skizofrenia paranoid adit,dea, anggi, wildan udah dirapiin

29
LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid Pembimbing: Dr. Rahmatsjah Said, Sp.KJ Disusun Oleh: Wildan Saputra ( 030.04.229) Novianti Anggi ( 030.05.158) Aditya Prabawa ( 030.06.012 ) Deasyka Yastani ( 030.06.057) Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa 0

Upload: primaputera-ademukhlis

Post on 25-Jul-2015

120 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

LAPORAN KASUS

Skizofrenia Paranoid

Pembimbing:

Dr. Rahmatsjah Said, Sp.KJ

Disusun Oleh:

Wildan Saputra ( 030.04.229)

Novianti Anggi ( 030.05.158)

Aditya Prabawa ( 030.06.012 )

Deasyka Yastani ( 030.06.057)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa

Rumah Sakit dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Periode 9 April 2012 s/d 12 Mei 2012

Jakarta

0

Page 2: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

No.Rekam Medik : 057583

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 22 November 1982

Usia : 30 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Status pernikahan : Belum Menikah

Alamat : Bojong Depok Baru RT 1 RW 6 No16 Desa

Bojong Gede

Diantar oleh : Ayah dan tetangga

Tanggal Masuk RSMM : IGD tanggal 24 April 2012 jam 20.00 WIB

R. Kresna tanggal 24 April 2012

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Alloanamnesis di IGD Psikiatri, RS. Marzoeki Mahdi pada tanggal 24

April 2012 pada pukul 20.15 WIB dengan ayah dan tetangga pasien.

Autoanamnesis di Ruang Kresna, RS. Marzoeki Mahdi pada tanggal 25

April 2012 pada pukul 08.50 WIB.

A. Keluhan Utama

Pasien marah-marah dan mengancam akan membunuh ibunya 1 jam

SMRS.

Keluhan Tambahan

Menyerang ibu pasien, bicara dan tertawa sendiri, keluyuran, sulit tidur

sejak dua hari, mudah tersinggung, dan merusak alat-alat rumah tangga.

1

Page 3: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

B. Riwayat gangguan sekarang

1 minggu SMRS, pasien sering marah-marah, mudah tersinggung dan

merusak alat-alat rumah tangga seperti piring dan gelas. Pasien juga mengancam

dan membentak ibunya. Menurut ayahnya, pasien sering keluyuran di lingkungan

sekitar rumah dan mengganggu para tetangga.

5 hari SMRS pasien mengaku mendengar bisikan – bisikan yang

berkomentar tentang perilaku dirinya. Bisikan sering terdengar terutama pada

malam hari ketika pasien sendiri, bisikan seperti suara pria dan wanita, dan

jumlahnya banyak, isinya hanya membicarakan tentang diri pasien. Setiap

mendengar bisikan tersebut pasien menjadi marah dan kesal, pasien berusaha

tidak menanggapi bisikan tersebut dengan mengatakan “pergi kau, palsu kau”.

Sambil menutup kedua telinga dengan kedua tangannya. Tidak ada bisikan yang

bersifat memerintah dan menyuruh pasien. Selain itu pasien mengaku sering

mencium bau – bau yang tidak enak, tapi pasien tidak dapat mendeskripsikan bau

tersebut. Pasien tidak pernah melihat benda – benda dan penampakan yang aneh.

Tidak pernah merasa dirinya ataupun lingkungannya berubah.

2 hari SMRS pasien tidak mau makan hanya ingin merokok dan meminum

kopi. Pasien memaksa ibunya untuk membuat kopi dan membeli rokok namun ibu

pasien menolak, sehingga pasien mengamuk dan memukul ibunya. Pasien

mengatakan bahwa dirinya adalah bos besar yang dikelilingi banyak wanita

cantik. Pasien merasa diikuti oleh orang – orang kemanapun dia pergi, dan pasien

merasa isi pikirannya disiarkan di radio dan dapat didengar oleh orang lain.

Satu jam SMRS pasien marah – marah, menyerang ibunya dan

mengancam ingin membunuh ibunya. Sehingga pasien oleh ayah dan tetangganya

dibawa ke IGD RSMM untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

Menurut keluarga, pasien tidak pernah memiliki riwayat terbentur di

daerah kepala, tidak dalam keadaan mabuk, tidak ada riwayat kejang, demam

tinggi ataupun penyakit lainnya. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak kelas 6

SD dan merokok sampai sekarang rata-rata satu sampai dua bungkus perhari.

Ayah pasien mengatakan bahwa ibu pasien selingkuh dengan pria lain sehingga

rumah tangga keluarga berantakan. Pasien pernah mendapatkan perawatan 4 kali

2

Page 4: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

di RSMM sejak tahun 2010 kemudian pasien rawat jalan ke poliklinik. Pasien

telah mengalami putus obat selama 2 minggu.

C. Riwayat Ganguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Pasien pertama kali mengalami gangguan kejiwaan pada pertengahan

tahun 2010 dan dibawa ke RSMM dan dirawat di bangsal Kresna, Gatot kaca

dan Antareja karena pasien mengamuk dirumah, merusak alat-alat rumah

tangga, memukul tetangga dan bicara sendiri. Selain itu pasien mengaku

mendengar bisikan-bisikan yang membicarakan dirinya. Pada awal bulan

Februari – Mei 2011 pasien kembali dirawat di bangsal Gatotkaca karena putus

obat. Lalu November – Januari 2012 pasien dirawat di bangsal Yudistira.

Kemudian pasien kembali dirawat pada bulan Februari – Maret 2012 di bangsal

Bratasena.

2. Riwayat Gangguan Medis Lainnya

Pasien tidak pernah mengalami cedera kepala, kejang, demam tinggi

diabetes melitus, asma, penyakit jantung dan penyakit paru. Tidak pernah

mendapatkan tindakan operasi tertentu. Pasien tidak pernah dirawat selain

karena gangguan jiwanya.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien menyatakan sering mengkonsumsi alkohol sejak kelas 2 SLTP dan

shabu – shabu 2 tahun yang lalu bersama teman-temannya selama 6 bulan.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Prenatal dan perinatal

Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Selama kehamilan

ibu pasien tidak pernah menderita sakit yang menyebabkannya dirawat maupun

operasi. Pasien lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh bidan di dekat rumah.

Sejak lahir pasien diberikan ASI sampai dengan usia 8 bulan.

3

Page 5: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

2. Masa kanak awal (0-3 tahun)

Riwayat tumbuh kembang pasien saat masa kanak awal dalam keadaan

normal sesuai dengan tumbuh kembang anak seusianya.

3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

Pasien menjalani pendidikan sekolah dasar sampai selesai dengan baik. Ia

tidak pernah tinggal kelas. Prestasinya di sekolah kurang baik. Pergaulannya

baik dan memiliki cukup banyak teman.

4. Masa Kanak Akhir dan Remaja

Menurut keluarga, pasien dikenal sebagai pribadi yang ceria, mudah

bergaul, memiliki banyak teman. Hubungan dengan ibu tidak baik, keluarga

berantakan. Menyelesaikan masa pendidikan SMA dengan prestasi rata-rata.

5. Masa-masa Dewasa

Riwayat Pendidikan

Pasien menjalani pendidikan sampai kelas 3 SMP. Pasien tidak

melanjutkan sekolahnya karena mulai malas untuk berangkat ke sekolah.

Riwayat Pekerjaan

Pasien tidak bekerja setelah putus sekolah.

Riwayat Pernikahan/Berpacaran/Berpasangan/Psikoseksual

Pasien sudah mulai pacaran sejak kelas 2 SMP. Pasien tidak memiliki

masalah dalam berpacaran.

Riwayat Agama

Pasien merupakan pemeluk agama Islam. Pasien tidak patuh dalam

melaksanakan ibadah. Tidak ada pendidikan agama khusus yang pernah

dikecap oleh pasien.

4

Page 6: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

Aktivitas Sosial

Pasien jarang bergaul dengan tetangga, dan tidak pernah ikut menghadiri

kegiatan-kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya.

Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien pernah digerebek oleh polisi saat sedang menggunakan shabu –

shabu oleh teman – temannya namun pasien berhasil melarikan diri.

E. Situasi kehidupan sekarang

Pasien adalah anak ke-1 dari 3 bersaudara. Pasien tinggal dirumah orang

tuanya bersama adik-adiknya. Pasien tidak diperhatikan oleh keluarganya. Pasien

tidak diingatkan untuk meminum obat dan kontrol ke dokter.

F. Riwayat Keluarga

Di dalam keluarga tidak ada yang mengalami riwayat gangguan jiwa

selain pasien.

Gambar 1.2 Genogram Keluarga

5

Page 7: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

G. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupan

Pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit (pasien suka marah-marah). Ia

mengatakan bahwa dirinya sering marah-marah sehingga dibawa ke UGD.

H. Impian, Fantasi, dan Nilai-Nilai

Menurut keluarga, pasien akhir-akhir ini selalu mengatakan ingin punya

uang banyak dan keluarga yang harmonis.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Dilakukan pada tanggal 25 April 2012 di ruang PHCU Kresna RSMM pada

pukul 09.00 WIB.

A. Deskripsi Umum

1. Kesadaran : compos mentis

2. Penampilan Umum

Pasien seorang laki-laki berumur 30 tahun, tampak sesuai dengan

usianya, badan tampak kurus, rambut pendek dan berwana hitam,

kulit sawo matang menggunakan baju kaos warna putih, celana

pendek warna hitam dan menggunakan sandal.

Kebersihan dan kerapihan diri kurang.

3. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Sebelum wawancara pasien berjalan dan mengobrol dengan

temannya sesama pasien.

Selama wawancara pasien tenang, kontak mata baik dan selalu

meminta pulang.

Setelah wawancara, pasien berkumpul lagi dengan temannya.

4. Pembicaraan

Pasien menjawab semua pertanyaan dengan spontan, lancar, ide

cerita cukup banyak, intonasi cukup baik ,volume suara terdengar

cukup keras dan artikulasi baik.

5. Sikap terhadap pemeriksa

Pasien menunjukkan sikap yang kooperatif.

6

Page 8: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

B. Alam Perasaan

Afek : Menyempit

Mood : Euthym

Keserasian : Tidak serasi antara emosi dan isi pembicaraan.

Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Gangguan Persepsi :

Halusinasi auditorik 3rd order

Pasien mengaku pernah mendengar bisikan-bisikan kepada dirinya,

terakhir terdengar satu hari yang lalu. Bisikan sering terdengar

pada malam hari ketika pasien sendiri, bisikan seperti suara pria

dan wanita, jumlahnya banyak, isinya hanya membicarakan

tentang diri dan perilaku pasien.

Halusinasi olfaktorik

Pasien mengaku sering mencium bau yang tidak enak, tapi tidak

dapat mendeskripsikan bau tersebut.

Ilusi, depersonalisasi, derealisasi tidak ada.

D. Pikiran

1. Arus pikir

Produktivitas : Cukup, pasien bicara dan menjawab pertanyaan

yang ditanya dan bercerita.

Kontinuitas Pikiran : Baik

Hendaya Berbahasa : Tidak ada

Pasien tidak menggunakan bahasa yang tidak

dimengerti / kata-kata baru yang hanya pasien

mengerti (neologisme), pasien mengunakan bahasa

secara lazim sesuai dengan tata bahasa.

7

Page 9: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

2. Isi pikir

Preokupasi : Tidak ada

Waham :

Kebesaran, pasien mengatakan bahwa dirinya bos besar yang

dikelilingi oleh banyak wanita cantik

Kejar, pasien merasa diikuti oleh orang-orang kemanapun dia

pergi.

Siar pikir, pasien mengatakan bahwa isi pikirannya di siarkan di

radio dan dapat di dengar oleh orang lain.

E. Kesadaran dan Kognitif

1. Taraf kesadaran : Compos mentis

2. Orientasi

Waktu : Baik, pasien mengetahui hari, bulan, dan tahun pemeriksaan.

Tempat : Baik, pasien mengetahui tempat pemeriksaan di RSMM.

Orang : Baik, pasien mengenali pemeriksa dan perawat ruangan.

3. Daya Ingat

Segera : Baik, pasien dapat mengingat 3 kata yang

disebutkan pemeriksa ( meja, kursi dan sepatu )

Jangka pendek : Baik, pasien dapat menceritakan kegiatan pada

hari pemeriksaan secara kronologis

Jangka menengah : Baik, pasien dapat menceritakan gejala-gejala yang

dirasakan beberapa minggu terakhir.

Jangka panjang : Baik, pasien masih ingat tempat pasien bersekolah

dahulu

4. Konsentrasi dan perhatian : Baik,pasien mampu menjawab soal

pengurangan secara berurutan (100-7=93 dan seterusnya).

5. Kemampuan membaca dan menulis : Baik, pasien dapat menuliskan

namanya serta membaca kembali tulisannya.

6. Pikiran abstrak : Baik, pasien dapat menyebutkan persamaan dan

perbedaan antara bola dan jeruk

8

Page 10: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

7. Kemampuan visuospasial : Baik, pasien dapat menirukan gambar dua

buah lingkaran yang saling tumpang tindih.

8. Intelegensi dan Kemampuan informasi :

Pendidikan : sesuai tingkat SMP

Pengetahuan : Baik ( mengetahui nama-nama Presiden Indonesia

saat ini dan sebelumnya)

Kecerdasan : Rata-rata ( Tidak mendapat ranking di kelas, tapi

tidak pernah tinggal kelas)

9. Kemampuan menolong diri : Baik, pasien dapat melakukan aktivitas

sehari-hari sendiri.

F. Pengendalian Impuls

Baik, selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan tidak gelisah.

G. Daya Nilai dan Tilikan

1. Daya nilai sosial : Baik, menurut pasien, marah dan mencederai

keluarga adalah perbuatan yang salah.

2. Uji daya nilai : Baik, saat menemukan dompet yang terjatuh, pasien

akan mengembalikannya kepada pemiliknya

3. Penilaian realita : Terdapat gangguan penilaian realita yang ditandai

dengan adanya halusinasi auditorik, olfaktori dan waham.

4. Tilikan : Derajat 1, pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.

H. Taraf dapat dipercaya

Pasien dapat dipercaya.

9

Page 11: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status Internus (Pemeriksaan tanggal 25 April 2012)

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Frekuensi napas : 20x/menit

Frekuensi nadi : 84 x/menit, teratur, kuat

Suhu : Afebris

Status gizi : Kesan gizi kurang

TB 160 cm BB 47 kg IMT = 18, 2 kg/m2

Kulit : Sawo matang, kesan normal

Kepala : Tidak ada deformitas

Rambut : Pendek, hitam

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Leher : Pembesaran KGB (-)

Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/-

Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

B. Status Neurologis

1. GCS : 15 (E4,V5,M6)

2. Kaku kuduk : (-)

3. Pupil : Bulat, isokhor, reflex cahaya

langsung-tak langsung +/+

4. Kesan parase nervus kranialis : (-)

5. Motorik : Kekuatan dan tonus baik, rigiditas

(-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, gangguan keseimbangan dan

koordinasi (-)

6. Sensorik : Gangguan sensibilitas (-)

7. Reflex fisiologis : Normal

8. Gejala ekstrapiramidal : (-)

9. Gaya berjalan dan postur tubuh: Normal

10

Page 12: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

10. Stabilitas postur tubuh : Normal

11. Tremor di kedua tangan : (-)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien, laki-laki, 30 tahun, datang dibawa oleh keluarga karena marah-

marah dan mengancam akan membunuh ibunya. Saat diwawancarai, 1 minggu

yang lalu, pasien marah-marah, merusak alat rumah tangga dan sangat membenci

ibunya sehingga membentak dan mencederai ibunya. Sejak 5 hari yang lalu,

pasien mulai mendengar suara-suara yang membicarakan dirinya dan sering

mencium bau tidak enak. Dua hari yang lalu, pasien merasa bahwa ada orang-

orang yang mengikutinya kemanapun dia pergi. Selain itu merasa sebagai bos

besar yang dikelilingi wanita cantik. Menurut keluarga pasien, gejala mulai

timbul sejak dua tahun yang lalu, ketika ibu pasien diketahui selingkuh dengan

pria lain dan rumah tangga berantakan.

Pasien pernah di rawat sebanyak empat kali di RSMM sejak pertengahan

tahun 2010 dan kontrol ke poliklinik. Terakhir pasien dirawat kembali di

Bratasena pada bulan Februari 2012-Maret 2012 karena mengamuk dan

mendengar bisikan. Keluarga pasien mengaku bahwa pasien tidak rutin minum

obat dan sudah putus sejak 3 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat merokok,

minum alkohol dan penggunaan shabu-shabu dua tahun yang lalu. Tidak ada

riwayat penyakit medis umum.

Pasien adalah anak ke- 1 dari 3 bersaudara. Pasien tinggal dirumah orang

tuanya bersama dua adiknya. Pasien tidak diperhatikan oleh keluarganya. Pasien

tidak dipantau untuk meminum obat dan kontrol ke dokter.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan pasien tampak

sesuai usia, badan tampak kurus, rambut pendek dan berwarna hitam, kulit sawo

matang, perawatan diri kurang baik. Perilaku dan aktivitas motorik pasien

sebelum wawancara tampak tenang. Selama wawancara pasien tenang dan selalu

meminta pulang. Pasien berbicara spontan, ide cerita cukup, intonasi cukup baik,

volume suara cukup keras. Pasien bersikap kooperatif. Mood Euthym dengan afek

menyempit, tidak serasi antara emosi dan pembicaraan. Gangguan persepsi berupa

halusinasi auditorik, olfaktori ,waham kebesaran, kejar, dan siar pikir.

11

Page 13: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna

dan khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi)

dalam berbagai fungsi psikososial dan pekerjaan. Dengan demikian dapat

disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.

1. Diagnosis Aksis I

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera

kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang

dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.

Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak ditemukan kondisi medis umum

yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak mengalami gangguan

yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena itu,

gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.

Berdasarkan anamnesis, pasien pernah mengkonsumsi alkohol dan

menggunakan obat-obatan terlarang, terakhir digunakan 3 tahun yang lalu.

Oleh karena itu, gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat

psikoaktif ( F10-19) dapat disingkirkan.

Semenjak dua tahun yang lalu pasien mengalami gangguan

persepsi berupa halusinasi auditorik, dan olfaktori serta waham kebesaran,

waham kejar, dan siar pikir. Kemudian diberikan pengobatan, gejala

tersebut menghilang. Namun karena pasien tidak kontrol, maka gejala

psikotik sering kambuh. Timbul gejala berupa bicara sendiri, marah-

marah, mudah tersinggung, dan keluyuran. Kemudian gejala-gejala

psikotik menjadi lebih nyata seiring perjalanan penyakit dan mengganggu

fungsi sosial. Berdasarkan penemuan tersebut maka pasien memenuhi

kriteria untuk skizofrenia paranoid (F.20.0 Skizofrenia Paranoid) menurut

DSM IV dan PPDGJ III

Menurut DSM IV, kriteria diagnosis skizofrenia adalah :

A. Gejala karakteristik : dua (atau lebih) berikut, masing-masing

ditemukan untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan

(atau kurang jika diobati dengan berhasil) waham, halusinasi, bicara

12

Page 14: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

terdisorganisasi, perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas,

gejala negative

B. Sosial / Pekerjaan : untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset

gangguan , satu atau lebih fungsi utama seperti pekerjaan, disfungsi

hubungan interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas dibawah

tingkat yang dicapai sebelum onset.

C. Durasi : tanda gangguan terus menerus menetap selama sekurangnya 6

bulan, termaksud sekurangnya satu bulan gejala.

D. Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood.

E. Penyingkiran zat/ kondisi medis umum : gangguan tidak disebabkan

oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat

F. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif jika terdapat

riwayat adanya gangguan autistik atau gangguan perkembangan pervasif

lainnya.

Untuk tipe paranoid, harus terdapat preokupasi dengan

sekurangnya satu waham atau halusinasi yang berulang. Selain itu gejala

perilaku kacau, bicara kacau, afek datar ( tipe disorganisasi ) dan

perilaku katatonik ( tipe katatonik) tidak menonjol.

Pasien ini memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia menurut DSM

IV TR karena terdapat gejala berupa waham dan halusinasi yang

menonjol sejak dua tahun ( > 6 bulan ) dan menimbulkan suatu hendaya

sosial dan pekerjaan.

Menurut PPDGJ III, kriteria diagnosis skizofrenia paranoid :

- Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia secara umum ( a-h )

-  Sebagai tambahan :

Halusinasi dan atau waham harus menonjol :

(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau

memberiperintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal

berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa.

(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat

seksual, atau lain-lain perasaan tubuh halusinasi visual

mungkin ada tetapi jarang menonjol.

13

Page 15: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of

influence), atau “Passivity” (delusion of passivity), dan

keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang

paling khas.

- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relatif tidak nyata / menonjol.

Pasien ini juga memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia

paranoid menurut PPDGJ III karena telah memenuhi kriteria umum

diagnostik skizofrenia ( siar pikir, halusinasi dan waham ) yang

timbul sejak 2 tahun ( > 1 bulan ) dan menimbulkan suatu hendaya

sosial dan pekerjaan. Pasien memenuhi kriteria diagnostik

tambahan berupa halusinasi auditorik dan olfaktori serta waham

kejar dan waham kebesaran.

2. Diagnosis Aksis II

Berdasarkan anamnesis yang dilakukan, tidak didapatkan

gangguan kepribadian yang khas. Ciri kepribadian pasien ceria, mudah

bergaul, dan memiliki banyak teman.

3. Diagnosis aksis III

Tidak ada diagnosis.

4. Diagnosis aksis IV

Pasien pernah mengalami masalah dalam keluarga yaitu ibu pasien

selingkuh dengan pria lain sehingga keluarga menjadi tidak harmonis.

5. Diagnosis Aksis V

Berdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) . Skala

GAF pada saat pemeriksaan (current) didapatkan nilai 70 (gejala ringan

dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

Highest Level Past Year (HLPY) 75 (gejala sementara dapat diatasi,

disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan , dan sekolah).

14

Page 16: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : (F.20.0) Skizofrenia Paranoid

Aksis II : (Z 03.2) Tidak ada diagnosis aksis II, ciri kepribadian

pasien ceria, mudah bergaul, dan memiliki banyak teman

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah keluarga

Aksis V : GAF current = 70, HLPY = 75

VIII. DAFTAR MASALAH

a. Organobiologis : Tidak ditemukan kelainan.

b. Psikologi : Waham kebesaran, kejar, dan siar pikir.

Halusinasi auditorik, olfaktori

c. Lingkungan dan sosial ekonomi : hendaya dalam fungsi sosial dan

pekerjaan.

IX. RENCANA TERAPI

1.Psikofarmaka

Haloperidol : 3 x 5 mg p.o.

CPZ : 3 x 100 mg p.o.

THP : 3 x 2 mg p.o.

Risperidone : 1 x 2 mg p.o.

2. Psikoterapi :

Psikoterapi suportif dilakukan bersamaan dengan pemberian

psikofarmaka

Pasien diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk

mengungkapkan isi hatinya atau permasalahan yang sedang

dihadapinya, sehingga pasien lebih merasa tenang.

Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan

jangan bosan untuk minum obat karena obat yang diberikan

15

Page 17: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

merupakan pengontrol agar menghindari timbulnya gejala dan

bisa mengurangi gejala yang dirasakan pasien.

Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali

melakukan aktivitas seperti sebelum sakit kalau gejala yang

dirasakan pasien bisa terkontrol.

Sosioterapi

Mengajak anggota keluarga untuk mengerti keadaan pasien dan

ikut berpartisipasi dalam penatalaksanaan pasien.

Memberikan perhatian dari seluruh pihak keluarga kepada

pasien.

Memberikan informasi dan edukasi tentang penyakit yang

diderita pasien, gejala-gejala, dampak-dampak faktor-faktor

penyebab, cara pengobatan, prognosis dan kekambuhan kepada

keluarga.

Menjelaskan bahwa pengobatan akan berlangsung lama,

adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya

boleh diatur oleh dokter kepada keluarga.

Menganjurkan pasien untuk lebih mendalami agama sesuai

dengan kepercayaannya.

Mengikutsertakan paseien dalam kegiatan RSMM agar dapat

berinteraksi dengan baik dengan orang lain.

Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan

dan pendidikannya

Memberikan informasi pentingnya aktivitas daily living dalam

kehidupannya sehari-hari karena bisa mengalihkan perhatian

pasien kepada hal – hal yang positif.

Meyakinkan pasien agar mau melaksanakan kegiatan-kegiatan

yang bermanfaat bagi pasien.

16

Page 18: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad Bonam

Quo ad functionam : Dubia ad Bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam

Faktor yang mendukung prognosis membaik :

1. Tidak ada faktor herediter.

2. Stresor penyebab gangguan jelas

3. Kondisi pasien masih baik dan kemampuan merawat diri sendiri masih

baik.

Faktor yang memperburuk prognosis :

1. Dukungan keluarga kurang baik

2. Pemantauan minum obat kurang sehingga sering putus obat

3. Pasien tidak pernah bekerja sebelumnya.

17

Page 19: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

LAMPIRAN

SKEMA PERJALANAN PENYAKIT

18

Page 20: SKIZOFRENIA PARANOID Adit,Dea, Anggi, Wildan Udah Dirapiin

19