skripsi - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/hanik...

99
PERAN TAKMIR MASJID DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN ISLAM (Studi Di Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: HANIK ASIH IZZATI NIM: 111 10 162 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Upload: vuongmien

Post on 21-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

PERAN TAKMIR MASJID DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN ISLAM

(Studi Di Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

HANIK ASIH IZZATI

NIM: 111 10 162

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2015

Page 2: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

ii

Page 3: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

iii

Page 4: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

iv

Page 5: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

v

MOTTO

“Sesungguhnya termasuk orang-orang pilihan diantara kalian adalah

yang terbaik budi pekertinya”

(HR. Bukhari)

Page 6: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

vi

PERSEMBAHAN

Kubingkiskan karya sederhana ini untuk:

& Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

& Ibu &Almarhum Bapak tercinta yang selalu menyayangiku, mendukung, dan

menyemangatiku. Terima kasih atas untaian do’a yang tiada henti terucap dari

bibir dan hati Ibu untuk kebaikan Ananda.

& Kakak-kakakku Mbak Nur, Mbak Ana, dan Mas Khoirul Anam, terimakasih

sudah menjadi sosok pengganti Bapak, menjaga dan melindungiku sampai

saat ini.

& Adekku tercinta Agus Naji Al Haq dan semua Keponakanku, terimakasih

untuk dukungan kalian, dan semoga tercapai dengan indah cita-cita kalian.

& Teman-teman terbaikku, Attina,Umai,Rizky,Mbak Upla, Ainy, Henni, Amie,

Vita, Lilis,Aye,tiwik,Majid,Yudha, Endri,Endang, Vikadan Yahyaterima

kasih karena kalian telah membuatku mengerti arti persahabatan.

& Teman-temanD-paSta’10 dan HAPE’10 yang seperjuangan. Makasih atas

segala dukungan teman-teman selamaini. One all them..best friends forever.

Page 7: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi dengan judul “Peran Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan Islam(Studi di Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatig).

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd.,selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Masjid Al Muttaqiin

Kalibening Tingkir Salatiga.

2. Ibu Siti Rohayati, M.Ag., selaku dekan FTIK IAIN Salatiga yang telah

memberikan, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam

penyelesaian tugas akhir ini.

Page 8: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

viii

3. Bapak Rasimin, M.Pd.,yang telah membimbing, memberikan nasehat, arahan,

serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas

akhir ini.

4. Seluruh dosen IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan

penelitian berlangsung.

5. Masjid Al Muttaqiin Kalibening, Bapak Masykur Suyuti selaku Ketua

Takmir, Bapak Agus Hamin Shodiq selaku sekretaris, Mas Imam Safrudi

selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid Al

Muttaqiin yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam

penelitian ini.

6. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari

berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Amin ya robbal ’alamin

Salatiga, 7 Agustus2015

Penulis

Hanik Asih Izzati

NIM: 111 10 162

Page 9: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

ix

ABSTRAK

Izzati, Hanik Asih 2015 Peran Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Islam (studi di Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga) Skripsi. Jurusan

Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam

Salatiga. Pembimbing: Rasimin,M.pd.

Kata kunci: peran, takmir masjid, dan pendidikan Islam

Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga merupakan masjid yang ada di

Kalibening. Masjid Al Muttaqiin memiliki beberapa kegiatan yang menjadikan

masjid tersebut makmur, salah satunya pendidikan Islam berupa Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPA), pengajian tiap hari,tiap bulan, dan tahunan. pengajian taklim,

pengajian Akbar, tadarus di bulan Ramadhandan beberapa kegiatan lainnya. Dari

berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan, kegiatan-kegiatan tersebut pada

akhirnya akan membawa dampak positif bagi masyarakat yang selanjutnya menjadi

landasan dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu pendukung utama dalam meningkatkan

pendidikan kualitas pendidikan Islam yaitu takmir masjid yang baik. Karena takmir

masjid sebagai mediator dalam meningkatkan pendidikan nonformal tentunya harus

memberikan teladan yang baik. Idealnya takmir masjid adalah seorang muslim yang

memiliki kepribadian islami dengan sejumlah ciri yang melekat pada dirinya seperti

memahami ilmu agama dengan baik, menjaga shalat berjamaah di masjid, bersungguh

sungguh dan bertanggung jawab serta kreatif (Faruq, 2010: 71).Penelitian ini untuk

menjawab rumusan masalah diantaranya : bagaimana peran takmir masjid Al Muttaqiin,

Kalibening, Tingkir, Salatiga dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam serta apa

faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi takmir masjid dalam

meningkatkan kualitas pendidikan islam di masjid Al Muttaqiin, Kalibening, Tingkir,

Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah

observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik

analisis deskriftif kualitatif yang dilakukan dengan memberikan makna terhadap data

yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan dengan pola pikir

induktif Temuan penelitian ini adalah terdapat pada beberapa kegiatan rutin yang telah

berjalan dengan baik di Masjid Al-Muttaqiin Kalibening, Tingkir, Salatiga. Diantaranya

majelis taklim, pengajian ahad sore, dan beberapa kegiatan insidental seperti tabligh

akbar, sholawat bersama, dan tadarus Al-Qur’an di bulan Ramadhan serta terdapat pula

Taman Pendidikan Al-Qur’an. Maka dapat disimpulkan bahwa peran takmir masjid Al

Muttaqiin telah berjalan lancar dan baik. Faktor pendukung: tersedianya masjid sebagai

sarana pendidikan yang cukup baik dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang

pendidikan, tersusunnya program kegiatan yang cukup baik sehingga akan tercapai tujuan

yang diinginkan, jumlah jama’ah yang banyak dan selalu aktif, komunikasi dan kerjasama

yang baik antara takmir masjid, remaja masjid, dan jama’ah di masyarakat, remaja masjid

yang menjadi generasi penerus yang selalu memberikan semangat, dan tersedianya dana

yang memadahi. Faktor penghambat: sumber daya manusia, kurangnya kesadaran

masyarakat untuk mengikuti kegiatan secara rutin dan metode pembelajaran yang

monoton dan tidak bervariasi.

Page 10: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

x

DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................i

PERTANYAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................iii

PENGESAHAN KELULUSAN.............................................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..........................................................................v

KATA PENGANTAR..........................................................................................vii

ABSTRAK............................................................................................................ix

DAFTAR ISI..........................................................................................................x

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................1

B. Fokus Penelitian...............................................................................6

C. Tujuan Penelitian.............................................................................7

D. Kegunaan Penelitian........................................................................7

E. Penegasan Istilah.............................................................................8

F. Metode Penelitian..........................................................................10

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................10

Page 11: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

xi

2. Kehadiran Peneliti..................................................................11

3. Lokasi Penelitian....................................................................12

4. Sumber Data...........................................................................12

5. Prosedur Pengumpulan Data.................................................13

6. Analisis Data.........................................................................15

7. Pengecekan Keabsahan Data................................................15

8. Tahap-tahap Penelitian..........................................................16

G. Sistematika Penulisan..................................................................17

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................19

A. Takmir Masjid..............................................................................19

1. Definisi Peran.........................................................................19

2. Pengertian Takmir Masjid......................................................19

3. Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan takmir masjid............20

B. Masjid..........................................................................................20

1. Definisi Masjid.....................................................................20

2. Sejarah Masjid......................................................................21

3. Pengelolaan Masjid..............................................................23

4. Fungsi Masjid......................................................................31

C. Pendidikan Islam........................................................................37

1. Definisi Pendidikan ............................................................37

2. Dasar –dasar pendidikan Islam...........................................39

3. Tujuan pendidikan Islam....................................................41

Page 12: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

xii

D. Peran Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Islam..........................................................................................43

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN......................47

A. Gambaran Umum Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir

Salatiga.....................................................................................47

1. Sejarah Berdiri Masjid........................................................47

2. Letak Geografis..................................................................48

3. Susunan Organisasi.............................................................48

4. Visi, Misi, dan Tujuan.........................................................50

5. Sarana dan Prasarana..........................................................51

6. Pengelolaan Masjid.............................................................53

B. Kegiatan–kegiatan di Masjid Al Muttaqiin yang dikelola oleh

Takmir Masjid……………………….......................................54

1. Majelis Taklim.....................................................................54

2. Taman Pendidikan Al-Qur’an.............................................57

C. Metode dan materi yang digunakan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan Islam di Masjid Al Muttaqiin, Kalibening, Tingkir,

Salatiga………………………………………………………..57

1. Metode Ceramah……………………………………....58

2. Metode Tanya Jawab…………………………………..58

3. Metode Diskusi………………………………………...59

4. Metode Demonstrasi…………………………………...59

Page 13: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

xiii

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………………..60

A. Peran Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Islam di Masjid Al Muttaqiin Kalibening, Tingkir Salatiga…....60

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Takmir Masjid Al

Muttaqiin Kalibening, Tingkir, Salatiga dalam Meningkatkan

Kualitas Pendidikan Islam……………………………………..66

BAB V PENUTUP……………………………………………………………69

A. Kesimpulan.................................................................................69

B. Saran...........................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 14: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

xiv

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Daftar Inventaris Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir

Salatiga…………………………………………………………………………54

Table 4.1 Jadwal Pengajian di Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir

Salatiga................................................................................................................63

Page 15: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lamp. 1 : Pedoman Wawancara

Lamp. 2 : Kode Penelitian

Lamp. 3: Transkip Wawancara

Lamp. 4: Lembar Konsultasi Skripsi

Lamp. 5: Surat Penunjukkan Pembimbing

Lamp. 6: Surat Bukti Penelitian

Lamp. 7: Surat Keterangan Kegiatan

Lamp. 8: Daftar Riwayat Hidup

Page 16: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 ayat 1

dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

dapat aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan Negara (UUD, 2003: 4).

Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang berproses

melalui beberapa tahap dan tingkatan-tingkatan yang mempunyai tujuan

yang bertahap dan bertingkat pula. Pendidikan sebagai usaha membentuk

pribadi manusia harus melalui proses yang panjang, dengan resultat

(hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera (Uhbiyati, 2010:15).

Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba

Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek

kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. Pendidikan Islam

yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam harus bisa menanamkan

atau membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut, juga

Page 17: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

2

mengembangkan kemampuan berilmu pengetahuan sejalan dengan

nilai-nilai Islam yang melandasi, merupakan proses ikhtiariyah yang

secara pedagogis mampu mengembangkan hidup anak ke arah

kedewasaan/ kematangan yang menguntungkan dirinya (Arifin. 2008:

8).

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar

pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang. Kehadiran Pendidikan nonformal dan Informal (PNFI)

sesungguhnya telah ada sebelum pendidikan formal. Di masyarakat

manapun, pada saat pendidikan formal belum ada, warga masyarakat

belajar sesuatu melalui PNFI.

Pendidikan non formal dan informal diletakkan pada tatanan

Pendidikan Sepanjang Hayat, karena membantu masyarakat untuk

mengembangkan diri melalui proses pendewasaan yang selalu

berusaha menemukan kepuasan bagi diri sendiri, serta dalam upaya

meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan untuk kebermaknaan

diwaktu yang akan datang. Pengertian pendidikan sepanjang hayat

dan belajar sepanjang hayat secara konsep saling mengisi dan tidak

terpisahkan satu sama lain.

Tujuan pendidikan sepanjang hayat adalah dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup, yaitu bahwa individu-individu dalam

masyarakat dapat belajar dan semestinya terus belajar, dan

berkesinambungan berupaya mengikis kebodohan (Abdulhak, 2012:

Page 18: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

3

19).Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam

non formal adalah pendidikan Islam yang setiap kegiatan

terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan,

dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari

kegiatan yang lebih luas, yang sengajadilakukan untuk melayani

manusia di dalam mencapai tujuan belajarnya.Bersamaan dengan itu,

Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama seseorang

diutamakan dan dimuliakan.

Salah satu wadah pendidikan Islam nonformal adalah pendidikan

yang diselenggarakan di masjid, maka dari itu masjid harus mempunyai

kegiatan-kegiatan yang dapat menarik masyarakat di sekitar masjid.

Sehingga dengan adanya beberapa kegiatan tersebut dapat meningkatkan

pendidikan Islam masyarakat.

Masjid merupakan tempat ibadah multifungsi. Masjid bukanlah

tempat ibadah yang dikhususkan untuk shalat dan I’tikaf semata.

Masjid menjadi pusat kegiatan positif kaum muslimin dan

bermanfaat bagi umat .Dari sanalah seharusnya kaum muslimin

merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi,

politik, sosial, dan seluruh sendi kehidupan, sebagaimana para

pendahulunya memfungsikan masjid secara maksimal.

Fungsi masjid selain sebagai tempat ibadah adalah sebagai

tempat penyebaran dakwah dan ilmu Islam. Masjid juga menjadi

tempatmenyelesaikan masalah individu dan masyarakat, tempat

Page 19: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

4

menerima duta-duta asing, tempat pertemuan pemimpin-pemimpin

Islam, tempat bersidang, dan madrasah bagi orang-orang yang ingin

menuntut ilmu khususnya tentang ajaran Islam. Pendidikan kaum

Muslim berpusat di masjid-masjid. Masjid Quba merupakan masjid

pertama yang dijadikan Rasulullah SAW sebagai institusi

pendidikan. Di dalam masjid, Rasululllah SAW mengajar dan

memberi khutbah dalam bentuk halaqah dimana para sahabat duduk

mengelilingi beliau untuk mendengar dan melakukan tanya jawab

berkaitan urusan agama dan kehidupan sehari-hari (M. Syafi’i Antonio,

2007: 185).

Dalam dunia pendidikan Rasulullah, menggunakan masjid

sebagai tempat pengajaran agam Islam. Pendidikan Islam memiliki

hubungan erat dengan masjid. Pendidikan Islam merupakan motor atau

mesin bagi masjid. Masjid tidak akan makmur jika jama’ah atau

masyarakat memiliki pendidikan Islam yang rendah. Pendidikan

Islamlah yang mengajak mereka berbondong-bondong menuju masjid,

mengajarkan kepada mereka pentingnya shalat berjama’ah.Bahkan

masjid menjadi pusat pendidikan Islam (Haidar, 2009: 62).Jika diamati

keadaan sebagian besar masjid sekarang sangat memprihatinkan.

Masjid hanya digunakan untuk shalat Jum’at, Maghrib isya, dan subuh.

Setelah itu masjid akan dikunci rapat sampai waktu subuh atau

shalat Jum’at datang lagi. Masjid dipenuhi jama’ah hanya waktu shalat

Jum’at dan awal Ramadhan. Semakin mendekati Idul Fitri, shof

Page 20: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

5

shalat Tarawih semakin maju mendekati imam. Kemudian setelah

Ramadhan berakhir, berakhir pula kemakmuran masjid (Supardi dan

Amiruddin, 2001: 119).

Keadaan tersebut tidak oleh dibiarkan berlarut. Masyarakat perlu

dibina dan mengajak mereka untuk mengoptimalkan peran masjid

dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam masyarakat.

Masyarakat saat ini belum paham tentang fungsi masjid. Mereka

menganggap masjid hanya khusus digunakan untuk shalat dan

pengajian saja. Selain dua kegiatan itu mereka menganggap tidak boleh

dilakukan. Maka para tokoh dan takmir masjid yang berkompeten perlu

memberikan pengarahan kepada masyarakat. Baik itu melalui rapat RT,

pengajian atau cara lainnya. Adapun salah satu cara untuk

memakmurkan masjid adalah menjadikan masjid sebagai lembaga

pendidikan Islam bagi masyarakat seperti pengajian, Taman

Pendidikan AlQur’an (TPA), kajian dan beberapa kegiatan yang lain.

Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga merupakan masjid

yang ada di Kalibening. Masjid Al Muttaqiin memiliki beberapa

kegiatan yang menjadikan masjid tersebut makmur, salah satunya

pendidikan Islam berupa Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA),

pengajian tiap hari,tiap bulan, dan tahunan. pengajian taklim, pengajian

Akbar, tadarus di bulan Ramadhandan beberapa kegiatan lainnya.

Dari berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan, kegiatan-kegiatan

tersebut pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi

Page 21: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

6

masyarakat yang selanjutnya menjadi landasan dalam kehidupan

sehari-hari.

Salah satu pendukung utama dalam meningkatkan pendidikan

kualitas pendidikan Islam yaitu takmir masjid yang baik. Karena takmir

masjid sebagai mediator dalam meningkatkan pendidikan nonformal

tentunya harus memberikan teladan yang baik. Idealnya takmir masjid

adalah seorang Muslim yang memiliki kepribadian islami dengan

sejumlah ciri yang melekat pada dirinya seperti memahami ilmu agama

dengan baik, menjaga shalat berjamaah di masjid, bersungguh sungguh

dan bertanggung jawab serta kreatif (Faruq, 2010: 71)

Dari pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang peran takmir masjid dalam

meningkatkan kualitas pendidikan Islam bagi masyarakat yang

berjudul “Peran Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan Islam (Studi di Masjid Al Muttaqiin Kalibening

Tingkir Salatiga)”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan maslah penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Takmir Masjid Al Muttaqiin Tingkir Salatiga

dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam?

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat Takmir Masjid

dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Masjid Al

Muttaqiin Tingkir Salatiga?

Page 22: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini

adalah:

1. Untuk mengetahui peran Takmir Masjid Al Muttaqiin Tingkir

Salatiga dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan

menghambat Takmir Masjid dalam meningkatkan kualitas

pendidikan Islam di Masjid Al Muttaqiin Kalibening Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

dan praktis:

1. Manfaat Praktis :

a. Bagi Peneliti :

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan apabila

nantinya berkecimpung dalam masyarakat, khususnya dalam hal

peran takmir masjid dalam meningkatkan kualitas pendidikan

Islam masyarakat dan mengetahui faktor pendukung dan faktor

penghambat dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di

masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga.

b. Bagi Takmir Masjid :

Page 23: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

8

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan keputusan dengan tujuan terciptanya

pendidikan Islam yang berkualitas.

c. Bagi Takmir Masjid Al Muttaqiin :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan khususnya dalam upaya- upaya untuk meningkatkan

kualitas pendidikan Islam di masyarakat.

2. Manfaat Teoretis

Untuk menambah khazanah keilmuan dan pengetahuan kongkrit

tentang peran takmir masjid dalam meningkatkan kualitas pendidikan

Islam serta mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat

dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di masjid Al

Muttaqiin, Kalibening, Tingkir, Salatiga, sekaligus dapat digunakan

sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis.

E. Penegasan Istilah

Agar mempermudah pemahaman serta untuk menentukan arah yang

jelas dalam menyusun penelitian ini, maka penulis memberikan penegasan

dan maksud penulisan judul sebagai berikut:

1. Pengertian Takmir

Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh

kegiatan yang ada kaitannya dengan masjid, baik dalam

membangun, merawat maupun memakmurkannya, termasuk

usaha-usaha pembinaan remaja Muslim di sekitar masjid.

Page 24: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

9

Pengurus takmir masjid harus berupaya untuk membentuk remaja

masjid sebagai wadah aktivitas bagi remaja Muslim. Dengan

adanya remaja masjid tugas pembinaan remaja Muslim akan

menjadi lebih ringan. Pengurus takmir masjid, melalui bidang

pembinaan remaja masjid, tinggal memberi kesempatan dan

arahan kepada remaja masjid untuk tumbuh dan berkembang,

serta mampu beraktivitas sesuai dengan nilai-nilai Islam

(Siswanto, 2005: 56-57).

2. Kualitas Pendidikan Islam

Kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu (Depdikbud,

1988: 467).Pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat

awalan pe- dan akhiran –an, yang berarti proses mengubah

sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan (Depdiknas, 2005: 263).

Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh

hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi

seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun

ukhrawi (Arifin. 2008: 8).

Page 25: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

10

3. Masjid Al Muttaqiin

Masjid Al Muttaqiin adalah salah satu masjid yang ada di

Salatiga.Masjid ini terletak di Desa Kalibening, Tingkir,

Salatiga. Masjid ini merupakan salah satu masjid yang

memiliki kegiatan, yaitu adanya majelis taklim dengan kegiatan

seperti pengajian rutin dan pengajian ahad pagi pada bulan

Ramadhan dan hari biasa, tadarusan setiap malam bulan

Ramadhan, pengajian akbar, Taman Pendidikan Al-Qur’an

(TPA).

Berdasarkan penjelasan istilah di atas, maka maksud dari judul

penelitian “Peran Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan Islam (Studi di Masjid Al Muttaqiin Kalibening Salatiga)”

adalah untuk mengetahui potret peran masjid dalam meningkatkan kualitas

pendidikan islam serta untuk mengetahui faktor pendukung dan

penghambat kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di masjid Al

Muttaqiin. (studi di Masjid Al Muttaqiin Kalibening Salatiga).

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Setiap penelitian memerlukan pendekatan dan jenis penelitian

yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Jenis penelitian yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan

dengan pendekatan kualitatif.

Page 26: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

11

Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan

multi strategi.Strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti

observasi, langsung, observasi partisipan, wawancara mendalam,

dokumen-dokumen, teknik-teknik perlengkapan seperti foto,

rekaman, dan lain-lain (Zuriah, 2009: 95).

Melalui metode kualitatif penulis dapat mengenal orang

(subjek) secara pribadi dan melihat perkembangan definisi mereka

sendiri tentang dunia ini. Penulis dapat merasakan apa yang mereka

alami dalam pergaulan dengan masyarakat mereka sehari-hari,

mempelajari kelompok-kelompok dan pengalaman-pengalaman

yang mungkin belum penulis ketahui sama sekali. Yang terakhir

metode kualitatif memungkinkan penulis menyelidiki konsep-

konsep yang dalam penelitian lainnya intinya akan hilang. Konsep-

konsep seperti keindahan, rasa sakit, keimanan, penderitaan,

frustasi, harapan, dan kasih sayang dapat diselidiki sebagaimana

orang-orang yang sesungguhnya dalam kehidupan mereka sehari-

hari (Sugiyono, 2007: 30).

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul

data.Peneliti datang dan secara langsung berinteraksi di tengah-

tengah objek penelitian dan melakukan pengamatan, wawancara

mendalam dan aktivitas-aktivitas lainnya demi memperoleh data

yang diperlukan dalam penelitian serta turun langsung ke kancah

Page 27: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

12

penelitian, tanpa mewakilkan pada orang lain. hal ini bertujuan

agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali, mengidentifikasi

data informasi dan fenomena yang muncul di lapangan dapat

diperoleh secara akurat.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Masjid Al Muttaqiin

yang berlokasi di Desa Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota

Salatiga pada tanggal 01 Maret 2015 sampai dengan selesai.

4. Sumber Data

Sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga

peneliti memperoleh sumber data yang dipandang paling

mengetahui dan berhubungan langsung dengan masalah yang

diteliti.

Responden adalah orang yang merespon atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti baik pertanyaan tertulis maupun

lisan (Arikunto, 2010: 107).Sedangkan informan adalah orang yang

menjadi sumber data dalam penelitian (Alwi, 2007: 794).

Subyek penelitian adalah keseluruhan dari informan atau

sumber yang hendak diteliti (Arikunto,2010:256) dalam hal ini

subyeknya adalah:

a. Takmir Masjid Al Muttaqiin Kalibening Salatiga.

b. Ustadz/Ustadzah TPA di Masjid Al Muttaqiin

Kalibening Salatiga.

Page 28: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

13

c. Santri TPA di Masjid Al Muttaqiin Kalibening

Salatiga.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah interview (wawancara), observasi, dan dokumentasi.

a. Interview (Wawancara)

Interview atau wawancara adalah suatu bentuk

komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang

bertujuan untuk memperoleh informasi (Nasution, 1996:

113). Wawancara ialah percakapan dua orang atau lebih

(Usman dan Akbar, 1996: 57). Dari hasil wawancara ini

diharapkan penulis dapat memperoleh data yang diperlukan

yang berkaitan dengan peran takmir masjid dalam

meningkatkan kualitas pendidikan islam serta faktor

pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kualitas

pendidikan islam di Masjid Al Muttaqiin Kalibening

Salatiga.

Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur,

yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar

yang akan ditanyakan (Arikunto, 2010: 197). Dimana

pewawancara berpedoman pada pedoman wawancara yang

telah disusun sebelumnya. serta mengajukan pertanyaan

yang dijawab oleh responden dengan bebas. Pewawancara

Page 29: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

14

mengalihkan pada alur yang telah ditentukan, jika jawaban

dari responden mulai menyimpang dari arah

pertanyaan.Dalam hal ini penulis memperoleh keterangan

dari responden dengan berdialog langsung.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Arikunto,

2010: 54). Observasi dilakukan untuk memperoleh data

yang belum diperoleh waktu wawancara dan dokumentasi.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi

adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen (Arikunto, 2010: 73). Metode ini digunakan untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian seperti:

1) Deskripsi Masjid Al Muttaqiin Kalibening Salatiga

2) Visi, Misi dan Tujuan berdirinya Masjid Al Muttaqiin

Kalibening Salatiga

3) Struktur Organisasi Masjid Al Muttaqiin Kalibening

Salatiga

4) Sarana dan Fasilitas yang digunakan dalam pendidikan

islam

5) Program Masjid dalam meningkatkan kualitas

pendidikan Islam.

Page 30: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

15

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah difahami, dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono,

2008: 244).

Penelitian ini menggunakan analisis secara kualitatif untuk

mengolah data dari lapangan:

a. Pengumpulan data

Proses analisis data di mulai dari menelaah seluruh data

yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik, seperti

wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan

dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.

b. Penyajian data

Dengan menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan

sesuai dengan data yang telah di reduksi terlebih dahulu.

c. Kesimpulan

Yaitu permasalahan penelitian yang menjadi pokok pemikiran

terhadap apa yang akan diteliti.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Sebagai upaya membuktikan bahwa data yang diperoleh

adalah benar-benar valid, maka peneliti menggunakan cara

Page 31: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

16

triangulasi, yakni data atau informasi yang diperoleh dari satu

pihak di cek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari

sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, keempat dan

seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Hal

ini bertujuan untuk membandingkan informasi tentang hal yang

sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar terhindar dari

subyektivitas.

8. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai

berikut:

a. Tahap pra lapangan

1 Mengajukan judul penelitian

2 Menyusun proposal penelitian

3 Konsultasi penelitian kepada pembimbing

b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi:

1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus

penelitian

3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan

c. Tahap analisa data, meliputi kegiatan:

1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian

2) Pengecekan keabsahan data

d. Tahap peneliti laporan penelitian

Page 32: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

17

1) Penulisan hasil penelitian

2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing

3) Perbaikan hasil konsultasi

4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian

5) Ujian munaqosah skripsi

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam memahami isi dari

penelitian ini, maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I: PENDAHULUAN, memuat Latar Belakang Masalah, Fokus

Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah,

Metode Penelitian, dan Sitematika Penulisan.

Bab II: KAJIAN PUSTAKA, merupakan bagian yang menjelaskan landasan

teori yang berhubungan dengan penelitian yang pertama memuat takmir

masjid (definisi peran, pengertian takmir Masjid, kegiatan yang

dilaksanakan takmir), masjid (definisi masjid, sejarah masjid, pengelolaan

masjid dan fungsi masjid), pendidikan Islam (definisi, dasar dan tujuan

pendidikan Islam), dan peran takmir masjid dalam meningkatkatkan

kualitas pendidikan Islam.

Bab III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, menjelaskan

tentang gambaran umum Deskripsi Masjid Al Muttaqiin Kalibening,

Tingkir, Salatiga, Kegiatan –kegiatan di Masjid Al- Muttaqiin, Klibening,

Tingkir, Salatiga, serta metode dan materi yang digunakan dalam

Page 33: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

18

meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Masjid Al Muttaqiin,

kalibening, Tingkir, Salatiga.

Bab IV: PEMBAHASAN, merupakan pembahasan hasil penelitian di

lapangan yang dipaparkan dalam bab III. Pembahasan di lakukan untuk

menjawab masalah penelitian yang di integrasikan ke dalam kumpulan

pengetahuan yang sudah ada dengan jalan menjelaskan temuan penelitian

dalam konteks khasanah ilmu.

Bab V: PENUTUP, berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan

saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran berdasarkan teori

dan hasil penelitian yang telah diperoleh dan daftar

pustaka.

Page 34: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Takmir Masjid

1 Definisi peran

Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus diselesaikan.

Peran adalah seperangkat tingkat yang dimiliki oleh orang yang

berkedudukan dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

1988:667). Adapun makna dari kata peran yaitu suatu penjelasan yang

menunjuk pada suatu konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran

sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu

karakteristik (posisi) dalam struktur sosial dalam masyarakat.

2. Pengertian Takmir Masjid

Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan

yang ada kaitannya dengan masjid, baik dalam membangun, merawat

maupun memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja

muslim di sekitar masjid. Pengurus takmir masjid harus berupaya untuk

membentuk remaja masjid sebagai wadah aktivitas bagi remaja muslim.

Dengan adanya remaja masjid tugas pembinaan remaja muslim akan

menjadi lebih ringan. Pengurus takmir masjid, melalui bidang pembinaan

remaja masjid, tinggal memberi kesempatan dan arahan kepada remaja

masjid untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu beraktivitas sesuai

dengan nilai-nilai Islam (Siswanto, 2005: 56-57).

Page 35: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

20

3. Kegiatan- Kegiatan yang Dilaksanakan Takmir Masjid

a. Pengajian Agama (Majelis Ta’lim)

Majelis ta’lim atau pengajian agama merupakan salah satu

sarana pendidikan dalam Islam yang sering pula berbentuk

halaqah. Diselenggarakan secara berkala dan teratur yang

bertujuan uutuk membina dan mengembangkan serta mencerahkan

kehidupan (Muliawan, 2005: 161).

b. Taman Pendidikan Al- Qur’an (TPA)

TPA adalah lembaga pendidikan diluar sekolah yang

berfungsi sebagai pengajaran dasar-dasar pelaksanaan ibadah

dalam agama Islam, oleh sebab itu bersifat ilmiah (Muliawan,

2005: 160- 161).

c. Kajian Tahsin Al-Qur’an

Program kajian ini dimaksudkan untuk memperkenalkan al-

Qur’an dan bacaannya yang ditujukan bagi para remaja. Digunakan

metode-metode praktis dalam belajar membaca al-Qur’an. Melalui

sistem kajian dialogis dibawah bimbingan Ustadz, diharapkan

peserta dapat membaca al-Qur’an dengan lancar dan benar (tartil)

dan mengerti hukum-hukum tajwidnya (Siswanto, 2005: 295- 298).

B. Masjid

1. Definisi Masjid

Masjid berarti tempat untuk bersujud. Masjid berasal dari

bahasa Arab yang diambil dari akar kata -- yang

Page 36: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

21

berarti patuh, taat, tempat sujud, atau tempat menyembah Allah SWT,

serta tunduk dengan penuh hormat (Ayub, 2007:1). Secara harfiah,

masjid adalah tempat sujud karena di tempat ini setidak-tidaknya

seorang muslim lima kali sehari semalam melaksanakan shalat

(Haidar, 2009:63).Menurut Siswanto, masjid adalah tempat beribadah

umat Islam, namun masjid bukan hanya tempat untuk shalat saja,

dapat juga dipergunakan untuk kepentingan sosial, misalnya tempat

belajar (Siswanto,2005: 23)

Dengan demikian, masjid merupakan tempat orang berkumpul

dan melakukan shalat secara berjama’ah, dengan tujuan

meningkatkan solidaritas dan silaturahmi di kalangan kaum

muslimin. Di masjid pulalah tempat terbaik untuk melangsungkan

shalat jum’at.

2. Sejarah Masjid

Sejarah berdirinya masjid berawal dari hijrahnya Nabi

Muhammad SAW di Madinah. Masyarakat Madinah yang dikenal

berwatak lebih halus lebih bisa menerima syiar Nabi Muhammad

SAW. Mereka dengan antusias mengirim utusan sambil

mengutarakan ketulusan hasrat mereka agar Rasullulah pindah ke

Madinah.

Kaum kafir Makkah mendengar kabar bahwa Nabi akan

berhijrah di Madinah dan mereka akan mengepung rumah Nabi

Muhammad SAW. Tetapi usaha mereka gagal total berkat

Page 37: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

22

pertimbangan Allah SWT. Nabi keluar rumah dengan meninggalkan

Ali bin Abi Thalib, kemudian beliau mengisi tempat tidur beliau.

Pada saat itu, para pengepung tertidur dengan nyenyak.

Setelah terbangun, mereka menemukan sasaran yang diincar

tidak lagi berada di tempat. Pengejaran yang dilakukan kaum kafir

Makkah sia-sia. Dengan mengambil rute jalan yang tidak biasa

diselingi persembunyian di sebuah gua, Nabi sampai di desa Quba

yang terletak di sebelah barat Laut Yatsrib, kota yang dibelakang hari

berganti nama menjadi “Madinatur rosul”, “kota Nabi”, atau

“Madinah”.

Di desa itu Nabi Muhammad SAW beristirahat selama empat

hari. Dalam tempo pendek itulah Nabi membangun masjid bersama

para sahabat beliau dari Makkah yang sudah menunggu disana. Ali

bin Abi Thalib yang datang menyusul Nabi ikut mengangkat dan

meletakkan batu, sehingga tampak sekali keletihan pada wajah beliau.

Jerih payah Nabi dan para sahabat menghasilkan sebuah masjid yang

sangat sederhana yang disebut Masjid Quba.

Bangunan Masjid Quba terdiri dari pelepah kurma, berbentuk

persegi empat, dengan enam serambi yang bertiang. Masjid pertama

dalam sosialisasi Islam itu hanya sekedar tempat untuk bersujud,

Padang pasir yang tandus. Sejarah mencatat, Masjid Quba berdiri

pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama Hijriyah. Keberadaan

Page 38: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

23

masjid ini merupakan tonggak kokoh syiar keislaman periode awal

(Ayub, 2007: 2-3).

Pendidikan kaum Muslim berpusat di masjid-masjid. Masjid

Quba juga merupakan masid pertama yang dijadikan Rasullulah

SAW sebagai institusi pendidikan. Di dalam masjid, Nabi

Muhammad SAW mengajar dan memberi khutbah dalam bentuk

halaqah dimana para sahabat duduk mengelilingi beliau untuk

mendengar dan melakukan Tanya jawab berkaitan urusan agama dan

kehidupan sehari-hari (M. Syafii Antonio, 2007: 185).

Di masjid Quba pula Nabi Muhammad SAW bersama para

sahabat shalat berjama`ah dan menyelenggarakan shalat jumat yang

pertama kali. Selanjutnya Nabi membangun masjid lain di tengah

kota Madinah, yakni Masjid Nabawi yang kemudian menjadi pusat

aktifitas Nabi dan pusat kendali seluruh masalah umat muslimin. Di

antara pusat masjid yang dijadikan pusat penyebaran ilmu dan

pengetahuan adalah Masjidil Haram, Masjid Kuffah, dan Masjid

Basrah.

3. Pengelolaan Masjid

Mengelola masjid pada zaman sekarang ini memerlukan ilmu dan

ketrampilan manajemen. Pengurus masjid harus mampu menyesuaikan

diri dengan perkembangan zaman. Metode/pendekatan, perencanaan,

strategi, dan model evaluasi yang dipergunakan dalam manajemen

modern merupakan alat bantu yang juga diperlukan dalam manajemen

Page 39: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

24

masjid modern. Sebab bukan saatnya lagi pengurus mengandalkan sistem

pengelolaan tradisional yang tanpa perencanaan, tanpa pembagian tugas,

tanpa laporan pertanggung jawaban keuangan, dan sebagainya.

Untuk membentuk kepengurusan yang baik, diperlukan organisasi

dan manajemen yang tangguh serta didukung Sumber Daya Manusia

(SDM) yang berkualitas, baik kualitas iman, ilmu, maupun amal

shalihnnya. Guna mewujudkan semua itu, langkah-langkah konsolidasi

dan perbaikan perlu dikedepankan. Termasuk didalamnya, upaya

perkaderan anggota yang lebih terstruktur dan terarah, bukan berlangsung

apa adanya atau terjadi dengan sendirinya. Menurut Drs. EK Imam

Munawir, organisasi adalah merupakan kerja sama diantara beberapa

orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan

peraturan kerja secara efektif dan efisien. Didukung juga dengan adanya

remaja masjid. Remaja masjid disini merupakan wadah kerja sama yang

dilakukan oleh dua orang remaja atau lebih yang memiliki keterkaitan

dengan masjid untuk mencapai tujuan bersama.

Remaja muslim disekitar masjid adalah sumber daya manusia

pendukung organisasi yang sangat potensial. Penyatuan mereka dalam

suatu wadah terorganisir dimaksudkan untuk mempersatukan segenap

potensi, persepsi, dan ukhuwah. Mereka bisa diolah kembangkan potensi

dan kemampuannya untuk menjadi penggerak aktivitas dalam mencapai

tujuan. Mereka adalah pendukung organisasi yang sangat menentukan

Page 40: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

25

keberhasilan dalam perjuangan menegakkan dakwah Islamiyah di

lingkungan masjid tersebut (Siswanto, 2005:52-54).

Untuk itu perlu adanya sebuah takmir masjid dengan system

manajemen yang baik dalam mengelola dan memakmurkan masjid, agar

bias meningkatkan kualitas pendidikan Islam anggotanya. Untuk

mendapatkan takmir masjid yang baik, seharusnya takmir dipilih harus

mempunyai beberapa criteria sebagaimana yang disebutkan dalam Q.S

At-Taubah ayat 18 sebagai berikut:

18. hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang

beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat,

menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,

Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan

orang-orang yang mendapat petunjuk.

Berdasarkan ayat di atas maka terdapat criteria takmir masjid

sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT, meliputi:

a. Beriman kepada Allah dan ahri kemudian

b. Mendirikan shalat

c. Menunaikan zakat

d. Tidak takut kepada siapa pun kecuali Allah SWT

Page 41: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

26

Setelah memilih takmir masjid sesuai kriteria di atas, perlu juga

manajemen yang baik dalam pengelolaannya. Manajemen yang baik akan

membantu takmir masjid dalam merencanakan, melaksanakan setiap

rencana dan mengevaluasi semua pelaksanaan kegiatan.

Manajemen sendiri memilki pengertian yaitu suatu proses yang

terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan (actuating), dan

pengawasan (controlling) dengan memanfaatkan ilmu dan seni dalam

usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. George R.

Terry berpendapat bahwa prinsip-prinsip manajemen ada empat yaitu:

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan (controlling), yang disingkat dengan POAC

(Siswanto, 2005: 102-104).

Adapun tugas dan tanggung jawab takmir masjid dari masing-

masing adalah sebagai berikut:

a. Penasehat

Penasehat dalam organisasi takmir masjid memiliki tugas dan

tanggung jawab sebagai berikut:

1) Memberikan nasehat kepada ketua dan pengurus takmir masjid

lainnya.

2) Memberikan pendapat mengenai suatu hal apabila diminta oleh

ketua takmir.

3) Mengawasi jalannya kegiatan takmir masjid.

b. Ketua

Page 42: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

27

1) Memimpin dan mengendalikan kegiatan para anggota pengurus

dalam melaksanakan tugasnya, sehingga mereka tetap berada

pada kedudukan atau fungsinya masing-masing.

2) Mewakili organisasi ke luar dan ke dalam.

3) Melaksanakan program dan mengamankan kebijaksanaan

pemerintah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4) Menandatangani surat-surat penting (surat atau nota

pengeluaran/dana/harta kekayaan organisasi).

5) Mengatasi segala permasalahan atas pelaksanaan tugas yang

dijalankan oleh para pengurus.

6) Mengevaluasi semua kegiatan yang dilaksanakan oleh para

pengurus.

7) Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan

seluruh tugas organisasi kepada jama`ah.

c. Sekretaris

1) Mewakili ketua dan wakil ketua apabila yang bersangkutan

tidak hadir atau tidak ada di tempat.

2) Memberikan pelayanan teknis dan administrative.

3) Membuat dan mendistribusikan undangan.

4) Membuat daftar hadir rapat /pertemuan.

5) Mencatat dan menyusun notulen rapat/pertemuan.

6) Mengerjakan seluruh pekerjaan secretariat

d. Bendahara

Page 43: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

28

1) Memegang dan memelihara harta kekayaan organisasi, baik

berupa uang, barang-barang inventaris, maupun tagihan.

2) Merencanakan dan mengusahakan masuknya dana masjid serta

mengendalikan Rencana Anggaran Belanja Masjid sesuai

dengan ketentuan.

3) Menerima, menyimpan, membukukan keuangan, barang

tagihan, dan surat-surat berharga.

4) Mengeluarkan uang sesuai dengan keperluan atau kebutuhan

berdasarkan persetujuan ketua.

5) Menyimpan surat bukti penerimaan dan pengeluaran uang.

6) Membuat laporan keuangan rutin atau pembangunan atau

laporan khusus

e. Seksi Pendidikan dan Dakwah

1) Merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan

pendidikan dan dakwah, yang meliputi:

a) Peringatan hari besar Islam

b) Jadwal imam dankhatib Jum’at

c) Jadwal muadzin dan bilal Jum’at

d) Shalat Idul Fitri dan Idul Adha

2) Mengkoordinir kegiatan sholat Jum’at

f. Seksi Pembangunan, Pemeliharaan, Kebersihan

1) Merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan

pembangunan dan pemeliharaan masjid.

Page 44: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

29

2) Mengatur kebersihan, keindahan, dan kenyamanan di dalam dan

di luar masjid.

3) Memelihara sarana dan prasarana masjid.

4) Mendata kerusakan sarana dan prasarana masjid dan

mengusulkan perbaikan.

5) Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh ketua

g. Seksi Peralatan dan Perlengkapan

1) Merencanakan, mengatur, dan menyiapkan peralatan, yang

meliputi:

a) Menginventaris harta kekayaan masjid.

b) Menyiapkan pengadaan peralatan untuk kelancaran kegiatan

masjid.

c) Mendata barang-barang yang rusak atau hilang dan

menyusun rencana pengadaannya.

d) Mengatur dan melengkapi sarana prasarana perpustakaan

masjid

2) Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh ketua.

h. Seksi Sosial dan Kemasyarakatan

1) Merencanakan, mengatur dan melaksanakan kegiatan sosial dan

kemasyarakatan, yang meliputi:

a) Santunan kepada yatim piyatu, janda, jompo, dan orang

terlantar.

b) Khitanan masal.

Page 45: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

30

c) Pernikahan.

d) Kematian.

e) Qurban/akikah.

2) Melakukan kordinasi dengan pengurus RT/RW dan pemuka

agama/tokoh masyarakat dalam pelaksanaan tugas.

3) Melaksanakan kegiatan khusus yang diberikan oleh ketua.

i. Pembantu Umum

1) Membantu secara umum kelancaran kegiatan pengurus masjid,

yang meliputi:

a) Menyampaikan undangan.

b) Mengumpulkan infaq/sedekah/amal jariyah/zakat.

c) Mengajak warga masyarakat memakmurkan masjid.

d) Sebagai penghubung organisasi dengan jama`ah/

masyarakat (Ayub, 2007:46-50).

Dalam melaksanakan tugas, pengurus tidak boleh berjalan sendiri-

sendiri. Koordinasi dan kerja sama merupakan sifat utama dalam praktek

berorganisasi. Dalam bekerja sama inilah diperlukan adanya

kekompakan, baik dalam melaksanakan program/kegiatan masjid

maupun dalam upaya memecahkan berbagai kendala dan hambatan yang

timbul. Kekompakan pengurus masjid sangat berpengaruh terhadap

kehidupan masjid. Kegiatan-kegiatan masjid akan berjalan baik dan

sukses apabila dilaksanakan oleh pengurus yang kompak bekerja sama.

Berbagai kendala dan hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan

Page 46: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

31

kegiatan akan mudah diatasi oleh pengurus yang kompak bahu membahu.

Tanpa pengurus masjid yang kompak, maka akan terjadi kepincangan

dalam kepengurusan yang berakibat kegiatan masjid terganggu dan

lumpuh.

4. Fungsi Masjid

a. Definisi Fungsi

Fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis

yang sama berdasarkan pelaksanaannya. Suatu organisasi

menyelenggarakan fungsi-fungsi dalam rangka melaksanakan

sebuah tugas pokok (http://www,wikiapbn.com/artikel/fungsi,

diakses pada tanggal 11 Januari 2015).

b. Fungsi Masjid

Masjid merupakan tempat ibadah multi fungsi. Masjid bukanlah

tempat ibadah yang dikhususkan untuk shalat dan I`tikaf semata.

Masjid menjadi pusat kegiatan positif kaum muslimin dan

bermanfaat bagi umat. Dari situlah seharusnya kaum muslimin

merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi,

politik, sosial, dan seluruh sendi kehidupan, sebagaimana para

pendahulunya memfungsikan masjid secara maksimal.

Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allahh SWT,

tempat shalat dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari

semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna

melaksanakan shalat berjama’ah. Masjid juga merupakan tempat

Page 47: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

32

yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui adzan,

iqamah, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar, dan ucapan lain yang

dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang

berkaitan dengan pengagungan asma Allah.

Pada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan,

diperluas jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta

ditangani dengan organisasi dan manajemen yang baik.

Tegasnya, perlu tindakan mengaktualkan fungsi dan peran

Masjid. Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan

shalat, namun Masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan

shalat saja.

Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selain

dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid

bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai

tempat belajar dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu),

merawat orang sakit, menyelesaikan hukum li'an dan lain

sebagainya. Berikut beberapa di antaranya adalah:

1) Sebagai Tempat Beribadah

Fungsi dan peran Masjid yang pertama dan utama adalah

sebagai tempat dzikir dan shalat (Ahmad Yani.2009: 37).

Shalat memiliki makna, ”menghubungkan”, yaitu

menghubungkan diri dengan tuhan (Allah) dan oleh

karenanya shalat tidak hanya berarti menyembah saja. “

Page 48: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

33

Ghazalba berpendapat bahwa shalat adalah hubungan

yang teratur antara muslim dengan tuhannya (Allah).

Ibadah shalat ini boleh dilakukan dimana saja, karena seluruh

bumi ini adalah Masjid (tempat sujud), dengan ketentuan

tempat tersebut haruslah suci dan bersih. Akan tetapi Masjid

sebagai bangunan khusus rumah ibadah tetap sangat

diperlukan. Karena, Masjid tidak hanya sebagai tempat

kegiatan ritual-sosial saja, tetapi juga merupakan salah satu

simbol terjelas dari eksistensi Islam (Azyumardi.2002: 234).

2) Sebagai Tempat Menuntut Ilmu.

Sebagaimana yang telah banyak dicatat oleh kaum

sejarawan bahwa Rasulullah SAW, telah melakukan

keberhasilan dakwahnya ke seluruh penjuru dunia. Salah satu

faktor keberhasilan dakwah tersebut antara lain karena

mengoptimalkan masjid, salah satunya adalah bidang

pendidikan.

Masjid ini pun digunakan sebagai pusat kegiatan

masyarakat sehingga dalam waktu yang relatif singkat selama

rentang waktu 23 tahun beliau mampu melakukan

perubahan sosial yang sangat berarti. Seluruh kegiatan

umat termasuk pendidikan difokuskan di masjid. Adapun

majelis pendidikan yang dilakukan Rasulullah dan para

sahabatnya di Masjid dengan sistem halaqah. Tetapi

Page 49: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

34

dalam perkembangan selanjutnya tumbuh semangat di

kalangan umat Islam untuk menuntut ilmu dan

memotivasi mereka mengantarkan anakanaknya untuk

memperoleh pendidikan di Masjid sebagai pendidikan

menengah setelah kuttab (Samsul Nizar.2005: 13).

Sebagaimana yang telah dikemukakan Hasan

Langgulung bahwa “sarana pendidikan Islam dari kaum

muslimin yang telah melembaga pada masa permulaan Islam

adalah kuttab (surau), sekolah (madrasah) dan masjid (Hasan

Langgulung.1985: 32).

Di zaman Nabi Muhammad ilmu agama yang

diajarkan AlQur’an dan Hadits dan proses pentransferan

ilmu ini langsung berhubungan dengan masjid sebagai

sarana pendidikan Islam. Pangkal tolak dari pelajaran Islam

ialah menghafalkan dan mengartikan Qur’an. Di zaman Nabi

pelajaran dilakukan di masjid, dimana nabi sebagai

pendidik dan mukmin-mukmin sebagai peserta didik datang

bertemu.

3) Tempat Pembinaan Umat

Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, masjid

berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan

potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang

terkoordinir secara rapi dalam organisasi takmir masjid di

Page 50: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

35

bina keimanan, ketakwaan, ukhuwah Islamiyah, dan dakwah

Islamiyah. Sehingga masjid menjadi basis umat Islam yang

kokoh.

4) Pusat Dakwah dan Kebudayaan

Masjid merupakan jantung kehidupan bagi kehidupan umat

Islam yang selalu berdenyut untuk menyebar luaskan

dakwah Islamiyah dan budaya Islami. Di masjid pula

direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan

dikembangkan dakwah dan kebudayaan Islam yang

menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu masjid

berperan sebagai sentra aktivitas dakwah dan kebudayaan.

5) Pusat Kaderisasi Umat

Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepempiminan

umat, masjid memerlukan aktivitas yang berjuang

menegakkan Islam secara istiqamah dan

berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena

itu pemibinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di

masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa.

Diantaranya dengan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ),

remaja masjid maupun takmir masjid beserta kegiatannya.

6) Basis Kebangkitan Umat Islam

Abad ke-15 hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam

sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang

Page 51: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

36

sekian lama tertidur dan tertinggal dalam pencaturan

peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan

berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah

dari berbagai aspek, baik ideology, hokum, ekonomi,

politik, budaya, sosial, dan lain sebagainya.

Fungsi-fungsi tersebut telah diaktualisasikan dengan

kegiatan operasional yang sejalan dengan program

pembangunan. Umat Islam bersyukur bahwa dalam decade

akhir-akhir ini masjid semakin tumbuh dan berkembang,

baik dari segi jumlahnya maupun keindahan arsitekturnya.

Hal ini menunjukan adanya peningkatan kehidupan

ekonomi umat, peningkatan gairah, dan semaraknya

kehidupan beragama.

Fenomena yang muncul, memperlihatkan banyak masjid

telah menunjukkan fungsinya sebagai tempat ibadah,

tempat pendidikan, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Dengan demikian, keberadaan masjid memberikan manfaat

bagi jama’ahnya dan bagi masyarakat lingkungannya.

Fungsi masjid yang semacam itu perlu terus dikembangkan

dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari

masjid lahir insane-insan Muslim yang berkualitas dan

masyarakat yang sejahtera. Dari masjid diharapkan pula

Page 52: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

37

tumbuh kehidupan khaira ummatin (predikat mulia yang

diberikan Allah SWT kepada umat Islam).

C. Pendidikan Islam

1. Definisi Pendidikan Islam

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 ayat 1

dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi pada dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendakian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUD, 2003:4).

Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan

tujuan mensejahterakan dan membahagiakan hidup dan kehidupan

umat manusia di dunia dan di akhirat. Islam juga merupakan ajaran

yang dating dari Allah sesungguhnya merefleksi nilai-nilai

pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia

menjadi manusia sempurna. Islam sebagai agama universal telah

memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan

bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan.

Pendidikan merupakan kunci penting untuk membuka jalan

kehidupan manusia. Dengan demikian Islam sangat berhubungan erat

dengan pendidikan (Prianta, 2004:1).

Page 53: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

38

Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang

mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba

Allah. Sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek

kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. Pendidikan Islam

yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam yang melandasi,

merupakan proses ikhtiariyah yang secara pedagogis mampu

mengembangkan hidup anak kea rah kedewasaan/ kematangan yang

menguntungkan dirinya (Arifin, 2008: 8).

2. Dasar Pendidikan Islam

Dasar adalah landasan tempat berpijak. Dasar suatu bangunan

yakni fondamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar tegak

dan kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan Islam yaitu

fondamen yang berupa ideologi yang muncul baik sekarang maupun

yang akan dating menjadi landasan pendidikan Islam agar tetap tegak

berdiri. Dengan adanya ini, maka pendidikan Islam tidak mudah

diombang ambingkan oleh pengaruh luar (Uhbiyati, 2005:19). Dasar

pendidikan Islam secara garis besar ada 3 yaitu al-Qur’an, as-Sunnah

dan perundang-undangan yang berlaku di Negara kita.

1) Al-Qur’an

Islam mewajibkan umatnya untuk melaksanakan

pendidikan dan pengajaran. Menurut ajaran Islam,

pendidikan merupakan kebutuhan hidup mutlak manusia

yang harus dipenuhi. Karena itu Islam selalu mendorong

Page 54: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

39

umatnya. Ayat al-Qur’an yang pertama kali turun adalah

berkenaan dengan pendidikan. Allah SWT berfirman: (QS.

Al-Alaq (96) 1-5)

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat ini menjelaskan bahwa seolah-olah Tuhan berkata

hendaknya manusia meyakini akan adanya Tuhan pencipta

manusia (dari segumpal darah), dan untuk memperkokoh

keyakinan dan memelihara agar tidak luntur hendaknya

melaksanakan pendidikan dan pengajaran (Uhbiyati, 2005:20).

2) As-Sunnah

Rasullulah SAW bersabda:

Page 55: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

40

Rasulullah SAW pernah bersabda : "Barangsiapa yang

menyembunyikan suatu ilmu yang dengan ilmu itu Allah

memberi manfaat kepada manusia didalam urusan agama,

maka pada hari qiyamat Allah akan mengendalinya dengan

kendali api neraka". [HR. Ibnu Majah]

Hadis diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Rasullulah

SAW mewajibkan umatnya untuk menyelenggarakan

pendidikan dan pengajaran (Uhbiyati, 2005:22).

3) Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

Bahwa Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 mengamanatkan kepada pemerintah untuk

mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan

nasional yang meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa serta memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai

agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban

kesejahteraan umat manusia (UUD,2003: 3).

Page 56: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

41

3. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam

setiap proses pembelajaran karena menjadi acuan seluruh langkah-

langkah dalam proses tersebut (thoha, 2004:12).

Menurut Ali Asraf, tujuan pendidikan Islam adalah:

1) Mengembangkan wawasan spiritual yang semakin mendalam

dan mengembangkan pemahaman rasional mengenai Islam

dalam konsteks kehidupan modern.

2) Membekali anak didik dengan berbagai kemampuan

pengetahuan dan kebajikan, baik pengetahuan praktis,

kesejahteraan lingkungan sosial, dan pembangunan nasional.

3) Mengembangkan kemampuan pada diri anak didik, untuk

menghargai dan membenarkan superioritas komparatif

kebudayaan dan peradaban Islami diatas semua peradaban

dan kebudayaan lain.

4) Memperbaiki dorongan emosi melalui pengalaman imajinatif,

sehingga kemampuan kreatif dapat berkembang dan berfungsi

mengetahui norma-norma Islam yang benar dan yang salah.

5) Membantu anak yang sedang tumbuh untuk belajar berpikir

secara logis dan membimbing proses pemikirannya dengan

berpijak pada hipotesis dan konsep-konsep pengetahuan

yang dituntut.

Page 57: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

42

6) Mengembangkan, mengharuskan, dan mendalami kemampuan

berkomunikasi dalam bahasa tulis dan bahasa latin (Ali

Asraf,1989: 130-131)

Menurut Depag, tujuan pendidikan yaitu menciptakan manusia

berakhlak Islam, beriman, bertaqwa, dan meyakininya sebagai suatu

kebenaran serta berusaha dan mampu membuktikan kebenaran

tersebut melalui akal, rasa, dan feeling di dalam seluruh perbuatan

dan tingkah laku sehari-hari (Depag, 1997:143).

Menurut Arifin, tujuan pendidikan agama Islam adalah

realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi

bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan

batin, di dunia dan di akhirat. Merealisasi sikap penyerahan diri

sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat,

maupun sebagai umat manusia keseluruhannya (Arifin, 2004:41)

Beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak mulia serta

menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang

berpribadi luhur menurut ajaran Islam dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Tujuan diadakan pendidikan Islam nonformal adalah untuk

memberikan pemahaman, pengetahuan, dan pembelajaran tentang

Islam secara benar berdasarkan al-Qur’an dan sunnah sesuai dengan

pemahaman generasi sahabat, tabiin, dan tabiut tabiin. Dengan

Page 58: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

43

demikian, pendidikan menuntut adaanya proses interaksi antara

pendakwah dengan objek pendakwah. Proses tersebut dilakukan

secara terus-menerus, baik dalam bentuk klasikal, seperti halaqah

(majelis kecil dalam bentuk lingkaran), dan pengajian rutin, atau

dalam bentuk incidental, seperti tabligh akbar dan lain-lain.

D. Peran Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Islam

Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Soejono Soekamto

adalah sebagai berikut, peranan adalah suatu konsep perihal apa yang

dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat,

peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarkatan (Soekamto, 2001: 238).

Pengurus masjid yang telah mendapatkan kepercayaan untuk mengelola

masjid sesuai denga fungsinya memegang peran penting dalam

memakmurkan masjid. merekalah lokomatif atau motor yang

menggerakkan umat Islam untuk mengelola masjid, memakmurkan

masjid, membina jamaah, membentuk remaja masjid dan

menganekaragamkan kegiatan yang dapat dikuti oleh masyarakat sekitar.

Masjid yang dikelola secara baik akan membuahkan hasil yang baik pula.

Keadaan fisik masjid akan terawat dengan baik. Kegiatan-kegiatan masjid

Page 59: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

44

akan berjalan dengan baik, jamaah pun akan terbina dengan baik dan

masjid menjadi makmur (Mohammad, 2007: 75).

Peran takmir masjid dapat dilihat dari beberapa kegiatan pendidikan yang

diselenggarakan oleh takmir masjid. Kegiatannya sebagai berikut:

1. Pengajian Agama (Majelis Taklim)

Majelis taklim adalah salah satu sarana pendidikan dalam Islam.

Majelis Taklim lebih dikenal dengan istilah pengajian-pengajian dan

sering pula berbentuk halaqah. Umumnya berisi ceramah atau khutbah-

khutbah keagamaan Islam. Tetapi dalam perkembangannya, majelis

taklim sering digunakan sebagai wadah wahana ilmiah, sosiologis,

politik, hokum, dan seterusnya. Ini terlihat pada masing-masing di

lingkungan perguruan tinggi. Diselenggarakan secara berkala dan teratur

yang diikuti oleh jamaah yang relative banyak yang bertujuan untuk

membina dan mengembangkan serta mencerahkan kehidupan (Muliawan,

2005:161)

Dalam kurikulum Majelis Taklim (2004:3), dikemukakan bahwa

majelis taklim berfungsi antara lain:

a. Membina dan mengembangkan agama Islam dalam rangka

membentuk masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT

b. Sebagai taman rekreasi rohani karena diselenggarakan dengan

serius tapi santai

c. Sebagai ajang silaturrahmi yang dapat menghidupsuburkan dakwah

dan ukhuwah Islamiyah

Page 60: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

45

d. Sebagai motivasi terhadap pembinaan jama’ah dalam mendalami

ilmu agama Islam (Umar, 2010:142-144).

2. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

Taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) adalah salah satu organisasi

yang banyak menjamur dimasyarakat sebagai bentuk kepedulian

terhadap pendidikan agama pada anak-anak. TPA sebagai penunjang

dari pendidikan agama di MI/SD yang dilaksanakan diluar jam

sekolah. TPA juga berfungsi sebagai pengajaran dasar-dasar

pelaksanaan ibadah dalam agama Islam, oleh sebab itu bersifat

alamiah. Sangat perlu untuk menghindari bentuk-bentuk pemaksaan

dalam pembelajarannya.

Tujuan didirikannya TPA adalah menyiapkan anak didik menjadi

generasi muslim yang bias membaca al-Qur’an, mencintainya,

komitmen terhadapnya dan menjadikannya sebagai pandangan

hidupnya. Materi yang diajarkan juga harus menunjang pemahaman

santri tentang pendidikan agama. Materinya seperti materi pokok

yaitu santri dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai

tajwid. Sedangkan materi penunjangnya adalah hafalan surat-surat

pendek, hafalan bacaan shalat, doa sehari-hari, bahasa Arab, menulis

Arab, Akhlak, dan Aqidah (Cendekia, 2010:11-13).

3. Tahsin Al-qur’an

Tahsin al-Qur’an merupakan upaya pembinaan bagi anggota yang

berkeinginan untuk dapat membaca al-Qur’an serta mengenal Ilmu

Page 61: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

46

Tajwid. Kegiatan Tahsin ini dimaksudkan untuk memperkenalkan al-

Quran dan bacaannya melalui metode-metode yang praktis dalam

membaca al-Qur’an, sehingga peserta dapat dan mampu membaca al-

Qur’an dengan lancer dan benar (tartil) dan mengerti hukum-hukum

bacaannya.

Kegiatan tahsin diselenggarakan dengan menyediakan forum yang

kondusif bagi mereka, terutama untuk belajar membaca dan menulis

huruf al-Qur’an (Arab). Kegiatan tahsin juga diharapkan dapat memberi

pencerahan bagi anggota masyarakat dan berbagai manfaat, antara lain:

a. Menambah rasa cinta pada a-Qur’an

b. Meningkatkan kemampuan dalam membaca al-Qur’an

c. Mampu menulis huruf al-qur’an (Arab)

d. Mengetahui Ilmu Tajwid

e. Memahami keilmuan seputar al-Qur’an

f. Berinteraksi dengan al-Qur’an (Siswanto,2005: 296)

Page 62: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

47

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga

1. Sejarah Berdiri Masjid

Masjid Al Muttaqiin berdiri di Desa Kalibening Kecamatan Tingkir

Kota Salatiga. Sebelum berdiri bangunan Masjid tersebut masih berupa

lahan tanah kosong milik salah satu warga di desa Kalibening. Kemudian

tanah tersebut di wakafkan untuk didirikan sebuah Masjid. Awal

berdirinya bentuk masjid belum berupa bangunan kokoh dan megah

seperti yang sudah ada pada saat ini, masjid Al Muttaqiin pada masa itu

dibangun masih berupa bilik bambu (gedhek) dan berlantaikan lembaran

papan. Masjid ini dibangun dengan gotong royong masyarakat

Kalibening yang sangat antusias dalam proses pembangunannya. Banyak

berbagai kalangan membantu dalam proses pembangunan masjid, dari

masyarakat yang menyumbangkan sebagian hartanya untuk membeli

bahan pembangunan, pemberian jaburan (makanan untuk para pekerja),

dan ada juga yang memberikan bantuan berupa tenaga.

Masjid Al Muttaqiin pada masa itu hanya berukuran separuh dari

bangunan yang saat ini telah mengalami banyak perubahan. Masjid Al

Muttaqiin mengalami masa kempemimpinan yang pertama kali oleh KH.

Syahri, kemudian masa kepemimpinan kedua yaitu KH. Mail, yang

ketiga KH, Abdul Halim, dan diteruskan oleh Mbah Sahlan, kemudian

Page 63: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

48

dipimpin oleh KH. Mansur, dan sampai pada saat ini dipimpin oleh KH.

Abda’ Abdul Malik.

2. Letak Geografis

Masjid Al Muttaqiin terletak di Desa Kalibening Kecamatan

Tingkir Kota Salatiga, dengan menempati Area tanah 20x25m2 Masjid ini

terdiri dari 2 lantai, yang sebagian bangunan yang berada di bawah

digunakan sebagai tempat wudhu dan kamar kecil.

Adapun batasannya yaitu :

a. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk

b. Sebelah Timur berbatasan dengan rumah penduduk

c. Sebelah Utara berbatasan dengan Taman Pendidikan Al-Qur’an

(TPA) Al Muttaqiin dan SMKN 3 Salatiga

d. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah penduduk

Letak geografisnya sangat strategis, karena lingkungan di sekitar

masjid ini terdapat bangunan rumah penduduk. Taman Pendidikan Al-

Qur’an (TPA) Al Muttaqiin, dan SMKN 3 Salatiga, sehingga secara

otomatis lingkungan masjid ini sangat erat hubungannya dengan

pendidikan baik formal maupun nonformal (observasi pada tanggal 1

Maret 2015).

3. Sususan Organisasi

Organisasi adalah merupakan kerja sama di antara beberapa orang

untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan diperlukan kerjasama

antara individu dalam sebuah organisasi melalui struktur organisasi.

Page 64: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

49

Berdasarkan dokumentasi dari takmir masjid memberikan rincian

struktur organisasi sebagai berikut :

SUSUNAN PENGURUS MASJID AL-MUTTAQIN

KALIBENING TINGKIR SALATIGA PERIODE 2014-2015

Penasehat: 1. KH. Abdak Abdul Malik

2. Susuki Surya Wijaya

Ketua: Masykur Suyuti

Sekretaris: 1. Agus Hamin Shodiq S.Ag.

2. R Mustaghis Hilmiy

Bendahara: 1. H. Komsani

2. Nayiri

Seksi-seksi:

a) Dakwah dan Pendidikan: 1. Zainal Arifin

2. Muhtarom

3. Miftahur R

4. Makmun

5. Nasifudin

6. Azam Arifin

b) Humas: 1. Drs. Wiyono

2. Agus Supriyato

Page 65: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

50

3. Afandi

c) Perlengkapan: 1. Kabul

2. Maksum Al’arofi

d) Pemberdayaan Jama’ah: 1. K. Muhyidin

2. H. Agus Sholeh

e) Kebersiha: 1. Abdillah

2. Munadzir

3. Sabiqun

4. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

“Menjadikan Masjid Al Muttaqiin yang unggul dan mampu

mewujudkan desa yang Islami sesuai al-Qur’an dan as-Sunnah”

b. Misi

1) Menyelenggarakan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan.

2) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan untuk meningkatkan

sumber daya manusia

3) Membangun kesadaran jama’ah masjid untuk menjalankan

rukun Islam.

Page 66: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

51

4) Menciptakan lingkungan masjid yang kondusif, aman, nyaman

demi efektifitas seluruh kegiatan dan aktifitas di masjid.

c. Tujuan

“Memberikan semangat bagi para warga untuk lebih

mendekatkan diri kepada Allah dan meletakkan dasar Pendidikan

Islam, serta sebagai sentral ukhwah Islamiyah yang berakhlakul

karimah”

5. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil dokumentasi dan observasi pada tanggal 1 Maret

2015, masjid Al Muttaqiin Kalibening, Tingkir, Salatiga memiliki

beberapa sarana dan prasaran diantarannya :

a. Bangunan

Bangunan yang ada di dalam masjid Al Muttaqiin diantaranya :

1) Masjid

Masjid Al Muttaqiin memiliki ukuran seluas 20x25m2.

Masjid ini terdiri dari 3 lantai, yang sebagian bangunan yang di

bawah digunakan sebagai tempat wudhu dan kamar kecil.

2) Toilet pria dan wanita

3) Tempat wudhu pria dan wanita

4) Gudang

b. Perlengkapan

Page 67: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

52

TABEL 3.1

Daftar Inventaris Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir

Salatiga Tahun 2015

No NAMA BARANG LAMA BARU JUMLAH KET

1. Karpet Sajadah 25 Baik

2. Karpet Lembaran 7 Baik

3. Karpet Imam 2 1 3 Baik

4. Sajadah Imam 2 2 4 Baik

5. Meja Panjang 12 Baik

6. Kotak Amal Besar 2 Baik

7. Kotak Amal Kecil 5 Baik

8. Mimbar 1 Baik

9. Jadwal Khutbah 1 Baik

10. Jam Dinding 4 2 6 Baik

11. Rak 1 Baik

12. Almmari 1 Baik

13. Kipas Angin 4 1 5 Baik

14. Speaker Aktif 2 2 4 Baik

15. Salon 2 Baik

16. Horn Toa 1 Baik

17. Mic 3 2 5 Baik

18. Tiang Mic 2 Baik

19. Genset 1 Baik

20. Tikar besar 11 4 15 Baik

21. Papan pengumuman 1 Baik

22. Gelas 1 gross Baik

23. Teko 5 Baik

24. Tikar kecil 7 4 11 Baik

Page 68: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

53

25. Keset 3 5 8 Baik

26. Mukena 5 5 10 Baik

27. Al-Qur’an 22 Baik

Sumber dokumen Masjid Al Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga, tanggal 1

maret 2015.

6. Pengelolaan Masjid

Mengelola masjid pada zaman sekarang ini memerlukan ilmu dan

keterampilan manajemen. Dengan adanya takmir masjid dengan sistem

manajemen yang baik dalam mengelola dan memakmurkan masjid, agar

dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

Takmir masjid Al Muttaqiin merupakan salah satu organisasi yang

sangat berperan dalam proses pendidikan masyarakat islam. Takmir

masjid juga dibantu oleh remaja masjid. Dengan tersusunnya agenda

kegiatan yang baik, takmir masjid dengnan remaja masjid pasti mampu

meningkatkan pendidikan islam masyarakatnya. Takmir masjid Al

Muttaqiin selalu beriman kepada Allah, selalu mendirikan sholat secara

berjama’ah, menunaikan zakat, dan aktif dalam kegiatan apapun.

Manajemen masji Al Muttaqiin dimulai dengan merencanakan

program-program seperti kegiatan untuk masyarakatnya dalam rangka

mencapai tujuan bersama. Kemuadian membentuk suatu organisasi yang

harmonis dan dikelola bersama pengurus melalui organisasi pemuda.

Selanjutnya yaitu melaksanakan program tersebut sesuai yang telah

disepakati bersama. Pengurus akan lebih giat dan mensukseskan

Page 69: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

54

program-program yang telah direncanakan. Langkah yang terakhir adalah

pengawasan. Pengawasan terhadapn organisasi yang sudah diberi

tanggung jawab dengan adanya program tertentu. Takmir juga selalu

mengarahkan dan mengatur kegiatan bersama remaja masjid agar sesuai

dengan program dan tujuan yang telah ditetapkan.

B. Kegiatan-kegiatan di Masjid Al Muttaqiin yang dikelola oleh Takmir

Masjid

Dari hasil penelitian di Masjid Al Muttaqqin, peneliti menemukan

kegiatan-kegiatan yang rutin di lakukan di Masjid Al Muttaqiin, yaitu sebagai

berikut :

1. Majelis Taklim

Majelis Taklim yaitu kegiatan yang diisi dengan berbagai kegiatan

pengajian seperti : pengajian rutin, pengajian ahad sore, kegiatan

insidental ( tabligh akbar dan sholawat bersama) dan tadarusan

ramadhan.

“ dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama di Masjid Al

Muttaqiin mengadakan kegiatan majelis taklim yang terdiri dari

berbagai kegiatan pengajian, seperti : pengajian rutin yang

dilaksanakan setiap hari sesuai dengan jadwalnya, kegiatan

insidental dan tadarusan ramadhan.” (wawancara dengan takmir

masjid).

Page 70: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

55

a. Pengajian Rutin

Pengajian rutin yaitu kegiatan pengajian yang dilakukan setiap

hari senin, kamis, jum’at, sabtu dan ahad. Peserta dan materi yang

disampaikan disesuaikan dengan jadwal pengajian tersebut.

“ Kegiatan pengajian rutin yang dilaksanakan di Masjid Al

Muttaqiin dilaksanakan setiap hari senin, kamis, jum’at, sabtu

dan ahad dengan peserta pengajian sesuai dengan jadwal,

seperti: pengajian yang dilaksanakan setiap hari senin ba’da

maghrib diikuti oleh bapak-bapak dan diisi dengan membaca

Al-Qur’an bersama. Pengajian yang dilaksanakan setiap hari

kamis ba’da magrib yang diikuti oleh bapak-bapak dan ibu-ibu

dengan kegiatan pembacaan surat Yasiin dan Tahlil.pengajian

setiap jum’at ba’da dzuhur yang diikuti oleh ibu-ibu sepuh

yang mempelajari berbagai kitab, pengajian ansor

dilaksanakan setiap jum’at ba’da isya yang peserta

pengajiannya pemuda dan bapak-bapak, dan yang terkhir

pengajian yang dilaksanakan setiap ahad sore yaitu pengajian

yang diikuti oleh pemuda-pemudi.” (wawancara dengan takmir

masjid).

b. Kegiatan Insidental

Kegiatan Insidental yaitu kegiatan yang terdiri dari Tabligh

Akbar dan Sholawat bersama yang diikuti oleh seluruh warga

Page 71: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

56

Kalibening dan sekitar mulai dari anak-anak sampai bapak-bapak

dan ibu-ibu. Kegiatan ini dilaksanakan setiap setahun sekali.

“ kegiatan Insidental yaitu kegiatan tabligh akbar dan sholawat

bersama. Kegiatan tabligh akbar dilaksanakan setiap setahun

sekali tapi waktunya tidak menetap dan kalau kegiatan

sholawat bersama dilaksanakan setiap pergantian tahun

hijriyah dengan tujuan untuk mengurangi kegiatan-kegiatan

yang dilakukan pemuda yang kurang mendidik dan kurang

bermanfaat.”(wawancara dengan ketua TPA)

c. Tadarusan Ramadhan

Tadarusan pada bulan Ramadhan juga menjadi salah satu

kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas bacaan dari masyarakat.

Terutama pada remaja yang belum mahir dalam membaca al-Qur’an.

Tadarusan Ramadhan ini biasa dilakukan ba’da sholat subuh di

Masjid Al Muttaqiin Kalibening. Tadarusan ini diikuti oleh bapak-

bapak, ibu-ibu, pemuda-pemudi serta anak-anak Kalibening.

“ Setiap bulan Ramadhan di Masjid Al Muttaqiin mengadakan

kegiatan tadarusan yang dilaksanakan setiap ba’da sholat

subuh. Kegiatan ini diikuti oleh bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda-

pemudi serta anak-anak warga Kalibening.” (wawancara

dengan takmir masjid).

Page 72: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

57

2. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

Taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) yaitu kegiatan pembelajaran

yang mempelajari tentang al-Qur’an dan ilmu agama yang

disampaikan oleh ustadz-ustadzah kepada santriwan-santriwati.

Kegiatan TPA ini dilaksanakan setiap hari senin, selasa, rabu, kamis,

sabtu dan ahad pada pukul 14.00 -16.00 WIB.

“Untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam, masjid al

Muttaqiin mengadakan kegiatas TPA yang memberikan

pembelajaran tentang ilmu agama dan al-Qur’an untuk anak-anak.

Kegiatan TPA ini terdiri dari 70 santriwan-santriwati dan 15

ustadz-ustadah. Kegiatan TPA ini dilaksanakan setiap hari

senin,selasa,rabu,kamis, sabtu dan ahad pada pukul 14.00-16.00

WIB” (wawancara dengan ketua TPA).

C. Metode dan Materi yang Digunakan oleh Takmir Masjid Dalam

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam Di Masjid Al Muttaqiin

Pada dasarnya usaha-usaha pengurus masjid dengan progam

keagamaannya sangat bermanfaat bagi masyarakat Kalibening dalam

meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam pada masyarakat, namun

dalam pelaksanaan usaha-usaha tersebut juga membutuhkan kerja keras,

kesabaran, ketelatenan, dan kegigihan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan.

Adapun materi-materi yang disampaikan dalam pengajian yaitu :

fiqh, akidah,al- Qur’an dan hadis.

Page 73: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

58

“ materi yang disampaikan dalam pengajian bermacam-macam

yang disesuaikan dengan kegiatan pengajiannya, seperti materi fiqh,

akidah, al-Qur’an dan Hadis.” (Wawancara dengan takmir masjid).

Adapun metode- metode yang digunakan dalam mengkatkan

kualitas pendidikan agama Islam yaitu :

1. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang sering digunakan

pemateri dalam menyampaikan materi. Dengan metode ceramah

jama’ah pengajian akan lebih mudah memahami materi yang

disampaikan.

“Dalam menyampaikan materi pembelajaran pendidikan agama Islam,

pemateri sering menggunakan metode ceramah karena selain lebih

mengena pada jama’ah, juga akan lebih mudah menerapkan materi

yang saya sampaikan dalam kehidupan sehari-hari jama’ah

pengajian“ (Wawancara dengan takmir masjid).

2. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab digunakan untuk mengetahui

keberhasilan dalam penyampaian materi dan untuk jama’ah

pengajian menambah pemantapan dalam menerima materi.

“ untuk mengetahui tingkat pemahaman jama’ah pengajian dalam

menerima materi yang telah saya berikan, saya terapkan metode

tanya jawab di tengah pengajian tersebut. Jika jama’ah pengajian

sudah memahami maka akan dilanjutkan ke materi selanjutnya

Page 74: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

59

namun jika dinilai kurang paham maka akan dijelaskan kembali

yang tidak paham tadi” (Wawancara dengan takmir masjid).

3. Metode Diskusi

Pengajian rutin yang dilaksanakan setiap jum’at juga

menerapkan metode diskusi untuk menyampaikan pendapat atau

mendengarkan pendapat orang lain atau berbagi ilmu pengetahuan

agama.

4. Metode Demontrasi

Dalam materi pembelajaran pendidikan agama Islam ada

yang membutuhkan metode demontrasi supaya jama’ah pengajian

lebih memahaminya. Seperti materi sholat, wudhu, haji adalah

materi yang tidak cukup menggunakan metode ceramah tetapi

memerlukan peragaan agar jama’ah pengajian lebih

memahaminya.

“ pemateri juga menggunakan metode demontrasi dalam

menyampaikan materi yang mengandung gerakan-gerakan

tertentu seperti wudhu, sholat agar santriwan-santriwati lebih

memahami dan bisa langsung mempraktekkan dengan benar “

(Wawancara dengan ketua TPA).

Page 75: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

60

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Peran Takmir Masjid Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam

di Masjid Al Muttaqiin, Kalibening, Tingkir, Salatiga

Peran Takmir Masjid Al Muttaqiin mempunyai posisi yang sangat

penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan islam masyarakatnya. Peran

Takmir masjid adalah mengoptimalkan fungsi masjid sebagai Islamic Center

yaitu tmpat membina hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan

manusia dengan manusia dan membina serta mengadakan kegiatan- kegiatan

yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan agama bagi masyarakat.Pada

saat fungsi masjid sudah terwujud, maka kualitas masyarakat akan semakin

meningkat dan membanggakan. Kualitas masyarakat dapat dilihat ketika

mereka selalu melaksanakan shalat berjama’ah di masjid dan mengikuti

beberapa kegiatan yang sudah diselenggarakan dengan kuantitas jamaah yang

banyak.

Peran takmir masjid Al Muttaqiin dapat dilihat dari bebrapa kegiatan

dan aktivitas yang diselenggarakan di masjid ini. Kegiatan-kegiatan tersebut

pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi pendidikan islam

masyarakat yang selanjutnya menjadi landasan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan islam di Masjid Al

Muttaqiin Kalibening Tingkir Salatiga, takmir masjid mengadakan kegiatan

sebagai berikut :

Page 76: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

61

1. Majelis Taklim

Majelis taklim diisi dengan berbagai kegiatan pengajian seperti :

a. Pengajian Rutin

Pengajian ini diikuti oleh Bapak-bapak, ibu-ibu, dan pemuda-pemudi

dari masyarakat Kalibening. Adapun jenis pengajian sebagai

berikut:

TABEL 4.1

Jadwal Pengajian

No Hari dan Waktu Peserta Jumlah keterangan

1 Kamis ba’da Magrib Bapak-bapak dan

ibu-ibu

30 Pembacaan surat

Yasiin dan Tahlil

2 Jum’at ba’da Dzuhur Ibu-ibu Tua

(sepuh)

20 Pengajian berbagai

kitab

3 Jum’at ba’da Isya Pemuda dan

Bapak-bapak

40 Pengajian Ansor

4 Sabtu ba’da Isya Pemuda-pemudi 30 Pengajian Remaja

Masjid

5 Senin ba’da maghrib Bapak-bapak 25 Pembacaan surat-

surat Al-Qur’an

Sumber dokumen Masjid Al Muttaqiin Kalibening, tanggal 1 maret

2015.

b. Pengajian Ahad Sore

Pengajian Ahad sore yang diselenggarakan oleh Takmir masjid

dan pemateri KH. Abda’ Abdul Malik dilaksanakan setiap hari

Ahad (minggu) dimulai ba’da ashar. Pengajian ini diikuti oleh

para pemuda dan santriwan-santriwati Al Muttaqiin. Pengajian

ini tidak hanya diikuti oleh pemuda-pemudi dari daerah

Page 77: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

62

Kalibening saja, bahkan ada dari daerah lain yang mengikuti

pengajian Ahad sore.

Pengajian Ahad sore tersebut berisikan pengajian tentang kajian

dari beberapa kitab, antaranya kitab tijanud darori,

mar’atussolihah, dan kifayatul ghulam. Selain pengajian yang

mengkaji dari kitab-kitab tersebut, pemateri juga sering mengisi

tentang materi fiqh, Aqidah, dan Hadis.

c. Kegiatan Insidental

1) Tabligh Akbar

Kegiatan ini berisi pengajian tematik yang diikuti oleh jama’ah

Masjid Al Muttaqiin Kalibening maupun jama’ah dari daerah

lain. Tabligh Akbar ini pesertanya campur ada Bapak-Bapak,

Ibu-Ibu, Pemuda-Pemudi, dan Anak-Anak. Pengajian ini

sering menghadirkan pemateri terkenal dari daerah-daerah

lain. Ustadz-Ustadz yang pernah mengisi tabligh akbar

adalah sebagai berikut :

a) Ustadz Nasiffudin dari Tulungagung

b) KH. Ali Shodiq (Alm) dari Ngunut

c) KH. Rofi’i dari Bandungan

d) Habib Muh Idrus bin Idrus Alaydrus dari Solo

e) KH. Duri Azhari dari Semarang

f) KH. Makmun dari Domas Salatiga

Page 78: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

63

g) KH. Wahib dari Jombor

h) KH. Mahyan

i) KH. Abdurrahman dari Semarang

j) KH. Ahmad Baidhowi dari Rembang

2) Sholawat bersama

Sholawat bersama adalah kegiatan bersholawat yang diadakan

setiap setahun sekali. Acara ini dibentuk oleh para remaja

masjid setiap malam pergantian Tahun baru Nasional.

Adapun tujuan dari Acara Sholawat bersama ini dimaksudkan

untuk menghindari pemuda-pemudi Kalibening dalam

merayakan malam tahun pada umumnya, seperti meniup

terompet, menyalakan kembang api, dan yang paling penting

mencegah pemuda dan pemudi keluar malam hanya untuk

sekedar melakukan hal yang tidak bermanfaat. Selain itu juga

mengajarkan kepada pemuda pemudi untuk lebih mengenal

dan dekat terhadap baginda Nabi Muhammad SAW.

3) Tadarusan Ramadhan

Tadarusan pada bulan Ramadhan juga menjadi salah satu

kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas bacaan dari

masyarakat. Terutama pada remaja yang belum mahir dalam

membaca al-Qur’an. Tadarusan Ramadhan ini biasa

dilakukan ba’da sholat subuh di Masjid Al Muttaqiin

Page 79: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

64

Kalibening. Tadarusan ini diikuti oleh bapak-bapak, ibu-ibu,

bahkan pemuda-pemudi Kalibening.

2. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) adalah salah satu organisasi

yang banyak menjamur dimasyarakat sebagai bentuk kepedulian

terhadap pendidikan agama pada anak-anak. TPA Al Hidayatul

Mubtadien memiliki santriwan dan santriwati sebanyak 70 santri.

Mereka berasal dari warga Kalibening dan warga sekitar. Jadwal

masuknya seminggu 6 kali, yaitu senin, selasa, rabu, kamis, sabtu

,dan minggu. Proses pembelajaran pada TPA tersebut dimulai dari

jam 14.00-16.00 WIB. Ustad-ustadzah berjumlah 15 orang yang

berkompeten dalam bidang agama Islam.

Materi yang diajarkan harus menunjang pemahaman santri tentang

pendidikan agama. Materinya seperi materi pokok yaitu santri dapat

membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai tajwid. Sedangkan

materi penunjangnya adalah hafalan surat-surat pendek, hafalan

bacaan sholat, hafalan do’a sehari-hari, bahasa arab, kitab Alala, kitab

Hidayatus sibyan, Akhlak, dan Aqidah.

Berdasarkan beberapa kegiatan yang sudah berjalan di masjid Al

Muttaqiin ini, menjadikan masjid ini mempunyai peran yang sangat

penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam masyarakat

dan mewujudkan desa Kalibening sesuai dengan al-Qur’an dan as-

Sunnah. Masjid memiliki kedudukan yang sangat penting dalam

Page 80: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

65

masyarakat Islam, yakni sebagai pusat pendidikan Islam. Pada saat

fungsi dan peran masjid sudah terwujud, maka kualitas masyarakat

akan semakin meningkat dan membanggakan. Kualitas masyarakat

dapat dilihat ketika mereka selalu melaksanakan shalat berjama’ah di

masjid dan mengikuti beberapa kegiatan yang sudah diselenggarakan

dengan kuantitas jama’ah yang banyak. Kualitas yang dimaksud tidak

hanya sebatas pada seberapa sering jama’ah mengikuti aktivitas di

masjid, melainkan juga pada kualitas kehidupan yang dijalani setiap

harinya.\

Fungsi masjid selain menjadi tempat ibadah dan tempat

mendekatkan diri pada Allah SWT juga berperan sebagai tempat

untuk belajar mengajar khususnya ilmu agama. Hal ini sudah terbukti

dengan adanya beberapa kegiatan yang sudah diselenggarakan dan

dilaksanakan oleh takmir masjid dan remaja masjid. Dengan

kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan, masyarakat mampu

menerapkan dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di

lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara serta menjadi

pribadi yang bertanggung jawab dan berakhlakul karimah dalam

berbagai aspek kehidupan.

Page 81: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

66

E. Faktor Pendukung dan penghambat Takmir Masjid Al Muttaqiin,

Kalibening, Tingkir, Salatiga, dalam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan Islam

Berkaitan dengan proses pendidikan Islam dalam meningkatkan

kualitas pendidikan Islam masyarakat tersebut, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi proses tersebut. Yaitu faktor pendukung dan faktor

penghambat. Faktor pendukung dan penghambat sebagai berikut :

1. Faktor Pendukung

a. Majelis Taklim

1) Adanya Masjid

Masjid sebagai tempat belajar mengajar, khususnya ilmu

agama yang merupakan fardlu’ainbagi umat Islam.

Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial,

humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan

di masjid. Pada masa Rasullullah masjid selain sebagai

tempat ibadah shalat juga sebagai tempat pendidikan bagi

umat Islam.

2) Adanya agenda / Tersusunnya Program Kegiatan

Kegiatan akan berjalan dengan baik apabila direncanakan

dan diprogram dengan baik dan matang. Sehingga kegiatan-

kegiatan yang akan dilaksanakan akan tercapai tujuan yang

diinginkan.

Page 82: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

67

3) Jumlah Jama’ah

Masyarakat yang tinggal di desa Kalibening semua

beragama Islam. Masyarakatnyapun sangat antusias mengikuti

beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh takmir masjid Al

Muttaqiin. Tidak hanya masyarakat dalam saja yang mengikuti,

tetapi daerah lain juga.

4) Komunikasi dan kerjasama

Komunikasi dan kerjasama atar pengurus takmir masjid,

remaja masjid, dan jama’ah sudah berjalan dengan baik.

Sehingga dengan diadakannya kegiatan ini mampu

mewujudkan nilai pendidikan Islam masyarakat yang baik.

5) Remaja masjid

Adanya forum remaja masjid sebagai generasi muda yag

selalu memberikan semangat baru.

6) Tersedianya dana yang memadai

Dana merupakan hal yang paling penting dalam hal

apapun. Karena tanpa dana yang cukup, tidak mungkin suatu

kegiatan akan berjalan dengan baik dan sesuai progran dan

rencana yang disusun. Dana di dapat dari uang infak

masyarakat Kalibening.

b. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

1) Adanya tempat untuk proses pembelajaran, yaitu masjid

dan ruang kelas di TPA Al Muttaqiin.

Page 83: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

68

2) Ustadz-ustadzah yang berkompeten dalam urusan agama

Islam

3)Jumlah santriwan-santriwati yang banyak

4) Masyarakat mendukung adanya TPA Al Hidayatul

Mubtadien (wawancara dengan Ustadz TPA Al Muttaqiin

pada tanggal 1 Maret 2015).

2. Penghambat

Adapun yang menghambat proses kegiatan pendidikan Islam yang

dilaksanakan oleh Takmir Masjid Al Muttaqiin yaitu :

a. Majelis Taklim

1) Kurangnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti kegiatan

secara rutin.

2) Penggunaan metode yang monoton dan kurang bervariasi.

Terkadang kegiatan tersebut semakin lama semakin

membuat jama’ah jenuh. Sehingga kegiatannya terasa monoton.

(observasi dan wawancara dengan ketua takmir masjid dan

masyarakat di desa Kalibening pada tanggal 1 Maret 2015).

b. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)

1) Santriwan-santriwati yang kurang tanggap terhadap peraturan

yang ada.

2) Waktu dalam proses pembelajaran yang kurang lama

(wawancara dengan Ustadzah TPA Hidayatul Mubtadien).

Page 84: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan

bahwa :

1. Takmir Masjid Al-Muttaqqin sangat berperan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan Islam yang terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang telah

terselenggarakan di masjid Al-Muttaqiin seperti Taman Pendidikan Al-

Qur’an, Majelis taklim dan lain-lain.

2. Faktor pendukung dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam yang

dihadapi oleh Takmir Masjid Al Muttaqiin, yaitu tersusunnya program

kegiatan, jumlah jama’ah yang banyak dan selalu aktif, adanya komunikasi

dan kerja sama yang baik antara takmir masjid, remaja masjid dan jama’ah di

masyarakat.Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurangnya kesadaran

masyarakat untuk mengikuti kegiatan secara rutin dan metode pembelajaran

yang monoton dan tidak bervariasi.

B. Saran

Setelah penulis mengadakan penelitian dan pengamatan tentang peran

masjid dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam masyarakat Kalibening

tingkir Salatiga, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran demi

perbaikan dan kemajuan :

1. Pengurus Takmir Masjid

Page 85: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

70

Kepada takmir masjid untuk lebih meningkatkan dan

menghidupkan lagi kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan. serta lebih

menguatkan kekompakan antara sesama pengurus masjid, remaja, dan

masyarakat.

2. Jama’ah

Kepada jama’ah agar selalu senantiasa menghadiri shalat lima

waktu secara berjama’ah dan ikut berpartisipasi dalam berbagai

kegiatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam masyarakat

Kalibening yang diadakan oleh Takmir masjid Al Muttaqiin.

3. Ustadz-Ustadzah

Kepada para ustadz-ustadzah baik itu ustadz-ustadzah pengajian

maupun Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) agar selalu semangat

dalam mengajar dan memberikan materi kepada jama’ah dan

santriwan santriwati. Serta lebih bervariasi dalam mengajar dan

menerapkan Partisipasi Aksi Riset (PAR) sebagai pemberdayaan dan

pegembangan mutu pendidikan masyarakat terutama pendidikan

Islam bagi masyarakat Kalibening.

Page 86: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak.2012. Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Nonformal.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2007. The Super Leader Super Manager. Jakarta:

Prophetic Leadership and Management.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Nimas Multima.

Ayub, Muhammad E. 2007. Manajemen Masjid. Jakarta: GemaInsani.

Cendekia, Tim Pena. 2010. Panduan Mengajar TPA/TPQ. Solo: Gazza Media.

Daulany, PutraHaidar.2009. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan

Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Depdikbud.1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Herdiansyah.2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

HM.Arifin. 2000. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teorotis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner). Jakarta: Sinar Grafika

Offnet.

. . 2008. Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teorotis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner). Jakarta: Sinar Grafika

Offnet.

Milles dan Huberman. 1992. Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-

Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Priyatna, Tedy. 2004. Reaktualisasi Paradigma Pendidikan . Bandung: Pustaka

Bani Quraisy.

Rahman, Abdur. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 87: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

Siswanto. 2005. Panduan Praktis Organisasi Remas. Jakarta Timur: Al-Kautsar.

Sudjana, Nana. 2004. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan

NonFormal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung:

Falah Production.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda

Karya.

Supardi dan Amiruddin. 2001. Manajemen Masjid dalam Pembangunan

Masyarakat: Mengoptimalkan Peran dan Fungsi Masjid.

Yogyakarta: UII Press.

Thoha, Chabib. 2004. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Uhbiyati, Nur 2005.Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PustakaSetia.

. 2010.IlmuPendidikan Islam. Bandung: PustakaSetia.

Usman, Husaini.Dkk. 2008.Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: BumiAksara.

http://wajburni.wordpress.com/2012/01/17/sistem-penyelenggaraan-pendidikan-

islam-non-formal-di-indonesia/ diaksespada 28 Maret 2013

padapukul 11.00 WIB).

http://www.wikiapbn.com/artikel/Fungsi, diakses pada tanggal 11 Februari 2015).

Page 88: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

DOKUMENTASI

Masjid tampak dari depan

Masjid tampak dari atas samping

Page 89: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

Proses belajar mengajar di TPA Hidayatul Mubtadien

Pengajian Ansor

Page 90: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid

TPA Hidayatul Mubtadien tampak dari depan

Page 91: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid
Page 92: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid
Page 93: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid
Page 94: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid
Page 95: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid
Page 96: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid
Page 97: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid
Page 98: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid
Page 99: SKRIPSI - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/50/1/Hanik Asih Izzati... · selaku Ketua TPA Hidayatul Mubtadien dan seluruh pengurus Masjid