ski klmpok
DESCRIPTION
f4ff34g254g54TRANSCRIPT
PENDIRI BANI UMAYYAH II DII ANDALUSIA
PENDAHULUAN
1. Latar belakang Masalah
Pemerintahan Bani Umayyah II merupakan pemerintahan pertama yang
memisahkan diri dari dunia pemerintahan Islam Dinasti Abbasiyah. Pendirinya adalah
Abdurrahman ad Dakhil bin Mu’awiyah bin Hisyam bin Abdul Malik al Umawi. Dia
melarikan diri ke Andalusia dari kejaran orang-orang Abbasiyah setelah runtuhnya
pemerintahan Bani Umayyah di Damaskus.
Pada saat itu, sedang terjadi sebuah konflik yang sengit antara al Mudhariyah dan
Yamaniyah. Dan kekuasaan berada ditangan Yusuf al Fihri. Orang-orang Yaman bersatu
dibawah pimpinan Abdurrahman dan melakukan pertempuran dengan Yusuf al Fihri
selama setahun, Akhirnya, Abdurrahman berhasil mengalahkannya pada tahun 756 M.
Karena pengaruhnya semakin besar dan keadaan berada dibawah kendalinya,
maka Abu ja’far al Manshur mengirimkan pasukannya beberapa kali untuk mengalahkan
Abdurrahman. Namun, usahanya untuk mengalahkan Abdurrahman selalu tidak berhasil.
Karena itulah, dia memberinya gelar “Shaqr Quraisy” karena dia sangat kagum padanya
dan akhirnya berhenti memeranginya.
Dengan demikian, maka dimulailah peradaban Islam baru di Andalusia yang
dinamakan Dinasti Umayyah II.
PENDIRI BANI UMAYYAH II DII ANDALUSIA
2. Rumusan Masalah
1. Siapa pendiri daulah Umayyah II?
2. Bagaimana sebab kemunculan daulah Umayyah II?
3. Apa cara-cara yang ditempuh hingga daulah Umayyah II ini berdiri?
PENDIRI BANI UMAYYAH II DII ANDALUSIA
PEMBAHASAN
1. Berdirinya Daulah Umayyah II
a. Islam masuk di Andalusia
Andalusia yang semula bernama Vandal pada abad ke-2 sampai ke-5 Masehi
merupakan wilayah kekuasaan Romawi, tapi kemudian ditaklukan oleh bangsa Vandal
pada awal abad ke-5 Masehi. Setelah itu datanglah bangsa Gothia ke Andalusia
memerangi bangsa Vandal dan menguasai Andalusia. Pada Awalnya bangsa Gothia ini
kuat sekali tapi kemudian banyak perpecahan dan menyebabkan kemunduran kerajaan
itu.
Kemudian setelah Witiza, raja Gothia meninggal digantikan oleh Roderick.
Kenaikan Roderick ini tidak disukai oleh putra Witiza, dan untuk merebut kekuasaan
mereka bekerja sama dengan Graf Julian yang meminta bantuan pada Musa bin
Nushair, gubernur Muawiyah di Afrika. Musa kemudian minta ijin pada Khalifah
walid bin Abdul Malik yang berkedudukan di Damascus, dan segera dikirmlah
pasukan sebanyak 500 orang dibawah pimpinan Tharif bin Malik untuk menyerbu
Spanyol. Setelah kemenangan pasukan ini, Musa mengirimkan pasukan gerak cepat di
bawah komando Thariq bin Ziyad, yang kemudian terkenal dengan selat Gibraltar atau
Jabal Thariq.
Mendengar kemenangan Thariq, Musa akhirnya tertarik untuk melakukan
penyerangan terhadap Spanyol. Jika Thariq menaklukan kota bagian barat maka Musa
menaklukan bagian timur seperti Sevilla, Marida, dan Toledo. Dan setelah keduanya
bergabung mereka menaklukan Aragon, Castilia, Katalona, Saragosa dan Barcelona
hingga ke pegunungan Pyrenia. Hingga akhirnya Musa wafat di penjara akibat korban
sepucuk surat.
Setelah jatuhnya wilayah Andalusia ke tangan pemerintahan Daulah Umayyah,
diperkirakan terdapat enam orang gubernur yang bertugas mewakili pemerintahan
Umayyah di Damaskus, mereka adalah:
a) Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, yang berkuasa selama 2 tahun (715-717 M).
Pada masa ini dapat dikuasai beberapa wilayah seperti Evora, Santarem, Cainbra,
Malaga, dan Ellira.
PENDIRI BANI UMAYYAH II DII ANDALUSIA
b) Ayub bin Habib, pada masa pemerintahannya Cordova dijadikan sebagai pusat
pemerintahan.
c) Al-Harun bin Abdurrahman al-Tsafiqi (716-719 M)
d) Saman bin Malik Al-Chaulanyn (719-721 M)
e) Anbasah (723-726 M), pada masa pemerintahannya ia berhasil menguasai wilayah
Gallia, Setpimia dan terus ke lembah sungai Rhone.
f) Abdul Rahman al-Ghafiqi (730 M), pada masa ini ia dapat menguasai Hertongdom
dan Aquitania yang termasuk wilayah kekuasaan Prancis.
2. Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya
kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peran yang sangat besar. Masa itu
berlangsung selama hampir 8 abad (711-1429 M). sejarah panjang yang dilalui umat
Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:
1. Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini
stabilitas politik negeri Spanyol belum terkendali akibat gangguan keamanan di
beberapa wilayah, karena pada masa ini adalah masa peletakkan dasar, asas dan invasi
Islam di Spanyol. Hal ini ditandai dengan adanya gangguan dari berbagai pihak yang
tidak senang kepada Islam. Sentralisasi kekuasaan masih di bawah Daulat Umayyah di
Damaskus.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar
amir (panglima atau gubernur), tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam,
yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Bagdad. Amir pertama adalah
Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar al-Dakhil
(yang masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari
kerajaan Bani Abbas, ketika Bani Abbas berhasil menaklukkan Bani Umayyah di
Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
PENDIRI BANI UMAYYAH II DII ANDALUSIA
Pada masa ini umat Islam di Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan,
baik dalam bidang politik, peradaban serta pendidikan. Abdurrahman mendirikan
mesjid Cardova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol. Kemudian penerus-
penerusnya yang lain seperti Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam,
dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran, sedangkan
Abdurrhman al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pada masa
Abdurrhma al-Ausath ini pemikiran filsafat mulai masuk, maka ia mengundang para
ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu
pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III, yang
bergelar “An-Nasir” sampai munculnya muluk at-thawaif (raja-raja kelompok). Pada
periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar ‘Khalifah”. Pada periode ini
juga umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi Daulat
Abbasiyah di Bagdad. Abdurrahman an-Nasir mendirikan universitas Cordova.
Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor
buku dan pendiri perpustakaan.
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah
pimpinan raja-raja golongan atau al-muluk at-thawaif, yang berpusat di suatu kota
seperti Sivilie, Toledo dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di
Sivilie.
5. Periode Kelima (1086-1248 M) Masa Dinasti Kecil
Pada periode ini terdapat suatu kekuatan yang masih dominan, yaitu kekuasaan
dinasti Murabbitun (1146-1235 M). dinasti Murabbitun pada mulanya adalah sebuah
gerakan agama di Afrika Utara yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyifin. Pada tahun 1062
M, ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh. Ia masuk ke
Spanyol atas undangan penguasa-penguasa Islam yang tengah mempertahankan
kekuasaannya dari serangan raja-raja kristen
PENDIRI BANI UMAYYAH II DII ANDALUSIA
Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti Murabbitun berakhir, baik di Afrika
Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun. Dinasti
Muwahhidun datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abdul Mun’im sekitar tahun 1114
dan 1154 M, kota-kota penting umat Islam di Cordova, Almeria, dan Granada jatuh di
bawah kekuasaannya. Untuk beberapa dekade dinasti ini mengalami banyak kemajuan.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada di bawah dinasti Bani
Ahmar (1232-1492 M). peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman an-Nasir. Namun secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah
yang kecil. Pada periode ini adalah akhir dari ekstensi umat Islam di Spanyol. Menurut
Harun Nasution, pada sekitar tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam
di daerah ini.
PENDIRI BANI UMAYYAH II DII ANDALUSIA
PENUTUP
1. Kesimpulan
Daulah bani Umayyah II didirikan oleh salah seorang keluarga bani Umayyah
yang berhasil meloloskan diri dari kejaran orang-orang bani Abbasiyah, yaitu
Abdurrahman. Selanjutnya karena kemampuannya meloloskan diri ke Andalusia dia
diberi julukan “Ad- Dakhil”. Dalam perkembangan selanjutnya daulah Umayyah di
Andalusia meneruskan usaha perluasan wilayah Islam ke beberapa daerah di Eropa.
Bukan hanya usaha perluasan wilayah saja yang mereka lakukan, melainkan juga
pengembangan seni, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan. Hal ini bisa mereka lakukan
karena daulah ini bisa bekerja sama dengan negeri-negeri tetangganya, termasuk
daulah Abbasiyah yang semula menjadi musuh mereka. Letak Andalusia yang berada
di benua Eropa memungkinkan berkembangnya ilmu pengetahuan ke berbagai
wilayah Eropa. Sehingga bisa dikatakan kemajuan yang dicapai daulah Umayyah II
hampir sama dengan kemajuan daulah Abbasiyah di Baghdad.
Seperti halnya daulah-daulah Islam yang dahulu, daulah Umayyah II juga
mengalami keruntuhan akibat perebutan kekuasaan. Meskipun penyebab terburuknya
adalah serangan kaum Kristen, namun kondisi umat Islam di Andalusia saat itu sedang
melemah sedangkan kondisi umat Kristen berada dalam kemajuan yang pesat.
PENDIRI BANI UMAYYAH II DII ANDALUSIA
2. Saran
Harapan kami, makalah ini dapat dijadikan sebagai literatur perbandingan
mengenai peristiwa maupun aspek yang melingkupi tema Pendiri Daulah Umayyah II
itu sendiri, hal ini dikarenakan dalam pembuatan makalah ini berdasar pada berbagai
referensi buku-buku mengenai sejarah perkembangan pada masa Daulah Umayyah II.
PENDIRI BANI UMAYYAH II DII ANDALUSIA
DAFTAR PUSTAKA
Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adan hingga Abad XX, Cet. V Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana, 2007
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Cet. I, Jakarta, UI Press, 1985.
Syalabi, A. 1983. Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 2. Jakarta: Pustaka Alhusna.
13
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2006
[1] A. Salabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jikid. (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1983), hal.
154
[2] Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adan hingga Abad XX, Cet. V
(Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2007)
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2006), hal. 93-99
[4] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, Jilid I, (Jakarta, UI Press, 1985), hal.
82
[5] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam…hal. 107-108