skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Fanny Sagita Prianti
NIM: 1110016100013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LE,\I IJ.\ I,( I,I,.NCITSAI IAN l., Il l\I, I [{ I] I N G S t( It I I,SI
Sli.ipsi l arrg bcr-irrclLtl I'cttgrtrttlt Pcrrrlckatlrrr f,ilrgr<rrgil, 1'errrarrrp tlasii Be rrr.jar Sisrr aI',ltrllt J(ottscp Kcaltcrl<al'agarrriu Iluvati (Kuasi Elisllcr-irncrr di Sl\IA Negcri lciorr,,rs13ogor) disLtsLttt.le:lr Iirtntt) Srgite Pria,ti, NIr\4 il r00r6r000i3. pr-ograrr stLrdiperdiclika,Biologi' Jr-rt-Lrsarl Penciidil<arl llrrlLt Pc,getahua, Ararn, IrakLrltas IIrnu Tarbil,ah cian I(egLrruan.Uirit'ersita-s Islarrl Nege.i S]',a.if HiclaYatLrllah Jakarla. Telah nrelalLri bimbingan dan dinyarakansah.seba_eai liar_r,a ilntiah vang berhal. LrntLrk diLriikan pacJa sicJang rlrrnaclasah sesLrailterenlLran-r ang ditetalllian ()le h thliulras
Jakarta、 170k10bcr 2016
Yang mengesahkan:
Pcinlbi11lbil18 1
NIP.19681228 200oo3 1 o03
Pentbinrbing ll
NIP.1980051620071020ol
LEルIBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAⅡ
Skripsi bettudul Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekitar terhadap Hasil Belttar SiSWa
pada Konsep Keanekaragalnan Hayati disusun 。lch Fanny Sagita Prianti llINII
H10016100013,dittukan kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Keguruan(FIT]聡 UniVersitas
lslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyttakan lulus dalam Чian Mmaqasah
pada tangga1 23 januari 2017 dihadapan dewan penguJi.Karena itu,penulis berhak memperoleh
gclar SarJana S l(S.Pd)dalam bidang Pendidikan Bio10gi.
Ciputat, 2 1 Februari 2017
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
食
"‐
2‐■
る・2 F%11
1-o - 2-2o17
Tanda'fangan
Ketua Panitia(Ketua」urusan/Prodi Pcndidikan Biologi)
Dr.Yanti Herlantin Nl.Pd
NIP.197101192008012010
興
Dr.Yanti Herlanti,M.Pd
NIP.197101192008012010
PenguJl II
Yllke Mardiati.M.Si.
NIP.197601172007012013
(d-'*9'.
Mengetahui:
Dekan Fakul Ilmu Tarbiyah dan
NIP 1955041
KEMENTER:AN AGAMAUIN JAKARTAF:TK」l′「
H」″anda Ⅳ0 95 Clpυ la′ ′5イ ア2′nめ nesla
FORM(FR)
No.Dokumen : FITK‐ FR‐AKD-089
Tg! 丁erbit i l Maret 2010
No. Revisi: : 01
Ha
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRl
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Fanny Sagita Prianti
TempatlTgl.Lahir : Bogor, 14 Desember 1992
NIM i1110016100013
Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA/Biologi
Judul Skripsi ; Pengaruh Pemanfaatan Pendekatan Lingkungan Sekitar
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Keanekaragaman Hayati
Dosen Pembimbing :1,Dr.SttiyO Miranto,M.Pd
2.NIciry Fadilah Noor,M.Si
dengan ini menyatakan bahwa skipsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,Mahasiswa Ybs.
NIⅣl.11100
i
ABSTRAK
FANNY SAGITA PRIANTI. Pengaruh Pendekatan Lingkungan TerhadapHasil Belajar Siswa Pada Konsep Keanekaragaman Hayati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PendekatanLingkungan dengan menggunakan metode kuantitatif (Quase Eksperiment)Terhadap Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015sampai dengan Februari 2015 di SMA Negeri 1 Ciomas Bogor, dengan sampel 62siswa kelas X, yang diambil dari 2 kelas yang berbeda. Kelas pertama menjadi kelaseksperimen yang diberi perlakuan dengan pembelajaran pendekatan lingkungandan kelas kedua menjadi kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramahsaja. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes pilihan ganda 5dengan alternatif jawaban sebanyak 35 soal. Hasil penelitian ini didapatkanperbedaan antara rata-rata kelas eksperimen 51.3 dan kelas control 41. Dari hasilperhitungan uji “t” ( α= 0.05) didapatkan nilai thitung(8.641) > ttabel (1.671). Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan lingkungan memberikan pengaruhyang signifikan terhadap hasil belajar konsep keanekaragaman hayati.
Kata kunci: pendekatan lingkungan, hasil belajar.
ii
ABSTRACT
FANNY SAGITA PRIANTI. Effect of Environmental Approaches TowardLearning Outcomes On the Concept of Biodiversity.
This study aimed to determine the Learning Outcomes of Environmentalapproach using quantitative methods (Quase Experiment) Against Student Result.This study was conducted in January 2015 until February 2015 in SMA Negeri 1Bogor Ciomas, with a sample of 62 students of class X are taken from two differentclasses. The first class to be a class experiment treated with a learning approach tothe environment and a second class that only use the lecture method. The researchinstrument used was 5 multiple-choice test instrument with alternative answers of35 questions.The results of this study is the difference between the average grade experiment51.3 and grade control 41. From the calculation results 't' test (α = 0.05), obtainedtcount (8641)> ttable (1.671). It can be concluded that the environmental approach hassignificant impact on learning outcomes of the concept of biodiversity
Keywords: environmental approach, learning outcomes.
iii
KATA PENGANTAR
bismillahirrahmannirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat, karunia dan Hidayah-Nya,
sehinnga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Konsep Keanekaragaman Hayati” dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S,Pd) pada jenjang Strata I (S1)
di Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Atas terselesaikannya skripsi penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti. M.Sc, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yanti Herlanti, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Sujiyo Miranto, M.Pd dan Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, selaku
pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan,
motivasi, dan bimbingan kepada penulis dengan penuh kesabaran sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Rohman, selaku guru biologi Sekolah SMA Negeri 1 Ciomas Bogor,
beserta dewan guru dan staf yang telah bersedia bekerja sama dan memberi
kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian ini.
iv
6. Ibunda Harnengsih dan Ayahanda tercinta Hendra Priatna yang selalu
memberikan doa dan dukungan secara moril maupun materil dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Suamiku Zainul Mukhlisin yang tak pernah henti dan lelah dalam
memberikan semangat, doa dan dukungan
8. Adikku Bestari Indah Prianti dan Hasna Afifah Prianti, yang turut
memberikan semangat dan dukungan.
9. Sahabatku tersayang Santi Meutia, Ninis Milatina, Anisa, dan Latifa
Nurrachman yang memberikan semangat dan doa bagi kesuksesan kita.
10. Semua pihak yang telah membantu yang tak bisa penulis sebutkan satu
persatu, dari lubuk hati yang paling dalam saya ucapkan terimakasih atas
dukungan dan doanya. Semoga Allah membalas semua kebaikan merekan
dengan balasan yang lebih baik.
Dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnnya mahasiswa Program
Studi pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Januari 2017
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................................5
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................6
D. Perumusan Masalah ....................................................................................6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS ....................................8
A. Teori Belajar.................................................................................................8
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa .......................................9
C. Deskripsi Teori Pembelajaran Pendekatan Lingkungan ..............................9
D. Deskripsi Teori Hasil Belajar.....................................................................17
E. Konsep Keanekaragaman Hayati ...............................................................26
F. Hasil Kajian Pustaka yang Relevan ..........................................................29
G. Kerangka Berpikir ......................................................................................32
H. Hipotesis Penelitian ...................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................35
A. Tempat dan Waktu Penrlitian ...................................................................35
B. Metode dan Desain Penelitian....................................................................35
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................................36
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................36
vi
E. Instrumen Penelitian ..................................................................................36
1. Kisi kisi Instrumen ...............................................................................36
2. Kalibrasi Instrumen..............................................................................37
a. Validitas ........................................................................................37
b. Reliabilitas ....................................................................................38
c. Daya Pembeda ...............................................................................38
d. Taraf Kesukaran ............................................................................39
F. Teknik Analisis Data .................................................................................40
a. Uji Normalitas .....................................................................................40
b. Uji Homogenitas .................................................................................41
c. Uji Peningkatan Hasil Belajar (N-gain) ...............................................42
d. Uji Hipotesis .......................................................................................42
e. Hipotesis Statistik ................................................................................43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................45
A. Hasil Penelitian ........................................................................................45
1. Perbandingan Hasil Pretest ...................................................................45
2. Perbandingan Hasil Postest ..................................................................46
3. Hasil Uji N-gain ...................................................................................47
4. Hasil Observasi guru dan siswa.............................................................48
B. Pengujian Syarat Pengambilan Sampel ....................................................51
1. Normalitas ............................................................................................51
2. Homogenitas ..........................................................................................52
3. Pengujian Hipotesis Sampel ..................................................................52
C. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................................53
1. Normalitas ............................................................................................53
2. Homogenitas ..........................................................................................55
3. Pengujian Hipotesis Sampel ..................................................................55
D. Pembahasan .............................................................................................57
BAB V PENUTUP ...............................................................................................60
vii
A. Kesimpulan.....................................................................................................60
B. Saran ..............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................61
LAMPIRAN...........................................................................................................65
viii
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Rancangan Penelitian Pendekatan Lingkungan................................45
TABEL 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...45
TABEL 4.2 Perbandingan Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...46
TABEL 4.3 Hasil Observasi terhadap Guru .........................................................48
TABEL 4.4 Hasil Observasi terhadap Siswa ........................................................49
TABEL 4.5 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen.................................51
TABEL 4.6 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol .......................................51
TABEL 4.7 Data Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .........52
TABEL 4.8 Data Uji Hipotesis Postest Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................53
TABEL 4.9 Data Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol .......................................54
TABEL 4.10 Data Uji Homogenitas Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................54
TABEL 4.11 Uji Hipotesis Penelitian Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................55
TABEL 4.12 Uji Hipotesis Penelitian Postest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ...................................................................................................................56
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Validitas .....................................65
Lampiran 2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..........................................................67
Lampiran 3 Pengenalan LKS ...............................................................................93
Rekap Analisis Butir Soal Eksperimen ............................................97
Lampiran 4 Rekap Analisis Butir Soal Kontrol .................................................106
Lampiran 5 RPP Kelas Eksperimen 1 ................................................................115
Lampiran 6 RPP Kelas Kontrol..........................................................................134
Lampiran 7 LKS Eksperimen.............................................................................152
Lampiran 8 Rubrik LKS Eksperimen.................................................................166
Lampiran 9 LKS Kontrol ...................................................................................171
Lampiran 10 Rubrik LKS Kontrol .....................................................................181
Lampiran 11 Lembar Aktivitas Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pendekatan Lingkungan .......................................................................................186
Lampiran 12 Lembar Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Pendekatan Lingkungan .......................................................................................188
Lampiran 13 Hasil Observasi terhadap Guru .....................................................190
Lampiran 14 Skor Pretest Postest Kelas Eksperimen ........................................192
Lampiran 15 Skor Pretest Postest Kelas Kontrol ...............................................193
Lampiran 16 Skor LKS Pendekatan Lingkungan Kelas Eksperimen ................194
Lampiran 17 Skor LKS Pendekatan Lingkungan Kelas Kontrol .......................195
Lampiran 18 Langkah-langkah menghitung Normalitas dengan Liliefors .......196
x
Lampiran 19 Perhitungan Uji Normalitas (uji Liliefors) Data Pretest Siswa Kelas
Eksperimen...........................................................................................................197
Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas (uji Liliefors) Data Pretest Siswa
Kelas Kontrol .......................................................................................................199
Lampiran 21 Uji Homogenitas Data ..................................................................201
Lampiran 22 Uji Hipotesis Pretest .....................................................................203
Lampiran 23 Uji Normalitas (Liliefors) Data Postest Siswa Kelas
Eksperimen...........................................................................................................204
Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas (Liliefors) Data Postest Siswa Kelas
Kontrol .................................................................................................................206
Lampiran 25 Uji Homogenitas Data ..................................................................208
Lampiran 26 Perhitungan Uji Hipotesis Postest ................................................210
Lampiran 27 Uji N-Gain Kelas Eksperimen ......................................................211
Lampiran 28 Uji N-Gain Kelas Kontrol.............................................................212
Lampiran 29 Dokumen Foto Penelitian .............................................................213
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah masalah penting saat ini, yang menuntut
guru agar aktif dan kreatif dalam setiap bangsa lebih-lebih bagi bangsa yang
sedang membangun, dan pendidikan itu merupakan kerja bersama yang tidak
pernah selesai.1 Fokus kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi pendidik
dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun
dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para
pendidik disamping menguasai bahan atau materi ajar, tentu perlu juga
mengetahui bagaimana cara materi ajar itu disampaikan dan bagaimana pula
karakteristik peserta didik yang menerima materi pelajaran tersebut.
Pemilihan pendekatan, metode, teknik dan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan kurikulum serta potensi
siswa merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.
Ketepatan pemilihan sebuah metode akan berpengaruh terhadap hasil belajar dan
keberhasilan siswa tersebut dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah lingkungan, lingkungan ini
dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial. 2
Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan
sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses
interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah
laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada
1 Roestiyah, N.K., Masalah-masalah Ilmu Keguruan, cetakan kedua, (Jakarta: Bina Aksara,1986), h. VI
2 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,2005) Cet. 2, h. 103
2
lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa
fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar
mengajar.3.
Menurut I Made Alit M, Jenins & Whitefield, Conant menyatakan,“Sains
merupakan rangkaian konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan
dan dikembangkan dari hasil eksperimentasi atau observasi yang sesuai untuk
eksperimentasi atau observasi berikutnya. Proses pembelajaran IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah”.4
Mata pelajaran biologi, merupakan sebuah ilmu yang mempelajari objek
dan persoalan gejala alam yang dapat menjadikan lingkungan sekitar sebagai
alternatif lain untuk menyiasati keterbatasan ruang kelas. Namun dalam praktik
pengajaran selama ini, kebanyakan guru sudah merasa cukup dengan
pembelajaran di dalam kelas. Ruangan kelas selama ini memang merupakan salah
satu unsur sarana pendidikan yang harus dipenuhi. Apalagi jika model
pembelajaran menggunakan multimedia, ketergantungan akan ruang kelas
sangatlah besar
Pada konsep keanekaragaman hayati, tatkala guru menjadi pusat kegiatan
pengajaran, sebagian besar guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada
siswa tanpa mengaitkan dengan lingkungan anak dan kurang menggali serta
mengaitkan pengetahuan yang telah dimiliki anak yang berasal dari lingkungan
dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari siswa di
sekolah, selain itu pengajaran IPA khususnya biologi di sekolah kurang dikaitkan
dengan isu sosial yang ada di lingkungan masyarakat siswa. Padahal,
pembelajaran dengan menggunakan penglihatan, mengatakan dan mengerjakan
sangatlah mempengaruhi hasil belajar siswa, tentu sangat berbeda hasilnya apabila
hanya dilakukan pembelajaran dengan membaca dan mendengar saja. Dengan
3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 194.4 Zulfiani, dkk,. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 46
3
demikian, hal yang wajar apabila pengajaran biologi di sekolah semata-mata
hanya dianggap berorientasi kepada tuntuan kurikulum yang telah tersedia di
dalam buku teks, sehingga materi pembelajaran biologi diraskan sebagai beban
yag harus diingat, dihafal, difahami, dan tidak dirasakan kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga dibutuhkan sebuah penedekatan pembelajaran
yang memberdayakan secara optimal dari seluruh indera siswa dalam belajar.
Salah satu jenis pendekatan pembelajaran yang lebih memberikan
pengalaman langsung serta memahami alam sekitar secara ilmiah dan melibatkan
seluruh indrera anak adalah pendekatan lingkungan hal ini dinilai oleh banyak
pendidik karena kemampuannya untuk meningkatkan minat dan meningkatkan
informasi yang sedang diajarkan di dalam kelas. Lingkungan adalah cara yang
baik untuk membahas suatu konsep. Jenis pendekatan ini dapat digunakan untuk
memperkenalkan sebuah objek yang akan dibahas di kelas, dan memperkuat
materi yang diajarkan di kelas. Selain itu pendekatan ini dapat memberikan titik
relevansi dengan menunjukkan bagaimana sumber belajar dapat digunakan dalam
dunia nyata oleh siswa.
Pembelajaran berbasis alam sebetulnya dapat secara fleksibel dilakukan,
yaitu dengan memanfaatkan lingkungan sekitar siswa yang terdekat. Seorang guru
dituntut kemampuannya dalam memilih dan mempergunakan sumber belajar serta
menggali sumber belajar tersebut sebanyak mungkin dari lingkungan sekitar, di
mana siswa tersebut tinggal. Selain itu seorang guru juga dituntut kemampuannya
untuk bisa memilih dan memanipulasi dengan cermat dan bijak berbagai obyek
biologi yang ada di lingkungan sekitarnya agar dapat digunakan sebagai sumber
belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Neumeier menyatakan bahwa tidak ada rumus sederhana untukmembangun lingkungan belajar yang baik. Titik yang perlu dipertimbangkanadalah untuk menemukan kombinasi dari metode yang paling efektif danmemadai sesuai dengan konten dan tujuan individu belajar. Yang penting
4
adalah untuk tidak memilih metode terbaru sesuai dengan metode tradisionaltetapi untuk menciptakan lingkungan belajar yang berfungsi secara utuh.5
Cara yang digunakan dalam pendekatan lingkungan adalah dengan
meningkatkan konsep dan memotivasi siswa agar ingin mempelajari sebuah
materi pelajaran lebih lanjut. Hal ini menjadi tugas bagi guru untuk membuat
kerjasama kepada satu sama lain. Membentuk kerjasama dapat menguntungkan
bagi siswa jika guru memiliki tujuan bersama, komunikasi yang baik, memberi
dan mengambil hubungan serta memberikan koordinasi lebih besar antara
pembelajaran di kelas dan pengalaman di luar kelas.6
Pendekatan ini mampu menerapkan pengetahuan mereka di berbagai
tantangan, belajar di luar kelas membangun jembatan antara teori dan realitas,
sekolah dan masyarakat, kaum muda dan masa depan mereka. Kualitas
pengalaman belajar dalam situasi nyata memiliki kapasitas untuk meningkatkan
prestasi di berbagai mata pelajaran dan untuk mengembangkan keterampilan
pribadi dan sosial yang lebih baik.
Pemanfaatan lingkungan untuk pengajaran biologi memiliki keuntungan
yang praktis dan ekonomis. Praktis karena mudah diperoleh dan ekonomis karena
murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. 7Di samping itu suasana akan lebih
cair, segar, yang tentunya akan menarik peserta didik untuk terus mencari dan
menemukan sesuatu serta memberikan siswa rasa tanggung jawab untuk mencapai
hasil belajar, membantu mereka untuk belajar dari keberhasilan dan kegagalan
mereka. Belajar di luar kelas menyediakan dukungan untuk berbagai bidang
kurikulum yang berbeda. Sebagai contoh, semua anak memiliki hak untuk
melakukan penelitian lapangan sebagai bagian dari studi geografis mereka.
Terkait dengan kurikulum, kegiatan ini memberikan langsung dan pengalaman
5 Hasan Akbayin, The Effect Of Blended Learning Model On High School Students’Biology Achievement And On Their Attitudes Towards The Internet By TOJET, Journal ofEducational Technology, Vol.11, 2012.
6 Department for Education and Skills, 2006. Learing Outside the Classroom. Published bythe Department for Education and Skills.2006. AS. p. 2.
7 Mualim dan Khairul Hudam , Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar Biologisub-Konsep Tumbuhan Monokotil dan Dikotil, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol, 2 No1,1999/2000..
5
yang relevan yang memperdalam dan memperkaya pembelajaran. Kebanyakan
materi pembelajaran dapat didekati dengan pendekatan lingkungan, bergantung
bagaimana guru mengemasnya.
Salah satu materi yang dapat menggunakan pendekatan lingkungan sekitar
adalah materi pembelajaran keanekaragaman hayati, materi ini menuntut guru dan
siswa mengenal keanekaragaman makhluk hidup, baik keanekaragaman tingkat
gen, jenis dan ekosistem. Guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep
keanekaragaman hayati. Selanjutnya siswa diberi tugas atau dapat juga diajak
secara langsung untuk mengamati lingkungan yang ada di sekitarnya. Kombinasi
metode observasi , eksperimen dan diskusi akan melatih siswa untuk dapat
memotret adamya keanekaragaman hayati secara utuh. Dengan memanfaatkan
lingkungan sekitar, siswa akan lebih mengenal dan memanfaatkan potensi alam
yang berada di sekitarnya sebagai sumber belajar yang efisien.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih jauh tentang “Pengaruh Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar
pada Konsep Keanekaragaman Hayati”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, timbulah beberapa permasalahan yang dapat di
identifikasi antara lain:
1. Guru merasa cukup dengan pembelajaran di dalam kelas
2. Guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa sehingga
pengajaran biologi di sekolah semata-mata berorientasi kepada tuntuan
kurikulum yang telah tersedia di dalam buku teks, sehingga materi
pembelajaran biologi diraskan sebagai beban yang harus diingat, dihafal,
difahami, dan tidak dirasakan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kurangnya mengaitkan pembelajaran dan pengetahuan anak dengan
lingkungan sekitar sebagai pendekatan dalam pembelajaran biologi
4. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang melibatkan
seluruh indera siswa
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi
masalah yang diteliti sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah adalah pendekatan
lingkungan
2. Pengaruh pendekatan lingkungan pada hasil belajar
3. Hasil belajar yang diukur difokuskan pada ranah kognitif
4. Lingkungan yang digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah atau siswa
5. Konsep yang diujicobakan adalah konsep Keanekaragaman Hayati
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yan peneliti uraikan di
atas, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar pada
konsep keanekaragaman hayati?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mencoba bagaimana bentuk pendekatan lingkungan terhadap hasil
belajar pada konsep keanekaragaman hayati
2. Untuk menguji pengaruh pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar pada
konsep keanekaragaman hayati
3. Untuk membandingkan bagaimanakah pengaruh pendekatan lingkungan pada
konsep keanekaragaman hayati
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam dunia pendidikan. Adapun
manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
7
1. Melengkapi atau memperluas teori yang sudah diperoleh melalui penelitian
lain sebelumnya
2. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang pendekatan lingkungan terhadap
hasil belajar siswa
3. Memberikan peluang kepada siapa saja untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dan mendalam tentang hal yang sama dengan menggunakan teori-teori yang
belum digunakan dalam penelitian ini.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Teori Belajar
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman dan latihan. Belajar bukanlah sekadar mengumpulkan
pengetahuan belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu
terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.1
Setelah lahir teori kognitivisme, definisi pengetahuan atau menjadi
tahuan atau menjadi tahu semacam ini mengalami perubahan. Oleh kerena
itu, di dalam pengalamannya manusia selalu menghadapi sejumlah
fenomena atau fakta alami tertentu, maka pengetahuan hakikatnya juga
terbangun dari sekumpulam fakta-fakta, a bundle of facts. Oleh sebab itu
tidak berlebihan jika dalam dunia pendidikan berkembang moto:
“pengalaman adalah guru yang paling baik”, experience is the best teacher,
alam berkembang nenjadi guru. Konsep ini tentunya tidak harus dimaknai
seolah-olah belajar sekadar penjejalan pengetahuan kepada siswa, seperti
halnya yang dipikirkan dan dipraktikan oleh mereka yang berparadigma
bahwa belajar pada hakikatnya harus melalui pengajaran atau berfokus
kepada guru (teacher centered). Faktanya, tatkala alam berkembang nenjadi
guru, biasanya manusia belajar dari alam dengan mengamati, melakukan,
mencoba sera menyaksikan sesuatu proses, tidak sekadar reseptif dan pasif.2
1 Wina Sanjaya Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 5,h. 112.
2 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),h.9.
9
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa
Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai dengan
tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu. Adapun faktor-faktor itu
digolongkan sebagai berikut.3
C. Deskripsi Teori Pembelajaran Pendekatan Lingkungan
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan
secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak
didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama
dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang
guru ambil dalam pengajaran.4
Menurut Suyono dan Haryanto, contoh pendekatan pembelajaran
adalah5:
a. Pendekatan lingkungan
b. Pedekatan ekspositori dan pendekatan heuristik
c. Pendekatan kontekstual
d. Pendekatan konsep
e. Pendekatan keterampilan proses
f. Pendekatan deduktif
g. Pendekatan induktif
h. Pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat (STM)
i. Pendekatan kompetensi
j. Pendekatan holistik dan lainnya
2. Pengertian Pendekatan Lingkungan
3 Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. 2. h.151.4Muhibbin Syah, Psikologis Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), Cet. 1,h. 53-54.5 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),
h.14.
10
Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan
lingkungan. Lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses
belajar mengajar, karena di dalamnya terdapat sebuah interaksi dimana
lingkungan yang menyediakan rangsangan terhadap siswa begitupun
sebaliknya siswa yang memberikan respons terhadap lingkungan.
Lingkungan dapat juga berfungsi sebagai sumber belajar bagi anak
didik, karena yang terjadi di dalam lingkungan di mana anak ini berada,
ia akan mendapat pengaruh yang bermacam-macam. Dengan sendirinya
pengaruh dari lingkungan ini belum tentu baik oleh karena itu harus
selektif. Kalau kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kita akan
merasa aman, tenteram, tidak terisolir oleh masyarakat.6
Menghubungkan belajar dengan lingkungan alam akan memberikan
berbagai manfaat, baik dari segi pendidikan kesehatan dan dari sosial
budaya. Namun, penelitian telah menemukan bahwa anak-anak
kehilangan hubungan mereka dengan lingkungan alam dan ini sangat
merugikan anak-anak yang tinggal di perkotaan, 10% dari anak-anak
bermain di lingkungan alam dibandingkan dengan 40% orang dewasa
ketika mereka masih muda. Ini merupakan 'kepunahan pengalaman'
yang memiliki dampak jangka panjang yang merugikan pada
lingkungan dan sikap. 7
Belajar di luar ruangan adalah dengan melibatkan anak-anak dan
remaja dalam berbagai cara. Guru bertindak sebagai fasilitator,
menggunakan pendekatan multi-indera dan pengalaman. Ini mendorong
anak untuk terlibat dalam emosi, fisik, pengalaman estetika, spiritual
dan kognitif sebagai bagian dari pembelajaran mereka. Tempat atau
konteks di mana pembelajaran terjadi merupakan bagian integral dari
6 Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet. 2. Op.cit,h.55.
7 Beyond Barriers To Learning Outside The Classroom In Natural Environments (London:
King’s college, 2010), p.1.
11
proses pembelajaran, hubungan antara orang yang terlibat, kegiatan
yang dilakukan dan tempat di mana pembelajaran terjadi memerlukan
pemikiran dan pertimbangan untuk memaksimalkan kesempatan belajar
dan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi anak-anak.8
Belajar di luar ruangan dapat menjadi pendekatan pendidikan yang
mendorong anak-anak dan usia menengah untuk membuat hubungan
langsung sehingga melahirkan pengalaman, mengarah ke pemahaman
yang lebih dalam di antara bidang kurikulum dan memenuhi kebutuhan
peserta didik. Belajar di luar ruangan, yang digunakan dalam berbagai
cara, akan memperkaya kurikulum dan membuat belajar
menyenangkan, bermakna dan relevan untuk anak-anak dan usia
menengah. belajar di luar ruangan dapat memberikan pembangunan
berkelanjutan pendidikan melalui inisiatif seperti bekerja untuk
meningkatkan keanekaragaman hayati di lapangan sekolah,
mengunjungi hutan lokal, menjelajahi dan terlibat dengan masyarakat
lokal dan mengembangkan rencana perjalanan sekolah.
Terdapat manfaat kesehatan untuk belajar di luar ruangan. Penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan greenspace atau 'olahraga hijau'
meningkatkan kesehatan. Khususnya, belajar di luar pada umumnya
menghasilkan peningkatan tingkat aktivitas fisik. di samping itu,
berinteraksi dengan greenspace (berjalan, berkebun, dll) meningkatkan
emosional kesejahteraan dan kesehatan mental. penggunaan teknologi
baru sebagai bagian dari pendekatan yang direncanakan untuk belajar di
luar ruangan akan menambah nilai ke hasil bagi anak-anak dan orang
muda. pengalaman direkam secara digital, misalnya, dapat diambil
kembali ke kelas dan digunakan untuk memperkuat dan memperluas
pengalaman itu sendiri.9
8 S, Higgins, P, and Nicol, Learning Outside the Classroom: theory and guidelines forpractice, (New York: routledge, 2011), h. 1.
9 Keith Brown MSP. Curriculum for excellence through outdoor learning. Skotlandia.Learning and Teaching Scotland 2010.
12
Sistem otak-pikiran kita merupakan turunan sistem alam. semua
indra dan penginderaan kita berkembang dari sapuan proses alam yang
berlangsung selama ribuan tahun. Setiap kunjungan ke alam
mengembalikan kemampuan kita untuk menjadi manusia yang utuh. 10
Hubungan anak dengan alam berubah ketika mereka pergi melalui
masa remaja. Banyak penelitian di seluruh dunia secara konsisten
menunjukkan bahwa usia antara 13 dan 17 tahun ada pengurangan
dalam afinitas untuk lingkungan alam. Banyak remaja menyatakan
rumah mereka sendiri atau wilayah hijau seperti taman, lapangan
olahraga atau halaman belakang sebagai daerah pilihan mereka untuk
duduk dan bermain. Ada juga jauh lebih tinggi kedekatan dengan daerah
komersial termasuk pusat perbelanjaan. Tempat tersebut mendukung
para remaja di mana mereka bisa berinteraksi dan melakukan aktifitas-
aktivitas dengan teman sebaya mereka. Jika pengaturan alam
mendukung kecenderungan ini mereka lebih disukai. Mereka
menggambarkan di luar ruangan dan tempat umum mereka lebih sukai
dalam hal karakteristik sosial mereka (bergaul dengan teman-teman
tanpa gangguan). 11 Mereka berfikir bahwa lingkungan hijau merupakan
tempat yang menakjubkan. Hal ini memiliki implikasi bagi generasi
anak-anak yang tidak memiliki pengalaman langsung dengan alam,
mereka akan melihatnya sebagai sesuatu yang mereka tidak dapat
fahami dan kenali. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak juga usia
menengah lebih menyukai kehidupan di lingkungan luar dibandingkan
di dalam ruangan, sehingga dalam pembelajaran pun terlebih mata
pelajaran Biologi akan mereka sangat sukai apabila dilakukan di luar
kelas atau lingkungan sekitar.
Dalam data nasional dan internasional data prestasi siswa di bidang
sains, hasilnya dapat dikatakan mengecewakan. Hal ini mendorong para
10 Bob Samples, Revolusi Belajar untuk Anak, (Bandung: Kaifa, 2002), Cet.1, h.209.11 Bird, W, Natural Thinking – investigating the links between the natural environment,
biodiversity and mental health, 2007, p. 49.
13
pemimpin politik dan pakar pendidikan untuk mencari langkah-langkah
yang diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
David A. Ucko, mantan pejabat senior di Sains Nasional Foundation,
mengatakan “lingkungan memiliki pengaruh yang lebih besar
dampaknya pada kesadaran masyarakat (siswa) dari segi pemahaman,
dan keterlibatan antara ilmu pengetahuan dengan ajaran yang terkait”.12
Ada dua istilah yang sangat erat kaitannya tetapi berbeda secara
gradual, ialah “alam sekitar” dan “lingkungan”. Alam sekitar mencakup
segala hal yang ada di sekitar kita, baik yang jauh maupun yang dekat
letaknya, baik masa silam maupun yang akan datang tidak terikat pada
dimensi waktu dan tempat. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di
alam sekitar yang memiliki makna dan/atau pengaruh tertentu kepada
individu.13
Belajar di lingkungan alam memberikan manfaat langsung yang
beragam seperti pendidikan, kesehatan dan manfaat psikologis dan tidak
langsung mulai dari sosial untuk keuangan. Namun, saat ini , banyak
anak yang kehilangan hubungan mereka dengan alam terlebih bagi anak
perkotaan. Sebagai contoh, saat ini 10% dari anak-anak bermain di
lingkungan alam dibandingkan dengan orang dewasa 40% ketika
mereka masih muda. Ini merupakan kepunahan pengalaman yang
memiliki dampak jangka panjang yang merugikan pada sikap
lingkungan dan perilaku. Laporan ini bertujuan untuk memperluas dan
memperdalam pemahaman kita tentang alam manfaat belajar di
lingkungan alami.14
Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor
kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan
faktor belajar yang penting.
12 Grant. Science Learning Outside The Classroom. Noyce Foundation , 2011, p.2.
13 Oemar Hamalik, Op.cit.,h.195.14 King’s College, Understanding the diverse benefits of learning in natural environments.
London, 2011.
14
Lingkungan belajar/pembelajaran/pendidikan terdiri dari berikut
ini.15
a. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok
besar atau kelompok kecil.
b. Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu
pribadi berpengaruh terhadap individu pribadi lainnya.
c. Lingkungan alam (fisik) meliputi semua sumber daya alam yang
dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.
d. Lingkungan kultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang
dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat mnjadi faktor
pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai,
norma, dan adat kebiasaan.
Menurut Creemers dan Rezigt dalam buku Teaching And Learning
International Survey menyatakan Lingkungan kelas adalah pengaturan
di mana belajar siswa berlangsung. Ini menyangkut lingkungan fisik,
sistem sosial, suasana, dan norma-norma dan nilai-nilai. Studi yang
dilakukan di berbagai daerah di dunia telah menunjukkan bahwa
lingkungan khususnya lingkungan kelas adalah salah satu yang paling
penting dari prestasi siswa.16
Pemanfaatan lingkungan sangat penting dalam pembelajaran IPA,
karena lingkungan dapat dipandang sebagai sasaran belajar atau
merupakan obyek yang dipelajari anak, lingkungan sebagai sumber
belajar,ada bermacam-macam sumber misalnya buku, laboratorium,
tenaga ahli, atau kebun sekitar sekolah. Dengan demikian, sumber belajar
itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang
mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar
adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan).
15 Oemar Hamalik, Loc.cit., h.195-19616 Barbara Ischinger. Creating Effective Teaching and Learning Environments: First Results
From Talis. OECD Publisihing 2009.
15
Drs. Sudirman N mengatakan, sumber belajar sesungguhnya banyak
sekali terdapat di mana-mana: di sekolah, di halaman, di pusat kota, di
pedesaan, dan sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran
tersebut tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-
kebijakan lainnya.17
Rickinson dalam bukunya literature Review Of Outdoor Learning
menyimpulkan bahwa "Bukti substansial ada untuk menunjukkan
bahwa lingkungan, baik untuk dipahami, direncanakan secara memadai,
baik untuk diajarkan dan efektif ditindaklanjuti, menawarkan
kesempatan untuk siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan mereka dengan untuk menambah nilai dan pengalaman
sehari-hari mereka di kelas“.18 Dengan menggunakan pendekatan
lingkungan, guru dapat mengajak anak-anak untuk menyadari betapa
besarnya kasih sayang Ilahi pada MakhlukNya, dan dengan demikian
mereka pun masuk menghargai hasil ciptaan itu, dan yang paling
diharapkan ialah sejak dini mereka mau mengerjakan segala perintah
Ilahi sebagai tanda bersyukur padaNya. Ketika hal ini direncanakan dan
dilaksanakan dengan baik, belajar di luar kelas memberikan kontribusi
signifikan untuk meningkatkan hasil belajar serta kepribadian siswa.
3. Teknik Pendekatan Lingkungan
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan
dengan dua cara:19
a. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan
pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan metode karyawisata,
metode pemberian tugas, dan lain-lain
17 Syaiful Bahri Djamaran dan Aswan Zain, Strategi Belajar-Mengajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), Cet.3, h.48
18 Beyond Barriers To Learning Outside The Classroom In Natural Environments , op.cit., p.3.
19 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), Cet.8 h.102.
16
b. Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk
kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti
nara sumber, bisa juga sumber tiruan, seperti model dan gambar.
Sementara cara untuk menggunakan sumber-sumber dalam
lingkungan untuk kepentingan belajar adalah sebagai berikut:20
a. Membawa siswa ke dalam lingkungan dan masyarakat untuk
keperluan pelajaran (karyawisata, service project, school camping,
survey, interview)
b. Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke dalam kelas untuk
kepentingan pelajaran (resource persons, benda-benda, seperti
pameran atau koleksi).
4. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan
Tujuan menggunakan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran
adalah memanfaatkan atau menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk keperluan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan
lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar dimana lingkungan
digunakan sebagai sumber belajar.
Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari upaya pemberdayaan
lingkungan sebagai sumber belajar21:
a. Memberikan perubahan iklim dan suasana pembelajaran kepada
siswa
b. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan praktikum
terhadap apa yang dipelajarinya di dalam kelas
20 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000) Cet.2, hal. 13321 Muh, Hamzah Zaidin, Sekolah Masa Depan, Pemanfataan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar, Buletin pelangi peddiidkan, vo 3 no.2 tahun 2000 hal 44-45
17
c. Memperpendek jarak antar teori dan praktik, siswa diharakan dapat
menyaksian langsung kaitan antara teori dan praktik dalam
pengalaman nyata
d. Memungkinkan siswa bisa belajar mandiri, sehingga dapat
mengurangi ketergantungan siswa terhadap guru
e. Memperluas wawasan siswa tentang berbagai fakta keilmuan yang
ditemukan di alam nyata.
D. Deskripsi Teori Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Kolb menyatakan bahwa belajar dipahami sebagai sebuah proses,
bukan hasil. Untuk meningkatkan pembelajaran, fokus utama adalah
pada siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran mencakup umpan
balik tentang efektivitas upaya belajar mereka. Belajar pun dapat
dikatakan hasil dari interaksi sinergis antara manusia dan lingkungan.
Dalam istilah Piaget, pembelajaran terjadi melalui proses asimilasi
pengalaman baru terhadap konsep yang sudah ada.22
Dalam proses belajar menurut Kolb terdapat dua aspek atau
dimensi yakni pengalaman langsung yang kongkrit (CE) pada suatu
pihak dan konseptualisasi abstrak (AC) pada pihak lain. Dimensi
kedua ialah : eksperimentasi aktif (AE) pada suatu pihak dan
observasi reflektif (RO) pada pihak lain. Individu selalu mencari
kemampuan belajar tertentu dalam situasi tertentu. Jadi individu itu
dapat beralih dari pelaku (AE) menjadi pengamat (RO), dan dari
keterlibatan langsung (CE) menjadi analisa abstrak (AC).23
Pakar teknologi pendidikan, Gagne, Briggs, & Wager menyatakan
bahwa proses belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal
peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal, yaitu pengaturan kondisi
belajar. Proses belajar terjadi karena sinergi memori jangka pendek dan
22 Alice & David Kolb, The Kolb Learning Style Inventory, (tt.p:t.p, 2005), p.2.23 Ibid., p. 12.
18
jangka panjang diaktifkan melalui penciptaan faktor eksternal, yaitu
pembelajaran atau lingkungan belajar. Melalui indranya, peserta didik
dapat menyerap materi secara berbeda. Pengajar mengarahkan agar
pemrosesan informasi untuk memori jangka panjang dapat berlangsung
lancar.24
Menurut Magnesen (Dryden & Vos, 1999) belajar terjadi dengan:25
1. Membaca sebanyak 10%
2. Mendengar 20%
3. Melihat 30%
4. Melihat dan mendengar sebanyak 50%
5. Mengatakan 70%
6. Mengatakan sambil mengerjakan sebanyak 90%
Pemberdayaan optimal dari seluruh indera seseorang dalam belajar
dapat menghasilkan kesuksesan bagi seseorang. Ternyata, seseorang
yang belajar dan terlibat langsung dengan suatu kegiatan atau
mengerjakan sesuatu dianggap sebagai cara yang terbaik dan bertahan
lama.
Menurut Muhibin Syah, belajar merupakan kegiatan yang berproses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.26
Selain itu, belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah
perubahan tingkah laku,baik yang menyangkut pengetahuan,
24 Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet.2, Ed.1, h.24.
25 Ibid.,26 Muhibbin Syah, Op.cit., h. 59.
19
keterampilan, sikap, bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan
belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai
proses dan hasil belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab
guru.27
Ternyata ada suatu benang merah yang dapat ditarik dari berbagai
pemaknaan itu, bahwa belajar merujuk kepada suatu proses perubahan
perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif seseorang
berdasarkan praktik atau pribadi atau perubahan struktur kognitif
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, hasil interaksi
aktifnya dengan lingkungan atau sumber-sumber pembelajaran yang
ada di sekitarnya.28
2. Teori-teori Belajar Kognitif
a. Teori Medan dan Lewin
Seseorang yang menghadapi masalah, kalau ingin memecahkan,
maka orang akan meletakkan persoalan itu pada suatu medan atau
contex sehingga dapat menghubungkan antara persoalan dengan
contexnya sehingga terpecahkan masalahnya.29
b. Teori Tanggapan
Yang mengemukakan teori ini ialah Herbart, yang menentang teori
Ilmu Jiwa Daya, karena dianggap tidak ilmiah, sebab Psikologi Daya
tak dapat menerangkan kehidupan jiwa. Herbart menghendaki
supaya Psikologi mampu menerangkan kehidupan jiwa, untuk itu ia
mengemukakan Teori Tanggapan, ialah unsur jiwa yang paling
sederhana adalah tanggapan.30
27 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,2005), Cet. 2. h. 17-18.
28 Suyono dan Hariyanto, Op.cit., h.14.29 Roestiyah NK, Op.cit., h.14330 Ibid.,
20
c. Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman,
menurut teori Gestalt, belajar adalah proses mengembangkan
insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian
di dalam suatu situasi permasalahan. Teori Gestalt menganggap
bahwa insight adalah inti dari pembentukkan tingkah laku.31 Jadi
belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight.
d. Teori Konstruktivisme
Dasar prinsip filsafat konstruktivis yang mendasari adalah bahwa
semua pengetahuan dibangun secara langsung dan dirasakan oleh indera.
Konstruktivisme dimulai dari asumsi daripada pengetahuan, tidak peduli
bagaimana itu didefinisikan, terbentuk di otak manusia, dan subjek
berpikir tidak memiliki pilihan lain kecuali membangun apa yang dia tahu
pada dasar pengalaman sendiri. Semua pemikiran kita didasarkan pada
pengalaman kita sendiri.32
Itulah teori-teori yang dapat kita pelajari. Bagi seorang guru
perlu sekali mendalami teori-teori belajar itu, agar dapat
menerapkan dalam tugasnya waktu mengadakan interaksi belajar
mengajar.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dijarkan. Untuk
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian
pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.
Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan
kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai termasuk
31Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2008)., h.120.
32 Daniel Muijs and David Reynold, Effective Teaching, (British: SAGE),p.61.
21
pendidikan.33 Hasil belajar seseorang dapat berubah sesuai dengan
perubahan pengalaman dan perilaku belajarnya. Oleh karena itu dapat
disimpulkan, bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah merupakan
perwujudan dari kegiatan belajar. Hasil belajar setiap orang secara nyata
akan berbeda satu dengan yang lainnya, karena pengalaman belajar dan
perilaku belajar tidak sama. Pengalaman belajar diwujudkan dalam
bentuk tingkat pengetahuan terhadap materi-materi yang dipelajari
dapat diketahui dari kegiatan belajarnya.
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasill” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan
yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan menjadi
barang jadi. Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi
istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangungan, termasuk hasil
belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas
dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula
dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa
berubah perilakunya dibanding sebelumnya.34
Gagne mengelompokkan hasil belajar menjadi 5 macam: 35
a. Keterampilan intelektual (merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem ingkungan skola stik)
b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang
didalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan
masalah.
c. Informasi verbal. Pengetahuan dalam arti informasi dan fakta
d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menghitung, dan sebagainya.
33 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar), h.44.34 Purwanto, Loc.cit., h.44.35 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h.22.
22
e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang sebagaimana dapat disimpulkan dari
kecenderungannya bertingkah laku terhadap seseorang, barang,atau
kejadian.
Ada tiga ranah yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa
besar capaian hasil belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Hal tersebut didukung pula oleh Sudjana yang
mengemukakan hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan menjadi tiga
ranah, yaitu: 36
a. Kognitif; pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan
kecerdasan logika
b. Afektif; sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan emosional
c. Psikomotor; keterampilan atau yang mencakup kecerdasan
kinestetik, kecerdadan visual-spasial, dan kecerdasan musikal.
Pada penelitian ini, penulis hanya akan mengungkapkan hasil belajar
pada ranah kognitif saja.
Hasil belajar ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yakni
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Kedua aspek pertama (pengetahuan dan pemahaman) disebut
kognitif tingkat rendah, sedangkan keempat aspek berikutnya (aplikasi
analisis, dan evaluasi) disebut kognitif tingkat tinggi.
Enam aspek tersebut diantaranya :37
1. Tipe Hasil Belajar: Pengetahuan
“Istilah “pengetahuan” ini sebenarnya kurang tepat sebab selain
mengandung makna pengetahuan faktual juga pengetahuan
36 Ibid., h. 22-2337 Masnur Muslich, Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. (Bandung: PT Refika Aditama.2001), h.86.
23
hafalan, pengetahuan untuk diingat, misalnya rumus, batasan,
definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh,
nama-nama kota. Dalam proses pembelajaran, istilah-istilah
tersebut memang perlu dihafal dan diingat peserta didik, sebab
penguasaan ini sebagai dasar bagi pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep lainnya.
2. Tipe Hasil Belajar: Pemahaman
Hasil belajar tipe pemahaman ini lebih tinggi dari pada tipe hasil
belajar pengetahuan. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan
memahami ini setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan.
Yang termasuk pemahaman misalnya, memberikan dengan
susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang telah dibaca atau
didengarnya, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain
3. Tipe hasil Belajar: Aplikasi
Ranah kognisi yang lebih tinggi dari pemahaman adalah aplikasi.
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau
situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau
petunjuk teknis. Misalnya, menerapkan ide ke dalam situasi baru
menerapkan teori dalam percobaan di laboratorium, atau
menerapkan petunjuk teknis dalam situasi nyata. Tetapi,
penerapan berulang-ulang pada situasi sama akan beralih
menjadi pengetahuan hafalan, tidak lagi pada tataran aplikasi.
Kuncinya, suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru
bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada
satu unsur lagi yang perlu masuk, yaitu sesuatu yang umum
sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus.
4. Tipe Hasil Belajar: Analisis
Ranah kognisi setingkat lebih tinggi dari aplikasi adalah analisis.
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-
unsur atau bagian bagian yang tetap terpadu. Yang dianalisis bisa
24
menyangkut sistematika, proses, atau cara kerja suatu kegiatan.
Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang,
maka ia akan dapat mengaplikasikanya pada situasi baru secara
kreatif.
5. Tipe Hasil Belajar: Sintesis
Apabila kegiatan analisis menampak pada usaha yang tetap
terpadu, maka sintesis menyatukan unsur-unsur atau bagian-
bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah
berpikir divergen. Mensintesiskan unit-unit yang tersebar tidak
sama dengan mengumpulkannya ke dalam satu kelompok besar.
Dengan demikian, mengartikan analisis sebagai memecah
integritas perlu dilakukan secara hati-hati dan penuh telaah.
Sebab, berpikir secara sintesis pada dasarnya bukan kebalikan
secara analisis. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal
untuk menjadikan orang lebih kreatif, dan berpikir kreatif inilah
yang hendak dicapai dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif
sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreativitas ini
berseiring dengan cara berpikit divergen atau sintesis, orang
mungkin menemukan hubungan kausal atau urutan tertentu, atau
menemukan abstraksinya atau operasionalnya. Dengan
kreativitasnya, ia dapat mengembangkan kehidupannya.
6. Tipe Hasil Belajar: Evaluasi
Jenis ranah kognitif terakhir adalah evaluasi. Evaluasi adalah
pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dikaitkan dengan tujuan, gagasan, cara kerja, solusi, metode,
materi, dan sebagainya. Dilihat dari segi tersebut maka dalam
evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu. Dalam
tes, standar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase
“menurut pendapat Saudara” atau “menurut teori tertentu”. Fase
yang pertama diuji mutunya, setidak-tidaknya sukar
diperbandingkan atau lingkupan variasi kriterianya sangat luas.
25
Fase yang kedua lebih jelas standarnya. Untuk mempermudah
mengetahui tingkat kemampuan evaluasi seseorang, item tesnya
hendaklah menyebutkan kriteria secara eksplisit. Pada
realitasnya, mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, kemampuan
memberikan evaluasi tentang kebijakan mengenai kesempatan
belajar, kesempatam kerja, dapat mengembangkan partisipasi
serta tanggung jawabnya sebagai warga negara patut ada pada
diri setiap orang. Yang perlu dipahami adalah pengembangan
kemampuan evaluasi yang dilandasi pemahaman, aplikasi,
analisis, dan sintesis akan mempertinggi mutu evaluasi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Strategi pembelajaran merupakan syarat terjadinya
keefektifan pembelajaran, baik pendekatan yang berorientasi pada
kondisi pembelajaran yang dikendalikan oleh pengajar maupun
yang berorientasi pada pada peserta didik. Semakin baik pendekatan
belajar yang diterapkan menjamin kebutuhan belajar dan sesuai
tingkat pendidikan serta karakteristik peserta didik maka makin baik
pula pencapaian hasil belajar. Hal ini berarti peningkatan hasil
belajar dapat ditentukan oleh pendekatan belajar yang diterapkan.
Dengan demikian strategi pembelajaran dapat menjadi indikasi
untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan hasil belajar.38
Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai
dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu.
Adapun faktor-faktor itu dapat digolongkan sebagai berikut:39
38 Tengku Zahara Djaafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar.(Jakarta: Universitas Negeri Padang. 2001), h.86.
39 Roestiyah NK, Op.cit., h.151.
26
1. Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu
sendiri. Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat dan
sebagainya.
2. Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri si anak.
Seperti kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan dan
sebagainya.
E. Konsep Keanekaragaman Hayati
Konsep menunjukkan suatu hubungan antar konsep-konsep yang
lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau jawaban manusia terhadap
pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala itu dapat
terjadi. Konsep merupakan pikiran seseorang atau sekelompok orang-orang
yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan
meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa,
pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak. Konsep dapat
mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengalaman baru,
sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.
Konsep menurut Hida Taha seperti yang dikutip Wina Sanjaya lebih
tinggi tingkatanya dari ide pokok. Memahami konsep berarti memahami
semua yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih
mendalam. Konsep akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga
pemahaman konsep akan terkait dalam berbagai situasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri,
karakter atau aktribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta,
baik merupakan proses, peristiwa, benda, atau fenomena di alam yang
membedakannya dari kelompok lainnya.
Indonesia merupakan Negara kepulauan, memiliki pulau yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Pulau-pulau tersebut memiliki
keadaan alam yang berbeda-beda dan menampilkan kekhususan kehidupan
27
di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki
keanekaragaman flora, fauna, dan mikroorganisme yang tinggi.
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity) adalah
variasi gen, spesies, dan ekosistem.40 Berdasarkan pengertiannya,
keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu41:
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi
dalam suatu jenis atau spesies makhluk hidup. Contohnya varietas
mangga (Mangifera indica), misalnya mangga manalagi, cengkir, golek,
gedong, apel, kidang, dan bapang.
2. Keanekaragaman Jenis (Spesies)
Keanekargaman jenis (spesies) adalah perbedaan yang dapat ditemukan
pada komunitas atau sekelompok berbgai spesies yang hidup di suatu
tempat. Contohnya di suatu halaman terdapat pohon mangga, kelapa,
rambutan, jeruk, bunga mawar, melati, cempaka, jahe, kunyit, burung,
kumbang, lebah, semut, kupu-kupu, dan cacing.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan
diri dengan lingkungannya, kemudian, terjadi hubungan yang saling
memengaruhi antara satu spesies dengan lingkungan abiotik tempat
hidupnya, misalnya suhu, udara, air, tanah, kelembapan, cahaya
matahari, dan mineral.
Keanekaragaman hayati, didefinisikan sebagai variasi dari semua
kehidupan di bumi, untuk itu dibutuhkan pengelompokkan makhluk
hidup guna memudahkan manusia untuk mempelajarinya. Proses
pengelompokkan disebut juga klasifikasi. Tujuan utama dari klasifiksi
pada makhluk hidup adalah menyederhanakan objek studi makhuk
hidup yang sangat beraneka ragam sehingga akan lebih mudah dalam
40 Irmaningtyas, Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013. (Jakarta:Erlangga, 2013), h.249.
41 Ibid.,
28
mempelajarinya. Pengelompokkan ini dilakukan berdasarkan
persamaan dan perbedaan cirri-ciri yang dimiliki makhluk hidup
tersebut. 42
Di dalam system klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam
kelompok besar hingga kelompok kecil. Kategori yang diggunakan
Linnaeus adalah Kingdom (Kerajaan), Filum (Keluarga besar), Class
(Kelas), Ordo (Bangsa), Familia (Suku), Genus (Marga), dan Species
(Jenis). Penulisan nama spesies yang dibuat oleh Carolus Linnaeus
dinamakan Binomial nomenklatur (system nama ganda). Aturan
penamaan spesies meliputi 43:
1. Terdiri dari dua kata
2. Ditulis dengan bahasa Latin
3. Kata pertama menunjukkan nama Genus dan kata kedua
menunjukkan Ephitethon specificum (penunjuk jenis)
4. Huruf awal kata pertama ditulis capital, sedangkan huruf awal kata
kedua tidak
5. Penulisan nama spesies harus dicetak miring
Namun variasi atau kebaragaman makhuk hidup kini di mana
mereka harus menghadapi ancaman kepunahan akibat hilangnya habitat
dan tekanan antropogenik lainnya. Dengan demikian manusialah yang
bertanggung jawab untuk melestarikan keanekaragaman hayati sebelum
hilang selamanya melalui kepunahan. Sejak itu, kemajuan dalam
penelitian ilmiah dan teknologi telah sangat meningkatkan pengetahuan
kita tentang hewan, tumbuhan, jamur, invertebrata, dan
mikroorganisme yang terdiri dari ekosistem bumi. Belum lagi ancaman
terhadap keanekaragaman hayati yang dihasilkan dari kegiatan manusia
42 Yason Lukman Sudjito, Maestro, Bank Soal Biologi SMA Kelas X, XI, XII, (Jakarta: Grasindo,2014)43 Ibid.,
29
termasuk hilangnya habitat dan degradasi, eksploitasi berlebihan,
polusi, dan penyakit. 44
Untuk itu, diperlukan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
diantaranya45
1. Usaha perlindungan melalui Konservasi, seperti cagar alam,
suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam, taman
hutan raya dan taman buru
2. Usaha Perlindungan melalui Peraturan Perundangan
3. Usaha Perlindungan melalui Keppres
Materi keanekaragaman hayati sangatlah kompleks dalam isinya
tidak bisa dikurangi atau terlalu menyederhanakan masalah. Oleh karena
itu, materi ini memeberikan tantangan untuk pengajar. Diperlukan jenis
metode pembelajaran yang dapat membantu mencegah siswa
mendapatkan kehilangan motivasi dan membantu hasil belajarnya.
Kegiatan belajar dengan menggunakan biaya yang rendah dapat menjadi
yang pertama dan langkah yang mudah untuk melakukan pemebelajaran
keanekaragaman hayati seperti pembelajaran berbasis lingkungan.46
F. Hasil Kajian Pustaka yang Relevan
Endah Hendarwati, dalam penelitiannya Pengaruh Pemanfaatan
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Melalui Metode Inquiri Terhadap
Hasil Belajar Siswa SDN I Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama kegiatan belajar
mengajar mempunyai kategori baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata
aktivitas siswa sebesar 3,11. Selain itu, hasil belajar dengan menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode inkuiri lebih baik
44Michelle D. Staudinger,dkk, Impacts of Climate Change on Biodiversity, Ecosystems, andEcosystem Services, (tt.p:t.p, 2012), p.2-1.
45 Bagod Sudjadi dan Siti Laila, Biologi SMA kelas X, ( Surabaya: Yudhistira, 2007), h.18-23.46 Karin Ulbrich, Josef and Faye, Biodiversity in education for sustainable development-
reflection on school-research cooperation, (Moscow: Pensoft, 2010)
30
dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
ceramah.47
Euis Yuniastuti dalam penelitiannya Upaya Meningkatkan
Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Biologi Dengan Pendekatan
Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar Pada Siswa Kelas VII Smp Kartika V-1
Balikpapan. Hasil penelitiannya adalah penerapan pendekatan
pembelajaran jelajah alam sekitar dapat meningkatkan keterampilan proses
siswa dalam melakukan praktikum biologi, khususnya mengenai dampak
pencemaran lingkungan. Hasil belajar siswa sebagai dampak dari kenaikan
keterampilan proses juga mengalami kenaikan di tiap siklus, yakni mulai
dari rata–rata persen ketuntasan sebesar 42,22% (siklus I), menjadi 56,67%
(siklus II), dan terakhir mencapai 83,33% (siklus III). 48
Ajaja O. Patrick dalam penelitiannya, Effects of Field Studies on
Learning Outcome in Biology. Hasil penelitiannya adalah bahwa
pengalaman field trip dapat meningkatkan pemahaman siswa proses ilmu
pengetahuan, sikap peningkatan siswa terhadap biologi dan secara
signifikan mempengaruhi prestasi biologi mereka.49
Bernadete I. Del Rosario, dalam penelitiannya Science, Technology,
Society and Environment (STSE) Approach in Environmental Science for
Nonscience Students in a Local Culture. Hasil penelitian ini adalah
pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa serta
pengaruhnya terhadap lingkungan. Dalam analisis perspektif sosial budaya
dan moral lebih menunjukkan hasil yang lebih dominan. Hasil penelitian
memberikan motivasi untuk semua orang yang melibatkan buku teks dalam
47 Endah Hendarwati. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar MelaluiMetode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Sdn I Sribit Delanggu Pada Pelajaran IPS.PEDAGOGIA Vol. 2, No. 1, 2013: h.59-70.
48 Euis Yuniastuti. Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar BiologiDengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar Pada Siswa Kelas Vii Smp Kartika V-1Balikpapan. 2013.Volume 5 Nomor 1.
49 Ajaja O. Patrick. Effects of Field Studies on Learning Outcome in Biology.2010. J HumEcol, 31(3): 171-177 (2010). Department of Science Education, Delta State University, Abraka,Nigeria.
31
pembelajaran sehingga keterlibatan siswa dalam pengalaman dunia nyata
harus lebih didorong lagi. 50
Pavol Prokop, dkk. Short-Term Effects of Field Programme on
Students’ Knowledgeand Attitude Toward Biology: a Slovak Experience.
Penelitian ini menemukan peningkatan yang signifikan dan positif dalam
sikap siswa terhadap alam, lingkungan luar dan dalam pembelajaran
biologi. Selain itu, siswa memiliki pemahaman konsep ekologi seperti
ekosistem dan jaring makanan yang lebih baik. Penelitian ini menunjukkan
efek jangka pendek yang signifikan dari kunjungan lapangan pada sikap
siswa dan pengetahuan terhadap biologi.51
Emilia Fägerstam & Jonas Blom. Learning biology and
mathematicsoutdoors: effects and attitudes in a Swedish high school context
. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belajar biologi di lingkungan luar
memiliki nilai kognitif dan dampak afektif yang positif. Mereka juga
menghargai tingkat yang lebih tinggi interaksi antara siswa. Temuan lain
dari wawancara adalah bahwa murid dari kelas di luar ruangan
menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dalam retensi pengetahuan jangka
panjang. Mereka mengingat lebih baik kegiatan dan isi materi daripada
siswa yang belajar di dalam ruangan.52
Dorothy Blain, dalam penelitiannya Evaluative Review of the
Benefits of School Gardening. Hasil Studi kuantitatif menunjukkan hasil
positif dari inisiatif sekolah di bidang berkebun, tetapi mereka tidak
menunjukkan bahwa sikap lingkungan anak-anak atau perilaku sosial secara
50 Bernadete I. Del Rosario. Science, Technology, Society and Environment (STSE)
Approach in Environmental Science for Nonscience Students in a Local Culture. Liceo Journal ofHigher Education Research Science and Technology Section.Vol. 6 No. 1 December 2009.
51 Pavol Prokop, dkk. Short-Term Effects of Field Programme on Students’ KnowledgeandAttitude Toward Biology: a Slovak Experience. Journal of Science Education and Technology,Vol. 16, No. 3, June 2007.
52 Emilia Fägerstam & Jonas Blom: Learning biology and mathematicsoutdoors: effects andattitudes in a Swedish high school context. Journal of Adventure Education & Outdoor Learning.2012.
32
konsisten meningkatkan dengan berkebun. Studi kualitatif
mendokumentasikan lingkup yang lebih luas dari hasil yang diinginkan,
termasuk berbagai perilaku sosial dan lingkungan yang positif.53
G. Kerangka Berpikir
Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan
proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru yang menentukan
metode yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Dalam
proses pembelajaran sangat diperlukan metode pembelajaran yang tepat.
Hal tersebut agar terdapat kesesuaian antara materi yang akan disampaikan
dengan metode penyampaian yang digunakan. Metode pembelajaran yang
tepat dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Demikian juga pada materi pelajaran yang terdapat pada mata
pelajaran biologi. Ketidaksesuaian mata pelajaran dengan metode yang
digunakan menyebabkan siswa akan menyebabkan siswa sulit untuk
memahami materi yang disampaikan.
Pada hakikatnya biologi merupakan ilmu yang erat kaitannya
dengan kehidupan atau lingkungan alam sekitar. Pada beberapa materi pada
pelajaran biologi sangat berkaitan dengan alam sekitar. Namun, sering kali
guru hanya menyampaikan dengan ceramah di dalam kelas dan jarang sekali
siswa diajak secara langsung mengamati atau mengakaitkan materi
pelajaran dengan lingkungan atau objek yang sebenarnya.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat menjadikan
siswa berpikir kritis, penanaman watak, nilai dan sikap sosial yang baik,
mengembangkan kecakapan dasar siswa peduli terhadap lingkungan di
sekitarnya adalah pendekatan lingkungan.
Hasil belajar merupakan hal yang dimiliki atau diperoleh siswa
selama atau setelah proses belajar mengajar berlangsung. Dalam proses
53 Dorothy Blair. Evaluative Review of the Benefits of School Gardening. Winter, vol. 40,no. 2. 2009.
33
belajar mengajar, hasil belajar siswa merupakan indikator keberhasilan atau
tidaknya proses tersebut.
Oleh karena itu maka diperlakukan strategi belajar yang mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan pendekatan
lingkungan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.
34
Gambar 2.1. Alur Kerangka berpikir
H. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir diatas maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh
Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Keanekaragaman Hayati”
Masalah Pelajaran biologi
Metode dan strategi yang tepat
dengan materi pelajaran
Pendekatan
lingkungan
1. Pembelajaran merasa cukup
di dalam kelas
2. Guru memerlukan metode
pembelajaran yang tepat
3. Siswa diajak secara langsung
mengamati dan mengaitkan
materi pelajaran dengan
lingkungan atau objek
4. sebenarnya
Hasil belajar biologi
siswa
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitaian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ciomas Bogor yang
berlokasi di jalan Ciomas kabupaten Bogor, sedangkan waktu penelitian ini
dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, dari bulan September
2014 sampai dengan Oktober 2014.
B. Metode dan Desain PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, dengan nonequivalent group designs, dimana pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompk control tidak dipilih secara random.1
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini disajikan sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pendekatan Lingkungan
Kelompok Perlakuan Pretest Postest
Eksperimen
Pembelajaran dengan
menggunakan
pendekatan
lingkungan
Tes Tes
Kontrol
Pembelajaran yang
biasa dilaksanakan
oleh guru dengan
menggunakan
metode konvensional
(ekspositori).
Tes Tes
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2010), h.79.
36
Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan subyek penelitian
2. Menentukan secara acak kelompok eksperimen dan kelompok control.
3. Menyeimbangkan kedua kelompok yang berdistribusi normal agar dapat
diketahui bahwa kedua kelompok berangkat dari titik tolak yang sama yaitu
dengan mencari homogenitasnya.
4. Pada pembelajaran, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan
pendekatan lingkungan. Sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan
yang biasa dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan metode
konvensional (ekspositori).
5. Kedua kelompok diberi tes pada awal dan akhir pembelajaran.
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, apabila seseorang ingin
meneliti siswa elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitinya
merupakan penelitian populasi. Adapun target dalam populasi ini adalah
keseluruhan siswa/siswi SMA Negeri 1 Ciomas Bogor angkatan 2014/2015.
Adapun populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.
SMA Negeri 1 Ciomas. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
tes penguasaan konsep berupa tes objektif.
E. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen, yaitu Tes. Tes
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
37
menguur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.2 Tes hasil belajar diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol sebanyak dua kali, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir
pembelajaran (postest). Adapun bentuk tes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis berupa pilihan ganda dengan lima
options/pilihan jawaban (A,B,C,D,E) sebanyak 30 soal. Penjabaran konsep
untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan ranah pengetahuan (C1),
pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan
evaluasi (C6).
1. Kalibrasi Instrumen
a. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen. Untuk mengetahui validitas soal
digunakan rumus koefisien korelasi biserial (y pbi)3.
ypbi =
Keterangan :
ypbis = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item
yang dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p =
q = proporsi siswa yang menjawab salah
q = 1- p
Apabila didalam perhitungan didapat rhit > rtabel maka item soal
tersebut valid. Dalam hal ini digunakan taraf signifikan 5%.
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed.2, (Jakarta; Bumi Aksara 2012),h, 67.
3 Ibid., h.93
38
b. Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes bentuk obyektif
digunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson)4.
r11 = ∑
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen.
k : banyaknya butir soal.
p : proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar.
q : proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan salah (q = 1- p)
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q.
Vt : varians total.
Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan
rtabel. Jika rhit. > rtabel maka instrumen tersebut reliabel.
Klasifikasi reliabilitas soal adalah sebagai berikut.
r11 ≤ 0,20 : sangat rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 : rendah
0,40 < r11 ≤ 0,60 : sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 : tinggi
0,80 < r11 ≤ 1,00 : sangat tinggi
c. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah.
Daya pembeda soal ditentukan dengan menggunakan rumus5 :
D = - = PA - PB
Keterangan :
JA : banyaknya peserta kelompok atas.
4 Sugiyono, op.cit., h. 1325 Ibid., h.228
39
JB : banyaknya peserta kelompok bawah.
BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar.
BB : banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar.
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.
D < 0,00 adalah soal sangat jelek.
0,00 < D < 0,20 adalah soal jelek.
0,20 < D < 0,40 adalah soal cukup.
0, 40 < D < 0,70 adalah soal baik.
0,70 < D < 1,00 adalah soal sangat baik.
d. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu
sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
meningkatkan usaha menyelesaikannya, soal yang terlalu sukar atau
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena di luar jangkauan.
Indeks kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar
atau mudahnya suatu soal.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, digunakan rumus6 :
P =
Keterangan :
P : indeks kesukaran.
B : banyaknya siswa yang menjawab benar.
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes.
Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.
p = 0,00 adalah soal terlalu sukar.
0,00 < p < 0,30 adalah soal sukar.
6 Ibid., h. 223
40
0,30 < p < 0,70 adalah soal sedang.
0,70 < p < 1,00 adalah soal mudah.
p = 1,00 adalah soal terlalu mudah.
F. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari perpustakaan digunakan sebagai teori yang
dijadikan pedoman oleh penulis untuk melakukan penelitian lapangan.
Adapun data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya
diolah dan dianalisa untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti,
sehingga dapat diperoleh kesimpulan dalam menganalisa hasil penelitian
yang berupa “Pengaruh Pendekatan Lingkungan terhadap Hasil Belajar
pada Konsep Keanekaragaman Hayati” digunakan analisa kuantitatif yaitu
analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan cara
menjumlahkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya
dilakukan dengan menggunakan data statistik.
Analisa data diawali dengan pengujian persyaratan analisis yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dari analisis data yang
dilakukan sebelum analisis statistik.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
sampel yang diteliti berdistribusi normal/tidak. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan rumus liliefors.7
X =∑ .∑
Keterangan :
X = nilai rata-rata hasil pendekatan lingkungan dan tidak
menggunakan pendekatan lingkungan
X = batas kelas dari interval
F = frekuensi
Kriteria pengujian :
7 Nana Sudjana, Metode Statistika, (Bandung, Tarsito, 1996), Cet. Ke-6, h. 446-467.
41
Lhit < Ltab, data berdistribusi tidak normal
Lhit > Ltab, data berdistribusi normal
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas untuk mengetahui apakah data sampel tersbut
bersifat homogen atau tidak. Dilakukan dengan menggunakan uji
fisher pada taraf signifikansi 0,05:3
Setelah diketahui hasil ujian syarat analisis, maka dapat
dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji.t dengan
signifikasi a=0.05 yaitu dengan rumus
t = sebelumnya S =( ) ( )( )
Keterangan :
X rata-rata hasil belajar pendidikan agama Islam dengan
menggunakan metode resitasi
Y rata-rata hasil belajar pendidikan agama Islam dengan tidak
menggunakan metode resitasi
S simpangan baku gabungan hasil belajar dengan
menggunakan metode resitasi dan tidak menggunakan
metode resitasi
nx hasil belajar dengan metode resitasi
ny hasil belajar dengan tidak menggunakan metode resitasi
t rasio yang akan dihitung
keterangan Pengujian :
tolak Ho dan terima Ha, bila t hitung > t tabel
terima Ho dan tolak Ha, bila t hitung < t tabel
42
c. Uji peningkatan hasil belajar (N-gain)
Dalam teknik analisis peningkatan hasil belajar, peneliti
menggunakan N-gain. N-gain adalah selisih antara nilai pretest dan
posttest, yang menunjukkan peningkatan pemahaman atau
penguasaan konsep siswa setelah proses pembelajaran. Uji
peningkatan hasil belajar digunakan rumus normalized gain, yaitu:
N-gain =
Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa mengalami
peningkatan atau tidak, maka digunakan kriteria sebagai berikut:
g > 0,7 : tinggi
0,3 < g < 0,7 : sedang
g < 0,7 : rendah
d. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat, maka akan diketahui
tentang homogenitas dan normalitas data. Kemudian dilakukan
pengujian hipotesis, jika data homogen dan berdistribusi normal
data akan dianalisis dengan menggunakan Uji “t”, dengan rumus
sebagai berikut8
t =
dimana
S2 =( ) ( )
Keterangan:
= − rimen= −= Banyak data kelompok eksperimen
8 Sudjana, Metode statistik, (Bandung: Trasito, 2002), ed.6, cet.2, h.239.
43
= Banyak data kelompok kontrol
= Simpangan baku hasil belajar kelompok eksperimen
= Simpangan baku hasil belajar kelompok kontrol
t = Hasil hitung distribusi t
= Nilai deviasi gabungan
Hasil perhitungan t-hitung dibandingkan dengan t-tabel pada
taraf signifikasi 5% (0,05) dengan kriteria:
Tolak Ho, bila thitung > ttabel
Terima Ho, bila thitung < ttabel
1. Hipotesis statistik
Hipotesis statistik untuk menguji hipotesisi penelitian yang telah
dirumuskan. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Ho : µX = µY
Ha : µX = µY
Keterangan :
µX : rata-rata hasil belajar dengan menggunakan pendekatan
lingkungan
µY : rata-rata hasil belajar dengan tidak menggunakan pendekatan
lingkungan
Ho : Hipotesis Nihil
Ha : Hipotesis Alternatif
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun data hasil penelitian ini adaah pretest dan posttest dari dua kelas, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest dilakukan sebelum proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan untuk kelas
eksperimen dan tidak menggunakan pendekatan lingkungan untuk kelas control.
Pretest ini dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada konsep
keanekaragaman hayati. Setelah dua kelas melaksanakan proses pembelajaran
dengan perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelas. Kemudian
dilaksanakan posttest yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana peningkatan
hasil belajar siswa.
A. Hasil Penelitian
1. Perbandingan hasil pretest siwa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol
Adapun sebelum melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen (X
MIA1 ) dan kelas kontrol ( X MIA2 ) dilakukan pretest yang bertujuan
untuk mengetahui pengtahuan awal siswa tentang konsep keanekaragaman
hayati. Hasil pretest dari kedua kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai maksimum 77.14 68.57
Nilai minimum 28.57 14.28
Mean 51.3313 41.009355
Standar deviasi (SD) 11.2726 10.47341
46
Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil pretest untuk kelas eksperimen nilai
maksimum 77.14 sedangkan nilai maksimum kelas control 68.57, nilai
minimum kelas eksperimen 28.57 sedangkan kelas control nilai minimum
14.28, rata-rata nilai kelas eksperimen 51.3313 sedangkan nilai rata-rata
kelas control, 41.00935, dan standar deviasi kelas eksperimen 11.2726
sedangkan standar deviasi kelas kontrol 10.4731
2. Perbandingan hasil postest siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol
Adapun setelah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen ( X
MIA1 ) dengan menggunakan pendekatan lingkungan dan kelas kontrol (
X MIA2 ) dengan tidak menggunakan pendekatan lingkungan maka
dilakukan posttest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan setelah
dilakukan perlakuan. Hasil posttest dari kedua kelas adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai maksimum 91.42 74.28
Nilai minimum 57.14 40
Mean 72.99097 56.8619355
Standar deviasi (SD) 9.089803 9.685172
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil posttest untuk kelas eksperimen
nilai maksimum 91.42, sedangkan nilai maksimum kelas kontrol 74.28,
nilai minimum kelas eksperimen 57.14 sedangkan kelas kontrol nilai
miimum 40, rata-rata nilai posttest kelas eksperimen 72.99097, sedangkan
nilai rata-rata kelas kontrol 56.8619355, dan standar deviasi kelas
eksperimen 9.089803 , sedangkan standar deviasi kelas kontrol 9.685172.
47
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata pretest siswa kelas
eksperimen 51.33 dan kelas kontrol 41.00. Hal tersebut menunjukkan
bahwa antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
kemampuan awal yang sama. Kemudian setelah dilakukan perlakuan
terhadap kelas eksperimen diperoleh rata-rata 72.99 untuk kelas
eksperimen dan 56.86 untuk kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen.
Berdasarkan rata-rata tersebut kelas eksperimen memiliki rata-rata posttest
lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan
pendekatan lingkungan.
3. Hasil uji N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol
Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan penguasaan
konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru dengan cara
menghitung nilai normal gain yang merupakan selisih antara nilai pretest
dab posttest yang dicapai oleh siswa, berdasarkan hasik perhitungan
diperoleh skor normal gain pada kelas eksperimen dan kontrol sebagai
berikut.
Adapun dalam penelitan ini jumlah siswa untuk kelas eksperimen
adalah 31 dan jumlah siswa untuk kelas kontrol adalah 31. Data hasil uji
N-gain untuk kelas eksperimen memiliki rata-rata 0.443613 sedangkan
kelas kontrol memiliki rata-rata 0.252097. Berdasarkan rata-rata tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai N-gain kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sedang. Siswa kelas eksperimen yng memiliki
kriteria tinggi berjumlah 3 siswa, kriteria sedang berjumlah 20 siswa,
dan kriteria rendah berjumlah 8 siswa. Sedangkan siswa kelas kontrol
yang memiliki kriteria tinggi berjumlah 0, kriteria sedang berjumlah 15
siswa, dan kriteria rendah berjumlah 16 siswa. Berdasarkan data tersebut
dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
48
4. Hasil observasi guru dan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
a. Hasil Observasi Terhadap Guru
Berikut ini disajikan hasil observasi yang dilakukan terhadap
guru selama proses pembelajran berlangsung.
Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Guru
Tahapan Fenomena Skor
Mengamati a. Mampu menyampaikan materi dan
arahan dengan lugas dan sistematis
93.75b. Mampu mengamati lingkungan dan
keberadaan makhluk hidup yang
dapat dijadikan sumber belajar siswa
Menanya Mampu bertanya dan membangkitkan
keingintahuan siswa dengan baik75.00
Mengumpulkan
data
a. Mampu mengaitkan fakta-fakta dalam
kehidupan sehari-hari siswa dengan
topic bahasan87.50
b. Mampu memberikan definisi dan
penjelasan tentang topic bahasan
dengan baik kepada siswa
Mengasosiasi a. Mampu membimbing dan
mengarahkan siswa dalam
membangun pengetahuan mereka
secara mandiri 79.16
b. Mampu mendorong dan memotivasi
siswa untuk memberikan penjelasan
dengan kalimat mereka sendiri
49
c. Mampu mengingatkan dan
memberikan pertimbangan serta
arahan dengan baik kepada siswa
tentang konsep yang mereka temukan
Mengomunikas
ikan
a. Mampu mendorong siswa untuk
melakukan evaluasi terhadap proses
pembelajaran yang sudah mereka
lakukan
87.50b. Mampu menyimak dan mengkritisi
serta mengarahkan penjelasan yang
dilakukan siswa
c. Mampu menyimpulkan materi dengan
jelas dan menarik
Rata-rata 84.58
Hasil pada tabel 4.3 di atas memiliki rata-rata 84.58 persen. Hal
ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan lingkungan yang dilakukan oleh guru berhasil dengan
baik.
b. Hasil Observasi Terhadap Siswa
Berikut adalah hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
Tabel 4.4 Hasil Observasi Terhadap Siswa
Tahapan IndikatorSkor
(%)
Mengamati a. Mampu mendengarkan dan memperhaikan
penyampaian materi dan arahan dari guru83.33
50
Data hasil observasi pada tabel 4.4 memiliki rata-rata 76.036. Hal
ini menunjukkan bahwa keberhasilan siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkungan dengan
baik
b. Mampu melakukan pengamatan lingkungan
dan keberadaan makhluk hidup yang berada
di sekitar lingkungan sekolah
Menanya Mampu bertanya pada guru terkait materi
yang dipelajari75
Mengumpulkan
data
a. Mampu mengaitkan fakta –fakta dalam
kehidupan sehari-hari siswa dengan topik
bahasan 66.66
b. Mampu menjelaskan konsep dengan
kalimat siswa sendiri dengan baik
Mengasosiasi a. Mampu bekerja dalam kelompok dengan
baik
82.28
b. Mampu membangun dan mengembangkan
pengetahuan dengan mandiri
c. Mampu memberikan bukti dan klarifikasi
dari penjelasan yang siswa lakukan secara
baik
d. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan
diskusi secara maksimal
Mengomunikasikan a. Mampu mempresentasikan sebuah konsep
pada suatu kondisi yang berbeda
72.91b. Mampu menyimpulkan suatu konsep yang
mereka temuka selama proses pembelajaran
belangsung
Rata-rata 76.036
51
B. Pengujian Prasyarat Pengambilan Sampel
Adapun untuk menghitung prasarat pengambilan sampel
membutuhkan data pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-
rata pretest kelas eksperimen 51.3312903 dan kelas kontrol 41.0093548.
Pretest dilakukan sebelum diberikan perlakuan. Untuk melakukan uji
prasyarat sampel maka dilakukan uji normalitas dan homogenitas.
1. Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pretest
berdistribusi normal atau tidak.
Data dikatakan berdistribusi normal jika Lhitung < Ltabel.
a. Uji normalitas pretest kelas eksperimen
Adapun hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.5 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Kelompok Test N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas
eksperimenPretest 31 0.10707742 0.1591303
Berdistribusi
normal
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut diperoleh bahwa Lhitung =
0.10707742 sedangkan Ltabel = 0.1591303 pada taraf signifikam 5%
dan derajat kebebasan 31. Lhitug < Ltabel atau 0.10707742 <
0.1591303. Maka dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
eksperimen berdistribusi normal.
b. Uji normalitas pretest kelas kontrol
Adapun hasil uji normalitas kelas kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Kelompok Test N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas
kontrolPretest 31 0.1067677 0.1591303
Berdistribusi
normal
52
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut diperoleh bahwa Lhiung =
0.1067677 sedangkan Ltabel = 0.1591303 pada taraf signifikan 5 %
dan derajat kebebasan 31. Lhitung < Ltabel atau 0.1067677 <
0.1591303. maka dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas
kontrol berdistribusi normal.
2. Homogenitas
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas kedua kelas
berdistribusi normal, selanjutnya dihitung homogenitas pada kedua
kelas. Uji homogenitas digunakan untuk melihat perbedaan skor siswa
yang menggunakan pendekatan lingkungan dengan yang tidak
menggunakan pendekatan lingkungan, dalam penelitian ini
menggunakan uji Fisher. Adapun hasil uji homogenitas kedua kelas
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Data Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Data N SD Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas
eksperimen
31 11.2726 1.15843584 1.84 Berdistribusi
homogen
Kelas
kontrol
31 10.47341
Berdasarkan tabel 4.7 uji homogenitas data pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi homogen karena Fhitung < Ftabel atau 1.15843584 < 1.84
pada derajat kebebasan 60 dari n1+n2-2 sedangkan n1 = 31 dan n2 =
31. Sehingga kedua kelas tersebut memiliki kemampuan awal yang
sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Pengujian hipotesis sampel
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas maka
langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
53
posttest dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Data Uji Hipotesis Pretest Sampel Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Data N SD thitung ttabel Kesimpulan
Kelas
eksperimen31 11.2726
4.83741508 1.671
H0 ditolak
terdapat
perbedaan
signifikan rata-
rata skor pretest
kelas
eksperimen
dengan kelas
control
Kelas
kontrol31 10.47341
Berdasarkan tabel 4.8 tersebut dapat disimpulkan bahwa data
pretest kedua kelas terletak pada daerah penolakan Ho, karena nilai
thitung > ttabel atau 4.83741508 > 1.671 pada derajat kebebasan 60 dari
n1+n2 – 2 dengan n1 = 31 dan n2 = 31.
C. Pengujian Prasyarat Analisis
Berdasarkan data pretest yang telah dijelaskan maka dalam pengujian
prasyarat analisis membutuhkan data posttest kelas eksperimen dan kelas
control. Posttest dilakukan setelah diberikan perlakuan,. Perlakuan pada kelas
eksperimen menggunakan pendekatan lingkungan dan pada kelas kontrol
tidak menggunakan pendekatan lingkungan. Rata-rata posttest kelas
eksperimen adalah 72.99097 sedangkan kelas kontrol sebbesar 56.8619355.
untuk melakukan uji prasyarat hipotesis, data yang diperoleh dihitung
normalitas dan homogenitasnya, kemudian dapat dilanjutkan untuk uji
parametric atau nonparametrik untuk uji hipotesis.
54
1. Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data posttest
berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan berdistribusi normal
jika Lhitung < Ltabel.
a. Uji normalitas posttest kelas eksperimen
Adapun hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.9 Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Kelompok Test N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas
eksperimen
Posttest 31 0.10707742 0.1591303 Berdistribusi
normal
Berdasarkan tabel 4.9 tersebut diperoleh bahwa Lhitung =
0.10707742 sedangkan Ltabel = 0.1591303 pada taraf signifikan 5 %
dan derajat kebebasan 31. Lhitung < Ltabel atau 0.10707742 <
0.1591303. Maka dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas
eksperimen berdistribusi normal.
b. Uji normalitas posttest kelas kontrol
Adapun hasil uji normalitas kelas kontrol adalah sebagai berikut.
Tabel 4.10 Data Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Kelompok Test N Lhitung Ltabel Kesimpulan
Kelas
kontrol
Posttest 31 0.10070645 0.1591303 Berdistribusi
normal
Berdasarkan tabel 4.10 tersebut diperoleh bahwa Lhitung =
0.10070645 sedangkan Ltabel = 0.1591303 pada taraf signifikan 5 %
dan derajat kebebasan 31. Lhitung < Ltabel atau 0.10070645 <
55
0.1591303. Maka dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas
eksperimen berdistribusi normal.
2. Homogenitas
Berdasarkan hasil uji perhitungan uji normalitas kedua kelas
berditribusi normal, selanjutnya dihitung homogenitas pada kedua
kelas. Uji homogenitas dalam penellitian dalam penelitian ini
menggunakan uji Fisher. Adapun hasil uji homogenitas kedua kelas
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Data Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Data N SD Fhitung Ftabel Kesimpulan
Kelas
eksperimen31 9.089803
1.13528718 1.84
Berdistribusi
homogen
Kelas kontrol 31 9.685172
Berdasarkan tabel 4.11 uji homogenitas data posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi homogen karena Fhitung < Ftabel atau 1.13528718 < 1..84
pada derajat kebebasan 60 dari n1 + n2 -2 sedangkan n1= 31 dan n2 =
31. Sehingga kedua kelas tersebut berdistribusi homogen.
3. Pengujian hipotesis sampel
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitaas maka
langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis
posttest dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dengan hasil
sebagai berikut:
56
Tabel 4.12 Uji Hipotesis Penelitian Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Data N SD thitung ttabel Kesimpulan
Kelas
eksperimen
31 9.089803 8.64134792 1.671 H0 ditolak
terdapat
perbedaan
signifikan rata-
rata skor
posttest kelas
eksperimen
dengan kelas
kontrol
Kelas
kontrol
31 9.685172
Berdasarkan tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa data posttest
kedua kelas terletak pada daerah penerimaan H1 dan penolakan H0,
karena nilai thitung > ttabel atau 8.64134792 > 1.671 pada derajat
kebebasann 60 dari n1 + n2 – 2 dengan n1 = 31 dan n2 = 31. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 8.64134792 >
1.671. Selain itu rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan kelas kontrol, yaitu 72.99097 > 56.8619355. Sehingga
dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil
belajar biologi dengan menggunakan pendekatan lingkungan. Hal
tersebut dapat dilihat pada nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
57
D. Pembahasan
Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
lingkungan pada kelas eksperimen dan tidak menggunakan pendekatan
lingkungan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol (72.99097 > 72.99097 ).
Berdasarkan pengujian hipotesis posttest terhadap kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal
tersebut dapat dilihat pada hasil perhitungan diperoleh bahwa thitung > ttabel
(8.64134792 > 1.671). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan pada penggunaan pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar
siswa pada konsep keanekaragaman hayati.
Berdasarkan data kognitif hasil belajar dari sebelum dan sesudah
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan uji N-gain juga menunjukkan
adanya perbedaan dari kedua kelas. Nilai N-gain lebih tinggi kelas
eksperimen daripada kelas control (0.443613 > 0.252097). Hal tersebut
menunjukkan bahwa dengan pendekatan lingkungan, proses pembelajaran
sesuai dengan tuntutan kurikulum dan memudahkan guru dalam mengajar.
Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa memiliki
presenttasi yang baik. Hasil observasi terhadap guru memiliki presentasu
sebesar 84.375, sedangkan siswa memiliki presentase sebesar 79.51. Hal ini
menunjukkan bahwa guru dan siswa selama proses pembelajaran
menggunakan tahapan-tahapan pendekatan lingkungan berhasil dengan baik.
Selama proses pembelajaran berlangsung guru melakukan pembelajaran
sesuai dengan tahapan-tahapan pendekatan lingkungan. Guru berperan
sebagai fasilitator sekaligus motivtor yang baik. sehingga pembelajaran
menjadi menyenangkan dan membuat siswa antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Pada tahap pertama (mengembangkan pemikiran) guru berhasil membuat
siswa penasaran terhadap fenomena-fenomena yang terkait dengan materi
keanekaragaman hayati. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
58
menggali keingintahuan siswa terhadap fenomena yang sedang dipelajari.
Selain itu guru berhasil membuat belajar lebih bermakna dengan menjadikan
siswa bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya. Sementara itu siswa pada tahap ini
dapat melakukan pengamatan keberadaan makhluk hidup di lingkungan
sekitar sekolah serta mampu menjawab pertanyaan guru dengan maksimal.
Pada tahap selanjutnya hingga tahap terakhir, siswa berhasil dengan baik
dalam mengevaluasi dan menganalisis kekurangan serta kelebihan dari diri
mereka masing-masing selama kegiatan pembelajaran, sehingga kedepannya
mereka dapat melakukan perbaikan-perbaikan selama proses maupun hasil
dari pembelajaran tersebut. Dengan demikian siswa dan guru mengetahui apa
saja yang menjadi kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran
sehingga pada akhirnya mereka menyadari tentang apa yang seharusnya yang
dilakukan pada pembelajaran berikutnya agar lebih baik lagi. Sementara guru
menyimpulkan tentang konsep atau materi dari awal sampai akhir
pembelajaran.
Tahapan-tahapan dalam pembelajaran pendekatan lingkungan dapat
memperbaiki kualitas dan hasil pembelajaran. Siswa dalam pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan ini terdorong untuk lebih aktif, kreatif dan
mampu menganalisis setiap permasalahan dengan cara mereka sendiri,
sehingga kemandirian siswa dalam pembelajaran ini lebih meningkat serta
kemampuan siswa dalam menjelaskan suatu konsep tentang keanekaragaman
hayati menjadi lebih baik. Siswa mendapatkan pengalaman yang bermakna
dan hasil belajar yang lebih maksimal. Pembelajaran dengan model ini juga
menjadikan kerjasama antara guru dan siswa menjadi lebih baik. karena
kerjasama kerjasama yang baik inilah proses dan pembelajaran dengan lebih
baik.
Dengan demikian, data baik dari hasil pretest dan posttest, kelas
eksperimen memiliki rata-rata skor yang tinggi daripada kelas kontrol.
Dengan pembelajaran pendekatan lingkungan menunjukkan adanya pengaruh
pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar. Dengan demikian proses
59
pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator dan mediator, dan mendorong
siswa untuk belajar mandiri dan terbiasa bekerja ilmiah.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan pendekatan lingkungan
membantu siswa dalam mengungkapkan dan menemukan fakta dan konsep,
serta menumbuhkan sikap dan nilai ilmiah didalam pembelajaran biologi.
Sehingga pembelajaran Biologi menjadi lebih bermakna dan siswa dapat
menemukan sendiri pengetahuannya.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan pendekatan lingkungan dapat memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep keanekaragaman hayati.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest, kelas eksperimen sebesar
72.9 lebih besar dari kelas kontrol sebesar 56.86. hal ini dibuktikan dengan
diperoleh thitung (4.83) lebih besar dari ttabel pada taraf signifikan 5% (1.67).
Pengaruh perlakuan juga terlihat dari rata-rata N-Gain untuk kelas
eksperimen sebesar 0.44 dan kelas kontrol sebesar 0.25.
B. Saran
Berdasarkan hasiil penelitian yang diperoleh, peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Guru bidang studi dapat mengikut sertakan siswa yang kurang aktif
dalam proses pembelajaran, khususnya dengan menggunakan
pembelajaran pendekatan lingkungan.
2. Guru bidang studi hendaknya memperhatikan alokasi waktu yang
tersedia dan menyesuaikan dengan jam pelajaran.
3. Diharapkan guru memberikan bacaan (buku paket biologi atau LKS)
yang sesuai dengan yang akan dipelajari sehingga tidak menyimpang
dari kurikulum.
4. Agar tidak terdapat kekeliruan konsep guru hendaknya mendampingi
saat pembelajaran berlangsung.
61
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar.Bandung:Pustaka Setia, Cet. 2. 2005.
Ajaja O. Patrick. Effects of Field Studies on Learning Outcome inBiology.Nigeria: Department of Science Education, Delta StateUniversity, Abraka. 2010.
Akbayin, Hasan.The Effect of Blended Learning Model on High SchoolStudents’ Biology Achievement and on Their Attitudes Towards theInternet By TOJET, Journal of Educational Technology. 11, 2012.
Anonim. Beyond Barriers To Learning Outside the Classroom in NaturalEnvironments. 2010
Anonim. Learning Outside the Classroom . AS: Published by the Department
for Education and Skills. 2006
Bird, W. Natural Thinking – investigating the links between the naturalenvironment, biodiversity and mental health. 2007.
Blair, Dorothy. Evaluative Review of the Benefits of School Gardening.Winter. 2009.
Brown, Keith MSP.. Curriculum for excellence through outdoor learning.Skotlandia: Learning and Teaching Scotland. 2010.
Dahar, Ratna Wilis. Beberapa pendekatan Pembelajaran IPA. Jurnal AnekaWidya STKIP Singaraja, no.2 2001.
Department for Education and Skills. Learning Outside the Classroom. 2006.
Djaafar, Tengku Zahara. Kontribusi Strategi Pembelajaran terhadap HasilBelajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang. 2001.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta.2008.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar-Mengajar, EdisiRevisi. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 3. 2006.
Euis Yuniastuti, “Upaya Meningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil BelajarBiologi dengan Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar Pada
62
Siswa Kelas Vii Smp Kartika V-1 Balikpapan”. Skripsi Balikpapan:2013.
Fagerstam, Emilia & Jonas Blom. Learning Biology and Mathematicsoutdoors: effects and attitudes in a Swedish high school context.Journal of Adventure Education & Outdoor Learning. 2012.
Grant. Science Learning Outside The Classroom. 2011.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2001.
Hemaningsih ,Deulia. “Penerapan Pendekatan Lingkungan untukMeningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA PokokBahasan Sumber Daya Alam dan Lingkungan”. respsitory.upi.edu,pdf.
Ibrahim,Nurdin. Pemanfaatan Tutorial Audia Interaktif untuk Perataan KualitasHasil Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. .44, 2003.
Ischinger, Barbara Ischinger. Creating Effective Teaching and LearningEnvironments. First Results From Talis. OECD Publisihing. 2009.
Irmaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurikulum 2013
K. Roestiyah.N. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara,Cet. 2. 1998.
Keith Brown MSP. Curriculum for excellence through outdoor learning.
Scotlandia. 2010.
King’s College London. Understanding the diverse benefits of learning in
natural environments. London. 2011.
The Kolb, David & Alice. The Kolb Learning Style Inventory. 2005.
Mualim dan Khairul Hudam. Pemanfaatan, Lingkungan sebagai Sumber
Belajar Biologi sub-Konsep Tumbuhan Monokotil dan Dikotil.
Buletin Pelangi Pendidikan. 2. 1999/2000.
Muhibbin Syah. Psikologis Belajar. Jakarta: Logos, Cet.1. 2001.
Mujis, Daniel dan David Reynold. Effective Teaching. British: SAGE
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.5.2007.
63
Nasution, S. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.2.2000.
Orlu Chukwuemeka. Environmental Influence on Academic Performance ofSecon School Students in Port Harcourt Local GovernmentAreaRivers State. Journal of Economics and SustainableDevelopment. Vol.4, No.12. Department of Social Studies, IgnatiusAjuru University of Education: Port Harcourt. 2013.
Prawiradiliga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana,Cet.2. 2008.
Prokop, Pavol. Short-Term Effects of Field Programme on Students’Knowledgeand Attitude Toward Biology: a Slovak Experience.Journal of Science Education and Technology. 2007
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2011.
P, S, Higgins, and Nicol. Learning Outside the Classroom: theory andguidelines for practice. New York: routledge. 2011.
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT RinekaCipta. 2003
Rosario, Bernadete I. Del. Science, Technology, Society and Environment(STSE) Approach in Environmental Science for Nonscience Studentsin a Local Culture. Liceo Journal of Higher Education ResearchScience and Technology Section. 2009
Samples, Bob. Revolusi Belajar untuk Anak. Bandung: Kaifa, Cet.1. 2002.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana. 2008.
Sofyan, Ahmad,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.Jakarta: UIN Press, Cet. 1. 2006.
Sofyan, Ahmad. Perilaku Belajar Biologi Siswa MAN. Jurnal Kependidikan,Keislaman, dan Kebudayaan, Didaktika Islamika. 1. 2003.
Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi SMA kelas X. Surabaya, Yudhistira.2007.
Sudjana, Nana. Metode Statistika. Bandung, Tarsito, Cet.6. 1996.
64
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. 2005.
Sudjito, Yason Lukman. Mestro, Bank Soal Biologi SMA Kelas X,XI,XII.Jakarta: Grasindo, 2014.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: RemajaRosdakarya. 2011.
Staudinger, Michelle D. Impact of Climate Change on Biodiversity,Ecosystem, and Ecosystem Services. 2012.
Zaidin, Muh Hamzah. Sekolah Masa Depan, Pemanfaatan Lingkungan SebagaiSumber Belajar, Buletin Pelangi Pendidikan, Vol 3, 2000.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UINJakarta, Cet.I. 2009.
1 /
REFERENSI
BAB!
Buku Ju rna I
Roestil'ah, N.K,lvlo.s ct I a h- n r o.t a I a h I I mtt
Kcgtu'u a n, cetlkan keduc
Hasan Akbayin, The Eff'ect
Of Blerrded LearningN4odel On High SchoolStudents'BiologyAchievement And OnTheir Att it udes TowardsThe Internet By TOJET,Journal o/ EducalionalTechtolos,, Vol.l l, 20 I2
Abu Ahmadi, Joko TriPrasetya, StrategiBelajar Mengajar
Departnrent for Educationand Skills, 2005. LearingOutside the Classroon.r.
Published by the
Department for Educationand Skills.2006. AS
Oemar Hamalik OemarHarnalik, ProsesBelajar Mengajar,(Jakarta; BumiAksara,200 l ),
Mualim dan KhairulIIudam , PemanfaatanLingkungan sebagai
Sumber Belajar Biologisub-Konsep TumbuhanMonokotil dan Dikotil.Bttletin PelangiPendidikan, Vol,2 No1,199912000..
Д
II
′
Zulfiani dkkStrategi PemhelajaranSalns, (Jakarta: LembagaPenelitian UIN Jakarta,
2oo9), h.46
BAB‖
Buku Jurnal keterangan
卜luhibbin S)ah,
Psノたοノοgむ βノ9グα″,
(Jakalta:Logos,1999),Cct l,h53-54.
BeyonC Barriers To
Learning Outside The
C I ass r o o tn I n l,lalurolEtuirorunenls (London:King's college. 2010), p.1
Su_vono dan Hariy'anto,Belajar dant em b e I aj ar an, (Bandung:RemajaRosdakarya.20 I I ). h. l-1.
S, Higgins, P, and Nicol,Learning Outside tlteClassroom; theory anCguide I ines fo r p r a ct i ce,
(Nerv York: routledge,20 I 1), h. 1.
Kete ra nga n
Oeinar Hamalik P″ οscs
βθ/″α′/1re″g″α″′
(Jakarta Bumi Aksara,2001),
Bird, W, Natural Thinking- investigating the linksbetuteen lhe nalurolenviron menl, b i od iv ers i tyand mental health,200'7 ,
p.49.
Oemar Hamalik,
6ン・θ′ム,h195.Grant Sο ′θ77ε
`ιθα/″ ,″g
θンなメグθrみ cc′αssrθθ7η
Noycc Foundation,
2011,p.2.
Bob Samples,R`ソο′“sノ
βθ′げαr夕″′ヶた/4αた,
(Bandung:Kaifa,2002),Cet.1,h.209.
King's College,Un ders I o n di ng th e d ivers e
beneJits oJ' learning innatural environmenls.London,201 l.
Oemar Hamalik,五 οο θ″.,
h.195‐ 196Keith Brown MSP.Curriculum for excell encet hrough outdoor lear ning.Skotl andia. Leaming andTeaching Scotland 2010
Syaiful Bahri Djamarandan Aswan Zain, StrategiBelajar-Mengajar,(Jakarta: Rineka Cipta,2006), Cet.3, h.48
King's College,Unders tanding the div ers e
benefits of learning innatural environments.London, 201 L
Mulyasa,M7″ α″G″rタ
Prο ,sノοηαl,(Bandung:PT.RemaJa Rosdakaり a,
2009),Cet.8h.102.
Barbara Ischinger.Creating EffectiveTeaching and LeorningEnvironments: FirstResults Fron Talis. OECDPublisihing 2009.
Be1,on7 3orr,"rt ,oLearning Outside TheClassroom In NaturolEnyironments , op.cil., p.3.
/
S.Nasution,Dノααス″Fた Иsω _
/s鉗 んを″gげαr,(Jaka“ a:
Bumi Aksara,2000)CCt 2,
hal.133
∩
―l
r
Alice&David Kolb,動`
Kοルんια″′ルgSクルf″νι″′ο4ソ,Ctt.p:t,p,2005),
p.2.
Alice&David Kolb,Zみθκο′b ttια′′F4gSクセ
f″ッ`″ゎ
`ノ
,xtt.p:t.p,2005),
p.12.
P
ヒ
Dewi Salma
Prawiradilaga, P r i ns ipDisain Pembelaiaran,(J akarta: Kencana, 2 00 8),
Cet 2,Ed.1,h.24.
Dewi SalmaPrawiradilaga, P r ins ipDisqin Pembelajaran,(Jakafta: Kencana, 2008),Cet.2,Ed l,h.24
トバSuyono dan Hariyanto,
Wina Sanjaya, StrategiPembelajaranBerorientasi StandarProses Pendidikan,(Jakarta: Kencana,
Daniel Muijs and DavidReynold, EffectiveTeaching, (British:SAGE)′ p.61.
Pwrvanto, Ev aluas i Has i IBelaj ar, (Yogyakarta:Pustaka Belajar.l. h.44.
Purvvanto, Loc. c it., h.44
Nana Sudjan a, P enilai anHasil Proses BelajorMengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2010),h.22.
Nana Sudjana, PenilaianHasil Proses BelajarMengajar, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2010),h.22-23
∩
Ⅵ
γ
l
Tengku Zahara Djaafar,Kontribusi StrategiPembelajaran terhadapHasil Belaj ar. (Jakarta:Universitas Negeri
Abu Ahmadi dan JokoTri Prasetya, StrategiBelajar Mengajar,(Bandung: Pustaka Setia,2005), Cet.2. h. l7-18.
L/
ⅣIuhibbin Syah,Op.cit.,
h 59・
た′Roestiyah NK,の .οル.,
h.143 k′
,A
胎′
Irnar-ringtyas, B i o I og iuntttk SMtl/lvlA kelas Xberdosarkqn kurkulum20 I 3. (lakarta
2013), h 219
Irnaningtyas, BioLogiuntuk SA,[,4/\L4 kelas Xberdasarkan kurkulum20 I 3. (lakana:
2013), h.219
Yason Lukman Sudjito,Maestro, Bank SoolBiologi SMA Kelos X, Xl,
Xl l, Qakarta: Grasindo,20L4l
Yason Lukman Sudjito,
Moestro, Bonk SoolBiologi SMA Kelos X, Xl,
Xl l, (Jakarla: Grasindo,20t4)
Michelle D.Staudinger,dkk, Impacts ofClimate Change onB iodivers ity, Ecosystems,a nd E co.sys t em S erv i c es,
(tt.p:t.p, 2012), p.2-1.
Bagod Sudjadi dan SitiLaila, Biologi SM4 kelasX, ( Surabaya: Yudhistira,2007), h. I 8-23.Karin Ulbrich. Josef andF ay'e, B iodivers iq, 11,
e ducatiott fot' sus I oi n a bledev e I op nt e nt- r efl e ct i o n
ott school-resectrcltco op e r a t i o n, (Mosco,uv:Pensoft,20l0)
Endah Hendarwati.Pengaruh PemanfaatanLingkungan SebagaiSumber Belajar MelaluiMetode Inkuiri TerhadapHasil Belajar Siswa Sdn ISribit Delanggu PqdaPelajaran IPS.PEDAGOGIA Vol.2, No,l, 2013: h.59-70.
Euis Yuniastfii. Upaya
Kelera ntpi! an P r os es D a tt
Hasil Belajctr BiologiDengon PendekatanPembelajaran JelajahAlam Sekitar Pada Sisv,uKelas L/ii Smp Karlika L'- IB a I i kpapan. 20 I 3.Volurne5 Nomor I
ジ
Ajaja O. Patrick. E/Jbcts ofField Studies on LearningOttl co m e i n B i olo 9,,.20 10.J Hum Ecol, 3 l(3): I7 l-l7'1 (2010) Departrnent ofScience Education, DeltaState Universiry, Abraka,Nigeria.
Bernadete I. Del Rosario.Science, Technology,Sociely and Environment(STSE) Approach inEnvironmental Science forNonscience Students in aLocal Culture. LiceoJournal of HigherEducation ResearchScience and TechnologtSection.Yol.6 No. IDecember 2009.
Pavol Prokop, dkk. Short-Term Effects of FieldProgramme on Students'Kr.rorvl edgeand AnitudeTou,ard Biology: a SlovakExperience Jourttal ofScience Edttcation andTe chnolog,, Vol. I6, No.3, June 2007E,milia Fiigerstam & JonasBlom: Learning biologyand mathematicsouldoors.effects and attitudes in a
Su,edish high schoolcontext. Journal ofAdvenlure Education &Outdoor Learning 2012.
Dorothy Blair. Ev a lu at iv e
Review of the Benefits ofS chool G ar dening, Winter,vol. 40, no. 2.2009.
ヽ
γ
BAB‖ |
Buku Jurnal Kete ra nga n
Sugiyono, lv{etode
P ene I i t i an Kua nt it at ifKttaliratif dan R&D,(Bandung:Alfabeta,2010), h.79.
Suharsin.ri Arikunto,Dasar-Dasar EvalttasiPendidikan, Ed.2,(Jakarta; Bumi Aksara20t2),h,61.
Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar EvaluasiPendidikan,Ed.2,(Jakarta; Bumi Aksara2012),h,93
65
Lampiran 1
Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Validitas
Rata2= 29.10
Simpang Baku= 10.32
Korelasi XY= 0.83
Reliabilitas Tes= 0.91
Butir Soal= 50
Jumlah Subyek= 30
No. ButirSoalAsli
Daya Pembeda(%)
TingkatKesukaran
Korelasi Sign. Korelasi
1 1 25.00 Mudah 0.169 -2 2 50.00 Sedang 0.409 Sangat Signifikan3 3 25.00 Sedang 0.417 Sangat Signifikan4 4 0.00 Sangat Mudah 0.043 -5 5 62.50 Sedang 0.426 Sangat Signifikan6 6 100.00 Sedang 0.794 Sangat Signifikan7 7 37.50 Sedang 0.433 Sangat Signifikan8 8 37.50 Sedang 0.164 -9 9 62.50 Sedang 0.642 Sangat Signifikan10 10 87.50 Sedang 0.174 Sangat Signifikan11 11 62.50 Sukar 0.517 Sangat Signifikan12 12 62.50 Sedang 0.411 Sangat Signifikan13 13 37.50 Sedang 0.239 -14 14 -25.00 Sangat Mudah -0.261 -15 15 12.50 Sangat Sukar 0.139 -16 16 37.50 Sedang 0.493 Sangat Signifikan17 17 -25.00 Sukar -0.236 -18 18 75.00 Mudah -0.749 Sangat Signifikan19 19 75.00 Sedang 0.538 Sangat Signifikan20 20 62.50 Mudah 0.621 Sangat Signifikan21 21 25.00 Sukar 0.260 -22 22 50.00 Sedang 0.446 Sangat Signifikan23 23 100.00 Sedang 0.864 Sangat Signifikan24 24 0.00 Sangat Mudah -0.016 -25 25 100.00 Sedang 0.712 Sangat Signifikan
66
26 26 87.50 Sedang 0.760 Sangat Signifikan27 27 87.50 Sedang 0.582 Sangat Signifikan28 28 0.00 Sangat Mudah NAN NAN29 29 100.00 Sedang 0.759 Sabgat Signifikan30 30 50.00 Sedang 0.488 Sangat Signifikan31 31 62.50 Sedang 0.555 Sangat Signifikan32 32 12.50 Sangat Mudah 0.200 -33 33 50.00 Sedang 0.488 Sangat Signifikan34 34 62.50 Sedang 0.562 Sangat Signifikan35 35 50.00 Mudah 0.630 Sangat Signifikan36 36 37.50 Sukar 0.223 -37 37 50.00 Mudah 0.400 Sangat Signifikan38 38 62.50 Sedang 0.588 Sangat Signifikan39 39 62.50 Sukar 0.425 Sangat Signifikan40 40 50.00 Sedang 0.480 Sangat Signifikan41 41 87.50 Sedang 0.826 Sangat Signifikan42 42 87.50 Sedang 0.831 Sangat Signifikan43 43 25.00 Sedang 0.236 -44 44 0.00 Sukar 0.096 -45 45 50.00 Sangat Mudah 0.584 Sangat Signifikan46 46 62.50 Sedang 0.542 Sangat Signifikan47 47 50.00 Sedang 0.493 Sangat Signifikan48 48 25.00 Mudah 0.436 Sangat Signifikan49 49 -12.50 Sangat Mudah -0.037 -50 50 62.50 Mudah 0.719 Sangat Signifikan
67
Lampiran 2
KISI-KISI INSTRUMENKELAS X PENGUASAAN KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Ciomas Bogor
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Keanekaragaman Hayati
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Jumlah Soal : 50 soal
Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan Ganda
Kompetensi Inti :
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
68
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar:
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan
ajaran agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
69
3.1.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.1.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data ancaman
kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi
Uraian Materi Indikator soal No Soal JawabanAspek
kognitif
TingkatKeanekaragaman
Hayati
Menyebutkanterbentuknya tingkatkeanekaragamanekosistem
Keanekaragaman ekosistem terbentuk karena adanyaa. Karakteristik hewan atau tumbuhan yang berbedab. Lingkungan yang berbedac. Factor biotikd. Factor biotik dan abiotike. Interaksi antara faktor biotik yang berbeda didalamnya
D C1
Menyebutkancontoh tingkatkeanekaragamangen
Keanekaragaman tingkat gen terdapat pada kelompok tanamana. padi, pisang dan mahonib. pisang raja, pisang kapok, dan pisang tandukc. pepaya, kelapa, dan pinangd. palem, mangga, dan kelapae. kelapa, nyiur, dan pisang
B C1
Mengidentifikasikangambar ke dalamtingkatkeanekaragamanhayati
Identifikasikan gambar di bawah ini!C C1
70
Ketiga hewan tersebut dapat digolong kedalam keanekaragaman padatingkat
a. variasib. genc. jenisd. ekosistem darate. ekosistem laut
Membedakantingkat tingkatkeanekaragamanhayati
Adanya perbedaan warna kulit, bentuk hidung, dan bentuk rambut yangdimiliki setiap orang merupakan perwujudan dari
a. Keanekaragaman hayatib. Keanekaragaman tingkat genc. Keanekaragaman tingkat jenisd. Keanekaragaman tingkat genuse. Keanekaragaman tingkat ekosistem
B C2
Yang bukan merupakan keanekaragaman genetic adalaha. Variasi warnab. Variasi bentukc. Perbedaan ukurand. Perbedaan jenis
D C2
71
e. Variasi gen
Membedakantingkatkeanekaragamanekosistem
Pada gambar di bawah ini manakah suatu ekosistem yang terdapattumbuhan homogen..
a.
b.
c.
d.
e.
D C2
Memberi contohtingkat
BBerikut adalah kelompok yang menunjukkan variasi individu dalam satu
B C2
72
keanekaragamangen
spesies adalah
A a. jambu air, jambu biji, jambu meteb. mangga harum manis, mangga golek, mangga manalagic. jahe, lengkuas, temu lawakd. terong, tomat, kentange. kelapa hijau, kelapa sawit
Menentukan contohyang tepat mengenaitingkatkeanekaragaman
Perhatikan beberapa contoh keanekaragaman pada berbagai pedagangberikut.
1. Berbagai macam pohon mawar2. Berbagai macam ikan hias3. Berbagai macam pisang4. Berbagai macam burung
Keanekaragaman barang dagangan yang menunjukkan keanekaragamantingkat jenis/spesies ditunjukkan oleh…
a. 1 dan 2b. 1 dan 3c. 2 dan 3d. 2 dan 4e. 3 dan 4
D C3
Menentukan faktor-faktor penyebabkeanekaragaman
Penyebab keanekaragaman individu dalam satu spesies adalaha. Pengaruh lingkunganb. Perbedaan makananc. Susunan gen dalam kromosomd. Jumlah kromosomnyae. Jumlah gen dalam kromosom
C C3
Menghubungkankeanekaragaman
Pada gambar di bawah ini manakah suatu ekosistem yang memilikitingkat keanekaragaman gen dan spesies tertinggi
B C3
73
ekosistem dengantingkat
keanekaragamanspesies dan gen a.
b.
c.
d.
e.
Menelaah dampakadanyakeanekaragamangen
Keanekaragaman gen terjadi karena susunan perangkat gen masing-masing individu dapat berbeda-beda dan perangkat gen mampuberinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya pada pada contoh dibawah ini
A C4
74
a.ular air yang hidup di utara atau timur laut Amerika Serikat dan
b.ular air yang hidup di bagian barat dari danau Erie, AmerikaSerikat
Pada contoh tersebut, keanekaragaman gen mengakibatkana. Tidak ada satu individu pun yang sama dengan yang lainb. Setiap jenis makhluk hidup memiliki karakter yang berbedac. Tidak ada ekosistem yang sama karakternyad. Makhluk hidup dibedakan atas kelas-kelas dan ordo-ordoe. Terjadi keanekaragaman kromosom
Menelaah hal-halyang perlu diamatidalammengelompokkanke dalam tingkatankeanekaragaman
Famili Leguminosae (kacang-kacangan), memiliki spesies yang beragamseperti kacang tanah, kacang merah, kacang kapri, dan kacang hijau.Untuk mengelompokkan kedalam tingkatan keanekaragaman, hal-halyang dapat kita amati, kecuali
a. morfologib. habitatc. cara berkembangbiakd. taksone. umur
E C4
75
Membuatpernyataan yangbenarkeanekaragaman
Semakin banyak suatu spesies pada suatu ekosistem maka semakinsedikitnya keanekaragaman tingkat gen.Pernyataan yang benar untuk melengkapi kalimat di atas adalah
a. semakin banyak suatu spesies pada suatu ekosistem makasemakin banyaknya keanekaragaman tingkat gen
b. semakin banyak suatu spesies pada suatu ekosistem makasemakin berkurangnya keanekaragaman tingkat gen
c. semakin sedikit suatu spesies pada suatu ekosistem makasemakin banyaknya keanekaragaman tingkat gen
d. semakin sedikit suatu spesies pada suatu ekosistem makasemakin bertambahnya keanekaragaman tingkat gen
e. semakin banyak suatu spesies pada suatu ekosistem makasemakin menurunnya keanekaragaman tingkat
A C5
Menyusun jenismakhluk hidupberdasarkantingkatankeanekaragamanhayati
Perhatikan gambar dibawah ini!
A C5
76
Bagaimana jenis makhluk hidup sesuai tingkatan keanekaragaman hayatia. Ekosistem: sawah, Spesies: padi, wereng, ular, Gen: padi IR,
padi Rojolele, ular hijau, ular kadutb. Ekosistem sawah, Spesies: padi, ikan, wereng, ular, Gen: padi
IR, padi Rojolele, ular hijau, ular kadutc. Ekosistem: sawah, Spesies: padi IR, padi Rojolele, ayam
kampung, ayam negeri, wereng, Gen: padi, ayam, werengd. Ekosistem: kebun, Spesies: rumput, wereng, ayam, ular, Gen:
rumput gajah, rumput teki, ayam kampung, ayam negeri, ularhijau, ular kadut
e. Ekosistem: kebun, Spesies: rumput gajah, rumput teki, wereng,ular hijau, ular kadut, Gen: rumput, wereng, ular
membuktikanpernyataan denganpernyataan yangtepat
Banyaknya jenis ekosistem dalam hutan hujan tropis maka lebih banyakjuga keanekaragaman makhluk hidupnya. Hal ini dapat dibuktikandengan
a. Banyaknya jumlah makhluk hidup di dalam hutan hujan tropisb. Banyaknya jenis habitat seperti tanah, air, pohon sebagai tempat
tinggal makhluk hidupc. Banyaknya jenis tumbuhan sebagai makanan hewan herbivord. Banyaknya jenis hewan herbivor sebagai makanan hewan
karnivore. Banyaknya jumlah air yang tersedia
B C6
77
Menyimpulkantingkatankeanekaragaman
Bila dibandingkan, kedua kawasan tersebut memiliki iklim yangberbeda, namun bagaimanakah cara melihat kesamaan makhlukhidupnya
a. Memiliki tumbungan dengan morfologi daun berbentuk duriuntuk mengurangi penguapan
b. Memiliki tumbuhan dengan morfologi daun yang lebar untukmemperbesar penguapan
c. Memiliki hewan-hewan yang mampu melakukan hibernasid. Didominasi hewan-hewan berkulit tebal yang mengandung
lemak lebih banyake. Didominasi hewan mamalia berambut lebat untuk menjaganya
dari suhu yang rendah
A C6
Keanekaragamanhayati Indonesia
Mendeskripsikankeanekaragamanhayati Indonesia
Keunikaan keanekaragaman hayati Indonesia ditandai oleha. hewan bertipe orientalb. tumbuhan bertipe Malesianac. hewan bertipe Australiad. tumbuhan yang bersifat endemice. semua benar
E C1
Membedakan fauna- Keanekaragaman hayati tertinggi Indonesia terdapat di Papua, C C2
78
fauna di Indonesia kemudian Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.Semuanya memiliki flora dan fauna endemik yang unik. Di bawah inicontoh hewan endemik yang berasal dari Papua dan Sumatera adalah
a. tapir dan nurib. badak dan orang utanc. burung cendrawasih dan harimaud. orang utan dan merake. babirusa dan anoa
Membedakan garisweber dengan garisWallace
Garis Weber yang menghalangi penyebaran hewan merupakan garispemisah hewan merupakan garis pemisah antara pulau-pulau
a. Sumatera dan Jawab. Jawa dan Balic. Kalimantan dan Sulawesid. Sulawesi dan Malukue. Maluku dan Papua
E C2
Memberikan contohfauna di kawasanWallace
Yang merupakan fauna di kawasan Wallacea, antara laina. Wau-wau, beruang, gajahb. Babirusa, anoa, maleoc. Dara bermahkota, walabi, kasuarid. Kakatua, kuda, ular sanca hijaue. Nuri, buaya, merak
A C2
Menentukan asaldaerah suatu flora
Tumbuhan buah merah dapat ditemukan di daeraha. Kalimantanb. Sumaterac. Jawad. Balie. Papua
E C3
79
Menelaah ciri-cirihewanoriental,peralihandan australis
Hewanoriental
Hewanperalihan
Hewanaustrialis
Mamaliaberukuranbesar danberambut
Burungmemilikiwarna yangkurangmenarik
Banyaknyareptile yangberukuran besar
Mamalia sedikitmemilikirambut
Mamaliaberkantong
Burungmemilikiwarna yangindah danmencolok
Dari table tersebut manakah hewan yang masuk ke dalam hewan tipeaustralis
a. Badak dan harimaub. Jalak bali dan elang jawac. Anoa dan komodod. Komodo dan nurie. Cendrawasih dan kangguru
E C4
Mengategorikanhewan pada
Berikut ciri-ciri hewan berdasarkan kawasan penyebarannya.1. -Mamalia berukuran kecil
A C5
80
kawasan tertentuberdasarkan ciri-cirinya
-Banyak hewan berkantung-Tidak terdapat spesies kera-Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
2. -Mamalia yang berukuran besar-Terdapat berbagai macam kera-Terdapat hewan endemic-Burung-burung memiliki warna yang kurang menarik dibandingburung-burung di daerah Australia, tetapi dapat berkicau
3. -Banyaknya reptil yang berukuran besar-mamalia berambut sedikit
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, hewan yang memilikii ciri pada no 2termasuk dalam kategori hewan
a. Orientalb. Peralihanc. Austrialisd. Wallacee. Weber
Menilai pernyataandengan memberikanalasan yang tepatmengenai pengaruhadaptasi tumbuhanterhadapkeanekaragaman
Keanekaragaman tumbuhan dipengaruhi oleh adaptasi tumbuhan denganlingkungan sekitar. Alasan yang tepat untuk menilai pernyataan di atas
a. keberagaman tumbuhan dipengaruhi pula oleh suhu lingkungandi sekitarnya
b. tumbuhan hanya mengambil makanan di lingkungan sekitarnyasaja
c. tumbuhan akan lebih mudah dalam memperoleh makanan dilingkungan sekitarnya
d. untuk menghindari hewan pemangsae. habitat tumbuhan sangat mempengaruhi morfologinya demi
kelangsungan hidupnya
E C6
Penyebab Mendefinisikan Kerusakan suatu habitat disebabkan oleh polusi merupakan definisi dari C C1
81
menghilangnyakeanekaragamanhayati
istilah penyebabmenghilangnyakeanekaragamanhayati
a. Fragmentasi habitatb. Eksploitasi habitatc. Degradasi habitatd. Global warminge. Eutrofikasi
Memberikan contohdari mekanismeterjadinya degradasihabitat
Berikut ini beberapa mekanisme terjadinya degradasi habitat, kecualia. Eutrofikasib. Hujan asamc. Penggunaan DDTd. Pemanasan globale. Reboisasi
E C2
Menghubungkankegiatan manusiadengan tinggi atauhilangnyakeanekaragamanhayati
Kegiatan manusia yang dapat menurunkan keanekaragaman hayatiadalah
a. Introduksi spesies eksotikb. Reboisasic. Pemuliaan tanamand. Pembuatan taman-taman kotae. Konservasi plasma nutfah
D C3
Menelaah dampakyang terjadi apabilaekosistem dirusak
D C4
82
Kasus penebangan liar, menghabiskan ratusan bahkan ribuan pohonsebagai habitat juga produsen bagi konsumen herbivor. Pada kasustersebut, bagaimana akibat yang timbul jika salah satu kompenen dalamhutan dimusnahkan
a. Keadaan ekosistem hutan teap dalam keadaan stabilb. Populasi hewan mengalami kepunahanc. Populasi tumbuhan mengalami kepunahand. Musnahnya populasi yang laine. Tidak ada tumbuhan dan hewan lain yang ikut musnah
Mengkombinasikanantara tingginyakeanekaragamanhayati dengan upayapelestarian makhlukhidup
Tingginya keanekaragaman hayati difaktori dengan adanya upayapelestarian makhluk hidup. Aktivitas yang mampu mempertahankankeanekaraman hayati yang tepat
a. Pembuatan terasering pada lahan miring-meningkatkankeanekaragaman padi
b. Reboisasi – memunculkan kembali keanekaragaman tumbuhanyang pernah hilang
c. System tebang pilih – menjaga tumbuhan yang masih memilikipotensi untuk tumbuh
d. Pemupukan pada lahan tandus – memperbaiki kualitas tanahe. Irigasi – memanfaatkan lahan agar tidak tandus
C C5
Memutuskan terkaitpenyebabmenghilangkankeanekaragamanhayati
Saat ini, tidak sedikit habitat hewan dan tumbuhan yang telah rusak atauberubah fungsinya, kerusakan alam semakin parah dengan adanyakegiatan penebangan kayu hutan secara liar, pembangunan pemukimandan industri, pembangunan perkebunan dan ekstensifikasi pertanian.Langkah yang tepat untuk melestarikan habitat dan keanekaragamanmakhluk hidup, kecuali
a. Membangun kawasan suaka alam yang memiliki dan melindungi
E C6
83
tumbuhan, hewan, ekosistem yang khasb. Membangun kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa
keanekaragaman dan keunikan jenis satwa dengan melakukanpembinaan terhaadap habitatnya
c. Mengelola ekosistem asli dengan system zonasid. Membangun kawasan yang di dalamnya terdapat potensi satwa
buru yang diperuntukkan untuk rekreasi burue. Melalukan pemisahan suatu habitat menjadi lebih kecil lagi
Manfaatkeanekaragamanhayati
Menyebutkanperanan terumbukarang bagiekosistem laut
Terumbu karang Indonesia selain menyimpan keindahan, jugaberpotensi sebagai tujuan wisata dan sangat berperan bagi ekosistemlaut. Pernyataan berikut ini yang bukan peranan terumbu karang bagiekosistem laut adalah
a. Tempat hidup berbagai jenis ikanb. Tempat hidup algac. Kaya ikan hiasd. Sumber makanan bagi ikane. Tempat menyimpan telur bagi jenis ikan tertentu
C C1
Mengidentifikasikanmanfaat anggrekbagi manusia
Indonesia kaya dengan berbagai jenis tanaman anggrek. Berbagai jenisanggrek dimanfaatkan manusia sebagai
a. Bahan makanan sumber karbohidratb. Bahan makanan sumber proteinc. Bahan pembuat jamud. Tanaman hiase. Tanaman penghijauan
D C2
Menemukaanmanfaat dari suatutanaman
Tumbuhan berikut bermanfaat untukB C3
84
a. Sumber makananb. Bahan pakaianc. Bahan obat-obatand. Penyerap NO2
e. Bahan industryMenganalisis fungsihutan sebagai paru-paru dunia
Perusakan hutan di Kalimantan mendapat perhatian yang besar daripenduduk dunia karena dapat mengancam kehidupan di bumi. Hutan diKalimantan merupakan salah satu paru-paru dunia yang masih tersisa.Manakah kemampuan tumbuhan yang merupakan fungsi hutan sebagaiparu-paru dunia
a. Menggunakan oksigen untuk menghasilkan bahan makanan padaproses respirasi
b. Menyerap oksigen dari udara untuk membentuk uap air padaproses transpirasi
c. Menyerap karbon dioksida untuk membentuk uap air pada prosesevaporasi
d. Menyerap karbon dioksida untuk membentuk oksigen padaproses fotosintesis
e. Menyerap uap air untuk membentuk bahan makanan pada proses
D C4
85
asimilasi
Mengategorikanmanfaatkeanekaragamanhayati ke dalamaspek tertentu
Kekayaan aneka jenis flora dan fauna sudah lama dimanfaatkan untukberbagai aspek, misalnya kebun binatang, kebun raya, dan hutan wisatayang manfaatnya masuk kedalam aspek
a. Social dan budayab. Social dan ekonomic. Politik dan pendidikand. Pendidikan dan rekreasie. Kesehatan dan budaya
D C5
Mengkritsi tindakanyang dapatmengurangi fungsikeanekaragamanhayati
Kebakaran hutan di Riau terjadi secara sengaja oleh tangan manusiadengan tujuan memudahkan mereka dalam membabat hutan, namunyang terjadi angin kencang semakin membesarkan api sehinggaberhektar-hektar hutan hangus terbakar. Bagaimana seharusnya kitamengkritisi peristiwa tersebut terkait dengan manfaat keanekaragamanhayati
a. Cara tersebut boleh saja dilakukan asalkan dapat dikontrolpenyebaran kobaran apinya
b. Cara tersebut tentu dapat memusnahkan spesies-spesies secaracepat dan mengurangi fungsi hutan sebagai penyimpan air
c. Pengguna lahan sebaiknya mengontrol keadaan angin sebelummereka melakukan pembakaran hutan
d. Kebakaran hutan dapat menimbulkan penyakit ISPAe. Cara tersebut dapat dikatakan eksploitasi hutan yang seharusnya
tidak dilakukan oleh siapapun
B C6
Upayapelestariankeanekaragaman
Mendefinisikanistilah domestikasi
Timbulnya spesies baru dapat diakibatkan oleh factor domestikasi,artinya
a. Memelihara jenis hewan atau tumbuhan tertentu untuk keperluan
D C1
86
hayati hidupb. Mengumpulkan babi hutan dan anjing hutan untuk persediaan
makananc. Menjinakan kucing untuk menangkan tikusd. Menjinakan hewan liar dan membudidayakan tanaman aire. Memelihara hutan-hutan agar hewan atau tumbuhan yang ada
sesuai dengan keadaan aslinyaMendefinisikanistilah konservasi
Yang dimaksud dengan konservasi adalaha. Usaha pemeliharaan atau perlindungan secara teratur untuk
mencegah kemusnahan dengan jalan mengontrol,mempertahankan, dan menyelamatkan
b. Penggalian sumber daya alam baik sumber daya alam bioticmaupun abiotik untuk kepentingan negar dalam meningkatkanhajat hidup rakyatnya
c. Usaha penanaman kembali hutan-hutan yang telah gunduld. Eksploitasi sumber daya alam hayati secara besar-besaran untuk
meningkatkan devisa Negara dan mengurangi penganggurane. Usaha pelestarian sumber daya alam yang dpelopori oleh
kelompok penyayang lingkungan
A C1
Memberikan contohtempat pelestarianalam secara eksitu
Contoh tempat pelestarian keanekaragaman hayati secara eksitu adalaha. Kebun raya dan kebun binatangb. Cagar alam dan taman nasionalc. Taman wisata dan hutan lindungd. Kebun raya dan taman nasionale. Kebun binatang dan taman nasional
A C2
Membedakan istilahpelestarian alamsecara in situ dan
Pelestarian sumber daya alam ada dua yaitu secara in situ dan eksitu.Perbedaannya adalah
a. Pelestarian in situ dilakukan di habitat asli, sedangkan eksitu
A C2
87
eksitu dengan pemindaahan individu dari tempat aslinya ke tempat lainb. Pelestarian in situ dilakukan di laboratorium , sedangkan eksitu
dengan memindahkan dri tempat aslinya ke tempat lainc. Pelestarian in situ dilakukan di laboratorium, sedangkan eksitu
dengan membuat kebun plasma nutfahd. Pelestarian in situ dilakukan di habitat asli, sedangkan eksitu
dengan membuat taman nasionale. Pelestarian in situ dilakukan dengan membuat hutan lindung,
sedangkan eksitu membuat kebun binatangMenemukan solusiuntuk meningkatkankeanekaragamangenetic
Keanekaragaman genetic dapat ditingkatkan melaluia. Reboisasi dan hibridisasib. Hibridisasi dan domestikasic. Hibridisasi dan migrasid. Migrasi dan reboisasie. Domestikasi dan reboisasi
B C3
Mengidentifikasikarakteristik kebunraya
Perhatikan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan upayapelestarian sumber daya alam hayati berikut.
1. Merupakan konservasi in situ2. Terdiri atas kumpulan tumbuhan3. Melestarikan plasma nutfah organisme tertentu4. Dimanfaatkan untuk rekreasi
Konservasi berbentuk Kebun Raya mempunyai karakteristika. 1 dan 2b. 1 dan 3c. 2 dan 3d. 2 dan 4e. 3 dan 4
D C4
Mengategorikan Usaha pemerintah dalam pelesterian keanekaragaman hayati Indonesia C C5
88
bentuk konservasike dalam usahapelestariankeanekaragamanhayati
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya perlindungan melaluikonservasi terhadap badak bercula satu di ujung kulon dan komodo dipulau Komodo NTT. Kawasan pelestarian alam yang memilikiekosistem asli dimasukkan ke dalam bentuk
a. Suaka margasatwab. Cagar alamc. Taman nasionald. Taman burue. Taman wisata alam
Memutuskan usahaperlindungan yangtepat melaluikonservasi
Indonesia terkenal memiliki kekayaan sumber daya hayati yangmelimpah, kekayaan tersebut tersebar di daratan maupun di lautan. Halinilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai megadiversity country.Namun kini, kekayaan hewan endemik seperti harimau sumatera, badakbercula satu, komodo di Indonesia kian merosot, sehingga diperlukankonservasi sebagai usaha perlindungan. Hal yang mendukung usahaperlindungan melalui konservasi di bawah ini, kecuali
a. Melakukan usaha pengembangbiakan hewan-hewan yangterancam punah
b. Melakukan usaha peternakan, seperti beternak buaya, iguana, dankupu-kupu
c. Memberikan kesadaran pada masyarakat tentang pentingnyakeanekaragaman hayati dalam kehidupan
d. Membuat ranjau hewan liar di kawasan konservasie. Turut melindungi bentuk konservasi yang telah dilakukan seperti
cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional
D C6
Systemklasifikasi
Mendeskripsikancara kunci dikotomi
Kunci dikotomi mengklasifikasikan organisme dengan membagikelompoknya menjadi
A C1
89
mengklasifikasikanorganisme
a. Dua kelompok yang lebih kecilb. Dua atau lebih kelompok yang lebih kecilc. Tiga kelompok yang lebih kecild. Tiga atau lebih kelompok yang lebih kecile. Empat kelompok yang lebih kecil
Mengidentifikasikantingkat taksonterbesar padatumbuhan
Tingkat takson tumbuhan yang terbesar adalaha. Filumb. Divisic. Genusd. Kelase. Ordo
B C1
Membedakantingkatan takson
Citrus nobilis adalah nama ilmiah dari jeruk keprok; kata Citrusmenunjukkan takson
a. Filumb. Familyc. Kelasd. Genuse. Spesies
A C2
Membedakan sistemklasifikasiberdasarkan caramemperolehmakanannya
System klasifikasi berdasarkan cara memperoleh makanan menghasilkankingdom-kingdom
a. Plantae, Animaliab. Fungi, Animaliac. Virus, Monerad. Fungi, Animalia, Plantaee. Fungi, Monera, Plantae
D C2
Menunjukkankesamaan danperbedaan pada
Nama ilmiah lada adalah Piper nigrum, sedang nama ilmiah sirih adalahPiper betle. Hal ini berarti lada dan sirih
a. Spesies sama, genus berbeda
C C3
90
kedua spesies b. Genus sama, family berbedac. Genus sama, spesies berbedad. Spesies sama, genus samae. Spesies, genus, dan family berbeda
Menelaah beberapaspesies yangmemilikikekerabatan palingdekat
Berikut ini adalah nama ilmiah beberapa organisme:1. Curcuma domestica2. Musa textilis3. Felis domestica4. Musa paradisiacal
Manakah yang kekerabatannya paling dekat?a. 1 dan 2b. 1 dan 4c. 2 dan 3d. 3 dan 4e. 2 dan 4
E C4
Menyusun urutanklasifikasi dikotomi
Buatlah klasifikasi dikotomi pada gambar hewan di bawah ini secaraberurutan
Kingdom Filum Divisi Kelas Ordo Family genus Spesiesa. Animalia Chordata Reptilia Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensisb. Animalia Reptilia Chordata Squamata Varanidae Varanus Varanus
A C5
91
comodoensisc. Animalia Chordate Reptilia Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensisd. Animalia Reptilia Chordate Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensise. Animalia Reptilia Chordate Squamata Varanidae Varanus Varanus
comodoensis
Menyimpulkanurutan takson padasistem klasifikasi
Pada piramida di atas, manakah urutan yang tepat dari takson terendah
A C6
92
ke takson tertinggia. Felis silvestris-felis-felidae-karnivora-mamalia-chordata-
animaliab. Felis silvestris-felidae-felis-karnivora-mamalia-chordata-
animaliac. Felis-felidae-Felis silvestris-karnivora-mamalia-chordata-
animaliad. Animalia-chordata-mamalia-karnivora-felidae-felis-Felis
silvestrise. Animalia-karnivora-mamalia-chordata-felis-felidae-Felis
silvestris
93
Lampiran 3
Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk
bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan
individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai
ekosistem.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :
1. Keanekaragaman gen
Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan
(gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman
tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis.
misalnya :
- variasi jenis kelapa : kelapa gading, kelapa hijau
- variasi jenis anjing : anjing bulldog, anjing herder, anjing kampung
Yang membuat variasi tadi adalah : Rumus : F = G + L
F = fenotip
G = genoti
L = lingkungan
Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan
terjadi perubahan di F. Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya
variasi tadi.
2. Keanekaragaman jenis (spesies)
Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada Keanekaragaman gen.
Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya
beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan,
94
tumbuhan dan mikroba.
misalnya :
- variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka
termasuk dalam satu famili(famili/keluarga Felidae) walaupun ada
perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
3. Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari
ekosistem di biosfir.
misalnya :
ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing
ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya
lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan
tropis di dalamnya ada harimau.
Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai
keanekaragaman hayati.
Cara Klasifikasi Dan Tata Nama
TINGKAT TAKSONOMI
Disebut juga tingkat pengelompokkan.Tingkatan ini disusun oleh kelompok
(takson) yang paling umum sampai kepada kelompok yang paling khusus, dengan
urutan tingkatan sebagai berikut:
1. Regnum/Kingdom (Dunia/Kerajaan)
2. Divisio/Phyllum (Tumbuhan/Hewan)
95
3. Classis (Kelas)
4. Ordo (Bangsa)
5. Familia (Suku)
6. Genus (Marga)
7. Species (Jenis)
TATA NAMA
Dalam pemberian nama mahluk hidup kita mengenal nama daerah (anjing, dog)
dan nama ilmiah (ex: canine). Nama daerah hanya dapat dimengerti oleh
penduduk di daerah itu. Nama Ilmiah digunakan sebagai alat komunikasi ilmiah di
seluruh dunia menggunakan bahasa latin/yang dilatinkan. Setiap organisme hanya
memiliki satu nama yang sah.
CARA PEMBERIAN NAMA JENIS
Sistem tata nama yang digunakan disebut "binomial nomenclatur" yaitu
pemberian nama jenis/spesies dengan menggunakan 2 kata. Misalnya: padi >
Oryza sativa. Cara :
Kata depan : nama marga (genus)
Kata belakang : nama petunjuk spesies (spesies epithet). Sistem binomial
nomenklatur dipopulerkan pemakaiannya oleh Carolus Linnaeus.
CARA PEMBERIAN NAMA KELAS, BANGSA DAN FAMILI
1. Nama kelas adalah nama genus + nae. contoh: Equisetum + nae, menjadi
kelas Equisetinae.
96
2. Nama ordo adalah nama genus + ales. contoh: zingiber + ales, menjadi
ordo Zingiberales.
3. Nama famili adalah nama genus + aceae. contoh: Canna + aceae, menjadi
famili Cannacea
Manfaat Mempelajari Keanekaragaman Hayati
1 Dengan mengetahui adanya keanekaragamaan gen merupakan modal dasar
untuk melakukan rekayasa genetika dan hibridisasi (kawin silang) untuk
mendapatkan bibit unggul yang diharapkan.
2 Dengan mengetahui adanya kenaekaragaman jenis dapat menuntun kita
untuk mencari alternatif dari bahan makanan, bahan sandang, dan papan,
juga dapat menuntun kita memilih hewan-hewan unggul yang dapat
dibudidayakan.
3 Dengan mengetahui adanya keanekaragaman ekosistem kita dapat
mengembangkan sumber daya hayati yang cocok dengan ekosistem tertentu
sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dan peternakan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
97
Lampiran 3
Jenis soal : Pretest
Alokasi waktu : 60 menit
Nama :
1. Identifikasikan gambar di bawahini!
Ketiga hewan tersebut dapatdigolong kedalamkeanekaragaman pada tingkat
a. variasib. genc. jenisd. ekosistem darate. ekosistem laut
2. Penyebab keanekaragamanindividu dalam satu spesiesadalah
a. Pengaruh lingkunganb. Perbedaan makananc. Susunan gen dalam
kromosomd. Jumlah kromosomnyae. Jumlah gen dalam kromosom
3. Adanya perbedaan warna kulit,bentuk hidung, dan bentuk
rambut yang dimiliki setiaporang merupakan perwujudandaria. Keanekaragaman hayatib. Keanekaragaman tingkat genc. Keanekaragaman tingkat
jenisd. Keanekaragaman tingkat
genuse. Keanekaragaman tingkat
ekosistem
Mata Pelajaran: Biologi
Konsep :Keanekaragamanhayati
Kelas :
4. Pada gambar di bawah inimanakah suatu ekosistem yangterdapat tumbuhan homogen..
a.
b.
c.
98
d.
e.
5. Keanekaragaman ekosistemterbentuk karena adanyaa. Karakteristik hewan atau
tumbuhan yang berbedab. Lingkungan yang berbedac. Factor biotikd. Factor biotik dan abiotike. Interaksi antara faktor biotik
yang berbeda didalamnya6. Keanekaragaman gen terjadi
karena susunan perangkat genmasing-masing individu dapatberbeda-beda dan perangkat genmampu berinteraksi denganlingkungannya. Misalnya padapada contoh di bawah ini
a.ular air yang hidup di utaraatau timur laut AmerikaSerikat dan
b.ular air yang hidup di bagianbarat dari danau Erie,Amerika Serikat
Pada contoh tersebut,keanekaragaman genmengakibatkana. Tidak ada satu individu
pun yang sama denganyang lain
b. Setiap jenis makhlukhidup memiliki karakteryang berbeda
c. Tidak ada ekosistem yangsama karakternya
d. Makhluk hidup dibedakanatas kelas-kelas dan ordo-ordo
e. Terjadi keanekaragamankromosom
7. Yang bukan merupakankeanekaragaman geneticadalaha. Variasi warnab. Variasi bentukc. Perbedaan ukurand. Perbedaan jenise. Variasi gen
8.
99
Bila dibandingkan, keduakawasan tersebut memilikiiklim yang berbeda, namunbagaimanakah cara melihatkesamaan makhluk hidupnyaa. Memiliki tumbuhan
dengan morfologi daunberbentuk duri untukmengurangi penguapan
b. Memiliki tumbuhandengan morfologi daunyang lebar untukmemperbesar penguapan
c. Memiliki hewan-hewanyang mampu melakukanhibernasi
d. Didominasi hewan-hewanberkulit tebal yangmengandung lemak lebihbanyak
e. Didominasi hewanmamalia berambut lebatuntuk menjaganya darisuhu yang rendah
9. Keanekaragaman tumbuhandipengaruhi oleh adaptasitumbuhan dengan lingkungansekitar. Alasan yang tepatuntuk menilai pernyataan diatasa. keberagaman tumbuhan
dipengaruhi pula olehsuhu lingkungan disekitarnya
b. tumbuhan hanyamengambil makanan dilingkungan sekitarnyasaja
c. tumbuhan akan lebihmudah dalammemperoleh makanan dilingkungan sekitarnya
d. untuk menghindari hewanpemangsa
e. habitat tumbuhan sangatmempengaruhimorfologinya demikelangsungan hidupnya
10. Banyaknya jenis ekosistemdalam hutan hujan tropismaka lebih banyak jugakeanekaragaman makhlukhidupnya. Hal ini dapatdibuktikan dengan:a. Banyaknya jumlah
makhluk hidup di dalamhutan hujan tropis
b. Banyaknya jenis habitatseperti tanah, air, pohonsebagai tempat tinggalmakhluk hidup
c. Banyaknya jenistumbuhan sebagaimakanan hewan herbivor
d. Banyaknya jenis hewanherbivor sebagai makananhewan karnivor
e. Banyaknya jumlah airyang tersedia
11. Keunikaan keanekaragamanhayati Indonesia ditandai oleha. hewan bertipe orientalb. tumbuhan bertipe Malesianac. hewan bertipe Australiad. tumbuhan yang bersifat
endemic
100
e. semua benar
12. Tumbuhan buah merah dapatditemukan di daeraha. Kalimantanb. Sumaterac. Jawad. Balie. Papua
13. Keanekaragaman hayati tertinggiIndonesia terdapat di Papua,kemudian Sumatera, Kalimantan,Jawa, Sulawesi, dan Maluku.Semuanya memiliki flora danfauna endemik yang unik. Dibawah ini contoh hewan endemikyang berasal dari Papua danSumatera adalaha. tapir dan nurib. badak dan orang utanc. burung cendrawasih dan
harimaud. orang utan dan merake. babirusa dan anoa
14. Kerusakan suatu habitatdisebabkan oleh polusimerupakan definisi daria. Fragmentasi habitatb. Eksploitasi habitatc. Degradasi habitatd. Global warminge. Eutrofikasi
15. Kegiatan manusia yang dapatmenurunkan keanekaragamanhayati adalaha. Introduksi spesies eksotikb. Reboisasi
c. Pemuliaan tanamand. Pembuatan taman-taman kotae. Konservasi plasma nutfah
16. Berikut ini beberapa mekanismeterjadinya degradasi habitat,kecualia. Eutrofikasib. Hujan asamc. Penggunaan DDTd. Pemanasan globale. Reboisasi
17. Berikut ciri-ciri hewanberdasarkan kawasanpenyebarannya.1. -Mamalia berukuran kecil
-Banyak hewan berkantung-Tidak terdapat spesies kera-Jenis-jenis burung memilikiwarna yang beragam
2. -Mamalia yang berukuranbesar-Terdapat berbagai macamkera-Terdapat hewan endemic-Burung-burung memilikiwarna yang kurang menarikdibanding burung-burung didaerah Australia, tetapi dapatberkicau
3. -Banyaknya reptil yangberukuran besar-mamalia berambut sedikit
Berdasarkan ciri-ciri tersebut,hewan yang memilikii ciri padano 2 termasuk dalam kategorihewan
a. Oriental
101
b. Peralihanc. Austrialisd. Wallacee. Weber
18.
Kasus penebangan liar,menghabiskan ratusan bahkan ribuanpohon sebagai habitat juga produsenbagi konsumen herbivor. Pada kasustersebut, bagaimana akibat yangtimbul jika salah satu kompenendalam hutan dimusnahkan
a. Keadaan ekosistem hutanteap dalam keadaan stabil
b. Populasi hewan mengalamikepunahan
c. Populasi tumbuhanmengalami kepunahan
d. Musnahnya populasi yanglain
e. Tidak ada tumbuhan danhewan lain yang ikut musnah
19. Kekayaan aneka jenis flora danfauna sudah lama dimanfaatkanuntuk berbagai aspek, misalnyakebun binatang, kebun raya, danhutan wisata yang manfaatnyamasuk kedalam aspek:a. Social dan budaya
b. Social dan ekonomic. Politik dan pendidikand. Pendidikan dan rekreasie. Kesehatan dan budaya
20. Tingginya keanekaragamanhayati difaktori dengan adanyaupaya pelestarian makhluk hidup.Aktivitas yang mampumempertahankan keanekaramanhayati yang tepata. Pembuatan terasering pada
lahan miring-meningkatkankeanekaragaman padi
b. Reboisasi – memunculkankembali keanekaragamantumbuhan yang pernah hilang
c. System tebang pilih –menjaga tumbuhan yangmasih memiliki potensi untuktumbuh
d. Pemupukan pada lahantandus – memperbaikikualitas tanah
e. Irigasi – memanfaatkan lahanagar tidak tandus
21. Tumbuhan berikut bermanfaatuntuk
102
a. Sumber makananb. Bahan pakaianc. Bahan obat-obatand. Penyerap NO2
e. Bahan industry
22. Kebakaran hutan di Riau terjadisecara sengaja oleh tanganmanusia dengan tujuanmemudahkan mereka dalammembabat hutan, namun yangterjadi angin kencang semakinmembesarkan api sehinggaberhektar-hektar hutan hangusterbakar. Bagaimana seharusnyakita mengkritisi peristiwatersebut terkait dengan manfaatkeanekaragaman hayatia. Cara tersebut boleh saja
dilakukan asalkan dapatdikontrol penyebaran kobaranapinya
b. Cara tersebut tentu dapatmemusnahkan spesies-spesiessecara cepat dan mengurangifungsi hutan sebagaipenyimpan air
c. Pengguna lahan sebaiknyamengontrol keadaan anginsebelum mereka melakukanpembakaran hutan
d. Kebakaran hutan dapatmenimbulkan penyakit ISPA
e. Cara tersebut dapat dikatakaneksploitasi hutan yangseharusnya tidak dilakukanoleh siapapun
23. Saat ini, tidak sedikit habitathewan dan tumbuhan yang telah
rusak atau berubah fungsinya,kerusakan alam semakin parahdengan adanya kegiatanpenebangan kayu hutan secaraliar, pembangunan pemukimandan industri, pembangunanperkebunan dan ekstensifikasipertanian. Langkah yang tepatuntuk melestarikan habitat dankeanekaragaman makhluk hidup,kecuali;a. Membangun kawasan suaka
alam yang memiliki danmelindungi tumbuhan,hewan, ekosistem yang khas
b. Membangun kawasan suakaalam yang memiliki ciri khasberupa keanekaragaman dankeunikan jenis satwa denganmelakukan pembinaanterhaadap habitatnya
c. Mengelola ekosistem aslidengan system zonasi
d. Membangun kawasan yang didalamnya terdapat potensisatwa buru yangdiperuntukkan untuk rekreasiburu
e. Melalukan pemisahan suatuhabitat menjadi lebih kecillagi.
24. Perusakan hutan di Kalimantanmendapat perhatian yang besardari penduduk dunia karenadapat mengancam kehidupan dibumi. Hutan di Kalimantanmerupakan salah satu paru-parudunia yang masih tersisa.Manakah kemampuan tumbuhan
103
yang merupakan fungsi hutansebagai paru-paru dunia;a. Menggunakan oksigen untuk
menghasilkan bahanmakanan pada prosesrespirasi
b. Menyerap oksigen dari udarauntuk membentuk uap airpada proses transpirasi
c. Menyerap karbon dioksidauntuk membentuk uap airpada proses evaporasi
d. Menyerap karbon dioksidauntuk membentuk oksigenpada proses fotosintesis
e. Menyerap uap air untukmembentuk bahan makananpada proses asimilasi
25. Indonesia terkenal memilikikekayaan sumber daya hayatiyang melimpah, kekayaantersebut tersebar di daratanmaupun di lautan. Hal inilahyang membuat Indonesia dikenalsebagai megadiversity country.Namun kini, kekayaan hewanendemik seperti harimausumatera, badak bercula satu,komodo di Indonesia kianmerosot, sehingga diperlukankonservasi sebagai usahaperlindungan. Hal yangmendukung usaha perlindunganmelalui konservasi di bawah ini,kecualia. Melakukan usaha
pengembangbiakan hewan-hewan yang terancam punah
b. Melakukan usaha peternakan,seperti beternak buaya,iguana, dan kupu-kupu
c. Memberikan kesadaran padamasyarakat tentangpentingnya keanekaragamanhayati dalam kehidupan
d. Membuat ranjau hewan liardi kawasan konservasi
e. Turut melindungi bentukkonservasi yang telahdilakukan seperti cagar alam,suaka margasatwa dan tamannasional.
26. System klasifikasi berdasarkancara memperoleh makananmenghasilkan kingdom-kingdoma. Plantae, Animaliab. Fungi, Animaliac. Virus, Monerad. Fungi, Animalia, Plantaee. Fungi, Monera, Plantae
27. Timbulnya spesies baru dapatdiakibatkan oleh factordomestikasi, artinyaa. Memelihara jenis hewan atau
tumbuhan tertentu untukkeperluan hidup
b. Mengumpulkan babi hutandan anjing hutan untukpersediaan makanan
c. Menjinakan kucing untukmenangkap tikus
d. Menjinakan hewan liar danmembudidayakan tanamanair
e. Memelihara hutan-hutan agarhewan atau tumbuhan yang
104
ada sesuai dengan keadaanaslinya
28.
Pada piramida di atas, manakahurutan yang tepat dari taksonterendah ke takson tertinggi
a. Felis silvestris-felis-felidae-karnivora-mamalia-chordata-animalia
b. Felis silvestris-felidae-felis-karnivora-mamalia-chordata-animalia
c. Felis-felidae-Felis silvestris-karnivora-mamalia-chordata-animalia
d. Animalia-chordata-mamalia-karnivora-felidae-felis-Felissilvestris
e. Animalia-karnivora-mamalia-chordata-felis-felidae-Felissilvestris
29. Pelestarian sumber daya alamada dua yaitu secara in situ daneksitu. Perbedaannya adalaha. Pelestarian in situ dilakukan
di habitat asli, sedangkaneksitu dengan pemindaahanindividu dari tempat aslinyake tempat lain
b. Pelestarian in situ dilakukandi laboratorium , sedangkaneksitu dengan memindahkandri tempat aslinya ke tempatlain
c. Pelestarian in situ dilakukandi laboratorium, sedangkaneksitu dengan membuatkebun plasma nutfah
d. Pelestarian in situ dilakukandi habitat asli, sedangkaneksitu dengan membuattaman nasional
e. Pelestarian in situ dilakukandengan membuat hutanlindung, sedangkan eksitumembuat kebun binatang
30. Kunci dikotomimengklasifikasikan organismedengan membagi kelompoknyamenjadi;a. Dua kelompok yang lebih
kecilb. Dua atau lebih kelompok
yang lebih kecilc. Tiga kelompok yang lebih
kecild. Tiga atau lebih kelompok
yang lebih kecile. Empat kelompok yang lebih
kecil
105
31. Yang dimaksud dengankonservasi adalaha. Usaha pemeliharaan atau
perlindungan secara teraturuntuk mencegah kemusnahandengan jalan mengontrol,mempertahankan, danmenyelamatkan
b. Penggalian sumber daya alambaik sumber daya alam bioticmaupun abiotik untukkepentingan negar dalammeningkatkan hajat hiduprakyatnya
c. Usaha penanaman kembalihutan-hutan yang telahgundul
d. Eksploitasi sumber daya alamhayati secara besar-besaranuntuk meningkatkan devisaNegara dan mengurangipengangguran
e. Usaha pelestarian sumberdaya alam yang dpeloporioleh kelompok penyayanglingkungan
32. Tingkat takson tumbuhan yangterbesar adalaha. Filumb. Divisic. Genusd. Kelase. Ordo
33. Berikut ini adalah nama ilmiahbeberapa organisme:1. Curcuma domestica2. Musa textilis
3. Felis domestica4. Musa paradisiacal
Manakah yang kekerabatannyapaling dekat?
a. 1 dan 2b. 1 dan 3c. 2 dan 3d. 3 dan 4e. 2 dan 4
34. Citrus nobilis adalah nama ilmiahdari jeruk keprok; kata Citrusmenunjukkan takson
a. Filumb. Familyc. Kelasd. Genuse. Spesies
35. Contoh tempat pelestariankeanekaragaman hayati secara eksituadalah
a. Kebun raya dan kebunbinatang
b. Cagar alam dan tamannasional
c. Taman wisata dan hutanlindung
d. Kebun raya dan tamannasional
e. Kebun binatang dan tamannasional
106
Lampiran 4
Jenis soal : Postest
Alokasi waktu : 60 menit
Nama :
1. Adanya perbedaan warna kulit,bentuk hidung, dan bentukrambut yang dimiliki setiaporang merupakan perwujudandaria. Keanekaragaman hayatib. Keanekaragaman tingkat genc. Keanekaragaman tingkat
jenisd. Keanekaragaman tingkat
genuse. Keanekaragaman tingkat
ekosistem
2. Keanekaragaman gen terjadikarena susunan perangkat genmasing-masing individu dapatberbeda-beda dan perangkat genmampu berinteraksi denganlingkungannya. Misalnya padapada contoh di bawah ini
a.ular air yang hidup di utaraatau timur laut AmerikaSerikat dan
b.
ular air yang hidup di bagianbarat dari danau Erie,Amerika SerikatPada contoh tersebut,keanekaragaman genmengakibatkana. Tidak ada satu individu
pun yang sama denganyang lain
b. Setiap jenis makhlukhidup memiliki karakteryang berbeda
c. Tidak ada ekosistem yangsama karakternya
d. Makhluk hidup dibedakanatas kelas-kelas dan ordo-ordo
e. Terjadi keanekaragamankromosom
3. Identifikasikan gambar di bawahini!
Ketiga hewan tersebut dapatdigolong kedalamkeanekaragaman pada tingkat
a. variasib. genc. jenisd. ekosistem darate. ekosistem laut
107
4. Yang bukan merupakankeanekaragaman genetic adalaha. Variasi warnab. Variasi bentukc. Perbedaan ukurand. Perbedaan jenise. Variasi gen
5. Penyebab keanekaragamanindividu dalam satu spesiesadalaha. Pengaruh lingkunganb. Perbedaan makananc. Susunan gen dalam
kromosomd. Jumlah kromosomnyae. Jumlah gen dalam kromosom
6. Pada gambar di bawah inimanakah suatu ekosistem yangterdapat tumbuhan homogen..
a.
b.
c.
d.
e.
7. Banyaknya jenis ekosistemdalam hutan hujan tropismaka lebih banyak jugakeanekaragaman makhlukhidupnya. Hal ini dapatdibuktikan dengan:a. Banyaknya jumlah
makhluk hidup di dalamhutan hujan tropis
b. Banyaknya jenis habitatseperti tanah, air, pohonsebagai tempat tinggalmakhluk hidup
c. Banyaknya jenistumbuhan sebagaimakanan hewan herbivor
d. Banyaknya jenis hewanherbivor sebagai makananhewan karnivor
e. Banyaknya jumlah airyang tersedia
8. Keanekaragaman ekosistemterbentuk karena adanyaa. Karakteristik hewan atau
tumbuhan yang berbedab. Lingkungan yang berbedac. Factor biotikd. Factor biotik dan abiotike. Interaksi antara faktor biotik
yang berbeda didalamnya
9.
108
Bila dibandingkan, keduakawasan tersebut memilikiiklim yang berbeda, namunbagaimanakah cara melihatkesamaan makhluk hidupnyaa. Memiliki tumbuhan
dengan morfologi daunberbentuk duri untukmengurangi penguapan
b. Memiliki tumbuhandengan morfologi daunyang lebar untukmemperbesar penguapan
c. Memiliki hewan-hewanyang mampu melakukanhibernasi
d. Didominasi hewan-hewanberkulit tebal yangmengandung lemak lebihbanyak
e. Didominasi hewanmamalia berambut lebatuntuk menjaganya darisuhu yang rendah
10. Keanekaragaman hayatitertinggi Indonesia terdapat diPapua, kemudian Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi,dan Maluku. Semuanyamemiliki flora dan faunaendemik yang unik. Di bawahini contoh hewan endemikyang berasal dari Papua danSumatera adalaha. tapir dan nurib. badak dan orang utanc. burung cendrawasih dan
harimaud. orang utan dan merake. babirusa dan anoa
11. Keanekaragaman tumbuhandipengaruhi oleh adaptasitumbuhan dengan lingkungansekitar. Alasan yang tepatuntuk menilai pernyataan diatasa. keberagaman tumbuhan
dipengaruhi pula olehsuhu lingkungan disekitarnya
b. tumbuhan hanyamengambil makanan dilingkungan sekitarnyasaja
c. tumbuhan akan lebihmudah dalammemperoleh makanan dilingkungan sekitarnya
d. untuk menghindari hewanpemangsa
e. habitat tumbuhan sangatmempengaruhimorfologinya demikelangsungan hidupnya
109
12. Keunikaan keanekaragamanhayati Indonesia ditandai oleha. hewan bertipe orientalb. tumbuhan bertipe Malesianac. hewan bertipe Australiad. tumbuhan yang bersifat
endemice. semua benar
13. Kerusakan suatu habitatdisebabkan oleh polusimerupakan definisi daria. Fragmentasi habitatb. Eksploitasi habitatc. Degradasi habitatd. Global warminge. Eutrofikasi
14. Berikut ini beberapa mekanismeterjadinya degradasi habitat,kecualia. Eutrofikasib. Hujan asamc. Penggunaan DDTd. Pemanasan globale. Reboisasi
15. Kegiatan manusia yang dapatmenurunkan keanekaragamanhayati adalaha. Introduksi spesies eksotikb. Reboisasic. Pemuliaan tanamand. Pembuatan taman-taman kotae. Konservasi plasma nutfah
16. Berikut ciri-ciri hewanberdasarkan kawasanpenyebarannya.
1. -Mamalia berukuran kecil-Banyak hewan berkantung-Tidak terdapat spesies kera-Jenis-jenis burung memilikiwarna yang beragam
2. -Mamalia yang berukuranbesar-Terdapat berbagai macamkera-Terdapat hewan endemic-Burung-burung memilikiwarna yang kurang menarikdibanding burung-burung didaerah Australia, tetapi dapatberkicau
3. -Banyaknya reptil yangberukuran besar-mamalia berambut sedikit
Berdasarkan ciri-ciri tersebut,hewan yang memilikii ciri padano 2 termasuk dalam kategorihewan
a. Orientalb. Peralihanc. Austrialisd. Wallacee. Weber
17.
110
Kasus penebangan liar,menghabiskan ratusan bahkan ribuanpohon sebagai habitat juga produsenbagi konsumen herbivor. Pada kasustersebut, bagaimana akibat yangtimbul jika salah satu kompenendalam hutan dimusnahkan
a. Keadaan ekosistem hutanteap dalam keadaan stabil
b. Populasi hewan mengalamikepunahan
c. Populasi tumbuhanmengalami kepunahan
d. Musnahnya populasi yanglain
e. Tidak ada tumbuhan danhewan lain yang ikut musnah
18. Tingginya keanekaragamanhayati difaktori dengan adanyaupaya pelestarian makhluk hidup.Aktivitas yang mampumempertahankan keanekaramanhayati yang tepata. Pembuatan terasering pada
lahan miring-meningkatkankeanekaragaman padi
b. Reboisasi – memunculkankembali keanekaragamantumbuhan yang pernah hilang
c. System tebang pilih –menjaga tumbuhan yangmasih memiliki potensi untuktumbuh
d. Pemupukan pada lahantandus – memperbaikikualitas tanah
e. Irigasi – memanfaatkan lahanagar tidak tandus
19. Tumbuhan berikut bermanfaatuntuk
a. Sumber makananb. Bahan pakaianc. Bahan obat-obatand. Penyerap NO2
e. Bahan industry20. Tumbuhan buah merah dapat
ditemukan di daeraha. Kalimantanb. Sumaterac. Jawad. Balie. Papua
21. Kekayaan aneka jenis flora danfauna sudah lama dimanfaatkanuntuk berbagai aspek, misalnyakebun binatang, kebun raya, danhutan wisata yang manfaatnyamasuk kedalam aspek:a. Social dan budayab. Social dan ekonomic. Politik dan pendidikand. Pendidikan dan rekreasie. Kesehatan dan budaya
22. Kebakaran hutan di Riau terjadisecara sengaja oleh tangan
111
manusia dengan tujuanmemudahkan mereka dalammembabat hutan, namun yangterjadi angin kencang semakinmembesarkan api sehinggaberhektar-hektar hutan hangusterbakar. Bagaimana seharusnyakita mengkritisi peristiwatersebut terkait dengan manfaatkeanekaragaman hayatia. Cara tersebut boleh saja
dilakukan asalkan dapatdikontrol penyebaran kobaranapinya
b. Cara tersebut tentu dapatmemusnahkan spesies-spesiessecara cepat dan mengurangifungsi hutan sebagaipenyimpan air
c. Pengguna lahan sebaiknyamengontrol keadaan anginsebelum mereka melakukanpembakaran hutan
d. Kebakaran hutan dapatmenimbulkan penyakit ISPA
e. Cara tersebut dapat dikatakaneksploitasi hutan yangseharusnya tidak dilakukanoleh siapapun
23. Saat ini, tidak sedikit habitathewan dan tumbuhan yang telahrusak atau berubah fungsinya,kerusakan alam semakin parahdengan adanya kegiatanpenebangan kayu hutan secaraliar, pembangunan pemukimandan industri, pembangunanperkebunan dan ekstensifikasipertanian. Langkah yang tepat
untuk melestarikan habitat dankeanekaragaman makhluk hidup,kecuali;a. Membangun kawasan suaka
alam yang memiliki danmelindungi tumbuhan,hewan, ekosistem yang khas
b. Membangun kawasan suakaalam yang memiliki ciri khasberupa keanekaragaman dankeunikan jenis satwa denganmelakukan pembinaanterhaadap habitatnya
c. Mengelola ekosistem aslidengan system zonasi
d. Membangun kawasan yang didalamnya terdapat potensisatwa buru yangdiperuntukkan untuk rekreasiburu
e. Melalukan pemisahan suatuhabitat menjadi lebih kecillagi.
24. Perusakan hutan di Kalimantanmendapat perhatian yang besardari penduduk dunia karenadapat mengancam kehidupan dibumi. Hutan di Kalimantanmerupakan salah satu paru-parudunia yang masih tersisa.Manakah kemampuan tumbuhanyang merupakan fungsi hutansebagai paru-paru dunia;a. Menggunakan oksigen untuk
menghasilkan bahanmakanan pada prosesrespirasi
112
b. Menyerap oksigen dari udarauntuk membentuk uap airpada proses transpirasi
c. Menyerap karbon dioksidauntuk membentuk uap airpada proses evaporasi
d. Menyerap karbon dioksidauntuk membentuk oksigenpada proses fotosintesis
e. Menyerap uap air untukmembentuk bahan makananpada proses asimilasi
25. Indonesia terkenal memilikikekayaan sumber daya hayatiyang melimpah, kekayaantersebut tersebar di daratanmaupun di lautan. Hal inilahyang membuat Indonesia dikenalsebagai megadiversity country.Namun kini, kekayaan hewanendemik seperti harimausumatera, badak bercula satu,komodo di Indonesia kianmerosot, sehingga diperlukankonservasi sebagai usahaperlindungan. Hal yangmendukung usaha perlindunganmelalui konservasi di bawah ini,kecualia. Melakukan usaha
pengembangbiakan hewan-hewan yang terancam punah
b. Melakukan usaha peternakan,seperti beternak buaya,iguana, dan kupu-kupu
c. Memberikan kesadaran padamasyarakat tentangpentingnya keanekaragamanhayati dalam kehidupan
d. Membuat ranjau hewan liardi kawasan konservasi
e. Turut melindungi bentukkonservasi yang telahdilakukan seperti cagar alam,suaka margasatwa dan tamannasional.
26. Timbulnya spesies baru dapatdiakibatkan oleh factordomestikasi, artinyaa. Memelihara jenis hewan atau
tumbuhan tertentu untukkeperluan hidup
b. Mengumpulkan babi hutandan anjing hutan untukpersediaan makanan
c. Menjinakan kucing untukmenangkap tikus
d. Menjinakan hewan liar danmembudidayakan tanamanair
e. Memelihara hutan-hutan agarhewan atau tumbuhan yangada sesuai dengan keadaanaslinya
27. Yang dimaksud dengankonservasi adalaha. Usaha pemeliharaan atau
perlindungan secara teraturuntuk mencegah kemusnahandengan jalan mengontrol,mempertahankan, danmenyelamatkan
b. Penggalian sumber daya alambaik sumber daya alam bioticmaupun abiotik untukkepentingan negar dalam
113
meningkatkan hajat hiduprakyatnya
c. Usaha penanaman kembalihutan-hutan yang telahgundul
d. Eksploitasi sumber daya alamhayati secara besar-besaranuntuk meningkatkan devisaNegara dan mengurangipengangguran
e. Usaha pelestarian sumberdaya alam yang dpeloporioleh kelompok penyayanglingkungan
28. Pelestarian sumber daya alamada dua yaitu secara in situ daneksitu. Perbedaannya adalaha. Pelestarian in situ dilakukan
di habitat asli, sedangkaneksitu dengan pemindaahanindividu dari tempat aslinyake tempat lain
b. Pelestarian in situ dilakukandi laboratorium , sedangkaneksitu dengan memindahkandri tempat aslinya ke tempatlain
c. Pelestarian in situ dilakukandi laboratorium, sedangkaneksitu dengan membuatkebun plasma nutfah
d. Pelestarian in situ dilakukandi habitat asli, sedangkaneksitu dengan membuattaman nasional
e. Pelestarian in situ dilakukandengan membuat hutanlindung, sedangkan eksitumembuat kebun binatang
29. Kunci dikotomimengklasifikasikan organismedengan membagi kelompoknyamenjadi;a. Dua kelompok yang lebih
kecilb. Dua atau lebih kelompok
yang lebih kecilc. Tiga kelompok yang lebih
kecild. Tiga atau lebih kelompok
yang lebih kecile. Empat kelompok yang lebih
kecil
30. Contoh tempat pelestariankeanekaragaman hayati secaraeksitu adalaha. Kebun raya dan kebun
binatangb. Cagar alam dan taman
nasionalc. Taman wisata dan hutan
lindungd. Kebun raya dan taman
nasionale. Kebun binatang dan taman
nasional
31. System klasifikasi berdasarkancara memperoleh makananmenghasilkan kingdom-kingdoma. Plantae, Animaliab. Fungi, Animaliac. Virus, Monerad. Fungi, Animalia, Plantaee. Fungi, Monera, Plantae
114
32. Tingkat takson tumbuhan yangterbesar adalaha. Filumb. Divisic. Genusd. Kelase. Ordo
33. Citrus nobilis adalah namailmiah dari jeruk keprok; kataCitrus menunjukkan taksona. Filumb. Familyc. Kelasd. Genuse. Spesies
34. Berikut ini adalah nama ilmiahbeberapa organisme:1. Curcuma domestica2. Musa textilis3. Felis domestica4. Musa paradisiacal
Manakah yang kekerabatannyapaling dekat?
a. 1 dan 2b. 1 dan 3c. 2 dan 3d. 3 dan 4e. 2 dan 4
35.
Pada piramida di atas, manakahurutan yang tepat dari taksonterendah ke takson tertinggi
a. Felis silvestris-felis-felidae-karnivora-mamalia-chordata-animalia
b. Felis silvestris-felidae-felis-karnivora-mamalia-chordata-animalia
c. Felis-felidae-Felis silvestris-karnivora-mamalia-chordata-animalia
d. Animalia-chordata-mamalia-karnivora-felidae-felis-FelissilvestrisAnimalia-karnivora-mamalia-chordata-felis-felidae-Felissilvestris
115
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X(Sepuluh)/ 1
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 3 JP X 45 menit (2 minggu)
I. Kompetensi Inti :
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
116
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar :
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.2.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.2.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan
khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi
III. Indikator
- Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
117
- Mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Menjelaskan dan membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia
IV. Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu mendeskripsikan masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
- Siswa mampu membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) melalui
lingkungan sekitar sekolah
- Siswa mampu mengidentifikasikan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Siswa mampu mengelompokkan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Siswa mampu menjelaskan kekayaan flora, fauna di Indonesia
- Siswa mampu membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia berdasarkan
makhluk hidup yang berada di lingkungan sekitar sekolah.
V. Materi Ajar
a. Pengertian keanekaragaman hayati
b. Tingkatan keanekaragaman hayati
c. Keanekaragaman hayati Indonesia
VI. Metode Pembelajaran
Metode ceramah – Diskusi – Tanya Jawab
Pendekatan lingkungan
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
waktu
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Pendahuluan - Mengucapkan - Siswa menjawab salam, 2 menit
118
salam, berdoa dan
pesiapan
- Mengecek kehadiran
siswa
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang
akan disampaikan
- Menjelaskan model
pembelajaran
lingkungan sekitar
berdoa mengatur posisi
dengan rapi
- Siswa menjawab
kehadiran ketika
diabsent
- Siswa mendengarkan
penjelasan awal guru
- Siswa mendengarkan
penjelasan guru
1 menit
2 menit
3 menit
2 menit
Memberikan pemandu
kesempatan untuk
memaparkan arahan
Siswa mendengarkan
arahan dari pemandu
2. Apersepsi Bagaimana
keanekaragaman
hayati bisa terbentuk?
Siswa menjawab
pertanyaan guru mengenai
keanekaragaman hayati
Apa sajakah contoh
di sekitar kita yang
menunjukkan
keanekaragaman?
Siswa menyebutkan
contoh-contoh
keanekaragaman
Kegiatan Inti (100 menit)
Ceramah - Guru menjelaskan
kepada siswa
- Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru
10 menit
119
Mengembangkan
pemikiran
Melaksanakan
kegiatan inquiri
Mengembangkan
sifat ingin tahu
mengenai definisi
keanekaragaman
hayati serta berbagai
tingkatannya
Mengamati
- Guru membentuk
kelompok yang
masing-masing
terdiri dari 5-6 siswa
- Guru meminta siswa
mengamati
lingkungan dan
keberadaan makhluk
hidup dengan
mengelilingi
kawasan hutan
lindung
Menanya
- Guru bertanya
kepada seluruh
siswa, apakah
terdapat beragam
macam makhluk
hidup di hutan
lindung?
- Guru memberikan
pertanyaan kepada 2
orang siswa, apa
- Masing-masing siswa
merapat kepada teman
sekelompoknya
- Siswa mengamati
lingkungan dan
keberadaan makhluk
hidup dengan
mengelilingi kawasan di
hutan lindung
- Siswa menjawab
pertanyaan guru
- Siswa menjawab dan
menyebutkan spesies-
spesies yang terdapat di
5 menit
15 menit
2 menit
3 menit
120
Menghadirkan
model sebagai
contoh belajar
saja makhluk hidup
yang terdapat di
hutan lindung?
- Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya kepada
pemandu seputar
keanekaragaman
hayati di hutan
lindung
Mengumpulkan data
- Guru meminta siswa
menuliskan
berbagai macam
ekosistem yang
terdapat di hutan
lindung
- Guru meminta siswa
menyebutkan dan
mengelompokkan
makhluk hidup yang
ditemukan pada
masing-masing
ekosistem ke dalam
tingkatan
keanekaragaman
hayati dengan
menggunakan LKS
hutan lindung
- Siswa bertanya kepada
pemandu hal-hal yang
belum difahami
- Siswa menuliskan
berbagai macam
ekosistem di LKS secara
berkelompok
- Siswa menuliskannya di
LKS secara berkelompok
5 menit
10 menit
10 menit
121
Mengasosiasi
- Guru meminta siswa
mendiskusikan
mengenai perbedaan
kekayaan flora dan
fauna berdasarkan
garis Wallace dan
garis weber
- Guru meminta siswa
mendiskusikan
makhluk hidup yang
telah disebutkan
untuk
dikelompokkan
berdasarkan
penyebaran wilayah
menggunakan LKS.
Mengkomunikasikan
Guru meminta siswa
mempresentasikaan
siswa data-data, hasil
diskusi kelompok
- Siswa melaksanakan
perintah guru dengan
berdiskusi dan
mengerjakan LKS yang
diberikan guru.
- Siswa menyiapkan karya
seperti laporan dan
berbagai tugas lainnya
dengan temannya
10 menit
10 menit
20 menit
Kegiatan Akhir (25 menit)
- Guru memberikan Siswa memperhatikan dan 5 menit
122
Refleksi
Penilaian
predikat kepada
masing-masing
kelompok
- Guru memberikan
penghargaan
kepada kelompok
yang memiliki
nilai tinggi
- Guru memberikan
kesempatan kepada
masing-masing siswa
untuk bertanya
seputar tingkatan dan
kekayaan
keanekaragaman
hayati di Indonesia
- Guru menyimpulkan
hasil diskusi dan
presentasi siswa
- Guru memberi tugas
rumah kepada siswa
untuk menjawab
soal-soal yang
diberikan secara
individu.
- Guru memberi tugas
untuk membaca
menerima penilaian guru
Siswa bertanya kepada
guru mengenai hal yang
belum difahami mengenai
tingkatan dan kekayaan
keanekaragaman hayati di
Indonesia
- Siswa turut
menyimpulkan
Siswa melaksanakan tugas
dari guru
5 menit
5 menit
5 menit
2 menit
1 menit
123
materi di pertemuan
selanjutnya
- Menutup pelajaran
dengan berdoa dan
salam
2 menit
VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
- LKS SMA/MA (KTSP)
- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)
IX. Teknik dan Bentuk Instrumen
124
Bogor, 03 September 2014
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran BiologiPeneliti
(Rohman) (FannySagita Prianti)
Teknik Bentuk Instrumen
Tes untuk kerja Lembar observasi
Tes tertulis Pretest dan postest
portofolio Lembar Kerja Siswa
125
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X(Sepuluh)/ 1
Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 3 JP X 45 menit (2 minggu)
I. Kompetensi Inti :
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
126
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar :
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.2.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.2.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan
khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi
III. Indikator
- Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di Indonesia
berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
127
- Mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-faktor yang
menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
- Mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia
- Mendefinisikan system klasifikasi makhluk hidup
- Menuliskan dan menerangkan hasil pengamatan melalui laporan pengamatan
tingkat keanekaragaman hayati
IV. Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati
di Indonesia berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
- Siswa mampu mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-
faktor yang menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
- Siswa mampu mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
- Siswa mampu mendefinisikan system klasifikasi makhluk hidup
- Siswa mampu menuliskan dan menerangkan hasil pengamatan melalui
laporan pengamatan tingkat keanekaragaman hayati
V. Materi Ajar
a. Manfaat keanekaragaman hayati
b. Penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati
c. Upaya pelestarian keanekaragman hayati
d. System klasifikasi makhluk hidup
VI. Metode Pembelajaran
Metode ceramah – Diskusi – Tanya Jawab
Pendekatan lingkungan
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
128
Pembelajaran waktu
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Pendahuluan - Mengucapkan salam
dan persiapan
- Mengecek kehadiran
siswa
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang
akan disampaikan
- Menjelaskan model
pembelajaran
lingkungan sekitar
- Siswa menjawab salam
dan mengatur posisi
dengan rapi
- Siswa menjawab
kehadiran ketika
diabsent
- Siswa mendengarkan
penjelasan awal guru
- Siswa mendengarkan
penjelasan guru
2 menit
1 menit
2 menit
1 menit
2 menit
Memberikan
pertanyaan awal
tentang apa yang
diketahui siswa
mengenai konservasi
keanekaragaman
hayati di Indonesia
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
2. Apersepsi Bagaimana apabila
tidak adanya
keanekaragaman
hayati?
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Apa sajakah yang Siswa menyebutkan hal-
129
dapat dilakukan untuk
melestarikan
keanekaragaman
hal yang dapat dilakukan
untuk melestarikan
keanekaragaman
2 menit
Kegiatan Inti (100 menit)
Mengembangkan
pemikiran
Melaksanakan
kegiatan inquiri
Mengembangkan
sifat ingin tahu
Mengamati
- Guru meminta siswa
bergabung dengan
kelompoknya
sambil membawa
alat tulis
- Membimbing dan
mengawasi siswa
melakukan
identifikasi
tumbuhan dan
hewan mengenai
manfaatnya yang
ada di lingkungan
hutan lindung
Menanya
- Membimbing siswa
menulis hal-hal
yang diperoleh dari
hasil pengamatan
- Mendorong siswa
bertanya kepada
siswa lain atau
- Siswa bergabung dengan
kelompoknya masing-
masing
- Siswa melakukan
pengamatan dengan
mengidentifikasi
tumbuhan dan hewan
untuk mengetahui
masing-masing
manfaatnya
- Menulis hal-hal yang
diperoleh dari
pengamatan
- Siswa bertanya kepada
teman atau kepada guru
apabila ada yang kurang
5 menit
15 menit
5 menit
5 menit
130
Menghadirkan
model sebagai
contoh belajar
kepada guru
mengenai manfaat
makhluk hidup yang
diamati/ditemukan
Mengumpulkan data
- Membimbing siswa
menyusun dan
menyajikan hasil
pengamatan
berdasarkan
manfaat masing-
masing makhluk
hidup yang
ditemukan di hutan
lindung
Mengasosiasi
- Membimbing siswa
berdiskusi
mengkaitkan
makhluk hidup yang
ditemukan dari hasil
pengamatan
langsungnya dengan
manfaat yang
diperoleh dari
masing-masing
individu makhluk
hidup
- Membimbing siswa
difahami mengenai
manfaat makhluk hidup
yang ditemukan
- Siswa menyusun dan
menyajikan hasil
pengamatan pada LKS
- Siswa beridiskusi
sesama kelompoknya
mengenai keterkaitan
antara makhluk hidup
yang ditemukan dengan
manfaat yang diperoleh
dari masing-masing
makhluk hidup
10 menit
15 menit
131
menemukan
penyebab
menurunnya
keanekaragaman
hayati beserta
upaya
pelestariannya
- Membimbing siswa
berdiskusi untuk
menyusun laporan
Mengkomunikasikan
- Guru meminta siswa
mempresentasikan
hasil data di LKS
- Siswa mendiskusikan
factor-faktor penyebab
menurunnya
keanekaragaman hayati
dan upaya
pelestariannya
- Siswa menyelesaikan
laporan
- Siswa
mempresentasikan di
depan kelas
10 menit
15 menit
20 menit
Kegiatan Akhir (25 menit)
- Guru memberikan
predikat kepada
masing-masing
kelompok
- Guru memberikan
penghargaan
kepada kelompok
yang memiliki
nilai tinggi
- Guru memberikan
Siswa memperhatikan dan
menerima penilaian guru
Siswa bertanya kepada
5 menit
5 menit
5 menit
132
Refleksi
Penilaian
kesempatan kepada
masing-masing siswa
untuk bertanya
seputar klasifikasi
makhluk hidup,
manfaat dan upaya
pelestarian
keanekaragaman
hayati
- Guru menyimpulkan
hasil diskusi dan
presentasi siswa
- Guru memberikan
latihan soal
guru mengenai hal yang
belum difahami mengenai
materi hari ini
- Siswa turut
menyimpulkan
Siswa melaksanakan tugas
dari guru
5 menit
5 menit
VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
- LKS SMA/MA (KTSP)
133
- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)
IX. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Tes untuk kerja Lembar observasi dan rubrik
Tes tertulis Pretest dan postest
portofolioLembar Kerja Siswa dan
rubrik
Bogor, 03 September 2014
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran BiologiPeneliti
(Rohman) (FannySagita Prianti)
134
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X(Sepuluh)/ 1
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 3 JP X 45 menit (2 minggu)
I. Kompetensi Inti :
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
135
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar :
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.2.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.2.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan
khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi
III. Indikator
- Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
136
- Mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Menjelaskan dan membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia
IV. Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu mendeskripsikan masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
- Siswa mampu membedakan dan memberikan contoh masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem) melalui gambar
- Siswa mampu mengidentifikasikan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Siswa mampu mengelompokkan objek yang diamati kedalam tingkat
keanekaragaman hayati
- Siswa mampu menjelaskan kekayaan flora, fauna di Indonesia
- Siswa mampu membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia berdasarkan
makhluk hidup yang berada di gambar
V. Materi Ajar
a. Pengertian keanekaragaman hayati
b. Tingkatan keanekaragaman hayati
c. Keanekaragaman hayati Indonesia
VI. Metode Pembelajaran
Metode ceramah – Diskusi – Tanya Jawab
Strategi Ekspositori
Media PPT (Power Point)
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah
PembelajaranKegiatan Guru Kegiatan Siswa
Alokasi
waktu
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Persiapan - Mengucapkan salam
dan persiapan
- Siswa menjawab salam
dan mengatur posisi
duduk dengan rapi
2 menit
137
- Mengecek kehadiran
siswa
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang
akan disampaikan
- Mengulas materi
sebelumnya dan
mengkaitkannya
dengan materi yang
akan dibahas
- Siswa menjawab
kehadiran ketika
diabsent
- Siswa mendengarkan
penjelasan awal guru
- Siswa mendengarkan
penjelasan guru
1 menit
2 menit
1 menit
2 menit
2 menit
Memberikan
pertanyaan awal
tentang apa yang
diketahui siswa
mengenai
keanekaragaman
hayati di Indonesia
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Bagaimana
keanekaragaman
hayati bisa terbentuk?
Siswa menjawab
pertanyaan guru mengenai
keanekaragaman hayati
Apa sajakah contoh
di sekitar kita yang
menunjukkan
keanekaragaman?
Siswa menyebutkan
contoh-contoh
keanekaragaman
Kegiatan Inti (90 menit)
138
2. Penyajian - Guru menjelaskan
kepada siswa
mengenai definisi
keanekaragaman
hayati serta berbagai
tingkatannya
Mengamati
- Guru membentuk
kelompok yang
masing-masing
terdiri dari 5-6 siswa
- Guru memberikan
gambar hutan hujan
tropis melalui media
PPT
- Guru meminta siswa
mengamati gambar
hutan hujan tropis
Menanya
- Guru bertanya
kepada seluruh
siswa, apakah
terdapat beragam
macam makhluk
hidup di hutan hujan
tropis?
- Guru memberikan
pertanyaan kepada 2
- Siswa mendengarkan
penjelasan dari guru
- Masing-masing siswa
merapat kepada teman
sekelompoknya
- Siswa mengamati
gambar hutan hujan
tropis yang diberikan
guru
- Siswa menjawab
pertanyaan guru
- Siswa menjawab dan
menyebutkan spesies-
10 menit
5 menit
2 menit
3 menit
5 menit
10 menit
139
3. Korelasi
orang siswa, apa
saja makhluk hidup
yang terdapat di
hutan hujan tropis?
Mengumpulkan data
- Guru meminta siswa
menuliskan
berbagai macam
ekosistem
- Guru meminta siswa
menyebutkan dan
mengelompokkan
makhluk hidup pada
masing-masing
ekosistem ke dalam
tingkatan
keanekaragaman
hayati dengan
menggunakan LKS
Mengasosiasi
- Guru meminta siswa
mendiskusikan
mengenai perbedaan
kekayaan flora dan
fauna berdasarkan
garis Wallace dan
garis weber
- Guru meminta siswa
spesies yang terdapat di
hutan hujan tropis
- Siswa menuliskan
berbagai macam
ekosistem di LKS secara
berkelompok
- Siswa menuliskannya di
LKS secara berkelompok
- Siswa melaksanakan
perintah guru dengan
berdiskusi dan
mengerjakan LKS yang
diberikan guru.
5 menit
10 menit
13 menit
12 menit
140
mendiskusikan
makhluk hidup yang
telah disebutkan
untuk
dikelompokkan
berdasarkan
penyebaran wilayah
menggunakan LKS.
Mengkomunikasikan
Guru meminta siswa
mempresentasikaan
siswa data-data, hasil
diskusi kelompok
- Siswa menyiapkan karya
seperti laporan dan
berbagai tugas lainnya
dengan teman
sekelompok
25 menit
Kegiatan Akhir (35 menit)
4. Menyimpulkan
- Guru memberikan
kesempatan kepada
masing-masing
siswa untuk
bertanya seputar
tingkatan dan
kekayaan
keanekaragaman
hayati di Indonesia
- Guru menyimpulkan
hasil diskusi dan
- Siswa bertanya kepada
guru mengenai hal yang
belum difahami
mengenai tingkatan dan
kekayaan
keanekaragaman hayati
di Indonesia
- Siswa turut
menyimpulkan
10 menit
15 menit
141
5.Mengaplikasikan
presentasi siswa
melalui media PPT
- Guru memberi tugas
rumah kepada siswa
untuk menjawab
soal-soal yang
diberikan secara
individu.
- Guru memberi tugas
untuk membaca
materi di pertemuan
selanjutnya
- Guru menutup
pembelajaran
dengan doa dan
salam
Siswa melaksanakan tugas
dari guru
- Siswa berdoa dan
menjawab salam
5 menit
5 menit
VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
142
- LKS SMA/MA (KTSP)
- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)
IX. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Tes untuk kerja Lembar observasi dan rubrik
Tes tertulis Pretest dan postest
PortofolioLembar Kerja Siswa dan
rubrik
Bogor, 07 September 2014
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran BiologiPeneliti
(Rohman) (FannySagita Prianti)
143
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X(Sepuluh)/ 1
Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 3 JP X 45 menit (2 minggu)
I. Kompetensi Inti :
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
144
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
II. Kompetensi Dasar :
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
1.2.Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
1.3.Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
2.1.Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani
dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap
tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.2.Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat
keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia
4.2.Menyajikan hasil identifikasi usulan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis data
ancaman kelestarian berbagai keanekaragaman hewan dan tumbuhan
khas Indonesia yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media
informasi
III. Indikator
- Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di Indonesia
berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
145
- Mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-faktor yang
menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
- Mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia
- Mendefinisikan system klasifikasi makhluk hidup
- Menuliskan dan menerangkan hasil pengamatan melalui laporan pengamatan
tingkat keanekaragaman hayati
IV. Tujuan Pembelajaran
- Siswa mampu menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati
di Indonesia berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
- Siswa mampu mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-
faktor yang menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
- Siswa mampu mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
- Siswa mampu mendefinisikan system klasifikasi makhluk hidup
- Siswa mampu menuliskan dan menerangkan hasil pengamatan melalui
laporan pengamatan tingkat keanekaragaman hayati
V. Materi Ajar
a. Manfaat keanekaragaman hayati
b. Penyebab tinggi dan menghilangnya keanekaragaman hayati
c. Upaya pelestarian keanekaragman hayati
d. System klasifikasi makhluk hidup
VI. Metode Pembelajaran
Metode ceramah – Diskusi – Tanya Jawab
Strategi Ekspositori
Media PPT (Power Point)
146
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan Awal (10 menit)
1. Persiapan - Mengucapkan salam
dan persiapan
- Mengecek kehadiran
siswa
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang
akan disampaikan
- Mengulas materi
sebelumnya dan
mengkaitkannya
dengan materi yang
akan dibahas
- Siswa menjawab salam
dan mengatur posisi
duduk dengan rapi
- Siswa menjawab
kehadiran ketika
diabsent
- Siswa mendengarkan
penjelasan awal guru
- Siswa mendengarkan
penjelasan guru
2 menit
1 menit
2 menit
1 menit
2 menit
Memberikan
pertanyaan awal
tentang apa yang
diketahui siswa
mengenai konservasi
keanekaragaman
hayati di Indonesia
Siswa menjawab
pertanyaan guru
Bagaimana apabila
tidak adanya
Siswa menjawab
pertanyaan guru
147
keanekaragaman
hayati?
2 menitApa sajakah yang
dapat dilakukan untuk
melestarikan
keanekaragaman
Siswa menyebutkan hal-
hal yang dapat dilakukan
untuk melestarikan
keanekaragaman
Kegiatan Inti (90 menit)
2. Penyajian Mengamati
- Guru meminta siswa
bergabung dengan
kelompoknya
masing-masing
- Guru meminta siswa
mengamati gambar-
gambar berbagai
makhluk hidup di
berbagai ekosistem
yang disajikan
dalam LKS secara
berkelompok
Menanya
- Membimbing siswa
menulis hal-hal
yang diperoleh dari
hasil pengamatan
- Mendorong siswa
- Siswa bergabung dengan
teman sekelompoknya
- Siswa mengamati dan
membandingkan gambar
yang disajikan guru
- Siswa menulis hal-hal
yang diperoleh dari hasil
pengamatan melalui
LKS yang diberikan
guru
- Siswa bertanya kepada
guru mengenai hal yang
belum difahami
5 menit
5 menit
10 menit
5 menit
148
3. Korelasi
bertanya kepada
siswa lain atau
kepada guru
mengenai hal yang
diamati
Mengumpulkan data
- Membimbing siswa
menyusun dan
menyajikan hasil
pengamatan yang
didapatkan dari
gambar
Mengasosiasi
- Membimbing siswa
berdiskusi
mengkaitkan hasil
pengamatan pada
gambar dengan
manfaat makhluk
hidup
- Membimbing siswa
berdiskusi
menemukan
penyebab-penyebab
menurunnya
keanekaragaman
hayati beserta upaya
pelestariannya
- Siswa menyusun dan
menyajikan hasil
pengamatan pada LKS
- Siswa beridiskusi
sesama kelompoknya
mengkaitkan hasil
pengamatan dengan
manfaat
- Siswa mendiskusikan
penyebab-penyebab
menurunnya
keanekaragaman hayati
beserta upaya
pelestariannya
15 menit
20 menit
10 menit
149
- Membimbing siswa
berdiskusi untuk
menyusun laporan
Mengkomunikasikan
- Guru meminta siswa
mempresentasikan
hasil data di LKS
secara berkelompok
- Siswa menyelesaikan
laporan
- Siswa
mempresentasikan di
depan kelas
10 menit
25 menit
Kegiatan Akhir (35 menit)
4. Menyimpulkan
5. Mengaplikasikan
- Guru memberikan
kesempatan kepada
masing-masing
siswa untuk
bertanya seputar
klasifikasi makhluk
hidup, manfaat dan
upaya pelestarian
keanekaragaman
hayati
- Guru menyimpulkan
hasil diskusi dan
presentasi siswa
- Guru memberikan
latihan soal
- Mengakhiri
- Siswa bertanya kepada
guru mengenai hal yang
belum difahami
mengenai materi hari
ini
- Siswa turut
menyimpulkan
Siswa melaksanakan tugas
dari guru
Siswa berdoa dan
10 menit
10 menit
13 menit
150
pembelajaran
dengan doa dan
salam
menjawab salam 2 menit
VIII. Alat/Bahan/Sumber
- Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA kelas X berdasarkan kurkulum 2013.
Jakarta: Erlangga, 2013.
- Khristiyono. BUPENA Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga, 2014.
- Prawirohartono, Slamet dan Sri Hidayati. Sains Biologi Kelas X
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Safitri, Ririn dan Bowo Sugiharto. Biologi Peminatan MIPA untuk
Kelas X SMA/MA. Surakarta: Mediatama, 2013.
- Sudjadi, Bagod dan Siti Laila. Biologi Sains dalam Kehidupan SMA
Kelas X. Surabaya: Yudhistira, 2007.
- LKS SMA/MA (KTSP)
- Internet
- OHP dan Laptop
- Media PPT (Power Point)
IX. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Tes untuk kerja Lembar observasi dan rubrik
Tes tertulis Pretest dan postest
portofolioLembar Kerja Siswa dan
rubrik
151
Bogor, 07 September 2014
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran BiologiPeneliti
(Rohman) (FannySagita Prianti)
152
nnnn
L
K
S
K
E
L
A
S
X
I
P
A
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
153
Ketika kita mengamati makhluk hidup di sekitar kita, gejala yang dapat
kita amati adalah adanya variasi makhluk hidup dengan berbagai macam ciri-
cirinya. Variasi tersebut meliputi bentuk, penampilan, jumlah, dan lain
sebagainya. Variasi tersebut terdapat dalam satu jenis (spesies) makhluk hidup
(tingkat gen), atau terdapat dalam spesies-spesies yang berbeda (tingkat spesies).
Ada juga variasi yang terjadi karena ekosistem (lingkungan) yang berbeda
(tingkat ekosistem).
: Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh masing-
masing tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis, dan ekosistem)
Mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati kedalam
tingkat keanekaragaman hayati
: Mengenali macam-macam ekosistem di hutan lindung
Menyebutkan makhluk hidup pada masing-masing ekosistem
dan mengelompokkannya ke dalam tingkatan keaneragaman
hayati
: 1.Kelilingi kawasan lingkungan sekitar sekolah dan temukan
keanekaragaman ekosistem
2.Catat macam-macam makhluk hidup pada masing-masing
ekosistem
3.Kelompokkan makhluk hidup yang ditemukan ke dalam
tingkatan keanekaragaman hayati
4.Catat hasilnya pada kolom yang telah ditentukan
Lembar Kerja Siswa
Tujuan
Kegiatan 1
Cara Kerja
154
Hasil Pengamatan
Ekosistem Darat
a.
b.
c.
Makhluk hidup yang menempati
Tumbuhan Hewan
a.
b.
c.
Ekosistem Air
Ciri:
a.
b.
c.
Makhluk hidup yang menempati
Tumbuhan Hewan
a.
b.
c.
155
A B C
(seekor burung) (pohon) (sungai)
D E F
(kolam renang) (kelas) (taman)
G H I
(kolam ikan) (kebun) (batu)
K L
(sawah) (lapangan)
156
Kelompokkan makhluk hidup yang ditemukan ke dalam masing-masing tingkatan
Jawablah pertanyaan di bawah ini
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?
2. Apa perbedaan dari masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati?
3. Faktor-faktor apa saja yang menimbulkan keanekaragaman?
4. Berikan tiga contoh dari masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati!
Tingkat Jenis/Spesies
1.
2.
3.
4.
5.
Tingkat Genetik
1.
2.
3.
4.
5.
157
: Mendefinisikan sistem klasifikasi makhluk hidup
: Mendefinisikan sistem klasifikasi makhluk hidup
Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan tingkatan
takson
: 1.Gambarkan tumbuhan atau hewan yang ditemukan, sertakan
dengan ciri-ciri bagian tubuhnya
2.Klasifikasikan beberapa makhluk hidup (min 5) yang
ditemukan sesuai urutan takson, dan aturan pemberian nama
ilmiah
3.Gunakan referensi lain seperti internet atau buku taksonomi
untuk memudahkan dalam mengklasifikasikan makhluk hidup
Lembar Kerja Siswa
Tujuan
Kegiatan 2
Cara Kerja
158
Hasil Pengamatan
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
159
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup
2. Suatu spesies harus diberi nama ilmiah
a. Mengapa?
b. Jelaskan aturan pemberian nama ilmiah
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
Ciri: Klasifikasi
A Kingdom :
B Divisi :
C Kelas :
D Ordo :
E Famili :
Genus :
Spesies :
160
Keunikan keanekaragam hayati Indonesia ditandai dengan terdapatnya jenis
hewan bertipe Oriental, Australia, dan Peralihannya. Keunikan lainnya adalah
terdapat beberapa hewan dan tumbuhan endemic dan langka.
Alfred R. Wallace dan Max Weber turut membagi kawasan kekayaan flora
dan fauna di Indonesia dengan garis pembatas, garis yang membentang mulai dari
Selat Lombok ke utara melewati Selat Makasar dikenal sebagai garis Wallace,
sedangkan garis pembatas di sebelah timur Sulawesi yang membentang ke utara
hingga Kepulauan Aru di Selatan dikenal sebagai garis Weber.
: Menjelaskan dan membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia
: Membedakan kekayaan flora dan fauna berdasarkan garis Wallace dan
Weber
Mengelompokkan makhluk hidup ke dalam wilayah garis Wallace dan
Weber
: Masukkan spesies/jenis makhluk hidup yang ditemukan ke dalam tabel
Tentukan tipe fauna/flora, asal daerah, dan garis wilayahnya
Hasil Pengamatan
NoNama
Fauna/Flora
Tipe
Fauna/FloraAsal Daerah
Garis
Wallace/Weber
Lembar Kerja Siswa
Tujuan
Kegiatan 3
Cara Kerja
161
Hasil temuan Referensi
162
Hasil temuan Referensi
163
: Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di
Indonesia berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
Mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-faktor yang
menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
Mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia
: Menentukan manfaat makhluk hidup
Mengetahui faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati
Menjelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
: Tentukan manfaat jenis makhluk hidup yang terdapat pada LKS
(minimal 5)
Tuliskan faktor penyebab menghilangya keanekaragaman hayati
Tuliskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Hasil Pengamatan
Nama Spesies Manfaat
Nama Spesies Manfaat
Cara Kerja
Kegiatan 4
Tujuan
Lembar Kerja Siswa
164
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan dan jelaskan factor yang menyebabkan menghilangnya
keanekaragaman hayati!
2. Sebutkan dan jelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati!
Nama SpesiesManfaat
ManfaatNama Spesies
166
RUBRIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELASEKSPERIMEN
1. Eksperimen I (Skor A)
No Aspek Skor Kriteria
1 Tingkatan
Keanekaragaman
Hayati
5 Siswa mengenali macam-macam
ekosistem di lingkungan sekitar,
menyebutkan makhluk hidup
pada masing-masing ekosistem,
dan mengelompokkan makhuk
hidup ke dalam keanekaragaman
hayati dengan tepat dan benar
3 Siswa mengenali sebagian
macam-macam ekosistem di
lingkungan sekitar, menyebutkan
sebagian makhluk hidup pada
masing-masing ekosistem, dan
mengelompokkan sebagian
makhuk hidup ke dalam
keanekaragaman hayati
0 Siswa tidak mengenali macam-
macam ekosistem di lingkungan
sekitar,tidak menyebutkan
makhluk hidup pada masing-
masing ekosistem, dan tidak
mengelompokkan makhuk hidup
ke dalam keanekaragaman hayati
dengan tepat dan benar
2 Sistem Klasifikasi 5 Siswa mengklasifikasikan 5
167
Makhluk Hidup makhluk hidup sesuai tingkatan
takson dengan tepat dan benar
3 Siswa mengklasifikasikan
sebagian makhluk hidup dengan
tepat dan benar
0 Siswa tidak mengklasifikasikan
makhluk hidup dengan tepat dan
benar
3 Kekayaan flora dan
fauna di Indonesia
5 Siswa membedakan kekayaan
flora dan fauna berdasarkan garis
Wallace dan Weber,
mengelompokkan makhluk
hidup ke dalam wilayah garis
Wallace dan Weber dengan tepat
dan benar.
3 Siswa membedakan sebagian
kekayaan flora dan fauna
berdasarkan garis Wallace dan
Weber, mengelompokkan
sebagian makhluk hidup ke
dalam wilayah garis Wallace dan
Weber dengan tepat dan benar.
0 Siswa tidak membedakan
sebagian kekayaan flora dan
fauna berdasarkan garis Wallace
dan Weber, tidak
mengelompokkan sebagian
makhluk hidup ke dalam wilayah
garis Wallace dan Weber dengan
tepat dan benar.
168
4 Manfaat
Keanekargaman Hayati
5 Siswa mampu menentukan
manfaat makhluk hidup dengan
tepat dan benar
3 Siswa kurang mampu
menentukan manfaat makhluk
hidup dengan tepat dan benar
0 Siswa tidak mampu menentukan
manfaat makhluk hidup dengan
tepat dan benar.
Pertanyaan (Skor B)
No Kriteria Penilaian Skor
1 Menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas dan
benar
2
Kurang tepat dalam menjelaskan keanekaragaman hayati 1
Tidak menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas
dan benar
0
2 Menjelaskan perbedaan dari 3 tingkatan keanekaragaman
hayati
3
Menjelaskan perbedaan dari 2 tingkatan keanekaragaman
hayati
2
Menjelaskan perbedaan dari 1 tingkatan keanekaaragaman
hayati
1
Tidak menjelaskan perbedan dari masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati
0
3 Menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan
keanekaragaman
2
Menyebutkan 1 faktor yang menimbulkan
keanekaragaman
1
Tidak menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan 0
169
keanekaragaman
4 Memberikan 3 contoh dari masing-masing tingkatan
keanekaragaman hayati
3
Memberikan 2 contoh dari masing-masing tingkatan
keanekaragaman hayati
2
Memberikan 1 contoh dari masing-masing tingkatan
keanekaragaman hayati
1
Tidak memberikan contoh dari masing-masing tingkatan
keanekaragaman hayati
0
5 Menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 2
Kurang tepat dalam menjelaskan sistem klasifikasi
makhluk hidup
1
Tidak menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 0
6 Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan alas an
suatu spesies harus diberi nama ilmiah dengan tepat dan
benar
4
Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan kurang
tepat dalam memberikan alas an spesies harus diberikan
nama ilmiah
2
Kurang tepat dalam menjelaskan aturan pemberian nama
ilmiah dan kurang tepat dalam memberikan alas an
spesies harus diberikan nama ilmiah
1
Tidak menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan
tidak memberikan alas an spesies harus diberikan nama
ilmiah
0
7 Menyebutkan dan menjelaskan factor yang menyebabkan
menghilangnya keanekaragaman hayati
2
Menyebutkan dan kurang tepat dalam menjelaskan factor
yang menyebabkan menghilangnya keanekaragaman
hayati
1
170
Tidak menyebutkan dan tidak menjelaskan factor yang
menyebabkan menghilangnya keanekaragaman hayati
0
8 Menyebutkan dan menjelaskan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati
2
Menyebutkan dan kurang menjelaskan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati
1
Tidak menyebutkan dan tidak menjelaskan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati
0
171
Lembar Kerja Siswa
Ketika kita mengamati makhluk hidup di sekitar kita, gejala yang dapat
kita amati adalah adanya variasi makhluk hidup dengan berbagai macam ciri-
cirinya. Variasi tersebut meliputi bentuk, penampilan, jumlah, dan lain
sebagainya. Variasi tersebut terdapat dalam satu jenis (spesies) makhluk hidup
(tingkat gen), atau terdapat dalam spesies-spesies yang berbeda (tingkat spesies).
Ada juga variasi yang terjadi karena ekosistem (lingkungan) yang berbeda
(tingkat ekosistem).
Tujuan : Mendeskripsikan, membedakan dan memberikan contoh
masing-masing tingkatan keanekaragaman hayati (gen, jenis,
dan ekosistem) melalui gambar hutan peneltian Dramaga
Mengidentifikasi dan mengelompokkan objek yang diamati
kedalam tingkat keanekaragaman hayati
Kegiatan 1 : Mengenali macam-macam ekosistem pada kumpulan gambar
yang telah disediakan
Menyebutkan makhluk hidup pada masing-masing ekosistem
dan mengelompokkannya ke dalam tingkatan keaneragaman
hayati
Cara Kerja : 1. Amati gambar dan temukan gambar yang menunjukkan
keanekaragaman ekosistem
2. Catat macam-macam makhluk hidup pada masing-masing
ekosistem
3.Kelompokkan makhluk hidup yang ditemukan ke dalam
tingkatan keanekaragaman hayati
4. Catat hasilnya pada kolom yang telah ditentukan
172
Suaka margasatwa, hutan lindung, dan cagar alam merupakan bentuk upaya yang
dilakukan pemerintah guna melindungi keberadaan hewan dan tumbuhan yang
semakin langka keberadaannya. Selain itu ketiga tempat tersebut memiliki
keanekaragaman ekosistem yang terdiri dari ekosistem air dan darat untuk
menunjang kehidupan makhluk hidup, dan dari kedua jenis ekosistem inilah kita
bisa menemukan wujud ekosistem yang beragam dan kompleks.
Di bawah ini terdapat berbagai macam gambar, pilihlah manakah yang termasuk
ke dalam ekosistem dan tentukan hewan dan tumbuhan apa saja yang menempati
ekosistem tersebut!
A B C
(seekor burung) (sawah) (pohon)
D E F
(kolam ikan) (kebun) (batu)
G H I
(taman) (kelas) (lapangan)
173
No Ekosistem Makhluk hidup yang menempati
1. Ekosistem darat
a.
b.
c.
d.
e.
2. Ekosistem air
a.
b.
c.
d.
e.
174
No Tingkat Jenis/Spesies No Tingkat Genetik
Jawablah pertanyaan di bawah ini
1. Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati?
2. Apa perbedaan dari masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati?
3. Faktor-faktor apa saja yang menimbulkan keanekaragaman?
4. Berikan tiga contoh dari masing-masing tingkatan keanekaragaman
hayati!
Lembar Kerja Siswa
Tujuan : Mendefinisikan sistem klasifikasi makhluk hidup
Kegiatan 2 : Mendefinisikan sistem klasifikasi makhluk hidup
Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan tingkatan
takson
Cara Kerja : 1. Klasifikasikan sesuai urutan takson, dan aturan pemberian
nama ilmiah
2. Sertakan cirri-ciri pada bagian tubuhnya
175
3. Gunakan referensi lain seperti internet atau buku taksonomi
untuk memudahkan dalam mengklasifikasikan makhluk hidup
No Makhluk Hidup Klasifikasi
1.
2.
3.
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
No Makhluk Hidup Klasifikasi
4.
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
176
5.
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi makhluk hidup
2. Suatu spesies harus diberi nama ilmiah
a. Mengapa?
b. Jelaskan aturan pemberian nama ilmiah
Lembar Kerja Siswa
Keunikan keanekaragam hayati Indonesia ditandai dengan terdapatnya jenis
hewan bertipe Oriental, Australia, dan Peralihannya. Keunikan lainnya adalah
terdapat beberapa hewan dan tumbuhan endemic dan langka.
Alfred R. Wallace dan Max Weber turut membagi kawasan kekayaan flora
dan fauna di Indonesia dengan garis pembatas, garis yang membentang mulai dari
Selat Lombok ke utara melewati Selat Makasar dikenal sebagai garis Wallace,
sedangkan garis pembatas di sebelah timur Sulawesi yang membentang ke utara
hingga Kepulauan Aru di Selatan dikenal sebagai garis Weber.
Tujuan : Menjelaskan dan membedakan kekayaan flora, fauna di Indonesia
Kegiatan 3 : Membedakan kekayaan flora dan fauna berdasarkan garis Wallace dan
Weber
Mengelompokkan makhluk hidup ke dalam wilayah garis Wallace dan
Weber
177
Cara Kerja : Masukkan spesies/jenis makhluk hidup yang ada pada gambar ke
dalam table
178
Tentukan tipe fauna/flora, asal daerah, dan garis wilayahnya
Nama
Fauna/Flora
Tipe
Fauna/Flora Asal Daerah
Garis
Wallace/Weber
Nipah Rotan Anggrek
Monyet komodo Ular sanca hijau
179
Lembar Kerja Siswa
Tujuan : Menyebutkan fungsi dan manfaat dari keanekaragaman hayati di
Indonesia berdasarkan makhluk hidup yang ditemukan
Mengidentifikasi, menghubungkan dan menjelaskan faktor-faktor yang
menyebabkan tinggi dan hilangnya keanekaragaman hayati
Mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia
Kegiatan 4 : Menentukan manfaat makhluk hidup
Mengetahui faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati
Menjelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Cara Kerja : Tentukan manfaat jenis makhluk hidup yang terdapat pada LKS
(minimal 5)
Tuliskan faktor penyebab menghilangya keanekaragaman hayati
Tuliskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
No Nama Spesies Manfaat
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan dan jelaskan factor yang menyebabkan menghilangnya
keanekaragaman hayati!
2. Sebutkan dan jelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati!
181
RUBRIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL
1. Eksperimen I (Skor A)
No Aspek Skor Kriteria
1 Tingkatan
Keanekaragaman
Hayati
5 Siswa mengenali macam-macam
ekosistem di lingkungan sekitar,
menyebutkan makhluk hidup
pada masing-masing ekosistem,
dan mengelompokkan makhuk
hidup ke dalam keanekaragaman
hayati dengan tepat dan benar
3 Siswa mengenali sebagian
macam-macam ekosistem di
lingkungan sekitar, menyebutkan
sebagian makhluk hidup pada
masing-masing ekosistem, dan
mengelompokkan sebagian
makhuk hidup ke dalam
keanekaragaman hayati
0 Siswa tidak mengenali macam-
macam ekosistem di lingkungan
sekitar,tidak menyebutkan
makhluk hidup pada masing-
masing ekosistem, dan tidak
mengelompokkan makhuk hidup
ke dalam keanekaragaman hayati
dengan tepat dan benar
2 Sistem Klasifikasi
Makhluk Hidup
5 Siswa mengklasifikasikan 5
makhluk hidup sesuai tingkatan
182
takson dengan tepat dan benar
3 Siswa mengklasifikasikan
sebagian makhluk hidup dengan
tepat dan benar
0 Siswa tidak mengklasifikasikan
makhluk hidup dengan tepat dan
benar
3 Kekayaan flora dan
fauna di Indonesia
5 Siswa membedakan kekayaan
flora dan fauna berdasarkan garis
Wallace dan Weber,
mengelompokkan makhluk
hidup ke dalam wilayah garis
Wallace dan Weber dengan tepat
dan benar.
3 Siswa membedakan sebagian
kekayaan flora dan fauna
berdasarkan garis Wallace dan
Weber, mengelompokkan
sebagian makhluk hidup ke
dalam wilayah garis Wallace dan
Weber dengan tepat dan benar.
0 Siswa tidak membedakan
sebagian kekayaan flora dan
fauna berdasarkan garis Wallace
dan Weber, tidak
mengelompokkan sebagian
makhluk hidup ke dalam wilayah
garis Wallace dan Weber dengan
tepat dan benar.
4 Manfaat 5 Siswa mampu menentukan
183
Keanekargaman Hayati manfaat makhluk hidup dengan
tepat dan benar
3 Siswa kurang mampu
menentukan manfaat makhluk
hidup dengan tepat dan benar
0 Siswa tidak mampu menentukan
manfaat makhluk hidup dengan
tepat dan benar.
Pertanyaan (Skor B)
No Kriteria Penilaian Skor
1 Menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas dan
benar
2
Kurang tepat dalam menjelaskan keanekaragaman hayati 1
Tidak menjelaskan keanekaragaman hayati dengan jelas
dan benar
0
2 Menjelaskan perbedaan dari 3 tingkatan keanekaragaman
hayati
3
Menjelaskan perbedaan dari 2 tingkatan keanekaragaman
hayati
2
Menjelaskan perbedaan dari 1 tingkatan keanekaaragaman
hayati
1
Tidak menjelaskan perbedan dari masing-masing
tingkatan keanekaragaman hayati
0
3 Menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan
keanekaragaman
2
Menyebutkan 1 faktor yang menimbulkan
keanekaragaman
1
Tidak menyebutkan factor-faktor yang menimbulkan
keanekaragaman
0
184
4 Memberikan 3 contoh dari masing-masing tingkatan
keanekaragaman hayati
3
Memberikan 2 contoh dari masing-masing tingkatan
keanekaragaman hayati
2
Memberikan 1 contoh dari masing-masing tingkatan
keanekaragaman hayati
1
Tidak memberikan contoh dari masing-masing tingkatan
keanekaragaman hayati
0
5 Menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 2
Kurang tepat dalam menjelaskan sistem klasifikasi
makhluk hidup
1
Tidak menjelaskan sistem klasifikasi makhluk hidup 0
6 Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan alas an
suatu spesies harus diberi nama ilmiah dengan tepat dan
benar
4
Menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan kurang
tepat dalam memberikan alas an spesies harus diberikan
nama ilmiah
2
Kurang tepat dalam menjelaskan aturan pemberian nama
ilmiah dan kurang tepat dalam memberikan alas an
spesies harus diberikan nama ilmiah
1
Tidak menjelaskan aturan pemberian nama ilmiah dan
tidak memberikan alas an spesies harus diberikan nama
ilmiah
0
7 Menyebutkan dan menjelaskan factor yang menyebabkan
menghilangnya keanekaragaman hayati
2
Menyebutkan dan kurang tepat dalam menjelaskan factor
yang menyebabkan menghilangnya keanekaragaman
hayati
1
Tidak menyebutkan dan tidak menjelaskan factor yang 0
185
menyebabkan menghilangnya keanekaragaman hayati
8 Menyebutkan dan menjelaskan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati
2
Menyebutkan dan kurang menjelaskan upaya pelestarian
keanekaragaman hayati
1
Tidak menyebutkan dan tidak menjelaskan upaya
pelestarian keanekaragaman hayati
0
186
LAMPIRAN 11
Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam PelaksanaanPembelajaran Pendekatan Lingkungan
No Tahapan Fenomena DilaksanakanSkalanilai
1 Mengembangkanpemikiran
a. Mampu menyampaikanmateri dan arahan denganlugas dan sistematis
Ya Tidak1 2 3 4
b. Mampu mengamatilingkungan dan keberadaanmakhluk hidup yang dapatdijadikan sumber belajarsiswa
Ya Tidak
1 2 3 4
c. Mampu membimbing danmengarahkan siswa dalammembangun pemikiranmereka secara mandiri
Ya Tidak
1 2 3 4
2 Melaksanakan kegiataninquiri
a. Mampu mengaitkan fakta-fakta dalam kehidupansehari-hari siswa dengantopic bahasan
Ya Tidak
1 2 3 4
b. Mampu memberikan definisidan penjelasan tentang topicbahasan dengan baik kepadasiswa
Ya Tidak
1 2 3 4
3 Menanya Mampu bertanya danmembangkitkankeingintahuan siswa denganbaik
Ya Tidak
1 2 3 4
4 Menghadirkan model a. Mampu membimbing danmengarahkan siswa dalammembangun pengetahuanmereka secara mandiri
Ya Tidak
1 2 3 4
b. Mampu mendorong danmemotivasi siswa untukmemberikan penjelasandengan kalimat merekasendiri
Ya Tidak
1 2 3 4
c. Mampu mengingatkan danmemberikan pertimbanganserta arahan dengan baikkepada siswa tentang konsepyang mereka temukan
Ya Tidak
1 2 3 4
187
5 Refleksi a. Mampu mendorong siswauntuk melakukan evaluasiterhadap prosespembelajaran yang sudahmereka lakukan
Ya Tidak
1 2 3 4
b. Mampu menyimpulkanmateri dengan jelas danmenarik
Ya Tidak1 2 3 4
6 Penilaian a. Mampu menyimak danmengkritisi sertamengarahkan penjelasanyang dilakukan siswa
Ya Tidak
1 2 3 4
b. Mampu memberikanpenugasan untuk menambahpengetahuan serta nilai siswa
Ya Tidak1 2 3 4
188
LAMPIRAN 12
HASIL OBSERVASI TERHADAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDEKATAN PENDEKATANLINGKUNGAN
No Tahapan IndikatorKelompok
SkorTotal
Nilai Rata2I II III IV V VI
1 MengembangkanPemikiran
a. Mampu mendengarkan dan memperhaikan penyampaian materidan arahan dari guru
4 4 3 3 4 4 22 91.66
83.33b. Mampu melakukan pengamatan lingkungan dan keberadaanmakhluk hidup yang berada di sekitar lingkungan sekolah
3 4 3 2 3 3 18 75
c. Mampu menjawab pertayaan guru dengan maksimal 3 3 3 3 3 3 18 752 Melaksanakan
kegiatan inquiria. Mampu mengaitkan fakta –fakta dalam kehidupan sehari-hari
siswa dengan topic bahasan3 3 3 2 3 2 16 66.66
74.99b. Mampu menjelaskan konsep dengan kalimat siswa sendiri
dengan baik3 3 2 3 2 4 17 70.83
c. Mampu bekerja kelompok dengan baik 3 4 4 3 3 3 20 83.33d. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan diskusi secara maksimal 4 4 3 2 3 3 19 79.16
3 Bertanya Mampu bertanya pada guru terkait materi yang dipelajari 4 3 2 2 4 3 18 75 754 Menghadirkan
modela. Mampu memberikan bukti dan klarifikasi dari penjelasan yang
siswa lakukan secara baik4 4 4 3 4 3 22 91.66 83.33
189
b. Mampu membangun dan mengembangkan pengetahuan denganmandiri
3 3 3 3 2 2 18 75
5 Refleksi a. Mampu mempresentasikan sebuah konsep pada suatu kondisiyang berbeda
3 3 3 2 3 3 17 70.8372.91
b. Mampu menyimpulkan suatu konsep yang mereka temukaselama proses pembelajaran belangsung
3 3 3 3 3 3 18 75
6 Penilaian c. Mampu megevaluasi dan menganalisis kekurangan dankelebihan diri setiap siswa selama kegiatan pembelajaran
4 4 4 3 3 3 21 87.5 87.5
Skor Total 44 45 40 34 40 37Rata2 Seluruh
Tahapan79.51
Nilai Kelompok (Skor Total/ Skor Maksimal x 100) 84.6 86.5 76.9 65 76.9 71Rata-Rata Seluruh Kelompok 76.8
Keterangan : Rentang 1-4 dan Skor Tertiggi untuk tahapan pendekatan lingkungan adalah 100
Skor 79.51 menunjukkan bahwa siswa selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan lingkunganberhasil dengan baik
190
LAMPIRAN 13
HASIL OBSERVASI TERHADAP GURU
No Tahapan FenomenaPertemuan
Jml Skor PresentaseI II
1 Mengembangkanpemikiran
a. Mampu menyampaikanmateri dan arahan denganlugas dan sistematis
3 4 7 87.50
87.50
b. Mampu mengamatilingkungan dankeberadaan makhlukhidup yang dapatdijadikan sumber belajarsiswa
4 4 8 100.00
c. Mampu membimbingdan mengarahkan siswadalam membangunpemikiran merekasecara mandiri
3 3 6 75.00
2 Melaksanakankegiatan inquiri
a. Mampu mengaitkanfakta-fakta dalamkehidupan sehari-harisiswa dengan topicbahasan
3 4 7 87.50
87.50b. Mampu memberikan
definisi dan penjelasantentang topic bahasandengan baik kepada siswa
3 4 7 87.50
3 Menanya Mampu bertanya danmembangkitkankeingintahuan siswadengan baik
3 3 6 75.00 75.00
4 Menghadirkanmodel
a. Mampu membimbing danmengarahkan siswa dalammembangun pengetahuanmereka secara mandiri
3 3 6 75.00
81.25
b. Mampu mendorong danmemotivasi siswa untukmemberikan penjelasandengan kalimat merekasendiri
3 3 6 75.00
c. Mampu mengingatkandan memberikanpertimbangan serta arahandengan baik kepada siswatentang konsep yang
3 4 7 87.50
191
mereka temukan5 Refleksi a. Mampu mendorong siswa
untuk melakukan evaluasiterhadap prosespembelajaran yang sudahmereka lakukan
3 3 6 75.00
87.50
b. Mampu menyimpulkanmateri dengan jelas danmenarik
4 4 8 100.00
6 Penilaian a. Mampu menyimak danmengkritisi sertamengarahkan penjelasanyang dilakukan siswa
3 4 7 87.50
87.50b. Mampu memberikan
penugasan untukmenambah pengetahuanserta nilai siswa
3 3 6 75.00
Rata-rata 84.375
Nilai Total Pembelajaran Pendekatan Lingkungan (Jumlah Rata-Rata Seluruh Pertemuan)
Nilai Keberhasilan pembelajaran Pendekatan Lingkungan (Jumlah Skor/Skor Maksimal x100%)
Keterangan : Skor Rentang 1-4 dan Nilai Tertinggi 100
Jadi skor 84.375 menunjukkan bahwa guru dalam menerapkan proses pembelajaranpendekatan selama penelitian berhasil dengan sangat baik.
192
LAMPIRAN 14
Skor Pretest dan Postest Kelas Eksperimen
No Pretest Postest1 51.42 602 45.71 68.573 28.57 68.574 57.14 82.855 54.28 85.716 51.42 77.147 60 62.858 77.14 82.859 62.85 71.4210 71.42 82.8511 45.71 68.5712 31.42 62.8513 54.28 6014 37.14 65.7115 54.28 74.2816 31.42 57.1417 51.42 71.4218 48.57 77.1419 42.85 77.1420 54.28 88.5721 48.57 62.8522 54.28 68.5723 37.14 77.1424 42.85 62.8525 45.71 8026 65.71 71.4227 60 85.7128 62.85 91.4229 51.42 74.2830 51.42 74.2831 60 68.57
Rata2 51.33129 72.9909677
193
Lampiran 15
Skor Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No Pretest Postest1 42.85 402 42.85 51.423 48.57 65.714 28.57 51.425 37.14 68.576 54.28 54.287 45.71 54.288 22.85 42.859 28.57 54.2810 28.57 62.8511 42.85 57.1412 51.42 45.7113 31.42 68.5714 45.71 74.2815 45.71 62.8516 48.57 57.1417 40 65.7118 40 65.7119 34.28 4020 48.57 74.2821 40 42.8522 34.28 6023 51.42 6024 42.85 57.1425 48.57 6026 42.85 62.8527 68.57 62.8528 31.42 6029 42.85 51.4230 14.28 42.8531 45.71 45.71
Rata2 41.009358 56.8619355
194
Lampiran 16
Skor LKS Pendekatan Lingkungan
Kelas Eksperimen
No Skor123456789
10111213141516171819202122232425262728293031
195
Lampiran 17
Skor LKS Kelas Kontrol
No Skor1 752 753 754 755 756 757 878 879 8710 8711 8712 8713 9514 9515 9516 9517 9518 9519 9520 7721 7722 7723 7724 7725 8026 8027 8028 8029 8030 8031 80Rata2 83.290
196
Lampiran 18
Langkah Uji Normalitas
Adapun langkah-langkah menghitung uji normalitas data pretest dan
posttest dengan menggunakan liliefors adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan xi, x2,…xn untuk dijadikan bilangan baku zi, z2,…zn dengan
menggunakan rumus zi = = □(x merupakan rata-rata dan s
merupakan simpangan baku sampel).
2. Untuk tiap bilangan baku yang elah dihitung digunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P(z ≤ zi).
3. Hitung proporsi zi, z2,…zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika
proporsi ini dinyatakan oleh S (zi) maka S (zi) = , ,…4. Hitung selisih F (zi – S(zi)). Kemudian tentukan harga mutlaknya.
5. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak selisih
tersebut.
L0/Lobservasi
F (ZI)
S (ZI)
Kriteria pengujian
Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal
Lhitung > Ltabel, data tiak berdistribusi normal
197
LAMPIRAN 19
Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest SiswaKelas Eksperimen
Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
No Xi f Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)1 28.57 1 1 -2.019170378 0.4778 0.0222 0.03225806 -0.010058062 31.42 2 3 -1.766344943 0.4608 0.0392 0.09677419 -0.057574193 37.14 2 5 -1.258919859 0.3944 0.1056 0.16129032 -0.055690324 42.85 2 7 -0.752381882 0.2734 0.2266 0.22580645 0.000793555 45.71 3 10 -0.49866934 0.1879 0.3121 0.32258065 -0.010480656 48.57 2 12 -0.244956798 0.0948 0.4052 0.38709677 0.018103237 51.42 5 17 0.007868637 1 0.5 0.5483871 -0.04838718 54.28 5 22 0.261581179 1.1026 0.6026 0.70967742 -0.107077429 57.14 1 23 0.515293721 1.195 0.695 0.74193548 -0.04693548
10 60 3 26 0.769006263 1.2764 0.7764 0.83870968 -0.0623096811 62.85 2 28 1.021831698 1.3461 0.8461 0.90322581 -0.0571258112 65.71 1 29 1.27554424 1.398 0.898 0.93548387 -0.0374838713 71.42 1 30 1.782082217 1.4625 0.9625 0.96774194 -0.0052419414 77.14 1 31 2.289507301 1.4887 0.9887 1 -0.0113
Rata2 51.3313Sd 11.2726Lhit 0.10707742Ltab 0.1591303
1. Rata-rata nilai pretest kelas eskperimen= ∑ fixi∑ f= 1591.2731 = 51.33132. Simpangan baku (standar deviasi)
S =∑ ( ̅)
= 11.2726
198
3. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
=.√
= 0.1591303
5. Kesimpulan , Lhitung < Ltabel atau 0.10707742 < 0.1591303, maka terima
Ho artinya data berdistribusi normal
199
LAMPIRAN 20
Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest SiswaKelas Kontrol
Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
No Xi f Zn Zi Ztabel F(Zi) S(Zi) F(Zi)-S(Zi)1 14.28 1 1 -2.552115767 0.4946 0.0054 0.03225806 -0.026858062 22.85 1 2 -1.733853139 0.4582 0.0418 0.06452613 -0.022726133 28.57 3 5 -1.187708187 0.381 0.119 0.16129032 -0.042290324 31.42 2 7 -0.91559051 0.3186 0.1814 0.22580645 -0.044406455 34.28 2 9 -0.642518034 0.2389 0.2611 0.29032258 -0.029222586 37.14 1 10 -0.369445558 0.1406 0.3594 0.32258065 0.036819357 40 3 13 -0.096373082 0.0359 0.4641 0.41935484 0.044745168 42.85 6 19 0.175744595 1.0675 0.5675 0.61290323 -0.045403239 45.71 4 23 0.448817071 1.17 0.67 0.74193548 -0.0719354810 48.57 4 27 0.721889547 1.2642 0.7642 0.87096774 -0.1067677411 51.42 2 29 0.994007224 1.3389 0.8389 0.93548387 -0.0965838712 54.28 1 30 1.2670797 1.3962 0.8962 0.96774194 -0.0715419413 68.57 1 31 2.631487281 1.4957 0.9957 1 -0.0043
1. Rata-rata nilai pretest kelas eskperimen= ∑ fixi∑ f= 1591.2731 = 41.0093552. Simpangan baku (standar deviasi)
S =∑ ( ̅)
= 10.47341
Rata2 41.009355Sd 10.47341Lhit 0.1067677Ltab 0.1591303
200
3. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
=.√
= 0.1591303
5. Kesimpulan , Lhitung < Ltabel atau 0.1067677 < 0.1591303, maka terima Ho
artinya data berdistribusi normal
201
LAMPIRAN 21
Uji Homogenitas Data
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas
1. Perhitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua
varians yaitu, uji fisher, dengan rumus:= = , s2 =∑ ( ̅)
Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah
sebagai berkut:
Hipotesis:
H0 = data yang memiliki varians homogen
H1 = data yang tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian:
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, yang berarti kedua varians
homogen.
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, yang berarti kedua varians tidak
homogen.
3. Menentukan nilai Fhitung
Diketahui varians semua skor pretest kelas eksperimen = 127.071511 dan
semua skor pretest kelas control = 109.692317, maka varians terbesar
(S12) = 127.071511 dan varians terkecil (S22) = 109.692317 dengan
menggunakan rumus diatas diperoleh:= 12= ..
Fhitung = 1.15843584
4. Menentukan derajat kebebasan:
202
Db = n-1, dengan varians terbesar sebagai db pembilang dan varians
terkecil sebagai db penyebut.
Db1=31-1=30
Db2=31-1=30
5. Menentukan Ftabel
Ftabel= F (α), (db1/db2) = F(0.05) (30/30) = 1.84
6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel atau 1.15843584 <1.84 berarti H0 diterima, maka
memiliki varians yang homogen.
203
LAMPIRAN 22
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS PRETEST
Uji-t dapat dihitung dengan cara:
t = dengan dsg =( ) ( )
t =. .. =
( ) . ( ) .t =
.. . . =. .
t =.. = √118.381914
t = 4.83741508 = 10.8803453
H0 = µ1 = µ2 (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)
H1 = µ1 > µ2 (nilai rata-rata berbeda nyata)
Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel atau 4.83741508 > 1.671
dengan df = (31+31)-2 = 60. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima sehingga nilai rata-rata kelas control dan kelas eksperimen berbeda nyata.
204
Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Siswa KelasEksperimen
1. Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen
□ = ∑∑ = .= 72.99097
2. Simpangan baku (standar deviasi)
S =∑ ( )
= 9.089803
3. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
No Xi f Zn Zi F(Zi) Ztabel S(Zi) F(Zi)-S(Zi)1 57.14 1 1 -1.74381887 0.0409 0.4591 0.03225806 0.008641942 60 2 3 -1.429180588 0.0778 0.4222 0.09677419 -0.018974193 62.85 4 7 -1.11564244 0.1335 0.3665 0.22580645 -0.092306454 65.71 1 8 -0.801004158 0.2119 0.2881 0.25806452 -0.046164525 68.57 5 13 -0.486365876 0.3156 0.1844 0.41935484 -0.103754846 71.42 3 16 -0.172827728 0.4325 0.0675 0.51612903 -0.083629037 74.28 3 19 0.141810554 0.5557 1.0557 0.61290323 -0.057203238 77.14 4 23 0.456448836 0.6736 1.1736 0.74193548 -0.068335489 80 1 24 0.771087118 0.7794 1.2794 0.77419355 0.00520645
10 82.85 3 27 1.084625266 0.8599 1.3599 0.87096774 -0.0110677411 85.71 2 29 1.399263548 0.9177 1.4177 0.93548387 -0.0177838712 88.57 1 30 1.71390183 0.9564 1.4564 0.96774194 -0.0113419413 91.42 1 31 2.027439979 0.9783 1.4783 1 -0.0217
Rata2 72.99097Sd 9.089803Lhit 0.10375484Ltab 0.1591303
205
=.√
= 0.1591303
5. Kesimpulan, Lhitung < Ltabel atau 0.10375484 < 0.1591303, maka terima
H0 artinya data berdistribusi normal.
206
LAMPIRAN 24
Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Siswa Kelas Kontrol
No Xi f Zn Zi F(Zi) Ztabel S(Zi) F(Zi)-S(Zi)1 40 2 2 -1.741005271 0.0409 0.4591 0.06451613 -0.023616132 42.85 3 5 -1.446741008 0.0749 0.4251 0.16129032 -0.086390323 45.71 2 7 -1.151444239 0.1251 0.3749 0.22580645 -0.100706454 51.42 3 10 -0.561883207 0.2877 0.2123 0.32258065 -0.034880655 54.28 3 13 -0.266586437 0.3974 0.1026 0.41935484 -0.021954846 57.14 3 16 0.028710332 0.508 1.008 0.51612903 -0.008129037 60 4 20 0.324007101 0.6255 1.1255 0.64516129 -0.019661298 62.85 4 24 0.618271364 0.7291 1.2291 0.77419355 -0.045093559 65.71 3 27 0.913568133 0.8186 1.3186 0.87096774 -0.0523677410 68.57 2 29 1.208864902 0.8849 1.3849 0.93548387 -0.0505838711 74.28 2 31 1.798425934 0.9633 1.4633 1 -0.0367
Rata2 56.8619355Sd 9.685172Lhit 0.10070645Ltab 0.1591303
1. Rata-rata nilai posttest kelas control
X□ = ∑∑=
.= 56.8619355
2. Simpangan baku (standar deviasi)
S =∑ ( ̅)
S = 9.685172
3. H0 = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
4. Batas kritis
Ltabel = L 0.05, 31
207
=.√
= 0.1591303
5. Kesimpulan
Lhitung < Ltabel atau 0.10070645 < 0.1591303 maka terima H0 artinya data
berdistribusi normal
208
LAMPIRAN 25
Uji Homogenitas Data
Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelas
1. Perhitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua
varians yaitu, uji fisher, dengan rumus:= = , s2 =∑ ( ̅)
Untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah
sebagai berkut:
Hipotesis:
H0 = data yang memiliki varians homogen
H1 = data yang tidak memiliki varians homogen
2. Kriteria pengujian:
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, yang berarti kedua varians
homogen.
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, yang berarti kedua varians tidak
homogen.
3. Menentukan nilai Fhitung
Diketahui varians semua skor posttest kelas eksperimen = 82.6245186 dan
semua skor pretest kelas control = 93.8025567, maka varians terbesar
(S12) = 93.8025567 dan varians terkecil (S22) = 82.6245186 dengan
menggunakan rumus diatas diperoleh:= 12= ..
Fhitung = 1.13528718
4. Menentukan derajat kebebasan:
209
Db = n-1, dengan varians terbesar sebagai db pembilang dan varians
terkecil sebagai db penyebut.
Db1=31-1=30
Db2=31-1=30
5. Menentukan Ftabel
Ftabel= F (α), (db1/db2) = F(0.05) (30/30) = 1.84
6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel atau 1.13528718 <1.84 berarti H0 diterima, maka
memiliki varians yang homogen.
210
LAMPIRAN 26
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS POSTTEST
Uji-t dapat dihitung dengan cara:
t = dengan dsg =( ) ( )
t =. .. =
( ) . ( ) .t =
.. . . =. .
t =.. = √88.2135377
t =8.64134792 = 9.39220622
H0 : µ1 = µ2 (tidak adanya pengaruh yang signifikan dengan penggunaan lembar
kerja siswa berbasisi keterampilan proses).
H1 : µ1 > µ2 (adanya pengaruh yang signifikan dengan penggunaan lembar kerja
siswa berbasis keterampilan proses).
Berdasarkan uji-t posttest diperoleh bahwa thitung > ttabel atau 8.64134792 > 1.671
dengan df = (31+31) – 2 = 60. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima sehingga nilai rata-rata kelas control dan kelas eksperimen tidak berbeda
nyata.
211
LAMPIRAN 27
Uji N-Gain Kelas Eksperimen
No PRETEST POSTTEST N-Gain Kategori1 51.42 60 0.176 rendah2 45.71 68.57 0.727 tinggi3 28.57 68.57 0.559 sedang4 57.14 82.85 0.599 sedang5 54.28 85.71 0.687 sedang6 51.42 77.14 0.529 sedang7 60 62.85 0.071 rendah8 77.14 82.85 0.249 rendah9 62.85 71.42 0.23 rendah
10 71.42 82.85 0.399 sedang11 45.71 68.57 0.421 sedang12 31.42 62.85 0.458 sedang13 54.28 60 0.125 rendah14 37.14 65.71 0.454 sedang15 54.28 74.28 0.437 sedang16 31.42 57.14 0.375 sedang17 51.42 71.42 0.411 sedang18 48.57 77.14 0.555 sedang19 42.85 77.14 0.6 sedang20 54.28 88.57 0.75 tinggi21 48.57 62.85 0.277 rendah22 54.28 68.57 0.312 sedang23 37.14 77.14 0.636 sedang24 42.85 62.85 0.349 sedang25 45.71 80 0.635 sedang26 65.71 71.42 0.166 rendah27 60 85.71 0.642 sedang28 62.85 91.42 0.769 tinggi29 51.42 74.28 0.47 sedang30 51.42 74.28 0.47 sedang31 60 68.57 0.214 rendah
Rata2 51.33129 72.99097 0.443613Tertinggi 77.14 91.42 0.769Terendah 28.57 57.14 0.071Sd 11.27259 9.089803 0.193497
212
LAMPIRAN 28
Uji N-Gain Kelas Kontrol
No Pretest Postest N-Gain Kategori1 42.85 40 -0.049 rendah2 42.85 51.42 0.177 rendah3 48.57 65.71 0.333 sedang4 28.57 51.42 0.319 sedang5 37.14 68.57 0.5 sedang6 54.28 54.28 0 rendah7 45.71 54.28 0.157 rendah8 22.85 42.85 0.259 rendah9 28.57 54.28 0.359 sedang
10 28.57 62.85 0.479 sedang11 42.85 57.14 0.25 rendah12 51.42 45.71 -0.111 rendah13 31.42 68.57 0.541 sedang14 45.71 74.28 0.526 sedang15 45.71 62.85 0.315 sedang16 48.57 57.14 0.166 rendah17 40 65.71 0.428 sedang18 40 65.71 0.428 sedang19 34.28 40 0.087 rendah20 48.57 74.28 0.499 sedang21 40 42.85 0.047 rendah22 34.28 60 0.391 sedang23 51.42 60 0.176 rendah24 42.85 57.14 0.25 rendah25 48.57 60 0.222 rendah26 42.85 62.85 0.349 sedang27 68.57 62.85 -0.181 rendah28 31.42 60 0.416 sedang29 42.85 51.42 0.149 rendah30 14.28 42.85 0.333 sedang31 45.71 45.71 0 rendah
Rata2 41.00935 56.86194 0.252097Tertinggi 68.57 74.28 0.541Terendah 28.57 40 -0.181Sd 10.47341 9.685172 0.193972
213
LAMPIRAN 29
Dokumen Foto Penelitian