skripsi analisis kebijakan pengelolaan keuangan sektor

71
SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAH KOTA MAKASSAR Ade Irma Suriani 10573 02414 11 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

SKRIPSI

ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

PUBLIK DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

Ade Irma Suriani

10573 02414 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

vii

DAFTAR ISI

HALAMA JUDUL. ................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... ii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................v

DAFTAR ISI. ........................................................................................................ vii

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Rumusan masalah. .......................................................................................7

C. Tujuan penelitian..........................................................................................7

D. Manfaat penelitian........................................................................................7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pemerintahan di Indonesia ...............................................................9

B. Manfaat dan Kinerja Pemerintahan (sektor publik) ...................................11

1. Kinerja Sektor Publik ..........................................................................11

2. Manfaat kinerja Sektor publik.............................................................12

C. GOOD GOVERNANCE

1. Good governance ................................................................................15

2. Mewujudkan Good Governance ........................................................18

D. Good Governance di Pemerintahan Daerah...............................................22

E. Konsep Asas Pemerintahan Daerah ...........................................................23

F. KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................32

Page 3: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

viii

G. HIPOTESIS................................................................................................33

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Daerah Penelitian...............................................................34

B. Metode pengumpulan data. ..................................................................34

C. Jenis dan sumber data...........................................................................35

1.jenis data............................................................................................35

2.sumber data. ......................................................................................35

D. Metode Analisis.....................................................................................34

IV. STRUKTUR ORGANISASI

A. Gambaran Umum Kota Makassar ........................................................37

B. Tugas, funsi, dan struktur Organisasi BPKA .......................................37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kebijakan Pengelola Keuangan Sektor Publik......................................50

B. Penerapan Prinsip Good Gonernance di Pemerintah Kota Makassar....51

C.Penggunaan Informasi keuangan Kota Makassar...................................54

D. Laporan Realisasi Anggaran di pemda kota Makassar .........................56

E. Neraca Pemerintah Kota Makassar ........................................................58

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...........................................................................................59

B. Saran.....................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA. ...........................................................................................61

Page 4: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR
Page 5: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesunggunya setelah ada kesulitan ada kemudahan,

setelah kesulitan ada kemudahan” (QS:Alinsyirah5-6)

“Hiduplah bagai lilin, dia rela berkorban demi untuk

menerangi sekitarnya”

“Barang siapa ingin do'anya terkabul dan dibebaskan dari

kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan)

kesulitan orang lain”(HR.Ahmad)

Skripsi ini dipersembahkan untuk

Papah, mamah, keluarga tercinta,

Saudara dan sahabat, dan orang-orang

Yang telah memberi kasih sayangnya

Kepada penulis sehingga penulis dapat

Melayani hidup dengan lebih semangat

Optimis berwarna dan bertujuan.

Page 6: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara emprimis pengaruh penyajianlaporan keuangan daerah dan aksebilitasi laporan keuangan terhadap penggunaaninformasi keuangan daerah oleh para para pengguna informasi. Laporan keuanganmerupakan komponen penting yang harus diungkapkan oleh pemerintah daerahsejak otonomi daerah mulai diberlakukan oleh pemerintah pusat. Dan sudahmenjadi kunsekuensi jika laporan keuangan itu merupakan refleksi dari komitmenpemerintah daerah untuk menjalankan mandat dari masyarakat dan mewujudkangood governance di pemerintah daerah itu sendiri.

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pemerintah Kota Makassar (Walikota)dengan metode pengumpulan data melalui kuisioner. Kuisioner dalam penelitianini digunakan ditunjukan kepada para pengguna informasi laporan keuangandaerah di pemerintah kota Makassar dengan respon dari para pegawai Negeri sipil. Hasil dari pengujian hipotesi di dalam penelitian ini menujukkan bahwapenyajian laporan keuangan daerah secara signifikan berpengaruh positif terhadappenggunaan informasi keuangan daerah oleh para pengguna informasi. Sementaraaksebilitasi laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadappenggunaan informasi keuangan daerah. Secara simultan penyajian laporankeuangan daerah dan aksebilitasi laporan keuangan berpengaruh dan signifikanterhadap penggunaan informasi keuangan daerah.

Kata Kunci: Good Governanc

Page 7: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan berkah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kebijakan Pengelolaan

Keuangan Sektor Publik dalam Mewujudka Good Governance di

Pemerintah Kota Makassar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan program studi Strata (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Muhammadiah Makassar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik

tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan serta do’a dari berbagai pihak selama

menyusun skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaika

terimakasih kepada:

1. Bpk. Dr. H. Muhmud Nuhung, M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiah Makassar

2. Bpk. Drs. Hamsah Limpo, MS selaku dosen pembimbing dengan sabar

selalu memberi masukan, semangat dan koreksi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

3. Bpk . Ismail Badollahi, SE,M.SI.Ak.CA selaku dosen pembimbing dengan

sabar selalu memberi masukan, semangat dan koreksi sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

Page 8: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

vi

4. Bapak-bapak dan ibu-ibu Pegawai Negeri sipil kantor Pemerintah Daerah

Kota Makassar (Walikota) yang bersedia meluangkan waktunya untuk

menjadi reponden pada penelitian ini.

5. Seluruh staf pengajar, pegawai TU, Petugas Administrasi dan seluruh

pegawai Fakultas Ekonomi yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

telah membantu penulis, selama proses kuliah di FE tercinta ini.

6. Keluarga tercinta: Papah, mamah, adik dan keluarga yang selalu

mendo’akan penulis, memberi, nasehat-nasehat yang membuat penulis

lebih semangat.

7. Sahabat-sahabat yang telah meluangkan waktunya untuk menemani dan

menunggu selama penulis mengerjakan skripsi.

Makassar Mei 2015

Penulis

Page 9: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma atau pandangan masyarakat umumnya membentuk suatu

pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan

dapat mengembangkan prinsip atau pengertian tertentu menjadi lebih luas atau

lebih rinci. Paradigma baru di dalam perkembangan kehidupan masyarakat

modern, antara lain: adanya keterbukaan transparansi, peningkatan efiensi,

tanggung jawab yang lebih jelas responsibility, dan kewajaran farnes. Paradigma

tersebut merupakan akibat perkembangan proses demokrasi dan profesionalisme

di dunia. Proses reformasi dan krisis multidimensional (ekonomi, moneter,

hukum, dan politik) di Indonesia sering disebut Good Governance (tata kelola

pemerintahan yang baik). Paradigma tersebut mendorong adanya reformasi

manajemen keuangan daerah di tandai dengan adanya otonomi daerah serta

dikeluarkan berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah.

Otonomi daerah di Indonesia yang di dasarkan pada undang-undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor

33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah pusat dan dan

Daerah yang membuka peluang yang luas bagi daerah untuk mengembangkan dan

membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing.

Dengan berlakunya kedua undang-undang tersebut di atas membawa konsekuensi

bagi daerah dalam bentuk pertanggung jawaban atas pengalokasian dana yang

Page 10: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

2

.

dimiliki, khususnya dalam upaya peningkatan kesejahtraan dan pelayanan umum

kepada masyarakat.

Proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam melaksanakan

penyediaan public good and services merupakan bagian dari Good Governance.

Agar Good Governance kenyataan dan sukses, dibutuhkan komitmen dari semua

pihak yaitu pemerintah dan masyarakat. Good Governance yang berkualitas

menuntut adanya koordinasi yang baik integritas, profosionalisme, serta etos kerja

dan moral yang tinggi terselenggaranya Good Governance merupakan persyaratan

utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-

cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu di perlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara

berdaya guna, berhasil guna, bersih, bertanggung jawab serta bebas dari KKN.

Dalam suatu Good Governance, akuntabilitas suatu instansi

pemerintahan merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi intansi

yang bersangkutan.

Peran utama sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yang

akan digunakan oleh manejer publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan

pengendalian organisasi. Informasi-informasi diberikan sebagai alat atau sarana

untuk untuk menjalankan funsi-fungsi sehingga tujuan pemerintah dapat tercapai.

Pada dasarnya prinsip akuntansi sektorpublik tidak berbeda dengan

prinsip akuntansi yang diterapkan pada sektor swasta. Akan tetapi aharus diingat

Page 11: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

3

.

bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan krakteristik dengan sektor

swasta, sehingga penerapan tehnik akuntansi secara langsung tanpa madifikasi.

Perencanaan sektor publik sangat penting dilakukan untuk

mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang. Bagi tiap-tiap jenis organisasi,

sistem perencanaan berbeda-beda tergantung pada tingkat ketidakpastian dan

ketidakstabilan lingkungan yang dihadapi organisasi, maka diperlukan sistem

perencanaan yang semakin kompleks dan canggih.

Dalam organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat

heterogen. Faktor politik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi

tingkat kestabilan organisasi. Informasi akuntansi diperlukan untuk membuat

prediksi-prediksi dan etimasi mengenai kejadian ekonomi yang akan datang

dikaitkan dengan keadaan ekonomi dan politik saat ini.

Karena sebagian besar biaya yang terjadi di sektor publik, maka peran

manejer publik sangat penting dalam mengendalikan biaya. Akuntansi sektor

publik sangat erat dengan proses pemilihan program penenruan biaya. Akuntansi

sektor publik juga berfungsi untuk mempasilitasi dihasilkannya anggaran sektor

publik yang efektif, efisien, dan ekonomi.

Salah satu upaya untuk menilai akuntabilitas kinerja tersebut adalah

dengan dilakukannya reformasi anggaran sektor publik. Penganggaran sektor

publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap

program dan aktivitas dalam satuan moneter. Tahap penggaran menjadi sangat

penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak bererientasi pada kinerja

dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun. Anggaran sektor publik

Page 12: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

4

.

dibuat untuk membantu meningkatkan kesejahtraan masyarakat dengan

menentukan tingkat kebutuhan masyarakat agar terjamin secara layak.

Kinerja aparatur pemerintahan akhir-akhir ini banyak menjadi sorotan,

terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokrasi dalam pemerintahan. Rakyat

mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang

dilakukan oleh oparatur pemerintah selama ini. Pengukuran akuntabilitas aparatur

pemerintah dalam menjalangkan tugas pokok dan fungsinya sulit dilakukan secara

objektif karena belum tersedianya suatu sistem pengukuran yang

mengimformasikan tingkat keberhasilan organisasi serta masih adanya anggapan

bahwa keberhasilan kinerja suatu intansi pemerintahan tergantung dari

kemampuan instansi tersebut menyerap anggaran tanpa mengukur hasil maupun

dampak yang dicapai dari pelaksanaan program. Oleh karena itu, perlu

dikembangkan suatu model pengukuran kinerja yang membantu memberikan

informasi atas efektivitas dan efesiensi pencapaiyan kinerja suatu organisasi

sebagai bahan pertanggungjawaban kepala pemerintahan terhadap masyarakat

melalui lembaga legislatif.

Sesuai dengan amanat peraturan pemerintah kinerja Nomor 58 Tahun

2005 tentang pengelolaan Keuangan Daerah yang telah dijabarkandalam

keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman

pengelolaan keuangan daerah serta tata cara penyusunan anggaran dan pendapatan

belanja daerah, yang secara substantif memberikan pedoman bagi pelaksanaan

sistem anggaran berbasis performance hudget, yaitu suatu sisitem anggaran yang

mengutamakan upaya pencapaiyan hasil kinerja dari perencanaan alokasi biaya

Page 13: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

5

.

yang telah ditetapkan. Melalui pengukuran kinerja diharapkan intansi pemerintah

dapat mengetahui, mengukur, dn mengevaluasi kinerja dalam suatu periode

tertentu. Sehingga penghargaan dan tindakan disiplin dapat dilakukan lebih

objektif.

Kota makassar sebagi ibukota provinsi sulawesi selatan selatan dalam

basis dinamika perputaran modal dalam pasar ekonomi dan mainstream politik

kota makassar merupakan sentral kekuasaan politk dan kekuasaan ekonomi

sehingga dikalim oleh beberapa pemangku kekuasaan birokrasi pemerintahan

sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia, dalam pemerintahan kota

makassar untuk mewujudkan Good Governance pemerintah akan menghadapi

globalisasi yang sarat debgan persaingan liberalisme arus, informasi, investasi,

modal, tenaga kerja, dan budaya.

Di sisi internal pemerintah kota makassar akan menghadapi masyarakat

yang semakin cerdas dan masyarakat yang semakin banyak tuntutannya.

Pemeberian otonomi daerah akan mengubah perilaku pemerintahdaerah untuk

lebih efesien dan propesional.

Jika kita melakukan introspeksi terhadap kondisi indonesia. Khususnya

praktik manajemen dan administrasi publik memang belum baik. Pelayanan

publik (publik service) yang buruk, ekonomi yang sangat birokratis. Kebocoran

anggaran, membudayakan korupsi, kolusi. Dan repotisme (KKN) merupakan

bukti kacaunya sistem manajemen keuangan publik. Buruknya manajemen

keuangan publik juga dialami oleh perusahaan milik pemerintah. Negara ini

sebenarnya memiliki kekayaan alam, kekayaan seni dan budaya. Serta sumber

Page 14: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

6

.

daya manusia yang sangat potensial. Akan tetapi tidak dikelola dengan baik

sehingga tidak dapat menciptakan kesehjahtraan masyrakatanya. Pemerintah perlu

berfikir ulang untuk menentukan konsep pembangunan yang demokratis dan

memberi ruang bagi partisipasi publik.

Kebijakan pengelolaan keuangan di pemerintah kota Makassar

pelaksanaan pengelolaan keuangan dapat dipandang sebagai strategi yang

memiliki tujuan ganda, strategi untuk memperkuat perokonomian daerah dalam

rangka memperkokoh perekonomian nasional untuk menghadapi era perdagangan

bebas, secara internal masyarakat tengah dilanda ancaman disentegrtis bangsa,

dan kepanikan publik yang diakibatkan lemahnya keamanan dan ketertiban

umum.

Reformasi keuangan daerah berhubungan dengan perubahan sumber-

sumber pembiayaan pemerintah daerah yang meliputi perubahan sumber-sumber

penerimaan keuangan daerah, reformasi keuangan daerah juga akan berdampak

pada perlunya dilakukannya reformasi anggaran daerah.

Pemerintah fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan

publik. Pemerintah daerah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi

tidak harus terlibat secara langsung dengan proses produksinya (providing).

Sebaliknya pemerintah daerah memfokuskan diri pada pemberian arahan,

sedangkan produksi pelayanan publik diserahkan pada pihak swasta dan sektor

ketiga (lembaga swadaya masyarakat dan nonfrofit lainnya).

Page 15: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

7

.

Berkaitan dengan uraiyan tersebut, maka penulis tertarik meneliti judul:

“Analisis Kebijkan Pengelolaan Keuangan Sektor Publik dalam Mewujudkan

Good Governance di Pemerintahan Daerah Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian terdahulu, maka sebagaimana masalah pokok pada penelitian

yang akan diadakan adalah Sistem tata cara pengelolaan keuangan daerah dalam

mewujudkan good governance di pemerintah kota makassar.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka

maksud serta tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengelolaan

keuangan sektor publik dalam mewujudkan good governance di pemerintahan

daerah kota makassar

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang penulis ini lakukan ini diharapkan akan mempunyai

manfaat bagi semua pihak, antara lain:

1. Manfaat Teoritis, Dapat mengetahui implementasi kebijakan terhadap

otonomi daerah pada kantor pemerintahan daerah kota makassar. Dapat

mengetahui penerapan good governance terhadap pelaksanaan otonomi

daerah pada kantor pemerintahan kota makassar

2. Manfaat praktis, Memperluas dan meningkatkan pengetahuan penulis

serta wawasan penulis mengenai masalah-masalah implementasi kebijakan

dan penerapan good governance dalam pelaksanaan otonomi daerah.

Page 16: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

8

.

Sebagai referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya yang berminat untuk

melakukan penelitian yang sejenis

3. Sistem pengelolaan keuangan pemerintah daerah diharapkan menggunakan

peraturan pemerintah dan peraturan daerah yang berhubungan dengan

sistem pengelolaan sehingga terwujudnya good governance.

Page 17: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pemerintahan di Indonesia

Indonesia merupakan sebuah negara kesatuan yang menerapkan otonomi

kepada daerah atau desentralisasi yang sedikit mirip dengan negara

serikat/federal. Namun terdapat perbedaan-perbedaan yang menjadikan keduanya

tidak sama. Otonomi daerah bisa diartikan sebagai kewajiban yang dikuasakan

kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurusi sendiri pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk

meningkatkan daya guna dan juga hasil guna penyelenggaraan pemerintahan

dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sedangkan yang dimaksud dengan

kewajiban yaitu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah

yang berwenang mengatur dan mengatur pemerintahan serta kepentingan

masyarakat sesuai prakarsa sendiri berdasarkan keinginanan dan suara masyarakat

(Sugiyanto, 1999).

Pelaksanaan otonomi daerah selain berdasarkan pada aturan hukum, juga

sebagai penerapan tuntutan globalisasi yang wajib diberdayakan dengan cara

memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung

jawab, utamanya dalam menggali, mengatur, dan memanfaatkan potensi besar

masing-masing daerah, pemberian otonomi daerah tidak berarti permasalahan

bangsa akan selesai dengan sendiriny. Otonomi daerah tersebut harus diikiuti

dengan serangkaiyan reformasi disektor publik.

Page 18: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

10

.

Istilah sektor publik sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam.

Hal tersebut merupakan konsekuwensi dari luasnya wilayah publik, sehingga

setiap disiplin ilmu (ekonomi, politik, hukum dan sosial) memiliki cara pandang

dan difinisi yang berbeda beda dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik

dapat memahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan

usaha unuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi

kebutuhan dan hak publik.

Beberapa tugas dan fungsi sektor publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh

sektor swasta, misalnya tugas untuk menghasilkan beberapa jenis pelayan publik,

seperti layananan komunikasi akan tetapi untuk tugas tertentu keberadaan sektor

publik tidak dapat digantikan oleh sektor swasta, misalnya fungsi birokrasi

pemerintahan. Sebagai konsikuensinya, akuntansi sektor publikdalam beberapa

hal berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta.

Perbedaan yang lain adalah sistem akuntansi yang digunakan sistem akuntansi

yang bisa digunakan pada sektor swasta adalah akuntansi berbasis akrual

sedangkan pada sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi

berbasis kas.

Dimensi reformasi sektor publik tersebut tidak saj sekedar perubahan format

lembaga akan tetapi mencangkup pembaharuan alat-alat yang digunakan untuk

mendukung berjalannya lembaga-lembaga publik tersebut secara ekonomis,

efisien, efektif, transparan, dan akuntabel sehingga cita-cita refoemasi yaitu

menciptakan Good Governance benar-benar tercapai.

Page 19: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

11

.

B. Manfaat dan Kinerja pemerintah (sektor publik)

1. Kinerja sektor publik

Kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan

kejadian –kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau

fungsi yang di audit. Kinerja merupakan suatu proses yang sistematis

untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif agar dapat

melakukan penilaiyan secara independen atas ekonomi, efesiensi dan

efektivitas operasi dalam pencapaiyan hasil yang diinginkan dan

kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku,

menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria

yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya

kepada pihak-pihak penggunaan laporan tersebut. Adapun pengertian

kinerja sektor publik sebagai berikut :

Menurut Indra Bastian (2007:47) “kinerja adalah pemeriksaan

secara obyektif dan sistematik terhadap macam bukti unutk dapat

melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau

program pemerintah.

Kinerja sektor piblik memang bukan sekedar masalh teknis belaka,

akan tetapi akuntansi sektor publik sebagai alat untuk menciptakan

Good Governance memiliki peran yang sangat vital dan signifikan.

Akuntansi sektor publik akan terus berkembang seiring dengan

meingkatnya tuntutan dilakukannya transparasi dan akuntabilitas publik

oleh lembag-lembaga sektor publik.

Page 20: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

12

.

Pengertian di atas menjelaskan bahwa audit kinerja sektor publik

adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pada instansi pemerintah dengan

tujuan menilai kinerja dalm hal ekonomis, efesiensi, dan efektivitas untuk

memperbaiki kinerja dan mengoptimalisasikan pelayan publik.

2.Manfaat kinerja sektor publik

Manfaat kinerja menurut mahmudi (2007:189) secara lebih pasifik,

manfaat kinerja bagi organisasi sektor publik antara lain:

1. Meningkatkan pendapatan. Hal ini karena kebocoran, pengelapan dan

ketidakoptimalkan dalam sisi pendapatan bisa diketahui dan

diperbaiki.

2. Mengurangi biaya atau belanja. Melalui kinerja, sumber penyebab

kebocoran dan pemborosan organisasi bisa diindentifikasi sehingga

melalui efesiensi dapat melakukan penghematan biaya.

3. Memperbaiki efesiensi dan produktifitas. Hal ini juga berarti

memperbaiki proses.

4. Memperbaik kualitas pelayanan yang diberikan

5. Meningkatkan kesadaran manajemen sektor publik terhadap perlunya

transparasi dan akuntabilitasi dalam penggunaan sumberdaya publik.

Uraiyan menjelaskan bahwa kinerja bermanfaat untuk mengetahui

apakah sumber daya yang dimiliki organisasi organisasi sektor publik telah

diperoleh dan digunakan secara ekonomis, efesiensi, dan efektif serta

terhindar dari pembocoran dan salah sasaran dalam penggunaannya.

Selain itu kinerja berfungsi untuk mengetahui apakah pengguna

Page 21: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

13

.

sumberdaya untuk mencapai target dan tujuan telah memenuhi prinsip

ekonomis, efesiensi, dan efektivitas serta tidak melanggar ketentuan,

perundang dan kebijan yang telah ditetapkan.

Disamping itu kinerja juga bermanfaat untuk mengindetifikasi cara-

cara guna memperbaiki permasalahan di sektor publik yang dapat

menghambat dalam pencapaian tujuannya serta mendorong dilkakukannya

perbaikan sistem pengendalian manajemen sektor publik guna menuju

good governance.

Pentingnya anggaran sektor publik tidak semua aspek kehidupan

tercakup oleh anggaran sektor publik. Terdapat beberapa aspek kehidupan

yang tidak tersentuh anggaran sektor publik, baik skala nasional maupun

lokal. Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menetukan tingkat

kebutuhan masyarakat.

Repormasi Sektor Pubik pelaksanaan otonomi daerah di indonesia

dapat dipandang sebagai suatu strategis yang memiliki tujuan ganda.

Pertama, pemberian otonomi daerah merupakan strategis untuk merespon

tuntutan masyarakat daerah terhadap tiga permasalah utama, yaitu, sharing

of power. Distribution of income, dan kemandirian sistem manajemen di

daerah. Kedua, otonomi daerah dimaksudkan sebagai strategis untuk

memperkuat perekonomian dalam rangka memperkokoh perekonomian

nasional untuk menghadapi era perdagangan bebas.

Reformasi keuangan daerah berhubungan dengan perubahan sumber-

sumber pembiayaan pemerintah daerah yang meliputi perubahnsumber-

Page 22: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

14

.

sumber penerimaan keuangan daerah, dimensi reformasi keuangan daerah

tersebut adalah:

a. Perubahan kewenangan daerah dalam pemanfaatan dana

perimbangan keuangan.

b. Perubahan prinsip pengelolaan anggaran

c. Perubahan prinsip penggunaan dana pinjaman

d. Perubahan strategi pembiayaan

Di samping itu, secara internal bangsa indonesia tengah dilanda

multikrisis. Ancaman diistregrasi bangsa, dan kepanikan publik yang

diakibatkan oleh lemahnyakeamanan dan ketertiban umum serta

ketidakpastian hukum. Agar bangsa ini bisa secepatnyakeluar dari

belenggu krisis multidimensional dan tidak mengalami ancaman

dsentegrasi yang semakin parah

Pemberian otonomi daerah tidak berarti permasalahan bangsa akan

selesai dengan sendirinya. Otonomi daerah tersebut harus diikuti dengan

serangkaiyan reformasi di sektor publik. Dimensi reformasi sektor publik

tersebut tidak saja sekedar perubahan format lembaga, akan tetapi

mencangkup pembaharuan alat-alat yanmg digunakan untuk mendukung

berjalannya lembaga-lembaga publik tersebut secara ekonomis, efisien,

efektif, transparasi dan akuntabilitas sehinga cita-cita reformasi yaitu

menciptakan good governance benar-benar terjadi.

Page 23: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

15

.

C. Good Governance

Menurut Haryanto ( 2007), Good Goverance sering disebut pada berbagai

event dan peristiwa oleh berbagai kalangan, pengertian Good Governance tata

kepemerintahan yang baik .

Menurut Yuswanto (2003), Good Governance Tata keleola keuang yang baik,

bahwa dalam governance terdapat tiga pilar yang terlibat, yaitu :

a. Publik Governance yang merujuk pada lembaga-lembaga pemerintahan,

sehingga dapat diartikan sebagai tata pemerintahan yang baik di lembaga-

lembaga pemerintahan.

b. Corporate goverance yang merujuk pada dunia usaha, sehingga dapat

diartikan sebagai tata kelola perusahan yang baik.

c. Civil society atau masyarakat.

Menurut Pierre Landell-Mills dan Ismael Seregelden mengedintifikasikan

sebagai pengguna otoritas politik dan kekeuasaan untuk mengelola sumber daya

demi pembangunan sosial politik.

Dari Uraiyan di atas menurut para ahli Good Governance bisa disimpulkan

bahwa good governace adalah Tata kelola kuangan yang baik.

Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakanisu sentral yang

paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Menurut

Sedarmayanti (2013) hal ini dikeranakan adanya tuntutan gencar yang dilakukan

oleh masyarakat kepada pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintah yang

baik adalah sejalan dengan meningkatnya pengetahuan dan pendidikan

masyarakat, selain adanya pengaruh globalisasi.

Page 24: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

16

.

Menurut United National Development program (UNDP), Governance

atau tata pemerintah memiliki tiga dominan yaitu:

a. Negara atau tata pemerintahan

1) Menciptaka kondisi politik, ekonomi, dan sosial yang stabil

2) Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan

3) Menyediakan publik service yang efektif dan accontable

4) Menegakkan HAM

5) Melindungi lingkungan hidup

6) Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik.

b. Sektor swasta atau dunia usaha dan (priver sektor)

1) Menjalankan industri

2) Menciptakan lapangan kerja

3) Menyediakan insentif bagi karyawan

4) Meningkatkan standar kehidupan masyarakat

c. Masyarakat (socirty)

1) Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi

2) Mempengaruhi kebijakan

3) Mengembangkan SDM

UNDP sebagaimana yang dikutip oleh lembaga administrasi negara

(LAN) mengajukan krakteristik good governance sebagai berikut:

a. Partisipasi: setiap warga masyrakat mempunyai suara dalam

pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui

intermidasi institusi legitimilasi yang mewakili kepentingannya.

Page 25: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

17

.

Partisipasi ini di bangun atas dasar kebebasan berososiliasi dan

berbicara serta berpartispasi secara konstruktif.

b. Aturan hukum: kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa

pandang buku, terutama hukum untuk hak asasi manusia.

c. Transparasi: transparasi di bangun atas dasar kebebasan arus

informasi. Proses-proses, lembaga-lembaga dan informasi secara

langsung dapat di terimah oleh mereka yang membutukan informasi

harus dapat dipahami dan dapat dimonitor.

d. Daya tangkap: lembag-lembaga proses-proses harus menciba untuk

melayani

e. Berorentasi konsensus: good governance menjadi perantara

kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pelimpahan terbaik

bagi kepentingan yang baik luas dalam hal kebijakan-kebijakan

maupun prosedur-prosedur.

f. Berkeadilan: semua warga negara, baik laki-laki maupun

perempuan, mempunyai kesepakatan untuk meningkatkan atau

menjaga kesejahtraan mereka.

g. Efektivitas dan efesiensi: proses-proses dan lembaga–lembaga sebaik

mungkin menghasilkan sesuai dengan apa yang digariskan dengan

menggunakan sumber-sumber yang tersedia.

h. Akuntabilitas: para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor

swasta dan masyarakat kepada publik dan lembaga-lembaga.

Akuntabilitas ini tergantung pada organisasi dan sifat keputusan yang

Page 26: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

18

.

dibuat, apakah keputusan tersebut untuk kepentingan internak dan

eksternal.

2. Mewujudkan Good Governance

Mewujudkan konsep good governance dapat dilakukan denga mencapai

keadaan yang baik dan sinergi antara pemerintah, sektor swasta dan

masyarakat sipil dalam pengelolaan sumber-sumber alam, sosial, lingkungan

dan ekonomi. Persyaratan minimal untuk mencapai good governance adalah

adanya tranparasi, akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, efekttvitas,

dan efesiensi, dan keadilan. Kebijakan publik yang dikeluarkan oleh

pemerintah harus transparan, efektif dan efesiensi, serta mampu menjawab

ketentuan dasar keadilan. Seabagi bentuk penyelenggaran negara yang baik

maka harus keterlibatan masyrakat di setiap jenjang pengambilan keputusan

(Hunja, 2009) konsep good governance dapt diartikan menjadi acuan untuk

proses dan struktur hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik.

Human interest adalah faktor yang saat ini mempengaruhi baik buruknya

dan tercapai atau tidaknya sebuah negara serta pemerintahan yang baik. Sudah

menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa setiap manusia

memiliki kepentinga. Baik kepentingan individu, kelompok, atau kepentingan

masyarakat nasional bahkan internasiaonal. Dalam rangka mewujudkan setiap

kepentingan tersebut selalu terjai benturan. Begitu juga dalam merelesiasikan

apa yang namanya “good governance” benturan kepentingan selalu lawan

utama. Kepentingn melahirkan jarak dan sekat antara individu dan sekelompok

yang membuat sulit tercapainya kata “sepakat”.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

19

.

Good Governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada

proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat di

pertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai

oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan

pemerintahan dalam suatu negara. Negara berperan memberikan pelayanan

demi kesejahtraan rakyat denga sistem peradilan yang baik dan sistem

pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

Merujuk pada 3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan dalam

pembangunan:

1. Ekonomi

2. Lingkungan

3. Pembangunan manusia

Good Governance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu :

1. Pihak pemerintah (penyelenggaraan negara)

2. Pihak korporat atau dunia usaha (penggerak ekonomi)

3. Masyarakat sipil (mengemukakan kesusuaiannya).

Ketiga pihak tersebut berperan dan mempengaruhi dalm penyelenggaraan

negara yang baik sinkronisasi dan harmonis antara pihak tersebut menjadi

jawaban besar, namun dengan keadaan indonesia saat ini masih sulit untuk bisa

terjadi (Efendi, 2005).

Dengan berbagai sttatment negatif yang dilontarkan terhadap pemerintah

atas keadaan Indonesia saat ini, banyak hal mendasar yang harus diperbaiki, yang

berpengaruh terhadap clean and good governance, diantaranya (Efendi, 2005):

Page 28: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

20

.

1. Integritas pelaku pemerintahan peran pemerintah yang sangat

berpengaruh, maka integritassa dari para pelaku pemerintahan cukup

tinggi tidak akan terpengaruh walaupun ada kesempatan untuk

melakukan penyimpangan misalnya korupsi.

2. Kondisi politik dalm negeri jangan menjadi dianggap lumrah setiap

hambatan dan masalah yang dihadirkan oleh polotik. Bagi terwujudnya

good governance konsep politik yang tidak/kurang demokratis yang

berimplikasi pada berbagai persoalan di lapangan. Maka tentu harus

segera dilakukan perbaikan.

3. Kondisi ekonomi masyarakat krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai

masalah sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja

pemerintahan secara menyeluruh.

4. Kondisi sosial masyarakat. Masyarakat yang solid dan berpartisipasi

aktif akan sangat menentukan berbagai kebijakan pemerintahan.

Khususnya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang

merupakan perwujudan riil good governance. Masyarakat juga

melahirkan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan. Namun jika masyarakat yang belum

berdaya di hadapan negara, dan masih banyak timbul masalah sosial

yang di dalamnya seperti konflik dan anarkisme kelompok, akan

sangat kecil kemungkinan good governance bisa di tegakkan.

5. Sistem hukum menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap

penyelenggaraan negara. Hukum merupakan faktor penting dalam

Page 29: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

21

.

penegakkan good governance. Kelemahan sistem hukum akan

berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintah secara keseluruhan.

Good governance tidak akan berjalan dengan baik di atas sistem

hukum yang lemah. Oleh karena itu penguatan sistim hukum atau

reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good

governance.

Mencari orang yang jujur dan memiliki integratis tinggi sama halnya

dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami. Memilih aparatur atau pelaku

pemerintahan yang unggul akan berpengaruh baik dengan penyelenggaraan

negara. Korupsi yang masih tetap eksis smpai saat ini adalah salah satu faktor

yang mempersulit dicapainya good governance. Pemberantasan korupsi kolusi

dan nepotisme (KKN) menjadi agenda wajib yang tidak pernah lelah untuk

dilakukan. Inilah satu hal yang tidak boleh dilewatkan untuk mencapai

pemerintahan yang baik.

Salah satu agenda reformasi total indonesia adalah menciptakan Good

Governance dalam rangka membentuk Indonesia baru. Harus diakui bahwa saat

ini Good Governance masih menjadi mimpi besar bagi bangsa indonesia. Jika

dilihat dari kaca mata akuntansi sektor publik paling tidak terdapat tiga

permasalahan utama mengapa good governance masih jauh dari kenyataan.

Pertama, belum adanya sistem akuntansi pemerintah daerah yang baik yang

dapat mendukung pelaksanaan pencatatan dan pelopran secara handal.

Mencegah (preventif) dan menanggulangi (represif) adalah dua upaya

yang dilakukan. Pencegahan dilakukan dengan memberi jaminan hukum bagi

Page 30: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

22

.

perwujudan pemerintahan terbuka (open goverment). Jaminan kepada hak publik

seperti hak mengamati perilaku pejabat, hak memperoleh akses informasi, hak

berpartispasi dalm pengambilan keputusan dan hak mengajukan keberatan bila

ketiga hak di atas tidak dipenuhi secara memadai. Jaminan yang diberikan jika

memang benar-benar bisa disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat

(Hardjasoemantri,2003)

D. Good Governance di pemerintahan daerah

1. Transparasi, yaitu pemerintahan yang baik akan bersifat transparan dan

tak ada yang berusaha untuk ditutupi dari rakyat, baik di tingkat daerah

hingga tingkat pusat.

2. Akuntabilitas, yaitu kewajiban aparat atau pejabat pemerintah untuk

bertanggung jawab terhadap segala kebijakan yang diambilnya.

3. Keterbukaan, yaitu berarti pemerintah menerima masukan dari rakyat

termasuk kritik apabila itu bersifat membangun. Pemerintah juga harus

siap menampung keluh kesah rakyatnya.

4. Aturan hukum, yaitu aturan hukum ini berlaku apabila ada seseorang

yang melanggar apa yang sudah ditentukan. Hukum ini harus tegas dan

bersifat membuat jera pelakunya. Jangan smpai ada ketidak adilan di

mata hukum, siapapun yang bersalah harus dikenakan sanksi yang

sesuai, baik itu rakyat biasa atau pejabat sekalipun.

5. Pengendalian, yaitu penerimaan dan pengeluaran daerah (APBD) harus

sering di monitor, yaitu dibandingkan antara yang dianggarkan dengan

yang dicapai. Untuk itu perlu dilakukan analisis varians (selisih)

Page 31: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

23

.

terhadap penerimaan dan pengeluaran daerah agar dapat sesegera

mungkin dicari penyebab timbulnya varians tindakan antispasi ke

depan.

E. Konsep asas pemerintahan daerah

1. Konsep pembentukan pemerintahan daerah

Sebelum memasukipembahasan tentang pemerintahan daerah, terlebih

dahulu perlu dipahami apa yang dimaksud dengan istilah pemerintahan

adalah kegiatan penyelenggaraan negara guna memberikan pelayan dan

perlindungan bagi segenap warga masyrakat, melakukan pengaturan ,

mobilisasi semua sumber daya yang diperlukan , serta membina hubungan

baik dengan pemerintah nasional dan pemerintah daerah yang lainnya.

Defenisi tersebut tampak masih sangat umum, sehingga sulit untuk

menentukan maksud dari kegiatan penyelenggaraan negara yang mana

atau siapa yang dimaksud dengan pemerintah nasional.

Pemerintahan dalam arti luas mencangkup kekuasaan bidang

legislatifm eksekutif, yuikatif , sedangkan pemerintahan dalam arti

lembaga eklusif saja, yang berfungsi to execute atau melaksanakan apa

yang sudah disepakati atau diputuskan oleh pihak legislatif atau yudikatif.

Pengertian pemerintahan tersebut, berlaku juga ketika memahami konsep

pemerintahan daerah, baik dalm arti luas maupun sempit. Dalam hal ini

arti luas, pemerintahan daerah merupakan penyelenggaraan pemerintahan

oleh lembaga-lembaga kekuasanaan daerah, yang dalam perkembangannya

Page 32: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

24

.

di indonesia terdiri dari kepala daerah dan DPRD. Sedangkan dalam arti

sempit adalah hanyalah penyelenggaraan oleh kepada daerah saja.

Pemeberian otonomi daerah seluas-luasnya berarti pemberian

kewenangan dan keleluasaan kepada daerah untuk mengolah dan

memanfaatkan sumber daya daerah secara optimal, agar tidak terjadi

penyimpangan dan penyelewengan, pemberian wewenang dan keleluasaan

yang luas tersebut harus diikuti dengan pengawasan yang kuat. Penguatan

fungsi pengawasan dapat dilakukan melalui optimilasi peran DPRD

sebagai kekuatan penyimbangan bagi eksekutif daerah dan transparasi

masyarakat.

Pengawasan oleh DPRD tersebut harus sudah dilakukan sejak tahap

perencanaan, tidak hanya pada tahap pelaksanaan dan pelaopran saja

sebagaimana yang terjadi slama ini. Pada tahap pelaksanaan akan

mengalami banyak penyimpangan akan tetapi harus dipahami bahwa

pengawasan terhadap eksekutif daerah hanyalah pengawasan terhadap

pelaksanaan kebijakan yang digariskan bukan pemeriksaan.

Untuk memperkuat fungsi pengawasan bisa membentuk badan

ombudsemen yang berfungsi sebagai pengawasan independen untuk

mengawasi jalannya suatu lembaga publik. Namun untuk fungsi

pemeriksaan tetap harus dilakukan oleh badan yang memiliki otoritas dan

keahlian profesi, sehingga dewan dapat lebih berkonsentrasi pada

permasalahan- permasalahan yang bersifat kebijakan.

Page 33: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

25

.

Pelaksanaan pemerintahan daerah merupakan salah satu aspek

struktual dari suatu negara sesuai dengan pandangan bahwa negara sebagai

sebuah organisasi, jika dilihat dari sudut ketatanegaraan. Sebagai sebuah

organisasi pelaksanaan pemerintah daerah diharapkan dapat memperlancar

mekanisme roda kegiatan organisasi. Secara umum pemerintahan daerah

dibedakan menjadi dua tipe, yaitu pemerintahan perwakilan daerah dan

pemerintahan non perwakilan daerah. Namun apabila kedua tipe tersebut

digabungkan maka akan diperoleh empat jenis pemrintahan daerah, yaitu:

a. Unit perwakilan dan tujuan umum

b. Unit perwakilan dengan tujuan umum

c. Unit perwakilan dan tujuan khusus

d. Unit non perwakilan daerah tujuan khusus

Oleh karena itu maka, dalam imlementasinya telah dikenal dua bentuk

daerah yaitu daerah dalam arti otonom dan daerah dalam arti wilayah.

Daerah dalam arti otonom yaitu daerah sebagai pelaksanaan atas

desentralisasi. Daerah otonom merupakan daerah yang berhak mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri menurut undang-undang.

Sedangkan daerah dalam arti wilayah jabatan atau wilayah kinerja.

Menurut undang-undang (irawan soejito, 1999:25).

Sementara itu di Indonesia belum ada Standar Akuntansi Keuangan

sektor publik yang baku yang dapat di gunakan sebagai pedoman bagi

pemerintah daerah dalam penyusunan laporan keuangan dan bagi auditor

dalam mengaudit laporan tersebut. Tidak hanya standar akuntansi yang

Page 34: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

26

.

memadai akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya

realibilitas informasi keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan.

Usaha untuk membuat standar akuntansi keuangan pemerintah sudah

pernah dilakukan oleh badan. Akuntansi Keuangan Daerah merupakan

lembaga yang di bentuk oleh departemen keuangan tahun 1992, yang

ditugasi untuk menyelenggarakan akuntansi dan mempersiapkan laporan

pertanggungjawaban konsitusional pemerintah pusat.

Upaya menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baku terus

dilakukan. Pada tahun 1999 yang lalu ikatan akuntasi indonesia telah

membentuk kompartement baru yaitu kompartemen akuntan sektor publik.

Salah satu tugas kompartement baru ini adalah menyusun standar

akuntansi keuangan sektor publik.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal

tantangan yang dihadapi akuntansi sektor publik adalah menyediakan

informasi yang dapat digunakan untuk monitor akuntabilitas pemerintah

daerah yang meliputi akuntabilitas finansial. Akuntasi sektor publik

memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah

satu bentuk pelaksanaan akuntansi publik.

Terdapat beberapa alasan mengapa pemerintah daerah perlu membuat

laporan keuangan. Dilihat dari sisi internal laporan keuangan merupkan

alat pengendalian dan evaluasi kinerja pemerintah daerah merupakan salah

satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dan sebagai dasar untuk

Page 35: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

27

.

prngsmbilan keputusan maka laporan keuangan pemerintah daerah perlu

dilengkapi dengan pengungkapan yang memadai mengeni informasi-

informasi yang dapat mempenagruhi keputusan.

2. Asas penyelenggaraan pemerintahan daerah

Dalam penyelenggaraan pemerintahan di dalam negara kesatuan republik

indonesia, ada beberapa asas yang digunakan yaitu: desentralisasi,

dekontralisasi, dan tugas pembantuan.

a. Desentralisasi

Keberadaan dan pelaksanaan desentralisasi di indonesia menjadi penting

ketika kekuasaan pusat menyadari semakin sulit untuk mengendalikan

sebuah ngara secara penuh dan efektif. Dengan demikian maka

desentralisasi berarti melepas atau menjauh pusat. Hooggertwerf

sebagaimana dikutip oleh sarung dajang (2001) mengemukakan bahwa “

desentralisasi adalah sebagai pengakuan atau wewenang oleh badan umum

yang lebih rendah yang secara mandiri dan berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan sendiri mengambil keputusan pengaturan dan pemerintah,

serta struktur kewenangan, yang terdiri dari hal itu”

b. Dekontralisasi

Dekontralisasi sebenarnya sentralisasi juga tetap lebih halus dari pada

sentralisasi. Dekontralisasi adalah pelimpahan wewenang administrasi dari

pemrintahan pusat kepada pejabatnya yang berada pada wilayah negara

diluar kantor pusatnya. Dalam konteks ini yang dilimpahkan adalah

Page 36: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

28

.

wewenang administrasi belaka bukan wewenang politis. Wewenang politis

tetap dipegang oleh pemerintah pusat (Hanif Nurcholis, (2005:14)

c. Tuga pembantuan

Selain asas desentralisasi dan dekontrasi, dalampenyelenggaraan

pemerintahan daerah di indonesia dikenal juga yang disebut dengan asa

pembuatan. Menurut pasal 1 butir 9 undang-undang nomor 32 tahun 2004

tentang pemerintahan daerah dinyatakan bahwa tugas pembuatan adalah

penugasan dari pemerintah kepada daerah atau jasa desa dari provinsi

kepada kabupaten/kota atau desa serta dari pemerintah kebupaten kepada

untuk melaksanakan tugas tertentu.

3 . Kebijakan mutu sektor publik berdasarkan PP 71 .2010

Bahwa untuk melaksanakan Ketentuan pasal 32 ayat (2) Undang-undang

Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Pasal 184 ayat (3) Undang-

undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintahan tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan :

a. Pasal 5 ayat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:

b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaga Negra Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286):

Page 37: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

29

.

c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 32 tahun

2004.

d. Reformasi keuangan Daerah

Secara langsung juga akan berdampak pada perlunya dilakukan

reformasi anggaran daerah (APBDN). Reformasi anggaran meliputi proses

penyusunan. Pengesahan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran.

Berbeda dengan UU No. 5 Tahun 1974, proses penyusunan, mekanisme

pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran daerah menurut UU No.22

Tahun 1999 adalah tidak diperlukan lagi pengesahan dari menteri dalam

negeri untuk APBD propinsi dan pengesahan Gubernur untuk APBD

kabupaten/kota, melainkan diperlukan pengesahan dari Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) melalui peraturan Daerah.

Sejalan dengan perlunya dilakukan reformasi sektor publik, saat ini telah

keluar peraturan Pemerintah sebagai operasional dari UU No. 22 Tahun

1999 dan UU No.25 Tahun 1999. Peraturan pemerintah (PP) untuk

mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut adalah :

1. Peraturan pemerintah (PP) No. 104 Tahun 2000 tentang Dana

Perimbangan

2. Peraturan pemerintah (PP) No. 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan

dan pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

30

.

3. Peraturan pemerintah (PP) No. 106 Tahun 2000tentang pengelolaan

dan pertanggungjawaban keuangan dalam pelaksanaan dekonstrasi dan

tugas pembantu.

4. Peraturan pemerintah (PP) No. 107 Tahun 2000 tentang pinjaman

Daerah

5. Peraturan pemerintah (PP) No. 108 Tahun 2000 tentang cara

pertanggungjawaban kepala daerah.

6. Peraturan pemerintah (PP) No. 109 Tahun 2000 tentang kedudukan

keuangan daerah dan wakil kepala daerah.

7. Peraturan pemerintah (PP) No. 110 Tahun 2000 tentang kedudukan

keuangan dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Informasi akuntansi diperlukan untuk melakukan perencanaan keuangan,

menghitung, menghitung Biaya program, dan penganggaran. Anggaran publik

merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran

sebagai alat perencanaan mengindikasikan target yang harus dicapai oleh

pemerintah. Sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mendintifikasi alokasi

sumber dana publik melibatkan partisipasi banyak pihak, sehingga informasi

finansial sangat diperlukan agar masyarakat umum dapat mengevaluasi anggaran

yang diajaukan oleh pemrintah.

Membuat anggaran membutuhkan pertimbangan-pertmbangan teknis akuntansi

yang matang. Dalam membuat anggaran, akuntansi sektor publik dibutuhkan

terutama untuk mengistimasi biaya perogram yang efektif sesuai dengan

kemampuan ekonomi pemerintah.

Page 39: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

31

.

Terkait dengan manajemen pemerintah keuangan daerah, akuntasi sektor

publik (terutama akuntansi manajemen )berperan dalam hal:

1. Perencanaan strategis

2. Pemberian informasi biaya

3. Penilian investasi publik

4. Penganggaran

5. Evaluasi kinerja.

Perencanaan strategis akuntasi manajemen sektor publik sudah dibuthkan sejak

tahap perencanaan. Pada tahap perencanaan strategis pemerintah daerah menbuat

alternatif program yang dapat mendukung strategis organisasi.

Pemberian informasi biaya akuntasi manejem sektor publik memiliki peran yang

strategis dalam perencanaan keuangan publik terkait dengan identifikasi biaya-

baiaya yang terjadi.

Penilaiayan investasi akuntansi manajemen dibutuhkan pada saat organisasi sektor

publik hendak melakukan investasi yaitu untuk menilai kelayakan investasi secara

ekonomi dan vinansial.

Penganggaran sebagaimana telah dijelaskan dimuka bahwa akuntansi manajemen

memainkan peran yang vital dalam peroses pemilihan perogram, pentukan baiaya

perogram, dan penganggaran.

Evaluasi kinerja akuntansi manajemen sektor publik berperan dalam memberikan

informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasi.

Page 40: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

32

.

F. Kerang Pikir

Kerangka pemikiran teoritis ini adalah melihat kajian penerapan bagaimana

pemerintahan daerah mewujudkan Good Governance di pemerintahan Daerah.

Oleh karenanya peneliti melihat pada kajian ini di awali dalam bingkai otonomi

daerah dengan diharapkan mampu mengatur dan mengurus urusan

pemerintahannya secara mandiri. Khususnya pada persoalan keuangan daerah

merupakan salah satu unsur utama dalam penyelenggaraan otonomi daerah

diharapkan dapat memberi kemudahan serta kelancaran dalam pengelolaan

keuangan daerah nantinya.

Page 41: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

33

.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema alur kerangka pikir.

G. Hipotesis

Diduga dari sistem pengelolaan sektor publik telah terwujud pada sistem

pengelolaan keuangan daerah dalam mewujudkan Good Governance.

Sistem Pemerintahan Daerah Kota Makassar

Manfaat dan kinerja pemerintah (sektor publik)

)

Good Governance

Page 42: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

34

BAB.III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Daerah Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian untuk memperoleh data dalam

penulisan skripsi ini adalah Kantor Walikota Makassar, Jln. Ahmad Yani No.2,

Kecamatan Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini diperkirakan dalam jangka

waktu kurang lebih dua bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

Adapun tehnik yang digunakan penulis dalam penelitiam dan

pengumpulan data serta keterangan yang diperlakukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian lapangan, cara penelitian ini langsung kepada objek untuk

memperoleh data primer, untuk menghimpun data faktual penelitian ini

dilakukan dengan tehnik:

a. Observasi yaitu, tehnik pengumpulan data dengan menggamati

secara langsung objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan langsung

terhadap objek penelitian untuk melengkapi data yang diperlukan

dan sebagai bahan perbandingan antara teori dan praktik di lapangan.

b. Wawancara, yaitu tehnik pengumpulan data dengan mengadakan

tanya jawab secara lagsung dengan pihak-pihak yang berkaitan

dengan objek penelitian dalam perusahaan untuk memberikan

penjelasan mengenai masalah yang dibahas.

Page 43: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

35

.

c. Kuesioner, yaitu pengumpulan tehnik data dengan cara mengajukan

daftar pertanyaan kepda pihak-pihak yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti.

2. Penelitian kepustakaan, suatu tehnik pengumpulan data dengan cara

membaca dengan catatan kuliah, literatur-literatur serta sumber-sumber

lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti penelitian ini

dapat digunakan sebagai dasar pedoman dalam melakukan penelitian

lapangan.

C. Jenis dan sumber data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini sebagai berikut :

Data kualitatif. Yaitu data yang berupa keterangan atau penjelasan dari

pihak yang berwenang seperti keputusan direksi, sejarah singkat

perusahaan, struktur organisasi dan pendeksrisian tugas-tugasnya dan data

lain yang relevan dengan objek penulisan.

2. Sumber data

Data skunder, yaitu data yang diperoleh sudah merupakan data olahan dari

perusahaan yang bersangkutan, seperti laporan-laporan keuangan setiap

bagian

Page 44: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

36

.

D. Metode analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode

analisis deskriftif kualitatif, yaitu indeks kebijakan pemerintah dalam

mewujudkan Good Governance dipemerintahan daerah kota Makassar.

Page 45: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

37

BAB IV

GAMBARAN UMUM INSTANSI

A. Gambaran Umum Kota Makassar

Kota Makassar sebagi ibukota provinsi sulawesi selatan selatan dalam

basis dinamika perputaran modal dalam pasar ekonomi dan mainstream politik

kota makassar merupakan sentral kekuasaan politk dan kekuasaan ekonomi

sehingga dikalim oleh beberapa pemangku kekuasaan birokrasi pemerintahan

sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia, dalam pemerintahan kota

makassar untuk mewujudkan Good Governance pemerintah akan menghadapi

globalisasi yang sarat debgan persaingan liberalisme arus, informasi, investasi,

modal, tenaga kerja, dan budaya.

Di sisi internal pemerintah kota makassar akan menghadapi masyarakat

yang semakin cerdas dan masyarakat yang semakin banyak tuntutannya.

Pemeberian otonomi daerah akan mengubah perilaku pemerintahdaerah untuk

lebih efesien dan propesional.

B. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi BPKA

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 7 Tahun 2013

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 Tentang

Pembentukan dan Susunan Oganisasi Perangkat Daerah Kota Makassar dan

Peraturan Walikota Makassar No 12 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Jabatan

Struktural pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Page 46: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

38

.

Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Makassar terdiri

dari; 1 (satu) kepala badan, 1 (satu) sekretaris, 4 (empat) kepala bidang, 3 (tiga)

kepala sub bagian, dan 8 (delapan) kepala sub bidang. Organisasi Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Makassar, disajikan pada Bagan I, sebagai

berikut:

Bagan I

Struktur Organisasi

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Makassar

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang Kepala

Badan dan mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyelenggarakan

sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang Keuangan Daerah, berdasarkan

pada:

Page 47: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

39

.

(a) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah,

(b) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah,

(c) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang

Negara/Daerah,

(d) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah,

(e) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

(f) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah,

(g) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara

serta Penyampaiannya, dan

(h) Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2009 tentang Urusan

Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Makassar

(Lembaran Daerah Kota Makassar Tahun 2009 Nomor 2).

Page 48: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

40

.

(i) Peraturan Walikota Makassar No 12 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas

Jabatan Struktural pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh seseorang Kepala

Badan dan mempunyai tugas pembantu Walikota dalam menyelenggarakan

sebagian urusan pemerintahan derah di bidang Keuangan Daerah.

Kepala Badan

a. Sekertaris

1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaiyan

2. Kepala Sub Bagian Keuangan

3. Kepala Sub Bagian Perlengkapan

b. Kepala Bidan Anggaran

1. Kepala Sub Bidang Perencanaan dan Penyusunan Anggaran

2. Kepala Sub Bidang Pengendalian Anggaran

c. Kepala Bidang Akuntansi

1. Kepala Sub Bidang Pembukuan

2. Kepala Sub Bidang Pelaporan

d. Kepala Bidang Aset

1. Kepala Sub Bidang Mutasi dan Iventarisasi Aset.

2. Kepala Sub Bidang Pengadaan dan PemanfaataN Aset.

a. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah

b. Sekertaris

Page 49: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

41

.

Sekertaris dipimpin oleh sekretaris terdiri atas 3 (tiga) sub Bidang yaitu : (a).

Sub Bagian Umum dan Kepegawaiyan, (b). Sub Bagian Keuangan, (c). d

Sub Bagian Perlengkapan. Secara umum tugas pokok sekretariat mempunyai

tugas memberikan pelayanan administrasi bagi seluruh satuan kerja di lingkungan

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Dalam melaksanakan tugas, sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. Pengelolaan ketatausahaan Badan

b. Pelaksanaan urusan kepegawaian Badan

c. Pelaksanaan urusan keuangan Badan

d. Pelaksanaan urusan perlengkapan Badan

e. Pelaksanaan urusan umum dan rumah tangga Badan

f. Pelaksanaan koordinasi perumusan program kerja dan rapat kerja Badan.

c. Kepala Bidang Anggaran

Kepala Bidang Anggaran Mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah dalam

urusan penyusunan anggaran, administrasi anggaran dan pembiyaan dan

investasi yang menjadi kewenangan pemerintah Kota.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Anggaran menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Anggaran.

b. Penyusunan rencana dan program kerja Bidang Anggaran

Page 50: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

42

.

c. Pengkoordinasian penyusunan program dan kegiatan pembahasan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

d. Pelaksanaan kebijakan penyusunan anggaran pendapatan belanja

daerah dan perubahan anggaran pendapatan belanja daerah.

e. Penyusunan KUA dan PPAS beserta perubahannya

f. Pengkoordinasi penyusunan standar harga dan analisis standar belanja

daerah

g. Melaksanakan pengesahan DPA-SKPD DAN DPPA-SKPD

h. Penyusunan perencanaan anggaran Kas dan menetapkan SPD

i. Pelaksanaan penyusunan anggaran peraturan perundangan daerah dan

kebijakan pengelolaan anggaran

j. Pelaksanaan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

anggaran pendapatan belanja daerah dan pelaksanaan pembiayaan dan

investasi daerah.

k. Pelaksanaan kebujakan dan pedoman pengelolaan pembiayaan dan

investasi.

l. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai

dengan bidang tugasnya.

m. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

d. Kepala Bidang Perbendaharaan

Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan

sebagian tugas Badan pengelolaan keuangan dan aset daerah dalam

Page 51: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

43

.

pengelolaan perbendaharaan umum daerah, perbendaharaan belanja dan

vertisifikasi bukti penerimaan dan pengeluaran keuangan daerah.

Dalam melaksanakan tugas, bidang perbendaharaan menyelenggarakan

fungsi:

a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Perbendaharaan;

b. perumusan bahan/data dan informasi untuk menyusun program

pembangunan di bidang Perbendaharaan;

c. Pelaksanaan penerbitan SP2D;

d. Pelaksanaan pemantauan peneriman dan pengeluaran APBD oleh Bank

dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;

e. Pengusahaan dan pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan

APBD;

f. Pelaksanaan penyimpanan uang daerah dan penempatan uang daerah;

g. Pelaksanaan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna

anggaran atas beban rekening kas umum daerah;

h. Pengkoordinasian pelaksanaan kewajiban perpajakan

i. Penyusunan kebijakan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan

pengelolaan perbendaharaan umum daerah, belanja dan verifikasi

kelengkapan penerimaan dan pengeluaran keuangan daerah;

j. Pelaksanaan penyusunan peraturan pelaksanaan dan pengendalian

anggaran pendapatan dan belanja daerah dan perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah;

Page 52: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

44

.

k. Pelaksanaan verifikasi dan meneliti kelengkapan administrasi penerimaan

kas dan pengeluaran kas sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

l. pengelolaan administrasi urusan tertentu.

e. Kepala Bidang Akuntansi

Kepala Bidang Akuntansi memiliki tugas pokok menyelenggarakan

akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang piutang dan ekuitas dana,

termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya dalam rangka menyusun

laporan dan pertanggungjawaban keuangan daerah sesuai dengan standar

akuntansi pemerintah.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Akuntasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Akuntansi;

b. Penyusunan kebijakan dan pedoman teknis operasional penyelenggaraan

akuntansi daerah;

c. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi pengelolaan keuangan

daerah;

d. Pelaksanaan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan

pemerintah daerah sesuai Standar Akuntansi Pemerintah;

e. Pelaksanaan pemberian pinjamanan atas nama pemerintah daerah;

f. Melaksanakan pengelolaan hutang dan piutang daerah

g. Penyelenggaraan evaluasi laporan keuangan dan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah;

Page 53: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

45

.

h. pengelolaan administrasi urusan tertentu.

f. Kepala Bidang Aset

Kepala Bidang Aset memiliki tugas pokok yaitu mengendalikan, dan

mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan Badan yang meliputi mutasi aset dan

inventarisasi serta pemanfaatan dan pemberdayaan aset.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Aset menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) Bidang Aset;

b. penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Bidang;

c. perumusan kebijakan, petunjuk teknis serta rencana strategis sesuai lingkup

bidang tugasnya;

d. perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan Badan yang meliputi mutasi aset dan inventarisasi serta

pemanfaatan dan pemberdayaan asset;

e. pelaksanaan pengumpulan dan penyusunan bahan kebijakan umum dan teknis

rencana kebutuhan asset daerah, penelitian dan pengkajian kebutuhan barang

daerah sebagai dasar pelaksanaan pengadaan barang, mengikuti pelaksanaan

pelelangan barang dan bangunab n, pelaksanaan administrasi barang daerah,

penilaian dan penyusutan asset daerah, pencatatan barang milik daerah,

inventarisasi data asset daerah, penyimpanan seluruh bukti asli kepemilikan

kekayaan daerah serta pelaksanaan sensus barang milik daerah setiap 5 (lima)

tahun sekali;

Page 54: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

46

.

f. pelaksanaan penyusunan pedoman petunjuk teknis pemanfaatan dan

pengendalian kekayaan daerah, evaluasi daftar hasil pengadaan barang

daerah, pematauan dan pengawasan kepemelikan asset daerah serta

dokumentasi kepemilikan asset berupa kendaraan, tanah dan bangunan;

g. pelaksanaan hubungan kerjasama pelaksanan tugas dengan SKPD terkait;

h. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dalam lingkup tugasnya;

i. pengelolaan administrasi urusan tertentu.

2.1 Sumber Daya BPKA

Sumber Daya Manusia memegang peranan penting dalam pelaksanaan

kegiatan Pengelolaan Keuangan dan Aset. Data pegawai pada Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Makassar berjumlah orang posisi

tanggal 7 April 2014 dengan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 1. Berdasarkan Golongan

No. Golongan Laki-Laki Perempuan Total Orang

1. Golongan I 1 - 1

2. Golongan II 4 6 10

3. Golongan III 13 13 26

4. Golongan IV 3 1 4

Total 21 20 41

Page 55: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

47

.

Tabel 2. Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Laki-Laki Perempuan Total Orang

1. SD. SLTP - - -

2. SLTA 2 2 4

3. Sarjana Muda/D III 1 - 1

4. Sarjana (S1) 11 12 23

5. Master (S2) 7 6 13

6. Doktor (S3) - - -

Total 21 20 41

Sumber : Sub Bagian Umum & Kepegawaian BPKA

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset sebagai instansi pemerintah Kota

Makassar menempati gedung kantor di Balaikota. Gedung kantor Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani 2

Makassar yang ditempati oleh Kepala Badan selaku Bendahara Umum Daerah,

Sekretaris, Bidang Anggaran, Bidang Perbendahaaran, Bidang Akuntansi,

Bidang Aset.

2.2 Kinerja Pelayanan BPKA

Dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3

Tahun 2009 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Makassar (Lembaran Daerah Nomor 3

Tahun 2009). sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 56: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

48

.

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844); maka Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Makassar masih terbilang SKPD yang baru untuk itu kinerja pelayanan yang

akan kami capai yang terdiri :

1. Penyusunan APBD yang tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

2. Akurasi penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

3. Menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang sistematis,

akuntabel dan terstruktur.

4. Pengelolaan barang milik daerah yang profesional dan modern.

5. Meningkatkan kapasitas organisasi pengelolaan keuangan dalam hal ini

SDM, sarana dan prasarana aparatur BPKA.

2.3 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPKA

Yang menjadi tantangan pelayanan Badan Pengelolaan dan Keuangan

Aset Kota Makassar ialah :

1. Sinergitas APBD dengan dokumen perencanaan secara terpadu dengan

memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan bermanfaat bagi masyarakat.

2. Meningkatkan akurasi penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) .

3. Penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah yang meraih opini BPK

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

4. Pengelolaan barang milik daerah Pemerintah Kota Makassar yang tertib

atau sesuai dengan SOP pengelolaan aset daerah.

5. SDM, sarana dan prasarana yang memadai bagi aparat Badan Pengelolaan

Page 57: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

49

.

Keuangan dan Aset Kota Makassar.

Peluang pengembangan pelayananan pada Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Kota Makassar yaitu :

1. Penyelenggaraan penyusunan APBD yang sesuai dengan dokumen

perencanaan.

2. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan oleh BPKA selaku

Bendahara Umum Daerah (BUD) sudah sesuai dengan Dokumen

Pelaksanaan dan Anggaran (DPA) yang ada dan telah diverifikasi serta

diteliti oleh PPK SKPD.

3. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang sesuai dengan PP 24

Tahun 2005 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.

4. Melakukan koordinasi dalam peningkatan pelaksanaan dan pengawasan

pengelolaan barang milik daerah.

5. Menciptakan aparatur Badan pengelolaan Keuangan dan Aset yang handal

didukung oleh fasilitas dengan segala penunjangnya.

Page 58: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

50

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kebijakan Pengelola Keuangan Pada Pemerintah Kota Makassar

Tuntutan keuangan daerah secarah langsung agar pengelolaan uang

rakyat dilakukan secara transparan sehingga terciptanya akuntabilitas publik,

reformasi keuangan secara langsung juga akan berdampak pada perlunya

dilakukan reformasi anggaran daerah (APBD), reformasi anggaran tidak hanya

pada aspek perubahan struktur (APBD) namun jika diikuti dengan perubahan

proses penyusunan anggara, anggaran pendapatan dan pembiayaan daerah dalam

era otonomi disusun dengan pendapatan kinerja, suatu sistem anggaran yang

mengutamakan kepada upaya pencapaiyan hasil kinerja atau output dari

perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan, berbagai perubahan

tersebut harus tetap berpegang pada prinsip-prisip pengelolaan keuangan daerah

(anggaran) yang baik.

Penegelolaan keuangan di pemerintah kota makassar berjalan dengan

peraturan-peraturan yang ada, pengelolaan keuangan mengcangkup aktivitas,

pelaksaanaan, pengawasan, pengendalian, pelaporan dan evaluasi, pengelolaan

keuangan dapat dipertanggungjawabkan ditandai dengan hasil laporan keuangan

yang transparan dan akuntabel, masyarakat sebagai pihak kepercayaan kepada

pemerintah untuk mengelolah keuangan publik berhak untuk mendapatkan

informasi, pemerintah wajib memberikan informasi keuangan yang akan

Page 59: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

51

.

digunakan untuk pengembalian keputusan ekonomi, sosial dan politik oleh pihak-

pihak yang berkepentingan.

B. Penerapan Prinsip Good Governance di Pemerintah Kota Makassar

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Penulis dapat diketahui bahwa

pemerintah kota Makassar telah menerapkan secara baik prinsip partisipasi

(participation). Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang ikut

berpartisipasi dalam pembangunan kota Makassar, mereka menyalurkan

aspirasinya melalui media yang disediakan oleh pemerintah kota Makassar itu

sendiri, selain itu pula mereka menyampaikan apa yang menjadi keluhannya

kepada pemerintah. Dimana dari keluhan tersebut dapat dijadikan sebagai

masukan bagi pemerintah agar pemerintah lebih memperhatikan masyarakat. Dan

dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa pemerintah menyediakan media

komunikasi untuk masyarakat seperti melalui media massa, dan adanya lembaga

musyawarah dan hal ini merupakan upaya pemerintah untuk menampung aspirasi

masyarakat.

Pemerintah kota Makassar juga telah menerapkan prinsip tegaknya

suprmasi hokum (rule of law), hal ini terlihat dari kondisi penegakan hokum di

kota Makasasr sudah berjalan dengan cukup baik, namun tentu saja masih

memerlukan peningkatan terutama dalam rangka pencegahan terjadinya berbagai

bentuk penyimpangan dan pelanggaran hukum. Langkah kebijakan yang telah

diambil pemerintah kota Makassar serta memberikan kepastian hokum dan

ketentraman dalam kehidupan, yaitu :

Page 60: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

52

.

1. Meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang hokum serta

menyelenggarakan penyuluhan hokum dalam rangka meningkatkan

kesadaran serta budaya hokum dan tertib hokum.

2. Penyusunan dan pengkajian produk hokum daerah dimana hasil yang

dicapai yaitu legalisasi rancangan peraturan perundang-undangan berupa

terbentuknya produk hokum terdiri dari peraturan daerah, penetapan

keputusan walikota dan pengaturan keputusan walikota.

3. Peningkatan sistem jaringan Dokumentasi Hukum (JDIH) dimana hasil

yang dicapai adalah tersedianya buku perda, lembar keputusan walikota,

buku himpunan perda, buku himpunan keputusan walikota.

Selain itu juga pemerintah kota Makassar menerapkan prinsip

transparansi, hal ini dapat diketahui dengan adanya upaya pemerintah untuk

menyediakan informasi yang berguna bagi masyarakat serta mempermudah

masyarakat untuk memperoleh informasi tersebut yaitu dengan cara menyediakan

informasi melalui media massa atau media elektronik. Dan mereka juga

menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Pemerintah kota Makassar juga menerapkan prinsip-prinsip Good

Governance, hal ini dapat diketahui dengan adanya pelayanan yang baik yang

diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, dan mereka cepat dalam

menanggapi keluhan yang disampaikan oleh masyarakat. Serta dapat diketahui

juga dengan adanya media pelayanan pengaduan masyarakat baik melalui media

Page 61: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

53

.

massa, media elektronik atau tatap muka langsung. Ini merupakan salah satu cara

mereka untuk melaksanakan prinsip good governance :

1. Transparasi yang terjadi di pemerintah kota Makassar sudah berjalan

dengan cukup efisien, pemerintah kota makassar menjamin akses

terhadap berbagai informasi mengenai proses kerja, anggaran untuk

pelaksanaan kebijakan pemantaun dan evaluasi, pemerintah kota

makassar juga sudah memberikan kekuasaan kepada direksi untuk

pejabat pemerintah dan sudah memudahkan masyarakat untuk

memperoleh informasi yang layak kepada masyarakat.

2. Akuntabilitas yang terjadi di kota Makassar dalam penyelenggaraan

pemerintah sudah mempertanggungjawabkan hasil kerja atas

pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat, pemerintah kota

makassar juga sudah memperkuat cara-cara yang mereka gunakan

dalam melaksanakan tugasnya.

3. Pengendalian pemerintah kota makassar sudah sangat dapat

membandingkan yang di anggarkan dengan yang dicapai, pemerintah

kota makassar menyatakan bahwa perlu dilakukan analisis varians

(selisih) terhadap penerimaan dan pengeluaran daerah agar dapat

segerah mungkin dicari penyebab timbulnya varians tindakan antisipasi

kedepan.

4. Keterbukaan dan kejujuran pemerintah kota makassar sudah bisa

menerima masukan dari rakyat termasuk kritik apabila itu bersifat

membangun, pemerintah kota makassar juga sudah siap menampung

Page 62: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

54

.

keluh kesah rakyat, dan pemerintah juga slalu mendengarkan keluh

kesah masyarakat, membalas smuah keluh kesah masyarakat.

5. Aturan hukum pemerintah kota Makassar,Hukum harus tegas dan

membuat jerah pelakunya, jangan sampai ada ketidakadilan dimata

hukum, siapa pun yang bersalah harus dikenakan sanksi yang sesuai,

baik itu rakyat biasa atau pejabat sekalipun.

C. Penggunaan Informasi Keuangan di Kota Makassar

Pemerintah kota Makassar sudah menerapkan penerapan otonomi

daerah, penerapan pendekatan baru ini realtif akan menghadapi cukup banyal

kendala. pemerintah kota Makassar juga sudah mendukung uapaya

penyempurnaan sistem sumber daya manusia dngan diberikan pemaham

yang memadai, pemerintah juga sangat memahami peran dan fungsi laporan

keuangan mereka

Pembuat laporan keuangan pemerintah kota makassar bertujuan

memberi informasi keuangan yang berguna untuk pembuatan keputusan

untuk memberi informasi keuangan yang berguna untuk pembuatan

keputusan ekonomi, sosial, politik dan juga laopran akuntabilitas itu sendiri

selain tujuan tersebut, tujuan yang lebih penting dalam laporan itu adalah

kepuasan pengguna informasi.

Salah satu alat untuk memfalitasi melalui penyajian laporan keuangan

pemerintah kota Makassar yang konfrensif. Pemerintah diharapkan dapat

menyajikan laporan keuangan yang terdiri dari Laporan ralisasi anggaran,

Laporan Aliran kas dan Neraca. Laporan keuangan tersebut merupakan

Page 63: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

55

.

kompenen penting untuk menciptakan akuntansi sektor publik dan

merupakan salah satu alat ukur kinerja pemerintah kota Makassar.

Alasan mengapa pemerintah kota Makassar perlu membuat laporan

keuangan, Laporan keuangan pemerintah kota Makassar merupakan salah

satu bentuk mekanisme pertanggungjawaban dan sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan, maka Laporan keuangan pemerintah kota Makassar

perlu dilengkapi dengan pengungkapan yang memadai.

Penyajian laporan keuangan oleh pemerintah kota Makassar bertujuan

untuk mewujudkan good governance. Permberlakuan otonomi daerah dari

pemerintah kota Makassar kemudian menjadikan prinsip transparasi dan

akuntabilitas sebagai Landasan perwujudan good governance dalam

pelayanan kepada masyarakat.

Tujuan penyajian laporan keuangan sektor public pemerintah kota

Makassar adalah :

1. Untuk menentukan biaya program dan aktivitas sehingga memudahkan

melakukan perbandingan.

2. Untuk mengepaluasi tingkat ekonomi dan efesiensi operasi program,

aktifitas, dan fungsi tertentu diunit pemerintah

3. Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas terhadap pencapaiyan

target

4. Untuk mengepaluasi tingkat pemerataan.

Kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, namun

tidak terbatas pada :

Page 64: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

56

.

1. Masyarakat

2. Para wakil rakyat dan lembaga pengawasan dan lembaga pemeriksa

3. Pihak yang member atau berperan dalam proses donasi, investasi dan

pinjaman maupun pemerintah.

Dalam hal penyajian laporan keuangan khususnya berupa neraca

sangat penting sebab pemerintah pada umumnya mempunyai asset yang

disignifikasikan dan utang pengungkapan atas informasi ini merupakan suatu

elemen dasar dari transparansi fisikal dan akuntabilitas. Bila sistim informasi

keuangan daerah ingin menghasilkan laporan keuangan secara lengkap pada

akhir tahun, maka terelbih dahulu disusun neraca.

D. Laporan Realisasi Anggaran di pemda Kota Makassar

Lapporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen

laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi

dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode

tertentu.

Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan,

belanja, transfer dan pembiayaan yang masing-masing di perbandingkan

dengan anggarannya dalam suatu periode tertentu, dalam pengertian kerangka

konseptual akuntansi pemerintah, laporan realisasi anggaran menyajikan

ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola

oleh pemerintah pusat / daerah yang menggambarkan perbandingan antara

anggaran dan realisasinya dalam satu periode laporan.

Page 65: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

57

.

Tujuan Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar

penyajian laporan realisasi anggaaran untuk pemerintah dalam rangka

memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan

perundang-undangan.

Di pemerintah Kota Makassar Laporan realisasi anggaran sudah

menyediakan informasi yang berguna dalam memperediksi sumber daya

ekonomi yang akan diterimah untuk menandai kegiatan pemerintah pusat dan

daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara

konfratif, pemerintah Kota Makassar juga informasi kepada para pengguna

laporan tentang indekasi perolehan dan pengguna sumberdaya ekonomi

bahwa keuangan pemerintah kota makassar telah dilaksanakan secara efisien

dan hemat juga dilaksanakan sesuai dengan anggarannya.

Laporan realisasi anggaran disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam

setahun. Dalam situasi tertentu tanggal laporan suatu entitas berubah dan

laporan realisasi anggaran tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih

panjang atau pendek dari satu tahun agar masyarakat pemerintah kota

Makassar tidak bertanya-tanya lagi tentang anggaran pemerintah.

Pendapatan adalah semua penerimaan kas pemerintah kota makassar

yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah kota makssar dan tidak perlu

dibayar kembali oleh pemerintah lagi.

Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

Page 66: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

58

.

bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam

penganggaran pemerintah kota makassar terutama dimaksudkan untuk

menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.

E. Neraca Pemerintah Kota Makassar

Neraca pemerintah kota makassar penyajian laporan keuangan dari

daerah masing-masing penting sebab pemerintah pada umumnya mempunyai

jumlah aset yang disignifikasikan dan utang pengungkapan atas informasi

inmerupakan suatu element dasar dari Transfarasi fisikal dan akuntabilitas,

disamping itu seiring dengan tuntutan yang dikehendaki dalam PP No. 11 tahun

2010 tentag informasi keuangan daerah, neraca pembukaan (neraca yang pertama

kali dibuat) menjai suatu yang harus dimiliki oleh setiap pemerintah daerah sebab,

bila sistem informasi keuangan daerah ingin menghasilkan laporan keuangan

secara lengkap pda akhir tahun, maka terlebih dahulu disusun neraca, untuk lebih

jelasnya penyusunan,

Pemerintah kota makassar juga sudah melihat dari segi biaya atau

kewajiban yang harus dikeluarkan baik itu berupa modal maupun hutang, dalam

hal ini pemerintah kota Makassar mempunyai suatu catatan sistem dalam aspek

yang mengukur dan mambahas, pembukuan bepasangan pendataan dan pencatatan

suatu aktifitas transaksi yangmemiliki data kredit.

Dengan demikian Neraca pemerintah kota Makassar yang berisi tentang

catatan transaksi akan siap menjadi sebuah laporan yang akan digunakan untuk

resensi pemerintah

Page 67: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

59

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

maka dapat ditarik kesimpulan, pemerintah daerah kota Makassar telah

melaksanakan prinsip good governance , meskipun belum maksimal. Hal ini

dapat dilihat dari adanya supermasi hukum, adanya kemudahan dalam

mengakses informasi, adanya upaya pemberian pelayanan yang baik kepada

masyarakat, dan mempertanggungjawabkan segala yang diamanakan

kepadanya. Reformasi Keuangan Daerah secarah langsung juga akan

berdampak pada perlunya dilakukan reformasi anggaran daerah (APBD).

Reformasi anggaran meliputi proses penyusunan, pengesahan, pelaksanaan

dan pertanggungjawaban anggra.

Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia

dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan akuntabilitas publik oleh

lembaga-lembaga publik , baik di pusat maupun daerah . pada dasarnya

akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan pengungkapan atas

aktivitas dan kinerja finansial pemerintah daerah kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.

Page 68: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

60

.

B.Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mencatat beberapa hal

yang perlu diperhatikan oleh pihak Pemerintah Kota Makassar, diantaranya:

dalam hal penerapan prinsip good governance ini, agar lebih ditingkatkan

karena penerapan prinsip ini dapat meningkatkan kinerja pemerintah kota

makassar.

Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bisa menjadi subyek

pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik, yaitu untuk tahu

hak untuk diberi informasi (right to be informed), dan hak untuk di dengar

aspirasinya.

Page 69: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

61

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto Agus 2008, mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik,Gadjah mada Universitas Press, yogyakarta

Efendi (2005) akuntasi manajemen suatu pengantar.raja grafindo persada jakarta.

Elwood, Sheila (Autumn 1993) “Parish and Town Councils: FinancialAccontability and Management”. Local Goverment Studies Vol. 19,pp:368-386

Hanif Nurcholis (2005)sistem administrasi keuangan daerah. Gramedia pustakautama, jakarta

Hunja (2009) manajemen accounting , jakarta salemba empat

Haryanto, 2007, Good Governance Bagian kedua Membangun kienerja GunaMenigkatkan Produktivitas Menuju Good Goverance, Mandar Maju,Bandung.

Hardjasoemantri (2003), Tuntutan penyusunan karya ilmiah, makalah, skripsi,tesis, disertai, sinar Baru Algensido, bandung.

Irawan soejito. (1999) ‘Aspek hubungan keuangan pusat-daerah dalampengelolaan keuangan daerah ‘ in the seminar Nasional manajemenkeuangan daerah dalam era global.yogyakarta.

Indra Bastian, 2007, Teori Administrasi Publik, Alfabeta, Bandung

Sarung Dajang (2001) “Otonomi Daerah dalam Transisi”, pada SeminarNasioanal Manajemen Keuangan Daerah Era Global, 12 April,Yogyakarta.

Lembaga Administrasi Negara dan BPKB (2000) Akuntabilitas dan GoodGovernanace, modul Sosialisasi Sistem Akintabilitas Kinerja InstanPemerintah (AKIP).

Mardiasmo (1999), the impact of central and provincial goverment interventionon local Goverment Budgetary management: the Case of indonesia.Ph.D Thesis (Unpublishde)

Mahmudi (2007), Akintansi sektor publik, yogyakarta penerbit andi.

Mardiasmo dan kirana jaya, wihana (1999) “pengelolaan keuangan daerah yangberorientasi pada kepentingan publik “. KOMPAK STIE YO,yogyakarta, oktober.

Page 70: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

62

.

Mulgan, R (1997) “The Processes of Publik Accountintability.’ Australia Journalof Public Administration, 56 (1), 25-36

Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah (2002, 2004), Pref. Dr. Mardiasmo,MBA, Ak

Ridwan Juniarso dan sudrajat sodik, 2009, Hukum Administrasi Negara danKebijakan Pelayanan Publik, PT.Nusa Bandung

Sedarmayanti, 2003, GOOD GOVERNANCE dalam Rangka Otonomi Daerah.Mandar Maju, Bandung.

Sugiyanto,(1999) “kerangka strategis perubahan manajemen keuangan daerahsebagai implikasi UU RI No.22 tahun 1999 dan UU RI No.25 tahun1999”, PSPP, Jakarta , juli-desembe

Page 71: SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

63

.

SKRIPSI

ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKTOR

PUBLIK DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

Ade Irma Suriani

10573 02414 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR

2015