skripsi - institutional repository uin syarif hidayatullah...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
HUBUNGAN PEMBERITAAN KENAIKAN HARGA BBM DI TV ONE
TERHADAP CITRA KEPRESIDENAN
JOKO WIDODO
(Survei Terhadap Pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Yang
Menonton TV One )
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
Silviah Arafah
NIM: 1111051100027
KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436/2015
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam melakukan penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ilmiah ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Oktober 2015
Silviah Arafah
i
ABSTRAK
Silviah Arafah , 1111051100027, Hubungan Pemberitaan Kenaikan Harga BBM
di TV One Terhadap Citra Kepresidenan Presiden Joko Widodo (Survei Terhadap
Pedagang Yang Menonton TV One di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur,
dibimbing oleh Nurul Hidayati, S.Ag, M. P.d.
Media merupakan kiblat masyarakat luas terutama untuk melihat keadaan
di negaranya sendiri. Maka dari itu baik media elektronik, cetak maupun online
harus dapat memiliki nilai independent di medianya sendiri, khususnya dalam
ranah politik. Karena setiap pemberitaan yang dikabarkan jika tidak dicermati
secara seksama maka dapat membentuk opini publik. Presiden merupakan seorang
pemimpin nomor satu di setiap Negara. Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin
bangsa memiliki hak untuk membuat kebijakan di negaranya. Pada bulan
November 20014 lalu, pasca sebulan dilantiknya sebagai Presiden, Joko Widodo
mengeluarkan kebijakan baru dengan menaikan harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) bersubsidi. Pemberitaan tentang kenaikan harga BBM tersebut
mengakibatkan banyak polemik di masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas. Maka muncul pertanyaan
peneliti pertama apakah ada hubungan pemberitaan kenaikan harga BBM terhadap
Citra Presiden Joko Widodo. Kedua jika ada, apakah hubungan tersebut kearah
negatif atau positif.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan
metode survei dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pengambilan sampel
dilakukan dengan purposive. Data hasil kuesioner kemudian diolah menggunakan
statsitik regresi linear berganda untuk mencari hubungan pemberitaan tersebut.
Penelitian ini juga menggunakan teori Agenda Setting oleh McCombs dan Shaw
yang mengasumsikan bahwa apa yang dianggap penting oleh media maka
dianggap penting oleh publik.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh adanya hubungan
pemberitaan kenaikan harga BBM terhadap perubahan citra Joko Widodo yang
mengarah kea- rah negatif.
Keyword: Presiden, Media, TV One, Joko Widodo, Kenaikan Harga BBM
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada ALLAH SWT tuhan
semesta alam, atas limpahan karunia dan ridho-Nya yang tidak pernah putus
memberikan nikmat dan berkahnya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan
kepada Rasulullah SAW yang membawa umatnya dari jalan yang gelap menuju
jalan yang terang.
Melalui usaha dan proses yang panjang, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Maka sudah sepantasnya penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusinya baik material maupun spiritual khususnya kepada:
1. Jajaran dekanat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Arief
Subhan, M.Ag (Dekan), Suparto, M.Ed, PhD (Wakil Dekan Bidang
Akademik), Dr. Roudhonah M.Ag (Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum), Dr. Suhaimi, M.Si (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni
dan Kerjasama).
2. Ketua Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Kholis Ridho, M.Si dan Dra. Musfira
Nurlaily, MA selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik
3. Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd, selaku Pembimbing Skripsi yang selalu sabar
dan senantiasa memberi bimbingan , membantu serta mengarahkan penulis
dalam penyusunan skripsi ini sampai pada tahap penyelesaian. Fita
iii
Fathurokhmah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
bersedia mendengarkan keluh kesah peneliti dan memberikan bimbingan serta
arahan praskripsi.
4. seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan dedikasinya mendidik penulis, memberikan ilmu serta berbagi
pengalaman selama masa perkuliahan.
5. Terima kasih kepada segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama
dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah melayani dan
mengizinkan penulis dalam mempergunakan buku-buku dan literature yang
salami ini penulis butuhkan untuk penyususnan skripsi ini.
6. Terima Kasih kepada pihak PD. Pasar Jaya Kramat Jati Jakarta Timur yang
telah bersedia mengizinkan saya untuk melakukan penelitian. Kemudian
terima kasih juga saya ucapkan kepada pihak Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) yang bersedia membantu untuk memberikan data demi melengkapi
skripsi ini.
8. Terima Kasih kepada orangtuaku tercinta, ayahanda Rusli Ali dan ibunda
Tihanih, atas segala kasih saying, perhatian dan dorongannya. Tak pernah
lelah dan bosan dalam memberikan dukungan moral dan materil, serta selalu
mendoakan yang terbaik untuk buah hatimu ini.
9. Kepada kakakku tersayang Pathiyatul Wirdiah S.Kom.I dan kedua adikku
tersayang Mawardah Alivia dan Haifa Zahiratu Syahla yang senantiasa
iv
memberikan dukungan dan doa, sehingga membuahkan optimisme untuk
selalu bersemangat demi kelancaran skripsi ini.
10. Kepada Achmad Romdhoni yang tiada hentinya memberikan support selama
menyelesaikan skripsi ini hingga akhirnya dapat terselesaikan.
11. Nada Rohmah, yang selalu setia dan tidak pernah bosan mendengarkan keluh
kesah dari awal kuliah baik masalah pribadi maupun masalah kuliah.
12. Kepada seluruh teman-teman Jurnalistik A angkatan 2011,
Harapan peulis semoga sripsi ini sedikit banyak dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi penulis dan para pembaca. Semoga Allah SWT
selalu meridhoi dan membalas semua kebaikan atas pihak-pihak yang turut serta
membantu penyelesaian skripsi ini. Amin ya rabbal a’alamin.
Jakarta, 30 September 2015
Silviah Arafah
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ...................................................... 7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 8
1. Kegunaan Praktis ............................................................................ 8
2. Kegunaan Akademis ....................................................................... 8
D. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ............................................................................ 10
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Teori Agenda Setting .............................................................................. 12
1. Dimensi Agenda Setting .................................................................. 14
2. Proses Agenda Setting ..................................................................... 15
B. Berita ...................................................................................................... 16
C. Pengertian Kepemimpinan ..................................................................... 18
D. Citra ........................................................................................................ 19
1. Pengertian Citra ................................................................................ 19
2. Proses dan Pembentukan Citra (Image Building) ............................ 21
3. Peran Media Massa Dalam Membangun Citra ................................ 24
E. Kerangka Konseptual ............................................................................. 26
F. Kerangka Berfikir ................................................................................... 27
G. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 30
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 31
B. Pendekatan dan Desain Penelitian ......................................................... 31
C. Paradigma Penelitian .............................................................................. 32
D. Metode Penelitian ................................................................................... 32
E. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 32
F. Populasi dan Sampel .............................................................................. 33
1. Populasi ............................................................................................ 33
2. Sampel .............................................................................................. 33
G. Variabel Penelitian ................................................................................. 35
H. Operasionalisasi Konsep ........................................................................ 36
1. Agenda Media .................................................................................. 36
2. Agenda Publik .................................................................................. 37
3. Agenda Kebijakan ............................................................................ 37
I. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 45
1. Kuisioner atau Angket ...................................................................... 45
2. Dokumentasi .................................................................................... 46
3. Wawancara ....................................................................................... 46
J. Validitas dan Reabilitas .......................................................................... 46
1. Validitas ........................................................................................... 46
2. Reliabilitas ....................................................................................... 47
K. Pengolahan Data Penelitian .................................................................... 48
L. Teknik Analisis Data .............................................................................. 49
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 50
a. Uji Normalitas ............................................................................. 50
b. Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 51
2. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................... 51
3. Uji Koefisien Korelasi ...................................................................... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum TV One ..................................................................... 54
1. Sejarah TV One ................................................................................ 54
2. Visi dan Misi TV One ...................................................................... 55
3. Struktur Organisasi TV One ............................................................ 56
B. Profil Pasar Kramat Jati
Jakarta Timur ......................................................................................... 56
C. Profil PD. Pasar Jaya .............................................................................. 58
1. Sejarah PD. Pasar Jaya ..................................................................... 58
vii
2. Visi dan Misi PD. Pasar Jaya ........................................................... 60
3. Dewan Direksi PD. Pasar Jaya ......................................................... 61
BAB V TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pengolahan Uji Instrumen ...................................................................... 63
B. Rekapitulasi Hasil Validitas dan Reabilitas ........................................... 63
1. Hasil Uji Validitas ............................................................................ 63
2. Hasil Uji Reabilitas .......................................................................... 68
C. Karakteristik Responden Hasil Penelitian .............................................. 71
D. Penggunaan Media Massa ...................................................................... 73
E. Analisis Data Hasil Penelitian ................................................................ 77
1. Hasil Uji Normalitas Kolmogrof-Smirnov ....................................... 77
2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 79
3. Uji Regresi Linier Berganda ............................................................. 80
4. Uji F .................................................................................................. 83
5. Uji T-Test .......................................................................................... 85
6. Uji Koefisien Korelasi ...................................................................... 86
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 87
B. Saran ....................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 99
LAMPIRAN ...................................................................................................... 93
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep .................................................................... 38
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pada Agenda Publik .............................................. 41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Pada Agenda Media ............................................... 42
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Pada Agenda Kebijakan ........................................ 43
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Pada Citra .............................................................. 44
Tabel 3.6 Bentuk Pengskalaan Likert ................................................................ 50
Tabel 3.7 Nilai Koefisien ................................................................................... 53
Tabel 5.1 Hasil Instrumen Validitas Agenda Publik .......................................... 64
Tabel 5.2 Hasil Instrumen Validitas Agenda Media .......................................... 65
Tabel 5.3 Hasil Instrumen Validitas Agenda Kebijakan .................................... 66
Tabel 5.4 Hasil Instrumen Validitas Citra .......................................................... 67
Tabel 5.5 Reliability Agenda Publik .................................................................. 68
Tabel 5.6 Reliability Agenda Media .................................................................. 69
Tabel 5.7 Reliability Agenda Kebijakan ............................................................ 69
Tabel 5.8 Reliability Citra .................................................................................. 70
Tabel 5.9 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ................................................ 71
Tabel 5.10 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 72
Tabel 5.11 Data Responden Berdasarkan Banyaknya Hari Menonton
TV One Dalam Seminggu ................................................................ 73
Tabel 5.12 Rata-Rata Waktu Responden Menonton
TV One Dalam Sehari ...................................................................... 75
Tabel 5.13 Kolmogrov Smirnov ........................................................................ 77
Tabel 5.14 Regresi Linier Sederhana ................................................................. 81
Tabel 5.15 Regresi Linier Berganda ................................................................... 84
Tabel 5.16 Uji F .................................................................................................. 83
Tabel 5.17 Koefisien Korelasi ............................................................................ 86
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Pembentukan Citra .............................................................. 22
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ..................................................................... 26
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ............................................................................ 29
Gambar 3.1 Variabel Penelitian .......................................................................... 36
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PD Pasar Jaya ................................................. 62
Gambar 5.1 Grafik Responden Berdasarkan Banyaknya
Hari Menonton TV One Dalam Seminggu ..................................... 74
Gambar 5.2 Grafik Responden Rata-Rata Waktu Menonton
TV One Dalam Sehari .................................................................... 76
Gambar 5.3 Grafik Uji Normalitas ..................................................................... 78
Gambar 5.4 Grafik P.Plot Of Regression Standardized
Residual .......................................................................................... 79
Gambar 5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 80
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Dosen Pembimbing
Lampiran 2 Surat Permohonan Data KPI
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian di PD Pasar Jaya Kramat Jati
Jakarta Timur
Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di PD Pasar Jaya
Kramat Jati Jakarta Timur
Lampiran 5 Daftar Kuesioner
Lampiran 6 Skor Hasil Data Kuesioner Agenda Publik
Lampiran 7 Skor Hasil Data Kuesioner Agenda Media
Lampiran 8 Skor Hasil Data Kuesioner Agenda Kebijakan
Lampiran 9 Skor Hasil Data Kuesioner Agenda Citra
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas
Lampiran 11 Hasil Uji Reabilitas
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berjalannya waktu, kita tahu bahwa saat ini media massa
merupakan salah satu alat komunikasi, dimana segala macam bentuk informasi
disalurkan ke ranah publik, baik informasi di bidang sosial, ekonomi, hukum, atau
politik yang ada di dalam negeri ini. Tidak hanya itu, media massa juga turut
membantu untuk mengumpulkan serta menyalurkan segala macam bentuk aspirasi
masyarakat terutama terhadap pemerintah.
Media massa bukan sekedar alat semata-mata, melainkan juga
institusional dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat
itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui
kesepakatan-kesepakatan lain.1
Sebagai alat komunikasi, media massa juga memiliki fungsi utama yang
berlaku secara universal. Fungsi pertama informasi, yakni setiap informasi yang
disampaikan harus memenuhi kriteria dasar seperti aktual, akurat, faktual,
menarik atau penting, benar lengkap-utuh, jelas-jernih, jujur-adil, berimbang,
relevan, bermanfaat dan etis. Fungsi kedua edukasi, yakni sebuah media harus
memiliki sifat mendidik dalam segala macam bentuk tayangan baik dari segi
berita atau hiburan. Fungsi ketiga koreksi, yakni mengawasi dan megontrol
1 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),
Cet Ke-1, h. 198.
2
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif agar tidak terjadi penyalahgunaan
kekuasaan. Fungsi keempat rekreasi yakni pers atau media massa harus mampu
memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi. Fungsi kelima mediasi, yakni
media massa atau pers hrus dapat menjadi penghubung atau dapat disebut sebagai
fasilitator.2
Sesuai dengan fungsinya, media massa dijadikan kiblat oleh seluruh
lapisan masyarakat. Oleh karenanya media massa harus dapat menyampaikan
sebuah informasi yang akurat, jujur-adil, berimbang dan relevan serta bersifat
independent baik media cetak, elektronik maupun online. Karena setiap
pemberitaan yang dikabarkan jika tidak dicermati secara seksama maka dapat
membentuk opini publik.
Khususnya mengenai pemberitaan tentang keadaan yang terjadi di
Negara ini. Seperti contohnya pemberitaan tentang kenaikkan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) bersubsidi yang dinaikkan oleh Presiden Joko Widodo pada bulan
November tahun 2014 lalu. Media harus dapat memberikan informasi secara
akurat dan detail agar tidak membentuk atau mengarahkan opini publik khususnya
dikalangan masyarakat menengah ke bawah, terhadap berita tersebut dan yang
paling utama media harus independent dalam menginformasikan berita tersebut.
Joko Widodo merupakan seorang Presiden di Negara Republik
Indonesia. Oleh karena itu ia memiliki hak untuk membuat suatu kebijakan baru
2 Haris Sumaridia, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis
Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), Cet. Ke-4, h. 32.
3
di masa pemerintahannya. Begitu juga langkah awal yang dilakukannya untuk
menaikkan harga BBM pada 1 bulan dilantiknya Presiden Joko Widodo menjadi
Presiden yaitu pada tanggal 16 November 2014 lalu. Hal itu merupakan salah satu
haknya dalam membuat kebijakan baru yang ingin ia terapkan di Negara ini.
Namun setelah pemberitaan tersebut di informasikan justru muncul hal negatif
yang tercuat di ranah publik mengenai Presiden Joko Widodo, seperti aksi-aksi
unjuk rasa dan demo yang terjadi di seluruh daerah-daerah di Indonesia.
Aksi unjuk rasa atau demo yang terjadi saat itu mayoritas berasal dari
mahasiswa di berbagai universitas baik negeri maupun swasta. Dalam unjuk
rasanya para mahasiswa menolak adanya kenaikkan harga BBM, karena dengan
menaiknya harga BBM maka akan menaik juga seluruh harga kebutuhan pokok
dan tarif angkutan umum. Hal itu akan berdampak terhadap rakyat kecil yang
akan semakin susah untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Para mahasiswa saat
itu meminta Presiden Jokowi untuk turun dari jabatan sebagai Presiden karena
tidak dapat mensejahterakan rakyatnya terutama rakyat kecil. Seperti demo yang
terjadi 18 November 2014, didepan kampus Universitas Muhammadyah
mahasiswa meminta Jokowi untuk mengembalikan tarif terdahulu dan jika tidak
disetujui mahasiswa mengahrapkan Jokowi lengser dari jabatannya sebagai
pemimpin.3
Kemudian pada tanggal Tanggal 19 November, aksi demo terjadi di
depan gedung DPR yang oleh sejumlah Mahasiswa dari berbagai Ormas
3.http://video.tvonenews.tv/arsip/view/88110/2014/11/18/aksi_demo_kenaikan_bbm_m
ahasiswa_Universitas_muhamadyah_meminta_jokowi_lengser.tvOne. di akses pada 4 februari
2015, pukul 20.32 WIB.
4
(Organisasi Masyarakat), unjuk rasa berlanjut hingga di depan istana Negara.
Dalam unjuk rasanya seluruh mahasiswa meminta Jokowi turun dan diberhentikan
sebagai Presiden karena dengan dinaikannya BBM akan banyak rakyat yang
menderita dan kelaparan. Serta pada tanggal 28 November 2014 demo yang
dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di Ciamis yang menolak kenaikkan BBM dan
demo untuk menurunkan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia karena
tidak dapat mensejahterakan rakyatnya dengan disetujuinya kebijakn baru yang
menaikkan tarif harga BBM.4
Tidak hanya berita-berita yang berkaitan tentang aksi-aksi demo dan
unjuk rasa yang mengecam Presiden Joko Widodo yang membuat pamornya turun
di hadapan publik, melainkan pasca BBM naik kekecewaan semakin tumbuh
kepada Pemerintah di hati rakyat dikarenakan dalam jangka waktu beberapa
minggu setelah Presiden Joko Widodo menaikan harga BBM, ia mengeluarkan
dana kompensasi kenaikkan harga BBM yang disalurkan melalui dan PSKS
sebesar Rp. 400.000,- per tiap dua bulan. Namun penyaluran dana tersebut tidak
merata kepada setiap warga yang berhak dan tidak tepat sasaran. Contohnya salah
satu warga di Cianjur yang merupakan warga miskin tidak mendapatkan dana
PSKS dari pemerintah, sementara tetangganya yang keadaan perekonomiannya
lebih baik ikut mendapatkan dana tersebut. Saat berita berlangsung warga tersebut
4http://www.tvonenews.tv/streaming. Di pada 4 Februari 2015, pukul 21.10 WIB.
5
mengatakan kecewa dangan sikap Jokowi yang tidak tegas dalam menangani
kasus tersebut.5
Menurut Lingkar Survei Indonesia kenaikkan harga bahan bakar minyak
bersubsidi berdampak pada turunnya kepuasan publik terhadap pemerintah. Serta
popularitas presiden Joko Widodo anjlok pasca keputusan kenaikkan harga BBM,
menurut peneliti LSI-Denny JA, Ade Mulyana. Ade mengatakan, kepuasan
masyarakat terhadap Jokowi hanya mencapai 44,94 persen. Presentase itu cukup
rentan karena bersaing dengan ketidakpuasan masyarakat yang mencapai 43,82
persen. Sementara sisanya 11,24 persen menyatakan tidak tahu alias abstain.
Kepuasan terhadap kepemimpinan Jokowi lebih banyak dirasakan oleh
masyarakat berpendidikan rendah dengan tingkat ekonomi kelas menengah
bawah. Menurunnya kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Jokowi pun
terjadi pada pemilih Jokowi-JK di Pemilu Presiden 2014 lalu. Ini
mengindikasikan Jokowi mulai ditinggalkan pendukungnya sendiri pasca
kenaikkan BBM.6
Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti apakah pemberitaan-
pemberitaan mengenai kenaikkan harga BBM pada bulan November tahun 2014
lalu terhitung sejak tanggal 17 November hingga Desember di TV One mampu
merubah citra seorang Presiden Joko Widodo, yang pada sebelumnya seorang
Joko Widodo memiliki citra yang positif di hadapan mayoritas masyarakat
5http://video.tvonenews.tv/arsip/view/87924/2014/11/26/keluarga_miskin_ini_tidak_ter
daftar_penerimaan_dana_kompensasi_kenaikan_bbm.tvOne. di akses pada 5 februari 2015, pukul
19.00 WIB. 6http://www.cnnindonesia.com/politik/20141121164517-32-13053/popularitas-jokowi-
anjlok-pasca-kenaikan-bbm/. Diakses pada 6 Februari 2015, Pukul 23.05 WIB
6
Indonesia terutama para pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur sebagai
responden dalam penelitian ini yang pernah dijadikan salah satu tempat blusukan
atau berkampanye Presiden Joko Widodo terhadap rakyat kecil sehingga ia dapat
terpilih dari seorang Gubernur hingga Presiden Republik Indonesia sesuai dengan
hasil survey yang dilakukan oleh LSI yang mengatakan pamor seorang Presiden
Joko Widodo anjlok pasca kenaikkan harga BBM.
TV One merupakan salah satu televisi yang mengabarkan suatu
pemberitaan secara actual sesuai dengan slogannya yaitu “terdepan
mengabarkan”. Media ini juga merupakan salah satu anak perusahaan dari Bakrie
Group. Alas an peneliti memilih media elektronik TV One, karena menurut
peneliti, selain mengabarkan berita secara faktual, TV One dalam memberitakan
tentang Presiden Joko Widodo terlihat kurang berimbang. Hal itu dapat dilihat
dari tone negatif, positif atau netral yang terjadi saat penanyangan pemberitaan
Presiden Joko Widodo saat memberitakan berita tersebut yaitu pada tanggal 17
November hingga 17 Desember pemberitaan tentang Presiden Joko Widodo lebih
besar frekuensi tone negatif dibandingkan dengan frekuensi tone positif yakni
negatif berjumlah 101 sedangkan positif sebanyak 71kali .
Berdasarkan Permasalahan di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana
citra seorang Presiden Joko Widodo di kalangan rakyat menegah kebawah yaitu
para pedagang Pasar Kramat Jati Jakarta Timur setalah adanya pemberitaan
mengenai kenaikkan harga BBM yang belum genap 100 hari pada masa
pemerintahannya. Apakah teori Agenda Setting yang dijelaskan oleh McCombs
dan Shaw, yang melihat bahwa apa yang dianggap penting oleh media, juga
7
dianggap penting oleh publik berlaku dalam penelitian yang ingin peneliti
lakukan.
Berdasarkan pemikiran dan permasalahan di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul :“Hubungan Pemberitaan Kenaikan
Harga BBM di TV One Terhadap Citra Kepresidenan Joko Widodo (Survei
Terhadap Pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Yang menonton
TV One )”.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan,
maka penulis ingin membatasi topik masalah yang akan diuji yaitu
pemberitaan-pemberitaan kenaikkan harga BBM di TV One dalam kabar
petang pada periode 17 November hingga 17 Desember 2014. Dengan
melakukan survei terhadap pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur
yang menonton Pemberitaan di TV One.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah TV terdapat hubungan antara pemberitaan kenaikan harga
BBM terhadap perubahan citra Kepresidenan Joko Widodo?
b. Apakah sosok Presiden Jokowi masih dipandang positif di mata para
pedagang pasar Kramat Jati Jakarta Timur setelah menonton
pemberitaan kenaikkan haraga BBM di TV One?
8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui adakah hubungan pemberitaan kenaikkan harga
BBM di TV One terhadap perubahan citra kepresidenan Jokowi.
b. Untuk mengetahui apakah sosok Presiden Jokowi masih dinilai positif
di mata para pedagang pasar Kramat Jati Jakarta Timur setelah
menonton pemberitaan kenaikan harga BBM di TV One.
Serta peneliti berharap penelitian ini dapat berguna sebagai sarana
pemahaman dan penerapan teori Agenda Setting dalam bidang pencitraan
pemberitaan di media massa.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
masyarakat untuk dapat memilih calon pemimpin bangsa di masa yang
akan datang.
b. Kegunaan Akademis
Memberikan kontribusi dalam memperkaya aspek keilmuan
serta mengembangkan penelitian sebagai alat bantu utama pada
fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya bagi
konsentrasi jurnalistik.
9
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini dapat membantu penulis untuk mengevaluasi dan
membandingkan hasil penelitian dengan penelitian orang lain.7 Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti plagiarisme hasil karya lain,
maka penulis mempertegas perbedaan di antara masing-masing judul dan masalah
yang dibahas,
Di antaranya ialah skripsi karya Anmaria Redi Pinta Dasyant
(090903738) mahasisiwa universitas Atma Jaya Yogyakarta program studi ilmu
komunikasi dengan judul Jokowi di Mata Surat Kabar Harian Jurnal Nasional
(Analisis Framing Jokowi Dalam Berita Di Surat Kabar Harian Jurnal Nasional
Periode 11 Juli Sampai Dengan 20 September 2012), skripsi ini lebih menekankan
framing tentang sosok jokowi.
Sripsi karya Ricka Winata yang berjudul Hubungan Penayangan Iklan
Partai Politik Golkar Di TV One Terhadap Perilaku Memilih Masyarakat
Kelurahan Kebon Baru Jakarta Selatan Pada Pemilu Legislatif 2014. Skripsi ini
lebih membahas mengenai perilaku memilih masyarakat terhadap partai politik
pada saat itu dengan selalu diterpa iklan-iklan mengenai partai tersebut dengan
media yang sama dengan peneliti dalam penelitian ini.
7 Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2004) Cet ke-1, h. 19.
10
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan susunan dalam penulisan skripsi ini, maka
dibuatlah sistematika penulisan yang akan dibagi menjadi lima bagian bab yang
terdiri dari beberaoa sub bab, yaitu:
BAB I Merupakan bab Pendahuluan yang mencakup: Latar Belakang
Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Hipotesis, Tujuan
dan Kegunaan Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka,
dan Sistematika Penulisan.
BAB II Bab ini berisikan teori-teori yang relevan yang digunakan untuk
menganalisis dan merancang sistem yang diperoleh dari berbagai
sumber buku yang terkait dengan penelitian yaitu teori Agenda Setting,
Proses Pembentukan Citra, Pengertian Kepemimpinan, Krangka
Berfikir dan Kerangka Penelitian.
BAB III Bab ini akan membahas mengenai tempat dan waktu penelitian,
pendekatan dan metode penelitian, Jenis Penelitian, teknik
pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik analisis data, serta Uji
Instrumen yaitu Uji Validitas dan Uji Reabilitas.
BAB IV Dalam bab ini akan mengemukakan tentang gambaran profil TV One
serta pedagang di pasar Kramat Jati Jakarta Timur yang bersedia
sebagai responden,
11
BAB V Dalam bab ini akan mengemukakan analisis dan temuan data
lapangan yang akan menguraikan hasil temuan data lapangan yang
telah peneliti lakukan dan akan terbagi menjadi beberapa sub bab,
yaitu: Karakteristik responden hasil penelitian, Pandangan responden
terhadap Presiden Joko Widodo, Uji Korelasi, dan Uji Hipotesis.
BAB VI Bab lima adalah penutup yang berisikan kesimpulan dari penelitian
ini. Dalam bab ini juga ditampilkan saran-saran terhadap
permasalahn yang muncul, dalam rangka memenuhi tujuan dan
manfaat dari penelitian ini.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Agenda Setting
Hubungan yang kuat antara berita yang disampaikan oleh media dengan
isu-isu yang dinilai penting oleh publik merupakan salah satu jenis efek media
massa yang paling popular yang dinamakan dengan agenda setting. Dikutip oleh
Morissan dalam bukunya yang berjudul teori komunikasi individu hingga massa,
mengatakan bahwa istilah agenda setting diciptakan oleh Maxwell McCombs dan
Donald Shaw, dua peneliti dari Universitas North Carolina berupaya untuk
menjelaskan adanya gejala atau fenomena kegiatan kampanye pemilihan umum
(pemilu) yang telah lama diamati dan diteliti oleh kedua sarjana tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh mereka dijadikan tonggak awal perkembangan
teori agenda setting.1
Dalam teori agenda setting, penyusunan agenda ini mengatakan media
khususnya pemberitaan tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir,
tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa.
Media massa selalu mengarahkan kita pada apa yang harus kita lakukan. Media
mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting, karena
menurut teori ini media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan
mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu.2
1 Morisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Kencana Prenada Media
Group: Jakarta, 2013) Cet ke-1, h.494. 2 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (PT Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2011)
Cet ke-4, h.195-196.
13
Dalam artian teori ini berasumsi bahwa media massa tidak dapat
memengaruhi khalayak untuk mengubah sikap (afektif), melainkan media massa
hanya dapat memengaruhi khalayak tentang sesuatu apa yang ada di dalam
pikiran mereka (kognitif) tentang isu atau topik yang diberitakan oleh media
massa. Setelah itu khalayak membentuk persepsinya berdasarkan informasi yang
diterimanya dari media massa.
Agenda setting memandang media massa melakukan “to tell what to
think about”, artinya membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap
penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk
tentang isu mana yang lebih penting. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh
media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Sebaliknya, apa yang
dilupakan oleh media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.3
McCombs dan Donald Shaw mengatakan, bahwa audience tidak hanya
mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga
mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari
cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.4
3 Gun-Gun Heryanto, “Marketing Politik di Media Massa Dalam Pemilu 2009”
artikel diakses pada 23 Maret 2015 dari http://www.scribd.com/doc/22540557/Marketing-
Politik-Di-Media-Massa-Gun. Diakses pada 10 Februari 2015, pukul 20.38 WIB. 4 M. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) Cet
Ke-3, h.282.
14
1. Dimensi Agenda Setting
Untuk memperjelas teori Agenda Setting, dikutip dari buku Nurudin
yang berjudul Pengantar Komunikasi Massa pada halaman 198-199, ada
beberapa dimensi yang berkaitan seperti yang dikemukakan oleh
Mannheim (Severin dan Tankard Jr, 1992) sebagai berikut :
a. Agenda Media
1. Visibialitas (visibility), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya
berita.
2. Tingkat menonjol bagi khalayak (audience salience), yakni
relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.
3. Valensi (valence), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan
cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
b. Agenda Publik
1. Keakraban (familiarity), yakni derajat kesadaran khalayak akan
topik tertentu.
2. Penonjolan pribadi (personal salience), yakni relevansi
kepentingan individu dengan cirri pribadi.
3. Kesenangan (favorability), yakni pertimbangan senang atau tidak
senang akan topik berita.
c. Agenda Kebijakan
1. Support (dukungan), yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi
suatu berita tertentu.
15
2. Likelihood of action (kemungkinan kegiatan), yakni kemungkinan
pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.
3. Freedom of action (kebebasan bertindak), yakni nilai kegiatan
yang mungkin dilakukan pemerintah.
2. Proses Agenda Setting
Dalam sebuah teori, terdapat proses-proses sehingga dapat
menghasilkan sebuah perspektif bahwa “apa yang dianggap penting oleh
media, maka dianggap penting juga oleh publik”. Seperti yang disebutkan
Nurudin dalam bukunya yang menguyip dari Stephen W. Littlejhon, proses
tersebut beroperasi melalui tiga bagian yakni 5:
a. Agenda Media. Agenda Media yang dimaksud disini adalah agenda
media yang harus di format6. Proses ini dimaksudkan untuk melihat
bagaimana media memberitakan sebuah isu ketika pertama kali.
b. Agenda Publik. Agenda media dalam banyak hal memengaruhi atau
berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tentang publik7.
Dari pernyataan tersebut memunculkan sebuah pertanyaan mengenai
seberapa besar kekuatan media dalam memengaruhi isu tersebut sampai
ke publik serta bagaimana sikap publik menanggapi isu tersebut.
c. Agenda Kebijakan. Agenda Publik memengaruhi agenda kebijakan.
Agenda kebijakan yakni pembuatan kebijakan publik yang dianggap
penting oleh individu. Sehingga, agenda kebijakan ini ialah tindakan
5 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h..198
6 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h..198
7 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h..198
16
lebih lanjut setelah agenda publik, yang mengakibatkan publik bergerak
untuk membuat sebuah kebijakan yang menguntungkan atau dianggap
penting bagi setiap individu.
B. Berita
Berita tidak pernah terlepas dari ikatan suatu media massa, baik
elektronik, cetak atau pun online. Menurut Paul De Massenner dalam bukunya
Here’s The News: Unesco Associate, menyatakan bahwa berita adalah sebuah
informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar.
Sedangkan menurut William S. Maulsby dalam Getting the News menegaskan
berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak
memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang
dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
Secara umum berita juga dapat didefinisikan sebagai laporan tercepat mengenai
fakta atau ide terbaru yang benar,menarik atau penting bagi sebagian besar
khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio televisi atau media
online internet.8
Gunanya suatu pemberitaan di media sesuai pengertian secara umum
diatas bahwa suatu pemberitaan berguna untuk menginformasikan kepada publik
atas suatu peristiwa di negeri ini. Peristiwa-peristiwa itu dapat meliputi keadaan
ekonomi, sosial, maupun politik yang sedang terjadi berdasarkan fakta yang ada.
Menurut Haris Sumaridia dalam bukunya Jurnalistik Indonesia berita dapat
8 Haris Sumaridia, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis
Jurnalis Profesional,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011) Cet ke-4, h. 65.
17
diklasifikasikan ke dalam dua kategori yakni berita berat (hard news) dan berita
ringan (soft news). Namun selain dari dua kategori tersebut berita juga dapat
dibedakan menurut lokasi peristiwanya dan berdasarkan sifatnya, dan selebihnya
berita juga bisa dilihat menurut materi isiny yang beraneka macam.
Pemberitaan yang terjadi menurut kategorinya masing-masing dapat
dikendalikan oleh suatu lembaga penyiaran. Lembaga penyiaran adalah
penyelenggara penyiaran, baik penyelenggara penyiaran publik, lembaga
penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran
berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.9
Setiap lembaga penyiaran baik penyelenggara penyiaran publik, lembaga
penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran
berlangganan diawasi oleh suatu lembaga lagi yang disebut Lembaga Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI), yang tugasnya mengawasi segala jenis dan bentuk
pemberitaan yang meliputi program siaran, cara mengemas suatu berita, content
atau isi siaran. Isi siaran dalam sebuah berita dapat dilihat dari segi kalimat yang
dibawakan yaitu bernada negatif atau pun positif. Hal tersebut berpedoman pada
P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiarandan Standar Program Siaran.
Menurut Haris Sumaridia dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, kalimat
pada suatu berita adalah kalimat yang menyampaikan informasi atau berita suatu
peristiwa kepada seseorang. Adapun kalimat berita yaitu:
9 Komisi Penyiaran Indonesia, Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran (P3SPS), (Jakarta: Komisi Penyiaran Indonesia, 2012) h. 5
18
1. Dilafalkan dengan intonasi normal dan berakhir dengan nada rendah.
2. Isi tentang peristiwa yang dialami sendiri atau orang lain
3. Intonasi keras terletak pada awal kalimat.
Nada dalam kalimat berita dalam berupa positif dan negative sesuai
dengan isi dalam pemberitaan tersebut. Kalimat berita positif adalah kalimat yang
menyampaikan berita atau peristiwa yang pasti tegas. Sedangkan pada kalimat
berita negatif adalah kalimat yang menyampaikan berita atau peristiwa yang tidak
pasti, tidak tegas atau tidak tentu dan biasanya menggunakan kata “tidak” atau
“bukan”.
C. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan itu sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan pimpinan satuan kerja untuk
memengaruhi perilaku orang lain atau suatu kelompok.10
Seseorang dapat
dikatakan menjadi pemimpin dikarenakan adanya suatu bakat yang diperoleh
sebagai kemampuan istimewa yang dibawanya sejak lahir. Salah satu
kemampuan istimewa tersebut ialah seseorang tersebut harus memiliki sifat
tanggung jawab yang penuh serta mampu mengesampingkan kepentingan
pribadinya dan mengedepankan kepentingan umum selama ia dapat menjadi
seorang pemimpin yang baik.
Disamping itu Howard H. Hoyt seperti yang dikutip oleh Kartini
Kartono dalam bukunya pemimpin dan kepemimpinan mendefinisikan
10
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (PT Rajagrafindo
Persada: Jakarta, 2003) h. 148.
19
kepemimpinan sebagai berikut: “kepemimpinan adalah seni untuk
memengaruhi tingkah laku manusi serta kemampuan untuk membimbing
orang.11
Dari beberapa pengertian di atas maka penulis dapat simpulkan arti
sebuah kepemimpinan ialah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
memengaruhi orang lain, dimana seorang pemimpin itu dapat membimbing
serta mengarahkan tingkah laku orang lain atau kelompok untuk mencapai
tujuan bersama. Disamping itu seorang pemimpin harus memiliki beberapa
sifat superior, melebihi bawahannya ataupun para pengikutnya.
D. Citra
1. Pengertian Citra
Citra berasal dari bahasa Jawa yang berarti gambar. Kemudian
dikembangkan menjadi gambaran sebagai padanan kata image dalam bahasa
inggris.12
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Citra merupakan
gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan atau
organisasi, sedangkan citra dalam duni politik yaitu suatu gambaran diri yang
ingin diciptakan oleh seorang tokoh masyarakat.13
Jalaludin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi,
mengatakan bahwa citra merupakan peta anda tentang dunia. Citra adalah
11
Kartini kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2001) Cet ke-1, h. 49. 12
Anwar Arifin, Komunikasi Politik Paradigma-Teori-Aplikasi-Strategi
&Komunikasi Politik Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) Cet ke-1, h.106.
13
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang diakses pada 22 Maret 2015 dari
http://kbbi.web.id/citra
20
gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas. Citra adalah
dunia bagi persepsi kita.14
Disamping itu menurut M. Alfan Alfian dalam bukunya yang
berjudul menjadi pemimpin politik perbincangan kepemimpinan dan
kekuasaan bahwa definisi citra yaitu merupakan rekonstrusi atas simbol dan
penampilan luar suatu produk, entah itu barang atau jasa.15
Sementara itu menurut Frank Jefkins yang dikutip oleh kompasiana
dalam webnya menyatakan bahwa memberikan definisi atau pengertian citra
sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai
hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.16
Jadi secara umum definisi atau pengertian citra yakni berupa
gambaran, penilaian serta pandangan dari sekumpulan orang banyak yang
ditujukan terhadap individu, perusahaan, produk atau jasa yang bersifat positif
atau bersifat negatif. Citra dapat bersifat negatif apabila kemudian ternyata
tidak di dukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya. Dalam dunia
politik semakin tingginya kesadaran membangun citra dalam usaha
mendapatkan simpati media massa guna menarik perhatian publik terlihat
ketika menjelang pemilu. Para calon pemimpin tentu senantiasa memperkuat
citra baik dalam dirinya.
14
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012) cet Ke-28, h.221. 15
M. Alfan Alfian, Menjadi Pemimpin Politik Perbincangan Kepemimpinan dan
Kekuasaan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009) h. 274. 16
Kompasiana “Pengertian Citra” diakses pada 22 maret 2015 dari
http://edukasi.kompasiana.com/2014/06/02/apa-itu-pencitraan--656262.html
21
2. Proses Pembentukan Citra (Image Building)
Citra merupakan kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan
pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Citra
terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima
seseorang. untuk mengetahui citra seseorang terhadap terhadap objek dapat
diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut.
Menurut Elvinaro dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Publik
Relations tahun 2002, yang dikutip oleh Danasaputra tahun 1995, citra itu
sendiri digambarkan dan dapat dibentuk melalui beberapa komponen yaitu
persepsi, kognisi dan sikap. Komponen-komponen tersebut tidak terlepas dari
stimulus (rangsang) yang diberikan oleh individu dan menghasilkan respon.
Oleh Walter Lipman komponen tersebut disebut juga “Picture Our Head”.
Dalam image building jika stimulus tersebut mendapat perhatian maka
individu akan berusaha mengerti stimulus yang diberikan. Elvinaro juga
mengatakan bahwa proses pembentukan citra adalah respon dari stimulus
yang diberikan. Akan tetapi proses tersebut akan berbeda karena dihubungani
oleh persepsi, kognisi, dan sikap yang berbeda pula.
22
Gambar 2.1
Proses Pembentukan Citra
Stimulus Respon
(Rangsang)
Empat komponen yang diteliti dalam proses pembentukan citra:
a. Persepsi
Diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap suatu hal, atau stimulus
yang diberikan dengan suatu proses pemaknaan. Publik akan
memberikan makna atau arti terhadap rangsang berdasarkan
pengalamannya tersebut kemampuan mempersepsi itulah yang dapat
melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi akan positif bila
informasi yang diberikan dapat memenuhi kognisi individu
b. Kognisi
Menurut Walgito (2002:67), kognisi berarti kemampuan jiwa manusia
yang berhubungan dengan pengenalan. Jadi manusia harus mengenal
stimulus atau rangsang yang diberikan agar memperoleh respon.
Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima
melalui indera tubuh manusia (stimulus) dengan informasi yang telah
Sikap
Persepsi Motivasi
Kognisi
23
disimpan di ingatan jangka panjang. Kedua informasi tersebut diolah
di ingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan informasi.
c. Sikap
Kecenderungan bertindak, persepsi, berpikir, dan merasadalam objek,
ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu.Sikap
mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap juga mengandung
aspek evaluatif, yakni mengandung nilai menyenangkan atau tidak,
dan sikap yang dapat dipertahankan atau diubah.
d. Motivasi
Sebelum melangkah dalam motivasi, perlu dipahami mengenai
motiv terlebih dahulu. Menurut Branca dalam Walgito (2002:168),
motiv adalah kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang
mendorong untuk berbuat dan merupakan driving force. Hal-hal yang
dapat memhubungani motiv disebut motivasi. Motivasi merupakan
keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku
ke arah tujuan. Sedangkan menurut Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab
motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi
pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang
untuk memenuhi kebutuhan seseorang.
24
3. Peran Media Massa Dalam Membangun Citra
Media Massa merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan dari sumber terhadap khalayak dengan menggunakan alat-alat
komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Dalam komunikasi
massa terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh media massa yakni,
bersifat melembaga, bersifat satu arah, meluas dan serempak, memakai
peralatan teknis atau mekanis, dan bersifat terbuka.17
Penggunaan media massa dalam dunia politik tentu sangat penting
karena media massa memiliki kontribusi yang besar dalam demokrasi. Selain
itu media massa selalu dipandang memiliki hubungan yang kuat terutama
dalam membangun opini dan pengetahuan bagi khalayak. Penggunaan media
massa dalam komunikasi politik sangat sesuai dalam upaya membentuk citra
diri para politikus dan citra partai politik untuk memperoleh dukungan
pendapat umum.18
Salah satu fenomena yang menarik tentang citra positif Presiden
Joko Widodo yang kerap dipanggil Jokowi. Nama Jokowi melambung ketika
ia memimpin Kota Solo dan berhasil membangun kota Solo baik secar fisik
maupun non fisik. Citra Jokowi semakin melambung ketika publik
mengetahui bahwa Jokowi tidak pernah mengambil gaji yang seharusnya
diterima. Dengan modal citra positifnya, Jokowi maju dalam Pilkada gubernur
17
Hafied Cangara, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, (PT RajaGrafindo Persada:
Jakarta, 2007) h. 126-127. 18
Anwar Arifin, “Komunikasi Politik”, (Balai Pustaka: Jakarta, 2003) Cet ke-1,
h.95.
25
Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) bersama pasangannya yang kerap dipanggil
Ahok.
Dari fenomena diatas Jokowi bukan hanya mampu membangun citra
positif atas kepemimpinannya secara kelembagaan namun juga berhasil
membangun citra positif dalam ranah personal. Di Indonesia, para politisi juga
semakin menyadari pentingnya membangun citra personal atas diri mereka.
Hal ini dapat dilihat saat para politisi tampil di televise dan mereka berusaha
tampil sebaik mungkin, baik dari sisi penampilan fisik maupun materi yang
mereka sajikan.19
Jadi dengan kata lain citra terbentuk berdasarkan informasi
yang diterima atau disampaikan oleh media massa. Bagi masyarakat,
informasi itu dapat membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra
19
Fajar Junaedi, Komunikasi Politik Teori, Aplikasi dan Strategi di Indonesia,
(Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2013), Cet Ke-1, h.144
26
E. Kerangka Konseptual
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Menonton Program
Berita di tvOne
Efek : Terpengaruh atau
Tidak Terpengaruhnya
Pemberitaan negatif tvOne
terhadap citra
kepemimpinan Presiden
Jokowi.
Para Pedagang Pasar Kramat Jati Jakarta Timur
Agenda Kebijakan Agenda Publik Agenda Media
Para Pedagang Pasar Kramat Jati Jakarta Timur
Menonton Program
Berita di tvOne
Agenda Media Agenda Kebijakan Agenda Publik
Efek : Terdapat hubungan
atau tidak antara
pemberitaan kenaikan
harga BBM dengan citra
Kepresidenan Joko
Widodo.
27
F. Kerangka Berfikir
Media massa sangat erat kaitannya dengan segala jenis pemberitaan,
karena media massa memiliki tugas untuk memberikan informasi terkini. Menurut
aturannya sebuah media massa haruslah memiliki sifat yang netral dalam artian
tidak memihak ke siapapun. Namun belakangan yang terjadi hampir semua media
massa di Indonesia tidak bersifat netral dan cenderung memihak ke salah satu
partai politik di Indonesia. TV One sebagai salah satu media massa swasta di
Indonesia terlihat memihak ke salah satu calon Presiden ketika pemilihan umum
2014 yaitu calon Presiden Prabowo Subiakto, oleh karena itu dalam pemberitaan
terlihat tidak berimbang. Lebih banyak pemberitaan negatif Presiden Jokowi
dibandingkan dengan Prabowo. Hal tersebut terlihat ketika terjadinya kampanye.
Tidak hanya itu saja, ketika Presiden Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI
Jakarta, ketika terjadi permasalah seperti penggusuran waduk Ria-Rio atau pun
waduk pluit, tvOne sangat gencar memberitakan hal tersebut dan terlihat
membesar-besarkan permasalahan tersebut.
Dalam hal ini peneliti ingin melakukan sebuah penelitian untuk mencari
sebuah kebenaran dari data atau masalah yang ditemukan. Oleh karena itu peneliti
ingin meneliti apakah sebuah media masa yang kontra terhadap Jokowi sebagai
Presiden mampu memengaruhi publik dalam merubah citra kepemimpinan
Presiden Jokowi setelah diterpa pemberitaan negatif tentang dirinya. Sesuai
dengan pernyataan sebuah teori yang bernama agenda setting yang diciptakan
oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw.
28
Teori Agenda Setting mulanya diciptakan untuk menggambarkan
fenomena yang telah lama diketahui dan diteliti dalam konteks kampanye pemiliu.
Teori ini menjelaskan bahwa besarnya perhatian media massa terhadap suatu isu
sangat memengaruhi perhatian khalayak. Banyak bukti yang menunjukan bahwa
media massa menentukan apa yang dipikirkan dan apa yang didiskusikan oleh
khalaykanya.20
Dalam hal ini, McCombs dan Donald Shaw tidak menyatakan bahwa
media secara sengaja berupaya memengaruhi publik tetapi, publik melihat kepada
pada professional yang bekerja pada media massa untuk meminta petunjuk kepada
ke media, kemana publik harus memfokuskan perhatiannya.21
Teori agenda setting mempunyai kesamaan dengan teori peluru yang
menganggap bahwa media mempunyai kekuatan untuk memengaruhi khalayak.
Hanya saja, teori agenda setting memusatkan perhatiannya kepada efek kognitif
khalayak, yakni pengetahuan dan kesadaran. Hal tersebut yang dapat
menimbulkan persaingan dalam merekayasa opini, citra dan membentuk opini
publik.
20
Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat Paradigma Teori, Tujuan, Strategi dan
Komunikasi Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke1, h. 164.
21 Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana, 2013), cet.
Ke-1, Jilid I, h. 495
29
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir
Latar Belakang
Banyak media massa yang tidak bersifat netral dan
cenderung memihak atau pro ke salah satu partai politik
begitu juga sebaliknya adapun yang kontra. Hal tersebut
dapat dilihat dari segi pemberitaan di media tersebut.
Masalah
Tv One salah satu media massa yang tidak
berimbang dan terlihat kontra terhadap Presiden
Jokowi yang terlihat dari bentuk kemasan
pemberitaan dan jumlah pemberitaan negative di
media tersebut.
Identifikasi Masalah:
a. Pemberitaan
kenaikan harga
BBM di tvOne.
b. Perubahan citra
Presiden Jokowi di
hadapan Publik.
Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara pemberitaan kenaikan harga
BBM di TV One dalam merubah citra kepresidenan
Joko Widodoterhadap perubahan citra Kepresidenan
Joko Widodo di kalangan para pedagang pasar Kramat
Jati Jakarta Timur.
2. Tidak terdapat hubungan antara pemberitaan kenaikan
harga BBM di TV One dalam merubah citra
kepresidenan Joko Widodo sebagai Presiden di
kalangan para pedagang pasar Kramat Jati Jakarta Timur.
Metodologi
Kuantitatif berdasarkan data
dan sumber data yang
diperoleh dari lapangan yang
di olah secara statistik.
Kesimpulan
Terjadi pengaruh atau tidak citra Presiden Jokowi
Teori
“Agenda
Setting”
1. Agenda
Publik
2. Agenda
Media
Tujuan
Untuk
mengetahui
adakah terdapat
hubungan antara
pemberitaan
kenaikan harga
BBM di TV One
terhadap
perubahan citra
kepresidenan
Joko Widodo
sebagai
Presiden.
30
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yaitu dapat berupa jawaban sementara yang kebenarannya
masih harus diuji. Menurut John W. Best dalam buku Nanang Martono yang
berjudul metode penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis data sekunder,
hipotesis merupakan prediksi yang baik atau kesimpulan yang dirumuskan dan
masih bersifat sementara.22
Ho: Tidak terdapat hubungan pemberitaan kenaikan harga BBM di TV One dalam
merubah citra kepresidenan Joko Widodo sebagai Presiden di kalangan
parapedagang pasar Kramat Jati Jakarta Timur.
H1: Terdapat hubungan pemberitaan kenaikan harga BBM di TV One dalam
merubah citra kepresidenan Joko Widodo sebagai Presiden di kalangan para
pedagang pasar Kramat Jati Jakarta Timur.
22
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi Data Sekunder, (PT
Raja Grafindo: Jakarta, 2011), Cet ke-2, h. 64
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur yang berada
di Jalan Raya Bogor KM. 20, Jakarta Timur Telp: (021) 8092418, Fax: (021)
80879115. Adapun waktu pelaksanaan penelitian sejak maret 2015 hingga
Agustus 2015.
B. Pendekatan dan Desain Penelitian
Dalam sebuah penelitian sebuah metode sangat dibutuhkan. Hal tersebut
merupakan cara akurat untuk memecahkan suatu permasalahan serta
mempermudah dalam menarik suatu kesimpulan.
Pendekata yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya
adalah jenis pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang
datanya dapat diukur dengan menggunakan rumus statistikuntuk melakukan
analisis data dan dihitung secara langsung.1 Desain penelitian yang akan
diginakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan suatu kondisi sosial tertentu.
Dalam penelitian ini proses berawal dari sebuah teori, selanjutnya
diturunkan menjadi hipotesis penelitian yang disertai pengukuran dan operasional
konsep, kemudian generalisasi empiris yang bersandar pada statistik, sehingga
dapat disimpulkan sebagai peneluan penelitian.
1 Muslich,Metode Kuantitatif, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
1993), h.4
32
C. Paradigma Penelitian
Pada Penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma positivistik
mengunakan logika berpikir deduktif. Hal tersebut menganggap suatu realitas
akan berlaku umum dan bersifat sama di semua tempat.2Jadi, pada paradigma ini
memandang suatu fenomena jika diteliti pada tempat dan waktu yang berbeda,
namun hasilnya tetap sama sehingga peneliti menggunakan paradigma tersebut
pada penelitian ini.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti untuk melakukan
penelitiannya ialah dengan menggunakan metode survei. Dalam survei, informasi
yang dikumpulkan dari responden yaitu dengan menggunakan kuesioner. Dengan
kata lain, survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.3
E. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian merujuk pada responden, yang hendak diminati
informasi atau digali datanya, sedangkan objek merujuk pada masalah atau tema
yang sedang ditelilti.4 Subjek dari penelitian ini ialah TV One sebagai media yang
kontra terhadap Presiden Joko Widodo melalui pemberitaan-pemberitaan negatif.
2 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011), Cet. Ke- 2, h. 11. 3 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (LP3ES: Jakarta,
2011) Cet ke-4, h. 3. 4 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, (Jakarta : Erlangga, 2009) h. 91.
33
Sedangkan objek dari penelitian ini yaitu para pedagang pasar Kramat Jati Jakarta
Timur.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan elemen atau unsur yang menjadi
objek penelitian. Populasi bisa berbentuk lembaga, individu, kelompok,
dokumen atau konsep, sehingga objek-objek ini dapat dijadikan sumber data
penelitian.5 Polulasi menunjukkan pada sekumpulan orang atau objek yang
memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk
masalah pokok dalam suatu penelitian khusus. Populasi dalam penelitian ini
yakni para pedagang pasar Kramat Jati Jakarta Timur. Berdasarkan data yang
ada, jumlah pedagang yang terdapat di pasar tersebut sebanyak 485 orang.
2. Sampel
Sampel ialah sebagian atau wakil populasi yang di teliti, dinamakan
penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel. Sampel juga merupakan sebuah cuplikan yang diambil dari
satu populasi dan diteliti secara professional.6
Untuk menentukan sampel yang diteliti, maka harus dilakukan
terlebih dahulu teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel
adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran
5 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencan Prenada,
Media Group, 2005), Cet ke-3, h.99 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta :
PT Rineka Cipta, 2010), Cet ke-14, h. 173-174.
34
sampel yang akan dijadikan sumber data. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian adalah teknik sampling purposive, yaitu teknik ini mencakup
orang-orang yang di seleksi peneliti karena kriteria-kriteria tertentu yang
dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian tersebut.7
Untuk mengetahui jumlah responden yang menjadi sampel dalam
penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin. Rumus Slovin untuk menentukan
ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf
signifikan a. Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:8
N
n =
1+Ne2
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = nilai eror sebesar 10%
Derajat eror yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 10% .
dengan jumlah populasi 485 yang terdiri dari pedagang tetap, maka jumlah
sampelnya sebagai berikut:
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2014), Cet. Ke-20, h. 82.
8 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h.
56
35
485
n =
1+485(0,1)2
485
=
1+ 4,85
= 82,905 83 orang
G. Variabel Penelitian
Dalam sebuah penelitian, peneliti hendaknya menentukan variabel yang
terdapat di dalam penelitiannya. Berdasarkan jenisnya, variabel terbagi atas
variabel independen (variabel bebas) yakni variabel yang memengaruhi, dan
variabel dependen (variabel terikat) yakni variabel yang dihubungani. Selain dari
variabel independen dan variabel dependen ada pula variabel antara atau
invenning variabe.9
Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberitaan
kenaikan harga BBM pada bulan November hingga Desember tahun 2014 lalu di
TV One. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah citra Jokowi
sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019.
9 Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, (Malang : UMM Press, 2010), Cet
ke-3, h. 139.
36
Gambar 3.1
Variabel Penelitian
Variabel Bebas Variabel Terikat
(Independent) (Dependent)
Variabel Bebas
(Independent)
H. Operasionalisasi Konsep
Konsep ialah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama10
.
Menjelaskan konsep dan definisi operasionalisasi penelitian merupakan sebuah
hal yang wajib dalam sebuah pebelitian. Karena ini merupakan sebuah kerangka
acuan peneliti dalam mendisain sebuah instrumen penelitian.
1. Agenda Media
Agenda media yaitu penonjolan isu-isu yang disusun oleh media dan
bagaimana agenda media menempatkan isu tersebut di tempat yang utama..
ada beberapa dimensi yang terdapat di dalam agenda media yaitu: Visibialitas
(visibility), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita, tingkat menonjol
bagi khalayak (audience salience), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan
khalayak, dan valensi (valence), yakni menyenangkan atau tidak
menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
10
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet.
Ke-5, h. 57.
Citra Kepemimpinan
Presiden Joko Widodo
(Variabel Y)
Pemberitaan Kenaikan
Harga BBM (Variabel X)
37
2. Agenda Publik
Agenda publik menurut penelitian ini berarti apa yang dianggap
penting oleh media, dianggap penting juga oleh publik. Sehingga jika media
memberitakan secara terus menerus mengenai isu tersebut, kemudian publik
juga akan berfikir bahwa hal itu memang penting. Terdapat beberapa dimensi
dalam agenda publik, yakni: Keakraban (familiarity), yakni derajat kesadaran
khalayak akan topik tertentu, penonjolan pribadi (personal salience), yakni
relevansi kepentingan individu dengan cirri pribadi, kesenangan (favorability),
yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita. Semakin besar
kesadaran dan pengetahuan Mahasiswa akan citra Kepemimpinan Presiden
Joko Widodo pada pemberitaan kenaikan harga BBM, maka semakin besar
hubungan agenda setting yang diberikan.
3. Agenda Kebijakan
Agenda kebijakan yang dimaksud disini adalah apa yang dilakukan
oleh pemerintah setelah adanya pemberitaan ini. Adapun dimensi-dimensi
yang dapat diukur pada agenda media yaitu: Support (dukungan), yakni
kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu, likelihood of action
(kemungkinan kegiatan), yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan apa
yang diibaratkan, dan freedom of action (kebebasan bertindak), yakni nilai
kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah.
38
Tabel 3.1
Operasionalisasi Konsep
Variabel
Dimensi Indikator Pengukuran Skala
Agenda
Publik
(X1)
Keakraban
(Familiarity)
a. Ingatan
penonton
b. Intensitas
menonton
c. Program
Pilihan
d. Jadwal
Menonton
1. Sangat
Setuju
2. Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Tidak
Setuju
5. Sangat
Tidak
Setuju
Ordinal
Penonjolan
Pribadi
(Personal
Salienc
Kesenangan
(Favorability
a. Perasaan
b. Tindakan
a. Informatif
b. Aktual
c. Akurat
Visibialitas
(Visibility)
a. Waktu
b. Intensitas
Menonton
39
Agenda
Media
(X2)
1. Sangat
Setuju
2. Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Tidak
Setuju
5. Sangat
Tidak
Setuju
Ordinal
Tingkat
Menonjol
Bagi
Khalayak
(Audience
Salience)
a. Tindakan
b. Perasaan
Valensi
(Valence)
a. Kemasan
b. Durasi
Agenda
Kebijakan
(X3)
Dukungan
(Support)
a. Partisipasi
b. Perasaan
Kemungkinan
Kegiatan
(Likelihood of
Action)
a. Keputusan
b. Waktu
c. Peran
1. Sangat
Setuju
2. Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Tidak
Setuju
5. Sangat
Tidak
Setuju
Ordinal
Kebebasan
Bertindak
(Freedom of
Action)
a. Rencana
b. Kepercayaan
Persepsi
a. Kesan
b. Perhatian
40
Citra (Y)
c. Komunikasi
1. Sangat
Setuju
2. Setuju
3. Ragu-Ragu
4. Tidak
Setuju
5. Sangat
Tidak
Setuju
Ordinal
Kognisi
a. Informasi
b. Ingatan
Sikap
a. Kesadaran
b. Perasaan
Motivasi
Harapan
Sumber: Analisis Operasionalisasi Konsep
41
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket Pada Agenda Publik (X1)
No. Dimensi Indikator Banyak
Butir
Item Item
Negatif
Invalid
1.
Keakraban
(Familiarity)
1. Ingatan
Penonton
2. Intensitas
Menonton
3. Program
Pilihan
4. Jadwal
Menonton
14
1, 2,
3, 4, 5,
6, 7, 8,
9, 10,
11, 12,
13, dan
14,
1, 2, 5, 6, dan 9
4, 7, 8,
dan 11,
2.
Penonjolan
Pribadi
(Personal
Silence)
1. Perasaan
2. Tindakan
6
9, 15,
16, 17,
18, dan
20,
15, 16, dan 17
16,
3.
Kesenangan
(Favorability)
1. Informatif
2. Aktual
3. Akurat
12
21, 22,
23, 24,
25, 26,
27, 28,
29, 30,
31, dan
32
21, 22, 25, dan 32
21, 24, 25, 26, 27, 28, dan 31
Jumlah Item Sebelum Validitas
Jumlah Item Setelah Validitas
32
21
Sumber : Analisis melalui Teori
42
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket Pada Agenda Media (X2)
No. Dimensi Indikator Banyak
Butir
Item Item
Negatif
Invalid
1.
Visibialitas
(Visibility)
1. Waktu
2. Intensitas
Menonton
12
1, 2, 3,
4, 5, 6,
7, 8, 10,
23 25,
dan 28,
2, 3, 8,
23, 25,
dan 28
2, dan 7
2.
Tingkat
Menonjol
Bagi
Khalayak
(Audience
Silence)
1. Tindakan
2. Perasaan
8
9, 11,
12, 19,
20, 21,
26, dan
29,
9, 12, 20,
dan 26
11, 12,
20, dan
29
3.
Valensi
(Valence)
1. Kemasan
2. Durasi
10
13, 14,
15, 16,
17, 18,
22, 24,
27, 30
15, 24
dan 30
16, 24,
dan 30
Jumlah Item Sebelum Validitas
Jumlah Item Setelah Validitas
30
21
Sumber : Analisis melalui Teori
43
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Angket Pada Agenda Kebijakan (X3)
No. Dimensi Indikator Banyak
Butir
Item Item
Negatif
Invalid
1.
Dukungan
(Support)
1. Partisipasi
2. Perasaan
9
1, 2, 3,
4, 5,
6, 23,
24,
dan
27,
1, 2 dan
24
3 dan 24
2.
Kemungkinan
Kegiatan
(Likelihoodnof
Action)
1. Keputusan
2. Waktu
3. Peran
11
7, 8, 9,
10, 11,
12, 13,
14, 22
26,
dan 29
7, 8, dan
22
9, 12,
26 dan
29
3.
Kebebasan
Bertindak
(Freedom of
Action)
1. Remcana
2. Kepercayaan
10
15, 16,
17, 18,
19, 20,
21, 25,
28,
dan 30
15, 16
dan 28
19, 21,
25, dan
28
Jumlah Item Sebelum Validitas
Jumlah Item Setelah Validitas
30
20
Sumber : Analisis melalui Teori
44
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Angket Pada Citra Kepemimpinan
Presiden Joko Widodo (Y)
No. Dimensi Indikator Banyak
Butir
Item Item
Negatif
Invalid
1.
Persepsi
1. Kesan
2. Perhatian
3. Komunikasi
11
1,2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9,
10, dan 11
2, 4, 6,
8, dan
10
4, 7, dan
11
2.
Kognisi
1. Informasi
2. Ingatan
11
12,13,14,
17, 16 15,
18, 19, 20,
21, dan 22
12, 14,
16, 17,
18, dan
19
13 dan
17
3.
Sikap
1. Kesadaran
2. Perasaan
8
23, 24, 25,
26, 27, 28,
29, dan 30
23, 24,
27, dan
28
24
4.
Motivasi
Harapan
3
31, 32, dan
33
31 dan
32
31
Jumlah Item Sebelum Validitas
Jumlah Item Setelah Validitas
33
26
Sumber : Analisis melalui Teori
45
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian ini, maka
peneliti melakukan pengumpulan data primer berupa data-data yang diperoleh dari
hasil lapangan atau di lokasi penelitian.
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.11
Untuk memeroleh data yang
empiris, peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1) Kuesioner (angket)
Teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau
sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dari informasi
yang diperlukan oleh peneliti disebut kuesioner atau angket.12
Angket memiliki tujuan yaitu untuk dapat mencari informasi yang
lengkap tentang suatu masalah tanpa merasa khawatir jika responden
memberikan jawan yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan sehingga jawaban dari responden merupakan jawaban bagi
penelitian.Jenis pertanyaan angket dalam penelitian ini bersifat tertutup yaitu
responden hanya meminta memilih suatu jawaban dari suatu daftar jawaban
yang disediakan oleh peneliti.
11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2009), h. 105. 12
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h.67.
46
2) Dokumentasi
Kegiatan mencari data yang bersumber dari buku, majalah, internet,
catatn atau artikel yang berhubungan dengan pembahasan penelitian, yang
tentu saja sebagai data pendukung dalam referensi penelitian.
3) Wawancara
Pengertian wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data
dengan cara mengadakan Tanya jawab langsung kepada narasumber dengan
menggunakan wawancara terstruktur yang disiapkan oleh
penulis.13
Wawancara akan dilakukan secara langsung dengan beberapa
responden serta narasumber lainnya seperti tokoh-tokoh atau pakar yang
mengerti di bidang hukum.
J. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Uji validitas adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur
walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Untuk mencapai tingkat
validitas instrumen penelitian, maka alat ukur yang dipakai dalam instrumen
juga harus memiliki tingkat validitas yang baik.14
Validitas menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
13
M. Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h. 182. 14
Burhan Bungin, MetodologiPenelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2005) Cet ke-1, h.97
47
Validitas dapat digolongkan menjadi dalam beberapa jenis yakni:
a) Validitas Konstruk (Construct Validity)
b) Validitas Isi (Content Validity)
c) Validitas Prediktif (Predictive Validity)
d) Validitas Eksternal (External Validity)
e) Validitas Rupa (Face Validity)
Dalam penelitian ini jenis validitas yang akan digunakan adalah
validitas konstruk (Construct Validity) yang lebih terarah pada pertanyaan
mengenai apa yang sebenarnya diukur oleh pengukur yang ada.15
Pada uji
instrumen ini peneliti menggunakan software SPSS.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan
terhadap suatu hasil pengukuran. Suatu pengukuran disebut reliable atau
memiliki keandalan jika konsisten memberikan jawaban yang sama. 16
selain
itu, uji Reliabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga
alat ukur itu dapat dipercaya dan dapat diandalkan.
Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Reability Analysis
dengan metode Cronbach Alpha dan menggunakan Software SPSS. Dengan
metode ini koefisien keandalan alat ukur dapat dihitung dengan rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
15
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006), h.241 16
Morisan, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2014), Cet ke-2, h. 99.
48
( )
Keterangan :
α : Koefisien Keandalan Alat Ukur
K : Jumlah Variabel
R : Koefisien rata-rata koefisien variabel
Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai nilai alpha
cronbach (α) > 0,6 yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan
variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Tetapi
sebaliknya bila alpha < 0,6 maka dianggap kurang handal, artinya bila
variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan
variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
K. Pengolahan Data
Metode pengolahan data tabulasi dan SPSS. Langkah-langkah
pengolahan data secara manual menurut Notoatmodjo (2010) , adalah sebagai
berikut:17
1. Editing (Penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuesioner perlu disunting atau edit terlebih dahulu. Jika ternyata masih
ada data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan
wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.
17
Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010) h. 45
49
2. Coding (Membuat Lembaran Kode)
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan pengkodean atau coding, mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.
3. Processing (Memasukkan Data)
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software
komputer.
4. Cleaning (Pembersihan Data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya keslahan-kesalahan kode, ketidak-lengkapan dan sebagainya,
kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
L. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan proses untuk menyederhanakan suatu
data dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah untuk digambarkan atau
diinterpretasikan. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kuantitatif untuk dapat mengukur hubungan dari unsur – unsur pemberitaan
kenaikan harga BBM terhadap citra Presiden Joko Widodo yang dilakukan pada
para pedagang pasar Kramat jati Jakarta Timur. Dalam mengukur data yang akan
diambil dari responden peneliti menggunakan skala pengukuran likert. Berikut
pengukuran dengan skala likert dalam penelitian ini:
50
Tabel 3.6
Bentuk Pengskalaan
No. Alternatif Jawaban Positif Negatif
1. Sangat Setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Ragu-Ragu 3 3
4. Tidak Setuju 2 4
5. Sangat Tidak Setuju 1 5
Sumber : Buku Prof. Dr. Sugiyono Yang Berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal.18
Ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik.dasar pengambil
keputusan dalam uji normalitas adalah:19
18
Nasrullah, “Pengaruh Account Officer Terhadap Minat Nasabah Dalam
Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Serba Usaha Ubasyada
Ciputat” (Skripsi S1fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 45.
51
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas ialah apabila variasi dari faktor
pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke data
pengamatan yang lain. Jika ciri ini terhubungani, berati variasi faktor
pengganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik.20
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menemukan hubungan pemberitaan negatif TV One Terhadap
Citra Kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Survei Terhadap Penonton TV
One di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur) menggunakan regresi linier berganda.
Analisis Regresi Linier Berganda yaitu suatu metode yang digunakan untuk
memeriksa kuatnya hubungan yang terjadi antara variabel independen (x)
terhadap variabel dependen (y).21
Rumus regresi linier berganda adalah:
19
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, (Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo, 2004), h. 24. 20
21 Nasrullah, “Pengaruh Account Officer Terhadap Minat Nasabah Dalam
Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Serba Usaha Ubasyada
Ciputat” h. 46. 21
Sugiyono, Metode Penulisan Kuantitatif, Kualitatif, R&D (Bandung: Alfaberta,
2009), h. 250
52
Y = α+b1X1
Keterangan :
Y : Citra Kepemimpinan Presiden Joko Widodo
α : Konstanta
b1 : Koefisien Regresi
X1 : Pemberitaan negatif tvOne
3. Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi adalah cara untuk menyatakan tingkat asosiasi
antara dua variabel (besarnya ukuran korelasi).22
Koefisien korelasi dapat
memiliki nilai dengan jarak atau jangkauan mulai dari -1,00 hingga +1,00,
tetapi dalam praktik jarang sekali ditemukan nilai korelasi secara tepat dan
bulat 1.00 ini. Suatu korelasi disebut memiliki hubungan positif atau langsung
(direct relationship) jika milai salah satu variabel meningkat maka nilai
variabel lainnya juga ikut meningkat, begitu juga sebaliknya.
Nilai koefisien korelasi digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak dalam suatu penelitian.
Nilai koefisien korelasi bergerak dari 0 ≥ 1 atau 1 ≤ 0. Jika dideskripsikan
nilai koeffisien korelasi sebagai berikut:
22
Made Putrawan, Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-Penelitian Sosial,
(Jakarta: Rineka Cipta), h. 117
53
Tabel 3.7
Nilai Koefisien
Nilai Koefisien Penjelasan
+0,70 – ke atas Hubungan positif yang sangat kuat
+0,50 – +0,69 Hubungan positif yang mantap
+0,30 – +0,49 Hubungan positif yang sedang
+0,10 – +0,39 Hubungan positif yang tidak berani
0,0 Tidak ada hubungan
-0,01 – -0,09 Hubungan negatif tidak berarti
-0,10 – -0,49 Hubungan negatif yang rendah
-0,30 – 0,49 Hubungan negatif yang sedang
-0,50 – -0,69 Hubungan negatif yang mantap
-0,70 – ke atas Hubungan negatif yang sangat kuat
Sumber : Buku Prof. Dr. Sugiyono Yang Berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D
54
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum TV One
1. Sejarah TV One
Sebelumnya TV One bernama Lativi, yang didirikan pada tanggal 9
Agustus 2002 oleh pengusaha Abdul Latief. Namun sejak tahun 2006,
sebagian sahamnya dimiliki oleh Grup Bakrie yang memiliki salah satu media
televisi swasta yaitu ANTV dan membayar kewajiban utang Lativi kepada
Bank Mandiri senilai 418 Milyar.
Pada tanggal 1 April 2007 Lativi mulai diambil alih oleh manajemen
Bakrie Group. Lativi berganti nama menjadi TV One, nama TV One dipilih
karena stasiun televisi ini diharapkan menjadi nomor satu di Indonesia.Pada
tanggal 14 Februari 2008, Lativi secara resmi berganti nama menjadi TV One.
Pada pukul 19.30 WIB, untuk pertama kalinya TV One mengudara. Tentu hal
ini merupakan saat bersejarah sekaligus diresmikan oleh Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan demikian TV One menjadi
salah satu stasiun televisi pertama di Indonesia yang diresmikan oleh presiden
ketika itu di Istana Istana Presiden Republik Indonesia.1
Di awal tahun berdirinya, tvOne mempunyai slogan “memang beda”
karena stasiun ini menyajikan berbagai informasi dalam bentuk diskusi ringan
dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat dan
disiarkan langsung pada pagi hari dari studuio luar tvOne. Di ulang tahun
1 www.tvone.com diakses pada 15 februari 2015 pada pukul 12.00
55
tvOne yang ke-2, slogan tvOne menjadi “terdepan mengabarkan “,sebagai
pembuktian dari hasil share dan rating kepemirsaan dalam kurun waktu 2
tahun berjalan, tvOne selalu menjadi stasiun TV terdepan dalam menayangkan
program-program berita atau informasi seperti Breaking News. Program berita
hardnews dikemas dengan judul: Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar,
Kabar Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Di usia yang ketiga, tvOne “Go
International” dengan membuat terobosan baru untuk terus berkembang di
kancah jaringan informasi international dengan membuka kantor biro di
beberapa Negara antara lain: Amerika Serikat, Australia, Rusia Jerman, Timur
Tengah, dan Malaysia sekaligus menjalin kerjasama dengan televise berita
international CNN dan Aljazeera.2
2. Visi dan Misi
Sebagai media televisi tvOne memiliki visi dan misi yang tertanam
di dalam organisasi perusahaan tersebut.
a. Visi: mencerdaskan lapisan masyarakat yang pada akhirnya
memajukan bangsa.
b. Misi:
1) Menjadi stasiun TV Berita dan Olahraga nomor satu.
2) Menayangkan program News dan Sport yang secara progresif
mendidik pemirsa untuk berrpikiran maju, positif dan cerdas.
2Puti Hasanatun Syadiah, Diskursus dan Implementasi Jurnalisme Damai Dalam
Pemberitaan Konflik Suriah Di Kabar Dunia tvOne. (Skripsi: Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, 2013), h. 32
56
3) Memilih program News dan Soprt yang informatif dan inovatif
dalam penyajian dan kemasan.
3. Struktur Organisasi
a. Chief Executive Produser : Ardiansyah Bakrie
b. Editor in Chief : Karni Ilyas
c. Chief Sales and Marketing Office : Gunawan Wibisono
d. Chief Finance and Legal Officer : Firman Syarif
e. General Manager : Idiarto Priadi
f. News Manager : Wahyu Kustyanto
g. Produser : Arief Shodiq
h. Produser Assistant 1 : Yadi Sopyandi
i. Produser Assistant 2 : Ahmad Syakirin
j. Produser Assistant 3 : Heru Sudinta
B. Pasar Kramat Jati Jakarta Timur
Pasar Kramat Jati Jakarta Timur sangat terkenal dengan pasar induk
sayur mayurnya. Pasar Kramat Jati ini juga dijadikan pusat perbelanjaan karena
tidak hanya syur mayur yang diperdagangkan, akan tetapi aneka busana baik pria
dan wanita juga terdapat di Pasar Kramat Jati Jakrta Timur. Sesuai degan
namanya pasar ini berada di Kecamatan dan Kelurahan Kramat Jati tepatnya di
Jalan Raya Bogor KM 20.
Pasar Kramat Jati berdiri sudah cukup lama yaitu pada tahun 1971 dan
diresmikan oleh Walikota Jakarta Timur saat itu dan telah melakukan beberapa
57
kali renovasi dikarenakan bangunannya yang semakin tua. PD Pasar Jaya
merupakan salah satu Perusahan yang mengelola Pasar Kramat Jati Jakarta Timur
ini. Pasar Kramat Jati ini termasuk ke dalam unit pasar besar. Pasar ini dapat
dikatakan cukup strategis karena terbatas dengan jalan Arteri Raya Bogor dan
dilewati Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring). 3
Kramat Jati adalah sebuah kecamatan yang terletak di Ibu Kota Jakarta
Timur. Kramat Jati mempunyai wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kecamatan Jatinegara
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Ciracas dan Kecamatan Pasar Rebo
c. Sebelah Timur : Kecamatan Makasar
d. Sebelah Barat : Kecamatan Pasar Minggu dan Kecamatan
Pancoran
Dengan adanya perkembangan zaman di area Pasar Kramat Jati ini
didirikan sebuah mall dengan nama Kramat Jati Indah (KJI) tepatnya 500 meter
dari Pasar Kramat Jati. Pusat perbelanjaan ini dibuka tahun 1998 dan mengalami
beberapa kali renovasi sebelum akhirnya dibuka ulang sebagai Lippo Plaza
Kramat Jati pada bulan Juni 2013.4
3 Wawancara Pribadi, dengan Ibu Ice, Humas Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Pada
Tanggal 8 April 2015 pukul 10.00 WIB 4 http://kecamatankramatjati.com/pembangunan/ diakses pada 15 April 2015 pada
pukul 22.43 WIB.
58
C. PD. Pasar Jaya
1. Sejarah PD. Pasar Jaya
PD Pasar Jaya didirikan berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : Ib.3/2/15/66 pada tanggal 24
Desember 1966. Kemudian pengesahan oleh Menteri Dalam Negeri lewat
Keputusan No. Ekbang 8/8/13-305 tanggal 23 Desember 1967. Maksud
pendirian PD Pasar Jaya adalah dalam rangka peningkatan efisiensi umum di
bidang perpasaran di lingkungan Jawatan Perekonomian Rakyat DKI Jakarta
sehingga merupakan unit usaha yang mandiri dan dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, juga merupakan sumber penghasilan
riil bagi daerah. Selanjutnya untuk meningkatkan status dan kedudukan
hukum serta penyesuaian dengan perkembangan Ibukota Jakarta, maka
Keputusan Gubernur tersebut ditingkatkan dengan Peraturan Daerah No. 7
Tahun 1982 tentang Perusahaan Daerah Pasar Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Perda tersebut disahkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.
511.231-181 tanggal 19 April 1983 dan telah diumumkan dalam Lembaran
Daerah DKI Jakarta No. 34 Tahun 1983 Seri D No. 33. Peraturan Daerah
tersebut kemudian diubah dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 12 Tahun
1999 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta, yang telah
diumumkan dalam Lembaran Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 35 Tahun
59
1999. Saat ini PD Pasar Jaya mengelola 153 pasar yang tersebar diseluruh
wilayah provinsi DKI Jakarta.5
Sebagai Perusahaan Daerah, Pasar Jaya memiliki tugas pokok yaitu
melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan area pasar,
membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancaran
distribusi barang dan Jasa. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut
PD.Pasar Jaya mempunyai fungsi :
a. Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area
pasar
b. Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan kelengkapan
area pasar
c. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan area pasar
d. Pengelolaan dan pengembangan area pasar
e. Pembinaan pedagang dalam rangka pemanfaatan area pasar
f. Bantuan terhadap stabilitas harga barang
g. Bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi barang
dan jasa
h. Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama, dan
i. Pengendalian keamanan dan ketertiban dalam area pasar
Pembinaan pedagang pasar antara lain meliputi :
5http://pasarjaya.co.id/about/detail/Sejarah-Singkat-Perusahaan diakses pada 15
April 2015 pada pukul 22.52 WIB.
60
a. Memfasilitasi kerjasama wadah para pedagang dalam kemitraan
dengan pihak lain
b. Memfasilitasi peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen
oleh pedagang
c. Memfasilitasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedagang
d. Memberikan hak prioritas kepada pedagang lama untuk
memperoleh tempat usaha yang baru hasil pembangunan
e. Memfasilitasi pemberian kredit bagi pedagang bekerjasama dengan
lembaga keuangan
2. Visi dan Misi PD. Pasar Jaya
Sebagai Perusahaan Daerah Pasar Jaya mempunyai visi dan misi.
Diantaranya:
Visi : “Menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana
unggulan dalam penggerak perekonomian daerah Propinsi DKI Jakarta”
Misi : “Menyediakan pasar tradisional dan modern yang bersih, nyaman,
aman dan berwawasan lingkunan serta memenuhi kebutuhan barang dan
jasa yang lengkap, segar, murah dan bersaing”
61
3. Dewan Direksi PD Pasar Jaya
Jumlah anggota direksi dalam PD Pasar Jaya adalah sebanyak empat
orang, berikut susunan direksi PD Pasar jaya:
a. Direktur Utama : Djangga Lubis
b. Direktur Administrasi
& Keuangan : Ratnaningsih, Ak, M.Si
c. Direktur Teknik : Rachman, MM
d. Direktur Usaha dan Pengembangan : Edwin Aryanto, SE
62
Bidang Pembanguna
n
Subbid Program
Perencanaan
Subbid Perencanaa
n dan Pembangun
an
Bidang Perawatan
Subbid Perawatan
dan Pembangu
nan
Subbid Tata
Pengelolaan dan
bangunan
Bidang Usaha dan
Pemberdayaan
Subbid Pema
saran
Subbid Perizinan
Bidang Penelitian
dan Pengemba
ngan
Subbid Perencanaan
Program
Subbid Evaluasi
Bidang Umum
dan Humas
Subbid Perlengkapan dan
RT
Subbid TU dan PIP
Bidang Keuangan
Subbid Anggaran
Subbid Kab dan Pajak
4. Struktur Organisasi PD. Pasar Jaya
Gambar4.1
Struktur Organisasi PD. Pasar Jaya
Sumber: PD. Pasar Jaya
Gubernur
Direktur Keuangan dan Administrasi
Direktur Usaha dan
Pengembangan Direktur Teknik
Direktur Utama Badan Pengawas
SPI
Pasar
Besar
Area
Seksi Usaha
dan
Pembangun
an
Seksi
Teknik
Seksi
Keu & ADm
Seksi
Keu & ADm
Seksi
Teknik
63
BAB V
TEMUAN DATA LAPANGAN DAN HASIL ANALISIS
A. PENGOLAHAN UJI INSTRUMEN
Dalam mendapatkan data primer, peneliti melakukan penyebaran
kuesioner di PD Pasar Jaya Kramat Jati Jakarta Timur yang bertempat di jalan
Raya Bogor sebanyak 83 orang.
B. REKAPITULASI HASIL VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Hasil Uji Validitas
Berdasarkan data sebar instrumen uji coba variabel Agenda setting
(X1), Agenda Media (X2) dan Agenda Kebijakan (X3), yang diperoleh rata-rata
lebih besar dari r tabel atau intrumen yang dinyatakan valid (X1) 21 butir, (X2)
21 butir, dan (X3) 20 butir. Sedangkan untuk uji instrumen variabel Y tentang
citra kepemimpinan Presiden Joko Widodo terdapat 26 butir. Dari keempat
variabel tersebut dikatakan valid karena nilai r hitung dari setiap butir
melebihi nilai standar r tabel yaitu 0,36, tidak hanya itu pada setiap indikator
penelitiannya dapat terwakilkan sehingga statusnya tidak perlu diperbaiki.
64
Tabel 5.1
Hasil Intrumen Validitas Agenda Publik (X1)
No. Dimensi Indikator Status
Valid Invalid
1.
Keakraban
(Familiarity)
1. Ingatan
Penonton
2. Intensitas
Menonton
3. Program
Pilihan
4. Jadwal
Menonton
1, 2, 3,
5, 6, 8,
9, 10,
12, 13,
dan 14,
4, 7, 8,
dan 11,
Tidak Perlu
Diperbaiki
2.
Penonjolan
Pribadi
(Personal
Silence)
1. Perasaan
2. Tindakan
9, 15,
17, 18,
dan 20,
16,
Tidak Perlu
Diperbaiki
3.
Kesenangan
(Favorability)
1. Informatif
2. Aktual
3. Akurat
22, 23,
29, 30,
dan 32
21, 24, 25,
26, 27, 28,
dan 31
Tidak Perlu
Diperbaiki
Total Butir Valid : 21 Butir
Sumber : Hasil Pengolahan Validitas Melalui
Aplikasi SPSS
65
Tabel 5.2
Hasil Intrumen Valid Agenda Media (X2)
No. Dimensi Indikator Valid
Invalid Status
1.
Visibialitas
(Visibility)
1. Waktu
2. Intensitas
Menonton
1, 3, 4,
5, 6, 8,
10, 23
25,
dan
28,
2, dan 7
Tidak Perlu
Diperbaiki
2.
Tingkat
Menonjol
Bagi
Khalayak
(Audience
Silence)
1. Tindakan
2. Perasaan
9, 19, ,
21, ,
dan 26
11, 12, 20,
dan 29
Tidak Perlu
Diperbaiki
3.
Valensi
(Valence)
1. Kemasan
2. Durasi
13, 14,
15, 17,
18, 22,
, dan
27
16, 24, dan
30
Tidak Perlu
Diperbaiki
Jumlah Butir Valid : 21 Butir
Sumber : Hasil Pengolahan Validitas Melalui
Aplikasi SPSS
66
Tabel 5.3
Hasil Intrumen Valid Agenda Kebijakan (X2)
No. Dimensi Indikator Valid Invalid Status
1.
Dukungan
(Support)
1. Partisipasi
2. Perasaan
1, 2, 4,
5, 6,
23, dan
27,
3 dan 24
Tidak Perlu
Diperbaiki
2.
Kemungkinan
Kegiatan
(Likelihoodnof
Action)
1. Keputusan
2. Waktu
3. Peran
7, 8, 10,
11, 13,
14, dan
22
9, 12, 26
dan 29
Tidak Perlu
Diperbaiki
3.
Kebebasan
Bertindak
(Freedom of
Action)
1. Remcana
2. Kepercayaan
15, 16,
17, 18,
20, dan
30
19, 21,
25, dan 28
Tidak Perlu
Diperbaiki
Jumlah Butir Valid : 20 Butir
Sumber : Hasil Pengolahan Validitas Melalui
Aplikasi SPSS
67
Tabel 5.4
Hasil Intrumen Citra (Y)
No. Dimensi Indikator Valid
Invalid Status
1.
Persepsi
1. Kesan
2. Perhatian
3. Komunikasi
1,2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9,
10, dan 11
4, 7, dan
11
Tidak Perlu
Diperbaiki
2.
Kognisi
1. Informasi
2. Ingatan
12,13,14,
17, 16 15,
18, 19, 20,
21, dan 22
13 dan
17
Tidak Perlu
Diperbaiki
3.
Sikap
1. Kesadaran
2. Perasaan
23, 24, 25,
26, 27, 28,
29, dan 30
24
Tidak Perlu
Diperbaiki
4.
Motivasi
Harapan
31, 32, dan
33
31
Tidak Perlu
Diperbaiki
Jumlah Butir Valid : 26 Butir
Sumber : Hasil Pengolahan Validitas Melalui
Aplikasi SPSS
68
2. Hasil Uji Reliabilitas
Kriteria suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliable jika
Alpha Cronbach > 0,6.1 Jika dibawah dari 0, 6 maka dapat di anggap
tidak reliable. Berikut hasil dari Reliabilitas dalam penelitian ini :
Tabel 5.5
Reliability Statistics
Agenda Publik (X1)
Cronbach's Alpha N of Items
.720 33
Sumber : Hasil Output Data Agenda Publik Melalui Aplikasi
SPSS
Berdasarkan tabel 5.5 di atas pada variabel Agenda Publik (X1)
terdapat hasil Alpha Cronbach yaitu 0, 720, maka dalam hal ini pada
variabel (X1) dapat dikatakan reliable, karena nilai Alpha Cronbach lebih
besar dari 0, 6.
11
Syofian Siregar, Metodologi Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
2013) h.55.
69
Sumber : Hasil Output Data Agenda Media Melalui Aplikasi SPSS
Berdasarkan tabel 5.6 di atas pada variabel Agenda Media (X2)
terdapat hasil Alpha Cronbach yaitu 0, 720 memiliki kesamaan terhadap
variabel Agenda Publik, maka dalam hal ini pada variabel (X2) dapat
dikatakan reliable, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0, 6.
Sumber : Hasil Output Data Agenda Kebijakan Melalui Aplikasi
SPSS
Berdasarkan tabel 5.7 di atas pada variabel Agenda Kebijakan
(X3) terdapat hasil Alpha Cronbach yaitu 0, 719, maka dalam hal ini pada
variabel (X3) dapat dikatakan reliable, karena nilai Alpha Cronbach lebih
besar dari 0, 6.
Tabel 5.6
Reliability Statistics
Agenda Media (X2)
Cronbach's Alpha N of Items
.720 31
Tabel 5.7
Reliability Statistics
Agenda Kebijakan
Cronbach's Alpha N of Items
.719 31
70
Tabel 5.8
Reliability Statistics
Citra (Y)
Cronbach's Alpha N of Items
.745 34
Sumber : Hasil Output Data Variabel Citra Melalui
Aplikasi SPSS
Berdasarkan tabel 5.8 di atas pada variabel Agenda Kebijakan
(Y) terdapat hasil Alpha Cronbach yaitu 0, 745, maka dalam hal ini pada
variabel (Y) juga dapat dikatakan reliable, karena nilai Alpha Cronbach
lebih besar dari 0, 6.
71
C. KARAKTERISTIK RESPONDEN HASIL PENELITIAN
Tabel 5.9
Jumlah responden berdasarkan usia
(n=83)
Sumber : Hasil Output Pengolahan Data Melalui
Aplikasi SPSS
Berdasarkan table 5.1 di atas menunjukan bahwa dari jumlah total
sebanyak 83 orang pedagang pada penelitian ini, rata-rata usia mereka pada
golongan (3) yakni pada kisaran usia 36 - 45 tahun. Hal ini terdapat pada tabel
yang menunjukan 37.3 % dari total sampel, yakni 31 orang. Sedangkan pada
golongan (1), pada kisaran usia antara 17 – 25 tahun yakni 22,9% dengan
frekuensi sebanyak 19 orang. Untuk golongan (2), pada kisaran 26 - 35 tahun
sebanyak 25,3% dengan jumlah frekuensi sebanyak 21 orang. Untuk golongan
(4), pada kisaran usia 46-55 tahun sebanyak 13,3% sebanyak 11 orang. Dan yang
paling sedikit yaitu pada golongan (5), yakni rentang usia 56-65 tahun, sebanyak
1,2% yaitu hanya 1 orang dari jumlah responden.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 19 22.9 22.9 22.9
2 21 25.3 25.3 48.2
3 31 37.3 37.3 85.5
4 11 13.3 13.3 98.8
5 1 1.2 1.2 100.0
Total 83 100.0 100.0
72
Tabel 5.10
Data responden berdasarkan jenis kelamin
(n=83)
Sumber : Hasil Output Pengolahan Data Melalui
Aplikasi SPSS
Berdasarkan table 5.2 diatas menunjukan bahwa dari jumlah total
responden sebanyak 83 orang pedagang pada penelitian ini terdiri dari 52 orang
laki-laki dengan persentase sebanyak 62,7% dan 31 orang perempuan dengan
persentase sebanyak 37,3%. Dengan demikian sebagian besar pedagang di Pasar
Kramat Jati Jakarta Timur pada penelitian ini lebih di dominasi oleh laki-laki
dengan perbandingan 62,7% berbanding 37,3%.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 52 62.7 62.7 62.7
2 31 37.3 37.3 100.0
Total 83 100.0 100.0
73
D. PENGGUNAAN MEDIA MASSA
Tabel 5.11
Responden berdasarkan banyaknya hari menonton
TV One dalam seminggu
(n=83)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 4 4.8 4.8 4.8
2 13 15.7 15.7 20.5
3 12 14.5 14.5 34.9
4 3 3.6 3.6 38.6
5 10 12.0 12.0 50.6
6 3 3.6 3.6 54.2
7 38 45.8 45.8 100.0
Total 83 100.0 100.0
Sumber : Hasil Output Pengolahan Data Melalui
Aplikasi SPSS
Berdasarkan tabel 5.3 diatas, menunjukan bahwa dari 83 responden
sebanyak 45,8% dengan jumlah 38 orang yang menonton TV One selama 7 hari
atau dapat dikatakan setiap hari. Pada posisi kedua, 15,7% dari jumlah responden
yakni sebanyak 13 orang yang menonton TV One 2 hari dalam seminggu. Pada
posisi ketiga, 14,5% dari jumlah responden yakni sebanyak 12 orang yang
menonton TV One 3 hari dalam seminggu. Pada posisi keempat, 12,0% dari
jumlah responden yakni sebanyak 10 orang yang menonton TV One 5 hari dalam
smeinggu. Selanjutnya 4,8% menduduki posisi kelima dengan jumlah 4 orang
75
Tabel 5.12
Rata-rata waktu responden dalam menonton TV One dalam sehari
(n=83)
Sumber : Hasil Output Pengolahan Data Melalui
Aplikasi SPSS
Berdasarkan tabel 5.4 diatas, menunjukan bahwa dari 83 responden,
sebanyak 39,8% atau setara dengan 33 orang dari jumlah responden meluangkan
waktunya menonton TV One selama 1 jam dalam sehari. Sedangkan 38,6% atau
32 orang dari jumlah responden juga meluangkan waktunya untuk menonton TV
One selama 2 jam dalam sehari. Kemudian 12,0% setara dengan 10 orang dari
jumlah responden dapat menghabiskan waktu menonton TV One selama 4 jam
dalam sehari. Setelah itu 4,8% atau 4 orang dari jumlah responden menonton TV
One selama 3 jam dalam sehari. Dilanjutkan 3,6% atau 3 orang yang menonton
TV One selama 5 jam dalam sehari. Dan terkahir yang paling sedikit hanya 1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 33 39.8 39.8 39.8
2 32 38.6 38.6 78.3
3 4 4.8 4.8 83.1
4 10 12.0 12.0 95.2
5 3 3.6 3.6 98.8
6 1 1.2 1.2 100.0
Total 83 100.0 100.0
77
E. Analisis Data Hasil Penelitian
1. Hasil UJi Normalitas Kolmogrov - Smirnov
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel independen dan
variabel dependen yaitu pemberitaan kenaikan harga BBM dengan
menurunkan tiga variabel yakni Agenda Publik (X1), Agenda Media (X2), dan
Agenda Kebijakan (X3), dalam persepsi masyarakat pedagang di Pasar
Kramat Jati Jakarta Timur tentang Citra Presiden Joko Widodo (Y),
ketiganya memiliki distribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian
yang didapat yang kemudian telah diolah dengan menggunakan SPSS IBM
Statistics 20, maka didapatkan hasil data sebagai berikut:
Sumber : Hasil Output Pengolahan Data Melalui
Aplikasi SPSS
Tabel 5.13
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Citra Agenda_Publik Agenda_Media Agenda_
Kebijakan
N 83 83 83 83
Normal Parametersa,b
Mean 73.66 64.07 72.89 61.60
Std. Deviation 15.279 7.315 7.283 10.150
Most Extreme
Differences
Absolute .102 .078 .120 .097
Positive .102 .073 .066 .085
Negative -.079 -.078 -.120 -.097
Kolmogrov-Smirnov Z .926 .707 1.092 .885
Asymp. Sig. (2-tailed) .358 .699 .184 .413
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
81
Tabel 5.14
Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -26.136 9.971 -2.621 .010
Hubungan_Pemberitaan_
BBM 1.558 .155 .746 10.073 .000
a. Dependent Variable: Citra_Kepresidenan
Sumber : Hasil Output Pengolahan Data Melalui Aplikasi SPSS
Dengan begitu persamaan untuk regresi linier sederhana ini ialah:
Pada tabel diatas, nilai signifikansi variabel iklan pemberitaan
kenaikan harga BBM = 0,000 0,05 sehingga Ho ditolak. Artinya, variabel
independen secara bersama-sama memiliki hubungan positif dan signifikan
dengan citra Kepresidenan Joko Widodo. Dengan demikian, terdapat
hubungan antara pemberitaan kenaikan harga BBM terhadap citra
Kepresidenan Joko Widodo yang dipandang positif oleh publik.
Sedangkan untuk melihat regresi linier berganda di mana pada
penelitian terdapat lebih dari satu variabel independen. Dari hasil penelitian
penelitian yang telah diolah dengan bantuan software SPSS, berikut hasilnya :
Citra Kepresidenan Joko Widodo (Y) = (-26.136) + 1.558X
82
Tabel 5.15
Tabel Regresi Linier Berganda
Sumber : Hasil Output Pengolahan Data Melalui Aplikasi SPSS
Dari tabel 5.1 di atas , maka dapat diperoleh persamaan regresi linier
bergandanya seperti berikut:
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa setiap terdapat satu
satuan kenaikan Varibel Agenda Publik (X1) maka citra kepresidenan
mempunyai hubungan positif dengan nilai koefisien 0,576. Variabel Agenda
Media (X2) hubungan negatif dengan nilai koefisien regresi sebesar (-0,315),
sedangkan pada Variabel Agenda Kebijakan (X3) memiliki hubungan positif
dengan nilai 1,060. Dengan demikian dari ketiga variabel yang memiliki
hubungan positif terdapat pada variabel agenda publik (X1) dan agenda
kebijakan (X3), sedangakan pada variabel agenda media (X2) memiliki
hubungan negatif.
Y =( -5,594) + 0,576 X1+ (-0,315) X2 + 1,060 X3
83
4. Uji-F
Kemudian data yang telah didapatkn peniliti juga mengolahnya ke
dalam software IBM SPSS 20 dalam menemukan nilai Uji-F penelitian. Dari
olahan tersebut didapatkan data seperti di bawah ini.
Tabel 5.16
Hasil Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 16758.459 3 5586.153 185.104 .000b
Residual 2384.095 79 30.178
Total 19142.554 82
a. Dependent Variable: Citra
b. Predictors: (Constant), Agenda_Kebijakan, Agenda_Media, Agenda_Publik
Sumber: Hasil Output Pengolahan Data Melalui Aplikasi SPSS
a.) Berdasarkan antara perbandingan Fhitung dan F tabel. Jika F hitung F tabel,
maka Ho diterima. Sebaliknya jika F hitung F tabel maka Ho di tolak. Nilai
F hitung sebesar 185,1 sedangkan nilai F tabel 2,72. Perbandingannya F
hitung=185,1 F tabel =2,72. Sehingga Ho ditolak.
b.) Berdasarkan nilai Probabilitas. Jika probabilitas (sig) > maka Ho
diterima.Sedangkan Jika probabilitas (sig) maka Ho ditolak.
Berdasarkan tabel di atas nilai probabilitas (sig) 0,000 dengan nilai taraf
signifikan . Untuk membandingkan nilai probabilitas (sig)
dengan taraf nyata ( jika probabilitas (sig) , maka Ho ditolak.
84
Ternyata : 0,000 Dengan demikian berdasarkan nilai probabilitas
maka Ho ditolak karena nilai probabilitas (sig)
Karena nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel
maka Ho ditolak. Begitu juga dengan nilai Probabilitas lebih kecil
dibandingkan dengan nilai maka Ho ditolak, yakni dari perumusan
berikut:
Ho : Model regresi linier berganda tidak dapat digunakan untuk
memprediksi Citra Kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang
dihubungkan oleh Agenda Publik (X1), Agenda Media (X2) dan
Agenda Kebijakan (X3) berdasarkan pemberitaan kenaikan harga
BBM pada bulan November 2014 lalu.
H1 : Model regresi linier berganda dapat digunakan untuk
memprediksi Citra Kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang
dihubungkan oleh Agenda Publik, Agenda Media dan Agenda
Kebijakan berdasarkan pemberitaan kenaikan harga BBM pada
bulan November 2014 lalu.
Maka dari hasil hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa variabel-
variabel independen penelitian secara bersama-sama berhubungan secara
signifikan terhadap citra kepresidenan Joko Widodo.
85
5. Uji T-Test
Berdasarkan uji T-Test yang telah diolah dengan menggunakan
bantuan software IBM SPSS, 20 yang dapat dilihat pada tebel 5.15 di atas ini
menunjukan bahwa nilai t1 hitung sebesar 0,000, t2 hitung sebesar 0,002, nilai
t3 hitung sebesar 0,000. Dikarenakan uji T-test itu dimaksudkan untuk
menguji apakah variabel-variabel independen secara parsial (individu)
berhubungan signifikansi terhadap variabel dependennya, dengan alpha 0,05
dapat dismpulkan bahwa:
a. t1 hitung 0,000 artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara
pemberitaan kenaikan harga BBM terhadap citra kepresidenan Joko
Widodo (survei Pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur yang
menonoton TV One).
b. t2 hitung 0,002 artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara
pemberitaan kenaikan harga BBM terhadap citra kepresidenan Joko
Widodo (survei Pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur yang
menonoton TV One).
c. t3 hitung 0,000 artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara
pemberitaan kenaikan harga BBM terhadap citra kepresidenan Joko
Widodo (survei Pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur yang
menonoton TV One).
86
6. Uji Koefisien Korelasi
Dari hasil pengolahan data menggunkan bantuan Software IBM SPSS
Statistics 20 di dapatkan hasil data sebagai berikut:
Tabel 5.17
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Hubungan_Pem
beritaan_Kenaik
an_Harga_BBM
Citra_Kepreside
nan_Jokowidod
o
Spearman's rho
Hubungan_Pemberitaan_Ke
naikan_Harga_BBM
Correlation Coefficient 1.000 .724**
Sig. (1-tailed) . .000
N 249 83
Citra_Kepresidenan_Jokowi
dodo
Correlation Coefficient .724** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 83 83
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber : Hasil Output Pengolahan Data Melalui SPSS
Pada tabel 5.17 di atas diperoleh bahwa korelasi antara variabel
pemberitaan kenaikan harga BBM dengan Variabel citra kepresidenan Joko
Widodo adalah 0,724 dan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Alpha yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 karena nilai signifikansi korelasi
yang diperoleh lebih kecil dari nilai alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara pemberitaan kenaikkan harga BBM terhadap citra
Kepresidenan Joko Widodo. Dan tingkat hubungan korelasi antar keduanya
dinyatakan sangat kuat dengan nilai 0,724.
87
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah peneliti mengadakan analisi hubungan pemberitaan kenaikan harga
BBM terhadap citra kepemimpinan Presiden Joko Widodo di TV One survei
Pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel pemberitaan kenaikan
harga BBM dengan Variabel citra kepresidenan Joko Widodo adalah 0,724
dan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Alpha yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 0,05 karena nilai signifikansi korelasi yang diperoleh
lebih kecil dari nilai alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara pemberitaan kenaikkan harga BBM terhadap citra
Kepresidenan Joko Widodo. Dan tingkat hubungan korelasi antar
keduanya dinyatakan sangat kuat dengan nilai 0,724.
2. Selain itu dapat diketahui juga bahwa pemberitaan kenaikkan harga BBM
di TV One pada bulan November tahun tidak merubah citra Kepresidenan
Joko Widodo yang positif , hal itu dapat dilihat dari nilai koefisien agenda
publik 0,576, serta nilai koefisien agenda kebijakan 1.060 terhadap
kebijakan. Sedangakan pemberitaan kenaikan harga BBM di TV One
88
memiliki hubungan yang negatif di hadapan media terhadap citra
Kepresidenan Joko Widodo dengan nilai koefisien (-0,315).
B. SARAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, saran yang dapat
diberikan penulis dalam skripsi ini ialah:
1. Bagi para akademisi agar dapat menjadi lebih peka dalam keadaan dan
perkembangan yang ada di media massa televisi khususnya pada saat
ini.
2. Bagi para khalayak sebagai penonton televise khususnya pada zaman
ini agar lebih cermat menyaring informasi dari media massa televise.
3. Perlu diperhatikan lagi bagi para pemilik media, karena media itu
sangat berkuasa dan dapat memengaruhi untuk membentuk paradigm-
paradigma yang ada di masyarakat.
89
DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Alfian Mahyudin, Muhammad Alfan . Menjadi Pemimpin Politik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Alfian, M. Alfan. Menjadi Pemimpin Politik Perbincangan Kepemimpinan dan
Kekuasaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Arikunto, Suharsimi . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet ke-14.
Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010.
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik. Cart-ke 1. Jakarta: Balai Pustaka 2003.
Amando, Ade, Komunikasi Internasional. Cet ke-7. Jakarta: Universitas Terbuka,
2007.
Armada Sukardi, Wina, Kajian Tuntas 350 Tanya Jawab UU Pers dan Kode Etik
Jurnalistik. Cet ke-. Jakarta: Dewan Pers, 2013.
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Teori , Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di masyarakat. Cet ke-3. Jakarta: Kencan Prenada
Media Group, 2008.
Metodologi Penelitian Kuantitatif. Cet ke-3. Jakarta: Kencan
Prenada, Media Group, 2005.
Cangara, Hafied . Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007.
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Cet-3. Malang: UMM Press.
2010.
Haris Sumaridia, Jurnalistik Indonesia. Cet ke-4. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2011.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, Jakarta : Erlangga, 2009.
Junaedi, Fajar . Komunikasi Politik Teori, Aplikasi dan Strategi di Indonesia. Cet
Ke-1 Yogyakarta: Mata Padi Pressindo, 2013.
Kartono, Kartini . Pemimpin dan Kepemimpinan. Cet ke-1. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2001.
90
Kovach, Bill dan Tom Rosentiel, Elemen-Elemen jurnalisme. Cet-2. Jakarta:
Institut Studi Informasi dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta,
2004.
Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis
Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisas,
Komunikasi Pemasaran. Cet Ke-3. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008.
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat, 2006.
Mansur, Syafi’in, Kunci Penulisan Skripsi. Serang: IAIN Banten, 2005.
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
Margono, S, Metode Penelitian Pendidikan. Cet ke-4. Jakarta: Rineka Cipta 2004.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi Data Sekunder. Cet
ke-2 Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011.
McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa. Jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika,
2011.
Morisan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Cet ke-1. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2013.
Muslich,Metode Kuantitatif. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI,
1993.
Mulyana, Deddy, dan Jalaludin Rakhmat, M.Sc. Cet-ke-9. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005.
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi Data Sekunder. Cet
ke-2. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2011.
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi. Cet Ke-1. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010.
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Cet ke-28 . Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
91
Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada: 2003.
Santoso, Singgih . Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2004.
Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survei Cet ke-4.
Jakarta: LP3ES: 2011)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta. 2007.
Putrawan, Made. Pengujian Hipotesis Dalam Penelitian-Penelitian Sosial.
Jakarta: Rineka Cipta.
Zaenudin, The Journalist: bacaan wajib wartawan, redaktur, editor & para
mahasiswa jurnalistik. Cet- ke 1. Bandung: Simbiosa rekatama Media,
2011.
Walgito, Bimo. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Cet ke-4. Yogyakarta: C.V
Andi Offset, 2003).
SKRIPSI
Syadiah, Puti Hasanatun. Diskursus dan Implementasi Jurnalisme Damai Dalam
Pemberitaan Konflik Suriah Di Kabar Dunia tvOne. Skripsi Program
Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2013.
Nasrullah. Pengaruh Account Officer Terhadap Minat Nasabah Dalam
Menggunakan Produk Pembiayaan Murabahah Pada Koperasi Serba
Usaha Ubasyada Ciputat Skripsi fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2013),
Redi Pinta Dasyanti, Anmaria. “Analisis Framing Jokowi Dalam Berita Di Surat
Kabar Harian Jurnal Nasional Periode 11 Juli Sampai Dengan 20
September 2012”. Skripsi ilmu komunikasi, Yogyakarta: Universitas
Atmajaya, 2012.
Winata. Ricka. “Pengaruh Penayangan Iklan Partai Politik Golkar Di TV One
Terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kelurahan Kebon Baru Jakarta
Selatan Pada Pemilu Legislatif”. Skripsi Konsentrasi Jurnalistik, Jakarta:
UIN Syarifhidayatullah. 2014.
92
Sinta, Ardila. “Pengaruh Isu Pemberitaan Pelecehan Seksual Pada Anak
Kandung Terhadap Kekhawatiran Para Ibu”. Skripsi Sarjana Konsentrasi
Jurnalistik, Jakarta: UIN Syarifhidayatullah. 2012.
INTERNET
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang diakses pada 22 Maret 2015 dari
http://kbbi.web.id/citra
PopularitasJoko Widodo: http://www.cnnindonesia.com/politik/20141121164517-
32-13053/popularitas-jokowi-anjlok-pasca-kenaikan-bbm/. Diakses pada 6
Februari 2015, Pukul 23.05 WIB.
Profil PD Pasar Jaya: http://kecamatankramatjati.com/pembangunan/ diakses pada
15 April 2015 pada pukul 22.43 WIB.
Warga miskin tidak terdaftar penerimaan dana kompensasi kenaikan harga BBM:
http://video.tvonenews.tv/arsip/view/87924/2014/11/26/keluarga_miskin_i
ni_tidak_terdaftar_penerimaan_dana_kompensasi_kenaikan_bbm.tvOne.
di akses pada 5 februari 2015, pukul 19.00 WIB.
Gambaran Umum TV One: 1 www.tvone.com diakses pada 15 februari 2015 pada
pukul 12.00
WAWANCARA
Wawancara Pribadi, dengan Ibu Ice, Humas Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Pada
Tanggal 8 April 2015 pukul 10.00 WIB
93
LAMPIRAN
A. Identitas Responden
1. Nama Lengkap :
2. Usia : a. 17-25 b. 26-35 c. 36-45 d. 46-55 e. 56-65
3. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan
4. Seberapa seringkah menonton TV One? Berapa hari dalam seminggu?
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 f.6 g. 7
5. Berapa rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menonton TV One dalam sehari?
Jawab: jam
B. Pandangan Responden Terhdap Presiden Joko Widodo
Apakah Joko Widodo Presiden yang adil dan bijaksana terhadap rakyatnya pasca
menaikan harga BBM pada bulan November tahun lalu ?
1. Ya 2. Tidak
C. Agenda Publik
No. Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S R TS STS
1. Saya teringat banyak terjadi demo ketika Presiden
Jokowi menaikan harga BBM.
2. Saya sibuk, jadi saya melewati berita kenaikan
BBM.
3. Saya mengetahui pembagian dana PSKS dari
Pemerintah sudah merata.
4. Saya meilhat di berita banyak rakyat kecil semakin
susah pasca BBM naik.
5. Saya pernah melihat di berita, banyak warga miskin
yang terlewati sebagai peserta pembagian dana
kompensasi BBM.
6. Saya malas merhatikan pemberitaan kenaikan harga
BBM di Tv One.
7. Saya mengetahui BBM naik dan sebagai gantinya
rakyat miskin diberikan dana kompensasi kenaikan
harga BBm oleh Pemerintah.
8. Pemberitaan kenaikan harga BBm sampai dengan
tidak meratanya dana kompensasi kenaikan harga
BBM selalu menghadirkan kabar terbaru.
9. Setiap pemberitaan kenaikan harga BBM, selalu
saya lewati.
10. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan harga
BBM.
11. Saya memilih Jokowi dulu sebagai Presiden karena
saya yakin dapat memajukan bangsa.
12. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan harga
BBM pada program kabar pagi.
13. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan harga
BBM pada program kabar petang.
14. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan harga
BBM pada program kabar siang.
15. Saya merasa sedih melihat nenek-nenek ikut
berdesak-desakan mengikuti antrian dana PSKS.
16. saya menolak aksi jokowi untuk menaikan harga
BBM.
17. Saya senang mendengar Jokowi ditolak di daerah-
daerah atas kedatangannya.
18. Saya mendukung kebijakan baru Jokowi yang
dibuat, untuk menaikan harga BBM.
19. Saya mendukung para demonstran menurunkan
Presiden Jokowi sebagai Presiden
20. Saya merasa sedih melihat kedatangan Jokowi
ditolak di daerah-daerah
.
21. Saya mengetahui BBM naik setelah menonton
berita di Tv One
B. Agenda Media
No. Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S R TS STS
1. Saya menyaksikan kenaikan harga BBM setiap hari
di Tv One.
2. Hanya sekali dalam seminggu saya menonton berita
di TV One.
3. Saya malas melihat berita kenaikan BBM di Tv
One.
4. Saya menyaksikan kenaikan harga BBM setiap hari
pada pagi hari.
5. Saya sering (10 kali) melihat pemberitaan kenaikan
harga BBM di Tv One.
6. Saya pernah melihat pemberitaan kenaikan BBM di
Tv One.
7. Iklan berita di TV One memakan waktu.
8. Saya mengabaikan pemberitaan kenaiakan harga
BBM di Tv One.
9. Saya bosan melihat pemberitaan kenaikan harga
BBM di Tv One.
10. Saya menyaksikan kenaikan harga BBM setiap hari
pada siang hari.
11. Berita di TV One monoton.
12. Berita Kenaikan harga BBM terlalu sering
ditayangkan di TV One sehingga membuat saya
bosan.
13. Saya tertarik menonton pemberitaan tentang
Jokowi.
14. Pemberitaan kenaikan BBM terlalu cepat, sehingga
sulit dimengerti.
15. Saat membacakan berita presenter Tv One
bermalas-malasan.
16. Saya hanya menonton sebagian berita kenaikan
harga BBM setiap kali berita tersebut diberitakan.
17. Bahasa yang digunakan saat berita berlangsung di
Tv One mudah dipahami.
18. Saya suka dengan gaya bicara presenter Tv One
saat membawakan berita.
19. Saya menantikan perkembangan tentang
pemberitaan dana kompensasi naiknya BBM
20. Berita TV One lebih menarik dibandingkan dengan
berita di TV lain.
21. Ketika melihat pemberitaan kenaikan harga BBM
saya serius menontonnya.
D. Agenda Kebijakan
No. Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S R TS STS
1. Saya hanya berdiam melihat orang-orang berdemo.
2. Saya acuh kepada warga miskin yang tidak
mendapatkan dana kompensasi kenaikan harga
BBM.
3. Menurut saya Presiden Jokowi adalah korban
politik dari kekisruan naiknya harga BBM,
4. Saya pernah mengikuti aksi demo kenaikan BBM
5. Saya setuju dengan sikap berani Jokowi yang
membuat kebijakan baru mengenai harga BBM.
6. Saya pernah melihat Presiden Jokowi
diwawancarai di Tv One tentang tanggapannya
mengenai masyarakat yang berdemo menolak
kenaikan BBM.
7. Presiden Jokowi salah dalam mengambil keputusan
menaikan harga BBM.
8. Saya akan memilih kandidat lain jika okowi
mencalonkan diri sebagai Presiden Kembali.
9. Saya Pernah mengikuti unjuk rasa dalam membela
Presiden Jokowi.
10. Jokowi sudah tepat dalam mengambil keputusan
untuk menaikan harga BBM.
11. Saya yakin lima tahun kedepan Presiden Jokowi
akan terpilih kembali.
12. Saya pernah mengikuti diskusi yang membahas
mengenai kasus kenaikan harga BBM.
13. Menurut saya Presiden Jokowi menjalankan amanat
Negara dengan penuh tanggung jawab.
14. Saya mengetahui Presiden Jokowi mendatangi
langsung para rakyat kecil.
15. Saya yankin kedepan negeri ini akan hancur
ditangan Jokowi.
16. Saya yakin Jokowi akan menyengsarakan masalah
di Negara ini.
17. Saya yakin kedepan negeri ini akan sejahtera berkat
Presiden Jokowi.
18. Saya yakin dengan adanya dana kompensasi tidak
ada lagi warga miskin yang terlantar lagi.
19. Joko Widodo merupakan seorang Presiden yang
berani dalam mengambil keputusan.
20. Saya percaya semua warga miskin akan
mendapatkan dana kompensasi kenaikan harga
BBM secara merata dan tepat sasaran.
E. Citra Presiden Joko Widodo
No. Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S R TS STS
1. Presiden Jokowi adalah orang yang bersahaja.
2. Jokowi pantas turun dari jabatannya sebagai
Presiden.
3. Menurut saya Presiden Jokowi adalah Presiden
yang bijaksana.
4. Saya berdemo, agar Jokowi turun dari Presiden.
5. Jokowi menaikan harga BBM bertujuan
mensejahterakan rakyat.
6. Saya mendukung para demonstran untuk
menurunkan harga BBM.
7. Saya mendukung keputusan Jokowi, maka saya
acuh dalam demo BBM.
8. Presiden Jokowi sudah salah langkah dalam
menaikkan harga BBM saat itu.
9. Menurut saya Presiden Jokowi sudah menjalankan
tugasnya dengan benar.
10. Saya hanya sepintas bertemu dengan Presiden
Jokowi.
11. Saya marah ketika melihat Presiden Jokowi di
demo oleh masyarakat.
12. Saya mengetahui terdapat banyak warga miskin
yang belum mendapatkan dana kompensasi
kenaikan BBM.
13. Kehidupan keluarga saya tetap sejahtera walaupun
BBM naik.
14. Saya mengetahui dana kompensasi kenaikan BBM
di daerah-daerah salah sasaran.
15. Dana kompensasi kenaikan harga BBM sudah
merata dan tepat sasaran.
16. setelah melihat pemberitaan, saya mengetahui
banyak rakyat kecil yang semakin susah setelah
BBM naik.
17. BBM naik kehidupan keluarga saya semakin susah.
18. Jokowi hanya mengumbar janji sewaktu kampanye
lalu.
19. Dampak kenaikan BBM sangat terasa bagi saya.
20. Di wilayah rumah saya sudah merata dan tepat
sasaran dalam penyaluran dana kompensasi
kenaikan harga BBM.
21. Presiden Jokowi adalah orang yang sederhana.
22. Sewaktu kampanye, Jokowi pernah berjanji akan
mensejahterakan rakyatnya.
23. BBM naik harga barang kebutuhan pokok juga
ikutan melambung naik.
24. Presiden Jokowi acuh terhadap rakyat kecil.
25. Rakyat kecil tertolong dengan adanya kebijakan
baru yang dilakukan Jokowi sebagai Presiden.
26. Saya yakin Jokowi akan tetap menjadi Presiden,
karena yang dilakukannya sudah benar.
(Lampiran 6: Skor Instrumen Penelitian Variabel X1 Agenda Publik)
Hasil Data Kuesioner Responden Pada Agenda Publik
No. Responden Jawaban Soal Ke
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 4 4 1 2 1 4 4 4 4 3 5 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 73
2 1 2 4 2 1 5 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 74
3 4 4 1 2 1 4 4 4 4 3 5 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 73
4 1 2 4 2 1 5 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 74
5 2 2 1 1 2 5 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 1 2 2 3 60
6 2 2 1 1 2 5 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 1 2 2 3 60
7 2 4 1 3 2 4 4 4 4 5 4 3 4 4 1 2 4 2 3 3 4 67
8 2 4 1 3 2 4 4 4 4 5 4 3 4 4 1 2 4 2 3 3 4 67
9 2 4 1 3 2 4 4 4 4 5 4 3 4 4 1 2 4 2 3 3 4 67
10 2 4 2 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 2 2 2 2 2 4 60
11 2 4 2 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 2 2 2 2 2 4 60
12 2 4 2 1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 2 2 2 2 2 4 59
13 4 2 1 3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 4 4 5 4 4 76
14 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 68
15 4 2 1 3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 4 4 5 4 4 76
16 2 4 1 1 1 4 4 4 4 5 2 3 4 4 1 1 2 1 1 2 4 55
17 2 4 3 4 1 4 4 4 4 5 5 4 2 2 2 4 4 4 4 4 5 75
18 2 4 1 1 1 4 4 4 4 5 2 3 4 4 1 1 2 1 1 2 4 55
19 2 4 2 1 1 4 4 4 4 5 3 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 56
20 4 2 1 3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 4 4 5 4 4 76
21 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 2 1 2 4 2 4 4 4 62
22 2 4 1 1 1 4 4 4 4 5 2 3 4 4 1 1 2 1 1 2 4 55
23 4 4 2 4 5 4 4 4 4 5 4 3 4 2 1 4 2 2 2 2 4 70
24 2 2 3 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 4 58
25 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 1 2 2 2 3 2 2 60
26 4 4 2 1 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 2 65
27 2 3 2 2 2 3 5 4 4 4 2 2 4 2 1 2 4 1 3 2 2 56
28 2 2 2 1 2 4 2 4 4 4 2 4 3 2 2 2 3 2 2 2 4 55
29 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 51
30 2 4 2 2 2 3 5 4 4 5 3 3 4 3 1 3 4 3 4 4 5 70
31 2 2 2 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 3 2 2 1 2 2 2 4 55
32 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 2 4 2 3 3 2 65
33 5 4 1 2 2 4 4 4 4 4 4 3 5 4 1 1 2 1 2 2 2 61
34 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 72
35 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 2 2 2 2 2 4 63
36 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 77
37 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 62
38 1 2 3 1 2 2 4 4 3 3 3 2 4 2 1 2 3 2 2 2 2 50
39 2 3 2 1 2 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 4 4 2 4 4 5 67
40 2 4 3 1 2 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 69
41 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 4 4 4 69
42 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 3 2 1 2 2 2 2 2 2 52
43 5 5 2 5 5 4 2 3 3 3 3 2 4 2 1 2 5 4 4 4 3 71
44 2 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 72
45 2 2 2 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 3 1 1 2 2 2 2 4 54
46 2 4 2 1 1 4 4 4 4 3 2 3 3 3 1 1 3 2 4 2 5 58
47 5 4 4 4 1 4 4 4 4 5 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 78
48 4 2 2 4 1 3 4 3 3 4 4 3 4 3 1 1 2 1 2 2 4 57
49 2 2 2 3 1 3 4 4 4 4 2 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 55
50 1 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 1 2 2 2 2 2 2 58
51 4 3 1 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 1 2 4 1 4 2 4 69
52 1 4 3 1 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 1 2 3 2 2 2 5 64
53 5 4 2 1 2 4 4 4 4 2 1 3 3 3 1 2 2 2 2 2 4 57
54 4 2 2 1 2 2 4 3 3 4 3 2 4 2 1 2 2 2 3 2 4 54
55 4 4 1 1 1 4 4 4 4 5 4 2 2 4 1 3 2 3 3 4 2 62
56 2 2 2 1 1 4 4 4 4 4 5 4 3 4 1 2 2 4 4 4 4 65
57 4 4 1 2 2 5 5 4 5 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 75
58 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 2 3 4 4 2 2 2 2 4 2 4 65
59 1 4 1 2 2 4 4 4 4 3 2 2 4 3 2 1 2 2 3 2 4 56
60 4 2 2 2 2 4 3 4 4 4 4 2 4 3 2 2 2 3 4 4 4 65
61 2 2 2 3 2 4 4 4 3 2 5 3 3 3 2 3 2 4 4 4 2 63
62 2 4 4 1 2 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 4 2 4 62
63 2 4 2 1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 2 2 2 3 2 4 4 4 66
64 2 2 3 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 2 4 67
65 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 4 57
66 2 4 2 2 2 4 2 3 4 4 2 4 3 3 1 2 2 2 3 2 3 56
67 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 5 4 78
68 2 2 3 2 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 64
69 2 4 2 1 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 60
70 2 2 2 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 4 64
71 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 4 2 4 4 2 4 65
72 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 2 2 2 3 2 4 60
73 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 2 2 4 2 4 61
74 2 2 2 1 2 3 4 4 4 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 2 51
75 4 4 2 1 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 4 63
76 2 2 3 1 2 4 4 4 4 5 5 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 72
77 4 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 72
78 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 72
79 4 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 73
80 4 2 2 2 4 2 2 4 3 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 61
81 3 2 2 1 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 4 62
82 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 70
83 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 69
(Lampiran 7: Skor Instrumen Penelitian Variabel X2 Agenda Media)
No. Responden
Jawaban Soal Ke Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 5 4 4 5 4 4 80
2 4 4 5 3 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 3 84
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 5 4 4 5 4 4 80
4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 3 84
5 4 4 5 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 80
6 4 4 5 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 80
7 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 78
8 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 78
9 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 78
10 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 80
11 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 80
12 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5 5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 80
13 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 72
14 4 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 3 4 63
15 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 72
16 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 2 2 1 5 5 5 4 4 5 4 81
17 2 2 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 3 4 65
18 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 2 2 1 5 5 5 4 4 5 4 81
19 2 2 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 4 1 5 2 5 4 63
20 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 4 2 4 2 4 72
21 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 5 3 62
22 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 2 2 1 5 5 5 4 4 5 4 81
23 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 5 2 4 2 5 4 4 4 4 4 3 74
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 3 4 4 4 4 75
25 2 2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 72
26 2 1 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 5 2 4 4 4 5 4 61
27 2 2 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 70
28 2 2 4 4 2 2 4 4 3 2 4 4 5 2 4 2 4 4 4 4 4 70
29 2 2 3 3 2 2 4 4 4 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 67
30 3 4 5 2 4 4 4 4 4 3 4 4 5 2 4 4 5 5 4 4 4 82
31 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 75
32 4 2 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 76
33 2 2 5 3 4 4 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 78
34 4 4 4 3 4 4 2 4 2 3 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 70
35 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 76
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
37 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 60
38 2 1 2 2 2 4 4 4 4 2 4 3 3 2 4 2 4 4 3 1 2 59
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 4 78
40 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 1 4 2 4 4 3 3 4 3 4 70
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 79
42 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 67
43 3 1 2 1 1 4 3 3 3 3 4 3 5 2 5 2 5 4 2 5 2 63
44 2 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 3 5 3 3 4 4 4 4 2 4 71
45 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 81
46 2 1 3 2 2 2 3 4 4 3 4 4 5 4 5 2 5 4 4 3 4 70
47 5 2 4 4 2 4 4 3 5 3 4 3 1 4 1 4 1 4 3 1 3 65
48 2 2 4 2 3 4 4 4 4 3 4 5 4 2 2 2 4 4 3 4 2 68
49 2 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 68
50 2 2 3 2 2 5 5 4 4 2 5 2 1 2 4 5 3 1 4 4 3 65
51 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 2 4 3 5 4 4 4 4 2 4 79
52 5 5 4 3 4 4 4 4 5 3 5 4 4 2 3 5 5 4 5 4 4 86
53 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 72
54 2 2 2 2 1 4 4 4 2 2 5 2 2 1 5 1 4 3 3 4 2 57
55 2 2 2 2 2 4 4 4 5 4 4 2 2 2 2 4 2 2 4 2 3 60
56 3 4 5 3 4 5 5 4 5 3 4 2 4 1 3 5 4 4 5 4 4 81
57 4 4 5 2 4 5 5 4 4 3 4 4 4 2 4 5 4 4 5 2 4 82
58 4 2 5 2 4 2 5 5 5 3 5 2 4 2 5 5 4 4 5 4 4 81
59 3 3 4 2 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 70
60 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 76
61 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 2 4 2 3 68
62 4 3 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 2 5 4 3 4 4 3 4 67
63 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 2 4 3 4 69
64 3 2 4 4 4 3 3 4 2 2 2 2 4 2 3 4 4 4 4 3 3 66
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 80
66 3 2 4 3 3 3 4 4 2 2 2 2 4 3 4 2 3 4 4 3 4 65
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
68 4 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 71
69 3 2 4 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 62
70 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 74
71 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 74
72 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 73
73 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 73
74 2 3 3 3 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 3 4 4 3 4 59
75 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 76
76 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 5 2 4 2 2 3 4 5 4 73
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 76
78 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 64
79 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 5 2 4 4 4 5 4 4 4 79
80 2 2 4 3 2 2 4 4 4 3 2 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4 64
81 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 3 68
82 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 84
83 2 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 73
(Lampiran 8: Skor Instrumen Penelitian Variabel X3 Agenda Kebijakan)
Hasil Data Kuesioner Responden Pada Agenda Kebijakan
No. Responden Jawaban Soal Ke
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 4 4 5 4 4 3 4 2 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 70
2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 70
3 3 4 4 5 4 4 3 4 2 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 70
4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 70
5 3 4 5 4 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 52
6 3 4 5 4 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 52
7 3 4 3 2 2 4 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 51
8 3 4 3 2 2 4 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 51
9 3 4 3 2 2 4 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 51
10 3 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 56
11 3 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 56
12 3 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 56
13 3 4 4 5 5 4 4 4 1 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 81
14 4 4 4 4 2 4 2 2 3 2 2 2 4 4 3 4 4 3 3 4 64
15 3 4 4 5 5 4 4 4 1 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 81
16 4 5 4 4 2 4 1 1 2 1 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 45
17 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 77
18 4 5 4 4 2 4 1 1 2 1 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 45
19 4 4 4 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 2 3 59
20 3 4 4 5 5 4 4 4 1 5 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 81
21 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 63
22 4 5 4 4 2 4 1 1 2 1 1 3 1 2 2 2 1 2 2 1 45
23 3 4 4 5 4 3 2 2 2 2 4 1 3 4 3 3 4 1 4 2 60
24 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 3 3 3 4 4 61
25 2 4 4 5 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 49
26 3 4 3 4 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 68
27 2 4 2 5 2 3 3 2 2 1 2 2 4 2 3 2 3 2 2 2 50
28 4 4 2 4 2 4 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 54
29 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 53
30 3 5 3 4 4 3 3 2 2 3 2 1 4 4 3 4 3 3 4 3 63
31 4 4 4 3 2 4 4 2 3 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 3 57
32 3 5 2 4 2 2 2 3 1 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 55
33 4 5 4 4 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 47
34 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 74
35 3 4 2 4 2 4 2 1 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 49
36 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 74
37 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 71
38 2 4 3 4 2 3 2 1 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 51
39 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 2 70
40 4 4 4 4 4 4 2 4 2 5 5 3 5 4 5 5 3 3 4 4 78
41 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 71
42 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 53
43 2 4 3 4 4 4 5 5 2 4 1 2 3 4 5 5 3 4 4 4 72
44 4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 70
45 4 4 4 4 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 53
46 3 4 4 4 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 50
47 3 4 1 4 5 4 5 1 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 75
48 3 4 4 4 1 3 2 2 2 1 2 2 4 3 3 3 4 3 4 3 57
49 3 4 2 4 2 4 3 1 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 2 3 52
50 4 4 4 5 1 4 2 1 1 2 1 2 3 3 3 3 1 2 4 2 52
51 2 4 1 4 1 4 1 1 1 1 1 2 1 4 3 3 1 3 2 2 42
52 4 4 3 4 4 3 2 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 55
53 4 4 4 4 2 4 2 1 2 2 1 3 1 3 2 2 3 2 2 4 52
54 1 4 4 1 2 3 1 1 2 2 1 1 1 3 3 2 1 3 2 2 40
55 2 4 4 5 4 3 4 2 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 67
56 2 4 3 5 5 4 2 3 2 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 70
57 3 5 2 4 4 3 3 3 2 2 2 1 4 3 3 3 4 2 2 2 57
58 4 4 4 5 1 3 2 2 2 2 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3 61
59 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59
60 2 5 4 5 4 3 2 2 2 3 2 2 3 4 4 3 3 2 4 3 62
61 3 4 2 4 4 4 4 3 1 3 3 2 2 4 3 3 3 2 4 3 61
62 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 67
63 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4 2 3 5 4 4 4 4 2 4 4 74
64 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 74
65 4 4 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 3 53
66 4 4 3 4 2 4 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 2 2 2 57
67 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 76
68 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 65
69 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 62
70 4 4 2 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 67
71 4 4 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 62
72 4 4 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 55
73 3 4 3 3 2 4 2 2 3 2 2 3 2 4 4 4 4 3 3 3 60
74 3 4 5 3 2 4 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 4 2 3 3 60
75 4 4 2 4 2 4 1 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 2 4 2 59
76 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 4 4 5 4 79
77 3 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 2 67
78 4 4 2 3 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 69
79 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 5 3 4 4 4 4 4 2 4 2 73
80 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 71
81 3 4 4 4 2 3 3 2 2 2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 2 60
82 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 2 68
83 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 74
(Lampiran 9: Skor Instrumen Penelitian Variabel Y Citra)
Hasil Data Kuesioner Responden Pada Citra Presiden Joko Widodo
Responden Jawaban Soal Ke
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 93
2 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 5 4 2 4 4 4 88
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 93
4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 5 4 2 4 4 4 88
5 3 2 2 5 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 4 4 1 2 2 1 54
6 3 2 2 5 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 4 4 1 2 2 2 55
7 4 2 3 3 2 1 1 2 3 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 4 1 3 2 2 59
8 4 2 3 3 2 1 1 2 3 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 4 1 3 2 2 59
9 4 2 3 3 2 1 1 2 3 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 4 1 3 2 2 59
10 4 4 2 4 2 2 2 2 3 4 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 4 4 1 3 3 3 61
11 4 4 2 4 2 2 2 2 3 4 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 4 4 1 3 3 3 61
12 4 4 2 4 2 2 2 2 3 4 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 4 4 1 3 3 3 61
13 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 5 4 2 4 4 5 100
14 4 3 4 4 2 2 2 2 4 3 3 2 4 4 3 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 80
15 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 5 4 2 4 4 5 100
16 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 2 1 1 44
17 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 3 5 5 2 4 5 5 101
18 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 2 1 1 44
19 4 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 1 4 4 1 2 5 5 1 2 2 2 69
20 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 5 4 2 4 4 5 100
21 3 3 3 4 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 3 5 5 1 3 3 3 74
22 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 2 1 1 44
23 4 4 4 4 4 1 2 2 3 2 3 2 2 2 1 2 1 4 1 2 5 4 1 2 2 2 66
24 3 2 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 4 2 3 2 2 66
25 3 2 3 4 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 4 4 1 3 2 2 57
26 4 5 4 4 2 3 3 2 4 3 4 2 4 2 2 2 4 3 2 2 4 5 2 4 4 4 84
27 4 4 4 4 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 1 3 2 1 62
28 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2 1 2 4 5 2 2 2 1 60
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 55
30 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 2 4 3 1 3 4 4 4 4 4 5 1 4 3 3 87
31 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 2 2 4 2 4 2 4 4 2 2 2 2 63
32 4 4 3 4 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 4 1 3 2 3 65
33 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 4 4 1 2 2 3 58
34 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 87
35 2 1 2 4 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 4 4 1 3 2 2 52
36 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 93
37 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 95
38 3 2 4 4 3 2 2 2 3 3 2 1 3 1 1 1 2 1 1 2 4 4 1 3 3 3 61
39 4 4 4 4 2 2 4 2 4 3 3 2 4 2 2 1 4 3 1 2 5 5 2 4 2 4 79
40 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 5 94
41 2 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 2 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 84
42 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 5 1 2 2 2 57
43 3 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 1 5 1 3 2 4 1 1 2 5 4 2 4 4 3 86
44 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 92
45 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 1 4 2 1 2 4 5 1 2 2 2 61
46 2 4 2 4 2 2 2 1 2 2 2 1 4 2 2 1 4 4 1 2 2 5 1 2 2 2 60
47 4 4 4 5 1 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 93
48 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 1 3 3 3 70
49 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 4 3 2 3 4 1 3 2 2 5 1 2 2 2 67
50 3 5 2 4 1 1 1 2 2 4 2 1 4 3 1 4 1 2 2 1 4 4 1 3 2 3 63
51 1 1 5 4 2 2 2 1 1 2 1 1 4 1 2 1 2 2 2 2 5 4 1 3 2 1 55
52 3 2 3 4 2 1 1 1 3 3 2 5 1 1 1 1 2 1 1 1 3 4 1 3 2 2 54
53 2 1 2 4 2 1 2 2 2 2 2 2 4 3 2 1 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 60
54 4 1 3 5 1 1 2 1 2 2 1 1 4 1 2 1 2 1 1 2 4 4 1 2 2 1 52
55 4 4 4 4 2 1 3 2 4 2 2 2 4 2 2 2 1 4 1 1 4 4 1 4 3 3 70
56 4 4 4 3 2 3 4 4 5 2 4 1 2 1 3 1 4 3 1 3 4 4 2 4 4 4 80
57 4 4 4 5 2 2 2 3 4 4 2 3 3 2 1 2 2 4 2 2 4 4 2 4 4 2 77
58 4 2 4 4 4 1 2 2 3 4 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 4 3 1 3 2 3 60
59 5 4 4 4 1 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 4 2 3 3 3 66
60 4 3 2 4 2 2 2 1 4 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 2 2 3 3 65
61 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 4 1 3 3 3 80
62 3 2 3 3 4 2 3 4 4 3 2 2 4 2 2 1 4 3 1 2 5 5 2 3 3 3 75
63 5 2 4 4 4 2 3 2 4 3 4 2 2 2 2 2 3 2 1 2 5 5 2 4 2 4 77
64 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 5 4 2 3 4 4 77
65 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 65
66 4 4 2 4 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 1 2 5 5 1 2 2 4 72
67 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 3 2 4 4 2 3 4 5 2 4 3 4 90
68 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 2 2 4 3 2 4 4 4 2 4 3 3 87
69 2 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 2 4 2 3 2 4 3 2 2 5 4 2 4 3 3 75
70 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 2 4 3 2 2 4 3 2 2 4 4 2 3 3 3 82
71 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 2 4 2 2 2 4 4 2 2 4 4 2 4 3 3 83
72 4 4 4 4 2 2 2 2 3 2 2 1 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 2 4 3 3 72
73 4 4 4 4 2 3 2 2 4 3 2 1 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 2 3 3 2 73
74 4 3 5 4 2 2 2 2 4 2 3 1 3 4 2 2 4 2 3 2 5 5 1 3 2 3 75
75 4 3 4 3 4 2 2 2 4 2 2 1 4 2 3 2 4 3 1 2 4 4 2 4 2 4 74
76 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 5 5 2 4 5 5 100
77 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 88
78 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 97
79 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 1 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 96
80 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 89
81 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 1 4 3 1 2 4 4 2 3 3 3 74
82 4 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 2 2 2 4 4 1 2 5 4 2 4 4 4 86
83 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 84
(Lampiran 10 Haasil Uji Validitas)
Hasil Uji Validitas Agenda Publik
r Tabel = 0,361
No. Pernyataan
Keterangan
r Hitung Hasil Validitas
1. Saya teringat banyak terjadi demo ketika
Presiden Jokowi menaikan harga BBM. 0,409 Valid
2. Saya sibuk, jadi saya melewati berita
kenaikan BBM. 0,568 Valid
3. Saya mengetahui pembagian dana PSKS dari
Pemerintah sudah merata. 0,446 Valid
4. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan
harga BBM pada malam hari. 0,263 Tidak Valid
5. Saya pernah melihat di berita, banyak warga
miskin yang terlewati sebagai peserta
pembagian dana kompensasi BBM.
0,408 Valid
6. Saya malas merhatikan pemberitaan kenaikan
harga BBM di Tv One. 0,474 Valid
7. Saya selalu mengikuti perkembangan berita
kenaikan harga BBM di Tv One. 0,285 Tidak Valid
8. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan
harga BBM pada siang hari. 0,162 Tidak Valid
9. Setiap pemberitaan kenaikan harga BBM,
selalu saya lewati. 0,580 Valid
10. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan
harga BBM. 0,546 Valid
11. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan
harga BBM pada pagi hari. 0,302 Tidak Valid
12. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan
harga BBM pada program kabar pagi. 0,511 Valid
13. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan
harga BBM pada program kabar petang. 0,561 Valid
14. Saya selalu menonton pemberitaan kenaikan
harga BBM pada program kabar siang.
0,521 Valid
15. Saya merasa sedih melihat nenek-nenek ikut
berdesak-desakan mengikuti antrian dana
PSKS.
0,535 Valid
16. Saya mogok berjualan saat BBM naik saat itu. 0.162 Tidak Valid
17. Saya senang mendengar Jokowi ditolak di
daerah-daerah atas kedatangannya.
0,536 Valid
18. Saya mendukung kebijakan baru Jokowi yang
dibuat, untuk menaikan harga BBM.
0,363 Valid
19. Saya mendukung para demonstran
menurunkan Presiden Jokowi sebagai
Presiden
0,534 Valid
20. Saya merasa sedih melihat kedatangan Jokowi
ditolak di daerah-daerah.
0,421 Valid
21. saya malas dengna Jokowi sebagai Presiden
setelah menaikan harga BBM bersubsidi.
0,349 Tidak Valid
22. saya menolak aksi jokowi untuk menaikan
harga BBM.
0,416 Valid
23. Saya memilih Jokowi dulu sebagai Presiden
karena saya yakin dapat memajukan bangsa.
0,417 Valid
24. Saya ikut mendukung aksi Jokowi sebagai
Presiden.
0,342 Tidak Valid
25. Saya yakin Jokowi salah dalam mengambil
keputusan untuk menaikan harga BBM.
0,321 Tidak Valid
26. Pemberitaan kenaikan harga BBM selalu
menghadirkan narasumber terpercaya.
0,184 Tidak Valid
27. Saya mengetahui BBM naik setelah menonton
berita di Tv One.
0,296 Tidak Valid
28. Pemberitaan kenaikan harga BBm sampai
dengan tidak meratanya dana kompensasi
kenaikan harga BBM selalu diperbarui.
0,185 Tidak Valid
29.
Pemberitaan kenaikan harga BBm sampai
dengan tidak meratanya dana kompensasi
kenaikan harga BBM selalu menghadirkan
kabar terbaru.
0,639 Valid
30. Saya mengetahui BBM naik dan sebagai
gantinya rakyat miskin diberikan dana
0,425 Valid
kompensasi kenaikan harga BBm oleh
Pemerintah.
31. Kenaikan harga BBM diumumkan tepatnya
pada malam hari.
0,193 Tidak Valid
32. Saya meilhat di berita banyak rakyat kecil
semakin susah pasca BBM naik.
0,450 Valid
Hasil Intrumen Valid Agenda Media
r Tabel = 0,361
No. Pernyataan
Keterangan
r Hitung Hasil Validitas
1. Saya menyaksikan kenaikan harga BBM setiap hari
di Tv One.
0, 428 Valid
2. Pemberitaan kenaikan BBM selalu diberitakan di
Tv One berulang-ulang.
0, 284 Tidak Valid
3. Saya malas melihat berita kenaikan BBM di Tv
One.
0, 564 Valid
4. Saya menyaksikan kenaikan harga BBM setiap hari
pada pagi hari.
0, 640 Valid
5. Saya sering (10 kali) melihat pemberitaan kenaikan
harga BBM di Tv One.
0, 337 Valid
6. Saya sering (10 kali) melihat pemberitaan kenaikan
BBM di Tv One.
0, 463 Valid
7. Saya menyaksikan kenaikan harga BBM setiap hari
pada malam hari.
0, 327 Tidak Valid
8. Saya mengabaikan pemberitaan kenaiakan harga
BBM di Tv One.
0, 462 Valid
9. Saya bosan melihat pemberitaan kenaikan harga
BBM di Tv One.
0, 442 Valid
10. Saya menyaksikan kenaikan harga BBM setiap hari
pada siang hari.
0, 426 Valid
11. Saya sedih ketika menonton berita di Tv One,
Jokowi sedang dihina oleh masyarakat.
0, 314 Tidak Valid
12. Saya senang melihat Jokowi dihina oleh
masyarakat di Tv One.
0, 318 Valid
13. Saya tertarik menonton pemberitaan tentang
Jokowi.
0, 686 Valid
14. Pemberitaan kenaikan BBM terlalu cepat, sehingga
sulit dimengerti.
0, 530 Valid
15. Saat membacakan berita presenter Tv One
bermalas-malasan.
0, 410 Valid
16. Saya pernah mengikuti Talkshow tentang persoalan
kenaikan BBM selama 2 jam.
0, 162 Tidak Valid
17. Bahasa yang digunakan saat berita berlangsung di
Tv One mudah dipahami.
0, 449 Valid
18. Saya suka dengan gaya bicara presenter Tv One
saat membawakan berita.
0, 712 Valid
19. Saya menantikan perkembangan tentang
pemberitaan dana kompensasi naiknya BBM
0, 492 Valid
20. Ketika melihat pemberitaan demo para demonstran
yang meminta Jokowi turun, saya langsung
menggantinya.
0, 175 Tidak Valid
21. Ketika melihat pemberitaan kenaikan harga BBM
saya serius menontonnya.
0, 415 Valid
22. Berita TV One lebih menarik dibandingkan dengan
berita di TV lain.
0, 673 Valid
23. Saya hanya menonton sebagian berita kenaikan
harga BBM setiap kali berita tersebut diberitakan.
0, 630 Valid
24. Berita kenaikan harga BBM di TV lain lebih
menarik dibandingkan dengan TV One.
0, 275 Tidak Valid
25. Berita Kenaikan harga BBM terlalu sering
ditayangkan di TV One sehingga membuat saya
bosan.
0, 384 Valid
26. Berita di TV One monoton. 0, 434 Valid
27. Iklan berita di TV One memakan waktu. 0, 362 Valid
28. Hanya sekali dalam seminggu saya menonton berita
di TV One.
0, 450 Valid
29. Selama bulan November TV One selalu
menayangkan berita tentang kenaikan harga BBM
0, 240 Tidak Valid
30. Saat membawakan berita, presenter Tv One kurang
adanya komunikasi.
0, 357 Tidak Valid
Hasil Intrumen Valid Agenda Kebijakan
r Tabel = 0,361
No. Pernyataan
Keterangan
r Hitung Hasil Validitas
1. Saya hanya berdiam melihat orang-orang berdemo. 0, 454 Valid
2. Saya acuh kepada warga miskin yang tidak
mendapatkan dana kompensasi kenaikan harga
BBM.
0, 425 Valid
3. Saya selalu mengikuti perkembangan berita tentang
terdapatnya warga ,iskin yang tidak mendapatkan
dana kompensasi kenaiakan harga BBM.
0, 358 Tidak Valid
4. Saya pernah mengikuti aksi demo kenaikan BBM 0, 544 Valid
5. Saya setuju dengan sikap berani Jokowi yang
membuat kebijakan baru mengenai harga BBM.
0, 411 Valid
6. Saya pernah melihat Presiden Jokowi
diwawancarai di Tv One tentang tanggapannya
mengenai masyarakat yang berdemo menolak
kenaikan BBM.
0, 497 Valid
7. Presiden Jokowi salah dalam mengambil keputusan
menaikan harga BBM.
0, 362 Valid
8. Saya akan memilih kandidat lain jika okowi
mencalonkan diri sebagai Presiden Kembali.
0, 434 Valid
9. Jokowi belum pernah turun langsung ke lapangan
melihat rakyatnya yang susah.
0, 226 Tidak Valid
10. Jokowi sudah tepat dalam mengambil keputusan
untuk menaikan harga BBM.
0, 463 Valid
11. Saya yakin lima tahun kedepan Presiden Jokowi
akan terpilih kembali.
0, 397 Valid
12. Saya akan memilih Jokowi sebagai Presiden jika ia
mencalonkan diri kembali.
0, 321 Tidak Valid
13. Menurut saya Presiden Jokowi menjalankan amanat
Negara dengan penuh tanggung jawab.
0, 604 Valid
14. Saya mengetahui Presiden Jokowi mendatangi
langsung para rakyat kecil.
0, 612 Valid
15. Saya yankin kedepan negeri ini akan hancur
ditangan Jokowi.
0, 441 Valid
16. Saya yakin Jokowi akan menyengsarakan masalah
di Negara ini.
0, 436 Valid
17. Saya yakin kedepan negeri ini akan sejahtera berkat
Presiden Jokowi.
0, 455 Valid
18. Saya yakin dengan adanya dana kompensasi tidak
ada lagi warga miskin yang terlantar lagi.
0, 694 Valid
19. Presiden adalah pemimpin bangsa yang bertujuan
mensejahterkan rakyat dan memakmurkan
negaranya.
0, 210 Tidak Valid
20. Saya percaya semua warga miskin akan
mendapatkan dana kompensasi kenaikan harga
BBM secara merata dan tepat sasaran.
0, 394 Valid
21. Saya Percaya Presiden Jokowi orang yang bersih
dari masalah hokum.
0, 182 Valid
22. Joko Widodo merupakan seorang Presiden yang
berani dalam mengambil keputusan.
0, 672 Valid
23. Saya pernah mengikuti diskusi yang membahas
mengenai kasus kenaikan harga BBM.
0, 654 Valid
24. Saya kesal melihat Jokowi di demo.
0, 334 Tidak Valid
25. Jokowi akan konsisten sebagai Presiden Republik
Indonesia.
0, 336 Tidak Valid
26. Saya percaya Jokowi tidak akan turun hanya karena
manaikan harga BBM.
0, 338 Tidak Valid
27. Saya Pernah mengikuti unjuk rasa dalam membela
Presiden Jokowi.
0, 376 Valid
28. Apa yang dilakukan Presiden Jokowi hingga saat
ini penuh dengan pencitraan
0, 348 Tidak Valid
29. Saya setuju jika Presiden Jokowi telah
mensejahterkan rakyatnya selama ia menjabat
sebagai Presiden RI.
0, 245 Tidak Valid
30. Menurut saya Presiden Jokowi adalah korban
politik dari kekisruan naiknya harga BBM,
0, 377 Valid
Hasil Intrumen Citra
r Tabel = 0,361
No. Pernyataan
Keterangan
r Hitung Hasil Validitas
1. Presiden Jokowi adalah orang yang bersahaja. 0, 772 Valid
2. Jokowi pantas turun dari jabatannya sebagai
Presiden.
0, 712 Valid
3. Menurut saya Presiden Jokowi adalah Presiden
yang bijaksana.
0, 219 Tidak Valid
4. Akibat BBM naik rakyat kecil semakin sengsara. 0, 672 Valid
5. Jokowi menaikan harga BBM bertujuan
mensejahterakan rakyat.
0, 732 Valid
6. Saya mendukung para demonstran untuk
menurunkan harga BBM.
0, 338 Tidak Valid
7. Saya senang melihat pidato Presiden Jokowi ketika
mengumumkan kenaikan harga BBM.
0, 825 Valid
8. Presiden Jokowi sudah salah langkah dalam
menaikkan harga BBM saat itu.
0, 773 Valid
9. Menurut saya Presiden Jokowi sudah menjalankan
tugasnya dengan benar.
0, 428 Valid
10. Saya hanya sepintas bertemu dengan Presiden
Jokowi.
0, 167 Tidak Valid
11. Saya pernah berbicara langsung dengan Presiden
Jokowi.
0, 567 Valid
12. Saya mengetahui terdapat banyak warga miskin
yang belum mendapatkan dana kompensasi
kenaikan BBM.
0, 154 Valid
13. Saya mengetahui Pemerintah akan menaikan dana
kompensasi kenaikan harga BBM.
0, 363 Valid
14. Saya mengetahui dana kompensasi kenaikan BBM
di daerah-daerah salah sasaran. 0, 666 Valid
15. Dana kompensasi kenaikan harga BBM sudah
merata dan tepat sasaran. 0, 794 Valid
16. setelah melihat pemberitaan, saya mengetahui
banyak rakyat kecil yang semakin susah setelah
BBM naik.
0, 253 Tidak Valid
17. Warga miskin di wilayah rumah saya terlewati
sebagai peserta dana kompensasi kenaikan harga
BBM
0, 832 Valid
18. Jokowi hanya mengumbar janji sewaktu kampanye
lalu. 0, 668 Valid
19. Dampak kenaikan BBM sangat terasa bagi saya. 0, 431 Valid
20. Di wilayah rumah saya sudah merata dan tepat
sasaran dalam penyaluran dana kompensasi
kenaikan harga BBM.
0, 632 Valid
21. Presiden Jokowi adalah orang yang sederhana. 0, 411 Valid
22. Sewaktu kampanye, Jokowi pernah berjanji akan
mensejahterakan rakyatnya. 0, 419 Valid
23. BBM naik harga barang kebutuhan pokok juga
ikutan melambung naik. 0, 138 Valid
24. Saya pernah ikutan demo sewaktu menolak
kenaikan BBM. 0, 606 Valid
25. Rakyat kecil tertolong dengan adanya kebijakan
baru yang dilakukan Jokowi sebagai Presiden. 0, 800 Valid
26. Saya yakin Jokowi akan tetap menjadi Presiden,
karena yang dilakukannya sudah benar. 0, 662 Valid
27. Presiden Jokowi acuh terhadap rakyat kecil. 0, 651 Valid
28. BBM naik kehidupan keluarga saya semakin susah. 0, 418 Valid
29. Kehidupan keluarga saya tetap sejahtera walaupun
BBM naik. 0, 615 Valid
30. Saya marah ketika melihat Presiden Jokowi di
demo oleh masyarakat. 0, 277 Tidak Valid
31. Saya berdemo agar BBM turun. 0, 788 Valid
32. Saya mendukung keputusan Jokowi, maka saya
acuh dalam demo BBM. 0, 626 Valid
33. Saya berdemo, agar Jokowi turun dari Presiden. 0, 428 Valid
(Lampiran 11 : Hasil Uji Reabilitas)
Reliability Statistics
Agenda Media (X2)
Cronbach's Alpha N of Items
.720 31
Reliability Statistics
Agenda Publik (X1)
Cronbach's Alpha N of Items
.720 33
Reliability Statistics
Citra (Y)
Cronbach's Alpha N of Items
.745 34
Reliability Statistics
Agenda Kebijakan
Cronbach's Alpha N of Items
.719 31