skenario b blok 28 fix

42
Skenario B Blok 28 Dr. Gudman, merupakan seorang dokter praktek umum yang bertugas di sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak dengan BPJS. Hari ini ia kembali dikunjungi oleh Pak Kasti yang sudah lama menjadi langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali Pak Kasti datang berobat ke Dokter Gudman. Kalau bukan karena darah tingginya yang kumat maka penyakit gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akhir ini pak Kasti lebih sering datang dan penyakitnya cenderung lebih berat. Namun Dr. Gudman selalu menerima pak Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang diberikannya. Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep tersebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering mengalami sakit kepala. “setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut kambuh, tapi tidak beberapa lama kemudian sakit kepalanya terasa kembali. Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut Dokter?” mendengar itu Dr. Gudman menasehatkan kepada pak Kasti agar kalau ada waktu membawa istrinya untuk datang berobat. 1

Upload: ayu-rizky-fitriawan-ayu

Post on 05-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

Skenario B Blok 28

Dr. Gudman, merupakan seorang dokter praktek umum yang bertugas di

sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan

buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak dengan

BPJS.

Hari ini ia kembali dikunjungi oleh Pak Kasti yang sudah lama menjadi

langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali Pak Kasti datang berobat ke Dokter

Gudman. Kalau bukan karena darah tingginya yang kumat maka penyakit

gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akhir ini pak Kasti lebih sering datang dan

penyakitnya cenderung lebih berat. Namun Dr. Gudman selalu menerima pak

Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang diberikannya.

Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep

tersebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering

mengalami sakit kepala. “setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut

kambuh, tapi tidak beberapa lama kemudian sakit kepalanya terasa kembali.

Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak

separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut

Dokter?” mendengar itu Dr. Gudman menasehatkan kepada pak Kasti agar kalau

ada waktu membawa istrinya untuk datang berobat.

Sebagai salah seorang dokter praktek umum yang telah mendapatakan

pelatihan tentang prinsip-prinsip dokter keluarga dan dikter layanan primer yang

telah dikontrak oleh BPJS, anda diminta untuk mengevaluasi dan mengkritisi

penatalaksanaann pasien yang telah dilakukan Dr.Gudman dalam menangani

pasien tersebut dengan menerapkan secara lengkap dan benar semua prinsip-

prinsip kedokteran keluarga dan dokter layanan primer tersebut.

Klarifikasi Istilah :

BPJS : Badan hukum yang dibentuk untuk

menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.

Dokter Praktek Umum : Dokter lulusan program studi pendidikan dokter

yang kewenangannya hanya sebatas memberikan

pelayanan primer, layanan yang

1

diselenggarakannya (wewenang) sebatas

kompetensi dasar kedokteran yang

diperolehnya selama pendidikan kedokteran

dasar.

Gastritis : Peradangan atau pembengkakan lapisan lambung

Dokter Keluarga : Dokter umum yang menyelenggarakan pelayanan

primer yang komprehensif, kontinyu,

mengutamakan pencegahan, koordinatif,

mempertimbangkan kelurga, komunitas, dan

lingkungannya dilandasi keterampilan dan

keilmuan yang mapan.

Dokter Layanan Primer : Jenjang baru pendidikan yang dilaksanakan setelah

program profesi dokter dan program internship,

serta setara dengan jenjang pendidikan dokter

spesialis

Identifikasi Masalah

1. Dr. Gudman, dokter praktek umum yang telah berkontrak dengan BPJS,

bertugas di sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bertani dan

buruh perkebunan.

2. Pak Kasti, pasien langgananya, sering datang berobat karena penyakit

tekanan darah tinggi dan gastritisnya sering kambuh bahkan semakin

parah. Dr. Gudman menerima kedatangannya dengan ramah dan selalu

memberikan obat-obatan yang biasa diberikan.

3. Istri Pak Kasti mengalami sakit kepala, sembuh bila minum obat, namun

berulang. Selain itu ia mengalami sakit perut yang sama seperti pak Kasti

namun istrinya menolak karena gejalanya tidak separah pak Kasti. Dr.

Gudman hanya menyarankan agar Pak Kasti membawa serta Istrinya

berobat bila ada waktu.

2

Analisis Masalah :

1. Apa saja syarat untuk melakukan kontrak sebagai dokter BPJS ?

a. Syarat Fasilitas

Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ingin bekerja sama dengan

BPJS Kesehatan harus dapat melayani:

pelayanan kesehatan promotif

pelayanan kesehatan preventif

pelayanan kesehatan kuratif

pelayanan kesehatan rehabilitatif

pelayanan kebidanan

pelayanan kesehatan darurat medis

pelayanan penunjang (laboratorium sederhana dan farmasi). Jika

faskes tidak memiliki layanan penunjang, maka wajib membangun

jejaring dengn sarana penunjang tersebut.

b. Kelengkapan dokumen untuk praktik dokter:

Surat Ijin Praktik (SIP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring

lainnya

Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait

dengan Jaminan Kesehatan Nasional.

2. Apa saja tugas dan kewajiban dokter BPJS ?

3

Tugas dan kewajiban DoGa:

1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan

bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan, 

2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan

tepat,

3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat

sehat dan sakit, 

4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya, 

5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya

peningkatan taraf kesehatan,pencegahan penyakit, pengobatan dan

rehabilitasi,

6. Menangani penyakit akut dan kronik,

7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,

8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter

Spesialis atau dirawat di RS,

9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,

10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,

11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan

pasien, 

12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,

13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara

umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus

WEWENANG   DOKTER KELUARGA:

1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,

2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat, 

3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,  

4. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,

5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal, 

6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit

pelayanan primer,

7. Melakukan perawatan sementara,

4

8. Menerbitkan surat keterangan medis,

9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap, 

10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus

3. Bagaimana cakupan wilayah kerja dokter BPJS?

Satu dokter layanan primer idealnya melayani 5000 penduduk,

tetapi dalam artikel Jamkes Indonesia tidak disebutkan berapa jiwa yang

menjadi tanggung jawab dokter layanan primer/dokter BPJS, karena BPJS

akan mengelompokkan Faskes nantinya berdasarkan jenis lokasi. Dokter

BPJS melayani pasien yang telah terdaftar menjadi anggota BPJS, dimana

pasien yang mendaftar mendapatkan dokter sesuai alamat KTPnya secara

otomatis atau memilih dokter yang diinginkannya di daerah tempat

tinggalnya, sehingga secara “tidak langsung” dokter BPJS yang tinggal di

alamat pasien tersebut yang akan bertanggung jawab terhadap pelayanan

kesehatan pasien tersebut.

Berdasarkan kontrak dengan BPJS Fasyankes bertanggung jawab

atas pemeliharaan sejumlah peserta tertentu sesuai dengan

kontrak/kerjasama yang disepakati (1 dokter /500-600 KK) namun untuk

saat ini masih kekuranga tenaga dokter maka rasio dokter dan peserta

adalah 1: 5000.

Dalam artikel lain disampaikan bahwa 1 dokter BPJS memegang

3000 pasien. Dalam 3 bulan pertama, tim BPJS lah yang akan memberi

daftar nama pasien kepada dokter umum. Selanjutnya, pasien berhak

memilih dokter yang diinginkan tetapi 1 dokter dibatasi kuota 5000 pasien.

4. Bagaimana kompetensi dokter Gudman (dokter keluarga/dokter BPJS) ini

terhadap hipertensi dan gastritis?

Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang

tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik SKDI 3A

(bisa mendiagnosis dan terapi pendahuluan)

Hipertensi sekunder atau hipertensi renal adalah hipertensi yang

penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,

5

hipertensivaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing,

feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan

kehamilan, dan lain–lain  SKDI 4A (bisa mendiagnosis dan

menatalaksana sampai tuntas)

Gastritis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan

peradangan pada lapisan lambung. Penyebab gastritis yang paling umum

adalah infeksi Helicobacter pylori (H. Pylori), yang disebabkan oleh

bakteri yang menginfeksi lapisan lambung. Bakteri-bakteri ini terutama

ditularkan dari orang ke orang dan juga melalui makananan atau air yang

terkontaminasi. Gastritis dapat dibagi menjadi 2 tipe: akut dan kronis.

Gastritis akut adalah suatu peradangan berat yang terjadi secara tiba-tiba

pada lapisan lambung sedangkan gastritis kronis adalah peradangan yang

berlangsung selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup apabila

dibiarkan tidak dirawat. Apabila gastritis kronis tidak dirawat, hal ini dapat

menyebabkan terjadinya gastritis atrofikans. Gastritis atrofikans

menghancurkan sel-sel pada lapisan lambung yang menghasilkan asam

lambung dan enzim-enzim pencernaan. Hal ini juga dapat menyebabkan

dua jenis kanker: kanker gaster dan limfoma jaringan limfoid yang

berhubungan dengan mukosa gaster (gatric mucosa-associated lymphoid

tissue /MALT lymphoma), suatu kanker pada sel-sel limfatik dari sistem

kekebalan tubuh. SKDI 4A (bisa mendiagnosis dan menatalaksana

sampai tuntas).

5. Apa tatalaksana holistik yang seharusnya dilakukan kepada pak Kasti

sebagai dokter Keluarga?

Berdasarkan dari prinsip-prinsip dokter keluarga maka ada

beberapa hal yang harus diperbaiki oleh dr. gudman dalam menjalankan

perannya. Dokter keluarga berprinsip komprehensif dan holistik dalam

mengobati pasien yaitu melakukan pemeriksaan secara keseluruhan dan

mempertimbangkan rasionalitas dan manfaat. Pada kasus ini, saat penyakit

pak Kasti makin memburuk, maka seharusnya dr. gudman melakukan

penelusuran lebih jauh terhadap penyakit pak Kasti. Karena bisa saja

6

obatnya kurang tepat, dosis kurang adekuat, atau mungkin ada kesalahan

dalam diagnosis dan kepatuhan dalam makan obat. Bahkan mungkin dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang dan rujukan bila perlu. Selain itu dr.

gudman harus rajin dalam memantau perkembangan kesehatan pasiennya,

termasuk pak Kasti.

Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif serta

mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya, artinya

dalam mengobati pak Kasti, dr. gudman harus bekerja sama dengan

keluarga pak Kasti serta mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan

lingkungan yang dapat saling mempengaruhi kesehatan dengan kesehatan

pak Kasti. Dengan kata lain, tidak hanya memantau kesehatan pak Kasti,

tapi juga memantau apa saja yang berada di sekitarnya yang mungkin

berhubungan dengan kesehatannya sehingga dapat meningkatkan taraf

kesehatan pak kasti.

6. Apa saja prinsip dokter keluarga? Apakah dokter ini telah menerapkan

prinsip dokter keluarga ? prinsip mana saja yang tidak diterapkan oleh

dokter ini?

Prinsip-prinsip pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga dalam

layanan primer, yaitu:

1. Pelayanan yang komprehensif dan holistik

Pelayanan yang komprehensif artinya pelayanan yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya penyakit (preventif), peningkatan derajat

kesehatan (promotive), penyembuhan (curative) dan rehabilitasi jika

perlu. Pelayanan yang holistik, maksudnya pelayanan yang tidak

hanya mempertimbangkan aspek fisik tetapi juga mempertimbangkan

aspek mental, sosial dan spiritual.

2. Pelayanan yang Kontinu

Pelayanan kedokteran yang terus menerus, tidak hanya

menyembuhkan tetapi harus mengawasi kemungkinan terjadinya

komplikasi, pencatatan rekam medic yang berkesinambungan

sehingga dapat digunakan dalam mengevaluasi pasien dan mengobati

7

secara tepat, pelayanan yang proaktif, jika pasien mulai malas untuk

memeriksakan maka dokter wajib mengingatkan bahkan datang ke

rumah jika perlu sehingga pasien tetap terpantau,

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

Pelayanan yang melakukan usaha agar suatu penyakit tidak terjadi

sehingga derajat kesehatan di cakupan wilayahnya dapat meningkat

sehingga biaya kesehatan yang dikeluarkan dapat berkurang.

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

Melakukan kerja sama lintas sector sehingga dapat mendukung dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

5. Penanganan personal sebagai bagian integral dari keluarganya

Pelayanan dokter keluarga harus memandang individu adalah bagian

dari keluarga artinya keluarga pasien dapat mempengaruhi kesehatan

pasien atau pasien yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarganya.

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja dan

lingkungan sekitar

Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat

dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyembuhan

penyakitnya.

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika moral dan hukum

Selalu mempertimbangkan etika dan moral setiap melakukan

tindakan, dan menyadari bahwa setiap kelalaian dalam melakukan

tindakan dapat menimbulkan masalah hukum

8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

Mampu memberikan pelayanan yang biayanya sesuai dengan

keefektifan dari tindakan yang dilakukan dan sesuai dengan indikasi

penyakit.

9. Pelayanan yang dapat di audit dan dipertanggung jawabkan

Rekam medik yang lengkap dan mudah dibaca, melaksanakan

pelayanan sesuai standar yang ditetapkan BPJS seperti kuratif,

rehabilitative, preventif dan promotif

8

Pada kasus dr. Gudman, ada beberapa prinsip kedokteran keluarga

belum secara maksimal diterapkan. Prinsip yang paling mencolok adalah:

Pelayanan yang holistik dan komprehensif

Pelayanan holistik (menyeluruh) yaitu memandang manusia bukan

dari segi “penyakit” namun sebagai manusia seutuhnya. Pelayanan ini

dapat meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Agar dapat melaksanakan pelayanan kedokteran seperti ini, diperlukan

informasi lengkap tentang berbagai latar belakang pasien, keadaan

pasien dan keluarga, dan suasana lingkungan di sekitar rumah pasien

sehingga data pasien dapat diketahui secara lengkap. Pelayanan

kedokteran yang komprehensif (menyeluruh) adalah melaksanakan

pelayanan kedokteran secara aktif, yaitu dengan diwujudkan melalui

kunjungan pasien di rumah.

Pada skenario ini dokter Gudman hanya melakukan pelayanan

kesehatan secara pasif dengan berpegangan terhadap data pasien yang

didapatkan dari hasil anamnesis saja tanpa melakukan pemeriksaan

fisik, penunjang ataupun memperkirakan hubungan sebab-akibat

antara gejala yang didapat oleh pak Kasti dengan masalah pekerjaan,

lingkungan, psikologis, ekonomi, ataupun kondisi sosial yang dialami

oleh pak Kasti dan keluarganya. Dr. Gutman juga tidak menggali lebih

lanjut (keseluruhan) penyebab yang menyebabkan kambuhnya

penyakit Hipertensi dan Gastritis Pak Kasti sehingga penyakit Pak

Kasti cenderung kambuh.

Mengutamakan pencegahan

Dr. Gutman telah mendapatkan pasien yang mengalami gastritis.

Jadi pendekatan preventif yang dilakukan Dr. Gutman belum

maksimal. Dan dalam skenario juga terlihat bahwa Dr. Gutman tidak

aktif dalam melakukan kegiatan pencegahan, seperti penyuluhan,

edukasi terutama pada keluarga pak Kasti untuk mencega keluarganya

mengalami hal yang sama dengan pak Kasti.

9

Pelayanan yang kontinu

Pelayanan yang kontinu merupakan pelayanan dokter keluarga

yang berpusat pada orangnya (patient-centered) bukan pada

penyakitnya (disease centered). Seorang dokter harus proaktif dalam

menatalaksana pasien. Aktif di sini dimaksudkan untuk selalu men-

follow up kemajuan kesehatan pasien. Pada skenario, dokter Gudman

hanya memberikan pengobatan seperti biasa padahal pak Kasti sudah

menjelaskan bahwa penyakit yang biasanya dialami sekarang semakin

parah. Dokter Gudman tidak secara tuntas menyelesaikan

permasalahan (penyakit) yang dialami oleh pak Kasti sehingga

penyebab semakin parahnya penyakit pasiennya tidak tertangani secara

baik.

Penangangan personal bagi setiap pasien sebagai integral dari

keluarganya

Lebih menekankan bahwa individu merupakan bagian dari

keluarga. Pasien umumnya merupakan anggota sebuah keluarga yaitu

sebagai seorang suami, isteri, atau anak. Pendekatan keluarga

mempunyai banyak keuntungan terutama untuk dukungan guna

mengatasi masalah kesehatan. Hal ini juga terjadi pada pak Kasti yang

datang ke tempat praktek dokter Gudman tanpa ditemani keluarga.

Dokter Gudman seharusnya menyarankan pak Kasti untuk sesekali

membawa satu anggota keluarga agar penyampaian edukasi dalam tata

laksana tidak hanya diterapkan oleh pasien tapi juga oleh anggota

keluarganya bahkan dokter Gudman juga harus melakukan kunjungan

rumah untuk memantau kondisi kesehatan keluarga pak Kasti.

Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

Pada kasus ini penyakit Hipertensi dan Gastritis Pak Kasti selalu

kambuh. Sebagai dokter keluarga, harus melakukan konsultasi dengan

dokter spesialis atau pemeriksaan penunjang (laboratorium, dsb).

10

Perlu juga dilakukan koordinasi dengan keluarga cara mengkonsumsi

obat sehingga pengobatan lebih efisien.

Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan

lingkungan tempat tinggalnya

Pelayanan ini sama hal nya sebagai gerakan dalam memberikan

pelayanan secara holistik dan komprehensif. Seorang dokter

seharusnya memandang seorang pasien secara keseluruhan, baik dari

fungsi biologis, psikologis, dan fungsi sosial-ekonomis. Pandangan

tersebut harus menghubungkan apakah gejala yang dialami oleh pasien

berasal dari rusaknya beberapa fungsi tersebut atau tidak.

7. Apakah ada hubungan antara penyakit bapak Kasti dan Bu Kasti?

Sebenarnya apakah ada hubungan secara langsung masih perlu

dilakukan pemeriksaan lebih mendalam, dari anamnesis maupun tinjauan

langsung ke rumah pasien oleh dokter secara aktif untuk melihat pola

hidup, pekerjaan, lingkungan rumah, lingkungan kerja pak Kasti dan Bu

Kasti dan mencari tahu apakah factor pencetus atau etiologi kedua pasien

ini sama, bila ternyata faktor tersebut ditemukan sama maka harus

dilakukan upaya pengendalian dan mungkin perubahan perilaku untuk

mengontrol penyakitnya. Tetapi hubungan secara tidak langsung keluhan

kedua pasien ini yaitu ada pada peran Dr. Gudman sendri yang sebagai

dokter layanan primer yang belum maksimal, belum menerapkan prinsip

Doga yang mengutamakan pencegahan dan peran aktif dokter, sehingga

upaya kesehatan yang menitik beratkan pada keluarga belum berjalan baik

akibatnya pencegahan dan kontrol penyakit belum maksimal.

8. Apa tindakan yang harus dilakukan dokter Gudman untuk menyelesaikan

masalah ibu Kasti yang tidak mau berobat kedokter?

Dokter Gudman harus melakukan komunikasi efektif kepada istri

pak Kasti. Komunikasi efektif ini bisa melalui via telepon atau mendatangi

langsung orang yang bersangkutan. Istri pak Kasti diberitahukan dampak

11

apa saja yang terjadi apabila penyakitnya ini tidak ditatalaksana dengan

benar. Dokter Gudman juga harus memberikan sedikit pengetahuan

mengenai penyakit yang diderita ibu ini untuk meyakinkan si ibu untuk

berobat ke dokter. Selain itu dokter Gudman juga harus menjelaskan

bahayanya mengkonsumsi obat tanpa resep dokter. Pengetahuan-

pengetahuan yang disampaikan dokter Gudman tidak boleh seolah-olah

seperti mengajari si ibu, dan seoalah menganggap remeh si ibu, serta

memakai bahasa yang sopan atau santun sehingga si ibu tidak merasa

tersinggung sehingga si ibu merasa nyaman berkonsultasi dengan dokter

Gudman dan mau berobat ke dokter. Dokter gudman juga seharusnya

melakukan penyuluhan kepada warga di sekitar tempat tinggalnya tentang

pentingnya menjaga kesehatan dan pentingnya memeriksakan kesehatan

secara teratur.

9. Apa tindakan yang harus dilakukan dokter Gudman agar Ibu kasti tidak

lagi melakukan pengobatan sendiri?

Berkunjung ke rumah pak kasti sebagai bagian dari tugasnya

sebagai dokter umum untuk memberikan pelayanan yang personal dan

pasif. Disana dokter gudman menjelaskan bahwa apa yang selama ini ibu

kasti lakukan adalah salah dan dapat membahayakan kesehatan ibu kasti.

Agar ibu kasti tidak mengulanginya dokter gudman harus menjelaskan

tentang apa saja dampak pengkonsumsian obat yang belum tentu indikasi

penyakitnya bagi kesehatan ibu kasti serta manfaat apa saja yang dapat ibu

kasti rasakan jika ibu kasti selalu mengkonsultasikan masalah

kesehatannya ke dokter. Selanjutnya meminta ibu kasti untuk

memeriksakan dirinya lebih lanjut ke praktik dokter gudman.

10. Bagaimana bentuk aplikasi prinsip dokter keluarga yang seharusnya

dilakukan dokter Gudman untuk masalah Pak Kasti dan Bu kasti?

a. Pelayanan Holistik dan komprehensif

Melakukan pendataan lengkap mengenai riwayat penyakit pasien

dan keluarganya. Pendataan lengkap mulai dan survey dari

12

pekerjaan, wilayah kerja, tempat tinggal, dan lingkungan sekitar

pak Kasti

Melakukan anamnesis yang menyeluruh luas tentang kehidupan

keluarga, lingkungan, psikologi, sosial pak Kasti

Diperlukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk penegakkan

diagnosis dan prognosis yang tepat tentang penyakit pak Kasti

Dokter Gudman harus melakukan tindakan promotif tentang

hipertensi dan gastritis terutama penyuluhan yang membahas

tentang pengertian hipertensi dan gastritis, faktor risiko yang

menyebabkan timbulnya hipertensi dan gastritis, hal yang dapat

memperburuk keadaan penyakit dan apa saja yang harus dilakukan

agar keadaannya dapat membaik. Dokter Gudman juga harus

melakukan tindakan pencegahan agar komplikasi dari penyakit

yang dialami pak kasti dan istrinya tidak terjadi, seperti

menganjurkan untuk melakukan pola hidup sehat. Dokter Gudman

juga harus melakukan tindakan kuratif yang bermutu, artinya

tindakan yang dilakukan memang efektif dalam mengatasi

penyakit sehingga dapat mencegah terjadinya perburukan dari

keadaan kesehatan pak Kasti dan istrinya. Jika perlu dilakukan

rehabilitasi pada Pak Kasti dan istrinya maka harus dilakukan.

Melakukan konseling kepada pasien dan keluarganya tentang

pentingnya kesehatan, gizi dalam keluarga, dan pencegahan

terhadap berbagai penyakit yang rentan terjadi pada suatu keluarga

Konsultasi pada dokter keluarga yang lebih piawai atau

berpengalaman apabila diperlukan

Pada saat-saat tertentu dinilai perlu bagi dokter Gudman untuk

menindaklanjuti tatalaksana pengobatannya pada pasien, baik di

klinik maupun di rumah pasien (follow up)

Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil

lebih baik bila adanya partisipasi dari keluarga, termasuk konseling

keluarga

13

Melakukan kunjungan ke rumah Pak Kasti untuk menggali

informasi dari Ibu Kasti yang mengalami sakit kepala berulang dan

gastritis.

Selain melakukan tindakan komprehensif yang dijelaskan tadi,

dokter Gudman juga harus melakukan pelayanan yang holistik,

maksudnya dokter Gudman harus juga mempertimbangkan

keadaan psikososial dari pak Kasti dan istrinya yang kemungkinan

dapat mempengaruhi keadaan kesehatan dari pak Kasti dan

istrinya.

b. Pelayanan yang bersifat kontinu

Sebagai dokter layanan primer, DK merupakan tempat kontak pertama

dengan pasien, tanpa mamandang jenis kelamin, usia, keluhan

utamanya atau sistem organ yang terganggu. Sebenarnya 85%

masalah kesehatan dapat diselesaikan di layanan primer jika kinerja

DPU/DK dapat kontinuitas pelayanan :

Dokter keluarga harus terus mengontrol penyakit penyakit pasien

nya, Terutama untuk kasus-kasus kronik yg perlu monitoring rutin

dan pelayanan komplikasi yg mungkin muncul. Seperti Hipertensi,

DM, Hiperlipidemia, dll.

Penting adanya good medical record keeping, komunikasi dan

diskusi mengenai rencana penanganan masalah.

klinik harus dilengkapi dengan rekam medis yang memadai dan

sarana komunikasi yang handal sehingga dokter dapat dihubungi

sewaktu-waktu diperlukan.

membuat surat rujuk pindah jika ada pasien yang hendak pindah

tempat tinggal misalnya pindah kota atau pindah klinik. Dalam

surat rujuk pindah itu harus dilengkapi dengan data kesehatan yang

penting, dengan data tambahan data yang diperlukan.

c. Mengutamakan Pencegahan

14

- Kepada Bapak Kasti, dapat dilakukan pencegahan komplikasi

dengan melakukan pemeriksaan fisik bahkan pemeriksaan

penunjang bila dibutuhkan tentang hipertensi dan gastritisnya agar

didapatkan etiologi yang pasti

- Dokter Gudman juga harus mempelajari lebih dalam apakah ada

hubungan antara obat yang dia berikan dengan gastritis pak Kasti,

bila ada ia harus mencari alternative lain untuk mencegah

gastritisnya semakin parah.

- Kepada ibu Kasti, juga dapat dilakukan diagnose lebih cepat

tentang penyebab sakit kepalanya agar dapat diberikan tatalaksana

adekuat dan mencegah kearah perburukan dan mencegah efek

samping dari ketergantungan obatnya. Karena ibu Kasti tidak mau

datang berobat maka dokter Gudman harus mendatangi Ibu kasti

- Lalu lakukan juga upaya pencegahan kepada anak atau anggota

keluarga pak kasti yang lain, bila telah diketahui ada faktor

pencetus penyakit tersebut di rumahnya maka batasi pada angota

keluarga lain yang masih sehat, edukasi tentang pola hidup sehat

pada anggota keluarga nya yang lain untuk mencegah mengalami

hipertensi di kemuadian hari

- Lakukan screening hipertensi ada warga di wilayah kerjanya

- Dr. Gudman bisa membuat program senam jantung sehat setiap

minggu pagi untuk warga di wilayah kerjanya untuk mencegah

timbulnya hipertensi pada warga di wilayah kerjanya

- Dr.Gudman dapat melakukan penyuluhan dan edukasi ke balai

warga tentang bahaya penggunaan obat yang tidak sesuai dengan

indikasi

- Dr. Gudman dapat bekerjasama dengan toko atau apotek untuk

mencatatat jenis obat apa yang banyak diberli warga secara bebas,

siapa yang membeli dan berapa sering ia mengonsumsi obat

tersebut agar dapat mengontrol dan mengedukasi langsung pada

yang bersangkutan

15

- Dr. Gudman juga dapat bekerjasama dengan pemerintah atau tokoh

masyarakat setempat untuk mengeluarkan kebijakan atau tentang

pembatasan pembelian obat tanpa resep, atau menghimbau warga

untuk mau berobat kedokter bila mulai ada perubahan kondisi

kesehatannya, jangan menunggu sampai parah.

d. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

- Dokter Gudman harus Mudah dihubungi misalnya dengan

memberikan nomor telpon dsb.

- Bila diperlukan pemeriksaan lebih lengkap atau merujuk pasien,

dokter Gudman harus memastikan rujukan berjalan baik bila

(Diskusikan dgn pasien dan keluarga, Hub. Dr.Sp sebelum

merujuk)

- Libatkan keluarga dalam pendidikan pasien yaitu dengan

memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin

untuk penyembuhan.

Contoh: melatih anggota keluarga untuk mengukur dan memantau

suhu tubuh pasien atau bahkan tekanan darah dan kadar gula

darahnya. Hasil itu selanjutnya dilaporkan secara berkala kepada

dokter yang bersangkutan

- Koordinasi dengan staf

- Kerjasama dengan para spesialis yang dikoordinasikan oleh dokter

keluarga ini akan menjadikan kolaborasi scientific yang handal

untuk meningkatkan kepercayaan pasien kepada pelayanan medik

yang disediakan. Dengan demikian terjadi saling kontrol sehingga

efektivitas pengobatan dan efisiensi biaya dapat terwujud.

- Tulisan direkam medis jelas

e. Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral bagi

keluarganya

Setiap individu mempunyai karakteristik dan faktor genetik yang

berbeda-beda (tidak identik) walaupun individu tersebut juga

16

merupakan bagian dari keluarga. Respon tubuh terhadap penyakit yang

dideritapun berbeda-beda. Oleh karena itu pelayanan yang personal

bagi setiap individu merupakan hal yang esensial untuk menciptakan

masyarakat yang sehat. Pada kasus ini dokter gudman sudah

memberikan pelayanan personal kepada pak kasti. Namun dokter

gudman belum memberikan pelayanan personal kepada istrinya pak

kasti. Langkah yang diambil dokter gudman sudah benar bahwa ia

meminta istri pak kasti untuk datang ke praktiknya untuk diperiksa

secara personal. Itu artinya dokter gudman tidak memberikan ijin

kepada pak kasti untuk memberikan obat pak kasti ke istrinya

walaupun gejala yang dirasakan sama, namun belum tentu penyakit

yang diderita sama. Untuk masalah sakit kepala yang diderita istri pak

kasti, seharusnya istri pak kasti tidak mengkonsumsi obat yang tidak

diresepkan tersebut, karena sakit kepala merupakan suatu gejala

penyakit yang oleh sebab itu untuk mengatasinya, diperlukan

pelayanan personal yang dapat dilakukan oleh dokter keluarga seperti

dokter gudman.

f. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja dan

lingkungan tempat tinggal

Menilai suatu penyakit bukan hanya dari gejala namun dari segi

faktor resiko yang didapatkan dari lingkungan sekitar seperti

keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal

Menjelaskan kepada pasien mengapa hal-hal tersebut dapat

menjadi faktor resiko dalam kesehatan sehingga menjadi langkah

awal dalam pelayanan preventif

Dokter Gudman juga harus memanfaatkan anggota keluarga lain

agar keadaan pak Kasti dan istrinya dapat membaik seperti minta

agar anggota keluarga lain mengingatkan agar pak Kasti dan

istrinya dalam mengkonsumsi obat, menerapkan pola hidup sehat

dan selalu menganjurkan agar segera ke dokter jika terdapat

masalah pada kesehatan mereka.

17

Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui konseling

atau pembinaan untuk selalu menjaga kesehatan dan meminimalisir

paparan faktor resiko

Jika perlu lakukan tindakan promosi kesehatan di lingkungan

keluarga dan lingkungan kerja mengenai pentingnya kesadaran

akan sehat

Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

g. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter

dalam menghadapi pasiennya tanpa memandang status sosial, jenis

kelamin, jenis penyakit, ataupun sistem orang yang sakit. Semua

dalah pasiennya dan harus dilayani secara profesional.

Sadar hukum : perilaku dokter untuk tetap bekerja dalam batas-

batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang

digariskan oleh hukum yang berlaku di daerah tempat praktiknya

h. Pelayanan yang dapat di audit dan dipertanggungjawabkan?

- Dr. gudman harus memberikan pelayanan medis sesuai evidence

based medicine, ia harus melakukan pemeriksaan fisik, penunjang

bila diperlukan serta memberikan tatalaksana pada bapak Kasti

sesuai dengan perkembangan pengetahuan saat ini, tidak boleh

hanya memberikan tatalaksana tanpa ada bukti atau pemeriksaan

terlebih dahulu

- Dr. gudman harus membuat catatan rekam medis pasien untuk

keperluan penyimpanan arsip dan data pasien yang sewaktu –

waktu akan diperlukan sebagai alat bukti, juga harus memberikan

pelayanan sesuai dengan SOP

i. Pelayanan yang sadar biaya dan mutu

18

- Memberikan pengobatan yang sesuai dengan mempertimbangkan

status ekonomi pasien tanpa mengurangi mutu pelayanan (cost-

effectiveness)

- Utamakan pelayanan preventif pada pasien yang memiliki resiko

penyakit untuk menghindari timbulnya penyakit

- Mampu bernegosiasi dengan pelayanan kesehatan yang lain

(Rumah Sakit, Apotik, Optik dan lain-lain) secara berimbang

sehingga tercapai kerjasama yang menguntungkan semua pihak

khususnya pasien.

11. Apa saja upaya promotif dan preventif yang harus dilakukan dr.Gudman

agar masalah ini tidak terjadi lagi pada warga lainnya?

Dokter gudman pada kasus ini diasumsikan sebagai dokter

keluarga. Menurut IDI, dokter keluarga adalah dokter praktek yang

memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik

berat pada keluarga, yang memandang pasien sebagai individu dan bagian

dari keluarga dengan pelayanan yang bersifat pasif dan aktif. Berdasarkan

skenario, dokter Gudman sudah melakukan pelayanan kesehatan pasif

yang baik. Namun sebagai dokter keluarga, dokter gudman belum

melakukan pelayanan kesehatan yang aktif. Seharusnya ia menjangkau

semua keluarga yang termasuk dalam cakupannya. Ia dapat memberikan

pelayanan aktif seperti berkunjung ke rumah keluarga cakupannya dan

mendata status kesehatan warganya (riwayat penyakit, kebiasaan hidup,

penyakit menular yang sedang diderita). Dengan pertemuan secara

langsung merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mempraktekkan

upaya promotif dan preventif, mendidik dan memberikan konseling tidak

hanya terbatas pada pemberian informasi seputar penyakit anggota saja,

tapi juga mencakup upaya hidup sehat, perubahan gaya hidup, gizi , cara

mengatasi masalah kesehatan sehari-hari dan lain-lain. Kegiatan preventif

pada tingkat keluarga dilakukan dengan kunjungan rumah bagi pasien

yang memiliki masalah penyakit tertentu, dan kontrol terhadap penyakit,

mengetahui potensial hazard, memberi motivasi ke anggota atau sekedar

19

memperkenalkan diri karena merupakan suatu program yang baru.

Sementara upaya proaktif ke lapangan dalam melakukan surveillance yang

bertujuan untuk peningkatan dan pencegahan anggotanya.

Dr gudman juga dapat memberdayakan organisasi di desa seperti

ibu pkk dan karang taruna untuk menjadi kader dokter gudman dalam

mensosialisasikan kebiasaan peduli kesehatan dan prilaku hidup bersih.

Dengan demikian tugas dan tujuan dokter gudman sebagai dokter keluarga

dapat berjalan efektif dan efisien. Ia juga dapat memberikan penyuluhan

kepada warganya untuk selalu peduli dengan kesehatan dan menerapkan

PHBS. Ia harus dapat menghimbau warganya agar mau memeriksakan diri

kedokter apabila sakit. Ia harus mampu menjelaskan sakit yang dialami

oleh setiap individu tidaklah sama walaupun gejalanya serupa. Selain itu,

dokter gudman juga harus mampu merubah prilaku masyarakat yang suka

membeli dan mengkonsumsi obat tanpa konsultasi ke dokter sebelumnya.

Dia harus mampu menjelaskan bahwa obat yang dikonsumsi tidak sesuai

indikasi dapat menyebabkan ketergantungan, overdosis, sehingga

munculah komplikasi yang dapat membahayakan nyawa warga tersebut.

Kesimpulan: Dokter Gudman seorang dokter keluarga yang telah kontrak

dengan BPJS belum menerapkan prinsip Dokter keluarga layanan primer

secara maksimal kepada pak Kasti dan Bu Kasti sehingga penyakit pak

Kasti dan Bu Kasti semakin memburuk.

Kerangka Konsep

20

Dr. Gudman

Pak Kasti menderita Hipertensi dan

Gastritis

Ibu Kasti Mengalami Sakit Kepala dan Sakit perut serta

melakukan pengobatan sendiri

Melakukan kunjungan rumah dan edukasi

Menerapkan prinsip holistic dan komprehensif (anamnesis ,

P.fisik, p.penunjang)

Learning Issue

Dokter Keluarga

Batasan dan Ruang Lingkup

Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan

pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif,

dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan

21

Belum menerapkan Prinsip DoGa maksimal

Pasien belum Sembuh

Diagnosa cepat dan tepat

Kerjasama lintas sektoral

Tatalaksana adekuat dan follow up

Koordinatif dan kolaboratif (konsultasi dengan sejawt)

Follow Up

Melibatkan keluarga (periksa TD, kontrol

kepatuhan obat

serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang

jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.

Karakteristik Dokter Keluarga

a. Lynn P. Carmichael (1973)

a. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan

b. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat

c. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya

d. Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani

penyakit

e. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai

kemiripan penyakit.

b. Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)

a. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab

b. Pelayanan primer dan lanjut

c. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi

d. Memandang pasien dan keluarga

e. Melayani secara maksimal

c. IDI (1982)

a. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat

b. Pelayanan menyeluruh dan maksimal

c. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan

d. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya

e. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas

kelanjutannya

Prinsip-Prinsip Dokter Keluarga:

Prinsip-prinsip pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga dalam layanan

primer, yaitu:

1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif

22

2. Pelayanan yang kontinu

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian dari keluarganya

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan

lingkungan tempat tinggalnya

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan

9. Pelayanan yang sadar biaya dan mutu

Tugas Dokter Keluarga, meliputi :

1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu

guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,

2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,

3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat

dan sakit,

4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,

5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf

6. kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,

7. Menangani penyakit akut dan kronik,

8. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,

9. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau

dirawat di RS

10. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,

11. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,

12. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,

13. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,

14. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan

ilmu kedokteran keluarga secara khusus.

Wewenang Dokter Keluarga

1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,

23

2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,

3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,

4. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,

5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,

6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan

primer,

7. Melakukan perawatan sementara,

8. Menerbitkan surat keterangan medis,

9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap,

10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.

Kompetensi Dokter Keluarga Menurut PDKI Tahun 2006:

1. Kompetensi dasar

2. Ilmu dan keterampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama

3. Keterampilan klinis layanan primer lanjut

4. Keterampilan pendukung

5. Ilmu dan keterampilan klinis layanan primer cabang ilmu pelengkap

6. Ilmu dan keterampilan manajemen klinis

DOKTER BPJS

Dokter, dalam BPJS merupakan penyelenggara fasilitas kesehatan tingkat

pertama. Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS

Kesehatan harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif

berupa pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,

pelayanan kebidanan, dan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis, termasuk

pelayanan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana dan

24

pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (sala satunya

dokter) mengadakan kerja sama dengan BPJS Kesehatan yang dilakukan

melalui perjanjian kerja sama. Perjanjian kerja sama Fasilitas Kesehatan

dengan BPJS Kesehatan dilakukan antara pimpinan atau pemilik Fasilitas

Kesehatan yang berwenang dengan BPJS Kesehatan. Perjanjian kerja sama

sebagaimana dimaksud berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat

diperpanjang kembali atas kesepakatan bersama.

Persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama terdiri atas:

a. Untuk praktik dokter atau dokter gigi harus memiliki:

1. Surat Ijin Praktik;

2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

3. perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya;

4. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan

Jaminan Kesehatan Nasional.

Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan pelayanan kesehatan

non spesialistik yang meliputi:

a. administrasi pelayanan;

b. pelayanan promotif dan preventif;

c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

d. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;

e. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;

f. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;

g. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan

h. Rawat Inap Tingkat Pertama sesuai dengan indikasi medis.

Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal

16 untuk pelayanan medis mencakup:

25

a. kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan

Kesehatan Tingkat Pertama;

b. kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan

rujukan;

c. kasus medis rujuk balik;

d. pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi

tingkat pertama;

e. pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh

bidan atau dokter; dan

f. rehabilitasi medik dasar

Daftar Pustaka

Examinar, Fridamarva Yasmine, Putri Kurniasari, dan Sitiawaliayati

Deliabilda. 2013. Gate Keeper Era JKN. [Online] Available at:

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/06/13/gate-keeper-era-

jkn-568472.html

26

Jamkes Indonesia. 2014. Menjadi Faskes Tingkat Pertama BPJS Kesehatan.

Diakses melalui

(http://www.jamkesindonesia.com/home/cetak/93/Faskes%20%3E

%20INFO%20BAGI%20FASKES%20%3E%20MENJADI

%20FASKES%20TINGKAT%20PERTAMA%20BPJS

%20KESEHATAN) Tanggal 1 Desember 2014

Prasetyawati, Arisita Eka. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013.

Diakses melaui

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/PMK%20No.

%2071%20Th%202013%20ttg%20Pelayanan%20Kesehatan%20Pada

%20JKN.pdf Tanggal 1 Desember 2014

27