skenario 1

58
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa memberikan rahmat, hidayah, serta inayahNya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyusun laporan ini meskipun kami menyadari masih ada beberapa kekurangan di dalamnya. Dalam laporan ini kami membahas tentang tahap-tahap embriologi. Semoga bisa bermanfaat, khususnya bagi kalangan mahasiswa yang bertujuan untuk menggalih pengetahuan serta untuk memperoleh ilmu di dalamnya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Tutor selaku dosen pembimbing pada diskusi tutorial yang telah memberi bimbingan dan waktu untuk menyelesaikan laporan ini. 2. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulisan laporan ini. Akhirnya kami pun berharap, Semoga laporan ini bisa memenuhi syarat untuk tugas tutorial. Dan kami pun berharap semoga Allah SWT meridhoi amal usaha kami juga memberikan balasan kebaikan yang lebih baik, Amin. Jember, 12 Februari 2010

Upload: dianbungalestari

Post on 02-Jul-2015

283 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: skenario 1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang

telah senantiasa memberikan rahmat, hidayah, serta inayahNya kepada kita, sehingga

kelompok kami dapat menyusun laporan ini meskipun kami menyadari masih ada

beberapa kekurangan di dalamnya.

Dalam laporan ini kami membahas tentang tahap-tahap embriologi. Semoga bisa

bermanfaat, khususnya bagi kalangan mahasiswa yang bertujuan untuk menggalih

pengetahuan serta untuk memperoleh ilmu di dalamnya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tutor selaku dosen pembimbing pada diskusi tutorial yang telah memberi

bimbingan dan waktu untuk menyelesaikan laporan ini.

2. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulisan laporan ini.

Akhirnya kami pun berharap, Semoga laporan ini bisa memenuhi syarat untuk

tugas tutorial. Dan kami pun berharap semoga Allah SWT meridhoi amal usaha kami

juga memberikan balasan kebaikan yang lebih baik, Amin.

Jember, 12 Februari 2010

Penyusun

Page 2: skenario 1

DAFTAR ISI

Page 3: skenario 1

STEP 1

DEFINISI KATA-KATA SULIT

1. Janin : atau fetus mamalia yang berkembang setelah fase embrio,

sebelum masa kelahiran, berkembang mulai 8 minggu fase

kehamilan, dan muai terbentuk system dan organ pada fase

ini.

2. USG : ulltrasonografi, merupakan alat pendeteksi organ berbentuk

scanner yang cara kerjanya dengan melalui penyinaran sinar

ultra ditempelkan pada lapisan permukaan kulit

3. Perubahan Hormonal : Perubahan fisiologis individu yang di ikuti oleh respon

interaksi hormone (meningkat/ menurun)

4. Lingkar Kepala : Untuk mengetahui keadaan janin dalam rahim

5. Kehamilan : Masa yang dialami wanita yang pada rahimnya terdapat fetus

atau cabang bayi hasing dari proses fertilisasi yang diawali

oleh bertemunya sel gamet dan ovum

STEP II

MENENTUKAN PERMASALAHAN

1.Bagaiman hubungan antara susah makan dengan pengarh perubahan hormon ?

2.Peubahan hormonal apa saja yang terjadi saat masa kehamilan ?

3.Bagaimana perkembangan lingkar kepala pada saat masa kehamilan 2 bulan ?

4.Bagaimana crri-ciri dari janin yang normal dan abnormal ?

5.Nutrisi apa saja yang dibutuhkan ibu hamil ?

STEP III

BRAIN STROMING

1. Kecepatan metabolisme berpengaruh pada pola makan , mempengaruhi reaksi kerja

hormone dalam tubuh yang dipengaruhi oleh perubahan fisiologis individu , misalnya

Page 4: skenario 1

dengan respon muntah-muntah yang dialami akan berdampak dalam bentuk

manisfastasi pada tubuh berupa susah makan.

2. Perubahan fifiologis merupakan factor utama yang dapat mempengaruhi fungsi kerja

hormone tubuh , hormone cchorinic gonatotropin (HCG) adalah yang berpengaruh saat

fase embrionik awal ketika plasena elum terbentuk .

Hormon lain yang berperan utama sebelumnya adalah meningkatnya kadar estrogen

yang menumbuhkan embrio hidup didlam rahim ibu.Pada fase kehailan juga di ikuti

oleh perkembangan payudara dalam pertahanan laktasi yang dipengaruhi oleh

progersteron dibantu estrogen.

3. HCS (H.chorionis somatotropin) – bekerja seperti growth hormon

HCG (H.chorionic Gonatotopin) – bekerja seperti hormone adrenal dan LH

HCT (H. chorionic tyrotropin)

CRH

Estrogren dan Progesteron , dll.

4. Pada beberapa fase kehamilan BB Ibu dan cabang bayi dalam control yang stabil,hasil

USG menunjukan ukurn lingkar kepala yang normal,dsb.

5. Vitamin A untuk ibu dan bayi berguna sebagai imunomodulator bagi kekebalan

mukosa.Zinc, termasuk mineral yang penting dikonsumsi oleh ibu. Zinc ditengarai

mampu meningkatkan berat lahir dan lingkar kepala. Untuk itu, konsumsi Zinc paling

tidak harus sudah dimulai sejak hamil 19 minggu dengan dosis 15 mg/hari. pemenuhan

kebutuhan vitamin B6, B12 dan asam folat selama hamil. Kebutuhan asam folat

untuk wanita tidak hamil adalah sebesar 100 mg/hari sedangkan untuk wanita hamil

adalah berkisar antara 500 – 1000 mg/hari. Bagi ibu-ibu yang pernah melahirkan bayi

dengan kelainan saraf pusat dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat dengan dosis

4000 mg (4 mg)/hari mulai 1 bulan sebelum hamil sampai dengan usia hamil 3 bulan.

Rekomendasi yang dianjurkan CDC tahun 1992 terbagi dalam dosis profilaksis 0,4 mg

/ hari untuk wanita usia

Page 5: skenario 1

STEP IV

MAPPING

IBU HAMIL

HORMON NUTRISI

FETUS

EMBRIOGENESIS

PEMBENTUKAN KRANIOFASIAL

STEP V

Learning Object

1. Proses pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial

2. Gangguan proses pembentukan Kraniofasial

3. Macam dan Pengaruh hormon terhadap Ibu dan Calon Bayi pada masa kehailan

4. Macam dan Pengaruh nutrisi terhadap Ibu dan Calon Bayi pada masa kehailan

Page 6: skenario 1

STEP VII

Pembentukan Kraniofasial

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN MANUSIA

Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan

sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi

akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan

pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan

menjadi embrio.

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :

1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup

selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan

terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.

Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan

menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).

Sumber : http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=5&language=40&illustrated=1

Sumber : http://www.ehd.org/flash.php?mov_id=7&language=40&illustrated=1

Page 7: skenario 1

3 tahapan fase embrionik yaitu :

a.Morula

Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel

terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.

Morulasi yaitu proses terbentuknya morula

Sumber: http://www.ehd.org/flash.php?

mov_id=7&language=40&illustrated=1

b. Blastula

Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami

pembelahan.

Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan

mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.

Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.

Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

Sumber : http://www.ehd.org/flash.php?

mov_id=7&language=40&illustrated=1

Page 8: skenario 1

c. Gastrula

Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya

sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta

rongga tubuh.

Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan

hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh

embrionya.

Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh

embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh

hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda,

Echinodermata dan semua Vertebrata.

Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh

embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat

rendah seperti Porifera dan Coelenterata.

Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup

(hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing

lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.

Contohnya :

a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem

saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.

b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon),

alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi

seperti ren.

c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar

pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.

Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam

pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.

Page 9: skenario 1

Contohnya :

a. Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi

dalam pembentukan kelopak mata.

Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang

sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa

6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai

memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic

gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.

HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi

normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut.

Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh

selaput-selaput yaitu :

1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan

menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari

guncangan.

2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang

menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat

pembuluh darah.

3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel

menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi

embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa

dan CO2.

4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion.

Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.

Page 10: skenario 1

Janin

Sumber : http://images.google.co.id/images?hl=id&q=manusia&gbv=2

Tahapan perkembangan pada masa embrio

Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti

jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa

gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.

Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian

dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.

Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk

organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.

Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak

aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.

Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon

terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih

nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).

Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan

memutarkan badan (posisi)

Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.

Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan

panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat

2500 – 3000 gram.

Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina.

Bayi siap untuk dilahirkan.

Page 11: skenario 1

2. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup

setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah

dilahirkan.

Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya

peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh dari makhluk hidup. Kecepatan

pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda satu dengan yang

lain. Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan memasuki masa neonatal.

Pembentukan Wajah.

KEPALA DAN LEHER

Gambaran paling khas pada pembentukan kepala dan leher dihasilkan oleh arkus

faring atau brankial. Arkus-arkus ini muncul pada minngu keempat dan kelima

perkembangan dan ikut berperan menghasilkan penampilan luar khas dari fetus.

Pada awalnya arkus ini terdiri dari jaringan mesenkim yang dipisahkan oleh celah

dalam yang dikenal dengan sebagai celah faring. Secara bersamaan dengan terbentuknya

arkus dan celah , sejumlah kantong penonjolan, kantung faring (pharyngeal pouch),

muncul di sepanjang dinding lateral usus faring yaitu bagian usus depan.

Arkus faring tidak hanya membentuk leher , tetapi juga berperan penting dalam

membentuk wajah. Pada akhir minggu keempat, bagian tengah wajah dibentuk oleh

stomodeum, dikelilingi oleh pasangan pertama arkus faring.

Ketika calon janin berusia 42 hari, dapat dikenali beberapatonjolan mesenkim :

Prominensia mandibularis, (arkus faring pertama),

kaudal dari stomodeum

Prominensia maxilaris, (bagian dorsal arkus faring

pertama), lateral dari stomodeum.

Prominensia frontotasalis, penonjolan yang sedikit

membuat kranial dari stomodeum

Prominensia nasalis

Page 12: skenario 1

Arkus Faring

Setiap arkus faring terdiri atas inti jaringan mesenkim yang dilapisi oleh ektoderm

di permukaan luar dan epitel yang berasal dari endoderm di sebelah dalam

Arkus Faring Pertama

Terdiri dari bagian dorsal, processus maxilaris yang menonjol ke bagian

depan di bawah mata. Bagian ventral processus mandibularis terdapat kartilago

Meckel yang selama perkembangan lebih lanjut lenyap kecuali dua unjung bagian

dorsalnya yang menetap yang membentuk

inkus dan maleus. Mesenkim processus

maxilaris ini akan membentuk premaksila,

maksila, os. Zygomaticum, os temporale

melalui osifikasi membranosa

Processus madibula akan membentuk otot-

otot pengunyah (m. Temporalis,

m.Masseter, m.Pterygoideus), m.

Digastricus venter anterior, m.

Milohioideus, m. Tensor timpani, dan m. Tensor veli palatini

Persarafan sensorik ke kulit wajah diberika oleh n. Mandibularis (cabang

n.trigeminus), n. Optalmikus, n. Maksilaris, dan n. Mandibularis

Arkus Faring kedua

Tulang rawan arcus kedua atau

arcus hioid (Kartilago Reichert)

membentuk stapes, processus stiloideus

os temporal, ligamentum stilohioideum,

bagian ventral membentuk koru minus

dan bagian atas korpus os hioideum.

Otot arkus hioid yaitu m. Stapedius, m.

Stilohioideus, m. Digastricus venter

posterior, m.auricularis, dan otot-otot

ekspresi wajah.

Page 13: skenario 1

Arkus Faring Ketiga

Menghasilkan bagian bawah korpus dan kornu mayus os hioideum.

Susuna otot terbatas pada m.Stilofaringeus. Otot ini disarafi oleh

n.Glossofaringeus.

Arkus Faring Keempat dan Keenam

Kartilago kedua arkus ini menyatu untuk membentuk Kartilago Laring :

kartilago tyroidea, krikoidea, kornikulata, dan kuneiformis. Otot arkus

keempat (m. Krikotiroideus, m. Levator veli palatini dan m. Konstriktor

faringis) disarafi oleh n. Laringeus superior (cabang n.vagus). Dan arkus saraf

keenam disarafi oleh n. Laringeus rekurens (cabang n.vagus)

Kantung Faring

Kantung Faring Pertama

Membentuk divertikulum mirip tangkai, resesus tubotimpanikus yang

berkontak dengan lapisan epitel celah faring pertama bakal meatus akustikus

externus. Bagian distal divertikulum melebar seperti kantong, rongga telingan

tengah atau kavitas timpani primitif, dan bagian proksimalnya tetap sempit,

membentuk tuba auditiva (eustachi). Lapisan dalam rongga timpani kemudian

membantu pembentukan membrana timpani atau gendang telinga.

Kantung Faring Kedua

Lapisan epitelnya berpoliferasi dan

membentuk tunas yang menembus ke dalam

mesenkim di sekitarnya. Tunas-tunas ini

kemudian disusupi oleh jaringan mesoderm

membentuk primodium tonsila palatina.

Selama bulan ketiga dan keempat, tonsil

Page 14: skenario 1

diinfiltrasi oleh jaringan limfatik. Sebagian dari kantong menetap dan ditemukan

pada orang dewasa sebagai fosa tonsilaris.

Kantung Faring Ketiga

Kantung ketiga dan keempat ditandai oleh sayap dorsal dan ventral di

ujung distalnya. Pada minggu kelima, epitel sayap dorsal kantung ketiga

berdiferensiasi menjadi kelenjar paratiroid inferior, sedangkan sayap ventral

membentuk timus.

Kantung Faring Keempat

Epitel sayap dorsal kantung faring keempat membentuk kelenjar

paratiroid superior. Saat kehilangan kontaknya dengan dinding faring, kelenjar

paratiroid meletakkan dirinya ke permukaan dorsal tiroid yang sedang bermigrasi

ke kaudal menjadi kelenjar paratiroid superior.

Kantung faring Kelima

Merupakan kantung yang paling terakhir berkembang, biasanya dianggap

sebagai bagian dari kentung faring keempat. Kantung ini membentuk korpus

ultimobrankiale yang kemudian bergabung ke kelenjar tiroid. Sel-sel korpus

ultimobrankiale memberntuk sel parafolokel (sel C), kelenjar tiroid. Sel-sel ini

mengeluarkan kalsitonin, suatu hormon yang berperan dalam pengendalian kadar

kalsium dalam darah.

Celah Faring

Bagian dorsal celah pertama menembus

mesenkim di bawahnya dan mengahsilkan

meatus akustikus eksternus. Epitel yang

melapisi meatus juga ikut membentuk

gendang telinga. Celah membentuk suatu

rongga yang dilapisi oleh epitel ektoderm

Page 15: skenario 1

yang disebut sinus servikalis, tetapi pada perkembangan selanjutnya sinus ini

lenyap.

PALATUM

Pada perkembangan embriologi, palatum manusia berjalan melalui beberapa

tahap yang mencerminkan pembagian ruang oronasal. Perkembangan nares internal atau

choane menandai terbentuknya jalan napas dengan dibentuknya saluran antara kantung

olfaktori dan stomodeum.

Ada tiga elemen yang membentuk palatum sekunder yaitu dua lereng palatum

rahang atas lateral dan palatum primer dari tonjolan frontonasal yang mulanya

terpisah jauh karena orientasi vertikal dari lereng lateral pada setiap sisi lidah. Selama

minggu ke 8, terjadi perubahan letak lereng lateral, dari vertikal ke horisontal sebagai

permulaan dari penggabungan dan pemisahan ruang oronasal.

Selama penutupan palatum, mandibula akan menjadi prognatik, dimensi vertikal

ruang stomodeal bertambah,tetapi lebar maksila tetap stabil, memungkinkan terjadinya

kontak antar lereng. Juga pertumbuhan ke depan dari tulang rawan Meckel, akan

mendorong lidah ke depan, bersamaan dengan pengankatan bidang wajah.

Epitelium yang menutupi tepi-tepi lereng palatal, menebal dan penggabungannya

sangat penting untuk penggabungan palatum yang utuh. Penggabungan itu terjadi antara

permukaan dorsal dari lempeng palatal dan tepi bawah garis tengah septum nasal. Garis

sambung yang mulanya terbentuk pada daerah palatum keras, nantinya akan menyatu

dengan daeerah palatum lunak.

Osifikasi palatum berlangsung terus selama minggu ke 8, dari penyebaran tulang

ke mesensim dari penggabungan lereng palatal lateral dan dari trabekula yang muncul

pada palatum primer sebagai pusat premaksila, semuanya brasal dari pusat osifikasi

tunggal primer dari maksila. Di belakang, palatum keras beosifikasi melalui penyebaran

trabekula dari pusat penyebaran osifikasi primer tunggal tulang palatina. Osifikasi tidak

terjadi pada bagian paling belakang dari palatum, menghasilkan daerah .

Page 16: skenario 1

Wajah berasal dari 5 tonjolan yang mengelilingi cekungan sentral, stomodeum

yang membentuk bakal mulut. Tonjolan adalah frontonasal tengah tunggal dan sepasang

tonjolan maxila dan mandibula. Tonjolan frontonasal mengelilingi forebrain, yang

mengeluarkan divertikulum optik lateral yang akan membentuk mata. Bagian frontal dari

tonjolan antar mata membentuk dahi; pada sudut inferolateral, membentuk penebalan

plakoda nasal ektodermal.

Penggabungan tonjolan-tonjolan wajah terjadi dua tahap perkembangan pada

letak yang berbeda ; melalui penggabungan tonjolan frontonasal, maxila dan mandibula,

atau melalui penggabungan komponen-komponen maxilanasal sentral. Penggabungan

tonjolan nasal medial dan maxila membentuk hubungan dengan rahang atas dan bibir

serta memisahkan celah nasal dari stomodeum. Penyatuan digaris tengah tonjolan nasal

mmedial membentuk tuberkulum medial dan philtrum bibir atas, ujung hidung dan

palatum primer. Rahang baeah dan bibir terbentuk oleh penyatuan di garis tengah dari

sepasang tonjolan madibula dan bagian pertama wajah akan terbentuk. Tidak semua

daerah wajah bertumbuh secara cepat, selama awal perkembangan. Daerah tengah wajah

( di antara mata ) sukup konstan dalam hubungannnya dengan pertumbuhan lebar

keseluruhan wajah yang cepat.

Mata

Pertumbuhan lateral dari evaginasi forebrain akan membentuk vesikel optik, yang

dibagian tengah akan mempertahankan hubungannya dengan diensepalik dan dilateral,

merangsang penebalan epitelia plakoda lensa pada sisi bakal wajah. Invaginasi plakoda

lensa akan disertai dengan pembentukan vesikel optik, menghasilkan bola mata yang

terpuruk jauh kedalam. Perpindahan medial dari mata, dari lokasi lateral semula berasal

dari pertumbuhan hemispere serebral yang besar dan melebarnya kepala, serta gerak ke

tengah dari mata. Gerak perpindahan terbesar dari mata, terjadi dari minggu ke 5 s/d 9 ;

setelah itustabil dalam hubungannya dengan angulasi pasca kelahiran dari sumbu optik,

pada 71 – 68 derajat.

Telinga.

Page 17: skenario 1

Bagian dalam telinga pertamakali termanifestasi sebagai induksi hindbrain dari

sel ektodermal permukaan, yang memanjang menjadi penebalan plakoda optik. Plakoda

ini akan berinvaginasi ke celah, serta menutup vesikel dan membentuk bagian dalam

telinga. Bagian luar telinga terbentuk pada daerah leher, sebagai 6 tonjolan aurikular yang

mengelilingi groove brankial pertama, serta membentuk meatus scustic eksternal.

Sedangkan telinga tengah memiliki asal yang rumit dari kantung faringeal pertama.

Hidung

Merupakan hasil dari tonjolan frontal (jembatan), penyatuan tonjolan nasal medial

( ridge dan ujung bagian tengah hidung), tonjolan nasal lateral (ala), dan kampsul tulang

rawan nasal (septum dan chomca nasal). Bagian luar dan dalam hidung berasal dari dua

daerah morpogenetik yang berbeda ; kapsul yang dalam menghasilkan kapsul tulang

rawan nasal dan derivatnya ; alar superfisial menghasilkan tulang rawan ala bagian luar.

Celah hidung dibagian depannya dipisahkan dengan stomodeum melalui penggabungn

tonjolan nasal medial, maksila dan nasal lateral untuk membentuk lubang hidung. Choane

orang dewasa dibentuk melalui penggabungn lereng palatal sekunder. Dalam septum

nasal, tulang rawan berhubungan dengan tulang rawan mesetmoid, sutu komponen

basikranium. Septum nasal membagi ruang nasal menjadi fosa kiridan kanan; dinding

lateralnya berasal dari eketmoid, akan terpisah menjadi chonca superior, tengah dan

inferior. Lipatan mukosa nasal, membentuk chonca; yang nantinya akan ditembus oleh

tulang rawan.

Lidah

Lidah mulai tampak pada mudigah gerumur sekitar 4 minggu dalam bentuk dua

tonjolan lidah lateral dan satu tonjolan medial, yaitu tuberculum impar. Ketiga

tonjolan ini berasal dari lengkung faring pertama. Sebuah tonjolan medial kedua, yaitu

copula atau eminentia hypobranchialis, dibentuk oleh mesoderm lengkung ke-2, ke-3,

dan sebagian ke-4. Akhirnya, sebuah tonjolan medial ketiga, yang dibentuk oleh bagian

posterior lengkung ke-4, menandakan perkembangan epiglotis. Tepat di belakang

tonjolan ini adalah aditus laringis, yang diapit oleh tonjolan-tonjolan aritenoid.

Page 18: skenario 1

Ukuran tonjol-tonjol lidah lateral yang membesar menyebabkan tonjol-tonjol ini

tumbuh melampaui tuberculum impar dan keduanya saling menyatu., sehingga

membentuk dua pertiga bagian depan lidah atau corpus linguae. Oleh karena selaput

lendir yang membungkus corpus lingae itu berasal dari lengkung faring pertama, maka

persarafan sensorisnya berasal dari ramus mandibularis nervus trigeminus. Dua

pertiga bagian depan atau badan lidah tersebut dipisahkan dari sepertiga bagian belakang

lidah oleh satu alur berbentuk V, yaitu sulcus terminalis.

Bagian belakang atau akar lidah berasal dari lengkung faring k eke-2, ke-3, dan

sebagian dari lenngkung ke-4. Persarafan sensoris bagian ini dilayani oleh nervus

glossopharyngeus. Epiglotis dan bagian paling belakang lidah dipersarafi oleh nervus

laryngeus superior, yang menandakan bahwa organ-organ ini berkembang dari lengkung

ke-4. Otot-otot lidah sebagian besar berasal dari mioblas yang berasal dari somit-somit

oksipital. Susunan otot lidah dipersarafi oleh nervus hypoglossus. Dua pertiga bagian

depan lidah

KELAINAN DAN GANGGUAN PADA PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN KRANIOFASIAL

Kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial bisa terjadi karena

berbagai macam faktor,salah satunya karena kelainan genetik.Kelainan dapat berupa

cacat atau pergeseran struktur,menimbulkan gangguan bentuk,kelainan bentuk,atau

kerusakan.Bentuk yang terganggu berasal dari gangguan pertumbuhan,sedangkan

kelainan bentuk merupakan perkembangan normal yang dihambat oleh faktor

Page 19: skenario 1

mekanis,kemudian kerusakan adalah akibat kerusakan dari organ normal.Kelainan-

kelainan tersebut antara lain :

1. Skafosefali,disebabkan karena tertutupnya sutura sagitalis lebih dini yang

mengakibatkan ekspansi oksipital dan ekspansi frontal,sehingga bentuk tengkorak

menjadi panjang dan sempit.

2. Akromegali,disebabkan oleh produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan dan

bisa disebabkan pula oleh produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan.Ciri

kelainan ini berupa pembesaran muka,tangan,dan kaki yang tidak serasi.

3. Disgenesis Kaudal (Sirenomalia),merupakan suatu sindrom yang disebabkan

karena insufiensi mesoderm yang terbentuk di daerah paling kaudal

embrio.Individu yang menderita kelainan ini menunjukkan gejala hipoplasia dan

fusi ekstremitas bawah.

4. Plagiosefali adalah kelainan yang disebabkan karena sutura koronalis dan sutura

lambdoidea menutup lebih dini hanya pada satu sisi.

5. Craniosynostosis,adalah kelainan kepala yang disebabkan oleh penutupan satu

atau beberapa sutura secara premature.

6. Fistula Brankialis,kelainan ini terjadi apabila lengkuk faring kedua gagal tumbuh

ke kaudal melampaui lengkung ke 3 dan ke 4,sisa-sisa celah ke 2,ke 3,dan ke 4

tetap berhubungan dengan permukaan melalui sebuah saluran sempit.

7. Akrosefali,disebut juga dengan tengkorak menara,kelainan ini disebabkan karena

penutupan dini sutura koronalis sehingga menyebabkan tengkorak menjadi

pendek dan tinggi.

8. Syndrom Treacher Collins,ditandai dengan hipoplasia maksila karena kurun

berkembanganya tulang zigomatik,hipoplasia mandibula,fissure palpebra yang

meriang ke bawah,koloboma di kelopak mata bawah,dan malformasi telinga luar.

9. Siklopia,kelainan ini terdiri etmosephali,sebosephali,agenesis pre maksila (celah

bibir dan palatum bilateral),bahkan sampai manifestasi dismorpik paling ringan

dari gigi incisivus pertama atas tunggal.Letak mata,hidung,dan bagian tengah

maksila terganggu menimbulkan berbagai sindrom dismorpik.

Page 20: skenario 1

10. Asephali,merupakan cacat yang paling ekstrim,kelainan ini berupa tidak adanya

kepala.Struktur postcranial dapat terus bertumbuh dalam uterus,tetapi biasanya

dalam keadaan ini,bersifat letal apabila bayi sudah lahir.

11. Anasephali,merupakan suatu kelainan tidak adanya otak yang menimbulkan tidak

adanya tengkorak,akalvaria tengkorak tanpa tempurung,kraniofisis fisur cranium

serta berbagai macam efek pada wajah.

12. Cacat perkembangan wajah ringan yang ditimbulkan karena kegagalan penyatuan

wajah yang menimbulkan berbagai celah,yaitu :

Celah bibir atas unilateral,berasal dari penggabungan tonjolan nasal

medial dengan tonjolan maksila pada kedua sisi garis tengah.

Celah bibir bilateral,menimbulkan celah garis tengah yang lebar dari bibir

atas dan proboscis protuberantia.

Celah bibir median,disebabkan oleh penggabungan tidak sempurna dari

kedua tonjolan nasal medial dari arena itu,pada sebagian besar kasus

terlihat groove garis tengah hidung yang dalam menimbulkan berbagai

bentuk hidung.

13. Cacat karena penyatuan tonjolan maksila dan mandibula menyebabkan

pembentukan ukuran mulut,yaitu :

Mikrostomia,yaitu ukuran mulut yang terlalu kecil.

Makrostomia,yaitu ukuran mulut yang telalu besar.

Astomia,yaitu tonjolan maksila dan mandibula yang bergabung,sehingga

membenuk mulut yang tertutup.

14. Perkembangan mandibula yang terhambat akan menimbulkan mikrognasi serta

maloklusi gigi.Kegagalan menyeluruh dari perkembangan mandibula,agnasia

berhubungan dengan penempatan ventral dari telinga luar yang abnormal

(sinosia).

15. Kista pertumbuhan kraniofasial walaupun bukan merupakan cacat perkembangan

orofasial berasal dari prosessus embrionik komplek kraniofasial yang rumit.Kista

pertumbuhan timbul sepanjang garis celah wajah yang menutupi tonjolan

embrionik yang bergabung membentuk wajah.

Page 21: skenario 1

16. Mikrosefalus

Mikrosefalus adalah keadaan dimana ukuran kepala (lingkar kepala) lebih kecil

dari ukuran kepala rata-rata pada bayi (<42 cm) berdasarkan umur dan jenis

kelamin. Mikrosefalus terjadi akibat kegagalan pertumbuhan otak pada

kecepatan yang normal.

Penyebab utama mikrosefalus, antara lain:

a. Sindrome Down

b. Sindrome Cri Du Chat

c. Sindrome Seckle

d. Sindroma Rubinstein Taybi

e. Trisomi 13

f. Trisomi 18

g. Sindroma Smith Lemli Opitz

h. Sindroma Cornelia de lange

Sedangkan penyebab sekunder dari kelainan ini adalah:

a. Fenilketonuria pada ibu yang tidak terkontrol

b. Keracunan metil merkuri

c. Rubella congenital

d. Toksoplasmosis congenital

e. Sitomegalovirus congenital

f. Penyalahgunaan obat oleh ibu hamil

g. Kekurangan gizi (malnutrisi)

17. Mielomeningokel

Mielomeningokel adalah suatu penyakit dimana terjadi penutupan yang tidak

sempurna pada kolumna spinalis dan berhubungan erat dengan hidrosepalus.

Gejala awal pada bayi:

a. Kepala membesar

b. Ubun-ubun menonjol dengan atau tanpa pembesaran kepala

c. Sutura terpisah

Page 22: skenario 1

Mengetuk tulang tengkorak secara perlahan dengan ujung jari tangan akan

menunjukkan suara abnormal akibat penipisan dan pemisahan tulang-tulang

tengkorak. Vena pada tulang tengkorak tampak lebar. Lingkar kepala membesar

atau kepala membesar hanya pada bagian tertentu (paling sering di daerah bahu).

Mata tampak tertekan (gambaran sunset, dimana bagian putih mata terlihat diatas

iris). Pemeriksaan saraf menunjukkan adanya deficit neurologis fokal (gangguan

fungsi saraf yang sifatnya lokal) dan refleks yang normal.

18. Hidranensefalus

Hidranensefalus adalah suatu keadaan dimana hemisfer serebri tidak ada dan

digantikan oleh kantung-kantung yang berisi cairan serebrospinal.

Hidranensepalus merupakan bentuk porensefalus yang ekstrim dan bisa

disebabkan oleh infeksi pembuluh darah atau cedera yang terjadi pada saat usia

kehamilan telah mencapai 12 minggu. Beberapa bayi menunjukkan kelainan saat

lahir, yaitu berupa kejang, mioklonus (kejang atau kedutan otot) dan gangguan

pernafasan. Pengobatan hidrosepalus bersifat simtomatis dan suportif. Prognosis

hidranensefalus adalah jelek, bayi biasanya meninggal sebelum berumur 1 tahun.

19. Porensefalus

Porensefalus adalah suatu keadaan dimana pada hemisfer serebri ditemukan suatu

kista atau rongga abnormal. Porensefalus merupakan akibat dari kerusakan otak

danbiasanya berhubungan dengan kelainan fungsi otak. Tetapi beberapa anak

yang menderita porensefalus memiliki kecerdasan yang normal.

20. Akibat gangguan terhadap migrasi dan diferensiasi pada sel neural crest

1. Asimetri wajah

Asimetri wajah diakibatkan tidak samanya jumlah migrasi dari sel-sel neural

crest pada dua sisi.

2. Hemifacial incrosomia

Pada keadaan ini telinga luar berubah, kedua ramus mandibula dan gabungan

jaringan lunak tidak mencukupi atau tidak ada.

21. Akibat gangguan induksi, migrasi, dan penyatuan mesensim

1. Disgenesis kaudal (sirenomelia)

Page 23: skenario 1

Disgenesis (sirenomelia) adalah suatu syndrome yang disebabkan oleh

insufisiensi mesoderm yang terbentuk didaerah paling kaudal embrio tersebut.

2. Hipoplasia dan fusi ekstrimitas bawah

Hipoplasia dan fusi ekstrimitas bawah akibat pemisahan yang tidak sempurna,

abnormalitas vertebra, agenesis ginjal, anus imperforate, dan anomali-anomali

mellitus pada ibu.

22. Akibat gangguan perkembangan pembuluh darah dalam tulang rawan pada

tulang rahang

1. Mikronagsia

Mikronagsia adalah mandibula mengecil yang merupakan tanda dari berbagai

sindrome termasuk sindrome pierce robin dan cri du cat, mandibula distorsis

dan syndrome turner.

2. Sindrome pierce robin

Sindrome pierce robin adalah syndrome yang mengakibatkan mandibula

tidak berkembang, biasanya menunjukkan perkembangan yang lebih baik

pada masa anak-anak.

Page 24: skenario 1

PERUBAHAN HORMONAL DALAM KEHAMILAN

Faktor-Faktor Hormonal dalam Kehamilan

     Pada kehamilan, plasenta membentuk sejumlah besar human chorionic gonadotropin,

estrogen, progesteron, dan  human chorionic somatomammotropin, di mana tiga hormon

pertama, dan mungkin juga yang keempat, semuanya penting untuk berlangsungnya

kehamilan normal.

Human Chorionic Gonadotropin (hCG)

     Intinya fungsi dari hormon ini adalah untuk mempertahankan korpus luteum dan

mencegah menstruasi. Normalnya, menstrasi terjadi kira-kira 14 hari setelah ovulasi,

pada saat sebagian besar endometrium uterus terlepas dari dinding uterus dan

dikeluarkan. Bila hal ini terjadi setelah ovum diimplantasikan, kehamilan akan terhenti.

Namun, dengan adanya hCG yang disekresi oleh jaringan yang baru terbentuk proses

luruhnya dinding uterus dapat dicegah.

     Bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas dari sebuah ovum yang baru

dibuahi, hormon hCG disekresi oleh sel-sel sinsitiotrofoblas ke dalam cairan ibu. Sekresi

hormon ini dapat diukur pertama kali dalam darah 8-9 hari setelah ovulasi, segeral setelah

blastokista berimplantasi dalam endometrium. Kemudian kecepatan sekresi akan

meningkat sampai maksimal 10-12 hari setelah ovulasi, dan menurun sampai kadar yang

lebih rendah menjelang 16-20 minggu setelah ovulasi. Sekresi terus berlanjut pada kadar

rendah ini selama sisa masa kehamilan.

     hCG merupakan glikoprotein dengan berat molekul 39.000 dan memiliki struktur dan

fungsi yang sama dengan LH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis. hCG juga

menyebabkan sekresi hormon seks, progesteron dan estrogen dalam jumlah besar oleh

korpus luteum untuk beberapa bulan ke depan. Seks hormon ini (progesteron dan

estrogen) akan mencegah menstruasi dan menyebabkan endometrium terus berkembang

dan menyimpan sejumlah besar nutrisi daripada menjadi luruh saat menstruasi.

Page 25: skenario 1

Akibatnya, sel-sel yang menyerupai desidua yang berkembang dalam endometrium

selama siklus seksual wanita normal, menjadi sel-sel desidua yang sangat membengkak

dan banyak mengandung nutrisi-nutrisi.

     Di bawah pengaruh hCG, korpus luteum tumbuh menjadi kira-kira dua kali dari

ukuran awalnya menjelang satu bulan atau lebih setelah kehamilan dimulai, dan estrogen

dan progesteron yang terus menerus disekresi akan mempertahankan sifat asli desidua

endometrium uterus, yang diperlukan pada awal perkembangan fetus. Korpus luteum

akan mengalami involusi secara perlahan setelah kehamilan berusia 13-17 minggu.

     Ternyata hCG juga mempengaruhi testis janin dengan merangsang sel-sel interstisial

Leydig untuk menghasilkan testosteron dalam jumlah sedikit. Akibatnya organ-organ

kelamin prialah yang lebih terbentuk.

Sekresi Estrogen oleh Plasenta

     Seperti korpus luteum, plasenta juga mensekresi estrogen dan progesteron. Pada

penelitian yang telah dilakukan, ternyata kedua hormon seks ini juga disekresi oleh sel-

sel sinsisial trofoblas. Tetapi estrogen yang dihasilkan oleh plasenta berbeda dalam

beberapa hal dengan sekresi dari ovarium, yaitu:

     Pertama, secara kuantitatif, sebagian besar estrogen yang disekresi adalah estriol, yaitu

estrogen yang sangat lemah dan dibentuk dalam jumlah kecil pada wanita tidak hamil.

     Kedua, estrogen yang disekresikan oleh plasenta tidak disintesis secara de novo dari

zat-zat dasar dalam plasenta, namun dari senyawa steroid androgen,

dehidroepiandrosteron dan 16-hidroksidehidroepiandrosteron, yang dibentuk pada

kelenjar adrenal ibu dan fetus. Androgen yang lemah ini kemudian dibawa ke plasenta

dan diubah oleh sel trofoblas menjadi estradiol, estron, dan estriol.

     Kadar estrogen yang tinggi selama kehamilan menyebabkan pembesaran uterus,

pembesaran payudara dan pertumbuhan duktus payudara, serta pembesaran genitalia

eksterna wanita. Estrogen juga merelaksasi berbagai ligamentum pelvis, sehingga

Page 26: skenario 1

persendian skroiliaka menjadi relatif lentur dan simfisis pubis menjadi elastis. Perubahan

ini akan mempermudah jalannya fetus melalui jalan lahir.

Sekresi Progesteron oleh Plasenta

     Progesteron juga merupakan hormon yang penting dalam masa kehamilan.

Progesteron juga dihasilkan dalam jumlah yang banyak oleh plasenta. Peranan

progesteron pada kehamilan antara lain:

Progesteron menyebabkan sel-sel desidua tubuh dalam endometrium uterus, dan

selanjutnya sel-sel ini berperan penting dalam nutrisi awal embrio.

Progesteron mempunyai pengaruh khusus dalam menurunkan kontraktilitas uterus

gravid, jadi mencegah kontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan.

Membantu perkembangan hasil konseptus bahkan sebelum implantasi, sebab

progesteron secara khusus meningkatkan sekresi tuba fallopi dan uterus untik

menyediakan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula dan blastokista.

Membantu estrogen mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.

Human Chorionic Somatomammotropin (hCS)

     Merupakan hormon plasenta yang baru ditemukan. Hormon ini merupakan protein,

dengan berat molekul 38.000, yang mulai disekresikan oleh plasenta kira-kira minggu ke-

5 kehamilan. Sekresi hormon ini meningkat secara progresif sepanjang sisa masa

kehamilan. Walaupun fungsi hCS masih belum pasti, tapi hormon ini memiliki beberapa

fungsi penting dalam hubungannya dengan nutrisi khusus bagi ibu dan anak.

     Pertama, pada pemberian hCS pada beberapa jenis hewan tingkat rendah yang

berbeda, hormon ini sedikitnya menyebabkan perkembangan payudara dan beberapa

keadaan menyebabkan laktasi. hCS diyakini memilik fungsi yang sama seperti prolaktin.

Akan tetapi usaha peningkatan laktasi manusia dengan hormon ini tidak berhasil.

Page 27: skenario 1

     Kedua, memiliki kerja yang lemah serupa dengan hormon pertumbuhan. hCS

menyebabkan deposit protein dengan cara yang sama seperti hormon pertumbuhan.

Namun dibutuhkan hCS 100 kali lebih banyak daripada hormon pertumbuhan untuk

meningkatkan pertumbuhan.

     Ketiga, hCS menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan menurunkan

penggunaan glukosa oleh ibu, sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk

fetus lebih besar. Perubahan ini sangat sinkron dengan fetus yang membutuhkan glukosa

sebagai zat utama dalam pertumbuhannya. Lebih lanjut, hormon ini meningkatkan

pelepasan asam lemak dari cadangan lemak ibu, sehingga menyediakan sumber energi

pengganti untuk metabolisme ibu.

Faktor-faktor Hormonal lain dalam Kehamilan

Sekresi hipofisis

      Kelenjar hipofisis anterior membesar paling sedikit 50 persen selama kehamilan

dan meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin.  Sebaliknya, FSH

dan LH hampir ditekan akibat efek penghambat estrogen dan progesteron dari

plasenta.

Sekresi kortikosteroid

      Kecepatan sekresi glukokortikoid korteks adrenal meningkat secara sedang

selama kehamilan. Ada kemungkinan bahwa glukokortikoid membantu mobilisasi

asam-asam amino dari jaringan ibu sehingga asam-asam amino ini dapat dipakai

untuk sintesis jaringan fetus.

      Pada wanita hamil, sekresi aldosteron juga meningkat 2 kali lipat, mencapai

puncaknya pada akhir kehamilan.  Keadaan ini, bersama dengan kerja estrogen,

menyebabkan kecenderungan wanita hamil normal untuk mereabsorbsi kelebihan

natrium dari tubulus ginjal dan oleh karena itu, retensi cairan, biasanya akan

mengarah ke hipertensi.

Page 28: skenario 1

  Sekresi kelenjar tiroid

      Kelenjar tiroid biasanya membesar sampai 50 persen selama kehamilan dan

meningkatkan produksi tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut.

Peningkatan pembentukan tiroksin paling sedikit disebabkan oleh efek tirotropik hCG

dan juga oleh sejumlah kecil hormon perangsang tiroid khusus, human chorionic

tyrotropin, yang disekresi oleh plasenta.

Sekresi kelenjar paratiroid

      Kelenjar ini juga membesar selama kehamilan, khususnya jika si ibu mengalami

defisiensi kalsium dalam makanannya. Pembesaran kelenjar ini menyebabkan

absorpsi kalsium dari tulang ibu, sehingga mempertahankan kadar kalsium ke normal

ketika fetus mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri. Sekresi

hormon paratiroid ini akan semakin meningkat setelah kelahiran bayi, pada masa

laktasi.

Sekresi ”relaksin” oleh ovarium dan plasenta

      Relaksin merupakan hormon tambahan yang disekresikan oleh korpus luteum

ovarium dan juga oleh plasenta. Sekresi relaksin oleh korpus luteum ditingkatkan

oleh hCG pada saat yang sama dengan disekresikannya sejumlah besar estrogen dan

progesteron oleh korpus luteum. Pada penyuntikan relaksin pada tikus yang sedang

birahi, menyebabkan relaksasi ligamen-ligamen simfisis pubis. Namun, pada wanita

hamil efek ini sedikit bahkan tida ada. Juga telah dikumukakan bahwa relaksin

melunakkan serviks wanita hamil pada saat persalinan.

Respon Tubuh Ibu terhadap Kehamilan

      Perubahan-perubahan yang paling nyata pada ibu pada masa kehamilan adalah

peningkatan ukuran berbagai organ-organ kelamin. Misalnya, uterus membesar dari

kira-kira 50 gram menjadi kira-kira 1100 gram, dan payudara membesar hampir dua

kali ukurannya. Pada saat yang sama vagina membesar dan introitus vagina membuka

Page 29: skenario 1

lebih lebar. Pengaruh hormon dapat mempengaruhi penampilan wanita, seperti

edema, jerawat, dan maskulinisasi atau gambaran akromegali.

Metabolisme selama kehamilan

       Sebagai akibat peningkatan sekresi berbagai hormon seperti tiroksin, hormon

korteks adrenal, dan hormon-hormon kelamin, kecepatan metabolisme basal ibu

hamil meningkat sekitar 15 persen selama pertengahan akhir kehamilan.

Akibatnya, wanita hamil sering merasa kepanasan. Juga, karena beban ekstra

yang dipikulnya, energi dalam jumlah yang lebih banyak dari normal harus

dipergunakan untuk aktifitas otot.

Perubahan-perubahan dalam sistem sirkulasi ibu selama kehamilan

       Sekitar 625 ml darah mengalir melalui sirkulasi ibu dari plasenta setiap

menitnya selama fase-fase akhir kehamilan. Ditambah dengan keadaan metabolik

yang tinggi, curah jantung ibu akan meningkat 30 sampai 40 persen di atas normal

pada minggu ke-27 kehamilan, tapi selanjutnya, tanpa sebab yang jelas, curah

jantung turun sampai hanya sedikit di atas normal pada delapan minggu terakhir

kehamilan, walaupun aliran darah uterus tinggi.

       Selain itu terjadi juga peningkatan volume darah pada pertengahan akhir

kehamilan. Penyebab peningkatan volume terutama adalah faktor hormonal,

karena aldosteron dan estrogen  yang sama-sama sangat meningkat dalam

kehamilan menyebabkan retensi cairan oleh ginjal. Juga, sumsum tulang menjadi

sangat aktif dan menghasilkan sel-sel darah merah tambahan serta kelebihan

volume cairan. Oleh karena itu, pada saat kelahiran bayi, ibu memiliki kelebihan

darah 1-2 liter dalam sirkulasinya. Tetapi hanya kira-kira seperempat dari jumlah

ini akan hilang secara normal sewaktu melahirkan bayi, sehingga memungkinkan

adanya suatu faktor pengaman bagi ibu.

Pernapasan selama kehamilan

Page 30: skenario 1

       Karena peningkatan metabolisme basal pada wanita hamil dan juga karena

penambahan besar tubuhnya, jumlah total oksigen yang dipakai oleh ibu sesaat

sebelum kelahiran bayi sekitar 20 persen di atas normal, dan terbentuk jumlah

CO2 yang sebanding. Efek ini menyebabkan ventilasi ibu semenit meningkat.

Juga diyakini bahwa kadar progesteron yang tinggi selama kehamilan akan

meningkatkan sensitivitas pusat pernapasan terhadap CO2. Secara bersamaan,

uterus yang mebesar menekan isi abdomen ke atas dan isi abdomen ini

selanjutnya mendorong diafragma ke atas, sehingga total pergerakan diafragma

berkurang. Akibatnya, frekuensi pernapasan meningkat untuk mempertahankan

ventilasi tambahan.

Estrogen

Struktur

      Estrogen alami yang paling kuat dalam tubuh manusia adalh 17-estradiol,

diikuti oleh estron dan akhirnya, estriol. Ketiganya adalah suatu steroid 18-karbon

dengan sebuah cincin fenolat A. Konfigurasi ini menyebabkan steroid-steroid ini

berikatan secara selektif dan erat dengan reseptor estrogen.

Pengaturan Sekresi

      Pembentukan estrogen berlangsung terutama di sel granulosa ovarium. Sekresi

estrogen meningkat sebagai respon terhadap pengeluaran FSH dari kelenjar hipofisis

anterior. Peningkatan kadar estradiol serum menekan pengeluaran GnRH dan FSH

melalui efek umpan-balik negatif.

Efek estrogen

      Estrogen bekerja mengatur transkripsi sejumlah kecil gen responsif-steroid.

Estrogen diperkirakan dapat menginduksi sintesis 50-100 jenis protein, yang

bertanggung jawab menghasilkan efek fisiologis hormon estrogenik. Hormon ini

mempengaruhi bermacam-macam jaringan.

Page 31: skenario 1

o   Estrogen menginduksi proliferasi sel di jaringan labium, vagina, uterus, tuba

fallopi, dan payudara. Estrogen juga mencetuskan diferensiasi kelenjar

payudara, meningkatkan pertumbuhan duktus, perkembangan sel stroma, dan

pertambahan jaringan adiposa di dalam payudara.

Melalui mekanisme yang belum diketahui, estrogen berperan menimbulkan

kontur tubuh feminin serta ukuran dan bentuk kerangka wanita dan berperan

menyebabkan penutupan lempeng epifisis.

o   Berperan dalam kemunculan dan pertumbuhan rambut seks sekunder serta

menyebabkan peningkatan pigmentasi kulit di labium mayor vagina serta

areola dan puting payudara setelah pubertas.

o   Estrogen mengatur transkripsi gen reseptor progestin, sehingga semakin

banyak reseptor yang tersedia.

o   Estrogen juga mempengaruhi pembentukan protein neurokimia dan reseptor di

sisitem saraf pusat. Hal ini mungkin berperan menimbulkan perubahan

psikologis dan emosional yang dijumpai pada beberapa wanita selama masa

prehaid.

o   Efek metabolik estrogen lainnya adalah pemeliharaan struktur normal kulit dan

pembuluh darah pada wanita.

o   Estrogen menurunkan motilitas usus dan merangsang sintesis protein pengikat

atau pengangkut di hati misalnya TBG dan SHBG.

o   Mempengaruhi metabolisme lemak, meningkatkan kadar HDL dan TAG

dalam serum serta menurunkan LDL dan total.

Page 32: skenario 1

TRANSPORTASI NUTRISI BAGI JANIN

Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan nutrisi/zatzat makanan yang

cukup, dimana peranan plasenta besar artinya dalam mentransfer zat-zat makanan

tersebut.

Perumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir

kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kegamilan berat janin hanya sekitar 30 g

dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu ke 32-38. Sehingga

dibutuhkan banyak nutrisi pada stadium akhir kehamilan tersebut.

Protein

Transpor proteinmelalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian disintesis

oleh fetus menjadi protein jaringan.

Lemak

Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu ke 35-40

kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali

lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan

dinding sel saraf. Smpai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam

tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke 34

dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g lemak per hari

ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,

sisanya disintesa oleh janin.

Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat pada 3 bulan terakhir

kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin. Sebagian besar lemak

ditimbun pada darah subkutan, oleh karena itu bayi aterm 80% jaringan lemak

tubuh terdapat pada jaringan subkutan.

Page 33: skenario 1

Karbohidrat

Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan pada

waktu lahir meningkat menjadi 34 g.

Konsentrasi glikogen pada hati dan otot-otot skelet meningkat pada akhir

kehamilan.

EFEK NUTRISI DI RONGGA MULUT & PERKEMBANGAN FETUS

Hubungan antara nutrisi dan 3 proses fisiologis dan patologis yaitu

1. Pertumbuhan dan perkembangan

2. Injury dan repair jaringan

3. Infeksi dan resistensi host

Nutrisi dasar yang diperlukan untuk kesehatan individu

• air

• energi (kalori)

• protein

• vitamin

• mineral

Air

• Tubuh terdiri dari 60-80% air dari total berat badan. Kepentingannya melebihi

nutrisi lain yang penting. Kekurangan air bisa mati 4-5 hari, sedangkan kelaparan

kematian butuh waktu 30 hari atau lebih

• Bila tidak ada menghentikan fungsi nutrisi lain

Fungsi

1. Regulatori

Page 34: skenario 1

2. Struktural

Sumber:

• Intake langsung

• Pembentukan oksidasi dengan mengkombinasikan hidrogen dan oksigen selama

respirasi mitokondria

• Intake normal 2,7l/hari

• Tubuh menyeimbangkan air dengan adanya sensasi haus akibat ekskresi

Energi/kalori

Untuk fungsi sel : Untuk membentuk bagian-bagian pekerjaan selular seperti biosintesis,

regulasi termal, pertumbuhan sel, aktivitas fisik .

Sumber :

• Lemak (9 kcal energi/gr)

• Karbohidrat (4 kcal energi/gr)

• Protein (kalau diperlukan) (4 kcal energi/jam)

• Etil alkohol (kalau diperlukan) (7 kcal energi/jam)

• Dioksidasi untuk membentuk energi yang langsung digunakan/disimpan

Kebutuhan tergantung: seks, aktivitas, pregnansi, laktasi, umur, ukuran

Protein

• Bebas atau berikatan dengan molekul lain (misal KH)

• Organik kompleks yang terdiri dari asam amino yang molekulnya mengandung

nitrogen

• Dalam tubuh ada 20 asam amino, (8 tidak bisa disintesis oleh tubuh

(esensial/indispensable asam amino) perlu diperoleh dari diet, 4 asam amino

essensial yang tergantung dari suplay dan umur individu

Page 35: skenario 1

• 8 indispensable esensial asam amino :Isoleucine, leucine, lysine, methionine,

phenylalanine, threonine, tryptophane, valine. 4 asam amino esensial

• Cystine, tyrosine, histidine, arginine

Fungsi:

• Struktural

• Enzimatik

• Transport ion dan oksigen

Vitamin

Kelompok besar substansi organik yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk fungsi

tubuh , Tubuh tidak bisa mensintesis. Larut dalam lemak A,D,E,K, (Absorbsi melalui

dinding intestinal), Larut dalam air C,D (Diet secara periodik dalam waktu pendek ).

Mineral

Merupakan komponen anorganik, berfungsi Pembentukan skeleton, metabolisme sel,

kofaktor enzim, keseimbangan pH dan osmotik cairan sel, dll.

Makroelemen (banyak dibutuhkan): Phosphorous, sodium, potassium, magnesium,

chloride, sulfur.

Mikroelemen (trace element): Iron, copper, cobalt, mangane, zinc, iodine, fluoride,

molibdenum, selesnium, chromium

Nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan di rongga mulut

1. GIGI

Protein berfungsi untuk pertumbuhan & perkembangan Jaringan keras (gigi dan

tulang) serta jaringan lunak (glandula saliva, epitel mukosa mulut). Perkembangan &

Pertumbuhan gigi dapat dilihat mulai bulan ke-2 intra uterin-16 tahun. Kebutuhan

tersebut dipenuhi melalui sintesa protein yang mana akan membentuk Enamel organ

aktive mensintesis protein, RNA, DNA. Defisiensi protein menyebabkan

keterlambatan erupsi, ukuran gigi kecil, lebih rentan terhadap karies. Defisiensi asam

askorbat menyebabkan atropi odontoblas . Defisiensi vit. A menyebabkan atropi

Page 36: skenario 1

ameloblas dan odontoblas yang tidak normal. Defisiensi vit D/kalsium menyebabkan

enamel hipoplasi, kelainan bentuk, keterlambatan erupsi . Kelainan gigi akibat

defisiensi nutrisi bersifat ireversibel

2. TULANG

Mirip dengan gigi, tetapi pola pertumbuhannya mengikuti pola pertumbuhan jaringan

lunak, sehingga pada fase hiperplasi diperlukan nutrisi yang tinggi . Vitamin dan

mineral diperlukan untuk fungsi normal kondroblas dan osteoblas . Vit. D, A,

magnesium, zinc, mangane, cooper, kalsium, fosfor digunakan untuk pertumbuhan

normal jaringan . Defisiensi nutrisi mengakibatkan perubahan bentuk dan ukuran

rahang yang bersifat permanen. Pada pertumbuhan palatum (palatogenesis), periode

hiperplasi dan hipertropi, sangat sensitif terhadap perubahan nutrisi (harus dijaga

maksimum sampai hari ke-90).

3. GLANDULA SALIVA

Defisiensi protein menyebakan berat total DNA, RNA dan protein dalam glandula

rendah, perubahan flow dan komposisi saliva (IgA, lisosim, kandungan mineral).

4. JARINGAN EPITEL RONGGA MULUT

Rata-rata turnover epitel rongga mulut 3-6 hari Memerlukan sintesis DNA, RNA dan

protein terus menerus akibatnya Suplay nutrisi tidak bisa berhenti dan kurang.

Defisiensi nutrisi mengakibatkan 35% menurunkan aktivitas. mitotik epitel rongga

mulut. Defisiensi vit A, as. askorbat, niasin, pyridoksin, riboflavin mengakibatkan

Kelainan epitel rongga mulut .

Peranan nutrisi selama pertumbuhan dan perkembangan

Development postnatal/prenatal (fase hiperplasi) membutuhkan Energi dan

substrat untuk proses biosintesis , contohnya Vitamin sebagai reaksi kofaktor enzim ,

KH dan asam lemak sumber energi , Protein sumber asam amino yang akan mensintesis

protein sel/jaringan . jika terjadi kekurangan substansi-substansi diatas maka akan

Page 37: skenario 1

mengalami periode kritis perkembangan, akibatnya terjadi gangguan secara permanen

atau gagal fungsi selama hidup Bayi rentan penyakit , pada Postnatal akan terjadi

Pengurangan jumlah sel otak 15-20%, pada Postnatal/prenatal : Pengurangan jumlah sel

otak 60% rentan.

Page 38: skenario 1

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.

Anton D. Saputra . Pembentukan Kraniofasial . Jakarta .

Sobotta, J. 1989. Alat Kelamin Wanita, Sobotta:  Atlas Ananatomi Manusia-Atlas II,

Jakarta: EGC. Fisiologi haid Karmana, O., dan Anwar, A.(1987). Pegangan

Pelajaran : Biologi untuk SMA IIA2. Bandung: Ganeca Exact.

Lestari, S., et. al. (2007). IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara.

Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo: Tiga

Serangkai.

Saktiyono. (2004). Sains : Biologi SMP 3. Jakarta: Esis-Penerbit Erlangga, hlm. 16-17.

Tim IPA SMP/MTs. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.

Hlm 10

Tim BIOLOGI SMU.(1997).Pegangan Belajar: Biologi 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.

Hlm. 357.

Page 39: skenario 1