skenario 1

3
Skenario 1 5. sebutkan macam pertumbuhan non neoplastik, bagaimana patofisiologinya. Agenesis dan Aplasia Dalam perjalanan perkembangan, organ embrional rudimenter dapat tidak terbentuk. Fenomenan ini disebut agenesis, dan akibatnya organ tertentu tidak terbentuk; misalnya, beberapa individu dapat dilahirkan hanya dengan satu ginjal. Suatu keadaan lain yang berkaitan dengan keadan dia atas adalah aplasia, yaitu gagal berkembangnya organ rudimen ebrional yang sudah terbentuk (beberapa orang menggunakan istilah agenesis dana aplasia secara terbalik dan memang karena perbedaannya praktis kecil). Hipoplasia Kadang-kadang, ruimen embrional terbentuk tetapi tidak pernah mencapai ukuran definitif atau ukuran dewasa, akibatnya organ tersebut menjadi kerdil. Fenomenan ini disebut hipoplasia. Seperti agenensis dan aplasia, hipoplasia dapat juga mengenai semua bagian tubuh, dapat mengenai salah satu dari sepasang organ, atau bahkan dapat mengenai kedua organ yang berpasangan. Hipoplasia ringan yang terjadi pada beberapa organ dapat ditoleransi untuk waktu yang lama. Pengaruhnya berupa gangguan terhadap tingkat cadangan organ tersebut. Atrofi Organ yang dalam perkembangannya mencapai ukuran definitif dan kemudian secara sekunder menyusut disebut atrofi. Atrofi mempunyai banyak peyebab, dalam beberapa keadaan atrofi sebetulnya normal atau fisiologis, misalnya atrofi bagian tertentu dari embrio atau fetus selama perkembangannya. Beberapa bentuk atrofi tidak dapat dielakkan pada usia lanjut, seperti atrofi endokrin yang terjadi pengaruh hormonal terhadapjaringan seperti kelenjar mammae terhenti. Penyebab atrofi yang sering dijumpai adalah iskemia kronik. Penyebab atrofi lain yang sering dijumpai, terutama menyerang otot rangka adalah diffuse atrofi. Hipertrofi Hipertrofi didefinisikan sebagai pembesaran jaringan atau organ karena pembesaran setiap sel hipertrofi dapat terlihat pada berbagai jaringan, tetapi khususnya terlihat mencolok

Upload: ayu

Post on 06-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

SKENARIO 1

TRANSCRIPT

Skenario 1 5. sebutkan macam pertumbuhan non neoplastik, bagaimana patofisiologinya. Agenesis dan AplasiaDalam perjalanan perkembangan, organ embrional rudimenter dapat tidak terbentuk. Fenomenan ini disebut agenesis, dan akibatnya organ tertentu tidak terbentuk; misalnya, beberapa individu dapat dilahirkan hanya dengan satu ginjal. Suatu keadaan lain yang berkaitan dengan keadan dia atas adalah aplasia, yaitu gagal berkembangnya organ rudimen ebrional yang sudah terbentuk (beberapa orang menggunakan istilah agenesis dana aplasia secara terbalik dan memang karena perbedaannya praktis kecil). Hipoplasia Kadang-kadang, ruimen embrional terbentuk tetapi tidak pernah mencapai ukuran definitif atau ukuran dewasa, akibatnya organ tersebut menjadi kerdil. Fenomenan ini disebut hipoplasia. Seperti agenensis dan aplasia, hipoplasia dapat juga mengenai semua bagian tubuh, dapat mengenai salah satu dari sepasang organ, atau bahkan dapat mengenai kedua organ yang berpasangan. Hipoplasia ringan yang terjadi pada beberapa organ dapat ditoleransi untuk waktu yang lama. Pengaruhnya berupa gangguan terhadap tingkat cadangan organ tersebut. Atrofi Organ yang dalam perkembangannya mencapai ukuran definitif dan kemudian secara sekunder menyusut disebut atrofi. Atrofi mempunyai banyak peyebab, dalam beberapa keadaan atrofi sebetulnya normal atau fisiologis, misalnya atrofi bagian tertentu dari embrio atau fetus selama perkembangannya. Beberapa bentuk atrofi tidak dapat dielakkan pada usia lanjut, seperti atrofi endokrin yang terjadi pengaruh hormonal terhadapjaringan seperti kelenjar mammae terhenti. Penyebab atrofi yang sering dijumpai adalah iskemia kronik. Penyebab atrofi lain yang sering dijumpai, terutama menyerang otot rangka adalah diffuse atrofi. Hipertrofi Hipertrofi didefinisikan sebagai pembesaran jaringan atau organ karena pembesaran setiap sel hipertrofi dapat terlihat pada berbagai jaringan, tetapi khususnya terlihat mencolok pada berbagai jenis otot. Peningkatan beban pekerjaan pada otot merupakan rangsang yang sangat kuat bagi otot untuk mengalami hipertrofi. Penonjolan otot atlet angkat besi merupakan contoh hipertrofi oto yang nyata. Hal yang sama terjadi akibat respons adaptasi yang penting pada miokardium. Jika seseorang mempunyai katup jantung abnormal yang menyebabkan beban mekanik pada ventrikel kiri, atau jika ventrikel memompa dan melawan tekanan darah sistemik yang meninggi, akibatnya hipertrofi miokardium disertai penebalan dinding ventrikel. Fenomena yang serupa dapat terjadi pada otot polos yang dipaksa bekerja melawan beban yang meningkat. Pada masing-masing keadaan ini, pembesaran sel yang hipertrofi sebenarnya disertai penambahan unsur kontraktil jaringan, sehinggal merupakan respons adaptasi. Hipertrofi terjadi akibat rangsangan, sehingga cenderung mengalami regresi paling sedikit sampai taraf tertentu, hingga beban kerja yang abnormal hilang. Hiperplasia Hiperplasi adalah kenaikan jumlah sel yang nyata dalam jaringan yang mengakibatkan pembesaran jaringan atau organ tersebut. Hiperplasia hanya dapat terjadi pada jaringan yang mampu melakukan pembelahan sel dalam jaringan semacam ini hiperplasia dapat juga disetai oleh hipertrofi sel. Hiperplasia terjadi pada berbagai jaringan dalam berbagai keadaan, beberapa diantaranya bersifat benar-benar fisiologis. Misalnya, rangsanggan hormon pada kehamilan dan laktasi menimbulkan proliferasi yang luas pada unsur-unsur epitel kelenjar mamae disertai pembesaran jaringan kelenjar mamae disertai oleh hiperplasia. Contoh hiperplasia non fisiologis adalah pembesaran kelenjar prostat pada pria lanjut usia dan contoh lainnya adalah kalus, yang merupakan penebalan kulit akibat rangsangan mekanik. Banyak contoh hiperplasia menggambarkan respons yang rasional dari tubuh terhadap beberapa permintaan yang ditanggungnya. Seperti pada hipertrofi, jika keadaan yang abnormal hilang maka sinyal agar sel berproiferasi akan berhenti, dan terjadi regresi sehingga kembali ke kondisi yang lebih normal. Metaplasia Sifat diferensiasi sel pada jaringan tertentu dapat juga berubah pada keadaan abnormal. Diferensiasi adalah proses mengkhususkan keturunan sel-sel induk yang sedang membelah untuk melakukan tugas tertentu. Misalnya, sel-sel yang membelah yang terdapat pada lapisan terdalam epidermis sedikit demi sedikit bermigrasi ke atas. Sewaktu melakukan ini, sel memperoleh sifat protektif khusus dari sel-sel epidermis bagian luar dan menghasilkan zat protein yang dikenal sebagai kreatin. Dengan cara yang serupa, dalam lapisan sistem pernapasan, sebagian sel epitelium yang membelah berkembang menjadi sel kolumnar tinggi dengan silia pada permukaan sel yang menghadap permukaan lumen. Jika sistem diferensiasi sel jenis ini berada dalam lingkungan yang tidak cocok, maka pola diferensiasinya dapat berubah sehingga sel yang membelah mulai melakukan diferensiasi menajdi sel yang biasana tidak ditemukan pada daerah itu, tetapi dapat ditemukan dibagian tubuh lain. Fenomena ini disebut metaplasia. Misalnya, jika lapisan serviks uteri mengalami iritasi kronik, maka bagian epitel kolomnar diganti oleh epitel skuamosa yang mirip epidermis. Displasia Displasia adalah kelainan diferensiasi sel-sel yang seang berproliferasi, sehingga ukuran, bentuk dan penampilan sel menjadi abnormal disertai gangguan pengaturan dalam sel. Pada displasia terdapat kehilangan pengawasan pada populasi sel yang terserang. Displasia ringan kemungkinan besar reversibel jika rangsang iritasi dapat dihilangkan. Namun pada beberapa keadaan, rangsang yang mengakibatkan displasia itu tidak dapat ditemukan, dan erubahan menjadi lebih parah secara progresif, yang akhirnya berkembang menjadi penyakit ganas. Displasia dapat berjalan dari ringan ke sedang sampai derajat berat, displasia yang berat menyerupai kanker prainvansif.