sistem pendeteksi objek pada area blind spot dump...

103
SISTEM PENDETEKSI OBJEK PADA AREA BLIND SPOT DUMP TRUCK MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC DENGAN METODE SUGENO Skripsi Oleh : Muhamad Vicky NIM: 11160910000023 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DANTEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M SISTEM PENDETEKSI OBJEK

Upload: others

Post on 01-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • SISTEM PENDETEKSI OBJEK

    PADA AREA BLIND SPOT DUMP TRUCK

    MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC DENGAN METODE

    SUGENO

    Skripsi

    Oleh :

    Muhamad Vicky

    NIM: 11160910000023

    PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS SAINS DANTEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H / 2020 M

    SISTEM PENDETEKSI OBJEK

  • PADA AREA BLIND SPOT DUMP TRUCK

    MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC DENGAN METODE

    SUGENO

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Komputer(S.Kom)

    Oleh :

    Muhamad Vicky

    11160910000023

    PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H / 2020 M

  • II

    LEMBAR PERSETUJUAN

    SISTEM PENDETEKSI OBJEK

    PADA AREA BLIND SPOT DUMP TRUCK MENGGUNAKAN FUZZY

    LOGIC DENGAN METODE SUGENO

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk

    Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

    Oleh:

    Muhamad Vicky

    11160910000023

    Menyetujui,

    Pembimbing I

    Nenny Anggraini, MT

    NIDN. 0310097604

    Pembimbing II

    Dr. Imam Marzuki Shofi, MT

    NIP. 197202052008011010

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi Teknik Informatika

    Dr. Imam Marzuki Shofi, MT

    NIP. 197202052008011010

  • III

    HALAMAN PENGESAHAN

  • IV

    PERNYATAAN ORISINALITAS

  • V

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

  • vi

    Penulis : Muhamad Vicky (11160910000023)

    Program Studi : Teknik Informatika

    Judul : SISTEM PENDETEKSI OBJEK PADA AREA BLIND

    SPOT DUMP TRUCK MENGGUNAKAN FUZZY

    LOGIC DENGAN METODE SUGENO

    ABSTRAK

    Dump Truck memiliki area yang tidak dapat dilihat oleh pengemudinya, yang biasa

    disebut dengan area blind spot. Penyebabnya adalah konstruksi kendaraan, semakin

    besar kendaraan, maka semakin besar pula blind spot-nya. Telah terjadi kasus

    kecelakaan yang disebabkan oleh blind spot, salah satunya yang terjadi pada tahun

    2018, di wilayah Kalideres, Jakarta Barat, pengendara motor terlindas ketika akan

    menyalip dump truck. Berdasarkan literatur yang ada, fuzzy logic dengan metode

    sugeno dapat memberikan keputusan/penalaran yang lebih mudah difahami oleh

    manusia. Maka dari itu dalam penelitian ini akan membuat sebuah sistem

    pendeteksi objek pada area blind spot dump truck menggunakan Fuzzy Logic

    dengan metode Sugeno. Sistem pendeteksi objek ini menggunakan 5 sensor

    ultrasonik sebagai alat pendeteksi(masukkan), yang terletak di kiri, kanan, depan

    dan 2 sensor ultrasonik dibelakang, untuk pemrosesan 2 sensor ultrasonik dibagian

    belakang dibantu oleh algoritma fuzzy logic, serta buzzer dan LED sebagai sebuah

    pemberi peringatan(keluaran). Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuji

    menggunakan whitebox testing, setiap test case yang diujikan telah tervalidasi.

    Dengan jarak pengujian terdekat yaitu 2 cm, dan jarak terjauh dari deteksi adalah

    300 cm, serta pengujian pada blackbox testing pada tingkat pengguna telah sesuai

    dengan fungsi dengan nilai 100%.

    Kata Kunci : fuzzy logic, metode Sugeno, blind spot, dump truck, LED,

    buzzer, blackbox testing, whitebox testing

    Daftar Pustaka : 6 buku, 20 jurnal, dan 8 website

    Jumlah Halaman : 73 halaman + x halaman

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.

    Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayat serta nikmat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini

    dapat diselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan

    kita baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta

    umatnya hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini mengambil tema dengan judul:

    SISTEM PENDETEKSI OBJEK

    PADA AREA BLIND SPOT DUMP TRUCK

    MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC DENGAN METODE SUGENO

    Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Komputer (S.Kom) pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains

    dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun

    bahan penulisan skripsi ini adalah berdasarkan hasil penelitian, pengembangan

    aplikasi, wawancara, observasi dan beberapa studi literatur.

    Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan batuan yang

    didapatkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

    Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr, Lily Suraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku dekan Fakultas Sains

    dan Teknologi.

    2. Dr. Imam Marzuki Shofi, MT selaku Ketua Program Studi Teknik

    Informatika. Sekaligus menjadi Dosen Pembimbing II yang senantiasa

    meluangkan waktu dan memberikan ilmunya untuk membantu dalam proses

    penyusunan skripsi ini.

  • viii

    3. Ibu Neny Anggraini, MT selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa

    meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, bantuan, semangat dan

    motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

    4. Orang Tua tercinta, Bapak Humaidi dan Ibu Lilis Suryani yang tidak pernah

    lelah mendoakan serta memberi dukungan moril dan materil sepanjang

    perjalanan hidup penulis.

    5. Seluruh dosen dan staff UIN Jakarta, khususnya Fakultas Sains dan

    Teknologi ynag telah memberikan ilmu serta pengalaman yang berharga.

    6. Saudara kandung penulis, yaitu Firman Adopati dan Intan Englina yang

    selalu siap membantu dan menyemangati selama proses penyusunan skripsi.

    7. Seluruh sahabat-sahabat terbaik dari Teknik Informatika angkatan 2016,

    teman-teman seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Teknik

    Informatika(HIMTI), semua anak kelas TI A, teman-teman asisten lab. Dan

    kepada sobat TI yang selalu memotivasi penulis, dan tidak ketinggalan

    teman-teman seperjuangan Ma’had UIN.

    8. Kepada pengawas pembangunan Tol Pamulang, bang Ari yang sudah

    membantu penulis dalam menghubungi supir dump truck

    9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara

    langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, sangat

    diperlukan kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Akhir kata, semoga

    laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang lain.

    Wassalamualaikum, Wr. Wb.

    Tangerang Selatan, Juli 2020

    Penulis

    Muhamad Vicky

    11160910000023

  • ix

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iv

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ................................... v

    ABSTRAK ............................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

    BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3

    1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 3

    1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

    1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

    1.6 Metodologi Penelitian ............................................................................. 4

    1.6.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 4

    1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ........................................................... 5

    1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................. 5

    BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ................................ 7

    2.1 Pengertian Sistem .................................................................................... 7

    2.2 Deteksi objek ........................................................................................... 7

    2.3 Blind Spot ............................................................................................... 8

    2.4 Dump truck .............................................................................................. 8

    2.5 Fuzzy Logic ............................................................................................. 9

    2.6 Metode Sugeno ..................................................................................... 10

    2.6.1 Fungsi Keanggotaan .......................................................................... 11

    2.6.2 Tahapan Metode Sugeno ................................................................... 13

  • x

    2.7 NewPing Library ................................................................................... 14

    2.7 Mikrokontroller Arduino uno ................................................................ 14

    2.8 Sensor Ultrasonik .................................................................................. 15

    2.8.1 Parallax Ping ..................................................................................... 16

    2.8.2 Ultrasonik SEN136B5B .................................................................... 16

    2.8.3 Ultrasonik HC-SR04 ......................................................................... 17

    2.9 Buzzer ................................................................................................... 18

    2.10 LED ....................................................................................................... 18

    2.10.1 Lampu Lalu lintas ......................................................................... 18

    2.11 Prototyping ............................................................................................ 19

    2.12 Structured Analysis with Real-time (SA-RT) ....................................... 21

    2.13 WhiteBox Testing ................................................................................. 21

    2.14 Black Box Testing .................................................................................. 22

    2.15 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 23

    2.13.1 Observasi ....................................................................................... 23

    2.13.2 Wawancara .................................................................................... 23

    2.13.3 Studi Pustaka ................................................................................. 24

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 25

    3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 25

    3.1.1 Data Primer ....................................................................................... 25

    3.1.1.1 Studi Lapangan.............................................................................. 25

    3.1.2 Data Sekunder ................................................................................... 26

    3.2 Metode Pengembangan Sistem ............................................................. 29

    3.2.1 Prototipe ............................................................................................ 29

    3.3 Alur Penelitian ...................................................................................... 31

    BAB 4 ANALSIS, PERANCANGAN SISTEM, IMPLEMENTASI DAN

    PENGUJIAN SISTEM ......................................................................................... 33

    4.1 Tahap Komunikasi ................................................................................ 33

    4.2 Tahap Pengumpulan Kebutuhan ........................................................... 33

    4.2.1 Ruang Lingkup .................................................................................. 34

    4.2.2 Analisis Blind Spot Dump Truck ....................................................... 34

  • xi

    4.2.3 Analisis Jangkuan Deteksi Objek Berdasarkan Spesifikasi Ultrasonik

    HC-SR04 ........................................................................................................ 35

    4.2.4 Analisis Sistem Berjalan ................................................................... 36

    4.2.5 Analisis Sistem Usulan ..................................................................... 37

    4.2.6 Analisa Kebutuhan Fungsional Sistem ............................................. 38

    4.2.7 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ................................................ 41

    4.2.8 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ............................................... 42

    4.3 Tahap Membangun Sistem .................................................................... 43

    4.3.1 Desain Perancangan Alat .................................................................. 47

    4.3.2 Skematik Sistem Arduino dengan Ultrasonik ................................... 49

    4.3.3 Skematik Sistem Arduino dengan Buzzer......................................... 51

    4.3.4 Skematik Sistem Arduinuo dengan LED .......................................... 52

    4.3.5 Tampilan Alat Deteksi Objek pada Area Blind Spot Dump Truck ... 53

    4.4 Tahap Mengkodekan Sistem ................................................................. 55

    4.4.1 Pengkodean Arduino Uno dengan ultrasonik, LED dan Buzzer....... 56

    4.4.2 Pengkodean Menggunakan Library NewPing dan Pengkondisian ... 57

    4.4.3 Pengkodean Implementasi Fuzzy Logic dengan Metode Sugeno ..... 58

    4.5 Tahap Menguji Sistem .......................................................................... 62

    4.5.1 White Box – Basis Path Testing ........................................................ 62

    4.5.1 Black Box Testing – User Acceptance Test ....................................... 67

    BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 71

    5.1 Sistem Pendeteksi Objek Pada Area Blind Spot Dump Truck .............. 71

    5.1.1 Pengguna Library NewPing dan Buzzer ........................................... 71

    5.2 Hasil Pengujian Whitebox Testing ........................................................ 72

    5.3 Hasil Pengujian Blackbox Testing ......................................................... 73

    5.4 Jangkuan Deteksi Objek Menggunakan Sensor Ultrasonik HC-SR04

    Pada Dump Truck .............................................................................................. 74

    BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 76

    6.1 Kesimpulan ........................................................................................... 76

    6.2 Saran ...................................................................................................... 76

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

  • xii

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 80

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Blind Spot Dump Truck ....................................................................... 8

    Gambar 2.2 Grafik Fungsi Keanggotaan Segitiga ................................................ 11

    Gambar 2.3 Grafik Fungsi Keanggotaan Trapesium ............................................ 12

    Gambar 3.1 Kerangka berpikir .............................................................................. 32

    Gambar 4.1 Analisis Blind Spot Dump Truck Dyna ............................................. 34

    Gambar 4.2 Analisis Jangkuan Deteksi Berdasarkan Spesifikasi Ultrasonik HC-

    SR04 ...................................................................................................................... 35

    Gambar 4.3 Sistem Berjalan 1 .............................................................................. 36

    Gambar 4.4 Sistem Berjalan 2 .............................................................................. 36

    Gambar 4.5 Sistem Usulan .................................................................................... 37

    Gambar 4.6 Konteks Diagram/DFD Level 0 ........................................................ 38

    Gambar 4.7 DFD level 1 ....................................................................................... 38

    Gambar 4.8 CFD/DFD Level 1 ............................................................................. 39

    Gambar 4.9 State-Transition Diagram .................................................................. 41

    Gambar 4.10 Blok Diagram .................................................................................. 43

    Gambar 4.11 Flowchart Sistem Halaman Pertama ............................................... 45

    Gambar 4.12 Flowchart Sistem Halaman Kedua .................................................. 46

    Gambar 4.13 Desain Perancangan Alat ................................................................ 48

    Gambar 4.14 Skematik Arduino dengan Ultrasonik Sisi kiri ............................... 49

    Gambar 4.15 Skematik Arduino dengan Ultrasonik Sisi Belakang ...................... 50

    Gambar 4.16 Skematik Buzzer dengan Arduino Uno ........................................... 51

    Gambar 4.17 Skematik LED dengan Arduino Uno Sisi Kiri ................................ 52

    Gambar 4.18 Susunan Komponen......................................................................... 54

    Gambar 4.19 Tampilan perangkat utama .............................................................. 55

    Gambar 4.20 Tampilan Perangkat Pendukung...................................................... 55

    Gambar 4.21 Inisiasi dan Deklarasi ...................................................................... 56

    Gambar 4.22 Implementasi Newping dan Pengkondisian Sistem ........................ 57

    Gambar 4.23 Fungsi Keanggotaan Ultrasonik 1 ................................................... 59

    Gambar 4.24 Tahapan Input Variabel ................................................................... 61

    file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210158file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210159file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210176file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210177file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210177file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210178file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210179file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210181file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210182file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210183file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210189file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210190file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210191file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210192file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210193file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210194file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210195file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210196

  • xiv

    Gambar 4.25 Implementasi Tahapan Inferensi, Agregasi dan Defuzzifikasi ....... 61

    Gambar 4.26 Pembagian Node Pada Kode ........................................................... 62

    Gambar 4.27 Flow Graph State Case I ................................................................. 63

    Gambar 4.28 Pembagian Node Pada Kode ........................................................... 65

    Gambar 4.29 Flow Graph State Case 2 ................................................................ 66

    Gambar 5.1 Grafik Test Case I ............................................................................. 72

    Gambar 5.2 Grafik Test Case II ............................................................................ 73

    Gambar 5.3 Jangkuan Deteksi Objek Pada Kenyataannya Dengan Skala 1:5 ...... 75

    file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210203file://///Users/djidien/One%20Drive/OneDrive%20-%20grow%20distributed%20users/Semester%20VIII/Skripsi/Sidang%20Tugas%20Akhir/Skripsi.docx%23_Toc46210207

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Table 2.1 Perbandingan Sensor Ultrasonik ........................................................... 15

    Table 2.2 Spesifikasi Ultrasonik HC-SR04 .......................................................... 17

    Tabel 3.1 Studi Literatur Sejenis ........................................................................... 27

    Tabel 3.2 Perbedaan Penelitian ............................................................................. 28

    Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras .................................................................. 42

    Tabel 4.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ................................................... 42

    Tabel 4.3 Konfigurasi pin Ultrasonik dan Arduino .............................................. 50

    Tabel 4.4 Konfigurasi pin Buzzer ......................................................................... 51

    Tabel 4.5 Konfigurasi Pin LED ............................................................................ 52

    Tabel 4.6 Semesta Pembicaraan Himpunan Fuzzy ............................................... 58

    Tabel 4.7 Aturan Fuzzy ......................................................................................... 60

    Tabel 4.8 Test Case - Pengkondisian Terhadap Jarak Dengan Skala 1:10 ........... 64

    Tabel 4.9 Test Case II - Algoritma Sugeno........................................................... 67

    Tabel 4.10 UAT-01A ............................................................................................ 68

    Tabel 4.11 UAT-02A ............................................................................................ 68

    Tabel 4.12 UAT-03A ............................................................................................ 69

    Tabel 4.13 UAT-04A ............................................................................................ 70

    Tabel 5.1 Hasil UAT ............................................................................................. 73

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dump Truck adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan

    material seperti pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan konstruksi. isi muatannya

    diisikan oleh alat pemuat seperti backhoe, sedangkan untuk membongkar

    muatannya, alat berat ini dapat bekerja sendiri dengan mengangkat bagian bak

    dengan menggunakan teknologi hidrolik(Handokoe, 2018).

    Menurut Jusri Pulubuhu, Founder and Training Director Jakarta Defensive

    Driving Consulting (JDDC) terdapat area yang berbahaya bagi dump truck dan

    kendaraan lain yaitu blind spot. Blind spot merupakan area sekeliling kendaraan,

    yang gagal terlihat atau terhalang untuk dilihat oleh pengemudi. Salah satu

    penyebab blind spot adalah konstruksi kendaraan, semakin besar kendaraan,

    semakin besar blind spot-nya. Setiap kendaraan punya blind spot, termasuk sepeda

    motor. Titik blind spot terbesar dump truck yaitu di bagian belakang karena

    terhalang muatan dan tak bisa melihatnya lewat kaca spion seperti di mobil

    penumpang(Nayazri, 2018).

    Pada kasus blind spot ini terdapat beberapa kasus kecelakaan, seperti yang

    terjadi, pada tahun 2018, di wilayah Kalideres, Jakarta Barat, dimana ada

    pengendara motor terlindas ketika akan menyalip dump truck(Nayazri, 2018).

    Menurut (Kristiono, 2019) Kecelakaan yang diakibatkan dump truck atau lebih

    dikenal dengan truk tanah bisa dibilang tidak banyak, bahkan data Korlantas Polri

    menunjukan kendaraan ‘raksasa’ itu relatif lebih sedikit terlibat kecelakaan hingga

    meninggal dunia. Sebab, kendaraan penyebab kecelakaan paling banyak tetap

    sepeda motor dengan jumlah kecelakaan sebanyak 35.980 hingga triwulan II 2019.

    Sementara truk berada di tempat ketiga pada triwulan II 2019 dengan jumlah

    kecelakaan sebanyak 3.700 kasus. Tetapi, meski sedikit kecelakaan yang

    diakibatkan dump truck biasanya menimbulkan dampak yang masif kecelakaan

    sepeda motor.

  • 2

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara yang bertujuan untuk

    mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai permasalahan yang ada di

    lapangan. Wawancara dilakukan kepada bapak Alvin selaku sopir truk.

    Menurutnya, untuk alat pendeteksi objek pada blind spot, sudah ada yang

    menggunakan terutama di perusahaan-perusahaan besar seperti Indosemen, namun

    bapak Alvin masih merasa itu tidak cukup, karena keluaran hasil hanya berupa

    video realtime dilayar, dan biasanya tidak ada pengingat berupa bunyi seperti

    alarm. Dari faktor-faktor tersebut, untuk memenuhi kebutuhan keselamatan maka

    perlu adanya alat yang bisa memberikan peringatan berupa bunyi seperti alarm.

    Terdapat beberapa produk alat pendeteksi blind spot di pasaran, diantaranya

    adalah “Car Blind Spot Assist For Chevrolet Captiva Parking Sensor Car” alat

    tersebut sudah diperjual belikan melalui toko online Tokopedia (Tokopedia, 2019)

    dengan harga Rp. 451.000/sensor. Kegunaannya adalah untuk mendeteksi blind

    spot pada mobil dan juga membantu untuk parkir mobil. Tetapi penulis belum

    menemukan produk sejenis untuk dump truck.

    Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pembuatan sistem

    pendeteksi objek pada area blind spot dump truck, seperti pada penelitian(Adha et

    al., 2018), menghasilkan sistem lampu sein otomatis, dan deteksi blind spot pada

    motor menggunakan arduino, dalam implementasinya lampu sein akan mati

    otomatis ketika selesai berbelok dan juga sistem ini mampu untuk mendeteksi objek

    pada blind spot motor dengan jarak

  • 3

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Kriteria biasanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan

    dalam pengambilan keputusan(A. D. Putri & Effendi, 2019). Fuzzy logic pada

    penelitian ini digunakan untuk menentukan keputusan suatu objek dalam keadaan

    dekat, sedang, atau jauh dari dump truck

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Suardika et al., 2018)

    menyatakan bahwasannya dari ketiga metode yang dimiliki oleh fuzzy logic, metode

    Sugeno memiliki nilai error terkecil dibandingkan dengan metode lain, sehingga

    berdasarkan hasil yang didapat metode Sugeno yang paling baik untuk digunakan

    dalam menentukan keputusan.

    Dari hasil analisis, studi pustaka/literatur, dan wawancara maka usulan

    solusi berdasarkan masalah yang ada penulis membuat sesuatu sistem yang dapat

    mendeteksi objek pada area blind spot untuk dump truck. Dengan demikian penulis

    melakukan penelitian berjudul “SISTEM PENDETEKSI OBJEK PADA AREA

    BLIND SPOT DUMP TRUCK MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC DENGAN

    METODE SUGENO”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

    permasalahan dalam skripsi ini yaitu “Bagaimana membuat sistem pendeteksi objek

    pada area blind spot dump truck di sisi kiri, kanan, depan dan belakang yang mampu

    meningkatkan kewaspadaan supir dump truck ketika berkendara?”.

    1.3 Batasan Masalah

    Berdasarkan rumusan masalah yang sudah didapat, maka penulis

    membatasi penulisan skripsi ini antara lain pada:

    1. Mendeteksi objek pada area blind spot dump truck pada sisi kiri, kanan,

    depan dan belakang.

    2. Perangkat pendukung berupa sensor ultrasonik HC-SR04 disetiap

    sisinya tidak anti air.

    3. Pengimplementasiin fuzzy logic hanya digunakan pada sisi belakang

    bagian blind spot dump truck.

  • 4

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1.4 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah:

    1. membuat sistem yang mampu mendeteksi objek di area blind spot pada

    sisi kiri, kanan, depan, dan belakang di kendaraan dump truck.

    2. Meningkatkan kewaspadaan supir dump truck ketika berkendara.

    1.5 Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagi Penulis

    Dapat mengimplementasi dan memahami lebih dalam lagi

    penggunaan Arduino uno, Library NewPing dan Fuzzy logic.

    2. Bagi Universitas

    Mengukur tingkat kemampuan dalam menerapkan ilmu akademis

    maupun non-akademis di lingkungan masyarakat dan Lembaga.

    3. Bagi Pengendara Dump Truck

    Diharapkan bisa meningkatkan tingkat kewaspadaan dan keselamatan

    dengan adanya sistem pendeteksi object pada area blind spot dump

    truck.

    1.6 Metodologi Penelitian

    Metode yang digunakan penulis dalam penulisan dan penelitian dibagi

    menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

    Berikut penjelasan kedua metode tersebut:

    1.6.1 Metode Pengumpulan Data

    Dalam melakukan analisis data dan penulisan skripsi ini, penulis

    menggunakan 3 metode pengumpulan data, yaitu:

    1. Studi Literatur

    2. Wawancara

    3. Observasi

  • 5

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

    Pada penelitian ini penulis menggunakan Prototyping (prototype).

    Adapun enam tahap siklus pengembangan Prototype adalah sebagai berikut:

    (Pressman, 2014)

    1. Komunikasi.

    2. Pengumpulan Kebutuhan.

    3. Membangun Sistem.

    4. Tahap Mengkodekan Sistem

    5. Pengujian Sistem.

    1.7 Sistematika Penulisan

    Dalam sistematika laporan ini penulis akan melakukan pembahasan dengan

    membagi kedalam 5 bab, yaitu:

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, Batasan

    masalah, tujuan, dan manfaat serta sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini akan dibahas mengenai berbagai teori yang

    mendasari analisis permasalahan dan berhubungan dengan

    topik yang dibahas.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan

    digunakan dalam merancang dan membangun prototipe

    sistem.

    BAB IV ANALISIS, DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN

    PENGUJIAN SISTEM

    Pada bab ini membahas mengenai hasil dari analisis,

    perancangan, implementasi sesuai dengan metode yang

    dilakukan pada sistem yang dibuat serta hasil dari pengujian.

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 6

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Bab ini berisi hasil dari pembahasan yang didapat dari

    penelitian.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah

    dilakukan dan saran yang diusulkan untuk pengembangan

    lebih lanjut agar tercapai hasil yang lebih baik.

  • 7

    BAB 2

    LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Sistem

    Dalam kamus besar Bahasa Indonesia versi daring, sistem diartikan sebagai

    perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu

    totalitas(BPPB, 2016). Sedangkan menurut (Sitohang, 2019) Sistem merupakan

    suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedurnya yang saling berhubungan,

    berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

    menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Dari kedua definisi diatas dapat dikatakan

    bahwa sistem adalah kumpulan prosedur dan unsur yang berhubungan untuk

    melakukan sasaran tertentu.

    2.2 Deteksi objek

    Menurut (Elisawati, 2018) pendeteksi objek adalah alat yang digunakan

    untuk mendeteksi jarak objek yang ada di hadapan pengguna. Alat ini

    menggunakan Sensor ultrasonik DT-SENSE yang digunakan untuk mendeteksi

    jarak. Sensor ini mengirimkan lebar pulsa bervariasi dari 115 uS sampai 18,5 mS

    ke mikrokontroler yang berguna untuk mengukur jarak objek, sinyal tersebut di

    pantulkan ke objek dan akan diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik.

    Jarak yang bisa dibaca oleh sensor mulai dari 2 cm sampai 300 cm.

    Sedangkan menurut (Riandi et al., 2018) Sebuah objek dapat dideteksi serta

    diketahui jaraknya dengan menggunakan sensor. Salah satu sensor dapat digunakan

    adalah sensor ultrasonik HC-SR04 yang mampu mendeteksi objek serta mampu

    mengetahui jarak objek tersebut, selain itu sensor ultrasonik HC-SR04 merupakan

    sensor paling murah dikelasnya. Dari kedua pendapat tersebut, dapat dikatakan alat

    pendeteksi objek adalah suatu alat yang dilengkapi dengan sebuah sensor yang

    dapat mendeteksi jarak suatu objek.

  • 8

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2.3 Blind Spot

    Titik buta atau blindspot, yaitu area penglihatan pengguna jalan yang tak

    dapat dipantau dengan sempurna karena terhalang suatu objek yang bisa berbentuk

    pengguna jalan yang lain, sarana-prasarana lalu lintas, dan lain

    sebagainya(Trinovat, 2018). Hal ini sejalan dengan pendapat Jusri Pulubuhu.

    Menurut Jusri Pulubuhu, Founder and Training Director Jakarta Defensive

    Driving Consulting (JDDC) Blind spot merupakan area sekeliling kendaraan, yang

    gagal terlihat atau terhalang untuk dilihat oleh pengemudi. Salah satu penyebab

    blind spot adalah konstruksi kendaraan, semakin besar kendaraan, semakin besar

    blind spot-nya. Setiap kendaraan punya blind spot, termasuk sepeda motor. Titik

    blind spot terbesar dump truck yaitu di bagian belakang karena terhalang muatan

    dan tak bisa melihatnya lewat kaca spion seperti di mobil penumpang(Nayazri,

    2018). Berdasarkan berita pada laman kompas yang ditulis oleh (Purnomo, 2020),

    berikut adalah wilayah yang harus di hindari ketika berada di dekat dump truck.

    Gambar 2.1 Blind Spot Dump Truck

    Bagian blind spot dump truck di tandai dengan wilayah yang bergaris

    berwarna kuning

    2.4 Dump truck

    Dump Truck adalah kendaraan yang digunakan untuk mengangkut bahan

    material seperti pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan konstruksi. isi muatannya

  • 9

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    diisikan oleh alat pemuat seperti backhoe, sedangkan untuk membongkar

    muatannya, alat berat ini dapat bekerja sendiri dengan mengangkat bagian bak

    dengan menggunakan teknologi hidrolik(Handokoe, 2018). Sedangkan menurut (L.

    A. Putri, 2020)Dump truck merupakan salah satu alat berat yang berfungsi sebagai

    alat untuk memindahkan atau mengangkut material mulai dari jarak menengah

    hingga jarak jauh. Dump truck merupakan salah satu alat berat yang sangat sering

    ditemui di area operasional tambang.

    Menurut Marcell Kurniawan Training Director The Real Driving Center

    mengatakan Saat berkendara di sekitar truk berusahalah untuk menghindari area

    blind spot. Menurut Marcell, area blind spot sangat besar. Jadi, pastikan pengendara

    bisa terlihat oleh sopir truk sehingga bisa lebih aman. “Waspada bila berada

    disekitar truk, karena blind spot truk sangat besar. Jadi triknya pastikan kita masih

    bisa melihat si pengemudi truk dari spionnya. bila kita tidak dapat melihat si

    pengemudi truk via spionnya berarti kita di blind spot truk tersebut,”(Purnomo,

    2020).

    2.5 Fuzzy Logic

    Logika fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh Lutfi Zadeh pada

    pertengahan tahun 1960 di Universitas California Barkeley. Logika ini di ciptakan

    karena Boolean logic tidak mempunyai ketelitian yang tinggi, hanya mempunyai

    logika 0 dan 1 saja, sehingga untuk membuat sistem yang mempunyai ketelitian

    yang tinggi maka kita tidak dapat menggunakan Boolean logic. Sedangkan logika

    fuzzy merupakan sebuah logika yang memiliki nilai kekaburan atau kesamaran

    (fuzzyness) antara benar dan salah. Dalam teori logika fuzzy sebuah nilai bisa

    bernilai benar dan salah secara bersamaan namun berapa besar kebenaran dan

    kesalahan suatu nilai tergantung kepada bobot keanggotaan yang dimilikinya. Hal

    ini sejalan dengan penelitian yang di paparkan oleh R. Meimaharani (2014).

    Menurut (Suardika et al., 2018) terdapat tiga metode yang ada di fuzzy

    logic yaitu:

    1) Tsukamoto

    2) Mamdani

  • 10

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    3) Sugeno

    2.6 Metode Sugeno

    Metode Sugeno merupakan salah satu metode dalam logika fuzzy. Metode

    ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada tahun 1985. Sistem fuzzy sugeno

    memperbaiki kelemahan yang dimiliki oleh sistem fuzzy murni untuk menambah

    suatu perhitungan matematika sederhana sebagai bagian THEN. Pada perubahan

    ini, sistem fuzzy memiliki suatu nilai rata-rata tertimbang (Weighted Average

    Values) di dalam bagian aturan fuzzy IF-THEN. Sistem fuzzy Sugeno juga

    memiliki kelemahan terutama pada bagian THEN, yaitu dengan adanya

    perhitungan matematika sehingga dapat menyediakan kerangka alami untuk

    mempresentasikan pengetahuan manusia dengan sebenarnya. (Meimaharani, dkk.

    2014).

    Penalaran dengan metode SUGENO hampir sama dengan penalaran

    MAMDANI, hanya saja output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan fuzzy,

    melainkan berupa konstanta atau persamaan linear. Metode ini diperkenalkan oleh

    Takagi – Sugeno Kang pada tahun 1985, sehingga metode ini sering juga

    dinamakan dengan Metode TSK(A. D. Putri & Effendi, 2019).

    Menurut (Suardika et al., 2018) pada hasil penelitiannya yang

    membandingkan ketiga metode yang ada di Fuzzy Logic menyatakan bahwa untuk

    metode Sugeno memiliki nilai error terkecil, dibandingkan dengan dua lainnya.

    Sehingga berdasarkan hasil yang di dapat metode sugeno yang paling baik

    digunakan dibandingkan dengan metode Tsukamoto dan metode Mamdani pada

    studi kasus produksi dupa CV. Dewi Bulan.

    Menurut (Hakim, 2016) ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam

    memahami metode fuzzy yaitu.

    a. Variabel Fuzzy

    Variabel fuzzy merupakan suatu lambang atau kata yang menunjuk

    kepada suatu yang tidak tertentu dalam sistem fuzzy.

    b. Himpunan fuzzy

    Himpunan fuzzy merupakan suatu kumpulan yang mewakili suatu

    kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

  • 11

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    c. Semesta pembicaraan

    Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan

    untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy.

    d. Domain

    Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan

    dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu

    himpunan fuzzy.

    2.6.1 Fungsi Keanggotaan

    Menurut (Hakim, 2016), fungsi keanggotaan dari himpunan kabur

    Ã di dalam semesta X dapat ditulis:

    Ã: 𝑋 → [0,1]

    Kebanyakan himpunan kabur berada dalam semesta bilangan real

    dengan fungsi keanggotaan yang dinyatakan dalam bentuk formula

    matematis antara lain sebagai berikut:

    1. Fungsi Keanggotaan Segitiga

    Suatu fungsi keanggotaan himpunan kabur/fuzzy disebut

    keanggotaan segita jika mempunyai tiga parameter, yaitu a,b,c ∈ R

    dengan 𝑎 ≤ 𝑏 ≤ 𝑐 dan dinyatakan dengan segitiga (𝑥, 𝑎, 𝑏, 𝑐).

    Representasi fungsi keanggotaan segitiga seperti yang ditunjukkan

    pada gambar 2.1:

    Gambar 2.2 Grafik Fungsi Keanggotaan Segitiga

  • 12

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Fungsi keanggotaan segitiga dapat juga dinyatakan dengan

    formul

    a sebagai berikut:

    𝑆𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎(𝑥, 𝑎, 𝑏, 𝑐) =

    {

    𝑥 − 𝑎

    𝑏 − 𝑎, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏

    𝑐 − 𝑥

    𝑐 − 𝑏, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏 ≤ 𝑥 ≤ 𝑐

    0 , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

    Keterangan:

    a = Nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan nol

    b = Nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan satu

    c = Nilai domain yang mempunyai derajat keangggotaan nol

    x = Nilai input yang akan diubah ke dalam bilangan kabur

    2. Fungsi Keanggotaan Trapesium

    Suatu fungsi keanggotaan himpunan kabur disebut fungsi

    keanggotaan trapesium jika mempunyai empat parameer, yaitu

    𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ 𝑅 dengan 𝑎 ≤ 𝑏 ≤ 𝑐 ≤ 𝑑 dan dinyatakan dengan

    trapesium. Representasi fungsi keanggotaan trapesium seperti yang

    ditunjukkan pada gambar 2.2:

    Fungsi keanggotaan trapesium dapat juga dinyatakan dengan

    formula sebagai berikut:

    Gambar 2.3 Grafik Fungsi Keanggotaan Trapesium

  • 13

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    𝑇𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚(𝑥, 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑) =

    {

    𝑥 − 𝑎

    𝑏 − 𝑎, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏

    1, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏 ≤ 𝑥 ≤ 𝑐𝑑 − 𝑥𝑑 − 𝑐

    , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑐 ≤ 𝑥 ≤ 𝑑

    0, 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎.

    Keterangan:

    a = Nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan nol

    b = Nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan satu

    c = Nilai domain yang mempunyai derajat keangggotaan nol

    d = Nilai domain yang mempunyai derajat keanggotaan satu

    x = Nilai input yang akan diubah ke dalam bilangan kabur

    2.6.2 Tahapan Metode Sugeno

    (Hakim, 2016) menjelaskan terdapat beberapa tahapan untuk

    mendapatkan suatu output menggunakan metode Sugeno yaitu sebagai

    berikut:

    1. Pembentukan Himpunan Fuzzy

    Pada tahapan ini, variabel input maupun variabel output

    menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy.

    2. Aplikasi Fungsi Implikasi/Agregasi

    Fungsi Min, yaitu dengan cara mencari nilai minimum

    berdasarkan aturan ke-i dan dapat dinyatakan dengan:

    𝑎𝑖 = 𝜇𝐴𝑖(𝑥) ∩ 𝜇𝐵𝑖(𝑥) = 𝑚𝑖𝑛(𝜇𝐴𝑖(𝑥), 𝜇𝐵𝑖(𝑥)).

    Keterangan:

    𝛼 = nilai minimum dari himpunan fuzzy A dan B pada aturan ke-i

    𝜇𝐴𝑖(𝑥) = derajat keanggotaan x dari himpunan fuzzy A pada aturan

    ke-i

    𝜇𝐵𝑖(𝑥) = derajat keanggotaan x dari himpunan fuzzy B pada aturan

    ke-i

    3. Komposisi Aturan/ rules evaluation

  • 14

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Tidak seperti penalaran monoton, apabila sistem terdiri dari

    beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari kumpulan dan

    korelasi antar.

    4. Defuzzifikasi

    Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu bilangan kabur yang

    diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output

    yang dihasilkan merupakan bilangan pada domain himpunan kabur

    tersebut. Sehingga jika diberikan suatu himpunan kabur dalam range

    tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai

    output. Dalam metode sugeno, defuzzifikasi dilakukan dangan cara

    mencari nilai rata-rata terbobot (weight average).

    𝑊𝐴 = ∑ 𝑎𝑖𝑧𝑖𝑁𝑖=1

    ∑ 𝑎𝑖𝑁𝑖=1

    Keterangan:

    WA = Nilai rata-rata terbobot

    𝑎𝑖 = 𝑎-predikat ke-i

    𝑧𝑖 = konsekuen ke-I

    2.7 NewPing Library

    Library NewPing dibuat oleh Tim Eckel pada tahun 2012. Tim Merasa tidak

    senang dengan betapa buruknya kinerja dari sensor ultrasonik yang dipakainya dan

    setelah dipelajari ternyata itu bukan di sebabkan oleh sensornya, melainkan karena

    library yang digunakan. Sehingga tim berusaha memperbaiki masalah yang ada

    dengan menambahkan banyak fitur baru dan menghidupkan, kehidupan baru ke

    sensor jarak yang sangat terjangkau ini. Dan sampai saat ini Newping Library sudah

    berada pada versi v1.9.1 yang di rilis pada tahun 2018(Eckel, 2020).

    2.7 Mikrokontroller Arduino uno

    Arduino adalah suatu mikrokontroler kecil yang berisi semua komponen

    komputer dan memiliki kekuatan yang tidak begitu besar. Tapi dengan Arduino

    yang murah tersebut, kita dapat membuat alat–alat yang sangat menarik. Arduino

  • 15

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    merupakan chip berwarna hitam yang mempunyai 28 kaki yang disebut

    ATmega168. Agar mikrokontroler Arduino dapat berkerja dengan baik dan dapat

    berkomunikasi dengan komputer, seluruh komponen–komponen yang dibutuhkan

    harus diletakkan pada tempatnya(Yudhaniristo, Nenny Anggraini, 2016). Hal ini

    sejalan dengan yang disampaikan oleh Soleman (2019).

    Menurut (Soleman et al., 2019) Arduino uno adalah modul minimum sistem

    yang terdiri dari atmega328 MCU utama, dan atmega168 Sebagai MCU penunjang

    (Driver).Dari gabungan rangkaian atmega328 dan atmega168 maka terbentuklah

    modul Arduino uno. Pada Arduino uno, masing-masing pin dapat digunakan

    sebagai input atau output, menggunakan perintah fungsi pinMode(), digitalWrite(),

    dan digitalRead(). Setiap pin dapat menerima arus maksimal hingga 40mA dan

    resistor internalpullup antara 20-50kΩ, beberapa pin memiliki fungsi kekhususan

    antara lain:

    a. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Sebagai penerima (RX) dan pemancar (TX) TTL

    serial data. Pin ini terkoneksi dengan USB Bridge Atmega16U2 sebagai

    USB-toTTL Serial.

    b. External Interrupts:2 dan 3. Pin ini berfungsi sebagai konfigurasi trigger saat

    interupsi value low, naik, dan tepi, atau nilai value yang berubah-ubah.

    c. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Melayani output 8-bit PWM dengan fungsi

    analogWrite().

    d. dSPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK).

    2.8 Sensor Ultrasonik

    Sensor ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan

    gelombang suara, di mana sensor menghasilkan gelombang suara yang kemudian

    menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar

    pengindraannya(Elisawati, 2018). Terdapat beberapa jenis di sertai tabel perbedaan

    ultrasonik diantaranya adalah:

    Table 2.1 Perbandingan Sensor Ultrasonik

    No. Jenis Jumlah Pin Harga Sumber

  • 16

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1. Parallax Ping 3 Pin Rp. 360.000 Tokopedia

    2. SEN136B5B 3 Pin Rp. 500.000 Tokopedia

    3. HC-SR04 4 Pin Rp. 14.000 Tokopedia

    Berikut rumus untuk menghitung jarak pada ultrasonik (Muhammad Ainur

    Rony, 2019):

    𝑆 = 344. 𝑡

    2

    S = Jarak sensor ultrasonik dengan bidang pantul.

    t = Selisih waktu antar pemancaran gelombang ultrasonik sampai diterima

    kembali oleh bagian penerima ultrasonik satuan detik.

    Nilai 344 dalam rumus tersebut merupakan kecepatan suara yang bernilai

    344 m/detik. Pada gambar 1 di bawah ini merupakan ilustrasi kerja dari sensor

    ultrasonik.

    2.8.1 Parallax Ping

    Menurut (Supriadi, 2019) Parallax Ping merupakan sensor

    ultrasonik buatan parallax (sensor PING Ultrasonik Range Finder). Sensor

    jarak ultrasonik PING adalah sensor sensor 40kHz produksi Parallax, yang

    banyak digunakan untuk aplikasi atau kontes robot cerdas. Kelebihan sensor

    ini adalah hanya membutuhkan 1 sinyal (SIG) selain jalur 5v dan vdd.

    Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan gelombang

    ultrasonik (40 kHz) selama t = 200 𝜇𝑠, kemudian mendeteksi pantulannya.

    Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan pulsa

    trigger dari mikrokontroler sebagai pengendali (pulsa trigger dengan tout

    min 2𝜇𝑠).

    2.8.2 Ultrasonik SEN136B5B

    SEN136B5B adalah device atau modul yang berfungsi untuk

    mengukur jarak dengan cara memancarkan sinyal ultrasonic buatan

    Seedstudio. Dengan dimensi yang cukup kecil yaitu 43x20x15 mm, serta

  • 17

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    harganya yang sangat terjangkau. Sensor ini dapat mengukur jarak antara 3

    cm sampai 400 cm. Keluarannya berupa pulse yang lebarnya

    merepresentasikan jarak. Pada dasarnya, SEN136B5B terdiri dari sebuah

    chip pembangkit sinyal 40 kHz, sebuah speaker ultrasonic dan sebuah

    mikrofon ultrasonic. Speaker ultrasonic mengubah sinyal 40 kHz menjadi

    sinyal sementara mikrofon ultrasonic berfungsi untuk mendeteksi pantulan

    sinyalnya. Pada modul SEN136B5B terdapat 3 pin yang digunakan untuk

    jalur power supply (+5V), ground dan signal. Pin signal dapat langsung

    dihubungkan dengan mikrokontroler tanpa tambahan komponen

    apapun(Saputro, 2016).

    2.8.3 Ultrasonik HC-SR04

    HC-SR04 adalah modul sensor keluaran Arduino yang terdiri dari

    sepasang transmitter dan receiver ultrasonic.HC-SR04 bisa dimanfaatkan

    untuk mengukur jarak suatu benda, sensor ini bekerja berdasarkan pancaran

    gelombang pada suatu target dan jika sudah mengenai permukaan target,

    maka gelombang tersebut akan terpantul kembali. Pada rangkaian modul

    dari HC-SR04, terdapat IC yang hanya bisa diprogram satu kali (on time

    programable atau OTP) yang digunakan sebagai mikroprosesor pengendali

    sensor(Soleman et al., 2019). Berikut spesifikasi ultrasonik HC-SR04

    (Alawiah & Rafi Al Tahtawi, 2017).

    Table 2.2 Spesifikasi Ultrasonik HC-SR04

    Parameter Nilai

    Tegangan 5 V (DC)

    Arus Kerja 15 mA

    Frekuensi Kerja 40 kHz

    Jarak Maksimum 4 m

    Jaram Minimum 2 cm

    Sudut Pengukuran 15 derajat

    Sinyal input triger 10 us pulsa TTL

    Sinyal output echo TTL level signal, proporsional terhadap jarak

  • 18

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Dimensi 1-13/16” x 13/16” x 5/8”

    Koneksi 4 pin (Vcc, Gnd, Echo, Trigger)

    2.9 Buzzer

    Menurut (Soleman et al., 2019) Buzzer adalah sebuah komponen

    elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada

    umumnya, Buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan

    pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan

    mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang

    sering ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini

    dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah,

    relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian

    Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga

    sering disebut dengan Beeper. Hal ini sejalan dengan pendapat dari (Kho, 2020).

    2.10 LED

    LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya

    monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda

    yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan

    oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang

    dipergunakannya(Soleman et al., 2019). Light Emitting Diode atau sering disingkat

    dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya

    monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda

    yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan

    oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED

    juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang

    sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat

    elektronik lainnya(Kho, 2020).

    2.10.1 Lampu Lalu lintas

    Dikutip dari laman Liputan 6, menerangkan alasan mengapa warna

    merah dan hijau dipilih untuk mewakili “berhenti” dan “jalan”, adalah

  • 19

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    karena cahaya merah memiliki panjang gelombang yang lebih luas

    ketimbang warna hijau. Warna merah dapat dilihat dari jarak yang lebih jauh

    dari warna lainnya. Dengan hanya lampu merah dan hijau, pengemudi tidak

    memilik interval untuk memperlambat laju kendaraannya, pada tahun 1920,

    seorang perwira polisi Detroit bernama William Potts menambahkan lampu

    kuning(atau amber) untuk memperingati pengemudi. Sebagai dampaknya,

    kini seluruh pengendara menganggap lampu kuning keemasan sebagai

    sinyal untuk bersiap menghadapi lampu merah, agar tidak berhenti

    mendadak(Afra Augesti, 2018).

    2.11 Prototyping

    Menurut (Mulyani, 2016) Prototyping merupakan Teknik pengembangan

    sistem yang menggunakan prototype untuk untuk menggambarkan sistem, sehingga

    pengguna atau pemilik sistem mempunyai gambaran pengembangan sistem yang

    akan dilakukannya. Teknik ini sering digunakan apabila pemilik sistem tidak terlalu

    menguasai sistem yang akan dikembangkannya, sehingga dia memerlukan

    gambaran dari sistem yang akan dikembangkannya tersebut. Hal ini sejalan dengan

    pendapat dari (Pressman, 2014). Yang mengatakan, seringkali pelanggan

    mendefinisikan serangkaian tujuan umum untuk perangkat lunak, tetapi tidak

    mendefinisikan persyaratan terperinci untuk fungsi dan fitur.

    Prototyping merupakan pendekatan iteratif dalam pengembangan sistem

    yang dibuat. Berikut gambar Paradigma Prototyping

  • 20

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Menurut (Mulyani, 2016) terdapat kelebihan dan kekurangan pada Teknik

    pengembangan prototyping yaitu:

    1. Menghemat waktu pengembangan

    2. Menghemat biaya pengembangan

    3. Pengguna atau pemilik sistem ikut terlibat dalam pengembangan,

    sehingga kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalah pahaman

    dalam sistem bisa diminimalisir

    4. Implementasi akan menjadi mudah, karena pengguna atau pemilik

    sistem sudah mempunyai gambaran tentang sistem

    5. Kualitas sistem yang dihasilkan baik

    6. Memungkinkan tim pengembang sistem memprediksi dan

    memperkirakan pengembangan-pengembangan sistem selanjutnya.

    Sedangkan kelemahannya adalah, Pengguna atau pemilik sistem bisa terus

    menerus menambah kompleksitas sistem hingga sistem menjadi sangat kompleks,

    hal ini bisa menyebabkan pengembang meninggalkan pekerjaanya sehingga sistem

    yang dikerjakan tidak akan pernah terselesaikan.

  • 21

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2.12 Structured Analysis with Real-time (SA-RT)

    Analisis Terstruktur untuk sistem, atau SA-RT, adalah notasi desain grafis

    yang berfokus pada analisis perilaku fungsional dan aliran informasi melaluisuatu

    sistem. SA-RT, yang pada gilirannya merupakan penyempurnaan dari metode

    analisis struktural yang awalnya diperkenalkan oleh Douglass Ross dan

    dipopulerkan oleh Tom DeMarco pada tahun tujuh puluhan, pertama kali

    diperkenalkan oleh Ward dan Mellor pada tahun 1985 dan setelah itu telah

    disempurnakan dan dimodifikasi oleh peneliti lain, satu contoh terkenal adalah

    proposal Hatley dan Pirbhai (Hatley dan Pirbhai, 1991). (Lakhuo, 2012)

    SART adalah salah satu metode desain yang paling sering digunakan dalam

    aplikasi berorientasi teknis dan real-time yang diadopsi oleh berbagai Case-Tools.

    Dan terbagi dalam 4 modul :

    Context Diagram (CD)

    Data Flows Diagram (DFD)

    Control Flows Diagram (CFD)

    State Transition Diagram (STD)

    2.13 WhiteBox Testing

    White Box Testing adalah salah satu cara untuk menguji suatu aplikasi atau

    software dengan cara melihat modul untuk dapat meneliti dan menganalisa kode

    dari program yang di buat ada yang salah atau tidak. Kalau modul yang telah dan

    sudah di hasilkan berupa output yang tidak sesuai dengan yang di harapkan maka

    akan dikompilasi ulang dan di cek kembali kode-kode tersebut hingga sesuai

    dengan yang diharapkan (Mustaqbal et al., 2015).

    Pada konteks metode basis path testing , nilai yang dihitung bagi cyclomatic

    complexity menentukan jumlah jalur-jalur yang independen dalam kumpulan basis

    suatu program dan memberikan jumlah tes minimal yang harus dilakukan untuk

    memastikan bahwa semua pernyataan telah dieksekusi sekurangnya satu kali

    (Romeo S, 2003).

    Menurut (dwi Sakethi, Didik Kurniawan, 2014) dalam white Box Testing

    menggunakan basis path testing terdapat beberapa tahapan yaitu:

  • 22

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1. Membuat Flow Graph Notation

    2. Membuat Cyclometic Complexity

    Rumus Cyclometic Complexity:

    V(G) = E – N + 2.

    Keterangan:

    V(G) = Graph

    E = Edge

    N = Note

    3. Membuat Test Case.

    2.14 Black Box Testing

    Menurut (Jaya, 2018) Black Box Testing merupakan Teknik pengujian

    perangkat lunak yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak.

    Blackbox Testing bekerja dengan mengabaikan struktur kontrol sehingga

    perhatiannya difokuskan pada informasi domain. Blackbox Testing memungkinkan

    pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih

    seluruh syarat- syarat fungsional suatu program.

    Keuntungan penggunaan metode Blackbox Testing adalah:

    1) Penguji tidak perlu memiliki pengetahuan tentang bahasa pemrograman

    tertentu

    2) Pengujian dilakukan dari sudut pandang pengguna, ini membantu untuk

    mengungkapkan ambiguitas atau inkonsistensi dalam spesifikasi

    persyaratan

    3) Programmer dan tester keduanya saling bergantung satu sama lain.

    Kekurangan dari metode Blackbox Testing adalah:

    1) Uji kasus sulit desain tanpa spesifikasi yang jelas

    2) Kemungkinan memiliki pengulangan tes yang sudah dilakukan oleh

    programmer

    3) Beberapa bagian back end tidak diuji sama sekali.

  • 23

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2.15 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data adalah Teknik yang dapat digunakan oleh

    peniliti untuk mengumpulkan data (Sudaryono, Gaguk Margono, 2013).

    2.13.1 Observasi

    Menurut (Albi Anggito, 2018) observasi sebagai Teknik

    pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan

    Teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan

    kuesioner selalu berkomunikasi dengena orang, maka observasi tidak

    terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.

    Observasi atau pengamatan dapat dikatakan suatu metode yang

    pertama kali digunakan untuk penelitian, karena dianggap mudah dan tanpa

    mengeluarkan biaya yang besar. Namun perlu diketahui, bahwa observasi

    pun tidak sekedar mengamati objeknya, bisa jadi kemudian

    membandingkan. Berbagai ahli pun menjelaskan pendapatnya tentang

    observasi atau pengamatan.

    2.13.2 Wawancara

    Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

    untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara

    digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih

    mendalam serta jumlah responden sedikit. Wawancara atau interview

    merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak

    digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

    Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara

    individu. Adakalanya pula, wawancara dilakukan secara kelompok kalau

    memang tujuannya menghimpun data dari kelompok seperti wawancara

    dengan suatu keluarga, pengurus yayasan, pembina pramuka, dan lain

    sebagainya (Sudaryono, Gaguk Margono, 2013).

  • 24

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2.13.3 Studi Pustaka

    Studi pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian

    yang ada saat ini. Studi pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat dan

    harus mengandung keseimbangan antara uraian deskriptif dan analisis.

    Identifikasi kekuatan dan kelemahan pustaka tersebut dengan menelaah

    hasil atau temuan penelitian tersebut, metodologi yang digunakan, serta

    bagaimana hasil temuan tersebut dibandingkan penelitian atau publikasi

    lainnya (Sudaryono, Gaguk Margono, 2013)

  • 25

    BAB 3

    METODOLOGI PENELITIAN

    Pembahasan pada bab 3 ini penulis melakukan proses pengumpulan data

    dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara dan studi

    pustaka. Setelah mendapatkan data yang telah diperlukan untuk proses penelitian,

    selanjutnya penulis memulai penelitian dengan menggunakan metode

    pengembangan sistem yaitu prototipe. Dalam penelitian ini, penulis memulai

    dengan menentukan tujuan dari keseluruhan sistem yang akan dibuat berdasarkan

    latar belakang yang ada, dan mengidentifikasi apa saja yang akan dibutuhkan.

    Selanjutnya melakukan pemodelan berupa fungsi-fungsi apa saja yang nantinya

    akan diwujudkan dalam sebuah sistem berupa prototipe. Langkah setelah itu penulis

    akan melakukan testing terhadap prototipe yang hasilnya akan digunakan untuk

    evaluasi.

    3.1 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data digunakan untuk mencari dan mengumpulkan

    data yang terkait dengan penelitian seperti dasar teori, metodologi penulisan,

    metodologi proses, dan acuan penelitian sejenis. Dalam penelitian ini, metode

    pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, kuesioner, studi pustaka, dan

    studi literatur.

    3.1.1 Data Primer

    3.1.1.1 Studi Lapangan

    A. Observasi

    Pada tahap observasi yang dilakukan dari bulan Desember 2019

    sampai Februari 2020 peneliti melakukan pengamatan terhadap

    sistem yang sudah berjalan pada dump truck dan juga alat-alat yang

    sudah beredar dipasaran maupun yang sudah terpasang di dump

    truck-nya.

  • 26

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    B. Wawancara

    Wawancara dilakukan kepada seorang responden yang

    berprofesi sebagai supir dump truck, yang dilakukan pada tanggal

    11 Januari 2019. Bernama bapak Alvin yang sudah bekerja menjadi

    supir truck selama 6 tahun dan saat ini bekerja di PT. Bahtera.

    Wawancara bertujuan untuk mengetahui kendala yang dimiliki oleh

    supir dump truck terhadap objek blind spot ketika berkendara.

    Secara detail, hasil wawancara bisa dilihat pada lampiran.

    3.1.2 Data Sekunder

    3.1.2.1 Studi Pustaka dan Literatur

    Tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka,

    penulis mencari referensi-referensi yang berkaitan dengan

    penelitian. Pencarian referensi dilakukan secara online melalui

    internet, seperti portal berita dan ebook (because of covid). Setelah

    mendapatkan referensi tersebut, kemudian dipilih berbagai

    informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

    Studi literatur sejenis merupakan kegiatan mencari literatur

    yang mempunyai persamaan atau keterkaitan dengan penelitian

    yang sedang dilakukan. Literatur sejenis yang didapatkan berupa

    skripsi, jurnal, dan produk sejenis yang kemudian ditelaah dan

    dibuat perbandingan sehingga penelitian ini dapat menjadi

    pelengkap atau penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang

    sudah dilakukan sebelumnya.

  • 27

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Tabel 3.1 Studi Literatur Sejenis

    No Judul Penelitian Penulis Asal

    Universitas

    Tahun

    Penelitian

    Kelebihan Kekurangan

    1 Rancang Bangun Prototipe Alat

    Deteksi Jarak Dengan Sensor PING

    pada Mobil Pengangkut Barang

    Berbasis Arduino

    (Azizah,

    2014)

    UIN Syarif

    Hidayatullah

    Jakarta

    2014 Dapat membaca jarak hingga 3m

    dengan menghasilkan output

    berupa grafik polar dan indikator

    suara sebagai tanda bahwa

    sensor semakin mendekati benda

    di sekitarnya.

    Terdapat jeda antara pergerakan pengangkut barang dengan jarak yang

    tampil di layar.

    Hanya mendeteksi objek pada bagian depan

    Harga sensor ultrasonik yang digunakan lebih mahal

    2 Rancang Bangun Sistem Kendali Rem

    sebagai Penyesuai Jarak Pada Mobil

    Listrik Dengan Metode Fuzzy Logic

    (Heldiana

    et al.,

    2015)

    Universita

    Telkom

    2015 Keluaran dari sistem sudah

    berupa tindakan langsung, yaitu

    pengereman.

    Hanya mendeteksi objek pada bagian

    depan dan belakang

    Harga sensor ultrasonic yang digunakan

    lebih mahal

    3 Aplikasi Monitoring Jarak Kendaraan

    Menggunakan Mikrokontroler Arduino

    Uno Dan Sensor Jarak Ultrasonic

    Berbasis Smartphone Android

    (Saputro,

    2016)

    Universitas

    Budi Luhur

    2016 Sudah terkoneksi dengan

    android untuk memantau disertai

    alert

    Hanya mndeteksi objek pada bagian depan

    dan belakang

    Harga sensor ultrasonik lebih mahal

    4 Sistem Lampu Sein Mati Otomatis,

    Deteksi Titik Buta Pengendara, Dan

    Engine Stop Berbasis Arduino Pada

    Sepeda Motor

    (Adha et

    al., 2018) Universitas

    Negeri

    Jakarta

    2018 Keluaran dari sistem sudah

    berupa tindakan langsung, yaitu

    mematikan mesin dan lampu

    sein

    Mendeteksi objek

  • 28

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Tabel 3.2 Perbedaan Penelitian

    No

    .

    Nama Peneliti /

    Tahun

    Judul Penelitian Tipe Kendaraan Algoritma

    Fuzzy

    New Ping

    Library

    Ultrasonik LED buzzer

    Fork

    lift

    Mobil

    Listrik

    Mobil Sepeda

    Motor

    Dump

    Truck

    1 (Azizah, 2014) Rancang Bangun Prototipe Alat

    Deteksi Jarak Dengan Sensor PING

    pada Mobil Pengangkut Barang

    Berbasis Arduino

    - -

    - -

    2 (Heldiana et al.,

    2015)

    Rancang Bangun Sistem Kendali

    Rem sebagai Penyesuai Jarak Pada

    Mobil Listrik Dengan Metode

    Fuzzy Logic

    -

    - -

    3 (Saputro, 2016) Aplikasi Monitoring Jarak

    Kendaraan Menggunakan

    Mikrokontroler Arduino Uno Dan

    Sensor Jarak Ultrasonic Berbasis

    Smartphone Android

    - -

    - -

    4 (Adha et al.,

    2018)

    Sistem Lampu Sein Mati Otomatis,

    Deteksi Titik Buta Pengendara, Dan

    Engine Stop Berbasis Arduino Pada

    Sepeda Motor

    - -

    5 (Muhamad

    Vicky, 2020)

    Sistem pendeteksi objek pada area

    blind spot dump truck menggunakan

    fuzzy logic dengan metode Sugeno

  • 29

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    3.2 Metode Pengembangan Sistem

    Dalam pengembangan sistem ini, digunakan metodologi pengembangan

    sistem dengan metode Prototyping. Alasan penulis menggunakan metode ini karena

    cocok dalam pengembangan sebuah alat dalam waktu pengerjaan yang singkat.

    Terdapat 5 tahapan prototyping (Pressman, 2014) yaitu:

    1) Tahap Komunikasi.

    2) Tahap Pengumpulan Kebutuhan.

    3) Tahap Membangun Sistem.

    4) Tahap Mengkodekan Sistem.

    5) Tahap Menguji Sistem.

    3.2.1 Prototipe

    Pada penelitian in penulis menggunakan metode prototipe untuk

    membuat sistem pendeteksi objek pada area blind spot dump truck

    menggunakan Arduino uno.

    Model prototipe dimulai dari mengumpulkan kebutuhan pengguna

    terhadap sistem yang akan dibuat. Lalu dibuat program prototipe agar

    pengguna lebih terbayang dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Program

    prototipe biasanya merupakan program yang belum sempurna. Program ini

    biasanya menyediakan tampilan dengan simulasi alur alat yang dibuat

    sehingga tampak seperti alat yang sudah jadi. Program prototipe ini

    dievaluasi oleh pelanggan atau user (Rosa, 2013).

    Menurut Roger S. Pressman (2015) tahapan pembangunan sistem

    dengan menggunakan metode prototipe adalah komunikasi

    (communication) yaitu bertujuan menentukan tujuan dari keseluruhan

    perangkat lalu mengidentifikasi persyaratan (quick plan) apa saja yang

    dibutuhkan. Selanjutnya pembuatan model (modelling quick design) untuk

    prototipe yang akan dibangun (construction of prototype) dan dilanjutkan

    dengan proses evaluasi (deployment delivery and feedback). Berikut ini

  • 30

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    merupakan penjelasan lengkap tahapan yang penulis lakukan berdasarkan

    penjelasan diatas.

    3.2.1.1 Komunikasi

    Paradigma prototyping dimulai dengan adanya komunikasi antra

    aktor yang akan menggunakan sistem tersebut untuk menentukan sasaran

    hasil keseluruhan dari alat/sistem, mengindentifikasi kebutuhan dan

    lingkungan dimana sistem akan digunakan.

    Pada tahapan ini komunikasi yang dilakukan adalah dengan mencari

    informasi terkait, melalui referensi berita online, jurnal dan skripsi tentang

    sistem pendeteksi objek pada area blind spot dump truck. Kemudian

    mendiskusikannya dengan pakar atau ahli dibidang penelitian penulis

    (diskusi dilakukan dengan dosen pembimbing skripsi) untuk menganalisis

    masalah lebih lanjut dan menyimpulkan sebuah solusi yang telah teruji serta

    manfaat penelitian kedepannya.

    3.2.1.2 Pengumpulan Data

    Prototyping dimulai dengan pengumpulan persyaratan perancangan

    untuk menentukan tujuan keseluruhan dari sistem dan alat, mengidentifikasi

    persyaratan apapun yang diketahui serta menentukan area garis besar yang

    mana definisi lebih lanjut itu diharuskan. Desain berfokus pada representasi

    dari aspek-aspek alat yang dibuat, yang akan dilihat oleh pelanggan atau

    pengguna (misalnya, pendekatan input dan output) (Pressman, 2014).

    Pada tahapan pengumpulan kebutuhan ini, penulis melakukan

    pengumpulan data dengan cara wawancara terhadap pihak terkait, studi

    pustaka dan literatur. Dari hasil pengumpulan data tersebut, penulis

    mendapatkan data mengenai kendala (kebiasaan dan kendala), komponen,

    tools, teori yang akan digunakan, data mengenai desain dan proses

    pembuatan alat dan sistem. Tahapan pengumpulan kebutuhan ini akan terus

    berjalan selama masih membangun prototipe sampai tahap pengujian

    sistemnya.

  • 31

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    3.2.1.3 Membangun Sistem

    Dalam tahap membangun sistem, difokuskan kepada pembuatan

    Structured Analysis for Real Time system (SA-RT) untuk sistem pendeteksi

    objek, yang kemudian Structured Analysis for Real Time system (SA-RT)

    dibagi lebih spesifik lagi terhadap fungsi-fungsi yang dapat digunakan

    dalam sistem, secara garis besar dimulai dari Arduino uno yang mengontrol

    sensor ultrasonic, lalu di proses oleh algoritma fuzzy, dan akan mengontrol

    buzzer dan LED sebagai output.

    3.2.1.4 Mengkodekan Sistem

    Pada tahap ini, dibuat kode program di Arduino uno menggunakan

    Bahasa pemrograman C, dengan mengimplementasikan algoritma Fuzzy

    Logic – Sugeno.

    3.2.1.5 Menguji Sistem

    Pada tahap ini, pengujian dilakukan menggunakan white box testing

    dan black box testing, yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kode

    dan fungsional sistem. pada white box testing dilakukan menggunakan

    metode basis path testing. Dan pada black box testing menggunakan user

    acceptance test.

    3.3 Alur Penelitian

    Pembuatan sistem pendeteksi objek pada area blind spot dump truck

    menggunakan fuzzy logic dengan metode Sugeno disusun melalui beberapa

    tahapan yang dilakukan untuk memudahkan proses penelitian. Alur tahapan metode

    yang digunakan dalan penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

  • 32

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Gambar 3.1 Kerangka berpikir

    Metode Pengembangan sistem

    Prototipe

  • 33

    BAB 4

    ANALSIS, PERANCANGAN SISTEM, IMPLEMENTASI DAN

    PENGUJIAN SISTEM

    Bab ini akan membahas secara detail dan terperinci mengenai analisis dan

    perancangan sistem pendeteksi objek pada area blind spot dump truck

    menggunakan fuzzy logic dengan metode Sugeno.

    Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode prototipe yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. Isi dari bab ini yaitu

    akan menguraikan tahap pengembangan sistem/alat prototipe di antaranya adalah:

    1. Tahap Komunikasi

    2. Tahap Pengumpulan Kebutuhan

    3. Tahap Membangun Sistem

    4. Tahap Mengkodekan Sistem

    5. Tahap Menguji Sistem

    Berikut penjelasan detail tahap pengembangan pada penelitian ini.

    4.1 Tahap Komunikasi

    Pada tahap komunikasi ini, penulis melakukan pengumpulan data,

    pengumpulan data yang dimaksud adalah mencari dan mengumpulkan data yang

    terkait dengan penelitian seperti dasar teori, metodologi penulisan, metodologi

    proses, dan acuan penelitian sejenis. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan

    data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, studi pustaka dan studi literatur.

    Pada tahapan ini, dilakukan diskusi langsung dengan dosen pembimbing

    serta supir dump truck untuk mengetahui gambaran sistem yang diperlukan, untuk

    selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan dalam membangun sistem yang di

    butuhkan

    4.2 Tahap Pengumpulan Kebutuhan

    Pada tahap ini, dijelaskan apa saja yang menjadi kebutuhan sistem, yang

    meliputi mendefinisikan ruang lingkup, analisis sistem berjalan, analisis sistem

  • 34

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    usulan, analisis kebutuhan fungsional sistem, dan analisis perangkat lunak maupun

    perangkat keras.

    4.2.1 Ruang Lingkup

    Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu supir dump truck, ataupun

    sebuah perusahaan yang memiliki dump truck. Sistem pendeteksi objek

    yang diusulkan menyediakan fitur yang mampu mendeteksi objek di blind

    spot dump truck, yaitu sisi sisi kiri, kanan, depan dan belakang, dengan

    memberikan sebuah pemberitahuan di dashboard truck melalui sebuah box

    yang terdapat sebuah LED dan Buzzer yang akan menyala dan berbunyi

    ketika ada object yang mendekat ke area titik blind spot-nya. Pengembangan

    dilakukan berdasarkan pada hasil wawancara dengan melibatkan

    narasumber.

    4.2.2 Analisis Blind Spot Dump Truck

    Berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur yang dilakukan

    dapat ditetapkan bahwa blind spot pada dump truck sebagai berikut dengan

    skala 1:5 :

    Gambar 4.1 Analisis Blind Spot Dump Truck Dyna

    Pengertian:

    1. Kotak Berwarna hijau adalah truk

    2. Garis warna biru adalah jangkauan dapat dilihat dari spion/langsung

    3. Garis berwarna kuning adalah blind spot dump truck

    Spesifikasi Dump Truck Dyna (toyotaintercom.com):

    Panjang keseluruhan : 6.026cm

    Lebar Keseluruhan : 1.945cm

    Tinggi Keseluruhan : 2.165cm

    Overhang Depan : 1.066cm

    Overhang Belakang : 1470cm

  • 35

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Pada sisi depan, tepatnya sebelah kanan, supir masih bisa melihat

    dengan jelas objek di depannya, namun jika objek berada di kiri, maka

    cukup sulit untuk melihat objek tersebut (blind spot). Pada sisi belakang

    semua bagian sisi belakang tidak terlihat (blind spot). Pada sisi kiri dan

    kanan, jarak

  • 36

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    4.2.4 Analisis Sistem Berjalan

    Berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur yang dilakukan,

    dapat dilihat bahwa alat yang sudah tersedia saat ini masih memiliki

    kekurangan masing-masing .

    Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, maka sistem yang sudah

    berjalan selama ini dapat dilihat pada gambar 4.3 dan gambar 4.4:

    Pada gambar 4.3 supir dump truck sedang berada dijalan raya, dan

    terdapat pengendara sepeda motor tepat dibelakangnya, buzzer pun

    berbunyi, tapi ketika selain dari posisi tersebut, buzzer tidak berbunyi.

    Dan pada gambar 4.4 sistem berjalan ini hampir sama dengan sistem

    berjalan pada gambar 4.3, perbedaannya terdapat pada output. Gambar 4.3

    output berupa suara, sedangkan 4.4 output berupa video.

    Gambar 4.3 Sistem Berjalan 1

    Gambar 4.4 Sistem Berjalan 2

  • 37

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    4.2.5 Analisis Sistem Usulan

    Pada penelitian ini kemudian disimpulkan bahwa supir dump truck

    menganggap belum adanya sistem yang bisa mendeteksi objek disetiap

    blind spot (kiri, kanan, depan dan belakang) kendaraannya serta

    membuatnya mengetahui jika ada objek di blind spot tersebut. Sebagai salah

    satu solusi dari permasalahan tersebut diusulkan sebuah sistem pendeteksi

    objek pada area blind spot dump truck menggunakan fuzzy logic dengan

    metode Sugeno. Berikut adalah usulan sistem dapat dilihat pada gambar 4.5.

    Gambar 4.5 Sistem Usulan

    Gambar 4.3 menunjukan aktifitas pengguna ketika sedang

    berkendara menggunakan sistem/alat pendeteksi objek pada area blind spot

    menggunakan fuzzy logic dengan metode Sugeno. Pengguna menyalakan

    alat tersebut di dashboard-nya, dan ketika terdeteksi suatu objek di area

    blind spot maka indikator LED dan buzzer akan menyala sesuai posisi

    objeknya. Jika objek berada didalam jangkuan, lebih dari 2-3 meter maka

    akan menyala lampu hijau, jika berada lebih dari 1-2 meter maka akan

    menyala lampu kuning, dan jika di bawah satu meter maka akan menyala

    lampu merah, di sertai oleh suara alarm dari buzzer.

  • 38

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    4.2.6 Analisa Kebutuhan Fungsional Sistem

    Tahap ini berisi analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan fungsional

    dari sistem. Kebutuhan fungsi utama sistem/alat deteksi objek pada blind

    spot dump truck akan disajikan dalam Data Flow Diagram (DFD) dan

    Control Flow Diagram (CFD).

    Pada gambar 4.6 menunjukan data melalui masukan eksternal yang

    masuk ke dalam proses sistem Arduino Uno, data berasal dari satu input

    eksternal yaitu sensor ultrasonik. Setelah sistem menerimanya, data tersebut

    diolah hingga menghasilkan data output menuju LED dan buzzer.

    Gambar 4.6 Konteks Diagram/DFD Level 0

    Gambar 4.7 DFD level 1

  • 39

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Pada gambar 4.7 menampilkan Data Flow Diagram (DFD) level 1

    dari sistem deteksi objek pada blind spot dump truck. Proses pengolahan

    data akan dilakukan setelah inputan sudah masuk, dalam sistem inputan

    akan melalui beberapa proses hingga akhirnya menghasilkan keluaran

    berupa bunyi dan nyala LED.

    Pada gambar 4.8 menampilkan kebutuhan fungsi utama sistem/alat

    pendeteksi objek pada area blind spot dump truck berupa gabungan Data

    Flow Diagram (DFD) dan Control Flow Diagram (CFD) Level 1. Dari

    gambar terlihat bahwa untuk dapat mengontrol LED dan buzzer, data input

    harus melalui beberapa proses yaitu:

    a. Proses Pembacaan Perintah Penjadwalan

    Digunakan untuk membaca data yang dikirim sesuai dengan

    ultrasonik mana yang yang sedang menyala/aktif. Perintah berupa

    on/off yang kemudian di teruskan ke proses selanjutnya untuk

    melakukan verifikasi.

    b. Proses Verifikasi Ultrasonik

    Gambar 4.8 CFD/DFD Level 1

  • 40

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Digunakan untuk memverifikasi jarak dan posisi dari

    ultrasnoik yang mengirim data. Data akan akan masuk kedalam

    sebuah pengkondisian, jika nilainya correct, maka proses akan

    dilakukan ke proses perintah. Dan sebaliknya jika pengkondisian

    incorrect, maka proses akan terus berlangsung selama masih

    mendeteksi adanya jarak yang dikirim oleh ultrasonik.

    c. Proses Perintah LED

    Digunakan untuk mengubah perintah control yang masuk

    menjadi data yang dapat di kenali oleh LED. Perintah correct dari

    proses sebelumnya akan mengubah status LED menjadi high

    sedangkan perintah incorrect akan mengubah status LED menjadi

    low.

    d. Proses Perintah Buzzer

    Digunakan untuk mengubah perintah control yang masuk

    menjadi data yang dapat dikenali oleh buzzer. Perintah correct dari

    proses sebelumnya akan mengubah status buzzer menjadi high

    sedangkan perintah incorrect akan mengubah status buzzer menjadi

    low.

  • 41

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Gambar 4.9 State-Transition Diagram

    Gambar 4.9 merupakan Diagram perpindahan keadaan yang

    menggambarkan perpindahan dari satu keadaan ke keadaan lain jika

    terdapat event yang masuk.

    4.2.7 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

    Dalam pembuatan sistem pendeteksi objek pada blind spot dump

    truck ini. Dibutuhkan beberapa perangkat keras atau hardware baik berupa

    mikrokomputer dan komponen elektronik lainnya. Pemilihan spesifikasi

  • 42

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    perangkat keras menjadi sangat penting agar sistem dapat berjalan dengan

    baik sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk itu pemilihan perangkat

    keras ini didasarkan pada tinjauan literatur sejenis. Tabel 4.1 menerangkan

    daftar kebutuhan perangkat keras:

    Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras

    No. Komponen Jumlah Kegunaan

    1. Arduino Uno 1 Sebagai otak dari sistem yang dapat

    mengolah data dan melakukan

    seluruh proses pada sistem.

    2. Sensor

    Ultrasonik

    5 Sebagai alat pendeteksi objek yang

    di letakkan ke blind spot dump truck

    3. Buzzer 1 Sebagai penanda jika objek yang

    dideteksi mendekati blind spot dan

    berjarak >= 100 cm dari dump truck

    4. LED 12 Sebagai penanda jika objek

    mendekati area blind spot.

    4.2.8 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

    Selain perangkat keras yang sudah di sebutkan, dibutuhkan juga

    perangkat lunak untuk mendukung kinerja perangkat keras agar berjalan

    sesuai dengan yang diharapkan. Berikut perangkat lunak yang dibutuhkan

    dalam pembuatan sistem pendeteksi objek pada area blind spot dump truck

    agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

    Tabel 4.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

    No. Perangkat Lunak Kegunaan

    1. Arduino IDE Digunakan untuk menulis kode program

    yang berisi perintah yang diperlukan untuk

    diunggah pada mikrokontroler Arduino Uno.

    2. Fritzing Digunakan untuk membuat skema dari alat

    deteksi objek pada area blind spot dump

    truck.

  • 43

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    3. Microsoft Visio Digunakan untuk membuat diagram alur

    control dari sistem pendeteksi objek pada

    area blind spot dump truck.

    4. Adobe Ilustrator Digunakan sebagai desain sistem yang

    berjalan serta usulan.

    4.3 Tahap Membangun Sistem

    Membangun prototitpe merupakan perancangan sementara sistem yang

    dibuat sebagai tahap awal sebelum diubah ke dalam bentuk kode. Pada tahap ini

    akan dibuat skenario arsitektur rancangan sistem yang menjadikan perangkat keras

    yang digunakan menjadi sebuah kesatuan sistem sehingga rangkaian tersebut dapat

    di program pada tahap selanjutnya.

    Penulis membuat block diagram untuk kesuluruhan dari sistem pendeteksi

    objek pada area blind spot dump truck yang ada pada gambar dibawah ini.

    Gambar 4.10 Blok Diagram

    Penjelasan dari blok diagram antar komponen pada gambar 4.10 adalah

    sebagai berikut:

  • 44

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1. Power Suplai sebagai sumber daya berasal dari dashboard dump truck

    untuk menjalankan proses mikrokontroller Arduino.

    2. Arduino Uno merupakan mikrokontroller yang berfungsi untuk

    mengolah perintah yang dikirim oleh setiap ultrasonik (input) yang

    nantinya akan diteruskan ke buzzer dan LED sebagai output.

    3. Sensor ultrasonik 1, 2, dan 3 berfungsi untuk mendeteksi objek pada

    area kiri, kanan, dan depan, yang s