sistem pencernaan pada ternak domba.docx
DESCRIPTION
Domba merupakan ternak ruminansiaTRANSCRIPT
![Page 1: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/1.jpg)
NUTRISI TERNAK DASAR
SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA
Disusun oleh:
Rosyid Abdul HamidH0512105
PETERNAKAN B
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
![Page 2: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/2.jpg)
SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA
Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang dalam pemeliharaan tidak
begitu sulit, hal ini disebabkan karena ternak domba badannya relatif kecil dan
cepat dewasa sehingga secara otomatis cukup menguntungkan karena dapat
menghasilkan wol dan daging. Domba sudah sejak lama diternakan oleh manusia.
Semua jenis domba memiliki beberapa karakteristik yang sama. Adapun
klasifikasi domba tersebut yaitu : Kingdom : Animalia, Filum : Chordata, Kelas :
Mamalia, Ordo: Artiodactyla, Family : Caprae, Sub-family : Caprinae, Genus :
Ovis aries, Spesies : Ovis mouffon ( domba mouffon ), Ovis orientalis, Ovis
vignei ( domba Uial ), Ovis canadensis ( domba bighorn ).
Sistem Pencernaan Domba
Perkembangan sistem pencernaan pada domba mengalami tiga fase
perubahan. Fase pertama, pada waktu domba dilahirkan sampai dengan umur tiga
minggu yang disebut non ruminansia karena pada tahapan ini fungsi sistem
pencernaan sama dengan pencernaan mamalia lain. Fase kedua mulai dari umur 3-
8 minggu disebut fase transisi yaitu perubahan dari tahap non ruminansia menjadi
ruminansia yang ditandai dengan perkembangan rumen. Tahap ketiga fase
ruminan dewasa yaitu setelah umur domba lebih dari delapan minggu.
Saluran Pencernaan (tractus digestifus)
Domba merupakan jenis ternak ruminansia kecil termasuk hewan mamalia
atau menyusui anaknya. Domba memiliki saluran pencernaan (tractus digestifus)
yang unik dan komplek pada bagian lambungnya, dimana dibagi atas empat
bagian yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum.
Secara normal domba memiliki saluran pencernaan mulai dari mulut,
esophagus, lambung (rumen, reticulum, omasum, dan abomasum), usus halus
(duodenum, jejenum, dan ileum), dan usus besar (sekum, kolon dan rectum).
Saluran-saluran pencernaan tersebut akan dijelaskan secara ringkas, dibawah ini :
1. Mulut
Pencernaan di mulut pertama kali di lakukan oleh gigi molar dilanjutkan
oleh mastikasi dan diteruskan ke pencernaan mekanis. Di dalam mulut
![Page 3: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/3.jpg)
terdapat saliva yang membantu proses penelanan sebagai pelumas dan lidah
yang mengatur letak makanan selama di dalam mulut.
2. Esofagus
Esofagus merupakan suatu saluran yang terdiri dari otot berwarna merah
yang dilapisi oleh selaput lendir, menghubungkan faring dengan lambung.
3. Lambung
Lambung ruminansia terdiri dari rumen atau perut, reticulum (sarang
madu), omasum (perut buku) dan abomasum.
a. Rumen
Rumen merupakan bagian terbesar dibandingkan dari bagian-
bagian lain dari lambung karena berfungsi menampung bahan makanan
yang voluminous, yang akan mengalami pencernaan fermentatif. Rumen
dapat dibagi dalam dua kantong yaitu kantong dorsal dan kantong ventral
yang dipisahkan oleh cranial groove.
b. Retikulum
Rumen dan retikulum kurang jelas pemisahannya, oleh karena itu
partikel makanan dapat lewat secara bebas dari rumen ke reticulum dan
sebaliknya. Bagian dalam dinding reticulum memperlihatkan bentuk
seperti sarang lebah. Retikulum dapat menahan makanan kasar, benda
asing yang terikut dalam bahan makanan, seperti paku atau kawat yang
dapat menjadi masalah bagi kesehatan hewan yang bersangkutan.
c. Omasum
Omasum terletak disebelah kanan rumino-retikulum. Omasum
disebut perut buku, karena di dalamnya tersusun oleh sejumlah lembaran-
lembaran jaringan yang disebut leaves (lipatan). Adanya bentuk-bentuk
lembaran dalam omasum berfungsi untuk mencegah masuknya partikel
besar dari bahan makanan ke dalam orifisium omasal, dan mengurangi
ukuran partikel dari bahan yang melintas pada omasum.
d. Abomasum
Abomasum disebut pula perut sejati atau perut kelenjar karena
menghasilkan HCl dan pepsinogen. Terletak sebelah kanan rumen yang
![Page 4: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/4.jpg)
menghubungkan omasum ke usus kecil. Pada abomasum terdapat lipatan-
lipatan yang memperluas permukaan. Jumlah lipatan abomasum pada
ternak kambing, domba dan sapi berbeda. Jumlah lipatan pada domba 17.
4. Usus Halus
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu: duodenum, jejenum, dan ileum.
Duodenum merupakan bagian yang pertama dari usus halus. Jejenum dengan
jelas dapat dipisahkan dengan duodenum. Jejenum bermula dari kira-kira
pada posisi dimana mesenteri mulai kelihatan memanjang (pada duodenum
mesenterinya pendek). Ileum merupakan bagian yang berhubungan dengan
sekum dan kolon pada ruminansia. Panjang usus halus domba 22,2 m.
Pergerakan usus berfungsi untuk mendorong ingesta melaju ke dalam
saluran pencernaan, membuat kontak dengan dinding usus dan vili agar
terjadi penyerapan, dan membantu sirkulasi darah dan limfa.
5. Usus Besar
Usus besar mempunyai selaput lendir relative lebih tebal, tidak memiliki
villi, lebih banyak sel mangkok dari pada usus halus. Sebagian besar air
diserap oleh selaput mukosa usus besar dan pada usus besar ini dikeluarkan
lendir yang berfungsi sebagai pelicin, pada ruminansia, usus besar terdiri atas
sekum, kolon, dan rektum..
a. Sekum dan kolon
Sekum merupakan suatu kantung buntu dan kolon yang terdiri atas
bagian yang unik, mendatar dan turun. Bagian yang turun akan berakhir
direktum dan anus. Usus buntuk bersama kolon berfungsi sebagai tempat
fermentasi selulosa dan karbohidrat lainnya yang tidak terfermentasi di
dalam rumen, pada ruminansia alat pencernaan itu jauh lebih besar.
b. Rektum
Rektum sebagai saluran pendek, terdiri dari garis otot polos dengan
membrane mukosa dan mempunyai lapisan serosa pada interior dan
berakhir pada anus dan dubur. Rektum berfungsi untuk menyimpan feses
selama menunggu saat yang tepat untuk dikeluarkan.
![Page 5: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/5.jpg)
Gambar. Saluran Pencernaan pada Domba
Organ Pencernaan (glandula digestifus)
Pankreas
Terletak di lengkungan duodenum. Pankreas merupakan organ pencernaan
yang mensekresikan enzim-enzim yang berguna membantu proses pencernaan.
Enzim-enzim tersebut yaitu:
a. Amilase : alfa amilase, maltase, sukrase
b. Protease : tripsinogen, kemotripsinogen,prokarboksi, peptidase
c. Lipase : lipase, lesitinase, fosfolapase, kolesterol, esterase
d. Nuklease: ribonuklease, deoksi ribonuklease
Hati
Fungsi hati :
a. Menyekresikan cairan empedu yaitu cairan berwarna hijau kental dengan pH
basa (menetralkan keasaman chyme). Disekresikan oleh hati melalui ductus
empedu kedalam duodenum (penyimpanan dalam kandung
empedu/gallbladder). Fungsinya untuk mengemulsi lemak. 95% cairan empedu
diabsorbsi dan kembali ke hati
b. Penyimpanan glukosa
c. Detoksifikasi zat-zat yang berbahaya bagi tubuh
d. Penyimpanan vitamin
![Page 6: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/6.jpg)
Proses Pencernaan pada Domba
Domba termasuk jenis hewan herbivora (pemakan rumput/hijauan) disebut
hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini
lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa
yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya
berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak
pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi
untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan
ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu:
rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum
(perut masam).
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan
alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan
abomasums 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot
spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada
hewan ruminansia.
Pada domba, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan
sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri
selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis
mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping
itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai
dalam pembuatan biogas sebagai sumber energy alternative.
Proses pencernaan domba diawali di bagian mulut > esophagus > rumen >
reticulum > omasum > abomasum > usus halus (duodenum, jejenum dan ileum) >
usus besar (sekum, kolon, dan rektum).
Mulut
Pencernaan di mulut pertama kali di lakukan oleh gigi molar dilanjutkan
oleh mastikasi dan di teruskan ke pencernaan mekanis. Di dalam mulut terdapat
saliva.
![Page 7: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/7.jpg)
Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar khusus
(kelenjar saliva) dan disebarkan ke dalam cavitas oral. Komposisi dari saliva
meliputi komponen organik dan anorganik. Namun demikian, kadar tersebut
masih terhitung rendah dibandingkan dengan serum karena pada saliva penyusun
utamanya adalah air. Komponen anorganik terbanyak adalah sodium, potassium
(sebagai kation), khlorida, dan bikarbonat (sebagai anion-nya). Sedangkan
komponen organik pada saliva meliputi protein yang berupa enzim amilase,
maltase, serum albumin, asam urat, kretinin, mucin, vitamin C, beberapa asam
amino, lisosim, laktat, dan beberapa hormon seperti testosteron dan kortisol.
Selain itu, saliva juga mengandung gas CO2, O2, dan N2. Saliva juga
mengandung immunoglobin, seperti IgA dan IgG dengan konsentrasi rata-rata 9,4
dan 0,32 mg%.
Fungsi saliva :
a. Membantu penelanan sebagai pelumas
b. Buffering (pH 8,4-8,5)
c. Suplai nutrient mikroba (70% urea)
Mekanisme sekresi saliva yaitu di kelenjar saliva, granula sekretorik
(zymogen) yang mengandung enzim-enzim saliva dikeluarkan dari sel-sel asinar
ke dalam duktus. Pada domba menghasilkan 10 liter saliva per hari. Enzim yang
berperan yaitu Pregastric esterase.
Esofagus
Di esophagus tidak terjadi proses pencernaan namun hanya berguna
sebagai jalannya pakan dari mulut ke rumen.
Rumen
Rumen merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak
ruminansia. Pada rumen terjadi pencernaan secara fermentatif dan pencernaan
secara hidrolitik. Pencernaan fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam
mencerna pakan terutama pakan dengan kandungan selulosa dan hemiselulosa
yang tinggi. Sedangkan pencernaan hidrolitik membutuhkan bantuan enzim
dalam mencerna pakan. Rumen terletak di rongga abdominal bagian kiri. Rumen
![Page 8: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/8.jpg)
sering disebut juga dengan perut beludru. Hal tersebut dikarenakan pada
permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan substrat pakan yang
dimakan akan mengendap dibagian ventral. Pada retikulum dan rumen terjadi
pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat bermilyaran
mikroba. Letak rumen berada di sebelah kiri rongga perut. Bagian dalam
permukannya dilapisi papilla yang berguna memperluas permukaan untuk
absorbsi VFA. Rumen terdiri dari 4 kantong (saccus) dan terbagi menjadi 4 zona.
Kondisi di dalam rumen yaitu temperature 39-40oC; pH 6,7 - 7,0; BJ 1,022-1,055;
gas CO2, CH4, N2, O2, H2, H2S; BK isi rumen 10-15%; mikroba bakteri, protozoa,
jamur; kondisi anaerob.
Fungsi rumen:
a. Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
b. Absorbsi : VFA, amonia
c. Lokasi mixing
d. Menyimpan bahan makanan→ fermentasi
Pembagian zona dalam rumen:
a. Zona gas : CO2, CH4, H2, H2S, N2, O2
b. Zona apung (pad zone) : Ingesta yang mengapung (ingesta baru dan mudah
dicerna)
c. Zona cairan (intermediate zone) : cairan dan absorbsi metabolit yang terlarut
dalam cairan, banyak mikrobianya.
d. Zona endapan (high density zone) : ingesta tidak dapat dicerna dan benda-
benda asing
Retikulum
Retikulum sering disebut sebagai perut jala atau hardware stomach. Fungsi
retikulum adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen.
Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya
tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya
berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur. Secara fisik tidak
terpisahkan dari rumen, terdapat lipatan-lipatan esophagus yang merupakan
![Page 9: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/9.jpg)
jaringan yang langsung dari esophagus ke omasum, permukaan dalam terdapat
papilla berbrntuk sarang laba-laba (honey comb) perut jala.
Fungsi retikulum:
a. Tempat fermentasi
b. Membantu proses ruminasi
c. Mengatur arus ingesta ke omasum
d. Absorpsi hasil fermentasi
e. Tempat berkumpulnya benda-benda asing hasil ikutan pakan
Omasum
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya
berbuku-buku. pH omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan
abomasum terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice. Letak omasum
di sebelah kanan (retikulum) garis median (disebelah rusuk 7-11), berbentuk ellips
permukaan dalam berbentuk laminae. Perut buku pada lamina terdapat papilla
untuk absorbsi.
Fungsi omasum:
a. grinder
b. filtering
c. fermentasi
d. absorpsi
Abomasum
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Fungsi omaso
abomasal orifice adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali
ke omasum. pH pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1.
Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi
sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri. Permukaan
abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi
dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa
menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen
bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus
berjalan secara otokatalitik. Letak abomasum berada di dasar perut (kanan
![Page 10: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/10.jpg)
bawah), bentuk memanjang, bagian dalam terdapat tonjolan (fold) untuk absorpsi.
Terdiri 3 bagian, yaitu: kardia untuk sekresi mucus; fundika untuk sekresi
pepsinogen, renin, HCl, mucus; Pilorika untuk sekresi mucus.
Fungsi abomasum:
a. tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut sejati) → pencernaan protein
b. mengatur arus digesta dari abomasum ke duodenum
Secara sederhana proses pencernaan di dalam lambung domba terjadi
proses pencernaan fermentative oleh mikrobia yang terjadi di rumen, reticulum,
dan omasum. Lalu juga terjadi proses pencernaan enzimatis dibantu oleh enzim
pencernaan yang terjadi di abomasum.
Keuntungan proses pencernaan fermentative adalah dapat makan cepat dan
menampung pakan banyak, dapat mencerna pakan kasar : sumber energi (VFA),
dapat menggunakan NPN : sumber protein. Kerugian proses pencernaan
fermentative adalah banyak energi terbuang sebagai gas metan dan protein nilai
hayati tinggi didegradasi menjadi ammonia.
Usus Halus (Intestinum Tenue)
Fungsinya yaitu melakukan pencernaan enzimatis dan absorpsi. Kedalam
usus halus masuk 4 sekresi yaitu cairan duodenum: alkalis, fosfor, buffer; cairan
empedu: dihasilkan hati, K dan Na (mengemulsikan lemak), mengaktifkan lipase
pankreas, zat warna; cairan pankreas: ion bikarbinat untuk menetralisir asam
lambung dan cairan usus.
Usus Besar (Large Intestinum)
Sekum dan kolon berbentuk tabung berstruktur sederhana dan kondisinya
seperti rumen. Berfungsi sebagai tempat fermentasi oleh mikroba, absorpsi VFA
dan air di kolon. Konsentrasi VFA pada sekum 7 mM dan kolon 60 mM,
sementara pada rumen 100-150 mM. Proses akhir dari sistem pencernaan domba
yaitu berakhir di rektum merupakan saluran pendek, terdiri dari garis otot polos
dengan membrane mukosa dan mempunyai lapisan serosa pada interior dan
berakhir pada anus dan dubur. Rektum berfungsi untuk menyimpan feses selama
menunggu saat yang tepat untuk dikeluarkan.
![Page 11: SISTEM PENCERNAAN PADA TERNAK DOMBA.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071700/55cf9b68550346d033a5f71c/html5/thumbnails/11.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
http: // repository. usu. ac. Id/ bitstream/ 123456789/ 22350/ 4/ Chapter%20II. pdf. Diakses 23 Oktober 2013 pukul 18.20 WIB.
http: // repository. usu. ac. id/ bitstream/ 123456789/ 25497/ 3/ Chapter%20II. pdf. Diakses 23 Oktober pukul 18.50 WIB.
Iis Istidamah. 2006. Studi Perbandingan Fisio Anatomi Saluran Pencernaan Kambing dan Domba Lokal (Thesis). Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakutas Peternakan, IPB. Diakses 23 Oktober 2013 pukul 19.00 WIB.
Perpustakaan Cyber. 2013. Sistem Pencernaan Pada Hewan Memamah Biak http: // perpustakaancyber. blogspot. com/ 2012/ 12/ sistem- pencernaan- pada- hewan- memamah- biak. html. Diakses 24 Oktober 2013 pukul 03.35 WIB.
Suganda. 2011. Proses Pencernaan pada Hewan Memamah Biak (Ruminansia). http: // sugandanyalirawae. wordpress. com/ 2011 /11 /06/ proses- pencernaan- pada- hewan- mamah- biak- ruminansia/. Diakses 23 Oktober 2013 pukul 19.16 WIB.