skor ich-gs untuk prediksi prognosis pasien stroke ... ich-gs untuk prediksi... · kematian nomor...

4
HASIL PENELITIAN 847 CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017 Alamat Korespondensi email: [email protected] Skor ICH-GS untuk Prediksi Prognosis Pasien Stroke Perdarahan Intraserebral di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi Gea Pandhita S, Samino, Mursyid Bustami KSM Saraf, RS Islam Jakarta Pondok Kopi, Jakarta Timur, Indonesia ABSTRAK Latar Belakang dan Tujuan. Prediksi prognosis yang akurat pada kasus stroke perdarahan intraserebral (PIS) sangat penting untuk menentukan pilihan terapi. Penelitian ini bertujuan menguji manfaat klinis skor ICH-GS untuk memprediksi prognosis pasien stroke PIS selama rawat inap di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK). Metode. Seluruh pasien rawat inap yang tercatat di bagian rekam medis RSIJPK dengan diagnosis stroke PIS pada periode Januari-Desember 2013 diikutkan dalam penelitian ini. Diagnosis stroke PIS ditegakkan berdasarkan gambaran klinis defisit neurologis mendadak dan memiliki gambaran perdarahan intraserebral berdasarkan pemeriksaan CT scan kepala. Skor ICH-GS diukur pada semua subjek penelitian saat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Skor tersebut kemudian dievaluasi untuk memprediksi angka mortalitas pasien stroke PIS selama rawat inap di rumah sakit. Hasil. Terdapat 47 pasien stroke PIS yang dianalisis dalam penelitian ini. Kisaran skor ICH-GS yang didapatkan adalah 5-12. Angka mortalitas keseluruhan selama rawat inap adalah 34%. Makin tinggi skor ICH-GS, makin tinggi mortalitasnya. Mortalitas pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 7-9 lebih rendah pada kelompok pasien yang mendapat terapi operatif dibandingkan kelompok pasien yang mendapatkan terapi non-operatif (p<0,05). Sebaliknya, mortalitas pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 10-11 lebih tinggi pada kelompok operatif dibandingkan kelompok non-operatif. Pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 6 pada kedua kelompok memiliki mortalitas yang sama. Simpulan. Skor ICH-GS dapat digunakan untuk memprediksi prognosis, sehingga diharapkan dapat membantu tenaga medis dalam menentukan pilihan strategi terapi operatif atau non-operatif. Kata kunci: ICH-GS, PIS, prognosis stroke ABSTRACT Background. Accurate prediction of outcome after primary ICH is necessary to distinguish patients who will benefit from particular therapeutic strategies. The aim of the present study was to test the clinical usefulness of the ICH-GS score in predicting the prognosis of ICH patients in PK-JIH. Methods. Patients diagnosed with ICH between January to December 2013 were screened and enrolled in this study. ICH-GS score was evaluated to predict in-hospital mortality. Results. A total of 47 patients were included in the final analysis. Craniotomy was performed in 26% patients (surgery group). In-hospital mortality rates for patients with ICH-GS scores of 5 to 12 were 0%, 0%, 20%, 29%, 33%, 40%, 86%, and 100%, respectively. In the adjusted analysis, in-hospital mortality rates for patients with ICH-GS scores of 7-9 were lower in surgery group (p<0,05). Among patients with ICH-GS scores of 10-11 in-hospital mortality rates were higher in surgery group (p<0,05). In-hospital mortality rates for patients with ICH-GS scores of 6 in surgery group were equal to patients in non-surgery group. Conclusion. ICH-GS is a simple scale for predicting in-hospital mortality. ICH-GS can give a simple overview to distinguish patients who would benefit from specific therapeutic strategies. Gea Pandhita, Samino, Mursyid Bustami. ICH-GS Score for Prognosis Prediction among Intracerebral Hemorrhage Stroke Patients in Pondok Kopi Islamic Hospital, Jakarta. Keywords: ICH, ICH-GS, prognostic score PENDAHULUAN Stroke merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan mortalitas dan disabilitas tinggi. Penelitian Balitbangkes (2013, 2014) mendapatkan bahwa stroke adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia, diikuti penyakit jantung dan pembuluh darah. Tingkat kecacatan stroke mencapai 65%. Sekitar 15% kematian di hampir seluruh rumah sakit umum di Indonesia adalah akibat stroke. Diperkirakan pada setiap seribu penduduk Indonesia terdapat 25-35 penderita stroke. 1,2 Perdarahan intraserebral (PIS) merupakan tipe stroke dengan mortalitas tertinggi dibandingkan stroke iskemik dan stroke perdarahan subaraknoid. PIS diperkirakan terjadi pada sekitar 10-15% kasus stroke. 3 Prediksi prognosis stroke PIS sangat penting diketahui oleh pasien dan/atau keluarga pasien, khususnya terkait pilihan terapi operatif atau non-operatif dalam tatalaksana pasien. Beberapa skala atau skor telah diuji untuk memprediksi angka mortalitas pasien stroke

Upload: phungcong

Post on 28-Jul-2018

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skor ICH-GS untuk Prediksi Prognosis Pasien Stroke ... ICH-GS untuk Prediksi... · kematian nomor satu di Indonesia, diikuti penyakit jantung dan ... Rerata lama rawat inap di rumah

HASIL PENELITIAN

847CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017PB CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017

Alamat Korespondensi email: [email protected]

Skor ICH-GS untuk Prediksi Prognosis Pasien Stroke Perdarahan Intraserebral di Rumah Sakit Islam

Jakarta Pondok KopiGea Pandhita S, Samino, Mursyid Bustami

KSM Saraf, RS Islam Jakarta Pondok Kopi, Jakarta Timur, Indonesia

ABSTRAK

LatarBelakangdanTujuan. Prediksi prognosis yang akurat pada kasus stroke perdarahan intraserebral (PIS) sangat penting untuk menentukan pilihan terapi. Penelitian ini bertujuan menguji manfaat klinis skor ICH-GS untuk memprediksi prognosis pasien stroke PIS selama rawat inap di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK). Metode. Seluruh pasien rawat inap yang tercatat di bagian rekam medis RSIJPK dengan diagnosis stroke PIS pada periode Januari-Desember 2013 diikutkan dalam penelitian ini. Diagnosis stroke PIS ditegakkan berdasarkan gambaran klinis defisit neurologis mendadak dan memiliki gambaran perdarahan intraserebral berdasarkan pemeriksaan CT scan kepala. Skor ICH-GS diukur pada semua subjek penelitian saat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Skor tersebut kemudian dievaluasi untuk memprediksi angka mortalitas pasien stroke PIS selama rawat inap di rumah sakit. Hasil. Terdapat 47 pasien stroke PIS yang dianalisis dalam penelitian ini. Kisaran skor ICH-GS yang didapatkan adalah 5-12. Angka mortalitas keseluruhan selama rawat inap adalah 34%. Makin tinggi skor ICH-GS, makin tinggi mortalitasnya. Mortalitas pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 7-9 lebih rendah pada kelompok pasien yang mendapat terapi operatif dibandingkan kelompok pasien yang mendapatkan terapi non-operatif (p<0,05). Sebaliknya, mortalitas pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 10-11 lebih tinggi pada kelompok operatif dibandingkan kelompok non-operatif. Pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 6 pada kedua kelompok memiliki mortalitas yang sama. Simpulan. Skor ICH-GS dapat digunakan untuk memprediksi prognosis, sehingga diharapkan dapat membantu tenaga medis dalam menentukan pilihan strategi terapi operatif atau non-operatif.

Katakunci: ICH-GS, PIS, prognosis stroke

ABSTRACT

Background. Accurate prediction of outcome after primary ICH is necessary to distinguish patients who will benefit from particular therapeutic strategies. The aim of the present study was to test the clinical usefulness of the ICH-GS score in predicting the prognosis of ICH patients in PK-JIH. Methods. Patients diagnosed with ICH between January to December 2013 were screened and enrolled in this study. ICH-GS score was evaluated to predict in-hospital mortality. Results. A total of 47 patients were included in the final analysis. Craniotomy was performed in 26% patients (surgery group). In-hospital mortality rates for patients with ICH-GS scores of 5 to 12 were 0%, 0%, 20%, 29%, 33%, 40%, 86%, and 100%, respectively. In the adjusted analysis, in-hospital mortality rates for patients with ICH-GS scores of 7-9 were lower in surgery group (p<0,05). Among patients with ICH-GS scores of 10-11 in-hospital mortality rates were higher in surgery group (p<0,05). In-hospital mortality rates for patients with ICH-GS scores of 6 in surgery group were equal to patients in non-surgery group. Conclusion. ICH-GS is a simple scale for predicting in-hospital mortality. ICH-GS can give a simple overview to distinguish patients who would benefit from specific therapeutic strategies. GeaPandhita,Samino,MursyidBustami.ICH-GSScoreforPrognosisPredictionamongIntracerebralHemorrhageStrokePatientsinPondokKopiIslamicHospital,Jakarta.

Keywords: ICH, ICH-GS, prognostic score

PENDAHULUANStroke merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan mortalitas dan disabilitas tinggi. Penelitian Balitbangkes (2013, 2014) mendapatkan bahwa stroke adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia, diikuti penyakit jantung dan pembuluh darah. Tingkat kecacatan stroke mencapai 65%.

Sekitar 15% kematian di hampir seluruh rumah sakit umum di Indonesia adalah akibat stroke. Diperkirakan pada setiap seribu penduduk Indonesia terdapat 25-35 penderita stroke.1,2

Perdarahan intraserebral (PIS) merupakan tipe stroke dengan mortalitas tertinggi dibandingkan stroke iskemik dan stroke

perdarahan subaraknoid. PIS diperkirakan terjadi pada sekitar 10-15% kasus stroke.3 Prediksi prognosis stroke PIS sangat penting diketahui oleh pasien dan/atau keluarga pasien, khususnya terkait pilihan terapi operatif atau non-operatif dalam tatalaksana pasien. Beberapa skala atau skor telah diuji untuk memprediksi angka mortalitas pasien stroke

Page 2: Skor ICH-GS untuk Prediksi Prognosis Pasien Stroke ... ICH-GS untuk Prediksi... · kematian nomor satu di Indonesia, diikuti penyakit jantung dan ... Rerata lama rawat inap di rumah

849CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017

HASIL PENELITIAN

848 CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017

PIS, di antaranya adalah skor intracerebral hemorrhages (ICH score) yang disusun oleh Hemphill JC, dkk. (2001).3 Skor tersebut kemudian dimodifikasi oleh José L. Ruiz-Sandoval, dkk. (2007) menjadi Intracerebral Hemorrhages – Grading Scale (ICH-GS).4

Pengukuran skor ICH-GS dilakukan terhadap pasien stroke PIS saat masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Skor ICH-GS akan memberikan prediksi angka mortalitas pasien stroke PIS. Dengan demikian, skor ICH-GS diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi tenaga medis dalam menentukan terapi yang lebih sesuai, serta dapat membantu pasien dan/atau keluarga pasien dalam pilihan terapi operatif atau non-operatif.

Penelitian ini bertujuan menguji manfaat klinis skor ICH-GS dalam memprediksi prognosis pasien stroke PIS selama rawat inap di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi (RSIJPK).

METODEPenelitian ini merupakan penelitian kecil observasional historical cohort. Seluruh pasien rawat inap yang tercatat di bagian rekam medis RSIJPK dengan diagnosis stroke PIS dari bulan Januari 2013 sampai dengan Desember 2013 diikutkan dalam analisis. Diagnosis stroke PIS ditegakkan berdasarkan kriteria klinis WHO dikombinasikan dengan hasil pemeriksaan CT scan kepala yang menunjukkan gambaran perdarahan intraserebral.

Skor ICH-GS diukur pada semua subjek penelitian saat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Skoring ICH-GS selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Volume PIS dihitung menggunakan metode ABC/2 berdasarkan hasil CT scan kepala. Skor ICH-GS tersebut kemudian dievaluasi untuk memprediksi mortalitas pasien stroke PIS selama rawat inap di rumah sakit.

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan ukuran proporsi untuk variabel-variabel kategorikal, serta rerata (mean) dan standar deviasi (SD) untuk variabel-variabel nominal. Uji statistik chi-square digunakan untuk membandingkan besaran kategorikal. Analisis stratifikasi digunakan untuk mengendalikan faktor perancu. Nilai p <0,05 digunakan sebagai batas kemaknaan statistik.

HASILData rekam medis RSIJPK mencatat 47 pasien stroke PIS yang dirawat pada periode Januari-Desember 2013, 45% perempuan dan 55% laki-laki. Faktor risiko utama pasien-pasien tersebut adalah hipertensi. Rerata lama rawat inap di rumah sakit seluruh pasien adalah 17 hari. Proporsi pasien terutama pada usia 45-64 tahun sebanyak 58%, terutama dengan GCS 13-15 sebanyak 51%. Lokasi perdarahan di daerah infratentorial ditemukan pada 14,6% pasien, terbanyak (43%) volume perdarahan 10-20 mL. Lokasi perdarahan di daerah supratentorial ditemukan pada 85,4% pasien, terbanyak dengan volume perdarahan <40 mL (42%). Selengkapnya dapat dilihat di tabel 1.

Tabel1.Karakteristik subjek penelitian

Jumlah Persentase

Umur

<45 tahun 10 21%

45-64 27 58%

>64 tahun 10 21%

Skor GCS

13-15 24 51%

9-12 13 28%

3-8 10 21%

Lokasi PISSupratentorial 40 85,4%

Infratentorial 7 14,6%

TerapiOperatif 12 26%

Non-operatif 35 74%

Angka mortalitas seluruh pasien stroke PIS selama rawat inap di rumah sakit adalah 34%. Pneumonia dan sepsis merupakan komplikasi terbanyak.

Kisaran skor ICH-GS adalah antara 5-12. Makin tinggi skor ICH-GS, makin tinggi angka mortalitasnya. Tidak ada pasien dengan skor ICH-GS 5-6 yang meninggal dunia selama rawat inap di rumah sakit. Sebaliknya, semua pasien dengan skor ICH-GS 12 mengalami kematian. Angka mortalitas keseluruhan pasien stroke PIS selama rawat inap di rumah sakit tanpa membedakan pilihan terapi (operatif atau non-operatif) secara berurutan berdasarkan skor ICH-GS-nya (5 sampai dengan 12) adalah 0%, 0%, 20%, 29%, 33%, 40%, 86%, dan 100% (Grafik1).

Tindakan operatif dilakukan pada 26% pasien stroke PIS. Pasien-pasien tersebut memiliki skor ICH-GS antara 6 sampai dengan 12. Angka mortalitas pasien tersebut selama rawat inap di rumah sakit secara berurutan berdasarkan skor ICH-GS-nya adalah 0%, 0%, 0%, 25%,

50%, 100%, dan 100% (Grafik 2). Sebanyak 74% pasien stroke PIS hanya mendapatkan terapi non-operatif. Pasien-pasien tersebut memiliki skor ICH-GS antara 5 sampai dengan 11. Angka mortalitas pasien tersebut selama rawat inap di rumah sakit secara berurutan berdasarkan skor ICH-GS-nya adalah 0%, 0%, 22%, 33%, 40%, 33%, dan 80% (Grafik3). Pada penelitian ini, semua pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 5 hanya diberi terapi non-operatif, sedangkan semua pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 12 menjalani tindakan operasi.

Mortalitas selama rawat inap di rumah sakit pada pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 7-9 lebih rendah pada kelompok pasien yang mendapat terapi operatif dibandingkan kelompok pasien yang mendapat terapi non-operatif (p<0,05). Sebaliknya, mortalitas selama rawat inap di rumah sakit pada pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 10-11 lebih tinggi pada kelompok operatif dibandingkan kelompok non-operatif (p<0,05). Pasien PIS dengan skor ICH-GS 6 pada kedua kelompok memiliki mortalitas yang sama.

PEMBAHASANPelayanan medis rumah sakit saat ini menerapkan konsep patient centered care. Pasien dan/atau keluarga memegang peranan penting dan berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan medis. Oleh karena itu, tim medis rumah sakit harus dapat memberikan informasi yang jelas dan terukur agar pasien dan/atau keluarga memperoleh gambaran yang lebih jelas dan objektif terkait keputusan medis yang akan diambil.5 Informasi yang jelas dan terukur dapat membantu pasien dan/atau keluarga menentukan pilihan penatalaksanaan penyakit, disesuaikan dengan kondisi dan nilai-nilai yang ada pada pasien (patient value). Demikian juga untuk kasus stroke PIS.

Mortalitas yang tinggi pada kasus stroke PIS menuntut kehati-hatian dalam menentukan pilihan terapi (operatif atau non-operatif). Tenaga medis terkadang menyampaikan prediksi prognosis pasien secara subjektif hanya berdasarkan pengalaman pribadinya, sehingga kurang akurat. Outcome yang diperoleh pasien atas pemilihan salah satu metode terapi tersebut dapat menjadi kurang sesuai dengan ekspektasi pasien dan/atau keluarga.

Page 3: Skor ICH-GS untuk Prediksi Prognosis Pasien Stroke ... ICH-GS untuk Prediksi... · kematian nomor satu di Indonesia, diikuti penyakit jantung dan ... Rerata lama rawat inap di rumah

HASIL PENELITIAN

849CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017848 CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017

Beberapa skala atau skor prognostik telah digunakan untuk memprediksi angka mortalitas pasien stroke PIS. Perangkat-perangkat prognostik tersebut berbeda dalam hal faktor-faktor yang ikut dipertimbangkan, kompleksitas, dan kemudahan dalam penerapannya.3,4,6-8 Salah satu perangkat prognostik adalah skor Intracerebral Hemorrhages (ICH score) yang disusun oleh Hemphill JC, dkk. (2001). Skor tersebut kemudian dimodifikasi oleh José L. Ruiz-Sandoval, dkk. (2007) menjadi Intracerebral Hemorrhages – Grading Scale (ICH-GS). Modifikasi ICH score menjadi ICH-GS adalah dalam hal gradasi usia dan gradasi volume perdarahan yang lebih detail, serta pembobotan skor tiap variabel yang digunakan.3,4 Faktor-faktor prognostik yang dimasukkan dalam ICH-GS tersebut adalah usia, skor GCS, lokasi (supratentorial atau infratentorial), volume, dan ada tidaknya perluasan ke ventrikel. Faktor-faktor prognostik tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis penelitian-penelitian sebelumnya yang memberikan nilai prognostik tinggi pada faktor-faktor tersebut dan mudah diterapkan.3,4,9-11 Skor ICH-GS mudah digunakan dan tidak memerlukan waktu yang lama dalam penerapannya. Pengukuran skor ICH-GS dapat dilakukan oleh tenaga medis dokter umum di IGD saat pertama kali pasien datang ke rumah sakit.

Penelitian skor ICH-GS di RSIJPK hanya membatasi perannya dalam memprediksi mortalitas pasien stroke PIS selama rawat inap di rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan makin tinggi skor ICH-GS, makin tinggi pula mortalitasnya. Pasien dengan skor ICH-GS 5 memiliki mortalitas 0%, sedangkan pasien dengan skor ICH-GS 12 memiliki mortalitas 100%. Mortalitas pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 7-9 lebih rendah pada kelompok pasien yang mendapat terapi operatif dibandingkan kelompok pasien yang mendapat terapi non-operatif. Sebaliknya, mortalitas pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 10-11 lebih tinggi pada kelompok operatif dibandingkan kelompok non-operatif. Pasien stroke PIS dengan skor ICH-GS 6 pada kedua kelompok memiliki mortalitas yang sama.

Skor ICH-GS telah beberapa kali diuji pada populasi-populasi berbeda, dan menunjukkan hasil yang relatif setara. Beberapa penelitian sebelumnya antara lain dilakukan pada

Grafik1. Angka mortalitas keseluruhan pasien PIS tanpa membedakan pilihan terapi

Grafik2. Angka mortalitas pasien PIS yang mendapat terapi operatif

Grafik3. Angka mortalitas pasien PIS yang hanya mendapat terapi non-operatif

Page 4: Skor ICH-GS untuk Prediksi Prognosis Pasien Stroke ... ICH-GS untuk Prediksi... · kematian nomor satu di Indonesia, diikuti penyakit jantung dan ... Rerata lama rawat inap di rumah

851

HASIL PENELITIAN

850 CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017

populasi di Taiwan, Meksiko, Inggris, dan Cina.4,12-14 Hasil penelitian di RSIJPK ini tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut.

Beberapa keterbatasan penelitian ini antara lain tidak semua pasien terdokumentasi onset serangan stroke sebelum mendapatkan penanganan, periode follow up singkat (hanya selama rawat inap di rumah sakit), rendahnya proporsi pasien yang mendapatkan terapi operatif, serta tidak tercatatnya metode

operasi yang digunakan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi tenaga medis dalam menentukan alternatif terapi yang lebih sesuai (operatif atau non-operatif) pada pasien stroke PIS, yaitu dengan memperhatikan skor ICH-GS pasien. Pasien dan/atau keluarga juga dapat memperoleh gambaran yang lebih terukur tentang prognosis pasien berdasarkan nilai ICH-GS-nya, dan selanjutnya dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam

memilih terapi.

SIMPULANSkor ICH-GS adalah salah satu panduan sederhana yang dapat memberikan gambaran tingkat mortalitas pasien stroke PIS selama rawat inap di rumah sakit. Skor ICH-GS dapat digunakan untuk memprediksi prognosis, sehingga diharapkan dapat membantu tenaga medis dalam menentukan pilihan strategi terapi operatif atau non-operatif.

DAFTARPUSTAKA

1. Balitbangkes. Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.

2. Balitbangkes. Sample registration survey 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.

3. Hemphill JC 3rd, Bonovich DC, Besmertis L, Manley GT, Johnston SC. The ICH score: A simple, reliable grading scale for intracerebral hemorrhage. Stroke 2001;32:891–7.

4. Ruiz-Sandoval JL, Chiquete E, Romero-Vargas S, Padilla-Martínez JJ, González-Cornejo S. Grading scale for prediction of outcome in primary intracerebral hemorrhages. Stroke 2007;38:1641-4.

5. Sutoto. Perubahan mindset pelayanan medis dalam standar akreditasi versi 2013 dan kaitannya dengan INA-CBGs. Presentasi PERSI; 2013.

6. Cheung RT, Zou LY. Use of the original, modified, or new intracerebral hemorrhage score to predict mortality and morbidity after intracerebral hemorrhage. Stroke 2003;34:1717–22.

7. Godoy DA, Piñero G, Di Napoli M. Predicting mortality in spontaneous intracerebral hemorrhage: Can modification to original score improve the prediction? Stroke 2006;37:1038 –44.

8. Shaya M, Dubey A, Berk C, Gonzalez-Toledo E, Zhang J, Caldito G, et al. Factors influencing outcome in intracerebral hematoma: A simple, reliable, and accurate method to grade intracerebral hemorrhage. Surg Neurol. 2005;63:343–8

9. Tuhrim S, Dambrosia JM, Price TR, Mohr JP, Wolf PA, Hier DB, et al. Intracerebral hemorrhage: external validation and extension of a model for prediction of 30-day survival. Ann Neurol. 1991;29:658–63

10. Broderick JP, Brott TG, Duldner JE, Tomsick T, Huster G. Volume of intracerebral hemorrhage: A powerful and easy-to-use predictor of 30-day mortality. Stroke 1993;24:987–93

11. Lisk DR, Pasteur W, Rhoades H, Putnam RD, Grotta JC. Early presentation of hemispheric intracerebral hemorrhage: Prediction of outcome and guidelines for treatment allocation, Neurology 1994;44:133–9

12. Parry-Jones AR, Abid KA, Di Napoli M, Smith CJ, Vail A, Patel HC, et al. Accuracy and clinical usefulness of intracerebral hemorrhage grading scores, a direct comparison in a UK population. Stroke 2013;44:1840-5

13. Wang W, Lu J, Wang C, Wang Y, Li H, Zhao X. Prognostic value of ICH score and ICH-GS score in Chinese intracerebral hemorrhage patients: Analysis from the China national stroke registry (CNSR). PLoS ONE 2013;8(10): 77421

14. Chuang YC, Chen YM, Peng SK, Peng SY. Risk stratification for predicting 30-day mortality of intracerebral hemorrhage. Internat J Qual in Health Care 2009;21(6):441–7

LAMPIRAN.SKORICHGSPASIENPISICH-GS(Intracerebral Hemorrhage Grading Scale)

Karakteristik Nilai

Usia

< 45 tahun 1

45-64 tahun 2

> 65 tahun 3

GCS ScoresaatMasukRumahSakit

13-15 1

9-12 2

3-8 3

LokasiICH

Supratentorial 1

Infratentorial 2

Karakteristik Nilai

VolumeICH

Untuk Lokasi ICH di Supratentorial

< 40 cc 1

40-70 cc 2

>70 cc

UntukLokasiICHdiInfratentorial

< 10 cc 1

10-20 cc 2

>20 cc 3

EkstensikeIntraventrikel

Tidak 1

Ya 2

Catatan:

Volume ICH dihitung menggunakan metode: ABC/2

A : diameter terpanjang pada slice dengan gambaran perdarahan terluas (dalam cm).

B : diameter tegak lurus terhadap A (dalam cm).

C : jumlah slice dengan gambaran perdarahan x ketebalan slice (dalam cm)

Penggunaan Citicoline jangka panjang, terbukti EFEKTIF untuk meningkatkan status kognitif 2 tahun pertama, pasca-stroke iskemik karena memiliki efek neuroprotektif & neuroregeneratif.

Citicoline terbukti

AMAN & EFEKTIF pada kasus Mild Vascular Cognitive Impairment.

-

-Penggunaan Citicoline

jangka panjang pada dosis optimal,terbukti

AMAN dan EFEKTIFuntuk meningkatkan

neurogenesis & neurorepair yang berkontribusi padarehabilitasi pasca-stroke.

CiticolineBrainact®Brainact®

Referensi:1. Alvarez-sabin J, Santamarina E, Maisterra O, Jacas C, Molina C, Quintana M, et al. Long-term treatment with citicoline pervents cognitive decline and predicts a better quality of life after a first ischemic stroke. Int. J. Mol. Sci. 2016; 17: 390.2. Mushba AV, Ivanova DS, Vinogradov OI. Assessing the impact of citicoline on the efficiency of rehabilition measures in patients with ischemic stroke. Zh nevrol psikhiatr im 2016; 116(2): 71-5.3. Alvarez-sabin J, Roman GC. The role of citicoline in neuroprotection and neurorepair in ischemic stroke. Brain Sci. 2013; 3: 1395 - 414.4. Controneo AM, Castagna A, Putignano S, Lacava R, Fanto F, Monteleone F, et al. Effectiveness and safety of citicoline in mild vascular cognitive impairment: The ideale study. Clinical interventions in aging. 2013; 8: 131-7.

250 mg, 500 mg, 1000 mg