skenario (1)
TRANSCRIPT
BAB I
SKENARIO
Anak S, 11 tahun dibawa ibunya ke poliklinik FK-UWKS karena mengeluh pusing, mudah lelah,
dan tampak pucat
BAB II
KATA KUNCI
Kata kunci :
- Pasien mengeluh pusing, mudah lelah, dan tampak pucat
Mengeluh pusing, mudah lelah dan tampak pucat merupakan gejala klinis yang
biasanya dialami oleh pasien dengan diagnosa ANEMIA.
BAB III
PROBLEM
Problem :
1. Apa penyebab pasien mengeluh pusing, mudah lelah, dan tampak pucat ? Apa yang
terjadi pada anak ini?
1
BAB IV
PEMBAHASAN
BATASAN.
ANEMIA DEFISIENSI BESI (Fe)
ANATOMI
Absorbsi fe malalui saluran cerna terutama berlangungsung di duodenum, makin ke distal
absorbsinya makin berkurang. Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan
kebutuhan akan zat besi rendah, maka lebih banyak Fe diubah menjadi feritin. Bila cadangan
rendah atau kebutuhan meningkat, maka Fe yang baru diserap akan segera diangkut dari sel
mukosa ke sumsum tulang tulang untuk eritropoesis.
Makanan yang mengandung ± 6 mg fe/1000 kilokalori akan diabsorbsi 5-10% pada orang
normal. Absorbsi dapat ditingkatkan oleh kobal, inosin, etionin, vitamin c, HCl, suksinat dan
senyawa asam lain. Sebaliknya absorbsi Fe akan menurun bila terdapat fosfat atau antasida
misalnya kalsium karbonat, alumnium hidroksida dan magnesium hidroksida.
Setelah diabsorbsi fe dalam darah akan diikat oleh tranferin (suatu beta-1-globulin
glikoprotein) kemudian diangkut ke berbagai jaringan, terutama ke sumsum tulang dan depot
Fe. Bila tidak digunakan dalam eritropoesis, fe akan disimpan sebagai cadangan, dalam
bentuk terikat sebagai feritin.
Bila Fe diberikan IV, cepat sekali diikat oleh apoferitin (protein yang membentuk feritin) dan
disimpan terutama dalam hati, sedangkan setelah pemberian oral terutama akan disimpan di
limpa dan sumsum tulang.
Jumlah Fe yang diekskresi tiap hari sedikit sekali, biasanya sekitar 0.5-1 mg sehari. Ekskresi
terutama berlangsung melalui saluran sel epitel kulit dan saluran cerna yang terkelupas,
selain itu juga melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut yang dipotong.
2
Pada Wanita usia subur dengan siklus haid 28 hari, jumlah Fe yang diekskresi sehubungan
denga haid diperkirakan sebanyak 0.5- 1 mg sehari.
FISIOLOGI ANEMIA
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Indonesia prevalensi ADB pada anak
balita sekitar 25-35%. Dari hasil SKRT tahun 1992 prevalens ADB padaanak balita di
indonesia adalah 55,5%. Pada tahun 2002 prevalensi anemia pada usia 4-5 bulan di Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan bahwa 37% bayimemiliki kadar Hb di
bawah 10gr/dl sedangakan untuk kadar Hb di bawah 11gr/dlmencapai angka 71%. Dr.
Pauline dari RSU. Fatmawati Jakarta juga menambahkanselama kurun waktu 2001-2003
tercatat sekitar 2 juta ibu hamil menderita anemia gizidan 8,1 juta anak menderita anemia.
Selain itu data menunjukkan bahwa bayi dari ibuanemia dengan berat bayi normal memiliki
kecendrungan hampir 2 kali lipat menjadianemia dibandingkan bayi dengan berat lahir
normal dari ibu yang tidak menderitaanemia. Berdasarkan data prevalensi anemia defisiensi
gizi pada ibu hamil di 27 provinsidi Indonesia tahun 1992, Sumatera Barat memiliki
prevalensi terbesar (82,6%)dibandingkan propinsi lain di Indonnesia.
HISTOLOGI
3
PATOLOGI
Anemia defisiensi zat besi adalah anemia yang paling sering menyerang anak-anak. Bayi
cukup builan yang lahir dari ibu nonanemik dan bergizi baik, memiliki cukup persediaan zat
besi sampai berat badan lahirnya menjadi dua kali lipat umumnya saat berusia 4-6 bulan.
Sesudah itu zat besi harus tersedia dalam makanan untuk memenuhi kebutuhan anak. Jika
asupan zat besi dari makanan tidak mencukupi terjadi anemia defisiensi zat besi . Hal ini
paling sering terjadi karena pengenalan makanan padat yang terlalu dini ( sebelum usia 4-6
bulan) dihentikannya susu formula bayi yang mengandung zat besi atau ASI sebelum usia 1
tahun dan minum susu sapi berlebihan tanpa tambahan makanan padat kaya besi. Bayi yang
tidak cukup bulan, bayi dengan perdarahan perinatal berlebihan atau bayi dari ibu yang
kurang gizi dan kurang zat besi juga tidak memiliki cadangan zat besi yang adekuat. Bayi ini
berisiko lebih tinggi menderita anemia defisiensi besi sebelum berusia 6 bulan.\
Anemia defisiensi zat besi dapat juga terjadi karena kehilangan darah yang kronik. Pada
Bayi hal ini terjadi karena perdarahan usus kronik yang disebabkan oleh accelerator dalam
susu sapi yang tidak tahan panas. Pada anak sembarang umur kehilangan darah sebanyak 1-7
ml dari saluran cerna setiap hari dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Pada remaja
putri anemia defisiensi zat besi juga dapat terjadi karena menstruasi yang berlebihan.
GEJALA KLINIK
Dari penyebab anemia hipokrom mikrositer, yang paling sering adalah anemia kekurangan
Fe, sehingga apabila kita menjumpai penderita anemia hipokrom mikrositer pada orang
dewasa hampir selalu penyebabnya adalah anemia kekurangan Fe.
Penyebab anemia kekurangan Besi
1. Diit kurang Fe2. Kehamilan3. Perdarahan dari saluran gastrointestinal misalnya hemoroid, tukak peptic, hernia hiatus,
divertikula, colitis ulserosa, dsb.4. Perdarahan dari saluran pernafasan5. Perdarahan dari saluran urogenital
4
Kelainan akibat kekurangan Fe
1. Kadar feritin berkurang dan Fe sumsum negative
2. SI menurun TIBC meningkat
3. Eritrosit hipokrom mikrositer
4. Anemia
5. MIHC menurun
6. Perubahan epitel jaringan
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
1. Anemia akibat terganggunya produksi sel darah merah dan atau hemoglobin
Seperti kita ketahui bahwa seldarah merah diproduksi oleh sumsum tulang. Proses ini
membutuhkan zat besi, serta vitamin B12 dan asam folat. Eritropoietin (EPO)
merangsang pembuatan sel darah merah. EPO adalah hormon yang dibuat oleh ginjal.
a. Defisiensi (kekurangan) Zat besi
b. Anemia Pernisiosa (Anemia defisensi Vit. B12)
c. Anemia defisiensi Asam Folat (Anemia Megaloblastik)
d. Anemia Aplastik
e. Anemia akibat gangguan fungsi Ginjal
2. Anemia akibat Anormlitas sel darah merah
a. Anemia Bulan Sabit (Sickle Cell)
3. Anemia akibat Pengeluaran Darah yang Berlebih
A. Trauma
b. Pasca melahirkan
4. Anemia akibat dari reaksi Antigen - Antibodi
a. Anemia Hemolitik
5
PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG
Anak tampak lemah, compos mentis.
- Vital sign :
Tensi : 100/60
Nadi : 90/menit
RR : 18/menit
Suhu : 370 celcius
- nafas simetris kanan-kiri
- suara nafas, vesiculare, wheezing (-) rocnchi (-)
- abdomen : distensi
- bising usus : normal
- metiulusmus : (-)
- hepar dan lien tidak teraba
- sebelah kanan ren dextra membesar
- edema : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BAB V
HIPOTESIS AWAL
Hipotesis awal dari skenario 1 ini adalah ANEMIA DEFISIENSI BESI (Fe)
6
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
5.1 Macam-macam Anemia
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah. Adanya anemia
akan menyebabkan transportasi oksigen terganggu sehingga jaringan tubuh orang yang
mengalami anemia akan mengalami kekurangan oksigen, yang diperlukan untuk menghasilkan
energi. Orang yang menderita anemia akan merasa cepat lelah, lemas, pucat, gelisah dan
terkadang sesak.
Secara garis besar anemia dapat disebabkan oleh empat hal:
1. Produksinya yang terganggu, baik produksi sel darah merah dan atau hemoglobin
2. Abnormalitas sel darah merah, sehingga mudah rusak
3. Pengeluaran sel darah merah yang berlebih
4. Autoimun
7
1. Anemia akibat terganggunya produksi sel darah merah dan atau hemoglobin
Seperti kita ketahui bahwa seldarah merah diproduksi oleh sumsum tulang. Proses ini
membutuhkan zat besi, serta vitamin B12 dan asam folat. Eritropoietin (EPO) merangsang
pembuatan sel darah merah. EPO adalah hormon yang dibuat oleh ginjal.
a. Defisiensi (kekurangan) Zat besi
Perempuan lebih rentan mengalami kekurangan zat besi dibanding laki-laki, khususnya saat
menstruasi atau kehamilan .Pada orang dewasa, kekurangan zat besi sering disebabkan oleh
karena kehilangan darah khronis seperti menstruasi. Kehilangan darah khronis juga bisa
disebabkan oleh karena kanker terutama kanker pada usus besar.
Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat besi biasanya disebabkan karena kurangnya
asupan makanan yang mengandung zat besi.
b. Anemia Pernisiosa (Anemia defisensi Vit. B12)
Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia
pernisiosa.
c. Anemia defisiensi Asam Folat (Anemia Megaloblastik)
8
Anemia akibat kekurangan asam folat biasanya terjadi pada saat kehamilan. Anemia akibat
kekurangan asam folat disebut anemia megaloblastik.
Kekurangan asam folat ini menyebabkan lambatnya produksi eritroblas dalam tulang sumsum
tulang akibatnya, sel ini tumbuh terlalu besar dengan bentuknya yang aneh dan disebut
megaloblas. Penderita sariawan usus (intestinal sprue) dimana asam folat, B 12 dan senyawa
vitamin B lainnya sedikit sekali diabsorbsi, seringkali mengalami anemia megaloblastik. Atropi
mukosa lambung seperti yang terjadi pada anemia pernisiosa atau bila seluruh lambung diangkat
melalui gastrektomi total, juga dapat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik.
d. Anemia Aplastik
9
Anemia Aplastik terjadi akibat gangguan pada fungsi sumsum tulang. Aplasia sumsum tulang
berarti tidak berfungsinya sumsum tulang. Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah
juga bisa mengalami gangguan, sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan
sel darah merah yang berkualitas.
Contohnya pada seseorang yang sering terkena radiasi sinar gamma akibat ledakan bom atom,
cenderung untuk menderita kerusakan sumsum tulang yang menyeluruh, dan dalam beberapa
minggu kemudian menjadi anemia yang mematikan. Demikian juga terapi yang menggunakan
sinar-x secara berlebihan, bahan-bahan kimia pada industri tertentu dan pada penderita sensitif
bahkan obat-obatan dapat mengakibatkan efek yang sama. Gangguan pada sumsum tulang juga
dapat disebabkan oleh karena adanya mestatase sel kanker dari tempat lain.
e. Anemia akibat gangguan fungsi Ginjal
Gangguan atau gagal ginjal kronis dapat menyebabkan terjadi penurunan dari produksi
eritropoetin (EPO), sehingga produksi sel darah merah pun akan menjadi turun,
2. Anemia akibat Anormlitas sel darah merah
Anemia Bulan Sabit (Sickle Cell)
Anemia sel sabit (Sickle cell) adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah berbentuk
seperti bulan sabit, atau seperti huruf C. Anemia Sickle Cell merupakan kelainan herediter atau
10
keturunan. Normalnya, usia sel darah merah adalah 120 hari dan berbentuk donat tanpa lubang
(lingkaran, pipih di bagian tengahnya), sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh
darah dengan mudah dan memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah
merah berbentuk bulan sabit untuk melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah
yang menyempit, karena sel darah merah ini akan tersangkut dan terjadilah penggumpalan,
akibatnya umur sel darah merah menjadi terlampau pendek, yaitu sekitar 10 - 20 hari, sehingga
sel darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan.dan akan menimbulkan rasa
sakit, infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.
3. Anemia akibat Pengeluaran Darah yang Berlebih
Perdarahan baik akut maupun kronis dapat mengakibatkan terjadinya anemia. Sebagai contoh
pada perdarahan akut, antara lain dapat disebabkan oleh trauma, persalinan, kehamilan ektopik
terganggu (KET), tindakan pembedahan, muntah darah (hematemesis). Sedangkan sebagai
contoh pada perdarahan kronis antara lain, batuk darah kronis, DUB, menstruasi yang
berkepanjangan, perdarahan pada saluran cerna akibat tukak lambung atau adanya tumor ganas
di usus, adanya cacing dalam usus, dan lain-lain.
4. Anemia akibat dari reaksi Antigen - Antibodi
Anemia Hemolitik
11
Anemia Hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh karena mudah pecahnya dinding sel
darah merah. Walaupun sel darah merah yang terbentuk jumlahnya normal atau bahkan lebih
dari normal pada penyakit-penyakit hemolitik ternyata masa hidup sel darah merah ini sangat
singkat sehingga mengakibatkan anemia yang parah. Beberapa tipe anemia ini seperti sferositosis
herediter, anemia sel sabit, dan eritoblastosis fetalis. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai
biang penyebab terjadinya anemia jenis ini. Hal ini dapat terjadi akibat dari kesalahan transfusi
dengan golongan darah yang tidak tepat.
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR
Gejala
Klinis
Penyakit
Anemia akibat terganggunya produksi sel darah
merah dan atau hemoglobin
Anemia
akibat
Anormli
tas sel
darah
merah
Anemia
akibat
Pengeluaran
Darah yang
Berlebih
Anemia
akibat dari
reaksi
Antigen -
Antibodi
Menstruasi/
Kanker
Usus Besar
Anemia
Pernisiosa
Anemia Megalo
blastik
Anemia
aplastik
Anemia
Bulan
Sabit
Trauma Anemia
Hipokromik
mikositer
Pusing - - - - - - +
Mual - - - - - - +
Mudah
Lelah - + - - + - +
12
Berdasarkan analisis differential diagnosis diatas dan dibandingkan dengan keadaan
pasien pada skenario 1, dapat disimpulkan bahwa hipotesis akhir dari skenario ini adalah
Anemia Hipokrom Mikositer
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS
13
Keluhan Pasien
Pasien mengeluh pusing, mudah lelah dan tampak pucat
Anamnesa
RPS :, Sejak 3 minggu yang lalu, kondisi semakin lemah dan semakin pucat, kadang-kadang sesak nafas, pusing muter-muter, gizi kurang
RPD :Sebelumnya belum pernah mengalami seperti ini. Belum pernah operasi
RPK : Keluarga tidak pernah mengalami sakit sperti ini
RPSos : Lingkungan disekitar tempat tinggal pasien kurang bersih.
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital :
Tensi : 100/60 mmhg Denyut Nadi : 90 x/menit Suhu : 37o C RR : 18x/menit Kesadaran : composmentis
Pemeriksan fisik : Anemi (+), icterus (-), cianosis (-)
dyspnea (-) Perut distensi Bising usus normal Hepar dam lien tidak teraba Torax dan paru normal Ginjal teraba pembesaran pada
ren dextra
Pemerikasaan Lab
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan Anemia Hipokrom Mokositer adalah meliputi Toleransi terhadap aktifitas,
pencapaian dan pemeliharaan nutrisi yang adekuat dan tidak adanya komplikasi.
PRINSIP TINDAKAN MEDIS
Untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagai garam fero dari sulfat, fumarat, glukonat,
suksinat, glutamat dan laktat. Sediaan yang banyak digunakan dan murah ialah hidrat sulfas
Ferous (FeSO4.7H2O) 300 mg yang mengandung 20% fe.
Untuk anemia berat biasanya diberikan 3 kali 300 mg sulfas ferosus sehari selama 6 bulan. Fero
sulfat dan fero fumarat dosis efektifnya 600-800 mg/hari dalam dosis terbagi. Fero glukonat, fero
laktat, fero karbonat dosis efektifnya sama dengan fero sulfat.
Untuk suntikan IM atau IV hanya dibenarkan bila pemberian oral tidak mungkin, misalnya
penderita intoleran terhadap sediaan oral. Iron dextran (imferon) mengandung 50 mg fe setiap ml
14
Differential Diagnosa
Anemia
Anemia Hipokrom Mikositer
Anemia Bulan Sabit
(larutan 5%) untuk penggunaan IM atau IV. Dosis total yang diperlukan dihitung berdasarkan
beratnya anemis, yaitu 250 mg Fe untuk setiap gram kekurangan Hb.
Pada hari pertama disuntikan 50 mg, dilanjutkan dengan 100-250 mg setiap hari atau beberapa
hari sekali. Untuk memperkecil reaksi toksis pada pemberian IV, dosis permulaan tidak boleh
melebihi 25 mg, dan diikuti dengan peningkatan bertahap untuk 2-3 hari sampai tercapai dosis
100 mg/hari. Obat harus diberikan perlahan-lahan yaitu dengan menyuntikan 20-50 mg/menit.
BAB X
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
Cara Penyampaian Prognosis Kepada Pasien / Keluarga Pasien
- Berikan penjelasan lengkap tentang penyakit dan penyebab tentang Anemia
- Berikan penjelasan lengkap tentang cara penanganan dan pengobatannya
Tanda untuk Merujuk Pasien
Usaha pengobatan ditujukan pada pencegahan dan intervensi. Pencegahan tersebut
mencakup : Menganjurkan Ibu-Ibu untuk memberikan ASI, Makan makanan kaya zat besi dan
minum vitamin pranatal yang mengandung besi.
Terapi untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi terdiri dari program pengobatan berikut ;
Zat besi diberikan per oral dalam dosis 2 – 3 mg/kg unsur besi semua bentuk zat besi sama
efektifnya ( fero sulfat, fero fumarat, fero suksinat, fero glukonat.
Vitamin C harus diberikan bersama dengan besi ( Vitamin C meningkatkan absorpsi besi ).
15
Terapi besi hendaknya diberikan sekurang-kurangnya selama 6 minggu setelah anemia dikoreksi
untuk mengisi kembali cadangan besi. Zat besi yang disuntikkan jarang dipakai lagi kecuali
terdapat penyakit malabsorpsi usus halus.
Peran Pasien / Keluarga untuk Penyembuhan
Peran Pasien :
1. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
2. Selalu kontrol secara rutin ke dokter
Peran Keluarga Pasien :
1. Beri semangat pada pasien dalam menghadapi penyakit ini
2. Ingatkan pasien untuk selalu melaksanakan perintah dokter
3. Selalu beri perhatian pada pasien
4. Temani pasien selama melakukan pengobatan
5. Lakukan pendekatan dan komunikasi
PencegahanPenyakit
Mengenai makanan:
Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan
Lebih banyak makan makanan berserat.
Lebih banyak makan sayur-sayuran berwarna serta buah-buahan, beberapa kali
sehari.
Lebih banyak makan makanan segar.
Mengurangi atau menghindari makanan yang telah diawetkan atau disimpan
terlalu lama.
Mengurangi atau menghidari minuman alkohol.
Hindari kebiasaan merokok. Bagi perokok: berhenti merokok.
Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stress
16
Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur.
BAB XI
DAFTAR PUSTAKA
17
www.emedicinehealth.com
www.localhealth.com
www.medicinenet.com
Guyton A. C. dan Hall J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11, Jakarta: EGC.
18