sistem struktur vertikal.docx

Upload: ramsiyah

Post on 02-Jun-2018

341 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    1/32

    SISTEM STRUKTUR VERTIKAL

    Ciri-ciri/persyaratan:

    Merupakan elemen padat yang kaku, yang lebih mengutamakan pengembangan vertikal

    Menahan beban lateral dan menahan dengan kuat pada bidang dasar/tanah

    Dapat mengumpulkan beban beban bidang-bidang horisontal di atas muka tanah dan

    kemudian menyalurkan ke pondasi

    Mementingkan pengumpulan beban bidang-bidang horisontal yang tersusun/saling

    menumpang, yang secara vertikal mengalir ke dasar bangunan.

    Dibentuk oleh berbagai sistem pengumpulan beban, penyaluran beban, dan kesimbangan

    lateral

    Digunakan untuk penyampaian/penyaluran sistem-sistem beban/gaya mekanisme:

    Form aktif

    Vektor aktif

    Bulk aktif

    Surface aktif

    .........tidak memiliki dasar mekanisme kerja sendiri/mandiri.

    Karena kemungkinan pengembangan tinggi dan beban horisontal, maka keseimbangan

    horisontal merupakan komponen utama dalam perancangannya.

    Pada ketinggian bangunan tertentu, masalah pembebanan horisontal menjadi faktor penentu

    untuk rancangan.

    Sistem pengumpulan beban saling berpengaruh dengan bentuk organisasi kegiatan pada

    denah bangunan, sehingga tercapai kemungkinan pengurangan elemen vertikal penyaluran

    beban dalam jumlah dan kelompok/bagian.

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    2/32

    Sistem gabungan/komposit penyaluran beban pada struktur vertikal

    Sistem bentang bebas(free-span) dengan

    pendukung di tengah

    Sistem bentang (bay)dan kantilever

    Sistem bentang bebas(free-span) dan

    kantilever

    Sistem bentang tidaksimetri

    Beban perlantaidisalurkan sebagianke bagian tengah dansebagian ke dinding

    tepi

    Beban-bebandisalurkan ke titik-titikdi tengah sistembentang pengumpul

    beban

    Beban disalurkan ketitik antara(intermediate)pengumpul beban,

    yang ke duanyamengumpulkan bebandari bagian tepid an

    tengah bangunan

    Beban disalurkantidak seimbang ke

    tittik pengumpul

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    3/32

    Prinsip dasar sistem penyaluran beban pada struktur vertikal:

    Sistem bentang

    (bay system)

    Sistem kantilever

    (cantilever system)

    Sistem bentang bebas

    (free-span system)

    Pengumpulan bebanhorizontal danpenyaluran beban

    vertikal

    Titik-titik pengumpulanbeban disalurkan

    merata

    Titik-titik pengumpulanbeban dibagian

    tengah bangunan

    Titik-titik pengumpulanbeban pada bagian

    tepi bangunan

    Bentang dua arah (2-

    way span direction)

    Bentang satu arah (1-way span direction)

    Beban lantai per unitarea terkumpul dandisalurkan ke tanah

    pada setiap titik

    Beban lantaidisalurkan ke shafa ditengah bangunan dandisalurkan ke tanah

    memusat

    Beban lantaidisalurkan ke tepi luarbangunan dan

    disalurkan ke tanah

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    4/32

    SISTEM DENGAN PEMBEBANAN VERTIKAL TIDAK LANGSUNG PADA TIPE BENTANG

    (BAY-TYPE) SISTEM GANTUNG (SUSPENSION) PADA STRUKTUR VERTIKAL

    A.

    Sistem dengan beberapa lantai gantung pada balok di tengah

    B.

    Sistem dengan gantung yang menerus

    C.

    Sistem dengan kombinasi penggantung dan pendukung pada beberapa kelompok lantai

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    5/32

    BENTUK TIPIKAL TOWER YANG DIKEMBANGKAN DARI DENAH 4 PERSEGI

    SISTEM PENERIMA BEBAN KOLOM DIATAS MUKA TANAH

    Pengumpulan

    beban

    Dalam sistem

    bentang (bay)

    Dalam sistemkantilever

    Dalam sistembentang bebas

    (free-spam)

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    6/32

    Keterangan:

    A.

    Balok sprandel di bawah pelat lantai

    B.

    Balok sprandel di atas pelat lantai

    C. Balok sprandel pada 2 lantai

    D.

    Panel ganda (multi-panel) berbentuk rangka sebagai balok sprandel

    BENTUK TOWER DIKEMBANGKAN DARI BENTUK DENAH BUNDAR:

    Pengumpulan

    beban

    Dalam sistem

    bentang (bay)

    Dalam sistem

    kantilever

    Dalam sistembentang bebas

    (free-spam)

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    7/32

    BENTUK PELAT TIPIKAL SEBAGAI PENGEMBANGAN DENAH PERSEGI:

    Pengumpulan

    beban

    Dalam sistem

    bentang (bay)

    Dalam sistem

    kantilever

    Dalam sistembentang bebas

    (free-spam)

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    8/32

    BENTUK PELAT SEBAGAI PENGEMBANGAN DENAH LANTAI LENGKUNG:

    PENYALURAN BEBAN VERTIKAL PADA SISTEM BENTANG PERSEGI (SQUARE BAY

    SYSTEM)

    Lokasi titik-titik pengumpulan beban kaitannya dengan unit bentang (bay)

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    9/32

    Posisi beban unit bentang pertitik pada pengumpulan beban

    12 unit12 kolom 12 unit16 kolom 12 unit20 kolom 12 unit31 kolom

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    10/32

    BEBAN KRITIS DAN DEFLEKSI PADA SISTEM STRUKTUR VERTIKAL:

    Beban-beban yang menentukan dalam perancangan sistem struktur vertikal merupakan hasil dari

    beban hidup wajib (super-imposing): beban mati, beban hidup dan angin. Kombinasi tersebut

    membentuk gaya miring (slant). Semakin kecil sudut gaya miring, semakin besar kesulitan

    penyaluran gaya tersebut ke tanah/dasar bangunan.

    Mekanisme dukung beban lateral:

    Dengan peningkatan tinggi bangunan maka tekanan angin per-unit area meningkat juga. Akibatnya

    pada struktur menjadi lebih banyak (predominant) dalam kaitannya dengan penyebab beban

    vertikal. Struktur vertikal dipertegang oleh angin (beban)

    Gaya kompresif/tekan Momen putar(filting) Momen lentur (bending) Gaya geser (shear)

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    11/32

    Sistem stabilisasi beban lateral karena pengaruh angin pada struktur bentang (bay-type):

    (a)

    Dinding geser (sistem surface-aktif)

    (b)

    Pengait/pengaku angin (wind-bracing)(sistem vektor-aktif)

    (c)

    Rangka angin (wind-frame)(sistem bulk-aktif)

    (d)

    Diafragma rangka (sistem surface aktif)

    SISTEM YANG LENGKAP DAN TAMBAHAN PADA PENYALURAN BEBAN ANGIN:

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    12/32

    KELENGKAPAN PENGIKAT ANGIN DALAM PERANCANGAN DENAH LANTAI:

    KETAHANAN TERHADAP PENGARUH ANGIN PADA ARAH MELINTANG DAN MEMANJANG

    Berkaitan dengan denah lantai dan bidang-bidang penutup/dinding.

    Melalui core sirkulasi

    Melalui dinding luar

    Elemen struktur untukpengikat angin (wind-bracing):

    Dinding-dinding coresirkulasi

    Dinding-dinding luaratau partisi

    Rangka-rangka kolom

    dan balok

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    13/32

    Melalui rangka

    BEBAN YANG BERPENGARUH PADA BANGUNAN TINGGI

    Dua macam beban, yaitu:

    a)

    Geofisika

    Beban grafitasi:

    pemakaian (kantor, pabrik, tempat tinggal, umum)

    beban mati

    konstruksi

    Beban seismologi

    Beban meteorologi

    Air, bumi (settlement, pressure)

    Angin (tenang, kencang)

    Salju, debu, hujan

    b)

    buatan manusia

    Terikat tekanan:

    Menahan volume

    Pembebanan yang lama

    Perubahan temperatur (ekspansi, kontraksi)

    Perubahan kelembaban (kembang, kempio)

    Prestress (pra tegang)

    Ketidak sesuaian

    Sisa

    Produksi

    Berdirinya bangunan

    Pengelasan

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    14/32

    Dinamik

    Secara acak

    Angin kencang

    Perubahan pemakaian

    Pukulan

    Relatif tenang (perpindahan manusia)

    Vibrasi (getaran)

    Elevator

    Kendaraan

    Mesin-mesin

    Beban geofisika dipengaruhi oleh:

    Masa

    Ukuran

    Bentuk

    Bahan

    Beban yang bersumber dari buatan manusia berasal dari pergerakan manusia dan peralatan,

    gaya-gaya terikat pada struktur selama proses manufaktur dan pembangunan.

    Beban diklasifikasikan dua kategori, yaitu statik dan dinamik:

    Beban statik adalah merupakan bagian permanen dari struktur

    Beban dinamik adalah beban-beban yang temprorer terhadap ruang atau struktur.

    Beban mati merupakan beban statik yang ditimbulkan oleh beban setiap elemen pada struktur,

    yaitu: berat elemen pendukung beban pada bangunan, lantai, penyelesaian plafon, dinding

    partisi permanen, penyelesaian facade bangunan, tangki penyimpanan air, sistem distribusi

    secara mekanik dan lain-lain. Estimasi beban mati 1520 % dari keseluruhan beban.

    Beban hidup lebih bervariasi dan tidak dapat dipastikan, karena perubahannya selain karena

    waktu juga sebagai fungsi dari lokasi/penempatan. Beban ini disebut juga sebagai beban

    pemakai yang termasuk berat orang, perabotan, partisi bongkar pasang, buku-buku, almari,

    peralatan mekanik dan industri, kendaraan dan semua beban semi permanen atau temporer

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    15/32

    Bagian-bagian struktural dan rentangan antara lantai dengan bagian struktural harus dirancang

    untuk mendukung beban yang terdistribusi secara seragam ataupun yang terkonsentrasi, yang

    menghasilkan tegangan yang lebih besar.

    Kapasitas beban pada bangunan berkurang karena umur abngunan, yan gdiakibatkan oleh beban

    angin, getaran, perubahan temperatur, pergeseran, perubahan-perubahan menerus karena

    pengaruh lingkungan.

    Sedangkan beton dan bata misalnya, makin lama akan meningkat kapasitas beban atau

    dukungannya.

    Dari sudut struktural, pemilihan sistem struktur yang sesuai tergantung atas 3 faktor, yaitu:

    Beban yang akan didukung

    Perlengkapan bahan-bahan bangunan

    Aksi struktural: beban dialirkan melalui bagian-bagian bangunan ke tanah

    Beban konstruksi:

    Pada umumnya bgian-bagianstruktural dirancangan untuk menanggulangi beban hidup

    dan mati, namun adakalanya dirancang jauh melebihi. Hal tersebut dibutuhkan untuk

    memenuhi pembebanan saat pelaksanaan pembangunan, misalnya adanya penimbunan

    bahan-bahan yang berat, pemindahan dan sebagainya. Pada beton precast, saat -saatkritisnya adalah saat cetakan panel berat tersebut diangkat dari pencetaknya. Panel

    tersebut harus juga tahan terhadap proses pengangkutan-pembangunan-kejutan-

    regangan saat-saat pemasangannya

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    16/32

    Beban hujan, es dan salju:

    Air merupakan bahan yang cukup berat dan harus diperhitungkan, terutama pada bentuk

    atap datar saat terjadi penyumbatan saluran drainasinya. Saat air menimbun maka lantai

    atap tersebut dapat melengkung. Proses ini diseebut ponding atau mengolam (seperti

    kolam) yang menyebabkan runtuhnya atap tersebut.

    Beban angin:

    Bangunan struktur batu yang memiliki bidang pembukaan yang sempit, jarak antar

    kolomnya sempit, bagian-bagiannya masif, bidang-bidang partisinya berat sehingga

    bangunan tersebut sangat berat, masalah beban angin bukan hal yang berat. Namur

    pengenalan bangunan rangka baja yang ringan sehingga berat tidak lagi menjadi factor

    pembatas ketinggian bangunan, maka era bangunan tinggi tersebut mendapatkan

    masalah-masalah baru. Untuk mengurangi beban mati dan mencipta ruang-ruang yang

    besar dan lebih fleksibel, balok dengan bentang yang lebih lebar, partisi-partisi yang dapat

    dipindah-pindahkan dan lain-lain telah dikembangkan. Hal-hal tersebut telah banyak

    mengurangi tingkat kekakuan bangunan (rigidity) sehingga beban lateral berupa

    goyangan menjadi pokok perhatian bagi kekuatan bangunan tersebut.

    Pengaruh angin pada bangunan hdala dinamik yang dipengaruhi oleh factor lingkungan

    seperti kekasaran dan bentuk area dalam skala besar, bentuk, kelangsingan dan tekstur

    wajah bengunan dan penataan bangunan-bangunan yang berdekatan.

    Beban angin dapat ditinjau atas:

    Kecepatan angin

    Topologi sebagai faktor pokok tekanan angin

    Tekanan angin

    Turbulence (putaran angin)

    Arah angin

    Toleransi manusia

    Beban seismik:

    Terutama timbul oleh adanya geseran lapisan bumi yang disebut gempa. Beban gempa ini

    sangat berpengaruh dan bahkan merusak struktur bangunan, karena gerakan yang timbul

    adalah vertikal dan horisontal secara bersamaan. Akselerasinya diukur sebagai penetrasi

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    17/32

    akselerasi grafitasi yang merupakan dasar perancangan bangunan tahan gempa. Untuk

    melindungi pemakai bangunan, maka bangunan harus tahan dan tidak runtuh karena

    gempa.

    Tingkah laku bangunan saat terjadi gempa:

    Persyaratan tambahan:

    Pondasi pile atau caisson yang dihubungkan dengan pengikat, dengan kemampuan

    terhadap tekanan/tegangan beban horisontal sebersar 10 % beban pile terbesar.

    Distribusi beban geser horisontal ke elemen sistem penahan gaya lateral harus proporsional

    terhadap kekakuan elemen-elemen tersebut.

    Momen torsi horiosntal (puntiran) yang timbul kerana perbedaan titik pusat masa bangunan

    dan titik pusat kekakuan bangunan, maka elemen penahan geser harus tahan terhadap

    momen torsi sebesar yang berpengaruh pada lantai (geser) dengan titik pusat 5 % dimensi

    bangunan maksimal pada lantai tersebut.

    Putaran yang disebabkan oleh angin dan gempa harus dapat ditahan oleh bangunan.

    Kemampuan rangka ruang menahan momen paling tidak 25 % dari syarat gaya seismik dari

    struktur keseluruhan.

    Dan lain-lain (HRBS page 28)

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    18/32

    Beban tekanan tanah dan air:

    Bagian struktur bangunan di bawah muka tanah mendukung beban yang berbeda dengan

    bagian yang ada diatas muka tanah. Sub struktur mendukung tekanan lateral dari tanah

    dan air tanah yang tegak lurus terhadap dinding substruktur dan lantainya. Tekanan air

    tanah pada setiap titik setara dengan berat satuan zat cair yang dikalikan dengan jarak

    muka air tanah kedalam substruktur.

    Beban karena menahan perubahan volume material:

    Yaitu memuai dan menyusut karena pengaruh temperatur. Bangunan tinggi yang lebih

    ringan dengan bentuk-bentuk arsitektural exposed menyebabkan kekakuan

    bangunannya berkurang dan mudah sekali terpengaruh gerakan dan beban induksi

    temperatur. Fasade struktur yang exposed yang punya perbedaan suhu terhadap suhu

    interior bangunan yang dikontrol, menyebabkan gerakan vertikal pada bidang tepi

    bangunan, yaitu terjadinya kontraksi (menyusut) bila suhu menurun dan ekspansi

    (memuai) saat temperatur naik.

    Gerakan horisontal pada struktur lantai disebabkan oleh struktur atap yang exposed,

    dengan adanya perbedaan suhu disekitar tepi bangunan yaitu bagian yang exposed

    terhadap radiasi matahari dan bagian yang terlindung.

    Posisi kolom terhadap facade bangunan menghasilkan tingkat exposed yang beragam,

    yaitu:

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    19/32

    Keterangan:a)

    di dalam

    b)

    pada garis dinding

    c)

    sebagian exposed

    d)

    exposed seluruhnya

    Macam dan pengaruh gerakan induksi temperatur:

    a)

    bengkoknya kolom (bending)

    b)

    gerakan karena perbedaan kolom-kolom exterior dan interior

    c)

    gerakan karena perbedaan kolom-kolom eksterior

    d)

    gaya perubahan bentuk pada lantai

    e)

    gerakan karena perbedaan atap dan lantai di bawahnya

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    20/32

    Perbedaan susut dan muai antara bidang atap exposed dan lantai dibawahnya dapat

    meretakkan struktur dinding pendukung batu bata atau terjadi kolom yang membengkok

    (bending) pada bangunan rangka kaku (rigid)

    f)

    dan lain-lain cara menahan secara fisik (lihat HRBS page 44)

    menahan secara mekanik (lihat HRBS page 45)

    Beban susut muai pada struktur nbangunan punya banyak kesamaan dengan pengaruh suhu

    Beban kejut (impact) dan dinamik:

    Beban getaran dapat berasal dari bangunan tersebut maupun kondisi sekitarnya. Sumber

    internal hdala dari elevator escalador, mesin-mesin, peralatan mekanik, mobil-mobil dan

    sebagainya yang diakibatkan oleh akselerasi dan deselerasi mendadak dari lift dan mobil

    sehingga beban kejut dapat mempengaruhi struktur. Sumber outdoor beban getar adalah

    gaya-gaya oleh angin dan seismik/gempa, suara, pengaruh trafik disekitarnya. Untuk

    melakukan control terhadap vibrasi/getaran tidak hanya memperkuat bagian-bagian

    bangunan saja, tetapi dengan melakukan isolasi sumber getar atau meredam gerakan.

    Sumber getaran dapat diisolasi dengan memisahkan sumber dari struktur, sedangkan

    gerakan yang bergetar diredam dengan mengontrol transmisi getaran dari satu ke eleven

    lanilla dengan menggunakan isolator resilien. Peningkatan beban hidup untuk

    menanggulangi efek dinamik, yaitu:

    Pendukung elevador 100%

    Crane pengangkat 25%

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    21/32

    Pendukung mesin ringan 20%

    Pendukung unit power/tenaga 50%

    Pendukung/penggantung lantai/balkon 33%

    Beban ledakan (blast):

    Bangunan harus mampu melawan gaya tekan internal dan eksternal yang disebabkan

    oleh ledakan. Runtuhnya sebagian dari bangunan oleh ledakan gas internal karena

    sabotasi/kecelakaan karena kebocoran api dan gas. Ledakan yang ditimbulkan

    menimbulkan tekanan yang tinggi di area ledakan, memberikan beban yang Sangay tinggi

    terhadap elemen bangunan, sehingga dinding-lantai-jendela terlepas. Tekanan internal ini

    harus dapat diblokir secara lokal sehinggga tidak menimbulkan meluasnya struktur lebih

    berat.

    Beban kombinasi:

    Karena kombinasi efek pembebanan pada bangunan sepanjang wktu sehingga Sangay

    penting merancang struktur yang memperhatikan kemungkinan kombinasi pembebanan.

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    22/32

    STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

    Elemen struktural dasar dari statu bangunan:

    1.

    Elemen linier

    Kolom

    Balok

    2.

    Elemen bidang

    Dinding : baik masif, berlubang-lubang, maupun ber-rangka, harus mampu

    menahan gaya aksial dan rotasi.

    Pelat lantai (slab) : baik masif, ber-rusuk-rusuk, maupun didukung oleh

    rangka/balok-balok lantai harus mampu mendukung gaya-gaya yang

    mengenai maupun tegak lupus pada bidang tersebut.

    3.

    Elemen ruang

    Core : mengikat bangunan menjadi satu kesatuan dan bekerja sebagai satu

    unit.

    Bentuk-bentuk bangunan yang umum, yaitu:

    a)

    Dinding pendukung paralel (parallel bearing walls)

    Merupakan elemen vertical planar yang ter-prategang (prestress) karena beratnya sendiri,

    sehingga dapat menyerap beban lateral secara efisien. Sistem ini digunakan untuk bangunanyang tidak membutuhkan ruang-ruang yang luas dan tidak membutuhkan struktur core untuk

    sistem mekaniknya.

    b)

    Core dan dindidg pendukung facade (cores and facade bearing walls)

    Elemen vertikal planar membentuk dinding eksterior mengelilingi struktur core, yang

    memungkinkan bentuk ruang interior terbuka. Hal ini tergantung dari kapasitas rentang (span)

    dari struktur lantainya. Bagian core mewadahi mekanikal dan sistem transportasi vertikal, yang

    menambah kekakuan bangunan.

    c)

    Kotak-kotak yang mampu mendukung sendiri (self supporting boxes)

    Kotak-kotak tersebut merupakan unit preflab 3 dimensi, yang membentuk dinding-dinding

    pendukung bila diatur dan saling dikaitkan. Bila dilakukan penyusunan seperti susunan batu

    bata, maka dapat dibentuk sistem balok-dinding bersilang.

    Mampu menahan gaya aksial dan rotasi

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    23/32

    d)

    Pelat lantai konsol (cantilever slab)

    Dengan mendukung sistem lantai dari core pusat memungkinkan terbentuknya ruang yang

    bebas kolom dengan kekuatan pelat lantai sesuai kebutuhan bangunan. Kekakuan pelat dapat

    ditingkatkan dengan pemanfaatan teknik pra-tegang.

    e)

    Pelat lantai datar (flab slab)

    Sistem planar horisontal ini terdiri atas pelat lantai beton yang tebal-seragam yang didukung

    oleh kolom-kolom. Bila pada puncak kolom-kolom tidak terdapat penebalan/kepala, maka

    bentuknya adalah sistem pelat lantai datar. Sistem ini tidak memiliki balok-balok yang tebal

    sehingga memungkinkan adanya efisiensi/minimum jarak antar lantai bangunan.

    f)

    Interspasial (interspatial)

    Struktur konsol ber-rangka berlantai banyak pada setiap lantai memebentuk ruang-ruang yang

    dapat dimanfaatkan pada dan diatas rangka. Ruang-ruang diatas rangka merupakan ruang

    yang terbuka (free space)

    g) Sistem gantung (suspension)

    Sistem ini memanfaatkan bahan secara efisien dengan memanfaatkan penggantung untuk

    mendukng beban. Beban grafitasi didukung oleh kabel-kabel untuk membentuk rangka konsol

    pada core pusat.

    h)

    Sistem rangka pendukung (staggered truss)

    Bangunan rangka berlantai banyak merupakan rangkaian rangka yang letaknya berselang-

    seling. Selain mendukung beban vertikal, penataan rangka dapat mengurangi persyaratan

    pengukuh pengaruh angin (wind bracing) dengan menyalurkan beban angin ke dasar

    bangunan melalui bagian beban (web) dan pelat lantai (slab).

    i)

    Sistem rangka kaku (rigid frame)

    Hubungan yang kaku digunakan untuk mengikatkan elemen linier membentuk bidang-bidang

    vertikal dan horisontal. Dengan kesempurnaan rangka ruang yang bergantung pada kekuatan

    dan kekakuansetiap blok dan kolom, maka tinggi lantai dan jarak antar kolom menjadi dasar

    perancangannya.

    j)

    Core dan sistem rangka kaku (core and rigid frame)

    Rangka kaku mewadahi beban lateral melalui kelenturan balok-balok dan kolom-kolom, maka

    dengan struktur core akan meningkatkan daya tahan terhadap lateral sebagai akibat interaksi

    antara core dan rangka kaku.

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    24/32

    k)

    Sistem rangka ber-rangka (trussed frame)

    Merupakan kombinasi struktur rangka kaku dengan rangka vertikal tahan geser akan

    meningkatkan kekuatan dan kekakuan struktur. Dalam sistem ini, rangka menahan beban

    grafitasi dan rangka (truss) vertikalnya menahan beban angin.

    l)

    Core dan rangka ber-rangka terikat (belt trussed frame and core)

    Sabuk rangka mengikat kolom-kolom tepi pada core sehingga mengurangi aksi yang timbul

    pada setiap kolom dari rangka core. Batang pengukuh (bracing) ini disebut cap trussing bila

    terletak pada puncak bangunan, dan disebut belt trussing bila terletak pada bagian

    bawahnya.

    m)

    Sistem tabung di dalam tabung (tube in tube)

    Kolom-kolom dan balok-balok eksterior tersusun saling berdekatan sehingga nampaknya dari

    facade bangunan sebagai dinding dengan lubang-lubang pembukaan sebagai jendela.

    Keseluruhan bangunan bekerja sebagai tabung diatas muka tanah dengan core dalam

    membentuk tabung yang meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara membagi beban

    dengan tabung luar.

    n)

    Sistem ikatan tabung (bundled tube)

    Dalam sistem ini terdiri atas gabung beberapa buah tabung yang akan meningkatkan

    kekakuan, sehingga memungkinkan mencapai ketinggian bangunan optimal dengan luasan

    lantai maksimal.

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    25/32

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    26/32

    GARIS BESAR PERENCANAAN BANGUNAN TINGGI

    a)

    Segi ekonomik

    Harus mempertimbangkan biaya pembangunan dan pengoperasian bangunan

    Semakin tinggi bangunan, maka dibutuhkan raungan yang lebih luas untuk mewadahi

    struktur, sistem mekanik, elevator dan lain-lain sehingga luasan ruang yang dapat

    digunakan menyempit, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas bangunan

    meningkat. Juga semakin tinggi suatau bangunan, maka dibutuhkan fasilitas pelengkap

    yang lebih berkualitas dan canggih.

    b)

    Kondisi tanah

    Pemilihan macam bangunan adalah Sangay ditentukan oleh jenis geologi sitenya, karena

    itu kondisi tanah harus diketahui sebelum menentukan sistem strukturnya. Pada site

    tertentu, kemampuan daya dukung tanah kurang baik sehingga dibutuhkan tiang pancang

    (pile) atau pondasi caisson. Untuk keadaan demikian, bangunan berat dengan beton akan

    Sangay mal dibanding konstruksi baja ringan.

    Pada setiap kasus, 3 variabel struktur bangunan adalah: superstruktur, sub struktur, dan

    tanah.

    c)

    Rasio tinggi dan lebar bangunan

    Bila rasio tinggi dan lebar bangunan meningkat , maka tingkat kekakuan bangunan

    meningkat. Kekakuan tersebut bergantung pada usuran dan jumlah trafe (bay), sistemstruktur, dan kekakuan bagian-bagian/penyampung bangunan.

    Sistem yang harus dipilih adalah secara ekonomis mampu mewadahi pengaruh lateral dan

    sesuai ukuran trafenya.

    d)

    Proses pembangunan dan fabrikasi

    Perencanaan prosedur pembangunan dan fabrikasi menghasilkan faktor-faktor penting

    berkaitan dengan pemilihan sistem struktur, yang mungkin erat kaitannya dengan metode

    konstruksi prefabrikasi. Sistem-sistem tersebut dipilih karena dapat menghemat biaya

    tenaga pelaksanaan dan waktu untuk pembangunannya, sehingga diusahakan sesedikit

    mungkin jumlah bagian-bagian struktur untuk mempersingkat waktu pelaksanaan.

    Bentuk-bentuk yang rumit dihindari, pengelasan componen di lapangan dikurangi dan lain-

    lain.

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    27/32

    e)

    Sistem mekanik

    Sistem mekanik yang meliputi HVAC (heat, ventilating, AC), elevator, listrik, pemipaan dan

    sistem pembuangan dapat mencapai 1/3 dari harga bangunan. Dan sistem suplai energi

    dapat terkonsentrasi di core mekanik.

    f)

    Penanggulangan kebakaran

    Masalah kebakaran merupakan bagian terpenting pada bangunan tinggi, karena:

    1)

    Ketinggian bangunan menyebabkan tangga-tangga mobil pemadam kebakaran tidak

    dapat menjangkau, sehingga diperlukan pengamanan dari dalam bangunan.

    2)

    Pengamanan secara menyeluruh tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat.

    Bagian yang paling bahaya selain panasnya api kebakaran yaitu: efek asap dan gas-gas

    beracun.

    Sistem konstruksi bangunan harus mampu memberikan:

    1)

    Kesempurnaan struktur untuk jangka waktu yang cukup lama dengan

    memanfaatkan bahan-bahan tahan api, yang tidak mudah terbakar ataupun tidak

    menghasilkan asap/gas beracun.

    2)

    Pembatasan api untuk menangkal meluasnya api ke berbagai area.

    3)

    Sistem jalur darurat yang mencukupi.

    4)

    Sistem deteksi api dan asap yang efektif.

    5)

    Penggunaan sprinkler-sprinkler dan ventilasi bagi asap dan udara panas.g)

    Peraturan setempat

    Peraturan daerah yang mengatur zona-zona kegiatan dalam kota yang dapat

    mempengaruhi pemilihan sistem dan konstruksi.

    Misal: pembatasan ketinggian bangunan, garis rooi horizontal dan vertical, tinggi antar

    lantai yang seminim mungkin dan lain-lain.

    h)

    Kemampuan penanganan dan pembiayaan bagi bahan-bahan utama konstruksi

    Biaya pengiriman pada lokasi, yang bagi bahan-bahan umum lebih murah, tetapi untuk

    pengiriman bahan-bahan prefabrikasi menjadi lebih mahal.

    Kemampuan penanganan/pelaksanaan dengan bahan-bahan yang baru, mutahir/teknologi

    tinggi.

    Keseluruhan pemikiran terhadap persoalan yang timbul perlu dipertimbangkan lagi

    berkaitan dengan masalah pembiayaan.

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    28/32

    STRUKTUR BANGUNAN TINGGI YANG UMUM DIPILIH

    Dengan tinggi bangunan yang meningkat sehingga berakibat:

    Gaya lateral meningkat

    Dengan ketinggian tertentu goyangan (sway) meningkat, sehingga dibutuhkan

    pengendalian kekakuan bangunan selain kekakuan bahan struktur.

    Tingkat kekakuan bangunan karena sistem struktur

    Efisiensi sistem-sistem tertentu berkaitan dengan persyaratan ruang untuk mendapatkan

    kekakuan maksimum dan berat/beban minimum

    Sehingga dibutuhkan pengembangan sistem-sistem baru, misalnya:

    Bahan struktur berkekuatan tinggibaja, beton khusus.

    Aksi komposit pada elemen struktural.

    Teknik-teknik pengikat barupengelasan, pembautan.

    Perkiraan tingkah laku struktur menyeluruh dengan menggunakan komputer.

    Pengunaan bahan konstruksi yang ringan.

    Teknik konstruksi yang baru.

    STRUKTUR DINDING PENDUKUNG (BEARING WALL)

    Dengan pengembangan teknologi baru penggunaan rekayasa batu bata dan panel-panel

    prefabrikasi beton menyebabkan konsep ekonomis dinding pendukung memungkinkan untuk

    bangunan tinggi sampai tingkat menengah antara 1020 lantai.

    Secara umum struktur dinding pendukung disusun oleh dinding-dinding linier, maka dengan

    penataan posisi dinding pendukung di dapat 3 kelompok dasar yaitu:

    Sistem dinding melintang (cross-wall)

    Terdiri atas dinding-dinding linier yan gbertemu tegak lurus dengan panjang bangunan,

    sehingga tidak berpengaruh pada pengolahan faade utama dari bangunan.

    Sistem dinding memanjang (long-wall)

    Terdiri atas dinding-dinding linier yang parallel dengan panjang bangunan, sehingga dapat

    membentuk faade utama bangunan.

    Sistem 2 arah (two-way)

    Terdiri atas dinding-dinding yang mendukung pada ke dua arah, yaitu memanjang dan

    melintang.

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    29/32

    Pengaruh struktur dinding pendukung oleh pembebanannya tergantung dari jenis bahandan jenis

    interaksi antara bidang lantai horizontal dan bidang dinding vertikal. Pada konstruksi batu bata dan

    sistem prefabrikasi beton terjadi struktur lantai yang bersendi pada dinding menerus. Sedangkan

    pada bangunan cetak di tempat (cast-in-place) pelat-pelat lantai dan dinding merupakan kesatuan

    menerus.

    Pada struktur dinding pendukung, beban vertikal disalurkan langsung ke struktur lantai. Rentang

    lantai berkisar antara 4 8 meter, bergantung kemampuan dukung dan kekakuan lateral dari

    sistem lantai.

    Gaya-gaya horizontal disalurkan ke struktur lantai (sebagai diafragma horizontal) ke dinding geser

    (shear wall) parallel terhadap aksi gaya. Dinding geser ini mendukung beban yang diterima oleh

    tinggi oleh tingginya kekakuan sebagai balok yang tebal, mewadahi beban geser dan lenturan

    melawan runtuh.

    Pada bangunan beton cast-in-place kestabilan didukung oleh gaya portal sistem lantai dan dinding

    yang monolitik yang bekerja sebagai kotak terhadap pengaruh lentur.

    Sangat jarang terwujud bentuk didnding geser yang massif (bebas perlubangan) karena selalu

    dibutuhkan perlubangan pada bidang tersebut yang hal ini merupakan titik perlemahan.

    Perlubangan tersebut digunakan sebagai jendela/pintu/koridor/jalur fasilitas-fasilitas yang bersifat

    mekanik dan elektrik/listrik dan lain-lain.

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    30/32

    STRUKTUR CORE GESER (SHEAR CORE)

    Ukuran transportasi vertikal

    Berdasarkan bangunan digunakan core untuk mewadahi

    Fungsi sistem distribusi energi

    Sistem shear wall stabilitas lateral pada bangunan

    Bentuk core:

    Core terbuka

    Core tertutup

    Core tunggal

    Core kombinasi dengan dinding linierJumlah core:

    tunggal

    ganda/banyak

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    31/32

    Letak/lokasi core:

    internal

    perimeter

    eksternal

    Penataan core:

    simetri

    asimetri

    Bentuk bangunan sebagai dasar dari bentuk core:

    langsung

    tidak langsung

    Bahan core:

    baja

    beton

    kombinasi baja beton

    Core rangka baja:

    Dapat memenuhi prinsip rangka vierendeel menahan stabilitas lateral.

    Sistem rangka vierendeel agak lebih fleksibel, sehingga layak digunakan pada bangunan

    betingkat rendah (low-rise).

    Batang pengukuh (bracing) diagonal rangka vierendeel (rangka truss vertikal) digunakan

    untuk mempertinggi tingkat kekakuan (stiffness) bangunan-bangunan yang lebih tinggi.

    Keuntungan core rangka baja: waktu perakitan bagian-bagian prefabrikasi yang relatif

    cepat.

    Core beton:

    Membatasi ruang karena harus mendukung beban.

    Tidak dibutuhkan pemikiran tambahan untuk mencegah bahaya kebakaran.

    Rendahnya tingkat ke-liat-an (ductility) terdapat pada bahan beton ini sebagai

    kekurangannya dalam menghadapi beban gempa.

  • 8/10/2019 SISTEM STRUKTUR VERTIKAL.docx

    32/32