skripsi happy kukilowati fakultas keguruan dan ilmu …/penerapan... · strategi belajar mengajar...

167
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 4 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010 (PENELITIAN TINDAKAN KELAS) SKRIPSI Oleh: Happy Kukilowati K.7406083 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: truongthien

Post on 29-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA

KELAS XI IS 4 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2009/2010

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

SKRIPSI

Oleh:

Happy Kukilowati K.7406083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK

MENINGKATKAN KUALIATS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 4

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2009/2010

( Penelitian Tindakan Kelas )

Oleh:

HAPPY KUKILOWATI

NIM K7406083

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan metode NHT dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 4 semester genap SMA Negeri 2

Karanganyar tahun ajaran 2009/20010.

Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Obyek penelitian

ini adalah siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar yang berjumlah 40

siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti,

dan melibatkan siswa. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan memberikan simulasi terlebih dahulu oleh peneliti kepada guru kelas.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan

dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1)persiapan, (2) penyusunan

rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi atau pengamatan, dan

(5) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,

masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan,

(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan

refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, siklus pertama

selama 4 x 45 menit dan siklus kedua 5 x 45 menit.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi baik proses maupun hasil

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode NHT. Hal tersebut

terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Siswa aktif selama apersepsi

menunjukkan peningkatan sebesar 60%, dari 16 siswa atau 40% pada siklus I

menjadi 40 siswa atau 100% pada siklus II (2) Siswa aktif selama pembelajaran

meningkat sebesar 30% dari 23 siswa atau 57,5% pada siklus I menjadi 35 siswa

atau 87,5% (3) Siswa tepat dan teliti menjawab soal meningkat sebesar 44% dari

22 siswa atau 55% pada siklus I menjadi 40 siswa atau 100%, (4) adanya

peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 52,5% sebanyak 21 siswa pada

siklus pertama meningkat menjadi 30 siswa sebesar 75% pada siklus kedua.

vii

Peningkatan tersebut terjadi setelah guru dan peneliti melakukan upaya-upaya

dalam peningkatan kualitas pembelajaran.

MOTTO

” Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh

menghina hikmat dan didikan ”.

viii

(Penulis)

” Setiap perkataan yang positif membawa keberhasilan dalam hidup kita tetapi

perkataan yang negatif membawa kita pada kegagalan,”.

(Penulis)

“ Hanya ada satu bukti dari kemampuan: “ Tindakan “

( Marie)

PERSEMBAHAN

ix

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,

cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :

Ø Orang Tua penulis (Bapak dan Ibu) buat dukungan,

motivasi, doa, materi dan selalu mendampingi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ø Kakak dan Kakak Ipar atas doa dan motivasi.

Ø Bapak Wahyu dan Bapak Muhtar atas kesabarannya

dalam membimbing penulis.

Ø Ibu Ika serta keluarga besar SMA N 2 Karanganyar

yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.

Ø Dita dan Sita atas doa dan dorongan.

Ø Teman-teman kelas, BKK Akuntansi

Ø Teman-teman di PMK dan panitia LC 2010.

Ø Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya

skripsi ini.

Ø Almamater UNS

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kasih karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan

x

baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi dan selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dengan bijaksana.

4. Muhtar, S.Pd. M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan,

semangat dan bimbingan dengan baik.

5. Dra. Sri Witurachmi, MM, selaku pembimbing akademis penulis yang telah

memberikan semangat untuk menyusun skripsi.

6. Drs. Wagiman, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 8 Surakarta, serta guru,

karyawan dan siswa-siswa XI yang telah banyak memberikan bantuan bagi

penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak, Ibu, dan keluarga, yang selalu memberikan dorongan baik moril

maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi

penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Dita dan Sita yang selalu memberikan semangat, pertolongan, dan doa.

9. Sahabat-sahabatku akuntansi’06 Tri, Ratih, Melina, Titis dua-duanya, Ema

Waroka, dan semua teman-teman yang tidak saya sebutkan satu-satu atas

keceriaan dan semangat kalian.

10. Teman-teman PMK, PSM VokMa dan semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

xi

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

HALAMAN PENGAJUAN...................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii

xii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v

HALAMAN ABSTRAK.......................................................................................vi

HALAMAN MOTTO........................................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ ix

KATA PENGANTAR.......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1

B. Identifikasi Masalah ...........................................................................5

C. Pembatasan Masalah ...........................................................................5

D. Perumusan Masalah ............................................................................6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ..............................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................8

1. Hakikat Pendidikan ....................................................................... 8

a. Pengertian Pendidikan..............................................................8

b. Tujuan Pendidikan....................................................................9

2. Hakikat Proses Belajar Mengajar .................................................. 9

a. Pengertian Belajar ....................................................................9

b. Pengertian Mengajar...............................................................11

c. Hakikat Proses Belajar Mengajar.......................................... 11

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.................. 13

a. Hakikat Model Pembelajaran................................................ 13

b. Model Pembelajaran Kooperatif............................................14

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT...........................21

d. Media Pembelajaran..............................................................

22

xiii

4. Hakikat Kualitas Pembelajaran....................................................23

5. Hakikat Mata Diklat Akuntansi................................................. 25

B. Kerangka Berpikir ............................................................................26

C. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 27

D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 29

B. Pendekatan Penelitian ......................................................................30

C. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................34

D. Prosedur Penelitian .........................................................................36

E. Proses Penelitian .............................................................................37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................40

A. Deskripsi Lokasi Penelitian.............................................................40

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS 4

di SMA Negeri 2 Karanganyar .........................................................41

C. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 43

1. Siklus Pertama ........................................................................... 43

a. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama................................ 43

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama................................ 47

c. Observasi dan Interpretasi..................................................... 49

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Pertama....................50

2. Siklus Kedua............................................................................... 52

a. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua ....................................52

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua ....................................54

c. Observasi dan Interpretasi.....................................................56

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus Kedua..................... 57

D. Pembahasan..................................................................................... 58

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 65

A. Simpulan.......................................................................................... 65

B. Implikasi ......................................................................................... 65

C. Saran ................................................................................................ 66

xiv

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 68

LAMPIRAN ........................................................................................................69

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan Antara Tujuan Instruksional, Pengalaman Belajar (proses

belajar) dan Hasil Belajan ................................................................................... 12

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ................................... 27

xv

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas........................................................ 32

Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Siklus I .......................................................... 59

Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus II ........................................................ 59

Gambar 6. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II ........................................

60

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif............................................20

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian .....................................30

Tabel 3. Indikator Kualitas Pembelajaran .............................................................38

xvi

Tabel 4. Daftar Nilai Observasi Awal ...................................................................44

Tabel 5. Profil Hasil Penelitian .............................................................................58

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Lapangan 1..........................................................................70

Lampiran 2. Pedoman Wawancara........................................................................72

Lampiran 3. Catatan Lapangan 2 ..........................................................................73

Lampiran 4. Pembagia Kelompok ........................................................................ 75

xvii

Lampiran 5. Catatan Lapangan 3 ......................................................................... 76

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................................. 83

Lampiran 7. Materi Pembelajaran Siklus I............................................................87

Lampiran 8. Soal Diskusi Siklus I .........................................................................91

Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I .......................................................................94

Lampiran 10. Hasil Observasi Siklus I..................................................................97

Lampiran 11. Catatan Lapangan 4 ......................................................................111

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..............................117

Lampiran 13. Materi Pembelajaran Siklus II ......................................................121

Lampiran 14. Soal Diskusi Siklus II ...................................................................125

Lampiran 15. Soal Evaluasi Siklus II ..................................................................127

Lampiran 16. Hasil Observasi Siklus II ..............................................................130

Lampiran 17. Angket Penilaian Motivasi........................................................... 143

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA

KELAS XI IS 4 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2009/2010

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

SKRIPSI

Oleh:

Happy Kukilowati K.7406083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa yang besar adalah bangsa yang perduli akan pertumbuhan

pendidikan. Dan bangsa Indonesia termasuk di dalamnya, terbukti dari salah satu

tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang termuat dalam pembukaan UUD

1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini membuktikan bahwa

kepedulian bangsa Indonesia akan kecerdasan tiap individu rakyat Indonesia

melalui pendidikan.

Kepedulian bangsa Indonesia akan dunia pendidikan terlihat dari setiap

kebijakan pemerintah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dunia

pendidikan di Indonesia. Masalah pokok yang dihadapi adalah rendahnya mutu

dan kualitas pendidikan di Indonesia. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat

dari rendahnya kualitas pembelajaran yang terjadi di dalam kelas karena guru

menggunakan metode konfensional yang memungkinkan siswa menjadi bosan

dan pencapaian daya serap materi yang di paparkan guru menjadi rendah pula.

Sistem pembelajaran yang menjadikan guru sebagai pusat pembelajaran

dan sumber ilmu pengetahuan sudah menjadi kuno. Saat ini dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan yang semakin pesat maka dikembangkanlah

strategi belajar mengajar siswa aktif supaya guru tidak lagi menjadi pusat belajar

di kelas. Dengan strategi belajar mengajar ini siswa dituntut untuk mencari

informasi sebanyak-banyaknya melalui berbagai sumber ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan materi yang diberikan guru di kelas. Kemudian informasi yang

didapat dari siswa akan dibagikan atau didiskusikan di dalam kelas dan disini guru

menjadi fasilitator dan memotivasi siswa. Sehingga terlihat mutu pembelajaran di

dalam kelas, siswa akan menjadi lebih aktif dan fokus terhadap pembelajaran.

Perlu adanya perhatian khusus untuk menentukan model pembelajaran

yang cocok dengan kondisi siswa agar dapat berpikir kritis, logis, dan

memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif, dan inovatif. Sehingga

membangun suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan dan

1

3

siswa menikmati sistem pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Dalam

suasana kelas yang demikian maka siswa akan lebih mudah dalam belajar.

Pendidikan dalam hal ini adalah guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan

belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pikiran sebagai berikut;

pengetahuan dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, siswa membangun

pengetahuan secara aktif, pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi

dan kemampuan siswa, pendidikan adalah interaksi pribadi diantara guru dan

siswa (Anita Lie 2008: 3)

Pelaksanakan proses belajar mengajar diperlukan langkah-langkah

sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal yang harus dilakukan oleh

guru adalah menggunakan model pembelajaran yang cocok sesuai kondisi siswa

dan keadaan kelas. Oleh karena itu guru harus kreatif dalam menentukan model

pembelajaran yang akan dipakai dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak

hanya sebagai pendengar saja tetapi juga aktif dan menikmati proses belajar di

dalam kelas bersama dengan guru. Dalam pembelajaran seperti itu dikenal

berbagai macam model pembelajaran salah satunya adalah pembelajaran

kooperatif (cooperative learning).

Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah model

pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dan memperhatikan

keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan

memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya

(Slavin, 2008: 4).

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan kerja sama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran

di dalam kelompok yang heterogen. Maksudnya, kelompok heterogen dapat

dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, agama, sosio-ekonomi,

dan etnik serta kemampuan akademis.

Dalam hal ini maka dalam proses pembelajaran, guru harus membagi

siswa kedalam kelompok-kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Dengan harapan siswa yang lebih unggul akademik akan membantu siswa lain

yang kurang menonjol dalam bidang akademik, terjadi ke efektifan dalam

4

pembelajaran di dalam kelas dan tejadi interaksi antara siswa dengan siswa dan

siswa dengan guru. Oleh karena itu diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas

pembelajaran.

Dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai tipe salah satunya adalah

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). NHT merupakan

pendekatan struktur informal dalam cooperative learning. Dalam metode

pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,

mengolah dan melaporkan hasil diskusi yang didapat dari berbagai sumber yang

nantinya akan di presentasikan didepan kelas. Sehingga siswa akan memiliki

aktivitas pembelajaran yaitu dengan mencari data-data, sumber-sumber materi,

dan kesungguhan mempelajari materi bersama kelompoknya. Karena siswa

belajar bersama kelompoknya maka akan ada aktifitas dimana siswa yang pintar

akan menolong siswa lainnya.

Dalam metode pembelajaran NHT selalu diawali dengan membagi kelas

ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok tersebut

akan memperoleh nomor yang dibagikan oleh guru, yaitu dengan tujuan untuk

memudahkan kinerja kelompok, mengubah posisi kelompok, menyusun materi,

dan mempresentasihan hasil diskusi, dan mendapatkan tanggapan dari kelompok

lain. Dengan memberikan nomor kepada tiap siswa, yang nantinya guru akan

menunjuk siswa dengan memanggil nomor secara acak untuk mempresentasikan

hasil diskusi, maka siswa akan lebih siap dan fokus terhadap pembelajaran yang

dilaksanakan didalam kelas. Dalam proses pembelajaran, guru hanya sebagai

fasilitator, dan menolong siswa yang tidak paham materi yang didiskusikan. Oleh

karena itu model pembelajaran kooperatif dengan metode NHT (Numbered Heads

Together) sesuai digunakan untuk meninggkatkan kualitas pembelajaran.

SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan sekolah negeri yang memiliki

input siswa yang bervariasi dari segi akademik, sehingga cara belajar, kecepatan

penangkap materi pembelajaran, dan motivasi belajar pun juga berbeda-beda.

Terutama dalam proses pembelajaran akuntansi kelas XI IS 4. Akuntansi adalah

mata pelajaran yang menekankan pemahaman materi dan ketepatan menghitung,

sehingga siswa dituntut memiliki kemampuan nalar dan berfikir.

5

Berdasarkan hasil pengamatan awal proses pembelajaran akuntansi di

kelas XI IS 4, terdapat banyak permasalahan pembelajaran, diantaranya adalah

siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, siswa tidak fokus pada

pembelajaran di dalam kelas seperti gaduh, bicara sendiri, dan berdiskusi tentang

hal-hal lain diluar materi pembelajaran akuntansi. Guru sering memberikan

perhatian terhadap hal tersebut tetapi sering kali diabaikan oleh siswa.

Rendahnya tingkat kepedulian siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2

Karanganyar dalam mengikuti pembelajaran akuntansi bisa dilihat dari sikap

siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak fokus mengikuti

pembelajaran, dan cenderung ramai sendiri. Sehingga dampak dari hal tersebut

adalah nilai ulangan harian akuntansi cenderung tidak tuntas karena rata-rata kelas

adalah >6. Dari keadaan pembelajaran siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2

Karanganyar tersebut maka bisa disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran

cukup rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan keadaan kelas yang tidak

kondusif, yaitu salah satunya adalah model pembelajaran yang dikakukan oleh

guru adalah bersifat konfensional dengan menggunakan metode ceramah.

Sehingga siswa merasa bosan, tidak menikmati pembelajaran. Oleh karena itu

untuk membuang rasa kejenuhan, siswa membuat cara dengan bicara sendiri

bersama teman sebangku, atau ramai sendiri dengan tujuan membuang kejenuhan

di dalam mengikuti pembelajaran.

Melihat permasalahan pembelajaran yang terjadi oleh siswa kelas XI IS 4

Negeri 2 Karanganyar maka sistem pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif dengan metode NHT dirasa cocok untuk kebutuhan siswa

yang membutuhkan sistem pembelajaran yang menyenangkan, tidak

membosankan, dan siswa belajar memecahkan masalah bersama teman

kelompoknya. Dengan begitu siswa akan aktif untuk berfikir kritis dalam

mengikuti pembelajaran.

Dari uraian di atas penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian yang

berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Numbered

Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi

Pada Siswa Kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun 2009/2010.”

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah model dan metode pembelajaran yang diterapkan dalam

proses pembelajaran akuntansi selama ini mampu mengaktifkan siswa

di dalam kelas ?

2. Apakah model dan metode pembelajaran yang diterapkan di dalam

kelas mampu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi di

kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti

dibatasi pada:

1. Subjek peneliti

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2

Karanganyar semester genap tahun ajaran 2009/2010.

2. Objek penelitian

Objek penelitian meliputi:

a. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran

akuntansi pokok bahasan laporan keuangan.

b. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT) untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode

Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan kualitas

7

pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 4 semester genap SMA Negeri 2

Karanganyar tahun ajaran 2009/2010?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 4 semester

genap SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sebagai alternatif

teknik pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah

dipahami.

b. Sebagai bahan kajian dan acuan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran dan mengembangkan metode pembelajaran yang

sesuai dengan kondisi siswa.

2. Bagi Siswa

a. Menolong siswa di dalam mengikuti pembelajaran akuntansi

dengan kualitas pembelajaran yang bagus sehingga siswa lebih

termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

b. Menolong siswa dalam mengikuti pembelajaran akutansi dengan

kualitas pembelajaran yang bagus diharapkan akan meningkatkan

prestasi belajar dan keaktifan siswa.

c. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran akuntansi sehingga

siswa lebih tertarik dalam belajar akuntansi.

d. Menolong siswa dalam memberikan materi pelajaran akuntansi

dengan metode pembelajaran yang berbeda sehingga siswa tidak

bosan.

8

3. Bagi Sekolah

a. Sebagai bahan untuk pengembangan kurikulum di tingkat sekolah

terutama di dalam kelas.

b. Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk perbaikan

pada proses pembelajaran.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakekat Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus

berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik dari

pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih maju. Hal tersebut sangat

berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut

pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan konsep dan

teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang

sesungguhnya.

Ada beberapa definisi mengenai pengertian dari pendidikan yaitu

dalam Kamus Bahasa Indonesia, (1991: 232). Pendidikan berasal dari kata

"didik", Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi

"mendidik" artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan

memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan dan pimpinan mengenai

akhlak dan kecerdasan pikiran.

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat

mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

8

10

b. Tujuan Pendidikan

Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang termaktup

dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Amanat tersebut ditetapkan dan dirangkum lebih lanjut dalam Garis-Garis

Besar Haluan Negara, kemudian dijabarkan pula dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Hal ini berarti bangsa Indonesia berkeinginan untuk mengembangkan serta

meningkatkan kecerdasan bangsa agar tiap individu rakyat Indonesia memiliki

potensi dan kemampuan untuk dapat bersaing agar dapat tetap eksis dalam

persaingan di tingkat nasional dan internasional.

Tujuan nasional bangsa Indonesia tersebut dapat dicapai lewat

pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan dapat menciptakan sumber daya

manusia yang dalam segi kualitas dan kuantitas mampu menghadapi

perubahan yang terjadi di alam maupun di masyarakat. Jadi pendidikan itu

memang perlu bagi manusia dan hanya manusia yang memerlukan

pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu lapangan kehidupan yang akan

dibangun, dalam upaya menghasilkan manusia yang berjiwa membangun dan

mampu menghadapi perkembangan zaman.

2. Hakekat Proses Belajar Mengajar

a. Pengertian Belajar

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan

yang sangat penting. Belajar adalah suatu proses yang dialami oleh siswa

melalui interaksi lingkungan dengan dirinya yang nantinya akan mengalami

perubahan-perubahan ke arah yang positif. Sehingga proses belajar

membutuhkan waktu yang terus menerus dan panjang dan di dalamnya

terkandung perencanaan dan pelaksanaan pengajaran.

Beberapa pakar pendidikan yang terdapat dalam buku Cooperative

Learning Teori dan aplikasi PAIKEM (Agus suprijono 2009: 2-3)

mendefinisikan belajar sebagai berikut:

11

1) Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau

kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi

tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang

secara alamiah.

2) Menurut Travers, belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah

laku.

3) Menurut Cronbach, Learning is shown by a change in behavior as a resulf

of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari

pengalaman).

4) Harold Spears, Learning is to observe, to learn, to imitate, to try something

themsselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain bahwa belajar

adalah mengamati, membaca, meniru sesuatu, mendengar dan mengikuti

arah tertentu).

5) Geoch, Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar

adalah perubahan performance sebagai hasil latihan)

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the

modification or strengthening of behavior through experiencing). Jadi

menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan,

akan tetapi luas dari pada itu, yakni mengalami.

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi

sebagai akibat dari latihan dan pengalaman baru dalam interaksi dengan

lingkungannya untuk waktu yang relatif lama (Indah Kusharyati 2009: 9).

Jadi, berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat

dari latihan dan pengalaman baru dalam interaksi dengan lingkungannya untuk

waktu yang relatif lama. Dan belajar merupakan suatu proses pembentukan

karakter seseorang, proses mendapatkan pengetahuan yang pada akhirnya

membentuk manusia berkualitas.

Dalam proses belajar tersebut ada faktor-faktor yang mempengaruhi,

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat bersumber pada dirinya, di

12

luar dirinya dan lingkungannya. Motivasi dan keinginan belajar yang ada

dalam diri individu merupakan faktor utama dalam keberhasilan proses

belajar. Sedangkan faktor yang ada di luar individu dan lingkungan

merupakan faktor sekunder dari proses belajar. Apabila lingkungan dan faktor

yang berasal dari luar tidak mendukung untuk proses belajar berlangsung,

tetapi apabila keinginan individu untuk belajar kuat maka proses balajar

tersebut akan tetap berlangsung walaupun tidak maksimal dinikmati.

b. Pengertian Mengajar

Dalam terminologi belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang

berbeda, akan tetapi antar keduanya terdapat hubungan yang erat dan saling

mempengaruhi, seperti definisi belajar, mengajar juga diartikan secara berbeda.

Mengajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan guru dalam

mempersiapkan lingkungan pembelajaran yang meliputi lingkungan alam dan

sosial untuk mendukung terjadinya proses belajar akibat interaksi siswa dan

lingkungan. Maka dapat disimpulkan bahwa mengajar mencakup empat pokok

yaitu:

1) Mengajar adalah mengorganisasi hal-hal yang berhubungan dengan belajar.

2) Mengaktifkan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

3) Menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

4) Mengajar adalah membimbing dan membantu siswa mencapai kedewasaan.

c. Hakekat Proses Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi antara guru dan

peserta didik yang saling berinteraksi. Ada empat unsur utama proses belajar

mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat, serta penilaian. Tujuan

sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan

tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau

menempuh pangalaman belajarnya.

Menurut Soemarso (2007: 1) mengungkapkan bahwa proses belajar

adalah proses yang dialami secara langsung dan aktif oleh siswa pada saat

13

mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan di

sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas. Sedangkan mengajar

adalah proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan

perannya dalam proses kegiatan belajar mengajar yang direncanakan.

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur

yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman

(proses) belajar mengajar, dan hasil belajar.

Tujuan instruksional

(a) (c)

Pengalaman belajar Hasil belajar

(proses belajar mengajar) (b)

Gambar 1. Hubungan antara tujuan instruksional, pengalaman belajar

(proses belajar mengajar) dan hasil belajar

Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan

pengalaman belajar (proses belajar mengajar), Garis (b) menunjukkan

hubungan antara proses belajar mengajar dengan hasil belajar, garis (c)

menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan hasil belajar.

3. Hakekat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

a. Hakekat Model Pembelajaran

Keberhasilan suatu pembelajaran terletak pada model atau cara yang

digunakan oleh guru dalam mencapai sasaran-sasaran yang diinginkan untuk

mencapai suatu pembelajaran yang berkualitas. Suatu pembelajaran yang

14

diinginkan tentu yang optimal, untuk mencapai hal tersebut ada beberapa hal

yang harus diperhatikan oleh guru, salah satu diantaranya adalah model

pembelajaran yang digunakan, yang berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar.

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam perencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends,

model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan,

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan

pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas, Agus

Suprijono (2009: 46).

Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model tersebut. Sehingga model pembelajaran merupakan

landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan

teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi

kurikulum dan implementasi pada tingkat operasional di kelas

Dalam bukunya Trianto (2007: 5), Joyce mengatakan bahwa model

pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran

termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Dari teori pembelajaran yang di kemukakan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pendidik dalam

merencanakan aktivitas belajar mengajar. Sehingga melalui model

pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide,

ketrampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide.

15

b. Model Pembelajaran Kooperatif

1) Hakekat Metode Pembelajaran ooperatif

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan

lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka

saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam

kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang

komplek. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi

aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. Konsep yang lebih luas

meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih

dipimpin atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif

dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi

yang dirancang untuk membantu peseta didik menyelesaikan masalah

yang dimaksud.

Agus Suprijono (2009: 55) menyatakan bahwa istilah kooperatif

memiliki makna lebih luas, yaitu menggambarkan keseluruhan proses

sosial dalam belajar dan mencakup pula pengertian kolaboratif.

Kolaboratif didefinisikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab

pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung jawab

atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk

menjawab pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak

sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan

kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya.

Pembelajaran koooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Dengan adanya kelompok-kelompok kecil tersebut maka diharapkan siswa

ngalami proses belajar yang tidak berfokus pada guru tetapi bekerjasama

menyelesaikan kasus bersama teman. Tetapi disini pembelajaran

kooperatif tidak sekedar belajar kelompok.

16

Robert E. Slavin (2008: 5) mengungkapkan bahwa “Pembelajaran

kooperatif memiliki kemampuan untuk mengembangkan hubungan antara

siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa

pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas

mereka”. Sehingga pembelajaran ini bisa dikatakan sebagai pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran berbasis sosial. Siswa dari berbagai latar

belakang etnik, budaya, akademik, akan berkumpul untuk menyelesaikan

masalah bersama demi tujuan bersama pula.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakanya dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-

asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan

benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan efektif. Model

pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif

yaitu pembelajaran yang bercirikan; a) “memudahkan siswa belajar”

sesuatu yang “ bermanfaat” seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep, dan

bagaimana hidup serasi dengan sesama; b) pengatahuan, nilai, dan

keterampilan, diakui oleh mereka yang berkompeten untuk menilai.

Roger dan David Johnson dalam bukunya Agus Suprijono

mengatakan bahwa tidak semua kelompok bisa dianggap pembelajaran

kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran

tersebut maka ada lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang

perlu diterapkan, yaitu:

a) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)

b) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)

c) Face to face promotive interaction (interaksi promotif)

d) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)

e) Group processing (pemrosesan kelompok)

Saling ketergantungan positif menanamkan kepada siswa supaya

mereka memiliki hubungan dan saling ketergantungan satu sama lain di

dalam anggota kelompok. Sehingga tiap anggota kelompok tidak mampu

17

bekerja sendiri dalam arti bahwa tiap siswa dalam kelompok berhubungan

satu sama lain, dalam suatu cara dimana seseorang tidak dapat

mengerjakannya kecuali bekerjasama. Unsur ini menunjukkan bahwa

dalam pembelajaran kooperatif ada dua tanggung jawab kelompok.

Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua,

menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan

yang ditugaskan tersebut.

Ada beberapa cara membangun saling ketergantungan positif

yaitu menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi

dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok

mencapai tujuan. Kemudian, mengusahakan agar semua anggota

kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mereka

berhasil mencapai tujuan. Dan selanjutnya, mengatur sedemikian rupa

sehingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan

sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya, mereka belum dapat

menyelesaikan tugas, sebelum mereka menyatukan perolehan tugas

mereka menjadi satu. Dan, setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau

peran yang saling mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi,

dan saling terikat dengan peserta didik lain dalam kelompok.

Unsur tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung

dari unsur yang pertama yaitu saling ketergantungan positif. Pertanggung

jawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan

kelompok. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin

semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya,

setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus

menyelesaikan tugas yang sama. Beberapa cara menumbuhkan tanggung

jawab perseorangan adalah a) kelompok belajar jangan sampai besar; b)

melakukan essesmen terhadap setiap siswa; c) memberi tugas kepada

siswa, yang dipilih secara rondomuntuk mempresentasikan hasil

kelompoknya kepada guru maupun kepada seluruh peserta didik didepan

kelas; d) mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu

18

dalam membantu kelompok; e) menugasi seorang peserta didik untuk

berperan sebagai pemeriksa di kelompoknya; f) menugasi peserta didik

mengajar temannya.

Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif.

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan

positif. Bahwa setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk

bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan memberikan para

pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua

anggota. Ciri-ciri interaksi promotif adalah: a) Saling membantu secara

efektif dan efisien; b) Saling memberikan informasi dan sarana yang

diperlukan; c) Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan

efisien; d) Saling mengingatkan; e) Saling membantu dalam merumuskan

dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan

wawasan terhadap masalah yang dihadapi; f) Saling percaya; g) Saling

memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah komonikasi antar

anggota. Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan

berbagai keterampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam

kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam

kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pembelajaran tidak bisa

diharapkan langsung menjadi komunikator yang handal dalam waktu

sekejab. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan

perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan

perkembangan mental dan emosional para siswa.

Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan

kelompok. Memprosesan mengandung nilai. Melalui pemrosesan

kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok

dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok dan

19

kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok adalah

meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap

kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.

2) Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terkhusus

bagi siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan

peningkatan hasil belajar yang signifikan. Dilihat dari sistem yang bekerja

dari pembelajaran kooperatif tersebut, sehingga siswa akan mudah belajar,

berdiskusi bersama teman kelompoknya dan akan membangun kepekaan

dan kesetiakawaan di antara teman kelompok.

Nurhadi (2004: 116) mengatakan bahwa ada beberapa alasan

yang mendasari dikembangkannya pembelajaran kooperatif. Yaitu

keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari penerapan pembelajaran

kooperatif adalah:

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial

4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen.

5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau sifat egois.

6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.

7) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan.

8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai sudut pandang yang berbeda.

10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan

lebih baik.

20

11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,

agama, dan orientasinya juga.

Di samping kelebihan dari pembelajaran kooperatif yang

diungkapkan di atas, terdapat juga beberapa kelemahan; 1) Beberapa

kelemahan pembelajaran kooperatif anatara lain adalah perlu persiapan

yang rumit dalam pelaksanaannya; 2) Siswa tidak cocok dengan anggota

kelompoknya kurang bisa bekerjasama dalam memahami materi maupun

dalam menyelesaikan tugas; 3) Bila terjadi persaingan yang negatif maka

hasilnya akan buruk; 4) Ada siswa yang kurang bisa memanfaatkan waktu

sebaik-baiknya dalam kelompok belajar; 5) Bila ada anggota kelompok

yang ingin berkuasa atau anggota kelompok yang malas maka usaha

kelompok dalam memahami materi maupun untuk memperoleh

penghargaan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Melihat kelemahan-kelemahan ini maka dalam pelaksanaan

pembelajaran kooperatif diperlukan seorang guru yang mampu menjadikan

kondisi belajar yang kondusif dan sepenuhnya menguasai tentang metode

pembelajaran koperatif sehingga proses pelaksanaanya akan menjadi

lancar dan siswa dpat berperan secara aktif dalam proses pembelajaran

serta siswa dapat berkembang secara positif.

3) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam

pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah

pembelajaran ini dibuat dengan harapan bahwa tidak adanya kekhawatiran

bahwa pembelajaran kooperatif hanya akan mengakibatkan kekacauan di

kelas dan peserta didik tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam

kelompok. Menurut Agus Suprijono (2009: 65) sintak model pembelajaran

kooperatif terdiri dari enam fase.

21

Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif.

Fase-fase Perilaku Guru

Fase 1: Present goals and set.

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik.

Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan mempersiapkan peserta didik

siap belajar

Fase 2: Present Information.

Menyampaikan informasi

Mempresentasikan informasi

kepada peserta didik secara verbal

Fase 3: Organize students into

learning teams.

Mengorganisasi peserta didik

ke dalam tim-tim belajar.

Memberikan penjelasan kepada

peserta didik tentang tata cara

pembentukan tim belajar dan

membantu kelompok melakukan

transisi yang efisien.

Fase 4: Assist team work and

study

Membantu kerja tim dan

belajar.

Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5: Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik

mengenai berbagai meteri

pembelajaran atau kelompok-

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

Fase 6: Provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan.

Mempersiapkan cara untuk

mengakui usaha dan presentasi

individu maupun kelompok.

Sumber: Agus Suprijono (2009: 65)

22

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Pembelajaran menggunakan NHT diawali dengan Numbering. Yaitu

Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil kemudian tiap-tiap

orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor sejumlah anggota yang ada di

dalam kelompok tersebut. Setelah guru membentuk kelompok kemudian guru

mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Pada

kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together“

berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah

berikutnya adalah guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama

dari tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan jawaban mereka. Hal

tersebut dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama

dari masing-masing kelompok mendapatkan giliran memaparkan jawaban atas

pertanyaan guru. Kemudian guru dapat mengembangkan diskusi tersebut yang

pada akhirnya siswa mendapat pengetahuan yang utuh.

Anita Lie (2008: 59) menyatakan bahwa Teknik belajar mengajar

kepala bernomor atau Numbered Heads Together dikembangkan oleh Spencer

Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu,

teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama

mereka.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru

menggunakan struktur empat fase, yaitu:

1) Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.

2) Fase 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi. Pertanyaandapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

Misalnya, “Berapakah jumlah gigi orang dewasa?” Atau berbentuk arahan,

misalnya “Pastikan setiap orang mengetahui 5 buah ibu kota propinsi yang

terletak di pulau Sumatera.”

23

3) Fase 3: Berfikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

4) Fase 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh

kelas.

4. Hakekat Kualitas Pembelajaran

Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga keefektifan.

Secara konseptual maka kualitas pembelajaran tidak berbeda dengan keefektifan

pembelajaran, jika dilihat dari indikator evaluasinya. Sejumlah indikator yang

digunakan untuk menilai kualitas pembelajran antara lain; kualitas hasil belajar,

ketrampilan, kemampuan mengajar, aktivitas siswa, motivasi, dan lain sebagainya.

Efektifitas belajar adalah tingkat pencapaian pembelajaran. Pencapaian tujuan

tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan serta pengembangan

sikap melalui proses pembelajaran (Cheppy Riyana, 2006).

Efektivitas ini sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas

mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan

demikian efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi

juga dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Di samping itu,

efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh

orang. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting,

karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam

mencapai sasarannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan-tujuan yang akan

dicapai, atau tingkat pencapaian tujuan.

Dengan pemahaman di atas maka dapat dikemukakan aspek-aspek dari

efektifitas belajar tersebut, yaitu; a. Peningkatan pengetahuan; b. Peningkatan

ketranpilan; c. Perubahan sikap; d. Perilaku; e. Kemampuan adaptasi; f.

Peningkatan integrasi; g. Peningkatan partisipasi; h. Meningkatan interaksi

kultural. Hal ini penting untuk dimaknai bahwa keberhasilan pembelajaran

ditentukan oleh efektifitasnya dalam upaya pencapaian kompetensi belajar.

24

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005: 6-7) menjelaskan

bahwa pengertian kualitas pendidikan sebagai kemampuan lembaga pendidikan

untuk menghasilkan “ better students’ learning capacity”. Dalam pengertian itu

terkandung semua komponen masukan instrumental ditata sedemikian rupa,

sehingga secara sinergis mampu menghasilkan proses, hasil, dan dampak belajar

yang optimal.

Masukan instrumental yang berkaitan langsung dengan “better students’

learning capacity” adalah pendidik, kurikulum, dan bahan ajar, iklim

pembelajaran, media belajar, fasilitas belajar, dan materi belajar. Sedangkan

masukan potensial adalah siswa dengan segala karakteristiknya seperti; kesiapan

belajar, motivasi, latar belakang sosial budaya, bekal ajar awal, gaya belajar, serta

kebutuhan dan harapannya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran

dapat dilihat dari kemauan, kesiapan belajar siswa sendiri dan dampak dari

tingginya kemauan dan kesiapan belajar siswa maka hasil belajar siswa pun tinggi

pula. Sehingga kualitas pembelajaran akan terlihat memalui hasil belajar siswa

yang didalamnya meliputi keaktifan yang dipunyai oleh siswa tersebut dan hasil

belajar dari pembelajaran yang diterima siswa.

a. Motivasi Belajar

.Menurut Martin dan Briggs (1986) dalam buku Made Wena (2009:

32-34) menyatakan, motivasi adalah kondisi internal dan eksternal yang

mempengaruhi bangkitnya arah serta tetap berlangsungnya suatu kegiatan

atau tingkah laku. Good dan Brophy (1991) mendefinisikan motivasi

sebagai suatu energi penggerak, pegarah, dan memperkuat tingkah laku;

sedangkan Gagne (1985) mendefinisikan motivasi sebagai sesuatu

pengarah dan memperkuat intensitas suatu tingkah laku. Motivasi

seseorang dapat dilihat atau disimpulkan dari usaha yang ajeg, adanya

kecenderungan untuk bekerja terus meskipun sudah tidak berada di bawah

pengawasan, atau adanya kesediaan mempertahankan kegiatan secara

sukarela ke arah penyelesaian tugas.

25

Dalam hal ini secara lebih spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari

karaktaristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman

perhatian, konsentrasi, dan ketekunan dalam kegiatan belajar.

b. Hasil Pembelajaran

Made Wena (2009: 6-7) mengemukakan bahwa hasil pembelajaran

adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari

penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi berbeda. Variabel hasil

pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu keefektifan,

efisiansi, daya tarik.

1) Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan

terdapat empat indikator untuk mendeskripsikanya, yaitu kecermatan

penguasaan perilaku yang dipelajari, kecepatan untuk kerja, tingkat

alih belajar, tingkat retensi.

2) Efisiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara

keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan/atau jumlah

biaya yang digunakan dalam pembelajaran.

3) Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan

siswa untuk tetap terus belajar.

5. Hakekat Mata Diklat Akuntansi

Menurut Donald E. Kieso, dkk (2009: 7) dalam bukunya Accounting

Principles mengemukakan bahwa akuntansi adalah suatu sistem informasi yang

mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. Untuk

lebih spesifik, maka akan di jelaskan secara lebih dekat ketiga aktivitas tersebut.

a. Mengidentifikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi akan mengakibatkan

pemilihan aktivitas-aktivitas ekonomi yang relevan agi suatu organisasi

terentu.

b. Setelah teridentifikasi, peristiwa-peristiwa ekonomi tersebut kemudian dicatat

untuk menjadi alur aktivitas keuangan perusahaan. Pencatatan terdiri atas

pembuatan jurnal peristiwa-peristiwa secara sistematis dan kronologis, yang

26

diukur dalam satuan mata uang dolar dan sen. Di dalam pencatatan, peristiwa-

peristiwa ekonomi juga akan diklasifikasikan dan dibuat ikhtisarnya.

c. Aktivitas pengidentifikasian dan pencatatan tidak akan banyak memberikan

manfaat, kecuali jika informasi keuangan akan disampaikan melalui laporan-

laporan akuntansi, yang umumnya disebut sebagai laporan keuangan

(financial stattements).

Berdasarkan definisi Akuntansi, maka proses akuntansi akan terus

berulang- ulang mulai dari transaksi keuangan sampai dengan penyusunan laporan

keuangan. Informasi ekonomis yang dihasilkan oleh akuntansi adalah data

transaksi dalam perusahaan yang dinyatakan dengan uang. Transaksi yang terjadi

dalam perusahaan selama periode tertentu terdiri dari bermacam-macam transaksi

yang terjadi berulang-ulang. Oleh karena itu semua data transaksi keuangan yang

terjadi dalam suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu harus diproses,

sehingga akan menjadi data yang berguna bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Karakteristik yang sangat menonjol dari mata diklat akuntansi adalah

banyak hitungan serta analisis, sehingga metode pembelajaran NHT sesuai

diterapkan di mata diklat akuntansi.

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, ternyata banyak

permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Baik

dari pihak guru atau pun pihak siswa tersebut. Siswa merasa bosan dengan sistem

pembelajaran di dalam kelas sehingga siswa mencari cara untuk membuang

kebosanan tersebut dengan cara ramai sendiri, bercerita dengan teman. Dan yang

dirasakan oleh guru adalah guru merasa anak didiknya tidak memiliki motivasi

belajar, dan tidak menghormati guru yang sedang mengajar. Dampak dari hal

tersebut adalah siswa tidak memiliki motivasi belajar, nilai mata pelajaran

akuntansi rendah, dengan nilai rata-rata kelas >6, keefektivan dalam proses belajar

pun juga buruk. Maka dari itu kualitas pembelajaran didalam kelas sangat rendah,

dilihat dari keadaan kelas yang demikian.

27

Berdasarkan keadaan tersebut, maka perlu perhatian khusus terhadap

kelas tersebut dengan cara perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan

pemahaman materi belajar akuntansi dan keefektivan dalam proses belajar

didalam kelas. Salah satu cara yang bagus untuk ditempuh adalah menggunakan

model pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together. Dari

penggunaan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan ke

efektivan dalam proses belajar, keaktifan siswa, dan pemahaman materi akuntansi,

sehingga akan menghasilkan keluaran siswa yang kompeten.

Dari pemikiran di atas, maka dibuatlah kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian yang terdahulu yang

digunakan sebagai acuan dan pembanding penelitian yang dilakukan. Ada

beberapa hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain yang

dilakukan oleh Iza, Ni'matul. 2009 dalam penelitianya yang berjudul Penerapan

Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil

Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif

dengan metode NHT

Suasana kelas aktif dan siswa fokus pada pembelajaran

Tindakan

Guru melakukan refleksi pada siklus I kemudian melanjutkan perbaikan pada siklus II

Hasil belajar, keaktifan siswa meningkat dari siklus pertama.

Kondisi akhir

Guru menggunakan metode ceramah dalam

pembelajaran.

Siswa jenuh, bosan dan ramai sendiri dalam

pembelajaran. Kondisi

awal

28

Belajar Siswa pada Kompetensi Mendiskripsikan Pola Kegiatan Ekonomi,

Penggunaan Lahan, dan Pola Permukiman Berdasarkan Kondisi Fisik Permukaan

Bumi Kelas VII SMP Negeri 1 Sumobito Kabupaten Jombang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari pra

tindakan ke siklus I dan siklus I ke siklus II. Peningkatan hasil belajar dilihat dari

peningkatan ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa pada pra tindakan

sebesar 47%, pada siklus I meningkat menjadi 65% dan siklus II meningkat

menjadi 91%.

Mufid, Masruhan. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada

Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa kelas VII-A MTs

Islamiyah Sumpiuh-Banyumas Tahun Pelajaran 2006/2007. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Hasil belajar siswa kelas VII-A semester I MTs Islamiyah

Maarif Sumpiuh Kabupaten Banyumas Pokok bahasan operasi hitung bentuk

aljabar dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran Numbered Heads

Together, ditunjukkan oleh rata-rata niai tes akhir siklus 1 dari 64,11 menjadi

76,63 pada siklus 2 dan ketuntasan belajar klasikal meningkat pada siklus 1

sebesar 68,4% menjadi 77,5% pada siklus 2.

Persamaan antara kedua penelitian di atas dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode pembelajaran

kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dalam kegiatan

pembelajaran dan untuk meningkatkan hasil belajar. Perbedaan antara penelitian

Iza Ni’matul dengan Mufid Masruhan adalah penelitian yang dilakukan Iza

Ni’matul dilakukan di SMP Negeri 1 Sumobito. Sedangkan pada penelitian yang

dilakukan oleh Mufid Masrun dilakukan di MTs Islamiyah. Sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti, dilakukan di SMA Negeri 2 Karanganyar untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

29

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “ dibawah”

dan “ thesa” yang artinya “ kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara

menulisnya disesuaikan dengan Ejakan Bahasa Indonesia menjadi hipotesis, dan

berkembang menjadi hipotesis. Suharsi Arikunto dalam bukunya Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik mengatakan bahwa hipotesis dapat diartikan

sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dari penelitian tindakan

kelas, serta hasil penelitian yang relevan seperti yang telah diuraikan di atas maka

dapat dirumuskan hipotesis bahwa ”Penerapan model pembelajaran kooperatif

dengan metode NHT dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi siswa

kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar.

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar, yang

beralamat di Jl. Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar. Sekolah ini dipimpin oleh

Bapak Drs. Wagiman, M.Pd selaku kepala sekolah. Sekolah ini memiliki 27 kelas

yang terdiri atas:

a. Kelas X sebanyak 9 kelas, yang terdiri dari delapan kelas reguler dan satu

kelas imersi.

b. Kelas XI sebanyak 9 kelas, terdiri dari empat kelas Jurusan IPA, dan empat

kelas Jurusan IS (Ilmu Sosial), dan satu kelas imersi.

c. Kelas XII sebanyak 9 kelas, terdiri dari empat kelas Jurusan IPA, empat kelas

Jurusan IS (Ilmu Sosial) dan satu kelas imersi.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 4 dengan jumlah

siswa 40 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah:

a. Menurut observasi awal yang peneliti lakukan terlihat bahwa dalam proses

pembelajaran akuntansi masih menggunakan model pembelajaran

konvensional sehingga para siswa kurang tertarik dalam mengikuti

pembelajaran akuntansi akibatnya mereka cenderung tidak memperhatikan

penjelasan dari guru, tidak menikmati proses pembelajaran dan perasaan

bosan sehingga siswa mencari cara untuk membuang kejenuhan dengan

gaduh sendiri atau bicara dengan teman sebangku diluar konteks pembelajaran

akuntansi.

b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis,

sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata

pelajaran akuntansi yaitu Ibu Rahayu Ikawati, S.Pd, yang membantu dalam

pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara

29

31

tidak langsung kegiatan penelitian dapat terarah serta menjaga valid tidaknya data

hasil penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Februari 2010

sampai April 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan

laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian

Jenis Desember Januari Februari Maret April Kegiatan 2010 2010 2010 2010 2010

1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan judul b.Penyusunan proposal c. Perijinan 2.Perencanaan Tindakan 3.Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5.Penyusunan Laporan

Sumber: Penulis

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli

spikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan

Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli seperti Stephen

Kemmis, Robin Mc Tanggart, Jonh Elliot, Dave Ebbut, dan sebagainya. PTK di

Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an.

Pendekatan penelitian ini menggunakan penekatan Penelitian Tindakan

Kelas. Menurut Indah Kusharyati (2009: 27) penelitian tindakan kelas dapat

diartikan sebagai salah satu penelitian yang dapat dilaksanakan guru sebagai

alternatif pilihan untuk menemukan cara dalam rangka mengatasi masalah-

masalah yang muncul dalam proses pembelajaran guna meningkatkan mutu atau

kualitas proses pembelajaran di sekolah terutama dalam suatu kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action

research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

32

dikelasnya. Penelitian Tindakan Kelas berfokus pada kelas atau pada proses

belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus atau meteri

) ataupun output (hasil belajar), jadi PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang

terjadi didalam kelas (Suharsimi Arikunto, dkk. 2007: 58). Sehingga dapat

diartikan bahwa PTK adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas

dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

Suharsimi (2002) dalam buku Penelitian Tindakan Kelas, Suharsimi

Arikunto, dkk (2007) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari

tiga kata, yaitu: Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atu informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama

dari seorang guru.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat diartikan bahwa

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu mengamatan proses belajar pembelajaran

yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk menemukan masalah-

masalah pembelajaran didalam kelas kemudian mencari cara untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut guna meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran.

Untuk lebih memahami definisi PTK, maka perlu memahami

karakteristik dari PTK tersebut. Menurut Zainal Aqib (2006 : 17) PTK setidaknya

memiliki karakteristik antara lain:

1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam introksional.

2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya.

3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

4. Bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktisi instruksional

5. Dilaksanakan dalam rangkaian dengan beberapa siklus.

Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian-penelitian lain pada

umumnya. Yang unik dari penelitian ini adalah adanya tidakan praktis yang

dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi dari pengamatan-pengamatan

33

yang dilakukan. Sehingga ada pemikiran yang kritis yang dilakukan oleh guru

maupun peneliti untuk mengadakan suatu tindakan supaya masalah yang terjadi di

dalam kelas bisa diatasi. Penelitian ini akan berhenti sampai ditemukan adanya

perubahan yang terjadi sebelum penelitian sampai di akhir penelitian tersebut.

Oleh karena itu penelitian harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur

tingkat keberhasilan dari penelitian yang dilakukan.

Perencanaan penelitian akan sistematis bila dibuat siklus-siklus dalam

pelaksanaanya. Ada empat siklus yang lazim di lalui yaitu: 1. Perencanaan, 2.

Pelaksanaan, 3. Pengamatan, 4. Refleksi. Adapun penjelasan dari masing- masing

tahap adalah sebagai berikut.

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007: 74)

1. Tahap Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti mengadakan penelitian awal atau observasi awal

yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan

Perencanaan

SIKLUS I Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

????

34

bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal

sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan

tindakan dan yang mengamati proses jalanya tindakan. Kemudian dalam tahap

penyususnan rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa

yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat

sebuah intrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang

terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan tindakan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang

merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengadakan

tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini

pelaksanaan guru harus diingat dan berusaha menaati apa yang sudah

dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar dan tidak

dibuat-buat.

3. Tahap Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamat dipisahkan dengan

pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan tepat waktu

tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang

sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru

pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang

melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan

4. Tahap Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Istilah “ refleksi “ dari kata Inggris reflection, yang di

terjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah pemantulan. Kegiatan ini lebih

tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,

kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi

rancangan tersebut. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru

pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal

35

yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata

lain, guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang terus

berulang, dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi. Jadi, siklus itulah yang

menjadi suatu bentuk tindakan nyata yang menjadi salah satu karakteristik khusus

sebuah PTK, dan siklus tersebut diakhiri dengan kegiatan refleksi sebagai bentuk

evaluasi terhadap penerapan siklus sebelumnya apakah tindakan yang

dilaksanakan tersebut sudah mencapai tujuan atau belum dan apakah penelitian

perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang

relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut

perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang

benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan:

1. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamat, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui

penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan

ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Dalam artian observasi hanya

dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan

kelebihan dalam proses pembelajaran.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dengan dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi dari nara sumber. Wawancara

ini dilakukan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran akuntansi dan siswa

terhadap kegiatan belajar mengajar yang dimaksudkan untuk mengungkap

36

permasalahan yang dihadapi dan untuk memperoleh informasi tentang berbagai

hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran akuntansi. Wawancara

dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai dan atas dasar pengamatan

dari setiap siklus yang ada kepada para siswa untuk mengetahui respon yang

muncul terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini. Jenis

wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas

terpimpin dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan

diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi jangan

sampai proses wawancara kehilangan arah

3. Tes

Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada setiap akhir

penyajian bahan ajar atau akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk

mengukur seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan

pemberian tindakan apakah sudah memenuhi target yang sudah ditentukan atau

belum. Tes yang diadakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis.

4. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

keadaan umum sekolah, keadaan gedung sekplah, struktur organisasi sekolah serta

tugas dan tanggung jawabnya, daftar guru dan karyawan, sarana dan prasarana

serta dokumen yang mendukung penelitian.

Dokumentasi dalam penelitian ini terdiri dari dokumen mengenai

keadaan sekolah secara umum, data siswa, rancangan pelaksanaan pembelajaran,

lembar observasi, pedoman untuk wawancara, serta lembar skor kelompok dan

hasil nilai evaluasi dari setiap siklus. Di samping itu peneliti juga mengambil

gambar atau foto dari kegiatan berlangsungnya penelitian (proses kegiatan belajar

mengajar di kelas).

37

D. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian merupakan tahap-tahap yang harus dilakukan dalam

penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Tujuan dilakukan prosedur

penelitian supaya penelitian dapat berjalan dengan teratur sehingga hasil

penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

1. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah dan Guru mata pelajaran Akuntansi

SMA Negeri 2 Karanganyar.

b. Mengidentivikasi masalah

c. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori

yang relevan

d. Menyusun alat observasi

e. Penyusunan jadwal penelitian

2. Tahap Persiapan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang antara lain adalah:

a. Penyusunan jadwal penelitian

b. Penyusunan rencana pembelajaran

c. Penyusunan soal evaluasi

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

Dan setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.

4. Tahap Implementasi Tindakan

Tahap observasi yaitu tahap penerapan ini rancangan mengenai tindakan

di kelas. Pada tahap ini peneliti menentukan hipotesis tindakan yaitu alternatif

tindakan yang dipandang paling tepat atau dipercaya oleh peneliti dan akan

mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Hipotesis tindakan pada

penelitian ini adalah peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads Together.

38

5. Tahap Observasi atau Pengamatan

Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti.

Kegiatan observasi dalam penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk mengetahui

dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses

pembelajaran dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas

dalam bentuk data.

6. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari semua yang telah dilakukan

yaitu dengan membuat atau menyusun laporan dari semua yang telah diteliti.

E. Proses Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan

kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri 2

Karanganyar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode

NHT. Setiap tindakan dalam upaya peningkatan indikator tersebut dirancang

dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1.

Perencanaan Tindakan, 2. Pelaksanaan Tindakan, 3. Observasi, dan 4. Refleksi

untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam

dua siklus.

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:

1) Menyusun Skenario pembelajaran sebagai berikut:

a) Guru menciptakan suasana yang kondusif kemudian memberikan

pengetahuan awal kepada siswa mengenai materi laporan keuangan.

b) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan

membagikan nomer kepada siswa dalam tiap kelompok. Dan didalam

kelompok tersebut siswa menyelesaikan tugas berupa soal laporan

keuangan.

c) Guru memberitahukan bahwa masing-masing siswa dalam kelompok

harus siap untuk mempresentasikan hasil diskusi, karena guru

39

nantinya akan memanggil nomor secara acak dari tiap kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusi.

d) Setelah menyelesaikan diskusi maka guru akan memanggil nomor

secara acak dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi

di depan kelas.

2) Menyusun instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.

3) Menetapkan indikator ketercapaian.

Tabel 3. Indikator Kualitas Pembelajaran

Aspek yang diukur Persentase target

capaian

Cara mengukur

Keaktifan siswa selama apersepsi

70%

Diamati saat guru memberikan apersepsi kepada siswa pada awal pembelajaran.

Keaktifan siswa di dalam kelompok saat mengikuti pembelajaran

70%

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan di nilai tiap siswa yang menunjukkan perhatian, keaktifan dalam kegiatan pembelajaran.

Ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan soal.

70%

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dinilai dari kesempurnaan siswa mempresentasikan hasil diskusi lompoknya dan menjawab pertanyaan dari guru.

Ketuntasan hasil belajar (standar nilai70)

70%

Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai 70 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.

Sumber. Penulis. Indikator-indikator kualitas pembelajaran.

40

b. Tahap Pelaksanaan

Dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah

direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak

tindakan.

c. Tahap Observasi

Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar

terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan metode NHT dan peran siswa dalam proses belajar

mengajar yang langsung diamati oleh peneliti dengan bantuan guru mitra.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil

pembelajaran (nilai tes) terhadap proses pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi

peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya dalam siklus II.

2. Rancangan Siklus II

Rencana Penelitian Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan dengan

kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana tindakan

bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada siklus sebelumnya.

41

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Riwayat singkat

Riwayat singkat berdirinya SMA Negeri 2 Karanganyar dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

Pada tanggal 23 Agustus 1993 di Karanganyar telah resmi di buka SMA

Negeri dengan sebutan Unit Gedung Baru (UGB) dengan Kep. Mentri P dan K RI

No. 0313/0/1993. Yang menjabat kepala sekolah pada waktu itu adalah Sudarto.

BA dengan wakil sekolah Drs. Yuli Suhardoko, Drs. Agus Haryatmoko, Slamet

Riyadi, dan Drs. Sutopo.

Dari tanggal 1 April 1993 Unit Gedung Baru mulai menerima murid

baru, dan pada tanggal 17 Juli 1993 mulai ada siswa yang berjumlah 1 kelas.

Dalam perjalanan dan perkembangan selanjutnya Unit Gedung Baru berubah

nama menjadi SMA Negeri 2 Karanganyar yang gedungnya tetap berdiri di

kawasan Karanganyar dengan jumlah siswa rombongan belajar 29 dengan jumlah

siswa 1005.

SMA Negeri 2 Karanganyar, selama 17 tahun dipimpin oleh, yang

pertama, Sudarto, BA, Drs. Sungkono, menjabat selama 3 bulan, kemudian

digantikan oleh Drs. Sugiarto, M.Hum, selama dua peride dan sekarang dipimpin

oleh Drs. Wagiman, M.pd dengan wakil kepala sekolah adalah Drs. Suseno

Sugondo, Drs. L. Kuntadi, Drs. Sukirno, Drs. Hj. Suliastuti.

2. Keadaan Lingkungan Belajar

SMA Negeri 2 Karanganyar berada di Jalan Ronggowarsito, Bejen,

Karanganyar. SMA Negeri 2 Karanganyar dibatasi oleh:

a. Sebelah Barat : Sawah

b. Sebalah Timur : Kantor P dan K Kecamatan

c. Sebelah Selatan : Jalan Kecil

d. Sebelah Utara : Rumah Penduduk

40

42

SMA Negeri 2 Karanganyar jauh dari kebisingan dan kerawanan yang

menggangu ketenangan belajar. Hanya saja tata ruangan terlalu rumit dan tidak

sistematis menyebabkan rasa kekeluargaan di SMA ini kurang baik.

3. Visi dan Misi

a. Visi Sekolah

“ Unggul dalam prestasi bernuansa IMTAQ dan penguasaan IPTEK”

b. Misi Sekolah

1) Menumbuhkan semangat dan disiplin yang tinggi seluruh warga sekolah.

2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien

3) Siap menghantarkan para siswa ke jenjang yang lebih tinggi.

4) Mendorong dan membantu siswa kejenjang potensi diri.

5) Menanamkan dan membentuk sikap etos kerja yang profesional, jujur, dan

agamis.

B. Identifikasi Masalah Akuntansi di Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2

Karanganyar

Sebelum melaksanaan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti

melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk

mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada

tanggal 30 Februari dan 3 April 2010 di SMA Negeri 2 Karanganyar. Hasil dari

identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ditinjau dari Segi Siswa

a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai.

Saran dan prasarana yang kurang memadai dapat dilihat dari siswa tidak

memiliki buku akuntansi yang dibutuhkan dalam proses belajar di kelas.

Siswa hanya memiliki buku LKS dalam proses pembelajara. Sedangkan

buku-buku akuntansi yang terdapat dalam perpustakaan adalah buku-buku

yang tidak memenuhi standar KTSP sehingga kebutuhan siswa akan

informasi yang diperlukan tidak di dapat. Selain itu SMA Negeri 2

43

Karanganyar tidak memiliki laboraturium akuntansi dan penggunaan ruang

multimedia yang kurang maksimal.

b. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pembelajaran

akuntansi.

Dari hasil wawancara yang diperoleh, sebagian siswa merasa jenuh dengan

pembelajaran akuntasi. Hal ini dikarenakan oleh pembelajaran satu arah

yang berpusat oleh guru dan pelajaran akuntansi untuk kelas XI IS 4 pada

hari selasa (2X45 menit) terdapat pada jam 7 dan 8 sehingga konsentrasi

siswa pada pembelajaran akuntansi kurang. Keadaan siswa yang capek,

bosan, suasana yang panas dan pembelajaran yang berpusat pada guru

membuat siswa tidak antusias dan kurang berminat terhadap pembelajaran

akuntansi.

c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi.

Dan keaktifan apersepsi yang telah diamati peneliti salama proses

pembelajaran tidak semua memiliki respon baik, dapat dilihat dari setelah

bel masuk berbunyi, siswa tidak segera masuk ke dalam kelas.Pada hari

selasa (2X45 menit) pada jam ke-7 dan ke-8 keadaan siswa pasif. Siswa

merasa jenuh, capek, dan bosan sehingga tidak ada respon ketika guru

melontarkan pertanyaan. Sedangkan keadaan yag terjadi pada hari sabtu

(1X45 menit) pada jam ke-2, siswa ada kemauan untuk memperhatikan

tetapi yang terjadi ketika siswa merasa ada kesulitan adalah siswa lebih

sering bertanya kepada teman sebangku atau teman yang lebih tau. Siswa

cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang

kesulitan yang dihadapi kepada guru.

2. Ditinjau dari Segi Guru

a. Guru kurang menguasai kelas.

Guru kurang tegas dalam mengelola kelas, sehingga siswa berani terhadap

guru dan ketika guru menjelaskan materi pelajaran, tidak ada perhatian

dari siswa.

b. Guru masih monoton menggunakan metode pembelajaran sehingga siswa

kurang tertarik dengan pembelajaran akuntansi.

44

Dalam setiap pertemuan pembelajaran akuntansi guru senantiasa

menggunakan metode ceramah disertai latihan dalam menyampaikan

materi. Metode pembelajaran yang monoton ini, mau tidak mau membuat

siswa cenderung diam dan tidak aktif. Mereka pun akan mudah bosan

karena lebih banyak mendengar dan mengerjakan apa yang diperintah

guru.

c. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat

untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran

akuntansi.

Pada saat pembelajaran akuntansi berlangsung, guru sudah mencoba

membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara

langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau

memperhatikan pelajaran. Namun cara ini ternyata belum mampu

membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Guru juga pernah

mencoba menerapkan metode pembelajaran diskusi tetapi hasil yang

didapat sama seperti metode ceramah, maka guru kembali menggunakan

metode pembelajaran konvensional.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masini-masing

siklus terdiri dari 4 tahap: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi tindakan.

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Siklus 1

Kegiatan perencanaan tindakan 1 dilaksanakan pada tanggal 30

Februari dan 3 April. Setelah peneliti mengadakan observasi maka

bersama guru, peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan

dikakukan dalam penelitian ini. Dari observasi yang dilakukan maka

didapat data bahwa ketuntasan belajar yang dilihat dari nilai adalah

sebagai berikut:

45

Dari data yang didapat bahwa siswa yang tuntas belajar hanya sebesar 2,5%

saja. Peneliti juga mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan

dalam memahami materi akuntansi dan dalam meningkatkan keaktifan

mereka dalam kelas hal ini dapat terlihat dari hasil observasi awal dan hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Kemudian disepakati bahwa

pelaksanaan siklus I akan dikakukan selama 3 kali pertemuan, yakni 6 April

2010, 10 April 2010, dan 17 April 2010.

Tahap Perencanaan tindakan I meliputi sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi

dengan menggunakan model pembelajaran NHT, sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa

(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk

membangkitkan minat siswa.

(3) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kecil untuk membangkitkan ingatan siswa.

(4) Guru menerangkat sedikit materi pembelajaran hari ini.

(5) Siswa dibagi dalam 7 kelompok dimana setiap kelompok terdiri

dari 6 atau 5 orang siswa. Setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapat nomor. Siswa mendapat penjelasan dari guru tentang

sistematika mengerjakan.

(6) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok. Tugas yang

diberikan berupa latihan soal laporan keuangan. Siswa

mengerjakan soal latihan dengan mandiri tetapi berdiskusi dengan

teman kelompok.

(7) Guru memonitoring kegiatan siswa dan memberikan bantuan

kepada siswa yang mengalami kesulitan.

(8) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang dan

menutup dengan salam penutup.

46

b) Pertemuan Kedua

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.

(2) Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang telah

dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.

(3) Siswa diminta memberikan laporan hasil kerja kelompoknya.

Dengan cara memanggil nomor dan kelompok.

(4) Guru membuka sesi tanya jawab dengan kelompok kerja lain.

(5) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang bekerja paling

baik.

(6) Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah

dibahas.

c) Pertemuan Ketiga

(1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa.

(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan

dilakukan.

(3) Guru mereview materi pembelajaran dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

(4) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal evaluasi akhir

atas materi yang sudah dibahas.

(5) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan

meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.

(6) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.

(7) Guru meminta lembar jawab soal.

(8) Salam penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi

laporan keuangan dengan model pembelajaran kooperatif Numbered

Heads Together(NHT)

3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes da

nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).

47

Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang

dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,

sepeti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 6 April 2010, 10 April 2010, 17

April 2010 diruang kelas XI IS 4. Pertemuan dilaksanakan selama 4X45

menit. Pada tanggal 13 April 2010 pembelajaran tidak dapat dilaksanakan

karena sedang diadakan Ujian Sekolah untuk siswa kelas XII, sehingga siswa

kelas XI di liburkan. Materi pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah

laporan keuangan.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama (Selasa, 6 April 2010)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan

presensi siswa yang mengikuti pembelajaran, siswa yang tidak masuk

adalah Desi Ria Irawan, Hadi Prakoso, Udhin Ismadi.

b) Siswa diberi motivasi oleh guru sebelum memulai pembelajaran.

Sedikit siswa yang memperhatikan setiap perkataan guru pada awal

pembelajaran.

c) Siswa diberi pertanyaan oleh guru tentang materi pembelajaran pada

pertemuan sebelumnya yaitu mengenai laporan keuangan, karena pada

pertemuan sebelumnya siswa sudah dijelaskan tentang materi laporan

keuangan. Dan hanya beberapa siswa yang terlihat aktif.

d) Siswa diberi penjelasan tentang kegiatan pembelajaran hari ini dimana

siswa akan dibagi dalam kelompok. Dan didalam kelompok tersebut

siswa akan mendapat tugas dan kewajiban tiap kelompok untuk

menyelesaikan tiap tugas secara bekerjasama dengan teman

kelompoknya.

e) Siswa mulai dibagi dalam kelompok terdapat dua kelompok yang

terdiri dari 5 orang siswa dan kelompok lain terdiri dari 6 orang, hal

ini disebabkan siswa kelas XI IS 4 berjumlah 40 siswa. Siswa mulai

48

berkelompok dan menempatkan diri sesuai dengan tempat yang telah

diatur. Peneliti menghitung mundur dari angka 5 ke-1 dan pada

hitungan ke-1 siswa sudah harus berada pada kelompoknya masing-

masing.

f) Setiap siswa mendapat soal latian yang akan dikerjakan bersama

teman kelompoknya. Dan tiap siswa harus mengerjakan mandiri,

tetapi dalam proses mengerjakan siswa berdiskusi bersama teman

kelompok.

g) Dalam mengerjakan tugas yang diberikan terlihat beberapa siswa dari

tiap-tiap kelompok, bermalas-malasan dalam mengerjakan dan

berdiskusi bersama teman.

h) Saat tanda pergantian jam pelajaran berbunyi semua kelompok belajar

telah menyelesaikan tugas.

i) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa.

2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 10 April 2010)

a) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa. Ada lima siswa

tidak masuk yaitu, Christoper (ijin), Nandiko (sakit), Wahyu Puji (

tanpa ijin). Guru menyampaikan mengenai rencana kegiatan yang

telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya.

b) Siswa diminta duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang

telah terbentuk kemaren dan guru memberikan nomer pada tiap-tiap

siswa di tiap kelompoknya.

c) Guru memulai diskusi dengan memanggil nomor dan nama kelompok

secara acak, kemudian siswa yang mendapat kesempatan untuk

mempresentasikan hasil adalah nomor 3 kelompok 4 yaitu,Bernadus

Median.

d) Setelah Bernadus menyelesaikan menulis dipapan tulis, kemudian

Bernadus mempresentasikan hasil tugas. Dan ada beberapa pertanyaan

dari teman yaitu Ismawati (5, Kel 3) dan Yuri Septiani (1, Kel 2)

49

e) Dari setiap pertanyaan yang ditanyaakan, ada beberapa hal yang tidak

bisa dijawab, sehingga teman kelompok membantu menjawab

pertanyaan dari teman kelompok lain.

f) Guru memberi ketegasan dari tiap jawaban dan pertanyaan seputar

laporan laba rugi kepada semua siswa.

g) Dan kemudian guru memanggil nomor lagi yaitu nomor 5 kelompok 2

yaitu, Nita Sarmelia, Nita menulis dan mempresentasikan hasil

pekerjaan bersama teman.

h) Guru memberi kesempatan kepada teman kelompok lain untuk

bertanya. Dan evawati (1, Kel. 6) memberi pertanyaan kepada Nita

seputar laporan perubahan modal.

i) Guru menyimpulkan pembelajaran tentang laporan laba rugi dan

laporan perubahan modal.

j) Guru menutup pembelajaran dengan salam.

3) PertemuanKetiga (Sabtu, 17 April 2010)

a) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa.

b) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas

materi yang telah dibahas.

c) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai dan

meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerjasama.

d) Guru mengawasi dengan baik tetapi ada beberapa siswa yang

mencontoh teman. Sehingga guru mengurai nilai sebesar 20 poin.

e) Guru meminta lembar jawab.

f) Salam penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together di kelas XI IS 4.

Peneliti mengambil posisi dikelas, dengan tujuan agar peneliti dapat secara

jelas melihat dan ikut serta dalam pembantu dalam proses pembelajaran

akuntansi. Pada pertemuan pertama, guru yang dibantu peneliti membagi

50

kelompok, kemudian pertemuan ke-2 guru mengandakan diskusi dibantu

dengan peneliti dan pada pertemuan ke-3 guru mengandakan test evaluasi.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadapa pelaksanaan proses belajar

mengajar akuntansi, dieroleh gambaran tentang aktifitas siswa selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 40%, sedangkan

60% lainya masih belum dapat memusatkan perhatian pada awal

pembelajaran.

2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar

42,5%, sedangkan 57,5% lain belum bisa bekerjasama dengan teman

kelompok.

3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti

sebesar 55% sedangkan yang lain masih ada yang tidak lengkap dan belum

bisa mengerjakan dengan sempurna.

4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa

siswa yang sudah mampu mengerjakan soal laporan keuangan dan

mendapat nilai 70 ke atas sebesar 52,5%, sedangkan 47,5% siswa belum

sempurna dalam mengerjakan test evaluasi.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Beberapa kelemahan guru dalam silkus I ini adalah:

a) Guru kurang tegas untuk mengatur siswa

b) Guru belum memberikan penghargaan kepada kelompok yang

bekerjasama paling baik dan mampu menyelesaikan tugas dengan

benar.

c) Suara guru kurang besar, sehingga siswa yang dibelakang tidak

kedengaran.

51

2) Beberapa kekurangan yang ditemukan dari segi siswa adalah sebagai

berikut:

a) Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan

pendekatan.

b) Ketrampilan berkomunikasi didepan kelas pada saat presentasi masih

kurang.

c) Siswa kurang percaya diri ketika mengungkapkan pendapat yang

nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelas.

d) Kesadaran siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya masih

rendah. Cenderung siswa pasif dan teman yang pintar akan

mengerjakan sampai selesai baru lah kemudian teman yang lain

mencontoh.

e) Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 keatas sebanyak 21 siswa

dan siswa tersebut telah tuntas dalam hasil belajar. Nilai tertinggi

adalah 90, nilai terendah adalah 10. Sehingga rata-rata kelas tersebut

adalah 58,38.

Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi

yang dapat dilakukan adalah:

1) Sebaiknya guru memberikan ketegasan kepada siswa yang tidak

taat, sehingga siswa mengetahui bagaimana harus bersikap.

2) Sebaiknya Guru memberikan penjelasan bahwa dalam kelompok

kerja kontribusi aktif setiap anggota kelompok diperlukan dalam

pencapaian tujuan sehingga tidak ada lagi siswa yang mendominasi

kelompok dan tidak ada lagi siswa yang pasif dalam diskusi dan

menjalankan tugasnya.

3) Dalam menyiasati suara guru yang kecil, sebaiknya sebelum

pembelajaran dimulai guru harus menciptakan suasana yang

kondusif dahulu, sehingga ketika kelas tenang dan kondusif siswa

akan mampu mendengarkan suara guru ketika memberikan

penjelasan.

52

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 19 April 2010 di kantor Guru SMA Negeri 2 Karanganyar. Guru

bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan

tindakan dalam siklus I terdapat beberapa kekurangan, kemudian

disepakati bahwa siklus II akan dilaksanakan pada Selasa tanggal 20 April

2010, Selasa tanggal 27 April 2010, dan Sabtu tanggal 1 Mei 2010.

Tanggal 24 April 2010 peneliti tidak dapat mengadakan pembelajaran

dikarenakan siswa kelas XI mengadakan Study Tour. Sehingga rancangan

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Peneliti bersama Guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT, skenario

pembelajaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Peretemuan Pertama

(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.

(2) Menciptakan situasi yang kondusif dan tenang sebelum

pembelajaran dimulai untuk membangkitkan minat siswa.

(3) Guru mengadakan pembahasan soal yang telah diujikan pada

pertemuan sebelumnya dan membuka sesi tanya jawab.

(4) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran sebelumnya dan

memberitahukan rencana pembelajaran untuk hari ini.

(5) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang sama pada

siklus I.

(6) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok. Tugas yang

diberikan berupa latihan soal laporan keuangan. Siswa

mengerjakan tugas dengan memanfaatkan kerjasama dalam

kelompok.

53

(7) Guru memonitoring kegiatan siswa dan memberikan bantuan

kepada siswa yang mengalami kesulitan.

(8) Guru menyampaikan rencana kegiatan pertemuan mendatang.

b) Pertemuan Kedua

(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.

(2) Menciptakan situasi yang kondusif dan tenang sebelum

pembelajaran dimulai untuk membangkitkan minat siswa.

(3) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan

dalam pembelajaran.

(4) Siswa diminta memberikan laporan hasil kerja kelompoknya.

Dengan cara memanggil nomor dan kelompok.

(5) Guru membuka sesi tanya jawab dengan kelompok kerja lain.

(6) Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang bekerja

paling baik.

(7) Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah

dibahas dan mereview pelaksanaan presentasi. Siswa akan

berpikir apakah jwaban mereka sudah sesuai dengan konsep

yang diharapkan oleh kompetensi dasar.

c) Pertemuan Ketiga

(1) Salam pembuka dan guru mengecek kehadiran siswa.

(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan

dilakukan.

(3) Guru mereview materi pembelajaran dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

(4) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan soal evaluasi

akhir atas materi yang sudah dibahas.

(5) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai

dan meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling

bekerja sama.

(6) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat

mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan

54

kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib

dan tenang.

(7) Guru meminta lembar jawab soal.

(8) Salam penutup.

2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk

materi laporan keuangan.

3) Peneliti dan Guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan

nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus).

Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi

yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap

siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II diadakan selama tiga kali pertemuan yaitu,

Selasa tanggal 20 April 2010, Selasa tanggal 27 April 2010, dan Sabtu

tanggal 1 Mei 2010 di ruang kelas XI IS 4. Sedangkan materi yang

disampaikan adalah laporan keuangan.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama (Selasa, 20 April 2010)

a) Guru mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. Siswa

yang tidak masuk adalah Eko Fitriyanto (sakit), Hadi Prakoso (sakit),

Mahendra Risal (tanpa ijin)

b) Membahas soal yang telah diujikan pada pertemuan sebelumnya dan

membuka sesi tanya jawab. Terdapat beberapa siswa yang antusias

dengan tanya jawab ini sebagian besar pertanyaan dijawab serentak

dan ada siswa yang malu-malu untuk menunjuk jari dan menjawab.

c) Siswa mendapat penjelasan dari guru tentang rencana pembelajaran

hari ini dan memberikan masukan bagaimana seharusnya kelompok

belajar berjalan sebagai refleksi atas pelaksanaan pembelajaran

sebelumnya.

d) Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang sama pada siklus I,

yaitu terdiri dari 7 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6

55

kelompok. Karena ada beberapa siswa yang tidak masuk maka

kelompok 3 terdiri dari 4 siswa. Sedangkan kelompok satu yang

seharusnya terdiri dari 6 siswa, karena ada siswa yang tidak masuk

maka tinggal 5 siswa.

e) Setiap kelompok siswa mendapatkan soal yang harus dikerjakan oleh

siswa.

f) Guru memonitoring setiap kelompok dan memberikan bantuan

secara langsung kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Guru

juga memberikan motivasi kepada kelompok yang belum bisa

bekerjasama karena ketidak cocokan diantara anggota.

g) Guru meminta lembar laporan hasil tugas kelompok.

h) Guru mengakhiri pertemuan dengan menyimpulkan pembelajaran

hari ini dan bertanya “apa bahagia dengan pembelajaran hari ini?”

dan “apa yang anda dapat dari pembelajaran hari ini?” dan dengan

serempak siswa menjawab dengan berbeda-beda jawabnya.

2) Pertemuan Kedua (Selasa, 27 April 2010)

a) Guru membuka dengan salam kemudian mengabsen siswa.

b) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk memanfaatkan waktu

presentasi dengan baik.

c) Siswa diminta untuk kembali ke dalam kelompok masing-masing

seperti pada pertemuan sebelumnya. Dan tiap siswa di dalam

kelompok mendapatkan nomor.

d) Diskusi dimulai dengan guru memanggil nomor 4 dari kelompok 7

untuk mempresentasikan hasil diskusi. Siswa yang diberi

kesempatan adalah Krisna dinar. Tetapi tidak bisa menyelesaikan

pekerjaanya sehingga dibantu oleh telan kelompoknya. Pada sesi ini

ada beberapa siswa yang bertanya berkaitan dengan materi neraca.

e) Kemudian dilanjutkan dengan guru memanggil nomor 1 dari

kelompok 3 yaitu, Yuri septiani. Dalam mempresentasikan Yuri

mendapatkan beberapa pertanyaan dari teman kelompok lain. Dan

kelompok 3, sukses mempresentasikan dan menjawab pertanyaan,

56

walaupun dalam pertanyaan dari teman kelompok ada beberapa yang

dijawab oleh teman kelompok 3.

f) Guru memberi penghargaan kepada tiap siswa yang telah

mempresentasikan hasil pekerjaan.

g) Guru mereview pembelajaran dengan pertanyaan dengan cara

memanggil nomor dan kelompok. Dan siswa merasa sengan dengan

pembelajaran.

h) Guru memberi kesimpulan pembelajaran hari ini dan menutup salam.

3) Pertemuan Ketiga (Sabtu, 1 Mei 2010)

a) Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa.

b) Guru mereview pembelajaran sebelumnya dengan cepat.

c) Guru meminta semua buku ditutup dan hanya alat tulis yang ada di

meja. Siswa mulai protes karena evaluasi yang diadakan hari ini,

belum diberitahukan sebelumnya.

d) Guru membagikan soal dan meminta siswa untuk mengerjakan

sendiri.

e) Guru meminta lembar jawaban dan menutup pembelajaran dengan

salam penutup.

c. Observasi dan Interpretasi

Peneliti mengamati dan membantu guru dalam proses pembelajar

akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads

Together di kelas XI IS 4. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas karena

guru kelas meminta supaya peneliti membantu dalam proses belajar

mengajar dan dapat mengamati secara langsung. Pada pertemuan pertama

guru bersama peneliti membagi kelompok dan memberikan latian soal

kepada tiap kelompok. Terlihat ada banyak siswa antusias dan senang

ketika mengerjakan soal bersama teman kelompoknya. Pertemuan kedua

siswa berdiskusi dengan cara guru dan peneliti memanggil nomor dan

kelompok. Siswa menikmati diskusi yang berlangsung, terlihat dari siswa

antusias ketika mempresentasikan hasil pekerjaan dan semangat ketika

57

menjawab pertanyaan dari guru. Sedangkan pada pertemuan ketiga

digunakan guru untuk mengadakan evaluasi pada siklus II.

Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar akuntansi. diperoleh informasi tentang aktifitas siswa selama

proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 100%.

2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung

sebesar 87,5% sedangkan 12,5% lain belum bisa bekerjasama dengan

teman kelompok.

3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti

sebesar 100%.

4) Berdasarkan hasil evaluasi tes akhir siklus I dapat diidentifikasi bahwa

siswa yang sudah mampu mengerjakan soal laporan keuangan dan

mendapat nilai 70 ke atas sebesar 75% sedangkan 25% siswa belum

sempurna dalam mengerjakan test evaluasi.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Kelemahan guru dalam siklus II ini adalah:

a) Volume guru masih kecil, sehingga dalam proses belajar mengajar

guru dibantu oleh peneliti.

b) Guru terkesan mengabaikan beberapa siswa yang belum

berkonsentrasi pada saat diadakan apersepsi.

2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu

sebagai berikut:

a) Masih ada beberapa siswa yang malu-malu ketika menjawab

pertanyaan dari guru dan peneliti.

b) Masih ada siswa yang merasa kesulitan pada saat mengerjakan

tugas kelompok karena kelompok yang dipunyai terdiri 4 orang

tetapi bisa diatasi dengan peneliti membantu dalam mengerjakan

tugas kelompok tersebut.

58

Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas,

sudah mencapai 26 siswa dan nilai rata-rata juga sudah mengalami

kenaikan sebesar 80,75. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai

titik ketuntasan.

Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan

analisis yang telah dilakukan adalah:

1) Guru masih harus mampu menguasai kelas. Karena volume

suara guru kecil sehingga guru kesulitan dalam menguasai kelas.

2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran

yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang

tinggi.

3) Guru harus lebih kreatif dalam mengorganisasi aktifitas

pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan lancar.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat

dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi melalui

penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dari

siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 5. Profil Hasil Penelitian

Indikator Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa

%

Jumlah

Siswa

%

Aktif dalam Apersepsi 16 siswa 40% 40 siswa 100%

Aktif selama kegiatan

pembelajaran 17 siswa 42,50% 30 siswa 87,50%

Tepat dan teliti menjawab soal 22 siswa 55% 40 siswa 100%

Ketuntasan hasil belajar 21 siswa 52,50% 30 siswa 75%

Sumber: Hasil data nilai yang telah di olah

59

Peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat

pada grafik berikut ini:

0

5

10

15

20

25

Siklus I

Grafik Hasil Penelitian Siklus I

Aktif selama apersepsi

Aktif selama pembelajaran

Tepat dan teliti dalam menjawab soal

Ketuntasan hasil belajar

Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Siklus

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Siklus II

Grafik Hasil Penelitian Siklus II

Aktif selama apersepsi

Aktif selama pembelajaran

Tepat dan teliti dalam menjawab soal

Ketuntasan hasil belajar

Gambar 5.Grafik Hasil Penelitian Siklus II

60

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Aktif dalam apersepsi

Aktif selama kegiatan

pembelajaran

Tepat dan teliti

menjawab soal

Ketuntasan hasil belajar

Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II

Siklus I

Siklus II

Gambar 6. Grafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II

Grafik tersebut menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together berdampak

terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran akuntansi. Dampak positif

tersebut antara lain siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

siswa tidak merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran karena siswa ikut

langsung terlibat dalam pembelajaran. Selain itu siswa juga lebih mudah

memahami materi yang di sampaikan oleh guru, siswa lebih aktif dan

bersemangat dalam mengikuti diskusi kelompok belajar serta hasil belajar siswa

mengalami peningkatan.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap

siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)

pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi

tindakan.

61

Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai II dapat dijelaskan sebagai

berikut:

Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan ini, peneliti

melakukan kegiatan surve awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di

kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar dengan cara observasi dan wawancara

dengan guru maupun siswa. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan surve

tersebut, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang ada di dalam kelas

serta dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar di kelas belum obtimal.

Oleh karena itu peneliti mengadakan diskusi lebih lanjut dengan guru mata

pelajaran akuntansi untuk mengatasi permasalahan yang muncul tersebut dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads

Together (NHT).

Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu

guru membuat RPP dan intrumen penelitian yang akan dilaksanakan dalam siklus

I di dalam kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata

pelajaran akuntansi, maka materi yang akan digunakan adalah laporan keuangan

yaitu laporan laba rugi, laporan ekuitas, dan neraca.

Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I, guru membuat kelompok-

kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini

bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dan siswa tidak merasa bosan

dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Dengan kelompok-kelompok kecil tersebut

siswa bersama siswa yang lain berjuang bersama untuk menyelesaikan tugas yang

diberikan, sehingga siswa merasa diberi kepercayaan guru bahwa anak didiknya

mampu menyelesaikan tugas. Dari hal tersebut siswa mempunyai motivasi untuk

belajar.

Ketika diskusi dilaksanakan, guru dibantu peneliti memanggil nomor

dan kelompok secara acak dan kemudian siswa diberi kepercayaan dan

kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Dari hal tersebut

siswa dapat belajar untuk percaya diri dan berani mengeluarkan ide, pendapat, dan

bertanya. Namun , dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap proses

belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan

62

kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa merasa

kebingungan terhadap model pembelajaran yang baru mereka lakukan, dan juga

volume suara guru yang kecil menyebabkan siswa kurang jelas dalam setiap

penjelasan guru. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa malu-malu ketika menjawab

pertanyaan atau bertanya dan tidak semua siswa terlibat dalam pemecahan soal

bersama teman kelompoknya. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun

rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam

pembelajaran akuntansi.

Materi pembelajaran pada siklus II masih sama dengan siklus I yaitu

laporan keuangan, tetapi soal yang digunakan berbeda dengan siklus I dan untuk

menyiasati suara guru yang kecil maka guru membuat cara supaya siswa tenang

dan mencitakan kondisi kelas yang kondusif. Sehingga dalam pelaksanaan

pembelajaran siswa lebih aktif, percaya diri menjawab atau bertanya, dan siswa

lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti. Di akhir siklus peneliti mengadakan

penelitian untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

akuntansi setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode

Numbered Heads Together (NHT). Dan hasil yang didapat adalah siswa memiliki

motivasi belajar akuntansi.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar

akuntansi pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah

menunjukkan peningkatan. Dari segi keaktifan siswa dalam apersepsi

manunjukkan peningkatan dari 16 siswa atau 40% pada siklus I menjadi 40 siswa

atau 100% pada siklus II. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang

menunjukkan keaktifan mereka sebanyak 23 siswa atau 57,5% pada siklus I

sedangkan pada siklus II sebanyak 35 siswa atau 87,5%. Dalam ketepatan dan

ketelitian siswa menjawab maupun menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 22

siswa atau 55%, pada siklus II terdapat 40 siswa atau 100%. Begitu pula

ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan ditunjukkan dari

banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal yaitu sebesar

52,5% atau 21 siswa menjadi 75% atau 30 siswa pada siklus II. Siswa yang

63

sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang lebih antusias dan

menikmati pembelajaran akuntansi. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak bisa

bertanggung jawab dengan peranya dalam kelompok, pada siklus II ini sudah

dapat menjalankan tanggung jawab dengan baik. Meskipun begitu, masih

diperlukan ketelatenan guru dalam menolong siswa menguasai konsep

pembelajaran akuntansi dan pendekatan kepada siswa. Oleh sebab itu masalah

yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara

penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) yang secara langsung dapat mengaktifkan

siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran

akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa. Sehingga kualitas proses dan hasil

pembelajaran akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat

meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajara yang

efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif, metode Numbered Heads Together (NHT) dapat

dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:

1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat. Hal tersebut dapat dilihat

dari keaktifan siswa selama apersepsi yang ditunjukan dari kenaikan

dari siklus I sampai siklus II.

2) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam

kelompok dan berjuang menyelesaikan tugas bersama teman. Hal

tersebut dapat dilihat dari keaktifan siswa selama pembelajaran

akuntansi berlangsung yang ditunjukan dari peningkatan siklus I

sampai siklus II .

3) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal

tersebut dapat dilihat dari ketelitian dan ketepatan siswa selama

menjawab pertanyaan dan persoalan dari guru yang ditunjukan dari

peningkatan siklus I sampai siklus II.

64

4) Berdasarkan hasil belajar siswa yang ditunjukan dengan perolehan

nilai test pada setiap akhir siklus mengalami kenaikan mulai dari

siklus I sampai siklus II

65

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IS 4 di SMA

Negeri 2 Karanganyar ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi

empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kualitas

pembelajaran akuntansi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan

metode Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas XI IS 4 SMA Negeri

2 Karanganyar. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator berikut ini:

1. Keaktifan siswa dalam apersepsi manunjukkan peningkatan sebesar 60% atau

24 siswa, dari 16 siswa atau 40% pada siklus I menjadi 40 siswa atau 100%

pada siklus II.

2. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa yang menunjukkan keaktifan

belajar naik sebanyak 30% atau 12 siswa dari 23 siswa atau 57,5% pada

siklus I dan pada siklus II menjadi 35 siswa atau 87,5%.

3. Ketepatan dan ketelitian siswa menyelesaikan soal pada siklus I terdapat 22

siswa atau 55%, pada siklus II terdapat 40 siswa atau 100% sehingga terjadi

kenaikan sebesar 44% atau 18.

4. Ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 22,5% atau 9

siswa yang ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas

ketuntasan minimal yaitu sebesar 52,5% atau 21 siswa menjadi 75% atau 30

siswa pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan pada kesimpulan penelitian di atas, maka implikasi dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan

pembelajaran akuntansi pada materi laporan keuangan dengan menggunakan

64

66

metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran akuntansi dilihat dari segi keaktifan siswa melalui keaktifan siswa

selama apersepsi, keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran, ketepatan dan

ketelitian siswa menjawab soal dan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.

Hal ini disebabkan model kooperatif dengan metode NHT menekankan pada

keaktifan siswa secara penuh, sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam

belajar melalui proses kerja sama dan tanggung jawab dalam kerja kelompok.

2. Implikasi Praktis

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa untuk meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa secara optimal dalam pembelajaran akuntansi,

seorang guru harus dapat memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang

tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa, minat, dan kondisi lingkungan yang

ada. Hasil belajar siswa tidak hanya dilakukan melalui tes atau ulangan harian saja

tetapi penilaian harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, melalui

keaktifan siswa baik selama apersepsi, selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung dan ketepatan serta ketelitian siswa menjawab soal atau pertanyaan

dari guru.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru perlu menambah wawasannya tentang metode-metode pembelajaran

yang inovatif agar proses pembelajaran lebih menarik dan siswa tidak

merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas..

b. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik, sebaiknya guru

meningkatkan kemampuan dalam mengelola kelas sehingga dapat tercipta

situasi kondusif yang mendukung proses pembelajaran.

67

2. Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya menyadari pentingnya memperhatikan ketika guru

menerangkan materi pelajaran.

b. Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif metode NHT

sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk bekerja sama

dalam satu kelompok.

3. Bagi Peneliti

a. Peneliti dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan penyempurnaan

dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.

b. Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran

yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang

diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.

4. Bagi Sekolah

a. Perlu adanya bimbingan dan binaan kepada guru agar keberhasilan dalam

proses pembelajaran di kelas tercapai.

b. Sekolah perlu membuka diri dengan lembaga pendidikan maupun instansi

lain untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

68

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi . 2007. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Astiwi, Nila. 2009. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Dengan Teknik Kepala Bernomor Terstruktur untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi kalas XI IS 1 SMA N 2 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Surakarta: UNS

Depdiknas. 2005. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Direktorat PLP

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Jihad, Asep, Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo

Kusharyati, Indah. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan

Metode Jigsaw untuk Meningkatkkan Penguasaaan Konsep Dalam

Pembelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IS 5 SMA N 8 Surakarta Tahun

Ajaran 2008/2009 ( Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta : UNS

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang- Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Mufid Masruhan. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Operasi Hitung Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together ( NHT ) pada Siswa kelas VII- A MTs Islamiyah Sumpiuh – Banyumas Tahun Pelajaran 2006/2007. Semarang : UNNES

Ngadiman, Sri Witurachmi dan Wahyu Adi.2005. Dasar-dasar Akuntansi. Surakarta : FKIP UNS

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 ( Pertanyaan dan jawaban ). Jakarta: Gramedia

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

67

69

Siskandar. 2003. Kegiatan Belajar yang Efektif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Slavin, Robert E .2008. Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusamedia

Soemarsono. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press

Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2003. Landasan Psilokogi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PIKEM. Jogjakarata: Pustaka Pelajar

Suryadi, Ace, dkk. 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme: Konsep, Landasan Teori-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

Weygandt, J. Jerry, Kieso, E. Donald, Kimmel,D. Paul. 2007. Accounting Principles: Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Winkel, WS.2005. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta : Media Abadi

Yamin, Martinis. 2005. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Jakarta : Gaung Persada Press

http://cepiriyana.blogspot.com/2006/06/hakikat-kualitas-pembelajaran.html

69

CATATAN LAPANGAN 1

Hari/Tanggal : Selasa, 30 Maret 2010

Waktu : Jam 08.00 - 08.30 WIB

Jenis : Observasi mendalam (Wawancara)

HASIL WAWANCARA

1. P: Metode pembelajaran apa yang Ibu terapkan dalam pembelajaran

akuntansi di kelas XI IS 4 saat ini?

G: Saat ini model pembelajaran yang saya gunakan masih dengan metode

konvensional (ceramah), karena para siswa kelas XI IS 4 belum terbiasa

dengan model atau metode yang lainnya. Saya sudah mencoba

menggunakan metode yang lain dalam pembelajaran akuntansi, misalnya

saya mencoba menggunakan diskusi kelompok tetapi ternyata sangat tidak

efektif.

2.P: Bagaimana kondisi siswa selama pembelajaran akuntansi jika menggunakan

metode pembelajaran yang Ibu terapkan?

G:Ya situasi kelas belum bisa kondusif terlebih lagi pada hari selasa, mata

pelajaran akuntansi berada pada jam terakhir, setelah istirahat ke dua.

Sehingga konsentrasi siswa sudah tidak fokus pada pembelajaran. Banyak

hal yang dilakukan siswa yaitu dengan ramai sendiri dengan teman

sebangku, bercerita, dan melakukan hal-hal kecil yang mengganggu proses

belajar mengajar di kelas. Sedangkan pada hari Selasa kondisi siswa di

kelas lebih kondusif, tetapi juga terlihat siswa ramai dengan teman

sebangku tetapi keadaan nya lebih baik dari pada hari Selasa. Pada intinya

siswa susah untuk memperhatikan ketika saya menerangkan materi

pembelajaran.

P: Bagaimana untuk kecenderungan nilai akuntasi?

G:Pada dasarnya siswa-siswa saya memiliki keinginan untuk pintar, tetapi

yang saya pikirkan adalah kenapa siswa-siswa saya tidak pernah

memperhatikan apa yang saya terangkan dan tidak pernah belajar.

70

Bagaimana bisa pintar? Kalau anak-anak tidak pernah serius mengikuti

pelajaran saya dan tidak pernah belajar. Hal ini terjadi pada mata pelajaran

yang lain. Sehingga nilai mata pelajaran akuntansi pun juga dibawah

standar yang telah ditentukan. Kebanyakan siswa mendapatkan nilai

dibawah 60.

71

PEDOMAN WAWANCARA Observasi Awal (untuk Guru)

1. Metode pembelajaran apa yang Ibu terapkan dalam pembelajaran akuntansi

di kelas XI IS 4 saat ini?

2. Bagaimana kondisi siswa selama pembelajaran akuntansi jika menggunakan

metode pembelajaran yang Ibu terapkan?

3. Bagaimana untuk kecenderungan nilai akuntansi?

72

CATATAN LAPANGAN 2

Hari/Tanggal : Sabtu,3 April 2010

Waktu : Jam 07.30 - 09.00 WIB

Data Kelas : Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar

Model Pembelajaran : Ceramah

Tema Pembelajaran : Laporan Keuangan

Jumlah Siswa : 40 siswa

Jenis : Observasi mendalam (survei awal)

Deskripsi :

Pada awal pembelajaran guru memulai pelajaran dengan mengucapkan

salam pembuka kemudian mengabsen satu persatu siswa. Sebelum memulai

pelajaran, guru berusaha menciptakan suasana yang kondusif dengan mengulang

materi sebelumnya. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada para murid,

kegiatan tersebut berlangsung sekitar 10 menit. Kemudian guru memulai materi

dengan memberikan apersepsi mengenai materi laporan keuangan dan siswa

diminta untuk memperhatikan penjelasan guru. Di saat guru menjelaskan,

apabila ada siswa yang tidak memperhatikan, maka guru akan menegur siswa

tersebut dengan melontarkan pertanyaan seputar materi yang sedang dijelaskan.

Jika siswa tidak dapat menjawab, maka pertanyaan itu akan ditanyakan kepada

siswa yang lain. Namun guru juga tetap memperhatikan kegiatan para siswa

yang lain supaya pembelajaran di kelas tetap terkendali. Hal ini dilakukan guru

agar siswa lebih memperhatikan apa yang disampaikan guru. Tetapi suasana

tenang tidak dapat berjalan lama oleh karena suara guru kurang keras sehingga

tidak terdengar sampai bagian belakang, hal tersebut mengakibatkan para siswa

justru berbicara dengan teman sebangku ada yang megerjakan tugas dari guru

yang lain. Guru sudah memperingatkan para siswa berulang kali namun tidak

diindahkan oleh siswa, akhirnya guru terus melanjutkan pembelajaran bagi yang

masih mau memperhatikan.

73

Refleksi :

Proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun terdapat beberapa

kekurangan di dalamnya yang harus diperbaiki. Misalnya dalam kegiatan awal

pembelajaran guru terlalu tergesa-gesa untuk segera menyampaikan materi dan

kurang memperhatikan situasi dan kondisi siswa. Hal ini dilakukan guru karena

berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahwa apabila guru menunggu

sampai anak benar-benar siap, maka waktu yang tersedia pasti akan habis

dengan sia-sia. Selain itu, menurut pendapat siswa, guru harus memberikan

waktu kepada siswa untuk tanya jawab sebelum kegiatan belajar mengajar

diakhiri, sehingga siswa yang belum memahami, mereka tidak berani untuk

bertanya. Siswa mudah bosan karena guru terlalu banyak berceramah dalam

proses pembelajaran sehingga siswa merasa tidak nyaman. Selain itu, semakin

lama mendengarkan penjelasan guru, siswa cepat merasa jenuh karena metode

guru dalam menjelaskan sangat monoton dan alur dari penjelasan sulit untuk

diterima oleh para siswa. Para siswa pun tidak ada yang mencatat dari penjelasan

guru, karena selain bingung dengan yang disampaikan guru, siswa juga belum

belajar sebelumnya. Meskipun siswa memperhatikan pada saat guru

menjelaskan, namun konsentrasi siswa tidak tertuju pada apa yang sedang

disampaikan guru. Segi hasil pekerjaan siswa, diketahui bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh adalah 70 dan nilai terendah adalah 34.

74

Daftar nilai observasi awal.

No. Nama Siswa Nilai 1 Aditya Ian Permana 55 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 38 3 Anang Hananto 53 4 Arie Budiyanto 48 5 Asri Suryaningsih 55 6 Bernadita Tridian Fitrianto 26 7 Bernadus Median Firianto 40 8 Chiristoper Carlos Latuheru 56 9 Daru Cahyo Anggara 69 10 Desy Ria Irawan 60 11 Eko Fitriyanto 46 12 Evawati Suci Rindang 70 13 Hadi Prakoso 46 14 Hanif Arifin 56 15 Hery Hermawati 49 16 I Putu Nugrahening W.B. P 45 17 Ika Yulianti 50 18 Ismawati 47 19 Krisna Dinar Praditya 47 20 Kristian Pungki Ari S 35 21 Mahendra Rizal MI - 22 Nandiko Yogo Widoto 49 23 Nining Hartati 48 24 Nisa Adi Tama 42 25 Nita Sarmelia 39 26 Novita Sari 65 27 Putri Febriyanti 43 28 Ria Dewi Romadani 57 29 Riska Priyadi Yanti 56 30 Ryan Supriyanto H. P 44 31 Sri Harini 47 32 Susilo Pujianto 41 33 Tri Joko Waseso 44 34 Tri Widiastuti 55 35 Udhin Ismadi 45 36 Wahyu Puji Astuti 38 37 Wawan Sumaryanto 34 38 Wikan Prakoso 54 39 Yohanes Rendra 56 40 Yuri Septiani 67 Sumber: Data nilai awal observasi.

75

76

PEMBAGIAN KELOMPOK

Kelompok 1 Tri Widiastuti(1)

Wahyu Astuti(2)

Kristian Pungki A. S(3)

Mahendra Risal M. I(4)

Ika Yulianti(5)

Aditya Ian Permana(6)

Kelompok 2

Yuri Septiani(1)

Agus Sapta Riadi Wijaya(2)

Asri Suryaningsih(3)

Hanif Arifin(4)

Nita Sarmelia(5)

Susilo Pujianto(6)

Kelompok 3

Putri Febriyanti(1)

Bernadita Tridian Fitantri(2)

Eko Fitriyanto(3)

Hadi Prakoso(4)

Ismawati(5)

Yohanes Rendra(6)

Kelompok 4

Nisa Adi Tama(1)

Anang Hananto(2)

Bernadus Median Fitrianto(3)

I Putu Nugrahening W

B P(4)

Wikan Prakoso(5)

Kelompok 5

Novita Sari(1)

Christoper C L(2)

Nandiko Yogo Widianto(3)

Tri Joko Waseso(4)

Riska Prihadi Yanti(5)

Sri Harini(6)

Kelompok 6

Evawati Suci Rindang P(1)

Wawan Sumarwanto(2)

Hery Hermawati(3)

Udin Ismadi(4)

Rian Supriyanto Hari

P(5)

Kelompok 7

Daru Cahya A (1)

Arie Budiyanto(2)

Desy Ria Irawan(3)

Krisna Dinar P (4)

Nining Hartati(5)

Ria Dewi R (6)

77

CATATAN LAPANGAN 3

Data Kelas : Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar

Model Pembelajaran : Numbered Heads Together (NHT)

Tema Pembelajaran : Laporan Keuangan

Jumlah Siswa : 40 siswa

Jenis : Observasi mendalam (Siklus 1)

A. Pertemuan 1

Hari / tanggal : Selasa, 6 April 2010

Waktu : jam 12.30-13.30 WIB

Deskripsi:

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka,

kemudian dilanjutkan dengan mengecek kehadiran/presensi siswa dan

seperti biasanya ada beberapa siswa yang terlambat masuk ke dalam kelas

dan siswa yang tidak masuk adalah Desi Ria Irawan, Hadi Prakoso, Udhin

Ismadi.

Kemudian guru memberi motivasi dan apersepsi yaitu berupa

pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan seputar materi laporan laba rugi,

laporan perubahan modal, dan neraca. Ketika ada siswa yang menjawab

pertanyaan kemudian guru memberikan pujian kepada siswa yang mampu

menjawab tanpa memperhitungkan benar atau tidak jawaban dari siswa

tersebut. Ada beberapa siswa yang menjawab dengan tidak tepat kemudian

guru memperjelas jawaban dari pertanyaan tersebut.

Kemudian guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan

berlangsung. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang telah

disebutkan, ada 7 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 6 orang tetapi ada

2 kelompok yang terdiri dari 5 orang. Supaya siswa cepat untuk masuk ke

dalam kelompoknya, guru menggunakan cara dengan menghitung mundur

angka 5 sampai 1. Dan pada hitungan ke-1, siswa sudah harus sudah

bersama teman kelompoknya. Ketika siswa sudah masuk ke dalam

78

kelompoknya masing-masing siswa diberikan tugas untuk membuat laporan

laba rugi dan laporan perubahan modal. Dalam proses tersebut guru

memperhatikan siswa ketika mengerjakan bersama teman kelompok dan

memperhatikan batas waktu siswa untuk menyelesaikan laporan keuangan

tersebut.

Refleksi:

Dalam proses pembelajaran berlangsung volume suara guru kurang jelas,

sehingga siswa tidak begitu mengerti apa yang dibicarakan oleh guru. Dari

hal tersebut siswa tidak begitu mengerti proses pembelajaran yang

berlangsung ada banyak siswa bertanya-tanya tentang yang harus dilakukan.

Baiknya guru dengan sabar membimbing siswa supaya paham. Dari

pengamatan pada siswa, terdapat banyak siswa yang malas-malasan dan

acuh ketika mengerjakan soal laporan keuangan bersama teman

kelompoknya. Dan ketika guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

siswa pada waktu apersepsi terlihat beberapa siswa antusias untuk menjawab

pertanyaan tersebut. Dari pembelajaran yang berlangsung siswa terlihat lebih

menikmati pembelajaran terlihat dari siswa suka bercerita tentang materi

yang sedang dipelajari dan siswa bersemangat mengerjakan laporan

keuangan.

B. Pertemuan 2

Hari / tanggal : Sabtu, 10 April 2010

Waktu : jam 07.30-08.30

Deskripsi:

Guru membuka KBM dengan mengucapkan salam pembuka dilanjutkan

dengan presensi kehadiran siswa. Siswa yang tidak masuk adalah Christoper,

Nandiko, Wahyu Puji. Kemudian guru menjelaskan tentang materi

pembelajaran yang kan berlangsung dan meminta siswa kembali kepada

kelompoknya dengan cara yang sama yaitu menghitung mundur angka 5

sampai 1 dengan tujuan siswa cepat untuk kembali bersama teman

79

kelompoknya. Guru memberikan nomor kepada tiap-tipa siswa di tiap

kelompok. Guru memulai diskusi dengan cara memanggil nomor dan

kelompok. Bernadus yang memiliki nomor 3 dari kelompok 4 memiliki

kesempatan untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya. Setelah Bernadus

mempresentasikan hasil pekerjaan ada beberapa pertanyaan dari Ismawati (5,

kel. 3) dan Yuri Septiani (1, kel.2). Dari pertanyaan yang diberikan teman

kelompok lain, dan ada beberapa pertanyaan yang tidak dijawab secara

sempurna oleh Bernadus sehingga Bernadus dibantu oleh teman

kelompoknya. Setelah selesai, guru kembali memanggil nomor 5 kelompok

2 yaitu Nita Sarmelia. Dari apa yang dipresentasikan oleh Nita, ada satu

penanya yaitu Evawati (1, kel. 6). Setelah selesai kemudian guru

menyimpulkan dan kemudian menutup pembelajaran.

Refleksi:

Dari pembelajaran yang berlangsung, siswa terlihat antusias dan

menikmati pembelajaran yang berlangsung. Ketika guru mulai memanggil

nomor dan kelompok yang akan mempresentasikan hasil pembelajaran,

siswa terlihat siswa benar-benar memperhatikan sehingga tidah ada suara

sama sekali, tetapi setelah guru menyebutkan nomor dan kelompok, siswa

secara serempak tertawa kegirangan. Dan ketika ada siswa

mempresentasikan hasil pekerjaan terlihat siswa memperhatikan sambil

bercerita bersama teman kelompok tentang hasil pekerjaan teman yang

sedang dipresentasikan. Dan guru mulai mencari cara supaya suara guru

mampu di dengar oleh siswa, tetapi baiknya disini guru begitu sabar dan

telaten menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa tentang bagian-bagian

yang tidak jelas ketika guru menerangkan. Tetapi ada beberapa kekurangan

dari pembelajaran yang berlangsung yaitu masih ditemukan siswa yang tidak

fokus terhadap pembelajaran dikarenakan siswa tidak paham terhadap

pembelajaran yang berlangsung, siswa yang tidak fokus adalah siswa yang

biasa duduk di belakang seperti Krisna, Wikan dan teman-temannya.

80

C. Pertemuan 3

Hari / tanggal : Sabtu, 17 April 2010

Waktu : jam 07.30-08.30

Deskripsi:

Guru mengawali KBM dengan mengucapkan salam pembuka dan

dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru berusaha untuk menciptakan

suasana yang kondusif. Guru meminta para siswa untuk duduk pada

posisinya masing-masing dengan rapi dan tertib.

Guru dibantu peneliti membagikan lembar soal tes evaluasi siklus I.

Siswa diminta untuk mengerjakan sesuai dengan kemampuan sendiri dan

tidak diperkenankan untuk bekerja sama, bila didapati siswa bekerja sama

dengan teman yang lain maka poinnya akan dikurangi 10 poin. Selama

berlangsungnya tes guru berotasi untuk mengawasi siswa. Waktu untuk

mengerjakan tes 45 menit dan lembara jawab dikumpulkan saat itu juga oleh

guru yang dibantu peneliti. Siswa cukup tenang saat mengerjakan tes

tersebut. Setelah waktu habis, guru keluar dari kelas dan siswa melanjutkan

jam pelajaran berikutnya.

Refleksi:

Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan tentang metode

NHT sehingga para siswa masih banyak yang mengalami kebingungan untuk

menerapkannya. Banyak keluhan dari siswa bahwa suara guru kurang keras

sehingga siswa yang duduk di belakang tidak dapat mendengar penjelasan

dan kurangnya motivasi dari guru dalam memulai pembelajaran dan nada

suara guru juga kurang antusias selama pelaksanaan pembelajaran sehingga

pada awalnya masih banyak siswa yang tidak terlalu antusias dalam

mengikuti pembelajaran akuntansi dengan metode NHT ini.

Kekurangan pembelajaran pada siklus I ini jika dilihat dari segi siswa;

masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok, siswa yang

tidak memperhatikan cenderung malah mengganggu teman-temannya, masih

ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan metode baru yang diterapkan

81

oleh guru, sulitnya berinteraksi antara anggota kelompok karena perbedaan

dalam kemampuan akademisnya, kurangnya rasa tanggung jawab anggota

kelompok terhadap bagian materinya masing-masing, sehingga ada siswa

yang tidak mau mengajar teman-temannya dalam satu kelompok. Di sisi lain

siswa masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya di depan guru

dan siswa cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya.

Segi nilai hasil evaluasi sklus I ini nilai tertinggi adalah 90 nilai terendah

adalah 35 dan nilai rata-rata kelas yaitu 58,38. Siswa yang sudah mencapai

standar nilai 70 ke atas sebanyak 21 siswa (52,5%) dan 19 siswa (47,5%)

belum mencapai standarHasil tersebut belum dapat mencapai target yang

ditetapkan yaitu 70% sehingga diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya.

82

Gambar Guru menerangkan materi pembelajaran

Gambar Diskusi di Kelompok Siklus I

83

Gambar siswa sedang mempresentasi hasil diskusi pada siklus I

Gambar siswa sedang mangerjakan evaluasi pembelajaran pada siklus I

84

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Siklus I

Sekolah : SMA N 2 Karanganyar

Mata pelajaran : Akuntansi

Kelas /semester : XI IS / II

Alokasi waktu : 5 X 45 menit

Materi pembelajaran : Laporan Keuangan

Standar Kompetensi

Memahami penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa

Kompetensi Dasar

Membuat laporan keuangan perusahaan jasa

Indikator

1. Membuat laporan keuangan berupa neraca

2. Membuat laporan keuangan laba rugi

3. Membuat laporan perubahan modal

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu membuat neraca keuangan

2. Siswa mampu membuat laporan keuangan laba rugi

3. Siswa mampu membuat laporan perubahan modal

Skenario Pembelajaran

Pertemuan ke-1

1. Kegiatan Awal

a. Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa.

b. Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.

85

2. Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu laporan

keuangan neraca laporan keuangan laba rugi,laporan perubahan modal

kemudian memberikan contoh soal.

b. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok tiap kelompok terdiri dari

6 siswa tetapi ada 2 kelompok yang terdiri dari 5 siswa.

c. Guru membagi nomor kepada tiap-tiap siswa yang terdiri dari 1-6 atau

5 nomor dalam tiap kelompok kelompok.

d. Guru memberikan soal yang nantinya akan didiskusikan disini guru

sebagai fasilitator.

e. Guru mengumpulkan hasil diskusi yang nantinya akan didiskusikan

bersama teman kelas pada pertemuan berikutnya.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberi kesimpulan materi yang telah disampaikan.

b. Guru memberikan motivasi dan salam penutup.

Pertemuan ke-2

1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam.

b. Guru menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat

siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengulang sedikit materi yang telah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya.

b. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan teman kelompoknya yang

telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

c. Guru memanggil nomor dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

pekerjaan kelompoknya.

d. Guru memberikan waktu untuk teman yang lain bertanya atau memberi

pendapat.

e. Begitu seterusnya

86

3. Kegiatan Akhir

c. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

d. Guru memberikan motivasi dan menutup pembelajaran dengan salam

penutup.

Pertemuan ke-3

1. Kegiatan Awal

a. Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa.

b. Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengulang materi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan

kecil kepada siswa.

b. Guru menjelaskan materi pembelajaran yang lalu secara menyeluruh

dan cepat.

c. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri

untuk memngikuti kuis.

d. Guru membagikan soal dan siswa mengerjakan secara mandiri.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberi kesimpulan materi yang telah disampaikan.

b. Guru memberikan motivasi dan salam penutup.

ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR

1. Alat / bahan:

a. Katon , spidol berwarna,perekat karton.

b. Hand out siswa

c. White board, penggaris, penghapus, spidol.

d. Soal

e. Nomor

87

2. Sumber Belajar:

a. Buku pegangan Prinsip-prinsip Akuntansi 1 untuk SMA kelas XI,

Yudhistira

b. LKS SIMPATI untuk SMA kelas XI semester genap

c. Buku lain yang relevan

d. Buku pegangan “hand out”

PENILAIAN

a. Penilaian dengan test tertulis dan pengamatan dari guru.

MATERI AJAR

Lampiran

88

LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS I

TAHAP PELAPORAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Secara garis besar laporan keuangan untuk akuntansi perusahaan jasa meliputi:

1. Laporan Laba/rugi

2. Laporan Perubahan Modal

3. Laporan Neraca

A. LAPORAN LABA/RUGI (INCOME STATEMENT)

1. Pengertian Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi adalah suatu laporan yang disusun secara sistematis

tentang ikhtisar pendapatan usaha dan beban usaha selama satu periode

tertentu. Selisih antara pemdapatan dan beban akan diperoleh laba/rugi

tergantung mana yang lebih besar. Bila pendapatan lebih besar dari pada

beban maka akan diperoleh laba, kebalikannya apabila pendapatan lebih

kecil dari beban berarti mengalami kerugian.

2. Bentuk-bentuk laporan laba/rugi:

a. Sigle Step /cara tunggal

b. Multiple step/Cara ganda/majemuk

3. Langkah-langkah menyusun Laporan laba/rugi:

a. Menulis nama perusahaan

b .Menulis nama laporan

c. Menulis periode laporan periode laporan

b. Menulis jumlah pendapatan dari kertas kerja kolom L/R kredit

c. Menulis jumlah beban dari kertas kerja kolom L/R debit

d, Menghitung selisih antara pendapatan dan beban sehingga dapat diketahui

laba/rugi. Bila pendapatan>Beban berarti laba dan sebaliknya bila

Pendapatan<Beban berarti rugi.

89

Contoh:

Berdasarkan kertas kerja RIAS PENGANTIN LARASATI di atas bila

dibuat laporan Laba/Rugi tampak sebagai berikut:

RIAS PENGANTIN LARASATI

LAPORAN LABA/RUGI

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007

Pendapatan:

Pendapatan Jasa

Beban-beban:

Beban gaji Rp 2.400.000,00.

Beban Iklan Rp 1.500.000,00

Beban listrik Rp 400.000,00

Beban perlengkapan Rp 650.000,00

Beban Penys. Peralatan Rp 1.650.000,00

Beban Asuransi Rp 300.000,00

total beban

Laba

Rp 8.000.000,00

Rp 6.900.000,00

Rp1.100.000,00

B. Laporan Perubahan Modal/Ekuitas

1. Pengertian laporan Perubahan Modal/Ekuitas

Laporan Ekuitas/Perubahan Modal adalah laporan keuangan yang

menyajikan informasi mengenai perubahan modal dalam suatu perusahaan

selama satu periode tertentu.

Unsur-unsur Laporan Perubahan Modal/Ekuitas terdiri dari:

a. Modal awal

b. Laba/rugi

c. Pengambilan pribadi/prive pemilik

d. Modal akhir periode tertentu.

90

2. Menyusun Laporan Perubahan Modal/Ekuitas berdasarkan kertas kerja

dan cara penyajiannya.

Adapun langkah-langkah untuk menyusun Laporan Perubahan Modal adalah

sebagai berikut:

a. Menulis Nama perusahaan, nama laporan dan periode laporan

b. Mengambil data modal awal dari kertas kerja kolom neraca sebelah

kredit dan prive sebelah debit.

c. Menulis isi laporan yang dimulai dari modal awal, laba/rugi berrsih,

prive dan modal akhir.

Contoh:

Berdasarkan kertas kerja RIAS PENGANTIN LARASATI di atas, apabila

disusun laporan Ekuitas/perubahan modal tampak sebagai berikut:

RIAS PENGANTIN LARASATI

LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007

Modal Larasati Awal

Laba Rp 1.100.000,00

Prive Larasati Rp 500.000,00

Penambahan Modal

Modal Larasati per 31 Desember 2007

Rp 20.000.000,00

I. Rp

600.000,

00

II. Rp

20.600.0

00,00

C. NERACA (BALANCE SHEET)

Neraca adalah laporan keuangan yang harus disusun oleh suatu

perusahaan setelah berakhirnya periode akuntansi.

1. Pengertian Neraca

91

Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan keadaan harta,

kewajiban dan ekuitas perusahaan pada saat tertentu.

2. Unsur-unsur Neraca

a. Aktiva /Harta yang terdiri dari:

-Aktiva lancar

-Investasi jangka panjang

-Aktiva Tetap

-Aktiva tak berujud

b. Kewajiban/Utang, terdiri dari:

-Utang jangka pendek

-Utang jangka panjang

c. Modal/Ekuitas

Selisih antara harta dengan kewajiban

3. Menyusun Neraca Berdasarkan Kertas Kerja dan cara

Penyajiannya

Neraca dapat disusun dalam 2 bentuk yaitu :

a. Bentuk Skontro (Account form)

b. Bentuk Stafel (Report form).

92

SOAL DISKUSI SIKLUS II

Mata pelajaran : Akuntansi Kelas / Semester : XI IS 4 / Genap

Data berikut ini berasal dari penjahit President per 31 Desember 2007:

PENJAHIT “PRESIDENT”

KERTAS KERJA

Per 31 Desember 2007

(Dalam ribuan rupiah)

NS. Disesuaik Laba/Rugi Neraca No Nama akun D K D K D K

111 Kas 15.000 15.000 112 Piutang 9.000 9.000 113 Wesel tagih 15.000 15.000 114 Sewa dby.dmk 3.600 3.600 115 Perlengkapan 1.800 1.800 121 Peralatan 29.400 29.400 122 Akmls.Peny. Peralatan 5.340 5.340 211 Utang 21.600 21.600 212 Wesel Bayar 4.200 4.200 311 Modal Trisno 40.000 40.000

312 Prive Trisno 3.000 3.000 411 Pendapatan Jahit 27.800 27.800 511 B. Gaji 6.400 6.400 512 B. Telepon 4.700 4.700 513 B. listrik 3.000 3.000 514 B. Rupa-rupa 2.700 2.700

515 B. Sewa 3.600 3.600 516 B. Perlengkapan 1.200 1.200 517 B. Penyusutan 2.940 2.940 212 Utang B. Gaji 1.000 1.000 213 Utang B. Iklan 1.400 1.400

101.340 101.340 24.540 27.800 76.800 73.540 Saldo Laba 3.260 3.260 27.800 27.800 76.800 76.800

Diminta untuk membuat laporan laba rugi, neraca dan perubahan modal .

93

KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI SIKLUS I

PENJAHIT “PRESIDENT”

LAPORAN LABA/RUGI

Per 31 Desember 2007

( dalam Rupiah)

Pendapatan Jahit 27.800.000,00

B. Gaji 6.400.000,00

B. Telepon 4.700.000,00

B. listrik 3.000.000,00

B. Rupa-rupa 2.700.000,00

B. Sewa 3.600.000,00

B. Perlengkapan 1.200.000,00

B. Penyusutan 2.940.000,00

Total Beban 24.540.000,00

Laba 3.260.000,00

PENJAHIT “PRESIDENT”

LAPORAN EKUITAS

Per 31 Desember 2007

Modal Trisno Awal

Laba Rp

3.260.000,00

Prive Rp

3.000.000,00

Modal Tisno per 31 Desember 2007

Rp

40.000.000,00

Rp

2.60.000,00

Rp

40.260.000,00

94

PENJAHIT “PRESIDENT”

NERACA

Per 31 Desember 2007

(Dalam ribuan rupiah)

Aktiva Kewajiban dan Modal

Kas 15.000,00 Utang 21.600,00

Piutang 9.000,00 Wesel Bayar 4.200,00

Wesel tagih 15.000,00 Utang Gaji 1.000,00

Sewa dby.dmk 3.600,00 Utang Iklan 1.400,00

Perlengkapan 1.800,00 Total Utang 28.200,00

Peralatan 29.400,00 Modal Trisno 40.260,00

Akmls.Peny. Peralatan (5.340,00)

Total Aktiva 68.460,00 Total Pasiva 68.460,00

95

SOAL EVALUASI SIKLUS I

Mata pelajaran : Akuntansi Kelas / Semester : XI IS 4 / Genap

1. Data berikut ini berasal dari PERUSAHAAN ANGKUTAN

DIRGANTARA per 31 Desember 2007:

Nama Akun Jumlah

Kas Piutang Porskot sewa Beban gaji Beban listrik Beban telepon Beban iklan Beban asuransi Beban perlengkapan Beban bunga Pendapatan jasa Pendapatan Bunga Prive Modal dirgantara

Rp 2.000.000,00 Rp 1.300.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 2.400.000,00 Rp 350.000,00 Rp 250.000,00 Rp 600.000,00 Rp 300.000,00 Rp 750.000,00 Rp 225.000,00 Rp 6.750.000,00 Rp 1.500.000,00 Rp 600.000,00 Rp 5.000.000,00

diminta: Berdasarkan data di atas buatlah Laporan L/R untuk Perusahaan Angkutan Dirgantara Per 31 Desember 2007 dalam bentuk bertahap !

2. Perusahaan Biro Perjalanan SIMPATI per 31 Desember 2007

mempunyai data-data sebagai berikut:.

Modal Sarjana Rp 50.000.000,00 Prive Sarjana Rp 3.000.000,00

Pendapatan jasa Rp 32.000.000,00 Pendapatan Sewa Peralatan Rp 3.000.000,00 Pendapatan Komisi Rp 5.000.000,00 Beban perlengkapan kantor Rp 2.500.000,00 Beban Gaji Rp 3.200.000,00 Beban Telepon Rp 1.300.000,00 Beban bunga Rp 1.500.000,00

Buatlah : a. Laporan Laba/Rugi BP. SIMPATI per 31 Desember 2007!

b. Laporan Ekuitas!

96

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI

SIKLUS I

1.

PA. DIRGANTARA LAPORAN LABA/RUGI

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007

Pendapatan Usaha Pendapatan Jasa Beban Usaha Beban gaji Beban listrik Beban telepon Beban iklan Beban asuransi Beban perlengkapan Total beban usaha Pendapatan Diluar usaha: Pendapatan Bunga Beban diluar usaha: Beban bunga Laba diluar usaha

Rp 2.400.000,00 Rp 350.000,00 Rp 250.000,00 Rp 600.000,00 Rp 300.000,00

III. Rp 750.000,00

Rp 1.500.000,00 Rp 225.000,00

Rp 6.750.000,00

Rp 4.650.000,00 Rp 2.100.000,00

Rp 1.275.000,00

Laba Bersih Rp 3.375.000,00

2. a. Laporan Laba/Rugi: Pendapatan Jasa Rp 32.000.000,00 Pendapatan sewa Rp 3.000.000,00 Pendapatan komisi Rp 5.000.000,00 Total pendapatan Rp 40.000.000,00 Beban-beban: Beban perlengkapan kantor Rp 2.500.000,00 Beban Gaji Rp 3.200.000,00 Beban Telepon Rp 1.300.000,00 Beban bunga Rp 1.500.000,00 Total Beban Rp 8.000.000,00 Laba Bersih Rp 32.000.000,00

97

b. Laporan Ekuitas: Modal Awal Rp 50.000.000,00 Laba Rp 32.000.000,00 Prive Rp 3.000.000,00 Penambahan modal Rp 29.000.000,00 Modal akhir Rp 21.000.000,00

Penilaian:

1. Soal no 1 bobot 40

2. Soal no 2 bobot untuk soal a. adalah 40, sedangkan utuk soal b adalah 20

3. Nilai= 40+40+20, nilai sempurna adalah 100

98

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SELAMA APERSEPSI

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”

Kelas/Semester : XI IS 4/II

Pokok Bahasan : Laporan keuangan

Siklus Ke : I

Nama pengamat : Happy Kukilowati

Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode

Numbered Heads Together (NHT)

Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan

Anda pada kolom indikator yang tersedia:

Skor 5 : Baik Sekali

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup

Skor 2 : Kurang

Skor 1 : Kurang Sekali

99

No Nama Siswa Ketepatan waktu, ketika siswa memasuki ruangan kelas

Perhatian siswa ketika guru membuka pembelajaran dengan salam pembuka

Cara siswa menjawab pertanyaan dengan menunjuk jari

Jumlah Skor

1 Aditya Ian Permana 2 1 0 3 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 2 2 0 4 3 Anang Hananto 5 5 3 13 4 Arie Budiyanto 5 1 0 5 5 Asri Suryaningsih 1 1 0 2 6 Bernadita Tridian F 5 1 3 9 7 Bernadus Median 5 4 2 11 8 Christoper Carlos 5 5 2 12 9 Daru Cahyo Anggara 1 2 2 5 10 Desi Ria Irawan 5 2 0 7 11 Eko Fitriyanto 1 1 0 2 12 Evawati Suci Rindang 5 5 5 15 13 Hadi Prakoso 1 2 0 3 14 Hanif Arifin 5 4 3 12 15 Hery Hermawati 5 5 2 12 16 I Putu Nugrahening 5 1 5 11 17 Ika Yulianti 5 5 5 12 18 Ismawati 5 3 5 13 19 Krisna Dinar Praditya 1 1 0 2 20 Kristian Pungki Ari 5 2 0 3 21 Mahendra Risal MI 5 2 0 7 22 Nandiko Yogo Widoto 5 4 0 9 23 Nining Hartati 0 5 0 5 24 Nisa Adi Tama 5 1 5 11 25 Nita Sarmelia 5 2 4 11 26 Novita Sari 5 1 2 9 27 Putri Febriyanti 2 5 5 12 28 Ria Dewi Romadhani 5 5 2 12 29 Riska Priyadi 1 1 0 2 30 Ryan Supriyanto 5 5 1 11 31 Sri Harini 1 1 0 2 32 Susilo Pujianto 2 1 0 3 33 Tri Joko Waseso 1 1 0 2 34 Tri Widiastuti 2 1 0 3 35 Udhin Ismadi 5 5 1 11 36 Wahyu Puji Astuti 5 1 0 6 37 Wawan Sumarwanto 1 1 0 2 38 Wikan Prakoso 1 1 0 2 39 Yohanes Rendra 5 5 3 13 40 Yuri Septiani 5 2 2 9

100

Dukur dengan menggunakan standar range:

0-5 Kurang 6-10 Cukup

11-15 Baik Standar yang dikatakan siswa aktif dalam apersepsi adalah dalam range Baik, yaitu sebesar:

0-5 17 siswa 6-10 7 siswa 11-15 16 siswa Dari data di atas maka jumlah siswa yang aktih dalam apersepsi adalah: Kurang : 17/40 X 100% = 42,5% Cukup : 7/40 X 100% = 17,5% Baik : 16/40 X 100% = 40%

Jadi dapat disimpulkan siswa yang aktif dalam apersepsi sebesar 40% siswa yang lain belum aktif dalam apersepsi karena ada 42,5% siswa kurang aktif dan 17,5% siswa sudah cukup aktif tetapi masih belum mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran.

101

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SELAMA

PEMBELAJARAN

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”

Kelas/Semester : XI IS 4/II

Pokok Bahasan : Laporan keuangan

Siklus Ke : I

Nama pengamat : Happy Kukilowati

Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode

Numbered Heads Together (NHT)

Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan

Anda pada kolom indikator yang tersedia:

Skor 5 : Baik Sekali

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup

Skor 2 : Kurang

Skor 1 : Kurang Sekali

102

LEMBAR OBSERVASI KETELITIAN DAN KETEPATAN SISWA

DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”

Kelas/Semester : XI IS 4/II

Pokok Bahasan : Laporan keuangan

Siklus Ke : I

Nama pengamat : Happy Kukilowati

Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode

Numbered Heads Together (NHT)

Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan

Anda pada kolom indikator yang tersedia:

Skor 5 : Baik Sekali

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup

Skor 2 : Kurang

Skor 1 : Kurang Sekali

103

No Nama Siswa Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan

Kesempurnaan siswa dalam menyelesaikan tugas bersama teman kelompok

Kerapian siswa dalam mengerjakan tugas bersama teman kelompok

Jumlah skor

1 Aditya Ian Permana 2 5 4 11 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 0 5 3 8 3 Anang Hananto 0 5 4 9 4 Arie Budiyanto 3 5 4 12 5 Asri Suryaningsih 0 5 4 9 6 Bernadita Tridian F 0 5 3 8 7 Bernadus Median 5 5 5 15 8 Christoper Carlos 0 5 5 10 9 Daru Cahyo Anggara 2 5 4 11 10 Desi Ria Irawan 2 5 5 12 11 Eko Fitriyanto 0 5 5 10 12 Evawati Suci Rindang 5 5 5 12 13 Hadi Prakoso 0 5 3 8 14 Hanif Arifin 2 5 5 12 15 Hery Hermawati 3 5 4 12 16 I Putu Nugrahening 5 4 3 12 17 Ika Yulianti 4 5 5 14 18 Ismawati 5 5 5 15 19 Krisna Dinar Praditya 2 5 5 12 20 Kristian Pungki Ari 0 5 3 8 21 Mahendra Risal MI 4 5 4 13 22 Nandiko Yogo Widoto 0 5 3 8 23 Nining Hartati 0 5 3 8 24 Nisa Adi Tama 5 5 5 15 25 Nita Sarmelia 5 5 5 15 26 Novita Sari 3 5 4 12 27 Putri Febriyanti 5 5 5 15 28 Ria Dewi Romadhani 2 5 5 12 29 Riska Priyadi 2 5 5 12 30 Ryan Supriyanto 0 5 5 10 31 Sri Harini 3 5 2 10 32 Susilo Pujianto 0 5 3 8 33 Tri Joko Waseso 4 5 2 11 34 Tri Widiastuti 0 5 1 6 35 Udhin Ismadi 0 5 3 8 36 Wahyu Puji Astuti 0 5 2 7 37 Wawan Sumarwanto 2 5 2 9 38 Wikan Prakoso 0 5 1 6 39 Yohanes Rendra 3 5 4 12 40 Yuri Septiani 5 5 5 15

104

Di ukur dengan menggunakan standar range: 0-5 Kurang 6-10 Cukup 11-15 Baik

Standar yang dapat dikatakan siswa tepat dan teliti dalam menjawab pertanyaan, masuk dalam range Baik, yaitu sebesar:

0-5 : - siswa 6-10 : 18 siswa 11-15 : 22 Siswa Dari data diatas maka jumlah siswa yang teliti dan tepat dalam menjawab pertanyaan adalah sebesar:

Kurang: - Cukup: 18/40 X100% = 45% Baik : 22/40 X 100% = 55% Jadi siswa yang dikatakan siswa tepat dan teliti dalam menjawab pertanyaan adalah sebesar 55% dan 45% siswa belum tepat dan teliti dalam menjawab pertanyaan baik lisan atau tugas yang diberikan oleh guru.

105

LEMBAR OBSERVASI KETUNTASAN HASIL BELAJAR

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”

Kelas/Semester : XI IS 4/II

Pokok Bahasan : Laporan keuangan

Siklus Ke : I

Nama pengamat : Happy Kukilowati

Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode

Numbered Heads Together (NHT)

Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan

Anda pada kolom indikator yang tersedia:

Skor 5 : Baik Sekali

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup

Skor 2 : Kurang

Skor 1 : Kurang Sekali

106

No Nama Mahasiswa Nilai Keterangan 1 Aditya Ian Permana 35 BT 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 10 BT 3 Anang Hananto 35 BT 4 Arie Budiyanto 40 BT 5 Asri Suryaningsih 45 BT 6 Bernadita Tridian Fitranti 35 BT 7 Bernadus Median Firianto 70 T 8 Christopher Carlos Latuheru 20 BT 9 Daru Cahyo Anggara 90 T 10 Desy Ria Irawan 40 BT 11 Eko Fitriyanto 70 T 12 Evawati Suci Rindang P. 85 T 13 Hadi Prakoso 70 T 14 Hanif Arifin 40 BT 15 Hery Hermawati 70 T 16 I Putu Nugrahening W.B.P 35 BT 17 Ika Yulianti 90 T 18 Ismawati 90 T 19 Krisna Dinar Praditya 40 BT 20 Kristian Pungki Ari S. 10 BT 21 Mahendra Risal MI 70 T 22 Nandiko Yogo Widoto 10 BT 23 Nining Hartati 75 T 24 Nisa Adi Tama 40 BT 25 Nita Sarmelia 55 BT 26 Novita Sari 50 BT 27 Putri Febriyanti 85 T 28 Ria Dewi Romadani 70 T 29 Riska Priyadi Yanti 75 T 30 Ryan Supriyanto Hari P 90 T 31 Sri Harini 40 BT 32 Susilo Pujianto 40 BT 33 Tri Joko Wasiso 90 T 34 Tri Widiastuti 75 T 35 Udhin Ismadi 90 T 36 Wahyu Puji Astuti 70 T 37 Wawan Sumarwanto 70 T 38 Wikan Prakoso 90 T 39 Yohanes Rendra 90 T 40 Yuri Septiani 40 BT Rata-rata 58,38 BT

107

Tuntas : 21/40 X100% = 52,5% siswa Belum tuntas : 19/40 X 100% = 47,5 % siswa Kesimpulan: Berdasarka hasil evaluasi mengerjakan laporan keuangan yang mendapat nilai 70 ke atas sebesar 21 siswa yaitu 52,5% siswa. Sedangkan 19 siswa lain atau 47,5% siswa belum tuntas dalam mengerjakan evaluasi pada siklus I.

108

109

PEMBAGIAN KELOMPOK

Kelompok 1 Tri Widiastuti(1)

Wahyu Astuti(2)

Kristian Pungki A. S(3)

Mahendra Risal M. I(4)

Ika Yulianti(5)

Aditya Ian Permana(6)

Kelompok 2

Yuri Septiani(1)

Agus Sapta Riadi Wijaya(2)

Asri Suryaningsih(3)

Hanif Arifin(4)

Nita Sarmelia(5)

Susilo Pujianto(6)

Kelompok 3

Putri Febriyanti(1)

Bernadita Tridian Fitantri(2)

Eko Fitriyanto(3)

Hadi Prakoso(4)

Ismawati(5)

Yohanes Rendra(6)

Kelompok 4

Nisa Adi Tama(1)

Anang Hananto(2)

Bernadus Median Fitrianto(3)

I Putu Nugrahening W

B P(4)

Wikan Prakoso(5)

Kelompok 5

Novita Sari(1)

Christoper C L(2)

Nandiko Yogo Widianto(3)

Tri Joko Waseso(4)

Riska Prihadi Yanti(5)

Sri Harini(6)

Kelompok 6

Evawati Suci Rindang P(1)

Wawan Sumarwanto(2)

Hery Hermawati(3)

Udin Ismadi(4)

Rian Supriyanto Hari

P(5)

Kelompok 7

Daru Cahya A (1)

Arie Budiyanto(2)

Desy Ria Irawan(3)

Krisna Dinar P (4)

Nining Hartati(5)

Ria Dewi R (6)

110

CATATAN LAPANGAN 4

Data Kelas : Kelas XI IS 4 SMA Negeri 2 Karanganyar

Model Pembelajaran : NHT

Tema Pembelajaran : Laporan keuangan

Jumlah Siswa : 40 siswa

Jenis : Observasi mendalam (Siklus 2)

A. Pertemuan 1

Hari / tanggal : Selasa, 20 April 2010

Waktu : jam 12.30-13.30

Deskripsi:

Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

dilanjutukan presensi kehadiran siswa dan yang tidak masuk adalah Eko

Fitriyanto, Hadi Prakoso, Mahendra Rusal. Kemudian guru membahas soal

evaluasi yang telah diujikan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar

soal evaluasi yang telah diujikan dan materi laporan keuangan.

Guru yang dibantu oleh peneliti menjelaskan rencana pembelajaran

yang sama pada waktu siklus I. Kemudian siswa diminta untuk kembali ke

dalam kelompoknya yang sama pada waktu siklus I. Kemudian guru

membagikan soal tentang laporan keuangan yang soalnya tidak jauh berbeda

pada saat siklus I. Setelah siswa mendapatkan soal kemudian siswa diminta

untuk mengerjakan bersama teman kelompok dan guru memonitoring setiap

kelompok dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami

kesulitan. Ada satu siswa yang tidak pernah memperhatikan pelajaran dan

acuh terhadapan pelajaran tetapi pada pertemuan ini siswa tersebut memiliki

keinginan untuk mengerjakan soal bersama teman kelompok dan apabila

mengalami kesulitan siswa tersebut bertanya kepada guru.

Diakhir jam pelajaran guru meminta lembar pekerjaan kemudian guru

menyimpulkan pelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutp

111

pembelajaran dan sebelum ditutup guru selalu menanyakan bagaimana

perasaan siswa setelah belajar akuntansi dengan metode NHT.

Refleksi:

Setelah bel berbunyi banyak siswa langsung masuk ke dalam kelas

kemudian pada saan guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan-

pertanyaan banyak siswa menjawab dan terlihat perasaan tiap siswa senang

dan menikmati pembelajaran akuntansi terlihat dari banyaknya siswa

menjawab tiap pertanyaan dari guru dan perhatian siswa terhadap guru.

Ketika dalam mengerjakan pekerjaan bersama teman kelompok terlihat

banyak siswa berdiskusi tentang soal yang diberikan oleh guru. Volume

suara guru yang kecil bisa diatasi dengan cara membuat kesepakatan dengan

siswa yaitu ketika guru berbicara siswa harus mendengarkan dan guru

meminta waktu 10 menit untuk berbicara. Sehingga masalah volume suara

guru yang kecil bisa diatasi. Dan ketika diakhir pembelajaran ketika guru

bertanya kepada siswa tentang perasaan siswa ketika mengikuti

pembelajaran, dengan serentak siswa menjawab senang dengan

pembelajaran akuntansi dengan metode NHT.

B. Pertemuan 2

Hari / tanggal : Selasa, 27 April 2010

Waktu : jam 02.30-13.30

Deskripsi:

Guru membuka pelajaran dengan cara memotivasi siswa untuk

memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Siswa diminta untuk

kembali ke dalam kelompoknya dan guru memberikan nomor kepada siswa

ditiap kelompok. Kemudian diskusi dimulai dengan cara guru memanggil

nomor dan kelompok, ketika guru mulai memanggil nomor dan kelompok,

siswa benar-benar memperhatikan dan ketika siswa telah menyebut nomor

dan kelompok, kemudian dengan serempak siswa tertawa kegirangan. Dan

siswa yang mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil

112

pekerjaannya adalah nomor 4 dari kelompok 7, Krisna Dinar, tetapi Krisna

tidak sempurna mempresentasikan hasil pekerjaanya kemudian dibantu oelh

teman kelompoknya. Dan yang ke dua, yang berkesempatan

mempresentasikan hasil pekerjaan adalah nomor 1 dari kelompok 3 yaitu

Yuri Septiani. Dan ada beberapa teman yang bertanya tentang hasil

presentasi yang di presentasikan oleh siswa yang lain. Kemudian guru

memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mempresentasikan hasil

pekerjaanya dan siswa yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari

guru.

Refleksi:

Pada pertemuan kali ini dari segi pengamat, guru, dan siswa merasa puas

dan senang dengan pembelajaran yang berlangsung. Hal tersebut

dikarenakan adanya kerjasama yang baik antara guru dengan siswa dengan

cara membuat kesepakatan-kesepakatan tentang kapan siswa harus berbicara

dan kapan siswa harus tidak berbicara. Guru juga akan memberikan

pertolongan kepada siswa yang tidak dapat mengerjakan soal. Evaluasi pada

pertemuan ini adalah guru harus tegas menegur siswa yang suka terlambat

masuk kelas.

C. Pertemuan 3

Hari / tanggal : Sabtu, 28 Maret 2009

Waktu : jam 07.00-08.30

Deskripsi:

Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka dan

dilanjutkan presensi kehadiran siswa. Guru memerintahkan siswa untuk

duduk dengan rapi dan tertib pada tempat duduknya masing-masing.

Guru membagi soal tes evaluasi dan meminta siswa untuk mengerjakan

dengan tenang dan sesuai kemampuan dirinya sendiri tidak diperkenankan

untuk bekerja sama dengan teman yang lain. Waktu untuk mengerjakan

113

selama 45 menit. Setelah selesai guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa

saat itu juga.

Guru membahas soal tes sebentar kemudian menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam penutup. Guru dan peneliti mengucapkan terima

ksaih kepada para siswa atas kerja sama selama pembelajaran. Guru

kemudian meninggalkan kelas tetapi peneliti tinggal di kelas untuk

memberikan angket motivasi siswa.

Refleksi:

Guru ketika menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan I terlalu

cepat sehingga siswa kurang jelas dan meminta peneliti mengulangi

penjelasan kembali ketika sedang mengawasi kegiatan diskusi di kelompok

ahli. Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu

masih ada siswa yang acuh terhadap kegiatan diskusi di kelompoknya.

Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100, nilai

terendah adalah 35 dan nilai rata-rata kelas yaitu 80,75. Dan siswa yang

mencapai nilai di atas 70 sebanyak 30 siswa (75%). Nilai ini tersebut sudah

diatas nilai standar KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai

titik ketuntasan.

114

Gambar siswa sedang berdiskusi bersama teman kelompok pada siklus II

Gambar siswa sedang peresentasi pada siklus II

115

Gambar siswa sedang mengerjakan evaluasi pada siklus II

116

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Siklus II

Sekolah : SMA N 2 Karanganyar

Mata pelajaran : Akuntansi

Kelas /semester : XI IS / II

Alokasi waktu : 5 X 45 menit

Materi pembelajaran : Laporan Keuangan

Standar Kompetensi

Memahami penyusunan laporan keuangan perusahaan jasa

Kompetensi Dasar

Membuat laporan keuangan perusahaan jasa

Indikator

1. Membuat laporan keuangan berupa neraca

2. Membuat laporan keuangan laba rugi

3. Membuat laporan perubahan modal

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu membuat neraca keuangan

2. Siswa mampu membuat laporan keuangan laba rugi

3. Siswa mampu membuat laporan perubahan modal

Skenario Pembelajaran

Pertemuan ke-1

1. Kegiatan Awal

a. Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa.

b. Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.

117

2. Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu laporan

keuangan neraca laporan keuangan laba rugi,laporan perubahan modal

kemudian memberikan contoh soal.

b. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok tiap kelompok terdiri dari

6 siswa tetapi ada 2 kelompok yang terdiri dari 5 siswa.

c. Guru membagi nomor kepada tiap-tiap siswa yang terdiri dari 1-6 atau

5 nomor dalam tiap kelompok kelompok.

d. Guru memberikan soal yang nantinya akan didiskusikan disini guru

sebagai fasilitator.

e. Guru mengumpulkan hasil diskusi yang nantinya akan didiskusikan

bersama teman kelas pada pertemuan berikutnya.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberi kesimpulan materi yang telah disampaikan.

b. Guru memberikan motivasi dan salam penutup.

Pertemuan ke-2

1. Kegiatan Awal

a. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam.

b. Guru menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat

siswa dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengulang sedikit materi yang telah disampaikan pada

pertemuan sebelumnya.

b. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan teman kelompoknya yang

telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya.

c. Guru memanggil nomor dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

pekerjaan kelompoknya.

d. Guru memberikan waktu untuk teman yang lain bertanya atau memberi

pendapat.

e. Begitu seterusnya

118

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan motivasi dan menutup pembelajaran dengan salam

penutup.

Pertemuan ke-3

1. Kegiatan Awal

a. Salam pembuka dan mengabsen kehadiran siswa.

b. Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa

dengan mengecek kondisi siswa dan kondisi kelas.

2. Kegiatan Inti

a. Guru mengulang materi pembelajaran dengan memberikan pertanyaan

kecil kepada siswa.

b. Guru menjelaskan materi pembelajaran yang lalu secara menyeluruh

dan cepat.

c. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri

untuk memngikuti kuis.

d. Guru membagikan soal dan siswa mengerjakan secara mandiri.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberi kesimpulan materi yang telah disampaikan.

b. Guru memberikan motivasi dan salam penutup.

ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR

1. Alat / bahan:

a. Katon , spidol berwarna,perekat karton.

b. Hand out siswa

c. White board, penggaris, penghapus, spidol.

d. Soal

e. Nomor

119

2. Sumber Belajar:

a. Buku pegangan Prinsip-prinsip Akuntansi 1 untuk SMA kelas XI,

Yudhistira

b. LKS SIMPATI untuk SMA kelas XI semester genap

c. Buku lain yang relevan

d. Buku pegangan “hand out”

PENILAIAN

a. Penilaian dengan test tertulis dan pengamatan dari guru.

MATERI AJAR

Lampiran

120

LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS I

TAHAP PELAPORAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Secara garis besar laporan keuangan untuk akuntansi perusahaan jasa meliputi:

4. Laporan Laba/rugi

5. Laporan Perubahan Modal

6. Laporan Neraca

A. LAPORAN LABA/RUGI (INCOME STATEMENT)

1. Pengertian Laporan Laba/Rugi (Income Statement)

Laporan laba/rugi adalah suatu laporan yang disusun secara sistematis

tentang ikhtisar pendapatan usaha dan beban usaha selama satu periode

tertentu. Selisih antara pemdapatan dan beban akan diperoleh laba/rugi

tergantung mana yang lebih besar. Bila pendapatan lebih besar dari pada

beban maka akan diperoleh laba, kebalikannya apabila pendapatan lebih

kecil dari beban berarti mengalami kerugian.

2. Bentuk-bentuk laporan laba/rugi:

c. Sigle Step /cara tunggal

d. Multiple step/Cara ganda/majemuk

3. Langkah-langkah menyusun Laporan laba/rugi:

a. Menulis nama perusahaan

b .Menulis nama laporan

c. Menulis periode laporan periode laporan

b. Menulis jumlah pendapatan dari kertas kerja kolom L/R kredit

c. Menulis jumlah beban dari kertas kerja kolom L/R debit

d, Menghitung selisih antara pendapatan dan beban sehingga dapat diketahui

laba/rugi. Bila pendapatan>Beban berarti laba dan sebaliknya bila

Pendapatan<Beban berarti rugi.

121

Contoh:

Berdasarkan kertas kerja RIAS PENGANTIN LARASATI di atas bila

dibuat laporan Laba/Rugi tampak sebagai berikut:

RIAS PENGANTIN LARASATI

LAPORAN LABA/RUGI

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007

Pendapatan:

Pendapatan Jasa

Beban-beban:

Beban gaji Rp 2.400.000,00.

Beban Iklan Rp 1.500.000,00

Beban listrik Rp 400.000,00

Beban perlengkapan Rp 650.000,00

Beban Penys. Peralatan Rp 1.650.000,00

Beban Asuransi Rp 300.000,00

total beban

Laba

Rp 8.000.000,00

Rp 6.900.000,00

Rp 1.100.000,00

B. Laporan Perubahan Modal/Ekuitas

1. Pengertian laporan Perubahan Modal/Ekuitas

Laporan Ekuitas/Perubahan Modal adalah laporan keuangan yang

menyajikan informasi mengenai perubahan modal dalam suatu perusahaan

selama satu periode tertentu.

Unsur-unsur Laporan Perubahan Modal/Ekuitas terdiri dari:

a. Modal awal

b. Laba/rugi

c. Pengambilan pribadi/prive pemilik

d. Modal akhir periode tertentu.

122

2. Menyusun Laporan Perubahan Modal/Ekuitas berdasarkan kertas kerja

dan cara penyajiannya.

a. Adapun langkah-langkah untuk menyusun Laporan Perubahan Modal

adalah sebagai berikut:

b. Menulis Nama perusahaan, nama laporan dan periode laporan

c. Mengambil data modal awal dari kertas kerja kolom neraca sebelah kredit

dan prive sebelah debit.

d. Menulis isi laporan yang dimulai dari modal awal, laba/rugi berrsih, prive

dan modal akhir.

Contoh:

Berdasarkan kertas kerja RIAS PENGANTIN LARASATI di atas, apabila

disusun laporan Ekuitas/perubahan modal tampak sebagai berikut:

RIAS PENGANTIN LARASATI

LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2007

Modal Larasati Awal

Laba Rp 1.100.000,00

Prive Larasati Rp 500.000,00

Penambahan Modal

Modal Larasati per 31 Desember 2007

Rp 20.000.000,00

IV. Rp

600.000,

00

20.600.000,

00

C. NERACA (BALANCE SHEET)

Neraca adalah laporan keuangan yang harus disusun oleh suatu

perusahaan setelah berakhirnya periode akuntansi.

123

1. Pengertian Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan keadaan harta,

kewajiban dan ekuitas perusahaan pada saat tertentu.

2. Unsur-unsur Neraca

a. Aktiva /Harta yang terdiri dari:

-Aktiva lancar

-Investasi jangka panjang

-Aktiva Tetap

-Aktiva tak berujud

b. Kewajiban/Utang, terdiri dari:

-Utang jangka pendek

-Utang jangka panjang

d. Modal/Ekuitas

Selisih antara harta dengan kewajiban

4. Menyusun Neraca Berdasarkan Kertas Kerja dan cara

Penyajiannya

Neraca dapat disusun dalam 2 bentuk yaitu :

a. Bentuk Skontro (Account form)

b. Bentuk Stafel (Report form).

124

SOAL DISKUSI SIKLUS II

Mata pelajaran : Akuntansi Kelas / Semester : XI IS 4 / Genap

Dari data kertas kerja CAKRA TAILOR PER 31 Desember 2007 berikut ini:

(Dalam ribuan rupiah) Laba/rugi Neraca No. Nama Akun

D K D K

760,00 100,00

140,00 2.400,00

1.600,00 240,00

12.800,00

16.000,00 15.000,00

6.400,00 4.800,00 6.000,00

18.000,00

1.000,00

3.000,00 9.000,00

29.640,00 18.000,00

5.240,00 7.560,00

12.800,00

67.200,00 59.640,00 7.560,00

111 112 113 114 115 121 122 211 212 311 312 411 511 512 513 514 515 516 517

Kas Piutang Sewa dibayar dimuka Porskot Asuransi Perlengkapan Peralatan jahit Akmls.Peny.Prlt. Utang Utang Wesel Modal Cakra Prive Cakra Pendapatan Jasa Beban Gaji Beban Listrik Beban Asuransi Beban Sewa BebanPerlkp Beban penyPrlt Saldo laba

12.800,00 12.800,00 67.200,00 67.200,00

Susunlah laporan keuangan yang terdiri: Laporan Laba/Rugi Laporan Ekuitas Neraca per 31 Desember 2007

125

KUNCI JAWABAN SOAL DISKUSI SIKLUS II

1. Laporan Laba/Rugi:

CAKRA TAILOR Per 31 Desember 2007 ( dalam ribuan rupiah)

Penadapatan Rp 12.800.000,00 Beban Gaji Rp 760.000,00 Beban listrik Rp 100.000,00 Beban Asuransi Rp 140.000,00 Beban Sewa Rp 2.400.000,00 BebanPerlkp Rp 1.600.000,0 Beban penyPrlt Rp 240.000,00

Total Beban Rp 5.240.000,00

Laba Bersih Rp 7.560.000,00

2. Laporan Ekuitas: CAKRA TAILOR

Per 31 Desember 2007 ( dalam ribuan rupiah)

Modal Cokro awal Rp 18.000.000,00 Laba Rp 7.560.000,00 Prive Rp 1.000.000,00 Penambahan Modal Rp 6.560.000,00 Modal Akhir Rp 24.560.000,00

3. Neraca:

CAKRA TAILOR Per 31 Desember 2007 ( dalam ribuan rupiah)

Aktiva Kas Rp 16.000.000,00 Piutang Rp 15.000.000,00 Sewa dibayar dimuka Rp 6.400.000,00 Porskot Asuransi Rp 4.800.000,00 Perlengkapan Rp 6.000.000,00 Peralatan jahit Rp 18.000.000,00

Akumulasi Penysusutan Prlt (Rp.3.000.000,00) Total AKTIVA Rp 63.200.000,00

Pasiva Utang Rp 9.000.000,00

Utang Wesel Rp29.640.000,00 Modal Cakra Rp24.560.000,00

126

Total PASIVA Rp 63.200.000,00 SOAL EVALUASI SIKLUS II

Mata pelajaran : Akuntansi Kelas / Semester : XI IS 4 / Genap

1. Data berikut ini berasal dari Usaha Kolam Renang “MENUJU SEHAT”

per 31 Desember 2007 mempunyai dat-dta sebagai berikut:

Peralatan Rp 16.000.000,00

Akumulusi penys Peralatan Rp 3.000.000,00

Kolam Renang Rp 28.000.000,00

Akumulasi penyust. Kolam Rp 4.000.000,00

Piutang usaha Rp 1.500.000,00

Sewa dibayar dimuka Rp 2.500.000,00

Perlengkapan kantor Rp 7.000.000,00

Utang usaha Rp 5.000.000,00

Utang wesel Rp 5.600.000,00

Utang obligasi Rp 8.000.000,00

Kas Rp 600.000,00

Modal Surya Rp 30.000.000,00

Diminta: Buatlah Neraca untuk Kolam Renang MENUJU SEHAT per 31 Desember 2007!

2. Data di bawah ini berasal dari Percetakan CERMAT per 31 desember 2007

Pendapatan bunga deposito Rp 4.000.000,00 Beban Perlengkapan Cetak Rp 7.500.000,00 Beban gaji Rp 4.300.000,00 Beban listrik Rp 600.000,00 Beban telepon Rp 900.000,00 Beban iklan Rp 1.750.000,00 Beban penyusutan peralatan Cetak Rp 1.200.000,00 Beban lain-lain Rp 550.000,00 Pendapatan Jasa percetakan Rp 75.000.000,00 Diminta: Susunlah laporan laba/rugi untuk Percetakan CERMAT per 31 Desember 2007 dalam bentuk Single Step!

127

KUNCU JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS II

1. Neraca:

USAHA KOLAM RENANG “MENUJU SEHAT”

Per 31 Desember 2007

(dalam ribuan rupiah)

Aktiva

Aktiva lancar

Kas Rp 600.000,00

Piutang Rp 1.500.000,00

Sewa dibayar dimuka Rp 2.500.000,00

Perlengkapan kantor Rp 7.000.000,00

Total Aktiva lancar Rp 11.600.000,00

Aktiva tetap

Peralatan Rp 16.000.000,00

Akumulusi penys Prlt (Rp 3.000.000,00)

Kolam renang Rp 28.000.000,00

Akumulasi penyust. Kolam (Rp 4.000.000,00)

Total aktiva tetap Rp 37.000.000,00

Total Aktiva Rp 48.600.000,00

Pasiva

Utang usaha Rp 5.000.000,00

Utang wesel Rp 5.600.000,00

Utang obligasi Rp 8.000.000,00

Total Utang Rp 18.600.000,00

Modal Surya Rp 30.000.000,00

Total Kewajiban dan Modal Rp 48.600.000,00

128

2. Laporan laba rugi:

USAHA KOLAM RENANG “MENUJU SEHAT”

Per 31 Desember 2007

(dalam ribuan rupiah)

Pendapatan Jasa percetakan Rp 75.000.000,00 Pendapatan bunga deposito Rp 4.000.000,00 Total Pendapatan Rp 79.000.000,00 Beban-beban: Beban Perlengkapan Cetak Rp 7.500.000,00 Beban gaji Rp 4.300.000,00 Beban listrik Rp 600.000,00 Beban telepon Rp 900.000,00 Beban iklan Rp 1.750.000,00 Beban penyusutan peralatan Cetak Rp 1.200.000,00 Beban lain-lain Rp 550.000,00 Total Beban Rp 16.800.000,00 Laba Rp 62.200.000,00

129

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SELAMA APERSEPSI

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”

Kelas/Semester : XI IS 4/II

Pokok Bahasan : Laporan keuangan

Siklus Ke : II

Nama pengamat : Happy Kukilowati

Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode

Numbered Heads Together (NHT)

Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan

Anda pada kolom indikator yang tersedia:

Skor 5 : Baik Sekali

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup

Skor 2 : Kurang

Skor 1 : Kurang Sekali

130

No Nama Siswa Ketepatan waktu, ketika siswa memasuki ruangan kelas

Perhatian siswa ketika guru membuka pembelajaran dengan salam pembuka

Cara siswa menjawab pertanyaan dengan menunjuk jari

Jumlah Skor

1 Aditya Ian Permana 5 4 5 14 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 5 5 4 14 3 Anang Hananto 5 4 5 14 4 Arie Budiyanto 5 5 5 15 5 Asri Suryaningsih 5 4 4 13 6 Bernadita Tridian F 5 5 5 15 7 Bernadus Median 5 4 4 13 8 Christoper Carlos 5 4 4 13 9 Daru Cahyo Anggara 5 4 4 13 10 Desi Ria Irawan 5 5 5 15 11 Eko Fitriyanto 5 5 5 15 12 Evawati Suci Rindang 5 5 5 15 13 Hadi Prakoso 4 4 5 13 14 Hanif Arifin 5 5 5 15 15 Hery Hermawati 5 4 5 14 16 I Putu Nugrahening 5 5 5 15 17 Ika Yulianti 5 5 5 15 18 Ismawati 5 4 5 14 19 Krisna Dinar Praditya 5 5 5 15 20 Kristian Pungki Ari 5 4 4 13 21 Mahendra Risal MI 5 5 5 15 22 Nandiko Yogo Widoto 5 5 5 15 23 Nining Hartati 3 5 5 15 24 Nisa Adi Tama 5 5 5 15 25 Nita Sarmelia 5 5 5 15 26 Novita Sari 4 4 5 12 27 Putri Febriyanti 5 5 5 15 28 Ria Dewi Romadhani 5 4 5 14 29 Riska Priyadi 5 5 5 15 30 Ryan Supriyanto 5 5 5 15 31 Sri Harini 5 5 4 14 32 Susilo Pujianto 5 5 5 15 33 Tri Joko Waseso 5 4 4 13 34 Tri Widiastuti 5 4 5 14 35 Udhin Ismadi 5 5 4 14 36 Wahyu Puji Astuti 5 5 5 15 37 Wawan Sumarwanto 5 4 5 14 38 Wikan Prakoso 4 4 4 12 39 Yohanes Rendra 5 5 5 15 40 Yuri Septiani 5 5 4 14

131

Keaktifan siswa dalam apersepsi di ukur dengan menggunakan standar range: 0-5 Kurang 6-10 Cukup 11-15 Baik Standar yang dipakai untuk mengukur siswa yang aktif dalam apersepsi kegiatan belajar mengajar adalah masuk dalam range Baik, yaitu sebesar: 0-5 - siswa

6-10 - siswa 11-15 40 siswa Dari data diatas maka jumlah siswa yang aktif dalam apersepsi sebesar: 40/40X100% =100%

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam siklus II ini terdapat 100% siswa aktif dalam apersepsi.

132

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA SELAMA

PEMBELAJARAN

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”

Kelas/Semester : XI IS 4/II

Pokok Bahasan : Laporan keuangan

Siklus Ke : II

Nama pengamat : Happy Kukilowati

Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode

Numbered Heads Together (NHT)

Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan

Anda pada kolom indikator yang tersedia:

Skor 5 : Baik Sekali

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup

Skor 2 : Kurang

Skor 1 : Kurang Sekali

133

Aspek yang Diamati No Nama Siswa

Terlibat dalam pemecahan masalah

Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya

Berusaha mencari berbagai informasi

yang diperlukan

untuk pemecahan

masalah

Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru

Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh nya

1. Aditya Ian Permana 4 5 4 5 3

2. Agus Sapta Riadi Wijaya 4 5 5 4 4

3. Anang Hananto 5 5 5 5 3

4. Arie Budiyanto 5 5 4 4 4

5. Asri Suryaningsih 4 5 5 5 4

6. Bernadita Tridian Fitranti 5 5 5 5 3

7. Bernadus Median F 3 2 2 3 3

8. Christopher Carlos L 4 3 4 5 3

9. Daru Cahyo Anggara 5 4 3 5 4

10. Desy Ria Irawan 5 5 5 5 4

11. Eko Fitriyanto 5 5 4 5 3

12. Evawati Suci Rindang P. 5 5 5 5 5

13. Hadi Prakoso 3 2 3 2 2

14. Hanif Arifin 4 4 3 5 3

15. Hery Hermawati 5 5 5 5 3

16. I Putu Nugrahenin 4 5 4 5 4

17. Ika Yulianti 5 5 5 5 5

18. Ismawati 5 5 5 5 4

19. Krisna Dinar Praditya 4 5 4 5 3

20. Kristian Pungki Ari S. 5 5 4 5 2

21. Mahendra Risal MI 5 5 5 5 3

22. Nandiko Yogo Widoto 5 5 5 5 4

23. Nining Hartati 4 2 3 2 3

24. Nisa Adi Tama 5 5 5 5 4

134

25. Nita Sarmelia 5 4 5 5 4

26. Novita Sari 4 5 4 5 4

27. Putri Febriyanti 5 5 5 5 4

28. Ria Dewi Romadani 4 4 4 5 3

29. Riska Priyadi Yanti 4 5 5 5 4

30. Ryan Supriyanto Hari P 4 4 4 5 3

31. Sri Harini 4 4 5 5 4

32. Susilo Pujianto 4 5 5 5 4

33. Tri Joko Wasiso 2 2 3 2 3

34. Tri Widiastuti 4 5 4 4 3

35. Udhin Ismadi 3 4 4 5 3

36. Wahyu Puji Astuti 3 5 4 4 3

37. Wawan Sumarwanto 4 4 3 4 3

38. Wikan Prakoso 2 3 2 2 2

39. Yohanes Rendra 4 4 3 4 3

40. Yuri Septiani 4 4 3 4 3

135

LEMBAR OBSERVASI KETELITIAN DAN KETEPATAN SISWA

DALAM MENYELESAIKAN PERSOALAN

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”

Kelas/Semester : XI IS 4/II

Pokok Bahasan : Laporan keuangan

Siklus Ke : II

Nama pengamat : Happy Kukilowati

Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode

Numbered Heads Together (NHT)

Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan

Anda pada kolom indikator yang tersedia:

Skor 5 : Baik Sekali

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup

Skor 2 : Kurang

Skor 1 : Kurang Sekali

136

No Nama Siswa Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam tanya jawab

Kesempurnaan siswa dalam menyelesaikan tugas bersama teman kelompok

Kerapian siswa dalam menegrjakan tugas bersama teman kelompok

Jumlah skor

1 Aditya Ian Permana 5 5 4 14 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 5 4 5 14 3 Anang Hananto 5 5 5 15 4 Arie Budiyanto 4 5 4 13 5 Asri Suryaningsih 4 5 5 14 6 Bernadita Tridian F 5 4 5 14 7 Bernadus Median 4 5 4 13 8 Christoper Carlos 5 5 5 15 9 Daru Cahyo Anggara 5 5 5 15 10 Desi Ria Irawan 5 5 5 15 11 Eko Fitriyanto 5 5 5 15 12 Evawati Suci Rindang 5 5 4 14 13 Hadi Prakoso 5 5 5 15 14 Hanif Arifin 5 5 5 15 15 Hery Hermawati 5 5 5 15 16 I Putu Nugrahening 5 5 5 15 17 Ika Yulianti 5 5 4 14 18 Ismawati 5 5 5 15 19 Krisna Dinar Praditya 4 5 5 14 20 Kristian Pungki Ari 5 5 5 15 21 Mahendra Risal MI 5 5 5 15 22 Nandiko Yogo Widoto 5 5 4 14 23 Nining Hartati 5 5 4 14 24 Nisa Adi Tama 5 5 5 15 25 Nita Sarmelia 5 5 4 14 26 Novita Sari 5 5 5 15 27 Putri Febriyanti 5 5 5 15 28 Ria Dewi Romadhani 5 5 4 14 29 Riska Priyadi 5 5 4 14 30 Ryan Supriyanto 5 5 5 15 31 Sri Harini 5 5 5 15 32 Susilo Pujianto 5 5 5 15 33 Tri Joko Waseso 5 5 5 15 34 Tri Widiastuti 5 5 4 14 35 Udhin Ismadi 5 5 5 15 36 Wahyu Puji Astuti 4 5 5 14 37 Wawan Sumarwanto 5 5 5 15 38 Wikan Prakoso 4 5 4 13 39 Yohanes Rendra 5 5 5 15 40 Yuri Septiani 5 5 5 15

137

Keaktifan siswa dalam apersepsi di ukur dengan menggunakan standar range: 0-5 Kurang 6-10 Cukup 11-15 Baik Standar yang dipakai untuk mengukur siswa yang tepat dan sempurna dalam menjawab kegiatan belajar mengajar adalah masuk dalam range Baik, yaitu sebesar: 0-5 - siswa

6-10 - siswa 11-15 40 siswa

Dari data diatas maka jumlah siswa yang tepat dan sempurna dalam menjawab pertanyaan sebesar:

40/40X100% =100% Maka dapat disimpulkan bahwa dalam siklus II ini terdapat 100% siswa yang tepat dan sempurna menjawab pertanyaan.

138

LEMBAR OBSERVASI KETUNTASAN HASIL BELAJAR

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 4

SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN 2009/2010”

Kelas/Semester : XI IS 4/II

Pokok Bahasan : Laporan keuangan

Siklus Ke : II

Nama pengamat : Happy Kukilowati

Lembar ini diisi oleh peneliti sebagai pengamat pada saat proses pembelajaran.

Lembar observasi ini memuat aspek-aspek pengukuran dari penerapan metode

Numbered Heads Together (NHT)

Berilah tanda check list (√) pada angka-angka yang sesuai dengan pengamatan

Anda pada kolom indikator yang tersedia:

Skor 5 : Baik Sekali

Skor 4 : Baik

Skor 3 : Cukup

Skor 2 : Kurang

Skor 1 : Kurang Sekali

139

No Nama Mahasiswa Nilai Keterangan 1 Aditya Ian Permana 50 BT 2 Agus Sapta Riadi Wijaya 30 BT 3 Anang Hananto 90 T 4 Arie Budiyanto 90 T 5 Asri Suryaningsih 70 T 6 Bernadita Tridian Fitranti 40 BT 7 Bernadus Median Firianto 100 T 8 Christopher Carlos Latuheru 80 T 9 Daru Cahyo Anggara 70 T 10 Desy Ria Irawan 35 BT 11 Eko Fitriyanto 100 T 12 Evawati Suci Rindang P. 100 T 13 Hadi Prakoso 50 BT 14 Hanif Arifin 80 T 15 Hery Hermawati 100 T 16 I Putu Nugrahening W.B.P 100 T 17 Ika Yulianti 100 T 18 Ismawati 30 BT 19 Krisna Dinar Praditya 100 T 20 Kristian Pungki Ari S. 30 BT 21 Mahendra Risal MI 90 T 22 Nandiko Yogo Widoto 100 T 23 Nining Hartati 100 T 24 Nisa Adi Tama 100 T 25 Nita Sarmelia 100 T 26 Novita Sari 100 T 27 Putri Febriyanti 100 T 28 Ria Dewi Romadani 50 BT 29 Riska Priyadi Yanti 95 T 30 Ryan Supriyanto Hari P 100 T 31 Sri Harini 100 T 32 Susilo Pujianto 90 T 33 Tri Joko Wasiso 30 BT 34 Tri Widiastuti 100 T 35 Udhin Ismadi 80 T 36 Wahyu Puji Astuti 100 T 37 Wawan Sumarwanto 70 T 38 Wikan Prakoso 80 BT 39 Yohanes Rendra 100 T 40 Yuri Septiani 100 T Rata-rata 80,75 T Tuntas : 30/40 X100% = 75,0% siswa Belum tuntas : 10/40 X 100% = 25,0 % siswa

140

Kesimpulan: Berdasarka hasil evaluasi mengerjakan laporan keuangan yang mendapat nilai 70 ke atas sebesar 30 siswa yaitu 75% siswa. Sedangkan 10 siswa lain atau 25,0% siswa belum tuntas dalam mengerjakan evaluasi pada siklus II.

141

142

ANGKET PENILAIAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

Nama :

Kelas/No.Absen :

Petunjuk Pengisian:

Bacalah pernyataan berikut dengan baik-baik, kemudian berilah tanda chek (v)

pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda :

SS

S

KS

TS

STS

=

=

=

=

=

Sangat Setuju ,

Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

143

No Aspek yang dinilai SS S KS TS STS

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Saya lebih senang mengerjakan soal yang

menantang namun sesuai dengan

kemampuan saya.

Saya yakin setiap prestasi belajar yang saya

peroleh karena usaha keras saya sendiri

bukan karena keberuntungan.

Saya lebih senang belajar dengan usaha

sendiri daripada harus mendengar ceramah

dari guru terus-menerus.

Saya yakin dapat meraih prestasi belajar

akuntansi yang lebih baik dari sebelumnya.

Saya rajin belajar agar dapat mencapai cita-

cita yang saya inginkan.

Saya lebih senang belajar dengan teman yang

dapat menyelesaikan permasalahan dan soal

akuntansi bersama-sama.

Saya selalu berusaha menyelesaikan tugas

akuntansi yang diberikan oleh guru meskipun

tugas itu sulit.

Saya selalu yakin bahwa saya dapat

mengerjakan tugas akuntansi yang diberikan

oleh guru dengan baik dan tepat waktu.

Saya selalu ingin mendapat penghargaan

yang mendorong tentang keberhasilan dan

kegagalan saya dalam belajar.

Saya senang dan bersemangat apabila guru

menghargai setiap usaha belajar maupun

prestasi belajar yang saya peroleh.

144

No. Nama Poin 1 Poin 2 Poin 3 Poin 4 Poin 5 Poin 6 Poin 7

1 Aditia Ion 5 4 4 5 5 5 4

2 Agus Sapta 3 5 1 5 5 5 5

3 Anang Hananto 5 4 3 5 5 3 4

4 Arie Budiyanto 5 4 1 4 4 5 5

5 Asri Suryaningsih 5 3 3 5 5 5 4

6 Bernadita Fridian 5 4 3 4 4 4 3

7 Bernadus M. 3 5 4 5 5 5 5

8 Christoper C. 4 4 3 4 4 4 4

9 Daru Cahyo A. 4 3 3 4 4 5 4

10 Desi Ria I 4 4 3 4 5 4 4

11 Eko Fitriyanto 5 4 3 4 5 5 5

12 Evawati Suci 4 3 3 5 4 5 4

13 Hadi Prakoso

14 Hanif Arifin 4 5 3 4 4 4 4

15 Hery Hermawati 4 5 3 5 4 5 3

16 I Putu N. 5 3 3 4 4 5 4

17 Ika Yuliati 5 4 3 5 4 4 4

18 Ismawati 4 3 3 4 5 5 4

19 Krisna Dinar 4 4 2 4 4 4 3

20 Kristian Pungki 4 3 2 4 5 4 4

21 Mahendra Risal 4 5 2 4 4 4 2

22 Nandiko Yogo 5 4 3 4 4 5 4

23 Nining Hartati

24 Nisa Adi T 4 3 3 4 5 5 4

25 Nita Sarmelia 5 4 3 5 5 4 4

26 Novita Sari 4 3 2 4 4 4 3

27 Putri Febriyanti 4 5 3 5 5 4 5

28 Ria Dewi 5 5 3 5 5 5 4

29 Riska Priyadi 4 4 3 4 5 5 5

30 Ryan Supriyanto 4 4 3 5 4 5 4

31 Sri Harini 5 5 4 5 5 5 4

32 Susilo Pujiyanto 3 4 5 4 4 5 4

33 Tri Joko 3 4 5 4 5 4 4

34 Tri Widiastuti 5 4 2 5 4 4 4

35 Udhin Ismadi 5 3 1 4 5 4 4

36 Wahyu Puji 5 5 3 4 5 4 4

37 Wawan Sumarwanto 5 3 3 5 5 5 4

38 Wikan P. 3 5 1 2 5 4 4

145

39 Yohanes Rendra 5 4 2 4 4 5 4

40 Yuri Septiani 5 4 4 5 4 5 4

146

MOTIVASI

Motivasi diambil ketika sesudah Penerapan Model Pembelajaran NHT

dengan menggunakan angket, dan standar yang digunakan adalah range:

0 – 18 à hampir tidak memiliki motivasi

11 – 20 à kurang dari motivasi

21 – 30 à cukup memiliki motivasi

31 – 40 à memiliki motivasi

41 – 50 à motivasi tinggi

Data yang didapat adalah:

Range Jumlah siswa

0-18 -

11-20 -

21-30 -

31-40 16 siswa

41-50 22 siswa

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa siswa kelas XI IS 4 memiliki

motivasi sebesar 100%.

147

PERIJINAN