skripsi hubungan antara sikap dan tingkat …

115
i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN BANK SAMPAH DI RW 02 KELURAHAN WINONGO KOTA MADIUN TAHUN 2018 Oleh : RIZKY INDRA PERMATASARI NIM : 201303045 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

i

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT PENDIDIKAN

IBU RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU

PENGELOLAAN BANK SAMPAH DI RW 02 KELURAHAN

WINONGO KOTA MADIUN TAHUN 2018

Oleh :

RIZKY INDRA PERMATASARI

NIM : 201303045

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU

RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN BANK

SAMPAH DI RW 02 KELURAHAN WINONGO KOTA MADIUN

TAHUN 2018

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

RIZKY INDRA PERMATASARI

NIM : 201303045

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

iii

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

PERSETUJUAN

Laporan Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

untuk mengikuti ujian sidang

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU

RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN BANK

SAMPAH DI RW 02 KELURAHAN WINONGO KOTA MADIUN TAHUN

2018

Menyetujui,

Pembimbing I

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)

NIS. 20160130

Menyetujui,

Pembimbing II

Beny Suyanto, S.Pd., M.Si

NIP. 194601201985031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes

NIS. 20150114

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

iv

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi dan dinyatakan telah

memenuhi sebagai syarat memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Pada Tanggal, ................................

Dewan Penguji

Tim Penguji Nama

1. Dewan Penguji : A. Agus Widodo, S.KM., M.MKes ( ........................... )

2. Penguji 1 : Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) ( ........................... )

3. Penguji 2 : Beny Suyanto, S.Pd., M.Si ( ........................... )

Mengesahkan,

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid)

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, saya persembahkan skripsi

ini kepada:

1. Allah SWT, karena hanya atas ridho dan karunia-Nya maka skrispi ini dapat

dibuat dan selesai tepat waktu.

2. Untuk cahaya hidupku, kedua orang tuaku ayah Djatmiko Harijanto dan mama

Inna Intarti Puspito yang sangat saya hormati dan cintai, selama ini telah

memberikan semangat, dukungan, dan doa tiada henti untuk kesuksesan dan

kelancaran untuk mengerjakan skripsi ini.

3. Kembaranku Rizky Indah Permatasari dan adik iparku Pratu Nanang Aziz

Rifa’i dengan doa, semanagat, dan dukungan luar biasanya saya bisa

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

4. Suamiku Pratu Supriyono dan anakku Qaiser Arthanabil Supriyono yang

selalu memberikan semangat, doa dan dukungan untuk memberikan semangat

dan mencurahkan kasih sayang kepada bundanya.

5. Sahabat dan teman terbaik Nilam Nur Sofiana, Febri Permatasari, Lutfiana

Oktadila dan Syamsudin Widodo atas kesabaran dan bantuannya saya mampu

menyelesaikan skripsi ini

6. Bapak dan Ibu Dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang senantiasa

memberikan ilmu yang bermanfaat dan membimbing saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh kawan S1 Kesehatan Masyarakat angkatan 2013 yang memberikan

bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

vi

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rizky Indra Permatasari

NIM : 201303045

Judul Proposal : Hubungan Antara Sikap dan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah

Tangga dengan Perilaku Pengelolaan Bank Sampah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam

memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah

maupun belum/tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan

daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalampernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Madiun, 18 September 2018

Penulis,

Rizky Indra Permatasari

NIM. 201303045

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rizky Indra Permatasari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 16 Agustus 1995

Agama : Islam

Alamat : Jalan Trans Sulawesi Dusun IV Desa

Mongkoinit Kecamatan Lolak Kabupaten

Bolaang Mongondow Sulawesi Utara

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 01 Winongo Kota Madiun (Lulus

pada tahun 2007)

2. SMP Negeri 9 Kota Madiun (Lulus pada

tahun 2010)

3. Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Madiun

(Lulus pada tahun 2013)

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan dan petunjuk dalam menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul

“Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat

Inap Rumah Sakit Tk.IV Madiun Tahun 2018”. Penelitian ini disusun sebagai

salah satu syarat menyelesaikan pendidikan jenjang Sarjana di Prodi Kesehatan

Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada :

1. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun dan juga selaku Dewan Penguji Proposal Skripsi.

2. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat.

3. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Beny Suyanto, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam menyusun skripsi

ini.

5. A. Agus Widodo, S.KM., M.MKes selaku dewan penguji

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

ix

6. Bu Siam Sumartini dan seluruh warga Kelurahan Winongo yang telah

menerima kehadiran penulis dengan baik, dan memberikan bantuan demi

kelancaran skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.Atas semua perhatian dari segala

pihak penulis ucapkan terimakasih.

Madiun, 18 September

2018

Penulis,

Rizky Indra Permatasari

NIM. 201303045

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

x

ABSTRAK

Rizky Indra Permatasari

85 halaman + 10 tabel + 3 gambar + 5 lampiran

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU

RUMAH TANGGA DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN BANK

SAMPAH DI RW 02 KELURAHAN WINONGO KOTA MADIUN TAHUN

2018

Perilaku merupakan yang berasal dari dorongan dalam diri seseorang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap dan tingkat

pendidikan ibu rumah tangga dengan perilaku pengelolaan bank sampah.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional dengan jumlah sampel sebanyak 77 dari 319 ibu rumah tangga yang

diambil dengan cara teknik propotional random sampling. Analisa data yang

digunakan adalah analisa bivariat menggunakan uji Chi Square.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara sikap ibu rumah

tangga dengan perilaku pengelolaan bank sampah di Rw 02 Kelurahan Winongo

Kota Madiun yaitu p value 0,02 ˂ α 0,05. Sedangkan variable yang tidak

berhubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku pengelolaan bank sampah

yaitu p value 0,239 > α 0,05.

Kesimpulan variabel yang berhubungan sikap ibu rumah tangga dengan

perilaku pengelolaan sampah sedangkan variable yang tidak berhubungan tingkat

pendidikan dengan perilaku pengelolaan sampah. Diperlukan suatu upaya

pemberdayaan masyarakat dengan lebih mengutamakan peran ibu yang memiliki

pngetahuan kurang dalam pengelolaan bank sampah serta memberi pemahaman

mengenai sikap ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga, dengan melakukan

penyuluhan serta demo tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang baik,

pemilihan sampah yang benar serta pemanfaatan sampah yang tidak berguna

menjadi lebih bernilai ekonomis

Kata kunci : Sikap, tingkat pendidikan, perilaku.

Kepustakaan : 29 (2009 – 2018)

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

xi

ABSTRACT

Rizky Indra Permatasari

85 pages + 10 tabel + 3 images + 5 attachments

RELATIONSHIP BETWEEN ATTITUDES AND EDUCATION LEVEL OF

HOUSWIVES WITH THE BEHAVIOUR OF WASTE BANK

MANAGEMENT IN RW 02 WINONGO VILLAGE IN 2018

A disgusting behavior that comes from encouragement insomeone.The

purpose of this study was to determine the relationship between attitudes and

education level of housewives with the behavior of waste bank management .

This type of research is analytic observational with cross sectional

approach, with a total sample of 77 out of 319 housewives taken by means of

propotional random sampling. Data analysis used was bivariate analysis using

chi square test.

The results showed that there was a relationship between the attitude of

housewives and the behavior of waste bank management at Rw 02 Winongo

Villages Madiun City namely p value 0,02 ˂ α 0,05. While the unrelated variable

between the level of education and the behavior of wasted bank management is p

value 0,239 > α 0,05.

Conclusions of variables relating to the attitude of housewife with garbage

processing behavior while variables that do not relate to the lavel of education

with garbage processing behavior. Related variables required an effort to

empower the community by prioritizing the role of mothers who have less

knowledge in managing waste banks and provide and understanding of the

mother’s attitude in managing household waste by conducting counseling and

demonstrations about good household waste management, selection of correct

waste and utilization of useless waste becomes more economical

Keywords : Atittude, level of education, behavior.

Literature

:

29 (2009 – 2018)

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................... i

Sampul Dalam ..................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................ iii

Lembar Pengesahan ............................................................................................ iv

Lembar Pernyataan.............................................................................................. v

Kata Pengantar ................................................................................................... vi

Daftar Isi ............................................................................................................. vii

Daftar Tabel ....................................................................................................... viii

Daftar Gambar .................................................................................................... ix

Daftar Lampiran ................................................................................................. x

Abstrak ................................................................................................................ xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................... 7

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

1.5 Keaslian Penelitian ...................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Kesehatan ...................................................................... 10

2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Perilaku Manusia……………... 10

2.2 Sikap Ibu Rumah Tangga ............................................................ 11

2.2.1 Fungsi Sikap ....................................................................... 15

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap.......................... 17

2.3 Tingkat Pendidikan ...................................................................... 18

2.3.1 Definisi Pendidikan……………………………………. ... 18

2.3.2 Tujuan Pendidikan Nasional……………………………... 19

2.3.3 Jenjang Pendidikan di Indonesia……………………….. .. 19

2.3.4 Tahun Sukses Pendidikan……………………………… ... 22

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

xiii

2.4 Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Bank Sampah .................. 23

2.4.1 Definisi Perilaku ................................................................. 23

2.4.2 Jenis Perilaku ...................................................................... 26

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku…………. .... 27

2.4.4 Teori Pembentukan Perilaku…………………………….. 31

2.4.5 Teori Perilaku……………………………………............. 32

2.5 Sampah ........................................................................................ 34

2.5.1 Definisi Sampah ................................................................. 34

2.6 Bank Sampah ............................................................................... 36

2.6.1 Definisi Bank Sampah ........................................................ 36

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 41

3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................... 41

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 42

4.2 Populasi dan Sampel ................................................................... 42

4.2.1 Populasi .............................................................................. 42

4.2.2 Sampel ................................................................................ 43

4.3 Tehnik Sampling ......................................................................... 44

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 46

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 47

4.5.1 Variabel Penelitian ............................................................. 47

4.5.2 Definisi Operasional ........................................................... 48

4.6 Instrumen Penelitian .................................................................... 49

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 49

4.8 Sumber Data ................................................................................ 49

4.9 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 50

4.10 Uji Validitas dan Reabilitas ......................................................... 53

4.11 Teknik Analisis Data ................................................................... 54

4.12 Etika penelitian ............................................................................ 56

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 58

5.1 Gambaran Umum ........................................................................ 58

5.1.1 Kondisi Umum Kelurahan Winongo .................................. 58

5.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 59

5.2.1 Karakteristik Data Umum................................................... 59

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

xiv

5.2.2 Hasil Univariate .................................................................. 62

5.2.3 Hasil Bivariate .................................................................... 63

5.3 Pembahasan..................................................................................... 65

5.3.1 Nilai Tingkat Sikap Ibu Rumah Tangga ............................. 65

5.3.2 Nilai Tingkat Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga ...... 67

5.3.3 Nilai Tingkat Perilaku Pengelolaan Bank Sampah ............ 68

5.3.4 Hubungan Sikap Dengan Perilaku...................................... 69

5.3.5 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku ............... 71

5.4 Keterbatasan Penelitian ................................................................... 73

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 75

6.1 Kesimpulan .................................................................................... 75

6.2 Saran ............................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 78

LAMPIRAN ....................................................................................................... 81

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ............................................................... 8

Tabel 4.1 Definisi Operasional ............................................................ 48

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ....................... 59

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir ................................................................................ 59

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ................ 61

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Rumah Tangga di

RW 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun ........................... 62

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu rumah

Tangga di RW 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun.......... 62

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perilaku Pengelolaan Bank

sampah di RW 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun ......... 63

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Sikap Ibu Rumah Tangga

dengan Perilaku Pengelolaan Bank Sampah

di RW 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun ...................... 64

Tabel 5.8 Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Ibu Rumah

Tangga dengan Perilaku Pengelolaan Bank

Sampah di RW 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun ........ 65

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................. 40

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ...................................................... 41

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian ................................................ 46

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Hasil analisis data menggunakan SPSS

Lampiran 3 Dokumentasi

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Perbaikan Skripsi

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan sampah bukan lagi menjadi masalah baru di Indonesia.

Seiring dengan berjalannya pertumbuhan penduduk, volume sampah yang

terdapat di Tempat Pembuangan Akhir juga semakin meningkat. Hal

tersebut apabila dibiarkan tentunya akan menyebabkan banyaknya timbunan

sampah yang berakibat pada pecemaran udara, pencemaran tanah, hingga

menjadi sumber penyakit bagi masyarakat yang bertempat tinggal tidak jauh

dari Tempat Pembuangan Akhir.

Berbicara mengenai sampah, tentunya kita berbicara tentang perilaku

manusia, karena permasalahan sampah sebanding dengan jumlah

penduduk.Semakin banyak penduduk di suatu wilayah, semakin banyak juga

sampah yang dihasilkan dan semakin rumit juga permasalahan sampah yang

ditimbulkan.Pola hidup masyarakat ternyata dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, status sosial, status ekonomi, dan tingkat tekhnologi yang

dimilikinya.Hal ini juga sangat berpengaruh pada jumlah dan jenis sampah

yang dihasilkan ( Basrianta, Memanen Sampah 2011)

Pesatnya pertumbuhan penduduk dunia dan pembangunan menjadikan

sampah sebagai masalah yang komplek dan dihadapi oleh hampir seluruh

bangsa.Sampah yang tidak dikelola sebagaimana mestinya tidak saja

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

2

menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan alami tetapi juga terhadap

kualitas terhadap kesehatan manusia. Pada tahun 2012 jumlah sampah padat

di kota-kota dunia adalah 1,3 miliar ton pertahun. Jumlah ini diperkirakan

meningkat 75% pada tahun 2025 menjadi 2,2 miliar ton pertahun (World

Bank, 2012). Mayoritas kenaikan sampah terjadi di kota-kota Negara

berkembang dan sebanyak 80% dari penyebaran penyakit di dalam

komunitas di Negara berkembang diyakini berhubungan dengan buruknya

system pengelolaan sampah perkotaan (Selin, 2013).

Bank sampah di Indonesia semakin berkembang setiap

tahunnya.Perkembangan bank sampah di Indonesia juga turut didukung oleh

Yayasan Unilever Indonesia dari divisi Environment lewat program

pembinaan bank sampah. Program ini bertujuan untuk menghasilkan uang

yang terkoordinasi dan membentuk jaringan kerja dengan para pelapak

sampah melalui pengumpulan dan penjualan sampah yang dikumpulkan di

bank sampah( Elsye, 2013). Pada tahun 2014, sebanyak 976 bank sampah

binaan Yayasan Unilever Indonesia yang terbesar di seluruh kota telah

mengolah 2.100 ton sampah. Sampah tersebut berasal dari 165.895 nasabah

dengan nilai transaksi sekitar Rp. 2,8 miliar. Pada tahun 2015 Yayasan

Unilever Indonesia telah membina 1.000 bank sampah yang terbesar di

Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan,

Banjarmasin, Makasar, dan Raja Ampat.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Madiun mencatat banyaknya

sampah yang ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)Winongo yang

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

3

berada di samping jembatan layang Ring Road kota Madiun. Dengan lahan

seluas 6,4 ektar itu, 70% sudah menjadi zona green. Sampah yang terdapat di

TPA Winongo sebagian diolah menjadi gas metan untuk mengolah limbah

plastik menjadi bahan bakar minyak dan energy listrik, pengomposan sampah

organik, pembuatan bahan pencegah bau air lindi (Bio-Mad), pengembangan

zona pasif menjadi Ruang Terbuka ijau, Pemilihan Pengumpulan dan

penjualan sampah anorganik yang dikelola dengan manajemen bank sampah

dengan metode Control Land Fill. Setiap harinya, sampah yang masuk rata-

rata mencapai 100 kubik (Madiun, 2016).Sedangkan volume sampah setiap

tahun yang terangkat ke TPA Winongo rata-rata mengalami penurunan.

Paradigma lama harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan

pengelolaan sampah paradigma baru.Paradigma baru memandang sampah

sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan daoat

dimanfaatkan.Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi

dan mengelola permasalahan sampah adalah dengan mengesahkan Undang-

Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 Tahun 2008. Dalam UU tersebut

diatur mengenai cara pengelolaan sampah rumah tangga dengan menerapkan

prinsip 3R yaitu meliputi kegiatan pengurangan/pembatasan timbulan

sampah (reduce) misalnya dengan mengurangi penggunaan kertas tissue dan

diganti dengan penggunaan sapu tangan, pemanfaatan kembali sampah

(reuse)misalnya memilih wadah atau kantong yang bisa digunakan berkali-

kali contohnya menggunakan tas belanja dari kain, dan pendauran ulang

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

4

sampah (recycle) misalnya mendaur ulang sampah organic dirumah dengan

cara mengubahnya menjadi kompos cair maupun kompos padat.

Selain adanya suatu kebijakan dalam pengelolaan sampah yang

dilakukan oleh Dinas dan Pertamanan kota madiun, terdapat salah satu peran

yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan pengelolaan sampah yaitu

besarnya partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat. Keberhasilan terkait

penanganan pengelolaan sampah juga perlu adanya dukungan dari kesadaran

setiap masyarakat dimana masyarakat adalah penghasil dari sampah-sampah

tersebut.Selain menjadi objek, disini masyarakat yang lebih dekat dan

mengetahui bagaimana lingkungan fisik mereka, sehingga partisipasi dari

masyarakat menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup dan

lingkungan fisiknya.Mengacu pada Undang-Undang tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah, dalam mengatasi permasalahn terkait sampah perlu

adanya program-program pengelolaan sampah yang bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat serta menjadikan sampah sebagai

sumber daya.

Menurut data BPS Kota Madiun Tahun 2014 dalam grafik pengelolaan

sampah setempat sampah pada tingkat kelurahan, tingkat pengelolaan

sampah di Kelurahan Ngegong sebesar 45.00% dibandingkan dengan

Kelurahan Winongo tingkat pengelolaan sampah hanya 30.00%. Jadi tingkat

pengelolaan sampah yang berada di Kelurahan Winongo lebih buruk dari

pada tingkat pengelolaan sampah yang berada di Kelurahan Ngegong

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

5

Menurut data penelitian dari Nia Pramestyawati 2013 sampah tanpa

upaya reduksi setiap tahunnya semakin meningkat, pada tahun 2015 sebesar

22.172,80 (ton/tahun) tahun 2016 sebesar22.963,23 (ton/tahun) dan ditahun

2017 sebesar 23.758,98 (ton/tahun) dan sampah dengan reduksi bertahap juga

semakin meningkat, pada tahun 2015 sebesar 21.572,80 (ton/tahun) tahun

2016 sebesar 22.031,14 (ton/tahun) dan pada tahun 2017 22.473,13

(ton/tahun)

Kelurahan winongo merupakan satu-satunya kelurahan di kota Madiun

yang memiliki Tempat Pembuangan Akhir. Sebelumnya masyarakat kurang

peduli dalam melindungi dan mengelola lingkungan seperti bagaimana

mengurangi timbunan sampah dan memanfaatkannya dengan mendaur ulang.

Pengelolaan sampah di tingkat RT/RW hingga dikelurahan winongo

juga mengalami penurunan.Meski sudah ada program dari bank

sampahsampai pengelolaan terpadu, tetapi masyarakat belum sepenuhnya

berpartisipasi dalam penanganan sampah.Dulu sampah diangkut minimal 2

hari sekali, namun sekarang sampah diangkut paling lama seminggu hal ini

menimbulkan permasalahan yaitu bau yang tidak sedap dan aspek estetika.

Dari permasalahan tersebut beberapa pertemuan rutin diadakan diantaranyua

forum kelurahan, pertemuan PKK/RT/RW, pertemuan para kader dijadikan

sebagai wadah untuk menyampaikan ide-ide, saran dan juga pendapat untuk

menyelesaikan permasalahan sampah yang terdapat di kelurahan Winongo.

Hasil dari setiap pertemuan tersebut, pada tahun 2011 masyarakat di

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

6

kelurahan Winongo mendirikan bank sampah Matahari yang anggota dan

pengurusnya berasal dari masyarakat sekitar.

Berdasarkan dari hasil pengamatan peneliti, menunjukan bahwa

sebenarnya di wilayah RW 02 kelurahan Winongo fasilitas dan sarana untuk

pengumpulan Bank Sampah sudah tersedia dan tergolong cukup memadai

akan tetapi pada saat peneliti melakukan observasi ke lapangan untuk saat ini

banyak ibu rumah tangga yang jarang mengumpulkan sampah ke Bank

Sampah Matahari, hanya beberapa ibu rumah tangga saja yang

mengumpulkan sampah di bank sampah yang biasanya diadakan seminggu

sekali di hari minggu.

Berdasarkan penelitian (Ayu Fitria, 2011) tentang perilaku ibu rumah

tangga dalam pengelolaan samapah di desa bluru kidul RW 11 kecamatan

sidoarjo diketahui bahwa hasil penelitian menyatakan pengelolaan sampah

pada kategori sedang 87, 3%, dan tindakan responden pada pengelolaan

sampah berada dalam kategori sedang 83, 1%, dan tindakan responden dalam

pengelolaan sampah berada dalam kategori kurang 87, 3%.

Berdasarkan penelitian (A. Ismawati 2013) tentang gambaran

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pada bank sampah UKM

mandiri di RW 02 kelurahan tamamaung kota makasar diketahui bahwa hasil

penelitian menunjukan tingkat pengetahuanbaik (90,8%), tingkat tindakan

dikategorikan baik (100%) dan tingkat partisipasi kurang (51,5%).

Berdasarkan penelitian (Mertinawati, 2016) tentang partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di kecamatan sukarami

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

7

kota Palembang diketahui bahwa tingkat partisipasi tergolong tinggi

(73,46%)

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

mengenai“Hubungan antara Sikap dan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah

Tangga Dengan Perilaku Pengelolaan Bank Sampah di RW 02

Kelurahan Winongo Kota Madiun”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan

yaitu apakah ada hubungan antara sikap dan tingkat pendidikan ibu rumah

tangga dengan perilaku pengelolaan bank sampah di RW 02 Kelurahan

Winongo Kota Madiun?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum :

Diketahui“Hubungan antara Sikap dan Tingkat Pendidikan

dengan Perilaku Bank Sampah Di RW 02Kelurahan Winongo Kota

Madiun Tahun 2018”.

1.3.2 Tujuan Khusus :

1. Menilai tingkat sikap tentang pengelolaan bank sampah pada ibu

rumah tangga di RW 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun Tahun

2018.

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

8

2. Menilai tingkat pendidikan ibu rumah tangga di RW 02 Kelurahan

Winongo Kota Madiun Tahun 2018.

3. Menilai tingkat perilaku pengelolaan bank sampah pada ibu

rumah tangga di RW 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun Tahun

2018.

4. Menganalisis hubungan antara sikap ibu rumah tangga dengan

perilakupengelolaan bank sampah di RW 02 Kelurahan Winongo

Kota Madiun Tahun 2018.

5. Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah

tangga dengan perilaku pengelolaan bank sampah di RW 02

Kelurahan Winongo Kota Madiun Tahun 2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi

pengelola dan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang

baik sebagai upaya dampak negatif terhadap lingkungan di RW 02

Kelurahan Winongo Kota Madiun.

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi

Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup dalam upaya peningkatan

pengelolaan sampah di RW 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun.

3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi pihak-

pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

9

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Tentang Keaslian Penelitian

No Penelitian Judul Metode Hasil

1 Rifka Charisa Devi

“Hubungan tingkat

pendidikan masyarakat

dengan perilaku

pengolahan sampah di

kelurahan bandengan

kecamatan kota Kendal

Analisis korelasi

Product Moment

Hasil perhitungan rxy

yaitu tingkat koofesien

antara 0,400-0,600

dengan kriteria cukup

2 Hisham “Gambaran

perilaku siswa tentang

pengelolaan sampah si

SMA Negri 1 Tamalatean

Kab Jeneponto”

Quota sampling Menunjukan bahwa

daro 90 responden yang

memperoleh nilai

dengan tindakan baik

sebanyak (22,2%),

yang memperoleh nilai

dengan tindakan cukup

sebanyak (77,8%)

3 Fitrul Kamal “Hubungan

antara tingkat

pengetahuan dan sikap

ibu rumah tangga tentang

pengelolaan sampah

dengan perilaku

pembuangan sampah

pada masyarakat sekitar

sungai beringin di Rw 07

Kelurahan Wonoasri

Kecamatan Ngaliyan

Kota Semarang”

Survey analitik

dengan

rancangan cross

sectional study

Hasil penelitian ini

menyatakan tidak ada

hubungan antara

tingkat pengetahuan

dengan perilaku

pembuangan sampah

(p-value 0,0129> 0,05

dan CC 0,234). Sikap

berhubungan perilaku

(p-value 0,037 < 0,05

dan CC 0,293)

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang

dilakukan adalah

1. Lokasi dan Waktu : Rw 02 Kelurahan Winongo Kecamatan

Manguharjo Kota madiun

2. Variabel : Dependen partisipasi pengelolaan bank

sampahIndependen sikap, tingkat pendidikan

ibu rumah tangga

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

10

3. Metode penelitian : menggunakan metode Kuesioner analitik

dengan pendekatanuji cross sectional(Uji Chi-

Square)

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Kesehatan

2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Perilaku Manusia

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman

serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan, dengan kata lain, perilaku

merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang

berasal dari luar individu maupun dari dalam dirinya.Respon ini dapat

bersifat pasif (tanpa tindakan berfikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif

(melakukan tindakan).Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat

dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan

lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap, serta

tindakannya.Perilaku manusia mempunyai pengaruh terhadap status

kesehatan individu, kelompok maupun masyarakat.

Perilaku itu sendiri adalah sesuatu yang kompleks, merupakan

resultante dari berbagai macam aspek internal maupun eksternal, psikologis

maupun fisik. Oleh karena sedemikian kompleksnya sehingga diperlukan

pemahaman dan analisis yang mendalam.Faktor penentu atau determinan

perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultansi

dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan).Pada garis

besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek yaitu aspek fisik,

psikologis dan sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

12

ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih

terinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala

kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi,

persepsi, sikap dan sebagainya.

Sebagai contoh, biasanya seseorang yang tidak mau berobat ke

puskesmas atau rumah sakit atau ke sarana pelayanan kesehatan lainnya

karena tidak tahu peranan sarana-sarana tersebut terhadap penyembuhan

penyakit (faktor predisposisi).Barangkali juga sarana-sarana tersebut jauh

dari tempat tinggalnya (faktor pendukung), mungkin juga karena dia tidak

suka terhadap petugas puskesmas atau rumah sakit yang sikap perilakunya

tidak dapat diterima (faktor pendorong).

2.2 Sikap Ibu Rumah Tangga

2.2.1 Definisi Sikap

Menurut Allport, dalam A. Ismawati 2013 sikap merupakan kesiapan

mental, yaitu proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan

pengalaman individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan

respons terhadap berbagai objek dan situasi (Sarwono dan Meinarno, 2009

dalam Furnanda, 2012).

Menurut Allport (1954) yang dikutip dalam Furnanda (2012) sikap

mempunyai 3 komponen pokok yaitu:

1. Kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

13

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan,

dan emosi memegang peranan penting.

Sikap adalah konsep yang dibentuk oleh tiga komponen, yaitu kognitif,

efektif dan perilaku. Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide

seseorang yang berkenan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang

meliputi hal-hal yang diketahuinya sekitar objek sikap, dapat berupa

tanggapan atau keyakinan, kesan, atribusi, dan penilaian terhadap objek.

Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi seseorang terhadap

objek. Adanya komponen afeksi dari sikap, dapat diketahui melalui perasaan

suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Isi

perasaan atau emosi pada penilaian seseorang terhadap objek sikap inilah

yang mewarnai sikap menjadi suatu dorongan atau kekuatan/daya. Apabila

orang suka dengan objek maka dia akan memilih objek tersebut. Hal ini

terjadi karena didorong perasaan dan keyakinan terhadap objek tersebut

(Furnanda, 2012).

Komponen perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang

berkenaan dengan objek sikap. Respons yang dimaksud dapat berupa

tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan dapat berupa intensi atau niat

untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dnegan objek sikap. Intensi

merupakan predisposisi atau kesiapan untuk bertindak terhadap objek sikap.

Jika orang mengenali dan memiliki pengetahuan yang luas tentang objek

sikap, disertai perasaan yang positif mengenai kognisinya, maka ia akan

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

14

cenderung mendekati (approach) objek sikap tersebut. Sebaliknya, bila orang

memiliki anggapan, pengetahuan, dan keyakinan negatif yang disertai dengan

perasaan tidak senang terhadap objek sikap, maka ia cenderung menjauhinya.

Artinya, ia menentang,menolak dan menghindar dari objek tersebut

(Furnanda, 2012).

Sikap dapat dibentuk melalui empat pembelajaran sebagai berikut

(Sarwono dan Meinarno, 2009 dalam Furnanda, 2012):

1. Pengondisian klasik (classical conditioning: learning based on

association)

Proses pembelajaran dapat terjadi ketika suatu rangsang/stimulus

selalu diikuti oleh stimulus yang lain, sehingga stimulus yang pertama

menjadi suatu isyarat bagi rangsang yang kedua. Lama-kelamaan orang

akan belajar jika stimulus yang pertama muncul, maka akan diikuti oleh

stimulus yang kedua.

2. Pengondisian instrumental (instrumental conditioning)

Proses pembelajaran terjadi ketika suatu perilaku mendatangkan

hasil yang menyenangkan bagi seseorang, maka perilaku tersebut akan

diulang kembali. Sebaliknya, bila perilaku mendatangkan hasil yang

tidak menyenangkan bagi seseorang maka perilaku tersebut tidak akan

diulang lagi atau dihindari.

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

15

3. Belajar melalui pengamatan (observational learning, learning by

example)

Dalam keseharian, banyak sikap yang terbentuk karena kita aktif

mengamati berita-berita dan gambar melalui koran, televisi, majalah dan

media lainnya.

4. Perbandingan sosial (social comparison)

Dengan adanya kelompok sosial yang menjadi sumber referensi

dapat membentuk sikap yang baru. Seperti halnya dengan pengetahuan,

sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni:

a. Menerima (receiving) diartikan orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding) diartikan memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan

adalah suatu indikasi dari sikap ini karena dengan suatu usaha untuk

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas pekerjaan itu benar atau salah, adalah bahwa orang

menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing) diartikan mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu

indikasi sikap tingkat ini.

d. Bertanggung jawab (responsible) diartikan bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah

merupakan sikap yang paling tinggi dalam tingkatan sikap.

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

16

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu obyek. Menurut WHO dalam Notoatmodjo (2007),

adapun ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut :

1) Pemikiran dan perasaan ( Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan

perasaan seseorang atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan

pribadi terhadap objek atau stimulus.

2) Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal references) merupakan

faktor penganut sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap

mengacu pada pertimbangan-pertimbangan individu.

3) Sumber daya (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk

bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan

pertimbangan kebutuhan dari pada individu tersebut.

4) Sosial budaya (Culture ) berperan besar dalam mempengaruhi pola pikir

seseorang untuk bersikap terhadap objek/stimulus tertentu.

2.2.2 Fungsi Sikap

Fungsi sikap dapat dibedakan menjadi empat golongan yaitu (A.ismawatu,

2013):

1. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.

Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable

artinya sesuatu yang mudah dipelajari dan mudah pula menjadi milik

bersama. Oleh karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas

kepentingan bersama biasanya ditandai oleh adanya sikap anggotanya

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

17

yang sama terhadap sesuatu objek sehingga dengan demikian sikap bisa

menjadi rantai penghubung antara orang dengan kelompoknya atau

dengan anggota kelompok yang lain. Oleh karena itu anggota kelompok

yang mengambil sikap yang sama terhadap objek tertentu dapat

meramalkan tingkah laku anggota-anggota lainnya.

2. Sikap berfungsi sebagai alat pengukur tingkah laku.

Kita tahu bahwa tingkah laku anak kecil dan binatang pada

umumnya merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara

perangsangan dan reaksi tidak ada pertimbangan, tetapi pada anak

dewasa yang sudah lanjut usia perangsangan itu pada umumnya tidak

diberi reaksi secara spontan akan tetapi terdapat adanya proses secara

sadar untuk menilai perangsangan-perangsangan itu. Jadi, antara

perangsangan dan reaksi terdapat suatu yang disisipkan yaitu sesuatu

yang terwujud pertimbangan-pertimbangan tehadap perangsangan itu

3. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman.

Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia dalam

menerima pengalaman-pengalaman dari luar sikapnya tidak pasif tetapi

diterima secara aktif artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia

luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih-

milih mana yang perlu dan mana yang tidak perlu dilayani. Jadi semua

pengalaman itu diberi nilai lalu dipilih.

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

18

4. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian.

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Disebabkan

karena sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang pernah

mendukungnya. Oleh karena itu, dengan melihat sikap-sikap pada objek-

objek tertentu sedikit banyak orang biasa mengetahui pribadi orang

tersebut. Jadi sikap sebagai pernyataan pribadi (Lasma, 2007 dalam

Furnanda, 2012).

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Sunaryo (2004) dalam Mukhammad Aminudin (2016), ada 2

faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengubahan sikap adalah

faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal

Berasal dari dalam individu itu sendiri. Dalam hal ini individu

menerima, mengolah, dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar,

serta menentukan mana yang akan diterima dan tidak diterima. Sehingga

individu merupakan penentu pembentukan sikap.

b. Faktor ekternal

Faktor yang berasal adri luar individu, berupa stimulus untuk

mengubah dan membentuk sikap.Stimulus tersebut dapat bersifat

langsung dan tidak langsung.

Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak

langsung.Secara langsung dapat dilakukan dengan menanyakan

bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

19

objek.Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-

pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung.Secara langsung dapat dilakukan dengan menanyakan

bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu

objek.Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-

pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat reponden.

2.3 Tingkat Pendidikan

2.3.1 Definisi Pendidikan

Di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional disebutkan bahwa pengertian pendidikan sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

20

2.3.2 Tujuan Pendidikan Nasional

Rumusan tujuan pendidikan juga tercantum dalam Undang-undang Nomor

20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa:“Pendidikan nasional bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab”.

2.3.3 Jenjang Pendidikan Di Indonesia

“Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang telah ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai,

dan kemampuan yang dikembangkan”. Jenjang pendidikan seseorang adalah

jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh atau ijazah terakhir yang

dimiliki seseorang. Jenjang pendidikan formal tersebut adalah jenjang

pendidikan sekolah sebagaimana yang telah diatur oleh pemerintah pasal 14

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yang

menyebutkan bahwa “jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan

dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi”. Sebetulnya pendidikan

dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, baik lingkungan keluarga,

sekolah dan dalam kehidupan masyarakat. Dalam pendidikan sehari-hari

dapat dibedakan tiga jalur pendidikan, yaitu:

A. Pendidikan Formal

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional bahwa yang dimaksud pendidikan formal adalah

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

21

jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Ciri yang menonjol pada pendidikan formal ini adalah dengan adanya

pengorganisasian yang ketat programnya lebih formal secara urut dan

sistematis. Yang termasuk jalur pendidikan sekolah antara lain:

a) Pendidikan Umum

Pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan

ketrampilan peserta dengan mengharuskan yang diwujudkan pada tingkah

laku akhir pada akhir masa pendidikan, misalnya pendidikan SD, pendidikan

SMP, pendidikan SMA.

b) Pendidikan Kejuruan

Pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk program bekerja dalam

bidang tertentu. Program Pendidikan Kejuruan dilaksanakan oleh Sekolah

Menengah Kejuruan atau sering disingkat SMK. Sekolah Menengah

Kejuruan biasanya membuka beberapa pilihan jurusan atau spesialisasi,

misalnya elektronika, otomotif, Teknik Informasi dan Komputer, akutansi,

listrik.

c) Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan yang khusus diselenggarakan untuk peserta didik yang

menyandang kelainan fisik atau mental, misalnya pendidikan SLB.

d) Pendidikan Kedinasan

Pendidikan Kedinasan yang berusaha menghasilkan kemampuan atau

lembaga pendidikan non-departemen misalnya prajabatan, sepala, sepadya.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

22

e) Pendidikan Keagamaan

Pendidikan Keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta

didik untuk dapat menjalankan peranan yang menurut penguasaan khusus

tentang ajaran agama, misalnya Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah

Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA). Pendidikan tersebut

dilaksanakan di bawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia.

B. Pendidikan Nonformal

Yang dimaksud Pendidikan Nonformal menurut Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 adalah jalur pendidikan luar di luar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang

memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,

penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal.

C. Pendidikan Jalur Informal

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa yang dimaksud

dengan pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan.

Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan informal

dilakukan oleh keluarga dan lingkungan secara mandiri.Pendidikan informal

dilakukan oleh orang tua kepada anaknya.

2.3.4 Tahun Sukses Pendidikan

Tahun sukses pendidikan merupakan ukuran lamanya waktu yang

ditempuholeh seseorang untuk mencapai pendidikan formal, terakhirnya

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

23

dalam ilmu demografi dinyatakan dengan istilah tahun sukses.Tahun sukses

dihitung berdasarkan lamanya waktu yang ditempuh oleh seseorang untuk

mencapai pendidikan terakhir. Di Indonesia program wajib belajar yang

berlaku saat ini adalah 12 tahun, yakni Sekolah Dasar (SD/sederajat) selama 6

tahun, Sekolah Menengah Pertama (SMP/sederajat) selama 3 tahun dan

Sekolah Menengah Atas (SMA/sederajat) selama 3 tahun. Maka jika

seseorang telah menempuh pendidikan sampai SMA/sederajat maka tahun

suksesnya adalah 12 tahun, jika hanya sampai tingkat SMP/sederajat maka

tahun suksesnya adalah 9 tahun dan jika hanya sampai tingkat SD/sederajat

maka tahun suksesnya adalah 6 tahun.

2.4 Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Bank Sampah

2.4.1 Definisi Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo 2003).Menurut Depdiknas (2005) perilaku adalah tanggapan

atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.Perilaku

masyarakat yang belum menyadari betul mengenai kesadaran lingkungan

tentunya akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat itu sendiri. Oleh

karena itu dalam rangka menumbuhkan kesadaran maka diperlukan

partisipasi masyarakat itu sendiri untuk memperbaiki lingkungannya.Seperti

yang dinyatakan oleh Mikkelsen (2011) bahwasanya partisipasi adalah

keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang ditentukan

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

24

sendiri oleh masyarakat.Pengertian lain menyebutkan perilaku manusia

berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia (Purwanto 2002). Perilaku

yang muncul dari individu dapat dikatakan merupakan usaha individu untuk

memenuhi kebutuhannya dan usaha tersebut dapat diamati.Perilaku manusia

dapat didefinisikan sebagai responsif antara tiga unsur sikap yaitu kognitif,

afektif, dan konatif.Begitupun dengan landasan dasar dari perilaku

masyarakat yang dilandasi oleh sikap masyarakat termasuk sikap masyarakat

untuk membuang sampah yaitu kognitif, afektif, dan konatif (Alport

1996).Perilaku sendiri dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku

terbuka (open behavior) dan perilaku tertutup (covert behavior) (Sarwono

1991).Perilaku terbuka merupakan sebuah praktik dari hasil komponen sikap

yang dapat langsung dilihat dan dirasakan oleh orang lain, sedangkan

perilaku tertutup adalah sebuah respon yang belum dapat dirasakan secara

langsung oleh orang lain (Notoatmojo 2007 dalam Rahmat Darmawan 2017).

Struktur perilaku terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu

(Azwar 2003 dalam Rahmat Darmawan 2017) :

1. Komponen kognitif, merupakan representatif apa yang dipercayai oleh

individu, berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai

sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut

masalah isu atau problem yang kontroversial.

2. Komponen afektif, merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

25

pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang

komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang

terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif, merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai dengan ikap yang dimiliki oleh sesorang. Kecenderungan untuk

bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara – cara tertentu.

Sementara menurut Suryani (2008) struktur perilaku juga mempunyai tiga

komponen yaitu :

a. Komponen kognitif, berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu

atau pengalaman individu baik yang sifatnya langsung atau tidak langsung

dengan objek sikap.

b. Komponen afektif, berkenaan dengan perasaan atau emosi konsumen

mengenai objek sikap. Komponen afektif ini dapat beragam ekspresinya

mulai dari rasa sangat tidak suka atau sangat tidak senang hingga sangat suka

atau sangat senang.

c. Komponen konatif, berkenaan dengan predisposisi atau kecenderungan

individu untuk melakukan sesuatu tindakan berkenaan dengan objek sikap.

Skala yang digunakan seperti yang digunakan oleh penelitian dari Penny dkk

(2012) yaitu menggunakan skala Guttman. Kategori baik, sedang, dan kurang

dengan definisi sesuai pada tabel berikut :

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

26

Tabel 2.1 Kategori penilaian berdasarkan jawaban presentase responden

Sumber : Penny et al (2012)

Penelitian ini menggunakan konsep perilaku yang mengacu pada pernyataan

Azwar (2003) dan Suryani (2008) tentang struktur perilaku terdapat tiga

komponen, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif, karena penelitian ini

mempunyai variabel terikat yaitu perilaku masyarakat bantaran sungai dalam

membuang sampah yang akan mengukur aspek kognitif, afektif, dan konatif dari

masyarakat bantaran sungai.

2.4.2 Jenis Perilaku

Menurut Skinner 1976 (dalam Eko Wibowo 2010:27), perilaku manusia dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu :

a) Perilaku yang alami (innate behaviour) atau perilaku yang berupa reflek dan

insting yaitu perilaku yang dibawa manusia sejak manusia dilahirkan.

b) Perilaku operan (operant behaviour) yaitu perilaku yang dibentuk melalui

proses belajar.

No Persentase Kategori Keterangan

1 >75 persen dari

nilai tertinggi

Baik Akumulasi perilaku

masyarakat dari skor

pengetahuan, sikap, dan

tindakan >75%

2 40 persen – 75

persen dari nilai

tertinggi

Sedang Akumulasi perilaku

masyarakat dariskor

pengetahuan, sikap, dan

tindakan 40% - 75%

3 <40 persen dari

nilai tertinggi

Kurang Akumulasi perilaku

masyarakat dari skor

pengetahuan, sikap, dan

tindakan <40%

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

27

Pada manusia perilaku operan atau perilaku psikologis lebih dominan

berpengaruh akibat dari bentuk kemampuan untuk mempelajari dan dapat

dikendalikan atau di ubah melalui proses pembelajaran. Sebaliknya reflek

merupakan perilaku yang pada dasarnya tidak dapat untuk di kendalikan.

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena

perilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor baik internal maupun

eksternal ( lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat

dari tiga aspek yaitu aspek fisik, psikologis dan sosial.Akan tetapi dari

ketiga aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam

mempengaruhi perilaku manusia.Secara terperinci perilaku manusia

sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti

pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan

sebagainya.

Lawrence Green (1980) mengembangkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku adalah faktor predisposisi (Predisposing factor)(1)

seperti kebiasaan, tradisi, sikap, kepercayaan, pengetahuan dan lain-lain,

faktor yang memudahkan (Enabling factor)(2) seperti ketersediaan fasilitas

dan lain sebagainya, faktor yang memperkuat (Reinforcing factor)(3) seperti

sikap dan perilaku petugas kesehatan.

Banyak teori yang telah mencoba mengungkap determinan perilaku berangkat dan

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

28

yang berhubungan dengan kesehatan, penjelasan dari masing-masing teori

tersebut adalah :

1. Faktor predisposisi (Predisposing factor)

a. Pengetahuan

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

Dalam hal ini pengalaman adalah pengalaman tentang pengelolaan bank

sampah.

b. Sikap

Sikap adalah suatu reaksi atau tanggapan yang menggambarkan suka ataupun

tidak suka, setuju atau tidak setuju seseorang terhadap pengelolaan sampah.

Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain. Sikap

membuat seseorang mendekati atau menjahui orang lain.

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi terhadap perilaku seseorang dalam

pengelolaan sampah.Dalam teori Lawrence Green juga dikatakan bahwa

pendidikan kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah dan

menguatkan perilaku sehingga menimbulkan perilaku positif dalam ibu

rumah tangga. Karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui dan

sadar akan bahaya sampah terhadap lingkungan, terutama bahaya

pencemaran terhadap kesehatan manusia.

d. Kebudayaan

Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari suatu

kehidupan masyarakat bersama sehubungan dengan pengelolaan

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

29

sampah.Kebudayaan selalu berubah, baik lambat maupun cepat, sesuai

dengan peradaban manusia.Kebudayaan atau pola hidup masyarakat disini

merupakan kombinasi dari semua yang telah disebutkan di atas.Perilaku

yang normal adlah salah satu aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya

kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini.

e. Jenis Kelamin

Partisipasi yang diberikan seorang pria dan wanita dalm pembangunan adalah

berbeda.Hal ini disebabkan adanya system pelapisan sosial yang terbentuk

dalam masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat antara pria

dan wanita. Perbedaan kedudukan dan derajat ini, akan menimbulkan

perbedaan-perbedaan hak dan kewajiban antara pria dan wanita.

f. Usia

Perbedaan usia juga mempengaruhi tingkat partisipasi masyrakat. Dalam

masyarakat terdapat pembedaan kedudukan dan derajat atas dasar senoiritas,

sehingga akan memunculkan golongan tua dan golongan muda, yang

berbeda-beda dalam hal tertentu. Dalam hal ini golongan tua yang dianggap

lebih berpengalaman atau senior, akan lebih banyak memberikan pendapat

dalam hal memberikan keputusan.

2. Faktor yang memudahkan (Enabling factor)

a. Ketersediaan Fasilitas

Ketersediaan fasilitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok

masyarakat.Pengaruh tersebut dapat bersifat positif atau negative terhadap

perilaku pembuangan sampah.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

30

b. Mata Pencaharian

Mata pencaharian ini akan berkaitan dengan tingkat penghasilan seseorang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mata pencaharian dapat

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini

disebabkan karena pekerjaan akan berpengaruh terhadap waktu luan

seseorang untuk terlibat dalampembanguan, misalnya dalam hal menghadiri

pertemuan, kerja bakti dan sebagainya.

3. Faktor yang memperkuat (Reinforcing factor)

a. Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi seseorang dapat mempengaruhi perilaku seseorang, hal ini

disebabkan seseorang dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi pasti

mampu untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya termasuk untuk

melakukan pengelolaan sampah.

b. Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan

Sikap dan perilaku petugas kesehatan sangat berpengaruh dalam mendukung

masyarakat untuk menyelanggarakan pengelolaan sampah yang baik.

2.4.4 Teori Pembentukan Perilaku

Pembentukan perilaku kebiasaan, adalah pembentukan perilaku yang ditempuh

dengan mengkondisikan atau membiasakan diri untuk berperilaku seperti

yang diharapkan.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

31

a) Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight), adalah pembentukan

perilaku yang dilakukan dengan cara pembelajaran disertai dengan

memberikan pengertian.

b) Pembentukan perilaku dengan model atau contoh, adalah pembentukan

perilaku dengan mengunakan model atau contoh dan biasanya didasarkan

atas bentuk-bentuk perilaku yang telah ada. Contohnya adalah orang

tua/guru yang memberikan arahan kepada anak/muridnya. Dalam rangkaian

pembentukan perilaku manusia terdapat dua jenispembelajaran yaitu

pembelajaran secara fisik adalah adalah belajar dengan menerima respon

fisik untuk di contoh seperti belajar menari naik sepeda dan sebagainya, dan

pembelajaran secara psikis dimana seorang mempelajari perannya dan peran

orang lain dalam kontak sosial (sociallearning), dan selanjutnya orang

tersebut akan menyesuaikan tingkahlakunya sesuai dengan peran sosial

yang telah dipelajarinya (Sarwono 2002, dalam Eko Wibowo 2010:28).

2.4.5 Teori Perilaku

Perilaku manusia tidak lepas dari keadaan individu sendiri dan

lingkungan dimana individu itu berada.Perilaku manusia didorong oleh

motif tertentu sehingga manusia berperilaku. Dari hal tersebut terdapat

beberapa teori yang dapat dikemukakan antara lain:

a) Teori Insting

Teori ini dikemukakan oleh McDougall sebagai pelopor dari psikologi

sosial menyatakan, insting sebagai perilaku bawaan atau innate dapat

mengalami perubahan akibat terbentuknya sebuah pengalaman.

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

32

b) Teori Dorongan (drive theory)

Teori yang menyatakan bahwa organisme dalam hal ini manusia

mempunyai dorongan atau drive yang berkaitan dengan pemenuhan atas

kebutuhannnya, sehingga dorongan tersebut menimbulkan pengaruh pada

perilaku manusia atau individu tersebut.

c) Teori Insentif (incentive theory)

Teori ini bertitik tolak kepada pendapat bahwa perilaku organisme

dalam hal ini manusia, disebabkan oleh adanya insentif. Dengan insentif

akan mendorong manusia berperilaku. Insentif atau disebut juga

reinforcement ada 2 macam yaitu dan negatif. Reinforcement positifakan

mendorong manusia untuk berbuat, sedangkan reinforcement yang negatif

akan menghambat manusia dalam berperilaku.

d) Teori Artribusi

Teori ini dikemukakan oleh Fritz Heider, menjelaskan tentang sebab-

sebab perilaku manusia, perilaku bisa disebabkan oleh disposisi internal

(misalnya motif dan sikap) dan oleh keadaan eksternal (misanya situasi).

e) Teori Kognitif

Teori yang menitikberatkan kepada kemampuan individu dalam

berfikir untuk mempertimbangkan pilihan perilakunya. Dengan kemampuan

berfikir individu akan dapat melihat dan memilih perilaku mana yang harus

dilakukan. Disamping itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat ke

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

33

depan apa yang akan terjadi dalam individu berperilaku (Fishben & Ajzen

1975, dalam Eko Wibowo 2010:29).

Ada beberapa faktor yang dapat mendorong masyarakat untuk

berpartisipasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah kondisi yang

kondusif untuk berpartisipasi. Kondisi-kondisi tersebut menurut Tonny

(2002) dalam Furananda (2012) antara lain:

1. Masyarakat akan berpartisipasi jika mereka memandang penting issue-

issue atau aktivitas tertentu.

2. Masyarakat akan berpartisipasi jika mereka merasa bahwa tindakannya

akan membawa perubahan, khususnya di tingkat rumah tangga atau

individu.

3. Perbedaan bentuk-bentuk partisipasi dan didukung dalam

partisipasinya.

4. Orang harus dimungkinkan untuk berpartisipasi dan didukung dalam

partisipasinya.

2.5 Sampah

2.5.1 Definisi Sampah

Dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah menyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari

manusia dan atai dari proses alam yang berbentuk padat.

Sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau

sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang

dilakukan oleh manusia termasuk kegiatan industry dan umumnya bersifat

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

34

padat karena air bekas tidak termasuk di dalamnya. Sampah akan terus dan

tidak akan berhenti diproduksi oleh kehidupan manusia, Jumlahnya akan

berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Permaslahan ini timbul ketika

sampah menumpuk dan tidak dapat dikelola dengan baik (Anwar,2008).

Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan

limbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-

perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena

pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang ditinjau dari segi

sosial ekonomis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat

menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup

(Hadiwiyoto dalam Alfiandra, 2009).

Sampah menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduknya.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (Kuncoro, 2011):

1. Volume sampah yang sangat besar sehingga melebihi kapasitas daya

tamping Tempat Pemroses Akhir sampah (TPA)

2. Lahan TPA semakin sempit karena tergeser penggunaan lain

3. Teknologi pengelolaan sampah tidak optimal sehingga sampah lambat

membusuknya, hal ini menyebabkan percepatan peningkatan volume

sampah lebih besar dari pembusukannya oleh karenaitu selalu diperlukan

perluasan area TPA baru.

4. Sampah yang sudah layak menjadi kompos tidak dikeluarkan dari TPA

karena beberapa pertimbangan.

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

35

5. Manajemen pengelolaan sampah tidak efektif sehingga seringkali menjadi

penyebab distorsi dengan masyarakat setempat.

6. Pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif terhadap

lingkungan.

7. Kurangnya dukungan kebijakan dari pemerintah dalam memanfaatkan

produk sampingan sehingga tertumpuknya produk tersebut di lahan TPA.

8. Ratio timbulan sampah dikota besar umumnya dihasilkan tiap-tiap jiwa

adalah 0,7 kg/kapita/hari.

2.6 Bank Sampah

2.6.1 Definisi Bank Sampah

Bank Sampah lahir dari program Green and Clean yaitu salah satu

cara pengelolaan sampah skala rumah tangga, yang menitik beratkan pada

pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Bank

sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat

didaur ulang dan atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi

(Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 13

Tahun 2012).

Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan

dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan, tetapi yang

ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung disebut

dengan nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang

dapat dikembailkan dengan sampah seharga uang yang dipinjam

(Furnanda, 2012). Cara kerja Bank Sampah pada umumnya hampir sama

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

36

dengan bank lainnya, terdapat nasabah, pencatatan pembukuan dan

manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang dikenal oleh

masyarakat pada umumnya menyetorkan sejumlah uang maka dalam Bank

Sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomi,

sedangkan pengelola Bank Sampah harus orang yang kreatif dan inovatif

serta memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat (Furnanda, 2012).

Sistem kerja Bank Sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah

tangga, dengan memberikan reward kepada yang berhasil memilah dan

menyetorkan sejumlah sampah. Bank Sampah menjadi metode alternatif

pengelolaan sampah yang efektif, aman, sehat dan ramah lingkungan. Hal

ini dikarenakan pada Bank Sampah, masyarakat menabung dalam bentuk

sampah yang sudah dikelompokan sesuai jenisnya sehingga dapat

memudahkan pengelola Bank Sampah dalam melakukan pengelolaan

sampah seperti pemilihan dan pemisahan sampah berdasarkan jenisnya

sehingga tidak terjadi pencampuran antara sampah organik dan anorganik

yang membuat Bank Sampah lebih efektif, aman, sehat dan ramah

lingkungan (Furnanda, 2012).

Konsep Bank Sampah ini tidak jauh berbeda dengan konsep 3R

(Reduce, Reuse, Recycle). Jika dalam konsep 3R ditekankan bagaimana

agar mengurangi jumlah sampah yang ditimbulkan dengan menggunakan

atau mendaur ulangnya, dalam konsep Bank Sampah ini, paling

ditekankan adalah bagaimana agar sampah yang sudah dianggap tidak

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

37

berguna dan tidak memiliki manfaat dapat memberikan manfaat tersendiri

dalam bentuk uang, sehingga masyarakat termotivasi untuk memilah

sampah yang mereka hasilkan. Proses pemilahan inilah yang mengurangi

jumlah timbunan sampah yang dihasilkan dari rumah tangga sebagai

penghasil sampah terbesar di perkotaan (Furnanda, 2012).

Konsep Bank Sampah ini tidak jauh berbeda dengan konsep 3R

(Reduce, Reuse, Recycle). Jika dalam konsep 3R ditekankan bagaimana

agar mengurangi jumlah sampah yang ditimbulkan dengan menggunakan

atau mendaur ulangnya, dalam konsep Bank Sampah ini, paling

ditekankan adalah bagaimana agar sampah yang sudah dianggap tidak

berguna dan tidak memiliki manfaat dapat memberikan manfaat tersendiri

dalam bentuk uang, sehingga masyarakat termotivasi untuk memilah

sampah yang mereka hasilkan. Proses pemilahan inilah yang mengurangi

jumlah timbunan sampah yang dihasilkan dari rumah tangga sebagai

penghasil sampah terbesar di perkotaan (Furnanda, 2012).

Konsep Bank Sampah membuat masyarakat sadar bahwa sampah

memiliki nilai jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga mereka peduli

untuk mengelolanya, mulai dari pemilahan, pengomposan, hingga

menjadikan sampah sebagai barang yang bisa digunakan kembali dan

bernilai ekonomis (Aryeti, 2011 dalam Furnanda, 2012).

Konsep Bank Sampah ini menjadi salah satu solusi bagi

pengelolaan sampah di Indonesia yang masih bertumpu pada pendekatan

akhir. Dengan program ini, sampah mulai dikelola dari awal sumber

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

38

timbunan sampah, yaitu rumah tangga. Pemilahan yang dilakukan oleh

masyarakat sejak awal membuat timbunan sampah yang dihasilkan dan

dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) menjadi berkurang (Furnanda,

2012).

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

39

39

Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Teori Lawrence Green (Notoatmodjo,2011)

Faktor Predisposisi

(Predisposing Factor)

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Pendidikan

4. Kebudayaan

5. Jenis Kelamin

6. Usia

Faktor Yang

Memperkuat

(Reinforcing Factor)

1. Sosial Ekonomi

2. Sikap dan

Perilaku

Petugas

3. Tingkat

Penghasilan

Faktor Pendukung

(Enabling Factor)

1. Ketersediaan

Fasilitas

2. Mata

Pencaharian

Perilaku Pengelolaan

Bank Sampah

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

40

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian atau visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara

variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin di teliti

(Notoadmojo,2012).

Variabel Independen Variabel Dependen

: Diteliti

: Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

3.2 Hipotesa Penelitian

1. Ada hubungan antara sikap ibu rumah tangga dengan perilaku pengelolaan

Bank Sampah di Kelurahan Winongo Kota Madiun tahun 2018.

2. Ada hubungan antara Tingkat Pendidikan ibu rumah tangga dengan

perilaku pengelolaan Bank Sampah di Kelurahan Winongo Kota Madiun

tahun 2018.

Sikap

Tingkat Pendidikan

Perilaku Pengelolaan Bank

Sampah

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

41

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian adalah analitik, yaitu penelitian yang menekankan

adanya hubungan antara satu variable dengan variable lainnya.(Swarjana,

2015).Desain Penelitian ini adalah Cross Sectional, yaitu penelitian yang

mendesain pengumpulan datanya dilakukan pada satu titik waktu dimana

fenomena yang diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data.

4.2 Populasi Dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah sekumpulan orang atau subjek yang memiliki

kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan membentuk masalah pokok

dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan

dengan jelas sebelum penelitian dilakukan (Sujarweni, 2015). Populasi dalam

penelitian ini adalahseluruh ibu rumah tangga yang berada di RW 02

Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo Kota Madiun, denegan jumlah

ibu rumah tangga seluruhnya yaitu 319 ibu rumah tangga.

4.2.2 Sampel

Sampel adalahbagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang dapat

diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci.Atau dapat dikatakan

sampel adalah sebuah miniatur dari populasi.Meskipun demikian sampel

tidak selalu dapat menggambarkan populasi secara sempurna.Selalu saja ada

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

42

distorsi, walaupun sampel tersebut telah diupayakan untuk ditentukan atau

diambil sesistematis mungkin.Untuk meminimalisasikan distorsi, maka

sampel harus benar-benar mewakili populasi asalnya (Sujarweni, 2015).

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang

mengumpulkan sampah di Bank sampah Kelurahan Winongo Kecamatan

Manguharjo Kota Madiun.

Sampel dalam penelitian ini di ambil dengan menggunakan kriteria-

kriteria sampel menurut Hidayat (2009) yang meliputi :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Adapun kriteria inklusi

pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Ibu rumah tangga yang sudah menikah

2) Ibu rumah tangga yang bersedia menjadi responden

3) Ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah Rw 02 Kelurahan Winongo

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab, antara lain :

1) Menolak menjadi responden

2) Sedang beraktivitas atau bekerja

3) Tidak berada di tempat penelitian pada waktu pelaksaan penelitian

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

43

Dengan menggunakan rumus slovin maka,

Besar sampel dalam penelitian ini adalah :

dimana :

n = Ukuran Sampel

N= Populasi

e= Prosentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih diinginkan (Sujarweni, 2015).

=

=

= 76, 13 dibulatkan menjadi 77

Jadi, pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan

sebanyak 77ibu rumah tangga di Kelurahan Winongo

Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.

4.3 Tekhnik Sampling

Tehnik sampling adalah merupakan teknik pengambila nsampel.Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat beberapa

teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2009).

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

44

Sampling adalah kegiatan mengambil sebagian dari populasi yang akan

diteliti dengan cara tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan supaya sebagian

yang diambil mewakili ciri populasi (Purwanto, 2011).

Penelitian ini menggunakan metode propotional random sampling.

Propotional Random Sampling adalah pengambilan sampel yang memperhatikan

pertimbangan unsur-unsur atau kategori dalam populasi penelitian (Kurwinda

Kristi, 2012).

Dengan menggunakan teknik Propotional Random Sampling

didapatkan jumlah sample sebanyak 77 ibu rumah tangga yang berusia 23-55

tahun, adapun besar atau jumlah pembagian sampel untung masing-masing

RT dengan menggunakan rumus menurut Sugiyono (2007).

Tabel 4.1 Perhitungan Sampel Penelitian Propotional Random Sampling

No RT Jumlah IRT usia

23-55 tahun Jumlah Sampel

1 RT 05 106 orang 106 x 77

319

26 orang

2 RT 06 110 orang 110 x 77

319

26 orang

3 RT 07 52 orang 52 x 77

319

12 orang

4 RT 08 12 orang 51 x 77

319

13 orang

TOTAL 77 orang

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

45

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi

Semua ibu rumah tangga di Kelurahan Winongo KotaMadiun berjumlah

319orang.

Sampel

Ibu rumah tangga di Kelurahan Winongo Kota Madiun yang berjumlah

77 orang.

Teknik Sampling

Propotional Random Sampling

Desain Penelitian

Cross Sectional

Pengumpulan Data

Kuesioner

Pengolahan Data

Editing, Coding, Entry data, Cleaning, Tabulating dananalisisstatistik

Analisis Data

Uji Chi Square

Penyajian Hasil dan Kesimpulan Penelitian

Pelaporan

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

46

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Variabel independen atau variable bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variable dependen. Variabel independen dalam penelitian

ini adalah perilaku, sikap dan tingkat pendidikan ibu rumah tangga.

2. Variabel dependen atau variable terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau akibat, karena adanya variable bebas. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah perilaku ibu rumah tangga.

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

47

4.5.2 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Parameter Alat Ukur Skala

Data Skor Kategorik

Sikap Sikap merupakan

kesiapan mental,

yaitu proses yang

berlangsung dalam

diri seseorang,

bersama dengan

pengalaman

individual masing-

masing, mengarahkan

dan menentukan

respons terhadap

berbagai objek dan

situasi (Sarwono dan

Meinarno, 2009

dalam Furnanda,

2012)

Kuesioner Wawancara Nominal Dengan skor

1. STS = 5

2. TS = 4

3. RR = 3

4. S = 2

5. SS = 1

(Skala Likert)

1. Kategori sikap

positif apabila

score T ≥ mean

T

2. Kategori sikap

negative

apabila score T

˂ mean T

.

Tingkat

pendidikan

Pendidikan yang di

tempuh berdasarkan

ijazah terakhir (UU

RI No 20 Tahun

2003)

Kuesioner Wawancara Nominal Denganskor

1. Tidak tamat

SD = 5

2. SD = 4

3. SMP = 3

4. SMA = 2

5.Perguruan

Tinggi = 1

(UU RI No 20

Tahun 2003)

1. Dasar ≤ SMP

2. Menengah ≥

SMA

Perilaku Perilaku adalah

tanggapan atau reaksi

individu terhadap

rangsangan atau

lingkungan

(Depdiknas, 2005)

Lembar

Observasi

Observasi

secara

langsung

Ordinal Denganskor

1. Baik = 1

2. Buruk = 0

1. Baik jika nilai

yang di dapat ≥

76-100%

2. Buruk jika nilai

yang di dapat ≤

60% (Arikunto,

2013)

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

48

4.6 InstrumenPenelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini pengumpulan data

menggunakan sumber data sekunder dan lembar kuesioner lembar kuesioner

untuk mendapatkan data tentang sikap, tingkat pendidikan ibu rumah tangga

dan perilaku pengelolaan bank sampah.

4.7 Lokasi Dan WaktuPenelitian

1. Lokasipenelitiandi Rw 02 Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo

Kota madiun Tahun 2018.

2. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Agustus 2018.

4.8 Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh.

Sumber data adalah dari mana data berasal. Sumber data dapat terdiri dari

sumber data primer dan sumber data sekunder.

4.8.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui

kuesioner, kelompok fokus dan panel atau juga data hasil wawancara

penelitian dari narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini

harus diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sujarweni, 2015).

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

49

4.9 TeknikPengumpulan Data

Pengolahan data adalah kegiatan untuk mengubah sejumlah data yang

ditetapkan menjadi suatu bentuk yang dapat di analisis dan di

interprestasikan. Adapun langkah-langkah pokok dalam pengolahan data

yaitu :

1. Pengecekan data (Editing)

Pengecekan data (editing), yaitu kegiatan untuk melihat atau

mengecek kuesioner-kuesioner atau formulir yang telah terisi, apakah

isian kuesioner atau formulir dapat dibaca, apakah semua pertanyaan

telah dijawab, apakah ada ketidak serasian atau ketidak konsistenan

jawaban, apakah nomor sudah berurutan dan berbagai kesalahan-

kesalahan lainnya.

2. Memberi kode Akses(coding)

Data yang sudah di dapat jika perlu dilakukan pengkodean

(coding), yaitu kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan pengkodean adalah

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat

memasukkan (entry) data ke komputer.

a. Coding pada variable perilaku adalah :

Baik : 1

Buruk : 0

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

50

b. Coding pada variable sikap adalah :

SS (Sangat Setuju) : 5

S (Setuju ) : 4

RR (Ragu Ragu) : 3

TS (Tidak Setuju) : 2

STS (Sangat Tidak Setuju) : 1

c. Coding pada variable tingkat pendidikan adalah :

Tidak tamat SD : 5

SD : 4

SMP : 3

SMA : 2

Perguruan Tinggi : 1

3. Memasukkan data (entry data)

Mentransfer atau memasukkan data ke program komputer agar data

dapat disajikan dan dianalisis dengan baik. Semua data yang akan di

proses kemudian direkam dan disimpan dalam media penyimpanan data

dengan menggunakan format atau perangkat lunak atau paket program

tertentu.

4. Skoring

Pemberian nilai berupa angka pada jawaban pertanyaan untuk

memperoleh data kuantitatif.Dalam penelitian ini urutan pemberian skor

berdasarkan tingkatan jawaban yang diterima dari responden.

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

51

Skoring dalam penelitian ini menggunakan skala likert, skala likert

adalah skala yang digunakan untuk mengukur presepsi, sikap atau

pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau

fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan

oleh peneliti.

Responden diminta memberikan skor 5 untuk yang tertinggi dan

skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya.

Adapun prosedur dalam membuat skala likert :

Tabel Bobot Nilai

A 5

B 4

C 3

D 2

E 1

Tabel Presentase Nilai

Jawaban Keterangan

0% - 19,99% Sangat (Tidak Setuju, Buruk, atau Kurang Sekali)

20% - 39,99% Tidak Setuju atau Kurang Baik

40% - 59,99% Cukup atau Netral

60% - 79,99% Setuju, Baik atau Suka

80% - 100% Sangat ( Setuju, Baik, Suka)

5. Pembersihan data (cleaning data)

Data yang sudah dimasukkan kedalam komputer harus diperiksa

kembali dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga data

yang masuk ke program komputer tersebut betul-betul sudah tidak

terdapat kesalahan lagi dan siap untuk dianalisis.

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

52

6. Tabulating

Merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan

mudah dapat dijumlah, disusun dan di data menggunakan table 2 x 2

untuk disajikan dan dianalisis (Budiarto Eko, 2010)

4.10 Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

sebagai berikut :

4.10.1 Validitas dan Reliabilitas

Data penelitian yang sudah terkumpul yang berasal dari kuesioner yang

telah diisi oleh responden harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih

dahulu. Alasannya agar data yang diperoleh tersebut benar-benar handal, sehingga

hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

1. Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan

ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu.Uji validitas

sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Hasil r

hitung kita bandingkan r tabel dimana df=n-2 dengan sig 5%. Jika r table < r

hitung maka valid. Hasil r hitung dibandingkan dengan r tabel dimana df= n-2,

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

53

jadi df= 20-2 = 18, maka r tabel = 0,378. Pernyataan ini dikatakan valid jika r

hitung> rtabel. Dapat dilihat dari Corrected Item Total Correlation. Uji validitas

menggunakan teknik korelasi product moment. Adapun hasil dari uji validitas

kuesioner sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner SikapIbu Rumah Tangga.

No. rhitung rtabel Keterangan

1 0,514 0,378 Valid

2 0,484 0,378 Valid

3 0,468 0,378 Valid

4 0,443 0,378 Valid

5 0,443 0,378 Valid

6 0,507 0,378 Valid

7 0,514 0,378 Valid

8 0,398 0,378 Valid

9 0,557 0,378 Valid

10 0,484 0,378 Valid

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas kuesioner

persepsi mutu pelayanan adalah valid, karena nilai rhitung>rtabel = 0,378

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Perilaku Pengelolaan Bank Sampah

No. rhitung rtabel Keterangan

1 0,395 0,378 Valid

2 0,415 0,378 Valid

3 0,585 0,378 Valid

4 0,704 0,378 Valid

5 0,593 0,378 Valid

6 0,751 0,378 Valid

7 0,521 0,378 Valid

8 0,480 0,378 Valid

9 0,754 0,378 Valid

10 0,530 0,378 Valid

Sumber : Data Primer 2018

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

54

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas kuesioner

kepuasan pasien adalah valid, karena nilai rhitung>rtabel = 0,378.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan

kosistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu

bentuk kuesioner.

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir

pertanyaan jika nilai alpha > 0,60 maka reliable.

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Mutu Pelayanan dan Kepuasan

Pasien

No. Kuesioner rtabel rhitung Keterangan

1 Sikap Ibu Rumah Tangga 0,734 0,60 Reliable

2 Perilaku Ibu Rumah Tangga 0,840 0,60 Reliable

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa uji reliabilitas kuesioner

persepsi mutu pelayanan dan kepuasan pasien adalah reliabel, karena Cronbach’s

Alpha> 0,60

4.11 Teknik Analisis Data

4.11.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi

yang dinarasikan (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini yang dilakukan

untuk analisis univariat adalah mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian meliputi 1) identitas responden, 2) Nama, 3) Usia, 4) jenis kelamin, 5)

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

55

Pekerjaan, 6) pendidikan terakhir terhadap responden di Rumah Sakit Tk.IV

Madiun.

4.11.2 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoadmojo,2012).Untuk mengetahui apakah ada

hubungan persepsi mutu pelayanan denga kepuasan pasien diruang rawat inap

Rumah sakit Tk.IV Madiun, maka digunakan uji Chi Square.

Chi Square adalah statistik non parametrik.Hal ini disebabkan karena data

untuk pengujian chi-square adalah data kategorik/kualitatif (nominal, ordinal).Chi

square disini digunakan untuk mencari hubungan dan tidak dapat untuk melihat

seberapa besar hubungannya. Chi square digunakan untuk menguji perbandingan

(komparatif) variabel. Chi square biasanya menggunakan derajat kepercayaan

95% (α = 5%) (Sujarweni,2015).

a. Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima, tidak ada hubungan persepsi mutu

pelayanan dan kepuasan pasien.

b. Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak, ada hubungan persepsi mutu pelayanan dan

kepuasan pasien.

Tabel 4.7 Keeratan Korelasi Nilai r Korelasi Keeratan

0,00-0,20 Sangat Lemah

0,21-0,40 Lemah

0,41-0,70 Kuat

0,71-0,90 Sangat Kuat

0,91-0,99 Kuat Sekali

1 Sempurna

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

56

4.12 Etika Penelitian

Etika penelitian membantu untuk merumuskan pedoman etis yang

lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya

perubahan dinamis dalam kehidupan masyarakat. Etika penelitian menunjuk

pada prinsip – prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian.

Dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian, peneliti harus memegang

teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip – prinsip

etika penelitian yakni:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

Peneliti perlu mempertimbangkanhak – hak responden untuk

mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya

penelitian. Memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari

paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Oleh karena

itu, peneliti harus mempersiapkan formulir persetujuan responden

(informed consent).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian

Penelitian akan memberikan akibat terbukanya informasi

individu, termasuk informasi yang bersifat pribadi. Tidak semua orang

menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga peneliti

perlu memperhatikan privasi dan kebebasan individu tersebut.

Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas

responden, baik nama maupun alamat dalam kuesioner/alat ukur.

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

57

Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau nomor identitas

responden).

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas

Prinsip keadilan mempunyai makna keterbukaan dan adil.

Penelitian harus dilakukan secara jujur, hati – hati, profesional,

berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,

keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis, serta perasaan religius

responden.

Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian

membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut

kebutuhan, kemampuan, kontribusi, dan pilihan bebas masyarakat.

Misalnya dalam prosedur penelitian, peneliti mempertimbangkan aspek

keadilan gender dan hak responden untuk mendapatkan perlakuan yang

sama, baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam

penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Peneliti harus melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur

penelitian agar hasilnya bermanfaat semaksimal mungkin bagi

responden dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi. Peneliti juga

harus meminimalisasi dampak yang merugikan responden.

Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera

atau stres tambahan, maka responden dikeluarkan dari kegiatan

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

58

penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun

kematian.

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

59

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum

5.1.1 Kondisi Umum Kelurahan Winongo

Secara geografis letak Kelurahan Winongo berada di wilayah barat

Kota Madiun Jawa Timur. Wilayah Kelurahan Winongo didominasi oleh

penggunaan lahan pemukiman padat penduduk, dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sogaten

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Manguharjo

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Grobogan

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Madiun Lor

Secara administrative Kelurahan Winongo terdapat 11 Rw dan 36 Rt

dengan luas wilayah mencapai 2,00 km² dengan jumlah penduduk 7.609

jiwa yang terdiri dari 3.680 jiwa penduduk laki-laki dan 3.929 jiwa

penduduk perempuan.

Kelurahan Winongo memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

yang berarti di Kelurahan Winongo lah sampah yang dihasilkan oleh

masyarakat Kota Madiun ditampung di TPA Winongo.Selain memiliki TPA

Kelurahan Winongo juga memiliki Tempat Peenampungan Sementara (TPS)

dan juga Tempat Pengelolaan Sampah.

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

60

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Karakteristik Data Umum

Sesuai dengan penelitian populasi yang telah dilakukan oleh peneliti,

maka peneliti memperoleh data dari responden berdasarkan usia, pendidikan

terkakhir dan pekerjaan. Sehingga dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

1. Karakteristik Umur Ibu Rumah Tangga di Rw 02 Kelurahan Winongo

Kota madiun

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan umur

di Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun Tahun 2018 dapat dilihat pada

table di bawah ini :

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Rw 02 Kelurahan

Winongo Kota Madiun Tahun 2018

No. Umur Jumlah (n) Persentase (%)

1. 17-25 15 19,5

2. 26-35 31 40,3

3. 36-45 6 7,8

4. 46-55 25 32,5

Total 77 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diketahui persentase pada kelompok

umur responden ibu rumah tangga Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun tahun

2018 dengan menggunakan SPSS 16.0, persentase tertinggi terdapat pada umur

26-35 tahun sebesar 40,3% dengan jumlah 31 responden. Selain itu untuk

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

61

persentase kelompok umur terendah terdapat pada umur 36-45 tahun sebesar 7,8%

dengan jumlah 6 responden

2. Karakteristik Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga di Rw 02 Kelurahan

Winongo Kota Madiun.

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan pendidikan

terakhir di Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun Tahun 2018 dapat dilihat

pada table di bawah ini :

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Di Rw 02

Kelurahan Winongo Kota Madiun Tahun 2018

No. Pendidikan Terakhir Jumlah

(n)

Persentase (%)

1. Tamat Pendidikan Dasar 45 58,4

2. Tamat Pendidikan Menengah

atau Pendidikan Atas

32 41,6

Total 77 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui persentase pada kelompok

pendidikan terakhir responden ibu rumah tangga Rw 02 Kelurahan Winongo Kota

Madiun Tahun 2018 dengan menggunakan SPSS 16.0, persentase tertinggi

terdapat pada kelompok Pendidikan Dasar sebesar 58,4% dengan jumlah 45

responden. Selain itu untuk persentase kelompok pendidikan terendah terdapat

pada kelompok Pendidikan Dasar sebesar 41,6% dengan jumlah 32 responden.

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

62

3. Karakteristik Pekerjaan Ibu Rumah Tangga di Rw 02 Kelurahan Winongo Kota

Madiun

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di

Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun Tahun 2018

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Rw 02 Kelurahan

Winongo Kota Madiun Tahun 2018

No. Pekerjaan Jumlah (n) Persentase (%)

1. PNS 9 6,9

2. Pegawai Swasta 17 13,0

3. Tidak Bekerja/IRT 41 31,3

5. Pensiun 7 5,3

6. Petani 3 2,3

Total 77 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat diketahui persentase pada kelompok

pekerjaan responden ibu rumah tangga Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun

Tahun 2018 dengan menggunakan SPSS 16.0, persentase tertinggi terdapat pada

kelompok tidak bekerja (IRT) sebesar 31,3% dengan jumlah 41 responden. Selain

itu untuk persentase kelompok pekerjaan terendah terdapat pada petani sebesar

2,3% dengan jumlah 3 responden.

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

63

5.2.2 Analisis Univariate Variabel Penelitian

1. Hasil Penilaian Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Bank

Sampah

Dari hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan sikap

ibu rumah tangga didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Rumah Tangga Di RW 02 Kelurahan

Winongo Kota Madiun Tahun 2018

No. Sikap Ibu Rumah Tangga Jumlah (n) Persentase (%)

1. Positif 24 31,2

2. Negatif 53 68,8

Total 77 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dapat diketahui ibu rumah tangga yang

menilai positif terhadap sikap sebanyak 31,2% dengan jumlah 24 responden.

Sedangkan ibu rumah tangga yang menilai negatif sebanyak 68,8% dengan

jumlah 53responden.

2. Hasil Penilaian Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga

Dari hasil penelitian diperoleh data distribusi responden berdasarkan

tingkat pendidikan ibu rumah tangga didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Di RW 02

Kelurahan Winongo Kota Madiun Tahun 2018

No. Tingkat Pendidikan Ibu

Rumah Tangga

Jumlah (n) Persentase (%)

1. Pendidikan dasar 45 58,4

2. Pendidikan menengah 32 41,6

Total 77 100

Sumber: Data Primer 2018

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

64

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui ibu rumah tangga

denganTingkat Pendidikan Dasar sebanyak 58,4% dengan jumlah 45 responden.

Sedangkan ibu rumah tangga dengan Tingkat Pendidikan Menengah sebanyak

41,6% dengan jumlah 32 responden.

3. Hasil Penilaian Perilaku Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Bank

Sampah

Dari hasil penelitian diperoleh dari data distribusi responden berdasarkan

perilaku ibu rumah tangga didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perilaku Pengelolaan Bank Sampah Di Rw 02

Kelurahan Winongo Kota Madiun Tahun 2018

No. Perilaku Pengelolaan Bank

Sampah

Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 37 48,1

2. Buruk 40 51,9

Total 77 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat diketahui ibu rumah tangga yang

menilai baik sebanyak 48,1% dengan jumlah 37 responden. Sedangkan ibu rumah

tangga yang menilai buruk sebanyak 51,9% dengan jumlah 40 responden.

5.2.3Analisis Bivariat Variabel Penelitian

Pada analisis bivariat, variable independen (faktor sikap dan tingkat

pendidikan) dihubungkan dengan variable dependen (oerilaku pengelolaan Bank

Sampah).Penelitian ini menggunakan uji statistik dengan uji chi square dengan α=

0,05 dan diolah dengan aplikasi SPSS 16.0 for windows.

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

65

1. Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Pengelolaan Bank Sampah.

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi silang tentang

pengaruh antara sikap dengan perilaku pengelolaan bank sampah, sebagai berikut

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Sikap dengan Perilaku Pengelolaan Bank Sampah di Rw

02 Kelurahan Winongo Kota Madiun.

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.7 diatas, dapat diketahui bahwa perilaku pengelolaan bank

sampah pada ibu rumah tangga yang buruk lebih banyak pada sikap negatif

sebanyak 35 orang (66,0%) dibanding dengan perilaku pengelolaan bank samapah

yang memiliki sikap positif sebanyak 6 orang (25,0%). Hasil analisis uji Chi-

Square hubungan antara sikap dengan perilaku pengelolaan sampah menunjukkan

bahwa nilai signifikansi yaitu 0,02 kurang dari dari α = 0,05. Maka, dapat diambil

kesimpulan bahwa secara uji statistik ada hubungan antara antara sikap ibu rumah

tangga dengan perilaku pengelolaan bank sampah.

2. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Pengelolaan Bank

Sampah

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil dari tabulasi silang tentang

hubungan antara tingkat pendidikandengan perilaku pengelolaan bank sampah,

sebagai berikut :

Sikap

Perilaku Pengelolaan Bank Sampah

P-value RP

95% CI Buruk Baik Total

F % F % F %

Negatif 35 66,0 18 34,0 53 100,0

0,002

2,642

(1,287–

5,423) Positif 6 25,0 18 75,,0 24 100,0

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

66

Tabel 5.8 Tabulasi Silang Tingkat PendidikanDengan Perilaku Pengelolaan Bank

Sampah di Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.11 di atas, diketahui bahwa perilaku pengelolaan bank

sampah yang buruk lebih banyak pada berpendidikan dasar yaitu sebanyak 27

orang (60,0%) dibandingkan perilaku pengelolaan bank sampah dengan yang

berpendidikan menengah yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Hasil analisis uji Chi-

Square hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku pengelolaan bank

sampah menunjukkan bahwa nilai signifikansi yaitu 0,403 lebih dari α = 0,05.

Maka, dapat diambil kesimpulan bahwa secara uji statistik tidak ada hubungan

antara antara pendidikan dengan perilaku pengelolaan bank sampah.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Nilai Sikap Ibu Rumah Tangga tentang Pengelolaan Sampah

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat sikap ibu rumah tangga Rw 02

Kelurahan Winongo Kota Madiun yang menyatakan negatif terhadap pengelolaan

bank sampah sebanyak 68,8% dengan responden 53 orang.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek.Reaksi sikap terhadap pengelolaan sampah, baik perasaan

yang mendudkung atau tidak mendukung tentang sampah yang terwujud dalam

Tingkat

Pendidikan

Perilaku Pengelolaan Bank Sampah

P-value RP

95% CI Buruk Baik Total

F % F % F %

Pendidikan

Dasar 27 60.0 18 40.0 45 100,0

0,239

1,371

(0,866–

2,172) Pendidikan

Menengah 14 43.8 18 56.2 32 100,0

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

67

perilaku kesehatan yang terjadi dilam individu masing- masing masyarakat

tentang pengelolaan sampah. Roberts (2014)

Dari 77 responden yang meiliki sikap negative dari indikator pertanyaan

yang menyatakan sikap tidak setuju yaitu ibu rumah tangga harus melakukan

pengelolaan sampah setiap harinya, ibu rumah tangga kurang setuju bila

menyediakan kantong-kantong plastic sendiri untuk memisahkan sampah, dan

diadakan pengelolaan sampah secara berkelompok. Untuk responden yang

memiliki sikap positif dari indikator pertanyaan yang menyatakan sikap setuju

yaitu setiap ibu rumah tangga harus membuang sampah sesuai dengan jenis

sampah, dalam mengelola sampah harus memilah sampah plastic dan sampah

sayuran.

Penelitian ini sejalan dengan Khairunisa (2011) yang menyatakan bahwa

ada hubungan sikap dengan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah

domestic di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan jika ibu rumah tangga sebagai

responden telah paham mengenai pengelolaan sampah, maka hal tersebut otomatis

menjadi kebutuhan, karena pada dasarnya melakukan pengelolaan sampah

termasuk dalam hal yang positif, seperti kesehatan, ekonomi dan sosial.

Sikap responden yang baik dalam pengelolaan sampah tidak menjamin

perilaku pengelolaan sampahnya baik, hal ini dikarenakan responden tidak mau

kerepotan dengan masalah sampah, sehingga mereka hanya membuang sampah

tetapi hanya membuang di tempat sampah. Mayarakat hanya perlu lebih

meningkatkan kepedulian mengenai masalah sampah yang dhasilkan oleh tiap-

tiap rumah tangga khususnya terhadap pemilahan bank sampah, pengelolaan

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

68

sampah, dan mengetahui bagaimana caranya mendaur ulang sampah agar tidak

mencemari lingkungan.

5.3.2 Nilai Tingkat Pendidikan Pendidikan Ibu Rumah Tangga tentang

Pengelolaan Bank Sampah

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkatpendidikan formal masyarakat

Rw 02 Kelurahan Winongo Kota madiun tergolong dasar yaitu sebagian besar

tingkat pendidikan responden taman pendidikan dasar sebanyak 58,4% dengan

responden 45 orang, sedangkangkan tamat pendidikan menengah sebanyak 41,6%

dengan responden 32 orang.

Meskipun tingkat pendidikan ibu rumah tangga Rw 02 Kelurahan Winongo

Kota Madiun tergolong menengah ke bawah, namun perilaku pengelolaan

samapah termasuk dalam kriteria kurang yaitu 51,9%. Dari pertanyaan angket,

sebagian besar ibu rumah tangga masih membuang sampah di sungai.

Hal ini sesuai dengan penelitian Matsumoto (2011) yang menemukan fakta

bahwa masyarakat yang memiliki pendidikan yang baik terlibat secara aktif dalam

pengelolaan sampah sampah rumah tangga dibanding dengan masyarakat yang

tingkat pendidikan rendah.

Tingkat pendidikan searah dengan perilaku, namun tidak berhubungan dengan

perilaku pengelolaan bank sampah. Hal ini diduga terjadi karena perilaku pada ibu

rumah tangga berpendidikan dasar bukan merupakan perilaku yang dilakukan

berdasasrkan kesadaran dari pengetahuan atau pengalaman pendidikan tetapi lebih

kepada faktor ajakan dari pengetahuan untuk bergabung dan menghadiri rapat.

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

69

5.3.3 Nilai Perilaku Pengelolaan Bank Sampah

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga Rw

02 Kelurahan Winongo Kota Madiun yang berperilaku buruk dalam melakukan

pengelolaan bank sampah sampah sebanyak 51,9% dengan jumlah responden 40

orang.

Pengalaman membuktikan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan

lebih langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan.Perilaku yang baik juga

menunjukan kesadaran ibu rumah tangga dalammengelola lingkungan sehingga

tidak menggangu kesehatan diri, keluarga dan masyarakat. Notoadmodjo (2010)

Dari 77 responden yang meiliki sikap buruk dari indikator pertanyaan

yang menyatakan perilaku buruk yaitu masih ada ibu rumah tangga yang

membuang sampah di sungai, ibu rumah tangga belum melakukan kompos

mandiri, dan ubu rumah tangga tidak memanfaatkan kembali atau mendaur ulang

samaph yang masih bisa dimanfaatkan. Untuk responden yang memiliki sikap

baik dari indikator pertanyaan yang menyatakan sikap baik yaitu setiap ibu rumah

tangga sudah menyiapkan tempat sampah dirumah, ibu rumah tangga membawa

kantong sendiri saat berbelanja, dan ibu rumah tangga mengumpulkan bekas

produk sampah yang masih bernilai harganya

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mulyadi A, dkk (2010) yang

mengatakan bahwa perilaku masyarakat dalam mengelola sampah yang buruk

juga ditemukan di Kota Tembilah.Mereka Masih banyak yang belum

memanfaatkan tempat pembuangan sampah, bahkan masih banyak warga yang

membuang sampah ke sungai.

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

70

Perilaku yang kurang baik dalam mengelola sampah plastic tersebut terjadi

karena rendahnya kesadaran mengelola sampah plastik yang semakin hari

semakin banyak digunakan.Selain itu, tempat sampah untuk pemilahan jenis

sampah plastic tidak tersedia di setiap rumah karena kebiasaan membakar sampah

plastic di sekitar rumah.Ketersediaan fasilitas tempat sampah merupakan langkah

awal untuk pemilahan sampah plastic berhubungan dengan praktik perilaku hidup

sehat.

Responden yang berperilaku baik berusaha mengaplikasikan sikap yang

mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Perilaku manusia merupakan hasil

dari berbagai pengalaman interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud

dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Wibowo (2009)

5.3.4 Hubungan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Perilaku Pengelolaan

Bank Sampah

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga

perilaku buruk dengan sikap negatif (66,00%) sedangkan responden yang

mempunyai perilaku baik dengan sikap positif (34,00%). Dari hasil penelitian

juga terlihat bahwa peresentase responden mempunyai perilaku baik dengan sikap

positif dalam pengelolaan bank sampah lebih banyak (75,00%) dibandingkan

responden perilaku buruk sikap positif (25,0%),

Berdasarkan perhitungan Chi-square ada hubungan antara sikap

responden dengan perilaku pengelolaan bank sampah dengan nilai p value 0,02

dengan nilai RP sebesar 2,642yang berarti sikap yang negatif memiliki nilai

sebesar 2,642 untuk perilaku buruk dalam berpartisipasi mengelola bank sampah.

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

71

Hasil penelitian ini sejalan dengan A. Ismawatu (2013) yang meneliti

tentang gambaran pasrtisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pada bank

samaph UKM mandiri dengan hasil presentase dari 119 responden yang

merupakan nasabah Bank Sampah hanya 71 responden (36,7%) dengan kategori

sikap buruk dan 48 responden (24,7%) hanya bersikap cukup.

Upaya pengelolaan sampah yang dapat mempengaruhi sikap

masyarakat dalam melakukan pembuangan dan pengelolaan sampah diharapkan

adanya pengawasan maupun peneguran jika terjadi sikap yang salah dan adanya

seseorang yang ditunjuk untuk melakukan pengecekan agar tidak terjadi

penumpukan sampah. Sikap akan berdampah terhadap perilaku masyarakat,

dengan sikap yang baik diharapkan akan menimbulkan perilaku yang baik

walaupun tidak selalu. Sudiharti.(2012)

Sikap Masyarakat Rw 02 Kelurahan Winongo sebenarnya sudah baik dari segi

pengelolaan sampah dan perilaku pengelolaan sampah diperkiraakan karena

masyarakat sudah merasakan sendiri manfaat pengelolaan sampah seperti dari

segi ekonomi dan pengendalian pencemaran lingkungan, akan tetapi di Rw 02

Kelurahan Winongo kurangnya kader penanggung jawab untuk menggerakkan

masyarakat untuk aktif kembali dalam pengelolaan bank sampah sehingga

masyarakat bisa mulai aktif kembali dan tergerak dalam pengelolaan bank.

Faktor yang mempengaruhi sikap terhadap objek sikap yaitu pengalaman

pribadi yang meninggalkan kesan yang kuat dan pengaruh orang lain yang

dianggap penting. Wawan, dkk (2010)

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

72

Sikap juga dipengaruhi oleh pengetahuan, pengetahuan yang baik

tentang pengelolaan sampah juga menjadi dasar dalam sikap yang baik dalam

dalam pengelolaan sampah, yang berarti pengetahuan berpikir memegang peranan

penting dalam pembentukan sikap. Aryenti (2011)

Sikap responden yang baik dalam pengelolaan sampah tidak menjamin

perilaku pengelolaan sampahnya baik, hal ini dikarenakan responden tidak mau

kerepotan dengan masalah sampah, sehingga mereka hanya membuang sampah

tetapi hanya membuang di tempat sampah.Hal tersebut sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang menyatakan terdapat hubungan antara sikap dan perilaku

pengelolaan sampah. Mulasari (2012)

5.3.5 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Pengelolaan Bank

Sampah

Hasil Penelitian Menunjukan bahwa sebagaian besar ibu rumah tangga

perilaku buruk dengan tingkat pendidikan dasar sebanyak 27 responden

(60,0%) sedangkan responden perilaku baik dengan tingkat pendidikan dasar

sebanyak 18 responden (40,0%). Dari hasil penelitian juga terlihat bahwa

perilaku buruk dengan tingkat pendidikan menengah sebanyak 14 responden

(43,8%) dan perilaku baik dengan tingkat pendidikan menengah sebanyak 18

responden (56,2%).Ibu rumah tangga diRw 02 Kelurahan Winongo Kota

Madiun lebih banyak memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Berdasarkan perhitungan Chi-square tidak ada hubungan antara tingkat

pendidikan ibu rumah tangga dengan perilaku pengelolaan bank sampah dengan

nilai p value 0,293 dengan nilai RP sebesar 1,371 yang berarti dapat dikatakan

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

73

bahwa tidak ada hubungan antara tigkat pendidikan dengan perilaku pengelolaan

bank sampah.

Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu, sehingga

seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan cara

bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Gurdjita (2012)

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Novita Sari (2017) yang meneliti

tentang pengetahuan, sikap, dan pendidikan dengan perilaku pengelolaan sampah

di kelurahan bener kecamatan tegalrejo yogyakarta yang responden memiliki

pendidikan tinggi sebanyak 54 responden (66,7%) dan yang memiliki pendidikan

rendah sebanyak 27 responden (33,3%) p value 0,355 > α 0,05 sedangkan nilai

RP 1,219 yang berarti pendidikan tidak bermakna secara statistik.

Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan merubah

sikap, sehingga responden yang memiliki pendidikan tinggi memiliki perilaku

yang baik dalam pengelolaan sampah. Tetapi pendidikan yang tinggi tidak

menjamin perilaku pengelolaan sampahnya baik, hal ini diperkirakan karena

adanya kesadaran akan pengelolaan sampah, malas dan tidak mau kerepotan

dengan permasalahan sampah. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan

perilaku pengelolaan bank sampah. Mifbakhuddin, dkk (2010)

Pada umumnya tingkat pendidikan dan pengetahuan akan mempengaruhi

sikap dan perilaku, karena tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan yang

kurang akan meningkatkan sikap dan perilaku yang tidak sehat. Keberhasilan

pendidikan adalah peningkatan pengetahuan, sehingga dengan pendidikan yang

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

74

tinggi diharapkan pengetahuan tentang pengelolaan bank sampah akan

meningkat yang akan merubah sikap dan perilaku positif terhadap pengelolaan

sampah. Adanya tindakan yang baik dalam pengelolaan bank sampah maka ibu

rumah tangga dapat meminimalkan jumlah sampah dan dapat memusnahkan

sampah oleh masing-masing ibu rumah tangga sehingga dapat terhindar dari

berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh sampah dan lingkungan rumah

akan bersih dan nyaman.

Dengan pendidikan juga diharapkan masyarakat sadar akan permasalahan

sampah sehingga mau ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah, hal ini

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan kebodohan merupakan

salah satu faktor yang menimbulkan masalah sampah, jalan yang ditempuh

dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengolah hasil sampah

yang diproduksi adalah dengan pendidikan. Riswan, dkk (2011).

5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

mempengaruhi hasil penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Kuesioner yang digunakan oleh penelitian ini dibuat oleh peneliti

berdasarkan teori tentang sikap, tingkat pendidikan mengenai perilaku

pengelolaan bank sampah, karena belum ada kuesioner yang baku

mengenai hal tersebut. Oleh karena itu peneliti melakukan uji validitas dan

reliabilitas kuesioner untuk membuktikan ketepatan dan kelayakan

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

75

kuesioner yang akan digunakan untuk mengukurvariabel yang akan

diteliti.

2. Sebagian dari responden yang akan diteliti lebih memilih melakukan

bersama-sama dengan ibu-ibu dan menunggu penjual sayur daripada

datang kerumah. Sehingga peneliti kesulitan untuk melakukan

komunikasi.

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

76

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang

hubungan antara sikap dan tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan perilaku

pengelolaan bank sampah di Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun, sebagai

berikut :

1. Sebagian besar ibu rumah tangga Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun

yang menyatakan negatif terhadap pengelolaan bank sampah sebanyak 68,8%

responden.

2. Sebagian besar ibu rumah tangga Rw 02 Kelurahan Winongo Kota madiun

yang memiliki tingkat pendidikan dasar 58,4% responden, sedangkan ibu

rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan menengah sebanyak 41,6%.

3. Sebagian besar ibu rumah tangga Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun

yang berperilaku buruk dalam melakukan pengelolaan bank sampah sampah

sebanyak 51,9%.

4. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku pengelolaan bank sampah di Rw

02 Kelurahan Winongo Kota Madiun dengan hasil p value = 0,02, RP (95%

CI) =2,642(1,287– 5,423).

5. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku pengelolaan

bank sampah di Rw 02 Kelurahan Winongo Kota Madiun dengan hasil p =

0,239, RP (95% CI) =1,371(0,866–2,172).

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

77

6.2 Saran

1. Bagi Masyarakat Rw 02 Kelurahan Winongo

Diperlukan suatu upaya sosialisasi dan pelatihan masyarakat dengan

lebih mengutamakan peran ibu yang memiliki pngetahuan kurang dalam

pengelolaan bank sampah serta memberi pemahaman mengenai sikap

ibu dalam pengelolaan sampah rumah tangga, dengan melakukan

penyuluhan serta demo tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang

baik, pemilihan sampah yang benar serta pemanfaatan sampah yang tidak

berguna menjadi lebih bernilai ekonomis.

2. Bagi Rt dan Rw

Kepada aktor penggerak bank sampah hendaknya terus mengajak

dan mengingatkan masyarakat untuk lebih peduli dengan persoalan

sampah sehingga keseluruhan masyarakat dapt ikut andil dalam membantu

pemerintah untuk mengatasi permasalahn sampah yang terdapat di Kota

Madiun. Terus menjaga keterbukaan antara bank sampah dengan para

anggota sehingga kepercayaan dari masyarakat tetap stabil dan akan lebih

banyak lagi masyarakat yang turut serat menabung bank sampah pada

bank sampah.’

3. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Informasi dari penelitian ini diharapkan mendorong pihak institusi

untuk dapat berperan dalam melakukan penyuluhan kepada masyarakat

tentang pengelolaan bank sampah.

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

78

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti sarankan untuk melakukan

penelitian lanjutan tentang hal-hal yang berhubungan dengan faktor yang

mempengaruhi pengelolaan sampah seperti pekerjaan, pendapatn, inovasi

dan permasalahan sampah sehingga mau ikut berpartisipasi dalam

pengelolaan sampah.

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

79

DAFTAR PUSTAKA

Alfiandra.2009.Kajian Partisipasi Masyarakat yang Melakukan Pengelolaan

Persampahan 3R di Kelurahan Ngaliyan,Kalipancur,Kota Semarang tesis.

Semarang (ID):Universitas Diponegoro

Aminudin,M.2016.Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku

Konsumsi Jajan Sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang. Tesis

UNAIR,2016

Aryenti, 2011, Peningkatan Peranserta Masyarakat melalui Gerakan Menabung

Bank Sampah Di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaraconcong Bandung,

Jurnal Pemukiman, 6(1), hal.40-46

Basriyanta.2012.Memanen Sampah,Penerbit Kansius ogyakarta, Cetakan Pertama.

BPS Kota Madiun.2014. Kecamatan Manguharjo dalam Angka Tahun

2014.(madiunkota.bps.go.id)

Elsye,D.2013.Analisis Program Bank Sampah.Jakarta(ID):Universitas BINUS

Fitria,Ayu.2011.Perilku Ibu Rumah Tangga dalam Pengelolaan Sampah di Desa

Bluru Kidul RW 11 Kecamatan Sidoarjo.Skripsi UI

Furnanda,Riska.2012.Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Mewujudkan

Program Medan Green n Clean (MdGC)Melalui Pengelolaan Bank

Sampah di Lingkungan II Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan

elvetia Kota Medan.Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas

Sumut

Gurdjita.2012.Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal Dan Sikap warga

Dengan Perilakunya Dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan.Jurnal

Pendidikan & Ilmu Pengetahuan.4 (2), hal. 53-57

Hisham.2012.Gamparan Perilaku Siswa tentang Pengelolaan Sampah di SMA

Negri 1 Tamalenta Kab Jeneponto.Skripsi,Makasar.UIN Alauddin

Ismawatu,A.2013.Gambaran Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

pada Bank Sampah UKM Mandiri di RW 02 Kelurahan Tamamaung Kota

Makasar.Skripsi UIN Alauddin Makasar

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

80

Kamal,Fitrul.2009.Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah

Tangga tentang Pengelolaan Sampoah dengan Perilaku Pembuangan

Sampah Pada Masyarakat sekitar Sungai Beringin di RW 07 Kelurahan

Wonoasri Kecamatan galiyan Kota Semarang tahun 2009

Martinawati, Zahri Imron,dkk.2016.Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan

Sampah Rumah Tangga.Jurnal Pengelolaan Lingkungan.Vol 2,no 18

Januari 2016

Mifbakhuddin, Salawati, dkk.2010.Gambaran Pengelolaan Sampah Rumah

Tangga Aspek Pendidikan, Pengetahuan, dan Pendapatan Perkapita Rt 6

Rw 1 kelurahan Pendurungan Tengah Semarang, Jurnal Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang Vol. 6,No

1. Hal 1-16.2010.

Mikkelsen,B.2011.Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya

Pemberdayaan.Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Mulasari, A.S.,2012,Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Terhadap

Perilaku Masyarakat Dalam Mengolah Bank Sampah Di Dusun

Padukuhan Desa Sidokarto Kecamatan Godean Kabupaten Sleman

Yogyakarta, Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 6, No 3.204-211

Mulyadi, dkk.2010.Perilaku Masyarakat Dan Peran Sera Pemerinta Daerah

Dalam Pengelolaan Sampah Di Kota Tembilah. Ilmu LIngkungan. Jurnal

environmental Science. 2 (3): 147-62

Penny L,Bijaksana U,dkk.2012.Kajian Perilaku Masyarakat Membuyang Sampah

di Bantaran Sungai Martapura terhadap Lingkungan Perairan.Jurnal

Environcientae.Vol 8,no 02 Halaman 117-126

Pramestyawati.2013.Potensi Reduksi Sampah terhadap Penurunan Timbulan Gas

Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)Kota Madiun.Paper

ITS,2013.

Riswan, dkk., 2011, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Daha

Selatan, Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9, No 1, 31-39

Selin,E.2013.Solid Waste Management and Health Effects-A qualitative Study on

Awareness of Risk and Environmentally Significant Behaviour in

Mutomo,Kenya.UMEA Universitet.

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

81

Sudiharti,S,2012, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Perawat

Dalam Pembuanagan sampah Medis Di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6 (1), hal. 49-

59.

Wawan, dkk., 2010, Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap & Perilaku

Manusia, 16-18, Nuha Medika, Yogyakarta

Wibowo I. Pola Perilaku Kebersihan: studi psikologi lingkungan tentang

penanggulangan samapah perkotaan. MAKARA Sosial Humaniora, 2009;

13 (1): 37-47.

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

82

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

“HUBUNGAN ANTARA PERILAKU, SIKAP, DAN TINGKAT

PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PARTISIPASI

PENGELOLAAN BANK SAMPAH DI KELURAHAN WINONGO KOTA

MADIUN TAHUN 2018”

Nomor Responden :

Tanggal Penelitian :

I. Data Responden

Nama :

JenisKelamin : ( ) Wanita

Usia (tahun) :

Jumlah anggota keluarga :

Tingkat Pendidikan : ( ) Tidak TamatSD

( ) Tamat SD

( ) Tamat SMP

( ) Tamat SMA

( ) Tamat Perguruan Tinggi(D1-S3)

Pekerjaan : ( ) Tidak Bekerja / Ibu Rumah Tangga

( ) Pensiun

( ) Petani / Buruh

( ) Lainnya ……….

( ) Karyawan Swasta

( ) ASN / TNI / Polri

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

83

II. Perilaku dalam Mengelola Sampah

Diberikan tanda ceklis (√) dikolom yang dianggap benar jawabannya.

Keterangan :

B : Baik

B : Buruk

No Pertanyaan B B

1 Ibu membuang sampah di sungai

2 Ibu membuang sampah di jalan

3 Ibu memusnahkan sampah dengan cara dibakar

4 Ibu menyediakan tempat sampah dirumah

5 Ibu memisahkan tempat sampah khusus untuk

samapah organik (sisa makanan, sayur, daun dan

buah) dan sampah anorganik (sampah kertas,

plastic, dan kaca)

6 Ibu sudah melaksanakan pengolahan kompos

mandiri dari sisa makanan, daun, sayur, dan buah

7 Ibu langsung membuang produk seperti botol

plastik, kantong plastik, kertas, kaleng, dan kaca

8 Ibu membawa kantong sendiri saat berbelanja di

pasar tradisional dan supermarket untuk

mengurangi pemakaian kantong plastik

9 Ibu memanfaatkan kembali atau mendaur ulang

kembali bekas produk seperti botol plastik, kantong

plastik, kertas, kaleng dan kaca

10 Ibu mengumpulkan bekas produk seperti botol

plastik, kantong plastik, kertas, kaleng dan kaca

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

84

III. SIKAP

PetunjukPengisian

Beritanda (√) padajawaban yang andaanggapbenar.

Keterangan :

SS : SangatSetuju

S : Setuju

RR : Ragu Ragu

TS : TidakSetuju

STS : SangatTidakSetuju

No Pertanyaan SS S RR TS STS

1 Setiap ibu rumah tangga harus

melakukan pengelolaan sampah setiap

harinya.

2 Setiap ibu rumah tangga harus

membuang sampah sesuai dengan jenis

sampah.

3 Mengelola sampah perlu dilakukan

untuk menjaga kesehatan.

4 Untuk mencegah bau tidak sedap,

sebaiknya sampah yang mudah

membusuk dibuang k etong sampah

terlebih dahulu.

5 Setiap ibu rumah tangga harus

menyediakan kantong-kantong plastik

sendiri untuk memisahkan sampah.

6 Dalam mengelola sampah harus

memisahkan antara sampah plastik dan

sampah sayuran.

7 Untuk mengelola sampah di RW anda,

apakah pendapat anda bila diadakan

pengelolaan secara berkelompok

8 Ibu perlu memisahkan sampah yang

mudah membusuk dan sampah yang

tidak mudah membusuk

9 Dalam mengelola sampah harus

memisahkan sampah plastik

10 Dalam mengelola sampah harus

memisahkan sampah sayuran.

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

85

FREQUENCIES VARIABLES=SIKAP TINGKAT_PENDIDIKAN PERILAKU

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 30-Oct-2007 23:45:34

Comments

Input Data G:\SPSS BARUUUUU\INPUT BARUU 1YA.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

77

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=SIKAP TINGKAT_PENDIDIKAN PERILAKU

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.000

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

86

[DataSet1] G:\SPSS BARUUUUU\INPUT BARUU 1YA.sav

Statistics

SIKAP

TINGKAT_PENDIDIKAN PERILAKU

N Valid 77 77 77

Missing 0 0 0

Frequency Table

SIKAP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid NEGATIF 53 68.8 68.8 68.8

POSITIF 24 31.2 31.2 100.0

Total 77 100.0 100.0

TINGKAT_PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid DASAR 45 58.4 58.4 58.4

MENENGAH 32 41.6 41.6 100.0

Total 77 100.0 100.0

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

87

PERILAKU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BURUK 40 51.9 51.9 51.9

BAIK 37 48.1 48.1 100.0

Total 77 100.0 100.0

CROSSTABS

/TABLES=SIKAP BY PERILAKU

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ CC RISK

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 30-Oct-2007 23:45:57

Comments

Input Data G:\SPSS BARUUUUU\INPUT BARUU 1YA.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

88

N of Rows in Working Data File

77

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=SIKAP BY PERILAKU

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ CC RISK

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.032

Elapsed Time 00:00:00.014

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] G:\SPSS BARUUUUU\INPUT BARUU 1YA.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

SIKAP * PERILAKU 77 100.0% 0 .0% 77 100.0%

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

89

SIKAP * PERILAKU Crosstabulation

PERILAKU

Total BURUK BAIK

SIKAP NEGATIF Count 35 18 53

Expected Count 28.2 24.8 53.0

% within SIKAP 66.0% 34.0% 100.0%

POSITIF Count 6 18 24

Expected Count 12.8 11.2 24.0

% within SIKAP 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 41 36 77

Expected Count 41.0 36.0 77.0

% within SIKAP 53.2% 46.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 11.175a 1 .001

Continuity Correctionb 9.588 1 .002

Likelihood Ratio 11.504 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 11.030 1 .001

N of Valid Casesb 77

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.22.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

90

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .356 .001

N of Valid Cases 77

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for SIKAP (NEGATIF / POSITIF)

5.833 1.971 17.260

For cohort PERILAKU = BURUK

2.642 1.287 5.423

For cohort PERILAKU = BAIK

.453 .291 .704

N of Valid Cases 77

CROSSTABS

/TABLES=TINGKAT_PENDIDIKAN BY PERILAKU

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ CC RISK

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

/COUNT ROUND CELL.

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

91

Crosstabs

Notes

Output Created 30-Oct-2007 23:46:53

Comments

Input Data G:\SPSS BARUUUUU\INPUT BARUU 1YA.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

77

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=TINGKAT_PENDIDIKAN BY PERILAKU

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ CC RISK

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.094

Elapsed Time 00:00:00.079

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

92

[DataSet1] G:\SPSS BARUUUUU\INPUT BARUU 1YA.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TINGKAT_PENDIDIKAN * PERILAKU

77 100.0% 0 .0% 77 100.0%

TINGKAT_PENDIDIKAN * PERILAKU Crosstabulation

PERILAKU

Total BURUK BAIK

TINGKAT_PENDIDIKAN DASAR Count 27 18 45

Expected Count 24.0 21.0 45.0

% within TINGKAT_PENDIDIKAN

60.0% 40.0% 100.0%

MENENGAH Count 14 18 32

Expected Count 17.0 15.0 32.0

% within TINGKAT_PENDIDIKAN

43.8% 56.3% 100.0%

Total Count 41 36 77

Expected Count 41.0 36.0 77.0

% within TINGKAT_PENDIDIKAN

53.2% 46.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

93

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.984a 1 .159

Continuity Correctionb 1.385 1 .239

Likelihood Ratio 1.989 1 .158

Fisher's Exact Test .174 .120

Linear-by-Linear Association 1.958 1 .162

N of Valid Casesb 77

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.96.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .158 .159

N of Valid Cases 77

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

94

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for TINGKAT_PENDIDIKAN (DASAR / MENENGAH)

1.929 .770 4.832

For cohort PERILAKU = BURUK

1.371 .866 2.172

For cohort PERILAKU = BAIK

.711 .444 1.138

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

95

Lampiran 2

Lembar Konsultasi Bimbingan

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

96

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

97

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN TINGKAT …

98