skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan...

123
PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada Desa Jemenang Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh: Choirunisa NIM: 105044201446 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Upload: dinhthuan

Post on 21-May-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM

ISLAM

(Adat Rambang Pada Desa Jemenang Kecamatan Rambang Dangku

Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

Choirunisa

NIM: 105044201446

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL AL SYAKHSIYAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(Adat Rambang Pada Desa Jemenang Kecamatan Rambang Dangku

Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh :

Choirunisa

NIM : 105044201446

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Dra. Maskufa, M.Ag

NIP : 150268590

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL ASYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

U I N SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 3: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM (ADAT RAMBANG PADA DESA JEMENANG KECAMATAN

RAMBANG DANGKU KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN) telah

diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 Juni 2009. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

pada Program Studi Ahwal Syakhshiyyah.

Jakarta, 11 Juni 2009

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma, SH,. MA,MM

NIP.150 210 422

PANITIA UJIAN

1. Ketua : DRS. H. A. Basiq Djalil, SH, MA. (……...………..….)

NIP: 150 169 102

2. Sekretaris : Kamarusdiana, S.Ag, MH

(……...………..….)

NIP: 150 285 972

3. Pembimbing : Dra. Maskufa, M.Ag (……...…………...)

NIP: 150 268 590

4. Penguji I : DRS. H. A. Basiq Djalil, SH, MA. (……...………..….)

NIP: 150 169 102

5. Penguji II : Muhammad Maksum, S.Ag, MA (……...………..….)

NIP: 19780715 200312 1 007

Page 4: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

LEMBAR PERNYATAAN

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata I Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan dengan

ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli hasil karya saya, atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanki yang berlaku di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 Juni 2009

Choirunisa

NIM : 105044201446

Page 5: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

KATA PENGANTAR

��� ا ا���� ا�����

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

karunia dan barbagai kenikmatan terutama nikmat sehat sehinga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada tauladan kita, yaitu

baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliah ke zaman yang

terang benderang seperti sekarang ini, mudah-mudahan kita termasuk bagian dari umat beliau

yang akan mendapat syafaat di hari kiamat, amin……

Dalam penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan dan rintangan yang penulis hadapi,

Alhamdulillah berkat rahmat dan pertolongan-nya serta bantuan dari berbagai pihak secara

langsung maupun tidak langsung, segala rintangan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya yang

pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengeucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA., dan Bapak Kamarusdiana, S. Ag., MH., selaku

Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Ahwal Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Maskufa, M.Ag., selaku Pembimbing skripsi ini yang telah meluangkan waktu dan

pikirannya selama membimbing skripsi.

4. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, M.Si, yang telah membantu dan memotivasi dalam

menyelesaikan skripsi.

Page 6: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

5. Segenap bapak dan ibu dosen prodi Ahwal Syakhsiyyah, khususnya pada konsentrasi Adm.

Keperdataan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan memberikan

ilmunya kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung.

6. Bapak Den Malhani, S.Pd.I selaku kepala KUA Kec. Rambang Dangku Kab. Muara Enim

Sumatra Selatan yang telah memberi dukungan dan bersedia diwawancarai.

7. Bapak Arif Anwar selaku kepala desa, Bapak Rusomad Nadam selaku P3N, Bapak Herman

Idi kelaku tokoh Adat, Bapak Ahmad Sauq, S.HI dan Ibu Lasmi, S.Th.I selaku tokoh Agama

di desa Jemenang. Yang telah bersedia diwawancarai dan memberikan data desa Jemenang.

8. Ibu Utami Andewi, SPd selaku guru SD I desa Jemenang yang telah membantu dalam

mencari informasi pernikahan adat Rambang di desa Jemenang.

9. Ayahanda dan Ibunda dan saudara tercinta, yang dengan setia senantiasa memotivasi penulis

hingga dapat menyelesaikan studi ini.

10. Rekan-rekan AKI angkatan 2005 dan sahabatku Restyaningrum, Sulistiani, dan Herry Hadida,

terimakasih atas pengertian dan kekompakannya selama ini. Semoga persahabatan kita selalu

rukun dan abadi selamanya.

Semoga bantuan dan partisipasi semua pihak tersebut menjadi amal sholeh dan semoga

Allah SWT membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Terakhir harapan penulis semoga

skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Tentunya skripsi ini

masih banyak kekurangan dan kelemahan, walaupun penulis telah mencurahkan segala daya dan

kemampuan. Untuk itu penulis mengharapkan saran-saran dan kritik yang membangun untuk

kesempurnaan atas karya ilmiah ini.

Jakarta 1 Juni 2009 M

Penulis

Page 7: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 6

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ...................................... 8

E. Metodologi Penelitian ............................................................ 12

F. Sistematika Penulisan ............................................................. 15

BAB II. PERNIKAHAN MENURUT ISLAM

A. Pengertian dan Dasar Hukum Pernikahan .............................. 17

B. Rukun dan Syarat Pernikahan ................................................. 23

C. Proses Pelaksanaan Pernikahan .............................................. 30

BAB III. KONDISI OBJEKTIF DESA JEMENANG

A. Letak Geografis Desa Jemenang ............................................. 38

B. Kondisi Demografis Desa Jemenang ..................................... 39

C. Keadaan Sosiologis Desa Jemenang ....................................... 40

Page 8: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

BAB I V. PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT DESA JEMENANG SUMATERA

SELATAN

A. Prosedur Pernikahan Adat Rambang Desa Jemenang............... 44

B. Pendapat Tokoh Masyrakat Terhadap Pernikahan Adat Rambang di Desa

Jemenang. ............................................................................... 54

C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pernikahan Adat Rambang di

Desa Jemenang Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim

Sumatra Selatan....................................................................... 56

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 80

B. Saran-saran ............................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Tokoh Adat Desa Jemenang ............... 87

2. Hasil wawancara dengan Tokoh Adat Desa Jemenang ................................... 88

3. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Kepala KUA Kecamatan Rambang Dangku

....................................................................................................................... 100

4. Hasil wawancara dengan Kepala KUA Kecamatan Rambang Dangku ............ 101

5. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan P3N Desa Jemenang ........................... 105

6. Hasil wawancara dengan P3N Desa Jemenang ............................................... 106

Page 9: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

7. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan bapak Ahmad Syauq selaku Tokoh

Agama Desa Jemenang .................................................................................. 110

8. Hasil wawancara dengan bapak Ahmad Syauq selaku Tokoh Agama Desa Jemenang

....................................................................................................................... 111

9. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Ibu Lasmi selaku Tokoh Agama Desa Jemenang

....................................................................................................................... 115

10. Hasil wawancara dengan Ibu Lasmi selaku Tokoh Agama Desa Jemenang ..... 116

11. Surat Peninjukan Dosen Pembimbing ............................................................. 120

12. Surat Pengantar Permohonan Data/Wawancara dengan Tokoh Adat Desa Jemenang 121

13. Surat Pengantar Permohonan Data/Wawancara dengan Kepala KUA

Kecamatan Rambang Dangku......................................................................... 122

14. Surat Pengantar Permohonan Data/Wawancara dengan P3N Desa

Jemenang ....................................................................................................... 123

15. Surat Pengantar Permohonan Data/Wawancara dengan Tokoh Agama

Desa Jemenang .............................................................................................. 124

16. Surat Keterangan Wawancara dari Tokoh Adat Desa Jemenang .................... 125

17. Surat Keterangan Wawancara dari Kepala KUA Kecamatan

Rambang Dangku .......................................................................................... 126

18. Surat Keterangan Wawancara dari P3N Desa Jemenang ................................. 127

19. Surat Keterangan Wawancara dari bapak Ahmad Syauq selaku Tokoh Agama Desa

Jemenang ....................................................................................................... 128

20. Surat Keterangan Wawancara dari ibu Lasmi selaku Tokoh Agama Desa

Jemenang............................................................................................................ 129

Page 10: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

21. Surat Keterangan Permintaan Data dari Kepala Desa Jemenang ...................... 130

22. Data Jumlah Peristiwa Nikah dari KUA Kecamatan Rambang Dangku .......... 131

23. Peta Wilayah Kecamatan Rambang Dangku ................................................... 132

24. Foto Pelaksanaan Pernikahan Adat Rambang di Desa Jemenang .................... 133

Page 11: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Prosentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian............................ 39

2. Tabel 2 Jumlah Siswa di Desa Jemenang .................................................... 40

3. Tabel 3 Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Jemenang ................................. 41

4. Tabel 4 Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Jemenang ................................ 41

5. Tabel 5 Prosentase Penduduk Penganut Agama di Desa Jemenang ............. 42

6. Tabel 6 Jumlah Peristiwa Nikah di Kantor Urusan Agama .......................... 42

Page 12: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan adalah suatu pokok yang terpenting untuk hidup dalam

pergaulan yang sempurna yang diridhai Allah SWT.1 Perkawinan bukan saja

terjadi pada manusia tetapi juga terjadi pada tanaman, tumbuhan dan

hewan. Pernikahan merupakan kebutuhan alami yang diakui dalam

masyarakat, dan Allah telah menciptakan menusia dengan jenis yang

berbeda agar mereka saling kenal mengenal.2

���آ� � ��� و����� �� �ر�ا إن� �,�أ,+*� ا����س إ �� )�'��آ� &% ذآ# وأ �� و#.�( �.�/ 0�� )13:49ا�*6#ت (.أآ#&3� /2� ا���0 أت'�آ� إن� ا�

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah

ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”(Al-Hujarat/49:13)

Pernikahan merupakan salah satu fase dari kehidupan manusia,

bermula dari fase serba sendiri berpindah menjadi fase serba saling

pengertian, saling membutuhkan dan saling memenuhi. Maka tidak jarang

suatu keluarga yang mengadakan akad pernikahan tidak membiarkan

peristiwa besar belalu begitu saja.

1 Hadiyah Salim, Memilih Jodoh, (Bandung: PT.Alma’arif, 1980), Cet. Ke-2, hal. 5 2 Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Prenada Media, 2003), Cet. Ke-1, hal. 101

Page 13: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Apabila kita menengok pada zaman Rasulullah abad yang lalu,

bahwa pernikahan adalah suatu acara suka cita, rasa syukur dan luapan

kebahagiaan. Sebagai manifestasi rasa syukur tersebut diadakanlah

pelaksanaan pernikahan dengan memanggil saudara-saudara, tetangga

dan handai taulan dengan maksud hubungan kedua makhluk berbeda jenis

sah melalui jenjang pernikahan dan diketahui oleh orang banyak. Tak jarang

disertai dengan hiburan, yang pada zaman itu hanya cukup dengan

memukul rebana yang diiringi dengan nyanyian. Sesuai dengan fungsi nikah

bukan saja sekedar bayan tetapi juga i’lan.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan, bahwa manifestasi rasa

syukur yang terjadi pada zaman Nabi dalam pelaksanaan pernikahan

terbatas pada pemukulan rebana, hal itu terjadi biasa saja dikarenakan

kebudayaan masyarakat Arab hanya itu yang mereka kenal.

Pelaksanaan pernikahan merupakan salah satu budaya, yang

mengikuti perkembangan budaya manusia, dalam kehidupan masyarakat.

Dalam tata tertib pelaksanaan pernikahan sudah ada sejak abad lampau

bahkan sejak awal kehidupan manusia pada masa Nabi Adam AS dengan

Siti Hawa. Kemudian berkembang, budaya tata tertib pernikahan yang

kemudian dipertahankan oleh anggota-anggota masyarakat dan para

pemuka di masyarakat. Budaya pelaksanaan pernikahan dan aturannya

yang berlaku pada masyarakat atau pada suatu bangsa tidak terlepas dari

pengaruh budaya dan lingkungan masyarakat itu berada serta pergaulan

Page 14: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

masyarakat, yang dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman,

kepercayaan keagamaan yang dianutnya serta kebiasaan setempat.

Berbagai macam tata cara pelaksanaan pernikahan yang berlaku di

berbagai daerah adalah tatanan nilai-nilai luhur yang telah dibentuk oleh

para orang tua dan diturunkan kepada generasi, karena itu pelaksanaan

pernikahan dalam adat merupakan kegiatan tradisional turun-temurun,

yang mempunyai tujuan agar pernikahan selamat sejahtera serta

mendatangkan kebahagiaan di kemudian hari.

Tahap pertama dalam pelaksanaan pernikahan adalah meminang

atau “melamar” dalam adat Rambang yang sudah lazim dilakukan oleh

orang yang akan melangsungkan pernikahan, di samping itu juga

meminang merupakan pengikatan (tali pengikat) bagi perempuan dan laki-

laki yang meminang. Sebagai tanda bahwa pernikahan akan

dilangsungkan, dalam meminang juga menentukan waktu akad nikah.

Setelah selesainya akad nikah maka disunahkan mengadakan upacara

pernikahan yang terdapat di dalam hadits Rasulullah SAW.

� /2� : /% ا 9 �% &�8���� ا= /�.0 و>��� رأى /�أن� ر>�ل ا= <� وزن ا LM تKو��J: &� هHا؟ '�ل. ا�#�DE% �% /�ف أث# <A#ة� ا&#أة /

3}رواT ا��#&Hى{. ا= 8�، او�� وQ����ة��رك: �اة &% ذهO '�ل

Artinya: Dari Anas bin Malik: Bahwa Rasulullah SAW melihat Adurrahman bin

Auf membawa benda kekuning-kuningan. Rasulullah berkata: Apa

itu? Abdurrahman berkata: semoga Allah memberkatimu,

3 Sholeh bin Abdul Aziz, Jami’ At Tirmidzi, Darussalam: Riyadh, April 1999, Cet. Ke-1, h. 263 (Hadis ke-

1094).

Page 15: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

adakanlah walimah sekalipun dengan seekor kambing: (Riwayat

Tirmidzi).

Dengan dilaksanakannya upacara pernikahan, kedua mempelai

mengumumkan permulaan kehidupan mereka dan untuk meminta doa

restu dari keluarga dan sahabat, dan Rasulullah menganjurkan dalam

mengadakan upacara pernikahan hendaklah dilakukan dengan sederhana

dan berniatkan untuk mengikuti sunah Rasulullah SAW dan menghindari dari

perbuatan yang bertentangan dengan syari’at pada saat upacara

pernikahan. Dalam menyelenggarakan upacara pernikahan juga tidak

boleh memaksakan diri untuk bermewah-mewahan, melainkan sesuai

dengan kemampuannya, undangan hendahnya tidak dibeda-bedakan

antara yang kaya dengan yang miskin yang berpangkat tinggi dengan

yang berpangkat rendah, semuanya harus disamakan tidak boleh ada

perbedaan. Adapun orang yang menerima undangan hukumnya wajib

hadir untuk memenuhi undangan tersebut.

Adat Rambang di desa Jemenang mempunyai keunikan dan

kebiasaan-kebiasaan khususnya dalam pelaksanaan pernikahan yaitu

tentang besarnya biaya pernikahan dan kebiasaan wanita yang telah di

pinang langsung di bawa ke rumah peminang. Hal inilah yang akan dibahas

dalam skripsi ini, dengan judul Pelaksaan Pernikahan Adat Rambang

Perspektif Hukum Islam di Desa Jemenang Kec. Rambang Dangku Kab.

Muara Enim Sumatera Selatan.

Page 16: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pokok dari bahasan skripsi ini adalah seputar pelaksanaan pernikahan

pada adat Rambang di desa Jemenang kecamatan Rambang Dangku

kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan perspektif hukum Islam. Dalam

menguraikan pembahasannya, penulis akan memberikan batasan agar

menjadi lebih spesifik.

Dari latar belakang masalah di atas maka di batasi bahwa

pelaksanaan pernikahan yang meliputi peminangan, pertunangan dan

upacara pernikahan sangat di pengaruhi oleh adat kebiasaan setempat

oleh karena itu dalam penelitian ini akan di bahas tentang pelaksanaan

pernikahan adat Rambang yang di batasi pada desa Jemenang karena di

desa inilah pelaksanaan pernikahan adat Rambang masih kuat.

2. Perumusan Masalah

Dari pembahasan ini maka masalah yang akan dibahas adalah

pelaksanaan pernikahan adat Rambang di desa Jemenang tersebut,

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pernikahan menurut adat Rambang di desa

Jemenang?

Page 17: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

2. Apakah pelaksanaan pernikahan adat Rambang itu sudah sesuai

dengan hukum Islam?

3. Bagaimana dinamika hukum Islam dan hukum adat dalam tradisi

pelaksanaan pernikahan adat Rambang?

Adapun yang akan di jelaskan terlebih dahulu di sini adalah:

1. Pelaksanaan pernikahan dapat mencangkup, melamar, ijab dan qabul,

nikah Adam, balek belanjun, dan ziarah. Pada perayaan ini biasa

diadakan sesudah akad nikah. Dalam memeriahkan pelaksanaan

pernikahan mengundang teman, kerabat, dan handai taulan dengan

tidak membeda-bedakan para undangan. Serta diadakan dengan

sederhana disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

2. Pelaksanaan pernikahan adat Rambang di desa Jemenang adalah

pernikahan yang masih sangat kental dengan adatnya desa Jemenang

yang terletak di kecamatan Rambang Dangku kabupaten Muara Enim.

Penduduk yang mayoritas Islam ini rata-rata masih memegang erat

budaya mereka. khususnya dalam pelaksanaan pernikahan.

3. Tinjauan adalah suatu pandangan Islam terhadap rangkaian

pelaksanaan pernikahan adat Rambang di desa Jemenang atau kajian

antara buku yang satu dengan yang lainnya tetapi satu pembahasan.

4. Hukum Islam adalah peraturan atau ketentuan-ketentuan yang

didasarkan oleh Al-Qur’an, Asunnah, Ijmak, Qiyas, dan Ijtihad para ulama.

Page 18: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Diantara tujuan penelitian ini adalah :

Tentang pandangan hukum Islam terhadap pernikahan adat

Rambang di desa Jemenang kecamatan Rambang Dangku kabupaten

Muara Enim.

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pernikahan adat Rambang

2. Untuk mengetahui ada tidaknya kesesuaian pelaksanaan pernikahan

adat Rambang dengan hukum Islam.

3. Untuk mengetahui dinamika hukum Islam dan hukum adat dalam

pelaksanaan pernikahan adat Rambang.

Adapun manfaat pembahasan ini adalah :

1. Untuk penulis: memberikan wawasan penulis, dan dalam rangka

meningkatkan disiplin ilmu, yang akan dikembangkan menjadi profesi

penulis sebagai mahasiswa, sesuai dengan bidang studi yang merupakan

mata kuliah pokok dan sebagai ilmu yang dimiliki penulis yang akan

diperdalam lebih lanjut melalui studi-studi lain yang serupa dengan

disiplin ilmu tersebut. Serta untuk menyusun tugas akhir perkuliahan.

2. Untuk masyarakat Jemenang: dengan skripsi ini dapat memberikan

pengarahan tentang pelaksanaan pernikahan adat Rambang

persepektif hukum Islam.

3. Untuk ilmu pengetahuan : skripsi ini menyajikan wacana yang bisa

dijadikan informasi untuk dibahas lebih lanjut dan bahan untuk di

Page 19: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

diskusikan, memberikan sumbangan khususnya bidang ilmu fiqh

Munakahat sehingga mengetahui tentang pandangan hukum Islam

mengenai upacara pernikahan pada adat Rambang di desa Jemenang

kecamatan Rambang Dangku kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

1. Analisis skripsi yang berjudul Walimatul ‘Urs Adat Betawi Bekasi di Tinjau

Menurut Hukum Islam, studi kasus di Bekasi Barat, yang disusun oleh Arpah

(Administrasi Keperdataan Islam) tahun 2004. Skripsi ini memberi

kesimpulan bahwa:

a. Hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis sehingga mudah untuk

berubah akibat di pengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah

pengaruh agama, dan pada masyarakat desa Bekasi yang sebagian

besar beragama Islam menyebabkan adat istiadat disana sejalan

dengan ajaran Islam.

b. Waliamtul ‘urs perkawinan adat Betawi di Bekasi sangat kompleks

seperti di dalam acara akad nikah, penerimaan besan dengan

mengunakan hiburan mawarits, terdapatnya acara walimah yang

diperuntukkan untuk para undangan dan tamu.

c. Perkawinan pada adat Betawi tidak bertentangan dengan hukum

Islam kecuali ada beberapa kebiasaan yang tidak sesuai yaitu:

1) Kebiasaan dalam mewakilkan wali dalam akad nikah

Page 20: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

2) Para undangan dalam memenuhi undangan lebih melihat kepada

yang mengundang tersebut dan terdapatnya pamrih yaitu adanya

istilah keutangan.

2. Analisis skripsi yang berjudul Nikah Sirri (Nikah di Bawah Tangan) Dalam

Hukum Adat Masyarakat Madura. Studi kasus masyarakat desa Brakas

kecamatan Modung Bangkalan Madura. Disusun oleh Harun Rasyid

(Perbandingan Hukum). Dalam skripsi ini dibahas masalah bagaimana

proses nikah sirri masyarakat desa Brakas kecamatan Modung Bangkalan

Madura, bagaimana pemahaman masyarakat Madura di desa Brakas

Kecamatan Modung Bangkalan Madura tentang nikah sirri.

Kesimpulan yang ada dalam skripsi ini adalah :

a. Dilihat dari hukum Islam nikah sirri yang terjadi di desa Brakas

kecamatan Modung Bangkalan Madura ini dihukumi sah sedangkan

menurut UU No.1 Tahun 1974 perkawinan tersebut tidak sah atau tidak

dibenarkan karena tidak dicatatkan di KUA.

b. Masyarakat desa Brakas kecamatan Modung Bangkalan Madura

cukup mengetahui peraturan-peraturan yang di buat oleh Negara

tetapi banyak masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan

tersebut.

3. Analisis skripsi yang berjudul Pelaksanaan Walimah Menurut Adat

Malaysia. (Tinjauaan Islam Terhadap Adat Yang Berlaku di Malaysia) di

susun oleh Shamsidah Binti Abd Rahman @ Bakhoir (Peradilan Agama)

Page 21: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Tahun 2007. Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah masalah

masyarakat Islam di Malaysia sekarang ini banyak mengadakan walimah

menurut adat melebihi apa yang dianjurkan oleh Islam. Dalam rumusan

masalah yaitu :

a. Apa sebenarnya pengertian walimah dan aplikasinya yang berlaku

dalam masyarakat Malaysia ?

b. Apakah pengaruh pelaksanaan walimah mengikuti adat ?

c. Bagaimana Undang-undang keluarga Islam di Malaysia mengenai

hukum walimah ?

d. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan walimah ?

Skripsi ini memberikan kesimpulan:

a. Perkara-pekara yang menyebabkan berlakunya walimah di Malaysia

mengikuti hukum adalah disebabkan berlakunya banyak kemasukan

asing kedalam malaysia dari zaman dahulu hingga sekarang.

b. Undang-undang keluarga Islam di Malaysia tidak memperlakukan

mengenai hukum walimah lainnya bergantung kepada masyarakat

setempat di dalam memperlakukan seperti apa acara tersbut.

Aplikasinya masyarakat bebas melaksanakan apa yang di ingikan,

termasuklah dengan melanggar batas-batas syariat yang di tetapkan

oleh Islam.

4. Analisis skripsi yang berjudul Perkawinan Satu Suku Dalam Masyarakat

Minang Kabau Menurut Pandangan Hukum Islam (Studi kasus di

Page 22: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

kecamatan Banuhampu Sumatera Barat) skrpisi ini di susun oleh Rahmat

Hidayat (Peradilan Agama). Adapun rumusan masalahnya yaitu :

a. Apa alasan yang mendasari larangan kawin satu suku dalam

masyarakat adat kecamatan Banuhampu Sumatera Barat ?

b. Dalam bentuk apa saja sanksi adat terhadap pelanggaran ketentuan

perkawinan satu suku di kecamatan Banuhampu Sumatera Barat ?

c. Pandangan hukum Islam terhadap pelarangan perkawinan satu suku

di masyarakat kecamatan Banuhampu Sumatera Barat ?

Adapun kesimpulan dalam skripsi ini adalah :

a. Pelanggaran perkawinan satu suku di dasarkan kepada, pertama:

karena hubungan keluarga. Kedua: umumnya akan menyebabkan

cacat atau lemah keturunan. Ketiga: demi menjaga keharmonisan

hubungan sosial, baik hubungan antara keluarga maupun dengan

masyarakat yang ada di kampung itu.

b. Sanksi yang diberikan adat terhadap perkawinan satu suku adalah:

1) Jangan nan ditinggalkan (jangan yang ditinggalkan) bahwa semua

kepentingan dari yang melakukan kesalahan itu, tidak akan dilayani

atau tidak diikut sertakan dalam acara formal adat minangkabau.

2) Menimbang salah (membayar kesalahan) yaitu harus membayar

kesalahan bisa jadi berupa menyembelih seekor kerbau atau

kambing.

Page 23: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Pandangan hukum Islam terhadap kawin satu suku pada dasarnya

boleh, akan tetapi untuk menghindari kemudharatan yang muncul dari

perkawinan satu suku yaitu menyebabkan lemahnya keturunan maka ada

baiknya hal itu ditinggalkan.

Dari beberapa analisis skripsi tersebut seluruhnya tidak ada yang

membahas upacara pernikahan adat di luar jawa. Oleh karena itu penulis ingin

membahas pelaksanaan pernikahan adat Rambang yang ada di pulau

Sumatera khususnya di desa Jemenang kecamatan Rambang Dangku

kabupaten Mauara Emin Sumatera Selatan.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian antropologi

hukum, yaitu penelitian yang mempelajari garis prilaku yang terjadi secara

berulang dan terus-menerus dilaksanakan, karena prilaku itulah yang

merupakan kebiasaan atau adat, dan apabila ia mengikat karena

keputusan penguasa atau para pihak yang membuatnya, maka ia akan

menjadi hukum adat dalam masyarakat bersangkutan.4

4 Hilman Hadikusuma, Antropologi Hukum Indonesia, (Bandung: PT. Alumni, 1986), h. 26.

Page 24: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif

yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang

seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.5

Dalam hal ini maka berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-

orang prilaku yang diamati dengan menganalisa dan menguraikan serta

mendeskripsikan pelaksanaan pernikahan adat Rambang yang telah penulis

dapatkan dari informan yaitu dari Kepala KUA, P3N, Tokoh Agama dan

Tokoh Adat Desa Jemenang Kecamatan Rambang Dangku.

2. Sumber Data

Adapun sumber datanya yaitu:

a. Primer yaitu

1) Hasil observasi

2) Hasil wawancara dengan:

a) Kepala KUA kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara

Enim.

b) P3N desa Jemenang kecamatan Rambang Dangku adalah

Rusomad Nadam yang bertempat tinggal di desa Jemenang.

c) Tokoh Agama di desa Jemenang adalah Lasmi, S.Th.I dan

Ahmad Sauq, SHI yang bertempat tinggal di desa Jemenang

kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim.

5Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 2004), h. 104.

Page 25: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

d) Tokoh adat Rambang di desa Jemenang yaitu Herman Idi. yang

bertempat tinggal di desa Jemenang kecamatan Rambang

Dangku kabupaten Muara Enim.

b. Sekunder

Sumber data sekunder adalah bersumber dari buku-buku dan

informasi lain yang berkaitan dengan judul skripsi ini.

3. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah praktek

adat atau budaya khususnya dalam pelaksanaan pernikahan yaitu pada

adat Rambang di desa Jemenang kecamatan Rambang Dangku

kabupaten Muara Enim provinsi Sumatera Selatan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka

memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena-

fenomena adat yang berkaitan dengan keagamaan (perilaku, kejadian-

kejadian, benda dan symbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa

Page 26: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

mempengaruhi fenomena yang di observasi, dengan mencatat dan

merekam fenomena tersebut guna menemukan data analisis.

b. Indepth Interview atau Wawancara Mendalam

Interview adalah mengadakan wawancara melalui percakapan tertentu

dengan subjek penelitian yaitu tokoh masyarakat desa Jemenang

dengan cara mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan apa yang

di teliti.

c. Studi Dokumentasi

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah Pedoman wawancara dan pedoman observasi.di dukung

dengan Tape Recorder, buku catatan, dan foto-foto.

Pedoman wawancara digunakan agar lebih fokus menggali apa

yang menjadi sasaran penelitian pedoman observasi. Sedangkan Tape

Recorder digunakan untuk merekam subjek yang dituju dan buku

catatan mencatat hal-hal yang tidak direkam.

5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data-data yang

diperoleh melalui wawancara dan pengamatan akan diolah dan di analisis

secara deskriptif untuk kemudian ditarik kesimpulannya.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Page 27: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Adapun mengenai teknih penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada

buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Proposal yang akan diajukan untuk skripsi disusun dalam lima bab

yaitu :

Bab I : Pendahuluan yang meliputi beberapa sub bab, yakni: latar

belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, tinjauan (Review) kajian terdahulu,

metodologi penelitian, sistematika penulisan.

Bab II : Beberapa masalah pernikahan menurut hukum Islam yang terdiri

dari tiga sub, yaitu: pengertian dan dasar hukum pernikahan, rukun

dan syarat pernikahan, proses pelaksanaan pernikahan.

Bab III : Adalah tentang kondisi objektif desa Jemanang kecamatan

Rambang Dangku kabupaten Muara Enim dalam beberapa sub,

yaitu: letak geografis desa Jemenang, kondisi demografis desa

Jemenang, keadaan sosiologis desa Jemenang.

Bab IV : Adapun dalam bahasan pelaksanaan pernikahan ada tiga sub,

yaitu: Prosedur pernikahan adat Rambang di desa Jemenang,

pendapat tokoh masyarakat terhadap pernikahan adat Rambang

di desa Jemenang, tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan

Page 28: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

pernikahan adat Rambang di desa Jemenang kecamatan

Rambang Dangku kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan.

Bab V : Dalam bab yang terakhir ini ada dua sub, yaitu: kesimpulan dan

saran-saran.

Page 29: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

BAB II

PERNIKAHAN MENURUT ISLAM

A. Pengertian dan Dasar Hukum Pernikahan

1. Pengertian Pernikahan

Nikah atau zawaj dalam bahasa arab diartikan dengan “kawin”.

Nikah menurut bahasa adalah “bergabung” dan “berkumpul”

dipergunakan juga dengan arti “watha” atau “akad nikah”, tetapi

kebanyakan pemakayannya untuk akad nikah.6 Sebab akad nikah adalah

bolehnya bersenggama.

Imam al-Kahlani dalam bukunya subul al-Salam mnyatakan:

VW� 3�حMا�� :�Yا��ط و,2ا)���� وا�ا� � �D ء]�Artinya: “Maksudnya adalah berkumpul dan saling memasukkan dan

dipakai dalam pengertian bersetubuh”.7

6 Peunoh Daly, Hukum Islam Studi Kasus Perbandingan Dalam Kalangan, Ahlus sunnah dan Negara-

negara Islam, (Malaysia: Thinkers Library, 1969), Cet.Ke-1, h.104 7 Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara PA dan Perkawinan Islam, (Jakarta: ind.hill,

1984/1985), h.8

Page 30: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Menurut Mahmud Yunus, perkawinan adalah akad antara calon

suami dengan calon istri untuk memenuhi hajat jenisnya menurut yang diatur

syari’at.8 Sedangkan menurut Sayuti Thalib, perkawinan itu ialah perjanjian

suci membentuk keluarga antara seorang laki-laki dengan seorang

perempuan.9 Lain halnya dengan M. Idris Ramulyo, pernikahan menurut

Islam adalah suatu perjanjian suci yang kuat dan kokoh untuk hidup

bersama-sama secara sah serta seorang laki-laki dengan seorang

perempuan untuk membentuk keluarga yang kekal, santun menyantuni,

kasih mengasihi, aman dan tentram.10

Selanjutnya beberapa mazhab juga memberikan pengertian tentang

perkawinan sebagai berikut:

1. Golongan As-Syafiiyah mendefinisikan nikah sebagai:

,2ا��3M�ح �[ �0 /' A�� _ �8 و& %DY�3 و+ج�ح اKاو ت �Dه�� او &Artinya: “Nikah adalah akad yang mengandung ketentuan hukum

kebolehan watha dengan lafaz nikah atau tazwij yang semakna

dengan keduanya”

2. Golongan Malikiyah mendefinisikan nikah sebagai:

� /2' /0 �[ ��حM��3ا& � � &د6�#V�ا� �+Hد[ �ذ&.Vc .#& ��O .D�*� �6.�V

Artinya: “Nikah adalah akad yang mengandung ketentuan hukum

semata-mata untuk membolehkan watha bersenang-senang dan

menikmati apa yang ada pada diri seorang wanita yang boleh

nikah dengannya”.

8 Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam, (Jakarta: PT. Hidaya Karya Agung, 1996), cet. 15, h.1 9 Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarata: UI Press), h. 47 10 Idris Ramulyo, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara PA dan Perkawinan Islam, h.174

Page 31: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

3. Golongan Hanafiyah mendefinisan nikah sebagai:

3M��V�ح �[ �ا�D�8 ا�& 2.A, 2'/ 0� 2اd Artinya: “Nikah itu adalah akad yang berfaidah memiliki, bersenang-

senang dengan sengaja”

4. Golongan Hanabilah mendefinisikan nikah sebagai:

A�� & او تKو+ج 3�ح اا��3M�ح ه� /'2 ��/ �<eا V A�ع��D Artinya: “Nikah adalah akad dengan mempergunakan lafaz nikah atau

tazwij guna membolehkan manfaat, bersenang-senang dengan

wanita”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan para ulama mutaqaddimin,

memandang nikah hanya dari satu segi saja yaitu kebolehan hukum antara

seorang laki-laki dengan seorang wanita untuk berhubungan yang semula

dilarang. Mereka tidak memperhatikan tujuan, akibat nikah tersebut

terhadap hak dan kewajiban suami istri yang timbul.11

Dari pengertian ini berarti pernikahan mengandung akibat hukum

yaitu saling mendapat hak dan kewajiban. Serta bertujuan mengadakan

pergaulan yang dilandasi tolong-menolong. Oleh karena itu pernikahan

termasuk syari’at agama.12

Sedangkan pernikahan menurut hukum adat adalah merupakan

peringatan adat dan sekaligus perikatan kekerabatan. Jadi terjadinya

pernikahan bukan semata-mata membawa akibat terhadap hubungan

keperdataan saja seperti hak dan kewajiban suami istri, harta bersama,

11 Djama’an Nur, Fiqh Munakahat, (Semarang: Dina Utama Semarang , 1993), Cer.1, h.3 12 A. Zuhdi Muhdlur, Hukum Perkawinan, (ttp, Al-Bayan, 1997), Cet Ke-1, h.6

Page 32: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

keduduka anak, hak dan kawajiban orang tua, tetapi juga menyangkut

hubungan adat istiadat kewarisan, kekeluargaan, ketetanggaan,

kekerabatan dan keagamaan.13

Pasal 2 KHI menjelaskan, perkawinan menurut hukum Islam adalah

pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaaqon ghaliidhan untuk

menaati perintah Allah dan melaksanakannya menurut ibadah. 14

Firman Allah SWT:

..... �g.�c ����.& �3�& نH(21: 4/ا��]�ء{وأ{ Artinya: “Dan mereka istri-istrimu telah mengambil dari kamu janji kuat”..(An

Nisa/4:21).

2. Dasar Hukum Pernikahan

Islam mengatur manusia dalam hidup berjodoh-jodohan itu melalui

jenjang perkawinan.15 Dasar hukum dianjurkannya perkawinan dalam

agama Islam terdapat dalam firman Allah SWT dan hadist-hadist Nabi

Muhammad SAW.

Firman Allah SWT :

iا ا�jjk3 وأ jj �3, 3�� إن�jj&دآ� وإ�jj�/ %jj& %.k���djj3�� وا�jj& �&�jj, اء#jj' ا��0 وا=Y %& =ا �*�W, �.�/ l<32: ا���ر{ وا{

Artinya: “Dan nikahilah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan

orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahaya kamu

yang laki-laki dan juga perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan

memampukan mereka dengan karunia-nya. Dan Allah maha luas

pemberian-nya lagi Maha Mengetahui”. (An-Nuur : 32).

13 Hilman Haddikusuma, Hukum Perkawinan di Indonesia Menurut Hukum Adat, Perundang-undangan,

Agama, (Penerbit : CV Mandar Maju), h.8 14 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Bandung: Fokusmedia,2005), Cet.1, h.7 15 Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, h.6

Page 33: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

�ب ا ت 2��ور��ع oن )A�� أ�e 3�� &% ا��M]�ء &��� وث��ث � �k3ا &� }3: ا��]�ء{ا ت �D��� 3� ذ8� أد � أ�e�ا2Eة أو &� &�J3 أ,

Artinya: “Maka nikahilah wanita-wanita yang kalian senangi dua, tiga, atau

empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan berbuat adil, maka

nikahilah seorang saja, atau budak-budak yang kalian miliki. Yang

demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”. (An-

Nisa : 3)

jj& �jj3� �jj% أزوا�jj�� �jj3.% و2jjAEة =وا� jj& �jj3� �jj% أ jjA]3� أزوا�jj� و� �jj : ا���jjk{ هjjA3, �jj#ون,�jj�&qن و�� VjjD ا=ورزjj& �j3�% ا�jj�M.�p�ت أ�����

72{ Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenismu sendiri dan

menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu

dan memberimu rezeki yang baik-baik. Maka mengapakah mereka

beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?”.(An-

Nahl / 16 : 72).

Sabda Nabi :

,& � Q#�Qا>% &�ب� ا� �pة[� ا3��� &�ع �.�Kجو� ،o� 0أ c+r� ��d#ا وEd% ��A#رى{ ج�sا�� T16}روا

Artinya: “Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu

serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah.

Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan

pandangan mata dan memelihara kemaluan.” (HR. Bukhari)

D� >ا��3M�ح, �� %D L��� LM�& 9.� L���[� }0� 17}رواT ا�% &�Artinya: “Nikah adalah sunnahku (agamaku), maka barang siapa mencintai

akan agamaku, maka hendaklah menjalankannya menurut

sunnahku”. (Riwayat Ibnu Majah).

16 Bukhari, Shahih Al-Bukhari, Bisyarhi Al-Kiromani (Daar Al-Fikri), Juz. Ke-18, h. 56-57 17 Abi Abdullah Muhamad Ibn Yazid al-Qazwayany, Sunnan Ibnu Majah, (Mesir, Dar al-Fikr, 1993), Jilid.

Ke- 1, h.580

Page 34: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Hukum asal nikah itu sendiri adalah lebih cenderung untuk dianjurkan

tetapi asalnya hukum nikah itu adalah mubah.18 Nikah mempunyai hukum

yang berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dialami oleh seseorang.

Hukum nikah itu adalah sebagai berikut :

1. Mubah, merupakan hukum asal dari pernikahan. Tiap orang yang

memenuhi syarat pernikahan, mubah atau boleh atau halal melakukan

nikah. Hukum asal itu dapat berubah menjadi sunnah, wajib, makruh,

atau haram, melihat kondisi orang yang akan melakukan pernikahan.19

2. Sunnah, yaitu orang yang syahwatnya bergejolak, yang dengan

pernikahan tersebut dapat menyelamatkannya dari berbuat maksiat

kepada Allah SWT. Menikah baginya lebih utama dari pada bertekun diri

dalam ibadah.

3. Wajib bagi orang yang cukup nafkah, sandang, pangan dan

dikhawatirkan terjerumus terjerumus dalam perzinahan.

4. Makruh, bagi orang yang belum mempunyai keinginan kuat dan tidak

mampu memberi nafkah. Ia lebih baik tidak kawin dahulu karena akan

membawa kesengsaraan bagi istri dan anaknya.

5. Haram, bagi orang yang tidak mempunyai nafsu birahi, baik karena

lemah syahwat atau sebenarnya ia mempunyai nafsu birahi tetapi hilang

karena penyakit atau karena hal lainnya. Dan mengenai hal tersebut ada

dua pendapat:

18 Sihabudin Al-Qalubi, et al, Al-Mahali, (Beirut : Dar-al Fikti t.th), juz 3, h.206 19 Bakri A. Rahman dan Ahmad Sukarja, h. 21

Page 35: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

a. Berpendapat: ia tetap disunahkan menikah karena universalitas

perintah dilakukannya suatu pernikahan.

b. Berpendapat: tidak menikah adalah lebih baik baginya, karena ia

tidak dapat mewujudkan tujuan nikah dan bahkan menghalangi

istrinya untuk dapat menikah dengan laki-laki lain yang lebih

memenuhi syarat. Dengan demikian berarti ia telah memenjarakan

wanita tersebut.20

B. Rukun dan Syarat Pernikahan

Rukun dan syarat dalam Islam merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan antara satu dan lainya, karena kebanyakan dari setiap aktivitas

Ibadat yang ada dalam agama Islam senantiasa ada yang namanya rukun

dan syarat, sehingga bisa dibedakan dari pengertian keduanya adalah

syarat merupakan suatu hal yang harus ada atau dipenuhi sebelum suatu

perbuatan dilaksanakan, sedangkan rukun merupakan suatu hal yang harus

ada atau dipenuhi pada saat perbuatan dilaksanakan. Seperti dalam Sholat

misalnya, wudhu merupakan suatu perbuatan yang dilakukan sebelum

Shalat yang kemudian menjadi syarat sah Shalat, adapun rukun Shalat

adalah niat, takbiratul ihram, dan membaca surat Al-Fatiha sampai

seterusnya yang merupakan suatu perbuatan yang dilakukan pada saat

shalat berlangsung.

20 Syeikh Hasan Ayub, Fiqh Keluarga, Penterjemah M. Abdul Ghaffar E. M. (Jakarta: Pustaka Al Kautsar,

2001) Cet. Ke-1, h.7

Page 36: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Kaitannya pada bidang perkawinan adalah bahwa rukun perkawinan

merupakan sebagian dari hakikat perkawinan, seperti harus adanya laki-laki

dan perempuan, wali, aqad nikah, dan sebagainya. Semua itu adalah

bagian dari hakikat perkawinan, dan tidak dapat terjadi suatu perkawinan

kalau tidak ada salah satu dari rukun perkawinan diatas. Maka yang

demikian itu dinamai rukun perkawinan.21 Adapun syarat merupakan sesuatu

yang mesti ada dalam perkawinan tetapi tidak termasuk salah satu

sebagian dari pada hakikat perkawinan itu, misalnya saja syarat wali itu laki-

laki, baligh, berakal dan sebagainya. Lebih lanjut penulis akan menjelaskan

lebih rinci mengenai rukun dan syarat perkawinan sebagai berikut:

1. Rukun Nikah

Rukun pernikahan merupakan hal-hal yang harus dipenuhi pada saat

melangsungkan pernikahan. Dalam Islam sebenarnya banyak perbedaan

pendapat yang terjadi antara imam mazhab, akan tetapi pada kali ini

penilis hanya mengemukakan pendapat yang berkembang di Indonesia

yang juga telah menjadi hukum tertulis di Indonesia, diantaranya adalah:

a. Calon Suami

b. Calon Istri

c. Wali Nikah

d. Dua Orang Saksi dan

21 Muhamad Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam, h.1

Page 37: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

e. Ijab dan Qabul22

Lima rukun di atas adalah rukun nikah menurut imam Syafi’i, karena

mazhab yang dianut oleh mayoritas umat Islam di Indonesia adalah mazhab

Syafi’i, dan perlu diketahui bahwa lima rukun di atas adalah yang selama ini

dijadikan landasan hukum bagi orang-orang Islam di Indonesia yang ingin

melaksanakan pernikahan secara resmi (tercatat) di Kantor Urusan Agama

(KUA).23

2. Syarat Pernikahan

Syarat-syarat pernikahan merupakan dasar bagi sahnya pernikahan.

Jika syarat-syarat pernikahan terpenuhi maka perkawinannya sah, dan

menimbulkan adanya segala kewajiban dan hak-hak dalam

pernikahan.24Dalam Islam syarat-syarat nikah diperinci kedalam syarat-syarat

untuk mempelai wanita dan syarat-syarat mempelai laki-laki. Syarat-syarat

nikah ini dapat digolongkan kedalam syarat materil dan harus dipenuhi agar

dapat melangsungkan pernikahan.

Syarat-syarat perkawinan, diantaranya:

1. Syarat bagi calon pengantin laki-laki:

a. Beragama Islam

b. Terang laki-laki (bukan banci)

22 Departemen Agama RI. Komplasi Hukum Islam. (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1992), h. 10 23 Muhamad Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam, h.22 24 Sayyid Sabiq, Alih Bahasa oleh Muhammad Thalib, Fiqh Sunah. (Bandung: Al-Ma’arif, 1990), h.10

Page 38: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

c. Tidak dipaksa (dengan kemauan sendiri)

d. Tidak beristri dari empat orang

e. Bukan mahramnya bakal istri

f. Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan bakal istrinya

g. Mengetahui bakal istrinya tidak haram dinikahi

h. Tidak dalam ihram haji atau umrah25

2. Syarat bagi calon pengantin wanita

a. Beragama Islam

b. Terang perempuannya (bukan banci)

c. Telah memberi izin kepada wali untuk menikahkannya

d. Tidak bersuami dan tidak dalam masa iddah

e. Bukan mahram bakal suami

f. Belum pernah di Li’an (sumpah li’an) oleh bakal suaminya

g. Terang orangnya

h. Tidak dalam ihram haji atau umrah

3. Syarat bagi wali nikah

a. Laki-laki

b. Dewasa

c. Mempunyai hak perwalian

d. Tidak terdapat halangan perwaliannya.26

4. Syarat bagi saksi nikah

25 Asmin. Status Perkawinan Adat Agama (Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1986), h.32 26 Ahmad Rafiq. Hukum Islam Di Indonesia (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), h.71

Page 39: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

a. Minimal dua orang laki-laki

b. Hadir dalam ijab qabul

c. Dapat mengerti maksud akad

d. Islam

e. Dewasa

Sayid Sabiq mengatakan syarat untuk menjadi saksi harus berakal

sehat, dewasa dan mendengarkan pembicaraan dari kedua belah pihak

yang berakal bersebut dan memahami bahwa ucapan-ucapan itu

maksudnya adalah sebagai ijab qabul pernikahan. Jika yang menjadi

saksi anak-anak atau orang gila, atau orang bisu atau orang yang

sedang mabuk, maka pernikahannya tidak sah, sebab mereka

dipandang tidak ada27. Firman Allah SWT:

�� وا&#أت�ن ... # %.��وا>Q�*2وا �*.2,% &% ر�� �3�oن �� ,�3 � ر }282: ا��'#ة{...&�D% ت#ض�ن &% ا�Q+*2اء

Artinya: “Dan adakanlah dua orang saksi dari laki-laki kalanganmu,

jika tidak ada dua orang laki-laki maka cukup seorang laki-laki

dan dua orang perempuan yang kamu sukai untuk menjadi

saksi”. (Al-Baqarah / 2 : 282).

5. Syarat-syarat ijab qabul

a. Adanya pernyataan mengawinkan dari wali

b. Adanya pernyataan penerimaan dari calon mempelai laki-laki

c. Memakai kata-kata nikah, tazwij atau yang semisal dengannya

d. Antara ijab dan qabul bersambungan

27 Sayyid Sabiq, Alih Bahasa oleh Muhammad Thalib, Fiqh Sunah. h. 48-49

Page 40: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

e. Antara ijab dan qabul jelas masksudnya

f. Orang yang berkait dengan ijab qabul tidak dalam ihram haji/umrah

Ijab dilakukan oleh pihak wali mempelai wanita atau wakilnya,

sedangkan qabul dilakukan oleh mempelai pria atau wakilnya. Sighat

ijab qabul harus didasarkan kalimat atau arti dari kedua kalimat itu yaitu

nikah atau kawin.

Dengan demikian lafadz ijab qabul oleh wali /ayah terhadap calon

mempelai pria adalah: 28

8���... ا 8�k3 وزو��� ... #*D�...e�E Artinya: “Aku nikahkan dan aku kawinkan engkau dengan anakku

….. binti …… dengan maskawin ….. tunai”.

#*D� 9A�� 03 0 و��J تKو�� ....e�E Artinya: “Aku terima nikahnya dan kawinnya karena untukku dengan

maskawin ……. tunai”.

Mengenai lafadz ijab dan qabul ini harus dengan lafadz nikah atau

tazwij atau artinya. Bagi yang bisa dan mengerti bahasa Arab hendaklah

dengan Bahasa Arab, tetapi bagi yang tidak bisa dengan artinya.

Demikian pendapat Imam Syafi’i, Ahmad, Said bin Musayyab dan

‘Atha.29

6. Pemberian Mahar

28 Djama’an Nur, Fiqh Munakahat, h. 25 29Ibid , h. 24

Page 41: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Di kalangan ahli fiqh, disamping perkataan mahar juga dipakai

perkataan shadaqah, nihlah dan faridhah yang bermakna mahar. Dalam

bahasa Indonesia dipakai perkataan maskawin.

Mahar adalah harta manfaat yang wajib diberikan oleh seorang

pria terhadap seorang wanita dengan sebab nikah atau watha. Mahar

itu sunnat disebutkan jumlah atau bentuknya barangnya dalam akad

nikah. Apa saja barang yang ada nilainya (harganya) sah untuk dijadikan

mahar.30

Bentuk mahar bermacam-macam, pelaksanaannya dapat tunai

dapat pula diutangkan. Dari telaah buku-buku fiqh dapat disimpulkan

bahwa mahar itu berupa pemberian dari calon mempelai pria kepada

calon mempelai perempuan baik berbentuk barang, uang, jasa, yang

tidak bertentangan dengan agama Islam.31Jumlah dan bentuk mahar

bersifat sederhana, dalil-dalil, petunjuk atau hadits yang berkaitan

dengan masalah ini antara lain:

Sabda Rasulullah SAW.:

�� ا= /0 رضL ا= /0� /% /2� ا= �% ر�. V /% ا�.�> �L�0 ان� ا���.��.% ان� /% /�&# �% ر �� .�و>��� ا��ز 3�ح ا&#أة /V %& ان� ا&#أة

0.��� ا= /��.% '�ل ر>�ل ا= < ��/ J�. و>���#ازة تKو�T6�ز � J��� ؟%.� 32}رواT ا��#&.Hى{. رض.A %& J]8 و&�8� ��

30Ibid , h. 81 31Djama’an Nur, Fiqh Munakahat, h. 84 32 Al-Hafidz bin, Hajar al-asqolani, Bulugghul Ma’ram. (An bani Riyadh: Al-Ma’arif, 1417H/1992M). Juz

Ke-3, h. 618

Page 42: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Artinya: “Dari Abdillah bin Amir Rabi’ah dari ayahnya r.a sesungguhnya

Nabi SAW membolehkan pernikahan seseorang wanita dengan

mahar sepasang terompah Dari Amir bin Rabi’ah bahwa

sesungguhnya seorang dari Bani Farazah telah kawin dengan

mahar sepasang terompah, bersabda Rosulullah SAW: apakah

engkau relakan dirimu dan milikmu dengan sepasang sandal ?

jawab wanita itu. Ya, lalu Nabi membolehkannya”. (Riwayat

Tirmidzi).

Ini adalah dalil mahar yang sederhana dan dapat juga berbentuk jasa

yaitu membaca Al-Qur’an atau mengajarkan Al-Qur’an. Mahar yang

jumlahnya dan bentuknya sederhana tidak memberatkan adalah agar

memfaedahkan suatu pernikahan yang berkah.33

C. Proses Pelaksanaan Pernikahan

1. Peminangan

Peminangan merupakan langkah pendahuluan menuju ke arah

perjodohan antara seorang pria dan seorang wanita. Islam

mensyariatkannya, agar masing-masing calon mempelai dapat saling

mengenal dan memahami pribadi mereka.34

Peminangan dalam Ilmu fiqh disebut “khitbah” artinya permintaan.

Menurut istilah artinya pernyataan atas permintaan dari seorang laki-laki

kepada seorang perempuan untuk mengawininya, baik dilakukan oleh laki-

laki itu langsung atau dengan perantara pihak yang di percayainya sesuai

dengan ketentuan-ketentuan agama.35 Bagi calon suami, dengan

33 Djaman Nur, Fiqh Munakahat, h. 83 34 Ahmad Rafiq, Hukum Islam di Indonesia, h. 62 35 Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993), Cet.

3, h. 28

Page 43: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

melakukan khitbah (peminangan) akan mengenal empat kriteria calon

istrinya, seperti diisyaratkan sabda Rasulullah SAW. :

�jD� lj�رi أة#D�ا u3�ل ت�� � �> ML�ا= /0� /% ا��� Lه#,#ة رض �/% أ�36.�*� وk�]�*� وD6���*� و �*�,2��H� #Avات ا�M2,% ت#J� ,2اك

Artinya: Riwayat dari Abu Hurairah, Nabi SAW. bersabda: “wanita dikawin

karena empat hal, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya,

dank arena agamanya. Maka pilihlah wanita karena agamanya,

maka akan memelihara tanganmu”. (Muttafaq ‘alaih).

a. Syarat Peminangan dan halangannya

Pasal 12 KHI menjelaskan, pada prinsipnya, peminangan dapat

dilaksanakan terhadap seorang wanita yang masih perawan atau terhadap

janda yang telah habis masa iddahnya. Ini dapat dipahami sebagai syarat

peminangan. Selain itu syarat-syarat lainnya, wanita yang dipinang tidak

terdapat halangan seperti berikut, pasal 12 ayat (2), (3), dan (4).

(2) Wanita yang di talak suami yang masih berada dalam masa iddah raj’iah,

haram dan dilarang untuk dipinang.

(3) Dilarang juga meminang sorang wanita yang sedang dipinang pria lain,

selama pinangan pria tersebut belum putus atau belum ada penolakan

dari pihak wanita.

(4) Putus pinangan pihak pria, karena adanya pernyataan tentang putusnya

hubungan pinangan atau secara diam-diam pria yang meminang telah

menjauhi dan meninggalkan wanita yang dipinang.

36 Sholeh bin Abdul Aziz, Jami’ At Tirmidzi, h. 262

Page 44: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Pasal 13 ayat (2) KHI menjelaskan, kebebasan memutuskan hubungan

peminangan dilakukan dengan tatacara yang baik sesuai dengan

tuntunan agama dan kebiasaan setempat, sehingga tetap terbina

kerukunan dan saling menghargai.37

Nabi SAW. Menegaskan:

� ا�% /D# رض� ا=/% /2� ا=�/ �3Y � l.�, ان � /�*D� آ�ن ,'�ل *r � l.� 0��� O �s�ك ا #�, ���E 0.(ا V�p( ��/ �� وOps,e ا�#�

O �s�38 .أو,�ذن 0� ا

Artinya: Dari Abdullah bin Umar ra. Katanya: “Nabi SAW telah melarang

sebagian diantara kalian menjual atas lamaran saudaranya sehingga

pelamar meninggalkan lamarannya atau pelamar memberi izin

kepadanya. (HR. Bukhari)

b. Melihat Wanita Yang Dipinang

Melihat wanita yang dipinang dianjurkan oleh agama. Tujuan

“melihat” itu, ialah untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya dari calon

istri, sehingga suatu pernikahan baru dilaksanakan setelah masing-masing

pihak telah saling menyukai diri mereka masing-masing. Rasulullah

menganjurkan agar melihat wanita yang dipinang : 39

� ا= /% #3� �% /2� KDا� V� أ �Ojp( 0j ا&j#أة 'j�ل 0j� /% اWD�.#ة �% � ��� ا= /�.0 و>� ا�.* �j0j� o ا e :#g، ��: أ g#ت ا�.*�؟ ��ل: ر>�ل ا= <

�D3�.� دمq, 0{. ان� 40}رواT ا�% &�

37 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 9-10 38 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Bairut Libanon, Juz Ke-7, h. 24 39Kamal Mukhtar, Asas-asas HukumIslam Tentang Perkawinan, h. 33 40 Syekh Abu Al Abbas Syihabbudin bin Ahmad, Zawaid Ibnu Majah, Ala Al Kutub Al Khomsah, Daar Al

Kutub Al Ilmiah, Beirut-Lebanon, (Hadis ke-626), Cet Ke-1, h. 267.

Page 45: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Artinya: “Dari Bakr Ibnu Abdullah Al Muzanny dari Mughirah bin Syu’bah, ia

pernah meminang seorang perempuan, lalu Rasulullah SAW Bertanya

kepadanya: Sudahkah kamu lihat dia ? Ia menjawab: Belum. Sabda

Nabi: Lihatlah dia lebih dahulu agar nantinya kamu bisa hidup

bersama lebih langgeng.

Bagian badan wanita yang boleh di lihat ketika dipinang, para fuqaha

berbeda pendapat. Imam Malik hanya membolehkan pada bagian muka

dan dua telapak tangan. Fuqaha yang lain (seperti Abu Daud Azh-Zahiriy)

membolehkan melihat seluruh badan, kecuali kedua kemaluan. Sementara

fuqaha yang lain lagi melarang melihat sama sekali. Sedangkan Imam Abu

Hanifah membolehkan melihat dua telapak kaki, muka dan dua telapak

tangan.41

2. Pertunangan

Setelah Terjadi peminangan dan pinangan itu diterima oleh pihak-pihak

yang dipinang, berarti bahwa secara tidak langsung kedua belah pihak

dengan persetujuan disertai kerelaan hati telah mengadakan perjanjian

untuk melaksanakan “akad nikah”. Dengan adanya perjanjian yang

langsung atau tidak langsung itu berarti calon-calon mempelai telah terikat

dengan pertunangan. Masa antara penerimaan pinangan dengan

pelaksanaan “akad nikah” di sebut masa pertunangan”.42

41Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h. 75 42Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, h. 33

Page 46: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

3. Akad Nikah atau Ijab Qabul

Dalam pelaksanaan akad nikah maka harus memenuhi rukun dan

syarat-syarat perkawinan, yang telah disebutkan di atas. Kemudian

dilanjutkan dengan sighat akad nikah yaitu perkataan yang diucapkan oleh

pihak-pihak calon suami dan pihak-pihak calon istri di waktu di lakukan akad

nikah. Sighat akad nikah terdiri atas “ijab” dan “Kabul” ialah pernyataan

pihak calon istri bahwa ia bersedia dinikahkan dengan calon suaminya.

“Qabul” ialah pernyataan atau jawaban pihak calon suami bahwa ia

menerima kesediaan calon istrinya untuk menjadi istrinya.43

Contoh “ijab” ialah seperti wali dari calon istri berkata:

“Aku nikahkan dan aku kawinkan engkau dengan anakku ….. binti ……

dengan maskawin ….. tunai”.

Perkataan wali dari calon istri ini dijawab oleh calon suami (qabul)

dengan perkataan:

“Aku terima nikahnya dan kawinnya karena untukku dengan maskawin

……. tunai”.

4. Pemberian mahar

Mahar secara etimologis artinya maskawin. Secara terminologi, mahar

ialah “pemberian wajib dari seorang suami kepada calon istri sebagai

ketulusan hati calon suami untuk menimbulkan rasa cinta kasih bagi seorang

43Ibid , h. 76

Page 47: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

istri kepada calon suaminya”.44 Mahar hanya diberikan oleh calon suami

kepada calon istri, bukan kepada wanita lainnya atau siapa pun walaupun

sangat dekat dengannya. Orang lain tidak boleh menjamah apalagi

menggunakannya, meskipun oleh suaminya sendiri, kecuali dengan ridha

dan kerelaan si istri. Allah SWT berfirman:

%� �V �ن k �%*ء <2��ت�[Mت�اا��yءوL� %/ �3� �[A 0�M& �3� T )4:ا��]�ء( .z,#�&�z�ه�

Artinya: “berikanlah maskawin kepada wanita (yang kami nikahi) sebagai

pemberian yang wakib, tetapi apabila istri itu dengan sukarela

menyerhkannya kepada kamu, makanlah pemberiannya itu dengan

senang dan baik-baik”

Syariat Islam tidak memberi batas mahar minimal dan maksimal bagi

seorang wanita, karena tingkat ekonomi masyarakat dimanapun tidak sama.

Lagi pula adat kebiasaan di suatu daerah tidak selalu sama, bahkan pada

suatu tempat tertentu pun adat seringkali mengalami perubahan.

Jumlah mahar tergantung pada masa dan keadaan setempat,

terutama tergantung kepada pihak istri dan suami yang bersangkutan.

Menurut ketentuan syarak, bahwa mahar itu haruslah sesuatu benda yang

bernilai dan bermanfaat.45

Syarat-syarat mahar

44Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, , h. 84 45 Peunoh Daliy, Hukum Perkawinan Islam Suatu Studi Perbandingan dalam Kalangan Ahlus-Sunnah dan

Negara-negara Islam, h. 220

Page 48: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

a. Harta atau benda berharga. Tidak sah mahar dengan yang tidak

berharga, walupun tidak ada ketentuan banyak atau sedikitnya mahar.

Akan tetapi apabila mahar sedikit tetapi bernilai maka tetap sah.

b. Barangnya suci dan bisa diambil manfaat. Tidak sah mahar dengan

khamar, babi, darah, karena semua itu haram dan tidak berharga.

c. Barangnya bukan barang gahasab. Ghasab artinya mengambil barang

milik orang lain tanpa seizinnya, namun tidak bermaksud untuk memilikinya

karena bermaksud untuk mengembalikannya kelak. Memberikan barang

dengan hasil ghasab tidak sah, tetapi akadnya tetap sah.

d. Bukan barang yang tidak jelas keadaannya. Tidak sah mahar dengan

memberikan barang yang tidak jelas keadaannya, atau tidak disebutkan

jenisnya.46

5. Walimatul ‘urs pernikahan menurut Hukum Islam

Yang dimaksud dengan “walimatul ‘ursy” ialah perhelatan atau

kenduri yang dilaksanakan dalam rangka perkawinan.

Sedangakan besar ahli fiqih berpendapat bahwa sunat hukum

mengadakan “walimatul ursy” sesuai dengan keadaan dan kemampuan

dari pihak-pihak yang melaksanakannya. Dasarnya ialah sabda rasulullah

SAW. :

46Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h. 87-88

Page 49: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

� ا=[ل ا�����+ /0� ��ل >/% ا 9 رض� ا=��> %DE�#2�ا�/ ����.0 و>/ .��ل وزن �اة &% ذهO وتKو�ج ا&#أة &% اd e�رآ� ا<2��*� ا�% /�ف

2.DE %/ا و J D< ل�� �[ : ���#ون /�*D�ل اK V�,2D�2�&�اا ��D��K�ل, d e�را�& 8D<��ل ا�' l.��#2ا�% ا� < �� /2�ا�#�DE% �% /�ف /

��s#ج ا�� , ��رآ�= 8� � أه�8 و&�8�: ��ل,وا Kل 8� /% ا2Eى ا&#أت� &% ا�{ و> %DK�و�ج z�.�<�ب �, ا�]+�ق �� ع وا��#ى��> +L�ل ا����'

47}رواT ا��s�رى و&]��{.ا= /�.0 و>��� او�� وQ����ة

Artinya: “Dari Anas ra. katanya: Nabi SAW bertanya kepada Abdurrahman

bin Auf dan dia telah kawin dengan seorang wanita dari Ansor:

Berapa engkau memberikan maskawin kepadanya ? Dia menjawab:

Emas seberat biji kurma.

Diceritakan dari Humaid, saya mendengar Anas ra. berkata: ketika

mereka telah datang ke Madinah, orang-orang muhajirin singgah di

beberapa rumah orang Ansor, Maka Abdurrohman bin Auf singgah

dirumah Sa’ad bin Robi’, ia Berkata: Saya bagi hartaku untukmu dan

engkau saya tempatkan pada salah seorang istriku. Abdurahman

berkata: Semoga Allah member berkah kepada istri dan hartamu.

Kemudian Abdurrahman keluar kepasar selanjutnya ia melakukan jual

beli, lalu ia mendapatkan laba sedikit dari hasil penjualan keju dan

samin. Lalu ia kawin . maka Nabi SAW bersabda kepadanya:

adakanlah resepsi kendatipun hanya dengan menyembelih seekor

kambing.”(HR. Bukhari dan Muslim)

6. Bentuk walimah.

Agama menganjurkan kepada orang yang melaksanakan

perkawinan, mengadakan walimah, tetapi tidak memberikan bentuk

minimum atau bentuk maksimum dari walimah itu.

Hal ini memberi isyarat bahwa walimah itu diadakan sesuai dengan

kemampuan seseorang yang melaksanakan perkawinannya, dengan

mengingat agar dalam pelaksanaan walimah itu tidak ada keborosan,

47Imam Bukhari, Shohih Bukhari, h. 30

Page 50: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

kemubaziran lebih-lebih disertai dengan sifat angkuh dan membanggakan

diri.48

Dengan demikian, walimah yang dianjurkan oleh hukum perkawinan

Islam adalah sebaiknya dilaksanakan dengan sederhana.

48 Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, h. 109

Page 51: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

BAB III

KONDISI OBJEKTIF DESA JEMENANG

A. Letak Geografis Desa Jemenang

Desa Jemenang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Rambang

Dangku, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan

data monografi desa Jemenang memiliki luas wilayah 9,25 (Sembilan koma

dua puluh lima) Ha. Dengan perincian:49

1. Tanah perkebunan 8998 Ha

2. Tanah pemukiman penduduk 9,25 Ha

Jumlah: 9007,25Ha

Batas-batas wilayah:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kasih Dewa

2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Limau Barat

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Gemawang

4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Menang

Klasifikasi lahan berdasarkan jenisnya yaitu:

1. Luas tanah perkebunan kelapa sawit 56 Ha

2. Luas tanah perkebunan sawit inti 500 Ha

3. Luas tanah perkebunan karet PPKR 186 Ha

4. Luas tanah perkebunan karet pola PPKR 870 Ha

49 Data Dasar Desa Jemenang Kecamatan Rambang Dangku Tahun 2009

Page 52: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

5. Luas tanah persawahan tada hujan 160 Ha

6. Luas tanah belukar masyarakat 350 Ha

7. Luas tanah tanaman HTI 6878 Ha

B. Kondisi Demografis Desa Jemenang

Wilayah Desa Jemenang sama halnya dengan wilayah-wilayah lain

dari jumlah penduduk setiap tahun penduduk Desa Jemenang bertambah,

dan dari segi pembangunan fisik pun terus berkembang mengikuti arus

perkembangan. Menurut data yang ada jumlah penduduk Desa Jemenang

adalah 3096 jiwa pada tahun 2008 terdiri dari laki-laki 1629 jiwa dan wanita

1467 jiwa. Dan pada tahun 2009 berjumlah 3168 jiwa terdiri dari laki-laki 1659

jiwa dan perempuan 1509 jiwa. Perkembangan penduduk antara tahun

2008 sampai 2009 adalah 2,33%.

Adapun mata pencaharian penduduk Desa Jemenang pada

umumnya sebagai petani dan pedagang.

Untuk melihat berbagai mata pencaharian penduduk Desa

Jemenang dapat dilihat melalui table berikut ini:

Tabel. 1

Prosentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Jenis mata pencaharian Prosentase

1 Petani 85%

2 Pedagang 10%

3 PNS 5%

Jumlah 100%

Sumber data: laporan tahunan kantor desa Jemenang tahun 2009

Page 53: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Melihat dari table diatas pada tahun 2009 penduduk desa Jemenang

mayoritas bekerja sebagai petani.

C. Keadaan Sosiologis Desa Jemenang

1. Bidang pendidikan

Dari tingkat pendidikan masyarakat Desa Jemenang, pada tahun

2009 berjumlah 1955 siswa Dengan klasifikasi tingkat pendidikan dapat dilihat

pada table berikut ini:

Tabel. 2

Jumlah siswa di Desa Jemenang

No Sarana pedidikan Laki-laki wanita

1 Taman Kanak-kanak 85 anak 63anak

2 Sekolah Dasar 342 siswa 140 siswi

3 Sekolah Menengah Pertama 299 siswa 220 siswi

4 Sekolah Menengah Atas 395 siswa 351 siswi

5 Perguruan Tinggi 37 mahasiswa 23mahasiswi

Jumlah 1158 siswa 797 siswi

Sumber data: laporan tahunan kantor desa Jemenang tahun 2009

Tingkat pendidikan berdasarkan tabel di atas di desa Jemenang

termasuk desa yang tinggi tingkat pendidikannya karena banyaknya anak

yang mengenyam pendidikan bahkan hingga ke perguruan tinggi.

Tabel. 3

Page 54: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Jemenang

No Sarana Pendidikan Jumlah

1 Taman Kanak-kanak 1

2 Sekolah Dasar 3

3 Sekolah Menengah Pertama 1

Sumber data: laporan tahunan kantor desa Jemenang tahun 2009

Sarana pendidikan di desa Jemenang memang belum memadai,

sekolah yang ada hanya sampai setingkat SMP padahal banyak anak yang

bersekolah hingga SMA bahkan Perguruan tinggi.

2. Bidang keagamaan

Kehidupan beragama di Desa Jemenang cukup baik. Hal ini dapat

dibuktikan bahwa sejak dahulu sampai sekarang ini tidak pernah terjadi

benturan-benturan yang bersifat keagamaan.

Keberadaan sarana ibadah mutlak dibutuhkan ditengah masyarakat

yang mayoritas penduduknya Muslim, termasuk didalamnya masyarakat

Desa Jemenang. Untuk menjelaskan banyaknya sarana tempat peribadatan

yang ada di Desa Jemenang, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Table. 4

Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Jemenang

No Sarana Peribadatan Jumlah

1 Masjid 3

2 Musholah 2

3 Gereja 2

Jumlah 7

Sumber data: Laporan tahunan kantor desa Jemenang tahun 2009

Page 55: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Bangunan fisik sarana peribadatan baik masjid, mushollah, gereja

sudah cukup memadai untuk menampung masyarakat yang akan

menjalankan aktifitas keagamaannya seperti shalat, pengajian, misa, dan

bentuk peribadatan lainnya.

Untuk data penduduk menurut penganut agama di Desa Jemenang

dapat dilihat pada table di bawah ini:

Table. 5

Prosentase Penduduk Penganut Agama di Desa Jemenang

No Jenis Agama Prosentase

1 Islam 95%

2 Kristen 5%

Jumlah 100%

Sumber Data: Laporan tahunan kantor desa Jemenang 2009

Penduduk desa Jemenang mayoritas memeluk agama Islam bahkan

penduduk yang menganut agama Kristen hanya lima persen.

3. Jumlah Peristiwa Nikah

Table. 6

Jumlah peristiwa nikah di KUA

No Tahun Jumlah Peristiwa Nikah

1 2004 23 Pasang

2 2005 27 Pasang

3 2006 25 Pasang

4 2007 32 Pasang

5 2008 34 Pasang

6 2009 8 Pasang s/d bulan Maret 2009

Sumber Data: Laporan tahunan Kantor Urusan Agama tahun 2004-2009

Page 56: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Melihat dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk desa

Jemenang sudah melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah khususnya dalam pernikahan. Masyarakat desa Jemenang

sudah banyak yang mencatatkan pernikahannya di Kantor Urusan Agama.

Page 57: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

BAB IV

PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT

DESA JEMENANG SUMATRA SELATAN

A. Prosedur Pernikahan Adat Rambang Desa Jemenang

Seperti halnya pada proses pernikahan pada adat lainnya yang harus melalui berbagai

tahapan maka pernikahan adat Rambang desa Jemenang pun harus melalui tahapan-tahapan

yang cuku panjang sebagai berikut:

1. Kunjungan Kerumah Gadis Ada Tiga Tahap

a. Keluarga bujang datang mengunjungi rumah keluarga gadis yang akan di pinang

tujuannya yaitu menanyakan dan memastikan apakah benar ada hubungan atau tidak

antara bujang dan gadis (kedua putra dan putri mereka). Jika keluarga gadis

menyatakan benar bahwa ada hubungan antara putra dan putri mereka serta keluarga

gadis merestuinya, maka kelurga bujang menanyakan apa saja permintaan gadis yang

di lamar tersebut, sekaligus dalam kunjungan ini agar kedua keluarga bujang dan

gadis saling mengenali. Kunjuangan ini hanya bersama pihak keluarga saja seperti

bujang yang hendak melamar bersama ayah atau paman atau kakak laki-lakinya saja.

b. Kunjuangan ke dua yaitu keluarga bujang datang menyerahkan atau menunjukkan

sesuatu sebagai tanda akor (setuju) berupa emas atau uang. Kunjungan ini hanya

bersama pihak keluarga saja seperti bujang yang hendak melamar bersama ayah, ibu,

paman, kakak atau adiknya saja artinya belum mengajak para tetangga.

Page 58: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

c. Kunjungan ketiga yaitu pelamaran, keluarga bujang datang ke rumah kelurga gadis

dengan mengajak saudara, para tetangga, kepala desa dan P3N. Dalam kunjungan ini

melamar sekaligus menyerahkan seluruh permintaan gadis yang di lamar.

Didalam acara pelamaran ini ada pembawa acara, dan salah satu kelurga yang di

tunjuk sebagai perwakilan dari keluarga bujang dan perwakilan dari keluarga gadis

apabila para orang tua mempelai bujang dan gadis menghendaki di wakilkan. Dalam

acara pelamaran ini pembawa acara yang memimpin berjalannya acara peminangan.

Adapun susunan acaranya yaitu:

1) Sambutan dari pihak keluarga laki-laki

2) Sambuta dari pihak keluarga perempuan

3) Sambutan dari ketua adat dan

4) Sambutan dari kepala desa

5) Pesirihan dan penyerahan permintaan, yang penyerahan ini kedua perwakilan dari

keluarga bujang dan gadis saling berhadapan dan berbincang dengan menggunakan

bahasa daerah:

a) Pihak bujang berkata: ini saya bawakan sirih yang di bungkus dengan sapu tangan

(kain) dan rokok pemberian dari bujang (pelamar) untuk keluarga gadis sebagai

tanda penghormatan.

b) Pihak gadis berkata : sirih sudah saya makan rokok sudah saya hisap silahkan

pihak bujang menyampaikan apa yang hendak disampaikan

c) Pihak bujang : ini sudah saya bawakan permintaan gadis (di sebutkan) apakah

benar ini semua permintaannya?

Page 59: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

d) Pihak gadis : ya semuanya benar itu permintaan gadis. Kemudian pihak gadis

berpantun.

e) Pihak bujang: kalau benar itu semua permintaannya kami bersyukur, pihak bujang

pun berpantun.

Biasanya dalam pantun ini pantun yang saling memuji antara kedua keluarga

bujang dan gadis.

6) Kemudian dilanjutkan dengan nasihat dari kepala desa dalam nasihat ini agar

pertunangan bujang dan gadis ini langgeng sampai ke pernikahan dan sampai beranak

dan bercucu.

7) Setelah itu di buat surat perjanjian bujang dan gadis, dalam surat perjanjian bujang

dan gadis ini berisi perjanjian bahwa benar permintaan gadis adalah yang telah ditulis

dalam surat dan apa bila bujang membatalkan pertunangan maka semua pemberian

kepada gadis tidak dapat di kembalikan lagi dan apa bila pihak gadis yang

membatalkan pertunangan maka seluruh pembarian bujang di kembalikan dua kali

lipat. Surat perjanjian bujang dan gadis ini di tandatangani keluarga tertua dari pihak

bujang dan gadis, kepala desa serta ketua adat dan surat perjanjian ini di buat rangkap

tiga, surat dipagang oleh keluarga bujang, keluarga gadis dan kepala desa.

8) Penentuan hari dan tanggal pernikahan, kedua keluarga dan calon pengantin saling

berembuk menentukan waktu pelaksanaan pernikahan yang di sepakati bersama.

9) Setelah acara pelamaran selesai dilanjutkan dengan menikmati hidangan makanan

dan minuman serta kueh-kueh yang telah dihidangkan.

Setelah pelamaran selesai gadis langsung dibawa ke rumah bujang dengan

ditemani gadis dari pihak perempuan sampai hari pernikahan dilangsungkan akan tetapi

Page 60: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

hal ini apa bila si calon mempelai wanita telah terjamin ada yang menemani atau

mengawasi selama ia di rumah mempelai pria, jika tidak maka dua atau tiga hari saja,

selama calon mempelai wanita di rumah mempelai pria calon mempelai wanita di jaga

ketat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Ketika calon mempelai wanita dan calon mempelai pria beserta rombongan

hampir sampai di rumah calon mempelai pria, calon mempelai pria memanggil “ma /

bapak… sambut aku ini aku dapat mantu..” kemudian ibu dan bapaknya pun datang dan

berkata “bawa kemari sambung jurai kami” (bawa kemari teruskan keturunan kami)

kedua mempelai dibawa ke dapur kaki kedua pengantin di siram di atas dapur kayu bakar

atau kompor yang menyiramkan air adalah ibu si wanita tersebut sambil berniat

memaafkan atau menghapus jika ada kesalahan atau perselisihan antara kedua belah

pihak keluarga pengantin.

Tujuan mempelai wanita di bawa ke rumah mempelai pria adalah untuk belajar

situasi di rumah mertua atau menyesuaikan diri sampai hari pelaksanaan akad nikah dan

untuk memperkenelkan kepada keluarga atau saudara mempelai laki-laki yang tidak ikut

dalam peminangan.

2. Tindak Lanjut Menuju Hari Pernikahan

Perjanjian-perjanjian untuk pelaksanaan pernikahan

a. Permintaan Colon Istri

Calon mempelai laki-laki harus memenuhi apapun yang diminta oleh calon mempelai

wanita (calon istri) biasanya berupa emas, uang, dan besi berupa keris. Permintaan

murni dari keinginan calon mempelai wanita.

Page 61: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

1) Keris bertujuan untuk diberikan pada muanang (kakak laki-lak) dan bapak si

perempuan

2) Serta memberi emas kepada kakak perempuan atau laki-laki jika ada pelangkahan

pernikahan

Setelah permintaan telah terpenuhi selanjutnya:

b. Permintaan Adat

Dalam permintaan adat ini harus dipenuhi tidak boleh dilanggar dan tidak ada tawar

menawar

Permintaan Wali sekaligus Meminta Restu

Dalam permintaan wali calon pengantin wanita meminta secara langsung atau

diwakilkan oleh orang lain untuk meminta wali kepada bapak atau kakak laki-laki

(jika bapak sudah meninggal) dengan menyerahkan keris di sertai membawa makanan

berupa sagun dan sirih, yang mempersiapkan keris, sagun dan sirih dalam permintaan

wali adalah pihak mempelai pria. Permintaan wali ini bertujuan untuk meminta restu

kepada orang tua dan meminta sang ayah agar mau menjadi wali di saat ijab dan

qabul nanti.

1) Menggunakan keris karena: dahulu zaman nenek moyang di desa Jemenang,

pusaka sangat di agungkan seperti keris, pedang dan tombak, dan karena keris

lebih berteras (bernilai) sebagai pusaka.

2) Membawa sirih karena: dizaman dahulu yang paling dihargai adalah pesirihan.

Pesirihan adalah bernilai penghornatan yang paling tertinggi.

3) Membawa sagun karena: makanan has desa Jemenang adalah: dodol, sagun dan

lemang.

Page 62: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

3. Pelaksanaan Pernikahan

a. Akad Nikah atau Ijab Qabul

Dalam akad nikah tidak ada yang berbeda, akad nikah dilangsungkan sesuai dengan

Rukun dan syarat nikah yaitu ada:

1) Mempelai pria dan wanita

2) Wali nikah

3) Dua saksi

4) Ijab dan qabul

Dalam syarat nikah pun dilaksanakan sesuai dengan anjuran agama Islam.

Sedangkan mas kawin yang biasanya diminta oleh mempelai perempuan adalah uang

sebesar Rp.50.000 sampai Rp.100.000 atau seperangkat alat sholat.

Pelaksanaan akad nikah dan walimah dilaksanakan di rumah mempelai pria.

Pelaksanaan akad nikah dengan di hadiri P3N dan di saksikan oleh masyarakat (tamu

undangan).

b. Kawin Adam atau Perkawinan Adam

Setelah ijab qabul selesai dilanjutkan dengan Perkawinan Adam, biasanya

pelaksanaan kawin Adam ini penganti laki-laki dan pengantin perempuan sudah

duduk di pelaminan dengan di saksikan para tamu undangan, keluarga dan saudara

dari pihak laki-laki dan perempuan. Adapun ritual kawin Adam adalah :

1) Mata kedua pengantin di tetesi air dengan ujung daun kayu belidang atau daun

kayu salah agar tidak ada perselisihan dimasa-masa yang akan datang bagi kedua

pengantin laki-laki dan perempuan.

Page 63: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

2) Jempol tangan kedua pengantin disatukan serta rambut di ubun-ubun kedua

pengantin juga disatukan dan diikat dengan dibacakan doa-doa yang dipanjatkan

kepada Allah SAW agar rukun dan damai rumah tangga mereka nantinya.

3) Di kepasi (di perciki) kedua pengantin dengan daun kayu balai angin atau daun

kayu belidang atau daun kayu salah dan air jeruk yang di iris-iris, agar menyatu

rasa kasih sayang antara bujang dan gadis.

4) Ngais kaki dengan kaki ayam, kaki pengantin di usap-usap dengan kaki ayam

jantan dan betina yang masih hidup, dengan disaksikan pemerintah desa.

Disebut kawin Adam karena dahulu manusia yang ada di bumi hanya Nabi

Adam dan Siti Hawa dan dahulu Nabi Adam dan Siti Hawa itu belumlah seiring

sejalan (satu tujuan) kemudian turunlah wahyu melalui malaikat Jibril bahwa

nikahkanlah Adam dan Hawa kemudian dinikahkanlah Nabi Adam dan Siti Hawa

oleh malaikat Jibril atas perintah Allah tanpa adanya wali dan saksi.

Tujuan dari nikah Adam adalah untuk seiring sejalan dan sah perkawinan

bukan berzina (ayam seteguran)

c. Nyuapi Hati Ayam

Setelah kawin Adam selesai orang tua kedua belah pihak menyuapi hati ayam

pada kedua pengantin laki-laki dan perempuan sebagai tanda bahwa kedua belah

pihak keluarga sangat bahagia karena telah terlaksananya hubungan dua keluarga

besar.

Setelah selesai menyuapi hati ayam pada pengantin langsung disusul acara

sambut-menyambut, menurut kebiasaan tiga orang dari keluarga laki-laki dan dua

orang dari keluarga perempuan pengantin dirangkul dengan selendang dengan

Page 64: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

mengucapkan “mudah-mudahan hidupnya gayuh (panjang umur), murah rizki,

sambung jurai kami (teruskaan keturunan kami)”.

d. Setelah acara makan-makan para tamu undangan memberi selamat kepada pengantin

dengan ngusap kening kedua pengantin dengan jempol yang di oles dengan air liur.

e. Balek Belanjun

Setelah acara pernikahan selesai dan para tamu sudah pulang serta rumah pun sudah

di bersihkan semua perabotan yang dapat meminjam sudah di kembalikan dan setelah

keadaan rumah mempelai pria sudah rapih kembali dilanjutkan dengan acara balek

belanjun, pengantin wanita kembali kerumah orang tuanya. Pengantin pria pun ikut

serta ke rumah orang tua mempelai wanita dengan diantar oleh keluarga pengantin

pria ketika balek belanjun dengan membawa: lemang, dodol, dan ayam kampung.

Setelah sampai di rumah mempelai wanita kemudian para ibu memasak membuat

nasi gemuk. Nasi gemuk di persembahkan kepada arwah-arwah leluhur keluarga

pengantin wanita bahwa cucunya telah pulang kerumah serta memanggil ruh

setingkat wali dan Nabi, memanggil arwah-arwah leluhur dengan membakar

kemenyan dengan di pimpin oleh tokoh adat, setelah doa-doa yang dipanjatkan

kepada Allah selesai kemudian nasi gemuk tersebut dimakan bersama sekeluarga.

f. Ziarah ke Makam Leluhur

Setelah acara balek belanjun ke dua pengantin bersama keluarga mempelai

wanita serta mengajak para tetangga berziarah ke makam leluhur kelurga perempuan,

dalam ziarah ini memanggil arwah leluhur yang setingkat wali, nabi dan para ulam-

ulama lainnya dan memanjatkan doa ke pada Allah SWT agar para leluhur yang

belum mendapat ketenangan di alam kubur supaya di beri ketenangan dan yang sudah

Page 65: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

di beri kenikmatan kubur di minta agar menyampaikan doa ini kepada Allah SWT

agar dapat di kabulkan.

g. Kawin Belarian

Jika pihak bujang kurang mampu maka bisa dengan kawin belarian yaitu

bujang membawa gadis datang ke rumah kepala desa untuk membuat surat perjanjian

bujang dan gadis tanpa membawa saudara dan para tetangga dan dikeesokan hari

langsung mengadakan akad nikah. Tetapi pada umumnya kawin belarian ini secara

sembunyi-sembunyi karena pihak bujang merasa malu.50

B. Pendapat Tokoh Masyarakat Terhadap Pernikahan Adat Rambang di Desa Jemenang

1. Pendapat Kepala KUA51

a. Saya tidak begitu faham betul dengan pernikahan adat Rambang. Menurut pendapat

saya pernikahan adat Rambang biasa-biasa saja. Mengenai besarnya biaya pernikahan

menurut saya kalaupun membutuhkan waktu dan biaya yang banyak jika memang itu

sesuai dengan kesepakatan maka itu tidak ada masalah, kalau punya biaya ya silahkan

kalau tidak punya biaya silahkan semampunya, dan mengenai dibawanya gadis ke

rumah bujang setelah di lamar menurut saya silahkan saja tetapi kalau itu

menimbulkan berakibat negatif maka saya juga tidak setuju. Tetapi kalau tujuannya

itu bersifat positif saya setuju seperti untuk mengamankan perempuan agar fokus

menuju pernikahan dan siwanita di rumah pria di jaga ketat atau dipelihara. Dengan

50 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat Rambang, Jemenang, 17 Maret 2009. 51 Hasil Wawancara Pribadi dengan Den Malhani, Kepala KUA, Rambang Dangku, 25 Maret 2009.

Page 66: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

dibawanya calon pengantin wanita ke rumah calon pengantin pria juga termasuk pra

pernikahan, pra memaklumi keluarga laki-laki atau perkenalan dengan keluarga laki-

laki .

b. Memang dalam sunah Nabi pernikahan tidak seperti itu dan kalau bertentangan

dengan sunah Nabi memang iya akan tetapi bukan berarti dikatakan haram dalam

pernikahan adat Rambang ini, hanya mungkin tidak mendapatkan kesunahan atau

hikmah-hikmah Nabi, tetapi kalau sampai dikatakan bertentangan dengan Al-Qur’an

itu belum terjadi.

c. Selama ini dalam pernikahan adat Rambang tidak ada yang bertentangan dengan

syariat Islam dan peraturan pemerintah.

d. Dan masih sesuai dengan adat masing-masing. Tetapi dengan catatan adat tidak dapat

mengalahkan agama sekalipun teguh dengan adat tetap adat tidak dapat mengalahkan

agama dan apabila adat menimbulkan berakibat buruk maka harus di hilangkan.

2. Pendapat P3N52

Pelaksanaan pernikahan adat Rambang masih sesuai dengan syariat Islam, karena

adat Rambang tidak mempersulit tergantung kemampuan si bujang atas musyawarah

dengan si gadis.

3. Pendapat Tokoh Agama

a. Bapak Ahmad Syauq53

Pendapat saya tentang pelaksanaan pernikahan adat Rambang. Dalam adat

Rambang wanita yang telah di lamar boleh di bawa ke rumah mempelai kali-laki

menurut saya itu sudah seperti lima puluh persen halal sedangkan dalam Islam

melarangnya, wanita yang telah di pinang belum boleh di bawa ke rumah pihak laki-

52Hasil Wawancara Pribadi dengan Rusomad Nadam, P3N, Jemenang, 18 Maret 2009. 53 Hasil Wawancara Pribadi dengan Ahmad Syauq, Tokoh Agama, Jemenang, 25 Maret 2009.

Page 67: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

laki. Dari suatu prosesi akad nikah sesuai dengan syariat Islam tetapi, prosesi setelah

lamaran dan besarnya permintaan dari pada mahar, serta pada umumnya ketika

pengantin pria menyerahkan mahar untuk pengantin wanita uang mahar itu tidak

rapih (kusut tidak dirapihkan) dan terkadang maharnya itu hanya berupa seperangkat

alat shalat sehingga terkesan terlalu mudah memberi mahar dan terkesan bahwa

wanita itu kurang berharga karena mahar itu seharusnya paling berharga dan

bermanfaat hal inilah yang saya kurang setuju dalam pelaksanaan pernikahan adat

Rambang.

b. Ibu lasmi54

Pendapat saya tentang pelaksanaan pernikahan adat Rambang yang tidak sesuai

dengan syariat Islam adalah gadis yang sudah di pinang langsung di bawa ke rumah

bujang seharusnya tidak boleh di bawa ke rumah calon mempelai laki-laki selama

masih dalam peminangan dan adanya sedekah-sedekah yang memanggil dukun serta

pemberian maskawin yang sepetinya kurang sesuai terkadang uang maskawin di

keluarkan langsung dalam keadaan kusut dari kantong celana tanpa amplop menurt

saya itu kurang menghargai wanita.

C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Pernikahan Adat Rambang di Desa

Jemenang Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim Sumatra Selatan.

Dalam pembicaraan ahli hukum tidak ada perbedaan antara ‘urf dengan adat. Urf

adalah kata bahasa Arab yang terjemahannya dalam bahasa kita cenderung di artikan dengan

adat, kebiasaan. Dengan demikian ‘urf adalah kata lain dari adat.55

54 Hasil Wawancara Pribadi dengan Lasmi, Tokoh Agama, Jemenang: 21 Maret 2009. 55 Imam Musbikin, Qawa’id Al-Fiqhiyyah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. Ke-1, h. 92-93.

Page 68: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Para fuqaha memberikan definisi ‘urf, yaitu:

� س و�� ا�ر0ف ه� &�ث �#ا��D[,اوت#ك و � >�روا/�.0 &% ��ل أو� وا� �دةدة و� �]�ن ا�e %M./#�Q#ق �.% ا� #فا�

Artinya: Urf ialah apa yang dikenal oleh manusia dan berlaku padanya, baik berupa

perkataan, perbuatan, ataupun meninggalkan sesuatu. Dan ini juga dinamakan adat.

Dan dikalangan ulama syari’at tidak ada perbedaan antara urf dengan adat.

Urf ada dua macam, yaitu:56

a. Urf shahih ialah apa-apa yang telah menjadi adat kebiasaan manusia dan tidak menyalahi

dalil syara’, tidak menghalalkan yang haram dan tidak membatalkan yang wajib.

Contohnya: adat kebiasaan mengadakan membayar maskawina dengan cicilan, apa-apa

yang diberikan oleh lelaki kepada wanita pinangannya berupa perhiasan dan pakaian

adalah hadiah tidak termasuk sebagian dari maskawin dan sebagainya.

b. Urf fasid ialah apa-apa yang telah menjadi adat kebiasaan manusia, tetapi menyalahi

syara’, mengahalalkan yang haram atau membatalkan yang wajib. Misalnya: pergaulan

bebas antara laki-laki dengan perempuan, memakan riba, main judi, dan sebagainya.

1. Acara Adat sebelum Pernikahan

Kunjungan ke rumah gadis

Dalam kunjungan kerumah gadis ada tiga kali kunjungan

56 Ibid., h. 94

Page 69: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

1) Pertama untuk menanyakan bahwa apakah keluarga gadis membenarkan adanya

hubungan antara bujang dan gadis (merestui) sekaligus saling mengenali antara

keluarga bujang dan gadis.

2) Kunjungan kedua yaitu keluarga bujang datang menyerahkan atau menunjukkan

sesuatu sebagai tanda setuju berupa emas atau uang.

3) Kunjungan ketiga yaitu melamar gadis. Keluarga bujang datang ke rumah gadis

dengan membawa semua permintaan gadis dan datang bersama seluruh keluarga,

saudara dan mengajak para tetangga tujuannya yaitu memperkenalkan gadis pada

seluruh keluarga bujang dan para tetangga.57

Dalam hukum perkawinan Islam dikenal istilah meminang (khitbah) dalam

terminology fikih munakahah adalah pernyataan atau ajakan untuk menikah dari pihak

laki-laki kepada pihak perempuan atau sebaliknya dengan cara yang baik.58

Orang yang paling baik dan hati-hati adalah orang yang tidak memasuki suatu

tempat sebelum mengetahui baik dan buruknya suasana tempat yang hendak ia masuki.

Pengenalan sebelum kawin tidak terbatas pada cantik atau tidaknya calon pasangan yang

dikehendaki, tetapi mengetahui dan mengenal sifat-sifat yang lain juga sangat perlu,

dengan cara mewawancarai orang-orang dekatnya yang betul-betul tahu dan jujur.59

Hikmah lamaran atau pinangan yaitu memberi kesempatan kepada kedua belah

pihak mempelajari dengan seksama akhlak, kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, dan

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada masing-masing pihak, sehingga kedua

belah pihak merasakan kepuasan. Perkawinan yang didahului dengan proses lamaran

57 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat 58Asrorun Ni’am Sholeh, Fatwa-fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, (Jakarta: eLSAS, 2008), Cet.

Ke-1. Hal, 9 59Mahmud Al-Sabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Isam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1991), Cet, Ke-1, h. 48-49

Page 70: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

seperti ini dapat membuahkan kemantapan dan kesepakatan. Jika kedua belah pihak puas

dan ikhlas dengan keadaan masing-masing pasangan, maka lamaran itu telah sahih.60

Untuk kebaikan dalam kehidupan berumah tangga, kesejahteraan dan

kesenangannya, seyogyanya laki-laki melihat dulu perempuan yang akan di pinangnya,

sehingga ia dapat menentukan apakah peminangan itu diteruskan atau dibatalkan.61

Berdasarkan sabda Nabi SAW:

/V� � ا= /�.0 % اWD�.#ة ا�% �� ا �Op( 0 ا&#أة '� 0� ر>�ل ا= < ��. � � �0 ان ,qدم �.D3��ا g# ا�.*: ��. e: *� ؟ ��لأ g#ت ا�.: و>

62.)اT ا��]�ىء وا�% &� �0 وا��#&Hىرو(Artinya: “Dari Mughirah bin Syu’bah, ia pernah meminang seorang perempuan, lalu

Rasulullah SAW bertanya kepadanya: Sudahkah kamu lihat dia? Ia menjawab:

Belum. Sabda Nabi: Lihatlah dia lebih dahulu agar nantinya kamu bisa hidup

bersama lebih langgeng.”

Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa laki-laki hanya diperbolehkan

melihat wajah dan kedua telapak tangan wanita, bukan yang lain. Karena cantik atau

tidaknya wanita dapat dilihat dari wajah atau kedua telapak tangannya.63

Dari penjelasan diatas penulis memberi kesimpulan bahwa peminangan dalam

adat Rambang dengan peminangan yang sesuai syariat islam sama-sama menganjurkan

kepada kedua belah pihak mempelajari dengan seksama akhlak, kepribadian, kebiasaan-

kebiasaan, dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada masing-masing pihak,

sehingga kedua belah pihak merasakan kepuasan. Namun dalam syariat Islam tidak ada

permintaan berbentuk materi dari gadis kepada bujang.

60 Ibid, h. 38-39. 61 Abd. Rahman Ghazaly, MA, Fiqh Munakahat, h. 74-75 62 Syekh Abu Al Abbas Syihabbudin bin Ahmad, Zawaid Ibnu Majah, ‘Ala Al Kutub Al Khomsah, h. 267 63 Mahmud Al-Sabbagh, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Isam, h. 45-46

Page 71: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Perjanjian Bujang dan Gadis

Membuat surat perjanjian antara bujang dan gadis tujuannya yaitu agar bujang

dan gadis saling setia maka jika ada yang melanggar (menikah dengan orang lain) maka

akan mendapat sanksi. Perjanjian tersebut berisi perjanjian bahwa benar permintaan gadis

adalah yang telah ditulis dalam surat dan apabila bujang membatalkan pertunangan maka

semua pemberian kepada gadis tidak dapat di kembalikan lagi dan apa bila pihak gadis

yang membatalkan pertunangan maka seluruh pemberian bujang di kembalikan dua kali

lipat.64

Hal seperti ini dalam fikih Syafi’i tidak ditemukan secara eksplisit. Hanya

terdapat penjelasan mengenai larangan laki-laki meminang perempuan yang dipinang

oleh saudaranya yang lain.65

Asyafi’i memberikan komentar berdasarkan hadis

Rasulullah SAW.

../ Ops, eا).0 و V�p( ��) .�� 66)رواT ا2DE و&]Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kamu meminang atas pinangan saudaranya”.

Dari sini dapat terlihat, wajar saja seandainya ada ganti rugi dari pihak-pihak yang

merasa dirugikan, karena dengan pembatalan pertunangan berarti ada yang marasa

dirugikan, sehingga dengan adanya aturan ini, setiap orang tidak akan sembarangan untuk

membatalkan pertunangannya.

Gadis di Bawa ke Rumah Bujang

64 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat 65 Editor: M. Atho’ Muzdhar dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern, Studi

Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari Kitab-kitab Fikih, (Jakarta: Ciputat Pres, 2003), Cet. Ke-1, h.

182-184 66 Imam Bukhari, Shohih Bukhari, h. 24

Page 72: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Setelah acara pelamaran selesai bersama dengan rombongan keluarga bujang,

gadis dibawa ke rumah bujang dengan tujuan untuk belajar situasi di rumah mertua atau

menyesuaikan diri dan untuk memperkenelkan kepada keluarga, saudara atau para

tetangga mempelai laki-laki yang tidak ikut dalam peminangan. Selama gadis di rumah

bujang, gadis ditemani dan di jaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama

di rumah bujang.67

Suksesnya sebuah keluarga dalam mewujudkan tujuan pernikahan (kehidupan

yang bahagia, sejahtera dan damai) sangat ditentukan oleh kesiapan individu yang

bersangkutan. Secara umum kesiapan yang harus dimiliki dan merupakan prasyarat untuk

keberhasilan sebuah pernikahan terbagi kedalam tiga bentuk:

1) Kesiapan Fisik

a) Orang yang akan menikah tersebut sudah berumur dewasa.

b) Orang yang akan menikah tersebut sehat (tidak memiliki penyakit yang sangat

gawat atau penyakit kronis yang berat.

2) Kesiapan Mental

a) Orang yang akan menikah itu telah membulatkan niat dan memantapkan tekad.

b) Orang yang akan menikah tersebut telah memiliki kedewasaan emosional.

c) Orang akan menikah tersebut telah memiliki bekal ilmu pengetahuan dan

keterampilan tentang rumah tangga.

3) Kesiapan Sosial

Terjadinya konflik dalam rumah tangga, tidak sedikit yang dipicu oleh kurangnya

kesiapan sosial pasangan suami istri yang bersangkutan. Yang dimaksud kesiapan

sosial di sini adalah:

67 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat

Page 73: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

a) Kemampuan suami istri membina hubungan dengan keluarga asal, membina

hubungan baru dengan keluarga besan, dan juga membina hubungan dengan

kolega ditempat kerja serta lingkungan dan masyarakat.

b) Kemampuan finansial yang harus dimiliki oleh orang yang akan menikah.

Selain memilih orang yang sudah matang fisik, mental dan sosialnya, setiap

orang yang akan menikah, sejatinya, juga memperhatikan hal-hal berikut:

a) Memilih orang yang halal dinikahi, baik menurut agama, undang-undang maupun

adat/tradisi setempat.

b) Memilih orang yang kompatibilitas.

c) Memilih jodoh berdasarkan cinta sejati dan restu orang tua.

d) Melakukan khitbah untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang calon,

keluarga, cita-cita dan komitmennya. Jangan membeli kucing dalam karung.68

4) Etika pergaulan setelah tunangan :

Bertunangan pada dasarnya adalah kesiapan akhir sebelum memasuki jenjang

perkawinan. Pada masa tunangan, hubungan wanita dan pria semakin bertambah

hangat dan mesra, sehingga menimbulkan godaan syahwat lebih besar. Karena itu,

masing-masing pihak, terutama wanita harus mejaga diri dan kesuciannya hingga hari

pernikahannya. Suatu kebanggaan dan juga penghargaan bagi wanita dan pria yang

mampu mempertahankan kesuciannya hingga malam pertama hari pernikahan.69

68 A. Sutarmadi dan Mesraini, M.Ag, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga, (Jakarta,

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta, Tahun 2006), h. 87-99. 69 Hasbi Indra, Iskandar Ahza, Husnani, Potret Wanita Shalehah, (Jakarta : Penamadani , 2004), cet. 1, h.

131-132

Page 74: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Menurut pendapat penulis memberi kesimpuan bahwa, dengan dibawanya gadis

kerumah bujang (dengan catatan tidak ada pelanggaran peraturan adat yang telah

ditentukan) itu dapat dikatakan sebagai tahap pra pernikahan.

Permintaan Calon Istri

Calon mempelai laki-laki harus memenuhi apapun yang diminta oleh calon

mempelai wanita (calon istri) bila sesuai kesepakatan, pemberian barang permintaan dari

calon suami itu termasuk sebagai wujud rasa kasih sayang calon suami kepada calon istri

karena apabila calon istri tidak mengajukan permintaan, pada umumnya calon suami akan

memberi sesuatu yang dia mampu kepada calon istrinya. Biasanya permintaan calon istri

berupa emas, uang, dan besi berupa keris. Permintaan murni dari keinginan calon

mempelai wanita. Keris bertujuan untuk diberikan pada muanang (kakak laki-lak) dan

bapak si perempuan serta memberi emas kepada kakak perempuan atau laki-laki jika ada

pelangkahan pernikahan dan tujuan dari permintaan juga untuk bekal membeli kebutuhan

calon istri nantinya setelah menikah.70

Wanita beriman yang salihah tidak akan menyusahkan suaminya dengan banyak

tuntutan. Dia merasa puas dengan apa yang dibagikan Allah kepadanya.71

Permintaan Adat

70 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat 71 A’idah Al-Qarni, Rahasia Wanita Paling Bahagia di Dunia, Surabaya : La Raiba Bima Amanta (eLBA),

Cet. Ke-1, h.143-144

Page 75: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Dalam permintaan wali calon pengantin wanita meminta secara langsung atau

diwakilkan oleh orang lain untuk meminta wali (dinikahkan) kepada bapak atau kakak

laki-laki (jika bapak sudah meninggal) dengan menyerahkan keris disertai membawa

makanan berupa sagun dan sirih, yang mempersiapkan keris, sagun dan sirih dalam

permintaan wali adalah pihak mempelai pria. Permintaan wali ini bertujuan untuk

meminta restu kepada orang tua dan meminta sang ayah agar mau menjadi wali di saat

ijab dan qabul nanti.72

Pernikahan tidak sah jika wali tidak ada, karena seorang wanita tidak punya

kapasitas untuk menikahkan dirinya tanpa adanya seorang wali atau mewakilikannya

kepada orang lain jika wali berhalangan untuk menikahkannya, dan jika dilakukan hal itu

maka nikahnya tidak sah. Sebagainama sabda Rasulullah Saw:

� �� �*E�3� �*.�إذن و #.W� Jk3 ا&#أة �D+,أ�� داود(أ T73)روا

Artinya: “Bahwa wanita siapa saja yang menikah tanpa seizin walinya maka nikahnya

tidak sah.” (HR. Abu Daud)

Wali yang paling utama adalah ayah, kemudian kakek (ayah dari ayah) saudara

laki-laki seayah dan seibu, atau seayah, kemudian ashabah-ashabah lainnya.74

Penilis memberi kesimpulan bahwa permintaan wali dalam pernikahan adat

Rambang itu sangat baik karena harus ada persetujuan wali.

2. Acara Pernikahan

Akad Nikah atau Ijab Qabul

72 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat 73 Aunul Ma’bud, Sarah Sunnah Abi Daud, Abdurahman, Muhammad Hasyim, Dhobthu Wa Tahqiq Al-

Maktabah As sak Fiyah, Juz. Ke-6, h. 98 74 Ibrahim Muhammad Al-Jamal, Fiqih Muslim Ibadat Mu’amalat, (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), Cet.

Ke-2, h. 260

Page 76: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Dalam akad pernikahan adat Rambang tidak ada yang berbeda, akad nikah

dilangsungkan sesuai dengan rukun dan syarat nikah yaitu ada:

1) Ada mempelai pria dan wanita

2) Ada wali nikah

3) Ada dua saksi serta

4) Ijab dan qabul

Dalam syarat nikah pun dilaksanakan sesuai dengan anjuran agama Islam.

Pelaksanaan akad nikah dan walimah dilaksanakan di rumah mempelai pria. Pelaksanaan

akad nikah di hadiri P3N dan di saksikan oleh masyarakat (tamu undangan).75

Mahar

Sedangkan mas kawin yang biasanya diminta oleh mempelai perempuan adalah

uang sebesar Rp. 50.000 sampai Rp.100.000 atau seperangkat alat sholat.76

Mahar secara etimologi artinya maskawin. Secara terminologi, mahar ialah

“pemberian menimbulkan rasa cinta kasih bagi seorang istri kepada calon suaminya”.77

Dibenci (makruh) bagi seorang lelaki yang memberikan mahar kepada seorang

perempuan, apabila dilunasi akan memberatkannya, tapi bila dihutangi ia tidak dapat

membayarnya.78

Menurut pendapat penulis dalam pemberian mahar pada pernikahan adat Rambang

tidak besar karena Islam juga menganjurkan agar tidak berlebihan dalam memberi mahar.

75 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat 76 Ibid 77 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h. 84. 78 Ibnu Taimiyah, Majmu Fatawa Tentang Nikah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2002), Cet. Ke-1, h. 173

Page 77: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Kawin Adam atau Perkawinan Adam

1) Di kepasi (di perciki) kedua pengantin dengan daun kayu balai angin atau daun kayu

belidang atau daun kayu salah dan air jeruk yang diiris-iris, dan berdoa kepada Allah

agar disatukan rasa kasih sayang antara bujang dan gadis.

2) Ngais kaki dengan kaki ayam, kaki pengantin di usap-usap dengan kaki ayam jantan

dan betina yang masih hidup. dengan disaksikan oleh pemerintah desa.

Disebut kawin Adam karena dahulu manusia yang ada di bumi hanya Adam dan

Siti Hawa, dahulu Adam dan Siti Hawa itu belumlah seiring sejalan (satu tujuan)

kemudian turunlah wahyu melalui malaikat Jibril bahwa nikahkanlah Adam dan Hawa

kemudian dinikahkanlah Adam dan Siti Hawa oleh malaikat Jibril atas perintah Allah

tanpa adanya wali dan saksi dan seperti inilah proses pernikahannya.

Tujuan dari nikah Adam adalah untuk seiring sejalan dan sebagai tanda bahwa

telah sah perkawinan bukan berzina (ayam seteguran)79

Syaikh al-Utsaimin berkata: menyandarkan diri kepada sebab yang disyariatkan

dan benar tetapi disertai dengan kelalaian terhadap yang menyebabkannya, yaitu Allah

SAW jenis ini merupakan kesyirikan akan tetapi tidak mengeluarkan pelakunya dari dien

ini karena dia menyandarkan dari kepada sebab dan lupa kepada yang menyebabkannya,

yaitu Allah SAW.80

Dalam sejarah perkawinan Nabi Adam dengan Siti Hawa adalah: Setelah Allah

SAW menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan

dan bintang-bintangnya dan menciptakan malaikat-malaikat dan Iblis. Maka tibalah

kehendak Allah SAW untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni,

79 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat 80 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Fatwa-fatwa Terkini 1, (Jakarta: Darul Haq, 2003), Cet. Ke-1,

h. 83

Page 78: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

memelihara dan menikmati isi bumi, dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi

sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

Kehawatiran Para Malaikat

Para malaikat hawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap

ketentuannya dan melakukan kerusakan di muka bumi.

Berkatalah para malaikat kepada Allah:

… �*. 2[A, %& �*. � و,]8A ا�M2 &~ءو 2Dk� uM�[ %kك ���اyت6 )2:30ا��'#ة ( و 'M2س 8�

Artinya: “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

menbuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa

bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” (Q.S. Al-

Baqarah[2]:30).

Allah berfirman, menghilangkan kehawatiran para malaikat itu:

…. ��� أ/M �ن��ل إD� )30: 2ا��'#ة (&�eتArtinya: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” (Q.S.Al-

Baqarah[2]:30)

Kemudian para malaikatpun diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersujud kepada

Adam sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, karena Allah SWT melarang

hambanya beribadah kepada sesame makhluknya.”

Iblis Membangkang

Iblis menbangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang

lain, yang segera bersujud di hapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang

akan diberi amanat menguasai bumi. Iblis merasa dirinya lebih mulia, lebih utama dan

Page 79: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

lebih agung dari Adam, karena ia diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam dari tanah

daan lumpur.

Kerena kesombongan, kecongkakan dan pembangkangannya Allah menghukum

Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan

disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat. Di samping

itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Adam Menghuni Syurga

Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakan Hawa untuk

mendampinginya dan menjadi teman hidupnya, menghilangkan rasa kesepiannya dan

melengkapi keperluan fitrah.

Untuk mengembangkan keturunan. Menurut para ulama Hawa diciptakan oleh

Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur

sehingga ia terjaga, ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya. Ia ditanya oleh malaikat

: “Wahai adam ! Apa dan siapa makhluk yang berada di samping itu?” Berkatalah Adam:

“Seorang perempuan .”Sesuai dengan firman Allah yang telah diilhamkan oleh Allah

kepadanya. “Siapa namanya?”, tanya malaikat lagi. “Hawa”, jawab Adam. “untuk apa

tuhan menciptakan makhluk ini ?”, tanya malaikat lagi. Adam menjawab: “Untuk

mendampingiku, member kebahagiaan bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai

dengan kehendak Allah.”

Allah berpesan kepada Adam: “Tinggallah engkau bersama istrimu di syurga,

rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya, rasailah dan makanlah buah-

buahan yang lezat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nafsumu.

Page 80: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar, dahaga ataupun letih selama kamu berada

didalamnya. Akan tetapi aku ingatkan janganlah makan buah pohon khuldi ini yang akan

menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim. Ketahuilah bahwa Iblis

itu adalah musuhmu dan musuh istrimu, ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret

kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmati ini.”

Adam dan Hawa diperdaya Iblis

Larangan Allah SWT kepada Adam dan Hawa tentang tidak diperbolehkannya

mendekati pohon Khuldi, diketahui oleh syetan. Karenanya, dia berusaha sekuat tenaganya

untuk memperdayakan kedua suami-istri itu, agar keduanya memakan buah larangan itu.

Syetanpun lalu berpura-pura menjadi orang yang bersih hati dan berduka cita.

Karena itu, Adam dan Hawa pun datang menghampirinya seraya bertanya : “Apakah

sebabnya engkau beduka cita dan bersedih hati ? Apakah gerangan yang engkau pikirkan?”

Sahut syetan: “Saya bersedih hati ini, karena memikirkan nasib engkau berdua,

telah saya dengar bahwa engkau berdua tidak akan lama lagi tinggal bersenang-senang

didalam syurga ini, apalagi setelah Allah melarangmu memakan buah pohon khuldi ini,

adalah satu tanda bahwa apa yang saya hawatirkan itu akan benar-benar terjadi. Oleh

karena itu, lekaslah makan buah pohon ini supaya engkau berdua jangan terusir dari syurga

ini.”

Mendenger bujukan dan rayuannya itu, terpedayalah keduanya seraya memakan

buah khuldi itu, dan akhirnya Nabi Adam dan Siti Hawa pun diturunkan kebumi.

Perkawinan di zaman Adam A.S.

Page 81: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Siti Hawa mempunya anak banyak, dan tiap-tiap beranak selalu kembar. Karena

manusia di waktu itu belum banyak, maka perkawinannya tentulah dengan saudara

kandung sendiri, asal jangan dengan yang bersama-sama dilahirkan. Hal ini terjadi diantara

putra-puuri Nabi Adam, yang bernama Iqlima seorang wanita yang tercantik rupanya, lahir

kembar bersama dengan Qabil, dan lahir kembar bersama Habil. Karena mereka itu sama-

sama lahir dalam keadaan kembar, maka perkawinan itu harus dipertukar-tukarkan antara

yang lahir sekarang dengan yang lahir sesudahnya, asal saja jangan yang sama-sama lahir.

Rupanya peraturan ini tidak diterima oleh Qabil, dan ia tetap ingin menikahi

saudaranya (Iqlima), yang sama-sama lahir dengannya, sebab Iqlima lebih cantik dari

Labuda. Karena peristiwa ini tetap tegang, maka mereka mengadukan kepada ayahnya

(Nabi Adam) dan Adampun tetap mempertahankan hukum Allah, supaya Iqlima kawin

dengan Habil.

Akhirnya Qabil tetap menolak keputusan itu dan peristiwa ini pun diserahkan

kepada Allah SWT dengan jalan mengadakan kurban. Qabil dan Habil pun berkurban dan

barang siapa yang kurbannya diterima oleh Allah, maka itulah yang harus menikahi Iqlima.

Akan tetapi Qabil kalah, kurbannya tidak diterima oleh Allah. Qabil pun marah hawa

nafsunya selalu hendak membunuh saudaranya (Habil) dan akhirnya Habilpun

dibunuhnya.81

Dalam setiap sejarah Nabi Adam dan Siti Hawa tidak ada yang menceritakan

bagaimana pelaksanaan pernikahan mereka, jadi menurut pendapat penulis proses

pelaksanaan pernikahan Adam dan Hawa tidak seperti kawin Adam dalam pelaksanaan

pernikahan adat Rambang, melainkan itu adalah adat kebiasaan Hindu. Karena dalam

81 Hadiyah Salim, Qishashul Anbiya Sejarah dua puluh lima Rasul, (Bandung: PT.Alma’rif, 19880, Cet.

Ke-10, h. 11-14

Page 82: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

pengakuan tokoh adat sendiri pun dalam pelaksanaan pernikahan adat Rambang masih ada

peninggalan budaya Hindu.

Nyuapi Ati Ayam

Setelah kawin Adam selesai orang tua kedua belah pihak menyuapi hati ayam pada

kedua pengantin laki-laki dan perempuan, sebagai tanda bahwa kedua belah pihak keluarga

sangat bahagia karena telah terlaksananya hubungan dua keluarga besar.

Setelah selesai menyuapi hati ayah, disusul acara sambut-menyambut, menurut

kebiasaan tiga orang dari keluarga laki-laki dan dua orang dari keluarga perempuan

pengantin dirangkul dengan selendang dengan mengucapkan “mudah-mudahan hidupnya

gayuh (panjang umur), murah rizki, sambung jurai kami (teruskaan keturunan kami)”.82

Dalam menyuapi hati ayam pada kedua pengantin ini hanya sebagai ungkapan rasa

syukur dan restu dari kedua keluarga pengantin.

Memberi Selamat

Setelah acara makan-makan para tamu udangan memberi selamat kepada pengantin

dengan mengusap kening kedua pengantin dengan jempol tangan yang di oles dengan air

liur.83

Disunnatkan mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, sebagaimana

diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa apabila Nabi SAW

memberikan selamat kepada orang yang menikah, maka beliau mengucapkan:

H&(84يا��#رواT . (.# و� �D3�.� lDL اs���رك /�.8رك ا= 8� و��

82 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat 83 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat 84 Shoheh bin Abdul Aziz, Jami’ At Tirmidzi, h. 262-263

Page 83: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Artinya: “Semoga Allah memberkati kamu dan memberikan berkah atas kamu serta

menyatukan kalian kalian berdua dalam kebaikan.” (HR.Tirmidzi).

Imam Tirmidzi mengatakan, bahwa hadits ini berstatus hasan shahih.85

Penulis berpendapat bahwa ucapan selamat untuk pengantin dari para tamu

undangan itu sangat penting untuk menunjukkan restu mereka dan menunjukkan bahwa

meraka juga turut bahagia. Mengenai mengusap kening pengantin dengan air liur, karena

ini sudah menjadi adat kebiasaan bagi mereka maka hal ini tidak ada masalah selagi

mereka ridho, tetapi adat kebiasaan ini menurut penjelasan tokoh adat Rambang di desa

Jemenang kebiasaan ini hampir punah bahkan sudah sulit sekali dijumpai hanya khusus

bagi ketua adat saja yang masih melaksanakan usapan air liur pada pengantin.

Balek Belanjun

Setelah acara pernikahan selesai pengantin wanita kembali kerumah orang tuanya

pengantin pria pun ikut serta ke rumah orang tua mempelai wanita, ketika balek belanjun

dengan membawa: lemang, dodol, dan ayam kampung.

Setelah sampai di rumah mempelai wanita, kemudian para ibu memasak membuat

nasi gemuk. Nasi gemuk di persembahkan kepada arwah-arwah leluhur keluarga pengantin

wanita bahwa cucunya telah pulang kerumah, serta memanggil ruh setingkat wali dan Nabi.

Memanggil arwah-arwah leluhur dengan membakar kemenyan dan di pimpin oleh tokoh

adat, setelah itu nasi gemuk tersebut dimakan bersama sekeluarga.86

Menurut pendapat penulis orang yang sudah meninggal tidak dapat berhubungan lagi

dengan orang yang masih hidup, dan sudah tidak dapat merasakan nikmatnya kenikmatan

85 Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita Edisi Lengkap, Cet. Ke-1, h. 409 86 Hasil Wawancara Pribadi dengan Herman Idi, Tokoh Adat

Page 84: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

dunia (makanan). Yang dibutuhkan orang yang sudah meninggal hanyalah doa dari orang

yang masih hidup agar mereka mendapat kenikmatan dialam kubur.

Seorang muslim yang murni berarti ia mampu memelihara ketunggalan-ketunggalan

keparcayaannya hanya kepada Allah SWT sesuai petunjuk nash agama. Mempercayai

mitos berarti merusak kemurnian aqidah karena isi (substantif) kepercayaan telah terisi

dengan yang lain atau tercampur. Islam sangat menentang kepercayaan tersebut. Al-Qur’an

menyatakan

…�.g/ ��g� ك#MQن (إن� ا��D'�13( Artinya: “Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang

besar”. (QS. Luqman.13).

Dalam acara balik belanjun ini adalah suatu tradisi peninggalan budaya Hindu yang

dipengaruhi oleh budaya Islam karena dalam palaksanaan balek belanjun ini ada

pemanggilan arwah-arwah leluhur dan memanggil arwah setingkat wali dan Nabi, sama

halnya dengan Islam yaitu adanya tahlilan yang biasa dilaksanakan pada malam jum’at.

Mengenai persembahan makanan kepada leluhur akan tetapi pada akhirnya dimakan

bersama dengan keluarga dan saudara yang hadir jadi pendapat penulis, sesungguhnya

bukanlah dinamakan persembahan atau sesajen karena biasanya yang dinamakan

persembahan atau sesajen adalah sesuatu yang di persembahkan dan tidak di ambil lagi

atau tidak dimakan oleh sipemberi sesajen.

Ziarah ke Makam Leluhur

Setelah acara balek belanjun ke dua pengantin bersama keluarga mempelai wanita

serta mengajak para tetangga berziarah ke makam leluhur kelurga perempuan, dalam ziarah

ini memanggil arwah leluhur yang setingkat wali, nabi dan para ulama-ulama lainnya dan

Page 85: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

memanjatkan doa ke pada Allah SWT agar para leluhur yang belum mendapat ketenangan

di alam kubur supaya di beri ketenangan dan yang sudah di beri kenikmatan kubur di minta

agar menyampaikan doa ini ke pada Allah SWT agar dapat di kabulkan.87

Imam Al-Ghazali, secara umum memandang ziarah kubur itu suatu perbuatan sunah,

untuk memberikan peringatan dan pelajaran kepada kita yang pasti akan mengalami juga (li

at-tadzakkur wa al-i’tibar). Rasulullah SAW memang pernah melarangnya pada masa awal

Islam, tetapi kemudian mengizinkannya, seperti dalam riwayat Imam Muslim dari sahabat

Buraidah r.a. juga Imam Ahmad dan Abu Ya’la dari sahabat Ali bin Abi Thalib r.a. bahwa

Nabi Muhammad SAW bersabda:

88. تHآM# آ� اi)#ةه� o �*� رآJ� *.3�� /% ز,� رة ا�'�# KوArtinya: “Saya pernah melarangmu ziarah kubur. Ziarahlah sekarang, karena hal itu akan

mengingatkan kamu soal akhirat”.

Menurut pandapat yang masyhur, Imam Syafi’i memandang bahwa bacaan ayat-

ayat Al-Qur’an dan bacaan-bacaan lain tidak sampai pahalanya kepada mayit dan tidak

memberi manfaat kepadanya. Hal itu dikemukakan antara lain oleh Imam Nawawi dalam

Syarah Sahih Muslim dan kitab Al-Adzkar-nya. Tapi Imam Nawawi sendiri menyatakan,

bahwa bacaan Al-Qur’an dan bacaan-bacaan dzikir dan sebagainya itu bermanfaat untuk

mayit, seperti yang digegaskan dalam kitab Al-Majmu’. Pendapat yang serupa dari

pengikut-pengikut madzhab Syafi’i yang lain seperti Al-Ghozali, Ibnu Hajar Al-Haitami

antara lain Ibnu Taimiyah (dalam majmu’ Fatwa-fatwa-nya Jilid : 24), Ibnu Qoyyim , Ibnu

Qudamah dan lain-lain. Untuk menetralisir pendapat-pendapat tersebut, dilingkungan

madzha Syafi’i menyarankan agar supaya sesudah membaca ayat-ayat Al-Qur’an atau

87 Ibid 88 A. Rojak dan Rais Latif, Terjemah Hadis Sohih Muslim, (Jakarta: Pustaka Al Husna), Juz. Ke-1, Cet. 3,

h. 393 (Hadis ke 581).

Page 86: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

dzikir dan lain-lain itu diikuti dengan do’a yang intinya memohon kepada Allah agar

pahala bacaan-bacaan tersebut diterima oleh Allah dan disampaikan pahalanya bacaan-

bacaan tersebut untuk mayit yang dituju.89

Penulis memberi kesimpulan bahwa adat Rambang senang dengan ziarah kubur

khususnya ziarah kemakam keluarga, selalu mengenang jasa para leluhurnya dan juga

termasuk mengabadikan nasab karena dalam kebiasaan adat Rambang setiap keluarga

harus mempunyai makam khusus keluarga hingga sampai tujuh turunan, jika sudak tujuh

turunan dimakamkan dalam satu tempat baru boleh dimakamkan di tempat pemakaman lain

hinggan tujuh turunan pula, dengan ini maka akan terlihat nasabnya selama tujuh turunan.

89 Muhammad Tolhah Hasan, Ahlussunnah Wal-Jama’ah, (Jakarta: Lantabora Press, 2005), Cet. Ke-3, h.

223-226

Page 87: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Dalam bab terakhir ini setelah penulis membahas bab demi bab, maka dapatlah

penyusun membuat kesimpulan.

1. Pelaksanaan Pernikahan Adat Rambang

Dalam pelaksanaan pernikahan adat Rambang yaitu kunjungan kerumah gadis ada

tiga tahap untuk menanyakan kejelasan hubungan bujang dan gadis, menyerahkan tanda

pasti dan pelamaran sekaligus gadis yang sudah dipinang langsung dibawa ke rumah

bujang.

Tindak lanjut menuju hari pernikahan yaitu ada perjanjian-perjanjian untuk

pelaksanaan pernikahan yaitu permintaan calon istri kepada suami berupa emas, uang,

emas, dan besi berupa keris. Permintaan adat permintaan wali sekaligus meminta restu.

Pelaksanaan pernikahan yaitu akad nikah atau ijab qabul, dalam akad nikah tidak

ada yang berbeda, akad nikah dilangsungkan sesuai dengan Rukun dan syarat nikah

dalam Islam.

Kawin Adam atau perkawinan Adam kemudian dilanjutkan dengan nyuapi hati

ayam, setelah itu para tamu udangan memberi selamat kepada pengantin dengan ngusap

kening kedua pengantin dengan jempol yang di oles dengan air liur.

Page 88: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Balek belanjun pengantin wanita kembali kerumah orang tuanya, dan nasi

gemuk di persembahkan kepada arwah-arwah leluhur keluarga pengantin wanita dengan

membakar kemenyan yang di pimpin oleh tokoh adat disertai doa-doa yang dipanjatkan

kepada Allah SWT. Kemudian ziarah ke makam leluhur.

Kawin belarian jika pihak bujang kurang mampu maka bisa dengan kawin

belarian.

2. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pernikahan Adat Rambang

Masyarakat desa Jemenang masih sangat kuat dengan tradisi mereka, dalam

pelaksanaan pernikahanpun menggunakan adat untuk memperkenalkan adat setempat,

dan kebiasaan yang terdapat didalam pernikahan. Dalam pelaksanaan pernikahan adat

Rambang yang belum sesuai dengan hukum Islam adalah :

a. Adanya permintaan gadis kepada bujang ketika peminangan

b. Gadis yang telah dipinang langsung dibawa ke rumah bujang

c. Nikah Adam atau kawin Adam

d. Memberi selamat dengan mengusap kening dengan jempol yang diolesi air liur

e. Adanya persembahan kepada leluhur ketika balek belanjun.

Pelaksanaan pernikahan Adat Rambang yang tidak bertentangan dengan hukum

Islam adalah:

a. Peminangan

b. Permintaan wali

c. Akad nikah atau ijab qabul

d. Sederhananya maskawin yang diminta oleh calon istri

e. Nyuapi hati ayam (pemberian selamat atau rasa syukur)

f. Balek belanjun (gadis pulang ke rumah orang tuanya)

Page 89: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

g. Ziarah ke makam leluhur dan

h. Kawin belarian.

3. Dinamika hukum Islam dan Hukum Adat dalam tradisi pelaksanaan pernikahan Adat

Rambang.

Dalam pelaksanaan pernikahan adat Rambang dilaksanakan dengan berbagai

tahapan-tahapan yang cukup panjang, pelaksanaan pernikahan adat Rambang sudah

mengalami islamisasi yang sudah kuat atau adat yang sudah terislamkan. Adanya

persembahan pada acara balek belanjun tidak dapat dikatakan sebagai persembahan

karena melihat bacaan yang dibaca pun tidak menyalahi syariat Islam dan dalam doa-doa

pun dipanjatkan kepada Allah SWT. Pada umumnya yang dinamakan persembahan

adalah sesuatu yang dipersembahkan dengan cara dibuang kelaut atau dipersembahkan

kepada sebuah pohon tetapi dibiarkan hingga persembahan itu hilang dimakan binatang

atau makhluk lainnya (tidak dimakan oleh orang yang memberi persembahan) akan tetapi

dalam persembahan pada acara balek belanjun makanan yang dipersembahkan itu

dimakan kembali oleh orang yang mempersembahkan bahkan dimakan bersama-sama

dengan seluruh orang yang hadir dalam acara tersebut.

D. Saran-saran

Hendaklah dalam pelaksanaan pernikahan diadakan dengan sederhana sesuai dengan

kemampuan yang hendak melakukan pernikahan dan dengan mengingat agar dalam

pelaksanaan pernikahan itu tidak ada keborosan, kemubaziran lebih-lebih disertai dengan

sifat angkuh dan membanggakan diri. Hendaknya lebih banyak lagi memberikan informasi

tentang hakikat pernikahan oleh tokoh agama melalui memberikan ceramah-ceramah agama

atau melalui khotbah-khotbah jum’at dan BP4 atau P3N misalnya lebih banyak memberikan

Page 90: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

nasehat kepada kedua mempelai sebelum perkawinan diadakan, karena biaya untuk

pernikahan biasanya sangat besar.

Lebih banyak lagi memberikan penjelasan tentang tauhid, anjuran kesederhanaan,

menjelaskan seperti apa wanita salihah, mengajarkan kepada mereka bagaimana cara

menghormati leluhur yang sesuai dengan Islam.

Tetapi menurut penulis pernikahan adat Rambang ini perlu dipertahankan tentunya

adat yang sesuai dengan syari’at Islam seterti kebiasaan dalam wali nikah langsung yang

menjadi wali adalah orang pertama yang berhak menjadi wali (bukan wali hakim) dan

sederhananya maskawin yang diminta oleh mempelai wanita, nyuapi ati ayam pada kedua

pengantin yang dilaksanakan oleh kedua orang tua dari kedua pengantin itu menandakan

keharmonisan antara kedua keluarga, balek belanjun yang tujuannya adalah untuk

berkunjung sekaligus pamit kepada keluarga gadis karena hendak pindah rumah, dan tradisi

ziarah kubur setelah selesai akad nikah.

Page 91: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Sholeh, Jami’ At Tirmidzi, Darussalam: Riyadh, April 1999, Cet. Ke-1.

Ahmad,Syekh Abu Al Abbas Syihabbudin, Zawaid Ibnu Majah, Ala Al Kutub Al Khomsah, Daar

Al Kutub Al Ilmiah, Beirut-Lebanon, (Hadis ke-626), Cet Ke-1.

Al Qur’an dan Terjemah

Al-Hafidz bin, Hajar al-asqolani, Bulugghul Ma’ram. An bani Riyadh: Al-Ma’arif,

1417H/1992M. Juz Ke-3.

Al-Jamal, Ibrahim Muhammad, Fiqih Muslim Ibadat Mu’amalat, Jakarta: Pustaka

Amani, 1995, Cet. Ke-2.

Al-Qalubi, Sihabudin, et al, Al-Mahali, Beirut : Dar-al Fikti t.th, Juz 3.

Al-Qarni, A’idah, Rahasia Wanita Paling Bahagia di Dunia, Surabaya : La Raiba Bima Amanta

(eLBA), Cet. Ke-1.

Al-Sabbagh, Mahmud, Tuntunan Keluarga Bahagia Menurut Isam, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1991, Cet, Ke-1.

Asmin. Status Perkawinan Adat Agama Jakarta: PT. Dian Rakyat, 1986.

Ayub, Syeikh Hasan, Fiqh Keluarga, Penterjemah M. Abdul Ghaffar E. M. Jakarta:

Pustaka Al Kautsar, 2001 Cet. Ke-1, h.7

Baz, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah, Fatwa-fatwa Terkini 1, Jakarta: Darul Haq, 2003, Cet.

Ke-1.

Bukhari, Imam, Shahih Bukhari, Bairut Libanon, Juz Ke-7.

Bukhari, Shahih Al-Bukhari, Bisyarhi Al-Kiromani (Daar Al-Fikri), Juz. Ke-18.

Daly, Peunoh, Hukum Islam Studi Kasus Perbandingan Dalam Kalangan, Ahlus sunnah dan

Negara-negara Islam, Malaysia: Thinkers Library, 1969, Cet.Ke-1.

Ghazali, Rahman, Fiqh Munakahat, Jakarta: Prenada Media, 2003, Cet. Ke-1.

Haddikusuma, Hilman, Hukum Perkawinan di Indonesia Menurut Hukum Adat, Perundang-

undangan, Agama, Penerbit : CV Mandar Maju.

Hadikusuma, Hilman, Antropologi Hukum Indonesia, Bandung: PT. Alumni, 1986.

Page 92: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Hasan, Muhammad Tolhah Ahlussunnah Wal-Jama’ah, Jakarta: Lantabora Press, 2005, Cet. Ke-

3.

Ibn Yazid al-Qazwayany, Abi Abdullah Muhamad, Sunnan Ibnu Majah, Mesir, Dar al-Fikr,

1993, Jilid. Ke- 1.

Indra, Hasbi, Iskandar Ahza, Husnani, Potret Wanita Shalehah, Jakarta : Penamadani, 2004, Cet.

1.

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Bandung: Fokusmedia,2005, Cet.1.

Ma’bud, Aunul, Sarah Sunnah Abi Daud, Abdurahman, Muhammad Hasyim, Dhobthu Wa

Tahqiq Al-Maktabah As sak Fiyah, Juz. Ke-6.

Muhdlur, A. Zuhdi, Hukum Perkawinan, ttp, Al-Bayan, 1997, Cet Ke-1.

Mukhtar, Kamal, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Jakarta: PT. Bulan Bintang,

1993, Cet. 3.

Musbikin, Imam, Qawa’id Al-Fiqhiyyah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. Ke-1.

Muzdhar, M. Atho’ dan Khairuddin Nasution, Hukum Keluarga di Dunia Islam Modern, Studi

Perbandingan dan Keberanjakan UU Modern dari Kitab-kitab Fikih, Jakarta: Ciputat

Pres, 2003, Cet. Ke-1.

Nur, Djama’an, Fiqh Munakahat, Semarang: Dina Utama Semarang , 1993, Cer.1.

Pribadi, Wawancara dengan Herman Idi, Tokoh Adat Rambang, Jemenang, 17 Maret 2009.

Rafiq, Ahmad. Hukum Islam Di Indonesia Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998.

Ramulyo, Idris, Beberapa Masalah Tentang Hukum Acara PA dan Perkawinan Islam, Jakarta:

ind.hill, 1984/1985.

Rojak, A. dan Rais Latif, Terjemah Hadis Sohih Muslim, Jakarta: Pustaka Al Husna, Juz. Ke-1,

Cet. 3.

Sabiq, Sayyid, Alih Bahasa oleh Muhammad Thalib, Fiqh Sunah. Bandung: Al-Ma’arif, 1990.

Salim, Hadiyah, Memilih Jodoh, Bandung: PT.Alma’arif, 1980, Cet. Ke-2.

Salim, Hadiyah, Qishashul Anbiya Sejarah dua puluh lima Rasul, Bandung: PT.Alma’rif, 19880,

Cet. Ke-10.

Sholeh, Asrorun Ni’am, Fatwa-fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, Jakarta: eLSAS,

2008, Cet. Ke-1.

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 2004.

Page 93: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Sutarmadi, A. dan Mesraini, M.Ag, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga, Jakarta,

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta, Tahun 2006.

Taimiyah, Ibnu, Majmu Fatawa Tentang Nikah, Jakarta: Pustaka Azzam, 2002, Cet. Ke-1.

Thalib, Sayuti, Hukum Keluarga Indonesia, Jakarata: UI Press.

Uwaidah, Syaikh Kamil Muhammad ‘, Fiqih Wanita Edisi Lengkap, Cet. Ke-1.

Wawancara Pribadi dengan Lasmi, Tokoh Agama, Jemenang: 21 Maret 2009.

Wawancara Pribadi dengan Nadam, Rusomad, P3N, Jemenang, 18 Maret 2009.

Wawancara Pribadi dengan Den Malhani, Kepala KUA, Rambang Dangku, 25 Maret 2009.

Wawancara Pribadi dengan Syauq, Ahmad, Tokoh Agama, Jemenang, 25 Maret 2009

Yunus, Mahmud, Hukum Perkawinan dalam Islam, Jakarta: PT. Hidaya Karya Agung, 1996,

Cet. 15.

Page 94: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Tokoh Adat Desa Jemenang

1. Apakah masyarakat desa Jemenang sangat menjunjung tinggi adat atau tradisi?

2. Bagaimana pelaksanaan pernikahan adat Rambang di desa Jemenang ?

3. Apakah pengertian mintaan pada pernikahan adat Rambang ?

4. Apakah akibat hukum peminangan dalam pernikahan adar Rambang ?

5. Kapan dilaksanakan dan penyerahan permintaan tersebut ?

6. Apa manfaat dan tujuan dari permintaan tersebut ?

7. Apakah permintaan merupakan suatu keharusan dalam pernikahan adat Rambang ?

8. Bagaimana respon masyarakat Desa Jemenang apabila dalam pernikahan tidak ada

permintaan?

9. Apakah ada sanksi bagi orang yang melaksanakan pernikahan tidak memenuhi prosedur

pernikahan adat Rambang ?

Page 95: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Hasil Wawancara dengan Tokoh Adat Desa Jemenang Kec. Rambang Dangku

Narasumber : Herman Idi

Jabatan : Tokoh Adat Rambang

Hari/Tanggal : Selasa, 17 Maret 2009

Pulul : 14.00-16.30

Tempat : Di Rumah Bapak Herman Idi

1. Apakah masyarakat desa Jemenang sangat menjunjung tinggi adat atau tradisi?

Jawab :

Iya, masyarakat desa Jemenang masih sangat menjunjung tinggi adat atau tradisi.

2. Bagaimana pelaksanaan pernikahan adat Rambang di desa Jemenang ?

Jawab :

A. Kunjungan Kerumah Gadis Ada Tiga Tahap

d. Keluarga bujang datang mengunjungi rumah keluarga gadis yang akan di pinang

tujuannya yaitu menanyakan dan memastikan apakah benar ada hubungan atau tidak

antara bujang dan gadis (kedua putra dan putri mereka). Jika keluarga gadis

menyatakan benar bahwa ada hubungan antara putra dan putri mereka serta keluarga

gadis merestuinya, maka kelurga bujang menanyakan apa saja permintaan gadis yang di

lamar tersebut, sekaligus dalam kunjungan ini agar kedua keluarga bujang dan gadis

Page 96: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

saling mengenali. Kunjuangan ini hanya bersama pihak keluarga saja seperti bujang

yang hendak melamar bersama ayah atau paman atau kakak laki-lakinya saja.

e. Kunjuangan ke dua yaitu keluarga bujang datang menyerahkan atau menunjukkan

sesuatu sebagai tanda akor (setuju) berupa emas atau uang. Kunjungan ini hanya

bersama pihak keluarga saja seperti bujang yang hendak melamar bersama ayah, ibu,

paman, kakak atau adiknya saja artinya belum mengajak para tetangga.

f. Kunjungan ketiga yaitu pelamaran, keluarga bujang datang ke rumah kelurga gadis

dengan mengajak saudara, para tetangga, kepala desa dan P3N. Dalam kunjungan ini

melamar sekaligus menyerahkan seluruh permintaan gadis yang di lamar.

Didalam acara pelamaran ini ada pembawa acara, dan salah satu kelurga yang di

tunjuk sebagai perwakilan dari keluarga bujang dan perwakilan dari keluarga gadis apabila

para orang tua mempelai bujang dan gadis menghendaki di wakilkan. Dalam acara

pelamaran ini pembawa acara yang memimpin berjalannya acara peminangan. Adapun

susunan acaranya yaitu:

� Sambutan dari pihak keluarga laki-laki

� Sambuta dari pihak keluarga perempuan

� Sambutan dari ketua adat dan

� Sambutan dari kepala desa

� Pesirihan dan penyerahan permintaan, penyerahan ini kedua perwakilan dari keluarga

bujang dan gadis saling berhadapan dan berbincang dengan menggunakan bahasa

daerah:

Page 97: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

- Pihak bujang berkata : ini saya bawakan sirih yang di bungkus dengan sapu tangan

(kain) dan rokok pemberian dari bujang (pelamar) untuk keluarga gadis sebagai

tanda penghormatan.

- Pihak gadis berkata : sirih sudah saya makan rokok sudah saya hisap silahkan pihak

bujang menyampaikan apa yang hendak disampaikan

- Pihak bujang : ini sudah saya bawakan permintaan gadis (di sebutkan) apakah benar

ini semua permintaannya?

- Pihak gadis: ya semuanya benar itu permintaan gadis. Kemudian pihak gadis

berpantun.

- Pihak bujang: kalau benar itu semua permintaannya kami bersyukur. pihak bujang pun

berpantun.

Biasanya dalam pantun ini pentun yang saling memuji antara kedua keluarga

bujang dan gadis.

� Kemudian dilanjutkan dengan nasihat dari kepala desa dalam nasihat ini agar

pertunangan bujang dan gadis ini langgeng sampai ke pernikahan dan sampai beranak

dan bercucu.

� Setelah itu di buat surat perjanjian bujang dan gadis, dalam surat perjanjian bujang dan

gadis ini berisi perjanjian bahwa benar permintaan gadis adalah yang telah ditulis

dalam surat dan apa bila bujang membatalkan pertunangan maka semua pemberian

kepada gadis tidak dapat di kembalikan lagi dan apa bila pihak gadis yang

membatalkan pertunangan maka seluruh pembarian bujang di kembalikan dua kali

lipat. Surat perjanjian bujang dan gadis ini di tandatangani keluarga tertua dari pihak

Page 98: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

bujang dan gadis, kepala desa serta ketua adat dan surat perjanjian ini di buat rangkap

tiga, surat dipagang oleh keluarga bujang, keluarga gadis dan kepala desa.

� Penentuan hari dan tanggal pernikahan, kedua keluarga dan calon pengantin saling

berembuk menentukan waktu pelaksanaan pernikahan yang di sepakati bersama.

� Setelah acara pelamaran selesai dilanjutkan dengan menyantap hidangan makanan dan

minuman serta kueh-kueh yang telah dihidangkan.

Setelah pelamaran selesai gadis langsung dibawa ke rumah bujang dengan ditemani

gadis dari pihak perempuan sampai hari pernikahan dilangsungkan akan tetapi hal ini apa

bila si calon mempelai wanita telah terjamin ada yang menemani atau mengawasi selama ia

di rumah mempelai pria, jika tidak maka dua atau tiga hari saja, selama calon mempelai

wanita di rumah mempelai pria calon mempelai wanita di jaga ketat agar tidak terjadi hal-hal

yang tidak di inginkan.

Ketika calon mempelai wanita dan calon mempelai pria beserta rombongan hampir

sampai di rumah calon mempelai pria, calon mempelai pria memanggil “ma / bapak…

sambut aku ini aku dapat mantu..” kemudian ibu dan bapaknya pun datang dan berkata

“bawa kemari sambung jurai kami” (bawa kemari teruskan keturunan kami) kedua mempelai

dibawa ke dapur kaki kedua pengantin di siram di atas dapur kayu bakar atau kompor yang

menyiramkan air adalah ibu si wanita tersebut sambil berniat memaafkan atau menghapus

jika ada kesalahan atau perselisihan antara kedua belah pihak keluarga pengantin.

Tujuan mempelai wanita di bawa ke rumah mempelai pria adalah untuk belajar situasi

di rumah mertua atau menyesuaikan diri sampai hari pelaksanaan akad nikah dan untuk

memperkenelkan kepada keluarga atau saudara mempelai laki-laki yang tidak ikut dalam

peminangan.

Page 99: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

B. Tindak Lanjut Menuju Hari Pernikahan

Perjanjian-perjanjian untuk pelaksanaan pernikahan

h. Permintaan Colon Istri

Calon mempelai laki-laki harus memenuhi apapun yang diminta oleh calon mempelai

wanita (calon istri) biasanya berupa emas, uang, dan besi berupa keris. Permintaan murni

dari keinginan calon mempelai wanita.

� Keris bertujuan untuk diberikan pada muanang (kakak laki-lak) dan bapak si

perempuan

� Serta memberi emas kepada kakak perempuan atau laki-laki jika ada pelangkahan

pernikahan

Setelah permintaan telah terpenuhi selanjutnya:

i. Permintaan Adat

Dalam permintaan adat ini harus dipenuhi tidak boleh dilanggar dan tidak ada tawar

menawar

� Permintaan Wali sekaligus Meminta Restu

Dalam permintaan wali calon pengantin wanita meminta secara langsung atau

diwakilkan oleh orang lain untuk meminta wali kepada bapak atau kakak laki-laki

(jika bapak sudah meninggal) dengan menyerahkan keris di sertai membawa

makanan berupa sagun dan sirih, yang mempersiapkan keris, sagun dan sirih dalam

permintaan wali adalah pihak mempelai pria. Permintaan wali ini bertujuan untuk

meminta restu kepada orang tua dan meminta sang ayah agar mau menjadi wali di

saat ijab dan qabul nanti.

Page 100: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

- Menggunakan keris karena: dahulu zaman nenek moyang di desa Jemenang,

pusaka sangat di agungkan seperti keris, pedang dan tombak, dan karena keris

lebih berteras (bernilai) sebagai pusaka.

- Membawa sirih karena: dizaman dahulu yang paling dihargai adalah pesirihan.

Pesirihan adalah bernilai penghornatan yang paling tertinggi.

- Membawa sagun karena: makanan has desa Jemenang adalah: dodol, sagun dan

lemang.

C. Pelaksanaan Pernikahan

a. Akad Nikah atau Ijab Qabul

Dalam akad nikah tidak ada yang berbeda, akad nikah dilangsungkan sesuai dengan

Rukun dan syarat nikah yaitu ada:

- Mempelai pria dan wanita

- Wali nikah

- Dua saksi

- Ijab dan qabul

Dalam syarat nikah pun dilaksanakan sesuai dengan anjuran agama Islam.

Sedangkan mas kawin yang biasanya diminta oleh mempelai perempuan adalah uang

sebesar Rp.50.000 sampai Rp.100.000 atau seperangkat alat sholat.

Pelaksanaan akad nikah dan walimah dilaksanakan di rumah mempelai pria. Pelaksanaan

akad nikah dengan di hadiri P3N dan di saksikan oleh masyarakat (tamu undangan).

b. Kawin Adam atau Perkawinan Adam

Setelah ijab qabul selesai dilanjutkan dengan Perkawinan Adam, biasanya pelaksanaan

kawin Adam ini penganti laki-laki dan pengantin perempuan sudah duduk di pelaminan

Page 101: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

dengan di saksikan para tamu undangan, keluarga dan saudara dari pihak laki-laki dan

perempuan. Adapun ritual kawin Adam adalah :

� Mata kedua penganti di tetesi air dengan ujung daun kayu belidang atau daun kayu

salah agar tidak ada perselisihan dimasa-masa yang akan datang bagi kedua pengantin

laki-laki dan perempuan.

� Jempol tangan kedua pengantin disatukan serta rambut di ubun-ubun kedua pengantin

juga disatukan dan diikat dengan dibacakan doa-doa.

� Di kepasi (di perciki) kedua pengantin dengan daun kayu balai angin atau daun kayu

belidang atau daun kayu salah dan air jeruk yang di iris-iris, agar menyatu rasa kasih

sayang antara bujang dan gadis.

� Ngais kaki dengan kaki ayam, kaki pengantin di usap-usap dengan kaki ayam jantan

dan betina yang masih hidup, dengan disaksikan pemerintah desa.

Disebut kawin Adam karena dahulu manusia yang ada di bumi hanya Nabi

Adam dan Siti Hawa dan dahulu Nabi Adam dan Siti Hawa itu belumlah seiring

sejalan (satu tujuan) kemudian turunlah wahyu melalui malaikat Jibril bahwa

nikahkanlah Adam dan Hawa kemudian dinikahkanlah Nabi Adam dan Siti Hawa

oleh malaikat Jibril atas perintah Allah tanpa adanya wali dan saksi.

Tujuan dari nikah adam adalah untuk seiring sejalan dan sah perkawinan bukan

berzina (ayam seteguran)

j. Nyuapi Hati Ayam

Setelah kawin Adam selesai orang tua kedua belah pihak menyuapi hati ayam

pada kedua pengantin laki-laki dan perempuan sebagai tanda bahwa kedua belah pihak

keluarga sangat bahagia karena telah terlaksananya hubungan dua keluarga besar.

Page 102: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Setelah selesai menyuapi hati ayah pada pengantin langsung disusul acara

sambut-menyambut, menurut kebiasaan tiga orang dari keluarga laki-laki dan dua orang

dari keluarga perempuan pengantin dirangkul dengan selendang dengan mengucapkan

“mudah-mudahan hidupnya gayuh (panjang umur), murah rizki, sambung jurai kami

(teruskaan keturunan kami)”.

k. Setelah acara makan-makan para tamu udangan memberi selamat kepada pengantin

dengan ngusap kening kedua pengantin dengan jempol yang di oles dengan air liur.

l. Balek Belanjun

Setelah acara pernikahan selesai dan para tamu sudah pulang serta rumah pun sudah di

bersihkan semua perabotan yang dapan meminjam sudah di kembalikan dan setelah

keadaan rumah mempelai pria sudah rapih kembali dilanjutkan dengan acara balek

belanjun, pengantin wanita kembali kerumah orang tuanya pengantin pria pun ikut serta

ke rumah orang tua mempelai wanita dengan diantar oleh keluarga pengantin pria ketika

balek belanjun dengan membawa: lemang, dodol, dan ayam kampung.

Setelah sampai di rumah mempelai wanita kemudian para ibu memasak membuat

nasi gemuk. Nasi gemuk di persembahkan kepada arwah-arwah leluhur keluarga

pengantin wanita bahwa cucunya telah pulang kerumah, memanggil arwah-arwah leluhur

dengan membakar kemenyan dengan di pimpin oleh tokoh adat, setelah itu nasi gemuk

tersebut dimakan bersama sekeluarga.

m. Ziarah ke Makam Leluhur

Setelah acara balek belanjun ke dua pengantin bersama keluarga mempelai wanita

serta mengajak para tetangga berziarah ke makam leluhur kelurga perempuan, dalam

ziarah ini memanggil arwah leluhur yang setingkat wali, nabi dan para ulam-ulama

Page 103: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

lainnya dan memanjatkan doa ke pada Allah SWT agar para leluhur yang belum

mendapat ketenangan di alam kubur supaya di beri ketenangan dan yang sudah di beri

kenikmatan kubur di minta agar menyampaikan doa ini ke pada Allah SWT agar dapat di

kabulkan.

n. Kawin Belarian

Jika pihak bujang kurang mampu maka bisa dengan kawin belarian yaitu bujang

membawa gadis datang ke rumah kepala desa untuk membuat surat perjanjian bujang dan

gadis tanpa membawa saudara dan para tetangga dan dikeesokan hari langsung

mengadakan akad nikah. Tetapi pada umumnya kawin belarian ini secara sembunyi-

sembunyi karena pihak bujang merasa malu.

3. Apakah pengertian mintaan pada pernikahan adat Rambang ?

Jawab:

Permintaan perempuan atau gadis kepada bujang

4. Apakah akibat hukum peminangan dalam pernikahan adar Rambang ?

Jawab :

a. Perempuan yang membatalkan pertunangan (menerima pinangan orang lain) semua

pemberian kali-laki pertama yang telah meminangnya di kembalikan tiga kali lipat.

b. Jika laki-laki yang membatalkan pertunangan (menikah atau melamar wanita lain)

keseluruhan yang telah diberikan kepada wanita pertama yang di pinangnya tidak bisa di

kembalikan lagi.

c. Wanita yang sudah di pinang tidak boleh berduaan, saling bertegur sapa, saling melihat

dari luar batas.

d. Sanksinya jika di langgar membayar uang 3 ringgit / 3,5 juta.

Page 104: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

5. Kapan dilaksanakan dan penyerahan permintaan tersebut ?

Jawab :

Mintaan di ajukan ketika kunjungan pertama ke rumah colon mempelai wanita dan mintaan

di serahkan saat pelamaran atau kunjungan ketiga ke rumah calon mempelai wanita.

6. Apa manfaat dan tujuan dari permintaan tersebut ?

Jawab:

Uang dan emas sebagai bekal kepentingan mempelai wanita nantinya.

7. Apakah permintaan merupakan suatu keharusan dalam pernikahan adat Rambang?

Jawab:

Kalau tidak mintaan pihak perempuan dan laki-laki sendiri yang akan malu jika pihak

perempuan tidak meminta. Biasanya si bujang akan memberi sesuatu yang dia mampu

kepada pihak perempuan karena menghargainya.

8. Bagaimana respon masyarakat Desa Jemenang apabila dalam pernikahan tidak ada

permintaan ?

Jawab:

Akan menimbulkan kesan jelek atau buruk, karena si perempuan akan merasa tidak ada

harganya dan si laki-laki tidak ada penghormatan.

9. Apakah ada sanksi bagi orang yang melaksanakan pernikahan tidak memenuhi prosedur

pernikahan adat Rambang ?

Jawab:

a. Akan mendapatkan mala petaka dari pendiri-pendiri adat (leluhur) seperti akan sakit atau

akan mendapat halangan kemakmuran rezeki dan lain-lain.

Page 105: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

b. Jika berbeda adat antara kedua mempelai maka menggunakan adat dimana tempat

dilaksanakan akad pernikahan.

Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Kepala KUA Kec. Rambang Dangku

1. Bagaimana pelaksanaan pernikahan adat Rambang di Desa Jemenang ?

2. Menurut bapak bentuk pelaksanaan pernikahan seperti apakah yang sesuai dengan syariat

Islam?

Page 106: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

3. Bagaimanakah pendapat bapak dengan pernikahan adat Rambang tersebut, apakah sesuai

dengan anjuran dalam pernikahan Islam ?

4. Bagaimana pendapat bapak tentang kebiasan gadis yang sudah dilamar langsung di bawa ke

rumah pihak keluarga laki-laki, kebiasaan adanya permintaan dari gadis yang di lamar, dan

dengan besarnya biaya pernikahan , serta ritual nikah Adam dalam pernikahan adat Rambang?

5. Kegiatan apa sajakah yang sudah dilakukan KUA Kec. Rambang Dangku yang berkaitan

dengan pernikahan di Desa Jemenang ?

6. Selama ini ada tidak yang bertentangan dengan syariat Islam dalam pelaksanaan pernikahan

adat Rambang ?

Hasil Wawancara dengan Kepala KUA Kec. Rambang Dangku

Narasumber : Din Malhani, SPd.I

Jabatan : Kepala KUA Kec. Rambang Dangku

Hari/Tanggal : Senin, 25Maret 2009

Pulul : 10.00-12.00

Tempat : Kantor Urusan Agama

Page 107: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

1. Bagaimana pelaksanaan pernikahan adat Rambang di Desa jemenang ?

Jawab:

Saya tidak begitu faham betul dengan pernikahan adat Rambang

2. Menurut bapak bentuk pelaksanaan pernikahan seperti apakah yang sesuai dengan syariat

Islam?

Jawab:

Pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam. Sebagai mana yang kita tahu bagai mana cara

memilih, meminang, anjuran pelaksanaan nikah ya tidak jauh-jauh dari anjuran Nabi itulah

yang terbaik kalau kita mampu dan faham (mampu artinya mampu memahami) tetapi kalau

tidak faham maka silahkan apa yang terbaik menurut mereka asalkan tidak bertentangan

dengan syariat Islam.

3. Bagaimanakah pendapat bapak dengan pernikahan adat Rambang tersebut, apakah sesuai

dengan anjuran dalam pernikahan Islam ?

Jawab:

Menurut pendapat saya pernkahan adat Rambang biasa-biasa saja

4. Bagaimana pendapat bapak tentang kebiasan gadis yang sudah dilamar langsung di bawa ke

rumah pihak keluarga laki-laki dan kebiasaan adanya permintaan dari gadis yang di lamar,

dan dengan besarnya biaya pernikahan , serta dalam ritual nikah Adam dalam pernikahan

adat Rambang ?

Jawab:

Page 108: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

- Mengenai wanita yang sudah dilamar langsung di bawa kerumah kelurga laki-laki,

menurut saya silahkan saja tetapi kalau itu menimbulkan berakibat negatif maka kita juga

tidak setuju. Tetapi kalau tujuannya itu bersifat positif kita setuju seperti untuk

mengamankan perempuan agar fokus menuju pernikahan dan siwanita di rumah pria di

jaga ketat atau dipelihara. Dengan dibawanya calon pengantin wanita ke rumah calon

pengantin pria juga termasuk pra pernikahan, pra memaklumi keluarga laki-laki atau

perkenalan dengan keluarga laki-laki .

- Mengenai besarnya biaya pernikahan dan adanya permintaan dari gadis yang dilamar

menurut saya kalaupun membutuhkan waktu dan biaya yang banyak tetapi jika memang

itu sesuai dengan kesepakatan maka itu tidak ada masalah, kalau punya biaya ya silahkan

kalau tidak punya biaya silahkan sempunya.

- Memercikan air dengan daun pada pengantin (nikah Adam) itu jika hanyalah sebagai

lambang agar dapat menyatu rasa cinta kasih mereka tidak apa-apa tetapi kalau

tujuannya untuk mengusir roh halus maka saya tidak setuju.

- Selama itu tidak menjadi masalah dengan lingkungan (masyarakat) yang bersangkutan

dan tokoh agama setempat boleh-boleh saja, ya berarti tidak ada masalah. Karena pada

dasarnya adat juga bertujuan baik, kalau masih berjalan sesuai adat ya silahkan saja

kecuali kalau adanya pemanfaatan adat dengan penyimpangan adat saya tidak setuju,yang

penting dalam Iajab dan Qabul rukun dan syarat pernikahan tetap satu sesuai peraturann

Islam dan peraturan pemerintah.

5. Kegiatan apa sajakah yang sudah dilakukan KUA Kec. Rambang Dangku yang berkaitan

dengan pernikahan di Desa Jemenang ?

Jawab:

Page 109: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

- Kita KUA tidak begitu jauh mengatur tentang hal itu kami hanya membina kalau ada adat

yang bertentangan dengan agama dan peraturan pemerintah kita tegur kita bina dan kita

luruskan.

- Kami mempunyai tujuh penyuluh agama honorer, penyuluh agama honorer ini akan kami

turunkan jika diperlukan dari masyarakat dan ini pun bukan mengenai pernikahan,

penyuluh agama honorer ini jenis tenaga fungsional dalam hal pernikahan kami KUA

mempunyai tangan kanan pada setiap desa yaitu P3N dan P3N lah yang bertugas

mengurusi dalam pelaksanaan pernikahan, dan saya sebagai kepala KUA bertugas

memonitor kerjanya P3N.

- Adapun yang kita sosialisasikan adalah seperti bagaimana batas umur nikah, bagaimana

caranya berumah tangga yang baik.

- Serta melalui tokoh agama dan tokoh adat (tokoh masyarakat) dengan cara kita rangkul

kita dekati kalau ada yang bertentangan maka kita turun untuk meluruskannya, dengan

cara tokoh adatnya terlebih dahulu kita panggil.

6. Selama ini ada tidak yang bertentangan dengan syariat Islam dalam pelaksanaan pernikahan

adat Rambang ?

- Memang dalam sunah Nabi pernikahan tidak seperti itu dan kalau bertentangan dengan

sunah Nabi memang iya akan tetapi bukan berarti dikatakan haram dalam pernikahan

adat Rambang ini hanya mungkin tidak mendapatkan kesunahan atau hikmah-hikmah

Nabi, tetapi kalau sampai dikatakan bertentangan dengan Al-Qur’an itu belum terjadi.

- Selama ini dalam pernikahan adat Rambang tidak ada yang bertentangan dengan syariat

Islam dan peraturan pemerintah.

Page 110: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

- Dan masih sesuai dengan adat masing-masing. Tetapi dengan catatan adat tidak dapat

mengalahkan agama sekalipun teguh dengan adat tetap adat tidak dapat mengalahkan

agama dan apabila adat menimbulkan berakibat buruk maka harus di hilangkan.

Daftar Pertaanyaan Wawancara dengan P3N Desa Jemenang

1. Seberapa besarkah prosentase penganut agama Islam dan apa saja kegiatan keagamaan yang

ada pada masyarakat Desa Jemenang ?

2. Apakah masyarakat Desa Jemenang sangat menjunjung tinggi adat atau tradisi ?

3. Seperti apakah pelaksanaan pernikahan adat Rambang di Desa Jemenang ?

4. Apakah pengertian mintaan pada pernikahan adat Rambang ?

5. Kapan dilaksanakan dan penyerahan mintaan tersebut ?

6. Apakah mintaan merupakan suatu keharusan dalam pernikahan di Desa Jemenang?

7. Menurut bapak apakah akibat hukum peminangan ?

8. Apa sajakah tugas P3N ?

9. Menurut bapak bentuk pelaksanaan pernikahan seperti apakah yang sesuai dengan hukum

Islam?

10. Bagaimanakah pendapat bapak dengan pernikahan adat Rambang tersebut, apakah sesuai

dengan anjuran dalam pernikahan Islam ?

Page 111: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Hasil Wawancara dengan P3N Desa Jemenang kec. Rambang Dangku

Narasumber : Rusomad Nadam

Jabatan : P3N

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Maret 2009

Pulul : 11.00-13.30

Tempat : Di Rumah Bapak Rusomad Nadam

1. Seberapa besarkah persentase penganut agama Islam dan apa saja kegiatan keagamaan yang

ada pada masyarakat Desa Jemenang ?

Jawab:

Penduduk asli desa Jemenang 100% menganut agama Islam, akan tetapi ada yang beragama

Kristen tetapi itu semua adalah pendatang bukan penduduk asli desa Jemenang.

Kegiatan keagamaan ada pengajian ibu-ibu, pengajian anak-anak di masjid-masjid dan

musholah.

2. Apakah masyarakat Desa Jemenang sangat menjunjung tinggi adat atau tradisi ?

Jawab:

Ya, masih sangat kuat dengan adat atau tradisi

3. Seperti apakah pelaksanaan pernikahan adat Rambang di Desa Jemenang ?

Jawab:

a. Melamar

Page 112: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Ada permintaan gadis seperti: uang, emas, besi berupa keris. Jika ada pelangkah maka

memberi emas setengah suku.

Wanita yang telah dilamar di bawa ke rumah laki-laki tujuannya untuk memperkenalkan

pada keluarga laki-laki yang tidak ikut pada acara pelamaran. Ketika sampai di rumah

mempelai laki-laki calon pengantin laki-laki dan perempuan dibawa kedapur dan kaki

keduanya di siram air di atas dapur kayu atau kompor supaya rukun damai dan keselamatan

b. Minta Wali

Calon mempelai wanita minta wali (minta dinikahkan) dan sekaligus minta restu pada

orang tua laki-lakinya.

c. Akad Nikah atau Ijab Qabul

Akad nikah atau ijab qabul di laksanakan di rumah mempelai laki-laki

d. Balik Balanjun

Setelah tiga malam di rumah mempelai kaki-laki, keluarga laki-laki membuat dodol dan

lemang di bawa kerumah keluarga perempuan. Pengantin menginap di rumah mempelai

perempuan satu malam setelah itu kembali ke rumah mempelai laki-laki kembali.

Tujuannya adalah pamit kepada keluarga perempuan dodol dan lemang sebagai ucapan

terima kasih. Tetapi kalau perempuan tidak mempunyai kakak atau adik laki-laki maka

pengantin akan diminta untuk tinggal di tempat keluarga perempuan.

4. Apakah pengertian mintaan pada pernikahan adat Rambang ?

Jawab :

permintaan gadis kepada bujang (mempelai wanita kepada mempelai pria)

5. Kapan dilaksanakan dan penyerahan mintaan tersebut ?

Jawab:

Page 113: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Mintaan di ajukan ketika lamaran dan diserahkan ketika akad nikah. mintaan ini wajar saja

karena tidak bertentangan dengan Islam selagi si bujang itu mampu.

6. Apakah mintaan merupakan suatu keharusan dalam pernikahan di Desa Jemenang?

Jawab:

Mintaan harus ada dalam pernikahan ada Rambang

7. Menurut bapak apakah akibat hukum peminangan ?

Jawab:

Kalau dalam pernikahan adat Rambang:

� Kalau calon mempelai wanita yang membataklan pertunangan maka ia harus

mengembalikan tiga kali lipat dari semua pemberian calon mempelai pria.

� Jika sebaliknya, calon mempelai pria yang membetalkan pertunangan maka semua

pemberian yang telah di berikan kepada calon mempelai wanita tidak dapat di ambil

kembali.

� Dilarang berduaan karena sebelum akad nikah masih di awasi oleh keluarga

� Kalau siang hari di perbolehkan bertemu atau berbincang-bincang jika malam hari tidak

boleh.

8. Apa sajakah tugas P3N ?

Jawab:

� Pencatatan pernikahan dan

� Melayani orang yang hendak menggugat cerai

� Mengantar orang yang meminta antar ke pengadilan agama yang hendak bercerai setelah

melalui penasehatan di Kantor Urusan Agama

Page 114: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

9. Menurut bapak bentuk pelaksanaan pernikahan seperti apakah yang sesuai dengan hukum

Islam?

Jawab:

� Harus ada dua orang yang akan di nikahkan (laki-laki dan perempuan)

� Wali

� Dua orang saksi

� Ijab dan qabul

� Petugas pencatatan pernikahan

� Walimatul ‘urs

10. Bagaimanakah pendapat bapak dengan pernikahan adat Rambang tersebut, apakah sesuai

dengan anjuran dalam pernikahan Islam ?

Jawab:

Sesuai. Karena adat Rambang tidak mempersulit tergantung kemampuan si bujang atas

musyawarah dengan si gadis.

Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Tokoh Agama Desa Jemenang

1. Seberapa besarkah prosentase penganut agama Islam dan apa saja kegiatan keagamaan pada

masyarakat Desa Jemenang ?

Page 115: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

2. Apakah masyarakat Desa Jemenang sangat menjunjung tinggi adat atau tradisi ?

3. Bagaimana pelaksanaan pernikahan adat Rambang di Desa Jemenang ?

4. Apakah pengertian mintaan pada pernikahan adat Rambang ?

5. Kapan dilaksanakan dan penyerahan mintaan tersebut ?

6. Apakah mintaan merupakan suatu keharusan dalam pernikahan di Desa Jemenang?

7. Menurut bapak apakah akibat hukum peminangan ?

8. Menurut bapak bentuk pelaksanaan pernikahan seperti apakah yang sesuai dengan hukum

Islam?

9. Bagaimana pendapat ibu dengan pernikahan adat Rambang tersebut, apakah sesuai dengan

anjuran dalam pernikahan Islam ?

Hasil Wawancara dengan Tokoh Agama Desa Jemenang kec. Rambang Dangku

Narasumber : Ahmad Syauq, S.HI

Jabatan : Tokoh Agama

Hari/Tanggal : Senin, 25 Maret 2009

Pulul : 14.00-16.00

Tempat : Di Rumah Bapak Ahmad Syauq, S.HI

Page 116: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

1. Seberapa besarkah persentase penganut agama Islam dan apa saja kegiatan keagamaan pada

masyarakat Desa Jemenang ?

Jawab:

� Penduduk Jemenang mayoritas beragama Islam 99%

� Ada pengajian TPA, Ibu-ibu, dan yang akan dirintis adalah pengajian bapak-bapak.

2. Apakah masyarakat Desa Jemenang sangat menjunjung tinggi adat atau tradisi ?

Jawab:

Ya penduduk desa Jemenang masih sangat menjunjung tinggi adat mereka.

3. Bagaimana pelaksanaan pernikahan adat Rambang di Desa Jemenang ?

Jawab:

� Lamaran, setelah melamar calon pengantin wanita langsung di bawa kerumah mempelai

pria tujuannya yaitu tanda bahwa lamaran di terima, tetapi si perempuan di temani teman

perempuan dari pihak keluarga perempuan selama satu sampai dua minggu.

Jika calon mempelai wanita membatalkan pertunangan maka akan mendapat sanksi

mengembalikan dua kali lipat semua pemberian calon mempelai laki-laki

Apabila sebaliknya calon mempelai pria yang membatalkan pertunangan maka semua

pemberian yang di berikan kepada calon mempelai wanita tidak dapat di ambil kembali.

� Minta wali, sebelum akad nikah ada acara minta wali calon pengatin wanita minta wali

sekaligus minta restu dengan mempersembahkan sebuah keris kepada bapak atau kakak

laki-laki jika bapaknya sudah meninggal dunia

� Dalam akad nikah sama saja dengan daerah lain (sesuai dengan Islam)

Page 117: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

� Kauman atau tukar selendang setelah prosesi akad nikah dan memercikkan air pada kedua

mempelai.

4. Apakah pengertian mintaan pada pernikahan adat Rambang ?

Jawab:

Sesuatu yang di harapkan calon seorang istri kepada calon suaminya

5. Kapan dilaksanakan dan penyerahan mintaan tersebut ?

Jawab:

Saya kurang tahu kapan permintaannya di ajukan tetapi saat pelamaran itu barang-barang

yang di minta calon mampelai wanita sudah dibawa semuanya kemudian calon mempelai

wanita ditanya apakah benar ini yang kamu minta dan calon mempelai laki-laki juga ditanya

apakah benar ini yang diminta oleh calon mempelai wanita maka jika semuanya sudah benar

maka langsng di serahkan.

6. Apakah mintaan merupakan suatu keharusan dalam pernikahan di Desa Jemenang?

Jawab:

Tidak harus karena ada yang tidak meminta

7. Menurut bapak apakah akibat hukum peminangan ?

Jawab:

� Dalam adat Rambang wanita yang telah di lamar boleh di bawa ke rumah mempelai kali-

laki menurut saya itu sudah seperti lima puluh persen halal sedangkan

� Sedangkan dalam Islam melarangnya, wanita yang telah di pinang belum boleh di bawa ke

rumah pihak laki-laki.

8. Menurut bapak bentuk pelaksanaan pernikahan seperti apakah yang sesuai dengan hukum

Islam?

Page 118: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Jawab:

Dalam Islam itu simpel dalam pernikahan harus ada:

- Ijab dan qabul

- Kedua mempelai

- wali

- Saksi

- Mahar

9. Bagaimanakah pendapat bapak dengan pernikahan adat Rambang tersebut, apakah sesuai

dengan anjuran dalam pernikahan Islam ?

Jawab:

� Dari suatu prosesi akad nikah sesuai

� Tetapi prosesi setelah lamaran dan besarnya permintaan perempuan dari pada mahar.

� Terlalu mudah memberi mahar sehingga terkesan bahwa wanita itu kurang barharga karena

mahar itu seharusnya yang paling berharga dan bermanfaat.

Page 119: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Tokoh Agama Desa Jemenang

1. Seberapa besarkah prosentase penganut agama Islam dan apa saja kegiatan keagamaan pada

masyarakat Desa Jemenang ?

2. Apakah masyarakat Desa Jemenang sangat menjunjung tinggi adat atau tradisi ?

3. Bagaimana pelaksanaan pernikahan adat Rambang di Desa Jemenang ?

4. Apakah pengertian mintaan pada pernikahan adat Rambang ?

5. Kapan dilaksanakan dan penyerahan mintaan tersebut ?

6. Apakah mintaan merupakan suatu keharusan dalam pernikahan di Desa Jemenang?

7. Menurut ibu apakah akibat hukum peminangan ?

8. Menurut ibu bentuk pelaksanaan pernikahan seperti apakah yang sesuai dengan hukum

Islam?

9. Bagaimana pendapat ibu dengan pernikahan adat Rambang tersebut, apakah sesuai dengan

anjuran dalam pernikahan Islam ?

Page 120: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Hasil Wawancara dengan tokoh agama Desa Jemenang kec. Rambang Dangku

Narasumber : Lasmi, S.Th.I

Jabatan : Tokoh Agama

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Maret 2009

Pulul : 11.00-12.20

Tempat : Di Rumah Ibu Lasmi, S.Th.I

1. Seberapa besarkah persentase penganut agama Islam dan apa saja kegiatan keagamaan pada

masyarakat Desa Jemenang ?

Jawab:

Masyarakat desa Jemenang 85% beragama islam dan 15% beragama Kristen.

Kegiatan keagamaan yaitu: pengajian ibu-ibu, pengajian remaja, dan pengajian anak-anak

2. Apakah masyarakat Desa Jemenang sangat menjunjung tinggi adat atau tradisi ?

Jawab:

Ya masih kuat sekali memegang adatnya

3. Bagaimana pelaksanaan pernikahan adat Rambang di Desa Jemenang ?

Jawab:

a. Pelamaran

Dalam pelamaran ada mintaan yaitu berupa besi kalau ada laki-laki bapak atau kakak/ adik

laki-laki serta keris tersebut untuk permintaan wali, dan uang serta emas.

Sedangkan maskawinnya atara Rp. 10.000-1.000.000 tatapi keumumannya Rp. 50.000

Page 121: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Apabila calon mempelai wanita menerima pinangan orang lain (membatalkan

pertunangan) maka semua pemberian calin mempelai laki-laki di kembalikan 2 kali lipat.

Dan apabila sebaliknya calon mempelai laki-laki yang membetalkan pertunangan maka

semua pemberian yang di berikan kepada calon mempelai wanita maka tidak dapat di

kembalikan.

b. Si perempuan dibawa kerumah laki-laki

Setelah pelamaran calon pengantin wanita langsung di bawa ke rumah mempelai laki-laki

selama maksimal satu minggu dengan alasan untuk memperkenalkan kepada keluarganya

dan merupakan suatu kebahagaiaan kepada keluarga laki-laki calon pengantin wanita

tersebut dengan di temani sorang wanita dari pihak perempuan.

c. Akad nikah atau ijab qabul

Dalam ijad qabul sama, (sesuai dengan anjuran islam).

4. Apakah pengertian mintaan pada pernikahan adat Rambang ?

Jawab:

Suatu penghargaan terhadap perempuan.

5. Kapan dilaksanakan dan penyerahan mintaan tersebut ?

Jawab:

Mintaan di ajukan ketika lamaran dan di serahkan ketika ijab qabul.

6. Apakah mintaan merupakan suatu keharusan dalam pernikahan di Desa Jemenang?

Jawab:

Harus ada minataan

7. Menurut ibu apakah akibat hukum peminangan ?

Jawab:

Page 122: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada

Wanita yang sudah di pinang tidak boleh di bawa ke rumah calon mempelai laki-laki selama

masih dalam peminangan

8. Menurut ibu bentuk pelaksanaan pernikahan seperti apakah yang sesuai dengan hukum Islam?

Jawab:

Si laki-laki datang ke rumah perempuan untuk meminang di jadikan istrinya, dengan adanya

kesepakatan atau musyawarah dari ke dua belah pihak keluarga terutama calon mempelai

perempuan.

� Sebelum akad si laki-laki dan perempuan di pisah dulu

� Setelah akad baru di pertemukan ke dua pengantinnya

� Resepsi adalah memberi tahu pada masyarakat bahwa anaknya sudah menikah dengan

suatu resepsi pernikahan agar tidak terjadi fitnah.

9. Bagaimana pendapat ibu dengan pernikahan adat Rambang tersebut, apakah sesuai dengan

anjuran dalam pernikahan Islam ?

Jawab:

Dalam pernikahan adat rambang yang tidak sesuai adalah:

� Sedekah-sedekah yang memanggil dukun

� Pemberian maskawin yang sepetinya kurang sesuai.

Page 123: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8670/...PELAKSANAAN PERNIKAHAN ADAT RAMBANG PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Adat Rambang Pada