skenario a blok 3

65
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Metode Ilmiah adalah blok ketiga pada semester 1 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk tutorial. Penulis kali ini memaparkan kasus yang diberikan mengenai seorang dokter yang mengalami kesulitan dalam menentukan desain penelitian yang akan dilakukannya mengenai gangguan tingkah laku pada anak-anak yang bersekolah di Sekolah Dasar Internasional Plus. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 1

Upload: anggrian-iba

Post on 27-Jun-2015

218 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario a Blok 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Blok Metode Ilmiah adalah blok ketiga pada semester 1 dari Kurikulum

Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan

pembelajaran untuk tutorial. Penulis kali ini memaparkan kasus yang

diberikan mengenai seorang dokter yang mengalami kesulitan dalam

menentukan desain penelitian yang akan dilakukannya mengenai gangguan

tingkah laku pada anak-anak yang bersekolah di Sekolah Dasar Internasional

Plus.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari

sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang.

2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan

metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1

Page 2: Skenario a Blok 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Data Tutorial

TUTORIAL SKENARIO A

Tutor : Indri Ramayanti, S.Si, M. Sc

Moderator : Anggrian Iba

Sekretaris meja : Shafa Husnul Khatimah

Sekretaris papan : Rosyiidta Jannah

Waktu : Selasa, 21 Desember 2010

Rule tutorial : 1. Alat komunikasi boleh diaktifkan tetapi

harus di silent.

2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan

pendapat.

3. Mengacungkan tangan bila ingin berbicara.

2.2 Skenario Kasus

Dokter Yuni, seorang dokter spesialis jiwa mendapatkan banyak kunjungan

pasien anak yang mengalami gangguan tingkah laku. Dari wawancara

dengan orang tua mereka, dokter Yuni mendapatkan kesan bahwa sebagian

besar anak-anak tersebut bersekolah di sekolah dasar internasional plus yang

menerapkan kurikulum ketat. Dokter Yuni mencurigai bahwa gangguan

tinngkah laku pada anak-anak tersebut berkaitan dengan aktivitas di sekolah

tersebut. Akan tetapi, dokter Yuni belum mengetahui faktor-faktor apa saja

dari aktivitas yang ada di sekolah tersebut yang mungkin memeiliki

keterkaitan dengan gangguan tingkah laku si anak.

Dokter Yuni memiliki ide untuk melakukan beberapa rangkaian penelitian

untuk membuktikan kecurigaannya. Pada tahap awal dia ingin

mengungkapkan faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi

2

Page 3: Skenario a Blok 3

gangguan tingkah laku. Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut

berpengaruh pada gangguan tingkah laku anak. Akan tetapi dokter Yuni

bingung desain penelitian apa yang cocok untuk mencapai tujuannya.

3

Page 4: Skenario a Blok 3

2.3 Paparan

2.3.1 Klarifikasi Istilah-Istilah

1. Wawancara : percakapan atau tanya jawab antara dua orang atau

lebih mengenai suatu hal untuk mendapatkan

informasi.

2. Kurikulum : perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada

lembaga pendidikan.

3. Penelitian : kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan

penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan

objektif untuk memecahkan suatu masalah atau

menguji suatu hipotesis.

4. Ide : rancangan yang tersusun dalam pikiran.

5. Gangguan tingkah laku : ketidaknormalan sikap.

6. Desain penelitian : rancangan penelitian, yakni rincian proses

penelitian yang harus ditepati oleh peneliti.

2.3.2 Identifikasi Masalah

1. Banyak anak mengalami gangguan tingkah laku.

2. Dokter Yuni mencurigai sebagian besar anak yang bersekolah di

SD Internasional Plus mengalami gangguan tingkah laku karena

kurikulum yang ketat (main problem).

3. Dokter Yuni belum mengetahui faktor-faktor apa saja yang

berkaitan dengan gangguan tingkah laku.

4. Dokter Yuni memiliki ide untuk melakukan beberapa rangkaian

penelitian untuk mengungkapkan faktor-faktor apa saja yang

mungkin mempengaruhi gangguan tingkah laku tersebut.

5. Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut, dokter Yuni ingin

membuktikan apakah faktor-faktor tersebut berpengaruh pada

gangguan tingkah laku anak. Tetapi dokter Yuni bingung untuk

menentukan desain penelitian yang cocok.

4

Page 5: Skenario a Blok 3

2.3.3 Analisis Masalah

1. a. Apa yang dimaksud dengan gangguan tingkah laku?

Gangguan tingkah laku merupakan gangguan penyesuaian diri

terhadap lingkungan sosial yang disebabkan oleh lemahnya

kontrol diri, merupakan kasus yang banyak terjadi pada anak-

anak.

b. Apa ciri-ciri anak yang mengalami gangguan tingkah laku?

Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan tingkah laku,

berdasarkan QUAY :

o Merusak milik orang lain

o Hiperactive

o Mencari-cari perhatian

o Sering mengganggu orang lain

o Mengejek

o Berbohong atau mencuri

2. a. Apakah benar SD Internasional Plus memiliki kurikulum yang

ketat?

Benar, dilihat dari kurikulumnya yang berbeda dengan SD lain.

Hal ini menunjukan bahwa kurikulum di SD internasional Plus

ketat.

b. Bagaimana kurikulum di SD Internasional Plus?

Kurikulum di SD Internasional Plus :

Bahasa inggris lebih baik

Pendidikan komputer 30 menit/hari

Wajib ekstrakulikuler seperti berenang, piano, dan bahasa

mandarin

5

Page 6: Skenario a Blok 3

Pola pengajaran dinamis

Sistem belajar perpaket/SKS

75% pengajar mampu mengajar dengan bilingual

Menggunakan buku asing

c. Apa perbedaan SD Internasional Plus dengan SD lainnya?

Perbedaan antara SD Internasional Plus dan SD lainnya:

o Kurikulum yang berbeda

o Jumlah siswa dan luas ruangan

o Pola pengajaran

o Bangunan sekolah

o Fasilitas atau sarana dan prasarana

o Sistem keamanan

o Pembiayaan

o Tenaga pendidik dan kependidikan

3. a. Apa saja faktor-faktor yang berkaitan dengan gangguan

tingkah laku?

Faktor-faktor penyebab gangguan tingkah laku:

1. Faktor biologis

2. Faktor psikologis

3. Faktor sosiologis

4. Pengaruh dari teman-teman seusia

5. Faktor sosiologis

b. Bagaimana pandangan Islam mengenai gangguan tingkah laku

anak?

Termasuk sebab utama yang memicu penyimpangan akhlak pada

anak, bahkan pada semua manusia secara umum, adalah godaan

6

Page 7: Skenario a Blok 3

setan yang telah bersumpah di hadapan Allah Subhanahu wa

Ta’ala untuk menyesatkan manusia dari jalan-Nya yang lurus.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

. و�م�ن� �د�يه�م� ي� أ �ن� �ي ب م�ن� �ه�م� �ن �ي آلت �م� ث �ق�يم� ت �م�س� ال اط�ك� ص�ر� �ه�م� ل ألق�ع�د�ن� �ي �ن �ت غ�و�ي

� أ �م�ا ف�ب ق�ال�

�ر�ين� اك ش� ه�م� �ر� �ث ك� أ �ج�د� ت و�ال �ه�م� �ل م�ائ ش� و�ع�ن� �ه�م� �م�ان ي

� أ و�ع�ن� �ف�ه�م� ل خ�

“Iblis (setan) berkata, ‘Karena Engkau telah menghukumi saya

tersesat, sungguh saya akan menghalangi mereka dari jalan-Mu

yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka

dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan

Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat

kepada-Mu).’” (QS. Al-A’raf: 16-17).

4. a. Apa yang melatarbelakangi dokter Yuni melakukan penelitian?

Yang melatarbelakangi dokter Yuni untuk melakukan penelitian

adalah banyaknya kunjungan pasien anak-anak yang bersekolah

di SD Internasional Plus mengalami gangguan tingkah laku

(berdasarkan skenario).

b. Apa masalah utama penelitian ini?

Masalah utama penelitian ini adalah apa saja faktor-faktor yang

berkaitan dengan kasus gangguan tingkah laku pada anak yang

bersekolah di SD Internasional Plus?

7

Page 8: Skenario a Blok 3

c. Apa tujuan penelitian?

Tujuan penelitian ini adalah :

- untuk mengidentifikasi apa saja faktor-faktor yang berkaitan

dengan terjadinya gangguan tingkah laku pada anak yang

bersekolah di SD Internasional Plus.

- untuk membuat gambaran secara sistematis, aktual dan akurat,

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada gangguan tingkah

laku pada anak.

d. Apa desain penelitian yang cocok untuk penelitian ini?

- mencari literatur ilmiah yang valid

- bertanya pada ahlinya

- observasi awal ke sekolah

- mengumpulkan data dengan interview, quisioner, dll.

Desain penelitian yang cocok untuk penelitian ini adalah

Penelitian Kualitatif.

e. Bagaimana populasi dan samplingnya?

Populasi : anak-anak yang bersekolah di SD Internasional Plus

Sampel : anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku.

8

Page 9: Skenario a Blok 3

f. Bagaimana cara pengumpulan data dan teknik analisis

datanya?

Teknik pengumpulan data : wawancara dan observasi

Teknik analisis data : perhitungan data statistik, pengujian

hipotesis serta menggunakan Grounded Theory.

g. Bagaimana pertimbangan etis penelitian ini?

- informed consent (lembar persetujuan)

- anonimity (identitas subyek diganti kode)

- confidentially (kerahasiaan)

5. a. Apa yang melatarbelakangi dokter Yuni melakukan penelitian?

Setelah melakukan penelitian sebelumnya, diketahui adanya

hubungan antara faktor-faktor terkait dengan gangguan tingkah

laku pada anak yang bersekolah di SD Internasional Plus.

b. Apa masalah utama penelitian ini?

Apakah ada hubungan antara kurikulum SD Internasional Plus

dengan gangguan tingkah laku pada anak?

c. Apa tujuan penelitian?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adakah

hubungan antara faktor-faktor yang ada dengan gangguan tingkah

9

Page 10: Skenario a Blok 3

laku pada siswa/siswi SD Internasional Plus.

d. Apa desain penelitian yang cocok untuk penelitian ini?

Untuk mencari hubungan sebab-akibat, desain yang cocok untuk

penelitian ini adalah Case-Control.

e. Bagaimana populasi dan samplingnya?

Populasi : anak-anak yang bersekolah di SD Internasional

Plus.

Sampel : - Kasus = anak-anak yang mengalami gangguan

tingkah laku

- Kontrol = anak-anak yang tidak mengalami

gangguan tingkah laku

f. Bagaimana cara pengumpulan data dan teknik analisis

datanya?

Teknik pengumpulan data:

- wawancara

- pengisian kuisioner

Teknik analisis data:

-analisa kuantitatif = univariat (1 variabel), bivariat (2variabel)

10

Page 11: Skenario a Blok 3

-uji X2 (chi square), cox analysis dan metode kaplan-mler dan

disajikan tabel serta grafik.

g. Bagaimana pertimbangan etis penelitian ini?

- informed consent (lembar persetujuan)

- anonimity (identitas subyek diganti kode)

- confidentially (kerahasiaan)

f. Bagaimana pandangan islam mengenai penelitian?

Dalam ajaran Islam, ilmu dan amal atau kerja karya merupakan

suatu kesahian, termasuk penelitian sebagai amal atau kerja untuk

pencarian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi,

dalam mewujudkan kehidupan yang baik (dunia dan ukhrawi)

(Q.S.16/97).

11

Page 12: Skenario a Blok 3

Kerangka Konsep

12

Banyak anak yang bersekolah di SD

Internasional Plus

Gangguan Tingkah Laku Pandangan Islam

Dokter melakukan penelitian

Observasi Sebab akibat

o Latar belakango Masalah utamao Tujuano Populasi & samplingo Cara pengumpulan

data & teknik analisis data

o Pertimbangan etis penelitian

Ciri-Ciri

Faktor Penyebab

Kurikulum

Perspektif Islam mengenai Penelitian

Page 13: Skenario a Blok 3

2.3.4 Hipotesis

Dokter Yuni melakukan penelitian kualitatif dan Case-Control, karena

mencurigai sebagian besar anak yang bersekolah di SD Internasional Plus

mengalami gangguan tingkah laku karena kurikulum yang ketat.

2.3.5. Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan dan Learning Issue

Pokok Bahasan What I know What I Don’t Know What I have to prove How I will

learn

1.Gangguan

tingkah laku pada

anak

2.SD Internasional

Plus

3.Penelitian

Kualitatif

4.Case-Control

study

5.Pandangan Islam

mengenai

gangguan tingkah

laku pada anak

serta penelitian

Pengertian

gangguan

tingkah laku

Sekolah

Dasar yang

bertaraf

internasional

Pengertian

penelitian

kualitatif

Pengertian

Case-Control

Study

Kewajiban

dalam islam

untuk

menuntut

ilmu dan

mengasihi

anak-anak.

Faktor-faktor

penyebab dan ciri-ciri

gangguan tingkah laku

Kurikulum

Langkah-Langkah,

teknik pengambilan

data, teknik analisis

data

Langkah-Langkah,

teknik pengambilan

data, teknik analisis

data

Ayat-ayat yang

menjelaskan.

Faktor-faktor penyebab

dan ciri-ciri gangguan

tingkah laku

Kurikulum

Langkah-Langkah,

teknik pengambilan

data, teknik analisis

data

Langkah-Langkah,

teknik pengambilan

data, teknik analisis

data

Ayat-ayat yang

menjelaskan.

Bahan Kuliah

Integrasi, Text

books,

Internet, dan

jurnal.

2.3.5.1 Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan

13

Page 14: Skenario a Blok 3

2.3.5.2 Learning Issue

1. Gangguan tingkah laku pada anak

2. Sekolah Dasar Internasional Plus

3. Pandangan Islam mengenai gangguan tingkah laku serta

pengembangan ilmu

4. Penelitian kualitatif

5. Case-Control Study

2.3.6 Mensintesis dan Merangkum Hasil Belajar Mandiri

2.3.6.1 Sintesa

Etiologi dan Faktor Resiko Gangguan Tingkah Laku

a.       Faktor-faktor biologis. Dalam tiga studi adopsi berskala besar di Swedia,

Denmark, dan Amerika Serikat, mengindikasikan bahwa perilaku kriminal dan

agresif dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan dimana faktor lingkungan

pengaruhnya sedikit lebih besar. Dari studi terhadap orang kembar

mengindikasikan bahwa perilaku agresif (a.l kejam terhadap hewan, berkelahi,

merusak kepemilikan) jelas diturunkan, sedangkan perilaku kenakalan lainnya (a.l

mencuri, lari dari rumah, membolos sekolah) kemungkinan tidak demikian.

Kelemahan neurologis, tercakup dalam profil masa kanak-kanak dari anak-anak

yang mengalami gangguan tingkah laku. Kelemahan tersebut termasuk

keterampilan verbal yang rendah, masalah dalam fungsi pelaksanaan (kemampuan

mengantisipasi, merencanakan, menggunakan pengendalian diri, dan

menyelesaikan masalah) dan masalah memori.

b.      Faktor-faktor psikologis. Teori pembelajaran yang melibatkan modelling

dan pengondisian operant memberikan penjelasan yang bermanfaat mengenai

perkembangan dan berlanjutnya masalah tingkah laku. Anak-anak dapat

mempelajari agresivitas orang tua yang berperilaku agresif. Anak juga dapat

14

Page 15: Skenario a Blok 3

meniriu tindakan agresif dari berbagai sumber lain seperti televisi. Karena agresi

merupakan cara mencapai tujuan yang efektif , meskipun tidak menyenangkan ,

kemungkinan hal tersebut dikuatkan. Oleh karena itu setelah ditiru, tindakan

agresif kemungkinan akan dipertahankan.Berbagai karakteristik pola asuh seperti

disiplin keras dan tidak konsisten dan kurangnya pengawasan secara konsisiten

dihubungkan dengan perilaku antisosial pada anak-anak.

c.       Pengaruh dari teman-teman seusia. Penelitian mengenai pengaruh teman

seusia terhadap agresi dan antisocial anak-anak memfokuskan pada dua bidang

besar, yaitu:

1)      Penerimaan atau penolakan dari teman-teman seusia. Penolakan

menunjukkan hubungan yang kausal dengan perilaku agresif, bahkan

dengan tindakan pengendalian perilaku agresif yang terdahulu (Coie &

Dodge, 1998).

2)      Afiliasi dengan teman-teman seusia yang berperilaku menyimpang.

Pergaulan dengan teman seusia yang nakal juga dapat meningkatkan

kemungkinan perilaku nakal pada anak (Capaldi & Patterson, 1994).

d. Faktor-faktor sosiologis. Tingkat pengangguran tinggi, fasilitas pendidikan

yang rendah, kehidupan keluarga yang terganggu, dan subkultur yang

menganggap perilaku criminal sebagai suatu hal yang dapat diterima terungkap

sebagai faktor-faktor yang berkontribusi (Lahey dkk, 1999; Loeber & Farrington,

1998). Kombinasi perilaku antisosial anak yang timbul di usia dini dan rendahnya

status sosioekonomi keluarga memprediksikan terjadinya penangkapan di usia

muda karena tindakan criminal (Patterson, Crosby, & Vuchinich, 1992). Factor-

faktor social berperan, korelasi terkuat dengan kenakalan adalah hiperaktivitas

dan kurangnya pengawasan orang tua.

15

Page 16: Skenario a Blok 3

Penanganan Gangguan Tingkah Laku

Hal penting bagi keberhasilan dalam penanganan adalah upaya mempengaruhi

banyak system dalam kehidupan seorang remaja (keluarga, teman-teman sebaya,

sekolah, lingkungan tempat tinggal). Salah satu masalah yang dihadapi

masyarakat adalah bagaimana menghadapai orang-orang yang nurani sosialnya

tampak kurang berkembang.

1.      Intervensi keluarga, beberapa pendekatan yang paling menjanjikian untuk

menangani gangguan tingkah laku mnecakup intervensi bagi orang tua atau

keluarga dari si anak antisosial. Gerald Patterson dan kolegannya

mengembangkan dan menguji sebuah program behavioral, yaitu Pelatihan

Manajemen Pola Asuh (PMP), dimana orang tua diajari untuk mengubah berbagai

respon untuk anak-anak mereka sehingga perilaku prososial dan bukannya

perilaku antisosial yang dihargai secara konsisten. Para orang tua diajarkan untuk

menggunakan teknik-teknik seperti penguatan positif bila si anak menunjukkan

perilaku positif dan pemberian jeda serta hilangnya perilaku istimewa bila ia

berperilaku agresif atau antisosial. Pmp terbukti mengubah interaksi orang tua-

anak, yang pada akhirnya berhubungan dengan berkurangnya perilaku antisosial

dan agresif (Dishion & Andrews, 1995; Dishion, Patterson & kavenagh, 1992).

PMP juga terbukti memperbaiki perilaku para saudara kandung dan mengurangi

depresi pada para ibu yang mengikuti program tersebut (Kazdin,1985).

2.      Penanganan multisistemik (PMS), Henggeler menujukkan keberhasilan

dalam hal mengurangi tingkat penangkapan karena tindak kriminal dalam empat

tahun setelah penanganan (Borduin dkk, 1995). Intervensi ini memandang

masalah tingkah laku sebagai suatu hal yang dipengaruhi oleh berbagai konteks

dalam keluarga dan antara keluarga dan berbagai sistem sosial lainnya. Teknik

yang dipergunakan variasai meliputi teknik perilaku kognitif, system keluarga,

dan manajemen kasus. Keunikan dari terapi ini terletak pada penekanan kekuatan

individu dan keluarga, mengidenikasikan konteks bagi masalah-masalah tingkah

laku, yang berfokus pada masa kini dan berorientasi pada tindakan, dan

16

Page 17: Skenario a Blok 3

menggunakan intervensi yang membutuhkan upaya harian atau mingguan oleh

para anggota.

3.      Pendekatan kognitif, terapi dengan intervensi bagi orang tua dan keluarga

merupakan komponen keberhasilan yang penting, tetapi penangana semacam itu

banyak memakan biaya dan waktu. Oleh kerena itu, penanganan dengan terapi

kognitif individual bagi anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku dapat

mempaerbaiki tingkah laku mereka, meski tanpa melibatkan keluarga. Contoh:

mengajarkan keterampilan kognitif  pada anak-anak untuk mengendalikan

kemarahan mereka menunjukan manfaat yang nyata dalam membantu mereks

mengurangi perilaku agresif. Mereka belajar untuk bertahan dari serangan verbal

tanapa merespon secara agresif dengan menguanakan teknik pengalihan seperti

bersenandung, mengatakan hal-hal yang menyenangkan pada diri sendiri, atau

beranjak pergi. Strategi lain dengan mengajarkan keterampilan moral kepada

berbagai kelompok remaja yang mengalami ganguan perilaku.

Metode Penelitian Kualitatif

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan

melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor

(Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu,

peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya,

menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas.

17

Page 18: Skenario a Blok 3

Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif

digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi,

untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan

kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan. Tujuan utama penelitian

kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial

dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena

yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait.

Harapannya ialah diperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk

selanjutnya dihasilkan sebuah teori. Karena tujuannya berbeda dengan penelitian

kuantitatif, maka prosedur perolehan data dan jenis penelitian kualitatif juga

berbeda.

Sistematika Penelitian Kualitatif

1. Judul

2. Abstrak

3. Kata Pengantar

4. Daftar Isi

5. Daftar Gambar

6. Bab I Pendahuluan

7. Konteks Penelitian

8. Fokus Kajian Penelitian

9. Tujuan Penelitian

10. Manfaat Penelitian

11. Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka

12. Bab III Metode Penelitian

13. Pendekatan

14. Batasan Istilah

15. Unit Analisis

16. Deskripsi Setting Penelitian

17. Pengumpulan Data

18. Analisis Data

18

Page 19: Skenario a Blok 3

19. Keabsahan data

20. Bab IV Hasil dan pembahasan

21. Bab VI Kesimpulan dan saran

22. Daftar pustaka

23. Lampiran

Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian lain. Untuk mengetahui perbedaan

tersebut ada 14 ciri penelitian kualitatif yaitu:

1. Dalam penelitian kualitatif data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau

alamiah (natural setting).

2. Peneliti sebagai alat penelitian, artinya peneliti sebagai alat utama

pengumpul data yaitu dengan metode pengumpulan data berdasarkan

pengamatan dan wawancara

3. Dalam penelitian kualitatif diusahakan pengumpulan data secara deskriptif

yang kemudian ditulis dalam laporan. Data yang diperoleh dari penelitian

ini berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka.

4. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil, artinya

dalam pengumpulan data sering memperhatikan hasil dan akibat dari

berbagai variabel yang saling mempengaruhi.

5. Latar belakang tingkah laku atau perbuatan dicari maknanya. Dengan

demikian maka apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal

yang pokok bagi penelitian kualitatif. Mengutamakan data langsung atau

“first hand”. Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada

penelitinya untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan.

6. Dalam penelitian kualitatif digunakan metode triangulasi yang dilakukan

secara ekstensif baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data.

7. Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat

data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan

masalah yang diteliti.

19

Page 20: Skenario a Blok 3

8. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai

objek atau yang lebih rendah kedudukannya.

9. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan

responden, yakni bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dan

segi pendiriannya.

10. Verifikasi. Penerapan metode ini antara lain melalui kasus yang

bertentangan atau negatif.

11. Pengambilan sampel secara purposif. Metode kualitatif menggunakan

sampel yang sedikit dan dipilih menurut tujuan penelitian.

12. Menggunakan “Audit trail”. Metode yang dimaksud adalah dengan

mencantumkan metode pengumpulan dan analisa data.

13. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung

dianalisa, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian

seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai.

14. Teori bersifat dari dasar. Dengan data yang diperoleh dari penelitian di

lapangan dapat dirumuskan kesimpulan atau teori.

Penjelasan secara ringkas keseluruhan unsur yang ada dalam penelitian

kualitatif, yaitu:

1. Judul, singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena dan fokus kajian

penelitian. Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran

yang bermacam-macam dan tidak bias makna.

2. Abstrak, ditulis sesingkat mungkin tetapi mencakup keseluruhan apa yang

tertulis di dalam laporan penelitian. Abstrak penelitian selain sangat

berguna untuk membantu pembaca memahami dengancepat hasil

penelitian, juga dapat merangsang minat dan selera orang lain untuk

membacanya.

3. Perspektif teoritis dan kajian pustaka, perspektif teori menyajikan tentang

teori yang digunakan sebagai perpektif baik dalam membantumerumuskan

fokus kajian penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau

membahas temuan-temuan penelitian. Sementara kajian pustaka

20

Page 21: Skenario a Blok 3

menyajikan tentang studi-studi terdahulu dalam konteks fenomena dan

masalah yang sama atau serupa.

4. Metode yang digunakan, menyajikan secara rinci metode yang digunakan

dalam proses penelitian.

5. Temuan–temauan penelitian, menyajikan seluruh temuan penelitian yang

diorganisasikan secara rinci dan sistematis sesuai urutan pokok masalah

atau fokus kajian penelitian. Temuan-temuan penelitian yang disajikan

dalam laporan penelitian merupakan serangkaian fakta yang sudah

direduksi secara cermat dan sistematis, dan bukan kesan selintas peneliti

apalagi hasil karangan atau manipulasi peneliti itu sendiri.

6. Analisis temuan– temuan penelitian. Hasil temuanmemrlukan pembahasan

lebih lanjut dan penafsiran lebih dalam untuk menemukan makna di balik

fakta. Dalam melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian,

peneliti harus kembali mencermati secara kritis dan hati-hati terhadap

perspektif teoritis yang digunakan.

Jenis-jenis Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:

1.Biografi

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang

dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan

penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu

pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup

seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut

memposisikan dirinya sendiri.

2.Fenomenologi

Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna

konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi

pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami,

sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang

21

Page 22: Skenario a Blok 3

dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua

penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu.

Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah

membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep

epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan

awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh

responden.

3.Grounded theory

Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman

untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk

menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi

tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat

dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari

pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang

berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

4.Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok

sosial. peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku,

kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari

sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang

cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut

peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara

satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau

makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

5.Studi kasus

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan

batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan

menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan

22

Page 23: Skenario a Blok 3

tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau

individu.

Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1.Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi

atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang

digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.

Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai

responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,

kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti

melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang

dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan

keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai

dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari

pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building

raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan

kontrol emosi negatif.

2.Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),

pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan

perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan

23

Page 24: Skenario a Blok 3

gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk

membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan

pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut.

Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat

digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi

tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.

Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-

benar terlibat dalam keseharian responden.

 Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa

menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat

harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati

suatu objek.

Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok

terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi,

jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi

dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku.

3.Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,

catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama

data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada

peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara

detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat

24

Page 25: Skenario a Blok 3

pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah

atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-

lain.

4.Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang

umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan

makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini

digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan

hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga

dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti

terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang

digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Biografi

Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:

a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti

tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap

kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau

seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan.

b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode.

c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis.

d. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang

dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut.

e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi

sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah,

kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu.

25

Page 26: Skenario a Blok 3

f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang

berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan

pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.

2. Fenomenologi

Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:

a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran

menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.

b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai

data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.

c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh

responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada

awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan

yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang

bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa

hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari

phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).

d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu

ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.

e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari

fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut.

Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena

yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan

bagaimana fenomena itu terjadi).

f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi

dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman

responden mengenai fenomena tersebut.

g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari

gambaran tersebut ditulis.

3. Grounded theory

26

Page 27: Skenario a Blok 3

Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu:

a. Mengorganisir data

b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.

c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa

dipelajari.

d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki

kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-

kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut.

e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan

mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding.

Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu

acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi

yang mempengaruhi peristiwa.

4.Etnografi

Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu:

a. Mengorganisir file.

b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.

c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.

d. Menginterpretasi penemuan.

e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.

5. Studi kasus

Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu:

a. Mengorganisir informasi.

b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.

c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.

d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.

e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan

generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk

penerapannya pada kasus yang lain.

27

Page 28: Skenario a Blok 3

f. Menyajikan secara naratif.

Keabsahan Data

Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal,

yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian

kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi

mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa

kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil

akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan

keabsahan data, yaitu:

1.Kredibilitas

Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa

kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail,

triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil

penelitian lain, dan member check.

Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:

a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan

dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun

kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri

peneliti sendiri.

b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut.

d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk

diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

28

Page 29: Skenario a Blok 3

d. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-

dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk

mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta

denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi

yang lain.

3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan

peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-

konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.

4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya

dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan

dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil

penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam

penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

Reliabilitas

Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu

konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti,

metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan

kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan

responden.(IAHS)

Case Control Study

Penelitian kasus-kontrol (case-control study), atau yang sering juga

disebut sebagai case-comparison study, case-compeer study, case-referent study,

atau retrospective study, meupakan penelitian epidemiologis analitik

observasional yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi

kesehatan) tertentu dengan faktor-faktor risiko tertentu. Desain penelitian kasus-

29

Page 30: Skenario a Blok 3

kontrol dapat digunakan untuk menilai berapa besar peran faktor risiko dalam

kejadian penyakit (cause-effect relationship).

Dalam hal kekuatan hubungan sebab akibat, studi kasus-kontrol ada di

bawah desain eksperimental dan studi kohort, namun lebih kuat daripada studi

cross-sectional, karena pada studi kasus-kontrol terdapat dimensi waktu,

sedangkan studi cross-sectional tidak. Desain kasus-kontrol mempunyai berbagai

kelemahan, namun juga memiliki beberapa keuntungan. Dengan perencanaan

yang baik, pelaksanaan yang cermat, serta analisis yang tepat, studi kasus-kontrol

dapat memberikan sumbangan yang bermakna dalam berbagai bidang kedokteran

klinik, terutama untuk penyakit-penyakit yang jarang ditemukan.

Penelitian kasus-kontrol adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut

bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif,

dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek atau penyakit tertentu

(kelompok kasus) dan kelompok tanpa efek (kelompok kontrol), kemudian diteliti

faktor risiko yang dapat menerangkan mengapa kelompok kasus terkena efek,

sedangkan kelompok kontrol tidak. 1,3,4,5

Desain penelitian ini bertujuan mengetahui apakah suatu faktor risiko tertentu

benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan

kekerapan pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kasus dengan kelompok

kontrol. Jadi, hipotesis yang diajukan adalah : Pasien penyakit x lebih sering

mendapat pajanan faktor risiko Y dibandingkan dengan mereka yang tidak

berpenyakit X. Pertenyaan yang perlu dijawab dengan penelitian ini adalah :

apakah ada asosiasi antara variabel efek (penyakit, atau keadaan lain) dengan

variabel lain (yang diduga mempengaruhi terjadi penyakit tersebut) pada populasi

yangditeliti.

Langkah-langkah pada penelitian kasus-kontrol:

1. Menetapkan Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis yang Sesuai

30

Page 31: Skenario a Blok 3

Dari pertanyaan penelitian dapat disusun hipotesis penelitian yang akan diuji

validitasnya secara empiris.

2. Mendeskripsikan dan Mengidentifikasi Variabel Penelitian

Intensitas pajanan faktor risiko dapat dinilai dengan cara mengukur dosis,

frekuensi, atau lamanya pajanan. Ukuran pajanan terhadap faktor risiko yang

berhubungan dengan frekuensi dapat bersifat :

• Dikotom, yaitu bila hanya terdapat dua kategori, misalnya pernah minum

jamu peluntur atau tidak

• Polikotom, pajanan diukur pada lebih dari dua tingkat, misalnya tidak

pernah, kadang-kadang, atau sering terpajan

• Kontinu, pajanan diukur dalam skala kontinu atau numerik, misalnya umur

dalam tahun, paritas, berat lahir

Ukuran pajanan yang berhubungan dengan waktu dapat berupa :

• Lamanya pajanan (misalnya jumlah bulan pemakaian AKDR) dan apakah

pajanan itu berlangsung terus-menerus)

• Saat mendapat pajanan pertama

• Bilakah terjadi pajanan terakhir

3. Menentukan Populasi Terjangkau dan Sampel (Kasus, Kontrol) serta

Cara Pemilihan Subyek Penelitian

Kelompok kasus adalah kelompok individu yang menderita penyakit yang

akan diteliti dan ikut dalam proses penelitian sebagai subyek studi. Sedangkan

kelompok kontrol adalah kelompok individu yang sehat atau tidak menderita

penyakit yang akan diteliti, tetapi mempunyai peluang yang sama dengan

kelompok kasus karena terpajan oleh faktor risiko yang diduga sebagai

penyebab timbulnya penyakit.

Cara terbaik untuk memilih kasus adalah dengan mengambil secara acak

subyek dari populasi yang menderita efek. Namun dalam praktek, hal ini

31

Page 32: Skenario a Blok 3

hampir tidak mungkin dilaksanakan karena penelitian kasus-kontrol lebih

sering dilakukan pada kasus yang jarang yang diagnosisnya biasanya

ditegakkan di rumah sakit.

Beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan dengan cermat dalam

pemilihan kasus untuk studi kasus-kontrol:

a. Kasus insidens (baru) atau kasus prevalens (baru + lama)

b. Tempat pengumpulan kasus

c. Saat diagnosis

Sementara itu, pemilihan kontrol semata-mata ditentukan oleh peneliti

sehingga sangat terancam bias. Kelompok kontrol harus berasal dari populasi

yang sama dengan kasus dan didasarkan pada kesamaan dengan karakteristik

subyek pada kasus, sehingga mempunyai kesempatan yang sama untuk

terpajan oleh faktor risiko yang diteliti. 1,3,5

Ada beberapa cara untuk memilih kontrol yang baik :

a. Memilih kasus dan kontrol dari populasi yang sama

b. Memilih kontrol dengan karakteristik yang sama dengan kasus dalam

semua variabel yang mungkin berperan sebagai faktor risiko kecuali variabel

yang diteliti (matching)

c. Memilih lebih dari satu kelompok kontrol

Pada dasarnya untuk penelitian kasus-kontrol jumlah subyek yang akan diteliti

bergantung kepada :

a. Berapa besar densitas pajanan faktor risiko pada populasi. Bila densitas

pajanan faktor risiko terlalu kecil atau terlalu besar, maka kemungkinan

pajanan risiko pada kasus dan kontrol hampir sama dan diperlukan sampel

yang cukup besar untuk mengetahui perbedaannya.

b. Rasio odds terkecil yang dianggap bermakna (R).

c. Derajat kemaknaan (kesalahan tipe I,a) dan kekuatan (power=1-b) yang

32

Page 33: Skenario a Blok 3

dipilih. Biasanya dipilih a=5%, b=10% atau 20% (power=90% atau 80%).

d. Rasio (perbandingan) antara jumlah kasus dan kontrol. Dengan memilih

kontrol lebih banyak, maka jumlah kasus dapat dikurangi. Bila jumlah kontrol

diambil c kali, maka jumlah kasus dapat dikurangi dari n menjadi (c+1)n/2c.

e. Apakah pemilihan kontrol dilakukan dengan matching atau tidak. Dengan

melakukan matching, jumlah subyek yang diperlukan menjadi lebih sedikit.

4. Melakukan Pengukuran Variabel Efek dan Faktor Risiko

Pengukuran terhadap variabel yang dipelajari (efek dan faktor risiko)

merupakan hal yang sentral pada studi kasus kontrol. Penentuan efek harus

sudah didefinisikan dalam usulan penelitian. Pengukuran faktor risiko atau

pajanan yang terjadi di waktu lampau melalui anamnesis (recall) semata-mata

mengandalkan daya ingat responden. Bias yang dapat mengancam dalam

konteks ini adalah recall bias. 1,3

5. Menganalisis Data Hasil Penelitian

Analisis hasil studi kasus-kontrol dapat bersifat sederhana yaitu penentuan

rasio odds, sampai yang bersifat kompleks yaitu menggunakan analisis

multivariat. Ini ditentukan oleh apa yang ingin diteliti, bagaimana cara

memilih kontrol (matched atau tidak), dan terdapatnya variabel yang

mengganggu atau tidak.

Penentuan Rasio Odds (RO)

A. Studi kasus-kontrol tanpa matching

Rasio odds (RO) pada studi kasus-kontrol dapat diartikan sama dengan risiko

relatif (RR) pada studi kohort. Pada penelitian kasus-kontrol terdapat

kelompok kasus (a+c) dan kelompok kontrol (b+d). Dalam hal ini, yang dapat

dinilai adalah berapa sering terdapat pajanan pada kasus dibandingkan pada

kontrol, disebut dengan rasio odds (RO).

33

Page 34: Skenario a Blok 3

RO = odds pada kelompok kasus : odds pada kelompok kontrol

(proporsi kasus dengan faktor risiko) / (proporsi kasus tanpa faktor risiko)

(proporsi kontroldengan faktor risiko) / (proporsi kontrol tanpa faktor risiko)

B. Studi kasus-kontrol dengan matching

Pada studi kasus-kontrol dengan matching individual, harus dilakukan analisis

dengan menjadikan kasus dan kontrol sebagai pasangan-pasangan. Hasil

pengamatan studi kasus-kontrol biasanya disusun dalam tabel 2 x 2 dengan

keterangan sebagai berikut :

Sel a : kasus mengalami pajanan, kontrol mengalami pajanan

Sel b : kasus mengalami pajanan, kontrol tidak mengalami pajanan

Sel c : kasus tidak mengalami pajanan, kontrol mengalami pajanan

Sel d : kasus dan kontrol tidak mengalami pajanan

Kontrol

Kasus Risiko + Risiko -

Risiko + a b

Risiko - c d

Rasio odds pada studi kasus-kontrol dengan matching ini dihitung dengan

mengabaikan sel a karena baik kelompok kasus maupun kontrolnya terpajan,

dan sel d karena baik kelompok kasus maupun kontrolnya tidak terpajan.

Rasio odds dihitung dengan formula :

RO = b / c

RO dapat dianggap mendekati risiko relatif apabila :

1. Insidens penyakit yang diteliti kecil, tidak lebih dari 20% populasi terpajan

2. Kelompok kontrol merupakan kelompok representatif dari populasi dalam

34

Page 35: Skenario a Blok 3

hal peluangnya untuk terpajan faktor risiko

3. Kelompok kasus harus representatif

RO > 1 menunjukkan bahwa faktor yang diteliti memang merupakan faktor

risiko, bila RO = 1 atau mencakup angka 1 berarti bukan merupakan faktor

risiko, dan bila RO < par =" p(r-1)+1" p =" proporsi" r =" rasio"> 1

BIAS DALAM STUDI KASUS KONTROL

Bias merupakan kesalahan sistematis yang menyebabkan hasil penelitian tidak

sesuai dengan kenyataan. Pada penelitian kasus-kontrol terdapat tiga

kelompok bias yang dapat mempengaruhi hasil, yaitu :

a. Bias seleksi

b. Bias informasi

c. Bias perancu (confounding bias)

Sackett* mencatat beberapa hal yang dapat menyebabkan bias, di antaranya

adalah :

1. Informasi tentang faktor risiko atau faktor perancu (confounding factors)

mungkin terlupa oleh subyek penelitian atau tidak tercatat dalam catatan

medik kasus (recall bias)

2. Subyek yang terkena efek (kasus), karena ingin mengetahui penyebab

penyakitnya lebih sering melaporkan faktor risiko dibandingkan dengan

subyek yang tidak terkena efek (kontrol)

3. Peneliti kadang sukar menentukan dengan tepat apakah pajanan suatu agen

menyebabkan penyakit ataukah terdapatnya penyakit menyebabkan subyek

lebih terpajan oleh agen

4. Identifikasi subyek sebagai kasus maupun kontrol yang representatif

seringkali sangat sukar

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN KASUS KONTROL

35

Page 36: Skenario a Blok 3

Kelebihan

1. Studi kasus kontrol kadang atau bahkan menjadi satu-satunya cara untuk

meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang, atau bila

penelitian prospektif tidak dapat dilakukan karena keterbatasan sumber atau

hasil diperlukan secepatnya.

2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat.

3. Biaya yang diperlukan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien.

4. Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus

dalam satu penelitian (bila faktor risiko tidak diketahui).

5. Tidak mengalami kendala etik seperti pada penelitian eksperimen atau

kohort.

Kelemahan

1. Data mengenai pajanan faktor risiko diperoleh dengan mengandalkan daya

ingat atau catatan medik. Daya ingat responden menyebabkan terjadinya recall

bias, baik karena lupa atau responden yang mengalami efek cenderung lebih

mengingat pajanan faktor risiko daripada responden yang tidak mengalami

efek. Data sekunder, dalam hal ini catatan medik rutin yang sering dipakai

sebagai sumber data juga tidak begitu akurat (objektivitas dan reliabilitas

pengukuran variabel yang kurang).

2. Validasi informasi terkadang sukar diperoleh.

3. Sukarnya meyakinkan bahwa kelompok kasus dan kontrol sebanding karena

banyaknya faktor eksternal / faktor penyerta dan sumber bias lainnya yang

sukar dikendalikan.

4. Tidak dapat memberikan incidence rates karena proporsi kasus dalam

penelitian tidak mewakili proporsi orang dengan penyakit tersebut dalam

populasi.

5. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen,

hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.

6. Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan.

36

Page 37: Skenario a Blok 3

Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Untuk alasan tersebut dipergunakan uji statistik yang cocok dengan variabel penelitian. Menurut Notoatmodjo (2002), analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik analisa kuantitatif. Analisa data dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

a.   Univariat

Unit ini digunakan untuk mendiskripsikan frekuensi dari masing-masing

variabel bebas maupun variabel terikat melalui prosentase dan distribusi

frekuensi (Arikunto,2002). Analisa univariat berfungsi untuk meringkas data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna Dalam penelitian ini analisa univariat dilakukan untuk setiap variable dependen dan independen untuk mendapatkan gambaran dalam bentuk distribusi frekuensi dan prosentase dengan menggunakan bantuan program komputer.

b. Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa untuk mengetahui interaksi dua

variabel, baik berupa komparatif, asosiatif, maupun korelatif. Penelitian ini

analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kurikulum SDIP dengan gangguan tingkah laku anak. Karena data berskala ordinal (kategorik), maka uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square.

Masalah Etika dalam Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan masalah etika penelitian yang meliputi:

1. Informed Consent

Lembar persetujuan diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan informed consent

37

Page 38: Skenario a Blok 3

adalah agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah

mengumpulkan data. Jika responden penelitian bersedia diteliti, maka

responden harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, tetapi jika

menolak untuk diteliti maka tidak akan memaksa dan tetap menghormati hakhak

responden. Selama penelitian responden ada sejumlah yang tidak bersedia

untuk mengisi kuesioner dan menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonimity

Untuk tetap menjaga kerahasian responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden, tapi peneliti menggunakan kode tertentu

untuk masing-masing responden.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin oleh

peneliti. Data tersebut hanya akan disajikan/dilaporkan pada pihak yang

terkait dengan penelitian.

Sebab Kenakalan Anak Menurut Kacamata Islam

Termasuk sebab utama yang memicu penyimpangan akhlak pada anak, bahkan pada semua manusia secara umum, adalah godaan setan yang telah bersumpah di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menyesatkan manusia dari jalan-Nya yang lurus. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

. و�م�ن� �د�يه�م� ي� أ �ن� �ي ب م�ن� �ه�م� �ن �ي آلت �م� ث �ق�يم� ت �م�س� ال اط�ك� ص�ر� �ه�م� ل ألق�ع�د�ن� �ي �ن �ت غ�و�ي

� أ �م�ا ف�ب ق�ال��ر�ين� اك ش� ه�م� �ر� �ث ك

� أ �ج�د� ت و�ال �ه�م� �ل م�ائ ش� و�ع�ن� �ه�م� �م�ان ي� أ و�ع�ن� �ف�ه�م� ل خ�

38

Page 39: Skenario a Blok 3

“Iblis (setan) berkata, ‘Karena Engkau telah menghukumi saya tersesat, sungguh saya akan menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat kepada-Mu).’” (QS. Al-A’raf: 16-17).

Dalam upayanya untuk menyesatkan manusia dari jalan yang benar, setan berusaha menanamkan benih-benih kesesatan pada diri manusia sejak pertama kali mereka dilahirkan ke dunia ini, untuk memudahkan usahanya selanjutnya setelah manusia itu dewasa.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya, “Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku semuanya dalam keadaan hanif (suci dan cenderung kepada kebenaran), kemudian setan mendatangi mereka dan memalingkan mereka dari agama mereka (Islam).”

Dalam hadits shahih lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tangisan seorang bayi ketika (baru) dilahirkan adalah tusukan (godaan untuk menyesatkan) yang berasal dari setan.“

Perhatikanlah hadits yang agung ini! Betapa setan berupaya keras untuk menyesatkan manusia sejak mereka dilahirkan ke dunia. Padahal, bayi yang baru lahir tentu belum mengenal nafsu, indahnya dunia, dan godaan-godaan duniawi lainnya, maka bagaimana keadaannya kalau dia telah dewasa dan mengenal semua godaan tersebut?

Di samping sebab utama di atas, ada faktor-faktor lain yang memicu dan mempengaruhi penyimpangan akhlak pada anak, berdasarkan keterangan dari ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di antara faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, pengaruh didikan buruk kedua orangtua

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua bayi (manusia) dilahirkan di atas fithrah (kecenderungan menerima kebenaran Islam dan tauhid), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya (beragama) Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”

Hadits ini menunjukkan bahwa semua manusia yang dilahirkan di dunia memiliki hati yang cenderung kepada Islam dan tauhid, sehingga kalau dibiarkan dan tidak dipengaruhi maka nantinya dia akan menerima kebenaran Islam. Akan tetapi, kedua orang tuanyalah yang memberikan pengaruh buruk, bahkan menanamkan kekafiran dan kesyirikan kepadanya.

39

Page 40: Skenario a Blok 3

Syekh Bakr Abu Zaid berkata, “Hadits yang agung ini menjelaskan sejauh mana pengaruh dari kedua orangtua terhadap (pendidikan) anaknya, dan (pengaruh mereka dalam) mengubah anak tersebut dalam penyimpangan dari konseuensi (kesucian) fitrahnya kepada kekafiran dan kefasikan….

(Di antara contoh pengaruh buruk tersebut adalah) jika seorang ibu tidak memakai hijab (pakaian yang menutup aurat), tidak menjaga kehormatan dirinya, sering keluar rumah (tanpa ada alasan yang dibenarkan agama), suka berdandan dengan menampakkan (kecantikannya di luar rumah), senang bergaul dengan kaum lelaki yang bukan mahram-nya, dan lain sebagainya, maka ini (secara tidak langsung) merupakan pendidikan (yang berupa) praktik (nyata) bagi anaknya, untuk (mengarahkannya kepada) penyimpangan (akhlak) dan memalingkannya dari pendidikan baik yang membuahkan hasil yang terpuji, berupa (kesadaran untuk) memakai hijab (pakaian yang menutup aurat), menjaga kehormatan dan kesucian diri, serta (memiliki) rasa malu. Inilah yang dinamakan ‘pengajaran pada fitrah (manusia)’.

Kedua, pengaruh lingkungan dan teman bergaul yang buruk

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, “Perumpamaan teman duduk (bergaul) yang baik dan teman duduk (bergaul) yang buruk (adalah) seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan peniup al-kiir (tempat menempa besi). Maka, penjual minyak wangi bisa jadi memberimu minyak wangi atau kamu membeli (minyak wangi) darinya, atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang harum darinya. Sedangkan peniup al-kiir (tempat menempa besi), bisa jadi (apinya) akan membakar pakaianmu atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya.”

Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan duduk dan bergaul dengan orang-orang yang baik akhlak dan tingkah lakunya, karena adanya pengaruh baik yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka. Hadits tersebut sekaligus menunjukkan larangan bergaul dengan orang-orang yang buruk akhlaknya dan pelaku maksiat karena pengaruh buruk yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka.

Ketiga, sumber bacaan dan tontonan

Pada umumnya, anak-anak mempunyai jiwa yang masih polos, sehingga sangat mudah terpengaruh dan mengikuti apa pun yang dilihat dan didengarnya dari sumber bacaan atau berbagai tontonan.

Apalagi, memang kebiasan meniru dan mengikuti orang lain merupakan salah satu watak bawaan manusia sejak lahir, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

40

Page 41: Skenario a Blok 3

اختلف تناكر وما ائتلف منها تعارف فما مجندة، جنود األرواح

“Ruh-ruh manusia adalah kelompok yang selalu bersama. Maka, yang saling bersesuaian di antara mereka akan saling berdekatan, dan yang tidak bersesuaian akan saling berselisih.”

Oleh karena itulah, metode pendidikan dengan menampilkan contoh figur untuk diteladani adalah termasuk salah satu metode pendidikan yang sangat efektif dan bermanfaat.

Syekh Abdurrahman as-Sa’di berkata ketika menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

و�م�و�ع�ظ�ة= �ح�ق@ ال ه�ذ�ه� ف�ي و�ج�اء�ك� ف�ؤ�اد�ك� �ه� ب Jت� �ب �ث ن م�ا س�ل� الر@ �اء� �ب ن� أ م�ن� �ك� �ي ع�ل �ق�ص@ ن �ال و�ك

�ين� �م�ؤ�م�ن �ل ل ى �ر� و�ذ�ك

“Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu, dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud: 120).

Beliau berkata, “Yaitu, supaya hatimu tenang dan teguh (dalam keimanan), dan (supaya kamu) bersabar seperti sabarnya para rasul ‘alaihimus sallam, karena jiwa manusia (cenderung) senang meniru dan mengikuti (orang lain), dan (ini menjadikannya lebih) bersemangat dalam beramal shalih, serta berlomba dalam mengerjakan kebaikan….”

Perspektif Islam tentang Penelitian

Dalam kajian ilmu pengetahuan, penelitian merupakan upaya mencari

kebenaran melalui metode atau pendekatan ilmiah, untuk dimanfaatkan bagi

kesejahteraan hidup manusia. Untuk maksud tersebut, maka kegiatan penelitian

41

Page 42: Skenario a Blok 3

meliputi observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, eksperimen dan

penyusunan teori.

Dalam ajaran Islam, ilmu dan amal / kerja karya merupakan suatu kesahian,

termasuk penelitian sebagai amal / kerja untuk pencarian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dan tehnologi, dalam mewujudkan kehidupan yang baik (dunia dan

ukhrawi) (Q.S.16/97).

Apabila kita mencermati ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan

Hadits, maka terdapat karakteristik, antara lain :

1. Sumber kebenaran adalah Allah, Pencipta semesta alam (Q.S. 2/147 ; 3/60 ;

96/5)

2. Islam adalah agama ilmu / wawasan fikir

(Q.S. 3/190 ; 58/11)

3. Islam adalah agama amal / karya

(Q.S. 4/124 ; 16/97 ; 67/2)

4. Islam adalah agama berorientasi kedepan

(Q.S. 59/18 ; 93/4)

5. Islam menempatkan manusia selaku khalifah

(Q.S. 2/30 ; 24/55 ; 35/39)

6. Sabda Rasulullah SAW :

“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah”.

“Siapa yang menginginkan (kebaikan) di dunia hendaklah berilmu, dan siapa

yang menginginkan (kebaikan) di akhirat hendaklah berilmu”

“Siapa yang menginginkan (kebaikan) di dunia dan di akhirat hendaklah

berilmu”.

Dilihat dari keseluruhan metode penelitian kualitatif, penelitian ini cocok

dilakukan oleh dokter Yuni untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan

dengan dengan gangguan tingkah laku pada anak-anak yang bersekolah di SD

Internasional Plus dengan menggunakan wawancara dan observasi sebagai

metode pengumpulan data serta menggunakan grounded theory sebagai teknik

analisis data.

42

Page 43: Skenario a Blok 3

Setelah mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan gangguan tingkah

laku pada anak-anak yang bersekolah di SD Internasional Plus, dokter Yuni

sebaiknya melakukan penelitian dengan desain case-control study karena studi ini

mempelajari hubungan sebab-akibat antara faktor resiko dan efek. Pada penelitian

ini dokter Yuni menggunakan dua sampel, yaitu kasus dan kontrol dimana anak

yang mengalami gangguan tingkah laku adalah kasus sedangkan anak yang tidak

mengalami gangguan tingkah laku adalah kontrol.

Sebagai dokter muslim yang profesional, dokter Yuni memiliki tanggung

jawab untuk mengembangkan ilmu yang dimilikinya karena hal ini merupakan

kewajiban bagi setiap muslim yang berilmu, serta memberikan pengertian kepada

ibu dari anak-anak untuk lebih menjaga dan memberi kasih sayang kepada anak-

anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael.(ed).1995.Dasar-Dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta:Binarupa Aksara

43

Page 44: Skenario a Blok 3

http://www.

44