraturan perundang-undangan dan standar pelayanan minimum,
menjadikan dishubkominfo lebih professional, transparan. Dan
akuntabel sebagai bentuk dari pengabdian pemerintah Kabupaten
Brebes di bidang perhubungan, komunikasi, dan informatika kepada
masyarakat.
b. Terciptanya lalu lintas angkutan jalan dan perairan daratan di
Kabupaten Brebes yang selamat dan berkelanjutan. Makna dari
pernyataan misi ini adalah, bahwa dishubkominfo berkomitmen untuk
meningkatkan keselamatan transportasi darat, sungai, danau, dan
penyeberangan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas
penyediaan sarana prasarana secara berkelanjutan.
c. Meningkatkan aksesibilitas dan kapasitas diimbangi dengan
pemberdayaan potensi masyarakat terhadap teknologi komunikasi dan
informatika, untuk mewujudkan masyarakat berbudaya informasi.
Makna dari pernyataan misi ini adalah, bahwa dishubkominfo
berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan informasi kepada
masyarakat melalui penyediaan, pembinaan, pelatihan dan
pengawasan di bidang teknik komunikasi dan informatika.
d. Meningkatkan kerjasama dan kemitraan masyarakat di bidang
pengembangan sistem transportasi serta pemberdayaan lembaga
komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat. Makna dari
101
pernyataan misi ini adalah, bahwa dishubkominfo berkomitmen untuk
meningkatkan kerjasama kepada elemen masyarakat yang bergerak di
bidang transportasi, komunikasi, dan informatika seperti Organisasi
Angkutan Daerah, Masyarakat Transportasi Indonesia, Kelompok
Informasi Masyarakat dan elemen lainnya untuk memberikan
informasi pelaksanaan pembangunan daerah dan pedoman operasional
kegiatan sebagai bentuk layanan terbaik bagi masyarakat.
e. Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan
informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan
nilai tambah pembangunan Kabupaten Brebes. Makna dari pernyataan
misi ini adalah, bahwa dishubkominfo berkomitmen untuk
meningkatkan peranan media massa melalui koordinasi berkelanjutan
dalam penyebaran informasi pelaksanaan pembangunan.
f. Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang lalu
lintas angkutan jalan dan perairan daratan serta komunikasi dan
informatika dalam rangka meningkatkan kecakapan dan
profesionalisme. Makna dari pernyataan misi ini adalah, bahwa
dishubkominfo berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia aparatur dengan berperan aktif mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
pusat maupun oleh lembaga pendidikan professional lainnya, yang
102
diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya pelayanan kepada
masyarakat.
3. Tujuan
Tujuan jangka menengah dishubkominfo Kabupaten Brebes adalah:
1. Meningkatkan pelayanan mesyarakat di bidang perhubungan darat
melalui pelayanan uji kendaraan bermotor serta rekomendasi dan
perizinan angkutan umum yang professional dan akuntabel.
2. Meningkatkan pelayanan mesyarakat di bidang perhubungan laut
melalui registrasi dan pemberian izin bagi kapal dengan spesifikasi
dibawah 7 grosston yang cepat dan prima.
3. Meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang komunikasi dan
informatika melalui pemberian informasi pembangunan daerah dan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat informatif dan edukatif.
103
4.1.1.2 Struktur Organisasi
Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Brebes nomor 11 tahun 2011
tentang bagan organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
104
4.1.1.3 Job desk dari struktur organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten Brebes
Tabel 4.1 Job Description
No. Nama Jabatan Job Description
1. Kepala dinas a. Menyelenggarakan kegiatan penyusunan rencana
dan program kerja sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas.
b. Menyelenggarakan kegiatan untuk membagi tugas
kepada sekretariat, bidang, kelompok jabatan
fungsional, dan unit pelaksana teknis dinas.
c. Menyelenggarakan kegiatan untuk
mengkoordinasikan sekretariat, bidang, kelompok
jabatan fungsional, dan unit pelaksana teknis dinas.
d. Menyelenggarakan pembinaan terhadap bawahan
untuk meningkatkan kemampuan dan disiplin
pegawai.
e. Menyelenggarakan kegiatan untuk menyelia
pelaksanaan tugas sekretariat, bidang, kelompok
jabatan fungsional, dan unit pelaksana teknis dinas.
f. Menyelenggarakan kegiatan untuk mengevaluasi
pelaksanaan tugas sekretaris, kepala bidang, tenaga
fungsional, dan kepala unit pelaksana teknis dinas
untuk mengetahui permasalahan dan pemecahannya.
g. Menyelenggarakan kegiatan penilaian prestasi kerja
sekretaris, kepala bidang, tenaga fungsional, dan
kepala unit pelaksana teknis dinas sebagai bahan
untuk pertimbangan karier.
h. Menyelenggarakan kegiatan untuk menetapkan
kebijakan teknis di bidang perhubungan sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan.
i. Menyelenggarakan kegiatan untuk menelaah
kebijakan peraturan perundang-undangan di bidang
perhubungan, komunikasi, dan informatika.
j. Menyelenggarakan penyusunan saran alternatif di
bidang perhubungan, komunikasi, dan informatika.
k. Menyelenggarakan kegiatan untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di bidang
perhubungan, komunikasi, dan informatika.
l. Menyelenggarakan pemberian layanan teknis di
105
bidang perhubungan, komunikasi, dan informatika.
m. Menyelenggarakan penyusunan laporan dinas
perhubungan,, komunikasi, dan informatika sesuai
dengan hasil yang dicapai sebagai pertanggung
jawaban pelaksanaan tugas dan dikirim kepada
bupati secara berkala.
n. Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan dinas.
o. Menyelenggarakan tugas-tugas lain yang diberikan
oleh bupati.
2. Kepala sekretariat a. Melaksanakan pengelolaan bidang perencanaan
program.
b. Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan, kerumah
tanggaan, kearsipan, perpustakaan perjalanan dinas,
perlengkapan dan kepegawaian.
c. Melaksanakan kegiatan pengelolaan
ketatalaksanaan.
d. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan.
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
kepala.
3. Subbagian program
dan pelaporan
a. Subbagian program dan pelaporan mempunyai
tugas membantu sekretariat dalam melaksanakan
kegiatan menganalisa data, menyusun program
kerja, dan pelaporan serta statistik Dinas
Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika.
4. Subbagian
keuangan
a. Subbagian keuangan mempunyai tugas membantu
sekretariat dalam melaksanakan pengelolaan
administrasi keuangan.
5. Subbagian umum
dan kepegawaian
a. Subbagian umum dan kepegawaian mempunyai
tugas membantu sekretariat dalam melaksanakan
kegiatan ketatausahaan, kerumah tanggaan,
perlengkapan, ketatalaksanaan, kearsipan,
kehumasan, keprotokolan, dan kepegawaian.
6. Kepala bidang
perhubungan darat
a. Melaksanakan penyusunan program kegiatan bidang
perhubungan darat.
b. Melaksanakan kegiatan dan penyiapan bimbingan
teknis dalam rangka pengembangan perhubungan
darat.
c. Melaksanakan kebijakan di bidang perhubungan
darat.
d. Melaksanakan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan
106
program kegiatan bidang perhubungan darat.
e. Melaksanakan pengelolaan perijinan bidang
angkutan dan perbengkelan.
f. Melaksanakan pembuatan laporan hasil pelaksanaan
Bidang Perhubungan Darat.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala.
7. Seksi angkutan
bidang
perhubungan darat
a. Seksi angkutan bidang perhubungan darat
mempunyai tugas membantu bidang dalam
melaksanakan pembinaan, pengaturan angkutan
orang, barang dan pengawasan kegiatan operasionl
terminal berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
8. Seksi teknik,
sarana, dan
prasarana bidang
perhubungan darat
a. Seksi teknik, sarana, dan prasarana bidang
perhubungan darat mempunyai tugas membantu
bidang dalam melaksanakan pengujian kendaraan
dan merencanakan kebutuhan sarana prasarana
perhubungan darat.
9. Seksi penertiban,
patroli, dan
pengawalan bidang
perhubungan darat
a. Seksi penertiban, patroli, dan pengawalan bidang
perhubungan darat mempunyai tugas membantu
bidang dalam melaksanakan kegiatan penertiban,
patroli, pengawalan, dan perparkiran sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
10. Kepala bidang
perhubungan laut
a. Melaksanakan penyususnan rencana kegiatan bidang
perhubungan laut.
b. Melaksanakan kegiatan untuk mengumpulkan dan
menghimpun peraturan perundang-undangan bidang
perhubungan laut untuk menunjang pelaksanaan
tugas.
c. Melaksanakan pembagian tugas kepada bawahan
sesuai dengan bidangnya.
d. Melaksanakan kegiatan untuk mengkoordinasikan
tugas bawahan dalam rangka kelancaran pelaksanaan
tugas.
e. Melaksanakan kegiatan untuk memberi petunjuk
kepada bawahan dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan kegiatan bimbingan teknis dalam
rangka pengembangan bidang perhubungan laut.
g. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan tugas kepada
atasan langsung.
107
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
kepala.
11. Seksi angkutan
bidang
perhubungan laut
a. Seksi angkutan bidang perhubungan laut mempunyai
tugas membantu bidang dalam melaksanakan
kegiatan bidang pemilikan angkutan laut, absensi
keluar masuk kapal, kegiatan jasa maritim, dan
keselamatan pelayaran.
12. Seksi teknis,
sarana, dan
prasarana bidang
perhubungan laut
a. Seksi teknis, sarana, dan prasarana bidang
perhubungan laut mempunyai tugas membantu
bidang dalam melaksanakan kegiatan melakukan
pemberian jasa kepelabuhan, menyediakan fasilitas
sarana prasarana pelabuhan dan kelaiakan kapal.
13. Seksi penertiban
dan patroli bidang
perhubungan laut
a. Seksi penertiban dan patroli bidang perhubungan
laut mempunyai tugas membantu bidang dalam
melaksanakan kegiatan pengaturan, pengendalian,
dan pengawasan kegiatan pengamanan perairan,
kolam pelabuhan, alur pelayaran, dan wilayah
pelabuhan serta pelaksanaan kegiatan penjagaan laut
dan pantai.
14. Kepala bidang
komunikasi dan
informatika
a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan bidang
komunikasi.
b. Melaksanakan kegiatan untuk mengumpulkan dan
menghimpun peraturan perundang-undangan bidang
komunikasi untuk menunjang pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan pembagian tugas kepada bawahan
sesuai dengan bidangnya.
d. Melaksanakan kegiatan untuk mengkoordinasikan
tugas bawahan dalam rangka kelancaran pelaksanaan
tugas.
e. Melaksanakan kegiatan untuk memberi petunjuk
kepada bawahan dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan penyiapan pelaksanaan tugas di
bidang komunikasi.
g. Melaksanakaan koordnasi dengan instansi lain dalam
rangka kelancaran pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan kegiatan untuk menyiapkan sarana
dan prasarana dalam pelaksanaan tugas di bidang
komunikasi.
i. Melaksanakan kegiatan pelaporan dalam
pelaksanaan tugas.
108
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikasn oleh
kepala.
15. Seksi desiminasi
dan kemitraan
media
a. Seksi desiminasi dan kemitraan media mempunyai
tugas membantu bidang dalam melaksanakan
kegiatan desiminasi dan kemitraan media.
16. Seksi
pengembangan
sistem informasi
dan dokumentasi
a. Seksi pengembangan sistem informasi dan
dokumentasi mempunyai tugas membantu bidang
dalam melaksanakan kegiatan pengembangan
sisitem informasi dan dokumentasi informasi.
17. Seksi Aplikasi
telematika
a. Seksi aplikasi telematika mempunyai tugas pokok
membantu Kepala dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan aplikasi telematika.
18. Kelompok jabatan
fungsional
a. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas
pokok melaksanakan kegiatan yang menunjang
pelaksanaan tugas Dinas Perhubungan, Komunikasi,
dan Informatika Kabupaten Brebes.
4.1.2 Analisis Sistem Berjalan
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang telah dilakukan penulis,
berikut ini adalah alur kerja pengujian kendaraan bermotor pada Dinas
Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Brebes:
1. Proses registrasi pada dishubkominfo Kabupaten Brebes masih terbilang
manual, karena saat pemilik kendaraan bermotor mendaftar, petugas
registrasi harus mencatat data kendaraan dan pemilik kendaraan pada
kertas formulir pemeriksaan pengujian kendaraan bermotor dan akan
dikumpulkan terlebih dahulu.
2. Formulir ini kemudian akan diambil oleh penguji untuk melakukan
pengujian kendaraan bermotor, dan hasil dari pemeriksaan pengujian
109
kendaraan bermotor akan diserahkan kepada staf registrasi. Hasil
pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh penguji rentan terjadi
kesalahan karena banyaknya kriteria yang harus dinilai, sedangkan staf
registrasi yang mengumpulkan formulir secara tidak teratur ini, kadang
menyebabkan penguji salah mengambil formulir pemeriksaan dan tertukar
dengan formulir lainnya yang menyebabkan proses pengujian menjadi
lama atau kurang efisien.
3. Staf registrasi memproses berkas hasil uji dan menyerahkan kepada
pemilik kendaraan bermotor, kemudian pemilik membayar biaya uji atau
retribusi kepada staf registrasi. Staf registrasi menentukan jumlah
pembayaran dengan melihat daftar biaya uji sesuai jenis kendaraan pada
kertas yang ditempelkan di meja sehingga membutuhkan tambahan waktu
dalam menentukan jumlah pembayaran.
4. Proses penyimpanan hasil pemeriksaan pengujian kendaraan bermotor
masih menggunakan arsip, sehingga membutuhkan tambahan tempat
penyimpanan arsip dan membutuhkan waktu dalam pencarian kembali
data kendaraan bermotor.
5. Staf registrasi menyusun laporan pengujian kendaraan bermotor dan
dilaporkan setiap satu minggu kepada kepala bidang perhubungan darat.
110
4.1.2.1 Gambaran Analisis Sistem Berjalan
Gambar 4.2 Rich picture sistem berjalan
4.1.2.2 Narasi Sistem Berjalan
1. Pemohon pengujian kendaraan bermotor menyerahkan berkas persyaratan
kepada staf registrasi. Uji berkala pertama, berkas yang harus dibawa
STNK, BPKB, SRUT, KTP, dan kartu keterangan tera untuk kendaraan
tanki. Uji berkala lanjutan, berkas yang harus dibawa STNK, buku uji,
surat ijin trayek untuk mobil penumpang umum, dan KTP.
111
2. Staf registrasi menulis data kendaraan bermotor pada formulir pengujian
kendaraan bermotor
3. Formulir pengujian dikumpulkan, lalu akan diserahkan kepada tim penguji
untuk mencatat hasil pengujian kendaraan bermotor.
4. Tim penguji terdiri dari 2 orang yang melakukan pemeriksaan teknis
kendaraan dan mencatatnya pada formulir pengujian.
5. Hasil pengujian akan diserahkan kepada staf registrasi kembali.
6. Staf registrasi memproses hasil pengujian, dan mencatat data keuangan
serta data jatuh tempo uji berkala selanjutnya.
7. Berkas hasil uji, dan data keuangan serta data jatuh tempo uji berkala
diarsipkan untuk membuat laporan mingguan dan bulanan.
8. Apabila pengujian dinyatakan lulus, maka staf regitrasi menyerahkan buku
uji, tanda uji, dan stiker uji dan pemilik kendaraan membayar biaya uji
sesuai jenis kendaraan bermotor, dan apabila pengujian dinyatakan tidak
lulus maka staf penguji menyerahkan surat keterangan tidak lulus uji dan
STNK kepada pemilik kendaraan, namun buku uji akan ditahan untuk
sementara, dan kendaraan bermotor diberi waktu satu minggu untuk
melaksanakan pengujian kembali setelah diperbaiki.
9. Staf registrasi membuat laporan mingguan pengujian kendaraan bermotor
dan diserahkan kepada kepala bidang perhubungan darat.
112
4.1.2.3 Identifikasi Masalah Sistem Berjalan
Dari sistem berjalan tersebut, penulis mengidentifikasi beberapa
masalah yang terjadi pada sistem tersebut diantaranya:
1. Sistem yang sedang berjalan masih manual, pencatatan data kedaraan
bermotor menggunakan kertas formulir pengujian dan dikumpulkan
terlebih dahulu. Saat penguji mengambil kertas formulir tersebut kadang
tertukar dengan kertas formulir lain karena penumpukan yang tidak
teratur.
2. Kriteria penilaian pengujian kendaraan bermotor cukup banyak, sehingga
rentan terjadi kesalahan dalam menilai kelayakan kendaraan apabila
petugas kurang teliti.
3. Penentuan jumlah pembayaran dilakukan dengan melihat daftar biaya uji
sesuai jenis kendaraan pada kertas yang ditempelkan di meja sehingga
membutuhkan tambahan waktu dalam menentukan jumlah pembayaran.
4. Proses penyimpanan hasil pemeriksaan pengujian kendaraan bermotor
masih menggunakan arsip, sehingga membutuhkan tambahan tempat
penyimpanan arsip dan membutuhkan waktu dalam pencarian kembali
data kendaraan bermotor.
5. Pengumpulan hasil pemeriksaan dalam bentuk kertas rentan akan
kerusakan dan kehilangan, dimana pembuatan laporan dilakukan setiap
113
satu minggu sekali sehingga terjadi penumpukan data hasil pengujian
kendaraan.
Oleh karena itu penulis membuat sistem pendukung keputusan
pengujian kendaraan bermotor dengan metode fuzzy multi attribute decision
making model Yager agar dapat memudahkan pengujian kendaraan bermotor.
4.1.3 Analisis Sistem Usulan
Penulis mengusulkan untuk membangun sebuah sistem penunjang
keputusan. Sistem yang akan dibangun diharapkan dapat membantu dalam
menilai kelayakan kendaraan bermotor dengan waktu yang cepat, mengolah
data, dan memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna. Adapun
gambaran sistem yang akan dibangun sebagai berikut:
1. Input data dilakukan secara terotomatisasi, sehingga tidak perlu
melakukan pencatatan yang berulang-ulang.
2. Membantu penguji untuk menilai kelayakan kendaraan bermotor dengan
banyak kriteria sehingga dapat dilakukan lebih cepat dari sebelumnya.
3. Biaya registrasi langsung dapat ditentukan oleh sistem sesuai dengan jenis
kendaraan.
4. Data pengujian kendaraan bermotor langsung terrsimpan dalam database,
dan keakuratan data lebih terjamin.
114
4.1.3.1 Gambar Analisis Sistem Usulan
Gambar 4.3 Rich picture sistem usulan
4.1.3.2 Narasi Sistem Usulan
1. Admin
a. Admin melakukan verifikasi user name dan password (login) terlebih
dahulu.
b. Kemudian mendaftarkan user (staf registrasi, penguji, dan kepala
bidang perhubungan darat) agar mendapatkan username dan password
untuk masuk kedalam sistem dan data akan tersimpan ke data base.
c. Setelah itu admin dapat keluar dari sistem (logout).
2. Staf registrasi
a. Staf registrasi verifikasi user name dan password (login).
115
b. Staf registrasi menginput data biaya uji sesuai dengan jenis kendaraan
dan data tersimpan ke data base.
c. Staf registrasi mulai melakukan proses registrasi dengan menginput
data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan, data akan tersimpan
ke data base.
d. Staf penguji menerima hasil pengujian dari penguji, dan biaya uji
kendaraan akan otomatis tampil pada hasil pengujian.
e. Setelah selesai mengolah data di dalam sistem, staf registrasi keluar
dari sistem (logout).
3. Tim penguji
a. Tim penguji terdiri dari 2 orang, dimana satu orang sebagai operator
kemputer dan yang satunya menguji teknis kendaraan, keduanya
memiliki kemampuan yang sama dalam pengujian kendaraan dan
menggunakan alat walkie talkie sebagai penghubung dalam penilaian
pengujian. Pertama-tama, salah satu penguji melakukan verifikasi user
name dan password (login) terlebih dahulu.
b. Tim penguji dapat melihat data kendaraan yang akan di uji dan salah
satu penguji menginput hasil pengujian kendaraan bermotor, dan
diproses dalam database untuk menentukan hasil pengujian.
c. Setelah selesai menginput data di sistem, penguji keluar dari sistem
(logout).
116
4. Kepala Bidang Perhubungan Darat
a. Kepala bidang perhubungan darat melakukan verifikasi user name dan
password (login) terlebih dahulu.
b. Kepala bidang perhubungan darat dapat melihat data kendaraan yang
melakukan pengujian dan mendapatkan laporan pengujian kendaraan
bermotor yang lulus uji.
c. Setelah selesai melihat laporan pengujian kendaraan bermotor di
sistem, penguji keluar dari sistem (logout).
4.1.4 Analisis Keputusan
Dari tahapan analisis yang telah dilakukan, maka selanjutnya kita
memasuki tahap analisis keputusan untuk menentukan komponen dari sistem
usulan yang dibutuhkan. Berikut ini sistem usulan yang dirancang:
1. Data Master
Proses memasukan data-data yang berhubungan dengan pengujian
kendaraan bermotor yaitu data jenis kendaraan, dan merk tipe.
2. Menentukan hak akses (user level)
Setiap pengguna atau user diberikan hak akses sesuai dengan
bagian dan tugasnya masing-masing.
Setelah mengetahui komponen-komponen sistem yang diusulkan,
kemudian menentukan jenis perangkat sistem (tools) yang akan digunakan
117
dalam merancang sistem usulan sehingga dapat menghasilkan suatu
arsitektur yang sesuai dengan kebutuhan user. Sistem yang akan dirancang
ini menggunakan diagram UML untuk mendeskripsikan sistem pendukung
keputusan pengujian kendaraan bermotor.
4.1.5 Perhitungan dengan Metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making
Model Yager
1. Menentukan kriteria dan subkriteria yang dinilai
Berikut ini kriteria dan subkriteria yang digunakan untuk
pengujian kendaraan bermotor:
a. Peralatan: No. Chasis, pelat pabrik pembuatnya, pelat nomor, tulisan,
penghapus kaca depan, klakson, kaca spion, pandangan ke depan, kaca
penahan sinar, alat-alat pengendalian, lampu indikasi, speedometer,
dan perlengkapan
b. Sistem penerangan: lampu jauh, tambahan lampu jauh, lampu dekat,
arah lampu, lampu kabut, lampu posisi, lampu belakang, lampu rem,
lampu pelat nomor, lampu mundur, lampu kabut belakang, lampu
arah/peringatan, reflektor merah, dan lampu tambahan lain.
c. Sistem kemudi: roda kemudi, spelling pada roda kemudi, batang
kemudi, roda gigi kemudi, sambungan kemudi, penyambung sendi
peluru, power steering, dan side slip.
118
d. As dan suspensi: suspensi roda depan, suspensi roda belakang, sumbu,
pemasangan sumbu, pegas, dan bantalan-bantalan roda.
e. Ban dan pelek: ukuran dari jenis ban, keadaan ban, kedalaman
kembang ban, ukuran dan jenis pelek, keadaan pelek, dan penguatan
ban/pelek.
f. Rangka dan bodi: rangka penopang, bember, tempat roda cadangan,
keamanan body, kondisi body, ruang pengemudi, tempat
duduk/berdiri, dan sambungan kereta gandengan.
g. Sistem rem: pedal rem, speling pedal, kebocoran dan kelemahan,
sambungan tuas dan kabel, pipa dan selang, silinder dan katup, tromol
dan cakram, perodo/pad/pelapis, sistem vaccum, sistem tekanan angin,
rem parkir, dan sistem ruang gas.
h. Mesin/transmisi: dudukan mesin, kondisi mesin, transisi, sistem gas
buang, emisi asap, dan emisi CO.
i. Sistem: sistem bahan bakar, dan sistem kelistrikan
Untuk memudahkan dalam pembuatan matriks, maka kriteria dan
subkriteria dibuat kode:
P: Peralatan BP: ban dan pelek
P1 : no. chasis BP1: ukuran dari jenis ban
P2 : pelat pabrik pembuatannya BP2: keadaan ban
P3 : Pelat nomor BP3: kedalaman kembang ban
P4 : tulisan BP4: ukuran
119
P5 : penghapus kaca depan BP5: keadaan pelek
P6 : klakson BP6: penguatan ban/pelek
P7 : kaca spion RB: rangka dan bodi
P8 : pandangan ke depan RB1: rangka penopang
P9 : kaca penahan sinar RB2: bember
P10: alat-alat pengendalian RB3: tempat roda cadangan
P11: lampu indikasi RB4: keamanan body
P12: speedometer RB5: kondisi bodi
P13: perlengkapan RB6: ruang pengemudi
SP : sistem penerangan RB7: tempat duduk/berdiri
SP1: lampu jauh RB8: sambungan krt. gandeng
SP2: tambahan lampu jauh SR: sistem rem
SP3: lampu dekat SR1: pedal rem
SP4: arah lampu SR2: speling pedal
SP5: lampu kabut SR3: kebocoran, kelemahan
SP6: lampu posisi SR4: sambungan tuas, kabel
SP7: lampu belakang SR5: pipa, selang
SP8: lampu rem SR6: silinder, katup
SP9: lampu pelat nomor SR7: tromol, cakram
SP10: lampu mundur SR8: perodo/pad/pelapis
SP11: lampu kabut belakang SR9: sistem vaccum
SP12: lampu arah/peringatan SR10: sistem tekanan angin
SP13: lampu reflector merah SR11: rem parkir
SP14: lampu tambahan lain SR12: sisem ruang gas buang
SK : sistem kemudi MT: mesin/transmisi
SK1: roda kemudi MT1: dudukan mesin
SK2: spelling pada roda kemudi MT2: kondisi mesin
SK3: batang kemudi MT3: transisi
SK4: roda gigi kemudi MT4: sistem gas buang
SK5: sambungan kemudi MT5: emisi asap
120
SK6: penyambung sendi peluru MT6: emisi CO
SK7: power steering S: Sistem
SK8: side slip S1: sistem bahan bakar
AS : as dan suspense S2: sistem kelistrikan
AS1: suspense roda depan
AS2: suspense roda belakang
AS3: sumbu
AS4: pemasangan sumbu
AS5: pegas
AS6: bantalan-bantalan roda
2. Perhitungan priorias kriteria
Setelah menentukan kriteria dan subkriteria, maka tahap
selanjutnya perhitungan prioritas kriteria. Berikut ini langkah-langkah
perhitungan prioritas kriteria:
a. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat matriks
perbandingan berpasangan dengan contoh angka 1 pada baris P kolom
P menggambarkan tingkat kepentingan yang sama antara P dengan P,
sedangkan angka 3 pada baris P kolom SK menunjukkan bahwa P
sedikit lebih penting dibandingkan SK. Angka 0.33 pada kolom P
baris SK merupakan hasil perhitungan 1/nilai pada baris P kolom SK.
Nilai-nilai lainnya juga diperoleh dengan cara yang sama dan dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
121
Tabel 4.2 Matriks perbandingan kriteria
K P SP SK AS BP RB SR MT S
P 1 2 3 2 3 2 3 3 1
SP 0.5 1 1 2 1 1 1 3 1
SK 0.33 1 1 3 1 3 1 1 3
AS 0.5 0.5 0.33 1 1 1 1 1 1
BP 0.33 1 1 1 1 3 1 1 3
RB 0.5 1 0.33 1 0.33 1 1 1 1
SR 0.33 1 1 1 1 1 1 1 3
MT 0.33 0.33 1 1 1 1 1 1 3
S 1 1 0.33 1 0.33 1 0.33 0.33 1
Jml 4.82 8.83 8.99 13 9.66 14 10.33 12.33 17
b. Normalisasi
Matriks ini didapatkan dari rumus:
Nilai baris kolom baru = nilai baris kolom lama/jumlah masing-
masing kolom lama.
Berikut ini hasil perhitungan dari rumus tersebut.
Tabel 4.3 Normalisasi
K P SP SK AS BP RB SR MT S Jml VB
P 0.21 0.23 0.33 0.15 0.31 0.14 0.29 0.24 0.06 1.96 0.22
SP 0.1 0.11 0.11 0.15 0.1 0.07 0.1 0.24 0.06 1.04 0.12
SK 0.07 0.11 0.11 0.23 0.1 0.21 0.1 0.08 0.18 1.19 0.13
AS 0.1 0.06 0.04 0.08 0.1 0.07 0.1 0.08 0.06 0.69 0.08
BP 0.07 0.11 0.11 0.08 0.1 0.21 0.1 0.08 0.18 1.04 0.12
RB 0.1 0.11 0.04 0.08 0.03 0.07 0.1 0.08 0.06 0.67 0.07
SR 0.07 0.11 0.11 0.08 0.1 0.07 0.1 0.08 0.18 0.9 0.1
MT 0.07 0.04 0.11 0.08 0.1 0.07 0.1 0.08 0.18 0.83 0.09
S 0.21 0.11 0.04 0.08 0.03 0.07 0.03 0.03 0.06 0.66 0.07
122
Berikut ini penjelasan dari perhitungan tabel 4.3 normalisasi
diatas yaitu:
a) Nilai 0.21 pada kolom P baris P tabel 4.3 diperoleh dari nilai
kolom P baris P tabel 4.2 dibagi jumlah kolom P pada tabel 4.2.
b) Nilai kolom jumlah pada tabel 4.3 diperoleh dari penjumlahan
pada setiap barisnya. Untuk baris pertama, nilai 1.96 merupakan
hasil penjumlahan dari 0.21 + 0.23 + 0.33 + 0.15 + 0.31 + 0.14 +
0.29 + 0.24 + 0.06.
c) Nilai pada kolom vector bobot (prioritas) didapatkan dari nilai
pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam hal ini 9.
c. Membuat matriks penjumlahan tiap baris
Matriks ini diperoleh dari perkalian nilai prioritas atau vektor
bobot pada tabel 4.3 dengan matriks perbandingn pada tabel 4.2.
Tabel 4.4 Matriks penjumlahan setiap baris
K P SP SK AS BP RB SR MT S Jml
P 0.22 0.24 0.39 0.16 0.36 0.14 0.3 0.27 0.07 2.15
SP 0.11 0.12 0.13 0.16 0.12 0.07 0.1 0.27 0.07 1.04
SK 0.07 0.12 0.13 0.24 0.12 0.21 0.1 0.09 0.21 1.29
AS 0.11 0.06 0.04 0.08 0.12 0.07 0.1 0.09 0.07 0.74
BP 0.07 0.12 0.13 0.08 0.12 0.21 0.1 0.09 0.21 1.13
RB 0.11 0.12 0.04 0.08 0.04 0.07 0.1 0.09 0.07 0.72
SR 0.07 0.12 0.13 0.08 0.12 0.07 0.1 0.09 0.21 0.99
MT 0.07 0.04 0.13 0.08 0.12 0.07 0.1 0.09 0.21 0.91
S 0.22 0.12 0.04 0.08 0.04 0.07 0.03 0.03 0.07 0.7
123
Berikut ini adalah penjelasan perhitungan dari tabel 4.4 matriks
penjumlahan setiap baris yaitu:
a) Nilai 0.22 pada baris P kolom P tabel 4.4 didapatkan dari prioritas
baris P pada tabel 4.3 (0.22) dikalikan nilai baris pada P kolom P
pada tabel 4.2
b) Kolom jumlah pada tabel 4.4 diperoleh dari penjumlahan tiap
baris. Misalnya nilai baris pertama 2.22 pada kolom jumlah,
merupakan hasil penjumlahan dari
0.22+0.24+0.36+0.26+0.36+0.14+0.3+0.27+0.07
d. Perhitungan rasio konsistensi
Perhitungan ini dilakukan untuk memastikan bahwa nilai rasio
konsistensi (CR) <= 0.1. jika nilai CR lebih besar dari 0.1 maka
matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki.
Tabel 4.5 Perhitungan rasio konsistensi
Kriteria Jumlah
perbaris
Vektor
bobot
Hasil
P 2.15 0.22 9.77
SP 1.04 0.12 8.67
SK 1.29 0.13 9.92
AS 0.74 0.08 9.25
BP 1.13 0.12 9.42
RB 0.72 0.07 10.29
SR 0.99 0.1 9.90
MT 0.91 0.09 10.11
S 0.7 0.07 10
124
Berikut ini penjelasan dari perhitungan tabel 4.5 perhitungan
rasio konsistensi diatas:
Kolom jumlah perbaris didapatkan dari tabel 4.4, sedangkan kolom
prioritas atau vector bobot didapatkan dari tabel 4.3. Hasil didapatkan
dari jumlah perbaris dibagi dengan vector bobot, contohnya pada baris
p, 2.15 dibagi 0.22 = 9.77
Dari tabel 4.5, diperoleh nilai-nilai sebagai berikut:
a) Jumlah (jumlah dari nilai-nilai hasil):87.33
b) n (jumlah kriteria) : 9
c) ƛ maks =jumlah hasil bagi semua baris
jumlah kriteria =
87.33
9 =9.70
d) CI= (ƛ maks-n) / n-1=9.70−9
9−1=
0.7
8 =0.09
e) CR= CI / IR=0.09
1.45 =0.06
f) Rasio konsistensi matriks kriteria memiliki nilai 0.06 (0.06≤0.1)
yang menunjukan konsistensi baik atau diterima.
3. Perhitungan priorias subkriteria
Untuk menghitung prioritas dari subkriteria, langkah yang
dilakukan sama dengan perhitungan pada prioritas kriteria.
125
a. Subkriteria peralatan
Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan peralatan:
Tabel 4.6 Matriks perbandingan peralatan
SK P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
P1 1 1 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3
P2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P3 0.5 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P4 0.5 0.5 0.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P6 0.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P7 0.33 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1
P8 0.33 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
P9 0.33 1 1 1 1 1 0.5 0.5 1 1 1 1 1
P10 0.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1
P11 0.33 1 1 1 1 1 0.5 0.5 1 0.5 1 1 1
P12 0.33 1 1 1 1 1 0.5 1 1 0.5 1 1 1
P13 0.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jml 6.64 12.5 13.5 16 13 15 13.5 14 17 14 18 17 15
Berikut ini adalah tabel matriks normalisasi:
Tabel 4.7 Normalisasi subkriteria peralatan
SK P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 Jml VB
P1 0.15 0.08 0.15 0.13 0.08 0.2 0.22 0.21 0.18 0.21 0.17 0.18 0.2 2.16 0.17
P2 0.15 0.08 0.07 0.13 0.08 0.07 0.07 0.07 0.06 0.07 0.06 0.06 0.07 1.04 0.08
P3 0.08 0.08 0.07 0.13 0.08 0.07 0.07 0.07 0.06 0.07 0.06 0.06 0.07 0.97 0.07
P4 0.08 0.04 0.5 0.06 0.08 0.07 0.07 0.07 0.06 0.07 0.06 0.06 0.07 1.25 0.1
P5 0.15 0.08 0.07 0.06 0.08 0.07 0.07 0.07 0.06 0.07 0.06 0.06 0.07 0.97 0.07
P6 0.05 0.08 0.07 0.06 0.08 0.07 0.07 0.07 0.06 0.07 0.06 0.06 0.07 0.87 0.07
P7 0.05 0.08 0.07 0.06 0.08 0.07 0.07 0.07 0.12 0.07 0.11 0.12 0.07 1.04 0.08
P8 0.05 0.08 0.07 0.06 0.08 0.07 0.07 0.07 0.12 0.07 0.11 0.06 0.07 0.98 0.08
P9 0.05 0.08 0.07 0.06 0.08 0.07 0.04 0.04 0.06 0.07 0.06 0.06 0.07 0.81 0.06
P10 0.05 0.08 0.07 0.06 0.08 0.07 0.07 0.07 0.06 0.07 0.11 0.12 0.07 0.98 0.08
P11 0.05 0.08 0.07 0.06 0.08 0.07 0.04 0.04 0.06 0.04 0.06 0.06 0.07 0.78 0.06
P12 0.05 0.08 0.07 0.06 0.08 0.07 0.04 0.07 0.06 0.04 0.06 0.06 0.07 0.81 0.06
P13 0.05 0.08 0.07 0.06 0.08 0.07 0.07 0.07 0.06 0.07 0.06 0.06 0.07 0.87 0.07
126
Berikut ini adalah tabel matriks penjumlahan setiap baris
subkriteria peralatan:
Tabel 4.8 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria peralatan
SK P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 Jml
P1 0.17 0.08 0.14 0.2 0.07 0.21 0.24 0.24 0.18 0.24 0.18 0.18 0.21 2.34
P2 0.17 0.08 0.07 0.2 0.07 0.07 0.08 0.08 0.06 0.08 0.06 0.06 0.07 1.15
P3 0.09 0.08 0.07 0.2 0.07 0.07 0.08 0.08 0.06 0.08 0.06 0.06 0.07 1.07
P4 0.09 0.04 0.04 0.1 0.07 0.07 0.08 0.08 0.06 0.08 0.06 0.06 0.07 0.9
P5 0.17 0.08 0.07 0.1 0.07 0.07 0.08 0.08 0.06 0.08 0.06 0.06 0.07 1.05
P6 0.06 0.08 0.07 0.1 0.07 0.07 0.08 0.08 0.06 0.08 0.06 0.06 0.07 0.94
P7 0.06 0.08 0.07 0.1 0.07 0.07 0.08 0.08 0.12 0.08 0.12 0.12 0.07 1.12
P8 0.06 0.08 0.07 0.1 0.07 0.07 0.08 0.08 0.12 0.08 0.12 0.06 0.07 1.06
P9 0.06 0.08 0.07 0.1 0.07 0.07 0.04 0.04 0.06 0.08 0.06 0.06 0.07 0.86
P10 0.06 0.08 0.07 0.1 0.07 0.07 0.08 0.08 0.06 0.08 0.12 0.12 0.07 1.06
P11 0.06 0.08 0.07 0.1 0.07 0.07 0.04 0.04 0.06 0.04 0.06 0.06 0.07 0.82
P12 0.06 0.08 0.07 0.1 0.07 0.07 0.04 0.08 0.06 0.04 0.06 0.06 0.07 0.86
P13 0.06 0.08 0.07 0.1 0.07 0.07 0.08 0.08 0.06 0.08 0.06 0.06 0.07 0.94
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio kosistensi subkriteria
peralatan:
Tabel 4.9 Rasio konsistensi subkriteria peralatan
Sub kriteria Jumlah Vektor bobot Hasil
P1 2.34 0.17 13.76
P2 1.15 0.08 14.38
P3 1.07 0.07 15.29
P4 0.9 0.1 9
P5 1.05 0.07 15
P6 0.94 0.07 13.43
P7 1.12 0.08 14
P8 1.06 0.08 13.25
P9 0.86 0.06 14.33
P10 1.06 0.08 13.25
P11 0.82 0.06 13.67
P12 0.86 0.06 14.33
P13 0.94 0.07 13.43
a) ƛ maks =jumlah hasil bagi semua baris
jumlah kriteria =
177.12
13 =13.62
127
b) CI= (ƛ maks-n) / n-1=13.62−13
13−1=
0.62
12 =0.05
c) CR= CI / IR=0.05
1.56=0.03
Rasio konsistensi matriks subkriteria peralatan bernilai 0.03
(0.03 ≤ 0.1) yang menunjukan konsistensi baik atau diterima.
b. Subkriteria sistem penerangan
Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan sistem
penerangan:
Tabel 4.10 Matriks perbandingan sistem penerangan
SK SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP
9
SP
10
SP
11
SP
12
SP
13
SP
14
SP1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
SP2 0.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SP3 1 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
SP4 1 1 0.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SP5 0.5 1 0.33 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
SP6 0.5 1 0.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SP7 1 1 0.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SP8 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 3 3
SP9 1 1 0.33 1 0.5 1 1 0.33 1 1 1 1 1 1
SP10 1 1 0.33 1 1 1 1 0.33 1 1 1 1 1 1
SP11 1 1 0.33 1 1 1 1 0.33 1 1 1 1 1 1
SP12 1 1 0.33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3
SP13 1 1 0.33 1 1 1 1 0.33 1 1 1 0.33 1 1
SP14 1 1 0.33 1 1 1 1 0.33 1 1 1 0.33 1 1
Jml 12.5 15 7.3 16 16.5 17 16 10.65 19 18 18 14.66 20 20
128
Berikut ini adalah tabel matriks normalisasi:
Tabel 4.11 Normalisasi subkriteria sistem penerangan
SK SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP9 SP 10
SP1 0.08 0.13 0.14 0.06 0.12 0.12 0.06 0.09 0.05 0.06
SP2 0.04 0.07 0.14 0.06 0.06 0.06 0.06 0.09 0.05 0.06
SP3 0.08 0.07 0.14 0.19 0.18 0.18 0.19 0.09 0.16 0.17
SP4 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.09 0.05 0.06
SP5 0.04 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.09 0.11 0.06
SP6 0.04 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.09 0.05 0.06
SP7 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.09 0.05 0.06
SP8 0.08 0.07 0.14 0.06 0.06 0.06 0.06 0.09 0.16 0.17
SP9 0.08 0.07 0.05 0.06 0.03 0.06 0.06 0.03 0.05 0.06
SP10 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.03 0.05 0.06
SP11 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.03 0.05 0.06
SP12 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.09 0.05 0.06
SP13 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.03 0.05 0.06
SP14 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.03 0.05 0.06
SP 11 SP 12 SP 13 SP 14 Jml VB
0.06 0.07 0.05 0.05 1.14 0.08
0.06 0.07 0.05 0.05 0.92 0.07
0.17 0.2 0.15 0.15 2.12 0.15
0.06 0.07 0.05 0.05 0.87 0.06
0.06 0.07 0.05 0.05 0.89 0.06
0.06 0.07 0.05 0.05 0.83 0.06
0.06 0.07 0.05 0.05 0.87 0.06
0.17 0.07 0.15 0.15 1.49 0.11
0.06 0.07 0.05 0.05 0.78 0.06
0.06 0.07 0.05 0.05 0.81 0.06
0.06 0.07 0.05 0.05 0.81 0.06
0.06 0.07 0.15 0.15 1.07 0.08
0.06 0.02 0.05 0.05 0.76 0.05
0.06 0.02 0.05 0.05 0.76 0.05
129
Berikut ini adalah tabel matriks penjumlahan setiap baris
subkriteria sistem penerangan:
Tabel 4.12 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria sistem
penerangan
SK SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP6 SP7 SP8 SP9
SP1 0.08 0.14 0.15 0.06 0.12 0.12 0.06 0.11 0.06
SP2 0.04 0.07 0.15 0.06 0.06 0.06 0.06 0.11 0.06
SP3 0.08 0.07 0.15 0.18 0.18 0.18 0.18 0.11 0.18
SP4 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.11 0.06
SP5 0.04 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.11 0.12
SP6 0.04 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.11 0.06
SP7 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.11 0.06
SP8 0.08 0.07 0.15 0.06 0.06 0.06 0.06 0.11 0.18
SP9 0.08 0.07 0.05 0.06 0.03 0.06 0.06 0.04 0.06
SP 10 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.04 0.06
SP 11 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.04 0.06
SP 12 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.11 0.06
SP 13 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.04 0.06
SP 14 0.08 0.07 0.05 0.06 0.06 0.06 0.06 0.04 0.06
SP 10 SP 11 SP 12 SP 13 SP 14 Jml
0.06 0.06 0.08 0.05 0.05 1.2
0.06 0.06 0.08 0.05 0.05 0.97
0.18 0.18 0.16 0.15 0.15 2.13
0.06 0.06 0.08 0.05 0.05 0.91
0.06 0.06 0.08 0.05 0.05 0.93
0.06 0.06 0.08 0.05 0.05 0.87
0.06 0.06 0.08 0.05 0.05 0.91
0.18 0.18 0.08 0.15 0.15 1.57
0.06 0.06 0.08 0.05 0.05 0.81
0.06 0.06 0.08 0.05 0.05 0.84
0.06 0.06 0.08 0.05 0.05 0.84
0.06 0.06 0.08 0.15 0.15 1.11
0.06 0.06 0.03 0.05 0.05 0.79
0.06 0.06 0.03 0.05 0.05 0.79
130
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio kosistensi subkriteria
sistem penerangan:
Tabel 4.13 Rasio konsistensi subkriteria sistem penerangan
Sub kriteria Jumlah Vektor Bobot Hasil
SP1 1.2 0.08 15
SP2 0.97 0.07 13.86
SP3 2.13 0.15 14.2
SP4 0.91 0.06 15.17
SP5 0.93 0.06 15.5
SP6 0.87 0.06 14.5
SP7 0.91 0.06 15.17
SP8 1.57 0.11 14.27
SP9 0.81 0.06 13.5
SP10 0.84 0.06 14
SP11 0.84 0.06 14
SP12 1.11 0.08 13.86
SP13 0.79 0.05 15.8
SP14 0.79 0.05 15.8
a) ƛ maks =jumla h hasil bagi semua baris
jumla h kriteria =
204.63
14 =14.62
b) CI= (ƛ maks-n) / n-1=14.62−14
14−1=
0.62
13 =0.04
c) CR= CI / IR=0.04
1.57=0.03
Rasio konsistensi matriks subkriteria sistem penerangan
bernilai 0.03 (0.03 ≤ 0.1) yang menunjukan konsistensi baik atau
diterima.
131
c. Subkriteria sistem kemudi
Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan sistem kemudi:
Tabel 4.14 Matriks perbandingan sistem kemudi
SK SK1 SK2 SK3 SK4 SK5 SK6 SK7 SK8
SK1 1 1 1 1 1 1 1 1
SK2 1 1 1 1 1 1 1 1
SK3 1 1 1 1 1 1 1 1
SK4 1 1 1 1 1 1 1 1
SK5 1 1 1 1 1 1 1 1
SK6 1 1 1 1 1 1 1 1
SK7 1 1 1 1 1 1 1 1
SK8 1 1 1 1 1 1 1 1
Jml 8 8 8 8 8 8 8 8
Berikut ini adalah tabel matriks normalisasi:
Tabel 4.15 Normalisasi subkriteria sistem kemudi
SK SK1 SK2 SK3 SK4 SK5 SK6 SK7 SK8 Jml VB
SK1 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04 0.13
SK2 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04 0.13
SK3 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04 0.13
SK4 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04 0.13
SK5 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04 0.13
SK6 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04 0.13
SK7 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04 0.13
SK8 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04 0.13
Berikut ini adalah tabel matriks penjumlahan setiap baris
subkriteria sistem kemudi:
Tabel 4.16 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria sistem
kemudi
SK SK1 SK2 SK3 SK4 SK5 SK6 SK7 SK8 Jml
SK1 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04
132
SK2 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04
SK3 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04
SK4 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04
SK5 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04
SK6 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04
SK7 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04
SK8 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13 1.04
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio kosistensi subkriteria
sistem kemudi:
Tabel 4.17 Rasio konsistensi subkriteria sistem kemudi
Sub kriteria Jumlah Vektor bobot Hasil
SK1 1.04 0.13 8
SK2 1.04 0.13 8
SK3 1.04 0.13 8
SK4 1.04 0.13 8
SK5 1.04 0.13 8
SK6 1.04 0.13 8
SK7 1.04 0.13 8
SK8 1.04 0.13 8
a) ƛ maks =jumla h hasil bagi semua baris
jumla h kriteria =
64
8 =8
b) CI= (ƛ maks-n) / n-1=8−8
8−1=
0
7 =0
c) CR= CI / IR=0
1.24=0
Rasio konsistensi matriks subkriteria sistem kemudi bernilai 0
(0 ≤ 0.1) yang menunjukan konsistensi baik atau diterima.
133
d. Subkriteria as dan suspensi
Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan as dan suspensi:
Tabel 4.18 Matriks perbandingan as dan suspensi
SK AS1 AS2 AS3 AS4 AS5 AS6
AS1 1 1 1 1 1 1
AS2 1 1 1 1 1 1
AS3 1 1 1 1 1 1
AS4 1 1 1 1 1 1
AS5 1 1 1 1 1 1
AS6 1 1 1 1 1 1
Jml 6 6 6 6 6 6
Berikut ini adalah tabel matriks normalisasi:
Tabel 4.19 Normalisasi subkriteria as dan suspensi
SK AS1 AS2 AS3 AS4 AS5 AS6 Jml VB
AS1 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
AS2 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
AS3 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
AS4 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
AS5 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
AS6 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
Berikut ini adalah tabel matriks penjumlahan setiap baris
subkriteria as dan suspensi:
Tabel 4.20 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria as dan
suspensi
SK AS1 AS2 AS3 AS4 AS5 AS6 Jml
AS1 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
AS2 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
AS3 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
AS4 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
AS5 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
AS6 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
134
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio kosistensi subkriteria
as dan suspensi:
Tabel 4.21 Rasio konsistensi subkriteria as dan suspensi
Sub kriteria Jumlah Vektor bobot Hasil
AS1 1.02 0.17 6
AS2 1.02 0.17 6
AS3 1.02 0.17 6
AS4 1.02 0.17 6
AS5 1.02 0.17 6
AS6 1.02 0.17 6
a) ƛ maks =jumla h hasil bagi semua baris
jumla h kriteria =
36
6 =6
b) CI= (ƛ maks-n) / n-1=6−6
6−1=
0
5 =0
c) CR= CI / IR=0
1.24= 0
Rasio konsistensi matriks subkriteria as dan suspensi bernilai 0
(0 ≤ 0.1) yang menunjukan konsistensi baik atau diterima.
e. Subkriteria ban dan pelek
Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan ban dan pelek:
Tabel 4.22 Matriks perbandingan ban dan pelek
SK BP1 BP2 BP3 BP4 BP5 BP6
BP1 1 1 1 1 1 1
BP2 1 1 1 1 1 1
BP3 1 1 1 1 1 1
BP4 1 1 1 1 1 1
BP5 1 1 1 1 1 1
BP6 1 1 1 1 1 1
Jml 6 6 6 6 6 6
135
Berikut ini adalah tabel matriks normalisasi:
Tabel 4.23 Normalisasi subkriteria ban dan pelek
SK BP1 BP2 BP3 BP4 BP5 BP6 Jml VB
BP1 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
BP2 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
BP3 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
BP4 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
BP5 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
BP6 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
Berikut ini adalah tabel matriks penjumlahan setiap baris
subkriteria ban dan pelek:
Tabel 4.24 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria ban dan pelek
SK BP1 BP2 BP3 BP4 BP5 BP6 Jml
BP1 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
BP2 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
BP3 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
BP4 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
BP5 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
BP6 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio kosistensi subkriteria
ban dan pelek:
Tabel 4.25 Rasio konsistensi subkriteria ban dan pelek
Sub kriteria Jumlah Vektor bobot Hasil
BP1 1.02 0.17 6
BP2 1.02 0.17 6
BP3 1.02 0.17 6
BP4 1.02 0.17 6
BP5 1.02 0.17 6
BP6 1.02 0.17 6
a) ƛ maks =jumla h hasil bagi semua baris
jumla h kriteria =
36
6 =6
136
b) CI= (ƛ maks-n) / n-1=6−6
6−1=
0
5 =0
c) CR= CI / IR=0
1.24 = 0
Rasio konsistensi matriks subkriteria ban dan pelek bernilai 0
(0 ≤ 0.1) yang menunjukan konsistensi baik atau diterima.
f. Subkriteria rangka dan bodi
Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan rangka dan bodi:
Tabel 4.26 Matriks perbandingan rangka dan bodi
SK RB1 RB2 RB3 RB4 RB5 RB6 RB7 RB8
RB1 1 2 3 1 1 1 2 1
RB2 0.5 1 1 1 1 1 1 1
RB3 0.33 1 1 1 1 1 1 1
RB4 1 1 1 1 1 2 1 1
RB5 1 1 1 1 1 1 1 1
RB6 1 1 1 0.5 1 1 1 1
RB7 0.5 1 1 1 1 1 1 1
RB8 1 1 1 1 1 1 1 1
Jml 6.33 9 10 7.5 8 9 9 8
Berikut ini adalah tabel matriks normalisasi:
Tabel 4.27 Normalisasi subkriteria rangka dan bodi
SK RB1 RB2 RB3 RB4 RB5 RB6 RB7 RB8 Jml VB
RB1 0.16 0.22 0.3 0.13 0.13 0.11 0.22 0.13 1.4 0.18
RB2 0.08 0.11 0.1 0.13 0.13 0.11 0.11 0.13 0.9 0.11
RB3 0.05 0.11 0.1 0.13 0.13 0.11 0.11 0.13 0.87 0.11
RB4 0.16 0.11 0.1 0.13 0.13 0.22 0.11 0.13 1.09 0.14
RB5 0.16 0.11 0.1 0.13 0.13 0.11 0.11 0.13 0.98 0.12
RB6 0.16 0.11 0.1 0.07 0.13 0.11 0.11 0.13 0.92 0.12
RB7 0.08 0.11 0.1 0.13 0.13 0.11 0.11 0.13 0.9 0.11
RB8 0.16 0.11 0.1 0.13 0.13 0.11 0.11 0.13 0.98 0.12
137
Berikut ini adalah tabel matriks penjumlahan setiap baris
subkriteria rangka dan bodi:
Tabel 4.28 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria rangka dan
bodi
SK RB1 RB2 RB3 RB4 RB5 RB6 RB7 RB8 Jml
RB1 0.18 0.22 0.33 0.14 0.12 0.12 0.22 0.12 1.45
RB2 0.09 0.11 0.11 0.14 0.12 0.12 0.11 0.12 0.92
RB3 0.06 0.11 0.11 0.14 0.12 0.12 0.11 0.12 0.89
RB4 0.18 0.11 0.11 0.14 0.12 0.24 0.11 0.12 1.13
RB5 0.18 0.11 0.11 0.14 0.12 0.12 0.11 0.12 1.01
RB6 0.18 0.11 0.11 0.07 0.12 0.12 0.11 0.12 0.94
RB7 0.09 0.11 0.11 0.14 0.12 0.12 0.11 0.12 0.92
RB8 0.18 0.11 0.11 0.14 0.12 0.12 0.11 0.12 1.01
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio kosistensi subkriteria
rangka dan bodi:
Tabel 4.29 Rasio konsistensi subkriteria rangka dan bodi
Sub kriteria Jumlah Vektor bobot Hasil
RB1 1.45 0.18 8.06
RB2 0.92 0.11 8.36
RB3 0.89 0.11 8.09
RB4 1.13 0.14 8.07
RB5 1.01 0.12 8.42
RB6 0.94 0.12 7.83
RB7 0.92 0.11 8.36
RB8 1.01 0.12 8.42
a) ƛ maks =jumla h hasil bagi semua baris
jumla h kriteria =
65.61
8 =8.20
b) CI= (ƛ maks-n) / n-1=8.20−8
8−1=
0.20
7 = 0.03
c) CR= CI / IR=0.03
1.42 = 0.02
138
Rasio konsistensi matriks subkriteria ban dan pelek bernilai
0.02 (0.02 ≤ 0.1) yang menunjukan konsistensi baik atau diterima.
g. Subkriteria sistem rem
Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan sistem rem:
Tabel 4.30 Matriks perbandingan sistem rem
SK SR1 SR2 SR3 SR4 SR5 SR6 SR7 SR8 SR9 SR10 SR11 SR12
SR1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SR12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jml 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Berikut ini adalah tabel matriks normalisasi:
Tabel 4.31 Normalisasi subkriteria sistem rem
SK SR1 SR2 SR3 SR4 SR5 SR6 SR7 SR8 SR9 SR10 SR11 SR12 Jml VB
SR1 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR2 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR3 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR4 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR5 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR6 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR7 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR8 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR9 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR10 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
139
SR11 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
SR12 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96 0.08
Berikut ini adalah tabel matriks penjumlahan setiap baris
subkriteria sistem rem:
Tabel 4.32 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria sistem rem
SK SR1 SR2 SR3 SR4 SR5 SR6 SR7 SR8 SR9 SR10 SR11 SR12 Jml
SR1 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR2 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR3 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR4 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR5 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR6 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR7 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR8 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR9 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR10 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR11 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
SR12 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.96
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio kosistensi subkriteria
sistem rem:
Tabel 4.33 Rasio konsistensi subkriteria sistem rem
Sub kriteria Jumlah Vektor bobot Hasil
SR1 0.96 0.08 12
SR2 0.96 0.08 12
SR3 0.96 0.08 12
SR4 0.96 0.08 12
SR5 0.96 0.08 12
SR6 0.96 0.08 12
SR7 0.96 0.08 12
SR8 0.96 0.08 12
SR9 0.96 0.08 12
SR10 0.96 0.08 12
SR11 0.96 0.08 12
SR12 0.96 0.08 12
140
a) ƛ maks =jumla h hasil bagi semua baris
jumla h kriteria =
144
12 =12
b) CI= (ƛ maks-n) / n-1=12−12
12−1=
0
11 =0
c) CR= CI / IR=0
1.48= 0
Rasio konsistensi matriks subkriteria sistem rem bernilai 0 (0 ≤
0.1) yang menunjukan konsistensi baik atau diterima.
h. Subkriteria mesin/transmisi
Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan mesin/transmisi:
Tabel 4.34 Matriks perbandingan mesin/transmisi
SK MT1 MT2 MT3 MT4 MT5 MT6
MT1 1 1 1 1 1 1
MT2 1 1 1 1 1 1
MT3 1 1 1 1 1 1
MT4 1 1 1 1 1 1
MT5 1 1 1 1 1 1
MT6 1 1 1 1 1 1
Jml 6 6 6 6 6 6
Berikut ini adalah tabel matriks normalisasi:
Tabel 4.35 Normalisasi subkriteria mesin/transmisi
SK MT1 MT2 MT3 MT4 MT5 MT6 Jml VB
MT1 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
MT2 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
MT3 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
MT4 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
MT5 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
MT6 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02 0.17
141
Berikut ini adalah tabel matriks penjumlahan setiap baris
subkriteria mesin/transmisi:
Tabel 4.36 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria
mesin/transmisi
SK MT1 MT2 MT3 MT4 MT5 MT6 Jml
MT1 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
MT2 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
MT3 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
MT4 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
MT5 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
MT6 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 1.02
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio kosistensi subkriteria
mesin/transmisi:
Tabel 4.37 Rasio konsistensi subkriteria mesin/transmisi
Sub kriteria Jumlah Vektor bobot Hasil
MT1 1.02 0.17 6
MT2 1.02 0.17 6
MT3 1.02 0.17 6
MT4 1.02 0.17 6
MT5 1.02 0.17 6
MT6 1.02 0.17 6
a) ƛ maks =jumla h hasil bagi semua baris
jumla h kriteria =
36
6 =6
b) CI= (ƛ maks-n) / n-1=6−6
6−1=
0
5 = 0
c) CR= CI / IR=0
1.24= 0
Rasio konsistensi matriks subkriteria mesin/transmisi bernilai 0
(0 ≤ 0.1) yang menunjukan konsistensi baik atau diterima.
142
i. Subkriteria sistem
Berikut ini adalah tabel matriks perbandingan sistem:
Tabel 4.38 Matriks perbandingan sistem
SK S1 S2
S1 1 1
S2 1 1
Jml 2 2
Berikut ini adalah tabel matriks normalisasi:
Tabel 4.39 Normalisasi subkriteria sistem
SK S1 S2 Jml VB
S1 0.5 0.5 1 0.5
S2 0.5 0.5 1 0.5
Berikut ini adalah tabel matriks penjumlahan setiap baris
subkriteriasistem:
Tabel 4.40 Matriks penjumlahan setiap baris subkriteria sistem
Sub kriteria S1 S2 Jumlah
S1 0.5 0.5 1
S2 0.5 0.5 1
Berikut ini adalah tabel perhitungan rasio kosistensi subkriteria
sistem:
Tabel 4.41 Rasio konsistensi subkriteria sistem
Sub kriteria Jumlah Vektor bobot Hasil
S1 1 0.5 2
S2 1 0.5 2
a) ƛ maks =jumla h hasil bagi semua baris
jumla h kriteria =
4
2 =2
143
b) CI= (ƛ maks-n) / n-1=2−2
2−1=
0
1 =0
c) CR= CI / IR=0
0 = 0
Rasio konsistensi matriks subkriteria sistem bernilai 0 (0 ≤ 0.1)
yang menunjukan konsistensi baik atau diterima.
Tabel 4.42 Penilaian pengujian
Kriteria Bobot
(Wj)
Sub
kriteria
Bobot
(Wj)
Penilaian Nilai
crisp (Xj)
Nilai C
(Cj(Xj)wj
)
P 0.22 P1 0.17 Ada 1 1
Tidak ada 0.5 0.63
P2 0.08 Ada 1 1
Tidak ada 0.5 0.67
P3 0.07 Ada 1 1
Tidak ada 0.5 0.68
P4 0.1 Ada 1 1
Tidak ada 0.5 0.66
P5 0.07 Ada dan berfungsi
dengan baik
1 1
Ada dan kurang
berfungsi
0.75 0.85
Ada dan tidak
berfungsi
0.5 0.68
Tidak ada 0.25 0.46
P6 0.07 Ada dan berfungsi
dengan baik
1 1
Ada dan kurang
berfungsi
0.75 0.85
Ada dan tidak
berfungsi
0.5 0.68
Tidak ada 0.25 0.46
P7 0.08 Ada dan berfungsi
dengan baik
1 1
Ada dan kurang
berfungsi
0.75 0.85
Ada dan tidak
berfungsi
0.5 0.67
144
Tidak ada 0.25 0.45
P8 0.08 Terang 1 1
Kabur 0.5 0.67
P9 0.06 Ada dan berfungsi
dengan baik
1 1
Ada dan kurang
berfungsi
0.75 0.86
Ada dan tidak
berfungsi
0.5 0.69
Tidak ada 0.25 0.47
P10 0.08 Ada dan berfungsi
dengan baik
1 1
Ada dan kurang
berfungsi
0.75 0.85
Ada dan tidak
berfungsi
0.5 0.67
Tidak ada 0.25 0.45
P11 0.06 Ada dan berfungsi
dengan baik
1 1
Ada dan kurang
berfungsi
0.75 0.86
Ada dan tidak
berfungsi
0.5 0.69
Tidak ada 0.25 0.47
P12 0.06 Ada dan berfungsi
dengan baik
1 1
Ada dan kurang
berfungsi
0.75 0.86
Ada dan tidak
berfungsi
0.5 0.69
Tidak ada 0.25 0.47
P13 0.07 Ada dan berfungsi
dengan baik
1 1
Ada dan kurang
berfungsi
0.75 0.85
Ada dan tidak
berfungsi
0.5 0.68
Tidak ada 0.25 0.46
SP 0.12 SP1 0.08 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak 0.5 0.60
145
menyala
Tidak ada 0.25 0.36
SP2 0.07 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.60
Tidak ada 0.25 0.37
SP3 0.15 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.80
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.58
Tidak ada 0.25 0.33
SP4 0.06 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.61
Tidak ada 0.25 0.37
SP5 0.06 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.61
Tidak ada 0.25 0.37
SP6 0.06 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.61
Tidak ada 0.25 0.37
SP7 0.06 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.61
Tidak ada 0.25 0.37
SP8 0.11 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.80
146
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.59
Tidak ada 0.25 0.35
SP9 0.06 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.61
Tidak ada 0.25 0.37
SP10 0.06 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.61
Tidak ada 0.25 0.37
SP11 0.06 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.61
Tidak ada 0.25 0.37
SP12 0.08 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.81
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.60
Tidak ada 0.25 0.36
SP13 0.05 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.82
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.62
Tidak ada 0.25 0.38
SP14 0.05 Ada dan menyala
terang
1 1
Ada dan redup 0.75 0.82
Ada dan tidak
menyala
0.5 0.62
Tidak ada 0.25 0.38
SK 0.13 SK1 0.13 Berfungsi dengan
baik
1 1
147
Kurang berfungsi 0.6 0.68
Tidak berfungsi 0.3 0.40
SK2 0.13 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.68
Tidak berfungsi 0.3 0.40
SK3 0.13 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.68
Tidak berfungsi 0.3 0.40
SK4 0.13 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.68
Tidak berfungsi 0.3 0.40
SK5 0.13 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.68
Tidak berfungsi 0.3 0.40
SK6 0.13 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.68
Tidak berfungsi 0.3 0.40
SK7 0.13 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.68
Tidak berfungsi 0.3 0.40
SK8 0.13 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.68
Tidak berfungsi 0.3 0.40
AS 0.13 AS1 0.17 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.38
AS2 0.17 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.38
AS3 0.17 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
148
Tidak berfungsi 0.3 0.38
AS4 0.17 Sesuai 1 1
Tidak sesuai 0.5 0.58
AS5 0.17 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.38
AS6 0.17 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.38
BP 0.12 BP1 0.17 Sesuai 1 1
Tidak sesuai 0.5 0.57
BP2 0.17 Sesuai 1 1
Tidak sesuai 0.5 0.57
BP3 0.17 Sesuai 1 1
Tidak sesuai 0.5 0.57
BP4 0.17 Sesuai 1 1
Tidak sesuai 0.5 0.57
BP5 0.17 Sesuai 1 1
Tidak sesuai 0.5 0.57
BP6 0.17 Sesuai 1 1
Tidak sesuai 0.5 0.57
RB 0.07 RB1 0.18 Ada 1 1
Tidak ada 0.5 0.54
RB2 0.11 Ada 1 1
Tidak ada 0.5 0.55
RB3 0.11 Ada 1 1
Tidak ada 0.5 0.55
RB4 0.14 Aman 1 1
Tidak aman 0.5 0.55
RB5 0.12 Layak 1 1
Tidak layak 0.5 0.55
RB6 0.12 Layak 1 1
Tidak layak 0.5 0.55
RB7 0.11 Layak 1 1
Tidak layak 0.5 0.55
RB8 0.12 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.64
Tidak berfungsi 0.3 0.35
149
SR 0.1 SR1 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR2 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR3 0.08 Tidak bocor 1 1
Bocor 0.5 0.58
SR4 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR5 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR6 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR7 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR8 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR9 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR10 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR11 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
150
Tidak berfungsi 0.3 0.39
SR12 0.08 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.67
Tidak berfungsi 0.3 0.39
MT 0.09 MT1 0.17 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.65
Tidak berfungsi 0.3 0.36
MT2 0.17 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.65
Tidak berfungsi 0.3 0.36
MT3 0.17 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.65
Tidak berfungsi 0.3 0.36
MT4 0.17 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.65
Tidak berfungsi 0.3 0.36
MT5 0.17 Ketebalan asap
<30%
1 1
Ketebalan asap
30%-70%
0.6 0.65
Ketebalan asap
>70%
0.3 0.36
MT6 0.17 Ketebalan asap
<30%
1 1
Ketebalan asap
30%-70%
0.6 0.65
Ketebalan asap
>70%
0.3 0.36
S 0.07 S1 0.5 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.62
Tidak berfungsi 0.3 0.32
S2 0.5 Berfungsi dengan
baik
1 1
Kurang berfungsi 0.6 0.62
Tidak berfungsi 0.3 0.32
151
Penilaian pengujian:
Lulus : apabila nilai minimum dari nilai dmin keseluruh ktiteria dan
subkriteria bernilai 1 atau dapat disimpulkan bahwa semua nilai pengujian
bernilai 1
Perbaikan : apabila nilai minimum dari nilai dmin keseluruh kriteria dan
subkriteria terdapat nilai antara 0.5 sampai <1 atau dapat disimpulkan bahwa
terdapat nilai pengujian bernilai diantara 0.5 sampai <1
Tidak lulus : apabila nilai minimum dari nilai dmin keseluruh kriteria dan
subkriteria terdapat nilai <0.5 atau dapat disimpulkan bahwa terdapat nilai
pengujian bernilai <0.5
4.2 Workshop Design
Setelah menganalisis sistem, tahap selanjutnya desain sistem. Desain
sistem dibuat untuk mengetahui gambaran sistem. Dalam tahap ini, dilakukan
desain proses, desain database, dan desain interface sistem.
4.2.1 Desain Proses
Pada tahap ini akan dijelaskan proses perancangan sistem yang
diusulkan menggunakan Unified Modeling Language (UML) yakni use case
diagram untuk mendeskripsikan hubungan antara actor dengan sistem yang
akan dibangun, activity diagram untuk menjelaskan aliran aktivitas dari
sistem, sequence diagram untuk menggambarkan antara objek melalui pesan,
152
state diagram untuk menggambarkan objek dan event-event yang
menyebabkan objek beralih dari satu state ke state lain, dan deployment
diagram atau diagram penguraian menggambarkan konfigurasi komponen
dalam proses eksekusi aplikasi
4.2.1.1 Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Use Case diagram merupakan diagram yang dibuat untuk
mendeskripsikan hubungan aktor yang terlibat dengan sistem yang akan
dibuat.
1. Identifikasi Aktor
Tabel 4.43 Identifikasi Aktor
No. Actor Description
1. Admin Orang yang dapat mengelola hak akses user. Pada
sistem ini admin hanya login, logout, ubah
password dan kelola account.
2. Staf registrasi Orang yang mengatur data-data pengujian
kendaraan bermotor. Pada sistem ini, staf
registrasi dapat login, logout, ubah password,
input data biaya uji, input data kendaraan, dan
view laporan hasil pengujian.
3. Penguji Orang yang dapat melihat data kendaraan dan
pemilik kendaraan yang akan diuji serta input
nilai pengujian. Pada sistem ini penguji dapat
login, logout, ubah password, view data
kendaraan bermotor yang akan diuji, input
pengujian kendaraan bermotor.
4. Kepala bidang
perhubungan
darat
Orang yang dapat mengakses data kendaraan
bermotor dan pemilik kendaraan bermotor serta
bertugas dalam mengontrol jalannya pengujian
153
kendaraan bermotor, sehingga kepala bidang
perhubungan darat dapat login, logout, ubah
password, input konsistensi, view data kendaraan
bermotor yang akan diuji, dan dapat melihat serta
mencetak laporan hasil pengujian.
2. Identifikasi Use Case Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Tabel 4.44 Identifikasi Use case
No Use Case Name Description Actor
1. Login
(Verifikasi user
dan password)
Use case ini menggambarkan
proses user masuk ke dalam
sistem dengan menginput
username dan password.
Admin, staf
registrasi,
penguji, dan
kepala bidang
perhubungan
darat
2. Mengelola data
user
Use Case ini menggambarkan
proses kelola user seperti
tambah, edit, dan hapus.
Admin
3. Data biaya uji Use case ini menggambarkan
proses input, edit, dan hapus
data biaya uji.
Staf registrasi
4. Data kendaraan
bermotor dan
pemilik
kendaraan
bermotor
Use case ini menggambarkan
proses input data kendaraan
bermotor dan pemilik
kendaraan bermotor.
Staf registrasi
5. Input
konsistensi
Use case ini menggambarkan
proses input konsistensi atau
matriks perbandingan
berpasangan untuk
mendapatkan nilai konsistensi
dan nilai pengujian.
Kepala bidang
perhubungan
darat
6. View data
kendaraan
bermotor dan
pemilik
kendaaan
bermotor
Use case ini menggambarkan
kegiatan view data kendaraan
bermotor dan pemilik
kendaraan bermotor yang akan
melakukan pengujian
kendaraan bermotor.
Penguji dan
kepala bidang
perhubungan
darat
7. Data pengujian Use case ini menggambarkan Penguji
154
kendaraan
bermotor
proses input data pengujian
kendaraan bermotor
8. Laporan hasil
pengujian
Use case ini menggambarkan
proses melihat laporan hasil
pengujian kendaraan bermotor
serta biaya uji yang harus
dibayar pemilik kendaraan.
Staf registrasi
dan kepala
bidang
perhubungan
darat
9. Ubah password Use Case menggambarkan
kegiatan pengubahan password
oleh user untuk keamanan
sistem.
Admin, staf
registrasi,
penguji, dan
kepala bidang
perhubungan
darat
10. Logout Use Case ini menggambarkan
user keluar dari sistem
Admin, staf
registrasi,
penguji, dan
kepala bidang
perhubungan
darat
3. Perancangan Use Case Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pengujian
Kendaraan Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Setelah mengidentifikasi aktor dan use case, maka tahap
selanjutnya adalah perancangan use case diagram. Berikut ini gambar dan
keterangan use case sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan
bermotor.
Berdasarkan analisa keputusan, user level atau orang yang berhak
mengakses sistem berjumlah 4 aktor diantaranya admin, staf registrasi,
penguji, dan kepala bidang perhubungan darat.
155
Gambar 4.4 Use Case Model Diagram Sistem Pendukung Keputusan
Pengujian Kendaraan Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Pada use case diagram di atas, terdapat 4 aktor yang memiliki hak
akses diantaranya admin, staf registrasi, penguji, dan kepala bidang
perhubungan darat.
156
Pertama admin harus melakukan registrasi hak akses terlebih
dahulu untuk mendapatkan username dan password, lalu staf registrasi,
penguji, dan kepala bidang perhubungan darat dapat melakukan login
untuk masuk kedalam sistem. Admin dapat melakukan kelola data
pengguna.
Staf penguji mendapatkan hak akses seperti menambah, mengedit,
dan menghapus data biaya pengujian, data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor, dan staf registrasi dapat melihat atau view
data laporan hasil pengujian kendaraan bermotor. Staf registrasi dapat
keluar dari sistem dengan melakukan logout.
Penguji mendapatkan hak akses seperti input data pengujian
kendaraan bermotor dan melihat atau view data kendaraan bermotor dan
data pemilik kendaraan bermotor yang akan diuji. Penguji dapat keluar
dari sistem dengan melakukan logout.
Kepala bidang perhubungan darat mendapatkan hak akses untuk
menginput konsistensi atau matriks perbandingan berpasangan, melihat
atau view data kendaraan bermotor dan data pemilik kendaraan bermotor
yang akan diuji, dan dapat melihat serta mencetak laporan hasil pengujian.
Kepala bidang perhubungan darat dapat keluar dari sistem dengan
melakukan logout.
157
4. Use Case Narrative
Use case narrative merupakan pemaparan tentang kegiatan yang
dilakukan oleh aktor dan respon yang diberikan oleh sistem sesuai dengan
yang terjadi pada sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan
bermotor dengan metode fuzzy multi attribute decision making model
Yager yang dirancang ini.
Tabel berikut dibawah ini merupakan use case narrative dari
sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan bermotor.
a. Narasi Use case verifikasi user name dan password (Login)
Tabel 4.45 Narasi Use Case Verifikasi Username dan Password
(login)
Nama use case Login
Id use case 1
Aktor Admin, staf registrasi, penguji, dan kepala bidang
perhubungan darat
Deskripsi Use case menggambarkan pengguna memasukan
username dan password untuk masuk ke dalam sistem
Pre-kondisi Aktor memasukkan username dan password untuk
masuk ke sistem
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Pilih aplikasi sistem
pendukung
pengujian kendaraan
bermotor
2. Memasukkan
username dan
4. Cek username dan
password
5. Menampilkan halaman
sesuai dengan user
level
158
password
3. Klik tombol login
Bidang
alternatif
1. Jika username dan password benar maka akan
masuk ke dalam sistem, jika username dan password
yang dimasukan salah maka akan menampilkan pesan
kesalahan
Kesimpulan Aktor dapat mengakses sistem
Post-kondisi User dapat mengakses sistem
b. Narasi Use case mengelola data user
Tabel 4.46 Narasi use case mengelola data user
Nama use case Mengelola data user
Id use case 2
Aktor Admin
Deskripsi Use case menggambarkan admin dapat menambah,
mengedit, dan menghapus data pengguna
Pre-kondisi Admin terlebih dahulu login
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Memilih kelola
account
3. Pilih tambah untuk
menambah pengguna,
pilih edit untuk
mengedit pengguna,
dan pilih delete untuk
menghapus data user
5. Pilih save untuk
menyimpan data yang
diedit dan pilih ya
untuk menghapus
data
2. Menampilkan halaman
kelola account.
4. Menampilkan form data
pengguna apabila pilih
tambah dan edit, dan
menampilkan pesan
peringatan apabila pilih
delete
6. Data yang telah dirubah
akan tersimpan dalam
database
Bidang
alternatif
-
Kesimpulan Data user berhasil ditambah, diedit, dihapus, dan
disimpan ketika admin melakukan save
159
Post-kondisi Data user yang telah dikelola, tersimpan dalam
database
c. Narasi Use case input data biaya uji
Table 4.47 Narasi use case input data biaya uji
Nama use case Input data biaya uji
Id use case 3
Aktor Staf registrasi
Deskripsi Use case menggambarkan staf registrasi dapat input
data biaya uji
Pre-kondisi Staf registrasi terlebih dahulu login
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Memilih data biaya
uji
2. Pilih tambah biaya
uji
4. Isi data biaya uji
5. Klik save
3. Menampilkan form
biaya uji
6. Menyimpan data ke
dalam database
Bidang
alternatif
1. Klik edit untuk mengubah data biaya uji
2. Klik delete untuk menghapus data biaya uji
3. Jika staf registrasi memilih save maka perubahan
data akan tersimpan, jika staf registrasi memilih
batal maka perubahan data biaya uji tidak tersimpan
Kesimpulan Data biaya uji disimpan ketika staf registrasi
melakukan save
Post-kondisi Data biaya uji yang telah diinput, tersimpan dalam
database
160
d. Narasi Use case input data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Table 4.48 Narasi use case input data kendaraan bermotor dan pemilik
kendaraan bermotor
Nama use case Input data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Id use case 4
Aktor Staf registrasi
Deskripsi Use case menggambarkan staf registrasi dapat input
data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Pre-kondisi Staf registrasi terlebih dahulu login
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Memilih data
kendaraan
3. Pilih tambah data
kendaraan
5. Mengisi data
kendaraan bermotor
dan pemilik
kendaraan bermotor
6. Klik simpan
2. Menampilkan tabel
kendaraan bermotor
4. Menampilkan form
kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan
bermotor
7. Menyimpan data ke
dalam database
Bidang
alternatif
1. Klik edit untuk mengubah data kendaraan bermotor
dan pemilik kendaraan bermotor
2. Klik delete untuk menghapus data kendaraan
bermotor dan pemilik kendaraan bermotor
3. Jika staf registrasi memilih save maka perubahan
data akan tersimpan, jika staf registrasi memilih
batal maka perubahan data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor tidak tersimpan
Kesimpulan Data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor disimpan ketika staf registrasi melakukan
save
Post-kondisi Data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor yang telah diinput, tersimpan dalam database
161
e. Narasi Use case view data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Table 4.49 Narasi use case view data kendaraan bermotor dan pemilik
kendaraan bermotor
Nama use case View data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Id use case 5
Aktor Penguji dan kepala bidang perhubungan darat
Deskripsi Use case menggambarkan penguji dan kepala bidang
perhubungan darat dapat view data kendaraan
bermotor dan pemilik kendaraan bermotor
Pre-kondisi Penguji dan kepala bidang perhubungan darat terlebih
dahulu login
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Pilih data kendaraan 2. Menampilkan data
kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan
bermotor yang akan
diuji
Bidang
alternatif
-
Kesimpulan Data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor dapat dilihat oleh penguji dan kepala bidang
perhubungan darat
Post-kondisi Dapat pindah ke menu selanjutnya
f. Narasi Use case input konsistensi
Table 4.50 Narasi use case input konsistensi
Nama use case Input konsistensi
Id use case 6
Aktor Kepala bidang perhubungan darat
162
Deskripsi Use case menggambarkan kepala bidang perhubungan
darat dapat input konsistensi atau matriks
perbandingan berpasangan
Pre-kondisi Kepala bidang perhubungan darat terlebih dahulu
login
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Pilih konsistensi
3. Mengisi nilai matriks
perbandingan
berpasangan dan pilih
hitung
6. Pilih subkriteria
8. Mengisi nilai matriks
perbandingan
berpasangan dan pilih
hitung
2. Menampilkan matriks
perbandingan kriteria
4. Menampilkan tabel
matriks perbandingan,
normalisasi, matriks
penjumlahan tiap baris,
rasio konsistensi, lamda
maks, CI, dan CR
5. Menyimpan data vektor
bobot ke database
7. Menampilkan matriks
perbandingan subkriteria
9. Menampilkan tabel
matriks perbandingan,
normalisasi, matriks
penjumlahan tiap baris,
rasio konsistensi, lamda
maks, CI, dan CR
10. Menyimpan data vektor
bobot ke database
Bidang
alternatif
-
Kesimpulan Data vektor bobot disimpan ketika perhitungan
konsistensi menghasilkan nilai <0.1
Post-kondisi Data vektor bobot tersmipan di database
g. Narasi Use case input data pengujian kendaraan bermotor
Table 4.51 Narasi use case input data pengujian kendaraan bermotor
Nama use case Input data pengujian kendaraan bermotor
Id use case 7
Aktor Penguji
163
Deskripsi Use case menggambarkan penguji dapat input data
hasil pengujian kendaraan bermotor
Pre-kondisi Penguji terlebih dahulu login
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Pilih pengujian
3. Pilih uji pada data
kendaraan bermotor
yang akan diuji
5. Isi form pengujian
kendaraan bermotor
sesuai dengan hasil
pengecekan teknis
kendaraan bermotor
6. Pilih simpan
2. Menampilkan data
kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan
bermotor yang akan
diuji
4. Menampilkan form
pengujian kendaraan
bermotor
7. Menyimpan data ke
database
Bidang
alternatif
-
Kesimpulan Data pengujian kendaraan bermotor disimpan ketika
penguji melakukan save
Post-kondisi Data pengujian kendaraan bermotor yang telah diinput
tersimpan dalam database dan hasil pengujian dapat
dilihat oleh staf registrasi dan kepala bidang
perhubungan darat
h. Narasi Use case laporan hasil pengujian
Table 4.52 Narasi use case laporan hasil pengujian
Nama use case Laporan hasil pengujian
Id use case 8
Aktor Staf registrasi dan kepala bidang perhubungan darat
Deskripsi Use case ini menggambarkan kegiatan melihat laporan
nilai pengujian kendaraan bermotor beserta
rekomendasi
Pre-kondisi Pengguna terlebih dahulu login
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Pilih menu hasil
pengujian
3. Pilih stiker atau surat
2. Menampilkan laporan
hasil pengujian
kendaraan bermotor
164
keterangan tidak lulus
uji dan pilih cetak
untuk staf registrasi
dan pilih cetak untuk
mencetak laporan
untuk kepala bidang
perhubungan darat
dalam bentuk tabel yang
berisikan data kendaraan
bermotor dan pemilik
kendaraan bermotor,
rekomendasi keputusan,
dan biaya untuk staf
registrasi, sedangkan
untuk kepala bidang
perhubungan darat
menampilkan data
kendaraan bermotor
yang lulus uji saja
4. Menghubungkan dengan
perlengkapan hardware
yang telah terpasang
5. Mencetak laporan
Bidang
alternatif
1. Jika aktor tidak ingin mencetak maka pilih batal
Kesimpulan Aktor melihat laporan hasil pengujian
Post-kondisi Aktor berhasil melihat laporan hasil pengujian
i. Narasi Use case ubah password
Table 4.53 Narasi use case ubah password
Nama use case Ubah password
Id use case 9
Aktor Admin, staf registrasi, penguji, dan kepala bidang
perhubungan darat
Deskripsi Use case ini menggambarkan untuk mengubah
password pengguna
Pre-kondisi Aktor login
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. Pilih menu my
account
3. Input username,
password lama, dan
password yang baru
4. Pilih save
2. Menampilkan halaman
form ubah password
5. Menyimpan dalam
database
165
Bidang
alternatif
-
Kesimpulan Password baru berhasil diubah
Post-kondisi Password baru disimpan dalam database
j. Narasi Use case Logout
Table 4.54 Narasi use case logout
Nama use case Logout
Id use case 10
Aktor Admin, staf registrasi, penguji, dan kepala bidang
perhubungan darat
Deskripsi Use case ini menggambarkan untuk keluar dari sistem
Pre-kondisi Aktor login
Bidang khas
suatu sistem
Kegiatan pelaku Respon sistem
1. User memilih menu
logout
2. Menampilkan halaman
utama sebelum login
Bidang
alternatif
-
Kesimpulan Aktor dapat keluar dari sistem
Post-kondisi Menampilkan halaman login
4.2.1.2 Avtivity Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Setelah membuat usecase diagram, kemudian tahap selanjutnya
membuat activity diagram untuk menggambarkan aliran aktifitas sistem
sehingga menggambarkan aktifitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Berikut
ini gambar dan keterangan activity diagram sistem pendukung keputusan
pengujian kendaraan bermotor.
166
1. Activity diagram dari use case “login”
Actvity diagram ini menggambarkan aktor (admin, staf registrasi,
penguji, dan kepala bidang perhubungan darat) yang terlibat harus login
terlebih dahulu untuk masuk ke dalam sistem. Aktor memilih sistem
pendukung keputusan terlebih dahulu, kemudian sistem menampilkan
halaman login. Aktor memasukkan user name dan password, jika benar
maka sistem menampilkan halaman utama aktor. Namun jika salah, maka
sistem akan menampilkan pesan kesalahan dan menampilkan halaman
login kembali. Gambar activity diagram dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 4.5 Activity diagram login
167
2. Activity diagram kelola account
Activity diagram ini menggambarkan use case kelola account.
Pertama admin harus login ke dalam sistem, sistem akan menampilkan
halaman utama admin, admin memilih menu kelola pengguna, sistem
menampilkan tabel data kelola pengguna, admin memilih tambah, edit
atau delete, jika admin memilih tambah dan edit maka sistem
menampilkan form tambah dan edit user, kemudian admin mengisi form
tersebut, jika data benar maka data akan tersimpan di database dan jika
salah maka sistem akan otomatis kembali ke halaman form tambah dan
edit user, jika admin memilih delete maka data akan otomatis terhapus
dari database. Berikut ini gambar dari activity diagram kelola account:
168
Gambar 4.6 Activity diagram kelola account
3. Activity diagram input data biaya uji
Activity diagram ini menggambarkan use case input data biaya uji.
staf registrasi harus terlebih dahulu login untuk masuk kedalam sistem,
kemudian sistem akan menampilan halaman utama staf registrasi. Staf
registrasi memilih menu biaya uji, sistem akan menampilkan tabel data
169
biaya uji, terdapat tiga pilihan delete, edit, dan tambah biaya uji, jika pilih
edit atau tambah biaya uji, maka sistem akan menampilkan form edit dan
tambah biaya uji, staf registrasi mengisi form data biaya uji, jika staf
registrasi memilih simpan maka perubahan data akan tersimpan, jika staf
registrasi memilih batal maka perubahan data biaya uji tidak tersimpan,
namun jika staf registrasi memilih delete maka sistem akan otomatis
menghapus data biaya di dalam database. Berikut ini gambar dari activity
diagram input data biaya uji:
Gambar 4.7 Activity diagram input data biaya uji
170
4. Activity diagram input kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Avtivity diagram ini menggambarkan use case input data
kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan bermotor. Staf registrasi harus
login terlebih dahulu, kemudian sistem akan menampilkan halaman utama
staf registrasi. Staf registerasi pilih menu data kendaraan, sistem akan
menyediakan tiga pilihan diantaranya tambah data kendaraan, edit, dan
delete, jika staf registrasi memilih tambah data kendaraan atau edit maka
sistem akan menampilkan form edit dan tambah data kendaraan bermotor
dan pemilik kendaraan bermotor, staf registrasi mengisi form data
kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan bermotor, jika staf registrasi
memilih simpan maka perubahan data akan tersimpan, jika staf registrasi
memilih batal maka perubahan data kendaraan tidak tersimpan, namun
jika staf registrasi memilih delete maka sistem akan otomatis menghapus
data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan bermotor di dalam
database. Berikut ini gambar dari activity diagram input data kendaraan:
171
Gambar 4.8 Activity diagram input data kendaraan
5. Activity diagram view data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Activity diagram ini menggambarkan use case view data kendaraan
bermotor dan pemilik kendaraan bermotor. Aktor (penguji dan kepala
172
bidang perhubungan darat) terlebih dahulu login ke dalam sistem,
kemudian sisem akan menampilkan halaman utama aktor. Aktor memilih
menu data kendaraan, sistem akan menampilkan data kendaraan bermotor
dan pemilik kendaraan bermotor yang akan melakukan pengujian
kendaraan bermotor. Berikut ini gambar dari activity diagram view data
kendaraan:
Gambar 4.9 Activity diagram view data kendaraan
6. Activity diagram input konsistensi
Activity dagram ini menggambarkan use case input konsistensi
atau matriks perbandingan kendaraan bermotor. Kepala pengujian
kendaraan bermotor terlebih dahulu login untuk masuk ke dalam sistem,
sistem menampilkan matriks perbandingan berpasangan kriteria. Kepala
bidang perhubungan darat mengisi matriks perbandingan dan pilih hitung.
173
Apabila nilai konsistensi <0.1 maka sistem aka menampilkan tabel matriks
perbandingan, normalisasi, matriks penjumlahan tiap baris, rasio
konsistensi, lamda maks, CI, CR dan disimpan dalam database. Pilih
subkriteria menampilkan matriks perbandingan berpasangan subkriteria.
Namun apabila nilai konsistensi ≥0.1, sistem akan menampilkan
perbandingan kriteria kembali. Kepala bidang perhubungan darat mengisi
matriks perbandingan dan pilih hitung. Apabila nilai konsistensi <0.1
maka sistem aka menampilkan tabel matriks perbandingan, normalisasi,
matriks penjumlahan tiap baris, rasio konsistensi, lamda maks, CI, CR,
dan disimpan dalam database. Namun apabila nilai konsistensi ≥0.1,
sistem akan menampilkan perbandingan subkriteria kembali. Berikut ini
gambar dari activity diagram input konsistensi:
174
Gambar 4.10 Activity diagram input konsistensi
175
7. Activity diagram input data pengujian kendaraan bermotor
Activity dagram ini menggambarkan use case input data pengujian
kendaraan bermotor. Penguji terlebih dahulu login untuk masuk ke dalam
sistem, sistem menampilkan halaman utama penguji. Penguji memilih
menu pengujian, sistem menampilkan data pemilik kendaran bermotor dan
kendaraan bermotor, penguji memilih uji untuk kendaraan yang akan diuji,
sistem menampilkan tabel form penilaian pengujian, penguji mengisi form
penilaian pengujian, jika penguji memilih simpan maka data akan
tersimpan ke dalam database, namun jika pemilik memilih batal maka
sistem akan menampilkan data pemilik kendaran bermotor dan kendaraan
bermotor kembali. Berikut ini gambar dari input data pengujian kendaraan
bermotor:
176
Gambar 4.11 Activity diagram input data pengujian kendaraan bermotor
8. Activity diagram laporan hasil pengujian
Activity diagram ini menggambarkan use case laporan hasil
pengujian. Aktor (staf registrasi dan kepala bidang perhubungan darat)
melakukan login terlebih dahulu, sistem menampilkan halaman utama
aktor. Aktor memilih menu hasil pengujian, sistem menampilkan data
hasil pengujian kendaraan bermotor, aktor memilih print, sistem akan
menampilkan laporan dalam bentuk .pdf dan mencetak. Berikut ini activity
diagram laporan hasil pengujian:
177
Gambar 4.12 Activity diagram laporan hasil pengujian
9. Activity diagram ubah password
Activity diagram ini menggambarkan use case ubah password.
Aktor (admin, staf registrasti, penguji, dan kepala bidang perhubungan
darat) melakukan login untuk masuk ke dalam sistem, sistem menampilkn
halaman utama aktor. Aktor memilih my account, sistem menampilkan
form ubah password, aktor mengisi form ubah password dan pilih simpan,
maka password baru akan tersimpan dalam database, jika pilih batal maka
sistem akan menampilkan form ubah password kembali. Berikut ini
activity diagram ubah password:
178
Gambar 4.13 Activity diagram ubah password
10. Activity diagram logout
Activity diagram ini menggambarkan use case logout. Aktor
(admin, staf registrasi, penguji, dan kepala bagian perhubungan darat)
melakukan login untuk masuk ke dalam sistem, sistem menampilkan
halaman utama aktor. Aktor memilih logout, sistem akan menampilkan
pesan, jika aktor memilih ya maka sistem akan menampilkan halaman
utama sebelum login, namun jika aktor memilih tidak maka sisem akan
menampilkan halaman sebelumnya. Berikut ini activity diagram logout:
179
Gambar 4.14 Activity diagram logout
4.2.1.3 Sequence Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Setelah membuat activity diagram, kemudian tahap selanjutnya
membuat sequence diagram untuk menggambarkan bagaimana antara objek
berinteraksi satu sama lain melalui pesan. Diagram ini mengilustrasikan
bagaimana pesan terkirim dan diterima diantara objek dan dalam sekuensi
apa. Berikut ini gambar dan keterangan sequence diagram sistem pendukung
keputusan pengujian kendaraan bermotor.
180
1. Sequence diagram login
Gambar 4.15 Sequence diagram login
Gambar 4.15 sequence diagram login menjelaskan proses masuk
kedalam sistem pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh
admin, staf registrasi, penguji, dan kepala bidang perhubungan darat.
Login dilakukan dengan mengisi username dan password user untuk
masuk ke sistem pengujian kendaraan bermotor.
181
2. Sequence diagram kelola account
Gambar 4.16 Sequence diagram kelola account
Gambar 4.16 sequence diagram kelola account menjelaskan proses
mengelola user yang dilakukan oleh admin. Kelola account dilakukan
dengan menambah, mengedit dan delete data user.
182
3. Sequence diagram input data biaya uji
Gambar 4.17 Sequence diagram input biaya uji
Gambar 4.17 sequence diagram input biaya uji menjelaskan proses
input biaya uji yang dilakukan oleh staf registrasi. Input biaya uji
dilakukan dengan menambah, mengedit dan delete data biaya uji.
183
4. Sequence diagram input data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Gambar 4.18 Sequence diagram input data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor
Gambar 4.18 sequence diagram input data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor menjelaskan proses menambah data
184
kendaraan yang dilakukan oleh staf registrasi. Input data kendaraan
bermotor dan pemilik kendaraan bermotor dilakukan dengan menambah,
mengedit dan delete data biaya uji.
5. Sequence diagram view data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Gambar 4.19 Sequence diagram view data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor
Gambar 4.19 sequence diagram view data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor menjelaskan proses melihat data kendaraan
yang akan melakukan pengujian oleh penguji dan staf registrasi. sequence
diagram view data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan bermotor
dilakukan dengan melihat data kendaraan.
185
6. Sequence diagram input konsistensi
Gambar 4.20 Sequence diagram input konsistensi
186
Gambar 4.20 sequence diagram input konsistensi menjelaskan
proses menginput nilai matriks perbandingan yang dilakukan oleh kepala
bidang perhubungan darat.
7. Sequence diagram input data pengujian kendaraan bermotor
Gambar 4.21 Sequence diagram input data pengujian kendaraan bermotor
187
Gambar 4.21 sequence diagram data pengujian kendaraan
bermotor menjelaskan proses input data pengujian yang dilakukan oleh
penguji. Data pengujian kendaraan bermotor dilakukan dengan mengisi
form data pengujian.
8. Sequence diagram laporan hasil pengujian
Gambar 4.22 Sequence diagram laporan hasil pengujian
Gambar 4.22 sequence diagram laporan hasil pengujian
menjelaskan proses melihat hasil pengujian yang dilakukan oleh staf
registrasi dan kepala bidang perhubungan darat.
188
9. Sequence diagram ubah password
Gambar 4.23 Sequence diagram ubah password
Gambar 4.23 sequence diagram ubah password menjelaskan
proses merubah password yang dilakukan oleh admin, staf registrasi,
penguji, dan kepala bidang perhubungan darat. Ubah password dilakukan
dengan menginput username, password lama, dan password baru.
189
10. Sequence diagram logout
Gambar 4.24 Sequence diagram logout
Gambar 4.24 sequence diagram logout menjelaskan proses keluar
dari sistem pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh admin, staf
registrasi, penguji, dan kepala bidang perhubungan darat. Logout
dilakukan dengan memilih logout.
4.2.1.4 Statechart Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Statechart diagram menggambarkan objek dan event-event yang
menyebabkan objek beralih dari satu state ke state lain. Berikut ini gambar
dan keterangan state diagram sistem pendukung keputusan pengujian
kendaraan bermotor.
190
1. Statechart diagram login
Gambar 4.25 State diagram login
Gambar 4.25 statechart diagram login, ketika terjadi event
memilih sistem pengujian kendaraan bermotor, lalu state selanjutnya
sistem akan berubah menampilkan halaman login, pengguna input data
username dan password, kemudian state selanjutnya sistem akan
memvalidasi username dan password, apabila data valid maka state
selanjutnya sistem akan menampilkan halaman utama user, dan apabila
data user tidak valid maka state selanjutnya sistem akan menampilkan
pesan peringatan.
191
2. Statechart diagram kelola account
Gambar 4.26 Statechart diagram kelola account
Gambar 4.26 statechart diagram kelola account, ketika terjadi
event pengguna memilih menu kelola pengguna, lalu state selanjutnya
sistem akan berubah menampilkan tabel data kelola pengguna, pilih
tambah, kemudian state selanjutnya sistem akan menampilkan form
tambah user dan melakukan input data user, pilih simpan, kemudian state
selanjutnya sistem menampilkan tabel data user, ketika terjadi event
pengguna memilih menu kelola pengguna, lalu state selanjutnya sistem
192
akan berubah menampilkan tabel data kelola pengguna, pilih edit,
kemudian state selanjutnya sistem akan menampilkan form edit user dan
melakukan input data user, pilih simpan, kemudian state selanjutnya
sistem menampilkan tabel data user, pilih delete, kemudian state
selanjutnya sistem menampilkan pesan peringatan.
3. Statechart diagram input data biaya uji
Gambar 4.27 Statechart diagram input data biaya uji
Gambar 4.27 statechart diagram input data biaya uji, ketika terjadi
event pengguna memilih menu biaya uji, lalu state selanjutnya sistem akan
berubah menampilkan tabel data biaya uji, pilih tambah biaya uji,
kemudian state selanjutnya sistem akan menampilkan form tambah data
biaya uji dan melakukan tambah data biaya uji, pilih simpan, kemudian
state selanjutnya sistem menampilkan tabel data biaya uji, pilih edit biaya
193
uji, kemudian state selanjutnya sistem akan menampilkan form edit data
biaya uji dan melakukan edit data biaya uji, pilih simpan, kemudian state
selanjutnya sistem menampilkan tabel data biaya uji, pilih batal, kemudian
state selanjutnya sistem menampilkan tabel data biaya uji kembali, pilih
delete, kemudian state selanjutnya sistem menampilkan pesan peringatan.
4. Statechart diagram input data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Gambar 4.28 Statechart diagram input data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor
Gambar 4.28 statechart diagram input data kendaraan bermotor
dan pemilik kendaraan bermotor ketika terjadi event pengguna memilih
194
menu data kendaraan, lalu state selanjutnya sistem akan berubah
menampilkan tabel data kendaraan, pilih tambah data kendaraan,
kemudian state selanjutnya sistem akan menampilkan form tambah data
kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan bermotor dan melakukan
tambah data kendaraan, pilih simpan, kemudian state selanjutnya sistem
menampilkan tabel data kendaraan, pilih edit data kendaraan, kemudian
state selanjutnya sistem akan menampilkan form edit kendaraan bermotor
dan pemilik kendaraan bermotor dan melakukan edit data kendaraan, pilih
simpan, kemudian state selanjutnya sistem menampilkan tabel data
kendaraan, pilih batal, kemudian state selanjutnya sistem menampilkan
tabel data kendaraan kembali, pilih delete, kemudian state selanjutnya
sistem menampilkan pesan peringatan.
5. Statechart diagram view data kendaraan bermotor dan pemilik kendaraan
bermotor
Gambar 4.29 Statechart diagram view data kendaraan bermotor dan
pemilik kendaraan bermotor
195
Gambar 4.29 statechart diagram view data kendaraan bermotor
dan pemilik kendaraan bermotor ketika terjadi event pengguna memilih
menu data kendaraan, lalu state selanjutnya sistem akan berubah
menampilkan tabel data pemilik kendaraan dan kendaraan.
6. Statechart diagram input konsistensi
Gambar 4.30 Statechart diagram input konsistensi
Gambar 4.30 statechart diagram input konsistensi ketika terjadi
event pengguna memilih menu konsistensi, lalu state selanjutnya sistem
akan berubah menampilkan matriks perbandingan berpasangarian kriteria,
kemudian input nilai matriks perbandingan kriteria dan pilih hitung,
kemudian state selanjutnya sistem akan menampilkan matriks perhitungan
196
konsistensi apabila nilai konsistensi <0.1, dan state selanjutnya sistem
akan menampilkan pesan peringatan apabila nilai konsistensi >=0.1. pilih
subkriteria, lalu state selanjutnya sistem akan berubah menampilkan
matriks perbandingan berpasangarian subkriteria, kemudian input nilai
matriks perbandingan kriteria dan pilih hitung, kemudian state selanjutnya
sistem akan menampilkan matriks perhitungan konsistensi apabila nilai
konsistensi <0.1, dan state selanjutnya sistem akan menampilkan pesan
peringatan apabila nilai konsistensi >=0.1.
7. Statechart diagram input data pengujian kendaraan bermotor
Gambar 4.31 Statechart diagram input data pengujian kendaraan
bermotor
Gambar 4.31 statechart diagram input data pengujian kendaraan
bermotor ketika terjadi event pengguna memilih menu pengujian, lalu
197
state selanjutnya sistem akan berubah menampilkan tabel data kendaraan
dan pemilik kendaraan, pilih uji, kemudian state selanjutnya sistem akan
menampilkan form pengujian dan melakukan pengisian form, pilih
simpan, kemudian state selanjutnya sistem menampilkan tabel data
kendaraan dan pemilik kendaraan, pilih batal, kemudian state selanjutnya
sistem menampilkan tabel data kendaraan dan pemilik kendaraan kembali.
8. Statechart diagram laporan hasil pengujian
Gambar 4.32 Statechart diagram laporan hasil pengujian
Gambar 4.32 statechart diagram laporan hasil pengujian ketika
terjadi event pengguna memilih menu hasil pengujian, lalu state
selanjutnya sistem akan berubah menampilkan data hasil pengujian.
198
9. Statechart diagram ubah password
Gambar 4.33 Statechart diagram ubah password
Gambar 4.33 statechart diagram ubah password ketika terjadi
event pengguna memilih menu ubah password, lalu state selanjutnya
sistem akan berubah menampilkan form ubah password dan melakukan
input data ubah password, pilih simpan, maka state selanjutnya sistem
akan berubah menampilkan pesan berhasil.
10. Statechart diagram logout
Gambar 4.34 Statechart diagram logout
199
Gambar 4.34 statechart diagram logout ketika sistem
menampilkan halaman pengguna kemudian terjadi event pengguna
memilih logout, lalu state selanjutnya sistem akan berubah menampilkan
pesan peringatan, pilih ya, maka state selanjutnya sistem akan berubah
menampilkan halaman login, pilih tidak, maka state selanjutnya sistem
akan berubah menampilkan halaman pengguna kembali.
4.2.1.5 Deployment Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pengujian
Kendaraan Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Deployment diagram atau diagram penguraian menggambarkan
konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.Berikut ini gambar dan
keterangan deployment diagram sistem pendukung keputusan pengujian
kendaraan bermotor.
Gambar 4.35 Diagram deployment
Gambar 4.35 diagram deployment menggambarkan interaksi 3
node diantaranya web browser, web server, dan database server. Pada
komputer dishubkominfo kabupaten brebes, setiap user (admin, staf
registrasi, penguji, dan kepala bidang perhubungan darat) dapat
200
mengakses sistem sesuai dengan hak akses masing-masing menggunakan
web browser, sehingga interface yang ditampilkan juga berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
4.2.2 Desain Database
Pada tahap ini dijelaskan tentang bagaimana mendesain database
sistem dimulai dari class diagram dari tahap potensial objek, dimana dengan
manganalisa objek lalu membuat class diagram lalu membuat skema database
dengan menentukan foreign key dan primary key pada class setelah membuat
mapping database, setelah itu merancang skema database, dan spesifikasi
database. Berikut tahapan desain database:
4.2.2.1 Potensial Objek
Pada tahap ini akan dirancang kebutuhan database dengan
menggunakan tools class diagram. Class diagram menggambarkan grafis
mengenai struktur objek dari satu sistem. Adapun teknik untuk
mengidentifikasi objek yaitu menekankan pada kata-kata benda yang mungkin
menggambarkan objek potensial.
201
Table 4.55 Daftar potensial objek
Admin
Staf registrasi
Penguji
Kepala bidang perhubungan darat
Login
Logout
user
Password
Pengujiaan
Kendaraan
Pemilik
Jenis kendaraan
Hasil pengujian
Peralatan
Sistem kemudi
Rangka dan bodi
Sistem penerangan
As dan suspensi
Ban dan pelek
Sistem rem
Mesin/transmisi
Sistem
Berdasarkan daftar potensial objek diatas dapat dilakukan analisis
apakah daftar tersebut merupakan objek yang tepat untuk sistem pengujian
kendaraan bermotor. Berikut adalah cara yang dilakukan dalam menganalisis
daftar potensial objek:
Tabel 4.56 Analisis Daftar Potensial Objek
Potensial Objek Cek Alasan
Admin X Member User
Staf registrasi X Member User
Penguji X Member User
Kepala bidang perhubungan darat X Member User
Login X Tidak Relevan
Logout X Tidak Relevan
User √ Data user
Password X Atribut login
Kendaraan √ Data pengujian
Pemilik √ Data pemilik
Jenis kendaraan √ Data jenis kendaraan
Pengujian √ Data pengujian
202
Hasil pengujian √ Data hasil pengujia
Peralatan √ Data peralatan
Sistem kemudi √ Data sistem kemudi
Rangka dan bodi √ Data rangka dan bodi
Sistem penerangan √ Data sistem penerangan
As dan suspensi √ Data as dan suspensi
Ban dan pelek √ Data ban dan pelek
Sistem rem √ Data sistem rem
Mesin/transmisi √ Data mesin/transmisi
Sistem √ Data sistem
Keterangan:
√ = Ya, X= Tidak
Setelah daftar potensial objek diseleksi dan dianalisis, maka didapat
objek yang diusulkan untuk sistem informasi pariwisata
Tabel 4.57 Daftar Objek yang Diusulkan
user
Pengujiaan
Kendaraan
Pemilik
Jenis kendaraan
Hasil pengujian
Peralatan
Sistem kemudi
Rangka dan bodi
Sistem penerangan
As dan suspensi
Ban dan pelek
Sistem rem
Mesin/transmisi
Sistem
203
4.2.2.2 Normalisasi
1. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form)
Bentuk tidak normal adalah pengumpulan data-data sesuai dengan saat
menginput. Data yang dikumpulkan tidak ada keharusan untuk mengikuti
format tertentu dan bisa saja tidak lengkap atau terduplikasi.
Tabel 4.58 Tabel pengujian (UNF)
No.
pemeriksaan
No.
kendaraan
Tgl
pemeriksaan
Sifat
pelaksanaan uji
Nama
pemilik
Alamat Jenis
kendaraan
BB 1923 G 1283
AG
1/8/2015 Uji pertama Wasjo Brebes Mobil bus
BB 4730 G 1226
GG
1/8/2015 Uji berkala Surahm
an
Brebes Mobil bus
BB 2507 G 1379
GG
1/8/2015 Uji berkala M.
Sahlan
Brebes Mobil bus
Kode
merek
tipe
Tahun
pem-
buatan
No.
mesin
No.
rangka
Sifat Data
pengujian
Kategori
hasil
Waktu
Bus FE
104
1995 343570 02560 U Lulus 1/2/2016
Bus FE
104 2004 331245 02577 U Perbaikan 8/8/2015
Bus FE
104 1996 231234 02599 U Lulus 1/2/2016
Biaya Denda Username
23.500 Penguji
10. 000 Penguji
23.500 Penguji
204
2. Bentuk normal form satu (NF1)
Bentuk normal form satu adalah memecahkan atribut berulang agar
menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu
tabel. Syarat dari NF1 yaitu: setiap data dibentuk dalam flat file, tidak ada
atribut yang berulang, dan telah ditentukan primary key.
Tabel 4.59 Tabel Pengujian (NF 1)
No. pemeriksaan Tgl pemeriksaan Sifat
pelaksanaan uji
Data
pengujian
Denda
BB 1923 1/8/2015 Uji pertama
BB 4730 1/8/2015 Uji berkala 10.000
BB 2507 1/8/2015 Uji berkala
No.
kendaraan
Jenis
kendaraan
Kode Merek
dan tipe
Tahun
pembuatan
No.
mesin
No.
rangka
Sifat
G 1283
AG
Mobil bus Bus FE 104 1995 343570 02560 U
G 1226
GG
Mobil bus Bus FE 104 2004 331245 02577 U
G 1379
GG
Mobil bus Bus FE 104 1996 231234 02599 U
Nama pemilik Alamat
Wasjo Brebes
Surahman Brebes
M. Sahlan Brebes
Kategori
hasil
Waktu Biaya
Lulus 1/2/2016 23.500
Perbaikan 8/8/2015 23.500
Lulus 1/2/2016 23.500
205
Username
Penguji
Penguji
Penguji
2. Bentuk normal form dua (NF2)
Syarat normal form dua (NF2) adalah telah memenuhi bentuk
normal satu terlebih dahulu, kemudian atribut kunci (non-key) harus
memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya (fully functional
dependency) pada kunci utama atau primary key.
Tabel 4.60 Tabel data pemilik (NF 2)
Tabel 4.61 Tabel data kendaraan (NF 2)
No.
kendaraan
Tahun
pembuatan
No. mesin No.
rangka
Sifat Kode Merk
tipe
G 1283 AG 1995 343570 02560 U Bus FE 104
G 1226 GG 2004 331245 02577 U Bus FE 104
G 1379 GG 1996 231234 02599 U Bus FE 104
Id pemilik Id jenis kendaraan
1 2
2 2
3 2
Id pemilik Nama pemilik Alamat
1 Wasjo Brebes
2 Surahman Brebes
3 M. Sahlan Brebes
206
Tabel 4.62 Tabel pengujian (NF 2)
No.
pemeriksaan
Tgl
pemeriksaan
Sifat pelaksana uji No. kendaraan Status
BB 1923 1/8/2015 Uji pertama G 1283 AG Sudah
BB 4730 1/8/2015 Uji berkala G 1226 GG Sudah
BB 2507 1/8/2015 Uji berkala G 1379 GG Sudah
Tabel 4.63 Tabel hasil pengujian (NF 2)
Id hasil
pengujian
Id
user
No.
pemeriksaan
No.
kendaraan
Hasil
p
Hasil
sp
Hasil
sk
Hasil
as
Hasil
bp
1 3 BB 1923 G 1283 AG 1 1 1 1 1
2 3 BB 4730 G 1226 GG 1 1 0.5 1 1
3 3 BB 2507 G 1379 GG 1 1 1 1 1
Hasil
rb
Hasil
sr
Hasil
mt
Hasil
s
hasil
akhir
Kategori
hasil
Waktu Biaya Denda
1 1 1 1 1 Lulus 1/2/2016 23.500
1 1 1 1 0.5 Perbaikan 8/8/2015 23.500 10.000
1 1 1 1 1 Lulus 1/2/2016 23.500
Tabel 4.64 Tabel jenis kendaraan (NF 2)
Id jenis kendaraan Jenis kendaraan Biaya
1 Mobil penumpang 19.000
2 Mobil bus 23.500
3 Mobil barang 23.500
5 Kendaraan khusus 23.500
6 Angkutan khusus 23.500
7 Mobil barang lebih dari 2 sumbu 30.000
8 Mobil gandeng 21.000
9 Mobil tempel 21.000
Tabel 4.65 Tabel level (NF 2)
Id level Level
1 Admin
2 Penguji
3 Staf registrasi
4 Kepala bidang
207
Tabel 4.66 Tabel user (NF 2)
Id user Id level username password
1 1 Admin 12345
4 2 Penguji 12345
5 3 Hani 12345
6 4 Kepala 12345
3. Bentuk normal form tiga (NF3)
Normal form ketiga (NF3) dilakukan dengan menghilangkan
ketergantungan transitif, suatu atribut bukan kunci (non-key) tidak boleh
memiliki ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut
bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya
memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.
Tabel 4.67 Tabel data pemilik (NF 3)
Tabel 4.68 Tabel data kendaraan (NF 3)
No.
kendaraan
Tahun
pembuatan
No.
mesin
No.
rangka
Sifat Kode
Merk
tipe
Id
pemilik
Id jenis
kendaraan
G 1283
AG
1995 34357
0
02560 U Bus FE
104
1 2
G 1226
GG
2004 33124
5
02577 U Bus FE
104 2 2
G 1379
GG
1996 23123
4
02599 U Bus FE
104 3 2
Id pemilik Nama pemilik Alamat
1 Wasjo Brebes
2 Surahman Brebes
3 M. Sahlan Brebes
208
Tabel 4.69 Tabel merk dan tipe (NF 3)
Kode merek tipe Stiker
Bus_FE_ 104 2900-5100-1900-2700-5150-3850-2070-16-800-150-III
Bus_FE_104 2900-5100-1900-2700-5150-3850-2070-16-800-150-III
Bus_FE_104 2900-5100-1900-2700-5150-3850-2070-16-800-150-III
Tabel 4.70 Tabel pengujian (NF 3)
No.
pemeriksaan
Tgl
pemeriksaan
Sifat pelaksana
uji
No.
kendaraan
Status
BB 1923 1/8/2015 Uji pertama G 1283 AG Sudah
BB 4730 1/8/2015 Uji berkala G 1226 GG Sudah
BB 2507 1/8/2015 Uji berkala G 1379 GG Sudah
Tabel 4.71 Tabel hasil pengujian (NF 3)
Id hasil
pengujian
Id user No.
pemeriksaan
No.
kendaraan
Hasil p Hasil sp Hasil sk
1 3 BB 1923 G 1283
AG
1 1 1
2 3 BB 4730 G 1226
GG
1 1 0.5
3 3 BB 2507 G 1379
GG
1 1 1
Hasil as Hasil bp Hasil rb Hasil sr Hasil mt
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
Hasil s Hasil akhir Kategori hasil Waktu Biaya Denda
1 1 Lulus 1/2/2016 23.500
1 0.5 Perbaikan 8/8/2015 23.500 10.000
1 1 Lulus 1/2/2016 23.500
Tabel 4.72 Tabel jenis kendaraan (NF 3)
Id jenis kendaraan Jenis kendaraan Biaya
1 Mobil penumpang 19.000
2 Mobil bus 23.500
3 Mobil barang 23.500
5 Kendaraan khusus 23.500
209
6 Angkutan khusus 23.500
7 Mobil barang lebih dari 2 sumbu 30.000
8 Mobil gandeng 21.000
9 Mobil tempel 21.000
Tabel 4.73 Tabel level (NF 3)
Id level Level
1 Admin
2 Penguji
3 Staf registrasi
4 Kepala bidang
Tabel 4.74 Tabel user (NF 3)
Id user Id level username password
1 1 Admin 12345
4 2 Penguji 12345
5 3 Hani 12345
6 4 Kepala 12345
Tabel 4.75 Tabel kriteria peralatan (NF 3)
Id hasil
peralatan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P11 P12 P13 Hasil p No.
pemeriksaan
1 1 1 1 BB 1923
1 1 1 1 BB 4730
1 1 1 1 BB 2507
Tabel 4.76 Tabel kriteria sistem penerangan (NF 3)
Id hasil sistem
penerangan
Sp1 Sp2 Sp3 Sp4 Sp5 Sp6 Sp7 Sp8
1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1
210
Sp9 Sp10 Sp11 Sp12 Sp13 Sp14 Hasil sp No.
pemeriksaan
1 1 1 1 1 1 1 BB 1923
1 1 1 1 1 1 1 BB 4730
1 1 1 1 1 1 1 BB 2507
Tabel 4.77 Tabel kriteria sistem kemudi (NF 3)
Id hasil
sistem
kemudi
Sk1 Sk2 Sk3 Sk4 Sk5 Sk6 Sk7 Sk8 Hasil
sk
No.
pemeriksaan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 BB 1923
2 0.5 1 1 1 1 1 1 1 0.5 BB 4730
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 BB 2507
Tabel 4.78 Tabel kriteria as dan suspensi (NF 3)
Id hasil as
dan suspense
As1 As2 As3 As4 As5 As6 Hasil as No.
pemeriksaan
1 1 1 1 1 1 1 1 BB 1923
2 1 1 1 1 1 1 1 BB 4730
3 1 1 1 1 1 1 1 BB 2507
Tabel 4.79 Tabel kriteria ban dan pelek (NF 3)
Id hasil ban
pelek
Bp1 Bp2 Bp3 Bp4 Bp5 Bp6 Hasil bp No.
pemeriksaan
1 1 1 1 1 1 1 1 BB 1923
2 1 1 1 1 1 1 1 BB 4730
3 1 1 1 1 1 1 1 BB 2507
Tabel 4.80 Tabel kriteria rangka dan bodi (NF 3)
Id hasil rangka bodi Rb1 Rb2 Rb3 Rb4 Rb5 Rb6 Rb7 Rb8
1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1
211
Hasil rb No. pemeriksaan
1 BB 1923
1 BB 4730
1 BB 2507
Tabel 4.81 Tabel kriteria sistem rem (NF 3)
Id hasil sistem rem Sr1 Sr2 Sr3 Sr4 Sr5 Sr6 Sr7 Sr8 Sr9
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sr10 Sr11 Sr12 Hasil sr No. pemeriksaan
1 1 1 1 BB 1923
1 1 1 1 BB 4730
1 1 1 1 BB 2507
Tabel 4.82 Tabel kriteria mesin / transmisi (NF 3)
Id hasil mesin
transmisi
Mt1 Mt2 Mt3 Mt4 Mt5 Mt6 Hasil mt No.
pemeriksaan
1 1 1 1 1 1 1 1 BB 1923
2 1 1 1 1 1 1 1 BB 4730
3 1 1 1 1 1 1 1 BB 2507
Tabel 4.83 Tabel kriteria sistem (NF 3)
Id hasil sistem S1 S2 Hasil s No. pemeriksaan
1 1 1 1 BB 1923
2 1 1 1 BB 4730
3 1 1 1 BB 2507
212
4.2.2.3 Class Diagram Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Class diagram digunakan untuk menggambarkan kumpulan dari class
dan hubungannya. Diagram ini merupakan diagram yang paling umum
ditemukan dalam proses pemodelan sistem berorientasi objek. Class
menggambarkan keadaan suatu sistem, sekaligus layanan untuk memanipulasi
keadaan metode atau fungsi sehingga class memiliki tiga area pokok yaitu :
nama, attribute dan metode. Selain itu setiap class yang dapat menjadi sebuah
form saat pembuatan program, class diagram yang diusulkan dapat dilihat pada
gambar berikut:
213
Gambar 4.36 Class Diagram
214
Pada tahapan ini adalah mengelompokkan tabel actor menjadi tabel
user, tabel level mempunyai relasi ke user | : > disebut sebagai kategori dapat
menghubungkan satu ke banyak yang berarti satu level dapat memiliki banyak
user. Pada tabel pengujian ke hasil pengujian memiliki relasi | : | disebut
sebagai kategori dapat menghubungkan satu ke satu yang berarti satu
pengujian hanya memiliki satu hasil dan seterusnya.
4.2.2.4 Mapping Cardinality Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Pada tahap ini akan dilakukan optimasi database yang dihasilkan dari
tahap sebelumnya dengan menggunakan Mapping Cardinality. Terdapat
perubahan struktur tabel database dari kardinalitas yang telah dijelaskan pada
tahap sebelumnya. Berikut gambar Mapping Cardinality:
215
Gambar 4.37 Mapping Cardinality
216
Berdasarkan gambar 4.37 ada beberapa mengalami perubahan, yaitu:
Class User adalah induk dari class admin, class staf registrasi, dan class
penguji, dan class kepala bidang perhubungan darat. Maka pada bagian table
class admin, class staf registrasi, dan class penguji, dan class kepala bidang
perhubungan darat penguji akan hilang karena telah diwakili oleh class user.
4.2.2.5 Skema Database Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan
Bermotor dengan Metode FMADM Model Yager
Berikut ini adalah tahap membuat skema database dalam Sistem
Informasi manpengujian kendaraan bermotor ini yaitu sebagai berikut:
217
Gambar 4.38 Skema database
218
4.2.2.6 Spesifikasi Database
Adapun spesifikasi database pada sistem informasi pariwisata ada
pada gambar di bawah ini:
1. Level
Nama Tabel : level
Primary Key : id_level
Tabel 4.84 Spesifikasi data base level
2. User
Nama Tabel : user
Primary Key : id_user
Foreign Key : id_level
Tipe File : data transaksi
Tabel 4.85 Spesifikasi data base user
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_level Int 2 id_user
level varchar 50 id_level
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_user Int 2 id_user
id_level Int 2 id_level
nama_user Varchar 30 nama_user
password Varchar 30 password
219
3. Pengujian
Nama Tabel : pengujian
Primary Key : no_pemeriksaan
Foreign Key : no_kendaraan
Tabel 4.86 Spesifikasi data pengujian
4. Kendaraan
Nama Tabel : kendaraan
Primary Key : no_kendaraan
Foreign Key : id_pemilik, id_jenis_kendaraan, kode_merek_tipe
Tabel 4.87 Spesifikasi data kendaraan
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
no_kendaraan Varchar 30 no_kendaraan
tgl_pemeriksaan Date - tgl_pemeriksaan
sifat_pelaksana_uji Enum „uji pertama‟, „uji berkala‟ sifat_pelaksana_uji
status Enum „sudah‟, „belum‟ status
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
no_kendaraan Varchar 30 no_kendaraan
id_pemilik Int 5 id_pemilik
id_jenis_kendaraan Int 11 id_jenis_kendaraan
kode_merek_tipe Varchar 50 kode_merek_tipe
tahun_pembuatan Int 5 tahun_pembuatan
no_mesin Int 11 no_mesin
220
5. Merk tipe
Nama Tabel : merk tipe
Primary Key : kode_merk_tipe
Foreign Key : -
Tabel 4.88 Spesifikasi data merk dan tipe
6. Pemilik
Nama Tabel : pemilik
Primary Key : id_pemilik
Foreign Key : -
Tabel 4.89 Spesifikasi data pemilik
7. Jenis kendaraan
Nama Tabel : jenis kendaraan
Primary Key : id_jenis_kendaraan
Foreign Key : -
no_rangka Int 11 no_rangka
sifat Enum „U‟, „TU‟ sifat
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
kode_merk_tipe Varchar 30 kode_merk_tipe
stiker Varchar 50 stiker
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_pemilik Int 5 id_pemilik
nama_pemilik Varchar 50 nama_pemilik
alamat Varchar 50 alamat
221
Tabel 4.90 Spesifikasi data jenis kendaraan
8. Hasil pengujian
Nama Tabel : hasil pengujian
Primary Key : id_hasil_pengujian
Foreign Key : id_user, no_pemeriksaan, no_kendaraan, hasil_p, hasil
sp, hasil sk, hasil as,hasil_bp, hasil_rb, hasil_sr,
hasil_mt, hasil_s
Tabel 4.91 Spesifikasi data hasil pengujian
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_jenis_kendaraan Int 11 id_jenis_kendaraan
jenis_kendaraan Varchar 50 jenis_kendaraan
biaya Int 11 biaya
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_pengujian Int 11 id_hasil_pengujian
id_user Int 5 id_user
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
no_kendaraan Varchar 30 no_kendaraan
hasil_p Enum „1‟, „0.5‟, „0‟ hasil_p
hasil_sp Enum „1‟, „0.5‟, „0‟ hasil_sp
hasil_sk Enum - hasil_sk
hasil_as Enum - hasil_as
hasil_bp Enum - hasil_bp
hasil_rb Enum - hasil_rb
222
9. Peralatan
Nama Tabel : peralatan
Primary Key : id_hasil_peralatan
Foreign Key : no_pemeriksaan
Tabel 4.92 Spesifikasi data kriteria peralatan
hasil_sr Enum - hasil_sr
hasil_mt Enum - hasil_mt
hasil_s Enum - hasil_s
hasil_akhir Enum - hasil_akhir
kategori_hasil Enum „lulus‟, „perbaikan‟, „tidak
lulus‟
kategori_hasil
waktu Date - waktu
biaya Int 11 biaya
denda Int 11 denda
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_peralatan Int 5 id_hasil_peralatan
no_pemeriksaan Varchar - no_pemeriksaan
p1 Float - p1
p2 Float - p2
p3 Float - p3
p4 Float - p4
p5 Float - p5
p6 Float - p6
p7 Float - p7
223
10. Sistem penerangan
Nama Tabel : sistem penerangan
Primary Key : id_hasil_sistem_penerangan
Foreign Key : no_pemeriksaan
Tabel 4.93 Spesifikasi data kriteria sistem penerangan
p8 Float - p8
p9 Float - p9
p10 Float - p10
p11 Float - p11
p12 Float - p12
p13 Float - p13
hasil_p Enum „1‟, „0.5‟, „0‟ hasil_p
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_sistem_penerangan Int 5 id_hasil_sistem_penerangan
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
sp1 Float - sp1
sp2 Float - sp2
sp3 Float - sp3
sp4 Float - sp4
sp5 Float - sp5
sp6 Float - sp6
sp7 Float - sp7
sp8 Float - sp8
224
11. Sistem kemudi
Nama Tabel : sistem kemudi
Primary Key : id_hasil_sistem_kemudi
Foreign Key : no_pemeriksaan
Tabel 4.94 Spesifikasi data kriteria sistem kemudi
sp9 Float - sp9
sp10 Float - sp10
sp11 Float - sp11
sp12 Float - sp12
sp13 Float - sp13
sp14 Float - sp14
hasil_sp Enum „1‟, „0.5‟,
„0‟
hasil_sp
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_sistem_kemudi Int 5 id_hasil_sistem_kemudi
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
sk1 Float - sk1
sk2 Float - sk2
sk3 Float - sk3
sk4 Float - sk4
sk5 Float - sk5
sk6 Float - sk6
sk7 Float - sk7
225
12. As suspense
Nama Tabel : as suspense
Primary Key : id_hasil_as_suspensi
Foreign Key : no_pemeriksaan
Tabel.95 Spesifikasi data kriteria as dan suspense
13. Ban pelek
Nama Tabel : ban pelek
Primary Key : id_hasil_ban_pelek
Foreign Key : no_pemeriksaan
sk8 Float - sk8
hasil_sk Enum „1‟, „0.5‟, „0‟ hasil_sk
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_as_suspensi Int 5 id_hasil_as_suspensi
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
as1 Float - as1
as2 Float - as2
as3 Float - as3
as4 Float - as4
as5 Float - as5
as6 Float - as6
hasil_as Enum „1‟, „0.5‟, „0‟ hasil_as
226
Tabel 4.96 Spesifikasi data kriteria ban dan pelek
14. Rangka dan bodi
Nama Tabel : rangka bodi
Primary Key : id_hasil_rangka_bodi
Foreign Key : no_pemeriksaan
Tabel 4.97 Spesifikasi data kriteria rangka dan bodi
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_ban_pelek Int 5 id_hasil_ban_pelek
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
bp1 Float - bp1
bp2 Float - bp2
bp3 Float - bp3
bp4 Float - bp4
bp5 Float - bp5
bp6 Float - bp6
hasil_bp Enum „1‟, „0.5‟, „0‟ hasil_bp
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_rangka_bodi Int 5 id_hasil_rangka_bodi
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
rb1 Float - rb1
rb2 Float - rb2
rb3 Float - rb3
rb4 Float - rb4
227
15. Sistem rem
Nama Tabel : sistem_rem
Primary Key : id_hasil_sistem_rem
Foreign Key : no_pemeriksaan
Tabel 4.98 Spesifikasi data kriteria sistem rem
rb5 Float - rb5
rb6 Float - rb6
rb7 Float - rb7
rb8 Float - rb8
hasil_rb Enum „1‟, „0.5‟, „0‟ hasil_rb
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_sistem_rem Int 5 id_hasil_sistem_rem
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
sr1 Float - sr1
sr2 Float - sr2
sr3 Float - sr3
sr4 Float - sr4
sr5 Float - sr5
sr6 Float - sr6
sr7 Float - sr7
sr8 Float - sr8
sr9 Float - sr9
sr10 Float - sr10
sr11 Float - sr11
228
16. Mesin/transmisi
Nama Tabel : mesin_transmisi
Primary Key : id_hasil_mesin_transmisi
Foreign Key : no_pemeriksaan
Tabel 4.99 Spesifikasi data kriteria mesin/transmisi
17. Sistem
Nama Tabel : sistem
Primary Key : id_hasil_sistem
Foreign Key :
sr12 Float - sr12
hasil sr Enum „1‟,‟0.5‟, „0‟ hasil sr
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_mesin_transmisi Int 5 id_hasil_mesin_transmisi
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
mt1 Float - mt1
mt2 Float - mt2
mt3 Float - mt3
mt4 Float - mt4
mt5 Float - mt5
mt6 Float - mt6
hasil_mt Enum „1‟, „0.5‟, „0‟ hasil_mt
229
Tabel 4.100 Spesifikasi data kriteria sistem
4.2.3 Desain Interface
4.2.3.1 Struktur Menu
1. Struktur menu admin
Gambar 4.39 Struktur menu admin
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_hasil_sistem Int 5 id_hasil_sistem
no_pemeriksaan Varchar 30 no_pemeriksaan
s1 Float - s1
s2 Float - s2
hasil_s Enum „1‟, „0.5‟, „0‟ hasil_s
230
2. Struktur menu staf registrasi
Gambar 4.40 Struktur menu staf registrasi
3. Struktur menu penguji
Gambar 4.41 Struktur menu penguji
231
4. Struktur menu kepala bidang pehubungan darat
Gambar 4.42 Struktur kepala bidang perhubungan darat
4.3.2 Desain Interaface
Perancangan layout, akan menggambarkan interface antarmuka sistem
yang nantinya akan di buat (gambar perancangan terlampir). Perancangan
layout dibedakan menjadi beberapa halaman antara lain halaman admin, staf
registrasi, penguji, dan kepala bidang perhubungan darat.
232
1. Interface login
Gambar 4.43 interface login
2. Interface kelola account
Gambar 4.44 interface kelola account
233
3. Interface biaya uji
Gambar 4.45 interface biaya uji
4. Interface data kendaraan
Gambar 4.46 interface data kendaraan
234
5. Interface konsistensi
Gambar 4.47 interface konsistensi
6. Interface view data kendaraan
Gambar 4.48 interface view data kendaraan
235
7. Interface view pengujian
Gambar 4.49 interface pengujian
8. Interface hasil pengujian
Gambar 4.50 interface hasil pengujian
236
9. Interface ubah password
Gambar 4.51 interface ubah password
10. Interface logout
Gambar 4.52 interface logout
237
4.4 Implementasi
4.4.1 Pengkodean
Dalam pengkodean aplikasi untuk membangun sistem ini,
dilakukan dengan menggunakan :
1. Bahasa pemrograman Personal Home Page (PHP)
2. Perangkat keras :
1) Intel(R) Atom(TM) CPU D2500 @1.86GHz,
2) Hardisk 500GB,
3) Memory 2GB,
4) VGA 2GB,
5) Perangkat keras lainnya (keyboard,mouse, dan lain-lain).
3. Perangkat lunak :
1. Windows 7 sebagai sistem operasi komputer,
2. Microsoft Visio sebagai alat bantu untuk mendesain atau
tampilan aplikasi,
3. Microsoft Visio sebagai alat desain perancangan diagram,
4. Macromedia Dreamweaver sebagai alat bantu dalam
mengkodekan tampilan web dengan template,
5. Paket XAMPP (MySQL sebagai database server,
PhpMyAdmin sebagai webserver), dan
238
6. Browser internet Mozilla Firefox sebagai web browser untuk
menjalankan aplikasi.
4.4.2 Pengujian Sistem
Pengujian sistem yang digunakan menggunakan metode blackbox
testing. Metode ini merupakan metode pengujian yang memfokuskan pada
keperluan fungsional dari software. Karena itu pengujian blackbox
memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi
input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program.
Adapun pelaksanaan dan hasil dari pengujian sistem tersebut, ialah
sebagai berikut :
Waktu : 18 Januari 2016
Tempat : Kantor Pengujian Kendaraan Bermotor, Dishubkominfo
Kabupaten Brebes
Aktor : 1. Uci → Admin
2. Tika → Staf Registrasi
3. Taufik → Penguji
4. Johari → Kepala Bidang Perhubungan Darat
239
Tabel 4.101 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Admin
No Rancangan Input/ Output Hasil yang Diharapkan Hasil Aktual
1. Membuka Aplikasi Masuk ke halaman login OK
Tampila aplikasi:
Gambar 4.53 Menampilkan halaman login
2. Klik → Sign in
(username atau password
salah)
Menampilkan peringatan
kesalahan
OK
Tampilan sign in:
Gambar 4.54 Menampilkan peringatan kesalahan
3 Klik → Sign in
(username atau password
Masuk ke halaman utama OK
240
benar)
Tampilan sign in:
Gambar 4.55 Menampilkan halaman utama
4. Klik menu kelola account Menampilkan halaman menu
kelola account
OK
Tampilan kelola account:
Gambar 4.56 Menampilkan halaman menu kelola account
5. Klik → Tambah user Menampilkan form tambah
user
OK
Tampilan tambah user:
241
Gambar 4.57 Menampilkan form tambah user
6. Klik → Simpan Menampilkan hasil rekaman
input
OK
Tampilan simpan:
Gambar 4.58 Menampilkan hasil rekaman input
7. Klik → Edit Menampilkan form edit user OK
Tampilan edit:
Gambar 4.59 Menampilkan form edit user
242
8. Klik → Simpan Menampilkan hasil rekaman
input
OK
Tampilan simpan:
Gambar 4.60 Menampilkan hasil rekaman input
9. Klik → Delete Menampilkan pesan
peringatan
OK
Tampilan delete:
Gambar 4.61 Menampilkan pesan peringatan
10. Klik → Ok Menampilkan data telah
terhapus dari tabel
OK
Tampilan setelah klik oke:
243
Gambar 4.62 Menampilkan data telah terhapus dari tabel
11. Klik menu My account Menampilkan halaman menu
My account
OK
Tampilan My account:
Gambar 4.63 Menampilkan halaman menu My account
12. Klik → Update
(Username dan Password lama
benar)
Menampilkan pesan berhasil
ubah password
OK
Tampilan setelah update:
244
Gambar 4.64 Menampilkan pesan berhasil ubah password
13. Klik → Update
(Username dan Password lama
salah)
Menampilkan pesan kesalahan OK
Tampilan setelah update:
Gambar 4.65 Menampilkan pesan kesalahan
Tabel 4.102 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Staf Registrasi
No Rancangan Input/ Output Hasil yang Diharapkan Hasil Aktual
1. Membuka Aplikasi Masuk ke halaman login OK
Tampilan membuka aplikasi:
245
Gambar 4.66 Menampilkan halaman login
2. Klik → Sign in
(username atau password
salah)
Menampilkan peringatan
kesalahan
OK
Tampilan sign in:
Gambar 4.67 Menampilkan peringatan kesalahan
3 Klik → Sign in
(username atau password
benar)
Masuk ke halaman utama OK
Tampilan sign in:
246
Gambar 4.68 Masuk ke halaman utama
4. Klik menu Biaya uji Menampilkan halaman menu
biaya uji
OK
Tampilan menu biaya:
Gambar 4.69 Menampilkan halaman menu biaya uji
5. Klik → Tambah biaya uji Menampilkan form tambah biaya
uji
OK
Tampilan tambah biaya:
247
Gambar 4.70 Menampilkan form tambah biaya uji
6. Klik → Simpan Menampilkan hasil rekaman
input
OK
Tampilan simpan:
Gambar 4.71 Menampilkan hasil rekaman input
7. Klik → Edit Menampilkan form edit biaya uji OK
Tampilan edit:
248
Gambar 4.72 Menampilkan form edit biaya uji
8. Klik → Simpan Menampilkan hasil rekaman
input
OK
Tampilan simpan:
Gambar 4.73 Menampilkan hasil rekaman input
9. Klik → Delete Menampilkan pesan peringatan OK
Tampilan delete:
249
Gambar 4.74 Menampilkan pesan peringatan
10. Klik → Ok Menampilkan data telah terhapus
dari tabel
OK
Tampilan klik ok:
Gambar 4.75 Menampilkan data telah terhapus dari tabel
11. Klik menu Data kendaraan
bermotor
Menampilkan halaman menu data
kendaraan bermotor
OK
Tampilan menu data kendaraan bermotor:
250
Gambar 4.76 Menampilkan halaman menu data kendaraan bermotor
12. Klik → Tambah data
kendaraan bermotor
Menampilkan form tambah data
kendaraan bermotor
OK
Tampilan tambah:
Gambar 4.77 Menampilkan form tambah data kendaraan bermotor
13. Klik → Simpan Menampilkan hasil rekaman
input
OK
Tampilan simpan:
251
Gambar 4.78 Menampilkan hasil rekaman input
14. Klik → Edit Menampilkan form edit data
kendaraan bermotor
OK
Tampilan edit:
Gambar 4.79 Menampilkan form edit data kendaraan bermotor
15. Klik → Simpan Menampilkan hasil rekaman
input
OK
Tampilan simpan:
252
Gambar 4.80 Menampilkan hasil rekaman input
16. Klik → Delete Menampilkan pesan peringatan OK
Tampilan delete:
Gambar 4.81 Menampilkan pesan peringatan
17. Klik → Ok Menampilkan data telah terhapus
dari tabel
OK
Tampilan klik ok:
253
Gambar 4.82 Menampilkan data telah terhapus dari tabel
18. Klik menu Hasil pengujian
kendaraan
Menampilkan halaman menu
hasil pengujian kendaraan
OK
Tampilan menu hasil pengujian:
Gambar 4.83 Menampilkan halaman menu hasil pengujian kendaraan
19. Klik → Stiker Menghasilkan print out stiker OK
Tampilan stiker:
254
Gambar 4.84 Menampilkan print out stiker
20. Klik → Surat keterangan tidak
lulus
Menghasilkan print out surat
keterangan tidak lulus kendaraan
bermotor
OK
Tampilan surat keterangan tidak lulus:
Gambar 4.85 Menampilkan print out surat keterangan tidak lulus kendaraan
bermotor
21. Klik menu My account Menampilkan halaman menu My OK
255
account
Tampilan My account:
Gambar 4.86 Menampilkan halaman menu My account
22. Klik → Update
(Username dan Password
lama benar)
Menampilkan pesan berhasil
ubah password
OK
Tampilan update:
Gambar 4.87 Menampilkan pesan berhasil ubah password
23. Klik → Update
(Username dan Password
lama salah)
Menampilkan pesan kesalahan OK
256
Gambar 4.88 Menampilkan pesan kesalahan
Tabel 4.103 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Penguji
No Rancangan Input/ Output Hasil yang Diharapkan Hasil Aktual
1. Membuka Aplikasi Masuk ke halaman login OK
Tampilan aplikasi:
Gambar 4.89 Menampilkan halaman login
2. Klik → Sign in
(username atau password
salah)
Menampilkan peringatan
kesalahan
OK
Tampilan sign in:
257
Gambar 4.90 Menampilkan peringatan kesalahan
3 Klik → Sign in
(username atau password
benar)
Masuk ke halaman utama OK
Tampilan sign in:
Gambar 4.91 Menampilkan halaman utama
4. Klik menu Kendaraan
Bermotor
Menampilkan halaman menu
kendaraan bermotor
OK
Tampilan menu kendaraan bermotor:
258
Gambar 4.92 Menampilkan halaman menu kendaraan bermotor
5. Klik menu Pengujian Menampilkan halaman menu
pengujian
OK
Tampilan menu pengujian:
Gambar 4.93 Menampilkan halaman menu pengujian
6. Klik → Uji Menampilkan form pengujian
kendaraan bermotor
OK
Tampilan form uji kendaraan:
259
Gambar 4.94 Menampilkan form pengujian kendaraan bermotor
7. Klik → Simpan Menampilkan pesan berhasil OK
Tampilan simpan:
Gambar 4.95 Menampilkan pesan berhasil
8. Klik menu My account Menampilkan halaman menu My
account
OK
Tampilan My account:
260
Gambar 4.96 Menampilkan halaman menu My account
9. Klik → Update
(Username dan Password lama
benar)
Menampilkan pesan berhasil
ubah password
OK
Tampilan update:
Gambar 4.97 Menampilkan pesan berhasil ubah password
10. Klik → Update
(Username dan Password lama
salah)
Menampilkan pesan kesalahan OK
Tampilan update:
261
Gambar 4.98 Menampilkan pesan kesalahan
Tabel 4.104 Tabel Pengujian Metode Blackbox Level Kepala Bidang
No Rancangan Input/ Output Hasil yang Diharapkan Hasil Aktual
1. Membuka Aplikasi Masuk ke halaman login OK
Tampilan aplikasi:
Gambar 4.99 Menampilkan halaman login
2. Klik → Sign in
(username atau password
salah)
Menampilkan peringatan
kesalahan
OK
Tampilan sign in:
262
Gambar 4.100 Menampilkan peringatan kesalahan
3 Klik → Sign in
(username atau password
benar)
Masuk ke halaman utama OK
Tampilan halaman utama:
Gambar 4.101 Menampilakan halaman utama
4. Klik menu Kendaraan
Bermotor
Menampilkan halaman menu
kendaraan bermotor
OK
Tampilan menu kendaraan bermotor:
263
Gambar 4.102 Menampilkan halaman menu kendaraan bermotor
5. Klik menu Konsistensi kriteria Menampilkan halaman menu
konsistensi kriteria
OK
Tampilan menu konsistensi kriteria:
Gambar 4.103 Menampilkan halaman menu konsistensi kriteria
6. Klik → Hitung Menampilkan hasil hitung OK
Tampilan hasil hitung:
264
Gambar 4.104 Menampilkan hasil hitung
7. Tampilan menu konsistensi
penilaian pengujian
Menampilkan halaman menu
konsistensi penilaian pengujian
OK
Tampilan menu konsistensi penilaian pengujian:
Gambar 4.105 Menampilkan halaman menu konsistensi penilaian pengujian
8. Klik menu Hasil pengujian
kendaraan
Menampilkan halaman menu
hasil pengujian kendaraan
OK
265
Tampilan menu hasil pengujian:
Gambar 4.106 Menampilkan halaman menu hasil pengujian kendaraan
9. Klik → Print hasil pengujian
kendaraan
Menghasilkan print out hasil
pengujian kendaraan
OK
Tampilan print hasil pengujian kendaraan:
Gambar 4.107 Menampilkan print out hasil pengujian kendaraan
10. Klik menu My account Menampilkan halaman menu My
account
OK
Tampilan My account:
266
Gambar 4.108 Menampilkan halaman menu My account
11. Klik → Update
(Username dan Password
lama benar)
Menampilkan pesan berhasil
ubah password
OK
Tampilan update:
Gambar 4.109 Menampilkan pesan berhasil ubah password
12. Klik → Update
(Username dan Password
lama salah)
Menampilkan pesan kesalahan OK
Tampilan update:
267
Gambar 4.110 Menampilkan pesan kesalahan
268
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan
bermotor, membantu penguji dalam menilai kelayakan atau kelulusan
kendaraan bermotor.
2. Sistem ini membantu pegawai dalam pembuatan laporan dan mengelola
data hasil pengujian secara terstruktur.
3. Dengan adanya sistem ini, dapat menambah pengetahuan penulis dan
pembaca mengenai sistem pendukung keputusan pengujian kendaraan
bermotor dengan metode fuzzy multi attribute decision making model
Yager.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dan analisis yang telah dilakukan, maka
terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk peneliti selanjutnya, dapat menambahkan ruang lingkup pengujian
berkala rubah bentuk kendaraan bermotor, pengujian berkala numpang uji
269
kendaraan bermotor, dan pengujian berkala mutasi masuk kendaraan
bermotor.
2. Untuk peneliti selanjutnya, dapat menggunakan model analisis FMADM
lainnya (Baas & Kwakernaak) untuk membandingkan tingkat efisiensi.
3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dikembangkan menjadi sebuah
aplikasi berbasis mobile untuk mempermudah saat pengujian.
4. Untuk penelitian selanjutnya, dapat ditambahkan barcode untuk input data
kendaraan.
5. Untuk penelitan selanjutnya, dapat menambahkan alarm atau peringatan
kepada staf registrasi untuk mengetahui kendaraan yang sudah waktunya
harus melakukan pengujian kembali.
270
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan untuk Promosi
Jabatan Supervisor Produksi dengan Metode Fuzzy MADM”. Jurnal
Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Tahun 2011.
http://eprints.dinus.ac.id/12918/1/jurnal_13134.pdf. Diunduh pada: 10 April
2015.
Anonim. Microsoft Visio. https://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Visio. Diakses: 12
Mei 2015.
Anonim. Pendukung. http://kbbi.web.id. Diakses: 12 Mei 2015.
Hasan, M. Iqbal. Pokok-pokok materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia
Indonesia. 2002.
Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara. 2001.
Hasibuan, Z. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi
Informasi. Depok: Fasilkom Universitas indonesia. 2007.
Herlambang, Ferry. Trik Explorasi Dreamweaver MX . Jakarta: Penerbit Elex Media
Komputindo. 2006.
Hermawan, Julius. Membangun Decision Support System. Yogyakarta: Andi. 2005.
Jogiyanto. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. 2008.
Jogiyanto. Pengenalan Komputer, Dasar Ilmu Komputer, Pemrograman, Sistem
Informasi dan Intelegensi Buatan.Yogyakarta:Andi. 2005.
Julianti, Eka. “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan dalam Menentukan
Peserta Asuransi Rumahkoe Syariah Menggunakan Fuzzy MADM Model
Yager (Studi Kasus: AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok)”. Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2011.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2884/1/EKA%20J
ULIANTI-FST.pdf. Diunduh: 10 April 2015.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan. Jakarta:
Kemenhukham. 2012.
271
Kendall KE, Kendall JE. System Analysis and Design Fifth Edition. Hafidh TA,
penerjemah, Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, terjemahan dari:
Pearson Education. 2008.
Kusrini. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi. 2007.
Kusumadewi S, Hartati S, Harjoko A, Wardoyo R. Fuzzy Multi-Attribute Decision
Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006.
Ladjamudin, Al bahra bin. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2005.
Maizar, Tito. “Sistem Pendukung Keputusan Pengujian Kendaraan Bermotor di
DISHUB Kota Bandung”. Skripsi Universitas Komputer Indonesia
Bandung, Tahun 2014. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=228149.
Diunduh: 10 April 2015.
Marsi dan Sadewa, Aktor. Php Programming. Yogyakarta: Andi. 2009.
Mubarok. System control via web dengan CGI, PHP, Ajax. Jakarta: PT. Elex media.
2011.
Mulyanto, Agus. Sistem Informasi Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2009.
Nazir, Moh. Metode Penelitian, (Cetakan Keenam). Bogor: Ghalia Indonesia. 2005.
Nugroho, Adi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi
Berorientasi Objek. Bandung: Informatika. 2005.
Nugroho, dan Bunafit. Database Relasional dengan MySQL. Yogyakarta: Andi.
2005.
Permana, Rizky Biandra. “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Pelanggan Terbaik dengan Model Yager pada PT. Aesha Surabaya”. Skripsi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Surabaya,
Tahun 2011. http://repository.unib.ac.id/9221/1/I,II,III,II-14-ryz-FT.p.
Diunduh pada: 10 April 2015.
Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi. 2010.
Putri, Ryza Cahya Utami. “Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Siswa
Baru dengan Metode Fuzzy Multi Attribute Decision Making Model Yager
(Studi Kasus: SMP IT Iqra Bengkulu)”. Skripsi Universitas Bengkulu,
272
Tahun 2014. http://repository.unib.ac.id/9221/1/IV,V,VI,LAMP,II-14-ryz-
FT.pdf. Diunduh: 10 April 2015.
Ramran, Abdi. “Sistem Pendukung Keputusan dalam Pemilihan Calon Pegawai
Menggunakan Fuzzy MADM Model Yager (Studi Kasus: PT. Saritama
Dharma Buana)”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Tahun 2013.
Rizky, Soetam. Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Pt. Prestasi
Pustakaraya. 2011.
Rohayani, Hety. “Analisis Sistem Pendukung Keputusan dalam Memilih Program
Studi Menggunakan Metode Logika Fuzzy”. Jurnal Sekolah Tinggi
Komputer Dinamika Bangsa Jambi, Tahun 2013.
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/download/876/434. Diunduh
pada: 10 April 2015.
Rosa, A.S dan Shalahhuddin M., Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung: Modula.
2011.
Salusu. Pengambilan Keputusan Strategik. Jakarta: PT Grasindo. 2008.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 2006.
Subakti, Irfan. “Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)”. Buku
panduan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Tahun 2002.
Sugiarti, Yuni. Analisis dan perancangan UML. Yogyakarta: Graha ilmu. 2013.
Sulifany, Sario. “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon
Pegawai Outsourcing dengan Menggunakan fuzzy MADM Model Yager”.
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2014.
Sulistiyo, Heri. “Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Penerimaan
Beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang”. Jurnal Universitas Komputer
Indonesia, Tahun 2013.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/438/jbptunikompp-gdl-herisulist-21892-
17-20.jurn-a.pdf. Diunduh pada: 10 April 2015.
Sutanta, Edhy. Basis Data dalam Tinjauan Konseptual. Yogyakarta:Andi. 2011.
Sutedjo, Budi. et all. Pengantar Teknologi Informasi Internet, Konsep, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Andi. 2007.
273
Turban E, Aronson JE, Liang TP. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas.
Yogyakarta: Andi. Terjemahan dari Decission Support Systems and
Intellegent Systems. 2005.
Utami, Ema. RDBMS Menggunakan MS SQL Server 2000. Yogyakarta: Graha ilmu.
2008.
Wibowo, A. Aplikasi Gratis untuk Pengembang Situs Web. Yogyakarta: Andi.
2007.
Wicaksono, Wibianto. “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Akselarasi
pada SMA Negeri 1 Semarang Menggunakan Fuzzy MADM”. Jurnal
Universitas Dian Nuswantoro, Tahun 2014. http://eprints.dinus.ac.id/13381/.
Diunduh pada: 10 April 2015.
Whitten, Jeffrey L., Bentley, Lonnie D., dan Dittman, K. C. Systems Analysis and
Design Methods. Terjemahan: Andi. Yogyakarta: Andi. 2004.
LAMPIRAN I
WAWANCARA
Laporan Hasil Wawancara I
Narasumber : Tika
Jabatan : Staf Registrasi
Tanggal : 5 Maret 2015
Waktu : 12.30 WIB
Tempat : Dishubkominfo bagian pengujian kendaraan bermotor
Subjek : Sistem yang sedang berjalan
1. Tanya : Apa saja pelayanan yang diberikan ibu?
Jawab : Pelayanan dalam pendaftaran pengujian kendaraan bermotor,
pembayaran biaya pengujian termasuk denda, serta sebagai staf
registrasi juga bertugas dalam membuat laporan pengujian kendaraan
bermotor.
2. Tanya : Apakah belum diterapkan sistem dalam penginputan dan pengelolaan
data?
Jawab : Belum, sampai saat ini belum ada sistem yang diterapkan untuk
membantu saya dalam penginputan dan pembuatan laporan. Setiap hari
saya melakukan pencatatan pada kertas untuk mengisi formulir
pengujian, laporan tanggal pengujian selanjutnya, dan biaya kendaraan
yang masuk. Pencatatan ini kemudian dikumpulkan untuk dibuat
laporan yang akan diserahkan kepada kepala Dishubkominfo
Kabupaten Brebes.
3. Tanya : Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan
pengujian kendaraan bermotor?
Jawab : Pembuatan laporan membutuhkan waktu yang cukup lama, sekitar 2
sampai 3 hari. Laporan yang dibuat adalah laporan mingguan, karena
tidak memungkinkan membuat laporan perhari Karena banyaknya
pencatatan yang dibutuhkan.
4. Tanya : Jika akan dibangun sebuah sistem untuk pengujian kendaraan
bermotor, sistem seperti apa yang diharapkan ibu?
Jawab : Saya harap, jika dibangun sebuah sistem maka harus sesuai dengan
kebutuhan pelayanan pengujian kendaraan bermotor sehingga
membantu dalam penginputan data dan pelaporan. Sistem ini juga
diharapkan tersambung dengan kepala Dishubkominfo, sehingga
laporan pengujian dapat diterima setiap harinya.
Laporan Hasil Wawancara II
Narasumber : Taufiq Hidayatno, Ama PKB
Jabatan : Pelaksana Penguji Kendaraan Bermotor
Tanggal : 5 Maret 2015
Waktu : 15.15 WIB
Tempat : Dishubkominfo bagian pengujian kendaraan bermotor
Subjek : Proses pengujian kendaraan bermotor
1. Tanya : Jenis kendaraan apa saja yang wajib melakukan uji berkala?
Jawab : Terdapat 4 jenis kendaraan yang wajib melakukan uji berkala,
diantaranya mobil penumpang, mobil bus, mobil barang, dan mobil
khusus seperti mobil ambulan, mobil pemadam kebakaran, dll.
2. Tanya : Bagaimana proses pelayanan pengujian?
Jawab : Tahap pertama pemohon menyerahkan berkas persyaratan kepada
staf registrasi sesuai dengan jenis uji berkala yang akan dilaksanakan,
kemudian staf registrasi menulis data kendaraan bermotor pada
formulir pengujian kendaraan bermotor. Formulir ini akan diserahkan
kepada penguji untuk mencatat hasil pengujian. Setelah penguji
melakukan pengecekan terhadap kendaraan, kemudian hasil pengujian
akan diserahkan kembali kepada staf registrasi kembali. Hasil
pengujian akan digunakan untuk menentukan biaya yang harus
dibayarkan sesuai dengan jenis kendaraan. Tahap selanjutnya, pemilik
kendaraan membayar biaya uji jika pengujian dinyatakan lulus, jika
dinyatakan tidak lulus maka staf penguji akan membuat surat
keterangan tidak lulus dan menyerahkan surat keterangan tidak lulus
dan STNK kepada pemilik kendaraan. Jika pemohon sudah melakukan
pembayaran maka pemohon akan mendapatkan buku uji, tanda uji,
dan stiker uji. Kemudian laporan hasil pengujian akan disimpan oleh
staf registrasi sebagai arsip, dan akan digunakan untuk pembuatan
laporan mingguan.
3. Tanya : Apa saja kriteria atau komponen yang dinilai?
Jawab : Kelayakan kendaraan bermotor dinilai dari 9 kriteria, dimana setiap
krteria tersebut memiliki sub kriteria. Kriteria yang dinilai diantaranya
peralatan, sistem penerangan, sistem kemudi, as dan suspensi, ban dan
pelek, rangka dan bodi, sistem rem, mesin transmisi, dan sistem bahan
bakar serta kelistrikan.
4. Tanya : Apabila kendaraan bermotor dinyatakan tidak layak atau tidak lulus,
apakah kendaraan bermotor langsung tidak diperbolehkan beroperasi atau
diberikan waktu perbaikan?
Jawab : Ketika kendaraan dinyatakan tidak layak, tentu saja kita memberikan
kesempatan pemilik kendaraan bermotor untuk memperbaiki
kendaraan bermotor dalam kurun waktu 1 minggu.
5. Tanya : Apabila kendaraan bermotor dinyatakan layak atau lulus uji, apakah
kendaraan bermotor wajib melakukan uji kembali?
Jawab : Tentu saja kendaraan bermotor harus melakukan uji kembali dalam
kurun waktu 6 bulan, karena pengujian fisik sangat dibutuhkan untuk
menekan angka kecelakaan akibat kendaraan bermotor yang rusak. Uji
berkala dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus.
6. Tanya : Lalu sistem seperti apa yang diharapkan, jika akan dibangun sebuah
sistem untuk pengujian kendaraan bermotor?
Jawab : Jika dibangun sebuah sistem, maka sistem tersebut membantu saya
untuk menilai kelayakan kendaraan karena kriteria yang dinilai cukup
banyak dan setiap kriteria memiliki banyak subkriteria.
LAMPIRAN II
INTERFACE
1. Interface login
Gambar 4.43 interface login
2. Interface kelola account
Gambar 4.44 interface kelola account
3. Interface biaya uji
Gambar 4.45 interface biaya uji
4. Interface data kendaraan
Gambar 4.46 interface data kendaraan
5. Interface konsistensi
Gambar 4.47 interface konsistensi
6. Interface view data kendaraan
Gambar 4.48 interface view data kendaraan
7. Interface view pengujian
Gambar 4.49 interface pengujian
8. Interface hasil pengujian
Gambar 4.50 interface hasil pengujian
9. Interface ubah password
Gambar 4.51 interface ubah password
10. Interface logout
Gambar 4.52 interface logout
LAMPIRAN III
SOURCE CODE
cek_login.php
<?php
session_start();
//include"koneksi.php";
include"koneksi.php";
$password=($_POST['password']);
$sql=mysql_query("select * from user
left join level on
level.id_level=user.id_level where
user.username='$_POST[username]'
and user.password='$password'");
//$sql=mysql_query("select * from
user where
username='$_POST[username]' and
password='$password'");
$data=mysql_fetch_array($sql);
$cek=mysql_num_rows($sql);
if($cek>0){
session_register('id_user');
session_register('username');
session_register('password');
session_register('id_level');
session_register('level');
//session_register('status');
$_SESSION['id_user']=$data['id_user'];
$_SESSION['username']=$data['username'];
$_SESSION['password']=$data['password'];
$_SESSION['id_level']=$data['id_level'];
$_SESSION['level']=$data['level'];
header('location:home.php?menu=home');
}else{
echo"<script>alert('Login Gagal
!');window.location='javascript:history.go(-
1);'</script>";
}
?>
cetak_stiker.php
<?php
error_reporting(0);
session_start();
include"koneksi.php";
$ids=$_GET['id'];
$data=mysql_fetch_array(mysql_query("sel
ect *,date_format(tgl_pemeriksaan,'%d %M
%Y') as tanggal from pengujian left join
kendaraan on
kendaraan.no_kendaraan=pengujian.no_
kendaraan left join merk_tipe on
merk_tipe.kode_merk_tipe=kendaraan.m
erk_tipe where
no_pemeriksaan='$ids'"));
$pecah=explode("-",$data['stiker']);
$a=$pecah[0];
$b=$pecah[1];
$c=$pecah[2];
$d=$pecah[3];
$e=$pecah[4];
$f=$pecah[5];
$g=$pecah[6];
$h=$pecah[7];
$i=$pecah[8];
$j=$pecah[9];
$k=$pecah[10];
echo"<br>
<table align=center border=0
cellpadding=4 cellspacing=0
width=100%>
<tr
align=center><td></td><td></td><td>
<h1>$data[tanggal] </h1></td></tr>
<tr ><td></td> <td></td><td
align=center>
$a <br><br> $b <br> $c <br> $d <br>
$e <br> $f <br> $g <br> </td></tr>
<tr><td></td><td align=right> $h
</td> <td align=right> $i </td></tr>
<tr><td></td><td></td><td
align=center>$j <br> $k
<br><br>DISHUBKOMINFO KAB.
BREBES </td></tr>
<tr align=left><td align=center>
<h2>$data[no_pemeriksaan]</h2></td
><td ></td><td ></td></tr>
<tr align=left><td align=center>
<h2>$data[no_kendaraan]</h2></td><
td ></td><td ></td></tr>
<tr align=right><td
></td><td></td><td>
U. RIZALUDIN,SE. <br>
33.06.000.1278 <br>
19690424 199403 1 003
</td></tr>
</table>
";
echo"
<script>window.print();</script>";
?>
index.php
<!DOCTYPE html PUBLIC "-
//W3C//DTD HTML 4.01
Transitional//EN"
"http://www.w3.org/TR/html4/loose.dt
d">
<html>
<head>
<meta http-equiv="Content-Type"
content="text/html; charset=ISO-8859-
1">
<title>SPK Pengujian Kendaraan
Bermotor</title>
<link href="style.css" rel="stylesheet"
type="text/css">
</head>
<body>
<br><br>
<table align="center">
<tr>
<td align="center" style="text-
shadow:5px 5px 5px #999;">
<h3>SISTEM PENUNJANG
KEPUTUSAN <br> PENGUJIAN
KENDARAAN BERMOTOR </h3>
<h3>DISHUBKOMINFO KAB.
BREBES</h3>
<div id='login_container'>
<div id='login_box'>
<div id='img_box'><img
src='image/logo.jpg'
class='avatar_img'/></div>
<form method='post'
action='cek_login.php'>
<input type='text' id='username'
name='username' class='input user'/>
<br/>
<input type='password' id='password'
name='password' class='input
passcode'/> <br/>
<input type='submit' value=' Login ' />
<div style='clear:both'></div>
</form>
</div>
</div>
</div>
</td>
</tr>
</table>
</body>
</html>
laporan_pengujian.php
<table align="center">
<tr><td align="left"><img
src="image/logo.JPG" /></td><td><h3
align="center">PEMERINTAH
KABUPATEN BREBES <BR>
DINAS PERHUBUNGAN
KOMUNIKASI DAN INFORMASI
<BR>
Jalan Raya Grinting No.242
Telp.(0283) 870435 Kode Pos
52253<br>
BREBES</h3></td></tr></table><HR
>
<?php
error_reporting(0);
include"koneksi.php";
$tgl=date("d F Y");
if($_GET['act']=='all'){
$no=1;
$sql=mysql_query("select * from
kendaraan left join pengujian on
pengujian.no_kendaraan=kendaraan.no
_kendaraan
left join jenis_kendaraan on
jenis_kendaraan.id_jenis_kendaraan=k
endaraan.id_jenis_kendaraan
left join pemilik on
pemilik.id_pemilik=kendaraan.id_pem
ilik
left join hasil_pengujian on
hasil_pengujian.no_kendaraan=kendar
aan.no_kendaraan where
pengujian.status='sudah' and
hasil_pengujian.hasil_akhir='1'");
echo"<table border=1 cellpadding=4
cellspacing=0 width=100%>
<tr
bgcolor='#ccc'><td>No</td><td>Tang
gal Pemeriksaan</td><td>Tanggal
Pemeriksaan Berikutnya</td><td>No.
Kendaraan</td><td>No.
Pemeriksaan</td><td>Jenis
Kendaraan</td><td>Sifat
U|TU</td><td>Tahun
Pembuatan</td><td>Nama
Pemilik</td><td>Alamat</td><td>Sif
at Pelaksanaan Uji</td></tr>";
while($data=mysql_fetch_array($sql))
{
echo"<tr>
<td>$no</td><td>$data[tgl_pemeriksa
an]</td><td>$data[waktu]</td><td>$
data[no_kendaraan]</td><td>$data[no
_pemeriksaan]</td><td>$data[jenis_k
endaraan]</td><td>$data[sifat]</td><t
d>$data[tahun_pembuatan]</td><td>$
data[nama_pemilik]</td><td>$data[al
amat]</td><td>$data[sifat_pelaksana_
uji]</td></tr>
"; $no++;
}
echo"</table>";
}
if($_GET['act']=='filter'){
$ids=$_GET['id'];
$no=1;
$sql=mysql_query("select * from
kendaraan left join pengujian on
pengujian.no_kendaraan=kendaraan.no
_kendaraan
left join jenis_kendaraan on
jenis_kendaraan.id_jenis_kendaraan=k
endaraan.id_jenis_kendaraan
left join pemilik on
pemilik.id_pemilik=kendaraan.id_pem
ilik
left join hasil_pengujian on
hasil_pengujian.no_kendaraan=kendar
aan.no_kendaraan where
pengujian.status='sudah' and
pengujian.tgl_pemeriksaan='$ids'");
echo"<table border=1 cellpadding=4
cellspacing=0 width=100%>
<tr
bgcolor='#ccc'><td>No</td><td>Tang
gal Pemeriksaan</td><td>Tanggal
Pemeriksaan Berikutnya</td><td>No.
Kendaraan</td><td>No.
Pemeriksaan</td><td>Jenis
Kendaraan</td><td>Sifat
U|TU</td><td>Tahun
Pembuatan</td><td>Nama
Pemilik</td><td>Alamat</td><td>Sif
at Pelaksanaan Uji</td></tr>";
while($data=mysql_fetch_array($sql))
{
echo"<tr>
<td>$no</td><td>$data[tgl_pemeriksa
an]</td><td>$data[waktu]</td><td>$
data[no_kendaraan]</td><td>$data[no
_pemeriksaan]</td><td>$data[jenis_k
endaraan]</td><td>$data[sifat]</td><t
d>$data[tahun_pembuatan]</td><td>$
data[nama_pemilik]</td><td>$data[al
amat]</td><td>$data[sifat_pelaksana_
uji]</td></tr>
"; $no++;
}
echo"</table>";
}
echo"<p align='right'>Brebes, $tgl
<br><br> a.n KEPALA DINAS
PERHUBUNGAN <BR>
KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA<BR>
KABUPATEN BREBES <BR>
Kepala Bidang Perhubungan Darat
<br><br><br><br> Johari,SH <br>
NIP.19610928 198303 1 013";
echo"<script>window.print();</script>
";
?>
logout.php
<?php
session_start();
session_destroy();
header('location:index.php');
?>