sistem pemungutan pajak penghasilan di praja … · adi gunanto, c0506003, 2011, sistem pemungutan...

129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA MANGKUNEGARAN TAHUN 1917-1942 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh: ADI GUNANTO C0506003 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vubao

Post on 07-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA MANGKUNEGARAN

TAHUN 1917-1942

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh:

ADI GUNANTO C0506003

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA MANGKUNEGARAN

TAHUN 1917-1942

Disusun oleh

ADI GUNANTO C0506003

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Drs. Sri Agus, M.Pd NIP.19590813986031001

Mengetahui Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum NIP.195402231986012001

Page 3: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN

DI PRAJA MANGKUNEGARAN

TAHUN 1917-1942

Disusun oleh

ADI GUNANTO C.0506003

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada tanggal 20 Januari 2011

Jabatan Nama TandaTangan Ketua Penguji Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum (……………....) NIP.195402231986012001

Sekretaris Penguji Insiwi Febriary Setiasih, S.S, M.A (……………....) NIP.198002272005012001 Penguji Drs.Sri Agus, M.Pd (……………....)

NIP.19590813986031001 Penguji II Dr.Warto, M.Hum (………………) NIP.196109251986031001

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Drs. Sudarno, M.A. NIP.195303141985061001

Page 4: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN Nama : Adi Gunanto NIM : C.0506003 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Sistem Pemungutan

Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942 adalah betul-betul

karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang

bukan karya saya dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, Maret 2011 Yang membuat pernyataan Adi Gunanto

C.0506003

Page 5: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Bayar Pajak, Awasi Penggunaanya”

(Direktorat Jenderal Pajak)

“Tiada Keimanan, Tanpa Kesabaran”

“Perjuangkanlah setiap jengkal waktu yang Dia berikan kepada kita karena perjuangan itu tidak hanya menyelamatkan kita di dunia

tapi juga di akhirat ’’

(Penulis)

Page 6: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

� Ayah dan Ibu serta Adikku tercinta

� Almamater

Page 7: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Sejarah

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada pelaksanaannya, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan

fasilitas, bimbingan maupun kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu

dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Drs. Sudarno, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan fasilitas dan

kemudahan dalam penyusunan skripsi.

2. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan arahan dan petunjuk.

3. Drs. Sri Agus, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang dengan penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis

selama penyusunan skripsi.

4. Widhi Waskito Wardjojo, S.S selaku Pembimbing Akademis yang selalu

memberikan motivasi selama menempuh pendidikan.

5. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat

bermanfaat bagi penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Segenap Staf UPT Perpustakaan Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

7. Segenap Staf UPT Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret.

8. Ibu Koestrini Soemardi (alm), Bapak Basuki, Ibu Darweni, Bpk. Waluyo,

Ny. Sudarsi, Bpk. Angga, Ibu Dinar dan segenap Staf Perpustakaan

Page 8: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Reksopustaka yang telah memberikan bantuan dalam pencarian data

kepada penulis serta terimakasih atas kehangatannya selama ini.

9. Bapak dan Ibu serta adikku yang selalu memberikan kasih sayang dengan

tulus ikhlas serta doa yang tidak pernah putus kepada penulis.

10. Teman-teman angkatan Ilmu Sejarah ’06, Memik, Indras, Lissa, Septa,

Endah, Dyah, Putut, Ari, Helmy, Embri, Lia, Hasri, Veri, Aga, Bagus,

Adit, Gilang P, Gilang W, Bayu, Yudis, Candra, Ulwa, Mira, Anton, Eko,

Edi, Trisna, Wawan, Soma, Jarot, Benny, Ellyas, Andi Pramono, Sunu,

dan teman-teman 2006 yang lain, terimakasih atas kebersamaannya

selama ini.

11. Teman-teman jurusan Ilmu Sejarah ’03, ’04, ’05, dan ’07.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

berbagai kekurangan. Oleh karena itu, semua saran dan kritik yang sifatnya

membangun akan sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga karya ini dapat

berguna untuk civitas akademika. AMIN.

Wassalamualikum wr.wb

Surakarta, Maret 2011

Penulis

Page 9: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DARTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

ABSTRAK........................................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6

F. Metode Penelitian ..................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ............................................................... 12

BAB II. GAMBARAN UMUM PERPAJAKAN MANGKUNEGARAN .. 14

A. Wilayah Mangkunegaran dan Perkembangannya .................... 14

B. Perekonomian Penduduk Mangkunegaran ..................... 20

C. Latar belakang diberlakukan Pajak Penghasilan ....................... 24

Page 10: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB III. MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI

PRAJA MANGKUNEGARAN .................................................... 27

A. Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan ..................... 27

1.Pengertian Pajak Penghasilan ............................................... 27

2.Dasar Hukum Pemungutan Pajak Penghasilan ...................... 30

3.Subjek Pajak Penghasilan ...................................................... 31

4.Objek Pajak Penghasilan ....................................................... 32

a. Penghasilan Kena Pajak ................................................... 32

b. Penghasilan Tidak Kena Pajak ....................................... 34

B. Petugas Penarik Pajak Penghasilan ............................................ 35

C. Mekanisme Pemungutan Pajak Penghasilan ............................. 38

1. Pendaftaran ........................................................................... 38

2. Pemeriksaan Buku Kekayaan ............................................... 43

3. Penetapan Pajak .................................................................... 45

4. Perhitungan Pajak ................................................................. 48

5. Pengurangan Pajak ............................................................... 56

6. Pembayaran Pajak................................................................. 59

D. Sanksi Atas Pelanggaran............................................................. 74

BAB IV. KASUS-KASUS PENYIMPANGAN PAJAK PENGHASILAN

DI PRAJA MANGKUNEGARAN TAHUN 1917-1942............ .. 76

A. Kasus Tunggakan Pajak .......................................................... 76

B. Kasus Penggelapan Pajak oleh Pejabat Desa ........................... 83

C. Kasus Penggelapan Pajak oleh Mantri Martanimpuna ............ 106

BAB V. KESIMPULAN .............................................................................. 110

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 112

LAMPIRAN...................................................................................................... 115

Page 11: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

1. Luas desa Babok tahun 1757...................................... ...................................... 15

2. Keadaan tenaga kerja pertanian dan perkebunan Praja Mangkunegaran

Tahun 1930........................................................................................................ 22

3. Tarif pajak penghasilan tahun 1919................................................................... 51

4. Tarif pajak penghasilan tahun 1933................................................................... 53

5. Tarif pajak penghasilan tahun 1935................................................................... 55

6. Rekapitulasi pajak penghasilan di Kota Mangkunegaran tahun 1934............... 62

7. Rekapitulasi pajak penghasilan di Wonogiri tahun 1934................................... 64

8. Rekapitulasi pajak penghasilan di Karanganyar tahun 1934.............................. 65

9. Pajak Penghasilan dalem Mangkunegaran tahun 1917-1942............................ 67

10. Perbandingan Pemasukan Pajak Penghasilan ke kas Praja Mangkunegaran

tahun 1939 dan 1940......................................................................................... 70

11. Pajak Penghasilan (Inkomstenbelasting) Praja Mangkunegaran

Tahun 1917-1942................................................................................................ 72

12. Rincian Tunggakan Pajak Penghasilan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja

tahun 1933........................................................................................................ 82

13. Pajak Penghasilan yang digelapkan Raden Mas Parmokoesoemo..................... 89

14. Hasil penjualan tanah kas desa yang hasilnya digelapkan Raden

Mas Parmokoesoemo.......................................................................................... 92

Page 12: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

15. Susunan pejabat Pengadilan dalem pradata Mangkunegaran atas kasus

Raden Parmokoesoemo...................................................................................... 94

16. Nama desa, wajib pajak dan jumlah uang pajak yang digelapkan Raden

Mas Parmokoesoemo........................................................................................ 99

17. Rincian Uang yang digelapkan Raden Mas Parmokoesoemo............................ 100

18. Rincian pajak penghasilan yang digelapkan Martadisastro….......................... 103

19. Pajak penghasilan yang digelapkan Raden Mas Ngabei Soemowinoto............ 107

Page 13: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISTILAH

Aangifte bilyet : surat pemberitahuan objek pajak.

Aanslag bilyet : surat ketetapan pajak.

Apanage : tanah jabatan yang diberikan untuk pegawai kerajaan.

Bau : ukuran luas tanah (7096 M2), tenaga.

Bekel : orang yang mendapat wewenang menjaga kebaikan desa, petani

penghubung antara pemilik atau penguasa tanah dengan penggarap

tanah.

Brutto : penghasilan kotor.

Bumi Sudiyan : tanah cadangan.

Bupati Patih : sebutan patih di Praja Mangkunegaran.

Cacah : ukuran luas tanah (7096 M2), jumlah kepala keluarga.

Carik : pejabat desa yang bertugas mengurusi surat-surat, sekretaris desa.

Comandite : persekutuan dagang.

Desa Babok : desa inti atau desa induk.

Devide et empera : politik adu domba.

Dwangschrift : surat paksa untuk membayar pajak.

Enclave : daerah kantong, sebidang tanah yang ada di tengah-tengah tanah

milik orang lain.

Gunung : polisi, pejabat keamanan.

Inkomstenbelasting : pajak penghasilan.

Innatura : uang, bukan barang.

Jung : ukuran luas tanah (28.384 M2), 1 jung = 4 karya, 1 karya = 4 bau, 1

jung =16 bau.

Kamitua : sesepuh desa, wakil lurah desa.

Karya : penduduk yang mendapat tanah apanage dari kerajaan, wajib pajak.

Page 14: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Kohir : surat pajak.

Landrente : pajak tanah.

Lijfrente : tunjangan seumur hidup.

Legiun : tentara, korps militer.

Lungguh : tanah jabatan sebagai gaji, kedudukan.

Mantri : pejabat rendahan untuk fungsi tertentu dibawah panewu.

Mantri Gunung : pejabat kepolisian di bawah wedana gunung.

Martanimpuna : kantor inspektur pajak.

Narakarya : petani penggarap.

Narapraja : birokrat.

Netto : penghasilan bersih.

Obligasen : surat obligasi.

Onderdistrik : kapanewon (kecamatan).

Onderregentshap : kabupaten.

Onderneming : perkebunan.

Panewu : abdi dalem yang mempunyai lungguh 1000 cacah.

Pangrehpraja : pemerintah dalam negeri.

Patuh : pemegang tanah lungguh.

Pethuk : kartu pembayaran.

Pikukuh : surat keputusan.

Pranatan : peraturan.

Rijksblad : lembaran kerajaan.

Staatsblad : peraturan yang dibuat pemerintah kolonial Hindia-Belanda

Page 15: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rijksblad Mangkunegaran No. 10 tahun 1919.......................................... 116

2. Rijksblad Mangkunegaran No. 3 tahun 1935............................................ 130

3. Rijksblad Mangkunegaran No. 4 tahun 1935............................................. 139

4. Surat pemberitahuan objek pajak penghasilan (Aangifte Bilyet)................. 141

5. Surat keputusan perkara tunggakan pajak atas nama Raden Mas Ngabei

Atmasoetardja............................................................................................. 143

6. Proses-verbaal Pengadilan dalem pradoto atas nama Raden Mas Parmokoesoemo ........................................................................................... 147

Page 16: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRAK

Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian historis, yang berusaha mendeskripsikan serta

menganalisa tentang sistem pemungutan pajak penghasilan di praja Mangkunegaran pada tahun 1917-1942. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Gambaran umum perpajakan di praja Mangkunegaran, (2) Mekanisme pemungutan pajak penghasilan di Praja Mangkunegaran tahun 1917-1942, dan (3) Kasus-kasus penyimpangan pajak penghasilan di Praja Mangkunegaran tahun 1917-1942.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber baik intern maupun ekstern, intrepretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui studi dokumen dan studi pustaka. Dari pengumpulan data, kemudian data dianalisis dan diintrepretasikan berdasarkan kronologisnya. Untuk menganalisis data, digunakan pendekatan ilmu sosial yang lain sebagai ilmu bantu sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekonomi, hukum, dan sosiologi.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa latar belakang diberlakukannya pajak penghasilan adalah adanya pembaharuan yang dilakukan Mangkunegara IV dengan menarik tanah-tanah apanage yang semula digunakan sebagai gaji bagi kerabat dan narapraja Mangkunegaran. Dengan adanya penarikan tersebut, maka penduduk Mangkunegaran juga terkena dampaknya karena tanah-tanah apanage yang semula dikerjakan penduduk ditarik kembali sehingga penduduk Mangkunegaran beralih ke sektor perkebunan. Dengan adanya peralihan tersebut maka mulai diberlakukannya sistem uang sebagai gaji penduduk Mangkunegaran. Dengan diberlakukannya sistem uang tersebut maka diperlukan suatu pajak penghasilan sebagai sebuah cara bagi praja Mangkunegaran untuk tetap memungut penghasilan rakyat sebagai pemasukan kas praja. Pajak penghasilan ini merupakan salah satu sumber pemasukan besar bagi praja Mangkunegaran. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada rakyat maupun perkumpulan yang mengerjakan kegiatan untuk mendatangkan keuntungan.Mekanisme pemungutan pajak penghasilan di Praja Mangkunegaran meliputi pendaftaran objek pajak yang dilakukan dengan pengisian aangifte bilyet, pemeriksaan buku-buku kekayaaan, penetapan pajak, perhitungan pajak, pengurangan pajak, dan pembayaran pajak. Bagi wajib pajak yang melakukan tindakan pelanggaran dalam ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dalam mekanisme pajak penghasilan maka akan dikenakan sanksi. Selain berdampak positif untuk pembangunan praja Mangkunegaran, pajak penghasilan juga berdampak negatif karena beban yang dipikul rakyat semakin berat, keadaan tersebut diperparah dengan ditemukannya berbagai kasus penyimpangan pajak penghasilan yang dilakukan petugas pemungut pajak. Bagi petugas pajak yang terbukti melakukan tindakan penyimpangan pajak maka Praja Mangkunegaran akan memberikan sanksi sesuai dengan kesalahannya.

Page 17: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

Sejarah, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Adi Gunanto, C0506003, 20111

Drs. Sri Agus, M.Pd2

ABSTRAK

2011. Penelitian ini merupakan penelitian historis, yang berusaha mendeskripsikan serta menganalisa tentang sistem pemungutan pajak penghasilan di praja Mangkunegaran pada tahun 1917-1942. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Gambaran umum perpajakan di praja Mangkunegaran, (2) Mekanisme pemungutan pajak penghasilan di Praja Mangkunegaran tahun 1917-1942, dan (3) Kasus-kasus penyimpangan pajak penghasilan di Praja Mangkunegaran tahun 1917-1942. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber baik intern maupun ekstern, intrepretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui studi dokumen dan studi pustaka. Dari pengumpulan data, kemudian data dianalisis dan diintrepretasikan berdasarkan kronologisnya. Untuk menganalisis data, digunakan pendekatan ilmu sosial yang lain sebagai ilmu bantu sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekonomi, hukum, dan sosiologi. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa latar belakang diberlakukannya pajak penghasilan adalah adanya pembaharuan yang dilakukan Mangkunegara IV dengan menarik tanah-tanah apanage yang semula digunakan sebagai gaji bagi kerabat dan narapraja Mangkunegaran. Dengan adanya penarikan tersebut, maka penduduk Mangkunegaran juga terkena dampaknya karena tanah-tanah apanage yang semula dikerjakan penduduk ditarik kembali sehingga penduduk Mangkunegaran beralih ke sektor perkebunan. Dengan adanya peralihan tersebut maka mulai 1 Mahasiswa Jururan Ilmu Sejarah dengan NIM C0506003 2 Pembimbing Skripsi

diberlakukannya sistem uang sebagai gaji penduduk Mangkunegaran. Dengan diberlakukannya sistem uang tersebut maka diperlukan suatu pajak penghasilan sebagai sebuah cara bagi praja Mangkunegaran untuk tetap memungut penghasilan rakyat sebagai pemasukan kas praja. Pajak penghasilan ini merupakan salah satu sumber pemasukan besar bagi praja Mangkunegaran. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada rakyat maupun perkumpulan yang mengerjakan kegiatan untuk mendatangkan keuntungan.Mekanisme pemungutan pajak penghasilan di Praja Mangkunegaran meliputi pendaftaran objek pajak yang dilakukan dengan pengisian aangifte bilyet, pemeriksaan buku-buku kekayaaan, penetapan pajak, perhitungan pajak, pengurangan pajak, dan pembayaran pajak. Bagi wajib pajak yang melakukan tindakan pelanggaran dalam ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan dalam mekanisme pajak penghasilan maka akan dikenakan sanksi. Selain berdampak positif untuk pembangunan praja Mangkunegaran, pajak penghasilan juga berdampak negatif karena beban yang dipikul rakyat semakin berat, keadaan tersebut diperparah dengan ditemukannya berbagai kasus penyimpangan pajak penghasilan yang dilakukan petugas pemungut pajak. Bagi petugas pajak yang terbukti melakukan tindakan penyimpangan pajak maka Praja Mangkunegaran akan memberikan sanksi sesuai dengan kesalahannya.

Page 18: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu yang sudah bekerja wajib menyisihkan sebagian kecil dari

penghasilannya untuk diserahkan kepada Negara. Penyerahan sebagian penghasilan

tersebut dilakukan sebagai balas jasa kepada Negara karena telah memberikan

fasilitas untuk memperoleh penghasilan tersebut. Penyerahan sebagian penghasilan

kepada Negara tersebut diwujudkan dengan adanya pajak penghasilan.

Pengenaan pajak langsung sebagai cikal bakal dari pajak penghasilan sudah

ada sejak zaman Romawi Kuno, antara lain dengan adanya pungutan yang bernama

tributum yang berlaku sampai dengan tahun 167 SM. Pengenaan pajak penghasilan

secara eksplisit yang diatur dalam suatu Undang-undang sebagai Income Tax

ditemukan di Inggris pada tahun 1799.

Di Amerika Serikat, pajak penghasilan untuk pertama kali dikenal di New

Plymouth pada tahun 1643, dimana dasar pengenaan pajak adalah " a person's

faculty, personal faculties and abilitites", pada tahun 1646 di Massachusett dasar

pengenaan pajak didasarkan pada "returns and gain". “Personal faculty and abilities"

secara implisit adalah pengenaan pajak penghasilan atas orang pribadi, sedangkan

"Returns and gain" berkonotasi pada pajak penghasilan badan. Tonggak-tonggak

penting dalam sejarah pajak di Amerika Serikat adalah Undang-Undang Pajak

Federal tahun 1861 yang selanjutnya telah beberapa kali mengalami tax reform,

1

Page 19: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

terakhir dengan Tax Reform Act tahun 1986. Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan

(tax return) yang dibuat pada tahun 1860-an berdasarkan Undang-Undang Pajak

Federal tersebut telah dipergunakan sampai dengan tahun 1962.

Sejarah pengenaan Pajak Penghasilan di Hindia-Belanda dimulai dengan

adanya Paten Recht pada tahun 1878. Kemudian peraturan pajak penghasilan

diperbaharui dengan Ordonantie Op De Inkomsten Belasting No.298 tahun 1908 yang

tertuang dalam Staatsblad tahun 1908. Berdasarkan atas ketentuan yang tercantum

dalam Staatsblad tahun 1908 tersebut maka pada tahun 1917 Praja Mangkunegaran

mulai memberlakukan pemungutan pajak penghasilan dengan mengeluarkan

Peraturan Bab Pajeg Penghasilan.1

Pajak penghasilan yang diterapkan di Praja Mangkunegaran merupakan

dampak adanya perubahan sistem uang sebagai gaji bagi penduduk Mangkunegaran.

Perubahan sistem gaji tersebut terjadi akibat adanya pembaharuan pada masa

Mangkunegara IV yaitu adanya penarikan tanah-tanah apanage yang semula

digunakan sebagai gaji bagi para narapraja dan kerabat Mangkunegaran. Dengan

adanya penarikan tanah apanage tersebut, maka para narapraja dan kerabat

Mangkunegaran digaji dengan menggunakan uang. 2

Penarikan tanah apanage tersebut tidak berdampak pada narapraja dan kerabat

Mangkunegaran saja. Selain itu, penarikan tanah apanage juga berdampak pada

rakyat yang semula menggarap tanah apanage tersebut kemudian banyak beralih ke

1 Peraturan bab pajeg penghasilan, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. DI 256.

2 Wasino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra (Perubahan Masyarakat Mangkunegaran) , Yogyakarta: PT.LKiS Pelangi Aksara, hlm.37-38

Page 20: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

bidang perkebunan. Peralihan tersebut dikarenakan banyak dibukanya area

perkebunan, bukan saja oleh pihak swasta tetapi juga Praja Mangkunegaran. Hal

tersebut didukung dengan adanya peraturan baru dari Praja Mangkunegaran yang

mewajibkan semua pihak perkebunan harus menggaji tenaga kerjanya dengan

menggunakan uang.3 Dengan adanya perubahan tersebut maka pada saat

Mangkunegara VII berkuasa, Praja Mangkunegaran mulai memberlakukan pajak

penghasilan.

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada rakyat maupun

perkumpulan yang mengerjakan kegiatan untuk mendatangkan keuntungan. Pajak

penghasilan tersebut merupakan pajak yang dipungut atas harta bergerak, harta tidak

bergerak, pekerjaan, dan hasil pembayaran tidak tetap. 4

1. Harta tidak bergerak

Pajak yang dipungut berdasarkan atas penghasilan yang berasal dari harta

yang sifatnya tidak bergerak, misalnya sawah, rumah, dan pamelikan.

2. Harta bergerak

Pajak yang dipungut berdasarkan penghasilan yang berasal dari harta yang

sifanya bergerak, misalnya hasil dari piutang, obligasen, dan mandeel.

3 Th.Metz, 1987, Mangkunegaran: Analisis Sebuah Kerajaan Jawa, Surakarta: Reksopustaka.

Hlm.43 4 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 21: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

3. Pekerjaan

Semua pembayaran atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diperoleh termasuk gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya yang diperoleh

karena melakukan sebuah pekerjaan.

4. Hasil pembayaran tidak tetap.

Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak tetap berupa gratifikasi,

tunjangan cuti, wachtgeld, bonus, premi-premi, sumbangan, pensiunan, bunga dari

lijfrente dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap.

Pemungutan pajak penghasilan (Inkomstenbelasting)5 dilaksanakan oleh

Mantri Martanimpuna dengan membentuk komisi-komisi pajak (aanslag commisie)

di setiap wilayah Kapanewon. Komisi pajak tersebut beranggotakan 5 sampai 7

orang, sudah termasuk ketuanya. Sebagai ketuanya harus dari golongan

Martanimpuna. Bupati patih akan menetapkan wilayah kerja dari komisi-komisi

tersebut. Komisi tersebut bertugas untuk menjalankan dan mengawasi pemungutan

pajak. Dalam penarikan pajak, komisi pajak dibantu pejabat desa yang berada di

wilayahnya masing-masing. 6

Sistem pemungutan pajak penghasilan yang diterapkan di Praja

Mangkunegaran sudah dilaksanakan secara modern dan pemungutan pajak

penghasilan di Praja Mangkunegaran ini merupakan satu-satunya pemungutan pajak

penghasilan yang diterapkan di bekas wilayah Vorstenlanden.

5 Dalam Rijksblad Mangkunegaran, Pajak penghasilan (Inkomstenbelasting) disebut juga

pajak kaskoyo dan pajak pametu. 6Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 22: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka pokok

permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang munculnya pemungutan pajak penghasilan di praja

Mangkunegaran tahun 1917-1942 ?

2. Bagaimana mekanisme pemungutan pajak penghasilan di praja

Mangkunegaran tahun 1917-1942 ?

3. Bagaimana kasus-kasus penyimpangan pajak penghasilan di praja

Mangkunegaran tahun 1917-1942 ?

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan permasalahan diharapkan kajian tentang pajak penghasilan di

Praja Mangkunegaran dapat memberikan jawaban atas beberapa masalah yang telah

dirumuskan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya pemungutan pajak penghasilan

di praja Mangkunegaran tahun 1917-1942.

2. Untuk mengetahui mekanisme pemungutan pajak penghasilan di praja

Mangkunegaran tahun 1917-1942.

3. Untuk mengetahui kasus-kasus penyimpangan pajak penghasilan di praja

Mangkunegaran tahun 1917-1942.

Page 23: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Dari kajian mengenai pajak penghasilan di praja Mangkunegaran diharapkan

mampu memberikan manfaat yaitu memberikan pengetahuan tentang sistem

pemungutan pajak penghasilan di praja Mangkunegaran tahun 1917-1942 sehingga

masyarakat dapat mengetahui mekanisme pemungutan pajak penghasilan pada masa

kerajaan tradisional khususnya di praja Mangkunegaran. Dengan demikian

pemahaman masyarakat terhadap pajak akan lebih lengkap.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa literatur dan referensi yang

relevan dan menunjang tema yang dikaji.

Rijksblad Mangkoenegaran tahun 1917-1940 (tt) yang memuat berbagai

peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Mangkunegara VII, yang salah satunya

adalah peraturan mengenai pemungutan pajak termasuk pajak penghasilan. Peraturan

ini juga memuat tentang tata cara pemungutan pajak, ketentuan-ketentuan

pemungutan pajak serta perubahan kebijakan yang berkaitan dengan pemungutan

pajak serta besarnya tarif pajak. Pranatan yang dikeluarkan oleh praja

Mangkunegaran tersebut sangat bermanfaat bagi penulis karena menguraikan pokok-

pokok masalah yang berkaitan dengan mekanisme pemungutan pajak terutama pajak

penghasilan di praja Mangkunegaran. Selain itu, dalam pranatan ini juga diatur

mengenai pembentukan petugas pajak yang melaksanakan pemungutan pajak di praja

Mangkunegaran.

Page 24: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Mangkunegaran : Analisis Sebuah Kerajaan Jawa karya Th. Metz yang

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh R.Tg.Muhammad Husudo

Prnggokusumo Tahun 1987. Buku ini berisi mengenai praja Mangkunegaran pada

masa pemerintahan Mangkunegara VII. Buku ini dibagi dalam 6 bab yaitu meliputi

sejarah Mangkunegaran, pribadi Sri Mangkunegara VII, daerah dan rakyat

Mangkunegaran, hubungan dengan pemerintah Hindia-Belanda dan organisasi

swapraja bagian terpenting dari pemerintahan Mangkunegaran, dan penutup. Secara

umum, buku ini berisi tentang gambaran umum praja Mangkunegaran dan kondisi

sosial ekonomi rakyat di Praja Mangkunegaran pada masa Mangkunegara VII. Buku

ini mempermudah penulis untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi di praja

Mangkunegaran.

Buku Kapitalisme Bumi Putra (Perubahan Masyarakat Mangkunegaran),

Buku karya Wasino yang diterbitkan tahun 2008. Buku ini secara garis besar

menjelaskan tentang perekonomian rakyat di Praja Mangkunegaran terutama di

wilayah perkebunan. Selain itu, buku ini juga menjelaskan tentang wilayah awal

Mangkunegaran pada awal terbentuk, pola kepemilikan tanah, perkembangan

penduduk di wilayah Praja Mangkunegaran, perubahan sosial dan gerakan politik.

Buku ini sangat bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui pola perekonomian

penduduk di wilayah Praja Mangkunegaran.

Skripsi karya Sumantri Ibnu R (2004) yang berjudul Sistem Perpajakan dan

Pemanfaatannya di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942. Skripsi ini menjelaskan

mengenai sistem pemungutan pajak secara umum yang ada di praja Mangkunegaran

Page 25: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

tahun 1917-1942. Dalam skripsi ini juga menjelaskan tentang jenis-jenis pajak yang

diterapkan di Praja Mangkunegaran meliputi pajak tanah, pajak tanah perkotaan, dan

pajak penghasilan, dan lain-lain. Selain itu, skripsi ini juga membahas tentang

peranan inspektur pajak dalam penarikan pajak. Pembahasan dalam skripsi ini

kemudian dilanjutkan pada manfaat pemungutan pajak bagi pembangunan sarana

dan prasarana di praja Mangkunegaran. Dampak dari pembangunan tersebut adalah

meningkatnya kesejahteraan hidup rakyat Mangkunegaran dalam bidang pendidikan,

pertanian dan kehutanan. Skripsi ini mempermudah penulis untuk mengetahui jenis-

jenis pajak yang diterapkan di Mangkunegaran.

Skripsi tentang pajak lainnya karya Evi Widyaningsih (2008) yang berjudul

”Pajak Tanah Perkotaan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942”. Dalam skripsi

ini dibahas mengenai mekanisme pemungutan pajak tanah perkotaan meliputi

penetapan pajak, pemungutan pajak dan pembayaran pajak. Selain itu, skripsi ini juga

membahas peranan penting Mantri Martanimpuna dalam penarikan pajak dan juga

sistem pemungutannya. Dijelaskan pula tentang dampak adanya pemungutan pajak

tanah perkotaan yang tidak hanya berdampak positif untuk pembangunan sarana dan

prasarana tetapi juga berdampak negatif yaitu bertambah beratnya beban hidup rakyat

Mangkunegaran. Skripsi ini mempermudah penulis untuk mengetahui tentang

mekanisme pemungutan pajak di praja Mangkunegaran.

Page 26: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

F. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode

sejarah adalah kumpulan prinsip-prinsip atau aturan yang sistematis yang

dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha mengumpulkan

bahan-bahan bagi sejarah, menilai secara kritis dan kemudian menyajikan suatu

sintesa daripada hasil-hasil dalam bentuk tertulis. 7

Metode historis terdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan antara satu dengan

yang lainnya:

a. Heuristik yaitu suatu proses pengumpulan bahan atau sumber-sumber sejarah.

Penulis mengumpulkan bahan di perpustakaan Reksopustaka, karena ditempat

tersebut terdapat sumber penulisan baik sumber primer maupun sekunder

yang membantu dalam penulisan penelitian ini.

b. Kritik sumber yaitu usaha pencarian keaslian atau otentitas sumber yang

diperoleh melalui kritik intern dan ekstern. Kritik intern bertujuan untuk

mencari keaslian isi sumber sedangkan kritik ekstern bertujuan mencari

keaslian sumber.

c. Intrepretasi yaitu penafsiran terhadap data-data yang dimunculkan dari data

yang sudah terseleksi. Tujuan dari intrepretasi adalah menyatukan sejumlah

fakta yang diperoleh dari sumber atau data sejarah dan bersama teori

7 Louis Gottschalk, 1986, Mengerti Sejarah,edisi terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI

Press, hal. 32

Page 27: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

disusunlah fakta tersebut ke dalam intrepretasi yang menyeluruh.8 Ketepatan

teknik analisa dalam penulisan sangat menentukan bobot penelitian sehingga

memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan penelitian yang sejalan

dengan permasalahan yang dirumuskan.

d. Historiografi yaitu penulisan sejarah kedalam suatu tulisan yang bermakna

berdasarkan data-data dan fakta yang ada.9 Data yang telah diseleksi dan diuji

kebenarannya itu adalah fakta-fakta yang diuraikan dan dihubungkan menjadi

kesatuan yang harmonis, berupa kisah sejarah yang dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya.10

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

dokumen dan studi pustaka.

a. Studi Dokumen

Dalam penelitian sejarah penggunaan dokumen adalah penting.

Dokumen berfungsi menyajikan data untuk memperoleh pengertian historis

tentang fenomena unik.11

Keberadaan dokumen dalam penelitian ini adalah sebagai sumber

utama. Dokumen dibedakan menjadi dua macam yaitu dokumen dalam arti

8 Dudung Abdurrahman, 1999, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta : Logos Wacana Ilmu , hlm 58.

9 Louis Gottshalk, op.cit, hlm 17. 10 Helius Syamsudin, 2007, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak, hlm.156. 11 Louis Gottshalk, op.cit, hlm 35.

Page 28: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sempit dan dokumen dalam arti luas. Dokumen dalam arti sempit meliputi

surat, catatan harian, memoar dan laporan sedangkan dokumen dalam arti luas

meliputi monumen, foto, dan lain-lain.

Penggunaan dokumen dalam penelitian ini adalah dokumen dalam arti

sempit. Studi dokumen mempunyai arti metodologis yang sangat penting,

sebab selain bahan dokumen menyimpan sejumlah besar fakta dan data

sejarah, bahan ini juga dapat untuk menjawab pertanyaan apa, kapan dan

mengapa.12

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Rijksblad Mangkunegaran tahun 1917-1940, Staatsblad Mangkunegaran,

Peraturan bab pajak penghasilan arsip Mangkunegaran No.DI 256, Bundel

pajak penghasilan arsip Mangkunegaran No.K 333, Berkas masalah pajak

penghasilan arsip Mangkunegaran No. P 1548 , Bundel daftar penerimaan

pajak penghasilan arsip Mangkunegaran No.1427 , Bundel daftar tunggakan

pajak penghasilan tahun 1934 arsip Mangkunegaran No.1536, buku-buku

penarikan pajak penghasilan arsip Mangkunegaran No.P 3033, dan sumber-

sumber lain yang berhubungan dengan tema ini. Sumber-sumber tersebut

diperoleh dari arsip perpustakaan Reksopustaka.

b. Studi pustaka

Selain menggunakan studi bahan dokumen, penelitian ini juga

menggunakan studi pustaka dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini

studi pustaka bertujuan untuk melengkapi data-data yang belum terungkap

12 Dudung Abdurrahman, op.cit, hlm.39-41.

Page 29: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dari sumber primer. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data yang

teoritis. Studi pustaka yaitu pengumpulan data melalui buku, majalah, surat

kabar, artikel dan sumber sekunder lainnya yang masih ada relevansi dengan

permasalahan yang akan diteliti. Dengan melakukan studi pustaka dapat

menambah teori dan konsep yang diperlukan dalam penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini dijelaskan beberapa permasalahan yang

dituangkan dalam tiap bab. Adapun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang gambaran umum perpajakan Mangkunegaran yang

meliputi, wilayah Mangkunegaran dan perkembangannya, perekonomian penduduk

Mangkunegaran,dan latar belakang pemungutan pajak penghasilan.

Bab III berisi mengenai pengertian pajak penghasilan, dasar hukum

pemungutan pajak penghasilan, obyek dan subjek pajak penghasilan, petugas penarik

pajak penghasilan, mekanisme pemungutan pajak penghasilan di praja

Mangkunegaran, yang meliputi pendaftaran, pemeriksaan buku kekayaan, penetapan

pajak, pengurangan pajak dan pembayaran pajak penghasilan serta sanksi-sanksi bagi

wajib pajak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang telah ditetapkan

dalam perpajakan.

Page 30: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Bab IV berisi mengenai kasus-kasus penyimpangan pajak penghasilan

meliputi kasus tunggakan pajak penghasilan oleh wajib pajak serta penggelapan uang

pajak penghasilan yang dilakukan oleh pejabat desa serta petugas pajak.

Bab V Penutup berisi mengenai Kesimpulan.

Page 31: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

GAMBARAN UMUM PERPAJAKAN MANGKUNEGARAN

A.Wilayah Mangkunegaran dan Perkembangannya

Berdirinya Praja Mangkunegaran ditandai dengan dilaksanakannya perjanjian

Salatiga antara Raden Mas Said, Belanda, dan Sunan Paku Buwono III. Perjanjian

tersebut menyepakati beberapa hal yang meliputi:

1. Raden Mas Said diangkat menjadi Pangeran Miji, yang berkedudukan di

bawah Sunan. Raden Mas Said bergelar Pangeran Adipati Mangkunegara.

2. Raden Mas Said mendapatkan tanah sebesar 4000 karya1, yang terletak di

Keduwang, Laroh, Matesih dan Gunung Kidul.

3. Raden Mas Said harus bersumpah setia kepada Sunan, Sultan, dan Belanda.

Raden Mas said juga harus tunduk kepada perintah raja. Ia juga harus tinggal

dan berkedudukan di ibukota Surakarta.2

Berdasarkan perjanjian Salatiga tersebut disepakati bahwa Raden Mas Said

mendapat tanah lungguh (apanage) seluas 4000 karya. Tanah apanage yang

diberikan kepada Raden Mas Said merupakan tanah yang pernah dikuasai oleh Raden

1 Luas satu karya sekitar 7.096,5 M2 atau sama dengan satu bau (3/4 hektar). Lihat Wasino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra, (Perubahan Masyarakat Mangkunegaran), Yogyakarta: PT.LKiS Pelangi Aksara.

2 A.K.Pringgodigdo, 1938, Lahir Serta Tumbuhnya Praja Mangkunegaran , Surakarta:

Reksopustaka, hlm 8.

14

Page 32: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Mas Said. Wilayah awal praja Mangkunegaran disebut sebagai desa Babok (desa inti

atau desa induk).

Tabel 1

Luas desa Babok tahun 1757

Nama Wilayah Luas (jung) Luas (karya)

Keduwang 141 564

Laroh 115,5 462 Matesih 218 872

Wiraka 60,5 242

Haribaya 82,5 330 Hanggabayan 25 100

Sembuyan 133 532

Gunung Kidul 71,5 286 Pajang (Sebelah selatan jalan besar Surakarta -Kartasura)

58,8 235,2

Pajang (sebelah utara jalan Surakarta - Kartasura)

64,5 258

Mataram (pertengahan Yogyakarta) 64,5 258 Kedu 8,5 34

Jumlah

975,5

3,918 = 4000

Sumber : Wasino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra, (Perubahan Masyarakat Mangkunegaran), Yogyakarta: PT.LKiS Pelangi Aksara, hlm 13.

Di bawah pemerintahan Mangkunegara II (1756-1835), wilayah praja

Mangkunegaran mengalami pertambahan wilayah sebanyak dua kali. Pada tahun

1813, Praja Mangkunegaran mendapat tambahan tanah sebesar 240 jung3 atau 1000

karya sehingga luasnya menjadi sekitar 5.000 karya. Wilayah tambahan ini terpencar

3 Satu jung sekitar 28.386 M2 atau 4 karya. Lihat Wasino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra

(Perubahan Masyarakat Mangkunegaran) , Yogyakarta: PT.LKiS Pelangi Aksara, hlm.14

Page 33: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

di sejumlah tempat, yaitu yang terletak di Keduwang (72 jung), Sembuyan (12 jung),

Mataram (2,5 jung), Sukawati bagian barat (28,5 jung) dan daerah di lereng gunung

Merapi bagian timur (29,5 jung). Tambahan tanah ini sebagai hadiah karena jasa

Mangkunegara II yang mengirimkan prajuritnya membantu Inggris dalam konflik

melawan Sultan Sepuh di Yogyakarta dan Susuhunan Pakubuwana IV.4

Penambahan kedua terjadi pada tahun 1830, masih dalam pemerintahan

Mangkunegara II. Ketika itu, wilayah Mangkunegaran bertambah luasnya 120 jung

atau 500 karya lagi sehingga luas wilayah secara keseluruhan menjadi sekitar 5.500

karya atau 3.850 hektar. Tambahan wilayah kedua ini terletak di Sukawati bagian

utara. Penambahan wilayah ini sebagai hadiah atas jasa Sri Mangkunegara

mengirimkan prajuritnya membantu Belanda dalam menumpas perlawanan

Diponegoro. Berbeda dengan tanah-tanah babok yang umumnya tanah yang kurang

subur, tanah-tanah tambahan ini terdiri dari tanah-tanah yang subur di lembah

Bengawan Solo.

Oleh Karena banyak lokasi tanah Mangkunegaran yang berada dalam

administrasi Sunan dan Sultan maka pada tahun 1831 diadakan saling tukar wilayah

untuk mempermudah kontrol administrasi terhadap wilayah tersebut. Adapun

pertukaran wilayah itu antara lain : (1) Tanah Mangkunegaran sebanyak 64 jung yang

terletak di Gunung kidul bagian barat, yaitu Ponjong dan Semanu ditukar dengan

tanah Sultan Yogyakarta yang terletak di Sembuyan selatan (sebelah timur

Surakarta), (2) Tanah-tanah di wilayah Gubernemen, yakni Kedu (8,5 jung), dan

4 Ibid.

Page 34: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tanah Kalitan (Majak, Ketinggi, dan Tuk Sanga) diserahkan pada pemerintah Belanda

dan pihak Mangkunegaran mendapatkan ganti rugi sebesar f 1.297,98.5

Pada masa pemerintahan Mangkunegara III tepatnya pada tahun 1847, secara

administrasi Praja Mangkunegaran dibagi menjadi tiga daerah Onderregentschap

yang meliputi Wonogiri ( Laroh, Hanggabayan, Keduwang ), Karanganyar (Sukawati,

Matesih, Haribaya) dan Malangjiwan. Sedangkan pada masa Mangkunegara IV

tepatnya pada tahun 1875 terjadi perubahan lagi dengan dihapuskannya

Onderregentschap Malangjiwan dan kemudian dibentuk Onderregentschap

Baturetno yang wilayahnya meliputi tanah Wiraka dan Sembuyan. Hal ini berarti

pada masa Mangkunegara IV Praja Mangkunegaran terbagi menjadi tiga wilayah

meliputi Wonogiri, Karanganyar, dan Baturetno. 6

Pada masa pemerintahan Mangkunegara V, yaitu tepatnya pada tahun 1891

Onderregentschap Baturetno dihapuskan dan wilayahnya digabungkan dengan

Onderregentschap Wonogiri. Saat pemerintahan Mangkunegara VI tepatnya tahun

1903 terjadi perubahan wilayah lagi yaitu dibentuknya Onderregentschap kota

Mangkunegaran sehingga wilayah Mangkunegaran pada tahun tersebut terbagi

menjadi tiga Onderregentschap yaitu Kota Mangkunegaran, Karanganyar, dan

Wonogiri ditambah enclave Ngawen.7

5 Wasino, 2008, Kapitalisme Bumi Putra (Perubahan Masyarakat Mangkunegaran) ,

Yogyakarta: PT.LKiS Pelangi Aksara, hlm.15. 6 Sutrisno Adiwardoyo, 1974, Pertumbuhan Kadipaten Mangkunegaran Sampai Masuknya ke

Provinsi Jawa Tengah, Surakarta: IKIP, hlm 30. 7 Wasino, 1994, Kebijaksanaan Pembaharuan Pemerintahan Praja Mangkunegaran (Akhir

abad XIX-Pertengahan Abad XX), Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, hlm 54.

Page 35: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Pada awal abad XX batas-batas antara daerah Mangkunegaran dengan daerah

swapraja lainnya semakin dipertegas, terutama dengan menghilangkan daerah-daerah

enclave.8 Wilayah Mangkunegaran meliputi daerah seluas 2815,14 Km2, yang

meliputi lereng barat dan selatan gunung Lawu yang meluas sampai daerah hulu

Bengawan Solo menuju Gunung Kidul. Bagian selatan dari praja ini membentang

pada bagian timur gunung Sewu yang sangat tandus hingga Samudra Hindia. Di

sebelah barat, daerahnya sebagian menuju barat melalui dataran rendah Bengawan

Solo sampai pada ujung kaki Gunung Merapi dan Merbabu yang keadaanya sangat

subur. 9

Pada tahun 1917 Praja Mangkunegaran masih tetap membawahi 3 kabupaten

yaitu kabupaten Karanganyar, kabupaten Wonogiri dan kabupaten Kota

Mangkunegaran. Pada tahun 1929 terjadi perubahan kembali, praja Mangkunegaran

menghapus kabupaten Kota Mangkunegaran. Wilayah yang semula kabupaten Kota

Mangkunegaran digabungkan dengan wilayah kabupaten Karanganyar, sehingga pada

waktu itu Praja Mangkunegaran membawahi 2 kabupaten yaitu Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri.

Penggabungan kabupaten Kota Mangkunegaran dengan kabupaten

Karanganyar tersebut dilakukan oleh Mangkunegara VII dalam rangka penghematan

anggaran pemerintahan dikarenakan saat itu dampak-dampak krisis ekonomi yang

terjadi di seluruh penjuru dunia sudah mulai dirasakan di Praja Mangkunegaran.

Akan tetapi, perubahan ini tidak berlangsung lama, setahun kemudian diadakan

8 Enclave adalah sebidang tanah yang berada di wilayah orang lain atau daerah kantong. 9Wasino,op.cit, 2008, hlm 52.

Page 36: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

perubahan lagi yaitu dengan dihidupkannya lagi kabupaten Kota Mangkunegaran.

Bekas daerah kabupaten Karanganyar menjadi daerah kabupaten kota

Mangkunegaran.10

Tatanan pemerintahan Praja Mangkunegaran berkembang sampai tingkat

desa. Hal ini terlihat dengan dibentuknya susunan desa. Pada tahun 1920 praja

Mangkunegaran memiliki 561 desa sedangkan pada tahun 1926 telah memiliki

sebanyak 738 desa. Dalam perkembangannya sampai tahun 1933, praja

Mangkunegaran telah memiliki seluruhnya 754 desa dan kampung. Kemudian

diadakan penggabungan kelurahan-kelurahan tersebut. Sampai tahun 1939, Praja

Mangkunegaran telah membentuk 154 kalurahan baru.11

Reorganisasi desa-desa tersebut dilakukan Mangkunegara VII untuk

memperkuat moral masyarakat desa agar tidak jatuh karena masuknya pengaruh

dunia luar terhadap desa-desa di Mangkunegaran. Mangkunegara VII yang

memerintah tahun 1916-1944 memiliki harapan agar desa tetap bertahan berdasarkan

moral lama.12

10 Wasino, op.cit,1994, hlm 54. 11 Mohamad Dalyono, 1977, Ketataprajaan Mangkunegaran, Surakarta: Reksopustaka,

hlm.110. 12 Wasino, op.cit, 2008, hlm 124.

Page 37: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

B. Perekonomian Penduduk Mangkunegaran

Wilayah Mangkunegaran secara ekologis terdiri dari dua bentang alam

yang kontras, yaitu dataran tinggi dan rendah. Daerah pegunungan lokasinya sangat

jauh dari kota Praja yaitu terletak di sebelah timur dan bagian selatan kota

Mangkunegaran. Di pegunungan kondisi tanahnya berkontur tidak rata sehingga

persediaan air tidak banyak seperti di dataran rendah. Di wilayah ini penduduknya

bermata pencaharian sebagai petani lahan kering atau tegalan. Tanaman yang ditanam

oleh rakyat adalah tanaman tahunan, seperti kelapa, melinjo, dan tanaman palawija,

jenis padi-padian hanya ditanam dalam bentuk gaga. Sedangkan tanaman perkebunan

yang cocok adalah tanaman kopi.

Dataran rendah Mangkunegaran yang berlokasi di distrik Karanganyar dan

Kota Mangkunegaran merupakan daerah persawahan. Daerah ini tanahnya cukup

subur dengan aliran air yang memadai. Aliran air terutama dari sungai-sungai kecil

dari lereng gunung Lawu untuk distrik Karanganyar dan Bengawan Solo untuk distrik

Kota Mangkunegaran. Sebagai daerah persawahan, tanaman utama penduduk di

wilayah tersebut adalah padi. Penanaman padi tampaknya telah menjadi tradisi

berabad-abad pada masyarakat Surakarta yang tinggal di lembah Bengawan Solo.

Daerah Mangkunegaran bagian selatan yaitu Sembuyan dan Baturetna wilayah

kurang subur karena tanahnya mengandung batu kapur sehingga wilayah ini kurang

cocok untuk pertanian padi. 13

13Wasino, op.cit, 2008, hlm 15-16.

Page 38: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Dasar ekonomi praja Mangkunegaran adalah pertanian.14 Penghasilan petani

di Praja Mangkunegaran berasal dari panen padi dan palawija. Namun, setelah adanya

pembukaan areal perkebunan oleh pihak Eropa muncul lingkungan perkebunan baru

yang mengusahakan tanaman ekspor.

Pembukaan areal oleh pihak swasta dilakukan dengan cara menyewa tanah-

tanah di wilayah Mangkunegaran. Tanah-tanah yang disewa meliputi tanah yang

berada di Batujamus, Tarikngarum, dan Manggis. Sebagian besar lahan yang disewa

oleh pengusaha swasta tersebut digunakan sebagai perkebunan kopi. Selain untuk

perkebunan kopi, lahan yang disewa oleh pemodal swasta juga digunakan untuk

usaha perkebunan lain, seperti tembakau, nila, dan tebu.

Selain perkebunan yang dikelola perkebunan swasta tersebut, Praja

Mangkunegaran juga memiliki beberapa perusahaan perkebunan milik langsung

Mangkunegaran, antara lain pabrik gula Colomadu yang berada di wilayah Pajang

Utara ( Malangjiwan) dan Tasikmadu berada di wilayah Sukawati bagian timur

(Karanganyar, Afdeeling Sragen). Keberadaan industri di Praja Mangkunegaran

tersebut sangat membantu penghasilan Praja. Keuntungan yang diperoleh dari pabrik

gula sebagian digunakan raja untuk membayar gaji para bangsawan dan pepanci bagi

kerabat dekatnya. 15

Selain perusahaan-perusahaan di atas, Praja Mangkunegaran masih

mempunyai perusahaan-perusahaan lainnya misalnya perusahaan beras Mojoretno,

14 Th.Metz, op.cit, hlm.37. 15 Wasino, op.cit, 2008, hlm 51.

Page 39: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

perusahaan Polokarto, perusahaan kapuk randu Wonogiri, perusahaan Hutani, dan

perusahaan-perusahaan lainnya yang skalanya lebih kecil.16

Sektor perkebunan mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja pada

perkebunan di wilayah Mangkunegaran diambil dari penduduk yang berada disekitar

perkebunan. Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan ditiap-tiap perkebunan berbeda-

beda perubahan tergantung bagaimana keadaan perkebunan saat itu. Untuk

mengetahui keadaan tenaga kerja pertanian dan perkebunan di praja Mangkunegaran

tahun 1930 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Keadaan tenaga kerja pertanian dan perkebunan

Praja Mangkunegaran tahun 1930

No Jenis Tenaga Kerja Pria

Tenaga Kerja

Wanita

% dari seluruh Tenaga Kerja

%dari penduduk

1. 2.

3.

Pertanian rakyat di luar kota: a. Kabupaten Wonogiri b. KabupatenKota

Mangkunegaran Perkebunan-perkebunan tebu:KabupatenKota Mangkunegaran Perkebunan-perkebunan lain bukan milik Bumiputera : KabupatenKota Mangkunegaran

101.104 46.738

9.498

3.603

20.745 4.433

4.702

5.439

72,5 43,4

10,7

21,2 16,2

Sumber: Th. M. Metz, 1987, Mangkunegaran : Analisis Sebuah Kerajaan Jawa,

Surakarta: Reksopustaka hlm 38.

16 Wasino, op.cit,1994, hlm 182.

Page 40: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Sektor pertanian rakyat di kabupaten Wonogiri dapat menyerap tenaga kerja

tenaga kerja pria sebanyak 101.104 jiwa sedangkan tenaga kerja wanita jumlahnya

20.745. Pertanian rakyat Kota Mangkunegaran dapat menyerap tenaga kerja pria

sebanyak 46.738 jiwa sedangkan tenaga kerja wanita jumlahnya 4.433 sedangkan

untuk perkebunan tebu di kabupaten Mangkunegaran dapat menyerap tenaga kerja

pria sebanyak 9.498 dan tenaga kerja wanita sebanyak 4.702. Untuk perkebunan-

perkebunan lain bukan milik bumiputera yang berada di kabupaten Kota

Mangkunegaran dapat menyerap tenaga kerja pria sebanyak 3.603 dan tenaga kerja

wanita sebanyak 5.439.

Sektor pertanian dan perkebunan tersebut dapat menyerap banyak tenaga

kerja. Hal ini disebabkan oleh kebijakan dari Mangkunegara VII yang mewajibkan

seluruh perkebunan dan perusahaan yang ada di Praja Mangkunegaran untuk

menggaji tenaga kerjanya dengan menggunakan uang.17 Hal ini mengakibatkan

terjadinya pergeseran perekonomian desa ke arah ekonomi pasar.

Selain dalam bidang pertanian dan perkebunan, rakyat Mangkunegaran juga

mempunyai pekerjaan lain yaitu pekerjaan dalam bidang industri batik dan kerajinan

tangan seperti dalam bidang perkayuan, perkulitan,dan bambu, sedangkan sektor

perdagangan sebagian besar dikuasai golongan Cina dan Arab.18 Akan tetapi, sektor

industri ini skalanya lebih kecil daripada bidang pertanian dan perkebunan.

17 Th.Metz, op.cit, hlm.43. 18 Larson,G.D, 1990, Masa Menjelang Revolusi (Keraton dan Kehidupan Politik di

Surakarta) Yogyakarta: Gajah Mada University Press, hlm 23.

Page 41: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

C. Latar Belakang Diberlakukan Pajak Penghasilan

Ketika perjanjian Salatiga ditandatangani pada tahun 1757, hukum

pertanahan yang berlaku di Mangkunegaran masih mengikuti hukum pertanahan yang

berlaku di Kasunanan. Berdasarkan hukum tersebut, tanah adalah milik raja. Raja

merupakan pemilik mutlak atas tanah.

Semula tanah-tanah Mangkunegaran merupakan tanah lungguh atau tanah

jabatan Mangkunegara I dari Kasunanan. Sebagai tanah jabatan, tanah-tanah milik

Mangkunegara secara hukum dapat diambil kembali oleh Sunan. Akan tetapi dalam

perkembangannya, status tanah jabatan itu mengalami perubahan. Tanah tersebut

diberikan sepenuhnya kepada Mangkunegara. Sebagai hak milik mutlak maka tanah

Mangkunegara dapat diwariskan kepada keturunannya.

Seperti halnya Kasunanan, tanah-tanah Mangkunegaran ada yang dikuasai

secara langsung oleh raja dan ada yang diserahkan kepada para bangsawan dan

pejabat sebagai tunjangan lungguh.Tanah-tanah yang dikuasai langsung disebut siti

daleman, sedangkan tanah yang tidak dikuasai secara langsung disebut tanah

apanage.19

Tanah apanage merupakan tanah gaji bagi para bangsawan dan pejabat praja.

Luas tanah apanage tiap pejabat atau bangsawan tidak sama. Luas tanah apanage

bagi bangsawan tergantung dari kedekatan dengan sang raja dan tinggi rendahnya

jabatan mereka. 20

19 Wasino, op.cit, 2008, hlm 22- 23. 20 Suhartono, 1991, Apanage dan Bekel: Perubahan Sosial di Pedesaan Surakarta 1830-1920,

Yogyakarta: Tiara Wacana hlm.35

Page 42: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Penerima tanah apanage disebut patuh. Patuh tersebut berhak menikmati hak-

hak yang muncul dari tanah itu yang semula menjadi hak milik raja, seperti hasil

bumi dan tenaga kerja dari penduduk yang mengerjakan tanah tersebut. Akan tetapi,

hak ini hanya bersifat sementara artinya hanya diberikan selama mereka masih

memegang jabatan.

Patuh tidak mengerjakan tanahnya sendiri karena mereka tidak tinggal didekat

tanah lungguhnya, para patuh biasanya tinggal di pusat kerajaan. Oleh karena itu,

para patuh mempercayakan pengolahan tanah tersebut kepada para bekel. Bekel yang

diserahi tugas oleh para patuh ini, diangkat dan dikukuhkan dengan piagem

pengangkatan. Bekel inilah yang sesungguhnya bertindak sebagai manager organisasi

produksi pertanian di pedesaan Mangkunegaran. Bekel merupakan orang yang

membagikan tanah-tanah apanage kepada para petani penggarap. Tanah-tanah

apanage biasanya dibagi dalam plot-plot kecil dan tersebar diberbagai tempat.21

Para bekel berhak menerima seperlima dari luas tanah yang digarap oleh

penduduk yang mendapat tanah apanage. Bekel juga mempunyai kewajiban untuk

menarik pajak hasil tanah apanage. Pemungutan pajak dapat berupa uang ataupun

hasil tanah (natura). Pajak yang dipungut berupa uang disebut dengan majegan,

sedangkan pajak yang dipungut berupa hasil tanah disebut maron. 22

Penduduk yang memperoleh tanah apanage beserta kewajiban yang melekat

dari tanah tersebut disebut sebagai cacah atau narakarya. Cacah merupakan keluarga

21Suhartono, op.cit, hlm 28. 22 Pringodigdo, op.cit, hlm 6.

Page 43: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

petani yang menggarap tanah milik raja. Meskipun cacah tidak memiliki hak milik

atas tanah, keberadaan mereka dianggap cukup penting bagi kerajaan.

Tanah-tanah apanage tersebut kemudian ditarik kembali oleh Mangkunegara

IV. Mangkunegara IV mempunyai pandangan bahwa model gaji berupa tanah

apanage kepada para kerabat dan narapraja kurang menguntungkan bagi praja dan

rakyat Mangkunegaran. Para pemegang tanah apanage mulai saat itu digaji dengan

uang yang disesuaikan dengan lebar kecilnya tanah apanage yang pernah dikuasai.

Hal ini berarti, gaji para kerabat dan nara praja Mangkunegaran berubah yang semula

berupa tanah apanage menjadi gaji yang berupa uang yang diberikan setiap

bulannya.23

Adanya perubahan sistem apanage menjadi sistem uang, maka Praja

Mangkunegaran menganggap perlunya suatu peraturan mengenai pajak untuk tetap

memungut penghasilan dari rakyat. Sehubungan dengan hal itu, maka pada saat

Mangkunegara VII berkuasa, praja Mangkunegaran mengeluarkan peraturan tentang

pajak penghasilan yaitu peraturan bab pajeg penghasilan sebagai peraturan resmi

tentang pemungutan pajak penghasilan yang dikenakan kepada rakyat yang bertempat

tinggal di seluruh kawasan Praja Mangkunegaran.24

23 Wasino, op.cit, 2008, hlm.37-38.

24 Peraturan bab pajeg penghasilan, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran

No. DI 256.

Page 44: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB III

MEKANISME PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN

DI PRAJA MANGKUNEGARAN

A. Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan

1. Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak adalah suatu kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas Negara

yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan

kedudukan tertentu, menurut peraturan yang telah ditetapkan serta dapat dipaksakan,

tetapi tidak ada jasa timbal balik secara langsung, melainkan untuk memelihara

kesejahteraan umum.1

Pengenaan pajak secara teratur dan permanen sudah dilakukan sejak zaman

kolonial. Akan tetapi, perlu juga diingat bahwa ketika wilayah nusantara masih terdiri

dari kerajaan pun sudah ada pungutan semacam pajak. Ungkapan yang

menggambarkan hal itu tercermin dalam kata-kata bahasa Jawa, misalnya:”asok

glondhong pengareng-areng, peni-peni rojo peni, guru bakal guru dadi, ngaturaken

putri tondho lintuning sih katresnan”. Persembahan itu disampaikan kepada raja

dengan maksud sebagai wujud rasa hormat dan upeti, yang disampaikan oleh rakyat

di wilayah kekuasaan kerajaan.2

1 Siti Resmi, 2009, Perpajakan :Teori dan Kasus, Jakarta: Salemba Empat, hlm 1.

2 Y.Sri Pudyatmoko , 2006, Pengantar Hukum Pajak, Yogyakarta : C.V.Andi Offset, hlm 91.

27

Page 45: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Bagi Praja Mangkunegaran, pajak merupakan salah satu primadona bagi

pemasukan kas Praja Mangkunegaran. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis pajak

yang diberlakukan di wilayah ini. Banyaknya jenis pajak yang diterapkan tersebut

menyebabkan perlu adanya perbaikan sistem perpajakan yang ada dengan

membentuk Mantri Martanimpuna.3 Mantri Martanimpuna bertugas dalam

melaksanakan pemungutan semua jenis pajak yang diterapkan di praja

Mangkunegaran, termasuk pajak penghasilan.

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima

seseorang yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan seseorang

yang bersangkutan, dengan nama dan bentuk apapun.4 Pajak penghasilan merupakan

pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, honorarium, tunjangan dan

pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau

kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak. Pajak penghasilan juga dapat diartikan

pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam suatu tahun pajak.5

Pajak penghasilan merupakan pajak yang bersifat persooniljk yaitu pajak yang

dalam penetapannya memperhatikan keadaan dari diri serta keluarga wajib pajak,

keadaan dan kemampuan wajib pajak harus diperhatikan misalnya status wajib pajak,

berapa tanggungannya, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan

penghasilan yang diperoleh.

3 Rijksblad Mangkoenegaran No.5 Tahun 1917, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. 4 Rochmat Soemitro, 1993, Pajak Penghasilan, Bandung: Eresco, hlm 18-19. 5 Siti Resmi, op.cit, hlm 80.

Page 46: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tahun pajak penghasilan adalah jangka 1 tahun takwim, dimulai sejak tanggal

1 Januari sampai tanggal 31 Desember. Penetapan pajak penghasilan dilakukan pada

awal tahun. Hal ini berarti bahwa pajak penghasilan merupakan pajak terutang karena

penetapan pajak dilakukan diawal tahun pajak. Pajak terutang adalah pajak yang

harus dibayar pada suatu suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam

bagian tahun pajak meskipun penetapan besarnya pajak sudah dilakukan pada awal

tahun pajak. 6

Pajak penghasilan di praja Mangkunegaran dipungut atas dasar asas domisili

yaitu suatu asas pemungutan pajak di mana negara tempat tinggal wajib pajak

berwenang untuk memungut pajak atas segala penghasilan yang diperoleh wajib

pajak yang berdomisili di negara itu, tak pandang di mana penghasilan itu diperoleh

baik dari wilayah Mangkunegaran maupun luar Mangkunegaran.

Pajak penghasilan mulai diberlakukan di wilayah praja Mangkunegaran pada

masa Mangkunegara VII memegang tampuk kekuasaan. Tepatnya pada tahun 1917,

Mangkunegara VII mengeluarkan Peraturan Bab Pajeg Penghasilan sebagai suatu

peraturan yang mengatur tentang pemungutan Pajak Penghasilan di wilayah Praja

Mangkunegaran. Pajak penghasilan mulai dilaksanakan di Praja Mangkunegaran

dikarenakan sistem gaji yang diterapkan menggunakan sistem uang.

6 Y.Sri Pudyatmoko , op.cit. hlm 63.

Page 47: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Penghasilan

Pajak atas penghasilan di Hindia Belanda mulai dipungut dengan

diberlakukannya Paten Recht pada tahun 1878. Kemudian peraturan pajak

penghasilan diperbaharui dengan Ordonantie Op De Inkomsten Belasting No.298

tahun 1908 yang dituangkan dalam Staatsblad tahun 1908. Berdasarkan atas

ketentuan yang tercantum dalam Staatsblad tahun 1908 tersebut maka pada tahun

1917 Praja Mangkunegaran mulai memungut pajak penghasilan dengan

mengeluarkan Peraturan Bab Pajeg Penghasilan.

Selain peraturan bab pajeg penghasilan tersebut, dasar hukum pemungutan

pajak penghasilan meliputi Rijksblad Mangkunegaran No.10 tahun 1919, Rijksblad

Mangkunegaran No.1 tahun 1922, Rijksblad Mangkunegaran No.10 tahun 1933,

Rijksblad Mangkunegaran No.3 tahun 1935, Rijksblad Mangkunegaran No.8 tahun

1936, Rijksblad Mangkunegaran No.13 tahun 1937 dan Rijksblad Mangkunegaran

No. 1 tahun 1940. Rijksblad Mangkunegaran tersebut mengatur tentang perubahan-

perubahan dalam pemungutan pajak penghasilan. Perubahan tersebut mengenai

perubahan tarif pajak yang dikenakan kepada wajib pajak yang disesuaikan dengan

peningkatan penghasilan yang diperoleh subjek pajak.

Pemungutan pajak penghasilan menggunakan fictieve stelsel yaitu penetapan

pajak dilaksanakan dengan sistem anggapan. Sekalipun dasarnya anggapan, akan

tetapi anggapan ini tidak dilakukan dengan sembarangan yaitu anggapan bahwa

penghasilan yang diterima oleh setiap wajib pajak adalah sama besarnya untuk setiap

tahun pajak. Oleh karenanya, begitu tahun pajak berakhir dapat diketahui besarnya

penghasilan dari wajib pajak yang bersangkutan maka sudah dapat ditentukan

Page 48: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

besarnya pajak penghasilan untuk tahun berikutnya. Fictie lain yang dapat digunakan,

misalnya bagi wajib pajak yang menerima gaji bulanan, penghasilan dalam satu tahun

pajak adalah sama dengan penghasilan pada bulan pertama dikalikan duabelas.

Dengan demikian setelah bulan pertama berakhir dapat diketahui semua penghasilan

bulan itu maka sudah dapat digunakan untuk menentukan besarnya penghasilan

setahun. Dengan demikian stelsel ini menerapkan sistem pemungutan pajak di depan

(voor heffing).

3. Subjek Pajak Penghasilan

Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi

untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan Pajak

Penghasilan. Subjek pajak sering disebut juga wajib pajak. Subjek pajak penghasilan

meliputi:

a. Subjek pajak orang pribadi

Orang pribadi sebagai subjek pajak yang bertempat tinggal di Praja

Mangkunegaran.

b. Subjek pajak badan

Badan adalah sekumpulan orang dan modal yang merupakan kesatuan yang

melakukan usaha untuk memperoleh keuntungan. Badan usaha yang

dimaksud meliputi vennootschap, maatschap, firma dan commandite serta

badan usaha dengan nama dan bentuk apapun.

Page 49: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c. Subyek pajak harta warisan yang belum dibagi

Warisan tersebut mendatangkan penghasilan, sehingga penghasilan tersebut

dikenakan pajak. 7

Menurut peraturan praja Mangkunegaran, ada beberapa golongan yang

dibebaskan dari pungutan pajak penghasilan oleh pihak praja Mangkunegaran.

Golongan tersebut meliputi:

a. Pengageng trah Mangkunegaran dan permaisuri.

b. Penduduk praja yang mempunyai penghasilan kecil sehingga penghasilan

tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.8

c. Penduduk praja yang meninggal dunia meskipun penghasilannya masih

diterima. 9

4. Objek Pajak Penghasilan

a. Penghasilan Kena Pajak

Obyek pajak penghasilan adalah penghasilan yaitu setiap tambahan

kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak dari manapun

asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan

wajib pajak tersebut. Objek pajak tersebut dapat berupa uang ataupun barang yang

mempunyai nilai uang.

7 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. 8 Penghasilan yang tidak dikenakan pajak pada tahun 1919 ditentukan sebesar f.90. 9 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 50: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Berdasarkan Rijksblad Mangkunegaran No.10 tahun 1919, objek pajak

penghasilan di Praja Mangkunegaran adalah pungutan berdasarkan penghasilan yang

diperoleh dari:

1. Harta Tidak Bergerak

a. Hasil dari penyewaan rumah/penginapan yang di peroleh wajib pajak.

b. Hasil dari sawah dan pekarangan yang dimiliki.

c. Hasil yang diterima dari pemelikan (tambak, umbul dan sejenisnya)

d. Sewa gudang yang digunakan sebagai tempat usaha.

2. Harta Bergerak

a. Hasil keuntungan (bunga) dari piutang, hasil dari sewa barang-barang

bergerak, hasil keuntungan dari uang yang digunakan untuk usaha,

serta keuntungan apapun yang berasal dari barang-barang bergerak

yang digunakan untuk pekerjaan.

b. Pembagian uang dari sebuah perkumpulan misalnya koperasi atau

perkumpulan dagang (comandhiter) ataupun pembagian uang dari

kepemilikan saham dalam sebuah perkumpulan.

c. Hasil dari obligasen, mandeel atau effechten lainnya.

d. Pengembalian hutang yang lebih dari jumlah hutang semula.

e. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau

sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah.

Page 51: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Pekerjaan

Semua pembayaran atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang

diperoleh termasuk gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya yang diperoleh

karena melakukan sebuah pekerjaan. 10

Pajak penghasilan yang dikeluarkan dari pekerjaan misalnya buruh pabrik,

pegawai negeri, dokter, penjual jamu, pekerjaan membuat kapal, berdagang,

pekerjaan dalam bidang pertanian, pekerjaan dalam bidang kesenian, dan pekerjaan

lainnya.

4. Pembayaran tidak tetap

Yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak tetap berupa

gratifikasi, tunjangan cuti, wachtgeld, bonus, premi-premi, sumbangan, pensiunan,

bunga dari lijfrente dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap. Apabila

penghasilan tersebut terhenti maka pajak yang dibebankan akan dihilangkan.11

b. Penghasilan Tidak Kena Pajak

Penghasilan yang dibebaskan dari pemungutan pajak yang biasa disebut

penghasilan tidak kena pajak antara lain:

1. Hasil dari tanah yang sudah dibebani pajak landrente maupun pajak tanah

perkotaan, penghasilan dari rumah-rumah yang berada diatas tanah tersebut.12.

10 Rijksblad Mangkoenegaran No.1 tahun 1922, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

11 Rijksblad Mangkonegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

12 Pada tahun 1919 ditetapkan penghasilan yang berasal dari tanah dan rumah yang lebih dari

f.60 tidak dibebaskan dari pungutan pajak sedangkan pada tahun 1933 sebesar f.120.

Page 52: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Keuntungan dari naiknya nilai suatu barang yang tidak digunakan untuk

pekerjaan.

3. Keuntungan dari jual beli barang bergerak maupun tidak bergerak, kecuali

jual beli barang tersebut untuk keperluan usaha.

4. Hasil dari menggadaikan barang yang sudah dipotong sesuai dengan peraturan

gadai tanggal 12 November 1902 angka 19/Q.

5. Penghasilan legiun yang pangkatnya di bawah opsir.

6. Uang pertolongan (onderstand) karena meninggal dunia, kecelakaan atau

jompo.

7. Upah yang diterima sebagai utusan dari praja.

8. Pemberian dari sanak-saudara, pasangan atau orang lain yang bertempat

tinggal di Praja Mangkunegaran.13

B. Petugas Penarik Pajak Penghasilan

Petugas penarik pajak di Praja Mangkunegaran dibentuk oleh Mangkunegara

VII melalui Rijksblad Mangkunegaran No.5 Tahun 1917. Petugas pemungut pajak

tersebut selanjutnya disebut Mantri Martanimpuna.

Pemungutan pajak penghasilan dilaksanakan oleh Mantri Martanimpuna

dengan membentuk komisi-komisi pajak (Aanslag Comissie) di setiap daerah

13 Rijksblad Mangkonegaran No.1 Tahun 1922 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 53: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Kapanewon. Komisi pajak tersebut terdiri dari 5 sampai 7 orang, sudah termasuk

ketuanya. Sebagai ketuanya harus dari golongan Martanimpuna.14

Sebelum ditetapkan sebagai petugas penarik pajak, anggota komisi

diwajibkan mengucap sumpah setia kepada praja Mangkunegaran. Sumpah tersebut

diucapkan di depan Bupati Patih. Sumpah tersebut berisi kesanggupan komisi pajak

untuk melaksanakan tugas pemungutan pajak dengan sebaik-baiknya dan siap

dikenakan sanksi apabila melakukan pelanggaran yang merugikan praja

Mangkunegaran. Bupati Patih dapat sewaktu-waktu mengganti anggota komisi,

anggota komisi yang kinerjanya dianggap baik akan dipertahankan sedangkan

anggota komisi yang kinerjanya buruk dapat dikeluarkan.

Dalam menetapkan pajak, komisi tidak boleh memutuskan banyaknya pajak

jika belum dimusyawarahkan kepada minimal 5 anggota termasuk sang ketua. Tetapi

jika anggotanya hanya terdiri dari 5 orang maka pengambilan keputusan minimal 3

orang. Apabila tidak terjadi kesepakatan bersama antara anggota komisi maka akan

diadakan pengambilan keputusan dengan cara votting, jika dengan votting pun

suaranya sama besar maka ketua komisi berhak sepenuhnya mengambil keputusan

akhir.

Komisi pajak datang ke desa-desa untuk memungut pajak setiap tanggal 1

pada bulan-bulan yang telah ditentukan yaitu April, Juni, Agustus, Oktober, dan

Desember.15 Pada hari yang telah ditentukan, komisi pajak datang ke kelurahan untuk

14 Rijksblad Mangkonegaran no.10 Tahun 1919 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

15 Ibid

Page 54: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

memungut pajak dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang. 16 Komisi Pajak berkewajiban

memungut pajak hanya di daerah yang sudah ditentukan oleh Bupati Patih.

Selain itu, dalam penarikan pajak komisi pajak juga dibantu pejabat desa

setempat misalnya lurah atau carik. Kerjasama pejabat desa sangat dibutuhkan

mengingat pejabat desa tersebut memegang kontrol sosial penduduk di kelurahannya.

Pejabat desa tersebut dilibatkan untuk mempermudah proses penarikan karena

biasanya penduduk sangat patuh terhadap perintah pejabat desa.

Setelah menerima uang pajak, Komisi Pajak menyerahkan ke Kantor Mantri

Martanimpuna. Mantri Martanimpuna kemudian menyerahkan uang pajak yang

sudah masuk kepada Panewu Martanimpuna. Selanjutnya uang pajak tersebut

disetorkan kepada Bupati patih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan

dibawah ini:

Bagan 1. Struktur Martanimpuna

Bupati Patih

Panewu Martanimpuna

Mantri Martanimpuna Wedana dan Panewu Gunung

bertindak sebagai controller

Komisi Pajak (Aanslag Commisie)

Lurah dan carik

16Rijksblad Mangkonegaran No.5 Tahun 1917, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 55: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Tugas masing-masing jabatan meliputi:

1. Bupati Patih : Mengangkat dan menetapkan Panewu dan Mantri

Martanimpuna serta menerima uang pajak yang selanjutnya diserahkan ke kas

Praja Mangkunegaran.

2. Panewu Martanimpuna : Mengawasi kinerja Mantri Martanimpuna dan

menerima setoran uang dari Mantri Martanimpuna.

3. Mantri Martanimpuna : Mengawasi aanslag commisie dan menerima uang

pajak dari komisi.

4. Komisi Pajak : Menetapkan besarnya pajak dan melakukan pungutan

pajak kepada para wajib pajak.

5. Lurah dan Carik : Membantu komisi pajak dalam memungut pajak

khususnya dalam proses pencatatan.

B. Mekanisme Pemungutan Pajak Penghasilan

Pajak merupakan perikatan yang lahir dari sebuah peraturan sehingga

mekanisme pemungutan pajaknya pun harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan

yang berlaku. Pemungutan pajak penghasilan di praja Mangkunegaran dilakukan oleh

komisi pajak (Comissie aanslag) dan dibantu pejabat desa yang ada di wilayahnya

masing-masing. Mekanisme pemungutan pajak penghasilan adalah sebagai berikut:

1. Pendaftaran

Setiap orang yang tinggal di praja Mangkunegaran yang sudah menerima

surat pemberitahuan objek pajak (aangifte bilyet) wajib memberikan pelaporan

penghasilan. Wajib pajak memberikan pelaporan pajaknya dengan mengisi surat

Page 56: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pemberitahuan objek pajak (aangifte bilyet). Pelaporan tersebut dilakukan satu tahun

sekali.17

Pengisian aangifte bilyet harus dilakukan secara jujur sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya. Pelaporan yang dilakukan oleh wajib pajak meliputi:

a. Nama kecil, nama tua, nama istri dan alamat wajib pajak.

b. Jenis Pekerjaan dan lokasi kantor yang digunakan untuk bekerja, sudah

bekerja mulai awal tahun atau saat pertengahan tahun pemungutan pajak, atas

usaha sendiri atau ikut orang lain.

c. Tafsiran banyaknya penghasilan (penghasilan Brutto).

d. Asal penghasilan yang dijelaskan secara rinci.

e. Banyaknya penghasilan bersih (penghasilan Netto).

f. Biaya-biaya yang dikurangkan terhadap penghasilan Brutto sehingga menjadi

penghasilan Netto.

g. Uang tabungan yang dimiliki dan bunga yang diperoleh jika uang tersebut

disimpan di bank.

h. Penghasilan yang diperoleh dalam tahun pajak yang sudah berlalu dan kantor

pajak yang mengurusi.

i. Warisan yang belum dibagi dan keuntungan yang didapat dari warisan

tersebut.

j. Nama-nama orang yang tinggal satu rumah dengan wajib pajak.

17 Rijksblad Mangkonegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 57: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

k. Anggota keluarga yang sudah bekerja sendiri dan besarnya penghasilannya.

l. Apabila pekerjaan dilakukan bersama-sama maka harus mencantumkan nama

rekan kerja dan alamatnya.

m. Orangtua wajib pajak.

n. Tandatangan wajib pajak sehingga pelaporan tersebut dianggap sah.18

Apabila ada kekurangan dalam pelaporan tersebut dapat dilengkapi

belakangan sehingga tidak menghilangkan kewajiban membayar pajak, tetapi dalam

melengkapi kekurangan harus pada bulan yang sama dengan bulan pelaporan.

Aangifte bilyet yang sudah diisi harus ditandatangani oleh wajib pajak. Apabila

aangifte bilyet tersebut tidak ditandatangani wajib pajak atau ditandatangani orang

lain maka pelaporan tersebut dianggap tidak sah.

Bagi wajib pajak yang tidak bisa menulis maka surat pemberitahuan objek

pajak (aangifte bilyet) akan diisi oleh petugas pajak tetapi harus atas permintaan

wajib pajak. Setelah petugas pajak selesai mengisi aangifte bilyet tersebut, maka

petugas pajak harus membacakan serta menunjukkan kepada wajib pajak apakah isi

aangifte bilyet tersebut sudah sesuai dengan pelaporan wajib pajak. Apabila dianggap

sudah sesuai dengan pelaporan, maka wajib pajak harus menandatangani aangifte

bilyet tersebut serta disaksikan oleh satu orang saksi yang juga harus tandatangan.19

18 Surat Pertanyaan untuk Menentukan Banyaknya Pajak Penghasilan, Surakarta :

Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P 1572. 19 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 58: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Bagi anak-anak yang belum akil baliq, orang yang hilang ingatan dan orang

yang sedang bekerja di luar praja Mangkunegaran dapat mewakilkan pelaporan

pajaknya kepada seseorang yang dipercaya yang bertempat tinggal di Praja

Mangkunegaran. Sedangkan wajib pajak yang sudah meninggal dunia dapat

mewakilkan pelaporan kepada orang yang menerima wasiat (exeouter-testamentair)

atau dapat juga diwakilkan kepada orang yang menguasai barang peninggalannya

serta keturunannya. Bagi wajib pajak yang tidak melakukan pelaporan baik sendiri

ataupun perwakilan maka besarnya pajak akan ditentukan komisi tanpa harus

meminta persetujuan wajib pajak yang bersangkutan.

Pelaporan yang diwakilkan harus disertai surat kuasa. Dalam surat kuasa

tersebut juga harus dijelaskan mengenai alasan wajib pajak tidak melakukan

pelaporannya sendiri. Dengan alasan yang kuat maka komisi akan memaklumi hal

perwakilan tersebut.20

Orang yang melaporkan objek pajak baik untuk keperluan sendiri maupun

orang lain wajib melaporkan objek pajaknya menurut ketentuan-ketentuan yang

sudah ditetapkan oleh Bupati Patih. Komisi berkewajiban menjalankan dan

mengawasi pelaksanaan pemungutan pajak supaya tidak menyimpang dari peraturan

yang telah ditetapkan praja Mangkunegaran.

Komisi pajak mempunyai wewenang memerintahkan wajib pajak untuk

memberikan laporannya dengan mengucap sumpah, laporan tersebut dianggap sangat

penting karena digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya pajak.

20 Ibid.

Page 59: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Kesalahan dalam menentukan pajak akan mengurangi pendapatan Negara. Dalam

mengucap sumpah disaksikan oleh ketua komisi. Wajib pajak yang tidak bersedia

untuk mengucap sumpah maka komisi berwenang menaikkan pajak sesuai dengan

peraturan yang ada.21

Pelaporan yang sudah dilakukan wajib pajak kemudian diperiksa oleh komisi,

jika sudah tidak ada yang bermasalah maka besarnya pajak dapat segera ditentukan.

Akan tetapi, jika komisi menganggap pelaporan tadi tidak benar (pelaporan palsu)

maka komisi berhak meminta keterangan lebih lanjut kepada wajib pajak. Wajib

pajak yang sudah memberikan keterangan tambahan dan menurut komisi keterangan

tersebut dianggap cukup maka komisi sudah bisa menentukan besarnya pajak.

Seseorang yang semula bertempat tinggal di Praja Mangkunegaran tetapi

orang tersebut pindah tempat tinggal ke luar Praja Mangkunegaran kemudian kembali

lagi ke praja Mangkunegaran maka perhitungan pajak penghasilannya diganti dengan

perhitungan pajak yang baru.

Pria dan wanita yang terikat perkawinan sebagai suami istri pada prinsipnya

wajib pajaknya cukup suami saja tetapi perhitungan pajaknya berdasarkan jumlah

penghasilan keduanya. Akan tetapi, untuk suami-isteri yang dalam perkawinan

mengadakan perjanjian pemisahan harta kekayaan sehingga pemenuhan kewajiban

membayar pajak juga terpisah, maka isteri tersebut juga wajib untuk mendaftarkan

diri sebagai wajib pajak dan harus menunjukkan surat perjanjian pemisahan

21 Rijksblad Mangkoenegaran No. 10 Tahun 1933, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 60: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

kekayaan. Demikian halnya bila terjadi perceraian, maka wanita tersebut akan

dikenakan pajak sendiri sehingga juga wajib melaporkan penghasilannya pada

komisi.22

2. Pemeriksaan Buku Kekayaan

Setelah pemeriksaan keterangan kepada wajib pajak, ternyata komisi masih

menemukan hal-hal yang tidak benar maka komisi berhak memeriksa buku kekayaan

wajib pajak. Apabila menurut pemeriksaan buku kekayaan, ternyata pelaporan yang

diberikan merupakan pelaporan palsu sehingga menyebabkan penetapan pajak yang

terlalu sedikit maka komisi berhak menambah besarnya pajak tersebut sesuai dengan

perhitungan berdasarkan pemeriksaan buku kekayaaan.

Dalam pemeriksaan buku kekayaan, komisi dibantu oleh satu orang ahli

bahasa. Ahli bahasa tersebut sebelum memulai pekerjaannya harus mengucap sumpah

di depan ketua komisi atas nama rumahnya, jika terjadi pelanggaran maka rumah dari

ahli bahasa tersebut akan disita oleh komisi.23

Pembukuan secara umum, sebenarnya merupakan suatu proses pencatatan

yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang meliputi

keadaan harta, kewajiban atau hutang, modal, penghasilan serta jumlah harga

perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang terutang maupun tidak terutang,

yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan laba

22 Ibid 23 Rijksblad Mangkoenegaran No.1 tahun 1922, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 61: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

rugi pada setiap tahun pajak berakhir. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan pajak,

pembukuan mempunyai arti yang sangat penting.24

Informasi yang terdapat dalam pembukuan sangat penting karena digunakan

oleh komisi untuk dasar dalam penetapan pajak penghasilan sehingga sudah

seharusnya pembukuan dilakukan dengan benar. Kebenaran tersebut terlihat dari

kecocokan apa yang tertulis dalam pembukuan dengan kenyataan yang benar-benar

terjadi sehingga informasi dalam pembukuan tersebut dapat digunakan untuk

menetapkan pajak penghasilan. Akan tetapi, jika dalam pembukuan tersebut terdapat

informasi yang tidak benar maka komisi mempunyai hak untuk menentukan pajak

penghasilan sesuai dengan perhitungan komisi pajak sendiri.

Komisi berhak menentukan besarnya pajak menurut perhitungannya sendiri

apabila komisi menemukan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan wajib pajak.

Hal-hal yang dianggap sebagai pelanggaran tersebut meliputi:

a. Tidak melaporkan apa yang menjadi kewajibannya.

b. Wajib pajak bersedia memberikan pelaporan tetapi keterangan yang diberikan

palsu.

c. Komisi yang sudah meminta keterangan tetapi belum percaya atas keterangan

tersebut sehingga perlu memeriksa buku-buku keuangan tetapi wajib pajak

tidak bersedia menunjukkan buku-buku tersebut.

Sebaliknya wajib pajak harus bersikap kooperatif yaitu dengan

memperlihatkan dan meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain yang

24 Y.Sri Pudyatmoko , op.cit, hlm 134-135.

Page 62: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh. Wajib pajak juga harus

memberikan keterangan yang sebenar-benarnya sesuai dengan kenyataan yang ada.

Setelah ketua komisi menentukan waktu dan tempat pemeriksaan buku

kekayaan, akan tetapi wajib pajak tidak bersedia memperlihatkan buku-buku tersebut

maka komisi akan memberikan sanksi kepada wajib pajak tersebut. Menurut

peraturan, bagi wajib pajak yang keberatan untuk meminjamkan buku kekayaan maka

pajaknya akan dinaikkan f. 25,- setiap f. 100,-nya.25

3. Penetapan Pajak

Penghasilan yang sifatnya tetap ditentukan pada awal tahun pemungutan

pajak, sedangkan penghasilan yang diperoleh pada pertengahan tahun maka

perhitungannya akan disalin ketika tahun pajak sudah berjalan. Untuk orang-orang

yang bekerja setelah 3 bulan dimulainya tahun pemungutan pajak maka harus

membuat pelaporan sebelum bulan November.26

Penghasilan yang belum diterima setahun, hanya beberapa bulan tetapi

diperkirakan akan diterima selama setahun maka perhitungan pajak penghasilan

berdasarkan tafsiran selama beberapa bulan tersebut akan dijadikan perhitungan

selama satu tahun. Apabila dalam penafsiran tersebut ternyata salah maka

penyesuaian perhitungan pajak tersebut akan disalin ketika pajak sudah berjalan 6

bulan.

25 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

26 Ibid.

Page 63: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Komisi menetapkan pajak berdasarkan aangifte bilyet dan pemeriksaan

terhadap buku-buku kekayaan wajib pajak. Komisi tidak boleh memutuskan

banyaknya pajak jika belum dimusyawarahkan kepada minimal 5 anggota termasuk

sang ketua. Tetapi jika anggotanya hanya terdiri dari 5 orang maka pengambilan

keputusan minimal 3 orang. Apabila tidak terjadi kesepakatan bersama antara anggota

komisi maka akan diadakan pengambilan keputusan dengan cara votting, jika dengan

votting pun suaranya sama besar maka ketua komisi berhak sepenuhnya mengambil

keputusan akhir.

Kohir ditetapkan oleh komisi menurut aangifte bilyet yang sudah

dikembalikan oleh wajib pajak dalam tempo 30 hari. Setelah besarnya pajak

ditentukan maka komisi akan mengirimkan aanslag bilyet (Surat Ketetapan Pajak)

kepada wajib pajak. Aanslag bilyet yang diberikan tersebut memuat besarnya pajak

yang dibebankan kepada wajib pajak yang besarnya sama dengan buku kohir yang

dipegang komisi. Aanslag bilyet yang diberikan kepada wajib pajak dibungkus

tingkeman.

Pajak yang tercantum dalam aanslag bilyet harus dibayar oleh wajib pajak

tiap bulan angsuran, apabila wajib pajak sampai pada bulan angsuran tidak bersedia

membayar pajak maka komisi akan mengeluarkan surat paksa (dwangschrift) kepada

wajib pajak yang bersangkutan. 27 Dwangschrift merupakan surat perintah membayar

pajak yang dikeluarkan oleh komisi apabila dalam waktu yang sudah ditentukan

wajib pajak tidak bersedia membayar pajak.

27 Petunjuk cara pemakaian surat pameksa untuk urusan pajak, Surakarta: Reksapustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P 3158.

Page 64: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pajak yang ditetapkan oleh komisi harus tepat dan benar, supaya bisa

menentukan besarnya pajak dengan tepat dan benar maka komisi harus melakukan

rapat di kemantren gunung. Komisi dapat meminta keterangan kepada panggedhe

desa sehingga penentuan besarnya pajak bisa tepat sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.

Wajib pajak dan kerabatnya tidak diperbolehkan mengikuti rapat penetapan

pajak. Akan tetapi, pejabat-pejabat praja diperbolehkan menghadiri rapat penetapan

pajak walaupun bukan dari golongan Martanimpuna. Para pejabat praja tersebut

mempunyai hak untuk memberikan saran dalam pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh komisi.

Pola dan alur pelaporan sampai pembayaran pajak ditetapkan oleh Bupati

Patih sesuai dengan peraturan yang ada di Praja Mangkunegaran. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Bagan 2. Mekanisme Penetapan Pajak Penghasilan

Sumber: Diolah dari Rijksblad Mangkunegaran No.10 Tahun 1919, Rijksblad

Mangkunegaran No.1 Tahun 1922, dan Rijksblad Mangkunegaran No.10

Tahun 1933.

Wajib Pajak

Pembayaran

Pelaporan Aangifte bilyet

Keterangan lanjutan

Pemeriksaan buku

kekayaan Kohir

Aanslag bilyet

Page 65: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa mekanisme penetapan pajak

penghasilan dimulai dengan pelaporan wajib pajak yang dilakukan dengan mengisi

aangifte bilyet, kemudian komisi pajak akan meminta keterangan lanjutan dari

informasi yang terdapat dalam aangifte bilyet tersebut selanjutnya komisi akan

memeriksa buku-buku kekayaan yang dimiliki oleh wajib pajak. Komisi selanjutnya

akan menetapkan besarnya pajak sesuai dengan peraturan yang ada. Besarnya pajak

penghasilan tersebut kemudian dicatatkan dalam kohir yang selanjutnya dikirimkan

ke wajib pajak dengan aanslag bilyet. Wajib pajak yang telah menerima aanslag

bilyet tersebut maka sudah bisa membayar pajak penghasilannya.

4. Perhitungan pajak

Cara menghitung Pajak Penghasilan adalah Penghasilan Brutto dikurangi

biaya-biaya sehingga menjadi Penghasilan Netto. Berdasarkan perhitungan

Penghasilan Netto tersebut akan disesuaikan dengan tarif pajak yang telah dibuat

pihak Praja Mangkunegaran.

Untuk mendapatkan penghasilan Netto maka penghasilan Brutto dapat

dikurangi biaya-biaya yang meliputi:

a. Upah, biaya transportasi, biaya asuransi, biaya sewa kantor, biaya sewa

gudang, dan biaya-biaya lainnya untuk menjaga agar penghasilan dapat terus

lancar bahkan bisa meningkatkan penghasilan tersebut. Tetapi biaya-biaya

untuk membeli barang yang baru tidak termasuk untuk pengurangan pajak.

b. Hasil keuntungan yang merupakan hak milik orang lain sehingga harus

diberikan kepada orang yang bersangkutan, misalnya dalam bagi hasil

Page 66: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

koperasi harus dibagi kepada seluruh anggota sesuai dengan ketentuan yang

ada.

c. Biaya perawatan yang tetap dan biaya lainnya untuk menunjang keadaan

barang agar tetap dalam keadaan baik.

d. Sumbangan-sumbangan bandha sudiyan yang diperbolehkan pihak praja

untuk pertolongan kepada orang-orang yang bekerja untuk wajib pajak,

premi-premi yang diberikan kepada orang-orang tersebut karena mengalami

kecelakakan atau karena sudah tua (jompo), hal tersebut merupakan

kewajiban wajib pajak yang memperkerjakannya atau keturunan wajib pajak

tersebut.

e. Uang yang harus dibayar oleh wajib pajak tetapi tidak berhubungan dengan

penghasilan wajib pajak yaitu entresan utang, premi untuk tanggungan jiwa

(lijfrente). Premi-premi untuk lijfrente tidak boleh dari 5 % dari penghasilan

dan tidak boleh lebih dari f. 200.28

f. Tabungan untuk hari tua tetapi harus sewajarnya.

Uang yang tidak digunakan untuk usaha apapun sehingga uang tersebut hanya

ditabung saja maka uang tersebut akan dikenakan pemotongan sebesar 5% dari

keseluruhan uang tabungan. Uang yang berasal dari gratifikasi, upah-upahan tidak

diwajibkan untuk dibebankan pajak sebelum benar-benar diterima wajib pajak.29

28 Rijksblad Mangkonegaran No.1 Tahun 1922 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

29 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 67: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam perhitungan pajak

penghasilan meliputi:

a. Biaya yang digunakan untuk kepentingan wajib pajak sendiri misalnya biaya

untuk mengurus orangtua wajib pajak, untuk membiayai istri dan anak cucu.

b. Biaya untuk membeli barang-barang baru, meskipun barang-barang tersebut

digunakan untuk bekerja.

c. Uang penghasilan yang digunakan sebagai modal usaha dan untuk membayar

hutang.

d. Uang penghasilan yang digunakan untuk membeli tanah dan mendirikan serta

memperbaiki rumah.

e. Kerugian yang dikarenakan jual beli barang baik barang bergerak maupun

barang tidak bergerak, kecuali jual beli tersebut dalam lingkup pekerjaan.

f. Berkurangnya nilai suatu barang kecuali untuk kepentingan pekerjaan yang

sebelumnya sudah ada kesepakatan.

g. Pembayaran yang digunakan untuk bersenang-senang.30

Perhitungan pajak penghasilan dilakukan dengan cara menjumlahkan

seluruh penghasilan wajib pajak (penghasilan Brutto) dalam setahun kemudian

dikurangi biaya-biaya sehingga menjadi penghasilan bersih (penghasilan Netto)

kemudian penghasilan bersih tersebut disesuaikan dengan tabel yang memuat

besarnya tarif pajak sehingga besarnya pajak penghasilan dapat ditentukan.

30 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1933, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 68: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Tabel 3 Tarif Pajak Penghasilan Praja Mangkunegaran Tahun 1919

No Banyaknya Penghasilan Bersih (f)

Pajak (f)

No Banyaknya Penghasilan Bersih (f)

Pajak (f)

1. Kurang dari 90 - 29. 360,- sampai kurang dari 370,-

11.34,-

2. 90,- sampai kurang dari 100,-

1,- 30. 370,- sampai kurang dari 380,-

11.82,-

3. 100,- sampai kurang dari 110,-

1.98,- 31. 380,- sampai kurang dari 390,-

12.30,-

4. 110,- sampai kurang dari 120,-

2.28,- 32. 390,- sampai kurang dari 400,-

12.78,-

5. 120,- sampai kurang dari 130,-

2.58,- 33. 400,- sampai kurang dari 410,-

13.32,-

6. 130,- sampai kurang dari 40,-

2.68,- 34. 410,- sampai kurang dari 420,-

13.86,-

7. 140,- sampai kurang dari 150,-

3.18,- 35. 420,- sampai kurang dari 430,-

14.40,-

8. 150,- sampai kurang dari 160,-

3.48,- 36. 430,- sampai kurang dari 440,-

14.94,-

9. 160,- sampai kurang dari 170,-

3.78,- 37. 440,- sampai kurang dari 450,-

15.48,-

10. 170,- sampai kurang dari 180,-

4.08,- 38. 450,- sampai kurang dari 460,-

16.08,-

11. 180,- sampai kurang dari 190,-

4.38,- 39. 460,- sampai kurang dari 470,-

16.68,-

12. 190,- sampai kurang dari 200,-

4.68,- 40. 470,- sampai kurang dari 480,-

17.28,-

13. 200,- sampai kurang dari 210,-

5.04,- 41. 480,- sampai kurang dari 490,-

17.88,-

14. 210,- sampai kurang dari 220,-

5.40,- 42. 490,- sampai kurang dari 500,-

18.48,-

15. 220,- sampai kurang dari 230,-

5.76,- 43. 500,- sampai kurang dari 510,-

19.44,-

16. 230,- sampai kurang dari 240,-

6.12,- 44. 510,- sampai kurang dari 520,-

19.80,-

17. 240,- sampai kurang dari 250,-

6.48,- 45. 520,- sampai kurang dari 530,-

20.46,-

18. 250,- sampai kurang dari 260,-

6.84,- 46. 530,- sampai kurang dari 540,-

21.42,-

19. 260,- sampai kurang dari 270,- 7.20,- 47. 540,- sampai kurang dari 550,- 21.78,- 20. 270,- sampai kurang dari 280,- 7.56,- 48. 550,- sampai kurang dari 560,- 22.50,- 21. 280,- sampai kurang dari 290,- 7.92,- 49. 560,- sampai kurang dari 570,- 23.22,- 22. 290,- sampai kurang dari 300,- 8.82,- 50. 570,- sampai kurang dari 580,- 23.94,- 23. 300,- sampai kurang dari 310,- 8.70,- 51. 580,- sampai kurang dari

590,- 24.66,-

24. 310,- sampai kurang dari 320,-

9.12,- 52. 590,- sampai kurang dari 600,-

25.36,-

25. 320,- sampai kurang dari 330,-

9.54,- 53. 600,- sampai kurang dari 610,-

26.16,-

26. 330,- sampai kurang dari 340,-

9.96,- 54. 610,- sampai kurang dari 620,-

26.94,-

27. 340,- sampai kurang dari 350,-

10.38,- 55. 620,- sampai kurang dari 630,-

27.72,-

28. 350,- sampai kurang dari 360,-

10.86,- 56. Di atas dari 630,- 4,50 per100nya

Sumber : Rijksblad Mangkunegaran No.10 tahun 1919.

Page 69: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Penduduk yang berpenghasilan di bawah f. 90 tidak dikenakan pajak.

Penghasilan yang dikenakan pajak mulai dari f. 90 sampai diatas f.630 yang

besarnya pajak berbeda-beda tergantung besarnya penghasilan yang diperoleh.

Semakin besar penghasilan yang diperoleh tiap tahunnya maka pajaknya yang

dikenakanpun akan semakin banyak.

Tarif pajak diatas mengalami perubahan pada tahun 1933. Perubahan tersebut

menyangkut besarnya tarif pajak yang semakin tinggi karena menyesuaikan

perkembangan kurs uang. Hal ini juga mempengaruhi besarnya pajak yang akan

ditetapkan karena semakin tinggi tarif pajak maka pajaknya pun akan meningkat.

Dalam Rijksblad Mangkunegaran tahun 1933 tersebut juga ditetapkan bahwa:

a. Jumlah pajak dikurangi ½ jika banyaknya penghasilan kurang dari f.300,-.

b. Jumlah pajak dikurangi 2/5 jika banyaknya penghasilan lebih dari f.300,-

tetapi kurang dari f.400,-.

c. Jumlah pajak dikurangi 1/5 jika banyaknya penghasilan lebih dari f.400,-

tetapi kurang dari f.500,-.31

Untuk mengetahui tarif pajak penghasilan pada tahun 1933 dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

31 Ibid.

Page 70: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Tabel 4

Tarif Pajak Penghasilan Praja Mangkunegaran Tahun 1933

Besarnya Pajak No Banyaknya Penghasilan Bersih (f) Baku

(f) Tambahan

(f) 1. Kurang dari 120,- Tiap 10,-

Dikenakan pajak sebesar 0.10,-

-

2. 120,- sampai kurang dari 560,- 1.20,- 0.20,- 3. 560,- sampai kurang dari 1.200,- 10,- 0.25,- 4. 1.200,- sampai kurang dari 2.000,- 26,- 1.50,- 5. 2.000,- sampai kurang dari 2.800,- 50,- 4,- 6. 2.800,- sampai kurang dari 3.600,- 78,- 4.50,- 7. 3.600,- sampai kurang dari 4.400,- 110,- 5,- 8. 4.400,- sampai kurang dari 5.200,- 146,- 5.5,- 9. 5.200,- sampai kurang dari 6.000,- 186,- 6,- 10. 6.000,- sampai kurang dari 8.000,- 230,- 7,- 11. 8.000,- sampai kurang dari 10.000,- 350,- 8,- 12. 10.000,- sampai kurang dari 14.000,- 490,- 9,- 13. 14.000,- sampai kurang dari 18.000,- 810,- 10,- 14. 18.000,- sampai kurang dari 22.000,- 1.170,- 11,- 15. 22.000,- sampai kurang dari 26.000,- 1.570,- 12,- 16. 26.000,- sampai kurang dari 30.000,- 2.010,- 13,- 17. 30.000,- sampai kurang dari 34.000,- 2.490,- 14,- 18. 34.000,- sampai kurang dari 38.000,- 3.010,- 15,- 19. 38.000,- sampai kurang dari 43.000,- 3.570,- 16,- 20. 43.000,- sampai kurang dari 48.000,- 4.320,- 17,- 21. 48.000,- sampai kurang dari 54.000,- 5.120,- 18,- 22. 54.000,- sampai kurang dari 60.000,- 6.140,- 19,- 23. 60.000,- sampai kurang dari 66.000,- 7.220,- 20,- 24. 66.000,- sampai kurang dari 74.000,- 8.360,- 21,- 25. 74.000,- sampai kurang dari 82.000,- 9.960,- 22,- 26. 82.000,- sampai kurang dari 90.000,- 11.640,- 23,- 27. 100.000,- sampai kurang dari 110.000,- 15.700,- 24,- 28. 110.000,- sampai kurang dari 120.000,- 18.100,- 25,- 29. 120.000,- sampai kurang dari 130.000,- 20.660,- 26,- 30. 130.000,- sampai kurang dari 140.000,- 23.200,- 27,- 31. 140.000,- sampai kurang dari 150.000,- 25.200,- 28,- 32. 150.000,- sampai kurang dari 160.000,- 28.700,- 29,- 33. 160.000,- sampai kurang dari 175.000,- 31.600,- 30,- 34. 175.000,- sampai kurang dari 190.000,- 36.100,- 31,- 35. Di atas 190.000 40.750,- 32,-

Sumber : Rijksblad Mangkunegaran No.10 Tahun 1933.

Page 71: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Penghasilan penduduk kurang dari f.120 dikenakan pajak sebesar f 0.10 tiap

f.10-nya. Penghasilan diatas f. 120 sampai kurang dari f.560 dikenakan pajak sebesar

f. 140. Tarif pajak tersebut terus meningkat sesuai dengan penghasilan yang

diperoleh. Besarnya pajak yang dikenakan kepada penduduk Mangkunegaran

berbeda-beda, semakin besar penghasilan seseorang maka pajak penghasilan yang

dikenakan juga semakin banyak.

Pada tahun 1935, tarif pajak penghasilan di atas mengalami perubahan. Pada

tahun 1935 tersebut ditetapkan ada 3 kelas wajib pajak yang meliputi:

a. Kelas A yaitu golongan penduduk menengah ke bawah atau golongan

penduduk kurang mampu.

b. Kelas B yaitu golongan penduduk menengah.

c. Kelas C yaitu golongan penduduk menengah ke atas atau golongan

yang mampu. Pada kelas C, pembagian penetapan pajak penghasilan

dibedakan antara wajib pajak yang sudah kawin dan belum kawin.32

Untuk lebih jelasnya mengenai tarif pajak penghasilan pada tahun 1935 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

32 Rijksblad Mangkunegaran No.3 Tahun 1935, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 72: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 5

Tarif Pajak Penghasilan Tahun 1935

KELAS

C (f)

Banyaknya Penghasilan (f)

A (f)

B (f) Belum

Kawin Kawin Belum

Kawin Kawin

Kurang dari 200 2 - - - - - 200,- sampai kurang dari 300,- - 4 - - - - 300,- sampai kurang dari 400,- - 7 - - - - 400,- sampai kurang dari 500,- - 10 - - - - 500,- sampai kurang dari 600,- - 14 - - - - 600,- sampai kurang dari 700,- - 18 - - - - 700,- sampai kurang dari 800,- - 22 - - - - 800,- sampai kurang dari 900,- - 26 - - - - 900 sampai kurang dari 1.200 - - 30 30 4 4

1.200 sampai kurang dari 2.000 - - 42 45 5 5 2.000 sampai kurang dari 2.800 - - 82 85 5 6 2.800 sampai kurang dari 3.200 - - 122 133 6 6 3.200 sampai kurang dari 4.400 - - 146 157 6 7 4.400 sampai kurang dari 6.000 - - 218 241 7 8 6.000 sampai kurang dari 8.000 - - 330 369 8 9 8.000 sampai kurang dari 12.000 - - 490 549 9 10

12.000 sampai kurang dari 15.000 - - 850 949 10 10 15.000 sampai kurang dari 18.000 - - 1.150 1.249 11 11 18.000 sampai kurang dari 21.000 - - 1.480 1.579 12 12 21.000 sampai kurang dari 27.000 - - 1.840 1.939 13 13 27.000 sampai kurang dari 33.000 - - 2.620 2.719 14 14 33.000 sampai kurang dari 39.000 - - 3.460 3.559 15 15 39.000 sampai kurang dari 45.000 - - 4.360 4.459 16 16 45.000 sampai kurang dari 51.000 - - 5.320 5.419 17 17 51.000 sampai kurang dari 57.000 - - 6.340 6.439 18 18 57.000 sampai kurang dari 65.000 - - 7.420 7.519 19 19 65.000 sampai kurang dari 73.000 - - 8.940 9.039 20 20 73.000 sampai kurang dari 81.000 - - 10.540 10.639 21 21 81.000 sampai kurang dari 90.000 - - 12.220 12.319 22 22

90.000 sampai kurang dari 100.000 - - 14.200 14.299 23 23 100.000sampai kurang dari110.000 - - 16.500 16.599 24 24 110.000sampai kurang dari120.000 - - 18.900 18.999 25 25 120.000sampai kurang dari130.000 - - 21.400 21.492 26 26 130.000sampai kurang dari140.000 - - 24.000 24.099 27 27 140.000sampai kurang dari150.000 - - 26.700 26.799 28 28 150.000sampai kurang dari160.000 - - 29.500 29.599 29 29 160.000sampai kurang dari175.000 - - 32.400 32.499 30 30 175.000sampai kurang dari190.000 - - 36.900 36.999 31 31

Di atas 190.000 - - 41.550 41.649 32 32 Sumber : Rijksblad Mangkunegaran No.3 Tahun 1935.

Page 73: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

5. Pengurangan Pajak

Wajib pajak dapat mengajukan pengurangan pajak jika penghasilan bersihnya

dalam setahun berkurang 1/4 dari penghasilan yang sudah dilaporkan. Berkurangnya

penghasilan tersebut bisa dikarenakan pemberhentian kerja, kebakaran, atau

kecelakaan kerja. Bupati Patih akan memerintahkan komisi yang membawahi untuk

menghadap untuk kemudian memberikan keterangan tentang hal tersebut sehingga

besarnya pajak yang tercantum dalam kohir dapat dibenarkan sesuai dengan

perubahan penghasilan yang diperoleh wajib pajak .33

Wajib pajak yang sedang dalam proses meminta pengurangan pajak dapat

menunda pembayaran pajak sementara waktu sampai keputusan dari Bupati Patih

ditetapkan, penundaan pembayaran tersebut tidak dikenakan denda. Wajib pajak

tersebut akan akan dipanggil jika keputusan pengurangan pajak sudah ditetapkan oleh

Bupati Patih.

Wajib pajak yang bertempat tinggal di praja Mangkunegaran tetapi bekerja di

luar Praja Mangkunegaran dapat meminta pengurangan pajak penghasilan atas seizin

pemerintah Hindia-Belanda. Pengurangan pajak dapat dikabulkan asalkan dapat

menunjukkan surat keterangan dari pihak pemerintah Hindia-Belanda yang sudah

ditandatangani oleh pihak yang berwenang. Ketentuan-ketentuan dalam pengurangan

tersebut meliputi:

33 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1933, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 74: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

a. Pengurangan tersebut tidak boleh lebih dari 1/5 dari jumlah keseluruhan

pajak.

b. Surat permintaan pengurangan pajak tadi harus diberikan dalam 12 hari

setelah besarnya pajak ditetapkan.

c. Surat keterangan dari pihak pemerintah Hindia Belanda dilaporkan kepada

Bupati Patih.

d. Bupati Patih akan memberikan surat keterangan permintaan pengurangan

pajak tersebut kepada komisi pajak setempat untuk kemudian diberikan

keringanan pajak. Tetapi jika dianggap perlu, komisi akan meminta

keterangan langsung dari wajib pajak yang bersangkutan.

e. Ketua komisi akan memberikan surat keputusan komisi yang diberikan

kepada wajib pajak tersebut lewat mantri gunung yang membawahi.

f. Keputusan komisi tersebut dapat digugat oleh wajib pajak tersebut jika dinilai

tidak benar menurut wajib pajak. Gugatan tersebut harus dilayangkan dalam

30 hari setelah pemberian surat keputusan.

g. Keputusan komisi dan perintah Bupati Patih tertulis dalam kohir.34

Sebagai contoh pengurangan pajak penghasilan (Inkomstenbelasting) yang

diberikan kepada salah satu wajib pajak yang tinggal di Praja Mangkunegaran adalah

pengurangan pajak penghasilan Abdoellah pada tahun 1935. Semula komisi pajak

menetapkan pajak penghasilan Abdoellah sebesar f. 10,50. Akan tetapi, kemudian

Abdoellah mengajukan pengurangan pajak. Akhirnya, komisi pajak memutuskan

34 Rijksblad Mangkoenegaran No.1 Tahun 1922, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 75: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pajak penghasilan Abdoellah dikurangi f.8 sehingga Abdoellah hanya tinggal

membayar pajak penghasilannya sebesar f.2,50. Keputusan tersebut termuat dalam

surat kekancingan tanggal 11 September 1940 angka 157 Inkomstenbelasting.35

Salah satu wajib pajak yang pajak penghasilannya juga dikurangi komisi

adalah Sanadhikrama tahun 1935. Semula komisi pajak menetapkan pajak

penghasilan Sanadhikrama sebesar f. 6. Akan tetapi, kemudian Sanadhikrama

mengajukan pengurangan pajak. Akhirnya, komisi pajak memutuskan pajak

penghasilan Sanadhikrama dikurangi f. 3 jadi Sanadhikrama hanya tinggal membayar

pajak penghasilannya sebesar f. 3. Keputusan tersebut termuat dalam surat

kekancingan tanggal 10 Mei 1940 angka 102 Inkomstenbelasting.36

Komisi pajak memang mempunyai hak mengurangi besarnya pajak

penghasilan yang sudah ditentukan. Akan tetapi dalam mengambil keputusan

pengurangan pajak, komisi harus mempunyai pertimbangan yang kuat misalnya,

keadaan wajib pajak yang sedang mengalami musibah ataupun usaha wajib pajak

yang dinyatakan bangkrut.

Di sisi lain, komisi juga mempunyai hak untuk menolak pengajuan

pengurangan pajak oleh wajib pajak jika dinilai tidak ada hal-hal yang membuat

penghasilan wajib pajak berkurang ataupun berhenti. Salah satu wajib pajak yang

ditolak oleh komisi dalam hal pengurangan pajak yaitu wajib pajak yang bernama

Djajasintana. Ia mempunyai kewajiban membayar pajak penghasilan sebesar f. 6.

35 “Masalah pajak tahun 1940-1941”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi Arsip

Mangkunegaran No.P 1605.

36 Ibid.

Page 76: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Akan tetapi besarnya pajak tersebut tidak dikurangi komisi karena komisi

menganggap tidak hal-hal yang menjadi alasan pengurangan pajak. Wajib pajak yang

pajaknya tidak boleh dikurangi adalah Raden Mas Notosoodirdjo. Ia dibebankan

pajak penghasilan sebesar f. 134,08. Akan tetapi, ketika Raden Mas Notosoodirjo

mengajukan pengurangan pajak, komisi tidak bersedia melakukan pengurangan pajak

tersebut.37

Pajak penghasilan dipungut sebagai konsekuensi atas kelebihan penghasilan

yang didapatkan. Akan tetapi, jika penghasilan yang didapatkan oleh wajib pajak

tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup maka sesuai peraturan pajak penghasilan

yang ada dan menurut pertimbangan komisi, pajak penghasilan yang sudah ditetapkan

sebelumnya dapat dikurangi bahkan dibatalkan.

6. Pembayaran Pajak

Penetapan pajak penghasilan menggunakan sistem pajak terutang sehingga

dalam pembayaran pajak dapat menggunakan sistem angsuran. Pembayaran pajak

penghasilan harus diangsur dalam 5 kali angsuran, setiap angsuran besarnya uang

sama. Angsuran pertama pada 1 April kemudian berturut-turut pada tanggal 1 Juni, 1

Agustus, 1 Oktober dan yang terakhir pada 1 Desember.38Apabila dalam pemungutan

pajak tertunda padahal ketentuan pembayaran angsuran sudah ditentukan maka

pembayaran angsuran tersebut harus dilakukan pada bulan angsuran terdekat.

37 “Masalah pajak tahun 1940-1941”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi Arsip

Mangkunegaran No.P 1605. 38 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 77: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Wajib pajak yang sampai tanggal 1 dalam bulan angsuran tidak membayar

pajak maka wajib pajak tersebut akan dikenakan denda yang besarnya f.5,- per

f.100,-nya. 39 Apabila terlambat dalam membayar pajak sampai dua kali masa

angsuran maka jumlah angsuran tersebut harus dibayar semua beserta dendanya.

Wajib pajak yang sedang mengajukan keberatan pajak harus tetap membayar

pajak bila sudah masuk bulan angsuran, sebelum ada ketetapan pajak yang baru.

Apabila terpaksa ditunda, padahal ketentuan angsuran sudah ditentukan maka

pembayaran angsuran tersebut harus dibayar pada bulan angsuran berikutnya.

Adakalanya wajib pajak mengalami kesulitan dalam pemenuhan kewajiban

pembayaran pajak secara tunai pada waktu yang telah ditentukan, kesulitan tersebut

dapat saja terjadi misalnya karena wajib pajak mengalami kesulitan dalam pekerjaan

pada waktu itu dan baru akan memperoleh uang pada beberapa masa berikutnya.

Untuk itu dalam ketentuan pajak dimungkinkan kepada wajib pajak untuk

mengajukan permohonan agar dapat menunda pembayaran pajaknya. Menurut

ketentuan, wajib pajak dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk menunda

pembayaran pajak.40

Surat permohonan penundaan pembayaran harus diajukan sebelum saat jatuh

tempo pembayaran pajak dalam bulan angsuran, kecuali wajib pajak mengalami

keadaan diluar kekuasaanya, dapat mengajukan setelah batas waktu tersebut disertai

39 Rijksblad Mangkoenegaran No.1 Tahun 1922 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. 40 Rijksblad Mangkunegaran No.10 tahun 1933, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 78: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

alasan yang kuat dan dilampiri bukti-bukti untuk menguatkan alasan penundaan

tersebut.

Sedangkan pemungutan pajak tidak dapat dilaksanakan oleh komisi

dikarenakan keadaan wajib pajak yang mengalami beberapa faktor. Pemungutan

pajak tidak dapat dilakukan jika terjadi hal-hal berikut ini:

a. Wajib pajak yang pindah dari praja Mangkunegaran

b. Wajib pajak yang sudah ditetapkan bangkrut sehingga seluruh barang-barang

nya sudah dijual semua.

c. Wajb pajak yang dipecat dari pekerjaan tetapnya. 41

Apabila dalam pemungutan pajak bersamaan dengan penagihan hutang yang

dilakukan oleh orang lain maka pemungutan dari Negara harus didahulukan daripada

penagihan orang lain tadi. Apabila barang-barang yang dimiliki wajib pajak tersebut

sampai dilelang untuk membayar pajak maka uang hasil lelangan tersebut harus

dibayarkan kepada Negara dahulu, jika terdapat kelebihan akan diberikan untuk

membayar hutang kepada orang lain tersebut.

Wajib pajak yang meninggal dunia melalui keturunannya dapat mengajukan

permintaan untuk tidak membayar pajak. Pajak yang tidak dibayar adalah pada bulan-

bulan setelah wajib pajak tersebut meninggal dunia sehingga hasil yang masih

diterima setelah wajib pajak meninggal tidak dikenakan pajak.

Para pejabat yang ditunjuk menyimpan buku-buku pajak berhak menempati

rumah di kota yang diberikan oleh Praja selama masih bertugas sebagai anggota

41 Rijksblad Mangkoenegaran No.10 tahun 1919 dan No.10 tahun 1933, Surakarta:

Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 79: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

komisi untuk menentukan pajak. Pejabat tersebut juga diwajibkan memberikan

pelayanan jika ada wajib pajak yang bertanya.42

Setiap daerah dibawah kabupaten didirikan komisi-komisi yang bertugas

menentukan besarnya pajak. Penerimaan pajak setiap daerah berbeda-beda tergantung

tingkat kemakmuran dalam di daerah tersebut. Penerimaan pajak penghasilan di Praja

Mangkunegaran pada tahun 1934 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6

Rekapitulasi Pajak Penghasilan di Kota Mangkunegaran Tahun 1934

No. Kelurahan Jumlah

Wajib Pajak

Jumlah Uang

Pajak (f)

Sudah

Bayar (f)

Menunggak

(f)

1. Keprabon 181 1248.42 446.08 802.34

2. Gilingan 344 1483.25 261.85 1221.40

3. Setabelan 143 1067.10 532.42 534.68

4. Mangkubumen 248 2072.52 865.95 1206.57

5. Ketelan 196 2129.39 830.42 1298.97

6. Manahan 151 1512.60 577.40 935.20

7. Kestalan 143 647.82 39.61 608.21

8. Punggawan 242 2598.13 1234.35 1363.78

9. Timuran 279 3764.23 2398.54 1365.69

Jumlah 1897 16523.04 7186.62 9339.84

Sumber : diolah dari Daftar Tunggakan Pajak Penghasilan tahun 1934, koleksi

Arsip Mangkunegaran No.1536.

42 Rijksblad Mangkonegaran No 1 tahun 1922.

Page 80: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa di Kota Mangkunegaran terdapat 9

daerah majegan yang meliputi Keprabon, Gilingan, Setabelan, Mangkubumen,

Ketelan, Manahan, Kestalan, Punggawan dan Timuran. Dari 9 kelurahan tersebut

jumlah wajib pajak terbanyak yaitu di kelurahan Timuran dengan 279 wajib pajak.

Hal tersebut menjadikan kelurahan Timuran sebagai penyetor uang terbanyak dengan

f.3.764,23, tetapi yang baru masuk sebesar f.2398.54 dan menunggak sebesar f.

1365,69. Sedangkan kelurahan yang paling sedikit pajak penghasilannya adalah

kelurahan Kestalan yaitu f.647,82 dari 143 wajib pajak. Pajak penghasilan yang sudah

masuk sebesar f.39,61 sedangkan tunggakan pajak penghasilannya sebesar f.608,21.

Total pajak penghasilan yang seharusnya diterima Praja Mangkunegaran dari Kota

Mangkunegaran tahun 1934 adalah sebesar f.16.523,04 yang diperoleh dari 1897

wajib pajak. Akan tetapi, pajak penghasilan yang baru masuk sebesar f.7.186,62 dan

tunggakan pajaknya sebesar f.9.339,84.

Sementara itu, pajak penghasilan (Inkomstenbelasting) di Wonogiri dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 81: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 7

Rekapitulasi Pajak Penghasilan di Wonogiri Tahun 1934

No

.

Kelurahan Jumlah

Wajib

Pajak(f)

Jumlah Uang

Pajak

(f)

SudahBayar

(f)

Menunggak

(f)

1. Bulukerto 100 185.14 171.15 13.99

2. Girimarto 73 160.90 135.92 24.78

3. Djatisrono 35 69.90 31.58 38.32

4. Purwantoro 80 299.30 198.90 100.40

5. Ngadirojo 118 199.75 128.75 7

6. Djatiroto 39 106.07 88.20 17.87

7. Baturetno 255 675.68 175.04 500.64

8. Slogolimo 58 110.50 57.21 53.29

9. Sidohardjo 20 35.80 15.94 19.86

10. Girirojo 120 201.75 131.01 70.74

11. Batuwarno 86 153.30 132.90 20.40

12. Tirtomoyo 131 262.45 189.69 72.76

13. Giritontro 62 82.60 21.15 61.45

14. Selogiri 105 226.42 167.41 46.83

15. Giritirto 42 160.92 24.54 136.38

16. Wonoboyo 18 44 19.70 24.30

17. Giripurwa - 466.12 90.57 375.53

Jumlah 1342 3440.60 1779.66 1584.54

Sumber : diolah dari Daftar Tunggakan Pajak Penghasilan tahun 1934, koleksi

Arsip Mangkunegaran No.1536.

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa di Wonogiri terdapat 17 daerah

majegan yang meliputi Bulukerto, Girimarto, Djatisrono, Purwantoro, Ngadirojo,

Page 82: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Djatiroto, Baturetno, Slogolimo, Sidohardjo, Girirojo, Batuwarno, Tirtomoyo,

Giritontro, Selogiri , Giritirto , Wonoboyo, dan Giripurwa. Dari 17 kelurahan tersebut

jumlah wajib pajak terbanyak yaitu di kelurahan Baturetno dengan 255 wajib pajak

dengan Jumlah uang pajak sebesar f. 675.68. Kelurahan yang membayar pajak paling

banyak yaitu Purwantoro sebesar f.198.90. Sedangkan tunggakan uang terbanyak

yaitu kelurahan Baturetno sebesar f. 500.64. Jumlah uang pajak penghasilan terkecil

dari kelurahan Wonoboyo yaitu sebesar f. 44 yang diperoleh dari 18 wajib pajak.

Pajak tersebut baru masuk sebesar f.19,70 dan tunggakan pajaknya sebesar f.24,30.

Total uang pajak penghasilan yang seharusnya diterima Praja Mangkunegaran dari

Wonogiri pada tahun 1934 yaitu sebesar 3.440,60 yang diperoleh dari 1342 wajib

pajak. Akan tetapi pajak penghasilan dari Wonogiri tersebut baru masuk f.1.799,66

dan tunggakan pajaknya sebesar f.1.584,54.

Tabel 8

Rekapitulasi Pajak Penghasilan di Karanganyar Tahun 1934

No. Kelurahan Jumlah

Wajib

Pajak(f)

Jumlah Uang

Pajak(f)

Sudah

Bayar(f)

Menunggak

(f)

1. Colomadu 554 2006.17 1458.83 547.34

2. Gondangrejo 271 652.90 53.71 599.19

3. Karanganyar 418 1172.93 611.53 561.40

4. Jaten 111 193.65 46.40 147.45

Jumlah 1354 4025.65 2170.47 1855.38

Sumber : diolah dari Daftar Tunggakan Pajak Penghasilan tahun 1934, koleksi Arsip Mangkunegaran No.1536.

Page 83: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa di Kabupaten Karanganyar terdapat

4 daerah majegan yang meliputi Colomadu, Gondangrejo, Karanganyar dan Jaten .

Dari 4 kelurahan tersebut jumlah wajib pajak terbanyak yaitu di kelurahan Colomadu

dengan 554 wajib pajak. Hal tersebut menjadikan kelurahan Colomadu sebagai

penyetor uang terbanyak dengan f.2006.17, tetapi yang baru masuk sebesar f. 1458,83

dan menunggak sebesar f. 547.34. Sedangkan kelurahan yang paling sedikit pajak

penghasilannya adalah kelurahan Jaten yaitu sebesar f.193,65 yang diperoleh dari

111 wajib pajak, pajak yang baru masuk sebesar f.46,40 sedangkan tunggakan

pajaknya sebesar f.147,45. Total pajak penghasilan yang seharusnya diterima Praja

Mangkunegaran dari Karanganyar pada tahun 1934 sebesar f.4025,65 yang diperoleh

dari 1354 wajib pajak, uang pajak tersebut baru masuk sebesar f.2.170,47 dan

tunggakan pajak penghasilannya sebesar f.1855,38.

Jumlah uang pajak yang diterima setiap kabupaten berbeda-beda. Pemasukan

uang pajak di kabupaten Kota Mangkunegaran pada tahun 1934 sebesar f 16523.04,

tetapi yang sudah masuk sebesar f 7186.62 dan tunggakan pajaknya sebesar f

9339,84. Uang pajak tersebut didapat dari 1897 wajib pajak. Sedangkan di kabupaten

Wonogiri, jumlah wajib pajaknya sebanyak 1342 orang. Uang pajak yang seharusnya

diterima sebesar f 3440,60, tetapi pajak yang sudah masuk sebesar f 1779,66 dan

tunggakan pajaknya sebesar f 1584,54. Di kabupaten Karanganyar, wajib pajaknya

berjumlah 1354 orang uang pajak yang seharusnya diterima sebesar f 4025,65, tetapi

pajak yang sudah masuk sebesar f 2170,47dan tunggakan pajaknya sebesar f 1855,3.

Banyaknya jumlah tunggakan pajak dikarenakan pada saat itu Praja Mangkunegaran

sedang mengalami krisis ekonomi yang juga melanda seluruh belahan dunia.

Page 84: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Sementara itu di dalem kota Mangkunegaran dapat diketahui pajak

penghasilan antara tahun 1917-1942. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 9

Pajak Penghasilan (Inkomstenbelasting) dalem Mangkunegaran

Tahun 1917-1942

Sumber: diolah dari Daftar Penerimaan Pajak Penghasilan, koleksi Arsip Mangkunegaran No.1427.

Untuk mengetahui lebih jelas perbandingan pajak penghasilan di dalem

Kota Mangkunegaran antara kurun waktu tahun 1924 sampai 1934 dapat dilihat pada

diagram dibawah ini:

Tahun Pajak Penghasilan

(f)

Sudah Masuk

(f)

Tunggakan (f)

Tahun Pajak Penghasila

n (f)

Sudah Masuk

(f)

Tunggakan (f)

1917 1918 1919 1920 1921 1922 1923 1924 1925 1926 1927 1928 1929

- - - - - - -

16.489,17 16.360,08 17.013,85 16.263,21 16.883,92 18.052,17

- - - - - - -

15.356,89 15.218,99 15.217,93 14.881,67 14.436,54 13.004,14

- - - - - - -

1.132,28 1.141,09 1.795,92 1.381,53 2.447,03 5.048,06

1930 1931 1932 1933 1934 1935 1936 1937 1938 1939 1940 1941 1942

18.506,52 19.679,06

- -

16.523,04 - - - - - - - -

6.283,46 9.573,83

- -

7.186,62 - - - - - - - -

12.229,06 10.105,23

- -

9.339,84 - - - - - - - -

Page 85: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Sumber: diolah dari Daftar Penerimaan Pajak Penghasilan, koleksi Arsip Mangkunegaran No.1427.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penetapan pajak penghasilan di dalem

kota Mangkunegaran pada tahun 1924 sampai tahun 1930 mengalami peningkatan.

Sementara pada tahun 1934, penetapan pajak penghasilan mengalami penurunan yang

cukup drastis. Sedangkan untuk tunggakan pajak mengalami peningkatan mulai tahun

1928 sampai tahun 1934. Penetapan pajak penghasilan terbanyak pada tahun 1931

yaitu sebesar f.19.679,06. Sedangkan penetapan pajak penghasilan paling sedikit

terjadi pada tahun 1927 yaitu sebesar f.16.263,21.Sedangkan pajak penghasilan yang

masuk terbanyak terjadi pada tahun 1924 yaitu sebesar f.15.356,89 sedangkan yang

terkecil pada tahun 1930 yaitu sebesar f.6.283,46. Tunggakan pajak penghasilan

Tunggakan Pajak

Penetapan Pajak

Pajak sudah Masuk

Tunggakan Pajak

Penetapan Pajak

Pajak sudah Masuk

Page 86: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

terbanyak pada tahun 1931 yaitu sebesar f.9.573,83 dan terkecil pada tahun 1924

yaitu sebesar f.1.132,28. Jumlah keseluruhan pajak penghasilan dalem kota

Mangkunegaran tersebut adalah f. 155.771,02 sedangkan yang sudah masuk sebesar

f. 111.160,07 dan tunggakan pajaknya sebesar f. 44.610,95.

Sementara itu, di seluruh wilayah Praja Mangkunegaran pada tahun 1931

diketahui mendapatkan pemasukan dari pajak penghasilan sebesar f.39.640,48 dan di

rencanakan mendapatkan pemasukan pajak penghasilan pada tahun 1932 sebesar

f.42.400 dan pada tahun 1933 sebesar f.40.000. Sedangkan pada tahun 1939

direncanakan mendapatkan pemasukan dari pajak penghasilan sebesar f.29.000 dan

mendapatkan pajak penghasilan sebesar f.30.571,48. Sedangkan pada tahun 1940

direncanakan sebesar f.48.000 dan mendapatkan pajak penghasilan sebesar

f.50.096,78. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 87: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel 10

Perbandingan Pemasukan Pajak Penghasilan

ke kas Praja Mangkunegaran

Tahun 1939 dan 1940

Pajak Penghasilan

(Inkomstenbelasting)

Bulan 1939

(f)

1940

(f)

Januari 836,85 1.289,37

Februari 1.156,58 1.106,17

Maret 1.907,75 3.210,62

April 2.651,34 4.121,41

Mei 2.720,58 4.312,95

Juni 3.438,09 5.231,25

Juli 3.356,84 4.299,76

Agustus 2.458,79 4.911,42

September 2.607,47 4.307,75

Oktober 2.875,95 4.460,40

November 3.337,93 4.267

Desember 3.223,31 8.578,68

TOTAL 30.571,48 50.096,78

Sumber: Vergelijkingstaats Betalingen Inkomstenbelasting

1939 en 1940, koleksi Arsip Mangkunegaran P.1489.

Untuk mengetahui lebih jelas perbandingan pemasukan pajak penghasilan

ke kas Praja Mangkunegaran tahun 1939 dan 1940 dapat dilihat pada diagram di

bawah ini:

Page 88: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Sumber: Vergelijkingstaats Betalingen Inkomstenbelasting 1939 en 1940, koleksi Arsip Mangkunegaran P.1489.

Sedangkan pada tahun 1941 diketahui pajak penghasilan yang seharusnya

masuk ke kas Praja Mangkunegaran dari seluruh wilayah Praja Mangkunegaran

adalah sebesar f.25.441,57. Akan tetapi, dari jumlah pajak tersebut baru masuk ke kas

Praja Mangkunegaran sebesar f.1.972,85 dan tunggakan pajaknya sebesar f.23.468,72.

Tahun 1939

Tahun 1940

Page 89: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pajak penghasilan yang diterapkan di Praja Mangkunegaran mampu

memberikan kontribusi besar bagi pemasukan kas Praja Mangkunegaran. Hal ini

terlihat dari besarnya pemasukan pajak penghasilan ke kas Praja Mangkunegaran

setiap tahunnya. Untuk mengetahui pemasukan kas Praja Mangkunegaran dari sektor

pajak penghasilan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 11

Pajak Penghasilan (Inkomstenbelasting) Praja Mangkunegaran

Tahun 1917-1942

Tahun Besarnya Pajak

(f)

Tahun Besarnya Pajak

(f)

1917

1918

1919

1920

1921

1922

1923

1924

1925

1926

1927

1928

1929

-

-

-

5.000

11.478

20.000

43.625

39.601

38.595

39.945

40.000

40.000

40.000

1930

1931

1932

1933

1934

1935

1936

1937

1938

1939

1940

1941

1942

42.700

42.400

42.400

40.000

30.000

46.000

20.000

-

25.000

30.571,48

50.096,78

-

-

Sumber: Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917-1942.

Page 90: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Untuk mengetahui pemasukan pajak penghasilan Praja Mangkunegaran dari

pajak penghasilan setiap tahunnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

PAJAK PENGHASILAN PRAJA MANGKUNEGARAN TAHUN 1917 -1942

Sumber: Rijksblad Mangkunegaran Tahun 1917-1942.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pajak penghasilan

(Inkomstenbelasting) dapat memberikan pemasukan besar ke kas Praja

Mangkunegaran. Besarnya pajak penghasilan (Inkomstenbelasting) tersebut

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pajak penghasilan yang masuk ke kas Praja

Mangkunegaran terbanyak terjadi pada tahun 1940 yaitu sebesar f. 50.096,78

sedangkan yang terkecil terjadi pada tahun 1920 yaitu sebesar f. 5.000.

Page 91: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

C. Sanksi Atas Pelanggaran

Pemungutan pajak merupakan sebuah kewajiban yang diatur dalam sistem

perundang-undangan yang berlaku. Undang-undang tersebut mengatur mekanisme

pemungutan pajak yang benar. Dalam undang-undang tersebut juga diatur pula

sanksi-sanksi atas pelanggaran yang terjadi dalam pemungutan pajak. Pelanggaran-

pelanggaran tersebut dapat terjadi mulai dari pengisian aangifte bilyet sampai dengan

pembayaran pajak.

Dalam pengisian aangifte bilyet, kebenaran informasi dalam aangifte bilyet

sangat penting karena berdasarkan informasi tersebut besarnya pajak dari wajib pajak

yang bersangkutan dapat ditetapkan. Apabila terjadi kesalahan pengisian aangifte

bilyet yang menyebabkan kerugian Negara maka wajib pajak mendapat hukuman

kurungan paling lama 6 bulan serta dikenakan denda sebanyak f. 500,-. 43 Akan tetapi,

hukuman tersebut dapat dibatalkan jika wajib pajak segera menyadari kesalahannya

dan langsung memberikan pelaporan pajak yang benar. Dengan pelaporan wajib

pajak yang benar tersebut maka komisi dapat menentukan besarnya pajak dengan

benar pula.

Dalam pelaporan, wajib pajak diharuskan mengucapkan sumpah dihadapan

ketua komisi. Pengucapan sumpah tersebut sangat penting karena berkaitan dengan

benar apa tidaknya informasi dalam aangifte bilyet. Wajib pajak yang tidak bersedia

43 Rijksblad Mangkunegaran No.10 Tahun 1919, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 92: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mengucapkan sumpah maka kepada wajib pajak tersebut akan dikenakan denda pajak

sebanyak f.500,-.44

Komisi mempunyai kewenangan untuk meminta pelaporan dari wajib pajak

untuk menentukan besarnya pajak karena laporan tersebut sangat penting sehingga

bagi wajib pajak yang tidak bersedia melakukan pelaporan akan dikenakan denda

sebesar f. 300, sedangkan bagi mereka yang menghalang-halangi wajib pajak untuk

melakukan pelaporan akan dikenakan denda sebesar f. 100.

Bagi wajib pajak yang tidak mau menunjukkan buku-buku kekayaan kepada

petugas pajak maka komisi akan menaikan pajak sebesar f. 25 setiap f. 100 nya.

Sedangkan bagi wajib pajak yang menyerahkan buku-buku kekayaan palsu kepada

komisi sehingga pajak yang dibebankan kepada wajib pajak terlalu sedikit sehingga

Negara mengalami kerugian maka menurut peraturan yang ada, pemalsuan buku-

buku kekayaan tersebut akan dikenakan hukuman penjara paling lama 2 tahun.45

Setelah pajak penghasilan ditetapkan, wajib pajak akan diberi aanslag bilyet

oleh komisi pajak. Aanslag bilyet tersebut harus disimpan baik-baik oleh wajib pajak.

Bagi wajib pajak yang menghilangkan aanslag bilyet, baik secara sengaja maupun

tidak sengaja akan diberikan sanksi berupa denda sebesar f.10 sampai f.100.46

44 Ibid 45 Rijkblad Mangkunegaran No.1 Tahun 1922 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran. 46 Rijkblad Mangkunegaran No.3 Tahun 1935 , Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 93: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

KASUS-KASUS PENYIMPANGAN PAJAK PENGHASILAN

DI PRAJA MANGKUNEGARAN TAHUN 1917-1942

A. Kasus Tunggakan Pajak

Krisis ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1930-an akhirnya menjalar

sampai ke Jawa khususnya praja Mangkunegaran. Krisis ekonomi tersebut

mengakibatkan menurunnya kesejahteraan rakyat di Praja Mangkunegaran. Hal ini

dapat terlihat dari merosotnya hasil pertanian dan upah buruh sehingga penghasilan

rakyat di wilayah Praja Mangkunegaran mengalami penurunan. Penurunan

penghasilan tersebut berdampak langsung pada pemasukan praja Mangkunegaran

khususnya dari sektor pajak dikarenakan banyak wajib pajak yang menunggak

pembayaran pajak.

Salah satu kasus tunggakan pajak penghasilan (Inkomstenbelasting) di Praja

Mangkunegaran adalah kasus penunggakan pajak yang dilakukan oleh salah seorang

wajib pajak yang bernama Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo yang bertempat tinggal

di Keprabon, Kabupaten Kota Mangkunegaran. Kasus tunggakan pajak tersebut

terjadi pada tahun 1935. Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo mempunyai tunggakan

pajak sebesar f.18,44.1 Komisi pajak Keprabon telah berulang kali mengirim

1 “Perkara Tunggakan Pajak Penghasilan Raden Mas Ngabei Atmasoetardja”, Surakarta:

Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P.718.

76

Page 94: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dwangschrift kepada Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo. Akan tetapi, Raden Mas

Atmasoetardjo tidak bersedia membayar tunggakan pajaknya.

Sampai pada akhirnya Raden Mas Atmasoetardjo meninggal dunia pada

tanggal 21 Agustus 1938.2 Meskipun wajib pajak yang bersangkutan telah meninggal

dunia tetapi komisi memutuskan untuk tetap melakukan penagihan pajak kepada ahli

waris dari Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo. Komisi sudah mengirimkan surat

perintah kepada ahli waris Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo untuk segera membayar

tunggakan pajak Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo tetapi ahli waris tersebut tidak

bersedia membayarnya. Ahli waris Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo tersebut tidak

mempunyai itikad baik dengan tidak hadir setiap kali diundang komisi untuk

membahas masalah tersebut. Bahkan pada tanggal 27 Agustus 1938, ahli waris yang

bersangkutan pindah rumah dari desa Punggawan pindah ke desa Pasar Legi No.167

untuk menghindari pemanggilan.3

Akhirnya pihak komisi pajak Keprabon memutuskan untuk melimpahkan

kasus ini ke Pengadilan dalem pradata Mangkunegaran. Pengadilan ini ditugaskan

untuk memutuskan perkara-perkara yang meliputi perkara pidana, perkara

pelanggaran, dan perkara perdata. 4

Melalui proses persidangan, Pengadilan dalem pradata memutuskan bahwa

barang-barang peninggalan Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo harus dilelang untuk

2 “Surat keterangan meninggalnya Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo tertanggal 26 agustus 1938” Surakarta: Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P.718.

3 “Surat Keterangan Pindah Rumah Ahli Waris Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo” ,

Surakarta: Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P.718.

4 Mohammad Dalyono, op.cit, hlm.59.

Page 95: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

membayar tunggakan pajaknya.5 Pengadilan dalem pradata memerintahkan

verbalisant untuk melelang barang-barang peninggalan Raden Mas Ngabei

Atmasoetardjo. 6

Pada hari Kamis tanggal 29 September 1938 jam 10.00 bertempat di

kelurahan Setabelan, Verbalisant Wadana pangreh praja melelang barang-barang

peninggalan Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo. Barang-barang yang dilelang

meliputi:

1. Satu buah lemari ditafsir laku f. 5,- hanya laku f. 4.75,-

2. Satu buah lonceng tembok ditafsir laku f.3,- hanya laku f. 2,-

3. Kenap kayu ditafsir laku f. 0,50 laku f. 0.50,-

4. Satu buah kursi duduk ditafsir laku f.0,50 hanya laku f. 0.10,-

5. Satu buah kursi males ditafsir laku f.0,50 hanya laku f. 0.15,-

Jumlah f. 7.50,-

dipotong untuk membayar ongkos kuli yang mengangkat barang peninggalan Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo ke kelurahan Setabelan karena jika dilelang di rumah Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo lokasinya kurang strategis

f. 0.40,-

Pendapatan bersih f. 7.10,-7

5 “Dasar hukum pelelangan barang-barang untuk membayar pajak penghasilan adalah

Rijksblad Mangkoenegaran No.10 Tahun 1919 bab 21/Q”. 6 “Surat dari Panewu Jaksa No. 352/24 tentang pelelangan barang-barang peninggalan

R.M.Ng. Atmasoetardja tertanggal 20 September 1938”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No. P 718.

7 “Surat Keputusan Pengadilan dalem Pradoto Mangkunegaran tertanggal 29 September

1938, dalam “process-Verbaal Pengadilan dalem Pradoto Raden Mas Ngabei Atmasoetardja”,

Surakarta: Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No. P 718.

Page 96: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil barang yang dilelang tidak

sesuai dengan tafsiran verbalisant misalnya harga satu buah lemari yang semula

ditafsir laku f. 5,- hanya laku f. 4.75,-, satu buah lonceng tembok ditafsir laku f.3,-

hanya laku f. 2,-, satu buah kursi duduk ditafsir laku f.0,50 hanya laku f. 0.10,-,

satu buah kursi males ditafsir laku f.0,50 hanya laku f. 0.15. Sedangkan tafsiran

harga kenap kayu sudah tepat yaitu laku f. 0,50. Hasil yang didapatkan dari lelang

tersebut yaitu f.7,50 kemudian uang tersebut dipotong ongkos untuk membayar kuli

sebesar f. 0.40 sehingga penghasilan bersih yang diperoleh dari lelang barang-barang

Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo sebesar f. 7,10.

Setelah proses lelang tersebut dilakukan, ternyata diketahui bahwa Raden Mas

Ngabei Atmasoetardjo juga mempunyai hutang kepada Liki Yu Pung yang bertempat

tinggal di kampung Tambak Segaran Surakarta sebesar f.1566,65 tetapi sudah dibayar

sebanyak f.1544,97 sehingga hutangnya tinggal f. 21,68. 8

Liki Yu Pung merasa mempunyai hak atas hasil dari lelang barang-barang

peninggalan Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo sehingga mengajukan surat

permohonan kepada Pengadilan dalem pradata agar mendapat bagian atas hasil

lelang yang telah dilakukan.

Dalam memutuskan suatu perkara, Pengadilan dalem pradata harus

berpedoman pada peraturan-peraturan yang ada di Praja Mangkunegaran. Dalam

penyelesaian kasus Raden Mas Ngabei Atmasoetardjo tersebut, Pengadilan dalem

8 Perkara Tunggakan Pajak Penghasilan Raden Mas Ngabei Atmasoetardja”, Surakarta:

Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No. P718

Page 97: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

pradata berpedoman pada peraturan yang telah dibuat untuk menyelesaikan kasus-

kasus serupa. Peraturan yang digunakan tersebut meliputi:

1. Peraturan Mangkunegaran tertanggal 18 Rejeb Dal 1807 atau 18 Juli 1878.

2. Peraturan Mangkunegaran tertanggal 14 Sura Jumadil akhir 1818 atau 20

September 1888.

3. Peraturan Mangkunegaran tertanggal 18 Jumadil Akhir Ehe 1820 atau 29

Januari 1891 angka 2.

4. Peraturan Mangkunegaran tertanggal 4 Sapar, Alip 1842 atau 13 Januari 1913

angka 1 dan 2.

5. Peraturan Pengadilan dalem pradata bab I yang memuat keterangan dari

Wedana Satria I, II Mangkunegaran tertanggal 16 Januari 1939 yang

menjelaskan bahwa Raden Mas Ngabei Atmasoetardja merupakan Santana

buyut (grand III) dari almarhum Kangjeng Pangeran Adipati Arya

Mangkunegara II.9

Berdasarkan peraturan di atas, Pengadilan dalem pradata memutuskan

tunggakan pajak penghasilan Raden Mas Ngabei Atmasoetardja sebesar f.18,44 dan

hutang Raden Mas Ngabei Atmasoetardja kepada Liki Yu Pung sebesar f.21,68 harus

dibayar dari uang hasil lelang barang-barang peninggalan Raden Mas Ngabei

Atmasoetardja sebesar f.7,10. Uang sebesar f.7,10 tersebut kemudian dipotong 5 %

atau sebesar f.0,35 untuk biaya administrasi sehingga uang tersebut tersisa f.6,75.

Meskipun uang tersebut tidak mencukupi tetapi Pengadilan dalem pradata

9 “Verklaring Wedana Satria III, IV Mangkunegaran tanggal 16 Januari 1939, Surakarta:

Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No. 718.

Page 98: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

memutuskan uang tersebut harus dibagi antara pihak praja Mangkunegaran dengan

Liki Yu Pung dengan rincian sebagai berikut:

1. Untuk membayar tunggakan pajak penghasilan yang seharusnya f.18,44 tetapi

dapat dibayar sebesar f.3,09

2. Untuk membayar hutang kepada Liki Yu Pung yang seharusnya f.21,68 tetapi

dapat dibayar sebesar f.3,66

Dengan keputusan tersebut maka kasus tunggakan pajak penghasilan dan

hutang kepada Liki Yu pung oleh Raden Ngabei Atmasoetardja dinyatakan selesai.

Hal tersebut tercantum dalam surat keputusan Pengadilan dalem pradata

Mangkunegaran tertanggal 16 Besar Jimmawal 1869 atau 6 Februari 1939.10

Selain kasus tunggakan pajak penghasilan yang dilakukan Raden Mas Ngabei

Atmasoetardja tersebut, masih terdapat juga kasus penunggakan pajak penghasilan

lainnya. Kasus pajak tersebut dilakukan oleh sentana dalem Mangkunegaran yang

bernama Raden Mas Ngabei Prawirasewaja. Wajib pajak tersebut melakukan

penunggakan pajak pada tahun 1933 dan 1934.11 Pada tahun 1933, Raden Mas

Ngabei Prawirasewaja menunggak pajak penghasilan (Inkomstenbelasting) sebesar

f.17,44. Dengan rincian pajak penghasilan sebagai berikut:

10 Perkara Tunggakan Pajak Penghasilan Raden Mas Ngabei Atmasoetardja”, Surakarta:

Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P 718. 11 “ Staats Tunggakan pajak Inkomstenbelasting Raden Mas Ngabei Prawirasewaja”dalam

arsip Masalah pajak tahun 1940-1941, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P 1605.

Page 99: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 12

Rincian Tunggakan Pajak Penghasilan

Raden Mas Ngabei Prawirasewaja

tahun 1933

Bulan Besarnya Pajak

(f)

Denda

(f)

Januari 2,44 -

Februari 2,38 -

Maret 2,38 -

April 2,38 4 X 0,12

= 0,48

Mei 2,38 0,12

Juni 2,38 0,12

Juli 2,38 -

Jumlah 16,72 0,72

Sumber: “ Staats Tunggakan pajak Inkomstenbelasting Raden Mas Ngabei Prawirasewaja”, Koleksi Arsip Mangkunegaran No.P 1605.

Dari tabel diatas dapat diketahui total tunggakan pajak penghasilan Raden

Mas Ngabei Prawirasewaja pada tahun sebesar f.17,44. Tunggakan pajak tersebut

oleh Komisi pajak dipotongkan belanja bulanan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja

sampai lunas.

Raden Mas Ngabei Prawirasewaja juga menunggak pajak penghasilan pada

tahun 1934 sebesar f.13,75. Tunggakan pajak tersebut dipotongkan gaji Raden Mas

Ngabei Prawirasewaja sebagai sentana dalem Mangkunegaran pada tahun 1941

sebesar f.7,14 sehingga tunggakan pajak penghasilan Raden Mas Ngabei

Prawirasewaja tinggal f.6,61. Akan tetapi, tunggakan pajak tersebut bertambah f.7,53

Page 100: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

sehingga total tunggakan pajak penghasilan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja

sebesar f.14,04. Hal tersebut dikarenakan wajib pajak yang bersangkutan tidak

bersedia membayar pajak penghasilannya. Komisi pajak akhirnya memutuskan

melunasi tunggakan pajak penghasilan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja dengan

memotong gaji Raden Mas Ngabei Prawirasewaja perbulan sehingga tunggakan pajak

penghasilan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja tersebut dinyatakan lunas.

Dalam penyelesaian kasus tunggakan pajak penghasilan antara Raden Mas

Ngabei Atmasoetardja dan Raden Mas Ngabei Prawirasewaja mengalami perbedaan,

jika penyelesaian kasus Raden Mas Ngabei Atmasoetardja dilakukan dengan

melelang barang-barang peninggalannya, maka kasus pajak Raden Mas Ngabei

Prawirasewaja diselesaikan dengan memotong gajinya sebagai sentana dalem

Mangkunegaran.12

B. Kasus Penggelapan Pajak oleh Pejabat Desa

Mantri Martanimpuna dalam pemungutan pajak dibantu pejabat desa seperti

lurah dan carik. Pejabat desa tersebut membantu dalam hal memobilisasi penduduk

untuk membayar pajak. Akan tetapi, tidak jarang pula Mantri Martanimpuna

mempercayakan pemungutan pajak kepada lurah. Selanjutnya pada waktu yang telah

ditentukan, lurah tersebut menyetorkan uang pajak kepada Mantri Martanimpuna.

Setiap lurah yang diberi kepercayaan oleh Mantri Martanimpuna ingin

melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, niat tersebut terkadang

terkendala kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal tersebut menyebabkan

12 Ibid.

Page 101: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

lurah yang bersangkutan menggelapkan uang pajak demi untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Salah satu kasus penggelapan pajak oleh lurah desa ditemukan di Wonogiri

pada tahun 1940.

Skandal penggelapan uang pajak yang dilakukan oleh seorang lurah desa

terjadi di desa Wonokerto, Wonogiri pada tahun 1940. Lurah tersebut bernama Raden

Mas Parmakoesoema. Sebelum bekerja sebagai lurah Wonokerto, Raden Mas

Parmokoesoemo diketahui bekerja sebagai carik desa Wanabaya, Wonogiri. 13

Penggelapan uang pajak yang dilakukan Raden Mas Parmakoesoema terjadi selama

18 bulan, periode waktu antara 16 Februari 1939 sampai 2 Mei 1940 di desa

Wonokerto, Wonogiri.14

Raden Mas Parmakoesoema bernama kecil Raden Mas Soeparma. Ia lahir di

Jatipuro. Ia juga diketahui sebagai graad III almarhum Paduka Kanjeng Gusti

Pangeran Adipati Aria Mangkunegara III.15 Pada saat menjabat lurah desa Raden Mas

Parmakoesoema berumur 40 tahun. Berdasarkan Surat Paduka Tuan Bupati Pangreh

Praja Wonogiri tertanggal 16 Februari 1939 No : 1050/48, Raden Mas

Parmakoesoema diangkat sebagai pegawai negeri (ambtenar) yang ditugaskan untuk

menerima segala jenis uang pajak dari rakyat yang tinggal di desa Wonokerto untuk

kemudian diserahkan kepada Mantri Martanimpuna Wonogiri. Akan tetapi, setelah

13 “Surat pengangkatan Raden Mas Parmokoesoemo sebagai carik desa Wanabaya

tertanggal 1 Mei 1934”, “, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435.

14 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoema tertanggal 15 Oktober 1940“, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435.

15 “Verklaring Wedana satrio Mangkungaran tertanggal 12 juni 1940”, Surakarta:

Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435.

Page 102: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

diketahui telah mengelapkan uang pajak maka ia diberhentikan dari jabatannya

sebagai lurah Wonokerto.16

Skandal penggelapan uang pajak oleh Raden Mas Parmakoesoema diketahui

oleh salah seorang carik desa Wonokerto yang bernama Hatmasuroto pada tanggal 22

Mei 1940. Hatmasuroto menemukan ketidakcocokan antara buku register dengan

pengakuan wajib pajak yang menyatakan telah membayar kewajiban pajaknya hampir

lunas. Akan tetapi, dalam buku register menerangkan bahwa para wajib pajak masih

mempunyai tunggakan pajak dalam jumlah yang banyak. Setelah diselidiki lebih

lanjut ternyata diketahui bahwa uang pajak tersebut dibayarkan kepada Raden Mas

Parmakoesoema. Selanjutnya, oleh yang bersangkutan uang tersebut digunakan untuk

kepentingan pribadi. Kasus penggelapan uang pajak tersebut kemudian ditangani

Mantri pangrehprojo Wonogiri untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Proses penyelidikan Mantri pangrehprojo Wonogiri dengan tersangka Raden

Mas Parmakoesoema dimulai dengan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi

yang dianggap mempunyai informasi penting berkaitan dengan kasus penggelapan

uang pajak tersebut. Proses penyelidikan tersebut diketuai oleh Raden Ngabei

Soeparno Darmosarkoro.

Pada tanggal 31 Mei 1940, Mantri Pangrehprojo Wonogiri mengadakan

sidang kasus penggelapan uang pajak atas nama Raden Mas Parmakoesoema dengan

menghadirkan saksi I yang bernama Hatmasoeroto. Ia berumur 38 tahun dan bekerja

sebagai carik desa Wonokerto, Wonogiri. Hatmasoeroto mulai bekerja sebagai carik

16 “Turunan surat schors Raden Mas Parmokoesoemo tertanggal 2 Mei 1940”, Surakarta:

Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435.

Page 103: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Wonokerto pada Januari 1940. Sebelumnya, Ia bekerja sebagai carik di desa

Purwosari Kidul kemudian pada Januari 1940 pindah ke Wonokerto.17

Hatmasoeroto yang sebelumnya telah melakukan penyelidikan sendiri

menjelaskan bahwa menurut keterangan yang didapatkannya dari para wajib pajak

bahwa telah membayar kewajiban pajaknya kepada Raden Mas Parmakoesoema.

Pembayaran pajak dilakukan wajib pajak setiap minggunya di rumah Raden Mas

Parmakoesoema.

Saksi I selanjutnya menjelaskan bahwa wajib pajak tersebut membayar pajak

membawa aanslag bilyet. Akan tetapi, aanslag bilyet tersebut tidak dikembalikan

oleh terdakwa. Aanslag bilyet tersebut tidak ditandatangani Raden Mas

Parmakoesoema karena yang bersangkutan memang tidak berhak untuk

menandatangani aanslag bilyet. Aanslag bilyet seharusnya ditandatangani Mantri

Martanimpuna setelah pejabat desa menyetorkan uang pajak dari wajib pajak.18

Pada tanggal 19 Juni 1940, sidang kembali mendengarkan kesaksian dari

Hatmasoeroto. Pada sidang tersebut Hatmasoeroto menjelaskan bahwa Raden Mas

Parmakoesoema telah menggelapkan uang pajak sebanyak f.450,20 dan uang kas desa

pada tahun 1940 dan 1941 sebanyak f.89,90 sehingga total uang yang digelapkan

Raden Mas Parmakoesoema sebanyak f.539,29. Atas kesaksian tersebut,

17 “ Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Hatmosoeroto

tertanggal 12 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka , Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435. 18 Rijksblad Mangkonegaran No.5 Tahun 1917, Surakarta: Reksopustaka, Mangkunegaran.

Page 104: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Hatmasoeroto bersumpah di hadapan president bahwa yang ia ucapkan adalah

benar.19

Pada tanggal 1 Juni 1940, Mantri pangrehprojo Wonogiri menghadirkan saksi

ke II yang bernama Trunakarya. Ia berumur 45 dan sebelumnya bekerja sebagai

kamituwa di dukuh Kalimati, Wonokerto, Wonogiri. Trunakarya sementara

menggantikan posisi Raden Mas Parmakoesoema sebagai lurah Wonokerto.

Dalam persidangan Trunakarya menjelaskan bahwa Raden Mas

Parmakoesoema membuat peraturan baru dengan memerintahan wajib pajak

membayar kewajiban pajaknya setiap hari minggu dirumah Raden Mas

Parmakoesoema. Hal tersebut berarti memajukan jadwal penarikan pajak yang sudah

disepakati dengan Mantri Martanimpuna sebelumnya. Trunakarya menjelaskan

bahwa kelurahan Wonokerto mendapat teguran dari conferentie karena mempunyai

tunggakan pajak dalam jumlah yang banyak sehingga para punggawa desa

Wonokerto langsung membicarakan hal tersebut kepada kepala desa dan barulah hal

penggelapan pajak tersebut diketahui. Selanjutnya, saksi II dan para punggawa desa

lainnya mencocokan buku register pajak dengan keterangan wajib pajak ternyata

tidak cocok. Wajib pajak menyatakan bahwa kewajiban pajaknya sudah dibayar dan

hampir lunas sedangkan dalam register menerangkan bahwa wajib pajak tersebut

mempunyai tunggakan pajak yang banyak dengan jumlah yang berbeda-beda setiap

19 “Proces verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Hatmosoeroto

tertanggal 21 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P 1435.

Page 105: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

wajib pajak.20 Saksi juga menjelaskan bahwa aanslag bilyet wajib pajak yang

diserahkan kepada terdakwa tidak dikembalikan.

Mantri pangrehprojo selanjutnya mendengarkan kesaksian III pada tanggal 21

Juni 1940. Saksi bernama Tokarjo. Ia berumur 60 tahun dan bekerja sebagai petani.

Tokarjo bertempat tinggal di Kalibang, Wonokerto, Wonogiri.

Tokarjo memberikan keterangan perihal pajak penghasilan

(inkomstenbelasting) Karjokromo. Lebih jauh Tokarjo menjelaskan bahwa pada bulan

Maret 1940 ia dipanggil ke Kelurahan untuk menghadap Raden Mas Parmakoesoema,

kemudian diperintahkan untuk menarik pajak penghasilan atas nama Karjokromo

sebanyak f.1,00 di Kalibang. Setelah Karjokromo menyerahkan uang kepada Tokarjo

kemudian Tokarjo langsung menyerahkannya kepada Raden Mas Parmakoesoema.

Aanslag bilyet yang diserahkan lama tidak dikembalikan sehingga Tokarjo meminta

kembali aanslag bilyet tersebut. Akan tetapi, aanslag bilyet Karjokromo tidak

dikembalikan dan hanya diberi karcis izin perusahaan.21

Setelah medengarkan kesaksian Tokarjo, Mantri pangrehprojo kemudian

menghadirkan saksi yang ke-IV yang bernama Pokarno. Ia berumur 25 dan bekerja

sebagai petani dan kuli. Pokarno bertempat tinggal di Ketimang, Wonokerto,

Wonogiri.

Sama seperti Tokarjo tadi, Pokarno juga ditugaskan untuk menarik pajak

penghasilan atas nama Sutodikromo yang bertempat tinggal di desa Ketimang.

20 “ Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Trunakarya tertanggal 10 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435

21 “ Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Tokarjo tertanggal

21 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435.

Page 106: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Sutodikromo membayar kewajiban pajaknya lewat Pokarno sebanyak 4 kali. Masing-

masing cicilan sebanyak f. 0,25 sehingga total menjadi f.1,00. Aanslag bilyetnya pun

ditahan Raden Mas Parmakoesoema tetapi Sutodikromo tidak memintanya karena

tidak mengerti mengenai hal aanslag bilyet tersebut. Pokarno juga menjelaskan

bahwa Sutodikromo merasa sudah membayar pajaknya dengan lunas sehingga tidak

mempunyai tunggakan pajak. Akan tetapi, dalam buku register pajak menerangkan

bahwa Sutidikromo masih mempunyai tunggakan pajak.22 Sutidikromo baru

mengetahui hal tersebut setelah petugas menagih pembayaran pajak kembali. Untuk

lebih jelasnya rincian pajak penghasilan yang digelapkan terdakwa dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 13

Pajak Penghasilan (Inkomstenbelasting) yang digelapkan

Raden Mas Parmakoesoema

No. Nama Wajib Pajak Alamat Banyaknya pajak

(f)

1. Karjokromo Kalibang 1.00

2. Soetodikromo Ketimang 1.00

Jumlah 2.00

Sumber: “Staat pajak penghasilan tahun 1940 yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema”, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435.

Pajak penghasilan yang digelapkan oleh Raden Mas Parmakoesoema sebesar

f.2.00. Penggelapan uang pajak penghasilan tersebut terjadi pada tahun 1940. Dengan

22 “ Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran kesaksian Pokarno

tertanggal 21 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435

Page 107: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

rincian uang pajak penghasilan Karjokromo yang bertempat tinggal di Kalibang

sebesar f.1,00, kemudian uang pajak penghasilan Soetodikromo yang bertempat

tinggal di Ketimang sebesar f.1,00 sehingga total pajak penghasilan

(Inkomstenbelasting) yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema adalah sebesar

f.2,00.

Pada tanggal 25 Juni 1940, Mantri pangrehprojo Wonogiri menghadirkan

saksi ke-V sekaligus saksi terakhir. Saksi ini dihadirkan atas keterangan saksi

pertama yang menyatakan bahwa Raden Mas Parmokoesoemo juga telah

menggelapkan uang kas desa yang berasal dari penjualan tanah desa. Hal tersebut

diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan buku ”Bondo” yang ada di kelurahan

Wonokerto. Saksi terakhir ini bernama Raden Slamet Darmosuwito. Ia berumur 40

tahun dan bekerja sebagai pedagang. Raden Slamet Darmosuwito bertempat tinggal

di Kaliurang, kelurahan Kaliurang, onderdistrik Pakem, District Sleman,

Regentschap kota Jogyakarta, Gouvernement Jogyakarta.

Saksi menjelaskan bahwa pada tanggal 29 November 1939, terdakwa

mengirimkan surat kepada saksi dengan maksud menawarkan akan menyewakan

tanah-tanah kas desa di Kelurahan Wonokerto untuk tahun 1940. Saksi kemudian

memilih tanah-tanah mana yang dianggap cocok. Tanah yang disewa rencananya

akan ditanami bunga gambir dan bunga sari atas permintaan pabrik teh “ Kwik Hoo

Ton” di Solo. Setelah memilih tanah yang dianggap cocok kemudian saksi meminta

keterangan di Kawadanan Pangrehpraja Wonogiri tentang hal sewa-menyewa tanah

di daerah tersebut. Setelah mendapat keterangan yang diperlukan kemudian saksi dan

terdakwa kemudian bertemu untuk menentukan harga sewanya. Setelah sama-sama

Page 108: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

setuju kemudian disepakati harga sewa tanah kas desa untuk tanah seluas 126.243 HA

harga sewanya sebesar f.43,09. Sewa tanah tersebut berlaku untuk tahun 1940.23

Setelah kesepakatan tersebut, tidak begitu lama terdakwa mengirimkan surat

kembali kepada saksi yang isinya menjelaskan tentang perpanjangan sewa tanah kas

desa Wonokerto untuk tahun 1941. Dalam surat itu terdakwa juga menjelaskan bahwa

alasan untuk melakukan perpanjangan tersebut dikarenakan terdakwa sangat

membutuhkan uang.

Terdakwa menawarkan harga yang sama untuk perpanjangan tahun 1941

yakni sebesar f.43,09. Akan tetapi, saksi menawar harga sewa tanah tersebut menjadi

f.40,00. Terdakwa kemudian menyetujui penawaran harga tersebut. Pada tanggal 30

Maret 1940, saksi membayar sewa tanah kas tersebut sekaligus yang jumlahnya

sebesar f.83,09.24 Uang tersebut ditambah uang yang didapatkan terdakwa dari

menjual tanah lungguh punggawa desa sebesar f.1,00 dan uang hasil menjual padi

sebesar f.5,00. Berikut ini rincian uang yang digelapkan terdakwa:

23 “ Perjanjian dalam surat turunan dari kertas zegel f 1,50 tertanggal 30 maret 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435

24 “ Proces-Verbaal pengadilan pradoto Mangkunegaran kesaksian Raden Darmosuwito

tertanggal 25 Juni 1940”, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435

Page 109: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 14

Hasil penjualan tanah kas desa yang hasilnya digelapkan

Raden Mas Parmakoesoema

No. Macam-macam tanah kas desa Lebar Tanah (M2) Harga Sewa (f)

1. Tanah-tanah kas A tahun 1940 54.935 16,06

2. Tanah-tanah kas B tahun 1940 71.310 27,03

3. Tanah-tanah kas 0.0 tahun 1940 15.000 1,00

4. Tanah-tanah kas lungguh

punggawa tahun 1940

7100 5,00

5. Tanah-tanah kas A+B tahun 1941 126.245 40,00

Jumlah 252.490 89,09

Sumber:” Staat hasil penjualan tanah desa di kelurahan Wonokerto yang

digelapkan Raden Mas Parmokoesoemo”, Koleksi arsip Mangkunegaran,

No.P.1435.

Tanah-tanah kas desa Wonokerto, Wonogiri yang digelapkan Raden Mas

Parmakoesoema pada tahun 1940 dan 1941 adalah seluas 504.980 m2. Dari total luas

tersebut uang sewa yang didapatkan Raden Mas Parmakoesoema sebesar f. 89,09.

Uang hasil lelang tersebut digunakan Raden Mas Parmakoesoema untuk

kepentingannya sendiri.

Pada kesempatan terakhir, saksi mengajukan permohonan kepada ketua

Mantri Pangrehprojo agar mengambil keputusan yang tidak merugikannya. Saksi

merasa dalam proses menyewa tanah kepada terdakwa sudah sesuai dengan prosedur

Page 110: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

yang ada sehingga pengadilan tidak mempunyai dasar untuk menarik kembali tanah

kas desa yang telah disewanya apalagi menjatuhkan hukuman kurungan kepadanya.25

Seluruh keterangan saksi-saksi termuat dalam voorloopig onderzoek yang

dibuat oleh Raden Ngabei Soeparno Darmosarkoro selaku Mantri Pangrehprojo di

Wonogiri yang melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Berdasarkan keterangan

kelima saksi diatas, Mantri Pangrehprojo Wonogiri menyimpulkan bahwa Raden

Mas Parmokusumo telah melakukan tindak kejahatan dengan menggelapkan uang

pajak. Berikutnya Mantri Pangrehprojo melimpahkan kasus Raden Mas

Parmokusumo ke Pengadilan dalem pradata.26 Dalam voorloopig onderzoek yang

diserahkan ke pengadilan dalem pradata Mangkunegaran, Raden Ngabei Soeparno

Darmosarkoro juga menyertakan pasal-pasal yang diduga telah dilanggar oleh Raden

Mas Parmokoesoemo yaitu artikel 372 jo. 374 jo.415 jo.375 jo.52 dari W.v.S.

Sementara itu, saksi-saksi yang sudah memberikan keterangannya yang termuat

dalam voorloopig onderzoek menyatakan kesanggupannya jika sewaktu-waktu

dipanggil Pengadilan dalem pradata untuk memberikan kesaksian.

Sidang Pengadilan dalem perdata atas kasus penggelapan uang pajak oleh

Raden Mas Parmakoesoema dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Agustus 1940.

Raden Mas Parmakoesoema tidak ditahan. Sidang dilaksanakan secara terbuka.

Sidang tersebut dihadiri seorang President (hakim ketua), 2 orang Leden (hakim

25 Ibid. 26“ Proces-verbaal van Bevinding en Plaatselijk-onderzoek tertanggal 11 Juni 1940”,

Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435

Page 111: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

anggota), seorang djaksa (jaksa), seorang Griffier (sekretaris) dan seorang Adviseur

(ahli agama). Berikut ini susunan pejabat tersebut:

Tabel 15

Susunan Pejabat Pengadilan dalem pradata Mangkunegaran

Atas Kasus R.M.Parmokoesoemo

No.

Nama Jabatan (Pangreh

Praja

Mangkunegaran)

Jabatan dalam

sidang

1. Kanjeng Raden Mas Tumenggung

SarwokoMangunkusumo

Bupati Patih President

2. Bandara Raden Mas Aria

Soerjosoemanto

Wedana Satria

IV, V, VI, VII

Leden

3. Raden Mas Ngabei

Hardjosoegondo

Wedana Satria

III, IV

Leden

4. Raden Mas Meester Gondowinoto Wedana Panewu

Jaksa

Jaksa

5. Mas Ngabei Tjitrodarjono Griffier Griffier

6. Mas Penghulu Haji

Imamrhosjidhie

Wedana Yogiswara Adviseur

Sumber: “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoemo “, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435.

Sidang dimulai dengan memanggil Raden Mas Parmakoesoema ke muka

pengadilan. President menyarankan agar terdakwa berkata jujur agar proses

persidangan dapat berjalan lancar sehingga terdakwa mendapatkan keringanan

Page 112: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

hukuman. Sebelumnya meberikan keterangannya, terdakwa disumpah menurut

agamanya terlebih dahulu.27

Sidang membacakan voorloopig onderzoek yang telah dibuat Mantri

Pangrehprojo Wonogiri. Saksi-saksi yang sebelumnya telah dimintai keterangan juga

dihadirkan dalam sidang tersebut. Saksi-saksi tersebut antara lain Hatmosoeroto,

Trunokaryo, Tokarjo, Raden Slamet Darmosuwito. Pokarno tidak dapat hadir dalam

persidangan tersebut.

President memerintahkan kepada para saksi agar berkata jujur, tidak

menambah ataupun mengurangi fakta yang terjadi. Sebelum memberikan keterangan

saksi-saksi disumpah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Secara

keseluruhan saksi memberikan keterangan yang sesuai dengan voorloopig onderzoek

yang telah dibuat sebelumnya.

Saksi pertama yang dipanggil adalah Hatmosoeroto. President mengajukan

beberapa pertanyaan kepada Hatmosoeroto. Hatmosoeroto menjawab sesuai dengan

voorloopig onderzoek yang telah dibuat sebelumnya oleh Mantri Pangreh Praja

Wonigiri. Saksi I juga menjelaskan bahwa memang betul hasil sawah Raden Mas

Parmokoesoemo memang jelek sehingga tidak bisa mengganti pajak yang telah

digelapkan oleh terdakwa.

Setelah selesai memberikan keterangan, saksi I disuruh mundur. Selanjutnya,

saksi II dipanggil ke muka persidangan. Saksi II bernama Troenokarjo. Saksi II

27 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M.

Parmakoesoema “, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435.

Page 113: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

menyatakan bahwa ia mengetahui besarnya uang pajak yang digelapkan oleh Raden

Mas Parmokoesoemo. Secara garis besar, saksi II menjawab seluruh pertanyaan

president seperti yang tertera dalam voorloopig onderzoek yang telah dibuat

sebelumnya.

Selanjutnya saksi III dipanggil ke muka persidangan. Saksi III bernama

Tokarjo. Saksi menjawab pertanyaaan sesuai dengan voorloopig onderzoek. President

kemudian bertanya kepada terdakwa apakah semua keterangan yang diberikan saksi

III benar semua dan terdakwa menjawab bahwa keterangan tersebut benar adanya.

President memerintahkan saksi III untuk mundur, kemudian saksi IV

sekaligus saksi terakhir dipanggil ke muka persidangan. President mengingatkan

saksi IV agar berkata jujur, tidak berbelit-belit dalam memberikan keterangan,

menceritakan dengan sebenar-benarnya, tidak boleh mengurangi apalagi

menambahkan keadaan yang sebenarnya terjadi, agar proses persidangan berjalan

lancar dan dapat menjatuhkan hukuman yang tepat kepada terdakwa

Saksi IV mengaku bernama Raden Ngabei Slamet Darmosuwito . Ia berumur

40 tahun dan bekerja sebagai pedagang. Raden Slamet Darmosuwito bertempat

tinggal di Kaliurang, kelurahan Kaliurang, onderdistrik Pakem, District Sleman,

Regentschap kota Jogyakarta, Gouvernement Jogyakarta. Saksi menyatakan

mengenal terdakwa, bukan saudara terdakwa.28

Saksi IV menjawab seluruh pertanyaan president sesuai dengan voorloopig

onderzoek tertamggal 25 Juni 1940 yang dibuat oleh Raden Mas Ngabei Soeparno

28 Ibid.

Page 114: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Darmosarkoro. Selanjutnya, president memerintahkan griffer untuk membacakan

perjanjian sewa-menyewa tanah kas desa yang dibuat di atas kertas zegel f.1,50

tertanggal 25 Februari 1940 dan surat perjanjian sewa menyewa tanah kas desa zegel

f.1,50 tertanggal 30 Maret 1940. 29

Terdakwa menjelaskan bahwa uang hasil penjualan tanah kas desa tersebut

tidak dimasukan ke kas desa karena pada saat itu terdakwa sedang sakit sehingga

membutuhkan uang untuk perawatan dan terpaksa terdakwa menggunakan uang kas

desa tersebut.

Selanjutnya, president bertanya kepada terdakwa apakah keterangan yang

diberikan saksi-saksi tersebut benar. Terdakwa menjawab bahwa semua keterangan

yang diberikan saksi-saksi tersebut benar adanya. President juga bertanya mengenai

aanslag bilyet wajib pajak yang sudah diberikan kepada terdakwa. Terdakwa

menjawab bahwa semula aanslag bilyet tersebut ia simpan. Akan tetapi, lama-

kelamaan semua aanslag bilyet tersebut hilang.30

Dengan mendengarkan keterangan saksi-saksi diatas, president

menyimpulkan bahwa Raden Mas Parmakoesoema bersalah. Terdakwa juga tidak

mempunyai pembelaan yang dapat membenarkan tindakannya. Berdasarkan

keterangan saksi-saksi tersebut juga diketahui modus yang digunakan dalam

menggelapkan uang pajak.

29 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M.

Parmakoesoema “, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435.

30 Ibid.

Page 115: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Modus yang digunakan Raden Mas Parmakoesoema adalah dengan

memungut uang pajak kepada penduduk di Wonokerto setiap minggunya. Wajib

pajak diperintahkan untuk membayar uang pajak setiap hari minggu. Hal ini

bertentangan dengan ketentuan yang dibuat Mantri Martanimpuna karena seharusnya

pemungutan dilakukan setiap bulannya. Apabila terjadi perubahan dalam pemungutan

pajak seharusnya minta izin terlebih dahulu pada Mantri Martanimpuna. Raden Mas

Parmakoesoema beralasan bahwa pemungutan yang dilakukan perminggu merupakan

kemajuan yang akan mempermudah dalam proses pemungutan pajak. Dengan modus

seperti ini maka Raden Mas Parmakoesoema dapat menggunakan uang setoran pajak

untuk kepentingan pribadi tanpa ada pengawasan dari Mantri Martanimpuna. Jumlah

uang pajak yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema sebesar f.448,2. Berikut ini

rincian desa serta uang pajak yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema.31

31 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M.

Parmakoesoema tertanggal 15 Oktober 1940“, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435.

Page 116: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Tabel 16

Nama Desa, Wajib Pajak, dan Jumlah Uang Pajak yang

digelapkan Raden Mas Parmakoesoema

No. Nama Desa Jumlah

Wajib Pajak

Jumlah Uang Pajak

(f)

1. Kedungsono 43 34.78

2. Kalibang 52 41.4

3. Ketimang 69 55.85

4. Ketimang Etan 29 52.77

5. Ketimang Kulon 27 18.26

6. Grombjang 22 114.68

7. Jaten 15 11.09

8. Sonoharjo 32 40.76

9. Wonokerto 3 32.22

10. Tangkil 29 21

11. Plosodojong 45 46.05

12. Malangsari 31 36.48

13. Pencil 7 3.8

14 Warung 4 4.02

15. kalimati 32 38.77

Jumlah 438 450.2

Sumber: Di olah dari“Staats dari adanya padjek-padjek yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema”, Koleksi arsip Mangkunegaran No.

P. 1435.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah wajib pajak yang uangnya

digelapkan Raden Mas Parmakoesomo sebanyak 438 wajib pajak yang tersebar di 15

desa di praja Mangkunegaran. Pajak yang paling banyak digelapkan adalah desa

Grombjang yaitu sebesar f.114,68 yang diperoleh dari 22 wajib pajak sedangkan yang

terkecil yaitu desa Pencil yaitu sebesar f. 3,8 yang diperoleh dari 7 wajib pajak.

Page 117: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Sedangkan jumlah keseluruhan uang pajak yang digelapkan terdakwa sebesar f 450,2

yang digelapkan dari 438 wajib pajak.

Dalam persidangan tersebut juga terungkap bahwa jumlah uang keseluruhan

yang digelapkan Raden Mas Parmakoesoema sebesar f.539,29. Keterangan tentang

nomimal uang tersebut didapat dari saksi I yaitu Hatmosoeroto yang telah melakukan

penyidikan dengan mencocokan buku register pajak yang ada di kelurahan dengan

keterangan wajib pajak. Fakta yang disodorkan tersebut diakui dengan jujur oleh

Raden Mas Parmakoesoema. Dengan rincian uang yang digelapkan Raden Mas

Parmokoesoemo sebagai berikut:

Tabel 17

Rincian Uang yang digelapkan

Raden Mas Parmokoesoemo

No. Asal Uang Tahun Jumlah Uang (f)

1. Pajak Penghasilan (InkomstenBelasting)

1940 2,-

2. Pajak Tanah (Landrente)

1939 257,90

3. Pajak Kepala (Hoofgeld)

1939 126,11

4. Pajak Kepala (Hoofgeld)

1940 64,19

5. Uang Kas Desa 1940 49,09 6. Uang Kas Desa 1941 40,-

JUMLAH 539,29.

Sumber:“Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M. Parmakoesoemo “, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435.

Page 118: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Uang hasil penggelapan sebesar f.539,29 tersebut digunakan Raden Mas

Parmakoesoema untuk kepentingannya sendiri. Uang tersebut digunakan untuk

membayar hutang, membiayai saudara yang sakit dan untuk membiayai diri-sendiri

karena saat itu juga sering jatuh sakit.

Terdakwa juga menyatakan bahwa tidak sanggup mengembalikan uang pajak

yang telah digelapkannya dikarenakan sawahnya hanya sedikit yaitu 8 bau tetapi

yang bisa ditanami hanya 4 bau. Sawah tersebut dikerjakan oleh orang lain, terdakwa

mendapat setengah dari hasil sawah tersebut (maro). Selain itu, rumahnya hanya

sederhana sehingga hasil dari sawah dan rumah tersebut tidak cukup untuk mengganti

uang pajak yang telah digelapkan tersebut.

Selanjutnya, president memerintahkan griffier untuk membacakan

benoemings besluit ddo:16 Februari 1939 No:1050/48 tentang pengangkatan Raden

Mas Parmoekoesomo sebagai petugas penarik pajak di kelurahan Wonokerto, dan

schorsings besluit ddo: 2 Mei 1940 No:3150/48 tentang pemberhentian Raden Mas

Parmoekoesomo sebagai petugas penarik pajak dan lurah Wonokerto.32

Sebelum menjatuhkan hukuman, president bertanya kepada terdakwa terlebih

dahulu, apakah terdakwa pernah tersangkut kasus hukum sebelumnya. Terdakwa

menjawab bahwa sebelumnya belum pernah tersangkut kasus hukum apapun

sehingga terdakwa berharap president menjatuhkan hukuman yang ringan kepadanya.

32 “Proces-Verbaal pengadilan dalem pradoto Mangkunegaran penggelapan uang pajak R.M.

Parmakoesoema “, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No. P 1435.

Page 119: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Setelah mendengarkan keterangan saksi-saksi, president menyatakan bahwa

Raden Mas Parmakoesoema bersalah. Raden Mas Parmakoesoema diputuskan

melanggar artikel 52 jo.55 jo.65 jo.66 jo.362 jo.372 jo.374 jo.415 jo.375 dari

Wetboek Van Straftrecht33 yang mengatur tentang penggelapan uang milik Negeri

Mangkunegaran lebih dari f.25 dengan tuntutan penjara selama 10 bulan.

Jaksa kemudian memberikan pandangannya bahwa terdakwa dengan

menyakinkan telah melakukan pelanggaran yaitu dengan sengaja menggelapkan uang

pajak sehingga praja Mangkunegaran mengalami kerugian. Terdakwa dengan jujur

mengakui kejahatannya serta tidak mempunyai pembelaan yang dapat membenarkan

tindakannya tersebut. Jaksa kemudian memberikan pertimbangan kepada president

untuk menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada terdakwa.

Setelah Pengadilan dalem pradata selesai melakukan seluruh pemeriksaan

terhadap Raden Mas Parmakoesoema dan mendengarkan keterangan saksi-saksi serta

mendengarkan pertimbangan Jaksa maka pengadilan dalem pradata memutuskan

bahwa yang bersangkutan dinyatakan bersalah. Raden Mas Parmakoesoema dijatuhi

hukuman kurungan selama 10 bulan di penjara Sentana Mangkunegaran dan

diharuskan membayar seluruh biaya persidangan. 34

Setelah menjalani hukuman penjara 10 bulan akhirnya Raden Mas

Parmokoesoemo dibebaskan. Raden Mas Parmokoesoemo mulai ditahan di penjara

33 Wetboek Van Straftrecht atau W.v.S adalah kitab undang-undang hukum yang dibuat oleh

pemerintah Hindia-Belanda yang diberlakukan di seluruh wilayah kekuasaan Belanda.. 34 Penget karampungan saka pradoto Mangkunegaran tertanggal 15 Oktober 1940

penggelapan uang pajak Raden Mas Parmakoesoema “,Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435.

Page 120: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

sentono Mangkunegaran pada tanggal 26 Oktober 1940 dan dibebaskan pada tanggal

22 Agustus 1941, hari jumat jam 9 pagi.35 Hukuman tersebut sudah sesuai keputusan

Pangadilan dalem pradata Mangkunegaran.

Selain kasus Raden Mas Parmoekoesoemo tersebut, masih ada kasus

penggelapan pajak yang dilakukan oleh pejabat desa lainnya. Penggelapan uang pajak

penghasilan tersebut dilakukan oleh seorang lurah Wonoharjo yang bernama

Martadisastro. Hal penggelapan pajak tersebut diketahui setelah adanya pemeriksaan

yang dilakukan pada tanggal 30 Maret 1936.

Kasus penggelapan pajak penghasilan atas nama Martadisastro kemudian

dilimpahkan ke Pengadilan dalem pradata. Setelah melalui proses persidangan,

diketahui jumlah pajak penghasilan yang digelapkan Martadisastro sebesar f.106,76.

Penggelapan pajak tersebut terjadi dalam kurun waktu 5 tahun yaitu mulai tahun 1931

sampai tahun 1935. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini:

Tabel 18

Rincian Pajak Penghasilan

yang digelapkan Martadisastro

Tahun Uang Pajak (f)

1931 3.93 1932 3.80 1933 10.83 1934 18.10 1935 70.10

Jumlah 106,76 Sumber: “Diambil dari arsip kasus-kasusPenggelapan pajak oleh

pejabat pajak”, Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344.

35 Surat lepasan Raden Mas Parmokoesoemo dari penjara sentono Mangkunegaran tertanggal 22 Agustus 1941, “,Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.P.1435.

Page 121: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Dari data di atas dapat diketahui kasus penggelapan uang pajak penghasilan

(Inkomsten belasting) terjadi dari tahun 1931 sampai tahun 1935 dengan rincian

sebagai berikut, tahun 1931 sebesar f.3,93 kemudian tahun 1932 sebesar f.3,80, tahun

1933 sebesar f.10,83, tahun 1934 sebesar f.18,10, dan tahun 1935 sebesar f.70,10

sehingga total uang pajak penghasilan yang digelapkan lurah Martadisastro sebesar

f.106,76.

Setelah mengumpulkan bukti-bukti dan mendengarkan keterangan saksi-saksi

serta mendengarkan pertimbangan djaksa maka president memutuskan bahwa lurah

Martadisastro dengan terbukti secara menyakinkan telah menggelapkan uang pajak

penghasilan sebesar f.106,76. Pengadilan dalem pradata kemudian menjatuhkan

hukuman kurungan 7 bulan kepada yang bersangkutan. Keputusan tersebut tercantum

dalam ddo.26/11.36.36

Kasus penggelapan pajak penghasilan (inkomsten belasting) oleh kepala desa

juga terjadi di dukuh Balepandjang desa Balepandjang onderdistrik distrik Djatipuro.

Kasus penggelapan uang pajak penghasilan tersebut terjadi pada tahun 1936. Kepala

desa Balepandjang tersebut diketahui bernama Djogosoenggoto.

Setelah hal penggelapan pajak penghasilan tersebut diketahui, kasus tersebut

selanjutnya dilimpahkan ke pengadilan dalem pradata Mangkunegaran. Dalam

persidangan diketahui bahwa uang pajak penghasilan yang digelapkan oleh

Djogosoenggoto sebesar f.7,41. Uang tersebut merupakan penghasilan yang diperoleh

36 “Kasus-kasus penggelapan pajak oleh pejabat pajak “,Surakarta: Reksopustaka, Koleksi

arsip Mangkunegaran No.K344.

Page 122: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

desa Balepandjang. Setelah melalui proses persidangan Djogosoenggoto dinyatakan

bersalah oleh pengadilan dalem pradata Mangkunegaran. Selanjutnya

Djogosoenggoto dicopot dari jabatannya sebagai lurah desa Balepandjang oleh

pangreh praja Wonogiri.37

Lurah desa yang lain yang juga menggelapkan uang pajak penghasilan adalah

Somo. Ia merupakan lurah desa Manahan, onderdistrik Kota Mangkunegaran. Somo

diketahui menggelapkan uang pajak penghasilan sebesar f.171,71. Uang pajak

penghasilan (inkomsten belasting) tersebut dihabiskan pada tanggal 4 April 1935.38

Selain lurah desa, penggelapan pajak penghasilan (inkomsten belasting) juga

dilakukan oleh seorang carik desa. Carik desa tersebut bernama Resosodirdjo. Ia

merupakan carik desa Biting, onderdistrik Poerwantoro distrik Wonogiri. Kasus

penggelapan pajak penghasilan tersebut terjadi pada tahun 1936.

Seperti halnya kasus-kasus yang lain, kasus yang menyeret carik desa tersebut

juga dilimpahkan ke pengadilan dalem pradata Mangkunegaran. Setelah dilakukan

proses peradilan dan mendengarkan keterangan saksi-saksi diketahui bahwa pajak

penghasilan yang digelapkan oleh Resosodirdjo sebesar f.2,-.

Pengadilan dalem pradata Mangkunegaran memutuskan untuk mencopot

jabatan Resosodirdjo sebagai carik desa desa Biting, onderdistrik Poerwantoro distrik

37 “Staat adanya penggelapan pajak tahun 1936 dalam arsip Kasus-kasus penggelapan

pajak oleh pejabat pajak “,Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344.

38 “Staat adanya penggelapan uang pajak penghasilan di Mangkunegaran”, Laporan tertanggal 28 Januari 1937, Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344.

Page 123: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Wonogiri karena terdakwa diputus bersalah dalam kasus penggelapan pajak

penghasilan (inkomstenbelasting).39

C. Kasus Penggelapan Pajak oleh Mantri Martanimpuna

Sesuai dengan Rijksblad Mangkunegaran No.5 Tahun 1917, pemungutan

pajak di praja Mangkunegaran dilaksanakan oleh Mantri Martanimpuna. Mantri

Martanimpuna diangkat langsung oleh Bupati Patih melalui persetujuan

Mangkunegara. Biasanya yang dipilih sebagai Mantri Martanimpuna adalah mereka

yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap praja Mangkunegaran. Akan tetapi setelah

terpilih menjadi Mantri Martanimpuna, biasanya para petugas pajak tersebut

terpengaruh gaya hidup narapraja yang terkenal boros dan suka bermewah-mewahan.

Hal tersebut menyebabkan terjadinya kasus penggelapan pajak di praja

Mangkunegaran oleh Mantri Martanimpuna. Kondisi semacam ini semakin sering

terjadi setelah adanya kebijakan pengurangan gaji pegawai akibat terjadinya krisis

ekonomi tahun 1930-an.

Salah satu kasus penggelapan pajak yang dilakukan Mantri Martanimpuna

ditemukan di Mojogedang, distrik Karanganyar, Regentschap Kota Mangkunegaran.

Kasus tersebut diketahui pada tahun 1937. Mantri Martanimpuna yang

menggelapkan pajak tersebut bernama Raden Mas Ngabei Soemowinoto.

Raden Mas Ngabei Soemowinoto menggelapkan uang pajak penghasilan

sebesar f. 179,64. Penggelapan uang pajak tersebut terjadi dalam kurun waktu 4 tahun

39“Staat adanya penggelapan pajak tahun 1936” dalam arsip “Kasus-kasus penggelapan pajak oleh pejabat pajak “,Surakarta: Reksopustaka, Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344.

Page 124: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

yaitu 1933, 1934, 1935 dan 1936. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 19

Pajak Penghasilan yang digelapkan

Raden Mas Ngabei Soemowinoto

Jenis Pajak Tahun Uang Pajak

(f)

1933 4,99

1934 7,51

1935 149,08

Pajak penghasilan

(Inkomstenbelasting)

1936 18,06

Jumlah 179,64

Sumber: Diambil dari arsip” kasus-kasus penggelapan pajak oleh

pejabat pajak”, Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344.

Pajak penghasilan yang digelapkan Raden Mas Ngabei Soemowinoto terjadi

dalam kurun waktu 4 tahun yaitu tahun 1933 sebesar f.4,99, tahun 1934 sebesar

f.7,51, berikutnya tahun 1935 sebesar f.149,08, dan yang terakhir tahun 1936 sebesar

f.18,06. Total pajak penghasilan (Inkomstenbelasting) yang digelapkan Mantri

Martanimpuna Raden Mas Ngabei Soemowinoto tersebut adalah f.179,64

Setelah melalui proses persidangan pengadilan dalem pradata, Raden Mas

Ngabei Soemowinoto dinyatakan bersalah dan diharuskan mengganti seluruh uang

pajak yang telah digelapkan yaitu sebesar f. 179,64. Meskipun terdakwa dinyatakan

Page 125: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

bersalah dan diharuskan mengganti uang pajak, tetapi terdakwa tidak dihukum

kurungan penjara.40

Selain kasus penggelapan pajak penghasilan yang dilakukan lurah desa dan

Mantri Martanimpuna secara sendiri-sendiri, terdapat pula kasus penggelapan pajak

penghasilan yang dilakukan sebagai hasil konspirasi antara lurah desa dengan Mantri

Martanimpuna. Kasus tersebut terjadi di desa Berdjo onderdistrik Ngargojoso distrik

Karangpandan.

Kasus penggelapan pajak penghasilan tersebut dilakukan oleh seorang lurah

desa Berdjo yang bernama Hartomokarojo dan seorang Mantri Martanimpuna

Ngargojoso yang bernama Raden Ngabei Sastrosowondo. Kasus penggelapan pajak

tersebut terjadi pada tahun 1933 dan 1934. Dengan rincian pada tahun 1933, pajak

penghasilan yang digelapkan oleh kedua pejabat Praja Mangkunegaran tersebut

sebesar f.109,03 dan pada tahun 1934 sebesar f.30,20.

Pada perkembangan, Hartomokarojo dan Raden Ngabei Sastrosowondo

meninggal dunia sehingga kasus penggelapan pajak penghasilan tersebut tidak dapat

diajukan ke pengadilan dalem pradata Mangkunegaran sehingga keduanya

dinyatakan bebas oleh pengadilan dalem pradata Mangkunegaran. 41

40 Surat keterangan penggelapan pajak oleh Raden Mas Ngabei Soemowinoto dalam kasus

kasus penggelapan pajak oleh pejabat pajak”,Surakarta: Reksopustaka Koleksi arsip Mangkunegaran

No.K344.

41 “Staats adanya pajak penghasilan yang digelapkan punggawa tertanggal 31 Desember

1936”, Surakarta: Reksopustaka Koleksi arsip Mangkunegaran No.K344.

Page 126: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Kasus-kasus penggelapan pajak yang terjadi di Praja Mangkunegaran tersebut

mengakibatkan menurunnya pemasukan kas Praja Mangkunegaran khususnya dari

sektor pajak. Penurunan pemasukan kas Praja tersebut cukup signifikan karena kasus-

kasus penggelapan pajak terjadi hampir di seluruh pos-pos pajak yang tersebar di

seluruh kawasan praja Mangkunegaran. Keadaan ini mengakibatkan pembangunan

fasilitas Negara mengalami kendala karena keterbatasan dana. Hal ini bertentangan

dengan asas pemungutan pajak yang bersifat keadilan karena uang pajak yang

dipungut dari rakyat seharusnya dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan

rakyat Mangkunegaran.

Setiap bentuk pelanggaran terhadap Undang-Undang sudah sepantasnya

mendapat sanksi yang setimpal dengan pelanggaran tersebut. Hukuman yang

dijatuhkan kepada pejabat penarik pajak baik pejabat desa maupun mantri

Martanimpuna merupakan sebuah bentuk penegakan hukum yang dilaksanakan di

Praja Mangkunegaran.

Page 127: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN

Pemungutan pajak penghasilan di Praja Mangkunegaran dilaksanakan sebagai

akibat dari penarikan tanah-tanah apanage pada masa Mangkunegara IV. Penarikan

tanah-tanah apanage tersebut berdampak kepada seluruh rakyat Mangkunegaran

karena tanah-tanah apanage yang semula dikerjakan penduduk ditarik kembali

sehingga banyak penduduk Mangkunegaran beralih ke sektor perkebunan. Dengan

adanya peralihan tersebut maka mulai diberlakukannya sistem uang sebagai gaji

penduduk Mangkunegaran.

Adanya perubahan sistem apanage menjadi sistem uang, maka Praja

Mangkunegaran menganggap perlunya suatu peraturan mengenai pajak penghasilan

untuk tetap memungut penghasilan dari rakyat. Sehubungan dengan hal itu, maka

pada saat Mangkunegara VII berkuasa, Praja Mangkunegaran mengeluarkan

peraturan tentang pajak penghasilan yaitu peraturan bab pajeg penghasilan sebagai

peraturan mengenai pemungutan pajak penghasilan yang dikenakan kepada rakyat

yang tinggal di wilayah Praja Mangkunegaran.

Pajak penghasilan (Inkomstenbelasting) merupakan salah satu jenis pajak

yang diterapkan di praja Mangkunegaran. Pajak ini merupakan salah satu jenis pajak

yang memberikan pemasukan besar terhadap keuangan praja Mangkunegaran. Pajak

penghasilan semula diterapkan di Hindia Belanda berdasarkan Paten Recht tahun

1878 yang kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya Ordonantie Op De

Inkomsten Belasting No.298 tahun 1908 yang dituangkan dalam Staatsblad tahun

110

Page 128: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

1908. Sedangkan di Praja Mangkunegaran pajak penghasilan mulai diterapkan setelah

Praja mengeluarkan peraturan bab pajeg penghasilan pada tahun 1917. Dalam

pranatan ini diatur mengenai mekanisme pemungutan pajak penghasilan. Apabila

terjadi perubahan mekanisme pemungutannya diatur dalam Rijksblad Mangkunegaran

setiap tahunnya. Dalam Rijksblad tersebut juga diatur perubahan besarnya tarif pajak

yang disesuaikan dengan perkembangan perekonomian.

Pajak penghasilan adalah pajak yang dipungut kepada rakyat atau

perkumpulan yang melakukan usaha untuk mendatangkan keuntungan. Pajak

penghasilan merupakan pajak yang dipungut atas penghasilan yang diperoleh dari :

(1) Harta tidak bergerak yaitu pajak yang dipungut berdasarkan atas penghasilan yang

berasal dari harta yang sifatnya tidak bergerak, misalnya sawah, rumah, dan

pamelikan, (2) Harta bergerak yaitu pajak yang dipungut berdasarkan penghasilan

yang berasal dari harta yang sifanya bergerak, misalnya hasil dari piutang, obligasen,

dan mandeel, (3) Pekerjaan yaitu semua pembayaran atau imbalan berkenaan dengan

pekerjaan atau jasa yang diperoleh termasuk gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk

lainnya yang diperoleh karena melakukan sebuah pekerjaan, dan (4) Pembayaran

tidak tetap yaitu penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak tetap berupa

gratifikasi, tunjangan cuti, wachtgeld, bonus, premi-premi, sumbangan, pensiunan,

bunga dari lijfrente dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap. Segala

jenis penghasilan tersebut harus dikenakan pajak penghasilan. Besarnya pajak

ditentukan sesuai dengan besar kecilnya penghasilan yang diperoleh wajib pajak

dalam jangka waktu satu tahun.

Page 129: SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN DI PRAJA … · Adi Gunanto, C0506003, 2011, Sistem Pemungutan Pajak Penghasilan di Praja Mangkunegaran Tahun 1917-1942, Skripsi, Jurusan Ilmu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Pemungutan pajak penghasilan dilaksanakan oleh Mantri Martanimpuna

dengan membentuk komisi-komisi pajak (Aanslag Commisie) di wilayah Kapanewon.

Dalam pemungutan pajak penghasilan, aanslag commisie dibantu oleh pejabat desa

setempat. Aanslag commisie datang ke kelurahan-kelurahan setiap tanggal 1 pada

bulan-bulan yang telah ditentukan yaitu April, Juni, Agustus, Oktober, dan Desember.

Mekanisme pemungutan pajak penghasilan di Praja Mangkunegaran meliputi

pendaftaran objek pajak yang dilakukan dengan pengisian aangifte bilyet,

pemeriksaan buku-buku kekayaaan, penetapan pajak, perhitungan pajak, pengurangan

pajak, dan pembayaran pajak. Bagi wajib pajak yang melakukan pelanggaran

terhadap mekanisme pajak penghasilan yang telah ditetapkan tersebut maka akan

dikenakan sanksi berupa denda dan kurungan.

Pajak penghasilan yang diterapkan di Praja Mangkunegaran mengakibatkan

sebagian rakyat Mangkunegaran merasa keberatan dengan pemungutan pajak

penghasilan tersebut. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus-kasus tunggakan pajak

penghasilan yang terjadi di setiap pos pemungutan pajak. Kasus-kasus tunggakan

pajak tersebut mengakibatkan pemasukan kas praja Mangkunegaran dari sektor pajak

berkurang. Keadaan tersebut diperparah dengan ditemukan kasus-kasus pengelapan

pajak yang melibatkan para pejabat penarik pajak baik pejabat desa maupun Mantri

Martanimpuna. Bagi pejabat penarik pajak yang diketahui melakukan tindakan

penyimpangan pajak maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat

penyimpangan yang dilakukan petugas penarik pajak penghasilan tersebut.