sistem jaringan informasi bidang biologi dan...

6
SISTEM JARINGAN INFORMASI BIDANG BIOLOGI DAN PERTANIAN Oleh TISYO HARYONO Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian ABSTRAK Artikel ini membahas tentang apo, mengapa dan bagaimana suatu jaringan infonnasi dilaksanakan. Dalam uraiannya dinyatakan 'bahwa pesatnya perkembangan jumlah infonnasi dalam bidang biologi dan pertanian, kebutuhan infonnasi yang makin spesifik, interelasi infor- masi yang makin meluas dan terbatasnya kemampuan sumber daya yang dimiliki masing-masing perpustakaan telah mengakibatkan setiap perpustakaan tidak mungkin untuk dapat berdiri sendiri dalam melayani penggunanya. Oleh karena itu jaringan kerjasama di bidang pengelolaan infonnasi sangat diperlukan. Kemajuan teknologi di bidang komunikasi telah pula membuat jaringan ini dapat dilakukan secara maksimal. Disamping membahas tentang tujuan, pengertian dan sistem jaringan infomJasi, disajikan pula uraian tentang kegiatan kerjasama yang dilaksanakan di bidang biologi dan pertanian dalam penghimpunan dokumen, pengolahan maupun pelayanan. Akhimya di- simpulkan bahwa prinsip dasar suatu jaringan infonnasi adalah pemanfaatan semaksimal mWlgkin sumber daya infonnasi yang ada pada masing-masing perpustakaan. Sedangkan pemanfaatan sumber daya dapat dilaksanakan secara optimal apabila masing-masing anggota jaringan dapat membina kemampua1l1zya dan meningkatkan komunikasi antar anggota jaringan. PENDAHULUAN Informasi menurut Soemardjan (1989) merupakan suatu komoditas yang mempunyai nilai ekonomi di dalam masyarakat industri, lebih-lebih dalam masyarakat infor- masi. Seperti komoditas lainnya memiliki sifat kebendaan maka informasi mempunyai nilai tinggi apabila masih baru dan nilai itu menurun sejajar dengan proses yang meng- akibatkan informasi baru itu menjadi informasi lama dan akhirnya menjadi informasi basi. Pembentukan infor~1isi•• itu sendiri berjalan makin cepat. Maknanya makin men- dalam, interrelasi antara informasi dalam satu bidang dengan informasi di bidang lain makin meluas dan penyebarannya pun makin cepat. Kenyataan itu terjadi pula di bidang pertanian. Cepatnya perkembangan informasi di bidang ini semakin terasa sejajar deqgan cepatnya perkembangan jumlah ilmu- wan dan peneliti sebagai pencipta utama informasi. Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan contoh sederhana di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Per- tanian. Pada awal berdirinya 1975 hanya memiliki 409 orang tenaga peneliti yang berpredikat Sl, S2 dan S3. Sepuluh tahun kemudian tahun 1986 jumlah tersebut sudah naik menjadi 1.079 orang, dan pada awal tahun 1991jumlah tcrsebut telah menjadi 3.190 orang (Badan Litbang Pertanian,1991). Apabila dari jumlah tersebut masing-masing dapat menghasilkan sedikitnya 2 buah dokumen setahun, maka akan terkumpul paling sedikit 6.380 dokumen di bidang pertanian. Lebih-Iebih pada 5 tahun terakhir telah di- lakukan rata-rata 560 kali pertemuan ilmiah dan per- temuan teknis pada setiap tahun oleh 35 unit kerja lingkup Badan Penelitian dan Pcngembangan Pert anian. Hal ini hampir dapat dipastikan menghasilkan 560 dokumen dalam bentuk prosiding dan sejenisnya sehingga dengan per- hitungan kasar ini Badan Litbang Pertanian saja dapat menghasilkan paling sedikit .7.000 dokumen setiap tahun. Lalu berapa banyak dokumen yang dapat dihasilkan oleh seluruh lembaga di lingkungan Departemen Pertanian dan be rap a banyak pula yang dihasilkan oleh lembaga-Iembaga yang berkaitan dengan pert anian seperti LIPI, Dinas-Dinas di seluruh daerah tingkat I maupun tingkat II serta Fakultas-fakultas di berbagai universitas di seluruh Indonesia. lnformasi di bidang pertanian berkembang semakin spesifik dan mendalam. Hal ini disebabkan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh pada awal terjadinya bencana serangan hama wereng terhadap tanaman padi, maka penelitian di bidang pemuliaan padi diarahkan pada penciptaan varietas padi Tulisan ini pcmah disajikan pada Pendidlkan dan Latihan Jaringan In£ormasi, Jakarta, Januari 1992. Jumal Perpustakaan Pertanian, 1(1), 1992 7

Upload: vananh

Post on 08-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SISTEM JARINGAN INFORMASI BIDANG BIOLOGI DAN PERTANIAN

Oleh

TISYO HARYONOPusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian

]

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang apo, mengapa danbagaimana suatu jaringan infonnasi dilaksanakan. Dalamuraiannya dinyatakan 'bahwa pesatnya perkembanganjumlah infonnasi dalam bidang biologi dan pertanian,kebutuhan infonnasi yang makin spesifik, interelasi infor­masi yang makin meluas dan terbatasnya kemampuansumber daya yang dimiliki masing-masing perpustakaantelah mengakibatkan setiap perpustakaan tidak mungkinuntuk dapat berdiri sendiri dalam melayani penggunanya.Oleh karena itu jaringan kerjasama di bidang pengelolaaninfonnasi sangat diperlukan. Kemajuan teknologi di bidangkomunikasi telah pula membuat jaringan ini dapatdilakukan secara maksimal. Disamping membahas tentangtujuan, pengertian dan sistem jaringan infomJasi, disajikanpula uraian tentang kegiatan kerjasama yang dilaksanakan dibidang biologi dan pertanian dalam penghimpunandokumen, pengolahan maupun pelayanan. Akhimya di­simpulkan bahwa prinsip dasar suatu jaringan infonnasiadalah pemanfaatan semaksimal mWlgkin sumber dayainfonnasi yang ada pada masing-masing perpustakaan.Sedangkan pemanfaatan sumber daya dapat dilaksanakansecara optimal apabila masing-masing anggota jaringandapat membina kemampua1l1zya dan meningkatkankomunikasi antar anggota jaringan.

PENDAHULUAN

Informasi menurut Soemardjan (1989) merupakansuatu komoditas yang mempunyai nilai ekonomi di dalammasyarakat industri, lebih-lebih dalam masyarakat infor­masi. Seperti komoditas lainnya memiliki sifat kebendaanmaka informasi mempunyai nilai tinggi apabila masih barudan nilai itu menurun sejajar dengan proses yang meng­akibatkan informasi baru itu menjadi informasi lama danakhirnya menjadi informasi basi. Pembentukan infor~1isi••itu sendiri berjalan makin cepat. Maknanya makin men-

dalam, interrelasi antara informasi dalam satu bidangdengan informasi di bidang lain makin meluas danpenyebarannya pun makin cepat.

Kenyataan itu terjadi pula di bidang pertanian.Cepatnya perkembangan informasi di bidang ini semakinterasa sejajar deqgan cepatnya perkembangan jumlah ilmu­wan dan peneliti sebagai pencipta utama informasi.Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan contoh sederhana dilingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Per­tanian. Pada awal berdirinya 1975 hanya memiliki 409orang tenaga peneliti yang berpredikat Sl, S2 dan S3.Sepuluh tahun kemudian tahun 1986jumlah tersebut sudahnaik menjadi 1.079orang, dan pada awal tahun 1991jumlahtcrsebut telah menjadi 3.190 orang (Badan LitbangPertanian,1991).

Apabila dari jumlah tersebut masing-masing dapatmenghasilkan sedikitnya 2 buah dokumen setahun, makaakan terkumpul paling sedikit 6.380 dokumen di bidangpertanian. Lebih-Iebih pada 5 tahun terakhir telah di­lakukan rata-rata 560 kali pertemuan ilmiah dan per­temuan teknis pada setiap tahun oleh 35 unit kerja lingkupBadan Penelitian dan Pcngembangan Pert anian. Hal inihampir dapat dipastikan menghasilkan 560 dokumen dalambentuk prosiding dan sejenisnya sehingga dengan per­hitungan kasar ini Badan Litbang Pertanian saja dapatmenghasilkan paling sedikit .7.000 dokumen setiap tahun.Lalu berapa banyak dokumen yang dapat dihasilkan olehseluruh lembaga di lingkungan Departemen Pertanian danberapa banyak pula yang dihasilkan oleh lembaga-Iembagayang berkaitan dengan pert anian seperti LIPI, Dinas-Dinasdi seluruh daerah tingkat I maupun tingkat II sertaFakultas-fakultas di berbagai universitas di seluruhIndonesia.

lnformasi di bidang pertanian berkembang semakinspesifik dan mendalam. Hal ini disebabkan adanyaperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagaicontoh pada awal terjadinya bencana serangan hamawereng terhadap tanaman padi, maka penelitian di bidangpemuliaan padi diarahkan pada penciptaan varietas padi

Tulisan ini pcmah disajikan pada Pendidlkan dan Latihan Jaringan In£ormasi,Jakarta, Januari 1992.

Jumal Perpustakaan Pertanian, 1(1), 1992 7

ungguI taban wereng. Akan tetapi sekarang varietas initidak lagi memiliki ketangguhan menangkal serangan hamatersebut, karena adanya perkembangan barn hama werengseperti Biotipe 1, 2, 3 dan sejenisnya. lni menunjukkanbabwa informasi yang dihasilkan maupun yang dibutuhkanoleh kegiatan penelitian juga semakin spesifIk danmendalam pula.

Interrelasi antara informasi dalam satu bidang ilmudengan informasi bidang ilmu yang lain juga makin kuatdan meluas. Kegiatan penelitian di bidang bioteknologiuntuk komoditas pangan misalnya, akan banyak sekalikaitannya dengan ilmu-ilmu lain seperti biologi dan kimia.Hal ini sesuai dengan sifat ilmu pengetabuan itu sendiriyang selalu saling keterkaitan (interrelated) antara satudengan ilmu yang lainnya"(Haryono, 1990).

Ketiga faktor yang meliputi pesatnya produksi do­kumen, kebutuhan informasi yang rnakin spesifik, daninterrelasi inforrnasi yang makin meluas erat kaitannyadengan kemampuan perpustakaan dalam menangani in­formasi. Menurut Kent (1970) suatu perpustakaan ba­gaimanapunbesarnya, tidak akan rnarnpu rnengurnpulkan,mengolah dan rnenyimpan sendiri seluruh koleksi do­kumen yang pernah terbit dalarn cakupan bidang sub­yeknya. Ini rnenunjukkan bahwa kernarnpuan perpus­takaan sangat terbatas, dan keterbatasan ini lebih dira­sakan lagi oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesiayang pada urnumnya masih sangat lemab dalam pengem­bangan koleksi, tenaga rnaupun sarananya (Zultanawar,1979).

Gambaran di atas menunjukan babwa "kernandirian"dalam memenuhi kebutuhan informasi akan sulit di­

laksanakan perpustakaan secara sendiri-sendiri. Hal ini se­kaligus menjadi bukti pula babwa kerjasarna antara satuperpustakaan dengan perpustakaan lain sangat diper­lukan. Terlebih lagi melihat kernungkinan yang terjadi saatini yang diakibatkan oleh kernajuan teknologi di bidangkomunikasi dan sistem nasional perpustakaan di Indonesiayang semakin jelas memberi peluang ke arab terlaksananyasuatu kerjasama perpustakaan baik secara nasionalmaupun internasional.

Tujuan Pembentukan Jaringan Inronnasi

Pembentukan jaringan Informasi di bidang Biologi danPertanian bertujuan untuk:

a. Melaksanakan penanganan informasi yang standar~gi~.seluruh anggota jaringan sehingga dapat memeliharakonsistensi pengolaban dan memudahkan kerjasamaantar anggota jaringan.

b. Menghasilkan berbagai jenis sarana penelusuran infor­masi seperti bibliografi, Katalog Induk Majalah, indeks,

8

dan yang sejenisnya, untuk dapat dijadikan acuankepada sumber informasi yang tepat.

c. Mengupayakan penelusuran informasi dapat dilakukansecara lebih terarab dengan keberadaan data tentangkoleksi yang terdapat di masing-masing anggotajaringan.

d. Melakukan kegiatan pengelolaan informasi secara ter­padu, tersinkronisasi dan terarab sehingga dapat me­ningkatkan efisiensi dan efektifItas kegiatan layananinformasi.

e. Mengkoordinasikan kekuatan-kekuatan surnber infor­masi yang selama ini· terccccr dan tersembunyi bisamenjadi suatu kekuatan yang tangguh untuk menjawabsegala tantangan menyangkut permintaan informasi.

f. Mengusahakan optimalisasi pemanfaatan sumber dayayang ada di masing-masing anggota dan efisiensi peng­gunaan dana yang pada umumnya sangat terbatas.

PENGERTIAN JARINGAN INFORMASI

Jaringan informasi menurut Miller (1973) adalabkerjasama yang dilakukan oleh unit-unit perpustakaan atauunit yang menangani informasi secara bergabung karenarnereka memiliki surnber informasi dalam bidang yangsarna, atau berada di wilayah yang Sama atau didasarkanpada kesamaan-kesarnaan lainnya. Unit-unit tersebut se­cara bersama mernanfaatkan dan rnendayagunakan surn­ber-surnber inforrnasi yang telah ada pada rnereka,termasuk juga rnemanfaatkan surnber daya lainnya sepertikeahlian yang mereka miliki, peralatan dan teknologi yangdiperlukan untuk memberi pelayanan informasi yangefektif.

Pengertian tersebut mengandung beberapa prinsip dasarsebagai berikut:

- dalam jaringan informasi disyaratkan adanya kerjasama yang baik antar anggota. Kerja sama tersebutterjadi atas dasar adanya kesadaran saling membu­tuhkan, sehingga mendorong timbulnya kesadaran untuksaling menyumbangkan kekurangan sesuatu yangbermanfaat bagi keperluan sesama anggota.

- dalam bekerja sama umumnya didasari oleh adanyakesamaan-kesamaan, seperti kesamaan kegiatan, sub­jek informas~ komoditas, dan wilayah, dan bukan di­dasarkan atas hubungan kerja secara struktural.

- dalam jaringan informasi tekanannya diarahkan kepadapeningkatan kemampuan akses terhadap sumber­sumber informasi dan tidak pada pemilikan baban infor­masi sebanyak-banyaknya ('ownership')

- informasi yang menjadi cakupan jaringan informasipertanian dan biologi tidak terbatas pada informasi hasilpenelitian tetapi juga informasi tentang rencana, pe-

JumalPerpustakaan Penonian, 1(1),1992

laksanaan dan basil kegiatan pertanian dan biologi,sehingga setiap anggota jaringan dapat mengikuti danmemanfaatkan kegiatan anggota lainnya, sertamenghindari duplikasi kegiatan.

- kerjasama tidak terbatas hanya pada pemanfaatansumber informasi melainkan juga keahlian, tenaga,peralatan yang dimiliki, teknologi dan hal-hallain yangdiperlukan agar layanan informasi dapat dilaksanakansecara efektif dan eflsien.

SISTEM JARINGAN INFORMASI: STRUKTUR,TUGAS DAN FUNGSI

Prinsip dasar suatu sistem jaringan informasi adalahpemanfaatan bersama sumber daya seperti tenaga, sarana,dana dan keahlian, yang dimiliki anggota jaringan. Satuanggota dengan anggota lainnya berusaha salingmembantu, saling melengkapi, saling ketergantungan danterdapat hubungan yang saling menguntungkan, walaupunmasing-masing tidak terikat dalam hubungan struktural.Setiap anggota bebas dari pengaruh atau wewenanganggota lainnya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnyakesadaran untuk bekerjasama secara baik antar anggotajaringan. Lembaga-lembaga yang terikat dalam jaringankerja sama tidak harus berada dalam satu organisasi induk,tetapi dapat dari berbagai organisasi induk, bahkan dapatpula bersifat internasional.

Jaringan informasi bidang pertanian dan biologi,dibentuk dengan memanfaatkan kelembagaan yang sudahada seperti perpustakaan dan unit-unit informasi/ko­munikasi penelitian yang ada di Pusat/Puslit/PuslitbanglSekretariat/Balai/Sub Balai Penelitian. Anggota jaringandapat berhubungan dengan sistem jaringan informasi lain,baik nasional maupun internasional, baik melalui pusatjaringan maupun langsung.

Dalam hubungan ini, maka sistem jaringan informasibidang biologi dan pertanian terdiri dari pusat jaringandan anggota jaringan.

Pusat Jaringan.

- penghubung antar anggota jaringan;- penyusun pedoman kerja yang dapat digunakan oleh

seluruh anggota jaringan;- penghubung antara satu sistem jaringan dengan sistem

jaringan lainnya baik yang bersifat nasional maupuninternasional seperti sistem jaringan informasi kese­hatan, sistem jaringan informasi ilmu pengetahuan danteknologi, dan sistem jaringan informasi ilmu sosial;

- pemantauan dan pengelola kegiatan jaringan serta sin­kronisasi kegiatan masing-masing anggotanya;

- mempertanggungjawaban terselenggaranya jaringan danperkembangan sistem jaringan yang mantap, berdaya­guna dan berhasilguna.

Anggota Jaringan

Setiap anggota jaringan berkewajiban untuk memenuhitugas dan fungsi yang telah disepakati bersama terutamadalam menjamin kelancaran arus informasi didalam mau­pun ke luar. Setiap anggota hendaknya mempunyai tugasdan fungsi yang lebih spesiflk berdasarkan subjek ataukomoditas tertentu sesuai dengan mandat masing-masing.

Hubungan antara satu sistem jaringan dengan sistemlain dapat dilakukan secara vertikal, diagonal maupunhorizontal dengan menekankan pada hubungan fung­sional. Hubungan vertikal berlangsung dengan kelem- .bagaan yang secara struktural atau fungsional mempunyaiketerkaitan. Hubungan secara diagonal berlangsung antaraanggota yang memiliki fungsi spesiflk dengan anggota yangmempunyai fungsi lebih luas. Sedangkan hubungan secarahorizontal adalah hubungan dengan sistem jaringaninformasi lainnya.

Dengan sistem jaringan tersebut, maka hubunganhierarki dengan kelembagaan lain baik dalam satuorganisasi induk maupun di luar itu dapat dilakukan tanpamengganggu hubungan struktural, selama hubungan kerjatersebut masih mengenai penanganan informasi yangberkaitan dengan pertanian dan biologi. Hal ini dapatmemecahkan masalah hierarki dan perbedaan organisasiinduk.

Berdasarkan hasil Workshop Sistem Jaringan Informasidi Bandung tahun 1971, Pusat Jaringan Bidang Biologidan Pertanian dipilih dari salah satu anggota jaringan, yaituPUST AKA (Bibliotheca Bogoriensis, saat itu) yarig:li(".,;'memiliki tenaga, sarana, dana serta kemampuan dan fungsiyang dapat memadukan fungsi anggotanya.

Tugas dan fungsi pusat jaringan antara lain sebagai:

- 'Referal Center' atau rujukan bagi anggota jaringan;

Jumal Perpustokaon Pertanian, 1(1), 1992

KEGIATAN JARINGAN INFORMASI BIDANGBIOLoGI DAN PERTANIAN

Kerjasama dalam jaringan informasi di bidang biologidan pertanian dilakukan dalam berbagai kegiatan yaitudalam penghimpunan dokumen, pengolahan dokumen dandalam pelayanan informasi.

9

Penghimpunan Dokumen.

Untuk kelengkapan koleksi dokumen bidang biologi danpertanian, maka dilakukan kegiatan menghimpun dokumenyang pernah terbit mengenai bidang ini. Tujuan utamanyaadalah untuk mengumpulkan sumber informasi selengkap

lengkapnya.

Dalam kaitan dengan kegiatan ini, Pusat PerpustakaanPertanian dan Komunikasi Penelitian (PUST AKA) sebagaipusat jaringan telah didukung oleh adanya sur at keputusanMenteri Pertanian Nomor 873/KptsIHM.430/11/1984tentang pengiriman bahan pustaka, informasi dan publikasipertanian ke PUST AKA. Hasilnya menunjukan bahwahampir semua lembaga di lingkungan Departemen Per­tanian mengirimkan palirig tidak 2 kopi terbitannya, danapabila ada dokumen yang tidak diterima padahal di­ketahui dokumen tersebut telah diterbitkan dan sangatdiperIukan maka PUST AKA berusaha menghubunginyauntuk mendapatkan dokumen tersebut. Penghimpunandokumen luar negeri dilakukan baik melalui pembelianmaupun penukaran. Bahan pustaka untuk keperIuan pusatjaringan diadakan langsung PUST AKA dengan car aberhubungan langsung kepada penerbit di dalam maupun

di luar negeri. Sedangkan pengadaan bahan pustaka untukanggota jaringan dilakukan oleh Tim Pelaksana Khususdari Badan Litbang Pertanian setelah menerima daftarkebutuhan setiap anggota.

Kegiatan penukaran publikasi dilakukan untukmcmpcrkuat kemampuan koIcksi. Dalam hal ini PusatJaringan mcnghimpun bahan pus taka yang berasal dari

dalam maupun luar negeri, dcngan modal 7 judul majalahdapat dilakukan penukaran dcngan 325 Icmbaga ilmiahyang tcrscbar di 69 negara dan menghasilkan sekitar 664judul majalah setiap tahun. Majalah hasil penukaran ka­

dang-kadang diperolch lebih dari satu "copy" scdangkanuntuk kolcksi pusat jaringan hanya dibutuhkan satu copysehingga tcrdapat duplikat "copy" yang dapat didcpositkanpada perpustakaan anggota jaringan scsuai dengan

bidangnya.

Pengolahan Dokumen

Pad a tahun 1979 Pusat Perpustakaan Biologi dan

Pertanian telah mengadakan Rapat Teknis yang membahaskeseragaman dalam pengolahan bahan pustaka oleh se­

luruh anggota jaringan. Iujuan pertemuan tersebut ant~a _lain agar dalam lingkungan perpustakaan biologi dan per-­

tanian digunakan sistem pengolahan dokumen secara se­ragam, yaitu dengan menggunakan AACR scbagaipedoman katalogisasi deskriptif dan UDC sebagai pedo­

man klasifikasinya.

10

Pelaksanaan hasil pertemuan tersebut tidak dapat

dicapai dalam waktu yang singkat, sehingga perIu diikutidengan beberapa kegiatan lanjutan antara lain, denganmenempatkan beberapa orang pustakawan dari pusatjaringan untuk membimbing pelaksanaannya di per­pustakaan anggota jaringan selama bcberapa waktu. Dcmi­kian pula setiap anggota jaringan diberi kcsempatan untukmemanfaatkan keahlian tenaga yang ada di pusat jaringan,dengan cara menugaskan pustakawannya untuk berIatihdan bekerja bersama-sama dengan para pustakawan yang

ada di pusat jaringan.

Dalam hal pengolahan informasi telah disusun bebcrapa

publikasi . sekunder dalam bentuk abstrak, indeks danbibliografi dan data dalam disket yang dapat dipertukarkanantar sesama anggota jaringan. Masing-masing anggotajaringan hendaknya menyusun pula daftar tambahan bukudan majalah tahunan untuk melengkapi data bibliografiyang tclah ada. Scmua terbitan tcrscbut dikirim ke pusatjaringan sebagai andil anggota dalam rangka pcmanfaatanbersama sumbcr daya informasi.

Kcrjasama pengolahan informasi tidak tcrbatas pad a

tingkat nasional saja melainkan juga di tingkat in­tcrnasional antara lain kcrja sarna dcngan AgriculturalInformation Bank for Asia (AlBA) telah mcnghasilkan 2judul bibliografi yaitu AGRIASIA yang mcrupakan Bi­bliografi yang mcliputi pertanian di Asia dan IndonesianAgricultural Bibliography (lAB) yang khusus mcmuatdokumcn-dokumen mcngenai pcrtanian di Indonesia.

Data bibliografi tcrscbut sckaligus mcrupakan ma­sukan untuk AGRINDEX yang diterbitkan olch Food and

Agriculture Organization (FAO).

Pelayanan Perpustakaan dan Informasi

Untuk dapat melayani kebutuhan informasi para

pengguna, perpustakaan hendaknya tidak hanya meng­andalkan kemampuan sendiri melainkan juga harusmemanfaatkan kemampuan yang dimiliki pcrpustakaan

lain. Oleh karena itu tujuan utama kerjasama di bidang

peIayanan adalah untuk pemanfaatan secara optimalsumber daya informasi yang dimiliki setiap perpustakaan

anggota jaringan dalam usaha memenuhi kebutuhaninformasi para pcngguna.

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan bebcrapa

pendekatan dalam bent uk layanan perpustakaan daninformasi, antara lain melalui:

- Peminjaman Antar Perpustakaan (PAP)Pad a saat ini PAP baru dapat dilaksanakan oIeh

perpustakaan-perpustakaan dalam lokasi yang terba­tas. Hal ini terutama didasarkan pada alasan agar bahanpustaka yang dipinjam perpustakaan lain tidak hilang di

Jumal Perpustakaan Penanian, I ( 1), 1992

jalan, memudahkan permintaan kembali bila diperlukandan biaya pengiriman bahan pustaka ke kota lain sangatterbatas.

- Layanan Fotokopi Bahan PustakaBahan pustaka yang diminta untuk difotokopi pada

umumnya berupa artikel suatu majalah atau sebagiandari buku. Fotokopi seluruh isi buku jarang dilakukan,karena masalah biaya pengiriman dan kekhawatiranakan "copyright". Masalah yang sering timbul dalam jasaini adalah petbedaan tarif fotokopi antara satu per­pustakaan dengan perpustakaan lain.

- Penyebaran Informasi TerbaruJasa informasi ini disajikan untuk memberi ke­

sempatan kepada anggota jaringan untuk memanfa­atkan koleksi bahan pustaka terbaru yang diterima. Jasadiberikan secara berkala berdasarkan bidang spesia­lisasi pengguna yang telah diketahui terlebih dahulu.Penyajian disampaikan dalam bent uk fotokopi daftar isimajalah terbaru, dan disebarkan kepada pengguna yangmenjadi pelanggan tetap yang dikoordinasikan oleh ang­gota jaringan di mana pengguna itu berada.

- Penyebaran Informasi TerseleksiJasa ini disajikan dalam bentuk pengiriman fotokopi

abstrak hasil penelitian yang terdapat pad a majalahilmiah bidang spesialisasi pengguna. Abstrak yang di­kirim merupakan hasil seleksi yang telah dicocokkandengan bidang minat pengguna, yang terdapat pada"users profile".

- Layanan Penelusuran InformasiLayanan penelusuran informasi merupakan salah satu

kegiatan jasa informasi yang diberikan atas permintaanpengguna. Permintaan jasa penelusuran ke PusatJaringan disampaikan melalui anggota jaringan yang adadi daerah, atau secara langsung bagi pengguna per­orangan. Dalam melayani permintaan ini, pusat jaringanmelaksanakan penelusuran baik secara manual (melaluisaran a bibliografi yang ada seperti abstrak, indeks,bibliografi dan sejenisnya) maupun melalui komputerdengan memanfaatkan pangkalan data yang termuatdalam CD-ROM yang telah ada.

Semua jenis layanan tersebut disajikan bagi parapengguna dalam rangka meningkatkan akses kepadasumber informasi bidang pertanian yang seluas-Iuasnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

adanya kerjasama yang baik antar perpustakaan yangterjalin dalam suatu sistem jaringan informasi.

2. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dirnilikioleh masing-masing perpustakaan merupakan prinsipdasar kegiatan jaringan informasi dalam rangkapeningkatan akses kepada sumber informasi yangseluas-luasnya dengan pemanfaatan dana seefisienmungkin.

3. Dalam bidang Biologi dan Pertanian, kelembagaan yangsudah ada terutama unit- unit kerja informasi di lingkupDepartemen Pertanian seperti BIP dan perpustakaan­perpustakaan Balai Penelitian dapat dimanfaatkansebagai simpul jaringan dalam menangani masalah­masalah kebutuhan informasi di masing-masing wilayah.

4. Kegiatan pokok jaringan terutama diarahkan padapenghimpunan, pengolahan dokumen serta pelayananinformasi kepada pengguna, baik secara langsungmaupun melalui simpul jaringan yang telah ada.

Saran

Untuk meningkatkan pelaksanaan kerjasama layananinformasi di bidang pertanian dan biologi, maka beberapahal perlu diperhatikan antara lain:

a. Setiap anggota jaringan perlu meningkatkan kemam­puannya terutama menyangkut kekuatan koleksi dalambidangnya masing-masing sehingga dapat dijadikankomponen kekuatan yang dapat diandalkan untukmenjamin kelengkapan koleksi secara menyeluruh da­lam sistem jaringan.

b. Komunikasi timbal balik antara anggota dengan pusatjaringan maupun antar sesama anggota jaringan hen­daknya lebih ditingkatkan, antara lain melalui pertu­karan disket data koleksi sesama anggota jaringan yangmerupakan salah satu alternatif jawaban terhadapmasalah mahalnya biaya telekomunikasi dan peman­faataIi mikrofilm/mikrofise merupakan alternatif dalammenghadapi kesulitan yang dihadapi dalam penyediaandokumen (document delivery).

DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Keragaan dan Program

1. Pesatnya produksi dokumen, kebutuhan informasi y~."" Penelitian dan Pengembangan Pertanian REPELIT A V, Jakarta:k· 'fik' I' . f' k' Balitbangtan, 1991.serna m spesI I , mterre aSI m ormaSI yang serna m .

I b k k Hardjoprakoso, Mastini. Tujuan Kerjasama Jaringan Infonnasl untukme uas serta ter atasnya emampuan perpusta aan M d k P J I ' . <,-' P I yanan/•.. ' ... en u ung emerataan asa n.ormasi. ""mmar e apada saat ml, mengakibatkan layanan mformasl hdak Penyajian Bersama Informasi Bidang Kehutanan, Jakarta 22mungkin ditangani secara sendiri-sendiri maka perlu Desember 1990.Jakarta; Perpustakaan Manggala Wanabakti, 1990.

Jumal Perpustakaan Penanian, 1(1), 1992 11

[

HaJyono, TIS)'O. Kerjasama Antar Perpustakaan. Majalah lkatanPustabwan Indonesia U (1-2) 1990.

Kent, Allen (Ed.). Resource Sharing in Libraries. New York; MarcelDekker. 1974.

Laporan Workshop Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Ilmiahuntuk Indonesia, Bandung 22 - 24 Juli 1971,Jakarta: PDIN, 1971.

Martawardaya, Soctmno. Sistem Jaringan Informasi Nasional, Majalahlkatan Pustaltawan Indonesia 7(14) 1985.

Miller, K.E. RUIN: a Networtk for Urban and Regional StudiesLibraries, Special Libraries. 64 (11) 1973.

Purawijaya, Ipon. Pembinaan Sistem Jaringan Informasi Kebudayaan,

Sebuah Pemikiran, Jakarta: Pusat Informatika ~Iitbangdikbud,1985.

Sahertian-Bakhovcn, P. Pembangunan Jaringan Informasi BidangKhusus. Seminar Pelayanan/Penyajian Bcrsama Informasi BidangKehutanan, Jakarta 22 Dcscmbcr 1990, Jakarta: PerpustakaanManggala Wanabakti, 1990.

12

Socmardjan, Selo. Masyarakat Informasi. Hasil Konpes V lkatanPustaltawan Indonesia, Banjarmasin 26-29 September 191J9.

"ljitropranoto, Prabowo. Kerjasama Perpustakaan dan JaringanInformasi. Prosiding Kongrcs lkatan Pustaltawan Indonesia.Yogyakarta, 1983.

"ljitropranoto, Prabowo dan Haryono, TIS)'O. Pemantapan SistemJaringan Komunikasi Penelitian Pertanian, Prosiding LokakatyaKomunikasi Penelitian Pertanian untuk Mempcrkuat KeterkaitanPenelitian-Penyuluhan, Bogor 5-11 Dcscmbcr 1990, Bogar:PUSTAKA, 1990.

"ljitropranoto, Prabowo. Mengembangkan Sistem Informasi PenyuluhanPertanian, Laporan Lokakatya Pe-nyuluhan Pertanian Nasional.Ciawi-Bogor, 20 - 24 Nopcmbcr 1990.

Zultawar. Perkembangan Sistem Jaringan Dokumentasi dan InformasiIImiah di Indonesia, Prosiding Rapat Telrnis Perpustakaan Biologidan Pertanian, Cisarua-Bogor 6 - 9 Nopcmbcr 1978, Bogor;PUSTAKA, 1979.

Jumal Perpustakaan Pertan;an, /(1), 1992

a--------------~--,-----------------------------======-----~