sistem komunikasi jaringan mesh nirkabel berbasis ip …
TRANSCRIPT
SISTEM KOMUNIKASI JARINGAN MESH NIRKABEL
BERBASIS IP PBX MENGGUNAKAN SEL SURYA
TUGAS AKHIR
Disusun dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Program Strata-1 Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Makassar
DISUSUN OLEH :
DZUL FATUH APRIANTO
D411 14 025
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
ABSTRAK
Penelitian ini berupa sebuah sistem komunikasi jaringan mesh nirkabel
berbasis IP PBX menggunakan sel surya. Raspberry Pi 3 yang berfungsi sebagai server
yang saling terhubung satu sama lain melalui jaringan mesh nirkabel. Sistem ini
menggunakan software Asterisk FreePBX sebagai media konfigurasi server,
sedangkan client yang berupa perangkat laptop maupun smartphone menggunakan
software MicroSIP dan Bria sebagai softphone. Jenis codec yang digunakan untuk
panggilan voice adalah PCMA (G.711a) sedangkan untuk panggilan video adalah
H.264. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian jaringan mesh nirkabel,pengukuran
kinerja CPU server, pengukuran parameter kinerja panggilan antara lain throughput,
delay, jitter, dan packet loss, serta pengujian sel surya. Adapun skenario perangkat
yang digunakan adalah panggilan antar perangkat laptop-laptop, laptop-smartphone,
smartphone-laptop dan smartphone-smartphone. Komunikasi yang dapat dilakukan
berupa panggilan voice dan video untuk komunikasi dalam satu server, serta panggilan
voice pada komunikasi antar server yang berbeda. Hasil yang didapatkan dari
pengukuran kinerja CPU dilakukan sebanyak 12 panggilan bersamaan menunjukkan
penggunaan CPU sebesar 26.54% , dan keempat server saling terhubung satu sama
lain menggunakan jaringan mesh nirkabel. Pada pengukuran parameter Kinerja
panggilan yakni throughput, delay, jitter dan packet loss pada keempat jenis skenario
perangkat, panggilan video dan voice pada komunikasi dalam satu server telah di
lakukan pengukuran dengan jarak 95 meter sebanyak 3 panggilan secara bersamaan
dengan rata rata throughput sebesar 61,64 kbps, rata rata delay sebesar 46,33 ms, rata
rata jitter sebesar 17,13 ms, dan packet loss sebesar 1,39 %. Sedangkan pada
komunikasi antar server yang berbeda dengan jarak 95 meter, panggilan voice telah di
lakukan pengukuran sebanyak 3 panggilan bersamaan dengan rata rata throughput
sebesar 47,15 kbps, rata rata delay sebesar 1,59 ms, rata rata jitter sebesar 7,12 ms,
dan packet loss sebesar 1,21 %. Untuk pengukuran sel surya, raspberry pi mampu
menggunakan energi yang diperoleh dari sel surya mulai dari jam 7 pagi sampai jam 4
sore setelah itu raspberry pi menggunakan energi yang bersumber dari powerbank
sampai jam 6.40 pagi dan ketika power bank kehabisan daya selanjutnya
menggunakan energi sel surya .
Kata kunci : Asterisk FreePBX; IPPBX;Raspberry Pi 3; VoIP;Topologi Mesh;sel surya
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
judul: “SISTEM KOMUNIKASI JARINGAN MESH NIRKABEL BERBASIS IP PBX
MENGGUNAKAN SEL SURYA ”.
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan
pendidikan tahap sarjana di Departemen Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Hasanuddin.
Kami menyadari bahwa selama penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak
dihadapkan dengan berbagai hambatan, akan tetapi berkat adanya bimbingan,
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis juga
mengucapkan penghargaan dan banyak terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua , serta saudara-saudara tercinta, atas doa restu, atas bantuan,
nasihat, dan motivasinya. Semoga Allah SWT kelak akan membalasnya, Aamiin.
2. Ketua Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin,
Bapak Prof. Dr. Ir. H. Salama Manjang, MT.
3. Bapak Dr. Eng. Wardi, ST., M.Eng. selaku pembimbing I yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam pembuatan tugas akhir ini.
v
4. Prof. Dr. Ir.H. Andani Achmad, MT. selaku pembimbing II yang juga telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan tugas akhir ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Akademik Departemen Elektro Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin atas pelayanannya kepada kami.
6. Kepada Nurul magfirah anwar terima kasih telah setia mendampingi, serta
mendukung selama proses pengerjaan skripsi ini. Kepada kak syafaat, kak
novianto, kak putra dan Fikri Bill Gufran atas saran dan masukan saat proses
penyusunan skrispi , kepada Muhammad Fadhiil dan Muthia khanza atas bantuan
saat proses pengambilan data.
7. Teman-teman departemen Teknik Elektro angkatan 2014 yang mendampingi
penulis dalam menjalani kehidupan bermahasiswa.
8. Senior dan adik-adik yang telah melengkapi perjalanan hidup kami di Departemen
Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
9. Dan untuk semua pihak yang tak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
memberi dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan tugas
akhir ini baik isi maupun cara penyajian. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Makassar, November 2018,
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................... ii
ABSTRAK… .......................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xiii
DAFTAR ISTILAH .............................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
I.2.Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3
I.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3
I.4. Batasan Masalah ......................................................................................................... 3
I.5. Manfaat penelitian ...................................................................................................... 4
I.6. Metode penelitian ........................................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 6
II.1. Private Automatic Branch eXchange (PABX) ........................................................ 6
II.2. Internet Protocol Private Automatic Branch eXchange ( IP PABX) .................... 7
II.3 Voice Over Internet Protocol (VoIP) ........................................................................ 7
II.3.1.Protokol-protokol Penunjang Jaringan VoIP ....................................................... 9
II.3.1.1. Model Open System Interconnection (OSI) Layer ........................................ 9
vii
II.3.1.2. Protokol TCP/IP.............................................................................................. 13
II.3.1.3. Transmission Control Protocol (TCP) .......................................................... 15
II.3.1.4. User Datagram Protocol (UDP) ..................................................................... 15
II.3.1.5. Internet Protocol (IP) ..................................................................................... 16
II.3.1.6. Protokol H.323................................................................................................. 16
II.3.1.7. Protokol SIP .................................................................................................... 17
II.3.1.8. Fungsi SIP ........................................................................................................ 20
II.4. Codec ......................................................................................................................... 20
II.5. Parameter Kinerja Panggilan ................................................................................. 21
II.5.1. Delay .................................................................................................................... 21
II.5.2. Jitter ..................................................................................................................... 22
II.5.3. Throughtput ....................................................................................................... 22
II.5.4. Packet loss ........................................................................................................... 23
II.6. Raspberry Pi............................................................................................................. 23
II.7. Sistem Operasi Raspbian ........................................................................................ 25
II.8. Asterisk FreePBX .................................................................................................... 25
II.9. Softphone .................................................................................................................. 28
II.10. Wireless Network Adapter .................................................................................... 29
II.11. Jaringan Mesh Nirkabel ........................................................................................ 30
II.12. Routing Protocol .................................................................................................... 31
II.13. B.A.T.M.A.N. (Better Approach to Mobile Adhoc Network) ............................ 34
II.15. Sel Surya ................................................................................................................. 35
BAB III PERANCANGAN SISTEM ................................................................................. 38
III.1. Gambaran Umum Sistem ...................................................................................... 38
viii
III.2. Topologi Jaringan .................................................................................................. 39
III.3. Spesifikasi Perangkat ............................................................................................. 40
III.4. Tahapan Perancangan Sistem ............................................................................... 40
III.4.1. Instalasi Sistem Operasi Raspberry Pi .............................................................. 42
III.4.2 Konfigurasi Raspberry Pi .................................................................................... 43
III.4.3. Konfigurasi Hostapd ........................................................................................ 46
III.4.4. Konfigurasi Dnsmasq ....................................................................................... 47
III.4.5. Konfigurasi B.A.T.M.A.N ................................................................................ 48
III.4.6. Konfigurasi Server ........................................................................................... 51
III.5. Perancangan dan Konfigurasi Client ................................................................... 64
III.5.1 Konfigurasi dan Registrasi Client pada Laptop ......................................... 64
III.5.2.Konfigurasi dan Registrasi Client pada Smartphone ..................................... 67
III.6. Konfigurasi Power Supply Raspberry Pi ............................................................. 69
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM ......................................................... 72
IV.1. Pengujian Topologi Mesh ..................................................................................... 72
IV.2 Pengujian Kinerja CPU pada Server ................................................................... 74
IV.3 Pengujian Kinerja Panggilan pada Server ........................................................... 75
IV.3.1. Komunikasi antara Laptop dan Laptop ......................................................... 77
IV.3.2. Komunikasi Laptop dan Smartphone ............................................................ 79
IV.3.3. Komunikasi antara Smartphone dan Laptop ................................................ 81
IV.3.4. Komunikasi Smartphone dan Smartphone .................................................... 83
IV.4 Rata Rata Skenario Komunikasi .......................................................................... 85
IV.4.1 Rata Rata Komunikasi Antar Server .............................................................. 85
IV.4.2 Rata Rata Komunikasi Sesama Server ........................................................... 87
ix
IV.5. Pengujian Sel surya ............................................................................................... 88
IV.6. Analisa Jaringan Mesh Nirkabel ......................................................................... 91
IV.7. Analisa Kinerja CPU ............................................................................................. 93
IV.8. Analisa Kinerja Panggilan .................................................................................... 94
IV.8.1. Throughput ....................................................................................................... 94
IV.8.2. Delay ................................................................................................................. 100
IV.8.3. Jitter ................................................................................................................. 105
IV.8.4. Packet loss ....................................................................................................... 110
IV.8.5. Rata – Rata Komunikasi Antar Server ........................................................ 116
IV.8.6. Rata – Rata Komunikasi Sesama Server ...................................................... 117
IV.9 Analisa Sel surya .................................................................................................. 118
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 120
V.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 120
V.2. Saran ....................................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 123
LAMPIRAN......................................................................................................................... 127
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Model OSI Seven Layer ....................................................................................... 9
Gambar II.2 Protocol TCP/IP ................................................................................................. 13
Gambar II.3 Diagram Pin-out Raspberry Pi 3 [11] ................................................................. 24
Gambar II.4 Arsitektur Software Asterisk [12] ....................................................................... 27
Gambar II.5 Tampilan Aplikasi Wireshark ............................................................................. 30
Gambar II.6 Beberapa Sel Photovoltaic membentuk modul ................................................... 36
Gambar III.1 Diagram alir perancangan sistem secara umum ................................................ 38
Gambar III.2 Topologi Jaringan sistem yang di bangun. ........................................................ 39
Gambar III.3 Diagram alir perancangan system. .................................................................... 41
Gambar III.4 Proses Write Image sistem operasi pada Etcher ............................................... 42
Gambar III.5 Tampilan aplikasi PuTTY ................................................................................. 44
Gambar III.6 Tampilan terminal dari Raspberry Pi pada aplikasi PuTTY ............................ 45
Gambar III.7 Tampilan halaman utama FreePBX pada web browser ................................... 52
Gambar III.8 Tampilan halaman FreePBX Administator ....................................................... 53
Gambar III.9 Tampilan halaman menu Aterisk SIP Settings - General SIP Settings ............. 53
Gambar III.10 Tampilan halaman menu Aterisk SIP Settings - Chan SIP Settings. ............... 53
Gambar III.11 Tampilan halaman User Extensions ............................................................... 54
Gambar III.12 Tampilan halaman Trunks .............................................................................. 57
Gambar III.13 Tampilan halaman IAX2 Trunk ...................................................................... 58
Gambar III.14 Tampilan Halaman Outbond Routes ............................................................... 68
Gambar III.15 Tampilan Outbond Routes Server 1 ............................................................... 68
Gambar III.16 Tampilan Account pada Aplikasi MicroSIP .................................................. 65
xi
Gambar III.17 Codec yang tersedia pada settings softphone MicroSIP ................................ 66
Gambar III.18 Tampilan Utama Softphone Bria..................................................................... 67
Gambar III.19 Pengaturan akun pada softphone Bria ............................................................ 68
Gambar III.20 Codec yang tersedia pada softphone Bria ....................................................... 69
Gambar III.21 Sel Surya Portable ........................................................................................... 69
Gambar III.22 Power bank sebagai tempat penyimpnana energi ........................................... 70
Gambar III.23 UPS Hat Board ................................................................................................ 71
Gambar IV.1. Ilustrasi skenario Komunikasi sesama server ................................................. 76
Gambar IV.2. Ilustrasi skenario Komunikasi Antar server .................................................... 76
Gambar IV.3. Skenario Pengujian Sel surya ........................................................................... 89
Gambar IV.4. Topologi Jaringan Mesh Nirkabel.................................................................... 91
Gambar IV.5 Grafik Kinerja CPU pada panggilan Antar Server ............................................ 93
Gambar IV. 6 Grafik nilai rata-rata Throughput Voice antar server Jarak 35 Meter ............. 94
Gambar IV. 7 Grafik nilai rata-rata Throughput Voice antar server Jarak 65 Meter ............. 95
Gambar IV. 8 Grafik nilai rata-rata Throughput Voice antar server Jarak 95 Meter ............ 95
Gambar IV. 9 Grafik nilai rata-rata Throughput Video Sesama server Jarak 35 Meter ......... 97
Gambar IV.10. Grafik nilai rata-rata Throughput Video Sesama server Jarak 65 Meter ....... 97
Gambar IV.11. Grafik nilai rata-rata Throughput Video Sesama server Jarak 95 Meter ....... 98
Gambar IV.12. Grafik nilai rata-rata Delay Voice Antar server Jarak 35 Meter .................. 100
Gambar IV.13 Grafik nilai rata-rata Delay Voice Antar server Jarak 65 Meter ................... 100
Gambar IV. 14 Grafik nilai rata-rata Delay Voice Antar server Jarak 95 Meter .................. 101
Gambar IV.15. Grafik nilai rata-rata Delay Video Sesama server Jarak 35 Meter ............... 101
Gambar IV.16. Grafik nilai rata-rata Delay Video Sesama server Jarak 65 Meter ............... 102
Gambar IV.17. Grafik nilai rata-rata Delay Video Sesama server Jarak 95 Meter ............... 103
Gambar IV.18. Grafik nilai rata-rata Jitter Video Antar server Jarak 35 Meter ................... 105
xii
Gambar IV.19. Grafik nilai rata-rata Jitter Video Antar server Jarak 65 Meter ................... 105
Gambar IV.20. Grafik nilai rata-rata Jitter Video Antar server Jarak 95 Meter ................... 106
Gambar IV.18. Grafik nilai rata-rata Jitter Video Sesama server Jarak 35 Meter ................ 107
Gambar IV.18. Grafik nilai rata-rata Jitter Video Sesama server Jarak 65 Meter ................ 108
Gambar IV. 23 Grafik nilai rata-rata Jitter Video Sesama server Jarak 95 Meter ............... 108
Gambar IV. 26 Grafik nilai rata-rata Packet loss Voice Antar server Jarak 35 Meter ......... 111
Gambar IV. 25 Grafik nilai rata-rata Packet loss Voice Antar server Jarak 65 Meter ......... 110
Gambar IV. 26 Grafik nilai rata-rata Packet loss Voice Antar server Jarak 95 Meter ......... 111
Gambar IV. 27 Grafik nilai rata-rata Packet loss Video Sesama server Jarak 35 Meter ...... 113
Gambar IV. 29 Grafik nilai rata-rata Packet loss Video Sesama server Jarak 65 Meter .... 1143
Gambar IV. 29 Grafik nilai rata-rata Packet loss Video Sesama server Jarak 95 Meter ...... 114
Gambar IV. 30 Grafik nilai rata-rata Komunikasi Voice Antar server ................................. 116
Gambar IV. 31 Grafik nilai rata-rata Komunikasi Voice Sesama server .............................. 117
Gambar IV. 32 Grafik pengukuran tegangan sel surya ......................................................... 118
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Standar Delay Berdasarkan ITU G.114 [10] .......................................................... 22
Tabel II.2 Standar Jitter Berdasarkan ITU G.114 [10] ........................................................... 22
Tabel II.3 Standar Packet loss Berdasarkan ITU G.114 [10] .................................................. 23
Tabel III.1 List Data Nomor Client pada Server 1 .................................................................. 55
Tabel III.2 List Data Nomor Client pada Server 2 .................................................................. 55
Tabel III.3 List Data Nomor Client pada Server 3 .................................................................. 56
Tabel III.4 List Data Nomor Client pada Server 4 .................................................................. 56
Tabel IV.1 hasil pengujian Topologi Mesh ........................................................................... 73
Tabel IV.2 hasil pengukuran kinerja CPU Antar server ........................................................ 74
Tabel IV.3 Skenario Laptop-laptop voice antar server Jarak 35 Meter .................................. 78
Tabel IV.4 Skenario Laptop-laptop voice antar server Jarak 65 Meter .................................. 78
Tabel IV.5 Skenario Laptop-laptop voice antar server Jarak 95 Meter .................................. 78
Tabel IV.6 Skenario Laptop-laptop Video Sesama Server Jarak 35 Meter ............................ 78
Tabel IV.7 Skenario Laptop-laptop Video Sesama Server Jarak 65 Meter ............................ 78
Tabel IV.8 Skenario Laptop-laptop Video Sesama Server Jarak 95 Meter ............................ 79
Tabel IV.9 Skenario Laptop-Smartphone voice antar server Jarak 35 Meter ......................... 80
Tabel IV.10 Skenario Laptop-Smartphone voice antar server Jarak 65 Meter ....................... 80
Tabel IV.11 Skenario Laptop-Smartphone voice antar server Jarak 95 Meter ....................... 80
Tabel IV.12 Skenario Laptop-Smartphone Video Sesama Server Jarak 35 Meter ................. 80
Tabel IV.13 Skenario Laptop-Smartphone Video Sesama Server Jarak 65 Meter ................. 80
Tabel IV.14 Skenario Laptop-Smartphone Video Sesama Server Jarak 95 Meter ................. 81
Tabel IV.15 Skenario Smartphone-Laptop voice antar server Jarak 35 Meter ...................... 82
xiv
Tabel IV.16 Skenario Smartphone-Laptop voice antar server Jarak 65 Meter ....................... 82
Tabel IV.17 Skenario Smartphone- Laptop voice antar server Jarak 95 Meter ...................... 82
Tabel IV.18 Skenario Smartphone- Laptop Video Sesama Server Jarak 35 Meter ............... 82
Tabel IV.19 Skenario Smartphone- Laptop Video Sesama Server Jarak 65 Meter ............... 82
Tabel IV.20 Skenario Smartphone- Laptop Video Sesama Server Jarak 95 Meter ................ 83
Tabel IV.21 Skenario Smartphone- Smartphone voice antar server Jarak 35 Meter ............. 84
Tabel IV.22 Skenario Smartphone- Smartphone voice antar server Jarak 65 Meter .............. 84
Tabel IV.23 Skenario Smartphone- Smartphone voice antar server Jarak 95 Meter ............. 84
Tabel IV.24 Skenario Smartphone- Smartphone Video Sesama Server Jarak 35 Meter ........ 84
Tabel IV.25 Skenario Smartphone- Smartphone Video Sesama Server Jarak 65 Meter ........ 84
Tabel IV.26 Skenario Smartphone- Smartphone Video Sesama Server Jarak 95 Meter ........ 85
Tabel IV.27 Rata Rata Komunikasi Antar Server dengan Jarak 35 Meter ............................. 85
Tabel IV.28 Rata Rata Komunikasi Antar Server dengan Jarak 65 Meter ............................. 86
Tabel IV.29 Rata Rata Komunikasi Antar Server dengan Jarak 95 Meter ............................. 86
Tabel IV.30 Rata Rata Komunikasi Sesama Server dengan Jarak 35 Meter .......................... 87
Tabel IV.31 Rata Rata Komunikasi Sesama Server dengan Jarak 65 Meter .......................... 87
Tabel IV.32 Rata Rata Komunikasi Sesama Server dengan Jarak 95 Meter .......................... 88
Tabel IV.33 Pengukuran Sel Surya ......................................................................................... 89
xv
DAFTAR ISTILAH
PABX (Private Automatic Branch eXchange)
Sentral switching telepon yang membuat percabangan beberapa extension
dalam satu atau lebih telepon dimana setiap extension dapat saling
berkomunikasi
IP PBX (lnternet Protocol-Private Branch Exchange)
Perangkat switching komunikasi telepon dan data berbasis teknologi Internet
Protocol yang mengendalikan extension telepon analog maupun extension IP
Phone.
VOIP (Voice Over Internet Protocol)
Sebuah teknologi melalui panggilan suara merubah data dari format data analog
menjadi digital, jaringan tersebut menggunakan Paket-Switch menggunakan
tipe jaringan nirkabel.
OSI (Model Open Systems Interconnection)
Alat referensi untuk memahami komunikasi data antara dua sistem jaringan
serta membagi proses komunikasi menjadi tujuh lapisan.
xvi
SIP (Session Initiation Protocol)
Signaling protokol pada application layer yang berfungsi untuk membangun,
memodifikasi dan mengakhiri suatu sesi multimedia yang melibatkan satu atau
beberapa pengguna.
Delay
Akumulasi berbagai waktu tunda dari ujung ke ujung pada proses pengiriman
data.
Jitter
Perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan.
Throughput
Jumlah total dari kedatangan paket yang sukses dan diamati pada sisi
klien/tujuan selama selang waktu tertentu dibagi oleh durasi selang waktu
tersebut.
Packet Loss
Perbandingan seluruh paket IP yang hilang dengan seluruh paket IP yang
dikirimkan antara source dan destination
xvii
Raspberry Pi
Komputer papan tunggal (single-board circuit; SBC) yang seukuran dengan
kartu kredit yang dapat digunakan untuk menjalankan program dan
mempunyai input output digital port
Asterisk
sebuah Open Source untuk mesin telepon dan perangkat lainnya, menawarkan
fleksibilitas yang tidak terdapat pada dunia komunikasi komersial.
Softphone
perangkat lunak komputer yang digunakan untuk bertelepon dengan
menggunakan sebuah komputer biasa, bukan dengan perangkat mesin telepon
tersendiri.
Routing
suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke
jaringan yang lain.
B.A.T.M.A.N. (Better Approach To Mobile Ad-Hoc Network )
Merupakan sebuah routing protokol yang bersifat proaktif yang dikembangkan
oleh Freifunk Mesh Community yang dikembangkan dari protokol routing
OLSR.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Telekomunikasi saat ini sudah menjadi kebutuhan dasar manusia. Infrastruktur
telekomunikasi dibangun di seluruh negeri untuk melayani kebutuhan tersebut. Namun
telekomunikasi sekarang ini masih belum bisa menjangkau seluruh wilayah terutama
daerah-daerah terpencil . Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem telekomunikasi yang
memungkinkan untuk dipasang secara independen (tidak tergantung oleh infrastruktur
yang sudah ada). Salah satu teknologi komunikasi yang berkembang saat ini adalah
Voice over Internet Protocol (VoIP). Teknologi VoIP merupakan teknologi
telekomunikasi yang berbasis IP. Teknologi ini dapat di bangun dengan mini komputer
dapat berfungsi sebagai server dan juga sebagai access point yang dapat berperen
sebagai penyedia jaringan, sehingga teknologi ini dapat berpindah tempat.
Raspberry Pi merupakan satu produk komputer mini yang saat ini banyak
beredar di pasaran. Meskipun ukurannya kecil, perangkat ini memiliki kemampuan
setara komputer pentium 4. Sistem operasinya dapat berbasis linux, windows, bahkan
android. Dibandingkan dengan komputer biasa, rasberry pi memiliki kelebihan yaitu
bentuknya yang kecil sehingga mudah dibawa dan dengan daya maksimal hanya 5 watt
(untuk raspberry pi tipe B).Oleh karena itu, perangkat lunak server VoIP dapat diinstall
di raspberry pi karena perangkat ini sama seperti komputer biasa yang menggunakan
2
sistem operasi tertentu Dengan sumber masukan listrik menggunakan tenaga Solar
Cell agar tidak bergantung kepada arus lisrik yang bersumber dari PLN
Penelitian sebelumnya telah melakukan perancangan sistem komunikasi
telepon menggunakan dua mini komputer sebagai server berbasis IP PBX [1].
Peneilitian tersebut mendapatkan hasil bahwa jarak jangkauan terjauh antara server dan
client adalah 130 meter, dan jarak jangkauan terjauh antara dua buah server juga 130
meter dengan menggunakan topologi jaringan WLAN mode ESS(Extended Service
Set)[1]. Akan tetapi penelitian tersebut hanya mampu menangani panggilan sebanyak
7 panggilan secara bersamaan dengan dua server yang berbeda menggunakan topologi
wlan extended service set maka perlu penambahan server dengan jaringan mesh
nirkabel agar panggilan dapat terjadi lebih banyak secara bersamaan dan dapat
memungkinkan mekanisme pemulihan jaringan yang lebih baik dimana terdapat jalur
alternatif jika terjadi komunikasi yang terputus pada sebuah jalur komunikasi ataupun
jika terdapat kerusakan pada salah satu perangkat mesh network.
Sehingga berdasarkan permasalahan diatas maka tugas akhir ini akan
merancang sistem komunikasi jaringan mesh nirkabel berbasis IP PBX dengan server
yang berbeda menggunakan empat mini komputer Raspberry Pi sebagai server serta
mengoptimalkan kinerja server dan melakukan pengukuran terhadap kinerja panggilan
pada jaringan telekomunikasi, dengan judul “SISTEM KOMUNIKASI JARINGAN
MESH NIRKABEL MENGGUNAKAN SEL SURYA”
3
I.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, adapun rumusan
masalah yang dihadapi yaitu :
1. Bagaimana cara merancang sebuah sistem komunikasi jaringan mesh
nirkabel menggunakan sel surya ?
2. Bagaimana menguji kinerja server dan menganalisis parameter kinerja
panggilan pada jaringan komunikasi berbasis IP PBX ?
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu :
1. Merancang sebuah sistem komunikasi jaringan meh nirkabel menggunakan
sel surya
2. Mendapatkan kinerja server dan menganalisis parameter kinerja jaringan
pada komunikasi berbasis IP PBX
I.4. Batasan Masalah
Dalam pengerjaan penelitian ini, sistem yang akan di buat di batasi pada hal-hal
berikut:
1. Perancangan sistem komunikasi yang dibuat berbasis IP PBX dengan empat
server menggunakan Raberry Pi 3 sebagai server.
2. Server dan client terhubung secara wireless menggunakan Wifi
4
3. Menggunakan USB Wireless Network Adapter TP-Link WN722N sebagai
perangkat transmisi pada server.
4. Menggunakan laptop sistem operasi Windows dan smartphone berbasis android
sebagai Client.
5. Menggunakan software asterisk FreePBX pada server Raspberry Pi, software
MicroSIP pada client laptop dan software bria pada client smartphone.
6. Menggunakan tenaga sel surya sebagai daya masukan untuk Raspberry Pi.
7. Menggunakan jaringan Mesh Nirkabel.
I.5. Manfaat penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat seperti yang di uraikan berikut ini:
1. Bagi masyarakat, mahasiswa diharapkan kedepannya dapat memenuhi
kebutuhan terhadap komunikasi suara, video, dan pesan teks dalam suatu area
lokal dapat dilakukan tanpa adanya beban biaya.
2. Bagi peniliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan
kemampuan terhadap perancangan sistem komunikasi jaringan mesh nirkabel
berbasis IP PBX menggunakan sel surya
3. Bagi institusi Universitas Hasanuddin penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi ilmiah dalam pengembangan system komunikasi jaringan mesh
nirkabel berbabis IP PBX menggunakan sel surya
5
I.6. Metode penelitian
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Literatur
Tahap awal dari penelitian ini yaitu mencari sumber-sumber referensi dan materi
pendukung yang berkaitan langsung dengan alat yang akan dibuat, baik berupa artikel,
buku referensi, dan sumber –sumber lainnya.
2. Perancangan Sistem
Tahap kedua yaitu merancang alat yang akan dibuat yang disesuaikan dengan
spesifikasi perangkat bertujuan untuk menentukan apa saja yang diperlukan dalam
membuat jaringan dan server komunikasi berbasis IP PBX menggunakan sel surya
3. Implementasi
Tahap ketiga yaitu membuat sistem komunikasi berbasis IP PBX dengan empat
server yang berbeda jaringan menggunakan mini komputer Raspberry Pi sebagai
server dan sel surya sebagai input masukan dayanya.
4. Pengujian dan Analisis
Tahap terakhir adalah menguji topologi jaringn Mesh, Menguji kinerja CPU
serta menguji parameter kinerja panggilan berupa jitter , Delay, Throughtput, dan
packet loss pada jaringan komunikasi berbasis IP PBX dengan tenaga solar cell yang
telah dibuat. Pada analisa akan membahas mengenai hasil yang diperoleh apakah
telah sesuai dengan perancangan atau masih terdapat error.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Private Automatic Branch eXchange (PABX)
PABX (Private Automatic Branch eXchange) merupakan sentral switching
telepon yang membuat percabangan beberapa extension dalam satu atau lebih telepon
dimana setiap extension dapat saling berkomunikasi dan juga setiap extension dapat di
set sesuai dengan kebutuhan seperti call resriction, blokir, membatasi waktu bicara dan
lain-lain. PABX adalah istilah yang digunakan di Eropa, sementara PBX (Private
Branch eXchange) digunakan di Amerika Serikat [1]. Pada sistem PABX digunakan
telepon konvensional yang hanya dapat ditempatkan pada port PABX yang sudah
ditentukan jumlah nomor salurannya. Dengan adanya PABX ini akan memudahkan
berbagai bagian pada suatu panggilan telepon yang masuk.Masing-masing panggilan
tersebut diberikan nomor extension. Sehingga jika ada telepon masuk dari luar untuk
menghubungi bagian yang berbeda , maupun gedung yang berbeda cukup dengan
menghubungi suatu nomor yang diperkenalkan oleh perusahaan, kemudian panggilan
tersebut akan diteruskan berdasarkan nomor extension yang dituju.Selain itu masing-
masing bagian juga bisa saling berkomunikasi antar mereka dengan menuju nomor
ekstension tersebut [2]. Sistem PABX bila ditinjau dari segi biaya dapat diminimalisasi
karena jaringan komunikasi ini bersifat privat artinya untuk saling berhubungan dalam
satu instansi tidak perlu melalui jaringan PSTN ( Public Switch Telephone
7
Network).keuntungan lain dengan sistem PABX ini adalah menghindari tabrakan
jaringan telepon internal. [3]
II.2. Internet Protocol Private Automatic Branch eXchange ( IP PABX)
IP PBX atau Internet Protocol Private Branch Exchange adalah PABX yang
menggunakan teknologi IP. IP PBX adalah perangkat switching komunikasi telepon
dan data berbasis teknologi Internet Protocol (IP) yang mengendalikan extension
telepon analog (TDM) maupun extension IP Phone. Fungsi-fungsi yang dapat
dilakukan antara lain penyambungan, pengendalian, dan pemutusan hubungan telepon,
translasi protokol komunikasi, translasi media komunikasi, serta pengendalian
perangkat-perangkat IP Telepon seperti VoIP Gateway, Access Gateway, dan Trunk
Gateway. IP PBX mempunyai kemampuan multi layanan di jaringan IP ke dunia
komunikasi telepon, sehingga memungkinkan semakin banyak layanan komunikasi
yang dapat berjalan di atas jaringan IP. Multi layanan tersebut adalah Voicemail &
Voice Conference, Interactive Voice Response (IVR), Automatic Call Distribution
(ACD), Computer Telephony Integration (CTI) dan lain-lain .[4]
II.3 Voice Over Internet Protocol (VoIP)
VOIP (Voice Over Internet Protocol) adalah sebuah teknologi melalui
panggilan suara merubah data dari format data analog menjadi digital, jaringan tersebut
menggunakan Paket-Switch menggunakan tipe jaringan nirkabel [1].Voip dikenal juga
sebagai Internet Telephony,ip telephony atau digital phone proses pengiriman suara
menggunakan protokol (IP) sehingga bisa digunakan untuk percakapan jarak jauh
8
melalui media internet, sedangkan penggunaan VOIP dengan jumlah bandwith yang
sangat besar bisa dimanfaatkan untuk video conference selain harganya murah juga
bisa bersifat global. [5]
Pada jaringan yang bersifat konvensional PBAX (Privat Automated Branch
exchange) pesawat telephone biasa terhubung pada station STO berbeda pada jaringan
VOIP setiap user memiliki koneksi ke internet, sehingga setiap user bisa saling
berkomunikasi seperti webbex atau saling bertukar file dokumen, vidio atau gambar,
pemanfaatan teknologi VOIP dapat menekan biaya komunikasi dibandingkan dengan
tarif SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh) Sebuah kemudahan telekomunkasi
ditawarkan oleh teknologi VOIP sehingga komunikasi tidak hanya dilakukan atau
digunakan secara konvensional namun juga dengan jaringan internet sebagai alat
penunjang dibutuhkan suatu infrastruktur suara agar bisa saling berkomunikasi .Secara
dasar teknologi VOIP menggunakan tipe data CODEC(Compression / Decompressian)
teknologi yang digunakan untuk mengkonversi sebuah data, selama beberapa tahun
teknologi ini mampu mengurangi jumlah penggunaan Bandwith. [5]
Pada perkembangannya, sistem koneksi VoIP mengalami evolusi. Bentuk
peralatan pun berkembang, tidak hanya berbentuk komputer yang saling berhubungan,
tetapi peralatan lain seperti pesawat telepon biasa terhubung dengan jaringan VoIP.
Jaringan data digital dengan gateway untuk VoIP memungkinkan berhubungan dengan
PABX atau jaringan analog telepon biasa. Komunikasi antara komputer dengan
pesawat (ekstensi) di kantor adalah memungkinkan. Bentuk komunikasi bukan hanya
suara saja, namun dapat berbentuk tulisan atau jika jaringannya cukup besar bisa
9
dipakai untuk Video Conference. Dalam bentuk yang lebih lanjut komunikasi ini lebih
dikenal dengan IP Telephony yang merupakan komunikasi bentuk multimedia sebagai
kelanjutan bentuk komunikasi suara (VoIP). Keluwesan dari VoIP dalam bentuk
jaringan, peralatan dan media komunikasinya membuat VoIP menjadi cepat popular di
masyarakat umum.[6]
II.3.1.Protokol-protokol Penunjang Jaringan VoIP
II.3.1.1. Model Open System Interconnection (OSI) Layer
Model Open Systems Interconnection (OSI) merupakan alat referensi untuk
memahami komunikasi data antara dua sistem jaringan serta membagi proses
komunikasi menjadi tujuh lapisan. Dalam model ini lapisan bergantung pada lapisan di
bawahnya untuk memberikan kemampuan lapisan di atasnya. Oleh karena itu, model
OSI menjadi struktur tujuh lapis yang menentukan persyaratan untuk komunikasi
antara Komunikasi .Lapisan model OSI ditunjukkan pada Gambar II.1 dibawah. [7]
Gambar II.1 Model OSI Seven Layer [7]
10
- Physical Layer
Physical layer bertugas mengkoordinasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk
membuat koneksi bit (koneksi fisik) antara pengirim dan penerima. Physical layer
mendefinisikan hubungan antara peralatan dan media fisik yang meliputi susunan pin,
tegangan, dan spesifikasi kabel. Hubs, repeaters, network adapters, dan Host Bus
Adapters adalah peralatan dari physical layer. Physical layer akan memberitahu
peralatan tentang bagaimana cara mengirim ke media dan menerima data dari media.
Fungsi dan layanan utama dari physical layer adalah :
Menciptakan dan menghentikan koneksi ke media komunikasi.
Contention resolution dan flow control.
Modulasi atau konversi antara representasi digital data dalam peralatan pengguna
dengan sinyal yang ditransmisikan melalui communications channel.[7]
- Data Link Layer
Lapisan yang memiliki fungsi utama untuk menjamin tidak ada data dikirim
dalam bentuk rusak atau salah. Secara detail, lapisan ini mengatur aliran data dalam
satuan bit yang dikirimkan, menerima paket data dari jaringan atasnya sekaligus
mengubahnya ke dalam bentuk frame, serta melakakukan control sebelum mengirim
data memakai CRC (Cycling Redundancy Checking). Lapisan ini menggunakan
physical addressing (Media Access Control address atau MAC) sebagai pengenal.
11
- Network Layer
Lapisan ini mengelola perpindahan paket data antara dua alat yang terhubung
dengan kompleks dan memutuskan routing atau forwarding, serta membagi paket data
besar menjadi ukuran kecil jika ukuran data lebih besar dari ukuran bingkai data.
Network layer bertanggung jawab dalam network routing, addressing dan logical
protocol. Lapisan ini juga menentukan pemilihan jalur terbaik (path determination)
untuk mengirim suatu data dari tempat asal ke tempat tujuan dengan cara routing /
switching. Lapisan ini menggunakan IP address sebagai identifikasi. Logical
addressing scheme yang digunakan bersifat hierarchial. Contoh peralatan yang bekerja
di network layer ini adalah router.[7]
- Transport Layer
Lapisan ini berfungsi memastikan data yang dikirim tidak salah, terurut, dan
tidak hilang atau terduplikasi. Selain itu, lapisan ini juga mampu membagidata yang
datang dari lapisan sesi menjadi ukuran paket data yang lebihkecil supaya siap dikirim
ke komputer tujuan. Transport layer bertanggung jawab terhadap pengiriman yang
bebas kesalahan dari keseluruhan pesan/data. Beberapa contoh protokol yang bekerja
di lapisan ini adalah protokol TCP yang bersifat connection oriented, dan UTP yang
bersifat connectionless. Connection oriented berarti bahwa transport layer dapat
menelusuri jejak dari segments dan melakukan pengiriman ulang apabila terjadi error
pada pengiriman sebelumnya.[7]
12
- Session Layer
Session layer mengendalikan dialog atau koneksi antar komputer, membangun,
menjaga, menyelenggarakan, mengatur dan memutuskan koneksi antara local
application dengan remote application. Lapisan ini akan memberikan izin bagi aplikasi
pada komputer lain untuk berbagi koneksi yang disebut session. [7].
- Presentation Layer
Presentation layer bertanggung jawab untuk mengkonversi format data dari
application layer menjadi format universal, dan kemudian mentranslasi kembali
menjadi format yang diterima pada presentation layer. Di lapisan ini dilakukan proses
Multipurpose Internet Mail Extensions (MIME) encoding, enkripsi, dekripsi dan
kompresi data yang ditujukan untuk menampilkan data sebagai service atau protocol.
Contoh operasinya adalah proses konversi dari teks Extended Binary Coded Decimal
Interchange Code (EBCDIC) ke teks American Standard Code for Information
Interchange (ASCII).[7]
- Application Layer
Application layer melakukan layanan aplikasi umum untuk proses aplikasi.
Lapisan ini adalah lapisan yang paling dekat dengan user/pengguna, yang menjalankan
aplikasi-aplikasi untuk user, menyediakan layanan jaringan untuk aplikasi user.
Aplikasi pada lapisan ini terbagi menjadi 2, yaitu aplikasi client-server dan aplikasi
non client-server. Contoh dari aplikasi client-server adalah FTP, HTTP, POP3, dan
13
SMTP. Contoh dari aplikasi non client-server adalah redirector dan peer-to-peer. [1]
II.3.1.2. Protokol TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar
komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar
data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet. Protokol ini tidak
dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini hanya berupa kumpulan protokol
(protocol suite)[7].
TCP/IP dikembangkan mengacu pada model Open System Interconnection
(OSI), dimana, layer-layer yang terdapat pada TCP tidak persis sama dengan layer-
layer yang terdapat pada model OSI. Terdapat empat layer pada TCP/IP, yaitu:
network interface, network, transport dan application.
Gambar II.2 Protokol TCP/IP [7]
14
lapisan yang dimiliki oleh kumpulan protokol (protocol suite) TCP/IP
diasosiasikan dengan protokolnya masing-masing. Protokol utama dalam protokol
TCP/IP adalah sebagai berikut [7]:
Protokol lapisan aplikasi: bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada
aplikasi layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Domain
Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer
Protocol (FTP),
Protokol lapisan antar-host: berguna untuk membuat komunikasi menggunakan
sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat
connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control
Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).
Protokol lapisan internetwork: bertanggung jawab untuk melakukan pemetaan
(routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP.
Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address
Resolution Protocol (ARP),
Protokol lapisan antarmuka jaringan: bertanggung jawab untuk meletakkan
frame-frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat
bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport
dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), MAN dan WAN (seperti
halnya dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched Telephone
Network (PSTN),
15
II.3.1.3. Transmission Control Protocol (TCP)
Dalam mentransmisikan data pada layer transport, ada dua protokol yang
berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang bersifat connection-
oriented yang artinya dapat menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end-to-end.
Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segment-segment
informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet.. [7].
Dalam komunikasi VoIP, TCP digunakan untuk menjamin set-up suatu call
pada saat sesi signaling. TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP.
Karena pada komunikasi data VoIP, penanganan data yang mengalami keterlambatan
lebih penting dari pada penanganan paket yang hilang [7].
II.3.1.4. User Datagram Protocol (UDP)
UDP yang merupakan salah satu protokol utama di atas IP merupakan
transport protocol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP digunakan
untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reabilitas. header UDP hanya berisi
empat field yaitu source port, destination port, length dan UDP checksum dimana
fungsinya hampir sama dengan TCP, namun fasilitas checksum pada UDP bersifat
opsional [7].
UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan voice stream yang dikirimkan
secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman voice
streaming yang berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman
16
agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai
50% dari jumlah paket yang dikirimkan. Karena UDP mampu mengirimkan data
streaming dengan cepat, maka dalam teknologi VoIP[7].
II.3.1.5. Internet Protocol (IP)
Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer diidentifikasikan dengan alamat IP.
Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama
lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pada transfer data. Terakhir
protokol data akses berhubungan langsung dengan media fisik. Secara umum protokol
ini bertugas untuk menangani pendeteksian kesalahan pada saat transfer data. Untuk
komunikasi datanya, Internet Protocol mengimplementasikan dua fungsi dasar yaitu
addressing dan fragmentasi. Salah satu hal penting pada IP dalam pengiriman
informasi adalah metode pengalamatan pengirim dan penerima.[8].
II.3.1.6. Protokol H.323
Standar H.323 dan H.324 merupakan standar baru yang mampu memenuhi
kebutuhan conferencing menggunakan LAN. Standar H.323 mengatur pelaksanaan
video conferencing menggunakan LAN dan untuk pertama kalinya memungkinkan
adanya interoperabilitas antar hardware dan software yang dibuat oleh vendor berbeda.
Berbagai macam aplikasi H.323 telah tersedia mulai dari aplikasi video conferencing,
electronic whiteboard, hingga Voice Over IP. Kemudian standar H.324 dirancang
untuk mengatur pelaksanaan video conferencing menggunakan jaringan telepon
(PSTN) [9].
17
H.323 adalah suatu standar yang menentukan komponen protokol dan
prosedur yang menyediakan layanan komunikasi multimedia yakni komunikasi voice,
video dan data tepat waktu, melalui jaringan berbasis paket. Jaringan berbasis paket
tersebut antara lain IP, IPX, LAN, EN, MAN, dan WAN [9].
II.3.1.7. Protokol SIP
Session Initiation Protocol (SIP) merupakan suatu signaling protokol pada
application layer yang berfungsi untuk membangun, memodifikasi dan mengakhiri
suatu sesi multimedia yang melibatkan satu atau beberapa pengguna. Sesi multimedia
adalah pertukaran data antar pengguna yang dapat meliputi suara, video dan teks [9].
SIP tidak menyediakan layanan secara langsung, tetapi menyediakan pondasi
yang dapat digunakan oleh protokol aplikasi lainnya untuk memberikan layanan yang
lebih lengkap bagi pengguna, misalnya dengan Real Time Transport Protocol (RTP)
untuk proses transfer secara real-time, dengan Session Description Protocol (SDP)
untuk mendeskripsikan sesi multimedia, dengan Media Gateway Control Protocol
(MEGACO) untuk komunikasi dengan jaringan PSTN [9].
Adapun potokol yang mendukung SIP antara lain [9]:
1. Real-time Transport Protocol (RTP)
Menyediakan transfer media secara terus-menerus pada jaringan paket.
Protokol RTP menggunakan protocol UDP dan header RTP mengandung informasi
kode bit yang spesifik pada tiap paket yang dikirimkan dimana hal ini membantu
penerima untuk melakukan antisipasi jika terjadi paket yang hilang (packet loss).
18
2. Real-time Control Transport Protocol (RTCP)
Merupakan protokol yang mengendalikan transfer media. Protokol ini bekerja
sama dengan protokol RTP dalam proses transfer media yang terjadi. Dalam sesi
komunikasi, protokol RTP mengirimkan paket RTCP secara periodik untuk
memperoleh informasi transfer media dalam perbaikan kualitas layanan.
3. Session Description Protocol (SDP)
Mendeskripsikan media dalam suatu komunikasi. Tujuan protokol SDP adalah
untuk memberikan izin administratif (administrative permission) untuk melakukan
reservasi. Bila terjadi kesalahan dalam aplikasi salah satu modul ini, akan terjadi
RSVP error dimana request tidak akan dipenuhi. Bila kedua modul ini berjalan
dengan baik, maka RSVP akan membentuk parameter packet classifier dan packet
scheduler. Packet clasiffier menentukan kelas QoS untuk setiap paket data untuk
menetapkan jalur yang digunakan untuk pengiriman paket data berdasarkan
kelasnya dan packet scheduler mengatur antarmuka (interface) tiap node agar
pengiriman paket sesuai dengan QoS yang dinginkan.
4. Media Gateway Control Protocol (MEGACO)
Merupakan protokol call control antara Media Gateway (MG) dan Media
Gateway Controller (MGC). Protocol ini digunakan untuk mengontrol Media
Gateway serta mendukung streaming multimedia pada jaringan komputer. Hal ini
digunakan dalam layanan VoIP antara jaringan IP dan PSTN maupun antar jaringan
IP saja.
Berikut ini merupakan 4 komponen utama dalam arsitektur SIP [9]:
19
1. User Agent (UA) berfungsi untuk menginisiasi atau merespon transaksi SIP.
Sebuah UA dapat bertindak sebagai klien atau server.
2. User Agent Client (UAC) berfungsi untuk menginisiasi permintaan SIP dan
menerima respon SIP.
3. User Agent Server (UAS) berfungsi untuk menerima permintaan SIP dan
mengirimkan kembali respon SIP.
4. Proxy Server, merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara yang
bertujuan untuk meminta permohonan atas nama client yang lain. Proxy harus
bertindak sebagai server dan client, dia harus mengarahkan permohonan SIP
request pada user agent server, dan mengarahkan SIP response pada user agent
client.
5. Redirect Server, merupakan kesatuan logika yang mengarahkan suatu client pada
perangkat pangganti dari Uniform Resource Indicator (URI) untuk menyelesaikan
tugas permohonan.
6. Register Server, menerima dan memproses pesan pendaftaran yang mengijinkan
lokasi dari suatu endpoint dapat diketahui keberadaanya. Register Server ini
kerjanya berhubungan dengan Location Server.
7. Location Server, menyediakan layanan untuk database abstrak yang berfungsi
mentranslasikan alamat dengan data atau keterangan yang ada pada domain
jaringan.
8. Back-to-Back User Agent (B2BUA) adalah entitas yang berfungsi untuk
memproses permintaan SIP yang diterima dimana B2BUA akan bertindak sebagai
20
UAC, membangkitkan kembali permintaan SIP dan mengirimkannya ke dalam
jaringan.
II.3.1.8. Fungsi SIP
SIP hanya dibatasi pada penyusunan, modifikasi dan penghentian session yang
mempunyai 4 tujuan pokok yaitu sebagai berikut [7]:
a) SIP membolehkan pendirian user location (misalnya; menerjemahkan sebuah
nama user menjadi alamat jaringannya saat itu).
b) SIP menyediakan fitur negosiasi sehingga semua partisipan dalam sebuah
session setuju pada fitur yang mendukung di antaranya.
c) SIP merupakan mekanisme untuk manajemen panggilan (call management)
sebagai contoh menambah, menghapus, atau mengirim partisipan.
d) SIP membolehkan untuk mengubah fitur sebuah session meskipun masih dalam
proses.
Semua fungsi kunci lainnya dikerjakan oleh protokol-protokol
lain.Penggunaan protokol codec, video, voice dan Real-time Protocol dengan H.323
tetap sama, hanya berbeda dalam sesi signaling sambungan VoIP [7]
II.4. Codec
Codec (coder-decoder atau compressor-decompressor) merupakan suatu
algoritma untuk melakukan konversi dan kompresi data yang bertujuan mengurangi
jumlah byte yang dikirimkan dalam jaringan. Pemilihan dan penggunaan codec dalam
21
jaringan komunikasi suara sangatlah penting. Penggunaan codec yang kurang tepat
akan mengakibatkan kualitas sambungan komunikasi suara menjadi kurang baik.[9].
Codec Digunakan untuk mengubah informasi sinyal suara analog menjadi
sinyal digital yang dapat ditransmisikan melalui jaringan IP dengan bandwidth tertentu
dan mendapatkan informasinya kembali. Masing-masing codec mempunyai spesifikasi
yang dibutuhkan berbeda [9].
II.5. Parameter Kinerja Panggilan
Terdapat banyak hal bisa terjadi pada paket ketika melakukan perjalanan dari
asal ke tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah dan sering disebut sebagai
parameter-parameter Kinerja Panggilan, antara lain [10]:
II.5.1. Delay
Delay merupakan akumulasi berbagai waktu tunda dari ujung ke ujung pada
jaringan Internet. Delay mempengaruhi kualitas layanan (QoS) karena waktu tunda
menyebabkan suatu paket lebih lama mencapai tujuan. ITU-T G.114
merekomendasikan delay tidak lebih besar dari 150 ms untuk berbagai aplikasi, dengan
batas 400 ms untuk komunikasi multimedia yang masih dapat diterima. Sementara itu
untuk aplikasi Voice seperti VoIP dan Conference Call batasan delay maksimal adalah
300 ms.
22
Tabel II.1 Standar Delay Berdasarkan ITU G.114 [10]
Delay (ms) Kualitas
0 – 150
150 – 400
> 400
Baik
Cukup, masih dapat diterima
Buruk
II.5.2. Jitter
Jitter merupakan perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal
tujuan. Variasi waktu tunda dapat disebabkan oleh terjadinya kongesti, kurangnya
kapasitas jaringan, variasi ukuran paket, serta ketidakurutan paket. Tabel II.2 di bawah
ini menunjukkan standar nilai variasi waktu tunda yang mempengaruhi kualitas
layanan multimedia streaming.
Tabel II.2 Standar Jitter Berdasarkan ITU G.114 [10]
Jitter (ms) Kualitas
0 – 20
20 – 50
> 50
Baik
Dapat diterima
Tidak dapat diterima
II.5.3. Throughtput
Throughtput merupakan kecepatan (rate) transfer data efektif yang diukur
dalam satuan bit per second (bps). Throughput merupakan jumlah total dari kedatangan
paket yang sukses dan diamati pada sisi klien/tujuan selama selang waktu tertentu
dibagi oleh durasi selang waktu tersebut. Throughtput biasanya selalu dikaitkan dengan
bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya dikarenakan sifatnya yang dinamis
tergantung pada trafik yang sedang terjadi.
23
II.5.4. Packet loss
Packet loss merupakan penyebab utama pelemahan voice dan video streaming,
VoIP dan Conference Call. Packet loss dapat disebabkan oleh pembuangan paket di
jaringan (network loss) atau pembuangan paket di gateway/terminal sampai kedatangan
terakhir (late loss). Network loss secara normal disebabkan kemacetan (router buffer
overflow), perubahan rute seketika, kegagalan link dan lossy link seperti pada saluran
nirkabel. Kemacetan atau kongesti pada jaringan merupakan penyebab utama dari
packet loss. Tabel II.3 menunjukkan standar nilai packet loss yang mempengaruhi
kualitas layanan (QoS).
Tabel II.3 Standar Packet loss Berdasarkan ITU G.114 [10]
Packet loss (%) Kualitas
0 – 1
1 – 5
> 10
Baik
Dapat diterima
Tidak dapat diterima
II.6. Raspberry Pi
Raspberry Pi merupakan sebuah komputer papan tunggal (Single-Board Computer)
yang seukuran kartu kredit dengan sistem operasi yang pada umumnya berbasis Linux
yang sekarang dalam perkembangannya sudah dapat menjalankan sistem operasi
berbasis Windows IoT. Pengembangan perangkat Raspberry Pi ini dimulai dari tahun
2006 oleh lembaga non-profit Raspberry Pi Foundation, yang terdiri dari relawan dan
para akademisi teknologi di Inggris. Raspberry Pi telah berkembang menjadi beberapa
24
versi dan Raspberry Pi 3 merupakan generasi ketiga pada Raspberry Pi dan memiliki
spesifikasi sebagai berikut [11]:
- SoC: Broadcom BCM2837
- CPU: 1.2 GHz 64-bit Quad-Core ARMv8
- GPU: Broadcom VideoCore IV
- RAM: 1 GB LPDDR2 900 MHz
- Networking: 10/100 Ethernet, 2.4 GHz 802.11n Wireless LAN
- Bluetooth: Bluetooth 4.1 Classic, Bluetooth Low Energy (BLE)
- Storage: MicroSD
- GPIO: 40-pin header
- Ports: HDMI, 3.5mm analogue audio-video jack, 4x USB 2.0, Ethernet, Camera
Serial Interface (CSI), Display Serial Interface (DSI)
Gambar II.3 Diagram Pin-out Raspberry Pi 3 [11]
25
II.7. Sistem Operasi Raspbian
Raspbian merupakan sistem operasi open source berbasis Linux Debian yang
teroptimasi untuk hardware mini komputer Raspberry Pi. Sebuah sistem operasi
merupakan kumpulan dari program dasar dan keperluan untuk menjalankan Raspberry
Pi, akan tetapi Raspbian tidak hanya menyediakan sistem operasi, tetapi juga
menambahkan lebih dari 35000 paket software pre-kompilasi yang digabungkan dalam
satu format untuk penginstalan yang mudah pada Raspberry Pi [11].
II.8. Asterisk FreePBX
Asterisk adalah sebuah Open Source untuk mesin telepon dan perangkat
lainnya, menawarkan fleksibilitas yang tidak terdapat pada dunia komunikasi
komersial. [12].
Asterisk dapat dikonfigurasi pada inti sebuah IP atau pada PBX hybrid,
panggilan switching, manajemen router, mengaktifkan beberapa fitur dan
mengkoneksikan penelepon dengan IP yang ada di dunia luar dengan koneksi analog
dan koneksi digital. Asterisk dapat berjalan di atas berbagai macam sistem operasi
termasuk Linux, Mac OS X, OpenBSD, FreeBSD dan Sun Solaris yang menyediakan
semua fitur yang dibutuhkan PBX [12].
Secara fungsional, bagian Asterisk terbagi dalam dua bagian yaitu inti
PBX/PBX Core) dan loadable module dengan pembagian sebagai berikut [12]:
26
1. PBX core
Melakukan fungsi-fungsi fundamental sebuah PBX, yaitu fungsi interkoneksi.
Bagian ini tidak mengurusi spesifikasi interface dan protokol yang digunakan
dalam sesi komunikasi, adapun bagian-bagian dari PBX core adalah sebagai
berikut:
a. PBX Switching menghubungkan panggilan antar pengguna. Switching
dilaksanakan tanpa perlu mengetahui interface hardware dan software dari
bagian-bagian yang sedang berkomunikasi.
b. Application Launcher menampilkan bermacam-macam layanan, seperti voice
mail, music on hold, dan sebagainya. Pengguna dapat menuliskan aplikasi yang
dibuat sendiri dalam bentuk koce CGI dan mengkonfigurasi Asterisk untuk
menggunakan script tersebut.
c. Codec Translator adalah pengkodean paket-paket suara dari satu format ke
format yang lain.
d. Scheduler and I/O Management merupakan komponen yang bertanggung
jawab untuk mengoptimalisasi unjuk kerja sistem dalam kondisi operasi yang
berbeda.
27
Gambar II.4 Arsitektur Software Asterisk [12]
2. Loadable module
Mengurusi spesifikasi interface dan protokol yang digunakan dalam sesi
komunikasi, agar spesifikasi hardware dan software pada masing-masing titik
yang akan saling berkomunikasi dapat dikenali, selanjutnya menyediakan
kemampuan untuk membaca dan menulis format data yang berbeda untuk masing-
masing titik, adapun bagian-bagian dari loadable module adalah sebagai
berikut[12]:
a. Channel API, bertugas menghandel tipe koneksi dari user yang terhubung.
Dapat berupa kanal hardware maupun software. Spesifikasi kanal
merepresentasikan protokol yang dipakai. Misalnya: chan_sip.c
mengimplementasikan protokol SIP.
b. Application API, berfungsi mengatasi bermacam-macam modul penugasan
28
untuk fungsi aplikasi, seperti voicemail, call transfer dan lain - lainnya. API
ini akan melaksanakan sebuah aplikasi tertentu yang diminta oleh panggilan
tertentu.
c. Codec translator API bertugas memerintah modul codec untuk
menerjemahkan dan mengkodekan format encoding dan decoding voice.
Setiap codec translator menggunakan fungsi encoding dan decoding yang
terhubung dengan setiap modul codec.
d. File format API, bertugas mengatasi pembacaan dan penulisan beberapa
macam format file data yang tersimpan pada file sistem. Contohnya file klip
suara untuk IVR tersimpan dalam format gsm dan file format API digunakan
untuk membaca file format GSM ini.
FreePBX adalah sebuah aplikasi Graphical User Interface (GUI) yang dapat
mengontrol dan mengelola Asterisk. FreePBX telah dikembangkan oleh ribuan
pengembang yang berada di seluruh dunia, dan aplikasinya sudah mulai banyak yang
menggunakannya. FreePBX dibangun menggunakan PHP dan database MySQL, fitur-
fitur yang didukung FreePBX antara lain yaitu Voicemail, Ring Group, Follow Me,
Music on Hold, Call Queues dan lain-lain [13].
II.9. Softphone
Softphone adalah perangkat lunak komputer yang digunakan untuk bertelepon
dengan menggunakan sebuah komputer biasa, bukan dengan perangkat mesin telepon
tersendiri. Tampilan dari perangkat lunak ini dimiripkan dengan mesin telepon biasa,
29
dengan tombol-tombol yang umum terdapat pada telepon. Untuk melakukan aktivitas
telepon, penelepon bisa menggunakan headset dan microphone, atau pun
menggunakan telepon USB [12].
Softphone dapat dikoneksikan dengan penyedia jasa telepon Internet, seperti
Skype, dan bisa juga digunakan untuk terkoneksi dengan jaringan PBX pada LAN.
Ketika dikoneksikan dengan server PBX seperti Asterisk, softphone akan
menampilkan pop-up ketika user komputer menerima panggilan telepon. Pop-up ini
menampilkan informasi yang cukup lengkap, meliputi nama, nomor telepon, sehingga
dapat menjadi alternatif murah dalam mengimplementasi VoIP, selain dengan
menggunakan IP Phone [12]
II.10. Wireless Network Adapter
Wireless Network Adapter adalah perangkat yang di pakai oleh komputer
client untuk dapat menerima dan mentrasmisikan sinyal. Wireless Network Adapter ini
mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan sebuah access point, akan tetapi
mempunyai sistem yang lebih sederhana. Apabila dalam sebuah access point terdapat
memory maupun processor, maka pada wireless network adapter penggunaannya tidak
sekompleks dari access point. Perangkat ini merupakan perangkat standar yang dapat
difungsikan menjadi access point.[14]
30
Gambar II.5 Tampilan Aplikasi Wireshark [14]
II.11. Jaringan Mesh Nirkabel
Jaringan Mesh Nirkabel merupakan suatu bentuk jaringan komunikasi wireless
yang terbentuk dari susunan node radio dimana setidaknya terdapat dua atau lebih jalur
komunikasi pada setiap node. Node pada sebuah wireless mesh network dapat berupa
sebuah mesh router ataupun mesh client. Setiap node tidak hanya bertindak sebagai
sebuah host tetapi juga berfungsi sebagai router untuk meneruskan paket-paket
pengiriman informasi bagi sebuah node lain yang mungkin tidak dapat menjangkau
tempat yang ingin ditujunya. Karakteristik utama dari wireless mesh network adalah
kemampuannya dalam mengkonfigurasi dan mengorganisasi dirinya sendiri (self-
configure/selforganize), atau dengan kata lain mampu membuat dan menjaga
konektivitasnya apabila terjadi kerusakan pada salah satu node. Kemampuan ini selain
31
membantu para pengguna untuk dapat selalu on-line kapan saja dan dimana saja, juga
akan membawa keuntungan lain seperti biaya pembuatan yang rendah, kemudahan
dalam perawatan jaringan, tingkat robustness serta reliabilitas tinggi.
Node-node konvensional seperti desktop PC, laptop, PDA dan sebagainya yang
telah dilengkapi dengan wireless network interface card (NIC) dapat tersambung
langsung dengan wireless mesh routers. Sedangkan pengguna yang tidak mempunyai
wireless NIC, tetap dapat terhubung dengan mesh router dengan menggunakan bentuk
jaringan lain seperti Ethernet. Selain itu dengan menggunakan fungsi mesh router
sebagai gateway atau bridge, maka suatu wireless mesh network dapat berintegrasi
dengan jaringan wireless lainnya seperti Jaringan Mesh nirkabel memberikan solusi
penghematan kabel sekaligus menjadikan tingkat mobilitas dari jaringan wireless
menjadi lebih tinggi dengan mengganti penggunakan kabel sebagai penghubung antar
perangkat backbone wireless menjadi menggunakan teknologi wireless yang juga
digunakan untuk penyambungan ke client. [14]
II.12. Routing Protocol
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari
satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route
secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis
ke router lain.Routing protocol adalah komunikasi antara routerrouter. Routing
protocol mengijinkan router-router untuk sharing informasi tentang jaringan dan
32
koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan
memperbaiki table routingnya [15]. Routing protocol ada beberapa jenis di antaranya
adalah routing protocol jenis Proaktif, Routing protocol jenis Reaktif, dan routing
protocol jenis Hybrid. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
Routing Proaktif
Tipe golongan Protokol routing proaktif ini bersifat (table driven routing
protocol) yaitu mengelola daftar tujuan dan rute terbaru masing-masing serta bersifat
broadcast sehingga system pendistribusian table routingnya selalu diupdate secara
periodik, maka dari itu perlu penggambaran keseluruhan node jaringan serta setiap
node akan merespon perubahan dalam mengupdate agar terjadi konsistensi routing
table, maka memperlambat aliran data jika terjadi restruktursi routing, beberapa contoh
algoritma routing proaktif yaitu Intrazone Routing Protocol (IARP), Linked Cluster
Architecture (LCA), Witness Aided Routing(WAR), Optimized Link State Routing
Protocol (OLSR) , Better Approach to Mobile Ad hoc Network (B.A.T.M.A.N.), Highly
Dynamic Destination Sequenced Distance Vector routing protocol (DSDV), Fisheye
state routing (FSR).[16]
Routing Reaktif
Tipe algoritma protokol routing reaktif ini bersifat on demand ,pada intinya
node sumber yang akan menentukan node tujuan sesuai prosedur yang diinginkannya,
proses pencarian rute hanya akan dilakukan ketika dibutuhkan komunikasi antara node
sumber dengan node tujuan saja, jadi routing table yang ada pada node hanyalah
33
informasi route ke tujuan saja, Protokol reaktif ini memanfaatkan metode broadcast
untuk membuat route discovery, pembuatan route discovery ini untuk maintaining
route agar tidak terputus saat jalur yang tidak digunakan tidak di lalui paket menuju
node tujuan, selain itu routing reaktif ini akan membroadcast paket kepada node
tetangganya untuk menyampaikan paket kepada node tujuan menggunakan route
request setelah menerima maka node tujuan akan memberikan pesan balasan berupa
route reply, dengan cara ini agar dapat meminimalkan routing overhead agar tidak
membanjiri jaringan berbeda dengan protokol routing proaktif yang membroadcast
update routing table ke semua node yang mengakibatkan boros bandwidth karena
beberapa contoh algoritma routing reaktif adalah Associativity Based Routing (ABR),
Ad Hoc On Demand Distance Vector (AODV), Ad Hoc On Demand Multipath Distance
Vector, Dynamic Source Routing (DSR), Ant Routing algorithm for mobile adhoc
networks (ARAMA).[16]
Hybrid Routing
Protokol hybrid routing ini dikembangkan dengan pemikiran untuk
menggabungkan kelebihan dari protokol routing reaktif dan proaktif sehingga
didapatkan sebuah protokol routing yang paling efektif. Protokol routing hybrid
menggunakan karakteristik protokol routing reaktif dan proaktif untuk mencari jalur
terbaik sesuai dengan tuntutan dan kondisi (on demand) dengan jaringan yang terus
di-update. Selain itu, pada protocol routing hybrid, paket Route Request (RREQ) dan
Route Reply (RREP) dikirimkan setelah terdapat routing request dengan waktu interval
34
tertentu. Protokol untuk tipe ini adalah :Hybrid Routing Protocol for Large Scale
MANET(HRPLS), Hybrid Wireless Mesh Protocol(HWMP), Zone Routing Protocol
(ZRP).[16]
II.13. B.A.T.M.A.N. (Better Approach to Mobile Adhoc Network)
Better Approach To Mobile Ad-Hoc Network atau B.A.T.M.A.N. merupakan
sebuah routing protokol yang bersifat proaktif yang dikembangkan oleh Freifunk Mesh
Community yang dikembangkan dari protokol routing OLSR. B.A.T.M.A.N.
dikembangkan dengan konsep membentuk sebuah protokol routing yang menggunakan
informasi routing seminimum mungkin dengan hanya mengkalkulasikan nexthop.
Konsep routing pada B.A.T.M.A.N. adalah setiap keputusan routing didistribusikan
secara merata kepada seluruh node. Sehingga setiap node memiliki pengetahuan
mengenai seluruh node yang tersedia beserta total metric untuk menuju ke tujuan dan
juga nexthop terbaik untuk mencapai tujuan. Pada B.A.T.M.A.N., informasi mengenai
perubahan topologi jaringan tidak diperlukan. B.A.T.M.A.N. melakukan flooding
Originator Message (OGM) untuk menghindari informasi routing yang berbeda
sehingga tidak terjadi routing loop. B.A.T.M.A.N. merupakan salah satu protokol
routing yang banyak dikembangkan dan diuji dalam banyak skenario[17].
35
II.14.B.A.T.M.A.N.-Adv (Better Approach to Mobile Adhoc Network-Anvanced)
Batman-advanced atau batman-adv merupakan implementasi routing protocol
batmand dalam bentuk modul kernel yang bekerja pada layer 2 atau data link layer.
Pada dasarnya routing protocol yang bekerja pada layer 3 saling bertukar informasi
routing dengan mengirimkan paket UDP dan juga menetapkan keputusan routing
mereka denganmemanipulasi kernel routing table. Batman-adv beroperasi sepenuhnya
pada layer dua, data link layer. Itu berarti semua mekanisme routing dan juga
penetapan jalur routing dilakukan di layer tersebut. Karena bekerja pada layer dua,
maka informasi routing disebarkan dalam bentuk raw ethernet frame dan dihandle oleh
batman-adv. Seperti halnya routing protocol batmand, batman-adv juga menggunakan
OGM (Originator Message) untuk pertukaran informasi node dan pembentukan
routing table dan semua node tidak mengetahui topologi jaringan melainkan hanya
terkait dengan link-local tetangga. Sehingga perubahan network tidak akan
mempengaruhi node. Batman-adv menggunakan batctl tool untuk melakukan
konfigurasi dan debugging terhadap kernel modul batman-adv. Batctl juga dapat
digunakan untuk melakukan ping layer 2, traceroute, dan juga tcpdump [18].
II.15. Sel Surya
Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip
efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu fenomena
36
dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda
yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya.
Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel Photovoltaic
(PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839. Sel
surya disusun membentuk sebuah sel PV dengan kapasitas dan tegangan tertentu.
Untuk mendapatkan daya yang besar, maka sejumlah sel dihubungkan secara seri dan
paralel sebagai suatu panel atau modul photovoltaic. Selanjutnya, gabungan beberapa
modul yang terhubungan secara seri, paralel atau kombinasi keduanya disebut array
terlihat pada gambar II.6 [19].
Gambar II.6. Beberapa sel Photovoltaic membentuk modul dan beberapa modul
membentuk array [19]
Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton.
Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut
meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi yang
37
cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang terpisah
dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari
material semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron tersebut akan terjadi
kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan “hole” dengan
muatan Positif (+). Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif
dan bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole
bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang dinamakan
dengan Semikonduktor tipe P (P-type).[20]
Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan
energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan.
Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak
menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa lampu maupun
perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN Junction) ini, maka
akan menimbulkan Arus Listrik.[20]
38
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
III.1. Gambaran Umum Sistem
Pada bab ini akan membahas mengenai proses perancangan dan instalasi pada
perangkat keras (hardware) serta konfigurasi pada perangkat lunak (software) dari
sistem yang akan dibuat. konsep dasar dari perencanaan sistem ini adalah menyediakan
layanan komunikasi jaringan mesh nirkabel berbasis IP PBX berupa panggilan suara
dan panggilan video menggunakan mini komputer Raspberry Pi 3 sebagai server.
Gambar III.1 menunjukkan diagram alir perancangan dari sistem tersebut.
Gambar III.1 Diagram alir perancangan sistem secara umum
39
III.2. Topologi Jaringan
Topologi jaringan merupakan tata letak serta struktur hubungan antara
komponen-komponen (node) dalam suatu jaringan. Topologi berkaitan dengan
mekanisme yang digunakan untuk mengelola station (komputer) dalam mengakses
jaringan, sehingga tidak terjadi konflik. Sistem ini menggunakan media transmisi
berupa wireless network dan hanya berpusat pada satu server maka otomatis jaringan
topologi yang digunakan adalah topologi Mesh yang saling terhubung satu sama lain
serta setiap server memiliki alamat IP yang berbeda beda satu sama lain. Pada Gambar
III.2 merupakan perancangan topologi sistem yang akan dibangun.
Gambar III.2 Topologi jaringan sistem yang dibangun
40
III.3. Spesifikasi Perangkat
Adapun spesifikasi dari perangkat keras dan lunak yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Perangkat Keras (Hardware) yang di butuhkan adalah sebagai berikut :
- Raspberry Pi 3 (4 buah)
- Kartu memori MicroSD (kapasitas minimal 8 GB di setiap server)
- USB Wireless Network Adapter TP-Link WN722N (4 buah)
- Antena Omni-directional 4 dBi TP-Link ANT2408CL ( 4 Buah)
- Catu daya berupa panel surya yang terhubung dengan baterai
penyimpnan semesntara
- Laptop Windows
- Smartphone Android
Perangkat Lunak (Software) yang di butuhkan adalah sebagai berikut :
- Asterisk FreePBX (Sistem Operasi RasPBX)
- Softphone : MicroSIP (Laptop) dan Bria (Smartphone)
- PuTTY (Raspberry Pi Remote Desktop)
- Web Browser (Konfigurasi Server FrePBX via Web Interface)
- Wireshark (Mengukur Parameter QoS pada Laptop)
-
III.4. Tahapan Perancangan Sistem
Dalam perancangan sistem terdapat beberapa tahapan proses yang dilakukan.
Secara lengkapnya dapat dilihat pada Gambar III.3 berikut.
41
Gambar III.1 Diagram alir perancangan system.
STAR
OS Raspbx Terinstal
Hostapd, Dnsmasq
B.A.T.M.A.N terinstal
Konfigurasi Server
User Extention
Trunks Terkonfigurasi
Konfigurasi Client
Software MicroSIP
Softphone Bria
Terkonfigurasi
End
Instalasi Sistem Operasi
Konfigurasi Raspberry Pi
YA
TIDAK
TIDAK
YA
YA
TIDAK
TIDAK
YA
42
III.4.1. Instalasi Sistem Operasi Raspberry Pi
Sistem Operasi Raspberry Pi menggunakan sistem operasi linux yang diinstal
pada kartu memori Micro SD. Dalam penelitian ini menggunakan system operasi
RasPBX yang berbasis Raspbian 9 (Stretch lite). Yang di mana di dalam system operasi
tersebut sudah mencakup 2 buah software yaitu asterisk 13.20.0 dan FreePBX
14.0.2.10. aplikasi yang digunakan untuk menginstal system operasi RasPBX adalah
Etcher . adapun langkah langkah dalam menginstal adalah sebagai berikut :
Menyediakan file image system operasi RasPBX dan Kartu memori Micro SD
yang memiliki ukuran minimal 8 Gb.
- Menghubungkan kartu memory dengan Laptop/Pc menggunakan card reader
- Membuka aplikasi Etcher
- Pada menu aplikasi Etcher , mencari lokasi penyimpanan file image RasPBX
dengan cara mengklik select Image lalu memilih device dari kartu memori Micro
SD dengan cara mengklik select drive . Kemudian mengklik Flash untuk
menjalankan proses instalasi sistem operasi RasPBX ke dalam Memori Micro
SD.
Gambar III.4 Proses Write Image sistem operasi pada Etcher
43
Setelah proses instalasi selesai, memasang kartu memori Micro SD pada Raspberry Pi.
Untuk melakukan proses booting, nyalakan dengan cara memberikan supply tegangan
DC 5 V dan arus minimal 1 A.
III.4.2 Konfigurasi Raspberry Pi
Proses konfigurasi dilakukan melalui terminal linux. Konfigurasi awal dapat
dilakukan dengan cara menghubungkan langsung Raspberry Pi pada layar monitor
menggunakan kabel HDMI dan converter HDMI-VGA.Setelah itu perlu melakukan
pengaturan keyboard dari Bahasa British ke Bahasa US . Adapun langkah langkah pengaturan
keyboard adalah sebagai berikut :
1. Sudo raspi-config
2. Memilih Localisation Options pada Raspberry pi Software Configuration Tool
3. Memilih Change keyboard Layout
4. Memilih salah satu jenis Keyboard
5. Memilih Keboard Layout menjadi English (US)
Setelah mengatur Bahasa keyboard kemudian melakukan pengaturan konektifitas WiFi.
Adapaun Langkah- langkah pengaturan Wifi adalah sebagai berikut :
1. Sudo nano /etc/wpa_supplicant/wpa_supplicant.conf
2. Kemudian mengisi list berikut.
Country = ID
Network = {
ssid = “nama wifi”
psk = “password wifi”
key_mgmt = WPA-PSK }
44
3. Melakukan perintah reboot agar wifi dapat terhubung secara langsung apabila
raspberry menyala kembali
Proses selanjutnya agar raspberry pi. Dapat pula melakukan konfigurasi remote
desktop menggunakan komputer berbasis Windows dengan aplikasi PuTTY. Adapun
langkah-langkah menggunakan aplikasi PuTTY adalah sebagai berikut:
1. Menghubungkan Raspberry Pi dengan komputer mengunakan kabel UTP.
2. Menjalankan aplikasi yang memiliki fitur DHCP server yang dapat
memberikan IP otomatis dan membagi jaringan internet kepada Raspberry Pi,
seperti aplikasi Connectify Hotspot atau sejenisnya.
3. Membuka aplikasi PuTTY yang telah terinstal di komputer.
4. Memasukkan IP address dari Raspberry Pi, memasukkan Port 22, dan pada
Connection type memilih SSH, selanjutnya mengklik Open seperti yang terlihat
pada gambar III.5.
Gambar III.5 Tampilan aplikasi PuTTY
45
5. Paada tampilan terminal dari Raspberry Pi. Memasukkan login as : “root”
lalu tekan Enter, kemudian masukkan password : “raspberry” lalu tekan
Enter. Pengisian password tidak akan terlihat pada terminal. Setelah itu
akan muncul tampilan seperti berikut.
Gambar III.6 Tampilan terminal dari Raspberry Pi pada aplikasi PuTTY
Setelah Raspberry telah tersambung dengan wifi maka hal yang perlu di lakukan
selanjutnya adalah mengupdate reposit dngan cara mengetikkan perintah :
Sudo apt-get update
Setelah raspberry selesai melakukan proses update repository, selanjutnya
mengatur konfigurasi interfaces . adapun langkah-langkah pengaturan konfigurasi
interfaces adalah sebagai berikut :
1. Mengetikkan perintah berikut.
46
sudo nano /etc/dhcpcd.conf
2. kemudiann di dalam perintah tersebut tambahkan ke bagian paling
bawah list berikut.
Static ip_address= “IP address /netmask”
(Contoh : static ip_address = 192.168.1.1/24)
3. Menambahkan perintah ke dalam sudo nano /etc/dhcpcd.conf agar
interfaces tersebut tidak terhubung otomatis dengan wifi. Adapun
beritahnya sebagai berikut.
nohook wpa_supplicant
4. Save file editor dengan mengetik control+o lalu tutup file editor
dengen mengetik control+x
III.4.3. Konfigurasi Hostapd
Konfigurasi hostapd berfungsi sebagai access point adapun langkah langkahnya
adalah sebagai berikut :
1. Mengetikkan perintah berikut.
Sudo apt-get install hostapd
Sudo nano /etc/hostapd/hostapd.conf
2. Kemudian di dalam perintah tersebut mengetikkan list berikut.
Interface =wlan 0
driver = nl80211
ssid = “RasPBX_1”
hw_mode = g
channel = 1
47
wmm_enabled = 0
macaddr_acl=0
auth_algs=1
ignore_broadcast_ssid=0
wpa=2
wpa_passphrase=”12345678” (minimal 8 digit)
wpa_key_mgmt=WPA-PSK
wpa_pairwise=TKIP
rsn_pairwis=CCMP
3. Lalu mengetikkan perintah berikut
Sudo nano /etc/default/hostapd
4. Kemudian di dalam perintah tersebut mencari kata di bawah ini.
#DAEMON_CONF=
Lalu mengubah perintah tersebut menjadi.
DAEMON_CONF=” /etc/hostapd/hostadp.conf ”
5. Save file editor dengan mengetik control+o lalu tutup file editor
dengen mengetik control+x
III.4.4. Konfigurasi Dnsmasq
Dnsmasq merupakan proses konfigurasi untuk memberikan alamat IP ke client
adapun langkah langkahnya sebagai berikut :
1. Mengetikkan perintah berikut.
48
Sudo nano /etc/dnsmasq.conf
2. Kemudian di dalam perintah tersebut menuliskan list berikut.
Interface = wlan X ( X= wlan yang sesuai dengan wlan hostapd)
bind - dynamic
bogus – priv
domain – needed
dhcp -range = Range cakupan IP batas terkecil , Range cakupan IP batas
terbear , netmask, lease time
(contoh :192.168.2.10 , 192.168.2.50, 255.255.255.0 , 1h)
3. Save file editor dengan mengetik control+o lalu tutup file editor dengen mengetik
control+x
III.4.5. Konfigurasi B.A.T.M.A.N
Proses B.A.T.M.A.N disini berfusngi sebagai penyedia topologi mesh adapun
langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Mengetikkan perintah install batctl melalui perintah berikut.
Sudo apt-get install batctl
2. Setelah itu mengetikkan perintah berikut ini.
Sudo nano /etc/root/mesh.sh
3. Kemudian di dalam perintah tersebut mengetikkan list berikut
Untuk server 1 :
#!/bin/bash
sudo modprobe batman -adv
49
sudo ip link set wlan X down
sudo ifconfig wlan x mtu 1500
sudo iwconfig wlan X mode ad-hoc
sudo iwconfig wlan X essid mesh_pbx
sudo iwconfig wlan X ap any
sudo Iwconfig wlan X channel 8
sleep 1s
sudo ip link set wlan X up
sleep 1s
sudo batctl if add wlan X
sleep 1s
sudo ifconfig bat 0 up
sleep 5s
sudo ifconfig bat 0 ip-batman 172.168.10.1
sleep 1s
sudo route add default gw ip 172.168.10.1
sudo route -net 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.2
sudo route -net 192.168.3.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.3
sudo route -net 192.168.4.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.4
Untuk server 2 :
#!/bin/bash
sudo modprobe batman -adv
50
sudo ip link set wlan down
sudo ifconfig wlan x mtu 1500
sudo iwconfig wlan X mode ad-hoc
sudo iwconfig wlan X essid mesh_pbx
sudo iwconfig wlan X ap any
sudo Iwconfig wlan X channel 8
sleep 1s
sudo ip link set wlan X up
sleep 1s
sudo batctl if add wlan X
sleep 1s
sudo ifconfig bat 0 up
sleep 5s
sudo ifconfig bat 0 ip-batman 172.168.10.2
sleep 1s
sudo route add default gw ip 172.168.10.2
sudo route -net 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.1
sudo route -net 192.168.3.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.3
sudo route -net 192.168.4.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.4
server 3 dan 4 terlampir.
4. Mengetikkan perintah berikut ini .
Sudo chmod 700 /root/mesh.sh
51
5. Mengetikkan perintah berikut ini.
Sudo crontab -e
6. Setelah itu mengetikkan list berikut ke ke bagian paling bawah
@reboot /root/mesh.sh
7. Save file editor dengan mengetik control+o lalu tutup file editor dengen
mengetik control+x
8. Melakukan reboot pada Raspberry Pi agar pengaturan dan perintah yang
dimasukkan dapat langsung berjalan. Masukkan perintah:
sudo reboot now atau sudo shutdown -r now.
III.4.6. Konfigurasi Server
Konfigurasi server Asterisk dilakukan dengan software FreePBX melalui web
interface. Adapun langkah-langkah konfigurasinya adalah sebagai berikut:
a. Memasukkan IP address Raspberry Pi yang terhubung dengan komputer melalui
jaringan wifi pada kolom alamat web browser. Maka setelah itu akan muncul
halaman awal GUI FreePBX seperti pada gambar III..
52
Gambar III.7 Tampilan halaman utama FreePBX pada web browser
b. Kemudian lakukan login pada FreePBX Administrator dengan menggunakan akun
default yaitu:
username : admin
password : admin
Maka akan muncul tampilan halaman admin seperti berikut:
Gambar III.8 Tampilan halaman FreePBX Administator
53
c. Pilih Menu “Settings > Arterisk SIP Settings”. Untuk mengatur enable voice dan
video call serta memilih codec yang ingin digunakan.
Gambar III.9 Tampilan halaman menu Aterisk SIP Settings - General SIP Settings
Gambar III.10 Tampilan halaman menu Aterisk SIP Settings - Chan SIP Settings.
54
Pada General SIP Settings memilih codec yang diperbolehkan untuk panggilan
suara yaitu dalam hal ini digunakan codec “a-law”. Prioritas penggunaan codec
diurutkan dari atas ke bawah. Untuk pengaturan lainnya biarkan default. Kemudian
pada Chan SIP Setting,, Enble Video Support dan pilih codec “H.264” “H.263”
dan “VP8” , “H.264” tempatkan di urutan paling atas.
d. Selanjutnya proses penambahan akun dengan mengatur Extensions pada Menu
“Application > Extensions” agar client dapat melakukan komunikasi. Pilih Add
Extensions > Add New Chan_SIP Extensions maka akan muncul tampilan seperti
berikut:
Gambar III.11 Tampilan halaman User Extensions
Pada tab General, tambahkan satu per satu User Extensions dengan data sebagai
berikut.
55
Untuk Server 1:
Tabel III.1 List Data Nomor Client pada Server 1
No User
Extensions Display Name Secret
1 101 User 101 101
2 102 User 102 102
3 103 User 103 103
4 104 User 104 104
5 105 User 105 105
6 106 User 106 106
7 107 User 107 107
8 108 User 108 108
9 109 User 109 109
10 110 User 110 110
Untuk Server 2:
Tabel III.2 List Data Nomor Client pada Server 2
No User
Extensions Display Name Secret
1 201 User 201 201
2 202 User 202 202
3 203 User 203 203
4 204 User 204 204
5 205 User 205 205
6 206 User 206 206
7 207 User 207 207
8 208 User 208 208
9 209 User 209 209
10 210 User 210 210
56
Untuk Server 3:
Tabel III.3 List Data Nomor Client pada Server 3
No User
Extensions Display Name Secret
1 301 User 301 301
2 302 User 302 302
3 303 User 303 303
4 304 User 304 304
5 305 User 305 305
6 306 User 306 306
7 307 User 307 307
8 308 User 308 308
9 309 User 309 309
10 310 User 310 310
Untuk Server 4:
Tabel III.4 List Data Nomor Client pada Server 4
No User
Extensions Display Name Secret
1 401 User 401 401
2 402 User 402 402
3 403 User 403 403
4 404 User 404 404
5 405 User 405 405
6 406 User 406 406
7 407 User 407 407
8 408 User 408 408
9 409 User 409 409
10 410 User 410 410
Ekstension merupakan nomor telepon yang akan digunakan oleh client, Display
Name adalah nama pengguna, dan Secret adalah kata sandi yang digunakan. Untuk
yang lainnya biarkan default.
57
Pada tab Voicemail, opsi “Enabled” pilih ”Yes” untuk mengaktifkan fitur
voicemail. Kemudian pada tab Advanced, untuk opsi DTMF Signalling pilih
“Auto”.
e. Selanjutnya mengubah pengaturan pada menu “Settings > Advanced Settings”.
Pada opsi Extension Concurrency Limit pilih “10” untuk membatasi jumlah
panggilan keluar server dari setiap extension. Pada opsi Ringtime Default pilih
“40”. Pada opsi Sip Channel Driver pilih “chan_sip”.
f. Membuat IAX2 Trunks pada server. Pilih menu “Connectivity > Trunks”. Berikut
tampilan halaman Trunks.
Gambar III.12 Tampilan halaman Trunks
Klik “Add Trunk” lalu pilih “Add IAX2 Trunk”. Berikut tampilan halaman
pengaturan IAX2 Trunk.
58
Gambar III.13 Tampilan halaman IAX2 Trunk
Pada tab General, masukkan Trunk Name “pbx1”. Setiap server memiliki 3 Trunk
agar dapat saling terhubung satu sama lain sehingga setiap server terdapat 3 trunk
yaitu “pbx2” ; “pbx3” ; “pbx4”. Selanjutnya klik tab iax Settings, tambahkan
hingga Trunk Name pada bagian Outgoing masukkan:
- Untuk server 1 “pbx2” :
Trunk Name: pbx1
PEER Details:
username=pbx1
secret=raspberry
host=172.168.10.2
type=friend
context=from-internal
qualify=yes
qualifyfreqok=25000
transfer=no
trunk=yes
forceencryption=yes
59
encryption=yes
auth=md5
- Untuk server 1 “pbx3” :
Trunk Name: pbx3
PEER Details:
username=pbx1
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.3
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
auth=md5
disallow=all
allow=ulaw
directmedia=yes
canreinvite=yes
nat=yes
- Untuk server 1 “pbx4” :
Trunk Name: pbx4
PEER Details:
username=pbx1
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.4
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
60
auth=md5
disallow=all
allow=ulaw
directmedia=yes
canreinvite=yes
nat=yes
- Untuk server 2 “pbx1” :
Trunk Name: pbx1
PEER Details:
username=pbx2
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.1
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
auth=md5
- Untuk server 2 “pbx3” :
Trunk Name: pbx3
PEER Details:
username=pbx2
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.3
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
61
auth=md5
- Untuk server 2 “pbx4” :
Trunk Name: pbx4
PEER Details:
username=pbx2
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.4
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
auth=md5
Membuat pengaturan Outbound Routes pada server. Pilih menu “Connectivity >
Outbound Routes”. Kemudian klik Add Outbound Route. Berikut tampilan
halaman pengaturan Outbound Routes.
Gambar III. 14 Tampilan halaman Outbound Routes
62
Pada tab Route Settings, masukkan 3 Route Name untuk tiap tiap server “PBX1-
PBX2” ; “PBX1-PBX3“ ; “PBX1-PBX4” untuk Server 1, “PBX2-PBX1” ;
“PBX2-PBX3” ; “PBX2-PBX4” untuk Server 2, “PBX3-PBX1” ; “PBX3-PBX2”
; “PBX3-PBX4” untuk server 3, dan “PBX4-PBX1” ; “PBX4-PBX2” ; “PBX4-
PBX3” untuk server 4 .
Gambar III. 15 Tampilan Outbound Routes server 1
Dan pada bagian kolom Trunk Sequence for Matched Routes,
- untuk server 1:
pada bagian outbound Routes “PBX1-PBX2” pilih “pbx2”,
pada bagian outbound Routes “PBX1-PBX3” pilih “pbx3”,
pada bagian outbound Routes “PBX1-PBX4” pilih “pbx4”,
- untuk server 2:
pada bagian outbound Routes “PBX2-PBX1” pilih “pbx1”,
63
pada bagian outbound Routes “PBX2-PBX3” pilih “pbx3”,
pada bagian outbound Routes “PBX2-PBX4” pilih “pbx4”,
- untuk server 3:
pada bagian outbound Routes “PBX3-PBX1” pilih “pbx1”,
pada bagian outbound Routes “PBX3-PBX2” pilih “pbx2”,
pada bagian outbound Routes “PBX3-PBX3” pilih “pbx4”,
- untuk server 4:
pada bagian outbound Routes “PBX4-PBX1” pilih “pbx1”,
pada bagian outbound Routes “PBX4-PBX2” pilih “pbx2”,
pada bagian outbound Routes “PBX4-PBX3” pilih “pbx3”,
Pada tab Dial Patterns, di kolom dial pattern wizards,
- untuk server 1:
dial pattern wizards pada “PBX1-PBX2” mengetikkan “1XX”,
dial pattern wizards pada “PBX1-PBX3” mengetikkan “3XX”,
dial pattern wizards pada “PBX1-PBX4” mengetikkan “4XX”,
- untuk server 2:
- dial pattern wizards pada “PBX2-PBX2” mengetikkan “1XX”,
- dial pattern wizards pada “PBX2-PBX3” mengetikkan “3XX”,
- dial pattern wizards pada “PBX2-PBX4” mengetikkan “4XX”,
- untuk server 3:
- dial pattern wizards pada “PBX3-PBX1” mengetikkan “1XX”,
64
- dial pattern wizards pada “PBX3-PBX2” mengetikkan “2XX”,
- dial pattern wizards pada “PBX3-PBX4” mengetikkan “4XX”,
- untuk server 4:
- dial pattern wizards pada “PBX4-PBX1” mengetikkan “1XX”,
- dial pattern wizards pada “PBX4-PBX2” mengetikkan “2XX”,
- dial pattern wizards pada “PBX4-PBX3” mengetikkan “3XX”,
III.5. Perancangan dan Konfigurasi Client
Setelah melakukan konfigurasi alat sebagai server maka diperlukan perangkat
yang bekerja sebagai client dalam hal ini adalah smartphone (Android) dan laptop
(Windows). Pastikan client sudah terhubung pada access point “RasPBX_1” ;
“RasPBX_2” “RasPBX_3” dan “RasPBX_4” . Tahapan dalam perancangan pada sisi
client yaitu menghubungkan client pada access point, kemudian menginstal softphone,
lalu melakukan registrasi pada server. Dalam perancangan ini softphone yang
digunakan pada client laptop adalah aplikasi MicroSIP dan untuk client smartphone
menggunakan aplikasi Bria, yang merupakan softphone berbasis protocol SIP.
III.5.1 Konfigurasi dan Registrasi Client pada Laptop
Terlebih dahulu menginstal software MicroSIP versi 3.19.5 untuk PC. Setelah
melakukan proses instalasi, mengikuti proses registrasi berikut:
65
1. Menjalankan software MicroSIP yang telah terinstal, setelah muncul tampilan
utama pilih Options pada bagian sebelah kanan bergambar panah bawah
kemudian memilih Add Account, maka akan muncul tampilan seperti berikut
.
Gambar III.16 Tampilan Account pada aplikasi MicroSIP
Kemudian isi seperti pada tampilan di atas yang berisi :
- Account nama di isi dengan User Extention
- Sip Server di isi dengan nomor IP gateway dari server
- SIP Proxy di isi dengan nomor IP gateway dari server diikuti oleh
SIP TCP ports di pisahkan oleh tanda titik dua
- Username di isi dengan User Extention
66
- Domain di isi dengan nomor Ip gateway dari server diikuti oleh SIP
TCP
- Login di isi dengan User Extention
- Password di isi dengan Secret Extention
- Display name di isi dengan User Extention
2. Pastikan pengaturan codec yang berada dalam setting tercentang sesuai yang
diatur sebelumnya pada server yaitu codec PCM alaw untuk Audio dan
H.264, H.263 dan VP8 untuk video. Cara pengaturan terdapat pada menu
Settings tadi kemudian centang Codecs, maka akan muncul seperti berikut.
Gambar III.17 Codec yang tersedia pada settings softphone MicroSIP
67
3. Kemudian save semua pengaturan yang telah di centang tersebut .
III.5.2.Konfigurasi dan Registrasi Client pada Smartphone
Untuk perangkat smartphone kami menggunakan aplikasi dari CounterPath
yaitu Bria for Android. Dimana kelebihan dari aplikasi ini dibandingkan dengan
aplikasi yang lainnya yaitu dapat menampilkan call statistics dari panggilan yang
dilakukan.
Gambar III.18 Tampilan utama softphone Bria
Adapun beberapa pengaturan yang dilakukan pada menu Settings yaitu,
Accounts untuk pengaturan akun, Preferences untuk pengaturan panggilan video, dan
Advanced Settings untuk pengaturan codec pada voice dan video. Untuk pengaturan
akun dapat dilihat seperti berikut:
68
Gambar III.19 Pengaturan akun pada softphone Bria
Keterangan:
- Account Name diisi dengan nama pelanggan sesuai pada FreePBX.
- Display Name diisi dengan nama yang ingin ditampilkan pada perangkat.
- Username diisi dengan nomor pelanggan.
- Password diisi sesuai dengan yang telah diatur pada FreePBX.
- Domain diisi dengan IP dari gateway server dengan port yang digunakan.
Pastikan codec voice dan video menggunakan G.711a (PCMA) dan H.264.
69
Gambar III.20 Codec yang tersedia pada softphone Bria
III.6. Konfigurasi Power Supply Raspberry Pi
Dalam penelitian ini Sumber energi yang digunakan agar mendapatkan energi
alternative selain dari energi listrik yang bersumber dari PLN yaitu energi matahari
yang dapat mengubah energi panas menjadi energi listrik adapun peralatan yang di
butuhkan adalah sebagai berikut :
1. Solar Panel Portable
2. Power bank sebagai tempat penyimpan energi
3. Raspi UPS HAT sebagai Ups sekaligus Switch raspberry
SOLAR PANEL PORTABLE
Gambar III.21sel surya portable
70
Spefikasi solar panel yang digunakan
- Model = BW-L1
- Total maksimum Output =5V /3A
- Power =20WP
- Tipe Panel = SunPower
- Opened Size =270*675*4 mm
- Closed Size =270*150*28 mm
- Baerat =550 gram
POWER BANK 20 RIBU mAh
Gambar III.22 Power bank sebagai tempat penyimpnana energi
Spesifikasi Power bank yang di gunakan:
- Model = BT-P-938
- Kapasitas = 20000 mAh
- Input = Dc 5v - 2A
- Output 1 = Dc 5v - 1A
- Output 2 = Dc 5v – 2.1A (2,4 A max)
71
UPS HAT BOARD + 2500 BATERAI LITHIUM
Gambar III.23 UPS Hat Board
Spesifikasi Raspi UPS HAT :
- Mendukung 2A quick-charge technology,
- Dapat malakuan pengecasan dan memberikan supllay daya listrik ke raspberry
secara bersamaan
- Memiliki 4 LED power indicator
- Memiliki Keluaran maksimal 5V – 1,5 A
- Memuliki Masukan Maksimal 5v – 2 A
UPS HAT disini berfungsi sebagai switch dari peralihan energi yang di konsumsi yang
bersumber dari solar panel ke energi yg bersumber dari power bank agar raspberry
tidak kehilangan suplai energi.
72
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM
Pada bab ini dipaparkan hasil dan analisis dari pengujian sistem yang dibuat.
Pengujian Topologi Mesh , Pengujian kinerja CPU pada server, dan parameter Kinerja
panggilan pada komunikasi yang dilakukan serta kemampuan sel surya dalam
memberikan energi kepada Raspberry Pi.
IV.1. Pengujian Topologi Mesh
Pengujian di lakukan dengan melakukan komunikasi antar server secara
bersamaan dengan menggunakan topologi mesh yang artinya semua server terhubung
satu sama lain. Pengujian topologi mesh dilakukan berupa komunikasi ping antar client
berbeda melalui remote desktop menggunakan aplikasi putty serta menggunakan CMD
pada operating system windows. .pengujian dilakukan bertempat di Gedung elektro
lantai 4 kampus Gowa. Adapun hasilnya :
73
Tabel IV.1 hasil pengujian Topologi Mesh
No
Server Asal
Server Tujuan
Hasil Capture
Aplikasi Putty
Hasil
Capture
CMD
1 Server 1
(192.168.1.1)
Server 3
(192.168.3.1)
172.168.10.3
(b8:27:eb:b2:70:dc)
50 hops max, 20
bytes packets
192.168.1.1
172.168.10.3
192.168.3.35
2 Server 1
(192.168.1.1)
Server 4
(192.168.4.1)
172.168.10.4
(b8:27:eb:6f:d4:a4)
50 hops max, 20
bytes packets
192.168.1.1
172.168.10.4
192.168.4.35
3 Server 2
(192.168.2.1)
Server 3
(192.168.3.1)
172.168.10.3
(b8:27:eb:b2:70:dc)
50 hops max, 20
bytes packets
192.168.2.1
172.168.10.3
192.168.3.35
4 Server 2
(192.168.2.1)
Server 4
(192.168.4.1)
172.168.10.4
(b8:27:eb:6f:d4:a4)
50 hops max, 20
bytes packets
192.168.2.1
172.168.10.4
192.168.4.35
5 Server 3
(192.168.3.1)
Server 1
(192.168.1.1)
172.168.10.1
(b8:27:eb:7c:71:8b)
50 hops max, 20
bytes packets
192.168.3.1
172.168.10.1
192.168.1.12
6 Server 3
(192.168.3.1)
Server 2
(192.168.2.1)
172.168.10.2
(b8:27:eb:f4:ac:23)
50 hops max, 20
bytes packets
192.168.3.1
172.168.10.2
192.168.2.12
7 Server 4
(192.168.4.1)
Server 1
(192.168.1.1)
172.168.10.1
(b8:27:eb:7c:71:8b)
50 hops max, 20
bytes packets
192.168.4.1
172.168.10.1
192.168.1.12
74
IV.2 Pengujian Kinerja CPU pada Server
Pengujian dilakukan dengan melakukan beberapa panggilan secara bersamaan
kemudian memperhatikan tingkat kinerja CPU pada server Raspberry Pi. Pengujian
kinerja CPU dilakukan menggunakan 4 server yang berbeda berbeda. Serta client
yang juga berbeda pula. Panggilan di lakukan secara acak . kemudian panggilan antar
server berbeda akan melalui server server yang berbeda pula. Untuk itu setiap server
yang berbeda
Tabel IV.2 hasil pengukuran kinerja CPU Antar server
No User
Jumlah
Panggilan
Bersamaan
Penggunaan CPU (%)
Server 1 Server 2 Server 3 Server 4
1 - 0 0.38 0.46 0.46 0.54
2 101-401 1 3.62 0.54 0.46 3.84
3 202-304 2 3.40 5.40 5.38 3.48
4 301-403 3 3.42 5.40 10.22 7.24
5 105-203 4 7.06 10.22 10.40 8.20
6 402-305 5 8.44 10.08 12.04 13.48
7 201-104 6 12.58 14.22 15.28 12.82
8 302-404 7 12.38 13.90 17.34 14.58
9 102-303 8 14.00 13.90 20.84 17.04
10 103-205 9 18.04 19.14 21.42 17.36
11 204-405 10 18.60 21.84 21.02 20.20
12 306-206 11 18.48 24.68 21.34 19.28
13 207-307 12 17.66 26.54 23.16 18.6
75
IV.3 Pengujian Kinerja Panggilan pada Server
Sistem komunikasi ini dapat menyediakan panggilan voice dan video untuk
komunikasi dalam satu server, sedangkan pada komunikasi antar server yang berbeda
hanya dapat dilakukan panggilan voice. Panggilan video pada komunikasi antar server
tidak dapat dilakukan, yang kemungkinan disebabkan oleh software yang digunakan
untuk konfigurasi server tidak kompatibel dengan perangkat mini komputer Raspberry
Pi untuk menjalankan fungsi tersebut.
Pada pengukuran parameter kinerja panggilan dari sistem komunikasi yang
dibuat, pengukuran dilakukan dengan beberapa jenis kondisi/skenario, yaitu:
- Komunikasi antara laptop dan laptop.
- Komunikasi antara laptop dan smartphone.
- Komunikasi antara smartphone dan laptop
- Komunikasi antara smartphone dan smartphone.
Pada panggilan voice, jenis codec yang digunakan adalah PCMA atau G.117a.
Sedangkan pada panggilan video, jenis codec yang digunakan adalah H.264, dengan
resolusi gambar VGA (640 x 480 pixel). Pada penelitian ini digunakan kedua jenis
codec tersebut karena kompatibel dengan server Asterisk FreePBX dan softphone yang
digunakan. Untuk mengambil analisis kinerja panggilan di butuhkan
perangkatambahan yaitu software wireshark untuk software pada perangkat laptop dan
software Bria untuk softphone pada smartphone
76
Pengukuran parameter kinerja panggilan dilakukan disekitar lapangan samping
gedung rektora Universitas Hasanuddin Tamalanrea dengan keadaan Line of Sight
antara user dan server, serta durasi waktu panggilan untuk setiap pengukuran adalah
120 detik. Pengukuran dilakukan pada komunikasi panggilan dalam satu server dan
panggilan antar server yang berbeda. Skema pengukuran pada panggilan satu server
dilakukan pada jarak 35 meter, 65 meter dan 95 meter. Sedangkan skema pengukuran
pada panggilan antar server dilakukan pada jarak 35 meter, 65 meter dan 95 meter.
Berikut ini ilustrasi scenario komunikasi baik sesame server maupun antar server
Gambar IV.1. Ilustrasi skenario Komunikasi sesama server
Gambar IV.1. Ilustrasi skenario Komunikasi Antar server
77
Pada setiap jarak pengukuran masing-masing dilakukan 6 kali panggilan untuk
voice dan video. Pengukuran parameter kinerja panggilan antara lain nilai throughput,
delay, jitter, dan packet loss serta ukuran data yang di terima. Pengukuran parameter
kinerja panggilan pada perangkat laptop menggunakan software Wireshark. Sedangkan
pengukuran parameter kinerja panggilan untuk komunikasi antar smartphone
menggunakan fitur dari softphone Bria yaitu call statistics.
IV.3.1. Komunikasi antara Laptop dan Laptop
Perangkat yang digunakan pada pengukuran Komunikasi laptop dan laptop
menggunakan 6 buah laptop yang berbeda antara lain:
1. HP Pavilion TouchSmart 14 4GB Ram
2. Asus Zenbook PC UX303U 8GB Ram
3. Asus Notebook PC UX360U 16GB Ram
4. HP Notebook PC 14 -AM013TU 4GB Ram
5. HP Pavilion Notebook 4GB Ram
6. Acer Aspire F32 Series 2GB Ram
Pengukuran parameter kinerja panggilan pada laptop dilakukan menggunakan
software Wireshark. Adapun parameter kinerja panggilan yang diukur yaitu nilai
Throughput, Delay, Jitter , dan Packet loss. Pengukuran di lakukan dengan jarak
berbeda beda yaitu pengukuran pada jarak 35 Meter, jark 65 meter, dan jarak 95
Meterbaik pada komunikasi voice antar server maupun komunikasi video sesame
server. Berikut adalah hasil dari pengukuran Komunikasi laptop dan laptop
menggunakan software Wireshark :
78
Tabel IV.3 Skenario Laptop-laptop voice antar server Jarak 35 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 101-303 3.473 0.0199 0.63 0 408
2 102-406 10.241 0.0200 4.22 0 824
3 402-303 10.954 0.0200 9.48 0 556
Tabel IV.4 Skenario Laptop-laptop voice antar server Jarak 65 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 205-107 7.926 0.0199 3.41 0 2.125
2 202-110 12.450 0.0197 5.34 0 1.464
3 208-104 13.668 0.0199 9.75 0 1.338
Tabel IV.5 Skenario Laptop-laptop voice antar server Jarak 95 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 205-107 8.547 0.0199 5.70 0.1 2.014
2 304-207 13.890 0.0197 7.75 1 3.314
3 306-208 15.082 0.0199 10.24 1.8 5.788
Tabel IV.6 Skenario Laptop-laptop Video Sesama Server Jarak 35 Meter Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 205-107 1.080 0.0204 3.37 0 398
2 207-209 65.422 0.0478 30.9 0 339
3 206-210 85.026 0.0201 4.12 0 436
Tabel IV.7 Skenario Laptop-laptop Video Sesama Server Jarak 65 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 205-207 22.291 0.0084 11.96 0.6 818.6
2 202-210 36.6001 0.0199 15.30 0 1.464
3 208-204 79.7893 0.0109 25.20 2 2.214
79
Tabel IV.8 Skenario Laptop-laptop Video Sesama Server Jarak 95 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 205-207 8.0319 0.0122 14.82 1.5 686.1
2 202-210 46.9140 0.0199 17.61 2 6.059
3 208-204 95.7254 0.0111 22.64 4.9 15.182
IV.3.2. Komunikasi Laptop dan Smartphone
Pengukuran parameter kinerja panggilan pada Smartphone dilakukan
menggunakan software Linphone dan bria sedangkan pengukuran parameter kinerja
panggilan pada smartphone dilakukan menggunakan software Linphone yang diukur
yaitu nilai Throughput, Delay, Jitter , dan Packet loss. Komunikasi laptop/smartphone
menggunakan laptop 3 smartphone dan 3 buah laptop Pengukuran di lakukan dengan
jarak berbeda beda yaitu pengukuran pada jarak 35 Meter, jark 65 meter, dan jarak 95
Meterbaik pada komunikasi voice antar server maupun komunikasi video sesama
server. Perangkat yang digunakan pada pengukuran Komunikasi laptop dan
Smartphone menggunakan 3 buah laptop dan 3 buah smartphone antara lain:
1. HP Pavilion TouchSmart 14 4 GB Ram
2. Asus Zenbook PC UX303U 8 GB Ram
3. Asus Notebook PC UX360U 16 GB Ram
4. Samsung A5 2016 2 GB Ram
5. Xiaomi Redmi Note 4X 4 GB Ram
6. Samsung J3 2016 1.5 GB Ram
Berikut ini hasil dari pengukuran kinerja panggilan antara laptop dan smart phone :
80
Tabel IV.9 Skenario Laptop-Smartphone voice antar server Jarak 35 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 105-303 48.8 0.01 1.25 0 98
2 406-201 50.3 0.01 4.36 0 162
3 401-209 56.9 0.02 7.59 0 173
Tabel IV.10 Skenario Laptop-Smartphone voice antar server Jarak 65 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 102-401 61.6 1.5 3 0 126
2 110-404 82.5 2.5 2.5 1 125
3 107-409 82.7 3 10 2 137
Tabel IV.11 Skenario Laptop-Smartphone voice antar server Jarak 95 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 102-401 76.89 3 9.1 0.1 106
2 110-404 71.6 4 10.9 1 682.2
3 107-409 77.57 3.5 11.1 0.2 775.7
Tabel IV.12 Skenario Laptop-Smartphone Video Sesama Server Jarak 35 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 402-403 23.5 71.3 10.6 0 137.7
2 410-404 28.2 80 14.2 0 145.7
3 407-401 44.9 165 21.4 1 308.9
Tabel IV.13 Skenario Laptop-Smartphone Video Sesama Server Jarak 65 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 402-403 29.98 22 11.43 0 875
2 410-404 35.64 112 12.37 0 646.5
3 407-401 68 202 14.6 2 714.8
81
Tabel IV.14 Skenario Laptop-Smartphone Video Sesama Server Jarak 95 Meter Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 402-403 40.5 80 13.71 0 533.3
2 410-404 48.3 85 15.3 0 683.6
3 407-401 58.4 168 22 3.3 883.8
IV.3.3. Komunikasi antara Smartphone dan Laptop
Pengukuran parameter kinerja panggilan pada laptop dilakukan menggunakan
software Wireshark sedangkan pengukuran parameter kinerja panggilan pada
smartphone dilakukan menggunakan software Linphone yang diukur yaitu nilai
Throughput, Delay, Jitter , dan Packet loss. Pengukuran di lakukan dengan jarak
berbeda beda yaitu pengukuran pada jarak 35 Meter, jark 65 meter, dan jarak 95
Meterbaik pada komunikasi voice antar server maupun komunikasi video sesame
server. Komunikasi laptop/smartphone menggunakan laptop 3 smartphone dan 3 buah
laptop:
1. Samsung A5 2016 2 GB Ram
2. Xiaomi Redmi Note 4X 4 GB Ram
3. Samsung J3 2016 1.5 GB Ram
4. HP Pavilion TouchSmart 14 4 GB Ram
5. Asus Zenbook PC UX303U 8 GB Ram
6. Asus Notebook PC UX360U 16 GB Ram
Berikut ini hasil dari pengukuran kinerja panggilan antara laptop dan smart phone
menggunakan software Wireshark:
82
Tabel IV.15 Skenario Smartphone-Laptop voice antar server Jarak 35 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 109-405 1.454 0.0150 2.59 0 288
2 101-410 3.799 0.0199 6.10 0 298
3 104-402 4.1208 0.0199 16.79 0 533
Tabel IV.16 Skenario Smartphone-Laptop voice antar server Jarak 65 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 109-405 1.7094 0.0199 4.52 0 192
2 101-410 5.2327 0.0093 13.59 0 227
3 104-402 10.8765 0.0199 21.21 0 794
Tabel IV.17 Skenario Smartphone- Laptop voice antar server Jarak 95 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 109-405 11.5490 0.0199 2.46 3 481
2 101-410 17.0962 0.0199 3.79 3.12 794
3 104-402 26.4703 0.0199 11.1 3.4 867
Tabel IV.18 Skenario Smartphone- Laptop Video Sesama Server Jarak 35 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 409-402 68.3831 0.0222 9 0 5.919
2 403-410 79.5190 0.0181 23.42 0 7.479
3 404-407 84.8312 0.0216 33.88 5 8.453
Tabel IV.19 Skenario Smartphone- Laptop Video Sesama Server Jarak 65 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 409-402 71.275 0.0208 11.87 0 3.829
2 403-410 77.683 0.0202 12.26 0 6.228
3 404-407 77.144 0.0213 33.59 3.19 10.979
83
Tabel IV.20 Skenario Smartphone- Laptop Video Sesama Server Jarak 95 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 409-402 49.547 0.015 15.36 0 5.333
2 403-410 59.669 0.019 8.73 0 6.552
3 404-407 95.838 0.021 16.44 3.19 7.735
IV.3.4. Komunikasi Smartphone dan Smartphone
Pengukuran parameter kinerja panggilan pada Smartphone dilakukan
menggunakan software Linphone dan Bria yang diukur yaitu nilai Throughput, Delay,
Jitter , dan Packet loss. Pengukuran di lakukan dengan jarak berbeda beda yaitu
pengukuran pada jarak 35 Meter, jarak 65 meter, dan jarak 95 Meter baik pada
komunikasi voice antar server maupun komunikasi video sesame server. Komunikasi
laptop/smartphone menggunakan laptop 3 smartphone dan 3 buah laptop:
1. Samsung A5 2016 2 GB Ram
2. Xiaomi Redmi Note 4X 4 GB Ram
3. Samsung J3 2016 1.5 GB Ram
4. Smartfrend andromax G 1.5 Gb Ram
5. Samsung galaxy tab 2 2 GB Ram
6. Iphone 6+ 2 GB Ram
Berikut ini hasil dari pengukuran kinerja panggilan antara Smartphone -smartphone:
84
Tabel IV.21 Skenario Smartphone- Smartphone voice antar server Jarak 35 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 310-209 80.3 2.5 1.6 0.3 178.5
2 210-406 84.2 3 5.4 0 1300
3 110-308 82.7 3 6.3 0.5 1000
Tabel IV.22 Skenario Smartphone- Smartphone voice antar server Jarak 65 Meter Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 404-109 82.8 4 1.2 0 1.240
2 407-101 82.7 1.5 2.9 2 1300
3 402-104 83.4 4 6.9 4 1360
Tabel IV.23 Skenario Smartphone- Smartphone voice antar server Jarak 95 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 407-101 42.9 4 12.1 0.1 1.270
2 402-104 34.1 3.5 13.2 1.3 220.6
3 404-109 82.3 3 17 4.6 1240
Tabel IV.24 Skenario Smartphone- Smartphone Video Sesama Server Jarak 35 Meter Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 109-103 87.8 3.2 2 1.6 87.8
2 104-102 80.1 3 4 0 80.1
3 101-107 82.8 3.5 8 0 83
Tabel IV.25 Skenario Smartphone- Smartphone Video Sesama Server Jarak 65 Meter Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 109-103 75.4 3.2 2.8 0 140
2 104-102 80.5 3.1 6.8 0 136
3 101-107 83.2 3 7.8 0.1 182
85
Tabel IV.26 Skenario Smartphone- Smartphone Video Sesama Server Jarak 95 Meter
Jumlah
panggilan
User Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Ukuran
Data (KB)
1 109-103 76.7 75.8 11.5 0 78.5
2 104-102 79.9 70.9 14.4 0 65
3 101-107 79.9 76.2 33.1 1.9 158
IV.4 Rata Rata Skenario Komunikasi
IV.4.1 Rata Rata Komunikasi Antar Server
Tabel IV.27 Rata Rata Komunikasi Antar Server dengan Jarak 35 Meter
Jenis Skenario
Komunikasi
Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet loss
(%)
Laptop - Laptop 3.473 0.0199 0.63 0
Laptop - Laptop 10.241 0.02 4.22 0
Laptop - Laptop 10.954 0.02 9.48 0
Laptop - Smartphone 48.8 0.01 1.25 0
Laptop - Smartphone 50.3 0.01 4.36 0
Laptop - Smartphone 56.9 0.02 7.59 0
Smartphone - Laptop 1.454 0.015 2.59 0
Smartphone - Laptop 3.799 0.0199 6.1 0
Smartphone - Laptop 4.1208 0.0199 16.79 0
Smartphone - Smartphone 80.3 2.5 1.6 0.3
Smartphone - Smartphone 84.2 3 5.4 0
Smartphone - Smartphone 82.7 3 6.3 0.5
TOTAL 437.2418 8.6547 66.31 0.8
VOICE RATA RATA 36.43681667 0.721225 5.525833 0.066667
86
Tabel IV.28 Rata Rata Komunikasi Antar Server dengan Jarak 65 Meter
Jenis Skenario
Komunikasi
Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet
loss (%)
Laptop – Laptop 7.926 0.0199 3.41 0
Laptop – Laptop 12.45 0.0197 5.34 0
Laptop – Laptop 13.668 0.0199 9.75 0
Laptop - Smartphone 61.6 1.5 3 0
Laptop - Smartphone 82.5 2.5 2.5 1
Laptop - Smartphone 82.7 3 10 2
Smartphone - Laptop 1.7094 0.0199 4.52 0
Smartphone - Laptop 5.2327 0.0093 13.59 0
Smartphone - Laptop 10.8765 0.0199 21.21 0
Smartphone - Smartphone 82.8 4 1.2 0
Smartphone - Smartphone 82.7 1.5 2.9 2
Smartphone - Smartphone 83.4 4 6.9 4
TOTAL 527.5626 16.6086 84.32 9
VOICE RATA RATA 43.96355 1.38405 7.026667 0.75
Tabel IV.29 Rata Rata Komunikasi Antar Server dengan Jarak 95 Meter
Jenis Skenario
Komunikasi
Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet
loss (%)
Laptop – Laptop 8.547 0.0199 5.7 0.1
Laptop – Laptop 13.89 0.0197 7.75 1
Laptop – Laptop 15.082 0.0199 10.24 1.8
Laptop - Smartphone 76.89 3 9.1 0.1
Laptop - Smartphone 71.6 4 10.9 1
Laptop - Smartphone 77.57 3.5 11.1 0.2
Smartphone - Laptop 11.549 0.0199 2.46 3
Smartphone - Laptop 17.0962 0.0199 3.79 3.12
Smartphone - Laptop 26.4703 0.0199 11.1 3.4
Smartphone - Smartphone 80.3 2.5 1.6 0.3
Smartphone - Smartphone 84.2 3 5.4 0
Smartphone - Smartphone 82.7 3 6.3 0.5
TOTAL 565.8945 19.1192 85.44 14.52
VOICE RATA RATA 47.157875 1.593267 7.12 1.21
87
IV.4.2 Rata Rata Komunikasi Sesama Server
Tabel IV.30 Rata Rata Komunikasi Sesama Server dengan Jarak 35 Meter
Jenis Skenario Komunikasi
Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet
loss (%)
Laptop - Laptop 1.08 0.0204 3.37 0
Laptop - Laptop 65.422 0.0478 30.9 0
Laptop - Laptop 85.026 0.0201 4.12 0
Laptop - Smartphone 23.5 71.3 10.6 0
Laptop - Smartphone 28.2 80 14.2 0
Laptop - Smartphone 44.9 165 21.4 1
Smartphone - Laptop 68.3831 0.0222 9 0
Smartphone - Laptop 79.519 0.0181 23.42 0
Smartphone - Laptop 84.8312 0.0216 33.88 5
Smartphone - Smartphone 87.8 3.2 2 1.6
Smartphone - Smartphone 80.1 3 4 0
Smartphone - Smartphone 82.8 3.5 8 0
TOTAL 731.5613 326.1502 164.89 7.6
VIDEO RATA RATA 60.96344167 27.17918 13.74083 0.633333
Tabel IV.31 Rata Rata Komunikasi Sesama Server dengan Jarak 65 Meter
Jenis Skenario
Komunikasi
Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet
loss (%)
Laptop – Laptop 22.291 0.0084 11.96 0.6
Laptop – Laptop 36.6001 0.0199 15.3 0
Laptop – Laptop 79.7893 0.0109 25.2 2
Laptop - Smartphone 29.98 22 11.43 0
Laptop - Smartphone 35.64 112 12.37 0
Laptop - Smartphone 68 202 14.6 2
Smartphone - Laptop 71.275 0.0208 11.87 0
Smartphone - Laptop 77.683 0.0202 12.26 0
Smartphone - Laptop 77.144 0.0213 33.59 3.19
Smartphone - Smartphone 75.4 3.2 2.8 0
Smartphone - Smartphone 80.5 3.1 6.8 0
Smartphone - Smartphone 83.2 3 7.8 0.1
TOTAL 737.5024 345.4015 165.98 7.89
VIDEO RATA RATA 61.45853333 28.78346 13.83167 0.6575
88
Tabel IV.32 Rata Rata Komunikasi Sesama Server dengan Jarak 95 Meter
Jenis Skenario
Komunikasi
Throuhput
(Kbps)
Delay
(ms)
Jitter
(ms)
Packet
loss (%)
Laptop – Laptop 8.319 0.0122 14.82 1.5
Laptop – Laptop 46.914 0.0199 17.61 2
Laptop – Laptop 95.7254 0.0111 22.64 4.9
Laptop - Smartphone 40.5 80 13.71 0
Laptop - Smartphone 48.3 85 15.3 0
Laptop - Smartphone 58.4 168 22 3.3
Smartphone - Laptop 49.547 0.015 15.36 0
Smartphone - Laptop 59.669 0.019 8.73 0
Smartphone - Laptop 95.838 0.021 16.44 3.19
Smartphone - Smartphone 76.7 75.8 11.5 0
Smartphone - Smartphone 79.9 70.9 14.4 0
Smartphone - Smartphone 79.9 76.2 33.1 1.9
TOTAL 739.7124 555.9982 205.61 16.79
VIDEO RATA RATA 61.6427 46.33318 17.13417 1.399167
IV.5. Pengujian Sel surya
Pengujian sel surya ini di lakukan dalam kondisi intensitas cuaca cerah dan
kondisi sel surya portable di ruang terbuka. Dalam pengujian sel surya akan diamati
keluaran tegangan dan arus di keluarkan oleh sel surya. Sel surya dapat menyuplai
energi ke dalam power bank sebagai tempat penyimpanan energi yang akan di gunakan
oleh Raspberry pi sebagai alternative energi selain energi yang bersumber dari arus
listrik PLN. Akan tetapi sel surya tidak dapat digunakan selama 24 jam maka dari itu
di perlukan peralatan tambahan agar Raspberry dapat digunakan selama 24 jam.
Adapun skenario pengujiannya adalah sebagai berikut
89
Gambar IV.3. Skenario Pengujian Sel serya
Berikut table hasil dari pengujian sel surya :
Tabel IV.33 Pengukuran Sel Surya
No WAKTU
PENGAMATAN
PENGUKURAN KONDISI
CUACA VOLT AMPERE
1 07.00 4,51 0,08 Cerah
2 07.15 4,55 0,09 Cerah
3 07.30 4,57 0,20 Cerah
4 07.45 5,02 0,46 Cerah
5 08.00 5,19 0,55 Cerah
6 08.15 5,20 0,70 Cerah
7 08.30 5,73 0,73 Cerah
8 08.45 5,15 0,75 Cerah
9 09.00 5,20 1,3 Cerah
90
No WAKTU
PENGAMATAN
PENGUKURAN KONDISI
CUACA VOLT AMPERE
10 09.15 5,22 1,3 Cerah
11 09.30 5,30 1,5 Cerah
12 09.45 5,55 1,65 Cerah
13 10.00 6 1,69 Cerah
14 10.15 6,64 1,8 Cerah
15 10.30 6,73 1,8 Cerah
16 10.45 6 1,8 Cerah
17 11.00 6,89 1,8 Cerah
18 11.15 7 1,8 Cerah
19 11.30 11 1,8 Cerah
20 11.45 11 1,8 Cerah
21 12.00 12 1,8 Cerah
22 12.15 12 1,8 Cerah
23 12.30 13 1,8 Cerah
24 12.45 12 1,0 Cerah
25 13.00 11 1,0 Cerah
26 13.15 10 1,08 Cerah
27 13.30 7 1,0 Cerah
28 13.45 6,08 1,08 Cerah
29 14.00 5,61 1,08 Cerah
30 14.15 5,12 0,26 Mendung
31 14.30 4,61 0,17 Cerah
32 14.45 4,10 0,99 Cerah
33 15.00 4,85 0,20 Mendung
34 15.15 4,85 0,08 Mendung
35 15.30 4,85 0,08 Mendung
36 15.45 4,62 0,17 Cerah
37 16.00 4,18 0,20 Cerah
38 16.15 4,56 0,08 Cerah
39 16.30 4,56 0,08 Cerah
40 16.45 4,56 0,08 Cerah
41 17.00 4,57 0,08 Cerah
91
IV.6. Analisa Jaringan Mesh Nirkabel
Gambar IV.4. Topologi Jaringan Mesh Nirkabel
Dalam pengujian untuk topologi mesh di lakukan komunikasi antara client
menggunakan 4 buah laptop yang terhubung dengan masing masing server yang
berbeda beda. Keempat server di letakkan pada posisi yang berbeda-beda dan saling
berjauhan. Server 1 dengan alamat IP 192.168.1.1 terhubung dengan client dengan
alamaat IP 192.168.1.12. Untuk server 2 memiliki alamat IP 192.168.2.1 terhubung
dengan client dengan alamat IP 192.168.2.12. Server 3 memiliki alamat IP 192.168.3.1
92
yang terhubung dengan client dengan alamat IP 192.168.3.35. Dan server 4 dengan
alamat IP 192,168.4.1 terhubung dengan client dengan alamat IP 192.168.3.45.
Keempat server memiliki IP Gateaway yang berbeda beda beda beda agar setiap server
dapat saling bertukar informasi.IP Gateway server 1 adalah 172.168.10.1, IP Gateaway
server 2 adalah 172.168.10.2, IP Gateaway server 3 adalah 172.168.10.3, dan IP
Gateaway server 4 adalah 172.168.10.4 . Ketika client 1 dengan alamat IP
192.168.1.12 ingin berkomunikasi dengan client 3 dengan alamat IP 192.168.35 maka
hasil batctl pada aplikasi Putty adalah client 1 melalui jalur IP 172.168.10.3 di mana
alamat IP tersebut merupakan IP Gateaway dari server 3 dan untuk hasil tracert pada
command prompt windows mempelihatkan Jalur yang di lalui adalah 192.168.1.1 lalu
172.168.10.3 dan 192.168.3.35. dimana 192.168.1.1 merupakan alamat sumber IP .
172.168.10.3 merupakan alamat IP Gateaway server 3 , dan 192.168.3.35 merupakan
alamat IP tujuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa komunikasi antara client yang
berbeda memilih jalur yang terbaik. Faktor penyebab client 1 langsung menuju client
3 di karenakan server 2 sudah memiliki komunikasi yang cukup padat atau tidak bisa
di lalui karna tidak terjangkau oleh server 1. Begitupun apabila client 4 dengan alamat
IP 192.168.4.35 ingin melakukan komunikasi dengan client 1 dengan alamat IP
192.168.1.12 maka hasil yang terlihat dalam aplikasi Putty dengan perintah batctl
adalah 172.168.10.1 merupakan alamat IP Gateaway server 1. Untuk hasil Commant
Prompt dengan perinttah tracert 192.168.1.12 maka akan terlihat jalur yang di lalui
oleh client 4 adalah 192.168.4.1 merupakan server dari client 4 kemudian melewati IP
93
172.168.10.1 yang merupakan alamat IP Gateway server 1 kemudian berakhir pada
alamat IP 192.168.1.12 yang merupakan alamat IP tujuan.
IV.7. Analisa Kinerja CPU
Gambar IV.5 Grafik Kinerja CPU pada panggilan Antar Server
Berdasarkan pada grafik di atas, terlihat bahwa jumlah panggilan secara
bersamaan akan mempengaruhi Kinerja CPU pada server. Semakin banyak jumlah
panggilan yang dilakukan pada tiap server secara bersamaan, maka akan semakin
meningkat kinerja CPU server. Pada server 1 terjadi kenaikan pada proses panggilan 1
sebesar 3,06% , panggilan 4 sebesar 7,07%, panggilan 8 sebesar 14,00%, dan panggilan
9 sebesar 18,04% kenaikan tersebut terjadi karena server 1 terjadi proses panggilan ke
server lain. Untuk server 2 terjadi kenaikan pada proses panggilan 2 sebesar 5,4%,
panggilan 6 sebesar 14,22%, panggilan 10 sebesar 21,84%, panggilan 12 sebesar
0
5
10
15
20
25
30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kin
erj
a C
PU
(%
)
Jumlah Panggilan Bersamaan
Pengukuran Kinerja CPU Antar Server
Server 1
Server 2
Server 3
Server 4
94
26,54% kenaikan tersebut terjadi karena server 2 melakukan panggilan terhadap server
lain. Pada server 3 kenaikan terjadi pada proses panggilan 3 sebesar 10,22%, panggilan
7 sebesar 17.34%, panggilan 11 sebesar 21,34% kenaikan tersebut juga karena server
melaukan panggilan ke server lain. Sedangkan untuk server 4 terjadi kenaikan pada
panggilan 5 sebesar 13,48%, panggilan 7 sebesar 14,58%, dan panggilan 10 sebesar
20,20%, kenaikan kinerja server pada server 4 terjadi karena server tersebut melakukan
panggilan serta menerima panggilan dari server lain. Peningkatan kinerja CPU pada
server paling tinggi yaitu sebesar 21,54% terjadi pada server 2.
IV.8. Analisa Kinerja Panggilan
IV.8.1. Throughput
Throughput Komunikasi Voice Antar Server
Gambar IV. 6 Grafik nilai rata-rata Throughput Voice antar server Jarak 35 Meter
3.473
48.8
1,454.00
80.30
10.241
50.3
3,799.00
84.20
10.954
56.9
4,120.00
82.70
1
10
100
1000
10000
Latop -Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - laptop Smartphone -
Smartphone
Th
rou
gh
pu
t (K
bp
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 35 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
95
Gambar IV. 7 Grafik nilai rata-rata Throughput Voice antar server Jarak 65 Meter
Gambar IV. 8 Grafik nilai rata-rata Throughput Voice antar server Jarak 95 Meter
7.926
61.6
17094
82.8
12.45
82.50
52,327.00
82.70
13.668
82.70
10,876.00
83.40
1
10
100
1000
10000
100000
Latop -Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - laptop Smartphone -
Smartphone
Th
rou
gh
pu
t (K
bp
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 65 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
8,547.00
76.89
11.549
80.3
15,082.00
77.57
26.4703
82.7
1.00
10.00
100.00
1,000.00
10,000.00
100,000.00
Latop -Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - laptop Smartphone -
Smartphone
Th
rou
gh
pu
t (K
bp
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 95 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
96
Berdasarkan ketiga gambar Grafik di atas, pada komunikasi voice antar server
dengan jarak 35 meter nilai throughput yang memiliki nilai paling tinggi terjadi pada
komunikasi laptop – laptop saat 3 panggilan bersamaan yang bernilai 10.954 Kbps dan
nilai throughput terendah terjadi pada komunikasi laptop – smartphone saat 1
panggilan bersamaan sebesar 48,8 Kbps , untuk komunikasi voice antar server dengan
jarak 65 meter nilai throughput paling tinggi terjadi pada komunikasi laptop – laptop
saat 3 panggilan bersamaan sebesar 13.668 Kbps dan nilai throughput terendah terjadi
pada saat komunikasi laptop – smartphone saat 1 panggilan bersamaan sebesar 61,6
Kbps. untuk komunikasi voice antar server dengan jarak 95 meter nilai throughput
paling tinggi terjadi pada komunikasi Smartphone – laptop saat 3 panggilan bersamaan
sebesar 26.4703 Kbps dan nilai throughput terendah terjadi pada saat komunikasi
Laptop – smartphone saat 2 panggilan bersamaan sebesar 71,6 Kbps. Dari ketiga jarak
yang berbeda nilai throughput tertinggi terjadi saat komunikasi voice antar server
laptop laptop dengan jarak 95 meter saat 3 panggilan bersamaan dan untuk nilai
throughput terendah terjadi pada komunikasi voice antar server smartphone –
smartphone dengan jarak 95 meter saat 2 panggilan bersamaan. Dari ketiga grafik
telihat bahwa semakin banyak panggilan bersamaan yang di lakukan saat komunikasi
voice antar server maka semakin meningkat pula nilai throughput di tiap skenario
komunikasi. Semakin jauh jarak jangkauan antar server maka semakin meningkat nilai
throughput. Throghput paling tinggi pada skenario komunikasi voice antar server
laptop – laptop dikarenakan device yang digunakan .
97
Throughput Komunikasi Video Sesama Server
Gambar IV. 9 Grafik nilai rata-rata Throughput Video Sesama server Jarak 35 Meter
Gambar IV.10. Grafik nilai rata-rata Throughput Video Sesama server Jarak 65 Meter
1,080.00
23.50
68,383.00
87.80
85,026.00
44.90
84,831.00
82.8
1.00
10.00
100.00
1,000.00
10,000.00
100,000.00
1,000,000.00
Latop -Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - laptop Smartphone -
Smartphone
Th
rou
gh
pu
t (K
bp
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server jarak 35 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
2,291.00
29.98 71.275 75.40
36,601.00
35.64
77,683.00
80.50
79,789.00
68.00
77,144.00
83.20
10.00
100.00
1,000.00
10,000.00
100,000.00
1,000,000.00
Latop -Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - laptop Smartphone -
Smartphone
Th
rou
gh
pu
t (K
bp
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server jarak 65 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
98
Gambar IV.11. Grafik nilai rata-rata Throughput Video Sesama server Jarak 95 Meter
Berdasarkan ketiga gambar Grafik di atas, pada komunikasi video sesama
server dengan jarak 35 meter nilai throughput yang memiliki nilai paling tinggi terjadi
pada komunikasi laptop – laptop saat 3 panggilan bersamaan yang bernilai 85.026 Kbps
dan nilai throughput terendah terjadi pada komunikasi laptop – smartphone saat 1
panggilan bersamaan sebesar 23.5 Kbps. untuk komunikasi video sesama server
dengan jarak 65 meter nilai throughput paling tinggi terjadi pada komunikasi laptop –
laptop saat 3 panggilan bersamaan sebesar 79.789 Kbps dan nilai throughput terendah
terjadi pada saat komunikasi laptop – smartphone saat 1 panggilan bersamaan sebesar
29,98 Kbps. untuk komunikasi video sesama server dengan jarak 95 meter nilai
8,319.00
40.50 49.54776.7
46,914.00
48.30 59.66979.9
95,725.00
58.40 95.838 79.9
10.00
100.00
1,000.00
10,000.00
100,000.00
1,000,000.00
Latop -Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - laptop Smartphone -
Smartphone
Th
rou
gh
pu
t (K
bp
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server jarak 95 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
99
throughput paling tinggi terjadi pada komunikasi laptop – laptop saat 3 panggilan
bersamaan sebesar 95.725 Kbps dan nilai throughput terendah terjadi pada saat
komunikasi laptop – smartphone saat 1 panggilan bersamaan sebesar 40,5 Kbps. Dari
ketiga jarak yang berbeda nilai throughput tertinggi terjadi saat komunikasi video
sesama server laptop laptop dengan jarak 95 meter saat 3 panggilan bersamaan dan
untuk nilai throughput terendah terjadi pada komunikasi video sesama server laptop -
smartphone dengan jarak 35 meter saat 1 panggilan bersamaan.. terdapat kesamaan dari
ketiga grafik komunikasi video sesama server yang masing masing memiliki perbedaan
jarak yaitu peningkatan nilai throughput untuk tiap tiap jarak selalu meningkat pada
komunikasi video sesama server laptop laptop saat 3 panggilan bersamaan dan
persamaan lainnya adalah nilai throughput terendah untuk tiap tiap jarak berbeda,
terjadi pada komunikasi video sesame server laptop – smartphone saat 1 panggilan
bersamaan. Dari ketiga grafik telihat bahwa semakin banyak panggilan video
bersamaan yang di lakukan saat komunikasi video sesama server maka semakin
meningkat pula nilai throughput di tiap skenario komunikasi, semakin sedikit
panggilan video maka semakin rendah juga nilai throughput, Semakin jauh jarak
jangkauan antar server maka semakin meningkat pula nilai throughput. Nilai
throughput yang memiliki nilai terbesar terjadi pada skenario komunikasi video sesama
server laptop – laptop dikarenakan device yang digunakan
100
IV.8.2. Delay
Delay Komunikasi Voice Antar Server
Gambar IV. 12 Grafik nilai rata-rata Delay Voice Antar server Jarak 35 Meter
Gambar IV. 13 Grafik nilai rata-rata Delay Voice Antar server Jarak 65 Meter
0.0199
0.010.015
2.5
0.02
0.010.0199
3
0.020.02
0.0199
3
0.01
0.1
1
10
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
De
lay
(m
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 35 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
0.0199
1.5
0.0199
4
0.0197
2.5
0.0093
1.5
0.0199
3
0.0199
4
0
2
4
6
8
10
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
De
lay
(m
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server 65 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
101
Gambar IV. 14 Grafik nilai rata-rata Delay Voice Antar server Jarak 95 Meter
Berdasarkan ketiga gambar Grafik di atas, pada komunikasi voice antar server
dengan jarak 35 meter nilai Delay yang memiliki nilai paling tinggi terjadi pada
komunikasi smartphone - smartphone saat 3 panggilan bersamaan yang bernilai 3 ms
dan nilai Delay terendah terjadi pada komunikasi laptop – smartphone saat 1 panggilan
bersamaan sebesar 0,01 ms. Untuk komunikasi voice antar server dengan jarak 65
meter nilai Delay paling tinggi terjadi pada komunikasi smartphone - smartphone saat
3 panggilan bersamaan sebesar 4 ms dan nilai Delay terendah terjadi pada saat
komunikasi smartphone – laptop saat 2 panggilan bersamaan sebesar 0.0093 ms. untuk
komunikasi voice antar server dengan jarak 95 meter nilai delay paling tinggi terjadi
pada komunikasi laptop – smartphone saat 2 panggilan bersamaan sebesar 4 ms dan
nilai Delay terendah terjadi pada saat komunikasi smartphone – laptop saat 1 panggilan
0.0199
3
0.0199
2.5
0.0199
4
0.0199
3
0.0199
3.5
0.0199
3
0
2
4
6
8
10
12
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
De
lay
(m
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server 95 Meter
Panggilan 3 Panggilan 2 Panggilan 1
102
bersamaan sebesar 0.0199 ms. Dari ketiga jarak yang berbeda nilai delay tertinggi
terjadi saat komunikasi voice antar server laptop - smartphone dengan jarak 95 meter
saat 2 panggilan bersamaan dan untuk nilai delay terendah terjadi pada komunikasi
voice antar server smartphone – laptop dengan jarak 65 meter saat 2 panggilan
bersamaan. Dari ketiga grafik telihat bahwa semakin banyak panggilan bersamaan
yang di lakukan saat komunikasi voice antar server maka semakin meningkat pula nilai
delay di tiap skenario komunikasi. Semakin jauh jarak jangkauan antar server maka
semakin meningkat pula nilai delay. Nilai delay yang memiliki nilai terendah terjadi
pada skenario komunikasi voice antar server smartphone - laptop.
Delay Komunikasi Video Sesama Server)
Gambar IV. 15 Grafik nilai rata-rata Delay Video Sesama server Jarak 35 Meter
0.0204
71.3
0.0222 3.20.0478
80
0.0181 30.0201
165
0.0216 3.5
0
50
100
150
200
250
300
350
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
De
lay
(m
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server 35 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
103
Gambar IV. 16 Grafik nilai rata-rata Delay Video Sesama server Jarak 65 Meter
Gambar IV. 17 Grafik nilai rata-rata Delay Video Sesama server Jarak 95 Meter
0.008422
0.0208 3.20.0199
112
0.0202 3.10.0109
202
0.0213 3
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
De
lay
(m
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server 65 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
0.0122
80
0.015
75.8
0.0199
85
0.019
70.9
0.0111
168
0.021
76.2
0
50
100
150
200
250
300
350
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
De
lay
(m
s)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server 95 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
104
Berdasarkan ketiga gambar Grafik di atas, pada komunikasi video sesama
server dengan jarak 35 meter nilai delay yang memiliki nilai paling tinggi terjadi pada
komunikasi laptop – smartphone saat 3 panggilan bersamaan yang bernilai 165 ms dan
nilai delay terendah terjadi pada komunikasi smartphone - laptop saat 2 panggilan
bersamaan sebesar 0,0181 ms. untuk komunikasi video sesama server dengan jarak 65
meter nilai delay paling tinggi terjadi pada komunikasi laptop – smartphone saat 3
panggilan bersamaan sebesar 202 ms dan nilai delay terendah terjadi pada saat
komunikasi laptop – laptop saat 1 panggilan bersamaan sebesar 0,0084 ms. untuk
komunikasi video sesama server dengan jarak 95 meter nilai delay paling tinggi terjadi
pada komunikasi laptop – smartphone saat 3 panggilan bersamaan sebesar 168 ms. dan
nilai delay terendah terjadi pada saat komunikasi laptop – laptop saat 3 panggilan
bersamaan sebesar 0,0111 ms. Dari ketiga jarak yang berbeda nilai delay tertinggi
terjadi saat komunikasi video sesama server laptop - smartphone dengan jarak 65 meter
saat 3 panggilan bersamaan dan untuk nilai delay terendah terjadi pada komunikasi
video sesama server laptop - laptop dengan jarak 65 meter saat 1 panggilan bersamaan.
Dari ketiga grafik telihat bahwa semakin banyak panggilan video bersamaan yang di
lakukan maka semakin meningkat pula nilai delay pada tiap skenario komunikasi.
Semakin jauh jarak jangkauan antar server maka semakin meningkat nilai delay.
Berdasarkan standar ITU G.14 untuk parameter pengukuran delay pada scenario
komunikasi video antara server dapat dikategorikan baik karena tidak melebihi 400 ms.
105
IV.8.3. Jitter
Jitter Komunikasi Voice Antar Server
Gambar IV. 18 Grafik nilai rata-rata Jitter Voice Antar server Jarak 35 Meter
Gambar IV. 19 Grafik nilai rata-rata Jitter Voice Antar server Jarak 65 Meter
0.63 1.252.59 1.6
4.22 4.36
6.15.4
9.487.59
16.79
6.3
0
5
10
15
20
25
30
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Jitt
er
(ms)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 35 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
3.41 3 4.521.2
5.342.5
13.59
2.9
9.7510
21.21
6.9
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Jitt
er
(ms)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 65 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
106
Gambar IV. 20 Grafik nilai rata-rata Jitter Voice Antar server Jarak 95 Meter
Berdasarkan ketiga gambar Grafik di atas, pada komunikasi voice antar server
dengan jarak 35 meter nilai Jitter yang memiliki nilai paling tinggi terjadi pada
komunikasi smartphone - laptop saat 3 panggilan bersamaan yang bernilai 16,79 ms
dan nilai jitter terendah terjadi pada komunikasi laptop – laptop saat 1 panggilan
bersamaan sebesar 0,63 ms. Untuk komunikasi voice antar server dengan jarak 65
meter nilai jitter paling tinggi terjadi pada komunikasi smartphone – laptop saat 3
panggilan bersamaan sebesar 21,21 ms dan nilai jitter terendah terjadi pada saat
komunikasi voice smartphone – smartphone saat 1 panggilan bersamaan sebesar 1,2
ms. untuk komunikasi voice antar server dengan jarak 95 meter nilai jitter paling tinggi
terjadi pada komunikasi smartphone - laptop saat 3 panggilan bersamaan sebesar 11,1
ms dan nilai Jitter terendah terjadi pada saat komunikasi smartphone – laptop saat 1
panggilan bersamaan sebesar 2,46 ms. Dari ketiga jarak yang berbeda nilai jitter
tertinggi terjadi saat komunikasi voice antar server smartphone - laptop dengan jarak
5.7
9.1
2.46 1.6
7.75
10.9
3.79 5.4
10.24
11.1
11.1
6.3
0
5
10
15
20
25
30
35
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Jitt
er
(ms)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 95 MeterPanggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
107
95 meter saat 3 panggilan bersamaan dan untuk nilai jitter terendah terjadi pada
komunikasi voice antar server laptop – laptop dengan jarak 35 meter saat 1 panggilan
bersamaan. Dari ketiga grafik telihat bahwa semakin banyak panggilan bersamaan
yang di lakukan saat komunikasi voice antar server maka semakin meningkat pula nilai
jitter di tiap skenario komunikasi. Semakin jauh jarak jangkauan antar server maka
semakin meningkat pula nilai jitter . Nilai jitter yang memiliki nilai terendah terjadi
pada skenario komunikasi voice antar server laptop - laptop.
Berdasarkan standar ITU G.14 komunikasi voice antar server untuk ketiga
scenario pengukuran nilai jitter yaitu komunikasi voice antara server dapat di
kategorikan dengan komunikasi voice kualitas baik karena tidak melebihi 50 ms yaitu
nilai jitter berkisar dari 3,79 ms hingga 11,1 ms .
Jitter Komunikasi Video Sesama Server
Gambar IV. 21 Grafik nilai rata-rata Jitter Video Sesama server Jarak 35 Meter
3.37
10.6 9
30.9
14.2
23.424.12
21.4
33.88
0
10
20
30
40
50
60
70
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop
Jitt
er
(ms)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server Jarak 35 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
108
Gambar IV. 22 Grafik nilai rata-rata Jitter Video Sesama server Jarak 65 Meter
Gambar IV. 23 Grafik nilai rata-rata Jitter Video Sesama server Jarak 95 Meter
11.96 11.43 11.87
2.8
15.312.37 12.26
6.8
25.2
14.6
33.59
7.8
0
10
20
30
40
50
60
70
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Jitt
er
(ms)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server Jarak 65 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
14.82 13.71 15.3611.5
17.6115.3
8.73 14.4
22.6422
16.44
33.1
0
10
20
30
40
50
60
70
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Jitt
er
(ms)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server Jarak 95 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
109
Berdasarkan ketiga gambar Grafik di atas, pada komunikasi video sesama
server dengan jarak 35 meter nilai jitter yang memiliki nilai paling tinggi terjadi pada
komunikasi smartphone - laptop saat 3 panggilan bersamaan yang bernilai 33,88 ms
dan nilai jitter terendah terjadi pada komunikasi smartphone - smartphone saat 1
panggilan bersamaan sebesar 2 ms , untuk komunikasi video sesama server dengan
jarak 65 meter nilai jitter paling tinggi terjadi pada komunikasi smartphone - laptop
saat 3 panggilan bersamaan sebesar 33,59 ms dan nilai jitter terendah terjadi pada saat
komunikasi smartphone – smartphone saat 1 panggilan bersamaan sebesar 2,8 ms.
untuk komunikasi video sesama server dengan jarak 95 meter nilai jitter paling tinggi
terjadi pada komunikasi smartphone – smartphone saat 3 panggilan bersamaan sebesar
33,1 ms dan nilai jitter terendah terjadi pada saat komunikasi smartphone -
smartphone saat 1 panggilan bersamaan sebesar 11,5 ms. Dari ketiga jarak yang
berbeda untuk nilai jitter terendah terjadi pada komunikasi video sesama server
smartphone - smartphone dengan jarak 65 meter saat 1 panggilan bersamaan. Dari
ketiga grafik telihat bahwa semakin banyak panggilan video bersamaan yang di
lakukan saat komunikasi video sesama server maka semakin meningkat nilai jitter di
tiap skenario komunikasi. Berdasarkan standar ITU G.114 untuk parameter
pengukuran jitter pada semua skenario komunikasi video antara server dapat
dikategorikan dapat diterima karena tidak melebihi 50 ms karena nilai jitter yang
diperoleh berkisar 11,5 ms hingga 33,1 ms.
110
IV.8.4. Packet loss
Packet loss Komunikasi Voice Antar Server
Gambar IV. 24 Grafik nilai rata-rata Packet loss Voice Antar server Jarak 35 Meter
Gambar IV. 25 Grafik nilai rata-rata Packet loss Voice Antar server Jarak 65 Meter
0 0 0
0.3
0 0 0
0
0 0 0
0.5
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Pa
cke
t Lo
ss (
%)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 35 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
0 0 0 00
1
0
2
0
2
0
4
0
1
2
3
4
5
6
7
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Pa
cke
t Lo
ss (
%)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 65 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
111
Gambar IV. 26 Grafik nilai rata-rata Packet loss Voice Antar server Jarak 95 Meter
Berdasarkan ketiga gambar Grafik di atas, pada komunikasi voice antar server
dengan jarak 35 meter nilai packet loss memiliki nilai terendah dan tertinggi tinggi
pada jenis scenario komunikasi yang sama yaitu komunikasi smartphone - smartphone
saat 1 panggilan bersamaan yang bernilai 0,3% ms dan saat 1 panggilan bersamaan
sebesar 0,5 ms. Tidak terjadi packet loss pada komunikasi laptop- laptop, laptop-
smartphone, dan smartphone-laptop . Untuk komunikasi voice antar server dengan
jarak 65 meter nilai packet loss paling tinggi terjadi pada komunikasi smartphone –
smartphone saat 3 panggilan bersamaan sebesar 4 % dan nilai packet loss terendah
terjadi pada saat komunikasi voice laptop – smartphone saat 2 panggilan bersamaan
sebesar 1 %. untuk komunikasi voice antar server dengan jarak 95 meter nilai packet
0.1 0.1
3
0.31 1
3.12
0
1.8
0.2
3.4
0.5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Pa
cke
t Lo
ss (
%)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Voice Antar Server Jarak 95 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
112
loss paling tinggi terjadi pada komunikasi smartphone - laptop saat 3 panggilan
bersamaan sebesar 3,4 % dan nilai packet loss terendah terjadi pada saat komunikasi
laptop - smartphone saat 1 panggilan bersamaan sebesar 0,1 %. Dari ketiga jarak yang
berbeda nilai packet loss tertinggi terjadi saat komunikasi voice antar server
smartphone - smartphone dengan jarak 95 meter saat 3 panggilan bersamaan dan untuk
nilai packet loss terendah terjadi pada komunikasi voice antar server laptop –
smartphone dengan jarak 95 meter saat 1 panggilan bersamaan. Dari ketiga grafik
telihat bahwa semakin banyak panggilan bersamaan yang di lakukan saat komunikasi
voice antar server maka semakin meningkat pula nilai packet loss di tiap skenario
komunikasi. Semakin jauh jarak jangkauan antar server maka semakin meningkat pula
nilai packet loss.
Berdasarkan standar ITU G.114 komunikasi voice antar server untuk ketiga
skenario pengukuran nilai packet loss yaitu komunikasi voice antara server laptop dan
laptop, laptop dan smartphone , smartphone dengan laptop, serta smartphone dan
smartphone dapat di kategorikan dengan komunikasi voice kualitas baik karena tidak
melebihi 5% karena nilai packet loss yang di peroleh berdasarkan pengambilan data
yaitu nilai packet loss berkisar dari 0,1 % hingga 3,4 % .
113
Pacekt Loss Komunikasi Video Sesama Server
Gambar IV. 27 Grafik nilai rata-rata Packet loss Video Sesama server Jarak 35 Meter
Gambar IV. 28 Grafik nilai rata-rata Packet loss Video Sesama server Jarak 65 Meter
0 0 0
1.6
0 0 0
0
0
1
5
0
0
1
2
3
4
5
6
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Pa
cke
t Lo
ss (
%)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server Jarak 35 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
0.6
0 0 0
0
0 0 0
2
2
3.19
0.1
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Pa
cke
t Lo
ss (
%)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server Jarak 65 Meter
Panggilan 3 Panggilan 2 Panggilan 1
114
Gambar IV. 29 Grafik nilai rata-rata Packet loss Video Sesama server Jarak 95 Meter
Berdasarkan ketiga gambar Grafik di atas, pada komunikasi video sesama
server dengan jarak 35 meter nilai packet loss yang memiliki nilai paling tinggi terjadi
pada komunikasi smartphone - laptop saat 3 panggilan bersamaan yang bernilai 5 %
dan nilai packet loss terendah terjadi pada komunikasi smartphone - smartphone saat 1
panggilan bersamaan sebesar 1,6 % , untuk komunikasi video sesama server dengan
jarak 65 meter nilai packet loss paling tinggi terjadi pada komunikasi smartphone -
laptop saat 3 panggilan bersamaan sebesar 3,19 % dan nilai packet loss terendah terjadi
pada saat komunikasi smartphone – smartphone saat 3 panggilan bersamaan sebesar
0,1 %. untuk komunikasi video sesama server dengan jarak 95 meter nilai packet loss
paling tinggi terjadi pada komunikasi laptop - laptop saat 3 panggilan bersamaan
sebesar 4,9 % dan nilai packet loss terendah terjadi pada saat komunikasi laptop –
1.5
0 0 0
2
0 0 0
4.9
3.3 3.19
1.9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Laptop - Laptop Laptop - Smartphone Smartphone - Laptop Smartphone -
Smartphone
Pa
cke
t Lo
ss (
%)
Skenario Komunikasi
Komunikasi Video Sesama Server Jarak 95 Meter
Panggilan 1 Panggilan 2 Panggilan 3
115
laptop saat 1 panggilan bersamaan sebesar 1,5 %. Dari ketiga jarak yang berbeda nilai
packet loss tertinggi terjadi saat komunikasi video sesama server smartphone - laptop
dengan jarak 35 meter saat 3 panggilan bersamaan dan untuk nilai packet loss terendah
terjadi pada komunikasi video sesama server smartphone - smartphone dengan jarak
65 meter saat 3 panggilan bersamaan. Dari ketiga grafik telihat bahwa semakin banyak
panggilan video bersamaan yang di lakukan saat komunikasi video sesama server maka
semakin meningkat pula nilai packet loss di tiap skenario komunikasi. Semakin jauh
jarak jangkauan antar server maka semakin meningkat pula nilai packet loss .
Berdasarkan standar ITU G.114 untuk parameter pengukuran packet loss pada semua
skenario komunikasi video antara server baik pada komunikasi video sesama server
laptop dengan laptop, komunikasi video sesama server laptop dengan smartphone,
komunikasi video sesame server smartphone dengan laptop, maupun komunikasi video
sesame server smartphone dengan smartphone dapat dikategorikan dapat diterima
karena tidak melebihi 5 % karena nilai packet loss yang diperoleh berkisar 1,5 %
hingga 4,9 %.
116
IV.8.5. Rata – Rata Komunikasi Antar Server
Gambar IV. 30 Grafik nilai rata-rata Komunikasi Voice Antar server
Terlihat berdasarkan grafik di atas bahwa pada komunikasi antara server nilai
rata rata paling tinggi untuk setiap kinerja panggilan terjadi pada komunikasi voice
antar server dengan jarak 95 meter yaitu dengan nilai rata rata throughput sebesar
47.157 Kbps, nilai rata rata Delay sebesar 1.593 ms, nilai rata rata Jitter sebesar 7,12
ms, dan nilai rata rata Packet Loss sebesar 1,21 %. Semakin jauh jarak antar server
maka semakin meningkat pula nilai rata rata tiap kinerja panggilan.
36.43681667
5.525833333
43.96355
1.38405
7.026666667
47.157875
7.12
1.21
0
20
40
60
80
100
120
140
Throughput (Kbps) Delay (ms) Jitter (ms) Packet Loss (%)
Kinerja Panggilan
Rata Rata Komunikasi Voice Antar Sever
Jarak 35 Meter Jarak 65 Meter Jarak 95 Meter
117
IV.8.6. Rata – Rata Komunikasi Sesama Server
Gambar IV. 31 Grafik nilai rata-rata Komunikasi Voice Sesama server
Terlihat berdasarkan grafik di atas bahwa pada komunikasi sesama server nilai
rata rata paling tinggi untuk setiap kinerja panggilan terjadi pada komunikasi voice
antar server dengan jarak 95 meter yaitu dengan nilai rata rata throughput sebesar
61,64 Kbps, nilai rata rata Delay sebesar 46,33 ms, nilai rata rata Jitter sebesar 17,13
ms, dan nilai rata rata Packet Loss sebesar 1,39 %. Semakin jauh jarak antar server
maka semakin meningkat pula nilai rata rata tiap kinerja panggilan yang terjadi .
60.96344167
27.17918333
13.740833330.633333333
61.45853333
28.78345833
13.83166667
61.6427
46.33318333
17.13416667
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Throughput (Kbps) Delay (ms) Jitter (ms) Packet Loss (%)
Kinerja Panggilan
Rata Rata Komunikasi Video Sesama SeverJarak 35 Meter Jarak 65 Meter Jarak 95 Meter
118
IV.9 Analisa Sel surya
Gambar IV. 32 Grafik pengukuran tegangan sel surya
Gambar IV. 33 Grafik pengukuran arus sel surya
0
2
4
6
8
10
12
14
VO
LT
WAKTU PENGAMATAN
PENGUKURAN TEGANGAN
VOLT
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
AM
PE
RE
WAKTU PENGAMATAN
PENGUKURAN ARUS
AMPERE
119
Pengujian sel surya di lakukan mulai jam 7 pagi sampai dengan pukul 17.00
dikarenakan kekuatan sinar matahari yang di butuhkan untuk Pengisian sel surya tidak
dapat diharapkan selama 24 jam karena intensitas cahaya pada malam hari berbeda
dengan pagi, siang, dan sore hari . Untuk membuat raspberry pi dapat bekerja selama
24 jam diperlukan peralatan tambahan. Peralatan tambahan yang di butuhkan adalah
Power bank dan sebuah UPS hat.Power bank disini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan energi yang bersumber dari pengisian sel surya mulai dari jam 07.00
hingga jam 17.00 mampu mengisi power bank sebanyak 75 % .Power bank mampu
menyalakan raspberry pi sampai 6.40 pagi. Setelah power bank sudah tidak optimal
lagi digunakan untuk pengisian daya ke raspberry maka UPS Hat berfungsi menjaga
agar raspberry pi tetap menyala .UPS HAT disini berfungsi sebagai switch dari
peralihan energi yang di konsumsi dari power bank ke baterai cadangan yang dimiliki
oleh UPS hat agar raspberry tidak kehilangan suplai energi. Adapun raspberry pi dapat
bertahan menyala sampai jam 7 pagi dan sel surya dapat memulai kembali pengisian
daya ke power bank.
120
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan di anataranya adalah sebagai berikut :
1. 4 Server komunikasi berbasis IP PBX yang dirancang dengan menggunakan
Raspberry Pi 3 dengan tambahan USB wireless adapter TP-Link TL-WN722N
menggunakan sistem operasi Asterisk RasPBX yang saling terhubung
menggunakan jaringan mesh nirkabel dapat menyediakan panggilan voice dan
video pada komunikasi dalam satu server. Sedangkan untuk komunikasi antara dua
server yang berbeda hanya dapat dilakukan panggilan voice, dengan tenaga sel
surya sebagai energi pengisian daya raspberry pi.
2. Pengukuran kinerja CPU yang di lakukan sebanyak 12 panggilan secara bersamaan.
untuk server 1 kinerja CPU sebesar 17,66% , untuk server 2 kinerja CPU sebesar
16,54%, untuk server 3 memiliki kinerja CPU sebesar 23,16% dan untuk server 4
kinerja CPU sebesar 18,6%
3. Keempat server dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan topologi mesh
4. Nilai rata rata throughput untuk keempat jenis skenario komunikasi voice antar
server dengan jarak 95 meter adalah sebesar 47,15 kbps, dan komunikasi video
sesama server dengan jarak 95 meter adalah sebesar 61,64 kbps
121
5. Nilai rata-rata delay untuk keempat jenis skenario komunikasi voice antara server
dengan jarak 95 meter sebesar 1,59 ms , dan komunikasi video sesama server
dengan jarak 95 meter sebesar 46,33 ms. Berdasarkan standar ITU G.114 minimal
delay adalah tidak lebih dari 400 ms .Maka system ini dapat dikategorikan masih
dapat di terima pada pengukuran 3 panggilan bersamaan.
6. Nilai rata rata jitter untuk keempat jenis skenario komunikasi voice antara server
dengan jarak 95 meter sebesar sebesar 7,12 ms dan komunikasi video sesama
server dengan jarak 95 meter sebesar 17,13 ms. Berdasarkan standar ITU-G.114,
nilai minimal untuk jitter adalah tidak lebih dari 50 ms. Maka sistem ini dapat
dikategorikan baik pada pengukuran komuikasi 3 panggilan secara bersamaan.
7. Nilai rata rata packet loss untuk keempat jenis skenario komunikasi voice antara
server dengan jarak 95 meter sebesar 1,21 % dan komunikasi video sesama server
dengan jarak 95 meter sebesar 1.39 % . Berdasarkan standar ITU-G.114, nilai
minimal untuk packet loss adalah tidak lebih dari 5 %. Maka sistem ini dapat
dikategorikan baik pada pengukuran komunikasi 3 panggilan secara bersamaan.
V.2. Saran
Ada beberapa hal yang kiranya dapat dilakukan untuk mengembangkan
penelitian ini, antara lain:
1. Pada pengukuran kinerja panggilan unuk skenario komunikasi baik voice maupun
video hanya sampai 3 panggilan secara bersamaan saja, di karenakan device laptop
dan smartphone sangat terbatas. Sehingga diharapkan kedepannya dapat dilakukan
122
penelitian lebih lanjut menggunakan lebih banyak device laptop dan smartphone
agar dapat melakukan panggilan bersamaan lebih banyak lagi sehingga
pengukuran kinerja panggilan dapat lebih detail lagi.
2. Perangkat server ini hanya dapat melakukan fungsi panggilan suara dan panggilan
video dalam komunikasi satu server, sedangkan pada komunikasi antar server
yang berbeda, fungsi yang dapat dilakukan hanya panggilan suara. Sehingga pada
penelitian kedepannya diharapkan dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut
menggunakan perangkat atau software yang lain untuk dapat melakukan
komunikasi panggilan video antar server yang berbeda.
123
DAFTAR PUSTAKA
[1] J. J Salli. and A. M Syafaat., Perancangan Sistem Komunikasi Telepon
Menggunakan 2 Mini Komputer Sebagai Server Serbasis IP PBX, Universitas
Hasanuddin, pp.7-37, Makassar, September 2017 (references)
[2] F. Alfian, Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan
Jaringan Teleponi di PENS, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya,
November 2010, pp.1-6
[3] N. M. Riswanda, Pemanfaatan teknologi Voip Dan Pabx Untuk koptimalisasi
Implementasi Telepon Pstn, Stmik Yadika Bangil, Pasuruan,, Jurnal Link, Vol.18,
No.1, Maret 2013, pp. 16-21
[4] S. Diky and A.Qustoniah, Implementasi Teknologi Voip (Voice Over Internet
Protocol) Pada Jaringan Pabx (Private Automatic Branch Exchange) Di
Lingkungan Universitas Widyagama Malang, Universitas widyagama , Malang,
Jurnal Dinamika dotcom , vol. 6 No. 1, Juni 2012, pp. 2-8
[5] M. Lukman. , RANCANG BANGUN SISTEM VOIP PADA UPT SMK NEGERI
1 PASURUAN. Universitas Negeri Malang. Malang. September 2009. pp. 2-14
[6] A.P. Wahyu., Optimasi Jaringan Local Area Network Menggunakan VLAN dan
VOIP. Universitas Widyatama Bandung, Jurnal Informatika:Jurnal
Pengembangan IT, vol. 2, no. 1,. Januari 2017, pp. 54-57.
124
[7] A. F. Rochim, Voice Over Internet Protocol (Voip) Menggunakan Asterisk Sebagai
Session Initiation Protocol (Sip) Server, Universitas Diponegoro, Semarang,
Maret 2009. pp. 2-6.
[8] Pertiwi. Atit, Identifikasi Masalah pada Jaringan Komputer berbasis Model OSI,
Universitas Gunadarma, Depok , Februari 2011, pp. 1-15.
[9] C.Chen, Jyh, and Z. Tao, IP-Based Next-Generation Wireless Networks : Systems,
Architectures, and Protocols Handbook. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
2004
[10] I. V. Sinurat., Evaluasi Kinerja Layanan Voip Menggunakan Protokol inter
asterisk exchange (iax), Universitas Widyatama, Bandung, 2016, pp. 16-22.
[11] B. Yonathan, B. Yoanes, and Z.R. Armein, Analisis Kualitas Layanan (QoS)
Voice-Video Layanan Kelas Virtual di Jaringan Digital Learning Pedesaan..
Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia, Bandung,
Juni 2011, pp. 4-11.
[12] Brian.O. , “Raspberry Pi 3 Specifications” Available: https:// www .raspberrypi
.org / magpi/ raspberry-pi-3-specs-benchmarks/ [Accessed Desember. 9, 2017]
[13] P. Mahle, VoIP in VoIP Telephony : With Asterisk A Technical Overview of the
Open Source PBX Handbook. US: Signate, LLC., 2004.
[14] A. Robar, FreePBX, in FreePBX 2.5 Powerfull Telepony Solutions Handbook.
Birmingham :Packt Publishing, 2009.
125
[15] B. Mardani, Analisis Unjuk Kerja Wireless Mesh Network Dengan Routing
Protocol Olsr”. Universitas Indonesia, Depok, Desember 2008, pp. 4-39.
[16] U.A.Arrozaqi, Simulasi Routing Protokol pada Jaringan Sensor Nirkabel dengan
Menggunakan Metode Cluster Based, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Surabaya, Januari 2013, pp.1-5.
[17] T.Q. Febia, Perbandingan Unjuk Kerja Protokol Routing Proaktif (OLSR)
Terhadap Protokol Routing Reaktif (DSR) Pada Jaringan Bergerak Ad Hoc,
Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta .November 2016, pp. 2-49.
[18] L. Afriana and M. Salman, Implementasi Dan Analisis Kinerja Routing Protocol
B.A.T.M.A.N-Adv (Better Approach To Mobile Ad-Hoc Networking Advanced)
Pada Jaringan Berbasis Wireless Mesh, Universitas Indonesia, Depok, 2013, pp.
2-13
[19] Aichele, A. C., Lindner, M., et al., “Better Approach To Mobile Ad-hoc
Networking (B.A.T.M.A.N.) draft-wunderlich-openmesh-manet-routing-00,” in
InternetDraft Network Working Group (IETF) Available :
http://tools.ietf.org/html/draft-wunderlichopenmesh-manet-routing-00 [Accessed
September. 10, 2018]
[20] H. Nazif, Pemodelan dan Simulasi pv-inverter Terintegrasi ke Grid dengan
Kontrol Arus Ramp Comparison of Current Control, Universitas Andalas
Padang, Jurnal Nasional Teknik Elektro, vol. 4, no. 2, Sptember 2015, pp. 129-
139.
126
[21] Kho,D. , “Pengertian Sel Surya (Solar Cell) dan Prinsip Kerjanya” ) Available :
https://teknikelektronika.com/pengertian-sel-surya-solar-cell-prinsip-kerja-sel-
surya/ [Accessed September. 17, 2018]
127
LAMPIRAN
128
Konfigurasi B.A.T.M.A.N untuk server 3 dan server 4 :
Untuk server 3 :
#!/bin/bash
sudo modprobe batman -adv
sudo ip link set wlan down
sudo ifconfig wlan x mtu 1500
sudo iwconfig wlan X mode ad-hoc
sudo iwconfig wlan X essid mesh_pbx
sudo iwconfig wlan X ap any
sudo Iwconfig wlan X channel 8
sleep 1s
sudo ip link set wlan X up
sleep 1s
sudo batctl if add wlan X
sleep 1s
sudo ifconfig bat 0 up
sleep 5s
sudo ifconfig bat 0 ip-batman 172.168.10.3
sleep 1s
sudo route add default gw ip 172.168.10.3
sudo route -net 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.1
sudo route -net 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.2
129
sudo route -net 192.168.4.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.4
Untuk server 4 :
#!/bin/bash
sudo modprobe batman -adv
sudo ip link set wlan down
sudo ifconfig wlan x mtu 1500
sudo iwconfig wlan X mode ad-hoc
sudo iwconfig wlan X essid mesh_pbx
sudo iwconfig wlan X ap any
sudo Iwconfig wlan X channel 8
sleep 1s
sudo ip link set wlan X up
sleep 1s
sudo batctl if add wlan X
sleep 1s
sudo ifconfig bat 0 up
sleep 5s
sudo ifconfig bat 0 ip-batman 172.168.10.4
sleep 1s
sudo route add default gw ip 172.168.10.4
sudo route -net 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.1
sudo route -net 192.168.2.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.2
sudo route -net 192.168.3.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.168.10.3
130
Pada tab General, masukkan Trunk Name “pbx1”. Setiap server memiliki 3 Trunk
agar dapat saling terhubung satu sama lain sehingga setiap server terdapat 3 trunk
yaitu “pbx2” ; “pbx3” ; “pbx4”. Selanjutnya klik tab iax Settings, tambahkan
hingga Trunk Name pada bagian Outgoing masukkan
Konfigurasi Trunk name untuk server 3 dan server 4 :
Untuk server 3 “pbx1” :
Trunk Name: pbx4
PEER Details:
username=pbx3
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.1
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
auth=md5
disallow=all
allow=ulaw
directmedia=yes
canreinvite=yes
nat=yes
- Untuk server 3 “pbx2” :
Trunk Name: pbx2
PEER Details:
131
username=pbx3
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.2
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
auth=md5
- Untuk server 3 “pbx4” :
Trunk Name: pbx4
PEER Details:
username=pbx3
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.4
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
auth=md5
- Untuk server 4 “pbx1” :
Trunk Name: pbx1
PEER Details:
username=pbx4
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
132
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.1
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
auth=md5
- Untuk server 4 “pbx2” :
Trunk Name: pbx2
PEER Details:
username=pbx4
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.2
forceencryption=yes
encryption=yes
context=from-internal
auth=md5
- Untuk server 4 “pbx3” :
Trunk Name: pbx3
PEER Details:
username=pbx4
type=friend
trunk=yes
transfer=no
secret=raspberry
qualifyfreqok=25000
qualify=yes
host=172.168.10.3
forceencryption=yes
encryption=yes
133
context=from-internal
auth=md5
Hasil Pengujian TOPOLOGI Mesh:
Server 1 – server 3
Hasil batctl tr 172.168.10.3 pada aplikasi putty dengan server 192.168.1.1
HASIL TRACERT CMD 192.168.3.35
SERVER 1 – SERVER 4
HASIL BATCTL TR 172.168.10.4 pada aplikasi PUTTY dengan Server 192.168.1.1
134
HASIL TRACERT CMD 192.168.4.35
SERVER 2 – SERVER 3
HASIL BATCTL TR 172.168.10.3 pada aplikasi PUTTY dengan Server 192.168.2.1
HASIL TRACERT CMD 192.168.3.35
SERVER 2 – SERVER 4
HASIL BATCTL TR 172.168.10.4 pada aplikasi PUTTY dengan Server 192.168.2.1
135
HASIL TRACERT CMD 192.168.4.35
SERVER 3 – SERVER 1
HASIL BATCTL TR 172.168.10.1 pada aplikasi PUTTY dengan Server 192.168.3.1
HASIL TRACERT CMD 192.168.1.12
SERVER 3 – SERVER 2
HASIL BATCTL TR 172.168.10.2 pada aplikasi PUTTY dengan Server 192.168.3.1
136
HASIL TRACERT CMD 192.168.2.12
SERVER 4 – SERVER 1
HASIL BATCTL TR 172.168.10.1 pada aplikasi PUTTY dengan Server 192.168.4.1
HASIL TRACERT CMD 192.168.1.12
137
Spesifikasi Laptop yang digunakan dalam pengambilan data :
1. Tipe : HP Notebook PC 14- am013Tu
Processor : Intel Core i5 -6200U
Memory : 4 GB Ram
OS : Windows 7 64-bit
2. Tipe : HP Notebook PC UX36OU
Processor : Intel Core i7 -7500U
Memory : 16 GB Ram
OS : Windows 10 Home 64-bit
3. Tipe : HP Pavilion Notebook
Processor : Intel Core i7 -6500U
Memory : 4 GB Ram
OS : Windows 10 Home 64-bit
4. Tipe : Acer Aspire Es1 Series
Processor : Intel Celeron CPU N3550
Memory : 2 GB Ram
OS : Windows 10 Pro 64-bit
5. Tipe : Hp Notebook PC UX303U
Processor : Intel Core i7- 6500U
Memory : 8 GB Ram
OS : Windows 10 Home 64-bit
138
6. Tipe : Hp Pavilion TS 14 Notebook PC
Processor : Intel Core i5- 4200U
Memory : 4 GB Ram
OS : Windows 10 Pro 64-bit
Spesifikasi Handphone yang digunakan dalam pengambilan data :
1. Tipe : Samsung Galaxy j3 (2016)
CPU : Quad-core 1.5 GHz Cortex-A7
Memory : 2 GB Ram
OS : Android 5.1.1 Lollipop
2. Tipe : Samsung Galaxy a5 (2016)
CPU : Octa-core 1.6 GHz Cortex-A53
Memory : 2 GB Ram
OS : Android 5.1.1 Lollipop
3. Tipe : Xiaomi Redmi Note 4X
CPU : Octa-core 2.0 GHz Cortex-A53
Memory : 4 GB Ram
OS : Android 6.0 Marshmallow
139
4. Tipe : Smartfrend andromax G
CPU : Snapdragon 1.2 GHz Dual Core Processor.
Memory : 1,5 GB Ram
OS : Android 4.1 Jelly Bean
5. Tipe : Samsung galaxy tab s3
CPU : Quad-core (2x2.15 GHz Kryo & 2x1.6 GHz Kryo)
Memory : 4 GB Ram
OS : Android 7.0 Nougat
6. Tipe : Iphone 6+
CPU : 64-bit Apple A9 - M9 motion coprocessor.
Memory : 2 GB Ram
OS : IOS 9
Spesifikasi USB WIreless Modem yang digunakan :
Interfac :USB 2.0
Button :WPS Button
Dimensions ( W x D x H ) :3.7 x 1.0 x 0.4 in. (93.5 x 26 x 11mm)
Antenna Type :Detachable Omni Directional (RP-SMA)
Antenna Gain :4dBi
Wireless Standards :IEEE 802.11n, IEEE 802.11g, IEEE 802.11b
Frequency :2.400-2.4835GHz
140
Signal Rate :11n: Up to 150Mbps(dynamic)
11g: Up to 54Mbps(dynamic)
11b: Up to 11Mbps(dynamic)
Reception Sensitivity :130M: -68dBm@10% PER
108M: -68dBm@10% PER
54M: -68dBm@10% PER
11M: -85dBm@8% PER
6M: -88dBm@10% PER
1M: -90dBm@8% PER
Transmit Power :<20dBm
Wireless Modes :Ad-Hoc / Infrastructure mode
Wireless Security :Support 64/128 bit WEP, WPA-
PSK/WPA2-PSK
Modulation Technology :DBPSK, DQPSK, CCK, OFDM,
16-QAM, 64-QAM
Spesifikasi Raspberry Pi yang di gunakan:
Model Raspberry Pi 3 Model B Quad Core 1.2GHz Broadcom BCM2837 64bit CPU 1GB RAM BCM43438 wireless LAN and Bluetooth Low Energy (BLE) on board 100 Base Ethernet 40-pin extended GPIO 4 USB 2 ports 4 Pole stereo output and composite video port Full size HDMI CSI camera port for connecting a Raspberry Pi camera DSI display port for connecting a Raspberry Pi touchscreen display Micro SD port for loading your operating system and storing data Upgraded switched Micro USB power source up to 2.5A
141
Berikut ini Foto Capture Wireshark Percobaan Video call sesama server :
Berikut ini Foto Capture Wireshark Percobaan Voice call Antar server :
142
Berikut ini Foto Capture softphone Bria Percobaan Video call sesama server:
Berikut ini Foto Capture softphone Bria Percobaan Voice call Antar server :