skripsi oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v motto...

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG MATERI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA FILM PADA SISWA KELAS III TUNARUNGU WICARA SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2011 SKRIPSI oleh: SUYANTO X 5209024 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: doankien

Post on 23-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG MATERI

BILANGAN PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA FILM

PADA SISWA KELAS III TUNARUNGU WICARA SLB NEGERI

WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

TAHUN 2011

SKRIPSI

oleh:

SUYANTO

X 5209024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG MATERI

BILANGAN PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA FILM

PADA SISWA KELAS III TUNARUNGU WICARA SLB NEGERI

WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

TAHUN 2011

SKRIPSI

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Khusus

oleh:

SUYANTO

X 5209024

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

Page 5: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

MOTTO

S

Page 6: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan pada:

Kedua orang t

untukku agar selalu sukses selalu dalam menuntut ilmu.

Istriku tercinta, yang selalu mendukung dan memberi

semangat dalam menempuh pendidikan ke jenjang S1.

Kedua putriku yang tersayang telah memberi dorongan

agar sukses dalam meneruskan pendidikan.

Rekan-rekan seperjuangan yang selalu membantu saya

dalam meyelesaikan tugas-tugas kuliah.

Page 7: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

ABSTRAK

Suyanto, MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG

MATERI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA FILM

PADA SISWA KELAS III TUNARUNGU WICARA SLB NEGERI

WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2011, Skripsi. Surakarta.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli

2011.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika

tentang materi pecahan sederhana melalui media film pada siswa kelas III

tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran

2010/2011.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas III Tunarungu wicara yang berjumlah 7

anak. Teknik pengumpulan data dengan tes.

Teknik analisa data yang digunakan dengan penilaian data deskriptif

komparatif yaitu membandingkan hasil tes kondisi awal nilai tes siklus I dan nilai

tes setelah diadakan siklus II.

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media film dapat meningkatkan

hasil belajar matematika tentang materi pecahan sederhana pada siswa kelas III

tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran

2010/2011.

Page 8: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

ABSTRACT

Suyanto. IMPROVING THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT

OF SIMPLE FRACTION NUMBER MATERIAL USING FILM MEDIA IN

DEAF-MUTE III GRADERS OF SLB NEGERI WIRADESA OF

PEKALONGAN REGENCY IN 2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and

Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July. 2011.

This research aims to improve the mathematics learning achievement of

simple fraction number material using film media in deaf-mute III graders of SLB

Negeri Wiradesa of Pekalongan Regency in 2011.

This study employed a Classroom Action Research (CAR). The subject of

research was the deaf-mute III graders of consisting of 7 students. Technique of

collecting data using test.

Technique of analyzing data used was a descriptive comparative data

assessment, that is, to compare the result of prior condition test, cycle I test value

and the test value after cycle II.

From the result of research, it can be concluded that film media can

improve the mathematics learning achievement of simple fraction material in the

deaf-mute III graders of SLB Negeri Wiradesa of Pekalongan Regency in 2011.

Page 9: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdul

SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar

Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak sekali hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, penulisan

skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa adanya doa, bantuan, dan dorongan

berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, yang telah

memberikan ijin penelitian untuk melaksanakan penelitian dan sekaligus

sebagai pembimbing II Skripsi.

3. Drs. Gunarhadi, MA,Ph.D. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa,

yang telah memberikan ijin penelitian serta memberikan motivasi, masukan

dan saran.

4. Drs. A. Salim Choiri, M.Kes. Sebagai pembimbing I yang selalu memberi

motivasi serta pembimbingan sampai selesainya skripsi.

5. Bapak, Ibu Dosen dan Stap Program Studi Pendidikan Luar Biasa yang telah

memberikan bekal pengetahuan kepada penulis sehingga mambantu dalam

penulisan skripsi ini.

6. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan ijin

studi S1. di UNS.

7. Kepala SLB Negeri wiradesa Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan

ijin sebagai tempat penelitian di SLB Negeri Wiradesa.

8. Seluruh Staf pengajar di SLB Negeri Wiradesa kabupaten Pekalongan, yang

telah membantu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

Page 10: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

9. Seluruh Siswa SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan yang telah

membantu dalam memberikan informasi yang di butuhkan dalam penelitian.

10. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga semua pihak yang telah berkenan memberikan sumbangan tenaga,

pikiran dan kesempatan dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan imbalan dari

Alloh SWT, atas amal baik yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu dengan adanya saran dan kritik yang membangun penulis

terima dengan senang hati demi kebaikan kebaikan skripsi ini.

Surakarta, Juli 2011.

Penulis

Page 11: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------------------- i

HALAMAN PERSETUJUAN -------------------------------------------------------- iii

HALAMAN PENGESAHAN -------------------------------------------------------- iv

MOTTO ---------------------------------------------------------------------------------- v

PERSEMBAHAN ---------------------------------------------------------------------- vi

ABSTRAK ------------------------------------------------------------------------------ vii

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------- ix

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------- xi

DAFTAR TABEL ---------------------------------------------------------------------- xiv

DAFTAR LAMPIRAN ---------------------------------------------------------------- xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang --------------------------------------------------------------- 1

B. Perumusan Masalah --------------------------------------------------------- 3

C. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------ 3

D. Manfaat Penelitian ----------------------------------------------------------- 3

1. Manfaat Teoritis ---------------------------------------------------------- 3

2. Manfaat Praktis ----------------------------------------------------------- 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Anak Tunarungu

a. Pengertian Anak Tunarungu --------------------------------------- 5

b. Faktor Penyebab Anak Tunarungu ------------------------------- 6

c. Klasifikasi Anak Tunarungu -------------------------------------- 9

d. Ciri-ciri Anak Tunarungu ----------------------------------------- 10

e. Permasalahan yang dihadapi Anak Tunarungu ----------------- 12

f. Kebutuhan Pembelajaran Anak Tunarungu --------------------- 13

2. Tinjauan Tentang Hasil Belajar matematika.

a. Pengertian Hasil Belajar -------------------------------------------- 14

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Secara

Umum ----------------------------------------------------------------- 15

Page 12: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

c. Pengertian Matematika --------------------------------------------- 17

d. Pengertian Pecahan Sederhana ------------------------------------ 18

e. Pengertian Media ---------------------------------------------------- 19

f. Pengertian Film ------------------------------------------------------ 19

g. Tujuan Mata Pelajaran Matematika di SLB --------------------- 20

h. Ruang Lingkup Pelajaran Matematikam-------------------------- 21

B. Kerangka Berfikir ------------------------------------------------------------ 22

C. Perumusan Hipotesis Tindakan -------------------------------------------- 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian -------------------------------------------------------- 25

2. Waktu Penelitian --------------------------------------------------------- 25

B. Subyek penelitian ------------------------------------------------------------ 26

C. Data dan Sumber Data ------------------------------------------------------- 26

D. Teknik Pengumpulan Data Diadakan Melalui Tes.

1. Pengertian Tes ------------------------------------------------------------ 27

2. Materi Tes ----------------------------------------------------------------- 28

3. Jenis-Jenis Tes ------------------------------------------------------------ 28

4. Cara Mengerjakan Tes -------------------------------------------------- 29

5. Kunci Jawaban ----------------------------------------------------------- 30

6. Penilaian atau Skor ------------------------------------------------------ 30

E. Teknik Analisis Data -------------------------------------------------------- 30

F. Prosedur Penelitian

1. Siklus I -------------------------------------------------------------------- 31

2. Siklus II ------------------------------------------------------------------- 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal -------------------------------------------------- 33

2. Deskripsi Siklus I

a. Tahap Perencanaan ------------------------------------------------- 34

b. Pelaksanaan Tindakan ---------------------------------------------- 35

Page 13: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

c. Hasil Pengamatan ---------------------------------------------------- 36

d. Repleksi -------------------------------------------------------------- 37

3. Deskripsi Siklus II

a. Tahap Perencanaan ------------------------------------------------- 37

b. Pelaksanaan Tindakan ---------------------------------------------- 38

c. Hasil Pengamatan ---------------------------------------------------- 39

B. Hasil Penelitian --------------------------------------------------------------- 40

C. Pembahasan Hasil Penelitian ----------------------------------------------- 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ---------------------------------------------------------------------- 44

B. Implikasi ---------------------------------------------------------------------- 44

C. Saran --------------------------------------------------------------------------- 44

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------ 46

LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------------------- 48

Page 14: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

Tabel. 3.1. Jadwal Penelitian ---------------------------------------------------------- 26

Tabel. 4.1. Nilai Kondisi Awal -------------------------------------------------------- 33

Tabel. 4.2. Nilai Rata-rata Kondisi Awal -------------------------------------------- 34

Tabel. 4.3. Nilai Ulangan Pada Siklus I ---------------------------------------------- 36

Tabel. 4.4. Nilai Ulangan Pada Siklus II --------------------------------------------- 40

Tabel. 4.5. Hasil Evaluasi Nilai Rata-rata Akhir Siklus II ------------------------ 40

Grafik 1. Hasil Evaluasi Belajar Rata-rata Kondisi Awal Sampai Akhir Siklus I

Dan Siklus II ----------------------------------------------------------------- 41

Page 15: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. RPP Siklus I ----------------------------------------------------------------------- 48

2. Postes Siklus I ---------------------------------------------------------------------- 66

3. Kunci Jawaban siklus I ------------------------------------------------------------ 67

4. Skor Penilaian Siklus I ------------------------------------------------------------ 67

5. Silabus (matematika) Siklus I----------------------------------------------------- 68

6. Silabus (PKn) siklus I ------------------------------------------------------------- 71

7. Kisi-kisi siklus I -------------------------------------------------------------------- 73

8. Foto Kegiatan siklus I ------------------------------------------------------------- 74

9. RPP Siklus II ----------------------------------------------------------------------- 75

10. Postes Siklus II --------------------------------------------------------------------- 93

11. Kunci Jawaban siklus II ----------------------------------------------------------- 94

12. Silabus (matematika) Siklus II --------------------------------------------------- 95

13. Silabus (PKn) siklus II ------------------------------------------------------------ 98

14. Kisi-kisi siklus II ------------------------------------------------------------------- 100

15. Foto Kegiatan siklus II ------------------------------------------------------------ 101

16. Instrumen Penilaian RPP (Lamp-5) --------------------------------------------- 102

17. Instrumen Penilaian Implementasi RPP (Lamp-6) ---------------------------- 104

18. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ------------------------------------ 106

19. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa.------------------------------------ 108

17. Surat-surat Perizinan dari UNS dan SLB N Wiradesa.----------------------- 109

Page 16: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

Page 17: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

DINAS PENDIDIKAN

SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

JENJANG PENDIDIKAN TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB Alamat: Jl. Mrican Kepatihan-Wiradesa-Pekalongan Telp.(0285) 7927588 Kode Pos 51152

SURAT KETERANGAN

No: 421.8/ 069 / 2011

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SLB Negeri Wiradesa

Kabupaten Pekalongan menerangkan bahwa:

N a m a : SUYANTO

N I M : X5209024

Mahasiswa : FKIP UNS, Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu

Pendidikan

Bahwa mahasiswa tersebut diatas telah mengadakan penelitian dalam rangka

menyususn skripsi dengan judul : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA TENTANG MATERI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA

MELALUI MEDIA FILM PADA SISWA KELAS III TUNARUNGU WICARA

SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2011,

yang dilaksanakan mulai tanggal 3 Mei sampai dengan 13 Mei 2011.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

perlunya.

Pekalongan, 21 Mei 2011

Kepala Sekolah

NURHADI, S.Pd

NIP: 19560504 198304 1 001

Page 18: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

Lampiran 5

Instrumen Penilaian RPP

INSTRUMEN PENILAIAN RPP

1. Nama mahasiswa : SUYANTO

2. Tempat Praktik : SLB NEGERI WIRADESA, KAB. PEKALONGAN

3. Kelas / Jurusan : III/ TUNARUNGU WICARA

4. Mata Pelajaran : MATEMATIKA, PKN

5. Tanggal : Mei 2011

No Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Skor

I Perumusan Masalah

1 Kejelasan masalah 1 2 3 4

2 Sifat masalah 1 2 3 4

3 Pemecahan melalui perbaikan pembelajaran 1 2 3 4

II Rumusan Kompetensi dan Indikator

1 Kejelasan rumusan 1 2 3 4

2 Kelengkapan cakupan rumusan 1 2 3 4

3 Kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar 1 2 3 4

III Pemilihan dan Pengorganisasian materi ajar

1 Kesesuaian materi dengan kompetensi 1 2 3 4

2 Kesesuainnya dengan karakter peserta didik 1 2 3 4

3 Keruntutan dan sistematika / organisasi materi 1 2 3 4

4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 1 2 3 4

IV Pemilihan sumber belajar / media Pembelajaran

1 Kesesuaian sumber belajar / media pembelajaran dengan kompetensi 1 2 3 4

2 Kesesuaian sumber belajar / media pembelajaran dengan materi

pembelajaran

1 2 3 4

3 Kesesuaian sumber belajar / media pembelajaran dengan karakter

peserta didik

1 2 3 4

No

Komponen Rencana Pelaksanan Pembelajaran Skor

V Strategi pembelajaran

1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi 1 2 3 4

2 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi

pembelajaran

1 2 3 4

3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakter peserta

didik

1 2 3 4

4 Kesesuaian penerapan strategi pembelajaran dengan alokasi waktu 1 2 3 4

VI Penilaian hasil belajar

1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi 1 2 3 4

2 Kesesuaian item soal dengan indikator 1 2 3 4

3 Kejelasan prosedur penilaian 1 2 3 4

Total

Page 19: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xix

Komentar :

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Pengamat / Penilai :

Nama : NURHADI, S.Pd

NIP / NIK : 19560504 198304 1 001

Tanda tangan :

Page 20: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xx

Lampiran 6

Instrumen Penilaian Implementasi RPP

INSTRUMEN PENILAIAN

PRAKTIK PEMBELAJARAN

1. Nama Mahasiswa : SUYANTO

2. Tempat Praktik : SLB NEGERI WIRADESA, KAB. PEKALONGAN

3. Kelas /Jurusan : III/TUNARUNGU WICARA

4. Mata Pelajaran : MATEMATIKA, PKn

5. Waktu : 2 X 30 MENIT

6. Tanggal : Mei 2011

No Aspek yang diamati Skor

I Pra Pembelajaran

1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran 1 2 3 4

2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4

II Membuka pembelajaran

1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 1 2 3 4

2. Menyempaikan kompetensi ( tujuan ) yang akan di capai 1 2 3 4

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4

2. Mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4

3. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki belajar 1 2 3 4

4. Mengkaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4

B. Pendekatan / Strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi ( tujuan ) yang akan

dicapai

1 2 3 4

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan

kebutuhan siswa

1 2 3 4

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4

4. Menguasai kelas 1 2 3 4

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan

positif

1 2 3 4

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah di alokasikan 1 2 3 4

C. Pemanfaatan media pembelajaran / sumber belajar

1. Menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan media 1 2 3 4

2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4

3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 3 4

4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4

D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4

2. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4

3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar 1 2 3 4

4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 3 4

5. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4

6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar 1 2 3 4

E. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Memantau kemajuan belajar 1 2 3 4

2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi ( tujuan ) 1 2 3 4

F. Penggunaan bahasa

Page 21: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxi

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 3 4

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4

3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4

IV Penutp

1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3 4

2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 3 4

3. Melaksanakan tindak lanjut 1 2 3 4

Total

Komentar :

..............................................................................................................................................................

................................................................................................................................... ...........................

..............................................................................................................................................................

..............................

Pengamat / Penilai :

Nama : NURHADI, S.Pd

NIP / NIK : 19560504 198304 1 001

Tanda tangan :

Page 22: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxii

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

1. Nama Mahasiswa : SUYANTO

2. Tempat Praktik : SLB NEGERI WIRADESA, KAB. PEKALONGAN

3. Kelas : III/TUNARUNGU WICARA

4. Mata Pelajaran : MATEMATIKA, PKn

5. Waktu : 2 X 30 MENIT

6. Tanggal : Mei 2011

No ASPEK YANG DI AMATI Catatan

I Pra Pembelajaran

1. Siswa menempati tempat duduknya masing masing

2. Kesiapan menerima pembelajaran

II Kegiatan membuka pembelajaran

1. Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi

2. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetens yang

hendak dicapai

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penjelasan materi pembelajaran

1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran

2. Aktif bertanya saat proses penjelasan materi

3. Adanya interaksi positif antar siswa

4. Adanya interaksi positif antar siswa guru, siswa materi

pelajaran

B. Pendekatan / strategi belajar

1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar

2. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan

3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan

4. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran

5. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenag dan

tidak merasa tertekan

6. Siswa merasa senang menerima pelajaran

C. Pemanfaatan media pembelajaran / sumber belajar

1. Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran

yang digunakan guru

2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media

pembelajaran

3. Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan

guru

NO ASPEK YANG DIAMATI Catatan

D. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Siswa merasa terbimbing

2. Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan pertanyaan

yang diajukan guru

E. Penggunaan bahasa

Page 23: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxiii

1. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar

2. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas

IV Penutup

1. Siswa secara aktif memberi rangkuman

2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang

Total

Catatan tambahan :

Nama Pengamat :

Tanda tangan :

Page 24: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxiv

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

LEMBAR OBSERVASI

KEGIATAN BELAJAR SISWA

A. Kapan siswa mulai berkonsentrasi untuk belajar ? ( harus berdasar pada fakta

konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa )

B. Kapan para siswa berhenti berkonsentrasi dalam belajar ? ( harus berdasar

pada fakta konkrit yang diamati dengan disertai nama siswa )

C. Pelajaran berharga apa yang anda petik dari pengamatan tadi ?

Nama Praktikan : SUYANTO

SD / Kelas/jURUSAN : SDLB/ III/ B

Mata Pelajaran : Matematika, PKn

Tanggal : Mei 2011

Observer :

Page 25: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xxv

Page 26: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama. Pembekalan tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran

matematika yang mencakup pemecahan masalah khususnya pecahan sederhana.

Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan

ketrampilan, memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan

masalah, dan menafsirkan solusinya. Dengan membekali kemampuan berfikir

logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif melalui media pembelajaran film

pecahan sederhana, diharapkan anak tunarungu wicara dapat mengikuti proses

belajar mengajar yang baik, dengan proses belajar mengajar yang baik akan

menghasilkan kelulusan yang baik dan mandiri.

Anak tunarungu adalah Anak yang mengalami kekurangan atau

kehilangan salah satu indera pendengaran yang mengakibatkan mengalami

keterbatasan pula dalam menerima informasi khususnya melalui pedengarannya.

Maka bagi anak tunarungu indera andalan yang dipergunakan adalah indera

penglihatan atau disebut anak pemata.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika selalu dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).

Dengan mengajukan masalah kontektual, peserta didik secara bertahap dibimbing

untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan

pembelajaran, dan sekolah diharapkan menyediakan teknologi informasi dan

komunikasi yang modern, seperti komputer, alat peraga, TV, DVD, handycam

atau media lainnya, agar anak didik tidak selalu ketinggalan menerima informasi

dari dunia luar walaupun anak tunarungu.

1

Page 27: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pada setiap kegiatan proses belajar mengajar di Kelas III Tunarungu guru

selalu memberi kesempatan siswa untuk bertanya, namun siswa masih banyak

yang tidak bertanya entah mengapa siswa tidak bertanya, apa mungkin belum

jelas sehingga tidak tahu apa yang harus ditanyakan, atau malu bertanya, atau

tidak dapat bertanya. Dengan keaktifan siswa yang terbatas ini mengakibatkan

hasil belajar siswa kelas III tunarungu pada materi pecahan sederhana selalu

rendah. Maka peneliti mencoba untuk menampilkan pembelajaran melalui media

film yang mudah diterima oleh anak, sebab sesuai dengan kekurangan salah satu

indera pendengarannya, anak tersebut yang digunakan penyerapan ilmu yang

paling banyak melalui indera penglihatan.

Dalam pembelajaran matematika kami selalu memberikan alat peraga

walaupun sederhana , misalnya dengan gambar dipapan tulis, benda nyata, beda

tiruan. Hal ini apakah anak menjadi bosan, anak kurang konsentrasi terhadap

pembelajaran khususnya matematika yang menggunakan alat peraga yang kurang

menarik, sehinga anak merasa bosan terhadap pembelajaran khususnya pada

materi pecahan sederhana. Kali ini saya akan mencoba dengan menggunakan

media ICT khususnya gambar film artinya gambar benda mati yang dapat

bergerak.

Dalam proses pembelajaran siswa selalu diarahkan agar kreatif, serta

tidak malu bertanya kepada guru bila ada kesulitan. Karena mengajar adalah

proses pemberian bimbingan/bantuan pada anak didik dalam melaksanakan

kegiatan proses belajar mengajar (Nana Sudjana, 1991 :29).

Setrategi pembelajaran melalui media pengamatan film, siswa diberi

kesempatan untuk dapat melihat gambar yang ditayangkan oleh guru tentang

pecahan sederhana, kegiatan ini akan dapat menarik perhatian dan memperjelas

tentang pecahan yang selama ini masih sulit dibayangkan atau dimengerti oleh

anak.

Dengan demikian untuk mengupayakan penanganan kesulitan belajar

matematika pada materi pecahan sederhana, perlu mengoptimalkan kegiatan siswa

dengan menggunakan media yang modern akan lebih menarik dan terkesan dalam

ingatan anak dan tidak mudah lupa, sehingga dalam menyelesaikan masalah akan

Page 28: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

lebih mudah terutama pada bilangan pecahan. Diharapankan dapat meningkatkan

hasil belajar matematika pada materi pecahan sederhana pada siswa kelas III

tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa kabupaten Pekalongan semester II tahun

pelajaran 2010/2011.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut: Apakah dengan melalui media film dapat meningkatkan

hasil belajar matematika tentang materi bilangan pecahan sederhana pada siswa

kelas III Tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun

2011?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:

Meningkatkan hasil belajar matematika pada materi bilangan pecahan sederhana

melalui media film pada siswa kelas III Tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa

Kabupaten Pekalongan tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru-guru SLB dalam

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika pada materi bilangan

pecahan sederhana melalui media film pada siswa kelas III Tunarungu wicara

SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun 2011.

Manfaat yang dapat diambil oleh peneliti dalam pembelajaran mata

pelajaran matematika dengan indikator mengenal bilangan pecahan sederhana

melalui media film adalah:

1. Manfaat teoritis

Sebagai sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya

bagi pendidikan Sekolah Luar Biasa maupun akademisi dan mahasiswa tentang

ada tidaknya pengaruh peningkatan hasil belajar matematika melalui media film

pada materi bilangan pecahan sederhana.

Page 29: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Manfaat Praktis

a) Manfaat bagi anak:

Untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi peserta didik, sehingga

dalam jangka waktu yang singkat peserta didik dapat meningkatkan

pemahaman dan penguasaan materi bilangan pecahan sederhana.

b) Manfaat bagi guru:

Manfaat yang bisa diambil oleh guru yaitu memperoleh alternatif model

media pembelajaran matematika pada materi bilangan pecahan sederhana.

c) Manfaat bagi sekolah:

Sekolah memperoleh peningkatan mutu pembelajaran matematika khususnya

di kelas III Tunarungu Wicara.

Page 30: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Anak Tunarungu

a. Pengertian Anak Tunarungu

Kata tunarungu terdiri dari dua kata, yaitu tuna dan rungu, yang artinya

tuna berarti kurang dan rungu berarti pendengaran. Jadi tunarungu dapat

diartikan kurang pendengaran.

Tunarungu dapat diartikan sebagai sebuah keadaan kehilangan

pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai

rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Batasan pengertian anak

tunarungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada

dasarnya mengandung pengertian yang hampir sama. Dibawah ini dikemukakan

definisi anak tunarungu.

Menurut Sukaesih (2010 : 5) Anak tunarungu adalah anak yang kehilangan

seluruh atau sebagian daya pendengarannya, sehingga mengalami

gangguan berkomunikasi secara verbal. Secara fisik, anak tunarungu tidak

berbeda dengan anak-anak dengar pada umumnya, sebab orang akan

mengetahui bahwa anak menyandang ketunarunguan pada saat berbicara,

mereka berbicara tanpa suara atau dengan suara yang kurang atau tidak

jelas artikulasinya, atau bahkan tidak berbicara sama sekali, mereka

berisyarat.

Pendapat Bandi Delphie (2009: 127 Pengertian hendaya pendengaran

(tunarungu) adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan

kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan tidak

berfungsinya sebagian at

Menurut Sarjono (2000: 6) anak tunarungu didefinisikan sebagai berikut:

verbal, dan walaupun telah dibantu Alat Bantu Mendengar (ABM) tetap

membutuhkan pelayanan khusus.

5

Page 31: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Pendapat Soewito dalam Sarjo alah

seseorang yang mengalami ketulian berat sampai total. Yang tidak dapat lagi

menangkap tutur kata tan

adalah anak yang kehilangan kemampuan pendengaran sedemikian rupa

sehingga anak tersebut tidak dapat mengartikan bahasa oral walaupun

menggunakan Alat B

Dari beberapa definisi di atas tentang anak tunarungu, pada dasarkan

menekankan pada masalah adanya kelainan pendengaran, yang akhirnya

berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa, berhitung, dan membaca.

Berbagai istilah itu digunakan seperti kurang dengar, tuli, dan tunarungu

merupakan istilah yang dipakai orang untuk menyebutnya, tetapi pada

umumnya kalangan pendidikan luar biasa atau sosial menyebut tunarungu.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu adalah

anak yang kehilangan sebagian pendengaran atau seluruh daya

pendengarannya, sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi,

membaca, berhitung yang mengakibatkan hambatan dalam perkembangannya,

maka anak tunarungu memerlukan bantuan atau pendidikan secara khusus.

Secara umum, anak dikatakan tunarungu apabila indera pendengaranya tidak

berfungsi sebagai mana umumnya anak normal atau dengan kata lain indera

dengarnya tidak dapat menerima suara dari luar dengan baik.

b. Faktor Penyebab Anak tunarungu.

Penyebab kelainan pada pendengaran atau ketunarunguan dapat terjadi

sebelum anak dilahirkan, waktu kelahiran atau anak sesudah dilahirkan. Faktor

penyebab merupakan sesuatu yang menjadikan akibat, menurut Soewito dalam

Sarjono (2000: 15), mengemukakan bahwa faktor ketunarunguan dapat dibagi 3

faktor menurut waktu terjadinya, sebagai berikut:

1) Faktor-faktor yang terjadi sebelum anak dilahirkan (prenatal)

Pada masa ini penyebab kelainan pendengaran disebabkan atas:

a) Karena Keturunan

Page 32: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Anak mengalami tunarungu sejak anak dilahirkan karena ada salah satu

anggota keluarga, terutama ayah/ibu menderita tunarungu.

b) Karena Penyakit

Misalnya cacar air, campak. Pada waktu ibu mengandung menderita

penyakit cacar air atau campak, sehingga dalam kandungan dapat

terserang pengyakit cacar air atau campak, dan kemungkinan besar anak

menjadi tunarungu.

c) Karena Keracunan atau Infeksi (keracunan darah)

Pada waktu mengandung keracunan darah yang berakibat placenta rusak,

dan sesudah dilahirkan anak bisa menderita tunarungu.

d) Penggunaan pil kimia dalam jumlah besar

Adakalanya seseorang ingin menggugurkan kandunganya dengan cara

minum pil kimia dalam jumlah yang besar, dan ada pula yang tidak

berhasil. Hal ini menyebabkan anak yang dilahirkan menjadi tunarungu.

e) Anak mengalami organ pendengaran sejak lahir

Kemungkinan anak yang dilahirkan mengalami kelainan pada organ

pendengarannya, misalnya: liang telinga sempit, tidak berdaun telinga

atau gendang telinga tebal. Kelainan ini dapat menjadi penyebab anak

menjadi tunarungu.

f) Karena lain

Penggunaan kontra sepsi yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh juga

menyebabkan kelainan pendengaran.

2) Faktor-faktor yang terjadi pada saat dilahirkan.

a) Karena faktor rhesus

Manusia selain mempunyai golongan darah A, B, AB dan O juga

mempunyai jenis Rh positif dan Rh negatif. Ketidak cocokan Rh antara

ibu dan anak yang dikandung menyebabkan sel-sel darah membentuk

antibody yang justru menyerang sel darah merah anak. Sehingga anak

menderita kurang darah dan sakit kuning yang menyebabkan

terganggunya sistem syaraf, dan akibatnya anak menjadi tunarungu.

b) Kelahiran prematur

Anak lahir prematur/sebelum ± 9 bulan dalam kandungan mempunyai

gejala sama seperti diatas, yaitu menderita kurang darah atau kurang

oksigen.

3) Faktor-faktor yang terjadi sesudah lahir anak dilahirkan (post natal)

a) Karena infeksi atau luka-luka

Sesudah anak dilahirkan kadang-kadang anak dapat terserang penyakit

seperti cacar, campak dan syphilis. Penyakit ini kemudian dapat

menyebabkan kerusakan organ pendengaran yang menyebabkan

seseorang menjadi tunarungu.

b) Meningitis (peradangan selaput)

Meningitis dapat menyebabkan syaraf menjadi tidak berfungsi secara

normal, termasuk syaraf pendengaran. Hal ini dapat berakibat anak

menjadi tunarungu perseptif.

c) Tuli perseptif yang bersifat keturunan

Page 33: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Tunarungu jenis ini disebabkan ketunarunguan orang tuanya. Tetapi

tunarungu ini diakibatkan ada kelainan pada syaraf pendengaran.

d) Otitis madia yang kronis

Cairan otitis dapat mengakibatkan tertutupnya liang telinga sehingga

menghambat getaran suara yang akan dilanjutkan ketelinga bagian dalam.

e) Terjadi infeksi pada alat-alat pernafasan

Akibat dari infeksi menyebabkan gangguan pada telinga bagian luar dan

tengah. Sutji Somantri dalam buku kajian psikologi.

Menurut H. T. Sutjihati Somantri (1996: 75) Penyebab ketunarunguan

dilihat dari waktu terjadinya ada beberapa faktor:

1. Waktu terjadinya pada saat sebelum dilahirkan (prenatal).

a) Salah satu atau kedua orangtua menderita tunarungu, atau

mempunyai gen/ sel bawaan sifat abnormal misalnya: dominan

genes, recesive gen, dll.

b) Karena penyakit: sewaktu ibu mengandung ibu terserang penyakit;

terutama penyakit-penyakit yang diderita pada saat kehamilan

trisemeter pertama yaitu pada saat pembentukan ruang telinga.

Penyakit itu ialah rubella, morbili, dan lain-lain.

c) Karena keracunan obat-obatan: Pada suatu kehamilan, ibu minum

obat-obatan terlalu banyak atau ibu seorang pecandu alkohol, atau

ibu tidak menghendaki kehadiran anaknya, ia meminum obat

penggugur kandungan akan dapat menyebabkan ketunarunguan

pada anak yang dilahirkan.

2. Waktu terjadinya pada saat kelahiran.

a) Sewaktu ibu melahirkan, ibu mengalami kesulitan, sehingga

persalinan dibantu dengan penyedotan (tang).

b) Prematuritas, yakni bayi yang lahir sebelum waktunya.

3. Waktu terjadinya pada saat setelah kelahiran (post natal)

a) Ketulian terjadi karena infeksi, misalnya infeksi pada otak

(meningitis) atau infeksi umum seperti difteri, morbili, dan lainnya.

b) Pemakaian obat-obatan ototoksi pada anak-anak.

c) Karena kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat

pendengaran bagian dalam, misalnya jatuh.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab anak

tunarungu menurut waktu terjadinya prenatal, natal dan posnatal dalam proses

pertumbuhan dan perkembangannya secara signifikan (bermakna) mengalami

kelainan/penyimpangan baik fisik, mental, sosial, emosional dibandingkan anak

normal sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus.

Page 34: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Klasifikasi anak tunarungu

Menurut Bandi Delphie (2009: 127) Alat audiometer merupakan alat

untuk mengukur derajat kehilangan pendengaran dengan ukuran decibel (dB).

Derajat kemampuan berdasarkan ukuran instrumen audiometer menyebabkan

klasifikasi anak dengan hendaya pendengaran (tunarungu) sebagai berikut:

1) Derajat kehilangan pendengaran sebesar 0dB-26dB, yaitu anak masih

mempunyai pendengaran normal.

2) Derajat kehilangan pendengaran sebesar 27dB-40dB, yaitu anak

mempunyai kesulitan mendengar tingkat ringan dan masih mampu

mendengar bunyi-bunyian yang jauh sehingga membutuhkan terapi bicara.

3) Derajat kehilangan pendengaran sebesar 41dB-55dB, yaitu anak yang

mengalami kesulitan mendengar tingkat menengah dan dapat mengerti

bahasa percakapan sehingga membutuhkan alat bantu dengar.

4) Derajat kehilangan pendengaran sebesar 56dB-70dB, yaitu anak yang

mengalami kesulitan mendengar tingkat menengah berat, mampu

mendengar dari jarak dekat, memerlukan alat bantu dengar, dan

membutuhkan latihan berbicara secara khusus.

5) Derajat kehilangan pendengaran sebesar 71dB-90dB, yaitu anak yang

mengalami kesulitan mendengar tingkat berat sehingga termasuk anak

yang mengalami ketulian, hanya mampu mendengarkan suara keras yang

berjarak lebih kurang satu meter, dan keseulitan membedakan suara yang

berhubungan dengan bunyi secara tetap.

6) Derajat kehilangan pendengaran sebesar 91dB dan seterusnya, yaitu anak

yang mengalami ketulian sangat berat, tidak dapat mendengar suara

sehingga sangat membutuhkan bantuan khusus secara intensif terutama

dalam ketrampilan percakapan atau berkomunikasi.

7) Perilaku yang muncul terhadap peserta didik dengan hendaya pendengaran

(tunarungu) di sekolah secara dominan berkaitan dengan hambatan dalam

perkembangan bahasa dan komunikasi .

Menurut Emon Sastrawinata dalam Sarjono(2000: 30) mengklasifika-

sikan ketunarunguan sesuai dengan dasar-dasarnya yaitu:

1) Klasifikasi secara ettiologis

a) Tunarungu endogen atau turunan atau bawaan

b) Tunarungu eksogen atau disebabkan penyakit atau kecelakaan.

2) Secara otomatis

a) Tunarungu hantaran (konduktif)

b) Tunarungu perseptif (syaraf)

c) Tunarungu campuran antara hantaran dan tunarungu perseptif

3) Klasifikasi menurut terjadinya ketunarunguan dapat dibedakan menjadi:

a) Anak tunarungu yang terjadi pada waktu masih dalam kandungan ibu

atau prenatal.

Page 35: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b) Anak tunarungu yang terjadi pada kelahiran atau neonatal.

c) Anak tunarungu yang terjadi pada saat setelah kelahiran atau post natal.

4) Klasifikasi menurut taraf ketunarunguan atas dasar ukuran audiometer dapat

dibedakan menjadi:

a) Tunarungu taraf ringan antara 5-25dB

b) Tunarungu taraf sedang antara 26-50dB

c) Tunarungu taraf sedang antara 51-57dB

d) Tunarungu taraf berat > 51dB

Menurut Connix dalam Sarjono (2000: 37) menggolongkan ketunarunguan

sebagai berikut:

1) Kehilangan pendengaran 0-30dB normal

2) Kehilangan pendengaran 31-50dB ketunarunguan ringan

3) Kehilangan pendengaran 51-70dB ketunarunguan sedang

4) Kehilangan pendengaran 71-90dB ketunarunguan berat

5) Kehilangan pendengaran 91dB tergolong tuli

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi

ketunarunguan didasarkan atas klasifikasi secara ettiologis, anatomis, fisiologis,

terjadinya ketunarunguan, dan derajat ketunarunguan berdasarkan ukuran

audiometer menurut tarafnya membedakan tingkatan pendengaran yang

menjadikan perhatian dalam memberikan pelayanan dalam pembelajaran.

d. Ciri-ciri anak tunarungu

Menurut Bandi Delphie (2009: 128) Ciri umum hambatan perkembangan

bahasa dan komunikasi pada anak tunarungu, sebagai berikut:

1) Kurang memperhatikan saat guru memberikan pelajaran di kelas.

2) Selalu memiringkan kepalanya sebagai upaya untuk berganti posisi telinga

terhadap sumber bunyi dan mereka sering kali meminta pengulangan

penjelasan guru saat di kelas.

3) Mempunyai kesulitan untuk mengikuti petunjuk secara lisan.

4) Keengganan untuk berpartisipasi secara oral sehingga menyebabkan

mereka mendapatkan kesulitan untuk berpartisipasi secara oral dan

dimungkinkan karena hambatan pendengaranya.

5) Adanya ketergantungan terhadap petunjuk atau instruksi saat di kelas.

6) Mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa dan bicara.

7) Perkembangan intelektual peserta didik tunarungu wicara tergganggu.

8) Mempunyai akademik yang rendah, khususnya dalam membaca.

Page 36: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut Sarjono (2000: 43-46) mengemukakan ciri-ciri anak tunarungu

sebagai berikut:

1) Ciri dalam segi fisik

a) Cara perjalanannya kaku dan membungkuk hal ini disebabkan adanya

kemungkinan kerusakan pada alat pendengaran bagian keseimbangan.

b) Gerakan matanya cepat dan agak beringas, hal ini menunjukkan

bahwa ia ingin menangkap keadaan sekitarnya, sehingga anak

tunarungu dapat disebut manusia pemata.

c) Gerakan anggota badannya cepat dan lincah. Hal tersebut kelihatan

dalam mengadakan komunikasi yang mereka cenderung

menggunakan gerak isyarat dengan orang disekitarnya, dapat

dikatakan pula bahwa anak tunarungu adalah manusia motorik.

d) Pada waktu bicara pernapasan pendek dan agak terganggu. Hal ini

terjadi disebabkan tidak terlatih sejak kecil, terutama pada masa

menangis dan pada masa meraba yang merupakan dasar

perkembangan bicara/bahasa.

e) Dalam keadaan biasa (bermain, tidur, tidak bicara) pernafasan biasa.

2) Ciri-ciri khas dalam intelegensi

Intelegensi merupakan motor dari perkembangan mental seseorang.

Pada anak tunarungu dalam hal ini intelegensi tidak banyak berbeda

anak normal, pada umumnya ada yang memiliki itelegensi rata-rata dan

ada pula yang memang memiliki intelegensi rendah. Sesuai sifat

ketunaannya pada umumnya anak tunarungu sukar menangkap

pengertian-pengertian yang abstrak sebab, dalam hal ini diperlukan

pemahaman yang baik akan bahasa lisan maupun bahasa tulisan,

sehingga pada umumnya anak tunarungu dalam segi intelegensi dapat

dikatakan dalam hal ini intelegensi potensial tidak berbeda dengan anak

normal pada umumnya, hal intelegensi rata-rata lebih rendah.

3) Ciri-ciri khas dalam segi emosi

Kekurangan pemahaman akan bahasa lisan dan tulisan seringkali dalam

komunikasi menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab sering

menimbulkan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan hal negatif

dan menimbulkan tekanan pada emosinya. Tekanan emosi ini dapat

menghambat perkembangan kepribadianya dengan menampilkan sikap

menutup diri, bertindak secara agresif, atau sebaliknya, menampakkan

kebimbangan, dan keragu-raguan. Emosi anak tunarungu menjadi tidak

stabil.

4) Ciri-ciri khas dalam segi sosial

Dalam kehidupan sosial anak tunarungu mempunyai kebutuhan yang

sama dengan anak biasa pada umumnya, yaitu mereka memerlukan

interaksi antara anak tunarungu dengan sekitarnya, keluarga dengan

lingkungan masyarakat yang lebih luas. Perlakuan yang kurang wajar

dari anggota keluarga dapat menimbulkan beberapa aspek negatif antara

lain:

Page 37: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Perasaan rendah diri dan merasa diasingkan oleh keluarga dan

masyarakat.

b) Perasaan cemburu dan salah sangka dan merasa diperlakukan tidak

adil.

c) Kurang dapat bergaul, mudah marah, dan berlaku agresif atau

sebaliknya.

d) Akibat yang lain dapat menimbulkan cepat merasa bosan, tidak

tahan berfikir.

Berdasarkan ciri-ciri anak tunarungu tersebut di atas maka dapat

disimpulkan bahwa anak tunarungu dengan kemampuan yang ada perlu

pengajaran khusus dalam hal membaca, menulis, dan berhitung dengan

menggunakan media yang jelas dan menghindari/meperkecil hal-hal yang

abstrak agar tidak menimbulkan penapsiran yang salah, kemungkinan pula

dari ketidak jelasan informasi efeknya akan berdampak pada perilaku

negatif.

Anak tunarungu umumnya mempunyai penglihatan yang baik atau

juga disebut manusia pemata sebagai penerima informasi, maka peneliti

manfaatkan untuk mengoptimalkan dalam memberikan informasi melalui

penglihatan.

e. Permasalahan yang dihadapi anak tunarungu

Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya

pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara

verbal sekalipun diberi alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan

pendidikan khusus dan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat

peraga semi nyata, nyata atau abstrak.

Menurut Djoko S. Sindusakti (2007:7) Adapun yang dihadapi anak

tunarungu antara lain:

1) Secara nyata tidak mampu mendengar

2) Terlambat perkembangan bahasa

3) Sering menggunakan isyarat dalam komunikasi

4) Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara

5) Ucapan kata tidak jelas

6) Kualitas suara aneh/monoton

7) Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar

Page 38: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

8) Banyak perhatian terhadap getaran

9) elinga.

Menurut Maria Susilawati (2006: 17) yaitu:

1) Akibat ketunarunguan anak tunarungu tidak mengalami masa

pemerolehan bahasa.

2) Akibat berikutnya anak tunarungu tidak dapat berkembang bahasanya

3) Akibat miskin bahasa anak tunarungu mengalami masalah dalam

komunikasi dan belajar/pendidikannya

4) Akibatnya anak tunarungu tertinggal dalam segala aspek kehidupan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

permasalahan yang dihadapi anak tunarungu timbul karena ketunarunguannya

sulit berkomunikasi, sulit menerima informasi sehingga dalam pembelajaran

mengalami ketertinggalan dan dari segala aspek kehidupan juga tertinggal.

Untuk itu mengatasi masalahnya dilakukan memberi latihan komunikasi

melalui visual dalam pengamatan media film pada pembelajaran matematika

agar mudah diterima dan tidak salah persepsi.

f. Kebutuhan pembelajaran anak tunarungu

Anak tunarungu banyak hal yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan agar

mencapai ketuntasan dalam belajarnya dengan baik. Tuntutan anak tunarungu

adalah agar dapat menyesuaikan lingkungan dengan baik tanpa ada kendala

sepertinya anak normal, tetapi karena keterbatasannya dalam hendaya

pendengaran maka ada saja kesulitannya dalam menerima pelajaran di sekolah.

Menurut Permanarian dan Hernawati (2004: 31) Pendidikan anak tunrungu

untuk mengembangkan komunikasi sebagai berikut:

1) Didiklah anak tunarungu seperti mendidik anak-anak yang mendengar

2) Libatkan anak tunarungu dalam kegiatan keluarga

3) Jangan memanjakan anak tunarungu secara berlebihan.

4) Berilah kesempataan bermain seluas mungkin pada anak tunarungu

5) Anak tunarungu harus diberi contoh perilaku yang baik

6) Berikanlah kewajiban yang sama kepada anak tunarungu dalam

melaksanakan tugas-tugas.

7) Pupuklah rasa cinta terhadap keindahan alam sekitar.

8) Gunakan dalam setiap kesempatan untuk merangsang perkembangan

bahasa dan bicara anak tunarungu.

Page 39: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Menurut H. T. Sutjihati Somantri (1996: 81) adalah:

Usaha lain yang mungkin akan mendorong anak tunarungu dapat

bersekolah dengan cepat adalah mereka mengikuti pendidikan pada

sekolah normal/biasa dan disediakan program-program khusus bila

mereka tidak mampu mempelajari bahan pelajaran seperti anak normal.

Berdasarkan pendapat di atas, yang harus diperhatikan kebutuhan

pembelajaran anak tunarungu pada dasarnya sama dengan pembelajaran yang

digunakan bagi anak mendengar/normal akan tetapi dalam pelaksanaannya

harus banyak bersifat visual artinya lebih banyak memanfaatkan indera

penglihatan pada siswa tunarungu.

2. Tinjauan Tentang hasil belajar matematika

a. Pengertian hasil belajar

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Hasil adalah sesuatu

yang diadakan usaha untuk mendapatkan sesuatu .

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 14)

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu melalui membaca; berlatih: agar

berubah tingkah laku atau tangg

perilaku yang diakibatkan pengalaman atau sebagai hasil interaksi individu

dengan lingkungannya.

Menurut

berlangsung dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi

lebih terampil, dari sikap belum baik menjadi baik, dari fasif menjadi aktif, dan

dari tidak teliti menjadi t

yang dimaksud belajar berarti usaha untuk merubah tingkah laku, jadi belajar

akan membawa suatu perubahan pada individu-

Page 40: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar adalah

sesuatu yang diadakan usaha untuk mendapatkan perubahan dari tidak tahu

menjadi tahu, dan dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum cerdas

menjadi cerdas, dan dari sikap belum baik menjadi baik dan sebagainya.

Dengan cara melalui membaca, menulis, berhitung dan berlatih, sehingga

dengan belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang

lebih baik.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum.

Kemampuan hasil belajar siswa sangat berfariasi antara anak yang satu

dengan anak yang lain berbeda, ada yang baik, ada yang sedang, dan ada yang

kurang. Hal ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa, baik faktor internal maupun ekternal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Muhibin

Syah (2004 : 132) yaitu:

1. Faktor Intern

a. Psikis, antara lain: intelgensi, bakat, minat, perhatian, motivasi,

emosi, dan konsentrasi kepribadian.

b. Fisik, antara lain: alat indera, cacat tubuh keadaan jasmani.

2. Fartor Ektern

a. Faktor keluarga, antara lain: faktor dari orang tua, suasana rumah,

keadaan ekonomi keluarga.

b. Faktor sekolah, antara lain: gizi, kondisi, gedung, kurikulum, waktu,

sekolah dan kedisiplinan.

3. Faktor pendekatan belajar

Faktor pedekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi:

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran.

Menurut Kartini, Kartono dalam bukunya Srikuwati (2009 : 17) faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada garis besarnya adalah

1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam murid, antara lain:

a. Kecerdasan

b. Bakat

c. Minat dan perhatian

d. Motivasi

e. Kesehatan jasmani

f. Cara belajar

Page 41: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Faktor-faktor dari luar murid, antara lain:

a. Foktor lingkungan yang terdiri lingkungan alam, lingkungan

keluarga, lingkungan masyarakat.

b. Faktor sekolah

c. Faktor peralatan belajar.

Menurut Bimo Walgito (1986 : 124) Faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah:

1. Faktor anak atau individu yang belajar

2. Faktor lingkungan anak

3. Faktor bahan atau materi yang dipelajari

Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor anak atau individu yang belajar

Faktor anak ini sangat penting dalam aktifitas belajar, sebab anak itu

belajar atau tidak, tergantung dari anak yang bersangkutan. Faktor

anak atau individu ini terdiri faktor fisik dan psikis, dimana antra

kedua faktor saling berhubungan dan tidak daapat dipisah-pisahkan.

a. Faktor Fisik

Faktor fisik ini sangat erat hubunganya dengan kesehatan jasmani.

Bila fisik sedang lelah atau sakit, maka akan dapat mengganggu

proses kegiatan anak yang bersangkutan.

b. Faktor Psikis

Faktor psikis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah

sebagai berikut:

1) Perhatian

Bila belajar tidak disertai dengan perhatian yang baik,

dimungkinkan dalam belajarnya anak akan kurang berhasil

untuk mencapai hasil yang baik.

2) Minat

Apabila dalam kegiatan belajar minat anak rendah, hal ini akan

mempengaruhi konsentrasi terhadap masalah yang dipelajari.

Keadaan ini secara langsung atau tidak lansung dapat

berpengaruh pada hasil belajar yang akan dicapai.

Page 42: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3) Dorongan ingin tahu

Semakin besar dorongan ingin tahu seseorang akan semakin

besar pula minat dan perhatiannya dalam belajar, kemungkinan

besar anak akan mampu mencapai hasil belajar yang tinggi.

4) Disiplin diri

Anak yang memiliki disiplin tinggi dalam kegiatan belajar akan

membantu dalam mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

5) Intelegensi

Faktor intelegensi ini sangat dominan dalam mempengaruhi

keberhasilan belajar anak. Semakin tinggi intelegensi anak

dimungkinkan semakin tinggi pada tingkat prestasi belajarnya.

2. Faktor Lingkungan Anak

Lingkungan sekitar anak sangat besar sekali pengaruhnya terhadap

kegiatan belajar. Faktor lingkungan ini dapat berupa lingkungan alam,

keluarga, dan masyarakat. Lingkungan alam yang kurang

menguntungkan akan mempengaruhi hal yang negatif terhadap kegiatan

belajar anak. Begitu juga dengn lingkungan keluarga, besar sekali

pengaruhnya pada keberhasilan belajar anak. Keluarga yang broken

home misalnya, keadaan keluarga ini akan dapat menimbulkan pengaruh

yang negatif pada aktivitas belajar anak. Disamping itu pengaruh

lingkungan juga besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar anak.

Lingkungan masyarakat yang kurang baik akan dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar anak.

c. Pengertian Matematika

tentang bilangan-bilangan yang berhubungan antara bilangan dan prosedur

operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan

Menurut Soedjadi R (2000: 11) Matematika mempunyai beberapa definisi

antara lain: Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang

terorganisir dan sistematik sebagai berikut:

Page 43: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

1) Matematika merupakan pengetahuan ilmu bilangan dan kalkulasi.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika yang

berhubungan dengan bilangan.

3) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logic.

4) Matematika adalah pengetahuan yang mengadung aturan-aturan yang

kuat.

Menurut pendapat Bandi Delphie (2009: 2) adalah bahasa

simbolis yang memiliki fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-

hubungan kuantitatif dan keruangan. Selain itu matematika merupakan

bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,

serta mengkomunikasikan ide-ide mengenai elemen dan kuantitas dalam

bukunya Muhafilah, M, 1999.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa: matematika

adalah bahasa simbolis yang memiliki fungsi praktis untuk mengekspresikan

hubungan kuantitatif dan keruangan dalam cabang ilmu pengetahuan eksak,

tentang bilangan, kalkulasi, penalaran logic, dan bentuk aturan-aturan yang

ketat dan pola keteraturan struktur yang terorganisasikan yang bersifat sangat

kuat dan jelas, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian

masalah mengenai bilangan..

d. Pengertian Pecahan Sederhana

untuk menyatakan banyaknya bagian dari suatu benda utuh yang dibagi

menjadi beberapa bagian yang sama besar.

Dalam kamus Besar Bahasa Indones

bilangan yang bukan bulat seperti 2/3,3/8, dst.

Dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah bilangan yang bukan bulat

seperti 2/3,3/8, dst. yang dapat digunakan untuk menyatakan banyaknya bagian

dari suatu benda utuh yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar.

Page 44: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

e. Pengertian Media

Menurut AECT, (1977: 19) dalam bukunya Arief S. Sadiman dan kawan-

kawan: Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau

informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan

peralatan. Sedangkan peralatan atau perangkat keras (hardware) sendiri

merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada

media tersebut.

Moedjiono dan Moh. Dimyati (1992: 2) menjelaskan bahwa:

yakni bahan pembelajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk

menyajikan informasi kepada para siswa agar mereka dapat mencapai tujuan

Menurut Briggs (1970 : 6) dalam bukunya Arief S. Sadiman dkk

berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan

pesan serta merangsang siswa untuk belajar

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa media

adalah alat untuk menyampaikan informasi yang akan diberikan kepada siswa

dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi komunikasi dalam

proses belajar mengajar sehinggga siswa lebih mudah dalam memahami

materi/informasi yang disampaikan guru.

f. Pengertian Film

Menurut Pringgodigdo. A.G. (1991: 328) Dalam ensiklopedi umum

diterangkan ahwa film adalah Gambar Hidup.

Menurut John Mcllwain (2007 : 97) dalam Kamus Inggris-Indonesia

1(n) film adalah cerita yang ditayangkan di televisi atau bioskop.

Menurut Sadiman Arief S. dkk (1990 : 70) Film merupakan media yang

amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Sebagai

suatu media film mempunyai keunggulan-keunggulan antara lain:

1) Merupakan suatu denominator belajar yang umum. Baik anak yang cerdas

maupun lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama.

Keterampilan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang, bisa diatasi

dengan menggunakan film;

Page 45: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. Gerakan-gerakan

lambat dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan

ilustrasi;

3) Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali

kejadian-kejadian sejarah yang lampau;

4) Film dapat mengembara dengan lincahnya dari satu negara ke negara yang

lain, horizon menjadi amat lebar, dunia luar dapat dibawa masuk kelas;

5) Film dapat menyajikan teori maupun praktek dari yang bersifat umum ke

khusus atau sebaliknya;

6) Film dapat mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya di

kelas;

7) Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat,

animasi dan sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu;

8) Film memikat perhatian anak;

9) Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya, sesuai

dengan kebutuhan. Hal-hal yang abstrak menjadi jelas;

10) Film bisa mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan); dan

11) Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Film merupakan gambar hidup dengan

cerita yang sangat menarik dan dapat diulang-ulang, baik teori maupun

praktek, dari dunia luar dapat dibawa ke dalam kelas, dan untuk mengatasi

keterbatasan indera penglihatan, serta merangsang motivasi kegiatan anak

yang dapat memperjelas proses pembelajaran sehingga hasil belajar dapat

meningkat.

g. Tujuan Mata Pelajaran Matematika di SDLB

Berdasarkan Standar Kompetensi Dasar pada Kurikulum SDLB-B, yang

diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah

Luar Biasa (2006: 99) tujuan mata pelajaran matematika agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

Page 46: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan dan masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.

Menurut Kurikulum Sekolah Dasar 1993 tentang Garis-garis Besar Program

Pengajaran (GBPP), tujuan pelajaran matematika adalah sebagai berikut:

1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan

didalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui

latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,

cermat, jujur dan efektif.

2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola

pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan.

Berdasarkan uraian tujuan matematika tersebut diatas, dapat diambil

kesimpulan bahwa matematika bertujuan agar siswa mampu berfikir kritis,

realistis, dan penuh penalaran, sehingga hasil yang diharapkan dapat akurat dan

bertanggung jawab serta efisien.

h. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika

Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan Sekolah Dasar Luar

Biasa Tunarungu (SDLB-B) meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Bilangan

2) Geometri dan pengukuran

3) Pengolahan data.

Pecahan sederhana termasuk pada ruang lingkup bilangan.

Menurut Suseno dalam bukunya Nurhadi (2004: 1) ruang lingkup

matematika meliputi:

atau aritmatika

2) Pengukuran

3) Aljabar

Page 47: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4) Bangun ruang

Sedangkan menurut Dali S. Naga yang dikutip oleh Mulyono

Abdurrahman (1997: 218), bidang studi matematika yang diajarkan di SD

mencakup tiga cabang yaitu:

1)

2) Aljabar

3)

Dapat dijelaskan dari pengertian tersebut diatas:

1) Aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan

dengan sifat hubungan-hubungan bilangan nyata dengan perhitungan

mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan

pembagian. Secara singkat aritmatika atau berhitung adalah pengetahuan

tentang bilangan.

2) Aljabar adalah penggunaan abjad dalam aritmatika. Aljabar ternyata tidak

hanya menggunakan abjad sebagai lambang bilangan yang diketahui atau

yang belum diketahui, tetapi juga menggunakan lambang-lambang lain

seperti titik-titik, lebih besar, lebih kecil, dan sebagainya.

3) Geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa: mata pelajaran

matematika adalah ilmu yang mempelajari bilangan-bilangan, hubungan antara

bilangan dan prosedur operasional yang digunakan untuk menyelesaikan masalah

dalam matematika yang perlu dibuktikan kebenaranya, dalam bilangan pecahan

termasuk ruang lingkup aritmatika atau bilangan.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan dengan kajian teori tersebut diatas metode dan pendekatan

yang akan digunakan penelitian untuk mengupayakan agar proses pembelajaran

dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada materi bilangan

pecahan sederhana melalui media film dapat meningkat, guru harus mampu

menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar lebih aktif dan

Page 48: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

menyenangkan sehingga dapat mengatasi keterbatasan pendengaran bagi anak

tunarungu.

Dengan mengoptimalkan belajar dengan media film, guru dapat menggali

potensi untuk mengembangkan rasa tanggung jawab, kerjasama dalam

menyelesaikan masalah, serta membuka peluang untuk menumbuhkan rasa ingin

tahu pada setiap permasalahan.

Dengan media film siswa dapat pengalaman yang modern dan dapat

kesempatan untuk bertanya dan saling memberi penjelasan terhadap sesama teman

dengan cara dan bahasanya yang jelas. Dengan demikian pemahaman konsep akan

dapat menyelesaikan masalah selanjutnya tentang pecahan yang selama ini masih

dalam hafalan akan memperjelas dan arti pecahan maupun wujud benda pecahan.

Dari uraian tersebut di atas maka diharapkan dengan pembelajaran

menggunakan media Film , dapat menyelesaikan pemecahan masalah khususnya

bilangan pecahan akan lebih baik, sehingga dapat meningkatkan pretasi belajar

pada mata pelajaran matematika.

Untuk mempermudah pemahaman dalam kerangka berfikir tentang

meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada materi bilangan

pecahan sederhana melalui media film dapat dibuat gambar skema sebagai

berikut:

Page 49: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Skema Kerangka Berfikir

C. Perumusan Hipotesis Tindakan

hasil belajar

mata pelajaran matematika tentang materi bilangan pecahan sederhana melalui

media film pada siswa kelas III Tunarungu wicara

media film yang dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar

tentang materi bilangan pecahan sederhana pada mata pelajaran matematika pada

siswa kelas III Tunarungu wicara SLB Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun

2011.

KONDISI AWAL

Sebelum menggunakan

media Film

TINDAKAN

Menerapkan media

belajar dengan

menggunakan Film

KONDISI AKHIR

Hasil belajar siswa

dapat meningkat

Hasil belajar siswa kurang

optimal

Siswa memperhatikan dan

serius mengikuti pelajaran

Page 50: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di SLB Negeri Wiradesa

Kabupaten Pekalongan Kelas III tunarungu wicara tahun pelajaran 2010/2011

semester II. Dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas sesuai dengan

tempat bertugas sehingga peneliti dapat melakukan penelitian sekaligus

melaksanakan tugas sehari-hari tanpa harus meninggalkan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan tugas pokok peneliti, bahkan peneliti ini

merupakan hal yang sangat tepat dan menunjang proses kegiatan belajar

mengajar, sehingga masalah-masalah yang timbul dalam proses pembelajaran

diteliti mengapa timbul masalah, apa saja penyebabnya, kesulitan-kesulitan

siswa, bagaimana mengatasinya sampai dengan ditemukan cara pemecahanya,

sehingga pembelajaran dapat meningkat dan efektif.

Dengan demikian kualitas proses pembelajaran dapat ditingkatkan

sehingga nilai hasil belajar dapat meningkat pula. Hasil Penelitian Tindakan

Kelas tersebut didokumentasikan melalui daftar nilai sehingga sewaktu-waktu

dapat dibuka kembali dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi teman-teman

guru Sekolah Luar Biasa Negeri wiradesa kabupaten Pekalongan kususnya

kelas III tunarungu wicara sekaligus dapat dijadikan sebagai dasar penelitian

selanjutnya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Maret 2011 atau dimulai

minggu ke 2 semester II pada tahun pelajaran 2010/2011 yang diawali dengan

kegiatan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi dan

gambaran terhadap permasalahan di kelas yang akan diteliti sebagai data awal

dan dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencanakan dan

menetapkan tindakan selanjutnya.

25

Page 51: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Rancangan ini menggunakan model proses yang dilakukan dua siklus.

Setiap siklus selama 4 minggu. Adapun pelaksanaannya desesuaikan dengan

jadwal yang ada. Pada setiap akhir siklus diadakan kegiatan refleksi untuk

menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Apabila pada siklus I, siswa

belum tuntas maka diadakan putaran berikutnya dengan diadakan perbaikan

pada siklus ke II.

Proses penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 maret 2011 sampai

dengan tanggal 12 Juni 2011. Dan diakhiri dengan laporan penelitian .pada

bulan juli 2011.

Tabel:3.1 Jadwal penelitian

No Kegiatan Bulan / Tanggal

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Menyusun

Proposal

2. Menyusun

Instrumen

3. Menyusun

RPP

4. Memvalidasi

instrumen

5. Merancang

Pembelajaran

6. Melaksanakan

Pembelajaran

dan Refleksi

7. Penyusunan

Laporan

8. Ujian Skripsi

Dan revisi

9. Pelaporan

Hasil

Penelitian

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III Tunarungu wicara SLB

Negeri Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan dengan jumlah siswa 7 anak,

yang terdiri dari laki-laki 3 siswa dan perempuan 4 siswa.

Usia siswa kelas III tunarungu wicara SLB Negeri wiradesa kabupaten

Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011 ini pada kisaran 9 11 tahun. Dilihat dari

segi ekonomi orang tua/ wali murid rata-rata golongan ekonomi menengah

Page 52: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kebawah dengan mata pencaharian sebagai nelayan, kuli bangunan, buruh dan ada

pula guru. Dari segi penghasilan para orangtua/wali murid hanya paspasan untuk

kebutuhan sehari-hari, sehingga mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan-

kebutuhan sekolah pada anaknya secara maksimal.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian berupa hasil belajar mata pelajaran matematika pada

materi bilangan pecahan sederhana melalui media film, untuk menguji kebenaran

suatu pengetahuan yang diawali dengan memberikan informasi atau pejelasan dari

sebelum tindakan dan sesudah tindakan yang sumbernya dari siswa kelas III

Tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun 2011.

Adapun usaha yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode tes tertulis.

D. Teknik Pengumpulan Data Diadakan Melalui Tes..

1. Pengertian Tes:

Menurut Gilbert Sax yang dikutip Anton S

dapat didefinisikan sebagai suatu tugas atau serangkaian tugas-tugas yang

digunakan memperoleh pengamatan yang sistematik tentang suatu atribut atau

Menurut lah serentetan pertanyaan atau

latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu

suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa test adalah

serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,

pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu-

individu atau kelompok.

Page 53: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2. Materi Tes.

Materi tes mata pelajaran matematika sebagai berikut:

Pengenalan bilangan pecahan sederhana meliputi membaca, menulis, mengarsir

bangun datar, tentang materi bilangan pecahan setengah, sepertiga, seperempat,

seperlima, seperenam, sepertujuh, dan seperdelapan.

Soal yang peneliti berikan pada siswa sebanyak 5 soal terdiri dari 10 jawaban.

Soal nomer 1dan 2 ada masing-masing 1 jawaban, soal nomer 3 ada 1 jawaban,

soal nomer 4 ada 5 jawaban dan nomer 5 ada 2 jawaban. Adapun materi

tes/tugas sebagai penelitian dapat dilihat pada lampiran.

3. Jenis-jenis test.

Menurut Cece Rahmat, Dede Suherdi (2001) yang dikutip Anton Sukarno

(2008: 94) membedakan tiga jenis test yaitu:

Menurut bentuknya.

b. Test lisan

c.

Menurut Asmawi Zaenal, Nochi Nasution (1995) yang dikutip Anton

Sukarno (2008: 94) test dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:

c. Menurut tipenya

d. Me

Dapat diuraikan bahwa, secara umum ada dua bentuk test yaitu (1) menurut

tipenya dan (essay test) dan (2) butir test bentuk obyektif (objective test). Dua

bentuk test ini dapat dipilih menjadi berbagai tipe. Menurut tipenya butir test

uraian dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu test uraian terbatas

(restucted essay) dan butir test obyektif menurut tipenya dapat dibedakan

menjadi tiga yaitu test benar salah (true flase), butir test menjodohkan

(matching) dan butir pilihan ganda (multiple choise).

Menurut ragamnya tipe test tersebut dalam butir di atas dapat dibedakan lagi

menjadi:

1). Tipe test uraian

(a) ragam test jawaban singkat

Page 54: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

(b) ragam test melengkapi

(c) ragam test uraian terbatas

2). Tipe test uraian bebas

(a). ragam test uraian bebas sederhana

(b). ragam test uraian ekpresif

3). Tipe obyektif benar salah

(a) ragam benar salah sederhana

(b) ragam benar salah dengan koreksi

4). Tipe test obyektif menjodohkan

(a) ragam test menjodohkan sederhana

(b) ragam test menjodohkan hubungan sebab akibat

5). Tipe test obyektif pilihan ganda

(a) ragam test pilihan ganda biasa

(b) ragam test pilihan ganda antar hal

(c) ragam test pilihan ganda analisis kasus

(d) ragam test pilihan ganda komplek

(e) ragam test pilihan ganda membaca diagram

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis test tertulis dan bentuk

test isian, yang dibuat sendiri (guru kelas III tunarungu wicara SLB Negeri

Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011).

4. Cara mengerjakan Tes.

Tes yang diberikan pada siswa tentunya dengan perintah-perintah yang

harus dipahami dengan baik, oleh karena itu dalam memberikan tes pada siswa

perlu diberikan petunjuk cara mengerjakan tes/tugas. Adapun cara mengerjakan

tes/tugas dengan langkah-langkah yang sebagai berikut:

a. Tes yang diberikan pada siswa tertulis dan bentuknya isian maka siswa

diberi penjelasan cara mengerjakan soal cukup dengan menjawab dengan

tertulis pada lembar jawaban.

b. Memberikan peringatan pada siswa untuk mencantumkan nama siswa

pada lembar jawaban.

Page 55: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c. Kerjakan jawaban yang dianggap lebih mudah dahulu dan selanjutnya

mengerjakan yang lebih sulit.

d. Jawaban mengarsir bangun datar cukup dengan menggunakan pinsil atau

bolpoint.

e. Setiap soal harus dikerjakan dengan baik, dan tidak boleh dicoret-

coret/diblok.

f. Hasil pekerjaan diserahkan kepada pengawas.

5. Kunci jawaban:

Dalam membuat soal harus dilengkapi dengan kunci jawaban yang sesuai

dengan materi soal agar tidak terjadi jawaban yang ganda. Untuk itu peneliti

membuat kunci jawaban yang sesuai dengan materi dengan jawaban tertulis.

Adapun kunci jawaban dapat dilihat pada lampiran.

6. Penilaian/ skor.

Untuk mengetahui hasil pekerjaan siswa yang digunakan sebagai

penelitian, maka peneliti membuat penilaian dengan bilangan atau angka

dengan kelipatan 10 dengan rumus: Nilai = 10010

XulJawabanbet

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keberhasilan suatu media dalam kegiatan

pembelajaran mata pelajaran matematika tentang materi pecahan sederhana untuk

siswa kelas III tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan,

perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan

analisis deskripsi kuantatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta yang sesuai dengan data yang diperoleh

dilapangan dengan membandingkan nilai hasil pre tes, dan nilai postes pada

siklus I dan siklus II yang semakin meningkat dari hasil yang dicapai siswa kelas

III tunarungu Wicara SLB Negeri Wiradesa kabupaten Pekalongan dapat melebihi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah di tetapkan 70 ( Tujuh puluh)

oleh peneliti.

Page 56: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

F. Prosedur Penelitian

Direncanakan 2 siklus; tiap siklus melalui tahap : perencanaan tindakan

observasi - refleksi

1. Siklus I

a. Perencanaan

1. Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian.

Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah :

a) Bahan ajar

b) Silabus, yang terdiri dari :

- RPP/skenario pembelajaran,

- Lembar kerja atau tes,

- Lembar observasi/pengamatan

2. Permodelan implementasi RPP

b. Pelaksanaan

1. Siswa diberi penjelasan tentang penjelasan pemberian tugas dan cara

mengerjakan LKS

2. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jumlah siswa.

3. Peneliti memulai dengan kegiatan fase awal dimana peneliti memberikan

masalah yang berhubungan dengan yang akan dipelajarai yaitu bilangan

pecahan sederhana dengan memperlihatkan film.

4. Guru menjelaskan kedudukan konsep yang akan dipelajari dengan

mengerjakan tugas yang bermodalkan pengetahuan awal yang telah telah

dimiliki.

5. Menugaskan siswa melakukan kegiatan eksplorasi

6. Peneliti melakukan observasi dan membimbing kegiatan kegiatan

kelompok

7. Presentasi kelompok dan pemaparan dipapan tulis.

8. Diskusi kelas yang dipandu oleh guru untuk membahas kesimpulan secara

klasikal.

9. Elaborasi : menugaskan siswa untuk mengerjakan tes.

10. Melakukan evaluasi pelaksanaan .

Page 57: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c. Observasi / Pengamatan

Selama tahap pelaksanaan, peneliti melakukan observasi terhadap

kegiatan siswa pada masing-masing fase, yaitu keaktivan siswa bertanya,

ketepatan waktu melakukan eksplorasi, Interaksi siswa dalam kerja

kelompok, kemampuan mengerjakan tugas, ketuntasan hasil belajar siswa

dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Refleksi

1. Analisis hasil observasi mengenai :

a. Keaktifan siswa melakukan percobaan atau tugas;

b. Hasil kegiatan kelompok mengerjakan tugas;

c. Hasil yang diperoleh dan permasalahan yang muncul pada pelaksanaan

tindakan sebagai dasar untuk perencanaan siklus berikutnya.

2. Analisis beberapa kekurangan/kelemahan proses pelaksanaan.

2. Siklus II

Pada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada tahapan

siklus pertama tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan refleksi

hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama, sehingga kelemahan-kelemahan

yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi pada siklus kedua, sehingga siklus

kedua hasil yang direncanakan dapat berhasil dengan maksimal. Adapun rencana

yang akan dicapai peneliti yaitu untuk meningkatkan hasil belajar matematika

pada materi bilangan pecahan sederhana dengan menggunakan media Film. .

Page 58: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebagaimana pada latar belakang yang telah diuraikan bahwa kondisi awal

penelitian tindakan kelas ini rata-rata kelas III Tunarungu wicara masih rendah,

dengan kenyataan itu dari pihak sekolah mengupayakan untuk menyiapkan

siswanya agar dapat mencapai target ketuntasan minimal, bahwa satuan

pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan

mempertimbangkan tingkat kemampuan sumberdaya pendukung dalam

penyelenggaraan pembelajaran dan satuan pendidikan diharapkan meningkatkan

kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kreteria

ketuntasan yang ideal.

Prestasi belajar yang masih rendah dapat dilihat pada daftar nilai yang

merupakan kumpulan nilai ulangan harian, rata-rata nilai belum sesuai dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan 70 (tujuh puluh). Hasil

evaluasi pada ulangan harian diperoleh nilai tertinggi 60 (enam puluh), dan nilai

terendah 40 (empat puluh), dari tes yang dilakukan pada kondisi awal ulangan

harian tersebut diperoleh nilai rata-rata 50,7 (lima puluh, tujuh).

Tabel. 4.1. Nilai Awal

No. (Inisial) Nama Siswa Nilai Keterangan

1 An 40 Belum Tuntas

2 Ans 40 Belum Tuntas

3 Di 55 Belum Tuntas

4 Im 50 Belum Tuntas

5 Nda 60 Belum Tuntas

6 SR 60 Belum Tuntas

7 Tg 50 Belum Tuntas

Jumlah 355

Nilai rata-rata 50,7

33

Page 59: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 4.2. Nilai Hasil Belajar Pada Kondisi Awal.

No Mata Pelajaran Nilai

Tertinggi Terendah Rata-rata

1 Matematika 60 40 50

Perolehan hasil evaluasi yang masih dibawah KKM menggambarkan

belum maksimalnya cara penyampaian materi yang cenderung monoton, kurang

kreatif, hal ini disebabkan kurang bisa memanfaatkan media pembelajaran yang

modern/teknik pembelajaran yang tepat, disamping itu metode ceramah masih

dominan dipakai, sehingga perlu adanya cara baru melalui teknik yang lebih

menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dengan menggunakan media Film

diharapkan mendorong siswa akan dapat dengan mudah menerima materi

pelajaran dengan baik dan menyenangkan sehingga dapat memecahkan masalah.

2. Deskripsi siklus I

a. Tahap Perencanaan (planning).

Melaksanakan Tindakan Kelas pada siklus I pelaksanaanya direncanakan sesuai

jadwal yang telah ditentukan, yaitu pada bulan Mei minggu kesatu 2011, yaitu

pada hari selasa tanggal 3 Mei 2011.

Perencanaan tindakan (planing) meliputi tiga langkah yaitu awal, inti dan

akhir.

Awal:

Guru menyampaikan gambaran bilangan pecahan sederhana yang akan di

tayang kan dalam film.

Inti:

Proses pembelajaran dalam mata pelajaran matematika tentang materi

bilangan pecahan sederhana.

Akhir:

Pada akhir siklus dilakukan evaluasi secara individual tetang materi yang

telah disampaikan siswa.

Page 60: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Pelaksanaan Tindakan:

Pelaksanaan tindakan pada siklus I yang telah direncanakan yaitu hari

selasa tanggal 3 Mei 2011. digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran

Matematika tentang bilangan pecahan sederhana.

Siklus I

1) Tindakan awal:

a) Guru mengkondisikan kelas mengatur meja setengah lingkaran, agar

masing-masing siswa dapat menatap kepapan tulis dan saling

berhadapan temannya siap mengikuti pelajaran.

b) Guru bersama-sama siswa doa bersama sebelum pelajaran dimulai.

c) Memotivasi siswa dalam pembelajaran dengan materi pecahan

sederhana dengan media film.

2) Tindakan inti:

a) Guru menayangkan Film tentang bilangan pecahan sederhana setengah,

seperempat, sepertiga, dan seperenam dan seperdelapan, siswa

mengamati gambar yang ditayangkan.

b) Siswa menyebutkan bersama-sama lambang bilangan pecahan

sederhana yang ditunjukkan oleh guru.

c) Guru memanggil siswa secara individual untuk menyebutkan bilangan

pecahan yang di tujukkan oleh guru.

d) Guru menyuruh siswa secara individual menuliskan lambang bilangan

yang disebutkan oleh guru.

e) Memberi kesempatan untuk bertanya kepada siswa yang belum jelas.

3) Tindakan akhir:

a) Bersama-sama siswa menyebutkan lambang bilangan pecahan

sederhana setengah, seperempat, sepertiga, dan seperenam dan

seperdelapan.

b) Siswa dan guru menyimpulkan tentang lambang bilangan sederhana.

c) Siswa latihan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.

Pada akhir kegiatan siklus I diadakan tes. Tes yang dilaksanakan dalam

pembelajaran ini adalah tes uji kemampuan siswa dalam menjawab tugas

Page 61: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dan dilakukan secara individu. Tes akhir siklus I dilaksanakan pada tanggal

3 Mei 2011.

Kegiatan selanjutnya siswa diminta melakukan tugas/perintah yang

diberikan guru. Guru mendampingi siswa untuk memberikan penilaian mata

pelajan matematika tentang materi bilangan pecahan sederhana pada tes

siklus I. Selain peneliti yang mengamati ada pengamat lain teman sejawat

sebagai kolaborator untuk mengamati jalanya proses pembelajaran apakah

sudah sesuai dengan rencana atau belum.

c. Hasil Pengamatan:

Pada Tes akhir siklus I dilaksanakan dalam waktu satu kali pertemuan yaitu

pada hari selasa tanggal 3 Mei 2011 seluruh subyek penelitian yaitu siswa

kelas III Tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan

tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 7 siswa, semuanya dapat

mengikuti tes akhir siklus I. Dari hasil siklus I dapat diketahui bahwa peserta

tes yang berjumlah 7 siswa, 3 siswa yang belum sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan siswa yang lain sudah sesuai dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Hasil dari 7 siswa yang sudah tuntas maupun yang belum tuntas dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel.4.3. Nilai Ulangan Pada Siklus I.

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1 An 40 Belum Tuntas

2 Ans 40 Belum Tuntas

3 Di 90 Tuntas

4 Im 30 Belum Tuntas

5 Nda 100 Tuntas

6 SR 80 Tuntas

7 Tg 100 Tuntas

Jumlah 480

Nilai rata-rata 68,5

Page 62: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

d. Repleksi:

Dapat dilihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal (50)

dibandingkan dengan nilai rata-rata pada akhir siklus I (68.5) maka dapat

kenaikan sebesar 18,5. Kenaikan nilai rata-rata yang mencapai angka 18,5

tergolong kenaikan yang belum cukup, mengapa demikian? Jika diamati

dari kondisi awal sampai sklus I, walaupun minat belajar siswa sudah mulai

terbangun namun dari hasil tes masih ada 3 siswa yang belum memenuhi

KKM. Sistem pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dalam siklus I

siswa masih kurang berhasil diatas KKM..

Penggunaan Film dalam mata pelajaran matematika tentang materi

bilangan pecahan sederhana sudah menarik perhatian siswa secara

individual, sebab dilihat dari hasil tes siklus I dengan rata-rata 68,5, namun

masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM, untuk mata pelajaran

matematika kelas III tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten

Pekalongan dengan menetapkan KKM 70. Tetapi jika dilihat hasil tes akhir

siklus I hanya mencapai rata-rata 68,5, jadi belum menunjukkan

keberhasilan yang maksimal dan perlu adanya siklus II.

3. Deskripsi siklus II

a. Tahap Perencanaan (planning)

Rencana awal dalam pelaksanaan siklus II dilakukan hari jumat tanggal

13 Mei 2011 pada minggu ke tiga. Pada proses kegiatan belajar mengajar mata

pelajaran matematika mengoptimalkan tentang materi bilangan pecahan

sederhana. Untuk Tes siklus II diberikan pada hari jum at tanggal 13 Mei

2011.

Perencanaan tindakan (planing) meliputi tiga langkah yaitu awal, inti dan

akhir.

Awal:

Sebagaimana proses pembelajaran pada minggu yang lalu, guru bersama

murid berdoa dan dilanjutkan mengkondisikan kelas agar siswa siap

Page 63: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

menerima pelajaran. Guru menanyakan kembali pada pelajaran yang lalu

pada siklus I.

Inti:

.Kegiatan pembelajaran ini seperti yang telah dilaksanakan pada siklus I,

proses pembelajaran mata pelajaran matematika dengan mengoptimalkan

tentang materi bilangan sederhana dengan media film.

Akhir:

Pada akhir siklus II dilakukan evaluasi secara individual tetang materi

yang telah disampaikan pada siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan:

1) Tindakan awal:

a) Mengatur tempat duduk setengah lingkaran agar semua siswa dapat

melihat langsung kedepan tanpa terhalang teman lain dan saling

menatap teman yang lainnya.

b) Berdoa sebelum kegiatan pelajaran dimulai,

c) Mengkondisikan kelas agar siap menerima pelajaran yang akan

disampaikan.

d) Guru menanyakan pelajaran yang lalu atau mengulas kembali

pelajaran pada siklus I.

2) Tindakan inti:

a) Guru mengulang menayangkan film tentang bilangan pecahan

sederhana.

b) Guru menjelaskan tentang bilangan pecahan sederhana.

c) Siswa menyebutkan bersama-sama lambang bilangan pecahan

sederhana yang ditunjukkan oleh guru.

d) Guru memanggil siswa secara individual untuk menyebutkan

bilangan pecahan yang di tujukkan oleh guru.

e) Guru menyuruh siswa secara individual menuliskan lambang

bilangan yang disebutkan oleh guru.

f) Memberi kesempatan untuk bertanya kepada siswa yang belum jelas.

Page 64: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3) Tindakan akhir:

a) Bersama-sama siswa menyebutkan lambang bilangan pecahan

sederhana setengah, seperempat, sepertiga, dan seperenam dan

seperdelapan.

b) Siswa dan guru menyimpulkan tentang lambang bilangan sederhana.

c) Siswa latihan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.

Pada akhir siklus II diadakan tes. Tes yang dilaksanakan dalam

pembelajaran ini adalah tes uji kemampuan dalam menjawab soal/tugas

yang dilakukan secara individual. Tes siklus II berjalan sesuai yang

rencanakan yaitu hari tanggal Jum at tanggal 13 Mei 2011.

Kegiatan selanjutnya siswa diminta melakukan tugas yang diberikan

guru. Guru mendampingi para siswa untuk memberikan penilaian mata

pelajaran matematika tentang bilangan pecahan sederhana melalui

kegiatan belajar, pada tes siklus II. Selain peneliti juga mengamati ada

pengamat teman sejawat sebagai kolaborator untuk memberikan

penilaian jalannya proses kegiatan belajar mengajar.

c. Hasil Pengamatan:

Pada akhir siklus II dapat dilaksanakan dalam waktu satu kali pertemuan

yaitu pada hari jumat tanggal 13 Mei 2011 seluruh subyek penelitian yaitu

siswa kelas III Tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten

Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 7 siswa, semua

dapat mengikuti tes akhir siklus II. Dari hasil siklus II dapat diketahui

bahwa peserta tes yang berjumlah 7 siswa, semuanya mendapatkan nilai

diatas ketuntasan kriteria minimal (KKM). Diketahui bahwa nilai yang

diperoleh nilai 80 ada tiga siswa dan nilai 100 sebanyak empat siswa.Hal

ini menunjukkan luar biasa menurut peneliti yang meningkat dratis. Hasil

perolehan dapat terbaca dalam tabel berikut:

Page 65: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel. 4.4. Nilai Ulangan Pada Siklus II.

No. Nama Siswa Nilai Keterangan

1 An 80 Tuntas

2 Ans 80 Tuntas

3 Di 100 Tuntas

4 Im 80 Tuntas

5 Nda 100 Tuntas

6 SR 100 Tuntas

7 Tg 100 Tuntas

Jumlah 640

Nilai rata-rata 91,4

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti evaluasi dalam

bentuk tes dari kondisi awal, dilanjutkan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan

terhadap hasil belajar dengan menggunakan media film tentang materi bilangan

pecahan sederhana pada siswa kelas III tunarungu wicara SLB Negeri Wiardesa

Kabupaten Pekalongan, hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Rata-rata Nilai Hasil Belajar dari Kondisi Awal

Sampai Akhir siklus II.

Nomer Nama siswa Hasil Penelitian

Kondisi Awal Pos Tes Siklus I Pos Tes Siklus II

1 An 40 40 80

2 Ans 40 40 80

3 Di 55 90 100

4 Im 50 30 80

5 Nda 60 100 100

6 SR 60 80 100

7 Tg 50 100 100

Rata-rata 50,7 68,5 91,4

Page 66: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Evaluasi hasil belajar dari kondisi awal, kondisi akhir siklus I dan akhir

siklus II dapat dilihat dalam diagram berikut ini.

Grafik 1. Hasil Evaluasi Belajar Rata-rata dari kondisi Awal, Siklus I dan

Siklus II.

Dari hasil evaluasi belajar pada subjek penelitian dari kondisi awal dengan

rata-rata nilai 50,7 (lima puluh koma tujuh) ke akhir siklus I mencapai rata-rata

nilai 68,5 (enam puluh delapan koma lima) terjadi peningkatan rata-rata nilai hasil

belajar 68,5 (enam puluh delapan koma lima) berarti mengalami kenaikan 7,8

poin. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan rata-rata nilai 68,5 (enam puluh

delapan koma lima) menjadi nilai rata-rata 91,4 (sembilan puluh satu koma

empat) berarti terjadi kenaikan 22,9 poin. Dengan demikian dari kondisi awal

kekondisi akhir siklus II rata-rata nilai 50,7 (lima puluh koma tujuh) menjadi 91,4

(sembilan puluh satu koma empat) merupakan peningkatan yang signifikan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

KKM K. Awal Siklus I Siklus II

Page 67: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian bila dikaitkan dengan teori tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar masih relevan. Menurut Bimo

Walgito dalam bukunya Nurhadi (2009: 50) faktor-faktor yang mempengaruhi

anak, faktor bahan atau ma

dipelajari anak sangat berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar. Anak yang

mempelajari pelajaran yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki akan

mengakibatkan anak mengalami kesulitan belajar, sehingga hasil belajar yang

dicapai rendah.

meningkatkan hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan sederhana kelas

III tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun

pelajaran 2010/2011, terbukti kebenaranya. Dari hasil penelitian tersebut,

penggunaan media film dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang

bilangan pecahan sederhana memiliki kelebihan yang dapat dijadikan pedoman

yang baik untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika tentang

bilangan pecahan sederhana pada siswa kelas III tunarungu wicara SLB Negeri

Wiardesa Kabupaten Pekalongan, karena dengan menggunakan media film dapat

memperjelas yang selama ini belum dimengerti sehingga dapat memecahkan

permasalahan khususnya pada bilangan pecahan sederhana. Disamping itu siswa

juga sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga mereka mau

bertanya dengan menggunakaan bahasa yang mereka pahami dan mau bekerja

sama dengan teman lain serta kelihatan menyenangkan.

Sedangkan kelemahan dari media film untuk media pembelajaran adalah

tidak semua siswa dapat konsentrasi penuh sesuai rencana pembelajaran, karena

anak tunarungu SLB kelas III Wiradesa kabupaten pekalongan yang sangat

komplek, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperluan strategi

guru dalam pembelajaran yaitu memahami betul kondisi siswa baik lingkungan

keluarga maupun teman sebaya di lingkungan masyarakat, dari segi alat media

Page 68: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

memang mahal harganya dan menggunakaan listrik yang sesaat kadang mati

lampu.

Untuk mengatasi kelemahan siswa tunarungu wicara kelas III SLB Negeri

Wiradesa Kabupaten Pekalongan dalam pembelajaran matematika adalah sebagai

berikut:

1. Latihan mengerjakan soal-soal dan diberi tugas rumah (PR).

2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar kelompok.

3. Melatih ketrampilan siswa untuk mau bertanya hal-hal yang belum jelas.

4. Memberikan penghargaan atau reward agar siswa merasa ada perhatian.

Dari segi alat media dengan cara sekolah menyediakan dengan mengajukan

permohonan kepada dinas terkait.

Mengatasi kadang sering mati lampu maka menaikkan daya voltase listrik 450

watt menjadi 900 watt.

Page 69: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Sebagaimana yang telah diuraikan dalam kajian pembahasan hasil

penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa media film dapat

meningkatkan hasil belajar matematika tentang materi bilangan pecahan

sederhana pada siswa kelas III tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa Kabupaten

Pekalongan tahun 2011.

B. Implikasi

Penelitian salah satu usaha untuk meningkatkan atau menemukan model-

model pembelajaran baru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang

maksimal. Agar hasil pembelajaran dapat maksimal maka perlu adanya media

yang tepat sesuai dengan materi yang diberikan pada siswa. Kali ini peneliti

memberikan gambaran pada semua profesi guru memberikan pembelajaran

matematika tentang materi pecahan sedehana dengan menggunakan media film

pada siswa kelas III Tunarungu wicara. Upaya yang dilakukan pembelajaran

dengan menggunakan media film dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa

kelas III Tunarungu wicara SLB Negeri Wiradesa kabupaten Pekalongan tahun

2011. Gambaran yang seperti ini tidak hanya untuk kelas III saja melainkan dapat

digunakan pada kelas-kelas yang lain sebagai model pembelajaran yang baru

dengan media film. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, dan tidak

membosankan sehingga menghasilkan pembelajaran yang maksimal, hal tersebut

akan dapat mempengaruhi kualitas proses dan hasil belajar siswa.

C. Saran

Dilihat dari bukti hipotesis tindakan kelas melalui media film untuk

pembelajaran matematika tentang pecahan bilangan sederhana dapat

meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas III tunarungu wicara SLB Negeri

44

Page 70: SKRIPSI oleh - eprints.uns.ac.id fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v MOTTO ´/RQJ OLIH HGXFDWLRQµ PHQXQWXW LOPX DGDODK VHXPXU KLGXS ´SHPDQJDW GDQ WHNDW

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Wiradesa Kabupaten Pekalongan tahun 2011 terbukti kebenaranya, maka penulis

menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar melalui media film maupun gambar hidup juga penting

sebagai wahana pembelajaran yang baik bagi anak untuk meningkatkan

hasil belajar matematika khususnya tentang bilangan pecahan sederhana.

2. Tidak semua siswa terampil mengemukakan pendapat dalam kegiatan

belajar matematika, untuk itu sangat penting pembiasaan dalam

berkomunikasi antar siswa agar tercipta biasa berbicara dan saling

menghargai/menghormati pendapat orang lain.