skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap...

104
PENGARUH UNDERPRICING, RASIO PROFITABILITAS, RASIO PENILAIAN, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP KINERJA SAHAM Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai gelar Sarjana Ekonomi Oleh: ADHITIA MULYADI NIM 1111080042 INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE) P E R B A N A S JAKARTA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI 2014

Upload: adhitia-mulyadi

Post on 13-Feb-2017

546 views

Category:

Economy & Finance


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

PENGARUH UNDERPRICING, RASIO PROFITABILITAS, RASIO PENILAIAN,

DAN EARNING PER SHARE TERHADAP

KINERJA SAHAM

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ADHITIA MULYADI

NIM 1111080042

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)

P E R B A N A S

JAKARTA

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

2014

Page 2: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham
Page 3: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham
Page 4: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham
Page 5: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham
Page 6: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

vi

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of underpricing shown by the value of

initial returns (IR), the ratio of profitability shown by return on assets (ROA) and

return on equity (ROE), the ratio of assessment shown by price earnings ratio

(PER), and earnings per share (EPS ) on the performance of the stock shown by

company’s abnormal return (AR).

This study was conducted using secondary data. The population in this

study was obtained from company that conduct an initial public offering (IPO) on

the Indonesia Stock Exchange (IDX) from January 2008 to December 2012.

Sampling method used was purposive sampling, thus 68 companies became

sample in this study. This study is analyzed by using multiple regression.

The multiple regression shows that IR, ROA, ROE, PER and EPS haven’t

significant effect on AR. Adjusted R Square value is 8.3%. This means that 8.3%

of dependent variables can be explained by the independent variables, while the

remaining 91.7% are influenced by the other variables outside the model.

Keywords: abnormal return, underpricing, return on assets, return on equity,

price earning ratio, earning per share.

Page 7: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh underpricing yang

ditunjukan oleh nilai initial return (IR), rasio profitabilitas melalui return on

assets (ROA) dan return on equity (ROE), rasio penilaian melailui price earning

ratio (PER), dan earning per share (EPS) terhadap kinerja saham melalui

abnormal return (AR) perusahaan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder. Populasi

dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan penawaran umum

perdana (IPO) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Januari 2008 sampai

dengan Desember 2012. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini dengan

menggunakan purposive sampling, sehingga didapat 68 perusahaan yang menjadi

sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil analisis regresi menunjukan IR, ROA, ROE, PER dan EPS tidak

berpengaruh signifikan terhadap AR. Nilai Adjusted R Square adalah 8,3%. Hal

ini berarti 8,3% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen,

sedangkan sisanya 91,7% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

Kata kunci: abnormal return, underpricing, return on assets, return on equity,

price earning ratio, earning per share.

Page 8: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan karuniaNya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari ide,

mengajukan, menyusun, hingga menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“PENGARUH UNDERPRICING, RASIO PROFITABILITAS, RASIO

PENILAIAN, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP KINERJA

SAHAM”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Jurusan Akuntansi pada Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia (Asian

Banking Finance and Informatics Institute) Perbanas Jakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa

pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerjasama semua pihak yang telah turut

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Acong Dewantoro Marsono, M.B.A., selaku Pembantu Rektor

Bidang Akademik ABFI Institute Perbanas.

2. Ibu Atik Djayanti, S.E., Ak., M.Ak., selaku Ketua Program Studi S1

Akuntansi ABFI Institute Perbanas.

3. Bapak Wilson R.L. Tobing, Ak., M.Si., Ph.D., selaku dosen

pembimbing skripsi yang memberikan saran, arahan dan kemudahan

dalam penulisan skripsi ini.

Page 9: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

ix

4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu serta membagikan

pengalaman yang berharga kepada penulis, sehingga penulis mendapat

bekal ilmu yang InsyaAllah bermanfaat dan dapat penulis amalkan.

5. Apa dan Mamah atas do’a, kasih sayang dan restu serta dukungan

semangat yang tidak pernah putus diberikan kepada penulis, dari dulu

hingga sekarang.

6. Naila Syakira Sofie, puteri Apa tercinta.

7. Teman-teman seperjuangan kelas A Intensif Akuntansi Perbanas, kalian

memang luar biasa.

8. Staff dan karyawan ABFI Institute Perbanas.

9. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada

kita semua serta memberikan balasan kepada pihak-pihak yang telah bersedia

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, 15 Agustus 2014

Penulis,

Adhitia Mulyadi

Page 10: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI.................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN .................................................. iii

PERNYATAAN ...................................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................... v

ABSTRACT .............................................................................................. vi

ABSTRAK .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR............................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

1.6 Sistematika Penulisan................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 9

2.1 Kajian Teori ............................................................................... 9

2.1.1 Underpricing..................................................................... 9

Page 11: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

xi

2.1.2 Initial Public Offering (IPO) ............................................. 13

2.1.3 Laporan Keuangan ............................................................ 20

2.1.4 Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas) ............................ 22

2.1.5 Valuation Ratio (Rasio Penilaian) ..................................... 23

2.1.6 Earning per Share (EPS)................................................... 24

2.1.7 Kinerja Saham .................................................................. 25

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................. 25

2.3 Kerangka Pemikiran................................................................... 29

2.4 Hipotesis .................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 35

3.1 Desain Penelitian......................................................................... 35

3.2 Operasionalisasi Variabel ............................................................ 35

3.2.1 Variabel Independen ......................................................... 36

3.2.1.1 Underpricing ....................................................... 36

3.2.1.2 Return on Assets (ROA) ...................................... 36

3.2.1.3 Return on Equity (ROE) ...................................... 37

3.2.1.4 Price Earning Ratio (PER) .................................. 37

3.2.1.5 Earning per Share (EPS) ..................................... 37

3.2.2 Variabel Dependen............................................................ 38

3.3 Populasi dan Sample ................................................................... 40

3.3.1.1 Populasi............................................................... 40

3.3.1.2 Sample ................................................................ 40

3.4 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 41

Page 12: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

xii

3.5 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 41

3.6 Pengujian Asumsi-asumsi Model Regresi.................................... 42

3.6.1 Uji Normalitas .................................................................. 42

3.6.2 Uji Autokorelasi................................................................ 43

3.6.3 Uji Homoskedastisitas....................................................... 43

3.6.4 UjiMultikolinearitas ......................................................... 44

3.7 Metode Analsis data .................................................................... 44

3.7.1 Analisis Regresi ................................................................ 45

3.7.2 Analisis Koefisien Determinasi ......................................... 46

3.7.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F/F-test) ............... 46

3.7.4 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t/t-test) ................................................................ 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN..................... 50

4.1 Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 50

4.2 Analisis Data............................................................................... 50

4.2.1 Underpricing (Initial Return) ............................................ 51

4.2.2 Return on Assets (ROA).................................................... 51

4.2.3 Return on Equity (ROE) .................................................... 51

4.2.4 Price Earning Ratio (PER)................................................ 52

4.2.5 Earning per Share (EPS)................................................... 52

4.2.6 Kinerja Saham (Abnormal Return) .................................... 53

4.3 Uji Hipotesis dan Analisis Data................................................... 53

4.3.1 Pengujian Asumsi-asumsi Model Regresi.......................... 53

4.3.1.1 Uji Normalitas ..................................................... 53

Page 13: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

xiii

4.3.1.2 Uji Autokorelasi .................................................. 55

4.3.1.3 Uji Homoskedastisitas ......................................... 56

4.3.1.4 Uji Multikolinearitas............................................ 57

4.3.2 Analisis Data..................................................................... 58

4.3.2.1 Analisis Regresi................................................... 58

4.3.2.2 Analisis Koefisien Determinasi............................ 61

4.3.2.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F/F-test)............................................................... 62

4.3.2.4 Uji Signifikansi Parameter Individual(Uji Statistik T/T-test).......................................... 63

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 70

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 70

5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 71

5.3 Saran........................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Flowchart Tahapan IPO............................................................... 20

2.2 Kerangka Pemikiran.................................................................... 30

4.1 Scatterplot ................................................................................... 56

Page 15: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

xv

DAFTAR TABEL

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.......................... 38

3.2 Proses Penentuan Sampel............................................................ 40

3.3 Interpretasi Nilai R...................................................................... 46

4.1 Hasil Uji Normalitas ................................................................... 54

4.2 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 55

4.3 Hasil Uji Multikoliearitas ........................................................... 57

4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda ................................................ 59

4.5 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ................................. 61

4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan (F-test) ..................................... 62

4.7 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (T-test) .................. 64

Page 16: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan tambahan modal semakin meningkat sejalan dengan

perkembangan perusahaan. Hal ini menuntut manajemen untuk memilih apakah

tambahan modal akan dilakukan dengan cara utang atau dengan menambah

jumlah kepemilikan saham dengan penerbitan saham baru. Jika alternatif kedua

yang dipilih, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk

memperolehnya, antara lain dengan menjual kepada pemegang saham yang sudah

ada, menjual kepada karyawan lewat ESOP (employee stock ownership plan),

menambah saham lewat deviden yang tidak dibagi (dividend reinvestment plan),

menjual langsung kepada pemilik tunggal secara privat (private placement), atau

menawarkan kepada publik (Hartono, 2000).

Proses penawaran sebagian saham perusahaan kepada publik (masyarakat)

melalui bursa efek disebut go public. Dalam proses go public sebelum saham

diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek) terlebih dahulu saham perusahaan

yang go public dijual di pasar perdana (primary market) yang biasa disebut Initial

Public Offering (IPO) atau penawaran umum perdana. Dalam Pasal 1 angka 15

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

mendefinisikan penawaran umum sebagai kegiatan penawaran yang dilakukan

oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat. Efek dalam hal ini berupa

surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham,

Page 17: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

2

obligasi, unit penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti misalnya reksadana,

kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek). Dalam penelitian ini,

IPO dikhususkan dalam bentuk penawaran saham.

Penjualan saham di pasar perdana dilakukan oleh underwriter (penjamin

emisi) yang ditunjuk oleh perusahaan dengan bantuan agen penjualan. Pada

umumnya underwriter mempunyai 3 fungsi, yaitu advisory function, underwriter

function dan marketing function. Sebagai advisory, underwriter memberikan saran

kepada perusahaan yang akan go public mengenai jenis sekuritas yang akan

dikeluarkan, penentuan harga sekuritas dan waktu penawarannya. Underwriter

function adalah fungsi penjaminan dimana emiten akan meminta underwriter

untuk menjamin penjualan saham perdana emiten tersebut. Jika emiten meminta

underwriter untuk memberikan jaminan full commitment, maka underwriter

menjamin seluruh saham akan terjual, dan bersedia membeli sisanya jika sebagian

saham tidak terjual (Arifin, 2010).

Harga saham saat IPO ditentukan berdasarkan kesepakatan antara

perusahaan emiten dengan underwriter. Sebagai pihak yang membutuhkan dana,

emiten menginginkan harga perdana tinggi. Sebaliknya, underwriter sebagai

penjamin emisi berusaha untuk meminimalkan risiko yang ditanggungnya. Bila

harga terlalu tinggi dan minat investor rendah, besar kemungkinan saham yang

ditawarkan kurang laku dan pihak underwriter berkewajiban membeli saham yang

tidak terjual tersebut. Oleh karena itu upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi

agar underwriter tidak mengalami kerugian adalah dengan bernegosiasi dengan

Page 18: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

3

emiten agar saham tersebut tidak terlalu tinggi harganya, bahkan cenderung

underpriced.

Underpricing merupakan selisih positif antara harga saham di pasar

sekunder dengan harga saham di pasar perdana atau saat IPO (Yolana dan

Martani, 2005). Menurut Ritter (1984) dalam Islam, Ali dan Ahmad (2010) IPO

underpricing atau high return IPO adalah fenomena yang sudah biasa terjadi pada

sebagian besar pasar modal baik di negara berkembang maupun negara yang

sudah maju. Underpricing disebabkan oleh adanya asimetri informasi

(asymmetric information). Asimetri informasi dapat terjadi antara emiten dan

underwriter, maupun antar investor. Di dalam menentukan harga, pihak penentu

harga sangat memperhatikan informasi perusahaan. Apabila di antara mereka

tidak memiliki informasi yang lengkap tentang perusahaan, maka akan terjadi

perbedaan harga.

Investor dalam melakukan investasi pada saham harapan yang diinginkan

adalah memperoleh return. Penilaian investor terhadap suatu saham perusahaan

diantaranya adalah dengan memperhatikan kinerja perusahaan yang menerbitkan

saham. Oleh karena itu return saham sangat penting bagi perusahaan karena

digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari suatu perusahaan, sehingga

perusahaan berusaha menjaga dan memperbaiki kinerjanya yang dapat

mempengaruhi return saham agar portofolio saham yang diinvestasikan

meningkat.

Untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan

sebagai parameter, dari berbagai macam faktor tersebut antara lain adalah

Page 19: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

4

informasi keuangan perusahaan dan informasi pasar atau saham. Informasi

keuangan dan informasi pasar yang dapat digunakan untuk memprediksi return

saham adalah berupa rasio, yaitu rasio profitabilitas, rasio penilaian (valuation

ratio), dan earning per share (EPS).

Rasio profitabilitas (profitability ratio) digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas

suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal

yang menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas digambarkan melalui return

on assets (ROA) dan return on equity (ROE).

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan sedangkan ROE

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri

untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa

maupun saham preferen.

Rasio penilaian (valuation ratio) menjadi tolok ukur yang menghubungkan

harga saham biasa dengan pendapatan perusahaan dan nilai buku saham, rasio ini

mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Rasio penilaian tercermin

dari price earning ratio (PER) yang merupakan perbandingan antara harga pasar

saham dengan laba per saham (EPS). Semakin tinggi rasio ini akan

mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan juga semakin membaik. Akan tetapi

sebaliknya, jika PER terlalu tinggi juga dapat mengindikasikan bahwa harga

saham yang ditawarkan sudah sangat tinggi atau tidak rasional.

Page 20: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

5

EPS adalah Jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk

tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan

untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan.

Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan kajian lebih lanjut dengan judul “PENGARUH UNDERPRICING,

RASIO PROFITABILITAS, RASIO PENILAIAN, DAN EARNING PER SHARE

TERHADAP KINERJA SAHAM”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas,

maka rumusan permasalahan yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah perusahaan yang mengalami underpricing secara signifikan dan

positif mempengaruhi kinerja saham?

2. Apakah variabel ROA secara signifikan dan positif mempengaruhi kinerja

saham?

3. Apakah variabel ROE secara signifikan dan positif mempengaruhi kinerja

saham?

4. Apakah variabel PER secara signifikan dan positif mempengaruhi kinerja

saham?

5. Apakah variabel EPS secara signifikan dan positif mempengaruhi kinerja

saham?

6. Apakah variabel underpricing, ROA, ROE, PER, dan EPS secara simultan

mempengaruhi kinerja saham?

1.3 Batasan Masalah

Page 21: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

6

Agar penelitian ini dapat memberikan pemahaman sesuai dengan yang

diharapkan, maka dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa batasan yang

ditetapkan, yaitu:

1. Obyek penelitian dilakukan terhadap perusahaan yang melakukan IPO

mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

2. Penelitian ini dibatasi ada atau tidaknya underpricing dalam IPO serta

pengaruhnya terhadap kinerja saham perusahaan.

3. Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data laporan

keuangan pada saat perusahaan melakukan IPO.

4. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah return on assets (ROA), dan

return on equity (ROE).

5. Rasio penilaian yang digunakan adalah price earning ratio (PER).

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh underpricing terhadap kinerja saham perusahaan.

2. Menganalisis pengaruh ROA terhadap kinerja saham perusahaan.

3. Menganalisis pengaruh ROE terhadap kinerja saham perusahaan.

4. Menganalisis pengaruh PER terhadap kinerja saham perusahaan.

5. Menganalisis pengaruh EPS terhadap kinerja saham perusahaan.

6. Menganalisis pengaruh underpricing, ROA, ROE, PER, dan EPS secara

simultan terhadap kinerja saham perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 22: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

7

1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi emiten, khususnya yang

berkaitan dengan informasi bila akan melakukan penawaran perdana (IPO)

untuk memperoleh harga yang terbaik.

2. Bagi investor dan calon investor yang tertarik menanamkan modalnya melalui

pasar modal, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan

dalam mempertimbangkan keputusan investasi agar memperoleh keuntungan

yang maksimal.

3. Bagi peneliti yang concern terhadap fenomena underpricing dan kinerja

saham, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

referensi penelitian berikutnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN : Pada bab pendahuluan berisi latar belakang

(masalah), rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA : Pada bab tinjauan pustaka berisi tentang

kajian teori yang relevan dengan variabel penelitian, yang dilengkapi dengan hasil

penelitian terdahulu yang bersumber dari jurnal, kerangka pemikiran dan

perumusan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN : Pada bab metode penelitian berisi

desain penelitian, operasionalisasi variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber

data, metode pengumpulan data, pengujian asumsi-asumsi model regresi, serta

metode analisis data.

Page 23: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

8

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN : Pada bab

analisis dan pembahasan penelitian berisi deskripsi objek penelitian, analisis data,

interpretasi hasil, serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN : Pada bab kesimpulan dan saran

berisi kesimpulan dan saran yang telah dikemukakan penulis pada bab-bab

sebelumnya dan berisikan saran-saran yang dapat dijadikan masukan bagi para

investor, emiten maupun para akademisi.

Page 24: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Underpricing

Yolana dan Martani (2005) mendefinisikan underpricing sebagai selisih

positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham di pasar perdana

atau saat IPO. Selisih harga inilah yang dikenal sebagai initial return (IR).

Penentuan harga saham perdana ditentukan oleh kesepakatan antara emiten

dan underwriter karena tidak ada ukuran yang dapat dijadikan dasar

pertimbangan, selain itu saham tersebut belum pernah diperdagangkan dipasar.

Meskipun underwriter memiliki beberapa fungsi penjaminan namun di Indonesia

fungsi penjaminan yang dikenal dan berlaku hanyalah tipe full commitment

dimana pihak underwriter mempunyai kewajiban untuk membeli saham emiten

yang tidak berhasil terjual (Balfas, 2006).

Dalam rangka menghindari terjadinya kerugian karena pelaksanaan fungsi

penjaminan full commitment, maka pihak underwriter berusaha untuk menjual

harga saham emiten tidak terlalu tinggi, bahkan cendrung underpriced.

Underpricing terjadi karena adanya mispriced pada saat IPO sebagai akibat

ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh pihak emiten, underwriter,

maupun pihak investor. Ketidakseimbangan informasi ini sering disebut sebagai

asimetri informasi (asymmetyric information).

Page 25: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

10

Menurut Baron, (1982) dalam Arifin (2010) underwriter mengeksploitasi

superioritasnya mengenai informasi pasar untuk memberi harga perdana yang

rendah sehingga memudahkan untuk memasarkan saham baru. Karena emiten

kurang memiliki informasi, maka emiten menerima harga rendah yang diminta

oleh underwriter tersebut bagi penawaran sahamnya. Semakin besar

ketidakpastian emiten tentang kewajaran harga sahamnya, maka lebih besar

permintaan terhadap jasa underwriter dalam menetapkan harga. Kompensasinya

atas informasi yang diberikan underwriter adalah dengan mengijinkan

underwriter menawarkan harga perdana sahamnya dibawah harga equilibrium.

Menurut Rock, (1986) dalam Arifin (2010) terdapat asimetri informasi

(asymmetric information) antara investor yang memiliki informasi yang baik

(informed investor) dan investor yang kurang mempunyai informasi (uninformed

investor). Investor yang kurang mempunyai informasi harus diberi kompensasi

untuk mau berpartisipasi mengambil risiko untuk membeli saham perdana.

Kelompok investor yang memiliki informasi yang baik, akan membeli saham-

saham IPO yang underpriced. Sedangkan kelompok investor yang kurang

mempunyai informasi, akan membeli saham secara sembarangan, baik saham

yang underpriced maupun saham yang overpriced. Akibatnya kelompok yang

tidak memiliki informasi akan memperoleh proporsi yang lebih besar pada saham

yang overpriced.

Fenomena underpricing mempunyai implikasi yang cukup luas, baik bagi

pihak emiten, underwriter maupun bagi investor. Bagi emiten, underpricing

berarti kehilangan kesempatan untuk mendapatkan dana secara maksimal. Bagi

Page 26: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

11

pihak underwriter, underpricing merupakan solusi terbaik dalam mengantisipasi

dan meminimalisir terjadinya kerugian, sedangkan bagi pihak investor,

merupakan kesempatan untuk membeli saham pada pasar perdana dengan harga

yang murah dan menjualnya pada awal perdagangan di bursa untuk mendapatkan

capital gain.

Teori-teori yang menjelaskan underpricing:

a. Asymmetyric Information (Asimetri Informasi)

Asimetri informasi terjadi karena terdapat informasi privat yang hanya

diketahui oleh pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam proses IPO.

Menurut Baron, (1982) dalam Arifin (2010) underwriter

mengeksploitasi superioritasnya mengenai informasi pasar untuk

memberi harga perdana yang rendah sehingga memudahkan untuk

memasarkan saham baru. Karena emiten kurang memiliki informasi,

maka emiten menerima harga rendah yang diminta oleh underwriter

tersebut bagi penawaran sahamnya. Semakin besar ketidakpastian

emiten tentang kewajaran harga sahamnya, maka lebih besar

permintaan terhadap jasa underwriter dalam menetapkan harga.

Kompensasinya atas informasi yang diberikan underwriter adalah

dengan mengijinkan underwriter menawarkan harga perdana sahamnya

dibawah harga equilibrium. Oleh karena itu akan menyebabkan tingkat

underpricing semakin tinggi.

b. Signalling Theory (Teori Sinyal)

Page 27: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

12

Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik akan

dengan sengaja mengirimkan sinyal kepada pasar dan underpricing

pada saat IPO merupakan sinyal yang dapat dipercaya untuk

menunjukkan bahwa suatu perusahaan baik bagi investor, karena hanya

perusahaan yang mempunyai kualitas baik yang dapat langsung

menutup kerugian akibat underpricing IPO dengan keuntungan dari

performance perusahaan itu sendiri (Allen dan Faulhaber,1989). Teori

sinyal didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan emiten lebih

mengetahui mengenai prospek dari perusahaan tersebut daripada

investor.

c. Litigation Risk (Resiko Litigasi)

Risiko litigasi merupakan risiko perusahaan berkaitan dengan

kemungkinan perusahaan tersebut mengalami litigasi oleh investor dan

kreditor. Peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal

mengemukakan keharusan suatu perusahaan untuk menerapkan good

corporate governance yang menekankan prinsip keterbukaan dan

transparansi informasi, untuk melindungi kepentingan investor dan

kreditor tersebut. Perlindungan kepada investor dan kreditor dapat

berupa pemberian informasi dan fakta-fakta yang relevan mengenai

perusahaan yang diatur melalui peraturan pemerintah. Peraturan

mengenai praktik pengungkapan informasi perusahaan di Indonesia,

khususnya yang bersifat wajib (mandatory) diatur oleh BAPEPAM dan

LK dimana sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta

Page 28: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

13

lembaga profesi (Ikatan Akuntan Indonesia). Selanjutnya, perusahaan

dapat juga memberikan pengungkapan yang bersifat sukarela

(voluntary) sebagai tambahan pengungkapan minimum yang telah

ditetapkan (Benardi, Sutrisno dan Assih, 2009). Dengan adanya

peraturan tersebut, asimetri informasi dapat diminimalisir. Tidak

adanya satu pihak yang memiliki informasi lebih dari yang lain,

sehingga manajer tidak dapat menutupi informasi tentang perusahaan

dan semakin banyak informasi fundamental yang diketahui oleh pihak

luar akan semakin membuat harga saham tersebut rendah.

2.1.2 Initial Public Offering (IPO)

IPO atau penawaran umum perdana secara umum didefinisikan sebagai

kegiatan penawaran saham ke publik untuk pertama kali. Penawaran perdana

sering juga dikenal dengan istilah go public (Arifin, 2010). Menurut Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

mendefinisikan penawaran umum sebagai kegiatan penawaran yang dilakukan

oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang

diatur oleh undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Efek dalam hal ini

berupa surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,

saham, obligasi, unit penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti misalnya

reksadana, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek). Dalam

penelitian ini, IPO dikhususkan dalam bentuk penawaran saham.

Sebelum melakukan IPO, perusahaan akan menerbitkan prospektus ringkas

yang diumumkan di media masa. Prospektus berfungsi untuk memberikan

Page 29: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

14

informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para calon investor, sehingga

dengan adanya informasi tersebut maka investor akan bisa mengetahui prospektus

perusahaan di masa datang, dan selanjutnya tertarik untuk membeli saham yang

diterbitkan emiten.

Keputusan suatu perusahaan untuk go public harus diperhitungkan dengan

matang oleh pihak manajemen, karena keputusan ini akan membawa dampak atau

konsekuensi langsung baik konsekuensi yang mendatangkan manfaat (benefit)

maupun yang dapat merugikan (loss) perusahaan.

Darmadji dan Fakhrudin (2006) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa

manfaat yang akan diperoleh perusahaan dengan melakukan IPO, yaitu:

1. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak

dengan termin-termin);

2. Biaya go public relatif murah;

3. Proses relatif mudah;

4. Tidak ada kewajiban pelunasan atau bunga (beban tetap);

5. Pembagian dividen berdasarkan keuntungan;

6. Penyertaan masyarakat biasanya tidak berminat masuk dalam

manajemen;

7. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu

perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme;

8. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki

saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial;

Page 30: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

15

9. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media

promosi);

10. Memberikan kesempatan kepada koperasi dan karyawan perusahaan

untuk membeli saham.

Disamping memiliki manfaat, IPO juga mengandung beberapa konsekuensi

yang merugikan (loss) perusahaan, yaitu:

1. Keharusan untuk terbuka kepada publik;

2. Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai

kewajiban pelaporan;

3. Gaya manajemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal;

4. Kewajiban membayar dividen;

5. Senantiasa berusaha untuk menjaga dan meningkatkan tingkat

pertumbuhan perusahaan;

6. Biaya laporan perusahaan akan meningkat karena jika sudah go public,

setiap kuartal dan tahunnya harus menyerahkan laporan kepada

regulator;

7. Manajer perusahaan yang hanya mempunyai hak veto kecil akan

khawatir jika perusahaan go public. Manajer perusahaan publik dengan

hak veto yang rendah umumnya akan diganti dengan manajer baru jika

perusahaan diambil alih.

Perusahaan yang akan go public dengan melakukan IPO harus

mempersiapkan dokumen-dokumen yang telah disyaratkan oleh regulator dari

Page 31: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

16

pemerintah dalam hal ini adalah OJK. Persyaratan perusahaan untuk bisa go

public dan tercatat di bursa efek adalah sebagai berikut:

1. Badan hukum calon perusahaan tercatat berbentuk Perseroan Terbatas

(PT);

2. Pernyataan pendaftaran yang disampaikan ke OJK telah menjadi efektif;

3. Memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya 30% dari jajaran

anggota Dewan Komisaris, memiliki Direktur tidak terafiliasi, memiliki

Komite Audit atau menyampaikan pernyataan untuk membentuk Komite

Audit paling lambat 6 bulan setelah tercatat, memiliki Sekretaris

Perusahaan;

4. Nilai nominal saham sekurang-kurangnya Rp100;

5. Calon perusahaan tercatat tidak sedang dalam sengketa hukum yang

diperkirakan dapat mempengaruhi kelangsungan perusahaan;

6. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh

undang-undang yang berlaku di Indonesia;

7. Khusus calon perusahaan tercatat yang bergerak dalam industri

pabrikan, memiliki sertifikat AMDAL dan tidak dalam masalah

pencemaran lingkungan dan calon perusahaan tercatat yang bergerak

dalam industri kehutanan harus memiliki sertifikat ecolabelling (ramah

lingkungan);

8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial

didasarkan pada laporan keuangan auditan terakhir sebelum mengajukan

permohonan pencatatan.

Page 32: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

17

Dalam melakukan proses IPO, perusahan emiten terlebih dahulu harus

melalui beberapa tahapan. Tahapan IPO secara garis besar dibagi menjadi 4

tahapan yaitu:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap yang paling awal, perusahaan yang akan IPO harus mendapat

persetujuan para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS). RUPS bagi sebuah perusahaan merupakan hal yang

penting dan merupakan kaidah yang diatur dari undang-undang

Perseroan Terbatas. Go public harus disetujui terlebih dulu oleh

pemegang saham, karena go public akan melibatkan modal baru di luar

pemegang saham yang ada maka perlu diputuskan apakah kehadiran

modal baru itu nantinya akan mengubah masing-masing kepemilikan

para pemegang saham lama, berapa modal yang dibutuhkan, serta

berapa modal yang mesti disetor masing-masing pemegang saham harus

terjawab dan memperoleh persetujuan oleh pemegang saham lama.

Setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham, selanjutnya

perusahaan emiten harus mencari dan menunjuk pihak-pihak yang akan

menjamin emisi serta membantu menyiapkan kelengkapan dokumen-

dokumen yang diperlukan dalam proses IPO. Pihak-pihak yang

diperlukan oleh perusahaan emiten dalam membantu proses IPO antara

lain:

1. Penjamin emisi (Underwriter);

2. Akuntan publik (Auditor independen);

Page 33: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

18

3. Penilai;

4. Konsultan hukum;

5. Notaris;

b. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Dalam tahap ini pihak perusahaan emiten bersama dengan underwriter

menyiapkan dan membawa dokumen-dokumen pendukung sebagai

syarat pendaftaran kepada OJK. Semua syarat pendaftaran dan

pernyataan dari para profesi pendukung pasar modal (notaris, konsultan

hukum, dan akuntan) termasuk penilai (appraisal) dan penjamin emisi

akan diperiksa secara detail, oleh karena itu semua dokumen yang

diajukan harus lengkap, jelas, dan transparan. Setelah semua diperiksa

dan dinyatakan lengkap maka OJK akan mengeluarkan keputusan

bahwa pernyataan pendaftaran emiten menjadi efektif.

c. Tahap Penawaran Saham

Pada saat pernyataan pendaftaran dari perusahaan emiten sudah

dinyatakan efektif oleh OJK maka perusahaan emiten tersebut sudah

diperbolehkan untuk menawarkan sahamnya kepada masyarakat

investor melalui IPO. Dalam konteks pasar modal penjualan saham

melalui mekanisme IPO ini disebut dengan penjualan saham di pasar

perdana. Penjualan saham dalam pasar perdana mekanismenya diatur

oleh underwriter. Underwriter yang akan melakukan penjualan kepada

investor dibantu oleh agen penjual. Agen penjual adalah perusahaan

efek atau pihak lain yang ditunjuk sebelumnya dan tercantum dalam

Page 34: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

19

prospektus ringkas. Bagi perusahaan yang akan tercatat di pasar modal

yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) penjualan saham dalam IPO ini

waktunya relatif terbatas, dua atau tiga hari saja. Tapi bagi perusahaan

yang setelah menjual sahamnya tidak mencatatkan di BEI maka

penjualan sahamnya bisa lebih lama lagi. Dan tentunya akan sangat

tergantung dari prospektus yang diajukan pada pernyataan pendaftaran.

Hingga tahap IPO ini perusahaan emiten sudah bisa disebut sebagai

Perusahaan Terbuka (tbk).

d. Tahap Pencatatan Saham Di Bursa Efek

Sebelum tahun 2007, Indonesia memiliki 2 Bursa Efek yaitu Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), namun pada tangga 1

Desember 2007 kedua bursa ini melakukan penggabungan usaha dan

berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah melakukan

IPO perusahaan dapat memilih apakah akan langsung mencatatkan

namanya pada BEI atau tidak, karena tidak ada kewajiban bagi

perusahaan emiten untuk langsung tercatat (listed). Kendati tidak

langsung listing di BEI namun perusahaan yang telah IPO tersebut tetap

mempunyai kewajiban untuk mematuhi peraturan keterbukaan pasar

modal. Itu berarti laporan keuangan, corporate action dan keterbukaan

informasi lainnya harus disampaikan ke publik. Di BEI sendiri

mempunyai 2 papan perdagangan, yang menjadi papan pencatatan

emiten, yaitu Papan Utama (Main Board) dan Papan Pengembangan

(Development Board). Papan utama ditujukan untuk emiten yang

Page 35: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

20

mempunyai ukuran (size) yang besar dan lamanya menjalankan usaha

utama sekurang-kurangnya 36 bulan berturut-turut, sementara papan

pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum

dapat memenuhi persyaratan pencatatan di papan utama, termasuk

perusahaan prospektif namun belum menghasilkan keuntungan.

Gambar 2.1

Flowchart Tahapan IPO

2.1.3 Laporan Keuangan

Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

Page 36: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

21

besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi.

Laporan keuangan harus disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang

berkepentingan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data

keuangan atau aktivitas suatu perusahaan (Munawir, 1991).

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data,

terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan

bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku

perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.

Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan akuntansi dan

harus memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang merupakan

sekumpulan input yang penting yang digunakan dalam menghitung nilai-nilai

ekonomis. Berdasarkan PSAK 1 (revisi 2009) komponen laporan keuangan terdiri

dari:

a. Laporan Posisi Keuangan Pada Awal Periode

Merupakan bagian dari laporan keuangan yang memberikan informasi

posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah aset

yang dimiliki, jumlah liabilitas, dan ekuitas.

b. Laporan Laba Laba Rugi Komprehensif Selama Periode

Berisi laporan mengenai penghasilan, biaya, serta laba-rugi, yang

diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu dengan memasukan

unsur laba komprehensif. Laba dialokasikan untuk pemegang saham

minoritas dan mayoritas.

Page 37: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

22

c. Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode

Menunjukkan total laba rugi komprehensif selama suatu periode yang

diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan pihak non pengendali.

d. Laporan Arus Kas Selama Periode

Merupakan laporan yang menunjukkan operasi perusahaan, investasi,

dan aliran kas pembiayaan.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menginformasikan kebijakan akuntansi

yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.

f. Laporan Posisi Keuangan Pada Awal Periode Komparatif

Merupakan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang

disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara

restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan

keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan

keuangannya.

2.1.4 Profitability Ratio (Rasio Profitabilitas)

Menurut Munawir (1991) rentabilitas atau rasio profitabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan

aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Return on Assets (ROA)

Page 38: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

23

ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang paling terkenal dan

bermanfaat. ROA telah digunakan sejak tahun 1919 oleh perusahaan

DuPont (Jewell dan Mankin, 2011). ROA digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara

keseluruhan. Semakin tinggi ROA berarti semakin tinggi pula

keuntungan, dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi

penggunaan aset.

Rumus:

Return on Assets (ROA)=

x 100%

b. Return on Equity (ROE)

ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh

pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

Rumus:

Return on Equity (ROE) =

x 100%

2.1.5 Valuation Ratio (Rasio Penilaian)

Menurut Graham dalam Truong (2009) rasio penilaian adalah rasio yang

digunakan untuk menilai investasi saham guna mencari saham dengan harga yang

lebih murah daripada nilai intristiknya. Rasio ini bertujuan menjadi tolok ukur

yang menghubungkan harga saham biasa dengan pendapatan perusahaan dan nilai

buku saham. Dengan kata lain, rasio ini mencerminkan kinerja perusahaan secara

keseluruhan. Oleh karena itu, rasio ini merupakan pencerminan dari kondisi

Page 39: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

24

internal dengan kondisi pasar (market measure). Dalam penelitian ini valuation

ratio yang digunakan adalah price earning ratio (PER).

PER diperkenalkan pertama kali pada tahun 1934 oleh Graham dan Dodd

(Azam, 2010). PER diperoleh dari harga pasar saham biasa dibagi dengan laba per

saham (earning per share) sehingga semakin tinggi rasio ini akan

mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan juga semakin membaik. Akan tetapi

sebaliknya, jika PER terlalu tinggi juga dapat mengindikasikan bahwa harga

saham yang ditawarkan sudah sangat tinggi atau tidak rasional. PER berpengaruh

besar dalam memprediksi return yang akan diperoleh dimasa depan (Anderson

dan Brooks, 2006)

Rumus:

Price Earning Ratio (PER) =

x 100%

2.1.6 Earning per Share (EPS)

Earnings per share (EPS) atau laba per saham adalah rasio yang mengukur

pendapatan bersih perusahaan pada suatu periode dibagi dengan jumlah saham

yang beredar (Sulistio, 2005). EPS digunakan untuk menunjukkan tingkat

keuntungan yang diperoleh setiap lembar saham.

Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan

dividen, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan

untuk membagikan dividen. Maka dapat dikatakan investor akan lebih meminati

saham yang memiliki EPS tinggi dibandingkan saham yang memiliki EPS yang

rendah. EPS yang rendah cenderung membuat harga saham turun.

Rumus:

Page 40: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

25

Earning per Share (EPS)=

2.1.7 Kinerja Saham

Kinerja saham diukur menggunakan abnormal return yaitu kelebihan dari

return yang sesungguhnya terjadi dengan return normal atau return yang

diharapkan investor (expected return). Dengan demikian abnormal return

merupakan selisih antara return sesungguhnya dengan return ekspektasi. Dalam

penelitian ini abnormal return dicari dengan metode market adjusted model,

secara formal model pengukurannya adalah:

ARi,t = Ri,t – E(Ri,t)

Keterangan:

ARi,t adalah abnormal return saham i pada periode ke t

Ri,t adalah return saham i pada periode ke t

E(Ri,t) adalah return ekspektasi saham i pasar pada periode ke- t

Return sesunguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang

merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat

dihitung dengan rumus (Pi.t- Pi.t-1) / (Pi.t-1). Sedangkan return ekspektasi

dengan menggunakan metode market adjusted model adalah sama dengan return

indeks saham pada saat tersebut.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan penelitian terdahulu yang relevan

dengan permasalahan pada penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian Dini, dkk.(2011) menunjukkan:

a. Terdapat hubungan yang positif antara EPS dan harga saham;

Page 41: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

26

b. Terdapat hubungan yang negatif antara PER dan harga saham.

2. Penelitian Arifin (2010) menunjukkan:

a. Pengamatan terhadap aktifitas IPO dibursa efek Indonesia selama

tahun 1990 – 2008 menunjukkan bahwa telah terjadi fenomena

underpricing yang signifikan;

b. Fenomena hot IPO dan cold IPO juga ditemui di pasar modal

Indonesia. Kondisi hot IPO artinya bila tingkat underpricing saat

IPO diatas rata-rata, sedangkan cold IPO artinya tingkat

underpricing saat IPO dibawah rata-rata.

3. Penelitian Anderson dan Brooks (2010) menunjukkan bahwa

perhitungan PER dengan menggunakan data multiple earning memiliki

akurasi prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan perhitungan PER

tradisional yang menggunakan data 1 tahun.

4. Penelitian Achim, Achim dan Borlea (2009) menunjukkan bahwa cara

terbaik dalam menginterpretasikan EPS adalah dengan menganalisanya

bersamaan dengan rasio saham yang lain, karena bila dinterpretasikan

lewat satu rasio saja maka hasil penilaian kurang akurat.

5. Penelitian Chang dkk. (2008) menunjukkan:

a. Berdasarkan panel based test diketahui bahwa harga saham

terkointegrasi dengan EPS, sementara harga saham individual tidak

menunjukkan kointegrasi dengan EPS;

b. Harga saham bergerak sesuai dengan tingkat EPS pada jangka

panjang;

Page 42: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

27

c. Terdapat hubungan terbalik antara tingkat pertumbuhan pendapatan

operasional dengan tingkat EPS yang berdampak pada harga saham;

d. Terdapat bukti bahwa EPS dapat mempengaruhi harga saham.

6. Penelitian Aras dan Yilmaz (2008) menunjukkan bahwa PER

mempunyai peranan yang kurang signifikan dalam memperdiksi stock

return.

7. Penelitian Nainggolan (2008) menunjukkan:

a. ROA tidak secara signifikan mempengaruhi harga saham;

b. ROE tidak secara signifikan mempengaruhi harga saham.

8. Penelitian Amin (2007) menunjukkan bahwa:

a. Hasil pengujian underpricing yang menggunakan initial return (IR)

telah membuktikan bahwa perusahaan yang melaksanakan IPO

mengalami underpricing pada hari pertama ketika saham

diperdagangkan di pasar sekunder (pasar modal). Rata-rata IR pada

hari pertama perdagangan di pasar modal adalah positif;

b. Perusahaan yang melaksanakan IPO mengalami penurunan kinerja

keuangan dan kinerja saham dalam jangka panjang (satu atau

beberapa tahun) setelah IPO;

c. Terdapat satu variabel yang hubungannya signifikan positif yaitu

hubungan underpricing dengan kinerja saham. Hasil ini dapat

dijelaskan bahwa perusahaan melakukan underpricing saham-saham

perdananya akan memberikan kinerja yang lebih baik di masa yang

Page 43: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

28

akan datang, dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak

melakukan underpricing.

9. Penelitian Dwipayana (2007) menunjukkan:

a. ROA dan PER pada bank umum dengan total aset dibawah 80 milyar

tidak berpengaruh terhadap harga saham;

b. ROA dan PER pada bank umum dengan total aset diatas 80 milyar

berpengaruh positif terhadap harga saham.

10. Penelitian Widodo (2007) menunjukkan:

a. ROA memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap

perubahan return saham syariah dalam Jakarta Islamic Index (JII);

b. ROE memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap

perubahan return saham syariah dalam Jakarta Islamic Index (JII);

c. EPS memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap

perubahan return saham syariah dalam Jakarta Islamic Index (JII).

11. Penelitian Tse (2002) menunjukkan:

a. Peningkatan PER dapat disebabkan oleh dua hal yaitu peningkatan

pertumbuhan harga saham dan atau penurunan pembagian dividen;

b. Peningkatan laba akan menyebabkan peningkatan harga saham dan

peningkatan PER;

c. PER merupakan sinyal bahwa akan terjadi pertumbuhan yang cepat

terhadap harga saham jangka pendek.

12. Penelitian Shen (2000) menunjukkan:

Page 44: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

29

a. Tingkat PER yang tinggi pada saat sekarang merupakan tanda

(sinyal) bahwa harga saham perusahaan tersebut akan mengalami

penurunan;

b. Tingkat PER berada pada posisi yang rendah akan diikuti dengan

peningkatan secara bertahap harga saham perusahaan tersebut.

13. Penelitian Prasetyo (2000) menunjukkan:

a. ROE tidak berpengaruh terhadap return saham;

b. PER berpengaruh negatif terhadap return saham.

14. Penelitian Rock (1986) menunjukkan:

a. Terdapat 2 tipe investor yaitu investor yang memiliki informasi yang

baik (informed investor) serta investor yang kurang mempunyai

informasi (uninformed investor);

b. Perusahaan emiten akan menetapkan diskon pada harga sahamnya

untuk menarik investor yang kurang memiliki informasi;

c. Kelompok yang investor yang memiliki informasi lebih baik, akan

membeli saham-saham pada pasar perdana (IPO) yang underpriced;

d. kelompok yang kurang memiliki informasi tentang prospek emiten,

akan membeli saham secara sembarangan, baik saham yang

underpriced maupun saham yang overpriced.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kinerja saham suatu perusahaan diduga terpengaruh oleh beberapa variabel,

antara lain underpricing, return on assets (ROA), return on equity (ROE), price

earning ratio (PER), dan earning per share (EPS).

Page 45: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

30

Dalam penelitian ini akan menguji apakah variabel underpricing, ROA,

ROE, PER, dan EPS masing-masing dan atau secara bersama-sama dapat

mempengaruhi tingkat kinerja saham suatu perusahaan yang melakukan IPO

mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 di Bursa Efek Indonesia.

Skema berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Underpricing

Return on Assets

( ROA)

Return on Equity

( ROE)

Price Earning Ratio

(PER)

Earning per Share

(EPS)

H6

H1

H2

H3

H4

H5

Kinerja Saham

(Abnormal Return)

Page 46: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

31

2.4 Hipotesis

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Underpricing

Underpricing merupakan selisih positif antara harga saham di pasar

sekunder dengan harga saham di pasar perdana atau saat IPO (Yolana

dan Martani, 2005). Underpricing terjadi karena adanya

ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh pihak emiten,

underwriter, maupun pihak investor. Ketidakseimbangan informasi ini

sering disebut sebagai asimetri informasi (asymmetyric information).

Underwriter atau penjamin emisi mengeksploitasi superioritasnya

mengenai informasi pasar untuk memberi harga perdana yang rendah

sehingga memudahkan untuk memasarkan saham baru. Karena ingin

menghindari kerugian akibat adanya kewajiban untuk membeli saham

emiten yang tidak terjual, maka pihak underwriter berusaha menetapkan

harga dibawah harga pasar (underprrice) untuk menarik minat para

investor. Karena keterbatasan informasi tentang pasar maka pihak

emiten menerima keputusan underwriter mengenai harga jual tersebut.

Asimetri informasi tidak hanya terjadi antara pihak underwriter dengan

emiten, namun juga terjadi antara pihak emiten dan calon investor.

Underpricing merupakan reward bagi calon investor yang dapat dengan

akurat memprediksi nilai perusahaan pada saat proses penawaran saham.

Underpricing juga digunakan sebagai sinyal untuk menunjukkan

kualitas dari perusahaan. Hal ini berarti bahwa perusahaan melakukan

Page 47: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

32

underpricing saham-saham perdananya akan memberikan kinerja yang

lebih baik di masa yang akan datang, dibandingkan dengan perusahaan

lain yang tidak melakukan underpricing. Untuk itu diajukan hipotesis

sebagai berikut :

H1 : Underpricing berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja

saham.

2. Return on Assets (ROA)

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin

tinggi ROA berarti semakin tinggi pula keuntungan, dan semakin baik

pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Tingkat ROA

yang tinggi dapat menjadi indikator bagi investor untuk menanamkan

investasinya dengan membeli saham perusahaan tersebut dan akan

menaikan pula harga sahamnya. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai

berikut :

H2 : Return on assets berpengaruh siginifikan positif terhadap kinerja

saham.

3. Return on Equity (ROE)

ROE merupakan rasio laba setelah pajak terhadap modal sendiri. Rasio

ini digunakan untuk mengukur tingkat hasil pengembalian dari investasi

para pemegang saham. Kenaikan ROE mengakibatkan naiknya laba

bersih, dan selanjutnya akan diikuti oleh kenaikan harga saham

Page 48: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

33

perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai

berikut :

H3 : Return on equity berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja

saham.

4. Price Earning Ratio (PER)

Rasio penilaian (valuation ratio) yang diukur dengan price earning ratio

(PER). PER adalah perbandingan harga saham dengan laba per saham

yang kemudian menjadi ukuran penting untuk landasan pertimbangan

seorang investor membeli saham sebuah perusahaan. Selain itu, PER

juga menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut :

H4 : Price earning ratio berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja

saham.

5. Earning per Share (EPS)

EPS digunakan untuk menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh

setiap lembar saham, dengan membandingkan antara laba bersih setelah

pajak dikurangi deviden saham preferen dengan saham yang diterbitkan

oleh perusahaan. Seorang investor yang melakukan investasi pada

perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin

tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan

memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong

investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga

Page 49: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

34

kinerja saham perusahaan akan meningkat. Untuk itu diajukan hipotesis

sebagai berikut :

H5: Earning per share (EPS) berpengaruh signifikan positif terhadap

kinerja saham.

6. Underpricing, ROA, ROE, PER, dan EPS

Underpricing, ROA, ROE, PER dan EPS secara simultan diyakini dapat

meningkatkan kinerja saham perusahaan, untuk itu diajukan hipotesis

sebagai berikut:

H6: Underpricing, ROA, ROE, PER dan EPS secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja saham.

Page 50: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari fenomena

underpricing dalam proses initial public offering (IPO), rasio profitabilitas yang

diwakili oleh return on assets (ROA) dan return on equity (ROE), rasio penilaian

melalui price earning ratio (PER) serta earning per share (EPS) terhadap kinerja

saham yang diukur dengan return yang dihasilkannya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah uji hipotesis (hypothesis testing).

Hypotesis testing adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan

umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk

hubungan antar variabel (Indriantoro dan Supomo, 1999). Variabel diperoleh

berdasarkan data dan fakta-fakta. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta arah

hubungan itu terjadi.

Obyek yang menjadi fokus penelitian adalah perusahaan yang melakukan

IPO pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam rentang waktu dari tahun 2008

sampai dengan 2012 serta harga dan return saham 1 tahun setelah IPO.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas

(independen) yaitu underpricing, ROA, ROE, PER, serta EPS dan variabel terikat

(dependen) yaitu kinerja saham yang diukur melalui abnormal return (AR).

Page 51: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

36

3.2.1 Variabel Independen

Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau yang

mempengaruhi variabel lainnya, variabel bebas merupakan variabel yang diduga

sebagai sebab (presumed cause variable). Variabel independen dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

3.2.1.1 Underpricing

Underpricing adalah selisih positif antara harga saham di pasar sekunder

dengan harga saham di pasar perdana atau saat IPO. Underpricing dapat tercermin

dengan initial return (IR) yaitu selisih lebih antara harga saham di pasar sekunder

dengan harga perdana di pasar primer.

Rumus:

Initial Return (IR) = ? ?? ??? ? ? ???? ? ? ? ? ? ??? ? ? ????

? ? ? ???? ? ? ????

Untuk menghindari bias karena pengaruh magnitude pembaginya, maka

digunakan rumus sebagai berikut:

Rit = ln(Pi,t/Pi,t-1)

Keterangan:

Rit adalah return saham i pada hari ke t,

Pi,t adalah harga saham i pada ke t,

Pi,t-1 adalah harga saham i pada hari ke t-1 (harga perdana)

3.2.1.2 Return on Assets (ROA)

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin tinggi

Page 52: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

37

ROA berarti semakin tinggi pula keuntungan, dan semakin baik pula posisi

perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset.

Rumus:

Return On Assets (ROA) = ? ? ? ? ? ? ???? ℎ ? ? ?? ?? ? ?? ? ? ?? ? x 100%

3.2.1.3 Return on Equity (ROE)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal

sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik

saham biasa maupun saham preferen.

Rumus:

Return on Equity (ROE) = ? ? ? ? ? ? ?? ?? ℎ ? ? ?? ?? ? ? ???? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ℎ? ? x 100%

3.2.1.4 Price Earning Ratio (PER)

Rasio ini diperoleh dari harga pasar saham biasa dibagi dengan laba per

saham sehingga semakin tinggi rasio ini akan mengindikasikan bahwa kinerja

perusahaan juga semakin membaik.

Rumus:

Price Earning Ratio (PER) = ? ? ?? ? ? ? ?? ? ? ? ℎ? ?? ? ?

3.2.1.5 Earning per Share (EPS)

EPS adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk

tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan

untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan.

Rumus:

Earning per Share (EPS) = ? ? ? ? ? ? ???ℎ ?? ???? ℎ ? ? ?? ?−? ? ? ?? ? ? ?? ℎ? ? ? ?? ? ? ?? ??? ? ?? ℎ ? ? ℎ? ? ? ? ? ? ? ??? ?? ??? ? ?

Page 53: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

38

3.2.2 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau diduga menjadi

akibat (presumed effect variable). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

kinerja saham yang tercermin dari abnormal return (AR) dengan menggunakan

metode market adjusted model untuk kinerja saham periode 1 tahun setelah IPO.

Secara formal model pengukurannya adalah:

ARi,t = Ri,t – E(Ri,t)

Keterangan:

ARi,t adalah abnormal return saham i pada periode ke t

Ri,t adalah return saham i pada periode ke t

E(Ri,t) adalah return ekspektasi saham i pasar pada periode ke- t

Untuk return ekspektasi dengan menggunakan metode market adjusted

model adalah sama dengan return indeks saham pada saat tersebut.

Untuk mendapatlkan gregate return, maka return dikalkulasi dengan

model cumulative abnormal return (CAR) sebagai berikut:

CARi,t1,t2 = ∑ AR??=1 i,t.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel SingkatanKonsep Variabel

Indikator Ukuran Skala

Kinerja Saham (Abnormal Return)

AR

Abnormal Return (AR) dengan metode marketadjusted model

- returnsaham i pada periode ke t- returnekspektasi

ARi,t = Ri,t – E(Ri,t) Rasio

Page 54: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

39

saham ipasar pada periode ke- t

Underpricing (Initial Return)

IR

Selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham saat IPO

- Offering Price- Closing Price hari pertama pasar sekunder

? ?? ??? ? ? ???? ? ? ? ? ???? ? ? ????? ? ? ???? ? ? ????

Rasio

Return on Assets

ROA

Mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

-Laba setelah pajak-Total Aset

? ? ? ? ? ????? ℎ ? ? ?? ?? ? ?? ? ? ??? x 100%

Rasio

Return on Equity

ROE

Mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan

-Laba setelah pajak-Ekuitas pemegang saham

? ? ? ? ? ? ???? ℎ ? ? ?? ?? ? ? ???? ? ? ? ? ?? ? ? ? ? ? ℎ? ? x 100% Rasio

Price Earning Ratio

PER

Harga pasar saham biasa dibagi dengan laba persaham

-Harga pasar saham-EPS

? ? ?? ? ? ? ?? ? ? ? ℎ? ?? ? ?

Rasio

Earning per Share

EPS

Jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar

-Laba bersih setelah pajak-Jumlah Saham yang diterbitkan

?? ?? ? ???? ? ????? ? ? ?? ??? ? ?? ?? ? ? ? ????? ??? ? ? Rasio

Page 55: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

40

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan go public

melalui proses IPO pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008 sampai

dengan 2012 sebanyak 68 perusahaan.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan

purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan

tujuan penelitian. Metode purposive sampling adalah metode pengambilan sampel

yang didasarkan pada beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria

perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia pada periode Januari

2008 sampai dengan Desember 2012 yang sahamnya mengalami

underpricing.

2. Tersedia data harga saham, tanggal listing di BEI selama periode

penelitian.

3. Tersedia laporan keuangan yang lengkap dan dapat diandalkan

kebenerannya.

Tabel 3.2

Proses Penentuan sampel

Keterangan Jumlah PerusahaanPerusahaan yang IPO pada periode 2008 – 2012

103

Sample dikeluarkan karena tidak sesuai kriteria

35

Jumlah sample yang memenuhi kriteria 68

Page 56: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

41

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur yang dapat mendukung

penelitian. Data tersebut antara lain:

1. Daftar nama dan tanggal perusahaan yang listing di BEI tahun 2008 –

2012, tanggal didirikannya perusahaan yang listing, harga perdana

perusahaan IPO IDX Fack Book tahun 2008-2012 dan dari website

http://www.idx.co.id.

2. Data harga penutupan saham di hari pertama pasar sekunder dan data

harga saham tiap hari diperoleh dari http://finance.yahoo.com dan

http://www.duniainvestasi.com.

3. Data laporan keuangan tahunan perusahaan diperoleh dari Indonesia

Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008 sampai dengan tahun

2012.

4. Tambahan data mengenai tanggal listing, harga pembuka dan penutup di

pasar sekunder, dan harga penawaran perdana diperoleh dari website

http://www.e-bursa.com.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder,

sehingga metode pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Studi Observasi dan dokumentasi, yaitu dengan mencatat harga saham

penutupan di pasar sekunder sesuai dengan tanggal listing masing-

masing perusahaan, mencatat laporan keuangan tahunan perusahaan

Page 57: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

42

yang telah terdokumentasi sebelumnya dan berasal dari sumber-sumber

yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Studi pustaka, yaitu sumber bahan kajian yang dikemukakan oleh orang

atau pihak yang hadir pada saat terjadinya peristiwa/tidak mengalami

langsung peristiwa itu sendiri, seperti buku-buku teks.

3.6 Pengujian Asumsi-asumsi Model Regresi

Pengujian asumsi-asumsi model regresi diperlukan agar penelitian

memenuhi syarat BLUE (best linear unbias estimator). Tahapan yang harus

dilakukan dalam pengujian asumsi model regresi adalah uji normalitas, uji

autokorelasi, uji homoskedastisitas serta uji multikolinearitas.

3.6.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable)

dan diantara variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau

mendekati normal (Ghozali, 2009). Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik

menjadi tidak valid atau bias terutama untuk sampel kecil.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Normalitas dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau

dengan melihat histrogram dari residualnya tetapi cara ini menjadi fatal karena

pengambilan keputusan data berdistribusi normal atau tidak hanya berpatokan

pada pengamatan gambar saja oleh karena itu penelitian menggunakan teknik One

Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dengan menguji statistik non-parametik

Page 58: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

43

Kolmogrov Smirnov (K-S) terhadap nilai residual persamaan regresi, dengan

hipotesis pada tingkat signifikan 0,05.

Dimana : H0 : p ≥ 0,05 data residual berdistribusi normal

H1 : p < 0,05 data residual tidak berdistribusi normal

3.6.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar

anggota sampel. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokrelasi.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi, untuk menguji

keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan metode Durbin

Watson Test.

Menurut Kuncoro (2001) deteksi ada tidaknya gejala autokorelasi dengan

cara melihat besarnya nilai D-W (Durbin-Watson). Patokan umum yang dapat

dijadikan batasan adalah:

a. Bila nilai D-W lebih besar dari batas atas (dU), maka koefisien

autokorelasi sama dengan nol, yang berarti tidak ada autokorelasi

positif.

b. Bila nilai D-W lebih rendah dari batas bawah (dL), maka koefisien

autokorelasi lebih besar nol, yang berarti ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai D-W terletak di antara batas atas (dU) dan batas bawah (dL),

maka tidak dapat disimpulkan.

3.6.3 Uji Homoskedastisitas

Uji homoskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain,

Page 59: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

44

jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai X dan Y.

Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas.

3.6.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika

variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2009).

Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah

dengan menggunakan nilai variance inflation factor (VIF), apabila nilai VIF

kurang dari 5 maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

3.7 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini data dianalisis menggunakan model regresi dan

menggunakan teknik pengujian hipotesis analisis koefisien determinasi (R2) serta

uji signifikansi simultan (uji statistik F/F-test) dan uji signifikansi parameter

individual (uji statistik T/ T-test).

Page 60: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

45

3.7.1 Analisis Regresi

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata

populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui (Gujarati, 2003).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression). Analisis ini dilakukan

untuk membuktikan apakah ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel

terikat, dengan persamaan sebagai berikut:

AR = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5

Dimana :

AR = Abnormal Return (kinerja saham)

α = Konstanta

X1 =Underpricing (IR)

X2 = ROI

X3 = ROE

X4 = PER

X5 = EPS

β1 = Koefisien regresi underpricing (IR)

β2 = Koefisien regresi ROI

β3 = Koefisien regresi ROE

β4 = Koefisien regresi PER

Page 61: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

46

β5 = Koefisien regresi EPS

3.7.2 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R2 berkisar antara 0

sampai dengan 1, bila R2 = 0 berarti tidak terdapat hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat, apabila R2 = 1 berarti variabel bebas memiliki hubungan

yang sempurna terhadap variabel terikat.

Tabel 3.3

Interpretasi Nilai R

Besarnya Nilai R Interpretasi

0,800-1,000 Tinggi0,600-0,800 Cukup0,400-0,600 Agak Rendah0,200-0,400 Rendah0,000-0,200 Sangat Rendah

0 Tidak berkorelasi

3.7.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F/F-Test)

Uji statistik F (F-test) atau uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah

variabel–variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen.

Penerapan F-test ini didasarkan pada hipotesis nol (H0) yang hendak diuji dan

hipotesis alternatifnya (H1) (Ghozali, 2009).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung

yang diperoleh dari program SPSS (Statistical Product and Service Solutions)

versi 20.0 dan F tabel. Tingkat signifikansi yang biasa digunakan dalam penelitian

Page 62: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

47

ilmu sosial adalah 10%, 5%, atau 1%, dalam penelitian ini tingkat signifikansi

yang digunakan adalah α = 10%.

Hipotesis penelitian:

1. H0 = Underpricing, ROA, ROE, EPS dan PER tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

2. H1 = Underpricing, ROA, ROE, EPS dan PER berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

Keputusan diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1. H0 diterima dan H1 ditolak bila F hitung < F tabel.

2. H1 diterima dan H0 ditolak bila F hitung > F tabel.

3.7.4 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T/T-Test)

Uji t-test atau disebut uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Penerapan uji t-test ini didasarkan

pada hipotesis nol (H0) yang akan diuji dan hipotesis alternatifnya (H1) (Ghozali,

2009).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung

yang diperoleh dari program SPSS (Statistical Product and Service Solutions)

versi 20.0 dan t tabel. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah α = 10%.

a. Hipotesis penelitian yang pertama:

1. H0a = Underpricing tidak berpengaruh signifikan positif terhadap

harga saham.

Page 63: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

48

2. H1a = Underpricing berpengaruh signifikan positif terhadap harga

saham.

Keputusan yang diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1. H0a diterima dan H1a ditolak bila t hitung < t tabel.

2. H1a diterima dan H0a ditolak bila t hitung > t tabel.

b. Hipotesis penelitian yang kedua:

1. H0b = ROA tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga

saham.

2. H1b = ROA berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Keputusan yang diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1. H0b diterima dan H1b ditolak bila t hitung < t tabel.

2. H1b diterima dan H0b ditolak bila t hitung > t tabel.

c. Hipotesis penelitian yang ketiga:

1. H0c = ROE tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga

saham.

2. H1c = ROE berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Keputusan yang diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1. H0c diterima dan H1c ditolak bila t hitung < t tabel.

2. H1c diterima dan H0c ditolak bila t hitung > t tabel.

d. Hipotesis penelitian yang keempat:

1. H0d = PER tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga

saham.

2. H1d = PER berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Page 64: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

49

Keputusan yang diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1. H0d diterima dan H1d ditolak bila t hitung < t tabel.

2. H1d diterima dan H0d ditolak bila t hitung > t tabel.

e. Hipotesis penelitian yang kelima:

1. H0e = EPS tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga

saham.

2. H1e = EPS berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Keputusan yang diambil sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

1. H0e diterima dan H1e ditolak bila t hitung < t tabel.

2. H1e diterima dan H0e ditolak bila t hitung > t tabel.

Page 65: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

50

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan go

public melalui proses IPO pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008

sampai dengan 2012 yaitu sebanyak 68 perusahaan sebagaimana terlampir dalam

Lampiran A. Perusahaan-perusahaan tersebut diatas dipilih dari populasi yang ada

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan menggunakan metode purposive

sampling.

4.2 Analisis Data

Data penelitian didasarkan pada data laporan keuangan perusahaan periode

2008 sampai dengan tahun 2012. Laporan keuangan yang digunakan pada

penelitian ini adalah laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif

selama periode, catatan atas laporan keuangan, serta data saham pembukaan

(opening price) dan data saham penutupan (closing price). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel independen adalah underpricing yang terlihat dari initial

return (IR), return on assets (ROA), return on equity (ROE), price earning ratio

(PER), dan earning per share (EPS), kelima variabel tersebut digunakan untuk

melihat pengaruhnya terhadap kinerja saham perusahaan yang ditunjukan dengan

abnormal return (AR) saham yang merupakan variabel dependen.

Page 66: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

51

51

4.2.1 Underpricing (Initial Return)

Underpricing dalam penelitian ini ditunjukan dengan initial return (IR)

yang dihitung dengan menggunakan logaritma natural (ln) membagi harga saham

penutupan (closing price) hari pertama setelah IPO di pasar sekunder dengan

harga perdana di pasar primer (offering price). Hasil perhitungan IR dari 68

perusahaan yang menjadi sampel dapat dilihat pada lampiran B.

Berdasarkan data dari Lampiran B, dapat diketahui bahwa nilai IR terbesar

dimiliki oleh PT Indo Straits Tbk (PTIS) yang IPO pada tanggal 12 Juli 2011

yaitu sebesar 1,492 sedangkan nilai IR terkecil dimiliki oleh PT Metropolitan

Land Tbk (MTLA) yang IPO pada tanggal 20 Juni 2011 yaitu 0.

4.2.2 Return on Assets (ROA)

ROA dalam penelitian ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah

pajak (profit after tax) dengan total aset (total assets) yang dimiliki oleh

perusahaan. ROA dari 68 perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini

dapat dilihat pada lampiran C.

Berdasarkan data pada Lampiran C dapat diketahui bahwa nilai ROA

terbesar dimiliki oleh PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar 0,237 sedangkan

nilai ROA terkecil dimiliki oleh PT Star Petrochem Tbk (STAR) sebesar 0,004.

4.2.3 Return on Equity (ROE)

ROE dalam penelitian ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah

pajak (profit after tax) dengan ekuitas pemegang saham (shareholders equity)

yang dimiliki oleh perusahaan. ROE dari 68 perusahaan yang menjadi sampel

pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran D.

Page 67: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

52

52

Berdasarkan data pada lampiran D dapat diketahui bahwa nilai ROE

terbesar dimiliki oleh PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar 0,358 sedangkan

nilai ROE terkecil dimiliki oleh PT Star Petrochem Tbk (STAR) sebesar 0,005.

4.2.4 Price Earning Ratio (PER)

PER dalam penelitian ini dihitung dengan membagi harga pasar saham

biasa dengan laba per saham (earning per share) perusahaan. PER dari 68

perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran

E.

Berdasarkan data pada Lampiran E dapat diketahui bahwa nilai PER

terbesar dimiliki oleh PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) sebesar 476,366

sedangkan nilai PER terkecil dimiliki oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

sebesar 4,649.

4.2.5 Earning per Share (EPS)

EPS dalam penelitian ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah

pajak (profit after tax) dikurangi deviden saham preferen dengan jumlah saham

yang diterbitkan. EPS dari 68 perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini

dapat dilihat pada Lampiran F.

Berdasarkan data pada Lampiran F dapat diketahui bahwa nilai EPS

terbesar dimiliki oleh PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebesar 305,163

sedangkan nilai EPS terkecil dimiliki oleh PT Star Petrochem Tbk (STAR)

sebesar 0,539.

Page 68: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

53

53

4.2.6 Kinerja Saham (Abnormal Return)

Kinerja saham suatu perusahaan dapat tercermin dari abnormal return

(AR) yang diperoleh perusahaan tersebut. AR dalam penelitian ini diperoleh

dengan menggunakan metode market adjusted model, yaitu dengan mencari

selisih antara return saham periode tersebut dengan return yang diekpekstasi

(expected return) periode 1 tahun setelah IPO. Expected return dengan

menggunakan metode market adjusted model adalah sama dengan return indeks

saham pada saat tersebut. AR dari 68 perusahaan yang menjadi sampel pada

penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran G.

Berdasarkan data yang terdapat pada Lampiran G dapat kita ketahui bahwa

perusahaan yang memilik nilai AR terbesar adalah PT Trada Maritime Tbk

(TRAM) dengan nilai 1,744, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai AR

terkecil adalah PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dengan nilai -1,810.

4.3 Uji Hipotesis dan Analisis Data

4.3.1 Pengujian Asumsi-asumsi Model Regresi

4.3.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

menguji apakah model regresi, variabel terikat (dependent variable), dan variabel

bebas (independent variable) dan diantara variabel terikat dan variabel bebas

mempunyai distribusi normal atau mendekati normal.

Teknik yang digunakan untuk melakukan uji normalitas pada penelitian ini

adalah dengan One sample Kolmogorov-Smirnov Test yaitu dengan menguji

statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) terhadap nilai residual

Page 69: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

54

54

persamaan regresi menggunakan program SPSS. Apabila tingkat signifikan sama

dengan atau lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal, namun apabila

tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS, diperoleh hasil

perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AR IR ROA ROE PER EPS

N 68 67 68 68 68 68

Normal Parametersa,b Mean -,0646 -1,8731 -3,3350 -2,4929 3,3176 3,0510

Std. Deviation ,55728 1,10246 1,00358 ,89639 1,5205 1,41488

Most Extreme

Differences

Absolute ,114 ,117 ,079 ,147 ,128 ,090

Positive ,114 ,085 ,073 ,124 ,128 ,043

Negative -,090 -,117 -,079 -,147 -,061 -,090

Kolmogorov-Smirnov Z ,937 ,960 ,655 1,209 1,058 ,744

Asymp. Sig. (2-tailed) ,344 ,315 ,785 ,107 ,213 ,638

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tingkat signifikan dari variabel AR

adalah 0,344 lebih besar dari 0,05 oleh karena itu data variabel AR berdistribusi

normal, sedangkan tingkat signifikan variabel IR adalah 0,315 lebih besar dari

0,05 oleh karena itu data variabel IR berdistribusi normal, tingkat signifikan

variabel ROA adalah sebesar 0,785 lebih besar dari 0,05 sehingga data variabel

ROA berdistribusi normal, tingkat signifikan variabel ROE adalah sebesar 0,107

lebih besar dari 0,05 sehingga data variabel ROE berdistribusi normal, tingkat

signifikan variabel PER adalah sebesar 0,213 lebih besar dari 0,05 sehingga data

PER berdistribusi normal, dan tingkat signifikan variabel EPS adalah sebesar

Page 70: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

55

55

0,638 lebih besar dari 0,05 oleh karena itu data variabel EPS pun berdistribusi

normal.

4.3.1.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untk mengetahui ada tidaknya korelasi antar

anggota sampel. Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan metode

Durbin-Watson Test, yaitu membandingkan nilai D-W hitung hasil program SPSS

dengan nilai dL dan dU yang diperoleh dari tabel Durbin-Watson. Bila nilai D-W

hitung lebih besar dari dU maka koefisien korelasi sama dengan nol yang berarti

tidak ada autokorelasi, namun bila nilai D-W lebih rendah dari dL maka koefisien

autokorelasi lebih besar nol yang berarti ada autokorelasi, sedangan bila nilai D-

W terletak diantara dU dan dL maka tidak dapat diambil sebuah kesimpulan.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS, diperoleh hasil D-W

hitung sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 2,275a. Predictors: (Constant), PER, IR, ROA, EPS, ROE

b. Dependent Variable: AR

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai D-W hitung dari SPSS adalah

2,275, sedangkan dari tabel Durbin-Watson dengan jumlah variabel independen 5

dan jumlah sample 68 diketahui nilai dL adalah 1,454 dan dU 1,768, karena nilai

D-W hitung lebih besar dari dU maka koefisien korelasi sama dengan nol

sehingga tidak ada korelasi.

Page 71: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

56

56

4.3.1.3 Uji Homoskedastisitas

Uji homoskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain, jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini, uji homoskedastisitas dilakukan dengan metode

pengamatan terhadap grafik scatterplot yang diperoleh dengan bantuan program

SPSS. Apabila grafik scatterplot menunjukkan ada pola tertentu maka telah

terjadi gejala heteroskedastisitas, namun bila grafik scatterplot tidak menunjukkan

suatu pola tertentu maka data terbebas dari gejala heteroskedastisitas atau data

menunjukkan homoskedastisitas. Berikut ini hasil uji homoskedastisitas dengan

menggunakan grafik scatterplot:

Gambar 4.1

Sumber: Data diolah

Page 72: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

57

57

Grafik scatterplot pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa distribusi data

menyebar secara merata dan tidak membentuk suatu pola tertentu, dengan

demikian dapat kita simpulkan bahwa data terbebas dari gejala heteroskedastisitas

atau merupakan data homoskedastisitas.

4.3.1.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji

multikolinearitas dilakukan dengan menghitung nilai variance inflation factor

(VIF) dari setiap variabel independen. Jika nilai VIF lebih besar dari 5 maka dapat

disimpulkan terjadi multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF lebih kecil dari 5

maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. Adapun hasil pengujian

multikoliearitas dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji MultikolinearitasCoefficients

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

CorrelationsCollinearity Statistics

BStd. Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) ,226 ,495 ,457 ,649

IR -,056 ,062 -,112 -,912 ,365 -,141 -,116 -,108 ,917 1,090

ROA ,086 ,106 ,155 ,806 ,424 ,096 ,103 ,095 ,375 2,670

ROE -,268 ,143 -,437 -1,874 ,066 ,008 -,233 -,221 ,256 3,908

PER -,226 ,081 -,471 -2,785 ,007 -,268 -,336 -,328 ,486 2,056

EPS -,013 ,069 -,033 -,186 ,853 ,053 -,024 -,022 ,436 2,295

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing

variabel independen yaitu sebesar 1,090 untuk IR, 2,670 untuk ROA, 3,908 untuk

ROE, 2,056 untuk PER dan, 2,295 untuk EPS, kelima variabel independen

Page 73: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

58

58

tersebut tidak memiliki nilai yang lebih dari 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa

model regresi dalam penelitian ini tidak mengandung multikolinearitas.

4.3.2 Analisis Data

Pada penelitian ini data dianalisis menggunakan model regresi dan dengan

teknik pengujian hipotesis analisis koefisiensi determinasi (R2), uji signifikansi

simultan (F-test) dan uji signifikansi parameter (T-test).

4.3.2.1 Analisis Regresi

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata

populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui.

Teknik analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linear berganda (multiple linear regression). Analisis ini bertujuan

untuk membuktikan apakah ada pengaruh antara variabel terikat (dependen)

terhadap variabel bebas (independen). Analisis regresi linear berganda dalam

penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS. Hasil perhitungannya adalah

sebagai berikut:

Page 74: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

59

59

Tabel 4.4

Hasil Analisis Regresi BergandaCoefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) ,226 ,495 ,457 ,649

IR -,056 ,062 -,112 -,912 ,365

ROA ,086 ,106 ,155 ,806 ,424

ROE -,268 ,143 -,437 -1,874 ,066

PER -,226 ,081 -,471 -2,785 ,007

EPS -,013 ,069 -,033 -,186 ,853

a. Dependent Variable: AR

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.4 dapat diketahui model persamaan regresi linear berganda

untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

AR = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + 5X5

RR + (0,086) ROA + (-0,268) ROE + (-0,226) PER + (-

0,013) EPS

Dari persamaan diatas, besarnya koefisien masing-masing variabel

independen dapat diinterpretasikan bahwa:

a. Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah 0,226, hal ini

menunjukkan bahwa Y (Kinerja Saham/Abnormal Return) akan

bernilai 0,226 jika underpricing (IR), ROA, ROE, PER, dan EPS

bernilai 0 atau konstan.

b. Underpricing yang ditunjukan dengan nilai initial return (IR) memiliki

nilai koefisien regresi sebesar menyatakan bahwa setiap

penambahan 1% IR (dengan asumsi bahwa nilai koefisien variabel lain

Page 75: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

60

60

konstan atau tidak berubah), maka akan mengakibatkan penurunan AR

sebesar atau 5,6%. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi

hubungan negatif antara IR (X1) dengan AR (Y), semakin tinggi IR,

maka semakin menurun AR.

c. Return on assets (ROA) memiliki nilai koefisien regresi 0,086,

menyatakan bahwa setiap penambahan 1% ROA (dengan asumsi

bahwa nilai koefisien variabel lain konstan atau tidak berubah), maka

akan mengakibatkan peningkatan AR sebesar 0,086 atau 8,6%.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara ROA

(X2) dengan AR (Y), semakin tinggi ROA, maka semakin meningkat

AR.

d. Return on equity (ROE) memiliki nilai koefisien regresi -0,268,

menyatakan bahwa setiap penambahan 1% ROE (dengan asumsi

bahwa nilai koefisien variabel lain konstan atau tidak berubah), maka

akan mengakibatkan penurunan AR sebesar -0,268 atau 26,8%.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara ROE

(X3) dengan AR (Y), semakin tinggi ROE, maka semakin menurun

AR.

e. Price earning ratio (PER) memiliki nilai koefisien regresi -0,226,

menyatakan bahwa setiap penurunan 1% PER (dengan asumsi bahwa

nilai koefisien variabel lain konstan atau tidak berubah), maka akan

mengakibatkan penurunan AR sebesar -0,226 atau 22,6%. Koefisien

Page 76: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

61

61

bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara PER (X4)

dengan AR (Y), semakin tinggi PER, maka semakin menurun AR.

f. Earning per share (EPS) memiliki nilai koefisien regresi -0,013,

menyatakan bahwa setiap penambahan 1% EPS (dengan asumsi bahwa

nilai koefisien variabel lain konstan atau tidak berubah), maka akan

mengakibatkan penurunan AR sebesar -0,013 atau 1,3%. Koefisien

bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara EPS (X5)

dengan AR (Y), semakin tinggi EPS, maka semakin menurun AR.

4.3.2.2 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

peranan variabel initial return (IR), return on assets (ROA), return on equity

(ROE), price earning ratio (PER), dan earning per share (EPS) secara bersama-

sama menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen, yaitu abnormal

return (AR). Hasil pengujian koefisien determinasi yang menggunakan bantuan

program SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)Model Summaryb

Model

RR

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate1 ,390 ,152 ,083 ,53050

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai R Square (R2) adalah sebesar

0,152. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh IR, ROA, ROE, PER, dan EPS

terhadap AR adalah sebesar 8,3% sedangkan sisanya sebesar 91,7% yang

Page 77: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

62

62

mungkin dipengaruhi oleh faktor lain, seperti informasi fundamental dan

informasi teknikal. Informasi fundamental diperoleh dari intern perusahaan

meliputi besarnya tingkat deviden dan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan,

sedangkan informasi teknikal diperoleh dari luar perusahaan seperti ekonomi,

financial serta tingkat permintaan dan penawaran saham, dan faktor lainnya yang

dapat mempengaruhi abnormal return saham perusahaan.

4.3.2.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji Stastistik F/F-test)

Uji statistik F (F-test) atau uji simultan digunakan untuk mengetahui

apakah variabel–variabel independen yang dimasukan dalam model yaitu IR,

ROA, ROE, PER dan EPS mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau

simultan terhadap variabel dependen yaitu AR. Hasil uji signifikansi simultan

dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Signifikansi Simultan (F-test)

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai F hitung adalah sebesar 2,187

dengan tingkat signifikansi 0,067. Sedangkan untuk mencari F tabel harus dicari

nilai df1 dan df2, dimana rumus df1 adalah jumlah variabel – 1, sedangkan rumus

df2 adalah jumlah sampel – jumlah variabel independen – 1 (n - k - 1). Dalam

penelitian ini dapat diketahui jumlah sampel (n) = 68; jumlah variabel = 6; jumlah

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3,078 5 ,616 2,187 ,067a

Residual 17,167 61 ,281

Total 20,245 66

a. Predictors: (Constant), EPS, IR, ROA, PER, ROEb. Dependent Variable: AR

Page 78: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

63

63

variabel independen (k) = 5; taraf signifikansi (α) = 0,1, maka nilai df1 = 5 (6 - 1),

dan df2 = 62 (68 - 5 - 1), dengan menggunakan tabel distribusi F dan taraf

signifikansi 0,1 diperoleh nilai F tabel sebesar 1,942.

Karena nilai F hitung 2,187 lebih besar dari F tabel 1,942 dengan tingkat

signifikansi 0,067 lebih kecil dari 0,1 maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya variabel IR, ROA, ROE, PER dan EPS mempengaruhi secara simultan

terhadap AR.

4.3.2.4 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T/T-test)

Uji signifikansi parameter individual (T-test) dilakukan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen yaitu underpricing melalui initial return (IR),

return on assets (ROA), return on equity (ROE), price earning ratio (PER), dan

earning per share (EPS) terhadap variabel dependen yaitu abnormal return (AR)

secara parsial sehingga dapat diketahui variabel mana yang paling berpengaruh

terhadap variabel dependen tersebut. Dalam penelitian ini uji signifikansi

parameter individual (T-test) dilakukan dengan membandingan t hitung yang

diperoleh dari program SPSS dengan t tabel. Hasil uji signifikansi parameter

individual (T-test) dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:

Page 79: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

64

64

Tabel 4.7

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (T-test)Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) ,226 ,495 ,457 ,649

IR -,056 ,062 -,112 -,912 ,365

ROA ,086 ,106 ,155 ,806 ,424

ROE -,268 ,143 -,437 -1,874 ,066

PER -,226 ,081 -,471 -2,785 ,007

EPS -,013 ,069 -,033 -,186 ,853

a. Dependent Variable: AR

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk masing-

masing variabel independen adalah sebesar -0,912 untuk IR, 0,806 untuk ROA,

-1,874 untuk ROE, -2,785 untuk PER dan -0,186 untuk EPS. Untuk mencari t

tabel maka harus diketahui derajat kebebasan (df) terlebih dahulu yaitu dengan

rumus jumlah sampel – jumlah variabel independen – 1 (n - k - 1), dalam

penelitian ini nilai df adalah 62 (68 - 5 - 1) sehingga bila disandingkan dengan

tingkat signifikansi α : 2 (0,1 : 2) = 0,05 maka nilai t tabel adalah 1,669.

Variabel IR mempunyai nilai t hitung -0,912 sedangkan nilai t tabel untuk

penelitian ini adalah 1,669, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (-0,912 < 1,669)

maka hipotesis H0a diterima dan H1a ditolak, artinya IR tidak berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap AR.

Variabel ROA mempunyai nilai t hitung 0,806 sedangkan nilai t tabel

untuk penelitian ini adalah 1,669, karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel

Page 80: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

65

65

(0,806 < 1,669), maka hipotesis H0b diterima dan H1b ditolak, artinya ROA tidak

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap AR.

Variabel ROE mempunyai nilai t hitung -1,874 sedangkan nilai t tabel

untuk penelitian ini adalah 1,669, karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel

(-1,874 < 1,669), maka hipotesis H0c diterima dan H1c ditolak, artinya ROE tidak

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap AR.

Variabel PER mempunyai nilai t hitung -2,785 sedangkan nilai t tabel

untuk penelitian ini adalah 1,669, karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel

(-2,785 < 1,669), maka hipotesis H0d diterima dan H1d ditolak, artinya PER tidak

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap AR.

Variabel EPS mempunyai nilai t hitung -0,186 sedangkan nilai t tabel

untuk penelitian ini adalah 1,669, karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel

(-0,186 < 1,669), maka hipotesis H0e diterima dan H1e ditolak, artinya EPS tidak

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap AR.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah fenomena underpricing

dan rasio keuangan seperti return on assets (ROA), return on equity (ROE), price

earning ratio (PER), dan earning per share (EPS) berpengaruh terhadap kinerja

saham perusahaan yang tercermin dari abnormal return (AR) saham perusahaan

tersebut. Dalam pengujian secara simultan uji-F menunjukkan bahwa F hitung

lebih besar dari F tabel (2,187 > 1,942), berarti bahwa variabel IR, ROA, ROE,

PER, dan EPS secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap

AR pada perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Hal ini juga dibuktikan dari

Page 81: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

66

66

nilai tingkat signifikansi yang lebih kecil dari α = 0,1 (10%), dimana nilai

signifikansi adalah 0,067 (6,7%). Hal ini berarti bahwa underpricing (IR), ROA,

ROE, PER, dan EPS dapat dijadikan pertimbangan bagi para investor untuk

mengetahui perusahaan yang mempunyai tingkat kinerja saham (AR) paling baik

guna menentukan keputusan investasi.

Sedangkan dalam pengujian secara individu (parsial) menunjukkan bahwa

variabel IR secara individual tidak berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap AR, artinya fenomena underpricing yang terjadi pada saat IPO tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja saham perusahaan yang ditunjukan

dengan nilai abnormal return, sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini

ditolak. Hasil dalam penelitian ini berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa

perusahaan yang melakukan underpricing atas sahamnya pada saat IPO akan

memberikan kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang, dibandingkan

dengan perusahaan lain yang tidak melakukan underpricing, sehingga IR

berpengaruh positif terhadap kinerja saham (AR).

Dalam penelitian ini menujukan perusahaan yang melakukan penawaran

umum perdana (IPO) sahamnya cendrung melakukan underpricing hal ini dilihat

dari adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga

saham di pasar perdana, namun hal ini tidak dijadikan rujukan bagi para investor

dalam menentukan investasinya. Para investor menyadari bahwa underpricing

terjadi karena adanya ketidakseimbangan informasi (asymmetyric information),

terutama antara pihak underwriter maupun emiten dengan pihak investor.

Kemungkinan para investor menghindari adanya jebakan IPO (IPO trap), yang

Page 82: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

67

67

dilakukan pihak manajeman perusahaan terhadap investor dimana investor dalam

jangka pendek akan mengalami keuntungan dari adanya selisih harga saham

dalam underpricing namun dalam jangka panjang investor akan mengalami

kerugian akibat kondisi perusahaan yang tidak sesuai ekspektasi investor. Dengan

demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh signifikan

dan positif antara underpricing (IR) terhadap kinerja saham (AR).

Dalam pengujian parsial menunjukkan bahwa variabel ROA secara

individu tidak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja saham

(AR), sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Hasil dalam

penelitian ini berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa ROA memiliki

pengaruh positif terhadap AR. Hasil yang ditunjukan dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa selera investor dalam menentukan pilihan investasinya

mengalami perubahan. Investor tidak menjadikan lagi komponen ROA dalam

laporan keuangan perusahaan sebagai pegangan utama menentukan investasi.

Komponen ROA membagi laba bersih setelah pajak dengan total aset, dimana aset

terdiri dari komponen modal dan hutang. Investor memilih untuk tidak

menggunakan komponen hutang sebagai acuan dalam menentukan investasinya.

Kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu dan mengalami kelesuan membuat

para investor lebih berhati-hati dalam menetukan investasinya, dan tidak mau

mengambil resiko bila perusahaan investasi mengalami kegagalan dalam

membayar hutangnya. Dengan demikian penelitian ini tidak berhasil

membuktikan adanya pengaruh signifikan dan positif antara return on assets

(ROA) terhadap kinerja saham (AR).

Page 83: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

68

68

Dalam pengujian parsial menunjukkan bahwa variabel ROE secara

individu tidak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja saham

(AR), sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak. Hal ini tidak sesuai

dengan teori yang menerangkan bahwa ROE memiliki pengaruh yang positif

terhadap AR. Hasil dalam penelitian ini menunjukan para investor tidak

menggunakan ROE untuk memutuskan investasinya. Ketidakpastian ekonomi

dunia membuat investor tidak terlalu tertarik berinvestasi jangka panjang sehingga

investor tidak terlalu memperhatikan aspek fundamental perusahaan seperti ROE.

Dengan demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh

yang signifikan dan positif antara return on equity (ROE) terhadap kinerja saham

(AR).

Dalam pengujian parsial menunjukkan variabel PER secara individu tidak

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap AR, sehingga hipotesis

keempat dalam penelitian ini ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa PER berpengaruh signifikan dan positif terhadap AR.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat kita ketahui bahwa PER tidak dijadikan

referensi bagi investor dalam menentukan investasinya. Nilai PER yang terlalu

ekstrem dapat menyebabkan informasi yang ditangkap oleh investor menjadi bias,

sehingga tidak dapat menunjukan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Dengan

demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh yang

signifikan dan positif antara price earning ratio (PER) dengan kinerja saham

(AR).

Page 84: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

69

69

Dalam pengujian parsial menunjukkan bahwa variabel EPS secara

individu tidak berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja saham

(AR), sehingga hipotesis kelima dalam penelitian ini ditolak. Hasil dalam

penelitian ini berbeda dengan teori yang menyatakan bahwa EPS memiliki

pengaruh positif terhadap AR. Sebagian besar permintaan investor terhadap

saham suatu perusahaan didasarkan kepada trend yang berlaku di pasar, sehingga

minat investor terhadap saham suatu perusahaan dipengaruhi langsung oleh

tingkah laku pasar. Hasil yang ditunjukan dalam penelitian ini mengindikasikan

terjadi perubahan trend investor dalam menentukan investasinya, dimana investor

lebih menginginkan laba jangka pendek berupa capital gain dari investasinya

sehingga tidak terlalu mempertimbangkan EPS. Dengan demikian penelitian ini

tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh yang signifikandan positif antara

earning per share (EPS) dengan kinerja saham (AR).

Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi (R2), AR dapat dijelaskan

sebesar 8,3% oleh IR, ROA, ROE, PER dan EPS sedangkan 91,7% AR dijelakan

oleh faktor lainnya yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

Page 85: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada

bagian sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan,

sebagai berikut:

1. Underpricing yang ditunjukan melalui initial return (IR) tidak secara

signifikan dan positif mempengaruhi kinerja saham (AR), sehingga IR

secara individu tidak dapat digunakan untuk menentukan AR.

2. Return on assets (ROA) tidak secara signifikan dan positif

mempengaruhi kinerja saham (AR), sehingga ROA secara individu tidak

dapat digunakan untuk menentukan AR.

3. Return on equity (ROE) tidak secara signifikan dan positif

mempengaruhi kinerja saham (AR), sehingga ROE secara individu tidak

dapat digunakan untuk menentukan AR.

4. Price earning ratio (PER) tidak secara signifikan dan positif

mempengaruhi kinerja saham (AR), sehingga PER secara individu tidak

dapat digunakan untuk menentukan AR.

5. Earning per share (EPS) tidak secara signifikan dan positif

mempengaruhi kinerja saham (AR), sehingga EPS secara individu tidak

dapat digunakan untuk menentukan AR.

Page 86: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

71

6. Variabel independen yaitu underpricing (IR), ROA, ROE, PER dan EPS

secara simultan mempengaruhi kinerja saham, sehingga dapat dijadikan

pertimbangan bagi para investor untuk mengetahui perusahaan yang

mempunyai tingkat kinerja saham paling baik.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Penelitian ini hanya menggunakan data saham perusahaan yang go

public di Bursa Efek Indonesia periode Januari 2008 sampai Desember

2012 yang sahamnya mengalami underpricing.

2. Penelitian ini hanya menggunakan data laporan keuangan pada saat

perusahaan melakukan IPO.

3. Penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel independen yaitu

underpricing melalui initial return (IR), return on assets (ROA), return

on equity (ROE), price earning ratio (PER), dan earning per share

(EPS). Penelitian ini mengabaikan faktor lainnya yang mungkin dapat

mempengaruhi kinerja saham (AR), seperti informasi fundamental dan

informasi teknikal. Informasi fundamental diperoleh dari intern

perusahaan yang meliputi besarnya dividen, dan tingkat pertumbuhan

penjualan perusahaan, sedangkan informasi teknikal diperoleh diluar

perusahaan seperti ekonomi, politik, dan finansial serta faktor lainnya.

4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak random dan hanya

mendasarkan perusahaan yang go public pada periode Januari 2008

sampai Desember 2012 serta mengalami underpricing.

Page 87: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

72

5.3 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, saran yang

dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi emiten diharapkan lebih cermat dalam menentukan harga

penawaran saham pada saat IPO sehingga tidak mengalami underpricing

dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan dana secara maksimal.

2. Bagi investor diharapkan dapat memilih variabel rasio keuangan yang

tepat untuk dijadikan pertimbangan dalam menentukan investasi pada

suatu perusahaan misalnya Curent Ratio (CR).

3. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menambah variabel rasio

keuangan lain seperti Curent Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER)

sebagai variabel independen, karena sangat dimungkinkan rasio

keuangan lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini berpengaruh

terhadap kinerja saham, selain itu diharapkan dapat memperpanjang

periode pengamatan sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih

valid.

Page 88: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

72

DAFTAR PUSTAKA

Achim, Monica, Sorin Achim dan Sorin Borlea. (2009). The Use of Earning per

Share in the Analysis of a Company's Market Value. The Journal of

American Academy of Business, XIV (14): 344-349.

Allen, Franklin & Faulhaber, Gerald R. (1989). Signalling by Underpricing in the

IPO Market. Journal of Financial Economics,XXIII (23): 303-323.

Amin, Aminul. (2007). Pendeteksian Earnings Management, Underpricing, dan

Pengukuran Kinerja Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Initial Public

Offering (IPO) di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi. X (10): 1-30.

Anderson, Keith & Brooks, Chris. (2006). The Long Term Price Earnings Ratio.

Journal of Business Finance & Accounting, XXXIII (33): 1063-1086.

Anderson, Keith & Brooks, Chris. (2006). Decomposing the Price Earnings Ratio.

Journal of Asset Management, VI (6): 456-469.

Aras, Guler & Yilmaz, Mustafa Kemal. (2008). Price Earnings Ratio, Dividend

Yield, and Market to Book Ratio to Predict Return on Stock Market:

Evidence from The Emerging Markets. Journal of Global Business and

Technology, IV (4): 18-30.

Arifin, Zaenal. (2010). Potret IPO di Bursa Efek Indonesia. Siasat Bisnis,

XIV(14): 89-100.

Azam, Muhammad. (2010). Factors Influencing the Price Earnings Multiples and

Stock Values in the Karachi Stock Exchange. Interdisciplinary Journal of

Contemporary Research in Business, II (2): 105-139.

Balfas, Hamud M.(2006). Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta:Tatanusa.

Benardi, Meliana K., Sutrisno dan Prihat Assih. (2009). Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Luas Pengungkapan dan Implikasinya Terhadap Asimetri

Informasi (Studi Pada Perusahaan-perusahaan Sektor Manufaktur yang Go

Public di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi,XII (12): 1-

25.

Chang, Hsu Ling,dkk. (2008). The Relationship Between Stock Price and EPS:

Evidence Based on Taiwan Panel Data. Economic Bulletin, III (3): 1-12.

Darmadji, Tjiptono & Fakhruddin, Hendy M. (2006). Pasar Modal di Indonesia:

Pendekatan dan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

Page 89: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

73

Dwipayana, Rechtmawan. (2007). Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental

Terhadap Harga Saham pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Jakarta

Periode Tahun 2003-2006 (Perbandingan pada Bank Umum Dengan Total

Asset Diatas 80 Milyar dan Bank Umum Dengan Total Aset Dibawah 80

Milyar). Tesis tidak diterbitkan. Semarang. Program Pasca Sarjana

Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. (2003). Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Hartono, Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:

BPFE.

Hartono, Jogiyanto. (2005). Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis

untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Islam, Md. Aminul, Ruhani Ali dan Zamri Ahmad. (2010). An Empirical

Investigation of the Underpricing of Initial Public Offerings in the

Chittagong Stock Exchange. International Journal of Economics and

Finance. II (2): 37-46.

Jewell, Jeffrey J. (2011). What is Your ROA? An Investigation of the Many

Formulas for Calculating Return on Assets. Academy of Educational

Leadership Journal, XV (15): 79-91.

Kuncoro, Mudrajad. (2001). Metode kuantitatif. Yogyakarta: AMP YKPN.

Mirfakh, Seyed Heidar, dkk. (2011). Fitting the Relationship between Financial

Variables and Stock Price Through Fuzzy Regression Case Study: Iran

Khodro Company. International Journal of Business and Social Science, II

(2): 140-146.

Munawir, S. (1991). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Pande, Alok & Vaidyanathan, R. (2009). Determinant of IPO Underpricing in the

National Stock Exchange of India. The IUP Journal of Applied Finance, XV

(15): 14-29.

Prasetyo, Teguh. (2000). Analisa Rasio Keuangan dan Nilai Kapitalisasi Pasar

Sebagai Prediksi Harga Saham di BSEJ pada Periode Bullish dan Bearish.

Simposium Nasional Akuntansi, III (3): 652-695.

Page 90: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

74

Pringle, John J. (1973). Price Earnings Ratios, Earnings per Share and Financial

Management. Spring, II (2): 34-40.

Rock, Kevin. (1986). Why New Issues are Underpriced. Journal of Financial

Economics, XV (15): 187-212.

Shen, Pu. (2000). The P/E Ratio and Stock Market Performance. Economic

Review. IV (4): 23-36.

Sulistio, Helen. (2005). Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi

Terhadap Initial Return: Studi pada Perusahaan yang Melakukan Initial

Public Offering di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi,VIII

(8): 87-99.

Truong, Cameron. (2009). Value Investing Using Price Earnings Ratio in New

Zealand. University of Auckland Business Review, XI (11): 1-7.

Tse, Raymond Y.C. (2002). Price Earning Ratios, Dividend Yields and Real

Estate Stock Price. Journal of Real Estate Portfolio Management, VIII (8):

107-113.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Jakarta. (online), (http://www.bapepam.go.id/old/old/hukum/uu/index.htm,

diakses 12 Mei 2012).

Widodo, Saniman. (2007). Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio

Profitabilitas, dan Rasio Pasar, Terhadap Return Saham Syariah Dalam

Kelompok Jakarta Islamic Index (JII). Tesis tidak diterbitkan. Semarang.

Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Yolana, Chastina & Martani, Dwi. (2005). Variabel-variabel yang Mempengaruhi

Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun

1994-2001. Simposium Nasional Akuntansi,VIII (8): 538-553.

www.duniainvestasi.com

www.e-bursa.com

www.finance.yahoo.com

www.idx.co.id

www.ojk.go.id

Page 91: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

Lampiran A

Daftar Nama Perusahaan yang Dijadikan Objek Penelitian

No, Nama Perusahaan Kode

Saham

1 Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK

2 Elnusa Tbk ELSA

3 Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS

4 Kokoh Inti Arebama Tbk KOIN

5 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE

6 Indika Energy Tbk INDY

7 Adaro Energy Tbk ADRO

8 Trada Maritime Tbk TRAM

9 Sekawan Intipratama Tbk SIAP

10 Trikomsel Oke Tbk TRIO

11 Batavia Prosperindo BPFI

12 Metropolitan Kentjana Tbk MKPI

13 BW Plantation Tbk BWPT

14 Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA

15 Bumi Citra Permai Tbk BCIP

16 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN

17 Elang Mahkota Teknologi Tbk EMTK

18 PP (PERSERO) Tbk PTPP

19 Sarana Menara Nusantara Tbk TOWR

20 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI

21 Golden Retailindo Tbk, PT GOLD

22 Skybee Tbk SKYB

23 Bank Jabar Banten Tbk BJBR

24 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL

25 Bukit Uluwatu Villa Tbk BUVA

26 Berau Coal Energy Tbk BRAU

27 Harum Energy Tbk HRUM

28 Tower Bersama Infrastructure Tbk TBIG

29 Krakatau Steel Tbk KRAS

30 Agung Podomoro Land Tbk APLN

31 Borneo Lumbung Energy dan Metal Tbk BORN

32 Midi Utama Indonesia Tbk MIDI

33 Bank Sinar Mas Tbk BSIM

34 Multifiling Mitra Indonesia Tbk MFMI

Page 92: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

35 Mitrabahtera Segara Sejati Tbk MBSS

36 Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, PT SRAJ

37 HD Finance Tbk HDFA

38 Buana Listya Tama Tbk, PT BULL

39 Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP

40 Metropolitan Land Tbk MTLA

41 Tifa Finance Tbk TIFA

42 Indo Straits Tbk PTIS

43 Sidomulyo Selaras Tbk SDMU

44 Star Petrochem Tbk STAR

45 Solusi Tunas Pratama Tbk SUPR

46 Atlas Resources Tbk ARII

47 Golden Energy Mines Tbk GEMS

48 Visi Media Asia Tbk VIVA

49 ABM Investama Tbk ABMM

50 Sarana Central Bajatama Tbk BAJA

51 Tiphone Mobile Indonesia Tbk TELE

52 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA

53 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST

54 Supra Boga Lestari Tbk RANC

55 Trisula International Tbk TRIS

56 Kobexindo Tractors Tbk KOBX

57 Toba Bara Sejaktera Tbk TOBA

58 MNC Sky Vision Tbk MSKY

59 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO

60 Gading Development Tbk GAMA

61 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk BJTM

62 Nirvana Development Tbk NIRO

63 Provident Agro Tbk PALM

64 Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk NELY

65 Express Transindo Utama Tbk TAXI

66 Adi Sarana Armada Tbk ASSA

67 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM

68 Waskita Karya (Persero) Tbk WSKT

Sumber : www,idx,co,id

Page 93: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

Lampiran B

Initial Return (IR) Perusahaan Sampel Tahun 2008 – 2012

No, Kode Perusahaan Tanggal

IPO IR

1 BAEK 08/01/2008 0,201

2 ELSA 06/02/2008 0,253

3 YPAS 05/03/2008 0,161

4 KOIN 09/04/2008 0,285

5 BSDE 06/06/2008 0,018

6 INDY 11/06/2008 0,149

7 ADRO 16/07/2008 0,453

8 TRAM 10/09/2008 0,241

9 SIAP 17/10/2008 0,058

10 TRIO 14/04/2009 0,022

11 BPFI 01/06/2009 0,095

12 MKPI 10/07/2009 0,270

13 BWPT 27/10/2009 0,036

14 DSSA 10/12/2009 0,405

15 BCIP 11/12/2009 0,453

16 BBTN 17/12/2009 0,049

17 EMTK 12/01/2010 0,014

18 PTPP 09/02/2010 0,035

19 TOWR 08/03/2010 0,402

20 ROTI 28/06/2010 0,156

21 GOLD 07/07/2010 0,396

22 SKYB 07/07/2010 0,401

23 BJBR 08/07/2010 0,405

24 IPOL 09/07/2010 0,806

25 BUVA 12/07/2010 0,176

26 BRAU 19/08/2010 0,107

27 HRUM 06/10/2010 0,047

28 TBIG 26/10/2010 0,170

29 KRAS 10/11/2010 0,402

30 APLN 11/11/2010 0,116

31 BORN 26/11/2010 0,090

32 MIDI 30/11/2010 0,399

33 BSIM 13/12/2010 0,531

Page 94: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

34 MFMI 29/12/2010 0,531

35 MBSS 06/04/2011 0,107

36 SRAJ 11/04/2011 0,511

37 HDFA 10/05/2011 0,140

38 BULL 23/05/2011 0,069

39 SIMP 09/06/2011 0,128

40 MTLA 20/06/2011 0,000

41 TIFA 08/07/2011 0,438

42 PTIS 12/07/2011 1,492

43 SDMU 12/07/2011 0,065

44 STAR 13/07/2011 0,302

45 SUPR 11/10/2011 0,071

46 ARII 08/11/2011 0,026

47 GEMS 17/11/2011 0,086

48 VIVA 21/11/2011 0,405

49 ABMM 06/12/2011 0,020

50 BAJA 21/12/2011 0,307

51 TELE 12/01/2012 0,047

52 ESSA 01/02/2012 0,400

53 BEST 10/04/2012 0,517

54 RANC 07/06/2012 0,293

55 TRIS 28/06/2012 0,065

56 KOBX 05/07/2012 0,140

57 TOBA 06/07/2012 0,112

58 MSKY 09/07/2012 0,013

59 ALTO 10/07/2012 0,405

60 GAMA 11/07/2012 0,528

61 BJTM 12/07/2012 0,023

62 NIRO 13/09/2012 0,827

63 PALM 08/10/2012 0,043

64 NELY 11/10/2012 0,199

65 TAXI 02/11/2012 0,118

66 ASSA 12/11/2012 0,228

67 WIIM 18/12/2012 0,208

68 WSKT 19/12/2012 0,158

Sumber: www,finance,yahoo,com

Page 95: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

Lampiran C

Return On Assets (ROA) Perusahaan Sampel Tahun 2008 – 2012

No, Kode Perusahaan ROA

1 BAEK 0,014

2 ELSA 0,040

3 YPAS 0,104

4 KOIN 0,016

5 BSDE 0,051

6 INDY 0,125

7 ADRO 0,026

8 TRAM 0,032

9 SIAP 0,026

10 TRIO 0,060

11 BPFI 0,073

12 MKPI 0,142

13 BWPT 0,103

14 DSSA 0,009

15 BCIP 0,052

16 BBTN 0,008

17 EMTK 0,099

18 PTPP 0,037

19 TOWR 0,013

20 ROTI 0,176

21 GOLD 0,086

22 SKYB 0,059

23 BJBR 0,020

24 IPOL 0,077

25 BUVA 0,046

26 BRAU 0,037

27 HRUM 0,237

28 TBIG 0,063

29 KRAS 0,060

30 APLN 0,032

31 BORN 0,041

32 MIDI 0,009

33 BSIM 0,009

34 MFMI 0,079

35 MBSS 0,088

Page 96: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

36 SRAJ 0,005

37 HDFA 0,017

38 BULL 0,095

39 SIMP 0,088

40 MTLA 0,091

41 TIFA 0,039

42 PTIS 0,053

43 SDMU 0,030

44 STAR 0,004

45 SUPR 0,034

46 ARII 0,012

47 GEMS 0,091

48 VIVA 0,011

49 ABMM 0,042

50 BAJA 0,025

51 TELE 0,100

52 ESSA 0,086

53 BEST 0,152

54 RANC 0,051

55 TRIS 0,103

56 KOBX 0,044

57 TOBA 0,029

58 MSKY 0,005

59 ALTO 0,036

60 GAMA 0,006

61 BJTM 0,015

62 NIRO 0,008

63 PALM 0,016

64 NELY 0,127

65 TAXI 0,028

66 ASSA 0,007

67 WIIM 0,061

68 WSKT 0,007

Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

Page 97: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

Lampiran D

Tabel 4,4

Return On Equity (ROE) Perusahaan Sampel Tahun 2008 – 2012

No, Kode Perusahaan ROE

1 BAEK 0,161

2 ELSA 0,083

3 YPAS 0,158

4 KOIN 0,061

5 BSDE 0,108

6 INDY 0,208

7 ADRO 0,063

8 TRAM 0,043

9 SIAP 0,052

10 TRIO 0,171

11 BPFI 0,134

12 MKPI 0,210

13 BWPT 0,185

14 DSSA 0,017

15 BCIP 0,064

16 BBTN 0,090

17 EMTK 0,148

18 PTPP 0,160

19 TOWR 0,082

20 ROTI 0,219

21 GOLD 0,105

22 SKYB 0,130

23 BJBR 0,178

24 IPOL 0,160

25 BUVA 0,089

26 BRAU 0,194

27 HRUM 0,358

28 TBIG 0,152

29 KRAS 0,114

30 APLN 0,063

31 BORN 0,053

32 MIDI 0,027

33 BSIM 0,112

Page 98: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

34 MFMI 0,104

35 MBSS 0,146

36 SRAJ 0,007

37 HDFA 0,088

38 BULL 0,118

39 SIMP 0,148

40 MTLA 0,116

41 TIFA 0,191

42 PTIS 0,075

43 SDMU 0,034

44 STAR 0,005

45 SUPR 0,107

46 ARII 0,019

47 GEMS 0,106

48 VIVA 0,016

49 ABMM 0,137

50 BAJA 0,071

51 TELE 0,133

52 ESSA 0,130

53 BEST 0,203

54 RANC 0,079

55 TRIS 0,154

56 KOBX 0,165

57 TOBA 0,069

58 MSKY 0,012

59 ALTO 0,060

60 GAMA 0,007

61 BJTM 0,093

62 NIRO 0,011

63 PALM 0,075

64 NELY 0,184

65 TAXI 0,120

66 ASSA 0,052

67 WIIM 0,155

68 WSKT 0,057

Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

Page 99: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

Lampiran E

Price Earning Ratio (PER) Perusahaan Sampel Tahun 2008 – 2012

No, Kode Perusahaan PER

1 BAEK 22,465

2 ELSA 6,383

3 YPAS 7,326

4 KOIN 6,127

5 BSDE 4,649

6 INDY 5,232

7 ADRO 17,486

8 TRAM 9,990

9 SIAP 18,029

10 TRIO 7,562

11 BPFI 8,312

12 MKPI 11,029

13 BWPT 12,536

14 DSSA 82,219

15 BCIP 32,734

16 BBTN 14,769

17 EMTK 14,575

18 PTPP 19,211

19 TOWR 132,109

20 ROTI 26,888

21 GOLD 19,934

22 SKYB 16,929

23 BJBR 15,635

24 IPOL 9,835

25 BUVA 22,721

26 BRAU 28,716

27 HRUM 29,492

28 TBIG 34,866

29 KRAS 17,813

30 APLN 32,629

31 BORN 67,963

32 MIDI 108,763

33 BSIM 28,597

34 MFMI 29,334

35 MBSS 6,188

Page 100: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

36 SRAJ 476,366

37 HDFA 19,377

38 BULL 5,182

39 SIMP 8,079

40 MTLA 11,857

41 TIFA 5,495

42 PTIS 17,707

43 SDMU 45,269

44 STAR 150,174

45 SUPR 26,317

46 ARII 168,334

47 GEMS 27,100

48 VIVA 305,688

49 ABMM 25,506

50 BAJA 29,244

51 TELE 20,939

52 ESSA 45,833

53 BEST 21,122

54 RANC 45,235

55 TRIS 10,204

56 KOBX 22,196

57 TOBA 32,963

58 MSKY 129,134

59 ALTO 44,058

60 GAMA 465,010

61 BJTM 11,473

62 NIRO 208,906

63 PALM 48,361

64 NELY 10,353

65 TAXI 65,840

66 ASSA 136,382

67 WIIM 391,933

68 WSKT 116,808

Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

Page 101: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

Lampiran F

Earning Per Share (EPS) Perusahaan Sampel Tahun 2008 – 2012

No, Kode Perusahaan EPS

1 BAEK 99,044

2 ELSA 18,329

3 YPAS 27,984

4 KOIN 8,160

5 BSDE 20,434

6 INDY 208,318

7 ADRO 27,737

8 TRAM 5,005

9 SIAP 6,157

10 TRIO 29,095

11 BPFI 16,844

12 MKPI 249,341

13 BWPT 41,482

14 DSSA 68,111

15 BCIP 7,179

16 BBTN 56,875

17 EMTK 83,706

18 PTPP 41,642

19 TOWR 98,025

20 ROTI 98,557

21 GOLD 21,070

22 SKYB 32,489

23 BJBR 92,738

24 IPOL 26,437

25 BUVA 14,304

26 BRAU 17,760

27 HRUM 305,163

28 TBIG 71,703

29 KRAS 67,365

30 APLN 11,799

31 BORN 19,717

32 MIDI 3,540

33 BSIM 14,162

34 MFMI 14,488

35 MBSS 140,596

Page 102: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

36 SRAJ 0,850

37 HDFA 13,676

38 BULL 19,296

39 SIMP 142,340

40 MTLA 20,663

41 TIFA 36,398

42 PTIS 52,521

43 SDMU 6,627

44 STAR 0,539

45 SUPR 160,543

46 ARII 9,030

47 GEMS 100,553

48 VIVA 1,701

49 ABMM 149,967

50 BAJA 9,233

51 TELE 25,789

52 ESSA 67,637

53 BEST 32,194

54 RANC 17,685

55 TRIS 33,319

56 KOBX 27,031

57 TOBA 38,528

58 MSKY 18,585

59 ALTO 7,150

60 GAMA 0,753

61 BJTM 33,122

62 NIRO 1,173

63 PALM 9,719

64 NELY 19,222

65 TAXI 13,214

66 ASSA 3,116

67 WIIM 1,939

68 WSKT 3,852

Sumber: Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

Page 103: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

Lampiran G

Abnormal Return (AR) Perusahaan Sampel Tahun 2008 – 2012

No, Kode Perusahaan Tanggal

IPO

AR 1 Tahun

Setelah IPO

1 BAEK 08/01/2008 -0,482

2 ELSA 06/02/2008 0,495

3 YPAS 05/03/2008 0,496

4 KOIN 09/04/2008 -0,074

5 BSDE 06/06/2008 1,499

6 INDY 11/06/2008 0,208

7 ADRO 16/07/2008 0,628

8 TRAM 10/09/2008 1,744

9 SIAP 17/10/2008 -1,268

10 TRIO 14/04/2009 0,614

11 BPFI 01/06/2009 -0,027

12 MKPI 10/07/2009 -0,362

13 BWPT 27/10/2009 0,674

14 DSSA 10/12/2009 0,685

15 BCIP 11/12/2009 -0,326

16 BBTN 17/12/2009 0,281

17 EMTK 12/01/2010 0,783

18 PTPP 09/02/2010 -0,436

19 TOWR 08/03/2010 -0,293

20 ROTI 28/06/2010 0,211

21 GOLD 07/07/2010 -0,044

22 SKYB 07/07/2010 0,216

23 BJBR 08/07/2010 -0,403

24 IPOL 09/07/2010 -0,625

25 BUVA 12/07/2010 0,075

26 BRAU 19/08/2010 -0,019

27 HRUM 06/10/2010 -0,336

28 TBIG 26/10/2010 -0,033

29 KRAS 10/11/2010 -0,390

30 APLN 11/11/2010 -0,092

31 BORN 26/11/2010 -0,482

32 MIDI 30/11/2010 0,097

33 BSIM 13/12/2010 -0,492

Page 104: Skripsi pengaruh underpricing, rasio profitabilitas, rasio penilaian, dan earning per share terhadap kinerja saham

34 MFMI 29/12/2010 -0,338

35 MBSS 06/04/2011 -0,155

36 SRAJ 11/04/2011 0,130

37 HDFA 10/05/2011 0,127

38 BULL 23/05/2011 -0,716

39 SIMP 09/06/2011 -0,110

40 MTLA 20/06/2011 0,676

41 TIFA 08/07/2011 -0,101

42 PTIS 12/07/2011 0,015

43 SDMU 12/07/2011 -0,100

44 STAR 13/07/2011 -0,519

45 SUPR 11/10/2011 0,013

46 ARII 08/11/2011 0,005

47 GEMS 17/11/2011 -0,207

48 VIVA 21/11/2011 0,092

49 ABMM 06/12/2011 -0,313

50 BAJA 21/12/2011 0,376

51 TELE 12/01/2012 0,206

52 ESSA 01/02/2012 -0,697

53 BEST 10/04/2012 -0,439

54 RANC 07/06/2012 -0,142

55 TRIS 28/06/2012 0,132

56 KOBX 05/07/2012 -0,706

57 TOBA 06/07/2012 -0,602

58 MSKY 09/07/2012 -0,165

59 ALTO 10/07/2012 0,627

60 GAMA 11/07/2012 -1,310

61 BJTM 12/07/2012 -0,028

62 NIRO 13/09/2012 0,172

63 PALM 08/10/2012 -0,261

64 NELY 11/10/2012 -0,138

65 TAXI 02/11/2012 -1,810

66 ASSA 12/11/2012 -0,473

67 WIIM 18/12/2012 -0,102

68 WSKT 19/12/2012 -0,049

Sumber: www,finance,yahoo,com