sistem pencernaan

42
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup adalah makanan. Sistem pencernaan dibentuk oleh saluran pencernaan (Gastrointestinalis atau traktus digestivus) dan organ pencernaan tambahan seperti kelenjar liur, pankreas, esokrin, dan sistem empedu yang terdiri dari hati dan kantung empedu. Sitem pencernaan atau yang sering disebut sistem digestivus atau sistem alimenter, berperan dalam homeostatis dengan memindahkan nutrien, air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. Dari makanan tubuh makhluk hidup dibentuk, disamping sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel dalam menghasilkan ATP. Makanan juga merupakan sumber

Upload: aie

Post on 12-Aug-2015

629 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pencernaan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup adalah makanan.

Sistem pencernaan dibentuk oleh saluran pencernaan (Gastrointestinalis

atau traktus digestivus) dan organ pencernaan tambahan seperti kelenjar

liur, pankreas, esokrin, dan sistem empedu yang terdiri dari hati dan

kantung empedu. Sitem pencernaan atau yang sering disebut sistem

digestivus atau sistem alimenter, berperan dalam homeostatis dengan

memindahkan nutrien, air dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke

lingkungan internal. Dari makanan tubuh makhluk hidup dibentuk,

disamping sebagai sumber energi yang kemudian digunakan oleh sel

dalam menghasilkan ATP. Makanan juga merupakan sumber bahan untuk

perbaikan, pembaruan dan penambahan jaringan tubuh.

Di dalam alat pencernaan terdapat kelenjar pencernaan yang

menghasilkan enzim pencernaan. Enzim adalah suatu protein yang

berfungsi untuk mempercepat reaksi tetapi tidak ikut dalam proses reaksi.

Makanan akan dirombak secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan.

Proses pencernaan dimulai di dalam mulut, dimana makanan

dihaluskan sambil diaduk dengan ludah yang mengandung suatu enzim

amilase, yakni ptyalin, yang dapat menguraikan zat-zat karbohidrat.

Page 2: Sistem Pencernaan

Setelah itu ditelan dan diteruskan dengan gerakan peristaltik ke lambung,

dengan gerakan getah lambung yang terdiri dari asam klorida (HCL)/

asam lambung dan pepsin suatu enzim proteolitik dan lendir lambung.

Lendir ini merupakan suatu pelindung penting dari selaput lendir lambung

terhadap asam klorida dan pepsin yang mampu merusak jaringan. Asam

klorida ini selain menunjang aktivitas pepsin dan membantu pencernaan

juga berfungsi membunuh sebagian besar dari kuman-kuman yang

terdapat dalam makanan.

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

memahami anatomi dan fisiologi saluran pencernaan manusia dari

hewan coba mencit (Mus musculus).

I.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat anatomi &

fisiologi sistem saluran pencernaan dan mengatur bagian

pencernaan seperti : lambung, usus halus, usus besar, esofagus.

I.3 Prinsip Percobaan

Untuk melihat anatomi fisiologi sistem saluran pencernaan dari

mulut sampai anus pada hewan coba mencit (Mus musculus) dengan

cara pembedahan dan pengukuran yang dilakukan pada organ-organ

tubuhnya seperti lambung, usus halus, usus besar, dan esophagus.

Page 3: Sistem Pencernaan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Fisiologi saluran cerna mempelajari berbagai fungsi yang

menyusun sistem pencernaan yang meliputi mulut, esofagus, lambung,

usus halus, usus besar, hati, dan pankreas. Sistem pencernaan

bertanggung jawab sejak dari proses mengunyah dan menelan, serta

proses lainnya yang berperan dalam mengubah makanan ke dalam

bentuk yang dapat dipergunakan oleh sel dan membuang sampah-

sampah metabolisme. Untuk menjalankan fungsi tersebut, sistem

pencernaan melakukan beberapa fungsi yaitu :

1. Fungsi pergerakan

2. Fungsi sekresi dan digesti, dan

3. Fungsi absorbsi

Ketiga fungsi tersebut diatur oleh sistem susunan saraf dan sistem

endokrin. (Siregar, 1995 : 1)

Selain fungsi tersebut di atas saluran cerna merupakan organ

yang berfungsi dalam sistem imunologis. Baik sistem imunologis humoral

dan seluler dihasilkan oleh mukrosa usus dan memainkan peranan

penting di dalam mempertahankan tubuh terhadap masuknya

mikroorganisme ke dalam saluran cerna bersama makanan. Sistem

Page 4: Sistem Pencernaan

pencernaan juga berfungsi untuk menghasilkan hormon yang bekerja

secara spesifik pada organ saluran cerna, maupun yang bekerja pada

organ lainnya diseluruh tubuh. Terdapat empat hormon yang secara

spesifik mengatur fungsi saluran cerna, yaitu gastrin, cholecystokinin

(CCK), sekresin dan gastric inhibitory peptide (GIP). (Siregar, 1995 : 1)

Seluruh saluran pencernaan dibatasi oleh selaput lendir

(membrana mukosa) dari bibr sampai ujung akhir esofagus ditambah

lapisan-lapisan epitelium. Selama dalam proses pencernaan, makanan

dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat diserap dan dapat

digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat makanan

terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam berbagai

cairan pencernaan. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus,

menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai

pengaruh terhadap jenis lainnya. (Biomedik I , 2004 : 172)

Sistem pencernaan melaksanakan empat proses pencernaan

dasar, yaitu : (Ferial, 2005 : 68 – 69)

1. Motilitas

Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan

mendorong isi saluran pencernaan, seperti otot polos vaskuler, otot

polos dinding saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan

kekuatan rendah yang dikenal sebagai tonus.

Page 5: Sistem Pencernaan

2. Sekresi

Sejunlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran

pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang

rute, masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya sendiri.

3. Pencernaan

Pencernaan mengacu pada proses penguraian dari yang strukturnya

kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap

oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sitem pencernaan.

4. Penyerapan

Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di

usus halus. Melalui proses penyerapan (absorbsi), satuan-satuan kecil

yang dapat diserap yang dihasilkan dari proses pencernaan tersebut

bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit dipindahkan dari lumen

saluran pencernaan ke dalam darah atau limfa.

Proses pencernaan makanan menjadi molekul yang lebih

sederhana dikenal sebagai proses pencernaan. Proses pencernaan

berlangsung di dalam sistem pencernaan makanan. Di dalam sistem

pencernaan, bahan-bahan makanan dicerna secara mekanis oleh gigi-gigi

di dalam mulut dan secara kimiawi oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh

saluran pencernaan juga ada kelenjar penghasil enzim dan zat lain yang

membantu proses pencernaan, yaitu pankreas dan hati. (Syamsuri, 2000 :

23)

Page 6: Sistem Pencernaan

Bagian-bagian yang membentuk saluran pencernaan adalah :

a. Mulut

Rongga mulut merupakan awal dari saluran cerna dan disinilah

makanan (padat) dikunyah menjadi halus dan dicampur dengan ludah.

Pada petristiwa mengunyah yang berperan adalah gigi, otot

pengunyah, lidah, pipi, dasar mulut dan langit-langit. Ludah dibentuk

oleh 3 pasang, yaitu : Glandula parotis (kelenjar ludah telinga),

glandula submandibularis (kelenjar ludah rahang bawah), dan glandula

sublingualis (kelenjar ludah bawah lidah) dan kemudian melalui

saluran-salurannya akan masuk ke rongga mulut. Produksi ludah tiap

hari berkisar sekitar 1,5 liter; susunan ludah bergantung pada

makanan yang dimakan (pada makanan kering akan disekresi ludah

yang encer untuk membasahi dan pada makanan yang banyak

mengandung cairan disekresi ludah yang kental untuk mencerna).

Pada proses menelan, yang dimulai secara sadar dan kemudian

berlanjut secara reflokturis, makanan yang dilapisi ludah akan masuk

melalui farings ke esofagus. (Mutschler, 1991 : 521-522)

b. Kerongkongan (esofagus)

Saluran makanan ini merupakan tabung otot sepanjang 22-25

cm yang terletak di antara trakhea dan kolom tulang belakang.

Sepertiga bagian atas esofagus berdinding otot serat lintang

sedangkan duapertiga bagian bawah berdinding otot polos. Esofagus

Page 7: Sistem Pencernaan

hanyalah berfungsi untuk meneruskan makanan. (Mutschler, 1991 :

522)

c. Lambung (Gaster / Ventrikulus)

Lambung adalah ruang berbentuk kantung mirip huruf J yang

terletak antara esofagus dan usus halus. Lambung dibagi menjadi 3

yaitu :

1. Fundus, bagian lambung yang terletak di atas lubang esofagus.

2. Korpus (badan), bagian tengah yang merupakan bagian utama

lambung.

3. Sfringter pylorus, sebagai sawar antara lambung dan bagian atas

usus halus, doudenum.

Fungsi lambung terdiri dari :

1. Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan

makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.

2. Getah cerna lambung yang dihasilkan : (Biomedik ,I, 19 2006)

a. Pepsin fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino.

b. Asam garam (HCl) fungsinya mengasamkan makanan,

sebagai antiseptik dan desinfektan dan membuat susana

asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.

c. Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan

membentuk kasein dari karsonigen.

Page 8: Sistem Pencernaan

d. Lapisan lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak

menjadi asam-asam lemak yang merangsang sekresi getah

lambung. (Syarifuddin, 2002 : 135)

d. Usus halus (Intestinum tenue)

Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar

pencernaan dan penyerapan sepanjang 6,3 cm (21 kaki). Usus halus

dibagi menjadi 3 bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari, 20 cm),

jejunum (usus kosong, 2,5 cm) dan ileum (usus penyerapan, 3,6 cm).

(Farial, 2005 : 75)

Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorbsi hime

dari lambung. Isi duodenum ialah alkali (Pearce.C, 1999 : 190)

Adapun fungsi usus halus lainnya yaitu :

1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap

melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

3. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida. (Price, S, 1995 :

357)

e. Usus besar ( Intestinum calassum)

Usus besar atau kolon yang panjangnya kira-kra 1,5 meter,

adalah sambungan dari usus halus dan mulai dikatup ileokolik atau

ileosekal, yaitu tempat sisa makanan lewat. Refleks gastrolik terjadi

ketika makanan masuk ke lambung dan menimbulkan peristaltik di

Page 9: Sistem Pencernaan

dalam usus besar. Refleks ini menyebabkan defekasi atau

pembuangan air besar. (Pearce. C, 1999 : 195)

Usus besar terutama berfungsi sebagai organ penyimpan dan

pengering. Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum.

(Farial, 2005 : 76)

Fungsi usus besar lainnya yaitu :

1. Menyerap air dari makanan

2. Tempat tinggal bakteri koli

3. Tempat feses

f. Rektum

Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan

intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan

os sacrum dan os koksigis. Anus adalah bagian dari saluran

pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luas (udara

luar). Terletak di dalam pervis, dindingnya diperkuat oleh 3 spinter :

1. Spinter ani internus, bekerja tidak menurut kehendak.

2. Spinter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.

3. Spinter ani eksterus, bekerja menurut kehendak. (Elizabeth, C,

2001 : 520-522)

Page 10: Sistem Pencernaan

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan

faktor luar seperti pola makan yang salah, toksin bakteri dan faktor dalam

seperti alat pencernaan makanan. Gangguan tersebut antara lain

ependistis, diare, parofitits, kolik, muntah-muntah dan peritonitis.

(Syamsuri, 2000 : 34)

II.2 Uraian Bahan

1. Eter anestesi (Dirjen POM, 1979 : hal 66)

Nama Resmi : Aether anaestheticus

Nama Lain : Etoksietana

RM / BM : C4H10O / 74,12

Pemerian : Cairan transparan; tidak berwarna;bau khas;rasa

manis dan membakar. Sangat mudah menguap;

sangat mudah terbakar; campuran uapnya

dengan oksigen, udara atau dinitrogenoksida

pada kadar tertentu dapat meledak.

Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air;dapat campur dengan

etanol ( 95 % ) P, dengan kloroform P, dengan

minyak lemak dan dengan minyak atsiri.

Kegunaan : Sebagai pembius.

Penyimpanan : Dalam wadah kering tertutup rapat, terlindung

dari cahaya; di tempat sejuk.

Page 11: Sistem Pencernaan

II.3 Klasifikasi Hewan Coba (http : //id.wikipedia.org/wiki/mencit)

Mencit (Mus muculus)

Kingdom : Animalis

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus muculus

Karateristik dari mencit (Mus musculus) (Malole, hal 97)

Hewan ini memiliki pendengaran yang tajam, penciuman yang cukup

baik, tetapi penglihatannya lemah. Jenis hewan ini telah banyak

dijinakkan dan diternakkan selama bergenerasi dan mudah ditangani.

Mencit adalah hewan laboratorium yang paling umum digunakan untuk

penelitian. Adapun karateristik yang lain adalah :

Konsumsi makan per hari adalah 8 gr (umur 8 minggu)

Konsumsi air minum per hari : 6,7 ml (umur 8 minggu)

Diet protein : 20º - 25º

Eksresi urin perhari : 0,5 – 1 ml

Lama hidup : 1,5 tahun

Page 12: Sistem Pencernaan

Bobot badan dewasa : jantan : 25 – 40 gr

betina : 20 – 40 gr

Bobot lahir : 1 – 1,5 gr

Dewasa kelamin (jantan – betina) : 28 – 49 hari

Siklus menstruasi : 4 – 5 hari

Umur sapih : 21 hari

Mulai makan pakan kering : 10 hari

Rasio kawin : 1 jantan 3 betina

Suhu rektal : 37,5º C

II.4 Prosedur Kerja

1. Saluran Pencernaan Manusia

a. Sediakan buku gambar, pinsil dan pinsil warna.

b. Gambarlah saluran pencernaan manusia berdasarkan pustaka

yang ada dan beri keterangan berapa pH, enzim, mekanisme

transport, ukuran dan sebagainya.

2. Saluran Pencernaan Mencit

a. Sediakan 1 ekor mencit tiap kelompok.

b. Mencit diletakkan dalam toples, kemudian dimasukkan kapas

yang dibasahi eter.

Page 13: Sistem Pencernaan

c. Mencit dibedah, kemudian diukur panjang esofagus, lambung,

duodenum, jejenum, dan ileum kemudian digambar.

BAB III

METODE KERJA

III. 1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

1. Benang godam

2. Jarum pentul

3. Kapas

4. Masker

5. Papan bedah

6. Pencukur bulu

7. Penggaris / mistar

8. Pinset

9. Pisau bedah

10.Sarung tangan (Handscun)

11.Silet

12.Toples

III.1.2 Bahan

1. Hewan coba mencit (Mus musculus)

Page 14: Sistem Pencernaan

2. Eter

III.2 Cara Kerja

1. Disiapkan hewan coba mencit (Mus musculus).

2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

3. Dibius mencit dengan cara mencit dimasukkan ke dalam toples

kemudian dimasukkan kapas yang telah diberi alkohol. Ditutup toples

dan dibiarkan hingga mencit pingsan.

4. Diletakkan mencit di atas papan bedah (setelah pingsan) dengan

posisi terlentang dan kakinya ditusuk dengan jarum pentul.

5. Dicukur bulu-bulu pada bagian mulai dari leher hingga bawah perut

mencit.

6. Dilakukan pembedahan dengan cara merobek kulit bagian perut

sampai organ yang kita inginkan terlihat jelas dengan menggunakan

pisau bedah.

7. Diamati bagian-bagian organ tubuhnya kemudian diukur panjang

esofagus, lambung, usus halus, usus besar, usus buntu.

8. Digambar dan diberi keterangan.

Page 15: Sistem Pencernaan

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Data Pengamatan

Saluran Pencernaan Panjang (cm)

Esofagus 4

Lambung 2

Usus halus 22,3

Usus besar 9,3

Usus buntu 2

Page 16: Sistem Pencernaan

IV.2 Gambar

Saluran pencernaan manusia :

Keterangan :

1. Mulut

Page 17: Sistem Pencernaan

2. Faring

3. Paratiroid

4. Sublingual

5. Submandibular

6. Esofagus

7. Spingter

8. Kardia

9. Hepar

10.Kantung empedu

11. Duodenum

12. Ileum

13. Jejunum

14. Lambung

15. Pankreas

16.Usus Halus

17.Usus Besar

18.Sekum

19.Kolon asendens

20.Kolon sigmoides

21.Afendiks

22.Rektum

23.Anus

Page 18: Sistem Pencernaan

Gambar Lambung

Keterangan :

1. Esofagus

2. Fundus

3. Otot polos

4. Lengkung besar

5. Mukosa oksintik

6. Antrum

7. Daerah kelenjar pilorus

Page 19: Sistem Pencernaan

8. Sfingter gastroesofagus

9. Korpus

10.Lengkung kecil

11.Sfingter pilorus

12.Duodenum

Gambar Usus halus

Keterangan :

1. Masenteron

2. Serosa

3. Otot halus memanjang

4. Otot halus melingkar

5. Sub mukosa

6. Mukosa

7. Epitelium

Page 20: Sistem Pencernaan

8. Kelenjar Pencernaan

Gambar Usus Besar

Keterangan :

1. Kolon transversus

2. Taenia coli

3. Kolon asendens

Page 21: Sistem Pencernaan

4. Katup ileosekum

5. Sekum

6. Apendiks

7. Haustra

8. Kolon desendens

9. Kolon sigmoid

10.Sfingter anus eksternus (otot rangka)

11.Kanalis anus

12.Sfingter anus internus (otot polos)

Page 22: Sistem Pencernaan

GAMBAR SISTEM SALURAN PENCERNAAN MENCIT (Mus musculus)

Page 23: Sistem Pencernaan

BAB V

PEMBAHASAN

Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan

dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan

proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan

enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.

Rongga mulut atau mouth cavity mempunyai panjang rata-rata 15-20 cm,

diameter 10 cm. Di dalam mulut sudah mulai terjadi proses penyerapan

dengan mekanisme difusi pasif (transpor pasif) dan transpor konvektif. Dalam

mulut terdapat enzim ptialin, maltase dan musin. Sekresi air ludah 500-1500

ml per hari dengan pH 6,4. Esofagus mempunyai panjang kira-kira 25 cm,

diameter 2,5 cm, pH cairannya 5-6, tidak terdapat enzim maupun absorbsi.

Lambung atau stomach dan dapat disebut juga gaster, panjangnya

20 cm, diameter 15 cm, pH lambung 1-3,5. Lambung secara anatomi terdiri

dari kardia, fundus, badan lambung, antrum, kanal pilorus dan pilorus.

Terdapat tiga mekanisme absorbsi yaitu difusi pasif, transpor konvektif dan

kemungkinan transpor aktif. Terdapat tiga enzim yaitu pepsin, lipase dan

Page 24: Sistem Pencernaan

renin serta cairan lain yaitu asam lambung. Enzim yang bekerja pada

lambung adalah pepsin berfungsi untuk mencerna protein menjadi pepton,

dan resin berfungsi mencerna karseinogen menjadi kasein. Terdapat HCL

yang berfungsi untuk membubuh kuman dan mengaktifkan pepsinogen

menjadi pepsin.

Cairan lambung yang disekresi sekitar 2000 – 3000 ml/hari.

Kapasitas lambung kira-kira 1,2 liter dan bila kosong 100 ml. Di akhiri dari

lambung terdapat pilorus yang merupakan spingter (katub). Dengan bantuan

asam lambung, otot lambung berfungsi mencampur dan menghaluskan

makanan. Terdapat beberapa kelenjar dalam mukus lambung yaitu :

1. Kelenjar mukus yang mensekresikan mukus

2. Sel-sel chief (sel zymogenik) yang mensekresikan pepsin dan enzim

3. Sel parietal mensekresikan asam lambung

Sel chief dan sel parietal disebut juga kelenjar lambung, terdapat di

sepanjang badan lambung dan fundus, tidak terdapat pada bagian pilorus

yang hanya mempunyai kelenjar mukus. Kanal pilorik menggabungkan

lambung dengan usus kecil terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum, jejenum,

dan ileum.

Pada percobaan dilakukan pengukuran terhadap hewan coba

mencit (Mus musculus), dimana panjang esofagus yaitu 4 cm, sedangkan

menurut literatur panjangnya kira-kira 25 cm (pada manusia). Esofagus

merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, mulai dari

Page 25: Sistem Pencernaan

leher sebagai sambungan faring, berjalan ke bawah leher dan toraks dan

kemudian melalui krus sinistra diafragma memasuki kardiak di bawah

lambung. Pada setiap sisi adalah paru dan pleura.

Pengukuran terhadap diameter lambung mencit yaitu 2 cm,

sedangkan pada literatur diameter lambung manusia yaitu 15 cm. Lambung

merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak

terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri

berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah

diafragma di depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus

uteri. Fungsi lambung diantaranya yaitu menampung makanan,

menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan

getah lambung.

Panjang usus halus hewan mencit yaitu 22,3 cm, sedangkan

menurut literatur panjang usus halus manusia yaitu 6 meter, dimana

merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi

hasil pencernaan.Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu duodenum,

jejenum, dan ileum. Tidak terdapat perbedaan pada ketiga bagian tersebut.

Fungsi usus halus terdiri dari :

- Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui

kapile-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.

- Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

- Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.

Page 26: Sistem Pencernaan

Duodenum panjangnya sekitar 25 cm dan diameter 2,5 cm, pH

optimumnya 6,5 – 7,6 dengan enzim yang bekerja adalah tripsin berfungsi

untuk mencerna protein. Pepton, menjadi dipeptida dan asam amino,

kindotripsin/kimotripsin berfungsi untuk mencerna amilum menjadi disakarida,

maltase mencerna disakarida menjadi monosakrida dan lipase berfungsi

untuk mencerna lemak menjadi gliserida-gliserida asal lemak dan gliserol.

Duodenum mengekresikan empedu 250-100 ml/hari.

Jejenum panjangnya 300 m dan diameter 2,5 cm. pH optimumnya

6,5-7,6 dan enzim yang bekerja adalah amilase berfungsi untuk mencerna

amilum menjadi disakarida, maltosa, sukrosa, dan glukosa sebagai hidrolisis,

glukosa yang disekresi 250-1000 ml/hari.

Ileum panjangnya 300 cm dan diameter 2,5 cm pada pH optimum

6,3-7,6 dengan enzim yang bekerja adalah lipase untuk mencerna lemak

menjadi gliserida-gliserida asam lemak dan gliserol. Nukleus mencerna

nukleutida menjadi asam-asam nukleat, nukleuhidrase dan netrokinase.

Panjang usus besar pada mencit yaitu 9,3 cm, sedangkan menurut

literatur panjang usus besar pada manusia yaitu 150 cm. Panjang usus besar

bervariasi, dibedakan dengan usus halus karena ukurannya lebih besar dan

adanya Taenia coli serta appendices epiploicae. Fungsi usus besar yaitu :

- Menyerap air dari makanan

- Tempat tinggal bakteri koli

- Tempat feses.

Page 27: Sistem Pencernaan

Panjang usus buntu pada mencit yaitu 2 cm, menurut literatur

panjang usus buntu pada manusia yaitu 18 cm. Usus buntu disebut juga

appendiks yang merupakan tonjolan seperti cacing dan membuka pada

caekum di bawah katup ileosaekal.

Saliva memulai pencernaan karbohidrat, tetapi lebih berperan

penting dalam hygiene mulut dan mempermudah bicara. Air lir diproduksi

oleh 3 pasang kelenjar saliva utama, yaitu kelenjar sublingual, submandibular

dan parotis. Selain itu terdapat kelenjar liur minor yakni kelenjar bukal,

dilapisan mukosa pipi. Saliva terdiri dari 99,5 % H2O serta 0,5 % protein dan

elektrolit protein air liur terpenting adalah amylase, mukus dan lisosim.

Page 28: Sistem Pencernaan

BAB VI

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan :

a. Panjang esofagus hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu 4 cm

b. Panjang lambung hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu 2 cm

c. Panjang usus halus hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu

22,3 cm

d. Panjang usus besar hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu

9,3 cm

e. Panjang usus buntu hewan coba mencit (Mus musculus) yaitu 2 cm

VI.2 Saran

Kami sebagai praktikan tetap selalu mengharap bimbingan dari

asisten dalam pembuatan laporan.

Page 29: Sistem Pencernaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2006. PENUNTUN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA. Fakultas Farmasi UMI. Makassar. Hal : 23, 24.

2. Farrial W, Eddyman, dkk. 2005. ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA. Universitas Hasanudin. Makassar. Hal 68, 69, 74, 75, 76.

3. Mutschler, Rrnst. 1991. DINAMIKA OBAT. ITB. Bandung. Hal 521, 522.

4. Pearce C, Evelyn. 1999. ANATOMI FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 190, 195.

5. Sirrregar, Harris, dkk. 1995. FISIOLOGI GASTRO INTESTINAL. Fakultas Keokteran UNHAS. Makassar. Hal 1,

6. Syamsuri, Istamar, dkk. 2000. BIOLOGI. Erlangga. Jakarta. Hal 23, 34.

7. Alwy, Muh. Khidry, dr. 2004.BIOMEDIK I. Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI. Makassar. Hal 172 – 180.

8. Dirjen POM. 1979. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Depkes RI. Jakarta. Hal 66.

9. Tim Penyusun. 2005. PENUNTUN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Fakultas Farmasi UMI. Makassar. Hal 16 – 18.

10.Malole, M. 1989. PENGGUNAAN HEWAN-HEWAN PERCOBAAN DI LABORATORIUM. IPB. Bogor. Hal 97.

11.Syarifuddin, 2002. ANATOMI FISIOLOGI. EGC. Jakarta. Hal 125-135.

12.Elizabeth, Corwin, 2001. BUKU I PATOFISIOLOGI. EGC. Jakarta. Hal 520-522.

Page 30: Sistem Pencernaan