skripsi - core.ac.uk · komplikasi turp meliputi hematuria, dysuria, demam, dan bacteriuria. utis...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

i
SKRIPSI
KARYNA ALVIYAH MALINDA
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
GOLONGAN KUINOLON PADA PASIEN
BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

ii
Lembar Pengesahan
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN
KUINOLON PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC
HYPERPLASIA
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2014
Oleh:
KARYNA ALVIYAH MALINDA
201010410311135
Disetujui oleh:
Pembimbing I
Drs. Didik Hasmono, MS., Apt.
NIP 195809111986011001
Pembimbing II
Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS
NIDN 0713127102

iii
Lembar Pengujian
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN
KUINOLON PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC
HYPERPLASIA
(Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji
pada tanggal 18 Juli 2014
Oleh:
KARYNA ALVIYAH MALINDA
201010410311135
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
Drs. Didik Hasmono.,M.S.,Apt. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS
NIP 195809111986011001 NIDN 071312702
Penguji III Penguji IV
Dra. Lilik Yusetyani.,Apt.,Sp.FRS Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc.,Apt.
NIDN 0714095802 NIDN 0727118602

iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam karena
berkat rahmad dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN KUINOLON PADA
PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian Dilakukan di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang).
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi
pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
peranan pembimbing dan bantuan dari seluruh pihak. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada.
1. Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat, nikmat,
dan hidayah kepada makhluk-Nya, serta Rasulullah Muhammad SAW
sebagai Uswatun Khasanah yang telah menuntun kita menuju jalan yang
lurus.
2. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom., selaku Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah
memberikan kesempatan penulis belajar di Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. dr. Budji Rahayu, M.PH selaku Direktur RSU Dr. Saiful Anwar Malang
beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
melakukan penelitian di RSU Dr. Saiful Anwar Malang.
4. Ibu Nailis Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt., selaku Ketua Program Studi
Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberi
motivasi dan kesempatan penulis belajar di Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Staf pengawai Diklit dan RMK RSSA Malang Bapak Dadang, Ibu Sari
dan Ibu Yuni yang banyak membantu dalam proses pengambilan data
skripsi.

v
6. Bapak Drs. Didik Hasmono, M.S., Apt., selaku Dosen Pembimbing I,
disela kesibukan Bapak masih bisa meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberi pengarahan dan dorongan moril sampai
terselesaikannya skripsi ini.
7. Bunda Hidajah Rachmawati, S.Si.,Apt.,Sp.FRS. selaku Dosen Pembibing
II yang dengan tulus ikhlas mengarahkan, serta tak henti-hentinya
memberikan motivasi penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
8. Ibu Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS., dan Nailis
Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt., selaku Dosen Penguji I dan II, yang telah
banyak memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
9. Ibu Arina Swastika, S.Farm., Apt., dan ibu Siti Rofida, S.Si., M.Farm.,
Apt. selaku Dosen wali. Terima kasih banyak atas arahan, nasehat, dan
bimbingannya selama ini.
10. Untuk semua Dosen Farmasi Universitas Muhamadiyah Malang yang
sudah memberikan waktunya untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang sangat
berguna, khususnya kepada Ibu Sendy Lia Yunita, S.Farm., Apt., selaku
Dosen penanggung jawab skripsi yang telah susah payah membantu
jalanya ujian skripsi sehingga kami dapat melaksanakan ujian skripsi
dengan baik.
11. Untuk semua angggota tata usaha Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu
kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah banyak
membantu untuk kebutuhan administrasi kelengkapan skripsi.
12. Staf Laboraturium Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu kemudahan
proses praktikum penulis selama menjalani perkuliahan.
13. Orang tuaku tercinta, Ayahanda H. Achmad Maulana Chaidir dan Ibunda
Hj. Siti Kukuk Makiyah yang tiada hentinya memberikan kemudahan dan
motivasi dalam segala hal, dengan sabar dan keiklasan mendoakan untuk
kebaikan dan kesuksesan anaknya. Terimakasih Mama, skripsi ini ku
dedikasikan untuk mama.

vi
14. Dendie Bagus Windiar yang selalu memberikan motivasi dalam segala
hal, serta membantu segala kemudahan untuk penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
15. Seluruh keluarga besar di Jember, yang telah memberikan nasehat serta
semangat kepada penulis sehingga dapat menyeselaikan pendidikan
Sarjana Farmasi.
16. Sahabatku tercinta Luluk Indah Suryaningsih, Puput Sri Ardiyanti, Rofiul
Hamim, Evi Mulyana Sari atas semangat, kebersamaan, bantuan, dan
kebahagiaan yang penulis dapat selama menjalani pendidikan di Malang.
17. Sahabat seperjuangan skripsi BPH Faradina Zulaili Ifa Evendy, Navila
Azra, dan Luluk Fauziah, terima kasih atas kebersamaan, bantuan,
motivasi, semangat serta kerja samanya sehingga skripsi ini dapat
terwujud.
18. Teman-teman Farmasi C UMM 2010, Oktavia Diah, Desti Widya, Sofia
Unsiyah, Annisa Mahdania, Risky Amalia, dll terima kasih atas
kebersamaan, kekompakan dan kenangan indah dan buruk selama ini,
terima kasih atas pelajaran hidup yang diberikan selama 4 tahun
menjalani pendidikan Farmasi.
19. Seluruh angkatan Farmasi UMM 2010 atas kebersamaan, dukungan dan
semangatnya selama 4 tahun menjalani pendidikan Farmasi.
20. Teman-teman KKN 62 Arjowilangun-Kalipare atas pengalaman,
keceriaan dan semangat kalian sebagai teman baru penulis selama 1
bulan. Semoga silaturahmi kita tetap terjalin.
21. Ibu kos Bendungan Batu Jahe No.5 Bunda Indah atas tumpangan selama
4 tahun ini selama penulis menjalani pendidikan di Program Studi
Farmasi Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
22. Untuk semua pihak yang belum disebutkan namanya, penulis mohon maaf
dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semua keberhasilan ini tak luput
dari bantuan, doa, dan motivasi yang telah kalian semua berikan.
Jasa dari semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, penulis
tidak mampu membalas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak
mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

vii
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat
berguna bagi penelitian berikutnya, amin....
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Malang, 18 Juli 2014
Penyusun
(Karyna Alviyah Malinda)

viii
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN
KUINOLON PADA PASIEN BENIGN PROSTATIC
HYPERPLASIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah kondisi terjadinya
pembesaran sel epitel dan stroma pada kelenjar prostat karena pengaruh hormon.
Hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya BPH,
tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa BPH erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dehidrotestoteron (DHT) dan proses aging (penuaan).
Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan akan
menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan urine, kandung kemih harus berkontraksi
lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus menerus ini
menyebabkan perubahan anatomik dari kandung kemih berupa hipertrofi otot
detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula dan divertikel kandung kemih.
BPH merupakan penyakit progresif yang umumnya berhubungan dengan LUTS
(Lower Urinary Track Symptoms) meliputi sering buang air kecil, urgensi,
nocturia, kecilnya aliran kencing, tidak puas sehabis kencing.
Penanganan penyakit BPH meliputi, watchfull waiting, terapi
medikametosa, serta tindakan bedah. Pada tindakan pembedahan, resiko
terjadinya infeksi sangat besar. Tanda-tanda infeksi meliputi demam tinggi, nyeri,
luka operasi bernanah, luka operasi terbuka dan sepsis. TURP merupakan
prosedur bedah bersih terkontaminasi untuk BPH. Komplikasi TURP meliputi
hematuria, dysuria, demam, dan bacteriuria. UTIs dapat terjadi pada pasca
operasi TURP dengan prosentase antara 6% - 60% yang desebabkan oleh infeksi
bakteri uretra, dan pemasangan kateter. Untuk menghindari terjadinya infeksi
pada pasien BPH, perlu adanya tindakan pencegahan dengan pemberian terapi
antibiotik. Penggunaan antibiotika ditujukan untuk menurunkan jumlah bakteri
tersebut sampai di bawah titik kritis, sehingga akan mencegah terjadinya infeksi.
pada bedah urologi direkomendasikan menggunakan antibiotik profilaksis untuk
semua pasien yang menjalani TURP. Fluoroquinolones direkomendasikan sebagai
firsh line profilaksis, aminoglikosida atau dikombinasikan dengan ampicilin,
sefalosporin atau amoxicillin. Konsentrasi beberapa antibakteri kuinolon di
jaringan prostat atau cairan prostat sangat tinggi. Oleh karena itu,
Fluoroquinolones direkomendasikan sebagai firsh line profilaksis prostatomi.
Penggunaan antibiotika yang terkendali dapat mencegah munculnya resistensi
antimikroba dan menghemat penggunaan antibiotik yang pada akhirnya akan
mengurangi beban biaya perawatan pasien, dan mempersingkat lama perawatan
pasien.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola terapi antibiotika pada
pasien BPH di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang serta
mengkaji penggunaan antibiotika golongan kuinolon meliputi dosis, rute

ix
pemberian, lama pemberian antibiotika golongan kuinolon sebagai terapi pasien
BPH di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional karena
peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap sampel. Rancangan penelitian
secara deskriptif dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. Kriteria
inklusi meliputi pasien dengan diagnosa BPH yang menjalani rawat inap di RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang, dengan atau tanpa penyakit penyerta meliputi penyakit
infeksi dan mendapat terapi antibiotika golongan kuinolon tunggal atau beserta
kombinasinya, yang memiliki Rekam Medik Kesehatan (RMK) lengkap.
Dari rekam medik selama periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember
2013 didapatkan jumlah populasi sebanyak 97 pasien. Sampel yang memenuhi
kriteria inklusi sebanyak 64 pasien (66%). Penggunaan antibiotika tunggal yang
paling banyak adalah antibiotika golongan Kuinolon 83%, Sefalosporin 7%,
Aminoglikosida 4%, dan Lain-lain 1%. Penggunaan kombinasi dua antibiotika
adalah Kuinolon + Sefalosporin 3%, Kuinolon + Aminoglikosida 1%,
Sefalosporin + Lain-lain 5%. Penggunaan terapi tunggal golongan antibiotika
Kuinolon adalah Ciprofloxacin 69%, dan Levofloxacin 19%. Penggunaan terapi
tunggal antibiotika golongan Kuinolon yang paling banyak adalah Ciprofloxacin
oral dengan dosis 2x500mg.

x
ABSTRAK
STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN KUINOLON PADA
PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (Penelitian Dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)
Latar Belakang: BPH terjadi ditandai dengan peningkatan ukuran kelenjar
prostat karena terdapat peningkatan jumlah sel-sel stromal serta sel-sel epitel.
Penanganan penyakit BPH meliputi watchfull waiting, terapi medikametosa, serta
tindakan bedah. Antibiotik profilaksis yang sering digunakan oleh Spesialis
Urologi Indonesia adalah golongan kuinolon. Antibiotika Kuinolon memiliki
volume distribusi yang tinggi, spektrum luas, dan penetrasinya tinggi pada prostat
dan saluran kemih.
Tujuan: Mengetahui pola penggunaan antibiotika golongan kuinolon pada
pasien BPH di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dan
mengkaji penggunaan antibiotika golongan kuinolon meliputi dosis, rute
pemberian, lama pemberian antibiotika golongan kuinolon sebagai terapi pasien
BPH di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan
penelitian secara deskriptif dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif
pada pasien BPH dengan periode 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013.
Hasil & Kesimpulan: Penggunaan antibiotika tunggal yang diterima adalah
Kuinolon 83%, Sefalosporin 7%, Aminoglikosida 4%, dan Lain-lain 1%.
Penggunaan kombinasi dua antibiotika adalah Kuinolon+Sefalosporin 3%,
Kuinolon+Aminoglikosida 1%, Sefalosporin+Lain-lain 5%. Penggunaan terapi
tunggal golongan Kuinolon adalah Ciprofloxacin 69%, dan Levofloxacin 19%.
Penggunaan terapi tunggal antibiotika golongan Kuinolon yang paling banyak
adalah Ciprofloxacin oral dengan dosis 2x500mg.
Kata Kunci: BPH, Kuinolon, Rawat Inap.

xi
ABSTRACT
STUDY OF QUINOLONES ANTIBIOTIC AT BENIGN PROSTATIC
HYPERPLASIA
(Research at Installation of Hospitalization Dr. Saiful Anwar Malang)
Backgroud: BPH characterized by an increase in size of the prostate gland
because there are an increasing number of stromal cells and epithelial cells.
Treatment of BPH disease include watchfull waiting, pharmacology therapy, and
surgical. Prophylaxis antibiotics are often used by the Specialist Urology of
Indonesia is the Quinolone. Quinolone antibiotics have high distribution volume,
broad spectrum, and higher their penetration of the prostate and urinary tract.
Objectives: Knowing the Quinolone antibiotic usage patterns in patients of BPH
in patient hospital installation of Dr. Saiful Anwar Malang and reviewing the use
of the Quinolone antibiotics include dosage, route of administration, as well as the
old administration of Quinolone antibiotic as a therapy patient's BPH in
Installation of Hospital Dr. Saiful Anwar Malang.
Research Methods : This study is an observational study design was descriptive
with a retrospective study of BPH with a period of 1 January 2013 to 31
December 2013.
Conclusion: The use of a single antibiotic Quinolones patients receive is 83%,
7% Cephalosporin class, 4% Aminoglycosides class and others class 1%. The use
of a combination of two antibiotics is a Quinolone+Cephalosporin 3%,
Aminoglycosides+Quinolone 1%, Cephalosporins,+other 5%. The single
therapeutic use of Quinolone class is Ciprofloxacin 69%, and 19% Levofloxacin.
The use of a single antibiotic therapy the most is a Quinolone Ciprofloxacin with
oral doses of 2x500mg.
Key words: BPH, Quinolone, Hospitalization.

xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGUJIAN .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
RINGKASAN .................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
ABSTRACT ........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Menfaan Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6
2.1 Prostat 6 ................................................................................................. 6
2.2 Benign Prostatic Hyperplasia ................................................................ 7
2.2.1 Definisi BPH ............................................................................. 7
2.2.2 Etiologi BPH ............................................................................. 7
2.2.3 Epidemiologi BPH .................................................................... 7
2.2.4 Patogenesis BPH ....................................................................... 8
2.2.5 Faktor Resiko .......................................................................... 10
2.2.6 Manifestasi Klinik ................................................................... 11
2.2.7 Pemeriksaan dan Diagnosa BPH ............................................. 12
2.2.8 Penatalaksanaan Terapi ........................................................... 13
2.2.8.1 Tindakan Non Invasif .................................................. 14
2.2.8.1.1 Non Farmakologi .................................................... 14
2.2.8.1.2 Farmakologi ............................................................ 14
2.2.8.2 Tindakan Invasif .......................................................... 15
2.3 Tinjauan Tentang Antibiotik ............................................................... 16
2.3.1 Definisi Antibiotik .................................................................. 16
2.3.2 Resistensi Antibiotik ............................................................... 17
2.3.3 Penggunaan Antibiotik pada BPH .......................................... 18
2.3.3.1 Antibiotik Golongan Penisilin ..................................... 18
2.3.3.2 Antibiotik Golongan Sefalosporin .............................. 19
2.3.3.3 Antibiotik Golongan Aminoglikosida ......................... 19
2.3.3.4 Antibiotik Golongan Kuinolon .................................... 19
2.3.3.5 Antibiotik Golongan Lain ........................................... 20
2.4 Tinjauan Antibiotik Golongan Kuinolon ............................................ 20
2.4.1 Penggolongan Antibiotik Kuinolon ........................................ 21
2.4.1.1 Generasi Pertama ......................................................... 21
2.4.1.2 Generasi Kedua ........................................................... 22

xiii
2.4.1.3 Generasi Ketiga ........................................................... 23
2.4.1.4 Generasi Keempat ....................................................... 23
2.4.2 Mekanisme Kerja .................................................................... 24
2.4.3 Farmakokinetik ....................................................................... 25
2.4.4 Efek Samping .......................................................................... 25
2.4.5 Resistensi Kuinolon ................................................................ 25
2.4.6 Sediaan Antibiotik Kuinolon di Indonesia .............................. 26
2.4.6 Penggunaan Kuinolon pada BPH ............................................ 27
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ........................................................ 28
3.1 Skema Kerangka Konseptual .............................................................. 30
3.2 Skema Kerangka Oprasional............................................................... 31
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................. 32
4.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 32
4.2 Populasi dan Sampel ........................................................................... 32
4.2.1 Populasi ................................................................................... 32
4.2.2 Sampel ..................................................................................... 32
4.2.3 Data Inklusi ............................................................................. 32
4.2.4 Data Eksklusi .......................................................................... 32
4.3 Bahan Penelitian ................................................................................. 33
4.4 Instrumen Penelitian ........................................................................... 33
4.5 Tempat Penelitian ............................................................................... 33
4.6 Definisi Oprasional ............................................................................. 33
4.7 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 34
4.8 Analisis Data ..................................................................................... 34
BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 35
5.1 Jumlah Sampel Penelitian ................................................................... 35
5.2 Data Demografi ................................................................................... 36
5.2.1 Usia Pasien .............................................................................. 36
5.2.2 Status Pasien ........................................................................... 36
5.3 Jenis Operasi BPH .............................................................................. 37
5.4 Identifikasi Mikrobiologi .................................................................... 37
5.4.1 Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi ......................................... 37
5.4.2 Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi............................................. 38
5.5 Terapi Antibiotik Pasien BPH ............................................................ 38
5.5.1 Terapi Antibiotik Tunggal pada Pasien BPH .......................... 39
5.5.2 Terapi Kombinasi Antibiotik Kuinolon dengan Antibiotik ........
Lain ..................................................................................... 40
5.5.3 Profil Perubahan Dosis, Rute, dan Jenis Antibiotik ................ 41
5.6 Pola Terapi Penyerta pada Pasien BPH .............................................. 43
5.7 Lama Masuk Rumah Sakit (MRS) ...................................................... 43
5.8 Kondisi Pasien saat KRS .................................................................... 44
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 45
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA...... .................................................................................. 55

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Penggolongan Antibiotika Kuinolon .............................................................. 21
II.2 Sediaan Antibiotik Kuinolon .......................................................................... 26
V.1 Distribusi Status Pasien BPH Rawat Inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 .................................................. 36
V.2 Distribusi Jenis Operasi Pasien BPH Rawat Inap di RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 .................................... 37
V.3 Distribusi Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi pada Pasien BPH Rawat Inap di
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 201337
V.4 Distribusi Jumlah dan Jenis Kuman yang Ditemukan pada Pasien BPH Rawat
Inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31
Desember 2013 ................................................................................................ 38
V.5 Distribusi Terapi Antibiotik pada Pasien BPH Rawat Inap di RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 ........................ 38
V.6 Distribusi Terapi Antibiotik Tunggal pada Pasien BPH Rawat Inap di RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 ....... 39
V.7 Distribusi Terapi dengan Dua Kombinasi Antibiotik pada Pasien BPH Rawat
Inap di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31
Desember 2013 ................................................................................................ 40
V.8 Profil Pergantian Dosis dan Rute Antibiotik pada Pasien BPH Rawat Inap di
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31Desember 201341
V.9 Pergantian Jenis Antibiotik pada Pasien BPH Rawat Inap di RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 ........................ 42
V.10 Distribusi Terapi Penyerta Selain Antibiotik pada Pasien BPH Rawat Inap di
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 201343
V.11 Distribusi Lama Masuk Rumah Sakit pada Pasien BPH Rawat Inap di RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 ....... 43
V.12 Distribusi Kondisi pada saat KRS Pasien BPH Rawat Inap di RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 ............. 44

xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Anatomi Kelenjar Prostat ............................................................................. 6
2.2 Perbedaan fisiologi kelejar prostat normal dengan pembesaran kelenjar
prostat ........................................................................................................... 8
2.3 Testosteron dirubah oleh enzim 5α-reductase menjadi DHT ...................... 9
2.4 Peranan dari growth faktor sebagai pemicu pertumbuhan stroma kelenjar
prostat ......................................................................................................... 10
2.5 Komplikasi pada pasien BPH ..................................................................... 11
2.6 Asam Nalidiksat ......................................................................................... 22
2.7 Ciprofloxacin, Norfloxacin, Ofloxacin ...................................................... 22
2.8 Levofloxacin .............................................................................................. 23
2.9 Trovafloxacin ............................................................................................. 23
3.1 Skema Kerangka Konseptual ..................................................................... 30
3.2 Skema Kerangka Operasional .................................................................... 31
5.1 Skema Jumlah Sampel Penelitian yang Memenuhi Kriteria Inklusi ......... 35
5.2 Distribusi Usia Pasien BPH Rawat Inap di RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 ............................... 36
5.3 Distribusi Kondisi KRS Pasien BPH Rawat Inap di RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 ................... 44

xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ 59
2. Surat Pernyataan ........................................................................................ 60
3. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 61
4. Keterangan Kelaikan Etik .......................................................................... 62
5. Daftar Nilai Normal Data Klinik dan Data Laboraturium ......................... 63
6. Lembar Pengumpulan Data Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malang .............................. 66
7. Tabel Data Induk ...................................................................................... 143

xvii
DAFTAR SINGKATAN
APPT = Activated Partial Throboplastin Time
AUA = American Urological Association
BAK = Buang Air Kecil
BB = Berat badan
BPH = Benign Prostatic Hyperplasia
BUN = Blood Urea Nitrogen
Chol. HDL = Cholesterol High Density Lipoprotein
Chol.LDL = Cholesterol Low Density Lipoprotein
CRP = C-Reactive Protein
DHT = Dihydrotestosterone
DRE = Digital Rectal Examination
GCS = Glasgow Coma Scale
GDA = Gula Darah Acak
GDP = gula Darah Puasa
GD2PP = Gula Darah 2 Jam Post Prandial
Hb = Hemoglobin
Hct = Hematokrit
ILO = Infeksi Luka Operasi
IM = Intra Muskular
IPSS = International Prostatic Symptom Score
ISK = Infeksi Saluran Kemih
IV = Intra Vena
KRS = Keluar Rumah Sakit
LED = Laju Endap Darah
LUTS = Lower Urinary Tract Syndrome
MCH = Mean Corpuscular Hemoglobin
MCV = Mean Corpuscular volume
MCHC = Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
MIC = Minimum Inhibitory Concentration
MPV = Mean Platelet Volume
MRS = Masuk Rumah Sakit
PCT = Procalcitonin
PDW = Platelet Distribution Width
PLT = Platelet
p.o = Peroral
PPT = Plasma Protein Time
PSA = Prostate Spesific Antigen
RBC = Red Blood Cell
RDW = Red Distribution Width
RMK = Rekam Medik Kesehatan
RR = Respiration Rate
RSSA = Rumah Sakit Saiful Anwar
RSU = Rumah Sakit Umum
SGOT = Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase
SGPT = Serum Glutamic Piruvic Transaminase
TB = Tinggi Badan

xviii
TD = Tekanan Darah
TUIP = Transurethral Incision of the Prostate
TUMT = Transurethral Microwave Thermal Therapy
TUNA = Transurethral Resection of the Prostate
TURP = Transurethral Resection of the Prostate
TUVP = Transurethralof the Prostate
WBC = White Blood Cell

xix
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Rizki., Hadisaputro, Suharyo., Muslim, Rifki. 2010. Faktor-faktor Resiko
Terjadinya Pembesaran Prostat Jinak (Studi kasus di RS Dr. Kariadi, RSI
Sultan Agung, Rs Roemani Semarang). Artikel Publikasi UNDIP:
Semarang.
Anonim, 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. PERATURAN
KEMENTRIAN INDONESIA NOMOR 2406/ MENKES/ PER/ XII/
2011. Jakarta.
Anonim, 2009. ISO INFORMASI SPESIALITE OBAT INDONESIA, Vol 44 -
2009 s/d 2010. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan, pp.109-122
Bairy, Prabhav T, L., 2009. Pharmacotherapy of Benign Prostatic Hyperplasia.
JPBS 2009, Vol. 22, pp. 6-11
Chambers HF. Antimirobial agents. In : Hardman JG, et al (eds). Goodman and
Gilman’s the pharmacological basis of theurapeutics. 10th ed. New
York: McGraw Hills; 2001. P.70-1143
Charalabopoulos, Konstantin., et al. 2003. Penetration of Antimicrobial Agents
into the Prostate. Chemotherapy. 49: 269-279. Athena.
Dana E. King, M.D., Robb Malone, Pharm.D., and Sandra H. Lilley, Pharm.D.,
2000. New Classification and Update on the Quinolone Antibiotics. Am
Fam Physician. 61(9):2741-2748.
Dhingra, Neelima., Bhagwat, Deepak. 2011. Benign Prostatic Hyperlasia: an
Overview of Existing Threatment. Indian J Pharmacol. 43 (1): 6-12.
Drlica Karl S., dan David S. Perlin. 2011. Growing Resistance with Antibiotics.
New Jersey : Pearson Education
Frieden, Thomas.2010. Antibiotic Resistance and the Threat to Public Health.
Centers for Disease Control and Prevention U.S. Department of Health
and Human Services.
Istikomah, Nurul., 2010. Perbedaan Perawatan Luka dengan Menggunakan
Povodine Iodine 10% dan NaCl 0,9% terhadap Proses Penyembuhan
Luka pada Pasien Post Operasi Prostatektomi di Ruang Anggrek RSUD
Tugurejo Semarang. Artikel Riset Keperawatan.
Jordan, Gerald H, MD, FACS, FAAP (Hon), FRCS (Hon)., Kurt A. McCammon,
MD, FACS. Sugery of the Penis and Urethra. CAMPBELL-WALSH
UROLOGY TENTH EDITION. Philadelpia : Saunders, an imprint of
Elsevier Inc, pp.956-1000.
Kara, Cengis., et al. 2010. Analgesic Efficacy and Safety of Nonsteroidal Anti-
Inflammatory Drugs after Transurethral Resection of Prostate.
International Braz J Urol. Vol 36 (1): 49-54.
Katzung, Bertram G. MD, Basic & Clinical Pharmacology, Tenth Edition,
2007: 1037-1088
Kirby, Roger S., Gilling Peter J., 2010. Fast Facts: Benign Prostatic Hyperlasia.
Ed 6th. Health Press. London.

xx
Lawson, Keith A., Jan K, Rudzinki., Vicas, Ingrid., Carlson, Kevin V. 2013.
Assesment of Antibiotic Prphylaxis Prescribing Patterns for TURP: A
need for Canadian Guidelines?. Can Urol Assoc J. 7 (7-8): E530-E536.
Lee, Mary., 2008. Management of Benign Prostatic Hyperplasia, In : Dipro, J. T.,
et al (Eds). Pharmacotherapy, A Pathophysiologic Approach, Seventh
Edition, New York: McGraw-Hill Medical Publishing Division, pp.
1387-1397.
Lee, Seung W., Choi, Jong B., Kim, Tae Hyoung., et al. 2013. Transurethral
Procedures for Lower Urinary Tract Symptoms Resulting from Benign
Prostatic Enlargement: A Quality an Meta-Analysis. Int Neurourol
Journal. 17: 59-66. Seoul.
Lights, Verneda., Solan, Matthew. (August 7, 2012). BPH (Enlarged Prostate).
http://www.healthline.com/health/enlarged-prostate. Diakses pada 31
Desember 2013 pukul 14:45.
McVary, Kevin T. MD., Claus G. Roehrborn, MD., 2010. American Urological
Association Guideline: Management of Benign Prostatic Huperplasia
(BPH).
Monoarfa, Richard Arie. 2011. Diagnosis Kanker Prostat dalam Perspektif
Spesialis Urologi di Indonesia: Suatu Survei Kuesioneer. Tesis
Universitas Indonesia: Jakarta.
Nicolle, L.E, 2000. Use of Quinolones in Urinary Tract Infection and Prostatitis.
In: Andriole, V.T., The Quinolones, Ed. 3th, San Diego: Academic
Press., pp. 203
Pakasi, Ruland DN., Total Prostate Specific Antigen, Prostate Specific Antigen
Density and Histophatologic Analysis on Benign Enlargement of
Prostate. The Indonesian Journal of Medical Science. 1 (5):263-274.
Petri WA. 2001. SULFONAMIDES, TRIMETHOPRIM–
SULFAMETHOXAZOLE, QUINOLONES, AND AGENTS FOR
URINARY TRACT INFECTIONS. In: Brunton LL, Lazo JS, Parker
KL [editor]. Goodman & Gilman’s the pharmacological basis of
therapeutics, edisi ke-10. New York: McGraw Hill; pp 1154-1159
Pearle, M.S., McConnel, K.D., Peters, P.C and Frank, I.N., 1999. Benign Prostatic
Hyperplasia, In : Schwartz, S.I., et al (Eds). Prisciple of Sugery, Seventh
Edition, Volume 2, New York: McGraw-Hill, 38 : 1784-1788
Pourmand, Gholamreza., et al. 2010. Urinary Infection Before and After
Prostatectomy. Saudi Journal of Kidney Diseases and
Transplantation. 21 (2): 290-294. Teheran.
Prajapati, Akhiles., Gupta, Sharad., et al. 2013. Stem Cells in the Development
of Benign Prostate Hyperlasia and Prostate Cancer: Emerging Role
an Concepts. Biomed Research International. Gujarat.
Purnomo, B.P, 2008. Dasar-Dasar Urologi, Ed 2nd, Jakarta: CV. Sagung Seto,
pp. 74-85.
Roehrborn, Claus G, MD., 2012. Benign Prostatic Hyperplasia: Etiology,
Pathophysiology, Epidemiology, and Natural History. CAMPBELL-
WALSH UROLOGY TENTH EDITION. Philadelpia : Saunders, an
imprint of Elsevier Inc, pp.2570-2610

xxi
Rosette, J. De la., Alivizatos, G., Madersbacher, S., Sanz, C. Rioja., Nordling, J.,
Emberton, M., et al., 2006. Guidelines on Benign Prostatic Hyperlasia.
European Association of Urology.
Sarma, Aruna V., Wei, John T., 2012. Benign Prostatic Hyperlasia and Lower
Urinary Tract Symptoms. The New England Journal of Medicine. 367
(3): 248-257. Plymouth.
Setiabudy, R., Gan, V. H. 2007. Pengantar Antimikroba. Dalam: Farmakologi dan
Terapi Edisi 5. Gaya Baru, Jakarta. Halaman 571-578.
Shigemura, Katsumi., Tanaka, Kazushi., Haraguchi, Takahiro., et al. 2013.
Postoperative Infectious Complications in Our Early Experience with
Holmium Laser Enucleation of the Prostate for Benign Prostatic
Hyperlasia. Korean Journal of Urology. 54 (3): 189-193. Kobe.
Shrivastava, Alankar., Vipin B. Gupta., 2012. Various Treatment options for
benign prostatic hyperplasia: A current update.
Sofyan, Marwazi., Alvarino, Erkadius., 2014. Perbandingan Levofloxacin dengan
Ciprofloxacin Peroral dalam Menurunkan Leukosituria Sebagai
Profilaksis ISK pada Katerisasi di RSUP. Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 3 (1)
Snydman D.R., 1999. Nosocomial and Iatrogenic Infection. In : Schaechter,
Moselio., Ph.D., et al (Eds). Microbial Disease, Third Edition,
Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins, pp.656-657
Tjay, Hoan Tan., Rahardja, kirana., 2010. Obat-obat Penting edisi keenam.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hal 569-584, 738-762
Unal, Dogan., et al. 2012. Ciprofloxacin Versus Levofloxacin in Avoidance of
Prostate Biopsy in Patients with Isolated PSA Elevation: a Prospective
Randomized Study. Turk J Med Sci. 42 (5): 778-786. Ankara.