sistem pengelolaan sumber daya hakim ad...
TRANSCRIPT
SISTEMPENGELOLAANSUMBERDAYAHAKIMADHOCDALAM
RANGKAAKSELERASIPEMBERANTASANKORUPSI
SININTHA YULIANSIH SIBARANI JAKARTA, 28 NOPEMBER 2016
PENDAHULUAN
• Latar Belakang Masalah: Negara Indonesia adalah Negara Hukum sejahtera, tetapi terhambat oleh tindak pidana korupsi. Membentuk lembaga ad hoc: KPK, Hakim ad hoc TIPIKOR. Hakim ad hoc tipikor 2 periode belum ada perbaikan citra pengadilan. Urgennya sistem pengelolaan SDM, karena dapat menghambat pemberantasan korupsi.
Perumusan Masalah
1.
• Mengapapembaharuansistempengelolaansumberdayahakimadhocurgentdalampemberantasankorupsi,kaitannyadenganpermasalahanyangdihadapiparahakimadhocselama2periodeberdirinyapengadilan:pikor?
2.
• Bagaimanakahmodelidealsistempengelolaansumberdayahakimadhocdalamrangkaakselerasipemberantasankorupsi?
Ruang Lingkup Penelitian
• Yangmenjadifokuskajiandalampeneli:aniniadalahHakimAdHocpadaPengadilanTipikor:ngkatI.1.
• Mengeksplorasipermasalahansistempengelolaansumberdaya (SD)HakimAdHoc:pikor sertamerumuskanmodelideal sistem pengelolaan SD Hakim Ad Hoc: perektrutan,pembinaan,pengawasan,promosi&mutasi.
2.
LANDASAN/KAJIAN TEORI
A. Negara Hukum & Negara Kesejahteraan Indonesia
B. Teori Hukum & Keadilan C. Teori Sistem Organisasi & Manajemen
Pada Kekuasaan Kehakiman D. Teori & Konsep Hakim Ad Hoc Tipikor E. Akselerasi Pemberantasan Korupsi
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Pengabungan konsep hukum non-doktrinal dan doktrinal, dan logika berpikir B. Lokasi Penelitian (MA, KY, PENGADILAN TIPIKOR JKT, BDG, SMRG,
SRBY, KPK, BADILUM MA) C. Jenis Data dan Sumber Data 1. Data Primer 2. Data Sekunder D. Teknik Pengumpulan Data Data primer à wawancara, observation, FGD Data sekunder à menginventaris bahan pustaka E. Teknik Analisis Data Penelitian HK Doktrinal à dianalisis secara deduktif Penelitian HK Non-doktrinal à pendekatan empiris, analisis yang dilakukan
adalah dengan mengunakan model analisis interaktif (interactive model of analysis)
HASIL & PEMBAHASAN
1. Urgensi Pembaharuan Sistem Pengelolaan Sumber Daya Hakim Ad Hoc dalam P e m b e r a n t a s a n K o r u p s i d e n g a n Permasalahan yang Dihadapi Hakim Ad Hoc Selama 2 Periode Berdirinya Pengadilan Tipikor.
a. Hakim ad hoc (UU KPK) b. Hakim ad hoc (UU P. Tipikor) c. Sistem Pengelolaan Sumber Daya Hakim Ad
Hoc pada 2 Periode Berdirinya Pengadilan Tipikor.
HARMONISASI
REGULASI
SISTEM PENGELOLAAN
PENEGAK HUKUM
INTEGRITAS
• HIDUP YANG TERINTEGRASI DENGAN SEPERANGKAT PRINSIP SEIMBANG YANG BERSIFAT UNIVERSAL, TAK LEKANG ZAMAN DAN TERBUKTI DENGAN SENDIRINYA
PERMASALAHAN
1. Komposisi hakim (ps.26 UU No.46/2009; 2. Ketua Majelis Hakim (Perma No.1/2010); 3. Ps.10 (3)UU No.46/2009 utk Hakim Karir yg ditgskan
di P. Tipikor wajib mendahulukan pkr tipikor, fakta tdk dmkn;
4. Blm dipetakan keahlian msg2 hkm ad hoc & jml perkara pd msg2 PN.
5. Panitera Pengganti yg merangkap tgs.
3 MASALAH POKOK
• 1. REKRUTMEN • 2. PEMBINAAN & PENGAWASAN • 3. PROMOSI & MUT
MODEL IDEAL
Membangun kepercayaan masyarakat padapengadilan mencakup: kinerja hakim, integritas,kompetensi, status, reward, sarana & prasarana,melalui:1)sistemrekrutmen;2)sistempengawasandanpembinaan;dan3)sistempromosidanmutasi.
LANDASAN:filosofis,yuridis,sosiologis,poli:sdanekonomis.
1. REKRUTMEN
Memperolehbibit-bibitungguladlpen:ng,karenaINPUTsangatmenentukanOUTPUT,yaknihakimyangmemiliki“senseofcrisis”&pahambahwaKORUPSIadalah“extraordinarycrime”.
RekrutmendiBelandadandiJerman,telahmengenalhakimnon-karir/layassessors
2. PENGAWASAN & PEMBINAAN
SDMmemerlukanpemeliharaandanpeningkatansecarasungguh-sungguh.Pengawasanperadilandiaturdengan
KeputusanKetuaMANomorKMA/080/SK/VIII/2006tentangPedomanPelaksanaanPengawasandiLingkunganLembaga
Peradilan,tertanggal24Agustus2006.
Terdapat2ins:tusipengawas,yakniMAsebagaipengawasinternal&KYsebagaipengawaseksternal,yangberpedomanpadaKodeE:k&PedomanPerilakuHakimyangmerupakankeputusan
bersamaantaraKetuaMahkamahAgungdanKetuaKomisiYudisialNomor1.047/KMA/SK/IV/20092.02/SKB/P.KY/IV/2009
yangditandatanganipadatanggal8April2009.
PEMBINAAN
• Penting diperhatikan pandangan hakim tentang: membela korps, etos komunitas hakim, budaya ewuh pakewuh, prinsip h a k i m I q b a l : “ a m a l u n a amalukum” (amalku untuk aku sendiri, amal mereka untuk mereka), sikap permisif atas kehendak ketua majelis yg notabene adalah pimpinan sidang dapat membuat mereka yang ingin “baik” menjadi “larut”.
3. PROMOSI & MUTASI • SK MA No.139 / KMA / SK / VII / 2013 tentang Pembaruan Pola Promosi dan Mutasi Hakim Karir dan Pola Pembinaan Hakim Ad Hoc pada Peradilan Khusus di Lingk.Peradilan Umum.
• Ketentuan tersebut hanya untuk hakim karir, sedangkan pola mutasi hakim ad hoc kurang jelas kriterianya, & tidak ada tentang promosi hakim ad hoc, sedangkan pola pembinaanya tidak khusus tetapi diserahkan kepada masing-masing KPN.
Sistem Promosi dan Mutasi berdasarkan Reward & Punishment
• Secara fungsional, sistem promosi dan mutasi adalah penting.
• Contoh promosi bagi hakim ad hoc adalah dalam hal peningkatan dari hakim anggota menjadi hakim ketua majelis atau pun dari pengadilan tingkat pertama dipromosikan menjadi hakim banding atau pun tingkat kasasi.
EMPAT PERAN PIMPINAN
1. MEMBERI TELADAN; (Contoh situasi yang layak dipercaya) 2. MENJADI MENTOR; (Hubungan atas dasar rasa hormat dan kepedulian) 3. MENGELOLA; (menyelaraskan struktur dan misi) 4.MENDIDIK. (memberdayakan prinsip)
PENUTUP A. SIMPULAN 1. Permasalahan pokok hakim ad hoc pada 2 (dua)
periode: belum ada peningkatan citra pengadilan tipikor.
2. Model Ideal Sistem Pengelolaan SDH ad hoc: a. Sistem Rekrutmen & Seleksi dengan pemetaan
Keahlian dan Banyaknya Jumlah Perkara Dikaitkan dengan Penempatan Hakim Ad Hoc.
b. Sistem Pengawasan & Pembinaan Hakim Ad Hoc Berbasis Peran Serta Publik.
c. Sistem Promosi dan Mutasi berdasarkan Reward & Punishment.
B. IMPLIKASI Konsentrasi Hakim Ad Hoc terganggu dan
menurunkan semangat penegakan hukum yang berimbas kepada penegakan hukum perkara korupsi, sehingga rekrutmen hakim ad hoc menjadi sulit, keuangan negara yang diperuntukkan untuk pengadaan hakim ad hoc menjadi tidak efektif dan efisien, karena citra pengadilan tipikor jalan di tempat.
C. SARAN 1. Revisi Perundang-undangan berikut ini: a. UU Peng. Tipikor, komposisi hakim ad hoc agar
jumlahnya mayoritas dan ketua majelis dapat diberikan kepada hakim ad hoc, dan KPN hanya memberikan perkara tipikor kepada hakim karir tipikor;
b. UU ASN tentang status hakim ad hoc bukan sebagai pejabat negara, agar diperjelas klasifikasinya.
2. Membuat PERMA tentang: a. Sistem rekrutmen dan seleksi dengan pemetaan keahlian dan banyaknya jumlah perkara dikaitkan dengan penempatan Hakim Ad Hoc; b. Dibentuk Ketua Muda bidang Pembinaan Khusus Hakim Ad Hoc Tindak Pidana Korupsi. c. Sistem Promosi dan Mutasi dengan menggunakan metode Reward & Punishment untuk memotivasi dan meningkatkan kompetensi masing-masing Hakim Ad Hoc.