skripsi anisa

64
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran masa menopause pada wanita memiliki dampak psikologis yang perlu dipahami untuk menjaga kesejahteraan hidup manusia, dalam masa menopause juga 'mengalami transisi atau krisis dalam kehidupannya, baik dalam pekerjaan, rumah tangga, hubungan sosial, dan lain-lain yang semuanya itu dapat memicu timbulnya stress pada wanita menopause.(Bromwich Peter 1989). Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40 tahun sampai 50 tahun. Pada saat menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Secara singkat dapat dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. Meski kata menopause hanya mengandung arti akhir masa menstruasi, walaupun demikian dalam penggunaan secara umum menopause mempunyai makna masa transisi atau masa peralihan, dari

Upload: dedy-wicaksono

Post on 20-Jun-2015

925 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi Anisa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehadiran masa menopause pada wanita memiliki dampak psikologis

yang perlu dipahami untuk menjaga kesejahteraan hidup manusia, dalam masa

menopause juga 'mengalami transisi atau krisis dalam kehidupannya, baik dalam

pekerjaan, rumah tangga, hubungan sosial, dan lain-lain yang semuanya itu dapat

memicu timbulnya stress pada wanita menopause.(Bromwich Peter 1989).

Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus

menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk

bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40

tahun sampai 50 tahun. Pada saat menopause, wanita akan mengalami perubahan-

perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses

peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa

non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan

progesteron seiring dengan bertambahnya usia. Meski kata menopause hanya

mengandung arti akhir masa menstruasi, walaupun demikian dalam penggunaan

secara umum menopause mempunyai makna masa transisi atau masa peralihan,

dari beberapa tahun sebelum menstruasi terakhir sampai setahun sesudahnya. Hal

itu disebabkan karena keluaran hormon dari ovarium (indung telur) berkurang,

masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian lenyap sama sekali. Dengan

lenyapnya haid ini maka wanita sudah memasuki suatu masa peralihan yaitu masa

menopause.(Anonymous,2008)

Sekresi hormon estrogen turun pada wanita menopause akibat atrofi

ovarium yang terjadi secara alami. Setelah menopause atau pasca ovarektomi

cenderung terjadi peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL sementara

reseptor untuk LDL menjadi berkurang. Estrogen berperan dalam keseimbangan

kolesterol LDL dan kolesterol HDL dengan sifat meningkatkan kolesterol HDL

dan menurunkan kolesterol LDL. Pemberian estrogen per oral juga dapat

Page 2: skripsi Anisa

menurunkan kolesterol total dan melindungi LDL dari oksidasi. Peningkatan

kolesterol total dan kolesterol LDL dan penurunan kolesterol HDL serta

peningkatan rasio LDL/HDL merupakan faktor risiko terjadinya atherosklerosis

dengan segala akibatnya.

Isoflavone yang banyak terdapat pada protein kedelai dan produk kedelai

seperti tofu, tempe, minuman sari kedelai, tepung kedelai dan makanan konsentrat

protein kedelai termasuk fitoestrogen yang secara struktural dan fungsional mirip

dengan estrogen sehingga kedelai memiliki sifat estrogenik.(Anonymous 2009)

HDL kolesterol (high density lipoprotein cholesterol) atau kolesterol

lipoprotein berkepadatan rendah, juga dikenal sebagai kolesterol baik. Peranan

kolesterol HDL adalah membawa kembali kolesterol buruk ke organ hati untuk

pemrosesan lebih lanjut. Kolesterol ini tidak berbahaya. Kolesterol HDL

mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik

karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri

kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol

mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses Aterosklerosis

(terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).(Anonymous 2009)

Data dari WHI (Women Health Initiative) USA menunjukkan bahwa

pemakaian TSH (Terapi sulih hormon) di dunia saat ini dibatasi dengan kontrol

yang sangat ketat karena dalam pemakaian 5-7 th akan timbul efek samping yaitu

dengan ditemukannya keganasan payudara 33,8%, masalah kardiologi 34,4%,

stroke 49,1%, tromboemboli 125,3% pada pemakainya. Oleh karena itu dimulai

mencari pengganti estrogen alamiah yang dianggap dapat mengambil alih posisi

estrogen sebagai TSH, namun aman dan tidak menyebabkan keganasan,

pendarahan. (Anonymous 2008)

Mengingat banyaknya kendala dalam pemakaian TSH seperti takut terkena

kanker payudara, harus digunakan jangka panjang, banyaknya efek samping dan

harga yang relatif mahal maka perlu dicari alternatif lain sebagai pengganti TSH

yang dapat memenuhi kriteria alami, murah, berasal dari tanaman, efektif, dan

dapat diterima oleh wanita menopause. Alternatif lain itu adalah fitoestrogen. Fito

artinya tanaman sedangkan estrogen maksudnya memiliki struktur kimia dan

2

Page 3: skripsi Anisa

khasiat biologi menyerupai estrogen. Struktur kimia fitoestrogen sebagian besar

bukan steroid sedangkan estrogen umumnya adalah steroid. Fitoestrogen terdiri

dari : Isoflavons (genistein, daidzein dan glycetein), Coumestan (coumesterol),

lignan (matairesinol, secoisolariciresinol, enterodiol).(Anonymous 2002)

Fitoestrogen, yakni senyawa mirip estrogen yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan, terutama dari produk polong-polongan (kedelai), gandum, kacang-

kacangan, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Fitoestrogen dapat ditangkap oleh

penerima (reseptor) estrogen dalam tubuh dan akhirnya akan memberikan efek

hormon dan antihormon. Pada fitoestrogen terdapat 3 jenis yaitu Isoflavons,

coumestans, dan lignans. Isoflavon tidak hanya berperan pada organ reproduksi

tetapi juga berperan pada kesehatan jantung. Pada masa premenopause perempuan

memiliki perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular dengan adanya

perlindungan hormon estrogen terhadap endotel. Setelah memasuki masa

menopause saat kadar hormon estrogen berkurang, insiden penyakit

kardiovaskular pada perempuan sama dengan laki-laki. Mekanisme isoflavon

dalam mencegah penyakit kardiovaskular adalah melalui penurunan kolesterol.

Isoflavon terbukti menurunkan kolesterol total, meningkatkan HDL, menurunkan

trigliserida, dan mencegah oksidasi kolesterol LDL. Karena mengandung

isoflavon yang terdiri dari atas genistein, daidzein dan glicitein, prtein kedelai

dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskulas.(Subhan 2008)

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang

“Pengaruh pemberian nutrisi Kedelai (Glycine max. L. Merril) Terhadap

kenaikan Kadar HDL Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang diovarioktomi

(Model Menopause)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh pemberian nutrisi kedelai (Glycine max. L. Merril)

terhadap kenaikan kadar HDL (Hight Density Lipoprotein) pada tikus putih

(Rattus norvegicus) Model Menopause yang diberi nutrisi kedelai dan yang

tidak diberi nutrisi kedelai (kontrol) ?

3

Page 4: skripsi Anisa

2. Pada dosis berapakah pemberian nutrisi kedelai (Glycine max. L.

Merril) pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang berpengaruh paling baik

terhadap kenaikan kadar HDL ( Hight Density Lipoprotein) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian nutrisi kedelai (Glycine

max. L. Merril) terhadap kenaikan kadar HDL (Hight Density Lipoprotein )

pada tikus putih (Rattus norvegicus) model Menopause yang diberi nutrisi

kedelai dan yang tidak diberi nutrisi kedelai (kontrol) ?

2. Untuk mengetahui pada dosis berapakah pemberian nutrisi kedelai

(Glycine max. L. Merril) pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang

berpengaruh paling baik terhadap kenaikan kadar HDL ( Hight Density

Lipoprotein) ?

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis :

a. Menambah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pengobatan

b. Memperkaya penelitian mengenai tanaman atau sekaligus

makanan yang dikonsumsi sehari-hari yang mempunyai efek mengurangi

dampak menopause.

2. Secara Praktis :

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada

masyarakat tentang manfaat mengkonsumsi kedelai (Glycine max. L. Merril)

pada usia menopause.

4

Page 5: skripsi Anisa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Kedelai (Glycine max. L. Merril )

2.1.1 Taksonomi Kedelai (Glycine max. L. Merril )

Menurut Setijo Pitojo (2003:17), klasifikasi kedelai dalam taksonomi

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Polypetales

Familia : Leguminosae (Papilionaceae)

Subfamili : Papilionaceae

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merril

2.1.2 Morfologi Tanaman Kedelai (Glycine max. L. Merril )

Biji

Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak

mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak diantara keping biji.

Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan

bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat

lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak pipih.]

5

Page 6: skripsi Anisa

Kecambah

Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air yang

cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul diatas

tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing, ungu

atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil

ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih.

Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).

Perakaran

Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-

akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan

tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar

dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai

jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai

tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar

tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil

akar tersebut berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium

japonicum yang bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang

telah mengandung bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari

setelah tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara

dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah

dioksidasi menjadi nitrat (NO3).

Batang

Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat

membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi

berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat

dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan

setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas

berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek

sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah,

daun teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas

memiliki ciri berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus

6

Page 7: skripsi Anisa

tumbuh. Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil

dari bagian tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua

tipe lainnya.

Bunga

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga

mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota

bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil.

Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua

bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara

sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.

Buah

Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan

100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan

atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula

berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.

Daun

Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk

sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk

daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai

pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing

daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus

(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai

daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang

menempel di bagian bawah batang.

7

Page 8: skripsi Anisa

2.1.3 Manfaat dan kandungan senyawa kimia kedelai (Glycine max. L.

Merril)

Kandungan unsur kimia dalam kedelai

Unsur Gizi Kadar/100 gramEnergi 442 kalAir 7,5 gramProtein 34,9 gramLemak 18,1 gramKarbohidrat 34,8 gramMineral 4,7 gramKalsium 227 mgFosfor 585 mgZat Besi 8 mgVitamin A 33 mcgVitamin B 1,07 mg

Sumber : Daftar Analisis Bahan Makanan Fak. Kedokteran UI, Jakarta 1992

Tabel 1: Kandungan Isoflavon pada Kedelai dan Berbagai Produk Olahan (Anderson, 1997)

Jenis ProdukProtein

(g/100 g)Genistin

(µg/g protein)Isoflavon Total (µg/g protein)

Kedelai mentah 37,0 1106 1891

Susu kedelai 4,4 30 56

Tempe mentah 17,0 277 531

Tahu 15,8 209

Dalam kedelai juga terdapat kandungan lain seperti serat, nicotinic

acid, linoleic acid, fatty acid, niacin, lechitin, oleat, arakhidrat, lysine,

threonine, proteinochromogen, saponin, isoflavon, genistein.

2.2 Tinjauan tentang lipid dan Lipoprotein

Lipid merupakan kelompok heterogen dari senyawa yang lebih

berkerabat karena sifat fisiknya dibandingkan sifat kimianya. Kelompok ini

mempunyai sifat umum yaitu (1) relatif tidak dapat larut dalam air dan (2) larut di

dalam pelarut non polar, seperti eter, kloroform, serta benzen. Dengan demikian,

kelompol lipid mencakup lemak, minyak, malam(wax), dan senyawa-senyawa

lain yang berhubungan.

8

Page 9: skripsi Anisa

Lipid merupakan konstituen diet penting bukan hanya karena nilai

energinya yang tinggi melainkan juga karena adanya vitamin larut lemak dan

asam lemak esensial di dalam lemak makanan alami.

Lipid diklasifikasikan menjadi sederhana atau kompleks

Klarifikasi lipid berikut ini merupakan hasil modifikasi klasifikasi bloor :

1. lipid sederhana: ester asam lemak dengan berbagai alkohol.

a. lemak: ester asam lemak dengan gliserol. Lemak yang berada dalam

keadaan cair

b. malam: ester asam lemak dengan alkohol monohidrat berbobot molekul

lebih tinggi

2. lipid kompleks: ester asam lemal yang mengandung gugusan lain disamping

alkohol dan asam lemak.

a. fosfolipid: kelompok lipid, yang selain mengandung residu asam

lemak dan alkohol, juga mengandung residu asam fosfat. Lipid ini sering

mempunyai basa yang mengandung nitrogen dan substituen lain, misal,

pada gliserofosfolipid, alkohol yang dimilikinya adalah gliserol dan alkohol

pada stingofosfolipid adalah sfingosin

b. glikolipid (glikosfingolipid): kelompok lipid yang mengandung

asam lemak, sfingosin, dan karbohidrat.

c. Lipid kompleks lain: lipid seperti sulfolipid dan amino lipid.

Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke dalam kategori ini.;

3. prekursor dan devirat lipid: kelompok ini mencakup asam lemak, gliserol,

steroid, senyawa alkohol selain gliserol serta sterol, aldehid lemak,

hidrokarbon, vitamin larut lemak, serta berbagai hormon.

Karena tidak bermuatan , asigliserol (gliserida) kolestrol dan ester

kolesteril dinamakan lipid netral. (Robert K.Murray,2003)

9

Page 10: skripsi Anisa

2.2.1 Tinjauan tentang lipoprotein

2.2.2.Pengertian lipoprotein

Lipoprotein adalah molekul yang terdiri dari protein dan lipid yang

digunakan dengan ikatan non kovalen yaitu interaksi hidrofob antara bagian

(gugus) non polar dari lipid dengan molekul protein. Ada 2 macam lipoprotein:

lipoprotein pengangkat yang merupakan bagian dari plasma darah dan sistem

lipoprotein membran yang merupakan pembentuk sistem membran biologi.

Lipoprotein plasma di dalam tubuh manusia dan hewan adalah sebagai alat

pengangkut lipid antara berbagai organ, melalui darah (Wirahadikusumah, 1985)

Salah satu diantara lemak yang terpenting adalah kolesterol. Kolesterol

diperlukan sebagai dasar dari berbagai hormon, tetapi sel tubuh yang paling

membutuhkannya tidak mampu membuatnya dari bahan dasar kimia pembangun

dalam diet. Seperti semua zat lemak, kolesterol tidak larut dalam air dan oleh

karena itu, terbawa dalam aliran darah (yang seringkali berupa air) oleh protein

pembawa khusus. Terdapat sejumlah jenis protein seperti ini yang disebut

lipoprotein dan para pakar medik memisah-misahkannya menurut kelarutan

mereka dalam tabung sentrifugal. Protein terberat yang mengendap paling cepat

adalah high density lipoprotein (HDL); berikutnya adalah low density

lipoprotein(LDL); dan yang terakhir adalah very low density lipoprotein (VLDL).

2.2.3. Jenis-jenis Lipoprotein

Ada empat kelompok utama lipoprotein yang telah diidentifikasi.

Keempat kelompok ini adalah :

1. lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah atau very low density

lipoprotein (CVLDL atau pre-B-lipoprotein) yang berasal dari hati untuk

mengeluarkan triasilgliserol.

2. lipoprotein dengan densitas rendah atau low density (LDL atau B-

lipoprotein) yang memperlihatkan tahap akhir di dalam katabolisme VLDL.

3. lipoprotein dengan densitas tinggi atau high density lipoprotein (HDL

atau a-lipoprotein) yang terlibat di dalam metabolisme VLDL dan kilomikron

serta pengangkutan kolestrol

4. kilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus.

10

Page 11: skripsi Anisa

(Murray,2003)

2.2.4. Metabolisme Lipoprotein

a. tiga komponen penting lipoprotein

High density lipoprotein (HDL)

Loe density lipoprotein (LDL)

Very low density lipoprotein (VLDL)

b. Sifat-sifat lipoprotein

LDL

Pengantar kolestrol ke seluruh tubuh

Dalam perjalanan melalui pembuluh darah melukai endotel

sehingga memudahkan perlekatan kolestrol

Apoprotein B, bagian LDL merupakan subtan aterosklerotik

80% reseptor tubuh LDL terdapat di lever

HDL

Mengambil kolestron dari perifer menuju lever yang

mengeluarkan ke kandung empedu dengan perantaraan HDL2

Apoprotein A1/A11 bersifat kardioprotektor.

VLDL

Berkaitan dengan penyakit DM dan penurunan HDL

c. Pengaruh estrogen terhadap metabolisme lipoprotein

Meningkatkan aktifitas hepatik apoprotein B dan reseptor estrogen

sel liver

Meningkatkan pengambilan lever terhadap :

LDL kolestrol dan kilomikron

Menurunkan LDL kolestrol darah

Meningkatkan aktifitas apoprotein A1 dan mengurangi aktifitas

hepatik lipoprotein lipase sehingga dapat meningkatkan HDL

darah

Menekan aktifitas plasma lipoprotein lipase sehingga dapat

meningkatkan trigliserin darah.(Ida Bagus 1987)

11

Page 12: skripsi Anisa

2.3. Tinjauan tentang kolestrol

2.3.1. pengertian kolestrol

Kolesterol adalah zat lemak seperti yang ditemukan di setiap sel hidup

dalam tubuh. Kolesterol membantu mencerna lemak, memperkuat membran sel

dan membuat hormon. Sebagian besar kolesterol dibuat di hati, tetapi kolesterol

juga diproduksi di usus kecil dan oleh masing-masing sel dalam tubuh. Meskipun

tubuh membuat kolesterol semua yang kita butuhkan, sekitar 1000 mg per hari,

kita mendapatkan tambahan kolesterol dalam makanan kita. (2,3) Makanan

kolesterol tinggi adalah kuning telur dan daging organ seperti hati dan ginjal.

Tidak ada sumber makanan yang berbasis tanaman memiliki bahkan kolesterol

alpukat dan kacang mentega, mereka hanya tinggi kandungan lemak. Sumber

hewan dan susu semua mengandung kolesterol.

Kolesterol tidak dapat larut ke dalam darah sehingga kolesterol harus

diangkut melalui darah oleh pembawa khusus bernama lipoprotein. Dua terkenal

lipoprotein adalah low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoproteins

(HDL). LDL berhubungan dengan kolesterol jahat dan HDL kolesterol dianggap

baik. LDL kolesterol melalui keluar mendistribusikan seluruh tubuh dan

merupakan penyebab lemak arteri membangun. HDL membawa kolesterol dari

arteri dan kembali ke hati untuk diproses dan dihilangkan. HDL mengurangi

lemak arteri membangun dan mengurangi risiko atau penyakit jantung. Bahkan

penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatkan HDL, kolesterol baik, dapat

mengurangi risiko penyakit jantung lebih dari menurunkan LDL. Akibatnya,

National Cholesterol Education Program (NCEP) telah menetapkan panduan ini

untuk kesehatan jantung:

1. HDL tingkat 60 adalah optimal, tetapi 40 untuk pria dan 50 untuk

perempuan rata-rata.

2. LDL tingkat di kisaran 100? 159 adalah yang terbaik.

3. Total kolesterol HDL dan LDL di bawah 200.

12

Page 13: skripsi Anisa

Struktur Kimia Kolesterol

2.4. Tinjauan tentang Menopause

2.4.1. Pengertian Menopause

Menopause merupakan fase terakhir, dimana perdarahan haid seorang

wanita berhenti sama sekali. Fase ini terjadi secara berangsur-angsur yang

semakin hari semakin jelas penurunan fungsi kelenjar indung telurnya (ovarium).

Selama masa peralihan dari siklus haid yang rutin setiap bulan ke masa

menopause, terjadi perubahan-perubahan fisik dan juga kejiwaan pada seorang

wanita. Pada masa menjelang menopause, estrogen yang dihasilkan semakin turun

sampai masa menopause tiba. Menopause pada wanita merupakan bagian

universal dan ireversibel dari keseluruhan proses penuaan yang melibatkan sistem

reproduksi, dengan hasil akhir seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi.

Seorang wanita dikatakan menopause minimal 12 bulan setelah menstruasinya

yang terakhir, ditandai dengan gejala-gejala vasomotor dan urogenital, misalnya

kering vagina dan dispareunia. Masa sekitar 12 bulan itu dinamakan

klimakterium. Sementara sebelum benar-benar menopause, 5-10 tahun sebelum

gejala-gejala vasomotor dan mens yang ireguler ini sudah mulai muncul,

dinamakan fase peri menopause. Menopouse terjadi akibat turunnya level

estrogen. Terdapat dua jenis hormon pada wanita yaitu Follicle Stimulating

Hormone (FSH) dan Leteinzening Hormone (LH) yang diperlukan dan penting

untuk perkembangan reproduksi normal, dan bersama sama membantu produksi

estrogen pada wanita. LH membnatu menstimulir produksi endrogen (suatu

prekursor estrogen), sedangkan FSH menstimulasi peerkembangan follikuler dan

aktifitas enzim aromatase. Aromatase adalah enzim yang dapat merubah endrogen

menjadi estrogen. Selama menopouse berkuranganya suplai follikel

13

Page 14: skripsi Anisa

menyebabkabn hormon LH dan FSH yang tidak digunakan meningkat, yang

membuat kadar estrogen menurun dan menghentikan proses menstruasi.

(Anonymous,2009)     

2.5. Tinjauan tentang Estrogen dan Fitoestrogen

2.5.1 Pengertian estrogen

Estrogen adalah salah satu kelompok hormon steroid yang penting bagi

fungsi seksual dan merupakan karakteristik sekunder perempuan. Di masa

reproduktif (pra-menopause), 95% estrogen dalam tubuh perempuan dihasilkan

oleh kandung telur (ovarium).

Estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena

diketahui bahwa estrogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan.

Kolesterol LDL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh

darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan

adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk

menembus plak akan berkurang. Peranan estrogen yang lain adalah sebagai

pelebar pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung

memperoleh suplai oksigen secara cukup.

2.5.2. Jenis-jenis estrogen

Jenis-jenis estrogen yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita

adalah estradiol, estriol, dan estron. Di dalam tubuh tiga jenis estrogen tersebut

dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron,

sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada

estradiol, dan pada wanita pasca menopause, estron ditemukan lebih banyak

daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki

aktivitas bersifat mirip estrogen.

2.5.3 Fitoestrogen

Fitoestrogen merupakan komposisi alami yang ditemukan di tumbuhan

yang memiliki banyak kesamaan dengan estradiol, bentuk alami estrogen yang

paling poten. Tapi fitoestrogen memiliki efek keamanan yang lebih baik

dibandingkan estrogen. Zat ini terdapat di tubuh tapi bisa diolah dan dibuang

dengan mudah dari dalam tubuh. Fitoestrogen mempunyai efek fisiologis pada

manusia, merupakan senyawa tumbuhan yang mempunyai aktifitas biologis

14

Page 15: skripsi Anisa

seperti estrogen dan sifat ikatan estrogen yang lemah. Studi epidimiologi

menyarankan untuk mengkonsumsi diet kaya fitoestrogen, seperti yang dilakukan

pada masyarakat tradisional asia, yang dikaitkan dengan resiko terkena kanker

payudara yang rendah (dipiro).

Pada tanaman dikenal ada beberapa kelompok fitoestrogen yakni;

isoflavon, lignan, kumestan, triterpen glikosida, dan senyawa lain yang berefek

estrogenik, seperti flavones, chalconcs, diterpenoids, triterpenoids, coumarins, dan

acyclics. Isoflavon banyak dijumpai pada buah-buahan, teh hijau, kacang kedelai,

dan produk-produk kedelai lainnya seperti tempe, tahu, dan tauco (soy products).

Lignan lebih banyak dijumpai pada biji-bijian gandum maupun wijen. Sementara

kumestan banyak terdapat pada kacang-kacangan, biji bunga matahari. Sedangkan

triterpen glikosida banyak terkandung pada tanaman Cimifuga racemosa (sering

disebut sebagai tanaman black cohosh). Tanaman ini tumbuh di hutan-hutan

Amerika Selatan dan sekarang telah diekstraksi serta dikemas menjadi produk

obat untuk menopause.

Di antara kelompok fitoesterogen tersebut, menunjukkan isoflavon adalah

yang terbaik. Sebagai fitoestrogen, isoflavon kedelai memiliki dua efek penting.

Pertama, saat kadar estrogen tinggi, fitoestrogen bisa menghentikan bentuk

estrogen yang lebih poten diproduksi oleh tubuh dan bisa membantu mencegah

penyakit yang diikendarai oleh hormon, seperti kanker payudara. Kedua, saat

kadar estrogen rendah, seperti pada keadaan setelah menopause, fitoestrogen bisa

menggantikan estrogen tubuh itu sendiri, sehingga bisa mengurangi hot flashes

dan melindungi tulang.

Tingginya konsumsi produk kedelai sangatlah bermanfaat dalam

mencegah berbagai penyakit kardiovaskular (yakni dengan mempertahankan

kolesterol pada kadar yang normal), mencegah kanker payudara dan prostat,

mencegah osteoporosis, dan mengurangi berbagai gejala serta keluhan

menopause. Konsumsi makanan yang banyak mengandung fitoestrogen sejak

masa kanak-kanak akan mencegah sindroma perimenopause di kemudian hari.

Wanita Jepang, Indonesia, dan Mayan (Meksiko) yang mempunyai kebiasaan

makan makanan yang mengandung fitoestrogen ternyata prevalensi hot flashes

lebih rendah dari pada wanita Amerika.

2.6. Tinjauan tentang ovarioktomi (tikus model menopause)

15

Page 16: skripsi Anisa

Operasi ovariektomi merupakan salah satu rangkaian dari penelitian in

vivo yang menggunakan hewan uji, dimana hewan uji berupa tikus betina diambil

ovariumnya agar mengalami defisiensi estrogen. Hewan yang diovariektomi

digunakan sebagai model untuk kondisi menopause dimana kondisi hormon

estrogen dalam tubuh sudah sangat menurun dibandingkan kondisi normalnya.

Senyawa yang diberikan dalam uji dengan tikus yang terovariektomi ini salah

satunya adalah senyawa yang bersifat estrogenik, sehingga kedepannya dapat

digunakan sebagai bahan alam yang berguna untuk terapi penggantian estrogen.

(Isti Daruwati,2009).

Model menopause digunakan karena menopause identik dengan

menurunnya estrogen dalam tubuh dan berpengaruh besar dalam memicu

terjadinya gangguan kesehatan alat reproduksi dan dapat meningkatkan resiko

penyakit kardiovaskuler, oleh karena itu diperlukan adanya alternatif pengganti

estrogen yang relatif lebih aman untuk digunakan.

2.7. Tinjauan umum tikus (Rattus norvegicus)

2.7.1. Klasifikasi Tikus

Menurut Sudjari (1996), klasifikasi dari tikus sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Classis : Mammalian

Sub clasis : Tehria

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Sub familia : Murinae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus

16

Page 17: skripsi Anisa

2.7.2. Deskripsi Tikus

Tikus putih adalah tikus laboratorium yang lebih cepat dewasa

dibandingkan dengan tikus liar, juga tidak memperlihatkan perkawinan musiman

dan umumnya lebih mudah berkembang biak. Ada dua sifat yang membedakan

tikus dari hewan percobaan lain, yaitu tikus tidak dapat muntah karena struktur

anatomi yang tidak lazim, ditempat esofagus bermuara ke dalam lambung dan

tikus juga tidak mempunyai kandung empedu. (Anonymous, 2000).

Di Indonesia hewan percobaan ini sering dinamakan “tikus besar”.

Pemeliharaan dan makanan tikus ini lebih mahal dari pada mencit (Mus

muscullus) tetapi dapat berkembangbiak sebaik mencit, karena hewan ini lebih

besar dari pada mencit maka untuk beberapa percobaan tikus besar ini lebih

menguntungkan. (Smith & Mangkoewidjoyo,1988).

Ciri-ciri morfologi dari Rattus norvegicus memiliki berat badan sekitar

80-300 gram, hidung runcing, badan kecil berukuran 16-21 cm, pada ekornya

lebih panjang kepala dan badan, warna bulunya putih, kecoklatan pada daerah

punggung bagian perut putih, kecoklatan pada daerah punggung bagian perut

putih atau keabu - abuan. Rattus norvegicus merupakan tikus rumahan karena

tinggal diatap bangunan, tikus ini mencapai umur dewasa sangat cepat masa

kebuntingan sangat pendek dan berulang - ulang dengan jumlah anak yang banyak

pada saat kebuntingan. Rattus norvegicus mempunyai daya penciuman yang

tajam, sebelum aktif atau keluar dari sarangnya ia akan mencium-cium dengan

gerakan kepala kekiri dan kekanan. Mengeluarkan jejak bahu selama orientasi

sekitar sarangnya sebelum meninggalkannya. Urine dan sekresi genital yang

memberikan jejak bau yang selanjutnya akan dideteksi dan diikuti oleh tikus

lainnya. (Sudjari, 2006)

17

Page 18: skripsi Anisa

2.8 Kerangka konsep

]

2.9. Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh pemberian nutrisi kedelai terhadap penurunan kadar LDL (Low

Density Lipoprotein) antara tikus putih (Rattus norvegicus) model menopause

yang diberikan nutrisi kedelai dan yang tidak diberikan.

2. Pemberian nutrisi kedelai dengan dosis 1,5 grm, 3 grm, dan 4,5 grm

berpengaruh paling baik dalam menurunkan kadar LDL tikus putih model

menopause.

Tikus di ovarioktomi (model menopause)

Hormon estrogen menurun

Aktifitas hepatic apoprotein B1

HDL teroksidasi

Pemberian nutrisi kedelai secara oral

Fitoestrogen(mengandung isoflavons)

Berikatan dengan reseptor estrogen di membran sel

Aktifitas hepatik apoprotein B1

18

Penggumpalan darah di hati

Penurunan HDL darah

Mencegah oksidasi HDL

Meningkatkan fibrinolisis (proses alami untuk

mencegah gumpalan darah

Peningkatan HDL darah

Page 19: skripsi Anisa

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksprimen sungguhan (True Eksprimen).

Karena didalam penelitian ini telah memenuhi tiga prinsip yaitu randomosasi,

replikasi dan adanya perlakuan kelompok /perlakuan kontrol antara perlakuan dan

perbandingan.

Eksprimen sungguhan merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk

menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan

satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental

yang membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang

tidak dikenai kondisi perlakuan.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian eksperimen

sesungguhnya adalah The Posttest Only Control Group Design dengan 4

perlakuan dan 6 kali ulangan.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia universitas

muhammadiyah malang. Mulai penelitian pada tanggal 26 Agustus sampai dengan

12 september 2009.

3.3. Populasi dan sample penelitian

3.3.1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau kumpulan obyek dengan ciri yang

sama. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus)

jantan Karakteristik dari populasi adalah sehat, aktif dan tidak cacat yang berumur

3 bulan dengan berat badan ± 200gr.

19

Page 20: skripsi Anisa

3.3.2.Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan obyek dalam penelitian.

Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih betina, dengan ciri sebagai berikut:

dewasa umur 3 bulan dan berat badan kurang lebih 200-300 gr sebanyak 24 ekor,

yang dibagi menjadi 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Teknik pengambilan sampel

yang dipergunakan adalah Simple Random sampling yaitu cara pengambilan

sampel dengan random sederhana, dimana pengambilan sampel langsung

dilakukan pada unit sampling sebagai unit populasi terkecil memiliki peluang

yang sama untuk terpilih sebagai sampel.

3.4. Variabel penelitian

3.4.1.Jenis variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang sengaja dimanipulasi oleh peneliti dan

sengaja diubah-ubah oleh peneliti untuk mengetahui pengaruhnya atau

perbedaan pada faktor tertentu.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian nutrisi kedelai.

b. Variabel Tergantung

Variabel tergantung adalah variabel yang menjadi akibat dari perubahan pada

variabel bebas.

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar LDL dan HDL tikus

putih betina (Rattus norvegicus).

c. Variabel Kontrol

Variabel yang sengaja dikendalikan dengan tujuan untuk memastikan fungsi

variabel bebas, sehingga tidak mempengaruhi hubungan antara variabel bebas

dan terikat. Adapun variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis kelamin

tikus putih betina umur 3 bulan, berat badan 200-300 gram, makanan (BR 1),

minuman (aquades), kandang tikus yang digunakan adalah bak plastik dengan

ditutup kawat.

20

Page 21: skripsi Anisa

3.5. Definisi Operasional Variabel

a. Dosis adalah takaran obat untuk sekali pakai (dimakan, diminum, dan

disuntikkan) dalam jangka waktu tertentu. Dosis pemberian nutrisi kedelai

yang digunakan adalah 1,5 gr, 3 gr, dan 4,5 gr.

b. Kadar HDL merupakan jumlah HDL di dalam serum. Pengukuran kadar

HDL dilakukan secara bersamaan, 1 hari setelah perlakuan terakhir.

c. Tikus putih (Rattus novergicus) yang digunakan adalah tikus putih betina

yang berumur 3 bulan dengan barat badan kurang lebih 200-300 gram. Tikus

putih tersebut di ovarioktomi (model menopause) terlebih dahulu.

3.6. Prosedur penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah dibagi menjadi 3 tahap yaitu: tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengumpulan data.

3.6.1.Tahap persiapan

3.6.1.1 Alat

a. Alat pemeliharaan tikus

Kandang yang terbuat dari plastik ditutup dengan kawat.

Tempat makan dan minum.

Kawat.

Sekam.

b. Alat pemberian nutrisi kedelai

Spet ukuran 5 ml yang diberi selang kecil supaya dapat masuk ke

dalam mulut tikus putih sampai ketenggorokan.

c. Alat untuk pembuatan tikus hipoestrogen (model menopause)

surgical set

spuit 1 cc

meja operasi kecil

baki plastik

handscoon

duk steril

korentang

bengkok

21

Page 22: skripsi Anisa

d. Alat untuk mengukur kadar kolestrol

sarung tangan

gunting atau pisau bedah

botol tempat membius

syringe ukuran 3 cc

tabung ependorf (semacam tabung sentrifuge kecil terbuat dari

plastik).

Sentrifuge.

Tabung reaksi.

Alat untuk fotografi.

Spektrofotometer.

Mikropipet ukuran 50 μl, 100 μl, 500 μl.

Pipet.

Tabung cuvet.

3.6.1.2. Bahan

a. Bahan untuk pemeliharaan tikus

Pakan BR 1

Minuman

b. Bahan untuk perlakuan

Tepung kedelai

c. Bahan pembuatan tikus hipoestrogen

Ketalar (dosis 10mg/kgBB)

Alkohol 70%

Gentacimin ampul (dosis 60-80 %/kgBB/hari)

Nebacitin powder

Bethadine solution

Benang cat gut

Kassa steril

Plester

Kapas

22

Page 23: skripsi Anisa

d. Bahan untuk mengukur kadar LDL dan HDL

Darah

Serum

Kolestrol

Aquadest

Reagen HDL pperipitan

Reagen kolestrol FS

3.6.2.Tahap pelaksanaan

1. Tahap adaptasi

Pada tahap adaptasi ini dilakukan pemeliharaan tikus betina didalam

kandang dalam kondisi laboratorium selama 1 minggu. Tujuan dari pemeliharaan

tikus betina selama 1 minggu adalah untuk aklimatisasi, selama masa ini tikus

mendapatkan makanan BR1 satu kali sehari yaitu pagi dan mendapat minum

sebelum diberi perlakuan.

2. Tahap pembuatan tikus hipoestrogen

Pembuatan tikus hipoestrogen dilakukan melalui ooforektomi (OVX).

Prosedur OVX dilakukan berdasarkan metode ingle DJ dan Griffith JQ, 1971

yang dimodifikasi, langkah-langkahnya yaitu:

a. Berat badan tikus ditimbang kemudian dianastesi ketamin i.m dengan

dosis 40 mg/kgBB. Bulu di daerah operasi (abdomen) dicukur. Tikus

dibaringkan di meja operasi, kemudian dilakukan sterilisasi di daerah operasi

dengan bethadine solution dan alkohol 70% selanjutnya ditutup dengan duk

steril.

b. Dibuat incisi 1,5 – 2 transabdomen kira-kira di atas uterus. Incisi dilakukan

lapis demi lapis hingga menembus dinding peritoneum. Luka incisi ditarik ke

lateral kanan-kiri menggunakan hak.

c. Bantalan lemak disingkirkan untuk memudahkan mencari oviduk dan

ovariumnya. Ovarium terlihat menyerupai sekelompok anggur yang transulen.

Oviduk dan ovarium dibebaskan dari jaringan lemak dan jaringan ikat di

sekitarnya.

23

Page 24: skripsi Anisa

d. Dilakukan pengikatan di dua tempat yaitu : di proksimal dan distal

ovarium, kemudian dilanjutkan dengan pengangkatan ovarium. Hal ini

dilakukan ovarium kanan dan kiri. Selama proses pencarian dan pengangkatan

ovarium harus dijaga kelembapan organ-organ lain dengan cara menetesi

dengan cairan fisiologis. Kembalikan uterus dan bantalan lemak ke posisi

semula.

e. Sebelum dilakukan penjahitan, nebacitin powder ditaburkan ke dalam

rongga abdomen.

f. Setelah luka dijahit dan ditutup, tikus dimasukkan dalam kandang. Tiap

kandang hanya berisi 1 ekor tikus. Hari I,II,III pasca ooforektomi,

g. Dilakukan penyuntikan gentamicin i.m dengan dosis 60-80 mg/kgBB/hari.

h. Selama pemeliharaan diberikan minum dan makan yang cukup, cahaya

terang/gelap bergantian selama 12 jam dan dalam suhu kamar.

i. Tanda kewberhasilan ooforektomi dapat dilihat dari turunnya kadar

estradiol plasma, meningkatnya kadar FSH, berkurangnya berat uterus, dan

gambaran diesterus pada hapusan vagina. (David et al.2001)

3. Tahap Pemberian Nutrisi Kedelai

Tikus dipegang pada tangan kiri, kepala berada diantara telunjuk dan jari

tengah, ibu jari berada di dekat rahang ( Astuti, 1986). Tangan kanan memegang

spet yang berisi tepung kedelai, kemudian dimasukkan ke dalam mulut agak

menekan lidah dan didorong masuk ke dalam esofagus.

3.3.1.1. Tahap pemeriksaan Kadar LDLdan HDL

Tahap Pengukuran Kadar Kolesterol LDL

Tahap Persiapan

a. Membius tikus dengan kloroform

b. Melakukan pembedahan

c. Mengambil darah tikus dibagian jantung dengan menggunakan syringe

d. Memasukkan darah kedalam tabung ependorf

e. Mensentrifuge sampel darah dengan kecepatan 4000 rpm selama 20 menit.

Mengambil supernatan sampel darah (serum darah) dan menempatkan di

tabung reaksi

24

Page 25: skripsi Anisa

Tahap pengukuran kadar LDL

a. Mempersiapkan reagen presipitan yang merupakan reagen siap pakai.

Reagen ini stabil sampai tanggal kadaluarsa pada 15 sampai 25 ˚C.

Reagen ini mengandung asam fosfotungstik: 0,44 mmol/l dan magnesium

klorida: 20 mmol/l.

b. Mempersiapkan sample dengan cara mencampur 100 µl sample (serum)

dengan 1000 µL reagen presipitan LDL di inkubasi pada suhu 37º C

selama 15 menit. Kemudian disentrifuge dengan kecepatan 2500 rpm

selama 20 menit. Supernatan yang jernih harus dipisahkan dari endapan

setelah sentrifugasi dan digunakan untuk penentuan kolesterol dengan

metode LDL Precipitante.

c. Membuat larutan sample yang terdiri dari supernatant 100 µl dan 100 µL

larutan standar di masukkan kedalam 2 tabung reaksi yang berbeda.

Masing-masing di tambahkan dengan 1000 µL reagen cholesterol. Di

inkubasi pada suhu 37º C selama 10 menit.

d. Membaca absorbansi sample terhadap blanko dengan spektrofotometer

dengan panjang gelombang 500 nm atau Hg 546 nm.

e. Menghitung kadar LDL dengan rumus sebagai berikut :

Concentration Supernatant = Δ E Sampel x Const. Standar (200 mg/dl)

ΔE Standart

LDL cholesterol = konsentrasi total – konsentrasi supernatant

3.3.1.2. Tahap pengukuran kadar kolestrol HDL

Tahap Persiapan

a. Membius tikus dengan kloroform

b. Melakukan pembedahan

c. Mengambil darah tikus di bagian jantung engan menggunakan

syringe

d. Memasukkan darah ke dalam tabung ependorf

e. Mensentrifuge sampel darah dengan kecepatan 4000 rpm selama

20 menit. Mengambil supernatan sampel darah (serum darah) dan

25

Page 26: skripsi Anisa

menempatkan di tabung reaksi.

Tahap Pengukuran HDL

Presipitat :

Siapkan alat dan bahan yang bersih dan bebas dari lemak.

Masukkan 250 μl sampel masukkan kedalam tabung espendof

Tambah 250 μl reagen HDL kolestrol.

Campur dan inkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.

Putar dengan mikrosentrifuge pada kecepatan 6480 rpm selama 10 menit.

Ambil supernatan sebagai sampel.

Pengukuran kadar :

Ambil 25 μl supernatan dan 25 μl standart masukkan ke dalam 2 tabung

reaksi yang berbeda.

Tambah 1000 μl reagen kolestrol.

Campur dan inkubasi pada suhu kamar selama 10 menit.

Baca pada spektofotometer dengan λ 510 nm.

Hasil :

Ax / As x 50 x 2 = mg/dl HDL Cholestrol.

Keterangan :

Ax : Absorbansi sampel.

As : Absorbansi standart.

Nilai normal :

Laki-laki : < 40 U/L

Perempuan : < 31 U/L

Catatan :

Blanko menggunakan reagen Cholestrol.

Perlakuan standart, sampel diganti dengan standart.

26

Page 27: skripsi Anisa

3.6.3 Tahap Prosedur Kerja

Tikus Putih (Rattus novergicus)

Masa adaptasi selama 1 minggu

Tikus di ovarioktomi

Kelompok kontrol Kelompok perlakuan

Kelompok 1 Pemberian Kedelai 1,5 gram/hari/ekor

Kelompok 2 Pemberian Kedelai

3 gram/hari/ekor

Kelompok 3 Pemberian Kedelai

4,5 gram/hari/ekor

Diberikan 5 hari/minggu selama 2 bulan

Tikus dimatikan untuk diambil darah melalui pembuluh darah

Pemeriksaan kadar HDL darah

27

Page 28: skripsi Anisa

3.7. Tahap Pengumpulan Data

3.7.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dimana

perlakuannya adalah konsentrasi tepung kedelai. Perlakuan dalam penelitian ini

adalah konsentrasi tepung kedelai yang bervariasi :

A : Tikus putih betina ( kontrol ) + Ovariektomi

B : Tikus putih betina + Ovariektomi + 1,5 gr/BB

C : Tikus putih betina + Ovariektomi + 3 gr/BB

D : Tikus putih betina + Ovariektomi + 4,5 gr/BB

Pemilihan dosis berdasarkan :

80 mg isoflavons setara dengan 100 gr kedelai (D Singh, 2006).

Dosis isoflavons untuk tikus 2,5 mg/hari dengan BB rata-rata 185 gr (Lien,2009),

sehingga dari hitungan di atas :

80 mg isoflavons setara dengan 100 gr kedelai.

2,5 gr isoflavons setara dengan 3 gr kedelai.

Pemberian isoflavons pada manusia pada eksperimen yang sudah ada dengan

dosis 20, 40, 80 mg sehingga dosis untuk kelompok pada penelitian ini adalah :

40 mg isoflavons pada manusia setara dengan 1,5 gr kedelai pada tikus putih.

80 mg isoflavons pada manusia setara dengan 3 gr kedelai pada tikus putih.

120 mg isoflavons pada manusia setara dengan 4,5 gr kedelai pada tikus putih.

3.8. Metode analisis data

Data yang diperoleh akan diolah. Data yang ada diuji dengan normalitas,

dimana data dikataka normal bila Ftabel lebih besar dari Fhitung. Jika data

berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji homogenitas, dimana data dikatakan

homogen jika Ftabel lebih besar dari Fhitung. Setelah data berdistribusi normal

dan variasi data homogan, maka dilanjutkan analisa dengan menggunakan Anava

satu jalur, karena ada satu variabel bebas. Bila ada pengaruh sangat nyata diantara

perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji BNT yaitu Beda Nyata Terkecil.

28

Page 29: skripsi Anisa

a. Uji Normalitas

Langkah-langkah adalah sebagai berikut :

Pengamatan x1, x2 ......x dijadikan bilangan baku z1, z2 .....zx dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Zi = X1 – X

S

(X dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal

baku, kemudian dihitung peluang.

F ( zi ) = P ( z = zi)

Selanjutnya dihitung proporsi zi, z .....z yang lebih kecil atau sama dengan

z i jika proporsi dinyatakan oleh S ( z i ), maka :

S ( Zi ) = BanyaknyaZ1,Z2,V,Zn Zi

Menghitung selisih F ( z i ) – S ( z i) kemudian menetuka harga

mutlaknya.1

Untuk lebih mudahnya dibuat daftar sebagai berikut :

X1 Z1 F ( Zi) F (Zi) – S (Zi)

Keterangan :

X1 : Data pengamatan

Z1 : Hasil nilai baku

F(Z1) : Tabel normalitas

Menghitung harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut dan

menyebutkan harga tersebut ini L0

Untuk menerima atau menolak hipotesa nol, kita bandingkan L ini dengan nilai

kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk uji Lilliefors dengan taraf 5%.

H0 ditolak jika L0 > L, berarti populasi berdistribusi tidak normal

H0 diterima jika L0 < L, berarti populasi berdistribusi normal

29

Page 30: skripsi Anisa

30

Page 31: skripsi Anisa

b. Uji Homogenitas

Langkah – langkah uji homogenitas :

Menetukan data

Menetukan nilai 1/dk

Menghitung varian data (S2) = Σ X1 - X

n – 1

Menghitung log Si2

Menghitung dk ( log Si2)

Menghitung JK total = Σ xi2 – (x Σxi)2/r

Perlakuandb

1/dbJK Si2 Log Si2 db.log

Si2

Menghitung nilai satuan B = log S2. )1(n

Menghitung X2 = (ln 10) [B- )1(n log Si2]

Fkoreksi (c) = 1 + [ )1(3

1

t] [

db

1-

db

1]

X2koreksi =

c

1 X2

Menentukan nialai Xtab (1-a) (n-i)

Kesimpulan : H0 ditolak jika X2 terkoreksi > X2 tabel

: H0 ditolak jika X2 terkoreksi < X2 tabel

c. Uji Anava

Menghitung jumlah kuadrat total (JKT) = ΣXt2- (ΣXt)2/n

Menghituing jumlah kuadrat perlakuan (JKP) = ΣXp2 (ΣXt)2/n

Menghitung jumlah kuadrat galat (JKG) = JKT – JKP

Menghitung derajat bebas (db)

dbp =r – 1

=3 – 1

=2

dbt = Σ (r - 1)

31

Page 32: skripsi Anisa

Menghitung kuadrat tengah atau (KT)

KTP = dbp

JKP

KTG = dbg

JKG

Fhitung = KTG

KTP

Ftabel = F (a)(dbp, dbg)

Kesimpulan : F hit > Ftab, Ho diterima

F hit < Fhit, Ho ditolak

d. Uji lanjut setelah anava yaitu dengan dengan Uji Beda nyata terkecil

(BNT). Uji ini dilakukan untuk membandingkan antar perlakuan

dalam percobaan yang berbeda nyata atau berbeda tidak

nyata.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Mengurutkan nilai rata-rata perlakuan dari yang

terkecil ke terbesar.

Menghitung nilai BNT

BNT = t (v) . S

Dimana : S =

Keterangan:

t = nilai baku t-student padataraf uji

v = derajat bebas galat

α = 0,01 (lihat tabel BNT)

KTG = jumlah kuadrat galat dibagi derajat bebasan

galat

r = ulangan

Untuk mempermudah perhitungan Beda Nyata

Terkecil (BNT) lebih baik dibuat daftar seperti dibawah

ini:

32

Page 33: skripsi Anisa

Perlaku

anRerata

Beda Dengan

2 3 4 5

6

0

1

.

I

2

.

.

I

Keterangan: * = Berbeda nyata ** = Berbeda

sangat nyata

Sedangkan untuk mempermudah perbandingan penurunan LDL tikus

pada rata-rata perlakuan dibuat daftar sebagai berikut:

Perlakuan Rata-rata BNT 0.05 = 0,5

S1

.

.

Si

33

Page 34: skripsi Anisa

34

Page 35: skripsi Anisa

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul ; Pengaruh Pemberian Nutrisi

Kedelai (Glycine max L.) terhadap kenaikan kadar HDL (High Density

Lipoprotein) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang diovarioktomi (Model

Menopause), maka analisis data dan pembahasan dapat di jelelaskan seperti uraian

dibawah ini.

4.1. Hasil Penelitian

Untuk hasil perhitungan kadar HDL (High Density Lipoprotein) pada tikus

akibat pemberian nutrisi kedelai dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1. Pengaruh Pemberian Nutrisi Kedelai Terhadap Peningkatan

Kadar HDL Tikus Putih model Menopause

Perlakuan

UlanganTotal

Rerata1 2 3 4 5 6

Kontrol 26 27 26 28 29 29 165.00 27.50Dosis 1.5 34 28 24 25 26 24 161.00 26.83Dosis 3 29 27 26 24 27 24 157.00 26.17Dosis 4.5 30 29 34 34 30 28 185.00 30.83Jumlah 120 668.00

Secara visual rata-rata kadar kolesterol kadar HDL pada tikus akibat

pemberian pemberian nutrisi kedelai digambarkan pada grafik berikut:

Grafik 4.1. Diagram Rata-rata Kadar HDL Tikus Putih model Menapause

35

Page 36: skripsi Anisa

4.1.1. Uji Normalitas

Selanjutnya, sebelum perhitungan dengan menggunakan analisis anava

satu arah, dilakukan uji normalitas, untuk mengetahui data yang didapatkan dari

hasil penelitian tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Dengan kriteria

hipotesa nol, dimana data distribusi normal jika L0 < L daftar tabel (Sudjana,

1992). Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui

sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas

No Xi Zi F(Zi) S(Zi)F(Zi)-S(Zi)

1 24 -1.265 0.103 0.042 -0.0612 24 -1.265 0.103 0.083 -0.0203 24 -1.265 0.103 0.125 0.0224 24 -1.265 0.103 0.167 0.0645 25 -0.935 0.175 0.208 0.0336 26 -0.605 0.273 0.250 -0.0237 26 -0.605 0.273 0.292 0.0198 26 -0.605 0.273 0.333 0.0619 26 -0.605 0.273 0.375 0.102

10 27 -0.275 0.392 0.417 0.02511 27 -0.275 0.392 0.458 -0.06712 27 -0.275 0.392 0.500 -0.10813 28 0.055 0.522 0.542 0.02014 28 0.055 0.522 0.583 0.06115 28 0.055 0.522 0.625 0.10316 29 0.385 0.650 0.667 0.01717 29 0.385 0.650 0.708 0.05818 29 0.385 0.650 0.750 0.10019 29 0.385 0.650 0.792 0.14220 30 0.715 0.763 0.833 0.07121 30 0.715 0.763 0.875 0.11222 34 2.034 0.979 0.917 -0.06223 34 2.034 0.979 0.958 -0.02124 34 2.034 0.979 1.000 0.021

rerata 27.83

SD 3.0312383

L hit 0.1418294 NORMAL

36

Page 37: skripsi Anisa

L tab 0.1981156

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa L hitung < L tabel (0.142 <

0.198), sehingga dapat dijelaskan bahwa data hasil penelitian berdistribusi normal.

4.1.2 Uji Homogenitas

Dalam tahap perhitungan yang menggunakan Anava disertai pula landasan

bahwa harga-harga varian dalam kelompok bersifat homogen atau relatif sejenis.

Homogenitas varian merupakan asumsi yang penting di dalam perhitungan

Anava.

Adapun hasil perhitungan untuk mengetahui homogenitas dapat dilihat

sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Perlakuandb 1/db JK Si2 log Si2 db*log Si2

Kontrol 5 0.2 9.5 1.9 0.2787536 1.393768

Dosis 1.55 0.2 72.83333

314.566667 1.1633602 5.8168009

Dosis 35 0.2 18.83333

33.7666667 0.5759572 2.8797859

Dosis 4.55 0.2 32.83333

36.5666667 0.817345 4.0867249

Total20

0.8 134 14.17708

S^2 6.7

log S^2 0.8260748

B 16.521496

X^2 5.3982531

c 1.0833333

X^2 tkrks 4.9830028 HOMOGEN

X^2 tab 7.8147278

Selanjutnya berdasarkan perhitungan didapatkan hasil perhitungan

x2terkoreksi sebesar 5,398, sedangkan x2 tab sebesar 7,815, sehingga dapat

dijelaskan bahwa data yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah homogen.

37

Page 38: skripsi Anisa

Sedangkan hasil analisis anava dari pengaruh pemberian nutrisi kedelai

terhadap peningkatan kadar HDL dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.4 Hasil Analisis Anava Dari Kadar Nutrisi Kedelai Terhadap

Peningkatan HDL Tikus Putih Model Menopause

SK db JK KT F hitNotas

i F tab5% 1%

Perlakuan 3

77.333333

25.777778

3.8474295 * 3.10

4.94

Galat 20 134.00 6.7  Total 23 211.33    

Berdasarkan nilai Probabilitas (P) atau signifikasi pada tabel diatas dapat

dinyatakan bahwa hipotesis diterima dengan α < 0,05 yang berarti ada perbedaan

yang nyata pengaruh pemberian Nutrisi Kedelai terhadap peningkatan kadar HDL

tikus putih model menopause. Di samping itu, pengujian dengan menggunakan uji

F didapatkan hasil bahwa F hit > F tab, artinya perlakuan yang dilakukan

memiliki pengaruh yang signifikan (tidak bisa diabaikan) terhadap peningkatan

kadar HDL pada tikus model menopause.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan BNT Pemberian Kadar Nutrisi Kedelai

Terhadap Peningkatan HDL Tikus Putih Model Menopause

Perlakuan Uji Rerata Perlakuan

Kontrol ( X2)| X1 − X2 │ Signifikasi

Jenis Rerata (X1)

Dosis 1.5 26.83333 27.5 0,66667 tidak signifikanDosis 3 26.16667 0,66667 tidak signifikan

Dosis 4.5 30.83333 4,6666* signifikanBNT(0,05) = 2,086 x 1,49 = 3,12

BNT(0,01) = 2,845 x 1,49 = 4,25

Keterangan : * = Berbeda Nyata

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara kontrol dengan pemberian kadar nutrisi kedelai terhadap

38

Page 39: skripsi Anisa

peningkatan HDL Tikus Putih Model Menopause dengan dosis 4.5, sedangkan

pada dosis 1,5 dan dosis 3 tidak berbeda secara nyata.

39

Page 40: skripsi Anisa

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa perlakuan pemberian nutrisi

kedelai memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kadar HDL

(High Densitiy Lipoprotein) tikus putih model menopause.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tikus putih dengan

beberapa perlakuan memberikan tingkat peningkatan kadar HDL yang berbeda-

beda pada setiap dosisnya. Peningkatan HDL tikus putih dengan model

menopause ini memiliki arah yang positif, artinya peningkatan dosis nutrisi

kedelai semakin meningkatkan HDL tikus putih. Secara berturut-turut dapat

dijelaskan sebagai berikut, tanpa perlakuan kadar HDL tikus putih memiliki rata-

rata sebesar 27,5 mg/dl, dosis 1.5 gr memiliki rata-rata sebesar 26,8 mg/dl, dosis 3

gr memiliki rata-rata sebesar 26,12 mg/dl sedangkan untuk dosis 4.5 gr memiliki

kadar HDL sebesar 30,8 mg/dl.

Berdasarkan perhitungan analisis data dengan menggunakan analisis

variansi dapat diketahui bahwa, pemberian nutrisi kedelai memiliki pengaruh

terhadap peningkatan HDL pada tikus putih model menopause. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel 3,85 > 3,01. Di

samping itu nilai signifikan menunjukkan memiliki nilai kurang dari 0,05

namun tidak kurang dari 0,01, sehingga dapat dijelaskan bahwa perlakuan dengan

memberikan nutrisi kedelai pada tikus putih memiliki pengaruh yang berarti

dalam meningkatkan kadar HDL pada tingkat kepercayaan 0,05 namun tidak pada

tingkat 0,01.

Lebih lanjut, berdasarkan hasil perhitungan analisis tersebut dapat

diketahui pula bahwa dosis pemberian nutrisi kedelai sebesar 4.5 gr memiliki

kadar peningkatan yang lebih tinggi terhadap HDL pada tikus putih model

menopause, sehingga dapat dijelaskan diantara 4 perlakuan yang telah dilakukan

dosis 4.5 gr memiliki signifikan yang lebih besar dalam meningkatkan kadar HDL

pada tikus putih model menopause.

40

Page 41: skripsi Anisa

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.I Kesimpulan

Pengaruh pemberian nutrisi kedelai (Glycine max L.) terhadap peningkatan

kadar HDL (High density lipoprotein) tikus putih (Rattus norvegicus) yang di

ovariektomi (Model Menopause)

dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Ada pengaruh pemberian

nutrisi kedelai (Glycine max L.) dengan berbagai dosis yang berbeda terhadap

kenaikan kadar HDL dalam darah tikus putih model menopause.

2. Dosis nutrisi kedelai (Glycine max L.) yang dapat menaikkan kadar HDL

dalam darah secara optimal adalah pada dosis 4,5 gr

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan antara lain :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap efektifitas nutrisi kedelai

(Glycine max L.) terhadap kenaikan kadar HDL dalam darah.

2. Perlu dilakukan uji klinis terlebih dahulu untuk mengetahui efek lain dari

nutrisi yang terdapat pada kedelai terhadap bagian-bagian tubuh lain

41

Page 42: skripsi Anisa

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2004.Pengaruh Pemberian Ekstrak Kedelai Terhadap kadar Kolestrol LDL dan HDL pada tikus Putih Jantan

http://www.adln.lib.unair.ac.id/search.php?

Anonymous.2008.Lebih Alami dengan Phytoestrogenhttp://www.kompas.com/data/2008

Anonymous.2009.Manfaat kedelai untuk kesehatan.http://ixoranet.com/modules.php?op.modload/leafler%

Anonymous.2009.Atasi Menopause dengan Nutrafor Balancehttp://m.okezone.com

Anonymous.2002.Dampak Terapi Estrogen pada Wanita Menopausehttp://kolom.pacific.net.id/ind/index2.php?

Anonymous,2009.Berkenalan dengan kolestrolhttp://www.kamusilmiah.com

Anonymous.2009.Isoflavons, Senyawa Multi-Manfaat dalam Kedelaihttp://kacangkedelai.Blogdetik.com/2009

Anonymous.2009.Isoflavons,Menopause, dan Kanker Payudarahttp://www.soyaaksi.com.html

Baraas faisal, 1993. Mencegah serangan jantung dengan menekan kolestrol. PT Gramedia Pustaka, Jakarta.

Bromwich Peter, 1989. Menopause, Jakarta

Hanafiah.1995. Rancangan Percobaan (teori dan aplikasi).PT.Raja Grafindo persada.Jakarta.

Ida Bagus Gde Prof, 2000. Kapita selekta penatalaksanaan rutin obsteri ginekologi dan KB. Penerbit: buku kedokteran, Jakarta.

Murray K Robert, 2001. Biokomia Harper (edisi 24). Penerbit: buku kedokteran, Jakarta

Murray K Robert, 2001. Biokomia Harper (edisi 25). Penerbit: buku kedokteran, Jakarta

Poerwati, E, 2000. Dasar-dasar metode penelitian. UMM. Malang

42

Page 43: skripsi Anisa

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max. L. Merril)

TERHADAP KENAIKAN KADAR HDL PADA TIKUS PUTIH (Rattus

norvegicus) YANG DI OVARIOKTOMI (MODEL MENOPAUSE)

Di susun oleh :

An Nissa Rahmanita

05330027

43

Page 44: skripsi Anisa

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2010

44