sistem limbik

29
SISTEM LIMBIK merupakan keseluruhan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian utama dari system limbik adalah hipotalamus. Area ini mengatur perilaku, mengatur banyak kondisi internal dari tubuh seperti suhu tubuh, osmolalitas cairan tubuh, dan dorongan untuk makan dan minum serta mengatur berat badan. Di sekeliling hipotalamus terdapat struktur subkortikal dari system limbik yang mengelilinginya, meliputi septum, area paraolfaktoria, epitalamus, nuclei anterior talamus, bagian ganglia basalis, hipokampus, dan amigdala. Di sekeliling area subkortikal limbik terdapat korteks limbik terdiri atas sebuah cincin korteks serebri yang dimulai dari area orbitofrontalis pada permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas di dalam girus subkalosaldi bawah bagian anterior korpus kalosum, melewati ujung atas kalosum ke bagia medial hemisfer serebri dalam girus singulata dan akhirnya berjalan di belakang korpus kalosumdan ke bawah menuju permukaan ventromedial lobus temporalis ke girus parahipokampus dan unkus. Cincin korteks limbik berfungsi sebagai komunikasi dua arah dan penghubung antara neokorteks dan struktur limbik bagian bawah. Pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisfer serebri terdapat cincin paleokorteks sangat erat dengan perilaku dan emosi. 1. Hipotalamus Adanya perangsangan pada hipotalamus lateral timbul rasa haus, nafsu makan, kadang timbul rasa marah, keinginan berkelahi.

Upload: dedy-supriadi

Post on 15-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Limbik

SISTEM LIMBIK

merupakan keseluruhan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan

motivasional. Bagian utama dari system limbik adalah hipotalamus. Area ini mengatur perilaku,

mengatur banyak kondisi internal dari tubuh seperti suhu tubuh, osmolalitas cairan tubuh, dan

dorongan untuk makan dan minum serta mengatur berat badan. Di sekeliling hipotalamus

terdapat struktur subkortikal dari system limbik yang mengelilinginya, meliputi septum, area

paraolfaktoria, epitalamus, nuclei anterior talamus, bagian ganglia basalis, hipokampus, dan

amigdala.

Di sekeliling area subkortikal limbik terdapat korteks limbik terdiri atas sebuah cincin korteks

serebri yang dimulai dari area orbitofrontalis pada permukaan ventral lobus frontalis, menyebar

ke atas di dalam girus subkalosaldi bawah bagian anterior korpus kalosum, melewati ujung atas

kalosum ke bagia medial hemisfer serebri dalam girus singulata dan akhirnya berjalan di

belakang korpus kalosumdan ke bawah menuju permukaan ventromedial lobus temporalis ke

girus parahipokampus dan unkus. Cincin korteks limbik berfungsi sebagai komunikasi dua arah

dan penghubung antara neokorteks dan struktur limbik bagian bawah. Pada permukaan medial

dan ventral dari setiap hemisfer serebri terdapat cincin paleokorteks sangat erat dengan perilaku

dan emosi.

1.      Hipotalamus

        

Adanya perangsangan pada hipotalamus lateral timbul rasa haus, nafsu makan, kadang timbul

rasa marah, keinginan berkelahi.

         Perangsangan pada nucleus ventromedial dan area di sekelilingnya menimbulkan rasa kenyang,

menurunnya nafsu makan.

         Perangsangan pada zona tipis dari nuclei paraventrikuler timbul rasa takut,  terhukum.

         Dorongan seksual dapat timbul pada rangsangan beberapa area hipotalamus sebagian besar

bagian anterior dan posterior hipotalamus.

a.      Fungsi Vegetatif  dan Sekresi

Hipotalamus meskipun mempunyai ukuran sangat kecil hanya beberapa sentimeter kubik,

mempunyai jaras komunikasi dua arah yang berhubungan dengan semua tingkat system limbic.

Sebaliknya, hipotalamus dan struktur-struktur yang berkaitan dengannya mengirimkan sinyal-

sinyal keluaran dalam tiga arah:

Page 2: Sistem Limbik

1.      Kebelakang dan kebawah menuju batang otak terutama ke area reticular mesensefalon, pons dan

medulla, dan dari area tersebut ke saraf perifer system saraf otonom.

2.      Keatas menuju sebagian besar area yang lebih tinggi didiensefalon dan serebrum, khususnya

bagian anterior thalamus dan bagian limbic korteks serebri.

3.      Ke infundibulum hipotalamus untuk mengatur sebagian dari fungsi sekretorik pada bagian

posterior dan anterior kelenjar hipofisis.

Hipotalamus mengatur sebagian besar fungsi vegetative dan fungsi  endokrin tubuh

seperti halnya banyak aspek per  ilaku emosional.

Pengaturan fungsi vegetative dan fungsi endokrin hipotalamus

area lateral yang ditunjukkan diatas berguna untuk pengatunran rasa haus, rasa lapar dan

sebagian besar hasrat emosiaonnal.

Gambaran umum  fungsi  vegetative dan fungsi pengaturan hipootalamus:

         Pengaturan kardiovaskular

Perangsangan berbagai area dalam hipotalamus dapat menimbulkan efek neurogenik pada

system kardiovaskuler yang telah dikenal, meliputi teknan arteri, peningkatan frekuensi denyut

jantung. Pada umumnya perangsangan hipotalamus bagian posteeri rior dan lateral meningkatkan

tekanan arteri dan frekuensi denyut jantung, sedangkan perangsangan pada area preoptik sering

menimbulkan efek yang berlawanan, sehingga menyebabkan penurunan frekuensi denyut

jantung dan tekanan arteri. Efek ini terutama dijalarkan melalui pusat pengatur kardiovaskular

tertentu di regio reticular dari pons dan medulla.

         Pengaturan suhu tubuh

Bagian anterior hipotalamus, khususnya area preoptik berhubungan dengan pengaturan suhu

tubuh. Peningkatan suhu darah yang mengalir melewati area ini meningkatkan aktivitas neuron-

neuron peka suhu, sementara penurunan suhu akan menurunkan aktivitasnya. Sebaliknya,

neuron-neuron ini mengatur mekanisme yang dipakai untuk meningkatkan atau menurunkan

suhu tubuh.

         Pengaturan cairan tubuh

Hipotalamus mengatur cairan tubuh melalui dua cara:

1.      Dengan mencetuskan sensasi haus. Dibagian lateral terdapat area yang disebut pusat rasa haus .

bila elektrolit cairan yang terdapat dipusat atau didaerah yang berkaitan dengan hipotalamus

menjadi sangat pekat, pada hewan akan berkembang hasrat untuk minim air.

Page 3: Sistem Limbik

2.      Mengatur ekskresi air ke dalam urin. Penagturan eksresi air oleh ginjal terutama dilakukan oleh

nuclei supraoptikus. Bila cairan tubuh menjadi sangat pekat, neuron-neuron dalam area ini

menjadi terangsang. Serabut-serabut saraf yang berasal dari neuron-neuron ini diproyeksikan

kebawah melalui infundibulum hipotalamus kekelenjar hipofisis posterior, tempat ujung-ujung

saraf menyekresikan hormone antidiuretik (vasopresin). Selanjutnya diabsorbsi kedalam darah

dan diangkut keginjal tempat hormone tersebut bekerja pada akuaduktus koligentes ginjal guna

menimbulkan peningkatan reabsorpsi air.

         Pengaturan kontraktilitas uterus dan pengeluaran air susu oleh payudara

Perangsangan nucleus paraventrikular menyebabkna sel-sel neuronnya menyekresi hormone

oksitosin. Selanjutnya hormone ini menyebabkan peningkatan kontraktilitas uterus serta

kontraksi sek-sel mioepitel mengelilingi alveoli payudara. Yang menyebabkan alveoli

mengosongkan air susu melallui putting susu.

Pada akhir masa kehamilan akan dis sekresikan banyak sekali oksitosin, dan sekresi ini

membantu memulai kontraksi persalinan untuk mengeluarkan bayi.

         Pengaturan gastrointestinal dan hasrat makan

         Satu area yang berhubungna dengan rasa lapar adalah area hipotalamus lateral. Bila area

ini rusak pada kedua sisi hipotalamus akan menyebabkan hewan kehilangan nafsu makan, yang

kadangkala menyebabkan kematian karena kelaparan. Pusat yang berlawanan dengan hasrat

makan disebut ayang sedang makan tiba-tiba menghentikan makan dan benar-benar

mengabaikan makanan tersebut. Namun, bila area ini dirusak bilateral, hewan tersebut tidak

dapat terpuaskan.

Area hipotalus lainnya yang termasuk dalam pengatur seluruh aktivitas gastrointestinal adalah

badan mamilari, yang sedikitnya turut mengatur sebagian pola dari sekian banyak reflex makan,

seperti menjilat-jilat bibir dan makan.

         Pengaturan hipotalamik terhadap sekresi hormone endokrin oleh kelenjar hipofisis

anterior

         Perangsangan area tertentu hipotalamus juga menyebabkan kelenjar hipofisis bagian

anterior. menyekresikan hormone-hormonnya. Kelenjar hipofisis anterior menerima suplai

darahnya terutama dari darah yang mula-mula mengalir melalui hipotalamus bagian bawah dan

selanjutnya melalui sinus-sinus vascular hipofisis anterior. Sebelum mencapai hipofisis anterior,

berbagai nuclei hipotalamik menyekresikan hormone-hormon  pelepas dan hormone-hormon

Page 4: Sistem Limbik

penghambat spesifik ke dalam darah. Selanjutnya hormone-hormon ini diangkut lewat darah

menuju kelenjar hipofisis anterior, tempat hormone tersebut mempengaruhi sel-sel glandular

untuk mengatur pelepasan hormone-hormon hipofisis anterior spesifik.

Fungsi perilaku dari hipotalamus dan system limbic yang berkaitan

Efek yang disebabkan oleh perangsangan.

Selain fungsi vegetative dan fungsi endokrin hipotalamus, perangsangan atau adanya lesi pada

hipotalamus seringkali member efek yang menyeluruh pada  perilaku emosional seekor heweh

perangsangan dan manusia.

Pada hewan, beberapa efek perilaku akibat perangsangan adalah:

1.      Perangsangan pada hipotalamus lateral tidak hanya mengakibatkan timbulnya rasa haus dan

nafsu makan

2.      Perangsangan pada nucleus ventromedial dan area di sekelilingnya terutama mengakibatkan efek

yang berlawanan dengan efek  disebabkan  oleh perangsangan pada hipotalamus lateral yakni,

menimbulkan rasa kenyang, menurunnya nafsu makan, dan hewan menjadi tenang.

3.      Perangsangan pada zona tipis dari nuclei paraventrikular, yang terletak sangat berdekatan

dengan ventrikel ketiga, biasanya menimbulkan rasa takut dan reaksi terhukum.

4.      Dorongan seksual dapat timbul bila ada rangsangan pada beberapa area hipotalamus besar

bagian anterior dan posterior hipotalamus.

Efek yang disebebkan oleh lesi hipotalamik

Pada umumnya, lesi pada hipotalamus akan menimbulkan efek yang berlawanan dengan yang

ditimbulkan oleh perangsangan. Contoh:

1.      Lesi bilateral pada hipotalamus lateral akan mengurangi hasrat minum dan nafsu makan ha

hampir sampai hilang sama sekali, sehingga sering menimbulkan mati kelaparan. Lesi ini

menimbulkan sikap pasif yang ekstrem pada hewan, disertai dengan hilangnya sebagian besar

dorongan bertindak.

2.      Lesi bilateral pada area ventromedial hipotalamus menimbulkan efek yang terutama berlawanan

dengan yang disebabkan oleh lesi hipotalamus lateral, menimbulkan hasrat minum dan nafsu

makan yang berlebihan, disertai keadaan hiperaktif dan seringkali menjadi sangat buas disertai

keinginan menyerang walaupun hanya mendapat provokasi ringan.

b.      Fungsi Perilaku oleh Hipotalamus

  Perangsangan pada bagian,

Page 5: Sistem Limbik

-          Hipotalamus Lateral                : menimbulkan rasa haus, lapar dan marah

-          Nukleus Ventromedial            : menimbulkan rasa kenyak dan tenang

-          Nukleus Paraventrikular          : menimbulkan rasa takut dan terhukum

-          Bagian anterior dan posterior  : menimbulkan dorongan seksual

  Pusat  Ganjaran

Terletak di nuklei lateral dan ventromedial hipotalamus. Selain itu bagian sistem limbik lainnya

juga berperan yaitu bagian septum, amigdala, serta area tertentu dalam talamus dan ganglia

basalis, tegmentun basal dari mesensefal, tapi bersifat kurang peka.

Memberikan rasa senang dan keinginan untuk terus melakukan sesuatu hal.

  Pusat Hukuman

Terletak di area kelabu sentral di sekeliling akuaduktus sylvius dalam mesensefalon, menyebar

ke atas zona periventrikular hipotalamus dan  talamus.

Amigdala dan hipokampus juga berperan dalam  rasa terhukum ini tapi sifatnya kurang kuat.

Rasa marah juga timbul dari rangsangan di zona periventrikular dan lateral hipotalamus, tapi

dapat ditekan oleh sinyal inhibisi dan nuklei ventromedial, hipokampus, serta korteks limbik

anterior yaitu girus cingulata dan girus subkalosal.

Rasa terhukum dan takut dapat mendahului rasa senang dan rasa ganjaran.

Makna Rasa Ganjaran dan Rasa terhukum

Mengatur aktivitas tubuh, hasrat, rasa enggan, dan motivasi kit karena adanya rasa senang (makna

ganjaran) dan rasa benci (makan terhukum) akan sesuatu.

Rasa ganjaran dan terhukum akan menimbulkan jejak ingatan (memory trace).

Setiap sinyal sensorik akan merangsang setiap area di korteks serebri dan jika tidak

menimbulkan rasa ganjaran atau rasa terhukum maka sinyal tersebut akan terhabituasi (hilang

dengan sendirinya).

Pola marah merupakan suatu pola emosi yang melibatkan pusat rasa terhukum pada

hipotalamus dan struktur limbik lain. Perangsangan yang kuat pada pusat rasa terhukum di otak,

khususnya pada zona periventrikuler hipotalamus dan pada hipotalamus lateral menyebabkan

rasa marah. Perangsangan pada area yang lebih rostral (posterior) dari area rasa terhukum yakni

pada garis tengah preoptikmenyebabkan timbulnya rasa takut dan cemas berkaitan dengan

kecendrungan binatang untuk melarikan diri. Fenomena rasa marah ini terutama dicegah oleh

adanya keseimbangan aktivitas dari nuclei ventromedial hipotalamus. Hipokampus, amigdala,

Page 6: Sistem Limbik

bagian anterior korteks limbik (terutama girus singulata anterior dan girus subkalosal)

membantu menekan fenomena rasa marah ini.

Pemberian tranquilizer (obat penenang) misalnya klorpromazin biasanya menghambat pusat-

pusat rasa ganjaran dan rasa terhukum. Kerja obat pada keadaan psikotik ialah dengan cara

menekan sebagian besar area perilaku yang penting dalam hipotalamus dan region otak limbik

yang berkaitan dengan area tersebut.

2.      HIPOKAMPUS

Bagian dari medial korteks temporalis yang memanjang, melipat ke atas dan ke dalam untuk

membentuk permukaan ventral dari radiks inferior ventrikel lateralis. Salah satu ujung

hipokampus berbatasan dengan nuclei amigdaloid serta pada salah satu tepinya juga bersatu

dengan girus parahipokampal. Hipokampus beserta struktur lobus temporalis yang berdeatan

dengannya disebut formasio hipokampal. Hipokampus merupakan saluran tambahan yang

dilewati oleh sinyal sensorik yang masuk, yang dapat menimbulkan reaksi perilaku yang sesuai

tetapi dengan tujuan berbeda. Hipokampus pada mulanya merupakan bagian dari korteks

olfaktorius. Perangsangan pada berbagai area dalam hipokampus dapat menyebabkan rasa

marah, ketidakpedulian, dorongan seks yang berlebihan. Hipokamus juga memiliki peranan

dalam pembelajaran. Jika hipokampus mengatakan bahwa sinyal neuronal tertentu bersifat

penting, maka sepertinya disimpan menjadi ingatan. Hipokampus juga diduga menyebabkan

timbulnya dorongan untuk mengubah ingatan jangka pendek menjadi jangka panjang, karena

hipokampus berperan dalam konsolidasi ingatan jangka panjang.

3.      AMIGDALA

Adalah kompleks nuclei yang terletak di bawah korteks dari tiang medial anterior setiap lobus

temporalis. Amigdala mempunyai banyak sekali hubungan dua jalur dengan hipotalamus. Salah

satu bagian utama dari traktus olfaktorius berakhir di bagian amigdala yang disebut nuclei

kortikomedial terletak tepat di bawah korteks di dalam area piriformis olfaktorius lobus

temporalis. Ada juga nuclei basolateral yang penting dalam hubungannya dengan perilaku.

Amigdala menerima sinyal neuronal dari semua bagian korteks .imbik seperti juga neokorteks

lobus temporalis, parietal, dan oksipital, terutama dari area asosiasi auditorik dan area asosiasi

visual. Amigdala menjalarkan sinyalnya kembali ke area kortikal yang sama, ke hipokampus, ke

septum, ke talamus, dan khususnya ke hipotalamus.

Efek perangsangan amigdala yang dijalarkan melalui hipotalamus :

Page 7: Sistem Limbik

1.      Peningkatan atau penurunan tekanan arteri

2.      Peningkatan atau penurunan frekuensi denyut jantung

3.      Peningkatan atau penurunan motiltas dan sekresi gastrointestinal

4.      Defekasi dan mikturisi

5.      Dilatasi pupil atau kadangkala konstriksi

6.      Piloereksi

7.      Sekresi berbagai hormon hipofisis anterior, terutama hormon gonadotropin dan

adrenokrtikotropik

Perangsangan lain oleh amigdala :

         Berbagai pergerakan involunter (tonik, klonik atau ritmik, penciuman dan makan)

         Kadangkala menimbulkan pola marah, melarikan diri, rasa terhukum, dan rasa takut

         Menimbulkan aktivitas seksual seperti ereksi, pergerakan persetubuhan, ejakulasi, ovulasi,

aktivitas uterus, dan persalinan prematur

         Membantu menentukan pola respon perilaku seseorang sehingga menyesuaikan diri dengan

setiap keadaan

4.      KORTEKS LIMBIK

Mengelilingi struktur subkortikal limbik. Berfungsi sebagai area asosiasi serebral untuk

mengatur perilaku. Ablasi korteks temporalis anterior menyebabkan sindrom kluver-bucy.

Ablasi korteks frontal orbital posterior menyebabkan insomnia, gelisah. Ablasi girus singulata

anterior dan girus subkalosal menyebabkan pusat marah di septum dan hipotalamus terlepas.

A.    NEUROHORMONAL & SISTEM LIMBIC

PENGATURAN SISTEM NEUROHORMONAL PADA AKTIVITAS OTAK

            Selain pengaturan aktivitas otak secara langsung oleh penjalaran sinyal saraf yang

spesifik dari region otak bagian bawah ke region kortikal, masih terdapat mekanisme fisiologis

yang lain yang sering digunakan untuk melakukan aktivitas otak. Mekanisme ini adalah untuk

melepaskan bahan-bahan hormonal neurotransmitter inhibisi dan eksitasi ke dalam substansi

otak. Neurohormon ini sering sekali meneteap selaman beberapa menit, atau beberapa jam dan

dengan demikian menghasilkan masa pengendalian yang panjang, tidak hanya aktivasi atau

inhibisi yang sekejap.

Page 8: Sistem Limbik

Gambar disamping memperlihatkan tiga system neurohormona yang dipetakan yang dipetakan

secara rinci pada otak tikus.:

1. system norepinefrin

2. system serotonin

3. system dopamine

norepinefrin biasanya berfungsi sebagai hormone eksitasi, sedangkan serotonin biasanya bersifat

inhibisi, dan dopamine bersifat inhibisi pada beberapa aren dan mengeksitasi pada aren yang

lain. Seperti yang diharapkan, ketiga system ini memiliki efek yang berbeda-beda pada tingkat

eksitabilitas di berbagai area otak. System norepinefrin sebenarnya menyebar ke setiap area otak,

sementara system serotonin dan dopamine di arahkan terutama ke region ganglia basalis, dan

system serotonin lebih ke struktur garis tengah (midline).

gambar tersebut memperlihatkan area batang otak pada otak manusia yang berfungsi untuk

mengaktivasi empat system neurohormonal: yang tiga bentuk telah dibicirakan untuk tikus, dan

satu lagi adalah system asetilkolin. Beberapa fungsi spesifik dari keempat system tersebut adalah

sebagai berikut:

1. lokus seruleus dan system norepinefrin. Lokus seruleus adalah area kecil yang terletak

bilateral dan sebelah posterior pada sambungan anatara pons dan mesensefalon. Serabut-

serabut saraf area ini menyebar ke seluruh otak, sama seperti pada tikus, dan

menyekresikan norepinefrin. Norepinefrin biasanya merangsang otak untuk melakukan

peningakatan aktivitas.

2. substansia nigra dan system dopamin. Substansia nigra terletak disebelah anterior pada

mesensefalon superior, dan neuron-neuronnya terutama mengirimkan ujung-ujung saraf

ke nucleus kaudatus dan putamen serebrum, tempatnya menyekresikan dopamine.

Neuron-neuron lain yang letaknya berdekatan juga menyekresikan dopamine, tetapi

neuron tersbut mengirimkan ujung-ujung saraf yang lebih ventral pada otak, terutama ke

hipotalamus dan system limbic. Dopamin diduga bekerja sebagai transmitter inhibitor di

ganglia basalis, tetapi pada beberapa area otak yang lain, kemungkinan malah

mengeksitasi.

3. nuclei rafe dan system serotonin. Dibagian tengah pons dam medulla terdapat beberapa

nuclei tipis yang disebut nuclei rafe. Kebanyakan neuron pada nuclei ini menyekresikan

Page 9: Sistem Limbik

serotonin. Neuron itu mengirimkan serabut-serabut ke diensephalon dan sedikit serabut

ke korteks serebri. Dan serabut yang lain lagi turun ke medulla spinalis. Serotonin yang

disekresikan pada ujung saraf serabut medulla memiliki kemampuan untuk menekan rasa

nyeri. Serotonin yang dilepaskan dalam diensephalon dan serebrum hamper pasti

berperan sebagai inhibitor penting untuk membantu menghasilkan tidur yang normal.

4. neuron gigantoselular dan system asetilkolin. Serabut-serabut yang berasal dari

nucleus gigantoselular segera terbagi menjadi dua cabang, yang satu berjalan ke atas

menuju tingkat otak yang lebih tinggi, dan yang lain berjalan ke bawah melalui trkatur

retikulospinalis. Neurohormon yang disekresikan pada ujung-ujungnya adalah asetilkolin.

Pada kebanyakan tempat, asetilkolin berfungsi sebagai neurotransmitter eksitasi. Aktivasi

neuron asetilkolin ini menghasilkan kewaspadaan pikiran dan terangsangnya system

saraf.

Berikut adalah daftar substansi neurohormonal yang lain yang berfungsi pada sinaps tertentu atau

dengan cara melepas ke dalam cairan otak:

-          enkefalin

-          asam gamma aminobutirat

-          glutamate

-          vasopressin

-          hormone adenokortikotropik

-          epinefrin

-          endorphin

-          histamine

-          angiotensin II

-          neurotensin

           

B.     INGATAN (MEMORY)

Ingatan—Peran Fasilitasi Sinaptik dan Inhibisi Sinaptik

Secara fisiologis, ingatan tersimpan dalam otak dengan mengubah sensitivitas dasar penjalaran

sinaptik di antara neuron-neuron sebagai akibat aktivitas neural sebelumnya. Jaras yang baru

atau yang terfasilitasi disebut jejak-jejak ingatan (memory traces). Jaras-jaras ini penting karena

Page 10: Sistem Limbik

bila menetap/ada, akan diaktifkan secara selektif oleh benak pikiran untuk menimbulkan kembali

ingatan yang ada.

Percobaan pada hewan tingkat rendah telah memperlihatkan bahwa jejak ingatan dapat timbul

pada semua tingkat sistem saraf. Bahkan refleks-refleks medula spinalis dapat mengubah

setidaknya sedikit respons terhadap aktivasi medula yang berturut-turut, dan perubahan refleks-

refleks tersebut merupakan bagian dari proses ingatan. Ingatan jangka panjang juga merupakan

hasil dari perubahan penghantaran sinaptik di pusat-pusat otak bagian bawah. Namun, sebagian

besar ingatan yang kita kaitkan dengan proses intelektual, didasarkan pada jejak ingatan yang

terdapat di korteks serebri. .

Ingatan Positif dan Negatif—”Sensitisasi” atau

“Habituasi” Penjalaran Sinaptik.

Walaupun kita sering berpendapat bahwa ingatan adalah hasil dari pengumpulan kembali

pikiran-pikiran atau pengalaman-pengalaman sebelumnya yang bersifat positif, tetapi tetap ada

kemungkinan yang sama besar untuk ingatan negatif, bukan positif saja. Artinya, otak kita

digenangi oleh informasi sensorik yang berasal dari seluruh panca indera. Jika pikiran kita

diusahakan untuk mengingat semua informasi ini, kapasitas ingatan otak akan penuh dalam

beberapa menit saja. Untunglah, otak memiliki kapasitas untuk belajar mengenali informasi yang

tidak memberi akibat. Ini adalah hasil dari inhibisi jaras sinaptik untuk jenis-jenis informasi

semacam ini; efek yang dihasilkan disebut habituasi.Hal ini, pada indera, merupakan tipe ingatan

negatif.

Sebaliknya, untuk jenis-jenis informasi masuk dan menyebabkan akibat yang penting, seperti

rasa nyeri atau rasa senang, otak memiliki kemampuan otomatis yang berbeda dalam hal

penguatan dan penyimpanan jejak ingatan. Ini adalah ingatan positif.Ingatan positif ini adalah

hasil danfasilitasi jaras-jaras sinaptik, dan prosesnya disebut sensitisasi ingatan. Kita akan

mempelajari kemu-dian bahwa daerah khusus pada regio limbik basal otak mampu menentukan

apakah suatu informasi bersifat penting atau tidak penting, dan membuat keputusan secara tidak

sadar apakah informasi ini akan disimpan sebagai jejak ingatan yang disensitisasi atau justru

ditekannya.

Klasifikasi Ingatan.

Kita tahu bahwa ingatan tertentu hanya berlangsung beberapa detik, sementara yang lain-nya

berlangsung beberapa jam, berhari-hari, atau bahkan bertahun-tahun. Dengan tujuan untuk

Page 11: Sistem Limbik

membahas masalah ini, mari kita gunakan klasrfikasi umum mengenai ingatan, yang membagi

ingatan menjadi (1) ingatan jangka pendek, yaitu ingatan yang berlangsung beberapa detik atau

paling lama beberapa menit, kecuali jika ingatan ini diubah menjadi ingatan jangka panjang; (2)

ingatan jangka menengah, yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu tetapi

kemudian menghilang; dan (3) ingatan jangka panjang, yang sekali disimpan, dapat diingat

kembali selama bertahun-tahun kemudian atau bahkan seumur hidup.

Selain klasifikasi ingatan yang umum ini, kita juga sebelumnya telah membahas (dalam

hubungannya dengan lobus prefrontalis) suatujenis lain dari ingatan, yang disebut “ingatan

aktif”, yang terutama meliputi ingatan jangka pendek yang digunakan selama berlangsungnya

pemikiran intelektual, namun penggunaannya berakhir saat setiap tahap permasalahan

terselesaikan.

Ingatan seringkali digolongkan berdasarkan jenis informasi yang disimpannya. Salah satu

penggolongan ini membagi ingatan menjadi ingatan deklaratif dan ingatan keterampilan, yaitu

sebagai berikut:

1. Ingatan deklaratifpada dasarnya berarti ingatan terhadap beragam detil mengenai suatu pikiran

ter-integrasi, seperti ingatan suatu pengalaman penting yang meliputi (1) ingatan akan keadaan

sekeliling, (2) ingatan akan hubungan waktu, (3) ingatan akan penyebab pengalaman tersebut,

(4) ingatan akan makna pengalaman tersebut, dan (5) ingatan akan kesimpulan seseorang yang

tertinggal pada pikiran seseorang.

2. Ingatan keterampilanseringkali dihubungkan dengan aktivitas motorik tubuh seseorang,

seperti keterampilan yang terbentuk untuk memukul bola tenis, termasuk ingatan otomatis pada

(1) pandangan ke bola, (2) menghitung hubungan dan kecepat-an bola ke raket, dan (3)

mengambil kesimpulan secara cepat pergerakan tubuh, lengan, dan raket yang dibutuhkan untuk

memukul bola seperti yang diinginkan semua hal tersebut teraktivasi segera berdasarkan

permainan tenis yang telah dipelajari sebelumnya kemudian beralih ke pukulan berikutnya dalam

permainan seraya melupakan detil pukulan sebelumnya.

Ingatan Jangka Pendek

Ingatan jangka pendek dicirikan oleh ingatan seseorang mengenai 7 sampai 10 angka dalam

nomor telepon (atau 7 sampai 10 fakta jelas lainnya) selama beberapa detik sampai beberapa

menit pada saat tersebut, tetapi hanya akan berlangsung selama seseorang terus-menerus

memikirkan angka-angka atau fakta-fakta tersebut.

Page 12: Sistem Limbik

Banyak ahli fisiologi telah memperkirakan bahwa ingatan jangka pendek ini disebabkan oleh

aktivitas saraf yang berkesinambungan, yang merupakan hasil dari sinyal-sinyal saraf yang terus

berjalan berkeliling pada jejak ingatan sementara di dalam suatu sirkuit neuron reverberasi.

Teori ini masih belum dapat dibuktikan. Kemungkinan penjelasan lain mengenai ingatan jangka

pendek ini adalah fasilitasi atau inhibisi presinaptik. Hal ini terjadi pada sinaps-sinaps yang

terletak pada fibril-fibril saraf terminal segera sebelum fibril-fibril tersebut ber-sinaps dengan

neuron-neuron berikutnya. Bahan-bahan kimiawi neurotransmiter yang disekresikan pada

terminal seperti itu seringkali menyebabkan fasilitasi atau inhibisi yang berlangsung selama

beberapa detik sampai beberapa menit. Lintasan jenis seperti ini dapat menimbulkan ingatan

jangka pendek.

Ingatan Jangka Menengah

Ingatan jangka menengah berlangsung bermenit-menit atau bahkan berminggu-minggu. Ingatan

ini kadang-kadang akan hilang, kecuali jika jejak ingatan inemperoleh aktivasi secukupnya

sehingga menjadi lebih permanen; yang kemudian diklasifikasikan sebagai ingatan jangka

panjang. Percobaan pada hewan primitif telah menunjukkan bahwa ingatan jenis jangka

menengah ini dapat merupakan hasil dari perubahan fisik atau kimiawi yang bersifat sementara,

atau keduanya, baik pada terminal sinaps presinaptik atau pada membran sinaps postsinaptik,

perubahan ini dapat menetap selama bermenit-menit sampai beberapa minggu. Mekanisme ini

bersifat sangat penting, sehingga layak dideskripsikan secara khusus.

Ingatan Berdasarkan Perubahan Kimiawi di Terminal Presinaptik atau Membran Neuronal

Postsinaptik

Gambar 57-9 memperlihatkan mekanisme ingatan yang dipelajari khususnya oleh Kandel dan

kawan-kawan, yang dapat menimbulkan perpanjangan ingatan dari beberapa menit sampaf 3

minggu pada keong Aplysia besar. Pada gambar ini, terlihat dua terminal presinaps. Salah

satunya berasal dari neuron input sensorik dan berakhir secara langsung pada permukaan neuron

yang akan dirangsang; keadaan ini disebut terminal sensorik. Terminal lainnya yaitu ujung

presinaptik yang terletak pada permukaan terminal sensorik, dan disebut terminal fasilitator. Bila

terminal sensorik terangsang secara berulang-ulang tanpa perangsangan pada terminal fasilitator,

sinyal yang dijalarkan pertama kali cukup besar, tapi kemudian mele-mah sesuai dengan

pengulangan rangsang sampai akhirnya hampir hilang. Fenomena ini merupakan habituasi,

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Habituasi adalah tipe ingatan negatifyang

Page 13: Sistem Limbik

mengakibatkan lingkaran neuronal kehilangan responsnya terhadap peristiwa berulang yang tak

berarti.

Sebaliknya, bila stimulus noksius merangsang terminal fasilitator pada saat yang sama dengan

perangsangan terminal sensorik, ternyata sinyal yang dijalarkan ke neuron postsinaptik semakin

melemah secara progresif, berkurangnya penjalaran sinyal menjadi kuat dan semakin kuat, dan

hal itu akan tetap menjadi kuat selama bermenit-menit, berjam-jam, berhari-hari, atau dengan

pelatihan yang lebih keras lagi, dapat sampai sekitar 3 minggu tanpa adanya perangsangan lebih

lanjut dari terminal facilitator. Jadi, stimulus yang sangat mengganggu menyebabkan jaras

ingatan menjadi terfasilitasi selama beberapa hari atau beberapa minggu sesudahnya. Dalam hal

ini yang menarik adalah bahwa walaupun setelah terjadi habituasi, jaras tersebut dapat dialihkan

ke jaras terfasilitasi dengan hanya sedikit rangsang yang sangat mengganggu.

Mekanisme Molekular pada Ingatan Menengah Mekanisme Habituasi.

Pada tingkatmolekular, walaupun penyebab tak seluruhnya diketahui, efek habituasi pada

terminal sensorik terjadi akibat penutupan secara progresifkanal-kanal kalsium melalui membran

terminal. Meskipun demikian, penutupan kanal kalsium tersebut tidak sepenuhnya dimengerti,

ion kalsium dapat berdifusi ke dalam terminal terhabituasi ini lebih sedikit daripada jumlah

normal, dan akan semakin sedikit transmiter sensoris terminal yang dilepaskan karena

pemasukan ion kalsium merupakan stimulus utama bagi pelepasan transmiter (seperti yang telah

dibicarakan pada Bab 45).

Mekanisme Fasilitasi. Pada kasus fasilitasi, mekanisme molekular dianggap berlaku sebagai

berikut:

1. Perangsangan terminal fasilitator presinaptik pada saat yang sama dengan perangsangan

sensorik menyebabkan pelepasan serotonin pada sinaps fasilitator di permukaan terminal

sensorik.

2. Serotonin bekerja pada reseptor serotonin di membran terminal sensorik, dan serotonin ini

mengak-tifkan enzim adenililsiklase di dalam membran. Akhirnya, adenil siklase tersebut

menyebabkan terbentuknya enzim adenosin monofosfat siklik (cAMP) juga di dalam terminal

presinaptik sensorik.

3. AMP siklik mengaktifkan protein kinase yang menyebabkan fosforilasi protein yang

merupakan bagian dari kanal kalium di membran terminal si-naptik sensorik itu sendiri; keadaan

Page 14: Sistem Limbik

ini selanjutnya menghambat penjalaran kalium pada kanal. Penghambatan ini dapat berlangsung

selama beberapa menit sampai beberapa minggu.

4. Berkurangnya penjalaran kalium menyebabkan timbulnya potensial aksi yang semakin lama

pada terminal presinaps, karena untuk pemulihan cepat dari potensial aksi diperlukan aliran

keluar ion kalium terminal.

5. Potensial aksi yang lama menyebabkan aktivasi yang semakin lama pada kanal-kanal kalsium,

sehingga banyak sekali ion kalsium memasuki terminal sinaptik sensoris. Ion kalsium ini

selanjutnya menyebabkan peningkatan pelepasan transmiter oleh sinaps-sinaps, sehingga

mengakibatkan fasilitasi penjalaran sinaps secara bermakna ke neuron selanjutnya.

Jadi, dengan cara yang sangat tidak langsung, efek asosiasi terminal fasilitator yang terangsang

pada saat bersamaan dengan terangsangnya terminal sensorik menyebabkan peningkatan

sensitivitas perangsangan yang lama pada terminal sensorik, dan hal itu menimbulkan jejak

ingatan. Penelitian oleh Byme dan kawan-kawan, juga pada keong Aplysia,diduga masih ada

mekanisme lain mengenai ingatan sinaptik. Penelitian Byme dan kawan-kawan memperlihatkan

bahwa stimulus yang berasal dari dua sumber terpisah bekerja pada suatu neuron, dan pada

keadaan yang sesuai, dapat menyebabkan perubahan jangka panjang pada sifat membran neuron

postsinaptik dan bukan di dalam membran neuron presinaptik, tetapi menimbulkan efek ingatan

yang pada dasamya sama.

Ingatan Jangka Panjang

Tidak ada batasan yang jelas antara jenis ingatan jangka menengah yang lebih lama dengan

ingatan jangka panjang yang sesungguhnya. Namun, ingatan jangka panjang pada umumnya

diyakini sebagai hasil perubahan struktural pada saat ini, bukan hanya perubahan kimiawi, pada

sinaps-sinaps, dan hal-hal tersebut memperkuat atau menekan penghantaran sinyal-sinyal. Sekali

lagi, marilah kita mengingat kembali percobaan pada hewan primitif (yang sistem sarafnya jauh

lebih mudah dipelajari), yang sangat membantu kita untuk mengerti mengenai mekanisme yang

mungkin terjadi pada ingatan jangka panjang.

Perubahan Struktur yang Terjadi di Sinaps-sinaps Selama Terbentuknya Ingatan Jangka Panjang

Gambaran mikroskopik elektron yang diambil dari hewan

invertebratatelahmenunjukkanbanyakperubahangambar-an fisik pada banyak sinaps selama

terbentuknya jejak ingatan jangka panjang. Perubahan struktural tidak akan terjadi jika hewan

tersebut diberi obat yang menghambat stimulasi DNA pada replikasi protein di neuron presinap-

Page 15: Sistem Limbik

tik; dengan demikian tidak terbentuk jejak ingatan yang permanen. Oleh karena itu, kelihatannya

pembentukan ingatan jangka panjang yang sebenamya bergantung pada restrukturisasi sinaps-

sinaps itu sendiri secara fisik dalam

cara-cara tertentu untuk mengubah sensitivitasnya dalam menjalarkan sinyal-sinyal saraf.Perubahan struktur fisik paling penting yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan tempat-tempat pelepasan vesikel untuk menyekresikan bahan-bahan transmiter.

2. Peningkatan jumlah vesikel-vesikel transmiter yang dilepaskan.

3. Peningkatan jumlah terminal presinaptik.        •

4. Perubahan pada struktur spina dendritik yang mem-bolehkan terjadinya transmisi sinyal yang

lebih kuat.

Jadi, dalam beberapa hal yang berbeda, kemampuan struktural dari sinaps-sinaps untuk

menjalarkan sinyal tampaknya menjadi meningkat selama adanyajejak ingat-anjangka panjang

yang sebenarnya.

Jumlah Neuron dan Sambungannya Sering Berubah secara Bermakna Selama Proses Belajar

Selama beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan pada tahun-tahun pertama kehidupan atau

waktu-waktu selanjutnya, banyak bagian otak menghasilkan neuron dalam jumlah yang sangat

banyak, dan neuron-neuron ini menjulurkan sejumlah cabang akson untuk membentuk sam-

bungan dengan neuron-neuron lain. Jika akson yang baru gagal bersambungan dengan neuron

selanjutnya yang se-suai, dengan sel-sel otot, atau sel-sel kelenjar, akson-akson yang baru itu

sendiri akan musnah dalam waktu beberapa minggu. Jadi, jumlah sambungan neuron ditentukan

oleh faktor pertumbuhan saraf yang, spesifik, yang dilepaskan secara retrograd oleh sel-sel yang

terangsang. Selanjutnya, bila terjadi hubungan yang tidak cocok,seluruh neuron yang

menjulurkan cabang-cabang akson akan lenyap.

Oleh karena itu, segera setelah bayi manusia lahir, terdapat prinsip “gunakan itu atau hilangkan

itu” yang menentukan jumlah akhir neuron dan sambungannya pada bagian sistem saraf manusia

yang terwakili. Ini adalah suatu jenis proses belajar. Sebagai contoh Jika satu mata dari hewan

yang baru lahir ditutup selama beberapa minggu setelah lahir, neuron-neuron di garis-garis

alternatif dari korteks serebri penglihatan neuron-neuron yang normalnya berhubungan dengan

mata yang ditutup akan berdegenerasi, dan mata yang tertutup itu secara sebagian atau secara

total akan buta selama sisa hidupnya. Sampai sekarang, dipercaya bahwa sangat sedikit “proses

belajar” yang diperoleh manusia dewasa dan hewan dengan cara modifikasi jumlah neuron pada

Page 16: Sistem Limbik

sirkuit ingatan; namun demikian, penelitian terbaru menyatakan bahwa bahkan orang dewasa

menggunakan mekanisme tersebut setidaknya pada beberapa hal.

Proses Konsolidasi Ingatan

Jika ingatan jangka pendek diubah menjadi ingatan jangka panjang, dan dapat dipanggil

kembali beberapa minggu atau beberapa tahun kemudian, maka ingatan tersebut harus

mengalami “konsolidasi”. Artinya, ingatan jangka pendek jika diaktifkan berulang-ulang akan

menimbulkan perubahan kimia, fisik, dan anatomis pada sinaps-sinaps yang bertanggung jawab

untuk ingatan tipe jangka panjang. Proses ini memerlukan waktu 5 sampai 10 menit untuk

konsolidasi minimal dan satu jam atau lebih untuk konsolidasi maksimal. Sebagai contoh, bila

ada kesan sensorik yang kuat ditanamkan pada otak, namun kemudian dalam waktu satu menit

atau lebih diikuti oleh kejang otak akibat aliran listrik, pengalaman sensorik tersebut tidak dapat

diingat sama sekali. Demikian juga, pada gegar otak (brain concussion), pemberian anestesi

umum yang dalam secara mendadak, atau efek-efek lain yang menghambat fungsi dinamik otak

secara sementara, dapat menghambat proses konsolidasi. Proses konsolidasi dan waktu yang

dibutuhkan untuk terjadinya proses tersebut mungkin dapat diterangkan me-lalui fenomena

latihan (rehearsal) ingatan jangka pendek berikut ini.

Latihan Meningkatkan Pemindahan Ingatan Jangka Pendek Menjadi Ingatan Jangka

Panjang.

Penelitian psikologi menunjukkan bahwa latihan atau pengulangan informasi yang sama

berkali-kali ke dalam pikiran, dapat mempercepat dan memperkuat tingkat pengalihan ingatan

jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang, dengan demikian mempercepat dan

meningkatkan konsolidasi. Otak mempunyai kecenderungan untuk mengulang informasi yang

baru diterima, terutama informasi yang menyita perhatian pikiran. Oleh karena itu, sesudah

melewati satu periode waktu, gambaran penting mengenai pengalaman sensorik menjadi

terfiksasi secara progresif dalam gudang ingatan. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang dapat

mengingat dengan lebih baik sedikit informasi yang dipelajari secara mendalam daripada banyak

informasi yang hanya dipelajari secara superfisial. Keadaan ini juga menjelaskan mengapa orang

yang dalam keadaan segar dapat mengonsolidasikan ingatannya secara jauh lebih baik daripada

dalam keadaan kelelahan mental (mental fatigue).

Penyusunan Ingatan Baru Selama Konsolidasi.

Page 17: Sistem Limbik

Salah satu gambaran terpenting konsolidasi adalah bahwa ingatan baru disusun menjadi

bermacam-macam golongan informasi. Selama proses ini berlangsungJenis informasi yang

serupa ditarik kembali dari tempat penyimpanan ingatan dan digunakan untuk membantu proses

informasi yang baru. Perbedaan dan kesamaan informasi yang baru dan yang lama kemudian

dibandingkan, dan seba-gian proses penyimpanan ini lebih banyak dipakai untuk menyimpan

kesamaan dan perbedaan infonnasi daripada untuk menyimpan informasi baru yang tidak

diproses. Jadi, selama konsolidasi, ingatan yang baru tidak disimpan secara acak tapi langsung

bersamaan dengan ingatan lain yang macamnya sama. Hal ini diperlukan agar kelak orang

tersebut mampu “mencari” informasi yang dibutuhkannya dari gudang ingatan.

Peran Bagian-Bagian Spesifik Otak dalam Proses Ingatan

Hipokampus Mampu Mencetuskan Penyimpanan Ingatan – Amnesia Anterograd Setelah

Lesi Hipokampal.

Hipokampus merupakan bagian yang paling medial dari korteks lobus temporalis, yang mula-

mula melipat ke arah medial di bawah otak dan selanjutnya naik ke permukaan dalam, di bawah

ventrikel lateral. Pada pengobatan beberapa pasien epilepsi, kedua hipokampus tersebut

diangkat. Ternyata, tindakan ini tidak terlalu serius memengaruhi ingatan pasien terhadap

informasi yang disimpan di dalam otak sebelum pengangkatan hipokampus. Namun, sesudah

pengangkatan, pasien ini betul-betui tidak mempunyai kemampuan untuk menyimpan ingatan

tipe verbal dan simbolik(ingatan tipe deklaratif) dalam ingatan jangka panjangnya, atau bahkan

dalam ingatan intermedia yang berlangsung lebih dari beberapa menit. Oleh karena itu, pasien ini

tak mampu menyusun ingatan jangka panjang yang baru dari tipe informasi tersebut yang

merupakan dasar intelegensi. Keadaan ini disebut amnesia anterograd.

Tetapi mengapa hipokampi begitu penting untuk membantu otak dalam menyimpan ingatan yang

baru? Kemungkinan jawabannya adalah bahwa hipokampus merupakan salah satu dari sekian

banyak jaras keluar yang penting yang berasal dari area “ganjaran” dan “hukuman” pada sistem

limbik, seperti akan dijelaskan pada bab 58. Rangsangan sensorik atau pikiran yang

menyebabkan rasa nyeri atau antipati akan merangsang pusaf hukuman limbik, dan rangsangan

yang menyebabkan rasa senang, bahagia, atau rasa ganjaran akan merangsang pusat ganjaran

limbik. Semua ini bersama-samamenimbulkan latar belakang suasana hati dan motivasi

seseorang. Di antara motivasi-motivasi ini terdapat dorongan dalam otak untuk mengingat

pengalaman-pengalaman dan pikiran-pikiran yang menyenangkan atau yang tidak

Page 18: Sistem Limbik

menyenangkan. Hipokampus khususnya, dan dalam derajat yang lebih kecil pada nuklei dorsalis

medialis pada talamus, yaitu struk-tur limbik yang lain, telah terbukti memiliki kepentingan

khusus dalam membuat keputusan mengenai pikiran mana yang cukup penting pada dasar

ganjaran atau hukuman untuk menjadi ingatan yang berfaedah.

Amnesia Retrograd – Ketidakmampuan Memanggil Ingatan Masa Lalu. Ketika terjadi

amnesia retrograd, derajat amnesia untuk peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi mungkin

lebih besar daripada peristiwa masa lalu yang telah lama terjadi. Alasan perbedaan ini mungkin

karena ingatan yang lama telah banyak diulang-ulang sehingga jejak ingatan telah melekat kuat,

dan bagian-bagian ingatan ini telah tersimpan di daerah yang lebih luas dalam otak.

Pada beberapa pasien yang menderita lesi hipokam-pal, terjadi beberapa macam derajat amnesia

retrograd bersama dengan amnesia anterograd, yang menimbulkan dugaan bahwa paling

sedikitnya sebagian dari kedua macam amnesia ini saling berkaitan, dan lesi hipokampal dapat

menyebabkan terjadinya kedua kelainan ini. Namun, kerusakan beberapa area spesifik pada

talamus mungkin menyebabkan timbulnya amnesia retrograd tanpa terjadinya amnesia

anterograd yang berarti. Kemungkinan pen-jelasan dari keadaan ini adalah bahwa talamus

mungkin berperan dalam membantu orang untuk “mencari” dari gudang ingatannya sehingga

mampu “membaca” ingatan itu. Jadi, proses mengingat itu tak hanya membutuhkan gudang

penyimpanan ingatan namun juga membutuhkan kemampuan untuk mencari dan menemukan

ingatan di kemudian hari. Kemungkinan fungsi talamus dalam proses ini akan dibicarakan dalam

Bab 58.

Hipokampus Tidak Penting dalam Proses Belajar Refleksif.

Orang-orang dengan lesi hipokampal biasanya tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari

keterampilan fisik yang tidak melibatkan verbalisasi atau tipe intelegensia simbolik. Sebagai

contoh, orang-orang ini masih dapat mempelajari keterampilan gerak cepat tangan dan

keterampilan fisik seperti yang diperlukan dalam banyak jenis olah raga. Jenis proses belajar ini

disebut keterampilan belajar atau proses belajar refleksif, hal ini lebih bergantung pada

pengulangan kegiatan secara fisik yang terus menerus, bukan pelatihan simbolis dalam benak.