skema kognitif siswa sma dan perubahannya melalui … · 2016. 8. 10. · penelitian ini bertujuan...

177
i SKEMA KOGNITIF SISWA SMA DAN PERUBAHANNYA MELALUI ASIMILASI DAN AKOMODASI TENTANG GERAK LURUS: SEBUAH STUDI KASUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun Oleh: Beatrix Elvi Dasilva NIM: 121424001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    SKEMA KOGNITIF SISWA SMA DAN PERUBAHANNYA

    MELALUI ASIMILASI DAN AKOMODASI TENTANG

    GERAK LURUS: SEBUAH STUDI KASUS

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Disusun Oleh:

    Beatrix Elvi Dasilva

    NIM: 121424001

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

    ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

    If you can’t explain it simply, you don’t understand it well enough

    -Albert Einstein-

    “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”

    (Filipi 4:13)

    Skripsi ini kupersembahkan untuk:

    Tuhan Yesus dan Sta. Perawan Maria

    Ayah, Ibu dan adik-adik yang sangat ku sayang

    Bpk Yohanes Karut

    Ibu Kristina Mbit

    Agnes Kurniati Karut, Maria Simforiani Ulus, Gradiana Elsari

    Magu

    Semua sahabat dan teman-teman

    Serta Almameter Tercinta

    Sanata Dharma

    ♡♠♡Terima kasih untuk doa dan dukungan kalian....... ♡♠♡

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRAK

    SKEMA KOGNITIF SISWA SMA DAN PERUBAHANNYA MELALUI

    ASIMILASI DAN AKOMODASI PADA MATERI GERAK LURUS:

    SEBUAH STUDI KASUS

    Beatrix Elvi Dasilva. 2016 “ Skema Kognitif Siswa SMA dan Perubahannya

    melalui Asimilasi dan Akomodasi tentang Gerak Lurus: Sebuah Studi

    Kasus”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemahaman siswa dan melihat

    perubahannya secara asimilasi dan akomodasi pada materi gerak lurus.

    Subyek penelitian ini adalah 5 orang siswa SMA di Yogyakarta, yang

    terdiri dari 2 orang kelas X dan 3 orang kelas XI. Peneliti melakukan penelitian

    tanpa memberikan materi terlebih dahulu. Penelitian dilaksanakan pada bulan

    Februari-April 2016 di luar jam sekolah. Metode yang digunakan dalam

    pengambilan data adalah wawancara klinis. Pengambilan data awal didapatkan

    melalui pretest. Hasil pretest ini digunakan sebagai pedoman saat wawancara.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skema kognitif awal siswa kurang

    lengkap bahkan terjadi miskonsepsi. Pemahaman siswa berubah secara asimilasi

    dan akomodasi terjadi saat siswa diberikan stimulus berupa pertanyaan pengecoh,

    ilustrasi dan contoh-contoh yang berlawanan dengan pemahaman awal siswa.

    Kata Kunci: skema kognitif, asimilasi, akomodasi, wawancara klinis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRACT

    SENIOR HIGH SCHOOL STUDENT’S COGNITIVE SCHEME AND THE

    CHANGES THROUGH ASSIMILATION AND ACCOMMODATION

    ABOUT STRAIGHT MOTION: A CASE STUDY

    Beatrix Elvi Dasilva. 2016 “ Senior High School Student’s Cognitif Schemes

    and The Changes through Assimilation and Accommodation about Straight

    Motion : A Case Study”. Thesis. Physics Education Study Program.

    Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers

    Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

    This research aims to uncover the student’s understanding and seeing the

    changes in the assimilation and Accommodation of straight motion material.

    The subject of this research is 5 senior high scool students in Yogyakarta,

    consisting of 2 person from grade X and 3 person from grade XI. Researchers do

    the research without giving the material before. This research was on February-

    April in outside school hours. The method used in taking the data is a clinical

    interview. First data retrieval is obtained through a pretest. The results of a pretest

    is used as guideline while interviews.

    The results of this study shows the student’s understanding about straight

    motion was incomplete and had misconception. The student’s understanding

    changes through the events of assimilation and accommodation, occurs when

    students are given a stimulus in the form of trick questions, illustrations and

    examples that are contrary to the students’ earlier understanding.

    Keywords: Cognitive scheme, assimilation, accommodation, clinical interview

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih karuniaNya,

    penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Skema Kognitif dan

    Perubahannya melalui Asimilasi dan Akomodasi tentang Gerak Lurus: Sebuah

    Studi Kasus” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Penelitian ini adalah penelitian bersama yang melibatkan 4 orang peneliti

    yaitu Yovita Klaudia, Anastasia Susi Murwaningsih, Lisa Ratna Sary beserta

    penulis dalam sebuah tim dengan topik yang sama dan materi yang berbeda-beda.

    Cara kerja tim adalah dengan mempelajari teori bersama-sama tetapi landasan

    teori dirumuskan sendiri-sendiri. Metode penelitian dikembangkan bersama-sama

    namun, proses pengambilan data dilakukan sendiri-sendiri dengan partisipan yang

    berbeda-beda. Selanjutnya, metode analisis data di didiskusikan bersama dan hasil

    analisis data adalah respon dari masing-masing partisipan. Kebersamaan

    penelitian ini adalah pengembangan teori dan metode, tetapi hasilnya sendiri –

    sendiri. Dalam penyusunan skipsi, kami tidak saling menggunakan kalimat, dalam

    arti tidak ada penjiplakan kalimat. Kalimat-kalimat yang ditulis dalam skripsi ini

    adalah kalimat yang penulis tulis sendiri. Jika kebetulan ada kalimat yang sama,

    itu adalah hasil diskusi kelompok dan bukan penjiplakan antara satu dengan yang

    lain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak

    bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini

    penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D. selaku Dosen pembimbing skripsi

    atas waktunya dalam membimbing dengan penuh perhatian, serta yang

    telah banyak meluangkan waktu dan masukkan selama penulisan skripsi

    ini.

    2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Fisika, Bpk Severinus Domi, M.Si., selaku dosen pembimbing

    akademik, dan segenap dosen program Studi Pendidikan Fisika yang telah

    memberikan pengetahuan, bimbingan dan pengalaman yang luar biasa

    kepada penulis selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

    3. Segenap staf sekretariat JPMIPA, Mbak Tari, Mas Arif dan Pak Sugeng

    yang telah membantu segala sesuatu tentang administrasi selama penulis

    kuliah di Universitas Sanata Dharma.

    4. Siswa-siswi yang sudah bersedia membantu menjadi partisipan dalam

    penelitian ini.

    5. Keluarga besar, Ayah, Ibu, Neti, Ipong dan Enu yang senantiasa

    mendukung dan mendoakan penulis dengan penuh cinta.

    6. Sahabat-sahabatku tersayang, Hermana, Penni, Edo, Entong yang selalu

    siap membantu dan selalu setia mendengar curhatan selama 4 tahun ini.

    7. Teman seperjuangan selama proses skripsi: Yovita, Lisa dan Uci. Terima

    kasih untuk suka dan duka yang kita jalani selama ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    8. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 yang sudah berbagi

    pengalaman indah, cerita, suka, duka dan pengetahuan yang sangat

    berharga selama empat tahun kita berdinamika bersama.

    9. Teman-teman PPL SMA N 1 Banguntapan serta Keluarga KKN 48 yang

    sudah berbagi pengalaman indah.

    10. Teman-teman kos putri majus yang sudah memberikan semangat selama

    proses kuliah

    11. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak sempat penulis sebutkan

    satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga

    sangat membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

    Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam

    bidang ilmu pengetahuan umumnya.

    Yogyakarta, Juni 2015

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................

    HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPANTINGAN AKADEMIS ............ .........................................

    ABSTRAK .....................................................................................................

    ABSTRACT ...................................................................................................

    KATA PENGANTAR ...................................................................................

    DAFTAR ISI ..................................................................................................

    DAFTAR TABEL ..........................................................................................

    DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

    i

    ii

    iii

    iv

    v

    vi

    vii

    viii

    ix

    xi

    xiii

    xiv

    xv

    BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

    A. Latar Belakang .............................................................................

    B. Rumusan Masalah ........................................................................

    C. Batasan Masalah ..........................................................................

    D. Tujuan Penelitian .........................................................................

    E. Manfaat Penelitian .......................................................................

    1

    1

    3

    3

    3

    3

    BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................

    A. Konstruktivisme ...........................................................................

    B. Skema Kognitif.............................................................................

    C. Perubahan Skema Kognitif……………………………………...

    D. Deskripsi Materi Gerak Lurus…………………………………...

    5

    5

    6

    7

    10

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................

    A. Jenis Penelitian…..........................................................................

    B. Partisipan Penelitian......................................................................

    16

    16

    16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    C. Desain Penelitian..........................................................................

    D. Waktu Penelitian………………………………………………...

    E. Metode Pengumpulan Data……………………………………...

    F. Instrumen Pengumpulan Data…………………………………...

    G. Metode Analisis Data……………………………………………

    17

    17

    18

    19

    19

    BAB IV DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN .......................

    A. Data. .............................................................................................

    B. Analisis Data dan Pembahasan.....................................................

    1. Skema/pemahaman awal tentang gaya gesek……………….

    2. Perubahan pemahaman secara asimilasi…………………….

    3. Perubahan pemahaman secara akomodasi…………………..

    21

    21

    21

    21

    29

    40

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................

    A. Kesimpulan ..................................................................................

    B. Saran .............................................................................................

    71

    71

    72

    DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 73

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1 : Proses perubahan pemahaman Partisipan C secara asimilasi.... 29

    Tabel 2 : Proses perubahan pemahaman Partisipan E secara asimilasi…. 32

    Tabel 3 : Proses perubahan pemahaman Partisipan F secara asimilasi..... 35

    Tabel 4 : Proses perubahan pemahaman Partisipan B secara akomodasi

    tentang konsep jarak dan perpindahan......................................

    40

    Tabel 5 : Proses perubahan pemahaman Partisipan D secara akomodasi

    tentang konsep jarak dan dan perpindahan................................

    43

    Tabel 6 : Proses perubahan pemahaman Partisipan C secara akomodasi

    tentang konsep kelajuan dan kecepatan.....................................

    49

    Tabel 7: Proses perubahan pemahaman Partisipan D secara akomodasi

    tentang konsep kelajuan dan kecepatan.....................................

    53

    Tabel 8: Proses perubahan pemahaman Partisipan F secara akomodasi

    tentang konsep kelajuan dan kecepatan.....................................

    62

    Tabel 9: Proses perubahan pemahaman Partisipan E secara akomodasi

    tentang konsep percepatan.........................................................

    67

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1 : Diagram proses perubahan skema kognitif…..................... 9

    Gambar 2 : Tanda panah yang menunjukkan perpindahan................... 12

    Gambar 3 : Skema kogn itif siswa C tentang gerak lurus..................... 22

    Gambar 4 : Skema kognitif siswa E tentang gerak lurus..................... 24

    Gambar 5 : Skema kognitif siswa F tentang gerak lurus....................... 26

    Gambar 6 : Skema perubahan pemahamaman secara akomodasi pada

    siswa C setelah diberikan analogi, ilustrasi serta

    pertanyaan tentang konsep kelajuan dan

    kecepatan..........................................................................

    52

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 : Soal tes konseptual dan jawaban ...................................... 75

    Lampiran 2 : Analisa hasil tes konseptual.............................................. 85

    Lampiran 3 : Transkrip wawancara Partisipan B…................................. 87

    Lampiran 4 : Transkrip wawancara Partisipan C…................................. 99

    Lampiran 5 : Transkrip wawancara Partisipan D…................................. 117

    Lampiran 6 : Transkrip wawancara Partisipan E..................................... 136

    Lampiran 7 : Transkrip wawancara Partisipan F…................................. 155

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mempelajari

    fenomena alam yang sistematis (Gedgrave, 2009: 1). Menurut Woodbum

    & Obourn seperti yang dikutip dalam Gedgrave (2009: 1) sains dalam hal

    ini Fisika sebagai upaya yang dilakukan manusia untuk mendeskripsikan

    apa peristiwa atau keadaan dengan tepat. Oleh karena itu, untuk

    mempelajari Fisika, siswa perlu melibatkan indera untuk pengamatan dan

    melakukan proses kognisi untuk dapat membangun pengetahuan. Namun,

    berdasarkan pengamatan saat melaksanakan Program Pengalaman

    Lapangan pada bulan Juli sampai Oktober 2016 di SMA Negeri 1

    Banguntapan Bantul, salah satu persoalan besar dalam proses

    pembelajaran Fisika adalah siswa sulit membangun pemahaman tentang

    fenomena fisika. Hal ini terjadi karena pembelajaran fisika melibatkan

    banyak konsep, teori, hukum, dan persamaan-persamaan matematis.

    Berbagai metode telah dikembangkan dalam rangka untuk

    mengubah pemahaman siswa. Akpinar dan Tan menggunakan metode

    Conceptual Change Test (CCT) dimana siswa mereorganisasi miskonsepsi

    mereka hanya dengan membaca buku untuk materi relativitas (2011: 139-

    144). Hasil penelitian ini sangat dipengaruhi oleh keterampilan membaca

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    tiap anak yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode

    CCT ini belum bisa menghilangkan konsepsi namun metode ini lebih

    efektif dari metode Traditional Text (TT). Pada penelitian ini pemahaman

    siswa juga diungkapkan melalui metode wawancara.

    Penelitian lain dilakukan oleh Jacquelyn yakni tentang penggunaan

    metode wawancara klinis dalam proses pembelajaran kemudian

    dibandingkan dengan kelas tradiosional melalui hasil post-test (2009).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari metode wawancara jauh lebih

    baik dari pada metode tradisional di kelas. Kedua penelitian penelitian

    diatas hanya melihat perubahan konsep dengan metode tertentu tanpa

    memperhatikan bagaimana pemahaman siswa berubah.

    Teori kognitif Piaget menjelaskan bahwa pemahaman seseorang

    tersusun dalam skema yang berkembang dari skema yang sederhana ke

    skema yang lebih rumit melalui proses asimilasi, proses akomodasi

    hingga pada tahap ekuilibrasi (Gallagher and Reid, 1981: 48). Penelitian

    ini membantu memfasilitasi pemahaman siswa dalam mengungkapkan

    skema kognitif dan perubahannya melalui asimilasi dan akomodasi pada

    materi gerak lurus.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan kasus diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana skema kognitif siswa pada materi gerak lurus?

    2. Bagaimana perubahan skema kognitif siswa secara asimilasi,

    akomodasi pada materi gerak lurus?

    C. Batasan Masalah

    Dari latar belakang ini terdapat beberapa masalah yang terkait dengan

    skema kognitif siswa untuk materi Gerak Lurus. Pada penelitian ini

    masalah dibatasi pada:

    1. Penelitian akan dilakukan pada 5 orang siswa kelas X atau kelas XI

    2. Materi pembelajaran fisika tentang Gerak Lurus.

    D. Tujuan Peneliti

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skema kognitif siswa dan untuk

    mengetahui terjadinya perubahan skema kognitif siswa secara asimilasi

    dan akomodasi pada gerak lurus.

    E. Manfaat penelitian

    1. Untuk pendidikan di Indonesia :

    Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di

    Indonesia dengan meningkatnya keefektifan pembelajaran Fisika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    2. Untuk para guru :

    Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam

    memilih strategi pembelajaran Fisika di kelas

    3. Bagi peneliti :

    Sebagai seorang calon guru, peneliti dapat mengasah kemampuan

    memahami cara berpikir siswa sehingga kelak dapat menjadi pendidik

    yang berkualitas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Konstruktivisme Piaget

    Konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang

    menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi siswa

    sendiri melalui komunikasi dan interaksi dengan sumber serta pengalaman

    belajar (Osborne and Dillon, 2010: 74 & Loughran, 2010: 34). Proses

    penyusunan pengetahuan tersebut dilakukan melalui kemampuan siswa

    dalam berpikir dan menghadapi tantangan, menyelesaikan, dan

    membangun sebuah konsep pengetahuan yang utuh dari keseluruhan

    pengalaman nyata yang pernah dialaminya (Ormrod, 2009: 41)

    Menurut Piaget perkembangan seorang anak sebagian besar

    bergantung pada interaksinya dengan lingkungan (Slavin, 2011: 42). Teori

    perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa kecerdasan seorang

    berakar pada dua aktivitas biologis yakni aktivitas untuk beradaptasi

    terhadap lingkungan fisik dan mengorganisasikan lingkungan atau disebut

    adaptasi dan organisasi (Simatwa, 2010: 367). Dalam upaya memahami

    proses kognitif dalam beradaptasi dan mengorganisasikan lingkungan ada

    empat konsep dasar yang menjadi acuan proses terjadinya perkembangan

    mental yakni skema, asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi (Surna &

    Panderoit, 2014: 56)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    1. Skema Kognitif

    Scheme as a pattern of behaviour or as an action which displays

    coherence and order (Ginsburg & Opper, 1979: 20). Scheme refers to the

    basic structure underlying the child’s overt actions (Ginsburg & Opper,

    1975: 22). Skema merupakan pola perilaku dan struktur dasar yang

    mendasari tindakan seorang. Menurut Woolfolk (2009: 51), skema adalah

    sistem tindakan atau pikiran yang terorganisasi, yang memungkinkan

    seseorang untuk mempresentasikan secara mental atau ―memikirkan

    tentang‖ berbagai objek dan kejadian didunia.

    Menurut Asri Budiningsih dalam Irham (2013: 179) skemata

    berfungsi untuk menggambarkan atau mempresentasikan organisasi

    pengetahuan dan berfungsi sebagai kerangka atau tempat mengaitkan

    pengetahuan baru dan pengetahuan lama yang dimiliki seseorang. Skema

    akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif sesorang

    (Suparno, 2001: 21). Proses yang menggerakkan perubahannya adalah

    asimilasi dan akomodasi.

    Skema kognitif siswa dapat dipresentasikan dengan banyak cara.

    Salah satunya adalah dengan menggunakan peta konsep. Peta konsep

    adalah suatu gambaran skematis untuk mempresentasikan suatu rangkaian

    konsep dan kaitan-kaitan antar konsep-konsep. Menurut Novak dan Gowin

    dalam Suparno (2005: 121), peta konsep adalah suatu gambaran skematis

    untuk mempresentasikan suatu rangkaian konsep dan kaitan-kaitan antar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    konsep-konsep. Peta ini mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti

    antar konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok.

    2. Perubahan Skema Kognitif

    Skema yang dimiliki seorang sebagai hasil dari pengalaman dapat

    diubah dan membentuk skema baru. Perubahan skema kognitif ini

    merupakan hasil adaptasi dengan lingkungan. Adapun perubahan skema

    melalui tiga proses yakni penambahan, penyesuaian dan restrukturisasi

    yang dijabarkan sebagai berikut (Khodijah, 2014 :77):

    a. Asimilasi

    Untuk dapat mempelajari sesuatu seorang anak harus memiliki

    kemampuan untuk merespon pengalaman atau konsep baru; harus

    memiliki kemampuan mengasimilasi (Gallagher & Reid, 1981: 5).

    Asimilasi adalah proses memahami objek atau peristiwa baru berdasar

    skema yang telah ada sehingga pengertian orang itu berkembang

    (Slavin, 2011: 43). Dengan kata lain, asimilasi adalah proses kognitif

    dimana terjadinya penyatuan informasi baru ke dalam skema atau pola

    yang sudah ada dalam pikirannya (Suparno, 2001: 22). Assimilation

    can never be pure because by incorporating new elements into its

    earlier schemata the intelligence constantly modifies the latter in order

    to adjust them to new elements (Piaget, 1956: 6). Menurut Wadswoorth

    dalam Suparno (1997:31) asimilasi tidak menyebabkan perubahan atau

    pergantian skema, melainkan mengembangkan skema.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    b. Akomodasi

    Akomodasi terjadi ketika seseorang harus mengubah skema-skema

    yang sudah ada ataupun menciptakan skema baru untuk merespon

    situasai baru (Woolfolk, 2009: 51). Seseorang memodifikasi

    pengetahuan (mengakomodasi) ketika apa yang mereka ketahui tidak

    sesuai dengan kenyataan (Gallagher & Reid, 1981: 6). Proses ini dapat

    terjadi saat seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang

    baru dengan skema yang dimiliki. Asimilasi dan akomodasi

    merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (Farooq, 2011:

    1261). But if, in reflex adaptation, allowances must be made for

    accommodation, accommodation cannot be dissociated from

    progressive assimilation, inherent in very use of the reflex (Piaget,

    1956: 32)

    c. Ekuilibrasi

    Asimilasi dan akomodasi selalu berlangsung secara paralel agar

    terjadi keseimbangan atau ekuilibrium. Disekuilibrium adalah

    ketidakseimbangan antara asimilasi dan akomodasi yang mengawali

    terjadinya perubahan skema kognitif (Ormrod, 2009: 42). Ekuilibrasi

    adalah proses bergerak dari keadaan disekuilibrium ke ekuilibrium

    (Suparno, 2001: 23). Ekuilibrasi adalah proses memulihkan

    keseimbangan antara pemahaman sekarang dan pengalaman-

    pengalaman baru (Slavin, 2011: 43). Ekuilibrasi membuat seseorang

    dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya (skema).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Bila terjadi ketidakseimbangan, maka seseorang terpacu untuk mencari

    keseimbangan dengan jalan asimilasi atau akomodasi.

    Mekanisme asimilasi dan akomodasi, dan kekuatan penggerak

    ekuilibrasi, akan menghasilkan pertumbuhan intelektual yang pelan

    tapi pasti (Hergenhann and Olson, 2010: 316). Proses ini digambarkan

    sebagai berikut:

    Gambar 1. Diagram proses perubahan skema kognitif

    Lingkungan Fisik

    Struktur Kognitif Belajar

    Akomodasi Asimilasi

    Persepsi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    B. Deskripsi Materi

    1. Pengertian Gerak

    Sebuah obyek bergerak terhadap yang lain bila posisinya diukur relatif

    terhadap benda kedua berubah dengan waktu (Alonso and Finn, 1990:

    58). Relatif artinya obyek yang bergerak tergantung pada keadaan

    obyek terhadap obyek lain yang berfungsi sebagai acuan (Giancoli,

    2001: 23 & Alonso and Finn, 1990: 58). Jika seseorang yang sedang

    mengendarai motor dari rumah menuju bengkel dikatakan bergerak

    relatif terhadap rumah, tetapi teknisi yang berada dibengkel bisa

    berkata orang tersebut bergerak relatif terhadap bengkel. Oleh karena

    itu, untuk melukiskan gerakan, pengamat harus mendefinisikan suatu

    kerangka acuan.

    2. Posisi, Jarak dan Perpindahan

    Letak sebuah partikel dalam suatu kerangka acuan tertentu

    dinyatakan dengan sebuah vektor posisi yang digambarkan dari titik

    asal kerangka ke partikel tersebut (Halliday and Resnick, 1985: 45).

    Posisi suatu benda pada cartesian dapat terletak di kiri atau di kanan

    kerangka acuan, sehingga untuk membedakannya digunakan tanda

    negatif dan positif. Selain tanda positif dan negatif, posisi sebuah

    benda juga ditentukan oleh jaraknya terhadap titik acuan (Alonso and

    Finn, 1990: 59).

    Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh oleh

    suatu benda dalam selang waktu tertentu (Giancoli, 2001: 23). Jarak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    juga bergantung pada kerangka acuan. Pernyataan seperti ―Kampus III

    Paingan berjarak 100 m‖ tidak ada artinya, kecuali jika diperjelas 100

    m dari mana.

    Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena adanya

    perubahan waktu (Tipler, 1991: 24). Perpindahan adalah seberapa jauh

    jarak benda tersebut dari titik awalnya (Giancoli, 2001: 24). Untuk

    melihat perbedaan antara jarak total dan perpindahan, dimisalkan

    seorang anak berjalan sejauh 3 m ke arah utara dan kemudian berbelok

    ke arah sejauh 4 m. Jarak total yang ditempuh anak tersebut adalah 7

    m, tetapi perpindahannya hanya 5 m karena anak tersebut hanya

    berjarak 5 m dari titik awalnya.

    Perpindahan merupakan besaran vektor yang ditunjukkan oleh

    segmen garis berarah yang berarah dari posisi awal menuju posisi

    akhir (Giancoli, 2001: 24). Untuk perpindahan satu dimensi sepanjang

    sumbu X, arah perpindahan dinyatakan oleh tanda positif atau negatif.

    Tanda positif menyatakan perpindahan berarah ke kanan dan tanda

    negatif menyatakan perpindahan berarah ke kiri (Tipler, 1991: 23).

    Misalkan pada waktu awal t1 benda berada pada sumbu x di titik x1

    pada sistem koordinat seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.

    Beberapa saat kemudian, pada waktu t2, benda tersebut berada di titik

    x2. Perpindahan benda ini adalah x2-x1 dan ditunjukkan oleh panah

    yang menunjuk ke kanan pada gambar 1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Gambar 2. Tanda panah menunjukkan perpindahan x2-x1. Jarak

    dinyatakan dalam meter.

    Untuk mudahnya dapat dituliskan:

    𝜟x = x2 – x1 (1)

    Dimana simbol 𝜟 berarti ―perubahan pada‖. Dengan demikian 𝜟x

    berarti ―perubahan pada x‖ yang merupakan perpindahan.

    3. Kelajuan dan Kecepatan

    Kelajuan menyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan dalam

    suatu selang waktu tertentu. Kelajuan rata-rata partikel didefinisikan

    sebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu yang

    diperlukan untuk menempuh jarak tersebut (Giancoli, 2001: 25).

    Kelajuan rata-rata = .

    Kelajuan adalah besaran skalar dan diperoleh dengan membagi skalar

    jarak dan skalar waktu. Satuan SI kelajuan rata-rata adalah meter per

    x2 x1

    O

    Jar

    ak

    Jarak (m)

    Jarak

    X

    Y

    B A

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    sekon atau m/s, ini merupakan kecepatan benda yang bergerak sejauh

    satu meter dalam satu detik dengan kecepatan konstan (Alonso and

    Finn, 1990: 60)

    Konsep kecepatan serupa dengan konsep kelajuan tetapi berbeda

    karena kecepatan mencakup arah gerak ( Tipler, 1991: 23). Kecepatan

    partikel adalah laju perubahan posisi terhadap waktu (Halliday and

    Resnick, 1985: 45). Misalkan pada saat t1 sebuah partikel ada di titik A

    dalam gambar 2. Posisinya dinyatakan dalam bidang x dinyatakan

    dengan vektor posisi x1. Pada saat t2 berikutnya misalnya partikel

    berada di titik dan ditunjukkan oleh vektor posisi x2. Vektor

    perpindahan yang menyatakan perubahan posisi partikel ketika

    berpindah dari A ke B adalah 𝜟x (x2-x1) dan selang waktu untuk gerak

    diantara kedua 𝜟t titik ini adalah ( t2-t1). Kecepatan rata-rata partikel

    dalam selang waktu didefinisikan sebagai:

    vrata-rata = 𝜟x/ 𝜟t =

    Kecepatan adalah besaran vektor dan diperoleh dengan membagi

    vektor 𝜟x oleh skalar 𝜟t (Alonso and Finn, 1990: 59). Arahnya sama

    dengan arah 𝜟x dan besarnya |𝜟x/ 𝜟t|. Besarnya ini dinyatakan dalam

    satuan SI jarak dibagi waktu yaitu meter per sekon atau m/s (Halliday

    and Resnick, 1985: 46).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Contoh soal :

    Sebuah mobil bergerak ke utara sejauh 4 m setelah itu membelok

    ke timur sejauh 3 m. Waktu yang diperlukan mobil adalah 2 s.

    Tentukan :

    a. kelajuan rata-rata mobil tersebut

    b. kecepatan rata-rata mobil

    Jawab :

    a. Kelajuan rata-rata

    ṽ = = = 3,5 m/s

    b. Kecepatan rata-rata

    Menentukan perpindahan benda :

    Perpindahannya:

    |𝜟x| = = 5 m

    Besar : Vrata-rata = |𝜟x/ 𝜟t| = = 2,5 m/s

    Arah: mengikuti arah tanda panah

    S

    T B

    U

    4 m

    3 m

    𝜟x

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    4. Percepatan

    Percepatan sebuah partikel adalah laju perubahan kecepatan

    terhadap waktu (Halliday and Resnick, 1985: 50). Percepatan rata-rata

    a untuk suatu selang waktu tertentu 𝜟t = t2– t1adalah :

    arata-rata = 𝜟v/𝜟t =

    Percepatan adalah termasuk besaran vektor, karena diperoleh dari

    pembagian sebuah vektor 𝜟v dengan skalar 𝜟t. Arahnya sama dengan

    arah 𝜟v dan besarnya |𝜟v/𝜟t| (Halliday and Resnick, 1985: 50).

    Dimensi percepatan adalah panjang dibagi (waktu)2. Satuan SI yang

    digunakan adalah meter per sekon per sekon, ditulis lebih ringkas

    meter per sekon kuadrat atau m/s2 (Tipler, 1991: 31).

    Contoh Soal :

    Mobil yang pada mulanya diam, 5 sekon kemudian bergerak ke timur

    dengan kecepatan sebesar 10 m/s. Tentukan besar percepatan rata-rata.

    Jawab:

    arata-rata = |𝜟v/𝜟t| = = 2 m/s2

    Arah percepatan adalah ke timur

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    BAB III

    METODOLOGI

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Menurut Suparno

    (2014: 7) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

    menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan

    dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini dikatakan

    penelitian kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

    skema kognitif awal siswa dan perubahannya.

    B. Partisipan Penelitian

    Partisipan penelitian ini adalah 3 orang siswa kelas XI dan 2 orang

    siswa kelas X. Dari 5 siswa 2 diantaranya adalah siswa laki-laki sedangkan

    sisanya siswa perempuan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

    adalah convenience sampling. Convenience sampling adalah suatu

    kelompok individual yang sesuai dan siap untuk diteliti (Suparno, 2014:

    45). Partisipan yang dipilih terdiri dari murid peneliti saat melaksanakan

    Program Pengalaman Lapangan dan murid les privat. Peneliti

    menggunakan teknik convenience sampling dengan alasan bahwa

    penelitian ini membutuhkan keterbukaan partisipan sehingga akan lebih

    baik jika partisipan adalah murid yang sudah dikenal dengan baik oleh

    peneliti.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Lima orang siswa dalam penelitian ini ikut berpartisipasi secara

    sukarela atas permintaan peneliti. Peneliti menghubungi partisipan secara

    pribadi tanpa melalui sekolah. Sebagai feedback untuk siswa, peneliti

    menyediakan waktu untuk belajar kelompok bersama partisipan secara

    gratis. Sebelum mulai penelitian, partisipan dan peneliti menandatangani

    surat pernyataan. Surat pernyataan dari pihak partisipan berisi tentang

    kesanggupan partisipan mengikuti penelitian sampai selesai sedangkan

    dari pihak peneliti menyatakan kesanggupan untuk memberikan les privat

    gratis kepada siswa sesuai dengan kesepakatan. Surat pernyataan ini

    ditandatangani oleh kedua belah pihak.

    C. Desain Penelitian

    Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi

    kasus adalah suatu penelitian yang mendetail dari suatu subyek, keadaan

    atau kejadian khusus (Suparno, 2014: 136).

    D. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - April 2016. Tempat

    penelitian tidak selalu sama tergantung kesepakatan peneliti dan

    partisipan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    E. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah pretest

    dan wawancara. Pretest dalam penelitian ini berupa soal—soal konseptual

    dalam bentuk pilihan ganda. Pretest ini digunakan untuk melihat skema

    awal partisipan dan digunakan sebagai pedoman untuk wawancara. Setelah

    melaksanakan pretest, setiap siswa diwawancara. Metode wawancara

    dalam penelitian ini bersifat bebas dan klinis. Wawancara klinis dilakukan

    dengan mewawancarai siswa tentang pemikiran mereka terkait gerak lurus

    di ruang yang tenang tanpa penonton, dan waktu yang tepat. Wawancara

    klinis ini bertujuan untuk mendiagnosa miskonsepsi pada siswa sekaligus

    melakukan remediasi. Dalam proses wawancara peneliti mengembangkan

    pertanyaan yang berpedoman dari pemikiran siswa tanpa diberikan

    treatment terlebih dahulu. Partisipan diberikan kebebasan untuk menjawab

    tanpa ada pengaruh dari peneliti. Kegiatan wawancara antara peneliti dan

    partisipan, direkam menggunakan recorder agar data yang diperlukan

    tidak hilang atau lupa.

    Sebelum melakukan wawancara peneliti melakukan beberapa

    persiapan. Adapun persiapan yang dilakukan berupa menyiapkan kisi-kisi

    untuk wawancara. Kisi-kisi ini berupa indikator-indikator yang hendak

    dicapai. Selain itu, peneliti juga mengadakan latihan wawancara dengan

    mahasiswa semester satu jurusan Bio Teknologi Universitas Atma Jaya

    serta dengan siswa kelas XI. Data yang diperoleh dari latihan wawancara

    ini tidak digunakan sebagai data dalam penelitian ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen dalam penelitian ini adalah soal konseptual yang digunakan

    untuk mengetahui skema awal siswa. Soal-soal ini merupakan penjabaran

    dari indikator-indikator yang dibuat peneliti. Soal test ini sudah di validasi

    oleh dosen pembimbing. Selain soal test, instrumen dalam penelitian ini

    yaitu peneliti itu sendiri dengan metode wawancara yang bersifat bebas

    dan klinis. Panduan yang digunakan peneliti saat wawancara adalah hasil

    test skema awal siswa. Selain itu, peneliti juga menggunakan kisi-kisi

    yang sudah dibuat.

    G. Metode Analisis Data

    Berdasarkan hasil tes konseptual sebelum wawancara, peneliti

    membuat analisis jawaban dari kelima siswa yang akan diwawancara.

    Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui bagian mana saja yang

    belum dipahami partisipan. Bagian-bagian yang belum dipahami, akan

    digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melakukan wawancara.

    Data hasil wawancara yang direkam menggunakan recorder,

    selanjutnya dianalisis untuk mengungkapkan perubahan skema kognitif

    partisipan tentang gerak lurus dengan tahapan sebagai berikut :

    1. Transkrip hasil wawancara

    Hasil rekaman wawancara ditulis menjadi bentuk dialog tertulis untuk

    mempermudah identifikasi pemahaman siswa. Transkrip ini dilengkapi

    dengan catatan siswa saat wawancara berlangsung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    2. Mengidentifikasi pemahaman awal siswa

    Peneliti membuat skema awal partisipan dalam bentuk peta konsep.

    Peta konsep ini dibuat berdasarkan hasil pretest yang sudah

    dikonfirmasi saat wawancara

    3. Mengidentifikasi proses perubahan skema

    Dari transkrip wawancara, dicermati dan dikutip dialog yang

    menunjukkan terjadinya perubahan pemahaman secara asimilasi dan

    akomodasi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    BAB IV

    DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Data

    Data disajikan dalam bentuk tabel hasil pretest dan transkrip wawancara terlampir

    B. Analisis Data dan Pembahasan

    Berdasarkan pretest dan wawancara yang sudah dilakukan peneliti berhasil

    mengungkapkan skema kognitif siswa tentang konsep-konsep dalam gerak lurus.

    Adapun konsep-konsep tersebut yakni jarak, perpindahan, kecepatan, kelajuan dan

    percepatan. Selain mengungkap skema awal, peneliti juga berhasil

    mengembangkan pemahaman siswa melalui pertanyaan-pertanyaan, analogi,

    ilustrasi dan contoh-contoh. Skema awal dan perubahan skema pada materi gerak

    lurus selama wawancara klinis adalah sebagai berikut:

    1. Skema Awal Siswa

    Pada penelitian ini, peneliti mempresentasikan skema kognitif

    menggunakan peta konsep. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat melihat

    keutuhan dari bangunan pengetahuan yang dimiliki siswa. Selain itu peneliti

    juga mengetahui keluasan dan kedalaman pemahaman. Peneliti hanya

    mengambil tiga orang siswa yang skemanya paling jelas. Skema dibuat

    berdasarkan hasil pre-test yang sudah dikonfirmasikan saat wawancara.

    Berikut adalah skema kognitif tiga orang siswa yakni siswa C, E dan siswa F.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    1.1. Skema Kognitif Awal Siswa C

    Gambar 3. Skema kognitif siswa C pada materi gerak lurus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Peta konsep yang dibuat peneliti seperti ditunjukkan pada gambar 3

    mempresentasikan skema kognitif siswa C. Skema diatas menunjukkan bahwa

    siswa memiliki pemahaman yang kurang lengkap bahkan terjadi miskonsepsi

    terkait konsep-konsep dalam gerak lurus. Menurut siswa C, sebuah benda

    dikatakan bergerak jika benda mengalami perpindahan. Hal ini menunjukan

    bahwa siswa C tidak memiliki pemahaman yang mendalam. Siswa juga tidak

    menjelaskan bahwa ada titik yang dijadikan titik acuan.

    Selain itu, siswa C tidak dapat membedakan jarak dan perpindahan. Siswa C

    bahkan memiliki konsep yang salah tentang konsep kecepatan dan tidak dapat

    mendefinisikan kelajuan. Menurut siswa C, kecepatan merupakan jarak per waktu.

    siswa bahkan menyebutkan bahwa angka yang ditunjuk jarum pada spidometer

    merupakan contoh kecepatan. Pernyataan siswa ini tidak sesuai dengan teori yang

    menyatakan bahwa kecepatan partikel adalah laju perubahan posisi terhadap

    waktu (Halliday and Resnick, 1985: 45).

    Namun demikian, konsep yang dimiliki siswa tentang percepatan sudah cukup

    lengkap. Siswa menyatakan bahwa percepatan merupakan perubahan kecepatan

    tiap satuan waktu. Pernyataan ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan

    bahwa, percepatan sebuah partikel adalah laju perubahan kecepatan terhadap

    waktu (Halliday dan Resnick, 1985).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    1.2. Skema Kognitif Awal Siswa E

    Gambar 4. Skema kognitif siswa E pada materi gerak lurus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Peta konsep yang dibuat peneliti seperti ditunjukkan gambar 4

    menunjukkan skema kognitif siswa pada materi gerak lurus. Menurut siswa E,

    sebuah benda yang bergerak ditandai dengan adanya perpindahan. Pemahaman

    siswa ini kurang lengkap. Siswa tidak menyebutkan adanya titik acuan. Menurut

    Alonso dan Finn, benda bergerak terhadap benda lain sebagai acuan dan acuan ini

    tidak harus titik yang ditinggalkan atau titik awal (1990: 58).

    Berbeda dengan siswa C, siswa E dapat membedakan jarak dan

    perpindahan dengan cukup baik. Menurut siswa, perpindahan merupakan

    perubahan posisi sedangkan jarak adalah lintasan total yang ditempuh benda.

    Namun, siswa belum menyebutkan adanya variabel waktu. Giancoli menyatakan

    bahwa panjang lintasan dan perubahan posisi ada karena benda bergerak terhadap

    waktu (2001).

    Terkait konsep kecepatan, siswa E menyatakan bahwa jarak yang

    ditempuh tiap satuan waktu merupakan kecepatan. Kecepatan termasuk dalam

    kelompok besaran skalar. Contohnya adalah angka yang ditunjuk jarum pada

    spidometer. Pernyataan siswa menunjukkan bahwa siswa E memiliki konsep yang

    salah terkait kecepatan. Konsep yang dimiliki siswa E tentang kecepatan

    merupakan konsep kelajuan. Halliday dan Resnick menyatakan bahwa kecepatan

    merupakan laju perubahan posisi terhadap waktu (1985). Selain miskonsepsi pada

    konsep percepatan, siswa juga mengalami miskonsepsi pada konsep percepatan.

    Menurut siswa E, percepatan merupakan kecepatan rata-rata. Pemahaman siswa

    ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa percepatan merupakan laju

    perubahan kecepatan terhadap waktu (Halliday and Resnick, 1985).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    1.3. Skema kognitif awal siswa F

    Gambar 5. Skema Kognitif siswa F pada materi gerak lurus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Peta konsep yang dibuat peneliti seperti ditunjukkan pada gambar 5

    menunjukkan skema konitif siswa F. Secara umum, siswa memiliki konsep yang

    tidak lengkap bahkan terdapat salah konsep. Saat siswa diminta untuk

    mendefinisikan gerak, siswa menyatakan bahwa gerak merupakan proses

    perubahan posisi sebuah benda. Siswa belum menyatakan adanya titik acuan.

    Namun, siswa F dapat mendefinisikan jarak dan perpindahan lebih baik dari siswa

    C dan E hanya saja siswa tidak bisa membahasakannya dengan baik. Namun

    demikian, siswa dapat menjawab pertanyaan pretest dengan baik (lampiran 2). Hal

    ini juga ditunjukkan pada transkrip wawancara (lampiran 7). Siswa F tidak dapat

    membahasakan definisi jarak dan perpindahan dengan baik. Namun, siswa

    menyatakan bahwa jarak termasuk besaran skalar sedangkan perpindahan

    termasuk besaran vektor.

    Sama dengan siswa C dan E, siswa F juga memiliki konsep yang salah

    tentang kecepatan dan juga tidak dapat mendefinisikan kelajuan. Menurut siswa F,

    kecepatan adalah jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Contohnya adalah angka

    yang ditunjuk jarum pada spidometer. Namun, siswa dapat mendefinisikan konsep

    percepatan dengan baik. Siswa menyatakan bahwa percepatan merupakan

    perubahan percepatan tiap waktu. Siswa juga dapat merumuskan persamaan

    percepatan

    Lima orang siswa yang diwawancara memiliki skema awal yang berbeda-

    beda. Siswa F memiliki skema yang paling lengkap dan siswa C memiliki skema

    yang kurang. Semua siswa tidak dapat mendefinisikan definisi gerak dengan baik

    dan tidak dapat mendefinisikan kelajuan sama sekali. Bahkan, kelima siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    memiliki konsep yang salah tentang kecepatan dan menyatakan bahwa kecepatan

    merupakan jarak tiap satuan waktu.

    Kelima siswa ini memiliki persoalan yang yang hampir sama padahal berasal

    dari sekolah yang berbeda-beda. Persoalan ini patut di pertanyakan. Ada masalah

    dengan proses pembelajaran Fisika di sekolah. Siswa tidak memahami konsep,

    melainkan ―hanya menghafal‖ rumus saja sehingga siswa cenderung lupa dengan

    apa yang sudah diajarkan. Dari data dan analisis ditunjukkan bahwa siswa bahkan

    tidak dapat menjelaskan konsep-konsep dasar dengan baik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    2. Perubahan Pemahaman Siswa secara Asimilasi

    2.1. Perubahan Pemahaman siswa C secara Asimilasi pada Definisi

    Gerak

    Tabel 1. Perubahan pemahaman siswa pada definisi gerak

    E: Peneliti, M: Siswa C

    Pemahaman Siswa Pertanyaan, Ilustasi dan Analogi

    yang Diberikan

    Pemahaman awal: gerak ditandai

    dengan perpindahan

    E: kamu tau gerak itu apa?

    M: eh apa ya... benda yang berpindah

    posisi (lampiran 4 hal. 99)

    Pemahaman ini sudah betul. Peneliti

    memberikan pertanyaan konfirmasi

    E: berarti kalau nggak berpindah

    posisi bukan gerak? (lampiran 4 hal.

    99)

    Siswa mengubah pemahamannya dan

    menyatakan bahwa benda yang kembali

    ke titik semula juga termasuk gerak

    M: e... eh gerak juga mbak. Kalau

    bendanya berpindah terus kembali ke

    titik awal juga. (lampiran 4 hal. 99)

    Peneliti mencoba memberikan ilustrasi

    terkait contoh gerak.

    E: nah misalnya kamu naik motor dari

    rumah ke sekolah. Kamu kan berpindah

    dari rumah ke sekolah. Terus kalau

    saya buat pernyataan “ faris berjalan

    dari rumah ke sekolah dengan

    menggunakan sepeda motor. Faris

    dikatakan bergerak terhadap rumah”.

    Bener nggak pernyataan itu? (lampiran

    4 hal. 99)

    Siswa mengaku tidak mengetahui

    apakah pernyataan tersebut benar atau

    salah.

    Peneliti mencoba memberikan

    pertanyaan lain terkait arti kata

    ―bergerak terhadap‖

    E: ―bergerak terhadap‖ rumah itu

    maksudnya apa sih?

    (lampiran 4 hal. 99)

    Menurut siswa, kata “bergerak

    terhadap” menyatakan bahwa ada

    satu benda yang diam.

    M: yang satu diam kayaknya. (lampiran 4 hal. 99)

    Peneliti mencoba mengarahkan siswa

    dan menanyakan benda yang diam itu

    disebut sebagai apa.

    Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan

    peneliti.

    Peneliti mencoba menanyakan kembali

    tentang ciri gerak.

    E: atau begini tadi di awal kamu bilang

    kalau gerak itu kalau kembali ke

    titik semula. Nah kalau mobil jeep

    bergerak terhadap rumah kan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    berarti jeepnya bergerak. Posisinya

    berpindah nggak?

    M: apanya? Jeepnya?

    E: ia jeepnya. Tadi kan kamu bilang

    kalau itu contoh gerak. Jadi gerak

    itu apa?

    (lampiran 4 hal. 101)

    Siswa mengubah pemahaman awal dan

    menyimpulkan bahwa sebuah benda

    dikatakan gerak jika benda mengalami

    perpindahan.

    M:eh berarti yang bener ini mbak

    “posisinya berubah”

    (lampiran 4 hal. 101)

    Peneliti mencoba menanyakan kembali

    tentang arti kata ―bergerak terhadap‖

    melalui dua buah ilustrasi yang sudah

    diberikan saat pre test

    Sebuah mobil sedan digandeng mobil

    jeep sedang melaju menuju bengkel.

    Pernyataan yang benar menurut siswa

    ―mobil jeep bergerak terhadap rumah‖.

    Ilustrasi lain :

    E: misalnya kamu berjalan dari rumah

    ke sekolah. Kamu dikatakan

    bergerak terhadap rumah. (lampiran

    4 hal. 102)

    Siswa menyebutkan bahwa dalam gerak

    ada titik berfungsi sebagai tolak ukur.

    M: ya nek menurut aku berarti ada

    tolak ukur mbak

    E: oh tolak ukur.

    M: ia mbak. Ada titik yang dijadikan

    tolak ukur. Bisa nggak mbak?

    E: hahaha.... jadi gerak tadi apa ris?

    Selain posisi berubah.

    M: ada titik yang jadi tolak ukur

    mbak. (lampiran 4 hal. 102)

    Siswa C menyatakan bahwa benda dikatakan bergerak jika benda

    mengalami perpindahan. Namun, saat peneliti memberikan pertanyaan

    konfirmasi ―berarti kalau nggak berpindah posisi bukan gerak?” siswa

    mengubah pernyataannya dan menyatakan bahwa benda yang kembali ke titik

    semula juga dikataka bergerak. Peneliti mencoba memberikan sebuah ilustrasi

    “ faris berjalan dari rumah ke sekolah dengan menggunakan sepeda motor.

    Faris dikatakan bergerak terhadap rumah. ”. Siswa diberi pertanyaan arti kata

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    ―bergerak terhadap‖. Siswa menyatakan ―yang satu diam kayaknya”.

    Pernyataan siswa ini sudah menunjukkan bahwa ada titik yang dijadikan titik

    acuan. Siswa dapat menyebutkan ada titik acuan atau tolak ukur ―ya nek

    menurut aku berarti ada tolak ukur mbak”.

    Peneliti mencoba mengubah pernyataan siswa terkait ciri gerak dengan

    memberikan sebuah ilustrasi dan kembali meminta siswa menyimpulkan apa

    yang dimaksud dengan gerak. Berikut kutipan wawancaranya:

    E: atau begini tadi di awal kamu bilang kalau gerak itu kalau kembali ke titik

    semula. Nah kalau mobil jeep bergerak terhadap rumah kan berarti jeepnya

    bergerak. Posisinya berpindah nggak?

    M: apanya? Jeepnya?

    E: ia jeepnya. Tadi kan kamu bilang kalau itu contoh gerak. Jadi gerak itu

    apa?

    M:eh berarti yang bener ini mbak ―posisinya berubah‖

    Dari kutipan wawancara diatas menunjukkan bahwa siswa mengubah

    (akomodasi) pemahaman sebelumnya yang menyatakan bahwa benda yang

    kembali ke titik semula juga termasuk gerak. Hal ini menunjukkan bahwa

    asimilasi dan akomodasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain seperti yang

    dinyatakan oleh Piaget (1956) dan Farooq (2011).

    Proses diatas menunjukkan bagaimana perubahan pemahaman siswa

    secara asimilasi. Dalam situasi ini peneliti hanya melihat pemahaman awal dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    pemahaman akhir saja. Siswa mengembangkan pemahaman awalnya dan

    menyatakan bahwa selain ditandai dengan perpindahan ternyata ada benda

    diam yang dijadikan acuan. Pemahaman mulai berkembang saat siswa

    diberikan pertanyaan konfirmasi dan ilustrasi konkret, dan makna kata tertentu.

    Dari proses diatas juga menunjukkan bahwa dalam belajar Fisika kemampuan

    bahasa siswa mempengaruhi pemahamannya.

    2.2 Perubahan Pemahaman siswa E secara Asimilasi pada Definisi Gerak

    Tabel 2. Perubahan pemahaman siswa E pada konsep gerak

    E: Peneliti, W: siswa E

    Pemahaman Siswa Pertanyaan dan Ilustrasi

    Pemahaman awal : gerak ditandai

    dengan perpindahan.

    W: Gerak itu kalau bendanya

    berpindah tempa t

    E: gimana kalau misalnya kamu dari

    rumah ke Indomaret trus kembali ke

    rumah lagi. Termasuk gerak?

    W: termasuk.

    E: berarti gerak itu bukan hanya jika

    posisinya berubah?

    W: setaukuku sih berpindah tempat

    mbak (lampiran 6 hal. 136)

    Pemahaman siswa kurang lengkap.

    Siswa belum menyebutkan adanya

    titik acuan. Peneliti memberikan

    ilustrasi berikut : wina yang naik

    motor kesekolah. Wina dikatakan

    bergerak terhadap rumah. Siswa

    diberi pertanyaan apakah pernyataan

    tersebut benar atau salah?

    Pernyataan (wina dikatakan bergerak

    terhadap) itu benar

    (1) Siswa diberikan pertanyaan

    lanjutan tentang apakah wina

    dikatakan bergerak terhadap sekolah?

    Wina tidak bergerak terhadap

    sekolah.

    S: Nggak mbak kan dari rumah ke

    sekolah. (lampiran 6 hal. 136)

    2) Diberi pertanyaan apa arti dari kata

    ―bergerak terhadap‖?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Bergerak terhadap itu maksudnya

    dalam gerak titik awal sebagai acuan

    W: Bergerak terhadap itu berarti

    dia meninggalkan, misalnya

    bergerak terhadap rumah berarti dia

    menjauhi rumah. (lampiran 6 hal.

    137)

    3) Diberikan ilustrasi

    E:misalnya gini posisi kamu

    sekarang di titik A. Terus kamu

    berpindah ke titik B. Misalnya lagi

    nih, ada yang nunggu kamu di titik B,

    menurut orang yang di titik B kamu

    berpindah posisi nggak?

    Siswa menjawab ditinjau orang yang

    di titik B : Wina berpindah

    E: jadi patokannya boleh pake titik

    akhir juga? (lampiran 6 hal. 138)

    W: Boleh. Siswa mengubah pernyataan

    sebelumnya (akomodasi).

    Peneliti meminta siswa

    menyimpulkan apa itu gerak

    Gerak ditandai dengan perpindahan

    dan memiliki titik patokan. Patokan

    ini tidak harus titik awal.

    W: gerak itu ada perubahan posisi

    dan punya titik patokan (lampiran

    6 hal. 138)

    Siswa mengembangkan pemahaman

    awalnya (asimilasi)

    Pemahaman awal siswa E tentang gerak adalah bahwa sebuah benda

    dikatakan bergerak jika ada perpindahan “Gerak itu kalau bendanya berpindah

    tempat”. Namun, saat peneliti memberikan pertanyaan pengecoh siswa

    menjawab bahwa benda yang kembali ke titik semula juga termasuk gerak yang

    ditunjukkan pada kutipan wawancara berikut:

    E: gimana kalau misalnya kamu dari rumah ke Indomaret trus kembali

    ke rumah lagi. Termasuk gerak?

    W: termasuk.

    Hal diatas menunjukkan bahwa pemahaman kurang mendalam dengan

    kata lain hanya berupa hasil hafalan saja. Selain hanya hafalan, pemahaman ini

    juga kurang lengkap. Siswa E belum bisa menyebutkan bahwa di dalam gerak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    harus ada titik yang dijadikan titik acuan. Siswa juga tidak dapat menjelaskan

    bahwa benda yang bergerak, berpindah posisi terhadap waktu.

    Peneliti mencoba mengubah pemahaman siswa dengan memberikan

    ilustrasi tentang Wina naik motor ke sekolah dan Wina dikatakan bergerak

    terhadap sekolah. Peneliti kemudian bertanya kepada siswa apakah pernyataan

    tersebut benar atau salah. Menurut siswa D pernyataan itu sudah benar. Setelah

    itu peneliti bertanya bagaimana jika Wina dikatakan bergerak terhadap sekolah.

    Siswa menjawab Wina tidak bergerak terhadap sekolah karena menurut siswa

    titik acuan merupakan titik yang ditinggalkan benda. Hal ini ditunjukan saat

    peneliti menanyakan arti kata ―bergerak terhadap‖. Siswa mengatakan

    ―Bergerak terhadap itu berarti dia meninggalkan, misalnya bergerak terhadap

    rumah berarti dia menjauhi rumah”. Pernyataan ini tidak sesuai dengan

    definisi gerak yang sesungguhnya dimana suatu benda dikatakan bergerak jika

    kedudukan benda senantiasa berubah terhadap suatu acuan tertentu. Acuan

    dalam konteks ini tidak harus titik yang ditinggalkan benda (Alonso and Finn:

    1990).

    Peneliti memberi ilustrasi lain yang serupa dimisalkan Wina bergerak dari

    titik A ke titik B. Di titik B ada orang yang menunggu Wina. Peneliti kemudian

    bertanya kepada siswa, apakah menurut orang yang ada di titik B, Wina

    mengalami perpindahan atau tidak. Siswa menjawab bahwa menurut orang yang

    ada di titik B Wina berpindah. Peneliti memberikan pertanyaan lanjutan apakah

    titik akhir bisa dijadikan titik acuan juga. Menurut siswa titik yang dituju bisa

    dijadikan titik acuan. Dalam hal ini siswa mengubah pernyataan sebelumnya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    dan mengalami akomodasi. Dibagian akhir, peneliti meminta siswa memberikan

    kesimpulan terkait definisi gerak. Siswa mengatakan bahwa gerak ditandai

    dengan perpindahan dan memiliki titik patokan. Patokan ini tidak harus

    titik awal. Siswa mengembangkan pemahaman awalnya dan menyatakan

    bahwa ternyata selain ditandai dengan perpindahan, didalam gerak ada titik yang

    dijadikan titik acuan. Peristiwa ini tergolong asimilasi karena peneliti hanya

    mempertimbangkan skema awal dan skema akhir saja walaupun selama proses

    terdapat peristiwa akomodasi.

    2.3 Perubahan Pemahaman siswa F secara Asimilasi pada Definisi Gerak

    Tabel 3. Perubahan pemahaman siswa F pada konsep gerak

    E: Peneliti, G: siswa F

    Pemahaman Siswa Pertanyaan dan ilustrasi

    Pemahaman awal (lampiran 7 hal. 154):

    Gerak adalah proses perpindahan

    suatu benda.

    E: menurut kamu gerak itu apa?

    G: gerak itu proses perpindahan suatu

    benda

    E: berarti gerak itu perpindahan?

    G: ia mbak

    E: berarti kalau gak berpindah bukan

    gerak?

    G: bukan

    Pernyataan siswa sudah betul hanya

    saja siswa tidak menyebutkan adanya

    variabel waktu. Untuk

    mengkonfirmasi jawaban siswa

    peneliti memberikan sebuah contoh.

    E: coba pakai contoh. Misalnya

    motor dari titik A menuju titik B

    kemudian kembali ke titik A lagi.

    termasuk gerak nggak?

    (lampiran 7 hal. 154)

    Siswa mengatakan bahwa benda yang

    kembali ke titik semula juga gerak.

    Pernyataan siswa ini salah. Peneliti

    menanyakan apakah motor

    mengalami perpindahan atau tidak.

    Motor tidak mengalami perpindahan.

    Siswa mengubah definisi gerak dan

    menyatakan bahwa gerak merupakan

    perpindahan suatu benda terhadap

    benda disekitarnya.

    G: sebenarnya salah tadi

    pengertiannya.

    Pernyataan siswa sudah cukup betul

    tapi kurang lengkap. Untuk

    membantu siswa, peneliti

    menanyakan kembali soal pretest.

    E: coba kita lihat soal yang tadi ya.

    Sebuah mobil sedan digandeng

    mobil jeep sedang melaju menuju

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    E: salahnya kenapa?

    G: gerak itu perpindahan benda

    terhadap benda yang disekitarnya.

    E: maksudnya gimana?

    G: benda itu dinyatakan bergerak jika

    benda-benda yang disekitarnya tidak

    bergerak. Aduh.. nyusun kata-

    katanya susah e

    (lampiran 7 hal. 154).

    bengkel (soal pretest nomor 2).

    Pernyataan yag benar kamu pilih

    yang A (jeep bergerak terhadap

    rumah). Kenapa pilih yang A?

    (lampiran 7 hal. 154)

    Siswa menyatakan mobil dikatakan

    bergerak terhadap rumah karena sebuah

    benda dikatakan bergerak jika benda

    tersebut berpindah terhadap benda

    sekitarnya.

    Jawaban siswa ini belum lengkap.

    Peneliti mencoba memberikan

    sebuah pertanyaan lanjutan apakah

    mobil bisa dikatakan bergerak

    terhadap bengkel.

    Siswa menyatakan bahwa mobil

    bergerak terhadap bengkel. Benda

    bergerak terhadap benda disekitarnya

    dalam artian benda yang ditinggalkan

    saja.

    E: bendanya bergerak terhadap titik

    yang ditinggalkan atau terhadap

    titik yang dituju?

    G: bergerak terhadap titik yang

    ditinggalkan (asimilasi 1)

    (lampiran 7 hal. 156).

    Pernyataan siswa ini masih salah

    karena titik acuan dalam gerak tidak

    harus titik yang ditinggalkan.

    Peneliti memberikan sebuah ilustrasi.

    E: gini aja, misalnya kamu ada

    didalam mobil terus dibengkel

    ada yang nunggu kamu. Menurut

    orang ini kamu bergerak nggak?

    (lampiran 7 hal. 156)

    Siswa menyatakan bahwa menurut

    orang yang menunggu di bengkel mobil

    tersebut mengalami perpindahan. Siswa

    menyimpulkan bahwa mobil juga bisa

    dikatakan bergerak terhadap bengkel.

    G: ia kalau menurut orang ini (orang

    di bengkel) mbak

    E: berarti bisa nggak dilihat dari titik

    ini juga?

    G: oh bisa bisa

    E: berarti bergerak terhadap rumah

    bisa terhadap bengkel juga bisa?

    G: bisa mbak (akomodasi)

    (lampiran 8 hal. 156)

    Siswa mengubah pernyataan

    sebelumnya yang menyatakan bahwa

    titik acuan hanya titik yang

    ditinggalkan benda. Siswa

    mengalami akomodasi.

    Karena jawaban siswa sudah lebih

    baik, peneliti mencoba meminta

    siswa apa yang dimaksud dengan

    gerak.

    E: bisa simpulkan apa dari situ?

    Mobil kan bergerak terhadap

    rumah dan mobil juga bisa

    dikatakan bergerak terhadap

    bengkel. Arti dari kata “bergerak

    terhadap” itu apa sih?

    (lampiran 7 hal. 156)

    Bergerak terhadap adalah sudut

    pandang.

    G: sudut pandang mbak. Haha...

    Siswa dapat menjawab dengan baik

    bahwa dalam gerak ada titik yang

    dijadikan titik acuan hanya saja

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    (lampiran 7 hal. 156) siswa menggunakan kata ―sudut

    pandang‖

    Tabel 3 menunjukkan proses perubahan pemahaman siswa E pada konsep

    gerak. Siswa memiliki pemahaman awal yang cukup baik tentang definisi gerak.

    Siswa mengatakan “gerak itu proses perpindahan suatu benda”. Hanya saja

    siswa tidak dapat menjelaskan secara lengkap bahwa benda yang bergerak

    mengalami perpindahan untuk selang waktu tertentu. Untuk mengecoh siswa,

    peneliti memberikan pertanyaan ilustrasi pengecoh ―misalnya motor dari titik A

    menuju titik B kemudian kembali ke titik A lagi. termasuk gerak nggak?”. Ilustrasi

    ini membuat siswa memikirkan kembali jawabannya dan mengubahnya. Siswa

    mengatakan “gerak itu perpindahan benda terhadap benda yang disekitarnya”.

    Jawaban siswa ini menunjukkan bahwa ada titik yang dijadikan titik acuan. Untuk

    mengkonfirmasi jawaban siswa peneliti memberikan sebuah ilustrasi lagi tentang

    mobil sedan yang digandeng mobil jeep sedang melaju menuju bengkel (soal

    pretest nomor 2 lampiran 1 hal 106). Dari hasil pretest pernyataan yang benar

    menurut siswa adalah jeep bergerak terhadap rumah. Siswa memberikan

    pertanyaan lanjutan apakah mobil juga bergerak terhadap bengkel. Siswa

    menyatakan bahwa mobil tidak bisa dikatakan bergerak terhadap bengkel.

    Ternyata titik acuan (benda disekitar) yang dimaksud siswa adalah benda yang

    ditinggalkan mobil. Proses ini termasuk ke dalam peristiwa asimilasi, siswa

    mengembangkan pemahaman awalnya.

    Pemahaman siswa ini masih salah karena menurut teori benda dikatakan

    bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda lainnya baik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati (Alonso and Finn,

    1990: 58). Untuk mengubah pemahaman siswa peneliti memberikan ilustrasi

    tambahan. Dimisalkan ada orang yang menunggu di bengkel apakah menurut

    orang tersebut mobil bergerak. Ilustrasi ini membuat siswa memikirkan kembali

    jawabannya. Siswa kemudian mengubah pernyataanya dan menyatakan bahwa

    mobil juga bisa dikatakan bergerak terhadap bengkel. Siswa mengalami

    peristiwa akomodasi. Siswa akhirnya menyimpulkan didalam gerak ada titik

    acuan yang ditunjukkkan pada kutipan berikut :

    E: bisa simpulkan apa dari situ? Mobil kan bergerak terhadap rumah dan mobil

    juga bisa dikatakan bergerak terhadap bengkel. Arti dari kata “bergerak

    terhadap” itu apa sih?

    G: sudut pandang mbak

    Proses ini merupakan proses perubahan secara asimilasi. Siswa

    mengembangkan skema awalnya sebagai respon terhadap pertanyaan-

    pertanyaan dan ilustrasi yang diberikan peneliti. Siswa membentuk skema baru

    dan menyatakan bahwa selain ditandai dengan perpindahan, didalam gerak ada

    titik acuan tertentu.

    Asimilasi dan akomodasi tidak dapat dipisahkan satu sama lain, hal ini

    ditunjukkan pada proses di atas. Namun dalam hal ini peneliti hanya

    mempertimbangkan asimilasi saja sehingga proses diatas digolongkan sebagai

    asimilasi. Peneliti hanya mempertimbangkan pemahaman awal dan pemahaman

    akhir saja walaupun selama proses terdapat peristiwa akomodasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Ketiga proses diatas menunjukkan peritiwa asimilasi pada definisi gerak.

    Pada siswa C, E dan F terjadi perkembangan skema. Proses ini sesuai dengan

    pengertian asimilasi menurut Slavin dimana, asmilasi adalah proses memahami

    objek atau peristiwa baru berdasar skema yang telah ada sehingga pengertian

    orang itu berkembang (2011: 43). Namun, selama proses terdapat juga peristiwa

    akomodasi. Hal ini menunjukkan bahwa asimilasi tidak dapat dipisahkan dengan

    akomodasi seperti yang dikatakan Farooq (2011: 1261)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    3. Perubahan Pemahaman secara Akomodasi

    3.1 Perubahan pemahaman secara Akomodasi siswa B pada konsep jarak

    dan perpindahan

    Tabel 4. Perubahan Pemahaman siswa B pada konsep jarak dan

    perpindahan

    E: Peneliti, L: Siswa B

    Pemahaman Siswa Pertanyaan, Ilustasi dan

    Analogi yang Diberikan

    Pemahaman awal: siswa tidak dapat

    mendefinisikan dan membedakan jarak

    dan perpidahan

    E: tau nggak bedanya jarak dengan

    perpindahan?

    L: nggak. Lupa mbak. Haha....

    Siswa B tidak dapat

    mendefinisisikan jarak dan

    perpindahan. Peneliti mencoba

    memberikan sebuah soal.

    E: misalnya kamu naik motor

    dari titik A ke titik B lalu ke C

    kemudian kembali ke titik B

    terus ke A lagi. Dari A ke B 2

    meter dan dari B ke C 2 meter.

    Jaraknya berapa?

    Perpindahannya berapa?

    Siswa dapat menentukan jarak namun

    tidak dapat menentukan perpindahan

    L: jaraknya 8 m. Perpindahannya nggak

    tau

    Jawaban siswa terkait jarak sudah

    betul namun belum dapat

    mendefinisikan perpindahan.

    Peneliti mencoba menanyakan

    apakah motor tersebut berpindah

    tempat.

    Benda yang kembali ke titik semula tidak

    mengalami perpindahan.

    E: coba kita tinjau dari kata

    perpindahan. Motormu berpindah

    nggak?

    L: nggak mbak

    E: jadi perpindahannya?

    L: nol mbak

    Jawaban siswa sudah tepat.

    Peneliti mencoba meminta siswa

    menyimpulkan definisi jarak dan

    perpindahan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    E: sekarang tau nggak bedanya jarak

    dan perpindahan?

    L: tau mbak

    E: apa?

    L: jarak itu yang kita tempuh.

    Perpindahan itu ke titik yang terakhir.

    Kalau misalnya mobil balik lagi ke

    posisi semula berarti nggak ada

    perpindahan

    Jarak adalah lintasan total sedangkan

    perpindahan adalah perubahan posisi

    benda.

    E:oh begitu toh. Berarti dalam

    perpindahan itu apanya yang

    berubah?

    L: jarak mbak. Eh bingung mbak.

    E: tadi kan udah sebut perpindahan itu

    ke titik yang terakhir. Jadi apanya

    yang berubah?

    L: perubahan posisi mbak

    E: kalau jarak tadi apa?

    L: yang kita tempuh.

    Pemahaman siswa cukup lengkap

    walaupun siswa belum dapat

    menjelaskan adanya variabel

    waktu.

    Siswa mengalami akomodasi

    dari pemahaman awal. siswa

    sudah dapat mendefinisikan jarak

    dan perpindahan.

    Tabel 4 menunjukan proses perubahan pemahaman siswa B melalui akomodasi

    tentang konsep jarak dan perpindahan. awalnya siswa tidak dapat mendefinisikan jarak

    dan perpindahan. Untuk mengubah pemahaman siswa, peneliti mencoba

    memberikan sebuah soal “misalnya kamu naik motor dari titik A ke titik B lalu ke

    C kemudian kembali ke titik B terus ke A lagi. Dari A ke B 2 meter dan dari B ke

    C 2 meter. Jaraknya berapa? Perpindahannya berapa”. Dari soal ini siswa sudah

    dapat menentukan jarak yang, namun belum bisa menentukan perpindahan yang

    dialami. Peneliti mencoba menggunakan pertanyaan lain terkait apakah motor

    tersebut berpindah tempat atau tidak. Pertanyaan ini membuat dapat

    menyimpulkan bahwa jarak adalah lintasan total sedangkan perpindahan adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    perubahan posisi benda. Pernyataan siswa ini sudah cukup tepat dan sesuai

    dengan teori yang menyatakan bahwa jarak adalah panjang lintasan yang

    ditempuh oleh suatu benda dalam selang waktu tertentu (Giancoli, 2001: 23)

    sedangkan perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda karena adanya

    perubahan waktu (Tipler, 1991: 24).

    Proses diatas menunjukkan bagaimana pemahaman siswa berubah. Proses

    inilah yang disebut akomodasi. Pada konteks ini siswa menciptakan skema baru

    dimana awalnya siswa tidak dapat mendefinisikan jarak dan perpindahan sama

    sekali. Setelah diberikan soal, ilustrasi dan beberapa pertanyaan siswa dapat

    mendefinisikan jarak dan perpidahan dengan baik. Hal ini sesuai dengan definisi

    akomodasi menurut Woolfolk dimana akomodasi terjadi ketika seseorang harus

    mengubah skema ataupun menciptakan skema baru untuk merespon situasai baru

    (Woolfolk, 2009: 51).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    3.2 Perubahan Pemahaman siswa D secara Akomodasi pada konsep jarak

    dan perpindahan

    Tabel 5. Perubahan Pemahaman siswa D pada konsep jarak dan perpindahan

    terkait dengan besaran skalar dan besaran vektor.

    E: peneliti, P: siswa D

    Pemahaman Siswa Pertanyaan dan Ilustrasi

    Pemahaman awal:

    Besaran vektor adalah besaran yang

    memiliki nilai dan arah sedangkan

    besaran skalar adalah besaran yang

    hanya memiliki nilai saja. Jarak

    termasuk besaran vektor dan

    perpindahan termasuk besaran

    skalar.

    E: tau tentang besaran skalar dan

    besaran vektor?

    P: ia. kalau vektor itu ada arah.

    Skalar itu nggak pake arah.

    E: terus yang besaran vektor yang

    mana?

    P: sek sek sek. Besaran vektor itu

    jarak (terlihat bingung)

    E: jadi kan ada besaran skalar dan

    besaran vektor. Besaran vektor

    tadi apa?

    P: vektor ada arahnya

    E: arahnya aja po?

    P: ada arah ada satuannya?

    E: satuan? Maksudmu nilainya?

    P: ia mbak.

    E:sedangkan kalau besaran skalar?

    P: hanya ada nilai

    E:berarti dari antara jarak dan

    pepindahan yang termasuk

    besaran vektor yang mana dan

    besaran skalar yang mana?

    P:besaran vektor yang jarak

    besaran skalar yang

    perpindahan

    (lampiran 5 hal. 123)

    2)Siswa memiliki pemahaman awal

    yang salah tentang jarak termasuk

    besaran vektor dan perpindahan

    termasuk besaran skalar. Untuk

    mengubah pemahaman siswa peneliti

    menanyakan soal sebelumnya

    dimana benda bergerak dari titik A

    kemudian ke titik B dan ke titik C.

    Dari soal ini siswa menyatakan

    bahwa perpindahan yang dialami

    benda adalah negatif tiga. Peneliti

    menanyakan kepada siswa apa arti

    tanda negatif.

    E: hmm coba lihat soal yang tadi.

    Perpindahan kan -3. Itu artinya

    apa?

    (lampiran 5 hal. 124)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    3) Siswa menjawab bahwa -3

    menunjukkan satuannya.

    P: nah ini. Apanya ini. Ini

    satuannya berarti -3 itu artinya

    satuan dari perpindahan.

    (lampiran 6 hal. 124)

    4) Satuan yang dimaksud siswa

    adalah besar atau nilainya. Seperti

    yang ditunjukkan di pemahaman

    awal siswa tidak bisa

    membahasakan ―nilai‖. Siswa selalu

    menggunakan kata ―satuan‖.

    Siswa tidak bisa menjelaskan bahwa

    tanda negatif menunjukkan arah

    gerak benda. Peneliti mencoba

    menggunakan soal lain.

    E: gini aja, coba lihat contoh yang

    tadi. A dan C terpisah sejauah 1

    m.

    A C

    Awalnya benda ke titik C terus

    kembali ke titik A lagi. Nah

    perpindahannya berapa tadi?

    (Lampiran 5 hal. 124) 5)

    Benda yang kembali ke titik

    semula tidak mengalami

    perpindahan.

    E: Awalnya benda ke titik C terus

    kembali ke titik A lagi. Nah

    perpindahannya berapa tadi?

    P: nol

    (Lampiran 5 hal. 124)

    6) Peneliti mencoba mengkaitkan

    dengan menggunakan tanda panah

    yang menyatakan arah gerak benda.

    E: nah untuk kasus tadi kamu bisa

    jelaskan dengan dua panah itu

    nggak kenapa perpindahannya

    nol?

    (Lampiran 5 hal. 124) 7)

    Siswa menyatakan bahwa benda

    tidak memiliki perpindahan karena

    kembali ke titik semula.

    P: karena ini dari A ke C terus dari

    C ke A lagi.

    P: (bingung)

    (Lampiran 5 hal. 124)

    8) Pernyataan siswa belum tepat

    sasaran. Siswa belum dapat

    menyatakan bahwa panah

    menunjukkan arah gerak. Peneliti

    menanyakan lagi apa makna gambar

    panah.

    E: panah ini bisa menjelaskan itu

    nggak?

    E: panah ini menunjukkan apa? 9)

    Siswa menjawab bahwa panah

    menunjukkan arah. P: arah mbak

    (lampiran 6 hal. 124)

    10) Siswa dapat menyatakaan bahwa

    panah menunjukkan arah. Peneliti

    mencoba meminta siswa menarik

    kesimpulan.

    E: nah dari dua panah itu bisa

    menjelaskan nggak perpindahan

    itu besaran skalar atau besaran

    vektor? 11)

    Siswa dapat menjawab bahwa

    perpindahan termasuk besaran

    vektor dan jarak termasuk besaran

    12)Jawaban siswa sudah sesuai

    dengan konsep jarak dan

    perpindahan. Untuk meyakinkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    vektor

    P: besaran vektor itu perpindahan,

    soalnya ada arahnya. Besaran

    skalar itu jarak.

    (Lampiran 5 hal. 124)

    jawaban siswa peneliti mencoba

    menanyakan kembali pertanyaan

    belum bisa dijawab sebelumnya.

    E: soal yang tadi perpindahannya -3.

    Nah negatifnya menunjukkan apa

    sih?

    C A B

    -3 -2 -1 0 1 2 3 (m)

    13)

    Pemahaman siswa tentang jarak

    dan perpindahan belum mendalam.

    P: satuan. Itu nilainya.

    E: bisa nggak kalau

    perpindahannya ditulis 3 aja?

    P: bisa

    E: kenapa?

    P: karena hitungnya dari titik A ke

    titik C

    E: berarti 3 = -3 dong?

    P: nggak mbak

    (Lampiran 5 hal. 125)

    14) Peneliti mencoba menanyakan

    kembali konsep perpindahan yang

    menyatakan bahwa perpindahan

    merupakan perubahan posisi.

    E: perpindahan tadi 𝜟x. Artinya apa?

    (lampiran 5 hal. 125)

    15) Siswa menyatakan bahwa

    perpindahan merupakan posisi

    akhir dikurang posisi awal. Dengan pertanyaan panduan

    peneliti siswa mampu menyatakan

    bahwa benda mengalami

    perpindahan 𝜟x = -3 m P: x2-x1 mbak

    E: x2 nya mana?

    P: x2 nya ituA ke C dapat nilainya...

    (bingung)

    E: nggak nggak. Sy cuma tanya

    tanya titik akhirnya mana?

    P: titik C mbak. x2 nya.

    E: titik awalnya mana?

    P: titik A mbak

    E: jadi x2-x1 berapa?

    P: -3-0

    E: berapa?

    P: -3 mbak. Berarti perpindahnya -

    3. (Lampiran 5 hal. 125)

    16) Siswa dapat menjelaskan konsep

    perpindahan. Peneliti menanyakan

    kembali makna tanda negatif.

    E: sekarang tau kenapa

    perpindahannya bernilai negatif?

    17) Tanda negatif menunjukkan

    bahwa benda bergerak ke arah kiri.

    P: ya karena ininya negatif (

    menunjuk skala negatif). Ke kiri

    18) Siswa dapat menjelaskan dengan

    baik bahwa tanda negatif atau positif

    menunjukkan arah ke kiri atau

    kekanan. Peneliti kembali meminta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    gitu lho.

    E: ke kiri itu menunjukkan apa?

    P: negatif

    E: ia. Kiri kanan itu sebenarnya

    menunjukkan apa?

    P: arah

    E: berarti negatif menunjukkan

    apa?

    P: arahnya kekiri

    (Lampiran 5 hal. 125)

    siswa menyimpulkan.

    E: jadi perpindahan itu termasuk

    besaran apa?

    19) Siswa dapat menyimpulkan

    bahwa jarak termasuk besaran

    skalar dan perpindahan termasuk

    besaran vektor.

    E: jadi perpindahan itu termasuk

    besaran apa?

    P: vektor

    E: kalau jarak?

    P: scalar (Lampiran 6 hal. 125)

    Siswa D memiliki pemahaman yang salah tentang konsep jarak dan

    perpindahan. Siswa menyatakan bahwa jarak termasuk besaran vektor dan

    perpindahan besaran skalar. Pernyataan siswa menunjukkan bahwa siswa

    tidak memahami jarak dan perpindahan dengan baik. Untuk mengubah

    pemahaman siswa, peneliti menanyakan kembali tentang soal sebelumnya

    seperti yang ditunjukkan pada tabel 5 nomor 2)

    yang menyatakan bahwa

    perpindahan yang dialami benda adalah negatif tiga. Peneliti menanyakan

    tanda negatif menunjukkan apa. Siswa mengatakan “Ini satuannya berarti -3

    itu artinya satuan dari perpindahan”. Satuan yang dimaksud siswa adalah

    besar atau nilainya. Seperti yang ditunjukkan di pemahaman awal siswa tidak

    bisa membahasakan ―nilai‖. Siswa selalu menggunakan kata ―satuan‖. Siswa D

    tidak bisa menjelaskan bahwa tanda negatif menunjukkan arah gerak benda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Peneliti mencoba menggunakan soal lain tentang benda yang bergerak dan

    kembali ke titik semula. Pada soal ini, peneliti mengubah soal dalam bentuk

    gambar seperti yang ditunjukkan pada tabel 5 no 4)

    . Menurut siswa benda

    yang kembali ke titik semula tidak mengalami perpindahan yang

    ditunjukkan pada kutipan wawancara berikut:

    E: Awalnya benda ke titik C terus kembali ke titik A lagi. Nah

    perpindahannya berapa tadi?

    P: nol

    Peneliti mencoba mengkaitkan dengan menggunakan tanda panah yang

    menyatakan arah gerak benda. Mengapa benda dikatakan tidak memiliki

    perpindahan dan hubungannya dengan anak panah. Siswa menjawab karena

    benda kembali ke titik semula ―karena ini dari A ke C terus dari C ke A lagi”.

    Jawaban siswa sudah betul namun siswa belum menyinggung bahwa yang

    mempengaruhi perpindahan adalah arah gerak benda. Peneliti menanyakan lagi

    apa arti gambar panah. Siswa menyatakan bahwa panah menunjukkan arah

    gerak

    E: panah ini menunjukkan apa?

    P: arah mbak

    Siswa pun menyimpulkan dan menyatakan ―besaran vektor itu perpindahan,

    soalnya ada arahnya. Besaran skalar itu jarak”. Jawaban siswa sudah sesuai

    dengan konsep jarak dan perpindahan. Proses ini dinamakan proses perubahan

    secara akomodasi. Siswa mengubah skema awalnya yang menyatakan bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    perpindahan termasuk besaran skalar dan jarak termasuk besaran vektor.

    Dengan bantuan pertanyaan dan ilustrasi yang diberikan peneliti siswa

    mengubah pemahamannya dan menyatakan bahwa perpindahan termasuk

    besaran skalar dan jarak termasuk besaran vektor. Selama proses perubahan

    peneliti juga menemukan terjadinya peristiwa asimilasi dimana siswa

    menyatukan pertanyaan-pertanyaan dan ilustrasi yang diberikan dengan apa

    yang suda dimiliki siswa. Hal ini menunjukkan bahwa asimilasi dan akomodasi

    merupakan satu kesatuan. Proses diatas digolongkan sebagai asimilasi karena

    peneliti hanya mempertimbangkan pemahaman awal dan pemahaman akhir

    saja.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    3.3 Perubahan pemahaman awal secara Akomodasi siswa C pada konsep

    kelajuan dan konsep kecepatan

    Tabel 6. Tabel perubahan pemahaman siswa C pada konsep kelajuan dan konsep

    kecepatan

    E: Peneliti, M: siswa C

    Pemahaman Siswa Pertanyaan dan Ilustrasi

    Pemahaman awal: tidak bisa

    mendefinisikan kelajuan dan kecepatan

    merupakan jarak dibagi waktu

    E: pas kamu naik motor di spidometer itu

    ada jarum yang selalu naik turun. Nah

    misalnya jarum itu menunjuk ke angka

    50 km/jam itu artinya apa?

    M: kecepatan artinya 1 jam bisa

    menempuh jarak 50 km.

    E: oh. Angka itu menunjukkan apa

    sebenarnya?

    M: angka itu?

    E: hm ia

    M: kelajuan mbak. Tapi nggak tau bener

    apa salah mbak. Soalnya nggak tau apa

    itu kelajuan. (Lampiran 4 hal 108)

    Siswa juga tidak bisa membedakan

    kelajuan dengan kecepatan.

    E: kecepatan tu apa sih sebenarnya?

    M: kecepatan itu v =

    E: kalau kelajuan?

    M: nggak tau. Haha.... (Lampiran 4 hal

    108)

    Siswa mengaku tidak dapat

    mendefinisikan kelajuan dan

    mengalami miskonsepsi pada konsep

    kelajuan.

    Peneliti mencoba mengecoh siswa

    dengan jawaban siswa sebelumnya

    bahwa kecepatan dan kelajuan

    memiliki satuan yang sama.

    E: haha.... kalo kalau satuannya

    sama gimana?

    Kelajuan adalah jarak dibagi waktu juga.

    M: berarti sama

    E: coba ditulis aja. Kelajuan itu apa?

    M:(menulis) kelajuan itu nggak tau

    lambangnya mbak. Kelajuan = .

    (Lampiran 4 hal 108)

    Peneliti menanyakan kembali apakah

    kelajuan sama dengan kecepatan.

    Kelajuan tidak sama dengan kecepatan

    E: berarti kelajuan sama dengan

    Peneliti menanyakan ke siswa,

    kelajuan termasuk besaran skalar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    kecepatan?

    M: kayaknya beda e

    (Lampiran 4 hal 108)

    atau besaran vektor

    E:Yang termasuk besaran vektor

    yang mana? Kelajuan atau

    kecepatan?

    Siswa mengatakan bahwa kelajuan

    termasuk besaran vektor dan kecepatan

    termasuk besaran skalar

    M: kecepatan besaran skalar

    E: kalau kelajuan besaan vektor?

    M: ia mbak

    (Lampiran 4 hal 108)

    Peneliti mencoba mengkaitkan

    jawaban siswa dengan jawaban

    sebelumnya bahwa angka yang

    ditunjukkan di spidometer

    menunjukkan kelajuan pada saat itu.

    E: berarti untuk yang tadi kelajuan

    sepeda motor pada saat itu 60

    km/jam. Karena kamu bilang

    kelajuan itu besaran vektor

    berarti yang di spidometer itu ada

    penunjuk arahnya juga?

    Siswa mengatakan bahwa di spidometer

    tidak ada penunjuk arah. Siswa kemudian

    mengubah jawaban sebelumnya. Siswa

    mengatakan bahwa kelajuan termasuk

    besaran skalar dan kecepatan termasuk

    besaran vektor

    M: nggak

    E: berarti?

    M: kebalik kebalik. Hehe...

    E: jadi yang vektor yang mana?

    M: kecepatan

    E: oh gitu. Berarti kelajuan besaran

    apa?

    M: skalar. (Lampiran 4 hal 109)

    Peneliti menggunakan pemahaman

    siswa ini untuk memperjelas bahwa

    kelajuan meruapakan jarak dibagi

    waktu. Peneliti mencoba

    menggunakan konsep kecepatan.

    Untuk meluruskan pemahaman awal

    siswa tentang persamaan kecepatan

    v = s/t,. Peneliti mencoba

    mengkaitkan dengan jarak dan

    perpindahan. Peneliti menanyakan

    kembali dari jarak dan perpindahan

    yang termasuk besaran vektor yang

    mana?

    E: yang punya arah tadi jarak atau

    perpindahan? (Lampiran 4 hal 109)

    M: Perpindahan mbak Peneliti mencoba meminta

    menyimpulkan tentang persamaan

    kecepatan.

    E: Jadi kalau kecepatan itu besaran

    vektor harusnya gimana

    persamaannya?

    Siswa menjawab persamaan kecepatan

    itu seharusnya perpindahan dibagi waktu

    dan kelajuan adalah jarak dibagi waktu

    M: perpindahan dibagi waktu

    E: Kalau kelajuan ??

    M:

    E: s itu apa?

    (Lampiran 4 hal 110)