skenario 1

19
Skenario 1 Membuka Rahasia Medik Ibu Desi, seorang perawat, 32 tahun dirawat di kamar 520 Rumah Sakit Harapan Sehat. Ia terbaring lunglai sambil memandangi plafon kamar dengan tatapan kosong setelah menjalani operasi kanker serviks stadium satu. Ketika jam berkunjung tiba, ibu Desi merasa gembira karena teman-temannya datang mengunjunginya. Seperti biasa mereka datang membawa biskuit, buah-buahan, makanan kaleng dan lain sebagainya. Keriuhan inipun berkurang ketika dr. Fauziah, dokter bedah ibu Desi memasuki ruangan tersebut. Dr. Fauziah memberitahuakan hasil pemeriksaan lab dan Patologi Anatomi dari jaringan yang diambil, ternyata hasilnya positif keganasan. Ibu Desi terdiam karena tidak tahu apa yang harus ia lakukan selain tersenyum, teman-teman kantornya saling memandang satu dengan yang lainnya. Setelah menulis saran di rekam medis, dr. Fauziah kemudian pamit meninggalkan kamar. Kini tinggal ibu Desi yang sedih dan pilu karena dr. Fauziah, dokter yang ia percayai telah membuka rahasia medis-nya dan dianggap tidak bisa menjaga amanah, melanggar kode etik kedokteran dan syariat Islam. Selama ini dia tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang penyakitnya, dan dia sudah mempercayakan penyakitnya kepada dokter yang merawatnya, karena dia yakin dokter akan memegang sumpah hippocrates. Ibu Desi tidak tahu harus berbuat apa, apakah ia akan mengakhiri hubungan dokter pasien yang selama ini terjadi atau membawa kasus ini ke polisi. 1

Upload: aldora-oktaviana

Post on 07-Aug-2015

42 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

etik

TRANSCRIPT

Page 1: skenario 1

Skenario 1

Membuka Rahasia Medik

Ibu Desi, seorang perawat, 32 tahun dirawat di kamar 520 Rumah Sakit Harapan Sehat. Ia terbaring lunglai sambil memandangi plafon kamar dengan tatapan kosong setelah menjalani operasi kanker serviks stadium satu. Ketika jam berkunjung tiba, ibu Desi merasa gembira karena teman-temannya datang mengunjunginya. Seperti biasa mereka datang membawa biskuit, buah-buahan, makanan kaleng dan lain sebagainya. Keriuhan inipun berkurang ketika dr. Fauziah, dokter bedah ibu Desi memasuki ruangan tersebut. Dr. Fauziah memberitahuakan hasil pemeriksaan lab dan Patologi Anatomi dari jaringan yang diambil, ternyata hasilnya positif keganasan. Ibu Desi terdiam karena tidak tahu apa yang harus ia lakukan selain tersenyum, teman-teman kantornya saling memandang satu dengan yang lainnya. Setelah menulis saran di rekam medis, dr. Fauziah kemudian pamit meninggalkan kamar.

Kini tinggal ibu Desi yang sedih dan pilu karena dr. Fauziah, dokter yang ia percayai telah membuka rahasia medis-nya dan dianggap tidak bisa menjaga amanah, melanggar kode etik kedokteran dan syariat Islam. Selama ini dia tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang penyakitnya, dan dia sudah mempercayakan penyakitnya kepada dokter yang merawatnya, karena dia yakin dokter akan memegang sumpah hippocrates. Ibu Desi tidak tahu harus berbuat apa, apakah ia akan mengakhiri hubungan dokter pasien yang selama ini terjadi atau membawa kasus ini ke polisi.

1

Page 2: skenario 1

Sasaran Belajar

LO.1 Memahami dan menjelaskan rekam medis

LO.1.1 Memahami dan menjelaskan pengertian rekam medis

LO.1.2 Memahami dan menjelaskan jenis dan isi rekam medis

LO.1.3 Memahami dan menjelaskan penyimpanan rekam medis

LO.1.4 Memahami dan menjelaskan kegunaan rekam medis

LO.2 Memahami dan menjelaskan rahasia medis

LO.2.1 Memahami dan menjelaskan pengertian rahasi medis

LO.3 Memahami, menjelaskan serta membandingkan sumpah hippocrates dengan sumpah dokter muslim YARSI

LO.3.1 Memahami dan menjelaskan isi sumpah hippocrates

LO.3.2 Memahami dan menjelaskan isi sumpah dokter muslim YARSI

LO.3.3 Memahami dan menjelaskan perbedaan antara sumpah hippocrates dan sumpah dokter muslim YARSI

LO.4 Memahami dan menjelaskan hubungan dokter pasien

LO.4.1 Memahami dan menjelaskan jenis-jenis hubungan dokter pasien.

LO.4.2 Memahami dan menjelaskan komunikasi dokter dengan pasien.

LO.5 Memahami dan menjelaskan UU yang berhubungan dengan pembukaan rahasia medis

LO.6 Menjelaskan tentang membuka rahasia medis dalam bentuk sudut pandang syariat Islam

2

Page 3: skenario 1

LO.1 Memahami dan menjelaskan rekam medis

LO.1.1 Memahami dan menjelaskan pengertian rekam medis

Pengertian atau definisi rekam medis dalam berbagai pengertian sebgai berikut :

1. Menurut Edna K Huffman , rekam medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa, dimana, kapan, dan bagaimana pelayanan yang diperoleh seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan.

2. Menurut Dorland, rekam medis adalah laporan tentang sesuatu yang menetap atau berjangka panjang, selain itu rekam medis dapat pula diartikan sebagai catatan metode perawatan penderita yang difokuskan pada masalah perawatan kesehatan secara khusus dan penyusunan rencana perawatan kesehatan secara koperatif yang dirancang untuk mengatasi masalah yang ditemukan.

3. Menurut Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989, rekam medis adalah berkas beriisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

4. Menurut IDI sebagai rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelyanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medik/kesehatan kepada seorang pasien.

5. Secara sederhana dikatakan bahwa rekam medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan, dan catatan segala kegiatan para medis atas pasien dari watu ke wakru. Catatan ini dapat berupa tulis ataupun gambar, rekaman elektronik, sepertikomputer, mikrofilm, dan rekaman suara.

LO.1.2 Memahami dan menjelaskan jenis dan isi rekam medis

Rekam medis terbagi dalam :

1. Rekam medis untuk pasien rawat inapIsi untuk rekam medis rawat inap :a. Identitas dan formulir perizinan ( lembar hak kuasa )b. Riwayat penyakit ( anamnesis ) tentang :

a) Keluhan utama b) Riwayat sekarangc) Riwayat penyakit yang pernah dideritad) Riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan

c. Laoran pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, scanning, MRI, dll

d. Diagnosis dan / atau diagnosis bandinge. Instruksi diagnostik dan trapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang

berwenang

2. Rekam medis untuk pasien rawat jalan

Memuat informasi yang sama dengan rekam medis rawat jalan dengan tambahan :

a. Persetujuan tindakan medisb. Catatan konsultasic. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnyad. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatane. Resume akhir dan evaluasi pengobatan

3

Page 4: skenario 1

Jenis rekam medis :

1. Konvensional : dalam pencatatannya menggunakan kertas2. Elektronik : menggunakan perangkat elektronik dalam pencatatannya

LO.1.3 Memahami dan menjelaskan penyimpanan rekam medis

1. Menurut Permenkes tentang rekam medis tahun 1989 bahwa rekam medis

disimpan sekurang-kurangnya 5 tahun terhitung tanggal terakhir pasien berobat.

2. Setelah 5 tahun rekam medis dapat dimusnahkan3. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medis harus disimpan selama 10

tahun.4. Penyimpanan rekam medis, ringkasan pulang, dan persetujuan tindakan medis

dilaksanakan sarana pelayanan kesehatan.5. Penyimpanan rekam medis, untuk non rumah sakit wajib disimpan sekurang-

kurangnya untuk jangka waktu 2 tahun, setelah itu dpat dimusnahkan.

LO.1.4 Memahami dan menjelaskan kegunaan rekam medis

A. Sebagai alat komunikasi antar dokter dan tim medis lainnya yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan kesehatan.

B. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan yang harus diberikan pada seorang pasien

C. Sebagai bukti tertulis selama pasien berada atau dirawat di RS D. Bahan untuk analisa, penelitian, evaluasi untuk program pelayanan kesehatanE. Melindungi kepentingan hukum pasien, sarana kesehatan maupun tenaga

kesehatan yang terlibatF. Menyediakan data dan informasi untuk keperluan pengembangan program

kesehatanG. Dasar perhitungan biaya pembayaran pelayanan kesehatanH. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumenatsikan serta bahan pertanggung

jawaban dan laporan

LO.2 Memahami dan menjelaskan rahasia medis

LO.2.1 Memahami dan menjelaskan pengertian rahasia medis

Rahasia medis adalah prinsip dalam etika kedokteran dimana keterangan yang diberikan penderita kepada dokter bersifat rahasia dan mempunyai batasan mengenai bagaiman dan kapan rahsia medis ini dapat dibuka oleh pihak ketiga ( dorland ).

LO.2.2 Memahami dan menjelaskan kerahasiaan Medis

Rahasia medis bisa di sebut juga rahasia jabatan dokter, secara moral rahasia medis sudah tertuang dalam sumpah hippocrates,sumpah dokter dan KODEKI .

4

Page 5: skenario 1

- Sumpah hippocrates : “what i see or hear in the course of treatment,... which on no account one must spread abroad,i will to keep myself”

- Sumpah dokter : saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan dan keilmuan saya.

- KODEKI pasal 12 : “setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang penderita,bahkan juga setelah penderita itu meninggal.

LO.3 Memahami, menjelaskan serta membandingkan sumpah hippocrates dengan sumpah dokter muslim YARSI.

LO.3.1 Memahami dan menjelaskan isi sumpah hippocrates

SUMPAH HIPPOCRATES

TEKS KLASIK (ENGLISH VERSION)

I swear by Apollo Physician and Asclepius and Hygieia and Panaceia and all the gods and goddesses, making them my witnesses, that I will fulfill according to my ability and judgment this oath and this covenant:

To hold him who has taught me this art as equal to my parents and to live my life in partnership with him, and if he is in need of money to give him a share of mine, and to regard his offspring as equal to my brothers in male lineage and to teach them this art—if they desire to learn it—without fee and covenant; to give a share of precepts and oral instruction and all the other learning to my sons and to the sons of him who has instructed me and to pupils who have signed the covenant and have taken an oath according to the medical law, but no one else.

I will apply dietetic measures for the benefit of the sick according to my ability and judgment; I will keep them from harm and injustice.

I will neither give a deadly drug to anybody who asked for it, nor will I make a suggestion to this effect. Similarly I will not give to a woman an abortive remedy. In purity and holiness I will guard my life and my art.

I will not use the knife, not even on sufferers from stone, but will withdraw in favor of such men as are engaged in this work.

Whatever houses I may visit, I will come for the benefit of the sick, remaining free of all intentional injustice, of all mischief and in particular of sexual relations with both female and male persons, be they free or slaves.

What I may see or hear in the course of the treatment or even outside of the treatment in regard to the life of men, which on no account one must spread abroad, I will keep to myself, holding such things shameful to be spoken about.

If I fulfill this oath and do not violate it, may it be granted to me to enjoy life and art, being honored with fame among all men for all time to come; if I transgress it and swear falsely, may the opposite of all this be my lot.

5

Page 6: skenario 1

—Translation from the Greek by Ludwig Edelstein. From The Hippocratic Oath: Text, Translation, and Interpretation, by Ludwig Edelstein. Baltimore: Johns Hopkins Press, 1943.

TEKS KLASIK (INDONESIA VERSION)

Saya bersumpah demi Appolo sang penyembuh dan Asclepios, Segala Kesembuhan, seluruh Dewa-Dewi, bahwa sesuai dengan kemampuan dan penilaian,

Saya akan menaati sumpah dan perjanjian ini dengan menghormati orang-orang yang mengajarkan Seni ini pada saya selayaknya orang tua saya, berbagi pengetahuan dengannya, dan meringankan bebannya bila diperlukan; memandang anak-anaknya seperti saudara-saudara saya sendiri, dan mengajarkan mereka Seni ini, bila mereka ingin mempelajarinya, tanpa biaya atau imbalan, dan melalui bimbingan, ceramah dan cara-cara pembelajaran yang lainnya, saya akan mengajarkan pengetahuan Seni ini kepada anak-anak saya, dan anak-anak guru saya dan kepada siswa-siswa yang terkait perjanjian atau sumpah sesuai dengan hukum dunia kedokteran, namun tidak kepada pihak-pihak lain.

Saya akan menaati sistem prosedur kesehatan yang sesuai dengan kemampuan dan penilaian saya, saya akan memperhatikan kepentingan pasien saya, dan tidak akan melakukan hal-hal yang membahayakan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapa pun bila diminta, atau tidak akan memberikan saran untuk itu; dalam bentuk apapun.

Saya tidak akan memberikan obat untuk melakukan aborsi kepada wanita, dan dengan ketulusan dan kesucian, saya akan menjalani hidup saya dan mempraktekkan Seni ini.

Saya tidak akan membedah orang tetapi akan memberikan hal ini dikerjakan oleh orang yang dapat mengajarkannya. Di rumah mana pun yang saya kunjungi, saya akan mendatanginya untuk kepentingan si sakit, dan akan menjauhi tindakan penyelewengan dan korupsi dengan sengaja; dan selanjutnya menjauhkan diri dari rayuan wanita dan pria baik dari golongan orang merdeka maupun budak.

Apa pun, yang berhubungan dengan praktek profesional atau tidak berhubungan dengannya, yang saya lihat atau dengar selama saya hidup, yang tidak boleh disebarluaskan, saya tidak akan menyebarluaskan hal-hal yang harus dirahasiakan itu. Selama saya memegang teguh sumpah ini, semoga saya dikarunia kebahagiaan hidup, dan praktek Seni ini dihormati oleh semua orang selamanya. Tapi bila saya melanggar sumpah ini, semoga kebalikannya yang terjadi pada saya.

6

Page 7: skenario 1

LO.3.2 Memahami dan menjelaskan isi sumpah dokter muslim YARSI

ح�ي�م� �� الر ان� م ح� �� الر � الله �م� �س بالله رسول محمدا ان اشهد و الله إلا اله لا ان اشهد

Demi Allah, saya bersumpah bahwa :1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan; 

2.  Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;

3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter;

4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat;

5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui kepada orang lain karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;

6. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam;

7. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;

8. Saya akan senantiasa menutamakan kesehatan penderita;

9. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita;

10. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;

11.  Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;

12. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia yang berdasarkan Pancasila;

13. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya sebagai DOKTER MUSLIM yang berpedoman pada firman Allah.

Bahwa sesungguhnya : Shalatku, Pengabdianku, Kehidupanku, dan Kematianku karena Allah Pemelihara Alam Semesta.

LO.3.3 Memahami dan menjelaskan perbedaan antara sumpah hippocrates dan sumpah dokter muslim YARSI

Pada Lafal Sumpah Hippocrates, para calon dokter bersumpah demi dewa-dewa yunani. Sedangkan, pada sumpah dokter muslim YARSI ditambahkan Wallahi, Wabillahi, Wathallahi pada awal sumpah sebelum mengucapkan “Demi Allah, saya bersumpah” serta tidak mengucapkan demi dewa-dewa.

7

Page 8: skenario 1

LO.4 Memahami dan menjelaskan hubungan dokter-pasien

LO.4.1 Memahami dan menjelaskan jenis-jenis hubungan dokter pasien

Perkembangan Hubungan Dokter-Pasien:1. Paternalistik ;

i. Prinsip utama :Benefienceii. Meniadakan hak pasien

iii. Mulai dikritik tahun 19562. Kontraktual

i. Mulai tahun 1972-1975ii. Prinsip utama : Otonomi

Pada umunya hubungan dokter pasien merupakan kontrak. Suatu kontrak adalah pertemuan pikiran dari dua orang mengenai suatu hal. Pihak pertama mengikatkan diri untuk memberikan pelayana sedangkan pihak kedua menerima pelayanan itu.

Pola-pola hubungan dokter pasien :1. Priestly model (paternalistic)

Hak penuh pengambilam keputusan oleh dokter dan meniadakan hak pasien.2. Collegial model (mitra)

Pasien adalah subyek hokum dapat mengambil keputusan.3. Engineering model

Hak pasien penuh, dokter tidak mengambil keputusan.4. Partnership

Lebih mengutamakan keelamatan pasien.

Pengakhiran Hubungan dokter pasien:a. Pasien sembuh,b. Pasien tidak kooperatif,c. Tidak sesuai kompetensi dokter,d. Kondisi pasien bukan dalam keadaan gawat darurat.

LO.4.2 Memahami dan menjelaskan komunikasi dokter dengan pasien.

Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter dan pasien di tempat praktik diartikan tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter bersama pasien

pada setiap langkah penyelesaian masalah pasien. Untuk sampai pada tahap tersebut, diperlukan berbagai pemahaman seperti pemanfaatan jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal), menjadi pendengar yang baik (active listener), adanya penghambat proses komunikasi (noise), pemilihan alat penyampai pikiran atau informasi yang tepat (channel), dan mengenal mengekspresikan perasaan dan emosi.

Komunikasi dokter-pasienHubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasiennya selama proses pemeriksaan/pengobatan/perawatan yang terjadi di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien.

8

Page 9: skenario 1

Komunikasi efektif dokter-pasien Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien,

dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non-verbal menghasilkan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga dapat bersama-sama dokter mencari alternatif untuk mengatasi permasalahannya.Manfaat komunikasi efektif :

1. Meningkatkan kepatuhan pasien.2. Meningkatkan kepuasan pasien.3. Mengurangi tuntutan malpraktek.4. Meningkatkan kepuasan kerja dokter.

LO.5 Memahami dan menjelaskan UU yang berhubungan dengan pembukaan rahasia medis

Pasal 322 KUHP (1) Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatannya atau pencahariannya. baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda sembilan ribu rupiah. (2) Kalau kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.

Bab I Pasal 7 KODEKI

Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

Bab II Pasal 12 KODEKI

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Paragraf 4 pasal 48 UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.(2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 47 UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.

9

Page 10: skenario 1

(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri

Mengenai sampai mana batasan rahasia medis dapat dibuka kepada keluarga adalah hanya sebatas saudara kandung. Maksud saudara kandung disini adalah orang tua dan anak. Lebih dari itu harus atas seizin pasien.

LO.6 Menjelaskan tentang membuka rahasia medis dalam bentuk sudut pandang syariat Islam

satu per satu hikmah ajaran Islam ditemukan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Masalahnya adalah, seringkali kita terburu-buru untuk 'meragukan' syariat-Nya saat akal kita belum mampu menjangkaunya. Bagi orang yang beriman, langkah yang diambil adalah menerima segala syariat Allah dengan 'tangan terbuka' meskipun ia belum mengetahui hikmah di balik syariat itu. Sembari menjalankan syariat itu, kita berusaha mencari hikmahnya. Meskipun, tidak semua syariah bisa di-logika-kan.

Empat belas abad kemudian, Hasan Al-Banna menjelaskan korelasi dua hal ini dalam ushul isyrin-nya yang terkenal:"Pandangan syar’i dan pandangan logika memiliki wilayahnya masing-masing yang tidak dapat saling memasuki secara sempurna. Namun demikian, keduanya tidak pernah berbeda (selalu beririsan) dalam masalah yang qath’i (absolut). Hakikat ilmiah yang benar tidak mungkin bertentangan dengan kaidah-kaidah syariat yang tsabitah (jelas). Sesuatu yang zhanni (interpretable) harus ditafsirkan agar sesuai dengan yang qath’i. Jika yang berhadapan adalah dua hal yang sama-sama zhanni, maka pandangan yang syar’i lebih utama untuk diikuti sampai logika mendapatkan legalitas kebenarannya, atau gugur sama sekali."

« - - � �ال إ ، �ة� ن ج� ال ل�ون� �دخ� ي �ى م�ت� أ �ل� ك ق�ال� وسلم عليه الله صلى �ه� الل س�ول� ر� �ن� أ ة� ر� ي ه�ر� �ى ب

� أ ع�ن « . » ف�ق�د �ى ع�ص�ان و�م�ن ، �ة� ن ج� ال د�خ�ل� �ى �ط�اع�ن أ م�ن ق�ال� �ى ب

�أ ي و�م�ن �ه� الل س�ول� ر� �ا ي �وا ق�ال �ى �ب أ م�ن�ب�ى » أ

Dari Abu Hurairah, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan." Ditanyakan (oleh sahabat) kepada Rasulullah "Siapakah orang yang enggan?" Rasulullah menjawab: "Siapa yang mentaatiku niscaya masuk surga, dan siapa yang mendurhakaiku maka ia termasuk orang yang enggan" (HR. Bukhari).

10

Page 11: skenario 1

Rahasia medis dibalik ibadah

"Saya sendiri tidak berusaha mengaitkan berbagai kewajiban dan ketetapan dari Allah dengan faedah lahiriah, karena hikmah asali dari penetapan ibadah adalah menyiapkan manusia untuk menjalankan perannya sebagai khalifah di muka bumi sehingga ia dapat meraih kebahagiaan di akhirat. Kendati demikian, saya tidak menafikan berbagai penelitian dan eksperimen ilmiah yang menemukan faedah ibadah." (Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur’ân)

Manusia pada hakekatnya adalah makhluk beragama. Hal ini berawal dari naluri alamiahnya untuk mengabdi pada suatu obyek yang lebih tinggi dari dirinya atau yang menguasai dirinya. Naluri ini merupakan wujud dari adanya dorongan untuk kembali kepada Tuhan sebagai akibat dari adanya perjanjian Ilahiah yang tercermin dalam pengalaman spiritual yang mengendap di bawah alam sadar dan akan selalu memengaruhi manusia.

Ekspresi pengalaman keagamaan itu sendiri kemudian menubuh ke dalam satu sistem tata nilai yang berkaitan dengan Tuhannya (nilai ibadah), hubungan antar sesama manusia (nilai muamalah), dan hubungan dengan dirinya sendiri (nilai akhlak). Semua perintah Allah yang terkandung dalam sistem tata nilai tersebut, sebagaimana yang telah diwanti-wanti dalam berbagai firman-Nya, tidaklah bermaksud untuk mencelakakan hamba-hambaNya. Sebab, di balik setiap perintah tersebut pasti mengandung manfaat yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjalankan misi kekhalifahan di muka bumi ini. Pun demikian halnya dengan perintah ibadah yang 'dibebankan' kepada segenap umat Muhammad saw.

Jika ditelusuri lebih lanjut terkait berbagai aspek, rahasia dan pengaruh ibadah terhadap jiwa manusia dan masyarakat, ternyata semua itu telah dijelaskan dalam al-Qur’an dengan eksplorasi yang jelas. Sunnah Nabi juga menjelaskan secara panjang lebar rahasia dan hikmah dari ibadah. Selain itu, kita juga bisa menemukan faedah dan manfaat ibadah dari ritual dan pengalaman para salaf al-salih dan ulama-ulama dari generasi ke generasi yang merasakan manfaat ibadah yang sangat besar, kemudian merekamnya dalam karya-karya agung mereka. Salah satu dari sekian banyak karya tersebut adalah buku berjudul Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah karya Dr. Jamal Muhammad Elzaky ini.

Dengan didukung oleh dalil-dalil al-Qur’an serta hadis yang ada, penulis berusaha menelisik, meneliti dan memahami rahasia medis di balik berbagai perintah ibadah untuk menjawab beberapa pertanyaan seperti apa keajaiban bersuci untuk menjaga kesehatan tubuh, kesehatan jaringan saraf, dan organ-organ tubuh lainnya? Apa faedah shalat bagi kesehatan raga dan jiwa? Apa rahasia pembagian shalat lima waktu bagi perputaran jam biologis dan sistem metabolisme tubuh? Apa rahasia gerakan shalat ditinjau dari berbagai aspek medis, seperti kesehatan sistem pencernaan, pernapasan, jaringan saraf dan otak, dan sistem kekebalan tubuh?

Sebagai tamsil adalah tentang pengharaman sholat bagi wanita haid. Ternyata, faedah dari pengharaman tersebut adalah jika wanita haid mendirikan sholat, dikhawatirkan sholatnya akan mendorong berkumpulnya darah di rahim dalam jumlah banyak, yang pada gilirannya akan menimbulkan gangguan pada rahim. Sebab ketika seorang wanita

11

Page 12: skenario 1

mengalami haid, darah dan cairan yang dikeluarkan dari tubuhnya bisa mencapai 34 mililiter selama masa haidnya.

Faedah medis yang lain juga akan kita temukan dalam perintah puasa. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa puasa bermanfaat untuk menguatkan fungsi pencernaan baik dalam tahapan digesti maupun sekresi lemak dan protein pada sel-sel tubuh sehingga semua sel tubuh berfungsi dengan baik. Dengan demikian, tidak akan terjadi radang sendi, reumatik, gangguan ginjal, atau pun gangguan pencernaan dan gangguan sendi yang disebabkan oleh pengkristalan asam urea (uric acid)

Selain mendedah faedah medis dalam ibadah-ibadah tersebut, penulis dalam buku setebal lima ratus enam puluh satu ini juga melakukan penyisiran terhadap aspek-aspek ibadah yang oleh sebagain kalangan mungkin dianggap remeh atau bukan ibadah pokok seperti faedah medis dari berjalan kaki menuju masjid, istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) dan istintsar (membuang air dari hidung), menghadap kiblat, dan tidur di atas sisi kanan tubuh sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi.

Hadits mengenai Larangan Berburuk Sangka, Mencari-cari Aib Orang Lain, dan Anjuran untuk Menahan Amarah

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Shahih Muslim No.4646)

Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat nanti. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4677)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah orang kuat itu dengan menang bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah. (Shahih Muslim No.4723)

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hokum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

12

Page 13: skenario 1

[QS an-Nisaa’ (4): 58]

“Apabila seseorang membicarakan sesuatu kepada orang lain (sambil) menoleh ke kiri kanan (karena yang dibicarakan itu rahasia) maka itulah amanah (yang harus dijaga)”

13