skenario 4 blok neuro

25
SASBEL LI. 1 MM SISTEM LIMBIK Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.limbik secara harfiah diartikan sebagai perbatasan. Sistem limbik itu sendiri diartikan keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian utama sistem limbik adalah hipothalamus dan struktur-strukturnya yang berkaitan. Bagian otak ini sama dengan yang dimiliki hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan kortes limbik. Sistem limbik berfungsi mengendalikan emosi, mengendalikan hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang. Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai Alam Bawah Sadar atau ketaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang, dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, respek dan kejujuran. Sistem Limbik yang terdiri dari Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini berperanan sangat penting dan berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian otak penting lainnya. Karena hubungan langsung sistem Limbik dengan sistem otonom, jadinya bila ada stimulus emosi negatif yang langsung masuk dan diterima oleh sistem Limbik dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti : gangguan jantung , hipertensi maupun gangguan saluran cerna. Tidak heran saat seseorang marah , maka jantung akan berdetak lebih cepat dan lebih keras dan tekanan darah dapat meninggi . Stimulus emosi dari luar ini dapat langsung potong jalur masuk ke sistem Limbik tanpa dikontrol oleh bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang mampu melihat stimulus tadi secara lebih obyektif dan rasional. Hal ini menjelaskan kenapa seseorang yang sedang mengalami emosi kadang perilakunya tidak rasional. Permasalahan lain adalah pada beberapa keadaan seringkali emosi negatif seperti cemas dan depresi timbul secara perlahan tanpa disadari dan individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul gejala fisik , seperti misalnya hipertensi. Hipothalamus Di sekeliling hipotalamus terdapat terdapat subkortikal lain dari sistem limbik yang meliputi septum, area paraolfaktoria, epithalamus, nukleianteriorthalamus, gangglia basalis hipocampus dan amigdala. Di sekeliling area subkortika limbik terdapat korteks limbik, yang terdiri atas sebuah cincin korteks serebri pada setiap belahan otak yang dimulai dari

Upload: intan-nurul-hikmah

Post on 14-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

SASBELLI. 1 MM SISTEM LIMBIK

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.limbik secara harfiah diartikan sebagai perbatasan. Sistem limbik itu sendiri diartikan keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian utama sistem limbik adalah hipothalamus dan struktur-strukturnya yang berkaitan. Bagian otak ini sama dengan yang dimiliki hewan mamalia sehingga sering disebut denganotak mamalia.Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan kortes limbik. Sistem limbik berfungsi mengendalikan emosi, mengendalikan hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai Alam Bawah Sadar atau ketaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang, dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, respek dan kejujuran.Sistem Limbik yang terdiri dari Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini berperanan sangat penting dan berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian otak penting lainnya. Karena hubungan langsung sistem Limbik dengan sistem otonom, jadinya bila ada stimulus emosi negatif yang langsung masuk dan diterima oleh sistem Limbik dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti : gangguan jantung , hipertensi maupun gangguan saluran cerna. Tidak heran saat seseorang marah , maka jantung akan berdetak lebih cepat dan lebih keras dan tekanan darah dapat meninggi .Stimulus emosi dari luar ini dapat langsung potong jalur masuk ke sistem Limbik tanpa dikontrol oleh bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang mampu melihat stimulus tadi secara lebih obyektif dan rasional. Hal ini menjelaskan kenapa seseorang yang sedang mengalami emosi kadang perilakunya tidak rasional. Permasalahan lain adalah pada beberapa keadaan seringkali emosi negatif seperti cemas dan depresi timbul secara perlahan tanpa disadari dan individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul gejala fisik , seperti misalnya hipertensi.

HipothalamusDi sekeliling hipotalamus terdapat terdapat subkortikal lain dari sistem limbik yang meliputi septum, area paraolfaktoria, epithalamus, nukleianteriorthalamus, gangglia basalis hipocampus dan amigdala. Di sekeliling area subkortika limbik terdapat korteks limbik, yang terdiri atas sebuah cincin korteks serebri pada setiap belahan otak yang dimulai dari area orbitofrontalis pada permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus sub kalosal, kemudian melewati ujung atas korpus kalosum ke bagian hemisferium serebri dalam girus singulata dan akhirnya berjalan ke belakang korpus kalosum dan ke bawah menuju permukaan ventro medial lobus temporalis ke girus parahipokampal dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisferium serebri ada sebuah cincin terutama merupakan paleokorteks yang mengelilingi sekelompok struktur dalam yang menagtur perilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin korteks limbik ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali penghubung antara neokorteks dan struktur limbik lain yang lebih rendah. Jalur komunikasi yang penting antara sistem limbik dan batang otak adalah berkas otak depan bagian medial (medial forebrain bundle) yang menyebar ke regio septal dan orbito frontal korteks serebri ke bawah melalui bagian tengah hipotalamus ke formasio retikularis batang otak. Berkas ini membuat serabut-serabut dalam dua arah, membentuk garis batang sistem komunikasi. Jalur komunikasi yang kedua adalah melalui jaras pendek yang melewati formasio retikularis batang otak, thalamus, hipothalamus, dan sebagian besar area lainnya yang berhubungan dengan area basal otak. Hipotalamus meskipun berukuran sangat kecil hanya beberapa sentimeter kubik mempunyai jaras komunika dua arah yang berhubungan dengan semua tingkat sistem limbik. Sebaliknya, hipotalamus dan struktur yang berkaitan dengannya mengirimkan sinyal-sinyal keluaran dalam tiga arah:a. ke belakang dan ke bawah menuju batang otak terutama di are retikular mesenfalon, pons, dan medula dan dari area tersebut ke saraf perifer sistem saraf otonom.b. ke atas menuju bagian besar area yang lebih tinggi di diensefalon dan serebrum khususnya bagia anterior talamus dan bagian limbik korteks serebri.c. infundibulum hipotalamus untuk mengatur atau mengatur secara sebagain dari fungsi sekretorik pada sebagian posterior dan anterior kelenjar hipofisis.

Pengaturan fungsi vegetatif dan fungsi endokrin HipotalamusPada setiap hipotalamus tampak adanya suatu area hipotalamik lateral yang besar. Area ini berguna untuk pengaturan rasa haus, rasa lapar, dan sebagian besar hasrat emosional.a. Pengaturan kardiovaskular menimbulkan efek neurogenik pada sistem kardiovaskular yang telah dikenal meliputi kenaikan tekanan arteri, penurunan arteri, peningkatan dan penurunan frekuensi denyut jantung.b. Pengaturan suhu tubuh. Bagian anterior hipotalamus khususnya area preoptik berhubungan dengan suhu tubuh. Peningkatan suhu darah yang mengalir melewati area ini meningkatkan aktivitas neuron-neuron suhu. sebaliknya penurunan suhu darah akan menurunkan aktivitasnya.c. Pengaturan cairan. Hipotalamus mengatur cairan tubuh melalui dua cara. 1) dengan mencetuskan sensasi haus yang menyebabkan seseorang atau hewan minum air.2) mengatur ekskresi air ke dalam urine. Di hipotalamus bagian lateral terdapat area pusat rasa haus.d. Pengaturan kontraktilitas uterus dan pengeluaran air susu oleh payudara. Perangsangan nuklei paraventrikular menyebabkan sel-sel neuronnya mensekresi hormon oksitosin yang menyebabkan peningkatan kontraktilitas uterus serta kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveoli payudara yang selanjutnya alveoli mengosongkan air susu melalui puting susu.e. Pengaturan gastrointestinal dan hasrat makan. Yang berhubungan dengan rasa lapar terdapat di area hipotalamus lateral. Sedangkan pusat rasa kenyang terletak di nuklei ventromedial.f. Pengaturan hipotalamik sekresi hormon endokrin oleh kelenjar hipofisis anterior.

Fungsi perilaku dari hipotalamus dan fungsi limbik yang berkaitan1. Perangsangan hipotalamus lateral pada hewan, tidak hanya merangsang timbulnya rasa haus dan nafsu makan, tetapi juga kadangkala menyebabkan timbu rasa marah yang sangat hebat dan keinginan untuk berkelahi.2. Perangsangan nukleus ventromedial menimbulkan rasa kenyang, menurunkan nafsu makan, dan hewan juga tenang.3. Perangsangan zone tipis dari nuklei paraventrikular, yang terletak sangat berdekatan dengan ventrikel ke tiga biasanya menimbulkan rasa takut dan reaksi terhukum.4. Dorongan seksual terjadi bila ada rangsangan pada hipotalamus khususnya sebagian besar bagian anterior dan posterior.

Beberapa prinsip sebagai bentuk kecerdasan emosi yang diperankan sistem limbik antara lain:Mempengaruhi sistem belajar manusia. Sistem limbik ini mengontrol kemampuan daya ingat, kemampuan merespon segala informasi yang diterima pancaindera.Mengontrol setiap informasi yang masuk. Sistem limbik ini mengontrol setiap informasi yang masuk dan memilih informasi yang berharga untuk disimpan dan yang tidak berharga akan dilupakan. Oleh karena itu sistem limbik menentukan terbentuknya daya ingat jangka panjang yang berguna dalam pelayanan pendidikan anak.Otak tidak akan memberikan perhatian jika informasi yang masuk mengabaikan sistem limbik. Suasana belajar yang membosankan membuat sistem limbik mengkerut dan kehilangan daya kerjanya. Oleh karena itu suasana belajar yang menyenangkan akan memberi pengaruh positif pada kerja sistem limbik.

Fungsi spesifik bagian bagian lain sistem limbik; I. Fungsi hipokampusHipokampus merupakan bagian korteks serebri yang memanjang melipat ke dalam untuk membentuk lebih banyak bagian dalam ventrikel lateralis. Hipokampus merupakan saluran tambahan yang dilewati oleh sinyal sensorik yang masuk, yang dapat memulai reaksi perilaku dengan tujuan yang berbeda.Seperti halnya halnya pada struktur-struktur limbik lain, perangsangan pada berbagai area dalam hipokampus hampir selalu dapat menyebabkan salah satu dari berbagai pola perilaku, misalnya rasa marah, ketidak pedulian, atau dorongan seks yang berlebihan.Hal-hal yang berasal dari ingatan jangka pendek dapat diubah untuk disimpan menjadi ingatan jangka panjang oleh hipokampus. Hipokampus (terletak diantara lobus temporal otak) dan bagian media lobus temporal (bagian yang terletak paling dekat dengan garis tengah badan) juga berperan dalam proses penggabungan ingatan (memory consolidation).Untuk mengingat sesuatu, seseorang harus berhasil melaksanakan 3 hal, yaitu mendapatkan informasi, menahan/meyimpannya dan mengeluarkannya. Bila kita lupa akan sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian mana saja dari ke 3 proses tersebut. Memory adalah proses aktif, karena ilmu pengetahuan berubah terus, selalu diperiksa dan diformulasi ulang oleh pikiran otak kita.Ingatan mempunyai beberapa fase yaitu : 1) Waktunya sangat singkat (extremely shortterm)/ingatan segera (immediate memory): Item hanya dapat disimpan dalam beberapa detik2) Ingatan jangka pendek (short term): Item dapat ditahan dalam beberapa menit3) Ingatan jangka panjang (long term): Penyimpanan berlangsung beberapa jam sampai seumur hidup.Ingatan jangka panjang dihasilkan oleh perubahan struktural pada system saraf, yang terjadi karena aktifasi berulang terhadap lingkaran neuron (loop of neuron). Lingakaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus atau hipokampus, kembali lagi ke korteks.Aktifasi berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan menyebabkan synaps diantara mereka secara fungsional berhubungan. Sekali terjadi hubungan, maka neuron tersebut akan merupakan suatu kumpulan sel, yang bila tereksitasi pada neuron tersebut akan terjadi aktifasi seluruh kumpulan sel tersebut.Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh berbagai sensasi, pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan sel tersebut. Menurut Hebb perubahan struktural tersebut terjadi di sinaps.Peran Hipokampus dalam pembelajaranFungsi teoritis hipokampus pada pembelajandapat menyebabkan timbulnya dorongan untuk mengubah in gatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Artinya, hipokampus menjalarkan sinyal-sinyal yang tampaknya membuat pikiran berulang-ulang melatih informasi baru sampai menjadi ingatan yang disimpan permanaen.

II. Fungsi AmigdalaAmigdala merupakan kompleks beragam nukleus kecil yang terletak tepat di bawah korteks serebri dari tiang (pole) medial anterior setiap lobus temporalis. Amigdala mempunyai banyak sekali hubungan dua jalur dengan hipothalamus seperti juga dengan daerah sistem limbik lainnya. Amigdala menerima sistem neuronal dari semua bagian korteks limbik seperti juga dari neokorteks lobus temporalis, parietalis, dan ksipitalis terutama dari area asosiasi auditorik dan area asosiasi visual. Oleh karena hubungan yang multiple ini, amigdala disebut jendela , yang dipakai oleh sistem limbik untuk melihat kedudukan seseorang di dunia. Sebaliknya, amigdala menjalarkan sinyal- sinyal :1) kembali ke area kortikal yang sama ini,2) ke hipokampus,3) ke septum,4) ke thalamus, dan5) khususnya ke hipothalamus.Efek perangsangan amigdala hampir sama dengan efek perangsangan langsung pada hipothalamus, ditambah dengan efek lain. Efek yang diawali dari amigdala kemudian dikirim melalui hipotalamus meliputi : 1) peningkatan dan penurunan tekanan arteri, 2) meningkatkan atau menurunkan frekuensi denyut jantung 3,) meningkatkan atau menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal, 4) defekasi atau mikturisi 5), dilatasi pupil atau kadangkala kontriksi, 6) piloereksi, 7) sekresi berbagai hormon hipofisis anterior terutama hormon gonadotropin dan adrenokortikortopik.Disamping efek yang dijalarkan melalui hipotalamus ini, persangsangan amigdala juga dapat menimbulkan beberapa macam gerakan involunter yakni: 1) pergerakan tonik seperti mengangkat kepala atau membungkukkan badan, 2) pergerakan melingkar melingkar, 3) kadangkala pergerakan klonik, ritmis, dan berbagai macam pergerakan yang berkaitan dengan penciuman dan makan sperti menjilat, mengunyah, dan menelan. Selain itu, perangsangan pada nukleo amigdala tertentu dapat menimbulkan pola marah, melarikan diri, rasa terhukum, nyeri yang sangat, dan rasa takut seperti pola rasa marah yang dicetuskan oleh hipotalamus.Fungsi keseluruhan amigdalaAmigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar. Amigdala juga tampaknya berproyeksi pada jalur sistem limbik seseorang dalam berhubungan dengan alam sekitar dan pikiran. Amigdala dianggap membuat respon perilaku seseorang sesuai dengan tiap kedaan.

III. korteks limbikBagian dari sistem limbik yang sedikit dimengerti adalah cincin korteks limbik, yang mengelilingi struktur subkortikal limbik. Korteks ini berfungsi sebagai zona transisional yang dilewati oleh sinyal-sinyal yang dijalarkan oleh sisa korteks otak ke dalam sistem limbik dan juga ke arah yang berlawanan. Bagian dari sistem limbik yang sedikit dimengerti adalah cincin korteks limbik, yang mengelilingi struktur subkortikal limbik. Korteks ini berfungsi sebagai zona transisional yang dilewati oleh sinyal-sinyal yang dijalarkan oleh sisa korteks otak ke dalam sistem limbik dan juga ke arah yang berlawanan. Oleh karena itu. Korteks limbik berfungsi sebagai area asosiasi serebral untuk mengatur perilaku.

Korteks limbik ini dimulai dari :Otak area orbito frontalis pada permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus subkalosal, kemudian melewati ujung atas korpus kolosum ke bagian medial hemisferum serebri dalam girus singulata, dan akhirnya berjalan di belakang korpus kolosum dan ke bawah menuju permukaan ventromedial lobus temporalis ke girus parahipokampal dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisferum serebri ada sebuah cincin, terutama merupakan paleokorteks, yang mengelilingi sekelompok struktur dalam yang sangat berkaitan dengan prilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin korteks ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali penghubung antara neokorteks dan struktur limbik yang lebih rendah.Perangsangan pada berbagai regio korteks limbik akan meinggagalkan fungsi korteks limbik ini. Namun, seperi halnya regio-regio lain dari sitem limbik, pola perilaku tersebut dapat juga dicetuskan dengan merangasang daerah spesifik dalam korteks limbik. Demikian juga ablasi beberapa area korteks limbik dapat menimbulkan perubahan yang persisten pada perilaku hewan,misalnya hewan menjadi liar, mau menyelidiki segala objek, mempunyai dorongan seksual yang besar tehadap hewan yang tidak sesuai atau terhadap benda- benda mati.

4. Memahami dan Menjelaskan Peran Dopamin dan PerilakuDopamin memiliki rumus kimia C 6 H 3 (OH) 2-CH 2-CH 2-NH 2. Nama kimianya adalah "4 - (2-aminoethyl) benzen-1 ,2-diol" dan singkatan adalah "DA." Sebagai anggota keluarga katekolamin, dopamin adalah prekursor norepinefrin (noradrenalin) dan kemudian epinefrin (adrenalin) dalam jalur biosintesis untuk neurotransmitter ini. Dopamin terdapat pada striatum, hipothalamus, system limbic, median eminence, dan interneuron pada retina. Pada beberapa ganglia otonom dan bagian-bagian tertentu di otak seperti substansia nigra, sintesis katekolamin hanya sampai pada pembentukan dopamine. Baik di susunan saraf pusat maupun di susunan saraf perifer, dopamin juga menjadi precursor untuk pembentukan NE dan epinefrin.

Sintesis dan PenyimpananSintesis dopamine seperti halnya dengan sintesis NE berasal dari asam amino tirosin. Dopamin disentesis dalam tubuh (terutama oleh jaringan saraf dan medula kelenjar adrenal) pertama oleh hidroksilasi asam amino L-tirosin untuk L-dopa melalui monooxygenase 3 tyrosine enzim-, juga dikenal sebagai hidroksilase tirosin, dan kemudian oleh dekarboksilasi L-dopa oleh dekarboksilase asam L-amino aromatik (yang sering disebut sebagai dekarboksilase dopa). Dalam beberapa neuron, dopamin lebih lanjut diolah menjadi dopamin-norepinefrin oleh hidroksilase beta. Pengaturan sintesis dopamine tergantung dari aktivitas enzim tirosin hidroksilase dan dopa dekaroboksilase. L-dopa ditranspor secara aktif ke dalam neuron pada susunan saraf pusat dimana ia akan dikonversi menjadi dopamine oleh enzim dopa dekarboksilase. Dopamin akan tersimpan di dalam vesikel dan sebagian lagi diambil oleh sel glia. Sel glia tidak dapat menyimpan dopamine secara efisien sehingga dopamine akan berdifusi ke luar untuk merangsang reseptor dopamine atau dire-uptake oleh neuron dopaminergik. Bila terjadi degenerasi neuron dopamine (seperti pada penyakit Parkinson), maka peranan dopamine yang berasal dari sel-sel glia menjadi sangat penting. SekresiSeperti halnya NE, dopamin disekresi ke celah sinaptik melalui proses eksositosis dimana proses ini membutuhkan ion Ca. Sekresi dopamine ditingkatkan oleh tiramin, amfetamin, methilamfetamin, dan juga nomifensin.Mekanisme KerjaTransmisi dopaminergik nampaknya hanya terdapat pada susunan saraf pusat. Dopamin bekerja melalui reseptor dopamine yang terdapat pada neuron postsinaptik. Beberapa jaringan perifer dapat memberi respon terhadap pemberian dopamine tetapi tidak ditemukan persarafan dopaminergik pada jaringan-jaringan tersebut (misalnya, jantung, pembuluh darah dan usus). Hal ini menunjukkan bahwa pada jaringan perifer juga terdapat reseptor dopamine. Reseptor dopamine yang telah diisolasi strukturnya adalah reseptor dopamine 1 (D1) dan reseptor dopamine 2 (D2). Akhir-akhir ini ada bukti yang menunjukkan bahwa reseptor dopamine yang terdapat dalam jaringan lebih dari dua. Reseptor D1 bekerja dengan jalan mengaktifkan enzim adenilat siklase melalui Gs dan reseptor D2 bekerja dengan jalan menghambat enzim adenilat siklase dengan mengaktifkan Gi.Pada susunan saraf perifer, reseptor dopamine ditemukan pada beberapa ganglia sinaptik, kelenjar eksokrin, saluran cerna dan otot polos pembuluh darah. Pada susunan saraf pusat terdapat pada daerah nigrostriatal, daerah limbic seperti amigdala dan hippocampus serta daerah tubero-infundibular seperti nucleus arkuatus dan hypothalamus.InaktivasiSeperti halnya dengan NE, inaktifasi dopamine terjadi dengan proses re-uptake neuronal dan proses enzimatik. Enzim MAO dan COMT akan memetabolisasi dopamine menjadi bentuk yang tidak aktif seperti 3,4-dihidroksi-phenulacetic acid (DOPAC) dan homovanilic acid (HVA).Aspek FarmakologisDopamin terlibat di dalam proses terjadinya penyakit Parkinson, dimana pada penyakit ini terjadi kekurangan dopamine akabat degenerasi neuron dopaminergik pada substansia nigra dan striatum.Kelebihan dan kekurangan dopaminDopamin yang berlebihan dapat menyebabkan skizofrenia dan bila kekurangan dapat menyebabkan penyakit parkinson.Pada penelitian menunjukkan penderita parkinson kehilangan 80% lebih sel-sel saraf penghasil dopamine pada substansia nigra. Kekurangan dopamine akan mengganggu keseimbangan antara dopamin dengan neurotransmitter lainnya, seperti asetilkolin. Kekurangan dopamin menyebabkan sel-sel saraf pada striatum kehilangan fungsi kontrol, sehingga penderita tidak dapat mengatur atau mengontrol gerakan-gerakan normal.Abnormal transmisi dopaminergik tinggi telah dikaitkan dengan psikosis dan skizofrenia. Peningkatan aktivitas fungsional dopaminergik, khususnya di jalur mesolimbic, ditemukan pada individu skizofrenia.

LI.2 MM PSIKOPATOLOGIK1. Memahami Paham Dasar PsikiatriI. KesadaranGangguan kesadaran paling sering berhubungan dengan adanya kelainan pada otak.A. Disorientasi: gangguan orientasi waktu, tempat, orang.B. Kesadaran berkabut : kejernihan ingatan yang tidak lengkap.C. Stupor : hilangnya reaksi dan ketidak sadaran lingkungan sekeliling.D. Delirium : bingung, gelisah, disorientasi, takut dan halusinasi.E. Somnolen : mengantuk yang abnormal.F. Drowsiness : cenderung selalu tidurII. EmosiEmosi adalah keadaan perasaan yang komplek berhubungan dengan afek dan mood.A. Afek Afek adalah ekspresi emosi yang terlihat Afek serasi : irama emosional sesuai gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai. Afek tidak serasi : ketidak sesuaian antara perasaan emosional dengan gagasan pikiran atau pembicaraan yang menyertai. Afek tumpul : penurunan berat intensitas irama perasaan yang di ungkapkan keluar. Afek sempit : penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah dibawah afek tumpul. Afek datar : tidak ada atau hampir tidak ada ekspresi afek, suara monoton dan wajah tidak bergerak. Afek labil : perubahan irama perasaan cepat dan tiba-tiba tidak berhubungan stimuli eksternal.B. MoodMood adalah emosi meresap dan dipertahankan, subjektif dan dilaporkan pasien pada orang lain. Euforia : elasi kuat dengan perasaan kuat dengan perasaan kebesaran. Depresi : kesedihan yang psiko patologis. Anhedonia : hilang minat menarik diri dari semua aktifitas rutin yang menyenangkan. Elasi : perasaan menyenangkan dan gembira yang berlebihan, puas diri sendiri atau optimis.C. Emosi lain Kecemasan : ketakutan disebabkan dugaan bahaya dari dalam atau luar. Agitasi : kecemasan berat diserati kegelisahan motorik. Ketegangan : peningkatan aktifitas motorik dengan psikologis yang tidakmenyenangkan. Panik :cemas akut episodik dan kuat. Ambivalensi : teradap sama-sama dua impuls yang berlawanan.D. Gangguan psikologis yang berhubungan dengan mood : tanda disfungsi somatik pada seseorang paling sering berhubungan dengan depresi. Anoreksia : menurunnya nafsu makan. Hiperfagia : meningkatnya nafsu makan. Insomnia : menurunnya kemampuan untuk tidur. Hipersomnia : tidur yang berlebihan. Bulimia : perasaan lapar yang tidak habis-habisnya dan makan yang berlebih.III. Perilaku motorik aspek jiwa yang termasuk impuls, motivasi, harapan, dorongan, instink dan idaman, seperti yang diekspresikan oleh prilaku. Ekoprasia : peniruan gerakan yang patologis seseorang pada orang lain. Katatonia : terlihat pada skizofrenia katatonik dan beberapa kasus penyakit pada otak. Negativisme : tahanan tanpa motifasi terhadap semua usaha untuk menggerakkan terhadap semua instruksi. Katapleksi : hilangnya tonus otot dan kelemahan sementara yang dicetuskan oleh berbagai keadaan emosional. Mutisme : tidak bersuara tanpa kelainan struktural. Tik : pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak disadari. Hiperaktivitas : kegelisahan, agresif, aktivitas destruktiv, seringkali disertaidengan patologik otak dasar. Ataksia : kegagalan koordinasi otot. Tremor : gangguan pergerakan ritmik, berkurang saat istirahat dan tidur, dan meningkat pada waktu marah dan ketegangan. Konvulsi : kontraksi ototatau spasme yang involunter. Kejang klonik : kejang dimana otot secara bergantian kontaksi dan relaksasi. Kejang tonik : kejang dimana terjadi kontraksi otot yang terus menerus. Distonia : Perlambatan kontraksi terus menerus dari tubuh.IV. BerpikirBerpikir adalah aliran gagasan, simbol, dan asosiasi yang di arahkan oleh tujuan dimulai oleh suatu masalah dan mengarah pada kesimpulan yang berorientasi kenyataan.a) Gangguan umum dalam bentuk atau proses berpikir Gangguan mental : sindrom prilaku yang bermakna secara klinis, disertai dengan penderitaan atau ketidakmampuan. Psikosis : ketidakmampuan untuk membedakan kenyataan dari fantasi. Berpikir autistik : preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi.

V. Gangguan spesifik pada bentuk pikir Sirkumstansialitas : berbicara yang tidak langsung dan lambat dalam mencapai tujuan tetapi akhirnya dari titik awal mencapai tujuan yang diharapkan. Tangensialitas : ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi pikiran yang diarahkan oleh tujuan. Inkoherensi : pikiran yang biasanya tidak dapat dimengerti. Ekolalia : pengulangan kata-kata atau frase-frase seseorang oleh seseorang lain secara psikopatologis. Asosiasi longgar : penyimpangan yang mendadak dalam urutan pikiran tanpa penghambatan. Flight of ideas : verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus menerus yang menghasilkan pergeseran terus menerus dari satu ide ke ide lain. Blocking : terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba sebelum pikiran atau gagasan diselesaikan.VI. Gangguan spesifik pada isi pikir Waham : keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan inteligensia pada pasien dan latar belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan. Waham bizar: keyakinan palsu yang aneh, mustahil, dan samasekali tidak masuk akal. Waham nihilistik : perasaan palsu bahwa diringa, orang lain, dan dunia adalah tidak ada atau berakhir. Waham kebesaran: gambaran kepentingan, kekuatan atau identitas seorang yang berlebihan. Sisi pikir : waham bahwa pikiran pasien dihilangkan dari ingatannya oleh orang lain atau tenaga lian. Siar pikir : waham bahwa pikiran pasien dapat didengar oleh orang lain seperti pikeran mereka sedang disiarkan ke udara. Obsesi : ketakutan yang patologis dari suatu pikiran atau perasaan yang tidak dapat di tentang yang tidak dapat di hilangkan dari kesadaran oleh usaha logika, yang disertai dengan kecemasan. Kompulsi: kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu impuls yang jika ditahan, menyebabkan kecemasan, perilaku berulang sebagai respon suatu obsesi atau dilakukan menurut aturan tertentu, tanpa akhir yang sebenarnya dalam diri selain dari pada untuk mencegah sesuatu dari terjadi di masa depan. Fobia : rasa takut patologis yang resisten, irasional, berlebihan dan selalu terjadi terhadap suatu jenis stimulasi atau situasi tertentu, menyebabkan keinginan yang memaksa untuk menghindaristimulus yang ditakuti. Fobia sederhana : rasa takut dengan obyek yang jelas. Fobia sosial: rasa takut akan keramain masyarakat. Agorafobia : rasa takut terhadap tempat yang terbuka. Akrofobia : rasa takut terhadap tempat yang tinggi. Algofobia : rasa takut terhadap rasa nyeri. Ailurofobia : rasa takut terhadap kucing. Panfobia : rasa takut terhadap segala sesuatu. Klaustrofobia : rasa takut terhadap tempat yang tertutup. Zoofobia : rasa takut terhadap binatang.VII. BicaraBicara adalah gagasan, pikiran, perasaan yang di ekspresikan melalui bahasa, komunikasi melalui penggunaan kata-kata dan bahasa.A. Gangguan bicara Logorrhea: bicara yang banyak sekali, bertalian dan logis. Disprosodi : hilangnya irama bicara yang normal. Gagap: pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata yang menyebabkan gangguan kefasihan bicara yang jelas. Kekacauan : bicara yang aneh dan distrimik, yang mengandung semburan yang cepat dan menyentak.B. PresepsiPresepsi adalah proses stimulasi fisik nenjadi informasi psikologis.C. Gangguan presepsi Halusinasi : presepsi sensori yang palsu tidak disertai dengan stimuli eksternal yang nyata, mungkin tredapat atau tidak terdapat interpretasi waham tentang pengalaman halusinasi. Halusinasi auditoris : presepsi bunyi yang palsu. Halusinasi visual : presepsi palsu tentang penglihatan yang berupa citra yang berbentuk dan citra yang tidak berbentuk. Ilusi : mispresepsi terhadap stimuli eksternal yang nyata.D. Gangguan yang berhubungan dengan gangguan kognitif Agnosia : ketidakmampuan untuk mengenali dan menginterpretasikan kepentingan kesan sensoris. Anosognosia : ketidakmampuan untuk mengenali suatu defek neurologi yang terjadi pada dirinya Agnosia visual : ketidakmampuan untuk mengenali benda atau orang. Somatopagnosia : ketidak mampuan untuk mengenali suatu bagian tubuh sebagai milik tubuhnya sendiri. Aura : sensasi perasaan akan adanya bahaya seperti rasa penuh pada lambung, wajah memerah, dan perubahan respirasi, perubahan kognisi dan keadaan mood biasanya terjadi sebelum serangan.E. Gangguan yang berhubungan dengan fenomena konversi dan disosiatif : somatisasi material direpresi atau perkembangan gejala dan distorsi fisik yang melibatkan otot volunter dan tidak disebabkan oleh suatu gangguan fisik. Kepribadian ganda : satu orang yang tampak pada waktu yang berbeda menjadi dua atau lebih kepribadian dan karakter yang sama sekali berbeda. Dissosiasi : mekanisme pertahanan yang tidak disadari meliputi pemisahan dari kelompok proses mental atau proses prilaku dari sisa aktivitas psikis seseorang.

VIII. Daya ingat : fungsi dimana informasi di simpan di otak dan selanjutnya di ingat kembali ke kesadaran.A. Gangguan daya ingat Amnesia : ketidakmampuan sebagian atau keseluruhan untuk mengingat pengalaman masa lalu Paramnesia : pemalsuan ingatan oleh distorsi pengingatan. Hipermnesia : peningkatan derajat penyimpangan dan pengingatan. Represi : suatu mekanisme pertahanan yang di tandai oleh pelupaan secara tidak disadari terhadap gagasan yang tidak diterima. Letologika : ketidakmampuan sementara untuk mengingat suatu nama atau kata benda yang tepat. Blackout : amnesia yang di alami oleh alkoholik berkaitan dengan perilaku selama minum.B. Tingkat daya ingat Segera (immediate) : reproduksi atau pengingatan hal-hal yang dirasakan dalam beberapa detik sampai menit. Baru saja (recent) : peringatan peristiwa yang telah lewat beberapa hari. Agak lama (recent past) : pengingatan peristiwa yang telah lewat selama beberapa bulan. Jauh (remote) : pengingatan peristiwa yang telah lama terjadi.C. InteligensiaIntelegensia adalah kemampuan untuk mengerti, mengingat, menggerakan dan menyatukansecara konstruktif pelajaran sebelumnya dalam menghadapi situasi yang baru. Retardasi mental : kurangnya inteligensia sampai derajat dimana terdapatgangguan pada kinerja sosial dan kejuruan : ringan (IQ 50 atau 55 70), sedang (IQ 35 atau 40 50 atau 55), berat (IQ 20 atau 25 35 atau 40), sangat berat (IQ dibawah 20 atau 25). Demensia : pemburukan fungsi intelektual organik dan global tanpa pengaburan kesadaran. Pseudodemensia : gambaran klinis yang menyerupai demensia yang tidak disebabkan oleh suatu kondisi organik.D. InsightInsight adalah kemampuan pasien untuk mengerti penyebab sebenarnya dan arti dari suatu situasi. Tilikan intelektual : mengerti kenyataan obyektif tentang suatu keadaan tanpa kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dalam cara yang berguna untuk mengatasi situasi. Tilikan sesungguhnya : mengerti kenyataan obyektif tentang suatu situasi, disertai dengan daya pendorong,motivasi dan emosional untuk mengatasi situasi. Tilikan yang terganggu : menghilangnya kemampuan untuk mengerti kenyataan obyektif dari suatu situasi.

2. Memahami Psikopatologi/SimptomatologiSimptomatologi Gangguan Jiwa Menurut pandangan patologi, gangguan jiwa atau tingkah laku abnormal adalah akibat dari keadaan sakit atau terganggu yang jelas kelihatan berdasarkan gejala gejala klinis yang ditampilkan.Gejala gejala tertentu yang ditampilkan tersebut berbeda dengan yang ditampilkan pada orang orang yang tidak terganggu jiwanya (normal). Karena itu untuk melihat apakah seseorang itu terganggu jiwanya atau tidak, dapat dipelajari dari gejala gejala yang ditampilkannya.

DefinisiSimptomatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala gejala. Simptomatologi gangguan jiwa berarti ilmu yang mempelajari gejala gejala gangguan jiwa. Dalam kerja psikiatri (ilmu tentang cara pengobatan jiwa yang sakit), mempelajari gejala gejala sangat penting artinya. Tidak saja untuk menentukan atau mengklasifikasikan gangguan yang dialami penderita, tetapi yang lebih pentingadalah untuk mengidentifikasi sebab sebab dari gangguan tersebut (etiologi).Mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit/gangguan jiwa berarti upaya untuk menghilangkan suatu sebab dan bukan sekedar menghilangkan suatu gejala. Suatu gejala hanyalah manifestasi dari adanya gangguan dan bukan sebab, namun untuk menemukan sesuatu yang menyebabkan gangguan tersebut dapat dilakukan dengan mempelajari gejala gejalanya.Gejala adalah sesuatu yang adanya dipermukaan, sedang sebab adanya dibalik atau di bawah gejala. Sesuatu gangguan dapat dengan mudah dikenali melalui gejala-gejalanya, sedangkan untuk menemukan sebab sebabnya harus dilakukan melalui studi yang mendalam tentang gejala gejalanya. Dalam pandangan psikopatologi modern, dikatakan bahwa setiap gejala mempunyai arti yang dapat menjelaskan perkembangan psikodinamik dari penyakit si penderita.Pada hakekatnya, tiap gejala merupakan satu segi dari proses gangguan secara keseluruhan. Misalnya seorang yang mengalami gangguan pikiran, bukan berarti yang terganggu hanya pikirannya saja sementara aspek yang lain tetap sehat, tetapi sebenarnya gangguan tersebut merupakan gangguan keseluruhan kepribadian. Hanya yang lebih dominan atau lebih menjadi pusat perhatian kita pada aspek pikirannya. Disamping itu, gejala yang dapat dialami atau dilihat dari dalam (misal takut yang irrasional) atau dapat dilihat dari luar (misal berkeringat dingin pada penderita katatonik).Gejala gangguan mental pada umumnya bersifat kompleks dan merupakan hasil interaksi antar unsure somatika, psikogenik, dan sosiobudaya. Karena itu, gejala selalu menunjukkan adanya dekompresi proses adaptasi dan terdapat terutama dalam pemikiran, perasaan, dan perilaku. Bagaimana pentingnya mempelajari gangguan jiwa tampak dalam suatu proses penyembuhan yang dilakukan oleh seorang terapis atau dokter. Sebelum terapis atau dokter tersebut memberikan treatment tertentu, maka langkah awal yang dikerjakan adalah melakukan pemeriksaan. Secara umum, menurut Maramis (1990), pemeriksaan terhadap penderita gangguan jiwa diperlukan untuk mendapatkan satu atau lebih hal hal berikut ini :a. Menemukan dan menilai gangguan jiwa yang ada, yang akan dipakai sebagai dasar pembuatan dignosis serta menentukan tingkat gangguan pengobatannya (indikasi pengobatan psikiatri khusus) dan selanjutnya penafsiran prognosisnya (ramalan hasil atau akibat suatu penyakit yang diderita seseorang).b. Menggambarkan struktur kepribadian yang mungkin dapat menerangkan riwwayat dan perkembangan gangguan jiwa yang dialami.c. Menilai kemampuan dan kemauan pasien dalam berpartisipasi secara wajar dalam pengobatan yang cocok baginya.

Hasil pemeriksaan jiwa pasien yang telah dilakukan, selanjutnya disusun dalam bentuk laporan, diharapkan dapat menggambarkan keadaan jiwa pasien dalam arti luas. Karena itu harus mengandung banyak hal tentang aspek kejiwaan manusia itu sendiri, seperti : afek, emosi, cara berbicara (ucapan), proses berpikir (bentuk, isi, dan jalan pikiran), kesadaran, psikomotor, persepsi, fungsi kognitif, termasuk didalamnya persepsi, dan sebagainya. Karena itu pula studi tentang gangguan kejiwaan juga mencakup tentang gangguan gangguan dalam aspek tersebut. Untuk memperoleh data tentang gejala gejala dalam banyak hal tersebut, caranya dapat dilakukan dengan tes maupun nontes. Dengan tes misalnya melalui tes tes psikologik (tes intelegensi atau tes kepribadian). Dengan nontes misalnya melalui wawancara atau observasi terhadap reaksi-reaksi yang ditampilkan (yaitu reaksi umum dan sikap badan, ekspresi muka, mata, reaksi terhadap apa yang dikatakan dan diperbuat, reaksi otot, reaksi emosi yang tampak, reaksi bicara, wujud tulisan, dan sebagainya).Pada pasien yang dalam pemeriksaan menunjukkan perilaku tidak kooperatif atau tidak mau bicara (diam), bukan berarti gejalanya tidak ada, sebab tidak kooperatif atau tidak mau bicara itu sendirinsudah merupakan gejala yang penting dalam pemeriksaan.Dengan demikian, salah satu tujuan pemeriksaan penderita gangguan jiwa adalah untuk menemukan gejala gejala yang ada pada penderita tersebut, pembuatan diagnosis, pembuatan jenis dan tingkat gangguan yang dialami, pilihan pengobatan dan sebagainya.

Gejala gejala gangguan jiwa pada umumnya dapat dipahami dari dua segi, yaitu :A. Deskriptif, hanya melukiskan bagaimana gejala itu terjadi tanpa menerangkan makna dan dinamikanya. Misal : terjadi halusinasi berulang ulang atau pada saat-saat tertentu (pagi hari) tanpa menerangkan halusinasi apa dan sebagainya.B. Psikodinamik, tidak hanya menerangkan tentang bagaimana gejala itu terjadi tetapi juga dinamikanya. Misal : kapankah terjadinya, tentang apa gangguannya, bagaimana prosesnya, reaksi psikologis yang ditampilkan kemudian, dan sebagainya.Dalam mempelajari gejala-gejala gangguan jiwa, perlu dipahami istilah penting sebagai berikut :a. Sindrom Sindrom/sindroma adalah kumpulan gejala yang membedakan antara penyakita atau gangguan yang satu dengan yang lain. Misalnya ada sejumlah gejala (a,b,c). Ketiga gejala tersebut dapat dipahami tentang adanya penyakit tertentu. Jadi sifatnya khas dan menunjukkan suatu penyakit tertentu.b. SignSign adalah gejala-gejala yang dapat diobservasi (observable) dan pada umumnya bersifat objektif (mengenai fisik).c. SimptomSimptom adalah gejala-gejala yang tidak dapat diobservasi (unobservable) oleh orang lain, tetapi mungkin merupakan gejala bagi orang yang bersangkutan. Jadi sifatnya subjektif, karena itu harus ditanyakan kepada yang bersangkutan.d. Gejala primer primer & sekunder Gejala primer dan sekunder dibedakan atas urutan munculnya gejala. Gejala primer adalah gejala pertama yang dialami oleh seseorang, sedangkan gejala sekunder gejala yang muncul kemudian. Misalnya seorang penderita insomnia (sulit tidur) kemudian diikuti munculnya halusinasi. Ini berarti insomnia adalah gejala primer dan halusinasi adalah gejala sekunder.e. Gejala dasar dan gejala tambahanGejala dasar adalah gejala-gejala yang ada dalam tiap gangguan tertentu, terutama setelah gangguan tersebut mencapai intensitas tertentu, atau gejala utama dari suatu gangguan tertentu. Gejala ini penting untuk kepentingan diagnosis. Sedangkan gejala tambahan adalah gejala-gejala yang belum tentu ada pada setiap gangguan. Misalnya pada penderita skizophrenia, maka gejala dasarnya adalah kerancuan pikiran, sedang gejala tambahannya dapat berupa halusinasi, ilusi, dan sebagainya yang mungkin berbeda untuk setiap penderitanya.f. Gejala organogenik dan gejala psikogenikPembedaan gejala ini berdasarkan pada asal atau sebabnya. Gejala organogenik adalah gejala-gejala yang muncul sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi organik. Sedangkan gejala psikogenik adalah gejala-gejala yang muncul dan berasal dari adanya gangguan-gangguan dalam fungsi psikologis, yang terutama berakar pada alam kesadarannya. Misalnya seseorang yang pusing karena banyak pikiran, merupakan gejala psikogenik. Sedangkan orang yang pusing karena keracunan makanan adalah gejala organogenik, sekalipun gejala yang ditampakkan bersifat kejiwaan.g. Gejala prodomal dan residualGejala prodomal adalah gejala-gejala yang ditunjukkan sebelum sakit, pada awal sakit, atau selama fase sakit. Sedangkan gejala residual adalah gejala-gejala yang ditunjukkan sesudah fase sakit.h. Perilaku sakit, peran sakit, dan peran pasien (illness behavior, sick role, and patient role)Perilaku sakit (illness behavior) yaitu reaksi penderita terhadap pengalamannya sebagai orang sakit yang merupakan respon unik individu tentang kesadarannya bahwa ia sakit (orang yang sakit gigi responnya berbeda dengan yang sakit kepala). Perilaku sakit ini misalnya ; meraung-raung, teriak-teriak, dan sebagainya.Peran sakit (sick role) merupakan aspek lain dari perilaku sakit, yaitu peran penderita yang diberikan masyarakat dalam kaitannya dengan kesadaran sekeliling. Seperti dilayani, disuruh tidur, disuruh berobat, disuruh periksa, dan perilaku mencari kesehatan (heakth seeking behavior). Bagamana peran seseorang yang sakit sangat ditentukan oleh masyarakatnya.Peran pasien (patient role) pengertiannya lebih sempit dibanding peran sakit, karena merupakan salah satu akibat dari peran sakit dan hanya dijumpai pada penderita yang sudah berstatus sebagai pasien. Peran sakit ini seperti ; patuh pada otoritas dokter, minum obat teratur, dan banyak istirahat. Peran pasien sangat ditentukan oleh pihak medis.

5. Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Gangguan JiwaSumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :1. Faktor-faktor somatik (somatogenik) Neroanatomi Nerofisiologi Nerokimia Tingkat kematangan dan perkembangan organik Faktor-faktor pre dan peri - natal2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) Interaksi ibu anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan) Peranan ayah Persaingan antara saudara kandung Inteligensi Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu Keterampilan, bakat dan kreativitas Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya Tingkat perkembangan emosi3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) Kestabilan keluarga Pola mengasuh anak Tingkat ekonomi Perumahan : perkotaan lawan pedesaan Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai Pengaruh rasial dan keagamaan Nilai-nilai

Mengetahui Klasifikasi dan Gambaran Klinik Gangguan PsikotikKlasifikasi psikiatri melibatkan pembedaan dari perilaku normal dari abnormal. Dalam hal ini normal dan abnormal dapat berarti sehat dan sakit, tetapi bisa juga digunakan dalam arti lain. Sejumlah gejala psikiatri berbeda tajam dari normal dan hampir selalu menunjukkan penyakit ( Ingram et al., 1993): Gangguan Jiwa dibagi menjadi dua kelainan mental utama, yaitu penyakit mental dan cacat mental. Cacat mental suatu keadaan yang mencakup difisit intelektual dan telah ada sejak lahir atau pada usia dini. Penyakit mental secara tidak langsung menyatakan yang kesehatan sebelumnya, kelainan yang berkembang atau kelainan yang bermanifestasi kemudian dalam kehidupan1. Penyakit mental secara prinsip dibagi dalam psikoneurosis dan psikosis. Kategori ini sesuai dengan awam tentang kecemasan dan kegilaan. Psikoneurosis merupakan keadaan lazim yang gejalanya dapat dipahami dan dapat diempati. Psikosis merupakan penyakit yang gejalanya kurang dapat dipahami dan tidak dapat diempati serta klien sering kehilangan kontak realita.2. Istilah fungsional dan organik menunjukkan etiologi penyakit dan digunakan untuk membagi psikosis. Psikosis fungsional berarti ada gangguan fungsi, tanpa kelainan patologi yang dapat dibuktikan

Macam-Macam Gangguan JiwaGangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang psikologik dari unsur psikis (Maramis, 1994). Macam-macam gangguan jiwa (Rusdi Maslim, 1998): Gangguan mental organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa, retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja. A. Skizofrenia.Skizofrenia merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala. Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang (Maramis, 1994). Dalam kasus berat, klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak cacat (Ingram et al.,1995).

B. DepresiDepresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998). Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya (Hawari, 1997). Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang berhubungan dengan penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam (Nugroho, 2000). Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et al., 1993). Individu yang menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktiftas (Depkes, 1993). Depresi dianggap normal terhadap banyak stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar orang mulai pulih (Atkinson, 2000).

C. KecemasanKecemasan sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-baiknya, Maslim (1991). Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak spesifik (Rawlins 1993). Penyebabnya maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali. Intensitas kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat. Menurut Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat tingkatan yang meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik.

D. Gangguan KepribadianKlinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia) dan gejala-gejala nerosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa dan gangguan intelegensi sebagaian besar tidak tergantung pada satu dan lain atau tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian: kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau siklotemik, kepribadian skizoid, kepribadian axplosif, kepribadian anankastik atau obsesif-konpulsif, kepridian histerik, kepribadian astenik, kepribadian antisosial, Kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequat, Maslim (1998).

E. Gangguan Mental OrganikMerupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak (Maramis,1994). Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada pembagian akut dan menahun.

F. Gangguan PsikosomatikMerupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah (Maramis, 1994). Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetatif. Gangguan psikosomatik dapat disamakan dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik.

G. Retardasi MentalRetardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial (Maslim,1998).

H. Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja.Anak dengan gangguan perilaku menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau norma-norma masyarakat (Maramis, 1994). Anak dengan gangguan perilaku dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling mempengaruhi. Diketahui bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Pada gangguan otak seperti trauma kepala, ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku anak, dan sering lebih menentukan oleh karena lingkungan itu dapat diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dicegah.

LI.3 MM SKIZOFENIALO.3.1 DEFINISISkizofrenia adalah suatu sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat, berlangsung lama dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi.

LO.3.2 ETIOLOGIOrganobiologikAda banyak faktor yang berperan-serta bagi munculnya gejala-gejala skizofrenia. Hingga sekarang banyak teori yang dikembangkan untuk mengetahui penyebab skizofrenia, antara lain :1. Faktor genetik (turunan/pembawa sifat)2. Virus 3. Auto-antibody4. Malnutrisi (kekurangan gizi)

Meskipun diakui bahwa ada peran gen pada transmisi (pemindahan) skizofrenia namun ternyata tidak sepenuhnya memenuhi hukum mendel. Sebagai contoh misalnya kalau benar bahwa skizofrenia itu diturunkan sepenuhnya melalui dominan gen maka 50% anak-anaknya akan mendapatkan skizofrenia. Namun pada kenyataannya angka ini jauh lebih rendah. Sebaliknya bila skizofrenia diturunkan sepenuhnya melalui resesif gen, maka diharapkan 100% anak-anaknya akan menderita skizofrenia manakala kedua orangtuanya penderita skizofrenia. Namun pada kenyataannya angka ini hanya 36,6%. Dengan demikian jelaslah bahwa transmisi gen pada skizofrenia sangat kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya. Skizofrenia tidak akan muncul kecuali disertai faktor-faktor lainnya yaang disebut faktor epigenetik. Kesimpulannya adalah bahwa gejala skizofrenia baru muncul bila terjadi interaksi antara gen yang abnormal dengan:1. Virus atau infeksi lain kehamilan yang dapat mengganggu perkembangan otak janin.2. Menurunnya auto-imun yang mungkin disebabkan infeksi selama kehamilan.3. Berbagai macam komplikasi kandungan.4. Kekurangan gizi yang cukup berat terutama trimester pertama kehamilan.

Bila ada gangguan pada perkembangan otak janin selama kehamilan (epigenetik faktor), maka interaksi antara gen yang abnormal yang sudah ada sebelumnya dengan faktor epigenetik tersebut dapat memunculkan gejala skizofrenia. Selanjutnya dikemukakan bahwa orang yang sudah mempunyai faktor epigenetik tersebut, bila menghadapi stresor psikososial dalam kehidupannya, maka resikonya lebih besar untuk menderita skizofrenia daripada orang yang tidak ada faktor epigenetik sebelumnya.

Faktor biokimiawiDopamin hipotesisSuatu hipotesis menyatakan bahwa skizofrenia adalah hasil dari terlalu banyaknya aktivitas dopamin. Teori tersebut merupakan hasil dari 2 observasi. Pertama, efek dan potensi dari banyak obat anti-psikotikberhubungan dengan kemampuan mereka untuk bertindak sebagai antagonis dari reseptor dopamin tipe 2 (D2). Kedua, obat-obat yang meningkatkan aktivitas dopaminergik, terutama kokain dan amfetamin adalah psikotomimetik. Teori dasar tersebut tidak menyebutkan apakah hipersktivitas dopaminergik tersebut adalah hasil dari terlalu banyak dilepaskannya dopamin, atau terlalu banyaknya reseptor dopamin, atau kombinasi tersebut. Serabut saraf mana yang terlibat juga tidak diketahui secara spesifik pada teori tersebut, walaupun tarktus mesokortikal dan mesolimbik sering terlibat. Kelebihan dopamin dilepas pada pasien skizofrenia telah dihubungkan dengan beratnya gejala positif skizofrenia. PET (position emission tomography) memperlihatkan peningkatan reseptor D2 di nukleus kaudatus pada pasien skizofrenia yang tidak menggunakan obat. Terdapat pula laporan dari peningkatan konsentrasi dopamin di amigdala, penurunan densitas transporter dopamin, dan peningkatan jumlah dari reseptor dopamin tipe 4 pada entorinal korteks.

Psikodinamik Mekanisme terjadinya skozofrenia pada diri seseorang dari sudut psikodinamik dapat diterangkan dengan 2 buah teori, yaitu teori homeostatik-deskriptif dan fasilitatif-etiologik. Dalam teori homeostatik-deskriptif, diuraikan gambaran-gambaran (deskripsi) dari suatu gangguan jiwa yang menjelaskan terjadinya gangguan keseimbangan pada diri seseorang, sebelum dan sesudah terjadinya gangguan jiwa tersebut.Dalam teori fasilitatif-etiologik, diuraikan faktor-faktor yang memudahkan (fasilitasi) penyebab (etiologi) suatu penyakit itu muncul, bagaimana perjalanan penyakitnya dll.Selanjutnya menurut teorti freud suatu gangguan jiwa muncul akibat terjadinya konflik internal pada diri seseorang yang tidak dapat beradaptasi dengan dunia luar. Psikoreligius Pentingnya riwayat kehidupan beragama bagi penderita gangguan jiwa dikemukakan kaplan & sadock yang menyatakan bahwa dalam wawancara psikiatrik perlu ditelusuri latar belakang keagamaannya antara lain, kehidupan beragama kedua orangtuanya penderita sejauh mana hal ini pengaruhnya bagi penderita, apakh pengamalam agamanya itu fanatik, moderat, atau permisif dan adakah konflik yang timbul antara orangtua dan anak di dalam pendidikan agama di rumah. Selain itu juga perlu diketahui sejauh mana pengaruh agama dalam kehidupan penderita sebelum sakit. PsikososialStresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan sesorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan penyesuaian diri untuk menaggulangi stresor yang timbul. Namun, tidak semua orang mampu menggulanginya sehingga timbulla keluhan-keluhan kejiwaan.Pada umunya stresor psikososial yang dimaksud dapat digolongkan sebagai berikut :1. Perkawinan2. Problem orangtua3. Hubungan interpersonal4. Pekerjaan5. Lingkungan hidup6. Keuangan7. Hukum 8. Perkembangan9. Penyakit fisik atau cidera10. Faktor keluarga 11. Lain-lain

LO.3.3 EPIDEMIOLOGISalah satu gangguan jiwa Ps ikosa Fungsional yang terbanyak adalah Skizofrenia. Studi epidemiologi menyebutkan bahwa perkiraan angka prevalensi Skizofrenia secara umum berkisar antara 0,2% hingga 2,0% tergantung di daerah atau negara mana studi itu dilakukan. Di Indonesia sendiri, kasus klien dengan Skizofrenia 25 tahun yang lalu diperkirakan 1/1000 penduduk dan diperkirakan dalam 25 tahun mendatang akan mencapai 3/1000 penduduk (Hawari, 2001). Data dari Schizophrenia Information & Treatment Introduction di Amerika penyakit Skizofrenia menimpa kurang lebih 1% dari jumlah penduduk. Lebih dari 2 juta orang Amerika menderita skizofrenia pada waktu tertentu, dan 100,000- 200,000 tahun baru diagnosedevery peopleare. Separuh dari pasien gangguan jiwa yang dirawat di RS Jiwa adalah pasien dengan skizofrenia (Pitoyo, 2012). Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 237,6 juta. Dengan asumsi angka 1 % tersebut di atas maka jumlah penderita Skizofrenia di Indonesia pada tahun 2012 ini sekitar 2.377.600 orang. Angka yang fantastis dibanding jumlah daya tampung 32 rumah sakit jiwa di seluruh Indonesia sebanyak 8.047 tempat tidur. Daya tampung tetap, pasien gangguan jiwa meningkat (Pitoyo, 2012). Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0,3-1% dan bisa timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka diperkirakan sekitar 2 juta skizofrenia, dimana sekitar 99% pasien di Rumah Sakit Jiwa adalah: penderita skizofrenia. Gejala-gejala skizofrenia mengalami penurunan fungsi/ketidakmampuan dalam menjalani hidupnya, sangat terlambat produktifitasnya dengan orang lain (Arif, 2006). Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa, Halusinasi sering diidentikkan dengan Skizofrenia. Dari seluruh klien Skizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik depresif dan delerium. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu (Praptoharsoyo, 2012). Hasil survey awal yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara terdapat 141 orang penderita gangguan skizofenia dan gangguan waham, gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psiko aktif terdapat 5 orang, gangguan suasana perasaan 2 orang, retardasi mental 1 orang yang dirawat inap pada tahun 2011. Tingginya angka penderita gangguan jiwa yang mengalami halusinasi merupakan masalah serius bagi dunia kesehatan dan keperawatan di Indonesia. Penderita halusinasi jika tidak ditangani dengan baik akan berakibat buruk bagi klien sendiri, keluarga, orang lain dan lingkungan. Tidak jarang ditemukan penderita yang melakukan tindak kekerasan karena halusinasinya (Yahya, 2009). Gangguan jiwa skizofrenia cenderung berlanjut menahun dan kronis, karena terapi obat psikofarma diberikan dalam jangka waktu relatif lama. Terapi kejiwaan pada penderita skizofrenia dapat diberikan apabila sudah mencapai tahapan dapat menilai realitas. Tindakan keperawatan untuk membantu klien mengatasi halusinasinya dimulai dengan membina hubungan saling percaya dengan klien. Saling percaya sangat penting dijalin sebelum mengintervensi klien lebih lanjut. Pertama-tama klien harus difasilitasi untuk memperoleh rasa aman dan nyaman untuk menceritakan pengalaman halusinasinya sehingga informasi tentang halusinasinya dapat komprehensif. Untuk itu perawat harus memulai memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan interaksi, membuat kontrak asuhan keperawatan, memperlihatkan sikap sabar, penerimaan yang tulus dan aktif mendengar. Hindari menyalahkan atau respon tertawa saat klien menceritakan pengalaman aneh yang menggelikan (Yosep, 2009). Berdasarkan penelitian Castro (2010), Pengaruh Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan Halusinasi Terhadap Kemampuan Kognitif dan Psikomotor Pasien Halusinasi Dalam Mengontrol Halusinasi di Ruang Pusuk Buhit Rumah Sakit Jiwa Daerah Sumatera Utara Medan bahwa ada perbedaan cara mengontrol halusinasi antara sebelum dan sesudah dilakukan standar asuhan keperawatan halusinasi. Penelitian Sulastri (2010), Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Klien Halusinasi Terhadap Kemampuan Klien Mengontrol Halusinasi Di RSKD. Dadi Makassar menyatakan penerapan asuhan keperawatan memberikan hasil yang bermakna terhadap peningkatan kemampuan klien mengontrol halusinasi. Penelitian Arum, dkk (2004) yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi menunjukkan kemampuan komunikasi yang lebih baik daripada kelompok kontrol. Penelitian Ledy (2010) tentang pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi terhadap kemampuan pasien mengontrol halusinasi yang menyatakan bahwa terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengontrol halusinasi pasien. Penelitian Carolina (2008) tentang pengaruh penerapan standar asuhan keperawatan halusinasi terhadap kemampuan klien mengontrol halusinasi di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta menunjukkan bahwa penerapan asuhan keperawatan halusinasi yang sesuai standar dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor klien mengontrol halusinasi dan menurunkan intensitas tanda dan gejala halusinasi sehingga dapat menurunkan efek lanjut dari halusinasi yang dialami. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2012 bahwa, pelaksanaan intervensi keperawatan sudah dilakukan tetapi masih belum optimal. Hal ini ditunjukkan oleh masih adanya klien yang belum dapat mengendalikan halusinasi dengan baik. Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pelaksanaan Intervensi Keperawatan Dengan Kemampuan Pengendalian Diri Klien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2012.

LO.3.4 KLASIFIKASI1. Skizofrenia paranoid Seseorang yang menderita tipe ini harus menunjukkan gejala : Waham kejar atau kebeesaran Halusinasi yang mengandung isi kejaran Gangguan alam pikiran dan perilaku, misalnya kecemasan yang tidak menentu, kemarahan dll. 2. Skizofrenia hebefrenik Inkoherensi atau jalan pikiran yang kacau Alam perasaan yang datar Perilaku dan tertawa kekanak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa tidak puas diri dll. Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik Halusinasi yang pecah yang tidak terorganisisr sebagai satu kesatuan Perilaku aneh dan menarik diri dari lingkungan sosial3. Skizofrenia katatonik Stupor katatonik Negativisme katatonik Kekakuan katatonik Kegaduhan katatonik Sikap tubuh katatonik4. Skizofrenia residualTipe ini merupakan sisa-sisa dari gejala skizofrenia yang tidak begitu menonjol.5. Skizofrenia tak tergolongkan6. Golongan lainnya

LO.3.5 PATOFISIOLOGILO.3.6 MANIFESTASI KLINISLO.3.7 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDINGPedoman Diagnostik PPDGJ-lll Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):a. - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau- thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan- thought broadcasting= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya; b. - delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau - delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus); - delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifatmistik atau mukjizat; c. Halusinasi auditorik: suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh. d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: a. halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus menerus; b. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme; c. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; d. gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika; Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

LO.3.8 TATALAKSANAI. Psikofarmaka Pemilihan obat Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer (efek klinis) yang sama pada dosis ekivalen, perbedaan utama pada efek sekunder (efek samping: sedasi, otonomik, ekstrapiramidal). Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian disesuaikan dengan dosis ekivalen. Apabila obat antipsikosis tertentu tidak memberikan respons klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang tepat, dapat diganti dengan obat antipsikosis lain (sebaiknya dan golongan yang tidak sama) dengan dosis ekivalennya. Apabila dalam riwayat penggunaan obat antipsikosis sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya ditolerir baik, maka dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. Bila gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya adalah obat antipsikosis atipikal, Sebaliknya bila gejala positif lebih menonjol dibandingkan gejala negatif pilihannya adalah tipikal. Begitu juga pasien-pasien dengan efek samping ekstrapiramidal pilihan kita adalah jenis atipikal. Obat antipsikotik yang beredar dipasaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu antipsikotik generasi pertama (APG I) dan antipsikotik generasi ke dua (APG ll). APG I bekerja dengan memblok reseptor D2 di mesolimbik, mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular sehingga dengan cepat menurunkan gejala positif tetapi pemakaian lama dapat memberikan efek samping berupa: gangguan ekstrapiramidal, tardive dyskinesia, peningkatan kadar prolaktin yang akan menyebabkan disfungsi seksual / peningkatan berat badan dan memperberat gejala negatif maupun kognitif. Selain itu APG I menimbulkan efek samping antikolinergik seperti mulut kering pandangan kabur gangguan miksi, defekasi dan hipotensi. APG I dapat dibagi lagi menjadi potensi tinggi bila dosis yang digunakan kurang atau sama dengan 10 mg diantaranya adalah trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan pimozide.Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis, menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi. Potensi rendah bila dosisnya lebih dan 50 mg diantaranya adalah Chlorpromazine dan thiondazine digunakan pada penderita dengan gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif dan sulit tidur. APG II sering disebut sebagai serotonin dopamin antagonis (SDA) atau antipsikotik atipikal. Bekerja melalui interaksi serotonin dan dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak yang menyebabkan rendahnya efek samping extrapiramidal dan sangat efektif mengatasi gejala negatif. Obat yang tersedia untuk golongan ini adalah clozapine, olanzapine, quetiapine dan rispendon.

Pengaturan Dosis Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan: Onset efek primer (efek klinis) : 2-4 minggu Onset efek sekunder (efek samping) : 2-6 jam Waktu paruh: 12-24 jam (pemberian 1-2 x/hr) Dosis pagi dan malam dapat berbeda (pagi kecil, malam besar) sehingga tidak mengganggu kualitas hidup penderita. Obat antipsikosis long acting : fluphenazine decanoate 25 mg/cc atau haloperidol decanoas 50 mg/cc, IM untuk 2-4ininggu. Berguna untuk pasien yang tidak/sulitininum obat, dan untuk terapi pemeliharaan. Cara / Lama pemberian Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran dinaikkan setiap 2-3 hr sampai mencapai dosis efektif (sindrom psikosis reda), dievaluasi setiap 2ininggu bila pertu dinaikkan sampai dosis optimal kemudian dipertahankan 8-12ininggu. (stabilisasi). Diturunkan setiap 2ininggu (dosis maintenance) lalu dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun ( diselingi drug holiday 1-2/hari/minggu) setelah itu tapering off (dosis diturunkan 2-4ininggu) lalu stop.Untuk pasien dengan serangan sindrom psikosis multiepisode, terapi pemeliharaan paling sedikit 5 tahun (ini dapat menurunkan derajat kekambuhan 2,5 sampai 5 kali). Pada umumnya pemberian obat antipsikosis sebaiknya dipertahankan selama 3 bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis reda sama sekali. Pada penghentian mendadak dapat timbul gejala cholinergic rebound gangguan lambung, mual, muntah, diare, pusing dan gemetar. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemberian anticholmnergic agent seperti injeksi sulfas atropin 0,25 mg IM, tablet trhexyphenidyl 3x2 mg/hari. II. Terapi Psikososial Ada beberapa macam metode yang dapat dilakukan antara lain : Psikoterapi individual Terapi suportif Sosial skill training Terapi okupasi Terapi kognitif dan perilaku (CBT) Psikoterapi kelompok Psikoterapi keluarga Manajemen kasus Assertive Community Treatment (ACT)

LO.3.9 KOMPLIKASILO.3.10 PROGNOSISLO.3.11 PENCEGAHANLI.4 MM IBADAH MAHDOHDitinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya;

a) Ibadah Mahdhahartinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara hamba dengan Allah secara langsung. Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda:Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka dikategorikan Muhdatsatul umur perkara meng-ada-ada, yang populer disebut salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka.c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syariat, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.d. Azasnya taat, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.

Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah:1. Wudhu,2. Tayammum3. Mandi hadats4. Adzan5. Iqamat6. Shalat7. Membaca al-Quran8. Itikaf9. Shiyam ( Puasa )10. Haji11. Umrah12. Tajhiz al- Janazah

b) Ibadah Ghairu Mahdhah (tidak murni semata hubungan dengan Allah)Ibadah yang di samping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya . Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan.b. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah bidah , atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bidah, maka bidahnya disebut bidah hasanah, sedangkan dalam ibadah mahdhah disebut bidah dhalalah.c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.d. Azasnya Manfaat, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.Shalat diwajibkan kepada tiap muslim yg mukallaf yakni yg telah baligh dan berakal. Adapun orang yg belum baligh dan tdk berakal gugurlah dari kewajiban tersebut. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu anha dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda:Diangkat pena dari tiga golongan: orang yg tidur sampai ia bangun orang gila sampai kembali akal atau sadar dan anak kecil hingga ia besar.Dengan demikian orang yg tidur dan pingsan orang gila dan anak kecil tdk dibebankan kewajiban shalat atas mereka sampai hilang penghalang yg ada. Yakni orang yg tertidur telah bangun dari tidur orang yg pingsan telah siuman dari pingsan orang gila telah pulih dari sakit gila atau telah kembali akal sedangkan anak kecil telah datang masa baligh di antara dgn tanda mimpi basah bagi anak laki2 dan haid bagi anak perempuan