sistem informasi geografis berbasis google maps...

20
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS API UNTUK PEMETAAN PROFIL KRIMINALITAS TIPE KONVENSIONAL DI WILAYAH HUKUM POLRESTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Dini Bagus Prasetyo 10.11.3940 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

Upload: vudang

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS API UNTUK PEMETAAN PROFIL KRIMINALITAS TIPE KONVENSIONAL

DI WILAYAH HUKUM POLRESTA YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Dini Bagus Prasetyo

10.11.3940

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2014

Page 2: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

2

Page 3: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

3

GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM BASED ON GOOGLE MAPS API FOR CONVENTIONAL CRIME TYPE PROFILES MAPPING

IN JURIDICTION AREA OF YOGYAKARTA POLICE DISTRICT

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS API UNTUK PEMETAAN PROFIL KRIMINALITAS TIPE KONVENSIONAL

DI WILAYAH HUKUM POLRESTA YOGYAKARTA

Dini Bagus Prasetyo Sudarmawan

Jurusan Teknik Informatika STMIN AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

This study was conducted to design and build a web-based Geographic Information System (GIS) about criminality profile in the city of Yogyakarta. The resulting system can be used by policeman or by the general public

This system integrates the spatial data management techniques to web-based programming. Language web pages are built using PHP, HTML and Javascript, with the help of Macromedia Dreamweaver. Configuration map done by using API facilities from Google Maps. As for handling the data attributes used MySQL.

The results of this research will forms the database management system wich capable of storing spatial and nonspasial data about criminal case packaged in a web-based geographic information system. System functions that can be performed include: information object display based on districts, data filtering by type of case, data filtering by time/period, and location of police stations (including Mapolres and Mapolsek). This system can also perform standard functions such as magnification and scaling maps, distance measurement, route search, spatial data and update them nonspasial, and user management. Keywords: geographical information systems, google maps API, php, crime

Page 4: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

4

1. Pendahuluan

Kriminalitas atau tindak kejahatan merupakan salah satu persoalan penting dalam

kehidupan masyarakat yang menyangkut masalah keamanan dan ketentraman serta

mempengaruhi jalannya aktivitas soaial, ekonomi dan politik. Menurut Soerjono dalam

Saraswati, 1999, apapun usaha manusia untuk menghapuskan kejahatan, kegiatan itu

tidak akan mungkin tuntas karena kejahatan itu memang tidak dapat dihapus kecuali

dikurangi intansitas atau kualitasnya.

Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia dalam Indonesia Most Liveable City Index

2009, menempatkan aspek kriminalitas sebagai salah satu unsur penilaiannya. Menurut

penelitian ini Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang paling layak huni.

Meskipun demikian bukan berarti Kota Yogyakarta telah aman dari ancaman dan resiko

kriminalitas. Sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata, Kota Yogyakarta tumbuh

menjadi media interaksi bagi masyarakat dari berbagai wilayah di Indonesia maupun

mancanegara. Hal ini dapat menjadi pemicu munculnya berbagai tindak kejahatan.

Sistem Informasi Geografis (SIG) akan sangat tepat jika digunakan sebagai sarana

untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu diperbarui.

SIG mampu mengolah data spasial ke dalam bentuk peta digital, sehingga lebih mudah

untuk dikelola. Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sistem yang dapat

menangani data-data kriminalitas pada kepoliaian sehingga menjadi informasi

kriminalitas yang cepat, tepat, akurat, dan mudah dibaca.

2. Landasan Teori

2.1 Pengertian Sistem

Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan

dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling

bergantung satu sama lain (Al Fatta, 2007). Sementara, Murdick dan Ross dalam Al Fatta

(2007) mendefiniusikan sistem sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu

dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama.

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi ini merupakan sebuah entitas (kesatuan) formal yang terdiri dari

berbagai sumber daya fisik maupun logika. Dari organisasi ke organisasi, sumber daya

ini disusun atau distrukturkan dengan beberapa cara (yang bisa jadi berbeda satu sama

lainnya), karena suatu organisasi dan sistem informasi terkait merupakan sumber daya

yang bersifat dinamis (Prahasta, 2009).

Pembahasan mengenai sistem informasi memiliki kaitan dengan data dan

infomasi. John dalam Prahasta (2009) menyebutkan bahwa data merupakan bahasa

Page 5: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

5

mathematical, dan atau simbol-simbol pengganti lain yang (telah) disepakati secara

umum di dalam (usaha) menggambarkan suatu obyek, manusia, peristiwa, aktivitas,

konsep, atau obyek-obyek penting lainnya. Sedangkan, informasi adalah data yang

(telah) ditempatkan pada konteks yang penuh arti oleh penerimanya.

2.3 Sistem Informasi Geografis

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis

Aronoff dalam Prahasta (2005) mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG)

sebagai sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan

memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan,

menyimpan, dan menganalisis obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografis

merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Secara umum proses

SIG terdiri atas tiga subsistem, yaitu: subsistem masukan data, subsistem manipulasi dan

analisis data, dan subsistem penyajian data.

2.3.2 Penanganan Basis Data SIG

SIG tidak dapat dilepaskan dengan basis data, sebab SIG sendiri memerlukan

data (spasial dan atribut) yang disimpan di dalam basis data spasial (dimana data atribut

terdapat di dalamnya). Selain itu, semua perangkat SIG-pun secara inherent telah

dilengkapi dengan kemampuan dalam mengelola basis data (Prahasta, 2009).

2.4 Pengembangan Sistem Informasi Geografis

2.4.1 WebGIS

WebGIS, atau sering disebut juga sebagai webbased GIS, online GIS, distributed

GIS, atau internet mapping, adalah SIG yang dikembangkan dengan memanfaatkan

teknologi Internet.

Menurut Nuryadin (2005), terdapat dua pendekatan dalam penyusunan arsitektur

aplikasi WebGIS, yaitu: Pendekatan Thin Client yang memfokuskan diri pada sisi server.

Hampir semua proses dan analisa data dilakukan berdasarkan request disisi server,

kemudian Pendekatan Thick Client dimana pemrosesan data dilakukan disisi klien

menggunakan beberapa teknologi seperti kontrol ActiveX atau applet

2.4.2 Google Maps

Google Maps merupakan salah satu fasilitas dari Google yang menyediakan

layanan pemetaan suatu daerah. Pemetaan tersebut dilengkapi dengan berbagai

kemampuan dan mudah digunakan. Kelengkapan lain pendukung peta tersebut seperti

layanan informs bisnis, jasa, layanan public, jalan, lokasi, dan lain-lain (Febrian, 2008).

Page 6: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

6

Fitur-fitur yang terdapat dalam Google Maps adalah: Integrated business search

results, Dragable Maps, Satellite Imagery. Digunakan untuk melihat foto dari satelit.

Detailed directions, Keyboard shortcut, dan Scroll wheel zooming. (Febrian, 2008).

2.4.3 Google Maps API

API atau application programming interface adalah sekumpulan perintah, fungsi,

dan protokol yang dapat digunakan oleh programmer saat membangun perangkat lunak

untuk sistem operasi tertentu. Menurut web Google Maps for Bussines, Google Maps API

adalah kumpulan API yang memungkinkan pengguna menghamparkan data pada

Google Maps yang disesuaikan. Pengguna dapat membuat aplikasi web dan seluler

menarik dengan platform pemetaan canggih dari Google termasuk basis data citra satelit,

pemandangan jalan, profil ketinggian, petunjuk arah mengemudi, peta dengan sentuhan

gaya, demografi, analisis, dan tempat yang luas.

2.5 Kriminalitas

Kriminalitas atau sering disebut juga dengan kejahatan adalah suatu tindakan

antisosial yang menimbulkan kerugian, ketidakpatutan dalam masyarakat sehingga

dalam masyarakat sehingga dalam masyarakat terdapat kegelisahan dan untuk

menentramkan masyarakat negara harus menjatuhkan pidana kepada barangsiapa yang

melakukan tindakan tersebut. Kejahatan merupakan salah satu problema sosial yang

dihadapi oleh setiap masyarakat di dunia ini.(Soerjono, dalam Saraswati, 1999)

Kepolisian Negara Republik Indonesia membagi kejahatan menjadi empat jenis

tipe/golongan kejahatan, yaitu: Kejahatan konvensional (pencurian, penganiayaan,

penggelapan, penipuan, dan lain-lain), Kejahatan transnasional (narkoba, money

loundering, teror, human trafficking, cyber crime, penyelundupan), Kejahatan atas

kekayaan negara (illegal logging, penambangan tanpa ijin, korupsi, perbankan), dan

Kejahatan yang berimplikasi kontijensi (kerusuhan massa, konflik etnis, separatisme dan

unjuk rasa).

3. Analisis

3.1 Tinjauan Umum

3.1.1 Kota Yogyakarta

Kota Yogyakarta merupakan ibukota dari Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

pada koordinat 1100 24

1 19

11 – 110

0 28

1 53

11 BT dan 07

0 49

1 261

11 – 07

0 15

1 24

11 LS.

Kota Yogyakarta memiliki luas 30,5 Km2 (1,02% dari luas Daerah Istimewa Yogyakarta).

Page 7: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

7

Wilayah administratif Kota Yogyakarta terbagi menjadi 14 kecamatan, yaitu:

Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondokusuman, Danurejan,

Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedongtengen, Jetis, dan Tegalrejo.

3.1.2 Polresta Yogyakarta

Berdasarkan UU No.22 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia, Polresta Yogyakarta bertugas untuk melindungi, mengayomi, melayani

masyarakat serta penegakan hukum. Markas Polresta Yogyakarta terletak di Jl.

Reksobayan No. 1 Kel. Ngupasan, Kec. Gondomanan, Yogyakarta dan saat ini dikepalai

oleh AKBP R.Slamet Santoso, SH, SIK.

3.1.3 Satuan Reserse Kriminal

Berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort

dan Kepolisian Sektor, Satuan Reserse Kriminal atau biasa disingkat Satreskrim adalah

unsure pelaksana tugas pokok fungsi reserse kriminal pada tingkat Polres yang berada di

bawah Kapolres..

Satreskrim memiliki tugas untuk melaksanakan penyelidikan, penyidikan, dan

pengawasan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium

forensik lapangan serta pembinaan, pengawasan, dan koordinasi Penyidik Pegawai

Negeri Sipil (PPNS).

3.2 Analisis Sistem

3.2.1 Identifikasi Peluang

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diperoleh data:

1. Tersedia data tindak kriminal yang lengkap pada Satreskrim Polresta Yogyakarta

yang dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan dalam bidang investasi,

rekomendasi pemilihan lokasi, serta untuk meningkatkan kewaspadaan dan

partisipasi masyarakat dalam penanganan tindak kriminal.

2. Perlu dirancang sebuah sistem yang mampu mengolah dan menyajikan data agar

mudah dan layak diakses oleh masyarakat umum.

3.2.2 Analisis SWOT

Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, sistem

ini diharapkan dapat menyediakan informasi untuk lebih meningkatkan partisipasi

masyarakat, baik dalam hal pengambilan kebijakan maupun strategi kewaspadaan dan

pencegahan tindak kriminaliitas.

Page 8: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

8

3.2.2.1 Strengths (Kekuatan)

Situasi internal Polresta Yogyakarta yang mendukung proses implementasi sistem

baru ini adalah:

1. Satreskrim memiliki koleksi data kriminalitas yang lengkap, akurat dan up to date.

2. Tersedianya sarana pendukung teknologi informasi yang memadahi.

3. Tersedia personil yang dapat dilatih dan ditugaskan sebagai pengelola sistem.

4. Dukungan dana dari pemerintah untuk mengembangkan sistem baru.

3.2.2.2 Weaknesses (Kelemahan)

Kondisi internal Polresta Yogyakarta yang belum mendukung implementasi sistem

ini adalah penanganan sistem yang masih ditangani oleh personel Polri (reserse),

sehingga akan terhambat jika personel bersangkutan sedang mengadakan tugas di luar

kantor.

3.2.2.3 Opportunities (Peluang)

Peluang yang berhasil diidentifikasi::

1. Belum tersedia sistem yang memberikan informasi berupa peta sebaran lokasi

kejadian tindak pidana pada masyarakat.

2. Belum ada sistem yang menampilkan peta sebaran lokasi kantor polisi.

3. Belum ada sistem yang menampilkan peta sebaran lokasi pos polisi.

4. Belum ada sistem yang menyediakan informasi tabel dan grafik tindak kriminalitas di

Yogyakarta secara online.

Pengembangan sistem ini juga didukung oleh kondisi dan situasi di lingkungan

institusi Polri serta masyarakat pada umumnya, yaitu:

1. Diterbitkannya UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

2. Fasilitas dan infrastruktur penyedia informasi sudah dapat diperoleh secara mudah.

3. Tersedianya perangkat komunikasi canggih dengan harga terjangkau.

4. Masyarakat cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap informasi dan

perkembangan situasi terbaru.

3.2.2.4 Threats (Hambatan)

Hambatan yang mungkin akan dijumpai pada saat implementasi sistem ini antara

lain:

1. Penyebaran akses informasi melalui jalur koneksi jaringan publik (internet) masih

dibayangi oleh adanya aktifitas pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Page 9: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

9

2. Perlunya klasifikasi yang detil dan tepat agar informasi yang ditampilkan tidak

melangar undang-undang.

3.2.3 Analisis Kebutuhan Sistem

3.2.3.1 Kebutuhan Fungsional

Sistem baru akan memiliki fungsi-fungsi utama sebagai berikut:

1. Terhubung dengan server Google Maps.

2. Memiliki fasilitas administrator untuk pengelolaan data.

3. Mampu menampilkan peta persebaran tindak kriminal berdasarkan tempat

kejadian perkara dan jenis kriminalitas.

4. Mampu melakukan pencarian lokasi berdasarkan kejadian kriminal.

5. Mampu menampilkan lokasi markas polresta dan polsek beserta detil informasinya.

6. Mampu menampilkan lokasi pos polisi beserta detil informasinya.

3.2.3.2 Kebutuhan Nonfungsional

Kebutuhan nonfungsional sistem adalah sebagai berikut:

1. Sistem memiliki fasilitas otentifikasi untuk login ke halaman administrator.

2. Mampu menampilkan informasi dalam bentuk grafik dan tabel.

3. Sistem dapat diakses dari mana saja selama terkoneksi dengan internet.

4. Sistem dapat diakses melalui browser baik pada berbagai device.

3.2.3.3 Kebutuhan Hardware

Spesifikasi hardware yang dibutuhkan adalah:

- Processor Komputer minimal Pentium Dual Core

- Memori Komputer (RAM) minimal 1 Gb

- Modem internet

3.2.3.4 Kebutuhan Software

Software untuk pengembangan sistem:

- Sistem Operasi Windows7

- Notepad++

- Adobe Dreamweaver

- ArcView GIS 3.3

- Paket server XAMPP (PHP, MySQL, phpMyAdmin)

- Web browser (Mozilla Firefox dan Google Chrome)

Page 10: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

10

3.2.3.5 Kebutuhan Informasi

Data Grafis

1. Peta Google Maps wilayah Kota Yogyakarta

2. Peta Administrai Kota Yogyakarta dalam format shapefile

Data Atribut:

1. Data administratif Kota Yogyakarta

2. Data kewilayahan Polresta Kota Yogyakarta

3. Data laporan kasus kriminal.

4. Data lokasi kantor polisi (Polres dan Polsek)

5. Data lokasi pos polisi

3.2.3.6 Kebutuhan User

Pengguna sistem ini terdiri atas tiga kelompok, yaitu:

1. Adminiatrator, pengelola utama sistem.

2. Staff, pembantu administrator.

3. Pengunjung web.

3.2.4 Analisis Kelayakan Sistem

3.2.4.1 Analisis Kelayakan Teknologi

Sistem ini dikembangkan sebagai SIG berbasis web dengan memanfaatkan

fasilitas Google Maps API yang memiliki fitur-fitur lengkap untuk mendukung publikasi

data spasial. Untuk pengembangan jangka panjang, dapat dilakukan studi untuk

integrasi maupun konversi antara sistem baru dengan sistem yang sudah berjalan di

internal kepolisian saat ini.

3.2.4.2 Analisis Kelayakan Operasional

Sistem ini memiliki kemampuan untuk mempublikasikan data kasus kriminal dan

sebarannya dalam peta berbasis web. Data kriminalitas sudah tersedia di Satreskrim

Polresta Yogyakarta, tetapi masih dalam format standar laporan kepolisian. Untuk dapat

digunakan dalam sistem, data tersebut terlebih dahulu harus diolah agar sesuai dengan

peruntukan konsumsi publik.

Sistem ini hanya memerlukan satu personel yang berfungsi sebagai administrator

sistem dan staff sebagai pendukung. Implementasi sistem tidak perlu diikuti adanya

perubahan pada organisasi yang sudah ada (reorganisasi).

Page 11: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

11

3.2.4.3 Analisis Kelayakan Hukum

Kebebasan publik untuk mendapatkan informasi telah diatur dalam UU No. 14

Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Meskipun demikian, informasi yang

dipublikasikan tetap dibatasi pada informasi-informasi yang tidak dikecualikan. Informasi

yang dikecualikan dalam undang-undang tersebut antara lain informasi terkait rahasia

negara dan informasi yang dapat mempengaruhi jalannya proses penyelidikan atau

penyidikan tindak kriminal.

3.3 Perancangan Sistem

3.3.1 Perancangan Proses

Gambar Context Level Diagram

Sistem Informasi Profil Kriminalitas dibangun menggunakan model pemrograman

terstruktur, untuk itu hasil analisa sistem yang telah dibuat pada tahap sebelumnya

diterjemahkan ke dalam uraian proses bisnis menggunakan Diagram Aliran Data (Data

Flow Diagram / DFD). Proses akan dibagi menjadi tiga level DFD, yaitu: contect level

diagram, DFD level 0, dan DFD level 1.

Page 12: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

12

Pada context level diagram digambarkan proses dan entitas eksternal yang terlibat

dalam sistem ini. Proses utama dalam tahap ini adalah kumpulan menu dan fasilitas yang

digambarkan sebagai proses tunggal dalam bentuk Sistem Informasi Profil Kriminalitas

(SIPOLKRIM). Entitas yang terlibat dalam system ini adalah: Admin, Staff, Pengunjung,

dan Server Google Maps.

3.3.2 Perancangan Basisdata

Basis data pada sistem ini dirancang dengan meodel Entity Relationship Diagranm

(ERD). Terdapat tujuh entitas yang terlibat dalam sistem, yaitu: admin (data

administrator), user (data staff), kecamatan (data kecamatan), kntr_pol (data kantor

polisi), jns_kntorpolosi (data jenia kantor polisi), jenis_pidana (jenis tindak kriminal), dan

lap_kasus (laporan ksus kriminalitas).

3.3.3 Perancangan Antarmuka

Sistem terdiri dari dua tampilan utama, yaitu halaman user (front end) dan halaman

administrator (back end). Halaman user menampilkan menu-menu system yang dapat

diakses secara bebas oleh pengunjung website. Menu yang disesiakan untuk user

adalah: Halaman Utama (Home), Halaman Peta, Halaman Laporan, dan Link ke website

utama Polresta Yogyakarta.

Halaman administrator menyediakan fasilitas pengelolaan isi (content) sistem yang

hanya dapat diakses oleh admin. Otorisasi untuk masuk (login) menggunakan data

username dan password. Akses ke halaman administrator dibuat dalam bentuk tombol

yang disembunyikan dan hanya diketahui oleh administrator.

Gambar Rancangan Halaman Laporan Kasus Administrator

Page 13: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

13

Gambar Rancangan Halaman Home User

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan desain logikal pada diagram alir data, proses implementasi sistem

terbagi menjadi empat proses utama, yaitu: proses otentifikasi, proses pengolahan data

administrator, proses pengelolaan tampilan data, dan proses pengelolaan peta pada

Goggle Maps Server. Sebelum masuk ke tahap implementasi proses, terlebih dahulu

diawali dengan proses implementasi untuk penanganan basisdata sistem.

4.1 Implementasi dan Pembahasan Pengelolaan Basisdata

Proses pengolahan basis data dilakukan menggunakan bahasa SQL dengan

engine MySQL. Engine ini sudah sangat familiar dan sangat sering digunakan pada

pengembangan aplikasi berbasis web, khususnya menggunakan bahasa PHP. Untuk

lebih mempermudah, proses ini juga dibantu dengan penggunaan aplikasi PhpMyAdmin

untuk mengakses MySQL dapat platform antarmuka grafis (GUI).

Tabel-tabel basisdata yang digunakan pada sistem ini adalah: Tabel Admin

(admin), Tabel Staff (user), Tabel Jenis Pidana (jns_pidana), Tabel Kecamatan

(kecamatan), Tabel Laporan Kasus (lap_kasus), Tabel Kantor Polisi (kanpol.), dan Tabel

Jenis Kantor Polisi (jns_kanpol).

4.2 Implementasi dan Pembahasan Proses Otentifikasi

Implementasi proses otentifikasi bertugas menangani pengaturan hak akses

pengguna sistem sehingga tidak sembarang orang dapat melakukan modifikasi pada

Page 14: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

14

sistem. Selain itu sistem ini juga didukung dengan penanganan data session sehingga

pengelolaan halaman administrator lebih efektif.

4.3 Implementasi dan Pembahasan Proses Pengelolaan Administrator

Setelah berhasil melakukan proses otentifikasi dan masuk ke halaman

administrator, maka pertama kali admin atau staff akan berada pada halaman panel

utama. Menu yang tersedia pada halaman admin adalah menu beranda, laporan kasus,

jenis pidana, kantor polisi, kecamatan, staff, keluar, dan lihat web.

Proses Pengolahan data administrator terdiri dari enam subproses, yaitu: proses

olah data laporan kasus, olah data jenis pidana, olah data kecamatan, olah data kantor

polisi, olah data jenis kantor polisi, dan olah data staff

Gambar Halaman Depan Administrator

4.3.1 Proses Olah Data Laporan Kasus

Implementasi proses olah data laporan kasus bertugas untuk menangani

pengelolaan data kasus pada sistem. Hasil proses ini terlihat pada berfungsinya tampilan

informasi baik pada peta, tabel, maupun grafik.

Informasi utama yang akan ditampilkan pada laporan ini adalah sebaran lokasi

tindak kriminal. Pada tahap perencanaan sudah didefinisikan bahwa sistem ini memiliki

kemampuan untuk melakukan proses pengolahan data kriminalitas. Data tersebut

dimasukkan ke dalam sistem melalui sebuah form yang terdapat pada halaman admin.

4.3.2 Proses Olah Data Jenis Pidana

Implementasi proses olah data bertugas menangai proses pengelolaaan data jenis

tindak kriminal, baik untuk digunakan kembali oleh sistem maupun untuk ditampilkan

sebagai informasi dalam bentuk peta maupun tabel.

Page 15: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

15

Jenis-jenis tindak kriminal yang ditangani oleh sistem ini adalah: penipuan,

pencurian biasa, pencurian kendaraan bermotor, pencurian dengan kekerasan,

pencurian dengan pemberatan, penggelapan, pengrusakan, pengeroyokan, pemerasan,

dan judi.

4.3.3 Proses Olah Data Kantor Polisi

Implementasi proses olah data kantor polisi bertugas menangani proses

pengolahan data kantor polisi yang digunakan. Sistem mampu membedakan jenis-jenis

kantor polisi serta menampilkannya dalam benuk peta dan tabel. Untuk mendukung

pengembanan lebih lnjut, dapat ditambahkan fasilitas rute menuju kantor polisi terdekat.

Failitas google maps directoin yang ada saat ini belum mampu memberikan informasi

rute yang akurat.

4.3.4 Proses Olah Data Kecamatan

Sistem ini menampilkan informasi dalam basis wilayah kecamatan, sementara peta

google maps tidak memberikan informasi khusus mengenai batas administrativ wilayah.

Untuk itu, harus dilakukan proses tersendiri untuk menampilkan fitur batas kecamatan.

Data batas kecamatan diperoleh dengan konversi data shapefile (*.shp) menjadi file KML

yang berisi kumpulan pasangan koordinat latitude dan longitude. Data hasil konversi

kemudian di-import ke tabel kecamatan.

4.3.5 Proses Olah Data Jenis Kantor Polisi

Data jenis kantor polisi merupakan data pendukung yang digunakan untuk

mempermudah pengelolaan data kantor polisi secara dinamis. Data ini berisi tiga tipe

kantor polisi yang digunakan dalam sistem, yaitu kantor kepolisian resort kota, kantor

kepolisian sektor dan pos polisi. Dalam mplementasinya, data ini tidak memiliki

antarmuka baik untuk menampilkan maupum mengubahnya.

4.3.6 Proses Olah Data Staff

Siatem ini memiliki dua level admin, sehingga dapat dioperasikan oleh beberapa

orang. Hal ini untuk mengantisipasi apabila admin utama berhalangan sistem dapat tetap

berjalan. Admin akan memiliki hak akses penuh pada halaman administrator. Data akun

admin dan staff disimpan dalam dua tabel terpisah. Data admin disimpan pada tabel

admin sedangkan tabel staff pada tabel user.

Page 16: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

16

4.4 Implementasi dan Pembahasan Proses Menampilkan Data

Proses menampilkan data terdiri dari proses-proses permintaan untuk

menampilkan informasi yang disediakan oleh sistem, baik informasi yang berupa

tampilan grafis maupun informasi tabular. Proses menampilkan data pengunjung web

tidak memerlukan otentifikasi untuk mengakses informasi pada sistem.

4.4.1 Proses Tampilan Peta Kasus

Informasi utama pada sistem ini direpresentasikan dalam bentuk simbol peta.

Tampilan dasar peta menggunakan fitur street map dari Google Maps. Pada saat

mengakses URL, default tampilan pada saat pertama kali dibuka adalah seluruh titik

lokasi kasus, kantor polisi, dan pos polisi. Selanjutnya masing-masing obyek dapat

ditampilkan atau disembunyikan (hide) dengan member tanda cek pada radio button di

menu kiri aplikasi.

Gambar Halaman Utama SIPOLKRIM

Masing-masing titik yang tampil pada peta ini dapat menampilkan informasi detil

melalui fasilitas infowindow yang tampil jika titik tersebut dipilih (di-klik).

4.4.2 Proses Tampilan Peta Kantor Polisi

Peta ini sudah tampil bersama dengan informasi lokasi kasus pidana pada saat

aplikai dibuka. Informasi yang ditampilkan juga berupa simbol-simbol titik yang

menandakan lokasi obyek. Informasi detil mengenai lokasi akan tampil pada menu kanan

aplikasi jika salah satu titik dipilih (klik). Sama seperti peta lokasi kasus, peta ini

memanfaatkan fasilitas marker dengan customIcons pada google maps.

Page 17: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

17

Tampilan pada peta merupakan hasil parsing dari data kantor polisi pada

basisdata dengan menggunakan bahasa XML pada file datakanpol.php.

4.4.3 Proses Tampilan Peta Kecamatan

Layer batas kecamatan tidak langsung tampil pada saat aplikasi dibuka, tetapi

baru tampil jika radio button pada legenda diberi tanda cek. Tampilan ini dihasilkan

dengan fasilitas polygon pada Google Maps dengan ditangani oleh script

datakecamatan.php sebagai berikut:

4.4.4 Proses Tampilan Grafik

Sistem ini dilengkapi fasilitas untuk menampilkan informasi dalam bentuk grafik.

Fasilitas tampilan grafik ini merupakan bagian dari menu pendukung pada halaman user.

Dalam sistem ini, grafik yang digunakan adalah grafik batang dua dimensi. Kategori

informasi yang ditampilkan dalam grafik adalah informasi berdasarkan kecamatan dan

jenis kasus. Implementasi menu ini dikembangkan dengan bahasa javascript dalam

modul fusionchart. Dengan JavaScript, grafik menjadi lebih interaktif.

4.4.5 Proses Tampilan Tabel Kasus

Selain dalam bentuk grafik, menu laporan juga menyajikan informasi dalam bentuk

tabel. Informasi ini lebih bersifat sebagai pendukung, sehingga pengguna dapat

membaca informasi dengan lebih jelas. Informasi ini akan tampil pada bagian bawah

aplikasi jika salah satu menu pada sisi kiri dipilih. Tabel-tabel yang ditampilkan pada

aplikasi ini adalah: tabel daftar kasus, tabel daftar jenis pidana, tabel daftar kantor polisi,

dan tabel daftar pos polisi.

4.5 Implementasi dan Pembahasan Pengelolaan Peta

Implementasi proses Google Maps pada sistem diwakili dengan penggunaan script

API yang sudah disediakan. Saat ini layanan Google Maps API sudah mencapai

pengembangan pada versi 3. Penggunaan API ini memungkinkan sistem untuk

menyertakan tampilan peta yang dihasilkan tanpa harus mengetahui proses sebenarnya

pada server. Pada penggunaan Google Maps Versi 3 bisa juga menggunakan fasilutas

API tanpa melalui proses registrafi terlebih dahulu. Fasilitas API yang digunakan dalam

aplikasi ini antara lain google markers, google polygon, dan customIcons.

4.6 Implementasi dan Pembahasan Aspek Desain dan Representasi Data

Dalam sistem ini, terdapat tiga kelompok besar simbol yang digunakan, yaitu:

simbol tindak pidana, simbol kantor polisi, dan simbol wilayah administratif. Jenis-jenis

Page 18: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

18

pidana digambarkan dengan singkatan-singkatan huruf. Hal ini untuk menyiasati bentuk

simbol agar tetap bias terbaca dan dibedakan meskipun dalam ukuran kecil. Kantor

Polresta disimbolkan dengan lambing lencana (perisai), Kantor polsek dilambangkan

dengan gambar polisi, dan pos polisi mengguakan lambang bintang. Simbol batas

wilayah dibuat untuk mewakili suatu area tertentu, sehingga simbol dibuat dalam bentuk

area abstrak kualitatif. Masing-masing wilayah dibedakan berdasarkan warna yang

berbeda.

4.7 Pengujian Siatem

4.7.1 Blackbox Testing

Pengujian sistem dengan metode blacbox testing dilakukan pada tiga fitur website:

1. Login Administrator

Dalam penanganan proses login disediakan fasilitas notifikasi yang akan tampil jika

username dan password yang dimasukkan tidak sesuai.

2. Session

Hasil pengujian menunjukkan tampilan error jika seseorang berusaha mengakses

halaman administrator ketika ada session yang belum selesai. Apabila akses dilakukan

hanya dengan memasukkan nama domain, maka secara otomatis akan masuk pada

session yang sedang berlangsung.

3. Input Data

Uji coba dilakukan pada tabel kasus dan tabel kantor polisi, data berhasil

dimasukkan.

4.7.2 Whitebox Testing

Pengujian dengan metode whitebox testing dilakukan bersamaan dengan proses

implementasi. Dalam proses ini ditemukan beberapa error yang disebabkan oleh

kesalahan kode program yang menyebabkan fungsi program terganggu.

Fokus utama oengujian ini adalah pada tampilan peta. Pengolahan peta dilakukan

dengan script dari Google Maps API yang menggunakan bahasa Javascript. API

bertugas melakukan komunikasi antara system dengan server google maps, sehingga

sifatnya sangat sensitive. Kesalahan kecil pada API mengakibatkan peta tidak dapat

ditampilkan oleh server.

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tahapan penelitian mengenai “Aplikasi Sistem Informasi Geografis

Berbasis Google Map untuk Pemetaan Profil Kriminalitas Tipe Konvensional di Wilayah

Page 19: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

19

Hukum Polresta Yogyakarta” yang telah dilakukan serta uraian pada bab-bab di

dalamnya, diperoleh kesimpulan bahwa peluang yang diperoleh dari observasi pada

obyek penelitian dapat diimplementasikan menjadi sebuah sistem baru yang memiliki

kemampuan untuk mendukung layanan kepada masyarakat. Aplikasi yang dihasilkan

memiliki kemampuan:

1. Mampu menampilkan peta sebaran lokasi kasus tindak kriminal di wilayah hokum

polresta Yogyakarta secara online.

2. Mampu menampilkan peta sebaran lokasi kantor polisi dan pos polisi.

3. Mempunyai dukungan informasi berupa tabel dan grafik.

5.2 Saran

Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, baik dengan menambah fitur baru

atau mengembangkan system menjadi lebih komplkes. Fitur-fitur yang dapat

ditambahkan lagi antara lain:

1. Faslitas pengelolaan data-data yang lebih dinamis pada halaman administrator.

2. Menambahkan fasilitas pencarian lokasi terdekat secara dinamis untuk

pengunjung.

3. Pengembangan fitur grafik yang dilengkapi dengan filter data.

4. Selain itu sistem dapat dikembangkan menjadi sistem penunjang keputusan di

bidang penanganan kriminaltas atau sebagai aplikasi pemodelan penentuan

daerah rawan kriminalitas.

Page 20: SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS GOOGLE MAPS …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_10.11.3940.pdf · untuk mengelola data kriminalitas yang cenderung dinamis dan harus selalu

20

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAPI), 2009, Laporan Penelitian Indonesia Most Liveable City Index tahun 2009

Saraswati, E., 1999, Pemetaan Kriminalitas pada Waktu Sebelum dan Saat Krisis

Moneter di Daerah Istimewa Yogyakarta, Fakultas Geografi UGM – Lembaga Penelitian UGM, Yogyakarta

Al Fatta, H., Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing

Perusahaan dan Organisasi Modern, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2007 Prahasta, E., Sistem Informasi Geografis: Konsep-konsep Dasar (Perspektif Geodesi dan

Geomatika), Penerbit Informatika, Bandung, 2009 Prahasta, E., Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Penerbit Informatika,

Bandung, 2005 Charter, D., dan Agtrisari, I., Desain dan Aplikasi Geograhic Information System, PT. Elex

Media Komputindo, Jakarta, 2003 Nuryadin, R., Panduan Menggunakan MapServer, Penerbit Informatika, Bandung, 2005 Febrian, J., Menjelajah Dunia dengan Google, Mesin Pencarian Informasi di Internet

Terbesar di Dunia, Penerbit Informatika, Bandung, 2008 _______, http://www.google.com/intl/id/enterprise/mapsearth/products/mapsapi.html,

diakses pada tanggal 10 Februari 2014