skripsi ramon bismillah.docx

42
MEMBANGUN BUDAYA SEKOLAH MELALUI MANAJEMEN HUBUNGAN TERBUKA Telaah Kritis Atas Implementasi Program Living Values Education di Sekolah Madania Oleh RAMONDA 1110018200058 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Upload: ramonda-

Post on 20-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MEMBANGUN BUDAYA SEKOLAH MELALUI MANAJEMEN HUBUNGAN TERBUKATelaah Kritis Atas Implementasi Program Living Values Education di Sekolah Madania

Oleh

RAMONDA1110018200058

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKANFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA2015

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang terus menerus tanpa berhenti sedikitpun memberikan dan melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhitung kepada penulis. Terutama nikmat Iman, Islam, dan Ihsan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis meyakini bahwa penulisan skripsi ini selesai tidak terlepas dari pertolongan dan bimbingan Allah SWT. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada sang panutan dan uswah Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia menjalankan ajarannya hingga akhir zaman.Pada prinsipnya penulisan skripsi ini bukanlah sekedar syarat atau tugas akhir mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Akan tetapi jauh dari pada itu adalah suatu kewajiban dan ajang pembuktian diri sebagai seorang mahasiswa untuk dapat menyelesaikan sebuah karya tulis. Penulis sadar bahwa karya tulis ini masih sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna, memang tidak mudah bagi penulis untuk menyelesaikan karya yang sangat sederhana ini, karena banyak hambatan dan tantangan yang harus penulis hadapi baik dari faktor internal maupun eksternal. Maka disinilah pertolongan Allah SWT dan peran orang-orang terdekat yang selalu membantu pemikiran dan motivasi, serta dukungan semua pihak penulis rasakan.Dengan penyelesain skripsi ini penulis berterima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah berperan dan berkontribusi yang berharga kepada penulis baik selama penulisan skripsi maupun saat masa kuliah. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis menghaturkan rasa terimakasih kepada:1. Ibu Nurlena Rifai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2. Bapak Hasyim Ashari Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.3. Bapak Salman Tumanggor dosen Penasehat Akademik dan Bapak Didin Syafrudin dosen Seminar Skripsi atas motivasinya yang tidak henti-hentinya telah diberikan selama masa kuliah.4. Bapak Husni Rahim dosen pembimbing I dan Bapak Didin Syafrudin dosen pembimbing II yang dengan sabar dan penuh dedikasi selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.5. Bapak/Ibu dosen di lingkungan Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan pelayanan, bimbingan berupa pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dengan ketulusan dan profesionalisme tinggi.6. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.7. Prof. Dr. H.A.R Tilaar yang telah memfasilitasi dan meluangkan waktunya untuk melayani penulis bertukar pikiran serta memberikan motivasi lebih selama penulisan skripsi.8. Ayahanda Sumardi dan Ibunda tercinta Elly Martati, bagaimanapun penulis sadar bahwa tanpa dukungan, doa, dan kasih sayang yang selalu mereka berdua berikan mustahil penulis dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini. Saudara-saudaraku tercinta kakak Vina Agustina yang selalu memberikan motivasi, dan adik kesayangan Affan Zamora yang memberikan ghirah untuk segera menyelesaikan skripsi ini karena saya sadar bahwa adik kesayangan menjadi tanggungan saya selanjutnya.9. Kekasih tercinta Nur Kamaliah yang selalu memberikan semangat, bertukar pikiran dan motivasi lebih selama penulisan skripsi. 10. Kawan-Kawan seperjuangan di Gubuk Perjuangan yang selalu berbagi dalam suka maupun duka Alwan Nahrowi Ridwan, Zaeni Abdillah, Faiz Izzat Muttaqien, Cipto Dwi Nugroho, Yustasya, Semoga perkawanan dan perjuangan kita tidak akan lekang oleh waktu selalu terjaga kekal sampai akhir hayat kita.11. Adik-Adik seperjuangan Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Tarbiyah khususnya yang tergabung dalam Jenderal Jhonny yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu saya belajar banyak dari kalian arti sebuah perjuangan dan semangat menjalani hidup dan menerpa ombak badai yang begitu kencang. Semangat adik-adikku Yakin Usaha Sampai.12. Kawan-Kawan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat atas dukungan dan bantuannya. Semoga keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam selalu menjadi garda terdepan dalam memperjuangan umat dan bangsa dari segala bentuk penindasan serta dapat mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.13. Teman-Teman Manajemen Pendidikan tahun akademik 2010/2011 khusunnya kelas B, Yandri Firmansyah, M. Barri, Muhammad Ridwan, M. Agung Pratama, Badrus Salam, Rezky, dan Prabowo Tri Hartono. Semoga perkawanan kita tetap kompak. Penulis mengakui masih banyak nama yang belum disebut yang ikut berperan besar dalam penulisan skrispi ini baik langsung maupun tidak.Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis harapkan. Namun demikian penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan ilmu pengetahuan bidang manajemen pendidikan pada umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah jualah segala sesuatunya penulis kembalikan.

Ciputat, 22 Januari 2015 MRabiul Awal 1436 H

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Identifikasi MasalahC. Pembatasan MasalahD. Perumusan MasalahE. Tujuan PenelitianF. Kegunaan PenelitianBAB II KAJIAN TEORIA. Deskripsi TeoritikB. Hasil Penelitian yang RelevanC. Kerangka BerpikirD. Hipotesis Penelitian/Pertanyaan PenelitianBAB III METODELOGI PENELITIANA. Tempat dan Waktu PenelitianB. Metode dan Desain PenelitianC. Populasi dan SampelD. Teknik Pengumpulan DataE. Teknik Analisis DataF. Hipotesis StatistikBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Data (Temuan)B. Pengujian HipotesisC. Pembahasan Hasil PenelitianD. Keterbatasan PenelitianBAB V KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanB. ImplikasiC. Saran

DAFTER TABEL (Jika Ada)

DAFTAR GAMBAR (Jika Ada)

DAFTAR LAMPIRAN (Jika Ada)

DAFTAR ISTILAH (Jika Ada)

DAFTAR SINGKATAN (Jika Ada)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDewasa ini persoalan budaya dan karakter bangsa menjadi perbincangan hangat para stakeholder pendidikan. Persoalan hangat yang diperbincangkan seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak bijaksana, dan sebagainya menjadi topik pembahasan yang tak selesai pembahasannya. Pendidikan dipercaya dapat mengatasi atau paling tidak mengurangi masalah budaya dan karakter bangsa yang menjadi persoalan bangsa saat ini. Pendidikan merupakan modal utama dalam membangun bangsa dan negara Indonesia.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada BAB II pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban manusia yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[footnoteRef:1] [1: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta Wajib Belajar, Penerbit Citra Umbara, Bandung.]

Berdasarkan undang-undang tersebut, terlihat jelas bahwa pendidikan menjadi perhatian paling penting dan utama demi mencetak manusia yang unggul, kompetitif dan berkualitas tinggi.Selain itu, tujuan pendidikan nasional merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.Menurut Prof H.A.R Tilaar, pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan dua aspek dari pengembangan identitas suatu masyarakat/bangsa. Identitas bangsa berakar dari dan terletak dalam kebudayaan suatu bangsa.[footnoteRef:2] [2: Disampaikan dalam Sarasehan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, 14 Januari 2010.]

Ralph Linton maupun Leon Vigotsky melihat betapa pentingnya interaksi kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian peserta didik. Ralph Linton menunjukkan bagaimana terbentuknya basic personality sebagai hasil interaksi dengan nilai-nilai sekitarnya atau nilai-nilai budaya yang dikenal oleh anak manusia ketika dilahirkan.[footnoteRef:3] [3: Tilaar, Kaleidoskop Pendidikan Nasional, hal. 28]

Berdasarkan pemikiran tersebut menujukkan bahwa untuk meningkatakan mutu pendidikan sangatlah perlu untuk memahami budaya, karena dalam proses pendidikan tidak terlepas dari pengaruh budaya.Rendahnya mutu pendidikan terkait dengan kebijakan yang dipakai oleh pemerintah dalam membangun pendidikan, yang selama ini lebih menekankan pada dimensi struktural dengan pendekatan input-output. Pemerintah berkeyakinan bahwa dengan meningkatkan mutu input, maka dengan sendirinya akan dapat meningkatkan mutu output. Atas dasar keyakinan tersebut, kebijakan dan upaya yang ditempuh pemerintah adalah dengan melakukan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan guru, penataran para guru, dan penyediaan dana operasional pendidikan secara memadai.Di sisi lain, budaya sekolah tidak terlalu menjadi sorotan penting para pemangku kebijakan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pemangku kebijakan lebih banyak memperhatikan dimensi strukturan sedikit memperhatikan dimensi budaya yang menekankan pada perubahan perilaku nyata dalam bentuk tindakan.Budaya sekolah merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat luas, namun memiliki ciri-ciri yang khas sebagai sebuah sub-culture. Sekolah memiliki tugas untuk menyampaikan kebudayaan pada generasi berikutnya dan karena itu tetap harus selalu memperhatikan masyarakat dan kebudayaan umum.Budaya sekolah diharapkan dapat menjelaskan bagaimana sekolah berfungsi, seperti apakah mekanisme internal sekolah terjadi. Karena warga sekolah masuk ke sekolah dengan bekal budaya yang mereka miliki. Sebagian bersifat positif, yaitu yang mendukung kualitas pembelajaran. Sebagian yang lain bersifat negatif, yaitu yang menghambat usaha peningkatan kualitas pembelajaran. Elemen penting budaya sekolah adalah norma, keyakinan, tradisi, upacara keagamaan, seremoni, dan mitos yang diterjemahkan oleh sekelompok orang tertentu. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan-kebiasaan atau perbuatan yang dilakukan oleh warga sekolah secara terus menerus.Siswa tidaklah diberikan mata pelajaran budaya sekolah. Tetapi secara tidak langsung mereka akan memperolehnya melalui tindakan sehari-hari, nilai-nilai, dan kepercayaan-kepercayaan yang baik maupun buruk dari berbagai elemen sekolah termasuk kepala sekolah, para guru, karyawan sekolah dan dari sesama siswa. Inilah yang akan diserap dan diyakini oleh siswa sebagai budaya sekolah.Sekolah wajib memperhatikan persepsi setiap orang yang berkunjung ke sekolah. Sebab, seseorang yang datang berkunjung akan menganggap kesan pertama yang dijumpainya sebagai budaya sekolah, yaitu ketika ia melihat guru-guru saling berinteraksi, ketika ia melihat sikap siswa-siswa yang dijumpai baik di dalam maupun di luar kelas, tidak terkecuali sikap kepala sekolah saat berdialog dengannya.Perbaikan pada sistem persekolahan, pada intinya adalah membangun sekolah dengan kekuatan utama sekolah yang bersangkutan. Perbaikan mutu sekolah memerlukan pemahaman oleh warga sekolah terhadap budaya sekolah. Melalui pemahaman terhadapa budaya sekolah, maka fungsi sekolah dapat dipahami pula dan pengalaman-pengalamannya dapat direfleksikan. Oleh sebab itu, dengan memahami budaya sekolah akan dapat diusahakan tindakan nyata pada peningkatan mutu sekolah.Budaya sekolah bersifat dinamik, milik kolektif, merupakan hasil perjalanan sejarah sekolah, produk dari interaksi berbagai kekuatan yang masuk ke dalam sekolah. Untuk itu sekolah perlu menyadari keberadaan aneka budaya sekolah yang bersifat positif, negatif maupun netral. Nilai-nilai dan keyakinan yang merupakan bagian utama dari budaya sekolah ini tidak akan hadir dalam waktu singkat. Tetapi butuh proses yang rumit dan waktu yang cukup lama.Budaya sekolah yang kondusif juga mensyaratkan adanya partisipasi seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan. Secara manajerial, kepala sekolah yang bertanggung jawab, tetapi secara operasional menjadi tugas seluruh warga sekolah termasuk pemangku kepentingan pendidikan. Implikasinya, semangat dan nilai-nilai kebersamaan, keterbukaan, disiplin diri dan tanggung jawab harus senantiasa mewarnai pembentukan struktur organisasi sekolah, penyusunan deskripsi tugas, prosedur kerja, kebijakan, aturan-aturan, tata tertib sekolah, hubungan vertikal dan horisontal antar warga sekolah, acara-acara ritual dan seremonial sekolah. Keseluruhannya secara kooperatif akan menentukan bentuk perilaku sistem sekolah, perilaku kelompok atau perorangan warga sekolah, yang meliputi latar fisik, lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim.Guna menjelaskan bagaimana sebuah sekolah menjadi sebuah sekolah yang efektif, dapat dilihat dari sisi budaya sekolah yang dimiliki sekolah tersebut. Budaya sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (1) budaya sekolah yang dapat diamati, berupa konseptual, yaitu struktur organisasi, kurikulum, behavior (perilaku) yang meliputi kegiatan belajar mengajar, upacara, prosedur, peraturan dan tata tertib serta material yang meliputi fasilitas dan perlengkapan. (2) budaya sekolah yang tidak dapat diamati berupa filosofi yaitu visi, misi serta nilai-nilai yang di dalamnya terdapat kualitas, efektivitas, keadilan, pemberdayaan dan kedisiplinan.Menurut Zamroni dalam bukunya, kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Kultur ini juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya.[footnoteRef:4] [4: Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, hal. 148]

Dalam membangun kultur atau budaya sekolah ini, tentunya berkaitan erat dengan visi yang dimiliki oleh kepala sekolah serta manajemen sekolah yang dibangun. Kepala sekolah yang memiliki visi untuk menghadapi tantangan sekolah di masa depan akan lebih sukses dalam membangun kultur sekolah.Sekolah Madania merupakan salah satu sekolah yang dikenal memiliki budaya sekolah yang positif. Sekolah madania menjadi sekolah unggulan dan bertaraf Internasional. Sekolah madania dinilai telah cukup memenuhi syarat sebagai sekolah bertaraf Internasional karena memiliki sarana pendidikan dan tenaga pengajar yang berkualitas. Sekolah madania juga menerapkan Living Value Educatioan dan manajemen open relationship.Berdasarkan kajian yang telah dijelaskan sebelumnya dan dengan memperhatikan bahwa budaya sekolah merupakan salah satu faktor yang penting dalam peningkatan mutu pendidikan, maka kajian yang dapat diungkap di Sekolah Madania adalah bagaimana gambaran budaya sekolah yang diterapkan di lingkungan sekolah dan dalam proses belajar mengajar melalui manajemen open relationship, serta mengungkap bagaimana gambaran kebijakan pengembangan budaya sekolah dan Program Living Value Education yang diterapkan selama ini. Dengan demikian, Peneliti tertarik untuk mengkaji secara mendalam tentang budaya sekolah, Manajemen Hubungan Terbuka dan kajian tentang Living Value Education Program yang diterapkan selama ini di Sekolah Madania.

B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan identifikasi sebagai berikut:1. Budaya sekolah belum dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kapasitas sekolah melalui kebijakan-kebijakan yang diambil dan dikeluarkan oleh sekolah.2. Belum adanya pemahaman oleh warga sekolah bahwa pendekatan budaya sekolah dapat memberikan penghormatan dan penerimaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada.3. Belum terinformasikannya kepada masyarakat mengenai budaya sekolah di sekolah Madania.4. Belum banyak diketahui oleh masyarakat dan sekolah lain bahwa di Sekolah Madania telah mengembangkan budaya kearifan lokal, Living Value Education Program dan Manajemen hubungan terbuka.

C. Pembatasan MasalahDari berbagai masalah yang teridentifikasi, penulis membatasi masalah yang menjadi fokus penelitian adalah Membangun Budaya Sekolah melalui Manajemen Hubungan Terbuka dengan kajian kritis Living Value Education Program yang diterapkan di Sekolah Madania

D. Perumusan MasalahBerdasarkan pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:1. Bagaimana membangun budaya sekolah di sekolah Madania?2. Bagaimana kepemimpinan Manajemen Hubungan Terbuka yang diterapkan di sekolah Madania?3. Bagaimana penerapan Living Value Education Program di sekolah Madania?

E. Tujuan Penelitian1. Tujuan penelitian ini adalah :a. Mengetahui lebih dalam budaya sekolah yang diterapkan di sekolah Madania.b. Mengetahui konsep kepemimpinan manajemen hubungan terbuka yang diterapkan di sekolah Madania.c. Mengetahui strategi penerapan Living Value Education Program di sekolah Madania.

F. Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai macam manfaat, di antaranya :1. Untuk sekolahMemberikan informasi kepada sekolah Madania dan sekolah lain tentang usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam mengembangkan elemen-elemen budaya sekolah ke arah budaya positif.2. Untuk masyarakatMemberikan informasi tentang budaya sekolah positif pada sekolah Madania3. Untuk Dinas PendidikanMemberikan informasi tentang pengembangan budaya sekolah yang telahdiusahakan sekolah Madania, agar dapat ditularkan pada sekolah lainnya khusunya di wilayah kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.

BAB IIKAJIAN TEORI

A. Landasan TeoriB. Kerangka BerpikirC. Penelitian yang Relevan

BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN

A. Metode PenelitianPermasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas.

B. Waktu PenelitianWaktu penelitian dilaksanakan pada semester genap, yaitu bulan Maret Juni Tahun 2015.

C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Objek penelitian adalah obyek yang dijadikan penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah keseluruhan sumber daya manusia yang ada di Sekolah Madania, yang menjadi objek penelitian yaitu pendekatan Living Value Education Program dalam membangun budaya sekolah di sekolah Madania.

D. Sumber Data dalam Penelitian a. Data Primer, adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung (Arikunto, 2010:22). b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan, dan lain-lain (Arikunto, 2010:22).

E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Selanjutnya dijelaskan oleh Sugiyono (2009:225) bahwa pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara. 1. Observasi Observasi menurut Kusuma (1987:25) adalah pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis terhadap aktivitas individu atau obyek lain yang diselidiki. Adapun jenis-jenis observasi tersebut diantaranya yaitu observasi terstruktur, observasi tak terstruktur, observasi partisipan, dan observasi nonpartisipan. Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, peneliti memilih observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah MadaniaSehingga peneliti dapat menentukan informan yang akan diteliti dan juga untuk mengetahui jabatan, tugas/kegiatan, alamat, nomor telepon dari calon informan sehingga mudah untuk mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian.2. Wawancara Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama dengan kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam (in-depth interview). Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam, ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi, Sulistyo-Basuki (2006:173). Untuk menghindari kehilangan informasi, maka peneliti meminta ijin kepada informan untuk menggunakan alat perekam. Sebelum dilangsungkan wawancara mendalam, peneliti menjelaskan atau memberikan sekilas gambaran dan latar belakang secara ringkas dan jelas mengenai topik penelitian. Peneliti harus memperhatikan cara-cara yang benar dalam melakukan wawancara, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Pewawancara hendaknya menghindari kata yang memiliki arti ganda, taksa, atau pun yang bersifat ambiguitas. b. Pewawancara menghindari pertanyaan panjang yang mengandung banyak pertanyaan khusus. Pertanyaan yang panjang hendaknya dipecah menjadi beberapa pertanyaan baru. c. Pewawancara hendaknya mengajukan pertanyaan yang konkrit dengan acuan waktu dan tempat yang jelas. d. Pewawancara seyogyanya mengajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman konkrit si responden. e. Pewawancara sebaiknya menyebutkan semua alternatif yang ada atau sama sekali tidak menyebutkan alternatif. f. Dalam wawancara mengenai hal yang dapat membuat responden marah ,malu atau canggung, gunakan kata atau kalimat yang dapat memperhalus. 3. Studi Pustaka Yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian. 4. Dokumentasi Dokumen menurut Sugiyono, (2009:240) merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto, gambar, serta data-data mengenai budaya sekolah yang dibangun di sekolah Madania. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto.

F. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif menurut Bognan & Biklen (1982) sebagaimana dikutip Moleong (2007:248), adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitiannya kepada orang lain. McDrury ( Collaborative Group Analysis of Data, 1999 ) seperti yang dikutip Moleong (2007:248) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut: a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data, b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data. c. Menuliskan model yang ditemukan. d. Koding yang telah dilakukan. Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci, yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan mengetahui situasi obyek penelitian. Setelah melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan membuat transkrip hasil wawancara, dengan cara memutar kembali rekaman hasil wawancara, mendengarkan dengan seksama, kemudian menuliskan kata-kata yang didengar sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam transkrip, selanjutnya peneliti harus membaca secara cermat untuk kemudian dilakukan reduksi data. Peneliti membuat reduksi data dengan cara membuat abstraksi, yaitu mengambil dan mencatat informasi-informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks penelitian atau mengabaikan kata- kata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti kalimatnya saja, tetapi bahasanya sesuai dengan bahasa informan. Abstraksi yang sudah dibuat dalam bentuk satuan-satuan yang kemudian dikelompokkan dengan berdasarkan taksonomi dari domain penelitian. Analisis Domain menurut Sugiyono (2009:255), adalah memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi sosial. Peneliti memperoleh domain ini dengan cara melakukan pertanyaan grand dan minitour. Sementara itu, domain sangat penting bagi peneliti, karena sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Mengenai analisis taksonomi yaitu dengan memilih domain kemudian dijabarkan menjadi lebih terinci, sehingga dapat diketahui struktur internalnya.

G. Kredibilitas Penelitian Setiap penelitian harus memiliki kredibilitas sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Kredibilitas penelitian kualitatif adalah keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah yang majemuk atau keterpercayaan terhadap hasil data penelitian. Upaya untuk menjaga kredibiltas dalam penelitian adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2009:270-276) : a. Perpanjangan pengamatan Peneliti kembali lagi ke lapangan untuk melakukan pengamatan untuk mengetahui kebenaran data yang telah diperoleh maupun untuk menemukan data-data yang baru.b. Meningkatkan ketekunan Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan tersebut, maka peneliti akan melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak. c. Triangulasi Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. d. Analisis kasus negative Peneliti mencari data yang berbeda atau yang bertentangan dengan temuan data sebelumnya. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. e. Menggunakan bahan referensi Bahan referensi yang dimaksud adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. f. Mengadakan member chek Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut sudah valid, sehingga semakin kredibel atau dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

BAB IVPENUTUP

A. SimpulanB. Saran

DAFTAR PUSTAKA