skripsi satria atilu edit

55
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan bagian dari pembangunan di bidang pendidikan. Usaha ini mutlak dilaksanakan mengingat peranan pendidikan bagi bangsa dan negara sangat berpengaruh dalam mempercepat proses pembangunan nasional baik fisik maupun mental. Kualitas sumber daya manusia sangat perlu diperhatikan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tapi dengan tidak meninggalkan nilai-nilai budaya dan agama.Demi menciptakan manusia beriman, bertaqwa serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dewasa ini pemerintah secara terus-menerus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan keberhasilan pelaksanaan program pengajaran.Hal ini tercermin dalam penyempurnaan kurikulum serta perbaikan fasilitas pendidikan yang merupakan jawaban atas 1

Upload: jones-pontoh

Post on 22-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

atilu

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Satria Atilu Edit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan bagian dari pembangunan

di bidang pendidikan. Usaha ini mutlak dilaksanakan mengingat peranan

pendidikan bagi bangsa dan negara sangat berpengaruh dalam mempercepat

proses pembangunan nasional baik fisik maupun mental.

Kualitas sumber daya manusia sangat perlu diperhatikan seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tapi dengan tidak meninggalkan

nilai-nilai budaya dan agama.Demi menciptakan manusia beriman, bertaqwa serta

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dewasa ini pemerintah secara terus-menerus berusaha untuk meningkatkan

mutu pendidikan melalui peningkatan keberhasilan pelaksanaan program

pengajaran.Hal ini tercermin dalam penyempurnaan kurikulum serta perbaikan

fasilitas pendidikan yang merupakan jawaban atas tuntutan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat.

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang mengembanmisi menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan, dan

keterampilan.Salah satu unsur penting dalam sekolah adalah guru. Guru

merupakan perancang belajar mengajar karena itu perannya cukup besar dan

sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Kenyataan-kenyataan ini

seringkali menjadikan guru sebagai pusat dalam proses belajar mengajar.

1

Page 2: Skripsi Satria Atilu Edit

Selama ini orientasi mengajar lebih terpusat pada guru, yaitu guru yang aktif

sedangkan siswa pasif.Cara ini bertentangan dengan prinsip dari CBSA dimana

siswalah yang harus aktif baik secara emosional intelektual terlibat dalam pross

belajar mengajar.

Dari beberapa pengamatan yang dilakukan, kebanyakan guru menggunakan

metode mengajar yang kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk

melibatkan diri dalam proses belajar mengajar. Kecenderungan yang terjadi

bahwa proses belajar itu sendiri kurang produktif karena siswa tidak memiliki

antusias untuk mencari hal-hal baru atau memperluas wawasan dengan cara

memperkaya materi pelajaran dan akibatnya sulit untuk mencapai kompetensi

yang diharapkan.

Seperti yang terjadi di SMP Kaidipang , dimana berdasarkan data yang

diperoleh, melalui pra survey dari 26 siswa hanya 10 siswa yang mampu

menyerap materi / pokok bahasan yang diajarkan dengan nilai 65. Kenyataan ini

membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang rendah adalah tantangan bagi guru

untuk membenahi sistem pembelajaran yang digunakan. Pemberlakuan kurikulum

tingkat satuan pendidikan seyogyanya mengharuskan guru untuk dapat merancang

suatu program pembelajaran yang memberi kesempatan sebanyak-banyaknya bagi

siswa untuk memperkaya atau menggembangkan materi yang diberikan oleh guru.

Memahami permasalahan yang telah dikemukakan, maka perlu diupayakan

perbaikan dalam proses pembelajaran. Perbaikan dimaksud adalah menyangkut

peran guru dan peran siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu model

2

Page 3: Skripsi Satria Atilu Edit

pembelajaran yang melibatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran

adalah model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda

latar belakang dan kondisi siswa untuk bekerjasama saling bergantung satu sama

lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan

kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Selain unggul dalam

membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, strategi ini sangat berguna

untuk membatu siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Dengan cara seperti ini, proses pembelajaran akan

berlangsung dengan baik dan para siswa akan benar-benar menguasai pelajaran

yang diperoleh dari proses belajar mengajar serta mampu menerapkannya dalam

situasi kehidupan nyata.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Tipe Jig Saw Untuk

Meningkatkan Hasil belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu di SMP

Negeri 2 Kaidipang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang muncul

dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa rendah,

2. Guru kurang tepat dalam menggunakan model pembelajaran,

3

Page 4: Skripsi Satria Atilu Edit

3. Penerapan model pembelajaran yang tidak efektif,

4. Siswa bersikap pasif bahkan lebih banyak diam,

5. Siswa tidak memiliki antusias untuk mencari hal-hal baru atau wawasan

materi dan akibatnya sulit untuk mencapai komptensi yang diharapkan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw pada mata pelajaran IPS Terpadu dalam meningkatkan hasil belajar siswa

di SMP Negeri 2 KAIDIPANG .

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka masalah penelitian tindakan kelas ini

dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Penggunaan Model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran IPS Terpadu dapat meningkatkan

hasil belajar siswa di SMP 2 Kaidipang ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa di SMP Negeri 2 Kaidipang pada mata pelajaran

IPS Terpadu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

4

Page 5: Skripsi Satria Atilu Edit

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

a. Guru

Mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sebagai salah satu upaya

peningkatan kualitas pembelajaran Ekonomi kearah yang lebih

baik.

Dengan pengalaman baru, guru dapat meningkatkan

profesionalismenya.

Mempermudah tugas guru dalam penjelasan materi.

b. Siswa

Dapat menguasai materi pelajaran.

Dapat menggunakan materi pelajaran dalam praktek hidup sehari-

hari.

Tercipta motivasi belajar dan lebih bertanggung jawab dengan apa

yang dipelajari.

5

Page 6: Skripsi Satria Atilu Edit

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

A. Tipe Jigsaw (Tim Ahli)

Tipe jigsaw telah dikembangkan dan di ujicoba oleh Elliot Aroson dan

teman – teman dati Universitas Texas dan diadopsi oleh slavin dan teman – eman

di Universitas Jhon Hopkins.

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran di

mana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5 orang dengan

memperhatikan keheterogenan, bekerja sama positif dan setiap anggota

bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan

dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Keunggulan tipe jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajaranya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan tetapi juga mereka harus siapmemberikan dan

mengajar materi tersebut pada anggota kelompok lain. Pada tipe ini terdapat

kelompok ahli dan kelompok asal, kelompok asal adalah kelompok ahli dan

kelompok asal, kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa

anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhaikan keragaman dan latar

belakang siswa aga tercipta suasana yang terbaik bagi setiap anggota kelompok.

Sedangkan kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota

6

Page 7: Skripsi Satria Atilu Edit

kelompok lain ( kolompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topic tertentu

kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

1. Para anggota dari kelompok asal yangberbeda bertemu dengan topik yang

sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang

ditugaskan kepada masing – masing anggota kelompok, saling membantu satu

dengan yang lain di dalam mempelajari topic yang telah ditentukan. Guru

adalah memfasilitasi dan motivasi para anggota kelompok ahli agar mudah

untuk memahami materi yang diberikan, setelah pembahasan selesai para

anggota kelompok kembali kepada kelompok asal dan mengajarkan kepada

teman – teman sekelompoknya tentang apa yang telah mereka dapatkan pada

pertemuan dikelompokan ahli. Para kelompok saat melakukan diskusi di

kelompok ahli

a. JIGSAW (Gigi Gergaji)

Metode jigsaw dikembangkan pertama kali oleh Elliot Aronson.Metode ini

merupakan metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan agar

dapat membangun kelas sebagai komunitas belajar yang menghargai

semua kemampuan siswa. Pemikiran dasar dari metode ini adalah

kesempatan siswa untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serta diajar

oleh sesama siswa untuk berbagi dengan yang lain., mengajar serta diajar

oleh sesama siswa merupakan bagian penting dalam proses belajar dan

sosialisasi yang berkesinambungan sehingga pengetahuan tersebut

diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal.

7

Page 8: Skripsi Satria Atilu Edit

Tipe jigsaw (tim ahli) dapat dilakukan dengan mengikuti langkah –

langkah sebagai berikut :

1. Siswa dikelompokan kedalam kelompok 4 – 5 orang satu tim.

2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

3. Tiap orang dalam tim membaca bagian materi yang ditugaskan.

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub

bab yang sama bertemu dalam kelompok baru / kelompok ahli untuk

mendiskusikan materi.

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim tentang materi

yang mereka kuasai.

6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

7. Guru memberi evaluasi.

8. Penutup.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Arends dalam Tambelu (2003), pembelajaran yang

menggunakan model kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan

materi belajarnya

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah

c. Bilamana mungkin, anggota berasal dari segi badaya, suku, jenis kelamin

yang berbeda

8

Page 9: Skripsi Satria Atilu Edit

d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu

3. Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Pembelajaran kooperatif model Jigsaw merupakan model pembelajaran

kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang

dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota

bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang

diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang

lain.

Keunggulan kooperatif model jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab

siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga

harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota

kelompoknya yang lain. Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk

mempelajari materi yang ditugaskan

Dalam model pembelajaran kooperatif model jigsaw, terdapat kelompok

ahli dan kelompok asal.Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri

dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan

keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan mengetahui latar

belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota

kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari

anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami

topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

9

Page 10: Skripsi Satria Atilu Edit

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik

yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang

ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama

lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Disini, peran guru adalah

mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk

memahami materi yang diberikan.

Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali

pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang

telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.Para kelompok

ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat

melakukan diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima

oleh setiap anggota pada kelompok asal.  

4. Tinjauan Umum Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas,

struktur tujuan dan struktur penghargaan (Ibrahim ; 2000).

a. Struktur tugas mengacu kepada dua hal, yaitu cara pembelajaran itu

diorganisasikan dan jenis kegiatan yang dilakukan di kelas.

b. Struktur tujuan, yaitu sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai oleh siswa

dan guru pada akhir pelajaran atau siswa menyelesaikan tugas.

Struktur tujuan dapat dikategorikan ke dalam tiga macam, yaitu:

1. Struktur tujuan individualistic, yaitu tujuan yang dicapai siswa secara

individu.

10

Page 11: Skripsi Satria Atilu Edit

2. Struktur tujuan kompetitif, jika seseorang dapat mencapai tujuan

sedangakan siswa lain tidak mencapai tujuan.

3. Struktur kooperatif, jika siswa bersama-sama mencapai tujuan

tersebut, model-model individu ikut adil menyumbang pencapaian

tujuan.

c. Struktur penghargaan jika keberhasilan kelompok akibat keberhasilan

bersama-sama anggota kelompok.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan

instruksional penting, yaitu kemampuan akademik, penerimaan terhadap

perbedaan individu dan pengembangan keterampilan social.

a. Kemampuan Akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa

dalam tugas-tugas akademik.Model ini unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep yang sulit.Pengajaran kooperatif ini dapat

memberikan keuntungan bagi siswa kelompok bawah dan siswa kelompok

atas.

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Salah satu efek yang sangat penting bagi model pembelajaran

kooperatif adalah penerimaan terhadap perbedaan individu seperti budaya,

status social, ras, kemampuan dan ketidakmampuan. Hal ini memberi

peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk

bekarja saling tergantung satu sama lain atas tugas bersama.

11

Page 12: Skripsi Satria Atilu Edit

c. Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja

sama dan kolaborasi. Keterampilan ini harus dimiliki masyarakat dimana

orang dewasa bekerja, pengorganisasian, saling tergantung dan kondisis

budaya yang berbeda. Disamping itu juga sangat berguna Belajar dalam

rangka membantu siswa menumbuhkembangkan kemampuan bekarja sama,

berpikir kritis dan membantu yang kurang..

.

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian dari keberhasilan siswa.Siswa dikatakan

berhasil apabila dapat menciptakan tujuan yang telah ditetapkan dengan

memperoleh nilai yang cukup tinggi.Hasil belajar diartikan sebagai nilai yang

diperoleh siswa setelah mengikuti belajar mengajar dalam selang waktu tertentu

(Wirawan, 1994:43).

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuann siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan dan

merupakan gambaran yang ingin dicapai oleh siswa yang mengikuti proses belajar

mengajar.

Evaluasi pencapaian siswa adalah salah satu kegiatan yang merupakan

kewajiban bagi setiap guru atau pelajar.Dikatakan kewajiban, karena setiap

pengajar pada akhirnya harus dapat memberikan informasi kepada lembaganya

ataupun kepada siswa itu sendiri sampai dimana penguasaan dan kemampuan dari

12

Page 13: Skripsi Satria Atilu Edit

siswa tersebut dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Nawawi (1981:100)

mengemukakan hasil belajar sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari pengajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai

yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu.Pada akhirnya,

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah siswa tersebut menerima pengalaman

belajarnya.Pengalaman belajar siswa dapat diperoleh dari hasil pengetahuan,

sikap, dan keterampilan.

B. KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

13

PEMBELAJARAN

PROSES BELAJAR MENGAJAR TANPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

HASIL BELAJAR

PROSES BELAJAR MENGAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENINGKATAN

Page 14: Skripsi Satria Atilu Edit

B. Hipotesis Penelitian

Bertolak dari alur pikiran diatas, maka diajukan hipotesis penelitian

tindakan kelas ini sebagai berikut :

“Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil

belajar siswa SMP Negeri 2 Kaidipang“

14

Page 15: Skripsi Satria Atilu Edit

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi

RefleksiPelaksanaan

?

PelaksanaanSIKLUS I

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP Negeri

2 Kaidipang tahun pelajaran 2011-2012 semester I yang berjumlah 26 orang.

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan September – Oktober

2012 dan disesuaikan dengan jadwal pelajaran di sekolah.

Para siswa dibagi dalam 4 kelompok kecil, 3 kelompok masing-masing

terdiri dari 6 siswa dan 1 kelompok terdiri dari 5 siswa.

B. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.Pendekatan

yangdigunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan

kuantitatif.Adapun pelaksanaan penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus

tindakan yang berurutan.

(SuharsiminArikunto,2007:1)

15

Page 16: Skripsi Satria Atilu Edit

Pelaksanaan penelitian ini mengikuti prosedur sebagai berikut:

1. Perencanaan

Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:

Membuat bahan ajar yang telah disesuaikan dengan pokok bahasan yang

akan dipelajari

Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajara koperatif dengan teknik jigsaw

Membuat lembaran observasi sesuai dengan model pembelajaran yang

digunakan

Membuat evaluasi

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penulisan ini adalah pengimplementasian

kegiatan pembelajaran yang termuat dalam rencana pembelajaran dan skenario

meskipun demikian, tindakan bisa berubah bergantung pada situasi yang dihadapi

pada saat pelaksanaan. Pelaksanaan tindakan disusun dalam proses pembelajaran

berdasarkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw sebagai berikut:

Guru memberikan informasi sehubungan dengan materi permintaan dan

penawaran serta menggali sejauh mana siswa sudah mengetahui materi

tersebut.

Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa.

Guru membagikan materi kepada anggota kelompok sesuai yang diajarkan.

16

Page 17: Skripsi Satria Atilu Edit

Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan materi yang berbeda-

beda dan memahami informasi yang ada didalamnya.

Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki materi yang sama dalam satu

kelompok sehingga terbentuk kelompok ahli sesuai dengan materi yang telah

dipersiapkan oleh guru.

Dalam kelompok ahli ini ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi

ahli sesuai dengan materi yang menjadi tanggung jawabnya.

Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat

menyampaikan informasi tentang hasil dari materi yang telah dipahami kepada

kelompok kooperatif (kelompok awal).

Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing

siswa kembali kekelompok kooperatif (awal).

Beri kesempatan secara bergilir masing-masing siswa untuk menyampaikan

hasil dari tugas kelompok ahli.

Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-

masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberi klarifikasi.

3. Observasi

Pemantauan atau observasi dalam penelitian adalah kegiatan mengamati dan

mendokumentasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan tindakan yang

dilakukan.Kegiatan pemantauan ini mencakup pemantauan mengenai kegiatan

siswa dan peneliti selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dalam

penelitian ini yang akan dipantau, secara garis besar adalah (1) mengetahui

17

Page 18: Skripsi Satria Atilu Edit

kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan, dan (2) mengetahui

seberapa besar pelaksanaan tindakan yang sedang dilaksanakan akan

menghasilkan perubahan yang diharapkan. Hal ini dapat diartikan bahwa lembar

observasi untuk mengamati dan mendokumentasikan segala sesuatu yang

berkaitan dengan tindakan.Pemantauan dilakukan oleh dosen pembimbing dan

guru mata pelajaran.

4. Analisis Dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi setelah dilakukan tindakan, penulis dibawah

koordinator guru bidang studi melakukan refleksi terhadap proses dan hasil

tindakan yang dilakukan. Jika tindakan yang dilaksanakan hasilnya telah

mencapai apa yang di harapkan dalam penelitian ini maka peneliti tidak

melanjutkan lagi.Apabila belum tercapai apa yang diharapkan, maka dalam

refleksi dibahas masalah dan hambatan yang ditemui untuk selanjutnya di

rumuskan alternatif yang harus dilakukan dalam putaran selanjutnya agar tujuan

penelitian ini tercapai.

C. Indikator Keberhasilan Belajar

Indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah ketuntasan

belajar secara klasikal .Ketuntasan belajar secara berkelompok yaitu apabila

terdapat 85% siswa pada kelompok tersebut telah memperoleh nilai 65 (Arikunto

1998). Kriteria keberhasilan yang diharapkan melalui penelitian tindakan kelas ini

dianalisis secara deskriptif presentase nilai akhir.

18

Page 19: Skripsi Satria Atilu Edit

D. Teknik pengumpulan data

1. Sumber data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan

guru (peneliti).

2. Jenis data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif .Data

kuantitatif berupa hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan Lembar Kerja

Siswa (LKS), mengikuti tes awal sebelum tindakan dan tes akhir sesudah

tindakan.Sedangkan data kualitatif adalah hasil observasi.

3. Cara pengumpulan Data

a. Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa yang

terdiri tes produk dan tes proses.

b. Data tentang situasi proses pembelajaran diperoleh melalui lembar

observasi.

c. Data tentang keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan tindakan

melalui lembar observasi.

E. Teknik pengolahan data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

deskriptif dengan cara menghitung persentase capaian hasil belajar siswa

berdasarkan indikator kerja.

Capaian hasil belajar =Capaian target

Targetidealx 100 %

(Arikunto, 1997:245)

19

Page 20: Skripsi Satria Atilu Edit

tingkatpenguasaanmateri= jumla h siswayangber h asiljumlah keseluruh ansiswa

x100 %

(Arikunto, 1988)

20

Page 21: Skripsi Satria Atilu Edit

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Perencanaan Penelitian

Kegiatan perencanaan tindakan diawali dengan mengadakan observasi

mengenai kemamapuan siswa dan karakteristik siswa. Kemudian menyiapkan

silabus, serta menyesuaikan tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan

lembar kerja siswa yang merupakan panduan belajar siswa pada mata

pelajaran IPS Terpadu dan menyiapkan RPP dengan materi ikhtisar siklus

akunansi yang dilaksanakan dalam dua kali putaran. Setelah tindakan pada

putaran pertama selanjutnya dilaksanakan penilaian. Hasil penelitian dalam

bentuk hasil belajar siswa dianalisa tercapai keberhasilannya. Apabila hasil

belajar siswa sudah memenuhi kriteria perorangan 65% – 90% maka

penelitian ini tindakan ini tidak akan dilanjutkan. Namun apabila tercapai

keberhasilannya belum memenuhi kriteria tersebut, diadakan refleksi bersama

kepala sekolah, pembimbing dan guru mata pelajaran. Hasil dan refleksi

tersebut menjadi bahan masukan untuk perbaikan dalam tindakan putaran

kedua.

21

Page 22: Skripsi Satria Atilu Edit

2. Impelementasi Tindakan

a. Siklus I

Penggunaan model pembelajaran dalam proses pembelajaran sebagai

tindakan di kelas dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

2. Menyampaikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau

lewat bacaan.

3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap keompok agar melakukan transisi serta

kerja sama.

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar saat mereka

mengerjakan tugas mereka.

5. Evaluasi

Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok mengumpulkan hasil kerjanya.

6. Memberikan penghargaan.

22

Page 23: Skripsi Satria Atilu Edit

Tabel I Hasil Tes Evaluasi Siklus I

No Nama NilaiKetuntasan

No Nama Nilai Ketuntasan

1 Arif Buhang 65 Tuntas 15Dindan

Mooduto62

Tidak Tuntas

2 Jul Ruata 63 Tuntas 16Yolanda Abdula

67 Tuntas

3Diki

Rumengan40

Tidak Tuntas

17 Siti Safitri 40Tidak Tuntas

4 Candra Jere 85 Tuntas 18Desi

Panegoro65 Tuntas

5 Ardan Buhang 55Tidak Tuntas

19 Kristina 60Tidak Tuntas

6 Jumardi Atilu 50Tidak Tuntas

20 Nur Intan 65 Tuntas

7 Wito Prasetyo 30Tidak Tuntas

21 Safira 70 Tuntas

8 Eka Isingga 35Tidak Tuntas

22 Irawati 40Tidak Tuntas

9 Jevlin 40Tidak Tuntas

23 Fitria 85 Tuntas

10 Julian 87 Tuntas 24 Cindra 63Tidak Tuntas

11 Alfianto 40Tidak Tuntas

25 Rindy 73 Tuntas

12 Tahar 55Tidak Tuntas

26 Firawati 63Tidak Tuntas

13 Ningsih Adam 45Tidak Tuntas

Jumlah 1520

14 Dinda Adam 50 Tidak Tuntas

Rata-Rata58,462

Tabel 2. Rekapitulasi Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

Capaian Jumlah %

Tuntas 10 38,46%

Tak tuntas 16 65,54%

23

Page 24: Skripsi Satria Atilu Edit

Setelah melihat hasil evaluasi dari 26 orang siswa, di mana rentang nilai yang

diperoleh setiap siswa pada siklus I, berada pada rentangan nilai antara 30 - 87

dari rentang nilai yang diperoleh itu ada 16siswa yang tidak tuntas belajar,

sebab kriteria tuntas belajar adalah nilai 6,5 atau 65%, dan yang tuntas belajar

hanya 10siswa, yaitu siswa yang mendapatkan nilai antara 65- 87. Selanjutnya

secara klasikal karena yang tuntas belajar hanya 10 orang atau 38,46% dari

jumlah siswa di kelas, dapat disimpulkan bahwa dalam siklus I belum dicapai

ketuntasan belajar secara klasikal. Kemudian penelitian dilanjutkan.

b. Siklus II

Penelitian putaran kedua ini dilakukan dengan memperhatikan hal-hal yang

harus diperbaiki sebagai kekurangan pada pelaksanaan putaran pertama.

Setelah guru memberikan informasi yang jelas tentang model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan pembelajaranIPS TERPADU maka

suasana pembelajaran menjadi semakin kondusif. Pada akhir kegiatan

pembelajaran diadakan tes, dan hasilnya adalah sebagai berikut

Tabel 3 Hasil Tes Evaluasi Siklus II

No Nama Nilai Ketuntasan No Nama Nilai Ketuntasan

1Arif

Buhang73 Tuntas 15

Dindan Mooduto

70 Tuntas

2 Jul Ruata 75 Tuntas 16Yolanda Abdula

67 Tuntas

3Diki

Rumengan65 Tuntas 17

Siti Safitri

63Tidak Tuntas

4Candra

Jere90 Tuntas 18

Desi Panegoro

75 Tuntas

5Ardan

Buhang75 Tuntas 19 Kristina 70 Tuntas

6Jumardi

Atilu65 Tuntas 20

Nur Intan

73 Tuntas

7 Wito 55 Tidak 21 Safira 82 Tuntas

24

Page 25: Skripsi Satria Atilu Edit

Prasetyo Tuntas

8Eka

Isingga65 Tuntas 22 Irawati 62

Tidak Tuntas

9 Jevlin 65 Tuntas 23 Fitria 95 Tuntas10 Julian 95 Tuntas 24 Cindra 73 Tuntas11 Alfianto 65 Tuntas 25 Rindy 87 Tuntas12 Tahar 70 Tuntas 26 Firawati 70 Tuntas

13Ningsih Adam

70 Tuntas Jumlah 1890

14Dinda Adam 75 Tuntas

Rata-Rata 72,692

Tabel 4. Rekapitulasi Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

Capaian Jumlah %

Tuntas 23 88,46

Tak tuntas 3 11,54

Setelah melihat hasil evaluasi dan kegiatan-kegiatan kelompok sehari-hari di

dalam kelas dari 26 orang siswa, pada siklus II ini memperoleh peningkatan

dengan nilai rata-rata yang diperoleh di kelas adalah 72,692.

Berdasarkan pada Tabel II tersebut diatas, nampak banyak siswa yag

mendapat nilai ¿ 65 sebanyak 23 siswa (88,46).Berdasarkan pada kriteria

keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan di atas bahwa apabila 85% dari

jumlah siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran telah mendapat nilai ¿

65 maka secara kelompok telah tercapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu,

dikaitkan dengan kriteria ketuntasan belajar tersebut maka hasil penelitian ini

ternyata telah memenuhi kriteria tersebut. Dengan demikian dapat

25

Page 26: Skripsi Satria Atilu Edit

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dapat membantu guru menjelaskan bahan ajar kepada siswa-siswa yang lain.

Dalam pengertian bahwa penerapan model kooperatif dalam pembelajaran IPS

Terpadu dapat meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan kriteria

ketuntasan belajar.

Penelitian tindakan dalam penerapan model pembelajaran (sebagai tindakan) pada

siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kaidipang Menghasilkan bahwa kelompok siswa

yang mendapat nilai ¿ 65 sebanyak 23 siswa (88,46 %), sedangkan mendapat

nilai < 65 sebanyak 3 siswa (11,54%). Berdasarkan pada kriteria keberhasilan

penelitian ini bahwa apabila 85 % dari jumlah siswa yang mengikuti kegiatan

pembelajaran telah mendapat ¿ 65 maka secara kelompok telah tercapai

ketuntasan belajar. Oleh karena itu, dikaitkan dengan kriteria ketuntasan belajar

tersebut maka hasil penelitian ini ternyata telah memenuhi kriteria tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS Terpadu dapat meningkatkan hasil

belajar siswa berdasarkan kriteria ketuntasan belajar.

Kesimpulan penelitian tersebut mengarahkan kepada kita bahwa siswa-siswa yang

berpotensi akademik yang baik hendaknya diberdayakan oleh guru dalam

membantu menjelaskan bahan ajar kepada teman-temannya. Mungkin penjelasan

materi/bahan ajar oleh guru kurang dapat dipahami oleh siswa-siswa pada

umumnya, namun dengan bantuan atau bahasa temannya sendiri yang telah

memahami padakesempatan pertama dapat membantu menjelaskan materi

tersebut kepada teman-teman yang lain.

26

Page 27: Skripsi Satria Atilu Edit

B. MONITORING PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dalam pelaksanaannya dimonitoring oleh

pengamat dan dosen pembimbing dengan menggunakan lembar observasi.

Adapun monitoring yang dimaksud adalah untuk mengetahui:

a. Kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan

b. Seberapa besar pelaksanaan tindakan yang sedang belangsung dapat

diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diharapkan.

C. REFLEKSI HASIL PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini telah dilakukan dalam dua siklus dan dalam setiap

siklus ada dua kali pertemuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model

pembelajarankooperatif dalam pengajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS Terpadu Ternyata pada langkah-langkah pembelajaran

dengan model pembelajarankooperatif tipe jigsaw sebagaimana yang telah

direncanakan dan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran hasilnya dapat

mengoptimalkan hasil belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu.

Penelitian tindakan dalam penerapan model pembelajaran (sebagai

tindakan) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kaidipang menghasilkan bahwa

kelompok siswa yang mendapat nilai ¿ 65 sebanyak 23 siswa (88,46 %),

sedangkan mendapat nilai < 65 sebanyak 3 siswa (11,54%). Berdasarkan pada

kriteria keberhasilan penelitian ini bahwa apabila 85 % dari jumlah siswa yang

mengikuti kegiatan pembelajaran telah mendapat ¿ 65 maka secara kelompok

telah tercapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu, dikaitkan dengan kriteria

27

Page 28: Skripsi Satria Atilu Edit

ketuntasan belajar tersebut maka hasil penelitian ini ternyata telah memenuhi

kriteria tersebut.

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa terdapat

peningkatan dan telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara klasikal.

Dengan demikian peneliti merasa tidak perlu lagi diadakan siklus selanjutnya.

Tabel 5. Format Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kesan anda terhadap

pembelajaran hari ini?

Kesan Kami setelah mengikuti

proses pembelajaran ini yaitu;

kami merasa lebih mudah dalam

memahami materi atau konsep-

konsep yang sulit. selain itu kami

juga menjadi lebih aktif dalam

kelompok dan dalam

melaksanakan setiap tugas yang

diberikan.

Selain itu,kami merasa lebih

bertanggung jawab akan tugas

penguasaan materi yang diberikan,

selanjutnya kami dilatih untuk bisa

membantu dan menjelaskan bagi

teman-teman yang belum terlalu

memahami materi yang diajarkan.

28

Page 29: Skripsi Satria Atilu Edit

2.

3.

Apa yang menjadi hambatan atau

kendala yang anda hadapi dengan

pembelajaran kelompok?

Apa yang menjadi harapan

ataupun pesan anda?

Yang menjadi hambatan yaitu :dalam

kelompok masih ada diantara kami

yang memiliki sikap saling berharap

satu sama lain untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan.

Yang menjadi harapan kami adalah

kiranya metode pembelajaran ini

dapat dilaksanakan dan terus

dikembangkan bukan hanya pada

materi ekonomi tapi pada mata

pelajaran lain, karena kami merasa

belajar dengan metode koperatif tipe

jigsaw lebih efektif. Dan pesan

kepada mahasiswa peneliti agar dapat

mengembangkan pembelajaran ini

dan ditinggalkan disekolah sebagai

acuan bagi guru mata pelajaran.

Tabel V merupakan hasil tanggapan siswa setelah dilaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan model koperatif tipe jigsaw.

29

Page 30: Skripsi Satria Atilu Edit

Respon Siswa Terhadap Perangkat Pembelajaran Kopertif Tipe Jigsaw

Mata pelajaran : IPS Terpadu

Pokok Bahasan : Manusia sebagai mahluk social dan mahluk ekonomi

Kelas/semester : VII/1

Petunjuk.

Berilah tanda cek (√)pada kolom yang sesuai dengan pendapat kalian pada

tempat tersedia.

Tabel VI. Respon Siswa

No Uraian Skala Penilaian

I Bagaimana pendapat kalian mengenai: Tidak senang Senang

1. Materi/bahan ajar

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

3. Latihan/Diskus

4. Cara guru mengajar

II Bagaimana pendapat kalian mengenai: Tidak Baru Baru

1. Materi/bahan ajar

2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

3. Latihan/Diskusi

4. Cara guru mengajar

Tabel VI menunjukan respon siswa rerhadap perangkat pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian.

30

Page 31: Skripsi Satria Atilu Edit

D. PEMBAHASAN

Pada saat dilaksanakan observasi di sekolah, ternyata pembelajaran terutama

didominasi oleh guru saja, sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk

mengembangkan semua kemampuan yang mereka miliki. Siswa lebih cenderung

menerima apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu, pembelajaran juga hanya

terfokus pada buku teks dan gurupun belum ada yang mengembangkan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe jigsaw.

Sehingga dengan rancangan pembelajaran seperti ini siswa menjadi sangat aktif.

Pada siklus pertama, peneliti merasa hasil yang dicapai kurang memuaskan.

Dimana presentasi penilaian proses belajar dari keempat kelompok masih

kurang(dapat dilihat pada table I). Selain itu evaluasi hasil belajar siswa hanya

mencapai 57% (dapat dilihat pada table II).Hal ini dikarenakan siswa belum

terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Siswa masih kaku

serta tidak percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya.Selain itu juga ada

anak-anak yang tidak serius dalam berdiskusi sehingga hal ini sangat merugikan

teman sekelompoknya.

Setelah melihat hasil evaluasi siklus pertama tidak mencapai standar

ketuntasan belajar secara klasikal maka peneliti melanjutkan penelitian siklus

kedua.Pada penelitian siklus kedua ini peneliti masih menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Setelah melakukan refleksi terhadap hasil

penelitian siklus pertama peneliti mulai melakukan pendekatan kepada siswa yang

masih malu-malu, serta memberi motivasi dan dorongan kepada mereka.Peneliti

meyakinkan siswa bahwa mereka mempunyai kemampuan dan keyakinan mereka

31

Page 32: Skripsi Satria Atilu Edit

bahwa teman sekelompoknya membutuhkan dia dalam mencapai ketuntasan

belajar secara klasikal. Dengan melakukan pendekatan kepada siswa tadi ternyata

ada peningkatan yaitu dari 23 siswa secara keseluruhan, ada 20 siswa yang telah

mencapai ketuntasan belajar. ∑ X2=2000dan nilai rata-rata X=87, serta

presentase capaian klasikal siswa yang telah tuntas belajar mencapai 87 %(table

IV).Selain terjadi peningkatan pada hasil evaluasi belajar,terjadi juga peningkatan

pada presentase proses pembelaran dari keempat kelompok yatiu di atas 85 %

(table III).

Peningkatan hasil belajar siswa disebabkan karena pembelajaran tidak hanya

terpusat pada guru saja tetapi dari siswa itu sendiri.Selain itu juga karena siswa

merasa bahwa dirinya di dalam kelompok sehingga dia berusaha untuk tidak

mengecewakan teman sekelompoknya. Melalui potensi yang ada pada dirinya,

siswa bisa menjadi sumber belajar itu sendiri. Untuk menggali potensi yang ada

pada diri siswa, guru perlu menciptakan kondisi belajar yang efektif.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran ini memiliki

banyak manfaat bagi siswa maupun bagi guru (dapat dilihat pada tabel format

wawancara dan tabel respon siswa).Dengan demikian dapat dikatakan bahwa,

kegiatan belajar mengajar dapat lebih bermanfaat, menyenangkan, tidak kaku,

siswa menjadi aktif, tidak malu-malu, dan akhirnya mampu memberikan hasil

belajar yang optimal untuk meningkatkan mutu pendidikan.

32

Page 33: Skripsi Satria Atilu Edit

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan data yang diperoleh pada saat penelitian, ternyata dalam

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan

manusia sebagai mahluk social dan mahluk ekonomidapat memberi hasil yang

memuaskan atau dengan kata lain mampu memperbaiki hasil belajar siswa kelas

SMP Negeri 2 Kaidipang yakni sebesar 87 %. Dengan diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat memudahkan siswa untuk lebih percaya

akan dirinya sendiri, siswa dilatih untuk dapat bersosialisasi, selain itu juga siswa

diajar untuk dapat lebih bertanggungjawab. Oleh sebab itu penulis menarik

kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat diterapkan

dan dikembangkan pada pelaksanaan pembelajaran ekonomi selanjutnya,

khususnya di SMP Negeri 2 Kaidipang

B. Saran

Dari kesimpulan di atas dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bagi guru, dalam proses pembelajaran hendaknya menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi, hal ini dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya kejenuhan atau kebosanan dari siswa pada waktu belajar.

2. Model pembelajaran kooperatif sangat relevan diterapkan pada mata

pelajaran IPS terpadu.

33

Page 34: Skripsi Satria Atilu Edit

3. Perlunya mengupayakan penerapan model pembelajaran khususnya tipe

jigsaw dalam proses kegiatan belajar mengajar

34

Page 35: Skripsi Satria Atilu Edit

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Arikunto, S. (2006) Penelitian Tindakan kelas (Classroom action research-car). Jakarta: PT Bumi Aksara

Arikunto, S. (1998) Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara

Bahri, S. (1995) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Budiningsih, A. (2005) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ibrahim, H.M, dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya:University Press

Kunandar.2007. Guru Profesinal Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. 2003. Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM

Nurcahyawan, T. (2007) Akademika Jurnal Pendidikan Universitas Taruma Nagara. Jakarta: UPT-Pusat Sumber Daya Belajar Universitas Taruma Nagara.

Rustana, C. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual). Jakarta: Depdiknas

Syaiful, S. (2006) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: PT Alfabeta

Suhardjono.(2006) Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan PengembanganProfesi Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara

Trianto.(2007) Model-Model Pembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Wirawan, 1994.Proses Belajar Mengajar. Bandung: tarsito

Wirawan, Y. G. (1994) Evaluasi Belajar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

35

Page 36: Skripsi Satria Atilu Edit

Zubaedah. (2008) Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research): Salah Satu Bentuk Karya Tulis Ilmiah Untuk Pengembangan Profesi Guru.

INTERNET

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/07/kelompok-jigsaw.jpg

http://ardhana12.wordpress.com

http://Media.Diknas.go.id/Media/Document/5214.pdf

http://www.aft.org/publications

36

Page 37: Skripsi Satria Atilu Edit

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................... iii

ABSTRAK.................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR.............................................................................. v

DAFTAR ISI………………………………………………………………vii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...1

A. Latar Belakang Masalah………………………..…………………1

B. Identifikasi Masalah…………………………….………………..3

C. Pembatasan Masalah……………………………………………,,,4

D. Perumusan Msalah………………………………………………..4

E. Tujuan Penelitian………………………………………………...4

F. Manfaat Penelitian……………………………………………….4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar Pembelajarn……………………………...5

2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif.......................................8

3. Ciri-ciriPembelajaran Kooperatif.......................………….....9

B. Kerangka Berpikir…………..…………………………………...24

C. Hipotesis Penelitian ………………………………………….....24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian…………………………………………...…25

37

Page 38: Skripsi Satria Atilu Edit

B. Definisi Operasional Variabel…………………………….…...25

C. Rancangan Penelitian……………………………………...…..26

D. Teknik Pengambilan Sampel……………………………….…27

E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………28

F. Teknik Analisis Data………………………………………….28

G. Tempat dan Jadwal Penelitian…………………………….....29

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

A. Hasil Penelitian……………………………………………..…30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………......39

B. Saran………………………………………………………….......40

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….....41

38