sistem pernafasan suara paru

5
SISTEM PERNAFASAN SUARA PARU-PARU Sistem pernafasan dapat dikategoikan menjadi 2 saluran yaitu: 1. saluran atas 2. saluran bawah Saluran pernafasan atas terdiri dari hidung, paranasal sinus, pharynx, dan larynx. Fungsi dari saluran ini adalah untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara sebelum mencapai unit pertukaran gas. Saluran bawah pernafasan dimulai dari trachea, bronchus utama kanan yang terbagi menjadi 3 lobar atau bagian paru (atas, tengah dan bawah), bronchus kiri yang terbagi menjadi 2 lobar, bronchioli, dan berakhir di alveoli, dimana terjadi pertukaran gas. Suara paru-paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernafasan selama proses pernafasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari saluran udara yang lebih lebar ke saluran udara yang lebih sempit atau sebaliknya. Pada saat inspirasi, udara mengalir dari saluran udara yang lebih luas ke saluran udara yang lebih sempit sehingga turbulensi yang terjadi lebih kuat sedangkan pada saat ekspirasi terjadi sebaliknya. Ini menyebabkan pada saat inspirasi suara yang terdengar lebih keras. Secara umum suara paru-paru dibagi menjadi 2 : 1. suara normal atau suara dasar paru 2. suara abnormal dan suara tambahan. Suara-suara tersebut dibagi dalam beberapa kategori berdasar pitch, intensitas, lokasi serta rasio inspirasi dan ekspirasi Perubahan yang dapat terjadi pada suara paru 1. Suara pernafasan melemah atau menghilang

Upload: pamelatiffani9221

Post on 10-Aug-2015

47 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

normal and abnormal sound

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pernafasan Suara Paru

SISTEM PERNAFASAN SUARA PARU-PARU

Sistem pernafasan dapat dikategoikan menjadi 2 saluran yaitu:

1. saluran atas

2. saluran bawah

Saluran pernafasan atas terdiri dari hidung, paranasal sinus, pharynx, dan larynx. Fungsi dari saluran

ini adalah untuk menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara sebelum mencapai unit pertukaran

gas. Saluran bawah pernafasan dimulai dari trachea, bronchus utama kanan yang terbagi menjadi 3 lobar

atau bagian paru (atas, tengah dan bawah), bronchus kiri yang terbagi menjadi 2 lobar, bronchioli, dan

berakhir di alveoli, dimana terjadi pertukaran gas.

Suara paru-paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernafasan

selama proses pernafasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari saluran udara yang lebih lebar ke

saluran udara yang lebih sempit atau sebaliknya. Pada saat inspirasi, udara mengalir dari saluran udara yang

lebih luas ke saluran udara yang lebih sempit sehingga turbulensi yang terjadi lebih kuat sedangkan pada

saat ekspirasi terjadi sebaliknya. Ini menyebabkan pada saat inspirasi suara yang terdengar lebih keras.

Secara umum suara paru-paru dibagi menjadi 2 :

1. suara normal atau suara dasar paru

2. suara abnormal dan suara tambahan.

Suara-suara tersebut dibagi dalam beberapa kategori berdasar pitch, intensitas, lokasi serta rasio

inspirasi dan ekspirasi

Perubahan yang dapat terjadi pada suara paru

1. Suara pernafasan melemah atau menghilang

Keadaan suara paru seperti ini dapat ditemukan akibat adanya penebalan dinding dada, penurunan

aliran udara pada satu segmen paru akibat adanya hiperinflasi atau terpisahnya paru dengan dinding dada

akibat ada cairan atau udara pada rongga pleura.

2. Suara pernafasan mengeras

Apabila terjadi perubahan pada massa jaringan paru mengakibatkan hantaran suara menjadi lebih

baik, sehingga suara paru yang didengar lebih jelas, adakalanya kita dapat mendengar seperti suara trakheal

pada lapangan paru tertentu. Keadaan seperti ini dapat ditemukan pada konsolidasi massa paru, misalnya

pada pneumoni, atelektase, oedem paru, fibrosis jaringan paru yang luas.

Page 2: Sistem Pernafasan Suara Paru

Suara dasar paru

Suara dasar paru secara tradisional digolongkan menjadi 4 yaitu suara trakeal, bronkial,

bronkovesikuler,dan vesikuler.

a. Suara trakheal

mempunyai ciri suara dengan frekuensi tinggi, kasar, disertai dengan masa istirahat(pause) antara

fase inspirasi dan ekspirasi, dengan komponen ekspirasi terdengar sedikit lebih lama. Suara nafas trakeal

dapat ditemukan dengan menempelkan membran diafragma pada bagian lateral leher atau pada fossa

suprasternal. Sumber bunyinya adalah turbulensi aliran cepat pintu glottis.

b. Suara nafas bronkial

mempunyai bunyi yang juga sama kasar, frekuensi tinggi,dengan fase inspirasi sama dengan fase

ekspirasi. Suara ini terdapat pada saluran nafas dengandiameter 4 mm atau lebih, misalnya pada bronkus

utama. Suara nafas bronkial dapat didengarkan pada daerah antara kedua scapula.

c. Suara nafas bronkovesikuler

sedikit berbeda dari suara trakeobronkial, terdengar lebih distal dari jalan nafas. Bunyinya kurang

keras, lebih halus, frekuensi lebih rendah dibanding suara bronkial, tetapi dengan komponen inspirasi dan

ekspirasi yang masih sama panjang. Bunyi nafas ini pada orang normal dapat didengar pada segitiga

auskultasi (area di bagian posteriorrongga dada yang dibatasi oleh m. trapezius, m. latissimus dorsi, dan m.

rhomboideus mayor) dan lobus otot kanan paru). lebih distal, dengan karakteristiknya halus, lemah, dengan

fase inspirasi merupakan bagian yang dominan, sedangkan fase ekspirasi hanya terdengar sepertiganya.

d. Suara vesikuler

berasal dari jalan nafas lobar dan segmental, ditransmisikan melalui parenkim paru normal. Bila

terdapat konsolidasi atau atelektasis pada saluran nafas distal, maka suara yang normalnya vesikuler, akan

menjadi suara bronkovesikuler atau trakeobronkial. Ini terjadi karen apenghantaran udara yang bertambah

karena adanya pemadatan pada jaringan paru. Ada pula yang berpendapat hal ini terjadi karena suara

vesikuler yang menurun pada daerah auskultasi,sehingga yang masih terdengar adalah suara dari bronkus

(suara bronkial).

Suara Tambahan Paru

Suara tambahan paru adalah bising paru yang berasal dari alat respirasi dan dinding dada yang tidak

dijumpai pada paru normal.

a. Krepitasi pada emphycema subkuitis

Bila terjadi penumpukkan udara pada subkuitis, bila kulit ditekan akan terdengar suara gemericik

halus seperti suara rambut diremas.

Page 3: Sistem Pernafasan Suara Paru

b. Gesekan pleura

Suara ini dapat terjadi bila dinding pleura tidak licin lagi sebagai akibat proses radang, bunyi suara

gesekan pleura ini mirip seperti gesekan jari tangan. Gesekan pleura dapat terdengar baik pada saat inspirasi

maupun pada saat ekspirasi.

c. Krepitasi

Suara ini timbul akibat alveoli yang mengempis tiba-tiba terbuka disaat inspirasi. Suara halus sekali

dan biasanya terdengar pada saat akhir inspirasi.

d. Ronkhi

Ronkhi adalah suara yang terjadi akibat penyumbatan pada bronkhus. Ronkhi dibagi menjadi 2

bagian berdasarkan massa yang menyumbatnya, bila massa yang menyumbatnya mudah dipindahkan pada

saat batuk disebut sebagai ronkhi basah, bila sumbatan tersebut sulit untuk dipindahkan disebut sebagai

ronkhi kering. Baik ronkhi kering maupun ronkhi basah dapat terdengar jelas pada saat inspirasi, namun bisa

juga didengar pada saat ekspirasi. Berdasarkan lumen bronkhus yang tersumbat, maka ronkhi dapat juga

dibedakan atas gelembung kecil, sedang dan besar. Suara yang terdengar mirip seperti suara gelembung air

ditimbulkan yang ditiup memakai pipa sedotan minuman, gemericik suara yang terjadi tergantung pada

diameter sedotan yang dipergunakan.

e. Wheezing (mengi)

Adalah bising paru yang terjadi akibat konstriksi / spasma dari bronkhus, bukan oleh penyumbatan

seperti pada ronkhi, sehingga refleks batuk tidak dapat menghilangkannya. Suara wheezing ini mirip suara

suitan dengan intensitas suara yang tinggi dan nyaring. Auskultasi pada trakhea sangat baik untuk

mendengarkan wheezing.

f. Bising paru kombinasi

Bising ini merupakan gabungan dari beberapa macam suara tambahan. Bila kombinasi antara

vesikular dengan bronkhial terjadi, bila bising vesikular lebih menonjol maka bising kombinasi tersebut

dinamakan dengan vesikobronkhial.

http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/bunyi-nafas/