sistem konsultasi online agribisnis cabai (capsicum annuum. l) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka...

61
39 PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Masalah 4.1.1. Tuntutan Kebutuhan Informasi dan Pengetahuan Agribisnis Cabai Tuntutan kebutuhan dan memperoleh informasi pertanian dapat berpengaruh positif terhadap keberdayaan petani sayuran. Artinya, tuntutan kebutuhan informasi dan memberolehnya berpengaruh terhadap upaya untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan usahatani, khususnya perbaikan dalam hal merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengatasi masalah agribisnis (Tamba, 2007). Pada saat ini petani membutuhkan akses terhadap berbagai sumber informasi pertanian dalam rangka meningkatkan hasil produksinya. Informasi peningkatan produksi dan mutu sayuran mencakup antara lain informasi teknologi usahatani, pola tanam, iklim/cuaca, teknologi usahatani. Teknologi usahatani berarti bagaimana cara melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk cara-cara bagaimana petani menyebarkan benih, pupuk, pestisida, memelihara tanaman dan memungut hasilnya. Informasi-informasi tersebut dibutuhkan dan harus dapat diakses oleh petani agar petani menjadi berdaya (Tamba, 2007). Sementara itu, kualitas informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang untuk mengadopsi inovasi melalui informasi yang diterimanya. Petani maju / masyarakat inovatif umumnya memanfaatkan berbagai sumber informasi kemudian menyarikannya serta menggunakan dalam kegiatan agribisnis pertanian yang mereka tekuni. Sedangkan petani berkembang/masyarakat yang kurang inovatif, umumnya hanya memanfaatkan teknologi yang sudah umum diterapkan oleh petani setempat dan relatif sedikit memanfaatkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya. Dalam penyampaian informasi pertanian, penyuluh pertanian memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan penyuluh pertanian sangat dekat dengan petani. Petani dapat berkonsultasi dengan penyuluh pertanian terdekat untuk mendapatkan informasi-informasi terkait dengan kegiatan agribisnis cabai.

Upload: lenhan

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

39

PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Masalah

4.1.1. Tuntutan Kebutuhan Informasi dan Pengetahuan Agribisnis Cabai

Tuntutan kebutuhan dan memperoleh informasi pertanian dapat berpengaruh

positif terhadap keberdayaan petani sayuran. Artinya, tuntutan kebutuhan

informasi dan memberolehnya berpengaruh terhadap upaya untuk meningkatkan

kemampuan mengembangkan usahatani, khususnya perbaikan dalam hal

merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengatasi masalah agribisnis

(Tamba, 2007).

Pada saat ini petani membutuhkan akses terhadap berbagai sumber

informasi pertanian dalam rangka meningkatkan hasil produksinya. Informasi

peningkatan produksi dan mutu sayuran mencakup antara lain informasi teknologi

usahatani, pola tanam, iklim/cuaca, teknologi usahatani. Teknologi usahatani

berarti bagaimana cara melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya termasuk

cara-cara bagaimana petani menyebarkan benih, pupuk, pestisida, memelihara

tanaman dan memungut hasilnya. Informasi-informasi tersebut dibutuhkan dan

harus dapat diakses oleh petani agar petani menjadi berdaya (Tamba, 2007).

Sementara itu, kualitas informasi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kecepatan seseorang untuk mengadopsi inovasi melalui informasi

yang diterimanya. Petani maju / masyarakat inovatif umumnya memanfaatkan

berbagai sumber informasi kemudian menyarikannya serta menggunakan dalam

kegiatan agribisnis pertanian yang mereka tekuni. Sedangkan petani

berkembang/masyarakat yang kurang inovatif, umumnya hanya memanfaatkan

teknologi yang sudah umum diterapkan oleh petani setempat dan relatif sedikit

memanfaatkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya.

Dalam penyampaian informasi pertanian, penyuluh pertanian memiliki

peranan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan penyuluh pertanian sangat dekat

dengan petani. Petani dapat berkonsultasi dengan penyuluh pertanian terdekat

untuk mendapatkan informasi-informasi terkait dengan kegiatan agribisnis cabai.

Page 2: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

40

Namun demikian, terdapat dua faktor yang menyebabkan kurang efektifnya

kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang melekat pada diri

penyuluh seperti umur, pendidikan, kekosmopolitanan, pengalaman bekerja

sebagai penyuluh, motivasi, kemampuan / wawasan teknis, keinovatifan,

kemampuan menyediakan informasi, komunikatif, intensitas pemanfaatan

multimedia penyuluhan, intensitas penyusunan materi penyuluhan sesuai

kebutuhan petani, intensitas interaksi dengan sumber inforamsi dan sikap

profesionalisme penyuluh. Sedangkan faktor eksternal adalah ketersediaan

kelembagaan penyuluhan, sistem nilai, sarana komunikasi yang terjangkau, serta

dukungan lembaga pelayanan dan dinamika organisasi/lembaga penyuluhan

(Tamba, 2007).

4.1.2. Penyediaan Informasi Pertanian

Pemberdayaan petani melalui penyediaan informasi pertanian, akan

meningkatkan kemampuan manajemen usaha (merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi, dan mengatasi masalah usahatani) petani sehingga petani mampu

memanfaatkan peluang usaha, mengantisipasi perubahan dan permasalahn serta

mampu memprediksi permintaan, dan preferensi konsumen. Berbagai sumber

informasi pertanian telah banyak disediakan oleh lembaga/institusi terkait dengan

kegiatan agribisnis diantaranya adalah :

1. Badan Koordinasi Penyuluhan

Badan Koordinasi Penyuluhan (BKP) merupakan lembaga penyuluhan di

provinsi yang akan mengkaji dan mengolah berbagai data/informasi yang berasal

dari berabgai instansi terkait. Selanjutnya BKP menghasilkan informasi yang siap

disalurkan kepada petani. BKP juga bertanggung jawab menghasilkan informasi

pertanian dalam bentuk cetak dan digital yang disebarkan ke dinas pertanian

provinsi/kabupaten/kota.

2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Balai pengkajian teknologi Pertanian merpakan lembaga penelitian yang

menghasilkan berbagai informasi ilmiah di bidang teknis, ekonomi, dan sosial

yang berasal dari hasil-hasil penelitian yang dijamin dan dapat

Page 3: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

41

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selanjutnya informasi ini akan

disampaikan ke Badan Koordinasi Penyuluhan

3. Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota

Dinas pertanian provinsi/kabupaten/kota merupakan lembaga yang

menyusun program pembangunan pertanian di wilayahnya, baik program jangka

panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang

dimilikinya dan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

petani pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dengan meperhatikan

kelsetarian sumber daya pertanian.

4. Lembaga/Unit penelitian sayuran

Lembaga/unit penelitian sayuran merupakan lembaga yang melakuakn

penelitian terutama bdiang teknologi, sosial, dan ekonomi, diharapkan melakukan

diseminasi hasil-hasil penelitian spesifik lokasi ke instansi terkait seperti Dinas

Pertanian, Badan pelaksana penyuluhan, dan lain-lain sehingga bermanfaat bagi

pembangunan.

5. Balai Penyuluhan Pertanian

Balai penyuluhan pertanian merupakan lembaga yang bertugas : (1)

menyusun program penyuluhan pada tingkat kecamatan, (2) melaksanakan

pernyuluhan berdasarkan program penyuluhan, (3) menyebarkan inforamsi

pertanian seperti informsi : teknologi, sarana produksi, permodalan

(pembiayaan), pasar dan informasi lainnya, (4) memfasilitasi pengembangan

kelembagaan serta kemitraan pelaku utama (petani) dan pelaku usaha, dan (5)

memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh melalui proses pembelajaran

secara berkelanjutan.

6. Perguruan Tinggi Pertanian

Perguruan tinggi yang memegang mandat pendidikan, penelitian dan

pengabdian masyarakat memiliki peran penting dalam penyediaan SDM dan

informsi pertanian. Penelitian yang dilakukan perguruan tinggi secara terus

menerus dan diintegrasikan dengan kegiatan pendidikan dan pengabdian

masyarakat, menjadikan perguruan tinggi menjadi sumber informasi pertanian

yang sangat potensial. Namum permasalahan yang terjadi saat ini adalah belum

optimalnya penyediaan informasi-informasi dan pengetahuan pertanian yang

Page 4: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

42

berasal dari perguruan tinggi kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena

cakupan wilayah Indonesia sangat luas, sehingga perlu ada strategi penyebaran

dan pemanfaatan media-media penyebaran informasi yang efektif agar informasi

pertanian dapat sampai.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga yang

menjadi penyedia informasi pertanian adalah belum adanya suatu perangkat yang

baik dalam penyebaran informasi yang komprehensif, berbasis produk, berbasis

lokasi lokal, dan dapat dengan mudah diakses dari manapun. Permasalahan ini

hasus dipecahkan dalam rangka mendorong petani untuk lebih berdaya.

Keberdayaan petani pada akhirnya akan berakibat pada majunya sektor ini, dan

dapat menjadi penopang perekonomian bangsa.

Memperhatikan permasalahan-permasalahan tersebut, maka pada penelitian

ini perlu dibangun sebuah sistem konsultasi online agribisnis cabai. Penelitian

yang dilaksanakan bermaksud menjadi jembatan antara lembaga-lembaga yang

potensial dalam penyediaan informasi dan pengetahuan pertanian yang tepat guna

dan up to date. Salah satu lembaga yang sangat aktif adalah perguruan tinggi,

sehingga penelitian ini fokus pada penyediaan pengetahuan pertanian yang berasal

dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB)

sebabagi perguruan tinggi pertanian bertaraf internasional.

Ahli-ahli pertanian yang ada di IPB selanjutnya dilibatkan secara penuh

dalam pengembangan sistem konsultasi ini, sehingga sistem ini nantikan dapat

menjadi instrumen yang sangat baik dalam penyampaian informasi dan

pengetahuan agribisnis cabai kepada petani. Pengetahuan yang dimiliki oleh

perguruan tinggi akan dimasukkan ke dalam sistem berbasis komputer dan dapat

diakses secara online. Dengan memanfaatkan teknik-teknik inferensi maka sistem

dapat berkomunikasi dan melakukan dialog kepada pengguna dalam pemecahan

masalah agribisnis. Sistem yang dibangun dibatasi pada komoditas Cabai

(Capsicum annuum. L) dengan studi kasus cabai dataran tinggi.

4.1.3. Visi dan ruang lingkup sistem konsultasi agribisnis Cabai

Sistem konsultasi agribisnis cabai (Capsicum annuum. L) dibangun dengan

visi penyediaan informasi dan pengetahuan pertanian tanpa batas kepada petani

sebagai pelaku agribisnis. Penyediaan informasi tanpa batas maksudnya adalah

Page 5: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

43

memberikan kemudahan akses kepada petani dalam mendapatkan informasi

pertanian. Hal ini sesuai dilatarbelakangi oleh kebutuhan petani akan inovasi,

wawasan dan tindakan yang baik dalam kegiatan agribisnis cabai. Selain itu,

kebutuhan akan Knowledge Based Agriculture dengan menerapkan Good

Agricultural Practices sudah menjadi keharusan untuk menjadi petani maju.

Ruang lingkup sistem konsultasi yang akan dibangun dibatasi pada satu

komoditas pertanian yaitu cabai untuk dataran tinggi. Hal ini dimaksudkan agar

pengetahuan yang didapatkan dari ahli di perguruan tinggi dapat diserap dan

ditransformasikan ke dalam sistem secara optimal. Pengetahuan-pengetahuan

tersebut dikumpulkan, dimasukkan ke dalam sistem, dibuat halaman-halaman bagi

petani untuk melakukan dialog terkait dengan kegiatan agribisnis cabai.

4.2. Pencarian Sumber Pengetahuan

Pencarian sumber pengetahuan dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan

yang dapat diimplementasikan pada sistem konsultasi online yang dibangun pada

penelitian ini. Pengetahuan berasal dari pengetahuan tacit dan pengetahuan

eksplisit. Pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber melingkupi tahapan-

tahapan yang dilaksanakan oleh petani dalam kegiatan agribisnis dan teknik-

teknik pemecahan masalah lapangan.

Menurut Kaye (1997), setiap manusia akan mampu mengenali inti

permasalahan yang sedang dihadapi bila diperoleh informasi yang banyak. Untuk

itu dibutuhkan suber daya dan upaya ekstra serta akses dari setiap orang terhadap

sumber informasi. Pencarian pengetahuan dalam rangka membangun sistem

konsultasi yang baik memperhatikan faktor-faktor penyediaan pengetahuan yang

baik. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pencarian pengetahuan pada

penelitian ini adalah :

1. Relevansi : pengetahuan yang berkaitan erat dengan persoalan yang tengah

dihadapi oleh petani cabai (Capsicum annuum. L). Informasi dan

pengetahuan juga harus sesuai dengan perspektif situasi yang ada.

Page 6: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

44

2. Akurasi : sumber pengetahuan yang akan dicari adalah pengetahuan yang

berasal dari sumber yang layak untuk dipercaya dan dapat diuji

kebenarannya.

3. Kelengkapan : informasi dan pengetahuan yang dikumpulkan dalam

penelitian ini harus lengkap dan dapat menajawab permasalahan-

permasalahan pokok dalam kegiatan agribisnis cabai.

4. Ketajaman : informasi dan pengetahuan yang dikumpulkan merupakan

diupayakan memiliki ketajaman, sehingga dapat menunjukkan perbedaan

antara pilihan satu dengan pilihan yang lain.

5. Ketepatan waktu : Pengembangan sistem secara online memungkinkan

penyediaan informasi dan pengetahuan yang tepat waktu dan berdaya guna

tinggi karena terhindar dari informasi kadaluarsa. Untuk menjamin

mekanisme pembaharuan informasi dan pengetahuan maka sistem yang akan

dibangun harus meyediakan fitur yang dapat digunakan untuk melakukan

pembaharuan informasi dan pengetahuan.

6. Keterwakilan : informasi dan pengetahuan yang dikumpulkan dalam

penelitian ini sangat mementingkan keterwakilan kondisi lapangan. Untuk itu,

penyusunan pengetahuan fokus pada komoditas cabai (Capsicum annuum. L)

pada dataran tinggi dan spesifik untuk daerah Liwa, Lampung Barat.

Sumardjo (2004) menyatakan bahwa kegiatan agribisnis merupakan

kombinasi dari kegiatan di lahan (on farm) dan pendukung diluar lahan (off farm)

maka pengetahuan yang dicari melingkupi kedua kegiatan tersebut. Pengetahuan

yang didapatkan dari penelitian ini adalah pengetahuan terkait kegiatan agribisnis

yang mengacu pada praktek Good Agricultural Practices (GAP). Pengetahuan

yang akan disajikan dalam sistem konsultasi diutamakan pengetahuan lapangan.

Hal ini dimakudkan agar pengguna dapat melaksanakan rekomendasi dari proses

konsultasi yang dilakukan.

Kegiatan agribisnis cabai pada dasarnya terdiri dari kegiatan-kegiatan

dalam pertanian yang terencana dan terkontrol dengan baik. Kegiatan tersebut

meliputi empat kegiatan utama yaitu : (1) perencanaan dan analisis usaha tani,

kegiatan penyediaan sarana dan budidaya, (2) pengendalian hama dan penyakit,

Page 7: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

45

(3) panen dan penanganan pasca panen, dan (4) pemasaran produk. Gambar 13

menunjukkan urutan dari tahapan dalam agribisnis tanaman cabai pada satu

musim tanam.

Gambar 13. Kegiatan Utama Agribisnis Cabai

Untuk mendukung empat kegiatan utama agribisnis tersebut maka perlu

diinventarisasi pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan. Selanjutnya

pengetahuan tersebut dikumpulkan dan diimplementasikan menjadi sistem

konsultasi. Informasi dan pengetahuan terkait kegiatan agribisnis cabai yang

dikumpulkan (dicari) pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan Pemilihan Varietas unggul

2. Pengetahuan Penentuan Dosis Pupuk Dasar

3. Pengetahuan Pengendalian Hama dan Penyakit

4. Pengetahuan Teknologi Budidaya

5. Pengetahuan Penanganan Pasca Panen

6. Teknik analisis usaha tani

7. Ketersediaan Informasi Pasar

8. Informasi Cuaca

9. Kelembagaan Pertanian

10. Kebijakan, dukungan dan program-program pemerintah

Page 8: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

46

Berdasarkan jenisnya pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua yaitu

pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Pengetahuan tacit adalah

pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan dari pakar berdasarkan hasil

wawancara, sementar pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan-pengetahuan

yang telah dibukukan. Pada penelitian ini dilakukan pencarian pengetahuan sesuai

kebutuhan petani dan jenis pengetahuan baik tacit maupun eksplisit. Berikut

adalah penjelasan mengenai pengetahuan tacit dan eksplisit dikumpulkan dari

penelitian ini :

4.2.1. Pengetahuan Tacit

Pengetahuan tacit diperoleh dari pengalaman pakar agribisnis cabai dan

petani. Pakar merupakan orang yang dianggap telah memiliki kemapuan dan

pengalaman yang baik dan diakui dalam kegiatan agribisnis cabai (Capsicum

annuuum. L). Pakar-pakar tersebut digolongkan sesuai dengan jenis keahliannya

sehingga dapat mendukung dalam pencarian pengetahuan tacit. Bidang keahlian

menentukan seberapa faham seorang pakar dalam memahami kasus-kasus yang

dihadapi petani di lapangan.

Berdasarkan jenis keahliannya terdapat tiga bidang keahlian yang

kemudian menjadi nara sumber dalam pencarian pengetahuan yaitu : (1) Ahli

teknologi dan sistem informasi, (2) Pakar Agronomi dan Hortikultura, dan (3)

Pakar Proteksi Tanaman. Selain itu dalam pencarian pengetahuan tacit juga

melibatkan petani sebagai pelaku agribisnis cabai di lapangan.

Pakar agronomi dan hortikultura yang dilibatkan dalam penelitian ini

adalah Prof. Dr. Sriani Sujiprihati, M.S. Selanjutnya pakar proteksi tanaman yang

dilibatkan adalah Dr. Widodo. Petani yang menjadi narasumber adalah Sukoyo,

sebagai petani cabai di daerah Liwa, Lampung Barat. Ketiga nara sumber yang

disebutkan diatas merupakan sumber utama pengetahuan tacit yang akan menjadi

basis pengetahuan dalam sistem konsultasi agribisnis cabai yang dibangun.

Untuk mendapatkan pengetahuan tacit peneliti melakukan wawancara dan

diskusi (forum group discussion) dengan pakar. Diskusi terbuka dipilih agar pakar

dapat mengeluarkan semua pengetahuan yang dimiliki dan dapat

Page 9: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

47

ditransformasikan menjadi pengetahuan yang dapat disimpan pada tahapan

selanjutnya dari penelitian ini. Wawancara digunakan untuk memperoleh

pengetahuan yang terarah dan dapat digunakan sebagai basis pengetahuan

(knowledge based). Pengetahuan tacit yang digali melingkupi pengetahuan teoritis

dan pengalaman lapangan yang pernah dialami oleh pakar dan petani. Selain itu

peneliti juga melakukan pengamatan langsung pada kegiatan budidaya pertanian

cabai di daerah Liwa, Lampung Barat untuk memperkuat dan mengumpulkan

pengetahuan-pengetahuan tacit yang sudah diterapkan.

Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara yang dilakukan maka

pengetahuan-pengetahuan tacit yang diperoleh meliputi pengetahuan budidaya

tanaman cabai dan proteksi tanaman. Tabel 2 menjelaskan secara detail

pengetahuan, metode pencarian pengetahuan yang digunakan, dan sumber

pengetahuan pakar.

Tabel 2. Jenis dan Sumber Pengetahuan Tacit

No Pengetahuan

Metode

Pencarian

Pengetahuan

Sumber

Pengetahuan

1 Budidaya Tanaman Cabai 1. Pakar Agronomi

dan Hortikultura

(Prof. Dr. Sriani

Sujiprihati,

Departemen

Agronomi dan

Hortikultura,

Institut Pertanian

Bogor)

2. Petani (Sukoyo ;

petani cabai di

daerah Liwa,

Lampung Barat).

a. Pemilihan benih cabai dan

kesesuaian lahan.

Diskusi,

wawancara,

pengamatan

lapangan

b. Penentuan dosis pupuk

dasar berdasarkan jenis

tanah dan ketersediaan hara

di lokasi penanaman cabai.

Diskusi,

wawancara,

pengamatan

lapangan

c. Penentuan Dosis Nutrisi

(pupuk) tambahan dalam

bentuk kocor ataupun

semprot melalui daun pada

kegiatan budidaya.

Diskusi,

wawancara,

pengamatan

lapangan

Page 10: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

48

No Pengetahuan

Metode

Pencarian

Pengetahuan

Sumber

Pengetahuan

2 Proteksi Tanam Pakar Proteksi

tanaman (Dr. Ir.

Widodo ; Klinik

tanaman

Departemen

Proteksi tanaman,

Institut Pertanian

Bogor)

a. Diagnosa Penyakit dan

Penanggulangannya

Diskusi dan

wawancara

b. Identifikasi dan

Penanggulangan

Diskusi dan

wawancara

4.2.2. Pengetahuan Ekplisit

Pengetahuan eksplisit terkait kegiatan agribisnis cabai (Capsicum annuum.

L) adalah pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh dari keahlian pakar dalam

menggunakan berbagai peralatan dan metodologi. Pengetahuan-pengetahuan

eksplisit yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari literatur-literatur

yang ditulis dan disusun oleh pakar-pakar pertanian. Tulisan-tulisan tersebut

berupa best practice budidaya cabai, publikasi ilmiah, buku-buku, standar

operating prosedur (SOP) dan sumber-sumber lain yang relevan.

Literatur-literatur tersebut dikumpulkan dan dipelajari dan

direpresentasikan dalam bentuk yang mudah difahami dan dapat di

implementasikan ke sistem konsultasi untuk kemudian didiskusikan dengan pakar

untuk menjadi keabsahan dari pengetahuan yang telah disusun oleh peneliti.

Pengetahuan eksplisit lebih terstrtuktur dibandingkan dengan pengetahuan tacit,

yang bergantung pada bagaimana cara pakar menjelaskan suatu permasalahan.

Keterbatasan waktu untuk mengambil pengetahuan dari pakar langsung membuat

studi ini juga mengoptimalkan pengetahuan tacit dalam pencarian pengetahuan

untuk memperkaya basis pengetahuan (knowledge based) dari sistem yang

dibangun.

Setelah dilakukan inventarisir terhadap pengetahuan-pengetahuan eksplisit

yang didapatkan dari pakar yang dilibatkan maka diakukan dokumentasi menjadi

Page 11: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

49

bentuk pengetahuan yang mudah diimplementasikan ke dalam sistem konsultasi

berbasis komputer. Secara detail jenis pengetahuan eksplisit agribisnis cabai dan

sumbernya dapat dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan jenis-jenis pengetahuan

sesuai dengan studi pada tahapan identifikasi.

Tabel 3. Jenis dan Sumber Pengetahuan Eksplisit

No Pengetahuan Sumber Pengetahuan

1 Analisis Usaha Tani.

a. Analisis usaha dalam bentuk musiman.

b. Analisis nilai B/C rasio yang sesuai dan

menguntungkan bagi petani. Dengan

mempertimbangkan besarnya pendapatan

bulanan yang akan didapatkan oleh petani.

Buku

2 Budidaya Tanaman Cabai Buku, publikasi ilmiah

(jurnal), peraturan

pemerintah terkait,

SOP Budidaya Cabai

dan sumber-sumber

lain.

a. Pemilihan benih cabai dan kesesuaian lahan.

b. Penentuan dosis pupuk dasar berdasarkan

jenis tanah dan ketersediaan hara di lokasi

penanaman cabai.

c. Penentuan Dosis Nutrisi (pupuk) tambahan

dalam bentuk kocor ataupun semprot melalui

daun pada kegiatan budidaya.

3 Proteksi Tanam Buku, punlikasi

ilmiah, SOP proteksi

tanaman dan sumber-

sumber lain yang

relevan.

c. Diagnosa Penyakit dan Penanggulangannya

d. Identifikasi dan Penanggulangan

4 Informasi – Informasi Lain

a. Informasi Pasar

b. Informasi Cuaca

c. Kelembagaan Pertanian

d. Kebijakan, dukungan dan program-program

pemerintah

Buku, website, dan

keputusan-keputusan

pemerintah.

Page 12: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

50

4.3. Akuisisi Pengetahuan

Kegiatan akuisisi pengetahuan merupakan kegiatan yang sulit dalam

pengembangan sistem berbasis pengetahuan (sistem konsultasi) agribisnis cabai.

Pada tahapan ini meliputi identifikasi pengetahuan dan representasi pengetahuan

dalam bentuk dan format yang dapat dimasukkan ke dalam komputer. Pada

kegiatan ini harus ada kerjasama antara knowledge engineer, pakar dan calon

pengguna sistem konsultasi. Seorang knowledge engineer pada tahapan ini

bertugas menerjemahkan pengetahuan ke dalam komputer agar mudah difahami

dan dimengerti oleh end user (pengguna).

Dilihat dari jenis pengetahuan yang digunakan dalam pengembangan

sistem konsultasi maka pengetahuan tersebut masuk pada jenis pengetahuan

eksplisit. Artinya, harus dilakukan transformasi pengetahuan tacit menjadi

eksplisit, eksplisit menjadi eksplisit, eksplisit menjadi tacit, dan tacit menjadi tacit

pada tahap akuisisi pengetahuan. Berikut adalah penjelasan dari proses-proses

akuisisi pengetahuan yang mengadopsi model transformasi pengetahuan yang

dikemukakan oleh Nonaka dan Takeuchi (1995).

4.3.1. Tacit menjadi Tacit (Socialization)

Teknik yang dapat dilakukan peneliti untuk mendapatkan pengetahuan

tacit dari sumber pengetahuan tacit (pengalaman) adalah dengan melakukan

diskusi informal seperti brainstorming secara periodik untuk mendiskusikan

tentang kegiatan agribisnis cabai. Diskusi dan wawancara dilakukan dengan

mendatangi langsung dengan pakar agronomi dan hortikultura, pakar proteksi

tanaman dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dan petani yang telah berpengalaman

dalam kegiatan agribisnis cabai.

Hasil dari diskusi ini seorang knowledge engineer memiliki pengetahuan

yang lebih banyak. Pengetahuan ini menjadi dasar bagi peneliti untuk membangun

sistem konsultasi. Selanjutnya knowledge engineer akan mentransformasikan

pengetahuan tacit tersebut menjadi pengetahuan eksplisit untuk dapat

diimplementasikan ke dalam sistem konsultasi.

Page 13: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

51

4.3.2. Explicit menjadi Tacit (Internalization)

Menyediakan sistem yang mendokumentasikan semua kebutuhan informasi

dan pengetahuan dalam pembangunan sistem konsultasi. Selanjutnya pakar

menjawab keluhan-keluhan yang dihadapi petani dilapangan. Sehingga seorang

peneliti sebagai knowldedge engineer dapat memiliki pemahaman yang lebih

mendalam terkait dengan kegiatan agribisnis cabai. Selain itu teknik yang

dilakukan adalah dengan mendatangi ruang baca yang berisikan dokumen dan

laporan terkait dengan kegiatan agribisnis cabai.

Hasil dari kegiatan hampir sama dengan tahapan sebelumnya yaitu peneliti

memiliki pengetahuan yang lebih banyak. Pengetahuan ini menjadi dasar bagi

peneliti untuk membangun sistem konsultasi. Selanjutnya peneliti akan

mentransformasikan pengetahuan tacit tersebut menjadi pengetahuan eksplisit

untuk dapat diimplementasikan ke dalam sistem konsultasi.

4.3.3. Pengetahuan Tacit menjadi Eksplisit (Externalization)

Transformasi pengetahuan (knowlegde) dari tacit manjadi eksplisit dapat

dilakukan dengan merekam atau mencatat hasil diskusi dan wawancara dengan

pakar dan petani. Pengetahuan yang didapatkan kemudian dimodelkan dalam

bentuk pengetahuan eksplisit yang akan menjadi bagian dari basis pengetahuan

sistem konsultasi yang dibangun. Pengetahuan eksplisit yang dihasilkan dari

kegiatan ini adalah pengetahuan yang sudah ditransformasikan secara manual oleh

knowledge engineer.

Pengetahuan eksplisit yang dihasilkan berupa pengetahuan yang sudah

direpresentasikan dalam bentuk basis pengetahuan, sehingga bentuk dan teknik

penyimpanannya dapat memanfaatkan perangkat lunak komputer. Perangkat

komputer yang dimaksud adalah sistem konsultasi yang telah dibangun oleh

peneliti.

4.3.4. Pengetahuan Explicit menjadi Eksplisit (Combination)

Mentransfer laporan atau dokumen yang berbasis kertas dapat digitalisasi

misalnya dalam bentuk format PDF atau file DOC dan lain-lain. File-file yang

berisikan pengetahuan eksplisit dikumpulkan kemudian dipelajari untuk

mendapatkan pengetahuan eksplisit yang direpresentasikan dalam bentuk diagram

Page 14: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

52

pohon atau basis aturan sehingga mudah diimplementasikan ke dalam sistem

konsultasi. Transformasi ini perlu dilakukan mengingat pengetahuan eksplisit

yang berasal dari berbagai literatur memiliki standar dan bentuk yang berbeda-

beda.

Pada peneletian ini teknik akuisi pengetetahuan eksplisit masih

menggunakan cara manual. Kelebihan cara manual pada tahap akuisisi

pengetahuan ini adalah pengetahuan yang didapatkan dapat dianalisis tingkat

kebenaran dan keabsahannya. Peneliti sebagai knowledge engineer mendapatkan

pengetahuan yang benar-benar siap dimasukkan ke dalam sistem konsultasi

dengan validitas yang baik. Setiap tahapan akuisisi (transformasi) pengetahuan

dilakukan dengan seksama oleh knowledge engineer. Kekurangan dari teknik

manual adalah sangat lambat dalam akuisisi pengetahuan dengan jumlah dokumen

yang banyak.

4.4. Representasi Pengetahuan

Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian

direpresentasikan untuk membentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri

atas pengetahuan yang dimaksud dan spesifikasi dari pokok persoalan yang akan

diselesaikan (Marimin 2005). Metode representasi pengetahuan yang digunakan

dalam sistem konsultasi ini disesuaikan dengan masing-masing pengetahuan yang

diperoleh. Pengetahuan disusun menjadi rule-rule yang digunakan dalam

pengambilan keputusan. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik representasi

pengetahuan dari masing-masing modul sistem konsultasi yang dibangun dalam

penelitian ini :

4.4.1. Pengetahuan Pemilihan Varietas unggul

Pemilihan varietas benih cabai merah (Capsicum annuum. L) sangat

berpengaruh terhadap produksi. Benih yang baik adalah benih yang memiliki daya

hasil (produktivitas tinggi) dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Pemilihan

benih berdasarkan dataran (rendah, tinggi dan sedang) merupakan pertimbangan

utama dalam penentuan varietas yang direkomendasikan sistem kepada petani.

Page 15: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

53

Rekomendasi dibangkitkan dari informasi yang didapatkan dari pengguna

berupa ketinggian lokasi dan teritorial calon petani yang akan menanam cabai.

Selanjutnya rule based (basis aturan) akan mencocokkan varietas-varietas yang

cocok ditaman di lokasi tersebut. Gambar 14 menunjukkan proses masukan dan

proses inferensi pemilihan benih cabai.

Lokasi Dataran (Rendah,

sedang, Tinggi)Teritorial

Daftar Varietas Cabai yang

Direkomendasikan

Rule Based

Gambar 14. Representasi Pengetahuan Pemilihan Benih

4.4.2. Pengetahuan Penentuan Dosis Pupuk Dasar

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Pemupukan yang efektif dan efisien akan tercapai

apabila diketahui dulu kondisi kesuburan lahan dan jenis tanaman, kemudian

dibuatkan susunan hara (formula) berdasar kepentingan spesifik lokasi kebun

tertentu. Penentuan dosis pupuk yang optimal dan dibutuhkan perlu dilakukan

agar petani dapat melakukan kegiatan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman.

Basis pengetahuan untuk penentuan dosis pupuk adalah tabel keputusan

berdasarkan dosis tunggal untuk wilayah Liwa, Lampung Barat. Perhitungan

dilakukan dengan asumsi jumlah tanaman/ha sebanyak 17.000. Tabel 4

menunjukkan detail dosis pupuk per satu hektar untuk budidaya tanaman cabai

(Capsicum annuum. L).

Page 16: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

54

Tabel 4. Basis Pengetahuan Penentuan Dosis Pupuk Dasar

Jenis Pupuk Dosis Pertanaman Dosis pupuk per hektar

Pupuk Kandang 1,18 - 1,76 kg 20 - 30 ton/ha

ZA 36 gram 612 kg/ha

Urea 14 gram 238 kg/ha

TSP / SP36 28 gram 476 kg/ha

KCL 22 gram 374 kg/ha

Sementara itu, untuk mengatasi keasaman, maka diberikan rekomendasi

dosis pupuk dolomit berdasarkan keasaman (pH) tanah di lokasi. pH tanah yang

masih membutuhkan pupuk dolomit adalah antara 4-6. Angka menunjukkan

tingkat keasaman, semakin kecil angka pH maka tanah semakin asam dan perlu

ditambahkan dolomit agar tanah menjadi netral dan dapat digunakan untuk

kegiatan budidaya cabai. Tabel 5 menunjukkan dosis pupuk dolomit berdasarkan

pH tanah.

Tabel 5. Dosis Pupuk Dolomit Berdasarkan pH tanah

Keasman tanah (pH) Kepeluan dolomit (ton/ha)

4 10.24

4,1 9.76

4,2 9.28

4,3 8.82

4,4 8.34

4,5 7.87

4,6 7.39

4,7 6.91

4,8 6.45

4,9 5.98

5 5.49

5,1 5.02

5,2 4.54

5,3 4.08

5,4 3.60

5,5 3.12

5,6 2.65

5,7 2.17

5,8 1.69

5,9 1.23

6 0.75

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Page 17: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

55

4.4.3. Diagnosa dan Pengendalian Penyakit

Diagnosa penyakit yang menyerang cabai (Capsicum annuum. L)

merupakan kegiatan dalam budidaya pertanian yang membutuhkan pengetahuan

yang baik. Berbagai gejala yang menyerang dapat ditemu kenali dengan melihat

ciri-ciri fisik tanaman di lapangan. Ciri – ciri tersebut dapat dilihat pada bagian

akar, batang, daun, bunga dan buah cabai. Penyebab penyakit dapat berupa Virus,

Bakteri, dan Cendawan (jamur). Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan

baik secara mekanis dan kimia. Pemanfaatan bahan kimia tentu akan

meninggalkan residu pestisida yang digunakan pada saat pengendalian penyakit.

Sementara pengendalian secara mekanis tidak akan banyak membantu saat

serangan penyakit sudah semakin meluas. Gambar 15 merupakan skema basis

pengetahuan penyakit cabai dan pengendaliannya.

TANAMAN

CABAI

BATANG

Bagian tanaman

BUNGA

DAN BUAH

PENYAKIT

Terserang

Bakteri

Penyebab

Mekanis

Pengendalian

Virus

Kimiawi

Cendawan

AKAR DAUN

Gambar 15. Skema Diagnosa dan Pengendalian Penyakit

Pada saat pengguna berkonsultasi dengan sistem, maka sistem akan

memberikan jawaban (nasehat) berdasarkan pengetahuan yang disimpan. Teknik

representasi pengetahuan yang digunakan adalah dengan menggunakan diagram

pohon. Diagram pohon ini menjadi dasar untuk menentukan basis aturan (rule

Page 18: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

56

based) pada sistem konsultasi yang dibangun. Gambar 16 menunjukkan salah satu

contoh pohon keputusan dalam diagnosa dan pengendalian penyakit cabai.

Gambar 16. Pohon Keputusan Pengendalian Penyakit Cabai (Widodo, et al.,

2011)

Pada diagram tersebut dapat didefinisikan bahwa basis aturan yang

digunakan adalah :

1. IF Gejala di lahan tanaman sakit tersebar acak, perakaran baik AND

Gejala daun, terutama daun AND Bercak membulat atau bersudut dengan

lingkaran konsentris dan pinggiran kuning THEN Bercak daun oleh

Alternia

2. IF Gejala di lahan tanaman sakit tersebar acak, perakaran baik AND

Gejala daun, terutama daun AND Bercak membulat, bagian tengah

berwarna putih / warna jerami, pinggiran berwarna gelap, ditengah bercak

terlihat bintik-bintik kecil berwarna hitam THEN bercak daun oleh

cendawan Ceropora atau Coletotrichum.

Page 19: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

57

4.4.4. Identifikasi dan Penanggulangan Hama

Langkah yang paling efektif adalah mengenal berbagai macam hama yang

dapat merusak tanaman. Selanjutnya setelah pelaku agribisnis mengenal hama

yang menyerang menentukan strategi penanggulangan. Penanggulangan dapat

dilakukan secara hayati, kimiawi dan mekanik / fisik.

TANAMAN

CABAI

AKAR BATANG DAUN

Bagian tanaman

BUNGA

DAN BUAH

HAMA

Terserang

Thrips

jenis

Manual,

mekanik,

fisik

Pengendalian

Kutu

Kimiawi

Ulat,

Lalat

Hayati

Pestisida

yang tepat

memilih

Gambar 17. Skema Pengendalian Hama

Terdapat berbagai jenis hama yang dapat menyerang tanaman cabai merah

diantaranya adalah Aphids (Aphis gossypii, Myzus persicae), Broad mite

(Polyphagotarsonemus latus), Thrips (Scirtothrips dorsalis, Thrips palmi), dan

Ulat (Berke, T, et al., 2005). Pengguna diberikan pengetahuan berupa gambar

(ciri-ciri) penyakit yang menyerang dan gejala (akibat) yang ditimbulkan oleh

hama. Setelah itu petani akan mendapatkan penjelasan mengenai pengendalian

Page 20: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

58

penyakit yang diderita oleh tanaman cabainya. Gambar 17 menunjukkan contoh

tanaman cabai yang terkena Trips dan contoh gejala serangannya.

Gambar 18. Hama Trips dan Gejala Serangannya (Berke, T, et al,. 2005)

4.4.5. Pengetahuan Teknologi Budidaya

Representasi pengetahuan teknologi budidaya adalah dengan membuat

hierarki (pohon). Tahapan-tahapan budidaya akan dikelompokkan sesuai dengan

kategorinya, kemudian pengguna akan memilih penjelasan yang ditampilkan pada

node anak (child) pada diagram pohon. Gambar 19 menunjukkan diagram pohon

konsultasi teknologi budidaya cabai.

Teknologi

Budidaya

Pemasangan

Mulsa

Persiapan

Lahan

Olah Tanah Pemupukan

Penyemaian Pemeliharaan

tanaman

Kocoran Pupuk Daun

Pemasangan

Mulsa

Gambar 19. Diagram Pohon Konsultasi Teknologi Budidaya Cabai

Page 21: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

59

4.4.6. Pengetahuan Penanganan Pasca Panen

Penanganan pasca panen merupakan tahapan yang penting di dalam

kegiatan agribisnis cabai. Pengetahuan pasca panen direpresentasikan ke dalam

diagram pohon. Pengetahuan yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga

dapat menjadi basis pengetahuan di dalam sistem konsultasi yang dibangun.

4.4.7. Teknik analisis usaha tani

Analisis usahatani merupakan tahapan perhitungan secara terliti terhadap

kebutuhan ekonomi pada kegiatan agribisnis cabai. Pada penelitian ini analisis

usaha tani tidak mengakomodir adanya inflasi dan efek kenaikan harga barang

yang menyebabkan biaya produksi meningkat. Analisis usaha pada sistem

konsultasi ini dihitung dengan asumsi sebagai berikut :

1. Analisis usaha tani dihitung untuk satu musim tanam.

2. Populasi tanaman yang digunakan adalah 17.000 pohon/ha.

3. Produktivitas yang digunakan untuk perhitungan adalah produktivitas lapang

dan produktivitas potensi dari benih yang dipilih oleh pengguna,

4. Harga jual cabai diisikan oleh petani pada saat melakukan analisis.

Komponen biaya produksi yang diperhitungkan dalam analisis usaha tani

adalah biaya persiapan lahan, biaya pembibitan, biaya penanaman, biaya

pemeliharaan, biaya pengendalian hama penyakit, biaya pemanenan, dan biaya-

biaya lain yang terkait. Selanjutnya dilakukan analisis pendapatan, keuntungan,

nilai benefit cost ratio (B/C ratio), dan titik Impas. Tabel 3 menunjukkan teknik

yang digunakan dalam analisis usaha tani pada sistem konsultasi yang dibangun.

Tabel 3. Komponen Analisis Usaha Tani

No Komponen Cara Perhitungan

1 Keuntungan Keuntungan =

Total Pendapatan – (Total Biaya Produksi +

Bunga 15 %)

2 Nilai Benefit Cost Ratio

(B/C Ratio)

B/C Ratio =

Pendapatan

Total biaya

3 Titik Impas / Break Event Point (BEP)

Page 22: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

60

a. BEP Harga BEP Harga (Rp) =

Total Biaya

Total Produksi

b. BEP Produksi BEP Produksi (Kg) =

Total Biaya

Harga Jual

4.4.8. Informasi Pasar

Informasi pasar diperoleh dari berbagai sumber. Informasi pasar nantinya

akan bersifat dinamis dan dapat diupdate secara berkala oleh pengelola web.

Teknik representasi pengetahuan adalah dengan menggunakan production rule.

Sebagai contoh jika di Jawa Tengah harga cabai sebesar Rp. 10.000 maka rule

yang digunakan untuk merepresentasikan informasi pasar adalah : IF daerah =

Jawa Tengah THEN harga = 10.000.

4.4.9. Informasi Cuaca

Informasi cuaca diambil langsung dari Badan Meteorologi dan Geofisika

(BMKG) pusat. Informasi cuaca dihubungkan dengan data XML yang merupakan

fasilitas yang diberikan oleh BMKG kepada para pengembang web untuk

digunakan kembali pada aplikasi-aplikasi web yang membutuhkan. Ketersediaan

data dan informasi yang dihubungkan dengan penyedia pihak ketiga ini memiliki

kelebihan yakni informasi dapat langsung terupdate saat penyedia (BMKG) telah

mengupdate informasi cuaca.

4.4.10. Kebijakan, dukungan dan program-program pemerintah

Representasi pengetahuan terkait kebijakan, dukungan dan program-

program pemerintah menggunakan diagram pohon. Program-program dan

kebijakan pemerintah disusun berdasarkan hierarki dan jenis informasi yang akan

direpresentasikan. Pengguna dapat memilih bagian yang akan dipilih kemudian

melanjutkan penelusuran, hingga mendapatkan penjelasan dan jawaban yang

memuaskan.

4.5. Analisis Sistem

Tahap ini merupakan tahap penting sebelum program atau sistem ditulis

atau dibangun. Tahap analisis meliputi beberapa aspek dalam sistem seperti

Page 23: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

61

lingkungan organisasi, analisis sistem untuk memenuhi kebutuhan waktu

sekarang, analisis system requirement (input, output, proses, storage, dan kontrol).

Sistem konsultasi online agribisnis cabai merah (Capsicum annuum. L) yang

dibangun pada penelitian ini melingkupi kegiatan-kegiatan agribisnis cabai.

Kegiatan agribisnis melingkupi kegiatan on farm (budidaya) dan off farm

(pemasaran, pembiayaan dan kelembagaan). Sistem konsultasi yang dibangun

diimplementasikan ke dalam halaman-halam web.

4.5.1. Analisis Kebutuhan SDM dalam Pengembangan Sistem Konsultasi

Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) sistem konsultasi online

agribisnis cabai dapat dikategorikan menjadi dua yaitu SDM pengembangan

sistem konsultasi dan SDM pelaksana operasional sistem konsultasi. Sumber daya

manusia yang dibutuhkan pada saat pengembangan sistem konsultasi adalah

sebagai berikut ;

1. Team leader / Ahli sistem informasi

2. Knowledge engineer

3. System Analist

4. Ahli basis data

5. Programmer

6. Ahli Agribisnis Cabai

7. Network specialist

8. Harware Specialist

9. Seorang admin untuk pengelolaan Sistem Konsultasi

Sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pelaksanaan operasional

sistem konsultasi :

1. Satu orang admin yang bertanggung jawab untuk melakukan update informasi

2. Knowledge engineer yang bertanggung jawab mengupdate pengetahuan yang

ada di dalam sistem konsultasi.

3. Pakar budidaya pertanian, untuk memberikan jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan secara langsung oleh petani namun beluma da di

dalam modul pakar.

Page 24: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

62

4.5.2. Pengguna dan Kebutuhan Pengguna

Pengguna sistem konsultasi online agribisnis merah ini adalah semua

orang yang membutuhkan jasa konsultasi agribisnis cabai merah. Pengguna utama

dari sistem konsultasi yang dibangun diantaranya adalah lembaga penelitian,

petani, pemerintah, mahasiswa, penyuluh pertanian, kelompok tani / gabungan

kelompok tani (gapoktan), admin, knowledge engineer, dan pakar. Namun

demikian Pakar dan praktisi pertanian yang akan menambahkan pengetahuan

harus melalui admin atau knowledge engineer, hal ini dimaksudkan agar

pengetahuan yang dimasukkan ke dalam sistem adalah pengetahuan yang valid.

Penyuluh Pertanian

Sistem Konsultasi Online

Agribisnis cabai

Petani

Mahasiswa

Lembaga Penelitian

PemerintahAdmin dan

Knowledge Engineer

Pakar

Praktisi

Pertanian

Literatur dan

Data Sekunder

Kelompok tani/ Gapoktan

Gambar 20. Skema Calon Pengguna Sistem Konsultasi

Berdasarkan hasil studi literatur dan pengataman mendalam terhadap

kegiatan agribisnis cabai, komponen atau institusi yang terlibat beserta

kebutuhannya terhadap informasi dan pengetahuan agribisnis cabai adalah :

1. Lembaga Penelitian

a. Desiminasi teknologi hasil penelitian

b. Informasi kegiatan-kegiatan penelitian

Page 25: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

63

2. Petani

a. Pengetahuan teknologi budidaya peratnian

b. Pengetahuan teknik pengolahan tanah

c. Pengetahuan pemilihan benih

d. Pengetahuan pengendalian hama penyakit

e. Pengetahuan analisis usaha tani

f. Informasi Iklim

g. Informasi pemasaran

h. Informasi program-program pemerintah

i. Informasi kemitraan

3. Pemerintah

a. Peningkatan lapangan kerja dan kesempatan berusaha

b. Stabilitas harga dan pasokan komoditas

c. Peningkatan produktivitas petani

d. Peningkatan daya saing produk agribisnis

4. Mahasiswa

a. Pengetahuan teknologi budidaya peratnian

b. Pengetahuan teknik pengolahan tanah

c. Pengetahuan pemilihan benih

d. Pengetahuan pengendalian hama penyakit

e. Pengetahuan analisis usaha tani

5. Penyuluh Pertanian

a. Pengetahuan teknologi budidaya peratnian

b. Pengetahuan teknik pengolahan tanah

c. Pengetahuan pemilihan benih

d. Pengetahuan pengendalian hama penyakit

e. Pengetahuan analisis usaha tani

f. Informasi Iklim

g. Informasi pemasaran

h. Informasi program-program pemerintah

i. Informasi kemitraan

Page 26: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

64

6. Kelompok Tani / Gapoktan

a. Pengetahuan teknologi budidaya peratnian

b. Pengetahuan teknik pengolahan tanah

c. Pengetahuan pemilihan benih

d. Pengetahuan pengendalian hama penyakit

e. Pengetahuan analisis usaha tani

f. Informasi Iklim

g. Informasi pemasaran

h. Informasi program-program pemerintah

i. Informasi kemitraan

4.5.3. Kebutuhan Fungsional Sistem

Sebelum menentukan sistem aplikasi yang akan dibuat perlu dilakukan

terlebih dahulu analisis kebutuhan fungsional sistem. Analisis ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran sistem seperti apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh

pengguna. Penelitian yang dijadikan acuan adalah penelitian yang dilakukan oleh

Tamba (2007) yang meneliti kebutuhan informasi pertanian tanaman hortikultura.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka informasi dan pengetahuan

yang dibutuhkan petani terdiri dari : (1) Modul Konsultasi Pemilihan Varietas

Unggul, (2) Penentuan Dosis Pupuk Dasar, (3) Pengendalian Hama dan Penyakit,

(4) Teknologi Budidaya Cabai, (5) Pasca Panen, (6) Analisis Usaha Tani, (7)

Prakiraan Cuaca, dan (9) Kebijakan Pemerintah. Tabel 6 menunjukkan secara

detail fungsi-fungsi dari modul yang dikembangkan.

Tabel 6. Kebutuhan Fungsional Sistem Konsultasi

No. Kebutuhan Fungsional Deskripsi

1. Login Mendapatkan hak akses

2.

Lihat Profil Melihat profil sistem konsultasi dan

pengembang sistem.

3.

Konsultasi Pemilihan

Varietas Unggul

Berupa halaman dialog antara pengguna

dengan sistem.

4. Pemilihan Varietas Unggul Berupa halaman dialog antara pengguna

Page 27: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

65

No. Kebutuhan Fungsional Deskripsi

dengan sistem.

5.

Penentuan Dosis Pupuk

Dasar

Berupa halaman dialog antara pengguna

dengan sistem.

6.

Pengendalian Hama Berupa halaman dialog antara pengguna

dengan sistem.

7.

Pengendalian Penyakit Berupa halaman dialog antara pengguna

dengan sistem.

8.

Teknologi Budidaya Cabai

(Ssesuai SOP)

Berupa halaman dialog antara pengguna

dengan sistem.

9.

Pasca Panen Berupa halaman dialog antara pengguna

dengan sistem.

10.

Analisis Usaha Tani

Prakiraan Cuaca

Berupa halaman dialog antara pengguna

dengan sistem.

11.

Kebijakan Pemerintah Berupa halaman dialog antara pengguna

dengan sistem.

12.

Informasi Harga Pasar Berupa halaman dialog antara pengguna

dengan sistem.

14.

Forum Konsultasi Ahli Pengguna berkonsultasi langsung dengan ahli

(pakar)

15.

Chat room Ruang yang digunakan untuk berkomunikasi

antar pengguna.

4.5.4. Kebutuhan non Fungsional Sistem

Kebutuhan non fungsional sistem konsultasi meliputi kenyamanan warna

tampilan, kecepatan, dan kemampuan sistem konsultasi melayani pengguna setiap

saat. Berdasarkan hasil analisis yang dilaksanakan maka dapat dinyatakan bahwa

sistem konsultasi diimplementasikan ke dalam sistem berbasis website yang

berjalan pada perangkat yang terkoneksi internet.

Page 28: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

66

4.6. Perancangan Sistem Konsultasi

Perancangan sistem merupakan upaya untuk membentuk model yang

bersifat konsep. Perancangan sistem pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan Unified Modeling Language (UML) yang terdiri dari

perancangan use case, actor, class diagram, dan activity diagram. UML

merupakan suatu kumpulan teknik terbaik yang telah terbukti sukses dalam

memodelkan sistem besar dan kompleks.

4.6.1. Use Case Diagram

Pemodelan fungsional dari sistem dapat dilihat pada usecase diagram

yang merupakan gambaran dari fungsionalitas yang dapat dilakukan oleh user dan

administrator pada sistem konsultasi. Rancangan use case diagram bertujuan

untuk mendapatkan kebutuhan sistem dan untuk memahami bagaimana

seharusnya sistem bekerja. Pada Gambar 21 dapat dilihat gambaran usecase

diagram untuk pengguna sistem konsultasi. Untuk admin yang digambarkan pada

usesace diagram diasumsikan telah login terlebih dahulu. Use case diagram ini

menunjukkan fungsionalitas sistem konsultasi yang akan dibuat.

Page 29: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

67

Pengguna Umum

Pemilihan Varietas

Unggul

Penetuan Dosis

Pupuk Dasar

Pengendalian hama

dan Penyakit

Teknologi Budidaya

pasca panen

analisis usaha tani

chating online

Petani

Informasi harga

Informasi

Kebijakan Pemerintah

Update Berita

Pakar

Admin

Update Pengetahuan

Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai

Login

Gambar 21. Rancangan use case diagram untuk user umum pada sistem

konsultasi agribisis cabai merah

4.6.2. Aktor

Actor dapat menggambarkan peran yang dimainkan oleh seseorang atau

sesuatu yang dapat berinteraksi dengan sistem. Dalam penelitian ini aktor utama

adalah petani yang membutuhkan informasi dan pengetahuan yang terkait dengan

aspsek budidaya cabai merah (Capsicum annuum. L). Aktor utama ini dapat

mengakses pengetahuan dan informasi dengan bebas tanpa harus melakukan login

Page 30: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

68

ke sistem konsultasi. Hal ini dimaksudkan agar pengguna mudah dan dapat

langsung menggunakan sistem.

Sementara untuk administrator adalah pengelola sistem konsultasi online

agribisnis cabai. Administrator mempunyai hak akses yang sama yaitu dapat

melihat dan memodifikasi seluruh data serta dapat menambah, mengubah,

menyimpan, menghapus, dan mencetak serta bertanggung jawab terhadap semua

informasi dan pengetahuan yang dikelola oleh sistem konsultasi. Tabel 7

menunjukkan aktor-aktor dan perannya dalam sistem konsultasi.

Tabel 7. Aktor Sistem Konsultasi

Aktor Peran

Mahasiswa Menggunakan Sistem Konsultasi

Pemerintah Penentu kebijakan pertanian

Kelompok tani/ Gapoktan Pengguna Langung sistem konsultasi agribisnis

cabai

Petani Pengguna Langung sistem konsultasi agribisnis

cabai

Pakar Sumber Pengetahuan

4.6.3. Class Diagram

Class diagram dapat mendeskripsikan beberapa jenis obyek dalam suatu

sistem dan menggambarkan berbagai macam hubungan statis yang terjadi. Class

diagram juga dapat menunjukkan properti dan operasi sebuah class dan batasan

yang terdapat dalam hubungan dengan obyek. Class diagram merupakan suatu

alat yang baik dalam mengembangan perancangan perangkat lunak. Class

diagram dapat membantu penulis dalam mendapatkan struktur sistem dan

menghasilkan rancangan sistem.

Rancangan class diagram dalam penelitian ini terdiri dari beberapa class.

Class diagram tersebut yaitu class penyakit, class diagnosa penyakit, class

identifikasi hama, class hama, class varietas cabai, class kabupaten, class

provinsi, class cuaca harian, class pasar, dan class harga komoditas. Gambar 22

menunjukkan class diagram dari sistem konsultasi yang dibangun.

Page 31: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

69

+input()

+cari_hama()

-kd_idenfikasi

-ciri-ciri

-kd_hama

Identifikasi hama

+input()

+edit()

+hapus()

-id_penyakit

-nama_penyakit

-gejala

-pengendalian

-gambar

penyakit

+input()

+cari_penyakit()

-kd_diagnosa

-ciri-ciri

-id_penyakit

diagnosa

+input()

+edit()

+hapus()

-kd_provinsi

-nama_provinsi

provinsi

10..*

+input()

+edit()

+hapus()

-kd_hama

-nama_hama

-gejala_serangan

-pengendalian

-gambar

hama

1

0..*

+input()

+edit()

+hapus()

-kd_pasar

-kd_provinsi

-nama_pasar

-luas

-keterangan

Pasar1

0..*+input()

+edit()

+hapus()

-kd_kabupaten

-kd_provinsi

-nama_kabupaten

-topografi

-keterangan

Kabupaten1..*

1

+input()

+edit()

+hapus()

-kd_komoditas

-kd_pasar

-nama_komoditas

-harga_eceran

-harga_agen

Harga Komoditas

1 0..*

+input()

+edit()

+hapus()

-kd_cuaca

-kd_provinsi

-tanggal

-kelembaban

-curah_hujan

Cuaca Harian

1 1

+input()

+edit()

+hapus()

-kd_varietas

-nama_varietas

-produktivitas

-ketahanan_thd_penyakit

-gambar

-dataran

-jenis_cabai

Varietas Cabai

Gambar 22. Class Diagram Sistem Konsultasi Online

4.6.4. Skenario diagram

Skenario penggunaan kasus digunakan untuk menyusun kegiatan yang

terjadi yang selalu menggambarkan tiga masalah yaitu :

1. Aktor yang memulai sebuah pekerjan

2. Sebuah peristiwa sebagai memulai penggunaan kasus

3. Penggunaan kasus menampilkan aksi – aksi yang dimulai oleh peristiwa

Tabel 8 adalah skenario yang mengatur materi untuk penggunaan kasus

user / pengguna mengakses Sistem konsultasi online agribisnis cabai besar merah:

Tabel 8. Skenario User Mengakses Sistem Konsultasi Online Cabai

Penggunaan Nama

Kasus

User / pengguna mangakses sistem konsultasi online

cabai

Aktor - aktor

Petani

Pengguna Umum (mahasiswa, peneliti dan lain-

lain)

Pakar

Administrator

Page 32: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

70

Penggambaran

User / pengguna berinteraksi dengan sistem melalui

browser web di komputer (perangkat) yang

terkoneksi dengan internet.

Peristiwa yang memulai

User / pengguna membuka browser web dan

mengetaikkan alamat www.cabe.ipb.ac.id

Kursus Dasar

Langkah Aksi

1.

User mengakses alamat situs

http://www.cabe.ipb.ac.id

2.

User memililih menu – menu yang

tersedia yaitu news, menu konsultasi,

dan menu konsultasi pakar.

2.1

User menekan menu Cabai berisi sub-

sub menu seperti sejarah,

klasifikasi,morfologi, dan syarat tumbuh

2.2

User menekan menu analisis usaha tani

berisi mengenai informasi analisis usaha

tani

2.3 User menekan menu persiapan lahan

2.4

User menekan menu penentuan dosis

pupuk

2.5 User menekan menu pemilihan benih

2.6

User menekan menu pengendalian hama

dan penyakit

2.7

User menekan menu informasi harga

pasar yang berisi harga pasar per-

kabupaten di seluruh Indonesia

Page 33: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

71

2.8

User menekan menu informasi prakiraan

cuaca berisi prakiraan cuaca berdasarkan

sumber BMKG

2.9

User menekan Kebijakan / kemitraan

berisi mengenai kebijakan-kebijakan

pemerintah dan pola kemitraan cabai

merah

2.10

User menekan menu teknologi pra dan

pasca panen berisi berita mengenai

teknologi yang digunakan untuk cabai

merah

3. User keluar dari sistem

Keadaan sebelumnya

Petani berkeinginan untuk mendapatkan infomasi dan

pengetahuan agribisnis cabai.

Keadaan Sesudahnya

Petani memiliki pengetahuan terkait pertanyaannya

dalam kegiatan agribisnis cabai.

Asumsi – asumsi User / pengguna adalah petani atau pelaku agribisnis

Tujuan yang dicapai

Menjadi solusi bagi para pelaku agribisnis,

khususnya petani cabai merah untuk dapat

melakukan konsultasi terhadap semua informasi

yang dibutuhkan dengan teknologi berbasis web

yang dapat diakses dengan komputer atau

perangkat lainnya yang terkoneksi internet.

Petani dapat langsung menerima informasi yang

diperlukannya melalui perangkat teknologi

informasi tanpa harus melalui perantara pihak lain

dalam mengembangkan produksi hasil

pertaniannya

Page 34: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

72

Penyuluh pertanian dapat memanfaatkan sistem

untuk kegiatan penyuluhan, sehingga para pelaku

agribisnis dapat secara langsung membuktikan

melalui perangkat mobile yang mereka miliki

Menjadi terobosan baru atas kekurangan tenaga

ahli di lapangan dalam menyelesaikan

permasalahan agribisnis cabai

4.6.5. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan aktivitas obyek terhadap sistem

konsultasi. Pada Gambar 23 diilustrasikan proses konsultasi Penyakit dan

pengaksesan berita pada sistem konsultasi. Aktor melakukan request kepada

sistem dan sistem memberikan feedback sesui dengan aksi dari aktor.

Sistem Konsultasi

Pengguna

hama dan penyakit(persemaian, pindah tanam)

Rekomendasi pencegahan hama dan penyakit

news(id_news)

news

Gambar 23. Contoh Sequence Diagram Sistem Konsultasi

Page 35: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

73

4.6.6. Aktivity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing – masing alir

berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana berakhirnya.

Akses browser Web

Cabai

Sejarah Klasifikasi Morfologi Syarat Tumbuh

Informasi Harga Pasar Informasi Prakiraan Cuaca Kebijakan / Kemitraan Teknologi pra dan pasca panen

Kabupaten

Detil Harga

[ya]

[else]

Provinsi

Detil cuaca

[ya]

[else] Kebijakan Kemitraan Detail teknologi pra dan pasca panen

Bunga/buahBatang Daun TanahAkar Iklim

Detil sejarah Detil Klasifikasi

Detil akar Detil batang Detil daun Detil bunga/buah

Detil Iklim Detil Tanah

Detil Kebijakan Detil Kemitraan

Menutup Aplikasi

Gambar 24. Activity Diagram Sistem Konsultasi Online

Page 36: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

74

Gambar 24 menunjukkan activity diagram dari sistem yang dibangun yang

menggambarkan aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan oleh pengguna sistem

konsultasi. Untuk memulai menggunakan sistem konsultasi pengguna membuka

web browser pada komputer yang terkoneksi internet. Kemudian pengguna

mengekses menu-menu yang disediakan. Mulai dari menu profil umum, menu

konsultasi dan menu chatting (konsultasi langsung) dengan pakar.

4.6.7. Desain Basis Data

Desain object relational database menggambarkan secara konseptual relasi

obyek-obyek data yang akan diimplementasikan ke dalam sistem. Tabel-tabel data

pada sistem konsultasi digunakan untuk menyimpan informasi-informasi hama

dan penyakit, berita, penentuan dosis pupuk, pascapanen, dan informasi harga.

Gambar 25 menunjukkan desain dari object relational database yang

dikembangkan pada sisetm konsultasi online agribisnis cabai.

Page 37: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

75

Varietas_Benih

PK id_benih

nama_benih

lokasi_tumbuh

produktivitas

keterangan

spesifikasi_lengkap

FK1 id_pilih

Berita

PK id_berita

FK1 id_kategori

judul

isi_berita

hari

tanggal

jam

dibaca

FK3 username

Kategori_Berita

PK id_kategori

katagori

User

PK username

password

nama_pengguna

alamat

no_telp

email

pascapanen

PK id_pascapanen

judul

isi_pascasanaen

hari

tanggal

jam

dibaca

FK1 username

FK2 id_kategori

Kategori_pascapanen

PK id_kategori

katagori

hama

PK id_hama

FK1 id_jenis

nama_hama

deskripsi

pengendalian

gambar

Jenis_hama

PK id_jenis

nama_hama

ordo

spesies

Penyakit

PK id_penyakit

FK1 id_bagian_tanaman

nama_penyakit

ciri_ciri

pengendalian

gambar

FK2 id_penyebab

Bagian Tanaman

PK id_bagian_tanaman

bagian_tanaman

penyebab

PK id_penyebab

penyebab

deskripsi

foto

Pupuk

PK id_pupuk

nama_pupuk

dosis_perhektar

efek_kekurangan

keterangan

FK1 id_kategori

FK2 id_dosis

Kategori Pupuk

PK id_kategori

kategori

Dosis Pupuk

PK id_dosis

id_pupuk

dosis

FK1 id_lokasi

provinsi

PK id_provinsi

nama_provinsi

Kabupaten

PK id_kabupaten

FK1 id_provinsi

kabupaten

lokasi_tanam

PK id_lokasi

FK1 id_kabupaten

nama_pemilik

alamat

telp

dataran

pilih_benih

PK id_pilih

id_benih

FK1 id_lokasi

harga

PK id_harga

FK1 id_kabupaten

harga_cabai

Gambar 25. Desain Object Relationship Database

4.6.8. Desain User Interface

Pada tahapan ini dilakukan desain antarmuka (user interface). Antarmuka

sistem konsultasi merupakan halaman yang akan diakses oleh pengguna sistem

konsultasi. Antarmuka dibuat sesederhana mungkin agar dapat diakses dengan

Page 38: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

76

mudah oleh petani. Secara konseptual antarmuka utama sistem konsultasi online

agribisnis cabai terdiri dari header, menu utama, halaman utama, menu kanan dan

footer. Gambar 26 menunjukkan rancangan konseptual halaman utama sistem

konsutlasi.

Gambar 26. Desain Antarmuka Sistem

Konsultasi online agribisnis cabai memiliki fungsi utama sebagai media

konsultasi agribisnis cabai. Halaman konsultasi merupakan halaman yang

digunakan untuk berdialog antara pengguna sistem konsultasi dengan sistem.

Sistem akan menjawab berdasarkan knowledge based yang disimpan di dalam

knowledge based management system. Halaman konsultasi di desain dalam bentuk

form-form yang disediakan oleh sistem untuk mendapatkan informasi dari

pengguna. Gambar 27 menunjukkan salah satu desain user interface form

halaman konsultasi agribisnis cabai.

Page 39: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

77

Gambar 27. Desain Halaman Konsultasi

Selain dengan menggunakan form-form, beberapa halaman konsultasi di

desain dengan menggunakan menu dialog. Menu dialog di desain untuk

memberikan panduan kepada pengguna dalam proses konsultasi. Dialog

diimplementasikan dalam bentuk check list. Pengguna sistem di mudahkan dalam

proses konsultasi dengan model dialog ini. Pengguna cukup memilih chek list

yang ada kemudian melanjutkan ke tahapan konsultasi selanjutnya, sampai

mendapatkan kesimpulan. Gambar 28 menunjukkan tampilan desain halaman

konsultasi yang berbentuk check list dialog.

Gambar 28. Desain Halaman Konsultasi Berbentuk Check list Dialog

Page 40: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

78

4.7. Implementasi

Pengertian implementasi dalam penelitian ini adalah implementasi prototipe

sistem konsultasi online agribisinis cabai. Sistem konsultasi online

diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis

data (database) MySQL. PHP dan MySQL dipilih karena ketangguhannya dan

mendukung pemrograman yang berbasis object oriented. PHP digunakan untuk

mebangun interface dari sistem konsultasi. Sementara MySQL digunakan sebagai

penyimpanan basis data dan basis pengetahuan.

Instalasi sistem konsultasi telah dilaksanakan pada server web Institut

Pertanian Bogor. Instalasi dilakukan dengan mengkonfigurasi sistem ke dalam

server sehingga dapat diakses secara online dengan nama domain

www.cabe.ipb.ac.id. Sistem konsultasi ini dapat diakses secara online oleh

pengguna di seluruh dunia dengan menggunakan perangkat yang terkoneksi

dengan internet.

Gambar 29 menunjukkan halaman utama dari sistem konsultasi yang telah

diimplementasikan. Halaman utama sistem konsultasi dibuat sesederhana

mungkin agar petani dapat langsung mendapatkan informasi dan pengetahuan

yang dibutuhkan terkait budidaya cabai. Pada bagian atas sistem konsultasi

terdapat menu utama yang digunakan sebagai navigasi untuk berpindah ke

halaman-halaman lain pada sistem konsultasi. Pada bagian tengah, merupakan

bagian utama sistem konsultasi online yang nantinya berisi modul-modul utama

sistem. Pada bagian kanan terdapat menu-menu dan tampilan informasi singkat

yang dapat diakses oleh pengguna sistem konsultasi online agribisnis cabai.

Page 41: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

79

Gambar 29. Halaman Utama Sistem Konsultasi

4.7.1. Implementasi Basis Data

Basis data diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak

sistem manajemen database MySQL. Nama setiap tabel basis data yang dibuat

disesuaikan dengan nama yang telah dirancang sebelumnya. Gambar 30

menunjukkan gambaran implementasi sistem basis data.

Page 42: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

80

Gambar 30. Impelementasi Basis Data

4.7.2. Implementasi Sistem Konsultasi

Sistem konsultasi diimplementasikan dengan menggunakan bahasa

pemrograman PHP dan MySQL. Pengguna dapat mengakses halaman ini dalam

bentuk halaman-halaman web yang dapat diakses melalui menu utama di bagian

atas. Berikut adalah penjelasan implementasi sistem konsultasi secara detail.

4.7.2.1.Halaman Konsultasi Pemilihan Varietas Cabai

Pada halaman konsultasi pemilihan varietas Benih Cabai (Capsicum

annuum. L) pengguna terlebih dahulu memasukkan identitas lokasi. Kemudian

memilih lokasi penanaman. Gambar 31 memperlihatakan halaman awal konsultasi

pemilihan varietas benih unggul. Setelah pengguna mengisi dengan benar form

masukan maka pengguna dapat memilih benih yang cocok dengan mengakses

tombol cari benih.

Page 43: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

81

Gambar 31. Form Konsultasi Pemilihan Varietas Unggul

Setelah pengguna mengisi form untuk pemilihan varietas benih cabai maka

sistem akan mencari benih cabai yang sesuai denagn karakteristik lokasi yang

dimasukkan oleh pengguna. Pada tahapan ini, sistem akan melakukan penalaran

(inferensi) dan mengeluarkan rekomendasi. Teknik penalaran yang dilakukan

adalah dengan mencocokkan parameter kunci yang dimasukkan oleh pengguna

dengan basis pengetahuan varietas cabai yang disimpan pada sistem konsultasi.

Parameter kunci yang digunakan untuk membuat keputusan pada bagian

ini adalah Lokasi (dataran). Sebenarnya masih banyak faktor – faktor lain yang

menjadi alasan dalam pemilihan varietas yang unggul dan cocok. Parameter ini

karena sistem ini digunakan untuk memudahkan petani, dan semaksimal mungkin

dapat digunakan oleh petani di lapangan tanpa harus disulitkan dengan

pertanyaan-pertanyaan yang banyak.

Gambar 32 menunjukkan hasil rekomendasi benih cabai berdasarkan

kondisi lokasi yang dimasukkan oleh pengguna sistem konsultasi. Rekomendasi

yang diberikan berupa nama benih cabai, produktivitas potensi, jenis buah dan

spesifikasi varietas benih yang direkomendasikan. Pengguna dapat mengunduh

(download) spesifikasi benih dalam format PDF.

Page 44: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

82

Gambar 32. Contoh Tampilan Hasil Konsultasi Pemilihan Varietas Benih

4.7.2.2.Halaman Konsultasi Penentuan Dosis Pupuk Dasar

Konsultasi penentuan dosis pupuk dasar diimplementasikan dalam bentuk

halaman konsultasi. Pengguna terlebih dahulu memasukkan parameter kondisi

tanah yang akan ditanami cabai merah. Setelah parameter tersebut terisi maka

pengguna dapat berkonsultasi dosis pupuk anjuran yang sesuai. Parameter yang

dimasukkan oleh pengguna diantaranya adalah luas lahan dan pH tanah.

Selanjutnya pengguna dapat mengklik perhitungan dosis pupuk dasar. Gambar 33

menunjukkan form untuk memasukkan parameter kondisi tanah yang dimiliki

oleh pengguna.

Gambar 33. Form Masukan Parameter Penentuan dosis Pupuk

Selanjutnya sistem melakukan perhitungan dosis pupuk dan memberikan

rekomendasi kepada pengguna. Rekomendasi dosis pupuk didasarkan pada

perhitungan luas lahan dikali dengan dosis pupuk anjuran untuk luasan satu

hektar. Tabel 9 merupakan dasar perhitungan yang digunakan untuk menentukan

Page 45: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

83

dosis pupuk dalam budidaya cabai. Petani dapat melakukan simulasi kebutuhan

pupuk yang digunakan sesuai dengan luasan lahan yang ingin ditanami.

Tabel 9. Dasar Penentuan Dosis Pupuk

Jenis Pupuk Dosis Pertanaman Dosis pupuk per hektar

Pupuk Kandang 1,18 - 1,76 kg 20 - 30 ton/ha

ZA 36 gram 612 kg/ha

Urea 14 gram 238 kg/ha

TSP / SP36 28 gram 476 kg/ha

KCL 22 gram 374 kg/ha

Rekomendasi ditampilkan dalam tabel dosis dan rekomendasi teknik

aplikasi pupuk dasar. Halaman rekomendasi ini terdiri dari informasi mengenai

luas lahan yang diinput oleh petani, asumsi jumlah tanaman adalah sebanyak

17.000 tanaman per hektar. pH tanah hasil pengukuran oleh petani adalah sebesar

5,2. Dosis pupuk anjuran yang diberikan sistem konsultasi dapat dilihat pada

Gambar 34. Petunjuk singkat aplikasi pupuk dasar diberikan pada bagian bawah

sistem konsultasi yang dibangun pada penelitian ini.

Page 46: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

84

Gambar 34. Hasil Perhitungan dan Rekomendasi Dosis Pupuk

Idealnya penentuan dosis pupuk dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan analisis laboratorium terhadap kandungan hara dalam tanah. Namun,

petani di lapangan masih sulit untuk melakukan uji laboratorium sehingga sistem

konsultasi ini mengakomodir teknik-teknik yang dapat diterapkan secara langsung

di lapangan. Tidak menutup kemungkinan modul konsultasi penentuan dosis

pupuk cabai dikembangkan lagi, sehingga lebih presisi dan sesuai dengan uji

laboratorium terhadap kandungan hara tanah.

4.7.2.3.Halaman Konsultasi Pengendalian Hama

Halaman konsultasi pengendalian hama diimplementasikan dengan

memberikan pilihan kepada pengguna, hama apa yang menyerang di lahannya.

Pengendalian hama umumnya dilakukan dengan melihat ciri-ciri serangan hama

yang menyerang tanaman cabai. Ciri-ciri fisik itu yang menjadi dasar diagnosa,

jenis hama apa yang menyerang tanaman cabai.

Page 47: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

85

Untuk memudahkan dalam melakukan konsultasi, pengguna diberikan

ilustrasi gambar hama yang menyerang. Model gambar dipilih karena jika

menggunakan deskripsi maka akan ada ketidaksamaan persepsi petani dikarena

tingkat pemahamannya berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan pemahaman ini

dapat disebabkan karena faktor bahasa (bahasa daerah), pendidikan petani, dan

pengalaman petani dalam budidaya cabai.

Untuk melakukan konsultasi, petani terlebih dahulu membuka halaaman

konsultasi pengendalian hama. Selanjutnya pengguna memilih jenis-jenis hama

yang menyerang pada tanaman cabainya. Setelah itu pengguna mengklik tombol

konsultasi, sehingga sistem akan memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri

serangan dan teknik penanggulangan hama tersebut. Gambar 35 menunjukkan

tampilan dialog yang digunakan untuk melakukan konsultasi dengan sistem.

Gambar 35. Halaman Konsultasi Pengendalian Penyakit

Page 48: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

86

Pada halaman penjelasan ini pengguna akan mendapatkan penjelasan

tentang hama dan teknik pengendaliannya. Petani dapat menggunakan

rekomendasi yang diberikan untuk melakukan pengendalian. Gambar 36

menunjukkan tampilan halaman penjelasan pengendalian hama.

Gambar 36. Halaman Penjelasan Pengendalian Hama

Rekomendasi yang diberikan pada sistem konsultasi ini bersifat umum.

Pengguna harus memilih jenis (merek) pestisida yang akan digunakan dalam

pengendalian hama. Petani diberikan kebebasan pula untuk memilih apakah akan

menggunakan teknik-teknik kimiawi, biologi atau mekanis dalam pengendalian

hama. Tentu pemilihan teknik ini disesuikan dengan luasan lahan dan kondisi

lingkungan budidaya cabai.

4.7.2.4.Halaman Konsultasi Pengendalian Penyakit

Halaman konsultasi pengendalian penyakit diimplementasikan dengan

memberikan pilihan kepada pengguna, gejala – gejala gangguan apa yang muncul

di persemaian dan setelah tanaman dipindah tanam. Gejala-gejala ditanyakan

secara berurut, mengikuti alur diagnosa. Alur diagnosa ini disusun oleh pakar

untuk memudahkan petani dalam melakukan pengendalian penyakit. Pengetahuan

yang menjadi basis pengetahuan merupakan modul konsultasi yang

Page 49: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

87

dikembangkan oleh Dr. Ir. Widodo, M.S, pakar klinik tanaman dari Departemen

Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor.

Proses konsultasi dimulai dengan memasukkan jenis serangan yang terjadi,

kemudian secara berjengjang petani akan diarahkan untuk mendapatkan jawaban

dari permasalahan yang dihadapi di lapangan. Gambar 37 dan 38 menunjukkan

tampilan dialog untuk diagnosa gangguan tanaman.

Gambar 37. Halaman utama diagnosa gangguan tanaman

Gambar 38. Dialog Sistem dengan pengguna untuk diagnosa

Gambar 39 menunjukkan diagram pohon yang merupakan representasi

pengetahuan yang disimpan pada basis pengetahuan. Diagram pohon ini yang

menjadi basis pengetahuan dalam mengarahkan petani ke jawaban dari

permasalahan lapangan yang dihadapi. Diagram pohon ini menggambarkan ciri-

ciri fisik tanaman cabai yang terserang penyakit. Pengambilan keputusan dilakuan

dengan menelusuri salah satu cabang.

Page 50: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

88

Gambar 39. Contoh Diagram Pohon Diagnosa Penyakit

Setelah pengguna menyeleasaikan dialog yang dengan sistem konsultasi,

maka pengguna mendapatkan hasil diagnosa dan rekomendasi pengendalian

penyakit. Rekomendasi yang diberikan sesuai dengan ciri-ciri yang dimasukkan

oleh pengguna sistem konsultasi. Gambar 40 merupakan contoh tampilan hasil

akhir dari diagnosa penyakit dan pengendaliannya.

Gambar 40. Halaman Penjelasan Sistem Konsultasi

Page 51: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

89

4.7.2.5.Halaman Konsultasi Teknologi Budidaya Sesuai SOP

Standar operating prosedur (SOP) merupakan hal yang sangat penting

bagi petani. Hal ini sebagai upaya penerapan Good Agricultural Practices (GAP)

di tingkat petani. Pengaplikasian GAP diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas dan kualitas produksi cabai merah (Capsicum annuum. L). Pada

halaman ini, pengguna dapat berkonsultasi dengan cara memilih permasalahan

yang akan ditanyakan. Kemudian sistem akan melakukan pertanyaan lanjutan

terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan. Gambar 41 menunjukkan contoh

tampilan dialog antara pengguna dan sistem konsultasi.

Gambar 41. Dialog Sistem dengan pengguna untuk Teknologi Budidaya

Setelah pengguna menekan tombol lanjut, maka sistem konsultasi

memberikan rekomendasi terhadap permasalahan yang diajukan oleh pengguna.

Rekomendasi yang diberikan disesuaikan dengan SOP GAP yang diperoleh dari

pakar. Rekomendasi berdasarkan SOP GAP ini diharapkan dapat menjadi acuan

petani dalam kegiatan budidaya tanaman cabai merah.

Page 52: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

90

Gambar 42. Contoh Tampilan Halaman Rekomendasi

4.7.2.6.Halaman Konsultasi Penanganan Pasca Panen

Halaman konsultasi penanganan pasca panen diimplementasikan dalam

bentuk penjelasan yang memuat teknik-teknik atau metode penanganan pasca

panen. Pengguna yang akan melakukan konsultasi penanganan pascapanen

terlebih dahulu kategori pengetahuan yang dibutuhkan dalam penanganan

pascapanen cabai.

Gambar 43. Kategori Penanganan Pasca Panen

Kategori ini untuk mengelompokkan informasi dan pengetahuan yang

terkait dengan penanganan pascapanen. Rekomendasi penanganan pasca panen

dijelaskan secara deskriptif agar mudah difahami oleh pengguna sistem

konsultasi. Gambar 44 menunjukkan contoh tampilan halaman konsultasi

penanganan pasca panen.

Page 53: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

91

Gambar 44. Contoh Tampilan Halaman Penanganan Pasca Panen

4.7.2.7.Halaman Konsultasi Analisis Usaha Tani

Halaman konsultasi analisis usaha tani diimplementasikan dalam bentuk

halaman web. Pada halaman awal konsultasi analisis usaha tani, pengguna harus

memasukkan identitas, lokasi penanaman, varietas yang akan ditanam, dan

estimasi harga yang digunakan untuk basis perhitungan. Varietas tanaman yang

dipilih akan menentukan produktivitas basis perhitungan yang digunakan. Gambar

45 menunjukkan tampilan halaman konsultasi analisis usaha tani.

Gambar 45. Contoh Tampilan Halaman Konsultasi Analisis Usaha Tani

Page 54: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

92

Setelah pengguna mengisikan parameter-parameter yang dibutuhkan untuk

basis perhitungan analisis usaha tani, maka pengguna sistem dapat melihat hasil

analisis usaha tani. Analisis usaha tani yang diberikan adalah Total pendapatan

yang akan didapatkan oleh pengguna, B/C ratio, dan Break event point (BEP).

Total pendapatan merupakan hasil perhitungan produktivitas (ton/ha) dikali luasan

lahan (ha). Sementara B/C ratio adalah perbandingan antara pendapatan dengan

total biaya yang dikeluarkan. Artinya jika B/C ratio > 1 maka kegiatan bisnis

menguntungkan, sebaliknya jika B/C ratio < 1 maka bisnis rugi atau tidak

menguntungkan.

BEP terdiri dari dua jenis yaitu BEP Harga dan BEP Produksi. BEP Harga

adalah harga minimal yang harus didapatkan oleh petani cabai untuk mendapatkan

titik impas (balik modal). Sementara BEP Produksi menggambarkan basis

produksi minimal yang harus didapatkan untuk mencapai titik impas. Parameter

tersebut menjadi dasar analisis apakah usaha tani yang akan dilakukan layak atau

tidak. Tabel 10 merupakan persamaan yang digunakan untuk melakukan analisis

usaha tani.

Tabel 10. Dasar Perhitungan Analisis Usahatani

No Komponen Cara Perhitungan

1 Keuntungan Keuntungan =

Total Pendapatan – (Total Biaya Produksi +

Bunga 15 %)

2 Nilai Benefit Cost Ratio

(B/C Ratio)

B/C Ratio =

Pendapatan

Total biaya

3 Titik Impas / Break Event Point (BEP)

a. BEP Harga BEP Harga (Rp) =

Total Biaya

Total Produksi

b. BEP Produksi BEP Produksi (Kg) =

Total Biaya

Harga Jual

Page 55: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

93

Gambar 46 menunjukkan tampilan halaman hasil konsultasi analisis usaha

tani. Pada bagian identitas ditampilkan identitas dari petani yang melakukan

konsultasi, asal kota, kabupaten dan provinsi. Benih yang dipilih pada kasus ini

adalah cabai besar varietas buana dengan potensi produktivitas 14 ton/ha dengan

harga perhitungan analisis usaha Rp. 10.000,00.

Gambar 46. Contoh Tampilan Hasil Analisis Usaha Tani

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh sistem maka didapatkan total

pendapatan untuk adalah Sebesar Rp. 140.000.000 dengan keuntungan Rp.

97.087.600. B/C rasio dari hasil perhitungan adalah 3,26, artinya dengan modal

Rp. 42.912.400 usaha agribisnis akan memperoleh hasil penjualan 3,26 kali lipat

nilai modal yang dikeluarkan. BEP Harga adalah sebesar Rp. 3.065 / kg dan BEP

Produksi Rp. 4.291,24 kg yang artinya jika modal usaha Rp. 42.912.400 dan harga

jual cabai Rp. 3.065,17 dan produksi 4.291,24 kg secara perhitungan usaha anda

telah mencapai titik impas.

Page 56: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

94

Perhitungan yang dilakukan tidak memperhatikan faktor inflasi dan

perubahan harga sarana produksi pertanian. Perhitungan dilakukan untuk satu

musim tanam cabai dengan periode antara 8-12 bulan. Perhitungan merupakan

analisis ideal dan tidak memperhitungkan resiko kerusahan yang disebabkan oleh

hama dan penyakit serta kondisi harga turun pada musim-musim tertentu. Gambar

47 menunjukkan rincian dari biasa investasi yang dikeluarkan untuk satu musim

tanam cabai.

Gambar 47. Detail Biaya Produksi

4.7.2.8.Halaman Konsultasi Cuaca Harian

Konsultasi cuaca merupakan halaman yang disediakan bagi pengguna

untuk mengetahui prakiraan cuaca harian untuk suatu lokasi. Prakiraan cuaca yang

ditampilkan dalam sistem konsultasi ini didapatkan secara online dari situs web

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Data dikirimkan dengan

menggunakan data format XML secara real time dari website BMKG. Hal ini

dilakukan untuk menjamin informasi tentang cuaca harian valid dan sesuai dengan

prakiraan cuaca dari BMKG tanpa harus melakukan input data secara manual ke

Page 57: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

95

dalam sistem konsultasi. Gambar 48 menunjukkan tampilan prakiraan cuaca

harian untuk beberapa provinsi di Indonesia.

Gambar 48. Prakiraan Cuaca Harian

Prakiraan cuaca yang ditampilkan terdiri dari kondisi cuaca, suhu, dan

kelembaban. Parameter-parameter ini merupakan parameter utama dalam

prakiraan cuaca harian. Untuk mendapatkan informasi secara utuh, pengguna

dapat mengakses secara langsung website bmkg.

4.8. Tahap Pengujian (Testing)

Pada tahapan ini sistem yang akan diluncurkan di uji terlebih dahulu.

Pengujian dilakukan terhadap fungsional sistem konsultasi. Pada setiap iterasi

pekerjaan diluncurkan sebuah rilis perangkat lunak yang dikerjakan. Rilis ini

selanjutnya diluncurkan untuk kemudian dievaluasi kembali untuk kemudian

dilakukan perbaikan oleh tim. Berdasarkan hasil pengujian sistem, dapat diketahui

Page 58: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

96

bahwa sistem konsultasi dapat berjalan dengan baik pada browser web. Fungsi-

fungsi sistem untuk berkonsultasi sudah terakomodir dan berjalan dengan baik.

Tabel 11. Hasil Pengujian Fungsional Sistem Konsultasi

No. Modul Hasil Pengujian

1. Login Berjalan Dengan Baik

2. Lihat Profil Berjalan Dengan Baik

3.

Konsultasi Pemilihan

Varietas Unggul Berjalan Dengan Baik

4. Pemilihan Varietas Unggul Berjalan Dengan Baik

5.

Penentuan Dosis Pupuk

Dasar Berjalan Dengan Baik

6. Pengendalian Hama Berjalan Dengan Baik

7. Pengendalian Penyakit Berjalan Dengan Baik

8.

Teknologi Budidaya Cabai

(Ssesuai SOP) Berjalan Dengan Baik

9. Pasca Panen Berjalan Dengan Baik

10.

Analisis Usaha Tani

Prakiraan Cuaca Berjalan Dengan Baik

11. Kebijakan Pemerintah Berjalan Dengan Baik

12. Informasi Harga Pasar Berjalan Dengan Baik

14. Forum Konsultasi Ahli Berjalan Dengan Baik

15. Chat room Berjalan Dengan Baik

Page 59: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

97

4.9. Perawatan Sistem Konsultasi

4.9.1. Perawatan Konten Sistem Konsultasi

Untuk melakukan perawatan sistem konsultasi maka disediakan halaman

administrator untuk melakukan penambahan serta editing informasi dan

pengetahuan yang ada. Untuk dapat mengakses halaman yang digunakan untuk

melakukan updating informasi maka admin diharuskan memasukkan username

dan password pada halaman administrasi sistem konsultasi. Gambar 49

menunjukkan contoh tampilan halaman login yang digunakan untuk masuk ke

halaman administrasi sistem konsultasi.

Gambar 49. Login ke halaman Administrator

Pengguna yang telah memasukkan username dan password dengan benar

maka dapat mengakses menu-menu yang ada di halaman administrator. Menu-

menu yang disediakan merupakan menu yang akan menghubungkan admin ke

halaman-halaman updating data. Gambar 50 menunjukkan tampilan halaman

utama administrasi sistem konsultasi online agribisnis cabai.

Page 60: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

98

Gambar 50. Halaman Utama Administrasi Sistem Konsultasi

4.9.2. Perawatan Jaringan dan Server

Sistem konsultasi online agribisnis cabai telah diinstal di salah satu web

server unit pelayanan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Institut Pertanian

Bogor (IPB) yang sekarang bernama Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi

(DKSI) sehingga perawatan jaringan dan server dilakukan oleh pihak DKSI IPB.

DKSI IPB diberi mandat oleh IPB untuk mengelola sistem informasi dan

teknologi informasi yang dibangun oleh IPB.

Gambar 51. Arsitektur Jaringan Sistem Konsultasi Online

Page 61: Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) · 4.1.2. ... panjang maupun jangka pendak berdasarkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dan bertujuan untuk

99

Gambar 51 menunjukkan skema konseptual implementasi sistem melalui

jaringan internet. DKSI IPB memiliki infrastruktur (Company Network

Infrastructure) yang terkoneksi dengan jaringan internet. Pengguna dapat

mengakses sostem konsultasi yang berada pada server IPB melalui berbagai

perangkat yang terkoneksi dengan internet. Perangkat yang digunakan dapat

berupa perangkat mobile, komputer desktop, dan KIOSK. Sementara untuk

administrator dapat mengakses sistem melalui Virtual Private Network (VPN).

4.9.3. Usulan Kelembagaan Pengelola Sistem Konsultasi

Lembaga yang diusulkan akan mengelola sistem konsultasi adalah unit

pelayanan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi IPB yang saat ini bernama

DKSI IPB sebagai penyedia teknologi Informasi, Departemen Proteksi Tanaman

serta Departemen Agronomi dan Hortikultura sebagai lembaga yang menciptakan

pengetahuan-pengetahuan baru. Selain itu juga perlu ada pengetahuan-

pengetahuan baru yang harus dikelola dalam rangka penyempurnaan sistem

konsultasi.

Secara organisasi sistem konsultasi online agribisnis cabai hendaknya

dikelola oleh Unit Pelayanan Informasi Pertanian yang berada di bawah DKSI

IPB. Unit pelayanan informasi pertanian ini nantinya memiliki tugas dan

tanggung jawab dalam pengembangan sistem konsultasi. Pengembangan yang

dimaksud dapat berupa pengembangan sistem untuk produk-produk lain, maupun

pengembangan isi dari sistem konsultasi online cabai. Gambar 50 menunjukkan

usulan struktur oranisasi pengelola sistem konsultasi online agribisnis cabai.

Gambar 52. Usulan Struktur Organisasi Pengelola Sistem Konsultasi Online