sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

140
SISTEM PENGAMAN RUMAH DENGAN SECURITY PASSWORD MENGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR ABDUL GAYUNG 062408011 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Upload: vuongdien

Post on 30-Dec-2016

241 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

SISTEM PENGAMAN RUMAH DENGAN SECURITY

PASSWORD MENGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS

MIKROKONTROLER AT89S51

TUGAS AKHIR

ABDUL GAYUNG

062408011

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 2: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

SISTEM PENGAMAN RUMAH DENGAN SECURITY PASSWORD MENGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

ABDUL GAYUNG 062408011

DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 3: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

PERSETUJUAN

Judul : SISTEM PENGAMAN RUMAH DENGAN SECURTY PASSWORD MENGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

Kategori : TUGAS AKHIR Nama : ABDUL GAYUNG Nomor Induk Mahasiswa : 062408011 Program Studi : DIPLOMA (D3) FISIKA INSTRUMENTASI Departemen : FISIKA Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juli 2009

Komisi Pembimbing :

Diketahui/Disetujui oleh Departenen Fisika FMIPA USU

Drs. SYAHRUL HUMAIDI, M.Sc NIP: 132050870

Pembimbing

AHMAD HIDAYAT, ST

NIP:131918183

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 4: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

PERNYATAAN

SISTEM PENGAMAN RUMAH DENGAN SECURTY PASSWORD MENGUNAKAN SENSOR GERAK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, 14 Juli 2009

ABDUL GAYUNG

062408011

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 5: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

PENGHARGAAN

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan limpah kurnia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah di tetapkan.

Ucapan terima kasih penulis ucapakan kepada bapak Ahmad Hidayat, ST selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan terhadap penulis untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Panduan ringkas, padat dan prfofesional telah diberikan kepada penulis. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Fisika dan ketua jurusan fisika instrumentasi Drs. Syahrul humaidi, Msc, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua dosen pada Departemen Fisika FMIPA USU, pegawai di FMIPA USU, dan rekan – rekan kuliah. Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada pihak keluarga khususnya kedua orang tua yang selalu memberikan semangat dan motivasi sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 6: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

ABSTRAK

Tindakan kriminalitas pencurian saat ini marak sekali terjadi, untuk itu diperlukan suatu pemanfaatan dan pengoptimalan peralatan yang dapat memberikan tingkat keamanan yang baik, termasuk kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaannya. Alat yang dapat menjadi suatu alternatif pengaman baru yang berupa kunci elektronis menggunakan password dengan kode yang ditetapkan merupakan salah satu solusi yang tepat, karena pemanfaatan password sebagai kunci memberikan berbagai kemudahan dengan bentuk dan penggunaannya yang praktis . Kunci elektronis menggunakan password ini bekerja dengan mengguanakan sensor infra red sebagai pendeteksi adanya pergerakan pada pintu, dan mikrokontroller AT89S51 sebagai pengendali dari sistem, serta beberapa komponen elektronika pendukung lainnya. Alat ini dimaksudkan agar dapat melakukan pembukaan dan penguncian pintu secara elektronis berdasarkan password yang diketikan. Sistem keseluruhan pada kunci elektronis sepenuhnya dikendalikan oleh mikrokontroller AT89S51 dengan password sebagai syarat untuk masuk pada rumah.Dan apabila password password yang diketikan salah lebih dari 2 kali maka alaram akan bordering. Jika ada objek yang masuk dengan membobol maka alaram akan bordering. Untuk itu diperlukan pembuatan program dengan menggunakan bahasa pemrograman assembler yang digunakan sebagai program pengendali dari mikrokontroller AT89S51.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 7: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

DAFTAR ISI

Persetujuan ...................................................................................................... i

Peryataan ......................................................................................................... ii

Penghargaan ..................................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

Daftar Isi ........................................................................................................... v

Daftar tabel ....................................................................................................... viii

Daftar Gambar ................................................................................................ ix

BABI:

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah. ............................................................................ 1

1. 2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1. 3. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2

1. 4. Batasan Masalah ......................................................................................... 2

1. 4. Sistematika Penulisan ................................................................................ 3

BAB II:

LANDASAN TEORI

2.1. Lok. Sistem Keamanan dengan Alat Berbasis Mikrokontroler ................... 5.

2.2. Mikrokontroler AT89S51 ........................................................................... 7

2.2.1. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 ..................................... 8

2.2.2. Spesikasi AT89S51 .......................................................................... 10

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 8: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

2.3. Alaram sebagai informasi adanya pembobolan pintu ................................ 11

2.4. Infra Red sebagai Sensor Gerak ................................................................ 12

2.4.1.Cara Kerja Infra Red ......................................................................... 15

2.4.2. Keungulan Infra Red ........................................................................ 15

2.5. Trasistor Sebagai Skalar Otomatis ............................................................ 16

2.5.1. Cara Kerja Transistor ....................................................................... 17

2.5.2.Jenis-jenis transistor .......................................................................... 18

2.6. Komponen-komponen Pendukung Security Password ............................. 19

2.6.1. Resistor ............................................................................................. 19

2.6.2. Tranformator .................................................................................... 22

2.6.3. Capasitor .......................................................................................... 22

2.6.4. Kapasitansi ........................................................................................ 23

2.6.5. Kondensotor .................................................................................... 24

2.6.6. Dioda ................................................................................................ 25

BAB III

PERANCANGAN ALAT

3.1 Diagram Blok Rangkaian ............................................................................ 27

3.2. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ......................................................... 28

3.2. Driver Motor Stepper ................................................................................ 30

3.3. Rangkaian Sensor ....................................................................................... 32

3.4. Diagram Alir Pemrograman ....................................................................... 36

3.5. Sistem Kerja Program ................................................................................ 37

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 9: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

BAB IV

PENGUJIAN RANGKAIAN DAN PROGRAM

4.1 Pengujian Rangkaian Power Supplay ....................................................... 38

4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ....................................... 39

4.3. Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper ............................................. 40

4.4. Pengujian Rangkaian Sensor .................................................................... 44

4.5. Pengujian Rangkaian Display Seven Segmen ........................................... 45

4.6. Pengujian Rangkaian Relay ...................................................................... 48

4.7. Pengujian Rangkaian Keypad .................................................................. 50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 53

5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAK .......................................................................................... 56

LAMPIRAN

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 10: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil pengujian power supplay dengan tegangan 5 Volt ................. 38

Tabel 4.2. Hasil pengujian power supplay dengan tegangan 12 Volt .............. 39

Tabel 4.3: hasil pengujian terhadap motor stepper .......................................... 43

Tabel 4.4. Hasil pengujian rangkaian sensor infra red .................................... 45

Tabel 4.5: Bentuk nilai keluaran pada seven segmen ....................................... 47

Tabel 4.6: Pengujian relay terhadap kecepatan perputaran motor stepper ...... 49

Tabel 4.7. Hasil penekanan tombol keypad. ..................................................... 51

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 11: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bentuk Fisik dari Mikrokontroler AT89S51 ................................ 7

Gambar2.2:Gambar Sekematik Bentuk Mikrokontroler IC AT89S51 ........... 9

Gambar 2.3. system optic sepektrometer infra red ......................................... 13

Gambar 2.4. Bentuk fisik alat infra red .......................................................... 14

Gambar 2.5. Transistor sebagai saklar otomatis ............................................ 16

Gambar2.6:Gambara Sekematik atau Simbol dari Transistor ........................ 19

Gambar2.7: Bentuk Fisik dari Resistor ........................................................... 20

Gambar 2.8 : Prinsip Dasar Kapasitor ............................................................ 23

Gambar 2.9: Bentuk Fisik Kondensotor .......................................................... 25

Gambar2.10: Sekematik Bentuk Diode ............................................................ 26

Gambar 3.2 Rangkaian Power Supply ............................................................ 27

Gambar 3.2 Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 ........................ 28

Gambar 3.3 Rangkaian driver motor stepper 30 ............................................ 30

Gambar 3.4. Rangkaian Pemancar infra merah 32 .......................................... 32

Gambar 3.5. Rangkaian Penerima sinar infra merah 33 ................................... 33

Gambar 3.6. Flocat cara kerja alat security password .................................... 36

Gambar 4.1: Rangkaian display seven segmen ............................................... 45

Gambar 4.2: relay elektromahmenetik ............................................................ 47

Gambar 4.3: Rangkaian penguji Keypad ........................................................ 49

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 12: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

BAB I

PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang Masalah

Keamanan adalah salah satu hal yang sangat penting. Banyak hal yang kita lakukan

untuk menciptakan keamanan. Salah satunya adalah keamanan rumah. Kita selalu

merasa resah saat meninggalkan rumah dalam keadaan kosong. Hal ini adalah wajar

karena rumah merupakan tempat untuk menyimpan barang-barang berharga dan

mungkin sangat pribadi bagi kita.

Perasaan resah disebabakan ada kemungkinan terjadinya pencurian terhadap

barang berharga. Bila rumah dalam keadaan kosong, maka rumah tidak dapat diawasi

secara tepat. Tapi kalau kita dapat lebih cepat mengetahui kejadian yang terjadi pada

rumah kita, pasti keadaannya akan berbeda. Misalnya bila kita mengetahui adanya

usaha pencurian terhadap rumah yang kita tinggalkan, kita dapat dengan segera

menelepon polisi hal itu dapat kita lakukan apabila kita mengetahui kejadian tersebut

lebih dini.

Untuk itu diperlukan sebuah alat yang dapat mengetahui jika ada orang yang

masuk ke rumah tanpa izin. Kemudian alat ini dapat memberikanhukan kepada

pemilik rumah tentang kejadian yang terjadi dirumah. Dengan demikian pemilik

rumah dapat mengetahui lebih awal tentang kejadian yang terjadi dirumah, dan

kemudian dapat mengambil tindakan lebih cepat untuk mengatasinya.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 13: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut

kedalam bentuk skripsi sebagai Tugas Akhir dengan judul “Sistem Pengaman Rumah

Dengan Security Pasword Menggunakan Sesor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51”.

Pada alat ini akan digunakan sebuah mikrokontroler AT89S51, Mikrokontroler

AT89S51 sebagai otak dari sistem, yang berfungsi mengendalikan seluruh sistem.

Password digunakan sebagai syarat untuk membuka pintu. Sensor gerak untuk

mengetahui ketika ada orang yang masuk tanpa izin.

I.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan mikrokontroler sebagai alat pengaman rumah dengan

mengguakan sensor gerak.

2. Memanfaatkan sensor gerak yang dihubungkan dengan alat agar dapat

mendeteksi ada tidak orang yang keluar masuk rumah tampa izin pemilik.

3. Membuat alat sederhana yang dapat memberi rasa aman pada pemilik rumah.

I.4 Batasan Masalah

Mengacu pada hal diatas, penulis membuat alat yang dapat mendeteksi apakah rumah

dalam keadaan aman dengan menggunakan mikrokontrol AT89S51 dan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 14: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

memanfaatkan sensor gerak sebagai perantaranya. Alat ini akan bekerja saat pemilik

rumah tidak berada di dalam rumah. Di sini penulis akan mengamati sistem kerja alat

dan sofware yang digunakan dalam mikrokontroler. Penulis hanya membuat alat yang

merupakan simulasi saja, tidak menerapkan pada rumah sungguhan.

I.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat

sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari Sistem Pengaman

Rumah Dengan Sicurity Pasword Menggunakan Sesor Gerak Berbasis

Mikrokontroler AT89S51 dan sensor gerak,maka penulis menulis laporan ini sebagai

berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan,

batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori

pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S51 (hardware

dan software), bahasa program yang digunakan, serta cara kerja dari

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 15: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

pemancar infra merah, cara kerja poto dioda dan rangkaian

penerimanya.

BAB III. ANALISA RANGKAIAN DAN KERJA SISTEM

Analisa rangkaian dan sistem kerja, dalam bab ini dibahas tentang

sistem kerja per-blok diagram dan sistem kerja keseluruhan.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari

pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah

rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan

perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja

yang sama.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 16: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Keamanan dengan Alat Berbasis Mikrokontroler

Sistem adalah kombinasi beberapa komponen yang bekerja bersama. dan melakukan

suatu sasaran tertentu. Aman adalah tidak merasa takut, resah, atau gelisah. Sistem

keamanan adalah sistem yang digunakan untuk memberikan rasa bebas dari bahaya ,

tidak merasa takut, resah, atau gelisah terhadap barang berharga yang ditingalkan.

Bagian penting dari sistem keamanan adalah menggetahui kemungkinan

terjadinya pencurian terhadap barang berharga .Sistem keamanan ruang merupakan

bagian dari sistem pengamanan, dimana sistem keamanan digunakan untuk

mengurangi resiko terjadinya bahaya kehilangan , kerugian , serta perlindungan

terhadap barang-barang berharga.

Beberapa komponen yang berpengaruh pada sistem keamanan diantaranya:

petugas keamanan, alat bantu keamanan, serta peraturan yang berhubungan dengan

keamanan. Banyak sekali alat bantu yang digunakan untuk mendukung sistem

keamanan, dari peralatan yang sederhana hingga peralatan yang menggunakan yang

lebih maju.

Security password adalah sistem pengaman rumah yang digunakan pada pintu

dimana setiap orang yang akan masuk harus menekan password yang sudah diset

dalam mikrokontroler AT 89S51. Dimana otak dari sistem pengamanan ini

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 17: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mengunakan mikkorokontroler AT89S51. AT89S51 Dirancang sebagai memeori

(otak) dari security password yang akan diisi program nntuk pengaturan sistem

keamanan pintu , sehingga setiap orang yang tidak mengetahui password dari sistem

rancangan ini tidak akan dapat untuk membobolnya.

Karena keamanan adalah salah satu hal yang penting. Banyak hal yang kita

lakukan untuk menciptakan keamanan. Salah satunya adalah menjaga keamanan

rumah. Kita selalu merasa resah saat kita meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.

Hal ini adalah wajar karena rumah kita merupakan salah satu tempat untuk

menyimpan barang-barang berharga dan mungkin sangat pribadi bagi kita.

Perasaan resah tersebut disebabkan adanya kemungkinan terjadinya pencurian-

pencurian pada rumah yang kita tinggalkan. Bila rumah dalam keadaan kosong,

tindakan untuk mengatasinya akan terlambat. Tapi kalau kita telah menggetahuinya

terlebih dahulu maka kita akan lebih siaga dan mempersiapkan segala kemungkinan

yang akan terjadi.

Dalam perancangan sistem penggamanan rumah dengan mengunakan security

password digunakan beberapan komponen utama yang berperan penting dalam sistem

penggamanan ini. Pada perancangan security password otak sistem pengamanan

adalah mikrokontrolerb AT89S51 sedangkan untuk pendeteksi adanya pembobolan

adalah mengunakan infra red yang digunakan sebagai sensor gerak untuk mendeteksi

pergerakan seseoran yang ada didepan pintu.

Dimana sistem kerja dari sistem pengaman rumah dengan mengunakan

security password ini adalah setiap orang yang ingin menjalankan alat ini harus

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 18: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mengketikan password yang telah diset melalui program yang telah disimpan pada

(Integrated Circuit) IC AT89S51 mikrokontroler, apabila passwort yang diketikan

benar maka pintu akan terbuka dan apabila password yang diketikan salah maka

alaram akan berdering yang menandakan adanya pembobolan pada pintu.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai security password pada pengaman

pintu otomatis makan harus diketahui terlabih dahulu komponen yang digunakan dan

kegunaanya pada sistem perancangan sistem pengamanan dengan mengunakan

security password. Untuk lebih memehaminya makan akan akan dijelaskan satu

persatu.

2.2. Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler adalah suatu IC dimana terdapat mikroprosesor dan memori program

read only memory (ROM) serta memory serba guna random access memory (RAM),

bahkan ada beberapa jenis mikrokontroler yang memiliki fasilitas Digital to Analog

Converter (ADC), PLL, dan Electrically Erasable and Programmable Read Only

Memory ( EEPROM) dalam satu kemasan. Pengggunaan mikrokontroler dalam bidan

kontrol sangat luas dan popular.

Gambar 2.1. Bentuk Fisik dari Mikrokontroler AT89S51.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 19: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Selain memiliki arti mikroporosesor dan memori juga memiliki arti yang

berbeda , misalnya mikrokontroler disebut juga komputer keping tunggal (single chip

computer) yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan digunakan untuk tugas-

tugas yang berorientasi control. Selain itu mikroprosesor yang dibuat dengan metode

VLSI (Very Large Scale Integration) sehingga kepadatan komponen yang tinggi

dengan tujuan untuk melakukan pengecilan terhadap sistem yang berbasis

mikroprosesor.C

CCCCCCCCCCCCCCCC

Mikrokontroler adalah satu kemasan (single chip) yang didalamnya terdiri dari

CPU, memori berupa RAM antar muka (interface) serial dan parallel, timer dan

fasilitas interupsi. Mikrokontroler AT89S52 adalah versi terbaru yang merupakan

mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 8 Kbyte Flash Programable dan Erasable Read

Only Memory (PEROM)

2.2.1. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 memiliki 40 buah pin. Umumnya kemasan mikrokontroler

ini adalah DIP (Dual In Line Packaged). Dimana tiap-tiap kaki yang terdapat pada IC

AT89S51 memiliki fungsi yang berbeda –beda. Adapun fungsi dari kaki IC AT89S51

adalah sebagai berikut:

a. Pin 1 sampai 8

Pin 1-8 merupakan port I yang menjadi saluran (bus) dua arah input/output

8 bit.dengan internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai

keperluan dan dapat mengendalikan empat input TTL.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 20: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

b. Pin 9

Merupakan masukan reset (aktif tinggi untuk dua siklus mesin)

Gambar2. 2:Gambar Sekematik Bentuk Mikrokontroler IC AT89S51

c. Pin 10 sampai 17

Port 3 merupakan saluran (bus) I/O 8 bit dua arah dengan internal pull-up

yang memiliki fungsi pengganti.

d. Pin 18 dan 19

Jalur ini merupakan masukan ke panguat osilator berpanguat tinggi.

e. Pin 20

Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol gnd.

f. Pin 21 samp[ai 28

Pin ini merupakan port 2 yang menjadi saluran (bus) I/O dua arah 8 bit

dengan internal pull-up.

g. Pin 29

Program Store Enable (PSEN’) merupakan sinyal pengontrol untuk

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 21: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mengakses program memori eksternal yang masuk ke dalam saluran (bus)

selama proses pemberian atau pengambilan instruksi (fetching).

h. Pin 30

Address Latch Enable (ALE) merupakan penahan alamat memori eksternal

(pada port 1) selama mengakses ke memori eksternal. Pin ini juga sebagai

pulsa (sinyal) input program (PROG) selama pemograman.

i. Pin 31

eksternal Access Enable (EA) merupakan sinyal kontrol untuk pembacaan

memori program.

j. Pin 32 sampai 39

Port 0 merupakan saluran (bus) I/O 8 bit open collector yang dapat

digunakan multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses

ke memori program eksternal.

k. Pin 40

Merupakan sumber tegagan positif yang diberi simbol Vcc sebesar +5 volt.

2.2.2. Spesikasi AT89S51

Mikrokontroler yang dipakai pada alat ini menggunakan DT-51 Minimum Sistem

versi 3 yang diproduksi oleh Innovative Electronics. DT-51 merupakan kit yang

lengkap untuk digunakan karena telah menyediakan port serial, input data, driver

LCD, memori eksternal 28C64B dan sebuah PPI 8255. Spesifikasi DT-51 adalah

sebagai berikut:

1. Berbasis mikrokontroler AT89S51 yang merupakan standar industri

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 22: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

2. Port serial standar RS-232 digunakan untuk komunikasi antara komputer

dengan DT-51.

3. Memori non-volatile (EEPROM) 8kb untuk menyimpan program dan data.

4. Empat port input (I/O) dengan kapasitas 8 bit untuk tiap port-nya.

5. Port LCD untuk keperluan tampilan.

6. Konektor ekspansi untuk menghubungkan DT-51 dengan add-on board

yang kompatibel.

2.3. Alaram sebagai informasi adanya pembobolan pintu

Alaram di buat agar dapat membantu kita dalam menjaga atau mengamankan rumah

yang kita tinggalkan dalam waktu yang cukup lama. Alarm juga sistem yang

digunakan sebagai indikator suara yang sensitive, alarm biasanya di letakan pada pintu

rumah. Alaram menggunakan anergi listrik yang dihubungkan langsung dengan

rangkaian mikrokontroler sehingga apabila terjadi pembobolan pintu maka alaram

akan bordering secara otomatis.

Di setiap celah akses masuk atau keluar rumah dan juga bagian-bagian yang

adanya kemungkinan di bobol oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti pada

pintu dan jendela yang sudah terpasang sensor, sehingga apabila ada seseorang yang

secara paksa pintu masuk tersebut tanpa mempunyai akses masuk atau menekan

password yang benar, maka sensor yang terpasang tersebut akan memberikan sinyal

ke mikrokontroler yang kemudian dari mikrokontroler mengeluarkan output yang

sudah terhubung dengan alaram (buzzer) dan lampu led, sehingga buzzer berbunyi

secara otomatis.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 23: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Sistem alarm anti pencuri ini menggunakan power listrik sebagai sumber

energinya, karena hampir semua komponen pendukung pada alarm anti pencuri ini

menggunakan sistem elektronik yang membutuhkan sumber listrik yang stabil,

sehingga sistem untuk pengaturan power listrik sangat dibutuhkan dalam penerapan

sistem alarm anti pencuri. Selain daripada itu rangkaian security password tidak

langsung dihubungkan dengan PLN , karena rangkaian elektronika memiliki arus yang

kecil dan stabil sehinga sebelum dihubungkan dengan rangkaian yang dirancang

terlebih dahulu dihubungkan dengan power supply.

2.4. Infra Red sebagai Sensor Gerak

Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR)

adalah sama dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya

adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah

melewati contoh atau objek. Dasar pemikiran dari Spektrofotometer Fourier

Transform Infra Red adalah dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean

Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari Perancis.

Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai

daerah waktu atau daerah frekuwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi

elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut

Transformasi Fourier (Fourier Transform).

Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen Fourier Transform Infra

Red dipakai sebagai dasar daerah waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 24: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

pemakaian gelombang radiasi elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah

interferometer yang dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831).

Perbedaan sistim optik Spektrofotometer Infra Red dispersif dan Interferometer

Michelson pada Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red tampak pada gambar

2.3.dibawah ini.

Gambar 2.3. sistem optic sepektrometer infra red

LED atau Light Emmiting Diode adalah dioda yang memancarkan cahaya.

Dengan menggunakan unsur seperti galium, arsen, dan phospor, pabrik LED dapat

membuat LED yang memancarkan cahaya warna-warni. LED sering digunakan

sebagai display peralatan mesin hitung, jam digital dan lain-lain, sedangkan sestem

tanda bahaya pencuri dan ruang lingkup yang lain membutuhkan pancaran yang tak

tampak. LED jenis ini disebut LED infra red.

Karakteristik LED Infra red adalah sebagai berikut :

a. Mempunyai eV antara 0,18 sampai 3,4 eV.

b. Panjang gelombang sebesar = 1,240 eV, yaitu antara 0,36 µm sampai 6.8

µm.

c. Awet dan tahan lama, bila dipasang pada tegangan dan arus yang benar.

d. Harga relatif murah.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 25: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Sensor pendeteksi dipakai sebagai pengganti saklar manual atau mekanik yang

dipasang di tempat yang berpotensi dimasuki atau dilalui oleh orang, apabila orang

yang tidak bertanggung jawab masuk tanpa memasukan kode ( password ), maka

sensor mendeteksi dan mengirim sinyal yang mengakibatkan alarm berbunyi.

Keutamaan menggunakan sistem sensor adalah selain tidak terlihat karena

menggunakan sinyal inframerah juga tidat mudah untuk di tembus atau dibobol.

Gambar 2.4. Bentuk fisik alat infra red

Sensor infra red digunakan pada sistem pengamanan pintu berfungsi untuk

mendeteksi ada tidaknya pergerakan yang terjadi didepan sensor infra red, sehingga

apabila ada pembobolan tanpa mengetikan password terlebih dahulu maka akan

terdeteksi pergerakanya sehingga sensor infra red akan mengirimkan sinyal kebagian

mikrokontroler akan mengirimkan sinyal, sehingga alaram akan berdering secara

otomatis.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 26: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

2.4.1.Cara Kerja Infra Red

Sistim optik Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red dilengkapi dengan

cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi

infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang

bergerak ( M ) dan jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi

tersebut adalah 2 meter yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( δ ). Hubungan

antara intensitas radiasi (IR) yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai

interferogram. Sedangkan sistem optik dari Spektrofotometer Infra Red yang

didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistem optik Fourier

Transform Infra Red.

Pada sistim optik Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER

(Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai

radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra

merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.

2.4.2. Keungulan Infra Red

Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer ini memiliki dua

kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :

a) Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara

simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada

menggunakan cara sekuensial atau pemindah.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 27: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

b) Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red

lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistem

detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah.

2.5. Transistor Sebagai Saklar Otomatis

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit

pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau

sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana

berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan

pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listrik.

Gambar 2.5. Transistor sebagai saklar otomatis

GDFDF\\\\\\\\\\

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang

dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal

lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik

modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).

Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal

radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 28: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa

sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.

2.5.1. Cara Kerja Transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor,

bipolar junction transistor (BJT) atau transistor bipolar dan field-effect transistor

(FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar dinamakan

demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa

muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik

utama harus melewati satu daerah atau lapisan pembatas dinamakan depletion zone,

dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk

mengatur aliran arus utama tersebut.

Field-effect transistor (FET) juga dinamakan transistor unipolar karena hanya

menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe

FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit

dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar

dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah

perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk

mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe

untuk penjelasan yang lebih lanjut.

Pada sistem pengaman security password transistor digunakan sebagai saklar

otomatos apabila ada isyarat dari infra red kerangkaian mikrokontroler, makan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 29: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

rangkaian mikrokontroler akan menyambungkan transistor sehingga alaram akan

hidup, dengan demikian fungsi transistor pada sistem pengaman security password

adalah sebagai scalar otomatis.

2.5.2.Jenis-jenis transistor

Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

a) Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide

b) Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface

Mount, IC, dan lain-lain

c) Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET,

VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor

yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.

d) Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel

e) Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power

f) Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF

transistor, Microwave, dan lain-lain

g) Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi,

dan lain-lain

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 30: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Transistor PNP Transistor NPN

Transistor P-Channel Transistor N-Channel

Gambar2.6 :Gambara Sekematik atau Simbol dari Transistor.

Dalam perancangan sistem pengaman rumah dengan menggunakan

mikrokontroler dan infra red transistor.

2.6. Komponen-komponen Pendukung Security Password

Ada banyak komponen pendukung lain yang digunakan sebagai pelengkap dalam

perancangan sistem pengamanan rumah dengan security password berbasis

mikrokontroler diantaranya adalah sebagai berikut ini.

2.6.1. Resistor

Resistor atau yang biasa disebut (bahasa Belanda) werstand, tahanan atau

penghambat, adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap

perpindahan elektron (muatan negatif). Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R

besar). Satuan resistor adalah Ohm, yang menemukan adalah George Ohm (1787-

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 31: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

1854), seorang ahli fisika bangsa Jerman. Tahanan bagian dalam ini dinamai

konduktansi. Satuan konduktansi ditulis dengan kebalikan dari Ohm.

Kemampuan resistor untuk menghambat disebut juga resistansi atau hambatan

listrik. Besarnya diekspresikan dalam satuan Ohm. Suatu resistor dikatakan memiliki

hambatan 1 Ohm apabila resistor tersebut menjembatani beda tegangan sebesar 1 Volt

dan arus listrik yang timbul akibat tegangan tersebut adalah sebesar 1 ampere, atau

sama dengan sebanyak 6.241506 × 1018 elektron per detik mengalir menghadap arah

yang be×lawanan dari arus dengan nilai (tegangan electron) Qe= 1,602×10-19 C.

Hubungan antara hambatan, tegangan, dan arus, dapat disimpulkan melalui

hukum berikut ini, yang terkenal sebagai hukum Ohm:

R =

Di mana V adalah beda potensial antara kedua ujung benda penghambat, I

adalah besar arus yang melalui benda penghambat, dan R adalah besarnya hambatan

benda penghambat tersebut.

Gambar2.7 : Bentuk Fisik dari Resistor

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 32: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Berdasarkan penggunaanya, resistor dapat dibagi:

1. Resistor Biasa (tetap nilainya), ialah sebuah resistor penghambat gerak arus,

yang nilainya tidak dapat berubah, jadi selalu tetap (konstan). Resistor ini

biasanya dibuat dari nikelin atau karbon.

2. Resistor Berubah (variable), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-

ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut.

Sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan jenis ini kita bagi menjadi dua, Potensiometer, rheostat dan

Trimpot (Trimmer Potensiometer) yang biasanya menempel pada papan

rangkaian (Printed Circuit Board, PCB).

3. Resistor NTC dan PTS, NTC (Negative Temperature Coefficient), ialah

Resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas.

Sedangkan PTS (Positife Temperature Coefficient), ialah Resistor yang

nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi dingin.

4. LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis Resistor yang berubah

hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya

semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.

Pada Resistor biasanya memiliki 4 gelang warna, gelang pertama dan kedua

menunjukkan angka, gelang ketiga adalah faktor kelipatan, sedangkan gelang ke

empat menunjukkan toleransi hambatan. Pertengahan tahun 2006, perkembangan pada

komponen Resistor terjadi pada jumlah gelang warna. Dengan komposisi: Gelang

Pertama (Angka Pertama), Gelang Kedua (Angka Kedua), Gelang Ketiga (Angka

Ketiga), Gelang Keempat (Multiplier) dan Gelang Kelima (Toleransi).

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 33: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Sedangkan untuk gelang toleransi hambatan adalah: Coklat 1%, Merah 2%, Hijau

0,5%, Biru 0,25%, Ungu 0,1%, Emas 5% dan Perak 10%. Kebanyakan gelang

toleransi yang dipakai oleh umum adalah warna Emas, Perak dan Coklat.

2.6.2. Tranformator

Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk

menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau

sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo

tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem

pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara

langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 20/70 kV ditanahkan dengan

tahanan di sisi netral 20 kV nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu

melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.

2.6.3. Capasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu

bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,

keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka

muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan

pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu

lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 34: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan

dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada

konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi

pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awal.

Gambar 2.8 : Prinsip Dasar Kapasitor

2.6.4. Kapasitansi

Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat

menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb

= 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah

kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat

memuat muatan elektron sebanyak 1 coulomb.

keuntungan dari sebuah produk dengan solid capasitor adalah :

a) Dapat digunakan lebih lama

b) Meningkatkan kestabilan perangkat elektronik

c) Memiliki daya tahan lebih baik

d) Khusus untuk overclock dapat meningkatkan kinerja procesor pada kecepatna

tinggi

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 35: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

e) Tidak lagi ada capasitor yang meledak karena terlalu berat bekerja.

Kesimpulan. Dengan daya tahan lebih baik pada panas dibandingkan

electrolytic capasitor, maka kemampuan solid capasitor rata rata mencapai umur 6 kali

lebih lama. Solid capasitor memiliki tingkat tolerensi baik kestabilan kerja maupun

panas, disamping kemampuan pada componen untuk solid capasitor yang lebih stabil

pada frekuensi tinggi dan menahan daya (current) dibandingkan electrolytic capasitor.

Dengan solid capasitor, kemampuan capasitor nantnya menjadi sempurna

dengan lebih tahan terhadap panas, dan mengirim daya elektronik. Mereka yang

mengemari perangkat PC tentunya tidak perlu lagi khawatir bahwa capasitor mereka

akan meledak, bocor atau melembung karena harus bekerja secara berlebihan.

2.6.5. Kondensator

Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah

kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas

positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek

negatif atau yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari

0,47 µF (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa

volt hingga ribuan volt. Adapun gambar untuk Kapasitor Elektrolit pada skema

elektronika, yaitu:

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 36: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Gambar 2.9: Bentuk Fisik Kondensator

Sampel pada gambar diatas polaritas negatif pada kaki Kondensator Elektrolit.

Selain kondensator elektrolit Tampak pada gambar diatas polaritas negatif pada kaki

Kondensator Elektrolit. Selain kondensator elektrolit yang mempunyai polaritas pada

kakinya, ada juga kondensator yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum.

yang mempunyai polaritas pada kakinya, ada juga kondensator yang berpolaritas yaitu

kondensator solid tantalum.

2.6.6. Dioda

Dioda adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai penyearah.

Bahan tipe-p menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n menjadi katode. Bergantung

pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya, diode bisa berlaku sebagai sebuah

saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan

katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila

bagian anode mendapatkan tegangan negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan

positif).

Kondisi tersebut terjadi hanya pada diode ideal-konseptual. Pada diode faktual

(riil), perlu tegangan lebih besar dari 0,7V (untuk diode yang terbuat dari bahan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 37: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

silikon) pada anode terhadap katode agar diode dapat menghantarkan arus listrik.

Tegangan sebesar 0,7V ini disebut sebagai tegangan halang (barrier voltage). Diode

yang terbuat dari bahan Germanium memiliki tegangan halang kira-kira 0,3V.

.

Gambar2.10: Sekematik Bentuk Diode

Adapun macam-macam diode adalah sebagai berikut:

a) dioda pemancar cahaya atau LED adalah dioda yang memancarkan cahaya bila

dipanjar maju. LED dibuat dari semikonduktor campuran seperti Galium

arsenida fosfida (GaAsP), Galium fosfida (GaP), Galium indium fosfida

(GaInP), Galium aluminium arsenida (GaAlAs) dsb.

b) dioda foto (fotovoltaic) digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi

energi listrik searah

c) dioda laser digunakan untuk membangkitkan sinar laser taraf rendah, cara

kerjanya mirip LED

d) dioda Zener digunakan untuk regulasi tegangan.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 38: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Vreg

LM7805CT

IN OUT

TIP32C

100Ω

100uF

330Ω

2200uF 1uF

220 V AC

0 V

5 Volt DC

0 Volt

12 Volt DC

D1

1B4B42

1

2

4

3

BAB III

PERANCANGAN ALAT

3.1 Diagram Blok Rangkaian

Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus ke tegangan ke seluruh

rangkaiaj yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt

dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian kecuali

rangkaian driver motor stepper, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk

mensupplay tegangan ke driver motor stepper, karena motor stepper memiliki

tegangan kerja 12 volt. Rangkaian power supplay ditunjukkan gambar 3.1 dibawah:

Gambar 3.1: Rangkaian Power Supply

Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC

menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan

empat buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 µF.

Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan

tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 39: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

5VVCC

10uF

5VVCC

21

30pF30pF

XTAL 12 MHz

AT89S51

P0.3 (AD3)

P0.0 (AD0)

P0.1 (AD1)

P0.2 (AD2)

VccP1.0

P1.1

P1.2

P1.3

P1.4

P1.5

P1.6

P1.7

P0.4 (AD4)

P0.5 (AD5)

P0.6 (AD6)

P0.7 (AD7)RST

EA/VPPP3.0 (RXD)

P3.1 (TXD)

P3.2 (INT0)

P3.3 (INT1)

P3.4 (T0)

ALE/PROG

PSEN

P2.7 (A15)

P2.6 (A14)

P2.5 (A13)

P2.4 (A12)

P2.3 (A11)

P2.2 (A10)

P2.1 (A9)

P3.6 (WR)

P3.5 (T1)

P3.7 (RD)

XTAL2

XTAL1

GND P2.0 (A8)

1

2

3

4

5

6

7

8

40

39

38

37

36

35

34

33

9

10

11

12

13

14

15

32

31

30

29

28

27

2616

17

18

19

20

25

24

23

22

21

4.7kΩ2SA733

5VVCC

LED1

sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi

untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga

regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang

cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran jembatan dioda.

3.2. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada.

Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada gambar 3.2 dibawah:

Gambar 3.2 Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 40: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena

mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19

dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi

kecepatan mikrokontroller AT89S51 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam

program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke

tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang

merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai

multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program

eksternal. Pin 1 sampai 8 adalah port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10

sampai 17 adalah port 3. Masing-masing port dihubungkan dengan resistor, resistor ini

berfungsi agar arus yang dikeluarkan oleh masing-masing pin cukup besar untuk

mentrigger transistor. Pin 17 yang merupakan P3.7 dihubungkan dengan transistor

dan sebuah LED. Ini dilakukan hanya untuk menguji apakan rangkaian minimum

mikrokontroller AT89S51 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program

sederhana pada mikrokontroller tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum

tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 17

sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum

tersebut telah siap digunakan. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground

pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan

+ 5 volt dari power supplay.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 41: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

VCC

5V

18Ω

330Ω

330Ω

2SC945

2SC945

1.0kΩ

1.0kΩ

18Ω

Tip 127

VCC

5V

Tip 122

VCC

5V

VCC

5V

18Ω

330Ω

330Ω

2SC945

2SC945

1.0kΩ

1.0kΩ

18Ω

Tip 127

Tip 122

Kumparan2

Kumparan1

Tip 127

18Ω

Tip 122

1.0kΩ

VCC

5V

VCC

5V

2SC945

1.0kΩ

18Ω

2SC945

330Ω

330Ω

Tip 127

18Ω

Tip 122

1.0kΩ

VCC

5V

VCC

5V

2SC945

1.0kΩ

18Ω

2SC945

330Ω

330Ω

Kumparan3

Kumparan4

Motor

AT89C4051

AT89C4051

AT89C4051

AT89C4051

3.3. Driver Motor Stepper

Motor stepper yang digunakan adalah motor stepper bipolar. Untuk mengendalikan

motor stepper bipolar ini dibutuhkan sebuah rangkaian driver motor stepper.

Rangkaian driver motor stepper ini berfungsi untuk memutar motor stepper

searah/berlawanan arah dengan arah jarum jam. Mikrokontroler tidak dapat langsung

mengendalikan putaran dari motor stepper, karena itu dibutuhkan driver sebagai

perantara antara mikrokontroler dan motor stepper, sehingga perputaran dari motor

stepper dapat dikendalikan oleh mikrokontroler. Rangkaian driver motor stepper

bipolar ditunjukkan pada gambar 3.3 dibawah :

I III

II IV

Gambar 3.3 Rangkaian driver motor stepper

Untuk mempermudah penjelasan, maka rangkaian di atas dikelompokkan

menjadi 4 rangkaian. Pada rangkaian di atas, jika salah input rangkaian I yang

dihubungkan ke mikrokontroler diberi logika high dan input pada rangkaian lainnya

diberi logika low, maka kedua transistor tipe NPN C945 pada rangkaian I akan aktip.

Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 pada rangkaian I akan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 42: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mendapat tegangan 0 volt dari ground. Kolektor dari transistor C945 yang berada di

sebelah kiri atas diumpankan ke basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis

dari transistor TIP 127 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini

aktip (transistor tipe PNP akan aktip jika tegangan pada basis lebih kecil dari 4,34

volt). Aktipnya transistor PNP TIP 127 ini akan mengakibatkan kolektornya

terhubung ke emitor sehingga kolektor mendapatkan tegangan 12 volt dari Vcc.

Kolektor dari transistor TIP 127 dihubungkan ke kumparan, sehingga

kumparan akan mendapatkan tegangan 12 volt. Hal ini akan mengakibatkan kumparan

menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang akan mnarik motor untuk

mengarah ke arah kumparan yang menimbulkan medan magnet tersebut.

Sedangkan rangkaian II, III dan IV karena pada inputnya diberi logika low,

maka kumparannya tidak menimbulkan medan magnet, sehingga motor tidak tertarik

oleh kumparan-kumparan tersebut.

Demikian seterusnya untuk menggerakkan motor agar berputar maka harus

diberikan logika high secara bergantian ke masing-masing input dari masing-masing

rangkaian.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 43: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

VCC

5V

Infra Merah

100 Ω

3.4. Rangkaian Sensor

Sensor ini berfungsi untuk mengetahui ada/tidaknya koin yang dimasukkan ke alat.

Pada alat ini sensor yang digunakan adalah sebuah pemancar infra merah, sebuah poto

dioda yang diletakkan secara berhadapan dan sebuah rangkaian penerima sinyal infra

merah. Rangkaian pemancar infra merah ditunjukkan pada gambar di bawah ini,

Gambar 3.4. Rangkaian Pemancar infra merah

Pada rangkaian di atas digunakan sebuah LED infra merah yang diserikan dengan

sebuah resistor 100 ohm. Resistor ini berfungsi untuk membatasi arus yang masuk ke

LED infra merah agar LED infra merah tidak rusak. Resistor yang digunakan adalah

100 ohm sehingga arus yang mengalir pada LED infra merah adalah sebesar:

5

0,05 50100

Vi A atau mA

R= = =

Dengan besar arus yang mengalir ke LED infra merah, maka pancaran cahaya infra

merah akan semakin besar, yang menyebabkan jarak pancarannya akan semakin jauh.

Pancaran dari sinar infra merah akan diterima oleh poto dioda, kemudian akan

diolah oleh rangkaian penerima agar menghasilkan sinyal digital, dimana jika poto

dioda menerima pancaran sinar infra merah maka output dari rangkaian penerima ini

akan mengeluarkan logika high (1), namun jika poto dioda tidak menerima pantulan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 44: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

sinar infra merah, maka output dari rangkaian penerima akan mengeluarkan logika

low (0). Rangkaian penerima infra merah seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.5. Rangkaian Penerima sinar infra merah

Poto dioda memiliki hambatan sekitar 15 s/d 20 Kohm jika tidak terkena sinar

infra merah, dan hambatannya akan berubah menjadi sekitar 80 s/d 300 Kohm jika

terkena sinar infra merah tergantung dari besarnya intensitas yang mengenainya.

Semakin besar intensitasnya, maka hambatannya semakin besar.

Pada rangkaian di atas, output dari poto dioda diumpankan ke basis dari

transistor tipa NPN C828, ini berari untuk membuat transistor tersebut aktip maka

tegangan yang keluar dari poto dioda harus lebih besar dari 0,7 volt. Syarat ini akan

terpenuhi jika poto dioda mendapatkan sinar infra merah. Analisanya sebagai berikut:

Jika sinar infra merah mengenai poto dioda, maka hambatan pada poto dioda

300 Kohm, sehingga:

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 45: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

2 330.000

5 2,6191 2 300.000 330.000

RVo xVcc x Volt

R R= = =

+ +

Vout akan diumpankan ke basis dari transistor C828, karena tegangannya lebih besar

dari 0,7 volt yaitu 2,619 Volt maka transistor akan aktip.

Aktipnya transistor C828 akan menyebabkan colektornya terhubung ke emitor,

sehingga colektor mandapat tegangan 0 volt dari ground, tegangan ini diumpankan ke

basis dari transistor ke-2 tipe PNP A733, sehingga transistor ini juga aktip. Seterusnya

aktipnya transistor A733 akan menyebabkan colektornya terhubung ke emitor,

sehingga kolektor mandapat tegangan 5 volt dari Vcc. Kolektor dari transistor A733

dihubungkan ke transistor ke 3 tipe NPN C945, sehingga transistor ini aktip dan

kolektor mendapatkan tegangan 0 dari ground. Tegangan 0 volt yang merupakan

sinyal high (1) yang diumpankan ke mikrokontroler AT89S51, sehingga

mikrokontroler dapat mengetahui bahwa sensor ini mengirimkan sinyal low (0), yang

berarti bahwa tidak ada kaleng minuman yang menghalangi sensor ini (kaleng

minuman dalam alat tidak ada atau habis). tegangan ini juga diumpankan ke basis dari

transistor ke-4 tipe PNP, sehingga transistor ini juga aktip dan LED indikator

menyala.

Transistor ke-4 tipe PNP A733 berfungsi untuk menyalakan LED sebagai

indikator bahwa sensor ini menerima pantulan sinar infra merah dari pemancar. LED

ini akan menyala jika sensor menerima sinar infra merah, dan akan mati jika sensor

tidak menerima sinar infra merah.

Jika ada koin yang dimasukkan ke dalam alat, maka pancaran infra merah

yang mengenai poto dioda akan terhalang sejenak oleh koin yang dimasukkan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 46: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

tersebut. Hal ini menyebabkan hambatan pada poto dioda berubah dari 300 Kohm

menjadi 15 Mohm saat foto dioda tidak terkena cahaya, sehingga:

2 330.000

5 0,1071 2 15.000.000 330.000

RVo xVcc x Volt

R R= = =

+ +

Vout akan diumpankan be basis dari transistor C828, karena tegangannya hanya 0,107

Volt maka transistor tidak aktip.

Tidak aktipnya transistor C828 akan menyebabkan kolektornya tidak

terhubung ke emitor, sehingga kolektor mandapat tegangan 5 volt dari Vcc, tegangan

ini diumpankan ke basis dari transistor ke-2 tipe PNP A733, sehingga transistor ini

juga tidak aktip. Seterusnya tidak aktipnya transistor A733 akan menyebabkan

kolektornya tidak terhubung ke emitor, sehingga kolektor mandapat tegangan 0 volt

dari ground. Kolektor dari transistor A733 dihubungkan ke transistor C945, dimana

transistor tipe NPN ini akan aktip jika tegangan pada basis diatas 0,7 volt. Karena

tegangan pada basis 0 volt, maka transistor ini juga tidak aktip. Kolektor pada

transistor C945 mendapatkan tegangan 5 volt dari Vcc, tegangan inilah yang

kemudian diumpankan ke mikrokontroler AT89S51, sehingga mikrokontroler dapat

mengetahui bahwa sensor ini mengirimkan tegangan 5 volt (sinyal high (1)), yang

berarti bahwa ada kaleng minuman dalam alatyang menghalangi sensor ini. tegangan

ini juga diumpankan ke basis dari transistor ke-3 tipe NPN C945, sehingga transistor

ini juga tidak aktip, sehingga LED tidak nyala.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 47: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

3.5. Diagram Alir Pemrograman

Gambar 3.6. Flowcart cara kerja alat security password

statrt

Input

Pasword ?

ya

tidakya

Pasword benar

Buka pintu

Matikan alaram

Matikan sensor

Tutup pintu

Hidupkan sensor

Hidupkan alaram

Sensor

= 0 ?

Bunyikan alaram

Tombol reset di tekan

Matikan alaram

ya ya

ya

yaya

ya

tidak

tidak

tidak

tidak

ya

ya

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 48: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

3.6. Sistem Kerja Program

Program diawali dengan start yang berarti alat dihidupkan, kemudian program akan

menunggu penekanan pada tombol password Setelah tombol password benar ditekan

maka alaram akan di matikan pintu di bukadan memaikan sensor dan jika tombol

password tidak benar (salah) maka alaram hidup. Jika ya maka tombol reset ditekan

dan mematikan alaram yang sedang bunyi. Kemudian pintu akan menutup kembali

seperti awal. Dan semua sensor akan aktif kembali dan perogram kembali ke awal

demikian seterusnya.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 49: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

BAB IV

PENGUJIAN RANGKAIAN DAN PROGRAM

4.1. Pengujian Rangkaian Power Supplay

Pengujian pada rangkaian power supplay ini dilakukan dengan mengukur tegangan

keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan voltmeter digital. Dari hasil

pengujian didapatkan tegangan keluaran pertama sebesar 4,9 volt dan tegangan

keluaran yang kedua sebesar 11.9 volt. Tegangan keluaran pertama tidak tepat 5 volt,

dan tegangan keluaran kedua tidak tepat 12 volt, hal ini dapat disebabkan oleh kualitas

dari komponen yang digunakan, namun hal ini tidak menjadi masalah, karena

tegangan yang dibutuhkan oleh rangkaian mikrokontrol AT89S51 sebesar 4,5 – 6.0

volt, dan tegangan yang dibutuhkan oleh rangkaian driver motor stepper adalah

sebesar 7 volt sampai 12 volt. Dengan demikian rangkaian ini telah berjalan dengan

baik. Hal ini dapat dilihat dari gambar 3.1 pada bab 3.

Beban (Watt) Output (Volt)

0 5

5 4,8

10 4,7

15 4,5

20 4,2

Tabel 4.1. Hasil pengujian power supplay dengan tegangan 5 Volt.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 50: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Pada pengujian power supplay ada dua buah pengujian, karena pada rangkaian

yang digunakan mengunakan dua buah masukan yaitu 5 Volt untuk tegangan

rangkaian mikrokontroler dan 12 Volt untuk tegangan masukan pada motor stepper.

Hasil pengujian power supplay dapat dilihat pada table 4.1 dan table 4.2.

Beban (Watt) Output (Volt)

0 12

5 11,7

10 11,6

15 11,2

20 11,1

Tabel 4.2. Hasil pengujian power supplay dengan tegangan 12 Volt.

4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler AT89S51 ini dapat dilakukan dengan

menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supplay sebagai sumber

tegangan. Kaki 40 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 20

dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 40 diukur dengan

menggunakan voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 40

sebesar 4,9 volt. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada

mikrokontroler AT89S51. Program yang diberikan adalah sebagai berikut :

Loop:

Cpl P3.7

Acall Tunda

Sjmp Loop

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 51: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Tunda:

Mov R7,#255

Tnd:

Mov R6,#255

Djnz r6,$

Djnz r7,Tnd

Ret

Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P3.7 selama selang

waktu tunda. Jika logika pada P3.7 high maka akan diubah menjadi low, demikian

jika sebaliknya jika logika pada P3.7 low maka akan diubah ke high, demikian

seterusnya.

Logika low akan mengaktipkan transistor sehingga LED akan menyala dan

logika high akan menonaktipkan transistor, sehingga LED padam. Dengan demikian

program ini akan membuat LED berkedip terus-menerus. Jika LED telah berkedip

terus menerus sesuai dengan program yang diinginkan, maka rangkaian

mikrokontroler telah berfungsi dengan baik.

4.3. Pengujian Rangkaian Driver Motor Stepper

Pengujian pada rangkaian driver motor stepper ini dilakukan dengan menghubungkan

input rangkaian driver motor stepper ini dengan rangakaian mikrokontroler AT89S51

dan menghubungkan output dari rangkaian driver motor seperti pada gambar 3.3

rangkaian motor stepper pada bab 3.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 52: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Program di bawah akan memberikan logika high secara bergantian pada input

dari driver motor stepper, dimana input dari jembatan masing-masing dihubungkan ke

P1.0,P1.1, P1.2 dan P1.3. Dengan program di bawah maka motor akan bergerak

searah dengan arah putaran jarum jam. Untuk memutar dengan arah sebaliknya, maka

diberikan program sebagai berikut :

Loop:

Clr P1.3

Setb P1.0

Acall Tunda

Clr P1.0

Setb P1.1

Acall Tunda

Clr P1.1

Setb P1.2

Acall Tunda

Clr P1.2

Setb P1.3

Acall Tunda

Sjmp Loop

Tunda:

Mov R7,#50

Tnd:

Mov R6,#255

Djnz r6,$

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 53: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Djnz r7,Tnd

Ret

Dengan program di bawah, maka motor akan berputar berlawanan arah dengan arah

putaran jarum jam. Tunda digunakan untuk mengatur kecepatan putar dari motor.

Semakin besar nilai yang diberikan pada tunda, maka perputaran motor akan semakin

lambat, dan sebaliknya.

Loop:

Clr P1.0

Setb P1.3

Acall Tunda

Clr P1.0

Setb P1.3

Acall Tunda

Clr P1.2

Setb P1.1

Acall Tunda

Clr P1.1

Setb P1.0

Acall Tunda

Sjmp Loop

Tunda:

Mov R7,#50

Tnd:

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 54: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Mov R6,#255

Djnz r6,$

Djnz r7,Tnd

Ret

Ketika rangkaian kendali motor ini mendapatkan masukan dari port bdiberikan

logika 1 (high) dan port b1 diberikan logika 0 (low) maka terminal 1 yang terhubung

ke motor akan menjadi ground dan terminal 2 yang juga terhubung ke motor akan

menjadi VS (12 volt). Dengan demikian maka motor akan berputar. Selanjutnya

ketikarangkaian kendali ini mendapatkan masukan dari pengendali mikro, yaitu portbo

diberikan logika 1 (high) dan port b1 diberikan logika 1 (high) maka terminal 1 yang

terhubung ke motorakan menjadi VS (12 volt) ground dan terminal 2 yang juga

terhubung ke motorakan menjadi ground. Dengan demikian maka motor akan berputar

berbalik arah.

Dengan demikian dapat diperoleh data pengujian motor stepper . Hal ini dapat

dilihat pada table 4.3.

Input

Output

Motor

Input 1 Input 2 Output 1 Output 2

0 0 0 0 Tidak berputar

0 1 0 0 Tidak berputar

1 0 0 12V berputar

1 1 12V 0 Berbalik arah

Tabel 4.3: hasil pengujian terhadap motor stepper.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 55: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

4.4. Pengujian Rangkaian Sensor

Pengujian pada rangkaian sensor gerak ini dapat dilakukan dengan cara

menghubungkan rangkaian ini dengan sumber tegangan 5 volt, kemudian meletakkan

poto dioda dan infra merah secara berhadapan. Ketika diletakkan secara berhadapan,

maka pancaran sinar infra merah akan mengenai poto dioda, sehingga menyebabkan

LED indikator pada rangkaian penerima akan menyala, dan tegangan output rangkaian

sebesar 0,2 volt. Namun ketika antara infra merah dan poto dioda diberi suatu

penghalang, yang menyebabkan pancaran infra merah tidak mengenai poto dioda, hal

ini menyebabkan LED indikator pada rangkaian penerima tidak menyala dan tegangan

output dari rangkaian ini sebesar 4,8 volt.

Pengujian selanjutnya dilakukan dengan cara menghubungkan rangkaian

terhadap multimeter digital, sehingga yang diukur adalah besar tegangan yang

dihasilkan sensor dengan jarak cahaya yang diterima oleh sensor infra red, cara

pengujian sensor infra red dapat dilihat pada gambar 3.5.

Pengujian dilakukan dengan mengunakan volt meter, hal ini dilakukan untuk

dapat mengetahui tegangan yang dihasilkan dari jara yang telah ditentukan. Hasil

pengukuran tegangan yang dihasilkan infra red dapat dilihat pada table 4.4.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 56: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Jarak (meter) Tegangan (Volt)

2 4,8

4 4,2

6 4,0

8 3,9

10 3,6

12 0

Tabel 4.4. Hasil pengujian rangkaian sensor infra red.

Dari hasil pengujian sensor infra red dapat diketahui bahwa sensor infra red

dapat menerima cahaya infra mera pada jarak kurang dari 10 m, sedangkan apabila

jarar sensor penerima infra red dengan pemancar infra red 11 m, maka sensor

penerima infra red tidak dapat menerima cahaya infra merah dengan baik, bahkan

sensor tidak menerima cahaya infra merah.

.

4.5. Pengujian Rangkaian Display Seven Segmen

Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini

dengan rangkaian mikrokontroler, kemudian memberikan data tertentu pada port serial

dari mikrokontroler. Seven segmen yang digunakan adalah common anoda, dimana

semen akan menyala jika diberi logika 0 dan sebaliknya segmen akan mati jika diberi

logika 1. Dari hasil pengujian diperoleh data yang harus dikirimkan ke port serial

untuk menampilkan bentuk keluaran:

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 57: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Gambar 4.1: Rangkaian display seven segmen

Program yang diisikan pada mikrokontroler untuk menampilkan nilai-nilai

tersebut adalah sebagai berikut:

bil0 equ 21h

bil1 equ 0edh

bil2 equ 19h

bil3 equ 89h

bil4 equ 0c5h

bil5 equ 83h

bil6 equ 03h

bil7 equ 0e9h

HCF4094BE

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 58: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

bil8 equ 01h

bil9 equ 81h

Loop:

mov sbuf,#bil0

Jnb ti,$

Clr ti

sjmp loop

Pengujian seven sengmen dapat dilakukan dengan cara menghubungkan

rangkaian seven segmen dengan rangkaian mikrokontroler yang hasil keluaran dari

input yang dimasukan pada rangkaian mikrokontroler dapat dilihat pada 5.6 berikut.

Tabel 4.5: Bentuk nilai keluaran pada seven segmen.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 59: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

4.6. Pengujian Rangkaian Relay

Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0

volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN,

transistor jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktip

jika pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktipnya transistor akan mengaktipkan

relay. Pada alat ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan tegangan power

supplay, dimana hubungan yang digunakan adalah normal open (On), dengan

demikian jika relay aktip maka hubungan ke tegangan power supllay akan terhubung,

sehingga rangkaian hidup, sebaliknya jika relay tidak aktip, maka tegangan power

supplay akan terputus, sehingga rangkaian transistor akan terputus otomatis dan

mati. Dan bentuk relay dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2: relay elektromagnetik

Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor,

jika relay aktip, maka tegangan power supplay terhubung, sehingga rangkaian akan

hidup, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 60: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini

ke mikrokontroler pada P0.1 kemudian memberikan program sederhana pada

mikrokontroler AT89S51. Program yang diberikan adalah sebagai berikut:

Setb P0.1

. . . . . . . .

Perintah di atas akan memberikan logika high pada P0.1, sehingga P0.1 akan

mendapatkan tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktipkan transistor

C945, sehingga relay juga menjadi aktip dan hubungan tegangan power supplay

terhubung, sehingga rangkain hidup. Berikutnya memberikan program sederhana

untuk menonaktipkan relay. Programnya sebagai berikut:

Clr P0.1

. . . . . . . .

Perintah di atas akan memberikan logika low pada P0.1, sehingga P0.1 akan

mendapatkan tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktipkan transistor.

Motor-n Tampa beban (sekon) Dengan beban

piringan(sekon)

Motor 1 0,2 0,3

Motor 2 0,3 0,4

Motor 3 0,3 0,3

Motor 4 0,2 0,3

Tabel 4.6: Pengujian relay terhadap kecepatan perputaran motor stepper.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 61: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

4.7. Pengujian Rangkaian Keypad

Pengujian rangkaian tombol ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian

ini dengan mikrokontroler AT89S51, kemudian memberikan program sederhana

untuk mengetahui baik/tidaknya rangkaian ini. Rangkaian dihubungkan ke port 2.

Untuk Mengecek penekanan pada 4 tombol yang paling atas. Dengan demikian maka

pin P2.0 akan mendapat logika low (0), dan yang lainnya mendapat logika high (1),

seperti berikut. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3: Rangkaian penguji Keypad

Pengujian rangkaian ini untuk mengetahui kinerja mikrokontroler AT89C52 dan

keypad. Pengujian dilakukan dengan membuat program yang berfungsi untuk

mengeluarkan data biner yang dapat menyalakan dan memadamkan LED pada port P0

sesuai dengan masukan tombol keypad yang ditekan. Tombol yang digunakan disini

adalah tombol keypad 4x4 yang dipasang pada port 1 yang mewakili untuk

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 62: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mengontrol LED. Setiap tombol pada keypad memiliki 2 fungsi yaitu untuk

menyalakan dan memadamkan LED. Jika tombol ditekan, seperti pada table 4.7.

Input keyped Port 1

Output port 0

Led 1 Led 2 Led 3 Led 4 Led 5 Led 6 Led 7 Led8

1 11111110 On Off Off Off Off Off Off Off

2 11111101 Off On Off Off Off Off Off Off

3 11111011 Off Off On Off Off Off Off Off

4 11110111 Off Off Off On Off Off Off Off

5 11101111 Off Off Off Off On Off Off Off

6 11011111 Off Off Off Off Off On Off Off

7 10111111 Off Off Off Off Off Off On Off

8 01111111 Off Off Off Off Off Off Off On

9 11111111 Off Off Off Off Off Off Off Off

0 11111111 Off Off Off Off Off Off Off Off

A 11111111 Off Off Off Off Off Off Off Off

B 11111111 Off Off Off Off Off Off Off Off

Tabel 4.7. Hasil penekanan tombol keypad.

Program yang diisikan pada mikrokontroler untuk menguji rangkaian keypad

adalah sebagai berikut:

Tombol1:

Mov P0,#0FEH

Mov a,P0

Cjne a,#0EEH,Tombol2

Setb P3.7

Sjmp Tombol1

Tombol2:

Cjne a,#0DEH,Tombol1

Clr P3.7

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 63: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Sjmp Tombol1

Program diatas akan menunggu penekanan pada tombol 1 dan tombol 2, jika

tombol 1 ditekan, maka program akan menyalakan LED yang ada pada P3.7. Jika

tombol 2 ditekan, maka program akan mematikan LED yang ada pada P3.7.

Jika rangkaian telah berjalan sesuai program yang diberikan, maka rangkaian

telah berfungsi dengan baik.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 64: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari perancangan alat yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a. Sistem pengamatan rumah dengan menggunakan security password akan

aktif apabila ditekan password 1807 , maka rangkaian mikrokontroler

AT89S51 akan megirim perintah untuk menghidupkan motor stepper dan

pintu akan terbuka dan objek melewti sensor infra red, dan rangkaian

pengaman rumah akan aktif.

b. Apabila password yang diketikan 1807 maka pintu akan terbuka secara

otomatis, dan apabila password yang diketikan bukan angka 1807 maka

alaram akan bordering 1 kali sebagai peringatan pertama, dan apabila

dilakukan pengetikan password lebih dari 2 kali dan password yang

ditekan bukan 1807 maka alaram akan bordering sebagai tanda keadaan

tidak aman.

c. Sistem pengaman rumah dengan security password tidak akan berfungsih

apabilah password belum ditekan tombol 1807 dan bila terjadi pembobolan

pada rumah tampa menekan password, maka alaram akan berdering,

alaram akan terus berdering sebelum ditekan tombol D pada keyped.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 65: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

d. Sistem kerja rangkaian infra red pada sistem pengaman rumah dengan

menggunakan password adalah apabila ada objek yang dideteksi sensor

infra red namun belum terjadi penekanan password maka rangkaian infra

red akan mengirimkan perintah kerangkaian mikrokontroler untuk

menghidupkan alaram dan alaram akan hidup secara otomatis .

e. Security password dirancang untuk membuka pintu otomatis dengan

menggunakan password sebagai sarat untuk membuka pintu, sehingga

apabila tidak menggetikan password yang benar maka pintu akan tetap

tertutup dan alaram akan bordering.

f. Apabila password yang diketikan telah benar sesuai dengan password yang

diset pada mikrokontroler AT89S51 maka pintu akan terbuka secara

otomatis, sedangkan infra red berfungsi untuk mendeteksi pergerakan

objek, setelah objek telah menjauhi infra red maka pintu akan tertutup

secara otomatis.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 66: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

5.2. Saran

a. Dengan peracangan alat security password ini diharapkap dapat

dikembakan pada masyarakat sebagai sistem pengaman rumah yang

terbaru dengan mengunakan alat-alat mikro dan menggunakan keepisienan

yang cukup tinggi.

b. Sebaiknya dengan adanya alat pengaman rumah security password yang

berbasi mikrokontroler ini ada pengembangan menuju kesempurnaan

pengaman rumah yang lebih sempurna dan lebih episien.

c. Diharapkan dengan adanya alat penggaman rumah yang berbasi mikroler

dapat dikembangkan lebih baik lagi dan lebih episien untuk memenuhi

tuntutan kemajuan teknologi sekarang ini yang bergerak sangat cepat.

d. Untuk mendapatkan hasil perancangan alat yang maksimum dengan

mengunakan mikrokontroler AT89S51 dan sensor infra red , sistem

rancangan alat juga mengunakan komponen pendukung yang diperlukan

pada rangkaian security password untuk memperoleh kesempurnaan alat

pengaman security password berbasis mikro.

e. Dengan adanya perancangan alat yang berbasis mikrokontroler dengan

menggunakan sensor dan IC AT89S51 saya harapkan dapat menambah

ilmu pangtahuan dan perancancangan alat yang lebih baik.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 67: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

DAFTAR PUSTAKA

Agfianto . 2004. Belajar Mikrokontroler AT89S51/52/55 Teori dan Aplikasi. Edisi

kedua. Jakarta. Penerbit:Gava Media.

Andi. 2003. Panduan Praktis Teknik AntarMuka dan Pemograman Mikrokontroler

AT89S51. Jakarta. Penerbit: PT Elex Media Komputindo.

Brey B Barry. 2002. The Intel Mikroprocesor, Edisi Kelima. Jakarta. Penerbit:

Erlangga dan Prentice Hall. Inc.

Alvino, Albert Paul, Prinsip-prinsip Elektronika. Jilit 1 dan 2. Jakarta. Penerbit:

Salemba Teknika.

M. G. Joshi, Trandusers For Instrumentation, New Delhi, Penerbit: Laxmi

Publikacation.

Widodo, S.Si, Mkom, Interfacing Komputer dan Mikrokontroler. Jakarta. Penerbit :

Elex Media Komputindo.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 68: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

LAMPIRAN

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 69: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 70: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 71: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 72: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

PROGRAM KESELURUHAN PERANCAGAN ALAT SISTEM PENGAMAN RUMAH

; = = = = initialisasi port = = = = ;

alarm bit P2.4

lampu bit P2.1

sensor_teg bit p3.3

motor1 bit p2.0

motor2 bit p2.1

motor3 bit p2.2

motor4 bit p2.3

bil0 equ 20h

bil1 equ 0ech

bil2 equ 18h

bil3 equ 88h

bil4 equ 0c4h

bil5 equ 82h

bil6 equ 2h

bil7 equ 0e8h

bil8 equ 0h

bil9 equ 80h

Kosong equ 0ffh

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 73: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Utama:

clr alarm

mov p0,#0

mov p1,#0

clr alarm

mov 70h,#0

mov 71h,#0

mov 72h,#0

mov 73h,#0

mov 64h,#0 ;jumlah kesalahan

acall delay

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

Bdg_Kode1:

clr alarm

mov 60h,#1

mov 61h,#8

mov 62h,#0

mov 63h,#7 ; password 1

mov 7ah,#bdg_kode1

sjmp Tbl_Satu

tbl_Satu:

call cek_sensor

mov P0,#7fh

mov a,p0

cjne a,#77h,tbl_Dua

mov 74h,#bil1

Mov 70h,#1

acall tampil

Recek_tbl_Satu:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu

ljmp Tbl_Satu1

tbl_Dua:

cjne a,#7bh,tbl_Tiga

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 74: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mov 74h,#bil2

Mov 70h,#2

acall tampil

Recek_tbl_Dua:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#7bh,Recek_tbl_Dua

ljmp Tbl_Satu1

tbl_Tiga:

cjne a,#7dh,Tbl_Empat

mov 74h,#bil3

Mov 70h,#3

acall tampil

Recek_tbl_Tiga:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#7dh,Recek_tbl_Tiga

ljmp Tbl_Satu1

Tbl_Empat:

mov P0,#0bfh

mov a,p0

cjne a,#0b7h,Tbl_Lima

mov 74h,#bil4

Mov 70h,#4

acall tampil

Recek_tbl_Empat:

call cek_sensor

mov P0,#0bfh

mov a,p0

cjne a,#0b7h,Recek_tbl_Empat

Ljmp Tbl_Satu1

Tbl_Lima:

cjne a,#0bbh,Tbl_Enam

mov 74h,#bil5

Mov 70h,#5

acall tampil

Recek_tbl_Lima:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima

ljmp Tbl_Satu1

Tbl_Enam:

cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh

mov 74h,#bil6

Mov 70h,#6

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 75: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

acall tampil

Recek_tbl_Enam:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam

ljmp Tbl_Satu1

Tbl_Tujuh:

mov P0,#0dfh

mov a,P0

cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan

mov 74h,#bil7

Mov 70h,#7

acall tampil

Recek_tbl_Tujuh:

call cek_sensor

mov P0,#0dfh

mov a,p0

cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh

ljmp Tbl_Satu1

Tbl_Delapan:

cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan

mov 74h,#bil8

Mov 70h,#8

acall tampil

Recek_tbl_Empat:

call cek_sensor

mov P0,#0bfh

mov a,p0

cjne a,#0b7h,Recek_tbl_Empat

Ljmp Tbl_Satu1

Tbl_Lima:

cjne a,#0bbh,Tbl_Enam

mov 74h,#bil5

Mov 70h,#5

acall tampil

Recek_tbl_Lima:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima

ljmp Tbl_Satu1

Tbl_Enam:

cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh

mov 74h,#bil6

Mov 70h,#6

acall tampil

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 76: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Recek_tbl_Enam:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam

ljmp Tbl_Satu1

Tbl_Tujuh:

mov P0,#0dfh

mov a,P0

cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan

mov 74h,#bil7

Mov 70h,#7

acall tampil

Recek_tbl_Tujuh:

call cek_sensor

mov P0,#0dfh

mov a,p0

cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh

ljmp Tbl_Satu1

Tbl_Delapan:

cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan

mov 74h,#bil8

Mov 70h,#8

acall tampil

tbl_Satu1:

acall delay

call cek_sensor

mov P0,#7fh

mov a,p0

cjne a,#77h,tbl_Dua1

mov 75h,#bil1

Mov 71h,#1

acall tampil1

Recek_tbl_Satu1:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu1

ljmp Tbl_Satu2

tbl_Dua1:

cjne a,#7bh,tbl_Tiga1

mov 75h,#bil2

Mov 71h,#2

acall tampil1

Recek_tbl_Dua1:

call cek_sensor

mov a,p0

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 77: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

cjne a,#7bh,Recek_tbl_Dua1

ljmp Tbl_Satu2

tbl_Tiga1:

cjne a,#7dh,Tbl_Empat1

mov 75h,#bil3

Mov 71h,#3

acall tampil1

Recek_tbl_Tiga1:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#7dh,Recek_tbl_Tiga1

ljmp Tbl_Satu2

Tbl_Empat1:

mov P0,#0bfh

mov a,p0

cjne a,#0b7h,Tbl_Lima1

mov 75h,#bil4

Mov 71h,#4

acall tampil1

Recek_tbl_Empat1:

call cek_sensor

mov P0,#0bfh

mov a,p0

cjne a,#0b7h,Recek_tbl_Empat1

Ljmp Tbl_Satu2

Tbl_Lima1:

cjne a,#0bbh,Tbl_Enam1

mov 75h,#bil5

Mov 71h,#5

acall tampil1

Recek_tbl_Lima1:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima1

ljmp Tbl_Satu2

Tbl_Enam1:

cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh1

mov 75h,#bil6

Mov 71h,#6

acall tampil1

Recek_tbl_Enam1:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam1

ljmp Tbl_Satu2

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 78: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Tbl_Tujuh1:

mov P0,#0dfh

mov a,P0

cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan1

mov 75h,#bil7

Mov 71h,#7

acall tampil1

Recek_tbl_Tujuh1:

call cek_sensor

mov P0,#0dfh

mov a,p0

cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh1

ljmp Tbl_Satu2

Tbl_Delapan1:

cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan1

mov 75h,#bil8

Mov 71h,#8

acall tampil1

Recek_tbl_Delapan1:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0dbh,Recek_tbl_Delapan1

ljmp Tbl_Satu2

ljmp Tbl_Satu2

Tbl_Sembilan1:

cjne a,#0ddh,Tbl_nol1

mov 75h,#bil9

Mov 71h,#9

acall tampil1

Recek_tbl_Sembilan1:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0ddh,Recek_tbl_Sembilan1

ljmp Tbl_Satu2

Tbl_Nol1:

mov P0,#0efh

mov a,P0

cjne a,#0ebh,Balik_Tbl_Satu1

mov 75h,#bil0

Mov 71h,#0

acall tampil1

Recek_tbl_Nol1:

call cek_sensor

mov P0,#0efh

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 79: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mov a,p0

cjne a,#0ebh,Recek_tbl_Nol1

Ljmp Tbl_Satu2

Balik_Tbl_Satu1:

Ljmp Tbl_Satu1

tampil1:

mov sbuf,75h

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,74h

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

ret

Tbl_Satu2:

acall delay

call cek_sensor

mov P0,#7fh

mov a,p0

cjne a,#77h,tbl_Dua2

mov 76h,#bil1

Mov 72h,#1

acall tampil2

Recek_tbl_Satu2:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu2

ljmp Tbl_Satu3

tbl_Dua2:

cjne a,#7bh,tbl_Tiga2

mov 76h,#bil2

Mov 72h,#2

acall tampil2

Recek_tbl_Dua2:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#7bh,Recek_tbl_Dua2

ljmp Tbl_Satu3

tbl_Tiga2:

cjne a,#7dh,Tbl_Empat2

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 80: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mov 76h,#bil3

Mov 72h,#3

acall tampil2

Recek_tbl_Tiga2:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#7dh,Recek_tbl_Tiga2

ljmp Tbl_Satu3

Tbl_Empat2:

mov P0,#0bfh

mov a,p0

cjne a,#0b7h,Tbl_Lima2

mov 76h,#bil4

Mov 72h,#4

acall tampil2

Recek_tbl_Empat2:

call cek_sensor

mov P0,#0bfh

mov a,p0

cjne a,#0b7h,Recek_tbl_Empat2

Ljmp Tbl_Satu3

Tbl_Lima2:

cjne a,#0bbh,Tbl_Enam2

mov 76h,#bil5

Mov 72h,#5

acall tampil2

Recek_tbl_Lima2:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima2

ljmp Tbl_Satu3

Tbl_Enam2:

cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh2

mov 76h,#bil6

Mov 72h,#6

acall tampil2

Recek_tbl_Enam2:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam2

ljmp Tbl_Satu3

Tbl_Tujuh2:

mov P0,#0dfh

mov a,P0

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 81: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan2

mov 76h,#bil7

Mov 72h,#7

acall tampil2

Recek_tbl_Tujuh2:

call cek_sensor

mov P0,#0dfh

mov a,p0

cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh2

ljmp Tbl_Satu3

Tbl_Delapan2:

cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan2

mov 76h,#bil8

Mov 72h,#8

acall tampil2

Recek_tbl_Delapan2:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0dbh,Recek_tbl_Delapan2

ljmp Tbl_Satu3

Tbl_Sembilan2:

cjne a,#0ddh,Tbl_nol2

mov 76h,#bil9

Mov 72h,#9

acall tampil2

Recek_tbl_Sembilan2:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0ddh,Recek_tbl_Sembilan2

ljmp Tbl_Satu3

Tbl_Nol2:

mov P0,#0efh

mov a,P0

cjne a,#0ebh,Balik_Tbl_Satu2

mov 76h,#bil0

Mov 72h,#0

acall tampil2

Recek_tbl_Nol2:

call cek_sensor

mov P0,#0efh

mov a,p0

cjne a,#0ebh,Recek_tbl_Nol2

Ljmp Tbl_Satu3

Balik_Tbl_Satu2:

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 82: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Ljmp Tbl_Satu2

tampil2:

mov sbuf,76h

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,75h

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,74h

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

ret

Tbl_Satu3:

acall delay

call cek_sensor

mov P0,#7fh

mov a,p0

cjne a,#77h,tbl_Dua3

mov 77h,#bil1

Mov 73h,#1

acall tampil3

Recek_tbl_Satu3:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu3

ljmp Tbl_Satu4

tbl_Dua3:

cjne a,#7bh,tbl_Tiga3

mov 77h,#bil2

Mov 73h,#2

acall tampil3

Recek_tbl_Dua3:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#7bh,Recek_tbl_Dua3

ljmp Tbl_Satu4

tbl_Tiga3:

cjne a,#7dh,Tbl_Empat3

mov 77h,#bil3

Mov 73h,#3

acall tampil3

Recek_tbl_Tiga3:

call cek_sensor

mov a,p0

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 83: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

cjne a,#7dh,Recek_tbl_Tiga3

ljmp Tbl_Satu4

Tbl_Empat3:

mov P0,#0bfh

mov a,p0

cjne a,#0b7h,Tbl_Lima3

mov 77h,#bil4

Mov 73h,#4

acall tampil3

Recek_tbl_Empat3:

call cek_sensor

mov P0,#0bfh

mov a,p0

cjne a,#0b7h,Recek_tbl_Empat3

Ljmp Tbl_Satu4

Tbl_Lima3:

cjne a,#0bbh,Tbl_Enam3

mov 77h,#bil5

Mov 73h,#5

acall tampil3

Recek_tbl_Lima3:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima3

ljmp Tbl_Satu4

Tbl_Enam3:

cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh3

mov 77h,#bil6

Mov 73h,#6

acall tampil3

Recek_tbl_Enam3:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam3

ljmp Tbl_Satu4

Tbl_Tujuh3:

mov P0,#0dfh

mov a,P0

cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan3

mov 77h,#bil7

Mov 73h,#7

acall tampil3

Recek_tbl_Tujuh3:

call cek_sensor

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 84: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mov P0,#0dfh

mov a,p0

cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh3

ljmp Tbl_Satu4

Tbl_Delapan3:

cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan3

mov 77h,#bil8

Mov 73h,#8

acall tampil3

Recek_tbl_Delapan3:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0dbh,Recek_tbl_Delapan3

ljmp Tbl_Satu4

Tbl_Sembilan3:

cjne a,#0ddh,Tbl_nol3

mov 77h,#bil9

Mov 73h,#9

acall tampil3

Recek_tbl_Sembilan3:

call cek_sensor

mov a,p0

cjne a,#0ddh,Recek_tbl_Sembilan3

ljmp Tbl_Satu4

Tbl_Nol3:

mov P0,#0efh

mov a,P0

cjne a,#0ebh,Balik_Tbl_Satu3

mov 77h,#bil0

Mov 73h,#0

acall tampil3

Recek_tbl_Nol3:

call cek_sensor

mov P0,#0efh

mov a,p0

cjne a,#0ebh,Recek_tbl_Nol3

Ljmp Tbl_Satu4

Balik_Tbl_Satu3:

Ljmp Tbl_Satu3

tampil3:

mov sbuf,77h

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,76h

jnb ti,$

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 85: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

clr ti

mov sbuf,75h

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,74h

jnb ti,$

clr ti

ret

Tbl_Satu4:

mov P0,#7fh

mov a,P0

cjne a,#7eh,Tbl_Satu4 ; tombol A

Bandingkan:

mov a,70h

cjne a,60h,Password_Salah

mov a,71h

cjne a,61h,Password_Salah

mov a,72h

cjne a,62h,Password_Salah

mov a,73h

cjne a,63h,Password_Salah

mov 64h,#0

benar:

call kussunk

call mati_bunyi

acall open

tunggu:

acall tunda_sejenak

mati_bunyi:

clr alarm

ret

Password_Salah:

setb alarm

Acall tunda

clr alarm

Acall tunda

inc 64h

mov a,64h

Cjne a,#3,balik_Tbl_Satu4

Alarm_Aktip:

setb alarm

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 86: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Acall tunda

clr alarm

acall tunda

mov P0,#0efh

mov a,P0

cjne a,#0eeh,Alarm_Aktip ; tombol D

mov 64h,#0

call tampilan_awal

aktif:

call mati_bunyi

ret

cek_sensor:

jb sensor_teg,no_signal

ljmp alarm_aktip

ret

no_signal:

ret

balik_utama:

ljmp utama

ret

Balik_Tbl_Satu4:

call kussunk

Ljmp Tbl_Satu

tampilan_awal:

Ljmp utama

ret

open:

setb motor 1

clr motor2

clr motor3

clr motor4

call delay_stepper

clr motor1

setb motor2

clr motor3

clr motor4

call delay_stepper

clr motor1

clr motor2

setb motor3

clr motor4

call delay_stepper

clr motor1

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 87: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

clr motor2

clr motor3

setb motor4

call delay_stepper

jnb p3.5,open

clr motor1

clr motor2

clr motor3

clr motor4

call tunda_sejenak

close:

clr motor1

clr motor2

clr motor3

setb motor4

call delay_stepper

clr motor1

clr motor2

setb motor3

clr motor4

call delay_stepper

clr motor1

setb motor2

clr motor3

clr motor4

call delay_stepper

setb motor1

clr motor2

clr motor3

clr motor4

call delay_stepper

jnb p3.6,close

clr motor1

clr motor2

clr motor3

clr motor4

ret

delay_stepper:

mov r7,#100

dly_stp:

mov r6,#70

djnz r6,$

djnz r7,dly_stp

ret

delay:

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 88: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

mov r7,#5

dly:

mov r6,#255

dl:

mov r5,#255

djnz r5,$

djnz r6,dl

djnz r7,dly

ret

tunda:

mov r7,#5

tnd:

mov r6,#150

td:

mov r5,#255

djnz r5,$

djnz r6,td

djnz r7,tnd

ret

tunda_Sejenak:

mov r7,#10

tnd_Sejenak:

mov r6,#255

td_Sejenak:

mov r5,#255

djnz r5,$

djnz r6,td_Sejenak

djnz r7,tnd_Sejenak

ret

kussunk:

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

mov sbuf,#Kosong

jnb ti,$

clr ti

ret

end

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 89: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Features • Compatible with MCS-51® Products • 8K Bytes of In-System Programmable (ISP) Flash Memory

• • • • • • • • • • • • •

– Endurance: 1000 Write/Erase Cycles 4.0V to 5.5V Operating Range Fully Static Operation: 0 Hz to 33 MHz Three-level Program Memory Lock 256 x 8-bit Internal RAM 32 Programmable I/O Lines Three 16-bit Timer/Counters Eight Interrupt Sources Full Duplex UART Serial Channel Low-power Idle and Power-down Modes Interrupt Recovery from Power-down Mode Watchdog Timer Dual Data Pointer Power-off Flag

Description

The AT89S52 is a low-power, high-performance CMOS 8-bit microcontroller with 8K bytes of in-system programmable Flash memory. The device is manufactured using Atmel’s high-density nonvolatile memory technology and is compatible with the indus- try-standard 80C51 instruction set and pinout. The on-chip Flash allows the program memory to be reprogrammed in-system or by a conventional nonvolatile memory pro- grammer. By combining a versatile 8-bit CPU with in-system programmable Flash on a monolithic chip, the Atmel AT89S52 is a powerful microcontroller which provides a highly-flexible and cost-effective solution to many embedded control applications.

The AT89S52 provides the following standard features: 8K bytes of Flash, 256 bytes of RAM, 32 I/O lines, Watchdog timer, two data pointers, three 16-bit timer/counters, a six-vector two-level interrupt architecture, a full duplex serial port, on-chip oscillator, and clock circuitry. In addition, the AT89S52 is designed with static logic for operation down to zero frequency and supports two software selectable power saving modes. The Idle Mode stops the CPU while allowing the RAM, timer/counters, serial port, and interrupt system to continue functioning. The Power-down mode saves the RAM con- tents but freezes the oscillator, disabling all other chip functions until the next interrupt or hardware reset.

8-bit

Microcontroller

with 8K Bytes

In-System

Programmable

Flash

AT89S52

Rev. 1919A-07/01

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 90: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Pin Configurations PDIP

(T2) P1.0 (T2 EX) P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 (MOSI) P1.5 (MISO) P1.6 (SCK) P1.7 RST (RXD) P3.0 (TXD) P3.1 (INT0) P3.2 (INT1) P3.3 (T0) P3.4 (T1) P3.5 (WR) P3.6 (RD) P3.7 XTAL2 XTAL1 GND

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21

VCC P0.0 (AD0) P0.1 (AD1) P0.2 (AD2) P0.3 (AD3) P0.4 (AD4) P0.5 (AD5) P0.6 (AD6) P0.7 (AD7) EA/VPP ALE/PROG PSEN P2.7 (A15) P2.6 (A14) P2.5 (A13) P2.4 (A12) P2.3 (A11) P2.2 (A10) P2.1 (A9) P2.0 (A8)

PLCC P1.4P1.3P1.2P1.1 (T2 EX)P1.0 (T2)NCVCCP0.0 (AD0)P0.1 (AD1)P0.2 (AD2)P0.3 (AD3)

P0.4 (AD4) P0.5 (AD5) P0.6 (AD6) P0.7 (AD7) EA/VPP NC ALE/PROG PSEN P2.7 (A15) P2.6 (A14) P2.5 (A13)

(WR) P3.6(RD) P3.7XTAL2XTAL1GNDNC(A8) P2.0(A9) P2.1(A10) P2.2(A11) P2.3(A12) P2.4

1819202122232425262728

(MOSI) P1.5 (MISO) P1.6 (SCK) P1.7 RST (RXD) P3.0 NC (TXD) P3.1 (INT0) P3.2 (INT1) P3.3 (T0) P3.4 (T1) P3.5

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

6543214443424140 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29

P0.4 (AD4) P0.5 (AD5) P0.6 (AD6) P0.7 (AD7) EA/VPP NC ALE/PROG PSEN P2.7 (A15) P2.6 (A14) P2.5 (A13)

TQFP P1.4P1.3P1.2P1.1 (T2 EX)P1.0 (T2)NCVCCP0.0 (AD0)P0.1 (AD1)P0.2 (AD2)P0.3 (AD3)

4443424140393837363534

(MOSI) P1.5 (MISO) P1.6 (SCK) P1.7 RST (RXD) P3.0 NC (TXD) P3.1 (INT0) P3.2 (INT1) P3.3 (T0) P3.4 (T1) P3.5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1213141516171819202122

33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23

(WR) P3.6(RD) P3.7XTAL2XTAL1GNDGND(A8) P2.0(A9) P2.1(A10) P2.2(A11) P2.3(A12) P2.4

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 91: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Block Diagram

P0.0 - P0.7 P2.0 - P2.7

VCC PORT 0 DRIVERS

GND PORT 2 DRIVERS

RAM ADDR. REGISTER RAM PORT 0

LATCH PORT 2 LATCH FLASH

B REGISTER ACC

STACK POINTER

PROGRAM ADDRESS REGISTER

BUFFER TMP2 TMP1

ALU

INTERRUPT, SERIAL PORT, AND TIMER BLOCKS

PC INCREMENTER

PSW PROGRAM COUNTER

PSEN ALE/PROG

EA / VPP RST

WATCH DOG

PORT 3 LATCH

TIMING AND CONTROL

INSTRUCTION REGISTER DUAL DPTR

PORT 1 LATCH

ISP PORT

PROGRAM LOGIC

OSC PORT 3 DRIVERS PORT 1 DRIVERS

P3.0 - P3.7 P1.0 - P1.7

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 92: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Pin Description

VCC Supply voltage.

GND Ground.

Port 0 Port 0 is an 8-bit open drain bidirectional I/O port. As an output port, each pin can sink eight TTL inputs. When 1s are written to port 0 pins, the pins can be used as high- impedance inputs. Port 0 can also be configured to be the multiplexed low- order address/data bus during accesses to external program and data memory. In this mode, P0 has internal pullups. Port 0 also receives the code bytes during Flash program- ming and outputs the code bytes during program verifica- tion. External pullups are required during program verification.

Port 1 Port 1 is an 8-bit bidirectional I/O port with internal pullups. The Port 1 output buffers can sink/source four TTL inputs. When 1s are written to Port 1 pins, they are pulled high by the internal pullups and can be used as inputs. As inputs, Port 1 pins that are externally being pulled low will source current (IIL) because of the internal pullups. In addition, P1.0 and P1.1 can be configured to be the timer/counter 2 external count input (P1.0/T2) and the timer/counter 2 trigger input (P1.1/T2EX), respectively, as shown in the following table. Port 1 also receives the low-order address bytes during Flash programming and verification.

Port Pin

P1.0

P1.1

P1.5

P1.6

P1.7

Alternate Functions

T2 (external count input to Timer/Counter 2), clock-out

T2EX (Timer/Counter 2 capture/reload trigger and direction control)

MOSI (used for In-System Programming)

MISO (used for In-System Programming)

SCK (used for In-System Programming)

external data memory that use 16-bit addresses (MOVX @ DPTR). In this application, Port 2 uses strong internal pul- lups when emitting 1s. During accesses to external data memory that use 8-bit addresses (MOVX @ RI), Port 2 emits the contents of the P2 Special Function Register. Port 2 also receives the high-order address bits and some control signals during Flash programming and verification.

Port 3 Port 3 is an 8-bit bidirectional I/O port with internal pullups. The Port 3 output buffers can sink/source four TTL inputs. When 1s are written to Port 3 pins, they are pulled high by the internal pullups and can be used as inputs. As inputs, Port 3 pins that are externally being pulled low will source current (IIL) because of the pullups. Port 3 also serves the functions of various special features of the AT89S52, as shown in the following table. Port 3 also receives some control signals for Flash pro- gramming and verification.

Port Pin

P3.0

P3.1

P3.2

P3.3

P3.4

P3.5

P3.6

P3.7

Alternate Functions

RXD (serial input port)

TXD (serial output port)

INT0 (external interrupt 0)

INT1 (external interrupt 1)

T0 (timer 0 external input)

T1 (timer 1 external input)

WR (external data memory write strobe)

RD (external data memory read strobe)

RST Reset input. A high on this pin for two machine cycles while the oscillator is running resets the device. This pin drives High for 96 oscillator periods after the Watchdog times out. The DISRTO bit in SFR AUXR (address 8EH) can be used to disable this feature. In the default state of bit DISRTO, the RESET HIGH out feature is enabled.

ALE/PROG Address Latch Enable (ALE) is an output pulse for latching the low byte of the address during accesses to external memory. This pin is also the program pulse input (PROG) during Flash programming. In normal operation, ALE is emitted at a constant rate of 1/6 the oscillator frequency and may be used for external timing or clocking purposes. Note, however, that one ALE pulse is skipped during each access to external data memory. If desired, ALE operation can be disabled by setting bit 0 of SFR location 8EH. With the bit set, ALE is active only dur- ing a MOVX or MOVC instruction. Otherwise, the pin is

Port 2 Port 2 is an 8-bit bidirectional I/O port with internal pullups. The Port 2 output buffers can sink/source four TTL inputs. When 1s are written to Port 2 pins, they are pulled high by the internal pullups and can be used as inputs. As inputs, Port 2 pins that are externally being pulled low will source current (IIL) because of the internal pullups. Port 2 emits the high-order address byte during fetches from external program memory and during accesses to

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 93: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

weakly pulled high. Setting the ALE-disable bit has no effect if the microcontroller is in external execution mode.

PSEN Program Store Enable (PSEN) is the read strobe to exter- nal program memory. When the AT89S52 is executing code from external pro- gram memory, PSEN is activated twice each machine cycle, except that two PSEN activations are skipped during each access to external data memory.

EA/VPP External Access Enable. EA must be strapped to GND in order to enable the device to fetch code from external pro- gram memory locations starting at 0000H up to FFFFH.

Table 1. AT89S52 SFR Map and Reset Values

0F8H

0F0H

0E8H

0E0H

0D8H

0D0H

0C8H

0C0H

0B8H

0B0H

0A8H

0A0H

98H

90H

88H

80H

IP XX000000

P3 11111111

IE 0X000000

P2 11111111

SCON 00000000

P1 11111111

TCON 00000000

P0 11111111

TMOD 00000000

SP 00000111

TL0 00000000

DP0L 00000000

TL1 00000000

DP0H 00000000

TH0 00000000

DP1L 00000000

TH1 00000000

DP1H 00000000

AUXR XXX00XX0

PCON 0XXX0000

SBUF XXXXXXXX

AUXR1 XXXXXXX0

WDTRST XXXXXXXX

PSW 00000000

T2CON 00000000

T2MOD XXXXXX00

RCAP2L 00000000

RCAP2H 00000000

TL2 00000000

TH2 00000000

ACC 00000000

B 00000000

0FFH

0F7H

0EFH

0E7H

0DFH

0D7H

0CFH

0C7H

0BFH

0B7H

0AFH

0A7H

9FH

97H

8FH

87H

Note, however, that if lock bit 1 is programmed, EA will be internally latched on reset. EA should be strapped to VCC for internal program execu- tions. This pin also receives the 12-volt programming enable volt- age (VPP) during Flash programming.

XTAL1 Input to the inverting oscillator amplifier and input to the internal clock operating circuit.

XTAL2 Output from the inverting oscillator amplifier.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 94: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Special Function Registers

A map of the on-chip memory area called the Special Func- tion Register (SFR) space is shown in Table 1. Note that not all of the addresses are occupied, and unoc- cupied addresses may not be implemented on the chip. Read accesses to these addresses will in general return random data, and write accesses will have an indetermi- nate effect. User software should not write 1s to these unlisted loca- tions, since they may be used in future products to invoke

Table 2. T2CON – Timer/Counter 2 Control Register

T2CON Address = 0C8H

Bit Addressable

Bit TF2

7

EXF2

6

RCLK

5

TCLK

4

EXEN2

3

TR2

2

C/T2

1

CP/RL2

0

Reset Value = 0000 0000B

new features. In that case, the reset or inactive values of the new bits will always be 0. Timer 2 Registers: Control and status bits are contained in registers T2CON (shown in Table 2) and T2MOD (shown in Table 3) for Timer 2. The register pair (RCAP2H, RCAP2L) are the Capture/Reload registers for Timer 2 in 16-bit cap- ture mode or 16-bit auto-reload mode. Interrupt Registers: The individual interrupt enable bits are in the IE register. Two priorities can be set for each of the six interrupt sources in the IP register.

Symbol

TF2

EXF2

Function

Timer 2 overflow flag set by a Timer 2 overflow and must be cleared by software. TF2 will not be set when either RCLK = 1 or TCLK = 1.

Timer 2 external flag set when either a capture or reload is caused by a negative transition on T2EX and EXEN2 = 1. When Timer 2 interrupt is enabled, EXF2 = 1 will cause the CPU to vector to the Timer 2 interrupt routine. EXF2 must be cleared by software. EXF2 does not cause an interrupt in up/down counter mode (DCEN = 1).

Receive clock enable. When set, causes the serial port to use Timer 2 overflow pulses for its receive clock in serial port Modes 1 and 3. RCLK = 0 causes Timer 1 overflow to be used for the receive clock.

Transmit clock enable. When set, causes the serial port to use Timer 2 overflow pulses for its transmit clock in serial port Modes 1 and 3. TCLK = 0 causes Timer 1 overflows to be used for the transmit clock.

Timer 2 external enable. When set, allows a capture or reload to occur as a result of a negative transition on T2EX if Timer 2 is not being used to clock the serial port. EXEN2 = 0 causes Timer 2 to ignore events at T2EX.

Start/Stop control for Timer 2. TR2 = 1 starts the timer.

Timer or counter select for Timer 2. C/T2 = 0 for timer function. C/T2 = 1 for external event counter (falling edge triggered).

Capture/Reload select. CP/RL2 = 1 causes captures to occur on negative transitions at T2EX if EXEN2 = 1. CP/RL2 = 0 causes automatic reloads to occur when Timer 2 overflows or negative transitions occur at T2EX when EXEN2 = 1. When either RCLK or TCLK = 1, this bit is ignored and the timer is forced to auto-reload on Timer 2 overflow.

RCLK

TCLK

EXEN2

TR2

C/T2

CP/RL2

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 95: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Table 3a. AUXR: Auxiliary Register

AUXR Address = 8EH

Not Bit Addressable

Bit 7

6

5

WDIDLE

4

DISRTO

3

2

1

DISALE

0

Reset Value = XXX00XX0B

DISALE

Reserved for future expansion

Disable/Enable ALE

DISALE

0

1

Operating Mode

ALE is emitted at a constant rate of 1/6 the oscillator frequency

ALE is active only during a MOVX or MOVC instruction

DISRTO Disable/Enable Reset out

DISRTO

0

1

Reset pin is driven High after WDT times out

Reset pin is input only

WDIDLE Disable/Enable WDT in IDLE mode

WDIDLE

0

1

WDT continues to count in IDLE mode

WDT halts counting in IDLE mode

Dual Data Pointer Registers: To facilitate accessing both internal and external data memory, two banks of 16-bit Data Pointer Registers are provided: DP0 at SFR address locations 82H-83H and DP1 at 84H-85H. Bit DPS = 0 in SFR AUXR1 selects DP0 and DPS = 1 selects DP1. The user should always initialize the DPS bit to the

Table 3b. AUXR1: Auxiliary Register 1

AUXR1 Address = A2H

Not Bit Addressable

Bit 7

6

5

4

appropriate value before accessing the respective Data Pointer Register. Power Off Flag: The Power Off Flag (POF) is located at bit 4 (PCON.4) in the PCON SFR. POF is set to “1” during power up. It can be set and rest under software control and is not affected by reset.

Reset Value = XXXXXXX0B

3

2

1

DPS

0

DPS

Reserved for future expansion

Data Pointer Register Select

DPS

0

1

Selects DPTR Registers DP0L, DP0H

Selects DPTR Registers DP1L, DP1H

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 96: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Memory Organization

MCS-51 devices have a separate address space for Pro- gram and Data Memory. Up to 64K bytes each of external Program and Data Memory can be addressed.

When an instruction accesses an internal location above address 7FH, the address mode used in the instruction specifies whether the CPU accesses the upper 128 bytes of RAM or the SFR space. Instructions which use direct addressing access of the SFR space. For example, the following direct addressing instruction accesses the SFR at location 0A0H (which is P2).

MOV 0A0H, #data

Program Memory If the EA pin is connected to GND, all program fetches are directed to external memory. On the AT89S52, if EA is connected to V CC , program fetches to addresses 0000H through 1FFFH are directed to internal memory and fetches to addresses 2000H through FFFFH are to external memory.

Data Memory The AT89S52 implements 256 bytes of on-chip RAM. The upper 128 bytes occupy a parallel address space to the Special Function Registers. This means that the upper 128 bytes have the same addresses as the SFR space but are physically separate from SFR space.

Instructions that use indirect addressing access the upper 128 bytes of RAM. For example, the following indirect addressing instruction, where R0 contains 0A0H, accesses the data byte at address 0A0H, rather than P2 (whose address is 0A0H).

MOV @R0, #data

Note that stack operations are examples of indirect addressing, so the upper 128 bytes of data RAM are avail- able as stack space.

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 97: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Watchdog Timer (One-time Enabled with Reset-out)

The WDT is intended as a recovery method in situations where the CPU may be subjected to software upsets. The WDT consists of a 13-bit counter and the Watchdog Timer Reset (WDTRST) SFR. The WDT is defaulted to disable from exiting reset. To enable the WDT, a user must write 01EH and 0E1H in sequence to the WDTRST register (SFR location 0A6H). When the WDT is enabled, it will increment every machine cycle while the oscillator is run- ning. The WDT timeout period is dependent on the external clock frequency. There is no way to disable the WDT except through reset (either hardware reset or WDT over- flow reset). When WDT overflows, it will drive an output RESET HIGH pulse at the RST pin.

To ensure that the WDT does not overflow within a few states of exiting Power-down, it is best to reset the WDT just before entering Power-down mode. Before going into the IDLE mode, the WDIDLE bit in SFR AUXR is used to determine whether the WDT continues to count if enabled. The WDT keeps counting during IDLE (WDIDLE bit = 0) as the default state. To prevent the WDT from resetting the AT89S52 while in IDLE mode, the user should always set up a timer that will periodically exit IDLE, service the WDT, and reenter IDLE mode. With WDIDLE bit enabled, the WDT will stop to count in IDLE mode and resumes the count upon exit from IDLE.

UART

The UART in the AT89S52 operates the same way as the UART in the AT89C51 and AT89C52. For further informa- tion on the UART operation, refer to the ATMEL Web site (http://www.atmel.com). From the home page, select ‘Prod- ucts’, then ‘8051-Architecture Flash Microcontroller’, then ‘Product Overview’.

Using the WDT

To enable the WDT, a user must write 01EH and 0E1H in sequence to the WDTRST register (SFR location 0A6H). When the WDT is enabled, the user needs to service it by writing 01EH and 0E1H to WDTRST to avoid a WDT over- flow. The 13-bit counter overflows when it reaches 8191 (1FFFH), and this will reset the device. When the WDT is enabled, it will increment every machine cycle while the oscillator is running. This means the user must reset the WDT at least every 8191 machine cycles. To reset the WDT the user must write 01EH and 0E1H to WDTRST. WDTRST is a write-only register. The WDT counter cannot be read or written. When WDT overflows, it will generate an output RESET pulse at the RST pin. The RESET pulse duration is 96xTOSC, where TOSC=1/FOSC. To make the best use of the WDT, it should be serviced in those sec- tions of code that will periodically be executed within the time required to prevent a WDT reset.

Timer 0 and 1

Timer 0 and Timer 1 in the AT89S52 operate the same way as Timer 0 and Timer 1 in the AT89C51 and AT89C52. For further information on the timers’ operation, refer to the ATMEL Web site (http://www.atmel.com). From the home page, select ‘Products’, then ‘8051-Architecture Flash Microcontroller’, then ‘Product Overview’.

Timer 2

Timer 2 is a 16-bit Timer/Counter that can operate as either a timer or an event counter. The type of operation is selected by bit C/T2 in the SFR T2CON (shown in Table 2). Timer 2 has three operating modes: capture, auto-reload (up or down counting), and baud rate generator. The modes are selected by bits in T2CON, as shown in Table 3. Timer 2 consists of two 8-bit registers, TH2 and TL2. In the Timer function, the TL2 register is incremented every machine cycle. Since a machine cycle consists of 12 oscil- lator periods, the count rate is 1/12 of the oscillator frequency.

Table 3. Timer 2 Operating Modes

RCLK +TCLK

0

0

1

X

CP/RL2

0

1

X

X

TR2

1

1

1

0

MODE

16-bit Auto-reload

16-bit Capture

Baud Rate Generator

(Off)

WDT During Power-down and Idle

In Power-down mode the oscillator stops, which means the WDT also stops. While in Power-down mode, the user does not need to service the WDT. There are two methods of exiting Power-down mode: by a hardware reset or via a level-activated external interrupt which is enabled prior to entering Power-down mode. When Power-down is exited with hardware reset, servicing the WDT should occur as it normally does whenever the AT89S52 is reset. Exiting Power-down with an interrupt is significantly different. The interrupt is held low long enough for the oscillator to stabi- lize. When the interrupt is brought high, the interrupt is serviced. To prevent the WDT from resetting the device while the interrupt pin is held low, the WDT is not started until the interrupt is pulled high. It is suggested that the WDT be reset during the interrupt service for the interrupt used to exit Power-down mode.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 98: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

In the Counter function, the register is incremented in response to a 1-to-0 transition at its corresponding external input pin, T2. In this function, the external input is sampled during S5P2 of every machine cycle. When the samples show a high in one cycle and a low in the next cycle, the count is incremented. The new count value appears in the register during S3P1 of the cycle following the one in which the transition was detected. Since two machine cycles (24 oscillator periods) are required to recognize a 1-to-0 transi- tion, the maximum count rate is 1/24 of the oscillator fre- quency. To ensure that a given level is sampled at least once before it changes, the level should be held for at least one full machine cycle.

This bit can then be used to generate an interrupt. If EXEN2 = 1, Timer 2 performs the same operation, but a 1- to-0 transition at external input T2EX also causes the current value in TH2 and TL2 to be captured into RCAP2H and RCAP2L, respectively. In addition, the transition at T2EX causes bit EXF2 in T2CON to be set. The EXF2 bit, like TF2, can generate an interrupt. The capture mode is illustrated in Figure 5.

Auto-reload (Up or Down Counter) Timer 2 can be programmed to count up or down when configured in its 16-bit auto-reload mode. This feature is invoked by the DCEN (Down Counter Enable) bit located in the SFR T2MOD (see Table 4). Upon reset, the DCEN bit is set to 0 so that timer 2 will default to count up. When DCEN is set, Timer 2 can count up or down, depending on the value of the T2EX pin.

Capture Mode In the capture mode, two options are selected by bit EXEN2 in T2CON. If EXEN2 = 0, Timer 2 is a 16-bit timer or counter which upon overflow sets bit TF2 in T2CON.

Figure 5. Timer in Capture Mode

OSC ÷12 C/T2 = 0

TH2

CONTROL C/T2 = 1

T2 PIN

TRANSITION DETECTOR

T2EX PIN

CONTROL EXEN2

EXF2

TR2

CAPTURE

TL2 TF2

OVERFLOW

RCAP2H RCAP2L

TIMER 2 INTERRUPT

Figure 6 shows Timer 2 automatically counting up when DCEN=0. In this mode, two options are selected by bit EXEN2 in T2CON. If EXEN2 = 0, Timer 2 counts up to 0FFFFH and then sets the TF2 bit upon overflow. The overflow also causes the timer registers to be reloaded with the 16-bit value in RCAP2H and RCAP2L. The values in Timer in Capture ModeRCAP2H and RCAP2L are preset by software. If EXEN2 = 1, a 16-bit reload can be triggered either by an overflow or by a 1-to-0 transition at external input T2EX. This transition also sets the EXF2 bit. Both the TF2 and EXF2 bits can generate an interrupt if enabled. Setting the DCEN bit enables Timer 2 to count up or down, as shown in Figure 6. In this mode, the T2EX pin controls

the direction of the count. A logic 1 at T2EX makes Timer 2 count up. The timer will overflow at 0FFFFH and set the TF2 bit. This overflow also causes the 16-bit value in RCAP2H and RCAP2L to be reloaded into the timer regis- ters, TH2 and TL2, respectively. A logic 0 at T2EX makes Timer 2 count down. The timer underflows when TH2 and TL2 equal the values stored in RCAP2H and RCAP2L. The underflow sets the TF2 bit and causes 0FFFFH to be reloaded into the timer registers. The EXF2 bit toggles whenever Timer 2 overflows or underflows and can be used as a 17th bit of resolution. In this operating mode, EXF2 does not flag an interrupt.

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 99: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Figure 6. Timer 2 Auto Reload Mode (DCEN = 0)

OSC ÷12 C/T2 = 0

TH2

CONTR OL TR2

C/T2 = 1

T2 PIN

RCAP2H RCAP2L

TF2 TRANSITION DETECTOR

T2EX PIN

CONTROL EXEN2

EXF2

RELO AD

TIMER 2 INTERRUPT

TL2

OVERFLOW

Table 4. T2MOD – Timer 2 Mode Control Register

T2MOD Address = 0C9H

Not Bit Addressable

Bit

Symbol

T2OE

DCEN

7

Function

Not implemented, reserved for future

Timer 2 Output Enable bit

When set, this bit allows Timer 2 to be configured as an up/down counter

6

5

4

3

2

T2OE

1

DCEN

0

Reset Value = XXXX XX00B

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 100: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Figure 7. Timer 2 Auto Reload Mode (DCEN = 1)

(DOWN COUNTING RELOAD VALUE)

0FFH 0FFH

TOGGLE

EXF2

OSC ÷ 12 C/T2 = 0

TH2

CONTROL TR2

C/T2 = 1

T2 PIN

TL2

OVERFLOW

TF2

TIMER 2 INTERRUPT

RCAP2H RCAP2L

(UP COUNTING RELOAD VALUE) COUNT DIRECTION 1=UP 0=DOWN

T2EX PIN

Figure 8. Timer 2 in Baud Rate Generator Mode

TIMER 1 OVERFLOW

÷2 "0"

NOTE: OSC. FREQ. IS DIVIDED BY 2, NOT 12 SMOD1

OSC

"1"

÷2 C/T2 = 0

"1" TH2

CONTROL TR2

C/T2 = 1 "1" "0"

TCLK Tx CLOCK

TL2 RCLK

"0"

Rx CLOCK

÷ 16

T2 PIN RCAP2H RCAP2L

TRANSITION DETECTOR

T2EX PIN

CONTROL EXEN2

EXF2 TIMER 2 INTERRUPT

÷ 16

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 101: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Baud Rate Generator

Timer 2 is selected as the baud rate generator by setting TCLK and/or RCLK in T2CON (Table 2). Note that the baud rates for transmit and receive can be different if Timer 2 is used for the receiver or transmitter and Timer 1 is used for the other function. Setting RCLK and/or TCLK puts Timer 2 into its baud rate generator mode, as shown in Fig- ure 8. The baud rate generator mode is similar to the auto-reload mode, in that a rollover in TH2 causes the Timer 2 registers to be reloaded with the 16-bit value in registers RCAP2H and RCAP2L, which are preset by software. The baud rates in Modes 1 and 3 are determined by Timer 2’s overflow rate according to the following equation.

increments every state time (at 1/2 the oscillator fre- quency). The baud rate formula is given below.

Modes 1 and 3Oscillator Frequency -------------------------------------- = --------------------------------------------------------------------------------------- Baud Rate32 x [65536-RCAP2H,RCAP2L)]

Timer 2 Overflow Rate Modes 1 and 3 Baud Rates = ------------------------------------------------------------ 16

The Timer can be configured for either timer or counter operation. In most applications, it is configured for timer operation (CP/T2 = 0). The timer operation is different for Timer 2 when it is used as a baud rate generator. Normally, as a timer, it increments every machine cycle (at 1/12 the oscillator frequency). As a baud rate generator, however, it

where (RCAP2H, RCAP2L) is the content of RCAP2H and RCAP2L taken as a 16-bit unsigned integer. Timer 2 as a baud rate generator is shown in Figure 8. This figure is valid only if RCLK or TCLK = 1 in T2CON. Note that a rollover in TH2 does not set TF2 and will not gener- ate an interrupt. Note too, that if EXEN2 is set, a 1-to-0 transition in T2EX will set EXF2 but will not cause a reload from (RCAP2H, RCAP2L) to (TH2, TL2). Thus, when Timer 2 is in use as a baud rate generator, T2EX can be used as an extra external interrupt. Note that when Timer 2 is running (TR2 = 1) as a timer in the baud rate generator mode, TH2 or TL2 should not be read from or written to. Under these conditions, the Timer is incremented every state time, and the results of a read or write may not be accurate. The RCAP2 registers may be read but should not be written to, because a write might overlap a reload and cause write and/or reload errors. The timer should be turned off (clear TR2) before accessing the Timer 2 or RCAP2 registers.

Figure 9. Timer 2 in Clock-Out Mode

OSC ÷2 TL2 (8-BITS)

TH2 (8-BITS)

TR2

RCAP2L RCAP2H C/T2 BIT

P1.0 (T2) ÷2

T2OE (T2MOD.1)

TRANSITION DETECTOR

P1.1 (T2EX) TIMER 2

INTERRUPT EXF2

EXEN2

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 102: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Programmable Clock Out

A 50% duty cycle clock can be programmed to come out on P1.0, as shown in Figure 9. This pin, besides being a regu- lar I/O pin, has two alternate functions. It can be pro- grammed to input the external clock for Timer/Counter 2 or to output a 50% duty cycle clock ranging from 61 Hz to 4 MHz at a 16 MHz operating frequency. To configure the Timer/Counter 2 as a clock generator, bit C/T2 (T2CON.1) must be cleared and bit T2OE (T2MOD.1) must be set. Bit TR2 (T2CON.2) starts and stops the timer. The clock-out frequency depends on the oscillator fre- quency and the reload value of Timer 2 capture registers (RCAP2H, RCAP2L), as shown in the following equation.

Table 5. Interrupt Enable (IE) Register

(MSB)

EA – ET2 ES ET1 EX1 ET0

(LSB)

EX0

Enable Bit = 1 enables the interrupt.

Enable Bit = 0 disables the interrupt.

Symbol

EA

Position

IE.7

Function

Disables all interrupts. If EA = 0, no interrupt is acknowledged. If EA = 1, each interrupt source is individually enabled or disabled by setting or clearing its enable bit.

Reserved.

Timer 2 interrupt enable bit.

Serial Port interrupt enable bit.

Timer 1 interrupt enable bit.

External interrupt 1 enable bit.

Timer 0 interrupt enable bit.

External interrupt 0 enable bit.

Oscillator Frequency Clock-Out Frequency = ------------------------------------------------------------------------------------- 4 x [65536-(RCAP2H,RCAP2L)]

ET2

IE.6

IE.5

IE.4

IE.3

IE.2

IE.1

IE.0

In the clock-out mode, Timer 2 roll-overs will not generate an interrupt. This behavior is similar to when Timer 2 is used as a baud-rate generator. It is possible to use Timer 2 as a baud-rate generator and a clock generator simulta- neously. Note, however, that the baud-rate and clock-out frequencies cannot be determined independently from one another since they both use RCAP2H and RCAP2L.

ES

ET1

EX1

ET0

EX0

Interrupts

The AT89S52 has a total of six interrupt vectors: two exter- nal interrupts (INT0 and INT1), three timer interrupts (Tim- ers 0, 1, and 2), and the serial port interrupt. These interrupts are all shown in Figure 10. Each of these interrupt sources can be individually enabled or disabled by setting or clearing a bit in Special Function Register IE. IE also contains a global disable bit, EA, which disables all interrupts at once. Note that Table 5 shows that bit position IE.6 is unimple- mented. In the AT89S52, bit position IE.5 is also unimple- mented. User software should not write 1s to these bit positions, since they may be used in future AT89 products. Timer 2 interrupt is generated by the logical OR of bits TF2 and EXF2 in register T2CON. Neither of these flags is cleared by hardware when the service routine is vectored to. In fact, the service routine may have to determine whether it was TF2 or EXF2 that generated the interrupt, and that bit will have to be cleared in software. The Timer 0 and Timer 1 flags, TF0 and TF1, are set at S5P2 of the cycle in which the timers overflow. The values are then polled by the circuitry in the next cycle. However, the Timer 2 flag, TF2, is set at S2P2 and is polled in the same cycle in which the timer overflows.

User software should never write 1s to unimplemented bits, because they may be used in future AT89 products.

Figure 10. Interrupt Sources

0 INT0

1 IE0

TF0

0 INT1

1 IE1

TF1

TI RI

TF2 EXF2

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 103: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Oscillator Characteristics

XTAL1 and XTAL2 are the input and output, respectively, of an inverting amplifier that can be configured for use as an on-chip oscillator, as shown in Figure 11. Either a quartz crystal or ceramic resonator may be used. To drive the device from an external clock source, XTAL2 should be left unconnected while XTAL1 is driven, as shown in Figure 12. There are no requirements on the duty cycle of the external clock signal, since the input to the internal clocking circuitry is through a divide-by-two flip-flop, but minimum and maxi- mum voltage high and low time specifications must be observed.

active long enough to allow the oscillator to restart and stabilize.

Figure 11. Oscillator Connections

C2 XTAL2

C1 XTAL1

Idle Mode

In idle mode, the CPU puts itself to sleep while all the on- chip peripherals remain active. The mode is invoked by software. The content of the on-chip RAM and all the spe- cial functions registers remain unchanged during this mode. The idle mode can be terminated by any enabled interrupt or by a hardware reset. Note that when idle mode is terminated by a hardware reset, the device normally resumes program execution from where it left off, up to two machine cycles before the internal reset algorithm takes control. On-chip hardware inhibits access to internal RAM in this event, but access to the port pins is not inhibited. To eliminate the possibility of an unexpected write to a port pin when idle mode is termi- nated by a reset, the instruction following the one that invokes idle mode should not write to a port pin or to exter- nal memory.

GND

Note: C1, C2 = 30 pF ± 10 pF for Crystals = 40 pF ± 10 pF for Ceramic Resonators

Figure 12. External Clock Drive Configuration

NC XTAL2

EXTERNAL OSCILLATOR SIGNAL

XTAL1

Power-down Mode

In the Power-down mode, the oscillator is stopped, and the instruction that invokes Power-down is the last instruction executed. The on-chip RAM and Special Function Regis- ters retain their values until the Power-down mode is termi- nated. Exit from Power-down mode can be initiated either by a hardware reset or by an enabled external interrupt. Reset redefines the SFRs but does not change the on-chip RAM. The reset should not be activated before V CC is restored to its normal operating level and must be held

Table 6. Status of External Pins During Idle and Power-down Modes

Mode

Idle

Idle

Power-down

Power-down

Program Memory

Internal

External

Internal

External

ALE

1

1

0

0

PSEN

1

1

0

0

PORT0

Data

Float

Data

Float

PORT1

Data

Data

Data

Data

GND

PORT2

Data

Address

Data

Data

PORT3

Data

Data

Data

Data

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 104: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Program Memory Lock Bits

The AT89S52 has three lock bits that can be left unpro- grammed (U) or can be programmed (P) to obtain the addi- tional features listed in the following table.

Table 7. Lock Bit Protection Modes

Program Lock Bits

LB1

1

2

U

P

LB2

U

U

LB3

U

U

Protection Type

No program lock features

MOVC instructions executed from external program memory are disabled from fetching code bytes from internal memory, EA is sampled and latched on reset, and further programming of the Flash memory is disabled

Same as mode 2, but verify is also disabled

Same as mode 3, but external execution is also disabled

3

4

P

P

P

P

U

P

When lock bit 1 is programmed, the logic level at the EA pin is sampled and latched during reset. If the device is pow- ered up without a reset, the latch initializes to a random value and holds that value until reset is activated. The latched value of EA must agree with the current logic level at that pin in order for the device to function properly.

Programming the Flash – Parallel Mode

The AT89S52 is shipped with the on-chip Flash memory array ready to be programmed. The programming interface needs a high-voltage (12-volt) program enable signal and is compatible with conventional third-party Flash or EPROM programmers. The AT89S52 code memory array is programmed byte-by- byte. Programming Algorithm: Before programming the AT89S52, the address, data, and control signals should be set up according to the Flash programming mode table and Figures 13 and 14. To program the AT89S52, take the fol- lowing steps: 1. Input the desired memory location on the address lines. 2. Input the appropriate data byte on the data lines. 3. Activate the correct combination of control signals. 4. Raise EA/VPP to 12V. 5. Pulse ALE/PROG once to program a byte in the Flash array or the lock bits. The byte-write cycle is self-timed and typically takes no more than 50 µs.

Repeat steps 1 through 5, changing the address and data for the entire array or until the end of the object file is reached. Data Polling: The AT89S52 features Data Polling to indi- cate the end of a byte write cycle. During a write cycle, an attempted read of the last byte written will result in the com- plement of the written data on P0.7. Once the write cycle has been completed, true data is valid on all outputs, and the next cycle may begin. Data Polling may begin any time after a write cycle has been initiated. Ready/Busy: The progress of byte programming can also be monitored by the RDY/BSY output signal. P3.0 is pulled low after ALE goes high during programming to indicate BUSY. P3.0 is pulled high again when programming is done to indicate READY. Program Verify: If lock bits LB1 and LB2 have not been programmed, the programmed code data can be read back via the address and data lines for verification. The status of the individual lock bits can be verified directly by reading them back. Reading the Signature Bytes: The signature bytes are read by the same procedure as a normal verification of locations 000H, 100H, and 200H, except that P3.6 and P3.7 must be pulled to a logic low. The values returned are as follows. (000H) = 1EH indicates manufactured by Atmel (100H) = 52H indicates 89S52 (200H) = 06H Chip Erase: In the parallel programming mode, a chip erase operation is initiated by using the proper combination of control signals and by pulsing ALE/PROG low for a dura- tion of 200 ns - 500 ns.

In the serial programming mode, a chip erase operation is initiated by issuing the Chip Erase instruction. In this mode, chip erase is self-timed and takes about 500 ms.

During chip erase, a serial read from any address location will return 00H at the data output.

Programming the Flash – Serial Mode

The Code memory array can be programmed using the serial ISP interface while RST is pulled to VCC. The serial interface consists of pins SCK, MOSI (input) and MISO (output). After RST is set high, the Programming Enable instruction needs to be executed first before other opera- tions can be executed. Before a reprogramming sequence can occur, a Chip Erase operation is required.

The Chip Erase operation turns the content of every mem- ory location in the Code array into FFH.

Either an external system clock can be supplied at pin XTAL1 or a crystal needs to be connected across pins XTAL1 and XTAL2. The maximum serial clock (SCK)

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 105: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

frequency should be less than 1/16 of the crystal fre- quency. With a 33 MHz oscillator clock, the maximum SCK frequency is 2 MHz.

appropriate Write instruction. The write cycle is self- timed and typically takes less than 1 ms at 5V.

4. Any memory location can be verified by using the Read instruction which returns the content at the selected address at serial output MISO/P1.6.

5. At the end of a programming session, RST can be set low to commence normal device operation.

Power-off sequence (if needed): Set XTAL1 to “L” (if a crystal is not used).

Set RST to “L”.

Turn VCC power off.

Data Polling: The Data Polling feature is also available in the serial mode. In this mode, during a write cycle an attempted read of the last byte written will result in the com- plement of the MSB of the serial output byte on MISO.

Serial Programming Algorithm

To program and verify the AT89S52 in the serial program- ming mode, the following sequence is recommended:

1. Power-up sequence:

Apply power between VCC and GND pins.

Set RST pin to “H”.

If a crystal is not connected across pins XTAL1 and XTAL2, apply a 3 MHz to 33 MHz clock to XTAL1 pin and wait for at least 10 milliseconds.

2. Enable serial programming by sending the Pro- gramming Enable serial instruction to pin MOSI/P1.5. The frequency of the shift clock sup- plied at pin SCK/P1.7 needs to be less than the CPU clock at XTAL1 divided by 16.

3. The Code array is programmed one byte at a time by supplying the address and data together with the

Serial Programming Instruction Set

The Instruction Set for Serial Programming follows a 4-byte protocol and is shown in Table 10.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 106: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Programming Interface – Parallel Mode

Every code byte in the Flash array can be programmed by using the appropriate combination of control signals. The write operation cycle is self-timed and once initiated, will automatically time itself to completion.

Table 8. Flash Programming Modes

ALE/ Mode

Write Code Data

Read Code Data

Write Lock Bit 1

Write Lock Bit 2

Write Lock Bit 3

Read Lock Bits 1, 2, 3

Chip Erase

Read Atmel ID

Read Device ID

Read Device ID

VCC

5V

5V

5V

5V

5V

RST

H

H

H

H

H

PSEN

L

L

L

(3)

All major programming vendors offer worldwide support for the Atmel microcontroller series. Please contact your local programming vendor for the appropriate software revision.

EA/ VPP

12V

P2.6

L

L

H

H

H

P2.7

H

L

H

H

L

P3.3

H

L

H

H

H

P3.6

H

H

H

L

H

P3.7

H

H

H

L

L

P0.7-0 Data

DIN

DOUT

X

X

X

P0.2, P0.3, P0.4

X

1EH

52H

06H

P2.4-0 P1.7-0

PROG (2)

Address

A12-8

A12-8

X

X

X

A7-0

A7-0

X

X

X

H (3)

H

12V

12V

(3)

L

L 12V

5V H L H

(1)

H H H L H L X X

5V

5V

5V

5V

H

H

H

H

L

L

L

L

H

H

H

12V

H

H

H

H

L

L

L

L

L

L

L

H

L

L

L

L

L

L

L

L

L

L

L

X

X 0000

X 0001

X 0010

X

00H

00H

00H

Notes: 1. 2. 3. 4. 5.

Each PROG pulse is 200 ns - 500 ns for Chip Erase. Each PROG pulse is 200 ns - 500 ns for Write Code Data. Each PROG pulse is 200 ns - 500 ns for Write Lock Bits. RDY/BSY signal is output on P3.0 during programming. X = don’t care.

Figure 13. Programming the Flash Memory (Parallel Mode)

VCC

Figure 14. Verifying the Flash Memory (Parallel Mode) VCC

AT89S52 ADDR. 0000H/1FFFH

A0 - A7

A8 - A12

P1.0-P1.7 P2.0 - P2.4

P2.6 P2.7 P3.3 P3.6 P3.7

XTAL 2

VCC

P0 PGM DATA (USE 10K PULLUPS)

AT89S52 ADDR. 0000H/1FFFH

A0 - A7

A8 - A12

P1.0-P1.7 P2.0 - P2.4

P2.6 P2.7 P3.3 P3.6

P3.7 XTAL2 EA VIH/VPP

VCC

P0 PGM DATA

SEE FLASH PROGRAMMING MODES TABLE

ALE PROG SEE FLASH PROGRAMMING MODES TABLE

ALE

VIH

EA

3-33 MHz 3-33 MHz

P3.0 RDY/ BSY

XTAL1 RST PSEN

VIH XTAL1 GND

RST PSEN

VIH GND

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 107: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Flash Programming and Verification Characteristics (Parallel Mode) TA = 20°C to 30°C, VCC = 4.5 to 5.5V

Symbol

VPP

IPP

ICC

1/tCLCL

tAVGL

tGHAX

tDVGL

tGHDX

tEHSH

tSHGL

tGHSL

tGLGH

tAVQV

tELQV

tEHQZ

tGHBL

tWC

Parameter

Programming Supply Voltage

Programming Supply Current

VCC Supply Current

Oscillator Frequency

Address Setup to PROG Low

Address Hold After PROG

Data Setup to PROG Low

Data Hold After PROG

P2.7 (ENABLE) High to VPP

VPP Setup to PROG Low

VPP Hold After PROG

PROG Width

Address to Data Valid

ENABLE Low to Data Valid

Data Float After ENABLE

PROG High to BUSY Low

Byte Write Cycle Time

0

3

48tCLCL

48tCLCL

48tCLCL

48tCLCL

48tCLCL

10

10

0.2 1

48tCLCL

48tCLCL

48tCLCL

1.0

50

µs

µs

µs

µs

µs

Min

11.5

Max

12.5

10

30

33

Units

V

mA

mA

MHz

Figure 15. Flash Programming and Verification Waveforms – Parallel Mode

P1.0 - P1.7 P2.0 - P2.5 P3.4

PORT 0

PROGRAMMING ADDRESS

VERIFICATION ADDRESS

tAVQV

DATA IN DATA OUT

tAVGL

ALE/PROG tSHGL

tDVGL tGHDX tGHAX

tGHSL

LOGIC 1 LOGIC 0

tGLGH

VPP EA/VPP

tEHSH P2.7 (ENABLE)

tELQV

tGHBL

tEHQZ

P3.0 (RDY/BSY) BUSY READY

tWC

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 108: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Figure 16. Flash Memory Serial Downloading

VCC AT89S52

VCC

INSTRUCTION INPUT

DATA OUTPUT

CLOCK IN

P1.5/MOSI P1.6/MISO

P1.7/SCK

XTAL2

3-33 MHz

XTAL1

GND

RST VIH

Flash Programming and Verification Waveforms – Serial Mode

Figure 17. Serial Programming Waveforms

7 6 5 4 3 2 1 0

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 109: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Table 9. Serial Programming Instruction Set

Instruction Format

Instruction

Programming Enable

Byte 1

1010 1100

Byte 2

0101 0011

Byte 3

xxxx xxxx

Byte 4

xxxx xxxx 0110 1001 (Output)

xxxx xxxx

D7D6D5D4D3D2D1D0

Operation

Enable Serial Programming while RST is high

Chip Erase Flash memory array

Read data from Program memory in the byte mode

Write data to Program memory in the byte mode

Write Lock bits. See Note (2).

Read back current status of the lock bits (a programmed lock bit reads back as a ‘1’)

Read Signature Byte

Read data from Program memory in the Page Mode (256 bytes)

Write data to Program memory in the Page Mode (256 bytes)

Chip Erase

Read Program Memory (Byte Mode)

Write Program Memory (Byte Mode)

Write Lock Bits(2)

Read Lock Bits

1010 1100

0010 0000

0100 0000

1010 1100

0010 0100

100x xxxx

A11A10A9A8 A12

xxxx xxxx

A7A6A5A4A3A2A1A0

A7A6A5A4A3A2A1A0

xxx

xxx A12

1110 00

xxxx xxxx

B1B2

A11A10A9A8

xxxx xxxx

xxxx xxxx

xxxx xxxx

LB3 LB2LB1 xx

Read Program Memory (Page Mode)

Write Program Memory (Page Mode)

Notes: 1. The signature bytes are not readable in Lock Bit Modes 3 and 4. 2. B1 = 0, B2 = 0 ---> Mode 1, no lock protection Each of the lock bits needs to be activated sequentially beforeB1 = 0, B2 = 1 ---> Mode 2, lock bit 1 activated Mode 4 can be executed.B1 = 1, B2 = 0 ---> Mode 3, lock bit 2 activated B1 = 1, B1 = 1 ---> Mode 4, lock bit 3 activated

A12 A11A10A9A8 0101 0000 xxx

A12 A11A10A9A8 0011 0000 xxx

A5A4A3A2A1A0 Read Signature Bytes(1) 0010 1000 xxx xxx xxxx

Byte 0

Signature Byte

Byte 1... Byte 255

Byte 1... Byte 255

Byte 0

After Reset signal is high, SCK should be low for at least 64 system clocks before it goes high to clock in the enable data bytes. No pulsing of Reset signal is necessary. SCK should be no faster than 1/16 of the system clock at XTAL1.

For Page Read/Write, the data always starts from byte 0 to 255. After the command byte and upper address byte are latched, each byte thereafter is treated as data until all 256 bytes are shifted in/out. Then the next instruction will be ready to be decoded.

D7D6D5D4D3D2D1D0

xx

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 110: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Serial Programming Characteristics

Figure 18. Serial Programming Timing

MOSI

tOVSH

SCK

MISO tSLIV

Table 10. Serial Programming Characteristics, TA = -40° C to 85° C, VCC = 4.0 - 5.5V (Unless otherwise noted)

Symbol

1/tCLCL

tCLCL

tSHSL

tSLSH

tOVSH

tSHOX

tSLIV

tERASE

tSWC

Parameter

Oscillator Frequency

Oscillator Period

SCK Pulse Width High

SCK Pulse Width Low

MOSI Setup to SCK High

MOSI Hold after SCK High

SCK Low to MISO Valid

Chip Erase Instruction Cycle Time

Serial Byte Write Cycle Time

Min

0

30

2 tCLCL

2 tCLCL

tCLCL

2 tCLCL

10 16 32

500

64 tCLCL + 400

Typ Max

33

Units

MHz

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ms

µs

tSHOX

tSHSL

tSLSH

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 111: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Absolute Maximum Ratings*

Operating Temperature.................................. -55°C to +125°C

Storage Temperature ..................................... -65°C to +150°C

Voltage on Any Pin with Respect to Ground .....................................-1.0V to +7.0V

Maximum Operating Voltage ............................................ 6.6V

DC Output Current...................................................... 15.0 mA

*NOTICE: Stresses beyond those listed under “Absolute Maximum Ratings” may cause permanent dam- age to the device. This is a stress rating only and functional operation of the device at these or any other conditions beyond those indicated in the operational sections of this specification is not implied. Exposure to absolute maximum rating conditions for extended periods may affect device reliability.

DC Characteristics

The values shown in this table are valid for TA = -40°C to 85°C and VCC = 4.0V to 5.5V, unless otherwise noted.

Symbol

VIL

VIL1

VIH

VIH1

VOL

VOL1

Parameter

Input Low Voltage

Input Low Voltage (EA)

Input High Voltage

Input High Voltage

Output Low Voltage(1) (Ports 1,2,3)

Output Low Voltage(1) (Port 0, ALE, PSEN)

Output High Voltage (Ports 1,2,3, ALE, PSEN)

(Except XTAL1, RST)

(XTAL1, RST)

IOL = 1.6 mA

IOL = 3.2 mA

IOH = -60 µA, VCC = 5V ± 10%

VOH IOH = -25 µA

IOH = -10 µA IOH = -800 µA, VCC = 5V ± 10%

VOH1 Output High Voltage (Port 0 in External Bus Mode)

Logical 0 Input Current (Ports 1,2,3)

Logical 1 to 0 Transition Current (Ports 1,2,3)

Input Leakage Current (Port 0, EA)

Reset Pulldown Resistor

Pin Capacitance

Power Supply Current ICC

Power-down Mode(1)

Idle Mode, 12 MHz

VCC = 5.5V

6.5

50

mA

µA

Test Freq. = 1 MHz, TA = 25°C

Active Mode, 12 MHz

IOH = -300 µA

IOH = -80 µA

IIL

ITL

ILI

RRST

CIO

VIN = 0.45V

VIN = 2V, VCC = 5V ± 10%

0.45 < VIN < VCC

10

2.4

0.75 VCC

0.9 VCC

2.4

0.75 VCC

0.9 VCC

-50

-650

±10

30

10

25

Condition

(Except EA)

Min

-0.5

-0.5

0.2 VCC+0.9

0.7 VCC

Max

0.2 VCC-0.1

0.2 VCC-0.3

VCC+0.5

VCC+0.5

0.45

0.45

Units

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

µA

µA

µA

pF

mA

Notes: 1. Under steady state (non-transient) conditions, IOL must be externally limited as follows: Maximum IOL per port pin: 10 mA Maximum IOL per 8-bit port: Port 0: 26 mAPorts 1, 2, 3: 15 mA Maximum total IOL for all output pins: 71 mA If IOL exceeds the test condition, VOL may exceed the related specification. Pins are not guaranteed to sink current greater than the listed test conditions.

2. Minimum VCC for Power-down is 2V.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 112: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AC Characteristics

Under operating conditions, load capacitance for Port 0, ALE/PROG, and PSEN = 100 pF; load capacitance for all other outputs = 80 pF.

External Program and Data Memory Characteristics

12 MHz Oscillator

Symbol

1/tCLCL

tLHLL

tAVLL

tLLAX

tLLIV

tLLPL

tPLPH

tPLIV

tPXIX

tPXIZ

tPXAV

tAVIV

tPLAZ

tRLRH

tWLWH

tRLDV

tRHDX

tRHDZ

tLLDV

tAVDV

tLLWL

tAVWL

tQVWX

tQVWH

tWHQX

tRLAZ

tWHLH

Parameter

Oscillator Frequency

ALE Pulse Width

Address Valid to ALE Low

Address Hold After ALE Low

ALE Low to Valid Instruction In

ALE Low to PSEN Low

PSEN Pulse Width

PSEN Low to Valid Instruction In

Input Instruction Hold After PSEN

Input Instruction Float After PSEN

PSEN to Address Valid

Address to Valid Instruction In

PSEN Low to Address Float

RD Pulse Width

WR Pulse Width

RD Low to Valid Data In

Data Hold After RD

Data Float After RD

ALE Low to Valid Data In

Address to Valid Data In

ALE Low to RD or WR Low

Address to RD or WR Low

Data Valid to WR Transition

Data Valid to WR High

Data Hold After WR

RD Low to Address Float

RD or WR High to ALE High 43

200

203

23

433

33

0

123 tCLCL-25

0

97

517

585

300 3tCLCL-50

4tCLCL-75

tCLCL-30

7tCLCL-130

tCLCL-25

0

tCLCL+25

400

400

252

0

2tCLCL-28

8tCLCL-150

9tCLCL-165

3tCLCL+50

75

312

10

6tCLCL-100

6tCLCL-100

5tCLCL-90

0

59

tCLCL-8

5tCLCL-80

10

43

205

145

0

tCLCL-25

127

43

48

233

tCLCL-25

3tCLCL-45

3tCLCL-60

Min Max

Variable Oscillator

Min

0

2tCLCL-40

tCLCL-25

tCLCL-25

4tCLCL-65

Max

33

Units

MHz

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

ns

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 113: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

External Program Memory Read Cycle

tLHLL

ALE

tAVLL

PSEN

tPLAZ tLLAX

PORT 0 A0 - A7

tLLPL tLLIV

tPLIV

tPLPH

tPXAV tPXIZ

tPXIX

INSTR IN A0 - A7

tAVIV

PORT 2 A8 - A15 A8 - A15

External Data Memory Read Cycle

tLHLL

ALE tWHLH

PSEN tLLDV

tLLWL

RD

tAVLL

PORT 0

tLLAX

tRLAZ

DATA IN

tRLRH

tRLDV tRHDZ

tRHDX

A0 - A7 FROM PCL INSTR IN A0 - A7 FROM RI OR DPL

tAVWL tAVDV

PORT 2 P2.0 - P2.7 OR A8 - A15 FROM DPH A8 - A15 FROM PCH

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 114: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

External Data Memory Write Cycle

tLHLL

ALE tWHLH

PSEN

tLLWL

WR

tAVLL

PORT 0

tLLAX tQVWX

tWLWH

tQVWH

DATA OUT

tWHQX

A0 - A7 FROM PCL INSTR IN A0 - A7 FROM RI OR DPL

tAVWL

PORT 2 P2.0 - P2.7 OR A8 - A15 FROM DPH A8 - A15 FROM PCH

External Clock Drive Waveforms

tCHCX VCC - 0.5V

0.7 VCC

0.2 VCC - 0.1V 0.45V

tCHCX tCLCH tCHCL

tCLCX

tCLCL

External Clock Drive

Symbol

1/tCLCL

tCLCL

tCHCX

tCLCX

tCLCH

tCHCL

Parameter

Oscillator Frequency

Clock Period

High Time

Low Time

Rise Time

Fall Time

Min

0

30

12

12

5

5

Max

33

Units

MHz

ns

ns

ns

ns

ns

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 115: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AT89S52

Serial Port Timing: Shift Register Mode Test Conditions

The values in this table are valid for VCC = 4.0V to 5.5V and Load Capacitance = 80 pF.

12 MHz Osc

Symbol

tXLXL

tQVXH

tXHQX

tXHDX

tXHDV

Parameter

Serial Port Clock Cycle Time

Output Data Setup to Clock Rising Edge

Output Data Hold After Clock Rising Edge

Input Data Hold After Clock Rising Edge

Clock Rising Edge to Input Data Valid

Min

1.0

700

50

0

700

Max

Variable Oscillator

Min

12tCLCL

10tCLCL-133

2tCLCL-80

0

10tCLCL-133

Max Units

∝σ

ns

ns

ns

ns

Shift Register Mode Timing Waveforms

INSTRUCTION ALE

CLOCK

0 1 2 3 4 5 6 7 8

tXLXL

tQVXH

WRITE TO SBUF tXHQX

0 1 2 3 4 5 6 7

SET TI

VALID VALID VALID VALID VALID OUTPUT DATA

CLEAR RI

INPUT DATA

tXHDV VALID VALID

tXHDX

VALID

SET RI

AC Testing Input/Output Waveforms(1)

VCC - 0.5V 0.2 VCC + 0.9V

TEST POINTS

0.45V 0.2 VCC - 0.1V

Float Waveforms(1)

V LOAD+

V LOAD

V LOAD - 0.1V

0.1V V OL -

Timing Reference Points

V OL +

0.1V

0.1V

Note: 1. AC Inputs during testing are driven at VCC - 0.5V for a logic 1 and 0.45V for a logic 0. Timing mea- surements are made at VIH min. for a logic 1 and VIL max. for a logic 0.

Note: 1. For timing purposes, a port pin is no longer floating when a 100 mV change from load voltage occurs. A port pin begins to float when a 100 mV change from the loaded VOH/VOL level occurs.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 116: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Ordering Information

Speed (MHz)

24

Power Supply

4.0V to 5.5V

Ordering Code

AT89S52-24AC AT89S52-24JC AT89S52-24PC

AT89S52-24AI AT89S52-24JI AT89S52-24PI

33 4.5V to 5.5V AT89S52-33AC AT89S52-33JC AT89S52-33PC

Package

44A 44J 40P6

44A 44J 40P6

44A 44J 40P6

Operation Range

Commercial (0° C to 70° C)

Industrial (-40° C to 85° C)

Commercial (0° C to 70° C)

= Preliminary Availability

Package Type

44A

44J

40P6

44-lead, Thin Plastic Gull Wing Quad Flatpack (TQFP)

44-lead, Plastic J-leaded Chip Carrier (PLCC)

40-pin, 0.600" Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP)

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 117: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Packaging Information

44A, 44-lead, Thin (1.0 mm) Plastic Gull Wing Quad Flat Package (TQFP) Dimensions in Millimeters and (Inches)*

44J, 44-lead, Plastic J-leaded Chip Carrier (PLCC) Dimensions in Inches and (Millimeters)

.045(1.14) X 45° PIN 1 ID 12.21(0.478)

SQ 11.75(0.458)

PIN NO. 1 IDENTIFY

.045(1.14) X 30° - 45° .012(.305) .008(.203)

0.80(0.031) BSC 0.45(0.018) 0.30(0.012)

.656(16.7) SQ .650(16.5)

.032(.813)

.026(.660) .695(17.7) SQ .685(17.4)

.630(16.0)

.590(15.0) .021(.533) .013(.330)

.050(1.27) TYP .500(12.7) REF SQ

10.10(0.394) SQ 9.90(0.386)

0 7

1.20(0.047) MAX

.043(1.09) .020(.508) .120(3.05) .090(2.29) .180(4.57) .165(4.19)

0.20(.008) 0.09(.003) .022(.559) X 45° MAX (3X)

0.75(0.030) 0.45(0.018)

0.15(0.006) 0.05(0.002)

*Controlling dimension: millimeters

40P6, 40-pin, 0.600" Wide, Plastic Dual Inline Package (PDIP) Dimensions in Inches and (Millimeters) JEDEC STANDARD MS-011 AC

2.07(52.6) 2.04(51.8) PIN

1

.566(14.4)

.530(13.5)

1.900(48.26) REF .220(5.59) MAX

SEATING PLANE

.161(4.09)

.125(3.18)

.110(2.79)

.090(2.29) .065(1.65) .041(1.04)

.630(16.0)

.590(15.0) 0 REF 15

.690(17.5)

.610(15.5)

.090(2.29) MAX .005(.127) MIN

.065(1.65) .015(.381) .022(.559) .014(.356)

.012(.305)

.008(.203)

AT89S52

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 118: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Atmel Headquarters

Corporate Headquarters 2325 Orchard Parkway San Jose, CA 95131 TEL (408) 441-0311 FAX (408) 487-2600

Atmel Product Operations

Atmel Colorado Springs 1150 E. Cheyenne Mtn. Blvd. Colorado Springs, CO 80906 TEL (719) 576-3300 FAX (719) 540-1759

Europe Atmel SarL Route des Arsenaux 41 Casa Postale 80 CH-1705 Fribourg Switzerland TEL (41) 26-426-5555 FAX (41) 26-426-5500

Atmel Grenoble Avenue de Rochepleine BP 123 38521 Saint-Egreve Cedex, France TEL (33) 4-7658-3000 FAX (33) 4-7658-3480

Atmel Heilbronn Theresienstrasse 2 POB 3535 D-74025 Heilbronn, Germany TEL (49) 71 31 67 25 94 FAX (49) 71 31 67 24 23

Asia Atmel Asia, Ltd. Room 1219 Chinachem Golden Plaza 77 Mody Road Tsimhatsui East Kowloon Hong Kong TEL (852) 2721-9778 FAX (852) 2722-1369

Atmel Nantes La Chantrerie BP 70602 44306 Nantes Cedex 3, France TEL (33) 0 2 40 18 18 18 FAX (33) 0 2 40 18 19 60 Japan

Atmel Japan K.K. 9F, Tonetsu Shinkawa Bldg. 1-24-8 Shinkawa Chuo-ku, Tokyo 104-0033 Japan TEL (81) 3-3523-3551 FAX (81) 3-3523-7581

Atmel Rousset Zone Industrielle 13106 Rousset Cedex, France TEL (33) 4-4253-6000 FAX (33) 4-4253-6001

Atmel Smart Card ICs Scottish Enterprise Technology Park East Kilbride, Scotland G75 0QR TEL (44) 1355-357-000 FAX (44) 1355-242-743

e-mail [email protected]

Web Site http://www.atmel.com

BBS 1-(408) 436-4309

© Atmel Corporation 2001. Atmel Corporation makes no warranty for the use of its products, other than those expressly contained in the Company’s standard warranty which is detailed in Atmel’s Terms and Conditions located on the Company’s web site. The Company assumes no responsibility for any errors which may appear in this document, reserves the right to change devices or specifications detailed herein at any time without notice, and does not make any commitment to update the information contained herein. No licenses to patents or other intellectual property of Atmel are granted by the Company in connection with the sale of Atmel products, expressly or by implication. Atmel’s products are not authorized for use as critical components in life support devices or systems.

ATMEL ® is the registered trademark of Atmel.

MCS-51 ® is the registered trademark of Intel Corporation. Terms and product names in this document may be trademarks of others.

Printed on recycled paper.

Rev.1919A-07/01/xM

North America: 1-(800) 292-8635 International: 1-(408) 441-0732

Fax-on-Demand

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 119: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

8 STAGE SHIFT AND STORE BUS REGISTER

WITH 3-STATE OUTPUTS

s

s

s s

s

s s

s s

3- STATE PARALLEL OUTPUTS FOR CONNECTION TO COMMON BUS SEPARATE SERIAL OUTPUTS SYNCHRONOUS TO BOTH POSITIVE AND NEGATIVE CLOCK EDGES FOR CASCADING MEDIUM SPEED OPERATION 5MHz at 10V QUIESCENT CURRENT SPECIFIED UP TO 20V STANDARDIZED SYMMETRICAL OUTPUT CHARACTERISTICS 5V, 10V AND 15V PARAMETRIC RATINGS INPUT LEAKAGE CURRENT II = 100nA (MAX) AT VDD = 18V TA = 25°C 100% TESTED FOR QUIESCENT CURRENT MEETS ALL REQUIREMENTS OF JEDEC JESD13B " STANDARD SPECIFICATIONS FOR DESCRIPTION OF B SERIES CMOS DEVICES"

DIP SOP

ORDER CODES PACKAGE

DIP SOP

TUBE

HCF4094BEY HCF4094BM1

T&R

HCF4094M013TR

DESCRIPTION The HCF4094B is a monolithic integrated circuit fabricated in Metal Oxide Semiconductor technology available in DIP and SOP packages. The HCF4094B is an 8 stages serial shift register having a storage latch associated with each stage for strobing data from the serial input to parallel buffered 3-state outputs. The parallel outputs may be connected directly to common bus lines. Data

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 120: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

is shifted on positive clock transition. The data in each shift register stage is transferred to the storage register when the STROBE input is high. Data in the storage register appears at the outputs whenever the OUTPUT-ENABLE signal is high. Two serial outputs are available for cascading a number of HCF4094B devices. Data is available at the QS serial output terminal on positive clock edges to allow for high speed operation in cascaded system in which the clock rise time is fast. The same serial information, available at the Q’S terminal on the next negative clock edge, provides a means for cascading HCF4094B devices when the clock rise time is slow.

PIN CONNECTION

October 2002

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 121: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

IINPUT EQUIVALENT CIRCUIT PIN DESCRIPTION

PIN No

2 1 3

9, 10 4, 5, 6, 7, 14, 13, 12, 11

15

8

16

SYMBOL

DATA STROBE CLOCK QS, Q’S

Q1 to Q8

OUTPUT ENABLE VSS

VDD

NAME AND FUNCTION

Data Input Strobe Input Clock Input

Serial Outputs

Parallel Outputs

Output Enable Input

Negative Supply Voltage

Positive Supply Voltage

FUNCTIONAL DIAGRAM

TRUTH TABLE

CLOCK OUTPUTS ENABLE

L

L

H

H

H

H

PARALLEL OUTPUTS STROBE

X

X

L

H

H

H

DATA Q1

X

X

X

L

H

H

OC

OC

No Change

L

H

No Change

Qn

OC

OC

No Change

Qn - 1

Qn - 1

No Change

Q*S

Q7

No Change

Q7

Q7

Q7

No Change

Q’S

No Change

Q7

No Change

No Change

No Change

Q7

SERIAL OUTPUTS

X : Don’t Care OC : Open Circuit * At the positive clock edge information on the 7th shift register stage is transferred to the 8th register stage and the QS output.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 122: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

LOGIC DIAGRAM

TIMING CHART

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 123: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

ABSOLUTE MAXIMUM RATINGS

Symbol

VDD

VI

II PD

Top Tstg

Supply Voltage

DC Input Voltage

DC Input Current Power Dissipation per Package Power Dissipation per Output Transistor Operating Temperature

Storage Temperature

Parameter Value

-0.5 to +22 -0.5 to VDD + 0.5

± 10

500 (*) 100

-55 to +125

-65 to +150

Unit

V V

mA mW mW

°C

°C Absolute Maximum Ratings are those values beyond which damage to the device may occur. Functional operation under these conditions is not implied. All voltage values are referred to VSS pin voltage. (*) 500mW at 65 °Χ; derate to 300mW by 10mW/°C from 65°C to 85°C

RECOMMENDED OPERATING CONDITIONS

Symbol

VDD

VI

Top

Supply Voltage

Input Voltage

Operating Temperature

Parameter Value

3 to 20 0 to VDD

-55 to 125

Unit

V

V

°C

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 124: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

DC SPECIFICATIONS

Test Condition

Symbol Parameter VI (V)

0/5 0/10 0/15 0/20 0/5 0/10 0/15 5/0 10/0 15/0

0.5/4.5 1/9 1.5/13.5 4.5/0.5 9/1 13.5/1.5 2.5 4.6 9.5 13.5 0.4 0.5 1.5

VO (V)

|IO| VDD (µA) (V)

5 10 15 20 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 5 10 15 5 10 15

18

18

TA = 25°C

Min. Typ.

0.04 0.04 0.04 0.08

4.95 9.95 14.95

0.05 0.05 0.05

3.5 7 11

1.5 3 4

-1.36 -0.44 -1.1 -3.0 0.44 1.1 3.0

-3.2 -1 -2.6 -6.8 1 2.6 6.8

±10-5 ± 0.1

±10-4 ± 0.4

5 7.5

-1.1 -0.36 -0.9 -2.4 0.36 0.9 2.4

±1

± 12

3.5 7 11

1.5 3 4

-1.1 -0.36 -0.9 -2.4 0.36 0.9 2.4

±1

± 12

Max.

5 10 20 100

4.95 9.95 14.95

0.05 0.05 0.05

3.5 7 11

1.5 3 4

Value

-40 to 85°C

Min. Max.

150 300 600 3000

4.95 9.95 14.95

0.05 0.05 0.05

-55 to 125°C

Min. Max.

150 300 600 3000

Unit

IL Quiescent Current

∝Α

VOH High Level Output Voltage

Low Level Output Voltage

High Level Input Voltage

Low Level Input Voltage

Output Drive Current

VOL

VIH

VIL

IOH

IOL Output Sink Current

0/5 0/5 0/10 0/15 0/5 0/10 0/15

0/18

0/18

<1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1 <1

V

V

V

V

mA

mA

∝Α

∝Α

pF

Input Leakage Current IOH, IOL 3-State Output Leakage Current Input CapacitanceCI

II Any Input

0/18

Any Input The Noise Margin for both "1" and "0" level is: 1V min. with VDD=5V, 2V min. with VDD=10V, 2.5V min. with VDD=15V

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 125: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

DYNAMIC ELECTRICAL CHARACTERISTICS (Tamb = 25°C, C L = 50pF, RL = 200KΩ, tr = tf = 20 ns)

Test Condition Symbol Parameter

VDD (V)

tPLH tPHL Propagation Delay Time (Clock to serial Output QS)

tPLH tPHL Propagation Delay Time (Clock to serial Output Q’S)

tPLH tPHL Propagation Delay Time (Clock to Parallel Output)

tPLH tPHL Propagation Delay Time (Strobe to Parallel Output)

tPZL, tPZH Propagation Delay Time Output Enable to Parallel Out : Output High to High Impedance

tPHZ tPLZ Propagation Delay Time Output Enable to Parallel Out : Output Low to High Impedance

tW Strobe Pulse Width

5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15

5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15 5 10 15

Min. Typ.

300 125 95 230 110 75 420 195 135 290 145 100 140 75 55

225 95 70 100 40 35 100 50 40 60 30 20 0 0 0 100 50 40

Max.

600 250 190 460 220 150 840 390 270 580 290 200 280 150 110

450 190 140

ns

Value (*) Unit

ns

ns

ns

ns

ns

tW Clock Pulse Width

tsetup Data Setup Time

thold Minimum Hold Time

200 80 70 200 100 83 125 55 35 0 0 0

ns

ns

ns

0 0 0 200 100 80

ns

tTLH tTHL Transition Time ns

tr, tf Clock input Rise or Fall Time

fmax Maximum Clock Input Frequency

15 5 5 1.25 2.5 3

∝σ

2.5 5 6 MHz

(*) Typical temperature coefficient for all VDD value is 0.3 %/°C.

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 126: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

TYPICAL APPLICATION (REMOTE CONTROL HOLDING REGISTER)

TEST CIRCUIT

TEST

tPLH, tPHL tPZL, tPLZ tPZH, tPHZ

CL = 50pF or equivalent (includes jig and probe capacitance) RL = 200KΩ RT = ZOUT of pulse generator (typically 50Ω)

SWITCH

Open VCC

GND

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 127: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

WAVEFORM 1 : PROPAGATION DELAY TIMES, PULSE WIDTH (CLOCK), SETUP AND HOLD TIME (DATA IN TO CLOCK) (f=1MHz; 50% duty cycle)

WAVEFORM 2 : PROPAGATION DELAY TIME, PULSE WIDTH (STROBE), SETUP AND HOLD TIME (STROBE TO CLOCK) (f=1MHz; 50% duty cycle)

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 128: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

WAVEFORM 3 : OUTPUT ENABLE AND DISABLE TIME (f=1MHz; 50% duty cycle)

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 129: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

Plastic DIP-16 (0.25) MECHANICAL DATA

mm. DIM.

MIN.

a1

B

b

b1

D

E

e

e3

F

I

L

Z

3.3

1.27

8.5

2.54

17.78

7.1

5.1

0.130

0.050

0.51

0.77

0.5

0.25

20

0.335

0.100

0.700

0.280

0.201

1.65

TYP MAX. MIN.

0.020

0.030

0.020

0.010

0.787

0.065

TYP. MAX.

inch

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 130: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

HCF4094B

SO-16 MECHANICAL DATA

DIM.

A

a1

a2

b

b1

C

c1

D

E

e

e3

F

G

L

M

S

3.8

4.6

0.5

9.8

5.8

1.27

8.89

4.0

5.3

1.27

0.62

8 ˚ (max.)

0.149

0.181

0.019

10

6.2

0.35

0.19

0.5

45˚ (typ.)

0.385

0.228

0.050

0.350

0.157

0.208

0.050

0.024

0.393

0.244

0.1

mm.

MIN. TYP MAX.

1.75

0.2

1.65

0.46

0.25

0.013

0.007

0.019

0.003

MIN.

inch

TYP. MAX.

0.068

0.007

0.064

0.018

0.010

PO13H

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 131: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 132: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 133: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 134: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 135: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 136: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

INFRA-RED EMITTING DIODES

AM2520F3C03

AM2520SF4C03

Features

SUBMINIATURE PACKAGE STYLE OF INFRA-RED LED.

AVAILABLE ON TAPE AND REEL.

COMPATIBLE WITH AUTOMATIC PLACEMENT

EQUIPMENT.

HIGH RELIABILITY AND LONG LIFETIME.

Package Dimensions

Description

F3 Made with Gallium Arsenide Infrared Emitting diodes.

SF4 Made with Gallium Aluminum Arsenide Infrared

Emitting diodes.

Notes: 1. All dimensions are in millimeters (inches). 2. Tolerance is ±0.25(0.01∀) unless otherwise noted. 3. Lead spacing is measured where the lead emerge package. 4. Specifications are subjected to change without notice.

Selection Guide

Iv (mW/s r ) @20mA *50mA

Min.

AM2520F3C03 GaAs WATER CLEAR 2

*10

2

*3

Typ.

6

*15

4

*8

View in g An g l e

21/2

30°

30°

30°

30°

Par t No . Di c e L en s Ty p e

AM2520SF4C03 GaAlAs WATER CLEAR

Note: 1. 1/2 is the angle from optical centerline where the luminous intensity is 1/2 the optical centerline value.

AM2520F-1

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 137: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

Electrical / Optical Characteristics at T)=25°C°

Item

F3 S F4

F3 S F4

F3 S F4

F3 S F4

F3 S F4

P/N Sy m b o l Ty p .

1.2 1.4

-

90 90

940 880

50 50

Max .

1.5 1.7

10 10

-

Un i t Co n d i t i o n

Forward Voltage VF V IF=20mA

Reverse Current IR uA VR=5V

Junction Capacitance Co pF V=0 f=1MHz

Peak Spectral Wavelength lR - nm IF=20mA

Spectral Bandwidth - nm IF=20mA

Absolute Maximum Ratings at T)=25°C°

Item

Power Dissipation

Forward Current

Peak Forward Current

Reverse Voltage

Operating Temperature

Storage Temperature

Note: 1.Ip Condiction : 1/10 Duty Cycle, 0.1ms Pluse Width.

Sy m b o l

Pd

IF

I P

Max imu m Ratin g

100

50

1.2

5

-45~ +80

-45~ +80

Un i t s

mW

mA

A

V

°Χ

°Χ

VR

Topr

Tstg

AM2520F-2

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 138: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AM2520F3C03

AM2520SF4C03

AM2520F-3

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 139: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AM2520F3C03,AM2520SF4C03 SMT Reflow Soldering Instructions

AM2520F3C03,AM2520SF4C03 Recommended Soldering Pattern (Units : mm)

AM2520F-4

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.

Page 140: sistem pengaman rumah dengan security password mengunakan

AM2520F3C03,AM2520SF4C03 Tape Specifications (Units : mm)

AM2520F-5

Abdul Gayung : Sistem Pengaman Rumah Dengan Security Password Menggunakan Sensor Gerak Berbasis Mikrokontroler AT89S51, 2009.