skripsi rini dwiyantipdf

Upload: yippieblink

Post on 14-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Skripsi mahasiswi fakultas ekonomi jurusan akuntansi yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi teman-teman yang ingin menyusun tugas akhir di jurusan akuntansi

TRANSCRIPT

  • ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU

    PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

    DI BURSA EFEK INDONESIA

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

    pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Univesitas Diponegoro

    Disusun oleh :

    RINI DWIYANTI NIM. C2C306037

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG 2010

  • ii

    PERSETUJUAN SKRIPSI

    Nama Penyusun : Rini Dwiyanti

    Nomor Induk Mahasiswa : C2C306037

    Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

    Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI KETEPATAN

    WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

    PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

    YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

    INDONESIA

    Dosen Pembimbing : Moh. Didik Ardiyanto, SE., MSi., Akt.

    Semarang, Pebruari 2010

    Dosen Pembimbing,

    (Moh. Didik Ardiyanto, SE., MSi., Akt.)

  • iii

    PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

    Nama Penyusun : Rini Dwiyanti

    Nomor Induk mahasiswa : C2C306037

    Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

    Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHI KETEPATAN

    WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

    PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

    YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

    INDONESIA

    Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 16 Agustus 2010

    Tim Penguji :

    1. Moh. Didik Ardiyanto, SE., MSi., Akt. ()

    2. Anis Chariri, SE., MCom., Ph.D. Akt. ()

    3. Andri Prastiwi, SE., Msi., Akt. ()

  • iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

    Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Rini Dwiyanti, menyatakan

    bahwa skripsi dengan judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulusan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

    Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut diatas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

    Semarang, Pebruari 2010

    Yang membuat pernyataan,

    (Rini Dwiyanti) NIM: C2C306037

  • v

    ABSTRACT

    This research aims to know empirical evidence as for factors influencing timeliness of financial reporting or the manufacture firm listed in Indonesia Stock Exchange. The factors to be anlysised in this research namely debt to equity ratio, profitability (ROA), ownership structure, quality of auditor (KAP), and auditor change.

    Sample of this research is 375 manufacture firms listed in Indonesia Stock Exchange period 2005-2007 that selected by using purposive sampling method. Technique of anyisis for examining the hiptesis was logistic regresin at level significance 5%.

    Result of this research identify that profitability (ROA) and ownership structure significantly affect timeliness of financial reporting of the firm, whereas debt to equity ratio, quality of auditor (KAP), and auditor change not have an affect to timeliness of financial reporting of the firm listed in Indonesia Stock Exchange. Key words : timeliness, debt to equity ratio (DER), profitability, ownership

    structure, quality of auditor (KAP), and auditor change.

  • vi

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini yaitu debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas auditor, dan pergantian auditor. Sampel dari penelitian ini menggunakan 375 perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005-2007 yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Faktor-faktor tersebut kemudian diuji dengan menggunakan regresi logistic pada tingkat signifikansi 5 persen. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa profitabilitas dan struktur kepemilikan secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan Debt to Equity Ratio, kualitas auditor, dan pergantian auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci: ketepatan waktu (timeliness), debt to equity ratio, Profitabilitas,

    struktur kepemilikan, kualitas auditor, dan pergantian auditor.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

    hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada

    Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Penulis

    menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,

    serta saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin

    menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Bapak Dr. Moch. Chabachib, MSi., Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Diponegoro Semarang.

    2. Bapak Drs.Idjang Soetikno, MM., Akt. selaku dosen wali yang senantiasa

    memberikan bantuan dan saran kepada penulis selama masa perkuliahan.

    3. Bapak Moh. Didik Ardiyanto, SE., MSi., Akt. selaku dosen pembimbing

    yang telah memberikan saran, bimbingan dan pengarahan sehingga

    skripsi ini dapat diselesaikan.

    4. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro atas

    ilmu dan bantuannya selama penulis menempuh pendidikan di

    universitas.

    5. Bapak yang slalu dihati dan Ibu di Tegal yang selalu menjadi inspirasi

    hidupku, Adeku: Hadi, Edi, Endang serta kakakku: Sri dan Dana dengan

    si kecil: Sofa, Sifa, Kahfi trimakasih banyak untuk doa dan

    pengertiannya.

  • viii

    6. Keluarga Besar PT. Setiawan Sedjati Cabang Semarang khususnya

    Bpk.Adi Tjahjanto, Bpk.D.Suseno, dan Bpk.Bambang trimakasih atas

    kemudahan serta dukungannya selama kuliah.

    7. Teman terbaikku Eka makasih buat sharingnya, Septi TA15d, Astri,

    Rizki, Mur, Pepi, Nunik makasih buat dukungan dan bantuan serta

    xtnci06 untuk persahabatan yang indah selama 2 tahun.

    8. Keluarga besar Inspektorat Kota Pekalongan khususnya Ibu Julistyowati

    dan divisi Kesekretariatan serta temen CPNS09 Pkl :Wahyu, Andreas,

    Fakhrul, Imam, Tiwi, Hari, Sari, Antony, Okta, dan Yeni trimakasih atas

    kemudahan, dukungan, dan doanya selama proses ujian skripsi.

    9. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

    memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung.

    Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak

    kekurangan. kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan penelitian di

    masa datang. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai

    tambahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.

    Semarang, Agustus 2010

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN .................................... iii

    HALAMAN ORISINALITAS SKRIPSI ......................................................... iv

    ABSTRACT ....................................................................................................... v

    ABSTRAK ....................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 7

    1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 9

    1.3.1 Tujuan Penelitian ........................................................ 9

    1.3.2 Kegunaan Penelitian .................................................... 9

    1.4 Sistematika Penulisan .............................................................. 10

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu................................ 11

  • x

    2.1.1 Landasan Teori ............................................................. 11

    2.1.1.1 Laporan Keuangan .......................................... 11

    2.1.1.2 Ketepatan Waktu (Timeliness) ....................... 16

    2.1.1.3 Teori Keagenan (Agency Theory) .................. 18

    2.1.1.3 Teori Sinyal (Signalling Theory) ................... 22

    2.1.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan

    waktu pelaporan keuangan ............................. 23

    2.1.2 Penelitian Terdahulu .................................................... 27

    2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................. 31

    2.3 Hipotesis ................................................................................... 31

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........... 37

    3.1.1 Variabel Penelitian ...................................................... 37

    3.1.2 Definisi Operasional Variabel ...................................... 37

    3.2 Populasi dan Penentuan Sampel .............................................. 40

    3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 42

    3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 43

    3.5 Metode Analisis ....................................................................... 43

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ..................................................... 47

    4.1.1 Hutang Perusahaan ....................................................... 47

    4.1.2 Modal Perusahaan ........................................................ 49

    4.1.3 Aktiva Perusahaan ........................................................ 51

  • xi

    4.1.4 Laba/Rugi Perusahaan .................................................. 52

    4.1.5 Struktur Kepemilikan .................................................. 54

    4.1.6 Kualitas Auditor .......................................................... 55

    4.1.7 Pergantian Auditor ...................................................... 57

    4.2 Analisis Statistik Deskriptif .................................................... 58

    4.3 Uji Hipotesis .......................................................................... 59

    4.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of fit

    test) ......................................................................... 60

    4.3.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall model fit test) ... 60

    4.3.3 Menguji Koefisien Regresi .......................................... 61

    4.4 Pembahasan .......................................................................... 64

    BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan .......................................................................... 68

    5.2 Keterbatasan .......................................................................... 69

    5.3 Saran ......................................................................................... 69

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    TABEL 3.1 Sampel Penelitian ..................................................................... 41

    TABEL 4.1 Hutang Perusahaan ................................................................... 48

    TABEL 4.2 Modal Perusahaan .................................................................... 50

    TABEL 4.3 Aktiva Perusahaan .................................................................... 52

    TABEL 4.4 Profitabilitas (Laba) Perusahaan .............................................. 53

    TABEL 4.5 Struktur Kepemilikan ............................................................... 54

    TABEL 4.6 Kualitas Auditor ....................................................................... 56

    TABEL 4.7 Pergantian Auditor ................................................................... 57

    TABEL 4.8 Statistik Deskriptif ................................................................... 58

    TABEL 4.9 Hosmer and Lemeshow Test..................................................... 60

    TABEL 4.10 Overall Model Fit Test ............................................................. 61

    TABEL 4.11 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ....................................... 62

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    GAMBAR 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................... 31

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    LAMPIRAN A Data Perusahaan Tahun 2005 ........................................... 73

    LAMPIRAN B Data Perusahaan Tahun 2006 ........................................... 77

    LAMPIRAN C Data Perusahaan Tahun 2007 ........................................... 81

    LAMPIRAN D Case Summaries ............................................................... 85

    LAMPIRAN E Descriptive Statistics ........................................................ 94

    LAMPIRAN F Logistic Regression .......................................................... 95

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat

    dan tentunya di masa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian

    kompleks, dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, terutama dalam upaya

    penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan. Salah

    satu sumber informasi penting dalam bisnis investasi di pasar modal adalah

    laporan keuangan yang disediakan setiap perusahaan yang Go Public.

    Pelaporan keuangan merupakan sarana bagi perusahaan untuk

    menyampaikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai

    sumber daya yang dimiliki serta kinerjanya kepada berbagai pihak yang memiliki

    kepentingan atas informasi tersebut. Salah satu informasi yang penting bagi

    pemakai yang berkaitan dengan laporan keuangan adalah informasi Leverage

    keuangan dan profitabililitas perusahaan. Para pemakai sering menjadikan

    leverage keuangan yang diukur dengan debt to equity ratio dan profitabilitas

    perusahaan yang berasal dari laporan keuangan sebagai salah satu indikator untuk

    landasan di dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Weston dan Copeland

    (1995) dalam Hilmi dan Ali (2004) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur

    tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Sedangkan

    rasio rentabilitas atau rasio profitabilitas digunakan untuk menunjukkan

    keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan (Ang, 1997).

  • 2

    Pelaporan keuangan perusahaan dianggap pemakai utama (investor dan

    kreditor) sebagai good news dan bad news. Good news memiliki arti bahwa

    informasi yang disajikan dianggap sebagai hal penting dan dapat digunakan

    sebagai pengambilan keputusan kredit dan keputusan investasi. Adapun bad news

    mempunyai pengertian bahwa informasi yang disajikan tidak dapat memenuhi

    informasi kunci sehingga investor dan kreditor sebagai pengguna utama

    memandang bahwa financial reporting masih bermanfaat namun perlu diperbaiki.

    Investor sebagai pemegang saham atau pemilik perusahaan dari pihak luar

    memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui tingkat kembalian (rate of

    return) atas investasi dan membantu untuk memutuskan tindakan mereka baik

    untuk membeli, menahan, atau menjual saham-saham perusahaan.

    Badan Pengawas Pasar Modal dalam peraturannya mewajibkan bahwa

    laporan keuangan tahunan yang dilaporkan perusahaan yang go public harus

    terlebih dahulu diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar

    Modal dan Lembaga Keuangan. Keharusan laporan keuangan diaudit mendorong

    Kantor Akuntan Publik untuk meningkatkan kualitas atas hasil auditnya. Seperti

    yang dinyatakan oleh DeAngelo (1981) dalam Ali dan Hilmi (2008) bahwa KAP

    yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan pun lebih baik

    dibandingkan kantor akuntan publik kecil.

    Hendriksen dan Breda (2000) mengungkapkan bahwa jika data akuntansi

    harus relevan bagi pengambilan keputusan investor, data itu harus memberikan

    input ke dalam model keputusan para investor. Laporan keuangan sebagai sebuah

    informasi akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh para pemakainya

  • 3

    apabila relevan dan handal. Informasi yang relevan adalah informasi yang

    predictable, mempunyai feed back value serta tepat waktu (Annisa, 2004). Hal ini

    mencerminkan betapa ketepatwaktuan (timeliness) merupakan salah satu faktor

    penting dalam penyajian laporan keuangan kepada publik sehingga perusahaan

    diharapkan untuk tidak menunda penyajian laporan keuangannya agar informasi

    tersebut tidak kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi pengambilan

    keputusan.

    Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam

    menyampaikan laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur

    dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Pada tahun 1996, Bapepam

    juga mengeluarkan Lampiran keputusan Ketua Bapepam Nomor: 80/PM/1996

    tentang kewajiban bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan

    laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada

    Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah

    tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Kemudian diperketat dengan

    dikeluarkannya Kep-17/PM/2002 dan telah diperbaharui dengan Peraturan

    Bapepam Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-

    36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai

    dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada

    Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal

    laporan keuangan tahunan. Penyempurnaan peraturan ini dimaksudkan agar

    investor dapat lebih cepat memperoleh informasi keuangan sebagai dasar dalam

    pengambilan keputusan investasi serta menyesuaikan dengan perkembangan pasar

  • 4

    modal. Perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan

    sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam akan dikenakan sanksi

    administratif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai contoh pada tahun

    1997 Bapepam mengumumkan telah memberikan peringatan secara resmi dan

    mengenakan denda sebesar Rp. 2,98 miliar kepada 170 perusahaan atas

    keterlambatan penyampaian laporan keuangan (Naim, 1999).

    Penelitian-penelitian yang menganalisis faktor-faktor penyebab

    perusahaan tidak mampu memenuhi ketepatan waktu pelaporan keuangan telah

    dilakukan di beberapa negara seperti Amerika dan Australia, antara lain penelitian

    Dyer dan McHugh (1975), Davis dan Whittred (1980), Givoly dan Palmon

    (1981), Schwartz dan Soo (1996). Penelitian sebelumnya menemukan bukti

    empiris bahwa keterlambatan pelaporan keuangan dipengaruhi oleh berita buruk

    perusahaan, seperti keterlambatan pelaporan keuangan dihubungkan dengan

    kesulitan keuangan, qualified opinion oleh auditor, dan keterlambatan audit. Dyer

    dan Mc Hugh (1975) dalam Oktorina dan Suharli (2005) meneliti profil ketepatan

    waktu pelaporan dan normalitas keterlambatan dengan menggunakan 120

    perusahaan di Australia periode 1965-1971. Hasil penelitian mereka menunjukkan

    bahwa ukuran perusahaan dan tanggal berakhirnya tahun buku berpengaruh

    dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan profitabilitas

    tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan. Owusu dan Ansah

    (2000) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu laporan

    keuangan di pasar modal yang berkembang di Zimbabwe. Hasil penelitiannya

    menemukan bukti empiris bahwa hanya ukuran perusahaan dan profitabilitas yang

  • 5

    mempengaruhi ketepatan waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan

    keuangan tahunan yang diaudit.

    Di Indonesia, Bandi dan Hananto (2000) meneliti hubungan ketepatan

    waktu pelaporan keuangan dengan reaksi pasar atas ketepatan waktu. Dari

    penelitian tersebut ditemukan bukti empiris bahwa keterlambatan antara

    perusahaan besar dan kecil berbeda. Temuan empiris lain dalam penelitian ini,

    yaitu ketepatan waktu pelaporan antara pelaporan sebelum dan sesudah waktu

    yang diharapkan tidak berpengaruh pada harga saham.

    Selanjutnya Saleh (2004) meneliti variabel-variabel seperti rasio gear,

    ukuran perusahaan, konsentrasi kepemilikan perusahaan, profitabilitas, umur

    perusahaan dan exstra ordinary item. Namun, penelitian ini hanya menemukan

    satu bukti empiris yaitu variabel exstra ordinary saja yang berpengaruh signifikan

    terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur.

    Dalam penelitian Oktaria dan Suharli (2005) mengenai faktor-faktor

    yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan di BEJ. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan

    kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan

    perusahaan. Sedangkan debt to equity ratio dan profitabilitas tidak berpengaruh

    secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

    Peneliti Hilmi dan Ali (2008) melakukan pengujian faktor-faktor yang

    mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan di BEJ dengan

    memberikan hasil bahwa hanya profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan

  • 6

    reputasi KAP secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

    keuangan di BEJ.

    Akibat secara langsung yang diterima oleh perusahaan yang terlambat

    dalam pelaporan keuangan perusahaan adalah akibat buruk yang ditanggung

    perusahaan seperti yang pernah terjadi di pasar modal Australia pada tahun 1973

    di mana terdapat 38 perusahaan yang sahamnya dilarang diperdagangkan karena

    38 perusahaan tersebut gagal menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan

    batas waktu penyampaian. Sedangkan akibat secara tidak langsung yaitu para

    investor mungkin akan menanggapi sebagai sinyal buruk bagi perusahaan.

    Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui betapa penting ketepatan waktu

    pelaporan keuangan suatu perusahaan kepada para pemakai laporan keuangan.

    Tetapi masih terdapat perusahaan-perusahaan yang tidak dapat menyampaikan

    laporan keuangan tepat waktu.

    Menurut hasil penelitian Respati (2001) dan Naim (1998) mengenai

    profitabilitas yang mempunyai pengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan

    bertentangan dengan hasil penelitian Saleh (2004) dan Megawati (2005) yang

    menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan pelaporan

    keuangan. Pada penelitian Respati (2004) dan Hilmi dan Ali (2008) menyatakan

    bahwa struktur kepemilikan mempunyai pengaruh pada ketepatan pelaporan

    keuangan yang bertentangan dengan pendapat Saleh (2004). Sedangkan hasil

    penelitian Hilmi dan Ali (2008) mengenai kualitas auditor yang berpengaruh pada

    ketepatan waktu pelaporan keuangan bertentangan dengan hasil penelitian dari

    Anissa (2004).

  • 7

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil

    penelitian pada beberapa peneliti untuk variabel penelitian yang sama, mendorong

    untuk melakukan pengujian kembali mengenai faktor-faktor seperti profitabilitas,

    struktur kepemilikan, dan kualitas auditor yang mempengaruhi ketepatan waktu

    pelaporan keuangan perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur.

    Pemilihan perusahaan-perusahaan publik yang masuk kategori perusahaan

    manufaktur ini didasarkan pada pertimbangan akan homogenitas dalam aktivitas

    produksinya dan kelompok industri ini yang relatif lebih besar jika dibandingkan

    dengan kelompok industri yang lain di Bursa Efek Indonesia, sehingga

    mendominasi bursa dan mempunyai kontribusi besar terhadap perkembangan

    bursa.

    Adapun faktor-faktor yang akan diuji kembali dalam penelitian ini adalah

    debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan dan kualitas auditor. Yang

    membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni dalam penelitian

    ini dimasukkan variabel pergantian auditor dalam mengaudit laporan keuangan

    tahunan perusahaan selama 3 periode berturut-turut yaitu periode 2005, 2006,

    2007.

    1.2 Rumusan Masalah

    Laporan keuangan merupakan informasi yang menyangkut posisi

    keuangan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat

    bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Suatu

    laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan

  • 8

    keuangan tersebut dapat disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan

    oleh para pengguna informasi laporan keuangan sebelum informasi tersebut

    kehilangan kesempatan untuk mempengaruhi keputusan ekonomi. Hal ini

    menunjukkan bahwa ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik

    sangat penting.

    Meskipun telah jelas manfaat ketepatan waktu penyajian laporan keuangan

    serta aturan-aturan yang mewajibkannya, namun masih terdapat beberapa

    perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangan serta masih sedikit

    penelitian di Indonesia mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan yang

    menggunakan variabel bebas diluar karakteristik perusahaan seperti perubahan

    auditor dan kualitas auditor terutama dengan sampel perusahaan manufaktur,

    sehingga mendorong untuk dilakukan pengujian kembali terhadap faktor-faktor

    yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

    Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang akan diteliti selanjutnya dapat

    dirumuskan dalam pernyataan berikut :

    1. Apakah debt to equity ratio secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan

    waktu pelaporan laporan keuangan.

    2. Apakah profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu

    pelaporan laporan keuangan.

    3. Apakah struktur pemilikan pihak luar secara signifikan berpengaruh terhadap

    ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan.

  • 9

    4. Apakah kualitas auditor (Kantor Akuntan Publik) yang digunakan perusahaan

    untuk mengaudit laporan keuangan secara signifikan berpengaruh terhadap

    ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan.

    5. Apakah pergantian auditor yang dilakukan perusahaan secara signifikan

    berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan.

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan

    untuk menemukan bukti empiris apakah faktor-faktor seperti debt to equity ratio,

    profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas auditor, dan pergantian auditor

    mempengaruhi kepatuhan perusahaan-perusahaan manufaktur dalam ketepatan

    waktu penyampaian laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia.

    1.3.2 Kegunaan Penelitian

    Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah untuk :

    1. Untuk praktisi manajemen perusahaan, analis laporan keuangan, investor,

    kreditur, hasil penelitian ini akan memberikan gambaran serta temuan temuan

    tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan

    keuangan perusahaan.

    2. Untuk akademisi, sebagai kontribusi bagi pihak akademisi untuk memahami

    pentingnya ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan memberikan

    wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan ketepatan

    waktu pelaporan keuangan.

  • 10

    1.4 Sistematika Penulisan

    Secara keseluruhan pembahasan disusun secara sistematis ke dalam lima

    bab yaitu bab pendahuluan, bab tinjauan pustaka, bab metode penelitian, bab hasil

    dan pembahasan, dan bab penutup. Bab pendahuluan menjelaskan mengenai latar

    belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta

    sistematika penulisan penelitian. Bab tinjauan pustaka memaparkan mengenai

    landasan teori dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran penelitian dan

    hipotesis yang terdapat dalam penelitian. Bab metode penelitian menjelaskan

    mengenai variabel penelitian dan definisi operasional, populasi penelitian, jenis

    dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan

    dalam penelitian. Bab hasil dan pembahasan menjelaskan mengenai deskripsi

    obyek penelitian serta analisis data dan pembahasan. Sedangkan pada bab penutup

    berisi tentang kesimpulan penelitian dan keterbatasan serta saran dalam penelitian.

  • 11

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu

    2.1.1 Landasan Teori

    2.1.1.1 Laporan Keuangan

    Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk

    menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Sebelum membahas secara

    mendalam mengenai membaca, menganalisis dan menafsirkan kondisi keuangan

    suatu perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini akan diuraikan

    terlebih dahulu mengenai definisi akuntansi laporan keuangan. Sebab

    sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa laporan keuangan merupakan

    produk akhir dari siklus akuntansi.

    Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2007) disebutkan bahwa

    laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan

    yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

    posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai

    laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi

    penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu

    juga termasuk skedul-skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan

    laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis,

    serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

  • 12

    Sedangkan laporan keuangan menurut Baridwan (1997) yaitu hasil akhir

    dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-

    transaksi keuntungan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

    keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan membebaskan diri dari tanggung

    jawab yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu

    laporan keuangan dapat juga digunakan unutk memenuhi tujuan-tujuan lain

    sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

    Kieso dan Weygandt (2002) menyatakan bahwa pelaporan keuangan

    berisi laporan keuangan yang merupakan komponen utama pelaporan keuangan

    dan laporan-laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, diskusi dan analisis

    manajemen dalam laporan tahunan, dan surat-surat kepada pemegang saham.

    Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2007) adalah menyediakan

    informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

    keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumah besar pemakai dalam

    pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan pelaporan keuangan menurut

    Kieso dan Weygandt (2002) adalah untuk memberikan :

    1. Informasi yang berguna dalam keputusan investasi dan kredit.

    2. Informasi yang berguna dalam menilai prospek arus kas.

    3. Informasi mengenai sumberdaya perusahaan, klaim pada sumberdaya tersebut,

    dan perubahan dalam sumberdaya tersebut.

    Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya terhadap

    laporan keuangan (IAI, 2007) yaitu:

  • 13

    1. Investor

    Para investor memanfaatkan laporan keuangan untuk membantu dalam

    pengambilan keputusan apakah harus membeli, menahan atau menjual

    investasi. Selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

    membayar dividen.

    2. Karyawan

    Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai kemampuan

    perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan

    kerja.

    3. Pemberi pinjaman

    Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk memutuskan

    apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

    4. Pemasok dan kreditur lain

    Untuk mengetahui apakah jumlah yang terutang dapat dibayar pada saat jatuh

    tempo.

    5. Pelanggan

    Berkepentingan mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama apabila

    antara perusahaan dan pelanggan terlibat dalam perjanjian jangka panjang.

    6. Pemerintah

    Pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk mengatur aktivitas

    perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan dasar untuk menyusun statistik

    pendapatan nasional dan statistik lainnya.

  • 14

    7. Masyarakat

    Menyediakan informasi agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan

    kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitasnya. Selain itu juga

    perusahaan membantu memberikan kontribusi pada perekonomian nasional

    termasuk jumlah orang yang dipekerjakan.

    Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi

    dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai laporan keuangan.

    Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan yaitu (IAI, 2007) :

    1. Dapat dipahami

    Kualitas penting informasi yang dapat ditampung dalam laporan keuangan

    adalah kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh pemakai. Untuk

    maksud ini, pemakai diasumsikan memilki pengetahuan yang memadai

    tentang aktivitas dan bisnis akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari

    informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi

    kompleks yang dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan

    hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk

    dipahami oleh pemakai tertentu.

    2. Relevan

    Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan

    pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas

    relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan

    membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa

    depan, membantu mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

  • 15

    3. Keandalan

    Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki

    kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan

    material, dan dapat diandalkan oleh pemakainya sebagai penyajian yang tulus

    atau jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang

    secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi tersebut secara potensial

    dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas

    kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak

    tepat bagi perusahaan mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam

    neraca, meskipun tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari

    tuntutan tersebut.

    4. Dapat dibandingkan

    Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar

    periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja

    keuangan perusahaan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan

    keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, dan

    perubahan posisi keuangan secara relatif.

    Salah satu kendala informasi yang relevan dan andal adalah tepat waktu,

    apabila terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka

    informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Pelaporan keuangan

    publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang

    pasar modal, yang telah diperbaharui dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2,

    Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-36/PM/2003 yang berlaku

  • 16

    sejak tanggal 30 September 2003 tentang kewajiban penyampaian laporan

    keuangan berkala (akhir tahun dan tengah tahunan) yang disusun berdasarkan

    Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dari Ikatan Akuntan Indonesia.. Pelaporan

    dan publikasi laporan keuangan tahunan yang diaudit dan laporan tengah tahunan

    yang tidak diaudit adalah bersifat wajib, sedangkan penyampaian laporan

    keuangan triwulan bersifat sukarela.

    2.1.1.2 Ketepatan Waktu (Timeliness)

    Menurut IAI (2007) bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

    informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

    keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam

    pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi

    para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan

    kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil.

    Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk

    dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-

    keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan

    tersebut (Baridwan, 1997). Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi

    relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi

    mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu

    sampai ke pemakai laporan keuangan.

    Ketepatan waktu merupakan batasan penting pada publikasi laporan

    keuangan. Akumulasi, peringkasan, dan penyajian selanjutnya informasi

  • 17

    akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya

    informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa

    laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu teratur untuk memperlihatkan

    perubahan keadaan perusahaan pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi

    prediksi dan keputusan pemakai (Hedriksen dan Breda, 2000).

    Chamber dan Penman dalam Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan

    ketepatan waktu dalam dua cara yaitu : (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai

    keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal

    melaporkan, (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan

    relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan.

    Keterlambatan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi

    keuangannya setelah tanggal yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan peraturan

    X.K.2 yang diterbitkan Bapepam dan didukung oleh peraturan terbaru Bapepam,

    X.K.6 tertanggal 7 Desember 2006, maka penyampaian laporan keuangan tahunan

    yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling

    lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan

    perusahaan publik tersebut. Sedangkan untuk laporan tengah tahunan : (1)

    selambat-lambatnya 30 hari setelah tengah tahun buku berakhir, jika tidak disertai

    laporan akuntan, (2) selambat-lambatnya 60 hari setelah tengah tahun berakhir

    jika disertai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas, (3) selambat-

    lambatnya 90 hari setelah tengah tahun buku berakhir jika disertai laporan

    akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara

    keseluruhan.

  • 18

    2.1.1.3 Teori Keagenan (Agency Theory)

    Teori keagenan merupakan salah satu cara untuk lebih memahami

    ekonomi informasi dengan memperluas satu individu menjadi dua individu yaitu

    agen dan prinsipal. Menurut Meckling (1976) dalam Saleh (2004), teori ini

    menjelaskan hubungan antara agen (manajemen usaha) dan prinsipal (pemilik

    usaha). Didalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang

    atau lebih (principal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa

    atas nama principal dan memberi wewenang kepada Agent untuk membuat

    keputusan terbaik bagi principal.

    Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui

    informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

    dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh sebab itu, manajer mempunyai

    kewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik.

    Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi

    seperti laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan dimaksudkan untuk

    digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan. Namun yang

    paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal

    (diluar manajemen) karena pengguna laporan keuangan di luar manajemen berada

    dalam kondisi yang paling besar ketidakpastian. Sedangkan para pengguna

    internal (manajemen perusahaan) memiliki kontak langsung dengan perusahaan

    dan mengetahui peristiwa yang terjadi sehingga tingkat ketergantungan terhadap

    informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal.

  • 19

    Situasi ini akan memicu timbulnya suatu kondisi yang disebut sebagai

    asimetri informasi (information asymmetry), yaitu suatu kondisi di mana prinsipal

    tidak memiliki informasi yang mencukupi mengenai kinerja agen dan tidak pernah

    dapat merasa pasti bagaimana usaha agen memberikan kontribusi pada hasil

    aktual perusahaan.

    Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal dan

    agen memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda dikarenakan semua individu

    bertindak atas kepentingan individu sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal

    diasumsikan hanya tertarik kepada pengembalian keuangan yang diperoleh dari

    investasi mereka di perusahaan tersebut, sedangkan para agen diasumsikan tidak

    hanya menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan akan tetapi juga dari

    tambahan yang terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang

    banyak, kondisi kerja yang menarik, keanggotaan klub, dan jam kerja yang

    fleksibel.

    Dalam hubungan agensi terdapat tiga masalah utama yaitu pertama

    masalah pengendalian yang dilakukan oleh prinsipal terhadap agen. Masalah

    pengendalian tersebut meliputi beberapa masalah pokok yaitu tindakan agen yang

    tidak bisa diamati oleh prinsipal dan mekanisme pengendalian tersebut. Tanpa

    memantau kegiatan agen, hanya agen yang mengetahui apakah agen bekerja atas

    kepentingan terbaik prinsipal. Disamping itu, hanya agen yang mengetahui lebih

    banyak tentang tugas agen dibandingkan pinsipal. Adanya tindakan agen yang

    tidak diketahui secara pasti oleh prinsipal, memaksa pinsipal melakukan

  • 20

    pengendalian dengan mekanisme pengendalian agar kepentingan yang dapat

    berjalan sesuai yang diharapkan yaitu melalui monitoring dan kontrak insentif.

    Kedua adalah masalah biaya yang menyertai hubungan agensi.

    Munculnya perbedaan diantara prinsipal dan agen menyebabkan munculnya biaya

    tambahan sebagai biaya agensi. Sebagai contoh biaya yang termasuk biaya agensi

    yaitu biaya kompensasi insentif yang berupa bonus dalam bentuk opsi saham,

    biaya monitoring (biaya audit) dan biaya kesempatan (oppportunity cost) yang

    muncul karena kesulitan perusahaan besar untuk merespon kesempatan baru

    sehingga kehilangan peluang untuk memperoleh keuntungan.

    Masalah ketiga adalah tentang bagaimana menghindari dan

    meminimalisasi biaya agensi. Prinsipal memiliki kepentingan untuk memperkecil

    biaya agensi yang muncul. Usaha yang dapat dilakukan oleh principal untuk

    memperkecil biaya agensi karena tidak dapat dihilangkan sama sekali adalah

    dengan mencari manajer yang benar-benar dapat dipercaya dan mengetahui secara

    jelas kapabilitas dan personalitas. Kunci kerjasama dalam hubungan agensi adalah

    kepercayaan yang didasarkan pada informasi yang benar tentang agen. Usaha

    yang kedua adalah memperjelas kontrak insentif dengan skema kompensasi

    opsional sehingga memotivasi agen untuk bekerja sesuai kepentingan prinsipal

    dengan penghargaan yang wajar terhadap prinsipal.

    Dalam pelaksanaan teori agensi mengharuskan agen memberikan

    informasi yang rinci dan relevan atas pendanaan biaya modal perusahaan. Pada

    kenyataan, tidak semudah itu prinsipal memperoleh informasi yang dibutuhkan

    atau agen memberikan informasi tersebut kepada prinsipal. Perbedaan

  • 21

    kepentingan diantara kedua pihak menyebabkan agen memberikan atau menahan

    infomasi yang diminta prinsipal bila menguntungkan bagi agen, walaupun sudah

    menjadi kewajiban bagi agen untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh

    prinsipal. Oleh karena itu, penelitian mengenai ketepatan waktu merupakan

    pengembangan lebih lanjut dari teori keagenan yang menunjukkan adanya

    perbedaan pandangan dan kepentingan antara principal dan agent (Jensen dan

    Mekling, 1976 dalam Ukago, 2004). Pandangan yang mendukung konsep ini

    adalah pendapat Kim dan Verrechia yang mengemukakan bahwa ketepatan waktu

    akan mengurangi informasi asimetri tersebut (Ukago, 2004).

    Jensen dan Meckling (1976) juga menyatakan bahwa terdapat tiga unsur

    yang dapat membatasi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh agen. Unsur-

    unsur tersebut adalah bekerjanya pasar tenaga manajerial, bekerjanya pasar modal

    dan bekerjanya pasar bagi keinginan menguasai dan memiliki kepemilikan

    perusahaan (market for corporate control). Agen bisa tidak mempunyai masa

    depan bila kinerjanya buruk sehingga diberhentikan oleh pemegang saham. Pasar

    tenaga manajerial akan menghapus kesempatan agen yang tidak mempunyai

    kinerja baik dan berperilaku menyimpang dari keinginan pemegang saham

    perusahaan yang dikelola oleh agen. Bekerjanya pasar modal secara efisien bisa

    menjadi cermin kinerja manajer dari harga saham perusahaannya. Bekerjanya

    market for corporate control bisa menghambat tindakan menguntungkan diri

    pengelola sendiri, dalam hal menghentikan pengelola dari jabatannya jika

    perusahaan yang dikelolanya mempunyai kinerja rendah yang memungkinkan

  • 22

    pemegang saham baru menggantinya dengan pengelola (agen) lain setelah

    perusahaan diambil alih.

    2.1.1.4 Teori Sinyal ( Signalling Theory)

    Signalling Theory dan asymmetric informations digagas pertama kali

    oleh Ackerlof, Spence dan Stigliz yang menjadikan mereka memperoleh Nobel

    Ekonomi pada tahun 2001. Signalling theory dikembangkan dalam ilmu ekonomi

    dan keuangan yang menggunakan informasi yang asimetris antara perusahaan

    dengan pihak luar karena manajemen lebih banyak tahu tentang prospek

    perusahaan dan peluang masa depan dibandingkan pihak luar (investor). Asimetri

    informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua

    informasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal. Untuk

    menghindari asimetris informasi, perusahaan harus memberikan informasi sebagai

    sinyal kepada investor. Asimetris informasi perlu diminimalkan, sehingga

    perusahaan go public dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara

    transparan kepada investor.

    Investor selalu membutuhkan informasi yang simetris sebagai

    pemantauan dalam menanamkan dana pada statu perusahaan. Jadi sangat penting

    bagi perusahaan untuk memberikan informasi setiap account (rekening) pada

    laporan keuangan dimana merupakan sinyal untuk diinformasikan kepada investor

    maupun calon investor (Subalno, 2009).

    Signalling theory tampak secara konstan membesar dengan anjuran untuk

    mengungkap secara besar-besaran. Wolk dan Tearney (1997) dalam Wanalita

  • 23

    (2008) menyatakan bahwa hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan

    yang memberikan informasi yang bagus akan membedakan mereka dengan

    perusahaan yang tidak memiliki berita bagus dengan menginformasikan pada

    pasar tentang keadaan mereka. Sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang

    diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus, tidak

    akan dipercaya oleh pasar.

    2.1.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan

    keuangan

    Dalam penelitian kali ini hanya akan mengajukan lima faktor yang

    mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan perusahaan yaitu : debt to equity ratio,

    profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas auditor, dan pergantian auditor.

    1. Debt to Equity Ratio

    Rasio debt to equity dikenal juga sebagai rasio financial leverage.

    Menurut Weston dan Copeland (1995) dalam Hilmi dan Ali (2008) menyatakan

    bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai

    oleh penggunaan hutang. Menurut Ang (1997) debt to equity ratio digunakan

    untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total

    shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Leverage keuangan dapat

    diartikan sebagai penggunaan aset dan sumber dana (source of fund) oleh

    perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan

    potensial pemegang saham (Hilmi dan Ali, 2008). Tingginya rasio debt to equity

    mencerminkan tingginya resiko perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan

  • 24

    adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban

    atau hutangnya baik berupa pokok ataupun bunganya (Soekadi, 1990). Dalam

    penelitian ini, debt to equity ratio yang dimaksud adalah perbandingan antara total

    hutang (Total Debt) dengan ekuitas (Total Shareholders Equity), dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    DER = EquitysrShareholdeTotal

    DebtTotal'

    2. Profitabilitas

    Menurut Ang (1997), rasio rentabilitas dan profitabilitas menunjukkan

    keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Return on Asset

    (ROA) biasanya disebut sebagai hasil pengembalian atas total aktiva. Rasio ini

    mencoba mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan.

    Kadang-kadang rasio ini disebut hasil pengembalian atas investasi (ROI) (Weston

    dan Copeland, 1995). ROA yang digunakan diukur dengan membagi laba bersih

    (Net Income After Tax) dengan total aktiva (Average Total Assets), dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    ROA = 100AssetsTotalAverage

    TaxAfterIncomeNet

    3. Struktur Kepemilikan

    Struktur kepemilikan perusahaan yang go public dapat disebut sebagai

    kepemilikan terhadap saham perusahaan publik yang didalam kepemilikan

    tersebut perlu mempertimbangkan dua aspek, yaitu kepemilikan oleh pihak dalam

  • 25

    atau manajemen perusahaan (insider ownerships) dan kepemilikan oleh pihak

    luar (outsider ownerships).

    Menurut Niehaus (1989) dalam Saleh (2004) mengungkapkan bahwa

    pemilik dari luar berbeda dengan para manajer, dimana kecil kemungkinannya

    pemilik dari pihak luar untuk terlibat dalam urusan bisnis sehari-hari.

    Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam

    mempengaruhi perusahaan melalui media massa maupun kritikan atau komentar

    yang dianggap opini publik atau masyarakat sehingga mengubah pengelolaan

    perusahaan yang semula berjalan dengan sekehendak hati menjadi perusahaan

    yang berjalan dengan pengawasan. Oleh karena itu, pihak manajemen dituntut

    untuk melakukan kinerja dengan baik dalam menyajikan informasi secara tepat

    waktu karena ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan akan berpengaruh pada

    pengambilan keputusan ekonomi.

    5. Kualitas Auditor

    Laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam merupakan

    laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Auditor yang

    berkualitas tinggi harus memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

    Standar umum pertama menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh

    seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup

    sebagai auditor. Standar umum yang kedua mengatur sikap mental independen

    auditor dalam tugasnya. Standar umum yang ketiga menyebutkan bahwa dalam

    pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan

    kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama (Mulyadi, 2002).

  • 26

    De Angelo (1981) dalam Annisa (2004) mendefinisikan kualitas auditor

    sebagai gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan laporan

    keuangan yang material. De Angelo menyimpulkan bahwa Kantor Akuntan

    Publik yang lebih besar, kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik. Auditor

    berkualitas merupakan berita baik bagi investor, sehingga manajemen akan segera

    menyampaikan laporan keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang

    memiliki reputasi baik.

    6. Pergantian auditor

    Pergantian akuntan publik dilakukan karena telah berakhirnya kontrak

    kerja yang disepakati antara Kantor Akuntan Publik dengan pemberi tugas dan

    telah memutuskan untuk tidak memperpanjang dengan penugasan baru.

    Penugasan auditor terjadi karena beberapa alasan : (1) perusahaan klien

    merupakan merger antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor

    masng-masing yang berbeda, (2) kebutuhan akan adanya jasa profesional yang

    lebih luas, (3) tidak puas terhadap Kantor Akuntan Publik lama, (4) keinginan

    untuk mengurangi pendapatan audit, (5) merger antara beberapa Kantor Akuntan

    Publik (Boynton, 2001 dalam Ksa, 2003). SAK seksi 315 dalam Mulyadi (2002)

    menjelaskan bahwa komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor

    pengganti memberikan panduan bagi auditor tentang prosedur komunikasi antara

    auditor pengganti dengan auditor pendahulu. Auditor pendahulu adalah auditor

    yang telah mengundurkan diri atau diberitahu oleh klien bahwa tugasnya telah

    berakhir dan tidak diperpanjang dengan perikatan baru. Auditor pengganti adalah

  • 27

    auditor yang telah menerima suatu perikatan atau auditor yang diundang untuk

    mengajukan proposal audit.

    Menurut Mulyadi (2002) sebelum menerima perikatan audit, auditor

    pengganti harus mencoba melakukan komunikasi tertentu berikut ini :

    1. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah

    yang spesifik, antara lain menganai fakta yang mungkin berpengaruh terhadap

    integritas manajemen, yang menyangkut ketidaksepakatan dengan manajemen

    mengenai penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit, atau soal-soal

    signifikan serupa, dan tentang pendapat auditor pendahulu mengenai alasan

    klien dalam penggantian auditor.

    2. Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor penganti

    mengadakan komunikasi dengan auditor pendahulu dan meminta persetujuan

    dari klien untuk melakukan hal tersebut.

    3. Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang diberikan oleh auditor

    pendahulu.

    2.1.2 Penelitian Terdahulu

    Beberapa penelitian telah dilakukan oleh para peneliti dan akademisi

    sebelumnya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu

    pelaporan keuangan perusahaan dengan menggunakan beberapa variabel. Seperti

    Dyer dan Mc. Hugh (1975) dalam Oktorina dan Suharli (2005) meneliti tentang

    profil ketepatan waktu pelaporan dan normalitas keterlambatan dengan

    menggunakan 120 perusahaan di Australia periode 1965-1971. Hasil

  • 28

    penelitiannya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, tanggal berakhirnya tahun

    buku secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan

    keuangan, sedangkan profitabilitas tidak secara signifikan mempengaruhi

    ketepatan waktu pelaporan.

    Naim (1999) melakukan penelitian mengenai nilai informasi ketepatan

    waktu penyampaian laporan keuangan analisis empirik regulasi informasi di

    Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor opini audit, ukuran

    perusahaan, financial distress yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER)

    tidak secara signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan,

    sedangkan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu

    pelaporan keuangan.

    Owusu dan Ansah (2000) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

    ketepatan waktu pelaporan keuangan di pasar modal yang berkembang di

    Zimbabwe. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,

    umur perusahaan, waktu tunggu pelaporan audit, gearing, item luar biasa, bulan

    dari akhir tahun finansial. Hasilnya hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh

    pada ketepatan waktu dimana perusahaan mengeluarkan laporan akhir tahunan

    yang diaudit.

    Bandi dan Hananto (2000) melakukan penelitian tentang ketepatan waktu

    pelaporan keuangan dan hubungannya dengan reaksi pasar atas ketepatan waktu.

    Hasil penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa keterlambatan pelaporan

    yang meliputi keterlambatan audit, keterlambatan pelaporan setelah audit dan

    keterlambatan total berdistribusi tidak normal dan menunjukkan kemiringan

  • 29

    positif. Hal ini mengidentifikasikan bahwa pelaporan perusahaan selalu

    mengalami kemunduran. Selain itu, hubungan keterlambatan dengan besarnya

    perusahaan positif, walaupun tidak signifikan. Temuan lainnya dalam penelitian

    ini yaitu ketepatan waktu pelaporan antara pelaporan sebelum dan sesudah waktu

    yang diharapkan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

    Annisa (2004) menguji penelitian mengenai faktor-faktor yang

    mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di Bursa Efek Jakarta dengan

    menemukan hasil bahwa kualitas auditor, leverage financial, dan profitabilitas

    diduga memotivasi manajemen untuk menyampaikan laporan keuangan secara

    tepat waktu, hanya opini audit yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu

    penyampaian laporan keuangan.

    Sedangkan Saleh (2004) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

    ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek

    Jakarta. Adapun hasilnya menunjukkan bahwa variable item luar biasa secara

    signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

    perusahaan-perusahaan manufaktur dan mempunyai hubungan tanda yang sesuai

    dengan logika atau teori. Rasio gearing, ukuran perusahaan, dan struktur

    kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu

    pelaporan keuangan dan mempunyai hubungan tanda yang tidak sesuai dengan

    logika atau teori.

    Respati (2004) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

    berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan yang

    terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 1999 dengan sample sebanyak 266

  • 30

    perusahaan go public yang mempunyai data perusahaan yang lengkap dan telah

    didaftarkan dalam Indonesian Capital Market Directory 2000. Beliau meneliti

    beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di

    Bursa Efek Jakarta yaitu debt to equity, ukuran perusahaan, profitabilitas,

    konsentrasi pemilikan luar, konsentrasi pemilikan dalam. Dan hasilnya adalah

    profitabilitas dan konsentrasi pemilikan dari pihak luar secara signifikan

    berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.

    Sedangkan pada penelitian Wirakusuma (2004) yang meneliti 132

    perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta memperoleh hasil bahwa faktor

    yang mempengaruhi rentang waktu pengumuman laporan keuangan auditan ke

    publik adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan, solvabilitas

    dan opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan.

    Hilmi dan Ali (2008) menguji dengan regresi logistik memperoleh hasil

    bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan

    keuangan pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode

    tahun 2004 sampai dengan 2006 adalah profitabilitas, likuiditas, kepemilikan

    publik, dan reputasi KAP. Sedangkan variabel leverage keuangan, ukuran

    perusahaan, dan opini auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

    2.2 Kerangka Pemikiran teoritis

    Kerangka pemikiran mengenai hubungan antar variabel-variabel yang telah

    dijelaskan di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

  • 31

    Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran Teoritis

    -

    +

    +

    +

    -

    2.3 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah penjelasan sementara yang harus diuji kebenarannya

    mengenai masalah yang sedang dipelajari, dimana suatu hipotesis selalu

    dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau

    lebih. Perumusan hipotesis dapat dikembangkan berdasarkan hubungan antara

    faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaporan keuangan yaitu debt to equity

    ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas auditor (KAP), dan pergantian

    auditor.

    1. Hubungan debt to equity dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan

    Rasio debt to equity juga dikenal sebagai rasio financial leverage. Tingginya

    debt to equity ratio mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan

    Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan

    Profitabilitas (X2)

    Struktur kepemilikan (X3)

    Pergantian Auditor (X5)

    Kualitas Auditor (X4)

    Debt to Equity (X1)

    Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan (Y)

  • 32

    tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok

    maupun bunganya. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa

    perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Sedangkan kesulitan keuangan

    dianggap berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata

    publik. Sehingga pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian

    laporan keuangan yang memuat berita buruk. Berkaitan dengan teori agensi,

    maka agen harus bisa mengelola hutang yang dimiliki oleh perusahaan.

    Apabila perusahaan memiliki sedikit hutang maka masih bisa dikatakan wajar

    karena hutang tersebut dapat memperbesar arus kas masuk dan dapat

    digunakan untuk menghasilkan laba perusahaan lebih banyak. Tetapi bila

    hutang perusahaan terlalu besar (Debt to Equity terlalu besar) maka

    perusahaan tidak akan dapat membayar pinjaman dan bunga pinjaman.

    Ketidakmampuan perusahaan membayar hutang mencerminkan bahwa agen

    tidak dapat bekerja sesuai kepentingan principal yang nantinya dapat

    berpengaruh pada kepentingan principal maupun agen, sehingga agen

    berusaha untuk menunda penyampaian informasi. Oleh karena itu, semakin

    tinggi rasio debt to equity suatu perusahaan maka perusahaan tersebut akan

    semakin tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan

    (menunda informasi). Hal ini dukung oleh penelitian Schwart dan Soo (1996)

    dalam Hilmi dan Ali (2008) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang

    mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam

    menyampaikan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak

  • 33

    mengalami kesulitan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis

    yang dapat disusun adalah sebagai berikut :

    H1 : debt to equity ratio berpengaruhi negatif terhadap ketepatan waktu

    pelaporan keuangan.

    2. Hubungan profitabilitas dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan

    Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan

    keuntungan. Dengan semakin besar rasio profitabilitas maka semakin baik

    pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk

    memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan.

    Sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik (good news)

    bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki berita baik tidak akan menunda

    penyampaian informasi. Berkaitan dengan teori agensi, manajemen tidak akan

    menunda penyampaian informasi mengenai profit perusahaan kepada prinsipal

    karena berhubungan dengan kompensasi keuangan yang akan diterima oleh

    agen dan karena merupakan berita baik bagi prinsipal maka kemungkinan

    besar prinsipal akan menggunakan agen yang sama untuk mengelola

    perusahaan. Seperti yang dikemukakan Owusu dan Ansah (2000) bahwa

    profitabilitas dapat mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan

    keuangan. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan profit

    cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan

    perusahaan yang mengalami kerugian (Oktarina dan Suharli, 2005). Hal ini

    didukung oleh penelitian Na'im (1999) yang menemukan bukti empiris bahwa

    profitabilitas signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.

  • 34

    Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai

    berikut:

    H2 : Profitabilitas berpengaruhi positif terhadap ketepatan waktu pelaporan

    keuangan

    3. Hubungan struktur kepemilikan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan

    Menurut Niehaus (1989) dalam Saleh (2004) bahwa pemilik dari pihak luar

    dianggap berbeda dengan pemilik dari pihak dalam dimana kecil

    kemungkinan pemilik dari pihak luar untuk terlibat dalam urusan bisnis

    perusahaan sehari-hari. Sehubungan dengan teori agensi, variabel struktur

    kepemilikan diproksi dengan struktur kepemilikan pihak luar karena pemilik

    perusahaan dari pihak luar sebagai prinsipal mempunyai kekuatan yang besar

    dalam mempengaruhi perusahaan melalui media massa berupa kritikan atau

    komentar yang semuanya dianggap opini publik sehingga menyebabkan

    berubahnya pengelolaan perusahaan oleh manajer selaku agen yang semula

    berjalan dengan semaunya menjadi perusahaan yang berjalan dengan

    pemantauan. Salah satu pemantauan adalah dengan laporan keuangan yang

    menunjukkan kinerja perusahaan diaudit oleh pihak ketiga, sehingga memaksa

    manajer sebagai agen untuk menyajikan keuangannya secara akurat dan tepat

    waktu. Agen bisa tidak mempunyai masa depan bila kinerjanya buruk

    sehingga diberhentikan oleh pemegang saham. Pasar tenaga manajerial akan

    menghapus kesempatan agen yang tidak mempunyai kinerja baik dan

    berperilaku menyimpang dari keinginan pemegang saham perusahaan yang

    dikelola oleh agen. Bekerjanya pasar modal secara efisien bisa menjadi cermin

  • 35

    kinerja manajer dari harga saham perusahaannya. Berdasarkan uraian diatas,

    maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut :

    H3 : Struktur kepemilikan berpengaruhi positif terhadap ketepatan waktu

    pelaporan keuangan

    4. Hubungan kualitas auditor (KAP) dengan ketepatan waktu pelaporan

    keuangan

    De Angelo (1981) dalam Anissa (2004) mendefinisikan kualitas audit sebagai

    gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan laporan

    keuangan yang material. Beliau menyimpulkan bahwa Kantor Akuntan Publik

    yang lebih besar, kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik. Kualitas

    auditor yang mengaudit perusahaan sangat penting, auditor yang berkualitas

    merupakan informasi baik sehingga manajemen akan segera menyampaikan

    laporan keuangan yang diaudit oleh kantor akuntan publik yang memiliki

    reputasi baik. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berkualitas baik akan

    melaporkan laporan keuangan perusahaan lebih tepat waktu dibandingkan

    perusahaan yang diaudit oleh KAP yang kurang berkualitas. Hubungannya

    dengan teori agensi, manajer sebagai agen yang telah diberikan wewenang

    untuk mengelola perusahaan oleh prinsipal akan cenderung memilih Kantor

    Akuntan Publik yang berkualitas untuk menilai laporan keuangan perusahaan

    karena dinilai lebih efektif dalam mengaudit dan menghasilkan laporan audit

    yang sesuai dengan kewajaran laporan keuangan perusahaan. Dalam literatur

    tersebut kualitas auditor diukur dengan ukuran apakah Kantor Akuntan Publik

    yang memberikan jasa audit merupakan anggota dari The Big Four atau

  • 36

    bukan. Seperti hasil penelitian Oktarina dan Suharli (2005) yang menyatakan

    bahwa penggunaan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu

    pelaporan keuangan. Hal ini disebabkan KAP besar mampu mengerjakan

    pekerjaan auditnya secara lebih efisien dan efektif sehingga dapat selesai

    secara tepat waktu. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat

    disusun adalah sebagai berikut :

    H4 : Kualitas Auditor (KAP) berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu

    pelaporan keuangan

    5. Hubungan pergantian auditor dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan.

    Pernyataan Standar Auditing (PSA) No.16 mensyaratkan adanya komunikasi

    baik lisan maupun tulisan antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

    sebelum menerima penugasan. Berbeda dengan penugasan pertama sebagai

    akibat adanya pergantian auditor, pada penugasan ulang auditor memiliki

    akses pada semua program yang digunakan pada periode yang lalu dan kertas

    kerja yang berkaitan dengan program tersebut. Banyaknya prosedur yang

    ditempuh auditor pengganti dalam proses pengauditan memerlukan waktu

    yang lebih lama dibandingkan jika auditor tersebut melanjutkan penerimaan

    penugasan. Hal ini bisa mengakibatkan lamanya pengauditan yang berakibat

    juga pada penundaan penyampaian laporan keuangan auditan (Ksa, 2003).

    Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai

    berikut :

    H5 : Pergantian auditor berpengaruhi negatif terhadap ketepatan waktu

    pelaporan keuangan perusahaan.

  • 37

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Variabel penelitian dan definisi operasional

    3.1.1 Variabel penelitian

    Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

    a. Variabel Dependen

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu, dimana

    kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu dan kategori 1 untuk

    perusahaan yang tepat waktu.

    b. Variabel Independen

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio,

    profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas auditor, dan pergantian auditor.

    3.1.2 Definisi Operasional Variabel

    1. Ketepatan waktu pelaporan keuangan

    Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi

    yang diinginkan dengan frekuensi pelaporan informasi. Ketepatan waktu diukur

    dengan dummy varibel, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu dan

    kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu. Perusahaan di kategorikan

    terlambat jika laporan keuangan dilaporkan setelah tanggal 31 Maret, sedangkan

    perusahaan yang tepat waktu adalah perusahaan yang menyampaikan laporan

    keuangan sebelum tanggal 1 April.

  • 38

    2. Debt to Equity Ratio (DER)

    Debt to Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur tingkat leverage

    (penggunaan utang) terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan.

    Debt to Equity Ratio (DER) juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur

    modal yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak

    tertagihnya suatu utang (Ang, 1997).

    3. Profitabilitas (ROA)

    Profitabilitas diukur dengan menggunakan return on asset (ROA) dan

    return on equity (ROE). Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat

    profitabilitas dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA) seperti yang

    digunakan oleh beberapa peneliti yang memiliki hasil berbeda di dalam

    penelitiannya seperti Ainun Naim, Novita Weningtyas Respati, Rachmaf Saleh,

    dan Megawati. Return on Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur

    efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan cara

    memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Besarnya ROA diketahui dengan

    membandingkan laba bersih setelah pajak dan rata-rata total aktiva (Ang, 1997).

    4. Struktur Kepemilikan (OWN)

    Struktur kepemilikan perusahaan dapat disebut juga sebagai struktur

    kepemilikan saham, yaitu suatu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki

    oleh pihak dalam atau manajemen perusahaan (Insider ownerships) dengan

    jumlah saham yang dimiliki oleh pihak luar (outsider ownerships) (Suharli dan

    Rachpriliani, 2006). Struktur kepemilikan dalam penelitian ini adalah prosentase

    kepemilikan saham terbesar oleh pihak luar (outsider ownerships) yang diukur

  • 39

    dengan melihat dari berapa besar saham yang dimiliki oleh pihak luar pada

    perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Karena kepemilikan

    pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan

    baik melalui media massa maupun dalam bentuk kritikan atau komentar yang

    semuanya dianggap sebagai aspirasi publik atau masyarakat. Pengaruh

    kepemilikan dari pihak luar dapat mengubah pengelolaan yang semula berjalan

    sesuai keinginan perusahaan itu sendiri menjadi berjalan dengan pengawasan.

    Dengan adanya kepemilikan pihak luar yang besar maka pihak manajemen akan

    lebih mendapat tekanan dari pihak luar untuk lebih tepat waktu dalam pelaporan

    keuangannya.

    5. Kualitas Auditor (KAP)

    Reputasi auditor sering digunakan sebagai gambaran dari kualitas audit,

    reputasi auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor. Auditor skala

    besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada

    karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Argumen tersebut

    berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan

    melaporkan masalah yang terdapat pada perusahaan yang diauditnya.

    Natawidnyana (2008) menyebutkan klasifikasi auditor yang termasuk dalam The

    Big Four sejak tahun 2002 adalah :

    1. Ernst & Young

    2. Deloitte Touche Tohmatsu

    3. KPMG Peat Marwick

    4. Price Waterhouse Coopers.

  • 40

    Adapun Kantor Akuntan Publik (KAP) Indonesia yang bermitra dengan

    The Big Four adalah :

    1. KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernst & Young)

    2. KAP Osman Bing Satrio (Deloitte & Touche Tohmatsu)

    3. KAP Siddarta Siddharta Widjaja (KPMG Peat Marwick)

    4. KAP Drs Haryanto Sahari (Price Waterhouse Coopers)

    Variabel ini diukur dengan menggunakan model regresi dichotomus atau

    merupakan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang merupakan

    klien KAP the big four dan angka 0 untuk perusahaan yang bukan klien KAP the

    big four.

    6. Pergantian Auditor (AUDCH)

    Pergantian akuntan publik terjadi jika kontrak kerja yang disepakati antara

    kantor akuntan publik dengan pemberi tugas telah berakhir dan memutuskan

    untuk tidak memperpanjang dengan penugasan baru. Dalam penelitian ini

    pergantian auditor merupakan variabel dummy, dimana apabila perusahaan yang

    tidak melakukan pergantian auditor termasuk kategori 1, sedangkan apabila

    perusahaan melakukan pergantian auditor maka termasuk kategori 0.

    3.2 Populasi dan Penentuan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun pengamatan 2005-2007. Pengambilan

    sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu

  • 41

    pemilihan sampel tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan

    tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002)

    .

    Tabel 2.1

    Sampel Penelitian

    No Keterangan Jumlah

    Perusahaan manufaktur yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia tahun 2005

    150

    2 Perusahaan yang tidak konsisten terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia tahun 2006, 2007

    dan tidak memiliki kelengkapan data yang

    terdapat di www.idx.co.id

    25

    3 Total perusahaan yang dapat digunakan

    sebagai sampel (per tahun)

    125

    Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

    a. Termasuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

    mempublikasikan laporan keuangannya pada tahun 2005, 2006, 2007.

    b. Sampel mempunyai periode pelaporan keuangan berdasarkan pada tahun

    kalender yang berakhir tanggal 31 Desember.

    c. Menerbitkan laporan keuangan auditan yang dipublikasikan selama tahun

    2005, 2006, 2007 secara berturut-turut

  • 42

    Menurut kriteria diatas jumlah perusahaan sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini sebanyak 125 perusahaan per tahun pada periode tahun 2005, 2006,

    2007, sehingga didapatkan jumlah sampel (n) sebanyak 125 x 3 periode = 375

    sampel.

    3.3 Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter

    yaitu jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur-faktur, jurnal, surat-surat,

    notulen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan program serta memuat apa

    dan kapan suatu kejadian atau transaksi dan siapa yang terlibat dalam kejadian

    (Indriantoro dan Supomo, 2002). Adapun data yang diperlukan dari setiap

    perusahaan sampel merupakan data sekunder yang mencangkup tentang debt to

    equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas auditor, dan pergantian

    auditor.

    Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002), terdapat dua tipe

    data sekunder yaitu data sekunder internal dan data sekunder eksternal. Data

    sekunder internal merupakan dokumen-dokumen akuntansi yang dikumpulkan,

    dicatat dan disimpan di dalam suatu organisasi. Beberapa contoh data sekunder

    internal, antara lain : faktur penjualan, jurnal penjualan, laporan penjualan

    periodik, surat-surat, notulen hasil rapat, dan memo manajemen.

    Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari

    eksternal. Data sekunder eksternal umumnya disusun oleh entitas selain peneliti

    dari organisasi yang bersangkutan. Data eksternal ini diperoleh dari Indonesian

  • 43

    Capital Market Directory (ICMD), Pojok BEI Universitas Diponegoro, dan

    melalui website www.idx.co.id.

    3.4 Metode Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

    laporan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007, data yang

    terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006-2008

    dan melalui website www.idx.co.id untuk mendapatkan data variabel DER, ROA,

    struktur kepemilikan, kualitas auditor, dan pergantian auditor yang dilakukan oleh

    perusahaan, serta studi pustaka untuk mendapatkan teori-teori yang

    melatarbelakangi penelitian.

    3.5 Metode Analisis

    Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan dianalisis secara kuantitatif

    dengan menggunakan metode sebagai berikut :

    a. Statistik deskriptif

    Statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan variabel-variabel

    dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata (mean) dan

    standar deviasi.

    b. Uji Hipotesis

    Pengujian hipotesis dilakukan secara uji multivariate dengan

    menggunakan regresi logistik. Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah

    variabel-variabel debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas

  • 44

    auditor, dan pergantian auditor mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan

    keuangan. Regresi logistik sebetulnya mirip dengan analisis diskriminan yaitu kita

    ingin menguji apakah probabilitas terjadinya variabel retikat dapat diprediksi

    dengan variabel bebasnya. Namun demikian, asumsi multivariate normal

    distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran

    antara variabel continyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat

    dianalisis dengan Logistic Regression karena tidak perlu asumsi normalitas data

    pada variabel bebasnya (Ghozali, 2001).

    Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut :

    ++++++== AUDCHKAPOWNROADERTWTW

    Ln 5432101Dimana :

    TW1TWLn : Dummy variabel ketepatan waktu (kategori 0 untuk perusahan

    yang tidak tepat waktu dan kategori 1 untuk perusahaan yang tepat

    waktu).

    DER : Debt to equity ratio

    ROA : Return on Asset

    OWN : Struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh pihak luar.

    KAP : Kualitas Auditor pada Kantor Akuntan Publik (merupakan variabel

    dummy, KAP yang bermitra dengan The Big Four = 1, KAP yang

    tidak bermitra dengan The Big Four = 0)

    AUDCH : Pergantian Auditor

    : variabel gangguan

  • 45

    Analisis pengujian dengan regresi logistik menurut Ghozali (2001)

    memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    a. Menilai Kelayakan Model Regresi

    Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi

    logistik yang akan digunakan. Pengujian kelayakan model regresi logistik

    dilakukan dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan

    nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Homser and Lemeshow.

    Perhatikan output dari Hosmer and Lemeshow dengan hipotesis :

    H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data

    HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data

    Dasar pengambilan keputusan :

    Perhatikan nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square

    pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow :

    - Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

    - Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

    b. Penilaian Keseluruhan Model (overall model fit)

    Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model regresi (overall

    model fit). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2

    Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log

    Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan

    nilai antara -2LL awal dengan nilai 2LL pada langkah berikutnya

    menunjukkan bahwa model yang dihipotesakan fit dengan data (Ghozali,

    2001).

  • 46

    c. Menguji koefisien Regresi

    Dalam pengujian koefisien regresi perlu memperhatikan beberapa hal

    berikut :

    a. Tingkat signifikasi () yang digunakan sebesar 5 persen. Mason

    (1999) dalam Respati (2001) menyatakan bahwa tidak terdapat satu

    level signifikansi yang dapat diaplikasikan untuk semua pengujian.

    b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada

    signifikansi p-value (probabilitas value). Jika p-value > , maka

    hipotesis alternatif ditolak, sebaliknya jika p-value > maka

    hipotesis alternatif diterima.

  • 47

    BAB VI

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

    Deskripsi obyek penelitian meneliti profil perusahaan yang menjadi

    sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan laporan keuangan

    perusahaan secara konsisten selama 3 tahun berturut turut, yaitu tahun 2005, 2006

    dan 2007. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka sebanyak 375

    perusahaan akan diuraikan berdasarkan hutang perusahaan, modal perusahaan,

    aktiva perusahaan, laba perusahaan, kualitas auditor, perubahan auditor dalam

    pemeriksaan laporan keuangan perusahaan.

    4.1.1 Hutang Perusahaan

    Besarnya hutang perusahaan yang menjadi obyek penelitian periode 2005,

    2006 dan 2007 dapat dilihat pada tabel 4.1. Pada tahun 2005 dan 2006 sebagian

    besar perusahaan mempunyai hutang antara Rp.100.000.000.000,00 sampai

    Rp.500.000.000.000,00 yaitu sebanyak 50 perusahaan atau sebesar 40 persen

    untuk tahun 2005 dan 53 perusahaan atau sebesar 42,40 persen pada tahun 2006.

    Tetapi pada tahun 2007 sebagian besar perusahaan mempunyai hutang lebih dari

    Rp.500.000.000.000,00 yaitu sebanyak 53 perusahaan atau sebesar 42,40 persen.

    Dalam tabel 4.1 terlihat bahwa terjadi perubahan jumlah hutang yang

    dimiliki perusahaan yang tepat waktu dalam pelaporan keuangannya. Seperti

  • 48

    tahun 2005 perusahaan yang tepat waktu memiliki hutang antara Rp.

    100.000.000.000,00 sampai Rp 500.000.000.000,00 sebanyak 32 perusahaan atau

    sebesar 35,96 persen. Berbeda dengan tahun 2006, perusahaan yang tepat waktu

    memiliki hutang antara Rp. 100.000.000.000,00 sampai Rp 500.000.000.000,00,

    dan diatas Rp.500.000.000.000,00 masing masing sebanyak 28 perusahaan atau

    sebesar 38,36 persen, sedangkan untuk tahun 2007 perusahaan yang memiliki

    hutang diatas Rp.500.000.000.000,00 sebanyak 41 perusahaan atau sebesar 38,03

    persen pada tahun 2007.

    TABEL 4.1

    HUTANG PERUSAHAAN

    No Kategori

    Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

    Total

    Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah PersenTahun 2005

    1 < Rp. 100.000.000.000,00 23 25,84 4 11,11 27 21,60 2 Rp. 100.000.000.00