sistem penyediaan air bersih
DESCRIPTION
sistem utilitas 2TRANSCRIPT
BAB II
TEORI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
1.1. Definisi Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air
bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum.
Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang
meliputi kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi
tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990.
1.1.1. Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih
Sistem penyedian air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan
utama. Persyarakat tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan
kuantitatif dan persyaratan kontinuitas.
1. Persyaratan Kualitatif.
Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku
air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia,
persyaratan biologis dan persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut
berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990 dinyatakan bahwa
persyaratan kualitas air bersih adalah sebagai berikut:
a. Syarat-syarat fisik.
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain
itu juga suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang
lebih 25oC, dan apabila terjadi perbedaan maka batas yang
diperbolehkan adalah 25oC ± 3oC.
b. Syarat-syarat Kimia.
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah
yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah :
pH, total solid, zat organik, CO2agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe),
mangan (Mn), tembaga (Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F),
serta logam berat.
c. Syarat-syarat bakteriologis dan mikrobiologis.
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang
mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan
tidak adanya bakteri E. coli atau Fecal coli dalam air.
d. Syarat-syarat Radiologis. Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air
bersih tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang
mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan gamma.
2. Persyaratan Kuantitatif (Debit).
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah
penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari
standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai dengan jumlah
kebutuhan air bersih.
3. Persyaratan Kontinuitas.
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan
fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun
musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus
tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia.
Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap
wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas
pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen
terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal
selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada
pukul 06.00 – 18.00 WIB.
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah
kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk
kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena
itu, diperlukan pada waktu yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan
reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat.
Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan
aliran tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt.
Ukuran pipa harus tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan
dalam sistem harus tercukupi. Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat
ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang diperlukan sesuai dengan tekanan
minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran terpenuhi.
1.1.2. Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih
1. Sistem Distribusi Air Bersih.
Menurut Damanhuri, E., (1989) sistem distribusi adalah sistem
yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi
pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh
daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan
perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem
pemompaan, dan reservoir distribusi.
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup,
dan pompa yang membawa air yang telah diolah dari instalasi
pengolahan menujupemukiman, perkantoran dan industri yang
mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas
penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang digunakan
saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk
menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi
adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi
(kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang
berasal dari instalasi pengolahan.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air
bersih kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap
memperhatikan faktor kualitas, kuantitas dan tekanan air sesuai dengan
perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh para pelanggan adalah
ketersedian air setiap waktu.
Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem
menurut Kamala, K. R., (1999), adalah sebagai berikut:
a. Continuous system.
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir
terus menerus selama 24 jam.Keuntungan sistem ini adalah konsumen
setiap saat dapat memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di
posisi pipa manapun. Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung
akan lebih boros dan bila terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air
yang hilang akan sangat besar jumlahnya.
b. Intermitten system.
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4
jam pada sore hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap
saat mendapatkan air dan perlu menyediakan tempat penyimpanan air
dan bila terjadi kebocoran maka air untuk fire fighter (pemadam
kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang digunakan akan lebih
besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam beberapa
jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari
dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
2. Sistem Pengaliran Air Bersih.
Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas,
kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang
baik, reservoir, pompa dan dan peralatan yang lain. Metode dari
pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan
posisi para konsumen berada.
Sistem pengaliran air bersih sebagai berikut :
1. Sistem sambungan langsung
Pipa distribusi dalam gedung disambung dengan pipa utama
penyediaan air bersih Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama
dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka
sistem ini diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil dan
rendah.
Gambar 1 : Sistem sambungan langsung
2. Sistem tangki atap
Air ditampung terlebih dahulu dalam tangki bawah (lantai
terendah) kemudian dipompakan ke tangki atas,kemudian
didistribusikan ke seluruh tempat-tempat yang membutuhkan.
Gambar 2 : Sistem dengan tangki atap
3. Sistem tangki tekan
Air yang telah ditampung ke reservoir bawah dipompakan ke
dalam suatu wadah tertutup (tangki) sehingga udara di dalamnya
terkompresi. Air dari rangki tersebut dialirkan ke dalam sistem
distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatik diatur oleh
detektor tekanan, yang membuka/menutup saklar motor listrik
penggerak pompa.
Pompa berhenti bekerja jika tekanan tangki mencapai batas
maksimum yang ditetapkan, dan bekerja kembali setelah tekanan
mencapai batas minimum. Daerah fluktuasi tekanan biasanya ditetapkan
antara 1,0 sampai 1,5kg/m3
Gambar 3 : Sistem tangki tekan
Kelebihan sistem tangki tekan
1. Lebih menguntungkan dari segi estetika.
2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin
bersama pompa lainnya.
3. Harga awal lebih rendah dibandindisg tangki yang harus dipasang
dimenara.
Kekurangan sistem tangki tekan
1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/m3 sangat besar
dibanding dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada
fluktuasinya.
2. Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka harus
sering ditambahkan udara kempa dari kompresor atau dengan
menguras seluruh airnya.
3. Sistem pengaturan otomatisnya hanya sebagai pompa penyediaan
air saja, bukan sebagai sistem penyimpan air.
4. Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan
relatif sedikit, maka pompa akan sering bekerja hingga dapat
menyebabkan keausan pada saklar lebih cepat.
Variasi sistem tangki tekan
1. Sistem Hydrocel
Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan “hydrocel”
ciptaan Jacuzzi Brothers Inc. Sebagai pengganti udara dalam
tangki tekan, sistem ini menggunakan tabung-tabung berisi udara
dibuat dari bahan karet khusus yang mengkerut dan mengembang
sesuai dengan tekanan air dalam tangki, sehingga dapat
mencegah kontak langsung antara udara dengan air.
2. Sistem tangki tekan dengan diafram
Sistem ini dilengkapi dengan diagfram yang terbuat dari
karet khusus untuk memisahkan udara dengan air, sehingga
menghilangkan kelemahan tangki tekan sehubungan dengan
perlunya pengisisan udara secara periodik.
Gambar 4 : Sistem tangki tekan dengan sumur untuk rumah
4. Sistem tanpa tangki (booster system)
Sistem ini tidak menggunakan tangki apapun. Air dipompakan
langsung kesistem distribusi bangunan dan pompa menghisap air
langsung dari pipa utama.
Ada 2 macam pelaksanaan sistem tanpa tangki :
1. Sistem kecepatan putaran konstan
Sistem ini menerapkan sambungan paralel beberapa
pompa identik yang bekerja pada kecepatan putaran konstan.
Satu buah pompa selalu dalam keadaan bekerja. Sedang pompa-
pompa lainnya kan ikut bekerja yang diatur secara otomatik oleh
suatu alat yang mendeteksi tekanan atau laju aliran air yang
keluar dari sistem ini.
2. Sistem kecepatan putaran variable
Pada sistem ini laju aliran air yang dihasilkan oleh pompa
diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara
otomatik, oleh suatu alat yang mendeteksi tekanan atau laju
aliran air yang keluar dari pompa ini
Ciri-ciri sistem tanpa tangki :
1. Mengurangi kemungkinan pencemaran air karena
menghilangkan tangki atas dan tangki bawah.
2. Mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air
dengan udara relatif singkat.
3. Jika cara ini diterapkan pada High Rise Building akan
mengurangi beban struktur bangunan.
4. Untuk kompleks perumahan dapat menggantikan menara air.
5. Penyediaan air bergantung sepenuhnya pada sumber daya.
6. Pemakaian daya besar (listrik) dibandingkan dengan sistem
tangki atap.
7. Harga awal tinggi karena harga sistem pengaturannya.
1.1.3. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Anonimus, (1990),
Dalam Standar Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih, proyeksi
jumlah penduduk di masa yang akan datang dapat diprediksikan berdasarkan laju
pertumbuhan penduduk yang direncanakan relatif naik setiap tahunnya. Standar
Kriteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih memberi rumusan untuk
menghitung proyeksi jumlah penduduk dengan metode Geometrik yaitu:
Pn = Po ( 1 + r )n ........................................................... (2.1)
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n perencanaan (jiwa).
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa).
r = Ratio angka pertumbuhan tiap tahun (%).
n = Periode tahun perencanaan.
1.1.4. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
melayani penduduk yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk
keperluan domestik (rumah tangga) dan non domestik. Target pelayanan harus
mengacu pada Millenium Development Goals (MDGs) Sulawesi tengah di mana
daerah perkotaan harus sudah terlayani 60% dari jumlah penduduk. Dalam
melayani jumlah cakupan pelayanan penduduk akan air bersih sesuai target,
maka direncanakan kapasitas sistem penyediaan air bersih yang dibagi dalam
dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga)
dan non domestik.
a. Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik (Rumah Tangga).
Menurut Anonimus, (1990) menyatakan bahwa kebutuhan domestik
dimaksudkan adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi keperluan
rumah tangga yang dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan
umum yang disediakan melalui fasilitas Hidran Umum (HU). Pada Tabel 1
dibawah ini menunjukkan besar debit domestik yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan domestik diperhitungkan terhadap beberapa faktor:
Jumlah penduduk yang akan dilayani menurut target tahapan
perencanaan sesuai dengan rencana cakupan pelayanan.
Tingkat pemakaian air bersih diasumsikan tergantung pada kategori
daerah dan jumlah penduduknya.
Tabel 1. Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah
Penduduk.
b. Kebutuhan Air Bersih Untuk Non Domestik.
Menurut Anonimus, (1990), kebutuhan air bersih non domestik
dialokasikan pada pelayanan untuk memenuhi kebutuhan air bersih berbagai
fasilitas sosial dan komersial yaitu fasilitas pendidikan, peribadatan, pusat
pelayanan kesehatan, instansi pemerintahan dan perniagaan. Besarnya
pemakaian air untuk kebutuhan non domestik diperhitungkan 20% dari
kebutuhan domestik.
Tabel 2. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV
Tabel 3. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori V ( Desa )
Tabel 4. Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kategori lain
1.1.5. Fluktuasi Kebutuhan Air
Jumlah pemakaian air oleh masyarakat untuk setiap waktu tidak berada
dalam nilai yang sama. Aktivitas manusia yang berubah-ubah untuk setiap waktu
menyebabkan pemakaian air selama satu hari mengalami perubahan naik dan
turun atau dapat disebut berfluktuasi. Fluktuasi Pemakaian air terbagi menjadi
dua jenis yaitu:
1. Faktor hari maksimum.
Pemakaian hari maksimum merupakan jumlah pemakaian air terbanyak
dalam satu hari selama satu tahun. Debit pemakaian hari maksimum
digunakan sebagai acuan dalam membuat sistem transmisi air bahan baku air
minum. Perbandingan antara debit pemakaian hari maksimum dengan debit
rata-rata akan menghasilkan faktor maksimum, fm. Besarnya faktor hari
maksimum untuk kota Meulaboh adalah sebesar 1,1.
2. Pemakaian jam puncak.
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbesar dalam
24 jam. Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbalik dengan jumlah
penduduk. Semakin tinggi jumlah penduduk maka besarnya faktor jam
puncak akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena dengan bertambahnya
jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut juga akan semakin
beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin kecil.
1.1.6. Kriteria Jaringan Pipa Air Bersih
Dalam perencanaan jaringan pipa harus memenuhi kriteria-kriteria agar
pada saat pengoperasian dapat berjalan sesuai dengan standar yang
ada. Adapun kriteria jaringan pipa ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Kriteria jaringan pipa HDPE