sistem pencernaan & absorpsi

Download Sistem pencernaan & absorpsi

If you can't read please download the document

Upload: regina-oktaviana

Post on 22-Jun-2015

7.967 views

Category:

Education


12 download

TRANSCRIPT

  • 1. Absorbsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah limfatik sehingga dapat di gunakan oleh sel tubuh

2. 1. Kelenjar ludah 2. Parotis 3. Submandibularis (bawah rahang) 4. Sublingualis (bawah lidah) 5. Rongga mulut 6. Amandel 7. Lidah 8. Esofagus 9. Pankreas 10. Lambung 11. Saluran pankreas 12. Hati 13. Kantung empedu 14. duodenum 15. Saluran empedu 16. Kolon 17. Kolon transversum 18. Kolon ascenden 19. Kolon descenden 20. Ileum 21. Sekum 22. Appendiks/Umbai cacing 23. Rektum/Poros usus 24. Anus 3. 1. Menerima makanan 2. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan). 3. Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah 4. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh . 4. INGESTION DIGESTION ABSORPSI METABOLISME UTILITAS EKSKRESI Pergerakan makanan kedalam saluran pencernaan Penyederhanaan bentuk makanan Penyerapan pada usus halus Anabolisme & katabolisme molekul organik kompleks dengan katalis enzim Pembuangan zat zat sisa yg sudah tidak dimanfaatkan tubuh Pemanfaatan zat zat hasil Metabolisme oleh tubuh (energi) 5. Mulut Faring Esofagus Gaster Intestinal 6. Merupakan sebuah rongga yang dibatasi bibir, pipi, palatum, lidah pada bagian dasar dan bersambung dengan faring pada bagian posterior. Bagian dalam mulut dilapisi oleh selaput lendir & sel-sel epitel. Pada cavum oris terdapat gigi, lidah & kelenjar saliva. 7. 1. Analisis sensoris makanan sebelum ditelan 2. Memproses makanan secara mekanik melalui kerja gigi, lidah dan permukaan palatum 3. Lubrikasi dengan mencampur dengan mukus dan sekresi kelenjar saliva 4. Mencerna karbohidrat dan lipid secara terbatas 8. Mahkota gigi Leher gigi Akar gigi Pulpa Enamel Dentin Akar gigi Gbr. Anatomi Gigi 9. Masa pertumbuhan Gigi susu/primer/desidua Tumbuh umur 6 bln- 2 thn Tanggal umur 6 12 thn Gigi dewasa/permanen Muncul pada usia 12 tahun Berdasarkan fungsi Gigi seri menggigit Gigi taring merobek Gigi geraham mengunyah 10. Jaringan email merupakan jaringan gigi yang paling keras Email ini melindungi mahkota gigi Dentin merupakan komponen utama pembentuk gigi Pada bagian dalam gigi terdapat pulpa (rongga gigi). Pulpa berisi pembuluh darah dan serabut saraf Sementum merupakan bagian dentin yang masuk ke rahang. Sementum menutupi akar gigi EmailJaringan Email Dentin Sementum 11. Fungsi Lidah : Melakukan proses mekanik dengan cara memadatkan, memutar balikan bahan makanan Manipulasi, membantu kunyahan dan menyiapkan bahan makanan agar mudah ditelan Analisis sensoris melalui sentuhan, suhu, reseptor pengecap Mensekresikan lendir dan enzim lipase lingual. 12. Fungsi : 1) Melubrikasi mulut 2) Melembabkan dan melubrikasi material di mulut 3) Melarutkan zat kimia yang akan merangsang taste buds dan menyediakan informasi sensoris mengenai material 4) Memulai proses pencernaan karbohidrat kompleks sebelum material di telan 13. Kandungan : Anorganik : Sodium, Kalium, Klorida, Kalsium, Phosfat, Flourida, Rodanida dan Thiosianat Organik : -Amilase, Lisozim, Kalikren, Laktoperosidase, Protein kaya prolin dan Musin 14. Berbentuk kerucut terdiri dari muskulo membranosa dan tersambung dengan esofagus dan trakhea. Terbagi menjadi pars nasalis, pars oralis dan pars laringeal. Faring laringeal adalah bagian terendah yang terdapat pada posterior. Terdapat 7 lubang yaitu 2 lubang hidung, mulut, 2 tuba eustakhius, laring dan esofagus. 15. Tersusun atas lapisan mukosa, fibrosa dan otot. Otot utama adalah otot konstriktor yang berkontraksi pada saat makanan masuk ke faring dan mendorongnya ke esofagus. 16. Panjangnya sekitar 25 cm dan berbentuk tabung dengan diameter 2 cm. Dinding kerongkongan tersusun atas epitelium berlapis pipih Dimulai dari faring, thorax, menembus diafragma dan masuk ke dalam abdomen bersambung dengan lambung. Terletak di belakang trakhea di depan vertebra. kerongkongan terdapat pula beberapa otot, yakni otot melingkar dan otot longitudinal. . Gerak peristaltik pada kerongkongan ialah gerakan mendorong dan meremas-remas makanan menuju lambung. 17. Terletak di daerah epigastrik dan sebagian di sebelah kiri hipokondrik dan umbilikal. Bagian atas disebut fundus dan bagian bawah disebut antrum pilorik. Berhubungan dengan esofagus melalui spinkter kardia dan duodenum melalui spinkter pilorik. 18. Lapisan peritoneal yang merupakan lapisan serosa Lapisan otot Lapisan longitudinal yg bersambung dgn esofagus Lapisan sirkuler yg paling tebal dan terletak di pilorik membentuk spinkter. Lapisan obliq yg terdapat pada bagian fundus dan berjalan mulai dari orifisium kardiak, membelok ke bawah melalui kurvatura minor. Lapisan sub mukosa terdiri dari jaringan areolar yg banyak mengandung pembuluh darah dan limfe. Lapisan mukosa berbentuk rugae (kerutan), dilapisi epitelium silindris yg mensekresi mukus. 19. Esofagus Dinding lambung Pilorus Duodenum 3 Lapisan otot polos Sel mukus Kelenjar lambung Sel kepala Sel parietal Saluran kelenjar Sel endokrin Gbr penampang dinding lambung 20. Glandula cardiacae Menghasilkan mukus Glandula gastricae Menghasilkan pepsin dan asam lambung (HCl) Glandula pyloricae Menghasilkan hormon 21. 1. Merangsang keluarnya sekretin 2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein. 3. Desinfektan 4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empedu mengeluarkan getahnya. 22. Kandungan Getah lambung Getah lambung mengandung asam klorida, ensim-ensim dan mukus (lendir). Ada 3 macam ensim yaitu Ensim Pepsin untuk mencerna protein dalam suasana asam. Ensim Renin berfungsi untuk menggumpalkan susu Lipase berfungsi untuk mencerna lemak. Mukosa lambung juga mensekresikan intrinsik faktor yang diperlukan untuk mengabsorpsi Vitamin B12 di usus halus. Lambung juga menghasilkan beberapa hormon: gastrin, sekretin, kolesistokinin 23. Usus halus memiliki panjang sekitar 2 m, terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum Menempati sebagian besar rongga abdomen terletak di bawah lambung dan hati. Terdapat ductus choledocus dan ductus pancreaticus. 24. Lapisan mukosa Sangat luas karena terdapat lipatan2 mukosa dan vili serta mikrovili yang memudahkan terjadinya absorpsi. Lapisan sub mukosa Terdiri dari anyaman pembuluh darah dan saraf (pleksus sub mukosa meissner) Lapisan otot Terdiri dari lapisan otot longitudinal dan sirkuler. Lapisan serosa 25. Fungsi utama usus halus adalah menyelesaikan pencernaan dan absorbsi zat-zat gizi, air dan elektrolit. 26. Absorpsi zat gizi (nutrient) terjadi terutama di usus halus (90%), dan sisanya (10%) di dalam lambung dan usus besar. Terdapat dua jenis gerakan yang terjadi di dalam usus halus, yaitu : Gerakan segmental Gerakan pendulum 27. Gerakan segmental adalah gerakan yang memisahkan segmen usus yang satu dengan yang lain. Hal ini memungkinkan chyme dari lambung bergerak maju mundur dengan tendensi yang menyebabkan chyme tercampur dengan enzim-enzim pencernaan dan berkontak dengan mukosa usus untuk diabsorpsi. Setelah makanan diabsorpsi, segmentasi berkurang dan diganti dengan gerakan peristaltik yang akan mendorong makanan menuju distal. 28. Gerakan pendulum atau ayunan menyebabkan isi usus bercampur. Semua nutrien yang diabsorpsi terjadi melalui membran plasma sel. Villi-villi usus halus merupakan tempat terjadinya absorpsi karena pada bagian ini terdapat pembuluh darah kapiler dan pembuluh limfe yang akan mengirim zat-zat makanan ke seluruh tubuh. Mekanisme penyerapan yang terjadi di usus halus, yaitu pasif-difusi dan aktif- difusi. Penyerapan secara pasif-difusi, yaitu penyerapan yang berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosis dan difusi dimana diketahui zat-zat makanan akan mengalir dari yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Sedangkan penyerapan aktif-difusi, yaitu proses penyerapan yang membutuhkan energi. 29. Berbentuk tapal kuda, dimulai dari ujung ilium dan berakhir di anus. Dikenal juga dengan mangkuk besar dengan panjang rata-rata 1.5 m dan lebar 7.5 cm. 30. Usus besar dibagi dalam 3 bagian yaitu: Sektum Kolon Rektum 31. Material tiba dari ileum memasuki peluasan kantung yang disebut sekum. Disini material di kumpulkan dan mulai dipadatkan. Sebuah lubang berbentuk silinder dengan panjang kira-kira 9 cm yang disebut appendeks (appendeks verforma) menyentuh permukaan posteromedial sekum. 32. Memiliki diameter yang besar dan dinding yang lebih tipis dari usus halus. Ciri-ciri yang membedakan kolon adalah : Dinding kolon membentuk serangkaian kantung atau haustra yang menghasilkan serangkaian lipatan-lipatan internal yang menyebabkan peluasan dan pemanjangan kolon Adanya 3 pita longitudinal dari otot polos yang terpisah yang dikenal dengan taeniae coli yang berjalan sepanjang permukaan luar kolon Lapisan serosa kolon mengandung sejumlah kantung lemak berbentuk tetesan air mata yang disebut appendeks lemak (fatty appendices) atau epiploik appendeks. 33. Kolon dibagi dalam 4 bagian yaitu : Kolon Assenden Kolon Tranversal Kolon Desenden Kolon Sigmoid 34. Rektum adalah akhir dari saluran pencernaan yang panjangnya kira 15 cm. Rektum merupakan organ yang dapat diperluas untuk penyimpanan sementara feses. Pergerakan material fekal ke dalam rektum memicu dorongan untuk buang air besar. Bagian akhir dari rektum adalah kanal anal yang mengandung lipatan longitudinal yang disebut kolumna anal 35. 1. Reabsorbsi air dan memadatkan kandungan intestinal menjadi feses . 2. Absorbsi vitamin yang dihasilkan oleh kerja bakteri. 3. Menyimpan material feses sebelum dikeluarkan. 36. Pankreas terletak pada bagian posterior lambung, meluas secara lateral dari duodenum ke arah limfa, berwarna abu-abu hingga merah jambu dengan panjang kira-kira 15 cm dan bobot 80 gram. Permukaan pankreas bertekstur lobular dan tidak halus. Keseluruhan organ ini dibungkus oleh kapsula tipis, transparan dari jaringan ikat. 37. Pankreas memiliki 2 fungsi utama : 1. Sebagai Kelenjar eksokrin : Menghasilkan enzim pencernan dan buffer yang dialirkan ke duodenum melalui duktus pankreatikus besar (duktus Wirsung) 2. Sebagai Kelenjar endokrin : Kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormone insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah 38. Alpha-amilase pankreas : merupakan enzim karbohidrase yang memecah tepung tertentu dan hampir identik dengan amilase saliva Lipase pankreas : memecah kompleks lipid tertentu, melepaskan produk tertentu (seperti asam lemak) sehingga mudah diabsorbsi. Nuklease : memecah RNA atau DNA Enzim proteolitik : memecah bagian protein tertentu termasuk disini protease yang memecah sebagian protein kompleks dan peptidase yang memecah ikatan peptida menjadi asam amino. 39. Hati merupakan organ viseral yang paling besar, berwarna cokelat kemerah-merahan dengan bobot kira-kira 1.5 kg. Hati dibungkus oleh kapsula fibrosa yang kuat dan ditutupi oleh lapisan peritoneum viseral. Pada bagian anterior, ligamen falsiforma menandai pembagian hati menjadi lobus kiri dan kanan. Pembuluh darah dan struktur lainnya mencapai hati dengan melalui jaringan ikat yang kemudian berkumpul di daerah yang disebut dengan porta hepatika. Sel-sel hati (hepatosit) merupakan unit fungsional dari hati 40. Pengaturan metabolisme Menyimpan hasil Metabolisme Pengaturan Hematologis Secara umum, fungsi hati terdiri dari 3 kategori yaitu : 41. Pengaturan Metabolisme : Metabolisme Karbohidrat Metabolisme Lipid Metabolisme Asam Amino Memindahkan sisa metabolisme Menyimpan Vitamin Menyimpan Mineral Menonaktifkan Obat obatan 42. Sintesis dan sekresi Empedu : Fungsi utama kantung empedu adalah menyimpan empedu. Empedu disekresikan oleh hati secara terus menerus kira-kira 1 L setiap hari. Empedu disintesis di hati dan diekskresikan ke dalam duodenum. Air merupakan material terbanyak dalam komposisi empedu dan jumlah yang kecil ion, bilirubin (pigmen yang berasal dari hemoglobin), kolesterol dan campuran lipid yang keseluruhannya dikenal dengan garam empedu. Fungsi dari garam empedu adalah membantu pencernaan lemak dengan cara memecah droplet- droplet lemak (emulsifikasi). 43. Pagositosis dan presentasi antigen Sintesis protein plasma Memindahkan hormon yang beredar Memindahkan antibodi Pengatur Hermatologis 44. Anus adalah lubang akhir dari saluran pencernaan sebagai jalan pembuangan faeces. Feses yang terkumpul dalam rektum dikeluarkan melalui saluran pengeluaran yang dinamakan anus. Proses pengeluaran feses lewat anus ini disebut proses defi kasi. Pada anus terdapat otot sfi ngter anus yang berupa otot polos dan otot lurik. Masing-masing otot ini berturut-turut berada di dalam dan bagian luar lubang anus. Saat feses menyentuh dinding rektum, otot lurik terangsang melakukan proses defi kasi. Akibatnya, secara sadar kita akan melakukan mengejan (berkontraksi). Tindakan kita ini akan menjadikan otot polos mengendur, sehingga feses keluar dari tubuh 45. PROSES YANG TERJADI PADA SETIAP ORGAN PENCERNAAN 46. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu : JENIS PENCERNAAN MAKANAN PADA TUBUH MANUSIA PENCERNAAN MEKANIK PENCERNAAN KIMIAWI Proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. 47. MULUT Pada mulut terjadi proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN MEKANIK Proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan dibantu oleh lidah. KIMIAWI Menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa) agar lebih mudah dicerna oleh organ lain. 48. KERONGKONGAN Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Otot-otot pada kerongkongan melakukan gerak peristaltik. Gerak peristaltik merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN 49. KERONGKONGAN Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita (tidak disadari). PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN Gerak peristalsis dalam kerongkongan 50. REFLEKS MENELAN Bolus makanan didorong oleh lidah ke bagian posterior Palatum lunak menutup saluran hidung Epiglotis menutup laring dan trachea Makanan masuk ke esofagus PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN 51. ESOFAGUS Gbr. Proses penelanan makanan 52. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN LAMBUNG Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut: Renin mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi. Pepsin memecah protein menjadi pepton. HCl mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit 53. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN Sifat Enzim Secara umum enzim memiliki sifat : Bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. 54. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN LAMBUNG Gerak mengaduk pada lambung Di dalam lambung terjadi gerakan mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak mengaduk terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan maupun pada saat lambung kosong. Jika lambung berisi makanan, gerak mengaduk lebih giat dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar. Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus dua belas jari melalui sfingter pilorus. 55. Proses Pencernaan Pada Lambung Terjadi gerakan pada lambung yg berfungsi mencampur makanan dgn sekret lambung & mengosongkan makanan. Makanan bercampur dgn sekret lambung menjadi chyme. Sekresi lambung : mukus, asam lambung, tripsin, lipase, amilase & protease. 56. USUS HALUS Usus dua belas jari (duodenum) Usus kosong (jejenum) Usus penyerap (ileum) Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari : PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN 57. Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut : PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN USUS DUA BELAS JARI Amilopsin (amilase pankreas) mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa). Steapsin (lipase pankreas) mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Tripsinogen jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus. 58. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN USUS DUA BELAS JARI Pada bagian usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut: 59. Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut : PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN USUS DUA BELAS JARI mengubah maltosa menjadi glukosa. Maltase mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Laktase mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Sukrase mengubah pepton menjadi asam amino. Tripsin mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Entero kinase 60. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Lalu makanan akan masuk ke dalam usus kosong dan usus penyerapan. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN USUS DUA BELAS JARI 61. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN USUS KOSONG & USUS PENYERAP Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus. Struktur usus halus dapat dilihat pada gambar berikut : 62. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN USUS KOSONG & USUS PENYERAP Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili (Lihat gambar diatas). Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus, gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem peredaran darah. Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar. 63. USUS BESAR Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN 64. ANUS Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. PROSES PADA TIAP ORGAN PENCERNAAN 65. Gangguan Pada Sistem Pencernaan 66. Karies pada gigi (Dental Caries) Karies gigi adalah "gigi berlubang". Lubang terbentuk karena lapisan email gigi terkikis oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri. Ketika sisa-sisa makanan tertinggal di sela-sela gigi, sisa-sisa makanan tersebut akan menjadi media pertumbuhan bakteri. Bakteri mencerna sisa makanan tersebut dan menghasilkan asam. Asam inilah yang mengikis lapisan email gigi. Jika lubang ini telah mencapai bagian rongga pulpa, tempat jaringan saraf dan pembuluh darah, gigi akan terasa sakit dan mengganggu. 67. Ulkus (Tukak Lambung/Maag) Mag adalah peradangan yang terjadi pada dinding lambung. Hal tersebut disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan lambung terlalu banyak sehingga mengikis dinding lambung. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus dapat disebabkan oleh bakteri. Makan yang teratur dapat mencegah terjadinya maag. 68. Diare Diare merupakan gangguan yang disebabkan infeksi pada kolon. Infeksi ini terjadi karena bakteri tertentu (misalnya E.coli, V.cholerae, dan Aeromonas sp.) melimpah jumlahnya. Hal tersebut mengganggu proses penyerapan air sehingga feses keluar dalam bentuk cair. 69. Sembelit (Konstipasi) Air terlalu banyak terserap di kolon. Gerak peristaltik usus halus yang terlalu lambat juga dapat menjadi penyebabnya. Semakin lama feses berada di dalam usus besar, semakin banyak air yang terserap sehingga feses menjadi sangat keras dan sukar dikeluarkan. 70. Radang Usus Buntu (Appendicitis) Radang usus buntu sering disebabkan oleh bakteri. Hal ini dapat terjadi karena adanya penyumbatan usus buntu oleh tinja yang mengeras atau zatzat asing lainnya (misalnya, biji-bijian). Appendicitis dapat menyebabkan usus buntu bengkak, membusuk, dan pecah. 71. Demam Tifoid Demam tifoid adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri tifoid menyebabkan penderitanya demam, lemah, dan bahkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi. Bakteri ini ditularkan terutama melalui air atau makanan yang tercemar. Korban demam tifoid membuang bakteri dalam feses dan urinenya.. Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antibiotik. Obat ini akan menghambat pertumbuhan Salmonella dan mempercepat pemulihan kondisi tubuh. 72. Hemeroid Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini. 73. Disentri Penyakit ini menyerang usus. Usus yang terserang disentri terinfeksi oleh kuman (bakteri atau amoeba) jadi meradang. Gejala umumnya antara lain sakit perut, mencret (diare) kadang-kadang berdarah dan berlendir. Ada dua tipe disentri yaitu disentri baksiler dan disentri amebik. Disentri baksiler disebabkan oleh bakteri dari keluarga Shigella. Sedangkan disentri amebik disebabkan oleh keluarga Amoeba. 74. Gastritis Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi. 75. Malnutrisi Penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak. 76. Makanan harus mengalami berbagai perubahan di dalam saluran cerna hingga diperoleh bentuk- bentuk sederhana yang dapat diabsoprsi ke dalam darah untuk selanjutnya diangkat oleh darah atau limfe ke sel-sel tubuh. Perubahan perubahan menjadi bentuk sederhana ini dilakukan melalui proses pencernaan didalam saluran cerna. Sistem pencernaan sendiri tidak dapat terlepas dari penyerapan (absorpsi) zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Untuk menggunakan nutrisi yang terkandung di dalam setiap bahan pangan tentu diperlukan proses penyerapan. Penyerapan sendiri terjadi di usus halus, saat makanan yang dikonsumsi telah melewati sistem pencernaan tersebut. 77. Pengertian : Penyerapan makanan adalah proses pemindahan hasil dari produk pencernaan melewati sel epitel intenstinal hingga mencapai sirkulasi limfatik atau darah. Tujuan : Untuk mengantarkan zat gizi esensial ke sel untuk kelangsungan hidup. 78. Anatomi sistem Absorpsi : Absoprsi zat-zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus yang panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5 meter, mempunyai luas permukaan 200m persegi. Usus halus berbentuk lipatan-lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot-jonjot yang dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang masing-masing mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili. Didalam celah-celah antar vili terdapat kripta-kripta berupa kelenjar yang mengeluarkan getah-getah usus ke dalam saluran usus halus. 79. Sistem Absoprsi : Pada sistem Absoprsi vili secara terus-menerus dalam keadaan bergerak. Tiap vili di lapisi oleh lapisan otot yang sangat tipis. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil untuk di serap, terjadi di dalam mikrovili dan diserap ke dalam sel. Pada tiap vili terdapat pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh-pembuluh limfe yang berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang merupakan sistem transportasi zat-zat gizi. Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang dapat di serap dan diangkat keseluruh tubuh, dan bahan yang tidak di gunakan dikeluarkan dari tubuh. 80. Cara Absoprsi : Absoprsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositosis. Absoprsi pasif terjadi bila zat gizi diabsoprsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi. Absoprsi fasilitatif menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan energi. Absoprsi fagositosis adalah alat cara absorpsi dimana membran sel-sel epitel menenlan zat-zat yang akan diabsoprsi. 81. Proses pencernaan pati (starch) secara sempurna dimulai di lambung yang selanjutnya akan diserap melalui pompa mekanisme yang membutuhkan energi dan perlu bantuan Carrier (Tranporting Agents). 82. Hormon insulin akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel. Berarti juga mempertinggi penyerapan glukosa dalam jaringan, akibatnya akan mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati. Tiamin (Vitamin B1), Piridoksin, Asam panthotenat, hormon tiroksin berperan besar di dalam penyerapan dan metabolisme karbohidrat. Karbohidrat diserap dalam usus halus dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Proses pemecahan karbohidrat dimulai di dalam mulut. Saat makanan dikunyah, kelenjar saliva, terutama kelenjar parotis, mengsekresikan enzim ptialin yang dapat menghidrolisis pati menjadi disakarida (maltosa dan isomaltosa). Akan tetapi makanan yang tertinggal didalam mulut hanya dalam waktu singkat, dan mungkin tidak lebih dari 3%-5% dari semua pati yang dimakan akan dihidrolisis menjadi maltosa dan isomaltosa pada waktu makanan ditelan. Sisanya hanya diubah menjadi senyawa antara yaitu dekstrin. 83. Walaupun makanan tidak tinggal di mulut dalam waktu yang cukup bagi ptialin untuk menyelesaikan pemecahan pati menjadi maltosa. Kerja ptialin terus berlangsung selama 15-30 menit setelah makanan masuk ke dalam lambung, yaitu sampai isi fundus dicampur dengan sekret lambung. Kemudian aktivitas ptialin dihambat oleh asam dari sekret lambung. Ptialin pada hakekatnya tidak aktif sebagai enzim bila pH medium turun kira-kira dibawah 4,0. Walaupun demikian, sebelum makanan bercampur sempurna dengan sekret lambung, kurang lebih sebanyak 30%- 40 % pati telah diubah menjadi maltosa dan isomaltosa. Asam getah lambung, dalam arti sempit dapat menghidrolisis pati dan disakarida. Akan tetapi, secara kuantitatif reaksi ini terjadi sangat sedikit sehingga biasanya dianggap merupakan efek yang penting. 84. Makanan yang telah dicerna di dalam lambung disebut chyme. Chyme memasuki usus halus melalui sphincter pilorus. Pencernaan dilanjutkan di dalam usus halus oleh amilase pankreas. Sekret pankreas, seperti saliva, mengandung -amilase dalam jumlah besar yang hampir identik dengan fungsinya dengan - amilase saliva dan mampu memecahkan pati menjadi maltosa dan isomaltosa. Oleh karena itu, segera setelah kimus dikosongkan dari lambung masuk duodenum dan bercampur dengan getah pankreas. Pati yang belum dipecahkan akan dicerna oleh amilase. Pada umumnya, pati hampir seluruhnya diubah menjadi maltosa dan isomaltosa sebelum mereka masuk ke jejunum. 85. Sel epitel yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu laktase, sukrase, maltase, dan isomaltase, yang masing-masing mampu memecahkan disakarida laktosa, sukrosa, maltosa, dan isomaltosa menjadi unsur-unsur monosakaridanya. Enzim-enzim ini terletak pada brush border (sel yang membatasi lumen usus halus). Disakarida dicerna menjadi monosakarida pada waktu berhubungan dengan brush border tersebut. Monosakarida glukosa, galaktosa dan fruktosa kemudian diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium. 86. Di hati, fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi glukosa karena tubuh hanya bisa memanfaatkan energi dari karbohidrat dalam bentuk glukosa. Dari hati ini, glukosa akan dikirim ke seluruh jaringan tubuh menurut kebutuhan. Sebagian glukosa disimpan di otot dan di hati sebagai cadangan yang disebut glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini terbatas, kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam jaringan adiposa. 87. Laktosa dipecahkan menjadi satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Sukrosa dipecahkan menjadi satu molekul fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan isomaltosa masing-masing pecah menjadi dua molekul glukosa. Jadi, hasil akhir pencernaan karbohidrat yang diabsorpsi ke dalam darah semua berupa monosakarida. 88. Kadar glukosa darah akan naik dalam jangka waktu 30 menit setelah makan dan secara perlahan kembali ke kadar gula normal (70-100 mg/100 ml) dalam waktu 90- 180 menit. Kadar gula darah maksimal dan kecepatan untuk kembali pada kadar normal bergantung pada jenis makanan. 89. Pencernaan karbohidrat dalam usus halus dilakukan dengan memecah pati yang belum dicerna oleh amilase, menjadi maltosa dan isomaltosa. Di dalam usus halus juga terjadi hidrolisis disakarida menjadi monosakarida yang dilakukan oleh enzim-enzim epitel usus halus, seperti enzim laktase, enzim sukrase, enzim maltase, dan enzim isomaltase. Sehingga hasil akhir pencernaan karbohidrat yang diabsorsi ke dalam darah semuanya berupa monosakarida. 90. Pencernaan protein dimulai di organ lambung. Sebagian protein yang ada di lambung dicerna menjadi peptida oleh enzim pepsin. Sifat setiap jenis protein ditentukan oleh jenis asam amino dalam molekul protein dan oleh susunan asam-asam amino tersebut. 91. Pepsin paling aktif pada pH sekitar 2 dan tidak aktif sama sekali pada pH diatas 5. Kelenjar gastrik mensekresikan asam klorida dalam jumlah besar. Asam klorida ini disekresikan oleh sel parietal pada pH sekitar 0,8. Tetapi pada saat ia dicampur dengan isi lambung dan dengan sekresi dari sel kelenjar non parietal lambung, pH berkisar antara 2 atau 3, batas keasaman yang sangat menguntungkan bagi aktivitas pepsin. Pepsin biasanya hanya mengawali proses pencernaan, memecahkan protein menjadi protease, pepton dan polipeptida besar. Pemecahan protein ini merupakan suatu proses hidrolisis yang terjadi pada ikatan peptida antara asam-asam amino. 92. Bila protein meninggalkan lambung, protein biasanya dalam bentuk proteosa, pepton, polipeptida besar, dan sekitar 15 % asam amino. Segera setelah masuk ke usus halus, hasil pemecahan parsial diserang oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase pankreas. Enzim-enzim ini mampu menghidrolisis semua hasil pemecahan parsial protein menjadi asam amino. Akan tetapi, sebagian besar hasilnya adalah dipeptida atau polipeptida kecil lainnya. 93. Ikatan antara pasangan asam amino tertentu berbeda dalam ikatan energi dan sifat fisikanya dari ikatan antara pasangan lain. Oleh karena itu, dibutuhkan enzim spesifik untuk setiap jenis ikatan spesifik. Hal ini menyebabkan tidak ada satu enzim pun yang dapat mencernakan protein sepenuhnya menjadi unsur-unsur asam amino. 94. Asam amino keluar dari sel epitel melalui difusi ke dalam aliran darah. Asam amino mengikuti aliran yang sama dengan yang ditempuh monosakarida. Dalam waktu yang bersamaan, dipeptida dan tripeptida dibawa oleh sel epitel melalui transport aktif. Dipeptida dan tripeptida dihidrolisis menjadi asam amino di dalam sel dan melewati kapiler yang ada di dalam villi. Dari kapiler, asam amino diangkut ke dalam darah menuju ke hati melalui sistem peredaran darah porta. 95. Ternyata tidak semua protein dipecah sampai ke tingkat asam amino, sebagian tetap dalam bentuk ptoteosa, pepton, dan berbagai ukuran polipeptida. Terkadang ada protein atau peptida yang lolos dari kerja enzim pencernaan, sehingga ia diserap dalam bentuk bukan asam amino. Protein dan peptida yang lolos itu bisa aktif bekerja dan sering memberikan manfaat atau berfungsi secara khusus. Sehingga kedua senyawa itu dikenal sebagai protein dan peptida aktif atau fungsional. Bila makanan dikunyah dengan semestinya dan tidak dimakan dalam jumlah yang terlalu banyak pada saat yang sama, sekitar 98% semua protein akhirnya menjadi asam amino. 96. Protein dalam usus halus dalam bentuk dipeptida dihidrolisis oleh enzim peptidase dari sel-sel epitel usus halus menjadi berbagai dipeptida dan polipeptida kecil. Selanjutnya akan dihidrolisis kembali oleh enzim aminopolipeptidse dan dipeptidase menjadi asam amino. Proses selanjutnya yang terjadi dalam usus halus, yaitu penyerapan zat-zat dalam usus halus yang secara spesifik terjadi dalam vili dan tergantung pada difusi, difusi fasilitatif, osmosis, dan transport aktif. Sebagian besar zat-zat tersebut diserap dalam bentuk yang lebih sederhana. 97. Lemak dalam susunan makanan sebagian besar merupakan lemak netral (trigliserida) yang masing-masing molekul terdiri atas satu inti gliserol dan tiga asam lemak. Lemak netral ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. 98. Dalam susunan makanan juga biasa terdapat sejumlah kecil fosfolipid, kolesterol, dan ester-ester kolesterol. Karena fosfolipid dan ester kolesterol mengandung asam lemak maka dianggap sebagai lemak sendiri. Sedangkan kolesterol merupakan senyawa sterol yang mengandung asam lemak dengan menunjukkan sifat fisika dan kimia lemak; kolesterol merupakan derivat lemak dan dimetabolisme sama seperti lemak. Oleh karena itu kolesterol dipandang dari segi makanan sehari-hari sebagai lemak. 99. Lemak yang didapat dari makanan terdapat dalam 2 bentuk (dalam mulut): sebagai lemak yang telah diemulsikan (emulsified fat), dan sebagai lemak yang belum diemulsikan (unemulsified fat). 100. Lemak yang didapat dari makanan terdapat dalam 2 bentuk (dalam mulut): sebagai lemak yang telah diemulsikan (emulsified fat), dan sebagai lemak yang belum diemulsikan (unemulsified fat). 101. Sejumlah kecil trigliserida rantai pendek yang berasal dari lemak mentega dicernakan di dalam lambung oleh lipase lambung (Tributirase). Akan tetapi, jumlah yang dicerna demikian kecil sehingga tidak penting. Pada hakekatnya, semua pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus. Langkah pertama pencernaan lemak adalah proses emulsifikasi lemak, yaitu memecahkan butir-butir lemak menjadi ukuran-ukuran kecil sehingga enzim-enzim pencernaan yang larut dalam air dapat bekerja pada permukaan butiran. Proses ini dicapai dengan pengaruh empedu yang disekresikan oleh hati yang tidak mengandung enzim pencernaan. Pada waktu lemak memasuki usus halus, hormon kolesistokinin memberi isyarat kepada kantung empedu untuk mengeluarkan cairan mepedu. Cairan empedu berperan sebagai bahan emulsi. Cairan empedu terdapat sebagai asam empedu dan garam empedu. Tetapi empedu mengandung sejumlah besar garam-garam empedu terutama dalam bentuk garam natrium terionisasi yang sangat penting dalam proses emulsifikasi lemak. 102. Bagian karboksil atau polar garam empedu sangat larut dalam air, sedangkan bagian sterol garam empedu sangat larut dalam lemak. Oleh karena itu, garam empedu berkelompok pada butiran lemak dalam isi usus dengan bagian karboksil garam empedu menonjol keluar dan larut dalam cairan sekitarnya, sedangkan bagian sterol hanya larut dalam lemak, efek ini menurunkan tegangan permukaan lemak. 103. Bila tegangan permukaan butiran cairan nonmisel rendah, cairan nonmisel yang berada dalam keadaan agitasi dapat dengan mudah dipecah menjadi partikel-partikel yang jauh lebih kecil daripada bila tegangan permukaannya besar. Akibatnya, sebagian besar fraksi garam empedu membuat butiran lemak dan dengan mudah mengalami fragmentasi oleh agitasi dalam usus kecil. Kerja ini sama seperti kerja deterjen dalam rumah tangga untuk menghilangkan lemak. Setiap saat diameter butiran lemak berkurang akibat proses agitasi dalam usus halus. Luas total permukaan lemak bertambah dua kali. Hal ini berarti luas permukaan total partikel lemak berbanding terbalik dengan diameternya. 104. Pencernaan selanjutnya yang terjadi di dalam usus halus yaitu lemak yang sudah teremulsi dihidrolisis oleh enzim lipase pankreas dalam getah pankreas dan lipase usus. Hasil akhir pencernaan lemak antara lain asam lemak dan gliserol (40-50%), monogliserida (40-50%), dan digliserida atau trigliserida (10-20%). 105. Absorpsi lipid terutama terjadi dalam jejunum, bagian tengah usus halus. Hasil pencernaan lipid (gliserol, asam lemak rantai pendek, asam lemak rantai sedang, asam lemak rantai panjang, monogliserida, trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid) diabsorpsi ke dalam membran mukosa usus halus dengan cara difusi pasif (gambar 7). Perbedaan konsentrasi pada membran mukosa usus halus dipengaruhi dengan dua cara: 1). Kehadiran protein pengikat asam lemak yang segera mengikat asam lemak memasuki sel epitel, 2). Esterifikasi kembali asam lemak menjadi monogliserida (produk utama pencernaan yang melintasi mukosa usus halus). 106. Kolesterol sebelum diabsorpsi mengalami esterifikasi kembali yang dikatalis oleh asetil-Koenzim A dan kolesterol asetiltransferase, dimana enzim-enzim tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi tinggi kolesterol makanan. 107. Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak rantai panjang (C12 atau lebih) contoh asam stearat (C18) ditambah misel (garam-garam empedu yang membentuk gumpalan) berada di lumen usus halus berdifusi melalui mikrovilli ke dalam sel epitel usus halus. Setelah masuk ke dalam sel epithel, monogliserida dicerna menjadi gliserol dan asam lemak oleh lipase sel epithel. Kemudian asam lemak bebas diubah kembali oleh retikulum endoplasma menjadi trigliserida. Setelah terbentuk, trigliserida berkumpul dalam butiran, bersama kolesterol yang diabsorpsi, fosfolipid yang diabsorpsi, dan posfolipid yang baru disintesis. Masing-masing zat tersebut diliputi oleh selubung protein yang disintesis oleh retikulum endoplasma. Lipoprotein yang mengangkut lipid terutama trigliserida dari saluran cerna ke dalam tubuh ini dinamakan kilomikron. 108. Sebagian besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak rantai panjang (C12 atau lebih) contoh asam stearat (C18) ditambah misel (garam-garam empedu yang membentuk gumpalan) berada di lumen usus halus berdifusi melalui mikrovilli ke dalam sel epitel usus halus. Setelah masuk ke dalam sel epithel, monogliserida dicerna menjadi gliserol dan asam lemak oleh lipase sel epithel. Kemudian asam lemak bebas diubah kembali oleh retikulum endoplasma menjadi trigliserida. Setelah terbentuk, trigliserida berkumpul dalam butiran, bersama kolesterol yang diabsorpsi, fosfolipid yang diabsorpsi, dan posfolipid yang baru disintesis. Masing-masing zat tersebut diliputi oleh selubung protein yang disintesis oleh retikulum endoplasma. Lipoprotein yang mengangkut lipid terutama trigliserida dari saluran cerna ke dalam tubuh ini dinamakan kilomikron. 109. Kilomikron diabsorpsi dari sel epithel pada villus ke dalam lakteal villi. Kilomikron masuk ke dalam sistem limfe melalui pembuluh limfatik melewati ductus thoraxicus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar di tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah. Antara 80-90% semua lemak yang diabsorpsi dari usus ditransport ke darah melalui limfe toraks dalam bentuk kilomikron 110. Trigliserida dan lipid besar lainnya (kolesterol dan fosfolipida) yang terbentuk di dalam usus halus dikemas untuk diabsorpsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan-bahan ini bergabung dengan protein-protein khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Tubuh membentuk empat jenis lipoprotein yaitu seperti yang telah dijelaskan kilomikron, Low Density Lipoprotein/LDL, Very Low Density Lipoprotein/VLDL, dan High Density Lipoprotein/HDL. Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas dan mengangkut berbagai jenis lipida dalam jumlah yang berbead. 111. Asam lemak rantai pendek (C4-C6) contoh asam lemak butirat, dan rantai sedang (C8-C10) contoh asam lemak kaprat dalam lumen usus halus diabsorpsi langsung melalui proses difusi menembus mikrovili melewati sel epithel villi ke dalam kapiler darah kemudian ke vena porta dibawa ke hati untuk segera dioksidasi. Oleh karena itu, asam-asam lemak ini tidak mempengaruhi kadar lipida plasma dan tidak disimpan di dalam jaringan lemak dalam jumlah berarti. 112. Tahap pertama proses pencernaan lemak dalam usus halus, yaitu emulsifikasi lemak oleh asam-asam empedu yang merupakan sekret hati yang tidak mengandung enzim pencernaan dengan memecah butir-butir lemak menjadi ukuran yang lebih kecil. Tahap selanjutnya, yaitu hidrolisis lemak oleh lipase pankreas dan lipase usus sehingga dihasilkan monogliserida, asam lemak, dan gliserol yang selanjutnya akan diabsorpsi oleh mukosa usus. 113. Sistem pencernaan pada manusia merupakan proses perubahan atau pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan enzyme dan organ-organ pencernaan. Zat makanan yang dicerna akan diserap dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzyme untuk mempercepat proses. Enzyme ini dihasilkan oleh organorgan pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Bahan makanan yang akan dikonsumsi berupa karbohidrat, protein, lemak, air dan vitamin. Selanjutnya Organ- organ pencernaan yaitu terdiri dari mulut, kerongkongan, esophagus, lambung, usus halus, usus besar dan anus. 114. Semua nutrien yang diabsorpsi terjadi melalui membran plasma sel. Villi-villi usus halus merupakan tempat terjadinya absorpsi karena pada bagian ini terdapat pembuluh darah kapiler dan pembuluh limfe yang akan mengirim zat-zat makanan ke seluruh tubuh. Mekanisme penyerapan yang terjadi di usus halus, yaitu pasif-difusi dan aktif-difusi. Penyerapan secara pasif-difusi, yaitu penyerapan yang berlangsung menurut hukum keseimbangan osmosis dan difusi dimana diketahui zat-zat makanan akan mengalir dari yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Sedangkan penyerapan aktif-difusi, yaitu proses penyerapan yang membutuhkan energi. 115. DIKUTIP DARI BERBAGAI SUMBER