skripsi pengaruh penggantian sebagian agregat …/pengaruh... · the specific gravity test results...

118
SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN SERBUK BATU GAMPING KERAS (KARST) TERHADAP KUAT TEKAN DAN BERAT JENIS BATAKO Di Ajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Anis Sedeyaningsih K1506007 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS SEBELASMARET SURAKARTA 2010

Upload: vuongtu

Post on 16-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

i

SKRIPSI

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN

SERBUK BATU GAMPING KERAS (KARST) TERHADAP KUAT TEKAN

DAN BERAT JENIS BATAKO

Di Ajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Anis Sedeyaningsih K1506007

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

UNIVERSITAS SEBELASMARET

SURAKARTA

2010

Page 2: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

ii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST, MT Anis Rahmawati, ST, MT

NIP. 197606182000031001 NIP.197904262002122001

ii

Page 3: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. AG. Tamrin, M.Pd., M.Si. .......................

Sekretaris : Ida Nugroho, ST., M. Eng. …………………

Anggota I : Taufiq Lilo AS. ST., MT. ……………….

Anggota II : Anis Rahmawati, ST, MT ………………….

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 1960 0727 198702 1001

iii

Page 4: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

iv

ABSTRAK Anis Sedeyaningsih. K1506007. PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN SERBUK BATU GAMPING KERAS (KARST) TERHADAP KUAT TEKAN DAN BERAT JENIS BATAKO, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, (1) Pengaruh penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk batu gamping keras (karst) dengan variasi yang berbeda – beda terhadap kuat tekan batako. (2) Pengaruh penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk batu gamping keras (karst) dengan variasi yang berbeda – beda terhadap berat jenis batako. (3) Berapa prosentase optimal penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan batu gamping keras (karst) untuk mencapai kuat tekan maksimal pada batako. (4) Berapakah prosentase optimal penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan batu gamping keras (karst) untuk mencapai berat jenis minimal pada batako.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu mengadakan suatu percobaan untuk mendapatkan suatu hasil yang menegaskan hubungan antara variabel-variabel yang diselidiki. Adapun variabel yang mempengaruhi langsung dalam penelitian ini adalah (1) variabel terikat: kuat tekan dan berat jenis batako berlubang akibat adanya variasi penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk batu gamping keras (karst). (2) variabel bebas: variasi penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk batu gamping keras (karst) dengan perbandingan takaran 1 Pc : 7 Ps :0 Ks : 0,5 W ; 1 Pc : 6 Ps : 1 Ks : 0,5 W ; 1 Pc : 5 Ps : 2 Ks : 0,5 W ; 1 Pc : 4 Ps : 3 Ks : 0,5 W ; 1 Pc : 3 Ps ; 4 Ks : 0,5 W.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Ada pengaruh negatif variasi penggantian sebagian agregat halus pasir dengan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap kuat tekan batako berlubang. Dimana dapat dilihat pada hasil analisis regresi dengan Curve Estimation model Qubic diperoleh nilai Probabilitas<0,025 (0,002 > 0,025) pada taraf signifikansi 5%. (2) Pada hasil uji berat jenis menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan serbuk karst, mengakibatkan semakin kecilnya nilai berat jenis. Dari berbagai variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) yang digunakan pada penelitian ini berat jenis sudah memenuhi syarat Beton dengan berat jenis rendah (Low-Density concretes) menurut Dobrowolski (1998) yakni 240 – 800 gr/cm3 . Hal tersebut dibuktikan dimana besarnya berat jenis batako yang minimal adalah variasi V (1 Pc : 3 Ps : 4 Ks : 0,5 W dengan nilai berat jenis sebesar 687 kg/m3. (3) Kuat tekan maksimum yang diperoleh dari analisis regresi Curve Estimation model Qubic sebesar 5,79 Mpa dengan variasi II (1 Pc : 6 Ps : 1 Ks : 0,5 W). Dari berbagai variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) yang digunakan pada penelitian ini kuat tekan sudah memenuhi syarat Beton dengan berat jenis rendah (Low-Density concretes) menurut Dobrowolski (1998) yakni 0,35 – 6,9 MPa.

Kata kunci : karst, kuat tekan, berat jenis, batako

iv

Page 5: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

v

ABSTRACK Anis Sedeyaningsih. K1506007. EFFECT OF PARTIAL REPLACEMENT

OF FINE AGGREGATE WITH HARD POWDER LIMESTONE (KARST) ON STRENGTH AND WEIGHT TYPE COMPRESSIVE BRICK, Thesis. Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy in Sebelas Maret University of Surakarta, July 2010.

The purpose of this study is to determine, (a) Effect of partial replacement of fine aggregate (sand) with hard limestone powder (karst) with different variations - different to the compressive strength of brick. (2) Effect of partial replacement of fine aggregate (sand) with a powder of hard limestone (karst) with different variations - different to the weight of brick. (3) What percentage of the optimal partial replacement of fine aggregate (sand) with hard limestone (karst) to achieve the maximum compressive strength of brick. (4) What is the optimal percentage of partial replacement of fine aggregate (sand) with hard limestone (karst) to achieve a minimum density on the brick.

The method used in this study is the experimental method, which is conducted an experiment to obtain a result which confirms the relationship between variables was investigated. The variables that influence directly in this study were (1) variable: the compressive strength and density of brick with holes due to the variation of partial replacement of fine aggregate (sand) with a powder of hard limestone (karst). (2) independent variables: the replacement of some variation of the fine aggregate (sand) with a powder of hard limestone (karst) with a dose ratio of Pc: 7 Ps: 0 Ks: 0.5 W; 1 Pc: 6 Ps: 1 Ks: 0, 5 W; 1 Pc: five Ps: 2 Ks: 0.5 W; 1 Pc: 4 Ps: 3 Ks: 0.5 W; 1 Pc: three Ps; four Ks: 0.5 W.

Based on the results of this study concluded: (1) There is a negative influence of fine aggregate replacement of some of the variation with powder sand hard limestone (karst) on the compressive strength of hollow concrete brick. Which can be seen on the results of regression analysis with the Curve estimation Qubic model obtained probability value <0.025 (0.002> 0.025) at 5% significance level. (2) The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of small value. From a variety of fine aggregate replacement part with hard limestone powder (karst) used in this study have qualified gravity Concrete with low gravity (low-density concretes) by Dobrowolski (1998), ie 240-800 gr/cm3. It is proved where the weight of bricks is a variation of at least V (1 Pc: 3 Ps: 4 Ks: 0.5 W with a value of 687 kg/m3 density. (3) The maximum compressive strength obtained from Curve estimation regression analysis Qubic model of 5.79 MPa with a variation of 2 (1 Pc: 6 Ps: 1 Ks: 0.5 W). Of the many variations of partial replacement of fine aggregate with a hard limestone powder (karst) used in this study has fulfilled the compressive strength Concrete conditions of low gravity (low-density concretes) by Dobrowolski (1998), ie 0.35 to 6.9 MPa.

Key words: karst, compressive strength, density, adobe

v

Page 6: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

vi

MOTTO

”Bismillahirrohmaanirrihiim” (Dengan Menyebut Nama Alloh Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang)

QS. Al Fathihah : 1

”Wasi’a kursiyyu hussamaawaati wal ardho, wa laa ya’uu duhuu hifdhumumaa” (Kursi Alloh meliputi langit dan bumi. Dan Alloh tidak merasa berat memelihara

keduanya) Al Baqoroh : 255

vi

Page 7: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

vii

PERSEMBAHAN

Sejak langkah awal itu, saya yakin saya bisa. Dan saya percaya, inilah jalan terbaik

yang telah Alloh SWT tetapkan untuk saya.

Karya ini saya persembahkan untuk :

Ibu dan bapak, terimakasih untuk semua yang telah

diberikan kepada saya.

Almarhum Simbok, Mb Yanti, Mb. Yuni, Sigit, P.

Wawan, Citra, Uchik, Aeya.

Ikan, mas Agus, terimakasih atas dukungan dan doa

yang terucap.

Dian, Uniq, Kund, Erma, Si Pur, Wulan, dan teman –

teman PTB ’06, terimakasih sudah membantu.

Almamater.

vii

Page 8: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi bagi Alloh SWT Yang Maha Sempurna yang telah

memberikan banyak kenikmatan dan anugerah kepada penulis, salah satunya adalah

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Proposal skripsi ini berjudul “PENGARUH

PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN SERBUK BATU

GAMPING KERAS (KARST) TERHADAP KUAT TEKAN DAN BERAT

JENIS BATAKO”

. Dalam menyusun skripsi ini penulis mendapat bantuan dari banyak pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Bapak Drs. H. Suwachid, M.Pd, M.T selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik

dan Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Bapak Ag Tamrin M.Pd, M.Si selaku Ketua Program Pendidikan Teknik

Sipil/Banguan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. H. Sutrisno, M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik

Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Taufq Lilo Adi S. ST, MT selaku Dosen pembimbing I, yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi.

6. Ibu Anis Rahmawati ST, MT selaku Dosen pembimbing II, yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun proposal skripsi.

7. Bapak ibu dosen Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Fakultas Keguruan Dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Drs. Guntur Siamsono selaku ketua laboratorium Pendidikan Teknik

Sipil/Bangunan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

viii

Page 9: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

ii

9. Bapak Faturrahman selaku laboran Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

10. Teman-teman mahasiswa Program Teknik Bangunan angkatan tahun 2006.

11. Semua pihak yang ikut membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga skripsi ini jauh dari

sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan

laporan ini sangat penulis harapkan.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai acuan

pelaksanaan penelitian dan semua pihak yang memerlukannya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

ix

Page 10: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................i

PERSETUJUAN..........................................................................................................iii

PENGESAHAN............................................................................................................iv

ABSTRAK.....................................................................................................................v

MOTTO....................................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN.......................................................................................................vii

KATA PENGANTAR................................................................................................viii

DAFTAR ISI.................................................................................................................x

DAFTAR TABEL......................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1

B. Identifikasi Masalah...........................................................................................2

C. Pembatasan Masalah..........................................................................................3

D. Perumusan Masalah...........................................................................................4

E. Tujuan Penelitian...............................................................................................4

F. Manfaat Penelitian.............................................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Batako........................................................................................................6

a. Pengertian Batako................................................................................6

b. Bahan Penyusun Batako.....................................................................8

c. Proses Pembuatan Batako..................................................................14

d. Jenis dan Ukuran Batako...................................................................16

e. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Batako.............................20

f. Kuat Tekan Batako............................................................................21

x

Page 11: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

2

Halaman

2. Berat Jenis Batako Sebagai Beton Ringan (lightweight Concrete).........23

3. Serbuk batu gamping keras (karst)..........................................................24

B. Penelitian Yang Relevan................................................................................25

C. Kerangka Berfikir..........................................................................................27

D. Hipotesis........................................................................................................29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A Tempat Dan Waktu Penelitian.........................................................................30

1. Tempat Penelitian......................................................................................30

2. Waktu Penelitian........................................................................................30

B Metode Penelitian............................................................................................31

C Teknik Sampling..............................................................................................33

D Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data..............................................................................................34

2. Teknik Mendapatkan Data.........................................................................34

E Teknik Analisis Data.......................................................................................44

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data.................................................................................................51

1. Pemeriksaan Bahan....................................................................................51

2. Pengujian Kuat Tekan Batako Berlubang..................................................53

3. Pemeriksaan Berat Jenis Batako Berlubang..............................................54

B. Pengujian Prasyarat Analisis...........................................................................56

1. Uji Normalitas...........................................................................................56

2. Uji Linearitas.............................................................................................57

C. Pengujian Hipotesis.........................................................................................58

1. Uji Hipotesis Pertama................................................................................58

2. Uji Hipotesis Kedua...................................................................................59

3. Uji Hipotesis Ketiga..................................................................................59

4. Uji Hipotesis keempat................................................................................60

xi

Page 12: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

3

Halaman

D. Pembahasan Hasil Analisis Data.....................................................................61

1. Pengaruh Penggantian Agregat Halus Dengan Serbuk Batu Gamping

Keras (karst) Terhadap Kuat Tekan Batako..............................................62

2. Pengaruh Penggantian Agregat Halus Dengan Serbuk Batu Gamping

Keras (karst) Terhadap Berat Jenis Batako...............................................63

3. Kuat Tekan Maksimal................................................................................64

4. Berat Jenis Minimal...................................................................................64

BAB V KESIMPILAN, IMPLIKASI, DAN SARAN – SARAN

A. Kesimpulan......................................................................................................66

B. Implikasi..........................................................................................................67

C. Saran – saran....................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................69

LAMPIRAN – LAMPIRAN........................................................................................71

xii

Page 13: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

4

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Berat Jenis Batako…………………………………………………..........…….…..8

2. Syarat – syarat Fisis Bata Beton Batako………………………….……….............19

3. Pembagian Beton Menurut Penggunana dan Persyaratanya……………..........….23

4. Alokasi Waktu Dan Kegiatan Penelitian……………………………….............…30

5. Pengaruh Perubahan Warna Terhadap Penurunan Kekuatan..................................38

6. Hasil Pengujian Agregat Halus................................................................................52

7. Batas – Batas Gradasi Agregat Halus………………………………….............….52

9. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Batako Berlubang Dengan Variasi Penggantian

Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Karst.......................................................54

8. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Batako Berlubang Dengan Variasi Penggantian

Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Karst........................................................56

9. Pengaruh Kadar Zat Organik Terhadap Prosentase Penurunan Beton....................71

10. Hasil Pengujian Material Beton Melalui Ayakan..................................................73

11. Batas – Batas Gradasi Agregat Halus....................................................................74

12. Kebutuhan Pasir, Pasir, Dan Karst Batako Tanpa Lubang....................................76

13. Volume Lubang Batako.........................................................................................76

14. Kebutuhan Bahan Untuk Batako Berlubang Tiap Sampel....................................77

15. Data Hasil Kuat Tekan Dan Berat Jenis Batako Berlubang..................................81

16. Descriptive Statistics Kuat Tekan Batako.............................................................84

17. Test Of Normality……………………………………………………………..…84

18. Hasil Pengujian Berat Jenis Dengan Shapiro-Wilk………………………..….....85

19. Test Of Normality……………………………………………………………..…85

20. Hasil Pengujian Linearitas Kuat Tekan………………………………….........…86

l 21. Hasil Pengujian Linearitas Berat Jenis................................................................87

xiii

Page 14: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

5

Halaman

22. Descriptive Statistics Kuat Tekan Batako.............................................................88

23. Correlations...........................................................................................................88

24. Model Summary(b)................................................................................................88

25. ANOVA(b)..............................................................................................................89

26. Coefficients(a).......................................................................................................89

27. Casewise Diagnostics(a).......................................................................................90

28. Residuals Statistics................................................................................................91

29. Descriptive Statistics.............................................................................................91

30. Correlations...........................................................................................................91

31. Model Summary (b)...............................................................................................92

32. ANOVA(b)..............................................................................................................92

33. Coefficients(a).......................................................................................................93

34. Casewise Diagnostics(a).......................................................................................94

35. Residuals Statistics(a)............................................................................................95

xiv

Page 15: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

6

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

1. Alur Pembuatan Batako……………..............……………………..…………..….15

2. Jenis dan Ukuran Batako.........................................................................................17

3. Kuat Tekan Batako..................................................................................................21

4. Paradigma penelitian Kuat Tekan............................................................................27

4. Paradigma penelitian Berat Jenis.............................................................................28

5. Alur Penelitian.........................................................................................................32

6. Grafik Pengujian Gradasi Agregat Halus……………………………................…53

8. Grafik Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk

Batu Gamping Keras (Karst) Terhadap Kuat Tekan Batako……............................55

9. Grafik Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk

Batu Gamping Keras (Karst) Terhadap Berat Jenis Batako……............................57

10. Grafik Hubungan Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Karst

Terhadap Berat Jenis Batako Berlubang…………………………...........................61

11. Grafik kehalusan gradasi pasir…………………………….............…………….74

12. Grafik Kuat Tekan Batako Berlubang………………………………..............….81

13. Grafik Berat Jenis Batako Berlubang....................................................................82

xv

Page 16: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Makin meningkatnya kebutuhan perumahan saat ini mengakibatkan

kebutuhan akan bahan bangunan semakin meningkat pula. Seperti kita ketahui

bersama, bahan yang digunakan untuk sebuah bangunan adalah bahan – bahan atap,

dinding, dan lantai. Salah satu masalah dilapangan saat ini yang perlu segera diatasi

adalah masalah kebutuhan batu bata sebagai bahan dinding perumahan dan efek

kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Sebagaimana kita ketahui, kebutuhan

masyarakat akan perumahan selalu meningkat dari tahun ketahun. ”Hal ini dapat

dilihat dari kenyataan bahwa perumahan yang dibuat selalu laku terjual” (Batam

Pos,2009).

Adapun salah satu permasalahan utama dalam menyediakan rumah di

Indonesia adalah tingginya biaya konstruksi bangunan dan lahan. Selama ini berbagai

penelitian sudah dilakukan tetapi masih belum ditemukan alternatif teknik konstruksi

yang effisien (berhasil guna) serta penyediaan bahan bangunan dalam jumlah besar

dan ekonomis.

Bahan bangunan yang dianjurkan untuk dipakai dalam pembangunan

perumahan salah satunya adalah batako. Bahan bangunan batako dapat bersaing baik

secara teknis maupun ekonomis dengan bahan tradisional seperti batu bata.

Dibandingkan dengan pemakaian batu bata, maka dengan pemakaian batako akan

diperoleh penghematan untuk tiap-tiap m2 tembok.

Batako dalam beberapa hal ini memberikan keuntungan diantaranya adalah

penghematan adukan, berat tembok (karena batako termasuk beton ringan) dan waktu

pemasangan. Selain itu juga sebagai penghantar panas yang rendah, akibat adanya

ruang udara pada batako yang akan menjamin kenikmatan dan kenyamanan bagi

penghuni rumah. Guna semakin menghemat bahan dasar pembuatan batako, maka

1

Page 17: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

2

dimanfaatkan limbah batu alam yang berupa serbuk batu gamping keras (karst)

sebagai bahan tambahan campuran adukan yang otomatis memiliki harga yang jauh

lebih murah daripada pasir (agregat halus).

Pada dasarnya serbuk tersebut merupakan limbah pabrik batu alam yang

jumlah produksinya cukup banyak dan belum termanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Limbah tersebut cenderung merugikan karena mencemari lingkungan sekitar, bahkan

limbah tersebut juga mencemari area persawahan sehingga mengakibatkan sawah

menjadi tidak subur dan tidak produktif lagi.

Berkenaan dengan uraian diatas, maka ada beberapa alasan penelitian ini

berjudul “PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS

DENGAN SERBUK BATU GAMPING KERAS (KARST) TERHADAP KUAT

TEKAN DAN BERAT JENIS BATAKO”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat di

identifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Kerusakan lahan semakin luas akibat pembuatan batu bata, sehingga

pembuatan batako berlubang sebagai alternatif pengganti batu bata dapat

mengurangi kerusakan lahan pertanian.

2. Jumlah limbah pabrik batu alam yang berupa serbuk batu gamping keras

(karst) melimpah belum dimanfaatkan, sehingga limbah tersebut dinilai hanya

bisa merusak alam saja.

3. Limbah batu alam yang berupa serbuk batu gamping keras (karst)

dimanfaatkan sebagai bahan pengganti sebagian agregat halus (pasir) dalam

pembuatan batako.

4. Belum diketahui prosentase yang tepat pada penggunaan limbah batu yang

berupa serbuk batu gamping keras (karst) alam guna meningkatkan kuat tekan

batako.

Page 18: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

3

5. Belum diketahui kuat tekan batako setelah agregat halusnya (pasir) diganti

sebagian dengan limbah pabrik batu alam yang berupa serbuk batu gamping

keras (karst).

6. Belum diketahui peningkatan ataupun penurunan berat jenis batako setelah

agregat halusnya (pasir) diganti sebagian dengan limbah pabrik batu alam

yang berupa serbuk batu gamping keras (karst).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah serta agar masalah yang dikaji dalam

penelitian ini menjadi terarah dan tidak melebar terlalu jauh maka dibuat batasan

masalah sebagai berikut:

1. Serbuk batu gamping keras (karst) yag dimaksudkan adalah Limbah Batu

Alam Desa Candirejo Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul.

2. Penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk batu gamping

keras (karst) dengan variasi perbandingan semen:pasir:sebuk batu gamping

keras (karst) masing – masing = 1:7:0 ; 1:6:1 ; 1:5:2 ; 1:4:3 : 1:3:4. Dimensi

batako adalah 9x12x35.5 cm3.

3. Pengaruh penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk batu

gamping keras (karst) terhadap kuat tekan batako

4. Pengaruh penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk batu

gamping keras (karst) terhadap berat jenis batako.

5. Prosentase optimal penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan batu

gamping keras (karst) untuk mencapai kuat tekan yang maksimal pada batako.

6. Prosentase optimal penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan batu

gamping keras (karst) untuk mencapai berat jenis yang minimal pada batako.

Page 19: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

4

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dalam latar belakang masalah tersebut

maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk

batu gamping keras (karst) dengan variasi yang berbeda – beda terhadap kuat

tekan batako?

2. Adakah pengaruh penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk

batu gamping keras (karst) dengan variasi yang berbeda – beda terhadap

berat jenis batako?

3. Berapakah prosentase optimal penggantian sebagian agregat halus (pasir)

dengan batu gamping keras (karst) untuk mencapai kuat tekan maksimal pada

batako?

4. Berapakah prosentase optimal penggantian sebagian agregat halus (pasir)

dengan batu gamping keras (karst) untuk mencapai berat jenis minimal pada

batako?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan pembatasan masalah tersebut maka

tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh penggantian sebagian agregat halus (pasir)

dengan serbuk batu gamping keras (karst) dengan variasi yang berbeda – beda

terhadap kuat tekan batako.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggantian sebagian agregat halus (pasir)

dengan serbuk batu gamping keras (karst) dengan variasi yang berbeda – beda

terhadap berat jenis batako.

3. Untuk mengetahui berapakah prosentase optimal penggantian sebagian

agregat halus (pasir) dengan batu gamping keras (karst) untuk mencapai kuat

tekan maksimal pada batako.

Page 20: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

5

4. Untuk mengetahui berapakah prosentase optimal penggantian sebagian

agregat halus (pasir) dengan batu gamping keras (karst) untuk mencapai berat

jenis minimal pada batako.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini begitu penting karena dapat menghasilkan informasi yang

dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan penelitian baik secara teoritis

maupun secara praktis.

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi dalam bidang ilmu pengetahuan bahan bangunan

pengaruh serbuk batu gamping keras (karst) terhadap kuat tekan batako.

b. Memberikan informasi untuk memanfaatkan serbuk batu gamping keras

(karst) yang merupakan limbah batu alam sebagai alternatif bahan bangunan

khususnya sebagai bahan konstruksi dinding.

c. Memberikan informasi untuk mengurangi efek kerusakan lingkungan pabrik

akibat pencemaran serbuk batu gamping keras (karst) yang merupakan limbah

pabrik yang sampai sekarang belum dimanfaatkan.

d. Sebagai pembanding apabila ada penelitian sejenis sebagai penelitian

pengembangan.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi tentang serbuk batu gamping keras (karst) sebagai

bahan campuran pembuatan batako.

b. Dengan diadakan penelitian ini diharapkan mendapatkan formula yang tepat,

sehingga mendapatkan batako yang ringan dengan kuat tekan maksimal.

Page 21: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Batako

a. Pengertian Batako

Kerusakan lahan pertanian yang disebabkan oleh pembuatan batu bata dan

kebutuhan semakin meningkat menjadikan permintaan akan bahan bangunan juga

semakin meningkat. Oleh karena itu, seiring berkembangan teknologi yang berkaitan

dengan ilmu bahan bangunan maka difikirkan dan dibuat alternatif pengganti batu

bata dengan bahan yang murah, mudah didapat dan mempunyai kuat tekan yang tidak

kalah dari batu bata pada umumnya. Salah satu perkembangan teknologi material

adalah beton cetak atau dikenal dengan sebutan batako. Beton ringan ini merupakan

salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding.

Batako terbuat dari campuran agregat halus (pasir), portland cement (PC),

dan air dengan perbandingan 7 pasir : 1 semen yang dicetak dengan bekisting khusus

pencetak batako. Menurut Agus DD (http://jakartacity.olx.co.id/pandu-bintang-

selaras-iid-16281337), dewasa ini penggunaan batako sebagai bahan pembuat dinding

lebih dipilih mengingat batako mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan lain

antara lain sebagai berikut :

1) Praktis: mudah pemasangannya dan sangat cepat. Perbandingan dengan bata

merah 1:4. Batako padat memiliki 2 ukuran yaitu "satuan utuh" dan

"tengahan". Dengan adanya ukuran tengahan tersebut, pekerja/tukang tidak

perlu memotong batako satuan sendiri. Selain memakan waktu kerja, juga

6

Page 22: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

7

dapat mempengaruhi kerapihan bangunan nantinya. Batako juga memiliki 2

jenis, khusus untuk pondasi (merah) dan khusus untuk dinding (kuning).

2) Cepat: karena mudah pemasangannya, otomatis cepat waktu dalam

pengerjaannya. Penghematan waktu artinya penghematan biaya untuk ongkos

tukang. Dengan batako tersebut bangunan dapat langsung diaci, tanpa

pemlesteran terlebih dahulu. Sehingga kita tidak perlu kehilangan pasir dan

semen lebih banyak. Dapat dibayangkan berapa banyak penghematan yang

bisa kita lakukan. Kita sudah mendapatkan suatu bangunan dengan kualitas

yang dapat dipertanggungjawabkan.

3) Kuat: adukan dengan komposisi yang tepat dengan bahan yang baik, menjadi

jaminan kualitas. Bahan: pasir putih, semen dan puing ditambah pengeras,

semua dengan variasi dan komposisi yang tepat. Komposisi penggunaan

semen pada batako padat merah (khusus pondasi) tidak sama dengan batako

padat kuning (khusus dinding), karena kita sesuaikan dengan fungsinya.

Kekuatan batako juga disebabkan oleh bentuknya, yang dicetak sedemikian

rupa sehingga memiliki daya ikat yang sangat kuat satu dengan yang lainnya.

Batako memiliki cekungan disekelilingnya, yang menghasilkan

ikatan/cengkeram sangat kuat.

4) Ekonomis: menyangkut harga dibandingkan dengan kualitas bangunan.

Dinding 1 m x 1 m menggunakan 19 batako, tanpa kita harus kehilangan

biaya lebih utk membeli pasir, semen dan ongkos tukang lebih banyak, 1 m3

dapat digunakan untuk membangun dinding menjadi 11 m2. Penggunaan

adukan dapat lebih hemat, tanpa ada adukan yang harus banyak terbuang

karena jatuh ke tanah (pemlesteran). Karena bentuk dan ukuran tetap,

perkiraan jumlah penggunaan batako dapat lebih mudah

diprediksi/perkirakan. Sehingga resiko kelebihan pembelian batako dapat

ditekan.

5) Murah : selain penghematan penggunaan bahan (pasir dan semen), waktu dan

ongkos tukang.

Page 23: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

8

6) Salah satu keunggulan batako adalah berat jenisnya yang ringan dengan

kekuatan material yang memadahi. Perbandingan berat jenis beberapa jenis

material disajikan per 1 tabel. Selain itu bahan ini memiliki bahan

konduktivitas panas yang cukup rendah sehingga bisa digunakan sebagai

bahan isolator panas

Tabel 1. berat jenis batako

Material Berat jenis γ (kg/m3) Koduktivitas panas λ (W/mk)

Baja 7850 60

Beton Bertulang 2400 2,1

Batu Bata 1500 0,65

Batako 1800 1

Kayu 800 0,2

Beton Ringan Aerasi 500 – 780 0,2 Sumber : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (1982: 10-12)

Dengan berat jenis yang ringan ini maka jika digunakan sebagai elemen non

struktural seperti dinding/partisi maka beban yang diterima oleh elemen struktur

menjadi lebih ringan. Begitupula jika digunakan sebagai elemen struktural seperti plat

maka dapat mengurangi total massa strutur yang mengakibatkan beban gempa

menjadi lebih kecil sehingga desain akan menjadi lebih ringan.

b. Bahan Penyusun Batako

Dalam pembuatan batako pada umumnya adalah pasir, semen, dan air atau

tanpa bahan tambahan. Berikut ini akan dijelaskan sekilas tentang bahan – bahan

penyusun batako.

Page 24: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

9

1) Portland Cement (PC)

Potrland Cement (PC) adalah bahan yang bersifat adhesif dan kohesif

digunakan sebagai bahan pengikat (Bonding Material) yang dipakai bersama batu,

kerikil, pasir dan air. Semen portlan akan mengikat butir – butir agregat halus dan

kasar setelah diberi air dan selanjutnya akan mengeras menjadi suatu massa yang

padat.

Semen porland merupakan bahan ikat yang penting dan banyak dipakai

dalam pembangunan fisik. Di dunia sebenarnya terdapat berbagai macam semen, dan

tiap macamnya digunakan untuk kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan sifat-sifatnya

yang khusus. Sesuai dengan tujuan pemakaiannya, Semen Portland di Indonesia

(Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, Bahan Bangunan Bukan Logam, SK SNI S-

04-1989-F) dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:

a). Jenis I : Semen portland untuk konstruksi umum, yang tidak memerlukan

persyaratan-persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.

b). Jenis II : Semen portland untuk konstruksi yang agak tahan terhadap sulfat dan

panas hidrasi sedang.

c). Jenis III : Semen portland untuk konstruksi dengan syarat kekuatan awal yang

tinggi

d). Jenis IV : Semen portland untuk konstruksi dengan syarat panas hidrasi yang

rendah.

e). Jenis V : Semen portland untuk konstruksi dengan syarat sangat tahan terhadap

sulfat.

Portland Cement merupakan komponen beton terpenting yang berfungsi

sebagai bahan pengikat an-organik dengan bantuan air yang mengeras secara hidrolik.

Portland Cement harus memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam SNI 15-0302-

2004. Portland Cement inilah yang dapat menyatukan agregat halus dan kasar

sehingga mengeras mejadi beton. Kardiyono Tjokrodimulyo (1996:6) mengemukakan

bahwa komponen – komponen bahan baku Portland Cement yang baik yaitu:

a). Batu kapur (CaO) = 60 – 65 %

Page 25: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

10

b). Pasir Silika ( SiO2 = 17 – 25 %

c). Alumina (Al2O3) = 3 – 8 %

d). Besi (Fe2O3) = 0,5 – 6 %

e). Magnesia (MgO) = 0,5 – 4 %

f). Sulfur (SO3) = 1 – 2 %

g). Soda/Potash (Na2O + K2O) = 0,5 – 1 %

Kardiyono Tjokrodimulyo (1996 : 6) menyebutkan pada dasarnya ada 4

unsur penyusun portland cement yang paling penting, keempat unsur itu adalah :

a). Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2

b). Dikalsium Silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2

c). Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3

d). Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF) atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3

Sagel et al (1994 :1)menyatakan bahwa “Semen Portland adalah semen

hidrolis yang terutama dari silikat – silikat kalsium yang bersifat hidraulis bersama

bahan – bahan tambahan yang biasa digunakan, yaitu gypsum”. Nawy (1990 : 9)

memberika pengartian cement portand (PC) adalah :

“Semen Portland dibuat dari serbuk halis kristalin yang komposisi utamanya

adalah batu kapur (CaCO3), Alumina (Al2O3), Pasir Silikat (Si2O3), dan bahan biji

besi (FeO2) dan senyawa – senyawa MgO dan SO3, penambahan air pada mineral ini

akn menghasilkan suatu pasta yang jika mengering akan mempunyai kekuatan seperti

batu.”

Apabila butiran – butiran portland cement berhubungan dengan air maka

butiran tersebutb akan pecah – pecah dengan sempurna sehingga menjadi hidrasi dan

membentuk adukan semen. Jika adukan tersebut ditambah dengan pasir dan kerikil

yang diaduk bersama akan menghasilkan adukan beton. Ismoyo (1996 : 156)

mengatakan, ”Semen portand adalah sebagai bahan pengikat yang melihat dengan

adanya air dan mengeras secara hidrolik.”

Page 26: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

11

Dari beberapa pendapat tentang sifat semen dapat diambil pengertian bahwa

semen portland adalah suatu bahan pengikat yang mempunyai sifat adhesif dan

kohesif yang memungkinkan fragmen-fragmen mineral saling melekat satu sama lain

apabila dicampur dengan air dan selanjutnya mengeras membentuk massa yang padat.

Semen hidrolis meliputi semen portland, semen putih dan semen alumunia. Untuk

pembuatan beton digunakan semen portland dan semen portland pozzoland. Semen

portland merupakan semen hidrolis yang dihasilkan dari bahan kapur dan bahan

lempung yang dibakar sampai meleleh, setelah terbentuk klinker yang kemudian

dihancurkan, digerus dan ditambah dengan gips dalam jumlah yang sesuai.

Sedangkan semen portland pozzoland adalah semen yang dibuat dengan menggiling

bersama-sama klinker semen portland dan bahan yang mempunyai sifat pozzoland

(Kardiyono, 1996: 11).

Semen portland yang digunakan sebagai bahan struktur harus mempunyai

kualitas yang sesuai dengan ketepatan agar berfungsi secara efektif. Pemeriksaaan

dilakukan terhadap yang masih berupa bentuk kering, pasta semen yang telah keras,

dan beton yang dibuat darinya. Sifat kimia yang perlu mendapat perhatian adalah

kesegaran semen itu sendiri. Semakin sedikit kehilangan berat berarti semakin baik

kesegaran semen. Dalam keadaan normal kehilangan berat sekitar 2% dan maksimum

kehilangan yang diijinkan 3%. Kehilangan berat terjadi karena adanya kelembaban

dan karbondioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap.

2). Agregat Halus (Pasir)

Agregat halus (pasir) terdiri dari butiran sebesar 0,14-5 mm, didapat dari

hasil disintegrasi batuan alam (natural sand) atau dapat juga dengan memecahnya

(artifical sand), tergantung dari kondisi pembentukan tempat yang terjadinya. Pasir

alam dapat dibedakan atas : pasir galian, pasir sungai, pasir laut, pasir done yaitu

bukit-bukit pasir yang dibawa ketepi pantai. Pasir merupakan bahan pengisi yang

digunakan dengan semen untuk membuat adukan. Selain itu juga pasir berpengaruh

Page 27: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

12

terhadap sifat tahan susut, keretakan dan kekerasan pada batako atau produk bahan

bangunan campuran semen lainnya.

Pasir yang digunakan untuk pembuatan batako harus bermutu baik yaitu

pasir yang bebas dari lumpur, tanah liat, zat organik, garam florida dan garam sulfat.

Selain itu juga pasir harus bersifat keras, kekal dan mempunyai susunan butir

(gradasi) yang baik. Menurut Persyaratan Bangunan Indonesia (1982: 23) agregat

halus sebagai campuran untuk pembuatan beton bertulang harus memenuhi syarat–

syarat sebagai berikut:

a). Pasir harus terdiri dari butir-butir kasar, tajam dan keras.

b). Pasir harus mempunyai kekerasan yang sama

c). Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila lebih dari

5% maka agregat tersebut harus dicuci dulu sebelum digunakan. Adapun yang

dimaksud lumpur adalah bagian butir yang melewati ayakan 0,063 mm.

d). Pasir harus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak

e). Pasir harus tidak mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca

f). Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat untuk beton

Selain itu untuk memperoleh pasir dengan gradasi yang baik perlu diadakan

pengujian di laboratorium. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam

besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang telah ditentukan dalam SNI

03-2461-1991, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a). Sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 2 % dari berat total

b). Sisa diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10 % dari berat total

c). Sisa diatas ayakan 0,22 mm, harus bekisar antara 80 % - 90 % dari berat

3). Air

Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun harganya

paling murah. Dalam pembuatan beton air diperlukan untuk :

a). Bereaksi dengan semen portland.

b). Menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat, agar dapat mudah dikerjakan

(diaduk, dituang, dan dipadatkan).

Page 28: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

13

Untuk bereaksi dengan semen portland, air yang diperlukan hanya sekitar

25-30% saja dari berat semen, namun dalam kenyataanya jika nilai faktor air semen

(berat air dibagi barat semen) kurang dari 0,35 adukan beton akan dikerjakan,

sehingga umumnya nilai faktor air semen lebih dari 0,40 (Tjokrodimulyo, 2007,

hal.51).

Air sebagai bahan bangunan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai

berikut (Standar SK SNI S-04-1989-F,Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A)

a). Air harus bersih

b). Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda melayang, yang dapat dilihat

secara visual. benda-benda tersuspensi ini tidak boleh lebih dari 2 gram per

liter.

c). Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton

(asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.

d). Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram /liter

e). Tidak mengandung senyawa sulfat (sebagai SO 3 ) lebih dari 1 gram/liter

Air harus terbebas dari zat-zat yang membahayakan beton, dimana pengaruh

zat tersebut antara lain :

a). Pengaruh adanya garam-garam mangaan, timah, seng, tembaga dan timah

hitam dengan jumlah cukup besar pada air adukan akan menyebabkan

pengurangan kekuatan beton.

b). Pengaruh adanya seng klorida dapat memperlambat ikatan awal beton sehingga

beton belum memiliki kekuatan yang cukup dalam umur 2-3 hari.

c). Pengaruh adanya sodium karbonat dan pontasoium dapat menyebabkan ikatan

awal sangat cepat dan dalam konsentrasi yang besar akan mengurangi kekuatan

beton.

d). Pengaruh air laut yang umumnya mengandung 3,5 % larutan garam, sekitar 78

persennya adalah sodium klorida dan 15 persennya adalah magnesium sulfat

akan dapat mengurangi kekuatan beton sampai 20 % dan dapat memperbesar

Page 29: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

14

resiko terhadap korosi tulangannya.

e). Pengaruh adanya ganggang yang mungkin terdapat dalam air atau pada

permukaan butir-butir agregat, bila tercampur dalam adukan akan mengurangi

rekatan antara permukaan butir agregat dan pasta.

f). Pengaruh adanya kandungan gula ynag mungkin juga terdapat dalam air. Bila

kandungan itu kurang dari 0,05 persen berat air tampaknya tidak berpengaruh

terhadap kekuatanya beton. Namun dalam jumlah yang lebih banyak dapat

memperlambat ikatan awal dan kekuatan beton dapat berkurang.

c. Proses Pembuatan Batako

1) Proses pembuatan batako berlubang dapat dilakukan dengan bahan dan

peralatan yang sederhana antara lain: pasir, semen, air, pengadukan dan alat

cetak. Dicampur kemudian diaduk hingga rata dalam keadaan kering.

Kemudian diaduk lagi ditambahkan air secukupnya. Untuk mengetahui kadar

air dari suatu adukan ialah dengan cara membuat bola-bola dari adukan

tersebut dan digenggam-genggam pada telapak tangan. Apabila bola adukan

tersebut dijatuhkan dan hanya sedikit berubah bentuknya, berarti kandungan

air dalam adukan terlalu banyak. Dan bila dilihat pada telapak tangan tidak

berbekas air, maka kandungan air pada adukan tersebut kurang.

2) Campuran tersebut kemudian ditambah air dan diaduk menjadi adukan

mortar.

3) Adukan mortar dituang kedalam cetakan

4) Batako yang sudah jadi disimpan di tempat tertutup agar terhindar dari sinar

matahari langsung dan air hujan.

Page 30: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

15

Gambar 1. Alur pembuatan batako

pasir semen

Diaduk sampai rata dengan mesin pengaduk

air

Diaduk lagi dengan mesin pengaduk

Pasir halus ayakan

Dicetak dengan cetakan khusus

Dekeluarkan dari cetakan lalu dikeringkan (diangin-anginkan)

batako

Produk cacat Produk berkualitas

dipasarkan

Page 31: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

16

Guna memperoleh pengeringan dan keutuhan bentuk, batako tersebut

didiamkan antara 3-5 hari dalam suhu kamar, kemudian diperlukan waktu antar 3-4

minggu sebelum batako bisa digunakan, semakin lama semakin baik kualitasnya.

Selama pengerasan batako hendaknya dijaga agar tempat tersebut tetap lembab dan

dihindarkan dari panas matahari maupun hujan secara langsung, sebaiknya batako

disimpan ditempatkan di los tertutup.

d. Jenis Dan Ukuran Batako

Berdasarkan bahan pembuatannya batako dapat dikelompokkan ke dalam 3

jenis, yaitu :

1). Batako putih (tras)

Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran

tersebut dicetak. Tras merupakan jenis tanah berwarna putih/putih kecoklatan yang

berasal dari pelapukan batu-batu gunung berapi., warnanya ada yang putih dan ada

juga yang putih kecoklatan. Umumnya memiliki ukuran panjang 25-3-cm, tebal 8-10

cm, dan tinggi 12-18 cm.

2). Batako semen/ batako pres

Batako pres dibuat dari campuran semen dan pasir atau abu batu. Ada yang

dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin.

Perbedaannya dapat dilihat pada kepadatan permukaan batakonya. Umumnya

memiliki ukuran panjang 36-40 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 18-20 cm.

3). Bata ringan

Bata ringan dibuat dari bahan baku pasir kuarsa, kapur, semen, dan bahan

lain yang dikategorikan sebagai bahan-bahan untuk beton ringan. Berat jenis sebesar

1850 kg/m3 dapat dianggap ebagai batasan atas dari beton ringan yang sebenarnya,

meskipun nilai ini kadang-kadang melebihi.(Murdock, L., 1991). Dimensinya yang

lebih besar dari bata konvensional yaitu 60cm x 20cm dengan ketebalan 7 hingga 10

cm menjadikan pekerjaan dinding lebih cepat selesai dibandingkan bata

konvensional. (Susanta, G., 2007)

Page 32: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

17

Supribadi (1986:58) menyatakan bahwa ukuran dan jenis batako/bata cetak

bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan. Ukuran batako yang standar adalah

sebagai berikut:

1) Type A Ukuran 20 x 20 x 40 cm3 berlubang untuk tembok/dinding pemikul beban

dengan tebal 20 cm

2) Type B Ukuran 20 x 20 x 40 cm3 berlubang untuk tembok/dinding tebal 20 cm

sebgai penutup atap pada sudut-sudut dan pertemuan-pertemuan.

3) Type C Ukuran 10 x 20 x 40 cm3 berlubang, digunakan sebagai dinding pengisi

dengan tebal 20 cm.

4) Type D Ukuran 10 x 20 x 40 cm3 berlubang, digunakan sebagai dinding

pengisi/pemisah dengan tebal 20 cm.

5) Type E Ukuran 10 x 20 x 40 cm3 tidak berlubang untuk tembok-tembok setebal

10 cm, juga dipergunakan sebagai dinding pengisi atau pemikul sebagai hubungan

sudut-sudut dan pertemuan. Kuat tekan yang tinggi. Persyaratan batako

6) Type F Ukuran 8 x 20 x 40 cm3 tidak berlubang digunakan sebagai dinding

pengisi dengan tebal 20 cm.

Page 33: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

18

(Sumber : Supribadi, 1986: 58)

Gambar 2. Jenis dan Ukuran

Batako yang baik adalah yang masing-masing permukaannya rata dan saling

tegak lurus serta mempunyai kuat tekan yang tinggi. Berdasarkan SK SNI S – 04 –

1989 – F, bata beton berlubang diklasifikasikan sesuai dengan pemakaiannya sebagai

berikut:

1) Bata Beton Berlubang Mutu I

Bata beton berlubang yang digunakan untuk konstruksi yang memikul beban dan

bisa digunakan pula untuk konstruksi yang tidak terlindung (di luar atap). Bata

beton berlubang mutu I harus mempunyai kuat tekan bruto rata-rata minimum 7

Mpa.

Page 34: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

19

2) Bata Beton Berlubang Mutu II

Bata beton berlubang yang digunakan untuk kostruksi yang memikul beban, tetapi

penggunaannya hanya untuk konstruksi yang terlindung dari cuaca luar (untuk

konstruksi di bawah atap). Bata beton berlubang mutu II mempunyai kuat tekan

bruto rata-rata 5 Mpa.

3) Bata Beton Berlubang Mutu III

Bata beton berlubang yang digunakan hanya untuk hal-hal seperti yang tersebut

dalam mutu IV hanya permukaan dinding / konstruksi dari bata beton tersebut

boleh tidak diplester. Bata beton berlubang mutu III mempunyai kuat tekan bruto

rata-rata 3,5 Mpa.

4) Bata Beton Berlubang Mutu IV

Bata beton berlubang yang dipergunakan hanya untuk konstruksi yang tidak

memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu terlindung

dari hujan dan terik matahari ( di bawah atap). Bata beton berlubang mutu IV

mempunyai kuat tekan bruto rata-rata 2 Mpa.

Sedangkan persyaratan batako menurut PUBI-(1982) pasal 6 antara lain

adalah “permukaan batako harus mulus, berumur minimal satu bulan, pada waktu

pemasangan harus sudah kering, berukuran panjang ± 400 mm, ± lebar 200 mm, dan

tebal 100-200 mm, kadar air 25-35% dari berat, dengan kuat tekan antara 2-7

N/mm2”.

Sisi-sisi batako harus mulus dan tegak lurus sama lain dan tidak mudah

direpihkan dengan tangan. Sebelum dipakai dalam bangunan, maka batako minimal

harus sudah berumur satu bulan dari proses pembuatannya, kadar air pada waktu

pemasangan tidak lebih dari 15%.

Page 35: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

20

Tabel. 2. Syarat-syarat Fisis Bata Beton/Batako

Tingkat mutu bata

beton pejal

Tingkat mutu bata

beton berlubang

Syarat – syarat fisis Satuan

I II III IV I II III IV

1. Kuat Tekan Bruto

rata-rata min.

2. Kuat Tekan Bruto

masing-masing

benda uji.

3. Penyerapan air rata-

rata, maks.

Kg/cm

Kg/cm

%

100

90

25

70

65

35

40

35

--

25

21

--

70

65

25

50

45

35

35

30

--

20

17

--

Sumber : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (1982: 10-12)

Bentuk dan ukuran batako yang akan dibuat serta adalah batako berlubang

dengan ukuran 10 x 20 x 40 cm3.

e. Keuntugan Dan Kerugian Menggunakan Batako

Menurut Supribadi (1986: 59), ada beberapa keuntungan dan kerugian

apabila menggunakan batako sebagai pengganti batu bata. Diantara keuntungan yang

diperoleh adalah:

1) Tiap m2 pasangan tembok, membutuhkan lebih sedikit batako jika dibandingkan

dengan menggunakan batu bata, berarti secara kuantitatif terdapat suatu

pengurangan.

2) Pembuatan mudah dan ukuran dapat dibuat sama.

3) Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos pemasangan juga lebih hemat.

4) Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.

5) Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.

6) Lebih mudah dipotong untuk sambungan tertentu yang membutuhkan potongan.

7) Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.

Page 36: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

21

Sedangkan kerugian pemakaian batako adalah sebagai berikut:

1) Karena proses pengerasannya butuh waktu yang cukup lama (± 3 minggu), maka

butuh waktu yang lama untuk membuatnya sebelum memakainya.

2) Bila diinginkan lebih cepat membantu/mengeras perlu ditambah dengan semen,

sehingga menambah biaya pembuatan.

3) Mengingat ukurannya cukup besar, dan proses pengerasannya cukup lama

mengakibatkan pada saat pengangkutan banyak terjadi batako pecah.

Sedangkan menurut Frick Heinz dan Koesmartadi (1999: 97) batako

mempunyai beberapa keuntungan:

Pemakaian bila dibandingkan dengan bata merah, terlihat penghematan dalam

beberapa segi, misalnya setiap m2 luas dinding lebih sedikit jumlah batu yang

dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan. Terdapat pula

penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75 %. Berat tembok

diperingan dengan 50 %, dengan demikian fondasinya bisa berkurang. Bentuk

batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi yang cukup banyak,

dan jika kualitas batako baik, maka tembok tidak perlu diplester dan sudah

cukup menarik.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan batako

untuk bahan bangunan mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. Keuntungan

menggunakan batako dalam bangunan adalah Tiap m2 pasangan tembok,

membutuhkan lebih sedikit batako jika dibandingkan dengan menggunakan batu bata,

berarti secara kuantitatif terdapat suatu pengurangan keuntungan lain dari

penggunaan batako adalah akan mengurangi efek kerusakan lingkungan khususnya

lahan pertanian yang dijadikan sebagai pembuatan batu bata. Sedangkan kerugiannya

meliputi proses membuatnya membutuhkan waktu lama kurang lebih 3 minggu,

pengangkutan bisa membuat pecah dan retak, karena ukurannya yang cukup besar

dan proses membatunya cukup lama.

Page 37: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

22

f. Kuat Tekan Batako

Pengertian kuat tekan atau batako berlubang dianalogikan dengan kuat tekan

beton. Mengacu pada pada SK SNI M–14–1989–F tentang pengujian kuat tekan

beton. Yang dimaksud kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang

menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu

dihasilkan oleh mesin tekan. (Dinas Pekerjaan Umum, 1989:4).

Sedangkan Tjokrodimulyo (1996: 59) menjelaskan bahwa ”Dalam teori

teknologi beton dijelaskan bahwa faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan

beton adalah : faktor air semen dan kepadatan, umur beton, jenis semen, jumlah

semen, dan sifat agregat”. Untuk meninjau hubungan antara faktor air semen dengan

kuat tekan batako berlubang dapat dilihat dari rumus Duff Abrams (1919) sebagai

berikut :

P

l

b b

P

f’c = ...................................................persamaan (1)

A

Gambar 3. Kuat Tekan Batako

Keterangan : f’c = kuat tekan (Mpa)

P = beban (Kg)

A = luas penampang (Cm2)

Dimana A = l x b (Cm2)

Berdasarkan rumus diatas dapat dilihat bawa kuat tekan beton akan semakin

tinggi bila luas penampang tekan semakin besar, dan juga faktor air semen juga

Page 38: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

23

sangat menentukan daripada kuat tekan. Untuk itu perlu dicari nilai faktor air semen

(fas) yang optimum yang menghasilkan kuat tekan yang maksimum.

Tjokrodimulyo (1996: 60) mengatakan bahwa : ”Kuat tekan batako

bertambah sesuai dngan bertambahnya umur beton itu”. Begitu juga untuk batako

bertambahnya kuat tekan dipengaruhi umur batako yang dicapai. Kecepatan

bertambahnya kuat tekan seiring dengan umur baan tersebut sangat dipengaruhi oleh

faktor air semen dan cara perawatannya.

Untuk memperoleh kuat tekan yang tinggi maka diperlukan agregat yang

sudah diuji melalui uji agregat sehingga kuat tekannya tidak lebih rendah daripada

pastanya. Tjokrodimulyo (1996: 60) menerangkan bahwa Sifat agregat yang paling

berpengaruh terhadap kekuatan beton adalah kekasaran permukaan dan ukuran

maksimumnya. Jumlah semen dapat menentukan kuat tekan dari batako, tetapi

banyak sedikitnya jumlah semen yang dimaksudkan untuk meningkatkan kuat tekan

batako harus diperhatikan nilai faktor air semen yang dihasilkan oleh adukan beton

tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan akhir adalah

bahwa kuat tekan batako adalah kekuatan yang dihasilkan dari pengujian tekan oleh

mesin uji tekan yang merupakan beban tekan keseluruhan pada waktu benda uji

pecah dibagi dengan ukuran luas nominal batako atau besarnya beban persatuan luas.

2. Batako Sebagai Beton Ringan (Lightweight Concrete)

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengurangi berat jenis

beton atau membuat beton lebih ringan antara lain adalah sebagai berikut

(Tjokrodimuljo, 1996).

a. Dengan membuat gelembung-gelembung gas/udara dalam adukan semen

sehingga terjadi banyak pori-pori udara di dalam betonnya. Salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah dengan menambah bubuk alumunium kedalam campuran

adukan beton.

Page 39: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

24

b. Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar, batu apung atau

agregat buatan sehingga beton yang dihasilkan akan lebih ringan dari pada beton

biasa.

c. Dengan cara membuat beton tanpa menggunakan butir-butir agregat halus atau

pasir yang disebut beton non pasir.

Secara garis besar bila diringkas pembagian penggunaan beton ringan dapat

dibagi tiga yaitu (Tjokrodimuljo, 1996):

a. Untuk nonstruktur dengan berat jenis antara 240 kg/m3 sampai 800 kg/m3 dan

kuat tekan antara 0,35 MPa sampai 7 MPa yang umumnya digunakan seperti

untuk dinding pemisah atau dinding isolasi.

b. Untuk struktur ringan dengan berat jenis antara 800 kg/m3 sampai 1400 kg/m3 dan

kuat tekan antara 7 MPa sampai 17 MPa yang umumnya digunakan seperti untuk

dinding yang juga memikul beban.

c. Untuk struktur dengan berat jenis antara 1400 kg/m3 sampai 1800 kg/m3 dan kuat

tekan lebih dari 17 MPa yang dapat digunakan sebagaimana beton normal.

Tabel 3. Pembagian Beton Menurut Penggunaan dan Persyaratannya

Pustaka Jenis beton ringan Berat jenis

(gr/cm3)

Kuat tekan

(MPa)

Beton dengan berat jenis

rendah

(Low-Density concretes)

240 – 800 0,35 – 6,9

Beton dengan kekuatan

menegah

(Moderate-Trength

Lighweight Concrete)

800 – 1440 6,9 – 17,3

Dobrowolski

(1998)

Beton ringan struktur

(Structural Lightweight

1440 – 1900 > 17,3

Page 40: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

25

Concretes)

Beton ringan struktur

(Structural Lightweight

Concretes)

1400 – 1800 > 17

Beton ringan untuk

pasangan batu (Masonry

Concrete)

500 – 800 7 – 14

Neville and

Brooks (1987)

Beton ringan penahan panas

(Insulating Concrete)

< 800 0,7 – 7

3. Serbuk Batu Gamping Keras (Karst)

Karst termasuk jenis batuan yang mengandung banyak kalsit (kapur). Batu

marmer Indonesia sebenarnya termasuk jenis Batu Gamping yang sangat keras.

Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa

Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah ‘krst / krast' yang merupakan nama suatu

daerah di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Selain

itu ada pula yang menyebutkan bahwa istilah karst berasal dari bahasa Slovenia,

terdiri dari kar (batuan) dan hrast (oak), dan digunakan pertama kali oleh pembuat

peta – peta Austria mulai tahun 1774 sebagai suatu nama untuk daerah berbatuan

gamping berhutan oak di daerah yang bergoa di sebelah Barat laut Yugoslavia dan

sebelah Timur Laut Italia. Istilah karst akhirnya dipakai untuk menyebut semua

daerah berbatuan gamping di seluruh dunia yang mempunyai keunikan dan

spesifikasi yang sama, karena proses pelarutan (solusional), bahkan berlaku pula

untuk fenomena pelarutan pada batuan lain seperti gypsum, serta batuan garam dan

anhidratnya. Sedangkan nilai berat jenis rata-rata 2,28 g/cm3 (kisaran 2,25 - 2,44

g/cm3).

Batu gamping keras tidak mudah mengalami pelarutan oleh air yang

mengalir. Katalisator dalam pelarutan itu adalah air dan karbon dioksida (CO2).

Page 41: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

26

Ketika CO2 larut dalam air, maka akan terbentuk asam karbonat (H2CO3). H2CO3

bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium karbonat (CaCO3).

Batuan karbonat (batu gamping) merupakan salah satu dari sumber mineral

terbesar di daerah karst. Batuan ini sering digunakan sebagai ornamen/hiasan,

campuran pembuatan semen, serta bahan baku industri-industri seperti untuk bahan

pemutih, penjernih air dan bahan pestisida.

Baru – baru ini, berkembang pabrik yang memproduksi batu alam yang

digunakan untuk menghias bangunan, khususnya rumah atau bangunan – bangunan

lain. Batu alam hias tersebut menghasilkan limbah penggergajian karst, yang didapat

dari areal pegunungan karst. Limbah penggergajian karst belum dimanfaatkan dengan

baik.

B. Penelitian Yang Relevan

Beberapa penelitian sebelumnya yang membahas tentang pengujian batako

antara lain adalah:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Satyarno (2004) dengan judul Penggunaan Semen

Putih untuk Beton Styrofoam Ringan (BATAFOAM) menunjukkan bahwa

diperlukan perbandingan pasir dan styrofoam dalam volume campuran beton

adalah sebagai berikut 1,0 : 0,0; 0,8 : 0,2; 0,6 : 0,4; 0,4 : 0,6; 0,2 : 0,8 dan 0,0 : 0,1

dari volume total. Dari penelitian diatas dihasilkan dengan tiga kriteria, antara

lain:

1) Untuk penggunaan nonstruktur dengan persyaratan kuat tekan 0.35 MPa

sampai 7 MPa maka jumlah prosentase Styrofoam yang dipakai adalah antara

60% sampai 100%.

2) Untuk penggunaan struktur ringan dengan persyaratan kuat tekan antara 7

MPa sampai 17 MPa maka jumlah presentase Styrofoam yang dipakai antara

0% sampai 60% untuk kandungan semen 250 kg/m3 sampai 300 kg/m3 dan

antara 20% sampai 60 % untuk kandungan semen 350 kg/m3 sampai 400

kg/m3.

Page 42: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

27

3) Untuk penggunaan struktur dengan persyaratan kuat tekan lebih besar dari 17

MPa maka jumlah presentase Styrofoam yang dipakai antara 0% sampai 20 %

untuk kandungan semen 350 kg/m3 sampai 400 kg/m3.

Dari hasil kuat tekan diatas semakin banyak prosentase penggunaan Styrofoam

kuat tekan dan berat jenis semakin menurun. Dengan bahan pertimbangan diatas

maka peneliti mencoba menggunakan limbah batu alam yang beruba serbuk batu

gamping keras (karst) sebagai bahan tambah batako untuk mendapatkan kuat

tekan yang lebih maksimal untuk spesifikasi beton ringan dan memperoleh berat

jenis yang lebih kecil dibandingkan dengan berat jenis batako biasa.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Ashari (1997) dengan judul Pengaruh Ampas

Tebu Sebagai Campuran Bahan Baku Batako Terhadap Kuat Tekan menunjukkan

bahwa ternyata dengan adanya variasi ampas tebu yang berbeda mempengaruhi

kuat tekan batako tersebut. Hal tersebut ditunjukkan dari semakin besar

prosentase (%) ampas tebu, kuat tekan batako semakin menurun, tetapi

mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari batako biasa.

c. Percobaan pendahuluan yang dilakukan dengan cara membuat mortar dengan

penambahan limbah karst dengan variasi tertentu. Kemudian mortar tersebut

dicetak dengan cetakan jely berdiameter 5 cm dan di keluarkan dari cetakanya

setelah mortar berumur 24 jam. Dan hasilnya yaitu :

1) Sampel A = 7 limbah karst : 1 semen, hasilnya lembek dan setelah direndam

dengan air sampel A menjadi sangat mudah dihancurkan.

2) Sampel B = 7 pasir : 1 limbah karst, hasilnya mortar tidak memadat, hancur.

3) Sampel C = 3,5 pasir : 3,5 limbah karst : 1 semen, hasilnya mortar memadat,

kuat, dan setelah direndam dengan air, mortar tetap kuat.

4) Sampel D = 6 pasir : 1 limbah karst : 1 semen, hasilnya mortar memadat,

setelah direndam dengan air mortar tetap kuat.

5) Sampel E = 7 pasir : 1 semen, hasilnya sedikit rapuh. Lebih kuat sampel C

dan sampel D.

Page 43: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

28

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian dalam kajian teori, diuraikan kerangka berfikir

”Pengaruh penambahan variasi serbuk batu gamping keras (karst) terhadap kuat tekan

batako”. Jika penambahan serbuk batu gamping keras (karst) dengan berbagai variasi

digunakan sebagai bahan tambah dalam pembuatan batako diduga berpengaruh pada

kuat tekan dan berat jenis.

Maka dari uraian diatas ditentukan variabel-variabel yang dipakai dalam

penelitian ini. Sebagai variabel bebasnya adalah variasi penambahan serbuk batu

gamping keras (karst), sedangkan kuat tekan dan berat jenis batako sebagai variabel

terikat. Untuk lebih jelasnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

dapat dilihat dalam gambar 3 dibawah ini:

Gambar 4. Paradigma Penelitian Kuat Tekan

Keterangan :

X : Variabel Bebas (penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu

gamping keras)

Y1 : Variable terikat (kut tekan batako)

Y2 : Variabel terikat (berat jenis batako)

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

X

Y1

Y2

Page 44: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

29

1. Ada pengaruh positif penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk

batu gamping keras (karst) dalam campuran material batako terhadap kuat

tekan batako.

2. Ada pengaruh penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk batu

gamping keras (karst) dalam campuran material batako terhadap berat jenis

batako.

3. Ada prosentase optimal tertentu variasi penggantian sebagian agregat halus

(pasir) dengan serbuk batu gamping keras (karst) dalam pembuatan batako

untuk mencapai kuat tekan maksimal batako pada umur 28 hari.

4. Ada prosentase optimal tertentu variasi penggantian sebagian agregat halus

(pasir) dengan serbuk batu gamping keras (karst) dalam pembuatan batako

untuk mencapai berat jenis minimal batako pada umur 28 hari.

Page 45: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam melakukan penelitian atau Research diperlukan suatu tempat penelitian

untuk memperoleh data – data yang mendukung tercapainya tujuan penelitian.

Pembuatan benda uji berupa batako dilaksanakan di Pabrik Batako Mitra Enggal

Desa Karanganyar Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo dan proses pengujian

bahan, kuat tekan serta berat jenis batako dilaksanakan di Laboratorium Beton

Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember tahun 2009. Berikut

tabel alokasi waktu kegiatan penelitian yang penulis lakukan :

Tabel 4. Alokasi Waktu Kegiatan Penelitian

Tahun 2009 - 2010

Des. Januari Feb Maret April Mei Juni-

juli

N

o

Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

2 Pembuatan

proposal

3 Seminar

Proposal

4 Revisi

30

Page 46: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

31

Proposal

5 Perijinan

Penelitian

6 Pelaksanaa

n

7 Analisa

Data

8 Penulisan

Laporan

B Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode eksperimen.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh suatu perlakuan terhadap objek

penelitian. Dalam penelitian ini benda uji dibuat dengan menambahkan bahan tambah

serbuk batu gamping keras (karst) sebagai campuran adukan material batako.

Kemudian batako diujikan kuat tekannya pada umur 28 hari yang dimungkinkan

batako sudah mencapai nilai kuat tekan maksimum Kardiyono Tjokrodimuljo

(1996:71)

Page 47: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

32

Alur Penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :

Gambar 6. Alur Penelitian

Persiapan bahan

Pemeriksaan bahan

Semen : a. Visual b. kehalusan

Agregat halus, Uji bahan : a. kadar lumpur b. spesifik grafity c. gradasi pasir d. SSD e. Kandungan zat

organik

Serbuk batu gamping keras (karst)

Air : a. tidak berwarna b. tidak berbau c. tidak

mengandung zat kimia

Semen + pasir + serbuk batu gamping keras (karst) + air

Batako dengan bahan tambah serbuk batu gamping keras (karst) dengan variasi perbandingan yang berbeda – beda

Batako tanpa penambahan serbuk batu gamping keras (karst)

Perawatan 28 hari

Uji tekan batako dan berat jenis

Analisis data

Kesimpulan

Page 48: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

33

Adapun variabel yang mempengaruhi langsung penelitiah ini adalah :

1. Variabel bebas variasi penggantian sebagian agregat halus (pasir) dengan serbuk

batu gamping keras (karst)) dalam material/bahan membuat batako.

2. Variabel terikat

a. Kuat tekan batako akibat adanya penggantian sebagian agregat halus (pasir)

dengan serbuk batu gamping keras (karst).

b. Berat jenis batako akibat adanya penggantian sebagian agregat halus (pasir)

dengan serbuk batu gamping keras (karst).

C Teknik Sampling

Sampel yang digunakan adalah 20 batako terdiri dari:

1. Empat buah batako dengan campuran 1 semen : 7 pasir : 0 serbuk batu gamping

keras (karst).

2. Empat buah batako dengan campuran 1 semen : 6 pasir : 1 serbuk batu gamping

keras (karst).

3. Empat buah batako dengan campuran 1 semen : 5 pasir : 2 serbuk batu gamping

keras (karst)

4. Empat buah batako dengan campuran 1 semen : 4 pasir : 3 serbuk batu gamping

keras (karst)

5. Empat buah batako dengan campuran 1 semen : 3 pasir : 4 serbuk batu gamping

keras (karst)

D Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam pelaksanaan penelitian ini dikelompokkan menjadi dua

bagian yaitu :

Page 49: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

34

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil eksperimen dan pengujian kuat

tekan dan berat jenis terhadap sejumlah benda uji berupa batako umur 28 hari.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi dan informasi penunjang

yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.

Data yang di pergunakan untuk analisis hasil peneilitian adalah data primer,

sedangkan data sekunder dipergunakan untuk menunjang analisis data

2. Teknik Mendapatkan Data

Data didapat dari uji kuat tekan dan uji absorbtion, untuk memperoleh data

mengenai kuat tekan dilakukan uji tekan dengan mesin CTM (Compaction Testing

Machine) merk Controls dengan kapasitas 2000 KN (2,105 Kg). Objeknya adalah

batako dengan bahan tambah serbuk batu gamping keras (karst) dengan campuran

pasir, semen, dan air dengan variasi yang berbeda - beda. Adapun tahap-tahap

pelaksanaan penelitan ini direncanakan melakukan beberapa tahapan kerja yang

diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Pertama

Disebut sebagai tahap persiapan dan penyediaan bahan. Pada tahap ini seluruh

bahan dan peralatan yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu agar

penelitian dapat berjalan dengan lancar.

1) Penelitian ini menggunakan alat-alat yang tersedia di Laboratorium Beton

Program Pendidikan Teknik Sipil/ Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik

Kejuruan. Alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

a). Timbangan

Timbangan yang dipakai ada dua jenis dalam penelitian ini, yaitu :

(1). Timbangan Digital Merk ” METLER TOLEDO” kapasitas 16 kg, ketelitian

sampai 0,01 gram, digunakan untuk mengukur berat material.

(2). Timbangan ”Bascule” merk DSN Bola Dunia, kapasitas 150 kg dengan

ketelitian sampai dengan 0,1 kg, digunakan untuk mengukur berat benda uji

dan material sesuai dengan kapasitasnya.

Page 50: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

35

b). Ayakan

Ayakan baja yang digunakan adalah merk ”Controls”, Italy, bentuk lubang

ayakan adalah bujur sangkar dengan ukuran yang tersedia adalah 50 mm, 38,1

mm, 25 mm, 19 mm, 12,5 mm, 4,75 mm, 1,18 mm, 0,6 mm, 0,3 mm, 0,15 mm

dan pan.

c). Mesin penggetar ayakan

Mesin penggetar ayakan yang dipakai adalah mesin penggetar dengan merk

”Controls”, Italy, mesin ini digunakan sebagai dudukan sekaligus penggetar

ayakan. Penggunaan pada waktu uji gradasi (sieve Analysis) baik untuk agregat

halus maupun agregat kasar.

d). Corong Conik / Conical Mould

Corong konical / Cinocal Mould dengan ukuran diameter atas 3,8 cm, diameter

bawah 8,9 cm, tinggi 7,6 cm, lengkap dengan alat penumbuk. Alat ini digunakan

untuk mengukur keadaan SSD (Satured Surface Dry) agregat halus pasir.

e). Nampan Besar

Nampan besar digunakan untuk tempat pencampuran bahan.

f). Cetakan Benda uji

Cetakan benda uji batako berbentuk balok yang terbuat dari plat besi yang biasa

digunakan untuk pembuatan batako dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 10 cm,

dan tinggi 20 cm.

g). Alat Bantu

Untuk memperlancar dan mempermudah pelaksanaan penelitian, pada benda uji

digunakan beberapa alat bantu antara lain :

(1). Balok kayu untuk memadatkan adukan campuran bahan pada cetakan.

(2). Gelas ukur berkapasitas 1000 ml digunakan untuk menakar kebutuhan air

pada pembuatan campuran bahan.

(3). Gelas ukur berkapasitas 250 ml digunakan untuk meneliti kandungan zat

organik dan kandungan lumpur dalam agregat halus.

(4). Ember untuk tempat air.

Page 51: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

36

2). Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a). Semen tipe I (umum)

Semen yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

dalam spesifikasi bahan bangunan bagian SNI 03-6825-2002 Semen yang

digunakan adalah semen merk Holcim.

b). Agregat

Agregat halus yang dipakai adalah agregat dari kaliworo,atau agregat yang

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam spesifikasi bahan

bangunan bagian SNI 1970-2008.

c). Air

Air yang dipakai adalah air yang memenuhi persyaratan spesifikasi bahan

bangunan bagian A, SK SNI S-04-1989-F, yaitu air PDAM.

d). Serbuk batu gamping keras (karst)

Serbuk batu gamping keras (karst) yang digunakan adalah limbah batu alam

dalam keadaan kering. Dimana serbuk batu gamping keras (karst) tersebut

diperoleh dari pabrik batu alam Desa Candi Rejo Kecamatan Semin

Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Tahap Kedua

Disebut sebagai tahap pemeriksaan bahan. Dalam penelitian ini dilakukan

pengujian terhadap agregat halus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sifat dan

karakteristik dari bahan-bahan pembentuk beton sehingga dapat dihindari pemakaian

material yang tidak memenuhi syarat dalam pembuatan beton.

Agregat Halus

a). Pengujian kadar lumpur agregat halus

Pasir adalah salah satu bahan dasar beton sebagai agregat halus. Pasir yang

digunakan dalam penelitian harus memenuhi persyaratan, salah satunya pasir harus

bersih. Pasir bersih yaitu pasir yang tidak mengandung lumpur lebih dari 5% dari

berat keringnya. Lumpur adalah bagian dari pasir yang lolos dari ayakan 0,063 mm.

Page 52: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

37

Apabila kadar lumpur lebih dari 5 % maka pasir harus dicuci terlebih dahulu. Syarat-

syarat agregat halus harus sesuai dengan SNI 1970-2008.

1) Tujuan : Untuk mengetahui kadar lumpur yang terkandang dalam pasir.

2) Alat dan bahan :

(a).Pasir kering oven

(b).Air bersih

(c).Gelas ukur 250 cc

(d).Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu

(e).Timbangan

3) Cara kerja :

(a).Mengambil pasir sebanyak 250 gram

(b).Mengeringkan pasir dalam oven dengan temperatur 110o C selama 24 jam.

(c).Mengambil pasir kering 100 gram lalu dimasukan ke dalam gelas ukur

250 cc.

(d).Menuangkan air kedalam gelas ukur hingga setinggi 12 cm diatas

permukaan pasir.

(e).Mengocok air dan pasir minimal 10 kali lalu membuang airnya.

(f).Mengulangi langkah 5 hingga air dalam gelas tampak jernih.

(g).Memasukan air kedalam cawan lalu mengeringkan kedalam oven dengan

temperatur 110o C selama 24 jam.

(h).Setelah selesai cawan dikeluarkan dan diangin-anginkan hingga mencapai

suhu kamar.

(i).Menimbang pasir dalam cawan

(j).Berat pasir awal A = 100 gram, berat pasir akhir = B

Kadar lumpur = (A – B) / A x100%

(k).Membandingkan dengan persyaratan SNI 03-1750-1990, yaitu kadar

lumpur maksimum 5 %. Bila lebih dari 5 % maka sebelum digunakan

pasir harus dicuci terlebih dahulu.

Page 53: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

38

b). Pengujian kadar zat organik dalam agregat halus

Pasir umumnya diambil dari sungai, maka kemungkinan pasir kotor sangat

besar, misalnya bercampur dengan lumpur maupun zat organik lainya. Pasir sebagai

agregat halus dalam beton tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak karena

akan mengurangi kekuatan beton yang dihasilkan. Kandungan zat organik ini dapat

dilihat dari percobaan warna Abrams Harder dengan menggunakan larutan NaOH 3

% sesuai dengan SNI 1970-2008.

(1). Tujuan

Untuk mengetahui kadar Zat organik dalam pasir berdasarkan tabel

perubahan warna sebagai berikut:

Tabel. 5. pengaruh warna terhadap penurunan kekuatan

Warna Penuruna Kekuatan (%)

Jernih 0

Kuning muda 0 – 10

Kuning tua 10 – 20

Kuning kemerahan 20 – 30

Coklat kemerahan 30 – 50

Coklat tua 50 – 100

(Sumber Prof. Dr. Rooseno, 1994)

(2). Alat dan bahan :

(a). Pasir kering oven

(b). Larutan NaOH 3 %

(c). Gelas ukur 250 cc

(3). Cara kerja

(a). Mengambil pasir sebanyak 130 cc yang telah dioven, dan memasukannya

kedalam gelas ukur.

(b). Menuangkan NaOH 3 % hingga volume mencapai 200 cc.

(c). Mengocok selama 10 menit

Page 54: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

39

(d). Meletakan campuran tersebut kedalam tempat terlindung selama 24 jam.

(e). Mengambil warna air yang ada pada gelas ukur, lalu membandingkan

warna hasil pengamatan dengan warna pada tabel 4.

c). Pengujian specific gravity agregat halus

Mengetahui sifat-sifat bahan bangunan yang akan dicapai dalam suatu

konstruksi adalah sangat penting karena dengan sifat-sifat tersebut dapat ditentukan

langkah-langkah yang tepat untuk mengerjakan bangunan tersebut. Berat jenis salah

satu variabel yang sangat penting dalam merencanakan adukan beton, karena dengan

mengetahui variabel tersebut dapat dihitung volume pasir yang diperlukan.

(1). Tujuan :

(a).Untuk mengetahui bulk specific gravity, yaitu perbandingan antara pasir

dalam kondisi kering dengan volume pasir total.

(b).Untuk mengetahui bulk specific gravity (SSD), yaitu perbandingan antara

berat pasir jenuh dalam kondisi kering permukaan dengan volume pasir total.

(c).Untuk mengetahui apparent specific gravity, yaitu perbandingan antara berat

pasir kering dengan volume pasir total.

(d).Untuk mengetahui daya serap air (absorbtion), yaitu perbandingan antara

berat air yang diserap dengan berat pasir kering.

(2). Alat dan bahan

(a).Cawan aluminium

(b).Volumetric flash

(c).Conical mould

(d).Neraca

(e).Pasir kering oven

(3). Cara kerja

(a).Menyiapkan pasir kering dalam kondisi SSD (saturated surface dry)

(b).Pengamatan pasir kering oven dalam kondisi SSD dengan langkahlangkah

sebagai berikut :

Page 55: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

40

− Pasir dimasukan kedalam conical mould 1/3 bagian lalu ditumbuk 10

kali.

− Pasir ditambah lagi hingga 2/3 bagian lalu ditumbuk 10 kali.

− Pasir ditambah hingga penuh lalu ditumbuk 10 kali.

− Mengangkat conical mould lalu mengukur penurunan pasir yang

terjadi. Pasir dalam kondisi SSD apabila penurunan yang terjadi

sebesar 1/3 tinggi conical mould.

(c).Mengambil pasir dalam kondisi SSD sebanyak 500 gram dan memasukanya

kedalam volumetric flash dan direndam dalam air selama 24 jam.

(d).Menimbang berat volumetric flash + air + pasir (c).

(e).Mengeluarkan pasir dalam volumetric flash lalu menimbang volumetric flash

+ air (b).

(f).Mengeringkan pasir dalam oven selama 24 jam.

(g).Menimbang pasir yang telah kering oven (a).

(h).Menganalisa hasil pengujian dengan rumus-rumus sebagai berikut :

Bulk Specific Gravity : a / (b + (500 – c))

Bulk Spesific Gravity SSD : 500 / (b + (500 – c))

Apparent Spesific Grafity : a / (b + (a – c))

Dengan:

A = berat pasir kering oven (gr)

B = berat volumetric flash + air (gr)

C = berat volumetric flash + air + pasir (gr)

d). Pengujian gradasi agregat halus

Gradasi dan keseragaman diameter pasir sebagai agregat halus lebih

diperhitungkan dari pada agregat kasar, karena sangat menentukan sifat pengerjaan

dan sifat kohesif campuran adukan beton. Selain itu pasir sangat menentukan

pemakaian semen dalam pembuatan beton.

Page 56: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

41

(1). Tujuan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui variasi ukuran butir pasir, prosentase

dan modulus kehalusannya.

(2). Alat dan bahan

(a).Satu set ayakan dengan susunan diameter lubang 9,5 mm, 4,75 mm, 2,36 mm,

1,18 mm, 0,60 mm, 0,30 mm, 0,15 mm dan pan penampungan.

(b). Mesin penggetar

(c).Neraca

(d).Pasir kering oven sebanyak 3000 gram.

3) Cara kerja

(a). Menyiapkan pasir yang telah dioven sebanyak 3000 gram

(b). Memasang ayakan dengan susunan sesuai dengan besar diameter lubang dan

terbawah adalah pan penampungan.

(c). Memasukan pasir kedalam ayakan teratas kemudian menutup dengan rapat

(d). Memasang ayakan tersebut pada mesin penggetar dan digetarkan selama 5

menit, kemudian mengambik susunan ayakan tersebut.

(e). Memindahkan pasir yang tertinggal dalam masing-masing ayakan kedalam

cawan lalu ditimbang.

(f). Menghitung prosentae berat pasir tertinggal pada masing-masing ayakan.

(g). Menghitung modulus kehalusan dengan menggunakan rumus :

modulus kehalusan pasir : a / b

dengan : a = Σ prosentase komulatif berat pasir yang tertinggal selain dalam

pan

b = Σ prosentase berat pasir yang tertinggal

e). Pengujian kadar air agregat halus

Kondisi agregat halus dalam rancang campuran beton (mix design) adalah

SSD (saturate surface dry). Tetapi dalam pelaksanaan pembuatan adukan, kondisi

dari agregat halus mungkin bukan dalam keadaan SSD, oleh karena itu perlu

Page 57: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

42

diketahui kadar air dari agregat halus tersebut sebagai perbandingan rancangan

campuran.

(1). Tujuan : Untuk mengetahui perbandingan antara berat air terhadap berat kering

butir pasir.

(2). Alat dan bahan

(a).Neraca

(b).Cawan

(c).Oven

(d).Pasir

(3). Cara kerja

(a). Menimbang cawan dan memberi nomor

(b). Mengambil benda uji dan memasukan kedalam cawan lalu menimbang

pasir dalam cawan (a).

(c). Mengeringkan pasir kedalam oven selama 24 jam pada suhu 110 o C.

(d). Mengeluarkan pasir dari oven dan mengangin-anginkanya kemudian

menimbang pasir yang telah kering oven tersebut (b)

(e). Menghitung kadar air pasir :

kadar air = ((a – b) / b) x 100%

f). Serbuk batu gamping keras (karst)

Dalam percobaan ini serbuk batu gamping keras (karst) yang digunakan

adalah serbuk batu gamping keras (karst)yng sudah kering dan memadat kemudian

dtumbuk hingga menjadi serbuk yang halus.

c. Tahap ketiga

Disebut sebagai tahap rencana campuran (mix design) dan pembuatan batako.

Dari tahap ketiga ini dapat diketahui rencana campuran dan pembuatan batako.

1) Rencana campuran (mix design)

Sesuai dengan perencanaan campuran batako berlubang ditetapkan faktor air

semen (fas) 0,5, dengan sampel sebagai berikut ;

7 pasir : 1 semen : 0 serbuk batu gamping keras (karst)

Page 58: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

43

6 pasir : 1 semen : 1 serbuk batu gamping keras (karst)

5 pasir : 1 semen : 2 serbuk batu gamping keras (karst)

4 pasir : 1 semen : 3 serbuk batu gamping keras (karst)

3 pasir : 1 semen : 4 serbuk batu gamping keras (karst)

Dilakukan dengan menggunakan perancangan menurut “ROAD NOTE NO.4” yaitu

pada poin 6, yaitu mengacu pada kebutuhan bahan dasar tiap meter kubik beton

dihitung berdasarkan volume absolut, yaitu dengan berat jenis semen dan berat jenis

agregat. Prinsip hitungan ini ialah bahwa volume beton padat adalah sama dengan

jumlah dari absolut volume bahan-bahan dasarnya. Rumus yang dipakai ialah:

(xPc/bjPc) + (xPs/bjPs) + (xW/bjW) + 0,01V = 1

Keterangan,

Pc = semen bjPc = berat jenis semen

Ps = pasir bjPs = berat jenis pasir

W = air bjW = berat jenis air

V = volume beton

2) Pembuatan batako berlubang sesuai proporsi campuran hasil perhitungan rencana

campuran.

Langkah-langkah pembuatan batako berlubang yang dilakukan pada tahap

ini adalah:

a. Menyiapkan bahan-bahan campuran adukan batako

b. Menimbang masing-masing bahan sesuai rencana.

c. Mencampur bahan-bahan tersebut sampai adukan tercampur dengan baik.

d. Menyiapkan cetakan batako.

e. Memasukan adukan kedalam cetakan dengan ketinggian tertentu sesuai

dengan dimensi jerami sambil dipadatkan dengan plat besi atau balok kayu.

f. Setelah cetakan penuh dan padat, permukaan diratakan dan diberi kode benda

uji diatasnya.

Page 59: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

44

4). Tahap Keempat

Disebut sebagai tahap perawatan. benda uji ditempatkan pada los tertutup

atau dalam ruangan yang terhindar dari sinar matahari dengan dilandasi papan kayu.

Dalam perawatan batako tidak direndam dalam air, karena perawatan hanya

ditempatkan pada los tertutup. Perawatan benda uji dilaboratorium sesuai dengan SK

SNI 03-2834-1993. Lama perawatan dari benda uji adalah selama 28 hari.

5). Tahap Kelima

Disebut sebagai tahap pengujian. Pada tahap ini dilakukan dua macam

pengujian, yaitu uji kuat tekan dan berat jenis. Sesuai dengan SK SNI M–14–1989–F

tentang pengujian kuat tekan beton. Pengujian benda uji dilakukan setelah beton

berumur 28 hari.

6). Tahap Keenam

Disebut sebagai tahap analisa data. Dari hasil pengujian yang telah

dilakukan, maka perlu dilakukan analisa data yang dihasilkan. Analisa data yang

digunakan adalah uji normalitas metode uji Shapiro-Wilk dan Analisa Regresi dengan

Curve Estimtimation model Qubic.

7). Tahap Ketujuh

Disebut sebagai tahap penarikan kesimpulan. Tahap ini didasarkan dari

analisa data pada tahap VI, sebagai jawaban dari masalah yang telah dirumuskan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

penggunaan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap kuat tekan batako yaitu

dengan analisis regresi. Namun sebelumnya diuji prasyarat analisis berupa uji

normalitas dan uji Linieritas.

Page 60: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

45

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas Data

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data-data pada variabel penelitian

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk membuktikan

bahwa data-data pada variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi

normal, maka uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

program SPSS 11.5, yaitu dengan menggunakan uji statistik Shapiro-Wilk. Untuk

menerima atau menolak hipotesa, maka perlu membandingkan harga Asymp. Sig. (2-

tailed) dengan melihat kriteria dibawah ini:

Hipotesis:

Ho = data berdistribusi normal

Ha = data berdistribusi tidak normal

Pengambilan keputusan/ kriteria:

Jika probabilitas (harga Asymp. Sig. 2-tailed) > 0,05 ;maka Ho diterima

Jika probabilitas (harga Asymp. Sig. 2-tailed) < 0,05 ;maka Ho ditolak

b. Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui linier tidaknya data pada

variabel terikatnya, sehingga didapatkan gambaran tentang ada tidaknya keterikatan

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk mengetahui linier tidaknya dapat

dilihat pada Curve Estimation pada program SPSS 11.5, yaitu melalui menu

Regression dipilih Curve Estimation dengan model linier. Jika nilai pada data

menyebar disekitar garis linier dan menunjukkan garis yang semakin naik atau

menurun maka data tersebut linier, begitu juga sebaliknya jika data tidak menyebar

disekitar garis linear dan menunjukan, garis yang naik turun maka data tersebut tidak

linear. Sedangkan untuk taraf keberartian regresi dapat dilihat pada nilai Fhitung dan

nilai signifikansi pada tabel Anova. Jika nilai Fhitung > Ftabel maka arah regresi berarti

dengan dengan taraf signifikansi 5%. Jika nilai Fhitung < Ftabel maka arah regresi tidak

berarti.

Page 61: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

46

Kriteria :

Fhitung > Ftab = Arah regresi berarti

Fhitung < Ftab = Arah regresi tidak berarti

c. Analisis Regresi

Analisis regresi dalam program SPSS 11.5 adalah dengan menggunakan

regresi (Regression). Analisis data yang digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh penggunaan bahan tambah serbuk batu gamping keras (karst)

terhadap kuat tekan batako berlubang yaitu dengan analisis regresi. Analisis ini

merupakan gambaran dari variabel bebas dalam penelitian yang dilakukan dengan

variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang ada. Dalam penelitian

variabel bebas adalah jumlah serbuk batu gamping keras (karst) dengan variasi

dimensi yang berbeda-beda, sedangkan variabel terikatnya adalah kuat tekan batako.

Bentuk umum dari persamaan regresi terdiri dari dua golongan yaitu linier

(polinom pangkat satu) dan non linier (polinom pangkat lebih dari satu). Mengenai

bentuk umum dari persamaan regresi seperti terlihat dalam persamaan-persamaan

dibawah ini (Sudjana, 2002: 312-315):

Persamaan linier

Yc = a + bx

Persamaan polinom pangkat dua

Yc = a + bx + cx2

Persamaan polinom pangkat tiga

Yc = a + bx + cx2 + dx3

Persamaan polinom pangkat k (k ≤ 2)

Yc = a0 + a1x + a1x2 + a1x3 + … + akxk

Untuk menghitung konstanta a (a0, a1, …) b, c, d, maka diperlukan

persamaan normal dari tipa-tiap persamaan garis regresi tersebut. Persamaan normal

untuk tiap-tiap persamaan garis regresi adalah sebagai berikut:

Page 62: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

47

1) Persamaan Normal Linear;

a = ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ −

∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑

22

2

))(())(())((

XXnXYYXY

b = ⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

∑ ∑∑ ∑ ∑

2)()2())(()(

XXXXYXYn

2) Persamaan nominal polinom pangkat dua

ΣY = n.a + bΣX + cΣX2

ΣXY = aΣX + bΣX2 + cΣX3

ΣX2Y = aΣX2 + bΣX3 + cΣX4

3) Persamaan normal polinom pangkat tiga

ΣY = n.a + bΣX + cΣX2 + dΣX3

ΣXY = aΣX + bΣX2 + cΣX3 + dΣX4

ΣX2Y = aΣX2 + bΣX3 + cΣX4 + dΣX5

ΣX3Y = aΣX3 + bΣX4 + cΣX5 + dΣX6

4) Persamaan normal polinom pangkat k

ΣY = n.a0 + a1ΣX + a2ΣX2 + … + akΣXk

ΣXY = a0ΣX + a1ΣX2 + a3ΣX3 + … + akΣXk+1

ΣX2Y = a0ΣX2 + a1ΣX3 + a3ΣX4 + … + akΣXk+2

ΣX3Y = a0ΣX3 + a1ΣXk+1 + a2ΣXk+2 + …+ akΣX2k

Keterangan:

Y = Variabel terikat (kuat tekan batako berlubang)

X = Variabel bebas (variasi penambahan serbuk batu gamping keras (karst))

a0, a1, …, ak, b, c, d = konstanta.

Setelah semua data diteliti untuk masing-masing persamaan regresi telah

dilaksanakan, langkah berikutnya adalah menentukan persamaan yang digunakan

sebagai persamaan dasar korelasi variabel-variabel yang ada. Evaluasi tiap persamaan

ini menggunakan metode selisih kesalahan kuadrat dengan rumus:

Page 63: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

48

E Y – X = Σni = 1 (Yi – Y(c)i)2

Dimana :

EX – Y = selisih kesalahan kuadrat

Y1 = besarnya variabel terikat dari data penelitian.

Y(c)i = besarnya variabel terikat dari persamaan yang dihasilkan

Analisis yang digunakan dalam SPSS 11.5 adalah Regression (Linear dan

Curve Estimation). Apabila pada hasil analisis Regression Linear penggunaan bahan

tambah variasi serbuk batu gamping keras (karst) tidak berpengaruh terhadap kuat

tekan batako, maka analisis regresi dapat dengan menggunakan analisis Regression

(Curve Estimation). Pilihan model pada Curve Estimation terdapat berbagai jenis

model, yaitu Linear, Quadratic, Qubic, Logarithmic, Inverse, Power, Coumpound, S,

Logistic, Growth, dan Exponential.

2. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap kuat tekan

batako berlubang akan di uji dengan menggunakan persamaan regresi dan harus

dicari terlebih dahulu persamaan garis regresinya. Berdasarkan hasil perhitungan

dengan Curve Estimation model Qubic diperoleh persamaan regresinya regresi

Y=z+bx sehingga didapat : dy/dx=0

Analisa korelasi dan regresi banyak digunakan untuk mencari hubungan atau

pengaruh dari dua variabel atau lebih, dimana salah satu variabelnya merupakan

dependent variabel dan yang lain merupakan independent variabel. Untuk

menghitung pengaruh penambahan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap

kekuatan tekan batako berlubang menggunakan persamaan garis regresi, yaitu dengan

menggunakan program SPSS 11.5 dengan uji Regression (Curve Estimation). Model

yang digunakan pada Curve Estimation adalah model Qubic, yaitu sama dengan

Page 64: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

49

persamaan Persamaan linier Yc = a + bx. Untuk mengetahui koefisen regresi dapat

dilihat pada Unstandardized Coefficients. Pengambilan keputusan pada SPSS 11.5

adalah sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho = data berdistribusi tidak normal

Ha = data berdistribusi normal

Pengambilan keputusan:

Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

b. Hipotesa Kedua

Hipotesis kedua untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap berat jenis

batako berlubang akan di uji dengan menggunakan persamaan regresi dan harus

dicari terlebih dahulu persamaan garis regresinya. Berdasarkan hasil perhitungan

dengan Curve Estimation model Qubic diperoleh persamaan regresinya regresi

Y=z+bx sehingga didapat : dy/dx=0

Analisa korelasi dan regresi banyak digunakan untuk mencari hubungan atau

pengaruh dari dua variabel atau lebih, dimana salah satu variabelnya merupakan

dependent variabel dan yang lain merupakan independent variabel. Untuk

menghitung pengaruh penambahan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap berat

jenis batako berlubang menggunakan persamaan garis regresi, yaitu dengan

menggunakan program SPSS 11.5 dengan uji Regression (Curve Estimation). Model

yang digunakan pada Curve Estimation adalah model Qubic, yaitu sama dengan

persamaan Persamaan linier Yc = a + bx. Untuk mengetahui koefisen regresi dapat

dilihat pada Unstandardized Coefficients. Pengambilan keputusan pada SPSS 11.5

adalah sebagai berikut:

Hipotesis:

Ho = data berdistribusi tidak normal

Ha = data berdistribusi normal

Page 65: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

50

Pengambilan keputusan:

Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

c. Hipotesis ketiga

Untuk mengetahui prosentase serbuk batu gamping keras (karst) yang optimal pada

kekuatan maksimal dihitung dengan mendefinisikan persamaan regresi linier Yc = a

+ bx sehingga didapat :

dy/dx = 0

Yc = a + b(x)

Yc = n

Persamaan diatas menghasilkan dua nilai x. Sehingga diambil nilai x yang

menghasilkan nilai Y yang terbesar. Dengan nilai Y terbesar akan diketahui nilai kuat

tekan tertinggi terendah.

d. Hipotesis keempat

Untuk mengetahui prosentase serbuk batu gamping keras (karst) yang optimal pada

berat jenis minimal dihitung dengan mendefinisikan persamaan regresi linier Yc = a +

bx sehingga didapat :

dy/dx = 0

Yc = a + b(x)

Yc = n

Persamaan diatas menghasilkan dua nilai x. Sehingga diambil nilai x yang

menghasilkan nilai Y yang terkecil. Dengan nilai Y terkecil akan diketahui nilai berat

jenis terendah.

Page 66: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

51

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Pada penelitian ini sebelumnya dilaksanakan pemeriksaan bahan yang akan

digunakan. Untuk Pemeriksaan bahan dasar batako berlubang meliputi pemeriksaan

terhadap agregat halus. Pengujian dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan bahan,

pengujian berat jenis batako berlubang, pengujian kuat tekan batako berlubang.

Adapun pengujian tersebut dijelaskan pada uraiaan dibawah ini:

1. Pemeriksaan Bahan

Pengujian agregat halus yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi

pengujian kadar lumpur, kadar zat organik, specific grafity dan gradasi agregat halus.

Hasil-hasil pengujian tersebut disajikan dalam tabel 6, sedangkan data-data pengujian

disajikan dalam lampiran I. Dalam bab ini akan disajikan hasil pengujian agregat

halus secara umum selengkapnya dapat dilihat dilampiran I.

Tabel 6. Hasil Pengujian Agregat Halus

No

Diameter

ayakan

(mm)

Berat

tertingga

l (gr)

Berat

tertingga

l (%)

KomulatIf

berat

tertinggal

(gr)

Berat

Lolos

(%)

ASTM

Komulati

f berat

tertinggal

(%)

1 9,50 0 0 0 100,0 100 0

2 4,75 163,0 5,48 163,00 94,52 90-100 5,48

3 2,36 172,0 5,78 335 88,71 85-100 11,26

4 1,18 315,2 10,58 650,2 78,13 75-100 21,84

5 0,60 400,0 13,44 1014,2 65,91 60-79 35,28

6 0,35 1691,6 56,62 2705,8 9,08 0-10 91,9

7 0,212 199,7 5,7 2905,5 2,37 0-10 97,6

51

Page 67: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

52

8 Pan 70,6 2,4 2976,1 0 0 100

JUMLAH 2976,1 100 363,36

Tabel 7. Batas – batas Gradasi Agregat Halus Persen berat butir yang lewat ayakan jenis agregat halus Lubang

Ayakan

(mm)

Daerah I

(kasar) %

Daerah II

(agak kasar) %

Daerah III

(agak Halus) %

Daerah IV

(halus) %

9,50 100 100 100 100

4,75 90-100 95-100 90-100 95-100

2,36 60-95 85-100 85-100 95-100

1,18 30-75 50-85 75-100 90-100

0,60 15-34 26-60 60-79 80-100

0,35 5-20 2-10 0-10 0-15

0,15 0-10 0-10 0-10 0-15

Dari hasil pengujian gradasi agregat halus, dengan melihat kolom pada

ASTM maka dapat simpulkan bahwa agregat halus yang digunakan termasuk dalam

daerah III (agak halus). Dengan melihat hasil pemeriksaan gradasi agregat halus

Kaliworo, maka jika dihubungkan titik terluar gradasi agregat halus, akan diperoleh

gambaran umum mengenai gradasi pasirnya dengan perbandingan ASTM sebagai

berikut:

Page 68: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

53

grafik gradasi pasir

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8

diameter lubang ayakan

% b

erat

terti

ngga

l Series1Series2Series3Series4Series5Series6Series7Series8Series9

Gambar 6. Grafik Pengujian Gradasi Agregat Halus

Keterangan :

: Gradasi pasir yang digunakan

2. Pengujian Kuat Tekan Batako Berlubang

Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat benda uji berumur 28 hari, pada

batako berlubang dengan variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk

batu gamping keras (karst). Hasil pengujian kuat tekan rata-rata setiap adukan dapat

dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Batako Berlubang Dengan Variasi Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk batu gamping keras (karst)

Var Peb. Campuran (Pc:Ps:Ks)

Vol. karst (gr)

Umur (hari)

Berat batako (gr)

Berat jenis (gr/cm3)

Bj. rerata

Beb.maks (KN)

Beb. Plat (Kg)

Kuat tekan Mpa(N/mm2)

Fc rata-rata (Mpa)

28 6412,9 729 220 3,37 6,89 28 6065,2 689 165 3,37 5,17 28 6139,7 698 155 3,37 4,85

I

1 : 7 : 0 0

28 6197,0 704

705

105 3,37 3,29

5,05

28 6116,8 695 140 3,37 4,38 28 6609,3 751 195 3,37 6,1

II

1 : 6 : 1 700

28 6662,7 757

723

185 3,37 5,79

5,09

Page 69: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

54

28 6066,1 689 130 3,37 4,07 28 5784,2 657 185 3,37 5,79 28 5740,8 652 55 3,37 1,72 28 5871,5 667 50 3,37 1,57

III

1 : 5 : 2 1400

28 6292,5 715

673

180 3,37 5,63

3,67

28 5785,5 657 55 3,37 1,72 28 5797,8 689 80 3,37 2,5 28 5606,2 637 50 3,37 1,57

IV

1 : 4 : 3 2100

28 5729,2 651

660

95 3,37 2,97

2,19

28 5595,7 636 50 3,37 1,57 28 6041,2 687 140 3,37 4,38 28 5578,8 634 55 3,37 1,72

V

1 : 3 : 4 2800

28 5976,5 679

660

110 3,37 3,44

2,78

GRAFIK KUAT TEKAN BATAKO

5.09

3.67

2.192.78y = -0.841x + 6.376

R2 = 0.7409

0

1

2

3

4

5

6

0 1 2 3 4 5 6

varian batako

kuat

teka

n (M

pa)

Gambar 8. Grafik Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan

Serbuk batu gamping keras (karst) Terahadap Kuat Tekan Batako

Keterangan:

Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk

batu gamping keras (karst) Terhadap Kuat Tekan Batako Berlubang

Kuat tekan rata – rata batako tersebut sudah memenuhi persyaratan batako

Beton dengan berat jenis rendah (Low-Density concretes) menurut Dobrowolski

(1998) 0,35 – 6,9 Mpa.

Page 70: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

55

3. Pemeriksaan Berat Jenis Batako Berlubang

Berat jenis batako berlubang merupakan perbandingan berat batako

berlubang pada umur 28 hari dibagi dengan volume batako tersebut. Untuk

melengkapi data tentang benda uji maka berikut tabel mengenai hasil pemeriksaan

berat jenis batako berlubang tersebut.

Hasil Pemeriksaan Berat Jenis batako berlubang

Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Batako Berlubang Dengan Variasi

Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Batu Gamping

Keras (karst) Varian batako

Perb. Campuran (Pc:Ps:Ks)

Vol. karst (gr)

Umur (hari)

Berat batako (gr)

Berat jenis (gr/cm3)

Bj. rerata

28 6412,9 729 28 6065,2 689 28 6139,7 698

I

1 : 7 : 0 0

28 6197,0 704

705

28 6116,8 695 28 6609,3 751 28 6662,7 757

II

1 : 6 : 1 700

28 6066,1 689

723

28 5784,2 657 28 5740,8 652 28 5871,5 667

III

1 : 5 : 2 1400

28 6292,5 715

673

28 5785,5 657 28 5797,8 689 28 5606,2 637

IV

1 : 4 : 3 2100

28 5729,2 651

660

28 5595,7 636 28 6041,2 687 28 5578,8 634

V

1 : 3 : 4 2800

28 5976,5 679

660

Berat jenis batako berlubang dengan dengan variasi penggantian sebagian

agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) dan syarat berat jenis beton

ringan berdasarkan data yang disediakan tabel diatas dapat dilihat pada gambar 7

dibawah ini:

Page 71: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

56

grafik berat jenis batako

723

673660 660y = -20.2x + 749.7

R2 = 0.7573640

660

680

700

720

740

0 1 2 3 4 5 6

varian batako

bera

t jen

is (g

r/cm

3)

Series1

Linear (Series1)

Gambar 9. Grafik Hubungan Variasi Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan

Serbuk Batu Gamping Keras (karst) Terhadap Berat Jenis Batako

Berat Jenis Batako Berlubang.

Keterangan:

Hubungan variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk

batu gamping keras (karst) terhadap berat jenis batako berlubang.

Berdasarkan gambar grafik diatas berat jenis batako berlubang dengan

variasi serbuk batu gamping keras (karst) sebagai bahan pengganti memenuhi syarat

berat jenis Beton ringan untuk pasangan batu (Masonry Concrete) menurut

Dobrowolski (1998) yaitu 240 – 800 kg/m 3.

B. Pengujian persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dipakai untuk menguji apakah data hasil penelitian yang

didapatkan mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk uji ini digunakan program

SPSS 11.5 dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk test, dengan taraf signifikan

sebesar 5 %. Dari hasil pengujian Shapiro-Wilk test diperoleh:

Page 72: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

57

a. Pengujian Normalitas Kuat Tekan

Uji Shapiro-Wilk menggunakan taraf signifikan (α) = 0,05. Jika nilai

Asym.Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal, jika nilai Asym.Sig. < 0,05 maka

data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji Shapiro-Wilk diperoleh data

jumlah case (N) = 20; Mean sebesar 3,75; Std. Deviasi sebesar 1,78. Nilai Asym.Sig.

adalah 0,415. Jadi, Asym.Sig. 0,415 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

b. Pengujian Normalitas berat jenis

Uji Shapiro-Wilk menggunakan taraf signifikan (α) = 0,05. Jika nilai

Asym.Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal, jika nilai Asym.Sig. < 0,05 maka

data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji Shapiro-Wilk diperoleh data

jumlah case (N) = 20; Mean sebesar 6,85; Std. Deviasi sebesar 0,362. Nilai Asym.Sig.

adalah 0,393. Jadi, Asym.Sig. 0,393 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji ini dilakukan untuk menguji persamaan garis regresi apakah berasal dari

data yang linier. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS

11.5 dengan uji regresi linier sederhana pada lampiran untuk kuat tekan batako

berlubang dan berat jenis dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh

data sebagai berikut:

a. Pengujian Linieritas Kuat Tekan

Uji ini dilakukan untuk menguji persamaan garis regresi apakah berasal dari

data yang linier. Dengan melihat grafik dari Curve Estimation pada lampiran dapat

diketahui data tersebut linear atau tidak. Dari grafik yang ditampilkan menunjukkan

bahwa semua data. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa data linear, maka model

yang diterima adalah regresi linier. Dari hasil pengujian keberartian regresi

Page 73: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

58

didapatkan nilai Fhitung sebesar 10,41, sedangkan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%

dengan db (1;8) adalah 1,86. Hasilnya 10,41 > 1,86 dengan nilai probabilitas 0,001 <

0,05, maka regresi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping

keras (karst) terhadap kuat tekan batako berlubang memiliki keberartian.

b. Pengujian Linieritas berat jenis

Uji ini dilakukan untuk menguji persamaan garis regresi apakah berasal dari

data yang linier. Dengan melihat grafik dari Curve Estimation pada lampiran dapat

diketahui data tersebut linear atau tidak. Dari grafik yang ditampilkan menunjukkan

bahwa data membentuk garis linear dan menunjukkan nilai yang semakin meningkat.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa data tersebut linear, maka model regresi

linier diterima. Dari hasil pengujian keberartian regresi didapatkan nilai Fhitung sebesar

11,31, sedangkan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5 % dengan db (1;8) adalah 1,86.

Hasilnya 11,31 > 1,86 dengan nilai probabilitas 0,003 < 0,05, maka regresi

penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst)

terhadap kuat tekan batako berlubang memiliki keberartian.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ada pengaruh penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap kuat tekan

batako berlubang akan di uji dengan menggunakan persamaan regresi dan harus

dicari terlebih dahulu persamaan garis regresinya. Berdasarkan hasil perhitungan

dengan Curve Estimation model Qubic diperoleh persamaan regresinya regresi Y = -

0,841X + 6, 378

Kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai

berikut: Jika probabilitas > 0,025, maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak

ada pengaruh penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras

Page 74: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

59

(karst) terhadap kuat tekan batako berlubang diterima, tetapi apabila probabilitas <

0,025 maka hipotesis nol ditolak. Terlihat bahwa pada kolom sig/significance adalah

0,002 atau probabilitas dibawah 0,025 maka Ho ditolak, atau koefisien regresi

significance atau variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk karst

benar – benar berpengaruh secara significance terhadap kuat tekan.

2. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap berat jenis

batako berlubang akan di uji dengan menggunakan persamaan regresi dan harus

dicari terlebih dahulu persamaan garis regresinya. Berdasarkan hasil perhitungan

dengan Curve Estimation model Qubic diperoleh persamaan regresi Y = - 20,2X +

743,7

Kriteria yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai

berikut: Jika probabilitas > 0,025, maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak

ada pengaruh penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras

(karst) terhadap berta jenis batako berlubang diterima, tetapi apabila probabilitas <

0,025 maka hipotesis nol ditolak. Terlihat bahwa pada kolom sig/significance adalah

0,002 atau probabilitas dibawah 0,025 maka Ho ditolak, atau koefisien regresi

significance atau variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk karst

benar – benar berpengaruh secara significance terhadap berat jenis.

3. Uji Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa ada prosentase optimal tertentu

penggantian sebagian agregat halus pasir dengan serbuk batu gamping keras (karst)

untuk mencapai kuat tekan batako berlubang maksimal pada umur 28 hari. Untuk

membuktikan hipotesis tersebut akan diuji dengan mendeferensialkan garis regresi

Curve Estimation model Qubic: Y = -0,841X + 6, 378

Page 75: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

60

Dari perhitungan kuat tekan diketahui bahwa kuat tekan maksimum terdapat

di varian I yang menggunakan karst sbagai bahan pengganti agregat halus sebesar 0,7

kg.

Y = -0,841X + 6, 378

Y = -0,841(0,7) + 6,378

Y = 5,79

Dari grafik perhitungan kuat tekan, diketahui kuat tekan yang maksimum

sebesar 5,79 Mpa dengan nilai R2 0,7409 yang artinya penggantian sebagian agregat

halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) berpengaruh sebesar 74,09%, sedang

25,91% dipengaruhi oleh faktor lain. Dapat disimpulkan dari perhitungan diatas

penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) untuk

mencapai kuat tekan maksimum sebesar 5,79 Mpa terdapat pada variasi 2 (1 Pc : 6 Ps

: 1 Ks : 0,5 W).

4. Uji Hipotesis Keempat

Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa ada prosentase minimal tertentu

penggantian sebagian agregat halus pasir dengan serbuk batu gamping keras (karst)

untuk mencapai berat jenis batako berlubang maksimal pada umur 28 hari. Untuk

membuktikan hipotesis tersebut akan diuji dengan mendeferensialkan garis regresi

Curve Estimation model Qubic: Y = - 20,2X + 743,7

Dari perhitungan berat jenis diketahui bahwa berat jenis minimum terdapat

di varian V yang menggunakan karst sbagai bahan pengganti agregat halus sebesar

2,8 kg.

Y = -20,2X + 743,7

Y = - 20,2.2,8 + 743,7

Y = 687

Dari grafik perhitungan berat jenis, diketahui berat jenis yang minimum

sebesar 687 kg/m3 dengan nilai R2 0,7573 yang artinya penggantian sebagian agregat

halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) berpengaruh sebesar 75,73%, sedang

Page 76: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

61

24,27% dipengaruhi oleh faktor lain. Dapat disimpulkan dari perhitungan diatas

penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) untuk

mencapai berat jenis minimum sebesar 687 kg/m3 terdapat pada variasi 18 (1 Pc : 3Ps

: 4 Ks : 0,5 W).

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Pengaruh Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk batu

gamping keras (karst) Terhadap Kuat Tekan Batako Berlubang

Hasil pengujian hipotesis pertama dengan analisis regresi Curve Estimation

dengan model Qubic dapat diketahui penggantian sebagian agregat halus dengan

serbuk batu gamping keras (karst) berpengaruh terhadap kuat tekan batako berlubang

R2 sebesar 0,7409 yang artinya penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk

batu gamping keras (karst) berpengaruh sebesar 74,09%, sedang 25,91% dipengaruhi

oleh faktor lain. Setelah mendapatkan data yang diperoleh melalui pengujian kuat

tekan beton terhadap benda uji batako berlubang dengan penggantian sebagian

agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) dapat diketahui antara

penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) dengan

kuat tekan batako berlubang menunjukkan nilai kuat tekan yang variatif. Adapun nilai

kuat tekan batako berlubang untuk setiap variasi adalah sebagai berikut:

a. Batako sampel I tanpa penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu

gamping keras (karst) mempunyai kuat tekan rata – rata 5,05 Mpa

b. Batako sampel II dengan variasi penggantian sebagian 1Pc : 6 Ps : 1 Ks : 0,5 W

mempunyai kuat tekan rata-rata 5,09 MPa.

c. Batako sampel III dengan variasi penggantian sebagian 1Pc : 5 Ps :2 Ks : 0,5 W

mempunyai kuat tekan rata-rata 3,67 Mpa.

d. Batako sampel IV dengan variasi penggantian sebagian 1Pc : 4 Ps : 3 Ks : 0,5 W

mempunyai kuat tekan rata-rata 2,19 Mpa

Page 77: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

62

e. Batako sampel V dengan variasi penggantian sebagian 1Pc : 3 Ps : 4 Ks : 0,5 W

mempunyai kuat tekan rata-rata 2,78 MPa

Berdasarkan hasil penelitian di atas terlihat pada sampel II mengalami

peninggkatan, sedangkan pada sampel III mengalami penurunan. Pada sampel IV

terjadi penurunan, kemudian pada sampel V terjadi peningkatan terhadap sampel IV.

Hal ini disebabkan dalam pencetakan batako mengalami kesulitan, karena semakin

banyak penggunaan serbuk karst maka semakin sulit pula dalam mencetak batako.

Daya rekat campuran batako menjadi berkurang, karena serbuk karst mempunyai sifat

lembek. Sehingga dalam pelepasan cetakan seringnya rubuh pada bagian tepi batako

dan gagal untuk mencapai bentuk batako sesuai dengan cetakan, sehingga pencetakan

ulang harus dilakukan. Dengan permasalahan tersebut, hasil dari uji kuat tekan

didapatkan hasil yang variatif.

Berdasar pada percobaan pendahuluan yang dilakukan dengan cara membuat

mortar dengan penambahan limbah karst dengan variasi tertentu. Kemudian mortar

tersebut dicetak dengan cetakan jely berdiameter 5 cm dan di keluarkan dari

cetakanya setelah mortar berumur 24 jam. Dan hasilnya yaitu :

a. Sampel A = 7 limbah karst : 1 semen, hasilnya lembek dan setelah direndam

dengan air sampel A menjadi sangat mudah dihancurkan.

b. Sampel B = 7 pasir : 1 limbah karst, hasilnya mortar tidak memadat, hancur.

c. Sampel C = 3,5 pasir : 3,5 limbah karst : 1 semen, hasilnya mortar memadat,

kuat, dan setelah direndam dengan air, mortar tetap kuat.

d. Sampel D = 6 pasir : 1 limbah karst : 1 semen, hasilnya mortar memadat, setelah

direndam dengan air mortar tetap kuat.

e. Sampel E = 7 pasir : 1 semen, hasilnya sedikit rapuh. Lebih kuat sampel C dan

sampel D.

Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian akhir yang dilakukan memiliki nilai hasil

yang tidak jauh berbeda dengan percobaan pendahuluan.

Page 78: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

63

2. Pengaruh Penggantian Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk batu

gamping keras (karst) Terhadap Berat Jenis Batako

Hasil pengujian hipotesis pertama dengan analisis regresi Curve Estimation

dengan model Qubic dapat diketahui penggantian sebagian agregat halus dengan

serbuk batu gamping keras (karst) berpengaruh terhadap berat jenis batako berlubang

R2 sebesar 0,7573 yang artinya penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk

batu gamping keras (karst) berpengaruh sebesar 75,73%, sedang 24,27% dipengaruhi

oleh faktor lain. Setelah mendapatkan data yang diperoleh melalui pengujian berat

jenis beton terhadap benda uji batako berlubang dengan penggantian sebagian agregat

halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) dapat diketahui antara penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) terhadap berat jenis

batako berlubang menunjukkan nilai berat jenis yang variatif. Adapun nilai berat

jeniss batako berlubang untuk setiap variasi adalah sebagai berikut:

a. Batako sampel I tanpa penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu

gamping keras (karst) mempunyai berat jenis rata – rata 705 gr/cm3.

b. Batako sampel II dengan variasi penggantian sebagian 1Pc : 6 Ps : 1 Ks : 0,5 W

mempunyai berat jenis rata-rata 723 gr/cm3

c. Batako sampel III dengan variasi penggantian sebagian 1Pc : 5 Ps :2 Ks : 0,5 W

mempunyai berat jenis rata-rata 673 gr/cm3

d. Batako sampel IV dengan variasi penggantian sebagian 1Pc : 4 Ps : 3 Ks : 0,5 W

mempunyai berat jenis rata-rata 660 gr/cm3

e. Batako sampel V dengan variasi penggantian sebagian 1Pc : 3 Ps : 4 Ks : 0,5 W

mempunyai berat jenis rata-rata 660 gr/cm3

Berdasarkan hasil penelitian di atas terlihat pada sampel II mengalami

penurunan, sedangkan pada sampel III mengalami penurunan. Pada sampel IV terjadi

penurunan, kemudian pada sampel V terjadi penurunan. Hal ini disebabkan karena

pada dasarnya sebuk batu gamping keras (karst) mempunyai berat jenis yang relatif

lebih kecil daripada agregat halus (pasir).

Page 79: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

64

3. Kuat Tekan Maksimal

Hasil pengujian hipotesis ketiga memperoleh hasil bahwa kuat tekan batako

yang maksimum sebesar 5,79 Mpa terdapat pada variasi 2 (1 Pc : 6 Ps : 1 Ks : 0,5 W).

Dari perhitungan hipotesis ketiga dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa variasi

optimum penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras

(karst) dari 20 buah sampel adalah variasi 2 (1 Pc : 6 Ps : 1 Ks : 0,5 W), pada variasi

tersebut akan dicapai kuat tekan beton maksimum sebesar 5,79 Mpa dan mengalami

penurunan pada variasi penggunaan serbuk batu gamping keras (karst) yang lain.

Pada dasarnya karst adalah batuan yang ber berat jenis rendah, lebih rendah

daripada pasir. Karst tersusun dari H2CO3 yang bereaksi dengan kalsium membentuk

kalsium karbonat (CaCO3). Sifatnya ringan ,mudah hancur, dan mudah larut oleh air.

Hasil pengujian menunjukan bahwa kuat tekan batako yang maksimum

sebesar 5,79 Mpa terdapat pada variasi 2 (1 Pc : 6 Ps : 1 Ks : 0,5 W), yakni di varian

yang tidak menggunakan karst sebanyak 0,7 kg. Hal ini disebabkan oleh sifat fisik

karst yang sangat halus yang mampu mengisi rongga – rongga antara agregat halus

sehingga menghasilkan batako yang padat dan berkekuatan maksimal. Tetapi kuat

tekan kemudian mengalami penurunan pada variasi penggantian agregat halus dengan

serbuk karst selanjutnya, hal ini dipengaruhi oleh rendahnya berat jenis karst.

Lagipula karst adalah material yng bersifat lunak dan mudah luruh oleh air.

4. Berat Jenis Minimal

Hasil pengujian hipotesis keempat memperoleh hasil bahwa berat jenis

batako yang minimum sebesar 687 kg/m3 terdapat pada variasi V (1 Pc : 3 Ps : 4 Ks :

0,5 W). Dari perhitungan hipotesis keempat dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa

variasi optimum penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping

keras (karst) dari 20 buah sampel adalah variasi V (1 Pc : 3 Ps : 4 Ks : 0,5 W), pada

variasi tersebut akan dicapai berat jenis beton minimum sebesar 687 kg/m3 dan

mengalami peningkatan pada variasi penggunaan serbuk batu gamping keras (karst)

yang lain.

Page 80: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

65

Pada dasarnya karst adalah batuan yang ber berat jenis rendah, lebih rendah

daripada agregat halus pasir. Karst tersusun dari H2CO3 yang bereaksi dengan

kalsium membentuk kalsium karbonat (CaCO3). Sifatnya ringan ,mudah hancur, dan

mudah larut oleh air.

Hasil pengujian menunjukan bahwa berat jenis batako yang minimum adalah

687 kg/m3 terdapat pada variasi V (1 Pc : 3 Ps : 4 Ks : 0,5 W) yakni di varian yang

menggunakan karst sebanyak 2,8 kg. Hal itu desebabkan karena karst mempunyai

sifat yang ringan, semakin banyak penggunaan karst sebagai bahan pengganti agregat

halus dalam pembuatan batako akan mengakibatkan semakin ringan berat batako itu

sendiri.

Page 81: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

66

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ada pengaruh negatif variasi penggantian sebagian agregat halus pasir dengan

serbuk batu gamping keras (karst) terhadap kuat tekan batako berlubang. Dimana

dapat dilihat pada hasil analisis regresi dengan Curve Estimation model Qubic

diperoleh nilai probabilitas < 0,025 (0,002 < 0,025) pada taraf signifikansi 5%.

Pengaruh yang terjadi bersifat negatif, dimana penggantian sebagian agregat halus

pasir dengan serbuk batu gamping keras (karst) akan mengakibatkan penurunan

kuat tekan batako.

2. Ada pengaruh negatif variasi penggantian sebagian agregat halus pasir dengan

serbuk batu gamping keras (karst) terhadap berat jenis batako berlubang. Dimana

dapat dilihat pada hasil analisis regresi dengan Curve Estimation model Qubic

diperoleh nilai probabilitas < 0,025 (0,002 < 0,025) pada taraf signifikansi 5%.

Pengaruh yang terjadi bersifat negatif, dimana penggantian sebagian agregat halus

pasir dengan serbuk batu gamping keras (karst) akan mengakibatkan penurunan

berat jenis batako.

3. Kuat tekan maksimum yang diperoleh dari analisis regresi Curve Estimation

model Qubic sebesar 5,79 Mpa dengan variasi 2 (1 Pc : 6 Ps : 1 Ks : 0,5 W). Dari

berbagai variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping

keras (karst) yang digunakan pada penelitian ini kuat tekan sudah memenuhi

syarat Beton dengan berat jenis rendah (Low-Density concretes) menurut

Dobrowolski (1998) yakni 0,35 – 6,9 MPa.

66

Page 82: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

67

4. Pada hasil uji berat jenis menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan

serbuk karst, mengakibatkan semakin kecilnya nilai berat jenis. Dari berbagai

variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras

(karst) yang digunakan pada penelitian ini berat jenis sudah memenuhi syarat

Beton dengan berat jenis rendah (Low-Density concretes) menurut Dobrowolski

(1998) yakni 240 – 800 gr/m3 . Hal tersebut dibuktikan dimana besarnya berat

jenis batako yang minimal adalah variasi V (1 Pc : 3 Ps : 4 Ks : 0,5 W dengan

nilai berat jenis sebesar 687 kg/m3.

B. Implikasi

Dilihat dari hasil penelitian tentang kuat tekan batako berlubang variasi

penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst), maka

implikasi dapat yang diberikan adalah sebagi berikut:

1. Penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst)

terhadap batako berlubang mempunyai kuat tekan maksimal 5,79 Mpa yang

masih memenuhi syarat Beton dengan berat jenis rendah (Low-Density concretes)

menurut Dobrowolski (1998) yakni 0,35 – 6,9 MPa. Sehingga batako berlubang

dengan variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping

keras (karst), dapat digunakan sebagai konstruksi dinding pada sebuah bangunan.

2. Berat jenis batako berlubang dengan variasi penggantian sebagian agregat halus

dengan serbuk batu gamping keras (karst), mempunyai nilai berat jenis minimal

687 kg/m3 yang masih memenuhi syarat Beton dengan berat jenis rendah (Low-

Density concretes) menurut Dobrowolski (1998) yakni 240 – 800 gr/cm3.

Sehingga batako berlubang dengan variasi penggantian sebagian agregat halus

dengan serbuk batu gamping keras (karst), dapat digunakan sebagai konstruksi

dinding pada sebuah bangunan

Page 83: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

68

3. Inovasi batako berlubang dengan variasi penggantian sebagian agregat halus

dengan serbuk batu gamping keras (karst) dapat di sebut dengan BATAKO

KARST (bata dengan tambahan karst).

4. Variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras

(karst) pada batako belubang bepengaruh negatif terhadap kuat tekan batako.

5. Variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras

(karst) pada batako belubang bepengaruh negatif terhadap berat jenis batako.

C. Saran – saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian dimuka, maka dapat

dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Penambahan serbuk karst dapat dilakukan pada semua tipe varian karena

memenuhi syarat Beton dengan berat jenis rendah (Low-Density concretes)

menurut Dobrowolski (1998) yakni 0,35 – 6,9 Mpa, tetapi kekuatan maksimal

yang didapat adalah pada varian 2 (1Pc : 6 Ps : 1 Ks) yakni 5,79 Mpa.

2. Penggunaan batako berlubang variasi penggantian sebagian agregat halus dengan

sebuk batu gamping keras (karst) hendaknya diperkenalkan kepada masyarakat

karena dapat mengurangi limbah dibidang industri kerajinan batu alam.

3. Perlu adanya pengembangan penelitian lebih lanjut untuk bahan pengganti selain

serbuk karst pada batako sehingga dihasilkan kuat tekan batako yang lebih baik.

4. Perlu adanya penelitian lanjutan pemanfaatan limbah serbuk batu gamping keras

(karst) guna mengurangi limbah batu alam yang semakin mencemari lahan

pertanian.

Page 84: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

69

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Tata Cara Pencampuran Adukan Beton (SK SNI-T-15-1990-03).

Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan: Jakarta.

Anonim. 1990. Tata Cara Pengujian Kuat Tekan Beton (SK SNI M-14 1989-F).

Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan: Jakarta

Anonim. 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang untuk Bangunan

Gedung (SK SNI-T-15-1991-03). Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah

Bangunan: Jakarta.

Anonim. 1989. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan

Logam), SK SNI S-04 1989- F, Departemen Pekerjaan Umum, Yayasan

LPMB, Bandung.

Anonim. 1991. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SK SNI 03-

2834-2002, Yayasan LPMB, Bandung.

Badan Standar Nasional (BSN). 2005. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03- 0349-

1989 Batu Cetak Beton (Concrete Block). Jakarta: DPU

Badan Standar Nasional (BSN). 2005. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03 0349-

1989 Bata Beton Pejal. Jakarta: DPU

Badan Standar Nasional (BSN). 2005. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03- 0349-

1989 Bata Beton untuk Pasangan Dinding. Jakarta: DPU

Page 85: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

70

Badan Standar Nasional (BSN). 2006. Standar Nasional Indonesia (SNI) 03- 2113-

2000 Bata Trass Kapur Untuk Pasangan Dinding. Jakarta: DPU

Batam pos, 2008. Palm Beach Habis Terjual.( http://batampos.co.id/Pro Bisnis/Pro

Bisnis/Palm Beach Habis Terjual.html).

Dian Rosyida, Mefry. 2008. Pengaruh Penambahan Tras Muria Pada Bata Beton

Berlubang Ditinjau Terhadap Kuat Tekan Dan Serapan Air. Skripsi jurusan

teknik sipil universitas negeri semarang: semarang.

DD, Agus, 2008, Keuntungan Danm Kerugian Batako, DD Agus, Semarang .

(http://jakartacity.olx.co.id/pandu-bintang-selaras-iid-16281337)

L.J. Murdock dan K.M. Brook. 1986. Bahan dan Praktek Beton, Erlangga, Jakarta.

Neville, A.M. and Brooks, J.J., 1987, Concrete Technology, First Edition, Longman

Scientific & Technical, England.

Satyarno, I., Sambodo, A.I., Andriyani, F., Napitipulu, B.A., Sianturi., M.M, dan ,

2004. Penggunaan Styrofoam untuk Beton Ringan Dengan Kandungan

Semen: 300 kg/m3, Semen: 350 kg/m3, Semen: 400 kg/m3, Semen: 450kg/m3

Laporan Penelitian QUE Project, Jurusan Teknik Sipil FakultasTeknik

UGM.

Santoso singgih, 2001. SPSS Versi 10. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Sugiyono. Prof. DR, 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Tjokrodimuljo, Kardiyono. 1996. Teknologi Beton. Nafiri: Yogyakarta.

Page 86: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

71

Triwulan, dkk. 2004. Limbah Industri Tingkatkan Daya Kuat Tekan Beton.

(http//:kapanlagi.com./limbah industri.htm)l. (diakses tanggal 27 Februari

2007).

Wancik, Ahmad, dkk. 2007. Batako Styrofoam Komposit Mortar Semen. Jurusan

Teknik Sipil Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. , dkk.

Wijanarko, Wisnu. 2008. Analisis penambahan jerami padi Dalam Bentuk Block

Atau Kotak Sebagai Bahan Pengisi Batako berlubang . Skripsi Jurusan

Pendidikan Teknik Kejuruan Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Page 87: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

72

LAMPIRAN

PEMERIKSAAN UJI BAHAN ( AGREGAT HALUS) 1. Kadar Lumpur Pasir

Data hasil percobaan Berat cawan = 74,3 gr

Pasir sebelum dicuci kering oven (A) = 100 gr

Pasir setelah dicuci kering oven (B) = 95,5 gr

Kadar Lumpur = %100xA

BA −

Dimana : A = Berat pasir kering oven sebelum dicuci (gram)

B = Berat pasir kering oven setelah dicuci (garm)

Kadar lumpur = %100xA

BA − = %100100

5,95100 x−

= 4,5 % (syarat agregat halus adalah < 5 % )

2. Kadar Zat Organik

Data hasil percobaan : Tabel 9. Pengaruh Kandungan Zat Organik Terhadap Prosentase Penurunan Beton.

Warna Penurunan Kekuatan (%)

Jernih 0

Kuning Muda 0 – 10

Kuning Kemerahan 10 – 20

Kuning Tua 20 – 30

Coklat Kemerahan 30 – 50

Coklat Tua 50 - 100

( Sumber : Prof. Dr. Rooseno, 1994 )

Berat pasir : 130 gram

Larutan yang ada diatas pasir berwarna = Kuning Kemerahan

Page 88: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

73

3. Specific Gravity

Data hasil percobaan : − pasir yang telah di oven didiamkan sampai mencapai suhu kamar kemudian

ditimbang

(a) = 468,9 gram.

− Volumetrik flash yang telah kosong dan bersih diisi air sampai penuh dan

ditimbang

(b) = 699,6 gram.

− Setelah 24 jam, volumetrik flash yang berisi pasir tersebut ditimbang

(c) = 994,6 gram.

Analisis data :

− Bulk specific grafity : )500( cb

a−+

= )6,994500(6,699

9,468−+

= 1,544

− Bulk specific grafity SSD : )500(

500cb −+

=)6,994500(6,699

500−+

= 1,690

− Apparent specific grafity : )( cab

a+−

=)6,9949,468(6,699

9,468+−

= 1,809

− Absorbtion : %100500 xa

a− = %1009,468

9,468500 x− = 9,481 %

Dari percobaan pengujian specific grafity dalam pasir, maka dapat diperoleh

kesimpulan :

− Bulk specific grafity : 1,544

− Bulk specific grafity SSD : 1,690

− Apparent specific grafity : 1,809

Page 89: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

74

− Absorbtion : 9,481 %

4. Gradasi

Data Hasil Percobaan : Tabel 10. Hasil Pengujian Material Beton Melalui Ayakan

No Diameter ayakan (mm)

Berat tertinggal

(gr)

Berat tertinggal

(%)

KomulatIf berat

tertinggal (gr)

Berat Lolos (%)

ASTM

Komulatif berat

tertinggal (%)

1 9,50 0 0 0 100,00 100 0

2 4,75 163,0 5,48 163,00 94,52 90-100 5,48

3 2,36 172,0 5,78 335 88,71 85-100 11,26

4 1,18 315,2 10,58 650,2 78,13 75-100 21,84

5 0,60 400,0 13,44 1014,2 65,91 60-79 35,28

6 0,35 1691,6 56,62 2705,8 9,08 0-10 91,9

7 0,212 199,7 5,7 2905,5 2,37 0-10 97,6

8 Pan 70,6 2,4 2976,1 0 0 100

JUMLAH 2976,1 100 363,36

Berat pasir awal = 3000 gram

Berat pasir setelah diayak = 2976,1 gram

Berat pasir yang hilang = Berat awal – Berat setelah diayak

= 3000 - 2976,1

= 23,9 gram

Prosentase Kehilangan Berat = (Berat awal – Berat setelah diayak)x 100% Berat pasir awal = 23,9 x 100% = 0,79%(kurang dari 1%) 3000

Modulus Kehalusan = 634,3100

36,363==

BC

Page 90: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

75

Tabel 11. Batas – batas Gradasi Agregat Halus Persen berat butir yang lewat ayakan jenis agregat halus Lubang

Ayakan

(mm)

Daerah I

(kasar) %

Daerah II

(agak kasar) %

Daerah III

(agak Halus) %

Daerah IV

(halus) %

9,50 100 100 100 100

4,75 90-100 95-100 90-100 95-100

2,36 60-95 85-100 85-100 95-100

1,18 30-75 50-85 75-100 90-100

0,60 15-34 26-60 60-79 80-100

0,35 5-20 2-10 0-10 0-15

0,15 0-10 0-10 0-10 0-15

Gambar 10. Grafik Kehalusan Gradasi Pasir

grafik gradasi pasir

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8

diameter lubang ayakan

% b

erat

terti

ngga

l Series1Series2Series3Series4Series5Series6Series7Series8Series9

Keterangan : : Garis gradasi pasir yang digunakan

Page 91: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

76

5. Kadar Air

Data hasil percobaan Berat cawan = 13,9 gr

Berat pasir awal = 100 gr

Berat pasir sesudah dioven = 97,4 gr

Kadar Air = %100..

).....( xawalpasirBerat

diovensesudahpasirBeratawalpasirBerat −

= %100100

)4,97100( x−

= 2,7 %

Page 92: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

77

PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN Tabel 12. Kebutuhan Pasir, Semen Karst Batako Tanpa Lubang

Lebar

(m)

Tinggi

(m)

Panjang

(m)

Volume

tanpa lubang

Jumlah Vol. total

(m3)

0,09 0,12 0,355 3,834 x 10-3 4 0,01534

0,09 0,12 0,355 3,834 x 10-3 4 0,01534

0,09 0,12 0,355 3,834 x 10-3 4 0,01534

0,09 0,12 0,355 3,834 x 10-3 4 0,01534

0,09 0,12 0,355 3,834 x 10-3 4 0,01534

Volume pasir, semen, karst tanpa lubang 0,0767

Tabel 13. Volume Lubang Batako Diameter

(m)

Tinggi

(m)

Luas

alas

(πxr2)

Volume

lubang

Jumlah

lubang

Jumlah

batako

Vol. total

lubang

(m3)

0,06 0,1 0,0113 1,131 x 10-3 3 4 0,0136

0,06 0,1 0,0113 1,131 x 10-3 3 4 0,0136

0,06 0,1 0,0113 1,131 x 10-3 3 4 0,0136

0,06 0,1 0,0113 1,131 x 10-3 3 4 0,0136

0,06 0,1 0,0113 1,131 x 10-3 3 4 0,0136

Volume seluruh lubang 0,0679

Kebutuhan semen, pasir, dan karst = vol. kbtuhan ps,pc,ks – vol. lubang

= 0,0767 – 0,0679

= 0,0088 m3

Kebutuhan bahan 1 m3

Persamaan yang digunakan =

101,0 =+++ VbjWxW

bjPsxPs

bjPcxPc

Page 93: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

78

101,015,0

3,27

25,31

=+++ PsPsPsPs

1475,7

07475,07375,375,223,2=

+++ PsPsPsPs

28,86225 Ps = 7,475

Ps = 86225,28475,7

Ps = 0,258988817 ton

Ps = 258,99 kg

Kebutuhan pasir ,semen, dan karst sebenarnya:

Ps0088,0

99,2581

=

Ps = 2,28 kg

Sehingga kebutuhan bahan total adalah :

Semen (Pc) = 1 x 2,28 = 2,28 Kg

Pasir (Ps) dan karst (ks) = 7 x 2,28 = 15,96 Kg

Air (w) = 0,5 x 2,28 = 1,14 Kg +

Kebutuhan bahan total = 19,38 Kg

Tabel 14. Kebutuhan Bahan Untuk Batako Berlubang Tiap Sampel

Lebar

(m)

Tinggi

(m)

Panjang

(m)

Volume (m) Vol. lubang Vol. Total (m3)

0,09 0,12 0,355 3,834 x 10- 1,131 x 10-3 0,002703

Kebutuhan bahan sebenarnya

Ps002703,0

99,2581

=

Ps = 0,7 kg

Sehingga kebutuhan bahan untuk batako berlubang

a. Sampel I (1 Pc : 7 Ps : 0,5 W)

Semen (Pc) = 1 x 0,7 kg = 0,7 kg

Page 94: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

79

Pasir (ps) = 7 x 0,7 kg = 4,9 kg

Air (w) = 0,5 x 0,7 kg = 0,35 kg

= 350 cc b. Sampel II (1Pc : 6 Ps : 1 Ks : 0,5 W)

Semen (Pc) = 1 x 0,7 kg = 0,7 kg

Pasir (ps) = 6 x 0,7 kg = 4,2 kg

Karst (ks) = 1 x 0,7 = 0,7 kg

Air (w) = 0,5 x 0,7 kg = 0,35 kg = 350 cc

c. Sampel III (1 Pc : 5 Ps : 2 Ks : 0,5 w) Semen (Pc) = 1 x 0,7 kg = 0,7 kg

Pasir (ps) = 5 x 0,7 kg = 3,5 kg

Karst (ks) = 2 x 0,7 = 1,4 kg

Air (w) = 0,5 x 0,7 kg = 0,35 kg = 350 cc

d. Sampel IV (1Pc : 4 Ps : 3 Ks : 0,5w)

Semen (Pc) = 1 x 0,7 kg = 0,7 kg

Pasir (ps) = 4 x 0,7 kg = 2,8 kg

Karst (ks) = 3 x 0,7 = 2,1 kg

Air (w) = 0,5 x 0,7 kg = 0,35 kg = 350 cc

e. Sampel V (1Pc : 3 Ps : 4 Ks : 0,5 W) Semen (Pc) = 1 x 0,7 kg = 0,7 kg

Pasir (ps) = 3 x 0,7 kg = 2,1 kg

Karst (ks) = 4 x 0,7 = 2,8 kg

Air (w) = 0,5 x 0,7 kg = 0,35 kg = 350 cc

Page 95: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

80

PERBANDINGAN HARGA BAHAN PEMBUATAN 100 BIJI BATAKO A. BATAKO TANPA KARST

Komponen Vol (m3) Harga (Satuan) Jumlah (Rp) Alat dan Bahan Pasir Semen

0,77 0,11

300.000,00 750.000,00

231.000,00 82.500,00

Jumlah 313.500,00

B. BATAKO DENGAN KARST

Komponen Vol (m3) Harga (Satuan) Jumlah Alat dan Bahan

Pasir Karst Semen

0,66 0,11 0,11

300.000,00 100.000,00 750.000,00

198.000,00 11.000,00 82.500,00

Jumlah 291.500,00

Page 96: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

81

PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN DAN BERAT JENIS BATAKO

Luas Penampang Batako = 9x35,5 cm2

= 319,5 cm2 = 31950 mm2

perhitungan kuat tekan dapat dirumuskan sebagai berikut;

kuat Tekan (fc’) = A

PP 21−

Dimana; P = beban maksimum

A = Luas Permukaan

Contoh perhitungan;

Di ketahui batako berlubang mempunyai beban 500 KN, dengan luas penampang

batako : 200 cm2. berapakah kuat tekan batako?

Penyelesaian :

Di ket P : 500KN

A : 200 cm2 = 20.000 mm2

Ditanya fc’ = ....?

Jawab = fc’ = AP

=

000.20500

= 0,0025 N/mm2

= 0,0025 Mpa. Tabel 15. Data Hasil Uji Kuat Tekan Dan Berat Jenis Batako Berlubang

Var Peb. Campuran (Pc:Ps:Ks)

Vol. karst (gr)

Umur (hari)

Berat batako (gr)

Berat jenis (gr/cm3)

Bj. rerata

Beb.maks (KN)

Beb. Plat (Kg)

Kuat tekan Mpa(N/mm2)

Fc rata-rata (Mpa)

28 6412,9 729 220 3,37 6,89 28 6065,2 689 165 3,37 5,17 28 6139,7 698 155 3,37 4,85

I

1 : 7 : 0 0

28 6197,0 704

705

105 3,37 3,29

5,05

1 : 6 : 1 700 28 6116,8 695 723 140 3,37 4,38 5,09

Page 97: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

82

28 6609,3 751 195 3,37 6,1 28 6662,7 757 185 3,37 5,79

II

28 6066,1 689 130 3,37 4,07 28 5784,2 657 185 3,37 5,79 28 5740,8 652 55 3,37 1,72 28 5871,5 667 50 3,37 1,57

III

1 : 5 : 2 1400

28 6292,5 715

673

180 3,37 5,63

3,67

28 5785,5 657 55 3,37 1,72 28 5797,8 689 80 3,37 2,5 28 5606,2 637 50 3,37 1,57

IV

1 : 4 : 3 2100

28 5729,2 651

660

95 3,37 2,97

2,19

28 5595,7 636 50 3,37 1,57 28 6041,2 687 140 3,37 4,38 28 5578,8 634 55 3,37 1,72

V

1 : 3 : 4 2800

28 5976,5 679

660

110 3,37 3,44

2,78

Gambar 11. Grafik Kuat Tekan Batako Berlubang

GRAFIK KUAT TEKAN BATAKO

5.09

3.67

2.192.78y = -0.841x + 6.376

R2 = 0.7409

0

1

2

3

4

5

6

0 1 2 3 4 5 6

varian batako

kuat

teka

n (M

pa)

Gambar 12. Grafik Berat Jenis Batako Berlubang

Page 98: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

83

grafik berat jenis batako

723

673660 660y = -20.2x + 749.7

R2 = 0.7573640

660

680

700

720

740

0 1 2 3 4 5 6

varian batako

bera

t jen

is (g

r/cm

3)

Series1

Linear (Series1)

Tabel 13. Persyaratan Mutu Batako

Mutu Kuat Tekan (N/mm2) Penyerapan Air Max (%) I II III IV

6,5 4,5 3,0 1,7

25 35 - -

Sumber : Pesyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia.Bandung 1982.hal.27-28 Tabel 14. Syarat-syarat Fisis Bata Beton/Batako

Tingkat mutu bata beton pejal

Tingkat mutu bata beton berlubang

Syarat – syarat fisis Satuan

I II III IV I II III IV 3. Kuat Tekan Bruto1

ratarata min. 4. Kuat Tekan Bruto

masingmasing benda uji.

3. Penyerapan air rata-rata, maks.

Kg/cm Kg/cm %

100

90

25

70

65

35

40

35

--

25

21

--

70

65

25

50

45

35

35

30

--

20

17

--

Sumber : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (1982: 10-12)

Page 99: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

84

Tabel 15. Pembagian Beton Menurut Penggunaan dan Persyaratannya

Pustaka Jenis beton ringan Berat jenis (gr/cm3)

Kuat tekan (MPa)

Beton dengan berat jenis rendah (Low-Density concretes)

240 – 800 0,35 – 6,9

Beton dengan kekuatan menegah (Moderate-Trength Lighweight Concrete)

800 – 1440 6,9 – 17,3

Dobrowolski (1998)

Beton ringan struktur (Structural Lightweight Concretes)

1440 – 1900 > 17,3

Beton ringan struktur (Structural Lightweight Concretes)

1400 – 1800 > 17

Beton ringan untuk pasangan batu (Masonry Concrete)

500 – 800 7 – 14

Neville and Brooks (1987)

Beton ringan penahan panas (Insulating Concrete)

< 800 0,7 – 7

Page 100: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

85

UJI PRASYARAT ANALIS

1. Uji Normalitas Shapiro_Wilk

a. Hasil Pengujian Normalitas Kuat Tekan Dengan Metode Shapiro_Wilk

Table 16. Descriptive Statistics kuat tekan batako Mean Std. Deviation N

kuat tekan batako 3.7525 1.78372 20

variasi penggunaan karst 1400.0000 1015.66675 20

Tabel 17. Tests of Normality

variasi penggunaan

karst Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

kuatekan batako .00 .976 4 .879

700.00 .869 4 .296

1400.00 .766 4 .054

2100.00 .913 4 .499

2800.00 .882 4 .348

Analisis:

Hipotesis:

Ho = data berdistribusi normal

Ha = data berdistribusi tidak normal

Pengambilan keputusan:

a. jika probabilitas > 0,05 ;maka Ho diterima

b. jika probabilitas < 0,05 ;maka Ho ditolak

Keputusan: Terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig/asymptotic significane atau

probabilitas diatas 0,05 (Sig. > 0,05). Maka Ho diterima, atau distribusi penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk karst adalah normal.

Page 101: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

86

b. Hasil Pengujian Normalitas Berat Jenis Dengan Metode Shapiro_Wilk

Tabel 18. Descriptive Statistics Berat Jenis Batako Mean Std. Deviation N berat jenis batako .6850 .03620 20variasi penggunaan karst 1400.0000 1015.66675 20

Tabel 19. Tests of Normality

variasi penggunaan karst Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. berat jenis batako .00 .926 4 .572 700.00 .799 4 .100 1400.00 .887 4 .369 2100.00 .927 4 .577 2800.00 .882 4 .348

Analisis:

Hipotesis:

Ho = data berdistribusi normal

Ha = data berdistribusi tidak normal

Pengambilan keputusan:

a. jika probabilitas > 0,05 ;maka Ho diterima

b. jika probabilitas < 0,05 ;maka Ho ditolak

Keputusan: Terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig/asymptotic significane dua sisi

adalah diatas 0,05 (Sig. > 0,05). Maka Ho diterima, atau distribusi penggantian

sebagian agregat halus dengan dserbuk karst adalah normal.

Page 102: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

87

2. Uji Kelinieran Regresi

a. Hasil Pengujian Linieritas Kuat Tekan dengan Metode Curve EstimationModel

Linear.

Tabel 20. Hasil Pengujian Linieritas Kuat Tekan MODEL: MOD_2. Independent: VAR.KS Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1 KUATEKAN LIN .367 18 10.41 .005 5.2410 -.0011

Gambar 13. Grafik Curve Fit Hubungan Penggantian Sebagian Agregat Halus dengan serbuk karst Terhadap Kuat Tekan Batako berlubang

Linearitas of Regr Stda Residual

Dependent Var: kuat tekan batako

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.00

.75

.50

.25

0.00

18.00 9.00 12.00 1.00 6.00 7.00 20.00

16.00 2.00 5.00 3.00 8.00 14.00 19.00

17.00

13.00 15.00 4.00 10.00 11.00

Dari grafik yang ditampilkan menunjukkan bahwa data membentuk garis

linear dan menunjukkan nilai yang semakin meningkat, pada tabel coefficients

diperoleh nilai thitung variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk karst

yang positif (10,41). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa data tersebut linear,

maka model regresi linier diterima.

b. Hasil Pengujian Linieritas Berat Jenis dengan Metode Curve Estimation Model

Linear

Page 103: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

88

Tabel 21. Hasil Pengujian Linieritas Berat Jenis MODEL: MOD_1. Independent: VAR.KS Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1 BJ LIN .386 18 11.31 .003 .7160 -2.E-05

Linear of Regression Std Residual

Dependent Variable: bj batako

Observed Cum Prob

1.00.75.50.250.00

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.00

.75

.50

.25

0.00

6.00 18.00 12.00

20.00 14.00

1.00

5.00

13.00 8.00 17.00 11.00 4.00 3.00

16.00 19.00 9.00 2.00 15.00

10.00

Dari grafik yang ditampilkan menunjukkan bahwa data membentuk garis

linear dan menunjukkan nilai yang semakin meningkat, pada tabel coefficients

diperoleh nilai thitung variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk karst

yang positif (11,31). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa data tersebut linear,

maka model regresi linier diterima.

Page 104: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

89

3. Uji Hipotesis

a. Uji Regresi Kuat Tekan dengan metode Curve Estimation model Qubic

Tabel 22. Descriptive Statistics Kuat Tekan Batako

Mean Std. Deviation N kuat tekan batako 3.7525 1.78372 20variasi penggunaan karst 1400.0000 1015.66675 20

Dari tabel diatas diperoleh rata-rata kuat tekan (dengan jumlah data 20

buah) adalah 3,752 dengan standar deviasi 1.78; rata-rata variasi penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk karst adalah 1400 dengan satndar deviasi

1015,67

Tabel 23. Correlations

kuat tekan

batako

variasi penggunaan

karst kuat tekan batako 1.000 -.605 Pearson Correlation variasi penggunaan karst -.605 1.000 kuat tekan batako . .002 Significance (1-tailed) variasi penggunaan karst .002 . kuat tekan batako 20 20 N variasi penggunaan karst 20 20

Tabel 24. Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .605(a) .367 .331 1.45860a Predictors: (constant) variasi penggunaan karst... b Dependent Variable: kuat tekan batako

Dari tabel diatas memperoleh nilai nilai R2 0,7409 yang artinya penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) berpengaruh

sebesar 74,09%, sedang 25,91% dipengaruhi oleh faktor lain

Page 105: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

90

Tabel 25. ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Significance Regression 22.156 1 22.156 10.414 .005(a)

Residual 38.295 18 2.128

1

Total 60.452 19 a Predictors: (constant) variasi penggunaan karst... b Dependent Variable: kuat tekan batako

Dari uji ANOVA atau f test, didapat Fhitung adalah 10,41 dengan tingkat

signifikansi 0,005. oleh karena probabilitas (0,005) jauh lebih dari 0,05. maka model

Qubic dapat dipakai untuk memprediksi kuat tekan batako berlubang.

Tabel 26. Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Significance

Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.241 .565 9.278 .000 variasi

penggunaan karst

-.001 .000 -.605 -3.227 .005

a Dependent Variable: kuat tekan batako Dari tabel diatas menggambarkan persamaan regresi: Y = -0,841X + 6, 378,

dimana:

Y = Kuat tekan batako berlubang X = Variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk karst

Uji koefisien regresi dari variabel variasi penggantian sebagian agregat

halus dengan serbuk karst dapat dijabarkan sebagai berikut:

Hipotesis: Ho = koefisien regresi tidak signifikan

Ha = koefisien regresi signifikan

Berdasarkan Probabilitas

Jika probabilitas > 0,05: maka Ho diterima.

Jika probabilitas < 0,05; maka Ho ditolak.

Keputusan:

Page 106: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

91

Terlihat bahwa pada kolom significance adalah 0,005 < 0,05; oleh karena

probabilitas (0,005) jauh lebih kecil dari 0,05; maka model regresi dapat dipakai

untuk memprediksi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk karst.

Tabel 27. Casewise Diagnostics(a)

Case Number sampel batako

Standardized Residual

kuat tekan batako

Unstandardized Predicted

Value Unstandardize

d Residual 1 1.00 1.131 6.89 5.2410 1.64902 2.00 -.056 5.16 5.2410 -.08103 3.00 -.268 4.85 5.2410 -.39104 4.00 -1.338 3.29 5.2410 -1.95105 5.00 -.080 4.38 4.4967 -.11676 6.00 1.099 6.10 4.4967 1.60337 7.00 .887 5.79 4.4967 1.29338 8.00 -.293 4.07 4.4967 -.42679 9.00 1.397 5.79 3.7525 2.037510 10.00 -1.393 1.72 3.7525 -2.032511 11.00 -1.503 1.56 3.7525 -2.192512 12.00 1.267 5.60 3.7525 1.847513 13.00 -.883 1.72 3.0082 -1.288214 14.00 -.348 2.50 3.0082 -.508215 15.00 -.993 1.56 3.0082 -1.448216 16.00 -.026 2.97 3.0082 -.038217 17.00 -.483 1.56 2.2640 -.704018 18.00 1.451 4.38 2.2640 2.116019 19.00 -.373 1.72 2.2640 -.544020 20.00 .806 3.44 2.2640 1.1760

a Dependent Variable: kuat tekan batako

Page 107: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

92

Tabel 28. Residuals Statistics(a) Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Unstandardized Predicted Value 2.2640 5.2410 3.7525 1.07987 20

Standardized Predicted Value -1.378 1.378 .000 1.000 20

Standard Error of Predicted Value .32615 .56491 .45098 .09932 20

Adjusted Predicted Value 1.8906 5.5853 3.7460 1.11148 20Unstandardized Residual -2.1925 2.1160 .0000 1.41970 20Standardized Residual -1.503 1.451 .000 .973 20Studentized Residual -1.542 1.574 .002 1.022 20Deleted Residual -2.3079 2.4894 .0065 1.56653 20Studentized Deleted Residual -1.609 1.647 .005 1.046 20

Mahalanobis Distance .000 1.900 .950 .815 20Cook's Distance .000 .218 .052 .061 20Centered Leverage Value .000 .100 .050 .043 20

a Dependent Variable: kuat tekan batako b. Uji Regresi Berat Jenis dengan metode Regression

Tabel 29. Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N berat jenis batako .6850 .03620 20variasi penggunaan karst 1400.0000 1015.66675 20

Dari tabel diatas diperoleh rata-rata berat jenis (dengan jumlah data 20

buah) adalah 0,685 dengan standar deviasi 0,036; rata-rata variasi penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk karst adalah 1400 dengan satndar deviasi

1015,67

Tabel 30. Correlations

berat jenis

batako

variasi penggunaan

karst berat jenis batako 1.000 -.621 Pearson Correlation variasi penggunaan karst -.621 1.000 berat jenis batako . .002 Significance (1-tailed) variasi penggunaan karst .002 . berat jenis batako 20 20 N variasi penggunaan karst 20 20

Page 108: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

93

Dari tabel diatas diperoleh data besar hubungan antar variabel berat jenis

dengan variasi serbuk karst yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 1,0. hal

ini menunjukkan hubungan yang sangat erat (mendekati) di antara berat jenis dengan

variasi penambahan serbuk karst. Arah hubungan yang positif (tidak ada tanda

negatif pada angka 1,0) menunjukkan semakin besar penggunaan karst akan membuat

berat jenis cenderung menurun. Demikian pula sebaliknya.

Tabel 31. Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .621(a) .386 .352 .02915a Predictors: (constant) variasi penggunaan karst... b Dependent Variable: berat jenis batako

Dari tabel diatas diperoleh angka R2 0,7573 yang artinya penggantian

sebagian agregat halus dengan serbuk batu gamping keras (karst) berpengaruh

sebesar 75,73%, sedang 24,27% dipengaruhi oleh faktor lain

Tabel 32. ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Significance Regression .010 1 .010 11.313 .003(a)

Residual .015 18 .001

1

Total .025 19 a Predictors: (constant) variasi penggunaan karst... b Dependent Variable: berat jenis batako

Dari tabel uji Anova atau Ftest, didapat Fhitung adalah 11,3` dengan tingkat

signifikansi 0,003. oleh karena probabilitas (0,003) jauh lebih kecil dari 0,05; maka

model regresi dapat dipakai untuk memprediksi penggantian sebagian agregat halus

dengan serbuk karst.

Page 109: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

94

Tabel 33. Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Significance

Model B Std. Error Beta 1 (Constant) .716 .011 63.431 .000 variasi

penggunaan karst

-2.214E-05 .000 -.621 -3.364 .003

a Dependent Variable: berat jenis batako

Dari tabel diatas menggambarkan persamaan regresi: Y = - 20,2X + 743,7,

dimana:

Y = Kuat berat jenis batako berlubang X = Variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk karst

Uji koefisien regresi dari variabel variasi penggantian sebagian agregat

halus dengan serbuk karst dapat dijabarkan sebagai berikut:

Hipotesis: Ho = koefisien regresi tidak signifikan

Ha = koefisien regresi signifikan

Pengambilan keputusan: Berdasarkan Probabilitas

Jika probabilitas > 0,05; maka Ho diterima.

Jika probabilitas < 0,05; maka Ho ditolak.

Keputusan: Terlihat bahwa pada kolom significance adalah 0,000 < 0,05; atau

probabilitas dibawah 0,05; maka Ho ditolak. Sehingga koefisien regresi signifikan

atau variasi penggantian sebagian agregat halus dengan serbuk karst berpengaruh

secara signifikan tehadap berat jenis.

Page 110: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

95

Tabel 34. Casewise Diagnostics(a)

Case Number sampal batako

Standardized Residual

berat jenis batako

Unstandardized Predicted

Value Unstandardize

d Residual 1 1.00 .480 .73 .7160 .01402 2.00 -.892 .69 .7160 -.02603 3.00 -.549 .70 .7160 -.01604 4.00 -.549 .70 .7160 -.01605 5.00 -.017 .70 .7005 -.00056 6.00 1.698 .75 .7005 .04957 7.00 2.042 .76 .7005 .05958 8.00 -.360 .69 .7005 -.01059 9.00 -.858 .66 .6850 -.025010 10.00 -1.201 .65 .6850 -.035011 11.00 -.515 .67 .6850 -.015012 12.00 1.201 .72 .6850 .035013 13.00 -.326 .66 .6695 -.009514 14.00 .703 .69 .6695 .020515 15.00 -1.012 .64 .6695 -.029516 16.00 -.669 .65 .6695 -.019517 17.00 -.480 .64 .6540 -.014018 18.00 1.235 .69 .6540 .036019 19.00 -.823 .63 .6540 -.024020 20.00 .892 .68 .6540 .0260

a Dependent Variable: berat jenis batako

Page 111: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

96

Tabel 35. Residuals Statistics(a) Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Unstandardized Predicted Value .6540 .7160 .6850 .02249 20

Standardized Predicted Value -1.378 1.378 .000 1.000 20

Standard Error of Predicted Value .00652 .01129 .00901 .00198 20

Adjusted Predicted Value .6476 .7206 .6850 .02317 20Unstandardized Residual -.0350 .0595 .0000 .02837 20Standardized Residual -1.201 2.042 .000 .973 20Studentized Residual -1.232 2.123 -.001 1.021 20Deleted Residual -.0368 .0643 .0000 .03125 20Studentized Deleted Residual -1.251 2.382 .023 1.063 20

Mahalanobis Distance .000 1.900 .950 .815 20Cook's Distance .000 .183 .051 .052 20Centered Leverage Value .000 .100 .050 .043 20

a Dependent Variable: berat jenis batako

Page 112: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

97

LAMPIRAN FOTO

Page 113: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

98

Page 114: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

99

Page 115: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

100

Page 116: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

101

Page 117: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

102

Page 118: SKRIPSI PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT …/Pengaruh... · The specific gravity test results showed that the more the use of powder karst, resulting in more severe types of

103