sistem kerangka

55
SISTEM KERANGKA • Pengetahuan tentang tulang yang membentuk kerangka atau skeleton tubuh disebut osteologi. • Skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup. Tulang mempunyai vasa darah, vasa limfaa dan nervus; dapat menjadi sasaran penyakit, maupun memperbaikai diri dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan adanya suatu stres.

Upload: izmoend-dy

Post on 19-Jun-2015

4.084 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem kerangka

SISTEM KERANGKA

• Pengetahuan tentang tulang yang membentuk kerangka atau skeleton tubuh disebut osteologi.

• Skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup. Tulang mempunyai vasa darah, vasa limfaa dan nervus; dapat menjadi sasaran penyakit, maupun memperbaikai diri dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan adanya suatu stres.

Page 2: Sistem kerangka

kira-kira sepertiga berat tulang terdiri kerangka organik yang berupa jaringan fibrosa dan sel-sel. Bahan organik terutama adalah kollagen dan polisakarid yang disebut glikosaminaglikan (GAGS), yang mengadung khondroitin sulfat. Bahan tersebut menyebabkan sifat lilastis dan keras pada tulang. Sedangkan dua pertiga berat tulang terdiri komponen anorganik (paling banyak adalah garam-garam kalsium dan fosfat) yang terdeposit pada kerangka organik. Garam-garam menyebabkan sifat keras dan kaku pada tulang dan mampu menahan jalanya sinar-x. Apabila garam-garam anorganik diambil dengan jalan meredam pada larutan asam, maka tulang mengalami sekalsifikasi, bentuk tulang tetap seperti aslinya dan cukup fleksibel bila mendapat tarikan. Di sisi lain, bila bahan organik diambil dengan jalan membakar dalan tanur sedemikian rupa sehingga hanya garam-garam organik yang tersisa, maka bentuk tulang akan tetap, tetapi sangat rapuh dan mudah patah bila mendapat perlakuan yang kasar.

Page 3: Sistem kerangka
Page 4: Sistem kerangka
Page 5: Sistem kerangka

TERMINOLOGI

Beberapa istilah selalu digunakan untuk penunjuk tulang; terutama tulang panjang, istilah tersebut meliputi :

Tulang kompakta (padat atau kortikal) merupakan lapisan yang keras pada tulang, yang menutup sebagian besar tulang dan menyusun seluruh batang tulang panjang.

Tulang kanselosa (spongiosa) disusun oleh lembaran-lembaran (spikulae) yang tersusun sehingga membentuk anyaman yang bersifat porous. Rongga-rongga yang terbentuk biasanya dipenuhi oleh sungsum tulang.

Korteks menunjukkan tulang kompakta yang menyususn batang tulang panjang

Kavitas medullaris (rongga sungsum) merupakan rongga yang dikelilingi korteks tulang panjang. Pada hewan muda dipenuhi oleh sungsum tulang merag (medulla osseum rubrum) dan secara bertahap akan berubah menjadi sungsum tulang kuning (medulla osseum dlavum) sesuai dengan meningkatkannya umur hewan.

Page 6: Sistem kerangka

Epifisis menunjukkan kedua ujung tulang panjang. Ujung yang dekat dengan tubuh merupakan ujung proksimal dan ujung yang jauh dengan tubuh merupakan ujung distal.

Diafisis merupakan batang silindris pada tulang panjang, terletak diantara dua epifisis.

Kartilago epifisialis datau diskus (fisis) merupakan lapisan kartilago hialin yang memisahkan diafisis dan epifisis, terdapat dalam metafisis (bagian yang lebar) pada tulang yang belum masak. Hanya daerah ini yang dapat menyebabkan tulang bertambah panjang.

Metafisis pada tulang yang masak merupakan daerah yang melebar di dekat epifisis.

Page 7: Sistem kerangka

Kartilago artikularis merupakan lapisan kartilago hialin yang tipis, yang melapisi permukaan persendian tulang.

Periosteum adalah membran fibrosa yang melapisi permukaan tulang, kecuali di daerah kartilago artikularis. Periosteum bertanggung jawab dalam peningkatan diameter tulang dan berfungsi dalam proses penyembuhan tulang yang patah.

Endosteum merupakan membrana fibrosa yang membatasi rongga sungsum dan kanal-kanal osteonal (kanalis Heversi) pada tulang.

Page 8: Sistem kerangka

banyak sekali tonjolan-tonjolan dari tulang dan lekukan-lekukan pada tulang, yang namanya tergantung pada ukuran panjang dan fungsinya. Tonjolan-tonjolan dan lekukan-lekukan dapat bersifat artikular atau non-artikular. Bila artikular, maka bentuk tersebut merupakan bagian integral suatu persendian dan dilapisi oleh kartilago artikularis. Tonjolan-tonjolan maupun lekukan-lekukan non-artikular terletak di luar persendian. Sebagian besar merupakan daerah perlekatan tendo otot atau ligamentum.

Page 9: Sistem kerangka

Tonjolan-tonjolan artikular meliputi :

• Kaput merupakan tonjolan artikular berbentuk bulat, seperti kaput pada femur.

• Kondile (kondilus) adalah massa artilukar yang sedikit banyak berbentuk silindris, seperti kondile pada ujung distal femur.

• Trokhlea merupakan massa artikular berbentuk seperti kerekan, seperti yang terdapat pada ujung distal femur, tempat untuk bergesernya patella (tulang tempurung lutut).

• Faset adalah permukaan artikular yang relatif datar, terdapat di antara tulang karpal.

Page 10: Sistem kerangka

Tonjolan-tonjolan Artikular meliputi :

• Prosessus merupakan nama umum untuk tonjolan tulag, seprosessus spinosus atau prosessus transversus pada vertabra.

• Tuberositi (tuber, tuberus) adalah tonjolan non-artikular yang relatif berukuran besar, seperti tuberositas mayor pada ujung proksimal humerus.

• Tuberkuli (tuberkulum) merupakan tonjolan kecil. Pemakaian tuberkuli dan tuberositi dapat diperkukarkan.

Page 11: Sistem kerangka

• Spine (spina) kemungkinan merupakan tonjolan runcing, seperti spina pada ujung proksimal tibia, atau kemungkinan menunjukkan bangunan seperti bukit, seperti spina skapula. (spina kadang-kadang digunakan sebagai sinonim kolumna vertabralis)

• Krista merupakan istilah untuk tonjolan bentuk bukit yang tajam.• Kollum adalah bagian tulang yang berbentuk silindris yang

merupakantempat melekatnya kaput. Contoh, kollum femur terletak antara kaput femur dan ujung proksimal femur.

• Lini (linea) merupakan bukit yang kecil atau merupakan tanda pada tulang, biasanya terbentuk karena adanya tarikan suatu otot. Linea glutealis pada ilium terbentuk karena tarikan dari muskulus glutealis.

Page 12: Sistem kerangka

Lekukan-lekukan artikular meliputi :

• Pongga glenoid (kavitas glenoidalis) suatu cekungan (lekukan) artikuler yang dangkal, seperti yang terdapat pada permukaan persendian skapula.

• Kavitas kotiloidalis merupakan cekungan artikular yang dalam, seperti asetabulum pada persendian pinggul.

• Takik pada tulang kemungkinan merupakan lekukan artikular, seperti takik semilunaris pada ulna, yang bersendi dengan kondilus pada humerus, atau kemungkinan merupakan lekukan non-artikular pada tepi tulang.

Page 13: Sistem kerangka

Lekukan-lekukan non-artikular meliputi :

• Fossa merupakan lekukan non-artikular yang kecil, seperti fovea kapitia pada kaput femur.

• Foramen merupakan lubang pada tulang. Foramen magnum pada basis (pangkal) tulang kranium yang dilalui oleh medulla spinalis merupakan contok suatu foramen.

• Kanal merupakan saluran yang melalui satu atau beberapa tulang, seperti kanalis vertabralis, dilalui oleh medulla spinalis yang berjalan sepanjang kolumna vertabralis.

Page 14: Sistem kerangka

KLASIFIKASI TULANG BERDASARKAN WUJUD

suatu tulang kemungkinan termasuk salah satu klasifikasi yaitu: panjang, pendek, pipih, sesamoid, pneumatik atau irregular.

• Tulang panjang mempunyai ukuran yang besar pada salah satu sisi dibanding sisi yang lain. Masing-masing terdiri atas bagian batang yang relatif silindris (diafisis) dan dua ekstremitas yang disebut epifisis, antara diasis dan epifis terdapat bagian yang disebut metafisis. Pertumbuhan memanjang pada tulang panjang hanya terjadi pada kartilago epifisialis, yang terdapat pada metafisis, yaitu pada pertemuan antara diafisis dengan masing-masing epifisis. Tulang panjang mempunyai fungsi utama sebagai pengungkit dan memperkuat penyokong, gerak dan prehensi. Contoh tulang panjang terdaapat pada ekstremitas dan meliputi : ekstemitas pektoralis, humerus, radius, ulna, metakarpalia, falanges; ekstremitas pelvikalis, femur, tibia, fibula, metatasalia dan falanges.

Page 15: Sistem kerangka

• Tulang pendek biasanya kuboid atau sisi-sisinya kira-kira mempunyai ukuran yang sama. Tidak terdapat rongga sungsum, tetapi bagian dalam disusun oleh substansi spongiosa yang dipenuhi oleh celah-celah yang berisi sungsum. Bagian luar dibentuk oleh lapisan ripis yang terdiri substansi kompakta.

• Tulang pendek berfungsi untuk menyerap goncangan yang keras dan terdapat pada persendian yang kompleks seperti pada persendian karpus (lutut) dan tarsus (matakaki), yang mempunyai gerakan bervariasi jiga sebagai penyerap bila terjadi suatu tekanan.

• Tulang pipih relatif tipis dan meluas ke dua arah. Terdiri dua lembar substansi kompakta, yaitu lamina eksterna dan lamina interna, yang dipisahkan oleh substansi spongiosa disebut diploe.

Page 16: Sistem kerangka

• Tulang pipih mempunyai fungsi utama sebagai pelindung organ-organ penting seperti otak, jantung dan paru-paru dan vissera pelvikalis, tetapi beberapa jenis merupakan daerah yang luas sebagai tempat perlekatan otot-otot. Skapula dan tulang-tulang pelvis memrupakan tempat perletakan otot yang luas.

• Tulang sesamoid bentuknya mirip biji sejenis tumbuhan dan berkembang disepanjang jalur tendo berperan untuk mengurangi geseran tendo atau perubahan jalur tendo. Kemungkinan juga berperan sebagai pengubah susdut tari suatu otot, dengan demikian memperbesar kerja mekanis otot. Petalla (tempurung lutut) merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh.

Page 17: Sistem kerangka

• Tulang pneumatikus mengandung celah-celah udara atau sinusoid yang berhubungan dengan bagian luar. Contoh jenis tulang ini adalah os fronyale dan os maxillare pada kranium.

• Tulang irregular merupakan tulang-tulang yang tidak berpasangan, terdapat pada bidang median. Jenis tulang ini meliputi vertabrae dan tulang-tulang yang tidak berpasangan pada kranium. Tulang yang lain dan berperan sebagai pelindung, penyokong dan tempat perletakan otot.

Page 18: Sistem kerangka

FUNGSI-FUNGSI TULANG

• Fungsi-fungsi tulang meliputi : sebagai pelindung, memberikan kekerasan dan betuk pada tubuh, berperan sebagai mengungkit, tempat cadangan mineral dan memberikan fasilitas tempat untuk pembentukan darah.

• Salah satu fungsi utama tulang adalah memberikan perlindungan pada organ-organ penting. Sestema nervorum sentrale dilindungi oleh kranium dan kolumna vertabralis; jantung dan paru-paru terdapat dalam ruang yang dibentuk oleh kosta; dan sistema urogenitale pars interna oleh pelvis.

• Hewan tidak mempunyai beberapa jenis skeleton, maka tidak mempunyai bentuk yang tetap. Skeleton memberikan dasar pada struktur eksternal dan wujud sebagai besar hewan, seperti yang dilihat sekarang.

Page 19: Sistem kerangka

• Pada vertebrata, gerak, pertahanan diri, penyerangan, menangkap dan aktifitas lainnya, sangat tergantung pada aktifitas otot yang melekat pada suatu pengungkit. Tanpa terkecuali, pengungkit tersebut dibentuk oleh tulang dan merupakan bagian integral dari skeleton.

• Bagian dalam skeleton berperan sebagai tempat timbunan mineral-mineral yang dinamis, terutama kalsium dan fosfor. Mineral-mineral tersebut ditimbun dan dikeluarkan lagi bila dibutuhkan dalam proses homeokinesis.

• Tulang sebetulnya tidak mempunyai fungsi secara langsung dalam pembentukan darah, tetapi yang berperan adalah sungsum yang terdapat dalam kavitas medullaris dan dalam substansi spongiosa pada semua tulang-tulang muda.

Page 20: Sistem kerangka
Page 21: Sistem kerangka

Tabel 8-1. Tulang-tulang skeleton aksiale

KraniumOs kraniales

ossipitaleparietaleinterparietaletemporelaetmoidalefrontalesfenoidale

Osfasialespteroigoidalelakrimalenasalepalatinakonkha (turbinata)maksilainsisiva (premaksila)zigomatikus (malar)vomermandibulahioideus

Vertebraeservikaletorakalelumbalesakralekaudale

Kostavera- bersendi dengan sternum melaui kartilago kostalisspuria – tidak langsung berhubungan dengan sternum

Sternummanubriumsternebraprosessus sifoideus

Page 22: Sistem kerangka

KERANGKA AKSIAL

Secara praktis semua tulang termasuk skeleton aksiale, kecuali ekstremitas atau atau anggota badan. Tulang yang termasuk skeleton aksiale terdapat pada linae mediana, seperti vertebrae dan kranium, atau melekat pada tulang yang terdapat pada linea mediana, seperti kosta. Tabel 8.1 menunjukkan tulang-tulang yang termasuk skeleton aksiale yang terbagi sesuai dengan daerahnya.

Page 23: Sistem kerangka
Page 24: Sistem kerangka
Page 25: Sistem kerangka

Tengkorak (kranium)

• Bagian skeleton yang membentuk kerangka dasar kepala disebut kranium. Mempunyai fungsi sebagai pelindung otak, penyokong berbagai organ sensum dan membentuk awal saluran sistema digestoria dan sistema respiratoria.

• Kranium terdiri atas 1) pars kranialis, yang mengelilingi otak dan 2) sisanya merupakan pars fasialis. Banyak pengamatan yang menunjukkan adanya perbedaan spesies, terutama pada bagian kepala, ini tergantung variasi pada pars fasialis kranium.

• Kranium sebagian besar dibentuk dari tulang-tulang jenis membraneus, yang terdiri atas lamina interna dan lamina eksterna yang merupakan tulang padat dan dipisahkan oleh lapisan disebut diploe (yang merupakan tulang spongiosa).

• Bagian kaudal (posterior) dan dorsal kranium dibentuk oleh as ossipitale, os parietale, os interparietale dan os frontale. Tanduk berkembang dari os frontale, pada hewan-hewan bertanduk.

• Dinding lateral dan ventral dibentuk oleh os temporale, yang mengandung telinga bagian tengah dan dalam, dan os sfenoidale, yang menyokong otak dan glandula pituitari.

Page 26: Sistem kerangka

• Bagian rostal (anterios) dibentuk oleh os etmoidela, yang banyak mengadung lubang-lubangberfungsi sebagai jalan nervus olfaktorius menuju ke indera pembau.

• Pars fasialis dapat dibagi menjadi daerah orbita, nasal dan oral. Orbit berarti “jalur” dan menunjukkan suatu selubung dari tulang yang melindungi mata selama hidup. Orbit dikelilingi oleh bagian-bagian os frontale, os lakrimale dan os sigomatikus.

• Bagian nasal dan oral kranium kemungkinan berukuran panjang, seperti pada kuda, atau relatif sangat pendek, seperti pada manusia. Pada anjing, baagiaan ini panjangnya mempunayi kisaran yang besar, dapat dibandingkan pada jenis “Boston terrier” dengan jenis “greyhound”.

Page 27: Sistem kerangka

• Jalur hawa memalui bagian nasal pada kranium, yang dibatasi oleh os nasale di bagian dorsal, bagian lateral oleh maksilare dan premaksilare dan bagian ventral dibatsi oleh prosessus palatinum maksila, premaksila dan os palatinum. Jalur nasal dipisahkan secara longitudinal oleh os vemer dan septum kartilaginea. Bangunan seperti gulungan kertas disebut konkhae (os turbinata) melekat pada dinding lateral kavitas nasalis dan arahnya masuk ke dalam jalur nasal. Konkhae merupakan tempat berakhirnya ujung organ indera pembau dan juga sebagai penyokong beberapa pembuluh darah yang berfungsi untuk memanaskan hawa sewaktu terjadi inspirasi.

• Hubungan dengan kavitas nasalis berupa rongga, yang dikenal sebagai sinus, terdapat beberapa sinus pada suatu tulang. Tulang-tulang yang mengandung sinus meliputi os frontale, os maksilare, os nasale, os sfenoidale dan os palatine. Sinus frontalis pada sapi kemungkinan tampak terbuka oleh karean terlepasnya tanduk hewan dewasa.

Page 28: Sistem kerangka

• Atap bagian oral (mulut) dibentuk oleh maksila dan premaksila, yang mengandung dentis dan oleh os palatina.

• Di bagian ventrolateral, bagian oral dilengkapi oleh mandibula. Madibula berposos pada bagian os temporela, di depan lubang telinga. Pada mendibula terdapat semua denris bagian bawah dan merupakan tempat perlekatan otot yang berperan dalam proses pengunyahan dan penelanan.

• Apparatus hioideus terdiri bagian tubuh (basihioid) dan beberapa prosessus serta tonjolan-tonjolan (komua). Terletak di antara mandibula bagian kanan dan kiri, melekat pada prosessus stiloideus masing-masing os temporale petrosa.

• Apparatus hioideus membentuk semacam penyangga yang menyokong lingua, larink dan secara tidak langsung farinx

Page 29: Sistem kerangka

Kolumna vertebralis

• Kolumna vertebralis disusun oleh tulang-tulang yang terletak di median, tidak berpasangan dan irreguler yang disebut vertebrae. Huruf-huruf di bawah ini digunakan untuk menandai mading-mading daerah, yaitu :C : vertebrae servikales – daerah leherT : torakales atau dorsales – daerah dadaL : lumbales – daerah pinggangS : sakrales – di daerah pelvis – bergabung atau vertebra semuLS : gabungan lumbales dan sakrales (sapi)Cd : kaudales (koksigealis) – terlatak di daerah ekor

Page 30: Sistem kerangka
Page 31: Sistem kerangka

• Formula vertebrae pada spesies-spesies terdiri atas lambang huruf yang menunjukkan masing-masing daerah, diikuti dengan jumlah vertebrae pada daerah tersebut, pada suatu spesies. Formula vertebrae pada hewan-hewan dan manusi sebagai berikut :kuda : C7T18L6S5Cd15- 20Sapi : C7T13L6S5Cd18- 20kambung : C7T13L6 – 7S4Cd16 – 18Domba : C7T13L7S4Cd12.Babi jantang : C7T14 – 16L6 – 7S4Cd20 – 23Anjing : C7T13L7S3Cd20 – 23Ayam : C14T7LS14Cd6Manusia : C7T12L5S5Cd4

Page 32: Sistem kerangka

Bagian-bagian vertebra meliputi korpus, arkus dan prosesses.• Tubuh vertebra (korpus) merupakan massa silindris yang

membentuk bagian ventral vertebra dan foramen vertebralis.• Bagian dorsal, arkus melengkapi foramen vertebrolis, yang

mengandung medulla spinalis.• Bagian kranal dan kaudal merupakan prosessus artikularis yang

membentuk persendian dengan vertebra di dekatnya.• Prosesses spinodud merupakan tonjolan ke dorsal yang

membentuk bangunan runcing (seperti duri)• Prosessus transversus merupakan tonjolan k lateral pada arkus.

Page 33: Sistem kerangka

• Foramina intervertebralis terbentuk di bagian lateral, antara vertebrae, oleh karena pertemuan takik pada vertebra yang berdekatan.

• Vertebrae servikales mempunyai prosessus artikularis yang baik perkembangannya, sehingga mampu memberikan fasilitas sejumlah gerakan yang nermal, seperti yang dilihat pada daerah leher. Prosessus-prosessus yang lain, pada vertebrae servikales tampak kurang berkembang bila dibandingkan dengan daerah-daerah lainya. Semua mammalia domestik mempunyai tujuh vertebrae servikales.

• Vertebrae servikales yang pertama disebut atlas, tidak mempunyai prosessus spinosus dan korpus menjadi satu dengan aksis, sebagai bangunan seperti gigi.

Page 34: Sistem kerangka

• Vertebrae servikales yang kedua disebut aksis. Mempunyai prosessus spinosus yang lebar, tetapi tidak tinggi.

• Vertebrae servikales lainnya bentuknya sama. Prosessus spinosus kecil dan spinosus transversus kecil, tetapi rata-rata mempunyai prosessus artikularis yang besar. Kecuali vertebra servikales yang terakhir, setiap prosessus transversus vertebra servikales mempunyai lubang yang disebut foramen transversum.

• Vertebra torakales ditandai oleh prosessus spinosus yang sangat berkembang. Di daerah bahu, prosessus spinosus membentuk pangkal pada prominensia dorsalia yang dikenal sebagai “withers”

• Fovea kostalis )faset artikularis) pada korpus vertebrae torakales merupakan kavitas untuk persendian ujung kranial kosta. Setiap prosessus transversus juga mempunyai fovea kostalis transversus (faset) untuk persendian tuberkulum kosta dari kosta yang sama, sesuai dengan vertebra.

Page 35: Sistem kerangka

• Vertebrae lumbales mempunyai prosessus transversus yang besar, pipih, menonjol ke lateral. Bangunan tersebut membentuk lengan tulang yang panjang pada potongan tulang berbentuk T. prosessus spinosus sama dengan yang terdapat pada beberapa vertebrae torakales yang terakhir. Prosessus artikularis lebih berkembang daripada vertebrae torakales, tetapi tidak besar, seperti halnya pada vertebrae di daerah serviks. Korpus dan bagian kaudal prosessus artikularis vertebra lumbalis yang terakhir bersendi dengan sakrum.

• Vertebrae sakrales menjadi satu membentuk bangunan seperti pasak dan dikenal sebagai sakrum, yang bersendi dengan vertebra lumbales di bagian kranial dan dengan vertebrae kaudales (koksigeales) di bagian kaudal serta di sebelah kraniolateralis bersendi dengan ilium. Foramina intervertebralis tampak sebagai sederetan formina skrales di sebelah dorsal dan vertral pada masing-masing sisi sakrum. Seperti halnya foramina intervertebralis, foramina sakrales merupakan jalan bagi nervus spinalis.

• Vertebra kaudalis (kossigealis) membentuk pangkal tulang ekor. Dengan demikian jumlahnya pada spesies satu dengan spesies yang lain bervariasi dan kadang-kadang pasa satu spesies yang sama juga berbeda. Ukuran vertebra makin ke arah kaudal makin mengecil, sehingga beberapa verebra kaudalis yang terakhir merupakan tulang yang berbentuk batang yang kecil.

Page 36: Sistem kerangka
Page 37: Sistem kerangka

Sternum dan kosta

• Sternum merupakan tulang dada yang terdapat di dasar toraks dan merupakan tempat perlekatan kartilago kostalis kostavera (kosta sternalis), serta merupakan origo muskulus pektoralis. Bagian kranial sternum disebut manubrium; bagian tengah disebut trunkus (“body”); dan bagian kaudal disebut prosessus xiphoideus. Ujung kranial manubrium pada kuda merupakan kartilago yang berbentuk seperti lunas kapal dan disebut kartilago kariniformis. Sternum terdiri segmant-segment yang disebut sternebrae pada umur yang lanjut segment-segment tersebut akan berkembang menjadi satu (fusi). Jumlah sternebrae pada tiap spesies bervariasi, seperti pada babi dan domba, masing-masing 6, sapi dan kambing 7, dan kuda dan anjing, masing-masing 8.

• Kosta membentuk dinding lateral tulang dada. Biasanya jumlah pasangan-pasangan kosta sama dengan jumlah vertebra torakalis. Jarang kosta tambahan atau pasangan kosta terletak di sebelah kranial atau kaudal vertebrae torakalis.

Page 38: Sistem kerangka

kosta sternalis (sejati) berpangkal dari masing-masing vertebra torakalis menuju sternum, yang perlekatannya secara langsung melalui kartilago kostalis. Jumlah kosta sternalis sesuai dengan jumlah sternebrae pada hewan. Kosta yang terlatak disebelah kaudal kosta sternalis disebut kosta asternalis (kosta spuria, semu) karena perlekatannya dengan sternum secara tidak langsung. Kartilago kostalis pada masing-masing kosta asternalis salingt melekat, jadi terdapat hubungan antara kosta aster.

• Kosta terdiri batang lengkung, yaitu, pars sternalis yang terletak dibagian ventral dan pars vertabralis yang terlatak di bagian dorsal. Dengan perkecualian pada kosta fluktuanta, pars sternalis dilanjutkan olah kartilago kostalis. Pars vertebralis terdiri kaput yang berbentuk sferis, yang dihubungkan dengan kosta oleh suatu konstriksi (bagian yang menyempit) dan tuberkulum yang merupakan permukaan persendian dengan prosessus transversus pada vertebra torakalis. Kaput bersendi dengan bagian utama dua vertebra yang berdekatan.

Page 39: Sistem kerangka

KERANGKA APENDIKULAR

Skeleton appendikulare membentuk tulang-tulang anggota badan. Tulang-tulang anggota badan depan (pektoralis) dinandingkan dengan anggota badan belakang (pelvikalis) berdasarkan daerahnya dapat silihat pada tabel 8.2.

Ekstremitas Pektoralis Skapula (tulang belikat) pada semua hewan agak pipih dan merupakan tulang

triangularis. Pars distalis membentuk persendian dengan humures (tulang lengan), yang dikenal sebagai “ventral angle”, dan membentuk persendian yang sebenarnya antara skapula dengan tulang yang lain pada hewan-hewan domestik. Pada antropoid, burung dan kucing mempunyai klavikula, yang membentuk persendian dengan bagian dari skapula. Pada kebanyakan hewan quadrupedal, klavikula diwakili oleh tendo klavikularis yang merupakan jaringan pengikat didalam muskulus brakhiosefalikus. Unggas juga mempunyai tulang yang terpisah merupakan tambahan bagi tulang skapula dan klavikula, yaitu korakoid. Pada burung , tulang tersebut berfungdi dengan klavikula dan disebut furkula. Korakoid pada manusia dan mamalia domestik mereduksi menjadi prosesus korakoid (tonjolan tulang) yang menonjol ke arah medial dari bagian ventral skapula.

Page 40: Sistem kerangka

Permukaan ventral skapula mempunyai peninggian yang disebut spina, memanjang dari bagian ventral ke bagian dorsal (bagian yang dekat vertebra). Pada beberapa hewan, ujung spina berbentuk pipih membentuk prosessus akromialis. Spina terbagi oleh fosa infraspinosa menjadi bagian kaudal dan bawah.

Permukaan kostalis skapula (bagian medial atau sebelah dalam) merupakan tempat perletakan beberapa otot yang menghubungkan ekstremitas dengan tubuh. Selain itu juga mempunyai lekukan yang disebut fosa subskapularis.

Humerus (tulang lengan atas) merupakan tulang panjang yang mempunyai struktur halus yang bervariasi pada satu hewan dengan yang lain. Tulang tersebut mempunyai bagian utama dan dilekngkapi dengan dua ekstremitas. Ujung proksimal (ujung atas) bersendi dengan sisi ventral skapula membentuk persendian bahu. Tonjolan yang dibentuk oleh ujung humerus disebut titik/kedudukan bahu. Ujung proksimal (atas) humerus mempunyai banyak tonjolan yang bentuknya tidak teratur (tuberositas atau tuberkulum), hal tersebut akibat adanya tarikan yang kuat dari otot-otot yang melekat padanya. Ujung distal humerus membentuk persendian siku dengan ujung proksimal radius dan ulna.

Page 41: Sistem kerangka
Page 42: Sistem kerangka

Tabel 8.2. Perbandingan tulang-tulang ekstremitas pektoralis

Ekstremitas pektoralisLingkaran pektoral (lingkaran

bahu)skapulaKlavikulaKorakoid

Humerus (lengan atas)Radius (lengan bawah)Ulna (lengan bawah)Karpus (lutut)MetakarpusFalanges (jari-jari)

Ekstremitas pelvikalisLingkaran pelvikalis(os koxe, pelvis)

IliumIsiumPubis

Femur (paha)PatelaTibia (kaki)Fibula (kaki)Tarsus (matakaki)MetarsusFalanges (jari-jari)

Page 43: Sistem kerangka

Tulang yang besar pada lengan bawah disebut radius dan yang kecil disebut ulna. Hal ini pada mamalia, tetapi pada burung tidak demikian. Pada semua spesies, perkembangan radius sangat baik, tukang tersebut di bagian prolsimal menyusun persendian dengan karpus (persendian lutut). Radius merupakan tulang panjang yang terlatak disisi medial lengan bawah, yang dapat langsung diraba di bawah kulit. Istilah radial sering digunakan sebagai kata sifat dengan maksud sesuatu yang berhubungan dengan ekstremitas enterios, demikian jiga istilah ulnar kemungkinan digunakan untuk tempat yang terletak disisi lateral.

Ulna mempunyai tingkat perkembangan yang bervariasi, tergantung pada spesies hewan. Prosessus olekranon terdapat pada semua spesies hewan, menonjol di atas, dan dibawah persendian siku. Prosessus tersebut membentuk sebuah pengungkit untuk perlekatan otot yang berfungsi untuk meluruskan siku. Pada kuda, bagian proksimal dari batang ulna sangat berkembang, tetapi

Page 44: Sistem kerangka

bersatu dengan radius. Sapi, kambing domba dan babi, masing-masing mempunyai ulna yang sempurna, tetapi gerakannya terbatas atau antara ulna dan radius tidak dapat digerakkan. Kucing dan anjing, antara kedua tulang tersebut mempunyai gerakan yang luas, tetapi tidak sebanyak manusia.

Pada semua mamalia, karpus merupakan daerah yang kompleks yang terdiri dari dua deret tulang-tulang kecil. Deretan proksimal disebut (dari medial ke lateral) radial, intermedier dan ulnar. Sedangkan deretan distal diberikan nomor 1, 2, 3 dan 4. Sebagai tambahan, tulang karpal dilengkapi dengan sebuah tonjolan ke arah belakang, berasal dari sisi lateral karpus.

metakarpus merupakan daerah disebelah distal karpus. Pada kuda, terdiri satu metakarpus yang besar sebagai basis jari ketiga atau jari tengah dan dua tulang metakarpus yang kecil. Tulang metarkus kedua terdapat di sisi medial dan yang ke empat pada sisi lateral. Fusi tulang kecil pada tulang metakarpus menghasilkan pembentukan tulang yang menyebabkan timbulnya keadaan yang dikenal “splints”, kemungkinanhal tersebut yang menyebabkan kepincangan pada kuda.

Page 45: Sistem kerangka

Pada sapi dan domba, metakarpus merupakan hasil fusi tulang-tulang metakarpus yang ketiga dan ke empat. Suatu alur vertikal pada metakarpus menunjukkan garis fusi kedua tulang tersebut.

Pada babi terdapat empat tulang metakarpus. Yang pertama tidak ada, kedua dan kelima mereduksi sedangkan yang ketigadan keempat berperan sebagai penahan berat.

Pada anjing dan kucing, masing-masing tulang metakarpus terpisah dan sangat jelas. Masing-masing tulang menjadi basis jari. Tulang metakarpus yang pertama biasanya perkembangannya relatif lambat dan kecil, seperti halnya kuku cakar yang melekat padanya.

Jari-jari sangat bervariasi jumlahnya, dari satu sampai lima. Kuda, hanya mempunyai satu jari, seakan-akan berjalan dengan ujung jari tengah atau jari ketiga. Jari-jari seperti halnya tulang metakarpus, dari medial ke lateral diberikan nomor satu sampai lima. Masing-masing jari secara lengkap disusun oleh tiga falanges,

Page 46: Sistem kerangka

yaitu : falanx proksimalis, falanx medialis dan falanx distalis. Bagian tersebut diberikan nomor dari proksimal ke distal dengan nomor 1, 2 dan 3 agar tidak sama dengan pemberian nomor pertama, kedua dan ketiga pada jari-jari. Pada kuda, falanx 1 atau falanx prolsimalis disebut juga tulang tumit panjang, falanx kedua atau falanx medialis juga disebut tulang tumit pendek dan falanx ketiga atau falanx distalis disebut juga “coffin bone”. Masing-masing jari meliputi dua tulang sesamoid pars proksimalis yang bersendi dengan metakarpus serta falanx proksimalis, dan tulang sesamoid pars distalis yang terdapat pada persendian dengan falanx medialis dan distalis.

Page 47: Sistem kerangka

Pada sapi kambing dan domab, prinsipnya mempunyai dua jari atau kuku, yaitu jari ketiga dan keempat. Jadi kedua dan kelima, hanya merupakan bangunan seperti ceker yang terletak disebelah belakang tumit. Pada babi bangunan ceker sangat berkembang dan itu merupakan jari kedua dan kelima. Anjing dan kucing biasanya mempunyai lima jari pada masing-masing kaki depan. Jari pertama mempunyai bangunan cakar dan ini letaknya sesuai dengan letak ibujari pada manusia.

Page 48: Sistem kerangka

Ekstremitas pelvikalis

• Lingkaran pelvikalis terdiri tiga tulang berfusi membentuk tulang ireguler, yang disebut os kokse (os coxae). Masing-masing os kokse atau tulang pelvis, melekat sangat kuat di bagian simfisis yang terdapat di ventral, membentuk ossa koksarum (pelvis) dan dihubungkan dengan skeleton aksiale disebelah dorsal melalui persendian yang kuat pada masing-masing sisinya. Persendian tersebut adalah artikulasi sakroiliaka dekstra dan sinistra. Tulang-tulang yang membentuk os kokse adalah ilium, isium dan pubis. Tulang-tulang tersebut bergabung melalui asetabulum pada persendian pinggul.

• Ilium merupakan tulang terbesar dan terdapat paling dorsal. Bentuknya segitiga tidak teratur yang ujungnya terletak pada asetabulum dan basisnya terdapat pada kraniodorsal. Bagian tengah disebut tuber sakrale yang berhubungan dengan persendian sakroiliaka di bagian linea mediana. Sisi lateralnya disebut tuber kokse dan dikenal sebagai pangkal pinggul atau “hook bone”. Bagian

Page 49: Sistem kerangka
Page 50: Sistem kerangka

berbentuk pipih dan lebar, terletak diantara tuber kokse dan tuber sakrale disebut prosesus iliaka dan tepi dorsal dikenal sebagai kristailiaka. Bagian utama ulium menonjol ke arah bawah dan belakang diantara prosesus dan asetabulim, membentuk dinding lateral pelvis.

• Isium menonjol ke arah belakang dan ventral asetabulum, membentuk sebagian besar dasar pelvis. Isium mempunyai tonjolan ke kaudal yang disebut tuber isiadikum (tuber isii), dan biasanya disebut “pin bone”.

• Pubis merupakan tulang paling kecil di antara tiga tulang lainya, membentuk bagian kranial dasar pelvis. Pubis juga merupakan unsur pembentuk asetabulum terutama pada sisi yang berlawanan dengan sisfisis. Pubis dan isium membentuk batas lubang yang terbesar dalam tubuh, yaitu foramen obturator.

Page 51: Sistem kerangka

• Femur (tulang baha) berpangkal pada persendian pinggul dan memanjang sampai “stifle” pada manusia merupakan persendian lutut. Bila dilihat pada penampang lintang dengan potongan yang membulat, femur merupakan tulang yang bulat, ujung proksimal femur bentuknya membulat dan bersendi dengan asetabulum pada os kokse, membentuk persendian pinggul. Juga terdapat beberapa tonjolan yang dikenal sebagai trokhanter, berguna untuk perlekatan otot-otot paha dan pinggul yang kuat. Bagian utama femur bentunya pada penampang melintang tanpak sirkuler (bulat) dan biasanya panjang. Ujung distal mempunyai dua kondilus yang berperan dalam persendian dengan tibia dan sebuat trokhlea untuk

Page 52: Sistem kerangka

persendian dengan patela yang merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh.

• Tibia dan fibula setara dengan radius dan ulna pada ekstremitas anterior. Tibia merupakan tulang yang besar dan terletak disebalah medial, sedangkan fibula merupakan tulang yang kecil dan terletak di sisi lateral pada kaki. Istilah tibial dan fibular kadang-kadang digunakan sebagai kata sifat dengan maksud yang sama dengan medial serta lateral.

• Tibia mempunyai ujung proksimal yang melekat pada persendian lutut. Bagian utama tibia, panjang tetapi pada penampang melintang tampak berbentuk segitiga ujung distal menpunyai dua cekungan sagital yang membentuk persendian matakaki dengan tulang tibiotarsus (talus).

Page 53: Sistem kerangka
Page 54: Sistem kerangka

• Pada anjing babi dan manusia, fibula merupakan tulang panjang, tulang yang tipis yang memanjang dari ujung proksimal tibia ke sisi lateral tarsus (matakaki). Kedua bagian tersebut, baik ujung proksimal maupun bagian utama, dapat dikemukakan pada kuda, tetapi pada sapi, kambing dan domba, ujung proksimal fibula hanya tinggal sisa-sisanya saja.

• Tarsus (matakaki) disusun oleh tulang-tulang kecil seperti halnya karpus pada ekremitas anterior. Deretan proksimal tulang-tulang tersal terdiri dua tulang yang besar. Tulang tibiotarsus (talus) di sebelah dorsal terdapat dua bangunan seperti tanggul (peninggian) yang berguna untuk persendian dengan tinia. Tulang fibulotarsus (kalkaneus) menjulur ke arah depan belakang membentuk titik matakaki.

Page 55: Sistem kerangka

Kalkaneus berperan sebagai poros otot-otot yang berasal dari matakaki dan ini pada manausia dikenal sebagai tumit.

• Pada kuda, deretan tulang tarsus di tengah disusun oleh satu tulang, yaitu tarsus sentralis. Tulang pada deretan distal diberikan nomor dari medial ke lateral, yaitu nomor 1, 2, 3 dan 4. tulang-tulang matakaki tersebut disatukan bersama oleh ligamentum yang pendek dan kuat. Tarsus yang keempat dan tarsus sentralis, pada ruminansia dan babi, menjadi satu.

• Metatarsus dan digiti pada ekstremitas posterior sama dengan metakarpus dan digiti pada ekstremitas anterior. Pada anjing, digiti pertama tidak ada atau bila terdapat atau dobel, hanya terdiri satu falanx atau beberapa falanx.