skenario 1 yoelah

19
YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KEDOKTERAN KELUARGA A. BATASAN DAN TERMINOLOGI KEDOKTERAN KELUARGA Pada saat ini, batasan dokter keluarga banyak macamnya. Beberapa di antaranya yang dipandang cukup penting adalah : Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya (WONCA, 1991). Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982). Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The American Board of Family Practice, 1969). Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan total pasien dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ke tempat pelayanan lain yang tersedia, sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung jawab untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan, serta bertindak sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk perawatan total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan pasien, yakni keluarga atau unit sosial yang sebanding serta masyarakat (The American Academic of General Practice, 1947). Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasiennya yang terkait dengan keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut berada (Singapore College of General Practitioners, 1987). Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di antaranya yang dipandang cukup penting adalah: Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung 1

Upload: yoelanda-putri

Post on 24-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KEDOKTERAN KELUARGA

A. BATASAN DAN TERMINOLOGI KEDOKTERAN KELUARGAPada saat ini, batasan dokter keluarga banyak macamnya. Beberapa di antaranya yang dipandang cukup penting adalah :

Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis penyakit. Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkatan sosial. Secara klinis, dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi, dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan bersinambung bagi pasiennya (WONCA, 1991).

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya (Ikatan Dokter Indonesia, 1982).

Dokter keluarga adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditanggulangi, meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai (The American Board of Family Practice, 1969).

Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak pertama yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan total pasien dan menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien ke tempat pelayanan lain yang tersedia, sementara tetap menjaga kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung jawab untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan, serta bertindak sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk perawatan total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan pasien, yakni keluarga atau unit sosial yang sebanding serta masyarakat (The American Academic of General Practice, 1947).

Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, tingkat pertama, menyeluruh dan berkesinambungan kepada pasiennya yang terkait dengan keluarga, komunitas serta lingkungan di mana pasien tersebut berada (Singapore College of General Practitioners, 1987).

Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di antaranya yang dipandang cukup penting adalah:

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The American Academy of Family Physician, 1969).

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa, yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu - ilmu klinik, dan karenanya mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian masalah, pelayanan konseling, serta dapat

1

Page 2: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

bertindak sebagai dokter pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The American Academy of Family Physician, 1969).

Kedua batasan ini sekalipun dikemukakan oleh satu organisasi yang sama, yakni The American Academy of Family Physician, rumusannya tidaklah sama. Rumusan yang pertama, karena menunjuk pada karakteristik pelayanan, lebih ditujukan untuk kepentingan penyelenggaraan pelayanan. Sedangkan rumusan yang kedua, karena lebih menunjuk pada penerapan disiplin ilmu, lebih ditujukan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan. Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (family doctor, family physician).

Cabang ilmu kedokteran yang diterapkan pada pelayanan dokter keluarga disebut dengan nama ilmu kedokteran keluarga (family medicine). Batasan tentang ilmu kedokteran keluarga di antaranya adalah :

Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor – factor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya (PB IDI, 1983).

Ilmu kedokteran keluarga menunjuk pada body of knowledge dari pelayanan dokter keluarga yang merupakan disiplin baru dari ilmu kedokteran yang dirancang untuk rnemenuhi kebutuhan kesehatan khalayak secara lebih responsif dan bertanggung jawab (Charmichael, 1973).

Ilmu kedokteran keluarga adalah salah satu cabang dari ilmu kedokteran yang ditandai dengan terdapatnya suatu kelompok pengetahuan kedokteran yang bersifat khusus (Wonca, Manila, 1979).

Ilmu kedokteran keluarga adalah body of knowledge tentang fenomena yang dihadapi serta teknik yang dipergunakan oleh para dokter yang menyelenggarakan perawatan kesehatan perseorangan pada tingkat pertama dan berkelanjutan (Whinney, 1969).

Ilmu kedokteran keluarga adalah sebuah pendekatan multidisipliner yang terpadu menuju perawatan kesehatan yang menyeluruh dari unit keluarga (Sargent, 1967).

Ilmu kedokteran keluarga (family medicine), haruslah dibedakan dengan ilmu kesehatan keluarga (family health). Sekalipun sasaran keduanya adalah sama, yakni keluarga (family), tetapi ilmu kedokteran keluarga tidak sama dengan ilmu kesehatan keluarga. Ilmu kedokteran keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kedokteran (medical sciences), sedangkan ilmu kesehatan keluarga lebih mengacu pada aplikasi ilmu kesehatan masyarakat (public health sciences). Karena adanya perbedaan yang seperti ini, tidaklah mengherankan jika ruang lingkup pelayanan kesehatan keluarga lebih terkait pada masalah - masalah keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kesehatan masyarakat. Misalnya, masalah kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan penyakit dan kecelakaan, tumbuh kembang, dan atau masalah gizi ibu hamil, bayi dan anak yang terdapat dalam suatu komunitas dan atau masyarakat. Sedangkan ruang lingkup pelayanan kedokteran keluarga lebih terkait pada masalah-masalah keluarga yang ada hubungannya dengan masalah kedokteran yakni, masalah sehat-sakit yang dihadapi oleh perseorangan sebagai bagian dari anggota keluarga.

B. LATAR BELAKANG KEDOKTERAN KELUARGAKegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General Practitioners/Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia.Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:

2

Page 3: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

1. Pendayagunaan dokter pasca PTT2. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat3. Menghadapi era globalisasi

C. TUJUAN KEDOKTERAN KELUARGA

TUJUAN UMUMTujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan sehat bagisetiap anggota keluarga.

TUJUAN KHUSUSa) Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.

Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja, tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.

b) Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga juga lebih efisien. Ini disebabkankarena pelayanan dokter keluarga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinarnbungan. Dengan diutamakannya pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun, yang apabila dapatdipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang menyeluruh, terpadu dan berkesinarnbungan. Karena salah satu keuntungan dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu bersifat terbatas.

D. PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGAMenurut Ikatan Dokter Indonesia (1982), Ikatan Dokter Indonesia melalui Muktamar ke-18 di Surakarta tahun 1982 merumuskan karakteristik pelayanan dokter keluarga sebagai berikut :

a) Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang, melainkan sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai anggota masyarakat sekitarnya.

b) Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang disampaikan.

c) Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit dan mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.

d) Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut sebaik-baiknya.

e) Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan lanjutan.

E. STANDAR KOMPETENSI KEDOKTERAN KELUARGAPerbedaan garis kompetensi yang tegas antara Dokter Keluarga dengan Dokter yang melaksanakan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga, memang sangat sulit dilakukan. Namun demi kepentingan pasien, dokter yang bekerja di pelayanan primer diharapkan memiliki kemampuan untuk melaksanakan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga. Prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan prinsip-prinsip ini dalam banyak terbitannya. Prinsip-prinsip ini juga merupakan simpulan untuk dapat meningkatkan kualitas layanandokter primer dalam melaksanakan pelayanan kedokteran. Prinsip-prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran keluarga adalah memberikan/mewujudkan :

3

Page 4: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif2. Pelayanan yang kontinu3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat

tinggalnya7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hokum8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu

Dengan melihat pada prinsip pelayanan yang harus dilaksanakan, maka disusun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter untuk dapat disebut menjadi dokter keluarga. Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah :

1. Kompetensi Dasara) Ketrampilan Komunikasi Efektifb) Ketrampilan Klinik Dasarc) Ketrampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan

epidemiologi dalam praktek kedokteran keluargad) Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun

masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer

e) Memanfaaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasif) Mawas diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang hayatg) Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

2. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utamaa) Bedahb) Penyakit Dalamc) Kebidanan dan Penyakit Kandungand) Kesehatan Anake) THTf) Matag) Kulit dan Kelaminh) Psikiatrii) Sarafj) Kedokteran Komunitas

3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjuta) Ketrampilan melakukan “health screening”b) Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjutc) Membaca hasil EKGd) Membaca hasil USGe) BTLS, BCLS, dan BPLS

4. Ketrampilan Pendukunga) Risetb) Mengajar kedokteran keluarga

5. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkapa) Semua cabang ilmu kedokteran lainnyab) Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif

6. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinika) Manajemen klinik dokter keluarga

Standar Kompetensi Dokter Keluarga menurut Deklarasi WONCA – WHO tahun 2003 meliputi :

1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentua) Bayi baru lahirb) Bayic) Anak

4

Page 5: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

d) Remajae) Dewasaf) Wanita hamil dan menyusuig) Lansia wanita dan pria

2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensifa) Memahami epidemiologi penyakitb) Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadaic) Memahami ragam perbedaan faali dan metabolisme obatd) Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologie) Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentuf) Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta penyuluhan

gizig) Memahami pokok masalah perkembangan normalh) Menyelenggarakan konseling psikologi dan perilakui) Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila diperlukanj) Menyelenggarakan layanan paliatif dan “jelang ajal”k) Menjunjung tinggi aspek etika pelayanan kedokteran

3. Mengkoordinasikan layanan kesehatana) Dengan keluarga pasien

Penilaian keluarga Menyelenggarakan pertemuan keluarga (pasien) Pembinaan dan konseling keluarga

b) Dengan masyarakat Penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi Pemeriksaan/penilaian masyarakat Mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat Program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat Advokasi/pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat

4. Menangani masalah-masalah kesehatan yang menonjola) Kelainan alergikb) Anestesia dan penanganan nyeric) Kelainan yang mengancam jiwa dan kegawatdaruratand) Kelainan kardiovaskulare) Kelainan kulitf) Kelainan mata dan telingag) Kelainan saluran cernah) Kelainan perkemihan dan kelamini) Kelainan obstetrik dan ginekologij) Penyakit infeksik) Kelainan muskuloskeletall) Kelainan neoplastikm) Kelainan neurologin) Psikiatri

5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatana) Menyusun dan menggerakkan timb) Kepemimpinanc) Ketrampilan manajemen praktikd) Pemecahan masalah konflike) Peningkatan kualitas

(Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia, Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia, 2007).

F. TATA CARA MENJADI DOKTER KELUARGA

Yang dimaksud dengan Program Konversi DPU-DK adalah program pemberian gelar profesi "Dokter Keluarga yang disingkat DK" kepada Dokter Praktek Umum yang disingkat DPU, yang

5

Page 6: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

memenuhi persyaratan keprofesian tertentu sebagai Dokter Layanan Primer.Program konversi mendata, sesuai dengan arahan BP2KB IDI, secara retrospektif semua kegiatan profesional yang telah dilakukan dalam setahun terakhir yang mencakup:

1) Pembelajaran (Continuing Professional Development=CPD)2) Profesionalisme (Praktik sebagai Dokter Layanan Primer)3) Pengabdian kepada masyarakat4) Publikasi ilmiah kedokteran layanan primer5) Pengembangan ilmu kedokteran layanan primer

DPU jumlahnya sangat besar (sekitar 65.000 dokter), tersebar di seluruh pelosok Indonesia mulai dari daerah urban dengan fasilitas komunikasi dan transportasi yang mutakhir sampai daerah rural terpencil yang masih memanfaatkan sarana transportasi berupa kuda dan/atau perahu dayung. Sementara itu sumber daya untuk menyelenggarakan dan mengelola CPD sangat terbatas. Sambil terus-menerus menyelengarakan TOT (training of trainers) untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pelatih, perlu dikembangkan sarana penilai profesionalisme DPU yang memadai dan dapat mengakomodasi jumlah besar DPU dengan jangkauan yang luas. Untuk itu Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) merancang sejumlah CPD di antaranya adalah Program Konversi DPU menjadi DK.Program Konversi DPU menjadi DK merupakan upaya menilai diri yang sekaligus bermanfaat untuk peringkatan diri. Tidak semua DPU yang mengikuti program ini secara otomatis dapat dikonversi. Namun demikian dengan program ini setiap dokter akan mendapat umpan balik kekurangannya masing-masing agar dapat segera melengkapinya melalui program CPD. Cara ini ditempuh agar dapat mengukur profesionalisme secara massal dalam waktu relatif singkat mengingat harus dapat mengakomodasi seluruh DPU dalam perolehan SKP IDI sesuai dengan yang disyaratkan, tanpa mengurangi nilai mutu Dokter Keluarga di Indonesia.Program Konversi DPU menjadi DK ini mampu menilai 4 pilar profesionalisme yaitu:

1. Perilaku dokter dengan parametera. SIPb. Tempat praktikc. Perlengkapan tempat praktiknya

2. Ilmu pengetahuan dengan parametera. CPD yg telah diikutib. Tulisan yang telah dipublikasikanc. Buku teks dan jurnal yang biasa dibaca

3. Keterampilan klinis dengan parametera. Pendekatan kedokteran keluarga pada setiap kasus selama praktikb. Kasus yang pernah ditangani selama praktikc. Kursus keterampilan medis teknis yang pernah dijalani

4. Kinerja dengan parametera. Jumlah kasus yang telah diselesaikanb. Jenis kasus yang telah pernah dilayanic. Keberhasilan menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapid. Manajemen praktik dengan pendekatan kedokteran keluarga

Tujuan Program Konversi DPU menjadi DK

1. Menarik, meningkatkan minat dan memberi peluang seluas-luasnya kepada DPU untuk menilai profesionalisme diri dan menilai diri

2. Menghargai kinerja profesionalisme DPU yang dinilai dapat menjadi sarana pembelajaran

6

Page 7: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

mandiri3. Menyediakan peluang yang luas bagi DPU untuk berkarir di ranah pelayanan primer.4. Memfasilitasi pengembangan Ilmu Kedokteran Layanan Primer5. Meningkatkan mutu pelayan kedokteran primer6. Menyusun basis data distribusi dan kinerja dokter layanan primer di Indonesia

Tahapan persiapan Program Konversi DPU menjadi DK

1. Pengurus PDKI tingkat pusat membentuk tim persiapan Program Konversi DPU menjadi DK2. Tim persiapan melakukan kajian, diskusi dan lokakarya untuk menyusun borang program

konversi3. Borang konversi serta penilaiannya diujicoba dengan mengikutsertakan perwakilan pengurus

seluruh PDKI Cabang4. Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia mempelajari, menyempurnakan dan

menyetujui borang program konversi5. Borang konversi siap digunakan secara luas di seluruh Indonesia

Setelah melalui perhitungan yang cermat, program ini dapat mencapai nilai lebih dari 250 SKP IDI. Oleh karena itu selain memperoleh gelar DK, dokter peserta juga memenuhi syarat untuk melakukan resertifikasi. Hal ini akan sangat membantu IDI dalam membantu semua angotanya terutama DPU dalam memperoleh SKP IDI untuk resertifikasi.Program Konversi DPU menjadi DK hanya akan berlaku sepanjang kurun waktu 2008 – 2012. Kurun waktu ini diambil sesuai dengan tahun terakhir sebagian terbesar masa resertifikasi DPU. Setelah tahun 2012, seluruh resertifikasi dilakukan melalui program CPD.  Oleh karena itu PDKI sudah siap dengan

1. Program CPD moduler yang dilaksanakan dalam kerjasama dengan institusi pendidikan terakreditasi

2. Program CPD moduler yang dapat melalui fasilitas e-mail atau pos3. Program CPD on-line dalam kerjasama dengan Mediworld CME yang berbasis di Australia

Sesuai dengan konsepnya Program Konversi DPU menjadi DK hanya dapat diikuti oleh DPU yang telah berpraktik sekurangnya 5 tahun. Apabila penilaian tidak mencukupi 250, dan dokter belum pernah mengikuti pelatihan paket A dan B, atau belum melakukan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga, maka dokter yang bersangkutan dapat melengkapi kekurangannya dengan mengikuti program CPD yang tersedia tersebut di atas.Pada dasarnya Program Konversi DPU menjadi DK diselenggarakan untuk mencapai tujuan demi kepentingan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia pada umumnya dan peningkatan kualitas dokter layanan primer pada khususnya.

http://www.pdki-arpac.or.id/index_pdki.php?show=data/konversi

2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PRINSIP DAN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DOKTER KELUARGAA. PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN DOKTER KELUARGA

Prinsip pelayanan atau pendekatan dokter keluarga adalah memberikan : Pelayanan yang holistic dan kemprehensif Pelayanan yang berkesinambungan Pelayanan yang mengutamakan pencegahan Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya

7

Page 8: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya (dokter keluarga harus mendiagnosis secara holistic dan mengobati secara komprehensif).

Pelayanan yang menjunjung tinggi etika, moral dan hukum (untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang dokter)

Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu (untuk mengendalikan mutu dan biaya agar tidak berlebih atau kekurangan).

Dapat diaudit dan dipertangungjawabkan (tidak mengada-ngada dan tidak menyealahgunakan data)

B. STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DOKTER KELUARGA1) Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)

a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran.

Pelayanan medis strata pertama untuk semua orangPelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat praktik.

Pemeliharaan dan peningkatan kesehatanPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.

Pencegahan penyakit dan proteksi khususPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan keluarganya.

Deteksi diniPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala kesempatan dalam melaksanakan deteksidini penyakit dan melakukan penatalaksanaan yang tepat untukitu.

Kuratif medikPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan dan/atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.

Rehabilitasi medik dan sosialPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa maupun sosial.

Kemampuan sosial keluargaPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial pasien dan keluarganya.

Etik medikolegalPelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal dan etik kedokteran.

b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis.

8

Page 9: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

1) AnamnesisPelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis.

2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjangDalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata.

3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis bandingPada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan diagnosis holistik.

4) PrognosisPada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based).

5) KonselingUntuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien (dan keluarga) pada keadaan di saat itu.

6) KonsultasiPada saat - saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

7) RujukanPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata.

8) Tindak lanjutPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien.

9) TindakanPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien.

10) Pengobatan rasionalPada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.

11) Pembinaan keluargaPada saat - saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga.

c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)

9

Page 10: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.1) Pasien adalah manusia seutuhnya

Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai manusia yang seutuhnya.

2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannyaPelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien.

3) Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnyaPelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan pasien dan keluarganya.

d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal.1) Koordinator penatalaksanaan pasien

Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antar dokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit.

2) Mitra dokter - pasienPelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan antara dokter dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis.

3) Mitra lintas sektoral medikPelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan formal di sekitarnya.

4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medikPelayanan dokter keluarga mempedulikan dan memperhatikan kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan nonformal di sekitarnya.

e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.1) Pelayanan proaktif

Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan secara proaktif.2) Rekam medik bersinambung

Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada saat datang, digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang bersangkutan.

3) Pelayanan efektif efisienPelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat jalan efektif dan efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan sadar biaya.

4) PendampinganPada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan/atau rujukan, pelayanan dokter keluarga menawarkan kemudian melaksanakan pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.

10

Page 11: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of behaviour in practice)a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)

Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan dilaksanakannya.1) Informasi memperoleh pelayanan

Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.

2) Masa konsultasiWaktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan apa yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10 menit untuk setiap pasien.

3) Informasi medik menyeluruhDokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan, pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.

4) Komunikasi efektifDokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling percaya.

5) Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokterDokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan pasien.

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners relationship in practice)Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara profesional.1) Hubungan profesional dalam klinik

Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau beberapa tenaga kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas hubungan kerja yang profesional dalam suasana kekeluargaan.

2) Bekerja dalam timPada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan derajat kesehatan pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga merupakan sebuah tim.

3) Pemimpin klinikPelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga atau bila terdiri dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk memimpin bidang manajemen yang berbeda di bawah tanggung jawab pimpinan.

c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with colleagues)Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan, ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan menjaga hubungan baik secara profesional.1) Hubungan profesional antar profesi

Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan mempunyai hubungan profesional dengan profesi medik lainnya untuk kepentingan pasien.

11

Page 12: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

b. Hubungan baik sesama dokterPelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang diambil oleh dokter lain dan memperbaiki penatalaksanaan pasien atas kepentingan pasien tanpa merugikan nama dokter lain.

c. Perkumpulan profesiDokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota perkumpulan profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan Dokter Indonesia dan berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang ada.

d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of knowledge and skill development)Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya.1) Mengikuti kegiatan ilmiah

Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik untuk secara teratur dalam lima tahun praktiknya mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah seperti pelatihan, seminar, lokakarya dan pendidikan kedokteran berkelanjutan lainnya.

2) Program jaga mutuPelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara mandiri dan/atau bersama-sama dengan dokter keluarga lainnya, secara teratur ditempat praktiknya.

3) Partisipasi dalam kegiatan pendidikanPelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam pendidikan dokter keluarga, dan berusaha untuk berpartisipasi pada pelatihan mahasiswa kedokteran atau pelatihan dokter.

4) Penelitian dalam praktikPelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam penelitian dan berusaha untuk menyelenggarakan penelitian yang sesuai dengan etika penelitian kedokteran, demi kepentingan kemajuan pengetahuan kedokteran.

5) Penulisan ilmiahDokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi secara aktif dan/atau pasif pada jurnal ilmiah kedokteran.

e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan (standard as community leader)Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan peningkatan kesehatan di sekitarnya dan siap memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.1) Menjadi anggota perkumpulan sosial

Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja dalam pelayanan dokter keluarga, menjadi anggota perkumpulan sosial untuk mempeluas wawasan pergaulan.

2) Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakatBila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat praktiknya, pelayanan dokter keluarga bersedia berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

3) Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnyaBila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di sekitarnya, pelayanan dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam penanggulangan khususnya dalam bidang kesehatan.

12

Page 13: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of practice management)a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)

Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya.1) Dokter keluarga

Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal perilaku kesehatan.

2) PerawatPerawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

3) BidanBidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

4) Administrator klinikPegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga.

b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen keuangan profesional.1) Pencatatan keuangan

Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi.

2) Jenis sistim pembiayaan praktikManajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti , baik sistem pembiayaan praupaya maupun sistim pembiayaanfee-for service

c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for practice)Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen yang profesional.1) Pembagian kerja

Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing - masing.2) Program pelatihan

Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job training) terlebih dahulu.

3) Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan kesehatan.

4) Pembahasan administrasi klinikPimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik

4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities)a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)

13

Page 14: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.1) Fasilitas untuk praktik

Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan keamanan pasien, pegawai dan dokter yang berpraktik.

2) Kerahasiaan dan privasiKonsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan privasi pasien.

3) Bangunan dan interiorBangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan permanen atau semi permanen serta dirancang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis strata pertama yang aman dan terjangkau oleh berbagai kondisi pasien.

4) Alat komunikasiKlinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat sekitarnya.

5) Papan namaTempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang telah diatur oleh organisasi profesi.

b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan fasilitas pelayanannya, yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama (tingkat primer).1) Peralatan medis

Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia layanan strata pertama.

2) Peralatan penunjang medisPelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.

3) Peralatan non medisPelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.

c. Standar proses - proses penunjang praktik (Standard of clinical supports process)Pelayanan dokter keluarga memiliki panduan proses- proses yang menunjang kegiatan pelayanan dokter keluarga.1) Pengelolaan rekam medik

Pelayanan dokter keluarga menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi rekam medik dengan dasar rekam medic berorientasikan pada masalah (problem oriented medical record).

2) Pengelolaan rantai dinginPelayanan dokter keluarga peduli terhadap pengelolaan rantai beku (cold chain management) yang berpengaruh kepada kualitas vaksin atau obat lainnya.

3) Pengelolaan pencegahan infeksiPelayanan dokter keluarga memperhatikan universal precaution management yang mengutamakan pencegahan infeksi pada pelayanannya.

4) Pengelolaan limbahPelayanan dokter keluarga memperhatikan sistim pembuangan air kotor dan limbah, baik limbah medis maupun limbah nonmedis agar ramah lingkungan dan aman bagi masyarakat sekitar klinik.

5) Pengelolaan air bersih

14

Page 15: skenario 1 yoelah

YOELANDA PUTRI - 1102010296 SKENARIO 1 – KEDOKTERAN KELUARGA

Pelayanan dokter keluarga mengkonsumsi air bersih atau air yang telah diolah sehingga aman digunakan.

6) Pengelolaan obatPelayanan dokter keluarga melaksanakan sistim pengelolaan obat sesuai prosedur yang berlaku termasuk mencegah penggunaan obat yang kadaluwarsa.

(Trisna, et al, 2007).

C. JENIS PELAYANAN DOKTER KELUARGASecara umum dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, pelayanan kesehatan personal (personal health services) atau sering disebut pula sebagai pelayanan kedokteran (medical services). Kedua, pelayanan kesehatan lingkungan (environmental health services) atau sering disebut pula sebagai pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) (Hodgetts dan Cascio, 1983).

Menurut Leave and Clark (1953), kedua bentuk pelayanan kesehatan ini mempunyai ciri-ciri tersendiri. Jika pelayanan kesehatan tersebut terutama ditujukan untuk menyembuhkan penyakit (curative) dan memulihkan kesehatan (rehabilitative) disebut dengan nama pelayanan kedokteran. Sedangkan jika pelayanan kesehatan tersebut terutama ditujukan untuk meningkatkan kesehatan (promotive) dan mencegah penyakit (preventive) disebut dengan nama pelayanan kesehatan masyarakat.

Sasaran kedua bentuk pelayanan kesehatan ini juga berbeda. Sasaran utama pelayanan kedokteran adalah perseorangan dan keluarga. Sedangkan sasaran utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah kelompok dan masyarakat. Pelayanan kedokteran yang sasaran utamanya adalah keluarga disebut dengan nama pelayanan dokter keluarga (family practice).

D. PERAN DOKTER KELUARGADokter keluarga memiliki peranan dan cakupan yang khusus yaitu :

1) Komprehensif dan holistik2) Kompeten dengan ilmunya3) Continue ( berkesinambungan)4) Preventif5) Kolaboratif dan kordinatif6) Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan7) Mempertimbangkan mutu dan biaya8) Segala tindakan dapat dipertanggung jawabkan9) Segala tindakan dapat diaudit10) Bermoral dan beretika yang baik

Sehingga yang ditekankan disini dokter keluarga adalah gate keeper sekelmpok masyarakat,sebagai system pencegahan atau prventif.Jadi pada dasarnya preventiflah yang diutamakan daripada tindakan kuratif.Semakin dia melakukan tindakan preventif yang tepat,dan pasien yang mengalami sakit itu sedikit maka dapat dikatakan bahwa dokter keluarga tersebut berhasil.

15