sistem modulasi analog dan digital

42
SISTEM MODULASI ANALOG DAN DIGITAL DASAR SISTEM KOMUNIKASI PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2010

Upload: rusdi-ariawan

Post on 19-Jun-2015

9.804 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Sistem Modulasi Analog Dan Digital

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

SISTEM MODULASI ANALOG DAN DIGITAL

DASAR SISTEM KOMUNIKASI

PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

BUKIT JIMBARAN

2010

Page 2: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan

selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki

mobilitas tinggi, mencari layanan yang fleksibel, serba mudah dan memuaskan

dan mengejar efisiensi di segala aspek. Seiring dengan pesatnya perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sektor–sektor industri semakin

banyak yang menggunakan fasilitas atau peralatan dengan teknologi yang

canggih guna mendapatkan hasil yang optimal dan effisien.

Aktifitas kehidupan sehari-hari banyak tergantung dari penggunaan

informasi. Bentuk-bentuk informasi adalah beraneka ragam, antara lain dalam

bentuk bahasa lisan, tertulis atau data tertulis/gambar. Informasi bisa diolah,

disimpan dan disalurkan. Teknologi-teknologi baru telah dikembangkan untuk

melakukan hal-hal tersebut. Salah satu sarana yang paling penting dalam

penyaluran informasi adalah dengan mengkonversikan informasi ke dalam

bentuk sinyal listrik dan mentransmisikannya dalam jangkauan jarak tertentu

menggunakan suatu media komunikasi.

Modulasi adalah suatu proses dimana properti atau parameter dari

suatu gelombang divariasikan secara proporsional terhadap gelombang yang

lain. Parameter yang diubah tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan.

Proses modulasi membutuhkan dua buah sinyal yaitu sinyal pemodulasi yang

derupa dinyal informasi yang dikirim, dan sinyal carrier dimana sinyal informasi

tersebut ditumpangkan. (Krauss, H.L, Raab, F.H. 1990)

Modulasi memiliki dua macam jenis, yaitu modulasi sinyal analog dan

modulasi sinyal digital. Contoh modulasi sinyal analog adalah Frequency

Modulation (FM) dan Amplitude Modulation (AM). Sementara modulasi sinyal

digital antara lain Amplitude Shift Keying (ASK), Phase Shift Keying (PSK), dan

Frequency Shift Keying (FSK).

Page 3: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

2

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalahnya adalah

bagaiamana sistem modulasi analog dan digital serta apa saja keuntungan dan

kekurangan dari sistem tersebut.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan tugas ini adalah untuk memahami sistem modulasi

analog dan digital, beserta keuntungan dan kerugiannya.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan tugas ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam

perkembangan teknologi telekomunikasi khususnya teknologi modulasi dimasa

depan.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Dalam penulisan tugas ini permasalahan hanya dibatasi pada sistem

modulasi analog dan digital, beserta keuntungan dan kerugiannya.

1.6 Sistematika Pembahasan

Pada penulisan laporan kerja praktek 1 ini sistematika pembahasan

dibagi menjadi beberapa bab, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan,

manfaat, serta ruang lingkup dan batasan masalah.

BAB II PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini meliputi teori-teori yang berhubungan dengan

permasalahan modulasi yang dibahas serta teori-teori pendukungnya

BAB III PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

Page 4: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Dan Latar Belakang

Bentuk komunikasi antar makhluk hidup yang paling awal adalah suara,

yang dibangkitkan oleh mulut, dan diterima oleh telinga. Apabila jarak antar

makhluk yang berkomunikasi tersebut jauh, diperlukan alat bantu berupa sesuatu

yang dapat dilihat. Sebagai contoh, pada abad ke dua sebelum Masehi, orang

Yunani menggunakan sinyal obor untuk berkomunikasi. Kombinasi dan posisi

yang berbeda dari obor tersebut menghasilkan kombinasi huruf -huruf Yunani.

Bentuk komunikasi menggunakan obor ini merupakan bentuk awal dari sistim

komunikasi data. Suara drum, juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dalam

jarak jauh.

Pada abad ke delapan belas, mulai diperkenalkan bendera semaphore

untuk menyampaikan komunikasi. Bendera semaphore ini prinsipnya sama

dengan nyala obor pada jaman Yunani, yang mengandalkan kemampuan

penglihatan. Setiap kombinasi dari bendera semaphore yang dikibarkan

menghasilkan kombinasi huruf -huruf Latin. Pemakaian bendera semaphore ini

terhalang kendala jarak, dimana semakin jauh jarak antar orang yang

berkomunikasi, semakin tidak efisien pemakaian bendera ini.

Pada tahun 1753, Charles Morrison, seorang penemu dari Scotlandia,

memperkenalkan sistem transmisi listrik menggunakan satu kabel (plus ground)

untuk masing-masing huruf. Pada system ini diperlukan sebuah pithball dan

kertas di sisi terima untuk mencetak hasilnya.

Pada tahun 1835, Samuel Morse memulai bereksperimen dengan

telegraph, seperti yang kita kenal sekarang. Dua tahun kemudian, pada 1837,

telegraph mulai dikenalkan oleh Morse di USA, dan oleh Sir Charles Wheatstone

di Inggris. Telegraph pertama kali dipublikasikan pada tahun 1844, dan mulailah

masa komunikasi listrik yang kelak akan menguasai kehidupan manusia.

Skema komunikasi yang dibicarakan di atas dapat dikatakan “digital”

secara alamiah. Dikatakan demikian karena hanya ada sejumlah pesan terbatas

yang digunakan. Tidak demikian halnya setelah Alexander Graham Bell

memperkenalkan telepon pada tahun 1876. Telepon merupakan sistim

komunikasi analog. Pesan yang disampaikan dapat tidak terbatas, karena

Page 5: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

4

langsung diucapkan dari mulut manusia. Setelah penemuan ini, sistim analog

mulai menggantikan sistem “digital” yang telah ada. Bahkan Western Union

Telegraph Company, perusahaan yang tadinya bergerak di bidang telegraph,

mulai beralih ke bisnis telepon.

Dibutuhkan waktu beberapa abad lamanya, sebelum teknologi berbalik

arah, yaitu sistem digital menggantikan sistem analog. Sejak tahun 1976, sistem

komunikasi digital secara perlahan mulai menggantikan dominasi sistem

komunikasi analog. Pergantian sistem ini berlangsung cukup pesat sejak

ditemukannya komputer dan piranti elektronik solid state.

Aplikasi komersial digital dimulai pada tahun 1962, saat Bell System

memperkenalkan sistem transmisi TI, yang menandai awal kebangkitan revolusi

digital komersial. Di akhir tahun ini, sekitar 250 rangkaian komunikasi digital telah

di-instal. Pada pertengahan tahun 1976, angka ini melonjak mencapai 3 juta.

Suatu perkembangan yang cukup fantastis !

Pada pertengahan 1980 an, ketika sistem komputer merayakan 40

tahun keberadaannya, sementara teknologi solid state masih cukup muda,

jaringan digital dengan kontrol komputer telah dikomersialkan. Masyarakat

informasi telah mencapai level kematangan dalam fase kehidupannya. Akses

komunikasi instan, baik dari mobil, pesawat udara, atau dari gelanggang olah

raga sekalipun, akan menjadi suatu kenyataan.

Dibutuhkan waktu 20 abad lamanya untuk berpindah dari sistim nyala

obor ke sistem komunikasi sinyal listrik, untuk mengkomunikasikan data yang

sama. Dibutuhkan waktu 20 tahun untuk berpindah dari sistem transmisi data

listrik primitif ke sistem komunikasi data lanjutan berkecepatan tinggi. Dan hingga

saat ini, perkembangan teknologi masih belum berakhir.

2.2 Modulasi

Modulasi adalah suatu proses dimana properti atau parameter dari

suatu gelombang divariasikan secara proporsional terhadap gelombang yang

lain. Parameter yang diubah tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan.

Proses modulasi membutuhkan dua buah sinyal yaitu sinyal pemodulasi yang

derupa dinyal informasi yang dikirim, dan sinyal carrier dimana sinyal informasi

tersebut ditumpangkan. (Krauss, H.L, Raab, F.H. 1990)

Page 6: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

5

Modulasi memiliki dua macam jenis, yaitu modulasi sinyal analog dan

modulasi sinyal digital. Contoh modulasi sinyal analog adalah Frequency

Modulation (FM) dan Amplitude Modulation (AM). Sementara modulasi sinyal

digital antara lain Amplitude Shift Keying (ASK), Phase Shift Keying (PSK), dan

Frequency Shift Keying (FSK).

SumberInformasi

SourceEncoder

ChannelEncoder

Modulator

Kanal

DemodulatorChannelEncoder

SourceDecoder

Tujuan

Noise

Gambar 2.1 Blok Diagram Sistem Transmisi

Tujuan dilakukannya proses modulasi antara lain :

1. untuk memudahkan proses radiasi

a. Pada kanal komunikasi berupa udara, diperlukan antena untuk proses

pemancaran/radiasi dan penerimaan sinyal.

b. Dimensi antena adalah berbanding terbalik dengan frekwensi sinyal yang

dipancarkan/diterimanya. Secara metematis dapat dituliskan sbb:

2

λd

2f

c

2. untuk memungkinkan multiplexing

jika sebuah media transmisi dapat digunakan oleh beberapa kanal,

maka modulasi dapat digunakan untuk menempatkan masing-masing kanal pada

wilayah spektrum frekwensi yang berbeda. Contohnya : teknik fdm pada sistem

telepon.

Page 7: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

6

3. Untuk mengatasi keterbatasan peralatan

a. Pembuatan peralatan pengolahan sinyal (signal processing devices) seperti

filter dan amplifier memiliki tingkat kesulitan yang berbeda untuk spektrum

frekwensi tertentu.

b. Untuk itu modulasi dapat digunakan untuk menempatkan sinyal informasi ke

wilayah spektrum tertentu, dimana pembuatan peralatan pengolahan

sinyalnya menjadi paling mudah.

4. Untuk memungkinkan pembagian frekwensi

a. Modulasi memungkinkan beberapa stasiun radio dan televisi untuk

melakukan siaran secara bersamaan menggunakan frekwensi sinyal

pembawa yang berbeda. sehingga tidak akan terjadi interferensi antar

stasiun.

b. Di sisi penerima, dengan adanya modulasi, maka dapat dilakukan pemilihan

terhadap stasiun siaran yang memang ingin didengarkan/ditonton.

contohnya: siaran radio dan televisi.

5. Untuk mengurangi pengaruh noise dan interferensi

a. Pengaruh noise dan interferensi tidak dapat seluruhnya dihilangkan dari

sistem komunikasi.

b. Namun dimungkinkan untuk menekan pengaruh gangguan tersebut dengan

menggunakan teknik modulasi tertentu.

c. Sehingga penggunaan teknik modulasi secara umum akan menyebabkan

bandwidth transmisi yang lebih besar dari bandwidth sinyal informasinya.

2.2.1 Modulasi Analog

Pada Teknik Modulasi Analog sinyal informasi yang ditumpangkan pada

sinyal pembawa adalah Sinyal Analog.

Teknik Modulasi Analog yang ada antara lain :

1. Modulasi Linier (Linear Modulation)

2. Modulasi Sudut (Angle Modulation)

2.2.1.1 Modulasi Linier

Menerapkan proses translasi frekwensi langsung dari spektrum sinyal

informasi dengan menggunakan sinyal pembawa sinusoidal.

Modulasi Linier sendiri memiliki beberapa aplikasi dengan kelebihan

dan kekurangan masing-masing, yakni :

Page 8: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

7

1. Amplitude Modulation (AM)

2. Double-Sideband Modulation (DSB)

3. Single-Sideband Modulation (SSB)

1. Modulasi Amplitudo

Modulasi amplitudo adalah suatu proses mengubah amplitudo gelombang

pembawa sesuai dengan bentuk dari gelombang informasi. Bila suatu gelombang

pembawa dimodulasi amplitudo, maka amplitudo bentuk gelombang pembawa

dbuat berubah sebanding dengan tegangan yang memodulasi (Roddy, D.,

Idris,K., Coolen,J.,1992).

ec = (Ec maks + em) sin ct

dimana e adalah tegangan sesaat dari sinyal yang dimodulasi, Ec maks tegangan

pembawa puncak tanpa modulasi, dan em tegangan modulasi sesaat.

Puncak-puncak dari siklus pembawa dapat dihubungkan sehingga

membentuk sebuah gelombang selubung (envelope wave).

eenv = Ec maks + em

dimana eenv adalah nilai sesaat dari gelombang slubung.

e = eenv sin ct

= (Ec maks + Em maks sin mt) sin ct

eenv = Ec maks + em

Ecmaks

Ecmaks

0t

Vo

Gambar 2.2 Bentuk gelombang sebuah sinyal yang dimodulasi-amplitudo

Pada modulasi amplitudo dikenal adanya indeks modulasi, dimana

merupakan perbandingan antara amplitudo informasi dengan gelombang

pembawa dapat dirumuskan: (Roddy, D., Idris, K., Coolen,J.,1992).

m =maksEc

maksEm

sehingga,

Page 9: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

8

e = Ecmaks (1 + m sin mt) sin ct

Spektrum menunjukkan amplitudo dan frekuensi dari gelombang-

gelombang sinus kosinus komponen yang bersama-sama membentuk sebuah

gelombang yang kompleks. Gelombang yang dimodulasi amplitudo adalah

kompleks seperti yang ditunjukkan pada persamaan berikut.(Roddy, D., Idris,

K.,Coolen, j.,1992).

e = (1 + m sin mt ) sin ct

= sin ct + m sin mt sin ct

= sin ct + m/2[cos(c - m)t – cos(c + m)t]

Transmisi gelombang Amplitudo Modulasi (AM) dapat dilakukan dalam

berbagai cara antara lain dengan hanya memancarkan gelombang upper atau

lower side band saja, yang disebut Single Side Band (SSB) dan dengan

mentransmisikan gelombang pembawa, upper side band dan lower side band

yang disebut Double Side Band (DSB), disamping itu pentransmisian gelombang

AM dapat dilakukan tanpa adanya gelombang pembawa (Suppress Carrier).

2. Double Side Band (DSB)

a. Double-Sideband - Suppressed Carrier (DSB – SC )

Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier, dengan

frekuensi dan phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal informasi).

Persamaan sinyal sinusoidal secara umum bisa dituliskan sbb.

(t) = a(t) cos (t)

dimana a(t) adalah amplitudo sinyal dan (t) adalah sudut phase. (t)

bisa ditulis dalam bentuk (t) = c t + (t) sehingga :

(t) = a(t) cos [ c t + (t) ]

a(t) adalah selubung (envelope) dari sinyal (t)

c adalah frekuensi gelombang carrier (rad/detik) = 2fc (Hz)

(t) adalah modulasi phase dari (t).

Dalam modulasi AM, (t) dalam persamaan di atas adalah nol (konstan)

dan selubung a(t) dibuat proporsional terhadap suatu sinyal f(t).

(t) = f(t) cos c t

Page 10: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

9

cos c t dalam persamaan di atas disebut dengan sinyal carrier ; f(t)

adalah sinyal pemodulasi. Sinyal resultan (t) disebut dengan sinyal termodulasi

AM.

Kerapatan spektrum dari (t) diperoleh dengan transformasi Fourier.

( ) = F( + c ) + F( - c )

Persamaan ini berarti bahwa modulasi amplitudo menggeser spektrum

frekuensi sinyal sejauh c rad/detik tapi bentuk spektrum adalah tetap, seperti

yang ditujukkan pada gambar di bawah.

Tipe modulasi seperti ini disebut dengan modulasi suppressed carrier

karena dalam spektrum (t) tidak ada identitas carrier yang tampak walaupun

spektrum terpusat pada frekuensi carrier c. Rangkaian dan sinyal-sinyal dari

sistem ini ditunjukkan gambar di bawah.

Gambar (a) menunjukkan suatu rangkaian pembangkit sinyal AM.

Gambar (b) adalah sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Gambar (c) adalah

sinyal carrier frekuensi tinggi. Dengan proses modulasi, amplitudo sinyal carrier

akan berubah sesuai dengan amplitudo sinyal informasi, dengan frekuensi tetap,

seperti pada (d). Transformasi Fourier digambarkan dalam domain frekuensi ()

pada (e) dan (f).

Asumsikan bahwa sinyal informasi mempunyai lebar pita (bandwidth)

sebesar W. Dengan modulasi, sinyal bergeser sejauh c dan menempati

spektrum dengan lebar 2W; gambar (f). Ini berarti bahwa dengan metode

modulasi seperti ini bandwidth sinyal digandakan. Spektrum sinyal di atas

frekensi c disebut upper sideband (USB), sedangkan spektrum di bawah c

disebut lower sideband (LSB).

Karena itu modulasi ini juga disebut modulasi double-sideband,

suppressed carrier (DSB-SC).

12

12

Page 11: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

10

Penerimaan kembali sinyal DSB-SC (t) untuk memperoleh sinyal

informasi f(t) memerlukan translasi frekuensi lain untuk memindahkan spektrum

sinyal ke posisi aslinya. Proses ini disebut demodulasi atau deteksi dan dilakukan

dengan mengalikan sinyal (t) dengan sinyal carrier c.

(t) cos ct = f(t). cos2 c t

= f(t) + f(t) cos 2c t

Bagian frekuensi tinggi 2c dihilangkan dengan menggunakan Low

Pass Filter (LPF), sehingga yang tersisa hanya sinyal informasi f(t).

12

12

Page 12: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

11

Prinsip yang dijelaskan di atas berlaku untuk semua sinyal selama

frekuensi sinyal informasi W lebih kecil daripada frekuensi carrier c. Kesulitan

yang terjadi pada penerima adalah perlunya rangkaian yang bisa membangkitkan

carrier serta rangkaian untuk sinkronisasi phase.

b. Double Side Band-Large Carrier (AM)

Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan peralatan

yang rumit pada bagian penerima, berkaitan dengan perlunya pembangkitan

carrier dan sinkronisasi phase. Jika sistem didisain untuk memperoleh penerima

yang relatif sederhana, maka beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus

mengurangi efisiensi pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalam

sinyal yang ditransmisikan, dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal

yang lain. Karena itu sistem seperti ini disebut Double-Sideband Large Carrier

(DSB-LC) atau umumnya dikenal dengan istilah AM.

Bentuk gelombang sinyal AM bisa diperoleh dengan menambahkan

identitas carrier A cos c t pada sinyal DSB-SC.

Page 13: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

12

AM(t) = f(t) cos c t + A cos c t

Kerapatan spektrum dari sinyal AM adalah

AM ( ) = 1/2 F( + c ) + 1/2 F( - c ) + A ( + c )+ A ( - c )

Spektrum frekuensi dari sinyal AM adalah sama dengan sinyal DSB-SC

f(t) cos c t ; dengan tambahan impuls pada frekuensi c. Hal ini dijelaskan

pada gambar di bawah.

Spektrum frekuensi dari sinyal AM

Sinyal termodulasi amplitudo bisa ditulis dalam bentuk :

AM(t) = [ A + f(t) ] cos c t

Dengan demikian sinyal AM dapat dinyatakan sebagai sinyal dengan

frekuensi c dan amplitudo [ A + f(t) ]. Jika amplitudo carrier cukup besar, maka

selubung dari sinyal termodulasi akan proporsional dengan f(t). Dalam kasus ini,

demodulasi akan sederhana yaitu dengan mendeteksi selubung dari sinyal

sinusoidal, tanpa tergantung dari frekuensi maupun phase. Tapi jika A tidak

Page 14: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

13

cukup besar, selubung dari AM(t) tidak akan selalu proporsional dengan sinyal

f(t). Amplitudo carrier A harus cukup besar sehingga :

[ A + f(t) ] 0 ; untuk semua t

atau

A min { f(t) }

Jika kondisi di atas tidak dipenuhi akan muncul distorsi selubung karena over-

modulasi.

Tinjau sinyal frekuensi tunggal f(t) = E cos mt sebagai sinyal pemodulasi.

Sinyal termodulasi amplitudo akan berbentuk :

AM(t) = [ A + f(t) ] cos c t

= [ A + E cos mt ] cos c t

Suatu faktor tanpa dimensi m didefinisikan sebagai indeks modulasi, yang

berguna untuk menentukan ratio dari sideband terhadap carrier.

A

Em

atau CarrierPuncakAmplitudo

SCDSBPuncakAmplitudom

__

__

Persamaan sinyal AM ditulis dalam menjadi :

AM(t) = A cos c t + mA cos mt . cos c t

AM(t) = A [ 1 + m cos mt ] cos c t

Bentuk sinyal AM untuk beberapa nilai m dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 2.4 Bentuk sinyal AM untuk beberapa nilai m

Amplitudo maksimum dari sinyal termodulasi AM adalah A [ 1 + m ] ;

sedangkan amplitudo minimum adalah A [ 1 - m ]. Indeks modulasi m bisa

dinyatakan dalam persen (%) dan bisa dicari dengan membandingkan antara

amplitudo maksimum dengan minimum.

Page 15: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

14

Untuk sinyal informasi dengan komponen frekuensi terbatas tapi lebih dari

satu, indeks modulasi ditentukan berdasar indeks modulasi efektif meff .

Misalnya sinyal f(t) = E1 cos m1t + E2 cos m2t digunakan untuk

memodulasi sinyal carrier A cos ct , maka sinyal termodulasi menjadi :

AM(t) = A [ 1 + m1 cos m1t + m2 cos m2t] cos c t

Indeks modulasi efektif :

22

21 mmmeff

3. Single Side Band

Sinyal AM yang termodulasi secara penuh, dua per tiga daya-nya

tersimpan dalam sinyal carrier dan hanya seper tiga daya-nya berupa sinyal side-

band. Pada hal sinyal side-band-lah yang mengandung informasi yang

ditransmisikan dan sinyal carrier sekedar merupakan kendaraan pengantar

informasi yang diperlukan rangkaian penerima untuk men-demodulasi informasi.

Jika sinyal carrier bisa dibuang dan hanya sinyal side-band yang ditransmisikan

maka dengan daya yang sama informasi bisa ditransmisikan lebih jauh. Di sisi

penerima, diinjeksikan kembali sinyal carrier agar informasi bisa di-demodulasi.

Sistem komunikasi dengan menggunakan Single Side Band sudah lama

dikenal di kalangan amatir radio. Peralatan komunikasi pada band HF

kebanyakan menggunakan mode ini karena mode ini menggunakan bandwidth

yang sempit yaitu sekitar 2,4 KHz, maka daya jangkau perangkat komunikasi ini

pada daya pancar yang sama bisa lebih jauh bila di bandingkan dengan mode

AM yang yang dipakai untuk radio siaran.

.

Gambar 2.5 Blok diagram transceiver SSB 80 Meter Band

Sekarang dipasaran memang banyak beredar transceiver SSB yang

sudah jadi alias buatan pabrik dangan berbagai macam merek, misalnya Yaesu,

Page 16: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

15

Icom, Kenwood dan lain lain yang kebanyakan merupakan transceiver all band

(bekerja pada band 160 meter sampai 10 meter), biasanya pesawat semacam

ini dilengkapi juga dengan “general coverage receiver” dengan frekuensi antara

100KHz sampai 30 MHz, hal ini membuat transceiver tersebut semakin

menyenangkan karena bisa dipakai memantau frekuensi di luar jalur amatir.

Ada bebrapa cara yang dapat dilakukan dalam membangkitkan sinyal

SSB yaitu metoda Modulator-Filter balans, metoda pergeseran fasa dan Metoda

ketiga.

Metoda Modulator-Filter Balans

Bentuk yang paling tua dari pemancar SSB menggunakan modulator

balans untuk membangkitkan sinyal DSBSC (Double Side Band Suppressed

Carrier), yang kemudian diikuti oleh ”Filter-filter jalur sisi” yaitu filter bandpass

sempit yang hanya meneruskan jalur sisi frekuensi yang dikehendaki. Biasanya

cukup dipakai sebuah filter bandpass SSB, dan dilengkapi dengan sarana untuk

memilih bagian mana yang akan diteruskan, (bagian uppernya atau bagian

lowernya) dengan cara mengubah frekuensi pembawa untuk membawa frekuensi

ke ujung passband yang lain sehingga diperoleh jalur sisi yang dikehendaki.

Sebuah penyampur balans dan osilator kristal memberikan konversi

keatas ke frekuensi akhir pemancar, dan sebuah peguat RF linear menyediakan

penguatan daya keluaran. Harus digunakan penguat-penguat linear untuk

mencegah timbulnya cacat jalur sisi dan kemungkinan dibangkitkanya kembali

jalur sisi yang kedua.

Gambar 2.6 Blok diagram pemancar SSBSC

Metoda Pergeseran Fasa

Metoda Pergeseran Fasa memakai prinsip pergeseran fasa dan

penghapusannya untuk menghilangkan pembawa dan jalur sisi yang tidak

dikehendaki. Dengan menggunakan penurunan persamaan trigonometri standar,

rumus untuk frekuensi sisi bawah tunggal dapat diuraikan menjadi

Page 17: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

16

suku pertama pada sisi sebelah kanan adalah hasil kali dari pembawa

dan sinyal modulasi yang keduanya digeser sebesar 900, sedangkan suku kedua

adalah hasil kali dari pembawa dan sinyal modulasi. Rangkaian-rangkaian yang

diperlukan untuk menghasilkan pergeseran-pergeseran fasa, perkalian-perkalian

dan penjumlahan adalah relatif sederhana dan ditunjukkan dalam diagram

bloknya.

Sumber sinyal primer adalah sebuah oscilator kristal. Sinyalnya

mendorong modulator balans secara langsung, dan sebuah modulator balans

yang lain lewat suatu rangkaian yang menggeserkan fasanya sehingga berselisih

900 dengan yang langsung. Kedua modulator balans tersebut menghapuskan

pembawa itu sendiri dari sinyal keluaran. Sinyal audio langsung dimasukkan ke

modulator pembawa yang digeser, sedangkan yang ke modulator yang tidak

digeser pembawanya dimasukkan sinyal audio yang sebelumnya sudah digeser

fasanya sebesar 900. modulator pertama menghasilkan dua jalur sisi yaitu jalur

sisi atas dan jalur sisi bawah tetapi masing- masing digeser fasanya dengan

+900. Modulator kedua juga menghasilkan jalur sisi atas dan jalur sisi bawah

tetapi dalam hal ini jalur sisi atas di geser dengan +900, sedangkan jalur sisi

bawah digeser dengan -900. hasilnya ialah bahwa jalur sisi-jalur sisi atas dari

kedua modulator adalah sefasa satu sama lain dan langsung dijumlahkan dalam

peguat penjumlahan untuk menghasilkan sinyal jalur sisi yang dikehendaki. Jalur

sisi-jalur sisi bawah di geser sedemikian sehingga keduanya berselisih fasa 1800

satu sama lainsehingga akan saling meniadakan bila dijumlahkan. Jalur sisi yang

tertinggal diperkuat oleh penguat- penguat daya linear pada tingkat-tingkat

terakhir sebelum dipancarkan. Pemindahan ke jalur sisi bawah dapat dilakukan

dengan menggantikan jaringan penggeser fasa pembawa dengan yang

memberikan pergeseran fasa sebesar -900.

Page 18: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

17

Gambar 2.7 Blok diagram pembangkit SSB metode pergeseran fasa

Metoda Ketiga

Cara ketiga untuk memperoleh modulasi SSBSC (Single Side Band

Suppressed Carrier) dengan sederhana dinamakan juga metode ketiga. Metoda

ini dirintis oleh D.K. Weaver, dan dikembangkan pada tahun 1950-an. Cara ini

mirip dengan metoda pergeseran fasa, dalam hal digunakannya penggeseran

dan penghapusan dalam operasinya, tetapi berbeda dalam kenyataan bahwa

sinyal audio dimodulasikan dulu pada suatu sub pembawa audio. Sistem ini di

perlihatkan pada Gambar 3. Modulator 1 dan 2 bekerja untuk mengkombinasikan

sinyal audio denga sub pembawa audio, sehingga keluaran modulator 1

mengandung jalur sisi atas dan bawah, yang keduanya tergeser fasanya sebesar

900, sedangkan keluaran modulator 2 mengandung jalur sisi atas dan bawah

yang tidak tergeser fasanya. Jalur sisi-jalur sisi atas dari keduanya di hilangkan

oleh filter-filter low pass yang memotong pada frekuensi pembawa fo. Sinyal-

sinyal ini kemudian dimasukkan kemodulator 3 dan 4, yang didorong berturut-

turut oleh frekuensi pembawa RF langsung, dan pembawa RF yang digeser

fasanya 900. Keluaran dari modulator 3 mengandung suatu kelompok jalur sisi(fc

+ fo – fm) yang digeser dengan +900 dan suatu kelompok jalur sisi yang kedua(fc

– fo + fm) yang digeser dengan -900. modulator 4menghasilkan (fc + fo – fm)

yang digeser dengan +900, adalah sefasa dengan komponen pertama dari

modulator 3 dan dapat di jumlahkan langsung dengannya, modulator yang sama

Page 19: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

18

juga menghasilkan (fc + fo – fm) yang digeser dengan +900 yang adalah

berselisih fasa 1800 dengan komponen yang sesuai dari modulator 3, sehingga

akan saling menghapus. Keluaran yang diperoleh dari rangkaian penjumlahan

adalah komponen(fc + fo – fm) yang sesuai dengan jalur sisi bawah dari fm pada

frekuensi pembawa(fc + fo). Jalur sisi yang lain dihapuskan

Jika masukan-masukan pembawa ke modulator 3 dan 4 saling ditukar,

keluarannya dalah jalur sisi atas pada frekuensi pembawa (fc – fo). Perlu dicatat

bahwa sub pembawa audio dapat ditempatkan ditengah-tengah frekuensi

modulasi. Jika ini dilakukan, frekuensi modulasi dapat lebih besar dari fo dan

setengan jalur sisi bawah dari modulator-modulator 1 dan 2 akan terlipat di dalam

daerah dari 0 sampai fo dan dicampur dengan setengah yang lain dari jalur sisi.

ini tidak akan berakibat apa-apa, karena modulator-modulator akhir 3 dan4

bekerja dengan cara sedemikian sehingga frekuensi-frekuensi jalur sisi yang

timbul olehnya adalah seluruhnya pada satu sisi saja dari pembawa (fc + fo).

Gambar 2.8 Blok diagram pembangkitan SSB metode Ketiga

2.2.1.2 Modulasi Sudut

Modulasi sudut terdiri dari dua macam yaitu modulasi frekuensi dan

modulasi phasa, sinyal informasi dapat digunakan untuk mengubah frekuensi

pembawa, sinyal informasi dapat digunakan untuk mengubah frekuensi

pembawa, sehingga menimbulkan modulasi frekuensi, atau untuk mengubah

sudut fasa yang mendahului atau tertinggal, sehingga menimbulkan modulasi

phasa, keduanya adalah parameter dari sudut pembawa, yang merupakan suatu

fungsi dari waktu, istilah umum modulasi phasa diartikan sebagai cakupan

Page 20: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

19

keduanya. Modulasi frekuensi dan modulasi phasa mempunyai beberapa sifat

yang asangat mirip, tetapi juga mempunyai perbedaan yang menonjol. (Roddy,

D. 1992)

Secara matematis modulasi sudut dapat dinyatakan sinyal sinusoidal

gelombang kontinyu bisa divariasikan dengan mengubah amplitudo dan sudut

phasenya.

(t) = a(t) cos [ c t + (t) ]

Dalam modulasi amplitudo (t) dibiarkan konstan dan a(t) divariasikan

proporsional terhadap sinyal input f(t). Suatu metode modulasi yang lain

dilakukan dengan membiarkan a(t) konstan dan sudut phase (t) divariasikan

proporsional terhadap f(t).

1. Modulasi frekuensi (FM)

Modulasi frekuensi adalah proses penumpangan gelombang informasi

pada gelombang carrier dengan cara mengubah-ubah frekuensi dari carrier

sesuai dengan karakteristik gelombang informasi. Karena kandungan gelombang

informasi pada gelombang modulasi frekuensi (FM) diwujudkan dengan

perubahan carrier, maka sistem ini memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan

dengan AM (modulasi amplitudo). Hal ini disebabkan karena gangguan-

gangguan transmisi dominan terjadi pada komponen amplitudo, sedangkan pada

FM memiliki amplitudo yang tetap, namun jika dari sisi pemakaian Bandwidth

gelombang FM memerlukan bandwidth yang lebih lebar dibandingkan dengan

AM.

Sinyal modulasi em digunakan untuk merubah frekuensi pembawa.

Maka frekuensi pembawa sesaat (Roddy, D., Idris,K., Coolen,J.,1992);

i = c + k em

em = Em maks sin mt

frekuensi pembawa menjadi:

i = c + k Em maks sin mt

Page 21: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

20

+

-

0

0

+

-

sinyal pemodulasi sinusoidal

waktu

waktu

tegangan sianyalpemodulasi

tegangan sinyaltermodulasifrekuensi

Gambar 2.9 gelombang termodulasi frekuensi

dimana, em frekuensi pembawa dalam bentuk gelombang sinusoida, kem

perubahan frekuensi pembawa dimana k seabgai konstanta yang dikenal

sebagai konstanta deviasi frekuensi, c frekuensi tanpa modulasi.

Deviasi Puncak dari sinyal didefinisikan sebagai (Roddy, D., Idris,K.,

Coolen,J.,1992)

= k Emmaks

i = C + sin mt

(t) = dttff mC )sin(2

= ct -

tf

fm

m

cos

e = sin (ct - tf

fm

m

cos

)

Berbeda dengan modulasi amplituda, pada modulasi frekuensi

mempunyai indeks modulasi lebih dari satu. Indek modulasi untuk modulasi

frekuensi didefinisikan sebagai (Roddy, D., Idris,K., Coolen,J.,1992);

mf = mf

f

sehingga persamaan untuk pembawa yang dimodulasi menjadi;

e = sin ( ct – mf cos mt)

Page 22: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

21

pada modulasi frekuensi, spektrum terdiri dari sebuah komponen

pembawa, dan frekuensi-frekuensi sisi pada harmonisa. Amplitudo-amplitudo dari

berbagai komponen spektral diberikan oleh suatu Fungsi Bessel dari jenis

pertama, yang menyatakan dengan Jn(mf); mf adalah indeks modulasi, n adalah

orde dari frekuensi sisi.

Komponen spektrum pada frekuensi pembawa berkurang amplitudonya

tidak berarti bahwa gelombang pembawa dimodulasi amplitudo. Gelombang

pembawa adalah jumlah dari semua komponen-komponen dalam spektrum,

adan jumlah ini memberikan pembawa dengan amplitudo konstan. Bedanya ialah

bahwa pembawa yang dimodulasi bukanlah suatu gelombang sinus sedangkan

komponen spektrum pada frekuensi pembawa gelombang sinus.

Fungsi-fungsi Bessel memberikan hubungan antara amplitudo tegangan

dari masing-masing komponen sisi frekuensi sinusoida terhadap amplitudo

pembawa tanpa modulasi, sebagai

En = Jn Ec

Dengan memisalkan bahwa amplitudo En dan Ec adalah nilai-nilai rms

dari sinusoida, daya yang terkandung pada masing komponen sinusoida (sisa

pembawa dan masing-masing frekuensi sisi didapat;(Roddy, D., Idris, K.,

Coolen,J.,1992).

Pn = R

E n2

2 Modulasi Phasa (PM)

Modulasi Phasa (PM) adalah suatu proses modulasi yang mengubah-

ubah fasa dari gelombang carrier sesuai dengan karakteristik gelombang

informasi. Modulasi fasa dihasilkan bila fasa sudut dari pembawa dibuat

menjadi fungsi dari sinyal modulasi diberikan oleh (Roddy, D., Idris,K.,

Coolen,J.,1992);

ec = sin (ct + c)

jika dimodulasi fasa, c diganti dengan (t), dimana

(t) = c + Kem

K adalah konstanta deviasi fasa (analog dengan k untuk modulasi

frekuensi ) dan em seperti yang sudah-sudah adalah sinyal modulasi. Biasanya c

Page 23: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

22

dapat dihapuskan dari persamaan karena merupakan konstanta yang tidak

mempengaruhi modulasi. Lagi pula dengan membuat em = Em maks m(t).

(t) = m (t)

dimana,

= K Em maks

adalah deviasi puncak.

e = sin [ct + m (t) ]

untuk modulasi sinusoida,

e = sin [ct + m sin mt ]

dan untuk menekankan kesamaannya dengan modulasi frekuensi sinusoida,

deviasi fasa puncak dinamakan indeks modulasi fasa dengan lambing mp,

sehingga menjadi

e = sin [ct + mp sinm t ]

Dengan membandingkan persamaan 2.16 dengan persamaan 2.25,

kesamaan antara modulasi fasa dengan modulasi frekuensi untuk sinyal

sinusoida akan menjadi jelas, terutama bila diingat bahwa satu-satunya

perbedaan antara suku-suku modulasi sinusoida dan kosinusoida adalah

perbedaan selisih fasa sebesar 900, yang tidak akan langsung kelihatan bila

sinyal-sinyal didemodulasi.

Pada modulasi fasa, amplitudo tetap konstan sedangkan sudut fasa

mengikuti perubahan tangga dengan waktu, seperti yang ditunjukkan pada

gambar 2.6. perubahan fasa diukur dengan berpedoman pada fasa yang

seharusnya akan terjadi tanpa adanya modulasi. Setelah perubahan tangga

dalam fasa, pembawa sinusoida akan tampak seolah-olah merupakan

perpanjangan dari lengkungan garis terputus-putus yang pada grafik amplitudo

waktu dalam gambar 2.6. yang aman dari grafik amplitudo waktu terlihat bahwa

frekuensi gelombang sebelum perubahan tangga adalah sama seperti sesudah

perubahan tersebut. Tetapi pada saat fasa berubah menurut tangga , pergeseran

mendadak dari bentuk gelombang pada sumbu waktu akan membuatnya

kelihatan seakan-akan frekuensi mengalami perubahan yang mendadak pula.

Page 24: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

23

E

t

f

fc

t

t

c

Gambar 2.10 Memodulasi dengan suatu bentuk gelombang tangga dengan modulasi

fasa

Untuk nilai indeks modulasi yang sama, spektrum dari gelombang yang

dimodulasi fasa akan sama seperti spektrum untuk gelombang yang dimodulasi

frekuensi.

2.2.2 Modulasi Digital

Sistem komunikasi digital diilustrasikan pada Gambar 2.11. Gambar

tersebut menunjukkan sistem pengiriman dan penerimaan digital secara umum.

Pada sub bab ini akan dijelaskan secara garis besar fungsi dari masing-masing

blok pada gambar tersebut.

Gambar 2.11 Sistem Komunikasi Digital

Source Encoder menerima satu atau lebih sinyal analog untuk diubah

menjadi urutan symbol-simbol. Simbol-simbol ini bisa berupa biner (1 dan 0) atau

anggota himpunan yang mempunyai dua atau lebih elemen. Jika kanal

Page 25: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

24

digunakan untuk mengkomunikasi kan lebih dari satu sumber (source), maka

sebuah source encoder harus dilengkapi dengan multiplexer. Prinsip

pengoperasian source encoder dan multiplexer akan dijelaskan lebih detail pada

bab selanjutnya. Yang menjadi perhatian kita adalah bahwa source encoder

mendapatkan input berupa time signal (s(t)) dan system komunikasi data dimulai

dengan sebuah sinyal digital (misalkan data didapatkan dengan menekan tombol

di keyboard).

Dari peralihan sistim komunikasi tulisan tangan menjadi sistim

komunikasi listrik, diperlukan suatu model pengamanan terhadap data yang akan

dikirim maupun diterima. Harus diyakinkan bahwa hanya penerima yang

bersangkutan saja yang bisa memahami data atau pesan yang terkirim, dan ha

nya pengirim yang resmi saja yang bisa mengirimkannya. Proses Encryption

melaksanakan pengamanan tersebut.

Channel Encoder menaikkan efisiensi dari sistem komunikasi digital.

Peralatan ini mengurangi efek dari error transmisi. Jika ada noise yang masuk ke

kanal bersama-sama dengan data, ada kemungkinan sebuah simbol yang sudah

terkirim akan di-interpretasi kan sebagai simbol yang lain pada sisi penerima.

Efek dari error-error ini dapat dikurangi dengan menerapkan struktur redundansi

pada sinyal data.

Output dari kanal encoder adalah sebuah sinyal digital yang

dikomposisikan dalam bentuk simbol-simbol. Sebagai contoh, dalam sistem biner

outputnya berupa urutan bit 1 dan 0. Sebuah kanal listrik dapat mengirimkan

sinyal yang hanya berbentuk gelombang listrik. Ini penting. Jangan beranggapan

bahwa sebuah sinyal digital dapat ditransmisikan dalam bentuk yang belum

termodifikasi. Sebagai contoh, jika kita menggunakan sebuah kanal suara untuk

mengirimkan “10101”, bukan berarti kita mengucapkan lima kata tadi, karena

pengucapan satu kata saja (misalkan “satu” sama dengan 1 pada 10101), sama

halnya dengan mengirim sebuah urutan sinyal analog. Jadi, di sini kita

mengirimkan sebuah sinyal digital menggunakan gelombang analog.

Kelihatannya ini merupakan proses yang be rsimpangan, dan memang betul

demikian. Untuk mengirim sebuah sinyal analog, perlu diubah menjadi sinyal

digital, kemudian mengirimkan sinyal digital tersebut melalui gelombang analog,

mengkonversikan bentuk gelombang analog yang diterima menjadi sinyal digital

kembali (pada receiver) dan mengubah sinyal digital tersebut kembali menjadi

Page 26: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

25

sinyal analog. Proses ini memiliki keuntungan tahan terhadap lingkungan noise

maupun distorsi dibandingkan sistim analog langsung.

Kembali ke Carrier Modulator, tujuan pemakaian peralatan ini adalah

untuk menghasilkan bentuk gelombang analog sesuai dengan simbol diskrit pada

inputnya. Pada awal pembahasan, encryptor bertugas memberikan perlindungan

keamanan kepada pesan-pesan yang dikirim agar tidak terbaca, atau diterima

oleh penerima yang tidak berkepentingan. Dalam hal ini, encryptor menghasilkan

sebuah urutan simbol yang hanya dapat dibedakan oleh penerima yang

berkepentingan. Pengamanan tambahan dapat dilakukan dengan teknik spread

spectrum, yang bertujuan menghindari dari pendengar tidak resmi.

Bagian kedua dari blok diagram Gambar 2.11 adalah sistim penerima digital.

Sistim ini seperti cermin gambar dari pemancar. Pada sistim ini dilakukan proses

“undo” dari operasi yang dilaksanakan pada pemancar. Ada satu bagian dari

pemancar yang dilakukan proses “undo” dua kali di penerima, yaitu carrier

modulator. Pada penerima, proses “undo” dari carrier modulator ini dilakukan

oleh dua bagian : carrier demodulator dan symbol synchronizer. Begitu bentuk

gelombang analog di terima di sisi penerima, ada satu hal yang harus dilakukan,

yaitu mem partisi segmen simbol-simbol nya dan pesan-pesan yang dibawanya.

Proses partisi ini dilakukan oleh symbol synchronizer.

Modulasi bandpass, untuk selanjutnya lebih sering kita singkat sebagai

modulasi saja (baik analog maupun digital) merupakan proses dimana sebuah

sinyal informasi dikonversi ke suatu gelombang sinusoida. Untuk modulasi digital,

suatu gelombang sinus pada durasi T dipakai sebagai acuan sebuah symbol

igital. Ada 3 parameter yang dapat membedakan suatu gelombang sinus dengan

delombang sinus yang lain, yaitu: amplitudo, frekuensi, dan fase. Sehingga

modulasi bandpass dapat didefinisikan sebagai proses dimana amplitudoi,

erkuensi, atau fase pada suatu gelombang karier RF (radio frequency) atau

mungkin kombinasi dari tiga parameter tersebut diatas bervriasi sesuai dengan

informasi yang ditransmisi. Bentuk umum gelombang karier, s(t) adalah sebagai

berikut:

dimana A(t) dan θ(t) merupakan amplitudo dan sudut yang berubah

sebagai furngsi waktu . Hal ini memungkinkan bagi kita untuk menuliskan

Page 27: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

26

sedemikian hingga didapatkan

dimana ω0 adalah frekuensi karier dalam radian dan Φ (t) adalah fase.

Dalam pembicaraan tentang frekuensi kita jugamengenal symbol f, yang mana

merupakan bentuk symbol frekuensi yang dinyatakan dalam besaran hertz.

Terminologi f dan �memiliki hubungan ω = 2πf.

Pada dasarnya system modulasi digital ada 3 macam, yaitu amplitude

shift keying (ASK), frequency shift keying (FSK), dan phase shift keying (PSK).

Ketiga Tetapi dalam perkembangan selanjutnya muncul berbagai teknik

kombinasi misalnya dengan mengkombinasika n antara modulasi amplitudo dan

fase, maka munculah teknik amplitude phase keying (APK) yang selanjutnya

lebih dikenal sebagai quadrature ampitude modulation (QAM). Bentuk

persamaan dan contoh output dari modulator dapat dilihat seperti pada Gambar

2.12 berikut ini

Gambar 2.12 Jenis jenis modulasi digital a ASK, b PSK, c FSK

Page 28: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

27

2.2.2.1 Amplitude Shift Keying

Pembangkitan gelombang AM dapat dilakukan dengan dua pendekatan

berbeda. Pertama adalah dengan membangkitkan sinyal AM secara langsung

tanpa harus dengan membentuk sinyal base band. Sehingga dalam kasus biner,

generator harus mampu memformulasi satu dari dua sinyal gelombang AM yang

mungkin. Teknik ini lebih dikenal dengan amplitude shift keying (ASK), yang

secara langsung menyiratkan arti sebuah terminologi yang menggambarkan

suatu teknik modulasi digital. Yang kedua dengan menggunakan sinyal base

band untuk memodulasi amplitudo suatu sinyal carrier yang dalam hal ini

merupakan sinyal sinusoida (baik cos maupun sinus), seringkali ini dikenali

sebagai AM analog dengan informasi dalam bentuk digital. Anda jangan sampai

salah persepsi, kedua teknik ini merupakan pembangkitan gelombang AM untuk

mentransmisi informasi digital. Untuk selanjutnya keduanya kita ketahui sebagai

dua bentuk pembentukan ASK atau lebih kita pahami sebagai AM digital.

Perhatikan sebuah situasi dimana sinyal baseband yang ditransmisi

memiliki dua kemungkinan nilai informasi yaitu antara nol (0) dan satu (1).

Karena kemungkinan nilai informasinya tersusun dari dua keadaan tersebut

maka selanjutnya sistem ini kita kenal dengan binary ASK atau kadang lebih

disukai dengan menyebutnya sebagai BASK yang merupakan singkatan dari

binary amplitude shift keying.

Bentuk sinyal termodulasi dalam hal ini dapat didekati dengan sebuah

persamaan matematik:

v(t) = Vc/2 [1 + mvm(t)]cos(2ωct) (2-1)

dimana:

Vc= amplitudo sinyal carrier

vm = sinyal pemodulasi yang bernilai 1 atau 0

m = indek modulasi

ωc = 2pfc = frekuensi carrier dalam nilai radiant

Page 29: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

28

Modulator dan Demodulator Binary ASK

Modulator

Kita bicarakan disini pembangkitan ASK dengan suatu keying operation

atau pembentukan langsung modulasi ASK tanpa membentuk sinyal baseband

terlebih dulu. Kita tentukan misalnya menggunakan baseband unipolar level nol

untuk mengirim informasi ‘0’ dan level sinyal high untuk mengirim informasi ‘1’.

Gelombang ASK yang dibangkitkan akan berupa sebuah sinus dengan level Vc

untuk nilai informasi ‘1’ dan level nol untuk untuk nilai informasi ‘0’. Kita dapat

lakukan ini dengan jalan memberi perlakuan oscillator untuk bertahan pada

kondisi on (turn on) untuk selang waktu pengiriman informasi ‘1’ dan

mempertahankan untuk kondisi off selama selang waktu pengiriman informasi

bernilai ‘0’. Teknik ini sudah kita ketahui sebagai teknik on-off keying dan untuk

lebih jelasnya rangkaian dasarnya dapat kita lihat pada Gambar (2.13).

Gambar 2.13 Rangkaian Dasar On Off Keying

Jika kita menggunakan bentuk level yang lain, misalnya Vc1 dan Vc2

volt atau mungkin secara lebih gampangnya 2,5 Volt untuk mewakili informasi ‘0’

dan 5 Volt untuk mewakili informasi ‘1’, ini dapat kita lakukan dengan memerikan

step-variable attenuator yang secara sederhana dapat diberikan ilustrasinya

seperti Gambar (2.14).

Gambar (2.14) Rangkaian ASK dengan level tegangan tidak nol

Page 30: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

29

Sekarang kita coba untuk membicarakan teknik kedua, bagaimana kita

membangkitkan sinyal baseband dengan inter simbol interferensi (ISI) yang

seminimum mungkin. Dengan anggapan bahwa modulator AM sudah layak untuk

digunakan, maka teknik kedua ini lebih disarankan bagi anda. Untuk itu kembali

kita akan mengulas sedikit tentang modulasi amplitudo analog yang akan kita

gunakan untuk modaulasi ASK ini.

Gambar 2.15 Rangkaian Gate untuk modulasi AM

Kita mulai dengan gated modulator. Jika kita kalikan sebuah sinyal base

band dengan suatu sinyal periodik (dalam hal ini sinus atau cosinus), hasilnya

akan merupakan sederetan gelombang ASK dengan carrier dan harmonisanya

yang memiliki frekuensi senilai kelipatan frekuensi carriernya (frekuensi

fundamental).

Gambar (2.14) memberikan ilustrasi tentang hal ini. Sinyal output pada

pengali dapat diberikan dengan suatu deret Fourrier seperti berikut:

Kita anggap vm(t) dengan bandwidth terbatas, transformasi Fourrier

dari hasil perkalian ini akan merupakan suatu bentuk pergeseran nilai dari

frekuensi fundamental (carrier) sebesar nilai frekuensi baseband yang dalam hal

ini kita anggap memiliki nilai fc bisa ke positip ataupun ke negatif. Dengan

menggunakan bandpass filter (BPF) kita gunakan untuk mengekstrak harmonisa

yang terjadi sehingga dihasilkan sinyal gelombang AM yang kita inginkan.

Operasi perkalian yang diilustrasikan dalam Gambar (2.14) memiliki

kesamaan dengan suatu operasi switching seperti yang dapat kita lihat pada

Page 31: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

30

Gambar (2.15). Switch S dapat terbuka dan tertutup misalnya dengan frekuensi

1MHz, tentu saja dalam hal ini lebih memungkinkan apabila kita gunakan switch

elektronik seperti diode bridge (jembatan diode).

Gambar 2.15 Rangkaian Switch Pengganti Operasi Perkalian

Demodulator

Demodulasi dapat kita la kukan secara coherent (koheren) dan

incoherent (tidak koheren). Demodulator koheren maksudnya adalah

demodulator yang memiliki timing (dalam hal ini lebih mudah dikenali sebagi

fase) yang persis dengan sinyal carrier yang datang. Sedangkan demodulator

tida k koheren tidak memerlukan fase yang sama persis dengan sinyal carrier

yang datang.

Gambar 2.16 Demodulator Sinkron

Synchronous demodulator adalah suatu contoh demodulator koheren.

Teknik ini secara sederhana dikatakan dapat mengubah kembali frekuensi sinyal

yang datang turun ke frekuensi baseband. Ini dilakukan dengan perkalian atau

lebih dikenal dengan heterodyning , antara gelombang ASK yang datang dengan

suatu osilator lokal yang di-match-kan dengan frekuensi carrier. Hal ini diberikan

ilustrasinya pada Gambar (2.16). Sebagai awal pembahasan disini dibuat

anggapan bahwa sinyal ASK, v(t) melalui kanal ideal tanpa noise sehingga sinyal

yang masuk ke penrima r(t) = (Vc + vm(t))cos2ωct.

Page 32: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

31

2.2.2.2 Frequency Shift Keying

Frequency shift keying (FSK) merupakan sistem modulasi digital yang

relatif sederhana, dengan kinerja yang kurang begitu bagus dibandingkan sistem

PSK atau QAM. FSK biner adalah sebuah bentuk modulasi sudut dengan

envelope konstan yang mirip dengan FM konvensional, kecuali bahwa dalam

modulasi FSK, sinyal pemodulasi berupa aliran pulsa biner yang bervariasi

diantara dua level tegangan diskrit sehingga berbeda dengan bentuk perubahan

yang kontinyu pada gelombang analog. Ekpresi yang umum untuk sebuah sinyal

FSK biner adalah:

dimana v(t) = adalah bentuk gelombang FSK biner

Vc = puncak amplitudo carrier tanpa termodulasi

wc = carrier frekuensi (dalam radian)

fm(t) = frekuensi sinyal digital biner pemodulasi

Dw = beda sinyal pemodulasi (dalam radian)

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa dengan FSK biner amplitudo

carrier Vc tetap konstan dengan adanya modulasi. Bilamana, output frekuensi

carrier (wc) akan bergeser dengan suatu nilai sebanding + Dw/2 radian.

Pergeseran frekuensi (Dw/2) adalah sebanding dengan amplitudo dan polaritas

pada sinyal input biner. Sebagai contoh, sebuah biner satu akan bernilai +1 volt

dan sebuah biner nol akan bernilai –1 volt yang menghasilkan pergeseran

frekuensi pada +Dw/2 dan -Dw/2. Sebagai tambahan, laju pada pergeseran

frekuensi adalah sebanding dengan setengah laju perubahan sinyal input biner

fm(t) (yaitu bit rate input). Sehingga deviasi (pergeseran) sinyal output carrier

diantara wc + Dw/2 dan wc - Dw/2 pada laju senilai fm.

Dengan FSK biner, center pada frekuensi carrier tergeser (terdeviasi)

oleh input data biner. Sebagai konsekuensinya, output pada suatu modulator

FSK biner adalah suatu fungsi step pada domain frekuensi. Sesuai perubahan

sinyal input biner dari suatu logic 0 ke logic 1, dan sebaliknya, output FSK

bergeser diantara dua frekuensi: suatu mark frekuensi atau logic 1 dan suatu

space frekuensi atau logic 0. Dengan FSK biner, ada suatu perubahan frekuensi

output setiap adanya perubahan kondisi logic pada sinyal input. Sebagai

Page 33: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

32

konsekuensinya, laju perubahan output adalah sebanding dengan laju

perubahan input. Dalam modulasi digital, laju perubahan input pada modulator

disebut bit rate dan memiliki satuan bit per second (bps). Laju perubahan pada

output modulator disebut baud atau baud rate dan sebanding dengan keterkaitan

waktu pada satu elemen sinyal output. Esensinya, baud adalah kecepatan simbol

per detik. Dalam FSK biner, laju input dan laju output adalah sama; sehingga, bit

rate dan baud rate adalah sama. Suatu FSK biner secara sederhana diberikan

seperti Gambar (2.17).

Gambar 2.17 Pemancar FSK biner

Sebagaimana system komunikasi slektronik yang lain, bandwidth

merupakan hal penting dalam merancang sebuah pemancar FSK. Sistem ini

memiliki kesamaan dengan system modulasi FM analog. Gambar2.18

memberikan ilustrasi sebuah diagram blok pemancar FSK.

Page 34: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

33

Gambar 2.18 Hubungan input dan output pada modulator FSK

Pada Gambar 2.18 menunjukkan sebuah modulator FSK biner, yang

mana memiliki kemiripan dengan modulator FM, dan ini seringkali berupa VCO

(voltage controlled oscillator). Input rate tercepat ada pada perubahan anngka

1/0 secara beruntun, yang dalam hal ini digambarkan sebagai bentuk gelombang

persegi. Sebagai konsekuensinuya, hanya frekuensi fundamental yang dipakai

sebagai acuan.

Saat ini terjadi nilai frekuensi modulasi tertinggi sebanding dengan

setengah input rate. Frekuensi rest pada VCO dipilih sedemikian hingga ini jatuh

tepat ditengah diantara frekuensi mark dan space. Sebuah kondisi logika 1

menggeser VCO dari kondisi frekuensi rest menjadi frekuensi mark, dan logika 0

menggeser frekuensi VCO dari rest menjadi space. Sebagai konsekuensinya

perubahan keadaan input 1/0 secara berurutan menyebabkan deviasi frekuensi

dari mark ke space.

Dalam modulator FSK biner, Df merupakan puncak deviasi frekuensi

pada carrier dan nilainya sebanding dengan besarnya beda frekuensi antara

mark dan rest . Nilai ini sebanding dengan setengah beda antara mark dan

space. Puncak dari deviasi frekuensi tergantung dari amplitudo sinyal

pemodulasi. Dalam sinyal digital biner, semua logika 1 memiliki level tegangan

yang sama, demikian pula halnya dengan semua loghika 0. Sebagai

Page 35: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

34

konsekuensinya pada system FSK memiliki frekuensi deviasi yang konstan dan

selalu pada nilai maksimum.

Gambar 2.19 Gambaran frekuensi pada FSK

2.2.2.3 Phase Shift Keying

Dalam modulasi analog kita sulit membedakan antara modulasi

frekuensi dengan modulasi fase, sehingga keduanya dikatagorikan sebagai hal

yang sama karena keduanya memiliki pengaruh yang sama pada sinyal carrier

yaitu perubahan frekuensi sesuai dengan variasi amplitudo sinyal informasi yang

memodulirnya.

Dalam kasus modulasi digital perbedaan antara frekuensi modulasi

dengan fase modulasi cukup jelas, karena dalam modulasi digital sinyal informasi

memiliki bentuk gelombang diskrit. Seperti dalam hal modulasi amplitudo dan

modulasi frekuensi, kita memulai dengan sinyal carrier sinusoida yang memiliki

bentuk dasar Acos[q(t)]. Dengan adanya proses modulasi pada fase gelombang

carrier tersebut yaitu dengan sistem phase shift keying (PSK) nilai q(t) adalah

2pfc + f(t). Dalam hal ini nilai f(t) memberikan pengertian bahwa fase dari

gelombang tersebut termodulasi dan mengandung informasi sesuai dengan input

dari sinyal baseband pemodulasinya.

Dalam binary phase shift keying (BPSK), dua output fase yang mungkin

akan keluar dan membawa informasi (“binary” dimaksudkan disini “2”). Satu fase

output (0o misalnya) mewakili suatu logic 1 dan yang lainnya (misalnya 180o)

logic 0. Sesuai dengan perubahan keadaan sinyal input digital, fase pada output

carrier bergeser diantara dua sudut yang keduanya terpisah 180o (180o out of

phase). Nama lain untuk BPSK adalah phase reversal keying (PRK) dan biphase

modulation.

Page 36: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

35

BPSK adalah suatu bentuk suppresed carrier (carrier yang diturunkan

levelnya sampai minimum), square wave (gelombang kotak) memodulasi suatu

sinyal continuous wave (gelombang kontinyu) atau CW. Gambar 2.20

menunjukkan suatu diagram blok sederhana sebuah modulator BPSK. Balanced

modulator bekerja seperti suatu switch pembalik fase. Tergantung pada kondisi

logic pada input digital, carrier yang ditransfer ke output pada kondisi inphase

(0o) atau bergeser 180o dengan carrier oscillator referensi.

Gambar 2.20 Modulator BPSK

2.2.3 Perbandingan Komunikasi Analog Dan Digital

Sebelum menjelajahi lebih lanjut tentang keuntungan satu sistim

komunikasi terhadap sistim komunikasi yang lain, perlu dilakukan klarifikasi

beberapa definisi penting. Sistim komunikasi analog adalah yang

mentransmisikan sinyal-sinyal analog – yaitu time signal yang berada pada nilai

kontinu pada interval waktu yang terdefinisikan. Jika time signal analog tersebut

disample, maka yang terjadi adalah urutan bilangan-bilangan (nilai-nilai) yang

harus ditransmisikan. Daftar nilai ini masih berupa nilai analog – yang bisa

bernilai tak berhingga. Sistim ini belum digital. Kita katakan itu sebagai sistim

diskrit terhadap waktu (discrete time) atau sistim ter-sampel (sampled system).

Jika nilai-nilai tersampel tersebut dibuat menjadi himpunan diskrit (misalkan

integer), maka sistim menjadi digital.

Beberapa sistim merupakan kombinasi hybrid baik digital maupun

analog. Seperti saat mata kita menelusuri halaman ini, sistim psikologi kita

beroperasi secara analog, seperti saat kita menatap gradasi dari sebuah gambar

di halaman ini. Dasar dari sistim digital adalah, jika kita memprogram diri kita

untuk mencari beberapa huruf, misalkan alphanumeric atau huruf-huruf Yunani

Page 37: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

36

dan symbol-simbol matematika. Selanjutnya, pada level yang lebih tinggi, kita

membuka kamus komunikasi, yang berisi sekumpulan 30.000 an kemungkinan

huruf. Ada kemungkinan huruf yang akan kita cari ada di dalam kamus tersebut,

atau tidak ada. Jika huruf yang kita cari ada di kamus, berarti kita menerima huruf

tadi de ngan benar, jika tidak ada, berarti kita menerima sesuatu yang salah.

Dengan definisi di atas, kita mencoba mencari keuntungan dan kerugian sistim

komunikasi digital dibandingkan dengan sistim analog.

Keuntungan Komunikasi Digital :

1. Error hampir selalu dapat dikoreksi.

2. Mudah menampilkan manipulasi sinyal (seperti encryption).

3. Range dinamis yang lebih besar (perbedaan nilai terendah terhadap tertinggi

dapat dimungkinkan

Kerugian Komunikasi Digital :

1. Biasanya memerlukan bandwidth yang lebih besar.

2. Memerlukan sinkronisasi.

Gambar 2.22 menunjukkan kekontrasan hubungan antara sistim

komunikasi analog dan sistim komunikasi digital. Pada sistim analog, terdapat

amplifier di sepanjang jalur transmisi. Setiap amplifier menghasilkan penguatan

(gain), baik menguatkan sinyal pesan maupun noise tambahan yang menyertai di

sepanjang jalur transmisi tersebut.

Pada sistim digital, amplifier digantikan regenerative repeater. Fungsi

repeater selain menguatkan sinyal, juga “membersihkan” sinyal tersebut dari

noise. Pada sinyal “unipolar baseband”, sinyal input hanya mempunyai dua nilai

– 0 atau 1. Jadi repeater harus memutuskan, mana dari kedua kemungkinan

tersebut yang boleh ditampilkan pada interval waktu tertentu, untuk menjadi nilai

sesungguhnya di sisi terima.

Page 38: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

37

Gambar 2.22 Perbandingan komunikasi Analog dan Digital

Keuntungan kedua dari sistim komunikasi digital adalah bahwa kita

berhubungan dengan nilai-nilai, bukan dengan bentuk gelombang. Nilai-nilai bisa

dimanipulasi dengan rangkaiant rangkaian logika , atau jika perlu, dengan

mikroprosesor. Operasi-operasi matematika yang runit bisa secara mudah

ditampilkan untuk mendapatkan fungsi-fungsi pemrosesan sinyal atau keamanan

dalam transmisi sinyal.

Keuntungan ketiga berhubungan dengan range dinamis. Kita dapat

mengilustrasikan hubungan ini dalam sebuah contoh. Perekaman disk piringan

hitam analog mempunyai masalah terhadap range dinamik yang terbatas. Suara-

suara yang sangat keras memerlukan variasi bentuk alur yang ekstrim, dan sulit

bagi jarum perekam untuk mengikuti variasi-variasi tersebut Sementara

perekaman secara digital tidak mengalami masalah, karena semua nilai

amplitudo-nya, baik yang sangat tinggi maupun yang sangat rendah,

ditransmisikan menggunakan urutan sinyal terbatas yang sama.

Namun di dunia ini tidak ada yang ideal, demikian pula halnya dengan

sistim komunikasi digital. Kerugian sistim digital dibandingkan dengan sistim

analog adalah, bahwa sistim digital memerlukan bandwidth yang besar. Sebagai

contoh, sebuah kanal suara tunggal dapat ditransmisikan menggunakan single -

sideband AM dengan bandwidth yang kurang dari 5 kHz. Dengan menggunakan

sistim digital, untuk mentransmisikan sinyal yang sama, diperlukan bandwidth

hingga empat kali dari sistim analog.

Page 39: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

38

Kerugian yang lain adalah selalu harus tersedia sinkronisasi. Ini penting

bagi sistim untuk mengetahui kapan setiap simbol yang terkirim mulai dan kapan

berakhir, dan perlu meyakinkan apakah setiap simbol sudah terkirim dengan

benar.

Page 40: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

39

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Beradasarkan uraian tentang system modulasi analog dan digital yang

telah tersebut di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Modulasi adalah suatu proses dimana properti atau parameter dari suatu

gelombang divariasikan secara proporsional terhadap gelombang yang lain.

Parameter yang diubah tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan.

Proses modulasi membutuhkan dua buah sinyal yaitu sinyal pemodulasi yang

derupa dinyal informasi yang dikirim, dan sinyal carrier dimana sinyal

informasi tersebut ditumpangkan.

2. Modulasi memiliki dua macam jenis, yaitu modulasi sinyal analog dan

modulasi sinyal digital. Contoh modulasi sinyal analog adalah Frequency

Modulation (FM) dan Amplitude Modulation (AM). Sementara modulasi sinyal

digital antara lain Amplitude Shift Keying (ASK), Phase Shift Keying (PSK),

dan Frequency Shift Keying (FSK).

3. Keuntungan Komunikasi Digital :

a) Error hampir selalu dapat dikoreksi.

b) Mudah menampilkan manipulasi sinyal (seperti encryption).

c) Range dinamis yang lebih besar (perbedaan nilai terendah terhadap

tertinggi dapat dimungkinkan

4. Kerugian Komunikasi Digital :

a) Biasanya memerlukan bandwidth yang lebih besar.

b) Memerlukan sinkronisasi.

Page 41: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

40

DAFTAR PUSTAKA

Bostian , Charles.W., Krauss, Herbert.L.1990.Teknik Radio Benda Padat.

Dodd, AZ. 2002. The Essential Guide to Telecommunications (Panduan

Pokok untuk Telekomunikasi). Yogyakarta: Andi.

Idris, Kamal., Roddy, Dennis., Coolen, John.1992.Komunikasi Elektronika.

Jakarta : Erlangga

K. Sham Shanmugam, Digital And Analog Communication System, John

wiley & Sons.1994

Roger L.Freeman, 1984. Telecomunication Transmission Hand Book, John

Wiley & Sons.

Shigeki Shoji, Suhana.1994. Buku Pegangan Teknik Telekomunikasi. Jakarta :

PT. Pradnya Paramitha.

Stallings, W. 2001. Komunikasi Data dan Komputer. Jakarta: Salemba

Teknika.

Page 42: Sistem Modulasi Analog Dan Digital

PUTU RUSDI ARIAWAN

BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Alamat Rumah : Jln. Dukuh Sari Gg.

Kaliasem No. 5a, Denpasar-

Bali

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : [email protected]

www.facebook.com/turusdi