skripshit warrior(hanyarbanaredit)

Upload: jagerman13

Post on 09-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ghghkghjgjhgjh

TRANSCRIPT

ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN PHITON TIPE UNIVERSAL BLADE

SKRIPSI

Di Ajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana (S1) Teknik Mesin

Di susun oleh :Nama: Chandra Bagus SantosoNPM: 11.62.0004Program Studi: Teknik MesinJenjang: Sarjana (S-1)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA)MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARYBANJARMASIN2015KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN PHITON TIPE UNIVERSAL BLADE1KATA PENGANTAR2DAFTAR ISI3DAFTAR GAMBAR5DAFTAR TABLE6BAB I PENDAHULUAN71.1Latar Belakang71.2Identifikasi Masalah81.3Rumusan Masalah81.4Batasan Masalah91.5Tujuan Penelitian91.6Manfaat Penelitian101.7Parameter Penelitian Dan Variable Bebas10BAB II TINJAUAN PUSTAKA122.1 Dasar Teori122.1.1 Perlakuan Panas122.1.2 Macam Macam Perlakuan Panas122.1.3 Proses Perlakuan Panas132.1.4 Metode Pemanasan dan Pendinginan132.2 Uji Kekerasan142.1.6 Temperatur Austenitisasi152.1.7 Waktu Penahanan (Holding Time)16BAB III METODE PENELITIAN183.1 Tempat Dan Waktu Penelitian183.3 Bahan Dan Peralatan183.2.1 Bahan183.2.2 Peralatan193.3 Metode Penelitian223.4 Jenis Penelitian233.3 Sketsa Gambar Alat233.4 Teknik Pengumpulan Data Dan Pengolahan Data243.4.1 Metode Pengumpulan Data243.4.2 Teknik Pengolahan Data253.5 Diagram Alir26BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN27BAB V KESIMPULAN DAN SARAN30

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABLE

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGBaja adalah salah satu jenis logam yang paling banyak digunakan dalam bidang teknik. Baja merupakan paduan yang terdiri dari besi, karbon, dan unsur lainnya. Karbon merupakan salah satu unsur terpenting karena dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Baja merupakan logam yang paling banyak digunakan dalam teknik, bentuk plat, lembaran, pipa, batang, profil, dan sebagainya.Kekerasan adalah salah satu sifat mekanik dari baja yang berkaitan dengan ketahanan aus. Selama ini sering dijumpai komponen-komponen yang mengalami gesekan terus-menerus dalam fungsi kerjanya, sehingga cepat mengalami keausan. Proses pengerasan permukaan merupakan salah satu pengerjaan tahap penyelesaian (finishing) untuk meningkatkan kualitas produk. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekerasan di permukaan tetapi juga mempertahankan keuletan di dalam komponen. Apabila kekerasan permukaannya rendah, maka permukaannya akan cepat aus. Oleh karena itu permukaannya harus dikeraskan, sedangkan bagian dalamnya tetap ulet sehingga tidak getas. Untuk mendapatkan struktur mikro dan sifat yang diinginkan pada logam tersebut dapat diperoleh melelui proses pemanasan dan pendinginan pada temperatur tertentu. Oleh karena itu untuk mendapatkan kekerasan yang maksimal maka dilakukan pendinginan cepat yaitu dengan media oli dan udara.Phiton (Paku tebing) merupakan paku tebing yang dibuat dengan berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan sebagai pengaman pada saat memanjat dengan cara menancapkan pada celah vertical maupun horizontal. Piton pada umumnya standar UIAA terbuat dari dua jenis yaitu : 1. Piton kaku , terbuat dari baja yang keras dengan kekerasan 28 HRC atau 270 BHN biasanya bewarna hitam atau gelap 2. Piton fleksibel yang terbuat dari baja karbon rendah. Pengujian piton pada UIAA dilakukan dengan uji kekerasan bahan dengan jarak minimal 6 mm 10 mm pada permukaan piton. Piton dibagi kedalam bentuk umum : 1. Blade 2. Angle 3. Lepper Z

1.2 IDENTIFIKASI MASALAHDari latar belakang diatas penulis mencoba mengangkat topik analisa perlakuan panas dan uji kekerasan terhadap phiton tipe universal blade. Tujuan pada penelitian ini ingin mengetahui perlakuan panas dan kekuatan kekerasan pada material pegas daun.

1.3 RUMUSAN MASALAH Dengan dilakukan perlakuan panas pada material pegas daun yang bertujuan untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan dari berbagai jenis beban yang terjadi pada saat phiton digunakan, maka di dapat beberapa masalah yang dapat diuraikan :1. Jenis perlakuan panas yang diberikan kepada material pegas daun dapat memenuhi standar yang digunakan dibandingkan dengan material pegas daun yang belum mengalami perlakuan panas yang sudah memenuhi standar.2. Pengaruh media pendingin yang digunakan terhadap uji kekerasan dengan menggunakan 2 jenis media pendingin.

1.4 BATASAN MASALAHBatasan masalah dalam skripsi ini adalah:1. Heat treatment dengan temperatur 8800 dan 4500 C.2. Dengan media pendingin : oli dan udara.3. Uji yang dilakukan hanya uji kekerasan.4. Bahan yang digunakan adalah pegas daun pada mobil.

1.5 TUJUAN PENELITIANTujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan skripsi ini yaitu diantaranya adalah sebagai berikut:1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekerasan pada proses perlakuan panas dengan media pendingin oli dan udara dengan temperatur pertama 880C dan tahap kedua dengan temperatur 450C.2. Membedakan jenis hasil perlakuan paling baik yang diberikan kepada material pegas daun.3. Membandingkan hasil dari pengaruh media pendingin yang digunakan.

1.6 MANFAAT PENELITIANManfaat dalam pembuatan tugas akhir ini adalah:1. Memberi masukan ilmiah tentang pengujian bahan untuk mengetahui nilai kekerasan pada pegas daun dan perubahan permukaan yang telah dilakukan proses heat treatment..2. Mendapatkan hasil perlakuan paling baik yang diberikan kepada material pegas daun.3. Untuk mengetahui kualitas material pegas daun sehingga dapat diaplikasikan untuk dunia pemanjatan tebing.1.7 PARAMETER PENELITIAN DAN VARIABLE BEBASParameter penelitian ini adalah pengujian kekerasan dengan menggunakan metode brinell dan media pendinginan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan dapur pemanas dan alat uji kekerasan menggunakan bahan pegas daun, sehingga didapatkan hasil yaitu pengaruh dari pemanasan. Hasil jenis perlakuan paling baik dan mendapatkan hasil dari pengaruh media pendingin yang digunakan. Adapun parameter yang di ukur adalah suhu, variabel tetapnya jenis bahan, temperatur, dan variabel bebasnya media pendingin.Sedangkan variabel bebas dengan suhu pemanasan dengan media pendingin yang berbeda beda :1. Variabel BebasVariabel bebas dalam penelitian ini adalah proses perlakuan dan proses pendinginan cepat dengan temperatur 880C dan 450C dengan 2 media pendingin yaitu oli dan udara.2. Variabel TerikatVariabel terikat dalam penelitian ini adalah uji kekerasan pada material pegas daun dengan diameter yang berbeda beda dari 60 mm 120 mm. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 DASAR TEORI2.1.1 Perlakuan PanasPerlakuan panas didefinisikan sebagai kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat dengan waktu tertentu, yang dimaksud memperoleh sifat - sifat tertentu. Langkah pertama pada setiap proses laku panas adalah memanaskan logam sampai temperatur tertentu, lalu menahan beberapa saat pada temperatur itu kemudian didinginkan langsung. Selama proses ini akan terjadi beberapa perubahan struktur mikro, dimana perubahan ini akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat dari logam tersebut.

2.1.2 Macam Macam Perlakuan PanasPerlakuan panas (heat treatment) adalah proses pemanasan baja sampai suhu dan waktu tertentu kemudian diikuti dengan pendinginan dengan cara tertentu untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan. Perlakuan panas secara garis besar meliputi:a. Hardening (pengerasan baja)b. Annealing (melunakkan baja)c. Normalizing (menormalkan struktur baja)d. Tempering (pemudaan baja yang telah dikeraskan)e. Pengerasan nyalaf. Pengerasan induksiDisamping perlakuan panas (heat treatment) diatas, ada perlakuan panas yang bertujuan untuk merubah atau menambahkan unsur kimia kedalam baja yang disebut Chemical Heat Treatment, yaitu antara lain:a. Carburizing (penambahan kadar karbon kedalam baja)b. Nitriding (menambahkan kadar nitrogen kedalam baja)c. Sianiding (menambahkan sianida kedalam baja)2.1.3 Proses Perlakuan PanasProses perlakuan panas secara umum merupakan operasi pemanasan dengan pendinginan secara terkontrol untuk mendapatkan struktur mikro khusus yang merupakan kombinasi dari penyusunnya. Proses perlakuan panas memungkinkan kita untuk menentukan sifat-sifat mekanis dari baja yang kita kehendaki. Perlakuan panas dapat diterapkan pada baja karbon, dengan perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan, besar butiran dapat diperbesar atau diperkecil, ketangguhan dapat ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet. Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil kekerasan dalam perlakuan panas antara lain, komposisi kimia, langkah perlakuan panas, cairan pendinginan, temperatur pemanasan (Inonu, 1999).2.1.4 Metode Pemanasan dan Pendinginan Dalam melakukan heat treatment biasa menggunakan metode pemanasan sebagai berikut :1. Dapur pemanas sudah mencapai titik austenitisasi baru kemudian benda kerja dimasukkan terus di tahan.2. Benda kerja dimasukkan ke dapur pemanas baru menaikkan suhu sampai titik austenitisasi terus di tahan.Untuk proses pendinginan dapat menggunakan metode sebagai berikut :1. Celup cepat (quenching), pendingin cepat dari suhu austenit ke dalam media pendingin (oli dan udara).2. Pendinginan dalam tungku (furnache) dari suhu austenit sampai suhu kamar, yang disebut proses annealing.3. Pendinginan dalam suhu terbuka dari suhu austenit sampai mencapai suhu kamar, yang disebut proses normalizing.4. Pendinginan tunda dari suhu austenit mula mula didinginkan cepat sampai suhu tertentu, di tahan kemudian didinginkan lagi di udara terbuka sampai mencapai suhu kamar, yang disebut proses austempering.

2.2 Uji KekerasanPengujian kekerasan bahan logam bertujuan mengetahui angkakekerasan logam tersebut. Pengujian kekerasan bertujuan untuk mengetahuiseberapa besar tingkat kekerasan logam tersebut. Metode pengujiankekerasan telah disepakati melalui tiga metode pengujian kekerasan dengansatuan yang baku, yaitu penekanan, goresan, dan dinamik.Proses pengujian kekerasan dapat diartikan sebagai kemampuansuatu bahan terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Besartingkat kekerasan dari bahan dapat dianalisis melalui besarnya beban yangdiberikan terhadap luas bidang yang menerima pembebanan tersebut.Pengujian yang banyak dipakai adalah dengan cara menekankan penekanantertentu kepada benda uji dengan beban tertentu dan mengukur bekas hasilpenekanan yang terbentuk diatasnya (Surdia dan Saito, 1992:31).Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kekerasan dalam perlakuan panas antara lain;a. Komposisi kimiab. Langkah perlakuan panasc. Cairan pendinginand. Temperature. Waktu pemanasanKekerasan suatu bahan dapat diketahui dengan pengujian kekerasan dengan memakai mesin uji kekerasan (hardness tester).

2.1.6 Temperatur AustenitisasiUntuk mendapatkan martensit yang keras maka pada saat pemanasan harus terjadi struktur austenit yang dapat bertransformasi menjadi martensit. Bila pada saat pemanasan masih terdapat struktur lain setelah didinginkan akan diperoleh struktur yang tidak seluruhnya martensit, dan bila struktur itu ferit maka kekerasan yang dihasilkan tidak maksimal. Untuk baja karbon temperatur austenit biasanya 30o 50oC di atas temperatur kritis A3 unutk baja Hypoeutecoid dan 30o 50oC di atas temperatur A1 untuk baja hypereutectoid. Pedoman penentuan suhu austenit selain sama dengan di atas juga dipengaruhi unsur paduan terhadap temperatur austenit (A1 dan A3).

2.1.7 Waktu Penahanan (Holding Time)Pada saat tercapainya temperatur kritis atas, struktur sudah hampir seluruhnya austenit. Tetapi pada saat itu austenit masih berbutir halus dan kadar karbon serta unsur paduannya belum homogen dan biasanya masih ada karbida yang belum larut. Untuk itu baja perlu ditahan pada temperatur austenit beberapa saat untuk memberi kesempatan larutnya karbida dan lebih homogen austenit. Dan lamanya waktu penahan tergantung pada :1. Tingkat kelarutan karbida.2. Ukuran butiran yang diinginkan.3. Laju pemanasan.4. Ketebalan spesimen (ukuran penampang).Beberapa pedoman pemakain waktu tahan pada proses heat treatment pada baja :1. Baja konstruksi dari baja karbon dan baja paduan rendah yang mengandung karbida yang mudah larut, waktu tahan 5 15 menit.2. Baja konstruksi dari baja paduan menengah, waktu tahan 15 - 20 menit.3. Low Carbon Steel, waktu tahan 10 30 menit.4. High Alloy Chrome Steel, waktu tahan 10 60 menit.5. Hot Work Tool Steel, waktu tahan 15 30 menit.17

6. High Speed Steel, waktu tahan beberapa menit saja, karena temperatur pemanasnya sangat tinggi 1200o 1300oC.

BAB III METODE PENELITIAN3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIANTempat penelitian adalah Laboratorium Teknik Mesin Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary Banjarmasin. Analisa pengaruh perlakuan panas terhadap kekerasan Phiton Universal Blade dilaksanakan pada tanggal 01 - 07 september 2015.3.3 BAHAN DAN PERALATANAdapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.2.1 BAHANBahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah baja berupa pegas daun di potong dengan ukuran panjang berbeda beda dari 100 mm 160 mm, lebar 30 mm dan tebal 6 mm. Dalam percobaan ini digunakan spesimen sebanyak 12 buah, semua spesimen untuk proses perlakuan panas dan uji kekerasan. Raw material diuji kekerasannya untuk mengetahui nilai kekerasan sebelum dipanaskan. Adapun bahan yang digunakan pada pengujian ini adalah pegas daun.

3.2.2 PERALATANAdapun peralatan yang digunakan pada pengujian ini sebagai berikut :a.RagumRagum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja.Gambar 3.1 Ragumb.Kertas Amplas ukuran 100 dan 1200Amplas berfungsi untuk mengikis/menghaluskan permukaan benda kerja dengan cara digosokkan. Halus dan kasarnya kertas amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik kertas amplas tersebut. Semakin besar angka yang tertulis menunjukkan semakin halus dan rapat susunan pasir amplas tersebut.

c.Tang LancipTang lancip berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mencengkram atau memegang komponen.

d.Sarung tanganSarung tangan berfungsi untuk melindungi sang pemakai dari pengaruh lingkungan sekitarnya atau melindungi lingkungan sekitar dari tangan sang pemakai.

e.Kikir bulatKikir bulat fungsinya untuk menghaluskan dan menambah diameter bidang bulat.Gambar 3.5 Kikir bulatf.Tungku PemanasTungku Pemanas Kamar Dapur ini mempunyai ruangan bentuk kamar yang ditutup dengan sebuah pintu. Didalam ruangan tersebut diletakan benda kerja yang akan dipanaskan. Sedangkan diluar kamar dilengkapi dengan beberapa alat pengatur panas dan pengontrol temperatur. Dapur pemanas kamar dapat digunakan untuk segala macam pengolahan panas.

Gambar 3.6 Tungku pemanasg.Thermokopel Dual laser infrared model 42570Thermokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase).

Gambar 3.7 Thermokopel

h.Hardness tester model HLN 11AHardness Tester merupakan pengukur kekerasan suatu material dengan nilai kekerasan yang kecil dengan indentasi yang lebih baik.

Gambar 3.8 Hardness Tester3.3 METODE PENELITIANPengujian merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang ingin dicapai atau tujuan yang di inginkan. Pertama dilakukan pengambilan data menggunakan hardness tester untuk mengetahui nilai kekerasan sebelum dilakukan perlakuan panas, tahap selanjutnya yaitu pemanasan terhadap bahan dilakukan dengan 2 tahap. Tahap pertama pemanasan bahan dilakukan dengan temperatur 880oC di dapur pemanas, setelah mencapai titik temperatur yang sudah ditentukan kemudian didinginkan dengan media pendinginan berupa oli. Setelah proses pendinginan maka dilakukan pengambilan data menggunakan hardness tester untuk mengetahui kenaikan nilai kekerasan bahan tersebut. Selanjutnya tahap kedua dipanaskan kembali dengan temperatur 450oC setelah didinginkan kembali dengan media pendinginan berupa udara. Kemudian dilanjutkan pengambilan data kembali untuk mengetahui nilai kekerasan bahan tersebut. Sehingga didapatkan hasil penelitian analisa nilai uji kekerasannya.3.4 JENIS PENELITIANJenis penelitian ini adalah eksperimen, yaitu jenis penelitian yangdigunakan untuk mengumpulkan data primer di laboratorium dan menggunakan perlakuan panas (heat treatment) dan hardness tester. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan (Sugiyono, 2010:107). Pada penelitian ini suatu kelompok dikenakan perlakuan tertentu kemudian dilakukan pengukuran untuk mengetahui nilai kekerasan dari tiap-tiap spesimen.3.3 SKETSA GAMBAR ALAT

Gambar 2. Phiton Universal BladeSumber : Lab. Komputer UNISKA Banjarmasin

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATAData yang telah di observasi diteliti dengan pengukuran secara langsung kemudian di analasis.3.4.1 Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah:1. Dengan cara mempersiapkan bahan baja berupa pegas daun dan media pendingin.2. Alat Uji seperti dapur pemanas dan hardness tester.3. Bahan yang akan di uji dimasukan dalam dapur pemanas.4. Pengaturan suhu dapur pemanas, tahap pertama 880oC dan tahap kedua 450oC.5. Proses pengambilan data dimulai.6. Hasil dari uji perlakuan panas dan uji kekerasan dianalisis dan dimasukan dalam tabel dan grafik.3.4.2 Teknik Pengolahan DataUntuk mendapatkan data - data dan hubungan yang diinginkan maka dilakukan langkah pengolahan data sebagai berikut:1. Data perhitungan pengolahan data uji kekerasan dimasukan dalam bentuk tabel.

3.5 DIAGRAM ALIRMULAI

Persiapan SpesimenPegas Daun

Penempaan Pegas Daun

Pemotongan benda uji(Ukuran 100 mm 160 mm)

Pengambilan data nilai kekerasan sebelum dipanaskan

Tahap PertamaPengovenan temperatur 880oCTahap KeduaPengovenan temperatur 450oC

Media pendingin udaraMedia pendingin Oli

Pengambilan datanilai kekerasan

Hasil

Kesimpulan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASANDari pengujian yang telah dilakukan terhadap material pegas daun dengan spesimen ada 12 buah yang disertai dengan adanya perlakuan panas dengan temperatur berbeda yaitu tahap pertama dengan suhu 880oC waktu pemanasan selama 4,5 jam kemudian dilakukan pendinginan cepat menggunakan media oli dan dibutuhkan waktu pendinginan selama 1,5 jam. Dan tahap kedua dengan suhu 450oC waktu pemanasan selama 1,5 jam setelah itu dilakukan pendinginan secara perlahan atau udara dan dibutuhkan waktu selama 3 jam. Maka didapat hasil yaitu berupa perubahan sifat mekanis dari benda uji.4.1 Hasil Pengujian KekerasanDalam pengujian ini pengambilan data kekerasan dilakukan pada :1. Permukaan benda uji sebelum dilakukan perlakuan panas (case hardening).2. Permukaan benda uji setelah mengalami proses perlakuan panas (case hardening) dengan metode brinell.3. Pengujian kekerasan pada permukaan spesimen dilakukan secara acak pada permukaan.

4.2 Analisis Data Pengujian KekerasanPengujian kekerasan pada penelitian ini menggunakan alat uji hardness tester. Berikut adalah tabel dan grafik data rata rata hasil pengujian kekerasan dengan sebagai berikut :TemperaturPegas DaunNilai kekerasan

CPanjang (mm)Rata-rata (HB)

Sebelumdi panaskan60203.8

80190.8

100185.9

120178.4

Gambar 4.1 Sebelum menerima perlakuan panas

Data hasil pengujian kekerasan pada bahan sebelum perlakuan panas dapat dilihat pada table 4.1 Nilai kekerasan rata rata pada perlakuan panas menunjukkan nilai terendah pada spesimen bahan panjang 120 mm dengan nilai 178,9 BHN.

TemperaturPegas DaunNilai kekerasan

CPanjang (mm)Rata-rata (HB)

880C60170.7

80223.9

100270.4

120248.6

Gambar 4.2 Sesudah menerima perlakuan panas (tahap pertama)

Data hasil pengujian kekerasan pada bahan dengan temperatur 880C dapat dilihat pada tabel 4.2 Nilai kekerasan rata rata pada perlakuan panas menunjukan peningkatan pada spesimen panjang 100 mm dengan media pendinginan cepat dengan oli dan nilai peningkatannya 248,6 HBN.

TemperaturPegas DaunNilai kekerasan

CPanjang (mm)Rata-rata (HB)

450C60157.6

80162.9

100213.4

120197.4

Gambar 4.3 Sesudah menerima perlakuan panas (tahap kedua)

Data hasil pengujian kekerasan pada bahan dengan temperatur 880C dapat dilihat pada tabel 4.3 Nilai kekerasan rata rata pada perlakuan panas menunjukan kenaikan nilai kekerasan pada spesimen panjang 100 mm dengan media pendingin perlahan atau udara dan kenaikan nilainya 197,4 HBN.

Gambar 4.4 Grafik hubungan nilai kekerasan rata rata

Peningkatan nilai kekerasan pada bahan pegas daun dengan suhu 880C lebih besar dibandingkan dengan suhu 450C. Semakin tinggi temperatur pemanasan maka semakin cepat atom atom karbon berdifusi ke dalam permukaan pegas daun, sehingga atom karbon yang berdifusi lebih banyak. Hal ini yang menyebabkan nilai kekerasan pada pegas daun dengan suhu 880C lebih tinggi dibandingkan dengan suhu 450C.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanSetelah memperoleh data data hasil pengujian kekerasan pada proses pengerasan permukaan maka dapat disimpulkan bahwa :Semakin lama waktu penahan (Holding time) maka semakin tebal difusi karnon pada benda uji dan dengan adanya penambahan unsur karbon pada permukaan maka kekerasan permukaan benda uji bertambah keras. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil perhitungan nilai kekerasan pada benda uji. Kadar karbon yang tinggi membuat permukaan benda uji semakin keras dan getas.Dengan pendinginan langsung dapat mempengaruhi kekerasan permukaan benda uji, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil hasil kekerasan benda uji. Pada proses pengerasan suatu material akan diperoleh hasil yang maksimal bila dicapai struktur martensit. Dan struktur martensit ini hanya dapat dicapai dari fase austentit yang didinginkan dengan cepat.

5.2 SaranKarena keterbatasan penelitian ini maka diharapkan pada penelitian penelitian selanjutnya tentang proses perlakuan panas lainnya secara khusus dan secara umum, karena dalam hal ini sangat berguna untuk menambah dan memperjelas pengetahuan dibidang Metallurgy.

DAFTAR PUSTAKAhttp://kampusfile.blogspot.com/2012/09/contoh-skripsi-teknik-mesin.html

29