skenario 2 blok manajemen kesehatan
DESCRIPTION
manajemen kesehatanTRANSCRIPT
SKENARIO 2BLOK MANAJEMEN KESEHATAN
SGD 15
Skenario 2• Beberapa bulan belakangan di kota Medan terguyur hujan hampir setiap
hari. Sehingga seluruh kecamatan banyk digenangi oleh air. Sehubungan dengan perubahan cuaca yang tidak menentu. Laporan SP2TP puskesmas terjadi re-emerging disease infectious diseases pada kasus demam berdarah dengue (DBD)
• Pemukiman penduduk yang padat dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik. Prilaku penduduk yang terbiasa membuang sisa limbah rumah tangganya ke pinggir jalan dan DAS, menyebabkan timbulnya penyakit lingkungan berbasis wilayah seperti water borne diseases, air borne diseases, and vector borne diseases, memiliki potensi peningkatan iklim global (global warming) dan berpotensi terjadinya KLB. Mereka tidak pernah mengelola sampah dengan baik, dengan alasan tidak pernah mendapatkan informasi pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah yang benar. Dan tidak ada usaha dari puskesmas akan upaya promotif dan preventif terhadap penyakit menular dilingkungan penduduk. Hanya usaha kuratif saja yang didapat dari puskesmas bila mereka sakit.
Klarifikasi Terminologi• Re-emerging disease infectious diseases :kondisi dimana biasanya penyakit infeksi telah mengalami penurunan dalam kejadian pada populasi secara global dan dikendalikan melalui kebijakan perawatan dan pelayanan kesehatan yang efektif dan memperbaiki kondisi secara global, mencapai titik kejadian terendah, dan baru-baru ini mulai muncul kembali sebagai masalah kesehatan akibat perubahan status kesehatan penduduk yang rentan.• Water borne disease :adalah penyakit yang disebabkan oleh air minum yang terkontaminasi mikroorganisme patogen.Kontaminan dalam air dapat berasal dari urine/ faeces manusia atau binatang.
• Air borne disease :Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang diperantai oleh udara, misal saat batuk, bersin, tertawa, atau kontak langsung dengan penderita. Biasanya tertular melalui droplet atau partikel debu.• Vector borne disease :Penyakit infeksi yang ditularkan melalui vektor serangga, biasanya arthropoda dan berhubungan dengan iklim tropis dan hanya pada temperatur tertentu saja sebagai habitat alami vektor tersebut
• KLB :Timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu. UU Wabah, 1969
• Usaha promotif :Suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. (penyuluhan)• Usaha preventif :Suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan / penyakit.• Usaha kuratif :Suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
Identifikasi Masalah&
Curah Pendapat Masalah
Identifikasi masalah
1. Mengapa terjadi Re-emergizing diseases infectious diseases ?
2. bagaimana kondisi pelayanan kesehatan dilingkungan tersebut ?
3. Bagaimana seharusnya pelayanan kesehatan pada kasus ini ?
4. Bagaimana DBD berpotensi menjadi KLB ?
Mengapa terjadi Re-emergizing diseases infectious diseases ?
• Perubahan iklim• Pelayanan kesehatan yang tidak baik• Perilaku masyarakat yang mencemari
lingkungan
bagaimana kondisi pelayanan kesehatan dilingkungan tersebut ?
• Karena hanya usaha kuratif yang diberikan pada masyarakat, tidak ada upaya promotif dan preventif
Bagaimana seharusnya pelayanan kesehatan pada kasus ini ?
• Promotif• Preventif• Kuratif• Rehabilitatif
Bagaimana cara menanggulangi DBD yang berpotensi menjadi KLB ?
• Penyuluhan– Pengelolaan sampah dan limbah
• Preventif – 3M pada genangan air– Meningkatkan imunitas
Pohon topik
Masalah kesehatan lingkungan
Penyakit berbasis wilayahRe – emerging diseases
Peran pelayanan kesehatan
Survailence PromotifPreventif
KuratifRehabilitatif
DBD Air, vector, water borne disease
BELAJAR MANDIRI
Upaya kesehatan primer
• Disebut juga basic health services dari WHO :1. Pengobatan dan perawatan2. Kesehatan ibu dan anak3. Pemberantasan penyakit menular4. Perawatan kesehatan masyarakat5. Kesehatan lingkungan6. Pendidikan kesehatan masyarakat7. Penertiban pelaporan
kesehatan lingkungan dalam kesehatan masyarakat
• Kejadian penyakit berbasis lingkungan masih mendominasi terutama di negara berkembang ~ diare, tbc
• Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ~ salah satu caranya dengan pendekatan pada berbagai program berbasis lingkungan
Definisi ilmu kesehatan lingkungan
• Menurut WHO :– Ilmu dan ketrampilan untuk mengendalikan
semua faktor lingkungan fisik di sekitar manusia yang diperkirakan akan menimbulkan gangguan atau akan menimbulkan kerugian pada perkembangan fisik manusia, kesehatan ataupun kelangsungan hidup manusia.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan
• Vektor penyakit• Higiene dan sanitasi makanan• Penyediaan air minum• Pengolahan air limbah• Pembuangan tinja• Pencemaran udara• Pengelolaan sampah padat• Perumahan dan lingkungan pemukiman
Peranan lingkungan dalam menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat
– Sebagai faktor predisposisi– Sebagai faktor penyebab penyakit– Sebagai media trasnmisi/penularan penyakit– Sebagai faktor yang mempengaruhi perjalanan
penyakit
PRINSIP FUNDAMENTAL PENGENDALIAN LINGKUNGAN
• Isolasi • Substitusi• Shielding• Treatment• Prevention
isolasi
• Pemisahan menurut jarak dan tempat– Radiasi, panas, kebisingan ~ memperbesar jarak
manusia dg sumber• Perlindungan seseorang terhadap wabah
sebelum mencapai tempat tertentu– Mosquito infected area ~ orang tidak boleh secara
leluasa masuk wilayah itu• Perlindungan pada mobilitas penduduk
– Tidak boleh memasuki wilayah isolasi
substitusi
• Metode yang murah, mudah dilaksanakan dan efektif
• Mengganti deterjen yang persisten dg bahan yg degradable
shielding
• Perlindungan• Berbeda dg isolasi• Menggunakan barrier• Safety glasses utk tukang las melindungi mata• Pemakaian kelambu untuk menghindari
gigitan nyamuk
treatment• Apabila berbagai cara tidak dapat dilakukan• Distruction / menghancurkan
– Merebus air utk membunuh kuman– Disinfektan– Pestisida
• Conversion / mengubah– Menjadikan bahan berbahaya menjadi kurang atau tidak berbahaya– Air limbah diubah menjadi netral
• Removal / pembersihan– Filtrasi, sedimentasi, koagulasi, flokulasi
• Inhibition / penghambatan– Penambahan garam atau gula utk pengawetan makanan
prevention
• Agar seseorang dalam kondisi sehat tidak terganggu kesehatannya akibat terkena gangguan lingkungan
• Imunisasi• Penggunaan obat malaria utk profilatik sblm
ke daerah endemis
DEFINISI SURVEILANS
1. Menurut WHO : Suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis, terus menerus dan penyebarluasan informasi kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan.
2. Menurut CDC (Center of Disease Control) : pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan diseminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya
27
TUJU
ANSU
RVEI
LAN
S
Monitor trend penyakit endemis
Deteksi dini & Prediksi adanya KLB
Monitor kemajuan kinerja program
28
TUJUAN STP
Memperoleh informasi epidemiologi penyakit menular & PTM tertentu dan terdistribusinya informasi tersebut kepada program terkait, pusat-pusat kajian dan pusat penelitian serta unit surveilans lain.
29
- STP BERSUMBER DATA PUSKESMAS- STP BERSUMBER DATA RUMAH SAKIT- STP BERSUMBER DATA LABORATORIUM- STP BERSUMBER DATA KLB PENYAKIT DAN
KERACUNAN DINKES KABUPATEN / KOTA- STP BERSUMBER DATA PUSKESMAS SENTINEL- STP BERSUMBER DATA RUMAH SAKIT SENTINEL
RUANG LINGKUP
A. PROMOSI KESEHATAN DALAM TEORI
• Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public yang berwawasan. (Depkes RI)
B. USAHA KESEHATAN MENURUT GARIS BESAR
Usaha pencegahan (usaha preventif)
Usaha pengobatan (usaha kuratif)
Usaha rehabilitasi
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumahb. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumahc. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusuid. Deteksi dini kasus dan factor resiko (,balita, penyakit).e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TBb. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakitc. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifasd. Perawatan payudarae. Perawatan tali pusat bayi baru lahirf. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit
a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaanb. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, Stroke (fisioterapi).
C. TINGKAT-TINGKAT USAHA PENCEGAHAN
Masa sebelum sakit Pada masa sakit
Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion)
Mengenal dan Mengetahui Jenis Penyakit pada Tingkat Awal Serta Mengadakan Pengobatan yang Tepat dan Segera (Early Diagnosis And Prompt Treatment
Memberikan Perlindungan Khusus Terhadap Suatu Penyakit (Specific Protection)
Pembatasan Kecacatan dan Berusaha Untuk Menghilangkan Gangguan Kemampuan Bekerja yang Diakibatkan Suatu Penyakit (Disibility Limitation)Rehabilitasi (Rehabilitation)
Pencegahan Water Borne Disease
• Penggunaan air minum yang bersih/aman• Pembuangan faeces yang aman• Untuk mendapatkan air minum yang bersih
harus dilakukan disinfeksi air, misal dengan chlorine/ozone/radiasi UV
Beberapa Parasit Penyebab Waterborne Disease
• Entamoeba histolytica• Giardia lambia• Schistosoma• Taenia• Ascaris lumbricoides• Enterobius vermicularis
Airborne Disease
• Beberapa disebabkan oleh :• Alergi, disebabkan partikel debu, serbuk sari
tanaman menyebabkan pilek, batuk, asma• Toksisitas karena akumulasi debu logam berat
atau gas toksik• Infeksi, dapat disebabkan oleh virus, bakteri
maupun fungi : Influenza, Chicken pox, tuberculosis, spora fungi
Pencegahan Air Borne Disease
• Pencegahan pada umumnya dilakukan dengan mencegah untuk terjadi kontak langsung, atau dapat dengan menggunakan masker sebagai pelindung.
• Dan pada umumnya sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh, karena penyakit ini biasanya menyerang host yang daya tahan tubuh (imunitas) yang melemah.
Virus Dengue
Demam Dengue (DD) / Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan termasuk genus flavivirus, famili Flaviviridae.
Cara penularan
• Tiga faktor yang berperan
- Manusia
- Virus : Den 1, Den 2, Den 3, Den 4
- Vektor : Nyamuk Aedes Agypti
Patogenesis
Virus merupakan mikroorganisme yang hanya dapat hidup di dalam sel hidup maka demi kelangsungan hidup, virus harus bersaing dengan sel host terutama dalam mencukupi kebutuhan akan protein untuk bereplikasi.
Epidemiologi
Infeksi virus dengue telah ada di Indonesia sejak abad ke – 18Sejak tahun 1952 infeksi virus dengue menimbulkan penyakit dengan manifestasi klinis yang berat, yaitu DBD yang ditemukan di Manila. Kemudian menyebar ke seluruh negara di Asia Tenggara dan pada tahun 1968 DBD dilaporkan di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian yang cukup tinggi.
Skema Perjalanan Penyakit
Suhu
MasaInkubasi
5-9 hari
Masa Akut 1-3 hari
Masa Kritis
1-3 hari
Masa Penyembuhan
1-2 hari
41
40
39
38
37
0
1 2 3 4 5 6 7 8 Hari
Kriteria Diagnosis DBD
• Kriteria WHO• Klinis
- Demam tinggi mendadak 2-7 hari
- Manifestasi perdarahan
# Uji Torniquet positip
# Perdarahan spontan
- Hepatomegali
- Tanpa atau dengan gejala syok# Nadi lemah, cepat, kecil sampai tak teraba# Tekanan darah ↓# Tekanan nadi < 20 mmHg# Kulit akral dingin# Sianosis, gelisah
• Laboratorium- Trombositopeni <100.000/mm3
- Hemokonsentrasi/ HCT ↑ > 20% nilai baku
Faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD sangat kompleks, yaitu :1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi2. Urbanisasi yang tidak terencana & tidak
terkendali3. Tidak adanya kontrol vektor yang efektif di
daerah endemis4. Peningkatan curah hujan pada musim pengujan
yang membuat banyak genangan air.
Sampai saat ini DBD telah ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia, dan 200 kota telah melaporkan adanya kejadian luar biasa.Incidence rate meningkat dari 0,005 per 100.000 penduduk pada tahun 1968 menjadi berkisar antara 6,27 per 100.000 penduduk.
Strategi Pengobatan
Pengobatan bersifat suportif. Tatalaksana didasarkan atas adanya perubahan fisiologi berupa perembasan plasma dan perdarahan.Perembesan plasma dapat menyebabkan syok, anoksia, dan kematian.
Gejala Klinis
Gejala klasik dari demam berdarah dengue adalah gejala demam tinggi mendadak, kadang bifasik, dengan nyeri kepala berat, nyeri otot, atau sendi, mual, muntah, dan timbul ruam ruam makulopapular yang bisa timbul pada awal penyakit (1-2 hari) kemudian hilang tanpa bekas dan dapat juga ditemukan ptekia.Pada pemeriksaan darah kadang ditemukan leukopeni/trombositopeni, dan peningkatan Hematokrit.
Tatalaksana Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue
KLB-DBD adalah peningkatan kejadian kesakitan 2 kali atau lebih jumlah kasus DBD dalam suatu wilayah, dalam kurun waktu 1 minggu/1bulan dibandingkan dengan minggu/bulan sebelumnya atau bulan yang sama pada tahun lalu.Yang berwenang menentukan adanya KLB adalah Direktur Rumah Sakit, berdasarkan data surveilans data kasus DBD rumah sakit.
Dalam menghadapi KLB-DBD, bagian/unit perawatan fungsional rumah sakit yang merawat pasien DBD harus membentuk tim/satuan tugas penanggulangan KLB-DBD, setiap tim terdiri dari koordinator pelayanan medik, tenaga profesi/spesialis, dan kepala keperawatan dan bergabung satu sama lain dibawah koordinasi wakil direktur pelayanan medik rumah sakit, sehingga terbentuk suatu sistem yang terpadu
pencegahan
Daftar Pustaka
1. Tatalaksana DBD. Depkes RI. www.depkes.go.id/downloads/Tata Laksana DBD.pdf diakses 24 september 2013
2. Azwar A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Binarupa Aksara.
3. Maulana H D J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.
4. Achmadi U F. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah