sistem pencernaan ii

19
SISTEM PENCERNAAN II GASTER Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk sebagai kantong. Dalam keadaan kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih besar daripada ruang usus. Makanan dan minuman dari eosophagus akan bermuara dalam cardia. Disebelah kiri cardia, dinding ventriculus sedikit lebih membesar, dimana terdapat fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di sebelah kanan dan kiri masing- masing disebut sebagai curvatura minor dan curvatura mayor. Kedua sisi ini membatasi permukaan facies anterior dan fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu corpus ventriculi yang melanjutkan diri dengan menyempit disebut pylorus ventriculi. Selanjutnya pylorus akan bermuara dalam duodenum. A. Tunica mucosa Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan pylorus agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae karena longgarnya tunica submucosa di bawahnya. Terdapat gambaran yang lebih menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur disekitarnya yang dinamakan areola gastrica. Sebagian besar tunica mucosa terisi oleh kelenjar lambung yaitu : glandula cardiaca, glandula fundica, dan glandula pylorica. o Epitel Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari epitel oesophagus. Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan mucus. Sel-sel epitel tersebut dijumpai adanya terminal bars. Dengan mikroskop elektron tampak microvili pada permukaan dengan lapisan karbohidrat pada membran plasma. Pada sitoplasma terdapat butir musigen, bentuk bintang dengan warna gelap dan homogen. Dalam keadaan normal sel-sel epitel ini selalu diperbarui setiap 3 hari. Tanda-tanda regenerasi tampak pada bagian dasar foveola gastrica. Sel-sel yang terbentuk baru akan mendorong ke atas utuk menggantikan sel-sel yang dilepaskan.

Upload: hanif-nur-riestyanto

Post on 25-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pencernaan II

SISTEM PENCERNAAN IIGASTER

Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk sebagai kantong. Dalam keadaan

kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih besar daripada ruang usus. Makanan dan minuman dari

eosophagus akan bermuara dalam cardia. Disebelah kiri cardia, dinding ventriculus sedikit lebih

membesar, dimana terdapat fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di sebelah kanan dan kiri masing-

masing disebut sebagai curvatura minor dan curvatura mayor. Kedua sisi ini membatasi permukaan

facies anterior dan fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu corpus ventriculi yang melanjutkan diri

dengan menyempit disebut pylorus ventriculi. Selanjutnya pylorus akan bermuara dalam duodenum.

A. Tunica mucosa

Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan pylorus agak pucat.

Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae karena longgarnya tunica submucosa di

bawahnya. Terdapat gambaran yang lebih menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang membentuk bulat

dipisahkan oleh alur-alur disekitarnya yang dinamakan areola gastrica. Sebagian besar tunica mucosa

terisi oleh kelenjar lambung yaitu : glandula cardiaca, glandula fundica, dan glandula pylorica.

o Epitel

Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari epitel oesophagus. Semua

sel epitel merupakan sel yang menghasilkan mucus. Sel-sel epitel tersebut dijumpai adanya terminal

bars. Dengan mikroskop elektron tampak microvili pada permukaan dengan lapisan karbohidrat pada

membran plasma. Pada sitoplasma terdapat butir musigen, bentuk bintang dengan warna gelap dan

homogen. Dalam keadaan normal sel-sel epitel ini selalu diperbarui setiap 3 hari. Tanda-tanda

regenerasi tampak pada bagian dasar foveola gastrica. Sel-sel yang terbentuk baru akan mendorong ke

atas utuk menggantikan sel-sel yang dilepaskan.

o Lamina propria

Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena terdesak oleh kelenjar-kelenjar yang

begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen dan retikuler. Infiltrasi limfosit tersebar secara difusi dan

kadang-kadang ditemukan lymphanodulus solitarius.

Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :

· Glandula cardiaca

Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster. Glandula cardiaca merupakan

Page 2: Sistem Pencernaan II

kelenjar tubuler kompleks yang bermuara pada dasar foveola gastrica. Pada kelenjar ini hanya

ditemukan satu jenis sel yaitu sel mukosa yang mirip dengan sel mukosa pada glandula pylorica atau

sel mukosa leher dari glandula fundica.

· Glandula fundica/glandula gastrica propria

Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan getah lambung. Bentuk

masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex bercabang, bermuara pada dasar foveola. Ujung-

ujungnya sedikit membesar dan bercabang menjadi 2—3 buah. Ujung-ujung kelenjar mencapai lamina

muscularis mucosa. Dalam sebuah lambung terdapat sekitar 15 juta kelenjar.

Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :

1) Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)

§ Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada ½ atau 1/3 bagian distal dari kelenjar

§ Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung kerusakan dapat dihambat

§ Menghasilkan pepsinogen yang akan berubah menjadi enzim pepsin

§ Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Pada permukaan terdapat microvili yang tidak teratur

- Kompleks golgi yang berkembang menghasilkan protein

- Granular reticulum endoplasmic lebih banyak

- Ribosom bebas atau menempel lebih banyak, merupakan penyebab warna basofil

2) Sel parietal

§ Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar

§ Bentuk sel seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak ke basal oleh sel utama

§ Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi secretori yang tampak sebagai

bangunan intraseluler

§ Diduga menghasilkan asam HCl dalam getah lambung

§ Dengan mikroskop elektron terlihat :

- Permukaan sel yang mengadakan invaginasi membentuk canalikuli

- Microvili panjang

- Hubungan dengan sel utama diperkuat oleh zenula occluden dan desmosom

- Mitokondria tampak asidofil

- Kompleks golgi terdapat antara inti dan basal

3) Sel mukosa leher

§ Relatif sedikit dan terletak antara sel-sel parietal di daerah leher kelenjar

§ Pada pewarnaan biasa mirip sel utama, tapi inti di basal agak pipih

§ Untuk membedakan dengan sel parietal, diwarnai dengan past/mucicarmine

§ Dengan mikroskop elektron terlihat :

Page 3: Sistem Pencernaan II

- Microvili pendek pada permukaan sel

- Dengan sel di dekatnya dihubungkan dengan desmosom interdigitasi

- Kompleks golgi diatas inti sel

- Mitokondria tersebar diseluruh sitoplasma

- Granular reticulum endoplasma lebih sedikit

4) Sel argentafin (sel enterokromatin)

§ Sel-sel kecil yang bergranula, tersebar diantara dasar sel utama

§ Merupakan tempat sintesa dan penimbunan serotonin

§ Menghasilkan gastrin, serotonin, dan enteroglukogen

· Glandula pylorica

Kelenjar ini terdapat di dalam lamina propria daerah pylorus. Glandula pylorica berbentuk tubuler

bercabang simpleks, ujungnya bercilia hingga pada sediaan tampak terpotong melintang.

Sifat-sifat lain :

§ Lumen besar

§ Terdapat satu macam sel saja

§ Sel-selnya berbentuk silindris dengan sitoplasma pucat yang mengandung butir-butir tidak jelas, inti

terdesak ke basal sel

§ Tampak kapiler sekretori di antara sel-sel kelenjar

§ Dengan pewrnaan HE tampak sebagai sel zymogen atau sel mucosa leher

§

o lamina muskularis mucosa gaster

terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler sebelah dalam dan longitudinal sebelah luar. Kadang-

kadang terdapat lagi serabut sirkuler di luar.

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells, sel limfoid

C. Tunika muscularis

Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:

a. Stratum oblique

Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan corpus ventriculi.

b. Stratum circulare

Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus, di pylorus membentuk muskulus

sphincter pylori.

Page 4: Sistem Pencernaan II

c. Stratum longitudinal

Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura major.

D. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil sebagai lanjutan dari

peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai omentum majus. Pada perlekatan sepanjang curvatura

minor dan major tidak dilapisi oleh mesotil.

Fungsi Gaster

Ø Tempat penimbunan sementara makanan dan minuman, dan tempat mengadakan pencernaan yang

dilaksanakan secara kimia dan mekanik

Ø Menghasilkan getah lambung yang mengandung mucus air, electrolit, pepsin, rennin

Ø Sel parietal diduga menghasilkan gastric intrinsic factor untuk absorbsi vit B12

Di dalam pilorus lambung segera sebelum peralihannya menjadi duodenum disebut sfingter pilorus,

dibentuk terutama oleh penebalan hebat dari lapisan sirkuler muskularis eksterna.

Ketika pilorus mendekati duodenum, pematang-pematang mukosa yang mengelilingi sumur-sumur

lambung menjadi lebih luas dan tidak beraturan batasnya. Kelenjar-kelenjar tubuler berkelok-kelok

pilorus masih terdapat di dalam lamina propria yang sebenarnya, dan bermuara ke dalam sumu-sumur

lambung. Nodulus limfatikus sering terlihat pada daerah peralihan.

Di dalam duodenum evaginasi mukosa vili mulai terlihat. Setiap vilus berbentuk daun dengan ujung

agak membulat. Di antara vili ada ruang intervili, lanjutan dari lumen intestinum. Epitel sekresi mukus

lambung membentuk peralihan mendadak menjadi epitel intestin, yang terdiri dari sel goblet dan sel

silindris dengan batas berstrip-strip (mikrovili) yang terus-menerus terlihat sepanjang intestin.

Kelenjar tubuler pendek tidak bercabang yang disebut kelenjar intestinal kriptus Liberkhun. Di dalam

lamina propria yang sebenarnya menggantikan kelenjar pilorus. Kriptus ini terutama dibatasi oleh sel

goblet dan sel dengan permukaan bersrip meneruskan diri dengan epitel permukaan. Satu atau lebih

kelenjar intestinal bermuara ke dalam ruang intervilus.

Kelenjar duodenal (kelenjar Brunner) memenuhi hampir seluruh bagian atas duodenum dan sering

meluas melewati muskularis mukosa. Muskularis mukosa terputus dan berkas muskularis mungkin

tersebar diantara tubulus kelenjar mukosa. Bersama dengan kelenjar (submukosa) oesofagus, kelenjar

duodenum adalah satu-satunya kelenjar submukosa yang sebenarnya di dalam saluran pencernaan.

INTESTINUM TENUE

Intestinum tenue merupakan bagian tractus digestivus di antara ventriculus dan intestinum crassum,

seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnya. Intestinum tenue atau usus halus ini dibedakan dalam 3

segmen berturut-turut yaitu :

Page 5: Sistem Pencernaan II

· Duodenum

Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum parietale di sebelah

ventralnya.

· Jejunum

· Ileum

Jejunum dan ileum dibungkus seluruhnya oleh peritoneus viscerale.

Dindingnya :

A. Tunika mucosa

Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan dari permukaan tunika

mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan dalam beberapa tingkat :

· Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkar-lingkar yang disebut plica

circularis atau valvula kerckingi (mirip lipatan).

Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena pembesaran usus. Lipatan

tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus yang makin membesar dan paling besar pada akhir duodenum

dan awal jejunum dan makin merendah sampai pada pertengahan ileum menghilang.

· Vili intestinalis

Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5 mm. Yang meliputi seluruh

permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang, tersusun sebagai jari-jari, pada dasar vili

terdapat muara kelenjar usus yang disebut glandula intestinalis liberkuhn atau crypta lieberkuhn.

· Microvili

Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada permukaan sel-sel epitel

gambaran bergaris-garis yang disebut striated border, yang merupakan tonjolan sitoplasmatis diliputi

membrane sel.

o Epitel

Bentuk epitel silindris selapis

Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :

a) Sel absorbtif

- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 – 26 μ

- Bentuk inti ovoid pada basal sel

- Pada permukaan bebas terdapat microvili

- Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung glukoprotein hingga pencernaan

dapat terjadi dalam lumen usus dan permukaan microvili

Page 6: Sistem Pencernaan II

- Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan sintesa trigliseride untuk proses

absorbsi lemak.

b) Sel piala/goblet sel

- Merupakan sel uniseluler yang menghasilkan mucin.

- Sitoplasma merupakan lapisan yang tipis untuk melindungi lapisan secret tersebut sebagai plica.

- Ruangan yang dibatasi oleh plica tersebut berisi tetes-tetes mucigen.

c) Sel argentafis

- Sangat umum ditemukan dalam epitel duodenum

- Sangat banyak pada epitel appendix

d) Sel paneth

- Berkelompok dalam jumlah kecil di dasar crypta lieberkuhn

- Bentuk sel seperti pyramid, inti bulat pada dasarnya.

- Sitoplasma terlihat basofil, granular reticulum endoplasma lebih banyak.

- Menghasilkan peptidase, losozim

o Lamina propria

- Merupakan jaringan pengikat yang mengisi celah-celah di antara crypta lieberkuhn

- Mengandung serabut reticuler dan elastis

- Terdapat sel makrofag, limfosit, plasmosit, dan leukosit

- Nodus limfaticus lebih banyak, sebesar 0,6 – 3 mm sepanjang usus.

- Pada ileum sebagai nodus limfaticus paling besar plaques peyeri.

o Lamina muscularis

Terdiri atas 2 lapisan, yaitu :

- Stratum circulare di sebelah dalam

- Stratum longitudinal di sebelah luar

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis. Di dalamnya terdapat pula

kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat anyaman saraf sebagai plexus nervosus, submucosa meisseri.

Gambaran khusus tunika submucosa ada 2, yaitu:

a. Plica circularis

Page 7: Sistem Pencernaan II

- Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai tunika submucosa untuk

memperluas permukaan usus.

- Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak sempurna di sepanjang intestinum.

b. Glandula duodenalis bruneri

- Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan bergelung.

- Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan bermuara pada crypta lieberkuhn.

- Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian menghilang.

C. Tunika muscularis

Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :

· Stratum circulare di sebelah dalam

· Stratum longitudinal di sebelah luar

Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach

D. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum viscerale

INTESTINUM CRASUM

Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat intestinum tenue. Tidak

ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga permukaan dalamnya tampak lebih halus.

Glandula intestinal lebih panjang dan rapat. Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya

sejenis.

Berdasarkan letak dan struktrunya, dibedakan dalam beberapa segmen, yaitu:

i. Colon, yang meliputi :

· caecum dan appendix vermiformis

· colon ascendes

· colon tranversum

· colon descendens

· colon sigmoideum

ii. Rectum, yang meliputi :

· pars empularis recti

· pars analis recti

· anus

Page 8: Sistem Pencernaan II

1. Colon

Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang sama. Dari luar colon tampak

segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra. Disamping itu tampak adanya tiga

jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti sumbu panjang colon yang disebut taenia coli.

Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia, colon transversum dan

colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro peritoneal ialah conon ascendens dan colon descendens.

Appendix vermicularis

Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal pada caecum. Dindingnya

relatif tebal dibandingkan lumennya. Adanya lipatan tunica mucosa kedalam dinding menyebabkan

bentuk lumen yang tidak teratur. Pada orang dewasa lumen agak membulat. Kadang-kadang lumennya

berisi sisa-sisa sel sampai tersumbat. Appendix ini berakhir buntu.

Dindingnya berstruktur sebagai berikut :

A. Tunica mucosa

Tidak mempunyai villi intestinalis.

1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak ditemukan sel argentafin dan kadang-

kadang sel paneth.

2. Lamina propria, hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan adanya pula nodulus

Lymmphaticus yang tersusun berderet-deret sekeliling lumen. Diantaranya terdapat crypta lieberkuhn

3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan kadang-kadang

terputus-putus

B. Tunica submucosa

Tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang merata. Di dalam jariangan

tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf.

C. Tunic muscularis

Walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.

D. Tunica serosa

Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat pada intestinum

tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula mesoappendix yang merupakan

alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum viscerale.

Page 9: Sistem Pencernaan II

Valvula Ilecoececalis

Merupakan lipatan tunica mucosa dan tunica mucosa yang terdapat pada muara ileum dalam caecum.

Dalam lipatan ini terdapat serabut otot polos memperkuat struktur tersebut. Serabut-serabut tersebut

berasal dari stratum circulare tunica muscularis. Tapi bebas lipatan tersebut membatasi suatu celah

tempat muara ileum.

Caecum

Struktur histologisnya tidak berbeda dengan colon yang lain.

Colon Ascendens, Colon Tranversum, Colon Descendens dan Colon Sigmoideum

A. Tunica mucosa

Tidak membentuk lipatan, plica atau villa sehingga permukaan dalamnya halus. Adanya lekukan ke

dalam oleh incisura di luar menyebabkan di dalam terdapat bangunan sebagai lipatan yang diikuti

seluruh lapisan dinding, yang disebut plica semilunaris.

1. Epitil

Epitil permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border yang tipis. Diantara sel-sel epitel

ini terdapat sel piala. Kelenjar-kelenjarnya lebih panjang dari yang terdapat di usus halus, maka tunica

mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut tersusun teratur dan sangat rapat. Hampir seluruhnya

sel-sel kelenjar terdiri atas sel piala. Kadang-kadang terdapat sel argentafin. Sedang sel paneth sangat

jarang.

2. Lamina propria

Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula nodulus lymphaticus

soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica submucosa.

3. Lamina muscularis mucosae

Jelas adanya dua lapisan

B. Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaan

C. Tunica muscularis

D. Tunica serosa

Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat intraperitoneal akan dibungkus

seluruhnya oleh tunica serosa dengan mesotil. Pada beberapa tempat terdapat bangunan sebagai

kantung kecil yang berisi lerik yang disebut appendix epiepitionea

2. Rektum

Dibedakan 2 bagian :

Pars ampullaris recti

Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon. Glandula intestinalis merupakan yang

Page 10: Sistem Pencernaan II

terpanajang diantara kelenjar usus. Kemudian makin jarang, memendek dan menghilang pars analis

recti.

Jaringan limfoid lebih sedikit daripada digeolony. Tunica muscularisnya terdiri dari dua lapisan tetapi

tidak terdapat taenia lagi.

Tunica serosa diganti oleh tunica adventitia, hingga tidak dilapisi oleh mesotil.

Pars analis recti

Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8 buah. Lipatan longitudinale ini

disebut Columna rectalis Norgagni.

Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu membatasi lubang anus. Maka terbentuk sebagai katup valvula

analis dan ruang yang disebut sinus analis. Pada apeks katup anus, epitel silindris rektum digantikan

langsung oleh epitel gepeng berlapis tanpa kornifikasi dari saluran anus. Kelenjar intestinal berakhir di

sini, lamina propria rektum digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam lamina propria saluran

anus. Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria saluran anus.

Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah ini. Plexus haemoroidalis interna

yang terdiri dari vena terletak di dalam mukosa saluran anus dan pembuluh darah meluas dari sini ke

dalam submukosa rektum. Hemoroid interna adalah hasil dilatasi patologik dari pembuluh-pembuluh

ini. Hemoroid eksterna berkembang dari pembuluh-pembuluh plexus venosum eksterna pada bibir

anus.

Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal membentuk m.spincter ani

internum. Sedangkan diluarnya terdapat bekas-bekas otot yang bergerak melingkar membentuk

m.spincter ani externus.

Pada akhir pars analis recti terdapat perubahan epitil, dari epitil silindris selapis menjadi epitil gepeng

berlapis tanpa keratinisasi. Daerah perubahan tersebut melingkar, disebut liner anorectale.

Lebih lanjut epitil gepeng terlapis tadi akan mengalami keratinisasi dan batasnya yang membentuk

lingkaran disebut liniaanucutanea.

Di daerah ini mulai muncul folikel-folikel rambut dengan glandula sebacea.

Galndula suderifera bersifat apokrin seperti di axilla, disebut glndula circum-anale yang berbentuk

tubuler.

Histofisiologi Intestinum Crasum

Adanya sel piala yang makin banyak menghasilkan mukus yang berguna untuk melicinkan.

Disamping itu mucus akan mengikat air sehingga isi colon makin memesat.

Terjadi pula absorbsi air dan vitamin.

Didalam colon terdapat banyak sekali bakteri pembusuk sehingga dapat menghancurkan selulosa yang

tadinya belum tercerna.

Page 11: Sistem Pencernaan II

HEPAR

Anatomi Hepar

Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Pada vertebra rendah gambaran

strukturnya memang benar-benar sebagai kelenjar. Pada manusia dan juga pada vertebra tinggi sudah

berubah strukturnya sebagai susunan sel-sel dalam lempeng-lempeng.

Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi

kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.

Berat organ ini pada orang dewasa sekitar 1,5 kg.

Permukaan hepar sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula Glissoni.

Hepar terdiri atas :

· lobus dexter

· lobus sinister

· lobus caudatus

· lobus quadratus

Jika hepar segar diiris maka tampak warna merah tua dengan gambaran bulat-bulat yang tersebar rata

dan di sekelilingnya terdapat pembuluh darah besar

Struktur Histologis

Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang disebut lobulus, terdiri atas

parenchyma hepar dengan diameter 0,7—2 mm. pada potongan terlihat bahwa lobulus berbentuk

sebagai segi enam dengan pembuluh darah yang terdapat di tengah,yang disebut vena sentralis.

Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh jaringan pengikat. Pada sudut

pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat bangunan jaringan pengikat berbentuk segi tiga

berisi saluran-saluran yang disebut Canalis Portalis yang terdiri dari pembuluh darah, pembuluh limfe,

saluran empedu dan serabut saraf. Bangunan segitiga ini disebut Trigonum Kiernanni.

Jika mengingat hepar sebagai kelenjar maka apa yang disebut lobulus tadi tidak sesuai dengan lobulus

pada kelenjar yang pada umumnya mempunyai saluran keluar yang terdapat di tengah-tengah lobulus.

Pembagian lobulus hepar tersebut merupakan pembagian cara klasik yang mendasarkan atas aliran

darah yang mengalir dari tepi lobulus yang kemudian berkumpul di tengah Vena Sentralis. Jika terjadi

gangguan peredaran darah akan terjadi perubahan-perubahan di daerah perifer lobulus yang meluas ke

pusat lobulus.

Page 12: Sistem Pencernaan II

Elias pada tahun 1949 meyatakan bahwa parenchyma hepar terdiri atas masa sel yang saling

berhubungan dan ditempati oleh suatu anyaman sinusoid. Sinusoid ini membagi rangkaian sel-sel

parenchyma hepar menjadi lembaran atau lempeng-lempeng setebal satu sel.

Sel-sel hepar disebut pula hepatosit yang berbentuk polyhedral. Sepanjang permukaan terdapat

anyaman canaliculi biliferi di seluruh lobuli hepatic yang pada sediaan biasa tidak dapat dilihat dengan

mikroskop karena canaliculi tersebut sangat halus. Semua canaliculi akan bermuara di cabang Duktus

Biliferus di perifer lobulus hepatis.

Histofisiologi Hepar

Hepar merupakan alat yang vital terutama dalam proses bahan-bahan makanan yang diabsorbsi dari

saluran usus untuk nantinya dapat diergunakan oleh jaringan dalam tubuh.

Beberapa fungsinya adalah:

1. Kelenjar eksokrin

Hepar menghasilkan sekrei empedu sebanyak 1000 cc setiap hari.

Dalam cairan empedu terdapat:

· pigmen empedu, sebagai hasil pemecahan Hb eritrosit dalam lien dan medulla osseum (bilirubin

yang tidak mengandung Fe akan masuk darah ke hepatosit)

· garam empedu yang penating untuk pencernaan

· protein

· kolesterol

· kristaloid dalam air

· hormon steroid yang mengikuti peredaran entahepatik. Hormon steroid masuk hepatosit mengalami

perubahan atau tidak kemudian masuk enzim yagn disalurkan dalam intestinum. Di intestinum diserap

masuk ke dalam darah lagi untuk kembali hepatosit. Demikian pula peredaran untuk bilirubin

2. Penimbunan bahan makanan atau vitamin

Misal; karbohidrat (glikogen), lemak vitamin B12 dan vitamin A

3. Transformasi

Protein menjadi karbohidrat atau lemak menjadi fosfolipid atau lipid menjadi lipoprotein serum yang

dilepaskan dalam spatium dise. Konjugasi misalnya untuk detoksikasi amonia mnjadi ureum

4. Sintesa protein dalam plasma darah

Misal; albumin, globulin dan protein untuk pambekuan darah

Page 13: Sistem Pencernaan II

5. Mengatur kadar beberapa zat dalam darah

Misal; glukosa yang dibantu oleh beberapa enzim dan hormon

6. Sel Kuffer

Termasuk dalam sistim retikuloendotelial membantu dalam pemecahan eritrosit

7. Fagosit

VESICA FELLEA

Anatomi Vesica Fellea

Vesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada bagian bawah lobulus kanan hati;

ujung buntunya atau fundus menonjol di bawah pinggir inferior hati.

Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu: corpus, fundus, dan collum yang

meneruskan sebagai duktus cysticus. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hepar berasal dari ducti

biliferi akan berkumpul dalam ductus hepaticus communis yang melanjutkan menjadi ductus cysticus

yang bermuara dalam vesica fellea. Cairan empedu yang dibutuhkan untnuk pencernaan akan

disalurkan melalui ductus choledochus dan bermuara dalam duodenum.

Histologi Vesica Fellea

Dinding Vesica Fellea

1. Tunica Mucosa

Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan sediaan vesica fellea

sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae pada permukaan. Pada liatan yang besar

akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih kecil. Lipatan-lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica

fellea berisi penuh.

· Epitel

Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval dengan bbutir-butir

kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada permukaan sel terdapat banyak microvilli.

· Lamina Propria

Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali pada collum yang

berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk kuboid jernih, dengan inti gelap terdesak ke

basal. Kelenjar ini menghasilkan mucus

2. Tunica Muscularis

Page 14: Sistem Pencernaan II

Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler, longitudinal dan menyerong

dengan disertai serabut-serabut elastis.

3. Tunica Perimuscularis

Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica fellea dan melanjutkan diri

kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya banyak mengandung serabut-serabut elastis dengan

beberapa fibroblast, sel lemak, sel limfoid, pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.

4. Tunica Serosa

Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus oleh peritoneum yang

melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang menutupi vesica fellea merupakan tunica

serosa.

Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada permukaan dalamnya

terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister yang disebabkan karena penebalan

sebagian dari tunica mucularis luarnya.

Histofisiologi Vesica Fellea

1. Vesica fellea dipergunakan untuk menampung dan menyimpan empedu yang dihasilkan oleh hepar

terutama pada waktu pencernaan lemak. Cairan empedu disalurkan dari vesica fellea melalui ductus

cholodochus ke dalam duodenum. Hal ini disebabkan kontraksi otot-otot vesica fellea yang

dipengaruhi oleh hormon cholecystokinin yang ikeluarkan oleh tunica mucosa usus dibawa melalui

darah ke otot-otot vesica fellea.

2. Terdapat pengangkutan aktif ion Na ke dalam celah-elah iantara sel epitel vesica fellea yagn diikuti

transpor air dari cairan empedu ke dalam celah interseluler. Akibatnya cairan empedu akan lebih

pekat.

3. Sekresi mukus oleh kelenjar-kelenmjar yang terdapat dalm collum.

PANCREAS

Anatomi Pankreas

Pancreas merupakan kelenjar campuran pada system digestive yang tarbesar setelah hepar.

Terdiri atas dua bagian, yaitu:

- Kelenjar eksokrin

Page 15: Sistem Pencernaan II

- Kelenjar endokrin

Pankreas terdapat retro peritoneal yang melintang dari bagian kanan menyerong ke kiri atas diantara

duodenum. Ujung kiri yang disebut cauda pankreatis menempel pada lien.

Ukuran pada prang dewasa yaitu:

· Panjang 20—30 cm

· Berat 60—160 cm

Bagian-bagiannya yaitu:

· Caput pankreatis

· Corpus pankreatis

· Caudal pankreatis

Kelenjar Eksokrin

Kelenjar ini terdiri dari gabungan kelenjar acinus yang membentuk lobulus dan digabungkan masing-

masing oleh jaringan pengikat longgar yang dilalui oleh pembuluh darah, pembuluh limfe, serabut dan

saluran keluar kelenjar-kelenjarnya.

Tiap asiunus dibentuk oleh selapis sel yang berbentuk piramidal yang pada bagian basalnya bertumpu

pada anyaman retikuler. Bagian puncaknya membatasi lumen membesar berisi sekret. Diantara sel

asini tadi terdapat kapiler sekretoris yang bermuara dalam lumen kelenjar.

Di daerah basal terlihat gambaran bergaris-garis yang merupakan granular endoplasmik retikulum

yang saling beranyaman tampak basofil. Daerah supranuklear terlihat butir-butir sekresi yang asidofil,

butir-butir sekresi ini berisi enzim-enzim proteolitik, lipolitik dan penghancur karbohidrat. Diantara

butir-butir terlihat celah-celah yang sebenarnya adalah kompleks golgi.

Struktur Halus

Nukleus tampak dibatasi oleh membrana nuklearis yang rangkap dengan di sana-sini terdapat porus

nuklearis. Di dalamnya terdapat 1—2 nukleoli yang jelas dengan di tengah-tengahnya kurang padat

(ini yang menyebabkan warna eosinofil pada sediaan biasa)

Pada bagian basal sel asiner terdapat banyak sekali granular endoplasmik retikulum yang berjalan

sejajar dan saling berhubungan.

Dalam sitoplasma terdapat pula ribosom yang bebas. Riboson tersebut yang menyebabkan warna

basofil.

Mitokondria tidak begitu banyak terdapat. Sebagian besar terdapat di bagian basal sel di antara

granular endoplasmik retikulum. Kompleks golgi terletak di daerah supranuklear yang bermacam-

macam bentuknya.

Page 16: Sistem Pencernaan II

Butir-butir sekresiu yagn telah terbentuk berkumpul di puncak sel. Butir-butir sekresi ini diliputi

membran yang permukaannya halus.

Saluran Keluar

Saluran keluar dimulai dalam asinus sebagai sel-sel sentreasiner yaitu sel saluran kelenjar yang masuk

ke dalam asinus. Dapat pula dimulai dari duktus ternalatus yang kemudian menjadi duktus

interlobularis.

Duktus interlobularis mempunyai dinding berepitel silindris pendek selapis yang bertumpu pada

bagian retikulum di bawahnya.

Duktus pankreatikus warsungi merupakan saluran keluar utama pankreas. Duktus ini dimulai dari

cauda pankreatis berjalan melintang sepanjang pankreas dan menerima saluran-saluran yang lebih

kecil sepanjang perjalanannya. Kadang-kadang saluran utama ini bermuara sendiri di dalam

duodenum pada ampula vateri. Sebelah cranial dari duktus ini terdapat duktus accessorius Santorini.

Saluran ini mempunyai epitel silindris selapis yang diperkuat oleh jaringan pengikat padat.