skenario 1

36
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi Endokrin. Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. 1

Upload: nufsiegi

Post on 20-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Laporan Skenario Hormon

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

LATAR BELAKANGHormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untukmemacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormondalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi Endokrin. Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau Langerhans Pankreas yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirkulasi dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel pulau Langerhans.Hormon juga dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin.

SKENARIO

Hormon LokalIstilah hormon dulunya hanya merujuk pada hormon endokrin, tetapi kini pengertian hormon juga digunakan untuk hormon-hormon lokal seperti parakrin, autokrin dan juxtakrin. Beberapa jenis hormon lokal antara lain autokoid (bradikinin, histamine, prostaglandin), neurotransmitter dan berbagai sitokin.Hormon berperan mengkoordinasikan berbagai fungsi sel, jaringan, organ dan system pada organism multiseluler. Hormon disebut sebagai molekul first messenger, respon fisiologik terkait kerja hormon melibatkan peran molekul reseptor, second messenger dll.

BAB IIPEMBAHASAN

STEP 11. Hormon2. Autokoid3. Neurotransmitter4. Second messenger5. Hormon endokrin6. Hormon lokal7. Parakrin8. Sitokin9. Molekul reseptorDefinisi1. Hormon adalah zat penerima pesan (first messenger) yang dibawa aliran darah. Berperan untuk mengkoordinasi proses-proses seluler, organ dan merangsang aktivitas atau fisiologi khusus.Dalam bahasa Yunani hormon berarti horman yang artinya menggerakkan dan hormao yang artinya menggairahkan. Berfngsi untuk mengkatalis metabolism tubuh.Hormon dihasilkan oleh organ lain lalu disekresikan ke pembuluh darah. Hormon berasal dari : polipeptisa, asam amino dan steroid.2. Autokoid adalah bahan atau zat farmakologi aktif atau autofarmacological agent yang dibentuk oleh tubuh dan mempunyai fungsi fisiologis dan patologik.Selain itu autokoid juga mempunyai fungsi inflamantari yang bekerja secara lokal dimana ia dibentuk.3. Neurotransmitter adalah senyawa organicyang membawa signal diantara neuron. Bertugas memawa informasi dengan cara meletakkan diri pada sel tertentu dari sel saraf. Disintesis dalam neuron dan disimpan dalam gelombang sinaptik. Contoh : norepinefrin, dopamine, serotonin.4. Second messenger adalah molekul penerus signal pada sel sebagai penerus informasi. Fungsinya sebagai mediator pada hormon polipeptida dan hormon kotekolamin, dan aktivasi seluler yaitu mempengaruhi konsentrasi (naik atau turun) dengan molekul Ca2+, molekul protein dan enzim.5. Hormon endokrin adalah hormon yang disekresi oleh kelenjar spesifik (kelenjar endokrin) yang diangkut sebagai pesan yang bergerak sebagai reaksi jaringan jauh atau dekat.6. Hormon lokal adalah produk metabolic yang disekresikan satu set sel dan akan mempengaruhi sel-sel terdekat. Sel ini dilepas selama kerja fisik atau latihan.7. Parakrin adalah hormon yang berkomunikasi dengan sel jarak pendek atau di sekitar sel sekretori.8. Sitokin adalah protein yang dibuat oleh sel yang mempengaruhi sel lain. Sitokin merupakan polipeptida pengatur yang diproduksi oleh sejumlah sel berinti. Bekerja dengan mengikat reseptor membrane spesifik lalu membawa signal ke sel melalui second messenger untuk mengubah ekspresi gen. sitokin juga berperan sebagai mediator dalam reaksi imun dan inflamasi.9. Molekul reseptor adalah molekul yang berguna untuk menangkap endokrin sehingga dapat bekerja pada sel yang memiliki molekul reseptor tersebut.

STEP 21. Apa perbedaan hormon endokrin dan hormon lokal ?2. Bagaimana klasifikasi hormon ?3. Faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab hormon dihasilkan?4. Bagaimana mekanisme kerja hormon ?5. Bagaimana peran dan fungsi dari hormon endokrin dan hormon normal ?

STEP 31. Perbedaan hormon endokrin dan hormon lokalHormon endokrinHormon local

Terbentuk dalam suatu organ atau kelenjar Dibawa oleh aliran darah agar dapat menuju bagian dimana mereka dapat menghasilkan efek fungsional Kelenjar endokrin : hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, kelamin dan pancreas (pulau-pulau Langerhans) Terbentuk dan bekerja di sekitar tempat sekresi Tidak melalui sirkulasi dalam plasma Jenisnya : autokrin, parakrin dan juxtakrin.

2. Klasifikasi hormon :Berdasarkan senyawa kimia pembentuk : Polipeptida/proteinhasil sekresi kelenjar hipofisis (anterior dan posterior), pancreas, paratiroid dll. Steroidhasil sekresi korteks adrenal, ovarium, testis dan plasenta. Turunan asam amino tirosinhasil sekresi kelenjar tiroid dan medulla adrenal.Berdasarkan Kelarutan : Lipofilik : hormon yang larut dalam lemak Hidrofilik : hormon yang larut dalam air

Berdasarkan reseptor : Langsung berhubungan dengan reseptor intraseluler Berikatan dengan reseptor permukaan selAtau dapat dikelompokkan dengan table berikut :PembedaKelompok 1Kelompok 2

Tipe senyawa kimiaSteroid dan thyroidIodotironin, kalsitriol, retinoidPolipeptida, protein, katekolamin, glikoprotein

KelarutanLipofilikHidrofilik

Letak reseptorIntraselulerPermukaan/membrane sel

Protein transportYaTidak

Transport dalam darahSimple diffusion, bound to carrier proteinDissolved in plasma

Half lifeLama (jam-hari)Pendek (menit)

Celluler responseInduction of new protein shyntesisModification of existing protein

MediatorKompleks hormon reseptorSecond messenger (c.AMP, c.GMP, Ca2+, fosfodinilasitor, lintasan kinase

3. Faktor-faktor penyebab hormon dihasilkan: Untuk menjaga homeostatis tubuh Menjalankan fungsi pertumbuhan dan perkembangan Hormon diatur oleh hipotalamus (kelenjar pituitary) dengan factor regulasi pada lobus anterior, mengirim impuls saraf pada lobus posterior.

4. Mekanisme kerja hormon :Pengikatan hormon dengan reseptor spesifik pada sel target aktivasi rangkaian aktivitas pada sel tersebut interaksi hormon dan sel membentuk senyawa second messenger mengaktifkan fungsi intraseluler.

Menurut cara terjadinya Secara lansung, yaitu mengikat hormon intraseluler terjadi perubahan pada sel. Contoh : modulasi gen pada sel tubuh oleh hormon pertumbuhan. Secara tidak langsung, yaitu mengikat reseptor sel permukaan dan merangsang jalur signal (fisrt to second messenger)Menurut jaraknya Jarak dekat (kerja hormon lokal), yaitu 1 sel menghasilkan hormon lokal, kemudian ia akan mempengaruhi sel tetangga dengan cara difudi sederhana. Jarak jauh (kerja hormon endokrin), yaitu kelenjar endokrin mengeluarkan secret berupa hormon, hormon masuk ke aliran darah, lalu masuk ke sel-sel target di seluruh tubuh.

5. Fungsi hormon : Homeostatis Mengatur reproduksi Mengatur pertumbuhan dan perkembangan Mengatur produksi SDM Mengatur metabolism organic dan air, keseimbangan elektrolit Menyebabkan perubahan adaptasi Mengontrol dan menyatukan ( sirkulasi, pencernaan dan absorpsi makanan) Mengatur denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan GIT, sekresi enzim pencernaan, laktasi sitem endokrin. Pengatur metabolism intrasel dan suhu tubuh Pada intinya fungsi hormon adalah sebagai pembawa pesan yang berguna dalam proses komunikasi antarsel di seluruh tubuh.

STEP 4

STEP 51. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan klasifikasi hormon.2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan peran dan fungsi hormon secara umum.3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan mekanisme kerja hormon.

STEP 7

1. Klasifikasi HormonHormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel. Berdasarkan senyawa kimia pembentuknyaSteroidPeptida danProteinTurunanTirosin

PeptidaProtein Besar

TestosteronEstrogenProgesteronKortikosteroidVitamin D-3Hormon HipotalamusAngiotensinSomatostatinGastrinSekretinGlukagonKalsitoninInsulinParathormonHormonPertumbuhanProlaktinLHFSHTSHKatekolamin, meliputi :NoradrenalinAdrenalinHormonTiroid, meliputi :Tiroksin (T4), Triodotironin (T3)

Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon 1. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak 2. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

Berdasarkan lokasi reseptor hormon1. Di dalam permukaan atau pada permukaan membrane sel. Reseptor membrane sebagian besar spesifik untuk protein, peptida, hormon katekolamin.2. Di dalam sitoplasma sel. Reseptor utama untuk berbagai hormon steroid terutama ditemukan dalam sitoplasma.3. Di dalam nukleus sel. Reseptor untuk hormon tiroid dijumpai di nucleus dan lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih kromosom. Berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon dalam sel 1.Kelompok hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+, 2.Fosfoinositol, Lintasan Kinase sebagai mediator intraselulerKELOMPOK I KELOMPOK II

TIPE Steroid, iodotironin, kalsitriol, retinoidPolipeptida, protein, glikoprotein, katekolamin

Kelarutan LipofilikHidrofilik

Protein transport YaTidak

Waktu-paruh plasmaLama (jam-hari)Singkat (menit)

Reseptor IntraselularMembran plasma

Mediator Kompleks reseptor-hormon Second messenger: cAMP, cGMP, Ca2+, metabolit kompleks fosfolipid, kaskade kinase

Tabel klasifikasi hormon

Berdasarkan radius kerjanya hormon dibedakan menjadi 3 kelompok : Autokrin : hormon yang disekresi suatu sel dan aksinya mempengaruhi sel itu sendiri. Parakrin : hormon yang memiliki target sel di sekitar sel sekretori, beberapa sitokin dan neurotransmitter berefek parakrin. Endokrin : hormon yang dihasilkan oleh kelenjar spesifik dan disekresi ke dalam darah menuju sel target yang terletak jauh dari sel sekretori.

2. Peran dan fungsi hormon secara umuma. Fungsi IntegrasiYaitu fungsi untuk mengintegrasikan / koordinasi beberapa organ tubuh agar dapat bekerja sama dalam satu kesatuan yang efektif dan efisien. Contohnya bila kita menghadapai bahaya yang mendadak maka stimulasi yang diterima oleh mata atau dari intuisi sesampai di otak akan diolah dan disebar, ke jantung, Kelenjar adrenalis. Sebelum otak mengambil keputusan untuk melawan atau melarikan diri, jantung sudah bereaksi yaitu berdenyut lebih cepat agar aliran darah lebih cepat. Kelenjar adrenalis meningkatkan sekresi hormon adrenalin yang disamping memacu jantung untuk berdenyut lebih cepat lagi juga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah di organ / jaringan yang penting seperti paru paru, koroner, otot skelet, sebaliknya pembuluh darah yang dianggap kurang penting seperti di kulit dan usus justru mengalami vasokonstriksi. Dengan demikian aliran darah bagi jaringan yang penting tadi lebih banyak sehingga oksigenasi dan penyediaan makanan di jaringan tersebut juga meningkat. Hal ini penting untuk meningkatkan oksidasi untuk memperoleh energy yang penting sekali untuk menunjang dalam perlawanan / lari. Hal ini masih diperkuat lagi dari peranan adrenalin dalam meningkatkan glikolisis mobilisasi asam lemak dan jaringan lemak serta beta oklsidasi. Dengan demikian terjadi koordinasi yang rapi sekali dalam kerja sama tadi sehingga usaha tubuh kita dalam memberikan perlawanan / melarikan diri dapat optimal. b. Fungsi RegulasiYaitu mengatur agar semua proses metabolism yang terjadi di dalam tubuh berjalan teratur, efektif dan efisien. Contohnya pada saat segera setelah makan, pada keadaan tersebut tubuh kita tidak sedang membutuhkan energy yang banyak padahal input bahan bakar sedang berlangsung dan mencpai puncaknya. Dalam hal ini hormon mengatur agar bahan bakar tadi dapat disimpan agar dapat digunakan setiap saat dengan cara memerintahkan kepada hepar agar merubah glukosa menjadi glikogen, kalau gudang di hepar sudah penuh padahal masih banyak glukosa dari absorbsi usus, maka ganti otot skelet yang menimbun glikogen. Bila gudang glikogen di otot juga sudah penuh tetapi glukosa masih banyak, ganti jaringan lemak yang diatur untuk merubah dan menimbun glukosa sebagai triasilgliserol. Sebaliknya bila tubuh sedang bekerja dan membutuhkan banyak energy, hormon akan memerintahkan jaringan lemak untuk membongkar cadangan energinya sehingga terjadi mobilisasi asam lemak ke jaringan yang membutuhkan banyak energy yaitu otot skelet dan otot jantung, sedang timbunan glikogen di hepar dan otot lebih diprioritaskan untuk menjaga agar kadar glukosa darah tetap normaluntuk menjamin kebutuhan glukosa bagi jaringan yang untuk kepentingan fisiologisnya mutlak membutuhkan glukosa, misalnya jaringan otak dan sel derah merah.c. Fungsi Morfologi Yaitu hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang multiseluler karena terjadi deferensiasi sel dengan bentuk dan fungsinya masing masing. Contohnya Pada wanita yang karena tumor kedua ovariumnya diambil, karena kehilangan sumber estrogen dan progesterone terjadi maskulinisasi yaitu mengecilnya mammae, hilangnya timbunan lemak yang khas bagi wanita misal lemak pinggul, kemudian terjadi pertumbuhan bulu / rambut pada kaki dan tangan seperti pada pria dan sebagainya, yang dapat dicegah dengan pemberian estrogen dan progesterone dari luar.

3. Mekanisme kerja hormonSecara umum mekanisme kerja hormon adalah : Terjadi pengikatan hormon oleh reseptor spesifik pada sel target Terjadi inisiasi serangkaian reaksi dalam sel (misal : pengaktifan second messenger) Menimbulkan efek hormon intraselAksi hormon pada tingkat selular dimulai dengan pengikatan hormon pada reseptor. Semua reseptor adalah protein, memiliki paling tidak 2 domain fungsional, yaitu domain pengenalan yang berfungsi mengikat hormon dan domain pembangkit signal yang akan merangkaikan (coupling) pengenalan hormon dengan fungsi intraselular. Keseluruhan proses signaling mulai dari pengikatan hormon sampai terjadinya perubahan fungsi selular disebut dengan istilah transduksi signal.

Mekanisme kerja hormon ada 2 yaitu :1. Mekanisme hormon kelompok 1 atau mekanisme steroida. Mekanisme hormon ini melibatkan sistem reseptor intraselulerb. Hormon steroid, hormon tiroid, dan beberapa jenis hormon polipeptida akan di ikat oleh protein karier lalu menembus membrane untuk masuk ke dalam sel target. Hormon tersebut berikatan dengan reseptor internal bergerak dalam sitoplasma atau nucleus selc. Kompleks reseptor-hormon bergerak ke DNA di sisi atau di dekat gen yang transkripsinya distimulasi oleh hormon. Di sisi ini, kompleks akan berikatan dengan reseptor DNA spesifik untuk hormond. Gen kemudian diaktivasi oleh kompleks ini untuk membentuk transkripsi mRNA, yang akan berdifusi ke dalam sitoplasmae. mRNA kemudian ditranslasi menjadi protein dan enzim yang memicu respon seluler terhadap hormon.f. Aktivitas ini mengaktifkan ekspresi gen dan menghasilkan protein baru.

2. Mekanisme hormon kelompok 2 atau mekanisme non-steroid. Hormon harus melakukan penetrasi ke dalam sel atau menggerakkan serangkaian peristiwa kimiawi setelah melekat ke membran.a. Hormon kelompok 2 melekat ke reseptor-reseptor spesifik pada membran sel dari sel-sel target.b. Memanggil bantuan pembawa pesan kedua (second messenger), yakni asisten di sitoplasma sel. Ion-ion kalsium diketahui berperan sebagai pembawa pesan kedua. AMP siklik (cyclic AMP, cAMP) adalah contoh lain molekul semacam itu.c. Ketika sebuah hormon (pembawa pesan pertama) melekat ke sebuah reseptor, hormon itu menyebabkan enzim adenilat siklase mengkonversi ATP menjadi cAMP. Sistesis cAMP melibatkan lebih dari satu G-protein terikat membrane, yang termasuk keluarga protein regulator pengikat nukleotida guanine. G-protein mengalami pengubahan bentuk, sehingga guanosin difosfat (GDP) yang tidak aktif dapat diganti dengan enzim pengaktivasi, guanosin trifosfat (GTP). Kompleks G-protein-GTP mengaktivasi enzim adenilat siklase, untuk memproduksi cAMP. Setiap molekul cAMP mengaktivasi berbagai molekul cAMP-dependen protein kinase yang sesuaid. Enzim protein kinase mengkatalis reaksi fosforilasi khusus (transfer gugus fosfat) untuk enzim kunci dalam sitoplasma.e. Setiap molekul protein kinase mengkatalis berbagai molekul yang sesuai dengan enzimnya. Dengan demikian, suatu konsentrasi rendah dari hormon yang bersirkulasi dapat diperkuat sehingga mengakibatkan aktivitas enzim intraseluler utama.f. Aktivasi enzim oleh protein kinase mengakibatkan efek fisiologis dan reaksi kimia, bergantung pada sifat bawaan sel. Senyawa selain cAMP yang berperan sebagai pembawa pesan kedua untuk hormon tertentu telah ditemukan. Senyawa ini meliputi inositol trifosfat (IP3), guanosin monofosfat siklik (GMP), dan kompleks kalsium yang terikat dengan kalmodulin, suatu protein regulator intraseluler.

Mekanisme kerja hormon juga dapat dibedakan menjadi pensinyalan lokal dan pensinyalan jarak jauh, serta adanya transduksi sinyal (signal transduction).1. Pensinyalan Lokal dan Pensinyalan Jarak Jauh

Sel pemberi sinyal menyekresikan molekul pembawa pesan, beberapa molekul pembawa pesan hanya menempuh jarak pendek yang disebut regulator lokal yang mempengaruhi sel-sel yang ada di dekat sel penyekresi. Salah satu kelas regulator lokal pada hewan, yaitu faktor pertumbuhan, terdiri dari senyawa-senyawa yang merangsang sel target di dekat sel penyekresi untuk tumbuh dan membelah. Banyak sel dapat secara bersamaan menerma dan merespons molekul faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh suatu sel tunggal di dekatnya. Tipe pensinyalan lokal pada hewan seperti ini disebut pensinyalan parakrin.Tipe lain dari pensinyalan lokal yang lebih terspesialisasi disebut pensinyalan sinapsis, yang terjadi pada sistem saraf hewan. Sinyal listrik di sepanjang sel saraf memicu sekresi sinyal kimiawi yang dibawa oleh molekul neurotransmitter. Molekul ini berdifusi melintasi sinapsis, ruang sempit antar sel saraf dan sel targetnya. Neurotransmitter akan merangsang sel target.Pensinyalan lokal pada tumbuhan belum dipahami dengan baik. Karena memiliki dinding sel, tumbuhan menggunakan mekanisme yang berbeda dari mekanisme yang bekerja secara lokal pada hewan.Hewan dan tumbuhan menggunakan zat kimia yang disebut hormon untuk melakukan pensinyalan jarak jauh. Dalam pensinyalan hormonal pada hewan, yang disebut pensinyalan endokrin, sel-sel yang terspesialisasi melepaskan molekul hormon yang berjalan melalui sistem sirkulasi (sistem peredaran darah) menuju sel target di bagian tubuh yang lain. Hormon tumbuhan (regulator pertumbuhna tumbuhan) terkadang mengalir dalam pembuluh, namun lebih sering mencapai targetnya dengan cara bergerak dari sel ke sel atau berdifusi melalui udara sebagai gas. Transmisi sinyal melalui sistem saraf juga dapat dianggap sebagai contoh pensinyalan jarak jauh. Sinyal listrik menyusuri sel saraf dan kemudian diubah kembali menjadi sinyal kimiawi ketika molekul sinyal dilepaskan dan menyeberangi sinapsis menuju sel saraf lain. Pada sel saraf berikutnya, molekul sinyal diubah lagi menjadi sinyal listrik. Dengan cara ini, sinyal saraf dapat berjalan melalui serangkain sel saraf. Karena beberapa sel saraf cukup panjang, sinyal saraf dapat berjalan dengan cepat melewati jarak yang sangat jauh.

1. Transduksi Sinyal

1. Molekul relai mengaktivasi protein kinasi 1.1. Protein kinase 1 aktif mentransfer suatu fosfat dari ATP ke molekul protein kinase 2 inaktif, sehingga mengaktivasi kinase kedua ini.1. Protein kinase 2 aktif kemudian mengkatalisis fosforilasi (dan aktivasi) protein kinase 3.1. Terakhir protein kinase 3 aktif memfosforilasi protein (merah muda) yang menyebabkan respons sel terhadap sinyal.1. Enzim yang disebut protein fosfatase (PP) mengkatalisis penghilangan gugus fosfat dari protein, membuat protein menjadi inaktif dan siap untuk digunakan kembali.Konsep aktivasi protein dengan cara menambahkan satu atau lebih gugus fosfat pada protein tersebut. Fosforilasi dan defosforilasi perotein merupakan mekanisme selular yang tersebar luas untuk meregulasi aktivitas protein. Enzim yang mentransfer gugus fosfat dari ATP ke protein adalah protein kinase. Reseptor tirosin kinase memfosforilasi tirosin pada reseptor tirosin kinase lain dalam suatu dimer. Akan tetapi, sebagia besar protein kinase di sitoplasma bekerja pada protein yang berbeda dengan dirinya. Sebagian besar protein kinase di sitoplasma memfosforilasi asam amino serin atau treonin, bukan tirosin. Serin/treonin kinase ini terlibat dalam banyak jalur pensinyalan pada hewn, tumbuhan dan fungi.Banyak molekul relai dalam jalur transduksi sinyal merupakan protein kinae, bekerja pada protein kinase lainnya di dalam jalur tersebut menggambarkan suatu jalur hipotesis yang mengandung tiga protein kinase berbeda yang menyusun suatu kaskade fosforilasi. Sinyal itu ditransmisi oleh kaskade fosforilasi protein, yang masing-masing menyebabkan perubahan bentuk. Setiap perubahan bentuk ini dihasilkan dari interaksi anatara gugus fosfat yang baru ditambahkan dengan aam amino yang bermuatan atau polar. Penambahan gugus fosfat seringkali mengubah protein dari bentuk inaktif menjadi bentuk aktif. Protein yang sama pentingnya dalam kaskade fosforilasi adalah protein fosfatase, enzim yang dapat secara cepat menyingkirkan gugus fosfat dari protein, suatu proses yang disebut defosforilasi. Defosforilasi menginaktivasi protein kinase, fosfatase menyediakna mekanisme untuk memadamkan jalur transduksi sinyal ketika sinyal awal tidak ada lagi. Fosfatase juga menjadikan protein kinase tersedia untuk digunakan kembali, sehingga sel bisa memberikan respons lagi terhadap sinyal ekstraselular.Pengaturan kecepatan dan jumlah sekresi hormon 1. Sekresi hormon oleh kelenjar endokrin mungkin dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar sejenis hormon dalam darah (diproduksi oleh kelenjar itu sendiri, atau oleh kelenjar endokrin lain) atau oleh kandungan nonhormon (misalnya glukosa dan kalsium).2. Mekanisme kontrol umpan balik juga terlibat dalam stimulasi atau inhibisi sekresi hormon.a) Umpan balik negatif: Peningkatan kadar zat hormon atau nonhormon dalam darah mengakibatkan inhibisi sekresi hormon selanjutnya.b) Umpan balik positif: Kadar zat hormon atau nonhormon dalam darah mengakibatkan peningkatan sekresi pada kelenjar endokrin.3. Pelepasan hormon dari kelenjar endokrin juga dapat distimulasi oleh impuls saraf yang menjalar di sepanjang serabut saraf dan langsung berakhir pada sel kelenjar, atau, seperti pada bagian posterior kelenjar hipofisis, distimulasi oleh neurosekresi yang tersimpan dalam kelenjar sebagai hormon.

BAB IIIKESIMPULAN

Hormon adalah suatu zat yang bertugas sebagai pembawa pesan (chemical messenger) disekresikan oleh sejenis jaringan dan dibawa oleh darah menuju target jaringan di bagian lain tubuh untuk merangsang aktivitas atau fisiologi yang khusus. Istilah hormon dulunya hanya ditujukan untuk hormon endokrin saja yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan sel target berada jauh dari lokasi sekresi. Kini pengertian hormon juga digunakan untuk hormon-hormon lokal yaitu hormon yang bekerja pada sel-sel di sekitar lokasi sekresi seperti parakrin, autokrin dan juxtakrin.Hormon dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia, sifat kelarutannya, lokasi reseptor dan sifat signal yang digunakan dalam memediasi kerja hormon.Mekanisme kerja hormon juga didasarkan pada komposisi penyusunnya, ada 2 mekanisme yaitu :1. Mekanisme pada hormon steroidHormon berinteraksi dengan reseptor intraselular, dan kompleks ini membangkitkan signal yang mengatur ekspresi gen.2. Mekanisme pada hormon non-steroidHormon terikat pada reseptor membran akan menginduksi serangkaian kejadian yang menyebabkan pembentukan molekul-molekul second messenger yang kemudian membangkitkan signal yang mengatur berbagai fungsi selular dengan cara mengubah aktivitas enzim.Fungsi hormon dibagi menjadi 3 yaitu : Fungsi integrasi Fungsi regulasi Fungsi morfologiDAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. dkk. 2004 .Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.Campbell, Neil A. dkk. 2004 .Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.Devlin, Thomas M. 1997. Textbook of Biochemistry with Chemical Correlation. Edisi 4 USA: Wiley-Liss Inc.Diktat Histologi hormon Fakultas Kedokteran UNEJ 2010Fried, George H. dan George J. Hademenos. 2006.Schaums Outlines: Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.Greenstein, Ben dan Diana Wood. 2006. At a Glance Sistem Endokrin Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.Guyton, Artur C.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGCP. A Mayers, D.K. Granner V.W. Rodwell & D.W Martin, Jr. 1992.Biokimia Harper Edisi 20. Alih Bahasa: Iyan Darmawan. Jakarta: EGC.Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC

1