skenario 1

Upload: siti-arieanni-kesuma

Post on 11-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dfsdf

TRANSCRIPT

SKENARIO 1 : Widya amalia swastika1102011290

Perilaku yang beresiko pada masa pubertasBeberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:

1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.2. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang.3. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.4. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alatalat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi

Pubertas : periode terjadinya perubahan fisik,fisiologis serta kematangan seksual secara pesat terutama pada masa awal remaja. Terjadi pada usia 11/12 dan 15/16 Definisi Remaja berdasarkan usia : Remaja : adolescence ; tumbuh menjadi dewasa (to grow into maturity) dan didahului oleh fase pubertas.

Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar 22%yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Masa remaja, yakni usia antara usia 11 20 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksimanusia, dan sering disebut masa peralihan

Tahapan perkembangan masa remaja : Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual,semua remaja akan melewati tahapan berikut :1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 13 tahun.Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrakdan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.

2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 16 tahun.Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayaltentang seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.

3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 20 tahun.Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya,mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapankebebasan diri.

Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupunsetiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karenaproses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.

Tahapan Perkembangan IdentitasTahapUsiaKarakteristik

Diferentiation

Practice

Rapprochment

Consolidation12-14

14-15

15-18

18-21Remaja menyadari bahwa ia berbeda secara sikologis dari orang tuanya. Kesadaran ini sering membuatnya mempertanyakan dan menolak nilai-nilai dan nasihat-nasihat orang tuanya, sekalipun nilai-nilai dan nasihat tersebut masuk akal.

Remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah. Ia menyangkal kebutuhan akan peringatan atau nasihat dan menantang orang tuanya pada setiap kesempatan. Komitmennya terhadap teman-teman juga bertambah.

Karena kesedihan dan kekhawatiran yang dialaminya, telah mendorong remaja untuk menerima kembali sebagian otoritas orang tuanya, tetapi dengan bersyarat. Tingkah lakunya sering silih berganti antara eksperimentasi dan penyesuaian, kadang mereka menantang dan kadang berdamai dan bekerjasama dengan orang tua mereka. Di satu sisi ia menerima tanggung jawab di sekitar rumah, namun di sisi lain ia akan mendongkol ketika orang tuanya selalu mengontrol membatasi gerak-gerik dan akitvitasnya diluar rumah.

Remaja mengembangkan kesadaran akan identitas personal, yang menjadi dasar bagi pemahaman dirinya dan diri orang lain, serta untuk mempertahankan perasaan otonomi, independen dan individualitas.

Perkembangan Biologis Remaja Perubahan hormonal ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fisik laki-laki: perkembangan dada yang semakin bidang dan tubuh yang semakin berotot Perempuan: pinggulnya membesar dan munculnya lemak Perempuan dua tahun lebih cepat dibandingkan dengan anak laki laki (Berk, 1998)

Perkembangan Psikologis Remaja Perkembangan identitas diri. Identitas diri: adalah pikiran pikiran dan perasaan yang dimiliki mengenai diri (Gardner, 1992); bagaimana remaja mendeskripsi diri secara terorganisir, merupakan ekspansi dari rasa harga diri (Berk, 1998) Mulai meninggalkan masa kecil yang tenang menuju masa dewasa yang penuh persoalan Belajar untuk membuat keputusan sendiri dan sering bertentangan dengan orang tua Biasanya gampang tersinggung dan sulit dimengerti Mulai ada privasi dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, dsb

Perkembangan sosial Pengaruh teman sebaya sangat kuat Terbentuknya pengelompokan sosial (nge-gank, dsb)

Tugas perkembangan masa remaja dan pubertas : Mencari relasi yang lebih matang dengan teman seusia (laki-perempuan) Mencapai peran sosial feminim atau maskulin Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggungjawab secara sosial Mencapai kemandirian secara emosional Mempersiapkan untuk karir ekonomi Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluarga Memperoleh set nilai dan sistem etis untuk mengarahkan perilaku Perilaku Normal RemajaBiasanya, remaja dikatakan dimulai ketika anak menginjak umur tiga belas tahun. Namun, ini hanya sebuah parameter yang ditetapkan oleh manusia dan fisik serta perubahan perilaku dapat dimulai dari usia 10 atau 11 dan kadang-kadang bahkan jauh sebelum itu. Banyak orang tua telah mengatakan bahwa anak-anak mereka atau putri sudah mulai bertingkah seperti remaja pada usia 11 itu sendiri. Meskipun ini adalah masalah perhatian orang tua, ini sebenarnya cukup normal. Meskipun kebanyakan orang mengasosiasikan remaja dengan pemberontakan, ini bukan gejala umum dari remaja. Tidak semua remaja menjadi pemberontak, tetapi mungkin menunjukkan tanda-tanda tertentu ketika orang tua mereka menolak apa yang mereka inginkan. Namun, salah satu hal yang paling umum yang terlihat di semua remaja adalah kebutuhan untuk kemerdekaan. Mereka melihat pertanyaan-pertanyaan orang tua mereka tentang apa yang mereka lakukan, di mana mereka akan pergi, yang teman-teman mereka, dan lain-lain sebagai halangan untuk privasi mereka. Lain orang tua mungkin amati pada anak-anak mereka lampiran meningkat menjadi kelompok sebaya mereka. Anak yang tidak akan meninggalkan sisi orang tua, hanya beberapa tahun lalu, menjadi menyendiri dan lebih dekat dengan teman-temannya. Mereka juga mungkin siap untuk melakukan apa saja hanya untuk menyenangkan teman-teman mereka dan menjadi bagian dari kelompok. Ini adalah beberapa perubahan perilaku yang terlihat pada masa remaja dan dapat ditangani dengan dukungan yang tepat dan perawatan dari sisi orang tua. Namun, ada beberapa masalah serius atau masalah perilaku yang serius pada masa remaja bahwa orang tua mungkin harus berurusan dengan.

Definisi Perilaku beresiko : perilaku yang dapat membahayakan aspek-aspek psikososial sehingga remaja sulit berhasil dalam melalui masa perkembangannya. Perilaku berisiko dilakukan remaja dengan tujuan tertentu yaitu untuk dapat memenuhi perkembangan psikologisnya. Contoh : Merokok, penggunaan narkoba agar diterima teman sebayanya, bukti kemandirian dari orang tua

Akibat perilaku beresiko : Berisiko terhadap kesehatan: Merokok, minum alkohol, narkoba, tawuran Berisiko terhadap masa depan: putus sekolah, kehamilan konsep diri yang tidak adekuat. Berisiko terhadap lingkungan sosialnya: bermasalah dengan hukum PengangguranCenter for Deseases Control and Prevention (CDC) di US sejak tahun 1989 melakukan Youth Risk Behavior Surveillance System(YRBSS) untuk memonitor masa depan USA. Perilaku yang dipantau: Safety driving Tobacco use Drinking alcohol and or using drugs Unprotected sex Eating pattern Physical activities*yang dibold : resiko triad Faktor Faktor yang berpengaruh terhadap Perilaku beresiko :

Seks bebasKehamilan pada remaja Menurut BKKBN usia yang ideal 20-30 tahun, lebih atau kurang dari usia itu adalah berisiko.Kesiapan untuk hamil dan melahirkan ditentukan oleh:Kesiapan fisikKesiapan mental/emosi/psikologisKesiapan sosial ekonomiUsia 20 tahun secara fisik dianggap sudah siap,

Mengapa banyak remaja (usia < 20 tahun) hamil saat ini? Faktor sosiodemografik (kemiskinan, kebiasaan, peran wanita di masy., seksualitas aktif & penggunaan kontrasepsi, media massa) Karakteristik keluarga (hubungan antar keluarga) Status perkembangan (kurang pemikiran tentang masa depan, ingin mencoba-coba, kebutuhan thd perhatian) Penggunaan dan penyalahgunaan obat obatan

Mengapa Remaja Melakukan Hubungan Seks? Tekanan pasangan Merasa sudah siap melakukan hubungan seks Keinginan dicintai Keingintahuan ttg seks Keinginan menjadi populer Tidak ingin diejek masih perawan Film, tayangan TV, & media massa (termasuk internet) menampakkan bahwa normal bagi remaja utk melakukan hubungan seks Tekanan dari seseorang untuk melakukan hubungan seks

Apa yang terjadi jika remaja menikah/hamil di usia muda?Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan1.Risiko kehamilan (ibu & janin)Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami risiko2.Berakibat pada kematian ibuKehamilan usia muda dapat berisiko menderita kanker di masa yang akan datangGilbert, et al (2004): kehamilan remaja awal (11-15 th), remaja akhir (16-19 th). Komplikasi pd kehamilan remaja: persalinan prematur, IUGR, BBLR & kematian perinatal. Studi thd kelompok remaja hispanik & non hispanik, Afrika Amerika & Asia; hasil kehamilan: kematian bayi & neonatal, BBLR, persalinan prematur, PEB, eklampsia, pyelonefritis, komplikasi infeksi.Ahmad (2004) dari laporan Save the Children: 1 dari 10 persalinan dialami oleh ibu yang masih anak2, berusia 11-12 tahun ;komplikasi kehamilan & persalinan membunuh 70,000 remaja puteri tiap tahun, jika pun selamat maka akan menderita injuri permanen. Estimasi bayi yg dilahirkan pun 1 juta meninggal dlm tahun pertama kehidupannya. Risiko kematian > tinggi 50% dp bayi yg dilahirkan dari ibu berusia >20 th. Merekomendasikan pe biaya u/ pelayanan kesehatan, kelangsungan hidup anak dan program keluarga berencana yg memenuhi kebutuhan remaja puteri

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tdk diinginkan oleh salah satu atau kedua orangtua bayi tersebut.Faktor penyebabnya: Karena kurangnya pengetahuan yg lengkap & benar ttg proses terjadinya kehamilan & metode2 pencegahannya Akibat terjadi tindak perkosaan Kegagalan alat kontrasepsiJika remaja mengalami KTD:Hanya ada pilihan Mempertahankan atau Aborsi, hal ini akan beresiko terhadap fisik, psikis dan sosial remaja.

Mempertahankan Kehamilan1. Risiko Fisik: kesulitan dalam persalinan seperti pendarahan, komplikasi lain (PEB, persalinan prematur, IUGR, CPD) hingga kematian 2. Risiko Psikis/Psikologis. pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya/ tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kalau mereka menikah: perkawinan bermasalah yang penuh konflik krn sama-sama belum dewasa & siap memikul tanggung jawab sebagai orang tua. Pasangan muda terutama pihak perempuan : dibebani o/ berbagai perasaan yg tdk nyaman (dihantui rasa malu terus menerus, rendah diri, bersalah/ berdosa, depresi atau tertekan, pesimis dll) hingga gangguan kejiwaan 3. Risiko Sosial berhenti/putus sekolah atas kemauan sendiri krn rasa malu/cuti melahirkan. dikeluarkan dari sekolah : sekolah tdk mentolerir siswi hamil. menjadi objek gosip, kehilangan masa remaja yg seharusnya dinikmati, & terkena cap buruk karena melahirkan anak "di luar nikah" : kelahiran anak di luar nikah masih menjadi beban orang tua maupun anak yg lahir. 4. Risiko EkonomiMerawat kehamilan, melahirkan & membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya besar

Mengakhiri Kehamilan Abortus dalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup diluar kandungan, dimana beratnya < 500 gram atau sebelum kehamilan usia 20 mgg Abortus terbagi 2: Abortus spontan keguguran Abortus buatan pengguguran, aborsiImami/KRR 24

Risiko aborsi tidak aman1. Risiko Fisik: Pendarahan & komplikasi lain (infeksi, emboli, KE, robekan ddg rahim, kerusakan leher rahim) kematian. Aborsi yang berulang: komplikasi & juga mengakibatkan kemandulan. 2. Risiko Psikis Pelaku aborsi: perasaan takut, panik, tertekan atau stress, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa bersalah/ dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama Depresi Perasaan sedih karena kehilangan bayi Kehilangan kepercayaan diri3. Risiko Sosial Ketergantungan pada pasangan menjadi > besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan, pernah mengalami KTD dan aborsi. Remaja perempuan > sukar menolak ajakan seksual pasangannya. Pendidikan terputus dan masa depan terganggu. 4.Risiko Ekonomi. Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya menjadi semakin tinggi.

Kerugian & bahaya KTD pd remaja Remaja jadi putus sekolah Kehilangan kesempatan meniti karir Menjadi orangtua tunggal & pernikahan dini yg tdk terencana Kesulitan dalam beradaptasi secara psikologis (sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang) Kesulitan beradaptasi menjadi orangtua (tidak bisa mengurus kehamilannya & bayinya) Perilaku yang tidak efektif (stress, konflik) Kesulitan beradaptasi dengan pasangan Mengakhiri kehamilannya aborsi ilegal kematian & kesakitan ibu

Kesehatan reproduksiDefinisi Kesehatan Reproduksi Remaja Kesehatan reproduksi keadaan sejahtera fisik, mental sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan system reproduksi (Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan, 1994) Kesehatan reproduksi kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (WHO) Kesehatan reproduksi remaja pada remaja

Prasyarat reproduksi sehat : 1. Supaya tidak terjadi kelainan anatomis fisiologis perempuan harus memiliki ronggga pinggul yang cukup besar untuk mempermudah persalinan; memiliki kelenjar penghasil hormon reproduksi yang sehat DIPERLUKAN GIZI YANG ADEKUAT2. Diperlukan landasan psikis yang kuat dan memadai dimulai sejak bayi 3. Terbebas dari penyakit organ reproduksi 4. Dapat melewati masa hamil dengan aman

Masalah kaesehatan reproduksi remaja:1. Perkosaan.Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak hanyaremaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan rentanmengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untukmenunjukkan bukti cinta.

2. Free sex.Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks bebaspada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat memperbesarkemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human ImmunoDeficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remajaperempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahanaktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengidengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal ini akansemakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan reproduksi ini.

3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).Hubungan seks pranikah di kalangan remajadidasari pula oleh mitos-mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitosberhubungan seksual dengan pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwaberhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahalhubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama siremaja perempuan dalam masa subur.4. Aborsi.Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelumwaktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsiprovokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu, adajuga yang keguguran terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi karenaberbagai hal antara lain karena kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTDumumnya tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalanikehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak pula padakesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan kehamilan.

Tujuan Kespro : Utama meningkatkan kesadaran kemandirian wanita remaja dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi peningkatan kualitas hidup Khusus:1. Meningkatnya kemandirian remaja dalam memutuskan peran dan fungsi reproduksinya 2. Meningkatnya hak dan tanggungjawab sosial remaja (wanita) dalam menentukan kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan 3. Meningkatnya peran dan tanggungjawab sosial remaja (pria) terhadap akibat dari perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dean anak2nya4. Dukungan yang menunjang remaja untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan proses reproduksinya

Faktor yang mempengaruhi Kespro : 1. Faktor sosio-ekonomi dan demografi 2. Faktor budaya dan lingkungan 3. Faktor psikologis 4. Faktor biologis Pengetahuan yang diperlukan remaja : 1. Pengenalan masalah sistem reproduksi, proses dan fungsi alat reproduksi 2. Mengapa remaja perlu mendewasakan usia perkawinan dan merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginan 3. Penyakit menular seksual dan HIV / AIDS dan dampaknyan terhadap kespro 4. Bahaya narkoba dan miras pada kespro 5. Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual 6. Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya 7. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal2 negatif 8. Hak2 reproduksi

Resiko tinggi kehamilan

Faktor penyebabMenurut Azrul Azwar (2008) faktor-faktor resiko pada ibu hamil meliputi:1.Umura.Terlalu muda yaitu < 20 tahunPada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan baik sehingga perlu diwaspadai kemungkinan mengalami persalinan yang sulit.b.Terlalu tua yaitu > 35 tahunPada umur ini kesehatan dan rahim ibu sudah tidak baik seperti pada umur 20-35 tahun sebelumnya sehingga perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan dan resiko cacat bawaan.2.ParitasParitas lebih dari 3 perlu diwaspadai kemungkinan persalinan lama, karena semakin banyak anak keadaan rahim ibu semakin lemah.3. Interval Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekarang < 2 tahun, bila jarak terlalu dekat maka rahim dan kesehatan ibu bulum pulih, keadaan ini perl diwaspadai persalinan lama, kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik atau perdarahan.4. Tinggi badan Tinggi badan < 145 cm, pada keadaan ini paerlu diwaspadai ibu yang mempunyai panggul sempit sehingga sulit untuk melahirkan5.Lingkar Lengan AtasLila < 23,5 cm, ini berarti ibu beresiko memderita KEK (Kekurangan Energi Kronik) atau kekurangan gizi yang lama. Pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak janin terhambat sehingga mempengaruhi kecerdasan anak dikemudian hari.6. Riwayat Keluarga menderita penyakit kencing manis (DM), Hipertensi dan riwayat cacat kongenital.7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul Menurut Wordpress (2008), faktor resiko atau resiko sedang dalam kehamilan yaitu: tinggi badan kurang dari 145 cm, jarak antara kelahiran/ kehamilan kurang dari 2 tahun, paritas lebih dari 3 orang, usia >35 tahun dan